Ceritasilat Novel Online

Tangan Berbisa 15


Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id Bagian 15


persilatan dan sengaja menimbulkan kekacauan, cara yang sangat rendah seperti itu Sebetulnya tidak ada harganya untuk dilayani, harap sababat-sahabat rimba persilatan supaya waspada, jangan sampai tertipu oleh akal muslihat kawanan penjahat itu. - Rumah penjara kami yang lama digunung Tay-pa-san adalah yang tulen, peraturan yang ditetapkan semua masuk di akal, sama sekali tidak menggunakan paras cantik atau ilmu hitam untuk merebut kemenangan, ini merupakan suatu kenyataan yang sudah dialami oleh orang-orang rimba persilatan sendiri, dan kini dengan tiba-tiba ada kawanan penjahat yang menggunakan nama rumah penjara kami dengan diberi embel-embel baru, kemudian menyebar anak buahnya untuk menculik kaum wanita, perbuatan yang merusak nama baik kami dan rimba persilatan itu, maka dipihak kami selain mengadakan penyelidikan juga menetapkan suatu cara untuk menantang bertanding, harap sababat-sahabat rimba persilatan upaya juga melanjutkan usaha untuk memberi pelajaran kepada pihak kami. SATU Penguasa rumah penjara rimba persilatan kami tiap waktu menerima tantangan bertanding, baik pria maupun wanita orang tua atau muda, semua boleh mendaftarkan nama dan melakukan pertandingan diatas senar besi. DUA barang siapa yang sanggup menyambut serangan penguasa rumah penjara fihak kami seratus jurus dan berakhir seri segalanya terserah kepada yang menantang apa yang dikehendaki tidak akan kami ingkari. TIGA barang siapa yang dapat menyambut delapan jurus keatas, (dahulu sepuluh jurus) boleh tidak usah masuk penjara, bahkan boleh menolong keluar lima orang tawanan yang lama atau menerima uang emas Sejumlah tujuh ratus tail (dahulu seribu) atau pergi untuk menolong anak istri kawan-kawannya yang ditawan dalam rumah penjara rimba persilatan yang baru digunung Bu-san, tetapi sewaktu kedua kalinya menantang harus sanggup menyambut tiga belas jurus (dahulu lima belas) jikalau tidak tetap akan masuk penjara dan dihapuskan haknya untuk menantang bertanding lagi. EMPAT barang siapa yang sanggup menyambut delapan jurus keatas, harus masuk penjara dan ditawan didalam kamar tahanan orang-orang golongan naga. Hanya tidak usah melakukan pekerjaan berat atau dirantai tangan kakinya, makanan setiap hari juga ada lebih baik dari pada para tawanan dari orang-orang golongan ular, orang-orang yang tertaWan dalam golongan naga mendapat hak untuk menantang lagi sehingga empat kali (dahulu tiga kali). LIMA barang siapa yang tidak sanggup menyambut lima jurus harus masuk dipenjara orang golongan ular, segalanya seperti biasa, hanya mendapat hak dua kali menantang lagi. Apabila dapat menyambut lima jurus penuh, bisa dipindahkan kekamar tahanan golongan naga. ENAM Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan diatas harus ditaati benar-benar baik oleh penantang maupunpara tawanan, jikalau tidak. kami tidak akan jamin nyawanya. TUJUH Peraturan ini berlaku sejak tanggal di-umumkannya, apabila ada perobahan, setiap waktu bisa diadakan pengumuman lagi."

   Sehabis membaca pengumuman itu, In-jie yang lebih dahulu berkata.

   "Engkoh Hong, mari kita pulang lagi untuk menerima hadiah dua ribu tail uang emas, sebab rumah penjara rimba persilatan sudah naikkan hadiahnya menjadi lipat ganda, tetapi ia masih memberikan hadiah menurut cara yang lama kepada kita, ini keterlaluan"

   Penonton-penonton yang lainnya mendengar ucapan Injie pada berpaling.

   Kim Hong telah melihat anggota pelindung hukum golongan Kalong ialah Lam-khek Sin-kun Im Liat Hong juga terdapat diantara penonton, maka ia sangat terkejut dan buru-buru lompat turun dari atas kudanya dan minta In-jie supaya lekas undurkan diri.

   In-jie masih belum tahu apa yang telah terjadi, Im Liat Hong yang berada diantara banyak penonton itu sudah mengeluarkan suara tertaWa kemudian berjalan keluar dari rombongan orang banyak.

   Dengan sangat girang ia berjalan menghampiri Kim Hong lalu berkata sambil tertawa mengejek.

   "Bocah, kali ini kau harus serahkan nyawamU"

   Kim Hong menyapU kepada orang banyak sejenak.

   diantara orang banyak itu ada beberapa diantaranya mengawas i dirinya dan In-jie dengan sinar mata bermusuhan ia segera tahu bahwa mereka kebanyakan adalah anak buah golongan Kalong, dalam hati diam-diam mengeluh sendiri, tetapi kalau dipikir bahwa ia kini sudah memiliki ilmu silat luar biasa dari rumah penjara rimba persilatan, kali ini justeru dapat digunakan untuk mencobacoba, maka saat itu nyalinya menjadi besar, namun ia masih pura-pura berlaku gugup, katanya.

   "Im Liat Hong, kau mau apa?"

   Im Liat Hong tertawa besar, lengan jubahnya dikebutkan dan rombongan orang banyak itu lompat keluar delapan orang laki-laki berpakaian ringkas, segera mengurung Kim Hong dan In-jie berdua, saat itu barulah terdengar suara Im Liat Hong yang berkata sambil tertawa.

   "Mau apa? Periukah penjelasan?"

   Kim Hong diam-diam mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya kelengan kanan, namun sikapnya masih berpurapura takut, ia mundur selangkah dan berkata.

   "Baik, hari ini aku akan mengadu jiwa denganmu"

   In-jie tampak Kim Hong seperti takut, lantas lompat kesampingnya dan berkata.

   "Engkoh Hong mari kita berdua lawan dia seorang"

   Dengan cepat Kim Hong memberi isyarat pandangan mata padanya, kemudian mendorongnya dan berkata.

   "Tidak, pergilah kau menghadapi delapan musuh yang lain, iblis tua ini biarlah aku yang menghadapi"

   In-jie ia segera lompat kesamping dan berkata kepada delapan laki-laki berpakaian ringkas sambil menuding.

   "Hei kalian kawanan bangsat ini apakah berani melawan aku?"

   Delapan laki-laki berpakaian ringkas itu adalah orangorang kuat dari golongan Kalong kepandaian mereka sebetulnya tidak dibawah orang-orang rimba persilatan kelas satu, Saat itu tampak seorang gadis cantik molek menantang dirinya, Saat itu masing-masing pada ingin turun tangan, maka setelah mendengar ucapan itu, dengan serentak maju mengurung In-Jie.

   In-jie Sejak dapat menyambut Serangan Penguasa rumah penjara rimba persilatan sepuluh jurus, mengira bahwa ia sendiri sudah menjadi tokoh kuat yang jarang ada dalam rimba persilatan, Sudah tentu menjadi sedikit sombong dan tidak pandang mata kepada delapan orang itu.

   Sambil berseru tangannya bergerak untuk melawan delapan orang yang mulai menyerang dirinya dengan berbareng.

   Kim Hong tahu bahwa untuk sementara In-jie tidak sampai kalah, maka ia lalu berpaling dan berkata kepada Im Liat Hong.

   "Marilah, hari ini aku akan melawan kau matimatian"

   Im Liat Hong dahulu dengan tangan kosong telah berhasil menawan Kim Hong, kali ini ia tampak berani melawan dirinya tanpa memakai senjata kipasnya, dalam hati semakin tenang dan anggap sudah pasti akan dapat mengalahkan pemuda itu, maka dengan tenangnya ia berkata sambil tertawa besar.

   "Bocah, hari ini kalau kau dapat menyambut sepuluh jurus saja dari aku, mulai hari ini aku akan undurkan diri dari rimba persilatan"

   Ucapannya itu ditutup dengan serangannya lebih dulu, meskipun ia tidak menggunakan tenaga sepenuhnya, tetapi oleh karena kepandaiannya sudah mencapai ketaraf tertinggi sembarangan saja sudah cukup hebat bagi yang menyambut.

   Kim Hong menyambut serangan itu dengan menggunakan ilmu silat golongan perguruannya sendiri, dengan tangan kanannya ia balas menyerang dada Im Liat Hong, disamping itu ia juga berpura-pura berlaku tidak sanggup melawan kekuatan tenaganya, hiagga ia sengaja mundur selangkah.

   Im Liat Hong maju merangsek.

   tangan kanannya menyerang, sekaligus lima kali dengan beruntun, tiap serangannya berhasil mendorong Kim Hong mundur selangkah, hingga ia tertawa terus tidak berhentinya.

   Kim Hong diam-diam merata geli, namun masih berpura-pura tidak sanggup melawan, dan mundur terusterusan.

   Hingga jurus kesembilan, Im Liat Hong hendak mengakhiri serangannya dengan menggunakan tangan kiri, sementara mulutnya membentak.

   "Bocah, rebahlah"

   Kim Hong perdengarkan suara tertawa dingin, kini ia tidak mundur lagi, sebaliknya ia malah maju merangsek, ketika tangan kanannyanya diangkat, gerak tipu serangannya Hoan-thian-sam-ciang jurus pertama yang sudah lama disiapkan, digunakan untuk menyambut serangan Im Liat Hong yang terakhir.

   Ketika kedua kekuatan tenaga dalam saling beradu, dan Im Liat IHong merasakan seperti terpukul oleh barang berat, saat itu dadanya bergolak.

   hingga terhuyung-huyung mundur tiga langkah, hampir saja jatuh di tanah.

   Ia benar benar tidak menyangka bahwa Kim Hong dengan mendadak dapat melancarkan serangannya yang demikian hebat dan tidak habis dimengerti serangannya kali ini, sekali pun suhu Kim Hong sendiri It-hu Sianseng juga tidak sanggup melakukan, hingga saat itu ia terheran-heran maka segera berseru sambil pendelikan matanya.

   "Bocah, kau....kau.,.."

   Kim Hong sendiri juga tidak menyangka bahwa untuk pertama kali menggunakan ilmu Hoan-thian-sam-ciang sekali pukul saja sudah berhasil membuat seorang iblis besar yang ditakuti oleh orang rimba persilatan seperti Im Liat Hong sudah dipaksa mundur lima langkah, maka dalam hati merasa sangat girang sekali, saat itu ia tidaklah merasa ragu-ragu.

   Tangan kanannya di angkat lagi dan melancarkan gerak tipunya yang kedua, sedang mulutnya membentak "cobalah sambuti sekali lagi."

   Sepasang mata Im Liat Hong merah membara, dari mulutnya mengeluarkan suara pekikan nyaring, hatinya merasa penasaran, ia menggunakan tangan kanan Untuk melancarkan serangan lebih dulu dengan hebatnya.

   KEMBALI terdengar suara benturan nyaring.

   Tubuh Kim Hong bergoyang-goyang, dan mundur hingga tiga langkah.

   Sebaliknya dangan Im Liat Hong, ia kini mundur terhuyung-huyung hingga enam langkah dan akhirnya tidak sanggup pertahankan kakinya lagi, hingga terpaksa jatuh duduk ditanah mulutnya menyemburkan darah segar Ini disebabkan ia semula terlalu memandang ringan musuhnya, sewaktu pertama kali menyambut serangan Kim Hong ia sudah mendapat luka bagian dalam dadanya, saat itu ia kembali mengerahkan seluruh kekuatan tenaga untuk mengadu kekuatan tenaga dengan Kim Hong, tidak ia sangka bahwa serangan gerak tipu kedua dari Kim Hong ini mengandung kekuatan tenaga lebih hebat dari pada yang pertama, inilah sebabnya maka ia tidak sanggup lagi menerima dan terpaksa jatuh dan mengeluarkan darah dari mulutnya.

   Kim Hong yang merasa gemas, ia maju beberapa langkah, kembali tangan kanannya diayun sedang mulutnya membentak.

   "sekarang sambuti lagi seranganku yang terakhir ini"

   Im Liat IHong benar-benar tak percaya bahwa murid Ithu Sianseng yang dihadapannya ini, adalah dahulu yang pernah tertangkap hidup, hidup digunung oog-ok-san dengan tangan kosong, tetapi tidak perCaya apa gunanya sekarang kekuatan tenaga pemuda itu jauh lebih tinggi dari pada kekuatan tenaga sendiri, ini sudah merupakan suatu kenyataan yang tak dapat dibantah lagi.

   saat itu ketika menampak ia akan melancarkan lagi serangannya, walaupun diwaktu biasanya ia pernah malang melintang dalam rimba persilatan, tetapi Waktu itu juga sudah ketakutan setengah mati, baru-buru menggelindingkan tubuhnya, menyingkirjauh setombak lebih, kemudian ia lompat bangun dan lari menuju ke utara, sedang mulutnya berseru kepada kawan-kawannya.

   "Bocah itu mempunyai kekuatan seperti Setan, saudarasaudara lekas lari"

   Delapan lakl-laki berpakaian ringkas yang sedang mengeroyok In-jie waktu itu juga sudah kewalahan tampak pemimpinnya kabur maka mereka juga tidak berani melanjutkan pertempuran, dan satu persatu kabur mengikuti jejak pemimpinnya.

   In-jie lompat-lompatan dan berkata dengaa kegirangan.

   "Engkoh Hong kau sungguh hebat, seorang iblis jahat seperti Lam-kek Sin-kun juga bukan tandinganmu"

   Kim Hong juga sangat girang katanya.

   "coba kau katakan bagaimana kalau aku dibandingkan dengan tamu tak diundang dari luar daerah?"

   In-jie masih belum menjawab dari rombongan orang banyak yang sedang menonton pertempuran tadi tiba-tiba menyusul seorang laki-laki setengah baya berpakaian seperti seorang pelajar warna kuning, laki-laki itu berwajah tampan, ia entah bagaimana tahu-tahu sudah berjalan kehadapan Kim Hong, dengan sinar mata tajam, mengawasi Kim Hong dan In-jie sejenak.

   kemudian berkata.

