Pendekar Bloon 8
Pendekar Bloon Karya SD Liong Bagian 8
Pendekar Bloon Karya dari S D Liong
"Jangan bicara keras-keras !"
Terdengar si jelita pemimpin barisan berseru nyaring .
"Murid-Murid Partai Melati, dengarkanlah !"
Terdengar sambutan mengiakan dari barisan gadis-gadis cantik itu.
"Pagi tadi suhu telah berangkat ke pulau Lam-hay untuk suatu urusan penting. Segala urusan markas, diserahkan kepadaku. Suhupun meninggalkan pesan, supaya selama beliau pergi kita tak diperbolehkan keluar ..."
"Dalam waktu akhir-akhir ini, suhu mendapat berita bahwa di dunia persilatan timbul kegemparan besar. Di daerah selatan dan di daerah utara telah muncul dua orang Kim Thian-cong. Padahal jelas Kim Thian-cong telah meninggal dunia beberapa waktu yang lalu. Tetapi mayatnya telah hilang.!"
Suasana hening lelap. Rupanya barisan gadis-gadis anakmurid Partai Melati itu mencurahkan perhatian sepenuhnya.
"Kim Thian-cong di daerah selatan hendak membentuk partai baru yang diberi nama Song-lian-kau atau Teratai Suci. Dia mengundang semua partai-partai persilatan dan tokohtokoh terkemuka, supaya datang ke gunung Hong-san. Partai- Partai persilatan diharuskan membubarkan diri dan menggabung pada partai Teratai Suci ...
"
Terdengar desah desuh pelahan dari mulut anakbuah Partai Melati.
"Dan Kim Thian-cong di utara itupun juga sama sepak terjangnya, Dia hendak membentuk partai Thian-tong-pay atau partai Nirwana, juga dia telah mengirim utusan untuk menyampaikan undangan kepada partai-partai dan tokohtokoh persilatan supaya menghadiri peresmian berdirinya partai baru itu ke gunung Thay-san. Semua partai harus menggabungkan diri !"
Terdengar pula desis memberisik dari barisan murid-murid Partai Melati.
"Oleh karena itu. suhu pesan agar kita semua mempertinggi kewaspadaan, menjaga markas dan menolak utusan-utusan itu baik dari Teratai Suci maupun dari Partai Nirwana !"
Terdengar suara kesediaan dari gadis-gadis cantik itu.
"Sekarang kuberi kesempatan pada kalian untuk memberi laporan dan mengajukan pertanyaan,"
Kata jelita pemimpin barisan pula.
"Toa-suci"
Tiba-tiba salah seorang gadis cantik berseru.
"kemarin aku telah menawan seorang pemuda."
"Baik."
Sahut nona yang menjadi pemimpin barisan, Dengan disebut sebagai 'toa suci' atau ta-ci pertama, jelas nona itu adalah murid pertama dari Hu Yong sian-cu atau Dewi Melati pemimpin partai Melati.
Oleh karena Dewi Melati pergi, maka urusan markas diserahkan kepada nona i-tu.
"Toa-suci"
Kata seorang gadis lain. 'bagaimana dengan tawanan-tawanan yang sudah berada dalam markas kita ?"
"Oleh karena suhu melarang kita keluar, maka tawanan yang sudah ada dalam markas, tetap berjalan sebagaimana peraturan yang telah diberikan suhu."
"Tetapi toa-suci."
Kata seotang nona pula.
"oleh karena diadakan larangan keluar, bagaimana dengan kita yang tak mempunyai tawanan ?"
Terdengar suara berisik dari beberapa nona lain yang mendukung pernyataan nona itu.
Nona pemimpin barisan itu cepat menjawab "Oleh karena ada larangan itu maka lebih baik kita hentikan saja kesenangan-kesenangan itu.
Tawanan-tawanan supaya ditempatkan di tempat yang aman dan kita harus setiap hari berlatih ilmu kepandaian, mengadakan ronda setiap malam.
Tunggu setelah suhu pulang, baru nanti kulaporkan tentang hal itu lagi."
Terdengar beberapa keluhan tertahan dari rombongan anakmurid Partai Melati itu.
"Sumoay sekalian."
Kata pemimpin barisan itu pula.
"kutahu bagaimana perasaan sumoay sekalian. Tetapi pertimbanganku untuk mengambil langkah begitu adalah . Kesatu, saat ini suhu sedang tak ada di markas dan setiap saat kita akan menerima kunjungan utusan dari kedua Kim Thian-cong itu. Apabila kita tolak, utusan itu tentu marah. Dan kuyakin utusan itu tentu tokoh yang sakti. Kedua kalinya, kita harus memikirkan sumoay-sumoay yang kebetulan tak mempunyai tawanan. Padahal Suhu melarang kita untuk keluar. Agar jangan menimbulkan iri hati dan keluhan di antara sumoaysumoay, maka lebih baik kita untuk sementara waktu ini meniadakan segala kesenangan."
"Setuju,"
Seru seorang nona dari rombongan barisan.
"Tetapi kapankah kiranya suhu akan pulung'' tiba-tiba terdengar seorang nona bertanya.
"Ya, toa suci, apabila suhu sampai setengah tahun tak pulang, lalu bagaimana ?"
Seru pula seorang nona lain.
"Baik."
Kata gadis wakil ketua Partai Melati itu "suhu mengatakan bahwa paling lama dalam waktu sebulan tentu sudah pulang. Nah, apabila sebulan kemudian beliau tetap belum datang, kita nanti bicarakan lagi soal itu,"
Sekalian anak murid Partai Melati mengiakan. Walaupun ada beberapa yang dalam hati mengeluh tak puas tetapi mereka tak berani menyatakan.
"Akhirnya, dengarkanlah murid-murid Hu-yong-pang."
Berseru pula gadis pemimpin barisan.
"mulai malam ini kita mengadakan ronda. Dari jam delapan sampai jam satu. Lalu diganti orangnya, dari jam satu sampai jam enam pagi, Tiap peronda terdiri dari dua orang. Nah sekarang dimulai empat orang. Yang dua orang melakukan ronda pertama. Nanti jam satu diganti dengan dua orang yang melakukan ronda kedua. Karena kalian berjumlah enambelas orang, tiap orang akan mendapat gilir ronda pada tiap lima hari. Dan apabila hari ini mendapat gilir ronda pertama, besok lima hari kemudian gilir ronda kedua."
Sekalian gadis-gadis itu mengiakan.
"Sekarang kutunjuk saja."
Kata gadis pemimpin barisan.
"malam ini Swat-hong dan Lian-hoa berdua sumoay yang meronda pertama. Nanti ronda kedua Giok-yan dan Lin-lin sumoay."
Empat orang nona berseru mengiakan "Siapa yang akan ronda besok malam, besok sore akan kuberitahu."
Kata gadis pemimpin itu.
"Sebelum pertemuan ini kububarkan, lebih dulu aku ingin mengetahui sampai dimana latihan yang kalian lakukan untuk pelajaran terakhir dari suhu ialah barisan "Melati menolak kumbang"
Itu.
"Hayo, lekaslah kalian membentuk diri dalam barisan itu dan akulah yang akan menyerang sebagai kumbangnya."
Keenam belas gadis jelita itu segera berpencaran dan dalam sekejab saja mereka sudah berjajar-jajar dalam beberapa lapis lingkaran.
Sepintas pandang barisan itu menyerupai bentuk sekuntum bunga melati yang terdiri dari empat lingkaran setiap lingkaran empat orang.
Lingkaran tuu dimaksud sebagai kelopak bunga.
"Awas. aku mulai menyerang."
Seru gadis pemimpin itu terus bergerak menyerang.
Gerakan gadis itu ternyata gesit sekali.
Gerakannya mirip dengan seekor kumbang yang berlincahan hendak menyusup kedalam kelopak bunga.
Tetapi barisan Melati itu ternyata memiliki gerakan yang aneh tetapi rapi.
Setiap diserang, mereka menyurut mundur merapat seraya serempak menghantam.
Apabila penyerangnya mundur, merekapun berkembang menduduki tempatnya semula lagi.
Sudah tentu tenaga seorang penyerang betapapun saktinya, tentu tak kuat melambang gelombangan pukulan dari enambelas orang.
Apalagi keenambelas murid-murid Partai Melati itu memiliki tenaga dalam yang hebat, Terpaksa gadis pemimpin itu loncat melambung keudara dan melayang turun beberapa langkah dari barisan.
Secepat kaki menginjak bumi, iapun terus mencabut pedang lalu loncat menerjang lagi.
Tetapi tiba-tiba keenambelas gadis cantik itu serempak menaburkan tangannya.
Beratus-ratus benda kecil warna hitam segera mencurah ke tubuh gadis penyerang itu, Tring.
tring.
tring, gadis itu memutar pedang untuk menghalau taburan benda kecil itu.
"Aduh ..."
Tiba-tiba Blo'on mengaduh.
"Mati aku ..."
Kakek Lo Kunpun merintih "Haup ..."
Kakek Kerbau Putih menguak ---ooo0dw0ooo---
Jilid 11 Pungguk merindukan bulan.
Ternyata pada saat barisan Melati-menolak-kumbang dari keenam belas gadis-gadis cantik murid Partai Melati menaburkan benda-benda kecil warna hitam kearah gadis pemimpin barisan, gadis itupun cepat memutar pedangnya untuk menghalau.
Sebagai murid pertama dari Hu-Yong sian-cu atau Dewi Melati ketua Partai Melati, ternyata nona itu memiliki ilmupedang yang hebat.
Ratusan benda-benda hitam yang mencurah bagai hujan itu dapat dihalaunya sehingga tak sebuahpun yang mengenai tubuhnya.
Tetapi karena jumlahnya sekian banyak,maka ada juga berpuluh benda kecil yang tak mengenai tubuh si nona, melainkan terus melayang jauh ke belakangnya.
Dan kebetulan pula tempat persembunyian Blo'on dan kedua kakek itu terletak di belakang nona itu.
Benda-Benda kecil hitam itu ternyata biji-biji buah kelengkeng.
Tetapi dilontarkan oleh keenam belas muridmurid Partai Melati, biji-biji kelengkeng itu berobah seperti batu kerasnya.
Derasnyapun seperti anak panah yang dilepaskan dari busur.
Kakek Lo Kun yang sejak tadi memandang barisan gadisgadis cantik itu dengan gemetar, hidungnya kena tersambit sebutir biji kelengkeng itu.
Semangatnya yang sedang terbang melayang dibuai kecantikan gadis-gadis itu.
serentak masuk kembali ke dalam dadanya dan karena hidungnya terasa sakit seperti ditembak peluru, kakek itupun menjerit lalu mendekap hidungnya.
Bloon yang juga kesima melihat pemandangan aduhai itu.
terkejut mendengar jeritan tertahan dari Kakek Lo Kun.
Tetapi saat itu juga dahinya tertimpah sebutir biji kelengkeng.
Serentak ia menjerit .
"Aduh, mak ..."
Lalu cepat mendekap dahinya.
Kakek Kerbau Putih melihat barisan gadis-gadis jelita itu dengan mulut melongo atau terbuka.
Mendengar kedua orang itu menjerit tertahan, ia terkejut dan hendak mendamprat mereka supaya jangan mengeluarkan suara keras.
Tetapi belum sempat ia mengatupkan mulut, sebutir biji kelengkeng telah nyasar masuk, haup ....
Kakek Lo Kun dan Blo'on masih mending.
Kakek Kerbau Putih yang paling sial.
Biji kelengkeng masuk kedalam mulutnya, menghantam dinding kerongkongan, Haup ..dan rubuhlah kekek itu ke tanah.
Karena dirinya sendiri sedang sibuk kesakitan maka kakek Lo Kun dan Bloon tak sempat mengurus kakek Kerbau Putih yang sudah menggeletak di tanah itu.
Kakek Lo Kun bingung mengusap-usap hidungnya yang mengucurkan darah.
Blo'on sibuk mengelus-elus dahinya yang membenjul Karena masih tegang dengan latihan barisan Melatimenolak- kumbang.
maka gadis-gadis murid Partai Melati itu tak sempat memperhatikan hiruk pikuk yang timbul dari hutan pohon melati.
Saat itu setelah hujan biji kelengkeng selesai gadis pemimpin lalu menerjang ke dalam barisan.
Tiba-Tiba lapisan terdepan dari barisan itu berhamburan menurut ke arah dua samping sehingga gadis itupun menyerang angin dan meluncur maju.
Lapisan kedua dari barisan, juga memecah diri seolah-olah membuka jalan kepada penyerang itu.
Tetapi setelah penyerang itu berada di tengah barisan, sekonyongkonyong anggauta barisan itu berhamburan maju dan membentuk diri sebagai kelopak-kelopak bunga melati.
Dengan demikian maka terkurung gadis penyerang itu di tengah-tengah barisan ....Beberapa saat kemudian, Blo'on sudah lebih cepat hilang sakitnya.
Melihat kakek Kerbau Putih masih menggeletak, ia memeriksanya.
Ternyata kakek Kerbau Putih itu pingsan.
mulutnya mengumur darah ....
"Kakek, engkau bagaimana ?"
Seru Blo'on seraya mengguncang guncang tubuh kakek Kerbau Putih, tetapi kakek itu tetap tak menyahut. Kedua matanya terpejam rapat.
"Mungkin dia mati"
Seru kakek Lo Kun seraya masih mendekap batang hidungnya.
"Mati ?"
Blo'on mengulang.
Sebenarnya kakek Lo Kun hanya menduga tetapi Blo'on menganggap memang kakek Kerbau Putih sudah mati sesungguhnya.
Serentak anak itu loncat bangun terus loncat keluar dari dalam tempat persembunyiannya dan lari kearah rombongan murid-murid Partai Melati yang tengah berlatih itu.
"Hai. budak-budak perempuan hina ! Gantilah jiwa sahabatku !"
Teriaknya seraya kepalkan tinju dan mengacungkan ke atas.
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Saat itu barisan sedang melancarkan serangan untuk menghancurkan gadis penyerang atau toa -suci mereka.
Mendengar munculnya seorang pemuda yang lari berteriakteriak dan memaki-maki, serempak mereka berhenti.
Betapalah kejut ke tujuhbelas gadis-gadis cantik itu ketika melihat seorang pemuda yang aneh potongan mukanya berlarian mendatangi dengan diiring oleh seekor anjing, burung rajawali dan monyet hitam.
Gadis murid pertama dari Partai Melati cepat menyusup keluar dan maju kemuka, serunya "Hai, siapa engkau !"
Saat itu Blo'onpun sudah tiba dan berhadapan dengan gadis itu, Ia menudingnya .
"Itu tidak penting ! Yang penting engkau harus bertanggung jawab atas kematian kakekku !"
Gadis itu melongo .
"Siapa yang mati ?"
"Kakek Kerbau Putih !"
Dengus Bloon "hm jangan engkau pura-pura berlagak pilon !"
"O, kakekmu seekor kerbau putih ?"
Tanya gadis itu keheranan.
"Gila engkau !"
Damprat Blo'on.
"kerbau pu tih itu bukan binatang tetapi seorang manusia."
"Seorang manusia ?"
Gadis itu makin heran.
"Yaaaa !"
Teriak Blo'on marah.
"apakah engkau tuli ?"
"Eh, bung. engkau ini orang gila atau waras ?"
Bentak sigadis.
"Jangan banyak mulut !"
Bloon balas membentak.
"lekas engkau mengganti jiwa kakekku"
"Mengapa aku yang harus mengganti jiwanya? "Karena dia mati terkena taburan biji-biji hitam dari barisan anak-anak perempuan itu !"
"O,"
Teriak gadis itu.
"seharusnya memang begitu. Bahkan engkaupun harus ikut mati dengan kakekmu itu."
"Gila !"
"Engkau tahu tempat apa ini ?"
Tanya sigadis mulai marah.
"Tahu. Tempat ini tempat menculik pemuda-pemuda bagus."
Sahut Bloon.
"Jahanam, jangan omong sembarangan !"
Bentak gadis itu dengan merah padam mukanya "siapa bilang tempat ini tempat untuk menculik pemuda-pemuda cakap ?"
