Rahasia Benteng Kuno 1
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung Bagian 1
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ ~Thian Ge Tjiat Kiam~ Karya . Chin Yung Saduran . Gan KL Sumber DJVU . TAH Dimhader Ebook by . Dewi KZ
Tiraikasih Website .
http.//kangzusi.com/
http.//kang-zusi.info/
http.//dewikz.byethost22.com/
http.//ebook-dewikz.com/
http.//
Tiraikasih.co.cc/
http.//cerita-silat.co.cc/
http.//ebook-dewikz.com/ D
Jilid I
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Malam suram kelam, angin meniup kentjang, guntur menderu gemuruh, itulah pertanda dalam waktu tidak lama lagi akan turun, hudjan lebat.
Dalam ruangan sebuah bangunan kuno tjahaja lilin, tertampak ber-gojang2.
Empat orang duduk mengitari medja, tapi semuanja bungkam, tiada seorangpun jang bitjara.
Setiap kali sinar kilat berkelebat memetjah angkasa jang gelap gulita, empat orang jang duduk tepekur itu tanpa merasa lantas menoleh keluar pintu jang sebenarnja tertutup rapat itu.
Tapi setiap kali mereka merasa sangat ketiewa dan gelisah.
Njata ada sesearang jang sedang dinantikan oleh mereka, tapi jang ditunggu masih tidak kundjung datang.
Satu diantara keempat orang itu adalah wanita tjantik berusia antara 30-an, berbadju warna ungu muda dari kain jang tipis hingga tampak djelas potongan tubuhnja jang montok menggiurkan.
Duduk disisi wanita tjantik itu adalah seorang laki2 bertjambang bauk alias berewok.
Dan didepan laki2 berewok itu adalah seorang laki2 setengah umur berdandan sebagai Su-sing atau kaum tjendekia, mukanja putih sebagai kertas hingga membuat orang merinding seram bila memandangnja Dan orang jang terachir adalah seorang pendek ketjil dan berkedok, sedemikian ketjil tubuhnja hingga dipandang dari tempat duduknja itu orang akan mengira dia adalah satu botjah belasan tahun.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Tidak lama kemudian hujan turun bagaikan dituang, tapi jang ditunggu masih tetap belum nongol hingga keempat orang itu makin gelisah. Saking tak sabar lagi, se-konjong2 siberewok lantas berbangkit dan berseru.
"Ah, sebal benar! Maaf, aku tak dapat menunggu lagi!"
Tapi baru beberapa langkah ia berjalan mendadak ia merandek.
Kiranja di-tengah2 hudjan lebat disertai suara guntur jang deru gemuruh iitu, tiba2 dari djauh sajup2 terdengar kumandangnja suara derapan kuda jang makin mendekat dan arah jang ditudju djusteru adalah tempat mereka ini.
Melihat itu, dengan nada mengedjek segera sitjendekia bermuka putih itu menjemoah.
"Ah, sebal benar! Mengapa saudara urung pergi?"
Siberewok putar tubuh kembali, sambil tangan meraba Tji-Kim-to (golok tebal berwarna emas) jang tergantung dipinggangnja ia pandang si Su-sing dengan mata melotot dengan ber-api2.
Namun si Su-sing hanja ketawa2 dingin sadja sambil kipas2, seperti sengadja atau tidak, kipas lempitan jang sebentar membuka dan lain saat menutup itu sajup2 mengeluarkan suara mendering njaring, hal ini menandakan bahwa kipasnja itu bukan sembarangan kipas, terang tulang kipasnja itu bukan dibuat dari bambu, tapi dibikin dari logam jang keras.
Begitulah kedua orang saling mendelik dengan sikap bermusuhan; Tiba2 siwanita tjantik mengikik tawa, katanja.
"Kedatangan kita kesini mempunjai tudjuan jang sama, dalam keadaan demikan seharusnja kita
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ bersatu-padu dan bahu-membahu, mengapa kalian malah saling bertengkar?"
Si berewok mendjadi gusar, mendadak goloknja diloloskan, udjung golok menuding si Su-sing sambil membentak.
"Dengan kedudukan Njo-toayamu masakah, sudi dipersatu-padukan dengan setan iblis sematjamkan kau ini?"
Ketika Su-sing itu sedikit menunduk kedepan, kipas lempitnja terus mengetok tjepat keudjung golok siberewok.
Diluar dugaan mendadak siberewok djuga menjampukan goloknja kesamping hingga tampaknja segera kedua sendjata itu akan saling bentur.
Pada saat sebelum benturan sendjata itulah, se- konjong2 pintu didobrak orang hingga terpentang, tahu2 seorang menerdjang kedalam dan tepat mengarah ke-tengah2 sendjata2 si berewok dan Su-sing itu.
Kedjadian jang mendadak dan tak terduga itu membuat semua orang jang herada disitu melondjak kaget.
Sjukur dengan sama tjepatnja si Su-sing dan siberewok sempat menarik kembali sendjata masing2, si Su-sing terus duduk kembali keatas kursinja, sebaliknja siberewok terus gunakan tangan kiri untuk mentjengkeram kearah orang jang menerdjang tiba itu.
Tjengkeram siberewok itu sangat tjepat lagi tepat hingga tanpa ampun lagi bahu orang itu kena dipegangnja.
Tapi daja terdjang orang itu terlalu keras hingga terdengarlah suara "breeet", jang terpegang di tangan siberewok tinggal sepotong kain badju dan tubuh orang itu tetap menjelonong kedepan.
Dalam sekedjap itu, kembali terdengar suara "brak"
Sekali, medja ditengah ruangan itu telah kena
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ diterdjang ambruk oleh orang itu dan api lilin-pun seketika padam.
Berbareng siwanita tjantik tadi dan Bong-bin-djin (siorang berkedok) lantas melompat mundur.
Sedangkan didalam ruangan mendjadi gelap gulita seketika.
Didalam kegelapan itu hanja terdengar berkeslurnja angin pukulan jang me-njambar2, njata karena sekilas itu siapapun tidak tahu apa jang terdjadi, untuk mendjaga segala kemungkinan diri masing2 kalau disergap, maka masing2 telah memukul setjara ngawur untuk melindungi diri sendiri.
"Siapa kau?"
Demikian si berewok lantas membentak.
Namun tiada sesuatu suara djawaban.
Pada saat itulah tiba2 sinar kilat berkelebat menembus djendela hingga sekilas itu dapatlah dilihat keempat orang itu bahwa orang jang menerdjang masuk tadi sudah membikin medja tadi ambruk dan berantakan dilantai, sedangkan tubuh orang itu mash menindih diatas medja tanpa bergerak sedikitpun.
Lekas menjalakan api!"
Seru siberewok segera.
Dalam kegelapan segera ada orang menjalakan geretan api, itulah siorang berkedok.
Sinar matanja tertampak ber-kilat2 aneh, sambil mendjemput kembali lilin jang tersampar tadi, lalu ia menjulutnja sambil melirik kepada orang jang menggeletak menindih medja itu.
Kemudian dengan nada dingin ia berkata.
"Sudah mati!"
"Ha, mati? Siapakah dia ini"
Seru si berewok, jang paling berangasan. Apakah dia ini orang jang menulis surat kaleng dan mengundang kita kesini itu? Mengapa dia bisa mati?"
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sudah berangasan, njata pula siberewok itu seorang dogol djuga, hal ini kentara sekali dari pertanjaannja jang tak masuk diakal itu.
Sembari bitjara tadi, siberewok terus melangkah madju djuga, ia berdjongkok dan membalik tubuh orang jang menggeletak mati itu.
Ketika siorang berkedok menerangi muka orang mati itu dengan sinar lilin, seketika keempat orang tergetar dan mendjerit kaget tertahan berbareng.
Apa jang membuat keempat orang itu terkedjut bukan disebabkan orang mati itu ada sesuatu jang menakutkan atau apa? Jang luar biasa, mereka adalah gembong2 persilatan iang sudah biasa membunuh dan melihat orang mati.
Tapi jang membikin mereka kaget itu adalah lantaran mereka kenal orang mati itu.
Kiranja orang jang menjeruduk masuk, lalu menggeletak mati tanpa bitjara itu tak-lain-tak-bukan adalah seorang tokoh persilatan jang termasjhur, jaitu Lui Tay-keh, Lui-tjengtju dari Lui-keh-tjeng di Oupak utara.
Lui Tay-keh berdjuluk Tjap-djiu-lo-han atau dewa sakti sepuluh tangan, namanja sangat disegani didunia Kangouw, terutama didaerah Oupak utara.
Begitulah ketika siberewok melepas tangan.
"bluk", majat Lui Tay-keh djatuh pula kelantai. Disebelah sana si Su-sing jang bermuka putjat itu lantas mengeluarkan sehelai kertas surat.
"sret"
Tahu2 kertas surat itu terpentang mengapung keatas pe-lahan2. Ketiga orang lainnja dapat melihat djelas bahwa kertas surat itu adalah sama warna dan sama isinja seperti apa jang diterima oleh mereka masing2, gaja
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ tulisan surat itu djuga djelas dilakukan oleh satu orang jang sama.
Bunji surat jang ditudjukan kepada, si Su- sing bermuka putjat itu adalah begini.
Kepada Im Som Kautju dari Thian-sin-kau di Bu-ih- san, Pada tanggal 14 bulan enam nanti diharap kedatangan saudara dikaki gunung Bo-po-san, diperbatasan Oulam dan Oupak, didalam sebuah bangunan kuno warna merah djingga disana saudara akan mendapatkan sesuatu jang luar biasa dan menggembirakan bagimu.
Bersama dengan saudara djuga telah diundang Tji- kim-sin-liong, Njo Hoat, itu ketua Hoa-san-pay; Thay-san- yau-ki Pak Yu-yu; Lui-keh-tjengtju Lui Thay-keh; Thian- san-sin-kau Lo Pit-hi dan ketua Djing-sia-pay Thian-go Ladjin.
Tertanda .
"tahu sendiri". Kertas tadi mengapung keatas karena ditolak oleh suatu arus tenaga dalam jang tak kelihatan, sesudah meninggi dan hampir menjundul belandar, kemudian pelahan menurun kembali. Ketika kertas surat itu terombang-ambing diudara dan kira2 satu meter diatas kepala, se-konjong2 si Su-sing menutul kertas dengan kipasnja.
"bret", tahu2 kertas surat itu berlubang dan tempat dimana ber-lubang itu adalah tepat tertulis "Lui- keh-tjengtju Lui Tay-keh". Melihat itu, ketiga orang lainnja tahu akan maksud si Su-sing, itu berarti nama Tay-keh telah ditjoret dalam surat undangan itu karena orangnja sudah mati. Siberewok she Njo itu buan lain dari pada ketua Hoa- san-pay, Tji-kim-sian-liong Njo Hoat, sinaga emas maha
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ sakti, segera ia mendjengek dan berkata lagi.
"Hm, apa2-an ini? Tuan besar tidak sudi menunggu lagi, Keparat pengirim surat kaleng ini siapa jang kenal dia? Huh, masakah mengatakan 'tahu sendiri' apa segala?"
Habis berkata, segera ia hendak melangkah keluar lagi.
Tapi pada saat itu djuga tiba2 terdengar suara berkersutnja pintu hingga Njo Hoat tertegun pula.
Tadi waktu mereka masuk kebangunan kuno berlabur warna merah djingga itu, dikala mereka mendorong pintu besi iang sudah karatan itu djuga pernah mengeluarkan suara berkeriat, maka dari suara keriat-keriut itu, segera mereka menduga ada orang membuka pintu, serentak mereka memandang keluar semua.
Tadi karena diterdjang oleh Lui Tay-keh, maka daun pintu besi itu masih terus terpentang, hanja sebelah sadja jang setengah menutup.
Diluar pintu keadaan gelap gulita itu terdapat sebuah serambi samping.
Pada saat itulah terdengar suara tindakan orang diserambi jang makin mendekat.
Suara tindakan orang itu sangat lambat sehinnga membikin urat sjaraf keempat orang itupun semakin tegang.