   "Kau anak muda ini sungguh sombong, ternyata berani membandingkan dirimu dengan tamu tak diundang dari luar daerah."

   Kim Hong kini menampak wajah laki-laki setengah baya itu agak mirip dengan wajah sendiri, dalam hati terkejut, buru-buru memberi hormat dan berkata.

   "Maaf, oleh karena aku hendak menantang kerumah penjara rimba persilatan digunung Bu-san, masih belum tahu dapat menyambut satu jurus atau tidak. maka disini aku tadi menguji kekuatanku dengan Lam-kek Sin-kun, atas kesalahan ucapanku tadi, harap tuan suka maafkan"

   Laki-laki setengah baya berjubah kuning itu tersenyum sendiri, dan kemudian berkata.

   "Menurut pandanganku, kalau kau hendak dibanding dengan tamu tidak diundang dari luar daerah, masih selisih cukup jauh"

   Cin Hong hanya mengeluarkan suara "oh,"

   Namun dalam hati tidak begitu perCaya, sebab jikalau Panguasa rumah penjara rimba persilatan yang mengajarkan ilmu padanya menganggap bahwa hasilnya sekarang ini masih tidak dapat dibanding dengan Tamu tidak diundang dari luar daerah, bagaimana berani suruh ia pergi menantang bertanding untuk menolong keluar Leng Bie Sian? Apalagi penguasa rumah penjara pernah menitik beratkan kepada ilmunya Hoan-thiam-Sam-ciang yang suruh ia melatih baikbaik, sebab apabila berhasil dengan ilmunya itu, dapat melawan PenguaSa rumah penjara rimba persilatan yang baru hingga tiga puluh jurus, ucapan ini sekalipun agak berlebihan, tetapi ia tadi hanya dengan dua serangan saja sudah berhasil melukai bagian dalam Lam-kek Sin-kun, ini sudah merupakan suatu kenyataan yang tak dapat dibantah.

   Sekalipun Lam-kek Sin-kun masih bukan tandingan tamu tidak diundang dari luar daerah, akan tetapi Tamu tidak diundang dari luar daerah tidak mungkin dalam dua kali serang dapat melukai Lam-kek Sin-kun ditinjau dari sini, mungkinkah kalau ia tidak dapat dibandingkan dengan kepandaian dan kekuatan Tamu tidak di undang dari luar daerah?"

   Laki-laki setengah baya berjubah kuning itu agaknya dapat tahu apa yang dipikirkan, lalu berkata sambil tertawa dingin.

   "Apa kau tidak perCaya ucapanku?"

   "Bagaimana aku berani tidak mempercayainya? Aku hanya merasa kecewa Saja"

   Berkata Kim Hong sambil menjura memberi hormat.

   "Mengapa kecewa?"

   "Kabarnya Tamu tidak diundang dari luar daerah itu pergi menantang kerumah penjara gunung Bu-san hingga sekarang tidak keluar lagi, apabila aku tidak dapat dibandingkan dengan dia bukankah kepergianku ini tidak dapat melaksanakan tugas yang diberikan kepadaku"

   "Kalau sudah tahu tidak sanggup melawan, Sudah saja, tidak perlu kau pergi menantang"

   "Tidak, aku harus pergi menantang juga."

   Lelaki berjubah kuning itu memandangnya sejenak. bertanya lambat-lambat.

   "Kau seorang she apa ?"

   "Aku yang rendah seorang she Kim namaku Hong, suhuku It-hu Sianseng"

   Wajah lelaki setengah baya itu sedikit berubah, katanya heran.

   "Aku dengar kata bahwa It-hu Sianseng ada mempunyai seorang murid she Cin, bagaimana sekarang kau mengatakan she Kim?"

   "Ya, dalam hal ini ada sebuah musababnya itu disebabkan ialah dahulu aku masih belum tahu siapa sebetulnya ayah dan ibuku sendiri, sekarang aku sudah tahu, maka aku harus merubah she-kujadi seorang she Kim"

   Lelaki setengah baya itu tiba-tiba mengerutkan alisnya, matanya ditujukan ketanah, tanyanya dengan suara dingin.

   "Siapa kah nama ayahmu?"

   "Ayahku bernama Hoong yang suaranya mirip dengan namaku sendiri "

   Sepasang biji mata lelaki setengah baya itu bergerak berputaran, tiba-tiba mengangkat muka dan berkata dengan nada suara dingin.

   "Tahukah kau mengapa Lam-kek sin-kun dan kawankawannya muncul ditempat ini?"

   Kim Hong tidak menduga bahwa lelaki itu dengan tibatiba mengalihkan pembiCaraannya kesoal lain, maka sesaat itu ia terCengang dan katanya dengan terus terang.

   "Tidak tahu, apa sebab mereka muncul di tempat ini ?"

   "Mereka hendak pergi kegunung Tay-pek-tie. rombongan mereka terbagi tiga kelompok dengan berpencaran, dipimpin sendiri oleh Pangcunya dan dua orang anggota pelindung hukum, sembilan orang tadi adalah kelompok yang pertama."

   "Apakah mereka bukan hendak mengambil kotak rahasia batu Giok yang berada didasar telaga itu ?"

   "Benar, dua belas tokoh kuat berbagai partay yang ditugaskan menjaga danau Tay-pek-tie itu, mereka sudah terancam bahaya "

   "Jikalau kau merasa tidak boleh berpeluk tangan, mengapa kau tidak tunda dulu beberapa hari perjalananmu kegunung Bu-san?"

   Berkata lelaki berjubah itu sambil tersenyum. Kim Hong tampak berpikir, kemudian baru berkata.

   "Akan tetapi perjalananmu kegunUng Bu-san itu tidak dapat ditunda, sebab aku harus pergi menolong keluar seorang gadis......"

   Laki-laki berjubah kuning itu kembali memandangnya sekian lama dengan penuh perhatian, kemudian tanpa berkata apa- apa lantas memutar diri dan berjalan menuju keutara,gerakan kaki itu demikian gesit dan lincah sekali.

   Kim Hong mengejar beberapa langkah sambil berseru.

   "cianpwe tunggu sebentar"

   Laki-laki setengah baya itu merandak tetapi tidak berpaling, tanyanya hambar.

   "Ada urusan apa ?"

   "Boleh kah aku numpang tanya nama cianpwe yang mulia?"

   "Oey Ceng,"

   Jawabnya singkat.

   Kim Hong tak pernah dengar dan tak pernah ingat dalam rimba persilatan ada orang bernama Oey Ceng, tetapi dengan sinar matanya yang tajam dan bersemangat, gerak kakinya yang luar biasa gesitnya jelas memiliki kepandaian ilmu sangat tinggi, namun setelah mendengar jawaban itu, diam-diam dalam hati timbul perasaan curiga dan terkejut, ia lalu bertanya lagi.

   "Cianpwe tadi kata bahwa golongan Kalong telah mengutus orang-orangnya dibagi dalam tiga rombongan menuju kedanau Tay-pek-tie sekarang kunumpang tanya dua rombongan yang lain mengambil jalan yang mana?"

   "Jikalau kau hendak berjalan menuju keselatan, barangkali bisa berpapasan dengan mereka"

   Jawabnya hambar.

   "Kalau begitu, meskipun aku tidak bisa meneruskan perjalanan kedanau Tay-pek-tie, tapi masih menyumbang sedikit tenaga untuk mencegat merasa ditengah jalan-"

   Oey Ceng tidak menyatakan pikirannya ditilik dari gerakkannya yang demikian lambat, tak disangka-sangka dalam Waktu sesejap mata saja sudah berada ditempat sejauh dua puluh tombak lebih dan tak lama kemudian sudah tinggal bayangan kuning saja.

   Kim Hong mengawasi berlalunya Oey Ceng Sehingga hilang dari pandangan matanya, dalam hati timbul beberapa pertanyaan.

   "Siapa kah sebetulnya yang menamakan diri Oey Ceng ini? Apa sebab ia tidak senang mendengar orang membandingkan dirinya dengan Tamu tidak diundang dari luar daerah, apa pula sebabnya setelah mendengar nama Kim IHong, wajahnya menunjukkan sikap perobahan aneh?"

   Sementara itu In-jie sudah mendekati dirinya dan berkata dengan suara perlahan.

   "Engko Hong, orang itu sangat aneh sekali"

   Kim Hong menganggukkan kepala dan menjawab.

   "Kepandaian ilmu silat orang ini agaknya tidak dibawah dua Suhu kita, kau anggap bagaimana ?"

   "Ngg sebaiknva sekarang aku juga hendak pergi kedanau Tay-pek-tie, sekarang aku akan diam-diam mengintai dia"

   "Baik Tetapi setelah kau tiba digunung Tay-pek san, tidak boleh bentrok secara langsung dengan orang-orang golongan Kalong"

   "Baik, jikalau waktunya aku boleh unjuk diri dan turun tangan, aku akan turun tangan, jikalau tidak boleh aku akan menonton dengan jalan sembunyi, kukira mereka juga tidak bisa berbuat apa- apa terhadapku, kau sudah cukup untuk menghadapi mereka, hanya segala-galanya masih perlu hati- hati, baik, Sekarang kau berangkatlah"

   In-jie agaknya merasa berat, dengan mata merah ia berkata.

   "Sehabis menolong keluar nona Leng, kau harus datang mencari aku, tidak boleh ...."

   Kim Hong menepok-nepok bahunVa dan berkata dengan lemah lembut sambil tertawa.

   "Tidak mungkin, apakah kau tidak ingat hari itu apa kataku padamu?"

   In-jie tersenyum girang, oleh karena ditepi jalan masih ada beberapa orang yang menonton ia merasa malu untuk menunjukkan sikap terlalu mesra, maka ia segera lompat naik keatas kudanya, dan larikan dengan kencangnya.....

   Kim Hong juga lompat naik keatas kudanya, dan dipacu menuju kejalan raya yang keselatan, sepanjang jalan ia memikirkan bagaimana harus turun tangan apabila berpapasan dengan orang-orang golongan Kalong, ia pikir orang-orang golongan Kalong boleh dikata terdiri dari orang-orang jahat, apabila membiarkan mereka mengambil kotak rahasia batu Giok, maka kelak dikemudian hari pasti akan lebih membahayakan bagi dunia Kang-ouw, maka ia lalu mengambil keputusan, sebentar apabila berjumpa dengan mereka ia akan membunuh mati beberapa diantaranya yang paling jahat, dengan demikian mungkin bisa sedikit memberi hasil untuk mencegah perjalanan mereka......

   Selama berpikir, kudanya sudah melalui gunung Sengcu- san,-jalannya juga mulai datar, inipasti kudanya sambil mengawasi keadaan sekitarnya, dari jauh tampak serombongan orang berjalan, Rombongan orang itu terdiri dari sembilan orang, satu diantaranya hanya seorang yang mengenakan jubah warna putih, yang lainnya semuanya mengenakan pakaian ringkas berwarna hitam, setiap orang pada membawa senjata tajam,gerakan mereka sangat cepat sekali, dalam waktu sekejap mata sudah berada didekatnya.

   Kim Hong begitu melihat orang yang berjubah putih itu, segera mengenali adalah Tamu tidak dikenal dari luar daerah yang palsu yang menjadi anggota pelindung hukum golongan Kalong, perasaan muak dan benci segera timbul dalam hatinya, maka ia segera menghentikan kudanya dan berdiri tegak ditengah tengah jalan- Sembilan orang itu ternyata semua padanya terpisah kira-kira tiga tombak.

   semuanya sudah berhenti, mereka pada berpaling kepada pelindung hukum mereka, untuk menantikan perintah agar bisa bertindak.

   Tamu tak diundang dari luar daerah maju beberapa langkah, Sepasang matanya yang tertampak dari lubang kerudung kain putihnya, memancarkan sinar berkilauan, mulutnya mengeluarkan suara pertanyaan.

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Cin Hong, mengapa kau menghadang perjalananku?"

   Kim Hong berdiri tegak tidak bergerak mukanya menengadah, katanya dengan sikap sombong.

   "Tokoh-tokoh dua belas partay dan lima orang kuat yang sudah menyepikan diri telah mengetahui kalian orang-orang dari golongan Kalong hendak pergi ke gunung Tay-peksan, untuk mengambil kotak rahasia batu Giok didalam dasar danau Tay-pek-tie, oleh karena itu, maka sengaja memerintahkan aku datang disini menyamtut kedatangan kalian lebih dulu"

   Tamu tidak diundang dari luar daerah dengan mendadak tertawa terbahak-bahak dan berkata.

   "Ketua dua belas partay sudah menjadi tawanan dalam rumah penjara rimba persilatan, dalam partay mereka sekalipun masih ada banyak tokoh-tokohnya yang kuat, tetapi semua tidak ada dalam mata kami, sekarang kuhendak tanya padamu, siapakah lima orang kuat yang sudah menyepi yang kau maksudkan tadi?"

   Kim Hong menyebut nama sekenanya.

   "Hong-lay Sam-sian Thian-tee-jin, masih ada Pek cui Sin-nie dari luar perbatasan dan tokoh golongan pengemis It-sie-koay, Lu Bong Kong"

   Tamu tak diundang dari luar daerah menunjukkan sikap setengah percaya setengah tidak, katanya.

   "Kecuali It-sie-koay, empat yang lainnya barang kali nama- nama yang kau karang sendiri"

   Kim Hong masih menunjukkan sikap tenang, katanya sambil tertawa dingin.

   "Aku bukanlah hendak mengagulkan kekuatan kami kepada kalian, melainkan atas perintah Hong- lay Sam-sian untuk menyampaikan beberapa patah kata kepada kalian orang-orang golongan Kalong"

   "Ucapanmu semakin lama semakin melantur, kalau begitu sekarang kutanya padamu ucapan apa yang Honglay Sam-sian suruh sampaikan kepada kami?"

   Bertanya tamu tidak diundang dan luar daerah sambil tertawa menyindir.

   "Hong-lay Sam-sian ketika locianpwe itu kata, sudah lama mereka tidak melakukan pembunuhan, meng harap kalian orang-orang golongan Kalong supaya bisa membantu mereka jangan sampai melakukan pembunuhan lagi"

   Tamu tidak diundang dari luar daerah tertawa terbahakbahak. kemudian berkata.

   "Maksudmu, apakah suruh kami balik kembali?"

