Rahasia Benteng Kuno 3
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung Bagian 3
2 dia dilepaskan.
Maka ia mendjadi kesima malah ketika tubuhnja sudah menegak kembali diatas tanah.
Setelah ter-mangu2 sedjenak achirnja ia menegur sambil simpan kembali pedangnja.
"Nah. kau ingin bitjara apa?"
"Se............ sebenarnja djuga tiada apa2,"
Sahut Hui- yan dengan ter-senjum2.
Sungguh dongkol Kun-Wap tak terkatakan.
Ia tahu djawaban sinona itu memang bukan omong kosong, sebenarnja tiada sesuatu apa jang hendak dibitjarakan sinona padanja, sebabnja dia ditjulik dan mengatjaukan Li-keh-tieng, maksud sinona hanja melulu hendak menggoda dirinja sadja.
Tentu tidak terpik.r oleh nona - itu bahwa gara2 perbuatannja itu, perasaan Li-tjengtju telah dilukai, Njo Hoat terdjungkal dan Thian-go Lodjin mungkin seterusnya malu untuk muntjul lagi didunia persilatan, semuanja itu adalah karena pikiran iseng sinona jang djahil itu.
Karena itu, dengan mendongkol Kun-hiap menjemprot.
"Djika tiada apa2, untuk apa kau membawa lagi aku kesini ?"
"Sebenamja tiada............ tiada apa2, tapi. tapi rasanja toh ada djuga sedikit urusan' sahut Hui-yan dengan gaja jang genit. Kun-hiap mendjadi serba runjam menghadapi gadis nakal itu. Ia dengar Tian Hui-yaa berkata pula.
"Eh, bukankah sebelum meninggal Lo-sioksiok telah pesan padamu agar suka mentjarikan seorang? Mengapa kau tidak melaksanakan pesannja itu?"
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Dia tidak menerangkan, siapa jang harus ditjari, bagaimana aku bisa mentjarikan orangnja itu?"
Sahut Kun-hiap dengan muka ber-sengut.
"Tap. aku djusteru tahu siapa gerangan jang hendak ditjari Lo-siok-siok itu?"
Udjar Hui-yan dengan tertawa.
"Siapa dia?' tanja Kun-hiap.
"Sebelum meninggalnja Lo-siokslok, menurut tjeritamu, dia telah menuding lukisan diatas dinding itu, bukan?"
Tanja Hui-yan.
"Dan aku jakln pasti itulah orang jang dia maksudkan."
"Lukisan itu adalah diriku!"
Teriak Kun hiap.
"Kau? Apakah kau pernah dilukis oleh Hoan Su-tjay, Hoan-tayhiap?"
Tanja Hui-yan dengan mendjengek.
Kun-hiap tertegun oleh pertanjaan itu.
Memang benar, selamanja ia tidak pernah dilukis oleh Hoan Su- tjay, sedangkan kenal sadja belum dengan pelukis kenamaan itu.
Tapi mengapa didalam benteng kuno itu terdapat gambar dirinja jang djelas tertera tanda tangan pelukisnya adalah Hoan Su-tjay.
Kun-hiap termenung sedjenak, pikirannja mendjadi kusut.
Tian Hui-yan lantas berkata pula.
"Orang jang dilukiskan itu sudah tentu bukan kau sendiri, tapi pasti sangat erat sangkut-pautnja dengan dirimu ja, boleh djadi adalah kakakmu."
"Omong kosong!"
Kata Kun-hiap.
"Atau barangkali adalah ajahmu,"
Kata Hui-yan lagi.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Kun-hiap mendjadi gusar, bentaknja.
"Djangan kau sembarangan mengoceh! Bagaimana matjam ajahku, masakah aku tidak dapat mengenalnja?"
Mendadak Tian Hui-yan ketawa ter-kikik2, kemudian berkata pula.
"Eh, bisa djadi ibumu telah kawin lagi dan kau adalah anak tiri ajahmu sekarang dan kau sendiri tidak tahu.
"
Belum habis utjapan Tian Hui-yan itu.
saking tidak tahan lagi Kian-hiap sudah mendjerit.
Tjepat sekali pedang Kim-liong-kiam lantas menusuk kedepan.
Tapi Tian Hui-yan masih tetap ketawa, tanpa menggeser sedikitpun, namun dengan gaja jang indah dan tepat tusukan itu telah dapat dihindarkan.
Kun-hiap tahu tidak mampu menangkan nona itu, maka ia tarik kembali pedangnja, ia putar tubuh terus tinggal pergi.
"He, he! Tunggu!"
Tiba2 Tian Hui-yan, berseru. Tapi Kun-hiap tidak menggubris. Maka sinona berkata lagi.
"Ja, dah, anggap omonganku tadi salah, maaf, ja?"
Namun Kun-hiap tetap tidak mendjawabnja dan masih berlari kedepan. Tapi suara sigadis djusteru masih tetap terdengar kira2 satu-dua meter dibelakangnja, tiba2 terdengar gadis itu berkata lagi.
"He, gimana sih kau ini? Apa kau tidak ingin mentjari keterangan se-djelas2nja kepada Hoan Su-tjay?"
Tapi Kun-hiap masih tidak peduli. Ia pikir berdebat kalah, berkelahi tidak menang, hendak melepaskan diri dari godaannya djuga susah, ia tidak tahu tjara bagaimana harus menghadapi nona itu. Sementara itu
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ telah sampai disuatu djalan simpang tiga, tanpa pikir Kun-hiap terus biluk kekiri.
"He, he! Salah! Kerumah Hoan Su-tjay harus biluk kekanan,"
Seru sinona pula dari belakang. Kun-hiap mendjadi geregetan, mendadak ia berteriak.
"Siapa mau pergi kerumah orang she Hoan itu?"
"Bukankah kau?"
Sahut Tian Hui-yan dengan tertawa.
Dan belum lagi Kun-hiap bersuara lagi, se-konjong2 serangkum angin menjambar kepundaknja.
Tjepat Kun- hiap mengegos, tapi tidak keburu lagi, tahu2 ia merasa punggungnja sudah ditjengkeram sigadis terus dilemparkan kesana.
Ternjata lemparan itu tepat sekali, Kun-hiap djatuh tegak ditengah djalan sisi kanan sana, berbarenn terdengar lagi sinona berkata.
"Hajolah, djalan!"
Saking gusarnja Kun-hiap lantas ngambek, ia sengadja berdiri terus disitu takmau bergerak.
"He, kenapa tidak djalan?"
Kata Hui-yan lagi dari belakang.
"Apakah kau perlu digiring seperti orang menggiring bebek?"
Tapi Kun-hiap semakin bandel, ia pikir aku djusteru tidak mau djalan, tjoba tjara bagaimana kau bisa menggiring aku.
"Plak,"
Mendadak bokongnja kena didepak sekali dan "Wi-tiong-hiat"
Dibagian belakang dengkul terasa linu, tanpa kuasa ia terus berlari kedepan sampai belasan langkah djauhnja. Dan baru dia berhenti, tahu2 depakan kedua sudah kena pula, maksud Kun-hiap hendak membangkang untuk berdjalan, tapi "Wi~tiong-
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ hliat."
Dibagian dengkul itu tahu2 tergetar hingga kedua kaki bekerdja sendiri dan berlari kedepan pula.
"Nah, ini namanja giring bebek, tahu?"
Demikian didengarnya suara Hui-yan jang njaring itu lagi berkata dibelakangnja.
"Apakah kau mau djalan sendiri atau perlu digiring terus, boleh kau pilih". Sungguh gemas Kun-hiap tidak terkatakan, tapi serba susah djuga. Untunglah disitu sunji sepi, tapi sebentar lagi djika sampai didjalan besar, kan tjelaka kalau kelakuannja itu dilihat orang? Maka ketika sinona mendepaknja lagi, ber-ulang2 Kun-hiap memutar pedangnja dan memukul dengan sebelah tangannja ke-belakang. Tapi pertjuma, sedikitpun tidak berguna, la tetap dipermainkan tanpa berdaja. Ketika dada Kun-hiap benar2 sudah hampir meledak, dengan kalap ia mengajun tangannja kebelakang dengan maksud memaksa sinona tidak berani mendekat. se-konjong2 ada sesuatu jang kena ditangkapnja. Itulah dia sebuah tangan jang empuk. Dengan tenaga tarikan itu hingga Kun-hiap dapat, memutar balik, terus sadja pedang ditangan lain terangkat, segera ia bermaksud membatjok keatas kepala sinona jang djahil itu, kalau menuruti perasaan gemasnja pada waktu itu, ia benar2 ingin, mentjintjang badan Tang Hui-yau hingga hantjur luluh Tapi ia msndjadi tertegun ketika dilihatnja gadis itu diam sadja tidak melawan, bahkan matanja setengah terpedjam mukanja senjum-tak-senjum, pipinja ke- merah2an.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sedjenak kemud.an, barulah Tian Hui-yan membuka matanja lebar2 dan menatap Kun-hiap dengan tadjam. Kemudian iapun tertawa demi melihat sikap sipemuda jang serba runjam itu. Katanja.
"Aku tahu kau takkan tega membunuh aku. Habis, memangnja kenapa?"
Kun-hiap tertegun sedjenak pula, kemudian iapun kipatkan tangan sigadis. katanja dengan marah2.
"Nona Tian. rasanja kau-pun sudah tjukup mempermainkan aku. sekarang aku hendak kembali ke Li-keh-tjeng, kuharap kau djangan menggoda aku lagi."
"Bukankah kau mesti pergi kerumahnja Hoan Su- tjay?"
Kata sinona sambil mengerut alis. Kun-hiap mendjadi gusar pula, sahutnja ketus.
"Kemana aku harus pergi, masakah aku sendiri tidak tahu?' Tiba2 Hui-yan melengos kesamping sambil memain udjung badjunja, lalu katanja.
"Sebenarnja maksud tudjuanku adalah demi kebaikanmu."
"Djika untuk kebaikanku, paling baik ialah lekas kau tinggalkan aku,"
Seru Kun-hiap.
Belum lenjap suara Kun-hiap, tiba2 dari sana terdengar suara kaki binatang jang berlari kemari, seekor keledai dengan penunggangnja jang bertubuh amat tinggi sedang mendatangi setjepat angin.
Sesudah dekat, mendadak orang aneh itu mendjulurkan tubuhnja kehadapan Kun-hiap dan berseru.
"Ha, kembali kau botjah ini Serupa bapakmu, selalu suka menggoda wanita, ja?"
Orang aneh itu bukan lain adalah sipandjang, badan pandjang, leher pandjang, tapi kepala ketjil jang pernah
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ ditimpai Kun-hiap sebelumnja itu.
Dari apa jang telah didengar, diketahui pula sipandjang ini, adalah orang djahil jang telah mengirim surat2 kaleng untuk mengundang para djago silat supaja berkumpul di Koh- po itu.
Kini setelah ketemu pula, datang2 orang aneh Itu lantas mengutjapkan kata2 jang tidak keruan djentrungannja hingga membuat Kun-hiap bingung.
Kemudian tubuh orang aneh jang pandjang itu menegak lagi.
"Kenapa Tjianpwe sembarangan omong dan menghina nama baik ajahku?"
Demikian Kun-hiap lantas menjemprot.
"Ha,"
Kembali orang itu berseru dan badannja merodok kedepan lagi hingga hampir saling tjium dengan Kun-hiap. Lalu sahut-nja dengan tertawa.
"Kau kira ajahmu itu kutu busuk matjam apa? Biarpun aku memakinja dengan kata2 jang lebih kotor djuga pantas. Huh, kau tahu apa?"
Memangnja Kun-hiap lagi kemeropok karena sedjak tadi digoda sinona dan belum lagi terlampias, sekarang datang2 orang aneh itu meng-olok2 ajahnja setjara semberono, keruan ia tambah dongkol, ia melangkah mundur setindak terus tuding hidung orang aneh jang tubuhnja masih merodok seperti angsa hendak menjosor itu dan mendamperat.
"Kalau bitjara, hendaklah pikir dulu, tahu?"
Orang aneh itu melengak sedjenak. Tapi mendadak ter-bahak2.
"Hahahaha! Aneh bin adjaib! Geli bin lutju! Kau anak tengik ini bersok aksi dihadapanku? Eh, emangnja kau kira ajahmu itu seorang djantan? Nah, tjoba kau tjeritakan."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Nama baik ajahku berkumandang di mana2, siapa orangnja jang tidak kenal?"
