Ceritasilat Novel Online

Dendam Sejagad 11


Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung Bagian 11



Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya dari Khu Lung

   

   Dengan air mata berlinang membasahi pipinya, Im Yan cu mengawasi paras muka Ku See hong yang pucat pias itu tanpa berkedip.

   Mendadak...

   Kulit wajah Ku See hong yang pucat pias itu tampak mengejang keras, lalu tubuhnya memperdengarkan suara gemuruh lirih, setelah itu dadanya mulai bergerak turun, tapi sesaat kemudian telah berhenti kembali.

   Im Yan cu berteriak keras, kembali ia membungkukkan badannya sambil menyalurkan hawa murninya kedalam badan untuk mengiringi hawa murni yang berada dalam badannya untuk berputar mengitari seluruh tubuhnya.

   Setelah dibantu untuk kedua kalinya oleh himpunan tenaga murni dari Im Yan cu, Ku See hong benar-benar telah tersadar kembali dari pingsannya.

   Pelan-pelan dia membuka matanya kembali, namun paras muka itu nampak tenang dan berat, seolah-olah sama sekali tidak melihat kalau disisinya terdapat tiga orang manusia.

   Betapa girangnya Im Yan cu ketika menyaksikan Ku See hong telah sadar kembali dari pingsannya, dengan suara gemetar, teriaknya.

   "Engkoh Hong, engkoh Hong, dapatkah melihat diriku?"

   Sebagamana diketahui, Ku See hong telah terluka oleh pukulan Hau kut jian hun im kang yang jahat sehingga kedelapan nadi pentingnya tersumbat, kemudian tiga buah jalan darahnya ditotok pula oleh tenaga Im kang yang maha dahsyat, setelah melalui penyiksaan yang pertamas kali, sebelum mengalami siksaan yang kedua kali nya dia baru menjadi sadar dengan sendirinya.

   Tapi sekarang, oleh bantuan tenaga murni Im Yan cu yang disalurkan ke dalam tubuhnya dan membantu untuk menembusi gumpalan darah yang menyumbat ke delapan nadi anehnya, meski dia telah sadar kembali, tapi selang berapa saat kemudian dia akan jatuh pingsan kembali, dan pemuda itu akan sadar kembali menjelang saat penyiksaan yang kedua kalinya.

   Dia seperti tidak percaya kalau di hadapannya berdiri seorang gadis cantik jelita bak bidadari dari kahyangan bibirnya bergetar pelan lalu berbisik dengan suara lirih.

   "Adik Sin, kaukah yang telah datang?"

   Ternyata dia mengira Im Yan cu yang berada dihadapannya sekarang adalah Keng Cin sin yang telah tiada itu. Agak berubah paras muka Im Yan cu setelah mendengar panggilan.

   "adik Sin"

   Itu, namun ia berkata pula dengan lirih. ngkoh Hong, akulah yang berada disini aku adalah Im Yan cu!"

   Mendengar jawaban tersebut, Ku See hong segera memejamkan kembali matanya, tapi kemudian membuka matanya lebih lebar dan menatap wajah nona itu tanpa berkedip, seolah-olah dia sedang berusapa untuk mengumpulkam kembali kenangan lamanya.

   Lewat berapa saat kemudian, dia baru berkata.

   'Hmmm, kau adalah Nona Im, Nona Im yang pernah bersua di kuil Kuno dan tanah pekuburan? ' Walaupun Im Yan cu merasa gemas terhadap Ku See hong yang dianggapnya tidak mengenal arti cinta, namun setelah menyaksikan keadaan kekasihnya yang begitu mengenaskan, timbul juga perasaan pedih dalam hatinya.

   Maka dengan suara yang lemah lembut sahutnya dengan suara lirih.

   "Engkoh Hong, benar aku adalah Im Yan cu, kau... mengapa kau terluka?"

   Agak tercengang juga Ku See hong setelah menyaksikan Im Yan cu yang di masa lampau selalu ganas dan keji, ternyata kali ini berubah menjadi lemah lembut. 'Nona Im' ujarnya kemudian.

   "tempo hari aku orang she Ku telah banyak berhutang budi kepada mu, aaai...! Sekarang mungkin aku akan berhutang budi lagi kepada mu, meski budi itu mungkin tak akan terbalas dalam masa hidupku kali ini, namun di alam baka atau dalam penitisan yang akan datang aku pasti akan membayarnya..."

   Im Yan cu merasa amat terkesiap setelah mendengar perkataan itu, dengan cepat tukasnya.

   'Engkoh Hong, kau harus hidup terus, kau tak akan bisa mati ....!' Kembali Ku See hong merasa sedih sekali setelah mendengar sebutan Engkoh Hong tersebut, sekarang dia merasa Im Yan cu yang berada dihadapannya sama lembut dan sucinya dengan Keng Cin sin maupun Him Ji im, terbayang akan Him Ji im yang pernah mengadakan hubungan suami istri dengannya, ia merasa hatinya sedih sekali bagaikan diiris-iris dengan pisau tajam, karena gadis itu masih berada ditempat cabul yang amat berbahaya, itu berarti setiap detik besar kemungkinannya akan terjadi hal-hal yang tak di nginkan.

   "Aa.... adik Im"

   Bisik Ku See hong kemudian dengan sedih.

   "aku sudah tak berdaya lagi, aku ingin meninggalkan pesan kepadamu.. ."

   Panggilan Adik Im tersebut, disambut Im Yan cu dengan penuh kegembiraan, ia dapat merasakan betapa hangat dan mesranya sebutan itu.

   Tiba-tiba Ku See hong berpaling kearah Kanglam Siang hou, kemudian tanyanya lagi.

   ' Adik Im, siapakah kedua orang saudara ini?"

   Selama ini Pek lui-jiu serta Sian hong kek tak pernah berani memotong pembicaraan mereka ditengah jalan, tapi setelah ditegur oleh Ku See hong buru-buru mereka berdua menjura.

   Ujar Pek lui jiu Hoo Kian dengan rasa hormat.

   `Ku sauhiap! aku adalah Pek lui jiu Hoo Kian, sedang dia adalah adikku Sian hong kek Hoo Gi, kami dua bersaudara sudah lama mengagumi nama besar sauhiap, sungguh beruntung kita dapat saling bersua muka pada hari ini ....'.

   Kanglam Siang hou mempunyai nama besar yang cukup termashur didalam dunia persilatan, tentu saja Ku See hong pernah mendengar tentang nama besar mereka.

   Semula dia kuatir kalau kedua orang itu adalah manusia-manusia rendah yang tak berkepribadian.

   maka dia bertanya dulu siapa gerangan mereka, tapi begitu diketahuinya kalau mereka berdua adalah Kanglam Siang hou yang bernama besar dalam dunia persilatan, agak lega juga hatinya.

   Sambil tertawa getir dia lantas berkata.

   "Saudara Hoo, harap jangan membuat malu diriku, maaf aku sedang terluka dan tak bisa memberi hormat, Tak lama lagi, aku orang she Ku akan meninggalkan dunia ini, kuharap saudara Hoo berdua jangan membocorkan keadaan yang diderita aku orang she Ku hari ini kedalam dunia persilatan, atas budi kebaikan tersebut tak akan kulupakan untuk selamanya"

   "Ku sauhiap tak usah kuatir, kami dua bersaudara sudah lama mengagumi kegagahanmu, tentu saja kami dua bersaudara tak akan membocorkan apa yang terjadi hari ini. Bila kau ada pesan atau perintah, harap segera disampaikan biar harus terjun ke lautan api atau mendaki bukit bergolok, aku tak akan menampik"

   Mencorong sinar penuh rasa terimakasih dari balik mata Ku See hong, pelan-pelan dia mengangguk.

   "Sayang sekarang aku orang she Ku sudah terluka ditangan manusia laknat, kalau tidak sudah pasti aku akan mengajak saudara Hoo sekalian untuk bersama-sama mengarungi dunia persilatan dan melenyapkan hawa siluman dari muka bumi' "Engkoh Hong"

   Im Yan cu segera berbisik.

   "kau jangan kelewat putus asa, sebenarnya luka beracun apakah yang telah bersarang ditubuhmu? Sekalipun aku tak dapat, menyembuhkan, walaupun badan harus hancur dan ujung langit harus ditempuh, aku pasti akan berusaha keras untuk mencari obat mujarab untuk menyembuhkan lukamu itu' Ku See hong menghela napas sedih, beberapa titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya. ' Adik Im"

   Ia berkata.

   "aku merasa berterima kasih sekali atas cinta kasihmu, tapi luka yang kuderita ini tak mungkin bisa disembuhkan lagi..."

   "'Engkoh Hong, asal kau mengatakan luka yang kau derita, suhuku pasti dapat menyembuhkan nya, tapi bisakah kau bertahan selama sepuluh hari lagi?"

   Kata Im Yan cu dengan nada yakin. Sekali lagi Ku See hong tertawa getir. dik Im, selewatnya enam hari aku bakal berpulang ke alam baka, mana mungkin bisa bertahan selama sepuluh hari lagi?"

   "Aaai...! Lebih baik kuserahkan beberapa persoalan kepadamu dan kau melakukannya bagiku, mau bukan? Sebelum meninggal, hanya inilah keinginanku, dan akupun akan menghadiahkan rahasia yang ingin di ketahui setiap umat persilatan serta benda mestika yang di dam-idamkan setiap orang kepadamu sebagai rasa terima kasihku"

   Air mata bercucuran dengan derasnya membasahi seluruh wajah Im Yan cu, katanya dengan pedih.

   "Sesungguhnya luka apakah yang telah kau derita? Masakah kau sudah tiada harapan lagi? Katakanlah cepat katakan ... .'. 'Adik Im, kau anggap apakah akupun rela mati dengan begitu saja?"

   Kata Ku See hong dengan suara yang pedih dan mengenaskan.

   Setelah berhenti sejenak, kembali ia menambahkan.

   'Dendam berdarah ayah ibuku, dendam guruku serta semua persoalan yang kualami selama ini, hampir semuanya belum berhasil kucapai, apakah aku rela berpulang dengan begini saja? Sayang Thian tidak adil.

   Dia telah menghendaki aku mengalami jalannya takdir dalam suasana begini yaaa ....

   apa lagi yang bisa kulakukan?"

   Im Yan cu cukup mengetahui watak dari kekasihnya, dia pun tahu kalau pemuda tersebut berwatak angkuh.

   dingin dan keras kepala, seandainya keadaan tidak kelewat serius, tak mungkin dia akan begini putus asa sehingga seakan-akan pasrah kepada nasib.

   Maka setelah mendengar perkataan itu, hatinya menjadi dingin separuh...

   Tapi....sebetulnya ilmu pukulan beracun apakah yang telah bersarang ditubuhnya, ilmu apakah itu ....? 'Waktu itu Ku See hong sudah hampir jatuh pingsan kembali, dengan suara yang amat lirih katanya.

   ' Adik Im, aku telah terkena pukulan Hou kut hian hun im kang dari Ban shia kau ...

   kaucu..."

   Berbicara sampai disitu, pelan-pelan dia memejamkan matanya kembali dan terlelap dalam keadaan tak sadarkan diri. Begitu mendengar disebutnya "Hou kut jian hun im kang"

   Paras muka Im Yan cu, Pek lui jiu dan Sian hong kek berubah hebat, saking terperanjatnya mereka sampai tak mampu mengucapkan sepatah katapun.

   Lewat berapa saat kemudian, Im Yan cu baru menjerit keras, kemudian menubruk kembali ke atas tubuh anak muda tersebut dan menangis tersedu- sedu.

   Isak tangisnya kedengaran lebih mengenas kan, lebih memedihkan hati siapapun...

   Seakan-akan diapun mendapat firasat kalau nasib Ku See hong memang sungguh tragis, dia benar-benar sudah putus harapan.

   Tapi, benarkah dia sudah putus harapan dan tak mungkin bisa tertolong lagi? Mati dan hidup berada ditangan Thian, suatu kekuasaan maha besar yang tiada taranya berada dibalik langit dan mengatur segala-galanya, orang awam memang tiads yang bisa menduga akan hal itu.

   oooo0dw0oooo MATAHARI senja telah condong kelangit barat, langit terasa cerah dan bermandikan cahaya keemas-emasan.....

   Suasana senja memang selalu nampak indah dan menarik, tapi keindahannya hanya berlangsung sesaat, sebab tak lama kemudian keheningan malampun akan menjelang tiba...

   Jalan raya menuju kekota Heng yang penuh hilir mudik kuda- kuda cepat yang ditunggangi jago persilatan berpakaian ringkas dan menggembol senjata tajam, setiap orang seperti terburu-buru, kuda dilecuti dan dilarikan dengan kecepatan tinggi.

   Suasana makin lama semakin suram, kini kegelapan malam sudah mulai menghiasi angkasa.

   Pada saat itulah dari jalan raya tersebut pelan-pelan muncul sebuah kereta keledai yang empat penjuru tertutup kain tebal, dua ekor keledai besar menghela kereta tersebut dan berjalan dengan penuh irama, meski tidak terlampau cepat namun menimbulkan lapisan debu yang beterbangan diangkasa...Diatas tempat duduk kusir, duduk dua orang lelaki kekar setengah umur yang berdandan kusir kereta, Kalau dilihat dari sorot matanya yang jeli serta alis matanya yang tebal dan lamat-lamat memancarkan sinar kegagahan dalam sekilas pandangan saja orang akan mengetahui kalau mereka adalah jago-jago persilatan.

   Tapi diatas wajah merakapun dilapisi oleh hawa kemurungan yang tebal, ada kalanya mereka berkerut kening, sementara cambuk nya diayunkan berulang kali mencambuki keledai-keledai tersebut, mulut mereka membungkam dalam seribu bahasa.

   Tiba-tiba terdengar suara derap kaki kuda yang amat nyaring menggema dari belakang kereta, kembali nampak seekor kuda putih berjalan lewat dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, penunggangnya adalah seorang manusia berbaju putih yang menyoren sebilah pedang panjang berbentuk aneh yang memancarkan cahaya keperak-perakan.

   Setelah penunggang kuda putih itu lewat, dari dalam kereta keledai itu segera berkumandang suara teguran yang merdu dan lembut.

   "Saudara Hoo, penunggang kuda yang barusan lewat itu berilmu silat sangat tinggi, kalian harus bertindak sangat hati-hati, besar kemungkinannya dia akan balik lagi, daripada terjadi hal-hal yang tak di nginkan aku minta kalian berdua sudi menahan diri"

   "Tak usah kuatir nona Im, kami dua bersaudara pasti akan bertindak mengikuti keadaan"

   Jawab lelaki kekar yang duduk disebelah kanan itu. Helaan napas sedih kembali berkuman-dang dari balik ruangan kereta tersebut.