   Kim Hong menganggukkan kepala, ia menunjukkan sikap jumawanya yang dibuat-buat.

   "Bagaimana apabila kami tidak mau?"

   "Mereka suruh aku bertindak lebih dulu paling sedikit harus menghajar tiga kali seorangnya"

   Tamu tidak diundang dari luar daerah kembali tertawa terbahak-bahak dan berkata.

   "Tiga pukulan itu sesungguhnya sangat hebat bukan ?"

   Kim Hong menganggukkan kepala dan berkata.

   "Kalau kau tidak perCaya, boleh saja suruh tiga orang mu maju kehadapanku"

   Ketika tamu tidak diundang dari luar daerah itu menyuruh keluar tiga orangnya Kim Hong buru-buru berkata lagi.

   "Tunggu sehentar, sebaiknya suruh keluar orang-orang yang kejahatannya sudah terlalu banyak hingga mereka sudah sewajarnya kalau dihukum mati."

   Tamu tak diundang itu lagi-lagi menunjukkan ketawa gelinya, ia berkata sambil ketawa tawar "Sepasang setan dari gunung Kok-lo-san dua persaudaraan ini pernah melakukan pembunuhan terhadap kaum wanita sebanyak dua ratus orang, inilah merupakan rekor paling tinggi, dan Lie-liang It-sat, pernah melakukan pembunuhan terhadap saudaranya sendiri, dan selain daripada itu, juga pernah mencemarkan diri istri saudaranya yang dibunuhnya, Kamu bertiga boleh keluar untuk menghadapi tiga pukulan dari Hong-pay-sam-sian "

   Tiga orang lelaki berwajah buruk dan kejam berjalan keluar, semuanya menghunus pedang panjang, mereka satu diantaranya yang bertubuh kasar perdengar suaranya sambil tertawa.

   "Bocah, aku Lie Liang It Sat adalah orang yang terlalu jahat, hari ini biarlah aku coba menyambut seranganmu, kuingin tahu bisa mati atau tidak?"

   Kim Hong dengan menuntun kuda dengan tangan kirinya, perlahan-lahan menggerakkan tangan kanannya dan berkata sambil ketawa "Sekarang kalian boleh siap. aku hendak melancarkan seranganku "

   Kim Hong mengangkat tinggi perlahan-lahan tangannya sambil tersenyum, kemudian berdiam menunggu sampai mereka bertiga menunjukkan sikap tidak sabaran, barulah dengan mendadak menggerakkan tangannya tadi, Secepat kilat dengan beruntun melancarkan serangannya Hoanthian- sam-ciang, menyerang mereka melalui jarak jauh.

   Serangan Kim Hong tadi menimbulkan suara nyaring dibarengi dengan suara jeritan mengerikan tubuh tiga orang tadi terpental sejauh dua tombak lebih, ketika mereka jatuh terguling ditanah, sudah tidak bisa bernapas lagi.

   Bukan kepalang terkejutnya tamu tidak diundang dari luar daerah, ia segera lompat mundur sejauh satu tombak dan memerintahkan orang-orangnya berpencaran- Lima laki-laki berpakaian hitam yang lainnya tidak menunggu ada perintah keduanya sudah pada lompat menyingkir dengan wajah ketakutan, benar- benar seperti ketemu setan ditengah hari bolong.

   Kim Hong lompat keatas kudanya dengan sikap sangat tenang, berkata sambil angkat pundak.

   "Jikalau kalian masih ingin belajar kenal atau menyaksikan kepandaian ilmu Hong- lay-sam-sian, sekarang silahkan melanjutkan perjalanan kalian- Sekarang aku masih hendak menyambut rombongan kalian yang ketiga"

   Sebabis berkata demikian ia menarik tali kudanya dengan sangat tenang kuda itu dijalankan melalui mereka untuk melanjutkan perjalanannya keselatan.

   Apa sebab ia tidak mau bertempur dengan tamu tidak diundang dari luar daerah? Apa sebab pula ia tidak mau menyerang lima laki-laki berpakaian hitam yang lainnya? Sebab ia tahu benar sekalipun ia sendiri dapat menjatuhkan tamu tidak diundang dari luar daerah atau membinasakan beberapa orang lagi anak buahnya, tetapi bagaimanapun juga ia tidak dapat membinasakan Tamu tidak diundang dari luar daerah, jikalau toh ia tidak bisa membinasakan padanya, ada lebih baik berpura-pura royal sedikit melepaskan ia hidup, biar ia mereka sangsi dan anggap benar-benar ada orang yang dinamakan Hong-lay Sam-sian itu.

   sehingga ia bisa merasa takut dan undurkan diri.

   Memang sebabnya ia tidak mau membinaaakan lima orang yang lainnya, itu disebabkan karena ia belum pernah membunuh mati orang2 dan hari itu sekalipun mengambil tiga jiwa orang biarpun yang dibinasakan itu semuanya adalah orang-orang yang sudah seharusnya mendapat hukuman semacam itu, tetapi perbuatan membunuh orang bagaimanapun juga merupakan suatu perbuatan yang sangat kejam dan melawan hati nuraninya sendiri, sehabis melakukan pembunuhan itu dalam hati merasa gugup dan tidak enak oleh karena demikian pula, maka perginya ia meninggalkan mereka meskipun sikapnya tampak tenang, namun juga boleh dikata bahwa ia lari terbirit-birit untuk menenangkan perasaan sendiri Berjalan kira-kira tiga empat pal.

   dengan tiba-tiba ditepi jalan dibawah sebuah pohon besar, tampak seseorang duduk, dan orang itu ternyata adalah seorang setengah baya berjubah kuning yang tadi pernah dijumpainya dan menamakan diri sendiri Oey Ceng.

   Kim Hong berseru kaget, ia segera menghentikan kudanya, selagi hendak membuka mulut untuk bertanya, Oey Ceng bangkit dan berkata sambil tertawa besar.

   "Haha, kepandaian ilmu Hong-lay Sam-sian- benar-benar sangat hebat, aku yang rendah mendapat kehormatan untuk menyaksikan benar-benar sangat beruntung....."

   Kim Hong lompat turun dari kudanya, dan berkata sambil menjura.

   "oey cianpwe tadi bukankah berjalan menuju ke utara, apa sebab kini sebaliknya berada ditempat ini?"

   "Aku tidak suka ada orang yang menguntit, maka itu aku lalu balik kembali"

   Menjawab Oey Ceng sambil tertawatawa.

   Kim Hong tahu yang dimaksudkan oleh Oey Ceng tentunya In-jie, maka saat itu wajahnya lantas menjadi merah, katanya sambil tersenyum "Sumoayku itu hanya tertarik, oleh perasaan heran saja, sebetulnya tidak mengandung maksud jahat, harap locianpwe suka memaafkannya"

   Oey Ceng kembali duduk dibaWah pohon, ia memberi tanda dengan tangannya minta Kim Hong duduk untuk mengobroL "Hanya aku tadi juga sudah menghajar seseorang dan membunuh mati delapan orang dari golongan Kalong, baru balik kembali..."

   "Cianpwe maksudkan apakah Lam-kek Sin-kun bersama delapan anak buahnya?"

   Bertanya kim Hong terkejut.

   "Benar, im Liat Hong sedikit-dikitnya harus rebah dipembaringan tiga bulan baru bisa pulih kembali kesehatannya"

   Menjawab Oey Ceng sambil menganggukkan kepala dan tertawa. Kim Hong yang sementara itu masih berdiri dan menyender diperut kudanya, berkata sambil tersenyum.

   "Perbuatan cianpwe yang menyingkirkan bahaya bagi masyarakat sesungguhnya patut dihormati, tetapi aku tidak tahu bolehkah kiranya dapat mengetahui sedikit keadaan Locianpwe?"

   "Tidak perlu, maksudku balik kembali ialah ingin cobacoba kepandaianmu"

   Berkata Oey Ceng sambil menggelengkan kepala.

   "Apakah lo- cianpwe masih pikirkan kesalahan omongku tadi?"

   "Tidak aku hanya senang mencoba-coba ilmu kepandaian orang. Kulihat ilmu kepandaianmu cukup tinggi, boleh juga dijadikan tandingan-Jelasnya aku bermaksud meneliti secara mendalam."

   Dengan hati yang sejujurnya Kim Hong lantas berkata.

   "Tentu Saja beanpwe bukan tandingan cianpwe. Boanpwe kira, tak ada gunanya kita bertanding juga .

   "

   Lelaki yang mengaku bernama Oey Ceng itu berkata.

   "Kau takut merusak persahabatan diantara kita ?"

   Kim Hong menganggukkan kepalanya, setelah itu berkata.

   "Ya, Boanpwe tidak mengharapkan perpecahan diantara sesama kawan. Lebih- lebih tak ada maksud boanpwe memecah kekuatan yang ada dalam rimba persilatan-"

   Lelaki itu tertawa, katanya lagi.

   "oiy, bukan begitu. Yang kuartikan dengan bertanding tadi, bukanlah secara langsung mengajakmu bertempur. Tentu saja aku mempunyai sesuatu cara tersendiri untuk menjajal sampai dimana tingginya ilmu kepandaianmu."

   Kim Hong berkata "Cara apa itu maksud cianpwe?"

   Laki-laki itu menuding dengan jarinya ke-arah selatan, dan berkata "Sebentar lagi rombongan ketiga dari mereka akan segera tiba. Kau boleh sama-sama menempur mereka, Siapa yang menang lebih dulu dia boleh disebut sebagai juara."

   Memang benar itu merupakan cara bertanding yang paling baik.

   Tanpa merusak persahabatan antara sesama golongan dapat menunjukkan sampai dimana kemampuan tempur sendiri.

   Yakni dengan menghadapi musuh.

   Kim Hong memandang ketempat yang ditunjuk.

   disebelah selatan- Benar saja disana lantas muncul banyak sekali titik-titik hitam yang semakin lama semakin jelaS, ternyata adalah empat buah tandu yang digotong oleh orang-orang berbaju hitam, sedang menuju kearah dimana Kim Hong dan Oey Ceng berada.

   Untuk mengambil kotak batu Giok di-danau Tay- pektie, orang-orang dari golongan Kalong sampai merasa perlu membagi kekuatan mereka menjadi tiga kelompok.

   Regu pertama dan kedua sudah diberangkatkan lebih dahulu, kalau begitu yang datang ini dengan sendirinya adalah regu ketiga, dimana juga turut serta ketua perkumpulan golongan Kalong, istri ketua perkumpulan tersebut, beserta dengan ketiga orang selir-selirnya.

   Info silaki-laki misteri Oey Ceng ternyata sangat tepat, benar saja sebentar kemudian ketua perkumpulan golongan Kalong, nyonya ketua perkumpulan tersebut dan tiga orang selirnya sudah akan melewati tempat itu, yang paling depan adalah ketua perkumpulan golongan Kalong, sedang empat tandu yang lain sudah tentu diisi oleh empat orang istrinya.

   Oey Ceng memandang ke arah Kim Hong, kemudian berkata.

   "Nah, masing- masing kita boleh memilih satu lawan, siapa diantara kita yang behaSil memenangkan lawannya lebih cepat, boleh dibilang dialah yang mempunyai kepandaian tinggi."

   "Mengetahui dirinya dihadang orang, ketua perkumpulan golongan Kalong berteriak.

   "Kui Bin, Kim Hoa? Usirlah dua orang itu"

   Dari dalam tandu segera lompat turun dua orang wanita, mereka adalah selir pertama ketua golongan Kalong Liu Kui Bin, danselirnya yang kedua Touw Kim Hoa.

   Kim Hong tentu tidak asing, Tapi bagi mereka, Liu Kui Bin dan Touw Kim Hoa yang melihat salah satu dari kedua penghalang itu adalah jago muda kita dengan tertawa kaget ia berkata.

   "Eh, lagi-lagi kau"

   Selir kedua ketua golongan Kalong Touw Kim Hoa lebih tua dari selirnya yang kesatu, maka kepada Liu Kui Bin ia memanggil namanya saja.

   "Liu Kui Bin, kau pilih yang mana?"

   Permaisuri pertama Liu Kui Bin menengok kearah Kim Hong sebentar, kemudian sambil tertawa cekikikan ia berkata.

   "Yang tua lawan yang tua, dan yang muda tentu timpalannya harus yang muda pula. Biarlah aku pilih yang mudaan itu saja"

   Liu Kui Bin lalu melirik tajam kearah Kim Hong. Sementara itu laki-laki yang bernama Oey Ceng itu memandang Kim Hong, lalu katanya.

   "Pilihan mereka tepat juga , bagaimana kalau menurut kau?"

   Kim Hong merasa sebal melihat kedua selir dari ketua golongan Kalong itu, dengan menganggukkan kepala dia berkata.

   "Yang manapun boleh."

   "Bagus."

   Oey Ceng berteriak girang.

   "Mari kita melakukan gerakkan bersama, kau yang memberi komando, siapa yang lebih cepat mengusir musuh."

   Touw Kim Hoa mendekati Oey Ceng. Dan Liu Kui Bin kearah Kim Hong. Disaat itu juga , Kim Hong sudah berkata.

   "Satu.....dua.....pukul ...."

   Kedua tangan Kim Hong didorongkan kedepan, memukul kearah selir pertama ketua golongan Kalong Liu Kui Bin- Pada saat yang sama Oey Ceng menggempur siselir kedua Touw Kim Hoa.

   Liu Kui Bin dan Touw Kim Hoa mendorongkan kedua tangan mereka, dengan maksud mendorongkan pergi kedua laki-laki penghadang jalan itu.

   Terdengar suara empat pasang tangan yang beradu keras, Oey Ceng dan Kim Hong masing-masing mundur satu tindak tapi disaat itu Touw Kim Hoa dan Liu Kui Bin mundur jauh kebelakang masing-masing jatuh terduduk ditanah.

   Inilah suatu kekalahan bagi golongan Kalong.

   Oey Ceng menoleh kearah Kim Hong dengan tersenyum, ia bertanya.

   "Bagaimana dengan hasil pertandingan?"

   Dengan tenang Kim Hong berkata.

   "Kekuatan kita seimbang."

   Mereka mendapat kemenangan bersama. Wajah ketua perkumpulan golongan Kalong berubah, lalu memberi perintah.

