Ceritasilat Novel Online

Harpa Iblis Jari Sakti 10


Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Bagian 10



Harpa Iblis Jari Sakti Karya dari Chin Yung

   

   "Budak Setan, kau jangan bergerak, biar aku bicara dengan mereka!"

   Kim Kut Lau terbelalak dan tertegun.

   "Oh? Temyata dia si Budak Setan! Kakak He, harap berhenti!"

   Hek Sin Kun tertawa.

   "Dari tadi aku sudah punya maksud demikian."

   Kemudian dia menatap si Budak Setan seraya membentak.

   "Bocah sialan! Kalau kau bersedia menjadi budakku, aku pasti mengampuni nyawamu!"

   Si Budak Setan memejamkan mata, sama sekali tidak menyahut Tam Goat Hua segera berkata.

   "Budak Setan! Kau kabulkan saja! Takut apa sih?"

   Maksud gadis itu, apabila Hek Sin Kun melepaskan tangannya, si Budak Setan boleh segera kabur! Akan tetapi, si Budak Setan tetap diam dengan mata terpejam.

   Perlu diketahui, si Budak Setan berhati lurus dan jujur.

   Sejak kecil dia sering mengalami hal-hal yang amat menyakiti hatinya, lagipula dia berwajah buruk, sehingga tidak dianggap sebagai manusia, bahkan dia pun memandang rendah dirinya sendiri.

   Setelah bertemu Tam Goat Hua, gadis itu justru memperlakukannya sebagai orang biasa, itu sungguh mengharukan hati si Budak Setan, Barulah dia sadar bahwa dirinya juga manusia, tidak perlu dihina orang lain, Oleh karena itu, saat ini Hek Sin Kun menghendakinya untuk menjadi budaknya, dia tidak mau mengabulkannya, Walau Tam Goat Hua berseru berulang kali, namun dia tetap diam 768 dengan mata terpeja,.

   itu membuat Hek Sin Kun gusar sekali dan langsung membentak.

   "Bocah sialan! Kalau kau tidak mengabulkan permintaanku, aku pasti membunuhmu!"

   Mendengar ancaman itu, si Budak Setan segera membuka matanya, kemudian memandang Tam Goat Hua seraya berkata.

   "Nona Tam, kita tidak bisa berjumpa lagi!"

   Usai berkata, dia kembali memejamkan matanya, Kelihatannya dia sudah mengambil keputusan untuk bersedia mati. Saking gugupnya Tam Goat Hua membanting-banting kaki.

   "Hek Sin Kun, lepaskan dia! Aku akan menasihatinya perlahan-lahan!"

   Sebelum Hek Sin Kun menyahut si Budak Setan sudah membuka mulut "Nona Tam, aku tahu kau tidak akan menasihatiku agar mau menjadi budak orang lain."

   Mendengar ucapan itu, Tam Goat Hua menghela nafas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan Kim Kut Lau berkata.

   "Kakak Hek, dia tidak mau mengabulkan, habiskan saja! Lumayan kita memperoleh busur itu!"

   Hek Sin Kun menyahut dengan suara dalam.

   "Betul!"

   Ketika Hek Sin Kun baru mau mengerahkan Lweekangnya, mendadak terdengar suara seruan dari dalam rimba.

   "Busur itu milikku!"

   Tadi Hek Sin Kun di dalam rimba itu mengamuk menghantam pohon-pohon, namun tidak menemukan seorang pun.

   Setelah Kim Kut Lau memanggilnya, barulah dia melesat keluar sesungguhnya Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tidak tahu tempat persembunyian Tam Goat Hua.

   Namun karena gadis itu berbisik-bisik dengan si Budak Setan, maka terdengar oleh mereka.

   Ternyata tadi mereka berdua memasang kuping mendengarkan semua gerak-gerik di sekitar tempat itu, hanya terdengar suara bisikan Tam Goat Hua, tidak mendengar suara Iain.

   Akan tetapi, kini malah terdengar suara seruan dari dalam rimba itu, membuat Hek Sin Kun tidak jadi mengerahkan Lweekangnya, lalu mengarahkan pandangannya ke rimba itu, Tampak sosok bayangan berlari keluar dari rimba itu, Gerakannya amat aneh, sempoyongan ke sana ke mari seperti orang sedang mabuk.

   Begitu melihat gerakan itu, Hek Sin Kun tahu bahwa itu gerakan Kan Kun Tay Nah Ih (Langkah Aneh Alam Semesta), yaitu ilmu Ginkang tingkat tinggi.

   "Ha ha ha!"

   Terdengar suara tawa.

   Ternyata yang muncul orang berkedok Buddha Tertawa, yang juga dikenal sebagai orang aneh berkedok yang muncul di puncak Sian Jin Hong, 770 Begitu melihat kemunculan orang aneh berkedok itu, Tam Goat Hua langsung menarik nafas lega, Hek Sin Kun segera membentak.

   "Siapa kau?"

   Orang aneh berkedok tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Aku adalah aku! Tapi aku tahu kau adalah Hek Sin Kun, yang mahir menggunakan ilmu pukulan Hek Sah Ciang! itu merupakan ilmu pukulan yang amat ganas, yang terdiri dari sepuluh tingkat Biasanya orang yang belajar ilmu pukulan tersebut, hanya mencapai tingkat ketiga saja, Sebab mulai dari tingkat keempat, tiada seorang pun tahu cara berlatihnya Tapi kemudian, justru ada seseorang tahu cara berlatih ilmu pukulan itu! Kekuatan tingkat sembilan, masih tidak dapat menyamai kekuatan tingkat delapan! Kalau sudah sampai ke tingkat sembilan, justru tidak boleh mundur ke tingkat delapan lagi, sebab amat membahayakan orang yang belajar ilmu pukulan Hek Sah Ciang itu!"

   Bukan main terkejutnya Hek Sin Kun, sebab orang aneh berkedok dapat mengurai tentang ilmu pukulan Hek Sah Ciang, bahkan juga tahu kelemahan ilmu tersebut, setelah tertegun sejenak, Hek Sin Kun bertanya.

   "Menurut Anda, harus bagaimana orang bisa mencapai ke tingkat sepuluh?"

   Orang aneh berkedok menggeleng-gelengkan kepala.

   "Aku ingin bertanya kepadamu, bagaimana dengan busur itu?"

   Hek Sin Kun tidak begitu mementingkan busur pusaka itu, sebaliknya amat berharap Hek Sah Ciang yang dilatihnya dapat mencapai tingkat ke sepuluh, Maka dia langsung menjawab "Akan kuberikan kepadamu, tapi..."

   Orang aneh berkedok manggut-manggut "Bagus! Kalau begitu, kau pun harus melepaskan mereka, biar mereka pergi!"

   Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau saling memandang, kemudian Hek Sin Kun berkata.

   "Kelihatannya Anda tahu jelas mengenai ilmu pukulan Hek Sah Ciang!"

   Orang aneh berkedok menyahut Tidak juga! Sebab aku tidak pernah belajar ilmu pukulan itu! Hanya saja aku punya seorang generasi muda, dia justru belajar ilmu pukulan itu! Entah kau pernah mendengar namanya atau tidak?"

   Hek Sin Kun segera bertanya.

   "Siapa orang itu?"

   Orang aneh berkedok memberitahukan.

   "Orang itu bernama Ku Ling Cu!"

   Begitu mendengar nama tersebut, wajah Hek Sin Kun langsung berubah hijau dan putih, Ternyata orang yang disebut itu guru Hek Sin Kun, Orang aneh berkedok mengatakan bahwa Ku Ling Cu merupakan generasi mudanya.

   Kalau begitu, orang aneh berkedok itu lebih dua tingkat dari Hek Sin Kun.

   Padahal sesungguhnya, itu sama sekali tidak masuk akal.

   Sebab ketika Ku Ling Cu meninggal, usianya sudah sembilan puluh lebih.

   Lalu berapa usia orang aneh berkedok itu? Sudah jelas dia sedang mempermainkan Hek Sin Kun.

   Akan tetapi, Hek Sin Kun justru tidak berani melampiaskan kegusarannya, sebab dia tidak tahu harus dengan cara bagaimana berlatih ilmu pukulan Hek Sah Ciang, agar bisa mencapai ke tingkat sepuluh, Kelihatannya orang aneh berkedok itu tahu, maka dia tidak berani bertindak ceroboh.

   Setelah berpikir sejenak, barulah dia menyahut "Beliau almarhum guruku! Apa yang Anda katakan tadi, kami berdua pasti menuruti Tapi mengenai tingkat sembilan ke tingkat sepuluh...."

   Semakin dia menghendaki orang aneh berkedok mengatakannya, orang aneh berkedok itu justru tidak mau mengatakannya.

   "Kalau begitu, lepaskanlah tanganmu!"

   Hek Sin Kun segera melepaskan tangannya, Si Budak Setan bergerak cepat ke sisi Tam Goat Hua. Orang aneh berkedok berkata perlahan-lahan.

   "Asal aku tidak keburu mati, dalam beberapa tahun aku pasti tidak akan mengecewakanmu, Pergilah!"

   Bukan main gembiranya Hek Sin Kun, dan langsung memberi hormat seraya berkata.

   "Terimakasih!"

   Kemudian menunjuk Tam Goat Hua.

   "Dia keponakan kami, maka harus ikut kami karena masih ada urusan lain yang harus kami bicarakan."

   Orang aneh berkedok langsung meludah.

   "Phui! Kau jangan kentut lagi! Dia memang keponakan kalian, tapi dia tidak mau ikut kalian! Lagipula aku pun punya urusan dengannya, kalian pergilah!"

   Wajah Kim Kut Lau sudah berubah tak sedap dipandang, namun Hek Sin Kun terus memberi isyarat kepadanya, agar tidak bergerak sembarangan. Mendadak Kim Kut Lau tertawa gelak, lalu berkata.

   "Anda menghendaki kami pergi, itu jangan cuma di mulut saja!"

   Orang aneh berkedok tertawa terbahak-bahak.

   "Ha ha ha! Baik, aku akan mengantarmu!"

   Dia langsung mengipaskan kipas rombengnya ke arah Kim Kut Lau. Di saat bersamaan, terdengar pula suara seruan Hek Sin Kun.

   "Adik Kim, jangan gegabah!"

   Kim Kut Lau membungkukkan badannya sedikit, lalu melancarkan sebuah pukulan untuk menyambut kipas rombeng itu.

   Ketika melancarkan pukulan itu, Kim Kut Lau menggunakan delapan bagian tenaganya.

   Akan tetapi, sebelum pukulannya menyentuh kipas rombeng tersebut terasa serangkum tenaga yang amat dahysat menerjang ke arahnya, dan itu membuat Kim Kut Lau terhuyung-huyung tujuh delapan langkah ke belakang.

   Hek Sin Kun segera maju, Dia menarik Kim Kut Lau untuk diajak meninggalkan tempat itu.

   -ooo0ooo- Bab 36 Menyaksikan itu, Tam Goat Hua langsung tertawa gembira, kemudian berkata dengan penuh kekaguman.

   "Cianpwee, Lweekangmu sudah tinggi, kira-kira sudah nomor wahid di kolong langit?"

   Orang aneh berkedok menghela nafas panjang.

   "Tidak terhitung itu, karena kini masih ada satu orang, aku masih tidak berani berhadapan dengannya."

   Hati Tam Goat Hua tersentak, gadis itu menatapnya seraya bertanya.

   "Cianpwee bergurau?"

   Orang aneh berkedok menggeleng-gelengkan kepala.

   "Aku tidak bergurau, Kalau saat ini orang itu muncul, aku pasti kabur terbirit-birit."

   Dari puncak Sin Jin Hong hingga di sini, yang diperlihatkan orang aneh berkedok adalah ilmu silat tingkat tinggi, boleh dikatakan nomor wahid di kolong langit Akan tetapi, masih ada seseorang yang akan membuatnya kabur terbirit-birit, itu sungguh tak dapat dipercaya.

   Tam Goat Hua segera bertanya.

   "Siapa orang itu?"

   Orang aneh berkedok menyahut "Justru repotnya di sini, siapa dia, aku pun tidak tahu."

   Mulut Tam Goat Hua ternganga lebar, dan matanya terbeliak.

   "

   Kalau begitu, bagaimana Cianpwee takut kepada nya?"

   Orang aneh berkedok memberitahukan "Aku tidak takut kepada orangnya, hanya takut kepada Pat Liong Thian Im (Suara Langit Delapan Naga), ilmunya itu."

   Mendengar itu, hati Tam Goat Hua tergerak dan kemudian dia berkata.

   "Pat Liong Thian Im? Oh! Aku sudah tahu, maksud Cianpwee suara harpa itu!"

   Kelihatannya orang aneh berkedok sudah tidak mau membicarakan itu, sebab dia langsung mengalihkan pembicaraan.

   "Kau sudah ke istana Setan?"

   Tam Goat Hua mengangguk.

   "Sudah."

   Orang aneh berkedok manggut-manggut "Bagus, Nyalimu cukup besar, Bertemu Lu Leng?"

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang.

   "Sudah bertemu."

   Orang aneh berkedok bertanya.

   "Kau sudah menolongnya keluar?"

   Tam Goat Hua menyahut.

   "Sudah."

   Orang aneh berkedok bertepuk tangan.

   "Bagus! Di mana orangnya?"

   Tam Goat Hua tahu bahwa orang aneh berkedok pasti akan bertanya sampai ke situ, maka dia menghela nafas lagi.

   "Orangnya hilang lagi."

   Orang aneh berkedok tertawa.

   "Gadis liar, jangan bergurau denganku!"

   Tam Goat Hua tersenyum getir "Bagaimana aku berani bergurau dengan Cianpwee? Lu Leng betul-betul hilang lagi."

   Mendadak orang aneh berkedok itu menggeram, kemudian sebelah tangannya memukul ke bawah, Bum! Tanah yang terkena pukulannya langsung berlobang, padahal tadi orang aneh berkedok masih tertawa-tawa.

   Namun begitu dia marah, sungguh mengejutkan! Tam Goat Hua sama sekali tidak berani bersuara saking ketakutan Orang aneh berkedok mencaci "Sungguh tak berguna! Si Tam kecil kok bisa punya anak perempuan yang begini macam? Sungguh mempermalukan kakek moyang keluarga Tam! Mataku sudah buta, menganggapmu sebagai manusia!"

   Tam Goat Hua dicaci maki hingga tak berani bersuara sama sekali, wajahnya memerah dan matanya sudah bersimbah air, kelihatannya nyaris menangis. sedangkan orang aneh berkedok justru terus mencaci maki.

   "Kalau tahu kau begitu tak berguna, lebih baik aku menyuruh orang lain! Tidak akan menelantarkan urusan, Hm! Orang bermarga Tam mana ada yang baik? Phui! semuanya tak berguna!"

   Tam Goat Hua diam saja, Akan tetapi si Budak Setan yang merasa tidak tahan, langsung menegur orang aneh berkedok itu.

   "Sudahlah! Kau jangan terus mencaci maki lagi! Nona Tam yang memasuki istana Setan, nyaris kehilangan nyawanya, Kau masih mempersalahkannya, sungguh keterlaluan !"

   Begitu mendengar teguran si Budak Setan, kegusaran orang aneh berkedok semakin memuncak.

   "Kau Budak Setan, mengerti apa? Kalau dia kehilangan nyawanya, justru menyempurnakannya! Kau tidak usah campur mulut, enyah!"

   Orang aneh berkedok menggerakkan kipas rombengnya, Terdengar suara menderu ke arah si Budak Setan, itu membuatnya termundur-mundur beberapa depa, lalu jatuh gedebuk di tanah.

   Walau si Budak Setan jatuh duduk di tanah, tapi sama sekali tidak mengalami luka baik luar maupun dalam.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Tam Goat Hua yang terus diam itu, akhirnya membuka mulut.

   "Aku tahu harus bertanggung jawab, lagipuia aku sedang mencari nya. Kalau aku tidak menemukannya, barulah Cianpwee mencaci makiku!"