   "Aaaai saudara Hoo, sudah dua hari dua malam kita menempuh perjalanan tiada hentinya, selama ini pula kita banyak menyaksikan kuda yang hilir mudik dengan kencangnya, mungkin segenap jago persi-latan yang ada di dunia ini telah berkumpul semua disekitar kota Heng yang, andaikata kejadian ini bukan suatu kebetulan, bila dugaanku tak salah, selama berapa hari ini pasti akan terjadi suatu peristiwa yang menggetarkan hati setiap umat persilatan"

   Setelah berhenti sejenak, dia menyambung lebin jauh.

   "Padahal luka yang diderita engkoh Hong sangat parah, jiwanya berada diujung tanduk, moga-moga saja sepanjang jalan tak akan terjadi peristiwa apapun hingga perjalanan kita pun tak akan tertunda"

   Lelaki berjenggot lebat itu turut menghela napas sedih, katanya kemudian.

   "Dewasa ini, hampir setiap umat persilatan didunia ini mempunyai ikatan dendam sakit hati dengan Ku sauhiap, yang kukuatirkan sekarang adalah seandainya keadaan Ku sauhiap sampai diketahui musuh-musuh besarnya, bakal runyam keadaan kita waktu itu, apalagi diapun menggembol pedang Ang soat kiam yang merupakan mustika idaman segenap umat persilatan"

   "Kebanyakan umat persilatan adalah manusia-manusia licik yang berbahaya, perbuatan mereka sukar diduga dan susah diterka, begitu berita tentang terlukanya Ku sauhiap tersebar luas, niscaya 601 keadaan bertambah runyam. Misalnya saja penung-gang kuda berbaju putih tadi. tampaknya ia sudah menaruh curiga terhadap kereta keledai kita ini' Orang yang bertindak sebagai kusir kereta keledai itu tak lain adalah Kanglam sianghui, si pukulan geledek Hoo Kian serta si Jagoan angin puyuh Hoo Gi, sedangkan orang yang berada didalam kereta keledai itu tak lain adalah Im Yan cu serta Ku See hong terluka parah. Terdengar Im Yan cu yang berada di dalam kereta keledai berseru dengan cemas. ' Saudara Hoo, andaikata ada orang yang berhasil mengetahui rahasia kita dan melakukan pengejaran, bunuh mereka semua secara keji, bila perlu punahkan mereka semua"

   Pek lui jiu Hoo Kian termenung sesaat lamanya, mendadak ia bertanya lagi.

   "Nona Im, bila kita menempuh jalanan yang terpendek untuk mencapai tebing Hay jin gay, maka kita masih memerlukan waktu selama lima hari lagi, apakah Ku sauhiap masih sanggup untuk bertahan selama lima hari lagi? ' "Walaupun setiap hari aku berhasil menembusi gumpalan darah pada ke delapan buah nadi pentingnya dengan tenaga dalam, namun masih ada tiga buah jalan darah penting yang belum berhasil kutembusi, mungkin gumpalan yang terparah berlangsung disekitar tempat itu, andaikata dalam tubuhnya tidak memiliki suatu kekuatan yang luar biasa, mungkin jiwanya tak akan mampu untuk bertahan selama tiga hari tiga malarn lagi, sekalipun begitu, kita harus berusaha keras untuk mencapai tempat tujuan, kita toh tak akan membiarkan jiwanya melayang dengan begitu saja bukan?"

   "Nona Im, bagaimana mungkin kita akan membiarkan dia berpulang ke alam baka dengan begitu saja?"

   Seru Pek lui jiu Hoo Kian.

   "cuma ada satu hal aku ingin memberi tahukan kepadamu, apakah kau dapat menyetujuinya?' "Saudara Hoo, kau mempunyai persoalan apa yang hendak disampaikan? Katakanlah dan mari kita rundingkan dengan sebaik-baiknya!"

   "Nona Im, sampai sekarang mungkin kau masih belum tahu bukan akan asal usul pedang Jui sim siau kiam yang berada dalam saku kami itu?"

   "Jui sim siau kiam? Aku hanya tahu kalau tanda tersebut merupakan lambang dari seorang manusia aneh berkerudung yang baru muncul dalam dunia persilatan, sedangkan mengenai asal usulnya aku masih belum sempat untuk menyelidiki, Saudara Hoo, apa maksudmu menyinggung soal pedang Jui sim siau kiam tersebut?"

   Pak lui jiu Hoo Kian menghela napas panjang.

   "Aaaai.... nona Im, selama berapa hari ini banyak sekali jago persilatan yang berkumpul di kota Heng yang, tampaknya dunia persilatan benar-benar telah terjadi suatu peristiwa besar, tahukah kau mengapa mereka begitu terburu-buru melakukan perjalanan?' "Adakah peristiwa ini ada sangkut pautnya dengan pemilik pedang penghancur hati yang misterius itu?"

   "Benar, selama ini pemilik pedang Jui sim kiam memang selalu hilir mudik disekitar kota Heng yang, Sebenarnya rahasia ini tak boleh aku orang she Hoo bocorkan, tapi Ku Sauhiap telah terluka begini parah, bila kita harus menuju ke tebing Hay jin gay, paling cepatpun membutuhkan waktu selama lima hari, daripada pergi jauh aku lantas berpikir mengapa tidak mencari didekat tempat ini saja? Kalau toh disekitar sini memang ada yang sanggup menolong?' "Menurut perkataanmu itu, apakah kau bermaksud untuk mohon bantuan dari Jui sim kiamcu guna menyembuhkan luka akibat pukulan Hou kut jian hun im kang tersebut? Kalau toh dia memiliki kemampuan tersebut apakah dia bersedia untuk mengulurkan tangan dan memberikan pertolongan ....?"

   Oooo0dw0oooo BAB 28 PEK LUI-JIU HOO KIAN tidak menjawab pertanyaan itu secara langsung, ia menghela napas panjang kemudian berkata.

   `Nona Im, tahukah kau apa sebabnya kawanan jago persilatan itu pada berkumpul di kota Heng yang?" 'Bukankan tadi telah kau katakan, pemilik pedang Jui sim kiam berada di sekitar kota Heng Yang? Tentu saja mereka datang untuk mencari gara- gara dengannya, tapi mengapa kawanan jago persilatan itu datang mencari gara-gara dengannya? Padahal diantara mereka tiada ikatan dendam maupun sakit hati, mustahil orang akan mengerubutinya"

   Diam-diam Im Yan cu merasa amat kagum, selama ini tersiar berita dalam dunia persilatan yang mengatakan Kanglam Siang hou adalah manusia yang sama sekali tak punya akal muslihat, tapi kalau dilihat keadaan mereka sekarang, dapat diketahui kalau dugaan tersebut tidakbetul.

   Kenyataannya, meski mereka nampak kasar diluar, sesungguhnya merupakan manusia-manusia berotak cerdas yang amat teliti dan cerdas, belum tentu orang lain dapat menandingi kemampuan mereka.

   Orang kuno pernah bilang begini, menilai orang jangan menilai luarnya, mungkin ucapan itu kurang begitu tepat, tapi selama berapa hari ini bukan saja Kanglam Sianghou menunjukkan kecerdasan yang melebihi orang lain, bahkan pengetahuan merekapun nampak luas sekali.

   Pelbagai ingatan segera berkecamuk di dalam benak Im Yan cu, akhirnya setelah menghela napas panjang katanya.

   ' Saudara Hoo, kau maksudkan pemilik pedang Jui sim kiam memiliki benda mestika yang menjadi incaran setiap orang persilatan..? ' Nona memang benar-benar cerdik"

   Puji Pek lui jiu Hoo kian dengan cepat.

   "seperti juga Ku sauhiap, pemilik pedang Jui sim kiam pun mempunyai rahasia yang sama sekali tak diduga orang lain, tapi rahasia itupun cukup menggetarkan hati setiap umat persilatan, membuat setiap orang saling berebut untuk mengangkangi mestika tersebut"

   "Saudara Hoo, sebenarnya benda mestika apakah yang dia miliki?"

   Tanya Im Yan cu dengan perasaan cemas..

   ' apakah benda itu bisa digunakan untuk menyembuhkan luka beracun akibat serangan Hou kut jian hun im kang.?' "Sebenarnya berita tentang mestika tersebut disakunya hanya merupakan suatu kabar berita, kenyataan sukar dipastikan, tapi kalau dilihat dari gerakan kawanan jago persilatan berapa hari belakangan ini, tampaknya apa yang dikabarkan itu memang merupakan suatu kenyataan"

   Im Yan cu ingin cepat-cepat mengetahui apakah benda mestika tersebut bisa dipergunakan untuk menyembuhkan luka beracun akibat serangan Hou kut jian hun im kang, maka buru-buru dia bertanya lagi.

   "Saudara Hoo, cepatlah kau katakan, benda mestika apakah itu? ' Paras muka Pek lui jiu Hoo Kian berubah menjadi sangat serius, setelah menghela napas dia berkata.

   "Menurut kabar berita yang tersiar dalam dunia persilatan, konon dia berhasil mendapatkan mutiara sakti Thian hong im yang sincu serta se

   Jilid kitab pusaka yang tak diketahui namanya, namun kebanyakan orang persilatan menganggap kitab pusaka itu adalah kitab pusaka Cang ciong pit kip.' Im Yan cu belum lama terjun ke dalam dunia persilatan, pengetahuannya boleh dibilang masih terbatas sekali, ia tidak mengetahui tentang benda-benda mestika yang ada di dalam dunia persilatan, namun soal kitab pusaka Cang ciong pit kip, hal mana pernah didengarnya dari mulut gurunya...

   Maka dari itu, setelah mendengar perkataan tersebut, ia lantas bertanya dengan nada tak habis mengerti.

   "Saudara Hoo. kau mengatakan mutiara mestika Thian hong im yang sin cu dan'kitab pusaka Cang ciong pit kip dapat menyembuhkan luka yang diderita Ku See hong?' Semenjak berjumpa dengan Im Yan cu, Pek lui jiu Hoo Kian sudah tahu kalau gadis tersebut adalah seorang jago yang masih cetek pengalamannya dan tidak berpengetahuan luas sebab itu dia tidak merasa heran setelah mendengar perkataan itu. Namun kalau ditinjau dari kepandaian silatnya yang sangat lihay, bisa diketahui kalau gurunya sudah pasti adalah seorang tokoh persilatan yang amat termashur dalam dunia persilatan, tapi anehnya mengapa gurunya tak pernah memberitahukan hal-hal tentang dunia persilatan?' Padahal, darimana dia bisa tahu guru Im Yan cu adalah seorang pendekar perempuan yang sangat aneh, tapi masa kehadirannya dalam dunia persilatan amat singkat, sebab hampir sebagian besar waktunya telah dihabiskan untuk mendalami ilmu silat. Pek lui jiu Hoo Kian segera tertawa nyaring, katanya.

   "Haaaahhh ..haaahhh..haaahhh ... asal terbukti kalau pemilik pedang Jui sim kiamcu benar-benar memiliki mutiara sakti Thian hong im yang sincu serta kitab pusaka tersebut, maka luka-luka yang diderita Ku sauhiap tak perlu dirisaukan lagi"

   "Seandainya hanya memiliki mutiara mestika Thian hong im yang sincu belaka, apakah luka tersebut tak bisa disembuhkan?"

   Tanya Im Yan cu tercengang.

   ' Yaa, karena pelbagai kegunaan dari mutiara mestika Thian hong im yang sincu tersebut hampir semuanya tercacat diatas kitab pusaka tersebut, sedangkan racun yang bersarang dalam tubuh Ku 606 sauhiap adalah racun Hou kut jian hun im kang yang termashur karena keganasannya didalam dunia persilatan, sebab itu bila tiada petunjuk dari kitab pusaka, maka penggu-naan mutiara Thian hong im yang sincu pun menjadi sama sekali tak berguna"

   "Saudara Hoo, tahukah kau bagaimana caranya mempergunakan mutiara Thian hong im yang sincu tersebut?' "Bila cara penggunaan mutiara mustika Thian hong im yang sincu dilakukan dengan menuruti catatan yang ada didalam kitab pusaka tersebut, maka kasiatnya benar- benar melebihi apapun jua, hanya saja keadaan yang lebih jelas tidak begitu kuketahui dengan jelas, tapi aku yakin mutiara mestika itu sanggup untuk menyembuhkan pelbagai macam luka pukulan yang bagaimanapun beracunnya bahkan bisa pula digunakan untuk menambah tenaga dalam dalam waktu singkat, tentu saja cara penggunaan rahasia tersebut tidak diketahui oleh umat persilatan manapun juga' "Kalau memang begitu, buat apa orang persilatan memperebutkan mutiara mestika Thian hong im yang sincu tersebut?"

   Mendengar pertanyaan tersebut, Pek lui jiu Hoo Kian segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.

   "Haaaahhh.... haaahhhh..haaaaahh. .. itulah sebabnya barusan kukatakan, apakah kitab pusaka itu berada ditangan Jui sim kiam cu atau bukan masih merupakan suatu persoalan"

   Tiba-tiba Im Yan cu menghela napas sedih, tanyanya. 'Saudara Hoo, apakah pemilik pedang Jui sim siau kiam dapat meluluskan permintaan kita dan menyembuhkan luka yang dideritanya?"

   Pek lui jiu Hoo Kian agak ragu-ragu sejenak, kemudian baru menjawab.

   "Asal kita dapat berjumpa dengannya serta menerangkan duduknya persoalan, aku rasa dia pasti akan meluluskan permintaan kita." ' Seandainya dia tidak meluluskan permintaan kita, aku ingin membunuhnya dan merampas mutiara mestika Thian hong im yang sincu serta kitab pusaka tersebut"

   Mendengar perkataan itu, Pek lui jiu Hoo Kian merasa amat terperanjat, diam-diam pikirnya.

   'Gadis ini berwatak aneh, marah senang nya tak lazim dijumpai dalam dunia persilatan, tapi dia amat mencintai Ku See hong dengan sepenuh hati, sekarang aku sudah terlanjur membocorkan rahasia ini kepada nya sedang diapun sudah bertekad hendak merebutnya dengan mempertaruhkan jiwa raganya, bagaimanakah baiknya sekarang? Pemilik pedang Jui sim kiam adalah calon majikan kami dua bersaudara, tentu saja kami tak boleh sampai melakukan suatu perbuatan yang berdosa kepadanya, tapi di kolong langit dewasa ini hanya Jui sim kiamcu dan Ku See hong berdua saja yang benar-benar merupakan seorang jago sejati, seandainya dia benar-benar sampai mati karena terluka, kerugian ini benar-benar merupakan suatu kerugian yang amat besar'.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Pelbagai ingatan segera berkecamuk dalam benak Pek lui jiu Hoo Kian, ia menjadi serba salah dan untuk sesaat terbungkam dalam seribu bahasa.