   "Po Kui, Keng Hee Keluarlah kalian, hadapilah dua orang itu "

   Dari dua joli lainnya, masing-masing muncul seorang wanita setengah baya dan seorang gadis cantik jelita, mereka adalah nyonya ketua perkumpulan Kalong Auw yang Po Kui dan selir ketiga ketua golongan itu yang bernama Lim Keng Hee.

   Auw yang Po Kui dan Lim Keng Hee menghadapi Oey Ceng dan Kim Hong, mereka membuat satu persiapan untuk menggempar kedua penghadang jalan itu.

   Keadaannya seperti tadi juga , Oey Ceng berkata kepada Kim Hong "Kau lagi yang harus memberi komando pertempuran "

   Kali ini Kim Hong menolak, katanya.

   "Sekarang biarlah cianpwe saja yang memberi perintah"

   "Baik."

   Sahut Oey Ceng. Setelah itu dia membuat satu posisi bagus, dan segera berkata.

   "Satu .... dua ... tempur ...."

   Masing-masing, Auw yang Po Kui dan Lim Keng Hee menghampiri seorang.

   Empat pasang tangan didorongkan kedepan, Oey Ceng menempur Auw-yang Po Kui, Kim IHong menempur Lim Keng Hee.

   Akibat dari perpaduan kekuatan tangan itu, nyonya ketua perkumpulan golongan Kalong Auw yang Po Kui jatuh terjengkang, kedudukan Oey Ceng hanya bergeming sedikit saja.

   Dilain pihak pertandingan Kim IHong dan Lim Keng Hee setabil, masing-masing bergoyang sebentar tanpa ada seorangpun dari mereka itu yang terjatuh.

   Dilihat sepintas lalu, agaknya kekuatan kedua orang ini agak seimbang.

   Memandang kearah Oey Ceng, Kim Hong berkata.

   "oey-cianpwe, ilmu kepandaianmu jauh lebih tinggi dariku."

   Akibat dari adanya kermenangan Oey Ceng dan kekuatan dirinya, Kim Hong harus menyerah kalah. Oey Ceng mendelikan mata, ia tahu betul bahwa pemuda itu tidak mengerahkan tenaga penuh, demikianlah dia menjadi marah.

   "Kim Hong kau berani main gila dihadapanku?"

   Suaranya keras sekali.

   Kim Hong menundukkan kepala.

   ia menyerah kalah.

   Sang nyonya dan ketiga selir ketua perkumpulan golongan Kalong tidak berhasil mengusir dua penghadang, kejadian ini betul- betul membuat marah sang ketua.

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Dengan sinar matanya yang dipentang lebar-lebar dia lantas maju, langsung menghadapi dua lelaki itu.

   Dengan suara yang sangat dingin sekali ia berkata "Kalian betul- betul mempunyai ilmu kepandaian yang hebat sebutkanlah namamu."

   Kim Hong berkata.

   "Aku Kim Hong."

   Lelaki misterius yang mengaku bernama Oey Ceng itu juga berkata.

   "Aku Oey Ceng?"

   "Hai ...."

   Ketua perkumpulan golongan kalong mengeluarkan suara dari hidung.

   "oey-ceng? . , ..nama ini masih asing sekali."

   Oey Ceng menganggukan kepala.

   "Betul. Memang asing sekali."

   Ketua perkumpulan golongan Kalong membentak.

   "Dari mana kau datang?"

   "Hmmm....."

   Oey Ceng berdengus.

   "Dari mana kau datang?"

   Bentak lagi ketua golongan Kalong. Dengan tertawa Oey Ceng menjawab pertanyaan itu.

   "Bukan dari daerah See-hek dan juga bukan dari Taiwan-"

   Wajah ketua perkumpulan golongan Kalong berubah dalam sekejap. namun hanya sebentar. Sambil membelalakkan mata dan suara yang gemetar dia membentak.

   "Mengapa kau sebut-sebut daerah Taiwan?"

   Dengan dingin Oey Ceng berkata.

   "Kenapa? Aku tidak boleh? Dan kenapa kau gemetar begitu mendengar disebutnya nama daerah Taiwan?"

   Sepasang mata ketua perkumpulan golongan Kalong tampak semakin beringas, wajahnya menjadi begitu buas, tiba-tiba kedua tangannya disodorkan kedepan dengan Satu kekuatan yang tak terduga, langSung dia turun tangan Sendiri menggempur dan menerjang lakl-laki yang mengaku bernama Oey Ceng itu.

   Oey Ceng sudah menduga kalau dia bakalan mendapat serangan mendadak yang seperti ini, dengan lincah dan gesit ia meloncat kesamping, melejit lagi, dan Ciuuuut......

   tubuhnya lenyap.

   dia melarikan diri meninggalkan ketua golongan Kalong, nyonya ketua golongan Kalong beserta ketiga orang selirnya.

   Oey Ceng melarikan diri, meninggalkan Kim Hong ditempat itu juga .

   Kim Hong berteriak.

   "cianpwe, mengapa kau lari? Mari kita terjang bersamasama"

   Dari jauh terdengar suara laki-laki yang mengaku bernama Oey Ceng itu.

   "Kim Hong, lekas lari.. Bantuan mereka tambah lagi, kau tidak mungkin dapat menghadapi keroyokan mereka. Lihat pelindung hukumnya juga datang "

   Kim Hong memperhatikan, betul- betul dari jauh terlihat satu gulunganputih meluncur datang, itulah pelindung hukum dari golongan Kalong yang menamakan dirinya Tamu Tidak Di-undang Dari Luar Daerah.

   Kekuatan golongan Kalong segera bertambah satu mungkin disusul oleh kekuatan- kekuatan lainnya.

   UntuK menghadapi golongan Kalong berserta nyonya dan selirselirnya saja belum tentu Kim Hong dapat menang.

   Apalagi ditambah seorang Tamu Tidak Diundang Dari Luar Daerah, mungkinkah ia dapat menyelamatkan diri ? Untuk menghindari kerewelan-kerewelan itu Kim Hong mengikuti jejak Oey Ceng, tubuhnya melejit, sebelum mereka sempat menghadang dirinya, dia sudah pergi jauh sekali.

   Kim Hong mengikuti jejak yang diambil oleh Oey Ceng.

   Betul saja, tidak lama kemudian dia berhasil menyusul orang tua itu.

   Darijauh dia memanggil.

   "cianpwe..... Cianpwe.....

   "

   Oey Ceng menganggap dirinya sudah aman mendengar panggilan Kim Hong di belakang, diapun menghentikan gerakannya. Kedua orang itu bergabung kembali. Memandang kearahnya Kim Hong bertanya.

   "cianpwe. apa kau takut kepada ketua perkumpulan golongan Kalong?"

   Dengan tertawa Oey Ceng berkata.

   "Terus terang saja kukatakan bahwa aku masih bukan tandingannya."

   Kim Hong berkata.

   "Tapi apa gunanya harus melarikan seCara terbirit-birit begitu rupa?"

   "Ha ha ha.,.."

   Oey Ceng tertawa.

   "Kau kenal siapa salah satu dari selir ketua perkumpulan golongan itu?"

   Kim Hong menundukkan kepalanya. Oey Ceng berkata lagi.

   "Mengapa kau tidak menggunakan tenaga penuh sewaktu menggempur selir ketiga dari golongan Kalong yang bernama Lim Keng Hee itu?"

   Bagaimana Kim Hong harus menjawab pertanyaan yang seperti ini. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya, maka lalu mengalihkan pembicaraan kesoal lain.

   "cianpwe, mengapa kau sebut-sebut nama daerah Seehek dan Taiwan?"

   "Aku hendak meyakinkan dugaanku, hendak mengetahui bagaimana perobahan wajah ketua perkumpulan golongan Kalong tersebut jika kusebut nama dua daerah itu?"

   "Memangnya ada apa disana?"

   "Belum Waktunya kau tahu,"

   Berkata Oey Ceng tenang. Kim Hong memandang laki-laki itu.

   "Suatu hari, pasti akan kuberi tahu juga kepadamu, tapi bukan sekarang,"

   Sambung Oey Ceng Cepat melihat Kim Hong Cemas. Kim Hong berkata.

   "Bila perlu bantuan tenaga boanpwe, boanpwe bersedia membantu, kapan saja cianpwe merasa perlu "

   Oey Ceng menggoyangkan kepalanya.

   "Lain kali sajalah. Aku harus mengurus sesuatu lebih dulu selamat tinggal."

   Setelah itu tubuhnya melejit dan pergi meninggalkan Kim Hong, Kim Hong berteriak-teriak.

   "cianpwe hendak pergi ketelaga Tay-pek-tie?"

   Dari jauh Oey Ceng menjawab pertanyaan itu.

   "Bukan Empat tokoh kuat dari golongan Kalong sudah terluka, dalam sepuluh hari ini mungKin mereka tidak akan berani melakukan gerakan lagi. Untuk sementara boleh dikata sudah aman, legakanlah hatimu. Sampai ketemu nanti"

   Kim Hong memperhatikan lenyapnya bayangan laki-laki yang bernama Oey Ceng itu, itulah seorang laki-laki yang penuh dengan teka-teki, banyak kemisteriusan, ada sesuatu yang disembunyikan olehnya.

   Apakah yang disembunyikan oleh Oey Ceng? Kim Hong tidak tahu.

   Dengan ilmu kepandaian yang dimiliki oleh Oey Ceng tadi, namanya pernah menggemparkan Rimba persilatan.

   Dan Oey Ceng itu terang adalah satu nama samaran- Nama sebenarnya...Siapakah nama sebenarnya dari orang yang mengaku bernama Oey Ceng itu?...

   Tiba-tiba?...

   Satu pikiran terlintas dalam benak Kim Hong.

   "Mungkinkah siorang berkerudung didalam gunung Bu San? orang yang menyebut dirinya Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru itu? Tidak mungkin"

   Pikiran ini segera ditolak keras.

   Terjadinya Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan kembar, bukanlah suatu kebetulan.

   Kim Hong sudah berhasil menemukan Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang lama berada digunung Tay-pa-san, orang itu belum dapat dikatakan sebagai pendekar dari golongan kesatria, tapi dia jelas bukan berasal dari golongan sesat.

   Lain lagi halnya dengan PenguaSa Rumah Penjara yang baru, yang menempatkan dirinya digunung Bu-san- Kalau orang ini jelas lebih jahat dan lebih kejam, ada kemungkinan berasal dari golongan sesat.

   Tidak satupun dari kedua orang itu yang mempunyai ciri-ciri bersamaan dengan laki-laki yang menyebut dirinya bernama Oey Ceng itu.

   Tidak mungkin Oey Ceng salah seorang dari penguasa Rimba Persilatan yang manapun.

   Kalau begitu, siapakah orang yang bernama Oey Ceng tadi ? Benar-benar Kim Hong buntu sendiri dengan pikirannya.

   Perjalanan pemuda kita dilanjutkan kearah gunung Bu-san- Dua hari kemudian-....

   Kim Hong tiba disuatu dusun kecil yang bernama Ciokyan- peng.

   Disana dia mencari sebuah penginapan, memesan beberapa macam makanan dan duduk disalah satu meja yang menghadap kejalan raya.

   Dari jauh berlari datang seorang penunggang kuda berbaju putih, dengan suaranya yang lantang sekali orang ini menuju kearah Kim Hong dan berteriak "Saudara Cin, Tidak kusangka kita bisa berjumpa kembali ditempat ini.

   Bagaimana keadaanmu? Baik-baik sajakah selama ini?"

   Kim Hong adalah nama baru dari pemuda kita, sebelum dia mengetahui usal-usul dirinya dia bernama Cin Hong.

   orang yang disebut dengan panggilan saudara Cin itu adalah Kim Hong.

   Kim Hong memandang kearah orang yang baru datang itu.

   dia segera mengenali kepada murid si Tamu Tidak diundang dari luar daerah yang asli, namanya Phiauwpeng- kiam-khek Bok Siu.

   "Haaa...,"

   Kim Hong berteriak girang. Itulah kenalan lama, sedang perpisahannya dengan Bok Siu digunung Taypa- san, dia baru berjumpa sekarang.

   "Saudara Bok Siu."

   Berkata lagi Kim IHong- "Kau semakin segar saja."

   Bok siu agak tertarik dengan kecantikannya Leng Bie Sian, digunung Tay-pa-san dia tidak berhasil menyaksikan wajah jeiita gadis itu, demikianlah sehingga saat ini baru berhasil menemukan Kim Hong kembali.

   "Saudara Cin hendak kemana?"

   Demikian Bok siu bertanya. Nama yang dikenal oleh Bok siu adalah Cin Hong, bukan Kim Hong. Karena itu panggilan "saudara Cin"

   Saja yang selalu keluar dari mulutnya. Kim Hong bangkit dari temoat duduknya dan menghampiri Bok Siu, lalu katanya.

   "Aku sedang menuju kegunung Bu-san, hendak menantang si Penguasa Rumah penjara Rimba persilatan yang baru itu."

   "ooo.."

   Bok siu mengeluarkan keluhan.

   "Saudara Bok Siu, kau hendak kemana?"

   Balik bertanya kim Hong.

   "Aku hendak pergi mencari beberapa orang, dan membikin perhitungan dengan mereka."

   Jawab Bok Siu. Kim Hong menatap wajah kawan itu dalam sekali, kemudian bertanya lagi.

   "Siapa-siapakah mereka?"

   Bok siu menyeret sebuah bangku, ia duduk ditempat itu, dan berkata.

   "Mari kita makan dahulu, biarlah sambil dahar kita perlahan-lahan bercerita lagi."

   Waktu itu pelayan rumah makanpun tiba, mereka lantas saja menyebut barang makanan yang sudah tersedia dimeja.

   Setelah Kim Hong memasuki Rumah Penjara Rimba Persilatan, setelah dia berhasil mendapatkan ilmu tiga Pukulan Maut Hoan-thian-sam-ciang, ilmu kepandaian Bok siu ia tahu benar tidak lagi dapat menandinginya, Walaupun demikian, Kim Hong tidak memandang rendah kawan lamanya itu, demikianlah mereka makan bersama.

   "Hei . ."

   Tiba-tiba Bok Siu berkata.

