Ceritasilat Novel Online

Harpa Iblis Jari Sakti 33


Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Bagian 33



Harpa Iblis Jari Sakti Karya dari Chin Yung

   

   Toan Bok Ang memandang ke arah undakan batu itu, setelah itu ia bertanya lagi.

   "Kalau begitu, Tuan Muda Oey boleh turun naik semaunya?"

   Orang itu menyahut "Tidak! Sejak istana Ci Cun Kiong terbakar, sejak itu pula Tuan Muda Oey tidak pernah turun dari atas! Dengar-dengar Ci Cun akan mewariskan Pat Liong Thian Im, maka melarangnya meninggalkan istana setapakpun!"

   Toan Bok Ang berpikir, meskipun sudah bertanya dengan jelas tentang keadaan Ci Cun Kiong, tapi sedikitpun tidak ada gunanya! Karena tempat di sekitar Liok Ci Khim Mo dijaga begitu ketat, sungguh sulit bila ingin menyelinap ke dalam! Setelah berpikir sejenak, Toan Bok Angpun berkata dengan dingin.

   "Kau membantu penjahat, tidak boleh dibebaskan!"

   Orang itu segera bermohon.

   "Nona, ampuni...."

   Akan tetapi, tangan Toan Bok Ang sudah menghantam jalan darah Leng Tay Hiat orang itu.

   "Plak!"

   Tanpa menjerit orang itu binasa seketika! Dan pada saat yang sama mendadak terdengar suara seseorang dari rumput alang-alang.

   "Nona Toan, sungguh besar nyalimu!"

   Betapa terkejutnya Toan Bok Ang, namun gadis itu mengenali suara tersebut tidak lain adalah suara Seh Cing Hua. Toan Bok Ang segera berkata.

   "Seh Cianpwee, sudah lama kalian berada di sini?"

   Sembari berkata, Toan Bok Angpun berjalan ke depan, Tampak tiga sosok bayangan berkelebat keluar dari rumput alang-alang, mereka adalah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera berkata.

   "Kita harus segera pergi! Kedua orang itu telah binasa, mereka pasti akan segera mengetahuinya, bila terlambat pasti repot!"

   Toan Bok Ang tahu keadaan sangat gawat sehingga mereka tidak berani lama-lama di situ, mereka berempat langsung melesat pergi. Setelah melesat tiga empat mil, barulah berhenti Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bertanya.

   "Nona Toan! Mengapa kau kemari? Dimana mereka berempat?"

   Toan Bok Ang menyahut "Mereka masih berada di dalam lembah itu, aku keluar secara diam-diam!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan yang lain saling memandang, mereka tahu apa sebabnya Toan Bok Ang meninggalkan lembah itu, maka mereka bertigapun tidak banyak bertanya. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Begitu sampai di sini dan melihat keadaan yang amat ketat kita betul-betul kehabisan akal sekarang cepat kembali ke tempat semula untuk berunding!"

   Seh Cing Hua berkata.

   "Kupikir, orang-orang yang bisa turun naik melalui pelataran batu itu dengan bebas hanyalah kedua saudaraku yang tak berguna itu dengan Kou Hun Siu, maka kitapun harus mencari akal melalui mereka berdua!"

   "Ada ide apa?"

   Tanya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Seh Cing Hua menyahut.

   "Mereka berdua pasti sudah tahu Kou Hun Siu memperoleh Jala Bumi, bagaimana mata mereka tidak akan merah? Kalau aku membawa dua macam benda pusaka dan pergi menemui mereka, tentunya mereka bersedia menemuiku!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menggoyang-goyangkan tangannya.

   "Tidak boleh! Apakah mereka berdua masih punya perasaan saudara?"

   Seh Cing Hua langsung melotot.

   "Dulu kau ribut denganku, apakah masih punya perasaan suami-isteri?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tahu jelas sifat Seh Cing Hua yang amat aneh, dulu kalau tidak demi ingin mempelajari Kitab Iblis, bagaimana mungkin dia meninggalkan anak dan suami? Karena itu ketika melihat Seh Cing Hua melotot dan berkata dengan ketus, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cuma tersenyum saja.

   "Jangan emosi, beritahukan saja bagaimana rencanamu!"

   Seh Cing Hua menyahut.

   "Kita kembali dan dalam perjalanan baru kuberitahukan tidak akan terlambat kan?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengangguk "Benar!"

   Mereka berempat segera kembali ke lembah itu.

   Entah berapa kali Toan Bok Ang ingin membuka mulut bei pamit dengan mereka, namun begitu dia baru membuka mulut, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong .

   Pek dan lainnya sudah mencegahnya berbicara, Akhirnya Toan Bok Ang mengikuti mereka ke lembah itu, Sembari berjalan Seh Cing Huapun berkata.

   "Kedua orang yang tak berguna itu tidak punya nyali untuk memasuki Lorong Rahasia, tapi mereka justru amat menginginkan benda pusaka yang ada di situ! Kini Kou Hun Siu berhasil memperoleh Jala Bumi, pasti hati merekapun tergerak!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata.

   "Kau membawa benda pusaka dan pergi menemui mereka, apa gunanya?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyela.

   "Benar! Kecuali kau juga bersedia berlutut di hadapan Liok Ci Khim Mo dan memanggilnya Bu Lim Ci Cun, mungkin masih bisa mengatur suatu rencana!"

   Seh Cing Hua berkata dengan ketus.

   "Aku belum usai bicara, mengapa kalian jadi ribut lerus?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen saling memandang, sedangkan Seh Cing Hua berkata tagi.

   "Bolehkah kalian tidak ribut?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek segera menyahut "Baik, baik!"

   Seh Cing Hua berkata.

   "Aku akan membawa Can Thian Cin (Jarum Langit) pergi menemui mereka, aku akan mengatakan bahwa gudang pusaka telah terbuka dan semua benda pusaka telah kita ambil, hanya Can Thian Cin ini ditinggalkan untuk mereka! Benda pusaka cuma ada satu, tentunya tidak bisa dibagi dua! Apabila salah satu di antara mereka bisa membawaku ke atas undakan batu, dialah yang berhak menerima benda pusaka ini!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Bagus! Kau ke sana dan hanya boleh memberitahukan urusan ini pada satu orang saja! Apabila kau beritahukan kepada mereka berdua, bisa jadi yang satu berusaha membawamu ke atas, tapi yang lain pasti berusaha menggagalkannya!"

   Seh Cing Hua berpikir sejenak, kemudian mang-gut-manggut.

   "Masuk akal!"

   "Lalu bagaimana setelah kau berada di atas?"

   Tanya Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

   Seh Cing Hua menyahut "Tentunya harus selangkah demi selangkah, per-lahanlahan! Memang seperti kau, harus langsung berhasil! Kalau berpikir begitu, lebih baik kita pulang ke pulau Hwe Ciau To saja, tidak usah repot-repot memutar otak di sini!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa panjang.

   "Bagus! Memang masuk akal, lanjutkan saja!"

   Seh Cing Hua melanjutkan "Setelah naik ke atas undakan batu, boleh bertindak berdasarkan keadaan di sana, tentunya aku harus menemui Oey Sim Tit du1u...."

   Ketika Seh Cing Hua berkata sampai disitu, Cit Sat Sin Kun-Tam Senpun menyambung dengan serius.

   "Kalau kau berhasil mencarinya, jangan mengambil Busur Apinya dengan cara paksa!"

   Mendengar itu Seh Cing Hua langsung berteriak aneh, sekaligus melancarkan sebuah pukulan ke arah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

   sedangkan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memang sudah menduga akan hal itu, badannya berkelebat menghindar.

   Seh Cing Hua berkata dengan gusar "Kau yang sedang bicara atau aku sih? Setelah aku berhasil mencari Oey Sim Tit, tentunya aku punya akal, tidak perlu menunggu kau kentut!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata sambil tertawa.

   "Kau tidak takut saudara Tong Hong dan Nona Toan mentertawakanmu? Kalau bicara harus pakai aturan lho!"

   Seh Cing Hua tertawa dingin.

   "Dengan demikian, kalian katakan apakah bisa dilaksanakan?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut "Memang bisa dilaksanakan hanya saja amat sayang Can Thian Cin ini!"

   Seh Cing Hua tertawa terkekeh.

   "Legakan hatimu, kecuali aku tidak mau meninggalkan istana Ci Cun Kiong! Kalau aku mau meninggalkan istana itu, sudah pasti aku akan mengambil kembali Can Thian Cin! Kalian tunggu aku di lembah itu!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terbelalak "Kalaupun mau pergi juga, harus menunggu esok! Malam ini pihak istana Ci Cun Kiong pasti akan menemukan kedua mayat itu! Apabila kau ke sana sekarang, bukankah mereka akan mencurigaimu sebagai pembunuh kedua orang itu?"

   Kali ini Seh Cing Hua tidak menentang perkataan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, ia hanya berkata perlahan.

   "Siapa bilang aku akan kesana sekarang?"

   Di saat mereka bercakap-cakap, tak terasa mereka berempat sudah tiba di lembah itu, mendadak mereka berempat berhenti serentak Saat ini, jarak mereka dengan mulut lembah hanya satu dua mil, sehingga mereka dapat melihat dengan jelas sekitar lembah itu! Ternyata mereka melihat, dekat mulut lembah terdapat tujuh delapan obor besar! Mereka berempat jadi tertegun karena sejak mereka meninggalkan Gunung Tangkula San, mereka melakukan 2695 perjalanan dengan hati-hati sekali, bahkan Can Thian Cin itupun dibungkus dengan kain hitam berlapis-lapis agar cahayanya tidak menembus ke luar! Kalaupun mereka yang membuat obor-obor itu, tentunya tidak masuk akal! Namun pada jarak yang begitu dekat tidak terdengar suara bentrokan senjata, sungguh membuat orang tidak mengerti!"

   Keempat orang itu tertegun Berselang sesaat, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Pasti telah terjadi sesuatu, kita harus segera melihat ke sana!"

   Padahal saat ini Toan Bok Ang ingin berpamit dengan mereka, tapi dalam keadaan begini sulit baginya untuk pergi, Cepat-cepat ia mengikuti mereka melesat ke depan! Jarak satu dua rnil tidaklah jauh setelah mereka mengerahkan ilmu ginkang, sekejap Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sudah sampai duluan, ia langsung menerobos ke dalam mulut lembah, Begitu melihat, diapun jadi tertegun.

   Lembah itu sunyi senyap, bahkan juga kosong melompong tiada seorangpun yang berada di situ! Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, Seh Cing Hua dan Toan Bok Ang sudah tiba di situ, ketika melihat keadaan itu mereka bertigapun tertegun, berkata tak tertahan.

   "Eh? Ke mana mereka berempat?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek segera bergerak dalam waktu singkat dia telah mengitari seluruh lembah itu, setelah itu, dia segera kembali ke tempat semula.

   "Mereka tidak berada di dalam lembah, kita harus cepat berpencar mencari mereka!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan yang lainnya tahu urusan ini agak luar biasa, mungkin telah terjadi pada diri keempat orang itu, Karena tempat ini tidak begitu jauh dari istana Ci Cun Kiong, tentunya apapun bisa terjadi! Mereka berempat meninggalkan lembah itu lalu berpencar mencari kesana-kemari hingga belasan mil, lalu kembali ke mulut lembah, Mereka berempat boleh dikatakan kembali pada saat bersamaan Masing-masing mengangkat obor iinggi-tinggi, saling memandang dan berdasarkan air muka mereka dapat diketahui tiada hasilnya sama sekali! Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata dengan heran.

   "Sungguh mengherankan! Kita meninggalkan lembah ini tidak begitu lama, lebih-lebih Toan Bok Ang! Bagaimana mungkin mereka akan kehilangan jejak dalam jarak sepuluh mil? Apakah...."

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek segera ber-kata.

   "Tidak mungkin, mereka tidak akan pergi ke istana Ci Cun Kiong menempuh bahaya!"

   Toan Bok Ang memandang obor-obor di luar lembah, ia menunjuk seraya berkata.

   "Melihat keadaan obor-obor itu, pasti dari istana Ci Cun Kiong! Apakah Liok Ci Khim Mo sudah sampai di sini?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Apabila Liok Ci Khim Mo kemari, pasti ia memainkan Pat Liong Thian Im! Bagaimana kita tidak mendengarnya?"

   Seh Cing Hua berkata.

   "kepandaian anak Leng dan Goat Hua tidak rendah, ditambah lagi Liang Siang Lun milik Han Giok Shia dan Can Thian Cin milik Tam Ek Hui! Tentunya membuat mereka berempat jadi lihay sekali ! Aku tidak percaya di dalam istana Ci Cun Kiong masih terdapat jago tangguh yang mampu melawan mereka!"

   Mendadak Toan Bok Ang menyela.

   "Mungkin Kou Hun Siu?"

   Apa yang diucapkan Toan Bok Ang, membuat semua orang jadi tertegun! Kou Hun Siu! Pasti Kou Hun Siu! Setelah kehilangan senjata Kou Hun Si pasti sulit bagi Kou Hun Siu bisa menang melawan Lu Leng berempat.

   itu memang tidak mungkin! Akan tetapi, perlu diketahui satu hal, yakni Kou Hun Siu telah memperoleh Te Sat Kang (Jala Bumi)! Bagaimana Kou Hun Siu memperoleh Jala Bumi setelah memasuki gudang pusaka dan mengapa cuma mengambil benda pusaka tersebut saja, mereka berempat sama sekali tidak tahu apa sebabnya.

   Namun mereka yakin, Jala Bumi itu sudah berada di tangan Kou Hun Siu! Apabiia Kou Hun Siu menggunakan Jala Bumi menghadapi mereka berempat celakalah keempat orang itu! Berpikir sampai kesitu, hati mereka berempatpun tenggelam entah kemana, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata.

   "Tapi, kalau mereka dibawa ke istana Ci Cun Kiong tentunya berpapasan dengan kita!"

   "Benar! Kalau begitu mereka berempat ke mana?"

   Sahut Toan Bok Ang. Usai Toan Bok Ang menyahut, mendadak di atas tebing terdengar suara tawa panjang, menyusul terdengar pula suara orang yang sudah tua.

   "Nona Toan, kalian sedang mencari siapa?"

   Begitu mendengar suara orang di atas tebing, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berempat langsung mendongakkan kepala memandang ke atas.

   Diterangi sinar obor, mereka melihat di atas sebuah batu besar yang tingginya belasan depa, berdiri seorang tua kurus tinggi, rambut dan jenggotnya sudah putih semua.

   Dia tidak lain adalah Kou Hun Siu! Ketika melihat Kou Hun Siu muncul mendadak disitu, bukan main terkejutnya mereka berempat.

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bersiul panjang, kedua lengannya direntangkan seketika badannya mencelat ke atas! Tetapi Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang berada disisinya, segera menjulurkan tangannya memegang bahunya kemudian berkata dengan suara rendah.

   "Saudara Tong Hong, dia memiliki Jala Bumi! Kalau disebarkan dari atas ke bawah, tentunya kau sulit menghindari"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berpikir sejenak, merasa benar apa yang dikatakan Tam Sen, namun kegusarannya sudah memuncak. ia langsung membentak dengan sengit "Kou Hun Siu! Mereka berempat berada di mana sekarang?"

   Kou Hun Siu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Mereka berempat? Ha hal Kini mereka sudah merasa nyaman sekali lho!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata dengan suara dalam.