   Im Yan cu menghela napas sedih, lantas bertanya.

   "Saudara Ho, apakah kalian Kanglam sianghou mempunyai hubungan yang amat mendalam dengan pemilik pedang Jui sim kiam tersebut?' 'Sebenarnya kami dua bersaudara tak mempunyai hubungan apa- apa dengannya, peristiwa ini terjadi pada setengah bulan berselang di tepi sungai Cho go kang. 'Waktu itu, kami dua bersaudara telah berjumpa dengan seorang sastrawan setengah umur yang berpakaian perlente, orang itu memanggil nama kami berdua dan mengatakan kalau kami dua bersaudara mempunyai ikatan dendam sakit hati yang amat dalam dengannya dengan sikap yang sombong dan tekebur, orang itu memaksa kami dua bersaudara untuk bertarung melawannya, waktu itu kami merasa terkejut bercampur keheranan, sebab sejak terjun kedalam dunia persilatan belum pernah kami dua bersaudara berjumpa dengan lelaki setengah umur yang berpakaian perlente seperti itu, sehingga boleh dibilang diantara kami tak pernah terikat hubungan dendam atau sakit hati.

   "Waktu itu dengan bersusah payah kami dua bersaudara menerangkan kepadanya kalau kami tak punya hubungan dendam sakit hati dengannya.

   "Tapi lelaki setengah umur yang perlente itu jumawa sekali, dia berulang kali berkata hendak membela sakit hatinya dimasa lalu, bahkan ucapannya amat menyakitkan hati, dia bilang dalam dua puluh gebrakan hendak mengalahkan kami dua bersaudara.

   "Jelek-jelek begini, kami Kanglam siang hou terhitung punya nama juga dalam dunia persilatan, tentu saja kami tak tahan menghadapi sikap jumawa dari pihak lawan, sehingga akhirnya suatu pertempuran sengit pun segera berkobar.

   "Begitu pertarungan berkobar, meskipun dia tidak mengatakan lagi kalau hendak mengalahkan kami dalam dua puluh gebrakan, namun kami berdua cukup mengerti, jika ia sampai melancarkan serangan dengan sepenuh tenaga maka tak sampai lima belas gebrakan, kami akan menderita kekalahan secara tragis. 'Ditengah pertarungan yang berlangsung sengit, kami dapat merasakan betapa dalamnya ilmu silat yang dimiliki lelaki setengah umur berbaju perlente itu, jurus-jurus aneh lahir beruntun, meski serangannya dilancarkan amat sederhana, namun semuanya amat ganas dan mematikan.

   "Sudah banyak sekali jago lihay dalam dunia persilatan yang kami ketahui, tapi tidak kami kenal jago lihay seperti dia itu.

   "Waktu itu, timbul keinginan kami berdua untuk meraih kemenangan, serangan mematikan dilancarkan berulang kali dengan suatu pertarungan adu jiwa, namun kami tak berdaya untuk memaksakan kehendak kami, malah berapa kali lantaran kelewat gusar, bagian mematikan ditubuh kami menjadi sama sekali terbuka. Sebenar-nya dia dapat membunuh kami, namun nyatanya ia tidak berbuat demikian, bahkan makin bertarung sikapnya berubah semakin lembut. Menanti pertarungan telah mencapai empat ratus gebrakan lebih dan kami dua bersaudara benar-benar sudah kehabisan kemampuan, saat itulah kami baru tahu kalau lelaki berbaju perlente itu sebetulnya bukan berniat untuk membalas dendam, melainkan karena suatu maksud tertentu, maka kamipun segera melompat mundur dari arena pertarungan dan bertanya kepadanya apa maksud tujuannya bertuat demikian? "Tapi diapun segera menghentikan pertarungan, bahkan menyambut kami dengan senyum dikulum, kepada kami berdua ia minta maaf yang sebesar-besarnya, selain menerangkan pula kalau mereka telah mendirikan perguruan Hiat mo bun (perguruan pembasmi iblis) dengan tujuan menghimpun kawanan jago aliran lurus untuk bersama-sama menyapu kaum iblis dan menyelamatkan umat persilatan.

   "Mungkin karena dia tertarik kepada kami berdua, maka diundangnya kami berdua untuk menggabungkan diri dengan Hiat mo bun, tapi sebelum itu ilmu silat kami dicoba lebib dulu. `Karena sikap maupun nada pembicaraan nya makin lembut bahkan berularg kali minta maaf, hawa amarah yang semula menyelimuti wajah kamipun pelan-pelan mereda.

   "Sudah banyak tahun kami berkelana dalam dunia persilatan, kamipun cukup mengetahui situasi dalam dunia persilatan yang hampir sebagian besar dikuasahi oleh kaum iblis dan kaum durjana, cuma sayang selama ini tak pernah muncul seorang manusia yang bersedia menanggulangi suasana seperti itu. Maka sekarang setelah kudengar kalau lelaki setengah umur yang berpakaian perlente itu telah mendirikan perguruan Hiat mo bun yang bertujuan membasmi kaum iblis dari muka bumi dengan senang hati kami segera menyatakan kesediaannya untuk menggabungkan diri, tapi kami berdua takut kalau dia hanya bermaksud untuk menipu kami belaka dengan kata-kata yang manis, maka kamipun segera mencari tahu siapakah namanya.

   "Ternyata dia tak lain adalah sisastrawan berpakaian perlente Hoa Siong si, seorang pendekar aneh yang pernah menggetarkan dunia persilatan pada tiga puluh tahun berselang. ."

   Mendengar sampai disitu, Im Yan cu yang berada dibalik kereta segera berseru kaget.

   "Apa? Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siang si?"

   "Nona Im, mungkin kaupun kenali si sastrawan berpakaian perlente Hoa Siang si, Hoa locianpwe bukan?"

   "Suhuku pernah berpesan kepadaku agar mencari dua orang, salah seorang diantaranya dia..."

   Mendengar perkataan itu, Pek lui ju Hoo Kian merasa amat terperanjat, buru-buru dia bertanya lagi dengan gelisah.

   "Nona Im, ada urusan apakah mencarinya'"

   "Guruku hanya berpesan agar aku menjumpainya, keadaan yang lebih jelas tidak begitu diketahui. Cuma aku tahu dia mempunyai hubungan yang amat besar dengan guruku, karena guruku pun she Hoa, kemungkinan besar mereka adalah bersaudara"

   Mendengar perkataan itu, Pek lui jiu Hoa Kian merasa semakin terperanjat, kini diam-diam pikirnya.

   "Dimasa lalu belum pernah kudengar orang membicarakan kalau sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si mempunyai kakak perempuan, gurunya pun she Hoa, sebetul-nya dia itu murid siapa?"

   Oleh karena banyak jago persilatan yang enggan membongkar rahasia pribadinya, maka diapun tidak mendesak Im Yan cu untuk mengetahui asal usul perguruannya lagi.

   "Nona Im"

   Pek lui jiu Hoo Kian segera berkata lagi.

   "orang yang hendak kau cari yang satu adalah Sastrawan benpakaian perlente, Hoa Siong si, lantas siapakah seorang yang lainnya"

   "Yang seorang adalah gurunya engkoh Hong, manusia paling aneh dari kolong langit Bun ji koansu, sayang dia orang tua sudah tiada, maka akupun mencari engkoh Hong, aku memang tidak mengetahui karena urusan apakah guruku mencari kedua orang ini, tapi aku tahu dia orang tua amat membenci gurunya engkoh Hong."

   "Guruku amat membenci kaum lelaki, semakin tampan lelaki itu semakin benci dia kepadanya, dia pernah menyuruh aku membinasakan setiap lelaki jahat yang berwajah tampan."

   Mendengar perkataan itu, diam-diam Pek lui jiu Hoo Kian menghela napas panjang, pikirnya.

   "Watak gurunya sungguh teramat sempit, ternyata dia terpengaruh oleh tabiat gurunya semenjak kecil sehingga akhirnya diapun ketularan penyakit aneh tersebut."

   Berpikir sampai disitu, dia lantas berkata.

   "Nona Im, kau mengatakan gurumu amat membenci gurunya Ku sauhiap, lantas bila kita pergi ke tebing Hay jin gay, apakah dia orang tua bersedia untuk mengobati lukanya....."

   "Sudah pasti bersedia"

   Sahut Im Yan cu berulang kali.

   "karena dia orang tua ingin sekali mengetahui hal-hal yang mengenai Bun ji koansu dari mulut engkoh Hong, tak mungkin dia tak perduli keselamatan jiwa engkoh Hong, bahkan pasti akan berusaha dengan sepenuh tenaga untuk menyembuhkannya" -ooo0dw0ooo-

   Jilid 19 MENINJAU dari kepandaian silat yang dimiliki Im Yan cu serta hubungan antara gurunya dengan sastrawan berpakaian perlente Hoa Siong si serta Bun ji koansu, dapat diketahui guru gadis ini sudah pasti merupakakan seorang tokoh aneh pula dari dunia persilatan.

   Tiba tiba Im Yan cu bertanya.

   "Saudara Hoo, apakah Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siong si adalah pemimpin dari perguruan Hiat mo bun?."

   "Sebenarnya kami berdua pun mengira dia sebagai pemimpin perguruan Hint mo bun, sebab ilmu silat yang dimilikinya sudah cukup diketahui setiap umat persilatan itulah sebabnya kami dua bersaudara pun bersedia untuk menggabungkan diri dengan perguruan Hiat mo bun"

   "Lantas, siapakah orang yang memimpin perguruan Hiat mo bun?"

   Tanya Im Yan cu "Seorang manusia berkerudung kain warna warni...."

   "Pemilik pedang Jui sim kiam?"

   Jerit Im Yan cu terperanjat. 'Pek lui jiu Hoo Kian menghela napas panjang, katanya.

   "Yaaa, kejadian di dalam dunia persilatan memang sukar untuk diduga, bahkan manusia seperti Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si yang berilmu silat amat lihay pun bersedia menggabungkan diri dengan pemilik pedang Jui sim kiam, kejadian ini sungguh diluar dugaan. Bukan begitu saja, malah empat manusia bengis yang termashur sebagai gembong iblis nomor wahid dari pulau lautan timur pun telah bergabung dengan pemilik pedang Jui sim kiam tersebut."

   "Dari sini dapat diketahui kalau pemilik pedang Jiu sim kiam benar-benar memiliki ilmu silat serta kecerdasan yang melebihi siapa pun jua."

   Im Yan cu seperti tidak percaya dengan apa yang diucapkan Pek lui jiu Hoo Kian, kembali dia bertanya.

   "Saudara Hoo, mengapa kau mengatakan kalau sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si telah mengabungkan diri dengan Pemilik pedang Jui sim kiam?.' Pek lui Jiu Hoo Kian menghela napas panjang, dia melanjutkan kembali kisah pengalamannya dimasa lalu.

   "Ketika itu kami dua bersaudara menjadi terkejut setelah mengetahui kalau orang itu adalah sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si locianpwee yang termashur dalan dunia persilatan pada tiga puluh tahun berselang, dengan amat hormat kami mohon maaf kepadanya disamping meluluskan pula ajakannya untuk bergabung dengan perguruan Hiat mo bun"

   "Saat itulah sastrawaa berbaju perlente Hoa Siong si mengeluarkan sebilah pedang kecil berwarna perak yang tiga inci panjang nya, kemudian berkata.

   "Pedang kecil ini merupakan lambang dari perguruan Hiat mo bun kami, simpanlah baik-baik, pada bulan satu tanggal satu nanti, datanglah ke puncak Thian Kiam hong di bukit Hong san untuk menjumpai ketua perguruan Hiat mo bun' Waktu itu kami merasa tertegun beberapa saat lamanya, kemudian segera bertanya.

   "Hoa locianpwe, apakah ketua Hiat mo bun bukan dirimu sendiri?"

   Dengan wajah serius dan suara dalam, sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si menjawab.

   'Aku orang she Hoa bukan manusia yang berkemampuan apa- apa, bagaimana mung-kin aku bisa menjabat sebagai ketua Hiat mo bun? Aku tidak lebih hanya salah satu bagian dari anggota Hiat mo bun"

   Kami berdua benar-benar amat terperanjat sesudah mendengar ucapan tersebut, siapa gerangan yang memiliki kemampuan sedemikian hebatnya hingga dapat memimpin perguruan Hiat mo bun? Siapa gerangan orang itu?"

   Setelah tertegun beberapa saat lamanya, kami dua bersaudara baru bertanya lagi.

   "Hoa locianpwe, lantas siapakah ketua Hiat mo bun?' ' Hiat mo buncu tak lain adalah manusia berkerudung kain warna warni yang belakangan ini menggetarkan dunia persilatan sebagai manusia sakti ibaratnya naga perkasa yang nampak kepala tak kelihatan ekornya, dia pula pemilik pedang Jui sim kiam ini, sedang soal namanya, aku sendiripun kurang tahu" 'Padahal sastrawan berbaju Perlente Hoa Siong si mengetahui nama serta asal usul pemilik pedang Jui sim kiam tersebut, hanya saja dia enggan untuk memberitahukan soal ini kepada dua bersaudara tersebut karena kedudukan sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si dalam perguruan Hiat mo bun hanya setingkat dibawah ketuanya. Waktu itu, kami dua bersaudara merasa curiga apakah pemilik pedang Jui sim kiam benar-benar adalah seorang pendekar yang bersedia menegakkan keadilan dan kebenaran. Agaknya Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si mengetahui maksud hati kami, dengan cepat dia berkata. ' Pemilik pedang Jui sim kiam adalah bintang penolong dunia persilatan dewasa ini, kalian tak usah sangsi atau berpikir yang bukan-bukan, seandainya kalian tidak bernama besar dalam dunia persilatan, Hiat mo bun tak akan mencari kalian walaupun aku orang she Hoa mencari kalian berdua sekarang, namun secara diam-diam telah menyelidiki dahulu tingkah laku serta watak kalian sebelumnya mengundangnya secara resmi.

   "Anggota Hiat mo bun sedikit sekali dan ditetapkan hanya terdiri dari dua belas orang, setiap orang harus memiliki ilmu silat yang melebihi orang lain, kepandaian silat kalian berdua meski terhitung jagoan kelas satu didalam dunia persilatan, tapi bila dibanding-kan dengan manusia-manusia laknat dari golongan sesat, kau masih ketinggalan jauh sekali.

   "Akan tetapi soal ini tak perlu dirisaukan, setelah bersua dengan ketua pada bulan satu tanggal satu dipuncak Thian kiam hong bukit Hong san nanti, dia akan mewariskan beberapa macam kepandaian kepadamu bahkan dalam berapa hari saja akan menambah tenaga dalam kalian. Setelah mendengar perkatan itu, buru-buru kami menerima pedang Jui sim kiam itu, semua kecurigaan dalam hati kamipun lenyap tak berbekas, bahkan rasa gembira kami tak terkirakan.