   "Dimanakah sumoaymu iiu ?"

   "In-jie maksudmu ?"

   "Siapa lagi kalau bukan dia yang cantik jelita ?"

   "Dia sedang mengurus sesuatu."

   "Dia baik sekali kepadamu,"

   Berkata Bok Siu, agaknya pemuda ini mengiri.

   "ouw"

   "Kau hendak menantang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru digunung Bu San?"

   Bok siu bertanya.

   "Betul,"

   Kim Hong mengangguk.

   "Mengapa ?"

   Bertanya Bok Siu.

   "Aku hendak menolong nona Leng."

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Menjawab Kim Hong.

   "Dia sudah menjadi orang tawanan Penguasa Rumah Penjara yang baru di gunung Bu-san."

   "Aaah,"

   Bok siu terkejut, inilah kejadian yang benarbenat diluar dugaannya.

   "Penguasa Rumah Penjara Rimba persilatan digunung Bu-san itu sengaja menantang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang lama di gunutg Tay-pa-san-"

   "Inilah akibatnya dari Sepasang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan kembar itu,"

   Berkata Bok siu.

   "Kau belum tahu sebabnya."

   Berkata Kim Hong.

   "Apa yang belum tahu?"

   Bertanya Bok Siu.

   "Nona Leng tentu hidup sengsara didalam rumah penjara."

   "Mengapa bukan Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang lama digunung Tay-pa-san yang menantang Perguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru digunung Bu-san?"

   "Hubunganku dengan Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan bukan hubungan biasa, hubungan kami agak istimewa."

   "Kau mempunyai hubungan yang istimewa juga dengan nona Leng itu kalau begitu."

   Kata Bok Siu agak cemburu.

   "Kau salah paham. Yang kumaksudkan dengan hubungan istimewa adalah dengan Penguasa Rumah Penjara llama digunung Tay-pa-san-"

   Jawab kim Hong.

   "Kau telah mempunyai nona in-jie, mengapa masih mengejar-ngejar nona Leng?"

   "Jangan berkata seperti itu,"

   Berkata Kim Hong tidak puas.

   "Mengapa kau harus menantang bertanding pada penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru? Tahukah kau betapa hebatnya ilmu kepandaian penguasa rumah penjara rimba persilatan baru digunung Bu-san ini? Guruku pun belum tentu dapat menandinginya, kau..... kau hendak menantang dia?"

   "Betul."

   Jawab Kim Hong gagah.

   "Jangan memikir yang bukan- bukan,"

   Berkata Bok Siu.

   "Ada sesuatu yang hendak kuutarakan kepadamu, maukah kau mendengarkannya?"

   "Katakanlah saja."

   "Kukira kau sudah cukup mempunyai satu In-jie, dan kau juga tidak menyangkal bukan. bahwa hubunganmu dengan nona Leng itu tak mengandung sesuatu yang luar biasa? Maka tak keberatankah kau bilamana aku mendapatkan Leng Bie Sian?"

   "oooh... tentu saja sama sekali aku tidak keberatan,"

   Jawab Kim Hong.

   "Bagus,"

   Berseru Bok siu girang.

   "Maka. takperlu lagi kau menantang penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru digunung Bu-san, tak perlu lagi kau menolong Leng Bie Sian serahkanlah semua tugas ini kepadaku, biar aku yang menantang penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru itu, biar aku yang menolong keluar dia dari sana."

   "Tidak mungkin,"

   Berkata Kim Hong keras.

   "Tidak mungkin kau dapat menolongnya. Tidak mungkin kau dapat menandingi penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru di gunung Bu-san itu."

   "Tidak mungkinpun tokh boleh saja aku coba, bukan?"

   Berkata Bok siu.

   "Biar bagaimana aku harus menggunakan kesempatan ini, aku harus menolong Leng Bie Sian,"

   "Bukan maksudku menghilangkan kesempatanmu."

   Berkata Kim Hong.

   "tapi ketahuilah olehmu. bila sampai terjadi kau mengalami kegagalan bagaimana aku harus memberi pertanggungan jawabku kepada gurumu?"

   "Memang guruku pernah memesan supaya aku tidak menerima tantangan dari penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru digunung Bu-san,"

   Kata Bok Siu terus terang.

   "Walau demikian, demi keselamatannya nona Leng, demi kebanggaan nona Leng akan ku-usahakan juga ,"

   "Apalagi, gurumu pernah memberi pesan begitu,"

   Kata Kim IHong.

   "Lebih-lebih tidak mungkin lagi, dan lebihlebih tidak boleh kau pergi menerjang bahaya."

   "Jangan kau mengganggu usahaku,"

   Berkata Bok siu.

   "Guruku pasti tidak akan menyalahkanku. bila dia tahu bahwa aku menerjang bahaya ini demi untuk membela kehormatan dan melepaskbn nona Leng."

   "Tapi, kurira kau masih tidak mempunyai itu kesanggupan untuk menandingi penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru digunung Bu San."

   "Belum tentu,"

   Berkata Bok Siu.

   "Dan hendak menjajal juga , Sampai dimana ilmu kepandaian jago silat baju biru itu."

   "Kau mengimpi barang kali"

   Kata Kim Hong.

   "Hm..."

   Bok Siu mengeluarkan suara dari hidung.

   "Kau terlalu meaghina diriku, heh?"

   "Ini adalah suatu kenyataan, bukan semacam penghinaan."

   "Betapa bahaya pun yang berada didepan mata, toh akan kuterjang,"

   Kata Bok siu gagah.

   "Aku tidak berdaya terhadapmu,"

   Berkata Kim Hong sambil menghela napas.

   "Kau bsrsedia memberi kesempatan kepadaku?"

   Tanya lagi Bok Siu.

   "Terserah kepadamulah kalau begitu,"

   Berkata Kim Hong lemah. Demikian mereka mengakhiri perdebatan yang seperti itu, dan meneruskan pesta makan dimeja itu.

   "Saudara Bok Siu,"

   Kim Hong bertanya lagi.

   "Maksudmu berada ditempat ini adalah hendak mencari beberapa orang. siapakah orang-orang yang hendak kau cari itu?"

   "Sebentar urusan ini akan kuberitahukan padamu sesudah kau berhasil menolong nona Leng,"

   Kata Bok siu.

   "Dimanakah gurumu berada? Aku hendak mengajukan pertanyaan kepadanya,"

   Berkata Kim Hong.

   "Tentang hal apa?"

   Tanya Bok Siu.

   "Aku hendak menanyakan seseorang kepadanya"

   "Nama orang itu?"

   "Kim Hong."

   "Kim Hong?"

   Bertanya Bok siu.

   "Betul Kim Hong itu adalah ayahku,"

   Berkata Kim Hong. Bok Siu berkata.

   "GutUku mana tahu dimana adanya ayahmu sekarang?"

   Kim Hong berkata.

   "Kukira dia tahu."

   Bok siu berkata lagi.

   "Dimisalkan guruku tahu dimana adanya ayahmu itu, bagaimana aku harus memberitahukan kepadamu?"

   Sebelum Kim IHong menjawab pertanyaan tadi, Seorang tua yang mengenakan pakaian warna kuning menghampiri mereka, memberi hormat kepada Kim IHong dan Bok Siu, setelah itu ia berkata.

   "Numpang tanya, Siapa diantara kalian yang bernama Kim Hong?"

   Hati Kim Hong mengalami getaran keras, segera ia bangkit dari tempat duduknya dan menjawab pertanyaan itu.

   "Akulah yang locianpwe maksudkan."

   Orang tua berbaju kuning ini mengeluarkan sepucuk surat, diserahkannya kepada Kim Hong dan berkata "Surat ini kudapat dari salah seorang tawanan yang ditawan oleh penguasa rumah penjara rimba persilatan baru digunung Bu-san, aku baru saja mendapat kebebasan dari tempat itu, dan surat ini dititipkan kepadaku untuk diserahkan kepada seseorang yang bernama Cin Hong.

   Ternyata tuanlah adanya, kalau begitu harap suka diterima surat ini."

   Kim Hong menerima surat pemberian itu sambil memperhatikan orang tua berbaju kuning sekian saat, lalu tiba-tiba bertanya.

   "Boleh kah boanpwe mengetahui nama dan sebutan cianpwe yang mulia?"

   "Hm.."

   Orang tua berbaju kuning itu mengeluarkan dengusan dari hidung.

   "Namaku "Lam-Kiong Sian Liong."

   "Boleh aku mengetahui,"

   Berkata lagi Kim Hong.

   "Bagaimana lotiang dapat keluar dari penjara si penguasa rumah penjara rimba persilatan itu?"

   Orang tua berbaju kuning Lam-Kiong siang-liong berkata.

   "Mengapa tidak kau baca dulu suratnya?"

   Kim Hong memeriksa surat, seketika Wajahnya berubah memandang kearah orang tua berbaju kuning Lam-Kiong Siang-liong dan bertanya.

   "Surat dari nona Leng?"

   "Betul."

   Lam-Kiong Siang -long menganggukkan kepala. Kim Hong menyobek sampul surat, mengeluarkan isinya dan mulai membaca. Demikianlah bunyi surat tersebut.

   "Cin Kongcu yang terhormat, malam itu dikota Tiang-an aku pernah omong besar dihadapanmu, hendak menangkap satu maling kecil. Siapa tahu maling tidak berhasil kutangkap. malah aku sendiri yang kena tangkap. Sungguh memalukan- Kukira guruku sangat khawatir sekali, karena hasil tindakkanku adalah suatu perbuatan yang terlalu memalukan buat guruku. Muridnya Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang ternama kena juga ditawan orang. api aku tak berdaya, inilah suatu kenyataan- Kini, aku sudah berada didalam kamar tahanan Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru digunung Bu San- Aku pikir-pikir lama sekali, disini aku mendapat kesempatan banyak untuk berpikir, dan keputusanku adalah seperti ini. Guruku telah menawan banyak orang, dan aku juga menjadi tawanan orang. Guruku menyiksa banyak orang, Gutuku tentu memikirkan juga bagaimana susahnya sanak famili mereka yang tertawan olehnya. Karena beliau juga memikirkan nasib diriku yang sudah menjadi tawanan orang. Inilah yang dinamakan pembalasan- - Bukan maksud menantang guru sendiri atau mencela perbuatannya, tapi inilah sesuatu kenyataan- Guruku sudah berhasil menawan banyak orang dan dikurungnya didalam penjaranya, dan kini muridnya sudah menjadi tawanan orang dan juga dikurung didalam Penjara... .Kudengar kau sedang melakukan perjalanan kemari tentu maksudmu hendak menantang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru, dengan maksud menolong diriku. Terima kasih. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih. Tapi aku tak suka menerima pembelaanmu seperti itu, karena guruku masih ada. Seharusnya gurukulah yang datang menolong ku mengapa harus orang lain ? - Tolong beritahu kepada guruku maksud hatiku ini, dan cobalah beri anjuran padanya, supaya beliau suka membebaskan orang-orang yang berada didalam kamar tahanannya itu. Aku ditahan dan dibawa orang. Beliau sangat menderita. Dengan demikian juga dengan keadaannya orang-orang yang ditawan dan ditangkap olehnya itu, sanak famili merekapun akan menderita juga . Tolong beritahu kepadanya, berilah kebebasan kepada orang-orang tersebut. Dan terakhir, aku tak dapat menerima kebaikan hatimu, kau kularang menantang Penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru dia gagah, kau bukan tandingannya. - Sekali lagi kuharap kau membatalkan niat ini. Surat ini kutulis bukan atas desakan atau tekanan orang, Surat ini kutulis dengan hati yang sejujurnya, dengan ketulusan hati yang tidak terhingga, sekian, dan sekali lagi terima kasih. Dari Leng Bie Sian kamar tahanan nomor empat puluh dari Penguasa rimba persilatan yang baru digunung Bu San- "

   Demikian bunyi surat tersebut.

   selesai membaca surat Leng Bie Sian, hati Kim Hong mengalami getaran hebat, tidak disangka sama sekali, bahwa gadis itu menolak pertolongannya, Bok siu menyaksikan perubahan wajah kawannya, dengan tertawa, dia bertanya "Apa kata nona Leng dalam suratnya?"

   Kim Hong tidak menjawab pertanyaan Sang kawan, dia sedang berpikir, dengan alasan apa Leng Bie Sian menolak pertolongannya.

   Mengapa dia meminta penguasa rumah penjara rimba persilatan lama saja yang dianggapnya wajib menolongnya.

   Terjadinya bantrokan diantara kedua penguasa rumah penjara rimba persilatan baru dan lama akan menimbulkan lain kegaduhan sudahkah terpikir oleh Leng Bie Sian sampai kesitu? Terdengar lagi suara Bok Siu "Hei, bolehkah aku membaca surat itu?"

   "Bukan urusanmu,"

   Bentak Kim Hong yang masih berada didalam keadaan uring-uringan- "Kukira kau diberi lemparan batu olehnya."

   Berkata Bok siu pula.

   "Ng."

   JawaD Kim Hong singkat.

   "Tapi tak ada urusan denganmu "

   "Mana boleh?"

   Berkata Bok Siu sambil tertawa.

   "Urasan Leng Bie Sian adalah urusanku, bukan urusanmu. Apalagi adanya surat penolakan ini, berarti aku menang darimu. Selamat tinggal, Sampai kita berjumpa lagi lain waktu."

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Meninggalkan jago kita, Bok siu tertawa dengan hati senang, dia mendapat sedikit kemenangan- Disana tinggal dua orang, itulah Kim Hong dan sikakek berbaju kuning Lam-Kiong Siang-liong. Terdengar suara Lam-Kiong Siang-liong berkata.

   "Tuan Cin, adakah surat balasan yang harus kusampaikan kembali? Kalau ada, aku bersedia membawakannya kesana."

   "IHm..."

   Kim IHong mengeluarkan suara dengusan.

   "Tidak perlu aku menolongnya. Tapi bukan berarti aku takut kepada penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru itu. Tekadku tidak bisa dirubah. Tetapi hendak kutantang penguasa rumah penjara baru itu. Aku akan kesana sekarang juga ,"

   "Kalau begitu,"

   Kata orang tua berbaju kuning Lam- Kiong Siang-liong.