   Orang aneh berkedok tertawa dingin.

   "Kau mau bertanggung jawab tentang itu? Baik, aku beri kau waktu tiga hari! Apabila dalam waktu tiga hari kau tidak dapat menemukan Lu Leng, aku tidak akan peduli Tam Sen, Tam Ek Hui atau anak cucu Tam lagi, satu pun tidak akan kulepaskan!"

   Di puncak Sian Jin Hong, Tam Goat Hua sudah menyaksikan tingkah laku orang aneh berkedok uring-uringan.

   sebentar dia lurus dan sebentar sesat, sehingga membuat orang tidak tahu jelas karakternya, Tadi ketika orang aneh berkedok menolong si Budak Setan, menghadapi Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun, kelihatan persis seperti tokoh tua golongan lurus, Akan tetapi, begitu mendengar Lu Leng hilang, orang aneh berkedok langsung berubah penuh hawa sesat.

   Sesungguhnya Tam Goat Hua ingin menutur tentang hilangnya Lu Leng, setelah itu, dia pun ingin minta bantuan untuk mencari nya.

   Tapi kini mendengar nadanya, sepertinya orang aneh berkedok tak mau peduli apa pun, hanya mengharukan Tam Goat Hua menyerahkan Lu Leng kepadanya.

   Dalam hati Tam Goat Hua amat kesal dan gusar, namun karena memang kecerobohannya, sehingga Lu Leng hilang lagi.

   Orang aneh berkedok memberikannya waktu tiga hari, bagaimana mungkin dalam waktu sesingkat itu akan berhasil menemukan Lu Leng? Karena itu, Tam Goat Hua tertawa dingin seraya bertanya.

   "Bagaimana kalau dalam tiga hari, aku berhasil mencari Lu Leng?"

   Orang aneh berkedok langsung menyahut lantang "Anggaplah omonganku tadi sebagai kentut saja! Aku sudah berjanji akan memberikanmu kebaikan, itu pasti kuberikan."

   Tam Goat Hua mendengus.

   "Hm!"

   Kemudian mengangguk "Baik!"

   Orang aneh berkedok memberitahukan.

   "Tiga hari kemudian, aku berada di rimba ini menunggumu."

   Usai berkata begitu, mendadak badan orang aneh berkedok tampak sempoyongan seakan mau jatuh, namun di saat bersamaan badannya justru melesat pergi dengan gerakan aneh, dan sekejap saja dia sudah tidak kelihatan Setelah orang aneh berkedok itu tidak kelihatan, barulah Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam, kemudian duduk di bawah pohon sambil berpikir Mencari Lu Leng, urusan tersebut jauh lebih sulit daripada ke istana Setan menolong Lu Leng.

   Sebab ke istana Setan menolong Lu Leng, itu masih ada tempat tujuan.

   Namun kini Lu Leng hilang begitu saja, Dia diculik siapa dan berada di mana, Tam Goat Hua sama sekali tidak tahu, Gadis itu menghela nafas panjang, lalu memandang ke arah rimba sambil tennenung, Tiga hari! itu merupakan waktu yang amat singkat! Tam Goat Hua tahu kini gelisah pun tiada gunanya, Yang terpenting dalam waktu tiga hari, harus berhasil mencari Lu Leng, Walau tidak tahu asal-usul orang aneh berkedok, namun ketika dia marah, sungguh tidak boleh dibuat main.

   Tam Goat Hua mulai termenung lagi, Kemudian dia ingat ketika itu ada sebuah tangan menekan bahunya, Dia segera 781 membalikkan badan, tapi begitu cepat tangan itu ditarik kembali, maka gadis itu tidak melihat jelas tangan tersebut.

   Kalau ingin melukainya, tentu gampang sekali.

   Tam Goat Hua terus berpikir, tapi tidak dapat mengungkap apa pun, Kemudian dia mendongakkan kepala, tampak si Budak Setan berdiri di hadapannya, Setelah gadis itu mendongakkan kepala, barulah si Budak Setan berani membuka mulut "Nona Tam, ada kesulitan?"

   Tergerak hati Tam Goat Hua dan membatin, Ginkang si Budak Setan amat tinggi, pergi pulang bagaikan terbang, Dia pasti dapat membantuku, kenapa tidak menutur kejadian itu kepadanya? Karena berpikir begitu, maka Tam Goat Hua segera berkata.

   "Kau duduklah! Aku memang membutuhkan bantuanmu ?"

   Si Budak Setan tertegun Dia duduk di sisi Tam Goat Hua. Gadis itu menutur tentang kejadian itu. Usai mendengar penuturan itu, si Budak Setan segera berkata.

   "Nona Tam, apa yang dikatakan orang aneh berkedok itu, pasti akan dilaksanakannya? Kalau kau tidak berhasil mencari Lu Leng, dia akan turun tangan jahat terhadapmu?"

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang.

   "Sekarang tidak perlu memikirkan itu, Apabila dalam waktu tiga hari aku tidak berhasil menemukan Lu Leng, selanjutnya aku bagaimana menemui orang?"

   Si Budak Setan diam saja, Tam Goat Hua berpikir lagi, lama sekali barulah berkata.

   "Oh ya, setelah meninggalkan si Nabi Setan-Seng Ling, kau ke mana saja?"

   Wajah si Budak Setan langsung berubah muram.

   "Kata tuan penolong, dia pasti akan membunuhku Aku tidak ke mana-mana, hanya berputar-putar di luar istana Setan, karena mencemaskanmu."

   Tam Goat Hua segera bertanya.

   "Pernahkah kau melihat orang yang mencurigakan di sekitar sana?"

   Si Budak Setan berpikir, kemudian mendadak meloncat bangun seraya menyahut.

   "Ada! Pagi ini ketika aku melewati tumpukan batu, terlihat seorang aneh, amat aneh!"

   Tam Goat Hua bertanya cepat "Bagaimana rupa orang aneh itu?"

   Si Budak Setan menyahut "Orang itu... sepertinya terluka parah, Dia duduk di balik batu merawat lukanya...."

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang.

   "Maksudku bertanya padamu, apakah melihat orang yang mencurigakan, kemungkinan menculik Lu Leng, Kenapa kau malah memberitahukan tentang orang terluka itu?"

   Wajah si Budak Setan memerah, kemudian dia menundukkan kepala. Tam Goat Hua merasa tidak tega, lalu tertawa seraya berkata.

   "Coba kau beri tahukan, bagaimana anehnya orang terluka itu! Siapa tahu ada gunanya!"

   Si Budak Setan memberi tahu kan.

   "Orang terluka itu berusia sekitar enam puluhan. wajahnya tampak berwibawa, Dia memakai baju hitam dan jari tengah kanannya memakai sebuah cincin giok...."

   Mendengar sampai di situ, Tam Goat Hua tampak tertegun "Budak Setan, kau bilang jari tengah orang itu memakai apa?"

   Si Budak Setan menyahut "Memakai sebuah cincin giok yang amat indah."

   Seketika air muka Tam Goat Hua berubah te-gang, dan dia bertanya dengan cemas sekali.

   "Bagaimana lukanya? Parahkah?"

   Si Budak Setan menjawab.

   "Lukanya amat parah, wajah pucat pias. Namun ketika melihat diri ku, dia masih bisa tertawa dan berpesan kepadaku tidak boleh beritahukan siapa pun tempat persembunyiannya. Kemudian dia pun menyuruhku pergi membeli obat Aku segera ke kota, kalau tidak, tentunya tidak akan bertemumu."

   "Kau sudah beli obat yang dibutuhkan itu?"

   "Sudah."

   Si Budak Setan mengangguk "Masih berada di dalam bajuku."

   Tam Goat Hua bangkit berdiri "Budak Setan! Cepat bawa aku ke sana menemui-nya!"

   Si Budak Setan menggelengkan kepala.

   "Nona Tam, aku... sudah berjanji kepadanya, tidak akan beritahukan kepada siapa pun tempat persembunyiannya...."

   Tam Goat Hua langsung membentak "Goblok! Dia ayahku!"

   Si Budak Setan terperanjat "Hah? Dia ayahmu? Mari kita cepat ke sana!"

   Mereka langsung berangkat menuju arah barat daya.

   Berselang beberapa saat, mereka sudah menempuh belasan mil, Di depan tampak sebuah bukit kecil yang penuh tumpukan batu, Si Budak Setan menuju ke tumpukan batu, Tam Goat Hua mengikutinya dari belakang, Tak lama mereka sudah sampai di tengah-tengah tumpukan batu itu.

   Tampak seorang tua duduk di situ, Tidak salah, orangtua itu Tam Sen, ayah Tam Goat Hua.

   Begitu melihat Tam Sen, rasa duka dalam hati Tam Goat Hua timbul seketika, Gadis itu berseru sambil menangis terisak-isak.

   "Ayah! Ayah...!"

   Tam Sen membuka matanya. Keningnya ber-kerut-kerut, namun suaranya amat tenang.

   "Anak bodoh, kenapa kau menangis? Kau anggap dirimu masih kecil? Bagaimana kau sampai di sini?"

   Tam Goat Hua menjadi malu hati.

   Dia segera menghapus air matanya seraya menyahut "Teman ini yang memberitahu Oh ya, Ayah menyuruh kami menunggu di Hou Yok, tapi kenapa Ayah tidak ke sana? Kami sampai di puncak Sian Jin Hong, Ayah pun tidak ada.

   Bagaimana Ayah berada di sini dan terluka parah? Aku,., aku...."

   Berkata sampai di situ, air mata Tam Goat Hua meleleh lagi Tam Sen tersenyum, Si Budak Setan menyerahkan obat yang dibelinya, Setelah menerima obat itu, Tam Sen membelai-belai rambut putrinya dengan penuh kasih sayang.

   "Anak bodoh, kau jangan sedih! Sebulan dua bulan luka ayah pasti sembuh, kau tidak perlu cemas! Kau sudah ke puncak Sian Jin Hong, bagaimana keadaan di sana, cepat beritahukan!"

   Tam Goat Hua memperhatikan ayahnya, Walau wajahnya pucat pias, namun tampak tenang sekali, maka gadis itu yakin sebulan dua bulan ayahnya pasti sembuh, maka rasa cemasnya berkurang.

   "Ayah, jangan membicarakan urusan di puncak Sian Jin Hong, sebab banyak hal yang perlu kutanyakan kepada Ayah."

   "Tanyalah! Tapi ayah ingin sekali mendengar tentang kejadian di puncak Sian Jin Hong,"

   Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam, kemudian mulai bertanya.

   "Apakah Ayah dipanggil Hwe Ciau Tocu dan Cit Sat Sin Kun?"

   Tam Sen kelihatan terkejut Dia tidak menyangka putrinya akan mengajukan pertanyaan tersebut Namun hatinya cepat kembali tenang, dan setelah itu dia menyahut "Tidak salah, itu adalah julukan ayah di masa lalu, dalam kurun waktu dua puluh tahun, Namun karena ayah merasa tidak puas akan tindak perbuatan di masa lalu, maka ayah tidak memberitahukan kepada kalian kakak beradik tentang julukan tersebut "Oh!"

   Tam Goat Hua manggut-manggut "Kalau begitu, apa yang dikatakan si Nabi Setan-Seng Ling juga benar?"

   "Apa yang dikatakannya?"

   "Dia mengatakan bahwa dulu bersama ayah, kaum rimba persilatan menjuluki Ayah dan dia sebagai Thian Te Siang Sat. Benarkah itu?"

   "Wuah!"

   Tam Sen tersenyum.

   "Sungguh luar biasa! Tidak sampai dua bulan kau berkeliaran di luar, sudah tahu semua itu!"

   Tam Goat Hua menatap ayahnya, lalu menambah kan.

   "Masih ada, siapa kedua pamanku, ayah tahu kan?"

   Tam Sen mengerutkan kening.

   "Tentu tahu, Yang satu Thaysen Hek Sin Kun, dan yang satu lagi Kim Kut Lau."

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang.

   "Bagaimana aku punya kedua paman itu? Ayah, kalau begitu siapa ibuku?"

   Tam Sen tersenyum terpaksa.

   "Tentu nya adik Hek Sin Kun, kakak Kim Kut Lau."

   Begitu Tam Goat Hua menyinggung tentang ibunya, ayahnya justru seperti dulu, tidak mau menjelaskan Ketika gadis itu baru mau bertanya, Tam Sen sudah mendahuluinya, 788

   "Sudah! sekarang kau beritahu kan, bagaimana keadaan di puncak Sian Jin Hong itu?"

   Tam Goat Hua segera menutur tentang semua kejadian di puncak Sian Jin Hong, Tam Sen mendengarkan dengan kening berkerut kerut Ketika gadis itu menutur tentang orang aneh berkedok, wajah Tam Sen yang pucat pias itu berubah memerah, pertanda amat emosi dalam hatinya.

   Itu tidak terlepas dari mata Tam Goat Hua.

   "Ayah, siapa orang aneh berkedok itu?"

   Tam Sen memejamkan mata sambil menghimpun hawa murninya, Berselang sesaat barulah dia membuka mata seraya menyahut "Kalau ayah bisa bertemu dia, pasti tahu asal-usulnya, tidak akan lebih dari tiga orang, LagipuIa dia memakai kedok itu."

   Dugaan Tam Goat Hua memang tidak salah, orang aneh berkedok itu bukan orang biasa, Teringat akan orang aneh berkedok memberi waktu tiga hari kepadanya untuk mencari Lu Leng, seketika timbullah kegelisahan dalam hatinya, Maka gadis itu segera berkata.

   "Ayah, sebetulnya siapa orang aneh berkedok itu?"

   Tam Sen menyahut perlahan "Kini ayah masih belum bersemangat untuk menjelaskan itu, hanya saja kau tidak boleh mendekatinya, Kepandaian orang aneh berkedok amat lihay, tapi tindakannya semaunya 789 sendiri Kadang-kadang agak uring-uringan, dan kalau marah apa pun dicetuskannya dan pasti dilaksanakannya."

   Begitu mendengar apa yang dikatakan ayahnya, seketika hati Tam Goat Hua berdebar-debar tidak karuan.

   Si Budak Setan yang berdiri di situ, wajahnya sudah berubah pucat pias, Namun Tam Sen tidak melihat perubahan wajah mereka, karena kebetulan dia memejamkan mata.

   "Selanjutnya bagaimana, teruskanlah!"

   Sesungguhnya Tam Goat Hua ingin menutur selanjutnya, tapi mendadak dia teringat akan pesan ayahnya ladi, tidak boleh mendekati orang aneh berkedok itu.

   Kalau dia menutur secara jujur, berarti dia memberitahukan bahwa dirinya punya hubungan dengan orang aneh berkedok itu, Lagipula ketika mendengar orang aneh berkedok, ayahnya sudah tampak emosi.

   Apalagi tahu kalau putrinya punya hubungan dengan orang itu, apakah tidak akan membuat luka ayahnya bertambah parah? Setelah berpikir sejenak, Tam Goat Hua memberi isyarat kepada si Budak Setan, kemudian baru melanjutkan penuturannya.

   "Malam harinya, aku mendengar dari teman ini bahwa Lu Leng berada di dalam istana Setan. Karena itu, aku tertarik dan segera berangkat ke sana untuk menolongnya."

   Tam Sen berkata dengan kagum.

   "Bagus! Kau cukup bernyali, tapi kau tidak berhasil, kan?"

   Tam Goat Hua tertawa.

   "Ayah terlampau memandang rendah diriku. Aku telah berhasil menolong Lu Leng keluar dari istana Setan, Namun... dia justru hilang lagi."

   Tam Sen menatapnya dalam-dalam.

   "Ceritakanlah tentang semua itu sejelas-je!as-nya!"

   Begitu teringat akan semua kejadian di istana Setan, Tam Goat Hua merasa puas dan bangga, lalu menceritakan semua kejadian di sana, berikut tentang hilangnya Lu Leng.

