Ceritasilat Novel Online

Harpa Iblis Jari Sakti 30


Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Bagian 30



Harpa Iblis Jari Sakti Karya dari Chin Yung

   

   Terdengar suara benturan, ternyata mereka sudah mengadu pukulan! Terjangan tenaga Kou Hun Siu yang amat hebat membuat Lu Leng termundur tiga langkah! Belum lagi Lu Leng berdiri tegak Kou Hun Siu sudah menerjang ke arahnya dengan sepuluh jari terpentang lebar, ketika melihat serangan ini Lu Leng tahu sulit baginya untuk berkeliL Namun mendadak timbul suatu ide dalam hatinya, ia membiarkan dirinya mundur hingga membentur pinggiran perahu.

   Di saat badannya condong ke belakang membentur pinggiran perahu, sepuluh jari tangan Kou Hun Siupun sudah berada di depan matanya! Lu Leng menahan nafas dengan hati berdebar-debar ketika jari-jari tangan itu mendekati mukanya, mendadak Lu Leng menggerakkan tangan kanannya 2449 menyerang Kou Hun Siu dengan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang puncak Menembus Awan)! Lu Leng berharap akan memperoleh kemenangan walau sudah berada di bawah angin, Walau Kou Hun Siu berhasil mencakar mukanya, tapi orang tua itupun pasti akan terluka parah oleh serangannya! Mereka berdua bergerak begitu cepat, dan serangan Lu Leng ini telah membuat Kou Hun Siu tertegun! Kekagetan Kou Hun Siu membuat gerakannya menjadi lamban, sehingga Lu Leng memperoleh kesempatan baik! Jurus Siang Hok Cak Yun (Sepasang puncak Menembus Awan) berhasil menyerang perut Kou Hun Siu, Setelah berhasil dengan serangan itu, Lu Lengpun segera mencelat mundur secepatnya.

   "Plak! Plak!"

   Terdengar suara yang amat keras dua kali, karena Lu Leng sedang mencelat mundur maka dia tidak sempat melihat apa yang telah terjadi.

   Setelah berdiri tegak barulah Lu Leng melihat ke arah Kou Hun Siu, tampak wajah Kou Hun Siu berubah kehijau-hijauan, termundur-mundur kebelakang! Memang sungguh diluar dugaan kejadian itu, karena Kou Hun Siu sudah berada diatas angin maka dia yakin serangannya tadi pasti berhasil merobohkan Lu Leng! Dia sama sekali tidak menduga di saat kritis itu, Lu Leng justru menyerangnya dengan nekat sehingga membuatnya tertegun dan gerakannya jadi agak lamban, tidak heran Lu Leng memperoleh kemenangan! Ketika terkena serangan yang dilancarkan Lu Leng, Kou Hun Siupun segera melancarkan sebuah pukulan ke arah Lu 2450 Leng, namun Lu Leng sudah mencelat mundur dan luput lah dia dari serangan! Serangan yang dilancarkan Lu Leng memang berhasil tapi tidak telak mengenai tempat yang berbahaya, hanya membuat Kou Hun Siu termundur-mundur dan darahpun terasa bergojak! Kalau tidak memiliki Lweekang yang tinggi, pasti Kou Hun Siu sudah roboh seketika! Seandainya tadi Lu Leng tidak mencelat mundur, bahkan melancarkan serangan lagi, Kou Hun Siu pasti akan terluka parah dan Lu Lengpun akan memperoleh kemenangan yang gemilang! Tapi Lu Leng menganggap apabila dia bisa lolos dari serangan Kou Hun Siu, itu sudah membuatnya amat bersyukur dalam hati! Mereka berdua berdiri tegak di geladak peranu, hanya berjarak beberapa depa saja.

   Kou Hun Siu menghimpun hawa murninya untuk menekan darahnya yang bergejolak, sedangkan Lu Leng yang berhasil lolos dari bahaya terus menatap Kou Hun Siu, tidak berani melancarkan serangan.

   Suasana di geladak perahupun jadi hening, hanya terdengar suara ombak yang menderu-deru! Kou Hun Siu yang bergebrak dengan Lu Leng tidak berhasil merobohkannya, sebaliknya malah dipecundang dua kali, Hal ini membuat Kou Hun Siu amat gusar, wajahnya berubah kehijau-hijauan, ia tertawa aneh seraya berkata.

   "Sungguh tak bernama kosong!"

   Lu Leng tertawa dingin.

   "Menang dalam keadaan bahaya!"

   Sahutan yang tidak merendahkan diri Kou Hun Siu, membuat orang tua itu tak dapat berkata apa-apa! sepasang mata Kou Hun Siu tampak menyorot tajam.

   Mendadak ia 2451 merogoh ke dalam bajunya, ketika dikeluarkan, tangannya sudah dikepalkan Kou Hun Siu menatap Lu Leng dengan tajam.

   "Bocah, mari kita bertarung dengan senjata!"

   Lu Leng tahu Kou Hun Siu telah dipecundangnya dua kali, sudah pasti tidak akan menyudahi urusan begitu saja, Tetapi Lu Leng tidak menduga Kou Hun Siu akan menantangnya bertarung dengan senjata, itu berarti Kou Hun Siu sudah amat membencinya, sekaligus ingin membunuhnya pula! Lu Leng tertegun, dia tidak tahu senjata apa yang digenggam Kou Hun Siu! Setelah berpikir, Lu Leng tertawa dingin dan berkata.

   "Senjataku telah hilang, bukankah kau tahu itu?"

   Kou Hun Siu tertawa terkekeh-kekeh.

   "Kalau begitu, terimalah nasibmu!"

   Lu Leng tertawa panjang.

   "Kau memiliki senjata lihay apa? Aku ingin mengetahuinya!"

   Usai menyahut, Lu Lengpun bersiap-siap berkelit apabila Kou Hun Siu menyerangnya, Kou Hun Siu terus tertawa, lama sekali barulah berkata.

   "Aku menggunakan senjata apa? Memangnya gurumu tidak pernah memberitahukan?"

   Mendengar itu, Lu Leng jadi tertegun Lu Leng memang pernah mendengar tentang Kou Hun Siu tapi tidak pernah mendengar tentang senjata apa yang dipergunakannya, Bagian 57 Lu Leng tertawa.

   "Senjata apapun di tanganmu, aku sudah siap menghadapinya!"

   Kou Hun Siu tertawa aneh.

   "He he he! Kalau begitu, lihatlah senjataku!" * * * * Bab 115 Ketika berkata, Kou Hun Siu juga menjulurkan tangannya ke depan sambil membuka kelima jarinya, Lu Leng segera memandang kesitu, dia langsung terbelalak saking terkejut Ternyata di telapak tangan Kou Hun Siu terdapat sebuah kaitan kecil yang memancarkan cahaya! Di ujung kaitan itu terikat seutas rantai yang amat halus, memancarkan cahaya yang bergemerlapan. Kou Hun Siu tertawa gelak.

   "Bocah, kau sudah melihat senjataku? Bisa mati di bawah tanganku, kaupun boleh merasa bangga!"

   Sedangkan Lu Leng berpikir, kaitan kecil dan rantai yang begitu halus, bagaimana cara mempergunakannya? Ketika Kou Hun Siu usai berkata, tangan kanannyapun bergerak, Terdengar suara "Serrr"

   Senjata di tangannya meluncur bagaikan meteor ke arah Lu Leng.

   Bukan main terkejutnya Lu Leng, ia segera meloncat mundur Ternyata dia sudah siap dari tadi, maka gerakannya amat cepat! Tetapi pada saat itu juga tampak cahaya berkelebat melewati badannya! seketika Lu Leng merasa lengannya jadi kencahg, sehingga tak dapat bergerak sama sekali! Kejadian itu amat cepat dan diluar dugaan Lu Leng, Betapa terkejutnya Lu Leng ketika merasa lengannya tak dapat bergerak, Sebelum dia tahu apa yang telah terjadi, sepasang kakinyapun terasa tidak dapat bergerak, langsung dia roboh di atas geladak perahu! Lu Lengpun bergerak cepat, dia menggunakan tangan kirinya untuk menyerang, Namun di saat itu pula lengan kirinya terasa kesemutan, kemudian tidak dapat bergerak lagi.

   Kini baru Lu Leng melihat jelas, ternyata sepasang tangan dan kakinya terikat oleh rantai yang amat halus, yang membuat sekujur badannya jadi lemas tak bertenaga, Karena halusnya rantai itu, jika tidak dilihat dengan teliti,mata biasa akan sukar melihatnya, Lu Leng berusaha meronta untuk memutuskan rantai halus itu, namun tidak berhasil.

   Dia tercengang dan mendongakkan kepala melihat tampak wajah Kou Hun Siu berseri-seri sambil mendekatinya.

   "Lu Siauhiap, Kou Hun Siu (Rantai Pengaet Sukma)ku merupakan senjata pusaka, lagi pula mengandung racun yang membuat sekujur badan orang kesemutan! Dalam rimba persilatan, belum ada orang yang berhasil lolos dari senjataku ini lho! Apa yang kau rasakan sekarang?"

   Lu Leng tidak menyahut, dia hanya mendengus dingin sambil memalingkan kepalanya. Kou Hun Siu tertawa gelak.

   "Hu ha ha! sesungguhnya saat ini kalau kuangkat sebelah tanganku, nyawamu pasti melayang ke akhirat! Namun aku akan membiarkanmu hidup beberapa hari, setiba di istana Ci Cun Kiong, barulah kau akan mati!"

   Diam-diam Lu Leng menghela nafas panjang, kemudian memejamkan matanya tak mau bersuara, Kou Hun Siu menjulurkan tangannya, menjinjing Lu Leng lalu dibawa ke dalam perahu.

   Lu Leng sama sekali tidak membuka matanya, Ketika badannya terbanting ke lantai, barulah dia membuka matanya, Tampak Kou Hun Siu berdiri di hadapannya sambil mengangkat sebuah besi, sebetulnya besi itu dipergunakan untuk menindih perahu dengan berat hampir delapan ratus kaki, terlihat pula seuntai rantai melekat pada besi tersebut! Kou Hun Siu menjulurkan tangannya, menotok jalani darah Tay hai hiat di pinggang Lu Leng.

   Setelah itu diapun menarik tangan kanannya, seketika tampak cahaya berkelebat, ternyata Kou Hun Siu telah menarik kembali senjatanya yang melilit badan Lu Leng, Setelah senjata itu terlepas, rasa kesemutan itupun hilang seketika, namun badan Lu Leng tetap tidak bisa bergerak, karena jalan darah Tay Pai Hiatnya telah ditotok.

   Kou Hun Siu membelenggu kaki Lu Leng dengan rantai yang melekat pada besi besar itu, ia tertawa seraya berkata.

   "Lu Siauhiap, beristiralah baik-baik di sini!"

   Sepasang mata Lu Leng membara, namun tidak bisa berbuat apa-apa! Kou Hun Siu membalikkan badannya, meninggalkan tempat itu.

   Lu Leng terbelenggu disitu, dia teringat Tam Goat Hua yang terapung di tengah laut, dapat dibayangkan betapa sedih hatinya! Berselang sesaat hatinya mulai tenang, segera dihimpunnya hawa murninya untuk menembus jalan darahnya yang tertotok, tapi tidak berhasil sama sekali! Lu Leng menghela nafas panjang, dia merasa perahu itu melaju dengan tenang, Dari sini menuju ke daratan, entah masih membutuhkan waktu berapa lania, setiba di darat nanti iapun masih me ragu kan apakah dirinya masih punya kesempatan untuk meloloskan diri atau tidak? Hati Lu Leng menjadi kacau dan rasanya ingin menangis sekeras-kerasnya karena teringat pada Tam Goat Hua....

   Bagaimana keadaan Tam Goat Hua yang jatuh ke laut bersama papan itu? Setelah meraih golok pusaka Su Yang To, ba-dannyapun merosot ke bawah, dia justru merosot pada papan yang amat lebar itu! Keadaannya saat itu benar-benar amat berbahaya, sedangkan Lu Leng yang berada di perahu kemungkinan besar juga akan celaka di tangan Kou Hun Siu! Karena itu ketika sepasang kakinya menginjak papan, Tam Goat Hua menghimpun hawa murninya untuk mencelat ke atas perahu.

   Akan tetapi perahu itu telah melaju beberapa depa, Tam Goat Hua tertegun, sangat sulit bagi dirinya untuk mencapai perahu tersebut.

   Tam Goat Hua berteriak teriak sambil menggerak-gerakkan golok pusaka Su Yang To.

   "Adik Leng! Adik Leng! Adik Leng...."

   Lu Leng yang berdiri di pinggir perahu, hanya melihat cahaya golok berkelebat-kelebat ia sama sekali tidak mendengar suara teriakan Tam Goat Hua, lagi pula makin lama perahu itu makin menjauhi Tam Goat Hua yang berada di atas papan, tak lama kemudian papan itu pun sudah tidak kelihatan.

   Hati Tam Goat Hua seperti tersayat ketika melihat perahu itu kian menjauh, tapi samar-samar dia masih melihat Lu Leng menerjang ke arah Kou Hun Siu, mereka berdua jadi bertarung sengit! Namun bagaimana hasil pertarungan itu, Tam Goat Hua sama sekali tidak mengetahuinya.

   Kini yang disaksikan Tam Goat Hua hanya laut nan luas, sedangkan perahu itu sudah tidak kelihatan.

   Gadis itu berdiri termangu-mangu di atas papan, walau tiada ombak papan itu tetap bergoyang-goyang, Setelah termangu-mangu beberapa saat, barulah Tam Goat Hua duduk, Selain pasrah, sekarang dia betuI-betul tidak dapat berbuat apapun! Tak henti-hentinya dia menghela nafas, sepasang matanyapun sudah bersimbah air.

   Dia terus duduk tak bergerak, Tak lama haripun mulai gelap, dia menggeleng-gelengkan kepala, kemudian bangkit berdiri.

   Pada papan itu sama sekali tidak terdapat makanan maupun minuman di,sekelilingnya hanya terdapat air laut, Hal ini amat mencemaskan hati Tam Goat Hua.

   Ketika hari sudah gelap, Tam Goat Huapun membaringkan dirinya di atas papan tersebut sambil memandang langit yang penuh diliputi bintang-bin-tang yang berkerlap kerlip, Tam Goat Hua tidak tahu dirinya akan terapung berapa lama, juga tidak tahu dirinya akan selamat atau tidak! semuanya tergantung pada nasib dan takdir! walaupun memiliki kepandaian tinggi, dalam keadaan begini, sama saja seperti tidak berkepandaian apa-apa! Setelah hari sudah larut, barulah Tam Goat Hua pulas, karena teramat risau, diapun bermimpi yang aneh-aneh.

   Keesokan harinya, dia terjaga dari tidurnya karena tersorot oleh sinar matahari, matanya terbuka perlahan-lahan, dan yang dilihatnya hanya laut nan luas! Tam Goat Hua menghela nafas panjang, sedangkan papan itu terus terapung di permukaan laut Tak terasa sehari sudah lewat lagi, Ketika hari mulai gelap, Tam Goat Hua mulai merasa haus dan lapar, Kini dia berada di tengah-tengah laut, ingin menangkap seekor ikan untuk disantap hidup-hidup juga tidak 2457 mungkin! Tam Goat Hua cuma duduk termenung di atas papan itu, terus memandang laut nan luas itu sambil menanti hari cepat berganti sungguh resah hatinya, dia ingin berteriak sekeras-kerasnya, namun tidak bertenaga dan tak bersemangat.