   "Kou Hun Siu, walau kau berhasil menangkap mereka berempat dengan Jala Bumi, tapi dalam waktu singkat kaupun tak dapat berbuat apa-apa terhadap mereka! seandainya kau menarik kembali Jala Bumi itu, mereka berempat pun bisa meloloskan diri! Saat ini kau tidak perlu berlaku angkuh di sini!"

   Ketika Cit Sat Sin Kun berkata begitu, dia sendiripun tidak berani memastikan apakah Jala Bumi itu berada pada Kou Hun Siu atau tidak? Dia berkata begitu semata-mata hanya ingin memancing reaksi Kou Hun Siu belaka, agar mengetahui Jala Bumi itu berada padanya atau tidak! Namun wajah Kou Hun Siu kelihatan biasa, kemudian tertawa gelak dan menyahut "Cit Sat Sin Kun, kalau Jala Bumi tidak berada padaku, ketinggian batu ini cuma belasan depa, tentunya kalian bisa 2700 naik ke atas untuk menangkap diriku sekaligus menolong mereka berempat Bukan-kah akan beres?"

   Begitu mendengar sahutan Kou Hun Siu, sulit sekali bagi Cit Sat Sin Kun untuk memastikan apakah Jala Bumi itu berada padanya atau tidak? Terdengar Seh Cing Hua berkata dengan dingin.

   "Kalaupun kau mempunyai Jala Bumi, juga tidak dapat berbuat apa-apa terhadap kami!"

   Kou Hun Siu tertawa dingin seraya menyahut "Betul! Nyonya Tam boleh mencobanya!"

   Sepasang mata Seh Cing Hua menyorot tajam, memandang lekat-lekat pada Kou Hun Siu.

   Seh Cing Hua tahu, kalau kedua belah pihak berada di tanah datar, sedangkan pihaknya berjumlah empat orang, Apabila Kou Hun Siu memiliki Jala Bumi, juga tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka! Karena pukulan gabungan mereka bertiga amat dahsyat, kalau Jala Bumi itu mengarah pada mereka maka dengan pukulan gabungan itu mereka pasti dapat menerbangkan Jala Bumi tersebut! Seandainya pukulan gabungan pertama tidak berhasil merobohkan Kou Hun Siu, mereka masih bisa melancarkan pukulan gabungan ke dua! Meskipun Kou Hun Siu memiliki Lweekang tinggi, tentu sulit baginya untuk menyambut pukulan gabungan mereka bertiga! Tapi saat ini Kou Hun Siu justru berada di atas batu besar yang tingginya belasan depa, sulit bagi mereka untuk mencelat ke atas! Kalau berhasil mencelat ke atas, mereka 2701 bertiga pasti masuk ke dalam jala Bumi sehingga tidak mampu lagi melancarkan pukulan gabungan! seandainya di saat mereka mencelat ke atas dan sekaligus melancarkan pukulan gabungan, otomatis akan membuat badan mereka merosot ke bawah dan jala Bumi itu dengan mudah akan menjaring mereka! Begitu terjaring, sulit untuk meloloskan diri! Bagian 65 Namun kalau Jala Bumi tidak berada pada Kou Hun Siu karena sudah dipakai untuk menjaring Lu Leng berempat, maka mereka bertiga akan dapat merobohkan Kou Hun Siu! Hanya saja mereka tidak berani memastikan itu! Setelah memandang Kou Hun Siu sejenak, Seh Cing Hua lalu menoleh ia berkata dengan suara rendah pada Toan Bok Ang.

   "Nona Toan...."

   Toan Bok Ang cepat cepat menghampirinya serta bertanya dengan setengah berbisik.

   "Ada pesan apa, Seh Cianpwee?"

   Seh Cing Hua menyahut "Kau harus berupaya meninggalkan tempat ini, tentunya yang datang itu tidak cuma Kou Hun Siu seorang, tapi kau justru harus menerjang ke luar!"

   Toan Bok Ang tertegun "Seh Cianpwee tadi aku memang ingin pergi! Kini aku malah tidak mau melarikan diri pergi seorang diri!"

   Seh Cing Hua segera berkata.

   "Aku tidak suruh kau melarikan diri, melainkan suruh kau pergi menyelidiki satu hal!"

   "Hal apa?"

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Tanya Toan Bok Ang. Seh Cing Hua menyahut dengan suara rendah.

   "Kini kita tidak boleh bergerak menempuh ba-haya, karena belum tahu pasti Jala Burni berada padanya atau tidak, Dilihat dari keadaannya, sepertinya ia sedang mengulur waktu agar Liok Ci Khim Mo kemari! Kuberikan kepadamu tiga buah kembang api isyarat warna merah, putih dan hijau! Setelah kau meninggalkan tempat ini dan tahu Jala Bumi tidak berada padanya, cepat luncurkan kembang api warna hijau! Kalau Jala Bumi berada padanya, luncurkan kembang api warna merah, Apabila Liok Ci Khim Mo menuju kemari, tentunya kau harus meluncurkan kembang api warna putih!"

   Toan Bok Ang mengangguk sambil menyimpan ketiga batang kembang api isyarat itu. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mendekatinya, lalu berbisik dengan serius.

   "Nona Toan, kau harus bertindak sesuai keadaan, jangan bertindak sembarangan atau ceroboh!"

   Toan Bok Ang mengangguk, gadis itupun tahu pekerjaan yang harus dilaksanakannya bukan merupakan pekerjaan gampang, Tapi dalam keadaan begini, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan yang lainnya menyerahkan tugas tersebut padanya, pertanda mereka mempercayainya sehingga amat 2703 menggirangkan hatinya, Setelah mengangguk, diapun melesat pergi tiga empat depa jauhnya.

   Terdengar lagi Seh Cing Hua saling mencaci dengan Kou Hun Siu, sedangkan Toan Bok Ang telah hilang di tempat gelap, Gadis itu merasa heran karena dirinya telah melesat belasan depa, Akan tetapi, justru tiada seorangpun yang menghadangnya, Seh Cing Hua memberikan tiga tugas kepadanya, ketiga tugas itu sepertinya menghabiskan dia menuju ke arah istana Ci Cun Kiong, agar bisa memperoleh hasil! Ingin tahu Liok Ci Khim Mo kemari atau tidak, pasti harus menuju ke istana Ci Cun Kiong dahulu, Apabila Lu Leng dan lainnya tertangkap oleh Kou Hun Siu, tentunya akan dibawa ke istana Ci Cun Kiong puta, kalau ingin tahu Jala Bumi itu masih menjaring Lu Leng berempat atau tidak, juga harus melihat mereka! Kalau tidak, sulit untuk mengetahuinya! Toan Bok Ang terus berpikir, kemudian melesat ke arah istana Ci Cun Kiong, tak lama iapun sudah melesat beberapa mil, Saat itulah mendadak dia merasa ada orang menguntitnya dari belakang! Padahal Toan Bok Ang tidak mendengar suara apapun, hanya mendadak punya perasaan demikian saja.

   Hal ini sangat mengejutkan Toan Bok Ang, karena orang yang dapat menguntitnya tanpa bersuara pastilah memiliki ginkang yang amat tinggi, Toan Bok Ang tidak memperlihatkan reaksi apapun, melainkan terus melesat ke arah istana Ci Cun Kiong.

   Gadis itu mengerahkan ginkangnya agar lesatannya bertambah cepat, mendadak dia bersalto sekaligus membalikkan badanhya! Caranya itu agar orang yang menguntitnya tidak akan menduga hal tersebut Tidak salah! Ketika membalikan 2704 badannya, tampak sesosok bayangan bagaikan kilat melesat ke arah nya! Di saat Toan Bok Ang membalikkan badannya, senjata Sian Tian Sin Sopun di keluarkan nya! Begitu melihat sesosok bayangan meluncur ke arahnya, senjata Sian Tian Sin Sopun digerakkannya.

   "Tang! Tang! Tang!"

   Terdengar suara yang amat nyaring, tampak pula cahaya merah berkelebat ke arah orang itu! Toan Bok Ang membalikkan badan dan melancarkan serangan, boleh dikatakan pada waktu bersamaan, maka ia yakin orang yang menguntitnya tidak dapat menghindari serangannya itu! Akan tetapi gerakan orang itu sungguh diluar dugaan! Ketika cahaya merah menyambar, orang itupun masih mampu melayang ke atas seperti terbang! Menyaksikan itu, Toan Bok Ang jadi terbelalak! seketika dia langsung menarik serangannya karena dia teringat orang yang memiliki ilmu ginkang begitu tinggi hanya Oey Sim Tit seorang, tidak mungkin orang lain! Setelah menarik serangan itu Toan Bok Angpun bertanya.

   "Saudara Oey ya?"

   Tampak orang itu bergerak amat cepat sekali, tahu-tahu sudah berdiri di hadapan Toan Bok Ang, ternyata memang benar Oey Sim Tit! wajahnya kelihatan cemas.

   "Nona Toan, ayahku akan kemari, apakah kau masih tidak mau pergi?"

   Toan Bok Ang tertegun cepat-cepat dia menyimpan senjata Sian Tian Sin So lalu melemparkan kembang api 2705 isyarat warna putih ke atas, setelah meledak di udara kembang api warna putih itu berpijar kemana-mana! * * * * Bab 126 Ketika melempar kembang api isyarat ke atas, Toan Bok Angpun bertanya pada Oey Sim Tit.

   "Kau melihat Lu Leng dan yang lainnya?"

   Oey Sim Tit menyahut "Tidak!"

   Toan Bok Ang berkata.

   "Mereka pasti telah ditangkap oleh Kou Hun Siu, tetapi tidak tahu berada dimana mereka sekarang?"

   Oey Sim Tit mengerutkan kening.

   "Betulkah? Kok aku sama sekali tidak tahu?"

   Tercengang Toan Bok Ang, dia memandang Oey Sim Tit seraya bertanya.

   "Kalau begitu, untuk apa ayahmu meninggalkan istana Ci Cun Kiong?"

   Oey Sim Tit menyahut "Ada dua orang yang mati secara aneh, Kou Hun Siu dan beberapa orang pergi mencari pembunuh itu, Kemudian mereka memberi tanda bahwa bertemu musuh tangguh, maka ayahku segera meninggalkan istana Ci Cun Kiong! Aku khawatir ada orang akan mati di bawah Pat Liong Thian Im, karena itu cepat-cepat aku keluar Tak kusangka malahan bertemu kau, sehingga aku menguntitmu! cepatlah kau pergi, sebentar lagi ayahku pasti tiba di sini!"

   Itu merupakan percakapan pendek, namun mereka telah mendengar suara derap kaki kuda! Toan Bok Ang tadi telah melempar kembang api isyarat ke atas dan yakin Cit Sat Sin Kun-Tam Sen bertiga pasti sudah pergi, sedangkan saat ini Kou Hun Siu dan Liok Ci Khim Mo justru tidak berada di istana Ci Cun Kiong, sungguh merupakan kesempatan baginya untuk menyelinap ke dalam istana itu! Mendadak gadis itu mencaci dirinya sendiri, dia ingin menyelinap ke dalam istana Ci Cun Kiong tidak lain hanya ingin menemui Oey Sim Tit, sedangkan pemuda tersebut justru berada di hadapan-nya! Mengapa harus menyelinap ke dalam istana itu? Setelah berpikir sejenak, Toan Bok Ang berkata.

   "Saudara Oey, kau mencuri keluar ya?"

   Oey Sim Tit mengangguk "Betul!"

   Toan Bok Ang berkata lagi.

   "Kalau begitu, kau pasti tidak mau diketemukan ayahmu! Lebih baik kita cepat-cepat menyingkir aku masih ingin bercakap-cakap sebentar denganmu!"

   Saat ini suara derap kaki kuda sudah makin dekat.

   Begitu usai berkata, Toan Bok Angpun langsung menarik Oey Sim Tit ke semak-semak di pinggir jalan, Baru mereka bersembunyi, sudah tampak lima ekor kuda berlari kencang melewati mereka! Toan Bok Ang dapat melihat dengan jelas bahwa seorang diantaranya adalah Liok Ci Khim Mo! Oey Sim Tit segera berkata.

   "Nona Toan, ada apa? Cepat katakan! Aku harus kembali ke istana sebelum ayahku pulang!"

   Toan Bok Ang berpikir sejenak, lalu berkata.

   "Saudara Oey, kami telah berhasil memperoleh ketujuh batang Panah Bulu Api di Gunung Tangkula San!"

   Mendengar itu, wajah Oey Sim Tit langsung berubah tak menentu, ia bertanya terputus-putus.

   "Be,., betulkah?"

   Toan Bok Ang menyahut.

   "ltu memang benar! Kini... hanya kurang Busur Api milikmu itu!"

   Oey Sim Tit langsung mundur beberapa langkah, sepasang tangannya memegang bagian dadanya, Toan Bok Ang sudah menduga akan hal tersebut, cepat-cepat ia mengikutinya, 2708 Bibir Oey Sim Tit bergerak, seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi justru tidak dapat mencetuskan apa-apa! Mendadak dia membalikkan badannya sekaligus melesat pergi! Kejadian itu sungguh diluar dugaan Toan Bok Ang, sehingga membuatnya termangu-mangu di tempat, bahkan nyaris menangis seketika.

   Kemudian Toan Bok Ang mengerahkan ginkang mengejar Oey Sim Tit.

   Apabila Toan Bok Ang berterus terang itu agar Oey Sim Tit paham, Panah Bulu Api yang hilang ratusan tahun masih bisa diketemukan tentunya Panah Bulu Api itu akan menyatu dengan Busur Api tersebut! Namun apa yang dikatakan Toan Bok Ang justru membuat Oey Sim Tit langsung kabur! Kalau Tam Goat Hua yang mengatakan sudah pasti tidak akan mengatakan begitu! Ketika Oey Sim Tit mendengar Panah Bulu Api sudah berada di tangan mereka, hatinya langsung berubah kacau! Walau dia tiada permusuhan apa-apa dengan Toan Bok Ang, tapi sasaran mereka adalah Liok Ci Khim Mo - ayahnya - secara tidak langsung Toan Bok Ang dan yang lainnya sudah jadi musuhnya! Padahal sesungguhnya Toan Bok Ang dan lainnya bukan musuh Oey Sim Tit, tapi kini Panah Bulu Api sudah berada di tangan mereka, otomatis mereka akan bermusuhan! Asal Busur Api jatuh ke tangan Toan Bok Ang dan menyatu dengan Panah Bulu Api, tentunya dapat menundukkan Pat Liong Thian Im, maka nyawa Liok Ci Khim Mo terancam! Oleh karena itu Oey Sim Tit langsung kabur Setelah Oey Sim Tit kabur, barulah Toan Bok Ang sadar akan kesalahannya! Karena itu Toan Bok Ang segera mengejar Oey Sim Tit! Berdasarkan ilmu ginkang Toan Bok Ang, maka ilmunya tidak dapat dibandingkan dengan ilmu ginkang Oey Sim Tit! Mula-mula dia masih dapat melihat bayangan Oey Sim Tit, namun kemudian bayangan Oey Sim Tit sudah hilang dari pandangannya! Toan Bok Ang masih sempat melihat Oey Sim Tit berkelebat ke arah istana Ci Cun Kiong, maka gadis itupun terus melesat ke sana? Empat lima puluh mil kemudian, sudah tampak obor-obor di undakan batu, di saat bersamaan diapun melihat sesosok bayangan hitam melesat lalu tidak kelihatan lagi, Toan Bok Ang tahu, Oey Sim Tit sudah kembali ke istana Ci Cun Kiong! Tadi dia masih mencaci dirinya yang bodoh, karena ingin menyelinap ke dalam istana Ci Cun Kiong! Namun kini, dia justru harus melakukannya! Di bawah cahaya obor yang terang benderang, Toan Bok Ang tahu sulit baginya menyelinap ke sana! Hanya ada satu jalan, yaitu nekad menerjang! Setelah mengambil keputusan tersebut, Toan Bok Ang lalu mengeluarkan senjata Sian Tian Sin So.