Ketika keempat orang itu menerima surat Undangan, semula mereka agak ragu2 dan mestinja takkan memperhatikan.
Tapi waktu hari jang ditentukan itu makin mendekat, mau-tak-mau hati merekapun ikut tak tenteram, achirnja karena tertarik pula oleh rasa ingin tahu siapakah' gerangan sebenarnja sipengirim surat kaleng jang menjatakan "tahu sendiri"
Namanja itu, maka keempat orang jang mempunjai kedudukan jang ber-beda2 tapa memiliki sifat jang ter-sendiri2, achirnja mereka datang djuga ke gedung kuno jang ditundjuk itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sebenarnja ada djuga dugaan mereka bahwa pengirim surat itu mungkin adalah kenalan lama jang sengadja hendak bergurau dengan mereka.
Akan tetapi setelah Lui Tay-keh jang terkenal sebaga-ahli menggunakan Amgi (sendjata gelap) dan disegani karena ilmu pukulannja jang disebut "Djian-eng-sin- kun" (ilmu pukulan seribu bajangan) tahu2 telah terbinasa, bahkan bagaimana matinja serta siapa jang mengujurkan kedalam bangunan kuno itu sama sekah tak diketahui, maka baru sekarang keempat orang itu sadar urusan tidak begitu sederhana sebagaimana mereka sangka semula.
Maka makin mendekat suara tindakan orang diserambi jang gelap itu, makin tegang pula urat sjaraf- keempat orang itu.
Meski mereka biasanja adalah gembong2 iblis jang membunuh orang seperti membunuh tjatjing, tapi kini menghadapi suasana jang seram, kematian jang tiba2 dan bangunan kuno jang aneh, mau-tak-mau menimbulkan berbagai matjam dugaan jang tidak2.
Sementara itu suara tindakan orang diserambi itu makin lambat kedengarannja, sampai achirnja rupanja orang itu selalu berhenti sedjenak untuk kemudian baru melangkah madju lagi.
Dan keempat orang jang berada didalam ruangan itu masih tetap menunggu tanpa bergerak.
Tidak lama kemudian, ketika suara tindakan orang itu sudah berhenti sekian saat dan belum lagi melangkah, mendadak terdengar suara "bluk"
Jang keras, suara djatuhnja sesuatu barang jang berat.
"Kembali mati satu!"
Tanpa merasa Tji-kim-sin-liong Njo Hoat berseru sambii melondjak.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Omong kosong!"
Omel siwanita tjantik.
"Masakah tokoh seperti Thian-go Lodjin itu dapat dipersamakan dengan Lui Tay-keh?". Kiranja beberapa orang jang hadir didalam bangunan kuno ini meski satu-sama-lain tidak pernah saling bertemu, tapi sudah lama djuga saling mengenal namanja masing2. Ditambah lagi dalam surat undangan jang diterima masing2 itu sudah tertulis djelas siapa2 jang akan ikut hadir, maka tanpa diperkenalkan, ketika saling berhadapan masing2 sudah lantas dapat menduga siapa orangnja. Dan memang betul, siwanita tjantik itu adalah Thay- san-yau-ki Pek Yu-yu, siwanita siluman genit dari Thay- san jang terkenal kedji dan kejam. Adapun si Su-sing jang bermuka putjat itu adalah Im som, Kautju dari Thian-sim-kau di Bu-ih-san. Peraturan Thian-sin-kau itu sangat keras, segenap anggota agama mereka dilarang berhubungan dengan orang luar, sebab itulah bagaimana susunan organisasi mereka itu tiada diketahui orang. Im Som sendiri sebaqai ketua dengan sendirinja diluar larangan tersebut, ia sering merantau di Kangouw. ilmu silat Im Som sangat aneh dan lihay, oleh karena orang tidak mengetahui sampai dimana kepandaianja dan darimana asal-usulnja, maka kebanjakan orang tidak berani tjari perkara padanja. Sedang orang jang bertubuh pendek ketjil seperti monjet itu, meski dia berkedok, namun tanpa diberitahu djuga setiap orang jakin dia pasti Thian-san- sin-kau Lo Pit-hi, simonjet sakti dari Thian-san jang djenaka dan litjin serta ditakuti orang2 dari kalangan Hek-to (kaum pendjahat) itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Oleh karena itulah, djika sekarang ada jang datang lagi, maka dapat diduga orang itu adalah Thian-go Lodjin, itu ketua dari Djing-sia-pay jang djuga terdapat dalam daftar surat undangan dan memang belum tiba itu.
Maka apa jang dikatakan.
Pek Yu-yu tadi tjukup beralasan djuga.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Maklum, Djing-sia-pay terkenal sebagai salah satu aliran terkemuka dengan ilmu pedangnja jang mendjagoi, masakah pendjabat ketuanja dengan begitu gampang akan dapat dibunuh orang? Mustahil ! Begitulah maka Njo Hoat lantas berseru.
"Tjoba pergi melihat segera. Segera keempat orang itu berdjalan keluar, tetap siorang berkedok jang membawa api lilin. Belum lagi djauh mereka keluar dari pintu, tertampaklah oleh mereka diserambi samping sana tergeletak seorang berbadju hitam tanpa berkutik sedikitpun. Dengan langkah lebar segera Njo Hoat mendekati, sekali ia mentjungkil dengan udjung kaki, tubuh orang itu lantas terbalik dan terlentang keatas. Maka djelas tertampak perawakan orang itupun kurus ketjil, mukanja lantjip dan mulutnja memontjong hingga mirip sekali muka monjet. Dari mulutnja kelihatan meneteskan darah, terang orangnja sudah tak bernjawa lagi. Njo Hoat lantas mejengak demi melihat wadjah orang itu, tanpa merasa ia berseru. ,,He, bukankah dia ini "Thian-san-sin-kau Lo Pit-hi!".
"Betul, dia!"
Pek Yu-yu ikut berseru. Serentak Im Som memutar tubuh menghadap kepada siorang berkedok jang bertubuh kurus ketjil tadi. Begitu
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ pula pandangan Njo Hoat dan Pek Yu-yu djuga dialihkan kepada orang berkedok itu dan berbareng menegur.
"Siapakah kau sebenarnja?"
Semula mereka jakin orang berkedok itu pasti adalah simonjet sakti dari T'hian-san mengingat perawakannja jang kurus ketjil.
Akan tetapi kini ternjata Thian-san- sin-kau Lo Pit-hi sudah terbinasa diserambi situ, lantas siapakah gerangan siorang berkedok itu? Diantara mereka jang diundang itu hanja Thian-go Lodjin jang belum muntjul, tapi kakek itu berperawakan gagah tegap, djadi tidak mungkin orang berkedok jang kurus ketjil itu adalah Thian-go Lodjin.
Habis siapa? Njata, pertemuan jang sudah diatur setjara misterius kini telah bertambah seorang aneh jang tak dikenal asal-usulnja.
Apakah dia ini jang mengirim surat undangan tanpa nama pengirim itu? Begitulah maka Njo Hoat bertiga tadi lantas membentak untuk menanja.
Tapi orang berkedok itu tidak menejawab, ia menggeser mundur selangkah, namun Im Som sudah lantas bertindak, kipasnja mendadak menutul kedepan.
Diluar dugaan orang berkedok itu lantas lemparkan api lilin jang dipegangnja itu kearah Im Som, tjepat Im Som menjampuk dengan kipasnja, maka padamlah seketika lilin itu dan keadaan mendjadi gelap gulita.
"Awas, djangan sampai dia lolos!"
Seru lm Som. Segera Njo Hoat ajun goloknja membatjok djuga. Tapi lantas terdengar suara bentakan Pek Yu-yu.
"Apa kau tjari mampus"
Berbareng itu Njo Hoat merasa dadanja, ditolak oleh suatu arus tenaga jang kuat, hidungnja lantas mengendus djuga bau harum jang aneh.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Maka insaflah Njo Hoat bahwa batjokannja dalam kegelapan tadi sebaliknja hampir mengenai Pek Yu-yu, maka wanita iblis itu telah balas menjeramu dengan pukulan berbisa jang sangat diandalkan.
Tjepat Njo Hoat melompat beberapa kali hingga dekat dengan pintu gedung kuno itu.
Dan pada saat itulah tiba2 sinar kilat berkelebat lagi, sekilas Njo Hoat melihat disampingnja mendadak sudah bertambah seorang lagi.
Keruan kedjut Njo Hoat tak tanpa pikir lagi ia angkat goloknja terus menjabat kesamping.
Sebagai ketua dari Hoa-san-pay, sudah tentu ilmu goloknja itupun tergolong salah satu kepandaian tunggal jang lihay, terutama bilamana dipakai menghadapi musuh dari djarak dekat, maka djangan harap musuh mampu menghindarkan, serangannja jang tjepat itu.
Tapi dikala ia menjerang, sinar kilat hanja berkelebat sekali lalu keadaan kembali gelap gulita hingga hakikatnja Njo Hoat tidak melihat djelas siapakah orang jang berdiri disebelahnja itu.
Jang terang ia merasa udjtung goloknja menggores sesuatu, tapi pasti bukan tubuh manusia, paling2 hanja badju sasarannja jang terobek.
Padahal serangan itu dlontarkan dari djarak dekat, tapi lawan itu toh dapat menghindarkan diri, ini menandakan luar biasa sebatnja orang itu.
Dan untuk mendjaga segala kemungkinan, segera Njo Hoat putar pula goloknja dan kembali menjerang tiga kali be-runtun2.
Tapi ketika sinar kilat berkelebat lagi, aneh bin heran, disekitarnja ternjata tiada seorangpun, jang ada jalah Pek Yu-yu dan Im Som jang sedang mengerubut siorang berkedok didepan sana.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Tentu sadja Njo Hoat tertjengang, pikirnja.
"Apakah mataku jang sudah lamur hingga barusan aku melihat setan?"
Dalam pada itu sinar kilat berkelebat pula kesempatan itu digunakan oleh Njo Hoat untuk menubruk madju kearah siorang berkedok sambil membentak..
"Setan alas, kau berani mempermainkan kami?"
Ditempat hudjan lebat dan gemuruh guntur itu, sekonjong-konjong terdengar suara bentakan orang, menjusul tertampaklah tjahaja api, tahu2 seorang tua gagah telah berdiri diambang pintu.
Dan dalam keadaan jang sudah gelap gulita pula, baru goloknja hendak bekerdja, se-konjong2 suatu tenaga jang lunak, tapi sangat kuat, tahu2 telah
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ menghantam ke "Tay-meh-hiat"
Dibagian pinggangnja. Untung Njo Hoat tjukup sigap, segera ia palangkan goloknja untuk menghalangi serangan itu.
"Tring", terasalah galoknja terdjentik sesuatu sendjata tadjam. Dalam keadaan gelap gulita, Njo Hoat dapat merasakan bahwa benda jang menjentuh goloknja itu adalah sedjenis sendjata peranti menutuk jang enteng, untuk mana, selain kipas jang dipakai Im Som, rasanja tiada orang lagi jang menggunakan sendjata sedjenis itu Djadi terang Im Som jang telah membokongnja barusan. Keruan Njo Hoat mendjadi murka, terus sadja ia mentjatji-maki.
"Keparat, djahanam! Pandai benar kau membokong orang? Lihat djuga seranganku!" ~ Ia masih ingat tempat berdiri Im Som tadi, maka tanpa pikir goloknja terus membatjok kearahnja. Diluar dugaan, se-konjong2 terdengar suara bentakan Pek Yu-yu jang njaring.
"Rupanja kau minta mampus"
Menjusul serangkum angin pukulan mengandung bau wangi jang aneh telah berkesiur kearahnja.
Njo Hoat mendjadi, kaget dan heran, sudah terang tadi Im Som jang berada diarah sana, mengapa serangannja menudju kepada Pek Yu-yu lagi.
la insaf tentu ada sesuatu jang tidak beres, tjepat ia melompat mundur dan berteriak.
"Berhenti! Berhentilah dulu!"