Teriak Kun-hiap dengan murka.
"Keliru satu huruf didalam utjapanmu itu, jang benar ialah nama busuknja berkumandang ke-mana2,"
Udjar orang aneh itu.
"Ngatjo, kau berani menghina Kim-liong-kiam-khek Wi Ki-thian?"
Bentak Kun-hiap.
"Haaa?"
Mendadak orang itu berseru kaget.
"O, kiranja ibumu kawin lagi, kau adalah anak bawaan ibumu!"
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sungguh gusar Kun-hiap tak terkatakan.
Ia pikir orang aneh ini kiranja adalah sedjalan dengan Tian Hui- yan, kembali dirinja kena dipermainkan lagi.
Teringat sigadis, ia tjoba melirik kearahnja, ia lihat waktu itu Hui-yan berdiri mungkur dibawah pohon sana tanpa bergerak.
Kun-hiap sangat heran, bukankah nona itu paling suka bikin onar, kenapa sekarang diam2 sadja dan berubah begitu alim? Melihat Kun-hiap tidak bersuara, kembali sipandjang berkata pula.
"Ha, selama hidup ajahmu paling suka merebut anak bini orang lain, kenapa achirnja dia punja isteri djuga kena direbut orang? Nah, tjoba katakan apa sebabnja?"
Sedapat mungkin Kun-hiap tadi telah menahan perasaannja biar pun nama baik ajahaja ditjemarkan.
orang aneh itu, tapi kini nama baik ibunja djuga dihina.
Ia benar2 tidak tahan lagi, sambil membentak sekali, terus sadja telapak tangannja hendak menempiling orang itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Akan tetapi baru sadja tangan itu terangkat, mendadak "Djiok-tik-biat"
Disiku tangan itu terasa kesemutan dan tidak kuat diangkat lagi.
Dipihak lain rupanja, orang aneh itu djuga tjuma meng-olok2 Kun-hiap sadja dan tiada maksud meladeni lebih lama, maka sesudah berkata lagi, sambil ter- bahak2 ia terus larikan keledainja, suara "keteprak- keteprak"
Kaki binatang itu dalam sekedjap sadja sudah mendjauh. Tiba2 terdengarlah suara orang aneh itu berkumandang dari djauh.
"Nak, djanganlah kau mengingkari anak dara itu. Kalau bitjara serobabat, kalian berdua memang setimpal."
Mestinja Kun-hiap hendak balas mendmperat, tapi orang itu sudah pergi djauh. Terpaksa ia hanja memaki sadja.
"Gila!"
"Untunglah dia sudah pergi!"
Tiba2 Tian Hui-yan membuka suara. Tampaknja nona djahil ini agak djeri kepada orang aneh tadi. Kun-hiap tertjengang sedjenak, tapi ia lantas meng- olok2.
"Hm, djadi ada kalanja kaupun takut kepada orang, ja?"
Namun Hui-yan telah mengundjuk muka setan padanja, lalu menjahut.
"Huh, kau kira hanja kau jang berani? Tadi djiwamu sudah hampir melajang kau tahu tidak?"
"Hm, ngatjo!"
Djengek Kun-hiap.
"Ai, ai, tjelaka! Sudah ditolong malah balas dengan pentung! Benar2 tidak kenal maksud baik orang"
Seru Hiu-yan dengan uring2an.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Kun-hiap mendongkol melihat lagak sinona, sahutnja.
"Huh, sudah menggoda orang setengah mati, sekarang mengaku sebagai penolong Emamgnja dimana kau telah menolong aku?"
"Eh, kau tidak pertjaja?"
Kata sigadis.
"Bukankah tadi kau telah angkat tanganmu hendak memukul orang aneh itu? Hm, tjoba kalau aku tidak tutuk Hiai-to ditanganmu hingga pukulanmu tidak djadi diteruskan, kalau tidak, tentu kau sudah kena pukul dia!'* "Ja, djusteru aku hendak memukul dia,"
Kata Kun- hiap.
"Dan djiwamu sekarang tentu sudah melajang,"
Sahut sinona.
"Hendaklah diketahui bahwa orang ini terkenal sebagai dipukul tidak pernah membalas. Tapi bila pukulanmu mengenai badannja, maka tenaga 'Sam- yang-tim-gi didalam tubuhnja tentu akan bekerdja dan seketika kau bisa binasa kena tenaga dalamnja jang lihay itu". Mendengar istilah ''Sam-yang-tjin-gi"
Atau hawa murni tiga susun positip, seketika air muka Kun-hiap putjat dan tidak dapat bitjara lagi. Setelah terkesima sekian lamanja barulah ia dapat menegas.
"Apa benar Sam. Sam-yang-tjin-gi?"
"Sudah tentu benar,"
Sahut Hui-yan.
"Djadi....... djadi dia ini tadi, orang jang naik keledai ini adalah tokoh nomor satu diluar Tjing-pay dan Sia- pay, itu Totju (pemilik pulau) Bek-hun-to dilaut selatan. Koaon Sam-yang adanja?"
Demikian Kun-hiap menegas lagi dengan suara gemetar.
"Memangnja kau kira siapa dia?"
Balas Hui-yan.
"Dia berdjuluk 'Eng-put-hoten-djiu (selamanja tidak pernah
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ balas tangan), sebab dia tidak pernah balas serangan orang biarpun dia sendiri malah kena dihantam."
Kun-hiap ter-mangu2 sedjenak, diam2 ia pikir djika orang aneh tadi memang betul adalah Koan Sam-yang jang tersohor itu, maka Hui-yan tadi memang betul telah menolong djiwanja.
Ia pandang.
Sigadis dengan maksud hendak berkata apa2 sebagai tanda terima kasih, tapi demi teringat sepandjang djalan dirinja telah dipermainkan, maka Kun-hiap mendjadi tidak sudi.
"Nah, bagaimana, sekarang kau pertjaja tidak? Mengapa kau mendjadi ketakutan djuga?"
Kata Hui-yan.
"Kenapa aku harus takut?"
Sahut Kun-hiap."
Aku malah tahu bahwa orang jang mengirim surat kaleng mengundang beberapa djago silat untuk berkumpul di Koh-po itu tak-lain-tak-bukan adalah dia."
"Dia? Dia siapa? Kau maksudkan Koan Sam-yang?"
Mendadak Hui-yan berdjingkrak.
"Wah, djika begitu, bagus sekali! Hajo lekas kita berangkat!"
Seru Hui-yan. Habis itu, mendadak ia melompat madju, ia tarik tangan Kun-hiap terus diadjak berlari pergi.
"He, he! Nanti dulu! Hendak kemana?"
Kun-hiap menegas dengan gugup.
"Tidak perlu tanja, pendek kata kau ikut sadja, tentu akan membawa manfaat bagimu' sahut Hui-yan sambil menarik terus.
"Manfaat apa? Aku tidak pingin! Lekas lepas tangan!"
Seru Kun-hiap pula.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Namun sigadis anggap tidak dengar sadja, ia tetap seret Kun-hiap dan dilarikan setjepatnja kedepan.. ---ooo0dw0ooo--- D
Jilid ke-3 Ringkasan tjerita jang lalu.
Sesudah mengalami kedjadian2 aneh dtbenteng kuno, dimana terdapat sebuah lukisan jang mirip dirinya kemudian Kun-hiap telah digoda sepandjang djalan oleh seorang nona jang disebut sebagai Tian Hui- yan alias Sam-kohnio dan menolongnja pula ketika Kun-hiap bermaksud melabrak seorang ianeh jang menunggang keledai.
Habis itu Kun-hiap diseret oleh Sam-kohnio jang hendak mengadjaknja pergi mentjari Hoan Su-tjay.
..
Begitulah Kun-hiap mendongkol luar biasa karena dirinja diseret begitu sadja seperti anak ketjil jang bandel.
Akan tetapi, apa daja? Untuk melepaskan diri tidak dapat, untuk melabrak orang djuga tidak ungkulan.
Maka terpaksa ia hanja pasrah nasib sadja, seperti kerbau jang ditjotjok hidungnja ia hanja menurut sadja kemana ia hendak dibawa pergi nona itu.
Sampai magrib, achirnja mereka sampa* disuatu kota ketjil, mereka mentjari suatu rumah makan untuk tangsal perut dan sekalian untuk menginap.
Tapi belum lagi selesai mereka isi perut, tiba2 terdengar suara kaki binatang ber-detak2 diluar sana, me-njusul bajangan
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ seorang jang djangkung tampak melompat turun dari seekor keledai.
Tiba2 air muka Tian Hui-yan berubah hebat, tjepat ia tarik Kun-hiap dan menjelinap kedalam kamar.
Kiranja orang jang datang itu bukan lain adalah siorang aneh berleher pandjang dan berkepala ketjil, Koan Sam- yang adanja.
Kun-hiap sendiri tidak tahu mengapa nona jang biasanja nakal itu mendjadi begitu ketakutan kepada tokoh aneh itu.
Namun ia sendiripun tidak ingin tjari penjakit, maka ia hanja menurut sadja diseret masuk kedalam kamar.
Hui-yan melelet lidah dan perlihatkan muka badut jang di-buat2 kepada Kun-hiap, lalu memberi tanda agar djangan bersuara sambil menuding keluar kamar.
Keruan Kun-hiap.
serba runjam menghadapi nona djahil itu, ia hanja tersenjum ketjut dan atjuh-tak- atjuh.
Sementara itu Koan Sam-yang sudah melangkah masuk kedalam hotel merangkap rumah makan itu.
Terdengar ia berteriak memanggil pelajan dan memesan daharan, lalu minta disediakan pula sebuah kamar besar.
Tjelaka pikir Hui-yan, kenapa tokoh aneh itu setjara kebetulan djuga hendak menginap dihotel ini.
Terpaksa ia.
tak berani sem-barangan bergerak saimbil mengerut kening.
Sjukurlah tidak antara lama, selesai dahar, lalu Koan Sam-yang kembali kekamarnja sendiri jang dipesannja itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Baru sekarang.
Hui-yan.
merasa lega.
Mestinja ia hendak segera berangkat sadja dan tidak djadi menginap disitu.
Tapi mendadak timbul pula pikirannja jang djahil.
Segera ia duduk tenang untuk mengumpulkan semangat.
Sudah tentu jang.
tidak sabaran adalah Kun-hiap, beberapa kali ia ingin menegur nona itu, tapi urung, ia kuatir suaranja akan membikin ribut sinona sehingga diketahui pula oleh Koan Sam-yang.
Maka sedapat mungkin ia mengawani didalam kamar itu dengan rasa mendongkol.
Kira2 beberapa djam kemudian, achirnja tampak Hui-yan membuka matanja dan beroangkit dari tempat duduknja.
Katanja kepada Kun-hiap tiba2.
"Aku akan keluar sebentar, kau boleh tidur sendiri disini, tapi awas, djangan tinggal pergi sendiri, kau harus tunggu aku, besok pagi2 kita akan berangkat bersama."
Kun-hiap tidak mendjawab, tapi djuga tidak membantah.
Ia hanja tersenjum ewa sadja .sambil menjaksikan nona itu menjelinap keluar dari kamar sesudah tjelingukan dulu kian kemari seperti maling kuatir konangan, lalu nona.
itu berdjalan.
keruagan belakang dengan berdjindjit2.
Diam2 Kun-hiap tahu tempat Jang akan ditudju Hui-yan itu tentu adalah kamarnja siorang aneh, Koan Sam-yang.
Kelihatannja nona itu sangat djeri kepada, tokoh aneh itu;, tapi toh tetap djahil dan berani mengintai .kekamarnja.
Kun-hiap duduk ter-menung2 sedjenak dan masih tidak terdengar kembalinja Hui-yan, tiba2 hati Kun-hiap tergerak, ia pikir kalau sekarang tidak tinggal pergi mau tunggu kapan lagi?
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Maka tjepat ia bebenah seperlunja, ia membuka daun djendela dan melompat keluar terus tinggal pergi melalui pintu belakang hotel itu.
Sesudah sampai didjalan raja dan tetap tidak kelihatan baja-ngan Hui-yan, barulah ia menghela napas lega.
Segera ia angkat langkah lebar dan menudju keluar kota.
Diam2 ia berharap lebih baik Hui- yan jang mengintip siorang aneh itu telah dipergolki se- hinnga dibekuk, dengan demikian dfirinia akan terhindarlah unhrk seterusnja dari godaan nona nakal itu.