   Begitu senjata tersebut berada di tangan, badannyapun langsung melesat melewati tujuh delapan buah lentera merah, Tampak dua orang menghadangnya seraya membentak "Siapa?"

   Toan Bok Ang tidak menyahut, melainkan badannya mencelat ke atas tiga empat depa tingginya, Di saat bersamaan tangannyapun bergerak mengeluarkan jurus Lui 2710 Tian Kauw Cak (Kilat dan Geledek Menggelegar), terlihat cahaya senjata Sian Tian Sin So berkelebat-kelebat! Setelah melancarkan serangan itu, Toan Bok Angpun terus melesat ke depan tanpa berhenti Pada saat yang sama terdengar pula kedua orang itu berteriak aneh, kemudian terpental beberapa depa.

   sedangkan Toan Bok Ang telah melayang turun tiga empat depa jauhnya! Toan Bok Ang segera menghimpun hawa mur-ninya, lalu melesat ke depan lagi, Tak lama sampailah dia di tempat lentera merah terakhir Kira-kira beberapa depa di depan, tampak obor-obor yang tak terhitung banyaknya.

   Ketika Toan Bok Ang sampai disitu, langsung muncul beberapa sosok bayangan, salah seorang membentak keras.

   "Berani menerjang kemari, apakah sudah bosan hidup?"

   Toan Bok Ang tidak menyahut melainkan mengayunkan senjatanya, diarahkan pada obor-obor disitu, seketika tampak empat buah obor roboh! Kebetulan keempat buah obor itu roboh ke arah keempat orang itu, mereka tidak sempat berkelit sehingga keempat orang itu terserang oleh obor-obor tersebut, Minyak tumpah di badan mereka, apipun langsung menyala! Keempat orang itu menjerit-jerit, ternyata keempat orang itu telah terbakar! Toan Bok Ang tidak menghiraukan mereka, ia segera maju dan sekarang sudah berada di sisi undakan batu! Dia menarik nafas dalam-dalam seraya mendongakkan kepala memandang ke atas, undakan batu disitu berjumlah seratus lima puluh undakan, sungguh tinggi sekali! Lagi pula 2711 pada setiap undakan, terlihat beberapa orang berjalan mondar mandir, namun mereka kelihatannya seperti tidak melihat Toan Bok Ang yang berada di sisi undakan batu itu! Toan Bok Ang mengerti, apabila dia naik ke atas undakan batu itu, pasti akan muncul orang menghadangnya.

   Tetapi kepalang basah, diapun tidak mau mundur Iagi.

   Biar bagaimanapun ia harus menerjang sampai ke atas untuk menemui Oey Sim Tit sekali lagi! Toan Bok Ang menarik nafas da!am-dalam, kemudian badannya mencelat ke atas dan melayang turun di undakan batu yang ke sepuluh, Ketika badannya baru melayang turun, orang-orang yang berjalan mondar-mandir disitu langsung mengepungnya! Toan Bok Angpun segera menggerakkan senjata Sian Tian Sin So, mengeluarkan jurus Tian Kong Ciau Ciau (Kilat Bergemerlapan) untuk melindungi diri! Yang mengepungnya berjumlah delapan orang.

   Toan Bok Ang bersiul panjang, kemudian membentak.

   "Siapa menghadang pasti mati!"

   Usai membentak, Toan Bok Angpun menyerang mereka! Keempat orang yang mengepung di depan tidak tahu apa yang terjadi, mereka hanya melihat cahaya keperak-perakan berkelebat tahu-tahu Toan Bok Ang telah melancarkan serangan terhadap ke~ empat orang itu! "Trang! Trang! Trang! Trang...!"

   Terdengar suara benturan senjata tajam disusul dengan suara jeritan.

   Ternyata keempat orang itu telah terluka, dua diantaranya yang terluka parah roboh seketika tak mampu bangun lagi Undakan batu yang putih bersih itupun ternoda darah, sedangkan Toan Bok Ang tidak berhenti sampai disitu, ia bersiul panjang sambil melesat ke atas! Toan Bok Ang tahu, disitu berjumlah seratus lima puluh undakan, setiap tiga puluh undakan pasti dijaga tiga puluh dua orang! Kelihatannya para penjaga di setiap tiga puluh undakan sama sekali tidak boleh sembarangan berjalan Mereka berbaris di empat penjuru, setiap penjuru berjumlah delapan orang.

   Gadis itupun tahu semakin tinggi undakan batu, semakin tinggi pula kepandaian para penjaganya, Meskipun Kou Hun Siu dan Liok Ci Khim Mo tidak berada disitu, tapi masih ada Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau, lagi pula sewaktu-waktu Liok Ci Khim Mo akan kembali, sedangkan waktu baginya boleh dikatakan tidak cukup! Oleh karena itu begitu sampai di undakan batu yang ke tiga puluh dua, tidak menunggu para penjaga di sana mengepungnya, Toan Bok Ang sudah mengeluarkan siulan panjang sambil menghimpun hawa murninya sehingga badannya mencelat ke atas lagi! Kini dia sudah berada di undakan batu yang ke enam puluh satu, Toan Bok Ang terus bergerak cepat, tak lama ia sudah berada di undakan yang ke sembilan puluh dua.

   Ketika badannya berada di udara, walau begitu banyak senjata rahasia menyerang dirinya, namun dia masih sempat mengayunkan senjata Sian Tian Sin So untuk menangkis dan memukul jatuh senjata-senjata rahasia itu! Setelah berada di undakan batu ke sembilan puluh dua, di saat dia baru ingin mencelat ke atas lagi mendadak terdengar suara bentakan yang meng-guntur.

   Tampak empat sosok bayangan berkelebat menyusul empat senjata juga menyerangnya! Kelihatannya keempat 2713 orang itu berkepandaian amat tinggi, akan tetapi Toan Bok Ang tetap berlaku tenang dan berseru.

   "Bagus!"

   Terlihat cahaya senjata Sian Tian Sin So berkelebat keempat penyerang itu terkejut bukan main, mereka langsung memutar senjata masing-masing, Toan Bok Ang justru menyerang mereka dengan jurus Lui Seng Long Long (Suara Halilintar Tak Henti-hentinya)! Betapa cepatnya gerakan jurus tersebut memang sulit dilukiskan sehingga keempat orang itu tidak dapat berkelit! "Aaaakh...."

   Terdengar suara jeritan, Ternyata jalan darah Leng Tay Hiat keempat orang itu telah tertusuk oleh ujung senjata Sian Tian Sin So! Keempat orang itu terhuyung-huyung ke belakang dan akhirnya roboh di atas undakan batu! Toan Bok Ang telah berhasil melewati empat pos penjagaan di undakan batu tersebut, kini hanya tersisa satu pos penjagaan lagi, Apabila dia berhasil menerjang ke sana, pasti akan berhasil menemui Oey Sim Tit! Gadis itu mendongakkan kepala memandang ke atas, terlihat empat orang berjalan ke bawah, sedangkan Toan Bok Ang segera mencelat ke atas dan hanya berjarak tujuh delapan undakan batu saja! Keempat orang itu, dua diantaranya berbadan pendek sedangkan yang dua lagi berbadan tinggi, Wajah mereka mirip satu sama lain, sepertinya saudara kembar empat! Pakaian keempat orang itu amat aneh, di pinggang kedua orang yang jangkung bergantung kantong kulit besar dan kecil, sedangkan di pinggang kedua orang yang kerdil terikat sebuah ban giok.

   Toan Bok Ang tahu kepandaian keempat 2714 orang itu pasti diatas para penjaga di sana.

   Gadis itu memandang mereka, kemudian berkata.

   "Cepatlah kalian menyingkir! Kalau tidak kalian juga akan seperti mereka yang terluka parah itu!"

   Salah seorang yang kerdil menyahut dengan dingin.

   "Gadis lengan tunggal, kau berhasil melewati empat pos penjagaan, itu sungguh luar biasa! Mengingat kau masih muda dan bernyali besar, kami mengampuni nyawamu! cepatlah kau pergi!"

   Toan Bok Ang membentak "Jangan banyak omong kosong!"

   Keempat orang itu turun dua undakan batu.

   "Kau tidak mengindahkan nyawamu lagi?"

   "Kalian menghendaki aku pergi? Tidak sulit! Asal kalian mengabulkan satu permintaanku!"

   Sahut Toan Bok Ang. Keempat orang itu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Sungguh menggelikan! Kau berani mengajukan permintaan pada kami? Baik kami ingin dengar apa permintaanmu!"

   Sesungguhnya Toan Bok Ang sama sekali tidak punya permintaan apapun, ia hanya ingin memecahkan perhatian mereka saja.

   Gadis itu tahu kalau ia berhasil naik ke atas, tentunya keempat orang itu tidak berani mengejarnya, Ketika mendengar keempat orang itu berkata begitu, bergiranglah Toan Bok Ang dalam hati.

   "Aku menginginkan kalian mengabulkan tiga permintaanku! permintaan pertama....,"

   Mendadak Toan Bok Ang bersiul panjang, badannya mencelat ke atas dua depa tingginya! Begitu badannya mencelat ke atas, keempat orang itu baru sadar bahwa mereka telah tertipu, mereka langsung menggeram, Akan tetapi Toan Bok Ang sama sekali tidak memandang ke bawah.

   Ketika badannya masih berada di udara, dia menghimpun hawa murninya lagi sehingga badannya melambung ke atas lagi kemudian melayang turun! Toan Bok Ang cepat-cepat menghimpun hawa murninya, sehingga badannya mencelat laksana kilat menuju ke atas! Tapi di saat bersamaan, terdengar pula "Ser Ser Ser"

   Tadi Toan Bok Ang melihat pada pinggang kedua orang yang jangkung tergantung kantong kulit besar dan kecil ia pun sudah tahu kedua orang jangkung itu mahir senjata rahasia, Karena itu tanpa menoleh diapun menggerakkan senjata Sian Tian Sin So untuk melindungi diri! "Ting! Ting! Ting!"

   Terdengar suara benturan senjata, entah berapa banyak senjata rahasia terpukul jatuh! Namun badan Toan Bok Ang justru merosot ke bawah, begitu kakinya menginjak undakan batu, di saat bersamaan diapun menghimpun hawa murninya lagi sehingga badannya mencelat ke atas lagi! Tapi pada saat itu juga terdengar suara yang amat halus mengarah badannya! Bukan main terkejutnya Toan Bok Ang, dia segera mengayunkan senjata Sian Tian Sin So untuk menangkis, namun kedua kakinya telah merasa kesemutan! Toan Bok Ang tahu dirinya telah terkena senjata beracun, kalau tidak berupaya agar badannya jatuh ke atas undakan batu, dirinya pasti celakai Gadis itu menggigit bibir sambil menghimpun hawa murni lagi, akhirnya dia berhasil turun di undakan batu yang di atas.

   Akan tetapi rasa kesemutan dan ngilu itu sudah mulai menjalar ke atas! Toan Bok Ang mengeluh dalam hati.

   Sungguh lihay senjata beracun itu! setelah jatuh di undakan batu yang di atas, Toan Bok Ang memandang ke bawah, terlihat keempat orang itu tidak berani mengejarnya.

   Toan Bok Ang menarik nafas lega, terdengar kedua orang jangkung itu berkata.

   "Gadis lengan tunggal, kau telah terkena senjata beracun kami, dalam waktu satu jam nyawamu sulit diselamatkan lagi! Kami lihat kepandaianmu cukup tinggi, kalau kau bersedia berguru pada kami, tentunya kami akan mengampuni nyawamu!"

   Mendengar itu Toan Bok Ang terkejut sekali, sebab rasa kesemutan dan rasa ngilu itu telah sampai pada bagian pinggangnya. Mendadak Toan Bok Ang malah tertawa galak.

   "Ha ha ha! Kalian jangan bermimpi!"

   Sembari berkata Toan Bok Angpun menaruh senjatanya ke bawah, lalu mengeluarkan sebuah kotak giok yang berisi Lan Tian Giok Sek.

   Ketika melihat Toan Bok Ang mengeluarkan kotak giok itu, mata keempat orang tersebut langsung berbinar-binar.

   Mereka kemudian berteriak aneh dan tanpa menghiraukan larangan Liok Ci Khim Mo, mereka berempat segera melesat ke atas! Melihat itu, bukan main terkejutnya Toan Bok Ang! Cepat-cepat ia membuka kotak giok tersebut! Terlihat suatu benda 2717 berwarna merah seperti darah ada di dalam kotak itu, Tanpa berpikir panjang lagi Toan Bok Ang langsung mengambil benda itu dan dimasukkan ke dalam mulutnya! Di saat bersamaan keempat orang itupun telah menerjang sampai di sisi badannya! Begitu menelan Lan Tian Giok Sek, seketika Toan Bok Ang merasa ada semacam hawa yang amat nyaman menerobos ke dalam tenggorokannya! Akan tetapi, rasa kesemutan dan rasa ngilu di kakinya masih belum hilang, sehingga ia tidak bisa berkelit sama sekali! justru di saat bersamaan, di pelataran atas terdengar suara bentakan gusar yang memekakkan telinga.

   "Kalian berempat, sungguh berani naik ke atas! Apakah ingin cari mati?"

   Padahal keempat orang itu sudah siap menyerang Toan Bok Ang, namun ketika mendengar suara bentakan gusar itu mereka berempat pun segera mundur ke bawah! Toan Bok Ang cepat-cepat mengambil kotak Giok itu sekaligus menyambar senjatanya.

   Tampak dua sosok bayangan melesat ke arahnya, tak lama bayangan itu sudah berada di hadapan Toan Bok Ang, ternyata mereka adalah Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau! Ketika melihat keempat orang itu mundur ke bawah, hati Toan Bok Angpun jadi lega! Namun begitu melihat kemunculan Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau, hatinyapun langsung jadi dingin! Meskipun dia telah makan Lan Tian Giok Sek, tapi hawa racun senjata rahasia itu masih belum sirna, maka sepasang kakinya masih belum bisa bergerak! Bagaimanapun tingginya kepandaian Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau, seandainya Toan Bok Ang tidak terkena senjata 2718 rahasia beracun, satu lawan satupun belum tentu dia akan menang, apalagi dalam keadaan begini! Setelah berada di hadapan Toan Bok Ang, Kim Kut Lau langsung mendengus dingin kemudian mengangkat sebelah kakinya menginjak dada gadis itu.

   Toan Bok Ang merasa dadanya seperti tertindih tenaga yang amat kuat, cepat-cepat ia mengerahkan hawa murninya untuk menahan, sedangkan Hek Sin Kun begitu melihat kotak giok yang berada di tangan Toan Bok Ang, wajahnya tampak berseri-seri.

   Setelah itu barulah dia membentak keempat orang itu.

   "Kalian berempat, sungguh berani melanggar larangan Ci Cun?"

