Ceritasilat Novel Online

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan 12


Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung Bagian 12


anya Liong Kuan, dunia sedemikian luas Bukankah usahanya seperti mencan sebatang jarum di dalam lautan besar'? Kemana pula dia harus mencarinya? Langit perlahan-lahan menjadi gelap Lentera di kedai teh sudah mulai dinyalakan.

   Adabeberapa tamu yang segera menghitung fumlah makanan mereka lalu meninggalkan tempat tersebut.

   Tapi ada pufa beberapa tamu yang baru datang Beberapa tamu yang usianya lebih lanjut langsung memanggil pelayan dan minta di sediakan arak.

   Rupanya kedai teh ini merangkap dua jenis usaha Apabila malam menjelang kedai teh berubah menjadi rumah makan yang menyediakan berbagai macam hidangan lengkap dengan araknya Para tamu yang ingin menikmati arak dapat berdiam terus dj tempat tersebut.

   Yok Sau Cun memesan semangkok bakmi daging dan beberapa buah bakpao.

   Setelah menyantapnya dengan tergesa-gesa, dia langsung membayar makanannya dan bergegas kembali ke penginapan.

   Pelayan penginapan tersebut melihat kedatangan Yok Sau Cun Dia cepatcepat maju menyambutnya.

   "Kongcu ya, sampai sekarang siocia belum datang juga Mungkin hari ini dia tidak jadi datang ke sini,"

   Katanya melaporkan sambil tidak lupa mengembangkan senyumannya.

   Ternyata Ciok Ciu Lan masih belum muncul juga' Yok Sau Cun diamdiam bertambah cemas Kalau Ciok Ciu Lan sudah bertemu dengan ibunya, pasti dia bergegas datang ke penginapan tersebut membentahukan kepada Yok Sau Cun Apakah ibunya tidak berada di Yang Ciu tetapi meninggalkan tanda agar dia menemuinya di tempat lain?.

   Tidak' Apabila ibunya tidak berada di Yang Ciu, Ciok Ciu Lan juga akan datang ke penginapan tersebut memberitahukan ke pada Yok Sau Cun Tidak mungkin dia pergi seorang diri begitu sa|a Mungkinkah telah terjadi sesuatu pada diri gadis itu'?.

   Pelayan tadi mehhat Yok Sau Cun tidak mengucapkan sepatah kata pun Bibirnya kembali mengulum senyum.

   "Kongcu ya, kamar yang kau sediakan buat siocia .

   ".

   "Tidak apa apa Biarkan saja kamar itu ". Pelayan itu menganggukkan kepalanya berkali-kali.

   "Kongcu ya, hamba telah menyalakan ientera Kongcu ya kembali saja dulu ke kamar Hamba akan menyediakan air hangat untuk membasuh diri"

   Katanya.

   Yok Sau Cun masuk ke dalam Dia mendorong pintu kamarnya, tiba-tiba hidungnya mencium serangkum keharuman yang samarsamar Seperti ada tapi juga seperti tidak ada.

   Orang biasa tentu tidak akan mengetahumya Tapi penciuman Yok Sau Cun sangat taiam Dia yakin ada seorang gadis yang masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan bau harum seperti itu.

   Pikirannya segera tergerak Mungkinkah Lan moay sudah datang tadi?.

   Matanya sibuk mengedar Ternyata di bawah tempat lilin tertekan secank kertas yang di atasnya tertera beberapa huruf tulisan.

   Ternyata Lan moay sudah datang Pasti karena aku tidak ada maka dia meninggalkan kertas ini untukku, pikir Yok Sau Cun kembali.

   Yok Sau Cun bergegas menghampiri meja dan mengambil kertas tersebut Hidungnya kembali mencium serangkum keharuman yang samar Tulisan di atas kertas itu sangat indah juga rapi.

   Di bawah cahaya rembulan, pohon Liu melambai lambai Di samping Go Teng kio dekat telaga Sou si menantikan kedatangan pendekar muda.

   Kertas itu tidak menyebutkan nama juga siapa penginmnya Dan nada tulisan itu saja, Yok Sau Cun langsung yakm bukan Ciok Ciu Lan yang meninggalkan kertas tersebut Tapi siapa kira kira orang ini'? Yang pasti seorang gadis'.

   Pelayan tadi kembali lagi dengan baskom berisi air hangat Juga dibawakannya sebuah teko bensi teh panas Bibirnya kembali tersenyum.

   "Apakah Kongcu ya masih ada keperluan yang !ain?"

   Tanyanya kemudian.

   "Aku hanya ingin menanyakan arah menuju telaga Sou si?".

   "Jaraknya sih tidak seberapa jauh Tetapi telaga Sou si terletak di luar pintu gerbang utama Sedangkan saat ini pintu gerbang sudah ditutup. Kalau Kongcu ya Ingin berpesiar, terpaksa harus menunggu sampfll besok pagi,"

   Sahut pelayan itu menjelaskan.

   Kemudian dia memberi gambaran sekali lagi arah yang harus ditempuh oleh Yok Sau Cun apabila hendak ke telaga Sou si Setelah itu dia baru mengundurkan diri Dengan hati gelisah, Yok Sau Cun membaca tulisan di atas kectas tadi sekali lagi Dia mengingatmgat kembali gadis yang pernah dikenalnya Rasanya hanya Ciok Ciu Lan dan Hui Fei Cin Sedangkan ditambah dengan pelayan Hui Fei Cin yakni Siau Cui hanya tiga orang saja.

   Dari nada tulisan di atas kertas itu, Yok Sau Cun memang merasa tidak asing Tapi untuk sesaat dia tidak dapat mengingatnya Sekarang dia mempertimbangkan apakah dirinya harus pergi menuruti isi kertas tersebut?.

   Hui Fei Cln terjatuh dalam genggaman orang jahat Ciok Ciu Lan sampai sekarang belum kembali Sekarang tiba-tiba ada seorang gadis yang ingin bertemu dengannya.

   Mana mungkin dia menyianyiakan kesempaian ini?.

   Siapa tahu dla blsa mendapat keterangan yang dibutuhkannya .

   Oleh karena itu, Yok Sau Cun cepatcepat merapatkan pintu kamarnya dan memadamkan penerangan Dengan menyelinap dia keluar dan jendela Setelah melewati dua buah rumah penduduk, dia melayang turun di lorong belakang pengmapan tersebut.

   Sekarang dia sudah berada di ujung jalan Dia mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pelayan tadi dan menghambur ke arah pintu gerbang utama.

   Tidak lama kemudian, dia sudah sampai di batas tembok kote Dengan kemampuannya dalam ilmu ginkang, dia melesat naik ke atas tembok lalu melayang turun dengan ringan.

   Kegelapan malam mulai merayap.

   Yok Sau Cun menghindan jalan raya Dia mengikuti tembok kota sampai di tempat yang agak terpencii Dia menarik nafas dalam-dalam dan melesat lagi ke atas tembok Matanya yang awas segera menerawang Di kejauhan terlihat nak air telaga yang ber gerak-gerak.

   Saat itu hampir masuk musim dingin Air di telaga bergprak perlahan Tidak terlihat bayangan seorang manusia pun Yok Sau Cun tidak tahu di mana letak Go Teng kio yang disebut orang itu Terpaksa dia me nyusun tepi telaga dan berjalan terus Malam naik perlahan lahan Ternyata di sisi lelaga terdapat sebuah pondok lerbuka Jaraknya kurang lebih masih ada beberapa depa Di sekitar pondok tersebut banyak di hiasi po honpohon Liu Suasananya sedemikian tenang sehingga terasa mencekam.

   Di bawah cahaya rembulan, pohon Liu melambailambai Mungkm ini yang disebut Go Teng kio "

   Pikir Yok Sau Cun dalam hati.

   Sayangnya malam ini sama sekali tidak terlihat adanya rembulan Perlahan lahan Yok Sau Cun meneruskan iangkah kakmya Sekarang jarak antara dirinya dengan pondok terbuka itu semakin dekat Dari jauh dia sudah tampak sesosok bayangan tubuh yang langsing Rambutnya bergerai mencapai bahu Sebelah tangannya memegang sebuah sangkar burung Dia berdiri di sana dengan wajah menghadap ke dalam pondok Matanya seperti menerawang di kejauhan Sayangnya Yok Sau Cun tidak dapat melihat wajahnya dengan seksama.

   Dan bayangan tubuhnya yang langsing, kemungkinan gadis mi berwajah cantik jelita Tapi Yok Sau Cun tidak dapat menduga siapa adanya gadis itu? Tampaknya dia sedang menunggu seseorang Pikirannya pasti melayanglayang Yok Sau Cun sudah berjalan melewati ]embatan dan sampai di ujung pondok terbuka itu dia masih belum menyadannya Dia masih belum membahkkan tubuhnya Dia merasa tidak enak hati unluk menyapa Terpaksa dia berdiri di situ sambil mengeluarkan suara batuk batuk.

   "Apakah Yok siangkong yang datang'?"

   Tanya bayangan bertubuh langsing itu. Suaranya sangat merdu Rasanya tidak asing bagi telinga Yok Sau Cun Namun dia masih belum dapat menduga siapa adanya gadis itu. Cepat-cepat dia merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan menjura.

   "Betul. Yok Sau Cun datang memenuhi undangan,"

   Sahutnya. Bayangan langsing Itu mengeluarkan suara tertawa kecil.

   "Aku sudah menunggu di sinl sejak tadi,"

   Katanya. Ucapannya seperti menyalahkan Maksudnya menyalahkan Yok Sau Cun yang datang terlambat Tapi karena gerutuannya diiringi dengan suara tawa yang merdu, maka tentunya dia tidak bersungguh-sungguh.

   "Kouwnio mengundang cayhe datang ke tempat ini, entah ada keperluan apa?"

   Tanya Yok Sau Cun.

   "Tentu saja ada keperluan."

   Sampai saat ini, bayangan langslng tergebut baru perlahan-lahan membalikkan tubuhnya.

   Saat itu juga, Yok Sau Cun sudah melihat dengan jelas Dia, bukankah gadis cantik jelita yang dmgin seperti gunung es dan biasa dipanggil sebagai Tiong kouwnio, Tiong Hui Ciong.

   Ternyata memang dia!.

   Yok Sau Cun tertegun untuk sejenak.

   Akhirnya dia menjura sekali lagi.

   "Rupanya Tlong kouwnio ". Sepasang mata Tiong Hui Ciong yang indah bersinar bagai bintang kejora Dia menatap Yok Sau Cun lekat-lekat.

   "Kau kira siapa yang mengundangmu datang ke tempat ini?".

   "Cayhe justru tidak dapat menerkanya,";SahutYok Sau Cun. Tiong Hui Ciong tersenyum manis.

   "Bukankah sekarang kau sudah tahu'?".

   "Undangan kouwnio memang mengejutkan Entah ada urusan apa cayhe diundang ke tempat ini?". Mata Tiong Hui Ciong menatapnya dengan lembut.

   "Yang diundang tentu saja harus me menuhi undangan Aku toh bukan macan yang buas. Jangan khawatir Mari duduk di dalam'' ajaknya. Perlahan-lahan dia melangkah ke dalam pondok terbuka tersebut dan duduk di atas undakan batu yang mengelilingi tiang di sana Mendengar ucapannya yang minp sindiran, terpaksa Yok Sau Cun ikut masuk ke dalam dan duduk di undakan batu di se berangnya. Pada saat itu rembulan mulai bergeser dan balik awan dan menunjukkan sebagian dmnya Keadaan di sana menjadi agak te rang Yok Sau Cun duduk berhadapan de ngan gadis cantik itu Matanya sangat indah, persis air telaga yang bergerakgerak Dia mengenakan pakaian berwarna kuning muda Pipinya berona merah jambu Kecantikannya semakm kentara Sikapnya tetap dingin seperti biasa Sangkar burung yang dibawanya telah diletakkan di atas ta.iah Yok Sau Cun menantapnya lekat lekat Dia merasa sikap dingin gadis itu tidak seperti biasanya Malah ada kesan seperti dibuat buat agar tidak menyolok Bahkan Yok Sau Cun seperti berhadapan dengan orang lam Dia memandang gadis itu dengan terpesona. Tiong Hui Ciong seperti tidak merasakan pandangan Yok Sau Cun yang ta;am Dia mengedipkan matanya beberapa kali seperti orang yang kelilipan.

   "Akhirnya bulan keluar juga dan persembunyiannya,"

   Gumamnya seorang diri. Yok Sau Cun tiba-tiba merasa sikapnya tadi kurang sopan Tanpa sadar wajahnya berubah merah padam.

   "Sebetulnya apa maksud Tiong kouwmo mengundang cayhe ke tempat ini'?"

   Tanyanya kembali pada tujuan semula. Tiong Hui Ciong tersenyum simpul.

   "Aku melihatmu di jalan raya Itulah sebab nya sengaja mengundang kau kemari untuk berbincang bincang ". Mendengar ucapannya pikiran Yok Sau Cun langsung tergerak.

   "Entah keperluan apa yang membuat Tiong kouwrno sampai ke Yang Ciu ini?". 'Tidak apa apa "

   Tiong Hui Ciong mera pikan rambutnya yang bergerai ditiup angin "Aku sebetulnya mengikuli jejak seseorang ". 'Lalu, apa yang ingin kouwnio bicarakan dengan cayhe'?'tanya Yok Sau Cun kembali.

   "Aku justru ingin bertanya mengapa kau bisa datang ke Yang Ciu?".

   "Apa maksudmu menanyakan hal ini?"

   Kedua orang itu seperti saling melontarkan pertanyaan tanpa ada satu pun yang bersedia menjawab terlebih dahulu. Tiong Hui Ciong menatapnya sekilas.

   "Kau tidak bersedia membentahukan? lya kan? Sebetulnya tanpa perlu kau katakana aku juga sudah tahu Kau datang ke Yang Ciu demi Hui Fei Cin itu ". Wajah Yok Sau Cun berubah perlahan-lahan.

   "Kau yang menculik Hui siocia'?". Wajah gadis itu tampak pilu.

   "Kau salah menuduh Orang yang menculik Hui siocia bukan aku '.

   "Lalu siapa?"

   Desak Yok Sau Cun "Malam ini aku tidak perduli hal yang lainnya dan mengundang kau ke sini Tujuannya adalah untuk mengucapkan beberapa patah kata,"

   Sahut Tiong Hui Ciong.

   "Kouwmo silahkan katakan saja ' Tiong Hui Ciong menatapnya sekilas "Kalau aku sampai mengatakannya apakah kau bersedia mendengarkan?"

   Tanyanya lembut. 'Mengapa tidak coba kau katakana terlebih dahulu?". Wajah gadis itu berubah serius.

   "Dengarlah nasehatku Besok pagipagi, segera tinggalkan kota Yang Ciu ini". Yok Sau Cun teclawa dingin.

   "Mengapa'?".

