Tangan Berbisa 10
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id Bagian 10
k.
Segera mengundurkan diri dan berdiri ditempat sejauh bebetupa tombak.
agaknya hendak mengawasi gerakgeriknya Cin Hong.
Leng Bie Sian juga segera mengundurkan diri disatu tempat sambil pura-pura menikmati pemandangan alam diatas gunung itu.
Tapi sebenarnya sudah sejak tadi pasang telinga.
Meskipun kekuatan tenaga dalamnya masih belum cukup tinggi kalau diukur dengan tokoh-tokoh kenamaan rimba persilatan, tapi dibanding dengan tokoh-tokoh biasa saja, masih lebih tinggi setingkat, juga untuk menangkap pembicaraan dari tempat sejauh lima tombak saja bukanlah merupakan Soal susah baginya.
Cin Hong berjalan kehadapan ketua partai oey San, berkata dengan suara perlahan sekali.
"Aku yang rendah pada beberapa hari berselang masuk kerumah penjara rimba persilatan untuk menengok suhu, dalam rumah penjara itu pernah bertemu muka dengan ciangbunjin partai oey-san-pay yang dahulu...."
Ketua partay oey san kaget mendengar keterangan itu, tanyanya dengan perasaan girang.
"Aaa, kalau begitu jadi Siaohiap sudah pernah berjumpa dengan Ciangbunjin? Apakah ia baik-baik Saja ?"
"Siauw Ciangbunjin baik-baik saja, tapi ia kata bahwa dalam hidupnya ini tidak ada harapan untuk keluar dari rumah penjara, maka itu ia minta pada aKu yang rendah untuk datang dan memberitahukan pada Kwat Ciangbunjin tentang suara rahasia penting, rahasia ini mengenai rahasia tentang pendiri oey-san dulu Hong-in-siu...."
Sepasang mata ketua oey San mendadak memancarkan sinar bercahaya, tanyanya dengan perasaan terkejut dan keheranan .
"Apa? Pendiri ketua partay kami menyimpan rahasia apa ?"
Cin Hong lalu menceritakan pesan It- yang Cie Siauw can Jin tentang kitab pelajaran ilmu silat Hong-in-siu dahulu, yang ditanam disebelah selatan puncak gunung Bong Sian- hong pada tiga ratus tahun berselang, dan dalam pesannya pendiri partay oey San itu ditekankan wanti-wanti setiap ganti ketua dari generasi kegenerasi jikalau partay oey San tak mengalami bencana hebat sekali, tidak boleh digali, kini oleh karena terjadi peristiwa ini, dimana seorang ketua partay itu telah tertawan dalam rumah penjara rimba persilatan, sebetulnya merupakan suatu hinaan besar bagi partay itu, maka itulah saatnya untuk menggali pusaka yang berupa kitab pelajaran ilmu silat partay oey-san.....
Ketua partay oey-san itu setelah mendengar penuturan Cin Hong, dengan sikap terkejut dan terheran-heran mulai mengguman sendiri.
"Hei, benarkah ada urusan itu ?"
"Siauw Ciangbunjin pernah katapula Kwa Ciangbunjin tidak percaya, boleh segera pergi kepuncak gunung Bongsian- hong untuk menggali, kukira usulan ini tidak mungkin bohong"
Berkata Cin Hong. Ketua partay oey San itu kembali matanya dipejamkan untuk berpikir. Lama sekali, lalu dengan tiba-tiba ia buka lagi matanya, dan dengan semangat menyala-nyala berkata.
"Benar Urusan ini pasti tak salah lagi"
Cin Hong agak tercengang, karena ia tak tahu apa yang dapat digunakan sebagai bukti untuk membuat percaya ketua itu. Sementara itu ketua partay tersebut sudah berkata lagi dengan wajah berseri-seri.
"Tahukah Cin Siaohiap. ilmu silat apa yang terkenal dalam rimba persilatan bagi partai kami?"
"Bukankah tiga puluh enam ilmu pedang gaib yang terkenal dari golongan oey-san?"
Berkata Cin Hong. Ketua partay oey-san menganggukkan kepala dan tertawa, lalu berkata.
"Benar, inilah ilmu pedang terampuh yang diciptakan oleh pendiri partai kami, yang diambil menurat namanama tiga puluh enam puncak di gunung oey-san. Akan tetapi digunung ini bukan hanya tiga puluh enam puncak itu saja, disamping itu masih ada tiga puncak. ."
Cin Hong yang sejak masih kecil sudah mendapat pelajaran ilmu surat, pengetahuannya tentang ilmu bumi sangat luas sekali, maka ia lalu berkata.
"Tiga puncak itu adalah Hui-lai-hong, Sie-sin-hong dan Ciok-ku-hong"
Ketua partai oey-San lompat bangun dari batu pembaringannya, katanya sambil tertawa^ "Itu benar, pendiri partai kami itu kalau sudah dapat menciptakan tiga puluh enam ilmu pedang gaib, tiga puluh enam puncak gunung, dengan sendirinya juga bisa menciptakan pelajaran ilmu silat gaib lagi di tiga puncak gunung yang lain itu.Jalan Mari kita sekarang pergi kepuncak Bong-sian-hong buat menggali pusaka itu"
La sebetulnya adalah seorang tua yang sifatnya tawar terhadap urusan keduniawian, tapi karena mengingat bahwa di dalam rumah penjara rimba persilatan telah muncul seorang kuat luar biasa yang membuat tiga belas partay mengalami kekalahan yang tidak ada taranya, hingga nama baik partai-partai itu telah jatuh, kali ini bila ia dapat menggunakan kitab pelajaran ilmu silat yang di simpan oleh pendiri partai itu yang pertama dan dapat mengalahKan penguaSa rumah penjara rimba persilatan atau setidak-tidaknya dapat menyambut serangannya beberapa puluh jurus dan bisa menolong keluar ketua partaynya, maka partay oey San, namanya pasti akan menanjak lagi.
la menggapai kepada Cin Hong dan lebih dulu ia berjalan turun dari puncak gunung.
Cin Hong juga menggapai Leng Bie Sian untuk pergi bersama-sama.
Kiong Kun Lun yang berdiri jauh ketika menampak ketuanya pergi bersama-sama Cin Hong lalu bertanya dengan suara nyaring^ "Ciangbunjin masih ada urusan apa lagi yang perlu Kun Lun kerjakan?"
"Kau boleh kembali dan siapkan perjamuan"
Jawab ketua partai oey-san sambil mengulapkan tangannya.
Letak puncak gunung itu dengan puncak gunung Bong Sian- hong tidak jauh, tiga orang itu tidak memerlukan waktu lama sudah mendaki di puncak gunung Bong-sianhong.
Dari situ berjalan menuju ke selatan kira-kira sepuluh tombak jauhnya, benar saja disana tampak sebuah batu besar yang bentuknya bagaikan kepala singa.
Ketua partai oey San secepat kilat lompat kesamping batu besar itu, segera membukanya batu itu, dengan kedua tangannya ia mulai menggali tanah di bawah batu, sebentar kemudian sudah berhasil menggali sedalam tiga kaki lebih, benar saja ia berhasil menemukan sebuah kotak bundar yang terbuat dari tembaga.
Ia lalu berlutut dan menjura kepada kotak itu, kemudian dengan kedua tangannya mengangkat tinggi kotak tersebut, sikapnya tampak girang sekali.
Cin Hong juga turut merasa girang, katanya tertawa^ "Kuhaturkan selamat kepada Kwa Ciangbunjin, karena partaimu telah mendapat kitab pelajaran ilmu silat gaib, untuk selanjutnya partai ini pasti akan berhasil naikkan derajatnya"
Ketua partai oey San itu tertawa, kemudian berkata^ "Terima kasih kuhaturkan padamu, aku Si orang tua ini jika dengan ini dapat menolong keluar Ciangbunjin kami yang lama sudah tentu kami nanti masih perlu harus mengucapkan terima kasih banyak-banyak padamu"
Sehabis berkata demikian, ia mengamati dengan seksama kotak tembaga itu, di bagian bawah kotak itu tampak tanda gambar, tetapi diatasnya tak terdapat kunci, maka ia segera tahu bahwa kotak itu bukanlah di kunci dengan anak kunci melainkan ada putarannya, asalkan diputar dengan tenaga kuat pasti dapat dibuka, maka saat itu dengan duduk di tanah, dengan menggunakan dua kakinya untuk menjepit kotak tersebut, kedua tangannya memutar kotak itu.
Tidak lama kemudian kotak itu telah terbuka, di dalamnya terdapat se
Jilid kitab yang dibungkus oleh Kain sutera warna kuning, mungkin karena lamanya disimpan dalam tanah, Warna itu sudah tampak basah, luntur sama sekali, dan bahkan ada mengandung hawa basah.
Ketua partai itu dengan cepat membuka kitab yang dibungkus oleh kain sutera warna Kuning itu, selembar demi selembar diperiksanya, pada akhirnya telah terdapat se
Jilid kitab yang di tulis di kulit binatang warna kuning. ... Menampak kitab kulit binatang itu diikat dengan seutas tali sutera warna hitam, hati Leng Bie Sian tergerak, ia buru-baru berseru.
"Kwa Cangbunjin, hati- hati"
Ketua partay oey San pay itu baru saja hendak membuka ikatan benang sutera warna hitam itu, tiba-tiba mendengar peringatan Leng Bie Sian, dengan perasaan terkejut ia berpaling hendak bertanya, tetapi pada saat itu, jari tangannya yang menyentuh kitab itu, segera merasa kesemutan, maka ia lantas mengetahui bahwa tali berwarna hitam itu ada racunnya, dalam terkejutnya, buru-buru melemparkan kitab yang dipegangnya.
Akan tetapi tindakannya itu sudah terlambat, dalam waktu sangat singkat sekali rasa kesemutan itu sudah menjalar keatas kedua lengan tangannya.
Leng Bie Sian yang mengetahui kejadian itu, dugaannya tadi ternyata tidak salah, benar saja apa yang dinamakan kitab rahasia itu, sebetulnya adalah permainan jahat dari Ityang- cie Siauw can Jin, maka ia buru-buru menghampirinya dan bertanya dengan perasaan tegang.
"Kwa Ciangbunjin, apakah kitab itu ada racunnya?"
Ketua partay oey San itu tidak menjawab, ia segera duduk ditanah, untuk bersila sambil memejamkan matanya, supaya ia dapat berusaha untuk menahan agar racun itu jangan terus mengalir masuk kedalam tubuhnya, apa mau racun itu bekerjanya cepat sekali, usahanya sedikitpUn tidak berhasil, hanya dalam dua kali pernapasan saja, dalam dadanya sudah merasa kesemutan, hingga ia tahu racun yang disentuhnya tadi ganas sekali, jiwanya sendiri kini terancam bahaya maut, maka Sesaat itu perasaan malah dari duka telah timbul didalam hatinya tanpa disadari sudah menghela napas panjang, dan berkata kepada Cin Hong sambil tertawa kecil.
"Cin Siaohiap. aku si orang tua ini selama hidupku tak pernah ada mengandung permusuhan dengan orang lain, aku percaya orang yang hendak mencelakakan diriku itu pasti bukanlah kau bahkan kau sendiri juga tak tabu akan terjadinya demikian rupa, tetapi kuharap kau beritahukan dengan terus terang kepadaku dalam urusan ini benarkah ia yang minta kepadamu untuk menyampaikan kepadaku?"
Cin Hong benar- benar mimpipun tidak menyangka bahwa It-yang-cie Siauw can Jin itu menyampaikan pesan kepadanya ternyata ada mengandung maksud jahat, ia telah menggunakan akal keji demikian rupa hendak membinasakan ketua partaynya sendiri.
Sebagai seorang yang baru muncul didunia Kang ouw, hatinya yang masih putih bersih, waktu itu dengan tiba-tiba menjumpai kejadian aneh yang tidak habis dipikir itu, benar- benar ia menjadi bingung sendiri, ketika ia melihat lagi kepada ketua partay oey san yang terkena racun.
keadaannya sangat gawat, sehingga semakin ketakutan dan tak bisa berbuat apa-apa, dalam keadaan demikian, bagaimana ia dapat mengeluarkan perkataan- Tabuh ketua partay oey-san kini sudah gemetaran, ia membuka matanya lebar-lebar mengawasi Cin Hong, kemudian berkata dengan suara gemetaran pula.
"Cin Siaohiap lekas beritahukan kepadaku."
Leng Bie Sian yang menampak Cin Hong berdiam seperti patung dalam keadaan bingung buru-buru menjawab.
"Kwa ciangbunjin, hal ini memang benar- benar adalah ketua partaymu yang dahulu yang minta ia menyampaikan kepadamu, hanya ia sendiri sedikitpun tidak tahu bahwa Siauw can Jin itu ada maksud hendak mencelakakan dirimu"
Tabuh ketua partay oey-san gemetaran semakin kuat, daging dimukanya juga perlahan-lahan sudah mulai kaku, membuka mulut sangat susah sekali, dengan suara terputusputus ia berkata.
"Baik, baik dahulu. .. dahulu aku masih... tidak berani memastikan . bahwa kematian Suma ciangbunjin adalah.... dan sekarang segalanya aku mengerti...."
Cin Hong yang dengan susah payah baru berbasil menenangkan pikirannya, buru-buru menunjang tubuh ketua itu dan bertanya dengan perasaan Cemas.
"Kwa ciangbunjin, apa sebab ia hendak mencelakakan dirimu? Ya, apa sebab?..,.,"
Dengan napas memburu, ketua partay oey San itu mengeluarkan tarikan napas panjang, kemudian dengan suara terputus-putus menjawab.
"Sebab ...,dia mencurigai aku...mengetahui satu rahasianya... ."
Sehabis berkata demikian, lantas rubuh dan putuslah nyawanya.
