Ceritasilat Novel Online

Namaku Izrail 2


Atmonadi Namaku Izrail Bagian 2



Manusia yang paling kuat dan beranipun tak akan akan sanggup melihat wujudku ketika aku mencabut orang yang penuh dosa.

   Dulu, Nabi Ibrahim a.s pernah juga ingin mengetahui rupa asliku ketika aku mencabut nyawa si pendosa.

   Kendati aku memperingatkannya bahwa dia tidak akan sanggup melihat wujudku, namun ia memaksaku.

   Akhirnya akupun menampakkan wujudku kepadanya dalam bentuk seorang yang berkulit hitam legam, dengan rambut berdiri, berbau busuk, dengan pakaian berwarna hitam.

   Dari mulut dan lubang hidungku keluar jilatan api .

   Melihat wujudku yang mengerikan itu, Nabi Ibrahim a.s.

   pun klenger 21 .

   Ketika sadar kembali, ia kemudian berkata.

   "Wahai Izrail, seandainya seorang pelaku kejahatan pada saat kematiannya tidak menghadapi sesuatu yang lain kecuali wajahmu, niscaya cukuplah itu sebagai hukuman atas dirinya."

   Itu baru melihat rupa asliku untuk si pendosa.

   Ketika aku mencabut ruh si pendosa, kamu tidak akan bisa membayangkan bagaimana siksaku ketika sakratul maut sebelum aku cabut nyawanya, siksa kubur yang akan diembannya, dan siksa neraka yang akan dialaminya.

   Tubuhku bergetar membayangkan kengerian dari mereka yang sesat dan murtad ketika Izrail mendatanginya.

   Aku masih menggigil ketika kulihat wajah Izrail tampak seperti udang direbus, kemerahan menahan gejolak saat-saat ia mencabut manusia yang sesat dan murtad.

   Kemudian, dia menoleh kepadaku dan berkata "apalagikah yang ingin kau tanyakan", katanya.

   Aku masih berfikir, kira-kira apalagikah yang ingin kuketahui.

   Selama ini, apa yang selalu kukhawatirkan di dunia adalah menyusupnya hal-hal yang diharamkan dalam kehidupanku.

   Salah satunya adalah melalui profesi yang kugeluti.

   Menurutku, profesi yang sebenarnya ideal untuk mendapatkan rezeki halal adalah berdagang.

   Karena dengan berdagang orang sebenarnya dapat menentukan sendiri tingkat kehalalan yang ia jual belikan.

   Tentunya dengan norma-norma yang sesuai dengan ajaran Islam.

   Namun, anehnya, banyak pedagang kulihat tidak mau tahu dengan hal ini, sehingga klenger=pingsan Namaku Izrail!______________________________________________________54 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! dalam banyak aspek, apa yang semestinya halal menjadi haram karena praktek perdagangannya yang tidak jujur dan tidak wajar.

   Seolah hanya keuntunganlah yang dipikirkan sehingga tega-teganya ia menaikkan harga komoditas dan barang ketika bulan Ramadhan, lalu kemudian ia turunkan lagi setelah lebaran usai, kemudian ia naikkan lagi.

   Ah demikian bodohnya para pedagang itu sehingga tanpa sadar ia meracuni dirinya dan keluarganya dengan hal-hal yang semestinya dijauhi dan dihindari.

   Nah aku mau menanyakan hal ini sajalah.

   "Bagaimana dengan pedagang yang curang? ", lanjutku. Yang mati dengan mengerikan salah satunya adalah mereka yang curang dalam berdagang. Aku akan ceritakan sebuah kisah bagaimana aku mencabut nyawa pedagang yang menggunakan dua timbangan, yaitu timbangan saat menjual dan saat membeli. Ini juga berlaku untuk mereka yang berdagang dengan keuntungan yang semena-mena yang sering terjadi di zamanmu. Contohnya ketika gaji pegawai pemerintah naik, pedagang dengan seenaknya menaikkan harga bahan pokok. Tanpa pernah turun lagi. Ketika Ramadhan atau Lebaran tiba, harga-harga komoditas yang dibutuhkan masyarakat naik tanpa kompromi. Demikian juga, ini berlaku bagi mereka yang menipu dalam berdagang, menimbun barang sehingga harga melonjak, menggoreng saham, calo-calo yang menaikkan harga seenaknya, menjual komoditas yang jelas-jelas haram, menimbun minyak, atau aktivitas perdagangan yang curang lainnya. Bagi pedagang yang demikian, maka segala perbuatannya itu akan tampak sebagai dua gunung api dari neraka yang sangat panas dan menyala-nyala, sehingga akan membuat yang melihatnya menggigil ketakutan. Pedagang yang sekarat akan disuruh untuk mendaki kedua gunung itu. Setelah itu barulah aku mencabut nyawanya tanpa ampun. Membayangkan dua gunung api yang menyala-nyala memang mengerikan. Lha wong kita sering melihat tukang sulap berjalan di atas bara-bara api saja membuat kita meringis, maka membayangkan kondisi seperti berjalan di atas gunung api sebelum nyawa dicabut Izrail benar-benar tidak habis pikir bagaimana rasanya. Mungkin panas yang tidak berkesudahan, badan yang kelojotan menahan panas seperti ikan dipanggang, lidah yang mengelu, hidung seperti tersumbat asap yang tidak bisa keluar, persis ketika kita flu burung dan hidung kita tersumbat, betapa tersiksanya. Entah berapa lama siksaan itu akan berlangsung. Mungkin dalam bentuk sakit yang tidak Namaku Izrail!______________________________________________________55 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! berkesudahan, yang tidak tersembuhkan bahkan dengan dokter termahal maupun dukun tersakti sekalipun. Aku tidak bisa membayangkan lebih jauh kondisi mereka yang curang dalam berdagang ini ketika Izrail mulai mengincarnya.

   "Mungkin kamu pernah mendengar cerita bagaimana susahnya orang dalam sakratul maut mengucapkan syahadat", Izrail meneruskan ceritanya tanpa kuminta. Aku masih tetap mendengarkannya dengan takjub. Ya, mereka yang kelu lidah saat aku akan mencabut nyawanya umumnya dikarenakan sifat mereka selama ini yang suka bergunjing, memfitnah, iri dan pemabuk. Berkali-kali sebenarnya kitab-kitab suci mengingatkan penyakit-penyakit iblis yang satu ini. Tapi, entahlah, barangkali kaummu memang susah dibilangin. Kegiatan yang merupakan warisan penyakit Iblis itu malah akhir-akhir ini menjadi semacam profesi saja. Wartawan, tukang gunjing di radio, televisi, di pasar dan di rumah, malah disukai. Padahal aktivitas itu sangat berpotensi untuk menggelincirkan manusia kedalam dosa seperti di atas. Dulu pernah ada seorang murid alim ulama terkenal yaitu Imam Fudhail Bin Iyad yang sedang menghadapi sakaratul maut. Terdorong oleh rasa sayang dan tanggung jawabnya, Sang Guru mengunjungi muridnya yang nampak sedang kepayahan tersebut. Iapun kemudian membacakan surah Yasin. Tapi bukannya bacaan itu menentramkannya malah bacaan surah Yasin itu membuat si murid menjadi gelisah dan susah meninggal dengan tenang. Fudhail pun kebingungan. Kemudian si guru pun membacakan syahadat. Namun, bacaan tauhid tersebut tetap tidak bisa menolongnya. Begitulah, telinga terasa budeg, lidah kelu dan mata membuta ketika aku mulai bertugas. Setelah dengan susah payah, akhirnya aku pun mencabut nyawanya dan menyerahkannya ke pada malaikat yang bertanggung jawab dalam penghisaban di kuburan. Sang Guru menangis tersedu-sedu karena muridnya ternyata telah kehilangan keimanannya karena suka memfitnah, bergunjing, iri dan minum arak. Aku masih menatapnya dalam diam sambil melayangkan imajinasi pada berbagai infotainment yang sepertinya sudah menjadi komoditas hiburan. Membuang waktu Namaku Izrail!______________________________________________________56 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! dengan membicarakan aib orang lain. Wah, repot juga. Padahal, hampir sebagian besar acara televisi yang disukai tidak lepas dari membicarakan orang lain. Apakah itu suatu kebenaran, atau cuma sekedar bumbu penyedap untuk mendongkrak rating sebuah acara yang membuat orang lain naik pitam. Namun, dilain pihak mungkin akan membuat orang lain meraih kekayaan, hidup makmur diatas penderitaan orang lain atau dengan mempermainkan hidup orang lain. Aku menggigil ngeri. Ah, betapa lalainya manusia kalau sudah menyinggung yang satu ini. Kekayaan. Sehingga iapun lupa bahwa kekayaan yang diraihnya dari membicarakan orang lain seperti orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Hmm, aku masih memikirkan mereka yang meraih kekayaan dengan cara-cara yang tidak etis seperti itu. Di negeri ini, menjadi kaya memang jadi impian banyak orang. Sehingga seringkali tidak peduli lagi bagaimana kekayaannya itu ia kumpulkan, ia raih, dan kemudian menjerumuskan dirinya sendiri. Aku menatap Izrail sekali lagi, seolah masih tidak percaya bahwa aku dapat bercengkerama dengannya seperti ini. Kemudian aku bertanya.

   "Wahai Izrail bagaimanakah engkau mencabut nyawa orang yang kaya raya?"

   "Orang kaya?", Izrail sedikit mengernyitkan keningnya. Alisnya terangkat sedikit, amboi indahnya alis itu. Yah orang kaya tidak beda sebenarnya dengan makhluk Allah lainnya. Saat kematian menjemput, maka kekayaannya tidak akan berarti apa-apa. Sebab, kekayaan yang akan dinilai oleh-Nya adalah amaliah yang muncul dari dasar hatinya. Kekayaan duniawi hanya berguna untuk anak cucu dan jandanya (dudanya) saja.

   "Yang paling menyebalkan adalah kalau aku mencabut nyawa orang yang kaya karena menggadaikan kemanusiaannya", Izrail menegaskan. Kelihatan benar dia geregetan dan gemas. Itulah kekayaan yang diraih dari jalan yang diharamkan Allah. Mereka yang korupsi, menipu, merampas harta anak yatim, membohongi publik, pura-pura membangun Namaku Izrail!______________________________________________________57 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! yayasan, karena riba, dan cara-cara lain pengambilan kekayaan yang tidak sah. Mereka sebenarnya sebodoh-bodohnya manusia. Mereka bisa dikatakan terkelabui. Mungkin kaummu sering mengucapkan pepatah "Muda Foya-foya, Tua Kaya Raya, Mati masuk Surga". Itulah peribahasa kaum hedonis yang mengira dengan tipu muslihatnya bisa menipu Allah SWT. Mereka lupa bahwa dari mulai bapak-ibunya bertemu sampai ajal menjemput, Allah menggenggam kehidupan mereka, baik digenggam dalam Kebaikan-Nya maupun Kemurkaan-nya. Bodohlah manusia yang mengira kekayaaan yang diperoleh dengan jalan haram, bisa ditebus dengan aktivitas amal-amal lahir, apakah itu dengan berzakat , berumroh dan berhaji, mendirikan rumah yatim piatu, atau mendirikan masjid-masjid dengan tiang-tiang yang besar. Selama kesyirikan dan riya masih menempel dalam lubuk hati mereka yang terdalam, meskipun sebesar zarah atom sekalipun (QS 99.7-8), kesyirikannya dan kekurang ajarannya dengan menyogok Allah akan berdampak mengerikan. Orang yang kaya seperti ini, seakan membawa kesombongannya selama di dunia dengan menganggap Allah pun bisa disogok. Padahal Kesombongan adalah Selendang-Nya. Karena itu, akupun tidak sungkan untuk menampakkan diri dalam bentuk yang paling mengerikan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku akan cabut nyawa mereka sesuai dengan tindakan-tindakan mereka. Aku akan menyeret roh mereka dari dalam tubuhnya yang membusuk secara perlahan-lahan. Agar ia bisa mencium sendiri kebusukannya itu sebelum sakratul maut tuntas menunaikan tugasnya. Rohnya akan kuseret seperti diseretnya tubuh melalui dinding bergerigi, yang sakit dan sangat menyakitkan. Banyak yang tidak kuat melalui fase ini, dan menangis meraung-raung, tidak saja dalam wujud jasadnya yang membusuk. Namun, juga ruhnya akan meraung dan bersedih, sekaligus juga tidak rela meninggalkan kekayaannya yang tersisa yang tidak sempat dinikmatinya. Keringat dingin meleleh didahiku, ketakutanku muncul. Lalu terbata-bata aku berkata.

   "Tttapi kan tidak semua orang kaya diperoleh dari tipu menipu dan kejahatan,"

   Protesku.

   Namaku Izrail!______________________________________________________58 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! "O, ya jelas.

   Ada juga orang kaya yang tidak seperti itu.

   Tapi kebanyakan, kekayaan telah membutakan matahati seseorang sehingga alpa dari menelusuri dan menggunakan kekayaannya."

   Ujar Izrail menjelaskan. Dia melanjutkan,"

   Hanya sedikit orang kaya yang menyadari apa arti kekayaannya itu.".

   "Dari yang sedikit itu, lebih sedikit lagi yang lolos dengan mulus", tegasnya.

   "Kekayaan cenderung menghalangi tugas-tugasku."

   Ucap Izrail sedikit iba.

   Pernah suatu ketika aku mendatangi orang kaya raya.

   Karena ia tahu kedatanganku, maka ia pun gemetar dan memerintahkan semua harta bendanya untuk dikumpulkan dihadapanku.

   Setelah semua hartanya berada didepan matanya, dia berkata mencaci maki harta bendanya "Semoga Allah mengutukmu sebab engkau telah memalingkan aku dari beribadah kepada Tuhanku dan menghalang-halangi aku dari pengabdian kepada-Nya".

   Allah kemudian membuat harta bendanya berbicara.

