Tangan Berbisa 14
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id Bagian 14
....
sebab, anak.....sebab dia dahulu memang berdiam di lembah kunci besi gunung Taypa- san ini, sekarang tempat ini sudah diduduki oleh Penguasa Rumah Penjara, setidak-tidaknya ia juga harus datang untuk menantang bertanding."
Kembali terdengar suara tambur yang amat nyaring.
"ouW yang kesepuluh....... hari ini keadaan ada sedikit aneh, lekas kau pergi melihat apa-apa saja orang yang datang menantang itu"
"Tunggu lagi sebentar, ibu, apakah kepandaian ilmu silat ayahku tinggi? Apakah didalam rimba persilatan ayah mempUnyai nama baik?"
"Menurut ibumu, kepandaian ilmu silatnya masih lebih tinggi dari kakekmu, akan tetapi dahulu ketika ayahmu pergi mencari keterangan didalam rimba persilatan semuanya selalu mengatakan belum pernah mendengar seorang yang bernama Kim Hoong itu....."
Sementara itu, sudah terdengar lagi suara tambur berbunyi.
"inilah yang kesebelas kalinya......ibu mungkinkah ayah itu menggunakan nama palsu untuk menipu ibu?"
"Tidak bisa Aku duga ia masih mengandung perasaan salah paham terhadap ibumu, cobalah kau katakan dengan sejujurnya, apakah ibumu harus mencari dia, ataukah dia yang harus mencari ibumu?"
"Sudah tentu ayah yang harus mencari ibu"
Terdengar pula suara tambur Untuk kedua belas kalinya.
"Kedua belas kali..... maka itu, anak maka ibumu sudah bersumpah tidak akan meninggalkan tempat ini, hendak menunggu terus hingga ia datang menyambut aku, kecuali.......kecuali apabila ibumu mendapat kenyataan bahwa ia sebetulnya sudah meninggal"
"Haaa, oya ibu, waktu anak bertemu muka dengan seorang yang menamakan diri Tamu tidak diundang dari luar daerah yang tulen, ia pernah mendengar nama anak Cin Hong di anggapnya sebagai Kim Hong, dari sini dapat diduga bahwa ia pasti mengetahui diri ayah"
"Benarkah?"
"Benar Di lain hari anak akan mencari Tamu tak diundang dari luar daerah yang tulen untuk mencari keterangan tentang jejak ayah, kemudian anak akan mencari ayah lebih dulu, dan anak pasti akan menangkapnya untuk aku bawa kesini"
"Baiklah, sekarang, tambur itu sudah tidak berbunyi lagi, lekas kau pergi melihat"
"Baik Apakah ibu tidak suka turut keluar untuk melihat"
"Tidak, ibumu selamanya tidak menghiraukan soal-soal demikian"
"Kalau begitu anak juga malaS untuk melihat, anak akan mengawani ibu untuk mengobrol disini"
"Tidak boleh Kau harus melihat, sekarang lekas kau pergi lihat "
Cin Hong yang sekarang seharusnya di rubah menjadi she Kim, menjadi bernama Kim Hong.
Dengan sangat girang ia keluar kamar ibunya, seCepat kilat meninggalkan lorong yang panjang, lari turun dari tangga batu, ketika ia tiba dikamar tamu rumah penjara, ia menonton melalui lobang jendela dikamar tamu itu.
Pandangan matanya ditujukan keatas tujuh senar yang terbuat dari kawat besar, tampak diseberang sungai diatas panggung ada berdiri sebaris yang terdiri dari dua belas orang tua.
Terpisah dengannya hanya enam tujuh belas tombak saja, maka masih dapat menyaksikan dengan jelas bahwa mereka itu terdiri dari seorang perempUan tua, dua paderi tiga imam dan enam orang biasa, diantara ia masih mengenali tujuh orang.
dan tujuh orang itu adalah.
Tie-keng Taysu ketua partay Siao-lim-pay, ceng-hong Cinjin ketua partay Bu-tong.
Thay-hie Tiong keua partay cong-lam.
Yu Hong liong ketua partay Hoa-san-pay.
Jie cek Bun ketua partay Kong-thong-pay.
Yap It ciu ketua partay Lam-hay-pay.
ciang Thay Peng wakilpejabat ketua partay oey-san-pay.
Lima orang yang lainnya meskipun la belum pernah bertemu muka, tetapi karena bersama-sama ketujuh orang yang semuanya berkedudukan sebagai ketua partay, dapat diduga mereka tentunya adalah.
Leng-sim Sangjin ketua partay Ngo-bie-pay.
Pek-cui Cinjin ketua partay Kun-lun-pay.
Lu Pa Kong ketua partay Thian-Shia-pay.
Kam Giok Thian ketua partay clong-lay-pay.
Tong-hong Jie Nio ketua partay Swat-san-pay.
Sungguh aneh, dua belas partai besar pada dewasa itu, dengan mendadak telah muncul dirumah penjara rimba persilatan untuk menantang pertandingan, ini adalah merupakan peristiwa terbesar selama didirikannya rumah penjara itu.
Apa sebab mereka datang semua untuk mengadakan tantangan pertandingan? pada waktu Cin Hong berada digereja Siao-lim-sie.
pernah dengar kata ketua partay Hoa-san-pay, bahwa ia ada mempunyai suatu rencana yang dapat menolong Keluar anak dewa persilatan kakek gelandangan Kiat Hian, apakah yang dimaksudkan rencana itu ialah menantang penguasa rumah penjara dengan dua belas ketua berbareng ini?? APABILA benar demikian halnya, ini benar-benar merupakan suatu rencana kosong.
Mereka toh tidak bisa turan tangan dengan berbareng? Tetapi diantara dua belas ketua partay, Siapa orangnya yang sanggup menyambut serangan Penguasa Rumah penjara hingga sepuluh jurus? Sekalipun ada yang sanggup sampai sepuluh jurus itupun juga hanya dapat menolong keluar tawanan-tawanan yang berada dalam kamar tahanan golongan naga dan ular, bagaimana Penguasa Rumah Penjara mau membebaskan seorang tawanan istimewa seperti kakek gelandangan itu ? Cin Hong selagi masih belum habis mengerti memikirkan hal itu tiba-tiba bahunya ada orang yang menepok perlahan, ketika ia berpaling, Penguasa Rumah Penjara sudah berada dibelakang dirinya.
Penguasa itu dengan pandangan mata ditujukan keluar jendela, bertanya dengan nada suara tenang.
"Sudah ketemu dengan nona Siu Khim?"
Kim Hong menganggukkan kepala dan berkata.
"Sudah, kalau kuberitahukan padamu, mungkin kau akan terkejut. ia adalah ibuku "
Tetapi penguasa rumah penjara yang mendengar ucapan itu sedikitpun tidak menunjukan sikap terkejut, bahkan tertawa dan berkata "Apa yang dibuat bangga? Sudah lama aku dapat menebak sebagian"
"Berdasar atas apa kau bisa menebak bahwa dia adalah ibuku?"
Bertanya Cin Hong heran- "Sekarang aku tak ada waktu untuk menjawab pertanyaanmu ini, tunggu setelah aku masukkan penjara satu persatu dua belas orang yang datang menantang itu, aku akan mempelajari soal bagaimana menolong muridku"
Sehabis berkata demikian, ia lompat melesat melalui lubang jendela, dan melayang turun diatas senar besar itu.
Baru ia melayang turun diatas senar kawat besi, lalu bergerak dan berdiri dibagian tengah senar besi itu, setelah itu ia baru bertanya kepada para ketua.
"siapakah yang akan maju lebih dahulu?"
Dari pihak penantang, tampak ketua partay Soat-san-pay Tong-hong Jie Nio yang keluar dan sudah melesat keatas senar besi itu.
Dia adalah seorang nenek yang usianya sudah lanjut dan bertubuh terokmok, meskipun demikian, gerakannya masih gesit dan lincah sekali, melesat setinggi tiga tombak seolah-olah bukan berarti apa- apa buat dia.
Ia berdiri tegak diatas senar besi, dengan tangan kiri menolak pinggang tangan kanannya menuding penguasa rumah penjara sedang mulutnya berkata dengan suara galak.
"Kau penguasa rumah penjara rimba persilatan, sudah terlalu banyak sekali melakukan kejahatan, hari ini aku sengaja datang dari gunung Soat-san yang jauh, hanya untuk memberi pelajaran kepadamu lekas kau kemari untuk menerima gebukkan"
Penguasa rumah penjara hanya mengeluarkan suara dari hidung, ujung kaki kirinya menggait senar, hingga menimbulkan suara mengaung, suara itu nyaring mengalun jauh lama tidak berhenti.
Sungguh aneh, Tong-hong Jie Nio juga turut tergetar dengan getaran suara senar tadi, ternyata, suara getaran itu bisa menimbulkan perasaan gatal bagi orang yang mendengarkan, maka saat itu wajahnya segera berubah dan secepat kilat lompat kesenar yang lain, kembali ia membuka mulut dan memaki-maki.
"Kau setan pejajaran, kalau mau berkelahi lekas turun tangan, jangan menggunakan ilmu hitam atau ilmu gaib segala untuk menjatuhkan lawan"
Penguasa rumah penjara tetap tidak mau menghiraukan, secepat kilat sudah lompat dan berdiri disenar itu, kembali kaki kanannya menggaet, dan terdengar pula suara getaran dari senar itu.
Kali ini lebih hebat dari pada yang pertama, hingga Tong-hong Jie Nio tak dapat berdiri tegak.
buru-buru lompat meleset kelain senar, sedang mulutnya terus memaki-maki.
"Pui Setan, kau menggunakan ilmu gaib semula kukira kau memiliki kepandaian yang benar-benar, ternyata hanya menggunakan ilmu untuk mencundangi lawan-lawanmu. pui apa kau kira aku juga takut gatal? Aku justeru tak takut.....aya"
Penguasa rumah penjara dengan mendadak melesat dan terbang mengitari dirinya dengan dalam waktu sekejap mata dengan beruntun sudah menyentuh tujuh batang senar besi itu, hingga seperti terdengar suara dimedan pertempuran.
Tong-hong Jie Nio yang tak menduga- duga tubuhnya lalu miring, hampir saja terjatuh ke bawah lembah, hingga ia mengeluarkan suara jeritan kaget seperti diatas tadi, Sebetulnya ia juga tahu benar bahwa suara senar yang ditimbulkan oleh penguasa rumah penjara rimba persilatan itu hebat sekali, maka ia tak berani memaki lagi, dengan mengerahKan seluruh kepandaiannya untuk menghadapi lawan luar biasa ini, dengan mengendalikan kegesitan dan kelincahan tubuhnya, ia lompat kesana kemari, untuk menghindarkan serangan aneh dari lawannya, Suara terpentiknya senar besi dengan ujung kaki penguasa rumah penjara itu semakin gencar, hingga menimbulkan perasaan bagi lawan-lawannya seperti sedang dimedan perang, membuat hati berdebaran dan perasaan tegang.
Sebelas orang ketua partay pada duduk di tempat masing-masing dilain seberang, semua pada bersemedhi untuk melawan suara hebat itu.
Kim Hong yang berada diruangan tamu juga merasa terkena pengaruhnya suara itu, hingga perasaannya menjadi tidak tenang, dan akhirnya jatuh dilantai ruangan tamu.
Entah berapa telah berlalu, suara senar itu mendadak berhenti, Penguasa rumah penjara dengan gerakannya yang gesit sekali sudah berada dihadapan Tong-hong Jie Nio dan menepuk padanya dengan sangat perlahan.
Waktu itu pikiran dan perasaan Tong-hong Jie Nlo sudah lama kabur, melihat tangan penguasa rumah penjara datang hendak menepok, dengan sendirinya mengangkat tangan untuk menyambut, akan tetapi baru saja tangannya diangkat dengan mendadak merasakan bahwa dari depannya ada satu kekuatan tenaga yang sangat hebat, dan yang tidak terwujud telah menggempur dirinya bagaikan gelombang air laut, sedang serangan yang dilancarkan oleh kekuatan tenaganya sendiri seperti tetesan air hujan yang jatuh diair laut, sedikitpun tidak ada gunanya, sebaiknya tubuhnya sudah terangkat tinggi dan terbang keudara oleh kekuatan tenaga lawannya lagi.
Tong-hong Jie Nlo mengeluarkan suara pekikan nyaring, kedua lengannya melakukan gerakan jumpalitan kemudian dengan mendadak melesat dan bagaikan gerakan burung walet terbang melayang keatas senar yang berada diujung paling kanan.
Penguasa rumah penjara terus mengejar, kembali melancarkan serangannya yang ringan seolah-olah ilmu pukulan Thay- kek- koen.
Tong-hong Jie Nio menggeram, kedua tangannya bergerak dengan berbareng tapi sesaat kemudian sudah mundur lagi dan lompat yang kesenar yang kedua.
Tak ia sangka baru kedua kakinya yang melesat dari senar yang diinjak.
Penguasa rumah penjara sudah bergerak melayang menyerang dengan tangan kirinya, Serangan itu mengancam pinggangnya, sehingga tubuh Tong-hong Jie Nlo yang gemuk terokmok bagaikan bola menggelinding terjatuh kebawah.
Baru saja ia jatuh dari senar ketua partay Kiong-lay-pay Kam Giok Thian sudah melesat keatas senar, tanpa banyak bicara, tangan dan kakinya sudah bergerak berbareng menyerang penguasa rumah penjara.
Penguasa rumah penjara dig anda dengan ketawa, tubuhnya memutar cepat balas menyerang dengan satu tangan, namun sudah berhasil menahan serangan ketua partay Kiong-lay.
Kam Giok Thian mundur sebentar, tapi sudah maju lagi, kedua tangannya diputar bagaikan kitiran sedang dua kakinya melakukan tendangan dengan beruntun, mulutnya berteriakkan.