Hal itu telah berlangsung dalam waktu yang sangat singkat sekali, danpada saat ketua Partay oey San itu melayang jiWanya, dari sebelah timur tiba-tiba terdengar suara bentakan nyaring, didalam rimba cemara tampak empat Sosok bayangan orang secepat kilat lari kearah Cin Hong.
Setelah dekat, ia baru tahu bahwa empat orang bayangan itu adalah empat sesepuh dari partai oey san ialah chie Kay Yan cu Giok Tian, ciang Thay Peng dan Ciok Tie Hong.
Cie Kay Yan yang paling dulu tiba ditempat itu, segera menyambar tubuh Cin Hong dan dilemparkan sejauh dua tombak lebih, setelah itu ia mendukung ketuanya dan berseru dengan perasaan Cemas.
"ciangbunjin ciangbunjin Kau kenapa?"
Ciang Thay Peng dengan sepasang mata membara, berjalan menghampiri Cin Hong, tanyanya dengan perasaan cemas.
"Bocah Siapa yang memerintah kau melakukan perbuatan ini ?"
Cin Hong perlalan-lahan bangkit perasaan gemas dan benci terhadap Siauw can Jin yang menjerumuskan dirinya telah membuat dia berada Seperti orang linglung, ia tidak tahu bagaimana harus memberi penjelasan dalam hal itu, hanya karena dalam waktu yang singkat sekali, seorang ketua partay besar yang masih segar bugar telah mati mendadak karena raCun berbisa, kejadian hebat ini sesungguhnya berat baginya, maka ia ingin sekali segera bisa terbang kembali kerumah penjara untuk menghajar habis-habisan kepada orang tua yang berhati binatang itu kemudian menanyakan padanya apa sebab ia menggunakan dirinya untuk mencelakakan diri kawannya sendiri,...
Sedang ia dalam keadaan bingung demikian rupa, kini dilain fihak sesepuh partay oey-san itu sudah menaruh jenazah ketua dengan air mata berlinang-linang, orang yang mendapat gelar alat tulis perak itu berjalan menghampiri Leng Bie Sian, sedang orang tua seruling besi dengan menggunakan sebatang ranting kayu untuk menyontek kitab binatang dan diperiksanya sebentar, tiba-tiba berseru^ "Racun tanpa wujud yang sangat berbisa, diatas benang sutera hitam ini ada racunnya yang tidak nampak"
Ciang Thay Peng mendengar ucapan itu sepasang matanya memancarkan sinar bengisan berkata kepada Cin Hong sambil menuding padanya^ "Bagus Kalau bocah ini kiranya adalah orangnya iblis perempuan Tio Bu Yan, Kami partay oey San dengan Tio Bu Yan sedikitpun tidak ada ganjalan sakit hati apa-apa, apa sebab kalian hendak menggunakan Cara keji ini mencelakakan kami?"
CIN HONG semakin bingung, ia hanya dengar kata bahwa perempuan iblis Tio Bu Yan itu adalah Seorang perempuan jahat didalam barisan orang-orang yang dinamakan ahli racun, tak tahu yang disebut sebagai racun tak berwujud itu adalah racun macam apa, tetapi hal ini tak usah perdulikan, kotak tembaga yang baru digali dari dalam tanah itu jelas adalah kotak yang ditanam oleh siauw can Jin sebelum ia masuk kerumah penjara rimba persilatan, mengapa malah sesepuh itu menuduh dirinya sebagai orangnya Tio Bu Yan? Apakah racun tanpa wujud itu adalah racun tunggal yang diciptakan oleh Tio Bu Yan, dan Siau can Jin dapatkan racun itu dari tangannya? chiang Thay Peng yang menyaksikan Cin Hong berdiri bagaikan patung kembali menggenggam serta menegurnya dengan sUara keras.
"Bocah Kalau kau tak mau menjelaskan lagi duduk perkaranya, aku nanti kirim kau ke akherat "
Leng Bie sian lalu berkata.
"cin Suheng, kau Ceritakanlah duduk perkaranya"
Cin Hong masih berdiri diam tidak berkata apa- apa, karena dalam hatinya sedang memaki-maki Siauw can Jinciang Thay Peng adalah orang yang beradat keras, diantara empat sesepuh itu, jikalau ia tak memikirkan bahwa apa sebab Cin Hong mendadak mencelakakan diri ciangbunjinnya, mungkin sejak tadi ia sudah membinasakan, dan kali ini ketika menampak pemuda itu terus berdiri tegak tak berkata apa-apa, hatinya semakin marah, dengan tiba-tiba maju selangkah dan menyerang dada Cin Hong.
Ia sebetulnya terkenal namanya dengan senjatanya yang berupa keCeran itu, tetapi serangan tangan itu adalah merupakan pelajaran pokok bagi orang yang belajar ilmu silat, apalagi kekuatan tenaga dalamnya sudah sangat sempurna, dalam keadaan marah itu serangannya pasti di lakukan hebat sekali.
Baru hingga tangan ciang Thay Peng sudah hampir mengenakan dadanya tinggal dua dim saja ia baru sadar.
Saat itu hendak mengelakpun sudah tidak keburu dalam keadaan demikian seCepat kilat ia sudah memikirkan apa bila ia hendak menghindarkan bahaya maut itu, suatu Cara yang paling baik menggunakan kakinya untuk balas menendang lawannya, ini suatu cara untuk mati bersamasama, dengan demikian mungkin ia dapat memaksa orang tua itu menarik sendiri serangannya tetapi bersamaan dengan itu ia juga memikirkan satu soal.
Ia sendiri tanpa diketahui olehnya sudah mencelakakan ketua mereka, maka sekarang bolehkah ia turun tangan lagi terhadap yang lainnya? Pada saat timbul perasaan ragu-ragu itu, dadanya sudah terkena serangan chiang Thay Peng, hingga sesaat itu dirasakan dadanya bergolak.
mulutnya menyemburkan darah segar, kemudian matanya menjadi gelap dan jatuh pingsan seketika Ketika ia siuman kembali dan membuka mata, tampak disekitarnya gelap gulita, waktu itu ternyata sudah larut malam, sedang dirinya rebah telentang disebuah kelenteng yang keadaannya sudah rusak, sinar rembulan mencorong masuk melalui lubang-lubang genteng yang pecah segalagalanya tampak sunyi senyap.
Ia mulai memikirkan apa yang terjadi atas dirinya, baru ingat bahwa dirinya telah dipukul oleh chiang Thay Peng, ia buru-buru bangkit, saat itu ia baru merasakan bau obat yang keluar dari mulutnya, sedang rasa sakit didadanya juga sudah sembuh seperti biasa, dalam hatinya tahu bahwa Leng Bie Sian sudah menolong dirinya keluar dari gunung oey San dan diberikan obat luka.
Ia memasang mata buat mencari tahu keadaan disekitarnya, tetapi tidak tampak gadis itu berada didalam kelenteng tersebut, selagi berada dalam keadaan terheran tampak dipintu kelenteng ada sesosok bayangan orang.
Bayangan orang itu adalah Leng Bie Sian, dengan kedua tangannya ia membawa peCahan mangkok yang berisi air jernih, ia berjalan terus masuk kedalam kelenteng, tampak Cin Hong Sudah siuman, segera berkata padanya dengan perasaan girang .
"cin Kongcu, kau sudah siuman "
Cin Hong tertawa dan berkata sambil menjambret-jamret rambutnya.
"Terima kasih atas pertolonganmu, ini tempat apa ?"
Leng Bie Sian meletakkan mangkok pecah itu dihadapannya, lalu berkata.
"Ini adalah kaki gunung Kiuhoa San, terpisah dengan gunung oey San kira-kira seratus pal jauhnya"
"Dengan cara bagaimana kau bisa membawa aku sampai kemari?"
Wajah Leng Bie Sian tampak kemerahan, katanya malumalu.
"Aku tak keburu kembali ke gunung oey-san untuk mengambil kuda kita terpaksa menggendong kau lari sampai disini, hanya waktu itu cuaca gelap. barangkali tidak ada yang menyaksikan..."
Wajah Cin Hong juga menjadi merah, dan katanya mesra.
"Apakah mereka tidak mengejar?"
"Sudah tentu mengejarnya, tetapi bagaimana mereka dapat mengejar aku? Jika kesalahan itu berada dipihak mereka, aku benar-benar ingin menghajar mereka, terutama orang tua yang terkenal dengan senjata keCerannya itu, ia sangat ganas, memukulmu sehingga tumpah darah."
"Ia memukul aku memang patut disesalkan tetapi itu adalah karena salahku sendiri, sebab seorang ketua yang segar bugar telah terbinasa dengan tiba-tiba"
"Aku sejak semula sudah peringatkan kepadamu bahwa It-yang-cie Siauw can Jin itu bukanlah orang baik-baik, tetapi kau Selalu tak dengar...."
"Aku mana tahu kalau ia ada maksud membunuh ketua partainya sendiri? Hem, ia benar-benar seorang berhati binatang"
"Kalau kukatakan kau barangkali juga tak mau perCaya, pejabat ketua generasi ke-enam belas partai oey San, Thiantu Lo-jin Suma cin juga dialah yang membinasakan"
Cin Hong terkejut, tanyanya.
"Bagaimana kau tahu?"
"Pada saat hendak menutup mata, Kwa ciangbunjin bukankah sudah mengatakan? ia kata.
"Aku dahulu masih belum berani percaya bahWa kematian Suma ciangbunjin... .tetapi sekarang segalanya aku mengerti^ Inilah sebabnya mengapa Siauw can Jin hendak binasakan Kwa ciangbunjin, sebab ia mencurigai Kwa ciangbunjin itu mati di tangannya"
"Tetapi sewaktu dirumah penjara rimba persilatan ia pernah memberitahukan kepadaku Thiantu Lojin Suma cin waktu mati di badannya tidak terdapat luka sedikitpun, tidak ada tanda-tandanya terkena racun. kalau ucapannya itu membobong, bagaimana ia dapat mengelabui mata para sesepuh dan tokoh-tokoh kuat lainnya dalam partai mereka?"
"Inilah hebatnya racun yang dinamakan racun tanpa wujud itu Racun seperti ini dapat membinasakan orang tanpa ada buktinya, asal kulitnya terkena sedikit saja, racunnya dengan cepat menyusup kedalam tubuh, sehingga jantung orang menjadi beku dan matilah orangnya dan setelah orangnya mati, racunnya juga akan lenyap dengan sendirinya. Tadi sore ketika Kwa ciangbunjin hendak menarik napas penghabisan- sikap diwajahnya sangat tak sedap dipandangnya, tetapi setelah binasa, telah berubah menjadi tenang, seolah-olah kematiannya adalah suatu kematian yang wajar"
"orang tua bersenjata keCeran itu berkata bahwa racun yang tidak berwujud itu adalah racun tunggal dari iblis perempuan Tio Bu Yan, entah dengan cara apa Siauw can Jin bisa mendapatkan racun itu?"
"Siapa yang tahu? Hal ini hanya bisa kita tanyakan langsung pada iblis perempuan itu"
"Kalau begitu apa maksud tujuannya siauw can Jin membinasakan Thian-tu Lojin Suma cin?"
Leng Bie Sian diam, agaknya sedang memikirkan satu soal, pada akhirnya dengan tiba-tiba ia tertawa geli dan berucap^ "Kalau kuberitahukan terus terang kepadamu, kau tidak boleh menanyaku bagaimana aku mengetahui demikian jelas, apa kau suka berjanji begiku?"
Dalam hati Cin Hong merasa sangat heran terpaksa menganggukkan kepala dan berkata Sambil tertawa.
"Baik, lekas kau beritahu aku"
"Sebetulnya ini juga tidak ada apa- apa nyayang susah dijelaskan, ia membinasakan suma ciangbunjin, maksudnya tidak lebih dari dua maCam, satu ialah ingin merebut anak kunci berukiran huruf liong yang dipegang oleh Suma ciangbunjin, dan keduanya ialah ingin merebut kedudukannya sebagai ciangbunjin"
Mendengar ucapan itu, hati Cin Hong tergerak. pikirnya.
"Kalau kau mengetahui bahwa anak kunci huruf liong itu berada dibadanku. kau barangkali akan terkejut setengah mati."
Tapi ia masih tenang-tenang saja tidak menunjukkan perobahan sikap apa- apa, tanya pula.
"Tapi kenapa sampai tidak berhasil mendapatkan anak kunci emas berukiran huruf liong itu?"
Wajah Leng Bie Sian berubah serius, katanya sambil menggelengkan kepala.
"Mengapa, apa sebabnya ia tak mendapatkan apa-apa aku tidak tahu, benar-benar sedikitpun aku tidak tahu"
"Aku toh tidak bertanya lebih jauh padamu, kenapa kau anggap begitu serius?"
"Aku benar benar sedikitpun tidak tahu"
Cin Hong menghela napas, katanya.
"Aku benar benar tidak habis pikir. Siauw can Jin itu adalah orang pertama yang memegang tampuk pimpinan untuk menggantikan ketuanya yang dahulu, sesungguhnya tak perlu harus membinasakan Suma cin-Jikalau Suma cin menutup mata, ia toh dengan sendirinya akan menduduki kursi ketua dan dengan sendirinya pula anak kunci emas berukiran huruf liong itu akan terjaruh ketangannya. yang tidak habis kupikir ialah, perlu apa ia begitu tergesa-gesa membinasakannya?"
"Pada waktu itu, dua tahun lagi adalah dua belas ketua partay akan kumpul untuk mempersatukan dua belas anak kunci emas itu pergi ketelaga Thay-pek-tie, untuk mengangat kotak wasiat dari dasar danau, dan mengambil pel obat awet muda dibagi-bagikan kepada mereka, dan selain itu, juga masih ada kitab pelajaran ilmu silat yang tidak ada taranya. Didalam Waktu dua tahun itu, sudah tentu Suma ciangbunjin tidak akan meninggalkan dunia. oleh karenanya, maka ia perlu turun tangan untuk membinasakannya."
