Dendam Sejagad 15
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung Bagian 15
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya dari Khu Lung
"Aku tak akan berbicara, aku tak akan berbicara, mau apa kau?"
Bentak Ku See hong dengan marah. Perempuan berambut putih itu mengangkat tangan kanannya yang putih lalu mengancam.
"Jika kau tidak berbicara lagi, lonio akan segera menghajar batok kepalamu sampai hancur"
Ku See-hong tertawa sedih.
"Ilmu silat yang dimiliki aku orang she Ku tak bisa menangkan orang, biar matipun aku tak akan menyesal, tapi caramu memaksa orang sungguh membikin hati tak puas."
Memdengar perkataan itu, perempuan berambut putih tersebut menjadi tertegun, rupanya senyuman sedih yang menghiasi wajah Ku See hong sekarang diliputi kekecewaan, kepedihan hati dan kekesalan, sebagai seorang yang pernah merasakan hal tersebut, 837 tentu saja perempuan berambut putih itu dapat menyelami sampai dimanakah perasaan orang.
Mendadak dia merubah nada suaranya menjadi jauh lebih lembut, ujarnya pelan.
"Siapakah kau? Mengapa kenal dengannya? Kini bagaimanakah keadaannya?"
Pertanyaan yang diucapkan secara beruntun itu kontan saja membuat Ku See hong menjadi bingung, lantas siapakah perempuan ini? Dalam pada itu perempuan berambut putih itu sudah mengendorkan cengkeraman nya pada persendian tulang kanan Ku See hong.
Dengan suara lantang anak muda itu segera menjawab.
"Aku adalah Leng bun koay seng Ku See hong, mengenai dua pertanyaan berikutnya maaf kalau aku tak sanggup memberi jawaban."
Begitu mendengar nama si anak muda tersebut, paras muka perempuan berambut putih itu berubah hebat segera bentaknya keras-keras.
"Kau ..... kau adalah murid Bun ji koan su"
Sewaktu mengucapkan perkataan tersebut, seluruh badannya gemetar keras, seakan-akan hatinya merasa terperanjat sekali. Ku See-hong menjadi sangat keheranan setelah menyaksikan keadaannya itu, seru nya dengan lantang.
"Ya, betul, guruku adalah Bun ji koan su"
Hawa napsu membunuh yang mengerikan dengan cepat menyelimuti seluruh wajah perempuan berambut putih itu, bentaknya keras-keras.
"Gurumu si setan tua itu kini .... kini berada dimana? Cepat katakan!"
Ku See-hong semakia terperanjat lagi, belum pernah ada orang yang berani memaki gurunya, lantas siapa perempuan ini? Mengapa wajahnya berubah menjadi begitu mengerikan setelah mengetahui kalau dia adalah murid Bun-ji-koan-su? Berpikir sampai disitu, anak muda tersebut mendengus dingin, kemudian katanya dengan suara ketus.
"Siapakah kau? Berani benar memaki guruku dengan kata-kata begitu tak sopan! ' Perempuan berambut putih itu tahu kalau terhadap manusia macam Ku Sue hong, ia tak boleh bersikap kelewat mendesak, terpaksa tanyanya dengan suara gemetar.
"Apakah gurumu... gurumu tak pernah menyinggung tentang Lo nio-- aaah! Dia tak akan berbuat demikian, dia tak akan berbuat demikian, dia adalah lelaki yang tak punya liangsim... Setelah mendengar perkataan itu, Ku See hong baru merasa terperanjat, dia segera berseru tertahan..
"Kau.. kau.... kau adalah guru Im Yan cu Seng sim cian li (perempuan suci berhati mulia) Hoa Soat kun locianpwe?"
Yaa benar, perempuan berambut putih ini memang Seng sim cian li Hoa Soat -kun, kekasih Bun ji koan su yang diceritakan kakek itu menjelang saat ajalnya.
Begitu mendengar Ku See hong dapat menyebutkan namanya, hal ini membuktikan kalau Bun ji koan su belum melupakan dirinya Seng sim cian li Hoa Soat kun, segera terbayang kembali akan kenangan lamanya "Ku See hong!"
Serunya kemudian dengan suara gemetar.
"Kau tahu tentang kejadian masa lampauku? Sekarang dia berada dimana? Cepat beritahu kepadaku! Lo nio hendak mencarinya untuk membuat perhitungan"
Pada mulanya Ku See hong tidak tahu, siapakah perempuan berambut putih itu, sekarang dia sudah tahu bahwa orang ini adalah 839 orang yang dipesan gurunya menjelang saat ajalnya sebagai gurunya yang kedua Seng sim cian li Hoa Soat kun.
Sampai dimanakah sedihnya tragedi cinta yang dialami perempuan ini, Ku See hong sudah mengetahui dengan jelas, dia menaruh raga simpatik yang mendalam terhadap Seng sim cian li ini, memandang rambut panjangnya yang telah beruban, pemuda itu semakin tahu kalau dalam masa lima puluh tahun yang panjang ini, entah berapa banyak kesedihan dan kemurungan yang dialaminya.
Tapi dia pun tahu, perempuan itu pasti belum pernah melupakan gurunya, bisa jadi setiap saat setiap waktu ia masih teringat akan dirinya, tapi kini, gurunya sudah tidak berada dalam dunia lagi.
Berpikir sampai disitu, tak dapat dibendung air mata Ku See hong jatuh bercucuran membasahi wajahnya, dengan sedih dia berkata.
"Hoa locianpwe, guruku telah meninggal kan dunia ini sejak setahun berselang"
Berita ini disambut oleh Seng sim ciang li Hoa Soat kun bagaikan sambaran guntur ditengah hari bolong, dia memang sangat mencintainya, tapi wataknya yang aneh telah mengendalikan kesemuanya itu, mendadak saja perempuan itu memperdengarkan suara tertawa aneh yang tajam, seram dan amat memekikkan telinga.
Suara tertawanya itu penuh mengandung kesedihan yang memilukan hati, seperti ibu yang menangis kematian anaknya, seperti juga jeritan monyet diselat Wu shia, memilukan, mengharukan dan sanggup membuat setiap orang turut mengucurkan air mata.
Mendadak ia berhenti tertawa.
Setelah itu dengan wajah sedingin es Seng sim cian li Hoa soat kun berkata dingin.
"Apakah manusia yang tidak berperasaam itu berpesan kepadamu agar datang untuk memenuhi janjinya yang diucapkan pada lima puluh tahun berselang?"
"Tidak! Tidak!"
Sahut Ku See hong cepat.
"harap locianpwe jangan salah paham, suhu ku bilang dia sangat mencintaimu."
Ucapan mana kembali disambut oleh Seng sim cian li Hoa Soat kun dengan gelak tertawa yang menyeramkan.
"Betul-betul seurang manusia yang tak punya liangsim, tampaknya dia pun berhasil mendidik seorang murid yang tak punya liangsim juga seperti kau?, hmmm, bagaimana keadaan Im Yan cu sekarang? Cepat katakan! Kalau tidak, aku akan segera membinasakan dirimu."
Sejak tahu kalau perempuan ini adalah calon gurunya, terhadap bentakan maupun umpatan dari perempuan tersebut boleh di bilang ia tidak mengambil perduli.
Selain itu dia juga tahu kalau wataknya yang aneh sebagian besar timbul akibat patah hati yang dialaminya dulu, dalam hal ini, suhunya pernah mengutarakan perasaan menyesal yang mendalam, bahkan menjelang ajalnya dia masih sempat berpesan agar ia jangan kelewat berbuat kasar hingga melukai hatinya lagi.
Maka setelah mendengar perkataan itu, Ku See hong berkata dengan perasaan sedih.
"Hoa cianpwe, Im moay sudah terkena racun cabul orang jahat, enam hari lagi jiwa nya akan melayang"
"Racun apakah itu? Cepat katakan!"
Bentak Seng sim cian li Hoa Soat kun dengan suara keras. Agak memerah paras muka Ku See hong sahutnya sedikit tergagap.
"Obat itu Adalah ......"
Sesungguhnya dia merasa malu untuk mengucapkan hal yang sebenarnya. Dengan perasaan gelisah, Seng sim cian li Ho Soat kun mendesak lebih jauh.
"Obat apa? ayo katakan cepat!' Ku See hong tahu bahwa obat tersebut harus diberitahukan dengan secepatnya, terpaksa diapun berkata. bat beracun itu adalah Im hwee si hun wan!"
"Apa? Im hwee si hun wan?"
Jerit Seng sim cian li Hoa Soat kun dengan perasaan kaget.
"Ya, dia kena dipaksa minum obat tersebut oleh Hu kaucu dari Ban sia kau, yakni si Pedang ular perak Ciu Heng thian!' "Jadi kalau begitu antara kau dengan dia?"
Ku See hong mengerti apa yang dimakud oleh perempuan tersebut, maka, jawabnya cepat dengan suara lantang.
"Adik Im menaruh budi kebaikan kepadaku, tentu saja aku pun tak dapat berpeluk tangan belaka membiarkan dia mati, tak usah kuatir locianpwe, aku bukan seorang yang melupakan budi, aku bertekad akan bertanggung jawab atas perbuatanku ini."
Tadi, Seng sim cian li Hoa Soat kun masih merasa kuatir apabila keperawanan Im Yan cu terjatuh ke tangan orang lain, legalah hatinya setelah mendengar pengakuan dari pemuda tersebut.
Akan tetapi dia pun menahan napas lagi dengan amat sedihnya, karena dia tahu pil Im hwee si hun wan itu terlampau jahat, dia sendiripun tidak berkeyakinan dapat memunahkan pengaruh dari racun tersebut...
Mendadak...
Seng sim cian li Hoa Soat kun tertawa dingin, kemudian serunya dengan nada menyeramkan.
"Betul-betul seorang lelaki tak kenal budi yang pandai membujuk rayu, kalau kau mengatakan mencintai dia, mengapa kau masih menyebut nama Keng Cin sin? Siapa kah dia?"
Ternyata sewaktu Ku See hong selesai membaca surat tersebut dan sedang termenung sambil melamun tadi, secara diam-diam Seng sim cian li Hoa Soat kun sudah menyelinap datang dibelakang tubuhnya, oleh sebab itu semua tindak tanduk maupun ucapannya dapat didengar olehnya dengan amat jelas.
Mendengar ucapan tersebut, paras muka Ku See hong berubah hebat, lalu sahutnya agak tergagap.
"Keng Cin sin itu seorang yarg kucintai, dia adalah gadis yang pertama kali kucintai, sayang nasibnya terlampau menyedihkan.."
Tidak menanti pemuda itu menyelesaikan kata-katanya, Seng sim cian li Hoa Soat kun telah menukas dengan suara yang keras.
"Kau lelaki tak berperasaan, apakah kau anggap lantaran dia sudah tak ada harapan lagi untuk ditolong, maka setelah merenggut kehormatannya, sekarang hendak mengejar perempuan lain? Tadi kau masih bilang akan bertanggung jawab? Hmmmm, selama ini lo nio tidak akan membiarkan manusia macam kau untuk hidup lebih jauh"
"Locianpwe harap kau bersedia uutuk mempercayai aku, aku bukan manusia seperti itu, karena aku tak mampu untuk memunahkan racun Im hwee si hun wan yang bersarang dalam tubuhnya, maka aku baru lari kesana kemari sambil berusaha untuk mencari orang yang dapat menyembuhkan penyakitnya itu."
"Apakah racun Im hwe si hun tan yang di dapnya baru kambuh satu kali?' "Yaa, tengah hari tadi baru kambuh sekali, apakan locianpwe dapat menyembuhkan penyakit itu?"
Seng sim cian li Hoa Soat kun segera tertawa dingin.
"Bisa ditolong atau tidak, apa sangkut pautnya dengan dirimu? Heeehh... heeehh... heeeehhh... toh kau lebih senang jika dia bisa sekalian mampus bukan?"
"Hoa locianpwe, apakah kau benar-benar begitu tak percaya dengan diriku?"
"Tak usah banyak bicara lagi"
Bentak Seng sim cian li Hoa Soat kun dengan gusar.
"cepat serahkan dia kepadaku, untuk sementara waktu lo nio akan mengampuni selembar nyawamu untuk malam ini."
Ku See hong menghela napas sedih.