   "Sampai kita berjumpa lagi."

   Tubuhnya melesat, dan orang tua inipun meninggalkan tempat itu.

   Dua hari kemudian-...

   Dibawah gunung Bu-san mendatangi seorang anak muda, inilah jago kita Kim Hong.

   Gunung Bu-san mencakup dua belas puncak.

   puncak gunung lainnya dengan puncaknya yang tertinggi terletak diatas puncak Sin- lie- hong.

   Kim Hong sedang melakukan perjalanan menuju kearah tempat itu.

   Satu bayangan abu-abu meluncur datang, menyongsong kedatangan Kim Hong.

   Dikala mereka sudah berhadaphadapan, Kim Hong segera mengenali kepada sikakek bopengan, tokoh silat yang bernama Bwee Hauw An, itu orang pertama yang berhasil memenangkan Penguasa Rumah Penjara Rimba persilatan lama digunung Tay-pasan- Si muka bopengan Bwee Hauw An perlihatkan senyum riangnya, menghadapi Kim IHong dan berkata.

   "Kedatangan Saudara Cin kemari adakah dengan maksud untuk menantang bertanding Penguasa Rumah Penjara disini ?"

   "Ya"

   Jawab Kim Hong cepat. Hampir setiap orang masih memanggil Cin Hong kepadanya, ini disebabkan mereka belum tahu penggantian nama keluarganya.

   "Kau datang sendirian?"

   Bertanya lagiBwee Hauw An- "Ng"

   Pendek jawaban Kim Hong.

   "Hendak menantang bertanding pada Penguasa Rumah Penjara disini ?"

   "Ng?"

   Sekali ini jawaban Kim Hong disertai dengan anggukan kepalanya.

   "Sudahkah terpikir olehmu, segala akibat dari perbuatan yang akan kau laksanakan itu?"

   "Sudah. Mengapa Cianpwe berada ditempat ini ?"

   "Aku adalah salah seorang dari pegawai Rumah Penjara Rimba bersilatan baru digunung inl."Jawab sibopengan Bwee Hauw An- "

   Ooo... .Menjadi pengurus bagian penerimaan tamu ? "

   "Kira-kira demikianlah."

   "Ha, ha ... Seperti Thiat-oe Siangsu digunung Tay-pasan-"

   Seperti apa yang kita masih ingat, siBurung Besi Thiat-oe Siangsu adalah pengurus Rumah Penjara Rimba Persilatan untuk urusan penerimaan tamu digunung Tay-pa-san- Rumah Penjara Rimba Persilatan begitu menghebohkan dunia sehingga sampai terjadi usaha kembar dunia tempat yang tidak sama, yang lama berkedudukan digunung Taypa- san dan yang baru mengambil tempat digunung Bu-san- Si kakek Bopengan Bwee IHauw An menyengir, dia memberi keterangan lebih jauh seperti ini, katanya.

   "Kedudukanku sama dengan apa yang dijabat oleh siBurung Besi Thiat-oe Siansu. Tapi aku tidak serakus dia itu, aku tidak meminta uang perkenalan, aku juga tidak pernah memeras orang." .

   "Aku wajib memberi salut penghargaan,"

   Berkata Kim Hong.

   "Cianpwe patut menerima pujian."

   "Terima kasih."

   Berkata Bwee Hauw An- "Demi kelancaran usaha Rumah Penjara Rimba Persilatan Baru kami dengan ini aku hendak mengetahui, barang apakah yang hendak dijadikan barang pertaruhan ?"

   "Aku ada membawa uang seribu tahil perak."

   Berkata Kim Hong.

   "Dan uang ini bersedia kuserahkan bila aku kalah bertanding."

   "Baik. Silahkan kau mendaftar dulu, catatlah dalam buku pendaftaran. Mungkin sebelum makan sore, kau dapat mencicipi kesenangan didalam Rumah Penjara Rimba persilatan kami. Selamat datang dan selamat menempati kamar didalam sel-sel tahanan Rumah Penjara Rimba Periilatan kami yang baru."

   Bwee Hauw An membuat suatu gerakan tanda ia telah menyilahkan orang masuk.

   "IHm..."

   Kim IHong mengayun langkah kakinya lebin cepat, dia tidak gentar sama sekali. Bwee Hauw An mengajak pemuda kesuatu tempat, disana terdapat meja dan kursi tinggi, diatas meja terdapat se

   Jilid buku pendaftaran dari para tamu. Diserahkannya kepada Kim Hong dan berkata.

   "Bacalah buku keterangan tamu kami."

   Kim Hong menerima bundel surat-surat keterangan itu, diSana telah terdaftar lima puluh dua orang tamu yang pernah menantang PenguaSa Rumah Penjara Rimba Persilatan baru, diantaranya ada beberapa nama yang tidak asing lagi baginya seperti siorang tua senjata Pit perak Cu Giok Tian dari oey-san-pay, Ma liong Po dari partay Butong.

   Liu in Coang dari Sun- hong Piauw-kiok dikota Tiang-an, Pengemis Sakti Lu Bong Kong, Tamu tidak Diundang dari luar daerah, Kakek ie-oe Pek Hong Peng dan banyak nama lain-lainnya, Adanya nama Lu Bong Kong didalam daftar buku tamu ini sangat mengejutkan Kim IHong.

   Seperti apa yang kita ketahui, Lu Bong Kong sedang mengadakan persiapan hendak menantang pertandingan pada Penguasa Rumah penjara Rimba Persilatan yang lama digunung Tay-pa-san, tapi hal itu belum terjadi mengapa hari ini Sudah kejeblos dalam Rumah Penjara yang baru? Kim Hong masih membalik-balik lembaran bundel surat keterangan pendaftaran itu.

   Tiba-tiba ...

   .Matanya terbelalak.

   "Eh, mengapa pula dia sampai bisa berada ditempat ini?"

   Kim Hong keheranan, Disitu, didalam surat keterangan yang baru dibaliknya ada dilihatnya nama Oey Ceng-.

   Keterangan sebagai berikut.

   Nama .

   Oey Ceng.

   Umur .

   46 tahun.

   Waktu menantang .

   Tanggal 6 bulan ? Kim Hong membaca lagi Barang persiapan yang rela untuk diserahkan.

   Kipas Wasiat Han-sian-Giok-tlok.

   Tanggal enam bulan tujuh ? Hari ini adalah tanggal enam bulan tujuh.

   Ternyata lelaki misterius yang mengaku bernama Oey Ceng itu hendak menempur Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan barupada hari ini.

   Kim Hong berpikir lagi.

   "Baru saja ia memisahkan diri, arah tujuannya lurus ke Utara, bertentangan dengan arah yang kutempuh. Mengapa mendadak sontak. dapat berada ditempat ini? Mengapa menantang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru ? Lelaki yang bernama Oey Ceng itu pernah menganjurkan dirinya untuk memberi bantuan kepada dua partay besar. Maka dia mengutus In-jie pergi ketelaga Taypek- tie."

   Kim Hong hendak menolong Leng Bie Sian, karena inilah, dia tidak bisa memberi tenaga bantuannya kepada tokoh-tokoh silat dari dua golongan itu.

   Seharusnya, Oey Ceng pergi ketempat itu.

   Kenyataan tidaklah demikian- Hari ini tanggal enam bulan tujuh.

   Oey Ceng hendak bertanding dengan si Penguasa Rumah Penjara rimba persilatan yang baru.

   Inilah soal yang mengejutksn dirinya.

   Menutup buku pendaftaran itu Kim Hong memandang kearah sikakek bopengan Bwee Hauw An.

   segera dia meminta keterangan tentang apa yang belum diketahui itu, katanya.

   "Dari aliran manakah orang yang bernama Oey Ceng, orang yang hendak bertanding memasuki Rumah Penjara Rimba Persilatan baru dihari ini?"

   Kakek bopengan Bwee Hauw An menggoyangkan kepala, dia menjawabnya.

   "Tidak tahu Kami tidak diharuskan untuk membuat dan memeriksa secara meneliti dari setiap orang yang hendak menerima tawaran bertanding perang."

   "Bilakah orang yang bernama Oey Ceng ini tiba?"

   Bertanya lagi Kim Hong.

   "Baru saja, kukira dia belum sampai diatas puncak Sinlie- hong."

   Pertandingan sayembara rumah penjara baru ditetapkan diatas puncak Sin- lie- hong. Hati Kim Hong bergerak cepat, pikirnya lagi.

   "Ilmu kepandaian orang itu setarap dengan apa yang kumiliki, Mengapa tidak segera membuat pengejaran? Dan menyaksikan ilmu kepandaian dari ilmu simpanannya?"

   Kim Hong segera mengambil putusan.

   Segera menyusul laki-laki yang bernama Oey Ceng diatas puncak Sin- liehong Tergesa-gesa, dia mencatatkan namanya.

   Nama.

   Kim Hong.

   Umur.

   delapan belas tahun.

   Tanggal pendaftaran.

   Tanggal enam bulan Tujuh.

   Persiapan barang pertaruhan yang hendak dipersembahkan.

   Emas murni sebanyak seribu tail.

   Menyaksikan tulisan yang terakhir ini, si kakek bopengan Bwee Hauw An tersenyum dengan serius, dia berkata "Emas murni sebanyak seribu tail? Tentunya emas murni dari rumah penjara rimba persilatan lama digunung Tay-pasan bukan? Tentunya kau sudah berhasil memenangkan pertandingan itu."

   "Betul. Boanpwe adalah orang ketiga dari sekian banyak penantang-penantang yang berhasil memenangkan uang emas murni sebanyak seribu tail itu"

   Kakek bopengan Bwee Hauw An berkata lagi.

   "orang kedua yang berhasil lepaS dari kamar tahanan si penguasa rumah penjara rimba persilatan lama, tentunya sumoaymu Yo in in itu, bukan?"

   Kim Hong terkejut.

   "Eh"

   Kim Hong mendongakkan kepala, denganpenuh keheranan ia bertanya.

   "Bagaimana kau tahu?"

   "Mudah untuk diduga"

   Berkata Bwee Hauw An- "Setiap orang yang pernah mendapat petunjuk dari murid Si Dewa Persilatan, tentu saja mendapat kemajuan hebat, dapat atau tidaknya menandingi si penguasa rumah penjara lama, adalah ditetapkan oleh waktu.

   Yang pasti dia akan berhasil, sumoaymu telah menerima beberapa jurus, tentu saja keluar sebagai pemenang kedua dari Sayembara Rumah Penjara Rimba Persilatan digunung Tay-pa San-"

   "Betul.

   "jawab Kim Hong.

   "Aku adalah orang ketiga yang keluar sebagai pemenang rumah penjara."

   Bwee Hauw An memberi keterangan perlahan-lahan, ia berkata.

   "Mudah diterka, setiap orang yang mendapat petunjuk ilmu dari sikakek gelandangan Kiat Hian, pasti akan bisa keluar sebagai pemenang. Hanya soal waktu cepat atau lambatnya saja "

   Teringat keterangan Yo in in yang memberi tahu bawa sikakek bopengan ini juga pernah mendapat petunjuk Kiat Hian, dengan, dingin ia berkata.

   "Menurut cerita orang cianpwe juga sudah mendapat petunjuk ?"

   "Ya."

   Bwee Hauw An tidak menyangkaL "Itu waktu, aku ditahan didalam kamar tahanan nomar 10."

   "Kukira Kiat Hian cianpwe akan menyangkal, kalau dia tahu bahwa orang yang pernah ditolongnya itu adalah sebangsamu."

   Berkata Kim Hong.

   "oh.....Tapi dia tidak tahu."

   Kim Hong merasa muak, karena keluarnya Bwee Haaw An dari Rumah Penjara Tay-pa-san, maka timbul pula rumah penjara tandingan rimba persilatan-Maka terjadilah Rumah Penjara Rimba Persilatan kembar Bwee Hauw An berkata.

   "Pertandingan dirumah penjara kami diadakanpada tempat yang bernama Sin-lie-hong. Aku tidak bisa mengantarmu kesana. Yang beruntung disepanjang jalan ada petunjuk menurut tanda-tanda itu, pergilah sendiri."

   Sin-lie-hong adalah nama salah satu puncak dari pegunungan Busan- Kim Hong memandang kearah puncak Sin-lie-hong, jalan yang menuju kepuncak itu terdapat tanda-tanda, setiap beberapa jarak terdapat papan bertanda panah dan didepan dengan tulisan.

   "Para penantang diharap mengambil jalan ini."

   Kim Hong meninggalkan Bwee Haow An meluncurkan dan menuju kepuncak Sin-lie-hong.

   Betul saja.

   Disetiap jarak jarak tertentu terdapat tandatanda berbentuk panah, memberi tahukan kemana jalannya menuju kepuncak Sin-lie-hong.

   Tidak lama kemudian, puncak Sin-lie-hong sudah ada diambang mata.

   Kim Hong masih berpikir-pikir, menarut apa yang diketahui, puncak Sin-lie-hong tidak memiliki lembah curam.

   Entah dengan cara bagaimana sipenguasa rumah penjara Bu-san menerima tantangan-tantangan? Disaat itu, jauh didepan Kim Hong tampak satu bayangan orang pelahan-lahan merambat naik.

   Kim Hong mempercepat langkahnya, sebentar kemudian ia bisa memperkecil jarak mereka.

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Bayangan yang didepan adalah Silaki-laki misterius yang bernama Oey Ceng? Kim Hong berhasil mengejar Oey Ceng, dengan girang ia berteriak "Oey Ceng cianpwe Oey Ceng cianpwe"

   Oey Ceng mendengar panggilan itu, ia menghentikan langkahnya. Sebentar kemudian Kim IHong menyusul tiba, mengenali sipemuda memperlihatkan sikapnya yang terkejut, Oey Ceng mengajukan pertanyaan.

   "Aaaa.....Kau masih berada ditempat ini kukira kau sudah bertanding dengan penguasa rumah penjara rimba persilatan disini."

   Kim Hong tertawa. Itulah obrolan kosong. Mana mungkin Oey Ceng tidak tahu kalau ia belum tiba? Untuk menceploskan kebohongan orang, ia berKata.

   "Mungkinkah Oey Ceng cianpwe tidak melihat, bahwa dibuku lapor diri belum terdapat namaku?"