   "Sedangkan Sastrawan berba ju perlente Hoa Siong si pun seusai mengucapkan perkataan itu segera mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dab berlalu dari situ dengan menyeberangi sungai"

   Setelah mendengar rahasia tersebut, timbul suatu perasaan yang aneh dalam hati Im Yan cu, sebenarnya setelah masuk kota Heng yang dia hendak langsung mencari pemilik pedang Jui sim kiam dan mencari mutiara mestika Thian hong im yang sin cu serta kitab pusaka itu.

   Tapi sekarang, dia sudah mengetahui kalau kepandaian silat yang dimilikinya tak mungkin bisa menandingi kelihayan dari pemilik pedang Jui sim kiam, karena ia cukup mengetahui akan kelihayan ilmu silat yang dimiliki Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si, kalau tokoh lihay seperti dia pun sampai takluk kepada pemilik pedang Jui sim kiam, itu berarti kepandaian silat yang dimiliki orang itu tak terlukiskan dengan kata-kata.

   Tapi, Im Yan cu adalah seorang manusia yang keras kepala dan angkuh, walaupun dalam hati kecilnya sudah timbul perasaan waswas terhadap kemampuan pemilik pedang Jui sim kiam, namun dia nekad untuk melaksanakan rencananya, sebab Ku See hong sudah merupakan jiwa raganya, ancaman jiwa terhadap pemuda itu sama artinya dengan ancaman jiwa baginya.

   Walaupun diluaran Im Yan cu merupakan seorang manusia yang aneh, namun dia memiliki hangatnya cinta kasih seorang gadis serta cinta yang mendalam, apa yang telah menjadi tekadnya tak pernah akan tergoyahkan lagi untuk selamanya.

   Dalam pada itu, Pek lui jiu Hoa Kian telah mengalihkan sorot matanya memandang bintang yang berada di angkasa sana sehabis menyelesaikan kisahnya, kemudian telah menghela napas sedih dia berkata.

   "Nona Im, kami dua bersaudara mempunyai beberapa persoalan ingin mohon kepadamu...". Im Yan cu sudah mengetahui apa yang hendak dia katakan, tapi dia tetap berlagak seperti tidak tahu.

   "Saudara Ho, kalian inginkan aku berbuat apa?"

   "Nona Im, kau harus tahu bagi anggota persilatan seperti kami, pegang janji merupakan suatu yang penting, setelah kami dua bersaudara bersedia menggabungkan diri dengan Hiat mo bun, berarti kami merupakan salah satu bagian dari Hiat mo bun. Sebetulnya kami tidak pantas memberi tahukan hal-hal tersebut kepadamu, tapi sekarang setelah memberitahukan kepada mu, kami berdua pun berharap kau bersedia memegang rahasia pada hari ini secara baik-baik, dan akupun berharap kau jangan melakukan bentrokan yang bakal menimbul kan hal-hal yang tak menyenangkan dengan bakal ketua kami"

   "Apakah kalian tega menyaksikan engkoh Hong tewas dalam keadaan yang mengenas-kan!"

   Kata Im Yan cu sedih.

   Buru-buru Pek lui jiu Hoo Kian berseru.

   'Nona Im, aku orang she Hoo tidak bermaksud begitu, aku hanya berharap nona suka menahan diri bila berjumpa dengan pemilik pedang Jui sim kiam nanti, bila berhasil menemukanya, aku yakin dapat meminta kepadanya untuk menyembuhkan luka yang diderita engkoh Hong mu" ' Saudara Hoo, atas dasar apa kau berani mengatakan secara meyakinkan kalau dia pasti akan bersedia menyembuhkan luka dalam yang diderita engkoh Hong?' Diserobot dengan perkataan itu, Pek lui jiu Hoo Kian menjadi terbungkam dalam seribu bahasa, padahal dia sendiripun tidak memiliki keyakinan tersebut, dia tak tahu apakah pemilik pedang Jui 617 sim kiam akan bersedia menyembuhkan luka dari Ku See hong atau tidak.

   Dia hanya menganggap pemilik pedang Jui sim kiam sebagai seorang yang bijaksana dan penolong kaum lemah, asal keadaan yang sebenarnya dari Ku See hong diutarakan, niscaya hal ini akan memancaing simatiknya untuk menurunkan tangan dan menolong menyembuhkan luka Ku See hong.

   "Asalkan pemilik pedang Jui sim kiam berhasil ditemukan, dia pasti akan mengabulkan permintaan kita, alasannya tak mudah kujelaskan, tapi senadainya sampai terjadi hal-hal yang tak di nginkan atau tidak berhasil menemukan dirinya, kita harus berangkat ke tebing Hay jin gay..."

   "Keselamatan engkoh Hong sekarang sedang berada di ujung tanduk, bila harus di tunda berapa hari lagi, mana mungkin ia bisa tahan untuk mencapai tebing Hay jin gay?"

   Kata Im Yan cu sedih. Pek lui jiu Hoo Kian menghela napas sedih.

   "Akupun tahu kalau nyawanya sedang berada dalam keadaan berbahaya, tapi sekalipun kita menempuh perjalanan kilat siang dan malam, paling tidak membutuhkan lima hari untuk mencapai tebing Hay jin gay, padahal ia sudah empat hari terkena ilmu Hou kut jian hun im kang, selewatnya tiga hari, sekalipun tabib sakti Hou To hidup lagipun belum tentu bisa menyembuhkan penyakitnya. Beginilah situasi yang sedang kita hadapi sekarang, sekalipun memburu ke tebing Hay jin gay toh belum tentu bisa menyelamatkan jiwanya, sedang tetap tinggal di Heng yang untuk mencari Jui sim kiamcu pun masih tanda tanya besar, tapi kita harus berbuat sesuatu, hanya apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus kita lakukan?"

   "Menurut jalan pikiranku, tetap tinggal di kota Heng yang malah justru masih ada setitik harapan, sebaliknya kalau berangkat ke Hay jin gay tak lebih hanya menggantung kan pada suatu keajaiban, maka aku pikir lebih baik kita tinggal sehari dulu di kota Heng yang, mari kita mencoba beradu nasib, bila dalam sehari kita gagal menemukan jejak Jui sim kiamcu, maka kita baru berangkat lagi ke tebing Hay jin gay, Tentu saja aku orang she Hoo tak bisa memutuskan masalah ini, silahkan nona mempertimbangkannya sendiri bagaimana baiknya"

   Pikiran Im Yan cu sekarang sedang diliputi oleh pelbagai ingatan yang berkecamuk tak karuan, hatinya betul-betul terasa kalut, diam-diami ia melelehkan air mata ...' Dengan sikap maupun tindak tanduknya selama ini, nyatanya menaruh perasaan cinta yang begitu mendalam dan suci bersih, hal tersebut benar- benar berada diluar dugaan siapa saja.

   Padahal kekuatan cinta memang besar tak bertepian, bila tanpa cinta, kehidupan manusia didunia ini menjadi sama sekali tak berharga.

   'Tentu saja hal ini bukan terbatas dalam soal cinta muda mudi saja, sebaliknya termasuk juga cinta kasih antara orang tua, cinta dari sahabat dan lain sebagainya, tapi antara sekian banyak cinta, sudah barang tentu cinta muda mudi yang paling mendalam.

   Begitulah, dengan nada suara yang tegas dan berat Im Yan cu berkata.

   'Engkoh Hong tak mungkin bisa mati, kita tinggal sehari di kota Heng yang..!"

   Tergetar keras perasaan Pek lui jiu Hoo Kian sesudah mendengar perkataan itu, ia mengerti maksud Im Yan cu, buru-buru serunya. 'Nona Im..."

   Belum habis Pek lui jiu berseru, Sian hong kek sudah mempringatkan dengan gelisah.

   "Hati-hati, penunggang kuda berbaju putih tadi telah berbalik kemari, kali ini dia menuju ke tempat kita berada."

   Si tangan geledek Hoo Kian tak sempat melanjutkan perkataan selanjutnya, dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu dia menatap ke arah depan lekat-lekat.

   Waktu itu malam baru saja menjelang tiba, beribu-ribu bintang tersebar memenuhi angkasa dan menyiarkan cahaya lembut dan licin, jalan raya yang panjang dan lebar diliputi sinar putih dan terang.

   Dalam keheningan inilah mendadak terdengar suara derap kaki kuda yang amat ramai bergema dari kejauhan sana, lalu tampak sesosok bayangan putih bergerak mendekat dengan kecepatan tinggi.

   Dalam waktu singkat kuda putih tersebut sudah berada dua puluh kaki dihadapan mereka lalu meringkik panjang, kaki depan nya didepak- depakkan, sementara turunnya berputar kencang tepat dihadapan mereka.

   Rupanya penunggang berbaju putih itu sudah membalikkan kudanya lagi dan melarikan ke arah kota Heng yang, tindak tanduk yang sangat aneh itu cukup membingungkan orang.

   Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Hoo Gi segera berkerut kening setelah menyaksikan tindak tanduk penunggang kuda berbaju putih yang aneh itu, dalam waktu singkat mereka sudah terbuai dalam lamunan masing-masing...

   Im Yan cu si nona yang binal tapi licik seperti siluman rase itu hanya mengintip dari balik tirai, dia sendiri pun dibikin tidak habis mengerti oleh tingkah laku penunggang kuda berbaju putih yang aneh tersebut.

   Namun dalam hati kecilnya sudah muncul suatu perasaan was- was, sebab tatkala orang berbaju putih itu membalikkan kudanya tetap dihadapan mereka, ia saksikan seluruh tubuh orang itu melambung diangkasa kemudian dalam waktu singkat pula ia melayang ke bawah dan duduk kembali diatas pelana kudanya.

   Demonstrasi kepandaian tersebut mem-buktikan kalau orang itu memiliki ilmu silat yang luar biasa sekali.

   Tiba-tiba Im Yan cu menghela napas sedih, katanya.

   "Saudara Hoo, apakah kau melihat jelas gerakan tubuhnya tadi?"

   "Ya, kulihat amat jelas"

   Sahut Pek lui Jiu Hoo Kian, 'entah siapakah orang itu? Hebat benar ilmu silat yang di milikinya"

   Kembali Im Yan cu menghela napas.

   'Orang ini selalu mengikuti kita, tampaknya ia sudah mengetahui keadaan kita yang sebenarnya, aaaai ....

   bicara dari ilmu silatnya yang sangat lihay, aku pun turut menjadi ngeri rasanya...

   Mendadak.

   ..

   Dari sisi kereta berkumandang suara tertawa dingin yang menyeramkan seperti sukma yang sedang gentayangan ...

   Suara tertawa itu lengking dan lirih, seperti jarum lembut yang ditusukkan ke tubuh orang, sungguh menggetarkan perasaan siapa saja...

   Di tengah suara tertawa dingin yang menggidikkan hati itulah, tampak sesosok bayangan hitam berkelebat lewat...

   Ke dua ekor keledai penghela kereta itu segera meringik panjang lantaran kaget, kaki depannya segera didepak depakkan ke muka, sementara laju kereta itupun segera terhenti.

   Lalu kedengaran seseorarg bertanya dengan suara yang nyaring dan lembut.

   "Numpang bertanya, apakah kereta ini hendak pergi ke kota Heng yang?? Suara tertawa dingin yang menyeramkan serta suara teguran yang halus dan lembut, dua macam suara yang berbeda irama ini diutarakan pada saat yang hampir bersamaan, maka ke tiga orang tokoh persilatan yang berada diatas kereta keledai itu merasa terperanjat dan tak tahu sejak kapan orang itu munculkan diri. Perubahan yang sangat mendadak dan sama sekali diluar dugaan ini membuat Kanglam siang hou yang berada diatas ia tempat duduk kusir berubah muka, tapi dikala mereka mendengar suara teguran dan berpaling, ke empat mata mereka kontan terbelalak dengan wajah tertegun. Sampai dimanakah rasa kaget yang mencekam perasaan mereka, bisa diketahui dari sini. Im Yan cu yang berada dalam kereta dapat mendengar pula suara tertawa dingin dan suara pembicaraan tersebut maka dikala kereta itu berhenti, sepasang matanya yang jeli dan tajam telah melongok keluar lewat tirai dan dan memandang ke muka .... Dengan sebat hatinya tercekat, bulu kuduknya pada bangun berdiri, ia benar-benar amat ketakutan. Ternyata dibawah cahaya bintang tampak seorang nenek aneh yang bertubuh kecil sedang berdiri disebelah kiri keledainya, yang paling mengerikan adalah wajahnya yeng jelek mengerikan itu, separuh hijau separuh hitam, separuh merah separuh putih. Kalau cuma ke empat warna yang berbeda itu tampangnya masih belum seberapa mengerikan, yang menggidikkan hati adalah bisul busuk yang menonjol dan memenuhi seluruh wajahnya itu, selain menjijikkan juga memuakkan perut orang. Ini masih ditambah pula dengan rambut-nya yang kusut penuh beruban dan kulit badan yang berminyak. Tampang muka semacam ini sungguh menggidikkan hati membuat orang yang memandangnya benar-benar akan merasa- kan pecah nyali sebab dia kelihatan seperti setan iblis, seperti kuntilanak dari kuburan. Mendadak nenek jelek itu memperdengar kan suara tertawa dingin yang rendah, berat dan amat memekikkan telinga.. Suara tertawa dingin yang menggidikkan tadi itu segera menyadarkan kembali Pek lui jiu dan Sian hong kek dari lamunan mereka, meski demikian dengan sorot mata yang membawa perasaan jeri mereka awasi nenek jelek ini tanpa berkedip. Tampak sinenek bertampang jelek itu membuka mulutnya dan memperlihatkan sebaris giginya yang kecil putih, kemudian dengan suara yang merdu bagaikan kicauan burung nuri dia berkata.

   "Engkoh berdua mengapa kalian? Apakah secara tiba-tiba penyakit cacad kalian kambuh?"

   Kalau tadi, Pek lui jiu dan Sian hong kek merasa ngeri dan seram karena mengira sudah menjumpai sukma gentayangan atau siluman iblis, maka sekarang setelah mendengar suaranya yang merdu merayu serta menyaksikan sebaris gigi nya yang putih bersih, mereka makin tertegun lagi.

   Im Yan cu yang berada dalam kereta pun turut merasa keheranan, mereka tidak menyangka kalau nenek berwajah jelek itu memilik suara yang begitu merdu dengan dua baris gigi yang putih dan bersih.

   Walaupun mereka telah menduga kalau orang itu sedang menyamar, tapi dari atas wajahnya yang jelek itu, sama sekali tak berhasil menemukan tanda-tanda penyaruan nya.