"Aaaaai Hoa cianpwe, Im Yan cu sudah menjadi istriku, bila kau tidak yakin bisa menyembuhkan lukanya, aku tak akan membiarkan kau untuk membopongnya!"
Mendengar ucapan mana, Seng sim cian li Hoa Soat kun segera tertawa seram.
"Heeeh...heeehh... heeeeh....siapa bilang kalau murid kesayanganku ini adalah istrimu? Malam ini tampaknya lo-nio harus memberi pelajaran sebaik-baiknya kepada mu!"
"Hoa cianpwe, harap kau sudi memandang diatas wajah guruku untuk mengijinkan boanpwe membawanya mencari penyembuhan!"
Pinta Ku See hong dengan merengek. Sekala lagi Seng sim cian li Hoa Soat kun tertawa seram.
"Heeehh...heeehhh...heeeeh... kau si bocah keparat betul-betul tak tahu diri, guru setanmu itu adalah musuh besarku yang paling kubenci, kini dia sudah mampus, maka aku hendak membuat perhitungan lebih dulu denganmu, kemudian baru pergi menghancur lumatkan tulang belulangnya."
"Hoa locianpwe, kau benar-benar tak berperasaan, padahal sebelum ajalnya suhu masih memperlihatkan rasa cintanya yang begitu mendalam terhadap dirimu."
Mendadak paras muka Seng sim cian li Hoa soat kun berubah hebat, tanyanya cepat.
"Apa yang telah dikatakan gurumu menjelang saat ajalnya?"
"Suhu boanpwe berpesan, apabila bertemu denganmu dikemudian hari, aku harus menyampaikan perasaannya kepadamu."
Seng sim cian li Hoa Soat kun mendengus dingin.
"Hmmm, coba kau katakan!"
Ku See hong bukan seorang bocah bodoh, sudah barang tentu diapun tahu kalau perempuan ini masih menaruh perasaan cinta terhadap gurunya, maka dengan suara lantang dia berkata.
"Suhu bilang. Dia menyesal sekali atas perbuatannya dulu, ia tidak seharusnya melukai hatimu dimasa itu, tapi sayang ajalnya sudah semakin dekat sehingga tak dapat menyampaikan rasa menyesalnya kepadamu agar kau menjatuhkan hukuman yang setimpal kepadanya.
"Tapi diapun bilang. Seandainya kau masih teringat dengan sakit hatimu dimasa lalu dan bertekad hendak membalas dendam, tulang belulangnya masih berada dalam kuil kuno Si hun bio, setiap saat kau boleh menghukum tulang belulangnya dan dia tak pernah akan mendendam.
"Akhirnya diapun berpesan, Kalau semasa masih hidupnya dulu ia tak dapat menerima cintamu, tapi setelah berada di alam baka, dia masih tetap akan mencintaimu, selalu mendoakan agar bahagia, moga-moga didalam penitisan yang akan datang, ia dapat merasakan kehidupan yang berbahagia dengan kau sebagai suami istri yang saling mencintai"
Paras muka Seng Sim cian li masih tetap sedingin es dan sama sekali tak berperasaan, padahal hatinya sudah ditusuk-tusuk oleh ucapan tersebut sehingga berlubang-lubang.
oooo0dw0oooo BAB 39 HATINYA kini sudah berlumuran darah kental yang meleleh dan menodai seluruh perasaannya.
Kesedihan yang terpendam dalam hati, betul-betul merupakan suatu penderitaan yang mendalam.
Walaupun dimasa lampau dia harus merasakan penderitaan dan siksaan batin akibat rasa cinta dan bencinya yang bercampur aduk, tapi setelah mendengar perkataan itu, dia bersedia untuk memaafkan kesalahannya, tapi sifatnya yang aneh serta jiwanya yang sempit membuat dia mengendalikan perasaan mana.
Ketika dilihatnya perempuan itu sama sekali tidak terpengaruh oleh perkataannya, maka ujarnya lebih jauh.
'Hoa cianpwe, aku tahu kalau perkataan itu semua diucapkan oleh suhu dari lubuk hatinya, orang bilang Burung yang hampir mati akan berpekik pilu, orang yang akan mati mengucapkan perkataan yang bajik, apalagi pada waktu itu suhuku diliputi kesedihan rasa menyesal menghiasi wajah nya, segala sesuatunya itu tak terlukiskan dengan perkataan apapun jua..Dia orang tua pun berpesan kepadaku.
"harap kau bisa membantunya untuk membalas dendam, tapi diapun tahu bahwa kau tak akan mengabulkan, oleh sebab itu pada akhirnya dia hanya minta kepadamu agar sudi menerimaku sebagai muridmu dan mempelajari ilmu Hay jin ciang..."
Mendadak paras muka Seng sim cian li Hoa soat kun berubah hebat, bentaknya keras-keras.
"Kau si bajingan laknat, tak nyana kalau kau pun mempelajari juga kelicikan dari gurumu itu, kau... cepat kau pergi dari sini! Malam ini lo nio tak ingin membunuhmu."
Didengar dari nada suaranya yang gemetar, jelas sekali betapa bergolaknya perasaan perempuan itu kini.
Dengan setengah memohon kembali Ku See hong berkata.
"Ho cianpwee, musuh besar guruku dan musuh besarku hanya bisa ditaklukkan oleh ilmu Hay jin ciang mu.
kumohon kepadamu sudilah kau wariskan kepandaian itu kepadaku!"
Ternyata Seng sim cian li Hoa Soat kun waktu itu sudah menaruh salah paham lagi terhadap Bun ji koan su.
dia menganggap orang itu tidak benar-benar menyesal, melainkan hanya berpikir demi kepentingan sendiri..
itulah sebabnya dia sengaja mengucapkan kata-kata semacam itu agar hatinya menjadi terharu.
Perlu diketahui, bila seseorang sudah menaruh perasaan cinta dan benci terhadap orang lain, seringkali dia menaruh semacam perasaan tak percaya terhadap perkataan dari kekasihnya, apalagi watak Bun ji koan su begitu dingin terhadap cintanya.
Maka setelah Ku See hong menyingkap kalau ia diminta mewariskan ilmu Hay jin ciang yang telah didalami dan diselami selama lima puluhan tahun itu, tak bisa dihindari lagi timbulnya perasaan curiga dalam hati kecilnya.
Dengan suara keras Seng sim cian li Hoa Soat kun membentak nyaring.
"Manusia laknat, mengapa kau tidak segera pergi ? Kalau kau tidak angkat kaki, jangan salahkan jika aku menghancur lumatkan pula tulang belulangmu sehingga harus menjadi bubur."
Buru-buru Ku See hong merogoh kedalam sakunya dan mengeluarkan sebuah bungkusan yang diletakkan diatas perut Im Yan cu, ketika bungkusan itu dibuka, ternyata isinya hanya sepotong kutungan pedang.
Dibawah cahaya sinar rembulan dan bintang, nampak kutungan pedang itu masih memancarkan cahaya tajam.
Dengan suara lantang kembali Ku See hong berkata.
"Hoa locianpwe, bila kau tidak percaya dengan suhuku, coba kau lihat, Inilah kutungan pedang pada lima puluh tahun berselang, sampai sekarang dia menyimpan nya dengan teliti, sebelum mati dia serahkan kutungan pedang itu kepadaku sambil berpesan. Dulu dia 847 telah mematahkan pedangmu, maka aku diperintahkan untuk menyambung kembali pedang tersebut hingga utuh kembali, agar bisa mengurangi rasa sedih mu dahulu.... Dalam sekilas pandangan saja Seng sim cian li Hoa Soat kun sudah dapat mengenali kembali kutungan pedang itu sebagai miliknya, rasa dendam dan amarahnya yang terpendam selama banyak tahun segera berkobar kembali, selapis cahaya hijau kebiru-biruan segera menyelimuti wajahnya, serentetan cahaya yang tajam dan penuh hawa pembunuhan pun segera mencorong keluar dari balik matanya.. Dia mendongakkan kepalanya lau tertawa seram... Mendadak tubuhnya menerjang kehadapan Ku See hong, lalu telapak tangan kanannya secepat kilat ditekan ke atas dada anak muda tersebut, sementara tangannya yang kiri dengan cepat menyambar ke tubuh Im Yan cu yang berada dalam bopongan anak muda itu. Mimpipun Ku See hong tidak menyangka kalau Hoa Soat kun bakal turun tangan sedemikian kejinya terhadap dia, belum sempat ingatan untuk menghindar lewat dalam benaknya, tahu-tahu dadanya sudah terasa sakit sekali, seluruh kekuatan yang ada dalam tubuhnya menjadi punah hingga tak berbekas, Im Yan cu yang berada di tangannya pun tahu-tahu sudah tidak berada lagi didalam pelukannya. Kembah berkumandang suara gelak tertawa panjang yang memilukan hati, seperti kuntilanak saling mengikik di tengah malam buta... Seng sim cian li Hoa Soat kun sambil membopong tubuh Im Yan cu sudah meluncur ke depan secepat sambaran kilat. Menanti kekuatan yang dimiliki Ku See hong telah pulih kembali, dia baru berteriak keras.
"Hoa cianpwe, kau hendak ke mana?"
Mendadak dari kejauhan sana berkuman-dang suara seruan sedih yang membawa nada kepiluan.
"Bocah cilik, bila lo nio tak dapat menyelamatkan jiwanya, aku pasti akan datang lagi untuk mencari dirimu!"
Suara itu berasal dari tempat kejauhan sana dan menggema tiba dengan tajamnya.
Setelah itu suasana pulih kembali.
Dalam keheningan yang menyeramkan dan menggidikkan hati...
Ditambah pula diatas tanah membujur dua sosok mayat dari pelindung hukum Ban sia kau, tanpa disadari telah menambah seram dan ngerinya suasana disitu...
Menyaksikan kesemuanya itu, Ku See hong hanya bisa memperdengarkan suara helaan napas panjang yang memedihkan hati.
Perasaannya sekarang adalah hampa, kosong dan tak tahu apa yang harus di perbuat, dia memandang ke angkasa menyaksikan awan yang berkuntum-kuntum dilangit, mendadak dari ujung langit, meleset lewat setitik cahaya bintang.
Dengan perasaan bergetar keras, dia segera berpikir.
"Lebih baik aku mencari wanita kerudung warna warni lebih dulu, coba kulihat apakah dia mampu untuk menyembuhkan keracunan akibat Im hwee si hun wan? Sekalian akau menyelidiki apakah dia adalah Keng C in sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay yang sudah mati atau bukan, jika dia bukan Keng Cin sin atau tak dapat menyembubkan keracunan dari Im Yan cu, aku akan mencari rumput Im cu cau tersebut sambil beradu nasib, siapa tahu kalau ucapan dari murid murtad Thi bok sin kiam Cu Pok adalah ucapan yang sebenarnya?"
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dengan cepat sekali Ku See hong mengambil keputusan, lalu dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sambaran petir dia melesat menuju kearah puncak tebing yang berlapis-lapis disebelah kiri sana.
Kurang lebih seperminum teh kemudian, Ku See hong telah memasuki tanah perbukitan tersebut, kemudian berhenti disebuah lembah dan mulai memperhatiken keadaan disekeliling sana dengan pandangan tajam.
Tapi suasana disitu amat sepi, hening dan tak kedengaran sedikit suarapun.
Angin malam berhembus kencang mendatangkan perasaan dingin bagi siapa pun yang merasakannya, bayangan pepo-honan yang memanjang ditanah seolah-olah cakar setan yang siap mencengkeram setiap orang yang datang untuk menghantar kematian.
Mendadak....
Suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang datang dari puncak bukit di sebelah kiri sana.
Ku See hong segera mendongakkan kepala dan menghela napas panjang, kemudian sambil mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dia bergerak menuju ke arah mana berasalnya suara jeritan tadi.
Berhubung selama berapa waktu belakangan ini dia harus merasakan empat kali siksaan dari ilmu beracun Hou kut jian hun im kang, hal mana membuat hawa darah Tee liong-hiat-poo yang terpendam dalam tubuhnya serta tenaga murni dari Bun- ji-koan su selama ratusan tahun menjadi melumer dan bercampur dengan hawa murninya, kesemuanya itu tanpa terasa telah menambah ketangguhan tenaga dalamnya.