"Bok kausu !' "Bok kausu ? Siapa Bok kausu itu ?"
Tanya si gadis makin keheranan.
"Bok kausu itu guru silat pada tihu Hong-yang-hu, Katanya anak tihu itu juga diculik kemari !"
Gadis itu berkilat-kilat matanya. Wajahnya mulai menampil hawa pembunuhan .
"Engkau tahu apa nama tempat ini ?"
"Tidak tahu jelas. Tetapi kuduga tentu Lembah Melati ? Karena disini banyak tumbuh hutan melati,"
Sahut blo'on.
"Dan siapa yang memiliki lembah ini ?' "Gerombolan anak-anak perempuan yang menamakan dirinya Partai Melati !"
"Jahanam !"
Karena tak dapat menahan kemarahannya gadis itu terus loncat memukul muka Bkon. Tetapi seketika itu anjing Kuningpun terus loncat menyongsongnya. Begitu pula rajawali lalu terbang menyambar mukanya. Gadis itu kaget dan loncat menghindar ke samping.
"Ho, bilang saja terus terang. Engkau mau mengganti jiwa kakekku atau tidak. Kata orang, hutang uang bayar uang, hutang jiwapun harus bayar jiwa !"
Teriak Blo'on.
"Siapa yang hutang jiwa !"
Bentak gadis itu pula.
"barangsiapa berani masuk ke dalam markas Partai Melati tanpa izin, tentu akan lenyap jiwanya. Bagaimana engkau dapat masuk ke dalam sini ?"
"Dari bawah bumi !"
"Ngaco !"
Gadis itu marah.
"engkau harus serahkan jiwamu!"
Blo'on garuk-garuk kepalanya yang gundul . ''Siapa yang harus menyerahkan jiwanya itu ? Kawan-kawanmu telah membunuh kakekku, mengapa engkau malah hendak minta jiwaku ' "Karena engkau berani masuk ke dalam markas kami "
"Bukankah engkau malah mencari lelaki-lelaki dari luar ?"
Tanya Bloon.
"Buat apa pemuda semacam engkau ? Pantasnya engkau hanya patut menjadi tukang rumput disini". Bloon berjingkrak marah .
"Apa?.Engkau berani menghina aku? Kata Somali, aku ini putera raja Apa engkau ini. hanya gadis gunung yang cabul "
Gadis itu tak dapat menahan kemarahannya.
Serentak ia mencabut pedang dan terus menyerang Bloon.
Blo'on terpaksa berloncatan menghindar.
Gadis itu diam-diam heran.
Kalau melihat orangnya, pemuda itu seperti orang blo'on.
Dan kalau melihat gerakannya, pemuda itupun seperti tak mengerti ilmusilat.
Tetapi mengapa gerakannya tubuhnya begitu gesit sekali.
Berulang kali ia melancarkan serangan yang berbahaya, selalu pemuda itu dapat menghindari.
"Hai. berhenti Blo'on !"
Tiba-tiba kakek LoKun berlari-lari menghampiri dan berseru kepada Blo' on "Ya, aku mau berhenti tetapi anak perempuan itu tetap menyerangku saja"
Kata si Blo'on. 'Nona cantik, berhentilah, aku hendak bicara."
Seru kakek Lo Kun kepada gadis itu. Memang gadis itupun terkejut karena muncul nya kakek Lo Kun. Ternyata pemuda blo'on itu membawa teman. Ia segera loncat mundur.
"Nona manis, ai. sayang"
Kata kakek Lo Kun.
"mengapa engkau menyerang cucuku ini ?"
"Siapakah engkau ini !"
"Aku Lo Kun, dahulu menjabat kepala pasukan bhayangkara istana raja."
Nona cantik itu terbeliak. Memandang kakek Lo Kun beberapa saat lalu berseru.
"Mengapa engkau berani menyelundup masuk ke markas ini?"
"Aku hendak mencari isteriku yang hilang"
"Oh."
Desuh nona itu.
"isterimu hilang ? Siapakah isterimu itu ? Mengapa engkau mencarinya kemari ? "Karena anakbuah disini melulu wanita semua. Dia tentu lari kemari."
"Eh. kakek, jangan bicara seenakmu sendiri saja, Bagaimana engkau bisa mengatakan tentu ke mari ?"
Nona itu mulai merah mukanya.
"Karena tadi di tengah jalan aku sudah bertemu dengan dia ..."
"Bertemu dengan dia ?"
Nona itu makin kaget.
"siapa namanya ?"
"Sun Li-hoa."
"Gila !"
Bentak nona itu.
"disini tak ada anak murid yang bernama begitu ' "Dia tentu ganti nama. Aku sudah tua tetapi mataku masih awas, tidak kalah dengan engkau nona manis. Jelas aku tadi bertemu dia naik kereta,"
"Menuju kemari ?"
"Kemungkinan besar karena dia terus melarikan diri kedalam hutan ini dan hilang,"
Kata kakek Lo Kun terus melangkah maju.
"Hai, hendak kemana engkau ?"
Nona itu cepat menghadang, lintangkan pedangnya.
"Tentulah isteriku itu berada dalam rombongan nona-nona cantik itu karena isteriku juga cantik."
Belum nona itu menyahut, tiba-tiba dari belakang kakek Lo Kun terdengar langkah kaki orang berlari mendatangi seraya berseru "Hai, setan pendek, mengapa engkau tinggalkan aku?"
Ketika Lo Kun berpaling ternyata yang berlari mendatangi itu kakek Kerbau Putih.
"Hai, kerbau, mengapa engkau tidak jadi mati ?"
Seru kakek Lo Kun.
"Siapa bilang aku mati ?"
"Kakek Lo Kun !"
Seru Blo'on yang juga maju menyongsongnya.
"karena mengira engkau benar sudah mati aku terus minta ganti jiwa kepada anak perempuan itu."
Ia menunjuk pada sinona yang menjadi wakil pimpinan lembah Melati. Kakek Kerbau Putih tak menghiraukan si Blo'on. Begitu matanya tertumbuk pada seorang nona cantik, ia terus langsung menghampiri. Berdiri di hadapannya dan memandangnya lekat-lekat.
"Kakek gila, mengapa engkau memandang aku sedemikian rupa ?"
Bentak nona itu.
"Kukira engkau ini kekasihku Sun Li hoa yang naik kereta tadi. Ternyata hanya mirip saja tetapi bukan."
Kata kakek Kerbau Putih.
"Gila !"
Bentak nona itu pula.
"masakan kakek tua seburuk engkau mempunyai kekasih seorang nona cantik"
Kakek Kerbau Putih hendak menyahut tetapi tiba ia melihat kakek Lo Kun lari menyelinap dari samping si nona. Cepat ia meneriakinya.
"Hai, kakek pendek, hendak kemana engkau ini?"
"Akan mencari Sun Li-hoa ditempat rombongan nona-nona cantik itu."
Seru si kakek Lo Kun. Tetapi pada saat itu juga nona yang mengetuai barisan itu. cepat loncat menghadang. Bahkan menyahat dengan pedangnya.
"Huh, engkau hendak membunuh aku ?"
Kata kek Lo Kun loncat menghindar.
"Disini adalah markas Partai Melati. Tidak boleh orang bertingkah semaunya sendiri"
"Tetapi aku hendak mencari isteriku."
Bantah Lo Kun "Ngaco"
Bentak nona itu.
"disini tak ada Sun Li-hoa"
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Belum tentu,"
Bantah kakek Lo Kun.
"aku akan memeriksa rombongan nona-nona cantik itu."
"Hm, berani maju selangkah saja, engkau tentu kutabas"
Kakek Kerbau Putih menghampiri, serunya .
"Setan pendek, benarkah nona yang naik kereta itu berada dalam rombongan nona-nona cantik itu ?"
"Ya, tentu,"
"Kalau begitu, aku saja yang akan menelitinya"
Kata kakek Kerbau putih terus lari maju. Nona itupun cepat loncat menghadang dengan sebuah tabasan .
"Berhenti"
Tetapi disana kakek Kerbau Putih berhenti maka kakek Lo Kun pun terus memberosot lari.
Nona itu tinggalkan kakek Kerbau Putih dan loncat menyerang Lo Kun.
Begitu terlepas, kakek Kerbau Putihpun terus lari maju lagi.
Demikian sinona dibuat menjadi pontang panting.
Kalau menghadang Lo Kun, kakek Kerbau Putih lari maju.
Kalau mencegah Kerbau Putih, kakek Lo Kun yang maju.
Jarak kedua kakek itu beberapa belas langkah.
Maka sibuk juga nona itu dibuatnya.
Diam-Diam nona itupun merasa aneh.
Jelas diketahuinya bahwa kedua kakek pendek dan bungkuk itu seperti orang linglung, Tetapi mengapa serangannya selalu dapat dihindari mereka? Pelahan-lahan kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putihpun makin mendekati ke tengah lapangan dimana barisan muridmurid Partai Melati masih tegak menunggu.
Mereka tahu bagaimana toa-suci mereka telah dibuat kewalahan oleh dua orang kakek aneh.
Tetapi karena tak diberi perintah, rombongan nona-nona cantik itupun tak berani bergerak membantu.
Dalam pada itu Blo'onpun mengikuti maju, diiring ketiga binatang peliharaannya.
Melihat perwujutan kedua kakek dan Blo'on, rombongan murid-murid Partai Melati itu tak dapat dan menahan gelinya.
Mereka tertawa mengikik.
Akhirnya kakek Lo Kun dan Kerbau Putih berhasil mendekati barisan nona-nona cantik itu.
Dan merekapun berhenti.
Diam- Diam nona pemimpin barisan itu menimang, la teringat akan kata-kata suhunya bahwa dalam dunia persilatan ini memang banyak tersembunyi tokoh-tokoh sakti, Dan pada umumnya orang-orang sakti macam begitu tentu berwatak aneh.
"Hm, mungkin kedua kakek ini orang-orang sakti yang berwatak aneh."
Pikir si nona.
"baiklah kuganti siasat saja supaya dia lekas pergi dari lembah ini."
"Baik, silahkan engkau meneliti murid-murid Partai Melati,"
Kata nona itu.
"tetapi ada syaratnya."
"Syarat apa ?"
Tanya kakek Lo Kun.
"Bila ternyata isterimu tak ada disini. engkau harus menerima hukuman seperti yang telah ditetapkan oleh Partai Melati"
"Bagaimana hukumannya itu ?"
"Kepala, kedua tangan dan kedua kakimu diikat dengan tali lalu diseret oleh lima ekor kuda "
"Huh. ngeri benar !"
Teriak kakek Lo Kun.
"mengapa sekejam itu orang-orang Partai Melati. Bukankah kalian ini anak perempuan semua ? Mengapa berhati sedemikian kejamnya ?"
"Itu peraturan untuk menjaga jangan sampai orang luar dan orang-orang gila atau iseng berani sembarangan mengotori markas kami !"
"Siapa yang membuat peraturan sekejam itu?"
Masih kakek Lo Kun bertanya pula.
"Ketua kami Hu Yong sian-cu !"
"Suruh ketuamu itu keluar kemari !"
Nona itu kerutkan dahi, bentaknya .
"Ngaco Suhu kami tentu tak sudi menemui manusia semacam engkau. Dan saat ini beliau sedang pergi."
"Lalu siapa yang mengurus lembah ini ?"
"Aku."
"O. engkau ? Mengapa engkau begitu kejam?"
"itu sudah peraturan disini. Aku hanya menjalankan saja"
Tiba-Tiba kakek Kerbau Putih menyelutuk .
"Setan pendek, jangan enak-enak engkau bicara dengan nona cantik itu. Hayo. lekas engkau beri keputusan. berani atau tidak menerima syaratnya ?"
Kemudian kakek Kerbau Putihpun berkata kepada nona itu .
"Nona manis, aku saja yang memeriksa mereka. Aku berani menerima syaratmu itu. Habis berkata ia terus melangkah maju ke barisan gadis cantik.
"Hai, kerbau goblok, aku juga berani !' ka kek Lo Kun terus menyusul. Dipandang dan diawasi oleh dua orang kakek pendek dan bungkuk, sudah tentu keenambelas gadis-gadis cantik itu risih dan malu.
"Kakek, engkau ini bangsa manusia atau setan ?"
Seru salah seorang gadis yang diatas mulutnya mempunyai tahi lalat.
"Aku ini manusia !"
Sahut kakek Lo Kun.
"Kalau manusia mengapa melihat orang begitu rupa seperti tak pernah melihat saja ?"
Kata nona bertahi lalat itu. Kakek Lo Kun garuk-garuk kepala.
"Karena aku bingung menghadapi kalian ini. Mengapa hampir sama cantiknya? Dan mengapa seperti isteriku semua ?"
"Siapakah isterimu ' "Sun Li-hoa, muda dan cantik seperti kalian ini,"
Kata Lo Kun.
"lalu apakah kalian ini Sun Li-hoa semua? Ya. apa boleh buat. Kalau memang begitu, akupun harus mengambil kalian semua"
"Untuk apa engkau hendak mengambil kami?"
Tanya nona itu pula.
"Sun Li-hoa itu isteriku. Kalau kalian ini Sun Li-hoa semua, berarti akan jadi isteriku semua."
Serentak pecahlah gelak tawa dari keenambelas gadis cantik murid-murid Partai Melati. Salah seorang gadis yang bertubuh padat dan genit segera berseru .
"Kakek, engkau sudah begitu tua. masakan engkau sanggup mempunyai isteri muda sekian banyak!"
"Apa maksudmu, manis?"
Tanya kakek Lo Kun "Apakah engkau dapat memenuhi kewajiban seperti seorang suami ?"
Tanya gadis montok itu pula.
"Mengapa tidak ?"
Seru kakek Lo Kun. ''Engkau mampu memenuhi kebutuhan jasmaniah dari enam belas gadis-gadis yang masih muda seperti kami ? Apakah engkau sanggup "bekerja"
Enambelas kali dalam satu malam?"
Serentak pula pecah gelak tawa mengikik dari saudarasaudara seperguruannya mendengar kata-kata itu. Memang mereka gadis-gadis cabul.
"Eh, jangan main-main engkau,' Kakek Lo Kun tersipu-sipu "kalian enambelas orang itu akan kubagi jadi empat sehingga tiap orang mendapat giliran empat hari satu kali. Apakah itu tidak cukup ?"
"Ai, empat hari terlalu lama. Kami tak mau disuruh kesepian sampai empat hari. Kami minta tiap hari atau paling lama dua hari sekali,"
Seru nona yang mulutnya menyungging tahi lalat itu Kakek Lo Kun garuk-garuk kepala. Belum ia membuka mulut, tiba-tiba kakek Kerbau Putih sudah berteriak .
"Ha. inilah kekasihku Sun Li-hoa yang sejati ...
"
Ia terus menghampiri seorang nona cantik yang bertubuh langsing. Nona itu bernama Pek Lian-Iian. Diantara ke enam belas anakmurid Partai Melati, dialah yang tercantik sendiri.
"Kakek gila !"
Bentaknya dengan muka kemerah-merahan.
"siapa sudi jadi isterimu ?"
"Oh, Sun Li-hoa kekasihku yang cantik manis seperti bunga,"
Kakek Kerbau Putih setengah meratap dan merayu.
"berpuluh tahun aku mencarimu, siang dan malam aku mengenang wajahmu yang cantik, mengapa sekarang engkau tak mau mengaku aku sebagai kekasihmu lagi ?"
"Kakek edan !"
Damprat Lian-lian.
"aku bukan Sun Li-hoa, aku Pek Lian-lian murid Partai Melati. Engkau salah lihat. Matamu sudah kabur !"
"O. kekasihku,"
Masih kakek Kerbau Putih meratap-ratap rayuan.
"aku tak keberatan engkau berganti nama dengan Pek Lian lian atau siapa lagi. Yang penting dirimu,, bukan namamu. Lebih penting lagi, engkau jangan mengingkari aku .."
Karena marah dan malu Pek Lian-lian sampai tak dapat bicara.