   "Ayah, menurut Ayah Lu Leng ke mana? Ayah bisa menerkanya?"

   Tam Sen tertawa.

   "Tiada dasar dan jejak, bagaimana ayah bisa menerkanya? Goat Hua, kau jangan menganggap urusan di istana Setan telah usai Iho!"

   Tam Goat Hua heran.

   "Maksud Ayah urusan itu belum usai?"

   Tam Sen mengangguk "Tentu belum usai, Seng Bou menyuruhmu pergi menemuinya tiga bulan kemudian, kau anggap dia cuma omong saja? Cepat perlihatkan sepasang telapak tanganmu!"

   Tam Goat Hua segera memperlihatkan sepasang telapak tangannya, Tam Sen menunjuk jalan darah Lau Kiong Hiat di telapak tangan putrinya seraya berkata, 791

   "Lihatlah sendiri!"

   Tam Goat Hua menundukkan kepala, Ternyata di jalan darahnya itu terdapat sebuah titik merah. Dia mendongakkan kepala, Namun sebelum dia bertanya, si Budak Setan sudah berteriak kaget "Hiat Coa Ku (Racun Darah Ular)!"

   Tam Sen tampak terperanjat dan tercengang.

   "Eh? Sobat ini kok tahu tentang keadaan di istana Setan?"

   Tam Goat Hua segera menyahut "Dia orang dalam istana Setan, Ayah, Bagaimana mengenai Hiat Coa Ku itu?"

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Tam Sen memberitahukan.

   "Tentunya merupakan semacam racun. Mereka memberi mu minum racun tersebut Tiga bulan kemudian racun itu bereaksi, dan di kedua telapak tanganmu muncul bayangan berbentuk ular merah."

   Tam Goat Hua terkejut dan bertanya.

   "Ada obat penawarnya?"

   Tam Sen tertawa.

   "Tentu ada. Kini setan tua itu tinggal mempunyai seorang putra, maka pasti tidak akan menyiarkannya mati, Legakanlah 792 hatimu, ayah punya akal agar dia mau menyerahkan obat penawar racun itu."

   Setelah mendengar ucapan itu, Tam Goat Hua langsung menarik nafas lega.

   "Tak disangka, setan tua itu begitu kejam!"

   Tam Sen tertawa.

   "Orang yang lebih kejam dan jahat dari dia masih banyak, Kau baru berkecimpung dalam rimba persilatan apakah menganggap sedang pesiar?"

   Begitu mendengar perkataan ayahnya, Tam Goat Hua teringat akan ucapan orang aneh berkedok, sehingga membuatnya menghela nafas panjang. Tam Sen menatapnya seraya bertanya.

   "Kini kau mau ke mana?"

   Tam Goat Hua menyahut.

   "Aku mau pergi mencari Lu Leng. Biar bagaimanapun aku harus berhasil menemukannya."

   Tam Sen manggut-manggut "Tidak salah, kau memang harus segera menolongnya, Anak itu, kalau jatuh ke tangan orang, pasti menimbulkan banyak urusan dalam rimba persilatan Aaakh! Alangkah baiknya aku dapat membawanya muncul di puncak Sian Jin 793 Hong, Namun ayah telah terluka oleh Pat Liong Thian Im, maka tidak bisa ke puncak itu."

   Mendengar itu, bukan main terkejutnya Tam Goat Hua.

   "Ternyata Ayah terluka oleh Pat Liong Thian Im?"

   Tam Sen tertawa.

   "Kau tahu juga tentang Pat Liong Thian Im?"

   Tam Goat Hua mengangguk "Tentu tahu, itu suara harpa. Aku dan kawan ini pernah terluka oleh suara harpa itu."

   Tam Sen menghela nafas panjang.

   "Aaah! Kekacauan dalam rimba persilatan justru dikarenakan itu, Ketika ayah masih kecil, pernah mendengar tokoh tua berkata "Pat Liong Thian Im Suk, Thian Hia Bu Lim Ning, Pat Liong Thian Im Cut, Thian Hia Bu Lim Ciat" (Suara Langit Delapan Naga Diam, Rimba persilatan Di Kolong Langit Hening, Suara Langit Delapan Naga Muncul, Rimba persilatan Di Kolong Langit Musnah)! Kini kelihatannya Pat Liong Thian Im telah muncul hampir tiga bulan, rimba persilatan di kolong langit masih belum musnah, namun justru sedang menuju kemusnahan."

   Tam Goat Hua segera bertanya.

   "Ayah, sebetulnya apa itu Pat Liong Thian Im, kok begitu lihay?"

   Tam Sen memberitahu kan.

   "ltu merupakan semacam ilmu yang amat lihay. ilmu itu sudah lama hilang dari rimba persilatan Konon tali senar harpa itu dibuat dari urat delapan ekor naga, dan badannya dibuat dari semacam pohon ribuan tahun di dasar laut, maka disebut Pat Liong Khim (Harpa Delapan Naga)! Siapa pun yang memiliki Lweekang tinggi, pasti akan terpengaruh oleh suara harpa itu."

   Tam Goat Hua berpikir sejenak, lalu bertanya.

   "Kalau begitu, apakah tiada cara untuk mengendalikannya?"

   Tam Sen cuma menghela nafas panjang. Dia tidak menyahut sama sekali, lama sekali barulah membuka mulut.

   "Kau ada urusan boleh pergi. Ayah akan tetap di sini merawat luka, Tempat ini amat sepi dan rahasia, maka tidak akan ada orang tahu ayah di sini."

   Mendadak Tam Goat Hua teringat sesuatu, tapi dia justru tidak mengatakan nya, sebaliknya malah bangkit berdiri "Kalau begitu, kami mohon pamit!"

   Tam Sen manggut-manggut, lalu memejamkan mata, Tam Goat Hua segera menarik si Budak Setan untuk diajak pergi. Beberapa mil kemudian, barulah dia bertanya.

   "Apakah masih ada Sari Air Batu di dalam goamu itu?"

   Si Budak Setan menyahut dengan wajah muram, 795

   "Kalau mau mengambil masih ada sedikit, namun kini kita tidak bisa ke sana."

   Tam Goat Hua tercengang.

   "Mengapa?"

   Si Budak Setan menjawab.

   "Karena tuan penolong ingin menangkapku, maka dia menyuruh Hakim Kanan untuk menjaga di dalam goa itu."

   Tam Goat Hua tertawa.

   "Takut apa? Oh ya, hanya Hakim Kanan sendiri?"

   Si Budak Setan mengangguk "Ya."

   Tam Goat Hua menepuk bahunya seraya berkata.

   "Aku juga ke sana, paling bertarung dengannya."

   Si Budak Setan tertawa.

   "Bagus! Nona Tam, tadi Tam Tayhiap bilang, orang aneh berkedok itu... kita tidak jadi mencari Lu Leng?"

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang.

   "Tentu harus mencarinya. Namun percuma terburu buru. Yang penting harus berupaya agar luka ayahku lekas sembuh, barulah cari jalan bersama."

   Si Budak Setan mengangguk Mereka berdua lalu berangkat ke goa tersebut Tam Goat Hua dan Lu Leng meninggalkan istana Setan, hanya menempuh perjalanan satu malam sudah sampai di kota itu.

   Oleh karena itu, mereka masih dalam radius seratus mil dari istana Setan, sedangkan goa tempat tinggal si Budak Setan juga tidak begitu jauh, maka ketika hari mulai sore mereka sudah tiba di depan goa tersebut -ooo0ooo- Bab 37 Begitu tiba di depan goa itu, Tam Goat Hua langsung mengayunkan rantai besi yang melekat di pergelangan tangannya untuk menghantam pintu goa.

   Braaak! Seketika juga terdengar suara sahutan dari dalam.

   "Siapa di luar?"

   Itu suara si Hakim Kanan. Tam Goat Hua segera memandang si Budak Setan. Si Budak Setan cepat-cepat menyahut.

   "

   Hakim Kanan, aku pulang!"

   Terdengar suara tawa si Hakim Kanan di dalam goa, kemudian pintu goa itu terbuka.

   Sebelum pintu goa itu terbuka, Tam Goat Hua sudah siap, Maka begitu pintu goa terbuka, dia langsung melancarkan sebuah pukulan, Rantai yang melekat di pergelangan tangannya menyambar kepala si Hakim Kanan, sedangkan si Hakim Kanan sama sekali tidak menyangka, kalau si Budak Setan akan membawa seseorang ke sana, Dia hanya mengira si Budak Setan menyerahkan diri saking takutnya.

   Pukulan dan sambaran rantai besi itu membuat si Hakim Kanan terkejut bukan kepalang.

   Dia langsung mundur sambil berkelit Akan tetapi, Tam Goat Hua sudah maju selangkah sekaligus melancarkan dua buah pukulan, yaitu jurus Cai Tiap Siang Hui (Sepasang Kupu Kupu Beterbangan).

   Gerakan jurus tersebut amat cepat ditambah sepasang rantai besi menyambar-nyambar mengurung si Hakim Kanan, Saat ini, si Hakim Kanan masih belum melihat jelas siapa yang menyerangnya, Namun dia mengenali sepasang rantai besi itu milik Tam Goat Hua, itu membuatnya tercengang dan terperanjat Mendadak dia membentak keras, lalu melancarkan dua pukulan, Tapi sepasang rantai besi itu telah menyambar tangannya, Dia berusaha menarik kembali tangannya, tapi terlambat, maka seketika terdengar jeritan kesakitan "Aaaakh.-!"

   Walau tangannya telah terhantam rantai besi, namun dia masih dapat menyerang dengan sengit mengarah bagian dada Tam Goat Hua.

   Gadis itu terpaksa meloncat ke belakang, Dia terkejut pula dalam hati, sebab dia telah melancarkan dua jurus serangan mendadak, tapi masih belum berhasil merobohkan si Hakim Kanan, Berarti kepandaian si Hakim Kanan cukup tinggi.

   Oleh karena itu, Tam Goat Hua segera menyerang dengan jurus Thian Peng Te Liak (Langit Runtuh Bumi Retak), jurus itu adalah salah satu jurus dari Cit Sat Sin Ciang, yang mengandung unsur lurus dan sesat.

   Maka dapat dibayangkan betapa lihaynya jurus tersebut Si Hakim Kanan ingin mengeluarkan senjatanya, tetapi angin pukulan itu telah menyambamya.

   Dia berusaha berkelit, tapi bahunya tetap terpukul Kraak! Tulang bahunya patah.

   Pada waktu bersamaan, rantai besi Tam Goat Hua juga menghajar punggungnya.

   "Aaakh!"

   Dia menjerit lalu roboh.

   "Hm!"

   Dengus Tam Goat Hua.

   "Masih mau bertarung lagi?"

   Si Hakim Kanan tidak menyahut Akan tetapi, mendadak dia mengayunkan tangannya, Tampak tiga titik cahaya meluncur cepat ke arah wajah Tam Goat Hua.

   Saat ini mereka hanya berjarak satu depa lebih, sedangkan tiga titik cahaya itu meluncur bagaikan kilat Tam Goat Hua berseru kaget, tapi dia masih sempat berkelit ke kiri.

   Ser Ser Ser! Ketiga titik cahaya itu melewati mukanya, Belum juga rasa kagetnya hilang, sudah tampak lagi tiga titik cahaya meluncur ke arah perutnya, Dalam keadaan terjepit, mendadak Tam Goat Hua menghantam rantai besinya ke bawah.

   Plaak! Tam Goat Hua meminjam tenaga tersebut untuk mencelat ke belakang.

   Di saat itulah si Hakim Kanan sudah bangkit berdiri sambil mengeluarkan sebuah golok tipis.

   Dia menatap Tam Goat Hua dengan bengis, kemudian mendadak menerjang ke arah gadis itu, maka terjadilah pertarungan yang amat sengit Walau bahu kiri si Hakim Kanan telah terluka, tapi serangan-serangannya tetap gencar dan membahayakan Tak terasa pertarungan mereka telah melewati delapan jurus, Hati Tam Goat Hua semakin gelisah, Tiba-tiba gadis itu membentak keras, kemudian menyerang si Hakim Kanan bertubi-tubi, sehingga membuat si Hakim Kanan tergetar mundur dua langkah.

   Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara busur Kemudian si Hakim Kanan pun membentak.

   "Budak Setan, kau...."

   Belum usai ucapan si Hakim Kanan, Tam Goat Hua sudah melancarkan sebuah pukulan ke arahnya, Si Hakim Kanan berusaha berkelit, namun panah kecil yang dilepaskan si Budak Setan telah menembus tenggorokannya, Si Hakim Kanan terkulai tanpa mengeluarkan suara, Di saat itu pukulan yang dilancarkan Tam Goat Hua pun mendarat di dadanya.

   Duuk! Si Hakim Kanan terpental beberapa depa, kemudian roboh dan tak bergerak lagi.

   Tam Goat Hua menoleh.

   Dilihatnya tangan si Budak Setan memegang busur dan wajah tampak murung sekali.

   Tam Goat Hua tahu dia tidak biasa melukai orang, apalagi terhadap orang dari istana Setan, Diam-diam gadis itu menghela nafas, kemudian berkata.

   "Jangan bodoh! Si Hakim Kanan sering membunuh orang dalam rimba persilatan lagipula dia amat jahat! Dia mati memang merupakan ganjaran-nya, kau tidak perlu berduka karenanya! Cepat ambil Sari Air Batu!"

   Si Budak Setan menarik nafas dalam-dalam.

   "Dia memang pernah menghinaku, tapi,., juga pernah berlaku baik terhadapku!"

   Usai berkata begitu, si Budak Setan mendekati batu ajaib, lalu memandang Tam Goat Hua seraya berkata.

   "Nona Tam, bisakah kau memecahkan batu ini?"

   Tam Goat Hua tertegun.

   "Kalau batu ini di pecahkan, bukankah selanjutnya kita tidak akan dapat memperoleh Sari Air Batu lagi?"

   Si Budak Setan menyahut "Apa boleh buat, sebab tiada jalan lain lagi."

   Tam Goat Hua diam sejenak, setelah itu dia menatap si Budak Setan dan berkata.

   "Kalau kau tidak berniat, aku pun tidak akan memaksamu."

   Si Budak Setan tertawa.

   "Nona Tam, kau omong apa? Bagaimana mungkin aku tidak berniat? Bukankah kini aku sudah tidak boleh ke mari lagi? Untuk apa batu ini dibiarkan di sini untuk mereka?"

   Tam Goat Hua manggut-manggut, kemudian mengerahkan Lweekangnya dan mengayunkan rantai besi di lengannya, Braaak! Batu itu belah menjadi empat.

   Tampak suatu benda lunak di dalamnya, yang berwarna kekuning-kuningan, Si Budak Setan segera menjulurkan tangannya untuk mengambil benda itu lalu berkata.

   "Tam Goat Hua, ini pasti Sari Batu."

   "Kita harus cepat pergi, sebab kalau tertambat kita pasti celaka."

   Sembari berkata, Tam Goat Hua mengambil benda itu dari tangan si Budak Setan, Kemudian mereka berdua segera meninggalkan goa itu.

   Ketika mereka keluar dari goa, hari sudah mulai gelap, Maka tanpa membuang waktu lagi mereka langsung berangkat ke tempat persembunyian Tam Sen, Setelah tengah malam, sampailah mereka di bukit kecil itu.

   Di bawah sinar rembulan yang remang-remang, tampak Tam Sen berbaring di tengah-tengah tumpukan batu, Dia memandang Tam Goat Hua dengan mata terbelalak.

   Tam Goat Hua menjulurkan tangannya seraya berkata.

   "Ayah, lihatlah benda apa ini?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menerima benda lunak itu, lalu diperhatikannya, Mendadak dia tampak tersentak .

   "Eh? Ini... ini Sari Batu laksaan tahun, Sari Batu ini tumbuh di dalam batu laksaan tahun, dan mengeluarkan Sari Air Batu, Kau dapat dari mana barang ini?"