"Aku pikir Suma ciangbunjin mungkin sudah tahu bahwa ada perasaan lemah pada diri siauw can Jin, maka lebih dahulu Sudah menjerahkan anak kunci emas huruf liong itu pada seorang yang paling dekat dengannya kau pikir betul tidak?"
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Barangkali ya "
"Tahukah kau siapa yang ada hubungan paling erat dengan Suma ciangbunjin? Andaikata ia menyerahkan sendiri kepada muridnya atau putra-putrinya?"
"Aku tidak tahu,.. ."
Cin Hong mempunyai seperti perasaan, ia merasa bahwa gadis itu agaknya harus tahu. lalu mengulurkan tangannya dan memegang tangan gadis yang halus itu, dan dengan suara lemah lembut serta perlahan sekali ia memanggilnya.
"Leng Bie Sian?"
Leng Bie Sian tidak menduga bahwa Cin Hong dengan tiba-tiba memanggil dengan begitu mesra, dengan muka kemerah-merahan dan menundukkan kepala ia berkata^ "Ng... Ada apa?"
Wajah Cin Hong sendiri juga merasa panas, katanya sambil tertawa.
"Kau pernah kata bahwa kau suruh aku anggap kau sebagai Soat-lie-ang Yo In In betul tidak ?"
Leng Bie Sian terkejut, ia menjawab sambil menganggukkan kepala.
"Ng Lalu bagaimana ?"
Cin Hong yang bergaul erat dengannya Selama beberapa hari ini, telah dapat merasakan bahwa gadis dihadapannya ini lebih Cantik dan lebih lemah lembut dari pada In-jie, maka benih-benih Cinta juga telah tumbuh dalam dirinya tanpa disadarinya.
saat itu ia mendapat kesempatan untuk melampiaskan perasaannya itu, tak perduli bagaimana rasa panas mukanya, ia memaksakan untuk berkata sambil tertawa.
"Jikalau begitu aku hendak mencium kau. Bolehkah...,?"
Leng Bie sian lompat lantaran terkejut, meronta untuk melepaskan tangannya yang dipegang Cin Hong, lalu berkata.
"Ini tidak boleh."
Cin Hong tidak mau melepaskan, katanya sembil tertawa ringan.
"oleh karena kau tidak mau memberi keterangan lebih dahulu, maka seharusnya boleh saja toh?"
Leng Bie Sian berhenti meronta, menundukkan kepala dan berpikir, dengan tiba-tiba angkat mukanya sambil menutup matanya dalam sikap pasrah, katanya.
"Baik, akan tetapi kalau nona Yo nanti sudah keluar dari rumah penjara, kau tidak boleh menyentuh aku, jikalau tidak"
Cin Hong memeluk dan mencium gadis itu dengan bernafsu, Sedang mulutnya berkata.
"Bie Sian, sukakah kau padaku?"
Leng Bie Sian waktu itu sangat jinak sekali, sedikitpun tidak mengadakan sikap perlawanan. membiarkan dirinya dipeluk dan diciumi, sedang dari sela-sela matanya mengUCUrkan air mata bening, katanya.
"Tidak Tidak Aku tak suka padamu, aku tidak Suka padamu... ."
Cin Hong masih menciumnya dan berkata.
"Kau jangan coba membantah, aku tahu bahwa kau Suka padaku"
Leng Bie Sian dengan tiba-tiba mendorong padanya dan lompat kesamping, sambil menekap muka dan membanting kaki, katanya sambil menangis.
"Tidak Tidak Aku benarbenar tidak suka padamu"
Cin Hong sebetulnya ingin menggunakan sikapnya yang mesra itu untuk mengorek keterangan dari mulutnya, dan minta ia menceritakan apa yang diketahuinya, tetapi setelah diciumnya dengan tiba-tiba ia merasakan bahwa gadis inilah yang merupakan gadis yang paling ideal dalam hatinya, dengan tiba-tiba ia merasa bahwa dirinya sendiri waktu itu sudah jatuh Cinta kepada gadis ini demkian dalam, waktu itu ketika melihat Leng Bie Sian berulangulang menyangkal hingga dalam hati merasa perih dan mendongkol tanpa disadari olehnya sendiri ia lantas berkata dengan suara nyaring.
"Kau bohong Aku tahu bahwa kau suka padaku, aku juga suka padamu, antara kita berdua siapapun tak bisa membohongi lagi"
Leng Bie Sian menyender kedinding menangis tak hentinya, katanya dengan suara duka.
"Kau orang nakal, kau sudah mencium sumoaymu, seharusnya kau cuma bisa mencintai dia......"
Cin Hong yang mendengar ucapan itu seperti diguyur dengan air dingin ia menarik napas dalam-dalam, dan lama ia berdiam untuk berpikir keras pada akhirnya ia telah berkata dengan tegas.
"Tidak apa, lain kali kalau aku masuk kerumah penjara lagi, boleh suruh ia memukul padaku beb erapa kali untuk mengganti kerugian"
Leng Bie sian lompat dan lari keluar dari kelenteng sambil menundukkan kepala, katanya sambil masih terus menangis.
"Aku tak suka ikut kau bersama-sama, aku mau pulang"
La lari kepintu kelenteng, dengan tiba-tiba Seperti mendapat perasaan apa- apa ketika ia angkat muka, benar saja nampak seorang tua berbaju kelabu sedang berjalan masuk kedalam kelenteng.
orang tua itu bukan lain dari pada salah satu dari empat sesepuh partay 0ey-san yang pertama, ialah siorang tua pedang emas chie Kay Yan la berjalan kedepan pintu kelenteng lantas berhenti, dengan Wajah dingin mengawasi Leng Bie Sian sejenak.
kemudian berkata dengan nada suara dingin.
"Nona hari ini telah menunjukkan kemahiranmu dalam ilmu meringankan tubuh, hanya menurut pembicaraan kalian tadi agaknya kau bukanlah murid perempuan dari Thian San Swat po-po bolehkah aku ingin tanya siapakah suhumu yang sebenarnya?"
Leng Bie sian tahu bahwa perbuatannya dengan Cin Hong tadi sudah diketahui oleh chie Kay Yan, maka saat itu ia merasa malu, hingga wajahnya menjadi merah, sedang sejenak melirik pada chie Kay Yan, kemudian berkata sambil menggigit bibir.
"suhuku adalah perguasa rumah penjara rimba persilatan- Kenapa?"
Orang tua pedang emas mendengar keterangan itu wajahnya berubah seketika dan tanpa disadarinya sudah mundur selangkah tanyanya serius.
"Benarkah apa kata nona tadi?"
Leng Bie Sian dengan acuh tak acuh menjawab.
"Sudah tentu benar Kau mau memberikan aku jalan atau tidak?"
Orang tua pedang emas itu tadi sore telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana Leng Bie Sian memondong Cin Hong, lalu dengan tenang keluar dari kepungan empat sesepuh partay oey San, ilmunya meringankan tubuh dan lari pesat sekalipun Thian San Swat Po-Po juga mungkin tak dapat menandingi dalam hati waktu itu sebetulnya sudah timbul perasaan Curiga, tadi ia sembunyi diluar kelenteng dan sengaja mencuri dengar pembicaraan mereka baru bahwa Kwa ciangbunjin dengan akalnya yang keji, maka dalam hati diam-diam terkejut.
Kemudian terdengar pula bagaimana Cin Hong mengatakan gadis itu dianggapnya sebagai swat-lie-ang Yo in in, serta kata- kata Leng Bie Sian yang mengatakan bahwa tunggu setelah nona Yo keluar dari rumah penjara, pembicaraan itu telah menambah Kepastian baginya dan ia mengetahui dengan pasti bahwa gadis itu bukanlah murid Swat Po-po, dan orang yang mampu mendidik Seorang murid yang masih muda belia demikian tinggi ilmu silatnya.
dalam rumah ini kecuali penguasa rumah penjara rimba persilatan, memang benar-benar sudah tak ada orang keduanya lagi.
Hanya oleh karena terjadinya perobahan hebat dipuncak gunung Bong-sian- hong hari ini, maka ia sama sekali tak berani percaya keterangannya, waktu itu perlahan-lahan ia menghunus pedang emasnya yang tergantung dipinggangnya, dengan tangan memainkan pedang ia berkata^ "Aku si orang tua masih perlu untuk mencoba, benar atau tidak nona adalah murid penguasa rumah penjara rimba persilatan- Kalau benar segala persoalan maupun urusan ini, mudah saja diuruS?"
Leng Bie sian tidak mengerti maksud kata- katanya, ia berkata sambil mengerutkan alisnya.
"Apa katamu?"
Orang tua pedang emas itu berkata sambil tertawa dingini "Aku pernah dengar bahwa orang-orang dalam rumah penjara rimba persilatan itu tidak pernah menerbitkan huruhara didunia Kang-ouw, kalau nona benar adalah murid penguasa rumah penjara itu, aku boleh percaya ucapan nona tadi.....tentang perbuatan akal busuk dari Siauwciangbunjin partay kami"
"Apakah dengan mengadu kepandaian ilmu silat kau dapat menerka asal usul diriku?"
Tanya Leng Bie Sian sambil tersenyum. orang tua pedang emas itu menyentil pedangnya, hingga mengeluarkan suara mengaung, katanya.
"Kalan nona adalah murid dari penguasa rumah penjara rimba persilatan, tak mungkin tidak dapat menyambut tiga puluh enam jurus iimu pedang aneh dari partai oey San kami"
"Baik, kau boleh turun tangan saja"
Kata Leng Bie sian sambii menganggukkan kepala dan tertawa.
orang tua pedang emas itu tidak bicara lagi, pedang emasnya digerakkan, dari situ mengeluarkan sinar emas berkilauan, dengan tiba-tiba ujung pedang sudah mengancam muka Leng Bie Sian, benar saja tidak kecewa, orang tua itu mendapat nama ilmu pedang gaib, gerakan ilmu pedangnya memang sangat luar biasa anehnya, berbeda dengan ilmu pedang biasa.
Dengan tenang Leng Bie Sian mengelakkan serangan aneh itu, berbareng dengan itu tangannya sudah bergerak.
balik menyambar pergelangan tangan orang tua itu yang memegang pedang.
Gerakannya itu tampak biasa saja dan tak ada yang aneh, tidak disangka-sangkanya orang tUa pedang emas itu se-olah2 ketemu batu, sama sekali tidak dapat mematahkan gerakan gadis itu, hingga pada saat itu juga ia dipaksa mundur selangkah lebih, maka wajahnya berubah seketika.
Dia adalah calon ketua sesudah Kwa Lam Kie, kepandaian ilmu silatnya sudah tentu diatas kawankawannya yang sejajar, waktu itu dalam satu gebrakan saja sudah dipaksa mundur oleh seorang gadis cilik, bagaimana ia tidaK terkejut dan merasa malu? Maka saat itu lalu timbullah amarahnya, setelah mengeluarkan siulan panjang, pedang emas ditangannya bergerak bagaikan naga, tiga puluh enamjurus lmu pedang gaib dari oey-San dikeluarkan semuanya, sejurus demi sejurus bergerak kian cepat, dalam waktu singkat, hanya tampak berkelebatnya sinar emas yang berkilauan, mengurung Leng Bie Sian,.., Pertempuran berlangSung beberapa puluh jurus, hati orang tua itu semakin terkejut dan terheran- heran sebab kini ia telah merasakan bahWa Leng Bie Sian agaknya kenal baik dengan ilmu pedangnya tiga puluh enam jurus itu, setiap kali bergerak.
seolah-olah sudah diperhitungkan baik-baik, dengan itu setiap kali bergerak.
seolah-olah sudah di perhitungkan baik-baik, dengan cara bagaimana harus mematahkan serangannya, bahkan ia sendiri kadangkadang baru saja menggerakkan satu gerak tipu ilmu pedangnya tetapi sudah didahului oleh Leng Bie Sian yang terus dapat mematahkan serangannya, ini benar-benar suatu hal yang aneh.
Jikalau ia tak kenal baik ilmu pedang itu dengan sendirinya tak bisa berbuat demikian- 0leh karenanya maka kini ia merasa tidak leluasa melakukan gerakannya, hingga pada akhirnya gerakkan ilmu pedangnya menjadi kalut sendiri, jikalau bukan karena pengalamannya yang banyak, sudah sejak tadi ia harus tekuk lutut di hadapan Leng Bie Sianla kini tahu apabila pertempuran itu berlangsung terus pada akhirnya ia tentu dapat dikalahkan oleh gadis itu, karena ia kini sudah membuktikan sendiri bahwa gadis itu memang benar adalah murid penguasa rumah penjara rimba persilatan, dengan sendirinya tidak perlu menempuh bahaya besardan bertempur terus.
Karena berpikiran demikian, ia segera menarik kembali pedangnya Sambil lompat mundur setelah mana lalu katanya sambil menjura.
"Kepandaian ilmu silat nona benar-benar sangat mengejutkan, aku si orang tua Sungguh kagum sekali"
Leng Bie Sian tampak membereskan rambutnya yang kusut, jawabnya sambil tertawa.
"Aku tidak berani menerima pujianmu, kini apakah kau sudah percaya bahwa aku benar-benar adalah murid penguasa rumah penjara rimba persilatan?"
Orang tua itu mengangguk-anggukkan kepala dan berkata sambil mengbela napas.
"Aku minta agar nona suka bicara terus terang, ketua kami dari generasi ke enam belas Suma ciangbunjin, apakah benar kematiannya itu atas perbuatan pejabat ketua Siauw ciangbunjin?"
"Kalau tidak percaya, sekarang aku ajak kau bersamasama pergi kau tanya sendiri padanya"
Kata Leng Bie Sian- "Bagaimana aku dapat memasuki Rumah penjara rimba persilatan?"