Tampak tubuhnya bargerak secepat sambaran kilat, enteng seperti selembar kapas, setiap kali melompat puluhan kaki sudah dilalui tanpa terasa, kehebatannya berar-benar mengagumkan.
Kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya kini boleh dibilang tiada keduanya dikolong langit dewasa ini, mungkin 850 orang dalam dunia persilatan yang memiliki ilmu meringankan tubuh seperti itu pun sulit untuk ditemukan.
Tentu saja diantaranya termasuk juga jago-jago lihay seperti Seng sim cian li Hoa Soat-kun.
Perlu diketahui, Ku See-hong memiliki bakat yang bagus, di tambah pula sudah pernah makan obat mestika pembersih darah, hal ini membuat seluruh tubuhnya sudah berubah seolah-olah menjadi manusia lain, itulah sebabnya kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya sudah tak mungkin bisa ditandingi oleh siapa pun.
Dibawah cahaya rembulan dan bintang, tampak dia berkelebat seperti sambaran petir, sebentar melompat sebentar turun, makin lama semakin cepat, sepasang kakinya bagaikan tidak menempel diatas permukaan tanah saja, dengan kecepatan yang luar biasa tubuhnya meluncur terus kearah depan.
Dalam waktu singkat Ku See hong sudah tiba di depan sebuah selat yang sempit, ketila sorot matanya dialihkan ke depan.
Dilihatnya, seluruh selat sudah dipenuhi oleh bayangan manusia, bahkan di setiap setiap sudut dan tempat kegelapan pun seakan-akan berkumpul bayangan manusia dalam kelompok demi kelompok.
Menyaksikan hal itu, Ku See-hong segera berpikir.
"Tampaknya orang-orang itu adalah kawanan jago lihay dari berbagai daerah di dunia persilatan, mereka datang berkumpul mungkin saja dikarenakan kitab pusaka serta mutiara sakti Thian-hong-im yang sincu milik manusia berkerudung warna-warni itu, tapi mengapa ada juga sekelompak manusia yang cuma mendekam saja tak berkutik disini..."
Berpikir sampai disitu, dia lantas mengalihkan pandangan matanya ke arah lembah sempit tersebut, tak tahan dia segera memuji.
"Benar-benar sebuah lembah Yu-cui-kok yang indah menawan hati."
Lembah Yu cui kok dikelilingi oleh bukit yang tinggi dari tiga bagian, pepohonan tumbuh dengan suburnya, batuan cadas berserakan dimana-mana, dengan sebuah air terjun yang amat besar, kabut tebal hampir menyelimuti seluruh permukaan lembah tersebut .....
Di sebelah kanan air terjun tampak sebuah bangunan loteng yang dibangun menempel pada dinding bukit, rumput tebal tumbuh dengan suburnya dimana-mana.
Jembatan batu dengan pagar bambu, kolam teratai dengan aneka bunga, semua nya menambah keindahan tempat itu.
Ketika angin malam berhembus silir semilir, terendus bau harum bunga yang menyegarkan.
Di depan sana terdapat sebuah kolam berbentuk separuh rembulan yang luasnya tiga kaki yang persis mengelilingi bangunan loteng tersebut, aneka bunga teratai tumbuh ditepi kolam, air yang jernih dengan riak yang kecil membuat suasana disitu makin mempersonakan hati.
Tempat itu, tak malu disebut sebagai sorga dunia.
Ditengah-tengah kolam terdapat sebuah jembatan bambu berbentuk setengah busur, pada ujung jembatan terkapar bersosok-sosok mayat yang berserakan dimana-mana, mungkin orang orang itu hendak menyerbu ke dalam jembatan bambu itu tapi berhasil dibinasakan orang.
Ku See hong memandang sekejap ke arah mayat-mayat yang berserakan di mana-mana, hatinya amat terkesiap, sebab sebagian besar dari mayat itu tewas dengan batok kepala yang hancur dan isi benak yang berserakan dimana- mana, jumlahnya tiga empat puluh orang lebih.
Pada saat inilah dia baru mengerti, apa sebabnya kawanan jago persilatan yang berada di sekeliling tempat itu tak berani maju ke depan dan melakukan penyerbuan.
Suasana di dalam bangunan berloteng itu amat hening, sepi dan tak kedengaran sedikit suarapun..
Lembah sempit yang penuh diliputi suasana seram ini seakan- akan telah dilapisi oleh hawa pembunuhan yang membuat hati orang merasa amat bergidik...
Ku See hong merasa terkejut bercampur tercengang, empat penjuru sekeliling bangunan loteng itu sama sekali tak nampak seorang manusia pun yang melakukan penjagaan, tapi anehnya mengapa kawanan jago persilatan itu tak seorang pun yang berani melakukan tindakan secara gegabah....
Disaat Ku see hong masih merasa terkejut bercampur keheranan itulah, mendadak tampak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat dan mendekati tempatnya berdiri.
Ku See-hong memiliki tenaga dalam yang sempurna dengan ilmu silat yang amat tinggi, pendengarannya tajam sekali, begitu mendengar suara desingan, dia segera tahu kalau ada orang yang secara diam-diam menghampirinya.
Dengan suatu gerakan cepat dia segera membalikkan badan, sorot matanya dengan memancarkan cahaya tajam yang menggidik kan hati segera menyapu ke arah depan...
Seorang manusia aneh berbaju hitam yang mengenakan topeng berwarna warni berdiri kaku dihadapannya.
orang itu nampak berwajah aneh, jelek dan amat tak sedap dipandang.
Sewaktu ia menyaksikan Ku See hong membalikkan tubuhnya dengan kecepatan tinggi, dari balik matanya segera memancar keluar serentetan cahaya kaget bercampur tercengang.
Manusia aneh itu tidak asing buat Ku See hong, sebab dia pernah berjumpa dengan manusia aneh berkerudung itu setahun berselang, 853 ketika dia baru keluar dari kuil kuno setelah memperoleh pelajaran ilmu silat dari Bun ji koan su.
Orang ini tak lain adalah salah satu di antara dua murid murtad dari Bun ji koan su yakni Jian-hun-kim ciang (pukulan emnas pembabat sukma) Tu Pak kim, tapi Ku See-hong sama sekali tidak tahu kalau orang ini bukan lain adalah murid durhaka guru nya yang harus dibunuh.
Jian-hun-kim-ciang Tu Pak kim nampak agak tertegun, kemudian sambil tertawa ringan katanya.
"Leng hun koay seng Ku See hong, tampaknya kemajuan ilmu silat yang kau peroleh belakangan ini sungguh pesat sekali"
Ilmu silat yang dimiliki Ku See hong saat ini memang terhitung nomor wahid dikolong langit dewasa ini, tentu saja dia tak perlu takut lagi untuk menghadapi manusia aneh berkerudung tersebut.
Sekulum senyuman yang amat dingin segera tersungging diujung bibirnya, lalu berkata.
'Mana, mana, setahun kita berpisah tentunya kau baik-baik bukan! Mengapa wajahmu masih saja mengenakan topeng kulit manusia? Apakah kau kuatir wajah aslimu ketahuan orang?"
Jian hun kim ciam Tu Pak kim tertawa seram. 'Heehh.... Heehh.... Heehh.... Benar, benar sekali, wajahku memang jelek dan kuatir ketahuan orang"
"Hmmm, apakah kedatanganmu malam ini hendak mencari gara- gara dengan aku orang she Ku?"
Kembali Ku See hong mendengus dingin. Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa ringan.
"Tidak berani, tidak berani, oleh karena kulihat kau hanya berdiri kaku di sini dan kuatir kau disergap orang, maka aku datang memberi peringatan untukmu"
"Maksud baik anda biar kuterima di hati saja"
Jawab Ku See hong ketus dan dingin. Mendadak Jian hun kim ciang Tu pak kim bertanya.
"Saudara Ku, apa kedatanganmu disebabkan benda mestika dari perguruam Hiat mo bun?'..
"Karena apa pula kau datang kemari?"
Ku See hong balik bertanya dengan ketus. Jian hun kim ciang Tu pak kim segera tertawa tergelak.
"Haaahhhh.... Haaahhh.... Haaaihhh, kalau begitu sama-sama, sama-sama....."
"Kalau toh kedatanganmu disebabkan benda mestika tersebut, dan kini semuanya sudah berada didepan mata, mengapa kalian belum juga turun tangan!?"
"Heehh...heeehhhh...heeehh, apa sih salahnya membiarkan orang lain turun tangan lebih duluan? Bagaimana dengan kau?"
Tentu saja Ku See hong tahu kalau orang inipun dibikin keder oleh banyaknya mayat yang bergeletakan di atas tanah dan bagi orang ini tampaknya licin dan banyak akal, ilmu silatnyapun amat lihay, ia tak sudi menyerempet bahaya demi orang lain.
Maka dengan suara menyindir Ku See hong menjengek.
"Waaah, kalau begitu kau benar-benar berjiwa besar, Kalau aku? Hmm, akan ku tunggu sampai semua orang pada mampus, kemudian aku orang she Ku baru menjadi nelayan yang beruntung..." 'Cuma pada akhirnya toh masih ada aku seorang akan saling berebut denganmu?' Ku See hong menjengek dingin.
"Hmm, tak ada salahnya bagi aku orang she Ku untuk menghabisi dirimu lebih dulu' Jian hun kim ciang Tu Pak kim segera tertawa dingin.
"Mana, mana, aku ingin sekali menyaksi-kan kemajuan yang berhasil kau capai dalam setahun ini, ingin kuketahui seberapa jauhkah kemajuan yang kau peroleh dalam ilmu silatmu sehingga sikapmu sombong dan takabur..."
"Bagus sekali!"
Ku See hong tertawa.
"aku orang she Ku tak akan membuat kecewanya orang."
Sembari berkata, mendadak dia mengayunkan telapak tangannya melancarkan sebuah pukulan, segulung angin tajam yang amat dingin dengan cepat meluncur ke depan.
"Saudara Ku, tampaknya tenaga pukulanmu benar-benar sudah memperoleh kemajuan yang pesat"
Jengek Jian hun kim ciang Tu Pak kim sambil tertawa dingin. Dia pun mengebaskan ujung bajunya untuk membendung datangnya ancaman, di ringi benturan nyaring, pukulan dahsyat dari Ku See hong telah berhasil dipunahkan olehnya dengan mudah.
"Hmm, aku baru memakai tenaga sebesar tiga bagian saja, ayo sambutlah sebuah pukulanku sekali lagi!"
Jengek Ku See hong dengan suara amat sinis.
Sembari berkata, Ku See hong mengayunkan kembali telapak tangan kirinya dengan jurus serangan yang sama sekali tak berubah.
Mendadak terasa getaran yang amat keras, kemudian menyusul munculnya segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat menerjang ke depan.
Jian hun kim ciang Tu Pak kim tertawa seram.
"Heehh.. heehh.. heehh... pukulan inipun tak akan mampu berbuat apa-apa atas diriku"
Walaupun dia berkata demikian, akan tetapi sepasang telapak tangannya digetarkan sebanyak tiga kali sebelum berhasil memunahkan tenaga pukulan tersebut. Ku See hong tertawa ringan.
"Seranganku barusan hanya menggunakan tenaga sebesar lima bagian saja, berikut ini akan kupakai tenaga sebesar delapan bagian dan kupaksa kau untuk mundur dengan sempoyongan" -ooo0dw0ooo-
Jilid 26 SELESAI berkata, Ku See hong kembali mengayunkan telapak tangan kirinya melancarkan serangan.
Seketika itu juga terasa deruan angin puyuh yang melanda seluruh angkasa, desingan angin yang dingin dan tajam seperti amukan guntur dan petir yang di sertai amukan angin puyuh, seperti selembar jaringan yang sangat besar muncul dari suatu sudut yang aneh dan mengurung tubuh Tu Pak kim dari empat arah delapan penjuru.
Mencorong sinar tajam yang menggidikkan hati dari balik mata Jian hun kim ciang Tu Pak kim, secepat sambaran petir tubuhnya segera berkelit ke samping.
Dari balik mata Ku See hong pun sudah terpancar keluar sinar api dendam yang amat benci dan menggidikkan hati, setelah tertawa dingin serunya lantang.
"Sekarang sudah tiba saatmu untuk melepaskan topeng palsumu itu..."