"Kalau kau tidak menyentil senar setidaktidaknya aku bisa menjadi penghuni dikamar golongan naga "
Penguasa rumah penjara dengan gikapnya tidak berubah, menyambar kaki tangan lawannya dengan tangan kanan, sementara mulutnya berkata sambil tertawa besar "Baik Ini jurus kedua"
Kam Giok Thian kembali terdesak mundur selagi hendak maju lagi, penguasa rumah penjara mendadak mengeluarkan suara pekikan nyaring tubuhnya bergerak menyerbu tangan kirinya melancarkan serangan bagaikan kilat cepatnya, serangan itu ditujukan kebahu kiri Kam Giok Thian.
Serangan itu benar-benar luar biasa cepatnya, walaupun Kam Giok Thian juga dapat berobah posisinya dengan cepat, tetapi selagi ia miringkan pundaknya untuk mengelak, namun sudah tidak keburu bahu kirinya kesambar serangan penguasa rumah penjara hingga saat tubuhnya miring kebelakang, kakinya tidak berhasil pertahankan kudanya hingga terhuyung-huyung jatuh dari atas senar.
Tetapi kedua tangan Kam Giok Thian luar biasa gesitnya, dengan satu gerakan yang sangat cekatan, ia berhasil menyambar senar besi itu, setelah itu ia memutar dan secepat kilat melesat kesenar yang lain- Tetapi penguasa rumah penjara tidak memberikan kesempatan padanya untuk berdiri tegak.
darijauh melancarkan serangan kepada senar yang diinjak oleh kaki Kam Giok Thian, sementara mulutnya berkata.
"Ini jurus ketiga, lompatlah"
Kam Giok Thian tak berdaya, sebab saat itu kecuali melompat untuk mengelakkan serangan lawannya, sudah tak ada jalan lain lagi.
maka terpaksa ia melompat juga .
Penguasa rumah penjara menggunakan kesempatan itu menyerang dari samping, sementara mulutnya berkata sambil tertawa terbahak-bahak.
"Jurus keempat, turun"
Kam Giok Thian mengeluarkan suara aneh tubuhnya melayang turun kadalam lembah Ketua partay Thian-shia-pay Lu Pa Kong adalah orang ketiga yang melayang keatas senar.
ia menggunakan sebilah pedang, seperti juga dengan Kam Giok Thian, begitu berada diatas senar, sudah lantas menyerang dengan pedangnja.
dengan berbagai gerak tipu, menikam, membabat, membacok menyontek sekaligus sudah melancarkan lima enam kali serangan, setiap serangannya dilakukan dengan aneh dan ganas sekali.
Penguasa rumah penjara yang menghadapi serangan demikian gencarnya dan ganas, terpaksa mengelak kekanan kekiri dengan sikap luar biasa tenangnya, dan ia menantikan hingga Lu Pa Kong menghabiskan serangannya, secepat kilat sudah maju menyerbu sambil membentak.
"Kau juga harus coba sambuti lima kali seranganku"
Setelah itu, tangan kanannya bergerak sesaat kemudian tangan itu seolah-olah berubah menjadi ribuan banyaknya, hingga dalam waktu sekejap mata, Lu Pa Kong sekujur tubuhnya sudah terkurung oleh bayangan tangan Penguasa Rumah Penjara, terpaksa ia harus mundur dalam keadaan kekalutan.
Sementara itu, ketua partay Kun-lun-pay, Pekscui Cinjin, sudah lompat melesat keatas senar dengan menggunakan senjata kebutannya, menyapu mUka penguasa rumah penjara.
Dengon lengan jubahnya Penguasa Rumah Penjara menyambut serangan kebutan tadi, ternyata sudah berhasil mendesak ketua Kun-lun-pay menarik kembali serangannya dan lompat mundur setombak lebih.
Kim Hong semakin menonton semakin keCewa, ia pikir para ketua partay ini benar-benar hanya mempunyai kegagahan tapi tidak mempunyai akal, mereka toh sudah tahu tidak dapat melawan, namun masih satu persatu naik keatas untuk melawan, pertempuran semaCam itu, apa artinya untuk ditonton? Ada lebih baik kalau kembali kekamar ibunya untuk mengobrol.
Setelah berpikir demikian, ia memutar tubuh dan berlari menuju kekamar enam, baru saja tiba dari depan pintu, tampak Tay-giam-ong sudah berdiri diambang pintU, tubuhnya yang gemuk.
sudah menutupi pintu itu.
Kim Hong menjura padanya dan berkata.
"Tay-giam-ong numpang jalan"
"Mau kemana?"
Bertanya Tay-giam-ong.
"Aku hendak pergi menemui ibuku... nona... Siu Khim itu adalah ibuku"
"Aku sudah dengar"
Ia berkata.
"akan tetapi kau tadi toh baru bertemu muka dengannya apa perlunya kau ngerecok lagi?"
Berkata Tay-giam ong marah.
"ibu dan anak yang baru bertemu dan sudah bicara mengobrol mengapa dikatakan mengerecok?"
Bertanya Kim hong heran- Wajah Tay-giam-ong unjukkan senyumnya, ia berkata sambil menganggukkan kepala.
"Taruhlah tidak menggerecok. itu juga tidak perlu terus menerus didampingi ibunya, apakah kau masih perlu menetek ?"
Dengan wajah merah Kim Hong menjawab.
"Tay-giamong jangan menggoda kami ibu dan anak baru saja bertemu muka setelah beberapa lama menghilang, sudah tentu banyak kata-kata hendak diucapkan...."
"Kalau kau benar anak nona Siu Khim, biar bagaimana toh terhitung orang dalam rumah penjara ini, ng....apa kau bisa main catur ?"
Kim Hong tercengang, jawabnya sambil menganggukkan kepala.
"Mengerti sedikit kenapa ?"
"Sudah lama aku tidak main catur, tanganku sangat gatal, kawani aku bermain sepapan saja, kemudian aku akan ijinkan kau pergi menemui ibumu lagi "
Agak merasa berat Kim Hong menjawab.
"Tay-giam-ong hendak main catur, lain hari aku kawani main berapa saja kau suka akan kulayani, bagaimana kalau hari ini kau izinkan aku melihat ibuku dulu?"
"Tidak bisa Tanganku sudah gatal, kalau dalam keadaan demikian aku sudah tak mengenal sanak saudara lagi, kalau kau tidak mengawani aku main, jangan harap kau bisa masuk"
Dalam hati Kim Hong sangat mendongkol tetapi ia tak berani bertindak terpaksa berkata sambil menghela napas.
"Baiklah, kalau kau hendak main catur lekaslah dimana kita main?"
"Kita main saja didalam kamar yang dahulu pernah kau pakai sebagai kamar tidur"
Keduanya lalu berjalan masuk kepintu sebelah kiri, setelah melalui lorong panjang, tiba dikamar tidur nomor lima, mereka lalu masuk kedalam dan mulailah melakukan permainan caturnya.
Tay-giam-ong permainan caturnya ternyata sangat lambat, tiap kali hendak meletakkan biji caturnya, selalu dipikir lama sekali, bahkan kadang-kadang harus menggerutu segala.
Kim Hong yang menyaksikan permainan lambat dari Tay-giam-ong itu, diam diam terkejut, ia pikir apabila menunggu sampai habis permainan caturnya, bukankah harus main semalam suntuk? "Hei, Tay-giam-ong Harap main lekas sedikit bolehkah?"
Demikian akhirnya ia mendesak.
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Jangan keburu nafsu, kalau main lambat baru ada artinya, beng...."
Demikian jawaban tenang.
"Aiii, main seperti cara demikian, harus menggunakan waktu beberapa lama baru selesai?"
"Jangan kesusu, perlahan-lahan baru ada artinya, heng...."
Demikian ia mengulang ucapannya. Kim Hong diam- diam menghela napas, terpaksa purapura tidur sedang telinganya samar-samar terdengar suara saling bentak dari medan pertempursn.
"entah berapa orang lagi yang terjatuh dilembah ?"
Tay-giam-ong mengira Kim Hong tidur benar-benar, ia mendorongnya dan berkata.
"Hei, jangan tidur, mengapa kau tidak mengerti aturan ?"
Kim Hong buru-buru membuka mata dan melanjutkan permainannya katanya sambil tersenyum.
"Aku tidak tidur, aku sedang memikirkan apa sebab para ketua partai itu tidak pergi menantang kerumah penjara rimba persilatan yang baru digunung Bu San ?"
"Kau ngoceh, rumah penjara digunung Tay-pa-san inilah baru yang tulen, siapa yang ingin menantang bertanding harus datang kesini"
"Ini bukan soal tulen atau tidak tulen bukan soal merek lama atau merek baru, setiap orang rimba persilatan yang datang kerumah penjara gunung Tay-pa-san ini menantang pertandingan selalu disebabkan lantaran ingin mendapat nama harum, sekarang aku pikir daripada kita tertawan lantaran ingin mendapat nama harum, ada lebih baik kalau tertawan lantaran membela kebenaran dan keadilan, itulah yang baru ada artinya "
Tay-giam ong tidak bisa menjawab. dengan perasaan mendongkol berkata.
"Sudah jangan banyak omong lagi Sekarang waktunya main catur "
Baru saja habis berkata pintu telah terbuka, Penguasa rumah penjara rimba persilatan dengan sikap tenang berjalan masuk. Tay-giam-ong begitu melihat Penguasa rumah penjara masuk kekamarnya buru-buru bangkit dan berkata sambil tertawa.
"Apakah dua belas ketua partay itu sudah jatuh semua?"
Penguasa rumah penjara rimba persilatan hanya menyahut.
"ng"
Mengambil sebuah kursi dan duduk, suatu tanda bahwa ia hendak melanjutkan permainan catur itu, kemudian berkata.
"Dua belas orang ketua partai dengan mendadak datang menantang bertanding secara berbareng, urusan ini agak aneh, selama beberapa hari ini kau perhatikan mereka dan perintahkan kepada cicng Keng Tong untuk sementara jangan suruh mereka turut bekerja menempa emas"
"Aku sekarang akan pergi melihat, apakah laucu ada kegembiraan untuk melanjutkan permainan catur ini?"
Berkata Tay-giam-ong. Penguasa rumah penjara menganggukkan kepala dan Tay-giam-ong lantas meninggalkan kamar tidur itu. Kim Hong menggunakan kesempatan itu telah membuyarkan caturnya, setelah itu bangkit dan berkata sambil memberi hormat.
"Kita tak usah main catur lagi, aku lebih dulu kuucapkan selamat kepadamu, kemudian aku masih ada suatu permintaan-..."
"Terima kasih apa?"
Bertanya penguasa rumah penjara rimba persilatan dengan sikapnya yang tetap dingin.
"ibuku selama sepuluh tahun lebih berada disini, maka kuucapkan terima kasih atas kebaikanmu yang sudah memberi tempat dan hidup kepadanya, hal ini maka aku toh tidak boleh tidak ia menyatakan terima kasih ku kepadamu?"
"Kau masih ada mempunyai permintaan lain apa lagi?"
"Aku tahu kau hendak berunding soal menolong muridmu itu kepadaku, urusan ini bolehkah kita bicarakan besok pagi saja, berikanlah izin aku lebih dulu untuk menemui ibuku, kemudian aku masih akan pergi kekamar tawa nan naga dan ular untuk memberitahukan berita ini kepada SUhu dan sumoayku."
"Jangan buru-buru, aku hanya hendak menanya kau dua patah"
Berkata Penguasa rumah penjara dengan suara lemah lembut.
"Dua patah kata apa ?"
"Kesatu. Kau sudah berjanji hendak menolong Sian-jie, apakah kau menyesal ?"
"Bagaimana aku menyesal? Hanya sekarang ini aku merasa agak sulit......."
"Mengapa sulit ?"
"Untuk menolong muridmu, merupakan suatu hal yang tidak boleh ditunda lagi, akan tapi, aku masih perlu hendak mencari ayahku kemana-mana supaya ia datang, apabila aku pergi kegunung Bu San lebih dahulu, pergi menantang pertandingan apabila aku tidak sanggup melawan dan harus dipenjarakan ini bukankah aku tidak dapat pergi mencari ayahku ?"
PenguaSa rumah penjara itu perdengarkan suara tertawanya dua kali, kemudian berkata.
"Inilah soal kedua yang aku hendak tanyakan kepadamu, apabila kau suka mempelajari ilmu kepandaianku, aku jamin kau pasti dapat menolong Sian-jie keluar dari rumah penjara"
Kim Hong menganggukkan kepala dan berkata.
"Baik, aku terima baik permintaanmu. Sekarang biarlah aku pergi menengok ibuku lebih dulu, bagaimana ?"
"Mengapa kau tidak pergi menengok suhumu lebih dulu, kembalinya dari sana kau boleh saja mengobrol dengan ibumu semalam suntuk"
Kim Hong pikir itu juga benar, maka ia lalu keluar dari kamar, secepat kilat sudah lari menuju kekamar tawanan suhunya dan sumoaynya, untuk memberitahukan tentang pertemuan dengan ibunya. setelah itu ia lari menjumpai Injie."
Yo in in waktu itu sudah kembali kekamarnya, mendapat kabar bahwa Kim Hong sudah berhasil menemukan ibunya, merasa girang, juga merasa tegang perasaannya, katanya.
"Apakah itu benar? Bagaimana rupanya ibumu itu ?"
Kim Hong merasa bangga, katanya.
"ibuku hanya baru berusia tiga puluh tahun lebih, ia cantik sekali "
"Bolehkah minta ia menengok aku ?"
"Baik besok aku akan undang ia tengok kau kemari "
In-jie tampak berpikir, tiba-tiba ia berkata sambil menggelengkan kepala.