"Apa, berhenti? Ber-ulang2 kau menjerang aku setjara menggelap, apa maksud tudjuanmu sebenarnja, djahanam!"
Maki Pek Yuyu dengan gusar. Berbareng pukulannja sudah tertudju lagi kedada Njo Hoat. Dasarnja Njo Hoat itu memang seorang dogol. hatinja mendjadi panas djuga karena ditjetjar oleh serangan
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Pek Yu-yu, segera ia tandingi dengan putar galoknja lebih kentjang hingga terdjadilah pertarungan sengit diantara mereka.
Selagi mereka saling labrak setjara serabutan dalam kegelapan, se-konjong2 terdengar suara gertakan seorang dengan keras, menjusul sinar api berkelebat, keadaan didalam gedung itu mendjadi terang benderang.
Berbareng Njo Hoot dan Pek Yu-yu sama2 melompat mundur dari kalangan pertempuran.
Waktu mereka menoleh kearah pintu, maka tertampaklah diambang pintu berdiri seorang berdjubah hidjau perawakannja tinggi besar dan berumur lebih setengah abad.
Gagah dan kereng sekali tampaknja orang itu hingga mirip malaikat pendjaga pintu.
Pada tangannja terpegang sumbu api jang telah dinjalakannja hingga keadaan didalam rumah itu dapat terlihat dengan djelas.
Dengan sorot mata tadjam orang itu memandang Njo Hoat dan Pek Yu-yu, tiba2 ia menegur dengan nada dingin.
"Kiranja kalian sudah berada disini!"
Kiranja orang tinggi besar itu tak-lain-tak-bukan adalah Thian-go Lodjin, itu ketua Djing-sia-pay jang termasjhur dan disegani orang2 persilatan sebagai kepala dari lima aliran ilmu pedang jang paling lihay.
Njo Hoat mendjadi heran demi nampak Thian-go Lodjin benar2 hadir djuga disitu, padahal dengan kepandaian tokoh Djing-sia-pay itu, susah untuk dipertjaja bahwa dia djuga sudi, dipermainkan oleh setjarik surat kaleng belaka.
Sebaliknja, Pek Yu-yu bukan merasa heran, tapi ia terperandjat dan kuatir.
la kenal orang tua itu sangat
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ bentji kepada kedjahatan, terhadap orang2 dari kalangan Hek-to (kaum pendjahat) biasanja tidak kenal ampun.
Sedangkan Pek Yu-yu sendiri didalam kalangan Kangouw, terkenal sangat gapah tangan dan kedjam, terang kedua orang berdiri dipihak jang berlawanan, apalagi Pek Yu-yu dahulu pernah melukai dua orang anak murid Djing-sia-pay jang bermaksud mengganggunja karena kesemsem kepada ketjantikannja.
Walaupun hal itu adalah salah murid2 Djing-sia-pay sendiri, tapi toh berarti kedua pihak sadah terikat permusuhan.
Sebelum Pek Yu-yu memenuhi undangan surat kaleng itu iapun menaksir denqan kedudukan Thian-go Lodjin jang tinggi itu tidak mungkin sudi datang kesitu.
Siapa tahu dugaannja kini ternjata meleset, Thian-go Lodjin djusteru telah datang djuga.
Karena itulah iamendiadi keder, ketika Thian-go Lodjin melangkah masuk, tanpa merasa Pek Yu-yu djuga main mundur untuk menjari kesempatan buat angkat kaki daripada tinggal disitu mentjari penjakit sendiri.
Tak terduga baru dia mundur dua-tiga tindak, se- konjong2 tung kak kakinja terasa kesandung sesuatu hingga ia kehilangan kesimbangan badan dan hampir2 djatuh terdjengkang.
Untung ilmu silatnja djuga sangat hebat, baru badannja terhujung sedikit, terus sadja ia menutul udjung kakinja hingga orangnja sempat melesat kebelakang dua-tiga meter djauhnja.
Dan ketika badannja terapung diatas barulah dia dapat melihat djelas bahwa benda jang menjandung kakinja itu adalah sosok tubuh manusia jang
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ meringkuk disitu.
la menduga badan, manusia itu tentu adalah majatnja Thian-san-sin-kau Lo Pit-hi tadi.
Diluar dugaan, baru dia tantjapkan kaki kembali ketanah, tiba2 terdengar orang jang meringkuk ditanah itu dapat bersuara merintih.
Keruan Pek Yu-yu terkedjut.
Waktu ia perhatikan lebih djauh, ia mendjadi heran pula.
Ternjata orang itu bukan simonjet sakti dari Thian-san seperti sangkaannja, tapi adalah Thian-sin- kautju Im Som.
Terang saat itu Im Som terluka parah, makanja menggeletak dilantai tanpa berkutik dan tjuma dapat merintih sadja.
Sebaliknja majat Lo Pit-hi tadi sudah menghilang entah kemana.
Begitu pula siorang berkedok.
Pek Yu-yu tadi lagi sibuk melabrak Njo Hoat dalam keadaan gelap gulita hingga dia tidak sempat lagi memperhatikan pertarungan disebelah lain.
Ia tidak mengerti dengan ilmu silat Im Som jang sudah mentjapai tingkat djarang ada tandingan itu, mengapa dalam waktu sesingkat itu sudah kena dilukai orang dan menggeletak takbisa bangun lagi? Tapi ia tidak sempat memikirkan hal itu lagi, ketika ia mendongak, ia lihat Thian-go Lodjin djuga sedang menatap, padanja dengan sorot mata setadjam sinar kilat, wadjah orang tua itu tampak sangat kereng hingga mau-tak-mau membuat iblis wanita terkemuka dari Sia-pay itu mengkeret njalinja.
Dengan rasa kikuk selagi Pek Yu-yu hendak menjapa, tiba-tiba Thian-go Lodjin telah membuka suara.
"Siapakah tuan rumah dsini? Dimana sipengirim surat undangan itu?"
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ ,,Besar kemungkinan kita telah dipermainkan orang!"
Udjar Njo Hoat.
"Brak", mendadak Thian-go Lodjin menggablok daun pintu dise belahnja hingga sebagian kaju papan pintu itu sempal. Segera orang tua itu mendjemput potonqan kaju papan itu dan dinjalakan untuk didjadikan sebagai obor, maka seluruh ruangan serambi itu pun mendjadi djauh lebih terang daripada tadi. Lebih dulu Thian-go Lodjin memandang Im Som jang menggeletak ditanah itu. Saat itu Im Som sedang meronta bangun sekuatnja, mukanja memangnja sudah putjat, kini mendjadi lebih putjat lagi melebihi majat. Dengan sempojongan achirnja ia dapat merangkak bangun, lalu berdjalan keluar dengan ter-hujung2. Diluar sana hudjan jang mereda tadi mulai lebat lagi. Im Som hanja merandek sedjenak diluar pintu, lalu berlari pergi dibawah hudjan dengan langkah sempojongan.
"Im-,kautju, Im-kautju, tunggu sebentar!"
Tiba2 Pek Yu-yu berseru.
"Marilah biar kutolong kau!"
Sembari bersuara ia terus berlari keluar menjusul Im Som.
Sudah tentu Pek Yu-yu bukan seorang jang baik hati hingga dia mau menolong Im Som jang terluka parah itu, jang benar, dia ingin mendjauhkan diri dari Thian-go Lodjin, djadi seruannja itu hanja alasan belaka.
Tatkala itu hudjan masih sangat lebat bagaikan dituang, seketika Pek Yu-yu mendjadi basah kujup.
Ketika sudah tjukup djauhnja, ia lihat tiada orang menjusulnja dari belakang dan sementara itu Im Som pun sudah menghilang, segera ia menjelinap ketepi
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ djalan, ia sembunji dibalik sebuah batu karang jang besar.
Dari tempat semibunjinja itu dapatlah Pek Yu-yu melihat dengan djelas setiap orang jang keluar-masuk gedung kuno itu.
Walaupun ia kedinginan hingga menggigil karena tertimpa air hudjan, tapi dengan Lwekangnja jang tinggi ia masih dapat bertahan, betapapun ia ingin mengintai rahasia pertemuan digedung kuno jang menjeramkan itu.
Sementara itu sesudah perginja Pek Yu-yu, Thian-go Lodjin kemudian tanja Njo Hoat.
"Njo-heng, sudah berapa lama kau berada dsini?" ,,Aku orang pertama jang datang kesini sedjak tadi,"
Sahut Njo Hoat.
"Kemudian mereka baru datang."
Thian-go Lodjin tjoba mengamat-amati keadaan bangunan kuno jang menjerupai benteng jang kukuh itu.
Ia lihat ruangan tengah itu tjukup luas, dipodjok sana ada sehuah tangga jang menudju ketingkatan kedua, tangga itu pandjang dan me-lingkar2.
Bangunan itu terlalu tinggi hingga meski obornja sangat terang toh tak, dapat mentjapai langit2 loteng dibagian atas itu, maka dibagian atas itu tjuma remang2 sadja.
"Apakah benar didalam gedung ini tiada penghuninja?"
Thian-go Lodjin berkata lagi sambil mengekerut kening.
"Tidak ada, terang tidak ada,"
Sahut Njo Hoat.
"Setiba disini, segera aku periksa atas dan bawah, tapi tiada seorangpun jang kulihat, diatas loteng debu memenuh lantai, jang ada iaiah be-ratus2 kalelawar jang terbang seliweran Lodjin, dapatkah kau mengetahui siapakah
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ gerangan orang jang mengirim surat undangan pada kita ini?"
Wadjah Thian-go Lodjin sangat kereng, ja tidak mendjawab dan hanja menggojang kepala sadja.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kukira ..... kukira ada orang sengadja hendak berkelakar dengan, kita"
Tapi baru sekian Njo Hoat mengemukakan pendapatnja, mendadak ia tidak diadi meneruskan.
Sebab, ia mendjadi teringat kepada Lui Tay-keh dan Lo Pit-hi jang sudah mati itu serta Im Som jang terluka itu, pula ingat kepada siorang berkedok jang bertubuh kurus ketjil seperti monjet itu, semuanja ini adalah kedjadian njata dan sekali2 bukan berkelakar apa segala.
"Kukira tempat ini bukan tempat baik, kunasihatkan ada lebih baik lekas Njo-heng meninggalkan tempat ini sadja,"
Kata Thian-go Lodjin kemudian.
Memangnja sedjak tadi Njo Hoat sudah ada maksud akan tinggal pergi.
Kini mendengar pula andjuran Thiang-go Lodjin, ia terkesiap sekedjap dan merasa utjapan orang tua itu tentu ada alasannja.
Tapi untuk hendak mengundjuk kelemahan dihadapan orang lain, segera iapun berkata.
"Sebenarnja biarpun urusan setinggi langit djuga orang she Njo tidak gentar menghadapi. Tapi rumah ini memang kosong, daripada menunggu disini tanpa arti, lebih baik Lotju angkat kaki, sadja."
Segera ia kembalikan golok kedalam sarungnja, dengan langkah lebar ia terus tinggal pergi dengan tjepat.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Thian-go Lodiin masih memandang sekedjap lagi keseluruh ruangan situ, lalu iapun membuang obornja kelantai serta hendak pergi.
Papan jang dinjalakan sebagai obor itu masih berkobar terus sebentar, tidak lama kemudian ketika ada angin meniup dari luar, maka siraplah api obor itu.
Keadaan didalam benteng kuno itu kembali mendiadi gelap gulita.
Tidak lama kemudian dalam keadaan gelap lelap itu dari atas loteng tiba2 terdengar suara orang.
Suara orang jang sedang bitjara dengan napas ter-engah2, suatu tanda orang itu dalam keadaan sakit keras atau terluka parah, suara orang terang bukan salah seorang jang hadir disitu tadi.
,,Apa .........
apakah sudah pergi semua?"
Demikian terdengar suara orang itu menanja dengan ter-putus2.
"Ja, sudah pergi semua,"
Sahut suara seorang muda dengan pelahan.