Terkesiap bukan buatan perasaan Jian hun kim cian Tu Pak kim setelah mendengar seruan itu, segera pikirnya.
"Jangan-jangan dia sudah mengetahui siapakah aku?"
Ku See hong sesungguhnya bukan seorang pemuda yang bodoh, semenjak manusia aneh berkerudung itu meneter dan mendesaknya dengan pelbagai pertanyaan yang menyangkut masalah tentang gurunya di muka kuil kuno dulu, sudah timbul perasaan curiga dari 857 dalam hatinya, apalagi setelah orang itu mampu menyebutkan ke tiga macam kepandaian sakti andalan dari gurunya.
hal mana menyebabkan dia semakin menduga kalau antara orang ini dengan gurunya pasti mempunyai suatu hubungan tertentu.
Apalagi setelah menyaksikan kepandaian silatnya yang begitu hebat dan luar biasa, Ku See hong segera menduga kalau orang besar kemungkinannya adalah salah satu di antara dua murid murtad gurunya.
Sebab malam ini adalah pertemuan mereka yang kedua, bila dia mencoba untuk membayangkan kembali semua jurus serangan yang dipergunakan orang ini dengan Thi bok sin kiam Cu pok, maka akan di jumpai banyak sekali persamaan, itulah sebabnya dia lantas melancarkan tiga pukulan secara beruntun untuk memaksa dia mundur sambil menghindar kan diri.
Alhasil gerakan tubuh yang digunakan orang ini sewaktu menghindar tadi tidak jauh berbeda dengan gerakan tubuh Cu pok, kalau tidak bisa dibilang mirip sekali, karenanya Ku See hong pun menjadi sadar dan paham kembali atas semua duduknya persoalan.
Mendengar ucapan tadi, Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa licik, kemudian berkata.
"Apa sih maksud pembicaraanmu itu? Aku tidak habis mengerti?"
Ku See hong segera mendengus dingin dengan suara yang amat sinis dan dingin.
"Hmmmm, dihadapan orang yang jujur berbuatlah jujur, aku rasa ada baiknya jika kau melepaskan topeng kulit manusia itu lebih dahulu, agar bisa kulihat bagaimana kah tampang asli dari seorang murid murtad semacam kau, kemudian aku akan menyuruh kau mampus dalam keadaan yang paling mengenaskan!"
Melihat semua usahanya sudah terbongkar dan gagal total, Jian hun kim-ciang Tu pak kim segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terkekeh dengan liciknya.
'Heeehhh..
.heeehhh.....heeehhh ..
mana...
mana, rupanya Ku sute juga sudah kenal dengan aku sang kakak seperguruan yang tidak becus ini"
"Tu pak kim! Malam ini, jangan harap kau bisa meloloskan diri dari kematian nya yang mengenaskan!"
Seru Ku See-hong lagi dengan suara amat sinis. Sekali lagi Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa terbahak- bahak.
"Haaahhh...haa...haahh..haaahhh... Ku See hong, pada malam ini kaupun jangan harap bisa meloloskan diri dari jebakan mautku dengan selamat"
Seusai berkata, tiba-tiba saja Jian hun kim ciang Tu pak kim memperdengarkan suara pekikannya yang sangat aneh...
Dari empat penjuru tempat kegelapan segera bermunculan bayangan manusia, diantaranya ada enam tujuh sosok bayangan manusia yang segera meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
Ku See hong mencoba untuk memperhatikan wajah orang itu, tapi dengan cepat hawa darahnya menggelora dengan hebatnya, seluruh darah yang mengalir didalam tubuh nya seolah-olah sudah mendidih semua..Ternyata ke tujuh orang itu adalah orang-orang dari Thi kiong pang dan Jian khi pang yang telah membinasakan ayah ibunya serta memunahkan perkumpulan Kim to pang..
Dengan sangat bangga Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa licik, kemudian serunya.."Ku sute, kau kenal dengan orang-orang itu? Mereka adalah ketujuh orang tongcu dari Thi kiong pang dan Jian khi pang, heehhh.
heeehhh...."
"Ku sute, aku lihat paling baik jika kau membicarakan dahulu nilai dari selembar nyawamu itu dengan kami"
"Terima kasih atas kedatangan ketujuh sosok sukma gentayangan tersebut, aku orang she Ku akan mempersilahkan mereka segera berangkat, dan terima kasih juga atas usahamu ini sehingga tak perlu aku berepot-repot lagi mencari mereka."
Ucapan mana diutarakan dengan suara yang dingin sekali seperti suara salju. Jian hun kim ciang Tu pek kim tertawa.
"Belum tentu begitu! Dengan kepandaian silat yang kau miliki sekarang, untuk mengungguli diriku pun sudah sulit, apalagi ditambah dengan kerubutan mereka bertujuh? Aku lihat lebih baik kita berbincang- bincang lebih dulu, daripada masing-masing pihak harus saling menyinggung perasaan masing-masing orang"
Ku See hong tahu bahwa apa yang hendak dibicarakan dengannya tetap sama seperti apa yang dibicarakan Thi bok sin kiam Cu pok dengan dirinya tempo hari.
Sepuluh hari itu secara diam-diam Ku See hong sudah menghimpun tenaga dalamnya siap melancarkan serangan dengan memper-gunakan ilmu silat sakti Hoo han seng huan, dia berencana untuk menghancurkan beberapa orang musuh tangguhnya dengan suatu serangan kilat yang paling cepat.
Dengan paras muka yang sama sekali tak berubah, dia lantas berkata dengan sinis.
"Ketujuh orang yang kau undang kehadirannya ini pada hakekatnya merupakan barang rongsokan, kalau tidak percaya silahkan saja dilihat sendiri ....."
Berbicara sampai disitu, Ku See hong telah menghimpun hawa murninya sampai sebatas kemampuan yang di milikinya, hawa pempunuhan yang amat tebal pun sudah menyelimuti seluruh wajahnya. Mendadak, pada saat itulah ....
"Ting! Tang! Ting! Tang!"
Tiba-tiba saja dari balik bangunan loteng itu berkumandang suara genta yang dibunyikan bertalu-talu...
Bersamaan dengan bergemanya suara genta tersebut, cahaya lentera segera menerangi seluruh bangunan loteng itu dan menyinari hampir setiap sudut lembah sempit itu, tempat dimana beberapa orang itu berdiri sekarang pun kena di soroti oleh cahaya lentera yang lemah itu sehingga segala sesuatunya terlihat jelas.
Begitu mendengar suara genta, ke tujuh orang Tongcu dari Jian khi pang dan Thi kiong pang itu segera melompat mundur ke belakang dan menyembunyikin diri di balik kegelapan.
Sesungguhnya Ku See hong hendak membinasakan ke tujuh orang ini diujung telapak tangannya, tapi ke tujuh sosok sukma gentayangan itu seakan-akan sudah dibikin terkejut oleh bunyi genta itu, sehingga kaget dan mengundurkan diri.
Dalam keadaan demikian, terpaksa Ku See hong hanya bisa menyumpah sambil mengendorkan kembali hawa murninya.
Jian-hun kim ciang Tu pak kim sendiripun segera tertawa sesudah mendengar suata genta tersebut, ujarnya.
"Ku sute, persoalan diantara kita lebih baik kita bicarakan lagi di kemudian hari, sekarang maaf kalau aku harus mohon diri lebih dahulu untuk sementara waktu!"
Seusai berkata, dengan suatu gerakan tubuh yang aneh sekali, secepat kilat dia menyelinap masuk ke balik kegelapan sana.
Dalam keadaan begini terpaksa Ku See hong harus menyembunyikan diri dibawah sebatang pohon siong, kemudian dari situ dia melayang naik ke puncak bukit setinggi lima enam kaki dan mengawasi bangunan berloteng dihadapannya tanpa berkedip..Suara genta telah dibunyikan sepuluh kali, suaranya yang menggema di seluruh lembah bukit tersebut mendatangkan suara gaung yang sangat nyaring.
Mendadak dari balik bangunan rumah tersebut muncul sepuluh orang manusia yang mengenakan topeng tengkorak diatas wajah masing-masing, perawakan tubuh mereka tak menentu, ada yang tinggi ada pula yang pendek, mereka berbaris dalam dua barisan dan pelan-pelan bergerak menuju ke tanah lapang di muka bangunan berloteng tersebut.
Kemudian mereka membentuk satu lingkaran disitu dan duduk bersila diatas rumput.
Mendadak, pada saat itulah ......
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Muncul kembali seorang bocah lelaki berwajah tengkorak, ditangannya memegang sebuah hiolo kemala yang sama sekali tiada cacadnya, hiolo itu berwarna hijau dan memantulkan sinar gemerlapan.
Dari balik hiolo itu tersiar bau dupa yang sangat harum dan menyebar diangkasa mengikuti hembusan angin, ketika terpantul oleh cahaya lentera dari baltik bangunan loteng itu, terbentuklah kabut berwarna warni yang pelan-pelan melayang ke udara.
Pemandangan semacam itu benar-benar sangat indah.
Bocah lelaki yang menggenggam hiolo kemala itu pun pelan- pelan berjalan menuju ke tengah lingkaran tadi dan meletakkan hiolo kemala tersebut diatas tanah.
Dari arah bangunan berloteng itu berkumadang suara seruan yang amat merdu merayu.
Hiat mo menggetarkan dunia persilatan...
Tengkorak membuat setan ketakutan....
Sepuluh orang manusia bertopeng tengkorak yang mengelilingi hiolo kemala itu segera bangkit berdiri, kemudian merekapun bersama-sama berteriak.
Hiat mo menggetarkan dunia persilatan...
Tengkorak membuat setan iblis ketakutan Ucapan yang serius dan berat segera menggema di udara dan mengalun tiada henti nya.
Bersamaan dengan berakhirnya suara tadi, dari balik bangunan loteng itu segera melayang turun sesosok bayangan manusia yang berperawakan langsing dan kecil.
Orang itu memgenakan baju berwarna putih, dibawah cahaya lentera yang terpancar keluar dari balik bangunan itu, tampak ujung bajunya terhembus angin, keadaannya tidak jauh berbeda dengan bidadari yang baru turun dari kahyangan.
Dengan suatu gerakan yang amat lembut perempuan itu melayang turun disamping hiolo kemala tersebut, yakni disisi bocah lelaki yang mengenakan kain kerudung tengkorak itu.
Ia memakai sebuah kain cadar warna-warni yang ditengahnya disulami dengan sebuah tengkorak yang sedang menyeringai seram, sementara disekelilingnya dilingkari oleh dua belas kuntum bunga Bwee.
Dia tak lain adalah Hiat mo Buncu, yaitu manusia berkerudung warna-warni.
Setelah melayang turun dihadapan hiolo kemala tersebut, manusia berkerudung warna-warni itu segera meluruskan sepasang telapak tangannya yang putih halus itu di atas hiolo tersebut.
Kemudian suasana menjadi sangat hening, agaknya dia sedang membaca mantera, atau mungkin juga sedang membaca doa.
Mendadak ...
Manusia berkerudung itu mengangkat tinggi-tinggi hiolo kemalanya sambil berseru lantang.
"Hiolo kemala merubah amisnya darah ! "
Menyusul seruan mana, kesebelas orang manusia berkerudung tengkorak itu sama-sama mengangkat sepasang tangannya ke atas sambil berseru pula dengan lantang.
"Hiolo kemala merubah amisnya darah!' "Blaaam ....!"
Pada saat inilah dari dalam hiolo kemala tersebut terdengar suara ledakan keras disusul menyemburnya asap tebal berwarna merah setinggi tiga kaki ke tengah udara dan menyelimuti 863 seluruh angkasa, kemudian bagaikan selapis hujan darah menyebar ke mana-mana.
Secara lamat-lamat kawanan jago persilatan yang bersembunyi di sekitar tempat itu segera merasa se akan akan mengendus bau amisnya darah kental.
"Pedang bayangan darah penggetar jagat!"
Kembali manusia berkerudung itu berseru.
Entah sejak kapan ditangan ke dua belas anggota Hiat mo bun itu sudah bertambah dengan sembilan pedang sepanjang dua depa lima enam inci yang memancarkan cahaya tajam.
Kini sambil mengangkat pedang itu tinggi-tinggi di angkasa, mereka turut berseru lantang.