"Sudahlah sebaiknya tunggu aku hendak menantang bertanding dan sekeluar dari sini aku pergi menengok dia ."
"Kenapa ?"
"Sudah lama aku tidak mandi, barangkali ibumu anggap aku terlalu buruk...,."
"Itu tidak bisa, hari ini aku akan beritahukan kepadanya dan bantu kau omong baik dihadapannya lebih dulu"
"Kalau begitu besok aku pergi menantang bertanding supaya dipindahkan ketingkat kamar golongan naga, ada kau disini mungkin aku dapat menyambut sampai sepuluh jurus"
"Baiklah, sekarang aku hendak pergi menengok dua belas ketua partay, tahukah kau dimana mereka ditutup?"
"Disebelah sini dikamar nomor seratus enam, oleh karena kamar tawanan belum dibangun, mereka ada yang sementara dua orang menempati satu kamar, tadi ada banyak tawanan yang pada berteriak-teriak bahwa perlakuan itu tidak adil"
Kim Hong lalu geser kakinya berjalan menuju kekamar nomor seratus enam didalam kamar itu ada duduk ketua partay Soat-san-pay Tong-hong Jie Nlo, nenek itu tidak kenal padanya maka ia berjalan terus hingga kekamar nomor seratus delapan, baru tampak ketua partay Siao-lim dan Bu-tong, mereka baru saja sebagai orang orang berkedudukan sebagai ketua partay dan kini menjadi orang tawanan yang harus mengenakan rantai ditangan dan kakinya, sudah tentu sikapnya sangat mengenaskan, tampak Kim Hong datang keduanya semakin merasa malu.
Kim Hong memberi hormat sambil menganggukkan kepala kepada mereka menanyakan keselamatannya .
Ketua partay Siao-lim Tie Kong Taysu balas menganggukkan kepala dan berkata sambil tertawa getir.
"Siao-siecu, kali ini kembali dapat masuk kerumah penjara rimba persilatan, mengapa demikian baik huburrgan siecu dengan penguasa rumah penjara?"
Kim Hong buru-buru menceritakan semua sebab musababnya, terakhir dia balas bertanya.
"ciangbunjin sekalian hari ini dengan beruntung datang menantang pertandingan, boleh kah aku numpang tanya apa sebabnya?"
Tie-kong Taysu berpaling mengawasi ketua partai Butong ceng-hong Cinjin, yang tersebut belakangan ini lalu berkata sambil tertawa.
"Itu tidak ada tujuannya hanya ingin mengadu kekuatan dengan sekaligus saja"
Kim Hong tahu mereka pasti ada mengandung maksud namun ia seolah tak enak untuk bertanya, maka ia kembali pergi menengok pada semua ketua partai yang ia kenal selanjutnya ia masuk ke alat naik turun kebawah lembah itu.
Waktu itu malam telah tiba, ia langsung menuju kamar ibunya dan dahar malam bersama-sama, kemudian mengobrol didalam kamar.
"Anak, bagaimana kesanmu terhadap Penguasa Rumah Penjara?"
Demikian Sang ibu bertanya.
"Buruk sekali"
Jawabnya.
"Ha, mengapa?"
"Menurut pandangan anak. ia sebetulnya seperti bukan orang jahat, tetapi, dengan mengandalkan ilmunya yang tanpa tandingan, ia berbuat sesuka hatinya, perlu apa membangun rumah penjara ini dan memenjarakan orangorang rimba persilatan hingga suatu perbuatan yang tak pantas"
"Akan tetapi ia tokh, tidak paksa orang datang menantang"
"Tetapi ia dapat menangkap kelemahan orang-orang rimba persilatan"
"Apakah kau tidak bisa merobah pandanganmu terhadap dia"
"Heng, kecuali ia merobah syaratnya rumah penjara ini"
"ibu, apakah anggap ia itu orang baik?"
"Eng, aku merasa ia baik, ia belum pernah menyiksa tawanannya"
"Akan tetapi ia membuat banyak orang terpisah dengan anak istrinya, membuat orang jahat menggunakan kesempatan itu melakukan kejahatan di dunia Kang ouw"
"Hal ini aku tidak perduli"
"Kenapa?"
"ouw, ouw, kataku hal ini seharusnya bukanlah ia yang tanggUng jawab, sebab biar bagaimana ia toh tidak pernah memaksa orang datang untuk menantang pertandingan orang-orang itu apabila tahu kewajibannya sebagai orang Kang-ouw harus mementingkan perbuatan baik dan perlaku sebagai pendekar sejati, tidak ada perlunya pergi menantang bertanding toh tidak apa bukan?"
"ibu, bagaimana ibu selalu membela dia?"
"Sebab aku merasa dia seorang baik"
"Tidak, ibu, apabila ibu tidak marah. hendak berkata bahwa pandangan ibu salah"
"Hem"
"Aaa, ibu jangan marah"
"Aku justeru mau marah, kau sama dengan ayahmu yang keras hati dan keras kepala, kau orang muda yang keras kepala juga "
"Mana, ibu, ayah barangkali benar-benar ada sedikit keras kepala, akan tetapi anak sedikitpun tidak"
"Hii Tadi kau justeru menunjukkan sikapmu yang keras kepala"
"Rasanya toh tidak ibu."
"Semua orang takut kepada penguasa rumah penjara rimba persilatan, hanya kau seorang yang acuh tak acuh terhadapnya ini merupakan salah satu bukti dari sifatmu yang keras kepala, kedua ibu katakan dia baik, tetapi kau sebaliknya mengatakan ia seorang jahat, inilah juga merupakan sifatmu yang keras kepala itu"
"Keras kepala karena membela kebenaran, apa salahnya?"
"Kebenaran apa? Ayahmu telah salah paham terhadapku, begitu pergi meninggalkan aku sudah dua puiuh tahun tidak mau kembali, aku benci sekali kepadanya, dan sekarang kuiihat sifatmu juga mirip dengan dia, maka aku juga merasa agak benci terhadapmu"
"Ayah memang benar ada sedikit kesaiahan, akan tetapi...."
"Aiii, kuharap kita ibu dan anak berdua didalam suatu hal bisa mendapat kesesuaian paham"
"Ya, ibu aku akan berusaha supaya menunjukan sikap baik terhadap penguasa rumah penjara."
"Sudah maiam, sekarang kau pulang kekamarmu dan tiduriah"
Maiam telah iarut, dari kamar tawanan terdengar suara ribut-ribut bahwa dua beias ketua partay telah berusaha hendak meiarikan diri dengan membobol kamar tahanan masing- masing .
Kim Hong dikejutkan dari mimpinya, ia iaiu turun dari tempat tidurnya dan iari keruangan tamu, disitu tampak Tay-giam-ong iari keluar dari dalam lorong, sedangkan penguasa rumah penjara ia juga keluar dari kamar sebelah kanan ruangan tamu.
Penguasa rumah penjara memancarkan sinar matanya yang tajam, berkata kepada Tay-giam-ong .
"Lao Sun ceng, apa yang telah terjadi?"
"Mereka dengan serentak telah merusak kamar tahanan dan melarikan diri, sekarang ini sedang menyerbu dan berusaha hendak menolong kakek gelandangan dari kamar tahanan istimewa. Lo Kiu dan Lo cap tak sanggup menahan, keduanya terluka parah dan terkapar di tanah,..."
Menjawab Tay-giam-ong Cemas. Tanpa menunggu keterangan Tay-giam-ong lebih jauh, penguasa rumah penjara sudah lompat meleset lari kedalam lorong, Kim Hong hendak mengikuti, tetapi dicegah oleh Taygiam- ong, katanya.
"Tidak ada urusanmu, pergilah kau tidur"
"Apakah laucumu bisa membinasakan mereka?"
Bertanya Kim Hong khawatir.
"Jangan banyak tanya, pulanglah dan tidur kekamarmu sendiri"
"Aku tidak bisa tidur, aku ikut kau turun kebawah lembah untuk melihat saja, bagaimana?"
"Tidak bisa Tidak bisa Lekas kembalikan kekamarmu sendiri"
Kim Hong agak mendongkol, ia duduk di atas kursi dan berkata "Aku juga tak akan turun juga tidak akan tidur, kau Taygiam- ong silahkan pergi saja."
Tay-giam-ong terpaksa berlalu, baru jalan dua langkah, tiba-tiba seperti teringat sesuatu buru-buru merandek dan berpaling mengawaSi Kim Hong Sejenak. kemudian berkata, ia agaknya khawatir meninggalkan pemuda itu seorang diri.
"Kau hendak ikut aku turun juga boleh hanya jangan sekali-kali kau turutcamput tangan bagaimana?"
Kim Hong sangat girang, ia lompat dari tempat duduknya dan berkata.
"Baik Aku akan berdiri sebagai penonton saja"
Tay-giam-ong antar ia keluar kamar alat naik turun keiembah, tak disangka alat itu sudah digunakan oleh penguasa rumah penjara terlebih duiu, saat itu masih berhenti dilembah bagian bawah.
la lalu menekan alatnya didinding, hingga alat itu dari bawah naik keatas iagi, keduanya iaiu menggunakan alat itu turun kelembah.
Tiba didalam lembah, Tay-giam-ong lompat keluar lebih dahulu, dengan cepat lari ke bawah melalui jalanan tangga yang berputaran itu.
Kim Hong mengikuti dibelakangnya, tidak didepan sebuah lobang goa, dibawah sinar rembulan tampak dimulut goa ada rebah menggeletak dua orang tua mereka ternyata adalah ketua partay Kong-thong-pay Jie cek Bun ketua partay Lam-hay-pay Bu-yu Sianjin Yap It ciu.
mereka rebah dengan mata terbelalak.
jeias ini sudah ditotok jalan darahnya.
Tay-giam-ong agaknya takut Kim Hong turun tangan pergi menolong, maka ia segera menarik tangannya dan lari masuk kedalam goa.
jalan didalam goa itu tidak dalam, masuk kira-kira tiga tombak sudah menikung kekanan masuk lagi kira-kira enam tujuh beias tombak.
tibaliah dibagian terakhir, disitu tampak sebuah kamar tahanan yang kokoh dan kuat.
sebuah pelita yang memancarkan sinar apinya yang lemah, dapat melihat keadaan diluar tahanan itu, ada menggeletak sepuluh lebih orang tua, sedangkan penguasa rumah penjara berdiri ditengah-tengah mereka dengan sikap tenang dan sedikitpun tidak bergerak.
Sungguh cepat sekali, dalam waktu yang sangat singkat saja, ia sudah berhasil menjatuhkan dua belas orang ketua partay.
Kim Hong maju melongok, tampak dua batang besi besar yang digunakan untuk palang pintu kamar tahanan sudah bengkok, lobang-lobang dari sela-sela besi itu dapat digunakan untuk diri seorang keluar masuk, akan tetapi tawanan aneh yang berada dalam kamar....ialah kakek gelandangan Kiat Hian sebaliknya masih duduk disatu sudut dengan tenangnya, sepasang matanya kedap-kedip.
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
agaknya tidak menghiraukan apa yang terjadi diluar kamarnya, sikapnya itu menunjukkan betapa ketenangan hatinya.
Rantai yang digunakan untuk merantai kaki dan tangannya luar biasa besarnya, rantai-rantai itu mungkin ada dua ratus kati beratnya, dilehernya juga dirantai sepanjang kira-kira enam kaki, diikat dengan tiang besar didalam kamar tawaaannya, cara memasung orang demikian ini sekali pun mempunyai kepandaian luar biasa juga tidak dapat meloloskan diri.
pada saat itu Penguasa rumah penjara mengeluarkan suara batuk-batuk perlahan, berkata sambil mengawasi kakek gelandangan.
"Hei, tadi mengapa tidak mencoba ?"
"Tidak perlu mencoba, kalau aku meronta saja sudah lantas terbuka..."
Menjawab kakek gelandangan acuh tak acuh.
"Mengapa tidak kau lalukan ?"
"ouw....tidak. aku merasa begini lebih enak. kulihat aku seperti suka dengan kamar ini"
"Kau ngoceh, ada apa yang dibuat suka dalam kamar ini?"
"Aku berdiam disini tidak ada orang yang datang mengganggu, aku boleh memikirkan segala urusan yang suka aku pikirkan "
Sehabis berkata demikian ia berpaling dan bertanya kepada Kim Hong.
"Hei bocah, apakah kau yang bernama Cin Hong ?"
Kim Hong menjawab Sambil menjura.
"Ya, tapi boanpwe sekarang sudah berobah shenya menjadi she Kim, sebab boanpwe sudah menemukan ibu boanpwe"
"Aku tidak perduli kau she Kim atau she Cin, kuberitahukan padamu. kawan perempua-mu itu bodoh sekali, ia......"
Kim Hong takut ia akan menceritakan urusannya yang mengajarkan ilmu silat kepada In-jie, maka buru-buru memotong dan berkata dengan suara keras.
"Aku tahu.. Aku tahu... Dia sekarang kembali diturunkan kekamar tahanan golongan ular"
Kakek gelandangan menganggukkan kepalanya berkata dengan wajah berseri-seri.
"Kenapa? Hei kau berani menantang bertanding kepadanya? Kemudian ditawan olehnya didalam kamar tahanan golongan ular?"
Kim Hong melirik penguasa rumah penjara sejenak. berkata sambil menganggukkan kepala.
"Jikalau perlu sudah tentu boanpwe berani"
Penguasa rumah penjara hanya memperdengarkan suara dari hidung, lalu berpaling dan berpesan kepada Tay-giamong.
"Jaga baik- baik dua belas tawanan ini. nanti setelah terang tanah aku akan hukum mereka dihadapan umum "
Sehabis berkata demikian dengan mendadak menarik tangan Kim Hong dan berlalu, langsung masuk kealat naik keatas lembah.