   Tak lama hari semakin gelap, awan hitampun menyelimuti langit Tam Goat Hua berharap segera terjadi hujan badai, agar dirinya tenggelam saja ke dasar laut! Dia terus memandang laut, rasanya ingin sekali dia meloncat kedalam laut, namun tak lama kemudian mendadak dia merasa aneh, Dilangit tiada bintang, lautpun gelap gulita! Akan tetapi, dia melihat secercah cahaya dikejauhan yang bergerak-gerak di permukaan laut! Tentunya air laut tidak akan memancarkan cahaya, kalau begitu darimana munculnya cahaya itu? Kalau bukan sebuah perahu, sudah pasti adalah sebuah daratan! Tam Goat Hua menjadi girang karenanya, Dia terus memandang ke arah cahaya itu dengan penuh perhatian, tampak cahaya itu makin lama makin mendekat.

   Berselang beberapa saat, Tam Goat Hua sudah dapat melihat dengan jelas, ternyata cahaya itu berjumlah tujuh titik yang tidak lain adalah tujuh buah lentera yang menyala terang, Tujuh buah lentera itu, bergantung di atas sebuah perahu, sedangkan papan yang diduduki Tam Goat Hua justru terapung menuju ke arah perahu itu.

   Begitu pula sebaliknya perahu itu terus melaju ke arah Tam Goat Hua! Betapa girangnya gadis itu, tidak perduli orang macam apa yang berada di perahu itu, yang jelas lebih baik dari pada seorang diri terapung di laut! Tak seberapa lama perahu itu sudah semakin dekat, Tam Goat Huapun dapat melihat lebih jelas, Tampak seseorang berdiri di geladak perahu itu, Di bawah sinar lentera terlihat jelas bentuk badan orang itu, Tam Goat Hua merasa 2458 mengenalnya, Tam Goat Hua menahan nafas, melihat lagi dengan penuh perhatian dan hatinya pun mulai berdebar-debar! Walaupun saat ini di laut amat gelap, dia dapat melihat perahu dan orang tersebut, karena ketujuh lentera yang menyala terang, sebaliknya orang yang berdiri di geladak perahu sama sekali tidak dapat melihatnya, karena gelap gulita, juga tidak melihat ada sebuah papan terapung di permukaan laut, Sebenarnya saat melihat ada perahu menuju ke arahnya, Tam Goat Hua sudah mau berteriak, Tetapi begitu melihat jelas siapa orang yang berdiri di geladak perahu, diapun jadi tertegun sehingga tidak dapat berteriak! Walau jarak masih agak jauh, namun Tam Goat Hua tetap mengenali siapa orang itu, tidak lain adalah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek! Kalau beberapa hari yang lalu Tam Goat Hua belum berada dalam pelukan Lu Leng dan sekarang melihat Tong Hong Pek, pasti dia merasa senang sekali, bahkan akan menangis sepuas-puasnya untuk melampiaskan rasa hatinya! Saat ini begitu melihat Tong Hong Pek, hatinya seperti tertusuk-tusuk, bahkan juga merasa tiada muka berjumpa dengannya! Karena saat ini dia merasa benar-benar telah mengkhianati cinta Tong Hong Pek! walaupun semua itu ada sebab-sebabnya dan ada pula orang yang menjadi pelaku terjadinya kejadian di Cin Yun Ling, yaitu Liok Ci Khim Mo! Kegirangannya ketika tadi melihat perahu langsung sirna seketika, dan Tam Goat Huapun cepat-cepat tengkurap agar Tong Hong Pek tidak melihat dirinya! sementara jarak antara perahu yang ditumpangi Tong Hong Pek dan papan yang terapung di permukaan laut semakin mendekat 2459 Saat ini Tam Goat Hua sudah mengucurkan air mata, Dalam hati ia terus memanggil nama Tong Hong Pek, tapi iapun berharap agar perahu itu cepat-cepat lewat agar Tong Hong Pek tidak melihatnya ! Tam Goat Hua cuma bisa berharap begitu, namun tidak bisa mencegah papan itu bertubrukan dengan perahu tersebut! Papan dan perahu itu semakin mendekat, Tam Goat Hua mendongakkan kepala, Dilihatnya wajah Tong Hong Pek begitu murung, seakan sedang memikirkan sesuatu, tak terasa air mata Tam Goat Huapun mengucur lebih deras lagi, Mendadak terdengar suara "Bum"

   Tam Goat Huapun merasa papan itu tergoncang hebat, ternyata sudah terjadi tubrukan! Badan Tam Goat Hua terpental ke belakang, seketika tampak bayangan Tong Hong Pek berkelebat ke arah papan itu, sedangkan Tam Goat Hua sudah terjatuh ke laut! Begitu terjatuh ke laut, Tam Goat Huapun membiarkan dirinya tenggelam.

   Ternyata karena ia merasa tiada keberanian untuk menceritakan tentang urusannya bersama Lu Leng pada Tong Hong Pek, maka Tam Goat Hua tidak mau bertemu Tong Hong Pek dan rela mati di dasar laut! Di permukaan laut tetap gelap gulita, sedangkan Tam Goat Hua berusaha agar dirinya tenggelam! Mendadak dia merasa disekitarnya muncul bunga-bunga air laut, di saat bersamaan diapun merasa ada sebuah tangan yang amat kuat merangkulnya! Tam Goat Hua tak dapat meronta, badannya perlahan-lahan dibawa ke permukaan laut! Tak lama dia sudah berada di permukaan laut, dibukanya matanya dan...

   ia melihat yang membawanya ke permukaan laut adalah Tong Hong Pek! Tong Hong Pek memandangnya, seketika Tam Goat Hua menundukkan kepala.

   ia tidak berani beradu pandang dengannya, kemudian berteriak 2460

   "Lepaskan aku! Lepaskan aku..!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak bersuara, sebelah tangannya merangkul Tam Goat Hua dan sebelah lagi meraih seutas tali yang terjulur turun dari atas perahu.

   Tong Hong Pek menarik tali itu, tampak badannya bersama Tam Goat Hua terbang ke atas masuk ke dalam perahu.

   Begitu sampai di geladak perahu, barulah Tong Hong Pek melepaskan rangku!annya, Saat itu pula Tam Goat Hua meloncat lagi hendak mencebur ke laut, namun mendadak tampak sosok bayangan berkelebat kearahnya sekaligus memegang lengannya serta memanggil dengan suara dalam.

   "Goat Hua!"

   Air mata Tam Goat Hua sudah bercucuran tapi masih sempat berteriak-teriak sambil meronta-ronta! "Lepaskan aku, biarkan aku pergi!"

   Wajah Tong Hong Pek tampak serius, serta berkata dengan sungguh-sungguh.

   "Goat Hua, dengar kata-kataku!"

   Tam Goat Hua agak tenang, ia menghela nafas panjang seraya berkata.

   "Masih mau mengatakan apa?"

   Tong Hong Pek menariknya mendekat "Goat Hua, aku sudah pikir secara seksama dan matang! Kiia berdua saling mencinta, apa yang telah terjadi di Cing Yun Ling anggap saja tidak pernah terjadi dan kita masih boleh jadi suami istri!"

   Mendengar itu Tam Goat Hua jadi tertegun! Hatinya kebat-kebit, mengerti akan dirinya sendiri Kini dia sudah tidak bisa terlepas dari suatu jaringan cinta! Berada di antara Tong Hong Pek dan Lu Leng! seharusnya sudah tiada pilihan lain lagi baginya, dia harus menyerahkan diri pada Lu Leng! Akan tetapi sekarang dia bertemu kembali dengan Tong Hong Pek yang tidak tahu akan perubahan itu! Tam Goat Hua mendongakkan kepala, wajahnya pucat pias dan terus menatap Tong Hong Pek, Tong Hong Pek segera bertanya.

   "Goat Hua, bagaimana menurutmu?"

   Tam Goat Hua menyahut menyimpang dari pertanyaan itu.

   "Dan... bagaimana kau bisa berada di laut?"

   Tong Hong Pek menyahut "Setelah berpisah dengan anak Leng, tak lama akupun mendengar dari orang bahwa Lu Leng tertangkap oleh iblis Merah dan iblis Hijau, akan dibawa ke istana Ci Cun Kiong! Oleh karena itu akupun mengejar kesana, namun anak Leng berhasil meloloskan diri! Akupun dengar dari orang, anak Leng bersama engkau pergi berlayar, maka aku segera membeli sebuah perahu dan berlayar untuk mencari kalian berdua! Goat Hua, bagaimana kau bisa berada di papan itu? Dimana anak Leng? Kalian berdua berlayar bersama, apa yang telah terjadi?"

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang, berkata perlahanlahan.

   "Lepaskan diriku dulu! Aku aku akan memberitahukanmu!"

   Tong Hong Pek segera mengendurkan tangannya, Tam Goat Huapun cepat-cepat mundur selangkah 2462 Tong Hong Pek menatapnya seraya berkata.

   "Goat Hua, bagaimana menurutmu mengenai ucapanku tadi?"

   Tam Goat Hua mendongakkan kepala, kedua pipinya telah basah tergenang air mala, kemudian ia menggeleng-gelengkan kepala, Tong Hong Pek segera berkata lagi.

   "Goat Hua, kita lupakan saja urusan itu!"

   Tam Goat Hua memberanikan diri menyahut "Tidak!"

   Tong Hong Pek berkata.

   "Goat Hua, apakah kau mau menderita seumur htdup?"

   Tam Goat Hua termundur beberapa langkah, tidak bersuara hanya menggigit bibir saja, Tong Hong Pek menghela nafas panjang, lama sekali barulah berkata perlahan lahan.

   "Goat Hua, mungkin hatimu agak kacau bertemu denganku, lebih baik sementara ini kita jangan membicarakan urusan itu! Ohya, sudah berapa lama kau terapung di laut?"

   Tam Goat Hua diam saja! Tapi keningnya berkerut-kerut seakan sedang memikirkan sesuatu. Tong Hong Pek bertanya lagi.

   "Goat Hua, sudah berapa lama kau terapung di laut?"

   Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam.

   "Sudah dua malam!"

   Tong Hong Pek terkejut "Bagaimana kau seorang diri terapung di laut? Dimana anak Leng?"

   Tam Goat Hua menyahut terputus-putus.

   "Aku.,, aku tidak tahu bagaimana keadaannya!"

   Kening Tong Hong Pek berkerut "Goat Hua, bukankah kau berlayar bersamanya? Apa yang telah terjadi setelah kalian berada di laut?"

   Tam Goat Hua tidak menyahut, hanya menangis terisak-isak. Tong Hong Pek segera berkata.

   "Goat Hua, sebetulnya apa yang telah terjadi, mengapa kau diam saja?"

   Tam Goat Hua menyahut sambil menangis.

   "Jangan terus bertanya mendesakku!"

   Tong Hong Pek menghela nafas, manggut-manggut berkata.

   "Baiklah! Mari kita ke dalam perahu dulu!"

   Tong Hong Pek memapah Tam Goat Hua ke dalam perahu, setelah duduk barulah gadis itu memberi tahukan.

   "Kami berlayar untuk mencari Panah Bulu Api!"

   Wajah Tong Hong Pek tampak berseri, segera dia bertanya.

   "Sudah tahu Panah Bulu Api itu berada dimana?"

   Tam Goat Hua manggut-manggut.

   "Ya! Aku tahu dari Tiat Sin Ong, sebelum beliau meninggal...."

   Tong Hong Pek langsung memutuskan ucapan Tam Goat Hua, menggoyang-goyangkan tangannya seraya berkata.

   "Tunggu! Benarkah Tiat Sin Ong? Bagaimana kau bertemu beliau? Tuturkanlah dari awal!"

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang.

   "Baik!"

   Gadis itu mulai bercerita tentang semua kejadian, juga mengenai Panah Bulu Api yang berkaitan dengan Tiat Sin Ong! Tapi Tiat Sin Ong justru telah memberikan ketujuh batang Panah Bulu Api kepada Thian Sun Sianjin, sedangkan Lu Leng teringat akan tulisan yang ditinggalkan Thian Sun Siunjin di pulau Hek Ciok To, bahwa di pulau tersebut terdapat tiga macam benda pusaka padahal Lu Leng hanya menemukan 2465 dua macam benda pusaka, berarti masih ada satu lagi yang belum ditemukan dan menurut dugaan barang itu adalah ketujuh batang Panah Bulu Api tersebut! Oleh karena itu mereka berdua lalu berlayar menuju ke pulau Hek Ciok To, tak terduga perahu yang mereka tumpangi hancur diamuk hujan badai, sehingga mereka berdua terdampar di sebuah pulau terpencil....

   Sampai di sini mendadak Tam Goat Hua berhenti Tong Hong Pek segera bertanya.

   "Bagaimana selanjutnya? Anak Leng pergi ke mana?"

   Tam Goat Hua tampak termenung, lama sekali barulah menyahut "Selanjutnya kami berlayar dengan rakit dan bertemu Kou Hun Sui!"

   Begitu mendengar nama tersebut, Tong Hong Pek kelihatan terkejut sekali, tanpa sadar langsung bangkit berdiri seraya berkata.

   "Apakah Kou Hun Siu yang sama terkenalnya dengan Thian Ho Si Lo, jago nomor wahid dari golongan sesat?"

   Tam Goat Hua manggut-manggut Wajah Tong Hong Pek langsung berubah.

   "Kalau begitu, Lu Leng sudah mati?"

   Betapa terkejutnya Tam Goat Hua mendengar itu, ia segera bertanya.

   "Apa maksudmu?"

   Tong Hong Pek menyahut "Kalian berdua bertemu Kou Hun Siu, sedangkan kau terapung di laut...."

   Tam Goat Hua memberitahukan.

   "Kami berdua bertarung dengan Kou Hun Siu, aku terdesak hingga jatuh ke laut, sedangkan Lu Leng... aku tidak tahu bagaimana keadaannya!"

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Tong Hong Pek tertegun, lama sekali barulah menghela nafas panjang.

   "Berdasarkan kungfu yang dimiliki anak Leng, dia akan bertarung seimbang dengan Kou Hun Siu!"

   Tam Goat Hua berkata dengan girang.

   "Kalau begitu belum tentu dia ada dalam bahaya!"

   Tong Hong Pek diam, kemudian mengge!eng-gelengkan kepala seraya berkata.

   "Tapi senjata milik Kou Hun Siu yang disebut Kou Hun Si (Rantai Pengaet Sukma), adalah semacam benang yang dimuntahkan laba-laba emas, yang hanya ada di sebuah telaga di daerah Miau, itu adalah benda pusaka dalam rimba persilatan dan benda itu juga mengandung racun aneh, siapa yang terikat oleh Kou Hun Si, sekujur badannya pasti kesemutan! Walau Lu Leng belum mati pasti dia sudah tertangkap dan akan dibawa ke istana Ci Cun Kiong!"

   Tam Goat Hua tersentak, lalu bertanya.

   "Kalau begitu, kita harus bagaimana?"

   Tong Hong Pek berpikir, setelah itu baru menyahut "Kini kita berada di tengah laut, tentu sulit mengejar mereka.

   Tapi masih ada satu jalan, kita harus segera kembali ke Tionggoan! Sebelum mereka tiba di istana Ci Cun Kiong, kita harus berhasil mengejar mereka!"