"Sudah tentu harus pergi menantang bertanding. Nanti setelah kau dipukul jatuh oleh Suhu dan dimasukan kedalam rumah penjara ular, aku akan berusaha lagi supaya kau bisa ditempatkan satu tempat dengan dia, waktu itulah kau bolah tanyakan sendiri padanya"
"orang tua pedang emas nampak tercengang, dengan tiba-tiba ia mendongakan kepala dan tertawa tergelak. lalu berkata.
"Baik, baik Demi kepentingan partay kami untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam peristiwa yang dua kali menimpa partay kami aku siorang tua bersedia menjadi tawanan seumur hid up dalam rumah penjara rimba persilatan- Mari sekarang kita jalan"
Leng Bie sian berpaling mengawasi Cin Hong sejenak.
dengan perasaan berat berjalan menuju keluar.
Cin Hong mengawasi bayangan belakang gadis itu yang sangat indah, hatinya merasa seperti ditembus oleh ratuSan anak panah, dengan tiba-tiba timbul perasaan benci terhadapnya, sebab gadis yang nakal ini, Sejak ia masuk kerumah penjara rimba persilatan hingga sekarang, terus menunjukkan sikapnya penuh Cinta kasih terhadap dirinya, akan tetapi setelah sikap mesra itu menggugah hatinya dan hendak didekati, gadis itu lantas berlalu begitu saja dari dampingnya, maka dalam hati Cin Hong lalu mencaCi maki padanya, dianggapnya gadis itu hendak mempermainkan dirinya, ia telah berjanji pada suatu bari ia pasti akan membalaS dendam....
orang tua pedang emas yang hendak berlalu, tampak Cin Hong tidak ada maksud untuk pergi bersama-sama, maka lalu merandek dan bertanya .
"Apakah cin Siaohiap tidak mau pergi bersama-sama dengan kami?"
Cin Hong menganggukkan kepala sambil menggigit bibir, orang tua itu mengerti bahwa diantara dua orang muda itu telah timbul keriCuhan, tetapi ia tiada mempunyai niat untuk mengurusi segala urusan orang lain, maka lantas berpaling dan memutar tubuh berlalu meninggalkan Cin Hong.
Cin Hong tiba-tiba buka mulut dan berkata.
"LoCianpwe, tunggulah sebentar "
Orang tua pedang emas itu kembali merandek dan berkata sambil berpaling.
"Ada apa ?"
"Aku pernah mendapat ijin dari penguasa rumah penjara rimba persilatan, boleh masuk kerumah penjara tanpa melalui pertandingan. ciangbunjin partaymu, aku tidak dapat lepas tangan begitu saja maka kini bersedia bantu Locianpwe untuk masuk kerumah penjara, supaya locianpee boleh tanyakan sendiri kepada Siauw ciangbunjin. Apakah locianpwe bersedia?"
Berkata Cin Hong sambil memberi hormat. orang tua itu berdiam dan berpikir sejenak. kemudian berkata sambil menghela napas perlahan.
"Kebaikan cin Siaohiap Cuma bisa kuterima didalam hati saja. oleh karena ini sesungguhnya terlalu hebat,jikalau aku tidak menanyakan padanya dengan jelas, sesungguhnya masih akan mengganggu pikiranku...."
Sejenak ia berdiam, lalu melanjutkan ucapannya sambil menatap Cin Hong "Hanya ada satu hal, seperti apa yang pepatah mengatakan bahwa urusan buruk dalam rumah tangga tidak boleh disiarkan keluar.
maka dalam hal ini mohon supaya cin siaohiap jangan sampaikan hal ini pada orang lain, dengan demikian aku sudah merasa sangat berterima kasih padamu"
Cin Hong yang menampak maksud tegas dari orang tua itu terpaksa menganggukkan kepala dan berjanji untuk memenuhi permintaannya, ia sebetulnya menanyakan keadaan sebenarnya tentang kehilangan anak kunci berukiran huruf liong ditangan Suma cin dahulu, dan siapa siapa orang yang ada hubungan paling dekat dengannya, tapi kemudian berpikir pula karena saat itu orang tua tadi sedang dalam keadaan sedih dan mendongkol, kalau ditanya demikian, kuatir akan menimbulkan persoalan lain lagi, maka terpaksa dibatalkannya.
Leng Bie sian berjalan keluar dari dalam kelenteng tibatiba berpaling dan kembali kehadapan Cin Hong, katanya dengan suara sedih sambil menundukkan kepala.
"cin kongcu, urusan tadi sedikitpun tidak menyesal, harap kau jangan berkecil hati......."
"Aku tidak dapat memahami dirimu, pergilah"
Kata Cin Hong dingin, Leng Bie Sian tampak begitu sedih ketika memutar tubuhnya.
sambil menyeka air mata ia sudah berjalan lagi.
Cin Hong dengan berdiri terrmangu-mangu mengawaSi berlalunya sigadis dan orang tua pedang emas menghilang kedalam kegelapan lama ia baru berbicara menggerutu sendiri, lalu balik lagi kebawah dinding untuk tidur.
Lama ia tak bisa tidur pulas, dalam otaknya selalu terpeta bayangan rupa-rupa orang.
Bayangan ketua partay oey San Kwa Lam Kie membuat penyesalan pada dirinya, bayangan It- yang cie Siaaw can Jin membuat ia gemas dan marah, bayangan Leng Bie Sian membuat ia masgul, bayangan In-jie menjadikan hatinya bingung.
Bayangan orang-orang itu telah mengganggu pikirannya sehingga hampir pagi baru ia biSa tidur, sebelum tidur ia sudah mengambil keputusan, esok paginya ia akan melakukan perjalanan kegunung Siong-san, untuk beritahukan kepada partay Siao-lim-pay...
Malam itu sunyi senyap.
tak ada angin, tak terdengar suara binatang malam hanya kelap kelipnya kunang2 yang berterbangan disekitar kelenteng yang memancarkan sinar sangat terang.
Selagi Cin Hong hendak memejamkan matanya tidak jauh diluar kelenteneg tiba-tiba terdengar suara langkah kaki orang yang mendatangi dari arah jauh, kedengarannya semakin mendekat.
Matanya layap-layap sudah terbuka dan semangatnya terbangun, dalam hatinya berpikir apakah Leng Bie Sian yang balik kembali? Ia segera lompat bangun dan bersembunyi dibelakang tembok, ia mulai pasang mata, dan suara langkah kaki orang itu sudah masuk kedalam kelenteng ternyata bukan cuma satu orang juga bukanlah Leng Bie Sian.
Telinganya waktu itu dapat menangkap suara seorang wanita yang berbicara.
"Baiklah, kuturuti kehendakmu buat menginap satu malam ditempat ini. Benar-benar kurang menggembirakan mengikuti orang seperti ini, tidur juga tak bisa dirumah penginapan"
Kemudian terdengar suara seorang laki-laki.
"Maaf aku adik Heng, tunggu setelah rambutku nanti menjadi panjang, aku akan mengajak kau menginap dirumah penginapan yang paling mewah"
Wanita yang disebut adik Heng tadi terdengar pula suaranya sambil dibarengi dengan suara tertawa nyayang merdu.
"Ai, engko Beng ku yang baik sebetulnya kalau kau memakai topi dan mengenakan pakaian seperti orang biasa, siapa yang masih bisa mengenali bahwa kau adalah seorang padri?"
Pemuda yang dipanggil engko Beng tadi terdengar pula suaranya.
"Tidak bisa Bila ketahuan orang, sudah pasti akan timbul geger "
"Kau ini memang aneh, kau menghendaki diriku, tapi takut orang lain tahu"
Kata wanita yang dipanggil adik Heng tadi.
Cin Hong yang mendengar ucapan itu kaget ia segera mengetahui bahwa pemuda yang disebut sebagai engko Beng tadi adalah seorang murtad yang sedang mengadakan perhubungan dengan perempuan Cabul ini benar-benar merupakan satu nodabagi orang yang menganut agama Buddha, tapi ia tak tahu padri muda itu dari kelenteng mana maka ia pikir hendak mencuri lihat bagaimana rupa orangnya.
Baru ia mengintip dan menongolkan kepalanya sedikit, apa yang dilihatnya membuat hatinya berdebaran, hampir saja ia mengeluarkan seruan kaget.
Kiranya wanita yang dipanggil adik Heng tadi adalah salah satu dari sekian putri golongan kalong yangpernah dilihatnya dibawah kaki gunung Tong-san, sedangkan pemuda itu wajahnya putih bersih tampan sekali mengenakan topi sebagai pelajar, pakaian yang dikenakannya adalah jubah berwarna biru, dandanan itu mirip dengan seorang pelajar, jikalau tadi tidak disebut dia sebagai padri, siapapun tidak mengenalinya bahwa pemuda itu adalah seorang yang menganut agama buddha, malah sudah menjadi paderi pula.
Dua muda mudi itu duduk berdampingan sambil menyender kemeja sembahyang, pemuda yang dipanggil engko Beng tadi mengulurkan lengan kirinya, dan dikalungkan dipinggang wanita yang dipanggil adik Heng, sedang tangan kanannya mulai menggerayangi bukit dada wanita itu.
Wanita yang disebut adik Heng tadi menapis tangan nakal yang memegang, berkata sambil pendelikan matanya.
"Lihat Kau ini beberapa hari yang lalu masih memakimaki orang sebagai wanita siluman, tapi sudah diberi rasa manis, lantas jadi begini binal tidak tahu malu, setiap hari ia mengganggu aku, sehingga selama lima hari kelakangan ini aku jadi tidak bisa tidur pulas"
Pemuda yang dipanggil engko Beng tadi dengan wajah cemas dan tertawa cengar cengir, menarik tubuh wanita itu kedalam pelukannya. kemudian diciuminya pipinya dan berkata sambil tertawa.
"Dahulu suhuku sering bilang bahwa wanita itu galak bagaikan harimau, mana aku tahu kalau harimau itu ternyata jinak seperti merpati. Adikku yang manis, terimalah permintaanku sekali ini. Biar kau suruh aku mati aku juga mau"
Dengan sikap manis wanita itu mendorong kepala sang pemuda, mulutnya menggumam.
"Tidak mau, ah Tapi kalau kau bisa ambilkan anak kunci emas...."
Pemuda itu meremas-remas buah dada siwanita, napas memburu ketika ia berkata.
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Jangan khawatir, aku pasti bisa dapatkan barang ituAyolah, satu kali saja"
Sang wanita menggeleng kepala dan berkata.
"Tunggu sampai anak kunci itu sudah ada padamu bisa kuberikan apa saja yang kau mau"
Si pemuda rupanya sudah mulai marah, katanya.
"Jauh sekali jaraknya dari sini ke Siong San untuk bisa sampai kesana masih memerlukan berjalan beberapa hari lamanya. Kau toh tak bisa membiarkan aku sampai tak sabar bukan?"
Sang wanita menampak pemuda itu sudah marah, tak berani berlaku terlalu dingin lagi, sambil mengerlingkan matanya ia berkata.
"Kalau begitu kau ceritakanlah dahulu dengan cara bagaimana akan kau ambil anak kunci emas berukiran gambar harimau dari tangan ciang bunjinmu ?"
Sang pemuda nampak mengerutkan alisnya, setelah dipikirnya sejenak. baru berkata.
"Dia setiap sore sebelum melakuKan Semedhi, pasti minum dulu seCawan teh, aku bisa masukkan obat Bongban- yok kedalam tehnya"
"Kong-ti Taysu memiliki kekuatan tenaga dalam hebat sekali, baru obat tidur bangsa Bong-ban-yok saja mana dapat menjatuhkan dirinya?jangan kau berbuat setolol itu "
"Kalau begitu, setelah pulang nanti aku akan bertindak dengan melihat gelagat, biar bagaimana aku pasti akan mengambil anak kunci itu buat kau "
Si wanita mengelus-elus wajah pemuda itu katanya dengan suara lemah- lembut.
"Aku mempunyai suatu rencana cukup baik, tapi aku takut kau tidak mempunyai keberanian begitu besar untuk melakukannya...."
"coba kau Ceritakan dahulu padaku. Kalau kurasa bisa, sudah tentu aku akan menuruti kehendakmu "
Wanita itu menempelkan bibirnya ketelinga sipemuda, dengan bisik-bisik mengatakan sesuatu lalu wajah pemuda itu tampak berubah pucat, dengan perasaan ragu-ragu ia berkata.
"Mana boleh berbuat begitu? Rasanya terlalu kejam"
Si wanita memperlihatkan wajah tidak senang, hendak mendorong lagi sipemuda. sambil berkata dengan suara dingin.
"Aku memang sudah dugakau pasti tidak akan berani melakukannya. Sudahlah kau pergi saja"
Sipemuda rupanya kebingungan, katanya sambil menarik tangan wanita muda itu.
"Baiklah Aku menurut saja kehendakmu Ayo dong "
Dilihat dari sikapnya yang begitu cemas jelas ia sudah mengambil keputusan untuk menuruti rencana wanita tadi, bahkan tampaknya, kalau diminta hatinya sekalipun mau ia mengeluarkan hatinya, buat kekasihnya ini.
Lalu dengan bernapsu, dua tangannya menggerayangi sekujar tubuhnya wanita itu dan wanita agaknya juga sudah mulai tergerak hatinya, dengan wajah kemerah-merahan dan tubuh bergerak-gerak serta mulut memperdengarkan suara rintihan, balas merangkul sipemuda...
Cin Hong yang menyaksikan adengan itu merasa marah dan terkejut, ia sudah akan lompat keluar untuk memberi hajaran kepada mereka tetapi akhirnya ditahan-tahannya.