   Kalau dilihat potongan badannya yang kecil mungil, semestinya dia adalah seorang gadis remaja tapi punggungnya justru membungkuk, ia nampak tua renta dan rambutnya telah beruban semua, sama sekali tidak dijumpai bagian-bagian yang mencurigakan.

   Nenek jelek ini kelihatan agak marah ketika melihat Kanglam siang hou hanya berdiri termangu-mangu belaka, dengan gusar bentaknya.

   'Hei, apakah telinga kalian sudah tuli semua?` Walaupun dia sedang memaki orang namun suaranya masih tetap merdu merayu, dari tubuhnya terpancar pula bau harum semerbak bagaikan bunga anggrek, begitu syahdu, begitu harum, membuat orang merasa mabuk dan terbuai rasanya.

   Pek lui jiu Ho Kian berpengetahuan luas, sebetulnya diapun membenci orang ini, tapi ia enggan mencari gara-gara tanpa sebab atau suatu alasan tertentu.

   Apalagi jika teringat akan luka yang sedang diderita Ku See hong serta pedang Ang soat kiam yang cukup menggetarkan dunia persilatan itu, dia merasa rahasia benar ini tak boleh sampai bocor dengan begitu saja..

   Maka dengan wajah penuh senyuman dia menjura, kemudian katanya sambil tertawa.

   'bolehkah aku tahu, siapa nama saudara?"

   "Heeehhh ....heeeehhh... heehhh..."

   Sesudah terkekeh-kekeh nenek jelek itu terbatuk-batuk kering, kemudian dengan suara yang tua dan memelas lanjutnya.

   "pemilik kereta yang berbaik hati, berbuatlah kebajikan, bawalah serta aku si orang tua ke kota, bersedia bukan...?"

   Nada suara maupun gerak geriknya tiada yang nampak dibuat- buat, terutama keadaannya yang tua dan lemah, membuat hati orang merasa iba dan memelas...

   Pek lui jiu Hoo Kian sekalian lebih terkesiap lagi, walaupun mereka tahu kalau orang ini sedang menyaru, tapi mereka harus mengagumi juga atas kemampuannya untuk memainkan sandiwara dengan pelbagai tehnik dan taktik, bahkan sebelum ini mereka tak pernah mendengar kalau dalam dunia persilatan terdapat manusia seperti ini.

   Pek lui jiu Hoo Kian menjadi serba susah setelah mendengar perkataan itu, ia sama sekali tidak mengenal asal usul orang ini, sedang ilmu menyaru mukanya juga menggidikkan hati, sudah dapat dipastikan ilmu silat yang dimilikinya tiada kedua dikolong langit, seandainya permintaan orang itu ditolak, sudah pasti ia tak akan menyudahi persoalan itu sampai disitu saja.

   Sian hong kek Hoo Gi menggelengkan kepalanya berulang kali seraya berkata.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Nenek, harap kau suka maafkan, ruang kereta kami sudah diborong semua oleh tamu kami, sedangkan tempat disamping kusir pun sudah disewa oleh yaya ini, maka harap kau sudi memaafkan, untung saja jarak kota Heng yang dari sini tinggal setengah li lagi"

   Diam-diam Pek lui jiu Hoo Kian mengagumi akan betapa cepatnya reaksi dari adiknya ini. Kembali si nenek jelek terbatuk-batuk, katanya.

   "Aaai... kalau kau adalah pemilik kereta ini, urusan akan lebih gampang dirundingkan lagi, Coba kau lihat, betapa tuanya aku, apalagi sedang mengidap penyakit parah, jangan lagi setengah li, setengah langkah saja rasanya sudah payah, harap kau sudi berbaik hati...' Diam-diam Sian hong kek Hoo Gi menyumpah didalam hati, pikirnya.

   "Sialan, jangan kau anggap sepasang mata kami sudah buta, memangnya kami tidak tahu kalau kau sedang Menyaru?"

   Pek lui jiu Ho Kian juga tahu, apabila tidak menunjukkan sikap yang agak kasar, mustahil orang ini bisa diusir pergi, mendadak dia menarik muka.

   Baru saja akan berbicara...

   Mendadak dari balik ruang kereta berkumandang suara teguran dari Im Yan cu yang dingin.

   "Nona, diantara kita tiada dendam atau sakit hati, aku minta kau jangan mengganggu kami"

   Sambil berkata, gadis itu menyingkap tirai dan melompat keluar dari keretanya. 'Oooh nona cilik yang amat cantik"

   Nenek jelek itu menjerit kaget. Im Yan cu menarik mukanya dan berseru dengan wajah sedingin es. 'Hei, pentang matamu lebar-lebar, kalau ingin berlagak seperti setan, lebih baik tunggulah setelah lewat tengah malam nanti"

   Walaupun Im Yan cu merasa terkejut oleh penyaruan orang ini yang dinilainya sangat lihay, tapi sebagai orang yang cermat dan 625 bermata tajam, setelah mengamati wajah orang ttu berapa saat, segera diketahui bahwa nenek itu hasil penyaruan seorang gadis yang wajahnya pasti amat cantik jelita.

   Orang itu bisa muncul pada saat ini bahkan mengetahui keadaan mereka, maka Im Yan cu pun berencana untuk turun tangan keji dan membinasakan orang ini.

   Padahal, Im Yan cu sekalian sama sekali tidak menyangka kalau perempuan aneh ini sudah lama menyembunyikan diri diatas kereta mereka, jadi apa yang telah mereka bicarakan tadi dapat didengar olehnya dengan jelas sekali, bahkan diapun telah membantu mereka untuk memukul mundur seorang musuh tangguh.

   Si penunggang kuda berbaju putih tadi, sebetulnya datang ke situ untuk mencari gara-gara dengan Im Yan cu sekalian, tapi setelah diketahui olehnya kalau diatas kereta berdiri si perempuan aneh tersebut, diapun lantas membalikkan badan dan melarikan diri.

   Sementara itu, perempuan aneh tersebut masih tetap bersikap seperti seorang nenek, katanya.

   "Nona siapa namamu? Tajam amat sepasang matamu!"

   Diam-diam Im Yan cu menghimpun tenaga dalamnya bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan, ketika mendengar perkataan tersebut, dia tertawa dingin dengan suara sinis dan mengnina, jengeknya.

   "Aku bernama Lam sin giamlo (Raja akhirat untuk kaum pria), tapi malam ini aku berganti nama menjadi Sin kui giam to (Raja akhirat penakluk setan). .!"

   Perempuan berdandan aneh itu seakan-akan tidak mengerti apa yang dimaksudkan, dia bertanya lagi keheranan.

   "Apa sih Raja akhirat untuk kaum pria itu? apa pula yang disebut Raja akhirat penakluk setan?"

   Im Yan cu tertawa dingin dengan seramnya. 'Kau tidak memahami? Inilah yang dinamakan Raja akhirat penakluk setan... !"

   Ditengah pembicaraan, gadis itu menerjang ke depan, tangan kirinya dengan ke lima jari yang terbentang lebar mencengkeram wajah jelek si perempuan aneh tersebut dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.

   Gerakan tubuh perempuan aneh itu memang ampuh, terdengar ia menjerit kaget, seperti ketakutan dia mundur dengan sempoyongan, tapi justru dengan tindakan mana ia telah meloloskan diri dari cengkeraman kilat Im Yan cu ....

   Sesudah mundur, perempuan aneh itu berseru cemas.

   'Nona, tunggu sebentar! Tunggu sebentar! wajah aku siorang tua penuh dengan tumor ganas, bila jari tanganmu sampai menyentuhnya, aku bisa kesakitan setengah mati, masa aku mau kau cengkeram.

   Hawa napsu membunuh yang berkecamuk dalam dada Im Yan cu semakin membara setelah menyaksikan cengkeraman mautnya berhasil dihindari lawan, ia tertawa dingin lalu ujarnya sinis.

   "Hmmmm ....selain topeng kulit manusia mu itu akan kucopot pada malam ini, bahkan akupun hendak mengirimmu ke akhirat untuk menakut-nakuti setan disitu"

   Berbicara sampai disitu, dengan wajah penuh hawa napsu membunuh selangkah demi selangkah Im Yan cu berjalan kemuka dan mendekati perempuan aneh itu. Kembali perempuan aneh itu berseru dengan cemas.

   "Nona menyeramkan amat wajahmu, oooh, cepat simpan kembali wajah ganasmu itu, aku seorang tua benar-benar ketakutan setengah mati... Walaupun perempuan aneh itu menyerukan kata-kata yang menunjukkan rasa takut, namun dia masih berdiri tegak di tempat 627 semula, bahkah dari balik matanya memancar sinar tajam yang menggidikkan hati. Im Yan cu segera berkerut kening, tiba-tiba lengan kirinya membuat gerakan satu lingkaran busur dengan suatu kecepatan yang luar biasa, kemudian telapak tangan kanannya secepat kilat meluncur ke depan melancarkan serangan mematikan. Begitu serangan mana dilepaskan, bagaikan angin puyuh yang melanda daratan rendah, segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat seperti ambruknya bukit karang atau melanda tibanya air bah meluncur tiba dengan hebatnya... Menyaksikan datangnya ancaman dahsyat tersebut, perempuan aneh itu meggoyangkan tangannya berulang kali, sambil memperlihat kan lengannya yang kecil tapi putih bersih itu, serunya keras-keras.

   "Jangan! Jangan! Jangan nona... jangan memaksa aku seorang tua menunjukkan ke jelekanku!"

   Menyusul goyangan tangan itu, segulung demi segulung hawa murni yang lembut dan halus tanpa menimbulkan sedikit suarapun meluncur kemuka dan menyambut datang nya ancaman dari Im Yan cu. Menyusul kemudian ....

   "Blaaamm, blammm, blaaamm ..!'serentak ledakan lirih menggema di angkasa... Sepasang bahu perempuan aneh itu nampak bergoncang sedikit tapi segera menjadi tenang kembali. Jauh berbeda dengan keadaan dari Im Yan-cu, sewaktu tenaga serangan lawan yang lembut itu menyentuh tenaga pukulan yang dilepaskan olehnya segera terasalah suatu tenaga pantulan yang maha dahsyat berbalik mendesak kearah tubuhnya memaksa kuda-kudanya menjadi gempur dan ia turut mundur sejauh dua tiga langkah. Im Yan cu termasuk seorang jago lihay pula dalam dunia persilatan, begitu dipaksa mundur oleh perempuan aneh yang tak diketahui asal usulnya ini, dia segera membentak nyaring... Bagaikan gulungan ombak dahsyat, tubuhnya berputar tiga kali secara aneh, tahu-tahu ia sudah menerjang kembali ke sisi tubuh perempuan aneh tersebut. Gerakannya ini dilakukan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, baru saja mundur, tubuhnya telah menerjang kembali ke depan, pada hakekatnya sama sekali tidak memberi peluang kepada orang lain untuk mengatur diri... Menghadapi terjangan-terjangan maut dari lawannya, perempuan aneh itu masih saja berteriak-teriak seperti orang gila, sementara kakinya melangkah tanpa beraturan, sepasang tangannya turut berputar-putar menciptakan lapisan hawa pukulan dahsyat, ketiga gulung tenaga serangan dari Im Yan cu itu segera kena terpunahkan hingga lenyap tak berbekas. Im Yan cu sudah terlanjur gemas atas sikap aneh musuhnya, dia tertawa dingin, tubuh nya menerjang ke muka dengan gerakan cepat tangan dan kakinya digunakan bersama melakukan serangan kilat yang kesemuanya menggulung tubuh perempuan aneh tersebut. Agaknya perempuan aneh itu sudah dipancing hawa amarahnya oleh serangan balasan Im Yan cu yang maha dahsyat itu, mendadak ia menarik kembali sikap ke edan-edanannya... Sepasang ujung bajunya yang berwarna hitam, seperti dua ekor ular lincah, menggulung melingkar dengan kecepatan yang luar biasa, yaa menebas, yaa memapas, semuanya tertuju ke urat nadi pergelangan tangan Im Yan cu...Sementara itu, Im Yan cu telah mengembangkan pula segenap kepandaian silat yang dimiliki, tenaga pukulannya yang berat seperti bukit karang selapis demi selapis meluncur ke muka ibaratnya angin puyuh dan hujan badai, keadaannya benar-benar mengerikan. Sodokan jari tangan, bacokan telapak tangan, tendangan berantai, semuanya dilancarkan dengan kecepatan tinggi serta gerakan yang ganas dan keji. Tenaga dalam yang dimiliki perempuan aneh itu benar-benar amat sempurna, juga sangat aneh, semua ancamannya dilepaskan dengan gerakan yang nampaknya ringan, tapi jurus serangannya justru sangat aneh dan ganas, disertai pula dengan pelbagai perubahan yang membuat orang sukar untuk menduga atau mencegah sebelumnya. Ketika Kanglam siang hou menyaksikan kecepatan gerak dua orang yang sedang bertarung itu, diam-diam mereka menghela napas panjang, tampaknya dunia persilatan memang penuh dengan aneka ragam kejadian yang diluar dugaan. Gerakan tubuh mereka indah dan lincah, serangannya ganas dan cepat, setiap jurus serangannya dilancarkan secara beruntun dalam satu gerakan yang memanjang, keampuhan jurus serangannya pun merupakan sesuatu yang menggetarkan sukma setiap manusia. Dalam waktu singkat, ke dua orang itu sudan bertarung sebanyak puluhan jurus. Di dalam puluhan gebrakan tersebut, meski nampaknya Im Yan cu yang berhasil meraih kedudukan unggul, tidak begitu dalam kenyataannya, justru jurus-jurus serangan dari perempuan aneh itulah yang seluruhnya mengandung ancaman mematikan yang mengerikan hati, tapi ia tidak berniat melukai Im Yan cu, maka semua ancaman tersebut dibuyarkan dengan begitu saja setelah mencapai pada sasarannya. Di tengah gerakan tubuhnya yang sangat cepat, tiba-tiba Im Yan cu berkelit ke samping menghindarkan diri dari ancaman kilat dari perempuan aneh tersebut, telapak tangan kanannya dibalik dengan segera, dari serangan telapak berubah menjadi cengkeraman, dicengkeramnya urat nadi lawan dengan suatu gerakan kilat. Sementara lima jari tangan kirinya disentilkan ke depan langsung menotok jalan darah Seng hiang dan Hu to hiat pada dahi kanan perempuan aneh tersebut. Ilmu silat yang dimiliki perempuan aneh itu memiliki permainan yang luar biasa, terdengar ia tertawa merdu dengan suara yang merdu merayu seperti bunyi keleningan... Mendadak telapak tangan kirinya direndahkan ke bawah, telapak tangan kanannya melakukan tangkisan sejajar dengan muka kemudian tubuhnya berputar cepat. Telapak tangan kirinya yang merendah dengan ke lima jari tangan yang direntangkan lebar-lebar itu membalik secara tiba-tiba mencengkeram jalan darah Ci khi hiat di sikut kanan Im Yan cu. Telapak tangan kanannya secara cepat menangkis gerakan Im Yan cu dan berbalik menotok jari tangan kirinya yang lagi mengancam dahi kanannya itu... Terdengar, ia tertawa merdu.