   "Mengapa engkau menghinaku, sedangkan karena akulah engkau bisa diterima oleh presiden, para pejabat, pengusaha, selebritis, kalangan jet-set, dan golongan yang mengandalkan kekayaan dunia lainnya, padahal orang-orang yang bertakwa kepada Allah malah diusir dari pintu rumahmu? Karena akulah engkau bisa mengawini wanita-wanita lacur, duduk bersama raja-raja, pelesiran ke tempat-tempat yang hina, dan membelanjakan aku di jalan keburukan. Namun, aku tidak pernah membantah. Seandainya saja engkau membelanjakan aku di jalan kebajikan, niscaya aku akan memberi manfaat kepadamu. Engkau dan semua anak Adam diciptakan dari tanah, kemudian sebagian dari mereka memberikan sedekah, sedang yang lain berbuat keji seperti dirimu yang bodoh dan terkelabui oleh gemerlap diriku."

   Aku pun tanpa basa-basi lagi mencabut orang kaya yang bodoh itu, maka robohlah ia ke tanah dengan penyesalan yang mendalam.

   Namaku Izrail!______________________________________________________59 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! "Lalu bagaimana dengan orang yang miskin secara duniawi, secara materi?", lanjutku menanyakan.

   "Ketahuilah, dimata Rabb-mu, kekayaan dan kemiskinan tidak dapat dijadikan alasan dari lalai terhadap-Nya", Izrail berkata sebelum melanjutkan ceritanya. Orang miskin, sebenarnya memiliki peluang besar untuk merasakan nikmatnya kasih sayang Allah. Tapi, kemiskinan tidak jarang juga menyebabkan kekufuran. Di zamanmu ini, kemiskinan sudah seperti kekayaan, mereka yang merasa miskin kebanyakan jatuh ke dalam kekufuran karena kemiskinannya tidak identik dengan kezuhudan dan kejujuran, tidak identik dengan ridha terhadap semua ketentuan Allah SWT. Bila kekufuran menimpa si miskin, maka ini tak ubahnya si orang kaya yang mencari kekayaan dengan cara-cara yang tidak halal. Disinilah pentingnya mereka yang miskin mengetahui. Jangan sampai sudah miskin di dunia, di akhirat jauh lebih miskin lagi. Nabi Muhammad Yang Ummi mengatakannya sebagai "orang yang bangkrut total". Ini ibarat merubuhkan rumah di dunia dan rumah diakhirat. Dunia tak dapat, akhirat tak selamat. Sangat merugi, sangat merugi, benar-benar sangat merugi. Maka, jangan jadikan kemiskinan menjadi alasan dan tameng kekufuran dan kemungkaran. Ia yang miskin dan terikat dengan kemiskinannya, akan cenderung tergelincir dalam jerat-jerat nafsu si bodoh Iblis. Jadi, gunakankah kemiskinamu pada materi untuk memupuk kekayaanmu disisi-Nya. Engkau boleh jadi si fakir dunia, tapi disisi-Nya semua itu tidak berarti apa-apa. Maka dekatilah Dia dengan kehambaanmu, jangan dekati Dia dengan kesombonganmu atau keluh kesahmu. Jangan jadikan kemiskinan menjadikan dirimu lalai atas semua perintah Allah, larangan-larangan-Nya, sunnatullah-Nya, dan petunjuk dari Nabi Muhammad SAW. Jangan dikira bahwa kemiskinan manusia itu menjadi belenggu sehingga ia harus bertahan hidup dengan melupakan Allah. Jangan dikira bahwa kemiskinan menjadi alasan yang bagus untuk menghadapi murka Allah. Percayalah, kalau mau dibandingkan dengan kehidupan Nabi SAW dan sebagian sahabat yang berbaju bulu Namaku Izrail!______________________________________________________60 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! domba, yang hidup di emperan masjid Nabi dahulu (Asy Shufa), menggelandang di padang pasir nan panas, maka kemiskinan yang dialami oleh masyarakat di zamanmu saat ini tidak seberapa. Galilah hikmah dari kehidupan Nabi SAW yang bersahaja. Ia yang pernah mengganjal perutnya dengan batu selama tiga hari dua malam, tidak pernah mengeluh atas kelaparannya. Lha, manusia di zaman ini memang aneh. Kendati peradaban mampu memberikan kemudahan-kemudahan, namun seringkali ini malah menjadi godaan kesenangan. Maunya serba instan, sehingga ketika Allah uji dengan kepapaan, kemiskinan, kemelaratan, dan kekurangan lainnya, sebagian besar manusia semakin jatuh ke dalam kemiskinan dan kekufuran. Sebagian lagi malah benar-benar jadi seperti binatang, menghalalkan segala cara, demi isi perut belaka. Sungguh ini sangat bodoh, seolah hidup sekedar untuk makan saja. Padahal, kalimat bijak sering mampir di telinga bahwa makanlah secukupnya hanya untuk menegakkan tubuh dan meneruskan kehidupan. Aku yang mencabut nyawa si miskin, kadangkala tidak habis mengerti. Kenapa manusia bisa begitu bodoh. Padahal, kemampuannya melebihi kemampuan kaumku (malaikat). Yah, akhirnya sering sekali aku mencabut nyawa si miskin dalam kebusukan dunia dan kebusukan akhirat. Benar-benar orang yang merugi. Izrail mengakhiri cerita bagaimana mengurus si kaya dan si miskin yang terkelabui oleh bedak-bedak duniawi. Ia sekarang sudah duduk disampingku, menatap dengan kelembutan malaikatnya. Pertanyaan selanjutnya bergulir begitu saja menyambung dari kekayaan, kemiskinan, dan kekuasaan. Ketiganya dapat menjadi berkah bagi manusia, namun dapat juga dapat menjadi pembawa bencana.

   "Bagaimana penguasa yang meninggal?", lanjutku, meneruskan pertanyaan. Penguasa sebenarnya diberi mandat oleh Allah untuk membawa rakyatnya ke jalan yang diridhai-Nya. Ia yang mampu menjalankan kekuasaanya di bawah naungan Cahaya Ilahi, maka ia sebenarnya khalifah Allah. Akan tetapi, kalau penguasa lupa diri, cenderung memperkaya diri, lebih mementingkan keluarganya, kelompoknya daripada kepentingan rakyat banyak, maka Allah sebenarnya menyiapkan adzab yang menyengsarakan sebelum aku mencabut rezekinya yang terakhir baginya dan seluruh rakyatnya. Itulah saat kematian. Namaku Izrail!______________________________________________________61 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Penguasa yang lalim, akan tersiksa oleh kelalimannya yang maujud dalam bentuk rasa takut mati, kepikunan yang berlarut-larut, sakit yang menahun, sampai tubuhnya yang tak lebih dari bangkai membusuk yang menunggu tebasan pedang waktu. Saat itulah, akupun harus menutup hidung ketika ruhnya kucabut degan paksa. Dan dikembalikan kepada-Nya, lantas dihempaskan-nya ke dalam adzab akhirat yang kekal. Ketahuilah, aku berjalan bersama Sang Waktu, melihat banyak kerusakan di muka bumi karena penguasa yang lupa diri. Dahulu, sepeninggal nabi yang Ummi, kepongahan jahiliyah muncul kembali dalam bentuk ketamakan atas kekuasaan, kesombongan atas kesukuan, dan kejahilan jahiliyah yang sebenarnya ingin di hapuskan oleh Nabi Muhammad SAW. Maka, kehancuran Umat Islam pun kemudian dimulai ketika sebagian mencela sebagian lainnya, sebagian merasa diri paling benar, sebagian sangat buta mata hati sehingga tidak mampu berfikir jernih tentang kebenaran yang sudah di ajarkan Nabi Muhammad SAW. Sudah banyak zaman kulalui, maka keruntuhan peradaban karena lemahnya penguasa sering aku lihat. Dan selama itu pula berbagai jenis penguasa yang lalai dan lupa diri sering kucabut nyawanya dalam penderitaan dirinya. Lucunya, banyak juga yang masih buta matahati, kendati kucabut nyawanya dalam kesesatannya, anak cucunya makin terjebak ilusi dengan membangun istana-istana kesia-siaan. Mereka bangun kuburan-kuburan yang megah untuknya, mereka kira kemegahan kuburan itu dapat menyelamatkan si mati. Tidak tahukah mereka bahwa hanya amal salehlah yang dapat menerangi ruh simati di alam kubur sana? Dungu, sungguh dungu perilaku penguasa yang lupa diri itu. Ia kira bisa menyogok Ilahi dengan membangun tiang-tiang besar di kuburannya. Izrail kemudian bercerita tentang tugasnya mencabut penguasa lalim Bani Israil. Ketika itu Sang Tiran sedang duduk-duduk seorang diri di istananya tanpa ditemani oleh salah seorang istrinya. Aku kemudian masuk melalui istananya dengan tiba-tiba. Penguasa Tiran itu marah dan berkata dengan pongah.

   "Siapakah Engkau? Siapa yang mengizinkanmu masuk kedalam istanaku?"

   Namaku Izrail!______________________________________________________62 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Aku menjawab.

   "Yang mengizinkanku masuk kedalam rumah ini adalah pemilik istana ini. Sedangkan aku adalah yang tak bisa dihalangi oleh seorang pengawalpun dan tidak butuh izin apapun untuk masuk kesini. Bahkan terhadap raja-raja sekalipun, aku tak perlu izin apapun, tidak pernah takut pada kekuatan raja-raja yang perkasa, dan tidak pernah diusir oleh penguasa tiran yang keras kepala atau setan pembangkang sekalipun."

   Mendengar seruanku, penguasa lalim itu menutup mukanya. Agaknya ia sadar siapa yang dihadapinya. Dia pun jatuh tersungkur. Kemudian bangkit dengan memelas dan mengiba-iba.

   "Jadi Engkau adalah Malaikat Maut?" , katanya. Aku menjawab "Ya". Kemudian dia menawar dengan cengeng.

   "Sudikah engkau memberiku kesempatan agar aku bisa memperbaiki kelakukanku?". Aku menjawab.

   "Alangkah bodohnya engkau ini; waktumu telah habis; nafas dan masa hidupmu telah berakhir; tidak ada jalan lagi untuk memperoleh penangguhan."

   Penguasa tiran itu menangis tersedu-sedu, lalu ia bertanya,"kemana engkau akan membawaku?"

   Aku menjawab.

   "Kepada amal-amalmu yang telah engkau kerjakan sebelumnya dan juga ke tempat tinggal yang telah engkau dirikan sebelumnya."

   Sang tiran menjawab bingung.

   "Bagaimana mungkin? Aku belum pernah mempersiapkan amal baik dan rumah baik apapun juga."

   Aku menjawab.

   "Kalau begitu, ke neraka, yang menggigit hingga ke pinggir-pinggir tulang kamu akan ditempatkan."

   Akupun kemudian ditengah-tengah mencabut keluarganya nyawa dengan penguasa mata tiran melotot itu penuh yang jatuh mati penyesalan, di tengah-tengah mereka yang kemudian meratap-ratap dan menjerit-jerit.

   Andai saja Namaku Izrail!______________________________________________________63 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! mereka mengetahui bagaimana buruknya neraka bagi si lalim itu, mungkin mereka akan menangis lebih keras lagi.

   Keringat dingin tanpa terasa makin menderas, membasahi dahi dan leherku.

   Izrail kulihat masih berdiam diri seolah tahu aku masih mempunyai beberapa pertanyaan lain yang menggelayut di pikiranku.