"Nah, begitulah baru hatiku senang, kekasihku,"
Kata kakek Kerbau Putih lalu berpaling kepada gadis pemimpin barisan.
"Inilah Sun Li-hoa. kekasihku itu "
Serunya dengan tertawa gembira. Nona itu terkesiap. Tetapi ia cepat menyadari bahwa kakek Kerbau Putih itu seorang kakek yang limbung.
"Bagaimana engkau dapat mengatakan kalau dia kekasihmu yang dulu ? Berapa umurmu sekarang ?"
Serunya.
"Aku ?"
Kakek Kerbau Putih menghitung-hitung jarinya lalu menjawab.
"lebih dari seratus tahun."
"Hm. dan berapakah umur nona yang engkau katakan sebagai kekasihmu dahulu itu ?"
"Paling banyak tentu ..eh, berapa? Aku tak tahu !"
"Dia baru berumur 17 tahun"
Seru si nona.
"pada waktu engkau masih muda, dia belum lahir sama sekali, Mungkin orangtuanyapun juga belum lahir. Dia pantasnya menjadi cucumu !"
"Aku tak butuh segala hitungan umur. Pokok, dia itu adalah Sun Li-boa kekasihku yang dulu"
Kakek Kerbau Putih gelengkan kepala. Nona itu hampir marah tetapi tiba-tiba ia bertanya .
"Bagaimana engkau tahu kalau Sun Li-hoa itu berada disini ?"
"Lho. engkau ini bagaimana ?"
Seru kakek Kerbau Putih.
"semalam dia naik kereta dengan Somali. Aku disuruh berlutut meramkan mata lalu dia terus melarikan keretanya !"
"Aku tidak naik kereta tadi malam. Aku tetap berada di dalam asramaku"
Seru Pek Lian-li-an. Nona pemimpin barisan kerutkan dahi, serunya .
"Siapakah diantara sumoay sekalian yang tadi malam keluar dan pulang dengan naik kereta"
"Aku,"
Sahut seorang gadis bertubuh semampai. 'O. engkau Hun-hun sumoay,"
Seru nona pemimpin banssn.
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"apakah engkau berjumpah dengan kakek ini?"
Ong Hun-hun mengiakan .
"Dia menghadang keretaku dan seperti orang gila mengaku aku ini kekasihnya. Dia sungguh memuakkan sekali"
"Siapa yang memuakkan ?"
Seru kakek Kerbau Putih.
"Engkau !"
"Betul ! Betul Dia memang memuakkan, seorang kakek bungkuk yang tahu diri. Beda dengan aku. bukan ?"
Tiba-tiba kakek Lo Kun menyelutuk seraya maju menghampiri.
"Ya, engkau memang beda dengan dia.."
"Terima kasih nona manis."
Kata kakek Lo Kun dengan tertawa tawa.
"Kalau kakek bungkuk itu memuakkan, tetapi engkau menyeramkan seperti setan"
Seketika pecahlah tawa sekalian gadis-gadis cantik itu mendengar kata-kata Ong Hun-hun.
"Ho, ho,"
Kakek Kerbau Putih tertawa meloroh.
"setan pendek, sekarang baru engkau ketemu batunya."
Kakek Lo Kun menyeringai .
"Hai, tak apa, nona manis. Pokoknya, engkau mencintai aku!"
Kemudian kakek pendek itu berpaling kepada nona pemimpin barisan dan berkata ."Sekarang aku sudah menemukan Sun Li-hoa isteriku. Ternyata dia memang berada disini."
"Yang mana ?"
Tanya nona itu.
"Sudah tentu yang ini "
Kakek Lo Kun menunjuk kepada sinona bertubuh semampai yang mengaku tadi malam pulang naik kereta.
"Dia bukan Sun Li-hoa tetapi Ong Hun-hun"
Seru nona itu.
"Memang setan pendek itu salah lihat. Sun Li-hoa yang aseli ialah ini."
Tiba-tiba kakek Kerbau Putih berseru dan menunjuk pada Pek Lian-lian.
"Tidak"
Seru Lo Kun.
"bukan itu tetapi ini"
Kedua kakek itu mulai berbantah.
"Hi. hi, hi. hayo. terus hantam si pendek itu"
Teriak beberapa gadis cantik.
"Balas, kakek pendek, pukullah kakek bungkuk itu supaya mati "
Teriak gadis yang lain. Mereka bersorak-sorak, menganjurkan supaya kedua kakek itu berhantam sekuat kuatnya. Dan ternyata kedua kakek limbung itu memang seperti cengkerik yang dikili. Keduanya makin bertempur seru. 'Berhenti"
Tiba-tiba Blo'on berteriak membentak supaya mereka berhenti. Dan rupanya kedua kakek itu memang taat kepada Blo'on. Merekapun serentak berhenti berkelahi.
"Mengapa engkau berkelahi sendiri ? Engkau seperti cengkerik yang kena diadu saja"
Bentak Blo'on. Kemudian ia mendamprat kepada rombongan gadis-gadis Partai Melati .
"Hai, anak perempuan, jangan kalian mencelakai kedua kakekku ini"
Lalu Bloon mengisar tubuh menghadap ke arah nona pemimpin barisan .
"Hai, kawanmu mengaku kalau semalam pulang dengan naik kereta. Di dalam kereta itu terdapat seorang pemuda Lalu dimanakah pemuda itu ?"
"Cis, itu urusanku, jangan coba engkau campur tangan"
Balas nona itu.
"Siapa bilang itu urusanmu? Apakah pemuda itu anggauta Partai Melati ?"
Seru Bloon pula.
"Benar,"
Tiba-tiba kakek Lo Kun ikut berteriak.
"yang berada dalam kereta itu Somali, kawan kita Lekas bawa dia keluar " 'Ya, dimana Somali? Kalau engkau tak mau membawanya keluar, terpaksa aku hendak mencari kedalam markasmu sendiri."
Seru kakek Kerbau Putih.
Nona pemimpin barisan itu bernama Ting San-hoa.
murid pertama dari Hu Yong sian-cu si Dewi Melati yang mendirikan perkumpulan Partai Melati dan bermaskas di Lembah Melati.
Dia adalah murid yang paling cerdas dan setia serta terpercaya dari Dewi Melati.
Bermula ia hendak gunakan siasat untuk mengusir rombongan kakek-kakek gila itu.
tanpa mengeluarkan tenaga.
Tetapi demi mendengarkan pembicaraan mereka berloncatloncat menurut angin, sebentar membicarakan soal isteri, kekasih.
Sebentar lagi mengurus orang yang disebut-sebut bernama Somali.
Seenaknya sendiri mereka mengoceh sehingga San-hoa tak sempat mengurus mereka Bukan fihak Lembah Melati yang akan menjatuhkan hukuman kepada mereka karena berani menyelundup masuk kedalam markas.
Tetapi kebalikannya rombongan kakek itu yang menuntut ini itu kepada Lembah Melati.
Kalau dibiarkan begitu terus menerus, tentu kalang kabut.
"Keadaan ini harus segera kuakhiri dan kedua kakek itu harus kuhentikan kegilaannya,"
Akhirnya ia mengambil keputusan.
"Hai, kamu kakek-kakek gila dan pemuda blo'on"
Katanya dengan garang.
"disini tak ada Somali, tidak ada Sun Li-hoa pula. Yang ada hanya dua orang kakek linglung dan seorang pemuda bloon yang sebentar lagi akan ditarik tubuhnya oleh lima ekor kuda ....
"
"Siapa ?"
Serempak kakek Lo Kun dan Kerbau Putih berseru.
"Kalian berdua dan pemuda itu !"
Kata Ting San-hoa.
"sekarang tinggal kalian boleh pilih sendiri Menyerah dan nanti hukumannya kuringankan. Atau melawan dan nanti hukumannya lebih berat?"
"Coba katakan dulu bagaimana hukuman yang ringan dan bagaimana yang berat itu ?"
Seru kakek Lo Kun.
"Yang ringan, akan kuperintahkan supaya ke lima ekor kuda itu menarik tubuhmu cepat-cepat agar engkau tak usah lamalama menderita kesakitan. Dan hukuman yang berat, akan kusuruh kelima kuda itu menarik tubuhmu pelahan-Iahan sehingga engkau nanti akan merasakan suatu penderitaan yang luar biasa sakitnya ..."
"Aduh mati aku . , .
"
Kakek Lo Kun men jerit ngeri.
"mengapa anak perempuan sekejam engkau? Engkau cantik tetapi hatimu kejam sekali"
"Lembah Melati bukanlah tempat yang boleh sembarangan dimasuki oleh orang terutama orang-orang tak waras seperti kalian ini !"
"Ya kalau tak boleh, akupun segera akan membawa isteriku pergi dari sini,"
Sahut kakek Lo Kun.
"Ngaco !"
Bentak San-ho marah sekali.
"Dan akupun akan membawa kekasihku pulang,"
Kata kakek Kerbau Putih.
"Edan engkau!"
Bentak San-hoa makin marah "Aku hendak membawa Somali pergi dari neraka ini."
Seru Blo'on.
"Gila !"
Bentak San-hoa pula seraya deliki mata kepada Bloon Bloon terbeliak dan tutupi matanya .
"Uh, jangan pandang aku sebuas itu !"
"Lekas bilang, kalian menyerah atau mau melawan ?"
Teriak San-hoa.
"Nanti dulu "
Tiba-tiba kakek Lo Kun berseru pula.
"tadi aku sudah menerima syaratmu dan berhasil menemukan Sun Lihoa. Engkau hanya mengatakan kalau aku tak dapat menemukan isteriku aku harus menerima hukuman mati. Tetapi sekarang aku menemukannya lalu bagaimana ?"
"Serahkan dirimu supaya diseret lima ekor kuda tegar !"
"Ngaco !"
Teriak kakek Lo Kun.
"Edan !"
Pekik kakek Kerbau Putih.
"Gila !"
Seru Blo'on.
"aku anak laki masakan sudi menyerah pada anak perempuan. Tidak uku tak mau serahkan diri !"
"Hm, baiklah,"
Kata San hoa.
"sekarang kalian boleh bersiap melawan."
Habis berkata ia terus memberi isyarat kepada barisan Melati untuk mengepung ketiga orang itu. Lo Kun, kakek Kerbau Putih dan Blo'onpun berunding bagaimana untuk menghadapi barisan nona-nona cantik itu.
"Apakah kita menggunakan cara seperti waktu berhadapan dengan barisan Lo-han-tin di Siau-lim-si ?"
Tanya kakek Lo Kun.
"Apakah perutmu bisa meledak lagi seperti tempo hari ?"
Tanya kakek Kerbau Putih.
"Edan,"
Gumam kakek Lo Kun.
"saat ini perutku tak apaapa. Masakan suruh mengeluarkan kotoran lagi ..."
"Tetapi kotoran perutmu itu benar-benar hebat, dapat membuat paderi-paderi Siau limsi muntah-muntah dan bubar,"
Kata kakek Kerbau Putih.
"Tetapi aku malu,"
Kata kakek Lo Kun.
"dulu didepan kawanan kepala gundul. Itu tak apa. Sekarang kalau suruh aku begitu lagi dihadapan nona-nona cantik, aku malu !"
"Ada akal,"
Tiba-tiba Blo'on menyelutuk.
"mereka tentu akan bubar dan lari."
"Apa ?"
Tanya kakek Kerbau Putih.
"Akan kusuruh anjing, burung dan monyet untuk ikut menyerang mereka."
"Ya, itupun boleh juga,"
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kata kakek Kerbau Putih. Perundingan itu dilakukan dengan bisik-bisik. Dalam pada itu barisan Partai Melati sudah bersiap, Tiba-Tiba San-hoa, sinona pemimpin barisan, tak sabar menunggu.
"Hayo. sekarang kita mulai akan menyerang"
Serunya.
"Hm, terhadap nona-nona cantik, tak perlu kita atur siasat apa-apa lagi. Masakan kita kalah,"
Kata kakek Lo Kun.
"tetapi ingat engkau, Bloon. Kalau memukul jangan keras-keras !"
Lapisan pertama dari barisan murid Partai Melati segera menyerang.
Ketika kakek Lo Kun.
kakek Kerbau Putih dan Bloon hendak menghindar, ternyata keempat nona itupun loncat mundur.
Sehingga kedua kakek dan Bloon tercengang.
Lapisan keduapun serentak maju.
Ketika kedua kakek dan Bloon menghindar lagi.
nona-nona itupun menyurut mundur.
Untuk kedua kalinya Blo'on dan kedua kakek meringis.
Karena mereka bergerak sendiri, tak ada yang mengejar.
Lapisan ketiga, maju menyerang.
Pun Blo'on dan kedua kakek itu mengalami nasib serupa.
Ketika menghindar ke samping, ternyata keempat nona itupun tak mengejar melainkan menyurut mundur.
Hanya saja pengunduran ketiga lapis barisan itu berlainan arahnya.
Lapisan pertama, mundur ke sebelah timur.
Lapisan kedua kesebelah barat dan lapisan ketiga ke sebelah utara.
Sedang lapisan ke empat tak bergerak melainkan tetap berada di sebelah selatan.
Dengan demikian barisan itu ibarat bunga yang merekah, menempatkan korbannya di tengah-tengah.
"Hm. mereka mengepung kita dari empat jurusan,"
Bisik kakek Kerbau Putih.
"kitapun harus menghadapi empat jurusan. Aku yang menghadap selatan. Lo Kun utara. Blo'on timur dan ketiga binatang itu ke sebelah barat !"
Dalam menghadapi pertempuran, ternyata kakek Kerbau Putih tidak limbung.
Ia dapat mengatur orang untuk melawan musuh Seperti di kala berada dalam Siau-lim-si dulupun juga dia yang memegang komando.
Demikian pertempuran segera dimulai.
Blo'on bersilat dengan ilmu pukulan Hang-liong-sip pat-ciang ajaran kakek Kerbau Putih, Wut, wut, tamparannya menimbulkan deru angin yang hebat.
Kelompok barisan gadis cantik yang berada disebelah timur terkejut.
Mereka tak menyangka bahwa pemuda yang rampaknya seperti orang blo'on itu, ternyata memiliki tenaga pukulan yang hebat.
Dan ilmusilat yang dimainkan itu juga luar biasa.
Tetapi keempat nona itu juga memiliki ilmu silat yang tinggi Mereka berlincahan menghindar dan merapat lalu balas menyerang.
Beberapa jurus kemudian keempat nona itu heran.
Apabila mereka menyingkir ke samping.
Blo'on masih tetap melanjutkan gerakannya, entah memukul entah menendang, ke muka.
Padahal jelas di sebelah muka itu sudah kosong.
Dan apabila nona-nona itu menghindar ke selatan, ada kalanya Blo'on malah berputar tubuh menyerang ke utara.
Setelah melakukan beberapa gerakan memukul dan menendang baru dia berputar tubuh lagi.
Keempat nona itu "saling berpandangan.
Kemudian saling memberi isyarat anggukan kepala.
Mereka tak mau bertindak gugup dan gopoh.
Mereka hanya memperhatikan ke arah mana Bloon menyerang.
Kalau Blo'on menyerang ke selatan ke empat nona itupun segera memecah diri.
Yang dua.
menghindar ke barat yang dua ke timur.
Lalu dari kedua samping, mereka tinggal mengerjakan si Blo'on dengan seenaknya saja.
Ada yang menabok kepalanya, ada yang menampar punggung ada yang menyelentik telinganya ada yang menendang pantatnya.
Tetapi keempat nona itu heran, Mengapa Blo'on tetap bersilat terus seperti seorang yang sedang berlatih saja.
Dia tidak menghiraukan kepala dan tubuhnya habis menjadi sasaran tangan keempat nona itu.
Akhirnya keempat nona itu jengkel.
Salah seorang segera mengeluarkan sapu tangan dan terus menamparkan ke muka Blo'on.
"Ah. harum sekali ..."
Blo'on berseru kaget tetapi tak dapat melanjutkan kata-katanya lagi karena saat itu pikirannya terasa hilang, tubuhnya lunglai dan bluk ..rubuhlah ia pingsan di tanah.