Ia berdjalan terus dengan tjepat, ia taksir sedikitnja sudah 30 li djauhnja, tapi bajangan Hui-yan tetap tidak kelihatan mengedjar, maka ia mulai melambatkan langkahnja kedepan.
Sementara itu sudah lewat tengah malam.
Terpaksa ia mentjari suatu tempat menginap- darurat, ia lihat ditepi djalan banjak terdapat pepohonan, ia berhenti disitu untuk mengaso, ia duduk sambil ber-sandarkan pohon dengan tidur2 ajam untuk melewatkan, malam itu.
Sesudah terang tanah, segera ia melandjutkan perdjalanan lagi.
Sekarang ia benar2 puas dan lega, ia merasa dirinja telah bebas dan dapat pergi kemana ia suka.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ia pikir sekarang harus mentjari Wan-susiok lebih dulu untuk kemudian akan pulang dan iapor kepada ajahnja tentang pengalamannja itu.
Tengah Kun-hiap ngelamun sendiri, tiba2 dari atas pohon jang baru sadja dilaluinja itu melajang turun sesuatu benda, menjusul, belum lagi Kun-hiap sempat menoleh untuk memperhatikan apa jang terdjadi, tahu2 pundaknja terasa dipegang oleh sebuah tangan.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Keruan kaget Kun-hiap tidak kepalang. Tapi sekilas pikir segera ia mendjadi gusar. Dengan, suara keras ia terus mendamperat.
"Nona Tian, sebenarnja apa jang kau kehendaki, mengapa kau terus menggoda diriku?"
"Nona Tian?"
Mendadak suara seorang menegas utjapan Kun-hiap itu.
Njata, dari suaranja itu terang bukan Hui-yan seperti dugaan Kun-hiap semula, dari nada suaranja terang adalah seorang laki2 setengah umur.
Maka tahulah Kun-hiap bahwa dirinja telah salah sangka, tjepat ia berpaling.
Benar djuga, segera dilihatnja dihadapannja berdiri seorang laki2 berewok setengah umur, perawakkannja pendek ketjil.
Ka)au melihat mukanja jang gagah itu seharus-mempunjai badan jang tinggi besar, tapi tubuh laki2 ini djusteru lebih pendek malah daripada Wi Kun-hiap sehingga kelihatan-nja sangat djanggal.
Lapat2 Kun-hiap merasa muka orang seperti sudah pernah dikenalnja, tjuma seketika tidak ingat.
Iapun tidak ingin ijari perkara pada orang, maka segera ia berkata.
"O, maaf, aku telah salah mengenali orang.'' Tiba2 orang itu tertawa dengan suaranja jang aneh, seperti bebek. Lalu katanja.
"Salah mengenali orang adalah kedjadian biasa, tapi salah sangka aku sebagai seorang nona, inilah jang menggelikan!"
Kun-hiap mendjadi djengah djuga, tjepat ia memberi pendje-lasan.
"Soalnja ........, soalnja ada seorang nona Tian jang selalu berkelakar dan, suka menggoda diriku, makanja sebelum melihat muka tuan kukira jang memegang pundakku tadi adalah nona nakal itu."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Kembali orang itu tertawa dengan suaranja jang serak2 bebek, lalu serunja.
"Wah, bagus! Ada seorang nona jang selalu menggoda kau, wahai, sobat, redjekimu ini benar2 sangat besar!'* Kun-hiap mendjadi serba runjam, untuk sedjenak ia mendjadi bingung jara bagaimana harus memberi pendjelasan. Achirnja ia berkata.
"Ah, djanganlah sobat bergurau."
"Masakah bergurau"
Orang itu mengulangi.
"Apa salah omongan,ku? Atau mungkin nona lah seorang nona sedjelek siluman suka padanja?"
Kun-hiap menggeleng kepala sahutnja .
"Tidak nona itu sangat tjantik, ja, bahkan' sangat menggiurkan." ,.Nah, djika begitu, bukankah redjekimu sangat besar, mengapa bilang aku bergurau?"
Udjar orang itu.
"Sedangkan orang iain menguber gadis susahnja seperti memburu roket, tapi sekarang kau jang diburu sigadis malah merasa tidak senang?"
Kun-hiap hanja geleng2 kepala sadja, seketika ia .mendjadi susah untuk memberi pendjelasan. Maka !aki2 berewok itu berkata lagi.
"Ah, tahulah aku. Tentu karena nona tjantik itu sudah ada jang punja, kau merasa tidak mampu menandingi saingan, asmara itu, makanja kau ketjewa dan kesal?"
"Tidak, tidak!"
Stehut Kun-hiap sambil geleng2 kepala.
"Hatiku memang kesal, tapi bukan soal asmara. Eh, Sobat, harap kau djangan tanja lagi.'' Menurut djuga laki2 itu, segera ia tanja soal lain.
"Baiklah, dan sekarang kau lada urusan apa lagi? Apakah kau menljari jeorang lelaki?"
"Ja, aku mentjari paman guruku,"
Sahut Kun-hiap.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Paman guru? Siapakah beliau?'' "Hui-kiam-djiu Wan Kian-liong, Wan-susiok,"
Kata Kun-hiap.
"Aha, kiranja Wan-heng jeng kau maksudkan,)'' seru lelaki itu sambil terbahak.
"Kalau dia sih adalah kenalanku jang lama."
Mendengar orang mengaku sebagai kawan, sang Susiok, Kun-hiap tidak berani bersikap kaslar, tjepat ia tanja.
"0"
Siapakah nama Tjianpwe jang terhormat?"
"Namaku Njo Tjay,"
Sahut orang itu.
"Namaku mungkin asing bagimu, maklum, aku memang tidak suka keluar ruman. Tapi kakakku adalah seorang tokoh jang tersohor didunia persilatan. Apakah kau tidak kenal Tji-kim-sin-liong Njo Hoat"
Seperti diketahui Njo Hoat telah ikut diundang oleh orang jang tak dikenal kebenteng kuno itu serta terluka dalam oleh.
suara bunji burung jang aneh dirumah Li Siu-goan, semua ke-djadian itu lelah disaksikan sendiri oleh Kun-hiap, maka barang tentu Ba kenal NjoHoat.
Pantas, makanja tadi ia merasa muka Njo Tjay ini seperti sudah dikenalnja, kiranja dia adalah saudaranja Njo Hoat.
"
Begitulah maka tanpa sangsi lagi segera Kun-hiap bertania.
"O, kiranja adalah Njo-tjianpwe Apakah Tjianpwe sudah tahu Njo-tayhiap terluka di Le keh- tjeng?"
"Sudah tentu aku tahu,"
Sahut orang jang mengaku Njo Tjay itu..
"Aku telah-bertemu dengan Wan-heng dan Toakoku, mereka sekarang telah pergi kerumah Kim- kong-kiam-khek Wi Ki-hu, sedangkan aku sengadja datang kesini hendak menjelidiki sebenarnja ada
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ siluman lihay matjam apa sehingga dapat membikin beberapa pendekar tersohor itu terdjungkal semua?"
Mendengar uraian, jang tjukup beralasan itu, Kun- hiap mendjadi lebih pertjaja lagi. Katanja.
"O, 'kiranja sekarang Wan-susiok telah pulang kerumah kami."
Njo Tjay terapak mengawasi Kun-hiap sedjenak, .lailu tanjanja.
"Apakah kau djuga berasal dari keluarga Wi?"
"Ja, Wi Ki-hu adalah ajabku."
Sahut Kun-hiap.
"Maha, kiranja adalah Wi-hiantit!"
Seru Njo Tjay.
"Apakah Tjianpwe djuga kenal ajah?"
Tanja Kun-hiap.
"Sudah tentu,"
Sahut Njo Tjay sambil menggablok pundak Kun-hiap dengan keras2 tanpa mempeduli pemuda itu meringis menahan rasa sakit.
"Dari itu kau sebarusnja memanggil aku sebagai Njo-djitjek!"
Kun-hiap ragu2 sedjenak, tapi achirnja memanggil djuga.
"Njo Njo-djitjek!"
"Bagus,"
Seru Njo Tjay.
"Nah, katakan sekarang, apakah kau tahu siapakah musuh jang telah mengatjau selama beberapa harini?"
"Siapa lagi kalau buka-n nona Tian jang selalu membuntuti aku itu,"
Sahut Kun-hiap dengan gemas.
"Ha, dia?"
Seru Njo Tjay sambil atjungkan tindjunja.
"Masakah seorang nona tjilik berani main gila? Benar2 terlalu! Tokoh matjam apakah Thian-go Lodjin, Li Siu- goan dan lain2 itu sehingga nona itu berani main gila pada mereka? Hm, kalau ketemu aku harus kuberi hadjaran padanja!"
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Njo......... Njo-djitjek,"
Kata Kun-hiap "lebih baik marilah kita pergi menemui ajah sadja serta minta petundjuknja, kita tidak perlu buru2 bertindak."
Mendadak Njo Tjay mendelik, serunja-.
"Apa? Kau kira aku tak sanggup melawan seorang dara tjilik?"
"Bukan begitu maksudku,"
Sahut Kun-hiap.
"Tjuma sadja, ilmu silat nona itu memang sangat tinggi."
Njo Tjay tepuk2 dada sendiri sambil berkata.
"Djangan kuatir, dihadapanku tanggung nona she Tian 'itu akan mati kutu dan tidak berani main gila."
"Ha, kiranja Njo-djitjek sudah tahu dia she Tian,?"
Udjar Kun-hiap ter-heran2.
"Sudah tentu, nama Tian Hui-yan sekarang memang sudah membikin rontok setiap tokoh dunia persilatan, dengan sendirinja na-manja sangat terkenal,"
Sahut Njo Tjay.
Diam2 Kun-hiap heran pula, ia tidak habis mengarti mengapa Njo Tjay berbalik mem-besar2kan nama Tian, Hui-yan dan menilai begitu tinggi gadis djahil itu? Tapi sebelum dia menjalakan pendapatnja, tiba2 Njo Tjay sudah membuka suara lagi.
"Namun begitu, asalkan aku berada disini, ha, djangan harap dia berani pertingkah. Dimaina aku sampai, tentu dia akan ngatjir, kau pertjaja tidak omoganku ini?"
Sudah tentu Kun-hiap bersangsi, tetapi dia tidak berani menjalakan tidak pertjaja, terpaksa hanja tersenjum sadja. Lalu Njo Tjay itu berkata lagi.
"Baiklah, sekarang marilah kita kembali kearah sana, tjoba kita tanja bagaimana tindakan jang akan diambil ajahmu."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sebenairnja dalam hati Kun-hiap sangat sungkan berada bersama dengan seorang jang sok gagah2an dan, suka omong besar, apalagi perdjalanan pulang kerumah itu sediikitnja makan tempo beberapa hari, kalau setiap hari mesti mendengarkan otjehan jang memuakkan itu, sungguh ia enggan.
Tapi sekarang maksud orang adalah baik, untuk menolaknja diuga tiada alasan maka ia mendjadi ragu2.
Tengah Kun-hiap bingung, tiba2 Njo Tjay telah bersuit dua kali, suara suitannja njaring tadjam.
Kalau suara pembitjaraan dan tertawanja serak2 bebek, adalah suara suitannja ini ternjata berbeda sama sekali sehingga Kun-hiap terkedjut, tjepat ia tanja.
"Ada apakah Njo-djitjek?"
Tapi belum lagi orang mendjawab tiba2 terdengarlah swara kuda meringkik dari djauh dan hanja sekedjap sadja tahu2 dua ekor kuda tampak berlari mendatangi.
Daerah dimana mereka berada itu adalah Kamsiok barat jang terkenal banjak mengeluarkan kuda2 bagus, dirumah Kun-hiap sendiri djuga banjak terdapat kuda pilihan, tapi tidak pernah ia mendengar suara derapan kuda lari setjepat 'itu, tahu2 dua ekor kuda putih mulus sudah berada didepan mereka.
Ternjata adalah dua ekor kuda jang gagah perkasa.
"Kuda bagus!"
Tanpa merasa Kun-siap berseru memudji.
"Kuda seperti ini dirumah kami adalah kuda biasa sadja, kema-na pergi aku selalu suka membawa satu^dua ekor untuk tunggangan,"
Kata Njo Tjay.