   "Ketika engkau mencabut nyawa seseorang, baik dalam waktu yang berlainan maupun bersamaan, engkau nampaknya tidak memiliki kesukaran apapun juga. Bagaimanakah dengan kematian di medan perang dimana terdapat puluhan bahkan mungkin puluhan ribu nyawa yang secara bersamaan melayang?", pertanyaanku meluncur begitu saja. Izrailpun nampaknya masih tenang-tenang saja dan tidak terburu-buru. Ia merapikan rambutnya yang berkilauan, setelah melontarkan senyumnya, ia kembali bercerita. Peperangan adalah bagian dari sunnatullah Tuhan. Bagian dari keseimbangan alamiah karena kaummu seringkali overdosis dalam banyak hal. Itulah senyatanya kejelekan manusia yang utama karena dicengkeram ketidakadilan dan keangkaramurkaan. Peperangan, meskipun kamu seringkali tidak terima akan adanya peperangan, tapi Tuhan punya timbangan sendiri, yang semestinya diperhatikan oleh umat manusia. Namun, sudah menjadi ketentuan sejak awal penciptaan bahwa manusia pada akhirnya terbelenggu dengan berbagai persoalan karena ketidakmampuannya mengenal dirinya sendiri. Belenggu kepemilikan, penguasaan, keserakahan, dan nafsu ingin menguasai lainnya akhirnya akan menyeret umat manusia ke dalam peperangan demi peperangan. Peperangan jangan ditangisi. Kalau timbangan sunnatullah sudah bergeser ke titik yang tak dapat balik, maka setekun apapun doa-doamu, sunnatullah tetap terjadi. Ambil saja contoh di Afghanistan, Irak, Palestina, atau di belahan dunia lainnya. Kendati di situ banyak Umat Islam, namun sunnatullah tidak pernah bisa dikelabui, ia akan berjalan apa adanya, sesuai ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkannya. Ketika umat lalai akan arti pentingnya peradaban, ukhuwah, ilmu pengetahuan, Namaku Izrail!______________________________________________________64 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! keadilan, lupa arti pentingnya kesatuan, maka peperangan dapat menjadi guru untuk mengingatkan manusia, bahwa itulah akibat kalau umat menjadi bodoh dan bercerai berai. Mereka seperti buih-buih yang akan mudah menjadi bulan-bulanan gelombang zaman yang tidak menentu. Apakah engkau lupa kalau dulupun adzab peperangan menimpa Umat Islam ketika Jenghis Khan dan tentara Mongolnya mengamuk di kawasan Jazirah Arab, menghancurleburkan negeri-negeri Islam dari India sampai Baghdad karena kelemahan umat? Manusia mungkin berkewajiban meminimalisir dampak-dampak perang, itu perbuatan mulia. Tapi apakah perang lantas berhenti, serahkan saja kepada-Nya. Karena justru dengan peperangan manusia semestinya akan mengerti bagaimana dampak-dampak perbuatannya, kebodohannya, keangkaramurkaan, dan kesombongannya. Namun, manusia itu seringkali mirip keledai. Meskipun, perang demi perang dilalui. Toh tetap saja terjadi dan celakanya dianggap sebagai solusi. Dalam peperangan, manusia itu seperti onggokan kacang yang dimasukkan ke dalam kuali. Aku lebih mudah melakukan tugas saat itu, karena sekali sentil dengan kedua jariku maka ribuan orang akan mati. Persis kacang dalam kuali, dengan sekali pukul puluhan kacang dalam kuali remuk redam. Wujud pukulanku bermacam-macam. Seringkali peluru, meriam, roket, rudal, bahkan pernah juga bom Atom. Tapi, peperangan zaman sekarang lebih kejam dari dahulu. Dahulu, sekali tebas badan terbelah atau leher terputus mempercepat kematian. Memang bagi manusia terlihat kejam. Tapi manusia sudah mengembangkan kekejaman dalam beberapa format yang terlihat halus, berbudi, namun sebenarnya lebih kejam dan mengerikan. Lha sekarang, peperangan di satu tempat memberikan dampak di tempat lain dimana orang tidak tahu menahu masalah yang terjadi. Belum lagi penderitaan rakyat tak berdosa. Apalagi kalau para spekulan ekonomi mulai bermain mata, seperti menggoreng saham, melambungkan harga bahan pangan, minyak, menjual senjata, dan lain sebagainya. Maka penderitaan peperanganpun akan menjalar ke seluruh dunia. Nyawa yang kucabut saat perang di masa kamu tidak seberapa dibandingkan peperangan jaman dulu. Tapi nyawa yang meregang-regang di telan penderitaan akibat dampak perang dan pasca perang seperti keracunan, kelaparan, kemiskinan, Namaku Izrail!______________________________________________________65 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! penyakit, cacat, sakit mental, dan lain-lainnya malah tumbuh subur, memperpanjang usia penderitaan banyak orang. Perang sekarang sudah menjadi komoditas. Alasan perang pun kebanyakan tak lagi berhubungan dengan kebenaran di Jalan Allah. Tapi sekedar memenuhi kebutuhan ekonomi semata. Jadi sebenarnya tidak jauh-jauh dari urusan perut. Bahkan tidak jarang perang muncul karena kedunguan manusia, hingga perangpun berkecamuk karena adu domba dan fitnah. Urusan perut yang sederhana bisa menjadi bencana perang yang membuat merana. Maka, sudah jarang sebenarnya prajurit-prajurit yang berperang dijalan Tuhan. Padahal, ada kemuliaan bagi mereka yang murni berjihad di jalan Tuhan. Meski mereka disebut mati, tetapi mereka sebenarnya hidup dan sudah memilih kehidupan yang lain. Aku pun seringkali trenyuh, penderitaan manusia semakin memanjang dari satu nasib ke nasib lainnya. Dari takdir buruk yang satu ke takdir buruk lainnya. Seolah keledai di penggilingan masa. Tapi, semua itu adalah takdir dan sunnatullah. Dan semua itu bukan lagi menjadi tugasku, karena sebenarnya itu adalah karena kebodohan kaummu sendiri. Tuhan cuma sekedar menetapkan hukum-hukumNya. Manusia menjalaninya, kalau mereka berbuat kebaikan, selaras dengan ruang dan waktunya, dalam arti selaras dengan kehendak Allah, maka hasilnya pun baik dan semata-mata karena anugerah-Nya. Tapi ketika kalian berbuat tanpa keselarasan, menolak harmoni dalam kedinamisan alam semesta, dirinya dan dengan Tuhannya, maka itulah akibat ulah kalian sendiri. Sama halnya dengan mereka yang tidak mempercayai akhirat setelah aku datang. Mereka memang pastas dijuluki "penjudi yang bodoh", yang berspekulasi dapat menciptakan kesejahteraan dengan peperangan demi isi perut sendiri. Aku setengah terpana mendengar uraiannya tentang peperangan. Sebagai pencabut nyawa, aku sendiri tidak pernah mengira bahwa Izrail dapat menangkap banyak makna-makna tersembunyi di balik peperangan, mulai dari keseimbangan alam, sebagai suatu contoh buat manusia, maupun sebagai suatu pengajaran bagi manusia Namaku Izrail!______________________________________________________66 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! untuk menarik hikmah tentang kehidupan. Yah, peperangan memang sepertinya sudah menjadi bagian dari peradaban manusia sejak dahulu kala, apapun alasannya, peperangan sepertinya sudah menjadi bagian solusi manusia. Aku membatin. Seberapa berharga sebenarnya manusia menghargai kehidupannya, memang suatu misteri. Di satu sisi ada yang mati-matian tidak menyerah dengan kehidupannya, bahkan dengan jalan peperangan sekalipun, namun ada juga sebenarnya yang malah menyia-nyiakan kehidupannya. Seolah dirinya sudah menjadi Tuhan untuk menentukan nasib sendiri. Sehingga dalam titik yang ekstrim, maka bunuh diri kadangkala menjadi suatu solusi.

   "Bagaimanakah engkau mencabut nyawa orang yang bunuh diri?", setengah nyeletuk aku kembali bertanya kepada Izrail. Bunuh diri sangat dicela oleh Tuhan. Karena tidak saja mengabaikan tugas dan amanat, tetapi selemah-lemahnya manusia. Bahkan binatang yang tak berakal pun jauh lebih mulia dari mereka yang mengambil jalan pintas untuk bunuh diri. Tidak ada ampun untuk mereka yang bunuh diri dengan semena-mena. Kenapa begitu? Karena Tuhan tidak menginginkan ruh manusia yang bunuh diri. Senyatanya, bunuh diri adalah perbuatan Setan dan Iblis. Oleh karena itu, sebenarnya aku tidak segan-segan mengambilnya, dan mencampakkannya kedalam jahanam yang kekal. Tetapi karena kebodohan manusia saja maka ia melakukan bunuh diri. Aku cuma instrumen yang digerakkan oleh kehendak Allah. Ruh yang bunuh diri tidak akan pernah menjadi ruh penasaran, tapi ia akan ditempatkan di alam barzakh yang sempit dan gelap. Itulah alam kegaiban tempatnya semua arwah yang melupakan Tuhan. Orang yang bunuh diri adalah mereka yang tidak saja menyalahi amanat Ilahi. Tetapi, menjadi sangat dimurkai Allah SWT. Bunuh diri ibarat kebodohan dan pembangkangan Iblis yang menolak perintah-Nya untuk bersujud kepada Adam. Dalam konteks demikian kemurkaan Allah SWT begitu besar sehingga Ia tidak lagi menerima arwah atau roh ditempat semestinya. Ketahuilah, Allah telah berfirman tentang mereka yang bunuh diri.

   "Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (QS 4.29)".

   "Aku tidak dapat bercerita banyak tentang orang bunuh diri", Ujar Izrail setengah bersedih. Ia kemudian melanjutkan. Namaku Izrail!______________________________________________________67 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Karena sudah bukan lagi menjadi tanggung jawabku sejak ia memutuskan untuk mematikan diri sendiri. Yang patut kamu ketahui adalah, bunuh diri adalah buah dari kesesatan manusia yang sesesatnya. Amal ibadah dan kebaikannya akan musnah seperti debu-debu beterbangan. Persis seperti musnahnya amal dan ibadah Iblis yang sudah mengabdi kepada-Nya selama ribuan tahun. Bagi yang bunuh diri, maka di akhirat ia akan mengalami siklus bunuh diri yang terus menerus tanpa henti sebagai wujud siksaannya di akhirat. Ia yang minum racun akan terus menerus minum racun, ia yang bunuh diri dengan belati akan disiksa sesuai dengan cara bagaimana ia bunuh diri. Akibatnya, siklus penyiksaan dengan cara bunuh dirinya akan terus menerus dialami sebagai siksa yang tidak pernah berhenti. Ia yang bunuh diri, akan abadi dengan siklus bunuh dirinya di akhirat, namun dengan siksa yang lebih berat. Izrail mengakhiri penjelasan tentang orang yang bunuh diri dengan sedikit masgul, kemudian ia mengatakan.

   "Aku akan meneruskan bagaimana aku mencabut nyawa mereka yang dibunuh, baik dalam kesesatannya, mempertahankan kehormatannya, maupun dalam keadaan yang tidak diinginkannya."

   Pembunuhan tanpa alasan yang jelas merupakan tindakan manusia yang dimurkai oleh Allah.

   Dimurkai dalam arti bukan saja menghilangkan nyawa manusia tetapi dalam arti merusak makhluk ciptaan-Nya yang merupakan citra diri-Nya yang sempurna.

   Pembunuhan di luar arena peperangan sangat diharamkan, bahkan Allah mengatakan harus menebusnya dengan taubatan nasuha.

   Bila si pembunuh sadar.

   Ia harus menebusnya dengan penghambaan kepada-Nya sepanjang hidupnya.

   Bila ia semakin tersesat, menganggap nyawa manusia seperti miliknya sendiri, maka ia akan dihempaskan kedalam kenestapaan neraka dunia.

   Ia akan semakin diselimuti nafsu ammarah yang sudah menjelma menjadi Iblis sang Durjana.

   Yang menafikan semua perintah-Nya, yang membangkang karena kesombongan dirinya.

   Ia pun sudah menjadi budak si Iblis.

   Mereka yang dibunuh akan mati dalam banyak keadaan.

   Ada yang dibunuh karena kesesatannya, dan ini merupakan hukuman Allah yang disegerakan.

   Ada yang Namaku Izrail!______________________________________________________68 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! dibunuh karena kesewenang-wenangan, ada yang dibunuh karena membela kehormatan, ada pula yang dibunuh karena membela keluarganya, atau agamanya bukan dalam peperangan.

   Mereka yang dibunuh dalam rangka membela agama, keluarga, kehormatannya, tanah air, dan dibunuh karena memegang keyakinan di jalan Allah akan menjadi syahid.

   Dia akan hidup disisi Allah.

   Demikian juga, hati-hatilah dalam bersikap.

   Sebenarnya makhluk lain tidak berhak untuk menentukan hidup makhluk lainnya.

   Temasuk disini meminta kematian atas makhluk lainnya.

   Di zamanmu, keinginan untuk meminta kematian22 terlihat seperti sesuatu yang wajar, lumrah dan manusiawi.

   Tapi hati-hatilah, kematian yang dipaksakan tanpa alasan tidaklah dibenarkan oleh Islam.

   Semenderita apapun engkau rasakan suatu penderitaan, tanpa kesadaran diri bahwa itu semua adalah ujian dari-Nya, maka celakalah bagi mereka yang meminta kematian baik untuk dirinya maupun orang lain.

   Ketahuilah bahwa Allah tidak akan melewati batas dalam menguji semua manusia (QS 2.286).

   Dia sudah menentukan suatu keadaan yang optimum bahwa penderitaan yang ditanggung oleh seseorang adalah ujian yang masih dalam batas-batas kemampuannya.

   Ketika kamu menyerah, dengan alasan tidak sanggup lagi, maka ketahuilah bahwa apa yang muncul di pikiranmu senyatanya bisikan-bisikian syeitan yang akan membawamu kepada penyangkalan atas kebijaksanaan Tuhan Yang Maha Bijaksana.

   Ketika engkau menyerah dengan alasan tidak sanggup menanggung derita yang engkau alami, maka waspadailah atas keputusan yang akan membawa penyesalan di kemudian hari.

   Sesungguhnya apa yang engkau sebut penderitaan adalah suatu ujian.

   Ketika engkau menyadari hal ini, dan lolos dari ujian yang berupa penderitaan, maka engkau sebenarnya telah melewati suatu fase kritis dalam kehidupanmu, yaitu fase bertambahnya keimananan dirimu akan Keadilan dan Kebijaksaaan Tuhan, Rahmat, dan Kasih Sayang-Nya.

   Ingatlah penderitaan seorang anak manusia bernama "Ahad"23, seorang anak berkulit hitam yang hidup di Amerika sana, yang kehilangan setengah dari otaknya karena letusan Magnum kaliber 3,2.

   Setengah dari batok kepala sebelah kanannya hancur karena letusan peluru.

   Namun, semangatnya untuk hidup tak pernah padam.

   Bahkan Eutanasia Kisah tentang Ahad, seorang kulit hitam dari keluarga muslim Amerika, pernah ditayangkan stasiun TV Indosiar dalam acara Guinness Book Of Records pada tanggal 28 November 2004, pagi hari seusai subuh.

   Namaku Izrail!______________________________________________________69 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! semangat hidupnya tidak pernah padam kendati para dokter ahli yang merawatnya memperkirakan harapan hidupnya sangat kecil.

   Pernahkah engkau bayangkan seorang manusia dapat hidup tanpa otak kanannya dengan sebelah batok kepalanya menganga lebar-lebar.

   Namun, itulah buah dari mentalitas tahan ujian seorang anak manusia.

   Kendati tanpa tanpa otak kanan, yang menyebabkan tubuh sebelah kirinya lumpuh, ia berhasil melalui suatu fase krisis dalam kehidupannya.

   Ia mampu menjalani semua itu dengan ketabahan seorang manusia yang berakal, yang mampu menyelaraskan diri dengan sunnatullah, mampu memahami pengetahuan, dengan dukungan tim-medis pemerintahnya yang menghargai kehidupan, dengan bantuan kasih sayang orang tua dan kerabatnya yang tak pernah padam.

   Maka Ahad yang malang pun menjalani kehidupan kembali dengan normal, dengan kepala yang setengah darinya telah digantikan dengan batok kepala buatan.

   Ia, keluarganya, dan mereka yang bertangguh jawab terhadap kesehatan masyarakatnya, menghargai kehidupan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya, sehingga dengan ikhtiar dan keyakinan dirinya akan kasih sayang Tuhan yang melimpah tanpa batas, Ahad dapat menjalani kehidupan seperti manusia normal umumnya.