   "Meskipun Hui kouwnio diculik oleh sekomplotan orang, tetapi keadaannya tidak berbahaya sama sekali Asal membawa pedang Sit Kim kiam, mereka pasti akan melepaskannya Dengan kata lain, tanpa adanya Sit Kim kiam, siapa pun Jangan harap dapat menolongnya Ada atau tidaknya kau di Yang Ciu sama sekali tidak ada perbedaan,"

   Kata Tiong Hui Ciong selanjutnya. Sekali lagi Yok Sau Cun tertawa dingin.

   "Ternyata Tiong kouwnio mengundang cayhe kemari untuk membujuk agar cayhe tinggalkan kota Yang Ciu ini,' katanya sinis Wajah Tiong Hui Ciong langsung berubah hebat.

   "Apa? Kau bilang aku sengaja mengundangmu agar dapat membujukmu?".

   "Apakah bukan begitu kejadiannya? Orang she Yok sudah mengambil keputusan untuk campur tangan dalam urusan ini. masa begitu mudah melepaskannya kembah '? Kecuali kalian lepaskan Hui siocia'". Tiong Hui Ciong tampaknya marah sekali.

   "Yok Sau Cun' Tampaknya kau manusia yang tidak tahu diuntung!".

   "Bagaimana Tiong kouwmo bisa menga takan bahwa aku manusia yang tidak tahu diuntung?'. Tiong Hui Ciong menarik nafas dalam-dalam.

   "Yok Sau Cun apakah kata kala yang aku ucapkan sama sekali tidak dapat kau percayai? Aku sudah menyatakan bahwa masih ada sekelompok orang lain yang menculik HUI Fei Cin, kau masih lidak percaya Aku menasehati agar kau memnggalkan Yang CHJ besok pagi pagi sebetulnya dengan maksud baik Tapi kau juga tidak percaya Kau seperti menganggap undanganku malam ini serta kata-kata yang aku ucapkan seluruhnya telah direncanakan matangma tang supaya kau tarperangkap "

   Berkata sampai disitu sepasang matanya menyorotkan sinar penasaran Raut wajahnya yang biasanya dingin dan kaku menjadi pilu Sua ranya pun berubah menjadi lembut "Yok Sau Cun seorang gadis selalu mementingkan nama baiknya Aku selama ini sangat angkuh Tidak pernah memandang sebelah mata terhadap lakilaki mana pun Tapi sejak bertemu denganmu sejak mengobati luka Ciok Ciu Lan "

   Bukan hanya seluruh wajahnya saja yang merah padam Bahkan bagian lehernya juga demikian Ucapannya langsung lerhenti Dia tidak sanggup meneruskannya lagi.

   Mendengar ucapannya tentang Kim Ti jui yang menggunakan sejenis ilmu mengobati luka dalam Ciok Ciu Lan wa]ah Yok Sau Cun juga berubah menjadi merah padam.

   "Malam itu cayhe mengaku telah bersalah kepada Tiong kouwnio Dalam hati cayhe juga merasa tidak enak terus ". Slnar mata Tiong Hui Ciong langsung terangkat.

   "Yok siangkong tidak perlu meneruskan lagi Asal hatimu berniat baik, aku tidak akan mempersoalkannya lagi Meskipun aku masih seorang gadis suci bersih, tapi hatiku hatiku sudah tenkat padamu ". Yok Sau Cun terkejut sekali.

   "Tiong kouwnio. Tiong HU! Ciong tidak membiarkan dia meneruskan kata katanya.

   "Yok siangkong, Tiong Hui Ciong melupakan kedudukan dirinya sebagai seorang gadis malam ini terpaksa melupakan rasa malu untuk menyatakan isi hati kepadamu Aku bukan orang yang takut menghadapi kenyataan, pokoknya siapa suruh aku terlahir sebagai seorang gadis.

   ". Kata-kata ini diucapkan dengan maksud yang jelas sekali, Malam itu, Kim Ti jui mengerahkan ilmunya yang khas, bagian tubuh yang teriarang dan tidak boteh sembarangan disentuh oteh laki laki telah disentuh semua oleh Yok Sau Cun kecuali bagian yang paling vital Kalau dia tidak menyampaikan isi hatinya kepada Yok Sau Cun, mana mungkin dia mengatakannya kepada orang lain?. Yok Sau Cun jadi serba salah Matanya menatap Tiong kouwmo Tangannya di kibas- kibaskan.

   "Perasaan Cinta kasih Tiong kouwmo demikian dalam, seharusnya cayhe "

   Tiong kouwnio tertawa pilu "Aku tahu kau sudah mempunyai pelabuhan hati yang lain Malam ini aku mengatakan semuanya kepadamu, bukan karena aku minta dikasihani atau mengharap belasan cinta darimu Aku tidak ingin bersaing dengan orang lain Aku hanya berharap kau dapat mengetahui perasaan hatiku Yang aku inginkan hanya sepatah kata.

   'Biarlah perasaan ini tersimpan dalam hatimu dan hatiku ".

   Mendengar ucapannya yang demiklan menyedihkan Yok Sau Cun merasa terharu ekali Dia tidak dapal berkeras hati iagi anpa sadar dia menarik tangan gadis itu an menggenggamnya erat erat Dua pa ang mata saling menatap Sebetulnya gadis ni cantik sekali tapi hati Yok Sau Cun sudah tertambat pada Ciok Ciu Lan Bagaimana dia bisa melupakannya?.

   "Ciong cici, kau sungguh baik sekali teradapku Siaute bersedia menganggap kau sebagai kakak sendiri. Tiong Hui Ciong membiarkan Yok Sau Cun menggenggam tangannya Wajahnya nerah padam Mendengar ucapan Yok Sau cun, hatinya yang sedih langsung berubah pembira Bibirnya mengembangkan seulas senyuman.

   "Cun te, dengan kata katamu ini, segalanya sudah cukup bagiku "

   Perlahan lahan dia menarik tangannya kembali Dia berkata dengan suara rendah "Cun te kalau begitu dengarlah nasehat cicimu ini Besok pagi bagi segera tinggalkan kota Yang Ciu '. Dia masih mengungkit persoalan tadi Yok Sau Cun mengangikat waiahnya.

   "Ciong cici, mengapa kau harua menyuruh siaute meninggalkan Yang Ciu?".

   "Di sini tidak apa urusanmu lagi Lebih baik kau pergi saja '". Yok Sau Cun dapat mendengar nada suaranya, dia tahu Tiong Hui Ciong tidak bersedia menyatakan alasannya Pasti ada sesuatu hal yang terselip di dalam hatinya.

   "Siaute sangat menghargai cici, bahkan sudah menganggap seperti kakak sendiri Mengapa cici masih mengelabui aku?'. Tiong Hui Ciong menarik nafas panjang.

   "Bukan cici bermaksud mengelabuimu Tapi tapi sebetulnya ". 'Sebetulnya apa? Mengapa cici plintat-plintut begini dan tidak mau mengatakannya terus terang?". Sedikit sedikit dia menyebut cici hati Tiong Hui Ciong sampat tidak karuan Kembali dia menarik nafas panjang.

   "Baik Cici akan mengatakannya Kedatangan cici ke Yang Ciu ini karena mengikuti Hue leng senbu Pernahkah kau mendengar nama Hue leng senbu ini'"'. Yok Sau Cun menggelengkan kepalanya.

   "Tidak.".

   "Hal ini tidak dapat disalahkan Selama ini kau jarang sekali berkelana di dunia kangouw Hue leng senbu adalah adik seperguruan Ci Sancu Kong Tong pai Nama aslinya Culeng Sian Dia mempelaJari ilmu api. Selama puluhan tahun belakangan, hampir tiada tandingannya ".

   "Apa hubungan ceritamu itu dengan diri siaute ".

   "Sebetulnya tidak ada hubungan apa-apa denganmu, tetapi ". Belum lagi dia sempat meneruskan kata katanya, Yok Sau Cun sudah menganggukkan kepalanya berulang kali.

   "Oh..Aku tahu Hui Fei Cin pasti di culik oleh Hue leng senbu, bukan?".

   "Apabila cici sudah mengatakannya. tentu tidak ada niat mendustaimu Yang diinginkan oleh Hue leng senbu hanya Sit Kirn kiam Asal Kui Hun Ceng bersedia menyerahkan Sit Kim kiam, mereka tidak akan menyuiitkan Hui Fei Cin. Oleh karena itu, kau sebaiknya pergi dan Yang Ciu saja ". Yok Sau Cun jadi serba salah Dia menatap Tiong Hui Ciong sekilas.

   "Siaute juga lidak ingin berdusta kepada cici, Sit Kim kiam ada pada diri siaute " '. Tiong Hui Ciong menatap Yok Sau Cun dengan pandangan terkejut Dia juga melirik sekilas ke arah pinggang anak muda itu.

   "Betul,"

   SahutYok Sau Cun "Pedang yang siaute bawa ini memang Sit Kim kiam Pedang dititipkan oleh Song loya cu agai siaute ke Kui Hun Ceng "

   Kemudian dia men ceritakan secara sepintas lalu bagaimana Song loya cu sempat menitipkan pedang, tersebut Akhirnya dia menarik nafas panjang "Siaute sudah berjanji kepada Hui hujin untuk menukarkan pedang ini dengan Hui siocia Tentu siaute tidak enak hati menolaknya lagi".

   Tiong Hui Ciong menganggukkan kepalanya berulang kali Sepasang alisnya bertaut erat Cukup lama dia merenung.

   "Rupanya Hui hujin bersedia menukarkan pedang tersebut dengan putrinya Kalau kau memang sudah setuju, tentu tidak boleh membatalkannya Apabila waktunya sudat sampai, kau bawa saja pedang itu dan tukarkan dengan diri Hui Fei Cin Jangan terlalu berkeras dengan pihak mereka Dalam berkata-kata harus berhati-hati Jangan se kalisekali menyinggung perasaan orang Kong Tong pai Terlebih-lebih Hue leng senbu Adat orang ini angina-anginan. Tidak pernah mau mengalah terhadap orang lain. Jangan sampai cici mencemaskan dirimu ".

   
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Siaute akan ingat baik-baik"

   Sahut Yok Sau Cun.

   "Apa yang cici katakan kepadamu malam iru, jangan sekalisekali kau bentahu kepada orang lam Lebihiebih jangan katakan kepada Hui huijin Yang penting putrinya dapat kembali dengan selamat. Kau sendiri jangan lupa bahwa tugasmu hanya mewakili Hui hujin menukarkan pedang dengan Hui Fei Cin Jangan terlalu keras kepala.

   "

   Selesai berkata, dia melangkah perlahan-lahan menuju jembatan penyebrangan Sekali-sekall dia masih menoleh kepada Yok Sau Cun Tiba-tiba kakinya menghentak dan tubuhnya melesat dalam kegelapan malam.

   Yok Sau Cun memandangi bayangan tu buh gadis itu sarnpai menghilang Hatinya gelisah sekali Dia tidak dapat tenang lagi setelah nnendengar kata-kata Tiong Fei Ciong.

   Dia teringat akan ucapan gadis itu yang berkalikali mengingatkan bahwa besok malam tugasnya hanya menukar pedang dengan diri Hui Fei Cin.

   Sama sekali tidak boteh mengikuti kehendak hati.

   Juga tidak boleh menylnggung perasaan orang- orang Kong Tong pai Seakanakan Hue leng senbu Itu seorang dewa yang tidak boieh kita salahi.

   Mendengar nada suara Tiong Hui Ciong, Yok Sau Cun merasakan bahwa perhatian gadis itu terhadap dirinya sangat besar Tetapi dia mendapat perintah dan Song toya cu untuk mengantarkan pedang ke Yang Ciu.

   Mana mungkin dia menyerahkan pedang Sit Kim kiam Itu begitu saja kepada Hue leng sengbu?.

   Untuk sesaat dia benar-benar tidak tahu apa yang harus diperbuatnya Seandainya Ciok Ciu Lan ada di sampingnya, dengan mengandalkan pengalaman gadis itu dl dunia kangouw, kemungkinan dia bisa membenkan saran yang baik kepada Yok Sau sun.

   Begitu teringat akan Ciok Giu Lan, Yok Sau Cun langsung resah kembali Apakah gadis itu sudah datang ke penginapan Siau Kiang Lam.

   Dia langsung melangkahkan kakinya lebar lebar untuk kembali ke penginapan.

   Yok Sau Cun masuk ke kamarnya lewat jendela seperti tadl Dinyalakannya lilin di atas meja.

   Setelah itu dia mendorong pintu dan keluar dari kamar.

   Yok Sau Cun masuk ke kamar sebelah yang disediakannya untuk Ciok Ciu Lan.

   Kamar itu tetap kosong Hati Yok Sau Cun juga ikut terasa hampa.

   Ternyata Ciok Ciu Lan masih belum datang juga.

   Yok Sau Cun merasa kecewa dan cemas sekali.

   Jangan-jangan benar-benar telah terjadi sesuatu atas diri gadis itu? Tetapi setelah dipikirkan baik-baik, Lan moay sudah lama tidak bertemu dengan ibunya, tentu banyak yang ingin dibicarakan.

   Kemungkinan ibunya masih merasa rindu sehingga tidak mengijinkannya pulang malam ini.

   Apalagi kalau ibunya tahu bahwa yang menunggunya di penginapan adalah seorang laki-laki.

   Anak gadis tentu tidak pantas datang ke penginapan malam- malam begini.

   Bisa jadi besok pagi dia baru dating.

   Membawa pikiran seperti itu, Yok Sau Cun kembali ke kamarnya untuk benstirahat.

   Tanpa terasa pagi sudah rnenjelang.

   Pada hari kedua, karena pikirannya kacau maka Yok Sau Cun tidak keluar dari kamarnya Dia terus menunggu di kamar sampai tengah hari.

   Bayangan Ciok Ciu Lan tetap tidak tampak datang ke penginapan tersebut Hal ini membuat hati Yok Sau Cun semakin gelisah.

   Mungkinkah telah terjadi sesuatu atas diri gadis itu?.

   Tiba-tiba pikirannya tergerak Bagaimana kalau tanda rahasia yang ditinggalkan oleh ibunya itu sebenarnya hasil perbuatan orang lain yang ingin menjebaknya? Yok Sau Cun memang belum lama berkecimpung di dunia kangouw Tapi akhir-akhir ini dia sudah mengalami berbagai kejadian Hal ini mernbuatnya menyadari betapa liciknya orang-orang dunia kangouw itu Setidaknya dia menyadari orang-orang itu tidak segan menggunakan akal bulus apa pun untuk mencapai tujuannya.

   Apalagi Yok Sau Cun paham sekah sifat Ciok Ciu Lan.

   Dia menyuruh pemuda itu memesan kamar di penginapan Siau Kiang Lam.

   Bila sudah bertemu dengan ibunya, tentu dia akan bergegas datang menemui.

   Yok Sau Cun Mungkin tadi malam dia dr tahan oleh ibunya Tapi apabila benar demikian, han ini pagipagi sekah pasti dia sudah muncul di penginapan tersebut Tapi sekarang sudah tengah hari, bayangannya saja betum Kehhatan, bagaimana hati Yok Sau Cun tidak merasa cemas? Hanya satu penjelasan yang masuk akal Dia tidak berhasil menemukan ibunya Tanda rahasia yang dilihatnya adalah perbuatan orang lain dan sekarang gadis itu pasti telah terjebak oleh komplotan penjahat itu.

