Pendekar Bloon 32
Pendekar Bloon Karya SD Liong Bagian 32
Pendekar Bloon Karya dari S D Liong
Pui Kian sebagai wakil Hoa-san-pay segera berbangkit dan melanjutkan tuntutannya kepada Blo'on.
Minta pertanggungan jawab pemuda itu atas terbunuhnya Kam Sian Hong, ketua Hoa-san-pay.
Kembali Bu Ing lojin tampil memberi keterangan .
"Ketika rombongan Hoa pangcu, Kim Blo'on, Ceng Sian suthay dan Pang To Tik menuju ke markas Thian-su-kau digunung Thay san, bukankah markas besar Thian-su-kau hancur? "
"Benar, lojin,"
Sahut Hoa Sin.
"Dan sebelum itu, tahukah saudara sekalian dimana Pang To Tik? "
Tanya Bu Ing lojin.
"Saat itu Pang To Tik tayhiap mengatakan kepada kami hendak melakukan penyelidikan menyusup kedalam markas Thian-su-kau. Tetapi sampai dengan hancurnya markas Thiansu- kau ternyata dia tak muncul."
"Benar,"
Seru Hong Hong tojin pula.
"bahkan diantara reruntuk puing markas rahasia Thian su kau yang ambruk itu kami menemukan mayat Pang To Tik."
"Siancay, siancay! Semoga diampunkan segala kedosaan dari manusia2 yang khilaf dan menjadi budak nafsu,"
Seru Bu Ing lojin.
"semut mati karena gula, manusia mati karena tingkahnya."
"Bu Ing lojin ,..."
"Anakku Blo'on,"
Buru2 Hiang Hiang niocu menyela.
"panggilah beliau dengan sebutan supeh karena dia adalah suhengku, mau? "
"Supeh, apa maksud kata2 supeh? "
Blo'on mengulang pertanyaannya.
"Kukatakan manusia mati karena tingkah. Seperti halnya Kam Sian Hong ketua Hoa-san-pay. Dia mati karena dibunuhnya sendiri..
".
"Supeh!"
Teriak Blo'on.
"yang jelas, dong. Kalau memberi keterangan jangan pakai kata2 yang berliku-liku, aku tak mengerti."
"Baiklah,"
Kata Bu Ina Lojin.
"Jelasnya yang mati di gua markas Hoa-san pay itu bukan Kam Sian-Hong tetapi sebenarnya Pang To Tik. Sedang Pang To Tik itu sebenarnya adalah Kam Sian Hong ..
"
Sekalian tokoh2 gempar mendengar keterangan itu. Bahkan Blo'on terus menjerit.
"Supeh. Jangan bicara sembarangan. Ini benar2 menyangkut urusan penting karena orang2 Hoa-san-pay menuduh aku yang membunuhnya!'' "Aku bicara dengan sesungguhnya."
Kata Bu Ing lojin dengan nada serius.
"Selama kalian berada di gunung Thaysan, bukankah beberapa kali kalian melihat bayangan manusia yang muncul lenyap seperti setan? "
"Hai, apakah itu supeh sendiri? "
Teriak Bloon pula. Bu lng lojin tersenyum lebar, selebar mukanya yang bundar seperti bulan purnama.
"Ya,"
Katanya.
"aku memang mengikuti gerak gerik kalian. Dan ternyata aku pun mendapatkan hasil yang tak terdugaduga."
"O, apakah itu? "
Seru Blo'on.
"Mengenai diri Pang To Tik itu."
Kata Bu Ing lojin.
"pada malam itu kulihat sesosok bayangan berkelebat didalam markas Thian su-kau. Kuikuti dia. Dia masuk kedalam kamar rahasia di bawah tanah dan walau pun kutunggu sampai hari menjelang pagi, dia tetap tak muncul. Besok paginya baru aku terkejut ketika mendengar ledakan yang menggelegar. Ternyata markas Thian-su kau telah hancur. Dan diantara sosok2 tubuh yang tertindih tumpukan puing, kudapatkan diri Pang To Tik. Kutolongnya tetapi dia sudah tak mempunyai harapan lagi. ''O,"
Seru sekalian ketua partai penilaian.
"sungguh kasihan Pang tayhiap."
"Namun setelah kututuk jalandarah dan kusaluri dengan tenaga-dalam, dia masih dapat membuka mata dan mengucapkan pesan yang terakhir ......"
"
Apakah pesan Pang tayhiap? "
Seru Hoa Sin. Juga rombongan Hoa san pay tampak tegang dan menumpahkan perhatian.
"Pesan itu hanya merupakan suatu pengakuan dosa. Pang To Tik mengaku bahwa dia sebenarnya adalah Kam Sian Hong, ketua Hoa-san-pay ..."
"Hai, ngaco belo!", teriak Pui Kian, tianglo Hoa-san-pay.