   Tam Goat Hua berpikir, dia juga berpendapat hanya jalan itu yang bisa mereka tempuh. kemungkinan besar mereka masih dapat menyelamatkan Lu Leng! Tong Hong Pek menghela nafas panjang.

   "Seandainya berhasil mengejar mereka, namun belum pasti dapat menyelamat anak Leng dari tangan Kou Hun Siu!"

   Begitu mendengar ucapan Tong Hong Pek, tertegun lah Tam Goat Hua, sebab ia tahu bagaimana sifat Tong Hong Pek, Kalau bukan disebabkan Kou Hun Siu berkepandaian amat tinggi, tentunya Tong Hong Pek tidak akan berkata begitu! Mereka berdua diam, berselang sesaat mendadak Tong Hong Pek tertawa dan berkata.

   "Goat Hua, tiada gunanya kau cemas! Kau tunggu disini, aku akan keluar sebentar untuk memutar arah perahu, aku akan segera kembali kesini!"

   Ucapan Tong Hong Pek terdengar mengandung maksud lain, sehingga membuat Tam Goat Hua tertegun.

   Sebelum bersuara, Tong Hong Pek sudah berkelebat keluar.

   Tak berapa lama kemudian tampak Tong Hong Pek berjalan ke dalam 2468 dengan wajah berseri-seri, tangannya membawa dua batang lilin merah.

   Tam Goat Hua terkejut "Untuk apa itu?"

   Tong Hong Pek tertawa, sahutnya.

   "Goat Hua, malam ini merupakan malam bahagia bagi kita berdua! Bagaimana menurutmu?"

   Ketika mendengar Tong Hong Pek menyahut begitu, wajah Tam Goat Hua langsung berubah, Tam Goat Hua segera bangkit berdiri seraya berkata.

   "Tidak!"

   Tong Hong Pek berkata dengan sungguh-sung-guh.

   "Goat Hua, dengarlah kata-kataku! Aku tidak mau bila kejadian di Cing Yun Ling itu membuat kita berdua terus menderita! Setelah kita jadi suami isteri aku yakin tak lama lagi kita sama-sama akan melupakan kejadian itu, serta akan gembira dan bahagia seperti dulu lagi!"

   Tam Goat Hua termundur-mundur, sekujur badannya menggigil. Setelah mundur sampai di sudut, diapun berteriak sekeras-kerasnya.

   "Tidak! Tidak!"

   Saat ini, Tong Hong Pek sudah melihat keanehan air muka Tam Goat Hua, Tong Hong Pek menatapnya seraya bertanya.

   "Goat Hua, sebetulnya apa gerangan yang telah terjadi?"

   Tam Goat Hua memalingkan mukanya, menyahut dengan air mata berlinang-linang.

   "Beberapa patah katamu itu, sudah... sudah terlambat!"

   Tong Hong Pek tersentak mendengar itu, jari tangannyapun mengendur sehingga sepasang lilin merah yang dipegangnya langsung jatuh ke bawah.

   "Plak! Plak!"

   Meskipun Tong Hong Pek merupakan orang yang berkepandaian amat tinggi, namun dia justru tidak dapat melepaskan diri dari jaringan cinta! Dulu dia patah hati karena To Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, maka diapun pergi ke gunung Soat San, hidup merana seorang diri dua puluh tahun di sana.

   Setelah perjodohannya dengan Tam Goat Hua mengalami perubahan rambutnyapun mulai ubanan! sementara di perahu itu, suasana amat sunyi sekali.

   Setelah tertegun sejenak, barulah Tong Hong Pek berkata dengan suara bergetar "Apa...

   apa maksudmu?"

   Tam Goat Hua menggigit bibir, kemudian menyahut "Aku dan adik Leng sudah... sudah...."

   Ketika Tam Goat Hua berkata sampai disitu, mendadak Tong Hong Pek membentak sengit "Sudah! jangan katakan itu lagi!"

   Betapa tingginya Lweekang Tong Hong Pek, bentakannya itu amat memekakan telinga, membuat Tam Goat Hua tertegun.

   Dia mendongakkan kepala memandang ke arah Tong Hong Pek, tampak di wajahnya tersirat penderitaan.

   Tong Hong Pek juga memandang Tam Goat Hua, gadis itu buru-buru menundukkan kepala, berkata per!ahan-lahan.

   "Aku... aku telah bersalah padamu!"

   Tong Hong Pek memalingkan mukanya, lalu berkata dengan suara teramat terang.

   "Bagus sekali! Asal dalam hatimu merasa gembira, tentunya akupun ikut gembira!"

   Tam Goat Hua maju selangkah, sedangkan Tong Hong Pek memalingkan mukanya, muka Tong Hong Pek sudah tidak tampak menderita lagi, Akan tetapi Tam Goat Hua tahu, Tong Hong Pek menyimpan penderitaannya di dalam hati.

   Penderitaan semacam itu bagi Tong Hong Pek takkan hilang selama-lamanya, sebab akan terus tersimpan di dalam hati! Tam Goat Hua memandangnya dengan tertegun, Tong Hong Pek malah tersenyum hambar dan berkata.

   "Memang sesungguhnya kau dan anak Leng merupakan pasangan yang serasi, kau jangan berduka karena diriku!"

   Tam Goat Hua berkata dengan suara rendah.

   "Bagaimana perasaan hatimu, aku tahu jelas!"

   Tong Hong Pek mendongakkan kepala sambil tertawa gelak, suara tawanya sungguh mengejutkan, lama sekali barulah dia berkata.

   "Jangan omong sembarangan kau tahu apa?"

   Tam Goat Hua menghela nafas, tidak bicara apa-apa lagi, Tong Hong Pek berkata.

   "Kau terapung di laut dua malam, tentunya amat Lapar dan lelah, cepatlah kau makan dan tidur! Aku akan ke geladak perahu, memperhatikan arah yang dituju!"

   Tam Goat Hua tahu Tong Hong Pek berusaha tenang, walau dalam hatinya penuh emosi, dia segera berkata.

   "Kau...."

   Tong Hong Pek tertawa.

   "Ha ha ha! Legakanlah hatimu, kau anggap aku seperti dirimu? Sudah jelas melihatku, namun masih berusaha tenggelam! Aku tidak akan melakukan itu lho!"

   Wajah Tam Goat Hua langsung memerah, sedangkan Tong Hong Pek sudah berjalan ke luar dengan langkah lebar Tam Goat Hua duduk termenung, kemudian mendekati pintu perahu sambil memandang ke luar Tampak Tong Hong Pek berdiri di geladak perahu, sepasang tangannya ditaruh di belakang, Lama sekali Tam Goat Hua memandangnya, sedangkan Tong Hong Pek tetap tak bergerak.

   Tam Goat Hua cuma memandang punggungnya sehingga tidak dapat melihat mukanya yang penuh diliputi penderitaan! Sesungguhnya Tong Hong Pek amat gembira karena Tam Goat Hua dan Lu Leng sudah rujuk kembali, namun dalam hal cinta, dia memang sangat menderita sekali! Meskipun Tong Hong Pek kelihatan baru berusia tiga puluhan, tapi sesungguhnya usianya sudah cukup tua, Dua puluh tahun lalu setelah mengalami patah hati, dia sudah mengambil keputusan tidak akan terlibat lagi dalam hal percintaan, tetapi tak terduga, dua puluh tahun kemudian dia malah jatuh cinta pada putri mantan kekasihnya, juga tak diduga akan terjadi hal yang sama pula! Dia merasa sungguh keterlaluan nasib mempermainkan orang, dia terus berdiri di geladak perahu hingga malam dan pagi.

   Keesokan harinya, barulah dia menjulurkan tangannya menghapus embun yang membasahi rambutnya.

   Ketika menghapus, rambutnyapun ikut rontok, Tong Hong Pek melihat rambut yang rontok itu ternyata sudah memutih! Tong Hong Pek tersenyum getir, dia tahu semalam dirinya sudah bertambah tua.

   Dia menghela nafas panjang, mengambil keputusan untuk menyimpan penderitaannya di dalam hati dan tidak akan diungkitkan pada siapapun! Dia masuk ke dalam perahu untuk membangunkan Tam Goat Hua.

   Mereka lalu makan bersama serta tidak membicarakan hal tersebut, mereka hanya berunding bagaimana cara menolong Lu Leng.

   sementara perahu itu terus melaju, Empat hari kemudian, ketika hari mulai sore, dari jauh sudah tampak daratan, Setelah sore hari, perahu itupun sudah berlabuh di sebuah pelabuhan yang amat ramai, Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua naik ke pelabuhan itu.

   Setelah bertanya pada orang di sana, akhirnya mereka tahu bahwa berada di daerah 2473 Shantung, kemudian Tong Hong Pek bertanya lagi, apakah ada sebuah perahu besar berlabuh disitu, Di saat bersamaan, Tam Goat Hua justru berseru kaget "Lihat!"

   Tong Hong Pek memandang ke arah yang ditunjuk Tam Goat Hua, tampak sebuah tiang layar yang amat tinggi di belakang beberapa buah perahu lain. Tam Goat Hua berkata.

   "Berdasarkan tiang layar itu, aku dapat memastikan kalau itu adalah perahu Kou Hun Siu!"

   Tong Hong Pek segera menyahut "Kita ke sana untuk bertanya pada orang-orang di sekitarnya, sudah berapa lama mereka tiba disini!"

   Mereka berdua cepat-cepat mendekati perahu besar itu, tak lama kemudian sampailah mereka di sekitar perahu besar tersebut Terlihat begitu banyak orang sedang mencuci geladak perahu, Tong Hong Pek segera melesat ke atas perahu besar itu, Tam Goat Hua juga ikut melesat ke atas, Begitu cepat gerakan mereka berdua sehingga membuat orang-orang yang ada di atas perahu besar itu jadi tertegun Tam Goat Hua langsung berkata.

   "Kalian tidak usah takut, dimana Kou Hun Siu?"

   Salah seorang tua menyahut "Mereka sudah mendarat!"

   Tong Hong Pek bertanya.

   "Kapan mereka mendarat?"

   Orang tua itu memberitahukan "Tengah hari itu mereka mendarat!"

   Tong Hong Pek bertanya lagi.

   "Mereka berjumlah berapa orang?"

   Orang tua itu menyahut "Kira-kira sepuluh orang, kami tidak begitu jelas!"

   Tam Goat Hua ikut bertanya.

   "Di mana pemuda yang bersamaku itu?"

   Orang tua itu menggeleng-gelengkan kepala, lalu menghela nafas panjang. Wajah Tam Goat Hua langsung berubah, hatipun berdebar-debar tegang.

   "Ba... bagaimana keadaannya?"

   Orang tua itu menyahut "Dia... dia diikat dan dibawa pergi!"

   Mendengar itu, barulah Tam Goat Hua menarik nafas lega, saling memandang dengan Tong Hong Pek.

   Tidak banyak 2475 bicara lagi, mereka segera melayang turun dari perahu besar itu.

   Kira-kira setengah jam kemudian, mereka berdua sudah berada di jalanan yang menuju ke gunung Tiong Tiau San, di jalan itu mereka melesat menggunakan ilmu ginkang.

   Mereka tahu, Kou Hun Siu beserta teman-temannya berangkat lebih awal setengah hari dari mereka.

   Merekapun yakin dapat menyusul Kou Hun Siu dan teman-temannya, sebab rombongan itu membawa Lu Leng.

   Mereka tentu tidak akan melakukan perjalanan tergesa-gesa, lagi pula Kou Hun Siu dan lainnya tidak tahu ada orang yang mengejar mereka.

   * * * * Bab 116 Malam harinya Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua sama sekali tidak beristirahat mereka berdua terus melakukan perjalanan malam, tanpa berhenti sama sekali.

   Hari berikutnya ketika mulai pagi, Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua sudah sampai di sebuah desa, Dari penduduk desa itu mereka memperoleh informasi bahwa Kou Hun Siu dan lainnya berada di depan kira-kira tujuh delapan mil Oleh karena itu mereka berduapun terus mengejar.

   Tong Hong Pek berpesan sembari melesat kearah tujuan.

   "Goat Hua, begitu melihat mereka kau jangan memunculkan diri!"

   Tam Goat Hua bertanya heran.

   "Mengapa?"

   Tong Hong Pek menyahut "Biar aku yang muncul duluan. Aku akan turun terhadap yang lain, setelah itu barulah menghadapi Kou Hun Siu! Di saat Kou Hun Siu bertarung denganku, kau harus segera membawa anak Leng pergi!"

   Tam Goat Hua menatapnya seraya berkata.

   "Bukankah kau bilang senjatanya amat lihay?"

   Tong Hong Pek menyahut dengan suara dalam.

   "Goat Hua, kalau kau ingin menyelamatkan Lu Leng, harus mendengar perkataanku!"

   Tam Goat Hua mengangguk.

   "Ya!"

   Tong Hong Pek berkata lagi.

   "

   Setelah kau berhasil menyelamatkan anak Leng, harus cepat-cepat pergi ke pantai, gunakan perahu besar itu untuk berlayar ke pulau Hek Ciok To! perahu itu amat kuat dan besar, tentunya tidak akan hancur menghadapi hujan badai dan kalian bisa sampai di pulau Hek Ciok To dengan selamat!"

   Tam Goat Hua bertanya.

   "Lalu kau bagaimana?"

   Tong Hong Pek tertawa panjang.

   "Seandainya aku tak kuat melawan Kou Hun Siu, apakah aku tidak bisa kabur?"

   Tam Goat Hua tampak terkejut, lama sekali baru dia mengangguk "Baik!"

   Tong Hong Pek berpesan.

   "Setelah kalian memperoleh ketujuh batang Panah BuIu Api itu, waktu untuk bertemu dengan kedua orang tuamupun sudah semakin dekat, berunding lah dengan mereka bagaimana cara merebut Busur Api itu, Tentang urusan membasmi Liok Ci Khim Mo, pasti ada harapan!"

   Tam Goat Hua mendengar nada perkataan itu seolah-olah urusan selanjutnya, sudah bukan bagiannya lagi.

   Hal ini membuat hati Tam Goat Hua tergoncang, namun ia tidak mengucapkan apapun Mereka berdua terus melesat Tak berapa lama, mereka telah melihat sekitar sepuluh ekor kuda sedang berlari kencang di depan dua ekor diantaranya terdapat dua buah bendera bertuliskan "Bu Lim Ci Cun"

   Dan "Liok Ci Khim Mo". Melihat itu, Tam Goat Hua segera memberitahukan .

   "ltu adalah rombongan Kou Hun Siu!"

   Tong Hong Pek manggut-manggut.

   "Ng!"

   Tong Hong Pek lalu berkata dengan suara dalam.

   "Lakukan sesuai dengan pesanku!"

   Usai berkata Tong Hong Pek langsung melesat ke depan secepat kilat, tahu-tahu sudah berada empat lima depa jauhnya.

   Tam Goat Hua juga melesat ke depan, namun tidak bisa mengikutinya, karena ilmu ginkang Tong Hong Pek amat tinggi.

   Tong Hong Pek sudah semakin mendekati rombongan Kou Hun Siu, diapun tahu orang-orang itu rata-rata adalah kaum rimba persilatan Orang tua yang paling depan adalah Kou Hun Siu yang amat terkenal tiga puluh tahun yang lampau, Tong Hong Pek pernah bertemu beberapa kali dengannya, Di punggung kuda itu tampak juga seorang pemuda yang dibelenggu dengan rantai besi.