"Laucu, tahukah kau apa sebab mereka hendak menolong kakek gelandangan?"
Demikian Cin Hong bertanya.
"Suruh ia membuka kotak rahasia batu Giok "
"Nah, sekarang kau pikir hendak meng hukum mereka dengan Cara bagaimana "
"Aku hendak hukum mati mereka dihadapan semua tawanan, jikalau tidak bagaimana aku dapat mengandalikan semua tawanan itu?"
"sebaiknya berikan hukuman agak ringan sedikit "
"Tidak bisa "
"Harap kau suka pikir dulu, ibuku suruh aku merobah pandanganku terhadap kau "
"Aku tidak perduli bagaimana anggapanmu terhadap diriku "
"Apakah kau sudah tidak bisa diajak berunding lagi ?"
"Ini bukan salahku, mereka telah merusak peraturan rumah penjara"
"Itu karena terpaksa, sebab golongan Kalong sudah berhasil merampas delapan buah anak kunci dari dua belaS anak kunci emas itu kau tahu bahwa Pangcu golongan Kalong itu bukan orang baik"
"Aku tidak perdulikan itu semua "
"Baik, kalau kau berani menghukum mereka, aku akan menantang bertanding dengan kau"
"Kalau kau berani menantang kunanti akan hajar mampus dirimu "
"Kau tunggu saja, lihat setelah terang tanah, aku berani menantang kau atau tidak"
"Hm, bocah apa kau tidak menepati janjimu untuk menolong muridku ?"
"Aku merasa sangat menyesal, dua belas nyawa kalau dibanding dengan muridmu, membuat aku tidak berdaya, mau tak mau aku harus mengingkari janjiku sekali ini "
"Apa kau kira kalau kau menantang bertanding sudah dapat mencegah aku untuk menghukum mati mereka?"
"Setidak-tidaknya aku sudah melaksanakan tugasku dan kewajibanku "
"Omong kosong "
"Banyak omong tidak gunanya, kita tunggu sampai besok hari saja"
Esok harinya, Kim Hong begitu bangun tidur sudah lari keluar hendak memberitahukan kepada ibunya tentang maksudnya hendak menantang bertanding dengan penguasa rumah penjara, tak ia sangka begitu tiba didepan pintu ibunya, tampak dua Giam ong ialah Hoan Thian Tiauw dengan sikapnya yang garang duduk di atas kursi rotan, sedang tangan kanannya mengurut-urut kumisnya dan brewoknya yang lebat.
Kim Hong menganggukkan kepala padanya, namun tidak tampak ibunya didalam kamar hingga dalam hati merasa heran- ia lalu berpaling dan bertanya "Jie Giam-ong, numpang tanya, kemana ibu pergi?"
"ibumu tidak mau menjumpai kau?"
Jawab Jie Giam-ong sambil tersenyum.
"Apa sebab ibu tidak mau menemui aku?"
Bertanya Kim Hong terkejut. Jie Giam ong mengeluarkan sepotong kertas dari dalam sakunya, diberikan kepada Kim Hong seraya berkata.
"Kau baca ini, ini adalah ibumu yang minta aku sampaikan kepadamu"
Kim Hong menyambutnya dan membaca tulisannya yang sangat singkat saja isinya.
"Hong jie, jikalau kau menantang bertanding dengan laucu, ibumu tidak akan menemui kau untuk selamalamanya."
Kim Hong terkejut, ia lompat dan berkata.
"Lekas beritahukan kepadaku, kemana ibuku pergi?"
"Kau boleh duga sendiri apakah aku bisa memberitahUkan kepadamu?"
Balas bertanya Jie Giam-ong dengan sikap acuh tak acuh.
"Apakah kalian sudah menawan ibu?"
Bertanya Kim Hong marah.
"Kami terhadap nona Siu Khim selamanya sangat menghormat, demikian pula dengan laucu kami"
Menjawab Jie Giam-ong sambil menggelengkan kepala.
"Kalau begitu kau beritahukan padaku kemana ia pergi, aku hendak memberi penjelasan kepadanya"
"Penjelasan tidak akan menantang pertandingan?"
"Penjelasan apa sebab aku hendak menantang bertanding"
Jie Giam-ong tertawa dan berkata sambil menggelenggelengkan kepala.
"Kalau begitu, Segalanya tak usah dibicarakan lagi"
Kim Hong marah, katanya "Kurang ajar, ini pasti perbuatan kalian semua"
"Aku kata, kami orang-orang yang ada di sini Selamanya menghormati ibumu, kami tidak bisa memaksa ia menentang kau mengadakan pertandingan, lagi pula kau bukanlah seorang yang hebat, laucu kami tidak ada perlunya mencegah kau menantang"
Kim Hong pikir bahwa ucapan itu juga ada benarnya, maka ia meraSa serba salah, sambil menundukkan kepala air matanya mengalir tidak berhentinya. Jie Giam ong mengulurkan tangannya dan menunjuk sebuah kursi kosong disebelahnya seraya berkata.
"Kau boleh duduk sebentar untuk memikirkan dulu baikbaik, pikirkanlah apa sebab ibumu hendak mencegah kau menantang bertanding?"
Kim Hong menurut duduk dikursi yang ditunjuk, ia memulai memikir dengan tenang, Agak lama ia berpikir, barulah bangkit dari tempat duduknya Jie Giam-ong bertanya padanya dengan penuh perhatian.
"Sudah pikir masak?"
"Sudah"
"Lalu, putusanmu, tidak jadi menantang?"
"Tidak aku mengambil keputusan tetap hendak menantang bertanding"
Jie Giam-ong mendadak marah, ia bangkit dari tempat duduknya dan mengambil sikap mengusir, bentaknya.
"Pergi kau bocah ini benar-benar sudah tidak ada obatnya lagi, pergi mampus sana"
Kim Hong memutar diri dan berjalan kembali keruangan tamu, tampak Penguasa Rumah Penjara berdiri didepan jendela, ketika mendengar suara langkah kakinya, berpaling mengawasi Kim Hong dan bertanya sambil tertawa.
"Mengapa matamu merah ?"
"ibu tidak mau menemui aku "
"Kenapa ?"
"Ia kata apabila aku menantang bertanding padamu ia tak mau menemui aku selamanya."
"Kalau begitu kau tidak jadi menantang lagi ?"
"Tidak. aku tetap hendak menantangmu "
"Jadi kau tidak mau dengar ucapan ibumu, ini berarti anak tidak berbakti "
"Tidak berbakti? Tuhan yang tahu...."
Penguasa Rumah Penjara sangat marah, ia berkata sambil menunjuk keluar jendela.
"Bagus sekali. Sekarang kau pergi memukul tambur"
Kim Hong lompat melesat dari lobang jendela, ketika kakinya menginjak kesenar besi lalu melompat kepanggung disebelah sana, untuk pertama kalinya ia harua menghadapi Penguasa Rumah Penjara yang kesohor namanya juga untuk pertama kalinya ia berdiri diatas tujuh senar besi yang terpancang di atas lembah, ketika kepalanya menunduk kebawah, bagian bawah itu tampak seperti tak ada dasarnya hingga didalam hatinya timbul rasa takut, ketika berada diatas panggung sekujur tubuhnya Sudah mengucurkan keringat dinginla menarik napas lega, lalu berjalan ke-tambur besar dan memukul dan memukul tambur hingga lima kali.
Banyak tawanan masih tidur dengan lelapnya, ketika mendengar suara bunyi tambur pada melongok melalui lobang jendela dari bawah tampak seperti biji buah anggur yang tergantung di dinding lembah.
Sementara itu penguasa rumah penjara pun sudah melesat keluar melalui lubang jendela, lalu melayang turun ke atas senar dan berjalan menghampiri Kim Hong.
Kim Hong mengeluarkan kipas, Untuk kedua kalinya ia melompat ke atas senar, menyambut kedatangan Penguasa Rumah Penjara.
Penguasa Rumah Penjara menghampiri Kim Hong, memandangnya sejenak lalu berkata dengan suara tenang dan sambil senyum.
"Beranikah kau mendengar irama yang akan kusentil dari senar ini?"
Kim Hong paling takut mendengar suara irama senar besi itu tetapi karena ditanya berani atau tidak. bagaimana ia bisa menunjukan kelemahannya? Maka ia lalu berkata dengan menebalkan muka.
"Aku justru ingin belajar kenal, kau sentillah saja"
Penguasa rumah penjara rimba persilatan dengan sangat lincahnya mulai bergerak-gerak diatas senarnya, hingga senar besi itu menimbulkan irama mengalun di udara.
Irama itu mendengarkan suaranya perlahan-lahan, maka getaran kawat besar itu juga tidak terlalu hebat, Kim Hong yang berdiri ditengah bagian tengah kawat, memejamkan mata menenangkan pikiran, ia berusaha untuk menindih perasaannya jangan sampai memperhatikan irama itu, akan tetapi tak lama kemudian dengan tiba-tiba ia merasa suara irama itu sedikitpun tak hebat, sebaliknya malah perdengarkan suara yang merayu dan indah sekali.
Selanjutnya, ia seperti seorang anak yang baru pulang kepangkuan ibunya sedang menceritakan pengalamannya diluar suka duka, semuanya ada.......
Semuanya itu telah membawa padanya tenggelam dalam dunia lamunan yang senang dan ada kalanya duka.
Dengan mendadak Kim Hong menjerit dan menubruk bayangan ibunya, dalam lamunannya tak ia sangka kakinya menginjak tempat kosong, hingga ia tidak dapat pertahankan lagi dirinya.
saat itu ia telah terjatuh dari atas senar dan melayang turun kebawah lembah.
Ketika terjatuh diatas jaring, tubuhnya terumbangambing, waktu ia membuka mata, ia baru tahu bahwa dirinya berada didalam jaring, ia baru terkejut, dan memikirkan kembali apa yang telah terjadi, tapi ia tetap tidak ingat bagaimana dirinya bisa terjatuh dijaring kaWat itu.
Perlahan-lahan ia merayap bangun, ketika angkat muka tampak Jie Giam-ong berdiri dihadapannya dengan tangan membawa rantai besi, ia terkejut dan bertanya padanya .
"Hei, aku tadi dapat menyambut berapa jurus?"
Didalam Jie Giam-ong merantai tangan dan kaki Kim Hong katanya sambil tertawa.
"Anak bodoh, kali ini kau sudah merasa puas?"
"Ini kamar nomor berapa?"
"Kamar nomor seratus enam."
Sehabis berkata demikian,jie Giam-ong lantas mengunci pintunya dan meninggalkan Kim Hong seorang diri. Jie Giam-ong tertawa dan berkata padanya dengan nada mengejek.
"Tidak tahu malu. Sejak berdirinya rumah penjara rimba persilatan ini, kaulah satu-satunya orang yang paling jelek ...satu jurus belum sampai sudah terjatuh sendiri kedalam jaring ini"
Kim Hong malu sekali, hingga wajahnya menjadi merah, katanya dengan suara gelagapan.
"Itu pasti lantaran aku dengar irama senar tadi hingga pikiranku kalut. jikalau tidak. paling sedikit aku juga bisa menyambut lima jurus keatas......."
"sekarang jangan banyak bicara lagi ikutlah aku pergi"
Diam-diam ia terpaksa mengikuti Jie Giam-ong masuk kelubang sebuah goa, berjalan berliku-liku sebentar, tibalah didepan pintu kamar tahanan Jie Giam ong mengeluarkan serenceng kunci membuka pintu batu kemudian suruh Kim Hong masuk kedalam.
Kim Hong berjalan kebawah jendela.
tampak dinding dibawah jendela ada tanda pecah ia tahu bahwa tadi malam Tong-hong Jie Nio pasti pernah merusak dinding itu.
Saat itu ia lalu memanggil-manggil In-jie melalui lubang jendela.
In-jie yang ditawan dalam kamar nomor seratus lima, mendengar panggilan itu segera menyahut.
"Apakah disana engkoh Hong? Dari mana kau memanggil aku?"
"Dari kamar nomor seratus enam, aku sekarang telah ditawan "
In-jie berseru kaget, tanyanya.
"Apa? Apakah orang yang menantang pertandingan tadi adalah kau ?"
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ya, sebab penguasa rumah penjara hendak menghukum mati dua belas ketua partay, dalam marahku aku segera menantang bertanding padanya, siapa tahu satu jurus belum berlangsung aku sudah terjatuh kebawah "
"Baik, baru saja aku pikir hendak mencari kau, sekarang kau sudah jatuh disini lalu sekarang bagaimana?"
"Tidak apa, naiklah kau "
"sekarang perlu apa aku masih naik? Aih."
"In-jie kau jangan menghela napas, lantaran aku menantang bertanding, hingga timbul sedikit perselisihan dengan ibu, kalau kau menghela napas lagi, aku semakin terasa tidak enak "
"Baik, baik, aku tidak menghela napas, sekarang kau pikir hendak berbuat apa?"
Kim Hong masih belum menjawab, tiba-tiba terdengar ia berseru terkejut.
"Hai, engkoh Hong, coba kau tengok keatas, lihat mereka sedang berbuat apa?"
Kim Hong menolongakkan kepala, tampak diatas senar setinggi beberapa puluh tombak.
beberapa pegawai rumah penjara sedang menggantung beberapa orang dibawah jaring, orang-orang itu ditelikung kedua tangannya dan kakinya, hingga seperti babi bergelantungan dibawah jaring.
Satu persatu dihitung oleh Kim Hong, Semuanya berjumlah dua belas orang....
Itu adalah dua belas ketua partay yang tadi malam hendak membobol kamar tahanan.
Kim Hong terkejut dan berkata.