"Maaf, jika tak ingin mendengarkan keteranganku, aku pun terpaksa tak melanjutkan saja,"kata Bu Ing lojin.
"Hai, orangtua, jangan mengganggu orang bicara! "
Bloon membentak tianglo dari Hoa san-pay.
"kalau engkau tak suka, silahkan tinggalkan tempat ini. Tetapi kami semua ingin mendengar keterangan dari supeh.
"
"Sudahlah, Kim kongcu,"
Karena kuatir menimbulkan perselisihan, buru2 Hoa Sin melerai.
"baiknya kita dengar dulu apa yang lojin hendak menceritakan. Setuju atau tidak setuju, baru nanti kita katakan setelah selesai bercerita "
Bu Ing lojin pun melanjutkan pula .
"Kam Sian Hong mengaku bahwa dia telah khilaf karena dirancang dendam asmara. Kam Sian Hong mempunyai seorang sumoay yang cantik. Diam-diam Kam Sian Hong jatuh cinta tetapi sumoaynya tidak menyambut. Sumoaynya lebih mencintai Pang To Tik. Sudah tentu Kam Siau Hong mendendam kepada Pang To Tik. Setelah suhu mereka menutup mata dan Kam Siau Hong diangkat sebagai ketua Hoa san-pay, diam2 dia menyusun rencana. Disuruhnya sutenya itu ke gurun Go bi untuk mencari sebuah kitab pusaka Thian-lun-cin-keng di kuil Budagaya. Kitab pusaka itu telah dijanjikan oleh kepala kuil Buddhagaya kepada suhu mereka .......
"
"Pang To Tik seorang murid yang patuh. Dia segera berangkat ke Tibet. Setelah dia pergi maka Kam Sian Hong pun mulai melaksanakan maksudnya Dia mulai mempergencar pendekatannya kepada sumoaynya. Tetapi karena dengan cara halus sampai kasar, sumoaynya tetap tak mau, akhirnya hilanglah kesabaran Kam Siau Hong. Pada suatu hari dia meniup dupa wangi yang mengandung bius ke dalam kamar tidur sumoaynya. Setelah sumoaynya tak sadarkan diri, dia lalu masuk dan melampiaskan nafsunya .......
"
Keesokan harinya setelah bangun, sumoay itu terkejut dan tahu apa yang terjadi atas dirinya.
Serentak dia menyambar pedang dan mencari Kam Siau Hong.
Setelah memaki-maki, sumoaynya segera menyerang.
Kam Sian Hong terpaksa melayani.
Dia masih mengalah karena merasa bersalah.
Tetapi bahunya kena tertusuk pedang, dia pun marah.
Akhirnya sumoaynya dapat dirubuhkan.
Menyadari bahwa perbuatannya itu apabila ketahuan orang tentu akan menimbulkan malu besar, dan kuatir kalau sumoaynya akan menyiarkan peristiwa itu, maka Kam Sian Hong yang sudah terlanjur basah itu pun mandi sekali.
Sumoaynya dibunuh lalu diatur sedemikian rupa, seolaholah telah mendapat kecelakaan jatuh ke dalam jurang.
5 tahun kemudian pulanglah Pang To Tik.
dengan membawa kitab pusaka itu.
Dengan hati yang jujur diserahkannya kitab pusaka itu.
Di dalamnya selain berisi ilmu pela|aran Prana atau pemapasan juga tentang beberapa ramuan obat yang jarang diketahui orang.
Diantaranya yang disebut lo-yong-sut atau ilmu Merobah-raut-muka.
Setelah berhasil mempelajari dan mendapatkan ramuan obatnya, akhirnya Kam Sian Hong lalu melaksanakan rencananya.
Memang Pang To Tik juga menanyakan dimana sumoaynya dan dijawab Kam Sian Hong kalau sumoaynya juga sedang melakukan tugas ke daerah Hunlam.
Demikian setelah matang segala persiapannya, Kam Sian Hong berhasil membunuh Pang To Tik, kemudian dia berganti menjadi Pang To Tik.
Sedang mayat Pang To Tik setelah dirobah muka dan pakaiannya, dijadikan Kam Sian Hong dan ditaruh dalam gua tempat dia bersemedhi ....
"Oh......
"
Terdengar gemuruh suara para hadirin yang terkejut.
"Tetapi akhirnya segala perbuatan jahat itu tentu akan menerima ganjaran. Dia hendak meledakkan markas Thian su kau agar semua tokoh2 silat mati tetapi dia sendiri tak menyangka bahwa ledakan itu akan menghancurkan seluruh ruang rahasia sehingga dia sendiri turut tertimbun mati."
"O. jadi Pang tayhiap yang selama bersama rombonganku itu sebenarnya Kam Sian Hong sendiri? "
Hoa Sin menegas.