   "Nona Im, ilmu silatmu memang terhitung hebat juga, sayang aku tak punya waktu senggang pada malam ini, tak ada salahnya bila pertarungan ini kita lanjutkan dikemudian hari saja..."

   Im Yan cu benar-benar tidak habis mengerti bagaimana cara lawan mencengkeram jalan darah Ci ki hiatnya itu, sebab jurus serangannya yang sangat aneh itu membuat orang sukar meloloskan diri, terutama posisinya sewaktu melancarkan serangan benar-benar hebat dan luar biasa.

   Begitu selesai berkata, perempuan aneh itu segera mengendorkan cengkeramannya pada sikut kanan Im Yan cu, lalu tangan kanannya mengayun ke depan, segulung kertas telah disusupkan ke dalam telapak tangan kanan Im Yan cu .

   ....Kemudian tidak nampak gerakan apakah yang digunakan, hanya terlihat sesosok bayangan hitam berkelebat lewat, seenteng se lembar bulu, ia sudah melayang pergi menuju ke arah kota Heng yang.

   Kelihayan ilmu meringankan tubuhnya itu sungguh luar biasa sekali, hampir saja ia tak percaya kalau umat manusia bisa memiliki kepandaian semacam ini.

   Diam-diam Im Yan cu menghela napas panjang, pikirnya.

   "Sebenarnya aku mengira ilmu silatku sudah tiada tandingannya dikolong langit, tak nyana aku harus menelan kekalahan secara tragis ditangannya malam ini, padahal kalau kudengar nada perbicaraannya, dia seperti belum begitu dewasa"

   Berpikir demikian, dia lantas memeriksa isi surat yang berada dalam telapak tangan kanannya itu. Terbaca olehnya, surat tersebut berbunyi demikian.

   "Wakil ketua dari Ban shia kau, Gin coa kiam (pedang ular perak) Ciu Heng thian telah mengetahui jejak kalian serta penyakit parah yang diderita olehnya!' Dibawah surat itu tidak dicantumkan tanda tangan atau lambang lainnya. Selesai membaca surat tersebut, Im Yan cu segera menghela napas sedih dan pedih .... Helaan napas itu membuat orang sukar menduga isi hatinya, pelan-pelan dia menghampiri kereta keledai itu dan mengangsurkan surat tadi ke tangan Kanglam sianghou seraya bertanya. 'Menurut dugaan kalian, siapakah perempuan aneh ini?"

   "Berbincang dari dandanan serta kepandaian silat yang dimiliki perempuan aneh ini, agaknya belum pernah kudengar ada manusia semacam ini dalam dunia persilatan' Mendergar kalau mereka pun tidak mengetahui asal usul dari perempuan aneh tersebut sekali lagi Im Yan cu menghela napas sedih, tanpa berbicara lagi dia lantas naik ke atas kereta keledainya. Pek lui jiu Hoo Kian termenung sebentar, kemudian kata lagi.

   "Tapi kalau dilihat dari gerak gerik orang ini, tampaknya dia tidak bermaksud untuk memusuhi kita"

   Padahal Pek lui jiu Hoo Kian dan Siang hong kek Hoo Gi sudah menduga siapakah orang itu, tak terlukiskan rasa girang dalam hati mereka, kedua orang itu sadar bahwa luka yang diderita Ku See hong sudah tak perlu dikuatirkan lagi.

   "Mari kita berangkat ke kota"

   Terdengar Im Yan cu berseru cemas..Kanglam siang hou segera membentak keras, cambuknya dihantamkan keatas keledainya keras-keras.

   Dua ekor keledai itupun mulai berlarian menuju kedepan, suara roda kereta yang menggilas batu menimbulkan suara yang amat nyaring dan membelah keheningan malam.

   Waktu itu mereka telah percepat perjalanan untuk mencapai tempat tujuan, dibawah kerlipan cahaya bintang tampak debu mengepul memenuhi angkasa..Kota Heng yang merupakan kota pusat lalu lintas wilayah Cu ciu, bentengnya kekar dan tinggi, waktu itu kereta keledai tersebut telah menembusi pintu kota dan menerjang masuk ke dalam.

   Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berkata, dari balik tirai.

   "Saudara Ho, cepat larikan kereta kedalam kota, kita harus segera mencari rumah penginapan' Sian hong kek Ho Gi berseru keras, cambuk ditangan kanannya segera diayunkan ke depan..... Waktu itu kota Heng yang belum lama menjelang malam, suasana di sepanjang jalan raya amat ramai, pasar malam baru mulai dan lampu berwarna-warni menerangi dimana-mana, untuk berjalan kaki saja harus berdesakan, apalagi lewat dengn kereta, hakekatnya sangat sulit. Dengan susah payah Kanglam siang hou menjalankan kereta mereka menuju ke depan sebuah rumah penginapan yang agak besar, ketika mendongakkan kepalanya, terbaca olehnya papan nama didepan pintu bertulis kan empat huruf besar.

   "Rumah penginapan Yang tang"

   Sejak memasuki kota, secara tiba-tiba Pek lui jiu Hoo Kian menyaksikan ada banyak sekali lelaki kekar bermata tajam yang secara diam-diam mengawasi gerak gerik kereta mereka. Menyaksikan hal mana, diam-diam ia berpikir.

   "Sudah pasti mereka adalah para begundal dari Ban shia kau, agaknya manusia- manusia laknat tersebut telah bersiap siaga untuk menerbitkan keonaran pada malam ini...' Sementara dia masih termenung, tiba-tiba tampak seorang pelayan muncul dari dalam rumah penginapan itu dan berkata sambil menjura.

   "Tuan sekalian, apa sedang mencari kamar? Penginapan kami mempunyai sebuah ruang tersendiri yang bersih dan tenang, bila tuan bersedia, harganya boleh dikorting sedikit.... Belum habis dia berkata, tiba-tiba terdengar suatu derap kaki kuda berkumandang datang, menyusul seseorang berseru dengan suara parau.

   "Apakah di rumah penginapan ini masih ada kamar? ' Baru saja pelayan itu membalikkan badan dan tak sempat membuka suara, Sian hong kek Ho Gi sudah menyerobot lagi.

   "Baik, kami pesan kamar itu!' Baru saja selesai berkata, dua ekor kuda sudah berhenti didepan pintu rumah penginapan Yang tang. Penunggang kuda itu adalah seorang lelaki berusia tiga puluh lima enam tahunan yang berwajah abu-abu dengan sebuah codet sepanjang berapa inci menghiasi pipi kirinya. Sedangkan yang lain adalah seorang lelaki berperawakan pendek yang sepasang kening nya menonjol keluar, sorot matanya tajam, 634 jelas merupakan jago persilatan yang memiliki tenaga dalam amat sempurna. Begitu melihat kemunculan kedua orang ini, Kanglam Siang hou segera berkerut kening. Belum sempat mereka mengucapkan sesuatu, lelaki bercodet itu telah berkata sambi tertawa terbahak-bahak.

   "Haaaaahh....haaaaahhhh... haaahhh... pelayan cepat tuntun kuda toayamu ini ke istal, siapkan makan dan minuman, sebentar pasti ada persen untukmu"

   Menyaksikan tampang tamunya yang mirip dua malaikat bengis itu, si pelayan bergidik rasanya, bulu kuduk pada bangun berdiri setengah merengek ia berkata.

   "Maaf toaya berdua, dalam penginapan kami cuma tinggal sebuah kamar saja, kebetulan kamar tersebut sudah dipesan lebih dulu oleh tamu penunggang kereta ini"

   Lelaki bercodet itu segera melotot sekejap ke arah sang pelayan dengan sepasang mata tikusnya yang tajam, kemudian memandang sekejap ke arah Kanglam siang hou sambil mendengus.

   Sambil mengendalikan rasa gusar yang membara di dada Pek lui jiu Hoo Kian, ia melompat turun dari atas kereta dan berkata seraya menjura .

   "Harap saudara sudi memaafkan' "Ehmm...! ternyata kaupun jago kalangan persilatan' kata lelaki bercodet itu dengan suara yang parau seperti gembrengan bobrok ' hmmm, Tapi, kalian mesti tahu aturan, kamar disini sudah kami pesan, lebih baik kalian mengalah saja!' Sikap mereka yang sama sekali tak tahu aturan ini sungguh membuat orang tak sabar menahan diri. Sian hong kek Gi segera tertawa terbahak-bahak.

   "Haaahhhh...haaaahhhh... haaahhhh... saudara apakah kau hendak memamerkan sifat berandalmu?"

   Ketika lelaki bercodet itu mendengar suara tertawa dari Sian hong kek, sekali lagi hatinya bergetar keras, tapi diluarannya tetap tertawa terbahak-bahak, katnya.

   "Haaaah... haaahhh... kaupun seorang jagoan dari dunia persilatan"

   Sambil berkata, cambuk yang berada di tangan lelaki bercodet itu tahu-tahu sudah menegang kencang bagaikan sebatang tombak, agaknya dia sudah berusaha untuk mengumbar hawa amarahnya.

   Mendadak lelaki pendek yang berada di sampingnya menghalangi niat tersebut sambil berkata.

   'Saudara Kiong, kalau toh disini tak ada kamar, kita tak usah ngotot untuk tinggal disini, apalagi rumah penginapan dikota ini berpuluh buah banyaknya, mari kita pergi saja!"

   Seraya berkata, dia lantas menarik tangan lelaki bercodet itu dan berlalu dari situ. Menanti kedua orang itu sudah pergi jauh pelayan itu baru menyumpah dengan lirih.

   "Maknya, dua hari belakangan ini aku selalu bertemu dengan manusia kasar macam begitu, benar-benar lagi sial..."

   Pek lui jiu Hoo Kian yang berada disampingnya segera tersenyum, sapanya kemudian.

   "Engkoh pelayan, apakah ruangan itu cukup tenang?"

   "Bukankah tuan ingin mencari kamar? Penginapan kami terhitung penginapan nomor satu dikota Heng yang, perlengkapan nya lengkap, seryisenya memuaskan, tak usah dibilang lagi......"

   Sejak bertemu dengan dua orang tadi, pelayan itu sudah dibikin mendongkol, apalagi setelah mendengar perkataan Pek lui jiu Ho 636 Kian seperti orang yang tidak bermaksud mencari kamar, amarahnya makin menjadi.

   Pada saat itulah, mendadak ia pandangan matanya menjadi silau, tirai kereta disingkap orang, seorang gadis cantik jelita melangkah turun dari kereta.

   Sebenarnya pelayan itu masih menggerutu terhadap Kanglam siang hou, menanti Im Yan cu telah munculkan diri, dia baru tertegun dan berdiri mematung seperti orang yang kehilangan semangat, mimpi pun ia tak menyangka kalau didunia ini terdapat gadis yang begitu cantik jelita.

   Setelah turun dari kereta, Im Yan cu berkata merdu.

   ' Pemilik kereta, tolong bimbinglah kakakku turun dari kereta!' Mendengar ucapan tersebut, seperti baru sadar dari impian, pelayan itu tak tahu apa yang dikatakan si nona, buru-buru serunya dengan nada tergagap.

   "Nona, biar aku yang menolongmu, biar aku yang menolongmu!"

   Seraya berkata dia lantas maju ke depan siap menubruk ke arah si nona... Pek lui jiu Hoo Kian segera merentangkan tangannya menghadang jalan pergi pelayan itu, serunya.

   "Hei pelayan, kau cepat membawa nona kami masuk ke dalam"

   Pelayan itu segera merasakan tubuhnya seakan-akan menumbuk diatas kebatang tiang besi yang sangat kuat, kontan ia mundur dua langkah dengan sempoyongan. Tapi ia benar-benar terpikat oleh kecantikan Im Yan cu, kemudian serunya berulang kali.

   "Nona silahkan! Hamba akan mengajak mu menuju ke kamar yang paling bersih dan tenang, tanggung kau pasti akan puas."

   "Tunggu sebentar!' seru lm Yan cu dengan paras muka dingin dan kaku seperti salju. Sian Hong kek Hoo Gi telah membopong turun Ku See hong, saat itu dia sedang tertidur nyenyak sehingga keadaannya tak jauh berbeda dengan mati, mukanya pucat pias dan tubuhnya kaku. Ketika pelayan itu mendengus bau darah, apalagi melihat keadaan Ku See hong, sambil menelan air liur buru-buru serunya. 'Hei, hei, Kalau dia sudah mati, jangan kau bawa masuk ke dalam rumah penginapan!' Im Yan cu berkerut kening, tangannya segera diayunkan ke depan berulang kali.. `Plaak- plook!"

   Dia tampar mulut pelayan itu beberapa kali, kemudian serunya dengan gusar. `Dia sedang sakit, mengerti? Kalau berani mengaco belo, hati- hati kalau kubeset kulit badanmu.."

   Ternyata di Negeri Tionggoan berlaku suatu kepercayaan yang mengatakan, bila ada orang mati, tak boleh digotong masuk ke dalam rumah, kalau sampai digotong masuk maka rumah tersebut bakal ada orang yang mati juga.' Pelayan itu merasakan matanya berkunang-kunang dan kepalanya pusing tujuh keliling karena ditampar oleh Im Yan cu, tapi ia sama sekali tidak menjadi gusar, malah sambil tertawa paksa, katanya.

   "Maaf nona, heehh..heeehh.. perlukah hamba panggilkan seorang tabib kenamaan?"

   "Tidak usah"

   Tukas Im Yan cu dingin.

   "cepat bawa kami masuk ke dalam...' Pelayan itu mengiakan berulang kali, lalu sambil tertawa cengar cengir ia membalikkan badan dan berjalan masuk ke dalam rumah penginapan. Sementara itu, Pek lui jiu Hoo Kian telah mengambil sebuah selimut dan ditutupkan keatas badan Ku See hong, setelah itu sekalian menurunkan barang bawaan mereka. Rumah penginapan Yang tang memang terhitung rumah penginapan terbesar dikota Heng yang, seluruh bangunan meliputi beberapa bau lebarnya, bangunan rumahnya mencapai dua ratus kamar lebih. Waktu itu hampir seluruh pandangan mata tamu yang ada disana tertuju ke wajah Im Yan cu, tapi setelah melihat Ku See hong dalam bopongan Sian hong kek Hoo Gi semuanya berguman dihati.