Seiring dengan jatuhnya tubuh Blo on, terdengar pula dua buah suara tubuh rubuh ke tanah.
Ternyata kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih juga rubuh.
Kedua kakek itupun kena ditampar dengan saputangan wangi dari gadis-gadis lawannya.
Yang beda hanya kelompok gadis yang berhadapan dengan si Kuning, rajawali dan monyet.
Karena ngeri dan gilo melihat monyet hitam, keempat gadis itu cepat mengeluarkan saputangan te rus ditaburkan.
Tetapi rupanya ketiga binatang itu mempunyai naluri yang lebih tajam dari manusia Mereka cepat dapat mencium bahwa bau harum itu tidak sewajarnya.
Cepat mereka berhamburan loncat keluar dari gelanggang dan terus melarikan, diri.
Saat itu barisan anakmurid Partai Melati mulai mengikat tubuh Bloon dan kedua kakek, Setelah itu mereka tegak berdiri menunggu perintah toa-suci mereka.
"Bawa mereka ke dalam ruang Tawon-hitam-kata San-hoa "Toa-suci."
Tiba-tiba salah seorang gadis berkata "apakah tidak lebih baik buang saja mereka keluar ? Bukankah hanya mengotori tempat kita saja mereka itu ?"
"Ya, toa-suci,"
Seru lain gadis pula.
"perlu apa menawan mereka ? Bukankah kita harus memberi makan ?"
Tetapi San-hoa menjawab.
"Mengenai orang kecuali dia sudah terbunuh mati, apabila kita tawan, harus kita jebloskan dulu diruang Kumbang Hitam. Nanti setelah suhu pulang, barulah kita memberi laporan. Terserah bagaimana keputusan beliau."
Keenam belas nona atau sumoay dari San-hoa tak berani membantah.
Mereka segera mengangkut Bloon dan kedua kakek itu kedalam markas.
Markas Partai Melati memang bagus dan strategis sekali.
Sekeliling lembah dikitari oleh batu karang yang menjulang tinggi dan lurus tegak keatas sehingga sukar orang hendak menurumnya.
Kemudian oleh Dewi Melati, lembah itu dijadikan markas, dibangunnya beberapa gedung yang mewah, diperlengkapi dengan alat-alat dan pekakas-pekakas rahasia.
Pada dasarnya, bangunan markas Partai Melati itu dibagi menjadi dua bagian.
Bangunan bagian Nirwana ialah tempat bersenang-senang diri.
Penuh dengan taman bunga yang indah, kolam mandi dan ruangan-ruangan mewah dan romantis.
Dewi Melati mempunyai murid duapuluh satu gadis cantik.
Terbagi menjadi tujuh kelompok.
Kelompok pertama terdiri dari tujuh gadis, merupakan murid angkatan pertama.
Kelompok kedua, merupakan murid tingkat kedua dan kelompok ke tiga murid tingkat ketiga.
Saat itu Dewi Melati sedang menuju kepulau Lam-hay untuk mengurus peninggalan dari suhunya yang meninggal dunia.
Ia hanya membawa muridnya nomor dua bernama Ki Lan hong.
Ketujuh murid tingkat pertama dari Partai Melati ialah Ting San-hoa.
Ki Lian-hong, Sui Kim lian, Ho Siu-lan, Lim Siang.
Lo Kwi-hoa dan Seng Bi-kiok, Ketujuh gadis itu sejak kecil ikut dan diasuh dah dididik ilmusilat oleh Dewi Melati sehingga, hubungan antara guru dan murid itu tak ubah seperti ibu dengan anak.
Namun mereka taat dan takut kepada Dewi Melati, Dewi Melati ilu seorang wanita yang cantik dan periang.
Tetapi apabila dia marah, jangan harap orang dapat meminta ampun kepadanya.
Dia cantik bagai bunga melati tetapi ganas seperti ular berbisa.
Sementara bangunan kedua yang disebut Neraka hitam itu.
merupakan tempat hukuman dan tempat menyiksa orang tawanan.
Pada umumnya ialah lelaki-lelaki yang tak mau menurut kehendak Dewi Melati tentu akan dilempar kedalam Neraka Hitam.
Disebut neraka hitam karena tempat itu merupakan ruangan-ruangan yang diisi dengan binatang beracun.
Antara lain, ular berbisa, kumbang beracun burung garuda pemakan orang, harimau buas dan orang utan yang liar.
Dan masih banyak lagi jenisnya.
---ooo0dw0ooo--- Kumbang hitam Ketika-tersadar dan membuka mata, Bioon dapatkan dirinya berbaring diatas sebuah bale-bale.
Dari memandang ke sekeliling ternyata dia berada dalam sebuah ruang yang belum pernah diketahuinya Serentak ia berbangkit bangun.
Ternyata kaki dan tangannya sudah tak diikat lagi hingga ia dapat bergerak bebas.
Memandang kedalam, tampak kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih tidur diatas bale-bale juga.
Di ruang itu terdapat sebuah jendela terali besi yang letaknya tinggi sehingga sukar dicapai.
Tetapi dari sinar terang yang masuk dari lubang jendela itu, jelas kalau sinar matahari.
Dengan demikian saat itu tentu sudah pagi hari.
Ia turun dari pembaringan, menghampiri ke tempat kakek Lo Kun.
Diguncang-guncangkannya tubuh kakek pendek itu .
"Kakek Lo Kun, bangunlah. Hari sudah siang !"
Tetapi jangankan bangun, berkutikpun kakek Lo Kun itu tidak sama sekali. Blo'on makin mengguncang tubuh kakek itu keras .
"kakek Lo Kun, hayo bangun, sudah siang!"
Tetap kakek Lo Kun tak bergerak. Blo'on jengkel. Diguncangnya tubuh kakek itu makin keras, bahkan begitu keras sehingga bluk ... tubuh kakek Lo Kun tergelincir jatuh dari tempat tidurnya "Aduh .."
Kakek Lo Kun menjerit dan terus melonjak bangun lalu menyambar rambut Bloon terus ditamparnya gundul anak itu ? "kurang ajar, engkau berani mendorong aku jatuh ke dalam jurang. Engkau hendak merebut isteriku, ya ?"
Walaupun meringis kesakitan karena gundulnya ditampar tetapi mau tak mau Blo'on heran juga mendengar kata-kata kakek itu.
"Siapa mendorongmu ke dalam jurang ? Siapa yang merebut isterimu? Lihatlah, aku ini siapa!"
"Oh. engkau .."
Kakek Lo Kun lepaskan cekalan tangannya.
"kukira engkau penjahat yang mengganggu kesenanganku. Aku sedang berjalan-jalan menikmati pemandangan alam pegunungan yang indah dengan Sun Li hoa. Tetapi muncul seorang lelaki besar terus mendorong aku hingga jatuh kedalam jurang . , . huh. untung aku tak mati !"
"Lalu dimana isterimu sekarang ini ?"
Tanya Bloon. Lo Kun mengusap-usap pelapuk matanya dan memandang kian kemari seperti mencari seseorang. Seraya heran .
"Aneh, jelas tadi aku sedang berjalan jalan dengan isteriku mengapa sekarang aku berada di kamar ini ?"
"Tetapi kulihat engkau memang tidur mendengkur diatas tempat tidur itu"
Kata Bloon.
"O, benarkah itu ?"
Kata kakek Lo Kun.
"aneh. Hidup ini memang aneh Sebentar berada di pegunugan. sebentar sudah berada disini,"
Tetapi Blo'on yang diajak bicara sudah tak mau menggubris, anak itu menghampiri ketempat kakek Kerbau Putih yang masih tidur lalu dibangunkannya .
"Bangunlah, kakek Kerbau Putih, hari sudah siang !"
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiba-Tiba kakek Kerbau Putih melonjak bangun terus mencekik leher Bloon .
"Nah. sekarang kucekik lehermu bangsat ! Mengapa engkau berani melarikan kekasihku ? Hayo. lekas kembalikan,"
Karena tak menduga-duga bakal dicekik Blo'on tak dapat menghindar ataupun menangkis. Lehernya seperti dijepit dua buah tangan besi sehingga ia hampir tak dapat bernapas. Ia meronta-ronta berusaha menyiak tangan kakek Kerbau Putih, namun sia-sia.
"Lepaskan !"
Tiba-tiba kakek Lo Kun mencengkeram tengkuk kakek Kerbau Putih.
"mengapa engkau hendak menyiksa kawan sendiri Kalau tak mau lepaskan, batang lehermu tentu kupatahkan."
Karena tak dapat bernapas, terpaksa kakek Kerbau Putih lepaskan cekikannya.
"Engkau gila barangkali,"
Kakek Lo Kun lepas tangannya dan deliki mata kepada kakek Kerbau Putih "mengapa engkau mencekik leher Blo'on "Dia berani mengganggu kekasihku ,dan melarikannya'"
Teriak kakek Kerbau Putih masih penasaran.
"Siapa yang melarikan kekasihmu ?"
Blo'on menggeram.
"Engkau !"
Kata kakek Kerbau Putih.
"tadi aku sedang duduk bersanding dengan Sun Li-hoa dibawah sebatang pohon. Tahu-Tahu engkau datang dari belakang, mendorong aku jatuh lalu membawa lari Sun Li-hoa."
"Ngaco !"
Bentak Blo'on.
"aku tak merasa mendorongmu juga tak merasa membawa lari kekasih mu. Bukankah engkau tidur pulas di tempat tidurmu"' "Ya. engkau memang kakek edan. Kerbau !"
Kakek Lo Kun ikut mendamprat.
"memang anak itu tak pergi kemana-mana dan kulihat sendiri engkau masih tidur melingkar di atas balebale itu. Tidak ada seorang wanitapun dalam ruang ini"
"O, aneh,"
Kakek Kerbau Putih garuk-garuk kepalanya.
"apakah aku bermimpi ? Aneh, mengapa kalau bermimpi benar-benar seperti sesungguhnya. Apakah kalau begitu, hidup dan mimpi itu tak ada bedanya "Celaka"
Tiba-tiba kakek Lo Kun berteriak kaget.
"Mengapa?"
Kakek Kerbau Putih ikut terkejut "Kalau begitu ..kalau begitu, aku tadipun juga bermimpi,"
Kakek Lo Kun menggerutu.
"Hai, engkau juga bermimpi ? Apakah mimpimu itu?"
Tanya kakek Kerbau Putih.
"Aku tadi seperti berjalan jalan dengan isteriku Sun Li hoa menikmati keindahan alam pegunungan. Tiba-Tiba Blo'on datang dan aku membuka mata. eh ... isterikupun lenyap !"
"Engkau berjalan jalan dengan Sun Li-hoa?"
Kakek Kerbau Putih menegas."
"Ya, berjalan-jalan dengan bergandengan tangan, lho !"
Kata kakek Lo Kun bangga.
"Tidak mungkin ! Engkau bohong, setan pendek !"
Tiba-tiba kakek Kerbau Putih memekik. Kakek Lo Kun terbeliak, kerutkan dahi.
"Apa ? Aku bohong?"
"Ya. memang engkau membual!"
Kata kakek Kerbau Putih. '"Ho, kerbau tua, mengapa engkau dapat mengatakan aku membual ?"
"Kapankah engkau berjalan-jalan dengan Sun Li-hoa itu ?"
Tanya kakek Kerbau Puth.
"Tadi barusan saja !"
"Kentut !"
Teriak kakek Kerbau Putih.
"jelas engkau bohong! Karena barusan tadi juga, Sun Li-hoa itu berada dengan aku, duduk di bawah po hon rindang, ia sandarkan kepalanya ke bahuku."
"Bangsat, engkau yang bohong ! Sun Li-hoa itu isteriku, bagaimana mungkin dia berada dengan engkau !"
Kakek Lo Kun marah.
"Ho, setan pendek, Sun Li-hoa kekasihku itu jelas duduk sandarkan kepalanya kedadaku engkau yang bohong"
Teriak kakek Kerbau Putih.
"Kerbau, mari kita latihan lagi !"
Habis berkata kakek Lo Kun terus menubruk kakek Kerbau Putih.
Keduanya segera bergumul.
Blo'on tertegun.
Sesaat kemudian ia baru menyadari keadaan kedua kakek itu, Plak.
plak ...
dua kali ia ayunkan kakinya Menendang pantat kakek Lo Kun dan punggung kakek Kerbau Putih.
Tendangan itu cukup membuat kedua kakek itu marah, Mereka lepaskan diri terus loncat bangun '"Kurang ajar, mengapa engkau berani menendang pantatku ?"
Teriak Lo Kun.
"setelah menyelesaikan si kerbau tua. tentu akan giliranmu yang akan kuhajar? Mengapa engkau tak sabar menunggu"
"Benar"
Seru kakek Kerbau Putih "setelah setan pendek kuringkus, engkaulah yang akan kuhajar. Tunggu saja, jangan terburu-buru !"
"Kalian memang kakek edan"
Karena tak tahan kemengkalan hatinya, Blo'on mendamprat kedua kakek itu "bukankah tadi engkau mengatakan kalau sedang bermimpi ? Begitu terjaga, sudah tentu mimpi itu akan hilang. Bagaimana kalian menganggap mimpi itu benar-benar terjadi ?"
"Ooo."
Seru kakek Lo Kun.
"kalau begitu lebih baik aku membuat mimpi lagi."
Habis berkata kakek pendek itu terus naik keatas tempat tidurnya dan meramkan mata, Bloon terus menarik kaki kakek itu .
"Jangan gila-gilaan kakek. Hayo. bangun. Tak mungkin engkau dapat bermimpi seperti tadi lagi"
Kakek Lo Kun marah-marah .
"Lho, engkau berani mengganggu kesenanganku ?"
"Kakek Lo Kun"
Kata Blo'on.
"sekarang sudah siang. Dan entah kita ini berada dimana ? Mengapa bisa berada di tempat ini ? Mari kita ke luar saja. Kalau engkau hendak mencari isterimu. carilah orangnya yang sungguh. Jangan di dalam impian !"
"O. benar, benar."
Seru kakek Lo Kun girang.
"ternyata engkau anak pintar juga. ya". Kakek Kerbau Putih tak mau menghiraukan kedua kawannya itu. Ia memeriksa ruangan itu. Menghampiri dinding tembok, kemudian berseru .
"Mengapa ruang ini tak ada pintunya ?"
Bloon dan kakek Lo Kun terkejut. Mereka-pun lalu memeriksa kamar itu. Dindingnya terbuat dari batu karang yang tebal. Ruang berbentuk bui dan panjang, cukup luas dan tinggi.
"Mungkin diatas itu."
Blo'on seraya menunjuk pada sebuah lubang yang terdapat di atas ruang itu. Kira-Kira dua tombak tingginya. Lo Kun dan kakek Kerbau Putih, serentak memandang keatas lalu berteriak .
"Hai. mengapal begitu tinggi dan kecil ? Bagaimana kita dapati mencapai ke sana ?"
Seru kakek Lo Kun. 'Goblok."
Tiba-tiba kakek Kerbau Putih membentak "itu kan bukan pintu. Mungkin jendela."
"Lalu dimanakah pintu ruang ini ?"
Tanya Blo'on.
"Ya, memang aneh,"
Gumam kakek Kerbau Putih.
"kalau ruang ini tak ada pintunya, bagaimana kita bisa masuk kemari?"
"Ya, aneh, aneh "
Kata Blo'on lalu bertanya "kakek Lo Kuu. apakah engkau masih ingat, bagai mana cara kita berada disini ?"
Lo Kun garuk-garuk kepalanya lalu berjalan mondar mandir seraya menggendong kedua tangannya.
"Oh."
Tiba-tiba kakek Kerbau Putih menghela napas panjang.
"ya, sekarang aku ingat, aku ingat"
"Bagaimana ?"
Tanya Blo'on gopoh.