"Pedang bayangan darah penggetar jagad!' Kecepatan mereka dalam meloloskan pedang, sungguh merupakan suatu yang luar biasa sekali. Setelah itu secara beruntun manusia berkerudung itu meneriakkan kembali, beberapa patah kata yang disusul oleh ke sebelas orang manusia berkerudung tengkarak itu. Dunia persilatan menghormati bunga Bwee! Keseraman berubah menjadi ketenangan. Habis gelap terbitlah terang!"
Hawa kegagahan menyelimuti angkasa!' Kebersihan melebihi sinar rembulan!"
Ketika mereka mengucapkan kelima patah kata itu, pedang ditangan masing-masing diputar menciptakan selapis cahaya pedang yang berkilauan, masing-masing orang membentuk dua belas kuntum bunga bweeditengah udara.
Kemudian bersamaan dengan lenyapnya cahaya pedang, tahu- tahu pedang mereka telah dimasukkan kembali ke dalam sarung..
Kejadian mana dengan cepatnya membuat para jago yang bersembunyi disekeliling tempat itu merasa terkesiap sekali, sebab mereka dapat melihat betapa enteng dan cepatnya ke dua belas anggota perguruan Hiat mo bun itu menggerakkan pedang sambil membentuk gerakan bunga bwee di tengah udara.
Ke dua bbelas kuntum budnga bwe itu seaakan-akan dua beblas gerakan jurus pedang yang sakti dan luar biasa.
Setiap gerakan jurus pedang itu hampir boleh dibilang mencangkum inti sari dari seluruh ilmu pedang yang ada didunia ini, selain gerak penyerangan juga terdapat gerak pertahanan yang membuat orang sukar untuk mematahkannya, sudah barang tentu hal ini segera membuat semua orang merasa terperanjat sekali.
ooo0dw0ooo BAB 40 DI SAAT pedang sudah dimasukkan kembali ke dalam sarungnya, manusia berkerudung itu kembali berseru dengan suara nyaring.
"Silahkan saudara sekalian untuk duduk!"
Maka kedua belas anggota Hiat mo bun pun bersama-sama duduk bersila diatas tanah.
Ku See hong yang berada di puncak dahan pohon siong dapat menyaksikan kesemuanya itu paling jelas, walaupun mereka semua menggunakan topeng tengkorak, namun Ku See hong masih dapat mengenali beberapa orang diantaranya.
Seperti misalnya si bocah lelaki itu, dia tak lain adalah Kho It khi yang pernah dijumpai nya dalam bangunan rahasia tersebut, sedang kan tiga orang yang duduk di sebelah selatan hiolo kemala itu bukan lain adalah Pek lui jiu Ho Gi dan Thian kun tee ciang Khong Tang lun.
Sedangkan ke delapan orang lainnya sama sekali tidak dikenali olehnya .....
Sedangkan manusia berkerudung itu, jika ditinjau dari potongan tubuh, nada suara serta sepasang biji matanya, dia merasa begitu mengenalinya sehingga pada hakekat nya tidak jauh berbeda dengan Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay.
Kini, Ku See hong terpengaruh kembali oleh kenangan masa silam yang penuh dengan kepedihan yang tak terlukiskan dengan kata-kata.
Keng Cin sin adalah kekasihnya yang paling dicintai dan paling dihormati, walaupun dunia ini sudah mengalami sesuatu perubahan yang amat besar, namun rasa cintanya terhadap gadis itu selamanya tak pernah berubah lagi.
Pada saatd inilah, kedua belas orang anggota Hiat mo bun itu sama-sama bangkit berdiri, kemudian terdengar bocah lelaki itu berkata dengan suara lantang.
"Saudara sesama Hiat mo bun, pertemuan yang diselenggarakan pada malam ini sebenarnya hendak dilaksanakan pada bulan satu tanggal satu tahun depan dipuncak Kiam hong bukit Hong san, tapi berhubung situasi dalam dunia persilatan belakangan ini telah mengalami perubahan besar dan terancam oleh mara bahaya, pertemuan ini terpaksa dipercepat pelaksanaannya. Tujuan dan cita-cita dari kita Hiat mo bun telah diutarakan melalui kesembilan patah kata tadi, apa yang dirundingkan didalam gedung tadi pun sudah cukup dipahami kalian semua, rasanya kini pun tak usah banyak berbicara lagi. Sekarang yang hendak kuutarakan kepada kalian adalah soal telah bergabungnya kalian dengan perguruan kita ini, aku rasa sebagai seorang anggota yang baik adalah melaksakan peraturan perguruan yang ada dan menjalankan perintah tanpa membantah, barang siapa berani membangkang maka dia akan dijatuhi hukuman mati. 'Tapi perguruan kita selamanya mengutamakan kebajikan dan kebesaran jiwa terhadap orang lain peraturan kami pun tidak membedakan tinggi rendahnya kedudukan setiap anggota dalam parrai, oleh karena tugas perguruan kita sangat berat, maka apabila diantara kalian ada yang merasa dirinya tak mampu menyelesaikan tugas dari perguruan, sekarang masih ada kesempatan bagi kalian untuk mengundurkan diri!"
Semua anggota Hiat mo bun yang duduk mengelilingi hiolo kemala itu segera menyahut bersama.
"Kami tak usah berpikir panjang lagi, kami akan melaksanakan semua perintah dari perguruan tanpa membantah' Mencorong sinar tajam dari balik-mata kecil Kho It khi yang tertutup oleh kain kerudung tengkorak, katanya lebih jauh.
"Kalau toh kalian tidak ada usul lain, maka selanjutnya bila ada yang berani melanggar peraturan perkumpulan atau berhianat, dia akan dihukum dengan memunahkan segenap kepandaian silat yang di milikinya"
Perlu diketahui sebagai seorang jago silat, biasanya mereka rmemandang ilmu yang dimilikinya jauh lebih berharga daripada nyawa sendiri, bila kepandaian mereka sampai dipunahkan maka rasanya jauh lebih tersiksa daripada mati.
Oleh sebab itu bila hukuman tersebut diterapkan bagi seorang yang belajar silat, boleh dibilang hukuman mana merupakan suatu hukuman yang paling keji dan ditakuti.
Manusia berkerudung warna warni itu segera berkata pula dengan suara nyaring.
'Terima kasih banyak atas kesediaan kalian untuk berbakti dengan perkumpulan kami dan bersama-sama kita menyelamatkan umat persilatan dan mencarikan kebahagiaan untuk semua manusia.
"Aku tahu kalau kemampuanku terbatas dan tidak mampu berbuat banyak, itulah sebabnya kumohon bantuan dari kalian semua untuk bersama-sama membangun kebenaran didunia ini, moga-moga saja mulai saat ini kalian dapat bersikap ksatria dan menolong kaum lemah. Merupakan manusia-manusia luar biasa didalam dunia persilatan, kalian pasti dapat melaksanakan tugas demi perkumpulan kita ini dengan sebaik-baiknya, kini akupun tak akan banyak bicara lagi, mari kita bersama-sama merundingkan langkah pertama perkumpulan kita terjun ke dunia persilatan."
"Seorang manusia berkurudung tengkorak yang mengenakan pakaian perlente segera bangkit berdiri, dia adalah Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siong si yang namanya sudah termashur semenjak tiga puluhan tahun berselang. Dengan suara lantang serunya.
"Keberaran jiwa bangsa dan kemuliaan hatimu, sungguh membuat kami merasa kagum bercampur hormat"
"Langkah pertama yang harus dilakuan oleh Hiat mo bun kita sekarang adalah melakukan suatu tindakan yang tegas, sebab dunia persilatan sudah terlalu dipengaruhi oleh kawanan manusia laknat, yang berjiwa rendah, kawanan laknat tersebut kini sudah bergabung di dalam satu kelompok kekuatan untuk berbuat keja-hatan, seperti misalnya Ban sia kau, Jian khi pang, Thi kiong pang...
"Kini mereka telah saling berkomplot untuk bersama-sama melakukan kejahatan meracuni dunia persilatan, apalagi bila kita biarkan manusia semacam itu berkembang lebih besar lagi, bisa jadi keadaan dikemudian hari dapat berubah semakin tidak menguntungkan buat kita"
Manusia berkerudung warna-warni itu segera manggut-manggut.."Perkataan dari Hu buncu memang benar, masih ada siapa lagi yang hendak mengajukan usul, harap segera disampaikan agar kita bisa membicarakannya'? Seorang manusia berperawakan tinggi kurus segera bangkit berdiri lalu katanya dengan suara parau.
"Tadi Hu buncu sudah bilang, musuh kita yang terutama adalah orang-orang dari Ban sia kau dan Jian khi pang serta Thi kiong 868 pang, tapi masih ada satu kelompok kekuatan lagi yang tak boleh di biarkan lewat.
"Kekuatan yang kumaksudkan adalah orang-orang Huan mo kiong di lautan Lam hay, beberapa tahun berselang, Han thian it kiam Cia Cu kim telah mengutus empat orang thamcu nya untuk melakukan pembasmian terhadap sisa-sisa manusia yang masih setia terhadap Kim to pang, dalam pembasmian mana, konon mereka telah berhasil merampas kembali pedang pendek huan mo kiam dari tangan San tian hanjiu Sangkoan It.
"Aku tahu bahwa orang-orang Huan-mo kiong di lam hay sudah lama mempunyai ambisi untuk menyerbu ke daratan Tiong-goan, bahkan banyak sekali sampah masya-rakat yang berhasil mereka jaring agar berpihak kepada mereka, kini pedang Huan mo kiam sudah berhasil direbut kembali, berarti janji Hu hay-it kiam Cia Long-po dengan jago pedang nomor wahid dikolong langit tempo dulu Thio Pak san telah menjadi batal.
"Kini satu tahun sudah lewat, kekuatan yang berhasil mereka himpun selama inipun sudah semakin menghebat, bisa jadi cita-cita mereka untuk menyerbu daratan Tionggoan pun sudah akan segera di mulai.. Tentu saja, dengan kekuatan Hiat-mo bun kita tangguh dan luar biasa, kita tak usah takut terhadap manusia-manusia laknat dari Huan mo kiong di Lam-hay, tapi yang paling kita kuatirkan sekarang adalah persekongkolan antara orang-orang Huan mo kiong di Lam hay dengan pihak Ban sia kau, Jian khi pang dan Thi kiong pang untuk melawan kita"
Mendadak dari balik mata manusia berkerudung yang jeli secara lamat-lamat terpancar keluar serentetan cahaya dendam dan benci yang luar biasa, tapi sinar kebencian itu tidak diketahui oleh para anggota perkumpulannya, satu- satunya orang yang melihat akan hal tersebut hanya Ku See hong, tapi justru karena pula dendam lamanya menjadi berkobar kembali..
"Kongsun sianseng"
Terdengar manusia berkerudung itu berkata.
"aku sangat mengetahui tentang keadaan dalam istana Huan mo kiong, pada sebulan berselang, mereka sudah melakukan penyerbuan secara besar-besaran ke daratan Tionggoan, mungkin didalam beberapa hari belakangan ini mereka sudah akan sampai disini. sul dari Kongsun sianseng itu memang pantas diperhatikan oleh perguruan kita serta segera melakukan suatu tindakan dengan cepat..tapi entah bagaimana pula dengan pendapat saudara sekalian untuk mencegah terjadinya persekongkolan itu?"
Thian kun tee ciang Khong Tang-lun segera bangkit berdiri, kemudian menjawab.
'Lapor Buncu, pepatah kuno mengatakan siapa yang turun tangan lebih dulu dia lah yang tangguh, siapa yang turun tangan bela-kangan dia akan celaka, aku rasa kita tak boleh menunggu sampai mereka benar-benar sempurna dan menyerang kita duluan, bahkan kita harus menyerbu dan menghan-curkan mereka, agar bibit bencana di kemudian hari dapat teratasi' "Maksud Khong tayhiap, kita harus membagi-bagi ke dua belas orang anggota perkumpulan kita ini menjadi dua kelompok dan masing-masing kelompok menyerbu dan menghancurkan mereka secara terpisah?"
Thian kun tee ciang Khong Tang lun manggut-manggut.
"Perkataan Buncu memang betul, itulah yang lohu inginkan"
Manusia berkerudung warna-warni itu segera menyapu sekejap ke wajah semua orang, kemudian katanya.