   Mungkinkah Ciok Ciu Lan juga terjatuh dalam genggamanHue leng senbu? Tapi Hue leng senbu rnenculik Hui Fei Cin untuk mendapatkan Sit Kim Kiam Lalu apa maksudnya menculik Ciok Ciu Lan? Yok Sau Cun sendiri tidak tahu di manaHue leng senbu sekarang berada Bila ingin menemuinya, terpaksa harus menunggu sampai kentungan pertama malam nanti.

   Pelayan penginapan tersebut yang melihat Yok Sau Cun sepagian tidak keluar dari kamarnya menjadi heran Dia mendorong pintu kamar anak muda itu dan masuk ke dalam.

   "Apabila kongcu ya tidak bermmat keluar kamar, bagaimana kalau hamba menyediakan hidangan dan dibawa kemari saja?"

   Sapanya ramah.

   "Baiklah. Kau pesankan beberapa macam hidangan dan jangan lupa araknya sekalian,"

   Sahut Yok Sau Cun.

   Pelayan itu segera mengiakan Dia lang sung keluar dan kamar Yok Sau Cun Tidak berapa lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan pesanan anak muda tersebut.

   Hati Yok Sau Cun sedang kalut Setelah pelayan itu pergi, dia langsung mengangkat cawan araknya dan meneguknya sekahgus Sebetulnya dia mgin menenangkan hatinya dengan minum arak Tapi biarpun dia sudah mengeringkan beberapa cawan, tetap SBJB dia tidak menemukan akal untuk menolong Hui Fei Cin dan tangan Hue feng senbu sekaligus menyelamatkan Sit Kim kiam.

   Tanpa sadar dia juga merasa menyesal mengapa tidak menanyaKan tempat penginapan Tiong Hui Ciong semalam Kalau tidak, dia dapat mencan cicinya itu dan merundingkan masalah ini dengannya.

   Untuk sesaat Yok Sau Cun merasa kesunyian yang tidak teruraikan dengan kata kata Jiwanya terasa hampa bagai seorang anak yatim piatu yang terdampar di hutan luas Tanpa terasa dia sudah menghabiskan sekendi arak yang dipesannya tadi.

   Pada dasarnya Yok Sau Cun memang tidak bisa mmum arak Sekarang dia merasa matanya mengantuk serta sulit dibuka Diletakkannya cawan arak di atas meja dan kemudian dia merebahkan dirinya di atas tempat tidur Akhirnya dia tertidur karena mabuk.

   Entah berapa sudah berlalu, tiba-tiba Yok Sau Cun mendengar suara teriakan pelayan penginapan tersebut di depan kamarnya.

   "Kongcu ya ada seorang gadis yang mencarimu!'.

   "Seorang gadis'"

   Yok Sau Cun tersentak 'Pasti Lan moay,"

   Pikirnya datam hati Se mangatnya langsung tecbangun Perasaan mabuknya hampir sirna mendengar kata- kata pelayan tadi Dia langsung melonjak dari tempat tidurnya.

   "

   Lapa gadis itu?"

   Tanyanya penasaran. Yok Sau Cun merasa kepalanya pusing tujuh kelilmg Dia menoleh ke arah jendela, tentu sebentar lagi senja akan merayap Pintu kamar didorong dan luar. Sesosok ba yangan langsing menerobos masuk.

   "Yok siangkong Budak Siau Cui mendapat perintah dari hujin untuk mengundangmu ke Kui Hun ceng"

   Suaranya merdu sekali. Hati Yok Sau Cun terasa agak kecewa Rupanya Siau Cui yang datang, bukan Ciok Ciu Lan Diamdiam anak muda itu mengeluh Hampir saja dia melupakan urusan yang pentmg garagara pikirannya yang kalut.

   "Kebetulan sekali Siau Cui kouwnio datang, cayhe justru ingin menuju taman lama Lui Tang sekarang "

   Sahutnya. Mata Siu Cui membelalak mendengar ucapannya.

   "Yok siangkong waktu yang mereka janjikan adalah kentungan pertama malam ini Sekarang sore belum lagi menjelang Bukankah terlalu pagi apabila Yok siangkong kesana sekarang? Lagipula Lao hujin sudah menyediakan hidangan untuk rnenyambut Yok siangkong Malah sengaja memenntahkan Siau Cui dalang mengundangmu Lebih baik Yok siangkong ikut dengan Siau Cui ke Kui Hun Ceng, Lao hujin sedang menantikan kedatanganmu.". Yok Sau Cun melihat pelayan penginapan tersebut sudah meninggalkan mereka segera dia berbisik kepada Siau Cui.

   "Cayhe rasa tidak perlu Kau pulang saja sekarang dan taporkan kepada Hui hujln bahwa cayhe sudah mendapatkan sedikit petunjuk Orang yang menculik Hui siocia adalahHue leng senbu dari Kong Tong pai. Cayhe ingin menuJu ke Lui Tang sebelum geiap Siapa tahu mereka merencanakan sesuatu yang akan membahayakan kita Kalau sekarang cayhe ikut dengan Siau Cun kouwnio ke Kui Hun Ceng, mungkin ada matamata mereka yang mengintai di sekitar tempat kalian, mereka tentu akan curiga melihat kehadiran cayhe Lebih baik Jangan saja Setelah rnatahan terbenam nanti, Siau Cui kouwnio menyusul ke Lui Tang Cayhe akan menunggu di sana Katakan kepada Hui huiin agar jangan khawatir. Sepasang mata Siau Cui menatap Yok Sau Cun lekat lekat.

   "Tampaknya Yok siangkong sedang memikirkan sesuatu?' Rupanya penglihatan gadis itu cukup tajam.

   "Sebaiknya Siau Cui kouwnio pulang saja sekarang dan laporkan kepada Hui hujin Setelah matahan terbsnam, cayhe pasti sudah menunggumu djsana Tidak mungkin aku mengabaikan urusan penting ini,"

   Kata Yok Sau Cun menghindan pandangan Siau Cui.

   "Baiklah .. kalau begitu budak pulang sekarang.". Tiba-tiba Yok Sau Cun tenngat sesuatu hal yang hampir terlupakan tadi.

   "Siau Cui kouwnio, tunggu dulu Cayhe belum tahu jalan menuju Lui Tangi". Siau Cui memberi gambaran secara terpennci. Yok Sau Cun mendengarkan dengan seksama Setelah Siau Cui pergi, Yok Sau Cun meminta kepada pelayan agar mernbungkuskan beberapa macam hidangan serta sekendi arak Setelah itu baru dia mening galkan penginapan tersebut. Mengungkit tentang taman lama Lui Tangi sebetulnya tempat ini merupakan tempat bersejarah di daerah Yang Cui. Sebabnya disebut taman lama karena tempat itu tadinya memang merupakan sebuah taman indah yang dibangun oleh Kaisar Suai Yang Te. Setelah ratusan tahun berlalu, tempat itu menjadi rusak karena tidak terurus, Sekarang rumput-rumput ilalang tumbuh liar dan tinggi melambai-lambai Tembok yang tadinya mengelilingi tarnan tersebut juga sudah tinggal puing-puing yang berserakan. Ketika Yok Sau Cun tiba di taman lama Lui Tang tersebut, matahan belum lagi tenggelam Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya perbukitan yang luas dengan berbagai pepohonan serta rumput yang tingginya sepinggang manusia dewasa Suasana demikin membuat perasaan semakin tertekan. Yok Sau Cun menenteng makanan dan arak. Dia berjalan perlahan di antara rerumputan yang tinggi Tidak berapa lama kemudian sudah mencapai sebuah bukit keci! Disana ada sebuah tanah kosong dan di tengahtengahnya terdapat sebuah pondok terbuka yang sebagjan besar bangunannya sudah hancur Di sekitarnya terdapat beberapa buah batu yang besar-besar. Anak muda itu memilih sebuah batu yang bentuknya pipih dan duduk di sana Ditaruh nya kendi arak serta cawan dan berbagai hidangan yang dipesannya tadi pada sebuah batu yang ada di sampingnya Di bukanya bungkusan makanan itu Sembari meneguk arak yang harum dia mengambil sepotong daging sapi rebus dan disuapkannya ke dalam mulut Kalau ada yang melihatnya saat itu, tentu mengira la seorang pelancong yang sedang menikmati tempat bersejarah di Yang Ciu. Yok Sau Cun tidak biasa minum arak Apa lagi nanti malam dia mempunyai urusan penting yang harus diselesaikan Jadi sebetulnya dia hanya berpura-pura saja. Secawan arak di tangannya sejak tadi tidak habishabis Dia bermaksud mengintai gerakgenk lawan Apakah mereka memasang perangkap di sekitar tempal ilu"? Apakah mereka benar-benar akan membawa Hui Fei Cin kesana ?'. Waktu berlalu dengan perlahan Matahari mulai turun di uluk barat Sinarnya yang ber warna merah keemasan sangat indah di pandang Benar benar merupakan hasil karya Sang Penguasa alam yang mengagumkan'. Tiba-tiba telinganya mendengar kibasan lengan baju dua orang yang sedang melesat di dalam hutan. Seperti ada dua orang yang mendaiangi dengan berinngan Tentu saja suara ini tidak dapat mengelabui pendengaran Yok Sau Cun yang tajam Tapi dia purapura tidak tahu Dia mengangkat kendi araknya ke atas dan menempelkannya ke mulut Lalu dia minum seteguk dengan memperdengarkan suara menggefegak di tenggorokan Setelah itu dia mengusap bibirnya dengan ujung lengan baju dan mulai bersenandung "Sepuluh tahun memimpikan kota Yang Ciu, membuat hati penasaran."

   Meskipun mulutnya bersenandung tetapi telinganya malah dipertajam untuk mendengarkan gerakgenk kedua orang tersebut.

   Dia mendengar ada suara berdesn yang mendatangi di sebelah kanan dirinya Tentu kedua orang itu sedang menghampiri ke tempat di mana dia sedang duduk Kalau ditilik dari langkah kaki mereka yang nngan dan cepat Yok Sau Cun segera dapat menduga bahwa !lmu sitat kedua orang ini tidak lemah.

   Namun Yok Sau Cun sudah banyak meng hadapi musuhmusuh berat, tentu saja dia tidak memandang sebelah mata pada kedua orang itu.

   Tangannya mengambil sepotong usus dan memasukkannya ke dalam mulut.

   Dia bahkan mendecapdecap seperti menikmati makanan yang lezat sekali.

   Kemudian dia meneguk kembali arak dari kendinya dengangaya santai.

   Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang kasar menegurnya.

   "Hei, sobat! Hari sebentar lagi akan gelap Sebaiknya kau pulang sekarang!". Yok Sau Cun bahkan tidak menolehkan kepaianya. Dia hanya tertawa terkekeh- kekeh.

   "Pada saat ini maiahari baru saja tenggelam. Warnanya begitu indah. Merupakan saat yang tepat untuk menikmati keindahan alam yang bagaikan lukisan ini. Malam masih agak lama lagi baru datang, mengapa begitu mudah menyuruh orang pulang sekarang?". Terdengar lagi suara yang lain menukas.

   "Orang ini benar-benar kutu buku".

   "Lo cu (orang tua) menyuruh kau pulang maka mau atau tidak, kau tetap harus pulang!"

   Bentak orang yang pertama.

   "Angin dan tumbuhan tercipta untuk dinikmati. Hutan dan alam siapakah pemiliknya? Mengapa sobat main usir saja seakan kau merupakan pemilik tempat ini?"

   Sahut Yok Sau Cun Dengan perlahanlahan dia bangkit dan membalikkan tubuhnya.

   Pada saat itu baru dia melihat jelas kedua orang tersebut.

   Mereka mengenakan pakaian yang longgar berwarna hijau.

   Di bagian pinggang terdapat sebuah kantong yang cukup besar Usia keduanya sekitar empat puluhan Wajah keduanya kasar dan garang.

   Yok Sau Cun melihat orang yang kedua menyorotkan sinar mata yang keji.

   Dia mencibirkan bibirnya.

   "Bocah ingusan, buat apa kau menyenanjungkan segala macam syair? Kalau disuruh pulang, kau harus segera menurutinya!". Yok Sau Cun dapat menduga bahwa kedua laki-laki kasar berpakaian hijau ini ,merupakan kaki tanganHue leng senbu Cu Leng sian Mendengar ucapan mereka yang tidak memakai sopan santun sama sekali, sepasang alis Yok Sau Cun langsung berkerut.

   "Kongcumu sedang minum arak di sini, memangnya mengganggu kalian? Budak keluarga mana sih kalian im'? Berani-beraninya kurang ajar terhadap kongcumu ini?, sahutnya sambi! mendengus dingin. Pada saat itu, kedua orang tadi baru melihat pedang yang terselip di pinggangnya Panampilannya gagah sekali, sama sekali tidak minp seorang pelajar yang lemah Orang kedua rnelirik pedang di pinggangnya sekilas.

   "Rupanya kau mempunyal sedikit kebisaan juga makanya berani bersikap som bongi". Mata Yok Sau Cun langsung mendelik kepadanya lebar-lebar.

   "Budak bernyali besar Sekali lagi kau berani mengueapkan kata-kata yang tidak sopan, kongcu akan membuatmu merangkak pulang dari sini'". Dua kali berturut turut dia mengejek kedua orang itu sebagai 'budak' tentu saja hati mereka panas sekali Orang pertama langsung menggeram marah.

   "Bocah busuk, bagimu kesempatan untuk merangkak pulang saja sudah tidak ada!". Tiba-tiba kakinya menutul dan tubuhnya melesat ke udara Sepuluh Jari tangannya membentuk cakar serta mengincar bagian dada Yok Sau Cun Tentu saja anak muda itu dapat melihat bahwa laki-laki itu pernah belajar ilmu Ti Coa kang atau ilmu cakar besi Jurus yang digunakannya adalah Ngo Houw pu yo yang artinya Singa lapar menerkam kambing Ketika cengkeraman orang itu hampir mengenai dadanya Yok Sau Cun langsung berteriak.

   "Coba buktikan kata-katamui". Apabila cengkeraman itu mengenai dadanya, paling tidak kulit dan daging Yok Sau Cun akan tercuwil Tapi anak muda itu bukan orang bodoh Mana mungkin dia membiarkan dadanya tercengkeram begitu saja. Sejak tadi dia sudah bersiap diri Belum lagi lawan sempat mencengkeramnya, dia tangsung inengangkat tangan kanannya Gerakannya secepat kilat Datam sekejap rnata tahutahu pergelangan tangan kanan orang itu sudah tercengkeram olehnya Kemudian tangannya bergerak sekah lagi Kali ini tubuh orang tadi langsung terlempar sejauh tiga depa. Bantingan Yok Sau Cun menggunakan tenaga kurang lebih tujuh bagian Laki-laki itu bahkan tidak tahu bagaimana dirinya tahu-tahu bisa terlempar sejauh itu Hanya terdengar suara .

   "Srettti"

   Tahu-tahu tubuhnya telah terpelanting ke atas tanah Bagian pantat dan punggungnya sakit tidak terkira Hampir saja dia semaput akibat perbuatan Yok Sau Cun Setelah menggeram marah, dia berusaha bangkit dengan susah payah.