"Kalau tak salah, kita bertempur dengan barisan gadis-gadis cantik, tiba-tiba gadis-gadis itu mengeluarkan saputangan yang harum dan ditebarkan ke arah muka kita. Dan akupun terus tidur tak ingat apa-apa lagi, Ya. tidur pulas sekali sehingga bermimpi ketemu kekasihku. Setelah engkau bangunkan, ternyata aku berada dalam kamar tanpa pintu ini"
"Benar, benar."
Serentak kakek Lo Kunpun berseru dan loncat menghampiri.
"ini tentu perbuatan mereka. Kita dimasukkan disini."
"Kalau bisa masuk, tentulah harus ada pintu. Tetapi mengapa sama sekali ruang ini tak ber pintu ?"
Bantah kakek Kerbau Putih.
"Jangan kuatir, kerbau tua."
Kata Lo Kun. Kakek pendek itu terus mencari-cari kesegenap ruang itu.
"Engkau cari apa ?' tegur Blo'on.
"Pukul besi atau palu,"
Sahut kakek Lo Kun "hendak kuhantam dinding karang ruang ini supaya kita bisa keluar."
"Disini tak ada pukul besi dan palu. Yang ada hanya pedang,"
Kata Blo'on.
"O, baiklah, pinjam pedangmu,"
Kata Lo Kun lalu mulai menebas dinding karang dengan pedang. Tetapi ternyata dinding karang itu amat keras. Pedang hanya dapat menebas sedikit sekali. Dia tak tahu berapakah tebal dinding karang itu.
"Celaka."
Seru kakek Lo Kun.
"dengan pedang ini entah sampai berapa lama baru dapat membobolkan dinding ?"
"Sampai engkau menggeletak pingsan dinding karang yang begitu tebal tentu belum juga tembus"
Seru kakek Kerbau Putih.
"Lalu bagaimana ?"
Seru kakek Lo Kun.
"Kita cari akal lain,"
Kata kakek Kerbau Putit "Bagaimana kalau kita memanjat keatas dan menyusup keluar dari lubang itu ?"
Tanya Blo'on Kakek Kerbau Putih memandang keatas. katanya "Wah, susah juga, Untuk mencapai keatas saja tidak mudah caranya. Disini tak ada tangga. Memanjat juga tak mungkin. Loncat, kita tak mampu"
"Kita coba !"
Seru kakek Lo Kun.
"Tidak."
Sahut kakek Kerbau Putih.
"itu berarti sekali melambung keatas kita harus terus menyusup ke dalam lubang itu. Dan masih disangsikan, apakah lubang itu cukup untuk dimasuki tubuh orang"
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kakek Lo Kun garuk-garuk kepalanya.
Diam-Diam ia membenarkan keterangan kakek Kerbau Putih.
Demikian untuk beberapa saat.
mereka berdiam diri tengah mencari akal untuk keluar dari ruang tahanan mereka.
Tetapi betapapun mereka memeras otak, tetap tak dapat menemukan cara untuk keluar dari ruang tahanan itu.
Sepeminum teh lamanya, tiba-tiba terdengar bunyi berderak-derak dan dindingpun bergetar.
Sesaat kemudian dari keping dinding karang yang bergerak gerak, merekah sebuah lubang besar, menyerupai sebuah jendela.
Dari lubang itu muncul sebuah wajah wanita tua .
"Hai, apakah kalian masih bernapas ?"
Tegurnya dengan suara parau. Blo'on cepat menghampiri .
"Siapa engkau nenek ?"
"Bujang tua yang bertugas mengantar makanan untUK kalian."
Sahut perempuan itu.
"O, bagus, bagus."
Seru Bloon.
"silahkan masuk "
"Tidak,"
Kata perempuan itu.
"cukup kuberikan dari lubang ini."
La segera menyodorkan bakul nasi, tiga mangkuk sayur, tiga mangkuk kosong dan sebuah guci isi minuman .
"Inilah makanan siang, nanti malam kuantar lagi."
Habis berkata wanita tua itu terus menutup pintu.
"Tunggu dulu !"
Teriak Blo'on "mengapa aku berada disini ? Siapa yang suruh engkau mengantar makanan kepada kami bertiga ?"
"Huh, kalian ini dijebloskan dalam kamar tahanan Kumbang Hitam. Tentu kalian salah besar Yang menyuruh mengantar makanan kesini. sudah tentu nona Ting yang menyuruh."
"Siapa nona Ting itu ?"
Tanya Blo'on pula.
"Nona Ting ialah murid pertama dari Hu Yong siancu yang mewakili memimpin markas ini selama siancu pergi."
"Uh."
Kata Blo'on "lalu siapakah nama bibi ini."
Tiba-Tiba wanita itu cemberutkan muka .
"Siapa bibimu?,.
"Engkau"
Kata Blo-on.
"Kurang ajar. aku masih gadis, belum bersuami, masakan engkau panggil bibi. Aku bukan isteri pamanmu !"
Blo'on melongo. Ia tak kira kalau bakal menerima semprotan begitu dari wanita yang sudah berumur lebih dari empatpuluh tahun itu.
"Maaf, nyonyah."
Kata Blo'on.
"Hus, nyonyah? Nyonyah siapa? Aku toh belum bersuami ' lengking wanita setengah tua itu.
"Oh,"
Blo'on mendesuh "lalu harus memanggil bagaimana?"
"Nona"
"Nona ?"
Bloon garuk-garuk kepala.
"nona siapa"
"Nona Gu"
"Nona ku ?"
Blo'on kaget.
"wah, celaka. Aku bukan tunanganmu. Mengapa suruh mengaku engkau ini nona-ku. Tidak, tidak !"
"Hush, engkau edan. Telingamu tentu sudah rusak. Dengarkan, nona Gu, bukan nona ku !"
"Gu siapa ?"
Tanya Blo"on. Tetapi bujang setengah tua itu sudah menukas .
"Sudahlah, aku sudah terlalu lama disini. Mereka tentu akan mencariku. Kalau tahu aku omong-omong dengan tawanan, mereka tentu marah"
"Siapa mereka itu ?"
"Nanti malam saja ku beri tahu lagi,"
Kata bujang perempuan seraya mengatupkan pintu lagi.
"Kurang ajar, genit betul perempuan itu. Masakan perempuan setua itu masih minta dipanggil nona. huh !"
Bloon menggerutu.
"Biar dia nona atau nyonyah, gadis atau sudah janda, pokok kita mendapat makanan. Yang penting perutku sudah minta diisi"
Kata kakek Lo Kun seraya mengambil hidangan. Sambil makan mereka bercakap-cakap.
"Kita harus cari akal untuk keluar dari kamar tahanan ini"
Kata kakek Lo Kun.
"Ya. benar,"
Kata Blo'on "
Lalu bagaimana caranya ?"
"Justru itu yang harus kita cari ?"
Kata kakek Lo Kun.
"selama tak punya akal. jangan harap kita dapat keluar dari kamar tahanan ini selama-lamanya"
"Selama-lamanya ?"
Blo'on menegas.
"celaka aku bisa jadi tua disini nanti"
"Itu masih mending kalau menjadi tua saja"
Sahut kakek Lo Kun.
"tetapi aku ? Aku akan mati disini "
"Astaga !"
Blo'on menjerit kaget.
"kalau engkau mati. akan dikubur diraana ? Apakah dikubur didalam ruang ini juga ?' Kemudian Blo'on memandang kakek Kerbau Putih yang masih enak-enak melahap makanan.
"Celaka, kakek Kerbau Putih juga tentu mati, wah. aku yang disuruh mengubur dua mayat nanti."
Blo'on masih bingung tak keruan sendiri.
"Sudahlah, jangan ribut-ribut tak keruan.
"bentak kakek Kerbau Putih.
"habis makan aku tentu mendapat akal". Demikian terpaksa Blo'on melanjutkan makannya. Beberapa saat kemudian selesailah mereka.
"Sekarang harap kakek memberitahu akal daya kakek itu.
"
Bloon segera meminta kepada kakek Kerbau Putih.
"Ya, dengarlah.
"kata kakek Kerbau Putih.
"kita harus menggunakan siasat Bi-jin-ke"
"Bi-jin-ke ? Apa itu ?"
Bloon kerutkan alis.
"Bi-jin-ke artinya Siasat-wanita-cantik. Ialah menggunakan wanita cantik untuk menyiasati musuh."
"O. maksudmu kita gunakan saja gadis-gadis cantik itu untuk keluar dari tempat ini ?"
Tanya Bloon pula.
"Tolol !"
Bentak kakek Kerbau Putih.
"gadis-gadis cantik itu anakmurid Partai Melati. Dan partai Melati itu musuh kita. Bagaimana mungkin gadis-gadis itu akan membantu kita."
"Habis bagaimana maksudmu ?' seru Bloon "Bukan gadis-gadis cantik itu tetapi bujang perempuan tadi .."
"Amboi !"
Bloon menjerit.
"engkau hendak menggunakan bujang tua yang genit itu ?"
"Apa boleh buat"
Sahut kakek Kerbau Putih. 'Tetapi itu tak sesuai dengan nama Bi jin-ke. Dia bukan wanita cantik !"
"Ya, boleh saja diganti namanya dengan Jo-jin-ke atau siasat Wanita-buruk,"
Kakek Kerbau Putih menggeram.
"Ya, itu bagus."
Kata Blo'on.
"lalu bagaimana engkau hendak mengatur siasatnya ?"
"Begini."
Kata kakek Kerbau Putih.
"kita harus merayu wanita itu agar mau masuk ke dalam kini. Begitu masuk, kita sergap lalu kita ...
"
Katanya karena kuatir terdengar orang kakek Kerbau Putih membisiki telinga Bloon. Blo on kerutkan dahi.
"Setan kerbau, mengapa engkau hanya membisiki Bloon ? Apa engkau anggap aku ini tak perlu tahu ?"
Kakek Lo Kun marah karena ia tak dapat mendengarkan pembicaraan kakek Kerbau Putih kepada Blo'on.
"Jangan kuatir, setan pendek. Majulah kemari."
Kata kakek Kerbau Putih. Dan setelah kakek Lo Kun mendekati dan ajukan telinganya kakek Kerbau Putihpun lalu membisikinya.
"Hola, bagus, bagus, aku setuju ..eh tetapi,"
Tiba-tiba kakek Lo Kun deliki mata.
"mengapa harus aku )ang menjalankan siasat itu. Kenapa tidak engkau sendiri setan kerbau ?"
"Sebab wajahnya dan tingginya seperti engkau, lebih tepat engkau yang menjalankan siasat itu"
Kata kakek Kerbau Putih.
"Tidak "
Bantah kakek Lo Kun.
"nanti kita lihat dulu bagaimana keadaannya. Kalau memang mirip aku ya apa boleh buat, aku terpaksa mau.Tetapi kalau mirip engkau, engkaulah yang jadi."
Kakek Kerbau Putih mengiakan.
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Demikian mereka sudah mengambil keputusan untuk menjalankan siasat menjebak bujang perempuan yang genit tadi.
Tak lama malampun tiba.
Terdengar karang bergetar dan berderak-derak, lalu merekah sebuah lubang sebesar jendela.
"Hai, apa kalian sudah tidur?"
Seru seorang perempuan. Bloon masih mengenal suara itu sebagai suara bujang perempuan setengah tua yang mengantar makanan siang tadi. buru-buru ia menghampiri.
"Makanan malam, kuberi istimewa. Banyak ikan dan masakannya yang lezat,"
Kata bujang perempuan itu.
"Percuma,"
Kata Blo'on tak acuh. Bujang perempuan itu heran .
"Kenapa ?"
"Satelah makan siang kedua kawanku sakit. Yang satu sakit perut, yang satu sakit kepala. Tentu engkau beri obat dalam makanan itu."
"Gila !"
Bujang perempuan itu menjerit.
"tidak, aku tak mencampuri obat apa-apa dalam makanan siang tadi."
"Ah, tentu !"
Blo'on tetap menuduh.
"bukti nya mereka sakit semua,"
"Tetapi aku benar-benar tak memberi obat !"
"Huh, kalau tak percaya, masuklah Periksa tendiri dia memang sakit sendiri atau karena makanan siang tadi"
"Tetapi aku tak dapat membuka pintunya"
"Mengapa ?"
Tanya Blo'on.
"Pintu ini sebuah pintu rahasia. Ada alat penutup dan pembukanya tetapi aku tak mengerti bagaimana cara membukanya,"
Kata bujang perempuan itu.
"Putar saja kian kemari, gerakkan kesana kesini, tentulah pintu akan terbuka."
Kata Bloon. Padahal ia sendiri tak tahu apakah cara itu akan berhasil atau tidak.
"Hm. baiklah."
Kata bujang perempuan lalu menuju ke samping pintu.
Disitu memang terdapat sebuah alat, terbuat dari baja dan berbentuk bundar.
Tetapi diputar putar dan digerak-gerakkan ke kanan kiri, naik turun, tetap tak mau jalan.
Karena jengkel, bujang perempuan itu mengambil batu dan memukulnya, tung ...
hai ia menjerit kaget ketika alat itu menyusup masuk kedalam karang dan serempak dengan itu terdengarlah bunyi berderak-derak dari batu karang yang terbuka.
"Pintunya buka."
Ia berseru girang lalu melangkah masuk.
Ternyata dia seorang perempuan bertubuh pendek.
Sudah tua tetapi masih genit, Melihat bujang itu masuk, Blo'on berdebar.
Ia hendak meringkusnya tetapi tadi kakek Kerbau Putih pesan supaya jangan bertindak sendiri.
Terpaksa ia tahan sabar.
"Ai. ternyata engkau masih muda."
Kata perempuan genit itu kepada Bloon.
"siapa namamu engkoh?"
Blo'on mendelik, Masakan perempuan yang pantasnya menjadi mamahnya, memanggil dia engkoh "Aku?"
Tanya Bloon "aku lupa siapa namaku Terserah engkau mau panggil apa saja."
"Aneh, mengapa orang tak punya nama"
Perempuan itu kerutkan dahi.
"kalau begitu apa mau kukasih nama ?"
"Hm."
Dengus Bloon.
"Bagaimana kalau kupanggil Ah-siu saja"
"Mengapa Ah siu?"
Tanya Blo'on mendongkol.
"Ah-siu itu dahulu bekas kekas'hku. Dia o-rangnya cakap seperti engkau. Sayang sebelum kita menikah, dia terserang penyakit dan meninggal dunia. Engkau mirip dengan dia, engkoh Ah-siu"
Karena kontan dirinya dinamakan Ah-siu, Blo'on mendelik. Tetapi ia masih ingat akan pesan kakek Kerbau Putih supaya jangan bertindak sendiri.
"Ya, sudah. Ah-siu ya Ah-siu.
"
Karena mengkal Blo'on cepat-cepat mengakhiri percakapan itu.
"apakah engkau dapat mengobati kedua kawanku yang sakit itu ?"
"Tentu saja dapat."
Kata bujang perempuan genit itu."tetapi ada syaratnya."
"Syarat apa ?"
Bloon kerutkan alis.
"Asal engkau mau jadi engkoh Ah-siu yang sesungguhnya."
"Aneh, aku tak mengerti maksudmu"
"Engkoh Ah siu itu dahulu adalah kekasihku Dia sudah meninggal dan engkau kuminta supaya jadi gantinya."
"Astaga "
Blo'on melonjak kaget seperti digigit ular.
"tidak, tidak ! Aku tak mau jadi kekasihmu,"
"Mengapa ? Apakah aku tidak cantik ?"
Tanya perempuan genit itu.
"Cobalah engkau lihat dirimu di cermin sendiri"
"Hm. engkau menghina aku. Kalau begitu engkau tentu mati ngeri "
Kata bujang perempuan itu.
"Mati ? Siapa yang akan membunuh aku ?"
Tanya Bloon.
"Siapa lagi kalau bukan perintah Hu Yong siancu. Engkau tahu ruang apa ini ?"
"Siapa yang tahu?"
Blo'on menggeram.
"aku tak takut apapun dalam ruang ini i"
"Benar ?"
"Mengapa tidak ?' Blo'on busungkan dada.
"Dengarkan."
Kata bujang perempuan itu.