Sebab ia teringat bahwa ia sendiri justru hendak melakukan perjalanan kegunung Siong-san untuk memberitahukan kepada ketua Siao-lim Sie, supaya waspada terhadap akal muslihat golongan kalong yang hendak merampas anak KUnci emasnya.
olen karena kebanyakan orang Siao-limpay terdiri dari orang-orang yang menyucikan diri, ucapan apa saja bisa diperCaya, tetapi kalau mau menceritakan bahwa paderi dalam golongan Siao-lim sudah kepincuk oleh Siluman wanita dari golongan Kalong, benar-benar sudah membuat ketua Siao-lim-pay percaya.
Malah barangkali bisa2 dia yang disangka hendak menghina nama baik Siao-lim-pay.
Karena mengingat paderi itu juga hendak pulang kegereja Siao-lim-sie untuk mencuri anak kunci emas berukiran gambar harimau yang berada ditangan Keng-tie Taysu, maka ia pikir untuk sementara biarlah mereka berdua berbuat sesuka hatinya, setelah tiba didalam gereja Siao-lim Sie, barulah ditangkap dan dibuka rahasianya.
Akan tetapi, sekarang ini mereka hendak melakukan perbuatan mesum ditempat suci, apakah perlu ia harus turun tangan memperingatkan mereka? Tetapi kalau diingat bahwa paderi itu tampaknya sudah beberapa hari terjatuh didalam jaring wanita siluman itu, maka perlu apa harus bertindak mengurusi orang yang tak ada sangkut-pautnya dengan urusan sendiri? Maka itu, dengan berjalan berindap-indap ia keluar dari kelenteng rusak itu, kemudian lari menuju keutara...,.
Hari kedua, ia mengambil jalan melalui kota Lam-leng, mencari Su Jiok.
salah Satu dari empat caycu daerah Kanglam yang namanya berendeng dengannya sendiri untuk pinjam uang sebanyak dua ratus tail perak, barulah ia melanjutkan lagi perjalanannya kegunung Siong SanHari ketujuh, ia tiba dikota See-peng yang merupakan kota perbatasan dikota propinsi Ho-lam, ia menghitung perjalanannya, dari situ Siong-san hanya memerlukan perjalanan satu hari saja sudah dapat dicapai.
Waktu itu sudah senja hari, ia berjalan memasuki kota See-peng, selagi hendak mencari sebuah rumah makan dan penginapan, tiba-tiba di belakang dirinya lewat dua orang bertubuh tegap berpakaian ringkas masing-masing membekal senjata golok, mereka dengan bahu membahu jalan menuju kejalan raya, gerak gerik mereka itu sangat gesit dan langkah tindakannya mantap.
jelas masing-masing memiliki kepandaian ilmu silat yang cukup tinggi maka Cin Hong mulai memasang telinga dan mata, waktu itu terdengar dua orang itu sedang berbicara sambil berjalan-Yang satu berkata.
"Lotoa, kerumah makan mana kita harus pergi ?"
"Sudah tentu kerumah makan Eng-hong-kok Pemilik rumah makan itu melakukan usahanya yang khusus untuk melayani orang-orang rimba persilatan, hidangan yang dibuatnya enak sekali "
"Boleh juga , kita justru harus mencari tempat seperti itu "
"Dan disitu, Cukup kita membuka suara sekali saja, tanggung suara kita dengan Cepat dapat tersiar kedaerah Selatan dan utara sungai Tiang-kang"
"Haha, kita sebetulnya hendak menyiarkan hal-hal ang sebenarnya, bukanlah siaran bohong "
"Benar, hahaha ..."
Cin Hong tidak tahu mereka hendak menyiarkan issueissue, hanya tahu bahwa mereka hendak pergi kerumah makan yang bernama Eng-hng-kok itu.
Dan karena waktu itu ia juga sama ingin tangsel perut, kalau memang benar ada rumah makan seperti yang disebut oleh dua orang.
sungguh kebetulan- Maka ia lalu mengambil keputusan untuk mengikud jejak mereka.
Ia diam-diam mengikuti dua laki-laki tegap tadi ketengah-tengah kota, lalu memasuki rumah makan yang dimaksudkan itu.
Rumah makan itu memang sangat megah, benar saja disitu terdapat banyak orang-orang rimba persilatan- Hampir disetiap baris meja terdapat penuh hidangan, dan orang-orang itu pada makan minum sambil mengobrol kebarat ketimur.
Cin Hong sengaja Cari tempat duduk yang letaknya agak dekat dengan dua laki-laki tadi, ia memesan beberapa rupa hidangan, dan makan minum seorang diri.
Dua laki-laki tadi setelah minum beberapa Cawan agaknya timbul kegembiraannya, satu diantaranya tiba-tiba mengeprak meja, dan berkata dengan suara nyaring.
"Lo-ji, kau percaya berita itu atau tidak?"
Ia menggeprak meja demikian keras, hingga menimbulkan perasaan terkejut kepada orang-orang yang sedang duduk makan dan minum dalam rurnah makan itu, maka semua perhatian lalu ditujukan kepada mereka berdua, kesan pertama yang timbul dihati orang-orang itu masing-masing ialah.
"Dua manusia ini hendak berbuat apa?"
Lelaki yang dipanggil Lo-ji tadi, juga berkata dengan suara keras seolah-olah bukan berada ditempat umum.
"Mengapa tak percaya? Itu adalah berita yang kudengar dari mulut sepasang suami isteri golongan Lo-hu yang sudah keluar dari rumah penjara rimba persilatan, sepasang suami itu kau kira orang bagaimana? Dengan cara bagaimana mereka menimbulkan desas-desus yang tidak ada buktinya?"
Lelaki yang disebut Lo-toa tadi lantas berkata.
"Entah siapa orangnya yang bisa mengeluarkan sepasang suami isteri itu dari rumah penjara Rimba pesilatan? Kepandaian ilmu silatnya pasti hebat Sekali"
Si Lo-ji menenggak arak dalam cawannya, katanya dengan suara lantang.
"Sudah tentu saja rumah penjara rimba persilatan itu didirikan sudah sepuluh tahun lebih, dia adalah satusatunya penantang yang bisa mengeluarkan tawanan dari dalam rumah penjara itu"
Si Lo-toa juga menenggak araknya, dan berkata dengan sungguh-sungguh.
"Kukira kepandaian ilmu Silat orang itu pasti jauh lebih tinggi dari pada Tetamu tidak dikenal dari luar daerah"
Si Lo-ji berkata sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Itu sudah tentu, Tetamu tidak diundang dari luar daerah adalah seorang tokoh yang mendapat nama kosong saja, karena untuk pergi melongok kerumah penjara rimba persilatan saja juga tidak berani"
Tetamu yang berada didalam rumah makan itu, Sebagian besar adalah tokoh-tokoh rimba persilatan yang berkelana di dunia Kang-ouw, mereka mendengarkan pembicaraan laki-laki tadi, yang dibicarakan ternyata adalah orang kuat dalam rimba persilatan, sudah tentu semakin menarik perhatian banyak orang.
Terdengar pula orang yang dipanggil Lo-toa.
"Kita tak perlu bicarakan itu lagi aku selalu merasa raguragu terhadap ucapan sepasang suami isteri dari Lo-hu-pay itu, coba pikir saja anak dewa lima silat sikakek gelandangan Kiat Hian, pada beberapa lama berselang pernah kata bahwa kepandaian silat orang itu sudah mencapai ketingkat yang tiada taranya, mengapa pergi menantang kerumah penjara rimba persilatan dan hasilnya malah tidak seperti orang misterie yang berhasil menolong mengeluarkan sepasang suami isteri Lo-hu-pay itu?"
Begita mendengar ucapan mereka itu, semua tamu yang ada disitu menunjukkan sikap terkejut dan terheran-heran, hingga pada kasak kusuk untuk turut membicarakannya.
Ini disebabkan karena kakek gelandangan Kiat Hian dewasa itu merupakan orang yang sedang dicari oleh ketua partay rimba persilatan- Siapapun tahu jiwa dialah yang tak memerlukan dua belas anak kunci emas untuk membuka kotak wasiat batu glok.
sedangkan ia menghilang dari rimba persilatan sudah ada beberapa puluh tahun lamanya, tak disangka-sangka kini dengan tiba-tiba ada beritanya, bahkan sudah pergi menantang kerumah penjara rimba persilatan- Cin Hong yang dapat mendengar pembicaraan itu juga terkejut, dalam hatinya diam-diam berpikir.
"Aku sendiri ketika hari pertama meninggalkan rumah penjara rimba persilatan itu, telah menemukan gubuk kakek gelandangan Kiat hian digunung Bie-ciong San, apakah kakek gelandangan itu pada itu hari juga meninggalkan gunung Bie ciong San untuk pergi menantang bertanding kerumah penjara rimba persilatan? Tapi sepasang suami istri Lo-hu-pay itu berbareng denganku, dalam satu hari itu juga meninggalkan gunung Tay-pa-san, dan keluar dari rumah penjara rimba persilatan- Aku tidak tahu urusan ini kalau begitu dari mana suami istri itu dapat tahu soal itu ?"
Si Lo-ji itu agaknya tidak memperdulikan ada banyak orang yang memperhatikannya, ia masih melanjutkan katakatanya.
"Kakek gelandangan Kiat Hian dapat menyambut lima puluh jurus, sedang orang misterie itu hanya dapat menyambut sepuluh jurus, bagaimana kau kata kan kepandaian ilmu siiatnya tidak setinggi orang misterie ?"
"Tapi kenapa ia sebaliknya malah ditawan oleh Penguasa Rumah Penjara rimba persilatan?"
"Itu disebabkan karena ia ada menderita ingatan sakit gila, tidak mengenal cara-caranya menantang orang, maka itu meskipun dia sanggup menyambut lima puluh jurus, masih tidak boleh dihitung sebagai orang yang datang menantang dengan sebenarnya ..."
Cin Hong terkejut, dalam hati berpikir.
"0h kiranya orang tua gila itu adalah kakek gelandangan Kiat Hian? Pantas kepandaian ilmu silatnya demikian tinggi. Hari itu dengan mata kepala sendiri aku melihat dia menyerbu kelembah dan menaiki tujuh senar besi itu, setelah kena pukulan Leng Bie Sian, pikirannya menjadi jernih, waktu itu ia pernah menyatakan bahwa ia sebenarnya tidak bermaksud untuk bertanding dengan penguasa rumah penjara. Lalu dari tanda-tanda didalam gubuk dan barisan Ku-kauw-pat-pinpouw,jelas bahwa ia sudah lama mengasingkan diri digunung Bie ciong-san. Tapi apa sebabnya pada waktu paling akhir ini, ia dengan mendadak menjadi gila dan menyerbu rumah penjara? Mungkin, kalau tidak bisa disebut pasti, setelah ditemukan oleb Pangcu golongan Kalong, Pangcu golongan Kalong hendak menguji kepandaian ilmu silatnya, tapi tidak berani berhadapan sendiri dengan orangnya,jadi sengaja memancing dia keluar suruh menantang bertanding kerumah penjara rimba persilatan. Ketua golongan Kalong itu dengan sepasang suami istri Lo-hu-pay waktu itu telah mengaduk-aduk dirumah gubuk kakek gelandangan, jadi jelaslah maksud mereka sebenarnya ialah ingin mendapatkan kitab kepandaian ilmu Silatnya."
Berpikir sampai disitu, tanpa disadarinya sudah merabaraba kitab pelajaran ilmu kipas Tay Seng-hong-sin San yang berada dalam sakunya, itu adalah warisan kepandaian dewa pesilatan Tay-pek Sian-ong Kat Phiat Bin, ia sendiri waktu itu sudah hampir menahami seluruhnya, hari itu ia bersama Leng Bie Sian melakukan perjalanan kegunung oey-San, bahkan sudah membeli sebuah kipas gading.
maka ia sendiri sesaat boleh dikata sudah memiliki salah satu kepandaian ilmu silat yang dimiliki oleh dewa persilatan itu, hanya ia masih belum pernah melakukan pertandingan dengan orang lain, maka ia sendiri juga tidak tahu sampai dimana hebatnya ilmu kipas itu? Selagi memikirkan soal itu, tiba-tiba tampak salah seorang dari sekian banyak tamu dalam rumah makan itu bangkit dari tempat duduknya, dengan langkah lebar berjalan menghampiri dua lelaki yang sedang menyiarkan berita tadi.
orang itu ada seorang muda gagah yang membawa sebilah pedang tergantung dipinggangnya, didepan dua lakilaki itu lantas memberi hormat seraya berkata.
"Tuan-tuan, aku yang rendah ini adalah murid golongan cong-lam-pay cu Kay Hian. Bolehkah aku numpang bertanya. Apakah benar kata-kata tuan tadi? "
Dua laki- laki tersebut lalu bangkit dari tempat duduk masing-masing dan membalas hormat pemuda yang menghampiri mereka, si Lo-jilah yang membuka mulut lebih dulu buat menjawab pertanyaannya.
"Sudah tentu benar. Berita ini kami dengar sendiri dari sepasang suami istri golongan Lo-hu itu kemarin disalah satu rumah makan, di kota Nie-lam, waktu itu aku kebetulan duduk didekat meja mereka maka mendengar setiap patah perkataannya dengan jelas sekali."
Dalam hati Cin Hong merasa beran.
meskipun Cerita mereka itu sebagian benar, tetapi sepasang suami istri itupada beberapa hari berselang kedua-duanya telah terpukul sehingga patah tulang iga mereka oleh ketua golongan Kalong, hanya beberapa hari saja sudah tentu tidak mungkin dapat menyembuhkan luka-lukanya, juga tidak mungkin mereka dapat berjalan demikian jauh dalam keadaan terluka, lebih tak mungkin lagi mereka bisa jalan demikian pesat.
Apa dua lelaki itu sedang menyiarkan issuissu tertentu? Apakah benar demikian, apakah maksud dan tujuan mereka? Tampak pemuda tadi bertanya pula.