"Marilah kita naik kuda dan. berangkat kesana". Sungguh susah dipertjaja Kun-hiap bahwa kuda2 bagus seperti itu dianggap sebagai kuda jang biasa
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ sadja, ia tahu orang berewok itu kembali membual lagi, Tapi iapun tidak enak untuk membantah.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sementara itu orang berewok itu sudah mentjem-plak keatas salah seekor kuda putih itu, terpaksa Kun-hiap ikut menaiki kuda putih jang lain dan segera dilarikan.
Kun-hiap merasa kuda tunggangan, itu memang bukan sembarangan kuda, anteng lagi tjepat luar biasa.
Mereka melarikan kedua ekor kuda itu dengan sama tjepatnja dan berdjadjar.
Mereka melandjutkan perdjalanan tanpa berhenti.
Ketika mendekat magrib, Kun-hiap sendiri tidak tahu sudah berapa djauh melarikan kudanja.
Jang terang banjak penunggang2 kuda lain jang telah mereka lampaui, haripun makin lama sudah mulai gelap dan kedua ekor kuda putih itu masih tetap gagah dan kuat.
Tidak lama pula, didepan tertampak ada asap mengepul dari tjerobong rumah, terang disana terdapat sebuah kota.
Kun-hiap pikir sebentar mereka tentu akan bermalam disitu.
Tapi dihiar dugaan 'aki2 berewok itu seperti tidak kenal tjapek dan lapar, apalagi ngantuk.
Ia masih terus mengepyak kudanja meneruskan perdjalanan tanpa berhenti.
Mestinja Kun-hiap bermaksud menegur Njo Tjay, tapi dite-ngah kota ia tidak berani ber-teriak2 sebab kuatir menimbulkan salah sangka orang.
Ketika mereka hampir keluar dari kota, tiba2 Kun- hiap mendengar suara sorakan, orang memudji kebagusan kuda tunggangan mereka.
Waktu Kun-hiap menoleh, namun kuda itu terlalu tiepat larinja sehingga ia tidak sempat melihat djelas siapakah gerangan orang jang bersorak itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Tapi diam2 Kun-hiap lantas tjuriga, sebab suara sorakan orang itu rasanja seperti sudah dikenalnja, jaitu mirip suaranja Tji-kim-sin-liong Njo Hoat.
Padahal orang berewok ini mengaku sebagai Njo Tjay, saudaranja Njo Hoat, masakah saudara sendiri dan kuda piaranja sendiri djuga tak dikenalnja lagi oleh Njo Hoat? Begitulah Kun-hiap merasa bingung, tapi segefa terpikir pula olehnja bahwa mungkin dia sendiri jang salah mendengar.
Maka lapun tidak memikirkan lebih djauh dan tetap melarikan kudanja mengikuti laki 2 berewok itu.
Sampai djauh malam dan rembulan sudah menghiasi tjakra-wala dengan, terang benderang, achirnja Njo Tjay telah bersuit sekali dan mendadak kedua ekor kuda putih itu meringkik pandjang, lalu berhenti serentak.
Waktu Kun-hiap memandang sekitarnia, ia mendjadi kaget, ia lihat didepan sana adalah sebuah hutan kurma jang lebat.
Ia masih ingat betul, tempo hari waktu dia mulai berangkat dri rumah, kira2 dua hari kemudian ia tejah lalu dihutan kurma ini, tatkala itu ia belum ketemu dengan Thian-san-sinfkau Lo Pit-hi, djaraknja dengan rumah Li Siu-goan sedikitnja ada dua-tiga ratus li, mengapa sekarang tjuma makan tempo tiada dua hari dan mereka sudah berada dihutan kurma ini? Djika begitu, menurut taksirannja sadja satu hari lagi tentu dirinja sudah pulang sampai dirumah.
Dan sesudah mereka turun dari kuda, lalu Njo Tjay mengeluarkan, bekal rangsumnja, ia bagi sebagian untuk Kun-hiap dan katanja.
".Lekas mlakan, habis makan kita segera berangkat"
Lagi."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Njo-djiitjek,"
Kata Kun-hiap.
"begini tjepat larinja kuda2 putih 'ini, tentu sekarang Njo-tayhiap dan Wan-susiok sudah Ketinggalan djauh dibelakang sana."
"Sudah tentu, peduli apa pada mereka,"
Sahut orang berewok itu.
Kun-hiap mendjadi tertjengang, masakah "peduli apa pada mereka''? Sungguh bukan utjapan seorang saudara kepada ka-Kaknja.
Keruan Kun-hiap tambah tjuriga, barang ia merasa diri laki2 berewok jang mengaku Njo Tjay itu benar2 penuh rahasia.
Tapi karena djalan jang mereka tempuh itu memang benar adalah arah menudju kerumahnja dan sekarangpun sudah dekat, maka iapun tidak banjak omong ia berharap nanti akan tanja dan minta petundjuk kepada ajahnja.
Habis makan sekadarnja, lalu Njo Tjay telah berkata.
"Nah marilah kita segera berangkat. Kutaksir besok sore kita sudah bisa sampai ditempst tudjuan." ,,Besok sore? Kukira besok pagi2 djuga kita suaah bisa sampai,"
Udiar Kun-hiap.
"Fui, kau tahu apa? Hajo, lekas berangkat,' semprot Njo Tjay mendadak. Keruan Kun-hiap melongo. Ia pikir mungkin Njo Tjay kuatir kudanja terlalu tjapek, maka perdjalanan selandjutnja akan diperlambat. Dari itu Kun-hiap djuga tidak tenja lagi, segera ia mentjcmplak keatas kuda dan mereL lantas berjingkat kedepan dengan tjepat. Sampai besok paginja ketika sang surja sudah menongol, waktu Kun-hiap memperhatikan sekitarnja, baru sekarang ia merasa keadaan agak tidak beres.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Kalau melihat arah saujg surja, njata sekarang ia sedang me-nudju kedjurusan selatan, padahal kalau pulang kerumah seha-rusnja menudju kearaa utara. Keruan ia kelabakan, tjepat ia berteriak.
"He, salah, salah! Kita telah kesasar! Kita harus menudju kearah utara!"
Namun, dengan dingin orang berewok itu membentaknja dari belakang.
"Kau bergembar-gembor urusan apa? Apanja jang salah? "Arahnja salah! Kalau pulang kerumah harus menudju kearah utara!"
Seru Kurrhiap.
"Ke-utara atau keselatan apa bedanja? Seorang laki2 sedjati di-mana2 adalah rumah, kenapa mesti membedakan arah segala?"
Udjar orang berewok alias Njo Tjay itu.
Mendengar djawaban jang aneh itu, teranglah bagi Kun-hiap bahwa orang sengadja menjesatkan dia agar tidak pulang kerumah.
Karena itu ia mendjadi gugup, lekas2 ia tarik tali kendali kuda dan bermaksud, berhenti.
Akan tetapi sekali ia tarik tali kendali, mendadak kuda putih itu meringkik keras terus berdjingkrak keatas.
"prak", tahu2 tali kendali itu putus dan, kuda itu terus membedal pula kedepan seperti kesetanan, keruan ia kaget dan gugup. Lekas2 Kun-hiap lepaskan kakinja dari pelana, sekuatnja ia melontjat keatas. Tapi tiba2 terdengar orang berewok itupun membentak aneh dibelakangnja, baru sadja Kun-Jiiap terapung diudara, tahu2 pinggangnja sudah disambar oleh orang itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Karena pinggang jaag ditjengkerm orang itu tepat mengenai Hiat-to jang penting seningga Kun-hiap sama sekali takbisa ber-' kutik lagi.
Waktu turun kembali, tepat sekali Njo Tjay telah berada lagi diatas kudanja dengan memegang Kun-hiap.
Djadi sekarang mereka berada bersama diatas seekor kuda sambil didahului seekor kuda tanpa penunggang dibagian depan jang masih berlari dengan tjepat.
Terkadang malah Njo Tjay membawa Kun-hiap melompat kedepan, keatas kuda jang lari tanpa tali kendali itu.
dan begitulah seterusnja bergantian, kedua ekor kuda itu ditunggangi.
Karena itu perdjalanan mereka mendjadi tambah tjepat tanpa berhenti sehingga tidak terasa entah sudah berapa djauh mereka telah melarikan kuda2 itu.
Dalam pada itu mereka telah sampai disuatu djalan jang di-kedua sisinja penuh pepohon,an jang besar, tidak lama kemudian sampailah mereka didepan sebuah perkampungan jang sangat megah, segera kedua ekor kuda putih itu berhenti.
Baru sekarang Kun-hiap dapat menghela napas lega.
Tapi ia tidak tahu tempat apakah dan kemana sekarang dirinja telah dibawa oleh orang berewok itu.
Tiba2 pintu gerbang perkampungan itu terbuka, lalu empat laki2 tegap tampak ber-lari2 menjambut keluar.
Usia mereka kurang lebih 30-an semua, dandanannja ringkas dan tampaknja tjerdas dan tangkas.
Diam2 Kun-hiap menduga perkampungan itu pasti tempat kediaman seseorang tokoh Bulim jang terkemuka, tjuma tidak diketahui buat apakah orang berewok itu membawanja kesini?
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Tengah Kun-hiap merenung, sementara itu keempat laki2 itu sudah berlari sampai didepan mereka. Serentak mereka memberi hormat dan seorang diantarania lantas berkata.
"Selamat datang, nona Tian, maafkan penjambutan kami jang terlambat dan kurang teratur ini!"
Seketika Kun-hiap meiengak.
"Nona Tian? Apakah Tian Hui-yan, maksud mereka? Dimana dia? Apakah dia djuga datang?"
Demikian ia ber-tanja2 didalami hati.
Tjepat 'ia menoleh kebela-kang dan tjelingukan kian kemari, tapi toh tiada kelihatan ba-jangan Tian Hui-yan, apalagi batang bidungnja.
Ia mendiadi bingung pula, pikirnya apakah keempat Iaki2 itu sudah gila, kenapa tiada seorang wsnitapun disitu, tapi nona Tian di- sebut2? Sudah terang, selain dinnja hanja terdapat siorang berewok sadja, darimana datangmu nona Tian? Begitulah, selagi Kun-hiap ingin bertanja, namun mendadak terdengarlah suara orang mengikik tawa disebelahnja dan berkata.
"Apakah Hoan-loyatju ada dirumah?"
Terang itulah suaranja Tian Hui-yan jang telah dikenal betul oleh Kun-hiap, sungguh tak terduga olehnja bahwa suara nona nakal itu mendadak timbul dari sebelahnja.
Siapa lagi dia kalau bukan silelaki berewok jang mengaku bernama Njo Tjay itu.
Sepandjang djalan Kun-hiap menjangka bahwa orang jang menangkapnja itu adalah saudara laki2 Njo Hoat, sungguh ia tidak pertjaja bahwa seorang laki2 berewok itu adalah samaran Tian Hui-yan.
Tjepat ia perhatikan teman perdjalanannja itu, kebetulan saat itu orang jang dipandang itu djuga sedang memandang kearah-nja.
Seketika Kun-hiap
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ tertjengang, sebab orang itu memang betul adalah Tian Huj-yan, bahkan; nona itu sedang meleletkan lidah kepadanja.
Waktu Kun-hiap mengamat-amati lebih djauh.
Kiranja nona itu memakai kedok kulit manusia sedemikian rupa sehingga berubah mendjadi laki2 berewok tulen.
Diam2 Kun-hiap geli djuga atas samaran itu, seorang gadis djelita telah berubah mendjadi seorang laki2 berewok jang djelek dan sedikitpun tak diketahuinja.
Saking herannja sampai Kun-hiap bcrgelak tertawa sendiri, ia mentertawai diri sendiri jang ingin melepaskan diri dari godaan Tian Hui-yan, siapa tahu sampai achirnja tetap susah lolos dari tangan nona itu.
Mendengar suara tertawa Kun-hiap itu seketika Hui- yan, djuga merasa tertjengang, tiba2 ia tanja dengan suara pelahan.
"Apa jang kau tertawakan, apakah sekarang kau merasa ............ merasa senang berada bersama aku?"
Kun-hiap mendjadi serba runjam lagi oleh pertanjaan itu dan susah mendjawab.
Ia tidak tahu apa memang betul"dirinja senang berada bersama Tian Hui-yan atau nona itu jang senang senantiasa berada bersama dia.
Melihat pemuda itu tjuma melongo sadja, Tian Hui- yan tampak agak ketjewa, tapi segera 'ia berkata kepada keempat laki2 tadi.