"ruang ini adalah salah sebuah tempat penyiksaan yang ngeri. Disebut ruang Kumbang Hitam. Apabila pekakas rahasia dalam ruang ini dibuka, maka beribu-ribu kumbang hitam akan berhamburan menyerang engkau dan kedua kawanmu. Kumbang Hitam itu besarnya sama dengan burung pipit, sengatnya beracun."
"Huh, ngeri !"
Blo'on bergidik.
"Itulah kalau engkau tak mau menerima syaratku. engkau tentu mati disengat ribuan ekor kumbang raksasa yang beracun"
Blo'on merenung. Sesaat kemudian ia bertanya .
"Kalau aku menurut ?"
"Engkau tentu takkan mati."
"Dan kedua kawanku itu ?"
"Juga akan hidup."
"Bagaimana mungkin? Apakah engkau berani menentang perintah majikanmu Hu Yong siancu?'' tanya Blo'on.
"Tak ada seorangpun yang berani menentang perintah siancu."
Kata bujang perempuan itu "aku pun takut kepadanya."
"Habis bagaimana engkau hendak menolong aku ?"
Tanya Blo'on heran.
"Hi.hi,"
Wanita setengah umur itu tertawa genit.
"sudah tentu aku ada akal, engkoh Ah-siu. Akulah yang diserahi untuk memelihara kawanan kumbang raksasa itu. Engkau tahu siapa diriku ini ?"
Blo'on gelengkan kepala.
"Namaku Gu Bwe. asal dari daerah Sin-kiang. Ayahku seorang ahli memelihara tawon. Kepandaian ayah diturunkan kepadaku dan orang lalu memberi gelaran Ratu Kumbang kepadaku. Pada suatu hari aku bertempur dengan Hu Yong siancu dan dikalahkan. Aku tak dibunuh tetapi harus ikut ke padanya tinggal di markas Partai Melati ini. Sudah tentu aku tahu bagaimana untuk menjinakkan kumbang-kumbang raksasa itu karena binatang itu adalah peliharaanku."
"O."
Desuh Blo'on.
"baiklah, aku mau menjadi Ah-siu tetapi engkau harus mengajarkan dulu bagaimana cara menundukkan kumbang raksasa itu."
"Ya, baiklah,"
Bujang perempuan itu girang, la mengeluarkan sebuah botol kecil dari bajunya. Botol itu berisi cairan warna hitam.
"cairan dalam botol ini adalah dzat kumbang. Asal ambil beberapa tetes dan taburkan pada mereka, kumbang-kumbang itu tentu ketakutan dan melarikan diri"
"Ah. begitu mudah,"
Kata Bloon.
"Itu baru cara untuk menghalau mereka saja. Kalau engkau ingin menguasai mereka, engkau dapat menyuruh mereka melakukan perintahmu."
"O, hebat"
Seru Blo'on "apakah ada ilmu untuk menguasai kumbang?"
"Sudah tentu ada,"
Kata perempuan itu.
"tetapi apakah engkau sungguh-sungguh suka menjadi pengganti Ah siu kekasihku yang sudah meninggal itu? "Ya,"
Sahut Bloon.
"asal engkau mau mengajarkan aku ilmu untuk menguasai kumbang."
"Baiklah,"
Kuta bujang perempuan itu lalu membisiki beberapa patah kata kedekat telinga Bloon.
"nah, apakah engkau sudah jelas ?"
Bloon mengiakan. Tetapi bujang perempuan itu minta supaya Blo on mengulangnya .
"Cobalah engkau membisiki telingaku mantra untuk menundukkan kumbang yang kuajarkan tadi."
Blo'on meringis, Ia bergidik apabila harus dekat dengan perempuan setengah tua yang berbedak tebal itu. Tetapi ia terpaksa harus melakukan juga Dengan menahan napas, ia membisiki telinga bujang perempuan itu.
"Bagus, engkau harus ingat baik-baik mantra itu. Kawanan kumbang raksasa itu pasti akan menurut perintahmu,"
Kata bujang perempuan.
"Sekarang, cobalah engkau periksa penyakit kedua kakek kawanku itu,"
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kata Bloon seraya menuding pada Kakek Lo Kun yang tidur meringkuk diatas bale-bale.
Bujang perempuan itu mencekal pergelangan tangan kakek Lo Kun untuk memeriksa detak jantungnya.
Ia kerutkan dahi.
Lalu menyiak kelopak mata si kakek lalu suruh kakek itu ngangakan mulut dan julurkan lidah.
Terakhir ia suruh kakek Lo Kun tidur telentang.
Bajunya disingkap dan bujang perempuan itu mulai mendebur-debur perut kakek Lo Kun buk.
buk ....
"Ah, penyakitnya di perut"
Kata bujang perempuan itu seraya merogoh ke dalam baju dan mengeluarkan sebilah pisau.
"Mau engkau apakan kakekku itu ?"
Blo'on terkejut melihat perempuan itu siap dengan pisau di tangan.
"Penyakitnya berada dalam perut, terpaksa harus dikeluarkan"
Sahut bujang perempuan itu.
"Maksudnya engkau hendak membelek perut kakekku ?"
Blo'on menegas tegang.
"Apa lagi kalau tidak begitu"
Kata bujang perempuan "kalau tidak dibelek perutnya bagaimana dapat mengeluarkan penyakitnya ?"
Mendengar perutnya hendak dibelek. kejut kakek Lo Kun bukan alang kepalang. Serentak ia meronta. Tetapi ...
"Jangan bergerak kakek jelek !"
Bentak bujang perempuan terus mencekik leher kakek Lo Kun dengan tangan kiri.
lalu tangan kanan yang mencekal pisau terus hendak ditusukkan ke perut kakek Lo Kun.
Sudah tentu kakek itu terkejut bukan kepalang.
Sudah menjadi naluri setiap insan, bahwa apabila menghadapi maut, tentu akan berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan jiwanya.
Demikian pula dengan kakek Lo Kun Tahu kalau dirinya bakal disembelih, kakek Lo Kunpun mengamuk.
Dengan menggerung keras, ia meronta Kakinya bergeliatan lalu tiba-tiba mendupak dada bujang perempuan itu.
"Jangan membunuh kakekku .. ."
Blo-onpun menjerit terus hendak mencekal tangan bujang perempuan itu.
Tetapi sebelum ia sempat bergerak, bujang perempuan itu sudah terdupak rubuh kebelakang Duk ...
kepalanya membentur lantai dan pingsanlah bujang itu tak kabarkan diri lagi.
Kakek Lo Kun terus melenting bangun dan me maki-maki .
"Kurang ajar, ia hendak menyembelihku"
Karena masih mendongkol, kakek itu hendak menghajar bujang itu tetapi dicegah kakek Kerbau Putih .
"Sudahlah, dia sudah pingsan. Sekarang kita harus lekas-lekas menjalankan rencana kita." ''blo'on,"
Kata kakek Kerbau Putih.
"engkau harus memakai pakaian bujang ini dan menyarapi jadi dia."
"Tidak mau"
Sahut Bloon "dia seorang perempuan pendek, lebih tetap kalau kakek Lo Kun yang menyaru jadi dia."
"Aku ... ?"
Kakek Lo Kun, deliki mata.
"Benar,"
Kata kakek Kerbau Putih.
"memang lebih tepat kalau engkau yang menyaru jadi dia. Potongan tubuh dan umurmu memang mirip dengan dia, Kalau Bloon yang menyaru, tentu mudah di kenal orang. Bermula kakek Lo Kun hendak membantah tetapi kakek Kerbau Putih berkata .
"Kita pancing supaya kawannya datang kemari ..."
"Masakan mereka mau?"
Bantahkakek Lo Kun "Begini,"
Kata kakek Kerbau Putih "setelah engkau menyaru jadi bujang perempuan ini, engkau harus pura-pura berkasih kasihan dengan Blo'on.
Kalau kawan dari bujang perempuan itu datang, ia tentu marah dan masuk kemari.
Nah, saat itu kita boleh ringkus sekali ..."
"Dan engkau harus menyaru juga jadi kawan nya itu !"
Kata kakek Lo Kun. Kakek Kerbau Putih terpaksa mengiakan. Demikian kakek Lo Kun segera memakai baju bujang Gu Bwe. Rambutnya pun diikat dan dikonde oleh kakek Kerbau Putih. Muaknya dipupuri dengan kapur tembok.
"Aduh. engkau benar-benar mirip dengan bujang perempuan ini,"
Kata Bloon "Setan, engkau jangan tertawa ya,"
Kata kakek Lo Kun. Bujang perempuan Gu diikat tangannya dan mulutnyapun disumbat dengan kain. Tak berapa lama benar juga terdengar seruan orang memanggil nama Gu Bwe .
"Hai, taci Bwe mengapa begitu lama engkau berada disitu .."
Tiba-tiba suara itu berhenti ketika seorang bujang perempuan tua tiba dipintu "hai. mengapa pintunya terbuka ?"
Ia melongok kedalam dan berjingkrak kaget.
"Masya Allah, Gu Bwe itu memang terlalu ! Mengapa dia berpelukan dengan seorang tawanan. Kalau tahu nona Ting, tentu dia dihukum ."
Ia melangkah masuk dan memandang keadaan dalam ruang itu. Ternyata Gu Bwe sedang berpelukan dan berciuman hangat sekali dengan seorang anak muda yang rambutnya gundul tetapi memelihara dua kuncir.
"Hm. Gu Bwe itu memang besar sekali nafsunya. Tak pandang orang, asal lelaki dia tentu menyerbunya. Hm, Hu Yong siansu sedang pergi dan nona-nona muridnya sedang sibuk berunding di paseban gedung Nirwana, Memang pintar sekali Gu Bwe hm. kurang ajar akupun harus minta bagian"
Ia terus melangkah menghampiri.
"Taci Bwe jangan ambil sendiri, bagi dong kepadaku ...
"
"Aduh , .. mengapa engkau menggigit hidungku?"
Tiba-tiba Lo Kun menjerit dan lepaskan pelukan.
Ternyata waktu dipeluk kakek Lo Kun, Blo'on hampir tak dapat bernapas.
Dan bau mulut kakek itu hampir membuatnya mau muntah.
Tiba-Tiba kakek Lo Kun mencium bibirnya.
Aduh, mak ..
karena tak tahan baunya, Blo'on gigit hidung kakek itu.
"Aduh ... hekkk ..."
Karena dipeluk oleh si kakek sekencang-kencangnya sehingga tak dapat bernapas, Bloon marah lalu menggigit hidung kakek itu dan menusuk perut si kakek dengan jarinya .... Hal 6-6-63 ga ada "Ya, engkau,"
Kata kakek Kerbau Putih.
"engkaupun harus jadi perempuan"
"Tidak mau,"
Bantah Blo'on.
"Tolol !"
Bentak kakek Lo Kun.
"ingat, markas ini penghuninya semua orang perempuan. Kalau engkau tetap menjadi orang lelaki, tentu engkau akan ditangkap"
"Benar, engkau memang goblok!"
Kakek Kerbau Putih ikut berkata "tadi aku memang tak mau tetapi kupikir-pikir, memang lebih enak jadi perempuan saja."
"Mengapa ?"
Blo'on makin heran.
"Sudah tentu lebih enak jadi perempuan,"
Kata kakek Kerbau Putih.
"kalau jadi lelaki, kata setan pendek tadi memang benar, engkau tentu akan ditangkap dan dijebluskan dalam tahanan. Tetap kalau jadi perempuan, huh, kita kan bisa bergaul dengan gadis-gadis cantik itu."
"Oh, engkau benar setan kerbau."
Seru Lo Kun berjingkrak kegirangan "tadi aku memang sedih tetapi sekarang aku gembira sekali. Karena nanti bisa dekat dengan gadis-gadis cantik itu."
"Aku tak mau berkawan dengan gadis-gadis itu.' Blo'on tetap membantah.
"Ai. mengapa ? Apakah engkau seorang pemuda banci ". tanya kakek Lo Kun.
"seorang lelaki yang wajar tentu suka dengan wanita."
"Betul."
Sahut Blo'on.
"tetapi gadis-gadis di sini itu berbahaya sekail. Buktinya yang sudah tua saja masih begitu genit seperti kedua bujang perempuan tadi".
"Ya. tak apa kalau engkau tak suka kepada gadis-gadis cantik itu Nanti berikan saja semua kepadaku,"
Kata kakek Lo Kun.
"Setan pendek, jangan rakus sekali. Aku juga minta bagian,"
Seru kakek Kerbau Putih Kakek Lo Kun tak mau melayani melainkan berrkata pula kepada Blo'on.
"Soal engkau tak mau dengan gadis-gadis cantik itu tak mengapa Tetapi engkau menyaru jadi anak perempuan juga, agar jangan diganggu mereka."
Belum Bloon menjawab, tiba-tiba dari luar terdengar suara orang perempuan berseru .
"Hai, bibi Bwe dan bibi An, kemanakah engkau ..? Hai, mengapa pintu ruang Kumbang Hitam ini terbuka?"
Seorang bujang perempuan yang masih muda.. lebih kurang berumur tigapuluhan tahun tiba di pintu dan ketika memandang kedalam ruang, serentak ia berteriak kaget .
"Astaga ! Kiranya kedua bibi itu sedang asyik masyuk dengan pemuda yang ditawan tadi , .."
"Bibi Bwe, bibi An"
Seru bujang perempuan muda itu.
"ingat, kalau samyai nona Ting datang, nanti celaka kalian !"
"Uh, biar dihukum aku puas karena mendapatkan pemuda yang begini hebat. Mari sini engkau kita berdua sudah tua dan dia masih muda. Kita sudah payah, dia masih kuat. Kuberimu bagian..."
Tersiraplah darah bujang muda itu.
Memang sejak Hu Yong siansu pergi dan melarang anakmuridnya keluar, sepilah markas itu dengan tawanan orang lelaki.
Biasanya gadis-gadis murid Partai Melati itu suka membawakan 'buah tangan berupa laki-laki yang jelek tetapi kuat untuk bujang-bujang perempuan.
"Ai. jangan main-main bibi,"
Kata bujang perempuan muda itu masih ragu-ragu.
"Siapa main-main,"
Kata kakek Lo Kun.
"engkau buktikan sendiri, tanggung puas !"
Bujang perempuan muda itu terus maju menghampiri dan kakek Lo Kun serta kakek Kerbau Putihpun segera menyingkir ke samping.
Bujang perempuan muda itu, agak tinggi dan kurus.
Rupanya juga lumayan.
Tetapi seperti kedua bujang perempuan tua tadi, diapun juga memakai bedak tebal dan pipinya diberi gincu.
Bloon gemetar ketika dipandang lekat-lekat oleh bujang perempuan muda itu.
Mata bujang perempuan itu berkilat-kilat seperti harimau lapar melihat anak kambing.
Sebelum Blo'on sempat berbuat apa-apa, sekonyong-konyong bujang muda itu terus memeluknya dan cup, cup.
cup ...
muka Blo'on dihujani ciuman bertubi-tubi.
Karena terkejut tangan Blo'on menyiak bahu bujang muda itu.
Tetapi karena gemetar, bukan bahu melainkan baju bujang itu yang tersiak lepas.
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ai, engkoh ini mengapa begitu tak sabar ?' kata bujang muda itu dengan tertawa genit lalu melepas kancing dan membuka bajunya.
"apakah engkau senang melihat aku buka baju begini ?' "Mari engkoh, kita hangatkan diri dulu,"
Kata bujang perempuan muda terus memeluk Bloon sehingga muka Blo'on menyusup kedadanya. Seketika panaslah darah Blo'on ketika mukanya terbenam dalam buah dada bujang genit itu.
"Hayo, engkoh, engkau juga harus buka baju mu."
Kata bujang muda itu lalu melepaskan baju Blo'on. Blo'on terlongong-longong seperti patung.
"Ai, mengapa engkau diam saja ? Apakah engkau tertarik dengan buah dadaku ? Mari. nanti engkau tentu akan lebih tersengsam lagi."
Kata bujang perempuan muda terus menarik tangan Blo'on diajak ke tempat pembaringan.
Entah bagaimana Bloon seperti orang yang kehilangan semangat.