   Tadi mereka berempat begitu melihat kotak giok yang bertuliskan "Lan Tian Giok Sek"

   Seketika mereka melupakan larangan itu.

   Ketika Hek Sin Kun membentak begitu, wajah mereka langsung berubah kelabu, mereka saling memandang tak berani menyahut sama sekali! Ternyata Liok Ci Khim Mo khawatir bila ada kaum golongan lurus yang menyelinap ke dalam istana Ci Cun Kiong menyamar sebagai anggotanya, maka penjagaan disitu amat ketat sekali! Kecuali Kou Hun Siu, Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau beri iga, orang lain tidak boleh menginjak tempat itu! Siapa berani melanggar, pasti akan dihukum mati dengan cara yang mengenaskan! Oleh karena itu, sukma keempat orang itu seakan terbang entah kemana! Hek Sin Kun berkata dengan dingin.

   "Apakah kalian anggap Ci Cun tidak ada, maka berani bertindak semaunya?"

   Keempat orang itu menyahut dengan suara ber-genietar.

   "Hek Sin Kun, kita semua adalah kaum rimba persilatan harap bermurah hati terhadap kami!"

   Hek Sin Kun tertawa dingin, lalu berkata.

   "Kalian mundur dulu!"

   Sesungguhnya kepandaian keempat orang itu tidak berada di bawah kepandaian Hek Sin Kun.

   Hanya saja Hek Sin Kun adalah orang kepercayaan Liok Ci Khim Mo.

   Lagi pula keempat orang itu tahu, saat ini menyangkut hidup matinya mereka, maka tidak berani berlaku ceroboh! Begitu mendengar Hek Sin Kun menyuruh mereka mundur, tanpa banyak cakap lagi mereka langsung mundur ke bawah.

   Hek Sin Kun membalikkan badannya, memandang Kim Kut Lau.

   "Adikku, kuasai dulu gadis lengan tunggal ini, barulah kita bicara!"

   Katanya, Kim Kut Lau tertawa gelak.

   "Aku sudah menginjaknya di sini, apakah masih takut dia akan terbang...."

   Kim Kut Lau memang sombong, namun ketika berkata sampai di situ, mendadak berhenti dan wajahnya langsung berubah. Mendadak terdengar suara "Krek!"

   Lalu menyusut suara jeritan.

   "Aaakh!"

   Tampak badan Kim Kut Lau terpental.

   Kejadian itu sungguh di luar dugaan, bahkan Toan Bok Ang pun terheran-heran.

   Namun dia tidak menyia-nyiakan kesempatan, langsung meloncat bangun, Bukan main terkejutnya Hek Sin Kun.

   Dia tertegun, tapi kemudian berkelebat ke samping Kim Kut Lau.

   "Kenapa?"

   Tanyanya, Kim Kut Lau berguling-gulingan di tanah. sepasang tangannya memegang kaki kiri nya. Keringatnya sebesar kacang hijau merembes keluar dari keningnya.

   "Kakiku... kakiku telah patah,"

   Sahutnya ter-putus-putus. Kemudian dia memberi perintah kepada Hek Sin Kun.

   "Cepat... hadang dia!"

   Ketika melihat kaki kiri Kim Kut Lau bengkak dan memerah.

   Hek Sin Kun tahu bahwa kakinya itu telah patah, Maka dia bertambah terkejut dan gusar.

   Setelah meloncat bangun dan ketika mendengar Kim Kut Lau mengatakan kaki kirinya telah patah, Toan Bok Ang bertambah heran, Gadis itu tidak tahu bahwa Lan Tian Giok Sek merupakan benda pusaka di kolong langit Walau khasiatnya tidak di atas Cit Sek Ling Che, namun cepat sekali bereaksi Tadi ketika Kim Kut Lau menginjak bagian dadanya, Lan Tian Giok Sek yang berada di dalam perut Toan Bok Ang telah mengalami suatu proses alami menjadi hawa Yang (Panas).

   Hawa tersebut mengalir ke seluruh tubuhnya.

   Dulu tanpa sengaja Toan Bok Ang telah menelan mutiara Kura-Kura Mayat yang mengandung hawa Im (Dingin), sedangkan kini dia menelan Lan Tian Giok Sek yang mengandung hawa Panas, Kebetulan kedua macam hawa itu berkumpul pada bagian dadanya di jalan darah Tiong Teng Hiat.

   Kaki kiri Kim Kut Lau justru menginjak pelan darah Tiong Teng Hiat tersebut Di saat kedua macam hawa berkumpul di 2721 jalan darah itu, menimbulkan tenaga yang amat dahsyat menerjang ke luar.

   Semua kejadian itu memang sungguh kebetulan seandainya kaki Kim Kut Lau tidak menginjak jalan darah Tiong Teng Hiat di bagian dada Toan Bok Ang, kemungkinan besar gadis itu akan binasa oleh terjangan tenaga yang amat dahsyat tadi.

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Lantaran kaki Kim Kut Lau menginjak bagian itu, maka tenaga yang amat dahsyat itu justru menerjang ke luar menghantamnya, Meskipun Kim Kut Lau berkepandaian tinggi, namun masih tidak dapat menahan kedahsyatan tenaga itu, sehingga tidak hanya kaki kirinya patah, bahkan orangnya pun terpental beberapa depa, Sedangkan kini hawa racun yang ada di dalam tubuh Toan Bok Ang pun telah terdesak ke luar, otomatis Lweekangnya juga bertambah tinggi, Karena Kim Kut Lau telah terluka, musuh tangguhnya tinggal Hek Sin Kun.

   Maka semangat Toan Bok Ang terbangkit pula, Dia tertawa panjang lalu berkata.

   "Hek Sin Kun, cepat keluarkan jurusmu!"

   Mendengar tantangan Toan Bok Ang, Hek Sin Kun segera membungkukkan badannya sedikit. Tak lama terdengar suara "Krek"

   Pada sekujur badannya, Ternyata dia telah mengerahkan Lweekangnya, Tampak tepak tangannya berubah hitam legam, itu adalah ilmu Hek Sah Ciang (llmu Telapak Pasir Hitam), Toan Bok Ang tidak menunggu Hek Sin Kun melancarkan pukulan lebih du!u, Dia langsung menggerakkan senjata Sian Tian Sin Sonya ke arah jalan darah Lau Kiong Hiat di telapak tangan Hek Sin Kun dan ujung senjata itu tepat mengenai sasarannya, Mendadak terdengar Hek Sin Kun tertawa terkekeh-kekeh! Telapak tangannya diturunkan, sekaligus dibalik untuk mencengkeram senjata Toan Bok Ang, Di saat bersamaan, dia pun melancarkan sebuah pukulan Hek Sah Ciang ke arah gadis itu menggunakan tangan kiri.

   Ketika senjatanya tercengkeram oleh Hek Sin Kun, terkejutlah Toan Bok Ang.

   Lebih-Iebih ketika melihat pukulan yang dilancarkan Hek Sin Kun.

   Apa boleh buat, Toan Bok Ang terpaksa harus menarik senjatanya, Namun dia tidak dapat menangkis pukulan itu, karena tangannya tinggal sebelah.

   Maksudnya menarik senjatanya itu, tidak lain hanya ingin menarik kembali senjatanya yang tercengkeram oleh Hek Sin Kun, lalu akan kabur Akan tetapi, setelah hawa Im dan hawa Yang menyatu di dalam tubuhnya, justru telah menembus nadi Jin Toknya, Oleh karena itu, Lweekangnya menjadi bertambah tinggi, Maka kalaupun pukulan Hek Sah Ciang yang dilancarkan Hek Sin Kun berhasil menghantam tubuhnya gadis itu tidak akan merasa apa-apa.

   Akan tetapi, Toan Bok Ang sendiri justru tidak tahu akan hal tersebut Ketika dia menarik senjatanya, Hek Sin Kun merasa badannya terbetot oleh tenaga yang amat dahsyat, sehingga badannya terbetot ke depan, Jari tangan Hek Sin Kun menjadi renggang, maka sudah barang tentu senjata itu terlepas dari tangannya, Namun badannya tetap terbetot ke depan dan akhirnya jatuh terduduk di atas undakan batu, Matanya berkunang-kunang seketika, Dia ingin bangkit berdiri tapi sudah tidak mampu.

   Toan Bok Ang terbelalak menyaksikan kejadian itu.

   Dia tidak menyangka Lweekangnya sudah begitu tinggi, Namun kemudian dia tersentak sadar, bahwa Lweekangnya bisa 2723 bertambah tinggi, tidak lain sebab khasiat Lan Tian Giok Sek yang telah dimakannya, * * * * Bab 127 Tentunya tidak terpikirkan olehnya, bahwa kungfu-nya bisa maju pesat hingga tingkat yang begitu tinggi, itu bukan mengandal pada Lan Tian Giok Sek, melainkan juga berkat khasiat mutiara Kura-Kura Mayat yang ditelannya dulu, sehingga hawa Im dan hawa Yang berkumpul di jalan darah Tiong Teng Hiat bagian dadanya, dan kebetulan jalan darahnya itu diinjak oleh Kim Kut Lau, maka menimbulkan kejadian yang luar biasa itu.

   Akan tetapi, Toan Bok Ang sama sekali tidak tahu akan hal tersebut Saat ini, tingkat Lweekangnya sudah hampir mencapai Kim Kong Put Huai Ceh Thi (Tubuh Yang Tak Mempan Senjata Dan Racun), Toan Bok Ang memandang sejenak Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun yang tergeletak di atas undakan batu, lalu membalikkan badannya sekaligus melesat ke atas.

   Begitu sampai di pelataran atas, gadis itu langsung menerjang ke sebuah aula besar.

   Akan tetapi, di dalam aula besar itu, tiada seorang pun.

   Toan Bok Ang menghimpun hawa murni nya, kemudian berseru sekeras-kerasnya.

   "Saudara Oey! Saudara Oey!"

   Gadis itu terbelalak karena suara seruannya memekakkan telinga dan bergema-gema. Toan Bok Ang menunggu sampai gema itu berhenti, baru kemudian berjalan ke dalam.

   "Saudara Oey, kau tidak usah bersembunyi lagi! Aku sudah berada di dalam aula besar!"

   Katanya sambil berjalan Mendadak tampak sosok bayangan berkelebat Dia langsung melesat ke hadapan orang itu seraya membentak "Berhenti! jangan bergerak!"

   Orang itu roboh dan nafasnya putus seketika.

   Ternyata orang itu berkepandaian rendah, maka suara bentakan Toan Bok Ang membuat nyalinya pecah.

   Toan Bok Ang tertegun, lalu berjalan lagi, Ketika memasuki sebuah pintu, terlihat tujuh delapan orang meringkuk menjadi satu, di antaranya terdapat kaum wanita, Mereka adalah para pembantu dan pelayan istana Ci Cun Kiong, berasal dari golongan hitam, Wajah mereka sudah pucat pias, Berhubung adanya pengalaman tadi, maka itu Toan Bok Ang tidak berani membentak lagi, karena khawatir nyali mereka akan pecah hingga binasa.

   "Kalian jangan takut, cepat beritahukan di mana tuan muda Oey?"

   Katanya dengan suara dalam.

   "Nona, kami tidak berani memberitahukan, sebab kalau Cin Cun tahu, kami pasti dihukum mati,"

   Sahut salah seorang dari mereka. Toan Bok Ang mendengus.

   "Kalau kalian tidak mau memberitahukan, sekarang juga kalian akan mati!"

   Seketika badan mereka menggigil.

   "Kalian harus memberitahukan dengan serentak, agar di antara kalian tiada yang berani membocorkan hal ini kepada Liok Ci Khim Mo. Dia pun tidak akan tahu kalian yang memberitahukan."

   Mereka bertujuh saling memandang, setelah itu barulah berkata dengan serentak "Berada di bawah kursi sambungan di aula besar"

   Toan Bok Ang membalikkan badannya dan langsung kembali ke aula besar.

   Ketika sampai di aula besar, Toan Bok Ang memandang ke luar Terlihat Hek Sin Kun bangkit berdiri lalu memapah Kim Kui Lau menuju aula besar itu.

   Begitu melihat Toan Bok Ang, Hek Sin Kun segera mundur beberapa Iangkah.

   Toan Bok Ang sama sekali tidak memperdulikan mereka.

   Dia berjalan ke tengah aula besar, menghampiri sebuah kursi sambungan dan kemudian diterjangnya kursi itu.

   Blam! Kursi sambungan itu hancur berkeping-keping, lalu tampak sebuah lubang di bawahnya.

   Toan Bok Ang melihat ada undakan batu lalu segera meloncat ke dalam.

   Di saat bersamaan, sayup-sayup terdengar seperti suara seruan girang dari mulut Hek Sin Kun.

   Namun karena ingin segera menemui Oey Sim Tit, maka Toan Bok Ang tidak menghiraukannya.

   Tidak seberapa lama kemudian, Toan Bok Ang sudah sampai di ujung.

   Tampak dua daun pintu batu di sana, Dia langsung berteriak "Saudara Oey, apakah kau berada di dalam?"

   Terdengar suara sahutan dari dalam, ternyata suara Oey Sim Tit.

   "Nona Toan, aku tidak mau menemuimu! cepatlah kau pergi! sebentar lagi ayahku pasti pulang, Saat itu aku tidak bisa menolongmu lagi!"

   Tidak gampang Toan Bok Ang mencari Oey Sim Tit, bagaimana mungkin dia akan pergi? Dia memandang pintu batu itu sejenak, kemudian mundur beberapa langkah.

   setelah itu, dia maju lagi sambil melancarkan sebuah pukulan ke arah pintu batu itu.

   Bum! Terdengar suara yang amat dahsyat memekakkan telinga, namun pintu batu itu tak bergeming sedikit pun.

   Toan Bok Ang menghimpun hawa murninya, lalu melancarkan dua pukulan ke arah pintu batu itu, Bum! Bum! Pintu batu itu roboh.

   Toan Bok Ang memandang ke dalam, Tampak sebuah ruang batu yang amat besar, Oey Sim Tit berdiri di sudut ruang batu itu, tangannya memegang Busur Api.

   Begitu Toan Bok Ang muncul, terdengar suara "Pheng Pheng Pheng"

   Tiga kali dan tampak tiga batang panah kecil meluncur laksana kilat ke arahnya.

   Gadis itu segera mengibaskan lengannya, maka ketiga batang panah kecil itu melesat ke samping, Menyaksikan itu, wajah Oey Sim Tit langsung berubah.

   Namun mendadak badannya bergerak, bagaikan segulung asap menerjang ke 2727 luar.

   Toan Bok Ang tahu, bahwa Oey Sim Tit ingin kabur Betapa tingginya ilmu ginkang yang dimiliki Oey Sim Tit, tentunya gadis itu tahu jelas, Kalau Oey Sim Tit berhasil kabur, pasti sulit mencarinya lagi.

   Oleh karena itu, ketika melihat badan Oey Sim Tit berkelebat Toan Bok Ang bergerak cepat menghadang di pintu batu, sekaligus melancarkan pukulan ke depan.

   Angin pukulan itu berhasil menahan Oey Sim Tit, sehingga Oey Sim Tit segera berkelebat kembali ke sudut ruang batu itu.

   "Nona Toan, aku tidak bisa memberikan padamu! Biar bagaimanapun juga aku tidak bisa memberikan padamu!"

   Oey Sim Tit terisak-isak, sambil juga memeluk Busur Api itu erat-erat Menyaksikannya, Toan Bok Ang menjadi tidak tega. Toan Bok Ang menghela nafas panjang.