"Aku masih ada sedikit pertanyaan- Kepandaian ilmu silat penguasa rumah penjara itu sudah tak ada tandingannya, tetapi orang-orang rimba perSilatan, bagaimanapun juga tentu berpendapat penguasa rumah penjara tak dapat dibandingkan dengan dewa persilatan Thay-pek sian-ong, sedangkan kakek gelandangan Kiat Hian itu adalah keturunan Thay-pek sian-ong, dengan sendirinya memiliki seluruh kepandaian orang tuanya, siapa yang mau percaya dia hanya dapat menyambut lima puluh jurus serangan penguasa rumah penjara rimba persilatan saja?"
"oya, kemarin Tok Siucay Leng Kho juga pernah menanyakan hal ini pada sepasang suami isteri dari Lo-hupay"
"Apa kata suami isteri itu?"
Tanya pemuda itu dengan penuh perhatian- "Ringkasnya, kakek gelandangan itu dulu barang kali mendapat pukulan bathin terlalu hebat.
orangnya sudah lama gila, maka betapapun lebih tinggi dan lebih hebat lagi juga kepandaian ilmu silatnya, tidak ada artinya sama sekali."
Jawab si Lo-jie. Pemuda itu hanya mengeluarkan ucapan "ouw"
Lalu memberi hormat kepada mereka dan kemudian turun dari tangga loteng dengan tergesa-gesa, Dua laki-laki tadi saling berpandangan sejenak. lalu duduk kembali minum araknya, si Lo-toa berkata.
"Lo Jie, si kakek gelandangan sudah terjatuh dalam rumah penjara rimba persilatan-aku rasa tak lama lagi dunia rimba persilatan mungkin akan terjadi keributan-keributan hebat"
"Benar pasti begitu Kunci berukiran naga huruf Llong dari oey San-pay, sudah hilang selama dua pulub tahun lamanya, hingga kini belum ada sedikitpun kabar beritanya, mereka orang-orang dari dua belas partay sudah tentu akan berusaha sekuat tenaga untuk menolong ia keluar dari rumah penjara"
Berkata Lo Jie sambil tertawa.
Para tamu dalam loteng rumah makan itu, ketika mendengar ucapan itu.
nampak lagi seorang tua dan seorang setengah umur bangkit dari tempat duduknya dan turun dari loteng dengan tergesa-gesa.
Dua orang lelaki tadi diwajahnya terlintas perasaan bangga, kemudian memutar pembicaraan kelain soal, Sambil makan, mereka mulai membicarakan soal wanita dikota itu.
Tak lama kemudian, dua orang itu rupanya juga sudah makan kenyang, lantas meninggalkan rumah makan itu.
Cin Hong diam-diam mengikuti jejak mereka, ia juga sudah dapat menduga beberapa bagian tentang diri mereka, maka ia sudah mengambil keputusan, setelah tiba ditempat agak sepi itulah akan ditanyakan, apabila dugaannya itu tidak keliru, juga akan mencari satori dengan mereka agar dapat mencoba ilmU kipasnya yang baru dapat dipelajarinya.
Dua lelaki tegap tadi berjalan keluar dari kota, nampak diluar kota itu jumlahnya orang yang berjalan tidak banyak, maka si Lo Jie lantas tertawa terbahak-bahak dan berkata.
"Ha ha, Lo Toa tindakan kita selanjutnya bagaimana ?"
"Kita harus berusaha SekeraS mungkin supaya partay Siao-lim juga dapat mendengar berita ini"
Jawab Lo Toa sambil tersenyum.
"Kita mencarikan langganan rumah penjara rimba persilatan, kalau ia tahu entah bagaimana kesannya?"
"Memberikan kepada kita Sedikit uang sudah pasti "
Selagi Cin Hong hendak memperCepat jalannya untuk mengejar mereka, tiba-tiba didepan jalan nampak keluar seorang pemuda yang sebaya dengannya, tengah menghadang dua orang lelaki, sikapnya sangat menantang.
Pemuda itu sangat tampan lagi gagah pula, ia mengenakan pakaian warna putih, dipinggangnya bergantung sebuah pedang pusaka yang kuno, ia berdiri dihadapan dua lelaki bertubuh besar tadi tampak lebih nyata keadaannya yang tampan dan gagah itu.
Dua orang lelaki tadi dengan serentak berhenti, si LoToa mengawasi pemuda itu sejenak bertanya sambil tertawa.
"Saudara keCil, kau tentunya bukanlah seorang begal. Bukanlah begitu?"
Pemuda itu menunjukan sikapnya yang sombong dan tenang, jawabnya ketus.
"Tentu saja bukan"
"Hah, ini sangat aneh"
Berkata si Lo Toa sambil tertawa dingin. Pemuda itu memancarkan sinar mata yang tajam, menyapu kepada meraka bergiliran, lalu berkata pula lambat-lambat.
"Bukankah kalian mengharap uang persenan ?"
Dua orang lelaki tadi segera berubah wajahnya, si Lo Jie lalu bertanya.
"Sahabat dari golongan mana?"
Pemuda itu mendongakkan kepala dan menjawab dengan sikap lebih sombong^ "Sedikitnya bukan orang dari golongan Kalong"
Wajah dua orang lelaki tadi kembali nampak berubah, kini si Lo Toa yang membuka suara dan agaknya kurang senang.
"Apakah aku perlu memberi penjelasan?"
Balas bertanya pemuda itu sambil tertawa dingin- "Tentu"
Berkata Lo Toa juga sambil ketawa dingin. Pemuda itu bicara dengan suara nyaring sambil memejamkan mata.
"cabang golongan Kalong daerah Holam sudah diresmikan pembentukannya oleh Touw Kui Hui tiga hari yang lalu. Pocunya Thian San Lui It hui, sedang wakilnya ialah Tee-sat ong Yang. Nama besar kedua orang ini tentunya kalian juga kenal, bukan ?"
Dua orang lelaki itu kembali berubah wajahnya, dengan mendadak memencarkan diri kekanan dan kekiri, lalu menghunus senjata goloknya, si Lo Toa dengan sikap keren berbicara.
"Sababat sudah waktunya kau menyebutkan namamu "
Pemuda itu, masih mendongakkan kepada sepertitadi, sedikit pun tidak bergerak, katanya.
"Bok Siu". Kedua orang lelaki tadi menunjukkan sikap terkejut, diwajahnya terlintas sedikit perasaan jeri, sedang Lo Jie pura-pura bersikap tenang, berkata sambil tertawa dingin "Kiranya adalah orang yang anggap dirinya sebagai seorang kuat nomor satu dari angkatan muda Piauw Peng Kiam-khek "
Cin Hong waktu itu berdiri sebagai penonton, ketika mendengar Lo Jie menyebutkan nama julukan pemuda itu, ia belum pernah dengar, tapi ia sudah dikagumkan oleh sikap dan tampang pemuda itu, setelah mendengar lagi bahwa pemuda itu adalah orang kuat nomor satu dari angkatan muda, dalam hati semakin kagum, dalam hatinya berpikir.
"Pemuda ini usianya sebaya denganku tapi sudah menjadi jago pedang yang namanya terkenal didalam rimba persilatan, sebaliknya aku yang mempunyai guru berupa seorang yang terkenal dalam rimba persilatan, hingga saat itu masih belum dikenal orang. Tidak tahu sampai dimana tingginya Kepandaian ilmu silat pemuda ini?"
Pemuda yang bernama Bok Siu itu mengawasi dua lakilaki tadi sejenak. kemudian berkata dengan sikap menghina.
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apakah kalian ingin main-main denganku ?"
Dua orang laki-laki tadi tahu bahwa persoalan itu tidak dapat diselesaikan dengan baik maka juga tidak banyak bicara lagi, kedua-duanya seCepat kilat sudah melakukan serangan kepada pemuda itu, jelas mereka berdua semua memiliki kekuatan tenaga yang sangat besar.
Ternyata dua laki-laki tadi adalah Thian-sat Lui It Hui dan Tee-sat ong Yang, mereka berdua adalah saudarasaudara angkat, merupakan tokoh-tokoh terkuat dalam kalangan hitam, diwaktu belakangan ini baru masuk menjadi anggota golongan Kalong dan diangkat sebagai ketua dan wakil ketua Cabang propinsi Ho-lam.
Adapun maksud pergerakan mereka sekarang ini adalah untuk menjalankan perintah, menyiarkan desas-desus tentang diri kakek gelandangan yang terjatuh dalam rumah penjara rimba persilatan- Siapa sangka, baru mereka memulai tugas mereka ditempat ini, sudah berjumpa dengan pendekar muda yang belakangan ini namanya sangat tersohor dalam rimba persilatan- Dua orang ini terkenal ganas dan kejam namun cukup maklum bahwa mereka bukanlah tandingan pendekar muda itu.
Tetapi dalam keadaan terpaksa, mereka lantas mengambil tindakan nekad, tiba-tiba menyerang supaya lawannya jangan berkesempatan bergerak.
Cin Hong yang berdiam disamping sebagai penonton, telah menyaksikan dengan jelas, pemuda jago Pedang yang bernama Bok Siu itu tempat berdirinya hanya terpisah tiga kaki saja dengan sepasang saudara angkatnya tadi....Waktu ini dua orang jahat tersebut sudah lantas turun tangan dengan mendadak dan berbareng yang satu mengarah bagian atas, dan yang lain menyodok kebagian bawah serangan mereka sesungguhnya Ssngat ganas dan hebat, hingga diam-diam juga merasa khawatir, tanpa terasa sudah mengeluarkan suara jeritan.
Diluar dugaan, Selagi dua orang itu melancarkan serangan hebat, tiba-tiba terdengar suara beradunya senjata tajam dua kali, sepasang golok ditangan dua saudara angkat tadi sudah terlepas, dengan berbareng dan terpental setinggi tiga tombak.
kemudian melayang jatuh ditanah.
Sedangkan dipihak Piauw peng Kiam-khek Bok Siu, Saat itu ditangannya sudah memegang sebilah pedang, dengan sikap yang tenang luar biasa masih berdiri tegak ditempatnya, seolah-olah belum pernah menggeser kakinya setapakpun juga.
Cin Hong, berdirinya membelakangi dua saudara angkat itu.Jadi ia tak tahu bagaimana sikap dua saudara itu.
Ia hanya melihat tiba-tiba tubuh dua saudara itu perlahanlahan melengkung kebawah terus rubuh, yang satu jatuh terlentang ditanah tanpa bisa berkutik lagi, kini barulah ia mengetahui bahwa didepan dada dua orang itu sudah berlepotan darah, ternyata kedua orang tersebut sudah terkena tikaman pedang, sasaran ujung pedang itu rupanya tepat dibagian ulu hati, sehingga kematian mereka juga Cepat sekali.
Cin Hong menarik napas.
Terhadap jago muda itu disamping kagum, juga merasa gentar.
Ia juga heran, mengapa pemuda yang nampaknya tampan dan sopan itu, bisa demikian telengas perbuatannya.
Boleh dia mencari setori dengan dua saudara angkat tadi, tetapi rasanya tak dibenarkan kalau sekali bergerak sudah lantas mau mencabut nyawa mereka.
Ia menghampiri bangkai dua orang itu dan melihatnya sebentar kemudian berkata dengan pujiannya.
"Suatu ilmu pedang yang hebat// Dua orang ini untuk menjerit saja tidak keburu."
Phiauw peng Kiam-khek Bok siu menyimpan kembalipedangnya kedalam sarungnya, matanya mengawasi Cin Hong dengan tidak berkedip. tanyanya dingin.
"Kau siapa?"
Cin Hong menganggukkan kepela kepadanya, dan menjawab sambil tersenyum.
"Aku Cin Hong"
Bok siu mengerutkan alisnya, berkata dengan nada suara menghina^ "Aku tahu kau memiliki kepandaian ilmu silat yang cukup berarti, tetapi aku belum pernah dengar didalam rimba persilatan ada seorang dengan nama itu....."
"Karena aku belum pernah mengambil nyawa orang"
Berkata Cin Hong sambil tertawa hambar.
"APA kau kira aku membunuh orang serampangan Cuma buat mendapatkan nama saja?"
"Aku tidak ada itu maksud. Sebetulnya, aku juga sedang pikir hendak memberi pelajaran kepada dua manusia ini, tapi terang aku takkan membunuh orang dengan Caramu seperti ini, paling-paling aku hanya akan memusnahkan kepandaiannya, dengan itu juga sudah Cukup"
Kata Cin Hong sambil menggelengkan kepala dan tertawa.
"Apa kau mengiri kepadaku?"
Bertanya Bok Siu ketus. Cin Hong terCengang.
"Mengiri?"
Tanyanya "Ng Sebab biasanya, dari kalangan kita anak-anak muda, banyak yang mengiri atau tidak puas karena aku mendapat nama gelar orang kuat nomor satu, mereka mencari aku buat mengajak bertanding, tetapi akhirnya satu persatu kujatuhkan mereka semua.
Apa kau juga ada maksud begitu?"
"Ah Aku baru tadi saja mendengar nama julukanmu dari dua orang ini,"
Kata Cin Hong sambil menunjuk bangkai dua orang tadi.
"berdasarkan atas apa aku bisa merasa iri hati atau dengki terhadapmu? Lagipula, aku tidak gemar nama, juga tidak ingin disebut orang kuat nomor satu. Perlu apa harus bertanding denganmu?"
Wajah Bok siu jadi merah.
"Apa kau baru pertama kali ini terjun diduma Kang ouw?"
Tanyanya. Cin Hong menganggukkan kepala, dan jawabnya.
"Benar, malah dalam tempo yang belum cukup dua bulan."
Bok siu menatap Cin Hong sejenak, tiba-tiba berjalan menghampiri seekor kuda bulu hitam yang tertambat dibawah pohon.