"celaka. Penguasa rumah penjara itu benar-benar hendak menghukum mati mereka "
"Mereka benar-benar tidak tahu malu. ingin kabur, Sebetulnya juga harus dihukum mati"
Berkata In-jie.
"Kau ngoceh, rupanya kau juga sama dengan orang semaCam Penguasa Rumah Penjara ini"
Berkata Kim Hong marah.
"Apa aku salah? Mereka tokh sudah be rani menantang bertanding, seharusnya mempunyai keberanian untuk menerima hukuman......"
Berkata In-jie gugup, Kim Hong memotong ucapannya dan berkata.
"Kedatangan mereka ia hendak menolong keluar Kiatlocianpwe, tahukah kau?"
"Siapakah Kiat-locianpwe?"
"Dia adalah orang tawanan yang mendiami kamar istimewa yang dahulu pernah mengajarkan kau ilmu silat, dia adalah anak laki-laki dewa persilatan"
"oouw, kiranya dia, ia sudah beberapa hari tidak berbicara denganku"
Sementara itu, dari atas terdengar suara orang berkata dengan nyaring.
"Para tawanan semua dengar, tadi malam ada dua belas orang tahanan hendak melarikan diri dengan membobol kamar tahanan, semua sudah ditangkap kembali oleh laucu, perbuatan semacam ini, seharusnya dihukum mati dengan segera, untuk menjaga nama baik peraturan kami, hanya, laucu masih ingat Tuhan, maka perintahkan padaku untuk minta pikiran kalian, apabila ada jumlah separo keatas dari kalian yang setuju menghapuskan hukuman mati, maka laucu akan menghukum ringan, masing-masing akan dipotong satu jari tangannya, jika tidak, maka menurut peraturan akan dihukum mati, Sekarang kalian boleh mulai pikir masak-masak sebentar kita akan datang mengunjungi kalian satu persatu, untuk mengambil keputusan"
Kim Hong segera berseru.
"Tak perlu dipikir, kami setuju kalau mereka tidak dihukum mati"
In-jie juga berkata dengan suara nyaring.
"Aku juga setuju mereka jangan di hukum mati."
Para tawanan yang lainnya juga mulai ribut-ribut berteriak-teriak dan ada yang menyatakan tidak setuju, ada yang menyatakan setuju, yang tidak setuju, karena menganggap bahwa mereka sebagai ketua partai besar, ternyata berani melakukan perbuatan hendak melarikan diri dengan jalan membobol kamar tahanan, perbuatan itu tidak bedanya sebagai perbuatan kawanan berandaL Karena sama-sama pada berpendapat demikian, maka banyak suara yang menyetujui mereka dihukum mati.
Antara suara yang menentang dan yang setuju terdengar semakin ramai, tetapi umumnya pada setuju dihukum mati, Kim Hong yang mendengar itu tampak cemas dan gusar, katanya dengan suara nyaring.
"In-jie, sekarang bagaimana? Rupanya yang menyetujui hukuman mati jumlahnya lebih banyak dari yang tak setuju?"
"Apa boleh buat, orang-orang ini biasanya hidup sangat kering, sekarang telah menganggap membunuh orang itu sebagai kesenangan"
Menjawab In-jie.
"Dengan demikian, apakab dua belas ketua partay itu sudah pasti dihukum mati?"
"Lalu, kalau menurut kau bagaimana kita harus berbuat?"
"Ya, bagaimana harus berbuat? Ini merupakan suatu hal yang memerlukan pemikiran keras."
Ia sangat gelisah, tetapi tidak dapat menemukan suatu cara yang baik, dalam keadaan cemas, tanpa disadari olehnya, dengan menggunakan rantai ditangannya ia memukul-mukul dinding seperti orang gila.
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara seorang tua halus sekali bagaikan nyamuk terbang masuk kedalam telinganya.
"Hei, apakah kamar nomor enam sudah ada penghuninya lagi?"
Kim Hong terperanjat ia segera teringat bahwa itu pasti adalah suara kakek gelandangan yang disampaikan kepadanya melaiui ilmu menyampaikan suara kedalam telinga yang dikeluarkan dari kamar tahanannya yang istimewa, maka saat itu ia segera tenggukup disatu sudut dan berkata dengan suara keras.
"Aku disini Kim Hong, apakah kau Kiat-locianpwee?"
Kini telinganya mendengar pula jawaban seorang tua.
"Benar, bocah sejak kapan kau berobah menjadi tawanan ?"
"baru saja aku terjatuh dibawah lembah ini"
Menjawab Kim Hong.
"Kim Hong, otakmu cukup cerdas, sedikit saja sudah mengerti "
Berkata si kakek gelandangan sambil tertawa. Kim Hong tidak dapat mengerti maksud orang tua itu, tanyanya dengan suara keras.
"Kiat-locianpwee, apa kata locianpwe tadi ?"
"Bukankah kau turun kepenjara ini hendak belajar padaku ilmu silat ?"
Kim Hong tercengang ia menjawab dengan terus terang.
"Tidak. sebab Penguasa Rumah Penjara ini hendak menghukum mati dua belas ketua partay, maka boanpwe barulah menantang padanya, bukanlah hendak belajar ilmu silatmu, Sengaja boanpwe minta ditawan "
"oh kiranya begitu, apakah mereka sudah dihukum mati oleh Penguasa Rumah Penjara ?"
"Belum, ia sedang minta pendapat para tahanan semua, akan tetapi sebagian besarpara tahanan setuju mereka dihukum mati sekarang coba locianpwe pikir, bagaimani harus bisa berbuat?"
"Ngg, biarlah kupikir dulu . ."
Sesaat kemudian, dari kamar In-jie tiba-tiba terdengar suaranya yang sangat gembira.
"Engkoh Hong, aku ada akal untuk menolong mereka "
Sementara itu, suara ribut-ribut dari para tawanan juga sudah mulai sirap sebab ada beberapa penjaga rumah penjara sudah mulai datang berkunjung untuk menanyakan pikiran mereka. Kim Hong sangat gelisah, tanyanya.
"In-jie kau ada mempunyai akal apa lekas kau ceritakan"
"Baik engkoh Hong, suaramu lebih nyaring dari padaku bukan?"
"Ya, kenapa?"
Bertanya Kim Hong heran.
"Kalau begitu, aku akan mengucapkan sepatah kata kau lalu sampaikan kepada semua tawanan dengan suaramu yang nyaring"
Kembali Kim Hong terkejut tanyanya.
"Menyampaikan bagaimana?"
"Saudara-saudara senasib dengar ..."
Kim Hoag segera mengerti apa yang hendak dikatakan oleh gadis itu, hanya ia tidak tahu apa yang akan dikatakan, maka ia segera menuruti ucapan In-jie tadi disampaikan kepada para tawanan semua, Karena kekuatan tenaga dalamnya sudah cukup baik, maka dengan suaranya itu, benar saja bisa disampaikan kepada semua tawanan dalam golongan kamar ular itu, mendengar suara itu, suara ribut-ribut dari mereka tadi menjadi sirap hingga suasana jadi tenang.
Sementara itu Injie sudah berkata lagi.
"Atas perintah Soat-lie-ang Yo In In-"
Dalam hati Kim Hong diam-diam terkejut terpaksa ia menyampaikan suara Yo In In itu dengan suaranya sendiri. Semua tawanan ketika mendengar suara itu suasana semakin tegang. In-jie berkata lagi.
"Semua harus memberi suara menentang dihukum matinya dua belas ketua partay ...."
Dalam hati Kim Hong merasa sangat girang ia kembali menyampaikan ucapan In-jie tadi dengan menggunakan suaranya sendiri, In-jie berkata pula.
"Jikalau kalian berbuat demikian, dilain waktu apabila sedang bekerja, aku akan menyanyikan lagu yang amat merdu untak kalian semua"
Kim Hong diam-diam memuji kepintaran In-jie, kembali ia menyampaikan ucapan itu dengan suaranya sendiri. Injie sementara itu sudah berkata lagi.
"Jikalau tidak demikian, hehem, kalian boleh dan saksikan sendiri apa nasib kalian nanti."
Kim Hong merasa bahwa ucapan itu kurang tepat, tetapi ia masih menyampaikan juga dengan suaranya sendiri. Para tawanan telah tenang agak lama, tiba-tiba dari antara mereka ada yang berkata dengan suara keras.
"Ya, melihat orang dibunuh mati ada lebih baik kita dengar nona Yo bernyanyi inilah baru ada artinya, aku tidak....tidak setuju dua belas ketua partay itu dihukum mati."
"Jikalau nona Yo sudah perintahkan demikian, aku juga setuju mereka tidak dihukum mati"
Demikian terdengar pula orang yang mendukung Yo In In- Diantara gemuruhnya suara orang banyak tiba-tiba terdengar suara orang yang minta supaya In-jie menyanyi Sekarang juga .
Usul itu segera disambut dengan suara gempar oleh semua tawanan, hingga lembah itu dirasakan seperti mau rubuh.
In-jie, terkejut dan bertanya kepada Kim Hong.
"Engkoh Hong, apakah aku harus menyanyi?"
"Ya, menyanyi... Harus menyanyi"
Berkata Kim Hong dengan suara nyaring.
"Kalau begitu kau suruh mereka tenang"
Kim HONG Segera berkata dengan suara nyaring.
"Tenang Tenang Nona Yo kini hendak menyanyi "
Suara Kim Hong disampaikan satu persatu oleh para tawanan kepada yang lain, hingga dalam waktu sekejap mata, seluruh lembah itu sudah pulih kembali menjadi tenang.
Setelah itu, suara nyanyian In-jie yang sangat merdu mengalun diudara, didengar oleh semua telinga para tawanan didalam lembah selesai menyanyi, mendapat sambutan hangat dari para tawanan, hingga suara riuh memenuhi lembah itu.
Sekarang penguasa rumah penjara rimba persilatan mau tak mau harus mentaati ucapannya sendiri, tak lama kemudian, setelah perhitungkan pemungutan suara selesai dua belas ketua partay itu masing-masing dikutungi sebuah jarinya sebagai hukuman, kemudian dibawa kembali kekamar tahanan masing-masing.
Kim Hong karena kegirangan, maka segera memberi pujian kepada In-jie, dengan sangat girang In-jie berkata.
"Aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa memikirkan akal semacam itu, sebetulnya, aku seharusnya sejak tadi sudah memikirkan bahwa para tahanan itu memang dahulu semua pada dengar kataku "
Selagi Kim Hong hendak menjawab. telinganya kembali terdengar saara seorang tua yang sangat halus.
"Bocah, sahabat perempuanmu itu, sifatnya begitulah yang kurang menyenangkan orang, ia suka membual, suka bangga, sudah jelas akal itu adalah aku yang mengusulkan padanya, tapi sebaliknya ia anggap punyanya sendiri...,"
Dalam hati Kim Hong juga merasa geli, ia segera berjalan kesatu sudut dan berkata dengan suara nyaring.
"Kalau begitu terima kasih kepadamu, lo-cianpwee"
"Tidak usah mengucapkan kata-kata yang tidak perlu, sekarang aku akan menurunkan satu jenis ilmu silat, jenis apakah yang kau suka pelajari?"
Terdengar suara kakek gelandangan dari sebelah sana.
"Terserah, boanpwe sudah mempelajari semacam ilmu silat locianpwe"
Berkata Kim Hong.
"Kau mempelajari ilmu silatku yang mana?"
Demikian terdengar pertanyaan kakek gelandangan agaknya heran.
"Ilmu kipas Tay-seng-bong-sin San, itu adalah ketika boanpwe pergi mengejar pangcu golongan Kalong dahulu, sewaktu tiba digunung Bie-ciong-san, peliharaan locianpwe yang bernama Peksie Siu-su telah menggali se
Jilid kitab dari dalam tanah dan diberikanpada boanpwe"
"Ah, monyet kurang ajar, ia berani-berani mengambil putusan sendiri..."
Terdengar suara kakek gelandangan yang agak marah, tapi setelah diam sejenak terdengar pula suaranya.
"Baiklah, ia mungkin melihat kau bukanlah orang jahat, maka dengan rela memberikan kepadamu, hanya kalau kau sudah memahami ilmu kipas Tay-seng-hong-sin-san mengapa tidak sanggup menahan serangan Penguasa rumah penjara hingga sepuluh jurus ?"
Kim Hong merasa malu dengan jawabannya.
"Boanpwe Sama sekali belum pernah melakukan pertandingan dengannya, entah dengan cara bagaimana, dengan mendadak telah jatuh oleh karena mendengar suara irama sentilan senar kawat."
"Ng. kalau perasaanmu demikian lemah, barangkali juga tidak ada gunanya bagimu mempelajari seluruh ilmu kepandaianku....."
"Lalu, sekarang bagaimana?"
"Jikalau kau ingin segera keluar dari tahanan, aku akan mengajarkan kau suatu cara"
"Baiklah, cara apa ?"
"Sebelum kuajarkan padamu, lebih dulu kau harus berjanji melakukan suatu tugas untukku"
"Tugas apa "
"Pergi kegunung Tay-pek-san, disana ada sebuah danau yang dinamakan danau Tay-pek-tie, disebelah selatan danau Tay-pek-tie ada sebuah tempat yang banyak batu cadas, disitu kau pergi melihat, karena aku pernah meninggalkan beberapa tulisan orang lain, kau harus lekas pulang beritahukan padaku, sedikitpun tidak boleh membuang waktu, apakah urusan ini kau dapat melakukan ?"
"Baik, Boanpwe pasti sanggup melakukan-"
Setelah diam tidak ada suaranya sebentar dari kakek gelandangan, kemudian terdengar suaranya.