Seumur hidup belum pernah ia menyaksikan pemandangan seperti itu.
Begitu tiba di bale-bale bujang perempuan itu, ia terus msndorong Blo'on tidur dan ia sendiripun rebah di sampingnya memeluk Blo'on, Rupanya bujang perempuan muda itu sudah terangsang sekali nafsunya.
Ia tak peduli sikap lloon yang sepsrti patung.
"Engkoh, bukalah celanamu .."
Tanpa tunggu Blo'on bergerak, ia terus membuka celana Bloj on.
Saat itu Blo'on benar-benar seperti disambar petir kejutnya.
Wajahnya merah padam karena malu Masakan celananya mau dibuka oleh bujang muda itu.
Ah.
terlalu ...
Jika tadi waktu dipeluk dan mukanya terbenam buah dada perempuan muda itu, darah muda Bloon tersirap.
Sekarang serta celananya hendak dibuka, karena malu.
berontaklah Blo'on.
"Perempuan cabul ... !"
Ia mendorong perempuan muda itu sekuat-kuatnya sehingga terlempar jatuh dari atas bale.
Bluk ...
bujang perempuan genit itu jatuh ketanah dan kebetulan kepalanya membentur lantai batu karang yang keras.
Ia menjerit dan terus pingsan ...
Blo'on tersipu-sipu mengancingkan celananya yang terbuka.
Wajahnya merah padam ...
, ---ooo0dw0ooo---
Jilid 12 Banci Melihat tingkah laku si Blo'on, kakek Lo Kun dan kakek Keruan Putih tertawa gelak-gelak. Suatu hal yang makin membuat Bloon merah muka-nya.
"Anak goblok, anak tolol "
Seru kakek Lo Kun "mengapa diberi hidangan lezar engkau tak mau makan ?"
"Heh. heh. heh"
Kakek Kerbau Putih hanya tertawa mengekeh.
"tuh, rasakan bagaimana enaknya kalau dipeluk oleh perempuan genit"
"Sia-sia,"
Seru Bloon.
"perempuan tak tahu malu, Masakan celana orang laki mau dibuka" 'Hayo sekarang engkau pakai pakaian bujang muda itu !"
Seru kakek Kerbau Putih. Blo'on kerutkan dahi.
"Ya, agar kita jadi perempuan semua dan lekas keluar dari sarang ini,"
Seru kakek Lo Kun. Terpaksa Bloon menurut. Tak lama jadilah dia seorang bujang perempuan muda. Pipinyapun dilumuri kapur tembok yang tebal.
"Celaka,"
Tiba-tiba kakek Lo Kun berseru.
"Mengapa ?"
Tanya Blo'on ikut kaget.
"Bujang perempuan itu memelihara rambut dan engkau gundul. Masakan ada perempuan gundul seperti engkau ?"
"Benar."
Seru Kakek Kerbau Putih.
"ai. mengapa orang masih semuda engkau suka gundul?"
"Bukan karena suka gundul tetapi memana tak dapat tumbuh rambutnya. Inilah gara-gara orang-orang Hoa-san pay."
Gerutu Blo'on.
"lalu bagaimana ? Kalau begitu lebih baik tidak jadi perempuan saja."
"Tidak bisa !"
Kakek Kerbau Putih berkeras '"Lalu bagaimana dengan rambutku ini ?"
Tanya Bloon "Beres !"
Tiba-tiba kakek Lo Kun berseru lalu lari menghampiri bujang muda yang masih pingsan, itu. Konde rambut bujang itu terus dipotongnya Kemudian ia menghampiri ke tempat Bloon, 'Nih pakailah rambutnya."
Blo'on terlongong-longong.
""Beginilah cara memakainya,"
Tiba kakek Lo Kun terus memasangkan gumpalan rambut itu ke kepala Bloon tetapi konde rambut itu meluncur jatuh.
"Eh. aneh. mengapa tak dapat melekat"
Kakek Lo Kun heran.
"Gob!ok"
Timpal kakek Kerbau Putih.
"bagaimana mungkin rambut akan melekat di kepula. kalau tidak dilekatkan?" ''Bagaimana caranya?"
Tanya kakek Lo Kun.
"Ai. engkau ini memang seorang kakek yang bodoh. Sudah.tentu dengan perekat."
Kata kakek Kerbau Putih.
"Setan kerbau, jangan omong seenakmu sendiri balas kakek Lo Kun "disini mana ada perekat ?"
"Mengapa tak ada ?"
Jawab kakek Kerbau Putih.
"bukankah tadi masih, ada sisa bubur? Nah, kita manfaatkan sisa bubur itu."
Kakek Kerbau Putih terus menghampiri ke tempat mangkuk. Memang masih terdapat sisa bubur. Ia mengumpulkan sisa bubur itu lalu menghampiri ke tempat Bloon lagi.
"Duduklah, dan jangan goyang,"
Perintahnya kepada Blo'on. Ketika anak itu duduk, kepalanya terus dilumuri sisa bubur, diusap-usap sampai rata. Setelah itu ia mengambil konde rambut lalu dipajangkan di kepala Blo'on.
"Setelah kering konde rambut tentu akan melekat "
Kata kakek Kerbau Pulih dengan bangga. Demikian setelah masingmasing berdandan dan menyaru seperti ketiga bujang perempuan, mereka terus keluar.
"Eh, bagaimana kalau ketiga bujang itu bangun"
Tanya Bloon.
"Sudah, keikat semua"
Kata kakek Kerbau Putih Sebelurn pergi, mereka menutup pintu batu dahulu.
Setelah itu mereka berjalan menuju ke sebuah bangunan.
Mereka tak tahu keadaan tempatitu, Sambil berjalan, mereka memandang kian kemari.
Tiba-Tiba mereka dikejutkan oleh munculnya seorang perempuan yang terus meneriakinya .
"Hai mengapa kalian bertiga enak-enak jalan-jalan ? Hayo. lekas bantu aku menyediakan arak."
Dan tanpa menunggu jawaban, perempuan itupun terus menuju kebelakang gedung. Bloon dan kedua kakek terpaksa mengikuti, Ternyata mereka tiba dibagian dapur. Perempuan itupun salah seorang bujang perempuan markas Partai Melati.
"Malam ini empat orang nona kita, hendak bersenangsenang. Kita diperintah untuk mengantarkan hidangan dan arak wangi,"
Kata bujang perempuan itu. 'O."
Kakek Kerbau Putih mendesah singkat "lalu bagaimana?"
"Engkau ci Bwe"
Kata bujang perempuan itu kepada kakek Lo Kun yang menyaru sebagai bujang perempuan tua yang bernama Gu Bwe.
"mengantarkan arak ke ruang Lok-hun tong."
"Uh,"
Kakek Lo Kun mendesuh.
"siapa disitu,?"
"Eh, ci Bwe, mengapa malam mi suaramu berobah parau?"
Tiba-tiba bujang perempuan itu bertanya "Anu , . a ..entah .. mungkin masuk angin"
Cari alasan.
".O. minum arak. supaya badanmu hangat dan Sembuh dari masuk angin,"
Kata bujang perempuan itu.
"Ya, benar,"
Kata kakek Lo Kun terus menyambar sebuah guci arak ialu diteguknya sampai habis. Blo'on dan kakek Kerbau Pulih terkejut. Hendak mencegah tetapi sudah tak keburu lagi.
"Eh, ci Bwe hebat benar minummu malam ini."
Seru bujang perempuan itu.
"biasanya secawan saja engkau sudah pusing, mengapa malam ini engkau dapat menghabiskan seguci ?"
Lo Kun gelagapan .
"Anu ..badanku meriang sekali dan kepingin minum arak .."
Untunglah bujang perempuan itu tak mau bertanya lebih lanjut. Ia berkata .
"Dan engkau ci An"
Katanya kepada kakek Kerbau Putih.
"Engkau yang mengantar ke ruang Bi hun-tong. Disitu nona Sui Kim-han hendak merayu anakmuda bagus yang ditawan kemarin."
"Ya."
Sahut kakek Kerbau Putih singkat.
"Nanti dulu."
Kata kakek Lo Kun tiba-tiba.
"Siapa yang harus diantari arak itu ?"
"Nona Ting San-hoa bersama putera tihu dan Hong-yanghu. Rupanya nona San-hoa jatuh hati dengan pemuda itu. Sejak pemuda itu dibawa kemari, selalu nona San hoa saja yang menemani yang lain tidak diperkenankan.
"Uh"
Lo Kun mendengus.
"Uh bagaimana ?"
Tiba-tiba bujang perempuan itu menegas.
"Tidak apa-apa"
Jawab Lo Kun.
"Mengapa engkau mendengus ?"
"Apa tidak boleh ?"
Balas Lo Kun.
"Eh. ci Bwe. mengapa malam ini engkau berobah galak? Biasanya engkau ceriwis dan genit, mengapa malam ini engkau begitu benci? dan dingin?"
"Masuk angin!"
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Karena jengkel Lo Kun membentak.
"Ya, ya, sudahlah, jangan galak-galak "' kata bujang perempuan itu tertawa.
"dan engkau A moy antarkan arak kepada nona Siu-lan diruang Hui-hun tong Dia sedang akan menundukkan Seorang guru silat yang bekerja pada tihu Hong-yang-hu,"
Tiada penyahutan sama sekali. 'Hai. engkau dengar tidak A-moy ?' tiba-tiba bujang perempuan itu memandang Blo'on.
"Siapa ??' Blo'on terbeliak kaget.
"Siapa lagi kalau bukan engkau ? Bukankah engkau bernama A-moy ?"
"Uh. ya, ya "
Blo'on menyeringai.
"Eh. A-moy, mengapa malam ini engkau jadi aneh"
Tegur bujang perempuan itu.
"Aneh ? Apa yang aneh ?" '"Engkau seperti orang tolol. Masak kupanggil namamu, engkau diam saja. Apa engkau juga sakit ?"
"Ya, tadi telingaku kemasukan semut. Sampai lama semut itu baru mau keluar,"
Kata Blo'on sekenanya saja. Bujang perempuan itu tertawa .
"Hi, hi. salahmu sendiri mengapa menaruh telinga disembarang tempat."
"Dan engkau sendiri mengantar kemana ?"
Cepat kakek Kerbau Putih bertanya agar bujang perempuan itu jangan mendesak Blo'on dengan macam-macam pertanyaan, ia kuatir anak itu tak dapat menjawab dan ketahuan belangnya.
"Aku ?"
Bujang perempuan yang berumur tigapuiuhan lebih itu tertawa.
"aku akan mengantar arak ke ruang Biau-huntong."' "Siapa yang berada disitu ?' "Nona Hun-hun ..."
Kata bujang itu.
"ah kasihan nona Hunhun. Dia yang mendapatkan seorang pemuda tampan, tetapi pemuda itu masih disimpan oleh nona San-hoa. Dan sebagai penghibur, nona Hun-hun diperbolehkan melayani seorang imam tua ..."
"Imam tua "
Kakek Kerbau Putih terkejut.
"Ya, imam tua yang datang bersama guru silat kantor tihu Hong-yang Itu ,dan seorang pemuda cakap."
"Mengapa engkau memilih mengantar arak kesana ?"
Tanya kakek Kerbau Putih pula.
"Biarlah, aku kasihan pada nona Hun-hun"
Sahut bujang perempuan itu.
"hayo, lekas antar..Nanti nona-nona itu marah kalau menunggu terlalu lama". Bujang perempuan itu terus membawa sebuah, penampan berisi guci arak, cawan dan manisan. Ia tak menghiraukan ketiga kawannya itu. terus mendahului keluar. Kedua kakek dan Blo'on bingung, Mereka segera mencari penampan dan tempat simpanan arak "Hola. rejeki nomplok,"
Seru kakek Lo Kun ketika mendapatkan tempat simpanan arak itu penuh dengan guci arak. Ia mengambil seguci arak membuka sumbatnya dan .
"Amboi , ..sungguh wangi benar arak ini , , .
"
Terus diteguknya dengan nikmat sekali.
"Wah. kalau begini naga-naganya, memang lebih enak jadi bujang perempuan disini."
Kakek Lo Kun masih mengoceh.
"Setan pendek"
Tiba-tiba kakek Kerbau Putih berseru cemas "jangan gila-gilaan. Kalau engkau sampai mabuk, engkau tentu ketahuan dan tentu akan dijebloskan dalam tahanan lagi. Hayo, lekas kita mengantar arak."
Demikian ketiganya setelah mengisi penampan dengan guci dan cawan arak serta sepiring manisan, merekapun terus melangkah keluar.
"Hai ..."
Tiba-tiba Blo'on berseru kaget.."kemana kita harus mengantarkan arak ini ?"
"Mati ...!"
Kakek Lo Kun berhenti serentak "Ya, kemanakah kita harus mencari nona-nona itu ?"
Akhirnya kakek Kerbau Putih yang memecahkan kesulitan itu. katanya .
"Mari kita jalan terus. Asal melihat ruangan kita masuki saja."
"Ya, ya benar begitu."
Kata kakek Lo Kun. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan lagi menyusur lorong dalam sebuah bangunan gedung besar. Tiba-Tiba mereka mendengar suara seorang gadis tertawa .
"Ai. engkoh Pik-giam. mengapa malam ini engkau begitu lesu ?"
"Ah, nona Ting."
Terdengar seorang pemuda menghela napas.
"aku benar-benar letih sekali. Tenagaku serasa habis ."
Nona itu tertawa mengikik .
"Ah, engkau si orang pemuda yang gagah, masakan baru setengah bulan saja sudah loyo ?"
"Ya, tetapi kalau tiap malam aku harus bermain dua tiga kali mana aku kuat ?"
Suara pemuda itu agak penasaran. Si nona tertawa puia .
"Ya ya baiklah, Malam ini kita cuma satu kali saja .."
"Tetapi nona Tin"
Seru pemuda itu.
"aku benar-benar sudah tak kuat. Sukalah nona memberi istirahat barang dua tiga malam saja."
"Dua tiga malam ?"
Menegas nona itu.
"ah jangan begitu, engkoh Pik-giam. Apakah engkau tak kasihan kepadaku?"
Mendengar itu Kakek Putih berbisik .
"Rupanya yang berada dalam kamar ini nona Ting bersama Pik-giam. Kalau tak salah. nona Ting itu tentu Ting San-hoa dan Pik-giam itu. tentulah Kho Pik-giam. putera tihu dari Hong yang-hu itu."
Kakek Lo Kun dan Blo'on mengangguk.
"Baiklah aku saja yang masuk. Nona itu bengis dan ganas, kalau engkau berdua sampai ketahuan tentu dibunuh. Aku dapat melihat gelagat".kata kakek Kerbau Putih.
"Lalu aku ?' tanya kakek Lo Kun dan Blo'on serempak.
"Engkau berdua terus jalan kernuka. Pada setiap kamar, dengarkan pembicaraan orang di dalamnya, baru kalian boleh masuk"
Kala kakek Kerbau Putih.
"nanti berkumpul di dapur lagi."
Kakek Lo Kun dan B!oon terus lanjutkan berjaan kernuka dan kakek Kerbau Putih lalu mengetuk pintu.
"Siapa ?"
Terdengar suara si nona.
"Bujang yang mengantar arak,"
Sahut kakek Kerbau Putih.
"O. masuklah."
Seru nona itu pula. Kakek Kerbau Putih segera mendorong daun pintu dan melangkah masuk.
"ini araknya nona "
Ia segera menaruhkan arak di atas meja dan terus hendak berlalu.
"Tunggu dulu"
Seru nona itu yang bukan lain Ting San hoa murid pertama Hu Yong siancu. Ia menghampiri meja. mengambil guci arak dan menciumnya .
"Ah, kurang wangi. Kemarilah engkau !"
Ia melambai pada kakek kerbau Putih, Setelah kakek Kerbau Putih menghampiri, nona itu segera membisiki ke dekat telinganya .
"Ganti arak ini dengan arak yang lebih wangi. Dan camppurilah dengan bubuk Bi-hun jiong-sing-tan, tahu'?"
"Dimana tempatnya, nona ?"