   Ternyata dia adalah Lu Leng! Begitu melihat Kou Hun Siu berada paling depan, giranglah hati Tong Hong Pek, karena itu memang sesuai dengan kehendak hatinya.

   Selain Kou Hun Siu, yang lainnya sama sekali tidak dianggap lawan oleh Tong Hong Pek, lagi pula Kou Hun Siu berada di depan maka semakin gampang baginya untuk menyelesaikan urusan itu! setelah dekat Tong Hong Pek menghimpun hawa murninya, lalu mengeluarkan siulan panjang! Sungguh dahsyat siulan tu, sehingga membuat wajah orang-orang itu langsung berubah, kecuali Kou Hun Siu! Ketika mendengar suara siulan, Tam Goat Hua-pun tahu Tong Hong Pek sudah siap turun tangan.

   Maka ia melesat lebih cepat, kemudian bersembunyi disemak-semak di pinggir jalan.

   Setelah bersiul panjang, badan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pekpun mencelat ke atas! Kou Hun Siu juga bukan orang sembarangan begitu mendengar suara siulan tersebut, dia sudah tahu di belakangnya ada jago tangguh sedang mengejarnya.

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Akan tetapi, dia tidak menduga kalau pendatang itu adalah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek! ia hanya menduga Liok Ci Khim Mo sudah tahu akan kehadirannya di Tionggoan, maka Liok Ci Khim Mo mengutus para jago tangguh dari istana Ci Cun Kiong untuk menyambutnya, Walau dia berpaling ke belakang, tapi sebenarnya dia tidak bersiap sama sekali, 2479 Gerakan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memang amat cepat sekali, Suara siulannya belum lenyap, dan ketika Kou Hun Siu baru berpaling ke belakang, dia sudah berhasil merobohkan dua orang, kemudian menangkap dua orang sekaligus dilemparkannya ke arah Kou Hun Siu! Kou Hun Siu mendengar suara menderu-deru ke arahnya, ia tidak melihat jelas kalau yang terbang ke arahnya justru adalah orang sendiri.

   Dia mengira ada dua jago tangguh menyerang ke arahnya, langsung ia melancarkan dua pukulan! Kedua pukulan itu menghantam kedua orang yang melayang ke arahnya, terdengar suara.

   "Plak! Plak!"

   Kedua orang itu mengeluarkan suara jeritan yang menyayat hati, nyawapun melayang seketika, Di saat bersamaan, Kou Hun Siupun menjulurkan tangannya menangkap kedua sosok mayat itu, Setelah menangkap kedua sosok mayat itu dan melihat dengan jelas, barulah Kou Hun Siu tahu bahwa kedua orang itu adalah orangnya sendiri! Betapa terkejutnya Kou Hun Siu, segera dilemparkannya kedua sosok mayat itu kebawah, lalu memandang si penyerang, seketika itu terbelalak dan menarik nafas dingin! Ternyata Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bergerak laksana kilat, dia telah berhasil melumpuhkan semua orang itu! Akan tetapi, Kou Hun Siu tetap tidak dapat melihat dengan jelas wajah orang yang muncul mendadak itu, orang-orang yang dibawanya, walau tidak ter-golong jago tangguh kelas satu, tapi kepandaian mereka cukup tinggi! Orang itu dapat membunuh mereka dalam waktu sekejap, maka dapat 2480 dibayangkan betapa tingginya kepandaian orang tersebut dan mungkin tidak berada di bawah kepandaiannya sendiri! Kou Hun Siu segera mengeluarkan siulan nya-ring.

   sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, setelah membunuh orang yang terakhir, diapun membalikkan badannya langsung berhadapan dengan Kou Hun Siu.

   Ketika melihat orang yang melakukan pembunuhan itu masih sedemikian muda dan ganteng, membuat Kou Hun Siu terbelalak! Puluhan tahun lalu, Kou Hun Siu pernah bertemu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek beberapa kali, Meskipun sudah puluhan tahun yang lalu, namun wajah maupun bentuk badan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak berubah sama sekali, Maka ketika melihatnya, Kou Hun Siu segera mengenalinya, Dia segera tertawa gelak seraya berkata.

   "Giok Bin Sin Kun, sudah lama kita tidak bertemu!"

   Menurut rencana, setelah membunuh semua orang itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek akan bertarung dengan Kou Hun Siu! Kalau Kou Hun Siu menggunakan Kou Hun Si menghadapinya, dia masih dapat bertahan beberapa waktu, Apabila tidak kuat melawan, barulah melarikan diri! Di saat dia bertarung dengan Kou Hun Siu, tentunya Tam Goat Hua akan membawa Lu Leng pergi, mungkin sudah lima enam mil jauhnya.

   Akan tetapi, walau saat ini wajah Kou Hun Siu penuh diliputi hawa membunuh, tapi dia justru tidak turun dari kuda.

   Bahkan sebelah tangannya, sepertinya tidak sengaja atau sengaja menekan punggung Lu Leng! Meskipun Lu Leng terbelenggu, namun dia tidak kehilangan kesadarannya.

   Dia sudah tahu dari tadi bahwa gurunya muncul disitu, dia amat terharu dalam hati dan ingin rasanya memberitahukan pada gurunya akan kelihayan senjata milik Kou Hun Siu itu! Tetapi jalan darahnya ditotok, sehingga dia tidak dapat bersuara sedikitpun! Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan dingin.

   "Tidak salah, memang sudah lama kita tidak bertemu! Kou Hun Siu, walau kau dari golongan sesat, namun namamu amat terkenal, mengapa harus bergabung dengan orang lain?"

   Kou Hun Siu tertawa dingin.

   "Sejak dahulu kala, Pat Liong Thian Im merupakan ilmu yang tiada tandingannya di kolong langit, siapa mampu melawannya?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mendengus.

   "Hm! Kou Hun Siu, tak kusangka kau sedemikian tak tahu malu!"

   Wajah Kou Hun Siu langsung berubah, dia bertanya dengan tidak senang.

   "Kini kau mau apa?"

   Tong Hong Pek menyahut dengan dingin.

   "Kou Hun Siu, ketika guruku masih ada, kau selalu bersembunyi maka guruku tidak dapat membasmimu! Kini aku akan mewakili almarhum untuk membasmimu!"

   Mendengar itu, Kou Hun Siupun tertawa gelak, katanya.

   "Sungguh seorang bocah yang tak tahu diri!"

   Nama Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memang terkenal di kolong langit, namun nama Kou Hun Siu terkenal lebih awal dari namanya, lagu pula nama Kou Hun Siu setingkat dengan nama Thian Ho Si Lo, karena itu Kou Hun Siu menyebutnya sebagai bocah! Sesungguhnya Tong Hong Pek ingin menjebaknya agar turun dari kuda serta bertarung dengan dirinya, Namun ketika mendengar Kou Hun Siu berkata begitu, diapun segera menyahut "Kou Hun Siu, begitu kau menginjak daerah Tionggoan pasti kau tahu bahwa aku tidak akan melepaskanmu! orang-orang yang kau bawa itu, semuanya sudah berangkat ke akhirat! Mereka tidak punya pemimpin, bukankah kasihan bila tidak tahu jalan di sana? Nah, cepatlah kau menyusul mereka!"

   Saat ini begitu melihat Tong Hong Pek, Kou Hun Siu jadi teringat pada Beng Tu Lojin yang terus mengejarnya hingga dirinya tidak dapat bersembunyi di daerah Tionggoan dan membuat dirinya terpaksa kabur ke seberang lautan, hal ini ternyata masih tak terlupakan dan dia masih menyimpan dendam itu dalam hati Akan tetapi ternyata Kou Hun Siu tidak segera turun tangan menyerang Tong Hong Pek, sebab tiga puluh tahun lalu, Tong Hong Pek telah memperoleh lima enam bagian kepandaian Beng Tu Lojin.

   Tiga puluh tahun kemudian, walau Tong Hong Pek tidak dapat menyamai Beng Tu Lojin, tapi pasti sudah memiliki sembilan bagian kepandaian Beng Tu Lojin! Kou Hun Siu dapat mengalahkannya atau tidak, itu masih merupakan suatu tanda tanya, maka Kou Hun Siu belum mau turun tangan terhadapnya, Setelah Tong Hong Pek berkata begitu, rasa dendam dalam hati Kou Hun Siupun memuncak! Apalagi orang-orang yang dibawanya telah mati semua di tangan Tong Hong Pek, Kalau saat ini dia berangkat ke istana Ci Cun Kiong untuk menemui Liok Ci Khim Mo, tentunya dia akan kehilangan muka dan kemungkinan Liok Ci Khim Mo juga akan meremehkan dirinya! Namun apabila dia dapat menangkap Tong Hong Pek serta dibawa bersama-sama Lu Leng ke istana Ci Cun Kiong, pasti dia akan memperoleh kedudukan tinggi di sana! Setelah berpikir demikian, sepasang mata Kou Hun Siupun membara dan menyorot tajam penuh diliputi hawa membunuh.

   Kou Hun Siu tertawa terkekeh-kekeh, kemudian berkata dengan dingin sekali dan sepatah demi sepatah .

   "Tanya pada dirimu sendiri, apakah kau adalah lawanku?"

   Giok Bin Sin Kun membentak keras.

   "Jangan banyak omong kosong, aku masih ingat akan kedudukan amat tinggi di dunia persilatan, maka aku tidak mau membunuhmu di atas punggung kuda. cepatlah kau turun untuk menerima kematianmu!"

   Perkataan Tong Hong Pek yang amat menghina itu membuat Kou Hun Siu tidak dapat bertahan lagi, dia tertawa aneh dan entah bagaimana cara dia bergerak, tahu-tahu badannya sudah mencelat ke atas lalu berputar-putar melayang turun di hadapan Tong Hong Pek! Tersentak juga hati Tong Hong Pek ketika menyaksikan gerakan Kou Hun Siu yang begitu cepat sebelumnya dia berpikir akan bertanding seimbang dengan Kou Hun Siu, namun setelah menyaksikan gerakan itu, timbullah 2484 keraguannya dan dia tahu pertarungan yang akan terjadi, pasti akan mati-matian! Karenanya begitu melihat Kou Hun Siu berada dihadapannya, diapun langsung menyerangnya dengan tangan kanan.

   "Bum!"

   Terdengar suara yang amat dahsyat mengarah pada Kou Hun Siu, tampak badan Kou Hun Siu berkelebat sekaligus balas dengan sebuah pukulan pula! "Blam!"

   Terdengar suara benturan yang amat dahsyat memekakkan telinga, ternyata pukulan mereka beradu! Badan Tong Hong Pek sempoyongan kemudian mundur tiga langkah, Barulah dia bisa berdiri tegak! Badan Kou Hun Siu juga termundur-mundur empat lima langkah ke belakang, setelah itu baru bisa berdiri tegak, Berdasarkan itu, dapat diketahui bahwa Lwee-kang Tong Hong Pek lebih tinggi setingkat dari Kou Hun Siu.

   Saat ini kepandaian Tong Hong Pek boleh dikatakan sudah menyamai kepandaian Beng Tu Lojin, begitu pula Lweekang yang dimilikinya, sebab Tong Hong Pek pernah berlatih selama dua puluh tahun di gunung Soat San! Walau Kou Hun Siu telah berlatih tiga puluh tahun namun Lweekangnya masih tidak dapat menyamai Lweekang Tong Hong Pek, karena Lweekang yang dilatih Tong Hong Pek berasal dari aliran putih, sedangkan Lweekang yang dilatih Kou Hun Siu berasal dari aliran sesat! Oleh karena itu, Lweekang yang dimiliki Tong Hong Pek tetap menang setingkat dari nya! Setelah mengalami itu, semangat Tong Hong Pekpun bertambah! Begitu berdiri tegak diapun membentak keras sambil menerjang ke arah Kou Hun Siu, sebelum kakinya menginjak tanah, dia sudah menyerang empat lima jurus, Tampak pukulannya berkelebat-kelebat, sekejap semua pukulannya telah mengurung sekujur badan Kou Hun Siu! Mengenai Lweekang, Kou Hun Siu memang kalah setingkat dari Tong Hong Pek namun tidak terpaut jauh, lagi pula selama tiga puluh tahun itu dia terus berlatih, maka gerakannya maupun perubahan jurusnya amat cepat dan indah, juga telah mencapai tingkat yang sangat tinggi! Karena itu walau Kou Hun Siu telah terkurung oleh pukulan-pukulan yang dilancarkan Tong Hong Pek, namun dia masih dapat berkelit.

   Tong Hong Pek segera menyerang lagi dengan Lweekang sepenuhnya, dia menyerang dengan dua jurus yang berbeda! sungguh lihay dan dahsyat kedua jurus serangannya itu! Begitu melihat kedua jurus serangan itu, barulah Kou Hun Siu percaya kalau Lweekang Tong Hong Pek lebih tinggi setingkat darinya, sehingga Kou Hun Siu tidak berani menyambut kedua jurus serangan yang penuh mengandung Lweekang itu.

   Mendadak Kou Hun Siu bersiul panjang, badannya tampak mencelat ke atas menghindari jurus serangan tersebut! Begitu mulai bertarung Tong Hong Pek dan Kou Hun Siu sudah saling serang menyerang tujuh delapan jurus, semua itu merupakan jurus yang mematikan! Siapa yang lengah pasti celakai.

   Ketika melihat mereka berdua mulai bertarung, hati Tam Goat Hua yang sedang bersembunyi menjadi amat tegang sekali! Disaat Kou Hun Siu mencelat ke atas untuk 2486 menghindari kedua jurus serangan Tong Hong Pek, Tam Goat Huapun segera melesat ke arah Lu Leng! Jarak mereka hanya beberapa depa, maka begitu melesat sudah sampai di hadapan pemuda itu.

   Tam Goat Huapun langsung menyambar Lu Leng, sekaligus membawanya pergi tanpa menyia-nyiakan waktu! Tong Hong Pek telah berpesan pada Tam Goat Hua, ia harus membawa Lu Leng pergi sejauh mungkin! Akan tetapi, gadis itu juga amat mengkha-watirkan keselamatan Tong Hong Pek.

   Setelah membawa Lu Leng pergi belasan depa, diapun berhenti sambil memandang ke belakang, Terlihat Kou Hun Siu masih berada di udara, sebelum melayang turun ke bawah, mendadak tangannya dikibaskan Tampak cahaya yang amat halus bergemerlapan meluncur ke arah Tong Hong Pek, itu adalah senjata Kou Hun Si (Rantai Pengaet Sukma)! Wajah Tong Hong Pek berubah serius sekali, badannya bergerak cepat ke belakang! Melihat kejadian itu, hati Tam Goat Huapun berdebar-debar tegang! Gadis itu tahu, senjata yang digunakan Kou Hun Siu adalah senjata Kou Hun Si yang amat lihay! Dari gerakan Tong Hong Pek ke belakang, Tam Goat Hua sudah tahu kalau Tong Hong Pek tidak punya akal untuk menghadapi senjata itu, dan ini pertanda Tong Hong Pek sudah berada di bawah angin! Kalau dilanjutkan entah bagaimana akhirnya! Timbullah pertentangan dalam hati Tam Goat Hua, ia menjadi ragu-ragu apakah akan membantu Tong Hong Pek, atau segera membawa Lu Leng pergi! sementara itu Kou Hun Siupun sudah melayang turun.