   Tam Goat Hua menyahut dengan bangga.

   "Ayah tidak usah mempedulikan itu, Tempo hari aku terluka oleh Pat Liong Thian Im. Tapi setelah aku minum Sari Air Batu, dalam waktu semalam lukaku sudah sembuh, cepatlah Ayah makan Sari Batu itu!"

   Tam Sen menghela nafas panjang.

   "Goat Hua, kalau begitu dapat kau langsung makan, Lweekangmu akan bertambah sama dengan sepuluh tahun kau berlatih."

   Tam Goat Hua terperanjat "Ayah, apakah kini sudah tiada manfaatnya lagi?"

   Tam Sen memberitahukan "Benda ini sudah berubah menjadi batu karena terhembus angin, tentu khasiatnya tidak seperti semula, sungguh sayang sekali! Terus terang, ribuan tahun pun sulit bertemu Sari Batu ini."

   Tam Goat Hua tidak merasa menyesal meskipun tidak makan Sari Batu tersebut ketika baru diperolehnya dari dalam goa, Dia ingin mengambil benda itu hanya demi mengobati luka ayahnya, tidak bermaksud menambah Lweekangnya, sementara Tam Sen terus memandang Sari Batu yang masih dipegangnya.

   Kemudian dia mengerahkan Lweekangnya untuk menghancur Sari Batu yang telah beku itu dan langsung dimasukkan ke dalam mulutnya, Berselang beberapa saat, barulah dia berkata.

   "Dengan adanya Sari Batu, dalam waktu tiga hari lukaku pasti sembuh."

   Seketika juga Tam Goat Hua menarik nafas dingin, lalu segera bertanya.

   "Masih membutuhkan waktu tiga hari?"

   Berarti urusan mencari Lu Leng, tetap harus mengandal pada dirinya sendiri, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengangguk "Tentu tapi esok pagi ayah sudah boleh berjalan, tidak usah meringkuk di tempat ini lagi.

   Namun ayah harus terus melakukan perjalanan ke Bu Yi San, untuk mencegah pertumpahan darah antara Go Bi, Tiam Cong dengan Tujuh Dewa."

   Padahal Tam Goat Hua ingin minta bantuan ayahnya untuk mencari Lu Leng, namun dia justru tidak membuka mulut Karena dia teringat akan hilangnya Lu Leng yang agak misterius, tambah satu orang mencarinya juga belum tentu ada artinya, Malam harinya, Tam Sen menghimpun hawa murni untuk mengobati lukanya.

   sedangkan Tam Goat Hua dan si Budak Setan duduk beristirahat di atas sebuah batu semalaman.

   Keesokan harinya, luka yang diderita Tam Sen sudah sembuh lima bagian, Dia berjalan keluar dari tengah-tengah tumpukan batu menghampiri si Budak Setan.

   "Terimakasih atas bantuanmu, sobat kecil! Bolehkah aku tahu namamu?"

   Wajah si Budak Setan langsung kemerah-merahan, dan Tam Goat Hua segera menyahut "Sejak kecil dia tidak punya orangtua, jadi dia tidak tahu marganya!"

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Tam Sen mengerutkan kening.

   "Sungguh keterlaluan! Bagaimana mungkin si Nabi Setan-Seng Ling tidak tahu nama pemilik Busur Api?"

   Mendengar itu, sepasang mata si Budak Setan langsung berbinar-binar, kemudian dia berkata.

   "Tam Tayhiap, aku percaya setelah aku mengerti urusan, sosok tengkorak yang di dalam goa itu pasti familiku."

   Tam Sen manggut-manggut "Tentu, pemilik Busur Api adalah kepala Coan Pian Liok Couw (Enam Jelek Dari Daerah Coan Pian), julukannya Couw Ling Koan bernama Oey Tung. Sudah lama misteri kematiannya kemungkinan besar kau anaknya."

   Bagian 16

   "Couw Ling Koan Oey Tung..."

   Gumam si Budak Setan.

   "Kalau begitu, aku bermarga Oey?"

   Tam Goat Hua menyahut cepat "ltu sudah pasti, Aku akan memilih sebuah nama yang paling bagus dan cocok untukmu."

   Betapa gembiranya si Budak Setan, dan langsung bertanya.

   "Pilih nama apa untukku?"

   Tam Goat Hua berpikir sejenak, lalu menjawab.

   "Sim Mei (Hati Indah), bagaimana?"

   Si Budak Setan menggeleng-gelengkan kepala.

   "Tidak bagus, itu sama juga mengatai diriku jelek."

   Tam Sen tertawa.

   "Sebetulnya nama tersebut cukup bagus, namun kau berhati jujur dan lurus, maka tidak mau memakai nama itu. Bagaimana kalau diganti dengan Sim Tit (Hati Lurus) saja?"

   Si Budak Setan tertawa gembira.

   "Baik. Mulai sekarang aku bernama Oey Sim Tit."

   Tam Goat Hua segera memberi selamat ke padanya, dan itu membuat Oey Sim Tit girang bukan main, Akan tetapi, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen justru tidak tahu, bahwa orang yang mati di dalam goa itu, bukanlah kepala Coan Pian Liong Couw Oey Tung, melainkan orang lain dan itu merupakan suatu teka-teki, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berangkat ke Bu Yi San, sedangkan Tam Goat Hua dan si Budak Setan yang kini sudah bernama Oey Sim Tit berdiri di atas batu, memandang punggung Tam Sen yang kian menjauh.

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang, lalu memandang Oey Sim Tit seraya berkata.

   "Sobat Oey, satu hari sudah berlalu."

   Oey Sim Tit juga menghela nafas panjang, kemudian menyahut perlahan.

   masih dua dua hari.

   Tam Goat Hua masih ingat akan pesan ayahnya, jangan melibatkan diri dengan orang aneh berkedok itu.

   Namun dia justru telah melibatkan diri untuk suatu kesulitan, Apa yang diucapkan orang aneh berkedok di rimba itu tentunya braan merupakan ucapan kosong.

   Kalau Lu Leng diculik orang, kini sudah lewat satu hari, tentunya sudah dibawa pergi ratusan mil.

   seandainya berhasil menemukannya, dalam waktu tiga hari juga belum tentu dapat kembali ke rimba itu.

   Kini, harapan satu-satunya yakni Lu Leng berada di sekitar daerah itu.

   Setelah berpikir cukup lama, Tam Goat Hua berkata kepada Oey Sim Tit dengan sungguh-sung-guh.

   "Sobat Oey, Ginkangmu amat tinggi, kau boleh berputarputar di sekitar kota itu dalam jarak ratusan mil, coba lihat apakah ada orang yang mencurigakan! Kalau ada, kau tidak boleh bergebrak dengan orang itu, harus segera ke kota itu menemuiku. Aku akan berada di kota itu melihat-lihat situasi. Berhasil atau tidak, tengah hari, sore dan tengah malam kita bertemu di sana, Kalau sampai saatnya tidak ada hasil apaapa, barulah kita rundingkan lagi."

   Oey Sim Tit mengangguk berulang kali dan menyahut "Baik, aku pergi sekarang."

   Badannya bergerak, tahu-tahu sudah beberapa depa. Kemudian Tam Goat Hua berseru.

   "Ingat! Biar bagaimanapun kau tidak boleh turun tangan!"

   "Ya!"

   Sahut Oey Sim Tit.

   Badannya bergerak lagi, dalam sekejap sudah hilang dari pandangan Tam Goat Hua.

   Tam Goat Hua tahu, kalau hingga tengah malam nanti tidak menemukan Lu Leng, dia terpaksa harus kembali ke rimba itu menemui orang aneh berkedok dengan pasrah.

   Dia menghela nafas panjang, kemudian memasukkan kedua ramai besi ke dalam lengan bajunya, Setelah itu, barulah dia melesat pergi menuju kota tersebut.

   Sepanjang jalan dia terus memperhatikan setiap orang.

   Namun yang didapatkannya hanya pelancong dan pedagang, jarang terlihat kaum rimba persilatan.

   Tam Goat Hua tidak tahu, bagaimana perkembangan pertemuan di puncak Sian Jin Hong, Dia hanya tahu, sudah banyak kaum rimba persilatan yang telah meninggalkan puncak gunung itu, Namun dia justru tidak tahu, apa sebabnya kaum rimba persilatan itu menuju istana Setan, Di rumah makan, Tam Goat Hua mendengar perkataan Kim Kut Lau dan Yu Lao Pun, bahwa mereka ke mari dikarenakan demi Lu Leng.

   Apakah semua kaum rimba persilatan itu sudah tahu bahwa Lu Leng berada di istana Setan? Akan tetapi, ada satu hal yang amat membingungkannya, yakni mengenai dirinya yang kabur dari istana Setan, kenapa si Nabi Setan-Seng Ling masih belum keluar mengejamya? Berdasarkan sifat si Nabi Setan-Seng Ling, tidak mungkin dia akan menyudahi urusan itu begitu saja, Kemungkinan besar sudah banyak kaum rimba persilatan berkumpul di depan istana Setan, sehingga membuat si Nabi Setan-Seng Ling agak repot menghadapi mereka, maka tiada waktu baginya untuk mengejar gadis itu.

   Berpikir sampai di sini, Tam Goat Hua membatin Kenapa dia tidak ke istana Setan untuk menyelidiki? Mendadak Tam Goat Hua tertawa sendiri, karena kalau Lu Leng sudah diculik orang, bagaimana mungkin orang itu akan kembali ke istana Setan? Dia melakukan perjalanan sambil berpikir Tak seberapa lama kemudian dia sudah sampai di kota itu, Keadaan di kota tersebut tiada beda banyak dengan kemari n.

   Tam Goat Hua memperlambat langkahnya, berputar-putar di kota itu, kemudian bersantap di rumah makan itu pula, Walau sudah mulai tengah hari, namun dia tetap tidak memperoleh apa pun.

   Resah sekali hati Tam Goat Hua.

   Dia meninggalkan rumah makan, lalu melangkah perlahan di jalan besar sambil menengok ke sana ke mari.

   Tiba-tiba terdengar suara kereta di belakangnya, yang makin lama makin dekat Tersentak hati Tam Goat Hua, Dia segera memasuki sebuah jalan kecil, kemudian mengintip dari sana.

   "Phui!"

   Terdengar suara orang meludah.

   Ternyata tadi ketika mendengar suara kereta, Tam Goat Hua mengira kereta mewah itu muncul Tapi ketika dia mengintip, yang dilihatnya sebuah kereta ekspedisi Tampak dua piausu berjalan ke depan, dan seorang berbadan kurus kecil duduk di punggung kuda.

   Rupanya orang itu kepala piawsu.

   Akan tetapi, dia duduk di punggung kuda dengan kepala tertunduk, sepertinya mengantuk sekali Kalau di pinggangnya tidak terdapat senjata, orang tidak akan mengira dia kaum rimba persilatan.

   Ketika melihat kereta itu, Tam Goat Hua sama sekali tidak menaruh perhatian.

   DI saat dia baru mau meninggalkan jalan kecil tempat dia menginap, tampak didalam kereta itu selain beberapa macam bungkusan, terdapat pula sebuah peti kulit berukuran setengah meter kali satu meter setengah.

   Begitu melihat peti kulit itu, hati Tam Goat Hua tergerak karena biasanya kalau barang yang dikawal itu berupa emas atau perak pasti disimpan di dalam peti besi atau kalau berupa barang yang amat berharga berada di badan.

   Akan tetapi menggunakan peti kulit memuat barang kawalan itu tidak pernah terjadi pada perusahaan ekspedisi manapun.

   Lagipula bentuk peti kulit itu agak aneh.

   Kalau diperhatikan justru mirip sebuah peti mati.

   Badan Lu Leng setinggi Tam Goat Hua yang tidak begitu gemuk.

   Apabila dimasukkan ke dalam peti kulit itu, memang pas sekali.

   Oleh karena itu Tam Goat Hua mengambil keputusan untuk mengejar kereta ekspedisi itu.

   Setelah mengambil keputusan tersebut, dia segera mengikuti kereta ekspedisi tersebut, Tak seberapa lama kereta itu sudah berada di luar kota, dan Tam Goat Hua pun terus menguntitnya dari belakang.

   Kereta ekspedisi itu terus bergerak ke depan, Kira-kira setengah mil kemudian, tiba-tiba kereta ekspedisi itu membelok ke arah timur, yakni ke sebuah jalan kecil, bahkan berliku-liku, sehingga kereta ekspedisi itu tergoyang-goyang, Peti kulit yang di dalam kereta pun ikut bergoyang dan kadang-kadang tergoncang ke alas, Wa-lau Tam Goat Hua berada di belakangnya empat lima depa, tapi sepasang matanya terus memandang lekat-lekat peti kulit itu, maka dia melihat di peti kulit itu terdapat beberapa buah lobang kecil Itu membuat Tam Goat Hua menjadi curiga, Kalau peti kulit itu tidak berisi orang, untuk apa dilindungi? Peti kulit itu dilobangi, tentunya agar udara bisa masuk, supaya orang yang di dalamnya tidak mati kehabisan udara, Berpikir sampai di situ, Tam Goat Hua jadi girang bukan main, Dia terus mengikuti kereta ekspedisi itu, Beberapa mil kemudian kereta itu sudah sampai di daerah yang amat sepi, sedangkan si kurus itu tetap duduk di punggung kuda dengan kepala tertunduk, Tam Goat Hua tahu, saat ini sudah tengah hari, harus pergi menemui Oey Sim Tit.

   Maka dia tidak mau membuang waktu lagi, Namun ketika dia baru mau memunculkan diri, mendadak si kurus meluruskan badannya, lalu merentangkan sepasang lengannya sambil bersin beberapa kali, Di saat bersamaan, kuda tunggangannya pun berhenti dan si kurus langsung meloncat turun, Menyaksikan gerak-geriknya begitu gesit, Tam Goat Hua tidak berani bertindak ceroboh, maka segera menghentikan langkahnya, Tiba-tiba si kurus yang berusia lima puluhan dan bertampang malas-malasan itu berkata dengan dingin.

   "Cukup! Nona tidak perlu terus menguntit, kalau ada urusan silakan, Nona memberi petunjuk!"

   Tersentak Tam Goat Hua. Tak disangka si kurus bukan orang biasa, Dia sudah tahu dirinya menguntit di belakang, Tam Goat Hua maju beberapa langkah, kemudian berkata.

   "Maaf! Maaf! Bolehkah aku tahu siapa Anda?"

   Orang itu kelihatan seperti belum puas tidur.

   Dia bersin beberapa kali lagi, setelah itu barulah menyahut "Piausu yang tak terkenal, tak perlu dibicarakan soal nama! Nona keluar dari jalan kecil di kota, terus menguntit hingga sekarang, tentunya bukan untuk mengetahui namaku, bukan?"

   Tam Goat Hua berkata dalam hati.

   "Bagus! Ternyata dia sudah tahu dari tadi!"

   Orang itu mengatakan dirinya tak terkenal, justru membuat Tam Goat Hua semakin tidak berani bertindak gegabah. Gadis itu malah tersenyum, lalu berkata.

   "Aku memang agak keterlaluan, harap Piau Tau jangan marah!"

   Orang itu menatapnya dingin.

   "Kau mau apa, katakanlah!"

   Tam Goat Hua langsung menunjuk kereta ekspedisi seraya menyahut "Piau Tau, peti kulit itu berisi apa, aku ingin melihat isinya."

   Begitu mendengar ucapan Tam Goat Hua, tampang si kurus yang malas-malasan itu segera sirna, dan sepasang matanya langsung melotot lajam, Kemudian dengan sikap masih seperti mengantuk dia berkata dingin.

   "Tidak boleh membiarkan kau lihat!"

   Tam Goat Hua sudah menduga, orang itu pasti menjawab begitu, justru itu, dia semakin ingin tahu apa isi peti kulit tersebut Oleh karena itu, dia segera bertanya mendesak "Sebetulnya peti kulit itu berisi apa, tentunya boleh diberitahukan."