"Djalan terus kedepan, putar ke sana, dan bi...biluk kesitu dan .... dan bukalah daun pintu, tjo tjoba bawa aku masuk kesana,"
Demikian suara jang ter- engah2 tadi berkata pula. ,,Tapi keadaan gelap gulita, aku tidak dapat melihat apa2, lebih baik menjalakan api dahulu,"
Sahut suara orang muda tadi.
"Tidak, djangan"
Udjar suara jang lemah itu.
"Aku........ aku dapat melihat dengan djelas dalam kegelapan akan kutundjukan djalannja."
Orang muda itu tidak bersuara lagi, menjusul lantas terdenqar suara orang berdjalan, suara pintu didorong
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ dan suara orang jang turun dari atas, pe-lahan2 terdengar pula pintu terpentang, sebuah pintu disebelah sana tiba2 terbuka.
Dibalik pintu itu adalah sebuah ruangan ketjil sekira tiga meter persegi, penuh debu dan kosong melompong tiada sesuatu alat perabot apa2.
Sementara itu pelita telah dinjalakan hingga tertampaklah dua sosok bajangan orang.
Itulah terdiri dari seorang muda jang berperawakan gagah, dan dandanannja ringkas dan kelihatan basah kujup oleh keringat.
Pada badju bagian pinggang kirinja tampak terobek suatu lubang hingga kelihatan kulit dagingnja djuga terluka ringan.
Seorang lagi duduk diatas lantai jang penuh kotoran debu itu, berwadjah kurus ketjil mirip monjet, air mukanja putjat melebihi majat, udjung mulutnja mengeluarkan darah, napasnja ter-sengal2.
Terang sekali orang kurus ketjil ini adalah Thian-san-sin-kau jang tadi menggeletak diserambi dan dikira sudah mati oleh Im Som, Pek Yu-yu dan Njo Hoat itu.
Entah mengapa, majatnja tadi mendadak menghilang, dan sekarang ternjata orangnja belum mati.
Orang muda itu telah menerangi sekitar ruangan dengan geretan apinja dan rupanja mendadak menemukan sesuatu barang jang dapat digunakan sebagai obor.
Lalu ia menunduk dan tanja sikurus.
"Lo tayhiap, bagaimanakah keadaanmu?"
Muka Lo Pit-hi; tampak berkedjang, dengan suaranja jang aneh dan lemah ia ia mendjawab.
"Tadi tadi kau melihatnja tidak?"
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Melihat apa?"
Tanja siorang muda dengan rasa mengkirik karena utjapan Lo Pit-hi jang menjeramkan itu.
"Tadi ........ tadii, orang jang ber ...... ada disebelah Njo Hoat itu,"
Kata Lo Pit-hi dengan napas megap2. Orang muda itu tertegun sedjenak, kemudian mendjawab.
"Lo-tayhiap itu ..... itu kan aku sendiri? ....... Untung aku tjukup sigap hingga dapat menghindarkan serangan Njo Hoat jang mendadak itu, kalau ..... wah, tentu tentu aku sudah mati."
"Bukan ..... bukan kau, tapi ....... tapi orang jang berada dibelakangmu,"
Demikian Lo Pit-hi berkata pula dengan ter-putus2. Se-konjong2 siorang muda membalik tubuh dengan melondjak kaget, dan sudah tentu dibelakangnja waktu itu tiada seorangpun. Katanja dengan merinding.
"Dibelakangku? Siapa jang berada dibelakangku?"
Tapi mulut Lo Pit-hi hanja mengap lebar2, seluruh ruas tulangnja terdengar mengeluarkan suara berkertukan, orangnja sudah takbisa bitjara lagi.
"Lo-tayhiap! Lo-tayhiap!"
Tjepat siorang muda berseru.
"Kau bilang ada sesuatu urusan meminta agar aku menjelesaikannja, dan kau belum mengatakan urusan itu. Apakah lukamu sangat parah?"
Mendadak badan Lo Pit-hi bergemetar dengan hebat, darah segar djuga bertjutjuran keluar dari udjung mulutnja. Dengan suara jang sangat lemah dan ter- putus2 ia berkata sekuat mungkin.
"Aku aku minta kau ..... suka men ...... mentjarikan se seorang."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Siorang muda tersenjum ewa sekali, dan belum lagi ia menanja lagi, tiba2 Lo Pit-hi mengangkat tangannja dan menuding keudjung ruangan sebelah timur sana sambil berkata pula dengan suara lemah.
"Di .... disana "
"Lo-tayhiap, djangan buru2, katanja setjara sabar,"
Seru si orang muda dengan kuatir.
"Sudah terlambat!"
Tiba2 Lo Pit-hi mengutjapkan kata2 terachir ini, lalu menghembuskan napasnja jang penghabisan.
Kata2 terachir itu diutjapkan dengan terang, dan lantjar, tapi habis itu orangnja lantas tak berkutik lagi.
Siorang muda tampak ter-menung2 sedjenak, kemudian ia berbangkit, air mukanja mengundjuk rasa bingung, njata ia sendiripun merasa tidak habis mengarti akan kedjadian jang dialaminja ini.
Lo Pit-hi terang sudah mati, tapi tangannja jang terangkat dan menuding kearah timur pada sebelum adjalnja tadi meski kini sudah menurun kembali, namun djarinja masih tetap menuding kearah jang ditundjuk itu.
Setelah ragu2 sedjenak, achirnja orang muda itu berdjalan kepodjok ruangan itu.
Dilantai penuh debu hingga setiap langkah pemuda itu tentu meninggalkan bekas tapak kaki jang djelas.
Setiba didepan dinding udjung ruangan itu ia tjoba menerangi dengan geretan api jang masih menjala itu, tapi dinding disitu halus biasa sadja, tiada sesuatu jang mentjurigakan, la mendjadi heran mengapa djari Thian- saa-sin-kau Lo Pit-hi menuding kesitu pada sebelum mata.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Untuk menghilangkan rasa tjuriga, achirnja pemuda itu mengeluarkan goloknja, ia ketok2 lantai disitu, lalu dindingnja djuga di-tutuk2.
Oleh karena suasana didalam bangunan itu sangat sunji, diluar hudjan djuga mereda, maka suara lantai dan dinding jang diketoknja itu kedengaran sangat djelas dan menjeremkan.
Waktu ia tutuk2 bagian dinding sebelahnja lagi.
"plok", tiba2 dari atas dinding itu djatuh kelantai sepotong benda sebesar 30 senti persegi. Karuan pemuda itu terkaget dan melompat mundur, waktu ia memperhatikan dan memandang kedepan, ia menghela napas lega dan menggumam sendiri.
"Kiranja disitu ada sebuah tjermin!"
Memang betul, sesudah dari dinding situ terdjatuh sepotong pelat besi sebesar kurang lebih 30 senti persegi itu, dibawah tjahaja api dapatlah ia memandang wadjah sendiri diatas dinding seluas pelat besi jang djatuh kelantai itu, djadi tjermin itu bertutup dibalik pelat besi.
Karena terkedjut tadi, mau-tak-mau djidatnja agak basah dengan keringat dingin, tanpa merasa ia telah mengusap keringat didjidat itu dengan lengan badjunja.
Tapi mendadak ia melongo kaget, dari sinar matanja tertampak djelas rasa seramnja jang tak terhingga.
Kiranja waktu ia mengangkat tangan buat mengusap keringat, ternjata bajangannja sendiri jang tertera diatas tiermin itu sama sekali tidak kelihatan bajangan tangannja jang terangkat itu.
Bahwasanja gerak-gerik seorang tidak mirip dengan bajangan jang tertjermin diatas katja, terang itulah sangat djanggal.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Seketika hati pemuda itu merasa merinding, segeraa memperoleh suatu pikiran tentu diatas dinding itu bukan sebuah tjermin!.
Dan kalau bukan tjermin, tentunja adalah sebuah lukisan.
Pantasnja sesudah dapat menarik kesimpulan bahwa didinding itu adalah sebuah lukisan, maka mestinja dia tidak perlu merasa heran atau sangsi lagi.
Namun sorot matanja toh masih mengundjuk rasa tjuriga dan kuatir.
Sementara itu kertas sumbu jang dipakai menjalakan api itu sudah hampir habis, segera ia melangkah madju untuk lebih mendekati dinding itu.
la dapat melihat dengan djelas, memang betul itu adalah sebuah lukisan jang sangat hidup, bahkan lukisan itu memang betul melukiskan dia sendiri, makanja sekilas tadi ia sangka didinding situ terdapat sebuah tjermin.
Ia tjoba meraba pelahan lukisan itu, ia merasa lukisan itu terbuat dari kain sutera jang sangat halus.
Pada saat duduknja perkara itu dapat diketahui djelas anehnja, sumbu api jang dinjalahkannja itupun mulai guram, ketika sumbu api mendjulang beberapa senti keatas, menjusul api itupun lantas padam.
Dalam kegelapan orang muda itu masih tetap berdiri menghadapi dinding itu dengan ter-mangu2.
Dalam hati ia, tidak habis mengarti mengapa lukisan jang menggambarkan dirinja itu bisa terbingkai didinding bangunan kuno itu dan siapakah gerangan jang melukiskannja? Selamanja ia merasa tidak pernah dilukis oleh siapapun, djuga dia tidak kenal bangunan
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ kuno ini sebelumnja, mengapa bisa terdapat sebuah lukisannja disitu? Begitulah ia terus memikir dan memikir lagi dan pertanjaan2 itu tetap tak terdjawab.
Sementara itu diluar hudjan melebat lagi, ditengah suara hudjan jang gemertjek itu terdengar pula suara derap kuda jang riuh dan tjepat tapi pemuda ini se-akan2 tak mendengar, ia masih tenggelam dalam lamunannja sendiri.
Baru sesudah kuda2 itu sudah dekat, lalu ada suara beberapa orang sedang berseru memanggil, mendadak barulah ia terkesiap dan sadar.
,,Kun-hiap! Kun-hiap! Dimana kau? Apakah kau berada didalam situ?"
Demikian terdengar beberapa orang sedang berteriak diluar, Suara mereka agak serak, agaknja sudah terlalu banjak menggembor atau mengeluarkan suara.
Pula suara mereka kedengaran penuh rasa tjemas dan kuatir.
Lalu orang muda itu memutar tubuh, ia bertindak ketepi djendela dan mengintai keluar.
Dibawah hudjan iang lebat itu tertampaklah diluar bangunan kuno sana lapat2 ada beberapa orang penunggang kuda, mereka sedang berseru kedalam gedung jang gelap gulita itu.
Beberapa orang penunggang kuda itu tampak melondjak girang, segera seorang diantaranja berteriak.
"Ai, tuan muda, kerdja apakah kau berada dirumah setan ini? Lekaslah keluar sini, kami sudah kelabakan setengah mati mentjari kau sedjak tadi!"
Siorang muda tersenjum, senjuman menjesal karena telah membikin kawan2nja itu bingunq mentiarinja. Tjepat ia keluar dari kamar itu, meialui tangga jang me- lingkar2 itu achirnja ia keiuar dari bangunan kuno.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Begitu orang muda itu muntjul, segera tiga orang diantara penunggang2 kuda itu melompat turun dan memapak madju.
Dibawah sinar kilat jang berkelebat sekali, tertampak satu diantaranja adalah seorang kakek jang berdjenggot putih, kakek itu lantas pegang pundak; siorang muda tadi dan dengan penuh perhatian ia menanja.
"Kun- hiap, kau tidak berhalangan apa2 bukan?"
Segera kedua orang lainnja djuga berseru.
"Ai, kau benar2 membikin bingung kami, Wi-kongtju! Kami telah mentjari kau sepandjang djalan, makin mentjari makin djauh dan achirnja menudju ketempat jang sunji terpentjil ini, kami sangka kau telah mengalami sesuatu jang berbahaja. Ai, Kongtju ya, kita masih harus menempuh perdjalanan djauh untuk bisa sampai di Yangtjiu, untuk saterusnja haraplah engkau djangan kelujuran lagi seperti ini, kami benar2 sudah tobat!"