   "Saudara Oey, dengarkanlah dulu perkataanku!"

   Katanya perlahan-lahan.

   "Nona Toan, kau tidak usah bicara lagi! Tadi kau melepaskan kembang api isyarat. Kalau ayahku tidak berhasil menemukan mereka, pasti akan segera pulang! Cepatlah kau pergi! Aku tidak ingin mencelakaimu, tapi kau juga jangan terlampau mendesakku!"

   "Saudara Oey, aku dan kau memang tidak ingin mencelakai dan mendesak siapapun Tapi ayahmu mengandalkan Pat Liong Thian Im, entah sudah mencelakai beberapa banyak orang! "Aku sudah bilang, tidak bisa menyerahkan Busur Api ini pada kalian."

   Toan Bok Ang berpikir, barusan Oey Sim Tit mengatakan bahwa Liok Ci Khim Mo akan segera pulang, itu tentunya tidak menakut-nakutinya, melainkan dia tidak ingin melihat gadis itu celaka ditangan ayahnya, Lagi pula memang benar Liok Ci Khim Mo akan segera pulang, Kalau begitu, mau tidak mau harus merebut Busur Api itu dari tangan Oey Sim Tit.

   Perbuatan itu memang amat bersalah terhadap Oey Sim Tit dan amat memalukan, karena entah sudah berapa kali Oey Sim Tit menolong mereka, Berpikir sampai di situ, Toan Bok Ang nyaris langsung meninggalkan ruang batu itu, Akan tetapi, Toan Bok Ang berpikir lagi, kalau Liok Ci Khim Mo tidak dibasmi, tidak sampai tiga tahun, dalam dunia persilatan pasti sudah tidak ada kaum golongan lurus, Mo Liong Seh Sih telah berkorban demi Panah Bulu Api lahir di dunia persilatan agar dapat membasmi Liok Ci Khim Mo.

   Lalu kenapa dirinya tidak mau memikul nama busuk demi keselamatan dunia persilatan? Setelah berpikir demikian, dia pun berkata pada Oey Sim Tit dengan suara dalam.

   "Saudara Oey, hari ini aku kemari adalah demi seluruh kaum rimba persilatan! Aku harus memperoleh Busur Api, harap kau sudi memaafkan!"

   Wajah Oey Sim Tit langsung berubah, sama sekali tidak bersuara, hanya menatap Toan Bok Ang dengan penuh ketakutan, seperti seekor burung yang telah masuk ke dalam perangkap, Toan Bok Ang tahu bahwa Oey Sim Tit memiliki ilmu ginkang yang amat tinggi, dan dia juga tahu bahwa kalau dirinya maju Oey Sim Tit pasti kabur, Oleh karena itu dia melancarkan sebuah pukulan lebih dulu agar Oey Sim Tit tidak 2729 dapat mengerahkan ginkangnya untuk kabur, setelah itu barulah dia mendekati Oey Sim Tit, seraya berkata.

   "Saudara Oey, kau bukan lawanku! Lebih baik kau serahkan Busur Api itu pada ku, jadi aku tidak perlu melukaimu!"

   "Nona Toan, kau,., kau harus ingat! Sudah berapa kali... aku., aku menyelamatkan kalian!"

   Toan Bok Ang menghela nafas panjang.

   "Saudara Oey, aku tahu itu. Namun aku harus berbudi pula terhadap seluruh dunia persilatan! saudara Oey, kau paham itu?"

   Sembari berkata Toan Bok Ang semakin mendekati Oey Sim Tit, Namun mendadak Oey Sim Tit berkelebat ke sudut lain.

   "Saudara Oey, kau tidak usah menghindari Kami hanya berusaha membasmi ayahmu, itu juga demi kebaikanmu! Kalau kau tanamkan budi luhurmu demi mengorbankan ayahmu yang amat jahat itu, maka selamanya kau pasti dihormati seluruh kaum rimba persilatan!"

   "Aku tidak mau dihormati orang, aku hanya,., menginginkan ayahku!"

   Sahut Oey Sim Tit sambil menangis, Toan Bok Ang mengeraskan hati, lalu maju beberapa langkah lagi mendekati Oey Sim Tit, Oey Sim Tit segera menaruh Busur Api itu ke belakang punggungnya, sehingga dadanya terbuka menghadang di depan Toan Bok Ang, Dia tahu bahwa dirinya bukan tandingan gadis itu, dan juga tidak bisa kabur, maka terpaksa harus bertahan mati-matian.

   Toan Bok Ang menjulurkan tangannya untuk mencengkeram bahu Oey Sim Tit.

   Pemuda itu langsung menundukkan kepala menggigit lengan Toan Bok Ang.

   itu sungguh di luar dugaan gadis itu, sehingga Oey Sim Tit berhasil menggigit lengannya, Akan tetapi, kini Lweekang Toan Bok Ang sudah amat tinggi, Begitu Oey Sim Tit menggigil Lweekang yang didalam tubuhnya menerjang ke luar.

   Oey Sim Tit mengeluarkan suara keluhan, lalu mendongakkan kepala, Mulutnya telah berdarah Ternyata giginya rontok dua buah, wajahnya memang sudah buruk, kini bertambah buruk sehingga menyerupai setan yang amat menyeramkan.

   sedangkan Toan Bok Ang mengeraskan hatinya.

   Dia langsung menarik lengan Oey Sim Tit lalu merebut Busur Api itu.

   Ketika Toan Bok Ang berhasil merebut Busur Api tersebut, mendadak Oey Sim Tit berteriak aneh, sekaligus memeluk kaki Toan Bok Ang erat-erat.

   "Nona Toan, tolong kembalikan padaku! Aku rela menjadi budakmu seumur hidup, Tolong... kembalikan padaku!"

   Katanya sambil menangis. Betapa berdukanya hati Toan Bok Ang, sehingga dia juga ikut menangis.

   "Saudara Oey, kau harus berpikir! Aku tidak bisa tidak mengambil Busur Apimu ini! Setelah urusan beres, aku pun rela mati di hadapanmu,"

   Katanya terisak, Oey Sim Tit mendongakkan kepala.

   "Nona Toan, untuk apa kau harus mati? Setelah kau kembalikan Busur Apiku, bukankah sudah tiada urusan lagi?"

   Katanya.

   Kemudian dia memeluk kaki Toan Bok Ang sehingga gadis itu tidak tahu harus berbuat apa.

   Tentunya berdasarkan kungfu yang dimiliki Toan Bok Ang saat ini, apabila gadis itu mengayunkan kakinya, Oey Sim Tit pasti binasa, Namun tadi ketika melihat gigi Oey Sim Tit rontok dua buah, Toan Bok Ang sudah merasa tidak tega, maka bagaimana mungkin saat ini dia melukai Oey Sim Tit? Toan Bok Ang, berpikir sejenak, kemudian menaruh Busur Api itu pada mulutnya, Setelah itu barulah dia menotok jalan darah Oey Sim Tit, sehingga membuat Oey Sim Tit kehilangan tenaga untuk memeluk kakinya, Gadis itu tidak tega melihatnya.

   Dia segera membalikkan badannya lalu melesat ke arah pintu batu, dan sekaligus menarik pintu batu tersebut, Blam! Pintu batu itu tertutup kembali, Namun di saat bersamaan Toan Bok Ang tampak tertegun Ternyata di luar pintu batu, berdiri dua orang.

   Yang seorang adalah tidak lain adalah Kou Hun Siu.

   sedangkan yang seorang lagi berwajah amat buruk, mengenakan jubah panjang warna kuning bersulam delapan ekor naga emas, Tangannya membawa sebuah harpa kuno, dan jari tangannya menyentuh senar harpa kuno tersebut, Orang itu adalah Liok Ci Khim Mo.

   Setelah tertegun sesaat Toan Bok Ang teringat akan kungfunya yang telah bertambah maju, Mengapa tidak mencoba menerjang ke luar? Akan tetapi, di saat Toan Bok 2732 Ang berpikir demikian, jari tangan Liok Ci Khim Mo sudah mulai bergerak, Ting! Ting! Ting! Begitu mendengar suara harpa itu, badan Toan Bok Ang langsung terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah, itu membuat Toan Bok Ang terkejut sekali, Gadis itu tahu, walau kini kungfunya sudah amat tinggi, belum mampu melawan Pat Liong Thian Im.

   Di saat bersamaan, hati Liok Ci Khim Mo pun tidak kalah terkejutnya dibandingkan dengan Toan Bok Ang.

   Bagian 66 Sebab tadi dia telah memetik tali senar Pat Liong Khim dengan nada membunuh, jago tangguh yang mana pun, apabila terserang oleh nada Pat Liong Thian Im itu, kalaupun tidak mati, juga akan terluka parah roboh seketika, Akan teiapi, Toan Bok Ang hanya termundur-mundur beberapa langkah saja, sama sekali tidak roboh.

   Liok Ci Khim Mo amat penasaran.

   Jari tangannya langsung bergerak, dan seketika terdengarlah suara Pat Liong Thiam Im yang tak henti-hentinya.

   Kali ini Liok Ci Khim Mo menggunakan nada Memindahkan Hati, Kini suara harpa kuno itu membuat Toan Bok Ang amat menderita.

   Ketika terhuyung-huyung ke belakang, Toan Bok Ang sudah mengambil keputusan untuk menerjang ke luar Tapi jari tangan Liok Ci Khim Mo sudah bergerak memetik tali senar harpa kuno itu, bahkan menggunakan nada 2733 Memindahkan Hati, Maka seketika gadis itu merasa seperti sukmanya terbetot keluar Toan Bok Ang tahu bahwa dirinya telah terpengaruh Pat Liong Thian Im.

   Dia memejamkan mata, lalu memaksakan diri untuk maju selangkah Gadis itu justru tidak tahu, begitu dia berhasil maju selangkah, wajah Liok Ci Khim Mo sudah berubah hebat.

   Toan Bok Ang tahu musuh besar itu berdiri di hadapannya, Dia ingin melancarkan sebuah pukulan ke arahnya, namun tidak mampu mengangkat tangannya.

   Dia berdiri tegak di tempat kira-kira hampir setengah jam.

   sedangkan kening Liok Ci Khim Mo, sudah mulai mengucurkan keringat Berapa tingginya kungfu Toan Bok Ang saat ini, Liok Ci Khim Mo sama sekali tidak mengetahuinya.

   Meskipun dia telah memainkan dua macam nada Pat Liong Thian Im, namun Toan Bok Ang masih tidak roboh.

   Maka dia mengira bahwa Pat Liong Thian Im kehilangan kehebatannya, Liok Ci Khim Mo mengerahkan hawa murninya, setelah itu dia duduk dan menaruh Pat Liong Khim di pangkuannya, Jari-jarinya yang berjumlah dua belas mulai bergerak memetik tali senar harpa kunonya.

   Dapat dibayangkan, betapa dahsyatnya nada Pat Liong Thian Im itu, Keringat mulai merembes keluar dari kening Toan Bok Ang.

   Sepeminum teh kemudian Toan Bok Ang sudah tidak kuat berdiri, jatuh duduk di lantai.

   Di saat bersamaan, Kou Hun Siu maju ke hadapan Toan Bok Ang, kelihatannya ingin menyerang gadis itu, Akan tetapi, Liok Ci Khim Mo justru berkata dengan suara dalam.

   "jangan turun tangan! Lihat dia bisa bertahan berapa lama!"

   Mereka berbicara dengan suara keras, namun Toan Bok Ang sama sekali tidak mendengarnya, hanya mendengar suara harpa yang amat merdu menggetarkan kalbu, sehingga membuat perasaannya menjadi nyaman dan terbuai-buai, Meskipun demtkian, Toan Bok Ang tetap memiliki sedikit kesadaran, maka dia tetap mengerahkan hawa murninya untuk bertahan.

   Periu diketahui, kungfu Toan Bok Ang menjadi begitu tinggi, itu merupakan suatu kebetulan yang tak terduga.

   Boleh dikatakan belum pernah ada selama ratusan tahun ini, begitu pula ratusan tahun yang akan datang.

   Bagi orang yang telah tembus Seng Si Hian Koan (Menembus Pintu Hidup Dan Mati), ini merupakan istilah bagi orang yang belajar Lweekang, siapa yang telah berhasil menembus Seng Si Hian Koan tersebut, seperti halnya yang dialami Toan Bok Ang secara kebetulan, maka dalam hatinya tiada pikiran yang macam-macam, cukup dengan ketenangan melawan nada Pat Liong Thian Im.

   Ketika ada orang berhasil menembus Seng Si Hian Koan, namun pada waktu itu Pat Liong Thian Im belum lahir di dunia persilatan artinya entah hilang ke mana, Kini Toan Bok Ang adalah orang satu-satunya yang berhasil menembus Seng Si Hian Koan, Oleh karena itu dia masih mampu melawan Pat Liong Thian Im yang amat dahsyat itu, Toan Bok Ang terus menghimpun hawa murninya untuk melawan Pat Liong Thian Im.

   Tapi ketika dia ingin memikirkan betapa indah dan merdunya nada Pat Liong Thian Im tersebut, malah muncul berbagai macam masalah yang berlawanan menghadapi entah berapa banyak mara bahaya, yang semuanya itu justru dapat melawan kedahsyatan Pat Liong Thian Im.

   Tak terasa setengah jam telah berlalu lagi, Toan Bok Ang tahu, bahwa nada Pat Liong Thian Im itu terus menyerang dirinya, maka dia terus memikirkan hal-hal yang tak menyenangkan untuk melawan Pat Liong Thian Im.

   Gadis itu pun tahu, bahwa apabila dirinya memikirkan Lu Leng, niscaya dirinya akan terpengaruh.

   Akan tetapi, akhirnya dia memikirkan Lu Leng juga.

   Setelah berpikir sejenak, mendadak dia tersentak kaget Tapi sudah tidak bisa menarik dirinya dari pikiran tersebut, Apabila Toan Bok Ang tidak pernah jatuh cinta pada Lu Leng, kemungkinan besar akan membuat tali senar harpa Pat Liong Khim itu putus semua, Tapi begitu teringat akan Lu Leng, ketenangan Toan Bok Ang mulai goyah, Lu Leng berada di mana? Mengapa dia tidak muncul? Ternyata ini yang dipikirkannya, Mendadak telinganya menangkap suara Lu Leng yang amat lirih.

   "Kakak Ang, aku berada di sisimu."

   Betapa girangnya Toan Bok Ang, Dia langsung menoleh, namun di depan matanya hanya tampak gelap gulita, sehingga membuatnya menjadi gugup sekali, Karena merasa girang dan gugup, maka muncullah bayangan-bayangan khayalannya.

   Sekonyongkonyong suara Lu Leng mendengung di dalam telinganya.

   "Kakak Ang, aku berada di sisimu, Mengapa kau tidak melihat diriku? Kakak Ang, apakah kau tidak melihat diriku yang amat kau cintai?"

   Toan Bok Ang langsung menyahut "Tidak! yang kau cintai bukan diriku."

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Usai menyahut, Toan Bok Ang merasa bayangan Lu Leng muncul di hadapannya.

   Bayangan itu tersenyum-senyum 2736 sambil memandangnya, bahkan membungkukkan badannya sedikit lalu mencium kening-nya.