   Orang itu menggeleng-gelengkan kepala, lalu bersin beberapa kali setelah itu baru menyahut 814

   "Tidak bisal"

   Tam Goat Hua langsung mendengus.

   "Hm! pokoknya aku harus melihat!"

   Mendadak orang itu tertawa.

   "Ha ha ha! Gadis kecil, lebih baik kau pulang saja! Dua tahun lagi kau akan menjadi istri orang, hidup tenang dan bahagia, jangan karena mengerti beberapa jurus ilmu silat lalu kau ingin cari gara-gara."

   Apa yang dikatakan orang itu, membuat Tam Goat Hua merasa gusar tapi juga merasa geli.

   "Phui! siapa ingin banyak bicara denganmu? Kalau Anda tidak mau minggir aku terpaksa turun tangan!"

   Orang itu menyahut cepat.

   "Kalau begitu, cepatlah kau turun tangan!"

   Tam Goat Hua langsung bergerak ke arah orang itu, sesungguhnya dia hanya ingin melihat isi peti kulit itu, barang kali Lu Leng, sama sekali tidak bermaksud bergebrak dengan orang itu.

   Oleh karena itu, ketika badannya bergerak, dia hanya ingin melewati sisi orang tersebut menuju kereta ekspedisi, maksudnya membuka peti kulit melihat isi nya.

   Akan tetapi, orang itu pun langsung menjulurkan sepasang tangannya, Gerakannya sungguh aneh, sebab kelihatannya 815 lamban tapi cepat sekali Kelima jarinya terbuka seakan ingin mencengkeram gadis itu, Begitu menyaksikan gerakan orang itu menghalanginya, hati Tam Goat Hua tergerak.

   Dia memang tidak pernah menyaksikan gerakan seperti itu, namun pernah mendengarnya.

   Akan tetapi, gadis itu justru lupa gerakan itu berasal dari perguruan mana.

   Karena dirinya terhalang, tidak mau bergebrak pun sudah tidak bisa, Maka dia terpaksa mengibaskan lengan kanannya, mengeluarkan setengah jurus Cai Tiap Siang Hui (Sepasang Kupu Kupu Bertcrbangan).

   jurus tersebut harus digerakkan dengan sepasang lengan, namun soal ini hanya menggunakan sebelah lengan, karena itu dikatakan setengah jurus.

   Begitu setengah jurus itu dikeluarkan rantai besi yang melekat di lengannya pun ikuti menyambar jarak mereka begitu dekat, maka sulit bagi orang itu untuk berkelit Tapi mendadak, badan orangku bergerak ke belakang dua langkah, maka serangan Tam Goat Huat jatuh di tempat kosong.

   Gerakan menghindar orang itu amat aneh mengejutkan gadis itu.

   Setelah menghindar, orang itu berkata dengan dingin.

   "Gadis kecil! ternyata kau tidak hanya mengerti beberapa jurus saja."

   Padahal Tam Goat Hua hanya mengeluarkan setengah jurus, tapi orang itu dapat melihat gadis tersebut berkepandaian tinggi "Hm!"

   Dengus Tam Goat Hua.

   Dia mendadak menggerakkan lengan kirinya mengeluarkan setengah jurus Cai Tiap Siang Hui.

   Satu jurus dipecah dua, itu tidak mengurangi kedahsyatan jurus tersebut, sebaliknya malah bertambah lihay.

   -ooo0ooo- Bab 38 Lengan kiri bergerak, maka rantai besi yang di lengan kiri itu pun ikut menyambar Di saat bersamaan gadis itu maju selangkah sekaligus menyerang lagi dengan jurus Sian Tong Sang Kua (Bocah Dewa Mengantar Buah) dan Pek Yun Hoan Cien (Awan Putih Berputar)! Si kurus tidak batas menyerang, melainkan hanya berkelit dan menghindar Gerakannya tampak lamban dan malas-malasan, namun sesungguhnya amat cepat sehingga dalam keadaan bahaya, dapat berkelit dengan baik sekali.

   Tam Goat Hua sudah menyerang dengan tiga jurus, tapi orang itu justru tidak balas menyerang, itu membuat gadis tersebut amat penasaran.

   Maka dia maju selangkah dan sebelah kakinya digeserkan ke kiri, tangannya bergerak, ternyata jurus Thian Peng Te Liak (Langit Runtuh Bumi Retak) dikeluarkannya untuk menyerang si kurus, Jurus tersebut merupakan salah satu jurus ilmu pukulan Cit San Sin Ciang yang berjumlah tujuh jurus, itu adalah jurus pertama dari ilmu pukulan tersebut, Ketika Tam Sen mengajar Tam Goat Hua dan Tam Ek Hui kakaknya, tidak memberitahukan bahwa itu adalah ilmu pukulan Cit Sat Sin Ciang, Dia hanya mengatakan apabila berjumpa musuh tangguh, barulah boleh mengeluarkannya.

   Tapi cukup mengeluarkan tiga jurus saja, yakni Thian Peng Te Liak, Hai Kou Ciok Lan dan jurus Hong Cien Sah Cing, putar balik ketiga jurus itu saja, Kalau musuh tahu, tentunya akan mundur, Apabila ketiga jurus itu tidak dapat membuat musuh mundur, barulah boleh mengeluarkan jurus berikutnya.

   Walau sifat kekanak-kanakan masih melekat pada diri Tam Goat Hua, tapi dia tidak berani melalaikan pesan ayahnya, Kemarin menghadapi si Hakim Kanan di dalam goa, dia mengeluarkan ilmu pukulan tersebut, hasilnya sungguh luar biasa, Hari ini, kalau tidak dapat menemukan Lu Leng, dia pasti repot, Maka langsung dikeluarkannya ilmu pukulan itu, Begitu Tam Goat Hua baru mengeluarkan ilmu pukulan tersebut, air muka si kurus tampak berubah.

   Dia segera meloncat ke belakang sambil berseru kaget.

   "Cit Sat San Ciang!"

   Setelah berseru kaget, orang itu pun bersiul.

   Tidak panjang suara siuIannya, namun amat tak sedap didengar Orang itu bersiul tujuh kali, sekaligus mencelat ke belakang, Tam Goat Hua tidak mengerti maksud siulan iiu.

   Mungkin orang tersebut memanggil teman-temannya, 818 Ketika melihat orang itu mencelat jauh, Tam Goat Hua ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk melihat isi peti kulit tersebut apakah peti kulit itu berisi Lu Leng? Tam Goat Hua langsung melesat, tapi bukan mengejar orang itu, melainkan melesat ke arah kereta ekspedisi.

   Sebelum dekat, dia melihat peti kulit itu mendadak mencelat ke atas mengeluarkan suara "Bum".

   Melihat itu, Tam Goat Hua yakin peti kulit itu berisi makhluk hidup, yang kemungkinan besar Lu Leng.

   Betapa girang hatinya, tapi peti kulit itu jatuh ke bawah lagi, Saat ini, Tam Goat Hua tersentak sadar, bahwa dugaannya meleset Karena kalau peti kulit itu berisi Lu Leng, sudah pasti jalan darahnya ditotok agar tidak bisa bergerak dan tidak bisa membuka peti kulit itu, Begitu tersentak sadar, Tam Goat Hua segera menghentikan langkahnya, Di saat itulah tiba-tiba terdengar suara mendesis dan kemudian tampak sesuatu berwarna-warni di dalam peti kulit itu.

   Ketika melihat itu, seketika Tam Goat Hua jadi tertegun.

   Bersamaan itu, dia pun sudah melihat jelas sesuatu yang berwarna-warni tersebut, ternyata seekor ular beracun yang bentuknya amat aneh, Badan ular beracun itu agak gepeng, namun tampak indah sekali, sebab seluruh badannya berwarna-warni dan mengkilap, Setelah merayap keluar, ular beracun itu menyemburkan racun dan mengeluarkan suara mendesis-desis, Tam Goat Hua segera meloncat mundur ke belakang, Ketika itu si kurus itu bersiul pendek lagi tujuh kali, Sebelum suara siulan si kurus hilang, ular beracun itu sudah meluncur cepat bagaikan pelangi ke arah Tam Goat Hua.

   Betapa terkejutnya gadis itu.

   Dia cepat-cepat meloncat ke belakang sekaligus mengayunkan rantai besinya, Akan tetapi, ular beracun itu gesit sekali, Badannya yang masih di udara langsung melingkar dan merosot ke bawah, sudah barang tentu terhindar dari sambaran rantai besi itu, BaruIah Tam Goat Hua melihat jelas ular beracun itu amat besar dan panjang, pantas harus menggunakan peti kulit yang berukuran besar memuatnya, sehingga Tam Goat Hua mengira peti kulit itu berisi Lu Leng.

   Tadi orang itu mundur, jelas tidak berani menghadapi Tam Goat Hua.

   Tapi kemudian dia bersiul memanggil ular beracun itu menghadapinya, maka sudah dapat dipastikan ular tersebut amat lihay.

   Tam Goat Hua menatap ular beracun itu dengan mata tak berkedip dan bersiap-siap, sehingga sama sekali tidak mempedulikan orang kurus itu berada di mana, Ular beracun itu melingkar di tanah, dan terus-menerus menyemburkan racun, Tam Goat Hua sedang berpikir harus dengan cara apa menundukkan ular beracun itu, mendadak dia merasa ada suara di belakangnya, ternyata ada senjata mengarahnya, Gadis itu mendongakkan kepala, tampak dua piausu lain berdiri tak jauh dari situ sambil tersenyum-senyum, Berarti orang yang kurus itu membokongnya dengan senjata.

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Ular beracun berada di hadapannya, maka membuatnya tidak berani membalikkan badannya, Tam Goat Hua amat gusar dan gugup.

   Orang kurus itu memelihara ular beracun, tentunya bukan orang baik-baik, Kenapa harus merasa enggan turun tangan jahat terhadapnya? Karena berpikir begitu, gadis itu langsung membalikkan tangannya melancarkan sebuah pukulan, itu adalah jurus kedua, Hai Kou Ciok Lan (Laut Lapuk Batu Berlobang), Terdengar suara "Bum", kemudian si kurus mengeluarkan suara "Ng"

   Dan cepat-cepat mencelat ke belakang.

   Di saat itulah ular beracun itu mendadak meluncur ke arah Tam Goat Hua, dan tercium pula bau amis yang amat menusuk hidung.

   Tam Goat Hua tersentak dan langsung meloncat ke belakang, Akan tetapi, sekonyong-konyong ular beracun itu membuka mulut, sekaligus menyemburkan racunnya ke arah muka gadis itu.

   Bukan main terkejutnya Tam Goat Hua.

   Dia sama sekali tidak menyangka ular beracun itu dapat bergerak begitu aneh, cepat dan amat gesit Oleh karena itu, Tam Goat Hua segera menyerang dengan jurus Hong Cien Sah Cing (Angin Berhembus Pasir jadi Bersih), 821 jurus tersebut menimbulkan angin yang amat kuat dan menderu-deru.

   Begitu merasa ada angin yang kuat mengarahnya, ular beracun itu cepat-cepat melingkar Pada saat itu!ah, Tam Goat Hua mengayunkan rantai besinya ke arah si kurus, Si kurus meloncat ke belakang, kemudian berkata dengan penuh kegusaran "Cit Sat Sin Kun punya dendam apa dengan Tiam Cong Pai? Harap dijelaskan!"

   "Oooh!"

   Tam Goat Hua manggut-manggut, Kini barulah dia teringat akan gerakan orang kurus itu berasal dari perguruan Tiam Cong. Ternyata kau dari Tiam Cong Pai!"

   Orang kurus itu mendengus.

   "Hm! Sui Sian (Dewa Tidur) Cin Mang Kak adalah aku, kau pernah dengar?"

   Ternyata orang kurus itu adalah si Dewa Tidur Cin Mang Kak.

   ilmu andalannya yakni Sui Pat Sian (Delapan Dewa Tidur), Dia masih terhitung saudara seperguruan dengan ketua Tiam Cong Pai, namanya amat cemerlang dalam rimba persilatan Kalau dia bersama ular beracun itu melawan Tam Goat Hua, belum tentu gadis itu bisa menang, maka lebih baik menyudahi urusan tersebut Pikir gadis itu, lalu tertawa seraya berkata.

   "Harap Cin Tayhiap jangan marah, kalau tadi Cin Tayhiap menyebut nama, sudah pasti tidak akan terjadi kesalah pahaman ini. Ayahku dengan Tiam Cong Pai, sama sekali tidak punya dendam apa pun. Tadi hanya dikarenakan aku mengira 822 peti kulit itu berisi temanku yang menghilang, maka terjadi kesalahpahaman. Harap Cin Tayhiap sudi memaafkanku!"

   Pada dasarnya Tam Goat Hua berhati jujur dan lurus, maka begitu tahu dirinya salah, langsung mengaku dan mau minta maaf Wajah Cin Mang Kak mulai berubah lembut Kemudian dia bersiul pendek tujuh kali, maka ular beracun itu langsung meluncur ke dalam peti kulit Cin Mang Kak segera menutup peti kulit itu, dan kemudian barulah berkata.

   "Kalau begitu, kita berpisah di sini saja!"

   Tam Goat Hua tersenyum "Cin Tayhiap, ular beracun itu amat luar biasa, sungguh membuat mataku terbuka!"

   Cin Mang Kak bersin beberapa kali, setelah itu baru menyahut "Ular ini disebut Giok Mian Tay, bisa berdiri dengan ujung ekornya. ini tergoIong ular langka."

   Usai berkata, Cin Mang Kak meloncat ke punggung kudanya, dan tak lama kereta ekspedisi itu mulai bergerak meninggalkan tempat tersebut Tam Goat Hua berdiri termangu-mangu di tempat Tadi dia mengira peti kulit itu berisi Lu Leng, tidak tahunya berisi ular beracun, bahkan nyaris mengikat permusuhan pula dengan Cin Mang Kak, itu membuatnya menghela nafas panjang.

   Dia mendongakkan kepala memandang ke angkasa, Dia tahu 823 bahwa waktu sudah lewat tengah hari.

   Maka gadis itu segera kembali ke kota.

   Ketika Tam Goat Hua baru memasuki jalan besar, melihat Oey Sim Tit berputar ke sana ke mari di jalan besar itu, Begitu melihat gadis itu, dia langsung menghampirinya.

   Tam Goat Hua menatapnya, Air mukanya Oey Sim Tit tampak agak tegang.

   Maka gadis itu segera bertanya dengan suara rendah.

   "Bagaimana? Ada hasilnya?"

   Oey Sim Tit menengok ke sana ke mari, kemudian menarik tangan Tam Goat Hua untuk diajak ke sebuah jalan kecil "Aku melihat seorang kurus mengawal sebuah kereta ekspedisi. Di dalam kereta terdapat sebuah peti kulit."

   Mendengar ucapan itu, Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam.

   "Aku pun sudah melihatnya. Peti kulit itu berisi seekor ular beracun."

   Oey Sim Tit mengeluarkan suara "Oh", lalu melanjutkan penuturannya.

   "Masih ada, aku melihat seorang tinggi besar membawa sebuah obor memasuki sebuah rumah besar di sebelah utara kota ini. Aku pernah melihat orang itu di puncak Sian Jin Hong."

   Tam Goat Hua mengerutkan kening.

   "Ng? Dia si Duta Api Obor dari Hwa San Pai. Masih ada orang lain?"

   Oey Sim Tit menjawab dengan jujur "Hanya dia sendiri Tapi di bawah ketiaknya mengapit karung besar dan panjang."

   Kening Tam Goat Hua berkerut lagi "Sebuah karung?"

   Oey Sim Tit mengangguk Tidak salah, Aku bergerak cepat melewatinya sekaligus meraba karung itu, justru terdengar suara seruan perlahan di dalam karung.

   Orang itu segera melancarkan sebuah pukulan ke arahku, Kalau aku tidak cepat kabur, pasti sudah mati di tangan orang itu."