"Bun jin (anggota perguruan) sekalian, adakah sesuatu usul dari kalian atas pendapat dari Khong tayhiap itu"
Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si bangkit berdiri, lalu sahutnya dengan suara nyaring.
"Usul dari Khong Lote itu sangat hebat, cuma hal ini akan menyebabkan kekuatan dari Hiat mo bun kita tak dapat terhimpun menjadi satu kelompok. Tapi, . kecuali dengan cara begini, rasanya 870 memang sukar untuk menemukan cara lain yang lebih baik lagi, tapi tak ada salahnya kalau kita bersama-sama memikirkannya sebentar"
"Ucapan Hu-buncu memang benar, persoalan ini menyangkut nasib dari seluruh umat persilatan, lebih baik kalian mempertimbangkan lebih dahulu sebelum mengambil keputusan"
Ujar manusia berkeru-dung warna-warni pula cepat. Kho It khi yang berada disisinya mendadak bertanya.
"Tolong tanya buncu, apakah kau mempunyai pendapat lain?"
"Menurut pandanganku yang cetek, lebih baik kita dua belas orang berkelompok untuk bersama-sama, menghancurkan salah satu kekuatan yang ada lebih dulu, kemudian baru berusaha untuk melenyapkap kekuatan yang lain, dengan demikian maka kekuatan kita pun tak akan sampai tercerai berai.
"Sebab sebelum kita saling berjumpa dengan kedua kelompok kekuatan ini, kita orang-orang Hiat mo bun masih belum berani mempunyai suatu keyakinan untuk menang, bila kita harus membagi-bagi kekuatan sehingga kekuatan yang ada bertambah lemah, bukankah hal ini justru akan semakin merugikan kita sendiri? Entah bagaimanakah menurut pendapat kalian?"
Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong.si segera berseru-lebih dahulu.
"Bagus sekali, jawaban dari Buncu memang lihay, lohu merasa tak mampu untuk menandinginya."
Maka semua orangpun bersama-sama menyetujui usul ini. Menyaksikan hal ini, manusia berkerudung warna-warni itu segera tertawa cekikikan, katanya.
"Hoa hu buncu, kau terlalu memuji, apa yang kulakukan sekarang tak lebih hanya merupakan penerus dari gagasanmu tadi"
Pada saat inilah, mendadak .... Leng hun koay seng Ku See hong yang berada diatas dahan pohon siong berteriak bagaikan orang gila.
"Adik Sin! Kau adalah adik Sin, aku tahu, aku tahu kau adalah ......."
Ditengah teriakan-teriakan yantg keras dan memekakkan telinga.
Ku See hong melayang turun dari atas pohon siong, kemudian bagaikan sambaran kilat cepatmya meluncur kebawah dan di dalam waktu singkat sudah berada didepan jempatan bambu itu.
Disaat dia melayang turun dari pohon itulah, lamat lamat Ku- See liong merasa pula dari atas pohon yang sama melesat keluar sesosok bayangan manusia.
Ketika orang itu gagal mencengkeram tubuh Ku See hong, sambil menghela napas sedih gumamnya.
"Tiada jago lihay dan orang2 gagah di dunia ini yang bisa lolos dari soal cinta. Aaai.... mungkin orang ini dapat melenyapkan badai berdarah yang kini semakin mengancam keselamatan dunia."
Ternyata di atas puncak pohoh itu bersembunyi seorang pendeta tua yang memakai lhasa berwarna kuning, (tentang asal usul orang ini, akan diceritakan pada bagian lain dari cerita yang sama) Tatkala kedua belas anggota Hiat mo bun itu mendengar teriakan yang kalap serentak mereka mengalihkan sorot matanya kedepan.
Begitu manusia berkerudung berwarna warni itu tahu kalau yang datang adalah Leng hun koay seng Ku See hong, hatinya terperanjat sekali sehingga sekujur tubuhnya gemetar keras.
Kanglam siang hou, Kho It khi maupun Thian kun tee ciang Khong Tang lun berempat kenal dengan Ku See hong, melihat kemunculan si anak muda itu, mereka lantas menghela napas panjang sambil berpikir.
"Aaaai, habis sudah! Tampaknya dia akan tewas pula di ujung pedang Jui sim kiam....."
"Sreeeet! Sreett ".....desingan angin tajam yang amat memekikkan telinga segera bergema memecahkan keheningan. Ada empat anggota Hiat mo bun yang mengayunkan tangannya bersama-sama, kilauan cahaya putih segera meluncur ke depan dengan kecepatan luar biasa.. Dalam waktu singkat, ke empat cahaya putih tadi sudah mengurung seluruh batok kepala Ku See hong. Kini, ilmu silat yang dimiliki Ku See hong telah mencapai pada puncaknya, walaupun pikirannya sedang kalut, namun setelah menyaksikan datangnya cahaya putih itu, dia segera menyadari apa gerangan yang terjadi, sepasang telapak tangannya diayunkan bersama ke depan melepaskan pukulan-pukulan dahsyat. Rupanya dia dapat merasakan betapa anehnya keempat gulung cahaya putih yang menyambar datang itu, maka ia tak berani menyambut dengan kekerasan, siapa tahu Ke empat gulung cahaya putih itu seakan-akan dikendalikan seseorang saja.
"Sreet!"
Segera menyambar lagi membelah angkasa.
Kemudian setelah membentuk segulung gerakan lingkaran busur di angkasa, cahaya putih tadi kembali menyambar ke arah jalan darah kematian di tubuh Ku See hong..
Mendadak Ku See hong berpekik nyaring, tubuhnya melejit kembali ke tengah udara dan meluncur ke muka dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Untuk ke dua kalinya serangan dari ke empat gulung cahaya putih itu mengenai sasaran yang kosong.
Tapi yang paling hebat adalah senjata rahasia tersebut, di ringi suara aneh ternyata benda tadi mengikuti terus dibelakang Ku See hong kemanapun pemuda itu hendak berkelit.
Selama hidup belum pernah Ku See hong mienjumpai senjata rahasia yang begitu lihaynya, sebab jago persilatan yang paling lihay pun di dunia ini hanya mampu berputar dua kali di udara setelah melancarkan sergapan, bahkan kekuatannya makin lama semakin bertambah lemah..
Tapi kenyataannya, ke empat senjata rahasia tersebut justru dapat menyerang makin lama semakin bertambah dahsyat.
Berpikir sampai disitu, tubuhnya lantas melengking sambil berkelejit, setelah itu melayang turun ke bawah, Pada saat itulah terdengar seorang perempuan berseru dengan perasaan gelisah.
"Cepat melayang ke atas!"
Begitu mendengar peringatan mana, sepasang matanya segera dapat menangkap empat buah rantai emas yang secara rapat sekali mengancam bawah kakinya, ternyata rantai emas itu merupakan rantai yang mengendalikan senjata rahasia yang digunakan ke empat orang anggota Hiat-mo bun itu.
Ku See hong merasa amat terperanjat, sebab bukan saja ke empat rantai emas itu merupakan rantai yang mengendalikan senjata rahasia, bahkan rantai itu sendiri juga merupakan sejenis senjata tajam yang bisa digunakan untuk membunuh orang, apabila pandangan mata korbannya kurang awas, maka jika sampai merosot ke bawah, niscaya dia akan menemui celaka.
Maka Ku See hong harus mengikuti suara peringatan yang dikirim dengan melalui ilmu menyampaikan suara itu untuk melejit ke tengah udara, kemudian sesudah berganti napas, badannya sekali lagi melejit setinggi satu kaki lima enam depa ke tengah udara.
Tubuhnya yang berada ditengah udara secara beruntun melakukan beberapa kali jumpalitan, suatu demontrasi ilmu meringankan tubuh yang amat lihay pun akhirnya muncul dari tubuh Ku See hong, begitulah, ditengah udara secara beruntun dia menghindari serangan dari ke empat gulung cahaya putih itu sebanyak enam kali.
Kontan saja demontrasi ilmu meringankan tubuh ini membuat para jago yang bersembunyi disekitar tempat itu serta para anggota Hiat mo bun menjadi terperanjat sekali.
Setelah berhasil menghindari enam sergapan musuh yang secara beruntun, serangan ke tujuh telah menerjang kembali, maka segera pikirnya didalam hati.
"Apabila aku diharuskan berjumpalitan terus ditengah udara, maka lama kelamaan akan kehabisan napas juga, bila sampai terperosok ke bawah, bukankah aku bakal tewas juga diujung senjata rahasia tersebut"
Sementara dia masih ragu, suara peringatan tadi kembali berkumandang dengan ilmu menyampaikan suara.
"Mengapa kau tidak mempergunakan pedang Ang soat kiam mu untuk mematah kan keempat rantai tersebut?"
Peringatan itu dengan cepat menyadarkan kembali Ku See- hong dari lamunannya, diam-diam ia mengumpat diri sendiri. ' Aku benar-benar seorang-manusia yang tolol!"
Serentetan suara pekikkan nyaring yang membetot sukma pun segera berkumandang memecahkan keheningan....
Seperti seekor burung elang raksasa, Ku See hong melejit lagi ditengah udara, kemudian berputar sebanyak tiga kali.
Tiba-tiba saja berkumandang suara gemerincing yang amat nyaring, tahu-tahu pedang Hu thian seng kiam sudah diloloskan dari sarungnya, ditengah udara segera terpancar keluar serentetan cahaya tajam yang sangat menyilaukan mata.
Disaat pedangnya melepaskan serangan, tubuh Ku See hong segera bersatu dengan cahaya pedang itu dan seperti naga sakti di angkasa, secepat sambaran kilat segera menerjang kebawah.
Kecepatan tubrukannya itu membuat orang lain sukar membedakan mana yang cahaya pedang dan mana yang cahaya pelangi....
Mendadak pedang Hu thian seng kiam tersebut memancarkan berlapis-lapis cahaya pelangi yang berwarna-warni menciptakan selapis cahaya pedang yang membukit dengan secepat kilat menyelundup ketengah udara yang kosong.
"Sreeeet....! Sreeeet...."
Dari empat penjuru segera berkumandang suara desingan yang pelan.
Bayangan cahaya yang amat tajam dan terdiri dari empat jalur putih yang mengejar tubuh Ku See hong itu seketika lenyap tak berbekas, keempat bilah pedang kecil J iu sim siau kiam itu pun segera jatuh dan rontok kedalam kolam.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pada saat yang bersamaan, cahaya pedang berwarna merah darah itu pun sirap dan lenyap dari pandangan mata.
Ku See hong tahu-tahu sudah melayang turun dihadapan kedua belas orang anggota Hiat mo bun itu dengan tangan kosong dan wajah dingin membesi.
dia berdiri kaku di tempat sambil mengawasi manusia berkerudung warna-warni itu dengan sorot mata setajam sembilu.
Ia sedang merasa sedih, ataukah..? Sungguh membuat orang tidak habis mengerti.
Ternyata dari balik mata manusia berkerudung warna-warni itu sedang memancar keluar serentetan cahaya bengis yang penuh dengan hawa napsu membunuh.
Kesemuanya ini membuat dia tak berani percaya, kalau orang ini adalah sorot mata dari Keng Cin-sin..
kekasihnya yang berhati lembut dan suci bersih itu, diapun tidak percaya kalau dua kali suara bisikan yang dipancarkan melalui ilmu menyampaikan suara tadi berasal dari perempuan misterius ini.
Dalam pada itu, kawanan jago dari Hiat mo bun sudah dibikin tertegun dan berdiri kaku karena terperanjat atas ilmu meringankan tubuh Ku See hong yang amat dahsyat serta ilmu pedang dari pedang mestika yang di mpikan oleh setiap orang itu.
Pada saat itulah..
Kawanan jago persilatan yang berada disekeliling tempat itu bersama-sama menampakkan diri, banyak manusia berkelebat lewat dan dalam wakku singkat semua orang sudah mengurung telaga tersebut dalam posisi setengah rembulan.
Apakah kedatangan mereka untuk menonton keramaian tersebut ? Atau untuk menyaksikan kegagahan dari Leng hun Koay seng Ku See hong?, Ataukah karena ada rencana busuk lainnya, Tak seorangpun yang tahu dengan pasti.