"Aku ingin bertemu dengan Hoan- loyatju, harap kalian beritahu-kan tuanmu."
Rupanja keempat laki2 itu adalah budak2 tuan rumah disitu, orang pertama tadi lantas mendjawab dengan tersenjum.
"Nona Tian, tentang Hioan-loyatju sudah lama menutup pintu dan hidup menjepi, tentunja nona sendiri djuga sudah mengetahui."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Diam2 Kun-hiap berseru, kiranja tempat ini adalah rumahnja Hoan Su-tjay.
Semula Tian, Hui-yan memang telah paksa menje-retnja ketempat kediaimannja Hoan Su-tjay ini dan dia tidak mau, siapa tahu achirnja ia kena diapusi djuga dan sampailah ditempai tudjuan.
Tapi kalau dipikir pula sebenarnja nona itupun tiada bermaksud djahat, ia hanja ingin membantu memetjahken teka-teki lukisan jang mirip Kun-hiap jang.
terdapat dibenteng kuno itu..
Kalau memikirkan kembali kedjadian2 jang telah lalu itu, sungguh Kun-hiap mendjadi geli, tapi djuga kebat- kebit pula, sebab tidak tahu apa jang bakal terdjadi lagi selandjutnja.
Dalam pada 'itu Tian Hui-yan sudah melepaskan tjengkeraman-nja kepada Kun-hiap, lalu katanja kepada keempat lelaki tadi.
"Keempat Koan-keh (pengurus rumah tangga), kedatanganku ini ada urusan penting jang harus kukatakan sendiri (kepada Hoan-loyatju, darj 'itu, betapapun hendaklah Hoan-loyatju harus menemui aku untuk sekali ini."
Ia bitjara dengan tjukup merendah, tapi nadanja tegas dan bertekad harus bertemu dengan tuan rumah, kalau tidak tentu urusan susah diachiri.
Agaknja keempat orang 'itu telah kenal watak Tian Hui-yan jang tidak boleh dibuat main2.
Namun begitu merekapun kelihatan serba susah untuk memenuhi permintaan nona itu.
Maka mereka hanja saling pandang sekedjap, lalu laki2 jang pertama tadi membuka suara lagi.
"Tjobalah silakan nona masuk dan duduk dulu, biarlah kami lapor dulu kepada Loyatju tentang permintaan nona, bila beliau mengidzinkan barulah kami berani menjilakan nona masuk kedalam."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Boleh djuga,"
Sahut Hui-yan, lalu ia mendorong Kun- hiap turun dari atas kuda, menjusul iapun melompat turun. Katanja kepada Kun-hiap.
"Wi-ikongtju, marilah kita masuk kedalam dan mengaso sekalian."
Kun-hiap sendiri sebenarnja djuga menaruh tjuriga terhadap lukisan did'alam benteng kuno jang m'lrip dirinja dan penuh rahasia itu.
Padahal lukisan itu adalah buah karya Hoan Su-tjay, dan .sekarang mereka sudah berada dirumah pelukis she Hoan jang tersohor ini, maka tanpa pikir iapun menurut sadja segala kehendak Tian Hui-yan, tiada djeleknja djika nanti dari pelukis Hoan dapat diperoleh keterangan tentang lukisan aneh itu.
Maka ia hanja me-njatakan setudju atas adjakan Hui-yan itu dan ikut masuk kedalam rumah.
Sambil membawa, masuk kedua tamunja, keempat orang itupun mengamat-amati Kuunhiap dengan agak tjuriga, achirnja salah seorang diantaranja bertanja.
"Dan s'iapakah tuan ini?"
"Tjayhe Wi Kun-hiap, ajabku tak-lain-tak-bukan adalah Kim-liong-kiam-khek Wi Ki-hu,"
Sahut Kun-hiap dengan merendahkan d'iri. Mendengar itu, seketika keempat orang itu tampak riang gembira, kata mereka.
"Wah, kiranja adalah Wi- kongfcju, sungguh sangat kebetulan. Ajah Wi-ikongtju adalah sdbat lama Hoan-loyatju, malahan baru d'ua- tiga hari jang lalu ajah tuan habis 'berkundjung kemari serta mengadakan pembitiaraan asjik dengan Hoan- loya-tju dan baru sadja berangkat pulang."
Kun-hiap mendjadi heran, kiranja ajahnja adalah kenalan lama Hoan Su-tjay, mengapa selama ini tak
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ diketahuinja? Karena itu ia mendajdi tertegun dan takdapat bitjara lagi. Maka terdengar Tian Hui-yan telah berkata dengan nada dingin.
"Ha, kalau aku jang datang tak mau menemui, sebaliknja kalau orang lain lantas boleh bitjara setjara asjik sepandjang malam, kenapa kalian pandang bulu dan pilih kasih?"
"Nona Tian, hendaklah djangan salah paham,"
Sahut keempat orang itu dengan mengiring senium.
"Soalnja Wi-tayhiap adalah sdbat lama Hoan-loyatju jang sudah lama tak berdjumpa, dan orang2 jang suka ditemui oleh Hoan-loyatju djuga terbatas pada beberapa sdbat lama sadja.
"Dan sekarang telah datang putera dari sdbat lama itu, tentu djuga Hoan-loyatju alkan menemuinja bukan?"
Tanja Hui-yan dengan tertawa sambil menundjuk Kun-hiap.
"Ja, biarlah kami lapor dulu kepada Hoan-loyatju dan tergantung keputusan beliau sendiri,"
Sahut keempat orang itu dengan gugup.
"Nanti dulu,"
Tiba2 Kun-hiap madju mentjega'h.
"Tadi kalian menjalakan ajabku baru sadja berangkat dari sini, apakah tidak sa-iah utjapan kalian?"
"Ja, memang demikian halnja, mengapa Wi-kongtju bertanja?"
Sahut orang2 itu.
"Biasanje Wi-tayhiap djuga sering betkundjung kemari. Bagi orang lain mungkin akan heran atas pertanjaan Kun-hiap itu, tentu orang tidak paham mengapa pemuda itu menegas tjerita keempat Koan-keh tadi. Tapi dalam hati Kun-hiap memang benar2 tidak habis mengarti.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Hendaklah diketahui bahwa Hoan Su-t;ay dari Oupak selatan terkenal sebaga; seorang pelukis jang terkemuka, bahkan ilmu silatnja diuga tergolong tokoh kelas wahid didunia persilatan.
Orangnja berbudi luhur dan konsekwen dalam persahabatan, berani berkata berani bertanggung djawab.
Nama Hoan Su-ijay bagi Kun-hip sebenarnja tidak asing lagi.
tjuma sadja selamanja ia tidak pernah dengar ajahnja menjebut tentang tokoh itu, apalagi mengatakan tentang perssha'batan mereka itu.
Dan baru sekarang barulah Kun-hiap mengetahui bahwa ajah-nja sudah bersahabat dengan Hoan Su-tjay selama berpuluh tahun, bahkan sering berhubungan dan berkundjumg kerumah orang she Hoan, ini.
Jang tidak habis dimengarti oleh Kun-hiap jalah sebab apukah hal jang sebenarnja tidak perlu dirahasiakan itu djustreru sama sekali ajahnja tidak mau mentjeritakan padanja? Tapi ia lantas mendjawab kata2 keempat orang tadi.
"Aku* pun tidak heran kalau ajah sering datang kemari. Aku hanja merasa gegetun tidak dapat berdjumpa dengan ajah disini, karena sesuatu urusan ketjil aku terlambat dua hari sehingga ajah sudah keburu pulang lebih dulu."
Maka keempat orang jtupun tidak banjak omong lagi, mereka lantas membawa tamunja masuk keruang3n belakang melalui sebuah pintu bundar disamping.
Dari ruangan depan tampak dje-las serambi itu memandjang kebelakang dengan kedua sisinja diapit tanaman* pepohonan.
Pada udjung djalan itu adalah sebuah tanah pekarangan jang tjukup luas, ditengahnja terdapat sebuah gardu batu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Silakan Wi-kongtju dan nona Tian duduk. menanti didalam gardu ini, biarlah kami melaporkan dulu kepada Hoan-loyatjn,"
Kata keempat orang itu.
Keempat orang itu lantas menudju kebelakang gardu sana, padahal djauh disana tidak nampak sebuah bangunan lain lagi, jang ada tjuma pepohonan jang rindang.
Maka tidak antara lama keempat orang itu sudah menghilang didalam pohon2 jang lebat iru.
Kun-hiap mendjadi kesepian duduk didalam gardu itu, untuk mengadjak bitjara pada Tian Hui-yan sungkan baginia, sebab ia tahu hal mana tjuma akan mendatangkan tjemooh nona itu sadja.
Ia tjoba melirik sinona, tak terduga saat itu Hui-yan djuga sedang mengerling keanmnja, seketika Kun~hiap merah djengah, ia mendjadi lebih kikuk.
ketika nona itu mentjebirkan bibir kepadanya dan berkata.
"Nah, bagaimana, apakah kau masih akan marah padaku, bukankah sebenarnja kau harus berterima kasih kepadaku karena aku telah membawa kau kesini untuk mentjari ajahmu?"
Diam2 Kun-hiap mendongkol, sudah sepandjang djalan dia digoda dan dipermainkan, hasilnja sekarang dia disuruh menj itakari terima kasih pula.
Dan selagi ia hendak menjempro! nona itu, tiba2 dilihatnja dari kedjauhan bajangan seorang sedang melesat tiba dengan tjepat, hanja sekedjap sadja.
orang itu sudah mendekat.
Kiranja adalah salah seorang daripada keempat Koan-kch tadi.
"Bagaimana,, Hoan-loyatju siap untuk menemui aku, bukan?"
Tanja Hui-yan segera begitu orang itu sudah naik kedalam gardu tunggu itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Diluar dugaan orang itu telah gojang kepala, sahutnja.
"Tidak, Hoan-loyatju menjatakan beliau tidak mau menemu sia-p,apun, kalian berdua djuga tidak ketjuali, maka silakan Wi-kongtju dan nona Tian pulang sadja."
Mendengar itu, bagi Kun-hiap sudah tentu tidak mendjadi soal, ia hanja angkat pundak sadja, lalu berbangkit dan siap untuk mohon diri. Namun Hui-yan sudah mendahului berdjingkrak sambil berteriak.
"Wi-kongtju, sekali kita sudah datang, maka kita tetap pantang mundur.'" habis ini, tiba2 ia menengadah dan bersen dengan suaranja jang melengking tadjam itu.
"Hoan-loyatju. kedatanganku ini bukanlah hendak main2, tapi benar2 ada urusan penting jang harus dibitjarakan dengan kau sendiri. Djika kau menolak untuk menemui aku, sebenarnjn djuga tidak mendjadi apa karena aku memang takdapat meng-apa2kan dirimu, tapi sedikitnja kau harus berani menanggung gangguan jang takkan habis2 atas rumahmu ini."
Suara Tian Hui-yan jang melengking tadjam itu berkumandag djauh kedepan sana, ditaksir biarpun orang berada ditempai se-djauh-satu-dua li djuga pasti akan mendengarnja.
Dan baru sadja suara Hui-yan berhenti, mendadak terdengarlah suara bentakan seorang tua jang serak.
"Kurangadjar"
Suara orang tua itu seperti bergema diatas gardu batu itu, tapi ketika Kun hian mentjari dan mengamat- amati sekitar gedung itu, ia tidak mendapatkan bajangan seorangpun,, jang ada tjuma pekarangan jang luas dengan pepohonan jang lebat dikedjauhan sana.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Namun Hui-yan jang Lwekangnja lebih lihay sudah mengetahui suara Hoan Su-tjay berkumandang dari tempat jang paling sedikit dua li djauhnja.
Keruan Kun- hiap terkedjut ketika dia diberitahu tentang hal itu.
Maka dengan tertawa Hui-yan telah berkata pula.
"Hoan-lo-yatju, sekali kau sudah membuka mulut, apakah kau masih sungkan untuk menemui aku?"
Tiba2 terdengar pula suara orang tua itu berkata.
"Bawalah mereka kesinif"
Lekas2 lelaki tadi mengiakan, lalu berkata kepada Hui-yan-"Silakan nona dan Wikongtju ikut padaku kesana!"
Sungguh tak terduga oleh Tian Hui-yan bahwa harija. dengan beberapa utjapannja itu telah dapat mengubah pikiran Hcun Su-tjay dan memperbolehkan mereka masuk menemuinija. Keruan Hui-yan sangat senang, serunja.