   Betapa gembiranya Tam Goat Hua mendengar penuturan itu.

   "Menurutmu, di dalam karung itu berisi seseorang?"

   Oey Sim Tit manggut-manggut.

   "Aku tidak salah dengar, itu memang suara orang."

   Tam Goat Hua segera berkata.

   "Dia memasuki rumah yang mana, cepat bawa aku ke sana!"

   Oey Sim Tit memberitahukan.

   "Tidak jauh dari sini, sekejap juga sampai."

   Mereka berdua menembus sebuah jalan kecil.

   Dalam sekejap keduanya sudah sampai di depan rumah besar ,itu, Rumah tersebut amat megah, namun kelihatan sepi karena dikelilingi tembok tinggi.

   Sampai di tembok, Tam Goat Hua berhenti dan membatin Kalau Lu Leng jatuh di tangan pihak Hwa San Pai, meskipun Liat Hwe Cousu tidak berada di dalam rumah itu, namun pasti banyak jago yang tangguh berada di situ, Maka untuk menolong Lu Leng keluar dari situ, pasti sulit sekali Setelah berpikir lama sekali, Tam Goat Hua baru berbisik "Kita sudah ke mari, tentunya harus di dalam melihat-lihat.

   Kau harus berhati-hali.

   Kalau kelihatan ada gelagat tidak beres, harus segera meloloskan diri dan pergi mengejar ayahku."

   Oey Sim Tit diam saja, maka Tam Goat Hua cepat melanjutkan bicaranya.

   "

   Kau jangan bodoh! Setelah kau bertemu ayahku, ceritakan apa adanya! Mengerti?"

   Oey Sim Tit terpaksa mengangguk Kemudian mereka berdua mencelat ke atas melewati tembok masuk ke dalam, Tampak begitu banyak pohon rimbun disitu, sehingga tempat tersebut mirip sebuah rimba yang dikelilingi tembok.

   Tam Goan Hua dan Oey Sim Tit berendap-endap melewati pohon-pohon itu, tak seberapa lama berjalan, mereka melihat rumah itu.

   Gadis itu menarik nafas dalam-dalam, Dia tahu kalau mereka berjalan ke depan lagi, pasti akan ketahuan dan amat membahayakan diri mereka.

   Oey Sim Tit yang berdiri di sisinya, sepertinya telah membaca pikiran gadis ilu, maka dia segera berbisik "Nona Tam, Ginkangku amat tinggi, biar aku pergi dulu menyelidiki!"

   Tam Goat Hua berpikir sejenak, kemudian manggut-manggut.

   "Baik, tapi kau harus cepat kembali!"

   Oey Sim Tit mengangguk lalu badannya berkelebat dan dalam sekejap sudah menghilang dari pandangan Tam Goat Hua.

   Sedangkan gadis itu terus bersembunyi di balik pohon.

   Hampir setengah jam dia menunggu di situ, namun belum melihat Oey Sim Tit keluar Hati Tam Goat Hua mulai cemas.

   Dia mau menyusul, tapi tiba-tiba terdengar suara aneh dari dalam rumah itu.

   Suara aneh itu mirip suara orang sedang marah.

   Setelah itu terdengar lagi suara seruan.

   Begitu mendengar suara seruan itu, tersentak lah hati Tam Goat Hua, sebab kelihatannya Oey Sim Tit sudah jatuh ke tangan musuh, Ginkang Oey Sim Tit begitu tinggi, tapi dia baru masuk ke dalam rumah itu sudah tertangkap musuh, itu tak masuk akal sama sekali, Kalau benar begitu, itu kecuali Liat Hwe Cousu berada di dalam, seketika hati Tam Goat Hua menjadi gugup dan panik, karena dia tahu, apabila Liat Hwe Cousu berada di dalam rumah itu, rasanya sulit sekali untuk menolong Lu Leng, Akan tetapi, dalam keadaan seperti itu, mau tidak mau harus menempuh bahaya, Dia melesat ke rumah itu, dan berhenti di sisi pintu, Kemudian dengan perlahan-lahan didorongnya pintu itu dan ternyata tidak dikunci, Kreeek! Pintu itu terbuka, Tam Goat Hua cepat-cepat meloncat ke belakang, Ternyata dia khawatir ada serangan mendadak dari dalam, Akan tetapi, tiada gerakan apa pun.

   Tam Goat Hua memberanikan diri mengayunkan kakinya ke dalam, Setelah sampai di dalam, dia melihat sebuah halaman dan berderet-deret rumah di halaman itu dengan jendela tertutup rapat, Tadi dia mendengar suara orang, tapi kini suasana sepi sekali seakan hanya dia seorang yang berada di tempat itu, Tiba-tiba terdengar suara "Kreeek", pintu yang di depan itu sudah tertutup kembali.

   Bukan main terkejutnya Tam Goat Hua, Dia segera menoleh ke belakang, seketika juga dia menarik nafas dingin, Ternyata tampak tiga orang berdiri di silu, menatapnya sambil tersenyum-senyum.

   Ketiga orang itu berusia empat puluhan, tampak berwibawa, Begitu melihat Tam Goat Hua langsung tahu, mereka jago-jago tangguh dari Hwa San Pai.

   Tam Goat Hua masih ingat, karena ingin membalas budi pertolongan Lu Sin Kong suami istri, maka dia pernah turun tangan melukai beberapa orang Hwa San Pai, maka terikat dendam dengan pihak tersebut.

   Di puncak Sian Jin Hong, Tam Goat Hua nyaris jatuh ke tangan Liat Hwe Cousu, Namun berhubung Liat Hwe Cousu berkedudukan amat tinggi dalam rimba persilatan maka tidak mencelakai gadis itu, Kini dia berada di tempat ini, sama juga mengantarkan diri, Tam Goat Hua menyurut mundur, namun di belakangnya terdengar suara tawa dingin tiga kali.

   Gadis itu segera menoleh ke belakang, Tampak tiga orang berdiri di situ sambil tertawa dingin, Di saat ia menoleh, tampak beberapa bayangan berkelebat ke sana, Kini jumlah mereka dua belas orang.

   Tam Goat Hua terkurung di tengah-tengah.

   Gadis itu menatap mereka.

   Kecuali tiga orang yang muncul duluan itu berkepandaian tinggi, yang lain kalau satu lawan satu, Tam Goat Hua masih mengalahkan mereka, Akan tetapi, kini pihak lawan berjumlah dua belas orang, bagaimana mungkin gadis itu dapat melawan mereka? Tam Goat Hua sudah menduga, kedua belas orang itu pasti Hwa San Cap Ji Tongcu, Dua belas Tongcu yang dulu, sudah banyak yang terluka di tangan Lu Sin Kong suami istri dan Tam Goat Hua, Namun Liat Hwe Cousu segera mengangkat wakil Tongcu untuk melengkapi lagi kedua belas Tongcu tersebut, maka tidak berkurang satu pun, Salah seorang yang agak tua tertawa terkekeh-kekeh sambil menatap Tam Goat Hua lalu berkata dingin.

   "Harap Nona ke ruang besar untuk bercakap-cakap!"

   Orang itu mengibaskan tangannya, yang lain langsung minggir tiga langkah seakan mempersilakan Tam Goat Hua masuk ke dalam, Gadis itu mengerutkan kening, kemudian melangkah ke dalam.

   Kedua belas orang itu pun segera bergerak mengiringinya, Mendadak Tam Goat Hua bergerak ke belakang, namun sembilan orang yang ada di belakangnya segera berputar-putar mengurung-nya.

   "Kalau Nona Tam masih tidak mau masuk melalui pintu ini, akan menerima hukuman dari Cousu,"

   Ujar salah seorangtua.

   Melihat gerakan mereka, Tam Goat Hua langsung tahu bahwa mereka telah belajar semacam formasi, maka sulit baginya untuk menerjang keluar.

   Di sana hanya terdapat sebuah lowongan, yakni pintu masuk itu.

   Maka, begitu masuk ke dalam, tentunya akan berjumpa dengan Liat Hwe Cousu, Saat itu, lebih sulit baginya untuk meloloskan diri, Akan tetapi, keadaan di depan matanya, juga tiada jalan baginya untuk kabur Biar harus menempuh bahaya apa pun, pokoknya harus menolong Lu Leng keluar dari tempat ini.

   Tam Goat Hua terus berpikir akhirnya dia tertawa dingin seraya berkata.

   "Baik! Aku akan masuk ke dalam!"

   Usai berkata begitu, dia menghimpun hawa murninya, Di saat bersamaan, pintu itu terbuka dan tampak sebuah ruang besar.

   Tam Goat Hua sudah mengambil keputusan masuk ke dalam, maka tidak peduli bagaimana keadaan ruang besar itu, Akan tetapi, mendadak Tam Goat Hua bergerak cepat melesat ke arah kiri, mengarah ke tembok, sekaligus mengayunkan sepasang rantai besarnya untuk menghantam tembok itu, dengan menggunakan delapan bagian tenaganya, Plak! Plak! Terdengar suara yang memekakkan telinga, Tembok itu langsung berlobang, kemudian Tam Goat Hua melesat keluar melalui lobang itu.

   Sayup-sayup dia mendengar suara orang berteriak "Bagus", karena gerakannya itu sungguh cepat dan di luar dugaan semua orang, Namun dia sama sekali tidak tahu siapa yang berteriak itu, Setelah melesat keluar, maka dia berada diluar kurungan kedua belas orang itu, Kemudian secara mendadak badannya berputar menghantam salah seorang dari mereka dengan rantai besinya.

   Kedua belas Tongcu adalah murid handal Liat Hwe Cousu, tentu ilmu silat mereka tinggi sekali, Mereka pun tahu, Tam Goat Hua adalah putri Cit Sat Sin Kun yang amat terkenal dua puluh tahun yang lalu, sudah pasti memiliki kepandaian tinggi pula, Tapi mereka sama sekali tidak menduga, Tam Goat Hua akan menggunakan cara menembus tembok untuk keluar dari kurungan mereka, Ketika Tam Goat Hua melangkah ke dalam ruang besar itu, mereka yakin gadis itu tidak dapat berbuat apa-apa, sebab Liat Hwe Cousu berada di situ, justru tidak disangka sama sekali, begitu berjalan tiga langkah ke dalam, mendadak Tam Goat Hua berputar sekaligus menghantam tembok dengan sepasang rantai besinya, Walau Liat Hwe Cousu berkepandaian amat tinggi, juga tidak keburu menghalanginya, Ketika Tam Goat Hua menghantam tembok, kedua belas Tongcu masih tidak tahu apa yang terjadi.

   Setelah gadis itu berkelebat keluar, barulah mereka tahu apa yang telah terjadi Kedua belas Tongcu mengurung Tam Goat Hua, namun gadis itu masih dapat keluar dari kurungan itu.

   jangankan Liat Hwe Cousu akan mempersalahkan mereka, bahkan pasti akan ditertawakan oleh kaum rimba persilatan kalau kejadian itu tersiar keluar Apakah mereka masih punya muka berjumpa dengan kaum rimba persilatan? Oleh karena itu, kedua belas Tongcu itu menggeram sambil berpencar Namun tadi Tam Goat Hua mengeluarkan jurus Tiang Coa Cut Ting (Ular panjang Keluar Goa) dan rantai besinya telah berhasil melilit kaki salah seorang Tongcu, 832 Tongcu tersebut justru berkepandaian paling rendah di antara kedua belas Tongcu itu.

   Ketika dia baru mau mengerahkan tenaga untuk memberatkan badannya, Tam Goat Hua menyesakkan rantai besi-nya, sehingga membuat Tongcu tersebut melayang ke dalam ruang besar Para Tongcu lain memekik marah dan segera mengepung gadis itu lagi, sesungguhnya Tam Goat Hua tidak berniat kabur, sebab dia tahu dirinya tidak akan dapat kabur dari tempat itu, Lagipula Lu Leng belum ada kabar beritanya, maka dia tidak mau meninggalkan tempat tersebut Kini dia telah berhasil menyentakkan salah seorang Tongcu ke dalam ruangan besar, otomatis dia telah memperlihatkan kegagahannya.

   Oleh karena itu, dia pun tidak perlu bertarung lagi, malah berjalan ke pintu seraya berkata dingin.

   "Aku mau ke dalam menemui Liat Hwe Cousu! Kenapa kalian menghalangi ku? Apakah kalian melarangku masuk?"

   Kesebelas Tongcu itu amat membenci Tam Goat Hua, namun begitu mendengar ucapan gadis itu, mereka segera minggir memberi jalan kepadanya, Tam Goat Hua tersenyum, kemudian merapihkan rambutnya, setelah itu mendongakkan kepala sedikit, barulah melangkah ke dalam, Begitu masuk ke dalam, Tam Goat Hua melihat Tongcu yang di lemparkannya tadi masih meringkuk di lantai, Tam Goat Hua tahu, bahwa kini permusuhannya dengan Hwa San 833 Pai sudah bertambah dalam, maka apa salahnya kalau permusuhan itu lebih diperdalam lagi? Oleh karena itu, gadis itu tertawa kecil.

   "Sobat ini, kenapa harus memberi hormat kepadaku dengan cara demikian? itu tidak perlu!"

   Wajah Tongcu yang meringkuk di lantai itu langsung memerah seperti wajah kepiting rebus. Dia berusaha bangun, setelah bangun akan segera menerjang ke arah Tam Goat Hua. Akan tetapi, mendadak terdengar suara bentakan yang amat berwibawa.

   "Mundur!"

   Begitu mendengar suara bentakan itu, Tongcu tersebut cepat-cepat mundur dengan kepala tertunduk.

   Tam Goat Hua mendongakkan kepala untuk melihat ke depan.

   Begitu melihat, dia pun terkejut dan girang, Ternyata di dekat dinding warna merah, tampak Liat Hwe Cousu duduk di kursi merah, di atas sebuah panggung yang tingginya hampir tujuh kaki, itu berarti dia orang tinggi, Di hadapan Liat Hwe Cousu bergantung dua orang yang tidak lain Lu Leng dan Oey Sim Tit.

   Tam Goat Hua menoleh ke belakang, Tampak kedua belas Tongcu berdiri menjaganya.

   Gadis itu tahu, kini dirinya tidak bisa macam-macam.

   Oleh karena itu, dengan tenang dia 834 melangkah ke depan kemudian memberi hormat kepada Liat Hwe Cousu.

   "Tam Goat Hua memberi hormat kepada Liat Hwe Cousu!"

   Sesungguhnya gadis itu bersifat angkuh, jarang memberi hormat kepada siapa pun.

   Namun Liat Hwe Cousu seorang ketua partai Hwa San Pai.

   Kalau dihitung kedudukannya, dia masih lebih tinggi setingkat dari Cit Sat Sin Kun, maka wajar Tam Goat Hua memberi hormat kepadanya.

   Seusai memberi hormat, Tam Goat Hua lalu berdiri di pinggir Wajah Liat Hwe Cousu tampak bengis sekali, pertanda hatinya amat gusar Namun berhubung kedudukannya begitu tinggi, maka kegusarannya tidak dilampiaskan sepasang matanya menyorot tajam menatap Tam Goat Hua, kemudian dia berkata.

   "Kau juga tahu dalam rimba persilatan terdapat kedudukan?"

   Begitu mendengar ucapan Liat Hwe Cousu, Tam Goat Hua sudah tahu bahwa ketua Hwa San Pai itu ingin menyindirnya, dan itu membuat gadis tersebut tertawa geli dalam hati dan membatin Kalau bertarung, ditambah seratus Tam Goat Hua lagi juga bukan lawannya.

   Namun apabila mengadu mulut, tentunya Liat Hwe Cousu bukan lawan gadis itu.

   Tam Goat Hua tertawa hambar "Sejak kecil aku sudah dididik, sudah pasti tahu dalam rimba persilatan terdapat kedudukan, Bahkan aku juga tahu bahwa tingkatan tua tidak boleh menghina kaum tingkatan 835 muda.