"Jikalau kau ingia mempelajari ilmu silat- ku lagi, boleh pergi kegunung Bie-ciong-san suruh Pek sie-siu-su menggali kitab ilmu pedang keluarga Kiat supaya diberikan padamu, apabila ia tidak mau kau boleh menyanyikan syair pujangga Touw Pho, itu adalah syair yang suka kunyanyikan-"
"Terima kasih atas hadiah locianpwe, tetapi urusan ini tidak begitu tergesa-gesa, tadi pelajaran apa yang locianpwee katakan hendak ajarkan kepada boanpwee...."
"cara ini ialah. Asal kau menggunakan kain basah untuk menutup lubang telingamu, kau dapat menyambut serangan penguasa rumah penjara hingga sepuluh jurus."
Kim Hong pikir cara itu memang masuk akal, maka dengan sangat kegirangan ia berkata.
"Ya benar, mengapa semula tidak memikirkan cara demikian?"
Terdengar suara tertawa kakek gelandangan, kemudian kata-katanya.
"Sekarang kau boleh naik pergi menantang bertanding lagi"
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kim Hong sangat gembira, lalu ia lompat kemulut jendela dan berkata kepada in-jie.
"In-jie mari kita naik keatas lembah untuk menantang bertanding"
Sesaat kemudian, terdengar pula suara tambur berbunyi lima kali, suatu tanda orang datang menantang bertanding lagi.
Baru sirap suara tambur dari lubang jendela ruangan tamu penguasa rumah penjara tampak melesat keluar sesosok bayangan hitam dan sebentar kemudian sudah berada diatas senar besi.
Kim Hong yang berdiri di atas panggung sebrang lain, bersama In-jie saling berpandangan dan tertawa, yang tersebut duluan membentur siku yang tersebut belakangan seraya berkata.
"In-jie, kau naik lebih dulu"
In-jie miring kan kepalanya dan bertanya "Apa katamu?"
Kim Hong baru ingat bahwa lubang telinga mereka sudah ditutup oleh kain basah sudah tentu tidak dapat dengar apa yang di ucapkan olehnya, maka ia lalu mendorongnya dengan suatu tanda suruh ia naik lebih dulu.
In-jie mengerti, ia segera menggunakan ilmunya dari golongan Thian-san, melayang yang tinggi sejauh tiga tombak, kemudian melayang turun lagi keatas senar besi itu, lebih dulu ia menjura memberi hormat kepada penguasa rumah penjara, lalu berkata Sambil tertawa.
"Laucu, aku hendak mengganggu kau lagi"
Dengan sinar mata merah Penguasa rumah penjara berkata.
"Hm, kau budak ini orangnya kecil nyalinya besar, kali ini rumah penjara hampir kau kacau balau tidak karuan macam hari ini bagaimanapun juga kau akan turun kekamar tahanan seumur hidup, kulihat kau masih bisa mengacau atau tidak?"
In-jie yang tidak dapat mendengar, sudah tentu tidak tahu apa yang diucapkan, sambil miring kan kepala ia bertanya.
"Apa katamu?"
"Hm..., adakah kau sudah tuli?"
Berkata Penguasa Rumah Penjara marah. In-jie menggeleng-gelengkan kepala, lalu menganggukkan kepala dan tertawa geli sendiri, setelah itu ia berkata.
"Hei, tidak usah bicara yang bukan-bukan sekarang kau boleh mulai menyentik senarmu, kali ini sekalipun kau menyentil dengan irama apa saja, aku juga tidak takut"
Penguasa Rumah Penjara bergerak.
benar saja dengan gerakan sangat lincah ia bergerak-gerak kakinya di atas senar.
Senar itu mengeluarkan irama mengalun, sebentar memperdengarkan iramanya yang merdu merayu, sebentar kemudian memperdengarkan irama berduka, sehingga bagi orang yang mendengarkannya merasa pilu hati...,.
Akan tetapi In-jie sedikitpun tak menunjukkan rasa pilu atau risau, dengan gerakannya yang sangat lincah ia lompat-lompatan di atas senar sedikitpun tak terganggu irama senarnya.
Penguasa Rumah Penjara menyaksikan gadis itu benar saja tidak tergerak hatinya oleh suara senarnya, mengeluarkan suara terkejut, tiba-tiba menghentikan gerakkannya lalu menyerbu dan menyerang dengan tangan kanannya.
In-jie sambut dengan sikap tenang, dengan gerakannya yang sangat lincah ia mengelak serbuan itu, lompat meleset kesenar sebelah kanannya, sedang tangannya bergerak balas menyerang bagian jalan darah didekat pinggangnya.
Serangannya itu dilakukan dengan cepat dan indah sekali, hingga secepat kilat sudah sampai kebagian yang diarah hanya tinggal tiga dim saja.
Tubuh penguasa rumah penjara agak memutar, ia menyampok tangan In-jie dengan lengan bahu kirinya, disamping itu, tangan kanannya bergerak dan menyambar leher, seraya berkata sambil tertawa.
"Huh, kau bocah ini selama beberapa hari ini ternyata sudah mendapat banyak kemajuan"
Dengan gerakannya yang sangat indah ia berhasil mengelakkan samberan tangan penguasa rumah penjara, disamping itu ia merobah gerak tipunya untuk balas menyerang lagi.
Kali ini bergerak kedua tangannya, tangan kiri menyerang bagian jalan darah Im-ciong, tangan kanan menyerang bagian jalan darah Kie-bun-hiat, serangannya itu dilakukan dengan tepat dan bagus Sekali, Sedikitpun tidak menunjukan kekalutan- Kiranya sejak ia mendapat pelajaran ilmu dari kakek gelandangan, ia sudah bertekad hendak keluar dari rumah penjara maka setiap hari kalau ada waktu senggang ia telah melatihnya dengan tekun, meskipun pernah beberapa kali menantang dan mengalami kegagalan, tetapi semua itu kalah dibawah irama senar besi yang digerakkan oleh penguasa rumah penjara, jikalau ditilik dari ilmu kepandaian silatnya, sebetulnya ia tidak dibawah suhunya sendiri ialah Soat Po-po.
Sudah tentu, penguasa rumah penjara sudah lama tahu bahwa pukulan tangannya itu adalah dapat pelajaran dari kakek gelandangan, tapi terhadap itu ia tidak mau peduli, sebab dalam rumah penjara itu tidak ada larangan bagi para tawanan untuk melatih ilmu silat.
dalam waktu cepat dua orang itu sudah bertanding delapan jurus, asal In-jie dapat menyambut dua jurus lagi, ia akan menjadi orang kedua yang berhasil keluar dari rumah penjara rimba persilatan itu dengan mengandalkan ilmu kepandaiannya.
Pengurus rumah penjara dengan mendadak mengeluarkan suara pekikan panjang badannya meleset tinggi keatas lima tombak.
kemudian memutar balik, secepat kilat menyergap kepala In-jie.
In-jie menampak serangan itu datangnya demikian hebat, sudah tentu merasa agak gugup, selagi tidak tahu bagaimana harus mengelak, tampak sang kekasih yang diseberang sana membuka mulut berteriak-teriak sambil memberi tanda dengan tangannya menyuruh ia lompat keatas.
dalam hati merasa girang, buru-buru ia lompat miring kesamping, menggunakan ilmunya cit ciong-hui dari golongan Thian-san, melayang setinggi tiga tombak tetapi dapat mengelakan serangan hebat dari penguasa rumah penjara.
Penguasa rumah penjara agaknya sangat marah.
ia tidak memberikan kesempatan baginya, sehingga In-jie melayang turun lagi keatas senarnya, tangan kirinya sudah bergerak melancarkan serangan, ditujukan kepada In-jie yang masih ditengah udara dengan ilmunya serangan tangan tanpa wujud yang hingga saat itu masih belum diketahui apa namanya.
Kim Hong yang menyaksikan itu perasaannya sangat tegang, hatinya hampirsaja lompat keluar, ia berseru-seru.
"Ini jurus kesepuluh, In-jie lompat lagi ke atas "
Sudah tentu In-jie tidak dapat dengar apa yang diucapkan olehnya, lagi pula ia sudah bertempur hingga sepuluh jurus itu keadaannya sebetulnya sudah terlalu letih saat itu tubuhnya mengapung ditengah udara, tampak penguasa rumah penjara menyerang dengan melalui jarak jauh, Sudah mengeluarkan suara jeritan kaget, belum memikirkan caranya untuk menghadapi satu kekuatan tenaga yang sangat lunak sudah nenyentuh tubuhnya, hingga saat itu ia sendiri terangkat tinggi sejauh tujuh delapan kaki, kemudian ia baru melayang turun lagi dengan cepatnya, hampir jatuh kira-kira satu tombak dari senar besi.
dengan mendadak tubuhnya itu telah tertahan oleh semacam tenaga gaib, hingga gerakkannya menjadi terlambat.
Ia sudah tidak mempunyai kesempatan lagi untuk berpikir apa sebetulnya yang telah terjadi, hanya merasa kan bahwa masih ada kesempatan untuk berusaha menghindarkan diri dari kekalahan, ia buru-buru pentang kedua lengannya dan berusaha mati-matian untuk menyambar senar besi.
Kim Hong memberi dorongan semangat, dengan berteriak-teriak sambil mengepal tinjunya.
"Sambar kawat itu Sambar kawat senar"
In-jie melirik, benar saja ia berhasil menyambar sebuah senar besi, tapi lantaran menurunnya terlalu keras hampir saja terlepas dan jatuh kebawah, hingga bergelantungan, keadaannya benar-benar sangat berbahaya.
Penguasa rumah penjara perdengarkan suara tertawa dingin, lalu mundur beberapa kaki dan berkata dengan nada Suara dingin.
"Hitung-hitung nasibmu yang bagus, bangunlah "
In-jie dengan kakinya menggait senar besi kemudian lompat keatasnya, tanyanya dengan suara masih gemetaran.
"Aku bukanlah sudah menang?"
Penguata rumah penjara menganggukkan kepala dan memerintahkan ia undurkan diri. In-jie girang sekali, seperti lompat-lompat ia menghampiri Kim Hong, darijauh sudah berteriak-teriak.
"Engkoh Hong, aku sudah menang, sekarang tiba giliranmu."
Kim Hong merasa girang juga merasa tegang, mengeluarkan kipasnya dan terbang lompat keatas senar besi, dengan mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya, selangkah demi selangkah menghampiri penguasa rumah penjara.
"Hm, tadi pagi kau sejurus pun belum menyambut sudah terjatuh kebawah, dan sekarang berani menantang lagi, apakah kau tidak takut akan menjadi tawanan seumur hidup?"
Berkata penguasa rumah penjara sambil tertawa dingin. Kim Hong tidak dapat mendengar apa yang diucapkan, ia hanya berkata semaunya sendiri "Jangan banyak bicara yang bukan-bukan, sekarang kau boleh mulai menyentil senarmu .
"Apa kau juga tidak takut suara senarku?"
Kim Hong miringkan kepala dan bertanya.
"Kau sebetulnya berkata apa?"
Penguasa rumah penjara mendadak marah ia maju menghampiri dan melancarkan satu serangan Seraya membentak.
"Sambuti seranganku. Aku tidak perlu menyentil senar juga sudah bisa pukul kau jatuh "
Kim Hong semula mengira ia juga akan menyentil senarnya baru turun tangan, kali ini melihat penguasa rumah penjara mendadak melancarkan serangannya.
apa lagi serangannva itu demikian cepat dan aneh, hingga terkejut dan hampir tidak keburu menyambut, maka ia buru-buru lompat melesat kesenar lain- Sementara itu In-jie yang diseberang sana sudah berkata sambil menepuk tangan.
"Bagus, jurus kesatu"
Penguasa rumah penjara menggeram, ia melesat mengejar Kim Hong, kembali melancarkan serangannya yang kedua.
Kim Hong memutar kipasnya untuk menyambut, sehingga sesaat kemudian berlangsunglah suatu pertempuran sengit .......
Ilmu kipas Tay-seng-hong-sin-San benar-benar luar biasa hebatnya, dengan beruntun membalas serangan tiga kali, sudah melangkah kepada penguasa rumah penjara rimba persilatan yang oleh rimba persiiatan dewasa itu dipandang sebagai dewa.
Penguasa rumah penjara rimba persilatan benar-benar tidak menduga bahwa Kim Hong dapat mainkan kipasnya demikian indah dan hebat, maka ia bertanya dengan sikap terheran-heran.
"Hei, darimana kau dapat mempelajari ilmu kipas ini?"
Karena Kim Hong tidak mendengar, maka tidak menghiraukan pertanyaannya, sebaliknya terus menyerang dengan hebatnya.
PenguaSa rumah penjara tampaknya sangat marah, sambil mengeluarkan suara pekikan, ia juga melancarkan serangangya dengan hebat.
Pertempuran antara tangan kosong dengan kipas telah berlangsung dengan sejurus demi sejurus ..,Setelah berlanggung kejurus tujuh dan delapan, kini memasuki kejurus sembilan- .
..
"Lekas mengelak ke keri, benar Sudah jurus kesembilan-"
Demikian terdengar suara seruan In-jie dari lain seberang.
"Tinggal satu jurus, engkoh Hong lekas jongkok . ... sudah, ayaaaah"
Demikian In-jie berteriak-teriak lagi, namun bagaimanapun juga tak dapat didengar oleh Kim Hong.
Akhirnya Kim Hong telah terjatuh.
oooya tidak.
yang jatuh hanya kipasnya.
Sebab ia sudah terdesak demikian hebat, dengan mati-matian ia telah mempertahankan sambil memeluk senar besi, seolah-olah tidak mau melepaskannya sampai mati, maka mau tak mau harus melepaskan kipasnya dari tangannya.