   Sementara itu, orang yang kedua sampai tertegun menyaksikan apa yang telah terjadi Tetapi karena dia melihat Yok Sau Cun tidak inemperhatikannyai tiba-tiba tubuhnya melesat, kedua tangannya terulur ke depan Lengan baju sebelah kanannya menimbulkan angin yang menderu deru Sasarannya punggung Yok Sau Cun Sedangkan tangan kinnya tiba-tiba membentuk cakar dan meluncur ke bahu kiri anak muda itu.

   Serangannya itu cepat bukan kepalang Lagi pula tidak menimbulkan suara Kalau saja lengan bajunya tidak melambai lambai tertiup angin dan menimbulkan desiran hembusan angin Yok Sau Cun pasti tidak me nyadari dirinya dibokong dan belakang.

   Tapi tubuh Yok Sau Cun seperti tumbuh sepasang mata saja Tubuhnya mendadak membalik dan tangan kanannya sekali lagi diulurkan Lima Jannya langsung mencengkeram pergelangan tangan orang kedua itu.

   Hantaman telapak tangan orang itu belum sempat mencapai sasaran Tiba-tibadiajuga mengalami nasib seperti rekannya tadi Tu buhnya tertank mundur setengah langkah oleh Yok Sau Cun dan dia hanya sempat melihat tangan anak muda itu bergerak perlahan Tahutahu dirinya sudah terlempar dan terpental sampai beberapa depa jauhnya.

   Saking marahnya Yok Sau Cun sampai laki-laki itu tidak diben kesempatan mengembangkan satu jurus pun Caranya ia turun tangan pun mendadak sekalt karenanya bantingan yang dialami oleh orang kedua ini lebih parah dan rekannya Dia bahkan tidak sempat mengeluarkan suara jentan Kira kira beberapa saat kemudian, baru dia merangkak bangun dengan susah payah Dia merasa kepalanya berat sekali.

   Orang yang pertama tadi segera menoiehkan kepalanya.

   "Lao lo, bagaimana keadaanmu'?"

   Tanyanya khawatir. Orang kedua itu menggerakkan kaki tangannya. Rasanya tidak ada tulang yang patah.

   "Masih lumayan,"

   Sahutnya dengan wajah menngis. Orang pertama tadi menggertakkan giginya kuat-kuat.

   "Tidak perlu sungkan lagi Man kita bergabung meringkusnya'"

   Teriaknya lantang.

   "Baik!"

   Sahut orang yang kedua.

   Mereka Jangsung mencabut goloknya Bibir mereka masih memaksakan seulas senyuman Mata mendelik ke arah Yok Sau Cun Selangkah demi selangkah mereka maju mendekati anak muda tersebut Sementara itu setelah melemparkan kedua orang itu, Yok Sau Cun menampilkan gaya seperti tidak terjadi apapun Sepasang tangannya dipangku di depan dada, dengan tenang dia berdiri di tempat semula dan kepalanya didongakkan menatap langit Sampai kedua orang itu sudah dekat sekali dengan dirlnya baru dia memalingkan kembali wajahnya dan bertanya dengan suara dingin.

   "Apa yang kalian inginkan'?". Orang kedua terbantmg lebih parah. Bagian pinggangnya masih terasa nyen. Rasanya dia ingtn mengayunkan goloknya membacok Yok Sau Cun Dia melangkah maju dan berhenfi kira kira tiga tindak df depan anak muda itu.

   "AkLi ingin mencincang tubuhmu sampai hancur lebur"

   Bentaknya marah.

   Kata-katanya selesai, dia langsung menerjang ke arah Yok Sau Cun Goloknya menimbulkan smar yang berkilauan.

   Gerakannya demikian cepat sehingga tubuhnya hanya membentuk bayangan yang samara.

   Orang yang pertama juga tidak mau ketinggalan.

   Secepat anak panah dia melesat maju dan membacok Yok Sau Cun Gerakan kedua orang itu hampir sama Hal ini membuktikan bahwa kedua orang itu berasal dan aliran perguruan yang sama.

   Yok Sau Cun hanya terlawa dingin Tubuhnya dengan ringan mencefat ke udara Serangan golok orang yang kedua langsung luput dan sasaran Sedangkan golok rekannya hanya lewat dibawah kaki anak muda tersebut Bahkan ujung pakaian Yok Sau Cun pun tidak sempat tersentuh oleh goloknya Kedua orang itu marah sekali Dua batang golok terayun dalam waktu yang bersamaan Mereka menyerang dan kedua sisi kanan dan kiri.

   Mereka menyerang sekaligus dua jurus Namun duaduanya dapat dielakkan oleh Yok Sau Cun Hawa pembunuhan sudah memenuhi hati mereka Terdengar suara geraman yang keras dua batang golok saturidan kiri dan satu lagi dari kanan saling menikam ke bagian tubuh Yok Sau Cun yang mematikan.

   Sekali serang delapan sembilan bacokan dilancarkan Dalam sekejap terlihat cahaya golok berkilauan Suara angin yang ditimbufkan menggetarkan telinga Tapi biar bagaimana lihainya itmu golok yang mereka lancarkan, tetap saja ada jarak di antara mereka.

   Serangan mereka tidak dapat mencapai tubuh Yok Sau Cun Bahkan kibasan lengan baiu mereka tidak sempat menyenggol anak muda itu.

   Tentu saja mereka tidak tahu ilmu yang dipelajari oleh Yok Sau Cun merupakan ajaran gurunya yang berlatih keras selama dua puluh tahun llmu itu dmamakan Pit kiam sin hoat (llmu menghindarkan diri dari serangan pedang) yang sengaia diciptakan khusus untuk menghadapi Song ka pak kiam (Ratusan pedang keluarga Song).

   Bayangkan saja Song ka pak kiam yang tiada tandingannya di dunia ini saja masih dapat dietakkan dengan ilmu yang satu irit, apalagi dua bilah golok pesilat kasar seperti kedua orang itu Mana mungkin mereka sanggup melukai Yok Sau Cun?.

   Kenyataannya Yok Sau Cun memang tidak memandang sebelah mata kepada kedua orang itu Dia malah menghindarkan serangan mereka dengan gerak sembarangan.

   Perhatiannya sama sekali dicurahkan semua pada diri mereka.

   Tepat pada saat itu, matahan sudah semakin tenggelam ke ufuk barat Sinar rembulan tidak iama lagi pasti akan menggantikannya Di ujung timur hutan cahaya mentari semakin menipis Ketika Yok Sau Cun menggeser tubuhnya, dia sempat melihat bayangan berwarna kuning melesat di dalanrt hutan Hatinya langsung tergerak.

   "Apakah ada lawan yang datang lagi?". Begitu ingatan tersebut melintas, dia langsung tertawa lebar. 'Yang datang mungkin majikan kalian Kongcumu malas berkutat dengan kalian berdua,"

   Katanya tenang.

   Tubuhnya hanya bergerak sedikit Tahutahu dirinya sudah terlepas dan serangan kedua bilah golok lawan Kedua orang itu mendengarkan ucapan Yok Sau Cun dengan tertegun.

   Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Mereka masih belum sempat menarik kedua bilah golok tersebLit, dan dalam hutan berkumandang suara tawa terkekeh-kekeh .

   "Harap kongcu memaafkan kelancangan dua bawahan kami tadi!"

   Ucapannya selesai, dari dalam hutan melesat keluar seorang tua berpakaian kuning Tubuhnya tinggi kurus Dia menghentikan kakinya dalam jarak kurang febih tiga depa dari Yok Sau Cun.

   Dua kepalan tangannya dirangkapkan dan menjura dengan hormat.

   Orang kedua tadi melihat kedatangan orang tua berpakaian kuning Dia langsung menarik kembali goloknya dan menjura dalam dalam.

   "Kedatangan Cian lao sungguh kebetulan. Hamba mendapat perintah ". Orang tua berpakaian kuning itu tidak memberi kesempatan kepada orang itu untuk meneruskan kata katanya Dia langsung menukas dengan tangan dikibaskan. 'Kalian berdua masih belum mengundur kan diri?". Kedua laki-laki yang mengenakan pakaian hijau segera mengiakan Mereka langsung mengundurkan diri Yok Sau Cun nnemperhatikan orang tua itu dengan seksama Tubuhnya kurus sekali namun sepasang matanya bersinar tajam Dia yakin orang tua itu pasti berkedudukan lebih tinggi llmu tenaga dalamnya juga jauh lebih hebat dibandingkan dengan kedua orang tadi. Cepat-cepat dia membalas penghormatan yang diberikan orang tua tersebut.

   "Kata-kata Lao cang terlalu sungkan, Kedua bawahan tadi hanya mengucapkan kata- kata yang kurang sopan Mereka memaksa cayhe meninggalkan tempat ini sehingga teriadi salah paham Sebetulnya bukan masalah'. Mereka memang kurang ajar"

   Kata orang tua itu Sinar matanya mengedar. Kemudian berhenti pada pedang di pinggang Yok Sau Cun.

   "Lao siu masih belum tahu sebutan kongcu yang mulia Apakah kongcu keberatan memberitahukannya?".

   "Tentu saja tidak,"

   Sahut Yok Sau Cun tersenyum "Cayhe Yok Sau Cun Lao cang sendiri .".

   Orang tua berpakaian kumng segera mengembangkan seulas senyuman di wajahnya yang sudah penuh dengan keriput.

   'Lao siu Cian Poa Teng dari Kong Tong pai Ternyata Yok kongcu merupakan tokoh dan Bu Tong pai Maafkan kelakuan Lao siu yang kurang sopan tadi ".

   Yok Sau Cun tahu orang tua itu mengira dirinya Bu Tong pai karena pedang yang diselipkan di pinggangnya Diamdiam dia merasa geli, tapi dia tidak menyangkal Dia hanya mengumam dengan suara yang tidak jelas.

   Cian Poa Teng menoleh ke arah makanan dan arak yang tergeletak di atas batu Bibirnya kembali mengembangkan seulas senyum.

   "Kemungkinan besar Yok kongcu ini baru pertama kali datang ke Yang Ciu Berkunjung ke Lui Tang karena sejarahnya yang sudah tersohor bukan?". Sebenarnya dia sedang menyelidiki tujuan Yok Sau Cun Tentu saja anak muda itu paham sekali Dia menganggukkan kepalanya beberapa kali.

   "Tepat seperti yang dikatakan Lao cang Cayhe baru sampai di Yang Ciu kemarin ". Cian Poa Teng tersenyum simpul.

   "Kongcu merupakan anak muda yang cerdas Lao siu kagum sekali Tapi Laosiu mempunyai suatu permintaan yang mungkin berlebihan. Entah apakah kongcu bersedia memandang muka Lao siu im'?"

   Katanya sopan. Mulailah sandiwaranya kata Yok Sau Cun dalam hati Tapi dia berpura-pura tidak mengerti.

   "Kata-kata Cian lao cang terlalu sungkan Kalau ada urusan apa-apa, silahkan utara kan saja ". 'Kalau begitu Lao siu mengucapkan terima kasih dulu sebelumnya Sebetulnya partai kami sedang mengadakan pertemuan di Lui tang ini nanti malam Bu Tong pai dengan Kong Tong pai berasal dan aliran yang sama Seandamya kongcu tidak ada kepentingan apa-apa, bolshkah menyingkir dulu dan besok baru kembali lagi menikmati pemandangan?"

   Kata Cian poa Teng menjelaskan. Yok Sau Cun hanya tersenyum mendengar keterangan orang tua itu.

   "Mendengar permintaan Lao cang yang demikian sungkan Seharusnya cayhe langsung mengundurkan diri Tapi cayhe sendiri menerima perintah orang Dengan kata lain, cayhe mewakiii seseorang memenuhi janji di tempat ini ". Orang tua berpakaian kuning tertegun mendengar kata-kata Yok Sau Cun Sinar matanya mengandung kecurigaan.

   "Siapakah yang Yok kongcu wakili'?"

   Tanyanya ingin tahu. Yok Sau Cun tersenyum simpul.

   "Hui Hujin putrinya diculik oleh partai kalian Tentu saja hatinya cemas sekali Itulah sebabnya cayhe diminta mewakilinya datang lebih dahulu ".

   "Waktu perjanjian adalah kentungan pertama malam nanti Kedatangan Yok kongcu terlalu pagi,"

   Kata Cian poa Teng.

   "Kebetulan Cayhe baru pertama kali datang ke Yang Ciu Jadi bisa sekalian menikamati pemandangan dt sini,' sahut Yok Sau Cun.

   "Apakah Yok kongcu sudah membawa pedang yang dijanjikan?"

   Tanya Cian poa Teng. Yok Sau Cun purapura tertegun.

   "Apakah Lao cang sudah lupa, waktu yang dijanjikan adalah kentungan pertama malam nanti ". Cian Poa Teng ditanya oleh Yok Sau Cun sampai kelabakan Diam-diam dia merasa marah sekali, tapi dia tidak menunjukkan perasaannya Bibirnya hanya tertawa sumbang.

   "Apa yang Yok kongcu katakan memang benar Lao siu barusan salah bicara.'.

   "Cayhe mempunyai sedikit urusan dalam hati yang ingin ditanyakan Apakah Lao cang mengetahuinya?".

   "Oh'?"

   Cian Poa Teng seakan tidak mengerti apa yang dimaksudkannya "Kalau Yok kongcu mempunyai ganjalan dalam hati, silahkan utarakan safa Lao siu pasti akan mengatakan apabila memang mengetahuinya".

   "Sebelumnya Cayhe ucapkan banyak terima kasih,"

   Sahut Yok Sau Cun sambil merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan menjura.

   "Cayhe mempunyai seorang adik angkat Kemarin datang bersamasama di Yang Ciu ini Tiba-tiba dia menghilang tanpa kabar berita. Entah ada hubungannya atau tidak dengan partai kalian ". 'Mengenai hal ini Lao siu kurang jelas,"

   Kata Cian Poa Teng "Entah siapa nama adik angkat Yok kongcu itu'?"

   Tanyanya sepintas selalu.

   "Namanya Ciok Ciu Lan Dia adalah putri Be hua popo Ciok Sam Ku ". Wajah Cian Poa Teng agak berubah mendengar keterangan Yok Sau Cun Dia memaksakan seulas senyuman di bibirnya.

   "Yok kongcu tidak perlu khawatir Kalau tidak ada urusan yang maha penting, kami tidak mungkin sembarangan menculik orang Mengenai persoalan ini biar sekembalinya nanti. Lao siu akan menyelidiki Setelah ada hasilnya, tentu akan Lao siu laporkan kepada Yok kongcu ".

   "Kalau begitu, cayhe terpaksa merepot kan Lao cang".

   "Tadi Lao siu datang keman hanya sekedar memeriksa keadaan sa|a Silahkan kongcu duduk kembali menikmati pemandangan alam Lao siu akan pulang sekarang dan mohon diri ".