   "Benar-benar merusak pandangan indah, masa seorang gadis cantik membawa seorang penyakitan yang hampir mampus....' Sebelum turun dari keretanya tadi, Pek lui jiu Ho Kian telah memperhatikan semua tamu yang berada dalam ruang penginapan, ternyata tak seorangpun yang dikenal. Dan kini, ia berjalan di pating belakang, sementara sepasang matanya yang jeli memperhatikan sekeliling ruang tersebut. Waktu itu, Im Yan cu berlagak seperti seorang gadis lemah yang tak berkemampuan apa-apa, langkahnya lemah gemulai, kepalanya tertunduk rendah-rendah seperci gadis pemalu. Tindak tanduknya yang lemah lembut tersebut membuat si nona semakin mempersonakan hati orang, tak heran kalau puluhan orsang tamu yang berada disana sama-sama terbelalak dibuatnya, selain perhatian mereka hampir tertuju ke tubuhnya seorang. Dengan demikian, Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Ho Gi jadi lolos dari pengamatan orang. Pek lui jiu Ho Kian yang menjumpai kejadian itu, diam-diam memuji akan kecerdasan Im Yan cu. Sang pelayan membawa mereka menembusi empat buah halaman, membelok berapa tikungan dan sampai di muka sebuah pintu kecil berbentuk bulat, sambil berpaling ke arah Im Yan cu, ujarnya tertawa.

   "Nona, ruangan ini merupakan ruangan terbaik dari penginapan kami, tempatnya rapi, bersih dan dekorasinya indah mewah .."

   Sembari berkata, dia sudah membuka pintu dan melangkah masuk lebih dahulu.

   Im Yan cu mencoba memperhatikan ruangan itu, ternyata memang sepi dan terpencil letaknya, sekeliling bangunan terdiri dari dinding pekarangan yang tingi, dalam halaman tumbuh berbagai macam bunga yang menyiarkan bau harum semerbak.

   Sambil tertawa, pelayan itu berseru.

   "Nona, coba kau lihat, cocok tidak dengan halaman ini?"

   Pelan-pelan Im Yan cu melangkah masuk ke dalam ruanagn, ketika dilihatnya perabot kamar sangat bersih dan nyaman, sambil tersenyum dia mengeluarkan sekeping uang emas dan di serahakn kepada pelayan sambil berkata.

   "Untuk sementara simpan dulu di kasir, lewat beberapa hari kita perhitungkan kembalinya' Buru-buru pelayan itu tertawa paksa, segera katanya. 'Nona ingin makan apa? Silahkan saja diperintahkan, hamba segera akan pesankan ke dapur!"

   "Tidak usah"

   Im Yan cu menggoyangkan tangarnya berulang kali.

   "bila ada urusan kami bisa memanggilmu sendiri"

   Mendadak, pada saat itulah ....

   Dari balik pintu bulat melangkah masuk seorang lelaki kasar berbaju hitam, tanpa mengucapkan sepatah katapun orang itu langsung menerjang kedalam ruangan.

   Si pelayan yang kebetulan sedang mengundurkan diri dengan badan terbungkuk-bungkuk kontan bertubrukan dengannya.

   Sang pelayan yang kena tertumbuk oleh lelaki berbaju hitam itu kontan terpental sejauh berapa kaki dan jatuh tercelentang di atas tanah.

   Tapi dengan cepat dia sudah melompat bangun kembali sambil berteriak keras.

   "Hei, hei, toaya ....

   ruangan ini telah dipesan orang semua, mengapa kau masuk kesini dengan sembarangan?"

   Sian hong kek Ho Gi sudah membaringkan tubuh Ku See hong diatas pembaringan kayu waktu itu, mendengar suara ribut-ribut diluar, dia segera memburu keluar dan menghadang di depan pintu, segera bentaknya dengan suara dingin.

   'Saudara, apa maksudmu menerjang masuk ke dalam kamar kami?"

   Sementara itu, Pek lui jiu Ho Kian serta Im Yan cu telah memburu pula keluar ruangan. Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berseru sambil tertawa merdu.

   "Pelayan, kau boleh keluar! Dia adalah anggota keluargaku, mungkin ada urusan penting hendak mencari kami' Pek lui jiu Ho Kian, Sian hong kek Hoo Gi serta lelaki berbaju hitam itu nampak tertegun sesudah mendengar ucapan tersebut. Sedang si pelayan segera membungkukkan badannya dan berseru sambil tertawa paksa.

   "Baik, baik! Nona-- '. Berbicara sampai disitu, buru-buru si pelayan mengundurkan diri dari sana, sekalian merapatkan pintu bulat tersebut. Setelah pelayan itu berlalu, paras muka Im Yan cu baru berubah menjadi dingin seperti es, di balik matanya yang jeli terpancar keluar cahaya tajam yang menggidikan hati, katanya setelah tertawa dingin dengan suara mengeramkan.

   "Di sorga ada jalan kau ogah melewatinya, neraka tiada pintu kau justru menerjang ke mari, aku lihat nasib sialmu memang telah berada didepan mata"

   Setelah mendengar teguran mana, Pek lui jiu Ho Kian dan Sian hong kek Hoo Gi baru mengerti apa gerangan yang telah terjadi, 641 dengan cepat mereka melompat kesamping dan menghadang jalan mundur lelaki berbaju hitam itu.

   Semenjak menyaksikan gerakan tubuh dari Kanglam siang hou, lelaki berbaju hitam itu sudah tahu kalau gelagat tidak menguntung kan, tapi dia terlalu yakin dengan berapa jurus serangan dahsyat yang dimilikinya, maka paras mukanya masih nampak sangat tenang.

   Dia pun tertawa seram.

   'Heeeehhh....

   heeeehhh...heeeeehhh..nona mungkin kaulah yang menjadi gendak Ku See hong?"

   Im Yan cu merasa amat terperanjat sekali, mukanya berubah menjadi merah padam.

   Harus diketahui, gadis perawan di jaman itu tak pernah keluar rumah bila belum pernah menikah, meskipun adat istiadat tersebut tidak mengikat para gadis yang berkelana dalam dunia persilatan, akan tetapi bila sampai dimaki orang sebagai gendaknya seorang pemuda, mala penghinaan tersebut benar-benar suatu penghinaan yang keterlaluan sekali...

   Benar Im Yan cu sangat mencintai Ku See hong, tapi setelah dikatakan sebagai gendaknya Ku See hong oleh lelaki berbaju hitam itu, ia menjadi malu dan tersinggung perasaannya.

   Dengan suara rendah dan berat Pek lui jiu Hoo Kian segera menegur dingin.

   "Kau adalah manusia laknat dari Ban shia kau?"

   Lelaki berbaju hitam itu tertawa seram.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... siapa kau? Berani benar menghina perkumpulan kami?"

   Ternyata lelaki beraju hitam ini adalah seorang hiangcu dibawah pimpinan ruang Tee hun tham yang berada dalam perkumpulan Ban shia kau, orang menyebutnya sebaga Thi sah ciang (pukulau pasir besi), Ban Kwan seng.

   Paras muka Sian hong kek Ho Gi berubah berat membesi, dia turut berkata pula dengan nada dingin.

   "Malam ini kau jangan harap bisa lolos dari kota kematian ini dengan selamat, agar kau bisa mati dengan hati yang jelas, ketahuilah bahwa yayamu berdua adalah Kanglam sianghou!"

   Begitu Sian hong kek Ho Gi melaporkan asal usulnya, paras muka si pukulan pasir besi Ban Kwan seng berubah sangat hebat, tapi hanya sebentar saja telah pulih kembali seperti sedia kala, dia tertawa seram makin keras lagi.

   'Heeeehhh...

   heeehhh...Heeeeehhh...

   maaf, maaf! Rupanya kalian berdua adalah Pek lui jiu dan Sian hong kek yang amat termashur itu, cuma aku pun ingin memberi tahukan kepada kalian, sekarang bila tidak segera mengundurkan diri dari tempat ini, mungkin kau tak bisa hidup melewati kentongan kelima"

   Im Yan cu mendengus dingin dengan nada yang menghina, dengan wajah diliputi hawa napsu membunuh, dia berseru pula.

   "Aku pun hendak memberi tahukan kepadamu, kehidupanmu dalam dunia saat ini dengan cepat akan berakhir"

   Sambil berkata, paras muka gadis itu berubah semakin dingin seperti es, sepasang matanya memancarkan cahaya dingin yang penuh dengan hawa pembunuhan, pelan-pelan dia berjalan menghampiri si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng.

   Bergidik juga hati Thi sah ciang Ban Kwan seng sesudah menyaksikan paras muka Im Yan cu yang menggidikkan hati itu, diam-diam pikirnya.

   "Aduh celaka, malam ini aku benar-benar sudah salah melihat ...."

   Ternyata dia mengira Im Yan cu adalah seorang gadis yang sama sekali tidak mengerti ilmu silat sehingga segenap perhatiannya dipusatkan pada Kanglam siang hou berdua, dalam anggapannya kedua orang lelaki itu pasti dapat diatasi dengan mengandalkan kepandaian silat yang dimilikinya.

   Tapi sesudah mendengar Kanglam sianghou melaporkan namanya seketika itu juga hatinya menjadi dingin separuh, tapi satu ingatan segera melintas pula di dalam benaknya, dia berniat untuk membekuk gadis itu dan menjadikannya sebagai sandera dalam usahanya melarikan diri nanti.

   Tetapi sekarang, ia sudah tahu sampai dimanakah taraf kepandaian silat yang dimiliki gadis itu, bahkan jauh mengungguli kemampuan Kanglam siang hou, bisa dibayangkan betapa terkesiapnya hati orang ini.

   Sekujur badan si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng gemetar sangat keras, menyusul gerak tubuh Im Yan cu yang mendesak maju ke depan, dia mundur terus berulang kali....

   Udara disekeliling tempat itu segera diliputi oleh suasana seram dan mengerikan hati...

   Mendadak...

   Si pukulan pasir besi Ban Kwan seng miringkan badannya ke samping, lalu setelah bertekuk pinggang, tangan kanannya diayunkan ke depan menghajar dada Sian hong kek Ho Gi.

   Serangannya dilakukan cepat dengan kekuatan yang dahsyat, terasa desingan angin tajam yang memekikkan telingan menderu- deru.

   Sian hong kek Ho Gi termasuk juga seorang jagoan yang berdarah panas, melihat datangnya ancaman tersebut bukan mundur, dia malah maju ke depan, kakinya berputar seperti angin puyuh, tangan kirinya membalik dan menggunakan ilmu Ki na jiu hoat, dia cengkeram urat nadi pada pergelangan tangan kanan lawan.

   Sebetulnya serangan yang dilancarkan si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng terhadap Sian hong kek tadi tak lebih cuma sebuah gertak sambal belaka, baru saja telapak tangan kanannya didorong ke muka, buru- buru dia membuyarkan kembali ancaman tersebut, tangan kirinya balik dibuang ke belakang dan menghantam ke arah 644 Pek lui jiu Ho Kian yang berada disebelah kanan dengan sebuah pukulan maha dahsyat.

   Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu, lantas menyelinap keluar melalui celah-celah diantara Kanglam siang hou.

   Sian hong kek Ho Gi adalah seorang ahli dalam ilmu meringankan tubuh, sudah barang tentu ia tidak membiarkan lawannya melarikan diri dengan begitu saja, baru saja si pukulan pasir besi Ban Kwan seng hendakmenggerakan badannya, bayangan manusia tampak berkelebat lewat, Sian hong kek sudah menghadang dihadapan mukanya sambil mendorongkan telapak tangan kanannya dengan sebuah pukulan aneh.

   "Blammm....!"

   Terjadi suatu benturan nyaring yang amat memekikkan telinga... Bahu kiri si pukulan pasir besi Ban Kwan seng kena terhajar telak sehingga mundur dengan sempoyongan.

   "Uaakk !' ia muntah kan darah segar, mukanya pucat pias, kulit mukanya berkerut kencang menahan penderitaan yang sangat hebat. Sian hong kek Ho Gi merasa terkejut bercampur tercengang juga ketika dilihatnya serangan yang dia lancarkan sama sekali tidak berhasil membinasakannya. Pek lui jiu Ho Kian sudah terlanjur membenci manusia durjana ini, ketika menyaksikan Pukulan pasir besi Ban Kwan seng mundur ke arahnya dengan sempoyongan, sepasang telapak tangannya segera didorong ke depan dengan cepat. Segulung tenaga pukulan yang sangat dahsyat bagaikan gulungan ombak di tengah samudra langsung menggulung dan menghantam jalan darah penting di seluruh tubuhnya. Seandainya tubuh si Putkulan pasir besi Ban Kwan seng terhajar oleh serangan angin puyuh yang dilancarkan Pek lui jiu Ho Kian niscaya dia akan tewas seketika. Tapi, umat persilatan kebanyakan memang suka menggunakan akal licin atau tipu muslihat untuk merobohkan lawannya. Tiba-tiba terdengar Pukulan pasir besi Ban Kwan seng memperdengarkan suara tertawa liciknya yang penuh dengan rasa bangga, secepat kilat tubuhnya melejit ketengah udara, seperti seekor burung rajawali, ia melompati dinding rendah halaman dan melayang pergi. Ternyata pukulan pasir besi Ban Kwan seng sama sekali tidak menderita luka yang parah oleh serangan dari Sian hong kek Ho Gi tadi, akan tetapi dia adalah seorang manusia licik yang banyak tipu muslihatnya, dia tahu andaikata ia tak belagak luka parah, nyawanya pasti akan beralnir hari ini. Itulah sebabnya setelah terhajar oleh serangan Sian hong kek tadi, dia memaksa hawa murninya mendesak ke dada yang berakibat darah muntah keluar, dikala tubuhnya mundur dengan sempoyongan inilah dia mencari peluang untuk meloloskan diri dari sana. Orang bilang diluar langit masih ada langit, diatas manusia tangguh masih terdapat manusia tangguh lainnya. Walaupun Pukulan pasir besi Ban Kwan seng menganggap perhitungannya lumayan hebat, tapi justru ada orang yang jauh lebih cerdas daripada dirinya. Sewaktu tubuh Pukulan pasir besi Ban Kwan seng hampir mencapai atas dinding pekarangan, entah sejak kapan, tahu-tahu Im Yan cu bagaikan sukma gentayangan sudah berdiri diatas dinding pekarangan tersebut. Sepasang tangannya segera diayunkan ke depan berulang kali, diantara sentilan jari-jari tangannya, sepuluh gulung desingan angin tajam yang membawa serangan mematikan langsung meluncur ke muka dan menghajar jalan darah kemantian di tubuh Pukulan pasir besi Ban Kwan seng. Betapa terkesiapnya Pukulan pasir besi Ban Kwan seng ketika menyaksikan ImYan cu sudah berdiri tegak dihadapannya, belum habis jeritan kagetnya dipancarkan... Ke sepuluh gulung desingan angin tajam itu sudah menghajar sepuluh buah jalan darah kematian di atas tubuhnya, darah segar 646 memancar keluar bagaikan pancuran, tak sempat mendengus lagi ia mati secara mengenaskan di tangan Im Yan cu. Badannya mencelat ke tengah udara dan "Blaaamm!"