Ia adalah seorang pemuda yang menganggap dirinya sendiri seorang luar biasa gagahnya, sejak terjun didunia Kang-ouw, belum pernah berjumpa dengan orang sebayanya, yang memiliki kepandaian yang lebih tinggi atau setinggi dia, akan tetapi kali ini setelah berhadapan dengan Cin Hong.
ia telah merasakan bahwa baik wajah maupun sikapnya, ada berapa bagian yanhg tidak setaraf jika dibanding-bandingkan dengan Cin Hong.
Terutama ketenangan sikap pemuda ini (Cin Hong).
Benar- benar telah membuat ia merasa sangat tidak enak, ia mengharap Cin Hong menantangnya, Supaya ia bisa mengangkat nama lagi, tapi diluar duagaannya Cin Hong bukan saja tidak bermaksud bertanding dengannya, sebaliknya malah tidak gemar dengan kedudukan sebagai orang kuat nomor satu.
hal ini membuat ia sangat tidak enak.
maka ia sudah hendak buru-buru berlalu.
Cin Hong sebetulnya ada maksud hendak mencobanya ilmu kipasnya Tay-seng-hong-sin-San, tetapi ketika menyaksikan ilmu pedang yang digunakan oleh pemuda itu, ia merasa tidak seharusnya bertanding dengan pemuda tersebut, maka timbul keinginannya untuk mengikat tali persahabatan dengan pemuda ini, maka ketika melibat si pemuda hendak berlalu, hatinya jadi Cemas, buru-buru berkata.
"Mungkin baru pertama kali ini aku mendengar namamu, tetapi ilmu pedangmu huruf ENG delapan jurus itu, sudah lama aku pernah melihatnya"
Bok siu dengan mendadak memutar tubuhnya dan membelalakkan matanya seolah-olah tak perCaya.
"Mari,"
Ajaknya.
"kalau kau sudah gatal tangan, boleh saja segera dimulai. Perlu apa banyak rewel?"
Cin Hong buru-buru menjura dan berkata sambil tertawa-tertawa.
"Saudara Bok jangan salah paham, aku sebenarnya sangat menjunjung tinggi kepada Tamu tidak diundang dari luar daerah "
Bok siu agaknya merasa keCewa, ia melepaskan tangannya yang menggenggam gagang pedang, katanya hambar.
"Darimana kau tahu Tamu tidak diundang dari luar daerah itu adalah suhuku?"
"Apa?Jadi, kau bukan muridnya?"
Bok siu tiba-tiba menganggukkan kepala dan berkata sambil tertawa.
"Aku memang benar murid Tamu tak diundang dari luar daerah, Kau sendiri murid Siapa?"
"Suhuku It-hu Sianseng "
"Kiranya kau adalah muridnya It-hu Sianseng? Kalau begitu, jelas kepandaian ilmu silatmu tidak mungkin bisa lebih tinggi dari padaku"
Kata Bok Siu girang.
Mendongkol sekali Cin Hong.
ia menjunjung tinggi dan menghormati suhu pemuda itu.
sebaliknya pemuda itu jelas tidak pandang bulu lama sekali suhunya.
Maka ia lalu mengambil keputusan hendak berlaku nekad untuk menguji kepandaian pemuda itu, bahkan sudah bertekad untuk mengalahkannya.
Maka ia berkata sambil memberi hormat.
"Saudara Bok, jikalau kita coba-coba main-main barang kali tidak akan mengganggu persahabatan kita, bukan ?"
Bok siu rupanya gembira sekali berulang-ulang ia menganggukkan kepala, pada akhirnja berkata.
"Tentu saja tidak. kita malah boleh menjadi sahabat karib."
"Kalau begitu, marilah Kita boleh coba-coba main-main beberapa jurus."
Mengajak Cin Hong sambil tersenyum.
Bok siu lalu maju selangkah, tangan kanan dengan Cepat sudah menghunus pedangnya, danseCepat kilat lantas menyerang Cin Hong dari berbagai jurusan, gerakannya itu bukan saja cepat sekali, juga tampak sangat teratur.
Ia menganggap dirinya sebagai seorang kuat nomor satu diangkatan muda seharusnya memberikan kesempatan lebih dulu pada Cin Hong untuk membuka serangan pada jurus pembukaan- tapi karena ia belum pernah melihat seorang muda yang sebaya dengannya memiliki wajah begitu tampan dan sikap demikian tenang seperti Cin Hong dalam hatinya sudah memikir keras bagaimana supaya ia dapat menundukkan cin Houg dalam waktu sesingkatnya, maka ia sudah kehilangan ketenangannya sendiri, begitu mendengar Cin Hong bersedia bertanding sudah lantas menghunus pedangnya dan menyerang lebih dulu, ia sudah tidak kuat lagi untuk menjaga gengsinya sebagai orang kuat nomor satu.
Cin Hong meskipun sudah siap.
tapi ia tak menduga bahwa begitu bertanding sudah diserang lebih dahulu, karena ilmu pedang huruf ENG itu sangat hebat sekali maka ia berulang-ulang mengeuarkan kepandaian dan kelincahannya untuk mengelak serangan yang dilancarkan dengan bertubi-tubi itu, namUn demikian, ia juga sudah mengeluarkan keringat dingin- Tetapi sehabis mengelakkan serangan terakhir dari Bok Siu, ia juga mengeluarkan serangan ilmu tangannya dari perguruannya sendiri, balas menyerang Bok siu.
Serangan tangan kosong yang dinamakan serangan orang mabuk itu, terkenal dalam rimba persilatan karena gerakannya yang aneh dan luar biasa lincahnya, dahulu Ithu Sianseng pernah menjagoi rimba persilatan dengan ilmu silat tersebut.
Waktu itu, dalam rimba persilatan ada seorang dari golongan pengemis yang bernama Lu Bong Kong, ia adalah jago tangan kosong yang namanya kesohor dalam rimba persilatan sebelum It-hu sianseng muncul, juga pernah membuka setori dari seorang yang dapat mematahkan ilmu Lo-han-ciang dari kuil Siao-lim Sie yang terkenal angker itu, tapi begitu It-hu SianSeng muncul di dunia Kang-ouw orang itu telah dikalahkan dalam jurus ke sembilan dari situ merupakan suatu bukti betapa hebatnya ilmu tangan orang mabuk itu.
Phiauw-peng Khiam-khek Bok siu bagai menemukan seorang lawan terkuat dalam hidupnya semangatnya lantas terbangun.
ia mengelUarkan siulan panjang, lalu menggeser kakinya untuk mengelakkan serangan Cin Hong yang aneh itu, bersamaan dengan itu pedang di tangannya di-putar untuk menyontek lengan Cin Hong.
Sambil memuji ilmu pedang Bok siu, Cin Hong dengan gerakan yang terhuyung-huyung telapakan tangan kirinya dari atas menurun ke-bawah menepok pergelangan tangan Bok siu, sedang tangan kanan juga dari atas kebawah menyerang pundak kiri lawannya, serangannya itu tampaknya seperti tidak teratur, itu adalah dua gerak tipu yang sangat ampuh dari ilmu tangan kosongnya orang mabuk.....
Di satu pihak pedangnya berputaran sehingga sinarnya saja yang tampak berkelebatan dan dilain pihak kedua tangannya bergerak dengan tak teratur seperti lakunya orang mabuk yang sedang berkelahi, namun keduanya melancarkan serangan serangan yang sangat cepat dan gesit, masing-masing berusaha untuk merebut posisi lebih dulu, sehingga pertempuran itu berlangsung sengit sekali.
Kira-kira seratus juruS kemudian, Cin Hong perlahanlahan mulai keteter, sebetulnya ilmu pedang huruf ENG dari Tamu tidak diundang dari luar daerah, memang pernah mendapat gelar ilmu pedang nomor satu di rimba persilatan, apa lagi Cin Hong yang harus menghadapi lawannya dengan tangan kosong.
sudah pasti banyak dirugikan, Ditambah lagi Bok Siu adalah seorang yang telah banyak pengalaman dalam pertempuran dengan sendirinya pengalamannya juga jauh lebih banyak daripada Cin Hong sendiri.
Begitu Bok siu sampai berada diatas angin, Semangatnya semakin menyala-nyala, pedang ditangannya bergerak demikian gencar bagaikan titiran, sementara itu mulutnya sudah berkata sambil tertawa besar.
"Hei Cin Hong, Kita rasanya sudah boleh berhenti"
Tapi Cin Hong segera berseru "Tidak!!"
Lalu mengeluarkan seluruh kepandaiannya untuk mengeluarkan seluruh kepandaiannya untuk memberi perlawanan ia sebetulnya tahu sudah kalah ditangan pemuda itu yang mahir ilmu pedang huruf Eng, sebetulnya bukanlah suatu hal yang memalukan.
Tetapi karena Bok siu itu orangnya terlalu sombong, dari kata- katanya juga selalu mengandung sindiran, maka ia bertekad hendak memberi perlawanan sekuat tenaga, dengan demikian beberapa puluh jurus telah berlalu lagi, ketika ujung pedang Bok Siu berhasil membuat sebuah lobang dilengan baju kiri Cin Hong, lalu lompat mundur Sejauh tiga kaki, dengan gembira ia tertawa terbahak-bahak dan berkata.
"Aku menang Aku menang"
Cin Hong menundukkan kepala melihat lubang di lenganjubahnya, kemudian berkata dengan sikap mendongkol.
"Kali ini tidak dihitung"
Bok siu tampak tidak senang, katanya "Mengapa tidak dihitung? Apa maksudmu?"^ "Aku belum lagi mengeluarkan senjata kau sudah turun tangan lebih dulu. cara ini sesungguhnya kurang adil."
"oh Tapi aku toh tidak salah, bukan? Karena aku belum pernah dengar It-hu sianseng pernah menggunakan senjata melawan musuh"
Berkata Bok Siu dengan sikap keheranheranan, Cin Hong mengeluarkan senjata kipasnya yang terbUat dari gading, lalu berkata.
"Tetapi aku juga bisa menggunakan senjata, jikalau kau bisa menangkan aku dengan senjata kipasku ini, aku benarbenar akan takluk dan menyerah padamu"
Bok siu menatap kipas di tangan Cin Hong, katanya dengan sikap memandang rendah.
"Aku tidak perCaya Ithu sianseng ada memiliki kepandaian yang lebih hebat daripada ilmu serangan tangan kosongnya, orang mabuk"
"Sebentar lagi aku dapat membuatmu perCaya Kau bersiap-siaplah"
Berkata Cin Hong.
"Baik Kali ini biarlah aku memberikan kesempatan kepadamu untuk turun tangan lebih dahulu, supaya kalau kau kalah lagi jangan sampai kau bicara yang bukan-bukan lagi"
Berkata Bok Siu.
Cin Hong memejamkan matanya mengatur pernapasannya dan menekan perasaan dongkolnya sebisa-bisa, kemudian lambat-lambat berjalan menghampiri Bok siu yang melihat sikap aneh Cin Hong, didalam hati merasa sedikit kurang tenang, ia lintangkan pedangnya dan mundur setengah langkah, katanya.
"Kau sebaiknya berlaku hati-hati, kali ini aku tidak akan mengindahkan lagi segala peraturan"
Cin Hong diam saja, tiba sejarak tiga kaki dihadapannya, baru menggerakkan kipasnya, ia melakukan gerakan sepersi mengipas.
dengan perlahan ditujukan kebagian dada, Bok siu tampaknya kipas itu tidak mengandung kekuatan tenaga, tampak sebagaimana biasa orang-orang mengipas.
Gerakan yang tampaknya biasa saja itu, justeru merupakan gerakan pembUkaan ilmu kipas Tay-seng hongsian- san, Sementara itu, Bok Siu yang menyaksikan gerakan biasa itu, lantas tertawa mengejek, ia tidak mundur sebaliknya malah maju memapaki dengan pedangnya membabat kipas Cin Hong, sementara mulutnya berkata Sambil tertawa.
"Apa Cuma sebegini saja?"
"sudah tentu bukan cuma ini saja"
Baru saja Cin Hong menutup mulut.
tiba-tiba Bok Siu merasakan bahwa gerakan kipas Cin Hong tadi telah terjadi perobahan, gerakan yang semula sangat lambat, tiba-tiba berubah cepat aneh dan susah diraba, dalam waktu sekejap mata seolah-olah ada ratusan bahkan ribuan kipas mengancam dirinya, hingga baru tahu gelagat tidak baik.
Selagi hendak menyingkir untut mengelak, telinganya mendadak mendengar suara "plak"
Yang amat nyaring, dadanya dengan telak terhantam kipas Cin Hong, meskipun tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi hatinya merasa seperti ditusuk-tusuk belati tajam.
Setelah berhasil dengan serangannya, Cin Hong segera lompat mundur dan dengan sikap merendah ia berkata sambil menjura.
"Bok Siu, terima kasih"
Bok Siu wajahnya pucat pasi, ia menggertak gigi menahan jangan sampai air matanya mengucur keluar, lama ia berdiri tidak berdaya lalu berkata.
"Baik, gelarku orang kuat nomor satu untuk sementara biarlah kuserahkan padamu, Sampai ketemu dilain waktu"
Sehabis berkata demikian, lalu menyimpan pedangnya kembali, setelah itu ia memutar tubuh kebawah pohon, membuka tambatan kudanya sambil menundukkan kepala.
Cin Hong yang menyaksikan pemuda itu demikian sedihnya hingga hampir-hampir menangis, dalam hati lalu berpikir, berpikir bahwa pemuda ini sifatnya mirip dengan Leng Bie Sian yang sangat dimanja dan mungkin belum pernah mengalami kesusahan hidup, sekalipun sikapnya sombong dan ingin menang saja tetapi hatinya jujur, maka hasratnya untuk bersahabat dengannya jadi makin kuat, katanya sambil menghampiri.