"Kun-hiap, sebab apakah kau tinggal pergi tanpa meninggalkan pesan apa2?"
Demikian sikakek tadi lantas tanja pula.
"Mestinja ajahmu keberatan kau ikut merantau, mengiingat usiamu masih terlalu muda, tapi kau berkeras ingin turut dan me-rengek2 padaku agar membawa serta kau. Padahal barang kawalan kita ini sangat penting, nilainja susah diukur, perdjalanan ke Yangtjiu masih djauh pula, mana boleh kau mentiari gara2 seperti ini? Lain kali hendaklah kau lebih hati2." ,,Kun-hiap"
Adalah nama pemuda itu.
la she Wi, djadi lengkapnja Wi Kun-hiap.
Kakek itu bernama Wan Kian-liong, berdjuluk Hui- Kiam-djiu, sipedang terbang, adalah tokoh persilatan terkemuka dan terkenal sebagai Tjongpiauthau (peminrpin umum ) dari gabungan 94 Piau kiok
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ (perusahaan pengawalan atau pengangkutan) ditudjuh propinsi daerah Tionggoan.
Wan Kian-liong adalah Susioknja Wi Kun-hiap.
Aiahnja Wi Kun-hiap adalah tokoh nomor satu dikalangan Bu-lim pada waktu itu, jaitu sebaga.
Bulim Bengtju (ketua perserikatan persilatan) dari tudjuh propinsi Tionggaan, kedudukannja djauh terkemuka daripada Wan Kian-liong.
Tjuma belasan tahun paling achir ini ajahnja Wi Kun-hiap itu sudah djarang merantau dikangouw, namun hal mana tidak mengurangi namanja jang termashur, setiap, hari ulang tahunnja masih tetap tak terhitung banjaknja orang2 Bu-lim datang memberi selamat padanja, dan pada hari itu pula merupakan pertemuan besar diantara djago2 silat dari segenap pelosok.
Begitulah, maka Wi Kun-hiap telah menunduk menerima petuah sang Susiok.
"Sebenarnja kerdja apakah kau datang ketempat ini?"
Demikian Wan Kian-liong telah menanja pula.
Tapi Kun-hiap ternjata bingung malah oleh pertanjaan itu.
Untuk apa dia datang kegedung kuno itu, hal ihi ia sendiripun tidak tahu.
Hakikatnja bukan dia sendiri jang ingin datang kesitu, djuga tiada orang lain jang memaksa dia, tjeritanja memang tjukup pandjang.
Maka dengan menghela napas Kun-hiap berkata.
"Susiok, pikiranku sendiri masih kusut, disini djuga bukan tempat jang baik untuk bitjara, marilah kita, pergi dulu, nanti kita mentjari suatu tempat meneduh lain untuk bitjara lagi."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ ,,Kun-hiap, dunia Kanggouw, penuh orang djahat, setiap saat dan setiap tempat selalu ada kemungkinan terpasang djeratan, sekali kau lengah, tentu kau akan kedjeblos kedalam perangkap orang2' demikian Wan Kian-Liong memberi nasihat lagi.
Habis berkata, sebelah tangannja lantas pegang lengan Kunhiap, sekali ia tarik dan angkat, seketika tubuh Wi Kun-hiap mengapung keatas untuk kemudian kedua orang bersama-sama menghinggap diatas kuda tunggangan Wan Kian-Liong tadi.
Mungkin karena kaget atau mendadak merasa muatannja terlalu berat, maka kuda itu telah meringkik
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ kaget sekali sambil berdjingkrak, habis itu terus sadja binatang itu mentjongklang kedepan dengan tjepat dan segera diikuti pula oleh beberapa penunggang kuda jang lain tadi.
Wan Kian-Liong dan Wi Kun-hiap berdua menunggang seekor kuda dan berlari paling depan.
Tapi baru beberapa puluh meter kuda itu mentjongklang dengan tjepatnja, se-konjong2 dari samping, terdengar suara sambaran sesuatu benda janq amat pesat dan kuat.
Belum djauh Kian-Liong melarikan kudanja, sekonjong-konjong kuda itu berjingkrak sambil meringkik kaget, berbareng terdengar suara sambaran senjata gelap dari samping .....
Ditengah hudjan lebat suara mendesir itu sebenarnja susah untuk diketahui Wi Kun-hiap sendiri duga tidak mendengar.
Tapi Wan Kian-liong bukanlah djago silat kemarin, sedikit suara jang aneh sadja segera diketahuinja ada sesuatu iang tidak beres.
Tjepat ia menahan tali kendali hingga mendadak kuda itu meringkik sambil berdjingkrak berdiri dengan belakang.
Dan pada saat menarik les kuda itupun Wan Kian-liong lantas sambitkan sebilah padang ketjil mengkilap.
Wan Kian-Liong berdjuluk "Hui-kiam-djiu"
Atau sipedang terbang, jaitu karena Amgi senjata gelap jang menjadi andalannja jang berwudjut 99 bilah pedang ketjil sepandjang belasan senti.
Tidak sedikit sendjata2 aneh jang digunakan orang Bu-lim, tapi 99 bilah pedang ketjil jang dipakai Wan Kian-Liong itu memang agak istimewa, pada gagang setiap bilah pedang ketjil itu terikat rantai emas putih jang sangat lembut dan
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ keras, djadi dapat dipakai sebagai sendjata biasa dan djuga dapat digunakan sebagai Am-gi. Maka waktu ia menjambitkan sebilah pedang ketji tadi, menjusul lantas terdengar suara "tring"
Jang njaring, senjata pedang ketjil itu telah membentur djatuh sesuatu benda diudara. Dan Pada saat itu pula Wan Kian-Liong lantas membentak "Siapa disitu?"
Apabila dia tidak membentak mungkin akan mendengar pula suara mendesir samberan sendjata gelap musuh jang kedua, tapi karena suara bentakannya itu sangat keras sehingga melebihi suara mendesir amgi yang kedua lawan itu.
Maka mendadak kuda tunggangannja roboh kesamping.
Keruan Kian- Liong terkedjut, tjepat ia melompat pergi sambil berseru.
"Awas, Kun-hiap"
Sjukur pada saat_ kuda itu miring kesamping tjepat Kun-hiap juga mengapung keatas, berbareng ia iantas mentjabut goloknja.
Dalam kegelapan dilihatnja sinar tadjam bergemilapan beberapa kali, njata sementara itu Wan Kian-liong, sudah, menghamburkan, pula pedang ketjil jang tidak sedikit djumlahnja.
Beberapa orang jang mengiringi mereka dari belakang saat itu djuga sudah berhenti dan melompat turun dari kuda mereka.
Segera Kun-hiap berseru menanja.
"Susiok, apakah masuh kelihatan disitu".
"Belum!"
Sahut Kian-Liong, sembari berkata ia terus menjerbu kearah datangnja sendata gelap musuh tadi.
Saat itu sudah ada sembilan bilah pedang ketjil jang disambitkan olehnja untuk melindungi diri sendir hingga dalam djarak tertentu banjak tumbuh2-an jang tertabas putus oleh sendjata2 tadjam itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Tiba2 terdengar suara "tjrang-tjreng"
Ber-ulang2, itulah suara benturan pedang ketjil itu diatas batu.
Segera Wan Kian-Liong tahu bahwa penjerang gelap tadi tenrtu bersembunyi dibalik batu besar dimana sendjata rahasia tadi membentur itu.
Sekali memutar, setjepat kilat Kian-Liong telah timpukan lagi kesembilan bilah pedang ketjil tadi, berbareng ia terus menubruk kebelakang batu besar sana sambil membentak.
"Kenapa mesti main sembunii2 disini, sobat?"
Tapi kembali terdengar suara gemerintjing, pedang2 ketjil itu membentur batu lagi, hingga memertjikan lelatu api, tapi dibalik batu itu ternjata tiada bajangan seorangpun jang dilihatnja.
Dalam pada itu Kun-hiap jang merasa was-was ditempatnja tadi se-konjong2 merasa dirangsang oleh sesuatu tenaga pukulan jang maha dingin dan lunak dari belakang.
Waktu itu ia berdiri memperhatikan kedepan disampingnja berdiri beberapa kawannja tadi, sama sekali ia tidak menduga akan diserang, dari belakang, apalagi kawan2 jang berdiri disebelahnja itu adalah djago2 silat pilihan pula dari berbagai Piaukiok di Tionggoan, tidak nanti mereka dapat disergap musuh dengan mudah, siapa duga serangan musuh jang hebat itu datangnja djusteru dari belakang.
Karena terkedjut, tjepat sekali Kun-hiap terus mentjelat kedepan, menjusul goloknja lantas membabat kebelakang sembari memutar tubuh.
Setelah melontarkan serangan itu, sekalian iapun memandang ketempat berdirinja tadi, dalam keadaan gelap pekat itu dilihatnja beberapa kawannja itu masih berdiri terpaku disana seperti kena ditutuk orang
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ hingga takbisa berkutik.
Sebaliknja didepannja sekaranq ada sesosok bajangan jang berkelebat kian kernari laksana bajangan setan tjepatnja, sesudah menghindarkarn serangan goloknja tadi, lalu bajangan setan itu merangsang madju lagi.
"Susiok! Musuh ada disini!"
Tjepat Kun-hiat berteriak seambari putar goloknja dengan kentjang, sekaligus ia membabat dan membatjok tiga-empat kali.
Tapi habis menjerang, dimana sinar goioknja gemilapan menjilaukan mata, lalu bajangan tadi lantas menghilang djuga.
Dalam pada itu terdengar Wan Kian-liong telah mendjawab.
"Musuh berada dimana, Kun-hiap?"
"Barusan kelihatan disini"
Baru sekian Kun-hiap mendjawab, sinar kilat berkelebat lagi, suasana jang gelap gulita itu sekilas dapatlah kelihatan djelas.
Dan ternjata musuh jang tahu2 lenjap tadi kini Sudah berdiri disisinja.
Keruan Kun-hiap melondjak kaget, sungguh tidak tersangka musuh djusteru berada begitu dekat disebelahnja, tanpa pikir lagi goloknja lantas membabat lagi kesamping.
Tapi musuh itu ternjata tidak kaget atau takut, sebaliknja kelima.
djarinja jang kuat laksana kaitan besi itu terus memapak serangan Kun-hiap itu, dan belum lagi pemuda itu sempat ganti haluan atau tahu2 pergelangan tangannja sudah terpegang musuh.
Sekilas sinar kilat tadi djuga dapat dilihat oleh Wan Kian-Iiong bahwa disamping Wi Kun-hiap bertambah
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ lagi seorang jang tak dikenal.
Karena djaraknja agak djauh, wadjah orang itu kurang djelas, untuk menolong djuga tidak keburu lagi, maka sembari membentak sekali, segera sebilah pedang ketjilnja ditimpukan kesamping Kun-hiap.
Diantara ke-99.
bilah pedang ketjil jang diandalkannja itu masing2 disertai rantai halus jang amat pandjang dan setiap udjung gagang pedang ketjil itu terpasang pula alat pengait otomatis satu-sama-Iain, maka sekaligus ia dapat menimpukan sembilan bilah pedang untuk mengarah sasaran sedjauh beberapa meter.
Saat itu pergelangan tangan Kun-hiap dipegang musuh, dikala pedang ketjil Wan Kian-liong menjambar, sementara itu sinar kilat sudah sirna, menjusul lantas terdengar suara gemuruh guntur jang menggetar sukma.
Dalam keadaan gelap gulita itu, ditambah perubahan2 jang susah diraba tadi, Wan Kian-Iiong tidak berani jakin apakah serangannja itu akan mengenai sasaran musuh atau tidak, bahkan mungkin akan mengenai Wi Kun-hiap malah, dan hal ini tentu akan runjam.
la mendjadi menjesal telah menjerang setjara sembrono.
Tjepat ia menubruk madju, namun keadaan gelap pekat, tiada sesuatu jang dapat dilihatnja.
la semakin kuatir, djika terdjadi apa2 atas diri murid keponakannja itu, tjara bagaimana dia harus memberi tanggung-djawab kepada sang Suheng kelak? "Kun-hiap!"