   Aku saat itu, terus terang saja, bersiap-siap untuk menjemputnya.

   Tetapi, Allah berkehendak lain, maka Ahad pun tetap menjalani kehidupannya dengan hikmah yang lebih mendalam tentang arti rahmat dan kasih sayang Tuhan.

   Ingat juga penderitaan seseorang yang berada dalam keadaan antara hidup dan mati, yang koma selama berbulan-bulan.

   Namun, dengan ketabahan seseorang yang menyadari arti upaya manusia dan kasih sayang Tuhan.

   Hanya keridhaanlah yang akhirnya mengakhiri kehidupan seorang anak manusia dalam rengkuhan kasih sayang Tuhan.

   Jadi, jangan cengeng menyikapi semua penderitaanmu.

   Engkau dan kaummu yang sudah dianugerahi akal dan pikiran, semestinya dapat memahami hikmah-hikmah kehidupan.

   Bukannya menyerah dan meminta kematian, sedangkan Dia yang memberikan dan memiliki kehidupan belum menetapkan kematian pada mereka yang mengalami penderitaan seberat apapun menurut ukuran kamu.

   Jangan pernah merasa bahwa keinginan untuk mematikan adalah suatu jalan terbaik.

   Selama Dia belum menetapkan, maka keinginanmu tidak lebih dari putusnya harapanmu atas rahmat dan anugerah-Nya.

   Ketika engkau menginginkan kematian untuk dirimu atau pun orang lain, maka ketahuilah bahwa engkau tak lebih dari pengecut yang lari dan lalai bahwa rahmat dan anugerah-Nya melimpah tanpa batas.

   Namaku Izrail!______________________________________________________70 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Ada banyak hikmah ketika seseorang mesti mati dalam peristiwa-peristiwa yang disebut manusia sebagai tragedi.

   Banyak hikmah yang tersembunyi disana.

   Aku tidak mengetahui apakah hikmah yang dirahasiakan Allah dariku.

   Itu adalah hak prerogatif-Nya yang cuma Dialah yang mengetahuinya.

   Ada kematian tragis di usia muda, di usia remaja, di usia paruh baya, dalam sakit yang tak terkira, sampai di usia tua, atau kematian masal karena bencana-bencana alam atau keteledoran manusia.

   Aku sekedar menjalankan perintah-Nya sehingga aku pun tak tahu kenapa si A mati muda, mati remaja, kenapa seseorang harus koma, atau kematian lainnya.

   Bagiku semuanya sama saja, karena tugasku sekedar mencabut nyawa.

   "Pernahkah engkau dapati mereka yang ingin kau habisi berusaha bersembunyi", tanyaku. Izrail, mengernyitkan alisnya yang rapih. Lucu juga melihat wajahnya dalam posisi itu. Persis tokoh-tokoh game animasi Jepang "Final Fantasy".

   "Hmm, ya rasanya pernah juga tuh. Dulu sekali sewaktu aku mengunjungi Nabi Sulaiman setiap hari", ujarnya kalem. Dia sekarang sudah duduk disamping ranjangku, seperti seorang Bapak mendongeng disamping tempat tidur anaknya. Ya dulu aku setiap hari diperintahkan oleh Allah untuk mengunjungi Sulaiman. Setiap hari, aku tanyakan kepadanya apakah ada yang bisa kubantu sekedar ini atau itu. Kalau dia bilang "ya", maka aku menyelesaikan perintahnya dengan tuntas. Kalau "tidak", ya aku cuma celingukan saja jalan-jalan di istananya yang indah. Terus balik kembali ketempatku. Begitu saja setiap hari. Suatu hari, seperti biasanya aku mengunjungi dia. Di balairung, ia sedang bercengkerama dengan rakyatnya. Tiba-tiba pandanganku tertuju kepada seseorang yang hadir di balairung itu. Lama sekali kuperhatikan orang itu. Orang itu pun menoleh kepadaku, dan terlihat makin lama dia semakin tegang dan ketakutan. Akupun kemudian mengalihkan perhatian darinya, supaya dia tidak terlalu tegang. Setelah seharian di istana Sulaiman, aku kemudian berpamitan. Namaku Izrail!______________________________________________________71 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Esoknya, aku pun kembali ke kerajaan Sulaiman, dan melihat pada keramaian di balairung seperti kemarin. Aku mencari-cari orang yang kemarin kutatap itu, namun tidak ketemu juga. Setelah pertemuan usai, kutemui Nabi Sulaiman a.s.

   "Wahai Nabi Allah, siapakah orang yang kemarin kulihat ada di balairung".

   "Ohh si Polan yang kamu pelototin itu...", ujar Nabi Sulaiman.

   "Ya benar, si Polan kemanakah dia perginya?".

   "Lho memang kenapa kamu tanyakan orang itu.", ujar Nabi Sulaiman tidak menjawab pertanyaanku.

   "Lusa kemarin, aku diperintahkan oleh Allah untuk mengambilnya hari ini, tapi kok aneh dia kemarin masih disini.", aku bertanya sedikit bingung.

   "Ya, memang dia ketakutan melihatmu dan menanyakan kamu."

   Nabi menjawab.

   "Lalu, ketika kuberitahu bahwa kamu adalah malaikat pencabut nyawa, dia memohon kepadaku untuk dikirimkan ke India."

   "Maka dengan ilmuku, kukirimlah dia ke suatu tempat di India sesuai dengan permintaannya."

   Nabi Sulaiman menjelaskan.

   "O, ya benar India, aku memang heran kemarin itu. Karena Allah memerintahkan aku untuk mencabut nyawa si Polan itu di India hari ini", kemudian akupun segera berpamitan kepada Nabi Sulaiman a.s. Dalam sekejap aku berada di India. Kulihat si Polan sedang sekarat menggelepar-gelepar di suatu dataran tinggi di India. Lantas akupun mencabut nyawanya. Begitulah, kalau ajal sudah mendekat, tak ada tempat untuk sembunyi.

   "Bagaimana dengan wali Allah?"

   Aku kembali bertanya padanya. Ia melihat kepadaku. Tersenyum.

   "Seorang wali mempunyai kedudukan yang istimewa di mata Allah", ia mengawali ceritanya. Setelah Nabi Muh ammad SAW menutup era para Nabi dan rasul. Tidak ada lagi nabi-nabi dan rasul-rasul lainnya, maka akupun sudah tidak pernah lagi mencabut nyawa dengan kebahagiaan seperti saat mengantarkan ruh para nabi kepada-Nya. Kecuali para kekasih Allah yang gugur dan berjihad di jalan-Nya dan yang menjadi guru manusia dengan keikhlasan tanpa batas. Itulah para Wali Allah yang jumlahnya dalam setiap zaman beribu-ribu. Kadang ada yang kaya, yang miskin, yang jadi Namaku Izrail!______________________________________________________72 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! penguasa, yang jadi karyawan, yang jadi tukang sapu, yang jadi gembel, yang jadi prajurit, yang jadi tukang sol sepatu, yang jadi pemelihara makhluk-Nya yang disia-siakan manusia, yang diperkenalkan kepada umum, yang tersembunyi, dan lain sebagainya. Merekalah yang menegakkan warisan Nabi terakhir Muhammad SAW. Meneruskan rahmatnya kepada semua makhluk. Biasanya aku dititipin sesuatu oleh yang Maha Kuasa kalau aku menerima daftar wali-wali-Nya yang harus kucabut nyawanya. Allah biasanya menitipkan salam seperti ini.

   "Salam kesejahteraan bagimu, wahai wali Allah. Berdiri dan keluarlah dari rumahmu yang engkau robohkan menuju rumahmu yang engkau makmurkan!"

   Biasanya para wali itu bergegas-gegas kalau aku sudah berteriak-teriak di halaman rumahnya seperti itu.

   Dan begitulah, akupun kemudian masuk dengan senyum sumringah Wali Allah.

   Seringkali, aku mencabut nyawa Sang Wali dalam berbagai keadaan.

   Ada kalanya aku mencabut dalam kegilaannya kepada Allah.

   Seringkali juga ada yang kucabut dalam kefakirannya terhadap dunia, menggelandang di emper-emper toko atau masjid.

   Ada pula yang telanjang bulat dan tanpa pakaian, kecuali cintanya kepada Allah yang membuatnya menjadi majnun.

   Ada juga yang sedang enak-enaknya membaca ayat-ayat suci kucabut.

   Juga ada yang sedang istirahat dengan tenang sambil duduk-duduk minum kopi seusai subuh.

   Ada juga yang melalui sakit menahun yang dinikmatinya karena semata-mata ridhanya atas semua ketentuan Allah SWT.

   Demikian juga dalam peperangan.

   Wali yang langsung kuraih dengan lemparan peluru atau dentuman meriam sang maut.

   Badannya hancur lebur, tapi ruhnya terbang bersamaku dengan kegembiraan tak terkira.

   Yang sadispun ada.

   Seperti terpotong-potong tubuhnya di tiang gantungan karena sudah tidak merasakan lagi segala macam kesakitan yang menimpanya.

   Itulah si Mansyur al-Hallaj yang gelagapan di telan kebaqaan-Nya.

   Darah yang muncrat Namaku Izrail!______________________________________________________73 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! berceceran dari tubuh Wali Allah kadangkala, dengan kehendak-Nya, seperti menjadi saksi dan menuliskan lafaz Allah ..Allah..Allah...

   Mencekam memang, tapi begitulah keadaan wali-wali yang sering kutemui saat Allah sudah menghendakinya kembali kepada-Nya.

   Bagiku, mencabut nyawa Sang Wali seperti mendapat kehormatan dan barokah Allah, karena dari situ aku bisa merasakan gairah cintanya pada Allah SWT.

   Hamba Allah yang diridhai Allah mengalami kondisi yang menakjubkan.

   Seperti pernah disabdakan oleh Nabi SAW ketika menceritakan bagaimana hamba Allah yang diridahi Allah menjelang kematiannya.

   "Jika Allah SWT ridha terhadap hamba-Nya, maka Dia kan berfirman.

   "Wahai Malaikat Maut, pergilah kepada si Anu dan bawalah kepadaku ruhnya untuk kuanugerahi kebahagiaan. Amalnya kupandang sudah mencukupi. Aku telah mengujinya dan mendapatinya seperti yang kuinginkan.""

   Kalau Allah sudah menghendaki begitu, maka akupun turun dengan limaribu malaikat lain.

   Semuanya membawa tongkat yang terbuat dari kayu manis dan akar-akar tanaman safron, setiap malaikat itu menyampaikan pesan dari Tuhannya.

   Kemudian, para malaikat itu membentuk dua barisan untuk mempersiapkan keberangkatan ruhnya.

   Ketika setan melihat mereka, dia meletakkan tangannya di atas kepala mereka dan menjerit keras-keras.

   Para bala tentaranya bertanya.

   "Ada apa Tuanku?"

   Setan menjawab.

   "Tidakkah kamu melihat kehormatan yang telah diberikan manusia ini?". Mereka menjawab.

   "Kami telah berusaha sekeras-kerasnya terhadapnya, tapi dia tak bisa dipengaruhi."

   Ketahuilah, ketika aku hendak mengambil nyawa orang arif, maka Allah Ta"ala menampakkan pada telapak tanganku "Bismillahirrrahmaanirrahiim", dengan tulisan dari cahaya yang berpendar dan bersinar, lalu Dia memerintahkan aku untuk membentangkan tanganku kepada orang arif itu, sehingga iapun melihat tulisan itu.

   Bila ruh orang arif itu melihatnya, tulisan itu terbang kepadanya lebih cepat dari kejapan mata.

   Itulah tanda Rahmat dan Kasih Sayang Allah kepadanya.

   Al Hasan berkata, Tidak ada yang kebahagiaan bagi mereka yang beriman kecuali perjumpaan dengan Allah, Namaku Izrail!______________________________________________________74 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! dan barangsiapa dianugerahi perjumpaan tersebut, maka hari kematiannya adalah hari kegembiraannya, kebahagiaannya, keterpesonaannya, keagungannya, dan kehormatannya Itulah sekelumit kemuliaan yang diperoleh para Wali Allah yang bisa kuceritakan.

   Ada banyak kemuliaan disana, baik yang dapat kamu tangkap dengan tanda-tanda lahiriah, maupun batiniah, gaib maupun nyata.

   Sedangkan bagi yang bukan wali, atau mengaku-ngaku wali, akupun akan berteriak kepadanya.

   "Berdiri! Keluarlah dari rumahmu yang engkau makmurkan menuju rumahmu yang engkau robohkan!"

   Kalau sudah kuteriakkan begitu, maka mereka yang mengaku wali, atau ulama yang lupa diri, akan menggigil, gemetaran dan pucat pasi di ranjangnya.

   Tapi aku tak peduli dan aku akan menampakkan diri sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, yaitu menipu manusia atas nama Tuhan.

   Kendati para wali dan kaum arifin merasakan kengerian juga menjelang ajal tiba, namun bagi mereka saat kematian merupakan undangan yang ditunggu-tunggu, sehingga banyak diantara mereka malah membuat syair-syair yang syahdu tentang aku.

   Izrail nampak terlihat sumringah.

   Senyum di wajahnya yang halus dan luar biasa terlihat mengembang.

   Sesekali ia mengerlingkan matanya keatas, kemudian ia menatapku dan bersyair dengan untaian syair kaum arifin .

   Kerinduan hati para arifin adalah kepada zikir, dan zikir mereka ada dalam kesunyian munajat.

   Namaku Izrail!______________________________________________________75 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Cangkir takdir diedarkan diantara mereka, dan mereka berpaling dari dunia bagai orang mabuk.

   Rasa rindu mereka berkeliling di perkemahan, Jika ada pecinta Tuhan yang bersinar bagai bintang gemilang.

   Jasad mereka terbujur karena cinta-Nya, dan ruh ruh mereka yang tertabir, pergi di malam hari menuju keagungan.