   "oh......"

   Berkata Oey Ceng.

   "Tidak terpikir sampai kesitu."

   Kim Hong tidak perCaya kalau Oey Ceng tidak terpiKir sampai ketempat itu, Oey Ceng tidak ada niatan untuk menempur penguasa rumah penjara yang bara, tapi dia mengikuti sayembara karena mengikuti jejak Kim Hong.

   Atau lebih tepat lagi kalau dikatakan mendahului Kim Hong, mana mungkin tidak memeriksa isi buku laporan? Dari daftar buku para penantang rumah penjara baru, semua nama sudah tertera.

   Oey Ceng sengaja, tapi ia tidak mau meneruskan perdebatan itu, dengan penuh misteri ia berkata.

   "Cianpwe mendadak menerima tantangan rumah penjara ini, tentunya langkah yang mendadak."

   "Betul,"

   Berkata Oey Ceng.

   "Sifat-sifatku tidak mempunyai rencana panjang. Apa yang terpikir, segera kukerjakan......"

   Betulkah Oey Ceng tidak mempunyai rencana panjang? Bohong Siapakah Oey Ceng? Mengapa dia melarang Kim IHong menempur penguasa rumah penjara baru? Semua rahasia akan dipaparkan secara terperinci pada bagian akhir cerita.

   Untuk sementara para pembaca dipersilahkan menduga.

   Kim Hong tertawa, tidak tahu bagaimana harus meneruskan percakapan itu.

   Oey Ceng melirik kearah sipemuda dan bertanya.

   "Hai Bagaimana pendapatmu, bisakah memenangkan pertandingan?"

   Kim Hong tertawa dan berkata.

   "ilmu kepandaian cianpwe hebat dan menakjubkan tentunya tidak Sulit untuk memenangkan sayembara."

   "Haa-haa...."

   Oey Ceng tertawa.

   "Artimu, kau juga tidak sulit untuk memenangkan sayembara."

   "Boanpwe mempunyai penuh pegangan-"

   Oey Ceng bergoyang kepala dan berkata "Tapi aku tidak yakin. Pikirlah, kalau si penguasa rumah penjara baru tidak mempunyai kepandaian hebat, bagaimana berani terkebur dan menjanjikan orang, memberi hadiah sesudah menerima satu jurus pukulannya?"

   Kim Hong berpikir sebentar, dan ia berkata.

   "Mungkin ia mempunyai tipu muslihat, untuk sekarang ini, kita harus lebih berhati-hati."

   Dan mereka melanjutkan perjalanan itu, tak lama mereka tiba dibawah puncak Sin-lie-hong disana, disuatu tempat yang agak rata terdapat batu-batu serong yang miring.

   Nah Nah Disanalah tampak sebuabh pintu besi berbentuk bulat.

   Pegangan pintu adalah macan-macanan yang dengan mulut terbuka lebar.

   Dibawah itu terdapat tulisan yang berbunyi.

   "Rumah Penjara Rimba Persilatan Baru."

   Disinilah letak keanehan, adanya rumah penjara digunung Tay-pa-san sudah menghebohkan rimba persilatan- Tidak seorang yang berani mengganggu gugatnya, mendadak sontak saja timbul lain rumah penjara baru, rumah yang berada didalam gunung Bu-san- Terjadinya rumah penjara kembar ini, lebih menghebohkan.

   Dikedua pintu besi itu, terdapat lain semboyan, damikian bUnyinya.

   "Sekali pUkul menjatuhkan rumah penjara rimba persilatan digunug Tay-pa-san. Dua kaki menginjak semua jago-jago silat dirimba persilatan "

   Inilah kata- kata terkebur Kecuali itu, dua orang berbaju hitam dengan memegang tombak panjang berdiri seperti patung.

   Tidak bergerak.

   Cara-caranya agak mirip dengan rumah penjara digunung Tay-pa-san.

   Tidak menunggu sampai Kim Hong mendekati pintu itu, Secara tiba-tiba saja terdengar suara yang gemuruh, pintu perlahan-lahan berdesing naik, dimana terdapat goa gelap.

   Tiba-tiba Oey Ceng menarik tangan Kim Hong, dengan sungguh-sungguh dia berkata.

   "Hei, ilmu kepandaian kita berselisih tidak jauh, begini saja kuatur, kalau aku tidak berhasil mengalahkan penguasa penjara ini, tentu saja kau juga tidak mungkin memenangkan pertandingan, tidak perlu menantang lagi, lekas memilih jalan lari pergi. Mintalah bantuan rumah penjara digunung Tay-pa San untuk menantang rumah penjara ditempat ini."

   Kim Hong tertegun, ia berkata.

   "Aku sudah mendaftarkan nama. Bagaimana harus ngiprit pergi?"

   Oey Ceng membentak.

   "Disini bukan sudah daftar atau belum daftar. Bukan waktunya kita menungkuli nama kehormatan rumah penjara baru disini lebih bertingkah dari golongan Kalong. Kalau aku kalah kau meneruskan tantangan, tidak mungkin kau menang. Apa guna? Lekaslah lari, panggil saja penguasa rumah penjara digunung Tay-pa San, mungkin ia bisa mengalahkannya."

   Kim Hong bisa menerima kenyataan itu, ia menganggukkan kepala dan berkala.

   "Baiklah, aku bersedia menerima syarat cianpwee."

   Baru sekarang Wajah Oey Ceng menjadi cerah, lalu mengandeng tangan Kim Hong, mendadak lubang didalam gua batu itu tiba-tiba berkelebat sesosok bayangan, menghadang kepergian Kim Hong dan Oey Ceng.

   Itulah orang tua kurus mengenakan pakaian berwarna merah, sepasang matanya berkilat-kilat? ia membentak "Ji-wie berdua sudah mendaftar?"

   "Sudah,"

   Berkata Oey Ceng.

   "Aku yang mendaftar lebih dahulu."

   Orang tua berbaju merah itu segera berkata.

   "Ikut dibelakangku"

   Oey Ceng mengajak Kim IHong mengikuti orang tua berbaju merah ini, memasuki ngluba yang gelap.

   dengan undakan-undakan batu, kini mereka mulai menuju keperut gunung.

   Semakin lama semakin dalam, disana terpancang obor.

   Setiap jarak tertentu, terdapat penerangan.

   Adanya obor tersebut didalam goa yang menuju keperut gunung, tentu saja semakin menambah keseraman- Keadaan rumah penjara digunung ini tidak kalah seramnya dari rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa San- Berjalan kurang lebih lima ratus tombak, di muka mereka terdapat pintu berjari besi menghadang perjalanan.

   jari-jari besi itu sangat besar dan kokoh juga terpasang rapat.

   Tidak bisa diterobos.

   Sesudah mereka bertiga berada didepan pintu berjari besi, tanpa ada gerakkan dari siorang tua berbaju merah, jari-jari besi itu naik keatas membuka jalan.

   orang tua berbaju merah mengajak kedua penantang rumah penjaranya masuk kedalam.

   Sesudah mereka berjalan melewati pintu berjari besi itu, jari-jari tadi turun kembali.

   Menutup jalan mundur.

   Jalan kedepan masih berupa jalan bertangga batu.

   disetiap jarak-jarak tertentu masih terpasang obor-obor.

   Berjalan lagi lima ratus anak tangga, didepan ada lain penghadang, itulah penghadang pintu-pintu yang terbuat dari besi tebaL Ditengah-tengah besi tebal terdapat lobang kecil, disana tampak menyorot sinar.

   Menunjuk kepintu besi itu.

   siorang tua baju merah memberi keterangan.

   "Besi ini terbuat dari baja murni, beratnya hampir seribu kati. Untuk rimba persilatan masa kini, tidak ada seorangpun yang bisa mengankat."

   Kim Hong mengeluarkan dengusan suara dari hidung, digunung Tay-pa San, dia pernah mengangkat bongkah emas sebanyak seribu enam ratus kati.

   Besi baja murni yang hanya seribu kati itu adalah soal ringan, mana mungkin tidak bisa diangkat? Karena itu ia segera menantang.

   "Biar kucoba "

   Kim Hong sudah bersiap-siap menggulung lengan baju untuk mengangkat besi yang mempunyai berat bobot seribu kati itu. Oey Ceng menyenggolnya dan berkata perlahan.

   "Jangan coba... Bagaimana akibatnya kalau dipermukaan besi itu dilumuri oleh bisa racun?"

   Kim Hong terkejut, ia membatalkan niatnya dan berkata.

   "Kukira ada sesuatu yang hebat, ternyata ada udang di balik batu. Seperti keadaan pintu jari-jari besi, pintu besi inipun tidak perlu diangkat, bisa bergeser secara otomatis?"

   Orang tua berbaju merah hanya berdiri menonton, tidak lama kemudian, pintu besi yang mempunyai bobot berat seribu kati itu meluncur naik, perlahan-lahan, ternyata digerakkan oleh pesawat.

   orang tua berbaju merah mengajak Oey Ceng dan Kim Hong memasuki goa yang lebih dalam.

   Kini mereka sudah terhadang oleh ketiga pintu besi pertahanan.

   Berjalan lagi lima ratusan langkah, sesudah melewati rumah penjara yang seperti dibangun dari besi, mata orang terbelalak disana tampak Sebuah lapangan luas....Inilah arena pertandingan Lapangan itu mempunyai lebar seratus tombak tingginya tiga puluh tombak, diataS ruangan tampak sembilan mutiara, mutiara itu memancarkan cahaya yang terang.

   Tanpa sinar matahari ruangan tersebus masih bercahaya.

   Dikeliling lapangan terdapat delapan goa, gelap.

   entah kemana tembusannya goa- goa itu.

   Ditengah lapangan terdapat dua lilin besar panjangnya tiga tombak.

   Tebalnya sebesar lengan manusia ini waktu terpasang dan menyala, asapnya mengepul memenuhi isi ruangan kosong.

   Kim Hong memperhatikan dua lilin besar tersebut, hatinya sedang menimbang-nimbang, rahasia apa yang berada dibalik lilin itu? Kim Hong dan Oey Ceng berdiri menunggu panggilan.

   orang tua berbaju merah segera membuka suara, ia berkata kesalah satu goa yang terdapat disitu.

   "Laporan kepada laucu, dua penantang masing laki-laki yang bernama Oey Ceng dan Kim Hong sudah datang"

   Suara siorang tua berbaju merah berkumandang dan mendengus disekitar ruangan didalam perut gunung itu. Hal ini sangat mengejutkan Kim Hong bulu tengkuknya bangun berdiri. Memandang kearah Oey Ceng, ia berkata.

   "Oey Ceng cianpwe, keadaan ditempat ini sangat misterius."

   "Diam"

   Bentak Oey Ceng.

   "Lihat dan perhatikan baikbaik goa yang didepan."

   Disana terdapat delapan goa, dan Kim Hong memperhatikannya pusat perhatiannya ke-arah salah satu yang ditunjuk.Dari goa tampak api penerangan, semakin lama semakin besar, seolah-olah ada yang berjalan dari jauh, menuju datang.

   Betul saja, tidak lama kemudian, disana tampak dua bocah keCil yang menenteng lampu Teng, mereka berdiri dikanan dan kiri goa itu.

   Tampaknya kedua bocah pelayan disusul oleh seseorang, disana berdiri seorang berkerudung, orang berkerudung kuning berpakaian panjang yang berwarna kuning, dan bersepatu kuning, Tabuh orang ini diselubungi oleh kemisteriusan kuning.

   Inilah ciri2 dari penguasa rumah penjara rimba persilatan- Kalau Penguasa Rumah Penjara di gunung Tay-pa-san mengenakan selubung yang berwarna hitam, Penguasa Rumah Penjara ditempat ini mengenakan pakaian warna kuning.

   Kecuali perbedaan warna itu, tinggi dan potongan tubuh kedua orang tidak jauh berbeda.

   Mirip dengan Penguasa Rumah Penjara digunung Tay-pa-san.

   Penguasa Rumah Penjara itu memandang Oey Ceng dan Kim Hong, ia bertanya.

   "Siapa yang menantang lebih dahulu?"

   Suara ini berdengung lama, menandakan suara dalamnya yang hebat.

   Kim Hong mermperhatikan baik-baik, dalam keadaan yang seperti itu, ia tidak bisa membedakan suara ini suara lelaki ataukah wanita? Karena memakai kerudung tutup muka dan karena suaranya ditekan kuat, orang sulit untuk membedakan, bagaimana jenis kelaminnya Penguasa Rumah Penjara yang baru.

   Seperti juga Rumah Penjara digunung Tay-pa-san, Sulit untuk membedakan siapakah adanya orang tokoh misterius itu Lelaki atau wanita? Disaat Kim Hong masih menduga-duga Oey Ceng sudah tampil kedepan dan berkata.

   "Aku"

   "sebutkan namamu."

   Berkata Penguasa Rumah Penjara itu.

   "Oey Ceng?"

   Jawabnya singkat.

   Suara Oey Ceng juga dikerahkan dengan tenaga dalam, berkumandang dan berdengung lama.

   Diam-diam hati Kim Hong juga menjadi girang, dengan adanya tekanan suara tenaga dalam itu, kekuatan Oey Ceng masih berada diatas kekuatan Penguasa rumah Penjara yang baru.

   Tentu saja ia menjadi girang, kalau tidak disertai dengan tipu muslihat licik, pasti Oey Ceng bisa mengalahkan Penguasa Rumah Penjara ini.

   Kim Hong sedang berpikir-pikir, kalau saja ia berhasil memenangkan Sayembara, siapa yang hendak ditolong keluar? Tentu saja Leng Bie Sian.

   Tapi Leng Bie Sian pernah mengirim surat menolak adanya datang pertolongan- Keadaan yang menyulitkan Kim Hong, keCuali Leng Bie Sian, siapa lagi yang haruS ditolong keluar dari rumah penjara baru? ouw Menolong empek Ie-oe atau menolong tamu tak diundang dari luar daerah.

   Menurut apa yang sudah didesas desuskan, empek Ie-oe dan Tamu tak diundang dari luar daerah sudah menjadi tawanan-tawanannya rumah penjara ditempat ini.

   Disaat Kim Hong melamun jauh, terdengar suara penguasa rumah penjara yang baru.