   "Mengenai menghilangnya adik angkat cayhe, entah apakah Lao cang dapat memberitahu jawabannya sekalian pada kentungan pertama nanti'?' tanya Yok Sau Cun. 'Baiklah,"

   Sahut Cian Poa Teng sannbil menghentakkan sepasang kakmya dan melesat meninggalkan tempat tersebut.

   Dengan tenang Yok Sau Cun duduk kem.

   bali di tempatnya semula Dalam sekejap mata, han mulai berarijak gelap Tiba tiba terlihat sesosok bayangan bertubuh langsing mendaki bukit dengan tergesa gesa Siapa lagi kalau bukan Siau Cui? Tangannya membawa sebuah kotak persegi barukuran sedang.

   Melihat kedatangannya Yok Sau Cun segera berdiri menyambut Dia melambaikan tangannya kepada gadis itu.

   "Siau Cui kouwnio cayhe di sini,"

   Katanya. Siau Cui mendongakkan kepalanya memandang ke arah Yok Sau Cun Cepat cepat dia naik ke atas dan menghampiri 'anak muda itu.

   "Yok siangkong, apakah kau sudah lama sampai di sini? Apakah kau melthat orang orang mereka'?"

   Tanyanya beruntun. Tentunya gadis itu berlanlari dari Kui Hun Ceng ke tempat itu Nafasnya masih terse ngalsengal Dadanya turun naik.

   "Sudah Cayhe bertemu dengan salah seorang anggota mereka yang mengaku she Cian ".

   "Apa yang dikatakannya'?"

   Tanya Siau Cui.

   "Tidak Waktunya saja belum sampai Se karang kan belum kentungan pertama Mana mungkin dia mengatakan apa-apa?".

   "Apa kedudukan manusia she Cian itu?".

   "Hal ini Cayhe kurang jelas. Tetapi rasanya kedudukkan orang ini tidak terlalu rendah. Siau Cui merenung sejenak.

   "Oh ya, Lao hujin mengatakan bahwa menukar pedang dengan siocia adalah syarat yang mereka ajukan Nanti kalau Yok siangkong akan menyerahkan pedang tersebut, katanya bahwa pihak kita juga ada sebuah syarat Mereka harus menyerahkan Ong Si sekalian "

   Dia meletakkan kotak yang dibawanya di atas sebuah batu di samping Yok Sau Cun "Lao hujin menyuruh budak mem bawakan makanan ini untuk Yok siangkong Tenlunya kau belum makam malam. Silahkani"

   Katanya kemudian. Siau Cui langsung membuka kotak yang dibawanya. Selain nasi goreng ham dan telur, dia juga membawa empat macam hidangan lezat lainnya.

   "Tolong sampaikan ucapan terima cayhe kepada Lao hujin,"

   Kata Yok Sau Cun.

   "Yok siangkong tidak perlu sungkan. Cepat dimakan, sebentar kalau sudah dingin tentu tidak enak lagi.". Mendengar ucapannya, Yok Sau Cun pun tidak segan segan tagi. Diambilnya sumpit yang terbuat dari bambu dan disantapnya hidangan itu dengan lahap Siau Cui membereskan sisa makanan Yok Sau Cun Kemudian dia mengeluarkan sebuah tabung seperti kateng dan menuangkan secawan teh dan menyodorkannya ke hadapan anak muda itu.

   "Yok siangkong, ini tehnya ".

   "Wah, tehnya saja tidak ketinggalan,"

   Sahut Yok Sau Cun. Siau Cun tersenyum lebar.

   "Ini juga Lao hujin yang mmta budak untuk Yok siangkong. Orang Yang Ciu sangat menitikberatkan minum teh. Di sini sudah menjadi semacam tradisi Itulah sebabnya orang Yang Ciu diJuluki Kantong air..".

   "Hui hujin benar benar memikirkan segalanya dengan sempurna Sehabis makan siapa pun pasti ingin minum untuk menghilangkan rasa haus "

   Dia langsung menerima cawan teh yang disodorkan oleh Siau Cui dan meneguknya perlahan-lahan.

   Teh itu bukan saja sedap tetapi juga memancarkan keharuman yang khas.

   Apalagi kalau bukan teh Lung Cing dari Hang Ciu?.

   Tepat pada saat itu, di bagian depan terlihat berkelebatnya beberapa sosok bayangan.

   Tujuannya sudah pasti ke arah mereka.

   Yok Sau Cun segera berkata dengan suara rendah.

   "Ada orang datang ".

   "Sekarang baru saatnya lentera dinyalahkan.Kan masih jauh dari waktu perjanjian'?"

   Tanya Siau Cui.

   "Mungkin karena mereka tahu cayhe sudah datang sejak tadi maka sengaja mengunjuk diri lebih awal,' sahut Yok Sau Cun. Selagi percakapan antara kedua orang itu berlangsung, orang-orang dari pihak lawan sudah naik ke atas bukit. Yang paling depan Cian Poa Teng Di belakangnya mengiringi seorang gadis berpakaian merah. Orang ini pernah dilihat ketika menyelamatkan Song Ceng San dari goa dekat Tai Hok Hong. Dia adalahHue mo li Cu Kiau Kiau Putri kesayanganHue leng senbu Cu Leng Sian Di belakang gadis itu mengikuti dua orang gadis yang rnengenakan pakaian hijau. Keduanya membawa pedang di bahu. Belakangan dua laki-laki berpakaian hijau pula Mereka adalah kedua orang yang dilemparkan oleh Yok Sau Cun sore tadi. Jumlah semuanya enam orang Tidak tampak Hui Fei Cin di antara mereka Sejak melihat kedatangan mereka, Yok Sau Cun sudah berdiri menyambut dengan sepasang kepalan tangan dirangkapkan.

   "Bukankah Cian Lao cang mengatakan bahwa waktu perjanjian yang ditentukan adalah kentungan pertama malam nanti?". Cian Pao Teng tersenyum sambil membalas menjura kepada Yok Sau Cun.

   "Memang sebetulnya waktu yang dijanjikan kentungan pertama, tapi Yok kongcu toh sudah datang. Tentu saja kami tidak enak membiarkan kau menunggu terlalu lama. Maka dari itu sengaja datang lebih awal dan urusan kedua pihak dapat diselesaikan secepatnya,"

   Sahut orang tua itu. Sinar mata Cu Kiau Kiau beredar Dia memperhatikan Yok Sau Cun sekilas.

   "Diakah yang bernama Yok Sau Cun yang mewakili Hui hujin"?"

   Tanyanya.

   Meskipun di Tai Hok Hong dia pernah bertemu dengan Yok Sau Cun tetapi keadaan saat itu musuh di tempat yang terang, pihak Bu Cu taisu berada di tempat yang getap Sedangkan Tok Sau cun belum pernah berhadapan dengannya langsung.

   Oleh karena itu kesan gadis itu terhadap Yok Sau Cun tidak dalam.

   Tentu saja sekarang dia tidak mengenalinya.

   "Betul,"

   Sahut Cian Poa Teng.

   "Cayhe memang Yok Sau Cun yang mewakili Hui hujin menyambut HLH siocia,"

   Tukas anak muda itu. Sekali lagi Cu Kiau Kiau meliriknya.

   "Apakah Sit Kim kiam sudah kau bawa?".

   "Pedang ada pada diriku Mohon tanya kepada kouwnio, di mana Hui siocia?".

   "Keluarkan dulu pedang itu biar aku dapat melihatnya,"

   Kata Cu Kiau Kiau.

   "Boleh "

   Dia mengulurkan tangannya dan menepuknepuk pedang yang terselip di pmggang "Inilah Sit Kim kiarn,"

   Kata Yok Sau Cun.

   "Apakah kedatangan Yok kongcu adalah untuk mewakili Hui huiin"?"

   Tukas Cian Poa Teng yang berdiri di sarnpingnya.

   "Tidak salah,"

   Sahut Yok Sau Cun. Cian Poa Teng mendengus dingin.

   "Apakah Hui hujin tidak bersedia menukar putrinya yang tersayang?"

   Tanyanya kembali.

   "Mengapa Cian Lao cang berkata demikian?". Cu Kiau Kiau menolehkan kepalanya.

   "Yu Hu hoat apakah pedang yang di bawanya itu bukan Sit Kim kiam'?". Rupanya Cian Poa Teng adalah Yu Hu hoat (Tangan kanan atau penasehat yang mengurus bagian hukuman) dalam partai mereka. Ternyata kedudukan orang ini memang tidak rendah. Cian Poa Teng menganggukkan kepalanya.

   "Pedang yang dibawa Yok kongcu adalah Song Bun kiam dan By Tong pai Hal ini mana mungkin bisa mengelabui mata tua Lao siu?". Cu Kiau Kiau mendengus marah.

   "Baik... ManusiasheYok, kau berani membawa Song Bun kiam dan Bu Tong pai dan mengakuinya sebagai Sit Knn kiam Tampaknya kalian memang benar-benar tidak berniat membawa Hui siocia kembati dengan selamat!".

   "Siapa bilang mi bukan Sit Kim kiam'?"

   Yok Sau Cun mencabut pedang yang terselip di pinggangnya Sinar matanya mengedar kepada kedua orang itu secara bergantian "Kalian sudah melihat jelas Bukankah ini pedang Sit Kim kiam'?".

   Pedang panjang teiah dihunus Semua orang dapat melihat bahwa pedang yang ada di pinggang Yok Sau Cun adalah pedang biasa yang berwarna hitam pekat dan tidak beccahaya sama sekali.

   Cu Kiau Kiau menoleh kepada Cian Poa Teng.

   "Yu Hu hoat, bagaimana pendapatmu?".

   "Menurut kabar selentingan, Sit Kim kiam memang berwarna hitam pekat Tapi sebelum mencobanya tangsung, bagaimana kita bisa yakin bahwa pedang itu memang Sit Kim kiam adanya'"

   Sahut Cian Poa Teng.

   "Bagaimana cara kalian mencobanya agar bisa percaya penuh'?"

   Tanya Yok Sau Cun.

   "Kemarikan pedang itu kami pasti mempunyai cara untuk mencobanya"

   Sahut Cu Kiau Kiau. Yok Sau Cun menggerakkan tangannya memasukkan pedang !tu kembali. Dia tertawa dingin.

   "Mau coba boleh saja. Tapi ada satu hal yang ingin cayhe tanyakan terlebih dahulu ".

   "Apa yang ingin Yok kongcu tanyakan?"

   Tanya Cian Poa Teng.

   "Tujuan kita berkumpul di sini adalah untuk menukarkan pedang ini dengan seseorang. Pedangnya kalian sudah lihat namun cayhe belum dapat melihat bayangan Hui siocia sekali pun "

   Kata Yok Sau Cun dengan maksud menyindir.

   
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Asal kau serahkan Sit Kim kiam, kami pastl akan membebaskan Hui siocia,"

   Sahut Cu Kiau Kiau. Yok Sau Cun tertawa lebar.

   "Menukar pedang dengan orang adalah syarat yang kalian ajukan. Sedangkan syarat demikian sudah tentu satu lawan satu Kami menyerahkan pedang, kau menyerahkan orangnya, itu baru di sebut menukar pedang dengan orang Sekarang kafian meminta aku menyerahkan pedang terlebih dahulu, baru kemudian menyerahkan orangnya. Bagaimana cayhe bisa percaya begitu saja?". Mata Cu Kiau Kiau langsung mendelik.

   "Apa? Kau tidak percaya kepada Kong Tong pai'?". Sejak melihat kedatangan Cu Kiau Kiau hati Yok Sau Cun sudah mengadakan persiapan Sekarang dia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.

   "Apakah Kong Tong pai dapat dipercaya'?". Wajah Cu Kiau Kiau berubah hebat.

   "Manusia she Yok. Apa yang kau katakan?".

   "Kong Tong pai sebetulnya jugatermasuk salah satu dan delapan partai besar di dunia Bulim Seharusnya masih bisa dipercaya Tapi demi sebatang pedang saja kalian bisa malu melakukan pencullkan, tentu hal [ni merupakan suatu perbuatan yang paling rendah bagi pandangan orangprang duma kangeuw. Lagipula kata-kata kahan tidak daoat dipercaya Perbuatan Kong Tong pai yang seperti ini hampir tiada bedanya de ngan para begal ataupun perampok .

   ".

   "Tutup mulut'"

   Bentak Cian Poa Teng. Wajahnya berubah hebat "Tahukah apa hukumannya bagi orang yag berani menghina partai kami'?". Siau Cui yang melihat percakapan antara. Yok Sau Cun dengan pihak lawan mula panas, hatinya semakin cemas.

   "Yok siangkong, siocia masih berada d, tangan mereka Lebih baik kau bersabar se dikit,"

   Katanya mengingatkan. WaJah Yok Sau Cun berubah serius.

   "Siau Cui kouwmo, jangan khavvatir. Yang menghina Kong Tong pai adalah aku, Yok Sau Cun, semua resiko ditanggung oleh aku sendiri Tidak ada hubungannya dengan orang-orang Kui Hun Ceng,"

   Sahutnya tegas. Cu Kiau Kiau tertawa dingin.

   "Memang apa kehebatanmu? Barang siapa menghina Kong Tong pai, hukumannya adalah kematian Sekarang sebaiknya kau serahkan Sit Kim kiam yang asli. Setelah kami periksei nanti dan ternyata memang bukan barang palsu, mungkin kau bisa terhin dar dari hukuman kematian ". Yok Sau Cun tertawa lebar.

   "Rasanya kouwnio salah menilai orang.".

   "Hanya mengandalkan dirimu seorang memangnya apa yang dapat kau lakukan'?"

   Tanya Cu Kiau Kiau sengit. Yok Sau Cun masih tenang-tenang saja Dia bahkan tersenyum simpul.

   "Tadinya maksud cayhe menukarkan pedang dengan Hui siocia. Asal cayhe sudah melihatnya, maka pedang Sit Kim kiam ini akan segera diserahkan kepada pihak kalian Tapt sekarang melihat kouwnio rasanya sama Juga.". Cu Kiau Kiau mendelikkan matanya besarbesar kepada Yok Sau Cun.

   "Kalau bicara yang jelas Maksudmu setelah metihat aku kau rela menyerahkan pe dang Sit Kim kiam tersebut?".

   "Melihat Kouwnio membuat hati cayhe tergugah Orang ditukar dengan orang boleh juga,"

   Sahut Yok Sau Cun tenang.

   Baru saja ucapannya selesai, mendadak tangannya bergerak Jaraknya dengan Cu Kiau Kiau memang hanya satu depa Gerakannya begitu cepat dan tiba-tiba pergelangan tangan kanan ggdis itu sudah tercengkeram olehnya Kemudian secepat kilat pula dia menotok salah satu jalan darah di punggung gadis itu.

   Cu Kiau Kiau masih befum mencernakan arti 'orang ditukar dengan orang boleh juga' tiba-tiba dia merasa matarrya berkunangku nang Pergelangan tangan kanannya telah.

   dicengkeram oleh Yok Sau Cun Hatinya ter kejut sekali Dia berusaha memberontak tetapi setengah bagian tubuhnya terasa kebal dan tidak dapat digerakkan lagi Hanya ma tanya sa|a yang mendelik kepada Yok Sau Cun sambil memaktmaki .