   Karena Kou Hun Siu membelakangi Tam Goat Hua, maka dia tidak melihat gadis itu, melainkan langsung menyerang Tong Hong Pek dengan senjatanya! sedangkan Tong Hong Pek yang mengetahui 2487 keragu-raguan Tam Goat Hua, pada saat itu juga tidak leluasa berseru menyuruhnya pergi! Karena apabila dia berseru, sebelum Tam Goat Hua kabur, Kou Hun Siu pasti sudah mengejarnya! Ketika melihat Kou Hun Siu menyerang lagi, Tong Hong Pek segera membalikkan badannya, langsung melesat pergi! Kou Hun Siu tertawa gelak, kemudian berkata lantang.

   "Giok Bin Sin Kun, tadi kau sok sekali! Kok sekarang malah kabur? Mau kabur ke mana?"

   Kou Hun Siu sama sekali tidak tahu akan maksud Tong Hong Pek.

   Ternyata Tong Hong Pek bermaksud memancingnya menjauhi tempat itu agar Tam Goat Hua bisa membawa Lu Leng pergi! Namun Kou Hun Siu mengira Tong Hong Pek takut akan senjatanya, maka Kou Hun Siu segera mengejarnya! Ketika melihat Tong Hong Pek melesat pergi dan Kou Hun Siu mengejarnya, Tam Goat Hua sudah tahu, bahwa Tong Hong Pek bermaksud memancing Kou Hun Siu pergi! Tam Goat Hua menghela nafas panjang, tanpa menyia-nyiakan waktu lagi, ia langsung mengapit Lu Leng sekaligus melesat pergi meninggalkan tempat itu! Kira-kira dua mil kemudian barulah Tam Goat Hua berhenti dan menaruh Lu Leng ke bawah, lalu menggunakan golok pusaka Su Yang To untuk mengutus rantai yang membelenggu dirinya, Setelah itu Tam Goat Huapun membebaskan jalan darah Lu Leng yang tertotok 2488 Begitu jalan darah yang tertotok itu dibebaskan, Lu Lengpun cepat-cepat meloncat bangun! Lu Leng memandang Tam Goat Hua seraya bertanya.

   "Kakak Goat, di mana guru?"

   Tam Goat Hua menyahut "Dia memancing Kou Hun Siu pergi, agar kita bisa kabur!"

   Mendengar itu, Lu Leng langsung membanting kaki seraya berkata.

   "Kakak Goat, senjata milik Kou Hun Siu itu amat lihay! Mungkin guru tak sanggup menghadapinya, bagaimana kau bisa membiarkan guru memancing Kou Hun Siu ke tempat lain?"

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang seraya berkata.

   "Adik Leng, akupun memikirkan hal tersebut Tapi dia menghendaki aku berbuat begini! Setelah berhasil menyelamatkanmu, kita berdua harus cepat-cepat kepelabuhan, menggunakan perahu besar milik Kou Hun Siu untuk berlayar ke pulau Hek Ciok To mencari Panah Bulu Api!"

   Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala.

   "Kakak Goat, tidak seharusnya kau mengabulkan itu!"

   Tam Goat Hua tersenyum getir.

   "Adik Leng, aku bertemu dengan dia di tengah laut! Mengenai urusan kita diapun sudah tahu, Dia amat berduka dan telah membulatkan hati! Aku tidak dapat menasihatinya!"

   Mendengar itu, bukan main terkejutnya Lu Leng segera dia berkata.

   "Kalau begitu, bukankah... guru berniat untuk mati?"

   Tam Goat Hua menyahut dengan mata basah dan terisak-isak.

   "Itu,., itu tidak mungkin, dia.. dia masih bisa melarikan diri!"

   Lu Leng berkata tegas.

   "Tidak bisa! Pokoknya kita harus kembali ke sana, kalau sampai guru celaka, aku akan menderita dan tersiksa sekali!"

   Usai berkata Lu Lengpun melesat pergi! Akan tetapi, Goat Hua cepat-cepat menjulurkan tangannya menarik lengan Lu Leng seraya berseru.

   "Adik Leng!"

   Lu Leng menyahut Bagian 58

   "Kakak Goat, jangan mencegah ku!"

   "Adik Leng, kalaupun kau kesana juga tiada gunanya!"

   Lu Leng tertegun kemudian menghela nafas panjang dan berkata.

   "Aku hanya menghendaki hatiku tenang,.,."

   Tam Goat Hua segera memutuskan ucapannya.

   "Begitu dia tahu kau tidak mau mendengar perkataannya, dia pasti gusar sekali! Lebih baik kita menuruti perkataannya dan segera berlayar ke pulau Hek Ciok To! Di saat berkata air mata Tam Goat Huapun sudah meleleh, bagaimana mungkin hatinya merasa tega membiarkan Tong Hong Pek jatuh ke tangan Kou Hun Siu? Tong Hong Pek berbuat begitu tidak lain demi mereka berduat tentu saja membuat hati Tam Goat Hua amat berduka sekali! Lu Leng termangu-mangu, berselang sesaat dia menghela nafas panjang.

   "Kakak Goat, aku... aku sungguh bersalah terhadap guru!"

   Tam Goat Hua mengge1eng-gelengkan kepala.

   "Adik Leng, urusan sudah jadi begini! seandainya dia... celaka, kita harus berhasil membasmi Liok Ci Khim Mo, agar hatinya bisa tenang di alam baka...."

   Ketika Tam Goat Hua berkata sampai disitu, Lu Lengpun berteriak keras.

   "Sudah! jangan dilanjutkan! Guru tidak akan mati, kalaupun tidak sanggup melawan Kou Hun Siu, tentunya guru masih bisa kabur!"

   Tam Goat Hua manggut-manggut "Kalau begitu, kita harus menuruti perkataannya! Mari kita segera berlayar ke pulau Hek Ciok To!"

   Lu Leng mengangguk, mereka berdua segera berangkat ke pelabuhan.

   Dalam perjalanan, mereka berdua sama sekali tidak bersuara, Malam haripun mereka tidak berhenti dan terus melakukan perjalanan menuju ke pelabuhan! Dua hari kemudian, pagi-pagi sekali mereka sudah tiba di pelabuhan tersebut, tampak perahu besar itu masih bersandar di pelabuhan.

   Bukan main girangnya Lu Leng dan Tam Goat Hua, mereka segera naik ke perahu besar itu menemui si pengemudi dengan pembayaran mahal barulah si pengemudi dan para awak perahu itu mau berlayar ke pulau Hek Ciok To! Kebetulan dua awak perahu yang sudah tua tahu jelas letak pulau tersebut Mereka segera pasang layar, tak lama perahu besar itupun mulai melaju! Lu Leng dan Tam Goat Hua berdiri di geladak perahu, mereka berdua tampak termenung tanpa bersuara, karena tidak tahu bagaimana akhir pertarungan Tong Hong Pek dengan Kou Hun Siu.

   Mereka berdua sudah dua hari tidak beristirahat, setelah berdiri sejenak, mereka lalu berbaring di geladak perahu, Tak lama mereka berduapun pulas, Ketika mendusin, hari sudah sore, Salah seorang awak perahu memberitahukan pada mereka, bahwa malam hari mereka pasti akan tiba di pulau Hek Ciok To! Lu Leng dan Tam Goat Hua bergirang dalam hati, mereka berharap segera tiba di pulau tersebut, agar mereka bisa segera mencari Panah Bulu Api, lalu kembali ke Tionggoan berkumpul dengan Cit Sat Sin Kun suami isteri dan yang 2492 lainnya untuk merundingkan bagaimana cara merebut Busur Api untuk membasmi Liok Ci Khim Mo! Sementara perahu besar itu terus melaju menuju ke pulau Hek Ciok To, perasaan Lu Leng dan Tam Goat Huapun semakin tegang.

   Setelah hari gelap dan sang rembulan sudah bergantung di langit, mereka melihat dua buah puncak menjulang ke langit di tengah laut! Begitu melihat kedua puncak itu, Lu Leng teringat akan kejadian beberapa tahun lampau, ketika bersama Han Giok Shia terdampar di pulau itu, Ketika tengah malam, perahu besar itupun berlabuh dekat pantai pulau Hek Ciok To.

   Lu Leng dan Tam Goat Hua menggunakan perahu kecil menuju ke pulau tersebut, Walau rembulan bersinar terang, namun untuk mencari suatu benda bukan merupakan hal gampang! Tetapi bagi Lu Leng yang pernah tinggal selama tiga tahun di pulau tersebut sudah tahu dengan jelas keadaan pulau itu! Lu Leng membawa Tam Goat Hua ke dalam goa dimana dia tinggal disitu beberapa tahun lampau.

   Setelah menyalakan obor, barulah Lu Leng menunjuk dinding goa seraya berkata.

   "Kakak Goat, lihatlah! itu adalah tulisan peninggalan Thian Sun Sianjin, dia mengatakan di pulau ini terdapat tiga macam benda pusaka, Aku hanya menemukan dua macam, masih ada semacam lagi! itu pasti adalah Panah Bulu Api!"

   Tam Goat Hua memperhatikan tulisan itu, seusai membaca dalam hatinyapun penuh diliputi harapan.

   Mereka berdua melewati malam di ranjang Han Giok, keesokan harinya mereka berdua mulai mencari ketujuh batang Panah Bulu Api.

   Dalam waktu satu hari, mereka berdua sudah mencari hingga seluruh pulau tersebut, namun tiada hasilnya sama sekali! Setelah hari gelap, barulah mereka bersantap dan minum.

   Lu Leng menghela nafas panjang.

   "Kakak Goal, empat tahun lampau akupun sudah mencari, tapi tidak menemukan benda pusaka yang dimaksud! Apakah telah terjadi sesuatu?"

   Tam Goat Hua mengerutkan kening, kemudian menyahut "Tidak mungkin telah terjadi sesuatu, lagi pula Thian Sun Sianjin sudah meninggalkan tulisannya di dinding goa!"

   Lu Leng manggut-manggut.

   "Berdasarkan hal yang wajar, tidak mungkin Thian Sun Sianjin sengaja meninggalkan tulisan untuk berbohong, agar orang lain melelahkan diri mencari! Akan tetapi...."

   Ketika Lu Le'ig berkata sampai disitu, mendadak Lu Leng berhenti, kemudian berseru.

   "Aku sudah tahu!"

   Tam Goat Hua terperangah, ia memandang wajah Lu Leng yang berseri-seri itu seraya bertanya.

   "Kau sudah tahu apa?"

   Lu Leng menyahut "Kita memang bodoh sekali, mencari di seluruh pulau ini! Cobalah kakak Goat pikir, ranjang Han Giok dan ilmu Kim 2494 Kong Sin Ci berada di dalam goa itu, jadi benda pusaka yang ketiga itu pasti juga berada di dalam goa tersebut!"

   Tam Goat Hua segera berkata.

   "Tapi di dalam goa itu, tiada satupun tempat yang dapat digunakan untuk menyimpan barang!"

   Lu Leng berkata.

   "Kini aku baru ingat, kita sudah mencari ke mana-mana, hanya ranjang Han Giok itu yang belum kita periksa, Ranjang itu bukan merupakan batu yang tumbuh di dalam goa, melainkan dipindahkan kesana dari tempat lain. Kita belum mencari di situ!"

   Ketika mendengar apa yang dikatakan Lu Leng, wajah Tam Goat Hua langsung berseri "Tidak salah, kita harus membalikkan ranjang Han Giok itu untuk melihat dasarnya!"

   Mereka berdua segera kembali ke goa itu, menyalakan obor lalu memperhatikan ranjang Hak Giok dengan seksama, Memang terdapat sedikit celah antara ranjang dengan batu yang ada di dalam goa.

   Lu Leng dan Tam Goat Hua segera menggeserkan ranjang Han Giok, tapi ranjang Han Giok itu amat dingin dan berat Mereka berdua terpaksa harus mengerahkan Lweekang sepenuhnya, supaya berhasil menggeser sedikit ranjang Han Giok itu! Kalau beberapa tahun lalu Lu Leng sudah dapat memperkirakan hal itupun dia tidak akan kuat menggeser 2495 ranjang Han Giok tersebut! Setelah ranjang Han Giok tergeser sedikit, Lu Leng dan Tam Goat Hua memandang ke dasarnya, seketika hati mereka berdebar-debar! Ternyata disitu terdapat sebuah lekukan yang cukup dalam, lekukan yang persis seperti terdapat di dalam peti mati nyonya Mo Liong Seh Sih.

   Pasti lekukan itu merupakan tempat untuk menaruh Panah BuIu Api! Akan tetapi saat ini Panah Bulu Api tersebut tidak tampak, Lu Leng dan Tam Goat Hua saling memandang, kemudian mereka mengerahkan Lweekang lagi untuk menggeser ranjang Han Giok itu.

   Setelah ranjang Han Giok itu tergeser, terlihat lagi lekukan yang berjumlah tujuh buah! Rupanya lekukan inilah yang digunakan untuk menaruh ketujuh batang Panah Bulu Api tersebut! Akan tetapi ketujuh batang Panah Bulu Api tidak berada di dalam lekukan-lekukan itu, di dalam salah sebuah lekukan tersebut hanya terdapat secarik kertas! Tam Goat Hua dan Lu Leng tampak tertegun, kemudian saling memandang, Setelah itu Tam Goat Hua berkata.

   "Adik Leng, di kertas itu terdapat tulisan, ambil dan bacalah!"

   Sesungguhnya Lu Leng sudah melihat kertas itu, tetapi ia tidak berani mengambilnya.

   ia takut kalau ternyata isi surat itu menyatakan bahwa ketujuh batang panah Bulu Api telah hi!ang.

   Dan ia takut mengalami kekecewaan! Setelah mendengar Tam Goat Hua berkata begitu, barulah Lu Leng perlahan-lahan menjulurkan tangannya mengambil kertas itu sambil memandang Tam Goat Hua, disaat bersamaan diapun memandang Tam Goat Hua, 2496 Empat mata beradu pandang, Walau mereka berdua tidak mengucapkan apapun, tapi tahu akan maksud hati masing-masing, Mereka berharap kertas itu akan memberitahukan dimana adanya ketujuh batang Panah Bulu Api itu, agar tidak susah mencari lagi, Setelah mengambil kertas itu, perlahan-lahan Lu Leng membukanya, Tam Goat Hua cepat-cepat mendekat untuk membaca surat tersebut.

   Seusai membaca, Lu Leng dan Tam Goat Huapun jadi tertegun Ternyata kertas itu merupakan sepucuk surat yang ditulis Thian Sun Sianjin, Surat itu berbunyi demikian Surat ini ditujukan kepada pendatang, Biar siapapun yang datang di pulau ini, berarti berjodoh denganku, di pulau ini kusimpan tiga macam benda pusaka, dihadiahkan kepada yang berjodoh denganku, Ketiga macam benda pusaka itu adalah ranjang Han Giok, ilmu Kim Kong Sin Ci dan tujuh batang Panah Bulu Api! Akan tetapi setelah lama kupikirkan, aku tidak tahu bagaimana sifat dan kelakuan pendatang, kalau berhati jahat tentunya akan mencelakai dunia persilatan! Oleh karena itu aku menyimpan ketujuh batang Panah Bulu Api itu di dalam istana Mo Kiong, di gunung Tangkula, di daerah See Hek, di dalam Lorong Rahasia yang ke sembilan, di bawah batu yang ke sembilan pula! Perlu diketahui Empat Puluh Sembilan Lorong Rahasia itu amat bahaya, Apabila kurang berhati-hati pasti akan mati di dalam Lorong Rahasia itu! Aku bisa keluar masuk dengan selamat, harap pendatang punya keberanian untuk memasuki Lorong Rahasia itu! Aku Thian Sun Sianjin yang menulis surat ini! Setelah tertegun sejenak, Lu Leng dan Tam Goat Hua membaca lagi surat itu dengan seksama, Usai membaca ulang, Tam Goat Huapun menghela nafas panjang, 2497

   "Ketujuh batang Panah Bulu Api ternyata tetap tersimpan di gudang pusaka kakek!"