   Karena itu, terhadap mereka berdua yang digantung Cousu, bukankah akan merendahkan nama dan kedudukan Cousu?"

   "Hm!"

   Dengus Liat Hwe Cousu.

   "Memang benar apa yang kau katakan"

   Liat Hwe Cousu mengulurkan tangannya untuk mematahkan kaki kursi, Selelah itu kaki kursi itu dipatahkannya lagi menjadi dua dan mendadak disambitkannya ke arah Lu Leng dan Oey Sim Tit.

   Menyaksikan itu, Tam Goat Hua terkejut bukan main, Padahal tadi dia mencetuskan ucapan itu, hanya untuk memanasi hati Liat Hwe Cousu, agar melepaskan Lu Leng dan Oey Sim Tit.

   Siapa nyana, Liat Hwe Cousu malah menjadi marah besar, sehingga ingin menghabiskan nyawa mereka berdua, Tam Goat Hua ingin mengayunkan rantai besinya, tapi sudah terlambat karena kedua patahan ujung kursi sudah meluncur cepat ke dada Lu Leng dan Oey Sim Tit.

   Seketika sekujur badan Tam Goat Hua menjadi dingin, dan kakinya terasa lemas sehingga dia nyaris pingsan seketika, Akan tetapi, mendadak terjadi suatu perubahan Tiba-tiba terdengar suara "Plak, Plak!"

   Badan Lu Leng dan Oey Sim Tit berjungkir balik turun ke bawah.

   Tam Goat Hua sama sekali tidak mengerti apa yang telah terjadi, karena Liat Hwe Cousu memang menggunakan kedua 836 patahan ujung kursi untuk menyambit Lu Leng dan Oey Sim Tit, bahkan tepat mengenai dada mereka, Akan tetapi, mereka berdua tidak terluka, sebaliknya malah terlepas dari tali yang menggantung mereka, Tam Goat Hua tertegun, sedangkan Lu Leng dan Oey Sim Tit berlari ke arahnya, Setelah berpikir sejenak, barulah Tam Goat Hua paham.

   Karena ucapannya tadi, maka Liat Hwe Cousu melepaskan mereka, menggunakan kedua patahan ujung kursi memutuskan tali yang mengikat mereka itu.

   Ketika menyambit, Liat Hwe Cousu sudah memperhitungkan tenaga sambitannya, Oleh karena itu, Lu Leng dan Oey Sim Tit sama sekali tidak terluka, Setelah terpikirkan itu, Tam Goat Hua semakin terkejut dan kagum dalam hati, sebab Lweekang Liat Hwe Cousu amat tinggi sekali, dapat mengerahkannya sesuka hati, Akan tetapi, walau Liat Hwe Cousu telah melepaskan tali pengikat Lu Leng dan Oey Sim Tit, namun dia pasti punya suatu cara menghadapi Tam Goat Hua.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Oleh karena itu, otaknya terus berputar, kemudian berkata dengan suara rendah kepada Oey Sim Tit.

   "Sobat Tit...."

   Sebetulnya Tam Goat Hua ingin menyuruhnya mengerahkan Ginkang untuk meloloskan diri, lalu pergi mencari ayahnya, Namun sebelum dia usai berkata, kedua belas Tongcu sudah mengepung mereka membentuk sebuah lingkaran, 837 Begitu melihat keadaan itu, meskipun Oey Sim Tit memiliki Ginkang yang amat tinggi, tapi Lweekangnya belum sempurna, itu sulit baginya menerjang keluar, maka dia menjadi diam tidak melanjutkan Di saat bersamaan, Lu Leng berbisik di telinga Tam Goat Hua.

   "Kakak Tam, bagaimana kita?"

   Tam Goat Hua sengaja menyahut dengan lantang.

   "Saudara Lu, legakanlah hatimu! Liat Hwe Cou-su adalah ketua Hwa San Pai yang berkedudukan amat tinggi, maka bagaimana mungkin akan turun tangan terhadap kita tingkatan muda?"

   Kemudian Tam Goat Hua memberi hormat kepada Liat Hwe Cousu seraya melanjutkan ucapannya.

   "Terimakasih atas kemurahan hati Cousu melepaskan mereka, untuk selanjutnya kami bertiga mohon diri!"

   Tam Goat Hua memberi isyarat kepada mereka berdua, lalu berjalan keluar Gadis itu tahu jelas, tidak begitu gampang meninggalkan rumah itu.

   Dia berbuat demikian, hanya ingin tahu cara bagaimana Liat Hwe Cousu terhadap mereka.

   Dugaannya memang tidak meleset Ketika mereka bertiga baru melangkah, Liat Hwe Cousu mendengus .

   "Hm! Kalian bertiga sungguh kurang ajar. Kalian mau pergi juga boleh! Tapi harus berdasarkan kepandaian menerjang keluar dari sini! Kalau tidak, aku pasti mewakili orangtua kalian 838 menghajar kalian, atau kalian kukurung di dalam penjara air selama tiga buIan, dan dicambuk tiga puluh kali!"

   Begitu Liat Hwe Cousu usai berkata, langsung muncul dua orang berpakaian hitam dan dua orang berpakaian merah.

   Dua orang berpakaian hitam itu masing-masing membawa sebuah kunci, sedangkan dua orang berpakaian merah masing-masing membawa sebuah cambuk, Lu Leng amat gusar sekali, sehingga wajahnya tampak merah padam.

   "Phui! Kau punya derajat apa menghajar kami?"

   Tam Goat Hua memberi isyarat kepadanya seraya berkata.

   "Apa yang dikatakan Cousu memang benar...."

   Lu Leng segera memotongnya.

   "Kakak Tam, dia berkata tidak karuan, kenapa Kakak Tam masih bilang benar?"

   Tam Goat Hua tahu bahwa Lu Leng bersifat keras tapi berhati lurus, Kalau dia terus berbicara, tentu akan membangkitkan kemarahan Liat Hwe Cousu, maka dia segera memegang bahu Lu Leng seraya berkata dengan suara rendah.

   "Saudara Lu, bagaimana kau dengar perkataanku?"

   Sejak ditolong keluar dari istana Setan oleh Tam Goat Hua, Lu Leng amat menghormatinya, bahkan timbul perasaan aneh pula terhadapnya, Walau usianya masih muda, tidak mengerti soal cinta, namun cintanya dalam hati justru sudah bersemi 839 terhadap gadis itu.

   Oleh karena itu, dia manggut-manggut ketika Tam Goat Hua berkata begitu, Tam Goat Hua tersenyum, kemudian berkata kepada Liat Hwe Cousu.

   "Apa yang Cousu katakan tadi memang tidak salah, Namun sobat Oey ini sejak kecil tidak punya orangtua maupun guru, maka harap Causu memaafkannya, Tadi Causu bilang mewakili orangtua menghajar kami, sedangkan sobat Oey ini sama sekali tidak punya orangtua, tentunya Cousu tidak punya alasan untuk menghajarnya kan?"

   Liat Hwe Cousu mendengus dingin.

   "Hm! Biar dia pergi!"

   Guguplah hati Oey Sim Tit.

   "Nona Tam, kau bagaimana?"

   Tam Goat Hua menatapnya seraya menyahut "Sobat Oey, kalau kau tidak mau pergi, aku tidak akan meladeni mu selama-lamanya!"

   Wajah Oey Sim Tit yang buruk itu berubah kalem.

   "Aku... aku...."

   Wajah Tam Goat Hua pun berubah.

   "Masih belum mau pergi?"

   Oey Sim Tit menghela nafas panjang, lalu menundukkan kepala dan tak bergeming dari tempat Menyaksikan itu, Lu Leng menjadi tidak sabaran.

   "Kakak Tam menyuruhmu pergi, kenapa kau masih belum mau pergi?"

   Oey Sim Tit mendongakkan kepala memandang-nya. Tampak Lu Leng begitu tampan. Lagipula Tam Goat Hua mati-matian menolongnya, itu membuat Oey Sim Tit menjadi putus asa. Dia menghela nafas panjang.

   "Baik, aku pergi!"

   Tam Goat Hua manggut-manggut sambil mendekatinya.

   "lni baru benar!"

   Kemudian gadis itu berbisik.

   "Sobat Oey, setelah meninggalkan tempat ini, cepatlah pergi mencari ayahku! Kalau bertemu orang aneh berkedok, suruh mereka cepat ke mari!"

   Kini Oey Sim Tit baru tahu, apa sebabnya Tarn Goat Hua menyuruhnya pergi, Maka dia mengangguk dan sekaligus melesat pergi.

   Karena Liat Hwe Cousu telah memperbolehkan Oey Sim Tit pergi, tentunya tiada seorang pun menghalanginya, Setelah melesat keluar, Oey Sim Tit masih menoleh ke belakang untuk memandang Tam Goat Hua, barulah badannya berkelebat meninggalkan rumah itu.

   Liat Hwe Cousu berkata dengan suara dalam, 841

   "Kalian berdua rela dihukum, masih belum mau cepat bilang?"

   Tam Goat Hua tertawa panjang.

   "Apakah Cousu sudah lupa akan perkataan tadi, kami boleh pergi berdasarkan kepandaian menerjang keluar, Kalau tidak dapat menerjang keluar, barulah dihukum, Ya, kan?"

   Dalam hati Lu Leng memang amat marah terhadap Liat Hwe Cousu, Maka ketika mendengar Tam Goat Hua berkata begitu, dia girang bukan main.

   "Betul, Kakak Tam!"

   Liat Hwe Cousu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Baik, kalian berdua memang gagah berani! Hwa San Cap Ji Tongcu pernah berlatih formasi Te Ki Tin Hoat (Formasi Bumi), kalian berdua boleh menerjang formasi itu di ruang ini!"

   Tam Goat Hua dan Lu Leng memang sudah tahu, bahwa Liat Hwe Cousu tidak akan turun tangan sendiri Kini begitu mendengar apa yang dikatakan Liat Hwe Cousu, dalam hati mencaci kelicikan ketua Hwa San Pai itu, sebab mereka berdua harus menerjang Te Ki Tin Hoat yang terdiri dari dua belas orang, Namun urusan sudah menjadi begitu, mau tidak mau harus menjajalnya, maka Tam Goat Hua berbisik "Kau punya senjata?"

   Lu Leng menyahut "Sebetulnya aku punya sebuah golok pendek, tapi sudah ku tancapkan di pohon berikut sepucuk surat untuk kedua orangtuaku...."

   "Tidak apa-apa."

   Tam Goat Hua mendongakkan kepala seraya berseru.

   "Lu Leng tidak punya senjata, harap dipinjami sebuah golok pendek!"

   Liat Hwe Cousu memandang salah seorang yang berdiri sambil manggut-manggut Orang itu segera ke dalam, tak lama sudah kembali dengan membawa sepuluh buah golok pendek lalu ditaruh di atas meja. Liat Hwe Cousu berkata.

   "Silakan pilih salah satu golok pendek itu!"

   Lu Leng segera mendekati meja itu. Dipilihnya sebuah golok pendek lalu kembali ke sisi Tam Goat Hua. Gadis itu segera berbisik.

   "Saudara Lu, kita berdua tidak boleh berpisah! Bagaimana kehebatan formasi itu, kita sama sekali tidak mengetahuinya, Oh ya, ketiga orangtua itu memiliki Lweekang tinggi, kita tidak boleh beradu tangan dengan mereka."

   Lu Leng manggut-manggut.

   Sejak lahir, baru kali ini Lu Leng menghadapi situasi seperti itu.

   Walau dia tidak merasa takut, namun dalam hati tak punya ide apa pun.

   Maklum dia masih kecil.

   Tam Goat Hua dan Lu Leng berdiri dengan beradu punggung, sedangkan kedua belas Tongcu itu mulai berpencar menjadi empat kelompok, setiap kelompok terdiri dari tiga orang, Mereka berdiri dalam bentuk segi empat Sert! Sert! Kedua belas Tongcu mengeluarkan senjata masing-masing, yakni berupa Pan Koan Pit (Pensil Cina Kuno), Tam Goat Hua dan Lu Leng terkepung di dalam formasi segi empat itu, Ketika melihat senjata tersebut, Tam Goat Hua sudah tahu bahwa mereka pasti akan menotok jalan darah pihak lawan, maka kelihatannya sulit memecahkan formasi Te Ki Tin Hoat itu.

   Badan Tam Goat Hua mulai berputar, namun kedua belas Tongcu tetap berdiri diam, hanya mata mereka menyorot tajam menatap Tam Goat Hua dan Lu Leng, Ketika badan Tam Goat Hua berputar sampai di hadapan Tongcu yang di pecundangi nya tadi, dia langsung menerjangnya dengan jurus Thian Peng Te Liak (Langit Runtuh Bumi Retak), yaitu salah satu jurus ilmu pukulan Cit Sat Sin Ciang, Di saat Tam Goat Hua menerjang ke arah Tongcu itu, Lu Leng pun mencelat ke belakang, agar punggungnya tetap beradu dengan punggung Tam Goat Hua.

   Ketika Tam Goat Hua menyerang Tongcu itu dua Tongcu lain yang berdiri di kiri dan kanan Tongcu itu bergerak cepat pula menyerang Tam Goat Hua dengan Pan Koan Pit, mengarah jalan darah Cio Bun Hiat di pinggang gadis itu, Para Tongcu lain pun mulai bergerak Enam Tongcu maju dua langkah sambil mengayun-ayunkan Pan Koan Pit masing-masing ke arah Tam Goat Hua, namun itu merupakan gerakan tipuan belaka.

   Tiga Tongcu yang di hadapan Lu Leng, justru tiga orangtua itu.

   Mereka bertiga pun sudah mengayunkan Pan Koan Pit masing-masing untuk menyerang Lu Leng, Tadi Tam Goat Hua telah memberitahukan kepadanya, bahwa ketiga orangtua itu memiliki Lweekang tinggi, lagipula ketika berada di rumah makan, justru mereka bertiga yang menangkapnya ke tempat ini.

   Oleh karena itu, Lu Leng bergerak cepat mengeluarkan jurus Heng Pu Sien Khong (Air Terjun Mengalir)! Walau Lweekang Lu Leng belum begitu tinggi, namun ilmu goloknya amat lihay, berasal dari perguruan Go Bi Pai, Begitu mengeluarkan jurus Heng Pu Sien Khong, tampak golok pendek itu berkelebatan melindungi dirinya, bahkan juga mengarah kepergelangan tangan ketiga orangtua itu, padahal tadi ketiga orangtua itu menyerang Lu Leng dengan gencar sekali, tapi setelah Lu Leng mengeluarkan jurus tersebut, gerakan mereka mendadak menjadi lamban, Ternyata mereka bertiga telah merubah gerakan, yakni mengarahkan ujung Pan Koan Pit masing-masing untuk menekan golok pendek Lu Leng, Di saat bersamaan, Lu Leng juga merubah jurusnya.

   Dia mengeluarkan jurus Lok Yap Kui Kin (Daun Rontok Kembali Keakar), yang amat aneh, lihay dan dahsyat, Akan tetapi, gerakan ketiga orangtua itu jauh lebih cepat, maka ketiga batang Pan Koan Pit membentur golok pendek Lu Leng.

   Trang! Trang! Trang! Lu Leng terkejut Ketika dia baru mau menarik senjatanya mendadak tiga Tongcu lain sudah menyerang pinggangnya dengan Pan Koan Pit, Golok pendek Lu Leng tertekan oleh ketiga batang Pan Koan Pit, maka tidak bisa bergerak sedangkan tiga Tongcu lain sudah menyerang pinggangnya, kelihatannya Lu Leng pasti roboh.

   Di saat bersamaan, Tam Goat Hua justru berada di atas angin.

   Ternyata dia berhasil memukul mundur beberapa Tongcu dengan pukulan dan sambaran sepasang rantai besinya, KebetuIan dia menoleh.

   Karena dilihatnya Lu Leng dalam keadaan bahaya, maka dia segera berseru .

   "jangan kau lepaskan golok itu!"