Segera Kian-liong berteriak. Belum lenjap suaranja, mendadak dari sisi kirinja terdengar ada suara tertahan orang mendjengek. Tjepat ia melompat kesamping lain, tapi waktu ia memutar lagi
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ kekanan, tahu2 suara tertahan Itu sudah berada dibelakangnja.
Suara djengekan tertahan itu dikenal Kian-Iiong sebagai suaranja Kun-hiap, suara itu tidak lampias, suatu tanda pemuda itu tentu kena ditjengkeram musuh hingga takbisa berkutik.
Rupanja orang jang dapat menawan Kun-hiap itu tahu kelemahannja Wan Kian-liong adalah dalam hal Ginkang, sebab itulah ber-ulang2 ia melesat kian kemari untuk menggoda dan agaknja sengadja hendak memeras tenaga lawan dulu.
Maka tiada lama, benar djuga Wan Kian-liong sudah basah kujup mengutjurkan keringat sambil masih memutar kian kemari, ber-ulang2 ia berteriak, tapi suara tertahan tadi malahan sekarang sudah menghilang pula, sekitarnja gelap gulita, entah Kun- hiap telah digondol lari kemana oleh musuh dan dimana dia harus mentjarinja.
Sungguh in merasa malu sendiri, selama hidupnja malang melintang di kangouw dan djarang ketemu tandingan, siapa duga harini terdjungkal habis2-an ditangan musuh, bahkan dipermainkan orang dan selama itu siapa orangnja djuga tak dilihat olehnja.
Apalagi murid keponakannja sekarang telah ditjulik didepan hidungnja, tapi sama sekali ia tak berdaja apa2, benar2 pamornja luntur habis2-an sekali ini.
Untuk sekian lamanja ia mendjublek ditempatnja, teringat olehnja sepandjang perdjalanan toh Kun-hiap tidak menundjukkan sesuatu tingkah-laku jang aneh, bahwa orang muda suka bergerak itu adalah lumrah, jang aneh jalah sebab apa diam2 menggelujur pergi tanpa pamit hingga sampai di Koh-po (bangunan atau benteng kuno) itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Teringat kepada bangunan kuno itu, seketika timbul sedikit harapan dalam benak Wan Kian-liong.
Kun-hiap mendadak pergi tanpa pamit dan tahu2 diketemukan didalam Koh-po itu, kini mendadak pemuda itu menghilang pula dibawa lari orang, sudah tentu semuanja itu ada sangkut-pautnja dengan bangunan kuno itu.
Berpikir sampai disini, sementara itu hari sudah mulai terang tanah.
Walaupun hari mendung, namun sudah tentu suasananja tidak begitu seram seperti malam gelap.
Kemudian waktu Kian-liong memandang kedepan, dilihatnja bangunan kuno itu mendjulang tinggi terletak tidak djauh didepan sana.
Ditengah udara subuh jang remang2 mendung itu, suasana bangunan kuno itu tertampak lebih seram.
Menjusul dilihatnja beberapa Piauthau kawannja itu masih berdiri terpaku disebelah sana, dari sikap mereka jang kaku mematung itu terang mereka kena ditutuk orang hingga tak bisa berkutik.
Tjepat Kian-liong mendekati, ia membuka semua Hiat-to para Piauthau jang tertutuk itu.
Sudah tentu para Piauthau itupun merasa malu, sebagai djago silat masakah tahu2 mereka diselomoti musuh tanpa sadar, bahkan bagaimana rupanja musuh djuga tidak tahu.
"Kun-hiap telah menghilang lagi,"
Dengan suara tjemas Kian-liong berkata kepada para kawan itu. Sudah tentu para Piauthau itupun tak berdaja, mereka hanja saling pandang dengan bingung. Setelah memikir sedjenak, kemudian Kian-liong berkata pula.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Barang kawalan kita sementara ini, biar kita titip ditempat Li-tjengtju.
Li Siu-goan, dengan nama kebesarannja mungkin takkan berhalangan barang2 kita itu.
Sekarang boleh kalian pulang kesana dan tunggu sadja disitu, djika tiga hari aku tidak kelihatan kembali"
Sampai disini Kian-liong merandek sedjenak, ia lihat wadjah para Piauthau itu mengundjukan rasa djeri dan serba susah, segera ia menjambungnja pula.
"djika tiga hari aku tidak pulang, djanganlah kalian meneruskan kawalan itu, tapi segera salah seorang kembali untuk melapor kepada Suhengku agar beliau mengambil tindakan selandjutnja."
Para Piauthau itu mengiakan bersama, lalu tinggal pergi dengan tjepat.
Melihat kawan2-nja itu sudah pergi djauh, pe-lahan2 Kian-liong menjimpan kembali pedang ketjil jang digunakannja tadi, lalu ia menudju kebenteng kuno itu dengan langkah lebar.
Tidak lama kemudian, sampailah dia didepan pintu gerbang bangunan kuno itu.
la lihat pintu itu hanya setengah merapat sadja dan tidak tertutup dengan baik.
Tanpa pikir lagi ia memukul dari djauh, angin pukulannja menjambar kedepan hingga daun pintu terpentang seketika.
Waktu Kian-liong mengamat-amati keadaan didalam bangunan kuno itu, ia lihat didalam situ remang2 gelap, di-mana2 penuh dengan debu dan sarang labah2, terendus pula bau apek jang memusingkan kepala, suasananja cukup seram.
http.//ebook-dewikz.com/
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sungguh ia mendjadi tidak paham sebab apakah Kun-hiap bisa mendadak datang kebangunan kuno jang aneh ini? Setelah tertegun sedjenak didepan pintu, kemudian Kian-liong Iantas melangkah masuk kedalam Koh-po itu, dengan tabahkan diri ia madju terus kedepan.
Tapi baru belasan langkah djauhnja tiba2 terdengar suara kerut sekali, segera Kian-liong tahu ada sesuatu jang tidak beres, tjepat ia memutar tubuh, namun pandangannja menjadi gelap, ternjata pintu gerbang Koh-po itu sudah ditutup rapat entah oleh siapa.
Memangnja didalam bangunan itu sudah gelap, sekali pintu itu tertutup, keadaan mendjadi tambah pekat hingga suasana menjeramkan.
Selagi Kian-liong merasa was-was, ketika ia berpaling sedikit, se-konjong2 dilihatnja sesosok bajangan orang jang seluruhnja putih mulus telah berdiri didepan situ.
Walaupun Kian-liong adalah seorang tokoh ternama, pengalamannja luas pula, tapi demi mendadak nampak bajangan orang jang putih mengerikan itu, tanpa merasa iapun merinding hingga berkeringat dingin.
"siapa "
Bentaknja dengan tak lampias.
Dan belum lagi ia bertindak, mendadak angin berkesiur, bajangan putih itu terus menerdjang madju ke-arahnja.
Tanpa bitjara lagi kontan Kian-liong menjambitkan tiga bilah pedang ketjil.
Tapi bajangan orang itu sama sekali tidak menghindar, maka hanja terdengar suara "bret-bret-bret"
Tiga kali, tiga bilah pedang ketjil itu telah menembus bajangan orang itu. Anehnja bajangan
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ itu masih terus merangsang kedepan dengan tidak berkurang ketjepatannja.
Padahal ketiga bilah pedang ketjil itu ditimpukan Kian-liong menudju ketiga tempat berbahaja ditubuh manusia, djangankan terkena tiga2nja, terkena sebilah sadja sudah tjukup untuk membuat sasarannja terbinasa.
Namun, bajangan orang itu terang tertembus oleh sendjata rahasia Kian-liong itu, tapi masih tetap melajang kedepan dengan tjepat.
Keruan kedjut Kian- liong tak terhingga, sesaat itu njalinja serasa petjah, lidahnja serasa kaku, ia ingin berter'iak.
"Ada setan!"
Tapi baru setengah utjapan itu tertjetus dari mulutnja, tahu2 bajangan orang jang putih itu sudah merangsang sampai didepannja. Dengan gerakan "Dji-liong-seng-thian"
Atau sepasang naga terbang kelangit, segera kedua tangan Kian-liong menghantam kedepan.
Dan bajangan orang putih itu ternjata tidak berkelit atau menghindar, maka serangan itu dengan telak mengenai sasarannja Tapi begitu kebentur, segera Kian-liong merasakan, sesuatu jang gandjiI.
Ternjata bajangan orang itu tidak terpental atau roboh, sebaliknja terus mendoprok lemas kelantai didepannja.
Sebagai seorang tokoh berpengalaman, segera Kian- liong insaf sasaran jang kena pukulannja itu bukanlah manusia, tapi djuga bukan setan apa segala, bajangan putih itu tidak lebih tjuma sehelai badju putih jang pandjang dan melaiang kedepan oleh karena.
dorongan tenaga dalam jang maha hebat dari seseorang.
Mengetahui demikian itu, segera Kian-liong insaf pula telah masuk perangkap musuh.
Terus sadja telapak tangan kirinja menggablok kebelakang untuk mendjaga
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ segala kemungkinan.
Namun dia dapat memberi reaksi tjepat ternjata musuh tak kelihatan itu djauh lebih tjepat pula, tahu2 tenaga pukulan musuh tersembunji itu sudah mendahului memukul baru gablokan Kian- liong itu dilontarkan setengah djalan atau mendadak "Tay-tjui-hiat"
Dipinggangnja sudah terasa pegal linu.
"plak", tepat bagian pinggang itu kena disampuk oleh tangan musuh. Begitu hebat tamparan musuh itu hingga Kian-liong sempojongan kedepan. Walaupun kehilangan imbangan badan, tapi Kian-liong masih sempat balas menjerang, dikala ia terhujung sebelum djatuh, segera ia sambitkan pula sembilan bilah pedangnja jang ketjil itu. Sambaran pedang ketjil itu setjepat kilat, maka terdengarlah suara "plak-plok"
Ber-ulang2, pedang2 ketjil itu menantjap semua diatas pilar dan rupanja tidak mengenai musuh. Waktu Kian-liong hendak memutar tubuh, tahu2
"Leng-tay-hiat"
Dibagian punggung terasa kesemutan, suatu tenaga maha hebat telah menindihnja hingga susah untuk bernapas. Terang, dalam keadaan djatuh tengkurap itulah punggung Kian-liong telah kena diindjak orang.
"Leng-tay-hiat"
Itu adalah Hiat-to melumpuhkan ditubuh manusia, betapapun tinggi ilmu silatnja Wan Kian-liong djuga tidak berdaja bilamana tertutuk.
Maka belum lagi ia dapat berbuat apa2, mendadak dibelakangnja sudah terdengar suara bentakan seorang wanita jang njaring genit.
"Keparat, apakah kau ini pengirim surat undangan kaleng itu?"
Perasaan Wan Kian-liong benar2 seperti digujur air dingin, sama sekali tak tersangka olehnja bahwa selama
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ hidupnja malang-melintang dikangouw, achirnja terdjungkal ditangan seorang wanita. Tapi ia mendjadi bingung demi mendengar teguran wanita itu, sahutnja segera.
"Surat undangan kaleng apa? Siapakah kau?"
"Hm, djadi bukan kau? Habis untuk apa kau kesini?"
Demikian wanita itu tidak mendjawab, sebaliknja menanja lagi.
"Aku hendak mentjari seorang,"
Sahut Kian-liong.
"Siapa jang kau tjari?"
"Sutitku Wi Kun-hiap,"
Sahut Kian-liong pula.
"Dan sia siapa kau?"
Tapi lantas terasa tenaga indjakan dipunggungnja bertambah keras, se-konjong2 isi perutnja serasa berdjungkir balik, pandangannja mendjadi gelap, hampr-hampir ia pingsan.
Tanpa ampun lagi darah segar menjembur keluar dari mulutnja.
Kian-liong insaf telah terluka dalam, ia tahan sekuat mungkin.