Empat orang anggota Hiat mo bun yang senjata rahasianya kena dibabat kutung oleh ayunan pedang Ang-soat' kiam dari Ku See hong tadi tak lain adalah ke empat orang gembong iblis dari pulau Tang hay to, sifat mereka bengis, licik, sadis dan kejam, banyak perbuatan jahat yang sudah dilakukan olehnya.
Bahkan malam ini pun sudah berapa banyak jago persilatan yang telah menemui ajalnya terhajar oleh senjata rahasia mereka yang teramat keji itu, sudah barang tentu mereka tak sudi melepaskan Ku See-hong dengan begitu saja.
Ke empat gembong iblis dari lautan Tanghai to itu masing-masing mengenakan jubah panjang berwarna biru, ada yang gemuk, ada yang kurus, ada yang tinggi, ada pula yang pendek.' Sementara itu, gembong iblis yang bertubuh gemuk pendek itu, Hay lo tocu Su siok Cu sedang tertawa dingin dengan raut seramnya, lalu berseru sinis.
"Hei bocah kecil, apakah kau yang bernama Leng hun kuay seng Ku See hong"' 'Pada waktu itu Ku See hong sedang memutar otak untuk berpikir apakah manusia berkerudung itu Keng Cin sin atau bukan, mendengar pertanyaan mana segera sahutnya dingin.
"Kalau sudah mengetahui akan nama besarku, lebih baik simpanlah kembali sikapmu yang tengik dan amat memuakkan itu!"
Sastrawan berbaju perlente Hoa siong-si yang berada didepan sana mendadak tertawa terbahak-bahak, lalu serunya.
"Haaah...
haahh...
haaahh...
ternyata adalah Leng hun koay seng (manusia aneh bersukma dingin) Ku See hong yang termashur namanya dalam dunia persilatan itu, kehadiranmu dalam lembah sempit Ya- cui lok pada malam ini sungguh membuat nama Hiat mo bun kami bertambah tenar", Ku See-hong tertawa dingin.
"Heeeeehnh... heeehhh.. heeeeehhh, sinar dari kunang-kunang bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan terangnya sinar rembulan dari Buncu Kalian?' Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si segera tertawa.
"Aaaaah, mana, mana .... Ku sauhiap, selama ini antara kau dan kami orang-orang Hiat mo bun berasal dari satu aliran, selama nya tak pernah ada sangkut pautnya antara yang satu dengan lainnya, entah dikarenakan persoalan apakah kau datang kemari malam ini"
Sastrawan be,baju perlente Hoa Siong si adalah seorang jago kawakan yang sudah lama menggetarkan dunia persilatan, sebelum berbicara dia telah mengatur segala sesuatunya secara teratur, kemudian baru bertanya kepada Ku See hong apa maksud kedatangannya, setelah itulah baru mengambil keputusan lebih jauh.
Sebab diapun tahu bahwa Ku See hong adalan seorang jago persilatan yang sudah termashur sebagai seorang jagoan berhati keji, kalau dia bukan datang dikarenakan untuk menuntut balas, anggota perguruan nya juga tak usah mengikat tali permusuhan dengan dirinya, sebaliknya jika dia datang untuk membuat gara- gara, barulah dia akan segera mengambil tindakan tegas.
Paras muka Ku See hong segera berubah kembali menjadi lebih lembut, tapi nada suaranya tetap dingin dan kaku, sahutnya ketus.
'Saudara adalah seorang Hu Buncur dari perguruan Hiat mo bun, tak heran kalau caramu berbicara mencerminkan seorang ketua persilatan, baiklah, aku orang she Ku akan berbicara terus terang 878 kepadamu, benar, malam ini aku memang datang karena membawa maksud-maksud tertentu"
"Persoalan apakah itu?' tanya sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si cepat.
"katakan saja berterus terang, agar setiap anggota perguruan kami tahu dan kemudian menyampaikan kepada Buncu kami agar diambil suatu keputusan"
"Urusan ini sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan orang-orang dari Hiat mo bun kalian, aku datang hanya untuk mencari manusia berkerudung warna-warni.? Bun cu kalian"
Jawab Ku See hong dengan suara dingin. Manusia berkerudung itu segera melayang maju ke depan dengan gerakan yang enteng dan cepat kemudian tanyanya dengan suara dingin.
"Selama ini kita tak pernah saling mengenal satu sama lainnya, entah ada urusan apakah kau datang mencari aku?"
Paras muka Ku See hong agak berubah setelah mendengar perkataan itu, tapi sekejap kemudian sudah lenyap tak berbekas, selapis hawa dingin segera menyelimut seluruh wajahnya.
"Apakah saudara pernah menyembuhkan seorang manusia yang hampir mati karena terkena pukulan Hou kut jian hun im kang.."' "Tidak pernah!"
Jawab manusia berkerudung itu dingin.
"apa maksudmu mengajukan pertanyaan itu? "Pernah atau tidak kau yakin pasti mengerti, orang yang pernah menerima pengobatan darimu selama hidup tak sudi menerima budi kebaikan dari orang lain, setelah penyakit yang dideritanya itu sudah disembuhkan, dia berusaha menemukan penolongannya itu kemanapun juga, akhirnya ditemukan beberapa buah bukti dan petunjuk yang menunjukkan bahwa orang itu adalah salah seorang di antara kalian anggota Hiat Mo bun.."
Manusia berkerudung itu segera mendengus dingin, mendadak tukasnya dengan cepat.
"Hei mengapa sih kau cerewet sekali? Sesungguhnya mau apa kau datang kemari malam ini? Mengapa tidak kau utarakan secara 879 terus terang. Kalau ingin berbicara, katakan saja terang-terangan, tak usah berputar kayun kesana kemari lagi, terutama membicarakan apa-apa yang sama sekali tak ada artinya itu"
Sambil menahan diri Ku See hong berkata.
"Aku orang she Ku hanya memohon kepada anggota Hiat mo bun kalian yang telah menolong orang yang mengidap penyakit Hou kut jian hun im kang tersebut untuk sekali lagi menolong seorang sahabatku dari penyakit parahnya.
"Siapakah dia? penyakit parah apakah itu?"
Tanya manusia berkerudung itu dengan sama dingin.
'Orang yang pernah menyembuhkan orang yang mengidap penyakit Hou kut jian hun im kang tersebut pernah meninggalkan surat kepadanya, maka orang yang akan saya mohon itu tentu saja kenal juga dengannya, sedangkan mengenai penyakit parah apakah itu, berhubung masalahnya tak leluasa untuk ku utarakan, maka aku seorang she Ku hanya memohon kepada tokoh silat tersebut agar bersedia untuk datang kesana"
Baik Kho it klti maupun Kanglam Siang hou sudah barang tentu tahu dengan jelas bahwa orang itu adalah manusia berkerudung tersebut, sebaliknya yang lain tetap dibikin kebingungan setengah mati, namun mereka semua tahu bahwa orang yang dapat menyembuhkan penyakit Hou kut jian hun im kang tersebut sudah pasti bukan manusia sembarangan, itulah sebabnya secara lamat- lamat mereka sudah menduga kalau orang itu adalah Buncu mereka sendiri.
Manusia berkerudung itu termenung beberapa saat, lalu sambil tertawa dingin katanya.
"Kalau toh kau sedang memohon bantuan orang lain, mengapa sikapmu begitu angkuh dan tinggi hati'?"
"Tentang soal ini, harap kau jangan salah paham"
Ujar Ku See hong dengan suara lantang.
"asalkan tokoh silat itu bersedia untuk menolong sahabatku itu, budi kebaikan mana pasti akan selalu terukir dalam hati kecil aku orang she Ku dan suatu ketika tentu akan kubalas".
"Sebenarnya kau hanya memintakan bantuan untuk menyembuhkan sahabatmu itu ataukah masih ada maksud tujuan tertentu, Sebenarnya Ku See hong menganggap perempuan itu sebagai Keng Cirn sin, tapi setelah menyaksikan sinar matanya yang buas dan kejam itu, semua kegembiraan di dalam hatinya kontan tersapu lenyap hingga tak berbekas. Sebenarnya waktu itu, dia memang hanya ingin memohon bantuannya untuk menyem-buhkan keadaan Im-hwee-si hun wan dari tubuh Im Yan cu, namun setelah mendengar ucapan mana, hatinya kontan saja bergetar keras, segera pikirnya.
"Baik nada pembicaraannya maupun tindak tanduknya, bukankah kesemuanya itu menunjukkan kalau dia adalah Keng Cing sin'? Sorot matanya yang diperlihatkan tadi sudah jelas dipancarkan keluar secara paksa, aah! Benar, dia sudah pasti adalah Keng Cin sin, bukankah dalam surat tersebut dengan jelas sudah diterangkan bahwa dia tak ingin aku mengetahui akan dirinya..."
Perasaan hati Ku See hong kembali terasa bergoncang keras, dengan penuh emosi serunya kemudian...
"Aku orang she Ku hanya memohon kepada tokoh sakti itu untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh sahabatku saja"
Sinar mata manusia berkerudung itu masih tetap dingin dan tajam seperti cahaya sembilu, tanya nya dengan dingin.
"Sekarang sahabatmu itu berada dimana? Cukup kau sebutkan saja, aku akan pergi ke sana untuk menyembuhkan penyakit itu' Mendengar perkataan tertebut, Ku See hong menjadi tertegun, berapa saat kemudian dia baru berkata.
"Sahabatku itu sudah diajak pergi oleh gurunya, kedatanganku sekarang hanya ingin bertanya lebih dulu kepada tokoh silat itu, apakah dia mampu untuk menyembuh kan penyakit atau tidak..."
Belum habis dia berkata, manusia berkerudung itu telah memperdengarkan suara tertawa dinginnya yang merasuk tulang, tukasnya secara tiba-tiba.
"Hmm, rupanya kau memang sengaja menggunakan alasan tersebut untuk mencari gara-gara dengan kami perguruan Hiat Mo bun... ."
"Bukan! Bukan!"
Seru Ku See hong cemas.
"berhubung penyakit yang diderita oleh sahabatku itu benar-benar amat sukar untuk di sembuhkan maka ........."
"Tutup mulut!"
Bentak si manusia berkerudung itu dengan suara amat dingin. Kemudian sesudah tertawa sinis terusnya.
"Malam ini, kau begitu berani mencari gara-gara dengan orang- orang Hiat mo bun kami, tampaknya kau menganggap kepandaian silat yang kau miliki sangat hebat maka kau begitu berani memandang rendah perguruan kami."
"Hmm, kalau toh memang begitu, pun buncu ingin sekali mencoba-coba kepandaian mu, ingin kuketahui sesunggunnya Leng hun koay seng memiliki kepandaian silat sampai dimana hebatnya.} Ku See hong adalah seorang pemuda yang angkuh dan dingin, menyaksikan Kesombongan dari manusia berkerudung tersebut kontan saja nada amarahnya berkobar dengan hebatnya, dari balik matanya pun memancar keluar serentetan cahaya yang menggidikan hati.
"Kalau toh engkau begitu tak tahu aturan dan mendesakku terus menerus, baiklah, aku orang she Ku akan melayani kehendakmu itu dengan mempertaruhkan selembar jiwaku" . Sejak tadi keempat orang gembong iblis dari pulau Tang hay to sudah mendendam kepada pemuda itu, bahkan ingin membinasa kannya oleh karena senjata rahasia andalan mereka telah dihancurkan Ku See hong tapi berhubung ia sedang bertanya jawab 882 dengan Buncunya, maka selama ini pula mereka tak berani bertindak secara sembarangan. Kini setelah menyaksikan Buncu mereka mendesaknya untuk bergebrak, sudah barang tentu merekapun tak akan melewatkan kesempatan tersebut dengan begitu saja. Tiba-tiba saja Hay losu tocu Su Siok cu menampilkan diri ke depan dan berseru kepada manusia berkerundung itu.
"Buncu, manusia tak berguna ini jangan dibiarkan bertingkah semaunya sendiri, biar aku orang she Ku saja yang menghabisi nyawanya" 'Kalau begitu berilah pelajaran lebih dahulu kepadanya, orang ini mempunyai banyak rahasia dunia persilatan yang belum terpecahkan dan bisa diselidiki dari mulutnya, tangkap saja dia dalam keadaan hidup-hidup dan jangan biarkan jiwanya terancam"
Hawa napsu membunuh segera menyeli-muti seluruh wajah Ku See hong, dia mendengus dingin kemudian katanya dengan suara seram.