   Sekujur badan Toan Bok Ang jadi lemas karenanya, Kemudian terdengar lagi suara Lu Leng yang amat lembut "Kakak Ang, kau telah keliru, Di dalam makam Nyonya Seh, kita berdua telah membuat suatu ikrar, yang kucintai justru hanya dirimu."

   Hati Toan Bok Ang merasa nyaman sekali, Kini suara harpa telah sirna dari telinganya, dan dia pun tidak menghiraukannya lagi.

   Mendadak pemandangan di depan matanya berubah sama sekali, Tampak bunga-bunga memekar indah, burung-burung berkicau dengan merdu dan di alam nan indah itu hanya terdapat dirinya bersama Lu Leng, duduk berdampingan sambil mencurahkan isi hati masing-masing dan saling memadu cinta, Berselang beberapa saat kemudian, keringat sebesar kacang hijau sudah mengucur dari kening Toan Bok Ang.

   Badannya tampak condong dan akhirnya roboh di lantai.

   Akan tetapi, wajahnya tampak berseri-seri penuh kegembiraan.

   Ketika menyaksikan keadaan Toan Bok Ang, tak tertahan Kou Hun Siu membuka mulut "Pat Liong Thian Im yang dimiliki Ci Cun sungguh tiada tanding di kolong langit!"

   Liok Ci Khim Mo tertawa terkekeh.

   "Bukalah jalan darah Sim Tit dulu!"

   Jari tangan Liok Ci Khim Mo tetap tidak berhenti sedangkan Kou Hun Siu langsung melesat ke dalam ruang batu, lalu membuka jalan darah Oey Sim Tit Oey Sim Tit segera berhambur ke luar, kemudian mengambil Busur Api yang ada di mulut Toan Bok Ang, barulah menarik nafas lega, Setelah itu, dia memandang gadis itu seraya berkata pada Liok Ci Khim Mo yang masih memetik tali senar harpa kunonya.

   "Ayah! Dia sudah terluka parah!"

   Tunggu dia mati dulu baru bicara!"

   Sahut Liok Ci Khim Mo dengan dingin, Oey Sim Tit langsung diam.

   "Kalau kami terlambat datang tadi, kau pasti sudah mati di tangannya Apakah kau masih belum tahu bagaimana isi hatinya? Masih ingin bermohon ampun untuknya?"

   Lanjut Liok Ci Khim Mo.

   Oey Sim Tit tertegun Dia memeluk Busur Apinya erat-erat sambil mundur beberapa langkah.

   sementara Pat Liong Thian Im terus mengatun, namun, tiba-tiba nadanya berubah menjadi cepat dan tinggi, seketika wajah Toan Bok Ang tampak menderita sekali, makin lama makin tak sedap dipandang, dan keringatnya pun terus mengucur di sekujur badannya, Oey Sim Tit tidak berani menyaksikan keadaan Toan Bok Ang.

   Dia menundukkan wajahnya dalanv dalam hingga menyentuh dinding batq yang amat dingin, Hatinya pun amat menderita sekali, sekarang kita tinggalkan dulu Toan Bok Ang.

   Kita kembali pada Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen suami isteri Mereka bertiga tidak berani memastikan apakah jala Bumi berada pada Kou Hun Siu atau 2738 tidak, Karena itu, mereka bertiga tidak berani bertindak sembarangan Berselang beberapa saat kemudi an, Seh Cing Hua melihat kembang api isyarat warna putih meluncur ke atas menembus angkasa.

   Begitu melihat isyarat kembang api warna putih itu, tersentaklah hati Seh Cing Hua.

   "Liok Ci Khim Mo datang!"

   Serunya dengan suara rendah, memberitahu kan.

   Mengetahui hal itu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga jadi sama-sama tersentak Sementara itu Kou Hun Siu juga telah melihat kembang api warna putih namun apa yang Seh Cing Hua pesankan pada Toan Bok Ang, dia tidak men-dengarnya, maka tidak tahu kalau kembang api itu merupakan isyarat Seh Cing Hua sebaliknya, malah mengira tanda dari pihak istana Ci Cun Kiong, bahwa tidak lama lagi Liok Ci Khim Mo akan tiba di situ, Oleh karena itu, dia ingin mengulur waktu menunggu kemunculan Liok Ci Khim Mo.

   Kou Hun Siu memandang kembang api putih itu sejenak, kemudian berkata.

   "Apakah kalian bertiga merasa takut melihat ku di sini? ingin kabur seperti pengecut?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Benar katamu, kami ingin meninggalkan senjata andalan kami, lalu kabur terbirit-birit!"

   Sahut orang tua itu menyindir Mendengar hal itu, wajah Kou Hun Siu langsung memerah.

   Tentu hatinya pun tahu bahwa Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyindirnya.

   Sebab saat berada di Lorong Rahasia dia melarikan diri ketika kehilangan senjatanya.

   Akan tetapi, kemudian Kou Hun Siu tertawa kering dan menjawab "Aku hanya mengambil langkah seribu, itu yang disebut tahu gelagat dan situasi.

   Kalian bertiga adalah orang gagah, tentunya tidak akan melarikan diri, kan?"

   Seh Cing Hua tertawa cekikikan lalu berkata dengan nyaring.

   "Tua bangka, kau telah keliru! Kami bertiga justru mau kabur!"

   Tersentak hati Kou Hun Siu, sebab sebentar lagi Liok Ci Khim Mo akan tiba di tempat itu.

   Kalau mereka bertiga kabur, bukankah akan menimbulkan banyak kerepotan di kemudian hari? "Kalau hanya begini saja kalian kabur, bagaimana kelak kalau diketahui orang?"

   Sindirnya lagi, coba mencari akal, Kou Hun Siu ingin memanasi hati mereka, agar tidak meninggalkan tempat itu.

   Seandainya Seh Cing Hua dan lainnya tidak tahu Liok Ci Khim Mo akan segera tiba, sudah pasti mereka tidak akan pergi.

   Namun, saat ini kalau banyak bicara tentunya akan membuang waktu dan bertambah bahaya, maka harus mengambil langkah seribu.

   "Di saat kami bertemu kau lagi, justru sudah saatnya kau jadi hantu! Lantaran kau bukan orang, sudah pasti kami takut bertemu hantu!"

   Sahut Seh Cing Hua.

   Usai berkata begitu, Seh Cing Hua, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen melesat pergi Dalam waktu sekejap, mereka bertiga sudah hilang dari mata Kou Hun Siu.

   Kou Hun Siu tidak berani mengejar mereka, hanya berteriak sckcras-kerasnya.

   "Kalian bertiga melarikan diri saat ini, tapi akhirnya juga akan masuk ke dalam perangkap istana Ci Cun Kiong!"

   Bagaimana mungkin Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dan Seh Cing Hua mendengar suara teriakannya sedangkan mereka bertiga telah melesat pergi beberapa mil.

   Namun ternyata mereka bertiga masih mendengar suara sayup-sayup teriakan Kou Hun Siu.

   Hal itu membuat hati mereka bertiga jadi tertegun, setelah beberapa mil, barulah mereka bertiga berhenti.

   "Saudara Tong Hong, apa artinya yang dikatakan Kou Hun Siu tadi?"

   Tanya Tam Sen. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut "Aku justru sedang memikirkan itu, mungkinkah Lu Leng berempat telah jatuh ke tangannya, maka dia berani memastikan kita akan ke sana?"

   "Aku pikir tidak mungkin, kalau pun tidak memiliki Can Thian Cin dan Liang Siang Lun kedua benda pusaka itu, dengan menggunakan Kim Kong Sin Ci dan Thay Im Ciang juga masih dapat mengatasi Kou Hun Siu! Ya, kan?"

   Ujar Seh Cing Hua, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan suara da!am.

   "Tapi, tua bangka itu telah memperoleh Jala Bumi."

   Mereka bertiga terus menganalisa semua itu. Namun kesimpulannya, tetap saja mereka tidak tahu Lu Leng dan lainnya pergi ke mana, Berselang sesaat, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata lagi.

   "Menurutku, mereka berempat meninggalkan lembah itu secara mendadak, Hanya ada dua kemungkinan pertama, mereka berpencar pergi mencari Toan Bok Ang, Kalau benar begitu, kini mereka berempat pasti sudah kembali ke lembah itu!"

   "Kemungkinan kedua?"

   Tanya Seh Cing Hua. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengernyitkan kening, seakan sedang berpikir "Kemungkinan kedua... tentunya berada di dalam jala Bumi itu!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berpikir sejenak, kemudian berkata.

   "

   Kalau mereka berempat berada di dalam Jala Bumi, sulit pula bagi Kou Hun Siu membawa mereka pergi. Apabila Liok Ci Khim Mo tiba, sudah pasti Kou Hun Siu akan membawanya pergi melampiaskan kegusarannya terhadap Lu Leng berempat!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua berpikir Mereka berdua merasa apa yang dikatakan Tam Sen masuk akal, Tong Hong Pek segera berkata.

   "

   Kalau begitu, mari kita cepat-cepat kembali ke lembah itu melihat-lihat Apabila mereka tidak berada di situ, kita terpaksa harus menguntit di belakang Liok Ci Khim Mo, agar mengetahui jejak Lu Leng dan lainnya."

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua mengangguk Baru saja mereka hendak beranjak pergi, mendadak terdengar sayup-sayup suara petikan harpa.

   Lalu tampak pula cahaya obor di kejauhan.

   jelas itu pasti suara Pat Liong Thian Im.

   Namun jarak begitu jauh, membuat mereka tidak terpengaruh Mereka tahu, Liok Ci Khim Mo sudah tiba di tempat tadi, tanpa membuang waktu lagi, ketiganya langsung melesat ke arah lembah itu.

   Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di lembah yang dituju.

   Namun, tiada seorang pun berada di dalam lembah itu.

   Karena itu, mereka segera mundur dari lembah tersebut.

   Namun, tiba-tiba Seh Cing Hua melihat suatu benda.

   "lh?"

   Seru Seh Cing Hua terbelalak "Kalian lihat, apa ini?"

   Dia segera memungut benda tersebut, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun memandang benda itu, seketika hati mereka jadi dingin, Benda yang di tangan Seh Cing Hua ternyata sebilah belati, yaitu Song Ciok Cit! Belati kecil itu berada pada Tam Goat Hua.

   Tentunya gadis itu tahu itu adalah belati pusaka, Tidak mungkin dia tidak berhati-hati menyimpannya.

   Kini benda tersebut berada di situ, menandakan kalau mereka berempat telah mengalami hal-hal yang tak diinginkan "Cepat! Sebelum Liok Ci Khim Mo pergi jauh, kita ikuti saja cahaya obor mereka!"

   Usul Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek setelah berpikir tentang Tam Goat Hua dan kawan-kawan, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua mengangguk lalu melesat laksana kilat, meninggalkan tempat itu.

   Lima enam rnil kemudian mereka sudah melihat cahaya obor.

   Namun karena tidak ingin terlampau dekat, mereka langsung memperlambat langkah masing-masing.

   Namun tiba-tiba mereka melihat ada keanehan.

   Obor-obor itu dibawa ke sana-ke mari, lalu berhenti dan bergerak ke depan lagi, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dan Seh Cing Hua cepat-cepat mengikuti dari belakang, Hanya tampaknya mereka tidak ke istana Ci Cun Kiong, Hal itu tentu saja membuat ketiganya terheran-heran, Kira-kira tujuh-delapan mil, barulah obor-obor itu berhenti.

   Mereka bertiga melesat maju setengah mil, lalu bersembunyi di balik sebuah pohon besar untuk mengintai para pembawa obor itu.

   Di bawah sinar obor, tampak seekor kuda tinggi besar.Duduk di punggung kuda itu Liok Ci Khim Mo.

   Di sisinya berdiri Kou Hun Siu dan terlihat beberapa orang membawa obor juga duduk di punggung kuda.

   Tempat itu merupakan sebidang tanah kosong.

   Kou Hun Siu tampak menunjuk ke sana ke mari, kelihatannya juga sedang mengatakan sesuatu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bertiga, masih berjarak setengah mil lebih, maka tidak dapat mendengar apa yang dikatakannya.

   Berselang sesaat, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Kalian sudah lihat, banyak mayat tergeletak di tanah !"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua mengangguk "Apa artinya itu?"

   Tanya keduanya.

   Di saat mereka bercakap-cakap, mendadak tampak Kou Hun Siu keluar dari barisan dan berjalan menuju ke sebuah pohon yang patah dahannya, Dia mengatakan sesuatu lagi, tapi tidak terdengar sama sekali, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tampak berpikir keras.

   "Aku lihat cepat atau lambat, Liok Ci Khim Mo pasti kembali ke istana Ci Cun Kiong!"

   Ujarnya kemudian.

   "Kita tunggu saja, Kalau dia pergi, kita pergi juga melihat-lihat agar tahu jelas apa yang terjadi di sana!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua mengangguk Mereka pun terus menunggu dengan sabar Kira-kira setengah jam kemudian, tampak Liok Ci Khim Mo menarik tali kuda, ternyata dia meninggalkan tempat itu, kembali ke istana Ci Cun Kiong.

   Yang lain tampak bergerak mengikutinya dari belakang.

   Perlu diketahui, sebelum Liok Ci Khim Mo naik ke atas undakan batu, dia sudah tahu Toan Bok Ang menerjang ke dalam istana, Liok Ci Khim Mo dan Kou Hun Siu segera menerjang ke atas, sekaligus berpesan beberapa patah kata pada Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau, lalu memasuki ruang bawah tanah.

   Di saat mereka berdua tiba di situ, kebetulan Toan Bok Ang telah berhasil merebut Busur Api dari tangan Oey Sim Tit lalu melesat keluar.

   Namun, Liok Ci Khim Mo dan Kou Hun Siu telah berdiri di sana.

   Apa yang terjadi di sana telah diceritakan di atas, Sementara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dan Seh Cing Hua yang tadi bersembunyi segera keluar setelah Liok Ci Khim Mo dan lainnya pergi.

   Mereka bertiga melesat ke arah tanah kosong iiu.

   Sampai di sana, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memperhatikan mayat-mayat yang bergelimpangan .

   * * * * Bab 128 Setelah memperhatikan mayat-mayat itu sejenak, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Lu Leng berempat, pernah berada di sini bertarung dengan orang-orang istana Ci Cun Kiong!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen manggut-manggut.

   "Tidak salah, Wajah kedua mayat itu menghitam, sudah pasti terkena pukulan Thai Im Ciang, Yang hancur tulangnya, terkena pukulan Kim Kong Sin Ci!"

   Mendadak Seh Cing Hua memungut sebuah senjata yang telah kutung, lalu berkata pada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.

   "Lihatlah!"

   Tam Sen dan Tong Hong Pek langsung memandang senjata kutung itu.

   "Senjata itu dikutung oleh Can Thian Cin?"

   Tanya Tong Hong Pek. Seh Cing Hua mengangguk "Betul!"

   "Kelihatannya mereka bertarung di atas angin!"

   Ujar Tong Hong Pek lagi "Aku tahu, pasti ketika mereka sedang bertarung, mendadak muncul Kou Hun Siu!"

   Tukas Seh Cing Hua. Tong Hong Pek mengerutkan kening.

   "Kalau begitu, mereka berempat berada di mana sekarang ?"

   "Tadi aku sudah melihat dahan pohon yang patah ilu, paling juga baru berlalu dua jam!"

   Ujar Tam Sen.

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tampak kembali mengernyitkan kening, berpikir "Masih ada satu pertanyaan, kalau benar mereka berempat bertemu orang-orang istana Ci Cun Kiong, lalu bagaimana belati milik Goat Hua berada di dalam lembah itu?"