   "Tampaknya kau sudah bosan hidup". Padahal Cian PoaTeng berdm di samping Cu Kiau Kiau Dia merupakan seorang tokoh yang sudah berpengaiaman. Meskipun dia merasa curiga mendengar ucapan Yok Sau Cun tapi dia tidak menyangka gerakan tangan pemuda itu demikian cepat Cian Poa Teng langsung meraung dan tangan kanannya diulurkan dengan maksud menghantam pangkal lengan Yok Sau Cun. Anak muda itu hanya bergerak sedikit Dia menyeret tubuh Cu Kiau Kiau Dengan demikian dirinya sendiri jadi tertutup Tentu saja hal ini tidak diduga oleh Cian Poa Teng. Seandainya hantaman telapak tangannya tidak ditarik kembali Pasti yang terkena sasaran adalah Cu Kiau Kiau sendiri Cian Poa Teng mana beram menanggung resiko seberat itu, terpaksa dengan susah payah dia menarik kembali tangannya yang sudah meluncur di tengah jalan Hatinya jengkel sekaligus marah Matanya mendelik lebar lebar ke arah anak muda tersebut.

   "Manusia she Yok! Mencengkeram pergelangan tangan seorang gadis seperti itu, bagaimana bisa dikatakan perbuatan seorang pendekar? Lebih baik kau lepaskan Cu Kouwmo kalau berani hadapilah aku!"

   Bentaknya lantang. Tepat pada saat itu dua gadis pelayan Cu Kiau Kiau sudah menghunus goloknya dan mengurung Yok Sau Cun Tetapi mana mungkin Yok Sau Cun memandang sebelah mata terhadap mereka?.

   "Kalian pihak Kong Tong pai juga menculik Hui siocia Malah meminta ditukarkan dengan sebatang pedang pusaka. Apakah itu juga dapat disebut perbuatan pendekar? Kalau Kong Tong pai bisa berbuat demikian mengapa aku orang she Yok tidak bisa melakukan hal yang sama?"

   Tanyanya dingin. Cian Poa Teng mendengus dingin. 'Yok Sau Cun, kau akan menyeial beram bertentangan dengan Kong Tong pai'". Yok Sau Cun tersenyum simpul.

   "Cian Lao cang tidak periu menggertak. Seandainya cayhe takut terhadap Kong Tong pai, tentu malam ini tidak akan mewakili Hui hujin datang keman,"

   Sahutnya tenang.

   Separuh badan Cu Kiau Kiau tidak dapat digerakkan.

   Mana tangannya juga terus dicengkeram oleh Yok Sau Cun.

   Hal ini merupakan suatu penghinaan yang pertama kaltnya sejak dia dilahirkan dan rahim ibu nya Wajahnya merah padam Giginya dikertakkan erat-erat.

   "Yok Sau Cun, asal kau melepaskan tanganmu, maka nona akan menghancurkan tubuhnya menjadi potonganpotongan kecil Dengan demikian hatiku baru puas rasanya!"

   Makinya kalang kabut. Yok Sau Cun tidak marah Dia bahkan memperlihatkan seulas senyuman yang lembut.

   "Sekarang Kouwnio tahu bagaimana ter tekannya hati kouwnio iatuh di tangan orang. Coba bayangkan perasaan Hui siocia, penghinaan yang ia rasakan pasti tidak di bawah dirimu ".

   "Apa hubunganmu dengan Hui Fei Cin?. Mengapa kau demikian memperhatikan dirinya?"

   Bentak Cu Kiau Kiau.

   "Hui Siocia dengan cayhe hanya kawan biasa Cayhe hanya merasa tidak puas tnelihat tindakan kalian dan juga sikap kouwnio yang seakan di dunia ini tidakk ada orang lainnya lagi yang lebih hebat daripada dirimu sendiri". Mata Cu Kiau Kiau memandang Yok Sau Cun dengan sinar kebencian Dadanya terasa hampir meiedak menahan amarah yang meluap-luap.

   "Nona sudah terjatuh dalam tanganmu. Ingin bunuh, silahkan. Tapi sebaiknya kau jangan lepaskan aku begitu saja seumur hidupmu"

   Ancamnya.

   "Kouwnio tidak perlu memanasi hatiku. Apa yang kau lakukan itu tiada gunanya Kouwmo adalah putn kesayangan Hue leng senbu Menyandera dirimu untuk ditukarkan dengan Hui siocia merupakan suatu hal yang palmg adil Siapa pun tidak ada yang merasa dirugikan,' sahut Yok Sau Cun Kemudian dia menoleh kepada Cian Poa Teng "Cian Lao cang, harap kau menunjukkan jalan Cayhe ingin bertemu langsung dengan Hue leng senbu agar dapat menukar putrinya dengan Hui siocia ". Cian Poa Teng merupakan Yu huhoat dan Kong Tong pai ilmu silatnya sangat tinggi. Tetapi sekarang Cu Kiau Kiau berada dalam genggaman Yok Sau Cun dan dijadikan sandera. Biarpun ilmunya lebih tinggi dari sekarang, dia juga tidak berani sembarangan bertindak.

   "Baiklah Lao siu akan menunjukkan ja lan,"

   Katanya terpaksa. Tanpa mengatakan apa-apa lagi, dia langsung menuruni bukit. Yok Sau Cun menoleh ke arah Siau Cui.

   "Siau Cui kouwmo, lebih baik kau pulang dulu Laporkan kepada Hui hujin bahwa cayhe akan menukar kouwnio ini dengan Hui siocia sekarang ".

   "Budak diperintahkan oleh Lao hujin un tuk menjemput siocia. Otomatis budak harus ikut dengan Yok siangkong,"

   Sahut Siau Cui tidak mau mengerti. Yok Sau Cun terpaksa menganggukkan kepalanya Sinar matanya beralih kepada Cu Kiau Kiau.

   "Terpaksa menyusahkan kouwnio sebentar Silahkan'"

   Katanya ambil tersenyum simpul.

   Tangan Yok Sau Cun masih menggenggam pergelangan tangan Cu Kiau Kiau Dia langsung mengikuti Cian Poa Teng dari toelakang Otomatis langkah kaki Cu Kiau Kiau juga terseret Mau tidak mau terpaksa dia harus mengikutinya.

   Siau Cui mengikuti di belakang Cu Kiau Kiau.

   Dia khawatir kedua gadis pelayan Cu Kiau Kiau dan kedua laki-laki berpakaian hijau larsebut tiba-tiba akan turun tangan membokong Yok Sau Cun Padahal mana mungkin kedua gadis pelayan laki-laki itu berani sembarangan mengambil tmdakan Sedangkan Cian Poa Teng saia masih harus berpikir dua kalf Mereka terpaksa mengikuti saja dari belakang.

   Sejak kecil Cu Kiau Kiau mendapat didikan langsung dari ibunya dalam mem pelajan ilmu silat yang mengutamakan senjata rahasia berbentuk api Dia juga selalu dimanjakan se|ak kecil Terhadap siapa pun dia selalu main perintah dan bersikap garang Siapa pun yang berhadapan dengannya terpaksa mengalah beberapa bagian.

   Itulah sebabnya orang-orang dunia kangouw menjulukinya hue mo li Sebetulnya usia gadis itu baru delapan belas tahun.

   Selamanya dia belum pernah berdekatan dengan seorang pemuda Kali ini pergelangan tangannya dicengkeram oleh Yok Sau Cun Pertamatama dia merasa terhina sekali Hampir saja dia menangis menggerung gerung.

   Rasanya dia ingin mengeluarkan senjata bola apinya dan menyambitkan ke arah dada Yok Sau Cun agar jantungnya terbakar hangus Mungkin dengan cara demikian hatinya yang kesal baru dapat terlampiaskan.

   Sekarang dia berjalan bergandengan dengan anak muda itu Dia merasakan tangan.

   Yok Sau Cun yang mencengkeram pergelangan tangannya Namun cekalan itu tidak terlalu kuat Dia tidak merasa sakit lama sekali Apalagi setiap kali bicara, bibir Yok Sau Cun selalu tersenyum Hal ini menambah ketampanan wajahnya.

   Tiba-tiba ada serangkum perasaan tidak menentu yang menyelinap dalam hatinya.

   Dia memalmgkan kepalanya dan mencun pandang ke arah Yok Sau Cun Di bawah cahaya rembulan, dia menatap wajah anak muda itu Semakin diperhatikan rasa sebalnya semakin berkurang.

   Memang tidak' Wajahnya bersih dengan hidung tegak, bibirnya indah dan sinar matanya lembut Dapat dtpastikan bahwa wajah pemuda seperti inilah yang banyak diidamkan oleh para gadis Tiba-tiba wajah Cu Kiau Kiau merah padam Dia memakt dirinya sendiri dan berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia tidak termasuk dalam daftar gadis-gadis itu.

   Di bawah sinar rembulan, rombongan itu berjaian dengan pertahan.

   Kirakira sepeminuman teh kemudian, mereka sampai di tanah lapangan yang luas Yok Sau Cun merasa tidak asmg dengan tefflpat itu Selelah dipikirkan dengan seksama, dia baru teringat bahwa tempat itu adalah Sian li bio yang dikunjunginya kemarin.

   Saat itu dia hampir tidak mengenali karena kemarin di sana suasana ramai sskali seperti pasar malam Sekarang para pe dagang ataupun kerumunan orang tidak ada lagi.

   Maka untuk sesaat ingatannya tidak tergugah.

   Langkah kaki Cian Poa Teng tidak berhenti.

   Dia mengajak Yok Sau Cun berjalan melalui pintu sebelah timur Di sana terdapat sebuah kondor yang lebar sekali Berjalan tidak berapa jauh, terlihatlah dua belah pintu berwarna hitam pekat di sebelah kanan.

   Cian Poa Teng bergegas mendekat pintu tersebut Kemudian dia mengetuk gelang besar di depannya sebanyak dua kali Tampak pintu Itu terbuka dan seorang laki-laki berpakaian hijau berjalan keluar.

   Melihat Cian Poa Teng.

   dia segera menjura dalam- dalam.

   "Yu Hu hoat.."

   Sapanya. Tangan Cian poa Teng dikibaskan.

   "Cepat minggir!"

   Bentaknya. Yok Sau Cun dipersilahkan masuk ke dalam Kemudian dia menjura.

   "Harap Yok kongcu menunggu di sini. Lao siu akan melaporkan ke dalarrii"

   Katanya. Yok Sau Cun menarik tangan Cu Kiau Kiau dan mengajaknya masuk ke dalam Sambil melangkah dia tersenyum lebar.

   "Cian Lao cang silahkan ". Cia Poa Teng masuk ke dalam dengan tergesa-gesa Tepat pada saat itu terlihat beberapa sosok bayangan berkelebat dari lubang pintu berbentuk bundar seperti rembulan dan mengambil posisi memencar serta mengurung Yok Sau Cun, Cu Kiau Kiau dan Slau Cui. Yok Sau Cun menoleh kepada Cu Kiau Kiau sambil tersenyum.

   "Cu kouwnio, sebaiknya kau suruh mereka jangan s.embarangan bergerak Seandainya mereka kesalahan tangan dan melukai Nona, bagaimana aku harus bertanggung jawab kepada ibumu Hue leng sen bu?". Biasanya Cu Kiau Kiau sangat sombong dan suka mempermainkan orang seenak perutnya Sekarang dia diejek di depan puluhan mund Kong Tong pai bahkan pergelangan tangannya dicengkeram. Hal ini membuat hatinya malu dan marah Dia merasa benci sekall terhadap Yok Sau Cun Rasanya dia Ingin sekali menempeleng pipi anak muda itu sampai giginya rontok semua!. Dalam waktu yang bersamaan, pmtu besar yang ada di hadapan mereka terbuka lebar Cian Poa Teng muncul di tengah te ngah Raut wajahnya kelam sekali Kemungkinan besar dia baru mendapat dampratan dari 1lue leng senbu atas kejadian yang dialami oleh Cu Kiau Kiau.

   "Senbu mempersilahkan Yok kongcu masuk ke dalam "

   Bahkan nada suaranya menjadi berat.

   Yok Sau Cun melongokkan kepalanya melirik k6 balik pintu Di dalam sana terdapal sebuah halaman besar yang terbuka dan besar sekali Di sebelah kanan ada Jima ruangan yang berderetan Ruangan tengah merupakan bangunan yang terbesar Pada saat itu lentera baru dmyalakan Bayangan tubuh manusia yang entah berapa ratus jum lahnya saling berkelebat Yok Sau Cun kem bali menoleh kepada Cu Kiau Kiau dan ter senyum.

   "Tidak lama lagi Cu kouwnio sudah dapat berkumpul kembali dengan ibumu. Sekarang terpaksa menyusahkan sebantar saja ". Hati Cu Kiau Kiau merasa benci yang tak terkatakan.

   "Huh'"

   Dengusnya kesal Entah mengapa, setiap kali melihat senyuman di bibir Yok Sau Cun, hatinya menjadi tidak karuan Dia tetap tidak mengatakan sepatah kata pun.

   Hanya ujung matanya yang berkalikali melirik ke arah anak muda tersebut.

   Mereka memasuki ruangan tengahi melewati halaman yang besar kemudian naik ke atas undakan batu dan melangkah ke dalam ruangan tengah yang luas Yok Sau Cun masih menggenggam tangan Cu Kiau Kiau.

   Tampaknya keduanya berjalan beriringan seperti bergandengan tangan.

   Kesan yang timbul dan kedua orang itu malah seperti sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara.

   Apalagi Yok Sau Cun, dia berjalan dengan langkah lebar Sikapnya gagah sekali Tampangnya demikian tenang seakan tidak memandang sebelah mala terhadap Kong Tong pai Sebetulnya jantung Yok Sau Cun.

   sedang berdebar debar.

   Dia sudah menduga bahwa tempat ini merupakan markas Hue leng senbu Orang ini adalah adik se perguruan dari ketua Kong Tong pai, Ci Leng Un llmu silatnya konon tinggi sekali.

   Begitu pula kedudukannya di dalam Kong Tong pai.

   Kedatangan Yok Sau Cun ke tempat ini bagaikan seekor kijang yang terperangkap dalam sarang harimau.

   Oleh karena itu, meskipun penampilannya gagah dan tenang.

   sebetulnya hati anak muda itu khawatir sekah, Belum lagi jumlah mereka yang begitu banyak Sedangkan di pihaknya, dia hanya berdua dengan Siau Cui Namun Yok Sau Cun bukan seorang penakut Dia berani masuk ke markas Hue leng senbu ini tentu hatinya juga sudah mempunyai persiapan yang cukup matang.

   Di atas undakan tengah ruangan terdapat sebuah kursi besar dan tinggi.

   Di sana du duk seorang wanita berusia lanjut yang tu buhnya kurus sekali Dia mengenakan pakaian berwarna ungu.

   Paling tidak usianya sudah di atas lima puluh tahunan Wajahnya dingin dan kaku.

   Sepasang sinar matanya tajam menusuk Tampangnya tidak jelek bahkan lumayan cantik Tapi tidak enak dilihat bahkan ada kesan menyeramkan.