In-jie yang menyaksikan itu semua, dapat menghela napas lega, ia lompat-lompat dan berteriak-teriak sambil menepuk- nepuk tangan kegirangan-"Bagus Sepuluh jurus sudah penuh"
Penguasa rumah penjara lompat beberapa kaki, setelah Kim Hong berdiri lagi diatas senarnya, ia berkata dengan nada suara dingin.
"Sekarang kau boleh buka sumbatan kain lubang telingamu, hendak tanya padamu beberapa patah kata"
Kim Hong yang baru agak tenang perasaannya, lalu mencoba mengucapkan terima kasih kepadanya.
Penguasa rumah penjara rimba persilatan merasa geli dan menolongkol, terpaksa menunjuk telinganya sendiri sebagai tanda agar ia membuka sumbatan ditelinganya.
Kim Hong tak menduga bahwa penguasa rumah penjara itu sudah mengetahui bahwa lubang telinganya di sumbat oleb kain basah, waktu itu ia merasa sangat malu, hingga wajahnya menjadi merah, ia lalu mengeluarkan sumbatan dilubang telinganya dan berkata dengan perasaan malu "Kau tokh tak ada aturan melarang orang yang menantang menggunakan kain untuk menyumbat lubang telinganya bukan?"
In-jie juga membuka sumbatannya dan berkata gembira "Engkoh Hong, kita boleh menolong keluar sepuluh orang tawanan atau menerimakan hadiah dua ribu tail uang emas, apabila kau hendak menolong orang, ataukah uang emas?"
"sudah tentu hendak menolong orang"
Menjawab Kim Hong. In-jie lompat turun kesenar besi lari menghampiri padanya dan berkata sambil tertawa.
"Bagaimana kalau kita setengah untuk menolong keluar orang tawanan dan setengahnya kita menerima uang mas?"
Kim Hong menggelengkan kepala dan menjawab. Tidak bisa, aku akan menolong orang semua"
"Aku tokh juga ada hak mengapa kau demikian egoistis?"
Kim Hong terkejut dan berkata.
"Menolong orang lebih penting, mengapa kau demikian rakus dengan harta?"
Wajah In-jie tampak kemerah merahan, ia berkata sambil pendelikan matanya.
"Baiklah, kau suka bagaimana kau lakukan saja, aku akui bahwa kau hebat...."
Penguasa rumah penjara rimba persilatan tak dapat menahan rasa gelinya, maka tertawa terbahak-bahak. kemudian dengan tiba-tiba memutar tubuh dan berjalan menuju kelobang jendela, Sebelum berlalu ia berkata.
"Sekarang kamu boleh turun kelembah untuk menolong orang, kemudian kau datang lagi keruangan tamu untuk menemui aku"
Sehabis berkata demikian, secepat kilat sudah lompat masuk melalui lubang jendela.
Kim Hong dan In-jie bergandeng tangan dan kegirangan setengah mati lari turun kebawah lembah, dan sebentar kemudian sudah tiba di daerah kamar tawanan golongan Liong.
Mereka masing-masing lari kelobang jendela suhu sendiri-sendiri, It-hu Sianseng setelah mendengar habis ucapan Kim Hong, dengan tegas berkata sambil menggelengkan kepala.
"Tidak boleh, suhumu tidak bisa ikut kamu keluar"
"Kenapa, ini ada hubungan apa?"
Bertanya Kim Hong cemas.
"Sebabnya ialah suhumu masih ingin terjun didunia Kang-ouw, coba kaupikir orang-orang rimba persilatan apabila mengetabui bahwa suhumu telah ditolong keluar oleh muridnya dari rumah penjara, bagaimana anggapan mereka terhadap diriku?"
Kim Hong terpaksa diam, ia pikir itu memang benar, sebetulnya kalau seorang murid memiliki kepandaian lebih tinggi dari suhunya, terhadap sang suhu sebetulnya bukan merupakan suatu hinaan, tetapi anggapan itu dalam rumah penjara rimba persilatan agak lain, Sebab setiap tawanan dalam rumah penjara rimba persilatan itu semua mendapat hak dan mendapat kesempatan untuk keluar dengan melalui prosedure harus menantang lagi pada penguasa rumah penjara, karena mereka mendapat hak dan kesempatan untuk menantang, maka tidak seharusnya ia menerima hadiah orang lain yang menolong keluar dirinya, apa lagi murid yang menolong keluar suhunya, ini merupakan suatu pukulan hebat bagi kehormatan seorang menjadi suhunya.
It-hu Sianseng mengulurkan tangannya melalui lubang jendela menepok-nepok bahu Kim Hong, katanya sambil tersenyum "Jangan cemas anak, suhumu yakin dapat menyambut penuh sepuluh jurus, barangkali beberapa bulan lagi juga akan keluar dari sini?"
"Mengapa suhu tidak menantang sekarang saja?"
"Tadi pagi-pagi setelah kau terpukul jatuh kebawah lembah oleh penguasa rumah penjara rimba persilatan, ibumu pernah datang kemari menengok aku, ia mengucapkan terima kasih padaku, disamping itu juga menanyakan padaku tentang soal ini, alasan suhumu ialah Karena Suhumu sedang menantikan nenek disebelah kamar ini, sebab waktu sekarang ini ia masih belum dapat menyambut sepuluh jurus serangan penguasa rumah penjara....."
"Bagaimana kalau subo suka ditolong keluar dari sini?"
"Tidak mungkin, kalau kau tidak percaya boleh tanya padanya sendiri"
Kim Hong berpaling kekamar nomor delapan bertanya kepada In-jie.
"In-jie, bagaimana?"
"Suhu kata tidak akan berbuat hal yang memalukan seperti ini, sebetulnya hal ini bagaimana dianggap memalukan, coba kau kata betul tidak?"
Menjawab In-jie dengan mata merah. Kim Hong tertawa getir, ia berpaling dan berkata kepada suhunya.
"SiePangcu barangkali juga tidak perlu ditanya lagi"
"Tidak halangan kau pergi kekamar tawanan golongan ular, mungkin ketua partay itu bersedia menerima bantuanmu"
Berkata it-hu sianseng sambil menganggukkan kepala.
Kim Hong tak bisa berbuat lain dari pada pergi kekamar tawanan golongan ular bersama In-jie.
Ketika mereka berjalan melalui kamar- kamar tahanan orang-orang golongan ular itu, para tawanan ribut berteriakteriak minta supaya diajak keluar.
Jumlah mereka ternyata tidak sedikit, ada yang minta kepada In-jie, ada yang minta kepada Kim Hong dengan alasan bermacam-macam.
Kim Hong dan In-jie sekaligus lari hingga kekamar tahanan yang paling bawah.
Segera berpencaran menanya para ketua itu apakah suka ditolong keluar dari rumah penjara, diluar dugaan mereka para ketua itu agaknya sudah berunding lebeh dahulu, semuanya menolak maksud Kim Hong dan In-jie, bagaimanapun juga Kim Hong menggunakan alasan, tetap mereka menolak seolah-olah sudah mengambil keputusan semuanya akan mati dirumah penjara itu.
Harapan Kim Hong hendak menolong dua belas ketua partay telah buyar semua, maka dengan lesu ia berkata kepada in-jie .
"In-jie. sekarang kita terpaksa pergi menolong orang yang suka keluar dari sini"
"orang-orang itu tidak ada satu yang merupakan orang baik, tidak boleh kita tolong,"
Menjawab in-jie.
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kau lebih jelas mengetahui keadaan mereka, kau boleh pilih orang-orang yang berkelakuan baik, lalu tolong mereka keluar"
"Tidak ada gunanya, tawanan-tawanan dari golongan orang kebenaran, semuanya mempunyai sifat serupa, ialah berjiwa ksatria, mereka tidak suka menerima pertolongan orang lain"
Berkata In-jie sambil menggelengkan kepala. Kim Hong menarik tangannya dan melanjutkan perjalanannya, katanya.
"Jalan, mari kita bertanya satu persatu"
Hasilnya seperti apa yang diduga oleh In-jie, tawanan yang berkelakuan baik, tiada seorangpun yang menerima bantuan mereka, semua menyatakan hendak keluar dari situ dengan mengandalkan kepandaian sendiri untuk menantang pertandingan dengan penguasa rumah penjara.
Kim Hong dengan sikap lesu mengajak In-jie naik keatas dengan alat naik turun kedalam lembah, lalu masuk keruangan tamu Penguasa Rumah Penjara.....
Penguasa Rumah Penjara seperti biasa berdiri dipinggir lubang jendela, ketika melihat mereka berjalan masuk keruangan tamu, barulah perlahan-lahan memutar tubuh dan bertanya.
"Bagaimana ?"
"Aku mau uang mas saja "
Berkata Kim Hong dengan sikap kemalu-maluan. Panguasa Rumah Penjara perdengarkan suara tertawanya ringan, ia berkata sambil menunjuk meja perjamuan diruangan tamu.
"Baik, sekarang kita makan tengah hari dulu sembari ngobrol "
Kim Hong juga tidak berlaku merendahkan diri, ia mengajak In-jie duduk bersama-sama.
Sementara itu Penguasa Rumah Penjara duduk dibagian tuan rumah, ketiganya lalu mulai dahar sambil ngobrol kebarat-ketimur "Tadi anak buahku Sam Giam ong Hee Ya telah kembali memberi laporan, bahwa muridku memang benar sudah diculik oleh orang-orang rumah penjara rimba persilatan yang digunung BuSan "
Demikian Panguasa Rumah Penjara membuka pembicaraannya lebih dahulu.
"oooo..."
"He, Penguasa Rumah Penjara yang baru itu, ternyata masih mempunyai nama segala."
"Apa ?"
"Kabarnya orang-orang seperti tetamu tak diundang dari luar daerah dan empek Ie-oe juga telah menantang, hasilnya tidak satu yang bisa kembali "
"Aaa, mereka berdua adalah orang-orang terkuat dalam rimba persilatan dewasa ini"
"Pendek kata, rumah penjara yang baru itu didirikan belum satu bulan, orang-orang yang pergi menantang sudah ada kira-kira lima puluh orang, namun tiada satu yang kembali"
"Kalau demikian halnya, penguasa rumah penjara yang baru itu. kepandaian ilmunya benar lebih hebat daripadamu?"
"Aku tidak percaya didalam dunia ini masih ada orang yang memiliki kepandaian ilmu silat lebih tinggi daripadaku, tetapi aku terhadapnya sudah tidak bisa berlaku sabar lagi, dia bukan saja sudah menculik muridku, tetapa juga sudah merampas usahaku didalam rimba persilatan, hm....."
"Apakah kau pikir hendak pergi menantang bertanding?"
"Tidak dalam hatiku sudah mempunyai rencana lain, disamping itu aku juga akan minta kau untuk menepati janjimu"
"Aku memang tidak mengatakan bahwa aku tidak suka menepati janjiku bahkan aku mengatakan bahwa aku pasti akan pergi, hanya aku khawatir barang kali tidak dapat menolong keluar nona Leng. coba pikir orang-orang kuat rimba persilatan seperti tamu tidak diundang dari luar daerah dan empek Ie-oe, toh masih tidak sanggup menerima serangan Satu jurus saja dari penguasa rumah penjara yang baru itu, bagaimana aku bisa berbuat"
"Kau bisa, asal kau suka mempelajari ilmu silatku"
"Baik, sekalian aku akan mengajukan satu permintaan, harap kau bujuk ibuku supaya suka menemui aku, bagaimana?"
"Boleh sehabis makan kau nanti boleh pergi menengok dia"
Sehabis dahar, In-jie kukuh hendak mandi lebih dulu baru mau menemui ibu Kim Hong. Kim Hong terpaksa menuruti dia, penguasa rumah penjara hendak ajak ia pergi, ia juga tidak mau katanya.
"Asal kau beritahukan saja tempatnya, aku bisa pergi sendiri"
Penguasa rumah penjara terpaksa menunjuk pintu sebelah kanan ruangan tamu, katanya.
"Diujung lorong jalan itu kau pergilah-"
In-jie berjalan kelorong yang panjang itu, sementara itu penguasa rumah penjara berpaling dan menggapai kepada Kim Hong.
"Kemari"
"Untuk apa?"
Bertanya Kim Hong. Penguasa rumah penjara berjalan menuju kelorong panjang, katanya.
"Aku akan mencoba kekuatan tenaga dalamnya, sebetulnya bagaimana?"
Kim Hong mengikuti ia berjalan masuk, tiba dikamar dekat kamar ketiga, Penguasa rumah penjara membuka pintu dan masuk kedalamnya, tampak dalam kamar itu penuh potongan emas, dilantai terdapat beberapa puluh batang pikulan-pikulan yang terbuat dari emas.
ada yang kecil dan ada yang besar, yang paling besar mungkin ada seribu kati lebih beratnya.
Penguasa rumah penjara berpaling dan berkata.
"Kau ambil dulu pikulan yang paling kecil dan coba angkatlah, aku ingin lihat kau kuat mengangkat sampai berapa beratnya"
Cin Hong berjalan menghampiri kesebuah pikulan yang paling kecil, lalu diangkat dengan kedua tangannya, pikulan itu ditaksir mempunyai berat lima ratus kati lebih, waktu ia mengangkatnya tanpa memerlukan banyak tenaga.
"Bagus, coba ganti yang kedua"
Berkata penguasa rumah penjara.
Kim Hong mengangkat pikulan kedua, beratnya kira-kira enam ratus kati, lalu mengangkat lagi yang ketiga, kira-kira tujuh ratusan kati beratnya, selanjutnya mengangkat yang keempat dan ketika sampai ke enam ia mulai keberatan- Penguasa rumah penjara memerintahkan ia berhenti, dari dalam sakunya mengeluarkan sebuah botol kecil diberikan kepadanya seraya berkata.
"sekarang kau telan pel ini"
Kim Hong menyambutnya dan bertanya "Ini obat apa?"