"Marilah Wi-kongtju, kita boleh masuk menemui Hoan-loyatju," .Segera mereka mengikuti laki2 itu kesemak pohon jang lebat sana Sesudah menjusur pepohonan jang rindang, achinyja mereka sampai didepan beberapa buah rumah atap jang terbangun sangat radjin dan indah. Didepan rumah2 atap itu terdapat sebatang pohon Siong raksasa, usia pohon itu ditaksir sedikitnja sudah be-ratus2 tahun lamanja. Saking tuanja sehingga akar pohon itu menondjol kepermukaan bumi dan me- lingkar.2 sehingga mirip sebuah altar. Dan diatas altar itulah tampak berduduk seorang tua jang kelihatan bertubuh ketjil. Orang tua itu berbadju hidjau tua, kedua matanja meram-melek, seperti orang kurang tidur. Tapi dari
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ tjelah2 matanja janig setengah terbuka itu memantjarkan sinar jang tadjam, tangan orang tua itu memegang sebuah kipas dan pelahan2 sedang mentjari angin.
Melihat orang tua itu.
Tian Hui-yan lantas mendekatinja, dengan ramah ia memberi hormat dan berkata.
"Hoan-loyatju, diwaktu ketjilku pernah, aku berdjumpa satu kali dengan engkau, selama belasan tahun ini engkau kelihatan tambah segar bugar dan malah awet muda."
Orang tua itu memang benar adalah Hoan Sirtjay, itu tokch serba pandai baik ilmu silat maupun melukis. Sambil masih terus meng-kipas2 dan dengan ke- malas2an kemudian; orang tua itu mendjawab.
"Kau tidak perlu berlagak, tadi berani gembar-gembor, sekarang sopan santun. Hajo katakan sekarang, apa jang kau kehendaki."
Hui-yan mengikik tawa, lalu djawabnja.
"Hoan- loyatju, engkau adalah seorang kesatria ternama, seorang tokoh persilatan terkemuka, seorang pelukis tersohor, masakah engkau akan mengomeli anak ketjil seperti aku ini?"
"Anak ketjil? Hm?"
Dengus Hoan Su-tjay. Kembali Hui-yan tertawa genit, katanja.
"Hoan- loyatju, untuk bitjara sesungguhrjjja kedatanganku ini memang ada sesuatu urusan penting jang ingin minta keteranganmu.
"Urusan apa?"
Tanja Hoan Su-tjay.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Tentang dia,"
Sahut Hui-yan sambil menundjuk Kun- hiap.
"Dia adalah Wi-kongtju dari Kamsiok Apakah Hoan-loyatju merasa pernah melukiskan mukanja?"
Dengan atjuh-tak-atjuh Hoan Su-tjay memalingkan mukanja kearah Kun-hiap. Tjepat pemuda itu melangkah madju dan memberi hormat menjapa.
"Terimalah salamku, Hoan-loyatju, Wanpwe Wi Kun- hiap adanja."
Mendadak Hoan Su-tjay tergetar, seketika ia seperti melihat momok sangat menakutkan.
Tapi perubahan air mukanja itu hanja sekedjap sadja, segera ia dapat tenangkan diri pula.
ia pandang Kun-hiap lekat2, lalu menghela napas pandjang.
Sudah tentu Hui-yan dan Kun-hiap merasa heran atas kelakuan orang tua itu.
Waktu melihatnja semula mereka anggap orang tua, itu memang luar biasa, siapa tahu mendadak bisa berubah mendjadi sedemikian.
"Apakah kau meriang, Hoan-loyatju ?"
Tanja Hui-yan dengan heran2 nakal. Namun Hoan Su-tjay telah mendelik padanja tanpa mendja-wab. Kemudian ia mengerling pula sekedjap kearah Kun-hiap. ,jioan-loyatju,"
Kata pula Hui-yan.
"Kau belum mendjawab pertanjaanku tadi. Kutanja, apakah engkau pernah melukis wa-djah seseorang seperti dia ini?"
"Tidak, tidak pernah,"' sahut Hoan S;i-tjay dengan tersenjum tawar.
"Hoan-loyatju, apa barangkali kau pernah melihat seseorang lain jang ......... jang mirip dengan Wi-kongtju ini?"
Demikian Hui-yan mendesak pula dengan tjeriwis.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Tidak, tidak pernah,"
Sahut Hoan Su-tjay dengan tidak sabar an lagi, mendadak ia berbangkit dan menjambung pula.
"Nah, djika tjuma urusan ini jang hendak kalian tanjakan padaku, maka sekarangpun sudah selesai. Silakan kalian berangkat sadja, aku masih ada pekerdjaan lain."
Utjapan itu terang berarti mempersilakan kedua muda-mudi itu lekas pergi dari situ. Tapi Hui-yan masih mentjerotjos lagi "Hoan-loyatju, engkau masih belum memberi keterangan jang djelas dan "
"Sudahlah lekas kalian pergi dari sini, aku tiada tempo buat mengobrol dengan kau,"
Sela Hoan Su-tjay dengan tidak sabaran lagi.
Habis itu segera ia mengebaskan lengan badjunja dan memutar tubuh terus tinggal pergi.
Dimana lengan badjunja mengebas itu, kontan Tian Hiu-yan merasa didorong oleh sesuatu tenaga jang maha kuat sehingga tanpa merasa ia ter-hujung2 mundur dua-tiga meter djauhnja, anehnja Kun-hiap sama sekali tidak terpengaruh oleh kedjadian itu.
Dan baru sadja Kun-hiap menoleh Kearah Hui-yan dengan heran, tiba2 telinganja menggema suara orang tua.
"Hendakhm kau berusaha meloloskan diri dari kuntitan anak dara itu dan datang kesini lagi, ada sesuatu jang hendak kubitjarakan dengan kau."
Untuk sedjenak Kun-hiap melengak. Waktu ia pandang Hui-yan, ia melihat nona itu seperti tidak tahu apa2, sebaliknja Hoan Su-tjay tampak sudah melajang pergi beberapa meter djauhnja.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Tjepat Hui-yan telah berseru.
"He, Hoan-loyatju, belum selesai aku bitjara, mengapa kau tinggalkan tamu2mu begini sa-dja?" Segera iapun berkata kepada Kun-hiap.
"Marilah kita tanja Hoan-lothau, sebelum dia memberi keterangan jang djelas, tidak boleh dia tinggal pergi sesukanja." dasar gadis nakal, terus sadja ja memburu kearah Hoan Sitjay tadi. Kun-hiap hanja mengiakan sadja dan menjusul dibelakangnja, tapi ia sengadja memperlambat langkahnjja. Ketika lalu diba-wah sebatang pohon besar, sekali endjot tubuh, dengan tjepat Kun-hiap melontjat keatas, ia pegang dahan pohon itu dan berdjumpalitan, pula keatas sehingga tubuhnja menghilang ketengah dedaun pohon jang rindang itu. Ketika ia mengintai kedepan, ia lihat Tian Hui-yan sedang melompati sebuah selokan ketjil tadi, tapi baru sadja gadis itu menjeberang, tahu2 dan balik semak pohon sana muntjul empat orang lelaki tadi dan tanpa bitjara lagi terus mengerubuti Tian Hui-yan. Diam2 Kun-hiap berkuatir djuga bagi gadis itu, tapi sesudah dia mengikuti pertarungan mereka sedjenak, maka legalah hati-nja, sebab dilihatnja keempat lelaki itu tidak menjerang sung-guh2, agaknja mereka tiuma hendak menghalangi Tian Hui-yan sadja. Tampaknja meski Hui-yan sudah terdjang kesini kesana, Lapi tetap susah melampaui rinta'nigan keempat lelaki itu. Pada saat lain, tiba2 Kun-hiap mendengar suara berkeresekan, tahu2 dahan pohon disampingnja sudah duduk seorang, siapa lagi kalau bukan Hoan Sirtjay. Keruan Kun-hiap heran; dan kagum atas kegesitan dan ketangkasan orang tua itu, kelihatannja tadi orang tua itu surlari melajang kedepan sana, siapa tahu
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ orangnja sudah memutar balik atau diam2 sembunyi disitu. Air muka Hoan Su-tjay tampak sungguh2 dan kereng, katanja. kepada Kun-hiap.
"Sedapat mungkin kita harus mendjauhi dara nakal itu. supaja bisa bitjara dengan tenang."
"Lotjianpwe ada pesan apakah?"
Tanja Kun-hiap. Orang tua itu mengamat-amati Kun-hiap pula, sedjenak kemudian barulah ia berkata.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bagaimana ajahmu terhadap dirimu se-hari2?"
Kun-hiap mendjadi heran, sebagai seorang tua dan terpeladjar, masakah Hoan Su-tjay tidak kenal adat manusia pada umumnjja, masakah ada seorang ajah tidak baik kepada puteranja? Tapi iapun mendjawab.
"Sudah tentu sangat baik, masakah ada seorang ajah jang tidak baik kepada anaknja sendiri?"
"Ja, aku djusteru sangsi apakah ajahmu tjukup baik kepadamu atau tidak?'' udjar Hoan Su-tjay.
"Sebab selama ini ajahmu tidak pernah bitjara padaku tentang puteranja djuga tidak pernah menjinggung tentang dirimu." .Ja, aneh djuga, mengapa ajahpun tidak pernah meniebut diri Lotjianpwe padaku."
Kata Kun-hiap. ,,.Djika begitu, pastilah dia sengadja menutupi urusan, ini,"
Kata orang tua itu dengan mengerut kening.
"Tapi Wanpwe merasa hal ini adalah maksud baik ajah,"
Udjar Kun-hiap "Tentu beliau tidak suka Wanpwe ikut berkecimpung didunia Kangouw, makanja tidak
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ pernah membitjara-kan Hoan-loyatju kepadaku, begitu pula tokoh2 Bu-lim jang lain." ,.Apakah dia melarang kau berkelana dikangouw?"
Tanja Hoan -tjay.
"Benar,"
Sahut Kun-hiap.
"Kepergianku kali ini ikut dalam pengawalan Wan-susiok adalah hasil permintaanku jang sangat dan boleh dikata baru untuk pertama kali ini Wanpwe keluar rumah." bitjara sampai disini diam2 Kun-hiap merasa djengah sendiri. Baru pertama kali ini ia berkelana dikangouw dan belum apa2 sudah ketemukan berbagai kesulitan. Tahu begitu, memang ada lebih baik kalau dia tinggal dirumah sadja. Maka terdengar Hoan Su-tjay telah mendengus sekali, katanja.
"Hm, djika demikian, bukan sadja aku hendak dibohongi bahkan, orang2 didunia ini hendak dibobonginja semua."
Sudah tentu Kun-hiap merasa bingung oleh utjapan orang tua itu, ia tjoba menanja;
"Hoan-lotjianpwe, sebenarnja ada apakah?" ,,Apakah kau benar2 tidak tahu?"
Orang tua itu menegas dengan suara berat.
"Wanpwe benar2 tidak tahu dan, merasa bingung,"
Sahut Kun hiap.
"Sebenamja urusan apakah?"
Tiba2 Hoan Su-tjay menengadah dan ter-mangu2 sedjenak, lalu ia menghela napas pandjang, wadjahnja tampak muriim dan lesu, ia tepuk2 bahu Kun-hiap, lain katanja.
"Djika kau tidak tahu, kukira ada lebih baik engkau memang tidak perlu mengetahui sadja."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sudah tentu Kun-hiap semakin tjuriga, betapapun ia bukan anak bodoh, maka lapat2 ia merasa pasti ada sesuatu urusan maha penting dan penuh rahasia jang menjangkut dirinja.
Karena itu, sudah tentu Kun-hiap semakin ingin tahu.
Tnpi belum lagi ia menanja lagi atau Hoan Su-tjay sudah memegang tangannja dan berkata.
"Tjobalah ikut padaku, akan kuberikan sesuatu padamu."
Habis itu, mendadak Kun-hiap merasa suatu tenaga jang kuat telah mengangkatnja keatas untuk kemudian melajang turun sebawah pohon dengan enteng. Dan baru sadja mereka turun keatas, segera suara Tian Hui-yan terdengar berkumandang dari kedjauhan sana.
"Hoan,lothau, tjara begini kau menghadapi aku, apakah kau lupa bahwa aku adalah seorang jang mesti balas budi dan menuntut sakit hati."
Hoan Su-tjay tampak terbahak, lalu serunja.