   Tanya Tong Hong Pek kemudian Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua, tidak dapat memecahkan persoalan tersebut Mereka bertiga amat gelisah dalam hati, Setelah berunding sejenak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Jika terus berpikir di sini tiada gunanya, kita harus cepat berpencar pergi mencari mereka. Kalau ada jejak mereka, segera melepaskan kembang api isyarat !"

   Seh Cing Hua cepat-cepat mengeluarkan dua batang kembang api, dibagikan kepada Giok Bin Sin Kun-Tong Hong 2747 Pek dan suaminya, Setelah itu, mereka bertiga berpencar pergi mencari Lu Leng berempat....

   Sesungguhnya semua peristiwa di lembah itu, terjadi sesudah Toan Bok Ang meninggalkan lembah tersebut secara diam-diam.

   Walau saat itu awan gelap menutupi langit, namun berselang beberapa saat kemudian setelah Toan Bok Ang pergi, awan gelap itu buyar terhembus angin dan bulan mulai menampakkan diri.

   Saat itulah Tam Goat Hua mengeluarkan suara seruan.

   "Di mana Nona Toan?"

   Begitu mendengar suara seruan Tam Goat Hua, Lu Leng, Tam Ek Hui, dan Han Giok Shia segera menengok ke sana-ke mari, Barulah kemudian mereka sadar bahwa Toan Bok Ang sudah tidak berada di dalam lembah.

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Jarak dari sini ke istana Ci Cun Kiong tidak begitu jauh, kalau Nona Toan pergi seorang diri, pasti akan celaka!"

   Ujar Tam Ek Hui.

   "Kita harus segera pergi mencarinya!"

   Sahut Tam Goat Hua, Maka keempat muda-mudi itu melesat keluar meninggalkan lembah. Dan ketika baru tiba di mulut lembah, mendadak terdengar suara bentakan "Siapa?"

   Bentakan itu kedengarannya seperti di tempat jauh, namun suaranya amat nyaring dan mengejutkan seketika keempatnya kaget dan langsung berhenti.

   Mereka saling memandang dengan kening berkerut Belum sempat mereka 2748 berbuat sesuatu sudah terdengar suara langkah, menyusul tampak pula cahaya obor Walau masih berjarak dua tiga puluh depa, tapi Lu Leng dan lainnya sudah melihat orang yang berjalan di depan, Orang itu tak lain adalah Kou Hun Siu, Terlihat belasan orang mengikuti di bela-kangnya, Bukan main terkejutnya Lu Leng berempat Tam Goat Hua segera berkata dengan suara rendah.

   "Celaka! jejak kita telah ketahuan oleh Kou Hun Siu, kita harus cepat-cepat meninggalkan tempat ini!"

   Han Giok Shia tercengang.

   "Mengapa? Kita takut pada mereka?"

   "Bukan takut pada mereka, melainkan takut pada Liok Ci Khim Mo!"

   Sahut Tam Goat Hua.

   "Kalau bertarung melawan mereka di stni, sudah pasti Liok Ci Khim Mo akan datang ke mari. Kita tidak mampu melawannya! Namun ayah dan yang lain tidak tahu akan hal ini, apabila kembali, tentunya akan celaka!"

   Tam Ek Hui manggut-manggut.

   "Benar!"

   "Kalau guru dan mereka kembali tidak bertemu kita, lantas bagaimana?"

   Kata Lu Leng. Di saat mereka berbicara, Kou Hun Siu dan lainnya sudah makin dekat, hanya berjarak enam tujuh depa saja. Tam Goat Hua segera berkata.

   "Aku punya ide, menaruh belati pusaka di mulut lembah! Kalau mereka kembali ke situ, begitu melihat belati pusaka ini, pasti tahu kita telah bertemu musuh tangguh!"

   Tam Ek Hui ingin mengatakan, Song Ciok Cit belati itu merupakan benda pusaka rimba persilatan tidak bisa begitu saja ditaruh di tempat ini.

   Akan tetapi, ketika dia baru mau membuka mulut, Kou Hun Siu dan lainnya justru sudah semakin dekat, Tam Goat Hua segera melempar belati pusaka itu ke tanah lalu bersiul panjang, seketika itu mereka berempat langsung melesat pergi.

   Mereka hanya berharap dapat memancing Kou Hun Siu dan lainnya meninggalkan lembah itu.

   Tak lama kemudian keempatnya, sudah sampai di sebuah rimba yang terdapat sebidang tanah kosong.

   sementara Kou Hun Siu dan lainnya terus mengejar dengan membawa obor Keempat muda-mudi itu ternyata berhenti di tanah kosong.

   Ketika mereka membalikkan badan, tampak belasan orang mengejar sampai di situ! Namun anehnya, di antara orang-orang tak tampak Kou Hun Siu.

   Ternyata hari itu setelah menghentikan semua perangkap Lorong Rahasia, Kou Hun Siu segera pergi ke dalam gudang pusaka, Dia mengambil Jala Bumi, disimpan ke dalam baju, setelah itu, segera pula menjulurkan tangannya untuk mengambil Seng Kim.

   Ketika tangannya hampir menjamah benda pusaka itu, mendadak menarik kembali tangannya, Ternyata di dalam gudang pusaka sudah tidak ada apa-apa.

   Semua perangkap yang ada di situ sudah tidak berfungsi.

   Lalu mengapa mendadak dia menarik kembali tangannya, tidak berani mengambil Seng Kim itu? Ternyata dia teringat akan pesan Mo Liong Seh Sih, siapa yang berhasil memasuki gudang pusaka, hanya diperbolehkan mengambil satu macam benda pusaka saja, Siapa yang berani mengambil lebih, pasti mati mengenaskan.

   Kini walau semua perangkap sudah tidak berfungsi namun ingat Toan Bok Ang pernah mengatakan sebagian perangkap di situ tidak dikendalikan dari pusat penggerak yang di bawah air terjun.

   Kou Hun Siu tidak berani memastikan, benar atau tidak perkataan Toan Bok Ang itu.

   Kalau berani coba menempuh bahaya, mungkin akan berhasil mengambil semua benda pusaka yang ada di situ, Akan tetapi, mendadak pikirannya itu berubah.

   Berdasarkan kepandaiannya dan ditambah Jala Bumi, mungkin dirinya sudah tiada tanding di dunia persilatan Karena itu, untuk apa harus menempuh bahaya mengambil benda pusaka lain? Berpikir begitu Kou Hun Siu tidak berani mengambil benda pusaka lain, sebaliknya malah cepat-cepat meninggalkan gudang pusaka tersebut.

   Tak lama setelah Kou Hun Siu meninggalkan Lorong Rahasia itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan lainnya sudah menggerakkan pusat penggerak semua perangkap yang di dalam Lorong Ra-hasta, Kou Hun Siu tidak tahu akan hal tersebut.

   Dia justru menganggap semua perangkap yang ada di situ berfungsi sendiri.

   Tentu saja dia jadi mempercayai, apa yang dikatakan Toan Bok Ang, dan bersyukur dalam hati, dirinya tidak serakah dan telah meninggalkan gudang pusaka itu.

   Kalau tidak, nyawanya pasti melayang di sana, justru karena itu, yang beruntung adalah Tam Ek Hui dan lainnya, mereka memperoleh benda-benda pusaka itu, Kou Hun Siu yang telah memperoleh Jala Bumi, langsung kembali ke istana Ci Cun Kiong, Baru satu hari tiba di istana 2751 sudah terdengar informasi bahwa ada beberapa orang yang mencurigakan sedang menuju ke arah istana, Yang dimaksudkan orang-orang mencurigakan itu, sesungguhnya adalah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, Seh Cing Hua, Lu Leng dan lainnya berjumlah delapan orang, Mereka melakukan perjalanan dengan hati hati.

   Namun di setiap penjuru ada anggota istana Ci Cun Kiong, Maka kalau terjadi sesuatu, para anggota di setiap daerah menggunakan kuda jempolan menuju ke istana Ci Cun Kiong untuk melapor Dalam waktu beberapa hari, laporan tersebut pasti sudah sampai di tempat tujuan Setelah menerima laporan itu, Kou Hun Siu sudah menerka, di antara orang-orang itu pasti terdapat Cit Sat Sin Kun-Tam Sen suami isteri.

   Oteh karena itu, dia membawa dua belas jago tangguh untuk mencari mereka, Namun menemukan Tam Goat Hua berempat, justru tidak melihat Cit Sat Sin Kun-Tam Sen suami isteri.

   Dia pun berpikir, dua belas orang yang dibawanya merupakan pesilat tangguh golongan hitam, tidak mungkin tidak mampu melawan mereka berempat, Maka dia mengambil keputusan untuk mencari yang lain guna menjajal keampuhan Jala Bumi yang diperolehnya belum lama ini, Sebab itu, ketika kedua belas pesilat tangguh golongan hitam pergi mencari Lu Leng berempat dia memisahkan diri untuk pergi mencari Cit Sat Sin Kun-Tam Sen suami isteri dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.

   Kejadian itu telah diceritakan di atas.

   Sementara Lu Leng dan lainnya yang tidak melihat Kou Hun Siu bersamaan orang-orang itu, langsung menarik nafas lega, sedangkan kedua belas orang itu segera mengepung 2752 mereka berempat.

   Tam Ek Hui menatap semua orang itu, di antaranya ada yang dikenalnya.

   "Kalian berjumlah dua belas orang, kami cuma berempat, itu berarti tiga lawan satu! Bagaimana berpencar, agar tidak kacau balau?"

   Seru Tam Ek Hui sambil tertawa panjang, Salah seorang bertampang bengis, tangannya memegang sebuah martil tembaga. Dia langsung membentak dengan mata menatap Tam Ek Hui.

   "Setan kecil, ajalmu sudah tiba kenapa masih tenang-tenang saja?"

   Tam Ek Hui tertawa lagi.

   "Tentunya kau tahu! Ya, kan?"

   Sahutnya, tenang, Usai menyahut, Tam Ek Hui langsung melesat ke hadapan orang itu, Orang bengis itu pun segera mengayunkan martil tembaga yang di tangannya, menyerang Tam Ek Hui, Tam Ek Hui membungkukkan badannya sedikit dan tahu-tahu sudah mengeluarkan senjata Can Thian Cin.

   Tampak cahaya hijau berkelebat menyambut martil tembaga itu, Trang! Terdengar suara benturan senjata, Martil tembaga itu telah kutung.

   "Aaaakh...!"

   Jeritan menyayat terdengar menyusul dentang keras tadi.

   Ternyata sebagian kepala orang itu telah terpapar Darah pun langsung mengucur deras membasahi tubuhnya, Begitu melihat Tam Ek Hui berhasil membunuh salah seorang itu hanya dengan satu jurus, Han Giok Shia bersiul panjang, kemudian menggerakkan senjata .

   Perlu diketahui, sepasang roda yang ada di ujung senjatanya telah diganti dengan Liang Siang Lun, benda pusaka yang diperolehnya dari gudang pusaka, Tampak dua orang menangkis senjatanya dengan pedang.

   Akan (etapi, mendadak Han Giok Shia mengeluarkan jurus Hong Hoang Tiam Thau (Burung Phoenix Memanggutkan Kepala), Trang! Trang! Terdengar suara benturan senjata dua kali, Tampak kedua orang itu, terkejut dan langsung meloncat mundur saat melihat pedang di tangan mereka ternyata sudah kutung, Mereka seperti tak percaya melihat hal itu, sementara Han Giok Shia merasa gembira mengetahui senjatanya ternyata begitu hebat Maka ia segera maju dan langsung menyerang dengan jurus Hong Hoang Can Pheng (Burung Phoenix Mengembangkan Sayap).

   Terdengar suara jeritan dua kali, Kedua orang itu roboh berlumuran darah! Lu Leng dan Tam Goat Hua yang melihat mereka berdua, begitu turun tangan sudah berhasil membunuh tiga orang, segera pula bersiul panjang dan menyerang orang-orang itu, Walau kedua belas orang itu merupakan pesilat tangguh dari golongan hitam, namun bagaimana mungkin kepandaian mereka dapat menandingi kepandaian Lu Leng dan lainnya, Begitu Lu Leng turun tangan, langsung menggunakan ilmu Kim Kong Sin Ci, mengeluarkan jurus Sing Hong Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan), Bum! Bum! Terdengar seperti suara ledakan dua kali, kemudian disusul jeritan yang menyayat hati, Tampak dua orang terpental lalu roboh dan tak bergerak lagi, Tewas! Tam Goat Hua juga telah menyerang dengan rantai besi, Salah seorang terhantam ujung rantai besi itu.

   Praak! Orang itu terhuyung-huyung beberapa langkah, lalu roboh pula dan muntah darah.

   Dalam waktu sekejap, sudah sebelas orang roboh binasa, masih tersisa satu orang, Ternyata orang itu begitu melihat teman-temannya roboh binasa satu persatu, langsung menyembunyikan diri di balik sebuah pohon, setelah melihat teman-temannya binasa semua, orang itu ketakutan setengah mati dan segera melarikan diri! Akan tetapi, Tam Ek Hui langsung berseru.

   "Jangan menbiarkannya pergi melapor!"

   Han Giok Shia cepat-cepat melesat ke arah orang itu, dan langsung melancarkan sebuah pukulan Thai Im Chiang.

   "Aaaakh...! Orang itu roboh seketika dan meng-gelepar-gelepar, Berselang sesaat, barulah mati dengan wajah berubah kehitam-hitaman! Tam Ek Hui, Lu Leng, Tam Goat Hua, dan Han Giok Shia memandang mayat-mayat itu, Kemudian Han Giok Shia tertawa.

   "Ha ha! Hari ini baru bisa melampiaskan kedongkotan di dalam hati, puaslah hatiku sekarang! "Entah guru dan lainnya sudah kembali atau belum? Kita harus segera kembali ke lembah itu!"

   Usul Lu Leng, Tam Ek Hui mengerutkan kening.

   "Heran? Mengapa Kou Hun Siu hilang mendadak?"

   Gumamnya, Tiba-tiba terdengar suara tawa kering, setelah itu terdengar pula suara orang bernada kering pula.

   "Ternyata masih ada orang merindukan aku!"

   Dengan terkejut mereka berempat segera menoleh ke samping, Tampak seorang tua berdiri tak jauh dari situ, Orang itu ternyata Kou Hun Siu.

   Walau mereka berempat merasa terkejut akan kemunculan Kou Hun Siu, tapi yakin dalam hati, bahwa mereka berempat masih sanggup melawannya, Kou Hun Siu menatap mereka dengan tajam, lalu memandang mayat-mayat yang tergeletak di tanah.

   "Ombak belakang mendorong ombak depan, kalian berempat masih muda, tapi berkepandaian sudah begitu tinggi!"

   Ujar orang itu itu memujL Tam Goat Hua menyahut.

   "Kou Hun Siu, kau tahu dirimu tidak mampu melawan?"

   Kou Hun Siu tertawa panjang.

   "Kalian berempat jangan lupa, jahe tua lebih pedas dari jahe muda, lho!"

   Ujarnya masih dengan diiringi suara tawa keringnya. Tam Ek Hui segera menyahut.

   "Tidak salah, jahe tua memang lebih pedas! Namun senjata andalan si jahe Tua justru sudah berada di tangan kami. itu pertanda semakin tua semakin pikun!"