Pada saat itulah didenganja wanita itu berkata lagi;
"Sekarang boleh kau lihatlah jang djelas, siapakah aku ini!"
Seketika Kian-liong merasa punggungnja mendjadi enteng terlepas dari beban, dengan pe-lahan2 ia merangkak bangun, waktu ia memutar tubuh kebelakang, ia lihat berdiri dihadapannja seorang wanita muda jang sangat tjantik dan genit, badjunja putih mulus, dari senjumannja jang berbisa itu terang bukan wanita baik2.
Mendadak hati Kian-liong tergetar, teringat olehnja siapakah wanita dihadapannja itu.
,.Kau kau
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ adalah Thay-san-yau-ki Pek Yu-yu?"
Serunja dengan tak lampias. Wanita tjantik itu mengikik tawa sekali, laiu katanja dengan nada dingin.
"Untung kau masih dapat mengenal siapa aku, nah, bolehlah aku mengampuni djiwamu!"
Kiranja Pek Yu-yu ini seorang jang tinggi hati dan sombong, setiap orang jang dapat mengenali asal- usulnja, ia lantas merasa namanja maha sohor hingga terkenal di-mana2.
Dan sekali ia sudah merasa senang, lantas djiwa petjundangnia diampuninja.
Sebaliknja kalau lawan tidak kenal siapa dia, maka pasti djiwanja akan melajang dibawah tangannja.
Maka ketika Pek Yu-yu membentak lagi.
"Lekas enjah!"
Segera Kian-liong berbangkit sekuatnja, dengan ter-hujung2 ia bertindak pergi. Pek Yu-yu menjaksikan Wan Kian-liong melangkah keluar, setelab djatuh satu kali dan bangun lagi, achirnja Piauthau terkenal itu pergi djauh djuga dengan sempojongan.
"Bukan dia, habis siapa? Tentu ada orang lain lagi!"
Demikian Pek Yu-yu menggumam sendiri sesudah rnemikir sedjenak.
Semalam ia telah mengumpet dibelakang batu karang tidak djauh diluar Koh-po itu, mendjelang fadjar barulah ia masuk lagi kedalam bangunan kuno itu, ia jakin sipengirim surat kaleng itu achirnja pasti akan datang, tak terduga telah dipergoki Wan Kian-liong jang apes itu.
Dan sesudah Kian-liong pergi, kembali Pek Yu- yu mengintai pula ditempat tersembunji didalam Koh- po itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Adapun Kian-liong jang terluka parah saat itu sedang melandjutkan kedepan dengan susah pajah.
Sesudah beberapa.
puluh meter djauhnja, ia berhenti sebentar untuk mengganti napas sambil bersandar disuatu pohon besar.
Dalam keadaan terluka parah terang ia tidak sanggup mentjari Kun-hiap lagi.
Sesudah memikir agak lama, ia merasa djalan satu2nja jang paling baik jalah pulang dulu ketempat Li Siu-goan, si radjawali sakti, jang dipondokinja itu.
Dari situ akan segera dikirim orang untuk memberi kabar kepada ajahnja Kun-hiap tentang menghilangnja pemuda itu.
Betapapun ia bertanggung- djawab kepada murid keponakan itu.
Tapi jang paling memalukan adalah siapa musuh jang mentjulik Kun- hiap itu sama sekali tak dikenalnja, bahkan melihatnja dengan djelas sadja tidak.
Padahal kalau saat itu dia menjingkap semak2 rumput tidak djauh disebelahnja sana, maka dia akan dapat menemukan Wi Kun-hiap jang menggeletak disitu tanpa bisa berkutik.
Sudah tentu mimpipun dia tidak menjangka akan kemugkinan itu.
Begitulah, setelah mengambil keputusan, segera ia mendapatkan sepotong ranting kaju untuk digunakan sebagai tongkat, dengan ber-ingsut2 lalu ia mlantjutkan perdjalanan.
Meski Kian-liong tidak dapat melihat Kun-hiap, sebaliknja dengan djelas Kun-hiap telah melihat Kian- liong.
Tjuma sajang sedikitpun Kun-hiap tak bisa berkutik dan bersuara, sebab itulah ia tidak dapat memanggil sang Susiok.
Disamping Kun-hiap meringkuk itu berdjongkok pula seorang kurus ketjil berbadju hitam dan berkedok.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Dengan sorot matanja jang tadjam orang itu menjaksikan kepergian Kian-liong. Kemudian barulah ia tutuk sekali Hiat-to dipundak Kun-hiap. Segera Kun-hiap melontjat bangun, dengan aseran ia tanja.
"Lo-tayhiap, kiranja kau tjuma pura2 mati sadja. Dan apakah maksudmu kau mentjulik aku kesini?"
"Lo-tayhiap?"
Demikian orang berkedok itu balas menegas dengan nada ke-heran2an dan menatapi tadjam kepada Kun-hiap. Dengan rasa tidak sabaran segera Kun-hiap berkata pula.
"Lo-tayhiap, sebenarnja apa tudjuanmu menggondol aku kesini, katakan sadja terus terang, mengapa kau mesti main sembunji2 seperti ini, bukankah sangat bertentangan dengan nama kebesaranmu selama lni?"
Tapi orang berkedok itu hanja memandang Kun-hiap sadja tanpa mendjawab.
"Djika kau takmau menerangkan"
Biarlah aku akan pergi sadja,"
Kata Kun-hiap dan segera hendak bertindak pergi. Tapi baru sadja ia hendak membaIik tubuh, tiba2 orang berkedok itu berkata dengan nada dingin.
"Aku tidak she Lo!"
Keruan Kun-hiap melengak, ia urung pergi, tjepat ia menegas.
"Kau tidak she Lo"
Apa kau bukan Thian-san- sin-kau Lo Pit hi?"
Siapa jang katakan padamu bahwa aku adalah Thian-san-sin-kau Lo Pit-hi?"
Balas tanja siorang berkedok dengan suara ketus.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Tanpa merasa Kun-hiap melangkah mundur dua tindak dengan air muka terperandjat, ia tanja.
"Ha ....... habis engkau siapa?"
"Dan kau sendiri siapa?"
Balas tanja si orang kerkedok.
"Tjayhe she Wi benama Kun-hiap, ajahku adalah ...... Kun-hiap merandek sampai disini, ia mendjadi ragu2 apakah mesti menjebut nama ajahnja atau tidak. Sebagai seorang tokoh termsjhur, tentu pula banjak musuhnja. Djangan2 siorang berkedok ini, adalah musuh ajahnja, hal ini tentu akan memibikin urusan mendjadi runjam. Tapi achirnja ia mengatakan djuga.
"Ajahku adalah Wi Ki-hu, orang menjebutnja ........... Belum lagi ia menjebutkan djulukan ajahnja.
"Kim- liong-kiam-khek" (pendekar pedang sinaga emas), tiba2 kelihatan orang berkedok itu tergetar, njata nama Wi Ki-hu itu tiada seorangpun jang tak mengenalnja didalam Bu-lim.
"Mungkin djuga saudara sudah pernah kenal nama ajahku itu?"
Kata Kun-hiap pula. Orang itu mendjengek sekali, sahutnja.
"Nama Wi- tayhiap jang maha sohor sudah tentu dikenal siapapun djuga."
"Terima kasih, dan diharap sukalah saudara mengingat beliau Belum landjut utjapan Kun-hiap, tiba2 orang berkedok itu mendengus pula, katanja.
"Sekali aku sudah menahan kau disini, mana boleh kulepaskan kau begini sadja. Marilah kau ikut padaku!"
Sembari berkata, terus sadja ia membalik tubuh dan bertindak kearah Koh-po itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Melihat orang tinggal melangkah pergi begitu, se- akan2 menganggap dirinja sudah pasti akan mengikut dibelakangnja, diam2 Kun-hiap merasa penasaran, masakah dirinja dianggap seperti kaum tjelurut jang takut mati sadja.
Maka bukannja dia mengikut, sebaliknja ia malah melangkah mundur kebelakang.
Tapi baru sadja dua-tiga tindak ia melangkah mundur, se-konjong2 di-tengah2 semak rumput terdengar suara keresek sekali.
Kun-hiap terkesiap seketika, ia pikir tentu itu adalah suara ular.
Tjepat ia bermaksud melangkah madju lagi untuk menjingkir.
Namun sudah terlambat, dalam sekedjapan itu mendadak sebelah kaki jang terangkat hendak melangkah itu tahu2 terasa kentjang terdjirat oleh sesuatu, lalu tertarik oleh suatu tenaga maha kuat, orangnja terus tergelintjir ketengah semak2 rumput itu, lalu tak-bisa berkutik lagi, bahkan lantas tertutuk pula hingga tak mampu bersuara.
Habis berkata, tanpa menoleh lagi orang itu lantas mengajun tangannja kebelakang.
"Berrrrr", tahu2 seutas tali menjambar, pada udjung tali itu terpasang sebuah djiratan. Rupanja denqan tali lasso itu siorang berkedok bermaksud mendekati Kun-hiap untuk dipaksa mengikutnja. Namun Kun-hiap sudah menghilang lebih dulu. Ketika tali lasso itu tidak mengenai sasarannja dan djatuh ketanah, seketika orang berkedok itu membalik tubuh dengan kaget. Meringkuk ditengah semak2 rumput itu, Kun-hiap dapat melihat sorot mata seorang berkedok jang tadjam laksana kilat itu, ia mendjadi kebat-kebit kuatir.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Kun-hiap sendiri sebenarnja dalam keadaan limbung, ia tidak tahu bagaimana nasibnja nanti jang terang ia menduga siorang berkedok itu mungkin bermaksud djahat kepadanja, kalau bisa menghindarinja sudah tentu lebih baik.
Sedang benda apakah jang mentjengkam kakinja tadi dan siapakah jang menjeretnja ketengah semak2 rumput itu, semuanja ini takbisa dipikir lagi olehnja.
Kun-hiap menahan napas sebisa mungkin agar tidak diketahui siorang berkedok.
Untung rumput disitu tumbuh lebat dan pandjang hingga tubuhnja teraling rapat2, Sesudah orang berkedok itu membalik tubuh dan melihat Kun-hiap sudah lenjap, mendadak ia melesat kedepan setjepat terbang, hanja sekedjap sadja orangnja sudah berada berpuluh meter djauhnja.
Kun-hiap merasa lega, ia menduga siorang berkedok tentu mengira dirinja telah melarikan diri, makanja terus mengedjar.
Pada saat lain Kun-hiap merasa ada sesosok tubuh jang halus lemas sedang mendekatinja, berbareng hidungnja mengendus bau harum pula, bau harum kaum wanita.
Benar djuga, segera telinganja mendengar bisikan merdu.
"Lekas ikut aku, djangan sampai dilihat orang!"
Dan mendadak Kun-hiap merasa pinggangnja tertutuk sekali, lalu dapatlah ia bergerak dengan bebas.
Lebih duiu ia menghirup nafas dalam2, lalu merangkak bangun.
Maka terlihatlah olehnja seorang nona berbadju merah sambil berdjongkok sedang menjusur kesana melalui semak2 rumput jang lebat itu.
Tjepat Kun-hiap menguntit dibelakang nona itu.
Tidak lama kemudian, sampailah mereka ditengah
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ suatu rimba jang rindang.
Disitulah sinona lantas berhenti, ia membalik tubuh dengan mengikik tertawa.
Waktu Kun-hiap ikut berhenti dan mengamat-amati, baru sekarang ia dapat meliihat djelas wadjah seorang gadis djelita, untuk sesaat itu mendjadi terpesona.
Usia nona itu kira2 sebaja dengan dirinja, sepasang.
matanja mengerling saju menawan, pipinja kemerah2-an dan sedang ter-senjum2.
Kun-hiap mendjadi djengah sendiri, lekas2 ia tanja.
"Sia siapakah kau?"
"Dan kau sendiri siapa?"
Dengan tertawa nona belas nanja. ,,Aku bernama Wi Kun-hiap, sahut sipemuda. Nona itu tidak tanja lagi, ia mengintai sekedjap keluar sana, lalu katanja.