   Perhentian mereka hanyalah disisi Sang Kekasih; Dan mereka tak lagi disimpangkan kesengsaraan atau bahaya (Abu Said al-Kharraz) Demi kebenaranMu, tak akan kupandang selain Engkau dengan mata cinta Hingga aku bertemu denganMu Aku melihat-Mu sebagai Penyiksaku, Yang melemahkan penglihatanku, Dan membuat pipiku merah karena rasa malu pada-Mu.

   (Abu Ali Al-Rudzbari) Rumah yang kau tempati, tak lagi perlu lentera.

   Wajah-Mu yang kami harap jadi bukti Di hari ketika manusia memerlukan bukti.

   Semoga Tuhan tidk memberikan kebahagiaan kepadaku Jika baru hari ini aku bersimpuh memohon.

   (Al-Syibli) Ketika hatiku mengeras dan jalanku menyempit, Kujadikan harapan-harapanku sebagai titian menuju ampunan-Mu Dosaku begitu besar, namun, kubandingkan dengan ampunan-Mu, Ternyata ampunan-Mu lebih besar.

   Engkau selalu mengampuni dosa, Dan Engkau selalu bermurah hati dan pemaaf karena sifat-Mu yang Pemurah.

   Tetapi, seandainya bukan karena Engkau, Namaku Izrail!______________________________________________________76 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Tak seorangpun yang akan digoda Iblis; Maka bagaimana, sedangkan dia telah menggoda insan pilihan-Mu, Adam? (Al-Syafii) Lucu juga melihat malaikat bersyair, ia terbang mengelilingi kamarku, meliuk-liuk dan menari-nari dengan gemulai seolah alunan nada syair itu mengombak dan menggelombang seirama dengan gerakan tubuhnya.

   Pakaiannya yang putih kemilau dibawah sinar lampu kamarku semakin cemerlang dengan diikuti percikan bintang-bintang.

   Aku tersenyum-senyum bahagia terbawa arus syair yang ia lantunkan.

   Beberapa jenak kemudian, ia sudah kembali disampingku, sambil memegang tanganku yang lemas seperti tanpa tenaga.

   "Kalau para Nabi bagaimana?", tanyaku sedikit merajuk seperti masa kanak-kanak dulu aku merajuk minta dongengan pada ibundaku dulu.

   "Para Nabi mempunyai kisah yang berbeda-beda", tuturnya melanjutkan seolah ingin memuaskan rasa ingin tahuku yang tak pernah berhenti. Nabi Musa misalnya, galaknya minta ampun. Dulu aku mendatangi manusia terang-terangan. Aku mendatangi Musa waktu itu. Aku kira Allah sudah menginformasikan Musa akan kudatangi. Tidak tahunya, dia menempeleng dan mencungkil mataku. Akupun lalu kembali dan mengadu kepada-Nya.

   "Wahai Tuhanku, Musa telah mencungkil mataku. Kalau bukan kemuliaan atas-Mu, pastilah aku akan menyusahkannya."

   Allah kemudian berfirman.

   "Pergilah kepada hamba-Ku (Musa) dan katakan padanya agar meletakkan tangannya di atas kulit sapi, maka setiap rambut yang disentuh tangannya umurnya akan bertambah selama setahun". Namaku Izrail!______________________________________________________77 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Akupun kemudian kembali dan menyampaikan firman Allah itu kepada Musa. Lalu Musa bertanya,"Lalu apakah setelah itu?". Aku menjawab .

   "Kematian". Musa kemudian tergesa-gesa berkata.

   "Kalau begitu, sekarang saja."

   Lalu aku menciumnya dan mencabut nyawanya.

   Allah pun kemudian mengembalikan mataku.

   Setelah kejadian itu, aku pun kemudian mendatangi manusia secara diam-diam.

   Maka akupun menyamar jadi bermacam-macam hal.

   Ada wabah penyakit, kecelakaan, peperangan, kegembiraan, kesedihan, dan lain sebagainya.

   Disetiap kesempatan, di setiap waktu, aku bisa saja membuka penyamaranku, dan mencabut nyawa setiap makhluk.

   Nabi Ibrahim a.s juga mempunyai jalinan kisah yang menarik ketika aku mendatanginya.

   Aku datang kepada Ibrahim a.s.

   dengan mengatakan kepadanya bahwa Tuhan sudah memerintahkan diriku untuk mencabut nyawanya dengan cara yang paling ringan, seperti ketika aku mencabut nyawa seorang Mukmin.

   Ibrahim kemudian menjawab,"Sesungguhnya aku memintamu dengan hak Yang Mengutusmu untuk memohon pertimbangan kepada-Nya tentang penundaan kematianku".

   Mendengar ia berkata begitu, akupun kembali menghadap Allah SWT dan berkata pada-Nya.

   "Sesungguhnya kekasih-Mu meminta agar aku meminta pertimbangan kepada-Mu tentang menunda kematiannya."

   Allah kemudian berfirman.

   "Datangilah dia dan katakan padanya.

   "Sesungguhnya Sang Kekasih sangat ingin bertemu dengan kekasih-Nya"."

   Aku kemudian kembali kepada Ibrahim a.s. dan menyampaikan firman Allah tersebut. Ibrahim a.s kemudian berkata.

   "Laksanakanlah apa yang diperintahkan-Nya!". Aku juga kemudian bertanya padanya.

   "Wahai Ibrahim, pernahkah engkau minum minuman keras?"

   Dia menjawab.

   "Belum pernah sama sekali". Namaku Izrail!______________________________________________________78 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Aku kemudian menciumkan bau wanginya arak dari surga dan mencabut nyawa Ibrahim Khalil Allah dalam keadaan seperti itu. Mabuk oleh harumnya bau wangi arak surgawi. 24

   "Adakah saat-saat yang mengesankan ketika engkau menunaikan perintah-Nya?", aku masih melanjutkan pertanyaan tentang caranya mengambil ruh para nabi. Yang paling berkesan? Wah apa ya yang paling berkesan. Barangkali kalau kuingat ingat ada tiga peristiwa pengambilan yang paling berkesan sepanjang karirku. Yang pertama mungkin sewaktu aku mengambil nenek moyangmu, Adam. Ya, aku ingat saat itu. Itulah tugas resmiku yang pertama kali dilakukan saat mencabut manusia sempurna yang pertama. Adam yang malang, kelalaianya menyebabkan Dia mengusirnya dari Alam Surgawi yang tak terkira indahnya. Padahal, dulu kami pernah bersama-sama disana. Aku pernah melihatnya ketika awal mula, sejenak setelah materi pembentuknya selesai dibuat oleh-Nya. Ia diajar langsung oleh-Nya, dari perbendaharaan-Nya yang tersembunyi. Tentang nama-nama, hukum-hukum alam, dan tentang manusia itu sendiri. Itulah asmaa-a-kulahaa yang ia pelajari dari Dia Yang Memiliki Perbendaharaan Tersembunyi. Dan dengan pengetahuan-Nya itu, Adam mengalahkan semua pengetahuan kami. Ketika kami protes pada-Nya, dan kamipun harus tahu diri dengan keluasan pengetahuannya, kami pun mengerti, Dia lebih tahu segalanya. Karena kami sesungguhnya tidak tahu apa-apa atas keluasan Ilmu-Nya. Itupun lebih banyak disebabkan karena kadar yang sudah kami terima sebagai penyampai pengetahuan belaka atau sebagai spesialis untuk tugas-tugas tertentu. Kami tidak memiliki memori yang mampu dikembangkan lebih jauh. Menthok! Cuma sebatas kadar saya sebagai malaikat semata -sebagai pencabut nyawa. Lebih dari itu, cuma Adamlah yang Diriwayatkan oleh Abu Asy Syaikh dari ref 10, hal. 62 Namaku Izrail!______________________________________________________79 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! memilikinya, namun karena itu pula Adam dan anak cucunya memerlukan ruang-waktu. Tanpa ruang waktu, Adam tak bedanya dengan kami. Sebab itulah Adam yang merupakan tajali-Nya yang sempurna, harus menanggung beban karena ilmu dan kelemahannya. Dan lalai, rupanya bakal menjadi sifat anak cucunya di dunia. Itulah tugasku yang terberat, sekaligus menjadi kewajibanku. Oh terkutuklah si Iblis yang membangkang. Ia jerumuskan Adam dan Hawa untuk menanggung beban di dunia. Ketika ilusi kesombongannya mencuat, Iblis berkata.

   "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah"(QS 38.76). Allah pun mengusirnya dari surga, Allah berfirman.

   "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan" (QS 38.77-78). Iblis yang ngeyel putus asa, karena ia tahu kutukan-Nya adalah tak terbantahkan, maka Iblis kembali berkata.

   "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan" (QS 38.79). Allah yang Maha Bijaksana kemudian berfirman.

   "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)" (QS 38.80-81). Iblis menjawab.

   "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS 38.82-83). Allah Yang Maha Benar berfirman.

   "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan". (QS 38.84). Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya (QS 38.85). Begitulah, Iblis pun terusir dari surga dengan mengancam anak cucu Adam sampai kiamat, katanya "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)" (QS 7.16-17) Tapi, Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, pemberi rahmat bagi semua makhluknya, kemudian membukakan pintu-pintu ampunan-Nya setiap saat , walaupun kemudian banyak manusia-manusia bodoh yang mengabaikannya. Padahal QS 2.37 Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Namaku Izrail!______________________________________________________80 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! pintu itu selalu Dia buka, dan terus terbuka, sampai aku diperintahkan-Nya untuk menutupnya. Itu terjadi kalau ruh manusia sudah berada dalam genggamanku, dikerongkongannya, dimana ia meregang nyawa, mempertahankan nafas terakhirnya. Maka pintu tobat itupun akan menutup, menghapus semua harapan. Manusia paling bodoh sajalah yang menyia-nyiakan hidayah Dia Yang Maha Memberi. Hingga senjata pamungkas untuk melawan tipu daya Iblis pun di sia-siakannya. Malang benar nasib anak cucu Adam, dan Adam pun seringkali menangis manakala ia menengok kesebelah kirinya. Ia melihat milyaran manusia menjadi arang bara Jahanam. Tapi itulah jalan ceritanya, yang akupun tak sanggup mencerna Kebijaksaan-Nya. Hanya mereka yang ingat jalan kembalilah yang akan mengetahui rahasia-rahasia penciptaan makhluk-Nya. Diusianya yang keseribu, aku kemudian diperintahkan-Nya untuk mencabut nyawa manusia sempurna yang pertama. Itulah Adam. Moyang semua manusia. Ia yang kudatangi saat itu, sudah tua renta. Guratan nasib menghiasi wajahnya. Disitu aku melihat guratan kesedihan seorang makhluk, yang karena kelalainya terpaksa menjalani kehidupan di ruang terbatas yang ilutif. Disitu aku lihat jejak kesedihan tragedi Qabil dan Habil, yang menjadi drama pembunuhan pertama, yang terekam dalam ingatan sejarah manusia yang pelupa, yang menghitamkan bulu-bulu si gagak, manakala ia menjadi saksi muncratnya darah anak Adam yang pertama, oleh sudaranya sendiri. Si gagak adalah Utusan Allah yang menjadi saksi melihat kengerian pertama kalinya, dari makhluk yang membuas bernama manusia. Ia pun seperti memperoleh kutukan, untuk mengikuti setiap langkahku, ketika nyawa harus dicabutkan dari tubuh anak cucu Adam. Di wajah Adam, aku melihat guratan-guratan nasib anak cucunya dimasa depan, seolah Dia telah mewaskitakan kepadanya, bahwa milenium demi milenium akan terlewati dengan simbahan darah. Persis seperti apa yang pernah kami lihat dan kami khawatirkan sebelumnya. Kami melihat ke masa depan dan kemasa lalu tak ada bedanya, makanya bagi kami apa yang akan terjadi pada manusia cuma sekedar sekelebatan saja. Kami telah melihat simbahan darah manusia di muka bumi sebelum bumi itu sendiri terbentuk menjadi planet kehidupan. Abad demi abad, anak cucunya Namaku Izrail!______________________________________________________81 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! mandi darah dengan peperangan, dengan penyakit, dengan khayal dan angan-angan akal, dengan kesombongan Iblis dan kebodohan-kebodohannya sendiri. Iblis yang telah bersumpah menyesatkan anak cucunya dari depan, belakang, kiri, dan kanannya berpesta pora. Ketika kesuksesan demi kesuksesan diraihnya. Menjerumuskan anak cucu Adam dan Hawa. Virus kesombongan yang ia buat pertama kali, akhirnya menyebar menjadi benih-benih penyakit hati, yang mengendap ke banyak dada manusia; yang menumbuhkan rantai kepemilikan, kesombongan, kedengkian, keserakahan, kemaksiatan, diseluruh penjuru dada anak cucunya. Tapi, diantara anak cucunya pula muncul pahlawan-pahlawan kemanusiaan, yang menjadi petunjuk jalan, menjadi guru manusia, untuk kembali mengingatkan bahwa asal dari manusia adalah dari Kehendak-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Hanya ia yang berpikir dan berakal sesuai fitrahnya saja yang kemudian akan tersadar akan dirinya; ia yang membukakan matahatinya dihening malam, memikirkan penciptaan dirinya, memikirkan penciptaan alam semesta, memikirkan Tuhannya, akan menemukan jalan kembali kepada-Nya, dengan ridha dan ridha-Nya. Adam masih tercenung ketika aku hadir dihadapannya. Sekilas, aku melihat air mata kesedihan meleleh di pipinya. Nenek moyang manusia itu menangis. Rupanya ia sudah mendapat waskita, kalau kemanusiaanya dibatasi oleh sangkar ruang-waktu. Ia tak lagi bisa abadi di dunia. Ia harus kembali. Takdir-Nya akan berjalan sesuai dengan ketetapan-Nya. Ketika aku memperkenalkan diri kepadanya, ia pelan-pelan menganggukkan kepalanya, kemudian ia berkata "innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji"uun (Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali) (QS 2.156 )"

   Akupun mengiringi ruhnya untuk kembali kepada-Nya.

   Di surga sana, Adam tinggal di langit pertama, sebagai pintu gerbang menuju keabadian al-malakut.

   Setelah Adam, tinggalah Hawa yang dicekam kesedihan.