   Lu Leng tersenyum getir "Mo Liong Seh Sih Lociapnwee mengambil ketujuh batang Panah Bulu Api dari Lorong Rahasia, dikuburkan bersama isterinya.

   Tiat Sin Ong mencurinya dari makam nyonya Mo Liong Seh Sih, kemudian dihadiahkan kepada Thian Sun Sianjin, sedangkan Thian Sun Sianjin menyimpan kembali ke dalam Lorong Rahasia di istana Mo Kiong! Ha ha ha! Kali ini tidak mungkin ada orang yang bisa mencurinya dari Lorong Rahasia itu!"

   Tam Goat Hua berkata.

   "Tentunya tidak akan ada orang mencurinya lagi, tapi Empat Puluh sembilan Lorong Rahasia itu-"

   Lu Leng menyahut "Kakak Goat, kalau Thian Sun Sianjin adalah orang pengecut, sudah pasti tidak berani memasuki Lorong Rahasia itu! Beliau bisa keluar masuk dengan selamat, apakah kita tidak bisa dan tiada keberanian untuk ke sana?"

   Tam Goat Hua mengerutkan kening seraya berkata.

   "Adik Leng, tentunya kita bukan pengecut! Namun aku pernah dengar dari ayah, Empat Puluh sembilan Lorong Rahasia itu amat lihay sekali! Thian Sun Sianjin juga memberitahukan begitu, kalau tidak, bagaimana mungkin di dalam Lorong Rahasia itu tersimpan banyak benda pusaka yang diimpi-impikan setiap kaum rimba persilatan? Lagi pula kakekku telah mengumumkan, siapa yang berhasil memasuki 2498 Lorong Rahasia itu, boleh mengambil satu macam benda pusaka yang terdapat disitu! Dan setelah sekian tahun, tetap tidak ada satu orangpun yang berani mencoba memasuki Lorong Rahasia itu!"

   Lu Leng berkata.

   "Memang tidak gampang! Kalau tidak, bagaimana mungkin Seh Locianpwee akan membiarkan orang memasuki Lorong Rahasia itu untuk mengambil benda pusaka yang ada di situ?" * * * * Bab 117 Lu Leng dan Tam Goat Hua berunding sejenak, setelah itu Tam Goat Hua berkata.

   "Kita membawa surat ini meninggalkan pulau Hek Ciok To, lalu segera berangkat ke gunung Tiong Tiau San, sudah hampir setahun aku berpisah dengan kedua orang tuaku dan yang lainnya. Kila bertemu mereka dulu, kemudian baru mengambil langkah selanjutnya! Bagaimana menurutmu?"

   Lu Leng menyahut "Kakak Goat, aku justru tidak sependapat denganmu !"

   Tam Goat Hua tercengang tanyanya.

   "Kalau begitu, bagaimana pendapatmu?"

   Lu Leng menyahut serius.

   "Kalau bertemu paman dan bibi Tam, mereka pasti menghendaki kita pergi ke Lorong Rahasia...."

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Tam Goat Hua segera menyambung.

   "ltu memang sudah pasti!"

   Lu Leng berkata.

   "Kakak Goat, sebetulnya aku sudah mengabulkan permintaan Hek Sin Kun, aku akan pergi ke Lorong Rahasia dan mengambil benda pusaka untuknya. Untung kau telah membatalkannya! Kalau tidak, tentu aku tidak boleh ingkar janji, harus pergi ke Lorong Rahasia itu!"

   Tam Goat Hua menggelengkan kepala.

   "Tidak bisa!"

   Lu Leng berkata lagi.

   "Kau pergi menemui paman dan bibi Tam, aku akan berangkat ke gunung Tangkula San, itu akan menghemat waktu!"

   Tam Goat Hua memandangnya seraya berkata.

   "Adik Leng, walau kau pernah memasuki Lorong Rahasia itu satu kali, tapi hanya kali itu dan lagi pula kakekku yang menunjukkan jalan sehingga kau bisa selamat jangan memandang urusan itu amat gampang! Biar bagaimanapun kita harus menemui mereka dulu!"

   Mereka berdua terus berdebat, akhirnya Lu Leng kalah berdebat dan berkata perlahan-lahan.

   "Baiklah! Setelah bertemu mereka, kita akan berunding bersama! Namun mengenai Lorong Rahasia itu, harus aku yang ke sana!"

   Tam Goat Hua memandangnya sambil berpikir, ia tahu bahwa mereka semua tiada seorangpun yang takut mati dan bila saatnya tiba pasti akan terjadi perdebatan hebat! Karena itu, Tam Goat Hua berkata.

   "Sampai waktunya barulah kita bicarakan!"

   Lu Leng manggut-manggut, Mereka berdua bermalam di dalam goa.

   Keesokan harinya, mereka berdua menggunakan perahu kecil untuk kembali ke perahu besar.

   Dua hari kemudian mereka sudah mendarat, lalu berangkat ke gunung Tiong Tiau San.

   Kini mereka berdua sudah berada di sekitar gunung tersebut, setahun lampau telah dijanjikan pertemuan di persimpangan jalan di gunung Tiong Tiau San, maka mereka berdua menuju ke sana, Dalam perjalanan tak henti-hentinya mereka mencari informasi tentang Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Kou Hun Siu.

   Akan tetapi, Lu Leng dan Tam Goat Hua sama sekali tidak memperoleh informasi yang mereka inginkan Karena tiada seorangpun yang pernah melihat Tong Hong Pek, lagi pula orang-orang tidak pernah mendengar Kou Hun Siu sudah tiba di istana Ci Cun Kiong! Lu Leng dan Tam Goat Hua terheran-heran dan tidak habis berpikir, selain itu, mereka berduapun merasa cemas.

   Apabila Tong Hong Pek menang, tentu Kou Hun Siu tidak akan ke istana Ci Cun Kiong, Namun mengenai jejak Tong Hong Pek, 2501 pasti ada yang mengetahuinya! Kalau Kou Hun Siu sudah tiba di istana Ci Cun Kiong, urusan sebesar itu tidak mungkin kaum rimba persilatan tidak mengetahui nya.

   Kelihatannya Tong Hong Pek dan Kou Hun Siu hilang bersama, kemungkinan besar pertarungan itu berakhir dengan keadaan sama-sama terluka parah! inilah yang amat mencemaskan Lu Leng dan Tam Goat Hua! Agar tidak menimbulkan kecurigaan orang, setelah mendarat Lu Leng dan Tam Goat Huapun menyamar! Tam Goat Hua menyamar sebagai lelaki untuk mengelabui mata para anak buah Liok Ci Khim Mo! Tujuh delapan hari kemudian, ketika hari mulai senja, mereka sudah sampai di persimpangan jalan yang dituju, Setahun lalu di tempat itu terdapat sebuah kedai teh dan sampai saat ini masih ada, tampak empat orang duduk di dalam kedai teh itu, Lu Leng dan Tam Goat Hua sudah melihat keempat orang tersebut, mereka tidak lain adalah Tam Sen, Seh Ciang Hua, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia, Lu Leng dan Tam Goat Hua segera memasuki kedai teh itu, Cit Sat Sin Kun Tam Sen langsung bertanya.

   "Anak Leng, Goat Hua! Kalian ya?"

   Lu Leng menyahut "Ya!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang ke arah jalan, kemudian bertanya.

   "Di mana saudara Tong Hong?"

   Ketika mendengar pertanyaan itu, Lu Leng dan Tam Goat Hua saling memandangi setelah menghela nafas panjang lalu berkata.

   "Panjang sekali ceritanya!"

   Tam Sen mengerutkan kening.

   "Sebetulnya apa yang telah terjadi?"

   Lu Leng tidak menjawab pertanyaan Tam Sen, bahkan mengalihkan pembicaraan dan memberitahukan hal lain.

   "Paman Tam, kami sudah tahu jejak Panah Bulu Api!"

   Seh Cing Hua langsung berkata dengan girang.

   "Sungguh? Kami sama sekali tidak memperoleh sedikitpun informasi tentang Panah Bulu Api!"

   Wajah Han Giok Shia dan Tam Ek Hui juga tampak berseri. Hanya wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen kelihatan serius, ia berkata dengan suara dalam.

   "Kalau terjadi sesuatu dari saudara Tong-Hong, besar sekali pengorbanannya!"

   Lu Leng menghela nafas panjang.

   "Aaaah! Hingga saat ini, bagaimana keadaan guru masih belum diketahui!"

   Setelah berkata begitu, Lu Lengpun menutur tentang pertarungannya dengan Kou Hun Siu dan lain sebagainya, juga tidak lupa memberitahukan tentang dirinya dengan Tam Goat Hua yang sudah mengambil keputusan untuk jadi suami isteri! Dalam setahun ini, Tam Sen dan Tam Ek Hui, Seh Cing Hua dan Han Giok Shia juga mengalami banyak hal yang di luar dugaan, namun kalau dibandingkan dengan Tong Hong Pek, Lu Leng dan Tam Goat Hua mereka berempat jauh lebih beruntung! Usai Lu Leng menutur semua kejadian yang dialaminya, ternyata sudah tengah malam.

   Kedai teh itu sudah tutup, pemiliknyapun sudah pergi, Di dalam kedai teh itu hanya terdapat sebuah pelita, Seusai Lu Leng menutur, diluarpun terjadi hujan deras.

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membuka pintu, di bawah hujan deras tidak tampak bayangan apapun.

   Mendadak Lu Leng berkata.

   "Paman dan Bibi Tam, aku ingin mengajukan satu permintaan!"

   Seh Cing Hua segera menyahut "Apakah mengenai urusanmu dengan Goat Hua? Ketika itu memang aku yang tidak baik! Namun kini kau dan Goat Hua sudah saling mencinta, tentunya aku amat girang dalam hati!"

   Wajah Lu Leng dan Tam Goat Hua langsung kemerahmerahan, Lu Leng cepat-cepat berkata.

   "Bukan karena itu!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua saling memandang, kemudian berkata.

   "Kalau begitu, apa permintaanmu?"

   Lu Leng menyahut "Mengenai urusan Lorong Rahasia itu, harus aku yang kesana!"

   Ketika Tam Sen dan Seh Cing Hua baru mau bersuara, sudah didahului oleh Tam Ek Hui dan Han Giok Shia.

   "Saudara Lu, mengenai urusan itu, harus kami yang melaksanakannya!"

   Lu Leng menyahut sungguh-sungguh.

   "Tidak, itu adalah urusanku! Lagi pula kedua orang tuaku mati di tangan Liok Ci Khim Mo...."

   Sebelum Lu Leng usai berkata, Han Giok Shia sudah memutuskannya.

   "Tidak bisa! Apakah Ayah dan adikku bukan mati di tangan Liok Ci Khim Mo? Mengapa aku tidak boleh ke sana?"

   Lu Leng ingin mengatakan sesuatu, namun Cit Sat Sin Kun-Tam Sen sudah berkata dengan suara dalam.

   "jangan ribut!"

   Lu Leng dan Han Giok Shia melihat wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen agak gusar, mereka berduapun langsung diam, 2505 sedangkan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menjulurkan tangannya menepuk bahu Seh Cing Hua, kemudian berkata perlahan "Urusan ini justru berada di bahu kita berdua, tiada urusan dengan mereka semua!"

   Lu Leng dan Han Giok Shia berseru serentak "Paman Tam!"

   Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berubah, Apakah kalian berdua tidak mau mendengar perkataanku?"

   Lu Leng melirik ke arah Tam Goat Hua.

   sepertinya ia menyalahkan gadis itu karena tidak mau mendengar perkalaannya, sehingga Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang akan berangkat ke Lorong Rahasia! Ketika melihat Lu Leng meliriknya dengan cara begitu, Tam Goat Huapun mengangkat bahunya se-dikit, pertanda apa boleh buat! Suasana di dalam kedai teh berubah hening, tiada seorangpun yang bersuara, Mendadak terdengar suara langkah dikejauhan yang berjalan mendekat menuju ke kedai teh itu.

   seketika hati Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan yang lainnya tersentak kaget Perlu diketahui, kedai teh yang berada di persimpangan jalan terletak tidak begitu jauh dari istana Ci Cun Kiong.

   Setelah hujan deras tadi, tidak mungkin ada orang biasa melakukan perjalanan di tengah malam dan di bawah curahan hujan.

   Lagi pula suara langkah itu amat cepat, pertanda yang datang adalah orang yang berkepandaian tinggi, semuanya khawatir itu adalah jago tangguh dari istana Ci Cun Kiong! Berselang sesaat, langkah kaki itu sudah berada di depan kedai teh, perasaan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan yang lainnya semakin tercekam.

   "Kreeek!"

   Pintu kedai teh terbuka, tampak seseorang memakai mantel rumput dan topi rumput lebar berjalan ke dalam dengan kepala tertunduk.

   Wajah orang itu tertutup oleh topi rumput lebar, sehingga wajahnya tidak dapat dilihat dengan jelas, Ketika masuk orang itu sama sekali tidak mendongakkan kepala, ia hanya sedikit menggoyangkan badannya, agar butiran-butiran air hujan jatuh dari mantel rumputnya, lalu berjalan ke sudut dan duduk disitu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan lainnya saling memandangi kemudian menengok ke arah pintu, Diluar sunyi senyap, tidak tampak adanya orang lain.

   Mereka melihat hanya seorang yang muncul, walau gerak geriknya amat misterius, namun kelihatannya bukan dari istana Ci Cun Kiong! Lagi pula merekapun tidak akan takut padanya, sebab mereka berjumlah enam orang.

   Kecuali Liok Ci Khim Mo yang datang dengan membawa harpa Pat Liong Khim, barulah mereka akan merasa takut! Mereka berenam memandang ke arah orang itu, Han Giok Shia yang tidak sabaran langsung memukul meja seraya membentak "Sobat! Siapa kau?"

   Orang itu tidak menyahut, ia memutar badan dengan punggung menghadap mereka. Han Giok Shia segera bangkit berdiri, namun Cit Sat Sin Kun-Tam Sen langsung memberi isyarat, maka gadis itu cepat-cepat duduk kembali. Lu Leng berkata dengan suara rendah.

   "Perkataan Paman Tam tadi...."

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen langsung membentak "Jangan banyak bicara, siapa berani tidak mendengar perkataanku?"

   Lu Leng, Tam Ek Hui, Tam Goat Hua dan Han Giok Shia berempat, selama ini tidak pernah melihat Cit Sat Sin Kun-Tam Sen sedemikian gusar, seketika mereka berempat jadi tertegun, saling memandang serta tidak berani bersuara lagi, Suasana di kedai teh kembali hening, mendadak orang yang memakai mantel rumput itu berkata.

   "Aku!"

   Walau orang itu cuma mengucapkan sepatah kata, namun justru amat mengejutkan semua orang! Sebab tadi Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata.