"Ya,"
Kata Bu Ing lojin.
"begitulah pengakuan dari dia pada detik2 hendak menghembuskan napas. Dan aku pun telah melakukan pesannya agar jenasahnya dibakar dan abunya dibuang dalam bengawan Hong-ho."
Sekalian orang gagah terutama dari pihak Hoa-san-pay termangu-mangu. Mereka tak menyangka bahwa Kam Sian Hong yang begitu diindahkan dan seorang ketua yang berbudi, ternyata melakukan perbuatan yang begitu diluar persangkaan orang.
"Kiranya hanya kekuasaan Asmara yang berpengaruh, dapat menyebabkan seorang tokoh seperti Kam Sian Hong sampai gelap pikiran.
"Nah, siapa lagi yang masih mempunyai persoalan supaya dikemukakan,"
Seru Bu Ing lojin.
"Aku, lojin,"
Tiba* Hoa Sin berseru.
"aku hendak minta tanya dimanakah jejak ketua Kay-pang yang dulu yakni Hanjiat- sin-kay Suma Kian? "
"Oh ,...,"
Bu Ing lojin menjerit kaget. Tetapi cepat2 dia tenang kembali.
"Hoa Sin, kutahu engkau telah melaksanakan segenap kemampuan untuk menjabat ketua Kay-pang dan engkau pun telah membuktikan dirimu memang tepat sebagai ketua Kay-pang. Oh ....."
Tiba2 ia berteriak.
"Kenapa lojin? "
Hoa Sin heran.
"Ya, aku lupa,"
Kata Bu Ing lojin.
"hari ini aku harus menemui seorang sahabat di kota Tayli, ah, maaf, aku harus lekas kesana. Dan inilah Hoa Sin, barang titipan dari Han-jiatsin- kay Suma Kian,"
Ia terus melemparkan sebuah bungkusan lalu melesat keluar dan lenyap dalam kegelapan malam.
Sekalian orang tercengang ketika melihat tingkah ulah Bu Ing lojin yang seaneh itu.
Yang paling terkejut sendiri adalah Hoa Sin.
Ketika membuka bungkusan, ia mendapatkah sehelai kulit kambing yang bertuliskan perkataan.
Hoa Sin menjerit sekeras-kerasnya ketika membaca tulisan itu.
Ternyata tulisan itu menyatakan bahwa Bu lng lojin itu tak lain adalah Han-jiatsin- kay sendiri.
Mendengar keterangan itu, gemparlah sekalian orang.
Benar2 suatu kejutan! Setelah tenang, Blo'on pun mengajukan pernyataan, supaya sekalian orang bantu mencarikan ketiga ekor binatang piaraannya yang terpencar.
"O, jangan kuatir adik Blo'on,"
Seru Kim Yu Ci, ketua Seng lian-kau.
"ketiga binatang itu memang telah ditangkap orang2ku dan kini berada dalam markas sini."
"Jika begitu tolong koko keluarkan mereka,"
Kata Blo'on.
Tak lama anakbuah Seng-lian kau membawa keluar ketiga binatang itu.
Si monyet, burung rajawali dan anjing kuning.
Ketiga binatang itu segera menghampiri Bio'on dan melibatnya.
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Suasana perjamuan makin meriah dan gembira.
Peristiwa dalam dunia persilatan yang sangat mencemaskan, ternyata dapat berakhir dalam suasana yang menggembirakan.
"Saudara2 sekalian, dalam peristiwa yang terjadi dalam dunia persilatan dewasa ini, baik di gunung Thay-san mau pun digunung Hong-san ini, sejak peristiwa hilangnya jenajah Kim Thayhiap sampai terbunuhnya ketua Hoa-san-pay, rasanya tiada seorang pun, baik dalam pengalaman, peristiwa, keberanian dan kepandaian, yang dapat melebihi keluarbiasaan dan kegaiban dari Kim Yu Yong yang Blo'on itu. Maka jika saudara2 setuju, marilah kita nobatkan Kim Blo'on kongcu sebagai putera mahkota yang menggantarkan tahta kepemimpinan dunia persilatan yang dahulu dipegang oleh Kim Thian Cong tayhiap!".
"Setuju! Setuju! Hidup Kim Blo'on I Hidup Pendekar Blo'on! Hidup ...! Hidup!"
Blo'on kaget setengah mati. Tanpa berkata apa2 dia, terus lari keluar tinggalkan perjamuan, lenyap dalam kegelapan malam, Sekalian hadirin tercengang. SELESAI.
Tiraikasih website
http.//kangzusi.com.
Tiraikasih website
http.//kangzusi.com.
Sukma Pedang -- Gu Long Misteri Pulau Neraka Karya Gu Long Si Rase Terbang Pegunungan Salju Karya Chin Yung