   Ia yang selama ini dibimbing oleh Adam menjadi pemurung.

   Hari demi hari ia lalui dengan merenungkan perjalanan kehidupannya.

   Adam yang ia cinta, yang ia jadikan pendampingnya, yang Namaku Izrail!______________________________________________________82 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! membimbingnya, yang memperkenalkannya tentang ini dan itu, telah kembali kepada-Nya.

   Air matanya perlahan jatuh meleleh.

   Sunyi dan sepi alam ini tanpanya.

   Ia yang sudah menjadi Ibu dari puluhan anak-anak zaman, mengingat kembali masa-masa awalnya dulu.

   Disana, di suatu taman yang tertutup, yang keindahannya tidaklah ia bisa lupakan begitu saja.

   Kesedihan Hawa berimbas kelingkungannya, angin seolah enggan berhembus mengiringi kesendiriannya, pohon enggan berbisik, daun-daunnya diam, kuda, lembu, rusa, kodok, kadal, ular, kalajengking enggan beringsut seolah ingin meresapi kesedihan alam atas kembalinya Bapak Para Manusia Adam.

   Ia terawangkan kembali kebodohannya dulu, kemanjaannya dan bujuk rayunya dulu yang memaksa Adam untuk melahap buah yang terlarang, karena bujuk rayu, khayal dan angan-angan kekekalan, tapi itulah yang ciptakan kesengsaraan.

   Ohhh, menyesalnya dia.

   Ular yang terkutuk desisnya.

   Iblis dajal pendengki, yang telah menjerumuskan aku.

   Ia membujuk dengan kemalaikatan dan kekekalan.

   Ia pun mengaku-ngaku sebagai penasehat buat kami.

   "Sesungguhnya aku ini adalah penasehat bagi kamu bedua (QS 2.21)", begitu bujuknya. Dan akupun termakan tipu dayanya. Sang penipu itu telah lari begitu dahan buah terlarang ia sentuh. Seolah takut diciprati getah dahan pohon terlarang, yang sudah terlanjur ia petik. Begitulah perilakunya di setiap zaman, menjadi ciri dari setiap tipu daya yang ia ciptakan. Bagai kutukan, Iblis dan sekutunya selalu akan berkata .

   "Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami". (QS 28.63) (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia.

   "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata.

   "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam". (QS 56.19) Namaku Izrail!______________________________________________________83 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! ...setan itu balik ke belakang seraya berkata.

   "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah."

   Dan Allah sangat keras siksa-Nya.

   (QS 8.48) Itulah yang mereka katakan setelah berhasil menyesatkan manusia.

   Maka hati-hatilah manusia terhadap siapa dan kepada siapa kamu bertaklid dengan membuta.

   Waspadalah! Ohh, benih kesombongan dan kedengkian itu, merasuk begitu dalam, begitu dahsyat, menggoncangkan keseimbangan jagat.

   Disetiap waktu, di setiap tempat.

   Manusia yang tidak waspada akan masuk ke dalam perangkap Iblis dan sekutunya.

   Hawa yang malang, kesedihannya adalah kesedihan dari keindahan.

   Keindahan yang seringkali begitu gampang memurukkan dan melupakan.

   Hawa yang malang, ia mengingat kembali serbuk-serbuk buah terlarang yang kadangkala diam-diam masih ia gunakan.

   Menjadi bedak, menjadi permata, menjadi perhiasan dunia lainnya.

   Ia terawangkan matanya menembus ke masa depan.

   Disana, ia melihat anak cucu dari kaum sejenisnya masih menyukai pahitnya buah terlarang.

   Ia melihat pemandangan yang membuatnya makin bersedih.

   Ia lihat melihat Cleopatra, Matahari, Marylin Monroe, Madonna, Britney Spear, dan lain-lainnya yang masih melekatkan serbuk-serbuk buah terlarang ketubuhnya.

   Ia melihat kaumnya mengikuti, mencintai, menyukai, bahkan sampai-sampai menggadaikan kemanusiaannya, akidahnya, berlomba-lomba mengecap pahitnya sisa-sisa racun buah terlarang.

   Ilusi tentang keabadian.

   "Ohhh, kaumku yang malang", Hawa mengeluh iba. Iblis yang terusir, telah membuat tipu daya dengan memulas pahitnya buah terlarang itu dengan ilusi kemewahan. Yang berubah wujud menjadi kesenangan, kemaksiatan, keangkuhan, kesombongan, bahkan dengan kecantikan. Ia melihat anak cucunya semakin tertutup bedak-bedak pohon terlarang, ia melihat pantat bergoyang, ia melihat aurat tergelar dimana-mana, di televisi, di jalanan, di bioskop, di mall-mall, diwarung-warung, diremang-remang Namaku Izrail!______________________________________________________84 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! malam; bahkan ia melihat di rumah-rumah, bahkan di rumah-rumah Tuhanpun, kaumnya masih suka berbedak pohon terlarang. Hawa menangis. Disela tangisnya ia kadang tersenyum dan tertawa ketika melihat Siti Khadijah, Aisyah, Fatimah Az Zahra, Rabiah, Joan D"Arc, Kartini, Bunda Teresa, dan yang lainnya. Lalu ia kembali hanyut dalam kesedihannya. Sedih, siapa lagikah yang akan membimbingku? Kepergianmu bagaikan lenyapnya separoh dari hatiku. Hawa menangis kembali dan terus menangis. Aku masih berdiri dihadapan Hawa. Melihatnya menangis, melihatnya bersedih, melihatnya ketakutan, dicekam kengerian, akan kesendiriannya di dunia ini. Setelah tangis dan kesedihan itu kulihat mereda, kuhampiri Ibu semua manusia itu.

   "Wahai Hawa, Aku akan membawamu juga", sapaku dengan lembut. Hawa menoleh, matanya yang menua masih memperlihatkan pesonanya yang menundukkan Adam sehingga ia pun petik buah terlarang untuknya.

   "Engkaukah Izrail?", tanyanya.

   "Ya.", aku menjawab pendek. Senyumnya mengembang. Seketika itu, ia meraih tanganku.

   "Bawalah aku pergi.", mohonnya. Akupun mengangguk. Lalu kubawalah Hawa pergi. Kembali ke Sang Kekasih, kepada Adam di alam tinggi sana. Bumi serasa berhenti berputar kala itu. Anak-anak dan cucu-cucunya meraung, getarkan semua dahan dan ranting tumbuhan di muka bumi, sebagian menangis sedih, sebagian lagi marah, sebagian lagi bergembira, karena lepas sudah kekang terakhir atas tingkah lakunya, Ibunda Semua Manusia. Aku termenung, melihat kepada Izrail yang juga termenung mengenang pengalamannya membawa Adam dan Hawa kepada sang Khaliq. Kemudian, ia memecahkan keheningan .

   "Sekali waktu, aku ditugaskan untuk mengambil ruh paling mulia, yang sebenarnya menyebabkan aku dan alam semesta ada. Dialah benih kun yang sebenarnya, Namaku Izrail!______________________________________________________85 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Muhammad SAW -Utusan Allah, yang cahayanya sudah ditakdirkan mengguncangkan kelahiran semesta sejak awal mula". Izrail meneruskan seolah-olah mencabut pertanyaan yang masih menggantung di kepalaku. Pemimpin orang-orang yang baik itu diperintahkan untuk mengakhiri usianya dengan kebaikan. Kulihat ia dikelilingi sahabat dan keluarganya. Makhluk yang sempurna itupun terbujur menanti diriku. Di pembaringan, sekilas ia masih terlihat ragu dan melihat kesekelilingnya. Seakan, ia khawatir akan umat yang ditinggalkannya.

   "Umatku...umatku..umatku..", sesekali ia seperti ngeri melihat umatnya di masa depan. Ketahuilah, bahkan Nabi Muhammad pun menghadapi kematian sebagai manusia biasa, dengan kegelisahan, rasa takut, dan kengerian. Allah seperti hendak menunjukkan kepada manusia bahwa bahkan seorang Nabi Yang Paling Sempurna diantara semua Nabi pun kematian menjadi suatu hal yang memang sepantasnya ditakuti. Apalagi bagi manusia biasa. Maka sungguh lalai bila manusia mengabaikan hal ini. Ketahuilah bahwa dalam kematian Nabi Muhammad SAW terdapat suri tauladan tentang kehidupan dan kematian, tentang perkataan dan perbuatan. Tidak ada manusiapun yang lebih mulia dibandingkan dengan Nabi Muhammad SAW yang menjadi Habib Allah (Kekasih Allah), sehingga pada kematiannya tidak ada keistimewaan tertentu kecuali dari keagungannya yang ditangisi oleh seluruh alam dan seisinya. Allah menugaskan malaikat-malaikat yang mulia untuk menjemput ruh beliau yang suci dan membawanya keridhaan-Nya, puncak kebaikan, kesempurnaan, kepada Singhasana Kebenaran di Hadirat Yang Pengasih. Namun, bersamaan dengan itu penderitaan yang dirasakan beliau saat sakratul maut sangatlah berat. Apa yang dia rasakan saat itu, penderitaan yang dia alami sangat terdengar jelas bagi semua yang melihatnya. Kegelisahannya memuncak dan suaranya mengeras ketika mengerang. Menahan rasa takut dan sakit, yang tak seorangpun boleh menanggungnya kecuali dirinya sendiri, sebagai suatu pelajaran bahwa kematian dan sakratul maut tak boleh diabaikan. Warna kulitnya berubah, dahinya basah oleh keringat dan tarikan maupun hembusan nafasnya mengguncangkan tulang-tulang rusuk kiri dan kanannya, Namaku Izrail!______________________________________________________86 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! sehingga siapapun yang hadir ketika itu menangis menyaksikan beliau berjuang menahan rasa sakit [11]. Perhatikanlah, bahwa jabatan kenabian tidak mengecualikan beliau dari ketentuan Ilahi, dari dahsyatnya sakratul maut menjelang kematian. Semua yang dirasakannya, tidak mendorongnya untuk memohon kekecualian dari Allah SWT karena beliau adalah penolong Kebenaran dan pembawa kabar gembira dan peringatan kepada umat manusia. Beliau melaksanakan yang telah diperintahkan dan mengikuti yang tertulis pada Lauh Mahfuzh. Demikianlah keadaan Nabi SAW ketika menjelang kematiannya, meskipun beliau memiliki tempat terpuji -Al-Maqam al-Mahmūd (QS 17.79) -di sisi Allah, dan telaga kemuliaan yang tak pernah surut -Al-Haudh al-Maurūd. Maka ketahuilah bahwa apa yang dialami Nabi SAW saat-saat menjelang meninggalkan kefanaan dunia adalah suatu pelajaran bagi semua manusia, bahwa semua amaliah kita tidak menjamin keistimewaan tertentu saat-saat maut mendekat. Jadi cermatilah, mawas dirilah atas apa yang telah dilakukan di dunia, sadarilah bahwa betapa sulitnya perjalanan menuju Surga Abadi. Tapi Sang Kekasih sudah lama menunggu. Akupun turun kebumi saat itu. Langit yang cerah mendadak sepi dan hening, awan berhenti berarak, semesta seakan berhenti bernafas, dengusnya yang biasanya kudengar menderu-deru, saat itu terlihat diam terhenyak. Hari ini aku ditugaskan mencabut nyawa makhluk pembawa rahmat bagi seluruh alam. Bahkan dari semua jenis makhluk yang hidup di semua alam, rahmatnya itu tak akan pernah berhenti sepanjang waktu, sepanjang zaman. Muhammad Utusan Allah, hamba Allah yang Insan Kamil, Maujud sempurna dari semua penampakkan Af"al, Asma-asma dan Sifat-sifatNya, Harus kembali juga kepada-Nya. Tak ada yang perlu ditangisi, apalagi keagungannya disalahgunakan dengan mengkultuskannya. Ia tetaplah manusia. Hanya dalam format kesempurnaan, menjadi Insan Kamil, menjadi Adimanusia, menjadi Logos, menjadi Gurujati. Ia menjadi hamba Allah sejati, menjadi guru semua manusia, menjadi khalifah semua makhluk; Ia adalah maujud tentang segala sesuatu yang terjadi di semesta. Yang mengikutinya akan selamat sampai akhirat. Karena ia sebenarnya menjadi petunjuk dalam membangun titian kehidupan yang setipis rambut dibelah tujuh. Titian Shiraat Namaku Izrail!______________________________________________________87 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! al Mustaqiim. Jalan yang lurus, jalan Ilahiah, jalan para Nabi dan Rasul yang berserah diri, jalan yang diridhai oleh-Nya. Siapa yang mengabaikan fakta-fakta ini, maka ia akan menyia-nyiakan suatu peluang untuk menemukan jalan kehidupan yang sebenarnya. Izrail terdiam sejenak seperti mengenang apa yang sudah ia laksanakan. Kemudian ia melanjutkan. Ketika aku akan menjemputnya, di hari-hari akhirnya di dunia, aku mendatanginya. Cukup lama aku bercakap-cakap dengannya. Akupun mengatakan kepadanya bahwa Allah telah mengutusku dan kukatakan bahwa aku diperintahkan oleh-Nya agar tidak masuk ke rumahnya tanpa seizinnya. Jika beliau tidak mengizinkan maka aku akan kembali, tetapi jika dia mengizinkan maka aku akan masuk. Allah juga memerintahkanku untuk tidak mencabut nyawanya bila beliau tidak berkenan. Jadi aku tanyakan saja apa yang dia inginkan sekarang. Kemudian Nabi SAW berkata untuk menunggu kedatangan Jibril, karena di waktu itulah dia biasanya datang mengunjunginya. Saat itu, tak seorangpun sanak saudara Rasulullah SAW yang berbicara karena peliknya persoalan itu dan rasa takut yang hinggap dihati mereka. Kemudian Jibril datang dan menyampaikan salam Allah kepada-Nya serta menanyakan keadaannya. Apa yang dirasakan Rasulullah saat itu kemudian dijelaskan Jibril bahwa keadaannya itu adalah suatu kehormatan baginya karena derajatnya berada jauh di atas semua makhluk lainnya, agar beliau menjadi suri tauladan bagi umatnya. Nabi merasakan kesakitan. Lantas, dijelaskan oleh Jibril bahwa beliau harus bergembira karena Allah telah berkehendak untuk membawanya kepada yang telah dipersiapkan-Nya. Beliau kemudian menceritakan kedatanganku kepada Jibril. Kemudian Jibril berkata.