   Di belakangnya berdiri empat orang wanita setengah baya berpakaian hijau Masing- masing menyandang sebatang pedang panjang Dua di antaranya membawa sebatang pedang yang modelnya antik sekali Sedangkan satu lagi yang sebelah kiri menggenggam sebatang tongkat berkepala rajawali.

   Suasana di dalam ruangan itu sangat mencekam Seakan setiap saat tersedia bom yang dapat meledak sewaktuwaktu Di belakang Yok Sau Cun mengikutt dua orang Yang satunya Siau Cui, sedangkan yang satunya lagi Yu Huhoat Kong Tong pai, Cian Poa Teng.

   Hue leng senbu Cu Leng Sian duduk di tempat yang tinggi Tentu saja dia melihat pergelangan tangan putnnya dicengkeram oleh Yok Sau Cun Malah setelah masuk ke dalam ruangan besar tersebut dan sudah berada di hadapannya, Yok Sau Cun tidak melepaskan pegangannya Hal ini bagi Hue leng sen bu merupakan perbuatan yang sangat kurang ajar Juga membuatnya kehilangan pamor.

   Pada saat itu Juga, wajahnya berubah menjadi angker.

   Matanya menatap Yok Sau Cun dengan pandangan menusuk.

   "Orang rnuda, mengapa di hadapan aku orang tua, kau masih belum melepaskan Kiau Kiau? Di mana letak sopan santunmu?"

   Tegurnya keras. Yok Sau Cun membungkukkan tubuhnya dan menjura.

   "Anda mungkin yang disebut Hue leng sen bu oleh orang-orang duma kangouw Kedatangan cayhe ke sini bukan untuk mengunjungi sahabat atau teman"

   Sahutnya sinis. Mata Hue Leng senbu langsung memi cing mendengar ucapannya Tangan anak muda itu masih juga mencekal pergelangan tangan Cu Kiau Kiau.

   "Aku harap kau lepaskan tangan putriku'". Yok Sau Cun tersenyum lembut.

   "Harap Senbu maafkan Perbuatan cayhe terhadap putrimu ini bukan dengan maksud apa-apa Cayhe ingin bertemu dengan Senbu dengan harapan dapat menggunakan putnmu ini untuk ditukarkan dengan seseorang. Oleh karena itu, sebelum mendapat persetujuan dari Senbu kouwnio ini tidak boleh dilepaskan ". Di wajah Hue leng sen bu tersirat Kawa amarah.

   "Aku menyuruh mereka melepaskan Siau Cui pulang ke Kui lun Ceng agar dapat melaporkan bahwa pihak kami meminta mereka menukar nonanya dengan Sit Kim kiam Mengapa sekarang kau malah mencekal tangan putriku"?".

   "Memang betul Membawa pedang Sit Kim kiam untuk ditukarkan dengan Hui siocia merupakan syarat yang kalian ajukan Tapi tadi Cu kouwnio meminta cayhe menyerahkan pedang Sit Kim kiam terlebih dahulu baru pihak kalian akan melepaskan 1lui siocia Entah mengapa cayhe merasa cara demikian kurang adil Bagaimana kalau sesudah cayhe menyerahkan pedang tapi pihak kahan malah tidak bersedia melepaskan Hui siocia .'? Bagaimana cayhe harus bertanggung jawab di hadapan Hui hujin'?". Mungkinkarena putfinyasudahterjatuh di tangan anak muda ini maka Hue leng senbu berusaha menyabarkan irmya Dia hanya mendengus dingin.

   "Sekarang kau boleh menyerahkan Sit Kim kiam Aku akan memenntahkan mereka melepaskan Hui siocia".

   "Memang pedang untuk ditukarkan de ngan orang adalah syarat yang diajukan oleh pihak kalian Hui hujin belum menyatakan persetUjuannya Kong Tong pai merupakan salah satu dan delapan partai besar di Bulim. Perbuatan yang kalian lakukan ini apakah tidak merendahkan derajat partai sendiri?".

   "Kurang ajar!"

   Bentak Hue leng senbu marah "Usiaku sudah di atas setengah abad Apakah kau pantas menasehatiku?". Yok Sau Cun tersenyum simpul.

   "Di dalam dunia ini, orang tua juga bisa saia berbuat kesalahan Apa yang cahye katakan merupakan 'peraturan hidup Bersedia tidaknya kalian mendengarkan merupakan hak kalian, tentu saja kalau tidak ma|u ditertawakan temanteman dan dunia kangouw,"

   Sahut Yok Sau Cun tegas. Dada Hue leng senbu seakan hampir me ledak Tapi akhirnya dia menahan kemarah annya 'Lalu, apa yang kau ingmkan?"

   Tanyanya sinis.

   "Cayhe merasa menukar orang dengan orang pula baru dapat dikatakan adil,"

   Sahut Yok Sau Cun. Wajah Hue leng senbu langsung berubah hebat. Dia tertawa dingin.

   "Kau kira dengan meringkus Kiau kiau, aku tidak berani berbuat apa-apa terhadap dirimu''". Yok Sau Cun mengembangkan senyuman yang mengandung ejekan. 'Apakah Senbu ingin mengandalkan jumlah orangmu yang banyak?". Kali ini kemarahan Hue leng Sengbu benar-benar tidak dapat ditahan lagi Dia menepuk tangannya tiga kali berturut-turut.

   "Kalian ringkus bocah tidak tahu diri itu!". Dua orang wanita yang berdiri di belakangnya segera berjalan keluar.

   "Apakah ini berarti Sen bu tidak setuju permintaan cayhe yakni menukar orang dengan orang pula?"

   Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Tanya Yok Sau Cun tenang. Hue leng senbu menghentakkan kakinya ke atas lantai sehingga terdengar suara seperti gempa bumi.

   "Seandainya aku terpaksa menyetujui untuk melepaskan Hui Fei Cin, tapi aku tetap ingin meringkusmu hidup-hidup!"

   Teriaknya marah.

   Ucapannya seiesai kedua wanita berpakaian hijau tadi langsung melangkah maju dan berhenti di depan Yok Sau Cun Dalam waktu yang bersamaan, tubuh keduanya bergerak Kelima jari membentuk cakar Yang satu mengmcar pergelangan tangan kanan Yok Sau Cun, sedangkan yang satunya lagi melancarkan serangan ke arah bahu kiri anak muda itu.

   Pada saat itu juga Yok Sau Cun mendengar seruan lirih dan sampingnya .

   "Hati hati'". Yok Sau Cun tertawa lebar.

   "Hanya mengandalkan kedua bawahan ini saja, rasanya masih belum bisa mengapa apakan diri cayhe ". Tiba tiba kakinya mundur setengah langkah Tangan kanannya yang mencekal Cu Kiau Kiau dilepaskan Dia tidak perlu khawatir karena dia telah menotok jalan darah gadis itu Dengan kecepatan yang tidak dapat diikuti pandangan mata, sepasang tangannya bergerak dan mencengkeram pergelangan tangan kedua wanita tersebut Hanya dalam waktu sekejap mata keduanya sudah tercekal lalu dilemparkan sampai terpental jauh. Tahu-tahu dia sudah berdiri tegak dan tangan kanan kembali mencekal pergelangan tangan Cu Kiau Kiau Seakan dari tadi belum ada kejadian apa-apa saja. Sepertinya dia hanya seorang penonton dan orang lain yang melemparkan kedua wanita tadi. Kedua pelayanHue leng sen bu bahkan tidak tahu bagaimana dirinya bisa dibanting oleh anak muda tersebut Perlu diketahui bahwa keempat pelayan wanita yang mendampingiHue leng senbu sudah masuk Kong Tong pai sejak kecil. Mereka mendapat didikan langsung dariHue leng senbu. Boleh dibilang ilmu yang mereka pelajari merupakan ilmu silat partai tersebut. Meskipun sehari-harinya mereka saling menyapa sebagai majikan dan pelayan. Tapi sebenarnya hubungan mereka adalah guru dan murid Usia mereka sudah di atas empat puluh tahun Mereka sudah bertekad untuk tidak menikah dan melayaniHue leng senbu seumur hidupnya. Kedua wanita berpakaian hijau itu memang tidak mengerti bagaimana tubuh mereka tahu-tahu sudah dilempar keluar oleh musuh, tetapi baru saja mereka mendarat ke tanah, tanpa bersepakat terlebih dahulu keduanya langsung melesat di udara lalu berjungkir balik dan menerjang ke arah Yok Sau Cun. Selama mengikutiHue leng sen bu kurang lebih tiga puluh tahun, baru kali ini mereka dilemparkan orang dalam gebrakan pertama. Dengan demikian, hati mereka menjadi nekat Begitu melayang kembali, terdengar suara tinggi. Sebanyak dua kali. Ternyata masing-masing orang itu sudah menghunus pedangnya dan menyerang Yok Sau Cun dari kiri dan kanan.

   "Kalian kembali secepat ini, apakah sengaja ingin mengadu senjata dengan cayhe''"

   Tanya Yok Sau Cun sambil cengar-cengir. Tentu saja hati kedua wanita itu semakin kesal. Wajah mereka hijau membesi.

   "Kau lepaskan dulu siocia kami. Nanti kami tidak akan menyerangmu lagi "

   Sahut wanita yang menyerang dari sebelah kiri. Yok Sau Cun tertawa terbahak-bahak.

   "Cu kouwmo merupakan teman cayhe Bagaimana mungkin cayhe dapat melepaskannya begitu saja?"

   Ketika berbicara, tangan Yok Sau Cun sudah meraba gulungan pedangnya Tiba-tiba terdengar suara "Cringgi"

   Sinar putih berkilauan Pedang lemasnya telah digetarkan sehingga menjadi tegak lurus Sekali lagi dia mendongakkan wajahnya dan lersenyum "Liongwi mgin bergebrak dengan cayhe silahkan kerahkan se gala kemampLian Tidak usah perdulikan Cu kouwnio Dia berada dalam genggaman orang she Cu tidak ada bedanya dengan di samping ibunya sendiri ".

   Wanita yang berada di sebelah kanannya marah sekali.

   "Orang she Yok, kau ingin menggunakan siocia untuk mengancam kami?". Sekali lagi Yok Sau Cun tertawa terbahak-bahak.

   "Menggelikan. Cayhe sudah mengatakan bahwa dengan beradanya Cu kouwnio di sampingku, keselamalannya akan terjamin penuh Tidak ada bedanya dengan berada di samping ibunya sendiri Seandainya Liongwi tidak percaya, boleh menggerakkan pedang untuk mencoba Apabila kalian berhasil me nyentuh ujung bajunya sedikit saja maka bukan saja orang she Yok ini akan melepaskan Cu Kouwnio cayhe malah bersedia menerima hukuman sesuai peraturan yang ber laku di Kong Tong pai kalian ". Kedua wamta berpakaian hijau itu hampir tidak mempercayai pendengaran mereka sendiri Mulut anak muda ini cukup besar juga Justru karena Cu Kiau Kiau berada datam genggamannya maka biarpun dua batang pedang menuding ke leher Yok Sau Cun tapi mereka tidak berani sembarangan menggerakkannya. Hue leng sen bu yang duduk di atas juga hampir lidak dapat percaya terhadap apa yang dikatakan oleh Yok Sau Cun Kedua wanita itu mendapat didikan langsung dannya Dengan menggunakan dua batang pedang, masa mereka bahkan tidak sanggup menyentuh ujung pakaian Cu Kiau Kiau sedikit saja? Diamdiam dia memperhatikan Yok Sau Cun Tapi tampaknya anak muda ilu tidak seperti orang yang berdusta Unluk sesaat dia sama sekali tidak dapat menebak asal usul Yok Sau Cun Akhirnya dia mendengus dingin.

   "Baik kalian boleh mencobanya satu jurus"

   Katanya kemudian.

   Sejak tadi kedua wanita berpakaian hijau itu memang sudah ingin membuktikan perkataannya Justru karena takut metukai Cu Kiau Kiau maka mereka tidak berani turun tangan Sekarang Hu leng senbu sendiri, yang memberi perintah kepada mereka, tentu saja keduanya diamdiam merasa senang.

   Tiba-tiba terdengar suara raungan keras dari mulut kedua wanita itu Tubuh mereka berpencar Satu di kiri dan satu lagi di kanan Sebetulnya kurang tepat kalau dikatakan berpencar Lebih tepat apabila disebut menggant] posisi Yang tadinya ada di sebelah kanan sekarang menggeser ke se belah kiri Sedangkan yang tadinya ada dt sebelah kiri sekarang mengganti posisi di sebelah kanan Kemudian secepat kilat mereka bergerak tagi Sekarang satu di depan dan satunya lagi di belakang Meceka se akan ingnimembuat anak muda itu meniadi bingung Dua batang pedang diluncurkan Mereka menghindari diri Cu Kiau Kiau dan menyerang ke arah Yok Sau Cun.

   llmu pedang Kong Tong pai memang terkenal karena perubahan geraknya yang cepat Meskipun hanya satu jurus yang dilancarkan namun gabungan kedua wanila itu sangat kompak Pedang mereka bagai ular berbisa yang siap mematok kapan waktu saja Sedangkan sinar yang terpancar dari pedang mereka bagaikan titik cahaya yang befjatuhan Dalam sekali gerakan saja bagian tubuh sebelah depan maupun belakang sudah terancam di beberapa tempat Coba bayangkan sampai di mana kecepalan gerakan kedua wanita itu.

   Namun justru ketika bunga bunga cahaya pedang mereka mulai sirna, tiba-tiba Yojs Sau Cun menarik langan Cu Kiau Kiau dan bergeser satu langkati Tahu-tahu dirinya sudah luput dan serangan kedua wamta tersebut.

   Geseran kakinya itu tepat di tempat kedua baiang pedang bertemu dengan cara bersilangan Dengan demikian otomatis serangan mereka menjadi luput dan sasaran Pa dahal terangterangan apabiia mereka menusuk kira kira selengah cun lagi maka tubuh Yok Sau Cun akan tertembus Tapi biar bagaimanapun mereka berusaha, seakan jarak tersebut sudah mencapai titik klimaks dan pedang mereka tidak dapat ditusukkan lebih jauh lagi.

   Kedua wanita itu seakan tidak percaya dengan apa yang mereka alami Wajah keduanya hijau membesi.

   Sulit diuraikan bagaimana tampang mereka saat itu.

   Dibilang tertegun rasanya bukan Dibilang terkejut tapi lebih mirip terkesima' Tetapi karenaHue teng senbun tadi hanya memenntahkan mereka mencoba satu jurus saja, meskipun penasaran mereka tetap tidak berani melanjutkan serangan lagi Akhirnya mereka terpaksa berhenti lalu mengundurkan diri ke samping.

   Sepasang mataHue leng senbu bersinar tajam Sejak tadi dia memperhatikan gerakgenk Yok Sau Cun Mulutnya terkatup rapat-rapat Sepatah kata pun tidak diucapkannya Dia seolah sedang menguras otaknya memiktrkan sesuatu.

   Yok Sau Cun yang berhasil menghindarkan diri dan serangan kedua wanita itu dengan sekali gerak saja, langsung tertawa lebar.