   "cara-cara sayembara ditempat ini sangat mudah, kita bersama-sama lompat naik keatas dupa yang dinyalakannya, dihitung dari satu sampai sepuluh, masingmasing memukul sekali, siapa yang terjatuh, siapa yang merontokan abu dupa. itulah yang bagus."

   Dia memberi perintah agar kedua bocah pengiringnya menyalahkan dupa sembahyang.

   Hati Kim Hong tercekat, dan betul-betul ia meragukan keadaan ditempat ini.

   Ternyata acara sayembara lain dari pada yang lain bukan menggunakan kekuatan yang berarti, bukan menggunakan kekuatan tenaga dalam, tetapi mengutamakan ilmu keringanan tubuh.

   Karena acara sayembara ditentukan oleh sipenguasa rumah penjara, tentu saja keadaan tidak menyulitkannya.

   pasti Sipenguasa rumah penjara memiliki ilmu meringankan tubuh yang luar biasa, dan bisa berdiri diatas abu dupa.

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Kini Kim Hong harus meragukan ilmu meringankan tubuh Oey Ceng, mampukah Oey Ceng menginjak abu dupa? Seseorang yang mempunyai kekuatan tenaga dalam, belum tentu memiliki ilmu meringankan tubuh, inilah yang mendebarkan hati Kim Hong.

   Terdengar suara batuk-batuk sitokoh misterius Oey Ceng, dia mengangkat pundak dan berkata "Acara sayembara ini memang luar biasa, tapi terlalu tidak adil."

   "Dimana yang tak adil?"

   Kata penguasa rumah penjara yang baru dengan suara dingin. Oey Ceng berkata.

   "Jago-jago silat yang mempunyai ilmu meringankan tubuh hebat sangat terbatas, berapa banyak orang yang bisa memasang kaki diatas dupa terbakar? Kukira hanya beberapa gelintir saja, tidak lebih sudah dari lima belas orang. Dengan acara sayembaramu, tentu saja sudah dipastikan, bahwa orang-orang yang menerima datang tantangan sayembara itu, pasti masuk kurungan."

   "Tentu saja."

   Kata sipenguasa rumah penjara baru.

   "Siapa yang takut masuk kurungan. Tidak dilarang datang."

   Oey Ceng membentak dengan suara marah.

   "Tentu saja orang tak datang, kalau kau tak menculik dan membawa lari anak isteri orang, siapa yang kesudian gawe jauh-jauh datang ketempat ini."

   "Hei..."

   Kata penguasa rumah penjara baru.

   "Apa maksud kedatanganmu kesini. Berdebat adu mulut? Atau mengikuti upaCara sayembara?"

   "Betul....Betul....."

   Suara Oey Ceng agak lunak.

   "baiklah. Aku siap sedia menerima sayembara."

   Hampir berbarengan, mereka melejitkan diri, lompat diatas sebatang hio yang terbakar.

   Dupa itu terbakar lama, maka abunya beberapa dim.

   Disaat Oey Ceng dan penguasa rumah perjara baru meletakkan kaki diatas abu dupa, mereka harus menggunakan ilmu meringankan tubuh yang seringan mungkin.

   Betul-betul hebat dan menakjubkan Kedua jago itu bisa menguasainya dengan indah.

   Tidak sebutir abu dupapun yang tergusur jatuh....Jarak kedua orang hampir dua puluh tombak.

   Masingmasing diam tak bergerak.

   Masing-masing mengatupkan mata, meringankan bobot berat badan mereka.

   Maka Setelah itu, salah satu dari kedua bocah yang membawa lampu gantung tampil kedepan, dengan suaranya yang garing, ia mulai menghitung.

   "Satu...Dua. ..Tiga... Empat ... Lima......"

   Mengikuti suara-suara angka itu, hati Kim Hong berdebar semakin keras, silih berganti memperhatikan Oey Ceng dan penguasa rumah penjara yang baru.

   "Delapan..."

   "Sembilan........"

   "Sepuluh"

   Mulutpenguasa rumah penjara baru mengeluarkan suara geraman, tangan kanannya dibalikkan, diratakan dengan dada dan didorong ke depan.

   Disaat yang sama Oey Ceng juga sudah menyiapkan kekuatannya, telapak tangannya didorong kedepan, menerima pukulan itu.

   Seperti datangnya dua bintik arus listrik, dua tubuh kedua jago silat itu tergetar, dan begitu menempel masingmasing bersitegang.

   Kim Hong memperhatikannya dengan seksama, ia bisa melihat adanya kekuatan Oey Ceng yang sudah sempurna.

   itulah kekuatan penuh.

   Kalau dibandingkan dengan bagaimana Oey Ceng, menghadapi ouw yang Po kui kemarin tentu saja tidak bisa disamakan.

   Diam- diam Kim Hong memuji kekuatan Oey Ceng.

   Sangkanya tokoh misterius itu hanya setanding dengan apa yang ia miliki, kenyataan lebih hebat dari apa yang ada.

   Wah, kalau saja Oey Ceng tidak bisa memenangkan penguasa rumah penjara yang baru pertempuran selanjutnyapun perCuma.

   Apa boleh buat, ia harus mengikuti perintah Oey Ceng, kalau saja Oey Ceng kalah, dia harus lari meninggalkan tempat itu.

   Disaat Kim Hong sedang memikir-mikir, tampak, keadaan mulai berubah.

   Jidat Oey Ceng tumbuh keringat, keadaannya tidak segagah tadi.

   Menengok kearah penguasa rumah penjara baru.

   Wajah itu tertutup oleh kerudung kuning tidak terlihat perobabanperobaban, tapi dari desiran-desiran angin, tidak adanya gelembung di kain itu suatu tanda bahwa ia masih kokoh dan kekar, Seperti gunung kuatnya, keadaan penguasa rumah penjara baru berada diatas angin- Keadaan tegang yang seperti itu masih berlangsung terus Waktu berdetik-detik, dihembus angin lalu.......

   Tiba-tiba terdengar suara gerungan perlahan dari sipenguasa rumah penjara baru, tangannya ditarik kebelakang sedikit dan ini waktu tubuh Oey Ceng bergoyang, abu dupa yang dipijak rontok sebagian, dan Oey Ceng pun loncat turun kebawah.

   Terhuyung kebawah jatuh.

   "Aaaa..... betul-betul Oey Ceng kalah Seorang tokoh silat misteriusan yang memiliki kekuatan lebih hebat dari tamu Tidak diundang dari luar daerah, dibawah tekanan kekerasan sipenguasa rumah penjara baru, akhirnya kalah dan jatuh dari pertandingan. Wajah Oey Ceng pucat pasi. Wajah Kim Hong juga pucat pasi. Kedua orang itu saling pandang masing-masing menyengir Sedih, menundukan kepala. Penguasa rumah penjara yang baru lompat turun dari ujung dupa yang terpasang menyala, dengan suaranya yang ringan dan penuh kecongkakkan, ia berkata.

   "TUan, adalah penantang Sayembara yang terkuat"

   Kata- kata ini diarahkan kepada Oey Ceng. Oey Ceng bungkam didalam seribu bahasa melirik kearah Kim Hong seolah ia berkata.

   "Nah Aku sudah kalah Apa lagi yang kau tunggu? Hayo Lari, Lekas panggil penguasa rumah penjara digunung Taypa- san......"

   Kim Hong masih mematung dan tertegun ditempatnya, belum lama ia sudah mempunyai niatan untuk melarikan diri meninggalkan tempat itu, Tapi perubahan situasi telah membuat pikirannya goyah, lari atau tidak lari? Disaat ini, penguasa rumah penjara yang baru berkata kepada sikakek berbaju merah "co Tiok Hu, bawa orang pesakitan ini kedalam penjara."

   Sikakek berbaju merah co Tiok Hu membungkukkan badan, menjinjing Oey Ceng memas kesalah satu delapan goa yang berada d tempat itu. Dada Kim Hoag dirasakan bergejolak. itulah kepanasan dan rasa penasaran, segera ia bentangkan bacot.

   "Giliran aku Kim Hong yang menerima sayembara."

   SeCepat itu pula, Kim Hong melejitkan kaki meletakkan ujung jempol kakinya diataS dupa yang mengepul.

   Disini Kim Hong bisa menarik satu keuntungan, dia menjatuhkan kaki pada ujung dupa yang bekas diinjak oleh Oey Ceng, ujung dupa itu sudah jatuh sebagian, maka pendek Sedangkan dupa satunya, yaitu dupa yang harus diinjakan oleh Penguasa Rumah Penjara masih berabu panjang.

   Loncatnya Kim Hong keujung dupa tidak diikuti oleh sipenguasa Rumah Penjara.

   Dia berkata dengan suara tenang "Jangan terburu-buru.

   Aku membutuhkan waktu untuk istirahat."

   Sesudah itu, ia mengibaskan lengan baju juga mengebut abu dupa yang berada ditempat yang akan dipijak olehnya.

   Dengan cara-cara yang seperti ini, kini Kim Hong yang menduduki kedudukan lemah.

   Abu dupa yang harus dipijak oleh sipenguasa rumah penjara rimba persilatan lebih sedikit dari abu dupa yang dipijak oleh Kim Hong.

   Mendengar permintaan sipenguasa rumah penjara yang hendak mengambil waktu istirahat, Kim Hong lompat turun, dengan tertawa ia berkata.

   "

   Ha-ha.... kau juga hendak istirahat? Kukira kau seorang jago tanpa tandingan. Bisa digilir bertanding terus menerus. Sepasang sinar mata penguasa rumah penjara baru memancar keganasan, dengan marah ia membentak.

   "Kau bocah ini sangat kurang ajar, sebutkan nama gurumu?"

   Dengan membusungkan dada Kim Hong berkata.

   "suhu bernama It-hu Sianseng."

   "oo. .."jawaban ini seperti berada diluar dugaan sipenguasa rumah penjara.

   "Kau adalah kongcu bernama diri Kang-lam yang bernama Kim Hong? Kudengar kau mempunyai hubungan yang baik dengan murid penguasa rumah penjara digunung Tay-pa-san, bukan ?"

   "Kalau betul, bagaimana?"

   Kim Hong menantang. Penguasa rumah penjara yang baru berpikir sebentar, entah apa yang dikenang olehnya, tiba-tiba ia bertepuk tangan, tertawa dan bertanya.

   "Hei, kau hendak bertemu dengannya?"

   Hati Kim Hong hampir loncat keluar, dari tempatnya ia berkata.

   "Kau bersedia mengajak aku bertemu dengan Leng Bie Sian ?"

   "Kalau kau kepingin ketemu, aku bersedia mengajakmu sebentar."

   "Tentu saja mau bertemu."

   Berkata Kim Hong.

   "Tapi ingat, Ini bukan permintaanku."

   "Inilah kerelaan hatiku."

   Kata penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru.

   Ini waktu orang tua berbaju merah yang bernama co Tiok Hu sudah memperintahkan dan mempenjarakan Oey Ceng, dia balik kembali keruangan itu.

   Memandang kearah co Tiok Hu, penguasa rumah penjara berkata.

   "Ajak kongcu ini untuk bertemu pada nona Leng Bie Sian."

   Co Tiok Hu berkata.

   "Nona Leng Be Sian tak mau bertemu dengan seorang yang bernama Kim Hong"

   Penguasa rumah penjara rimba persilatan berkata.

   "Aku tahu nona Leng Bie Sian tidak mau bertemu muka. Tapi kau ajak keruangan disebelahnya, agar mereka bisa bercakap-cakap."

   Kemudian, penguasa rumah penjara yang baru memandang Kim Hong dan bertanya.

   "Bagaimana pendapatmu?"

   "Tidak bertemu muka dengan Leng Bie Sian juga tidak mengapa, asal aku bisa mengucapkan beberapa patah kata,"

   Karena itu, ia menganggukan kepala dan menerima tawaran tersebut.

   Maka, dengan ditunjuk oleh sikakek baju merah co Tiok Hu, Kim Hong diajak kelain goa.

   Goa diperut gunung itu sangat dalam, banyak tikungan, berjalan beberapa waktu, Kim Hong berhasil berada disebuah ruangan batu.

   Ruangan batu itu sangat ringkas, keCuali sebuah pelita keCil, tak ada isi lainnya.

   co Tiok Hu menyuruh Kim Hong duduk disana, mengunci pintu dan pergi.

   Kim Hong baru duduk.

   tak lama terdengarlah suara Leng Bie Sian dari kamar sebelah.

   "Kim kongCukah yang datang?"

   Dengan kedua tangan Kim Hong meremas batu disebelah, ia hendak mengorek batu itu, tapi tentu saja tidak berhasil.

   "Betul"

   Teriaknya girang.

   "Bie Sian, bagaimana keadaanmu?"

   Terdengar elahan napas Leng Bie Sian dari kamar sebelah, katanya.

   "Keadaan baik-baik, untuk sementara mereka tidak berani menggangguku."

   "Hei"

   Berteriak Kim Hong dengan suara keras.

   "Mengapa kau tidak mau bertemu denganku?"

   Suasana hening untuk beberapa waktu, kemudian terdengar suara Leng Bie Sian- "Kau belum menerima suratku?"

   Seperti disiram oleh air dingin, kerelaan hati Kim Hong yang hendak menolong Leng Bie Sian diguyur habis, ia menghela napas dengan sedih lalu berkata.

   "Sudah terima. Tapi....."

   "Nah"

   Berkata Leng Bie Sian- "Sudah kujelaskan, mengapa kau datang?"

   "Apa boleh buat."

   Kata Kim Hong.

   "Aku harus menolong mu keluar dari tempat ini."

   "Aku tak mau ditolong."

   Kata Leng Bie Sian- "Alasannya?"

   "sudahlah"

   Kata Leng Bie Sian- "Bagaimana kau bisa jatuh kedalam tangan mereka?"

   Tanya Kim Hong.

   suara Leng Bie Sian berkata lagi "Ada seorang kakek yang mengenakan pakaian berwarna merah namanya co Tiok Hu, ia memiliki ilmu kepandaian yang tinggi dengan tiba-tiba


Si Rase Terbang Pegunungan Salju Karya Chin Yung Elang Pemburu -- Gu Long /Tjan Id Amanat Marga -- Khu Lung

Cari Blog Ini