   "Siapa berani tidak mendengar perkataanku?"

   Orang itu langsung menyahut "Aku!"

   Pertanda dia sengaja menentang Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Meskipun orang itu telah mengeluarkan suara, namun semua orang yang berada di situ tetap tidak tahu identitasnya, Tiba-tiba terdengar Seh Cing Hua tertawa panjang.

   "Bagus sekali! Makin tua makin tak berguna, bahkan menyamar pula untuk menakuti orang!"

   Begitu Seh Cing Hua berkata, Cit Sat Sin Kun-Tam Senpun tersentak sadar Segera ia berkata dengan girang.

   "Saudara Tong Hong, kau ya?"

   Tampak orang itu membalikkan badannya per-lahan-lahan, lalu mengangkat sedikit topi rumputnya.

   Walau cuma mengangkat sedikit, namun cukup untuk melihat jelas wajah orang itu! Padahal Lu Leng sudah hampir memanggil guru padanya, tapi ketika topi rumput itu terangkat sedikit, seketika semua orang jadi terperangah! Rambut, alis dan jenggot orang itu sudah memutih, ternyata sudah berusia lanjut.

   sedangkan Lu Leng dan Tam Goat Hua segera mengenali orang tua itu, ia tidak lain adalah Kou Hun Siu!.

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen suami isteri, dulu juga pernah bertemu Kou Hun Siu beberapa kali, ketika menyaksikan air muka Lu Leng dan Tam Goat Hua yang berubah hebat itu, mereka berduapun lantas mengenalinya! Kou Hun Siu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Kalian semua sudah kemari!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera bertanya.

   "Kou Hun Siu, dimana saudara Tong Hong?"

   Seketika di wajah Kou Hun Siu tersirat kebencian ia menyahut dengan sengit "Setelah kalian pergi, diapun tidak akan tunggu lama!"

   Seh Cing Hua tertawa nyaring.

   "Kou Hun Siu, berdasarkan tenagamu seorang kau ingin bergebrak dengan kami, bukankah hanya bermimpi ?"

   Kou Hun Siu tertawa gelak lagi, Mendadak dia mengibaskan tangannya, ternyata dia telah melancarkan sebuah pukulan, Tetapi pukulan itu bukan diarahkan pada orang yang ada di dalam kedai, melainkan diarahkan pada sebuah jendela, sehingga daun jendela itu terbang jauh sekali.

   Setelah itu, Kou Hun Siupun menunjuk ke luar seraya berkata.

   "Kalian lihat!"

   Semua orang segera memandang ke luar jendela, tampak begitu banyak bayangan, kira-kira dua tiga puluh orang.

   Kou Hun Siu melancarkan sebuah pukulan lagi ke arah jendela lain, daun jendela itu terbang entah kemana, Semua orang memandang ke sana, terlihat lebih banyak bayangan di sana, kira-kira seratus orang lebih telah mengurung kedai teh itu! Setelah menyaksikan itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen suami isteri dan lainnya segera bangkit berdiri Namun Kou Hun Siu tertawa, seraya berkata.

   "Sudah terlambat!"

   Mendadak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membentak keras, sebelum suara bentakannya sirna dia sudah melancarkan sebuah pukulan, pukulan itu adalah salah satu jurus dari ilmu pukulan Cit Sat Sin Ciang, yaitu Thian Pheng Te Liak (Langit Runtuh Bumi Retak)! Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya pukulan itu! Dan pada saat yang sama Seh Ciang Hua juga membentak nyaring, sekaligus melancarkan sebuah pukulan, Kedua pukulan mereka itu menyatu, sehingga bertambah dahsyat sekali! Tampak Kou Hun Siu berkelebat ke samping, dengan paksa dia balas menyerang dengan sebuah pukulan.

   "Bum!"

   Terdengar suara benturan dahsyat, badan Kou Hun Siu terpental membentur dinding kedai teh. Akhirnya kedai teh itupun roboh! Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera berkata.

   "Berpencar menerjang ke luar!"

   Sementara hujan turun semakin deras! Ketika kedai teh itu roboh, tampak tujuh sosok bayangan mencelat ke luar di bawah curahan hujan, orang-orang yang mengurung di luar, begitu melihat tujuh sosok bayangan itu mencelat ke luar langsung berteriak-teriak, Kemudian terdengar pula suara senjata beradu yang memekakkan telinga, tampak berbagai macam senjata berkelebat-kelebat di bawah hujan deras, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berenam, begitu mencelat ke luar dengan badan masih berada di udara, mendadak Seh Cing Hua mengibaskan tangannya.

   "Bum! Bum! Bum!"

   Terdengar suara ledakan tiga kali, tampak pula cahaya yang bergemerlapan menyambar kesana-sini.

   orang-orang yang mengurung mereka berjumlah seratus lebih, hampir separuhnya mengeluarkan suara jeritan, seketika suasana jadi 2511 kacau balau, mereka berenam membagi tiga jalan menerjang ke luar! Di saat bersamaan terdengar pula suara derap kaki kuda yang amat kencang sekali, menyusul terdengar suara seruan.

   "Bu Lim Ci Cun, Liok Ci Khim Mo telah tiba!"

   Seusai suara seruan itu, mendadak terdengar suara Ting Ting Ting tiga kali, suara itu bagaikan deruan ribuan kuda, menekan suara hujan dan suara pertarungan! Setelah melempar senjata rahasia yang bisa meledak itu, Seh Cing Hua dan lainnya hanya berhasil menerobos beberapa depa, mereka masih belum ter-luput dari kepungan orang-orang itu.

   Ketika mendengar suara harpa Pat Liong Khim, hati mereka menjadi tergoncang keras! Setelah itu orang-orang yang mengepung merekapun berpencar Terlihat seekor kuda berpacu mendatangi arah mereka, orang yang menunggang kuda putih itu tidak lain adalah Liok Ci Khim Mo, sepasang tangannya membawa harpa Pat Liong Khim! Jari tangannya terus memetik tali senar harpa itu, membuat wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen suami isteri, Lu Leng dan yang lainnya berubah hebat, badanpun mulai sempoyongan Akhirnya roboh satu persatu! Setelah mereka berenam roboh, nada suara harpa itupun berubah, Ternyata Liok Ci Khim Mo mulai memainkan nada "Menyerang Ke dalam Hati"

   Itu merupakan salah satu nada yang amat lihay dalam Pat Liong Thian Im.

   Dulu di puncak Sian Jin Hong, Gunung Bu Yi San, para pesilat tangguh saling membunuh, termasuk Thian Hou-Lu Sin Kong, Ang Eng Leng Long dan lainnya, karena terpengaruh oleh Pat Liong Thian Im, nada "Menyerang Ke dalam Hati", 2512 Walau mereka berenam memiliki Lweekang tinggi namun lama kelamaan tidak kuat bertahan juga, sementara hujanpun sudah reda, Mendadak tampak Tam Ek Hui dan Han Giok Shia bangkit berdiri, sepasang mata mereka berapi-api dan saling meman-dang.

   Han Giok Shia memekik aneh, kemudian tangannya bergerak menyerang Tam Ek Hui! serangannya itu merupakan ilmu Thay Im Ciang, ilmu peninggalan Pian Liong Sian Po di pulau Hek Ciok To, jurus Giok Thou Yang Yok (Kelinci Giok Menyebarkan Obat) dikeluarkannya untuk menyerang Tam Ek Hui! Ilmu Thay Im Ciang Hoat menggunakan tenaga lunak untuk memperoleh kemenangan namun kini Han Giok Shia telah terpengaruh nada Thian Liong Pat Im, maka dia menyerang Tam Ek Hui dengan sepenuh tenaga! sedangkan Tam Ek Hui langsung menangkis dengan jurus Hai Kou Ciok Lan (Laut Lapuk Batu Berlubang).

   "Blam!"

   Kedua pukulan itu beradu, menimbulkan suara yang amat dahsyat. Masing-masingpun mundur selangkah Setelah mundur selangkah, mereka berduapun mulai saling serang menyerang lagi.

   "Plak! Plak! Plak! Plak.,.!"

   Tak terasa, mereka sudah saling serang menyerang tujuh delapan jurus, kelihatannya mereka berdua bertarung mati-matian! walaupun kepandaian mereka seimbang, tapi tidak sampai dua ratus jurus, mereka pasti akan roboh terluka parah! Makin lama pertarungan Han Giok Shia dengan Tam Ek Hui semakin sengit Ketika bertarung hingga dua puluh jurus lebih, mendadak terdengar Lu Leng dan Tam Goat Hua memekik aneh sambil mencelat ke atas, Badan mereka berada di udara, Lu Leng langsung menyerang Tam Goat Hua dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit), sedangkan Tam Goat Hua cepat-cepat balas menyerang dengan jurus Pao Lo Ban Siang (Segala Galanya Masuk Ke dalam Jala).

   "Blam!"

   Terdengar suara benturan dahsyat, Lu Leng dan Tam Goat Hua terpental beberapa depa jauhnya.

   Mereka berdua cepat-cepat meloncat bangun, kemudian maju lagi saling serang menyerang dengan sengit! Saat itu Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua masih terus mengerahkan hawa murni untuk melawan Thian Liong Pat Im, namun merekapun masih dapat mengetahui apa yang telah terjadi disekitarnya, Padahal berdasarkan Lweekang yang mereka miliki, mereka masih bisa bertahan selama setengah jam, tapi ketika mereka melihat Lu Leng, Tam Goat Hua, Han Giok SHia dan Tam Ek Hui saling serang menyerang secara mati-matian, timbullah rasa cemas di dalam hati, Betapa lihaynya Thian Liong Pat Im, begitu perhatian mereka pecah, Thian Liong Pat Impun langsung menyerang ke dalam hati mereka! Hal ini membuat kesadaran mereka jadi kacau, sehingga muncul bayangan-bayangan dalam khayalan, seolah-olah melihat Liok Ci Khim Mo duduk di hadapan mereka tanpa membawa harpa Pat Liong Khim.

   Tam Sen langsung membentak keras, kemudian menerjang ke arahnya! sesungguhnya yang dilihat Tam Sen bukanlah Seh Cing Hua, melainkan Liok Ci Khim Mo isterinya! Begitu pula Seh Cing Hua, yang dilihatnya bukan Tam Sen suaminya, melainkan adalah Liok Ci Khim Mo! Mereka saling menerjang sekaligus melancarkan pukulan pula! pukulan mereka beradu, membuat mereka mundur dua langkah, kemudian maju lagi bertarung mati-matian! Mereka berenam jadi tiga pasang, bertarung dengan sengit, sepenuh tenaga dan mati-matian.

   Kelihatannya tidak lama lagi, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia akan terluka parah.

   Namun di saat bersamaan, terdengar suara ledakan "Bum Bum"

   Dua kali dikejauhan! Suara ledakan itu amat dahsyat, sehingga sulit diuraikan dengan kata-kata, seakan bumipun ikut tergoncang! Setelah suara ledakan itu sirna, semua orang merasa di depan mata jadi terang benderang, mereka langsung memandang ke arah sumber suara dan tampak dua cahaya api meluncur ke atas langit! Menyusul terdengar lagi suara ledakan-ledakan, walau tidak sedahsyat ledakan tadi, namun cukup memekakkan telinga hingga mendengung-dengung! Kemudian terdengar suara seruan yang gugup dan panik, bahkan saling susul menyusul "Celaka! Di istana Ci Cun Kiong terjadi sesuatu! istana Ci Cun Kiong terjadi sesuatu!"

   Liok Ci Khim Mo langsung memekik aneh, seketika dia berhenti memetik tali senar harpa Pat Liong Khim lalu membalikkan kudanya berlari pergi, tapi sekonyong-konyong terdengar suara seruan Kou Hun Siu.

   "Ci Cun, lebih baik membasmi mereka berenam dulu agar tidak jadi penyakit dikemudian hari!"

   Kuda tunggangan Liok Ci Khim Mo sudah berlari tujuh delapan depa, namun Liok Ci Khim Mo masih sempat membentak.

   "Kentut!"

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Kuda itu terus berlari, tahu-tahu sudah dua tiga puluh depa jauhnya, Para anak buah begitu melihat Liok Ci Khim Mo pergi, merekapun segera mengikutinya dari belakang! sesungguhnya Kou Hun Siu ingin membunuh Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan yang lainnya, tapi tidak bisaT Karena begitu suara harpa Pat Liong Khim berhenti, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan lainnyapun telah pulih kesadaran mereka.

   Akhirnya, Kou Hun Siupun segera melesat pergi! Setelah kesadaran mereka berenam pulih, merekapun melihat api membubung tinggi ke atas langit di tempat yang lima enam puluh mil jauhnya, bahkan juga melihat para anak buah Liok Ci Khim Mo yang berlari menuju ke istana Ci Cun Kiong, Mereka berenam segera mengejar, sekaligus membunuh para anak buah Liok Ci Khim Mo! Han Giok Shia makin bersemangat Ketika dia baru mau mengejar lagi, mendadak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mencegahnya.

   "Tunggu! Ohya, dimana Kou Hun Siu?"

   Seh Cing Hua menyahut "Tua bangka itu amat licik, mungkin dia sudah kabur duluan!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang ke depan, api yang membubung tinggi itu justru terjadi setelah suara ledakan reda, Tampak asap mengepul tinggi. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terus memandang ke arah sana, lalu berkata.

   "Tadi aku masih dengar suara Kou Hun Siu, dia mengusulkan pada Liok Ci Khim Mo agar membunuh kita duluan! Tapi Liok Ci Khim Mo malah membentaknya, 2516 seandainya istana Ci Cun Kiong musnah dilalap api, mungkin Liok Ci Khim Mo tidak akan begitu memperdulikannya. Tapi tadi dia lari tergesa-gesa. Karena apa?"

   Lu Leng menyahut "Tadi begitu banyak orang, namun tidak tampak Oey Sim Tit. Aku pernah dengar dari Kou Hun Siu, Oey Sim Tit dikurung di dalam istana Ci Cun Kiong. Liok Ci Khim Mo pergi tergesa-gesa, tentunya demi Oey Sim Tit!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen manggut-manggut.

   "Masuk akal perkataanmu!"

   Seh Cing Hua segera berkata.

   "Kita ikut kesana melihat-lihat, siapa tahu kita akan memperoleh ikan di air keruh!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengangguk "Betul! Tapi kita harus berhati-hati, jangan sampai terjadi apa-apa lagi! Kalian harus ingat itu!"

   Kejadian tadi nyaris membuat nyawa mereka melayang, tentunya kali ini mereka akan bertindak jauh lebih hati-hati! Mereka berenam lalu melesat ke depan, jarak lima enam puluh mil ditempuh mereka dalam waktu singkat karena mereka menggunakan ilmu ginkang, Ketika mendekati tempat tujuan, tampak api masih menyala, asappun terus membubung tinggi dari empat penjuru.

   istana Ci Cun Kiong yang besar dan mewah itu, sudah dilalap api dari empat 2517 penjuru, Tampak lima enam ratus orang berlari kesana-kemari, suasanapun jadi kacau balau! Sedangkan Liok Ci Khim Mo yang duduk di punggung kuda, menubruk ke kiri menubruk ke kanan! Terlihat Kou Hun Siu berdiri di sebuah pilar yang roboh, bersiul panjang, kemudian berseru.

   "Bu Lim Ci Cun tiba, harap semua tenang!"