   Kejadian hilangnya pusaka itu tentu sangat memalukan bagi Kou Hun Siu, Maka dapat dibayangkan, betapa gusarnya Kou Hun Siu mendengar itu.

   Akan tetapi, dia amat licik, sehingga tidak tersirat pada wajahnya, Hanya terdengar suara tawanya yang dingin "Kalah atau menang merupakan hal yang wajar Lihat, malam ini apakah aku berhasil atau tidak merebut kembali senjataku itu?"

   Mendengar percakapan itu Han Giok Shia sudah tidak sabaran. Tangannya memegang Liang Siang Lun lalu membentak dengan sengit.

   "Kalau begitu, cepatlah kau turun tangan!"

   Kou Hun Siu sudah mengenali senjata yang di tangan Tam Ek Hui.

   Namanya Can Thian Cin benda pusaka dari gudang di istana iblis! Saat dia memandang ke arah Han Giok Shia, segera pula mengenali sepasang roda bundar itu yang merupakan benda pusaka golongan Buddha! Begitu melihat senjata itu, Kou Hun Siu pun tersentak dalam hati, Dia segera mundur beberapa langkah, seraya mengeluarkan senjata pusakanya, yaitu jala Bumi! Ketika melihat Kou Hun Siu mundur, Han Giok Shia mengira Kou Hun Siu ingin melarikan diri, maka dia segera maju sambil menyerang dengan jurus Hong Hoang Tong Seng (Burung Fhoenix Lahir Kembali), seketika senjata Jit Goat Soh Sim Lunnya berkelebat-kelebat menimbulkan angin yang menderu-deru.

   Kou Hun Siu cepat-cepat mundur setindak, Saat bersamaan, tampak sepasang lengan jubahnya meng-gembung, lalu dikibaskan ke arah Han Giok Shia, Han Giok Shia yang sudah tidak sempat berkelit, terpaksa menyambut serangan itu dengan jurus Sio Ngo Peng Goat (Bidadari Mengejar Bulan), Kedua tenaga itu beradu.

   Terlihat Han Giok Shia mundur selangkah Lu Leng dan lainnya yang melihat Han Giok Shia sudah berada di bawah angin, langsung bersiul panjang sambil menerjang ke arah Kou Hun Siu.

   Sejak memperoleh Jala Bumi, Kou Hun Siu tidak pernah menggunakan senjata tersebut Ketika melihat mereka bertiga menerjang ke arahnya, diam-diam dia bergirang dalam hati, Sebab, dia justru tak ingin mereka berpencar karena akan sulit menangkap dengan Jala Bumi.

   Kini mereka menerjang ke arahnya serentak, maka dia ingin menangkap mereka semua, Kou Hun Siu memekik aneh dan mendadak badannya mencelat ke atas sekitar tiga depa tingginya.

   Lu Leng mendengus, lalu dia pun ikut mencelat ke atas.

   Namun Tam Goat Hua segera berseru memperingatkan "Adik Leng, hati-hati Jala Buminya...!"

   Meskipun Tam Goat Hua begitu cepat berseru, tapi gerakan Kou Hun Siu ternyata jauh lebih cepat, Mendadak Kou Hun Siu bersiul panjang.

   Bersamaan dengan itu Lu Leng berempatpun merasa di depan mata tiba-2758 tiba berubah gelap, sepertinya ada awan gelap menutupi mereka.

   Mengetahui hal itu Tam Goat Hua berteriak "Kita harus menerjang ke samping!"

   Mereka berempat pernah mendengar dari Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tentang kelihayan Jala Bumi, Saat ini awan gelap yang menutup di atas kepala mereka pasti Jala Bumi yang dimaksudkan itu.

   Oleh karena itu, begitu mendengar suara teriakan Tam Goat Hua, Lu Leng dan lainnya bergerak cepat melesat ke samping, Gerakan mereka berempat cepat sekali, Akan tetapi, jala justru melebar belasan depa, sehingga membuat mereka membentur sesuatu, sulit untuk melesat pergi lagi, Saat ini, mereka berempat sudah berpencar maka tidak tahu keadaan satu sama lain, Mereka berempat merasa berada di tempat yang amat gelap, Namun senjata Can Thian Cin yang di tangan Tam Ek Hui malah semakin memancarkan cahaya, Ternyata mereka berempat berada di dalam jala yang amat halus, tidak tampak pemandangan di luar Tam Ek Hui menggerakkan senjatanya ke depan, namun Can Thian Cin itu tidak dapat merobek jala tersebut.

   Bukan main terkejutnya Tam Ek Hui.

   "Aku sudah terkurung di dalam Jala Bumi! Bagaimana kalian?"

   Terdengar Lu Leng, Tam Goat Hua dan Han Giok Shia menyahut serentak.

   "Kami juga terkurung di dalam Jala Bumi!"

   Walau jarak mereka agak jauh, tapi sama-sama terkurung di dalam Jala Bumi, Hanya saja mereka terpencar di empat sudut, dan sulit sekali untuk meloloskan diri. Kou Hun Siu tertawa terbahak-bahak.

   "Ha ha ha! Kalian ingin lolos, itu lebih sulit dari mendaki langit"

   Usai berkata, dia menyeret jala itu ke sebuah pohon lalu diikatkannya ujungnya pada pohon tersebut Setelah itu dia tertawa gelak lagi sambil meninggalkan tempat itu.

   Setelah meninggalkan tempat itu, Kou Hun Siu baru bertemu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan lainnya, Pada waktu itu, Kou Hun Siu memang tidak membawa Jala Bumi, Kalau Giok Bin Sin Kun, Cit Sat Sin Kun dan Seh Cing Hua tahu akan hal itu, mungkin Kou Hun Siu sudah mati di tempat itu, Mengapa Kou Hun Siu berani meninggalkan Lu Leng dan lainnya yang terkurung di dalam Jala Bumi? Karena dia tahu, bahwa Jala Bumi mengandung racun.

   Satu jam kemudian, mereka berempat pasti akan mati di dalam jala itu, Ketika Kou Hun Siu pergi sambil tertawa gelak, Lu Leng dan lainnya berusaha keluar dari dalam jala, Tapl sia-sia, sebab mereka tak berdaya sama sekali jangankan keluar, mau saling berdekatan pun tidak bisa, Han Giok Shia yang tidak sabaran langsung mencaci maki.

   "Apa Liang Siang Lun tiada gunanya sama sekali? Kalau tidak dapat merobek Jala Bumi ini, lalu terhitung benda pusaka apa?"

   "Adik Han, jangan berkata begitu! Setiap benda pasti ada lawannya, bukan Liang Siang Lun tiada gunanya,"

   Sahut Tam Goat Hua dengan suara dalam. Han Giok Shia menghela nafas panjang.

   "Aaah! Kalau kita tidak bisa keluar dari jala ini, apa gunanya?"

   Keluhnya.

   "Kakak, senjata Can Thian Cin masih berada di tanganmu?"

   Tanya Tam Goat Hua kepada Tam Ek Hui dengan suara dalam.

   "Ada!"

   Sahut Tam Ek Hui.

   "Kakak Goat, aku sudah pikirkan itu, Mungkin dengan senjata itu kita bisa keluar dari jala ini,"

   Sela Lu Leng.

   "Aku sependapat denganmu,"

   Sahut Tam Goat Hua. Akan tetapi, Tam Ek Hui justru menghela nafas panjang.

   "Mengapa kau menghela nafas?"

   Tanya Han Giok Shia.

   "Tadi aku sudah mencoba merobek jala ini dengan senjata Can Thian Cin, namun tiada hasilnya,"

   Sahut Tam Ek Hui. Mendengar itu, Han Giok Shia jadi putus asa.

   "Yaaaah! Kalau begitu.,."

   Keluhnya.

   "Kakak, kau mengerahkan Lweekang?"

   Tanya Tam Goat Hua.

   "Tadi aku tidak mengerahkan Lweekang,.,"

   Sahut Tam Ek Hui.

   "Kakak, cobalah gunakan senjata Can Thian Cin itu, dan kerahkan Lweekangmu!"

   Kata Tam Goat Hua. Tam Ek Hui menurut Dia mengerahkan Lweekangnya lalu menggunakan senjata Can Thian Cin untuk merobek jala tersebut Akan tetapi, tetap tiada hasilnya.

   "Bagaimana? Apakah jala ini sudah beriubang?"

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Tanya Han Giok Shia. Tam Ek Hui menghela nafas.

   "Senjata Can Thian Cin sama sekali tidak dapat merobek Jala Bumi."

   Han Giok Shia langsung mendamprat "Can Thian Cin! Senjata pusaka apa itu? Tiada gunanya...."

   Mendadak Tam Goat Hua berseru dengan nada girang.

   "Aku punya akal!"

   "Akal apa?"

   Tanya Han Giok Shia.

   "Kakak, gunakan senjata Can Thian Cin untuk menggali lubang!"

   Sahut Tam Goat Shia, Tam Ek Hui tercengang.

   "Untuk apa menggali lubang?"

   Tanyanya tidak mengerti.

   "Untuk mengubur diri kita barangkali,"

   Sela Han Giok Shia, 2762

   "Menggali lubang di tanah, mungkin kita bisa keluar dari lubang itu,"

   Kata Lu Leng sambil tertawa.

   Tam Ek Hui bersorak kegirangan, kemudian menggunakan senjata Can Thian Cin menggali di tanah, Tak seberapa lama, dia sudah berhasil menggali sebuah lubang di tanah dan langsung meloncat ke dalam.

   Setelah itu, dia menggali lagi sebuah terowongan dari dalam lubang tersebut, Berselang beberapa saat, dia berhasil menggali sebuah terowongan, lalu muncul di permukaan tanah tak jauh dari jala itu, Bukan main girangnya Tam Ek Hui.

   "Aku sudah keluar! Aku sudah keluar.,.!"

   Seru-nya. Han Giok Shia segera menegurnya.

   "Cepat lepaskan kami! jangan cuma bersorak-sorak seperti orang gila!"

   Tegur Han Giok Shia.

   "Baik!"

   Sahut Tam Ek Hui.

   Dia memandang jala itu, Tampak ujungnya terikat pada sebuah pohon.

   Dia segera mendekati pohon itu lalu melepaskan ikatan ujung jala, Mendadak dia menyentakkan jala itu ke atas, seketika juga Tam Goat Hua, Han Giok Shia dan Lu Leng melesat ke luar.

   Setelah mereka bertiga melesat ke luar, Jala itu merosot ke bawah lagi, Mereka semua menarik nafas lega, karena berhasil keluar dari jala, Perlahan-lahan Tam Ek Hui menarik jala itu.

   Sungguh menakjubkan jala itu terus mengecil dan akhirnya menjadi sebesar telapak tangan.

   "Tua bangka bangsat Kou Hun Siu itu entah pergi ke mana? Kita harus mencarinya untuk membuat perhitungan!"

   Kata Han Giok Shia.

   "jangan terburu-buru! Jala itu mengandung racun, Cukup lama kita terkurung di dalamnya, tentunya kita sudah terkena racun, Lebih baik kita mencari suatu tempat yang sunyi untuk bersembunyi guna menghimpun hawa murni kita untuk mengusir racun dari tubuh kita,"

   Sahut Tam Goat Hua, Han Giok Shia, Tam Ek Hui dan Lu Leng mengangguk lalu segera melesat pergi, Mereka berhasil menemukan sebuah goa, lalu duduk menghimpun hawa murni di dalam goa itu.

   Tak seberapa lama setelah mereka berempat meninggalkan tempat itu, Kou Hun Siu justru membawa Liok Ci Khim Mo ke sana, Ketika melihat Lu Leng dan lainnya, bahkan Jala Buminya tidak kelihatan di sana, bukan main gusarnya Kou Hun Siu! Dia ingin segera pergi mencari mereka, namun Liok Ci Khim Mo khawatir ada orang memanfaatkan kesempatan itu, untuk menyerbu ke istana Ci Cun Kiong.

   Maka dia mengambil keputusan harus segera kembali ke istana Ci Cun Kiong.

   Walau Kou Hun Siu tidak begitu setuju, tapi tidak berani membantah.

   Seandainya pada waktu itu Liok Ci Khim Mo mau menuruti kemauan Kou Hun Siu, sudah pasti Toan Bok Ang berhasil memperoleh Busur Api dan meninggalkan istana Ci Cun Kiong, Namun sungguh sayang sekali! Di saat Toan Bok Ang baru keluar dari pintu ruang rahasia bawah tanah, Liok Ci Khim Mo dan Kou Hun Siu sudah tiba di sana, sehingga Toan Bok Ang terluka berat oleh Pat Liong Thian Im.

   Toan Bok Ang sadar bahwa bayangan-bayangan tadi, semuanya hanya merupakan khayalan, karena dirinya telah terpengaruh Pat Liong Thian Im.

   Namun saat ini, lukanya sudah terlampau parah.

   Walau dia paham dalam hati, tapi justru telah kehilangan kekuatan untuk melawan, boleh dikatakan sudah tak berdaya sama sekali.

   Perlahan-lahan Toan Bok Ang menoleh ke arah Oey Sim Tit yang kebetulan juga sedang memandang ke arahnya, wajahnya bertambah buruk tak sedap dipandang.

   Toan Bok Ang memanggilnya dengan suara lemah.

   "Saudara 0ey...."

   Karena gadis itu membuka mulut, darah segarnya menyembur keluar Oey Sim Tit menutup wajahnya.

   "Nona Toan, kau tak usah memanggilku Tadi aku menyuruhmu cepat-cepat pergi, tapi kau tidak mau. Kini aku... aku tak mampu menolongmu"

   Toan Bok Ang memandangnya. Dari nada ucapannya Oey Sim Tit masih ingin menolongnya, hanya saja dalam keadaan seperti itu, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Toan Bok Ang ingin membuka mulut lagi, namun...

   "Uaaakh...!"

   Ternyata darah segarnya menyembur keluar lagi, sementara Liok Ci Khim Mo bertambah gusar, karena melihat Toan Bok Ang masih belum mati.

   Mendadak dia berhenti 2765 memetik tali senar harpa kunonya, Suasana di tempat itu berubah menjadi hening seketika, Toan Bok Ang menarik nafas lega, sedangkan Oey Sim Tit merasa girang.

   "Ayah! Apakah Ayah... bersedia melepaskan Nona Toan?"

   Tanya Oey Sim Tit kepada Liok Ci Khim Mo. Kou Hun Siu juga bertanya dengan heran, Bagian 67

   "Mengapa Ci Cun berhenti?"

   Liok Ci Khim Mo tertawa aneh.

   "He he he! Liok Ci Khim Mo tertawa aneh.

   "Melepaskannya?"

   Mendadak kedua belas jari tangannya bergerak serentak, ternyata dia menggunakan nada Mengejutkan Langit, Padahal Toan Bok Ang baru merasa lega, tapi harpa Pat Liong Khim berbunyi lagi, bagaikan halilintar menggelegar membelah bumi.

   Itu membuat hati Toan Bok Ang tergoncang keras.

   Tak lama kemudian, tampak darah segar mengalir dari hidungnya.

   sedangkan wajahnya makin pucat pias tak sedap dipandang, Toan Bok Ang tergeletak tak bergerak di lantai, Liok Ci Khim Mo tertawa gelak, kemudian jari keenamnya bergerak tiga kali.

   


Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung Rahasia 180 Patung Mas Karya Gan Kl Kedele Maut Karya Khu Lung

Cari Blog Ini