"Saudara Bok, kuharap kejadian hari ini jangan Sampai menjadi rintangan bagi persahabatan kita dikemudian hari"
Bok Siu menggeleng-gelengkan kepala dan berkata.
"Ya, aku juga tak membencimu"
"Tetapi kau tadi kata, kita toh boleh menjadi sahabat bukan?"
Bok siu lantas lompat naik keatas kudanya dan berkata.
"Ng Tapi buat sekarang ini aku tidak punya waktu banyak"
"Sebetulnya kau juga tak perlu terlalu sedih. Dalam rimba persilatan dewasa ini kalau kau mau tahu masih ada seorang yang usianya lebih muda dari kita tapi sesungguhnya kepandaian ilmu silatnya jauh lebih tinggi dari kita"
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bok siu tercengang lalu bertanya sambil menatap wajah Cin Hong.
"Siapa ?"
"Murid Penguasa rumah penjara rimba persilatan"
Bok Siu ternganga, katanya terheran-heran- "Apakah penguasa rumah penjara rimba persilatan juga mempunvai murid? Apa kau pernah melihatnya?"
Cin Hong menganggukkan kepala dan berkata.
"Aku kenal dia, dia adalah seorang nona. namanya Leng Bie Sian. Jikalau berbicara soal kepandaian ilmu silat, biar tenaga kita berdua digabung menjadi satu juga rasanya masih bukan tandingannya"
Bok siu kembali mengeluarkan suara terkejut, dan berdiri terpaku, tiba-tiba ia bertanya dengan penuh perhatian.
"Bagaimana rupa orangnya "
Cin Hong jadi terkejut, ia balas bertanya.
"Perlu apa kau menanyakan soal ini ?"
Wajah Bok siu menjadi merah, katanya sambil angkat pundak.
"Tidak apa-apa, cuma mau tanya saja."
"Ia sangat cantik, merupakan seorang wanita yang paling cantik dari begitu banyak nona-nona yang pernah kulihat"
Berkata Cin Hong PerlahanBola- bola mata Bok Siu memancarkan sinar terang, bertanya pula dengan penuh perhatian- "Apakah kau kenal betul dengan dia?"
Kembali Cin Hong mengangguk. namun dalam hatinya tiba-tiba merasa menyesal, tak baik dalam hal ini kalau ia berkata dengan sejujurnya. Bok Siu bertanya pula sambil mengedip-ngedipkan matanya.
"Apa hubungan kalian cukup intim ?"
Cin Kong kali ini menggelengkan kepala tapi kemudian menyesal tidak seharusnya ia menggelengkan kepala, maka pada akhirnya cuma menghela napas. Bok siu menunjukan sikap girang dan bertanya lagi.
"Hei, hei, apa kau tidak punya sahabat wanita?"
Cin Kong menganggukkan kepala, dalam otaknya lantaS terpeta bayangan In-jie, hatinya merasa sedih, ia pikir sungguh tidak aneh terhadap gadis itu, masa untuk Selanjutnya ia akan memperlakukan sumoaynya itu baikbaik, walau bagaimana tidak akan memikirkan diri wanita lain lagi.
Keputusan itu setelah terlintas dalam otaknya, dengan mendadak ia menatap wajah Bok Siu yang tampan, selagi hendak menanyakan apakah pemuda itu ingin belajar kenal dengan Leng Bie Sian atau tidak.
tiba-tiba tampak dijalan raya dari jauh ada mendatangi sepasang muda-mudi.
Muda mudi itu adalah wanita siluman golongan Kalong yang pada tujuh hari berselang.
menginap dikelenteng Kowtee- blo bersama paderi muda gereja siau-lim-sie yang disebut engko Beng, paderi muda ini ternyata masih mengenakan pakaian sebagai orang biasa, sedang tangannya menggandeng wanita siluman yang dipanggil adik Eng itu, mereka berjalan dengan mesranya.
Cin Hong dahulu pernah bertempur dengan wanita yang dipanggil adik Eng itu dibawah kaki gunung Tong San, kali ini karena ia hendak pergi kegereja Siao-lim-sie untuk memberi kabar, takut dikenal olehnya sehingga jadi kabur paderi itu maka buru-buru menyingkir kebelakang sebuah pohon besar dan tongolkan kepalanya, berkata dengan suara perlahan kepada Bok Siu.
"Saudara Bok, kenalkah lelaki dan wanita dijalan raya itu?"
Bok siu waktu itu sedang heran apa sebab Cin Hong mendadak sembunyi dibelakang pohon, mendengar pertanyaan itu dan kemudian menoleh ke atas jalan raya, kemudian berkata sambil mengelengkan kepala.
"Tidak!! Siapa sebetulnya mereka?"
Cin Hong tidak sempat memberi penjelasan, katanya.
"Kalau begitu, sebentar kalau mereka melewati jalan ini, dan kalau yang perempuan itu menanyakan kematian dua saudara angkat ini, sebaiknya kau katakan saja tidak tahu, jangan sekali-kali kau membunuh mereka"
"Apa mereka itu juga golongan Kalong?"
Tanya Bok Siu heran- "Yang perempuan itu, ya. Tapi yang lelaki bukan. Dalam hal ini maSih ada banyak persoalan rumit, tunggu setelah mereka berlalu, aku nanti akan beritahukan lagi kepadamu"
Kata Cin Hong.
"Kalau perempuan siluman dari golongan Kalong, apa salahnya dibunuh?"
"Jangan..Bila kau membunuh dia, itu bisa menggagalkan seluruh rencanaku"
Pada Saat itu, dua muda-mudi tadi Sudah berjalan semakin dekat, ketika mereka menampak dua bangkai tadi, semuanya terkejut dan berhenti, si engko Beng ternyata masih tak melupakan asal didikannya, ia rangkapkan dulu kedua tangannya kedepan dada sambil memuji Buddha, selanjutnya mulutnya kemak-kemik seperti berdoa, entah apa yang diucapkan terhadap dua orang yang sudah mati itu.
Yang perempuan itu si 'adik Eng' menghampiri dua bangKai tadi dan memeriksa sebentar, semula mungkin ia tak tahu bahwa dua korban itu adalah orang dari golongannya sendiri, setelah diketahuinya, ia pura-pura bersikap takut, dan dengan kedua tangannya menekan ulu hati sendiri, katanya pura-pura terkejut.
"Ayaaa Siapa dua orang ini? Mengapa dibinaSakan disini? Sunggub menakutkan"
Si engko Beng tadi masih kemak-kemik sambil merangkapkan kedua tangannya, ketika melihat kuda Bok Siu yang ditambat dibawah pohon, Wajahnya segera berubah menjadi pucat sekali, buru-buru melepaskan tangannya dan menghampiri sang kekasih seraya berkata.
"Adik Eng, ini tak ada hubungannya dengan kita, lekas pergi"
Yang perempuan juga sudah melihat Bok siu yang berdiri di bawah pohon, maka lalu bertanya padanya.
"Hai, dua orang ini apakah kau yang membunuh?"
Bok siu mengangguk-anggukkan kepala, ia ceplak kudanya dan dibedal kejalan raya kemudian berkata sambil mengawasi yang lelaki.
"Aneh, kau ini toh bukan paderi, perlu apa meniru perbuatan paderi yang merangkapkan tangan dan mendoa?"
Laki-laki yang dipanggil engko Beng itu terkejut, buruburu menjura dan berkata.
"Sau. ..Saudara jangan tertawakan Pin... .aku aku adalah seorang yang percaya kepada Buddha, oleh karena itu maka......"
Satelah itu, ia lalu buru-buru menarik tangan yang perempuan, diajak pergi seraya berkata.
"Adik Eng lekas jalan, jangan sampai ibu menunggu kita terlalu lama"
"Benar, ibu pasti menunggu kita di depan pintu"
Berkata si adik Eng.
Dua orang itu semuanya mengatakan jangan sampai ibu menunggu terlalu lama, maka lantas berlalu menuju ke barat dengan terbirit-birit.
Bok siu mendongakkan kepala dan tertawa terbahakbahak, setelah mereka berlalu jauh, ia bedal kembali kudanya ke bawah pohon- Cin Hong juga muncul lagi dan bertanya sambil tersenyum^ "Mereka mirip benar dengan sepasang kekasih, bukan?"
Ia lalu menceriterakan tentang diri padri dari gereja Siaolim- sie yang tidak diketahui namanya itu, hanya disebut sebagai engkoh Beng, yang sudah mengambil keputusan hendak menuruti rencana perempuan siluman dari golongan Kalong, yang hendak mencuri kunci berukiran huruf macan dari ketua Siao-lim-sie, dan maksudnya sendiri yang hendak pergi ke gereja Siao-lim Sie untuk menangkap pengkhianat itu.
Bok siu yang belum hilang pikiran dan sifatnya yang masih kekanak-kanakan, mendengar ucapan itu tampak sangat girang sekali, katanya.
"Bagus sekali BangSat kepala gundul itu nanti kalau tertangkap basah pasti akan mendapat malu sendiri"
"Bila saudara Bok senang, bagaimana kalau kita pergi bersama-sama?"
Kata Cin Hong Sambil tertawa. Bok siu berpikir, kemudian menjawab sambil menggelengkan kepala.
"Sekarang aku tidak mempunyai waktu terluang yang cukup banyak. tidak ingin.....Hei murid perempuan penguasa rumah penjara rimba persilatan yang kau kata kan tadi, dia...... apa dia suka menerima orang menantang bertanding?"
"Tidak! tetapi kau boleh belajar kenal dengannya, dia..... baik sekali"
Kata Cin Hong sambil tertawa besar.
"Dimana sekarang ia berada?"
"Mungkin sekarang ini dia sudah kembali kerumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa-san."
"Kalau begitu, bagaimana akalnya yang baik supaya kirakira bisa menemui dia?"
"Saudara Bok, berapa tahun usiamu tahun ini?"
"Delapan belas dan kau?"
"Kita sama-sama tahunnya. kalau begitu kau boleh menengok kepenjara, kemudian kau boleh berusaha untuk belajar kenal dengannya."
"Menengok penjara? Aku harus menengok siapa?"
"Siapa saja, bagaimanapun juga, penghidupan orangorang dalam rumab penjara itu sangat kesepian. siapapun akan menerima kedatanganmu untuk diajak mengobrol"
Bok siu miringkan kepalanya seperti berpikir, tiba-tiba menepok tangannya sendiri dan lantas berkata.
"Ya, benar.. Suhumu It-hu Sianseng, bolehlah kalau kutengoki?"
"Boleh saja, hanya ada syaratnya."
"Apa syaratnya?"
Tanya Bok Siu heran.
"Kau harus bawa seguci arak."
"on, itu tidak jadi soal"
Kata Bok siu Sambil menganggukkan kepala. setelah itu ia bedal kudanya dilarikan menuju kekota Teng Sia. Cin Hong memburu dan memanggil.
"Saudara Bok tunggu Sebentar, masih ada syarat lain lagi"
Bok Siu menghentikan kudanya, ia berpaling dan bertanya dengan perasaan tak senang.
"Masih ada apa lagi?"
Cin Hong berjalan menghampirinya dan berkata sambil mengelus-elus buntut kudanya.
"Aku lupa menanyakan padamu satu hal, Kau ini sebenarnya murid tamu tak diundang dari luar daerah yang tulen, ataukah yang palsu?"
Bok Siu menepok-nepok gagang pedangnya dan balas bartanya sambil tersenyum.
"Aku telah membunuh Thiat Sat It Hui dan Tee-sat ong Yang dua saudara angkat itu barusan saja. coba kakatakan, aku ini muridnya yang palsu ataukah yang tulen?"
Cin Hong seolah-olah tersadar, katanya sambil mundur selangkah dan melambalkan tangannya.
"oh, ya Kalau begitu nanti kalau saudara Bok sudah sampai dirumah penjara rimba persilatan tolonglah saudara sampalkan hormatku kepada suhu, subo dan sumoay. Sampai berjumpa lagi"
"Jadi samoaymu juga disekap dalam rumah penjara itu?"
Tanya Bok Siu heran. Cin Hong menganggukkan kepala dan tersenyum getir. Bok siu berkata dengan penuh simpatik.
"Kalau begitu kau pasti sama keadaannya dengan aku.... terlalu kesepian- Betul tidak?"
Cin Hong hanya tersenyum getir tidak menjawab. Bok Siu lalu melambalkan tangannya dan setelah mengucapkan perkataan^ "Sampaijumpa lagi,"
Kemudian bedal kudanya.,.. Cin Hong mengawasi bayangan pemuda itu yang pelahan-lahan menjadi kecil, kemudian berkata kepada dirinya sendiri.
"Dia adalah seorang pemuda yang tinggi hati dan terlalu perCaya diri sendiri, tapi entah Leng Bie Sian suka padanya atau tidak....?"
Hari kedua tengah hari, Cin Hong sudah sampai digunung Slong-san, digereja Siau-lim Si yang merupakan pusat ilmu persilatan daerah Tiong-goan.
Waktu itu kebetulan jatuh pada musim panas, tapi kelenteng yang sekitarnya dikurung oleh pohon-pohon besar yang rindang, hawanya jadi sejuk.
terutama kalau angin sedang meniup sepoi-sepoi, pasti akan membuat siapa yang berkunjung kesitu, seolah-olah berada ditanah dewata.
Cin Hong baru Saja tiba dimulut gunung tiba-tiba tampak diundak-undakan pintu gereja siao-lim, ada berdiri dua baris padri, Setiap baris terdiri sembilan orang, masingmasing pada menundukkan kepala dan merangkapkan tangan jelas mereka sedang menantikan atau menyambut kedatangan seorang tamu agung.
Cin Hong sedang memikirkan keadaan.
Sementara kakinya sudah menginjak barisan pertama dari bagian kana
Pedang Kayu Cendana Karya Gan KH Naga Kemala Putih -- Gu Long Misteri Bayangan Setan -- Khu Lung