"Budak nakal, djika aku dapat digertak, masakah orangku berani merintangi kau? Sedangkan empat pesuruhku sadja kau tidak mampu mengalahkan !"
"Kau djangan garang, Haon-lothau, tunggu dan lihatlah lain hari ........."
Demikian terdengar suara Tian Hui-yan semakin djauh dan makin pelahan, agaknja dia telah melepaskan diri dari kerubutan keempat hamba keluarga Hoan dan melarikan diri.
Hoan Su-tjay djuga tidak ambil pusing lagi, segera ia tarik Kun-hiap dan diadjak berlari kedepan sana.
Sungguh Kun-hiap sangat heran, Tian Hui-yan biasanja begitu pintar dan lihay ternjata sekarang telah mati kutu menghadapi empat orang budak keluarga Hoan, dari kedjadian ini dapatlah dibajangkan betapa
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ kepandaian Hoan Su-tjay, njata nama kebesarannja didunia persilatan bukanlah omong kosong belaka.
Dan.
belum djauh mereka berlari, tiba2 terdengar berkumandangnja suara ajam berkokok jang aneh, suara itu sebentar tinggi sebentar rendah dan sangat tidak enak bagi telinga pendengarnja.
Mendengar suara itu, segera Hoan Su-tjay berhenti.
Dalam pada itu suara ajam itu djuga sudah berhenti, sebagai gantinja sekarang terdengar suara burung berkitjau jang sangat halus merdu, tapi membetot sukma pendengarnja.
Air muka Hoan Su-tjay agak berubah, katanja.
"Sungguh tidak njana ibunja djuga begini semberono sembarangan mengadjarkan ilmu 'Pek-kim-lian bin- toat-in-hoat' jang menjesatkan kepada puterinja jang nakal ini."
Habis itu ia lantas mengeluarkan sebatang seruling ketjil dari dalam badjunja, tiba2 ia meniup sekali serulingnja itu hingga mengeluarkan, suara lengking jang bernada tinggi tadjam, anen, se-konjong2 suara berisik burung berkitjau dan ajam berkokoK tadi lantas lenjap sirna.
Sedjenak kemudian, kembali suara berisik itu timbul lagi, tjuma sekali ini telah berganti tjorak, jaitu suara burung serupa gagak jang serak, lalu terdengar pula.
bunji burung sebangsa burung hantu jang mengerikan.
Hoan Su-tjay tampak tersenjum, ia biarkan suara burung jang beraneka nada itu berisik sesukanja, sedjenak kemudian,, kembali ia angkat serulingnja lagi dan hendak ditiup pula.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Meski pengetahuan Kun-hiap terlalu tjetek dan tidak kenal "Pek-kim-liah-binftoat-in-hoat" (ilmu bunji beratus djenis burung pentjabut njawa) sebenarnja ilmu lihay matjam apa, tapi ketika di Li-keh-tjeng ia telah menjaksikan Tjikim-sin-liong Njo Hoat telah terpengaruh oleh suara bunji berisik burung itu sehingga ber-djingkrak2 seperti orang gila.
Maka betapapun Kun-hiap telah mengetahui bahwa ilmu bunji burung itu adalah sedjenis ilmu menjesaitkan pikiran orang jang sangat hebat, kalau sekajang Hoan Su-tjay dapnt memunahkan ilmu itu, maka dapat dipastikan bunji seTulingnja itu tentu mempunjai daja gempuran jang maha dahsjat dan bukan mustahil Tian Hui-yan -isa tjelaka.
Walaupun sepandjjang djalan Kun-hiap telah kenjang digoda dan dipermainkan oleh gadis nakal itu, tapi betapapun ia tidak tega seorang nona djelita mendjadi korban lantaran dirinja, apalagi maksud gadis itu mengadjaknja kerumah Hoan Su-tjay inj djuga bukan maksud jang djelek, tapi adalah ingin membantu memetiahkan rahasia lukisan dibenteng kuna jang mirip dirinja itu.
Berpikir begitu, maka ketika melihat Hoan Su-tjay hendak meniup pula serulingnja.
tjepat Kun-hiap mentjegah.
"Hoau-Io-tjianpwe "
Namun orang itu telah memberi tanda padanja dan berkata.
,,Kau tak perlu bitjara, aku paham perasaanmu.
Akupun tiada maksud buat membikin tjelaka padanja.
Aku hanja ingin beri' adat sedikit padanja agar lain kali dia tidak berani sembarangan menggunakan ilmu kedji ini untuk menjerang orang."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Habis berkata, lalu ia tempelkan seruling ketepi bibirnja Dalam pada itu suara berisik burung gagak dan burung hantu tadi tampak ramai sehingga membisingkan kepala pendengar nja.
Kun-hiap sendiri merasa muak dan ingin muntah2, tiba2 terdengar suara mendenging njaring sekali, suara seruling Hoan, Su- tjay, seketika suara berisik burung mereda, ketika suara seruling itu berbunji lagi sekali dengan lebih pandjang, maka suara berisik burung itu kedengaran semakin lemah.
Dan setelah suara seruling berbunji lagi untuk ketiga kalinja, seketika aara burung itu hilang sirna.
"Hm, baru sekarang anak dara itu tahu rasa,"
Kata S ;jay kemudian dengan tersenjum.
"Biarlah dia merebah untuk beberapa hari lamanja agar kelak kenal adat sedikit."
Sudah tentu Kun'hiap hanja angkat pundak sadja dan tidak memberi komentar apa2.
Dalam pada itu Hoan Su-tjay menga-djaknja melalui sederetan gedung2.
Perkampungan keluarga Hoan itu memang sangat luas.
Achirnja Haon.
Su-tjay membawa Kun-hiap sampai didepan sebuah gedung besar.
Agaknja rumah itu sudah lama tak berpenghuni, sebab disana-sini tampak banjak sarang labah2.
Pelahan2 Hoan Su-tjay mendorong pintu gedung itu sehinggi rnengeluarkan suara berkeriat-keriut jang njaring, ketika pintu terpentang, maka tertampaklah kelintji liar dan tase jang sem-bunji didalam semakZ rumput didalam pekarangan rumah itu sama kaget dan lari ketakuttan.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Ternjata didalam situ adalah sebuah pekarangan jang sangat luas, karena tidak pernah didatangi orang, maka disitu sudah penuh rumput alang2 jang lebat.
Sesudah melintasi pekarang itu, lalu sampailah mereka disuatu ruang pendopo jang lebar.
Dari djubin hidjau ruang pendopo itu Kun-hilap melihat ada tanda2 petjahan djubin jang mendekuk kedalam bekas tapak kaki orang.
Sebagai seorang persilatan segera ia tahu itu adalah bekas tapak kaki seorang jang memiliki Lwekang maha kuat dikala mengerahkan tenaga, mungkin disitu pada masa dahulu telah terdjadi pertarungan sengit antara djago2 silat terkemuka.
Setelah merandek sedjenak diruang pendopo itu, Hoan Su-tjay tampak ter-mangu seperti sedang mengenangkan sesuatu kedjadian dimasa lampau, lalu ia mengadjak Kun-hiap mene-rusikan kebelakang melalui sebuah pintu serambi samping.
Kemudian mereka berhenti didepan sebuah kamar ruang serambi itu, waktu Hoan Su-tjay membuka kamar itu, maka tertampaklah oleh Kun-hiap didalam kamar itu tidak terdapat apa2, hanja ada sebuah medja kaju tjendena, diatas medja tertaruh sebuah benda bundar hitam gilap, benda itu mirip gelang besi, ,aris tengahnja kira2 duapuluh senti.
Mungkin sudah lami tidak dipegang orang, maka diatasnja sudah penuh debu.
Gelang besi itu sebenarnja djuga tiada sesuatu jang luar biasa, hanja diatasnja terdapat ukiran huruf2 jang ketjil2.
"Apa jang hendak kuberikan padamu adalah gelang besi hitam ini,"
Kata Su-tjay kemudian sambil mendekati medja itu
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Diam2 Kun-hiap ragu2, apa sih gunanja sebuah gelang besi seperti itu? lapi segera iapun menanja.
"Hoan-lotjianpwe, benda apakah ini "
"Djangan kau pandang sepele barang ini,"
Udjar Hoan Su-tjay.
"Benda ini bukan, gelang besi biasa, tapi bersedjarah dan merupakan sematjam sendjata jang ampuh jang pernah digunakan oleh seorang tokoh persilatan jjang sangat disegani didunia persilatan pada masa 25 tahun jang lalu. Gelang besi ini disebut 'Kim- kong-goan' "
Mendengar nama itu, seketika hati Kun-hiap tergerak, teringat sesuatu olehnja apa jang pernah dikatakan siorang aneh berleher panjang, jaitu Koan Sam-yang, tentang "Kim-kong-goan'' jang pernah membuatnja bingung itu.
Tokoh aneh itu berkata tentang "Kimkong-goan-hoat"
Jang dimiliki ajahnja, padahal ajahnja, terkenal sebagai Kim-liong-kiam-khek jang lihay dengan ilmu pedangnja itu.
Kini Hoan Su-tjay telah mengundjukan pula sebuah gelang Kim-kong- goan, apakah benda ini ada hubungan nja dengan apa jang dikatakan Koan Sam-yang dahulu? Selagi Kun-hiap ter-menung2, tiba2 terdengar Hoan Su-tjay membuka suara pula dengan sikap jang kereng.
"Kun-hiap. sjurkurlah bahwa kini kau sudah dewasa dan diluar dugaan kau telah datang sendiri menemui aku, hal ini berarti menghemat tempoku untuk mentjari kau."
Kun-hiap ter-heran2 dan bingung oleh perkataan orang tua itu. Ia tidak mendjawab, tapi memandang lekat2 kepada Hoan Su-tjay
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Maka terdengar tokoh itu telah melandjutkan.
"Kini sudah waktunja aku membertahukan rahasia riwajat dirimu sesuai dengan pesan ajahmu.
"
"Pesan ajahku?"
Kui -hiap menegas. Kembali ia teringat lagi kata2 Koan Sam-yang jang pernah mentjemooh nama baik ajah-nja itu.
"Ja, ajahmu,"
Sahut Su-tjay.
"Dari keterangaomu waktu datang tadi, njata kau telah ikut ibumu kerumah keluarga Wi. Tapi jang sebenarnja kau she Tan. Tan Kun-hiap adalah namamu jang sebenarnja. Ajahmu jang sebenarnja bernama Tan Sing-kay, pada masa jang ialu didunia Kangouw terkenal dengan djuluk 'Kim- goan-koay-khek' (iblis bergelang emas), setiap orang Kangouw jang mendengar kedatangannja tentu gemeter dan ketakutan, maklum Kim-goan-koay-khek terkenal sangat ganas dan tidak pandang bulu, setiap orang jang tak disukainja, tak peduli dari golongan, atau aliran mana tentu dibunuh olehnja.
"Pada masa itu, selain Kim-goan,-'khoa-khek masih terdapat pula beberapa tokoh lain jang namanja tidak kalah besar dari dia, seperti Kim-liong-kiam-khek Wi Ki- hu, Bek-hunL-totju Koan Sam-yang, mereka bertiga pada waktu itu terkenal sebagai_ tiga tokoh terkemuka di Bu-lim. Wi Ki-hu orangnja baik dan tergolong pemimpn pihak Tung-pay, sedangkan Koan Sam-yang disegani baik pihak Tjing-pay maupun pihak Sia-pay, sebab tindak-tanduknja selalu susah dibedakan diantara kedua golongan itu. Tjuma ia tinggal dipulau Bek-hito jang terpentjil, maka dja-rang muntjul dikangouw.. Sebaliknja Kim- goan.-khek Tan Sing-kay terkenal sebagai iblis jang membunuh orang tanpa berkesip, ilmu silatnja sangat
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ tinggi dan, mukanja tampan.
Tjelakanja moralnja bedjat, suka paras tjantik.
Dan sekali dia penudjui seorang, maka tak dipeduli apakah wanita itu sudah bersuami atau masih gadis, sedapat mungkin tentu ditjapainja maksud djahatnja itu.
Untuk mana dia tidak segan2 merebut isteri maupun puteri kawan sendiri.