"Djika tidak menemukan kau kembali, tentu Thian-san-sin-kau akan berjingkrak marah."
"Thian-san-sin-kau?"
Kun-hiap mengulangi nama itu dengan melengak.
"Ja, kalau barusan aku tidak menjeret kau kedalam semak2, mungkin saat ini lehermu masih terdjirat didalam tali lasso "Thian-san-sin-kau Lo Pit-hi kata sinona.
"Kau, salah nona,"
Kata Kun-hiap. Orang berkedok itu bukan Thian-san-sin-kau Lo P'it-hi."
Tiba2 sinona tertawa geli, katanja.
"Orang lain mungkin aku tidak kenal, tapi. La-sioksiok masakah aku bisa pangling padanja? Sebab apakah kau menjalahi dia? Beliau paling bentji kepada orang djahat, tentu kau ini bukan orang baik2."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Kun-hiap mendjadi dongkol dan geli. pula menedengar utjapan sigadis jang tak keruan djentrungannja itu. Kataknja.
"Aku bukan oarang baik2, buat apa tadi kau menolong aku?"
"Kulibat kau terpatung disitu, maka aku telah bergurau dengan Lo-sioksiok,"
Sahut sinona dengan tertawa. Dan djika kau betul2 bukan oran baik2, djangankan Lo-sioksiok, akupun tidalk nanti tinggal diam."
"Bagaimana pandanganmu terhadapku terserahlah", kata Kun-hiap.
"Jang terang siorang berkedok tak bukan Lo Pit-hi, sebab Lo-tayhiap sudah meninggal sedjak tadi".
"Lo-tayhiap sudah meninggal? Tjis, dikala kau mati nanti tentu beliau jang masih hidup seqar-bugar"
Semprot sigadis. Kun-hiap mendjadi serba berabe, ia angkat bahu dan berkata "Pertjaja atau tidak masa-bodoh, jang terang dia mati disamping ku tadi."
Tiba2 Kun-hiap teringat apa jang dialaminja selama beberapa hari ini boleh dikata semuanja adalah gara2 Lo Pit-hi.
Sebenarnja apa artinja utjapan2 Lo Pit-hi kepadanja, ia sendiri tidak paham, hingga sekarang.
Jang terang pada sebelum adjal simonjet sakti dari Thian-san itu minta"
Dia mentjari seorang, dan siapakah orang itu, laki2 atau perempuan, tua muda, ia kurang djelas!.
Konon Lo Pit-hi itu tinggal terpentjil sendirian dipuntjak Thiansan, selamanja tidak pernah dengar pendekar aneh itu mempunjai sanak atau kadang mengapa sigadis didepannja sekarang ini memanggilnja
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Lo-sioksiok" (paman Lo), boleh djadi orang jang dimaksudkan agar ditjari itu dapat diketahui sedikit seluk-beluknja atas diri nona tjantik ini. Teringat akan itu itu, segera Kun-hiap membuka suara.
"Nona, apakah kau tahu siapakah gerangan orang jang hendak ditjari Lo-tayhiap itu?"
"Siapa?"
Berbalik sigadis menanja dengan mata membelalak.
"Begini duduknja perkara,"
Tutur Kun-hiap.
"Waktu aku bersama Susioku mengawal satu partai barang ke Yangtjiu"
"Ha, orang matjam kau djuga mendjadi Piausu (tukang kawal)? Hi hi hi,"
Sungguh menggelikan!"
Seru sigadis. Kun-hiap sangat mendongkol "Mengapa aku tidak boleh mendjadi Piausu!"
Tegurnja dengan kurang senang.
Tapi gadis itu tidak mendjawab, sebaliknja ia mengitari Kun-hiap sambil mengamat-amati pemuda itu dari atas kepala sampai keudjung kaki, dari udjung kaki kembali keatas kepala lagi, ia mengitari dengan langkah berlenggang-lenggok, gajanja indah menggiurkan.
Keruan Kun-hiap mendjadi risi sendiri.
"Apa jang kau pandang?"
Tanjanja.
"Aku ingin menemukan sesuatu bagian dari tubuhmu apakah mirip dengan tukang kawal atau tidak, tapi toh tidak kutemukan tanda2 itu?"
Sahut sigadis sambil berhenti mengitar.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sebagai pemuda sebenarnja Kun-hiap agak tertarik oleh ketjantikan nona itu.
Tapi demi dirinya diamat2i sebagaimana pelantih hewan memeriksa kuda jang akan dibelinja, mau-tak-mau Kun-hiap sangat mendongkol.
Segera dengan suara aseran ia tanja.
"Mengapa aku tidak boleh menjadi tukang kawal, tjoba nona jelaskan!"
"Hi hi hi hi, masih kau tanja?"
Sahut sigadis sambil mengikik tawa.
"Seperti tadi, dipegang dan diseret orang lantas tak bisa berkutik lagi, bukankah barang kawalanmu akan terbang sendiri walaupun tidak bersajap?" ~ ia maksudkan tjaranja membekuk Kun- hiap tadi. Muka Kun-hiap menjadi merah djengah, serunja.
"Huh, main membokong terhitung kepandaian apa?"
"Ooooo, djadi kalau aku terang2-an aku hendak merampas barang kawalanmu misalnja, lantas kau sanggup melawan?"
Tanja sigadis sambil bertolak pinggang.
"Sudah tentu!"
Teriak Kun-hiap.
"Baik, sekarang aku sudah datang, cara bagaimana kau akan melawan aku?"
"Tjoba kau turun tangan lebih dahulu,"
Sahut Kun- hiap sambil meraba pedangnja.
"Aku tidak perlu turun tangan, aku hanja membentak supaya kau lekas enjah dan tinggalkan barang kawalanmu. Nah, kau mau enjah atau tidak?"
Kata sigadis. Keruan Kun-hiap serba runjam. Utjapan nona itu seperti sungguh2 dan seperti bergurau. Daripada
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ dikatakan sungguh adalah lebih mirip sikap kanak2 jang sedang main bandit2-an.
Tapi betapapun Kun-hiap mendongkol djuga, dirinja telah dipermainkan dan dipandang enteng, kalau tidak unjukkan sedikit kepandaian, tentu akan lebih dihina olehnja.
Maka segera ia berkata dengan suara keras.
"Aku tidak mau enjah" ~ habis berkata, diam2 ia merasa dirinja se- akan2 anak ketjil djuga jang ikut dalam permainan orang. Sigadis tetap bertolak pinggang, dengan genit ia berkata lagi.
"Kau tidak mau enjah? Djika begitu, boleh tjoba kau enjahkan aku!"
"Tjring", tiba2 Kun-hiap melolos pedangnja. Sebagai putera seorang pendekar pedang jang maha termasjhur, dengan sendirinja dalam hal ilmu pedang Kun-hiap juga memiliki pengetahuan jang tinggi. Maka begitu pedang terlolos keluar, seketika tjahaja gilap kehitam2-an berkelebat. Ternjata pedang itu berwarna hitam gilap, mata pedangnja lebih lebar sedikit daripada pedang umumnja, Malahan punggung pedangnja terukir naga emas jang indah laksana hidup, melihat bentuknja sadja orang segera akan tahu pedang itu bukan sendjata sembarangan. Gads itu sengadja memandarng sekedjap kepada pedang Kun-hiap itu, lalu mengolok2.
"Mm, bagus djuga pedangmu itu, dapat dipakai memotong kaju Eh, kulihat kau tidak pantas mendjadi Piausu, iebih baik kau mendjadi tukang kaju sadja. Hi hi hii hi!" ,,Nona, hendaklah kau djangan terlalu temberang, sendjataku ini tidak punja mata, tahu?"
Semprot Kun- hiap dengan menahan rasa dongkol
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Dengan mengatakan "sendjata tidak bermata"
Jang sangat umum digunakan dalam kalangan Bu-lim sebagai peringatan kepada pihak lawan bahwa djika sekli sendjata sudah bekerdja, maka artinja tidak kenal ampun lagi. Siapa duga gadis itu sengadja membodoh, malah segera ia mendjawab.
"He, masakah didunia ini ada sendjata jang bermata? Eh, boleh tjoba kau tjeritakan sendjata milik siapa itu ?"
Sungguh dongkol Kun-hiap tak terkatakan, segera pedang terangkat dan ditusukan kedepan dengan pelahan, suatu gerakan untuk me-nakut2i si nona itu. Sebaliknja nona itu malah tertawa lebih geli katanja.
"Hi hi hii hi! melihat gerakanmu ini, mendjadi tukang pijat sadja kurang kuat, lebih pantas mendjadi tukang potong ajam sadja!". Sungguh Kun-hiap tidak tahan lagi.
"Awas!"
Bentaknja segera sambil mendorong pedangnja kedepan, ia arah pinggang sigadis dengan tipu jang disebut "Liong-tin-in-se"
Atau naga terbang dibalik awan, yaitu salah satu serangan pembukaan dari Kim- liong-kiam-hoat (lmu pedang naga emas) dari keluarga Wi mereka.
Dibelakang tipu serangan pembukaan itu masih banjak terdapat tipu2 serangan susulan lain jang aneka matjam perubahannja, satu dan lain tergantung bagaimana reaksi lawan dan hanja dan hanja sekali- dua gebrak sadja pasti akan merobohkan lawan.
Akan tetapi meski tusukan Kun-hiap itu sudah diteruskan, gadis itu masih tetap berdiri ditempatnja dengan tersenjum-simpul.
Bahkan tampaknja udjung pedang sudah menjentuh ikat pinggangnja dan gadis itu masih tetap tidak bergerak apa2, Keruan Kun-hiap tertegun dan lekas2 menhan pedangnja.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Dengan serangan itu, kalau musuh bergerak entah kekanan atau berkelit kekiri, maka segera Kun-hiap dapat mengubah serangannja menurut reaksi lawan itu. Tapi kini, gadis itu djusteru diam2 sadja? "Mengapa kau tidak menghindar?"
Tanja Kun-hiap dengan aseran.
"Hi hi hi hi, sungguh aneh kau ini,"sahut sinona dengan tjekikikan.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Berkelit atau tidak kan urusanku sendiri, masakan aku 'mesti menurut apa jang kau inginkan?"
Utjapan sigadis kedengarannja seperti main pakrol- pakrolan sadja, tapi kalau dipikir memang benar djuga. Maka Kun-hiap mendjadi kewalahan.
"Him, djika kau tidak mau berkelit, salahmu sendiri djika kau mampus dibawah pedangku ini"
Kata Kun- hiap, kemudian.
"Wah, tusuklah, lekas!"
Kata sinona.
"Djika kau dapat menusuk mati aku, itu menandakan kau memenuhi sjarat untuk mendjadi tukang kawal."
Sesungguhnja Kun-hiap tidak ingin mentjelakai seorang gadis djelita.
Tapi karena di-olok2 melebihi hatas, ia mendjadi murka.
Sekali kertak gigi, terus sadja ia dorong pedangnja dua-tiga senti kedepan.
Ia pikir akan melukai gadis itu agar tahu rasa dan takkan membahajakan djiwanja.
Diluar dugaan, begitu pedangnja mendjulur kedepan, maka terdengarlah djeritan tadjam gadis itu.
"Aduuh! Kau benar2 menusuk aku?"
Sesaat itu tubuh sigadis tampak sempojongan, sebelah tangannja menahan bagian pinggang jang tertusuk udjung pedang tadi, wadjahnja seketika putjat lesi.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Keruan sadja Kun-hiap terperandjat, tjepat ia tarik kembali pedangnja dan berseru dengan kuatir.
"Kau ........ kenapakah kau?"
Namun sinona masih ter-hujung2 sambil menutup pinggangnja dengan kedua tangan, dan setelah sempojangan beberapa kali kesana, mendadak orangnja re
Bara Naga Karya Yin Yong Tujuh Pendekar Pedang Gunung Thian San Karya Liang Ie Shen Kisah Dua Saudara Seperguruan Karya Liang Ie Shen