   "Sekarang kalian sudah percaya bukan''". Meskipun dalam hati Cu Kiau Kiau sangat membenci Yok Sau Cun, tetapi ketika kedua wanita itu baru bertindak keluar tanpa sadar dia mengeluarkan suara seruan memper ingatkan Yok Sau Cun Hal ini membuktikan bahwa dia juga ikut mengkhawatirkan keadaan anak muda tersebut. Kemudian kedua wanita itu tahu-tahu terpental oleh gerakan Yok Sau Cun, hatinya merasa lega biarpun dia tidak tahu bagaimana cara anak muda itu turun tangan Karena dia tahu betul keempat wamta yang mendampingi ibunya itu bukan orang sem barangan Mereka termasuk tokoh kelas satu di Kong Tong pai Bahkan ilmu silatnya sendiri masih terpaut jauh dengan keempat wanita tersebut. Sekarang di hadapan ibunya Yok Sau Cun berhasil melemparkan dua di antara empat wanita itu dalam sekali gerak saja Hal ini malah membuat perasaan tertekannya ber kurang. Tentu sekarang ibunya tidak akan menyalahkan dirinya yang begitu mudah di ringkus oleh Yok Sau Cun Sedangkan dua wanita yang ilmunya jauh lebih tinggi saja mengalami hal yang sama. Untuk sesaat dia merasakan bukan saja anak muda ini mempunyai mutu yang bagus, tetapi ilmu silatnya juga tinggi sekali Diam-diam dia menggenggam telapak tangannya sendiri Seakan ada serangkum perasaan hangat memenuhi hatinya Lambat laun kebenciannya terhadap Yok Sau Cun semakin menipis Apalagi saat im, Yok Sau Cun menarik tangannya sambil menghindarkan diri dan serangan kedua wanita pelayan ibunya, hatinya terasa semakin berbunga-bunga.

   "Kalian coba lagi dia beberapa jurus'"

   Tiba tiba terdengar suara beratHue leng senbu memenntahkan.

   Mencoba lagi beberapa jurus rupanya merupakan hasil pemikirannya ketika merenung sekian lama tadi Hal ini mernbuktikan bahwa dja masih belum bisa menebak aliran ilmu pedang yang dipelajari oleh Yok Sau Cun.

   Kedua wanita itu memang tidak puas dengan kekalahan mereka Otomatis mereka ingin sekali mencoba beberapa jurus lagi.

   Kemungkinan besar mereka sanggup mengembalikan pamor mereka yang jatuh tadi.

   Mereka yang tadinya sudah mengundurkan dni, sekarang maju lagi serentak Wanita yang sebelah kanan langsung membentak.

   "Hati-hati kau sekarang!"

   Pedang panjang digerakkan.

   Satu jurus tiga perubahan Sinar pedang berkilauan dan meluncur ke arah Yok Sau Cun.

   Sedangkan wamta yang sebelah kiri malah tidak mengatakan aepatah kata pun Tu buhnya ttbatiba berkelebat dengan kecepatan yang tidak kalah dengan rekannya Tangan terangkat pedang meluncur Gerakannya bagai selembar daun yang dihempas oleh angin Lima cank sinar pedang ber kelebat di depan mata Yok Sau Cun.

   Tangan kiri Yok Sau Cun segera menanlCu Kiau Kiau unluk.

   mundur satu langkah Tetapi ketika mundur itu, tiba-tiba langkah kakinya berubah lagi Tubuh keduanya me lesat dan mereka menerobos lewat celah pedang yang sedang meluncur lalu mener jang ke arah belakang punggung wanits yang sebelah kanan.

   Gerakan langkah kakinya ajaib sekali.

   Ke dua wanita itu sama sekali tidak menyadari sama sekali.

   Ketika pedang mereka sudah hampir mencapai sasaran, tahu-tahu Yok Sau Cun tidak terlihat lagi Bahkan Cu Kiau Kiau juga tidak tertangkap oleh pandangan mereka.

   Wanita yang sebelah kiri langsung mem balikkan tubuhnya dengan pedang meni kam Sedangkan wanita yang sebelah kanan mehukkan pinggangnya bagai dahan pohon liu yang tertiup angin kencang Dia bergerak dengan kecepatan kilat dan padangnya langsung menuju ke arah Yok Sau Cun.

   Kiam hoat kedua orang itu telah terlatih sedemikian rupa sehingga sangat kompak satu dengan lainnya.

   Kecepatan mereka juga sulit diuraikan dengan kata-kata Tapi biar bagaimana hebalnya ilmu pedang mereka ataupun dahsyatnya serangan mereka, keanehan ilmu pedang di dunia iri] tidak ada yang menandmgi Song ka pak kiam.

   Meskipun ilmu Pit kiam sin hoat yang diajarkan oleh suhu Yok Sau Cun masih di bawah Song ka pak kiam Tetapi kalau untuk melawan ilmu pedang aliran lain, apalagi kedua wanita tersebut masih belum berarti apa-apa.

   Sembari menarik tangan Cu Kiau Kiau,.

   Yok Sau Cun maju mundur berkalikali Tapi langkah kakinya hanya bergeser di situsitu juga Dua batang pedang yang meluncur secepat kilat dan berkilauan ternyata tidak sanggup melukainya barang sedikitpun.

   Tadinya Yok Sau Cun juga tidak mempunyai kepastian Itulah sebabnya dia mengeluarkan pedang lemasnya agar pada saat terdesak dia dapat menggunak.annya untuk menangkis serangan kedua wanita itu Tapi tampaknya sekarang dia tidak memer lukannya sama sekali.

   Tidak Sejak memperoleh sejurus ilmu pedang dari Kim Ti jin, hatinya ssnang sekati Dia menganggap ilmu yang dipelajarinya se lama mi bjasabiasa saia.

   Sekarang dia menghadapi serangan kedua pelayan Hue leng senbu.

   Dan dia baru merasakan manfaat dari ilmu yang dipelajarinya Meskipun ilmu pedang kedua wanita itu dahsyat sekali Tapi dia dapat menemukan beberapa titik kelemahan mereka dengan mudah.

   Apalagi kalau dia menggabungkan ilmu barunya dengan Pit kiam sin hoat yang dipelajari dan suhunya.

   Pasti dafam beberapa geraKan saja, dia bisa mengalahkan mereka berdua Dengan membawa pikiran seperti itu, otomatis dia ingin mencobanya Tangan Kiri tetap mencekal pergelangan tangan Cu Kiau Kiau Kakmya mundur satu langkah Dia meloloskan diri dan serangan kedua wanita tersebut Kemudian tertawa terbahak bahak 'Liongwi kouwnio, cayhe sudah mengalah icebanyak tiga jurus kepada kalian Sekarang merupakan jurus keempat, cayhe tidak sungkan lagi!".

   Kedua wanita itu menyerangnya tiga jurus berturut-turut Tapi semuanya dapat dihindarkan dengan mudah Mana mungkin mereka sudi berhenti begitu saja Wanita yang sebelah kiri segera melesal ke udara pe jangnya berputar bagai ktnor angin, kemudfan tiba ttba berhenti dan menusuk ke arah enggorokan Yok Sau Cun Wamta yang sebelah kanan menggerakkan kakinya secara bersilangan Sinar pedangnya berkilauan.

   Bahkan terlihat ratusan titik cahaya memijar.

   Dia menyerang ke arah sebelah kanan.

   Ternyata kali ini Yok Sau Cun malah tidak menghindar sama sekati Dia berdiri tegak di lempatnya aampai kedua batang pedang hampir menyentuh dirinya Dia baru mengangkat tangan kanannya ke atas Ufung pedang digetarkan sedikit.

   Gerakan pedangnya seperti orang yang sedang mengipas di udara.

   Sama sekali tidak terlihat keistime waannya Tapi di dalamnya terkandung ber bagai perubahan yang mengejutkan.

   Tiba-tiba tardengar suara Trangi Trangi Dua batang pedang yang sedang meiuncur ke arahnya langsung tergetar hingga tidak dapat diteruskan Getarannya kali ini mengandung tekanan yang kuat Bukan saja kedua batang pedang itu tertangkis olehnya malah tubuh mereka pun ikut tergetar sehingga terdesak mundur sejauh dua langkah.

   Hue leng senbu memperhatikan dengan seksama ilmu Pit kiam sin hoat yang dikerah kan oleh Yok Sau Cun Dia merasa ilmu itu agak mirip dengan Tian i sm hoat dari Soat san pai Dia malah mengira Yok Sau Cun adalah anak murid Soat San pai Diam diam hatinya merasa heran.

   Terang lerangan digi melihat Yok Sau Cun mendesak mundur kedua wanita pelayannya dalam satu gebrakan saja Kali mi wajahnya yang tua menyorotkan kesan terkejut Tangan kanannya segera dikibaskan.

   "Mundur!"

   Bentaknya keras.

   Kedua orang itu baru sa|a menggerakkan pedangnya untuk menyerang kembah Mendengar bentakan Hue leng sen bu, keduanya langsung menghentikan gerakannya dan pedang panjang pun ditarik ke belakang Setelah membungkukkan tubuh dengan hormat, keduanya langsung mengundurkan diri.

   Sinar mata Hue leng senbu bergerakgerak Dipandangnya Yok Sau Cun sekilas.

   'Orang muda apakah kau anak murid perguruan Tian san?"

   Tanyanya serius.

   Hampir saja Yok Sau Cun mengatakan lidak Tetapi setelah dia berpikir kembal] Song loya cu pernah mengatakan bahwa perguruan Tian san Tian san ktam hoat, tiada tandingannya di dunia Saat ini dia hanya seorang diri Demi menyelamatkan Hui Fei Cin, dia harus menempLih bahaya Mungkin ada baiknya kalau dia menggertak Hue leng senbu dengan berdusta sedikit.

   Begitu pikirannya tergerak, dia langsung menganggukkan kepalanya.

   "Betul?". Wajah Hue leng sen bu agak berubah mendengar jawabannya Agak lama juga dia merenung Kenwdian dia mengangkat kembali sinar matanya dan mendengus.

   "Baiklah Kau lepaskan Cu Kiau Kiau Aku segera bebaskan Hui Fei Cin"

   Kata wanita tua itu selanjutnya. Yok Sau Cun menggulung pedangnya kembali dan diselipkan pada ikat pinggangnya Setelah itu dia menjura dengan hormat.

   "Tenma kasih atas kebaikan hati Sen bu "

   Cekalan tangan kirinya langsung direnggangkan Ternyata dia benar benar melepaskan Cu Kiau Kiau. Siau Cui menjadi panik sekali.

   "Yok siangkong kau tidak boleh melepas kannya Bagaimana kalau mereka tetap me nahan siocia'?"

   Katanya dengan suara rendah. Yok Sau Cun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

   "Tidak mungkin Hue leng sen bu Cu cianpwe sangat memandang tinggi nama baiknya di dunia kangouw Kata kata yang sudah dikeluarkan tidak mungkin dijilat kembali,"

   Sahutnya dengan suara yang sengaja dikeraskan. Kemudian Yok Sau Cun menepuk perlahan bagian punggung Cu Kiau Kiau Setelah itu dia rnenjura kepada gadis tersebut.

   "Cu kouwnio atas kelancangan yang cayhe perbuat harap kouwnio sudi memak lumi"

   Katanya dengan nada lembut. WaJah Cu Kiau Kiau langsung merah padam Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun Bagai seekor burung yang menerobos ke dalam hutam dia berlan ke samping ibunya.

   "Ibu "

   Panggilnya dengan nada yang le bih msnyerupai bisikan.

   Gerak genknya itu membuat Yu huhoat Cian Poa Teng dan Hue leng senbu Cu Leng Sian serta keempat wamta pelayannya merasa di luar dugaan Berdasarkan sikap Cu Kiau Kiau sehan hannya meskipun tidak ada orang yang mengganggunya, asalkan dia merasa tidak suka, tentu tidak mudah dia mengampuni orang itu.

   Kali ini dia dinngkus oleh Yok Sau Cun dan Lui Tang ke Siang Li bio Malah diajgk nya menghmdarkan serangan kedua wanita pelayan Hue leng senbu tadi dengan cara ditarik ke sana ke mari.

   Begitu tangannya dilepas, dia malah tidak menerjang Yok Sau Cun Hal ini merupakan keajaiban yang baru pertama kali terjadi Cu Kiau Kiau hanya menghambur ke dalam pelukan Hue leng senbu Sampai 1tue leng senbu pun merasa heran Tapi dipeluknya juga Cu Kiau Kiau erat-erat.

   "Kiau Kiau, anak baik kau tentu merasa terhina,"

   Katanya. Cu Kiau Kiau rnenyusupkan kepalanya se makin dalam di pelukan Hue leng senbu.

   "Tidak apa apa "

   Sahutnya lirih sekali.

   Kata-kata itu diucapkan dengan suara seperti dengungan nyamuk di telinga Hanya Hue leng senbu yang dapat mendengarnya Alis wanita tua itu sampai bertaut dibuatnya Kali ini dia mengerti Bukankah jawabannya tadi seakan membela anak muda tersebut.

   Tanpa sadar dia mengangkat wajah mentperhatikan Yok Sau Cun Diam diam dia rnenganggukkan kepalanya Kernudian dia menoleh ke arah Cian Poa Teng.

   "Yu huhoat, kau bawa Hui Fei Cin kemari'"

   Perintahnya. Tiba-tiba terdengar suara sahutan dan bagian belakang ruangan.

   "Tidak perlu lagi". Dan nada suaranya saja sudah terdengar bahwa orang ini sedang marah sekali Karena kata-katanya diucapkan dengan dingin dan kaku Oi hadapan 1tue leng senbu, siapa yang berani berkata demikian?. Cia Poa Teng terkejut sekali Dia langsung melongokkan kepalanya ke sana ke mari.

   "Siapa?"

   Bentaknya dengan nada berat. Siau Cui langsung mengenali bahwa yang mengucapkan kata kata itu tadi ialah Hui hujin Hatinya gembira sekali Oia langsung menjawil uiung lengan baju Yok Sau Cun.

   "Yok siangkong, Lao hujin sudah datang". Yok Sau Cun mengangkat kepalanya Dia melihat 1tui hujin mengenakan pakaian berwarna biru dengan tangan rnernbawa pedang Wajahnya menyiratkan hawa arnarah yang meluap Oia keluar dan halaman belakang Oi belakangnya mengikuti dengan ketat seorang yang wajahnya pucat Tangan nya terkulai ke bawah Tampaknya dia terpaksa mengikuti Hui hujin Ternyata dialah si tukang kebun yang bernarna Ong Si Dia bagian paling akhir berjalan Hui Fei Cin Rambutnya terurai tangannya membawa se batang pedang yang ditudingkan ke punggung Ong Si. Tiga orang itu tiba tiba rnuncul dan halaman belakang Wajah Cian Poa Teng ber ubah hebat Tanpa menunggu perintah dan Hue leng senbu dia langsung berteriak lantang "Kuru


Rahasia Peti Wasiat -- Gan K L Si Pisau Terbang Pulang -- Yang Yl Pedang Tetesan Air Mata -- Khu Lung

Cari Blog Ini