   Tam Goat Hua mengayunkan sepasang rantainya untuk menyerang ketiga Tongcu yang menyerang pinggang Lu Leng, Di saat bersamaan, sebelah tangannya pun melancarkan sebuah pukulan mengeluarkan jurus Hong Cien Sah Cing (Angin Berhembus pasir jadi Bersih), kemudian disusul lagi dengan jurus Hai Kou Ciok Lan (Laut Lapuk Batu Berlobang).

   Kedua jurus itu adalah pukulan Cit Sat Sin Ciang yang amat dahsyat Tiga Tongcu itu terdesak ke belakang, Namun di saat bersamaan, salah satu Pan Koan Pit yang menekan golok pendek itu, mendadak mengarah jalan di tenggorokan Lu Leng, Ketika melihat serangan itu, Lu Leng segera mengerahkan Lweekangnya untuk menarik golok pendeknya, akan tetapi, mendadak dia merasa ada tenaga yang amat kuat menekan golok pendek itu, Pada waktu bersamaan, ujung Pan Koan Pit yang satu itu sudah mendekati tenggorokan Lu Leng, Menyaksikan itu, Tam Goat Hua tahu kalau pertarungan itu dilanjutkan Lu Leng pasti akan celaka, maka dia segera berteriak.

   "Tidak usah bertarung lagi, kami mengaku kalah!"

   Lu Leng tahu, bahwa Tam Goat Hua mau mengaku kalah itu disebabkan dirinya. Seketika dia merasa gugup dan malu, sehingga wajahnya langsung memerah dan dia nyaris menangis.

   "Kakak Tam, kepandaianku masih rendah, sehingga membuatmu harus mengaku kalah."

   Sesungguhnya Lu Leng merupakan anak yang amat keras hati.

   Walau belum lama dia berkecimpung dalam rimba persilatan, namun hari itu ketika berada di menara Hou Yok, dia dipukul oleh Han Giok Shia hingga setengah mati, tetap 847 tidak mau membuka mulut untuk minta ampun.

   Berdasarkan itu, dapat diketahui betapa keras hatinya, Bagian 17 Oleh karena itu, dia merasa cocok dengan Tam Goat Hua.

   Ketika mendengar Tam Goat Hua mengaku kalah, dia segera paham bahwa ilu demi dirinya, Berbagai perasaan berkecamuk dalam hati Lu Leng, malu, emosi dan terharu campur menjadi satu, Tam Goat Hua amat cerdas, maka segera dapat membaca pikiran Lu Lcng.

   Kcmudian dia tersenyum seraya berkata.

   "Saudara Lu, kau sudah cukup besar! Apakah masih mau menangis?"

   Ucapan itu membual Lu Leng merasa tidak enak dalam hati, Tapi dia tahu bahwa Tam Goat Hua sama sekali tidak mempersalahkannya, maka dia pun berlega hati.

   "Kakak Tam, aku tidak akan menangis."

   Tam Goat Hua segera menepuk bahu Lu Leng sambil tersenyum.

   "lni baru benar! Tidak kuat melawan janganlah melawan, tidak apa-apa kok!"

   Tiba-tiba Liat Hwe Cousu tertawa dingin. Dia menatap mereka berdua seraya berkata.

   "Kini kalian berdua mau bagaimana?"

   Tam Goat Hua mendongakkan kepala.

   "Tadi Cousu, bilang, kalau kami tidak dapat menerjang keluar dengan kepandaian, maka akan dikurung di penjara air selama tiga bulan, atau dicambuk tiga puluh kali, Ya, kan?"

   Kening Liat Hwe Cousu berkerut, entah apa yang sedang dipikirkannya, Berselang sesaat, dia manggut-manggut dan berkata.

   "Tidak salah, tadi aku memang mengatakan begitu."

   Tam Goat Hua tersenyum.

   "Kalau begitu, kami boleh memilih satu di antaranya, kan?"

   Liat Hwe Cousu mengangguk perlahan.

   "Tidak salah! Kalian memang boleh memilih salah satu, namun sebelumnya perlu kuberitahukan Penjara air itu amat menyeramkan namun meskipun tiga bulan kalian dikurung di situ nyawa kalian tidak akan melayang, Mengenai cambuk itu adalah cambuk ekor macan, amat keras dan sekali cambuk mengandung tenaga seratus kati lebih."

   Liat Hwe Cousu memandang kedua orang yang memegang cambuk , ekor macan "itu."

   "Coba kalian memperlihatkan kekuatan cambuk ekor macan itu!"

   "Ya!"

   Sahut mereka hampir serentak.

   Mereka menghampiri sebuah pilar, kemudian mengayunkan cambuk ekor macan itu ke arah pilar, Tar! Tar! Setelah mencambuk, kedua orang itu segera kembali ke tempat masing-masing.

   Tam Goat Hua dan Lu Leng segera memandang ke arah pilar itu, dan seketika mereka terbelalak saking terkejutnya.

   Ternyata tampak bekas cambukan di pilar itu amat dalam, Perlu diketahui, pilar itu terbuat dari kayu yang amat keras, tapi cambuk ekor macan justru meninggalkan bekas yang amat dalam.

   Maka dapat dibayangkan betapa dahsyatnya cambuk ekor macan itu, jangan kata tiga puluh kali dicambuk, satu kali pun orang tidak akan dapat bertahan.

   Liat Hwe Cousu berkata lagi.

   "Kalian berdua, apakah bersedia dikurung di penjara air?"

   Tam Goat Hua dan Lu Leng saling memandang, kemudian menyahut serentak.

   "Tidak!"

   Air muka Liat Hwe Cousu langsung berubah, Dia menatap Tam Goat Hua dan Lu Leng dengan tajam seraya berkata.

   "Kalau begitu, kalian berdua rela dicambuk tiga puluh kali?"

   Lu Leng menyahut dengan suara keras.

   "Walau cambuk ekor macan itu amat dahsyat, namun belum tentu dapat menghancurkan tulang kami!"

   Liat Hwe Cousu sama sekali tidak menyangka, setelah menyaksikan kehebatan cambuk ekor macan itu, mereka berdua masih bersedia dicambuk tiga puluh kali, Dia adalah ketua Hwa San Pai, bahkan kedudukannya dalam rimba persilatan amat tinggi.

   Dia mengutus orang pergi untuk menangkap Lu Leng, itu sudah merendahkan dirinya, Namun dia ingin menggunakan Lu Leng untuk menekan Lu Sin Kong, maka terpaksa berbuat begitu.

   Kini Liat Hwe Cousu berharap mereka bersedia dikurung di penjara air selama tiga buIan, dalam waktu tiga bulan, urusannya pasti gampang diselesaikan .

   Akan tetapi, Lu Leng dan Tam Goat Hua justru malah rela dicambuk tiga puluh kali daripada dikurung di penjara air.

   Perlu dikctahui, siapa yang dicambuk dengan cambuk ekor macan itu, pasti akan menderita luka dalam yang amat parah, kecuali orang yang memiliki Lweekang yang amat tinggi, yang bisa bertahan di cambuk sampai tiga puluh kali.

   Apabila Tam Goat Hua dan Lu Leng dicambuk sampai tiga puluh kali, niscaya mereka berdua akan mati, seandainya Tam Goat Hua dan Lu Leng mati dicambuk, bagaimana mungkin Cit Sat Sin Kun dan Go Bi Pai melepaskan Liat Hwe Cousu? Mungkin selanjutnya Hwa San Pai tidak akan dapat hidup tenang.

   Akan tetapi, tadi Liat Hwe Cousu sudah mengatakan begitu.

   Berdasarkan kedudukannya, tentunya tidak bisa ditelan kembali.

   itu membuat Liat Hwe Cousu amat gusar dalam hati, kemudian dia tertawa terkekeh seraya berlanya, 851

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Kalian berdua sudah berpikir masak-masak?"

   Tam Goat Hua dan Lu Leng tertawa panjang, kemudian Lu Leng menyahut "Lebih baik sakit sekarang daripada harus menderita tiga bulan! cepatlah turun tangan! Tidak usah banyak bicara lagi!"

   Liat Hwe Cousu mendengus dingin.

   "Hm! Baiklah! Cepat gantung mereka!"

   Begitu perintah itu diturunkan, seketika tampak delapan orang maju ke hadapan Tam Goat Hua dan Lu Leng, Di saat empat orang mendekalinya, Lu Leng membentak keras.

   "Minggir!"

   Keempat orang itu terperanjat dan langsung minggir karena suara Lu Leng amat berwibawa. Lu Leng mengerutkan kening sambil berkata.

   "Kenapa kami harus digantung? Cukup berdiri saja! Kalau kami merintih saat dicambuk, kami bukanlah orang gagah!"

   Bukan main kagumnya Tam Goat Hua ketika mendengar ucapan Lu Leng itu, dan langsung bertepuk tangan.

   "Tepat sekali ucapanmu, Saudara Lu!"

   Sungguh mengherankan mereka berdua tampak begitu bersemangat untuk menerima tiga puluh kali camhukan, bahkan tampak amat gagah pula! Menyaksikan itu, Liat Hwe Cousu menjadi tambah gusar, dan seketika juga dia membentak "Laksanakan hukuman!"

   Kedua orang yang membawa cambuk ekor macan langsung maju ke hadapan Tam Goat Hua dan Lu Leng, sedangkan delapan orang yang maju tadi segera mundur ke tempat masing-masing, Di saat kedua orang itu maju, Tam Goat Hua dan Lu Leng justru bergandengan tangan, Kedua orang itu sudah mengayunkan cambuk ekor macan ke arah bahu mereka, Akan tetapi, Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak merasa gentar sedikit pun, malah saling memandang sambil tersenyum-senyum.

   Mereka berdua pun tidak mengerahkan Lweekang, Karena mereka tadi sudah menyaksikan kehebatan cambuk ekor macan itu, maka merasa percuma, mengerahkan Lweekang, Mereka juga tahu, paling kuat hanya dapat bertahan lima enam kali cambukan saja, Namun mereka berdua sama sekali tidak merasa takut.

   Kenapa bisa begitu? Kekuatan apa yang membuat mereka berdua tidak merasa takut? Tidak lain adalah rasa cinta yang membuat mereka rela mati bersama.

   Walau cambuk ekor macan itu sudah hampir mengenai bahu mereka, mereka tetap tersenyum-senyum Di saat itulah mendadak terdengar suara "Bum"

   Di atas rumah.

   Menyusul tampak hancuran atap berjatuhan, di kepala kedua orang yang sedang mengayunkan cambuk ekor macan itu, Betapa terkejutnya kedua orang itu dan mereka langsung meloncat mundur sedangkan atap rumah sudah berlobang, Kemudian tampak seseorang jatuh melalui lobang tersebut.

   Di saat itulah dua belas Tongcu langsung mengayunkan Pan Koan Pit masing-masing ke atas ke arah orang itu, Dilihat dari keadaannya, orang itu tidak mungkin dapat berkelit dan akan mati tertancap oleh senjata-senjata tersebut Akan tetapi, mendadak terjadi suatu perubahan aneh, Ternyata orang itu meluncur ke bawah laksana kilat, dan dalam sekejap sudah jatuh di atas lantai, kelihatannya seperti orang tidak mengerti ilmu silat Kedua belas Tongcu melongo.

   Senjata mereka masih diarahkan ke atas, namun orang yang jatuh itu sudah duduk di lantai Perlahan-lahan dia bangkit berdiri, lalu mengurut pinggangnya seraya bergumam.

   "Aduh! Sakitnya! Sungguh tinggi ruang besar ini!"

   Ketika orang itu jatuh terduduk di lantai, Tam Goat Hua sudah melihat jelas orang tersebut memakai kedok "Buddha Tertawa"

   Dan sebelah tangannya memegang sebuah kipas rombeng, Orang itu tidak lain orang aneh berkedok yang memberi waktu tiga hari kepada Tam Goat Hua untuk mencari Lu Leng.

   Begitu melihat orang aneh berkedok itu, Tam Goat Hua menjadi girang tapi juga cemas, Girang karena orang aneh berkedok itu telah muncul, tentunya dia tidak akan membiarkan mereka berdua dicambuk.

   Cemas lantaran sudah mendengar dari ayahnya, bahwa orang aneh berkedok itu kadang-kadang amat sadis dan tak berperasaan Kalau bertemu dia harus segera menghindar, namun kini gadis itu malah punya hubungan dengan orang aneh berkedok itu, entah bagaimana kelanjutannya? Celaka atau selamat? Di saat orang berkedok itu bangkit berdiri, tiga Tongcu cepat-cepat mendekatinya, sekaligus mengayunkan senjata masing-masing untuk menyerang-nya.

   Orang aneh berkedok tidak berkelit, melainkan merentangkan sepasang tangannya seakan baru bangun dari tidur, kemudian membuat sebuah lingkaran Setelah sepasang tangannya diturunkan, wajah ketiga Tongcu itu tampak kehijau-hijauan.

   Ternyata ketiga batang Pan Koan Pit sudah berpindah ke tangannya, Betapa girangnya Lu Leng menyaksikan itu, Dia tertawa sambil bertepuk tangan dan kemudian berseru kagum.

   "Kungfu yang luar biasa!"

   Tam Goat Hua ingin mencegah, tapi sudah terlambat. Orang aneh berkedok memandangnya sambil tertawa, kemudian bertanya.

   "Bocah, kau berminat belajar kungfu ini?"

   Lu Leng menyahut cepat dengan wajah berseri "Tentu berminat"

   Orang aneh berkedok tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Perlahan-lahan tidak akan terlambat."

   Ujarnya, kemudian menimbang-nimbang ketiga batang Pan Koan Pit itu dengan telapak tangannya, setelah itu bergumam "Eh? Apa gunanya benda ini?"

   Kedua belas Tongcu Hwa San Pai, sebetulnya berasal dari golongan hitam, namun kemudian berguru kepada Liat Hwe Cousu, Mereka memiliki senjata yang berbeda, namun ketika melatih formasi Te Ki Tin Hoat, mereka semua menggunakan Pan Koan Pit.

   Senjata tersebut dibikin dari besi murni Akan tetapi, orang aneh berkedok justru berpura-pura tidak mengenali senjata itu.

   Dia mengge1eng-gelengkan kepala dan bergumam lagi .

   "Kelihatannya tidak begitu berguna."

   Diputarnya ketiga batang Pan Koan Pit itu lalu dilemparkannya ke lantai Sungguh menakjubkarn,. tahu-tahu ketiga batang Pan Koan Pit itu sudah berubah bentuk menjadi seperti gelang, Kemudian dia memandang Liat Hwe Cousu sambil berkata.

   "Selamat bertemu! Selamat bertemu!"

   Ucapnya.

   Begitu orang aneh berkedok muncul, Liat Hwe Cousu sudah mengenalinya, karena dia pernah muncul di puncak Sian Jin Hong, dan melancarkan sebuah pukulan mengundurkan Ang Eng Leng Long ketua Go Bi Pai.

   Ketika ilu, Liat Hwe Cousu sudah tahu, bahwa kepandaian orang aneh berkedok tidak berada di bawah kepandaiannya, Akan tetapi, berdasarkan pengalamannya yang sudah puluhan tahun dalam rimba persilatan, dia justru tidak ingat siapa orang aneh berkedok itu.

   Oleh karena itu, Liat Hwe Cousu segera mengibaskan tangannya, Setelah kedua belas Tongcu mundur ke tempat masing-masing, barulah dia menyahut dengan dingin.

   "Memang selamat bertemu!"

   Orang aneh berkedok berkata.

   "Tadi aku berada di atap rumah, menyaksikan Cousu memperlakukan kedua anak itu, sungguh mengesankan! Pantas Hwa San Pai begitu terkenal dalam rimba persiiatan, aku kagum sekali!"

   


Golok Bulan Sabit -- Khu Lung /Tjan Id Iblis Sungai Telaga -- Khu Lung Pedang Tanpa Perasaan -- Khu Lung

Cari Blog Ini