   Saat ini api masih menyala dan suara ledakan masih terdengar, ditambah suara ratusan orang berteriak-teriak, kalaupun ada orang berseru dalam keadaan demikian, tentunya tidak akan terdengar Akan tetapi Lweekang Kou Hun Siu amat tinggi, begitu dia berseru sudah terdengar oleh semua orang, seketika suasana jadi hening, Kou Hun Siu segera berseru lagi.

   "Siapa yang berhasil menyelamatkan Tuan Muda Oey, tidak perduli bagaimana kedudukannya di dunia persilatan, pasti akan memperoleh kedudukan tertinggi di istana Ci Cun Kiong! Hanya di bawah satu orang, di atas ribuan orang! perkataan yang telah dikeluarkan Ci Cun, takkan ditelan kembali!"

   Seusai Kou Hun Siu berseru, ramai lagi suara orang. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata dengan suara rendah.

   "Ternyata memang benar demi anaknya itu!"

   Seh Cing Hua mengerutkan kening seraya berkata.

   "Heran, siapa yang membakar istana Ci Cun Kiong?"

   Tam Ek Hui menyahut "Mungkin Oey Sim Tit sendiri Dia tahu kita dalam bahaya, maka dia membakar istana Ci Cun Kiong untuk menyelamatkan kita!"

   Tam Goat Hua menggeleng-gelengkan kepala.

   "ltu tidak mungkin sama sekali! Liok Ci Khim Mo tahu bagaimana hati Oey Sim Tit terhadap kita, lagi pula dia telah dikurung, tentunya tidak mungkin dia menyelamatkan kita dengan cara ini!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen manggut-manggut.

   "Masuk akal apa yang dikatakan Goat Hua! Lihat dua semburan api tadi yang begitu besar, dalam sekejap sudah membakar seluruh istana Ci Cun Kiong! Mungkin rencana untuk membakar istana Ci Cun Kiong ini sudah dipersiapkan beberapa hari lalu, dan baru sekarang dilaksanakan! Tepat pada saat kita dalam bahaya !"

   Seh Cing Hua mengangguk "Betul! Dua semburan api itu paling sedikit harus menggunakan belasan kati bahan peledak dan bahan api! Walau sesudah hujan deras, namun api masih menyala begitu hebat, Pasti ada orang yang menaruh bahan peledak dan bahan api di empat penjuru istana Ci Cun Kiong!"

   Lu Leng menghela nafas panjang.

   "siapapun dia, yang jelas telah menyelamatkan kita, bahkan juga memusnahkan istana Ci Cun Kiong, Memberi pukulan hebat pada Liok Ci Khim Mo! Tapi... saudara Oey Sim Tit juga akan mati hangus di dalam istana Ci Cun Kiong!"

   Sembari berkata, Lu Lengpun teringat akan kebaikan-kebaikan Oey Sim Tit sehingga wajahnyapun jadi murung! Han Giok Shia berkata.

   "Oey Sim Tit amat menyayangi ayahnya, tentunya tidak akan berakhir dengan baik! Memang lebih baik dia mati begitu saja, agar kelak dia tidak menderita!"

   Walaupun berkali-kali mereka nyaris mati di bawah Thian Liong Pat Im, namun dalam hati masing-masing tetap bertekad membasmi Liok Ci Khim Mo! sedangkan Oey Sim Tit adalah anak kandung Liok Ci Khim Mo, apabila kelak Liok Ci Khim Mo dibasmi, otomatis akan membuat Oey Sim Tit amat menderita sekali, karena itu mereka berpikir lebih baik bila Oey Sim Tit mati sekarang! Mereka berenam diam, berselang sesaat barulah Han Giok Shia berkata.

   "Kalau begitu, kitapun sulit memperoleh Busur Api itu!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Setelah memperoleh Panah Bulu Api, barulah membicarakan tentang Busur Api itu!"

   Seh Cing Hua tampak termangu, lama sekali barulah dia membuka mulut.

   "Tindakan orang yang memusnahkan istana Ci Cun Kiong sungguh memuaskan, membuat orang kagum dan salut padanya! Meskipun kita tidak dapat menduga siapa orang itu, namun apa yang kita alami malam ini justru amat mencurigakan sekali !"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera menyahut "Bukankah mengenai pertemuan kita di kedai teh itu seharusnya tidak diketahui orang luar?"

   Seh Cing Hua manggut-manggut "Betul! Lihat Kou Hun Siu dan Liok Ci Khim Mo membawa seluruh jago tangguh istana Ci Cun Kiong, sudah jelas mereka tahu akan pertemuan kita hari ini dan mereka ingin membasmi kita semua!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengerutkan kening.

   "lni sangat mengherankan, urusan ini tidak seharusnya diketahui oleh orang luar!"

   Seh Cing Hua manggut-manggut.

   "Benar! Lagi pula tidak mungkin salah satu di antara kita akan menjual informasi ini kepada Liok Ci Khim Mo, hanya... Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek yang belum kemari!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera berkata.

   "Cing Hua, jangan omong ngawur! Mana mungkin saudara Tong Hong akan berbuat begitu?"

   Baru saja Cit Sat Sin Kun-Tam Sen usai berkata, mendadak terdengar suara tawa di belakang mereka, lalu berkata.

   "Saudara Tam, perkataanmu salah! Tentang pertemuan hari ini, memang aku yang memberitahukan kepada Kou Hun Siu!"

   Begitu mendengar ada suara di belakang, mereka berenam segera membalikkan badan. Tampak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berjalan keluar dari semak-semak, Lu Leng langsung berseru.

   "Guru!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mendekatinya, sekaligus menepuk bahunya seraya berkata.

   "Anak Leng, aku sudah tahu semua itu, tidak usah dikatakan lagi!"

   Lu Leng tahu yang dimaksudkan Tong Hong Pek adalah urusannya dengan Tam Goat Hua, dia manggut-manggut tak bersuara lagi, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala, kemudian menegur mereka.

   "Sungguh besar nyali kalian, masih berani kemari menonton keramaian?" * * * * Bab 118 Seh Cing Hua tertawa gelak, lalu menyahut "Bagus sekali! Kesaktianmu makin lama makin hebat, bagaimana caranya kau melepaskan api itu?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Kalau dibocorkan sudah pasti tidak berharga lagi, Tujuh delapan hari lalu, aku berhasil lolos dari kejaran Kou Hun Siu, sengaja pula membiarkan agar dia tahu tempat dan waktu pertemuan kita! Nah, Kou Hun Siu mengira memperoleh rahasia besar, maka begitu tiba di istana Ci Cun Kiong, dia langsung menggunakan siasat supaya kaum rimba persilatan tidak mengetahui akan kehadirannya di istana Ci Cun Kiong, karena ingin membasmi kita semua!"

   Seh Cing Hua tertawa cekikikan "Sungguh bagus sekali!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata lagi.

   "Justru dalam beberapa hari itu aku terus membeli bahan peledak dan bahan api, kusembunyikan di suatu tempat dekat istana Ci Cun Kiong, Hari ini mereka keluar semua, aku cepat-cepat memindahkan bahan peledak dan bahan api ke dalam istana Ci Cun Kiong, Hanya dengan sebuah obor, lalu membawakan hasil yang amat memuaskan!"

   Seh Cing Hua berkata sungguh-sungguh.

   "Memang bagus sekali pekerjaanmu hanya ada satu hal yang tidak benar lho!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa.

   "Apakah aku terlambat turun tangan sehingga membuat kalian hampir celaka? Dan kalau Liok Ci Khim Mo tidak segera kembali ke istana Ci Cun Kiong, malah aku yang akan mencelakai kalian semua?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Bukan begitu, hanya saja api yang kau lepaskan itu, justru telah mencelakai seseorang yang baik!"

   Mendengar itu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa gelak, kemudian berkata dengan serius.

   "Saudara Tam, kau anggap aku orang macam apa?"

   Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak berseri.

   "Saudara Tong Hong, apakah kau telah menyelamatkan Oey Sim Tit?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut "Tentu!"

   Begitu mendengar Oey Sim Tit selamat, Lu Leng dan lainnya jadi girang bukan main! Seh Cing Hua berkata.

   "Kalau begitu, kau pasti sudah memperoleh Bu-sur Api itu kan?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menggelengkan kepala.

   "Tidak! Aku justru ingin bertanya pada kalian, apakah sudah memperoleh Panah Bulu Api?"

   Lu Leng menyahut.

   "Belum, karena Panah Bulu Api tersimpan di Lorong Rahasia istana Mo Kiong di Gunung Tang-kula San!"

   Mendengar itu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek jadi melongo bertanya.

   "Apa pula yang terjadi?"

   Lu Leng merogoh ke dalam bajunya, mengeluarkan surat peninggalan Thian Sun Sianjin lalu diberikan kepada Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Setelah membaca surat tersebut, barulah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tahu akan hal itu, segera ia berkata.

   "Kalian semua ikut aku, lihat siapa di antara kalian yang dapat menundukkan Oey Sim Tit, agar dia bersedia menyerahkan Busur Api pada kita! Mengenai ketujuh batang Panah Bulu Api itu adalah urusanku!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Apa katamu?"

   Lu Leng juga menyelak.

   "Guru tidak usah kesana, biar aku saja!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang Tam Sen, kemudian memandang Lu Leng dan mendadak tertawa gelak.

   "Kalian berdua sudah memperoleh apa yang diinginkan Tentang urusan ini, apakah tidak boleh diserahkan padaku?"

   Begitu mendengar perkataan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Lu Lengpun langsung diam, tidak bisa berkata apa-apa lagi.

   Walau perkataan Tong Hong Pek tidak begitu jelas, namun mereka berdua paham akan maksudnya! Maksud Tong Hong Pek mengenai kejadian dua puluh tahun yang lampau, dia mati-matian mencintai Seh Cing Hua, namun Seh Cing Hua justru jatuh ke dalam pelukan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, Dua puluh tahun kemudian, dia jatuh cinta pada Tam Goat Hua, akhirnya hanya merupakan suatu impian kosong belaka! Seh Cing Hua segera bertanya.

   "Tong Hong Pek, kau membenciku?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum seraya menyahut "Asal kau tidak melarangku pergi mengambil Panah Bulu Api, untuk apa aku membencimu?"

   Lu Leng ingin mengatakan sesuatu, namun Tam Goat Hua cepat-cepat memberi isyarat kepadanya, maka Lu Lengpun jadi diam! sementara di istana Ci Cun Kiong masih tampak kacau balau, tiada seorangpun memperhatikan mereka yang berada di tempat tak jauh itu.

   Setelah menyaksikan kekacauan itu sejenak, barulah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengajak mereka bersama-sama pergi dari tempat itu.

   Setelah berjalan kira-kira tiga mil, sampailah mereka di sebuah lembah, mereka bertujuh menuju ke sebuah goa yang ditutupi dengan sebuah batu besar, Begitu sampai di depan goa, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek segera mendorong batu besar itu hingga tergeser ke samping.

   seketika tampak sesosok bayangan melesat keluar laksana kilat, sulit diuraikan dengan kata-kata! Kalau tidak secara kebetulan Seh Cing Hua berdiri tepat di depan goa menghadangnya serta bergerak cepat menangkap bayangan itu, walau mereka bertujuh berada disitu, juga sulit menangkapnya! Di bawah sinar rembulan, mereka langsung memandang ke arah orang yang tertangkap oleh Seh Cing Hua, dia tidak lain adalah Oey Sim Tit! Oey Sim Tit kelihatan gugup dan panik, ia berteriak-teriak.

   "Lepaskan aku! Cepat lepaskan aku!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata.

   "Sim Tit, legakanlah hatimu, kami tidak akan mencelakaimu!"

   Sebelah tangan Oey Sim Tit terus memegang dadanya, berkata dengan suara gemetar "Tidak bisa! Aku tidak bisa menyerahkan Busur Api pada kalian!"

   Menyaksikan itu, semua orang tahu Busur Api itu berada pada Oey Sim Tit! Dalam keadaan begini, kalau salah seorang menjulurkan tangan, pasti akan berhasil mengambil Busur Api tersebut! Tetapi merekapun tahu kalau mengambil Busur Api dengan cara paksa, tentu Oey Sim Tit tidak dapat melawan, tapi dalam hatinya pasti menderita dan tersiksa sekali! Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan yang lainnya pernah menerima budi pertolongan Oey Sim Tit mereka semua sama sekali tidak ingin mengambil Busur Api itu secara paksa! Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata dengan lembut.

   "Sim Tit, kami hanya ingin bicara beberapa patah kata padamu, kau tidak berikan juga tidak apa-apa!"

   Oey Sim Tit kelihatan tidak percaya, dia ber-tanya.

   "Tam Cianpwee mau bicara apa padaku?"

   Seh Cing Hua menghela nafas panjang, mengendurkan tangannya seraya berkata perlahan-lahan.

   "Kita tidak usah membuang waktu, biar dia pergi saja!"

   Ternyata Seh Cing Hua sudah tahu bahwa percuma membujuk Oey Sim Tit, sebab Oey Sim Tit pasti tidak akan memberikan Busur Api itu pada mereka, maka ia segera melepaskan Oey Sim Tit! Tetapi Oey Sim Tit malah tidak segera pergi.

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berpikir sejenak, kemudian berkata.

   "Sim Tit, aku ingin bertanya satu hal padamu!"

   Oey Sim Tit segera berkata.

   "Silakan tanyakan saja, Tam Cianpwee!"

   "Apakah kau masih ingat, mengapa kuberi nama ini padamu?"

   Oey Sim Tit manggut-manggut.

   "Tentunya aku tidak akan lupa! Pada waktu itu aku tinggal di istana Setan sebagai budak setan, semua orang memandang rendah terhadap diriku, Hanya Nona Tam dan saudara Lu yang menganggap sebagai kawan, sedangkan Tong Hong Tayhiap dan Tam Cianpwee juga amat memperhatikanku, maka memberi nama Sim Tit padaku!"

   Oey Sim Tit menyahut dengan setulus hati, dapat dibayangkan betapa kagum dan hormatnya terhadap 2528 beberapa pendekar budiman itu. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berjalan mondar mandir sebentar, setelah itu diapun berkata.

   "Ternyata kau masih ingat, aku memberi nama tersebut padamu karena tahu kau berhati jujur dan lurus, kau bukan orang yang berhati licik dan kejam!"

   Oey Sim Tit mengangguk "Aku tahu itu!"

   Mendadak Han Giok Shia menyelak dengan suara keras.

   "Kalau kau tahu mengapa kau tidak bersedia menyerahkan Busur Api pada kami?"

   Oey Sim Tit membalikkan badannya, memandang Han Giok Shia seraya berkata dengan sungguh-sungguh.

   "Nona Han, apakah seseorang yang menentang ayah kandungnya masih terhitung berhati jujur dan lurus?"

   Ucapan Oey Sim Tit itu membuat Han Giok Shia terbelalak tak mampu menyahut sama sekali. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata dengan suara dalam.

   "Sim Tit, kau harus tahu satu hal, ayahmu adalah seorang penjahat besar dan merupakan racun dalam rimba persilatan!"

   Oey Sim Tit berkata.

   "Aku tahu itu, tapi biar bagaimanapun dia tetap ayahku! Busur Api berada padaku, tapi aku tidak bisa memberikan pada kalian! Tidak bisa!"

   


Rase Emas Karya Chin Yung Legenda Bulan Sabit Karya Khu Lung Lencana Pembunuh Naga -- Khu Lung

Cari Blog Ini