"Semula Tan Sing-kay adalah kawan karib Wi Ki-hu. Mereka sama2 gagah dan sama2 tampan sehingga dalam Bu-lim terkenal sebagai dua pemuda pudjaan kaum wanita jang ingin, mempersuamikan mereka. Aku sendiri waktu itupun baru mulai berketjimpung didunia Kangouw dan bersahabat baik dengan mereKa. Aku kenal Wi Ki-hu sebagai seorang jang pendiam, dapat menahan perasaan. Sebaliknja Tan Sing-kay berangasan dan hidupnia tak teratur. Namun begitu mereka adalah sahabat karib.
"Pada suatu ketika mereka sama2 mentjintai seorang nona, puteri seorang djago silat tua bernama Lau Peng- ki. Nona itu sendiri bernama Lau Hong-dji, seorang gadis jang lintjah dan rupawan. Baginja, kedua pemuda itu sama baiknja, sama ga-gahnja, tjuma ia tahu Sing- kay lebih agresif, lebih berani mengutarakan rasa tjintanja, sebaliknja Ki-hu lebih prihatin dan ku-;ang menondjolkan perasaan tjintanja.
"Ki-hu djuga mengetahui Sing-kay mentjintai Hong- djji, begitu pula sebaliknja Sing-kay djuga tahu akan perasaan Ki-hu itu. Namun begitu mereka tidak mendjadi musuh, hanja sadja setjara diam2 mereka berlomba merebut hati sang djuwita. Dalam keadaan tjiinj;a segi tiga demikian, sudah tentu masing2 pihak menanggung perasaan jang ruwet, terutama bagi Hong- dji, sudah tentu ia tidak dapat bersuamikan dua
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ pemuda, dan mau-tidak-mau harus pilih satu diantara dua.
"Pada achirnja pilihan Hong-dji djatuh pada Sing-kay. Maklum, Sing-kay memang lebih pandai meraju, lebih tahu akan tjiri2 kewanitaan dan kesitulah dia melakukan 'serangan' sehingga achirnja dapat mempersunting sidjelita.
"Dalam masa pengantin baru sudah tentu penghidupan dua sedjoli itu dilewatkan dengan penuh bahagia. Namun bulan tidak selalu bulat, begitu pula penghidupan Sing-kay dan Hoae-dji. Pala tahun kedua sedjak mereka dikaruniai seorang putera, suasana rumah tangga mereka mulai bergolak. Dasar wataK Sing'-kay memang pemogoran, kembali sifatnja itu kambuh lagi. Se-hari2 ia berkelujuran, diluaran, terkadang merantau sehingga ber-bulan2 dan djarang pulang kerumah. Kesukaannia ber-foja2 dan. melakukan hal2 tak susila semakin menjolok. Lebih tjelaka lagi tjintanja kepada Hong-dji djuga telah berubah sifatnya, djika berada dirumah, baginja isteri jang dulu dipandang sebagai bidadari itu kini serupa duri didalam mata, di-pandangnja sebagai perintang bagi segala tindak-tanduknja jang tak bermoral itu. Djika Hong-dji berusaha menasihatkannja, maka hasilnja bukan diterima dengan baik, bahkan disambut dengan tjatji-maki, malahan tidak segan2 lagi Sing-kay menggunakan kepalan.
"Baru sekarang Hong-dji agak menjesal telah salah pilih. Namun sebagai seorang wanita jang berperang! luhur, ia tjukup tahan udji dan rela menanggung segala konsekwensinja. Ia telan sadja segala siksa lahir batin itu sehingga badannja kurus laju. Perhatiannja
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ sekarang hanja ditjurahkannja kepada putera satu2nja itu jang mendjadi harapannja dihari depan.
"Derita sengsara Hong-dji itu tiada diketahui oleh siapapun. Maklum mereka tinggal didalam sebuah gedung (benteng) kuno leluhur Sing-kay, walaopun Hong-dji tidak kekurangan sesuatu kebendaan dalam hidupnja, banjak pelajan jang meladeni dia, tapi hal itu tidak dapat menambal kekosongan hatinja jang lara.
"Pada suatu hari Ki-hu telah berkundjung kepada Sing-kay. sudah tentu ia tidak dapat bertemu dengsn kawan baik itu, jang dapat didjumpai hanja Hong-dji jang sedang mongmong puteranja jang baru berusia belum ada setahun itu. Kihu terke-djut ketika melihat keadaan Hong-dji jang laju itu, sungguh bedanja seperti langit dan bumi, seorang nona jang ladinja montok dan lintjah itu sekarang telah berubah seperti lebih tua 20 tahun. Diam2 Ki-hu merasa didalam rumah tangga kawan itu tentu ada sesuatu jang tidak beres. Ia tjoba tanja Hong-dji, namun sama sekali Hong-dji tidak mau mengatakan, sebagai alasan dikatakan kesehatannja paling achir ini sangat terganggu sehingga badannja mendjadi lemah. Lantaran itu, Ki-hu djuga tidak enak untuk menanja lebih djauh.
"Karena Ki-hu datang dari djauh, sudah tentu Hong- dji me-ujilakan tamu bekas kawan baik itu sekadar menginap disitu sambii menunggu kemungkinan pulangnja Sing-kay, Karena ingin mengetahui lebih djauh penghidupan Hong-dji, maka Ki-hu djuga ingin bertemu dengan Sing-kay, dari kawan baik itu diharapkan bisa diperoleh keterangan2 jang memuaskan.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Kamar tamu jang dsediakan untuk Ki-hu itu terletak diba-wah loteng.
Malamnja, Ki-hu susah pulas, pikirannja katjau alas keadaan Hong-dji itu, ia pikir betapa tjintanja Sang-kay kepada Hong-dji, begitu pula sebaliknja, djadi susah dipertjaja djika diantara pasangan jang bahagia itu timbul sesuatu jang tidak terduga.
"Pada achirnja tanpa merasa Ki-hu terpulas. Ia terdjaga bangun ketika mendadak didengarnja suara gedubrakan diatas loteng, menjusul ia mendengar suara seorang lelaki sedang mentjatji maki. Ki-hu kenal betul suara itu adalah suaranja Sing-kay, ternjata malam itu djuga sang kawan sudah pulang. Tapi waktu ,a mendengarkan lagi, karena terpisah oleh papan loteng, tepi 1apat2 terdengar olehnja kata2 seperti 'bekas kekasih, 'gendak' dan matjam2 lagi. Achirnja terdengar Sing-kay berteriak; 'Sudah waktunja sekarang aku mengadu djiwa dengan dia, ja, dia jang mati atau aku jang hidup!' Menjusul terdengar suara 'trang' jang njaring, suara benturan, benda keras sebangsa sendjata, bau terdengar Hong-dji mendjerit. 'Djangan, dia tidak berdosa, dia tiada bermaksud djelek!' lalu terdengar pula suara "plok"
Jang keras, rupanja Hong- dji telah ditampar satu kali dan terdengarlah suara gedebukan, suara robohnja sesosok tubuh, dan terdengar djuga suara tangis Hong-dji jang mengibakan, agak lama suasana itu dilewatkan, kemudian terdengar suara tindakan orang jang ter-gesa2 ketangga loteng, lalu keadaan sunji kembali.
"Ki-hu pikir tentu terdjadi sesuatu pertjetjokan atas diri suami-isteri kedua kawan baik itu. Tapi ia pikir itu adalah urusan dalam rumah tangga orang, malam2 djuga tidak lajak untuk ikut tjampur urusannja orang
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ didalam kamar kawan2 itu.
Ia ambil ke-putusan besok pagi akan ditanjakan kepada Sing-kay dan kalau perlu akan tjoba menasihatkannja.
,.Diluar dugaan, besok pagi2 sekali ia telah dikagetkan seputjuk surat jang dihantarkan pelajan, diatas sampul surat itu tertulis dia sebagai penerimanja.
Dari gaja tulisannja Ki-hu kenal itu adalah tulisan tangan Sing-kay..
Dengan buru2 ia membuka dan membatja surat itu, sungguh kedjut Ki- hu tak terkatakan ketika diketahui surat itu tertulis.
Ki-hu, Dihadapan kawan tidak perlu main sembunji2, marilah kita bitjara setjara blak2an.
Hong-dji sudah mendjadi isteriku apakah dia akan mendjadi bangkai arau mendjadi bidadari adalah tanggung djawab kami dan bukanlah urusanmu.
Tapi kau memang suka ikut tjampur urusan orang lain, hasutanmu rupanja lebih mempan, ja, agaknja kau masih mengharapkan tjita2mu jang tak tertjapai dahulu itu.
Semulb aku mestinja hendak mentjabut njawamu, tapi kemudian aku berubah pikiran.
Demi Kun-hiap dan demi Hong-dp, ja, aku menjerah.
Aku akan pergi, kerempat sedjauh mungkin, selama hidup ini aku takkan melihat kalian lagi.
Maka dengan ini aku serah-terimakam Hong-dji padamu dengan harapan semoga Kun-hiap djuga akan mendapat perhatianmu se-baik2nja bila kau masih ingat persahabatan kita dimasa lampau, Sing-kay.
"Sungguh tak terduga oeh Ki-hu bahwa kawannja bisa mengambil keputusan luar biasa, untuk sekian
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ lamainja sampai ia melongo.
Waktu ia tanja pelajan, ternjata Sing-kay memang sudah tidak berada dirumah lagi.
Ia tjoba mendatangi kamar-nja Hong-dji, ternjata kedua mata Hong-dji merah bendul, terang semalam suntuk terus menangis.
"Begitulah Ki-hu telah mentjeritakan padaku beberapa hari jang lalu. Peristiwa tentang 'timbang terima isterf itu pernah djuga menggegerkan dunia Kangouw pada masa 20 tahun jang lalu. Paling achir ini Ki-hu memang sering berkundjung kesini dan kemarin dulu ia beberkan kisah dimasa dahulu itu. Dari Sing- kay pada saat hendak pergi, dia telah mampir kemari dan menjerahkan Kim-kong-goan ini padaku beserta sed
Jilid kitab pusaka tentang peladjaran sendjata jang diandalkannya itu, ia pesan agar diserahkan padamu bila kelak kau telah dewasa.
Selama ini Ki-hu tidak pernah menjinggung tentang dirimu, dan oaru tadi demi melihat wadjahmu jang mirip benar dengan Sing-kay jang pernah kulukis itu, barulah aku tahu pesan Sing- kay itu sudah tiba waktunja untuk kulaksanakan." Kemudian dari dalam badjunja ia mengeluarkan sed
Jilid kitab tinggalan ajah Kun-hiap itu kepada pemuda itu.
Untuk sekian lamanja Kun-hiap ter-mangu2, kemudian ia mengamat-amati Kim-kong-goan dan kitab jang diterimanja itu.
Perasaarmja bertentangan seketika, tjinta atau bentjikah dia kepada ajahnja jang telah meninggalkan dia sedjak ketjil itu? Tapi kemudian iapun bersjukur kepada ajah angkatnja Wi Ki-hu jang telah membesarkan dia dengan penuh kesajangan itu, maklum, sebab Ki-hu sendiri tidak punya anak lagi aedjak "mengambil-alih"
Hong-dji dari tangannja Sing- kay.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Dan baru sekarang rahasia lukisan didalam benteng kuno itu terbongkar.
Kiranja lukisan itu menggambarkan wadjah ajahnja Kun-hiap, pantas begitu mirip.
Adapun Thian-san-sin-kiau Lo Pit-hi djuga telah mendapat pesan dari Tan Sing-kay jang minta dia mengatur tipu daja sedemikian rupa sehingga dapat memberitahukan Kun-hiap tentang asal usulnja sendiri.
Karena itulah diam2 Lo Pit-hi telah menguntit Kun-hiap ketika ikut mengawal bersama Susioknja.
ditengah djalan setjara rahasia ia telah pantjing Kun-hiap ke- benteng kuno itu.
Tentang diundangnja beberapa tokoh persilatan itu memang sengadja diperbuat oleh Lo Pit- hi, dasar sifatnja djenaka dan suka menggoda orang, disamping itu iapun ingin membalas dendam kepada beberapa orang musuhnja, maka ia telah kirim surat kaleng kepada beberapa orang, dibenteng kuno itulah ia telah mainkan rolnja sehingga terdjadi apa jang telah ditjeritakan didepan ini.
Mengena asal usul Sam-kohnio Tian Hui-yan dan tokoh aneh Koan Sam-yang itu akan kita tjeritakan tersendiri pada kesempatan lain.
TAMAT
http.//ebook-dewikz.com/
Golok Yanci Pedang Pelangi Karya Gu Long Pengelana Tangan Sakti Karya Lovely Dear Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung/Tjan Id