   Terbanting keras di atas tanah. Selesai membereskan nyawa pukulan pasir besi Ban Kwan seng, dengan enteng Im Yan cu melayang turun ke atas tanah, lalu katanya dengan suara lirih.

   "Saudara Ho, tolong kau bereskan jenazah orang ini, daripada nantinya pelayan itu geger"

   Sebenarnya Kanglam Sianghou masih termangu setelah menyaksikan Im Yan cu membunuh Pukulan pasir besi Ban Kwan seng dengan lima jarinya, mereka menjadi kaget setelah menyaksikan Im Yan cu tahu-tahu berdiri dihadapannya, kesempurnaan ilmu meringankan tubuhnya itu ibaratnya sukma gentayangan saja.

   Dengan wajah penuh penyesalan, Pek lui jiu Ho Kian berkata.

   "Andaikata bukan nona, hampir saja orang ini melarikan diri dari sini.... Im Yan cu amat murung, ia berkata. 'Sekarang jejak kita sudah ketahuan, sebentar lagi segala macam kerepotan akan berdatangan, yang paling menguatirkan adalah keadaan luka yang diderita engkoh Hong ...." 'Kau tak usah kuatir nona Im"

   Kata Pek lui jiu Hoo Kian dengan penuh rasa percaya pada diri sendiri.

   "luka yang diderita Ku sauhiap sudah pasti akan di sembuhkan orang"

   Pikiran dan perasaan Im Yan cu saat ini sudah dibikin bingung oleh keadaan luka dari Ku See hong, oleh karena itu ia tak bisa menangkap maksud lain di balik ucapan tersebut, setelah menghela napas sedih, pelan-pelan ia berjalan masuk ke dalam ruangan.

   Enam buah lilin menerangi ruangan tersebut, membuat setiap bagian ruangan itu menjadi terang benderang.

   Ku See hong berbaring di atas pembaringan kayu dengan wajah pucat keemas-emasan, sama sekali tiada warna darah yang menghiasi wajahnya, palagi sesudah disiksa selama berapa hari oleh pukulan beracun Hou kut jian hun im kang, tubuhnya benar-benar sudah dibikin kurus sekali hingga seakan-akan berubah menjadi dua orang yang berbeda.

   Kini dada Ku See hong sudah mulai naik turun tak menentu, gejala seseorang yang hampir mendusin, berarti saat baginya untuk menerima siksaan yang keempat dari ilmu pukulan Hou kut jian hun im kang sudah hampir dimulai...

   Im Yan cu mengambil selembar kursi dan duduk disamping pembaringan Ku See hong, matanya yang indah telah basah oleh ari mata, ia sedang menatap wajah Ku See hong tanpa berkedip.

   Dalam hati kecilnya sekarang sudah timbul suatu firasat tak baik, dia tahu kalau pemuda itu tiada harapan lagi, maka sewaktu Ku See hong sadar nanti, dia tak akan melepaskan kesempatan yang sangat baik itu untuk berbicara dengannya.

   Bila Ku See hong sedang mengalami suatu siksaan yang teramat keji akibat pukulan beracun yang diterimanya, hal mana selalu berlangsung dalam satu jam lebih, karena waktu selama satu jam adalah waktu yang dibutuhkan racun dingin Hou kut jian hun im kang untuk merembes ke dalam tubuh.

   Selama satu jam ini seluruh badannya tak akan merasakan penderitaan apa-apa, tapi seluruh badannya akan menjadi lemas dan sama sekali tak bertenaga.

   Mendadak ....

   Dari dalam tubuh Ku See hong mengeluarkan suara gemerutuk yang aneh sekali...

   ---odwo---

   Jilid 20 MENYUSUL kemudian terdengar suara dengusan lirih, sepasang matanya yang terpejam itu pelan-pelan dibuka kembali.

   Pandangan pertama yang terlihat olehnya adalah dua baris air mata yang membasahi pipi Im Yan cu.

   Bibir Ku See hong segera bergetar pelan-pelan perdengarkan suara helaan napas sedih..Helaan napas tersebut mengartikan pula sebagai suatu keputus- asaan .....

   "Engkoh Hong, Kau telah mendusin?"

   Tegur Im Yan cu sambil menahan sesenggukan. Dua butir air mata sempat jatuh berlinang membasahi wajah Ku See hong, ia menggerakkan bibirnya dan berkata lirih.

   "Adik Im, aku sudah tak punya lagi, terima kasih banyak atas perlindunganmu selama beberapa hari ini, meski aku tak dapat membayar budi kebaikanmu pada kehidupan ku sekarang, dalam penitisan yang akan datang pasti akan kubayar lunas"

   Im Yan cu sedih sekali, katanya dengan lirih.

   ' Engkoh Hong, kau pasti tertolong, kau tak bakal mati, seandainya kau benar-benar mati, akupun tak ingin hidup lebih lanjut didunia ini....

   Ketika untuk pertama kali bersua dengan Im Yan cu, sebenarnya ia tidak menaruh kesan baik terhadap gadis ini, tapi semenjak ia terluka, kesan mana sudah berubah sama sekali, sebagai gantinya adalah rasa cinta yang amat tebal.

   Hal ini tak bisa dibilang gadis yang di jumpai Ku See hong lantas dicintai, selama hidupnya perempuan yang paling berkesan di dalam benaknya adalah Keng C in sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay.

   kemudian adalah Him Ji im putri kesayangan gurunya Bun ji koansu.

   Terhadap gadis kedua ini, sebenarnya ia sama sekali tidak menaruh rasa cinta, tapi berhubung ia salah menduganya sebagai 649 Keng Cin sin sehingga melakukan hubungan senggama dengannya, setelah kejadian itu dia merasa berkewajiban untuk bertanggung jawab.

   Yang paling akhir adalah Im Yan cu, dia mencintainya karena gadis itu amat baik kepadanya, mencintainya dengan sungguh hati sehingga membuat dia terharu dan menimbulkan perasaan cinta didalam hatinya.

   Dari ketiga orang gadis tersebut, hampir semuanya mempunyai alasan baginya untuk mencintainya, mungkin Thian telah mengatur cinta segitiga yang rumit ini, tapi dapatkah seorang lelaki yang mencintai tiga orang gadis bisa hidup bahagia...

   ? oooo0dw0oooo BAB 30

   "ADIK IM, buat apa kau meski berbuat demikian?"

   Kata Ku See hong amat pedih "bila kau sampai berbuat demikian, bagaimana mungkin arwahku bisa hidup tenang di alam baka?"

   Im Yan cu menangis terisak setelah mendengar perkataan itu, suaranya memedih kan hati ....

   pada saat itu....

   Dari bawah wuwungan rumah mendekap sesosok tubuh manusia, tatkala ia menyaksikan keadaan Ku See hong yang mengenas-kan, diam-diam air matanya bercucuran, ia merasa hatinya amat sakit, bahkan sedihnya melebihi kesedihan yang mencekam perasaan Im Yan cu.

   Tiba-tiba Im Yan cu berkata.

   "Engkoh Hong, bersabarlah untuk menerima siksaan untuk terakhir kalinya, besok malam aku pasti akan berusaha untuk menyembuhkan dirimu dari penyakit terkutuk ini"

   Bayangan manusia yang berada di bawah wuwungan rumah itupun bergumam dalam hati kecilnya.

   "Engkoh Hong, kau pasti dapat sembuh, tapi yang diucapkan adik Im memang benar, kau pasti dapat sembuh kembali ....' Ketika mendengar perkataan itu, diatas wajah Ku See hong yang pucat segera tersungging sekulum senyuman getir, katanya.

   "Adik Im, kau jangan berpikir bodoh, Hou kut jian hun im kang sudah merasuk kedalam tulangku, tiada obat di dunia ini yang dapat menyembuhkan diriku lagi"

   Air mata jatuh bercucuran membasahi wajah bayangan manusia dibawah wuwungan rumah itu, diam-diam ia berpekik dihati.

   "Dapat! Pasti dapat! Masih ada semacam obat di dunia ini yang bisa memunahkan pengaruh racun Hou kut jian hun im kang tersebut.....' Sementara itu Im Yan cu merasa putus asa pula, setelah mendengar ucapan Ku See hong yang putus asa itu, pikirnya.

   "Apakah dalam dunia ini benar-benar tiada semacam obat atau ilmu silat yang bisa digunakan untuk memunahkan pengaruh ilmu pukulan Hou kut jian hun im kang?"

   Satu ingatan melintas didalam benak Im Yan cu, dengan nada bersungguh-sungguh dia segera berseru.

   "Engkoh Hong, ada, pasti ada semacam obat yang bisa menyembuhkan penyakitmu itu"

   Ketika Ku See hong menyaksikan Im Yan cu berkata dengan nada meyakinkan, segera timbul satu ingatan untuk mempertahankan hidup dalam hatinya, sesungguhnya dia sendiripun enggan disuruh mati dengan begitu saja, sebab dendam kesumatnya belum dibalas, beberapa persoalan pun belum sempat diselesaikan.....

   Sekulum senyuman yang tenang segera tersungging diujung bibir Ku See hong, katanya.

   "'Adik Im, obat apakah itu? Dapatkah kau beritahukan kepadaku?" .

   "Thian hong im yang sincu!'' "Thian hong im yang sin cu!' ulang Ku See hong. Ditinjau dari pertanyaan yang diulang tersebut, halmana menunjukkan kalau dia pun tak tahu apa kegunaan dari mutiara mestika Thian hong im yang sin cu tersebut. ' Benar"

   Sahut Im Yan cu dengan nada meyakinkan.

   "benda ini adalah mutiara mestika Thian hong im yang sin cu, mutiara tersebut bisa digunakan untuk memunahkan pengaruh racun Hou kut jian hun im kang"

   "Adik Im, apakah kau mempunyai mutiara mestika tersebut?' 'Tidak punya, tapi besok malam pasti akan kudapat"

   Sementara itu bayangan manusia dibawah wuwungan rumah tersebut sedang menbatin di hati. ' Adik Im, besok malampun kau jangan harap bisa mendapatkan mutiara mestika itu". Dalam ruangan Ku See hong sedang bertanya dengan nada tidak mengerti.

   "Adik Im, apa maksud perkataanmu itu? ' Maka Im Yan cu lantas menceritakan apa yang didengarnya dari Pek lui jiu Ho Kian mengenai manusia berkerudung warna warni (Jui sim kiamcu) dan Hiat mo bun yang menyangkut soal mutiara Thian hong im yang sin cu serta kitab pusaka tersebut. Selesai mendengar kisah mana, Ku See hong menghela napas sedih, katanya kemudian.

   "Tidak kusangka dalam dunia persilatan telah muncul seorang Pendekar aneh seperti ini, aaai! sayang nyawaku sudah hampir berakhir, kalau tidak, aku sangat berharap bisa berjumpa dengannya' Dalam pada itu manusia dibawah wuwungan rumah itu kembali bergumam seorang diri.

   "Engkoh Hong, kau pasti dapat berjumpa dengannya, tapi selama hidup kau tak akan menjumpai raut wajah aslinya lagi, karena raut wajah aslinya telah mengikuti orangnya, sudah mati lama sekali...."

   Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berkata dengan sedih.

   "Engkoh Hong, apakah kau menganggap dirimu sudah tiada harapan lagi untuk melanjutkan hidup?"

   "Tidak mungkin! Tidak mungkin! Sekali pun berhasil merampas mutiara Thian hong im yang sin cu serta kitab pusaka itu, untuk menyembubkan luka akibat pukulan Hou kut jian hun im kang pun sangat tipis sekali harapannya' ngkoh Hong, seandainya harapan ini tidak berhasil, masih ada harapan lainnya.

   "Adik Im, harapan apakah itu?"' tanya Ku See hong sambil tersenyum lemah.

   "Engkoh Hong, sendainya kau dapat bertahan selama lima hari lagi, harapan tersebut akan menjadi kenyataan"

   Ku See hong menghela napas sedih, katanya.

   'Hou kut jian hun im kang sudah tiga hari menyiksa diriku secara keji, sebentar dia akan menyiksaku untuk ke empat kalinya, bila aku sudah menderita tujuh kali, seluruh badanku akan berubah menjadi cairan darah kental, bagaimana mungkin aku bisa bertahan selama lima hari lagi?"

   "Justru kami berharap bisa terjadi suatu keajaiban, kau bisa bertahan selama beberapa hari lagi' "Keajaiban? Keajaiban....? Bukankah hal mana sama artinya dengan pasrah kepada nasib?' kata Ku See hong tertawa. 'Engkoh Hong, kau pasti akan menjumpai suatu keajaiban'. Kembali Ku See hong tertawa.

   "Aaah itu cuma khayalanmu belaka' Setelah mendengar semua pembicaraan tersebut, Ku See hong benar-benar sudah putus harapan, maka ia tak mau memper-cayai setiap persoalan yang disodorkan kepada dirinya. 'Engkoh Hong, sungguh! Kau pasti dapat!"' kembali Im Yan cu berseru dengan polos. Ku See hong enggan berdebat dengannya, ia berkata kemudian sambil tertawa. ' Adik Im, lantas kau ingin berkata apa lagi'.

   "Engkoh Hong, maksudku asal kau dapat bertahan selama lima hari lagi, aku akan menggantarmu ke tebing Hay jin gay dan minta suhuku untuk menyembuhkan lukamu itu' "Tebing Hay jin gay..? Hay jin gay...?"

   Ku See hong mengulang dengan perasaan bergetar keras. Dengan perasaan tidak habis mengerti Im Yan cu bertanya.

   "Engkoh Hong, kaupun mengetahui tentang suatu tempat yang bernama Hay jin gay? Ku See hong hanya mengiakan tanpa menjawab pertanyaan itu, sementara pikiran nya kembali terjerumus kedalam lamunan. Suasana dalam ruanganpun segera tercekam dalam keheningan yang luar biasa... Sementara itu Pek lui jiu dan Sian hong kek telah berjalan ke sisi pembaringan, tapi setelah menyaksikan Ku See hong termenung dengan tenang, merekapun turut termenung pula. Im Yan cu sendiri, ketika dilihatnya Ku See hong sama sekali membungkam, dia lantas bertanya.

   


Pusaka Pedang Embun -- Sin Liong Legenda Kelelawar -- Khu Lung Darah Ksatria Harkat Pendekar -- Khu Lung

Cari Blog Ini