   "Wahai Muhammad! Tuhanmu merindukanmu! Apakah dia tidak memberitahukan maksud-Nya kepadamu? Sesungguhnya Izrail (Malaikat Maut) sama sekali belum pernah meminta izin dari siapapun kalau hendak melaksanakan tugasnya. Hal itu semata-mata karena Tuhanmu berkehendak menyempurnakan kehormatanmu dan ia merindukanmu". Namaku Izrail!______________________________________________________88 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Lalu Nabi SAW berkata supaya Jibril jangan meninggalkannya sampai aku datang kembali kepadanya. Setelah Nabi SAW memberikan izin kepada sanak saudaranya masuk dan bercakap-cakap beberapa waktu lamanya, akupun datang kepadanya dengan mengucapkan salam dan meminta izin untuk masuk. Beliau mengizinkannya, dan akupun masuk kemudian bertanya kepadanya sekiranya beliau menginginkan sesuatu.

   "Bawalah aku sekarang kepada Tuhanku", katanya kepadaku.

   "Ya", jawabku singkat. Kemudian aku berkata kepadanya.

   "Hari ini, sungguh Tuhan Anda rindu kepadamu. Belum pernah Dia memperhatikan seorang manusia seperti ia memperhatikan Anda. Belum pernah pula Dia melarang saya masuk tanpa izin untuk menemui siapapun yang lain. Tapi sekarang, saat kematian Anda berada di depan Anda."

   Kemudian aku keluar lagi dari kamarnya. Lalu Jibril kembali masuk, dia berkata.

   "Assalamualaikum, wahai Rasulullah! Ini adalah kali yang terakhir saya turun ke dunia. Wahyu telah ditutup, dunia telah dilipat, dan saya tidak punya urusan lagi selain dengan Anda. Saya tidak punya tujuan apa-apa kecuali hadir di dekat Anda. Setelah itu saya akan tetap berada di tempat saya. Tidak! Demi Dia yang telah mengutus Muhammad dengan kebenaran, tak seorangpun di dalam rumah ini yang dapat mengubah satu katapun dari yang telah saya sampaikan. Dia tidak akan pernah diutus kembali kepada umatnya betapapun pentingnya berita yang akan disampaikannya dan meskipun dengan adanya kasih sayang maupun simpati kami."

   Saat itu aku dapat melihat bagaimana manusia yang disempurnakan oleh-Nya itu akhirnya pingsan di dada Aisyah.

   Dari keningnya keringat mengucur dengan deras.

   Bau harum keringatnya semerbak memenuhi kamarnya.

   Ketika beliau sadar kembali, dia berkata kepada Aisyah.

   "Wahai Aisyah, ruh orang beriman keluar bersama keringatnya, sedangkan ruh orang kafir keluar melalui kedua rahangnya seperti nyawa keledai". Mendengar itu Aisyah takut dan memanggil keluarganya. Namun sebelum semuanya berdatangan, aku melakukan tugasku. Ketahuilah, Rasulullah wafat sebelum kedatangan siapapun kecuali Aisyah karena Tuhan telah menahan mereka dari beliau dan telah menyerahkan beliau ke tangan Jibril dan Mikail. Sebelum pingsan, masih kuingat beliau selalu mengatakan,"Bahkan, sahabat tertinggi!", seolah-olah pilihan Namaku Izrail!______________________________________________________89 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! telah dijatuhkan kepada-Nya. Dan ketika beliau mampu berbicara kembali, beliau mengatakan "Shalat!shalat!Kalian semua akan bersatu jika kalian senantiasa shalat bersama-sama".

   "Shalat! Shalat! ", beliau terus berpesan mengenai hal itu hingga ruhnya kucabut dalam keadaan mengatakan "Shalat!Shalat!"[11]. Maka menjelang tengah hari, pada hari Senin, tanggal 12 Rabi"ul Awwal 1 H, dengan usia enam puluh tiga tahun lebih empat hari, kubawalah Muhammad SAW pergi kembali kepada Sang Kekasih Yang Maha Tinggi. Kulihat, ia sekilas melihat kedatanganku. Kemudian ia tersenyum. Kematian Nabi Yang Ummi, yang membawa rahmat bagi seluruh alam memang menggoncangkan Umat Islam saat itu. Sehingga umat saat itupun kebingungan dan meratap kehilangan. Sampai kedatangan Al-Khidhr a.s dan Alyasa (Elias) a.s yang kemudian berkata [11].

   "Assalammualaikum, wahai Ahli Bait!26. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.(QS 3.185). Sesungguhnya Allah menyediakan pengganti bagi setiap orang, pencapaian setiap keinginan, dan keterbebasan dari setiap rasa takut. Oleh karena itu, pautkanlah harapanmu dan sikap tawakalmu kepada Allah."

   "Wahai Ahli Bait! Ingatlah kepada Allah dan pujilah Dia dalam setiap keadaan. Sesungguhnya, disisi Allah terdapat pelipur lara dan penggant ibagi kekasih yang hilang. Ahli Bait, sebutan untuk sanak keluarga Nabi Muhammad SAW Namaku Izrail!______________________________________________________90 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Oleh karena itu, taatilah Allah. Bekerjalah atas dasar perintah-Nya."

   "Demikilanlah ceritaku ketika aku menjemput Nabi Muhammad SAW", Izrail mengakhiri ceritanya. Namaku Izrail!______________________________________________________91 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! 6. Kematian Izrail Aku masih termangu-mangu mendengar semua kisahnya. Kematian, betapapun juga pada akhirnya memang akan menghampiri semua makhluk. Secara tabiat, manusia memang membenci bahkan takut dengan kematian. Saking takutnya maka manusiapun kemudian berangan-angan bahwa akhirat itu tidak ada. Merekapun kemudian menjadi ateis. Mereka berangan-angan kosong dan mengira Tuhan tidak ada. Sungguh bodoh sekali manusia seperti itu. Bahkan, saking bodohnya manusia yang menafikan akhirat dan ateis, Sayyidina Ali bin Abu Thalib pernah berkata bahwa "Jika apa yang Anda katakan tentang tidak adanya akhirat itu benar, maka Anda akan selamat begitu pula kami. Tetapi jika yang kami katakan bahwa akhirat itu benar adanya, maka kami akan selamat, sedangkan Anda akan binasa."

   Mereka memang seperti penjudi yang bodoh. Disebut demikian karena mereka berani bertaruh "untuk tidak mendapatkan apa-apa"

   Atau "doing for nothing"

   Atau untuk kesia-siaan.

   Padahal, keimanan sekecil apapun akan tetap diakui sebagai tanda pengakuan atas keberadaan Realitas Absolut yaitu Tuhan Yang Maha Esa[21].

   Kematian memang sudah ketentuan Allah.

   Seperti pernah diriwayatkan oleh Nabi SAW melalui Abu Hurairah bahwa Allah berfirman .

   "Aku tidak pernah ragu dalam sesuatu yang Kukerjakan, seperti halnya ketika mencabut jiwa hamba-hamba-Ku yang beriman yang membenci kematian dan Aku benci untuk menyakitinya. Tetapi hal itu meskti kulakukan."

   Sehingga kematian adalah suatu realitas sebenarnya bagi semua orang, baik dia nabi, rasul, wali, dan manusia lainnya.

   Kematian adalah kiamat sebenarnya bagi manusia yang sadar akan hal ini.

   Kiamat yang pasti datang dalam waktu yang sangat dekat.

   Berapa lamakah usia manusia? 1,5,10, 20, 63, 75, 80, ataupun seribu tahun, Izrail pastilah akan datang.

   Maka risaukanlah kedatangan Izrail.

   Ucapku membatin, mengenang peran dan tugas malaikat Izrail yang seringkali dilupakan banyak orang.

   Aneh, pikirku, seringkali kulihat manusia ketakutan pada datangnya kiamat besar yang juga pasti datang.

   Namun entah kapan.

   Namun, manusia seringkali lupa pada kiamat kecil yang nyata sekali pasti datang setiap saat kalau memang sudah diinginkan Allah.

   Namaku Izrail!______________________________________________________92 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Kematian.

   Jadi sungguh aneh bila manusia makin lama kok makin tidak takut mati, lupa diri, seolah dirinya akan hidup selamanya.

   Padahal, sudah jelas bahwa semua orang diperingatkan tentang dekatnya ajalnya oleh uban dan keriputnya kulit disekujur tubuhnya, itulah tanda-tanda perubahan masa karena akan datangnya kematian.

   Cukuplah, ajal yang mendekat ditunjukkan dengan hilangnya masa muda dan bertambahnya uban di kepala, juga berubahnya masa Dan apakah setelahnya, orang-orang yang berakal menghendaki kekekalan Ketika kebeliaan terus berubah dan keadaan hidup terus berputar [17].

   Makin anehlah aku kalau melihat manusia yang dengan kesombongan dan kepongahan Iblis berbuat semena-mena dengan mengabaikan apa yang sudah begitu jelas menjadi petunjuk kepada jalan keselamatan .

   mengabaikan perintah Allah, melanggar larangan-larangan-Nya, melanggar sunnatullah, mengabaikan apa yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah berupa akhlak yang mulia.

   Manusia tidak segan-segan melakukan berbagai kemaksiatan dan tidak malu-malu pula mempertontonkannya tanpa takut mati, seolah dirinya akan selamat dari sergapan dan siksa sakratul maut dan sergapan Izrail Sang Maut.

   Aku menghela nafasku yang kurasakan semakin berat.

   Keringat dinginku sudah membasahi bajuku.

   Semilir hembusan angin malam yang masuk ke kamarku menyebabkan tubuhku semakin mendingin.

   Lantas aku memberanikan diri untuk bertanya "Bagaimanakan kamu mati?"

   "Semua makhluk pastilah akan binasa, karena hanya Allah lah yang kekal. Akupun demikian pula, akan binasa ketika waktunya tiba. Aku termasuk makhluk paling akhir yang akan dibinasakan oleh-Nya", ujar Izrail mengawali cerita bagaimana iapun akan binasa. Aku (Izrail), Jibril, Mikail, dan Israfil adalah makhluk-makhluk Allah yang pertama kali diciptakan-Nya, terakhir kali dimatikan-Nya, dan pertama kali dihidupkan-Nya kembali. Karena kamilah yang membagi-bagi segala urusan. Kami termasuk kelompok malaikat yang dimuliakan Allah. Jibril adalah pengurus peperangan dan para rasul, Namaku Izrail!______________________________________________________93 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Mikail adalah pengurus setiap tetesan hujan dan daun yang tumbuh dan jatuh, yang membawa rezeki kepada semua makhluk-Nya di dunia. Israfil adalah malaikat kepercayaan Allah antara-Nya dan para malaikat lainnya, sedangkan aku ditugasi mencabut nyawa setiap hamba, di manapun ia berada27. Sesuai dengan tugas yang kuemban, maka aku akan ada di setiap saat Sang Waktu lewat, mengintip setiap rumah kalau-kalau ada seseorang yang harus kucabut nyawanya. Tugasku memang berat, kadang-kadang akupun merasa menzalimi semua yang bernyawa. Namun apa daya, aku hanya makhluk yang tidak menzalimi , tidak bisa menangguhkan ajal, tidak mempercepat takdir, dan kamipun tidak berdosa dalam mencabut nyawa semua yang mesti kucabut ketika saatnya tiba. Bahkan untuk mencabut nyawa seekor nyamukpun aku sebenarnya tidak kuasa sebelum Allah memberi izin mencabutnya. Ketahuilah, aku sendiri sebenarnya tidak mengetahui siapa-siapa yang akan kucabut. Aku hanya diberi sebuah buku catatan yang di dalamnya ada beberapa nama. Izrail kemudian mengeluarkan sebuah lembaran dimana disitu kulihat daftar nama-nama yang akan dihampirinya. Kemudian ia melanjutkan. Aku biasanya menerima lembaran kematian pada pertengahan bulan Sya"ban, Allah mewahyukan kepadaku untuk mencabut setiap nyawa manusia yang diinginkan-Nya pada tahun itu 28 . Maka jangan heran kalau Nabi Muhammad SAW seringkali berpuasa di bulan itu. Setelah semua makhluk mati, termasuk semua malaikat pun dimusnahkan, maka akulah yang akan terakhir dimatikan langsung oleh Allah SWT. Dalam arti yang harfiah, maka semua yang mewujud di alam semesta, yang masih memerlukan intervensi kaumku akan dimusnahkan. Setelah itu, adalah hal yang menentukan bagaimana semua makhluk akan kembali dalam penghisaban. Ketika saat kematianku tiba, maka Diriwayatkan oleh Abu asy-Syaikh dari Ikrimah bin Khalid bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Rasul, kemudian ia menjelaskannya seperti itu. Dikutip dari Ref 10 hal 29 Diriwayatkan oleh ad-Dainuri di dalam al-Mujasalah dari Rasyid bin Said, ref 10 hal. 60 Namaku Izrail!______________________________________________________94 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Dia berkata "Wahai Malaikat Maut, matilah engkau!"

   Akupun berteriak keras, yang bila penghuni langit penghuni langit dan bumi mendengarnya, pastilah mereka akan mati ketakutan.

   Akupun kemudian matilah.

   Kematian yang menimpa diriku bisa dikatakan sebagai kematian terdahsyat dari kematian semua makhluk29.

   Diriwayatkan oleh Ibnu Amid Dunya, ref.

   10 hal.

   63 Namaku Izrail!______________________________________________________95 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! 7.

   Epilog Kami berdua terdiam.

   Mungkin cuma sejenak, tapi keheningan yang mencekam seperti keheningan berhentinya detik sang waktu.