Kakek Kerbau Putih terkejut.
"Engkau tahu kamarku ?' tanya nona itu.
"Belum"
"Celaka."
Nona Ting San-hoa banting-banting kaki karena jengkel '"engkau tunggu dulu disini."
Kakek Kerbau Putih mengiakan. Setelah San hoa pergi, cepat kakek Kerbau Putih menghampiri pemuda itu .
"Apakah engkau bukan Kho Pik-gi-am anak tihu dan Hong-yang-hu ? ' Pemuda itu terkejut .
"Hah mengapa engkau tahu ?"
"St, jangan keras-keras waktu berharga sekali. Sebentar lagi nona itu tentu akan kembali "
Kata kakek Kerbau Putih.
"aku bukah bujang di sini tetapi juga seorang tawanan yang menyaru jadi bujang. Bujang perempuan disini sudah kuringkus dan kulucuti pakaiannya."
"O,"
Pemuda itu mendesuh kaget.
"Nona itu hendak mengambil obat suruh aku mencampurkan ke dalam arak, kuduga obat itu tentu obat perangsang ..' "Uh,"
Keluh pemuda itu.
"aku tentu lekas mati karena kehabisan tenaga."
"Jangan takut"
Kata kakek Kerbau Putih "aku membawa obat kuat dan dapat memulihkan tenagamu dalam, waktu singkat."
Ia mengeluarkan pil merah, katanya .
"Minumlah, tenagamu tentu pulih"
Pemuda itu masih bersangsi .
"Tetapi bagaimana dengan obat perangsang yang pasti disuruhnya aku minum itu ?' 'Jangan takut"
Kata kakek Kerbau Putih pula "dia tentu suruh aku yang mencampurkan ke dalam arak. Sudah tentu takkan kucampuikan dan akan kuganti dengan lain obat"
"O, baiklah"
Kata pemuda itu terus minum pil merah dan menghaturkan terima kasih.
"St. kudengar langkah orang mendatangi, tentu nona itu. Jangan lupa. setelah tenagamu pulih. Engkau harus pura-pura menuruti kemauannya. Begitu ada kesempatan engkau harus cepat meringkusnya, tahu ?"
Pemuda itu mengiakan.
"Hai. kalian omong-omong apa saja itu ?' seru seorang nona dan masuklah Ting San-hoa kedalam ruangan.
"Ai, nona ini masakan mencemburui aku. perempuan tua yang begini jelek. Masakan kongcu...."
"Tetapi kudengar kalian bicara asyik sekali. Apa saja yang kalian bicarakan ?"
Masih San-hoa mendesak.
"Ah. tidak omong apa-apa"
Kata kakek Kerbau Putih.
"hanya kongcu mengatakan ingin lekas mati saja."
"Mengapa ?"
San-hoa terkejut.
"Dia rasakan tulang tulangnya seperti kering dan tenaganya habis, badannya lemah"
"O. tak apa. Nanti setelah minum arak obat dia tentu sehat kembali."
Kala San-hoa tertawa. Kemudian ia mendorong kakek Kerbau Putih.
"lekas ambilkan arak Sari Melati."
Dalam mendorong itu, cepat sekali San hoa sudah susupkan bungkusan bubuk obat ke tangan kakek Kerbau Putih.
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kakek Kerbau Putihpun segera keluar.
Tiba di lorong yang gelap kakek Kerbau Putih membuang bungkusan obat dari San-hoa itu lalu menuju ke dapur, ia memilih arak yang wangi lain memasukkan obat yang dibekalnya.
Obat itu berkhasiat menyegarkan semangat.
"Nih. nona. arak San Melati yang nona perintahkan itu."
Katanya setelah kembali ke kamar. San-hoa tersenyum girang dan menyambut. Lebih dulu ia suruh kakek Kerbau Putih, keluar. Tetapi kakek itu bersembunyi diluar kamar untuk mendengarkan pembicaraan mereka.
"Ai. mari engkoh, minumlah arak Sari Melati buatan kita ini."
Kata San hoa seraya mengangsurkan cawan.
"arak ini dibuat dari sari bunga Melati, harum dqn menyegarkan Semangat, memulihkan tenaga "
"Ah. tidak nona."
Pik-gi am pura-pura menolak. Walaupun ia percaya kepada kakek Kerbau Putih, tetapi ia harus menjalankan siasat juga agar nona itu tak menaruh curiga.
"aku tak minta apa-apa kecuali minta libur malam ini. Biarlah aku beristirahat agar tenagaku kembali. Besok aku tentu akan melayani nona lagi sepuas puasnya."
Tetapi rupanya Sun-hoa sudah terlanjur di-rangsang nafsunya. Ia tertawa merayu .
"Ai. engkoh Pik giam, masakan dinda hendak mencelakai engkau. Terus terang engkoh sejak ber-tahun-tahun ketemu dengan pemuda-pemuda yang datang kesini, belum pernah aku jatuh hati seperti pada diri engkoh. Harap engkoh jangan menyia-nyiakan kecintaanku"
"Ah, nona Ting,"
Kata Pik-giam masih jual langkah.
"akupun cinta kepadamu. Tetapi tubuhku benar-benartak mengizinkan Aku sungguh kehabisan tenaga. Aku tak mau mengecewakan engkau, nona."
"Ai. engkoh Pik-giam. cobalah engkau minum arak ini,"
Kata San-hoa tetap membujuk.
"kalau setelah minum arak engkoh masih tetap letih, ya tak apa-apa aku tak akan mengganggumu malam ini" *'Ah. lebih baik jangan . .."
"Ai. engkoh masakan engkau tak percaya kepadaku. Masakan aku hendak mencelakai engkau. Minumlah engkoh, jangan kuatir. arak ini tak besi racun. Lihatlah.
"
San-hoa terus meneguknya habis lalu menuangkan lagi dan diberikan kepada pemuda itu "lihatlah, engkoh. Kalau arak ini beracun, biarlah aku ikut mati bersama engkoh"
Akhirnya Pik-giam menyerah, la menyambuti cawan arak itu lalu meneguk habis isinya.
Kemudian ia pejamkan mata dan diam-diam salurkan peredaran darahnya untuk mengumpulkan tenaga-dalamnya.
Sebenarnya ia memiliki ilmusilat yang cukup lumayan.
Tetapi karena ia gemar pelesir dengan wanita cantik tenagamurni dalam tubuhnya susut banyak.
Apalagi setelah berada di markas Partai Melati, keadaannya makin payah.
Tiap malam ia harus melayani San-hoa.
Nona itu ternyata besar sekali nafsunya.
Tiap malam Pik-giam dipaksa harus melayani sampai dua tiga kali.
Hanya lebih kurang setengah bulan saja wajah Pikgiam berobah pucat seperta mayat.
Tenaganya habis.
Beberapa saat kemudian ia rasakan tubuhnya mulai hangat, darah melancar gencar.
Semangatnya muiai merekah dan tenaganya tampak mengumpul.
Diam-diam ia girang.
"Mari engkoh, minum secawan iagilah, lihatlah, wajahmu sudah bertebar merah"
Kata San-hoa. Tanpa banyak bicara Pik-giampun menyambutii dan meneguknya habis. Setelah itu San-hoa segera memeluknya dan mengecup bibir si pemuda "Ah. engkoh yang manis, mari kita beristirahat di pembaringan"
Kata San-hoa lalu menarik tangan pemuda itu diajak naik ranjang.
Saat itu sesungguhnya Pik-giam sudah hendak menghantam, la benar-benar sudah muak akan nona itu.
Memang sebelumnya, ia.
seorang pemuda yang nakal, doyan plesiran dengan-wanita-wanita cantik.
Tetapi setelah tiap hari harus melayani sampai dua tiga kali dengan nona yang tak kunjung puas nafsunya itu.
akhirnya timbullah kemuakan Pikgiam.
Kemudian ia teringat akan pesan bujang perempuan tua yang memberinya obat tadi.
Terpaksa harus menyabarkan hati dan menurut saja diajak naik ke ranjang.
Ya.
ia harus dapat memainkan agar jagan menimbulkan kecurigaan nona itu, Begitu Pik-giam tiba di ranjang, terus didorong oleh Sanhoa sehingga pemuda itu rebah terlentang Seperti seekor harimau betina yang lapar San hoa pun terus menubruk pemuda itu.
Biasanya Pik-giam terus menyambutnya dengan hangat dan keduanya tentu berpelukan dan bergumul bagai sepasang ular yang berlilitan, Tetapi saat itu tiba-tiba Pik-giam menjerit.
"Aduh. jangan menindih tubuhku, nona.
"teriaknya.
"Mengapa ?"
Tanya San hoa.
"Aduh, tulang-tulangku masih lemas, tenagaku masih belum kembali dan tubuhku terasa lunglai.
"kata Pik-giam setengah merintih.
"Apakah engkau tak merasakan sesuatu setelah minum arak tadi ?"
Tanya San hoa.
"Ya, tubuhku terasa hangat, darahku serasa mengalir deras. Tetapi tenagaku masih belum kembali. Mungkin harus beristirahat dulu beberapa waktu. Kasihlah aku mengasoh dulu barang setengah jam,"
Kata Pik giam. San hoa tertawa mengikik .
"Ah. engkau memang seorang lelaki lemah. Masakan melayani seorang anak perempuan seperti aku saja engkau sudah tobat. Jika engkau diambil suhuku supaya melayaninya, engkau tentu sudah tak dapat jalan lagi' "O. apakah Hu Yong siancu itu juga besar sekali napsunya ?"
Tanya Pik-giam .
"Jauh lebih hebat dari aku"
Kata San-hoa tersenyum.
"suhu memiliki ilmu istimewa. Dia sanggup meladeni sekaligus sepuluh lelaki dalam satu malam. Tetapi dia tak mau sembarangan bermain dengan orang lelaki. Yang dipilih kebanyakan tentu yang masih jejaka." 'O mengapa ?"
Tanya Pik-g;am.
"Katanya bisa untuk obat awet muda."
Kata San-hoa dengan senyum cabu!.
"dan nyatanya memang begitu. Engkau tahu berapakah, usia suhu ku itu ?' Pik-giam merenung sejenak lalu menyahut "
Paling banyak tentu baru empatpuluh tahun."
San-hoa tertawa .
"Sebenarnya suhu sudah berusia hampir limapuluh tahun. Tetapi dasar parasnya cantik dan pandai merawat kecantikannya serta sering mencari jejaka, dia tampak masih seumur wanita muda yang berumur.tigapuluh tahun"
"Engkoh, aku akan membantumu agar tenagamu cepat pulih."
Kata San-hoa.
Nona itu terus membuka bajunya lalu melolos kun atau celana panjang Kini dia hanya mengenakan pakaian dalam celana dan kutang.
Melihat itu berdebarlah hati Pik-giam.
Darah berggelora keras dan ia rasakan tenaganya bertambah.
Ia memandang nona itu dengan bengong "Engkoh.
mungkin kalau begini, engkau tentunya lebih girang lagi."
Habis berkata San-hoa terus menanggalkan kutang dan membuka celana dalamnya .Kini nona itu benarbenar bugil.
Darah Pik-giam makin menggelora keras.
Matanya menyala merah.
Mulut berulang kali harus menelan kembali airliurnya yang hendak menetes keluar.
Walaupun tiap malam ia menikmati tubuh si nona tetapi setiap kali ia memandang tubuh si-jelita yang putih mulus dan berhias sepasang buah dada yang menggelembung padat, selalu saja darahnya mendidih dan nafsunya berkobar.
"Engkoh, marilah, tubuh ini milikmu. Terserah engkau hendak mengapakannya."
Kata San-hoa dengan meramkan mata seperti orang yacg pasrah diri. Hampir saja Pik-giam tak kuat menahan gejolak nafsunya yang sudah berkobar itu, ia ulurkan kedua tangannya hendak meraih .
"Manisku kemari ..."
Bagaikan seekor anak domba.
San-hoa maju merapat kepada Pik-giam Ketika tangan Pik giam meraihnya, dengan sengaja nona itu jatuhkan diri dengan buah dadanya menimpa muka Pik giam.
Hawa harum semerbak, tubuh yang halus dan buah dada yang montok, menyebabkan Pik giam terbuai-buai dalarn langit tujuh lapis.
Dipeluknya nona itu erat-erat dan nona itupun paserah sepaserah-paserahnya.
Mereka berpelukan dan bergelut mesra.
"Ah. engkoh mengapa engkau tak membuka pakaianmu ?"
Tiba-tiba San hoa menegur.
Teguran itu membuat semangat Pik-giam yang terbang melayang-layang, tersentak kaget.
Serentak ia menyadari apa yang akan terjadi apabila ia melakukan permintaan nona itu.
Dan serentak pula ia teringat akan pesan bujang perempuan tadi.
Pun saat itu.
ia rasakan suatu pemandangan yahg menyeramkan.
Dalam pandangannya.
Wajah San-hoa itu bukanlah wajah seorang nona yang cantik jelita melainkan telah berobah seperti searang kuntilanak yang menyeramkan.
Menggigillah tubuh Pik giam.
semangat meronta.
"Baiklah,"
Tiba-tiba ia menyahut dan secepat kilatt ia rnenutuk jalandarah dibawah buah dada San hoa.
Walaupun tenaganya belum pulih sama sekali tetapi karena tutukannya itu tepat mengenai jalandarah yang berbahaya, seketika menjeritlah San Hoa terus rubuh tak sadarkan diri lagi.
Pik-giam cepat loncat turun dari ranjang.
"Berbahaya"
Gumamnya ketika teringat akan adegan beberapa detik yang lalu. Tiba-tiba pintu dibuka dan bujang perempuan tuapun muncul.
"Bagus, engkau dapat melakukan rencana itu dengan baik sekali."
Seru bujang perempuan tua kakek Kerbau Putih Pik-giam tersipu-sipu menghaturkan terima kasih kepada bujang perempuan itu yang tak disangkanya kalau kakek Kerbau Putih.
"Dimana nona itu ?"
Tanya kakek Kerbau Putih.
"Masih pingsan dlatas ranjang."
Kakek Kerbau Putih menghampiri dan menyingkap kelambu. Serentak ia menjerit .
"Aduh, mati aku ..."
Ia terus meluncur mundur.
"Kenapa ?"
Tanya Pik-giam heran. Kakek Kerbau Putih deliki mata .
"Mengapa engkau tak menutupi tubuhnya ? Kalau aku melihat tubuh seorang nona dalam keadaan telanjang begitu, jantungku bisa putus, tahu !"
Pik-giam segera menghampiri ranjang, menutupi tubuh San hoa dengan selimut. Setelah itu ia bertanya .
"Sekarang bagaimana aku harus bertindak?"
"Berapa lama rona itu akan pingsan ?"
Tanya kakek Kerbau Putih.
"Paling lama setengah jam. dia tentu sudah bangun. Mungkin tenaga tutukan masih belum keras,"
Kata Pik-giam.
"O, kalau begitu ikat saja kedua tangan dan kakinya dan sumbat mulutnya dengan kain supaya jangan dapat berteriak,"
Perintah kakek Kerbau Putih.
Pendekar Bloon Karya SD Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Mengapa tidak kita bunuh saja ?"
Tanya Pik-giam.
"apabila nona semacam ini masih hidupi di dunia, temu dunia ukan selalu kacau saja."
"Kalau aku tak sampai hati. Apakah engkau tega membunuh seorang nona yang begitu cantik ?"
Seru kakek Kerbau Putih.
"Mengapa tidak ' habis berkata Pik-giam terus hendak mengambil pedang.
"Jangan "
Cegah kakek Kerbau Putih "Mengapa ?"
Pik-giam kerutkan dahi "Menurut dugaanku, nona itu dulunya tentu seorang anak perempuan baik-baik. Tetapi setelah menjadi murid Hu Yong siancu, dia tentu dididik menjadi wanita cabul. Jadi yang salah ialah Hu Yong siancu. Dialah yang harus dibasmi."
Sukma Pedang -- Gu Long Rahasia Iblis Cantik -- Gu Long Pendekar Satu Jurus Karya Gan KL