"Ini adalah terbuat dari getah batu Giok yang usianya puluhan ribu tahun Kekuatan tenagaku dan kepandaianku sebagian besar mengandal barang ini"
"Apa yang dinamakan getah giok?"
"Getah batu Giok adalah barang ajaib yang jarang ada dalam dunia, barang ini terdapat dibagian dalam batu Giok. tempat yang terdapat tanaman- tanaman mujijat seperti Leng-cie dan lain-lainnya dibawahnya pasti ada batu Giok yang mengandung getah. orang yang makan getah batu Giok itu badannya bisa merasa ringan, otot-ototnya menjadi kuat, tenaga dahulu orang rimba persilatan yang mendapat nama julukan dewa persilatan Thay-pek sianong. telah menggunakan getah batu Giok ini membuat pel yang dinamakan pel panjang umur, umum pel itu terbuat dari dua belas macam obat akar-akaran yang sangat manjur, satu diantaranya yang terpenting ialah getah Giok?"
"Kalau demikian berharga, bagaimana aku bisa menerima cuma-cuma darimu?"
"Sudah tentu tidak bisa menerima begitu saja, kau harus pergi menolong keluar muridku"
Kim Hong masih ragu-ragu, katanya.
"Bagaimana seandai aku tidak berhasil menolong?"
"Apakah kau tidak percaya ilmu kepandaianku?"
Kim Hong tak berani banyak bicara lagi, lalu membuka tutup botolnya dan pel itu ditelan kedalam mulutnya, Sesaat kemudian sekujur tubuhnya dirasakan nyaman dan harum, Setelah berada didalam perut perlahan-lahan ada hawa hangat yang menyusuri sekujur tubuhnya.
Penguasa rumah penjara berkata padanya "Lekas duduk dan bersemedhi aku akan bantu kau melancarkan jalannya obat"
Di dalam hati Kim Hong merasa sangat girang, ia segera menurut dan pejamkan mata, bersemedi.
Tiba-tiba merasakan tangan Penguasa rumah penjara diletakkan kebagian jalan darah Pek-hwee-hiat, Sesaat kemudian merasakan ada aliran panas yang menyusuri seluruh urat-uratnya dan kemudian masuk kedalam seluruh tubuhnya, dengan demikian sekujur tubuhnya, merasa hangat, Entah berapa lama berlalu, dengan mendadak ia merasa bahwa perasaan dalam tubuhnya merasa segar dan ringan, seolah-olah baru keluar mandi dari air hangat, setiap bagian dari tubuhnya dirasakan ringan dan segar hingga semangatnya juga turut terbangun.
Ia segera tahu bahwa dirinya sendiri dalam waktu sekejap mata ini sudah mencapai ketaraf yang diidamidamkan oleh seluruh orang rimba persilatan- Penguasa rumah penjara menarik kembali tangannya, katanya dengan suara perlahan- "Kekuatan tenaga dalammu, ternyata cukup sempurna hasilnya tercapai lebih cepat setengah jam dari apa yang aku duga "
Kim Hong membuka mata, tiba-tiba ia dapat merasakan bahwa pandangan matanya jauh lebih tajam dari semula, potongan mas yang terkecilpun dapat dilihat dengan nyata, hal ini sesungguhnya diluar dugaannya sama sekali.
Ia bangkit berdiri, semakin merasa bahwa tubuhnya bukan saja dirasakan ringan, juga segar jauh berbeda dari pada biaSanya, tetapi disamping itu ia juga mengetahui bahwa sekujur pakaiannya yang dikenakan sudah basah kuyup dengan air keringatnya sendiri, ketika ia mengawasi Penguasa rumah penjara, Wajahnya juga tampak basah olen keringat, jelas ia sendiri juga sudah menggunakan kekuatan tenaga cukup banyak untuk membantu dirinya.
Dengan sendirinya timbul perasaan bersyukur kepada penguasa rumah penjara, ia ingin segera membuka wajahnya yang ditutupi oleh kerudung kain hitam untuk melihat orang yang berlaku kejam terhadap sesama orang rimba persilatan ini, apa sebab berlaku demikian baik terhadap dirinya.......
Penguasa rumah penjara pelahan-lahan bangkit dari tempat duduknya diatas batu, ia mundur dua langkah dan berkata.
"Sekarang kau boleh mulai angkat lagi dari yang ketujuh"
Kim Hong mengangkat pikulan yang ketujuh, pikulan itu mempunyai berat seribu empat kati lebih, tetapi ternyata dapat diangkatnya dengan mudah.
"Ganti yang kedelapan"
Yang kedelapan juga diangkatnya dengan mudah. Ganti berganti dari sembilan kesepuluh dan selanjutnya.
"Baik, kau sudah menjadi orang kuat"
Kim Hong dalam waktu yang sangat singkat ternyata mendapat tambahan keKuatan tenaga enam ratus kali lebih, dalam hati sangat girang sekali, maka ia segera menjura dalam- dalam dan berkata sambil menghela napas.
"Ai Aku harus mengucapkan terima kalih sekali lagi kepadamu "
"Sekarang aku hendak ajarkan kau ilmu pukulan Hoanthian Sam-ciang, tipu pukulan yang terdiri dari tiga jurus ini mempunyai keampuhan luar biasa, dalam dunia rimba persilatan pada dewasa ini belum ada keduanya, asal kau berhasil mempelajari tiga jurus pukulan tangan kosong ini, kau juga sudah boleh membangun rumah penjara rimba persilatan yang baru lagi "
Baru habis berkata, tiba-tiba terdengar suara In-jie yang memanggil dari luar.
"Engko Hong, kau ada dimana ?"
Kim Hong menyahut dari dalam.
"Injie, aku ada disini... kamar nomor tiga"
Suara langkah kaki terdengar diluar kamar, pintu yang terbuat dari batu itu lalu terbuka dantampak Injie berjalan masuk dengan mengenakan pakaian warna putih yang tidak begitu cocok dengan ukuran tubuhnya sendiri.Rambutnya tampak masih basah, gadis itu sehabis mandi tubuhnya nampak segar dan putih bersih, hingga wajahnya tampak semakin cantik menarik.
Kim Hong begitu lihat padanya lantas berseru kaget.
"He, mengapa kau mengenakan pakaian ibuku?"
In-jie tampak tercengang, jawabnya "Haaa Jadi pakaian warna putih ini adalah milik ibumu"
"Ya, dimana kau mengambil?"
Bertanya Kim Hong sambil mengangukkan kapala.
"Aku menemukan didalam kamar mandi sana, karena pakaianku sendiri sudah kotor maka untuk sementara kupakai saja."
Kim Hong lalu berpaling dan bertanya kepada penguasa rumah penjara.
"Apakah ibuku juga suka datang kemari?"
Penguasa rumah penjara menganggukan kepala, kemudian berkata pada In-jie.
"Nona Yo, kau pergi kekamar nomor dua coba cari pakaian muridku, lalu kau pakailah, dan pakaian ini kau buka taroh kembali ketempat semula"
"Sudah dipakai, biarlah untuk sementara dipakai saja, kukira tokh tak ada halangan."
Berkata Kim Hong.
"Tidak bisa, ibumu tidak suka ada orang mengganggu barangnya."
Berkata Penguasa rumah penjara.
In-jie terkejut dan ketakutan, ia buru-buru undurkan diri untuk pergi tukar pakaian.
Penguasa rumah penjara menutup lagi pintu kamarnya dan berkata sambil tertawa "Adat sumoaymu ini ada sedikit berandalan, apakah kau benar suka kepadanya?"
Wajah Kim Hong agak kemerah-merahan. jaWabnya dengan suara gelagapan.
"Dia seorang sangat polos, tidak seperti muridmu yang demikian banyak akal dan sulit dijajaki..."
"Kukira tidak begitu, mungkin juga karena kau tidak menggunakan pikiran terhadapnya"
"Sekarang biarlah kita jangan bicarakan soal ini, apakah kau hendak mengajarkan ilmu silat kepadaku sekarang juga "
"Baik, kau dengar baik-baik..,."
Berkata Penguasa rumah penjara sambil menganggukkan kepala.
Tidak dijelaskan siapa penciptanya, juga tidak dijelaskan asal usul dari ilmu pukulan tangan Hoan thian-sam-ciang tetapi setelah Kim Hong mendengar habis penjelasan hafalannya.
diam-diam Kim Hong terkejut, ia mendapat kesan bahwa ilmu pukulan yang dinamakan Hoan-thiansam- ciang ini ternyata gabungan dari kekuatan tenaga dalam lunak dan keras, seperti ilmu pukulan yang luar biasa anehnya.
= =000000= = tiga hari kemudian dipagi hari yang cerah, dibawah pintu gerbang rumah penjara gunung Tay-pa-san, keluar dua penunggang kuda, terus pacu kudanya keluar dari dalam rumah penjara itu.
Diatas kuda duduk seorang pemuda berbaju biru bersama seorang gadis berpakaian merah, tak perlu diperkenalkan lagi, pasangan setimpal itu adalah Kim Hong dan Yo In In yang membawa tugas rangkap ialah pergi menantang bertanding untuk mengeluarkan Leng Bie Sian dari Rumah penjara rimba persilatan yang baru, digunung Bu-san.
Ketika dua ekor kuda bersama dua penunggangnya itu tiba dijalan persimpangan dibawah gunung, Kim Hong berkata kepada In-jie sambil tersenyum.
"In-jie disini kita harus berpisah"
In-jie rupanya agak berat, ia angkat pundak dan berkata sambil menghela napas.
"Ai, apabila can-sa-jie ada disini alangkah baiknya, bisa minta ia pergi kedanau Tay-pek-tie digunung Tay-pek San, dengan demikian, maka aku boleh pergi bersamamu kegunung Bu-san......"
"Sebetulnya, pesan kakek gelandangan itu seharusnya aku yang pergi melaksanakan, hanya lantaran urusan menolong nona Leng itu merupakan suatu tugas yang tidak boleh ditunda, apa boleh buat terpaksa kuminta kau yang melakukan."
Sikap In-jie agak murung, ia meraba-raba kantong yang tergantung dibelakang Celananya yang tampaknya sangat berat, katanya dengan suara sedih.
"Kemarin ketika kita menerima hadiah uang mas, dalam hatiku sudah berpikir. Besok setelah kita turun gunung kita harus pakai uang mas ini sepuas-puasnya, diwaktu makan kugunakan sepotong uang emas, diwaktu menginap sepotong dan untuk persen pelayannya sepotong, lihat betapa mereka nanti akan terkejut, tetapi sekarang lamunanku telah buyar semua....."
"jikalau kau takut tidak dapat menghamburkan habis uang emasmu itu, mengapa kau tidak pergi menolong kepada orang-orang miskin, jikalau kau melihat ada rumah butut dan rombeng keadaannya, masih ada penghuninya lalu kau lemparkan sepotong uang emasmu kesana, jikalau kau melihat ada orang pengemis tua yang minta-minta lalu berikan padanya sepotong, memberi secara demikian lebih mengandung arti besar"
"Sudahlah, jangan banyak omong yang bukan-bukan sekarang kuantar kau seperjalanan dulu"
"Perlu apa, kau menuju keutara dan aku menuju keselatan jikalau kau harus mengantarkan bukankah nanti kau akan melakukan banyak perjalanan yang tidak ada gunanya?"
"Aku tidak perduli, kalau kau tak suka aku antar, aku nanti ikut kau pergi, kulihat apa kau bisa berbuat?"
Kim Hong tahu tidak dapat membantah kemauan gadis itu, maka ia lalu keprak kudanya dan dipacu keatas jalan raya yang menuja ke selatan, katanya sambil melambailambalkan tangan.
"Marilah hanya sepuluh pal saja"
Mereka pacu kudanya dengan berdampingan, Sepanjang jalan terus mengobrol tidak habis2nya, pada akhirnya siapapun tak tahu sebetulnya sudah melakukan perjalanan berapa jauh, sehingga melihat ditepi jalan ada sebuah pemandangan yang aneh, keduanya baru sadar bahwa mereka sudah memasuki daerah kaki bukit Seng-cuan.
Apa yang dikatakan pemandangan aneh, ialah disuatu tempat kaki bukit itu, terdapat dua lembar pengumuman berwarna kuning, Kim Hong yang waktu itu sudah memiliki pandangan mata sangat tajam, sudah dapat mengenali bahwa satu diantara surat pengumuman itu adalah surat pengumuman yang dikeluarkan oleh penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru dari gunung Busan, tentang pengumuman itu ia sudah pernah melihat beberapa kali, maka tidak perlu dilihat lagi, ia sudah dapat menghapalkan isinya.
Ia bersama In-jie larikan kudanya mendekati tempat tersebut dan ketika pandangan matanya ditujukan kepada surat pengumuman yang lain, Saat itu lantas berseru kaget.
Sebab surat pengumuman itu bukan dikeluarkan oleh rumah penjara digunung Bu-san, melainkan oleh rumah penjara rimba persilatan yang lama digunung Tay-pa-san sebagai pembukaan dari surat pengumuman itu.
ditulis oleh huruf besar yang berbunyi.
"KABAR BAIK "
Dan dibaris kedua tertulis.
"dalam masa panca roba, dimana- mana timbul banyak kejahatan, diwaktu belakangan ini kabarnya dipuncak Sinlie- hong gunung Bu-san, ada berdiri apa yang dinamakan rumah penjara rimba persilatan yang baru. - cara-cara dan peraturan yang ditetapkan oleh rumah penjara itu bukan saja aneh- aneh dan tidak masuk diakal, tetapi juga merupakan suatu akal muslihat untuk menipu orang-orang rimba
Peristiwa Merah Salju -- Gu Long Meteor Kupu Kupu Dan Pedang Karya Gu Long Pendekar Gelandangan Karya Khu Lung