   Khususnya bagi diriku yang tergolek tanpa daya dihadapannya.

   Akhirnya nuansa keheningan itu seperti tanpa makna, kekosongan yang maha luas dan hamparan tak bertepi seperti menyelimuti diriku.

   Kehampaanku terhadap dunia makin terasa.

   Tanpa sadar aku berguman pelan.

   "Bawalah aku..", lalu syahadat meluncur begitu saja "La iIlaaha Illaa Allaah, Muhammadurrasulullah". Sesaat aku cuma merasakan betotan dahsyat yang diceritakannya tentang kematian, lalu tidak kurasakan lagi aksi dan reaksi dari ujung kakiku. Aku seperti buntung tanpa kaki, kemudian tanpa paha, kemudian tanpa tubuh, kemudian tanpa tangan, kemudian tanpa leher, dan akhirnya semua kesadaran tentang ruang-waktu lenyap sama sekali. Kulihat berkas-berkas cahaya melesat dan meluas dalam sekejap, kemudian padam dan memasuki zona tanpa batas-batas yang jelas, apakah aku berada dalam suatu ruang, aku tidak tahu. Sejenak kesadaran yang kurasakan kembali tanpa nuansa duniawi menggugah diriku, aku masih celingukan mencari Izrail. Kudengar lagi suaranya tanpa rupa "Aku cuma mengantarmu sampai disini, selamat jalan, temuilah Rabb-Mu yang mengasihimu". Sayup-sayup masih kudengar suaranya bersenandung Akulah Izrail Sang Elmaut, datang tanpa diundang, pulang tanpa diantar. Aku jemput siapa pun yang harus kujemput. Aku antar siapa pun yang harus kuantar. Dengan kelembutan-Nya. ataupun dengan Kemurkaan-nya. Hanya ia yang berjalan di jalan-Nya saja akan selamat dari kedahsyatanku, rasa takutnya akan hadir menjadi rindunya Namaku Izrail!______________________________________________________96 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! karena hanya si perindu saja yang akan menganggap diriku berkah keabadian dalam rengkuhan keabadian cinta-Nya. Dia yang menyia-nyiakan waktunya didunia, terlena dalam ilusi dan kesombongan Sang Durjana, akan merana dalam keabadian Murka-Nya. Sebelum ia lenyap dari kesadaranku, aku sempat meneriakkan pertanyaan terakhir kepadanya.

   "kamu mau kemana setelah aku?". Suaraku langsung lenyap dalam gaung yang menjauh senyap. Sayup-sayup masih kudengar suara Izrail menjawab.

   "Menemui salah satu pembaca risalahmu ini".

   "innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji"uun (QS 2.156)"

   Cintailah siapa saja yang ingin engkau cintai, namun ingatlah bahwa pasti engkau akan berpisah dengannya; hiduplah dengan gaya kehidupan yang engkau inginkan, namun ingatlah bahwa engkau akan mati; dan berbuatlah apa saja yang engkau kehendaki, namun ingatlah bahwa engkau pasti dibalas [Sabda rasullullah SAW; HR Hakim, Thabrani] Atmonadi, atmoon.geo@yahoo.com Lebak Bulus, 27 November 2004 Namaku Izrail!______________________________________________________97 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Referensi .

   1.

   Al Qur"an Terjemahan Departemen Agama, 1984 2.

   Al Qur"an Terjemah Indonesia, PT Sari Agung, Cetakan ke-13, 1999 3.

   HB Yassin.

   "Al Qur"an Bacaan Mulia", Yalco Jaya, Cetakan ke-4, 2002 4. Choiruddin Hadhiri SP.

   "Klasifikasi Kandungan Al Qur"an", Gema Insani Press, 5. Syaikh Hamami Zadah.

   "Menyelami Lubuk Al Qur"an. Tafsir Surah Yasiin", Penerbit IIMAN & Penerbit Hikmah, Februari 2003. 6. M. Quraish Shihab.

   "Tafsir Al Mishbah",

   Jilid 1 & 11, Lentera Hati, 2003 7. Imam Az-Zabidi.

   "Ringkasan Shahih Al-Bukhari", Mizan, Cetakan ke-4, 2000 8. Rachmat Taufik Hidayat et al.

   "Almanak Alam Islami", Pustaka Jaya, 2000 9. Faruq Sherif.

   "Al Quran Menurut Al; Quran", Serambi, November, 2001 10. Imam Jalaludin as-Suyuthi.

   "Menjelajah Alam Malaikat", Pustaka Hidayah, Januari 2003 11. Al Ghazali.

   "Metode Menjemput Maut", Mizan, 2001 12. Ahmad Barizi.

   "Malaikat Diantara Kita", Hikmah, Januari 2004 13. Khawaja Muhammad Islam.

   "Mati Itu Spektakuler", Serambi, April, 2001 14. Al-Harits bin Assad al-Muhasibi.

   "Menuju Hadirat Ilahi", Al bayan-Mizan, 2003 15. Al-Harits bin Assad al-Muhasibi.

   "Menjelajah Alam Akhirat", Arasy-Mizan, Mei, 16. Ibnu Qayyim Al jauziyah,"Roh", Pustaka Al Kautsar, 1999 17. Ibnu Rajab Al Hanbali.

   "Setahun Bersama Nabi", Pustaka Hidayah, 2002 18. Yunasril Ali.

   "Ruh dan Jenjang-jenjang Ruhani", Serambi, 2003 19. Salim Said Bawazier.

   "Memahami Hakikat Takdir", Iqra Insan Press, 2003 20. M. Quraish Shihab.

   "Yang Tersembunyi . Jin, Iblis, Setan dan Malaikat", Lentera Hati, 1999 21. Atmonadi.

   "Kun fa Yakuun. Mengenal Diri, Mengenal Ilahi", Kunfayakuun Publishing, e-Book Release 3, Oktober, 2004 22. Ibnu Arabi.

   "Menghampiri Sang Mahakudus", Mizan, Maret 2002 23. Fariduddin Al-Attar.

   "Warisan Para Awliya", Penerbit Pustaka, Cetakan ke III, 2000 M Namaku Izrail!______________________________________________________98 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Riwayat Hidup Penulis Atmonadi, sehari-hari biasa dipanggil "Atmo"

   Atau nickname di Internet "Atmoon", di situs myquran memperkenalkan diri sebagai "myQadmin"

   Karena memang yang membuat dan menggagasnya pada pertengahan 1999.

   Dilahirkan kurang lebih 4 dasawarsa yang lalu di sebuah kota yang dulu dikenal sebagai Kota Udang, pada tanggal sebelas bulan lima di tahun yang kemudian menjadi tahun duka cita bagi Bangsa Indonesia, tahun dimana disebut oleh seorang sineas asing menjadi "The Years Living Dangerously", 1965.

   Saat ini, berprofesi sebagai konsultan Teknologi Informasi dan Internet independen.

   Dalam segmen-segmen kehidupan yang dilalui, menulis memang bukan sesuatu yang asing.

   Pengalaman menulis yang intensif sebenarnya terjadi selama periode menjadi mahasiswa pada sekitar tahun 1988 sampai 1992, sebagai penulis lepas untuk bidang teknologi penerbangan dan militer.

   Selama periode tersebut, tulisan yang dibuat umumnya berhubungan dengan desain pesawat udara penumpang, pesawat tempur siluman, pesawat mata-mata tanpa awak, sistem radar, telekomunikasi, dan sistem persenjataan yang dimuat di rubrik iptek pada beberapa harian nasional seperti Kompas, Bisnis Indonesia, Pikiran Rakyat, majalah Teknologi, dan majalah Teknologi & Strategi Militer (TSM).

   Dalam urusan tulis menulis, pernah mendapatkan penghargaan karya tulis dari PT Telkom Indonesia dengan judul "Menuju Perusahaan Adaptif Menjadi Urat Nadi Globalisasi" (1990).

   Kemudian, bersama salah satu rekan kuliahnya, menulis artikel iptek populer dan tulisannya meraih penghargaan karya tulis populer Ristek (1991) yang membahas masalah pesawat N-250.

   Setelah bosan menjadi mahasiswa, ia menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar kesarjanaan dari jurusan Teknik Aeronautika ITB (1992); setengah tahun kemudian (1993) bekerja di Sempati Air sebagai Engineer; tiga tahun kemudian (1995) ia memutuskan beralih profesi menjadi software development supervisor di perusahaan yang sama.

   Tahun 1996 internet mulai marak di Tanah Air.

   Terpesona dengan kemampuan hyperlink jejaring global tersebut, iapun memutuskan mengundurkan diri dari Sempati Air dan bekerja sebagai web developer di sebuah perusahaan yang dibangun oleh kenalannya di Internet yaitu Bubu Internet.

   Akhir dasawarsa sembilan puluhan, Namaku Izrail!______________________________________________________99 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Internet semakin populer dan bisnis dot.com booming, komunitas gaul di internet bermunculan, namun sayangnya belum ada komunitas gaul yang khusus untuk remaja Islam, maka ia pun nekat membangun Komunitas Islam Online myQuran.com (1999,
http.//www.myquran.com) dan kemudian setidaknya mampu menggugah banyak orang bahwa Umat Islam perlu memanfaatkan Internet baik untuk tujuan pergaulan maupun dakwah.

   Setelah beberapa tahun mengelola situs independen myQuran, dibantu dengan pengunjung yang rajin menulis artikel, puisi ataupun sekedar numpang nulis, iapun kemudian menjadi tidak terlalu aktif mengelola myquran karena kesibukkannya.

   Sebagai gantinya, pengelolaan myQuran diserahkan ke salah satu anggota dan fans beratnya Hasanudin.

   Pada tahun 2000 ia mengundurkan diri dari Bubu Internet dan bekerja di beberapa proyek perusahaan sebagai Technology Advisor, menjadi nara sumber tetap di radio MSTRI FM Jakarta (2000-2002), radio Ramako Jakarta, dan Metro TV untuk acara yang berhubungan dengan teknologi informasi dan internet.

   Akhir tahun 2001 kembali bekerja di Bubu untuk menangani Production & Development, kemudian mengundurkan diri pada akhir tahun 2003 dan awal 2004 mendirikan Getwo Advanced sebuah biro konsultan teknologi informasi, internet dan multimedia.

   Sejak akhir tahun 2002 sampai sekarang ikut aktif dalam majelis pengajian tasawuf Al-Hikam tarekat Syadziliyah Jakarta dengan ustad Bapak M.

   Luqman Hakiem dan Guru mursyid almarhum Syeik KH Abdul Djalil Mustaqiim dan Syeikh Hadlir Shalahuddin Al Ayyubi Pengasuh Pondok Pesatren Thariqot Agung (Peta) Tulungagung Jawa Timur.

   Dalam perjalanannya kemudian menulis risalah "Kun Fa Yakuun"

   Sebagai sebuah perenungan panjang tentang diri, perjalanan kehidupan, alam semesta, dan Penciptanya. Risalah "Kun!"

   Kemudian menjadi sebuah Risalah Mawas Diri bagi seorang hamba dan juga sebuah risalah yang dimaksudkan untuk semua Umat Islam (tentunya bagi yang mau membacanya), khususnya yang menjadi bagian dari Bangsa Indonesia yang memang masih perlu banyak belajar dan istiqamah (konsisten dan teguh) di jalan yang lurus, atau Shiraat al-Mustaqiim, agar tidak mudah "Digoda"

   Oleh goyangan ke kiri dan ke kanan yang memabukkan, yang dapat menyelewengkannya dari jalan lurus yang di ridhai Ilahi.

   Setelah itu tulisan-tulisan lainnya meluncur begitu saja yang baru berani didistribusikan kepada teman-temannya saja karena berbagai masalah yang dibahas terhitung sangat pelik.

   Namaku Izrail!______________________________________________________100 Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail! Risalah yang beredar di kalangan terbatas antara lain "Prima Kausa.

   Al Qur"an sebagai Kosmos Islam".

   "Superunifikasi (Kajian tentang huruf-huruf hijaiah dan makna simbolis geometrisnya)".

   "Komposisi Dan Kodefikasi Al Qur"an", dan beberapa risalah lainnya yang umumnya bercorak tasawuf dengan perpektif perkembangan ilmu pengetahuan manusia saat ini, khususnya berkaitan dengan perkembangan Abad Dijital yang dianggapnya sebagai Abad Pemurnian Tauhid karena basis dijital sejatinya basis dari Pengetahuan Tauhid yaitu kaidah Biner atau huruf Ba alias 1001 (seribu satu malam).

   "Namaku Izrail"

   Adalah tulisan singkat yang bercorak populer yang menggambarkan pertemuan imajiner dengan Malaikat Elmaut yang ditakuti yaitu Izrail, berdialog dengannya dengan merujuk pada gambaran tentang malaikat Izrail dari berbagai bacaan yang menjadi sumber-sumber inspirasinya.

   "Namaku Izrail"

   Bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti pembacanya, namun lebih tepat dikatakan sebagai suatu mawas diri akan keterbatasan manusia terhadap takdirnya yang pasti terjadi yaitu "kematian", sebagai kehidupan yang sebenarnya.

   Dengan mengulas gambaran malaikat Izrail yang mengambil debu bumi untuk kemudian dengan tanah lempung Allah menciptakan makhluk yang hidup di sistem tatasurya, gambaran yang ditampilkan bukan sekedar kisah tentang Izrail Sang Malaikat sebagai Pencabut Nyawa yang menyeramkan, namun gambaran yang lebih utuh tentang akibat dari semua akhlak dan perilaku manusia ketika ia hidup sampai akhirnya kematian dapat datang menjemput tanpa diduga, dimana saja, dan kapan saja.

   Kemudian kondisi demikian diproyeksikan kepada diri sendiri, sudah siapkah kita menghadapinya untuk kemudian mempertanggungjawabkan semua perbutan kita di dunia? Namaku Izrail!______________________________________________________101

   

   

   

Roro Centil Empat Iblis Kali Progo Roro Centil Tiga Paderi Pemetik Bunga Rajawali Emas Wasiat Malaikat Dewa

Cari Blog Ini