"Kalian orang-orang dari Hiat mo bun menganggap dirinya jagoan tiada bandingannya didunia ini, hmmm! Malam ini juga aku orang she Ku akan melakukan pembantaian secara besar-besaran terhadap anggota Hiat mo bun kalian, untuk menyingkat waktu lebih baik kalian berdua belas maju bersama-sama saja"
Ucapan tersebut selain takebur juga amat tak pandang sebelah matapun terhadap lawannya.
Padahal kedua belas orang anggota Hiat mo bun itu merupakan jago-jago kelas satu di dalam dunia persilatan dewasa ini, namun kenyataannya si anak muda itu berani menentang mereka semua, keberanian dan kegagahannya membuat orang merasa amat kagum.
Manusia berkerudung itu tertawa dingin.
'Asal anggota kami tak sanggup memperta-han kan diri, setiap saat pasti akan maju seorang lagi, asal kau memang punya kepandaian yang hebat, sudah pasti keinginanmu itu akan terwujud' Sementara itu, Hay lou tocu Su Siok cu sudah membentak keras, lengan kanannya yang gemuk penuh daging membuat getaran yang keras, segulung tenaga pukulan yang dingin dan dahsyat secepat sambaran kilat meluncur ke depan dengan hebatnya.
Ku See hong segera mengebaskan telapak tangan kirinya, segulung hawa pukulan yang lembek dan dalam seperti samudra tanpa mengeluarkan sedikit suara pun memunah kan datangnya ancaman dari Su Siok cu tersebut.
Kemudian menampilkan sekulum senyuman yang amat dingin diujung bibirnya, dia berkata dengan angkuh.
"Dengan kepandaian silat yang kau miliki itu masih belum pantas untuk menyembunyi kan indetintas sendiri, lebih baik lepaskan saja topeng tengkorakmu itu agar aku orang she Ku bisa menyaksikan sampai di manakah jeleknya tampangmu itu."
Menghadapi kelihaian dari lawannya, sifat buas dan ganas dari Hay lou tocu Su Siok cu segara berkobar, sambil berteriak aneh dengan menghimpun tenaga dalamnya sebesar sepuluh bagian, secepat sambaran petir langsung dilontarkan ke muka.
Dimana angin serangan meluncur, angin puyuh serasa meratakan permukaan tanah, sebelum hawa dingin yang ganas dan mengerikan bagaikan ambruknya sebuah bukit karang saja langsung menggulung ke depan dengan membawa suara desingan yang memekikkan telinga.
Untuk mendemontrasikan kelihayan dari ilmu silat sendiri, Ku See hong sama sekali tidak menghindar ataupun berkelit, dia malah mendongakkan kepalanya sambil memandang bintang yang bertaburan di angkasa berdiri dengan sikap yang sangat angkuh.
Sikap jumawa tersebut kontan saja membangkitkan rasa terperanjat dari semua orang, diam-diam mereka berpikir.
Hebat sekali Leng hun koay seng ini ! Rupanya dia sudah bosan hidup lebih jauh.
Sebaliknya Hay lou Tocu Sin Siokcu yang menjumpai kejadian mana...diam-diam segera menyumpah.
"Bocah keparat. kau begitu sombong dan takabur, rasain sekarang pukulan dahsyatku ini, aku akan membuat tubuhmu remuk rendam hingga tiada wujudnya lagi. Belum habis makian itu dilontarkan, angin pukulan mana yang maha dahsyat itu sudah menghajar diatas tubuh Ku See hong secara telak. Pada saat itulah hawa khikang Kan kun mi siu khangkhi dari tubuh Ku See hong telah menghasilkan kegunaan yang luar biasa. Mendadak...."Blamm? Blaaaam....?'"
Disekeliling tempat itu sudah berkumandang suara letusan-letusan yang amat memekikkan telinga.
Hawa pukulan yang dilancarkan Hay lo Tocu Su Siok cu itu seakan-akan di telan ombak dahsyat saja, segera tersapu lenyap sehingga hilang lenyap tak berbekas.
Kenyataan ini kontan saja membuat Su Siok cu yang bengis dan ganas itu menjadi terkesiap sekali, dia mengira seperti sudah berjumpa dengan setan saja.
Yaa, berbicara yang sesungguhnya, entah jagoan lihay dari mana pun di dunia ini mustahil bila dia bisa selamat tanpa cedera sesudah terkena oleh serangan yang maha dahsyat itu.
Bukan cuma dia yang kaget, kecuali manusia berkerudung serta Jian hun im ciang Tu Pak kim sekalian bertiga, yang lain sama-sama dibikin terkesiap sampai membelalakkan matanya dengan mulut melongo.
Ku See hong segera tertawa dingin, ujarnya dengan suara amat sinis.
"Nah orang-orang dari Hiat mo bun, sekarang, tentunya kalian sudah tahu bukan kalau di atas langit masih ada langit, dan diatas manusia masih ada manusia yang lain, haha....
Haaaah.....
haaahh...."
Gelak tertawa yang amat keras itu kontan saja melengking dan menembusi angkasa hingga bergema sampai dimana-mana.
Ku See hong dengan menggunakan ilmu gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat telah menyelinap ke samping secara aneh kemudian meluncur ke samping tubuh Su Siok cu, setelah itu tangan kanannya meluncur ke depan dan secepat kilat menyambar topeng tengkorak yang menutupi wajah Hay lou tocu tersebut.
Bukan begitu saja, bahkan telapak tangan kirinya tanpa ampun segera meluncur ke depan dengan kecepatan tangan bagaikan sambaran kilat.
Bagaikan baru sadar dari impian saja, Hay lou tocu Su Siok cu baru terkejut setelah topeng tengkoraknya disingkap orang, saking terkesiapnya dia sampai mundur beberapa langkah dengan sempoyongan.
Tapi justru karena tindakannya itu, secara kebetulan sekali dia berhasil meloloskan diri dari sergapan telapak tangan kiri Ku See hong.
Ku See hong sama sekali tidak melakukan pengejaran, sembari memperlihatkan topeng tengkorak itu, dia tertawa terbahak-bahak dengan amat nyaringnya.
"Haahh... haahh.... haahh... kawan-kawan persilatan sekalian, malam ini aku orang she Ku akan menyuruh kalian semua menyaksikan bagaimanakah raut wajah asli dari kedua belas anggota Hiat mo bun ini..-ooodwooo- BAB 41 BERBICARA sampai disitu, Ku See hong segera mengerahkan tenaga dalamnya ke dalam lengan kanan, lalu meremas-remas topeng tengkorak itu sehingga hancur menjadi bubuk, ketika tangan kanannya di tolak kedepan, bubuk berwarna putih itu pun segera menyambar ke mana-mana.. Tindakannya ini benar-benar merupakan suatu penghinaan bagi Hiat mo bun, suatu perbuatan yang terlalu memandang rendah orang-orang Hiat mo bun... Kontan saja semua anggota Hiat mo bun menjadi marah, dari balik sorot mata mereka segera memancar keluar sinar kebuasan yang penuh diliputi rasa dendam dan benci. Sedangkan manusia berkerudung itu pun memancarkan serentetan sinar yang sukar dilukiskan maksudnya dari balik sepasang matanya yang jeli.... Apakah itu cinta? Apakah itu Kasih? Ataukah kesedihan? Mungkin kemurungan! Mungkin juga keperihan hati yang tak terkirakan. Ku See hong tidak melihat akan perubahan dari sorot matanya itu, lain halnya dengan Kho It khi, si bocah laki-laki itu, dengan melototkan sepasang matanya bulat-bulat dia sedang mengawasi sorot mata perempuan itu tanpa berkedip. Hay lou tocu Su Siok cu yang topeng tengkoraknya kena dihancur lumatkan oleh h Ku See hong merasa malu bercampur gusar, kulit wajahnya yang gemuk dan penuh berdaging itu mengejang keras seperti menahan gejolak emosi yang amat besar. Sepasang lengannya diluruskan ke bawah sepasang matanya memancarkan sinar buas yang penuh dengan rasa benci dan dendam yang membara, tubuhnya yang gemuk pelan-pelan bergerak ke depan mendekati Ku See hong, sementara tiga orang gembong iblis lainnya dari Tang-hay-to juga telah memencarkan diri dan mengurung Ku See hong. Ketika sorot mata Ku See-hong memandang sekejap ke wajah orang-orang itu, dia segera tahu kalau pihak lawan hendak mengeluarkan jurus serangan yang paling ganas dan keji untuk menghadapinya. Tadi, pemuda yang angkuh dan tinggi hati itu hanya memandang musuh-musuhnya dengan angkuh, bahkan sekulum senyuman dingin yang sinis dan penuh dengan pandangan menghina tersungging diwajahnya.
"Apalagi kalian memiliki kepandaian simpanan, lebih baik keluarkan saja semua tak usah sungkan-sungkan lagi.."
Jengeknya dengan suara sinis.
Hay lou Tocu Su Siok membentak gusar, sepasang tangannya yang diturunkan kebawah itu mendadak di angkat kedepan dada kemudian setelah membentuk gerakan gangsingan mendadak sepasang telapak tangannya digunakan bersama untuk menyerang musuh.
Ternyata, dia telah mengeluarkan ilmu silat andalannya, ilmu pukulan Hay-lou-kang.
Rupanya dia tahu kalau Ku See hong memiliki hawa khikang yang amat dahsyat yang melindungi tubuhnya, maka ilmu Hay lou kang nya kini disertai dengan tenaga dalam sebesar dua belas bagian, tampaknya dia bermaksud untuk membinasakan Ku See hong dalam sekali pukulan.
Sampai dimanakah kedahsyatannya itu tak bisa dibayangkan dengan perkataan.
Begitu serangan dilancarkan, segera muncullah desingan angin berpusing yang berputar seperti gasingan, segulung demi segulung menggulung keluar dengan sangat hebatnya, pepohonan yang berada di sekeliling tempat itu kontan saja bergoncang dengan sangat hebatnya.
Seluruh badan Ku See hong kontan saja tergencet dibawah dorongan angin berputar tersebut, sedemikian rapatnya angin serangan mana sehindgga pada hakekatnya tidak dijumpai setitik ruang kosongpun.
Mendadak ............
Telapak tangan Hay-lun-tocu Su-Siok-cu yang sedang berputar kencang itu berhenti bergerak, setelah itu ke sepuluh jari tangan nya, dipentangkan dan disentilkan ke muka bersama-sama..
Sreet....
Sreet...
serentetan cahaya tajam yang disertai dengan desingan angin pukulan yang rapat meluncur keluar menyambar ke tubuh lawan.
Angin serangan jari yang tajam itu segera bergabung dengan tenaga pukulan yang berpusing tadi dan secepat kilat meluncur ke depan mengancam sepuluh buah jalan darah penting di tubuh Ku See hong.
Menyaksikan kejadian mana, paras muka Ku Se hong berubah hebat, ternyata kesepuluh gulung angin jari yang berputar itu meluncur datang dengan kecepata luar biasa, sehingga sulit bagi orang untuk menghindarkan diri.
Dia segera merasakan datangnya desingan angin tajam seperti tusukan pedang yang mulai menyusup ke dalam tubuhnya.
Berada dalam keadaan demikian, dia tak berani bertindak gegabah lagi, terpaksa dengan mengerahkan ilmu Kan kun mi siu khi khang nya yang maha dahsyat menyambung datangnya ancaman tersebut.
Mendadak saja tubuhnya berputar seperti amukan ombak di tengah samudra, aliran hawa yang lembekpun segulung demi segulung menyambar ke atas tubuhnya dan menyeret dia ke tengah gulungan angin berpusing tersebut.
"Blaaam! Blaaam! Blaaam....!"
Secara beruntun berkumandang suara benturan keras yang memekikkan telinga.
Sekali lagi pukulan Hay lou kang dari So Siok cu yang amat dahsyat itu menemui kegagalan total, tapi Ku See hong sendiri pun merasakan hawa darah di dalam tubuhnya bergolak keras sekali.
Dengan secepat sambaran kilat Ku See hong meluncur ke hadapan So Siok Cu kemudian secara keji dia melancarkan sebuah serangan mematikan ke depan.
Mendadak pada saat itu..
Tiga orang gembrong iblis lainntya dari Tang Hay to membentak keras, bayangan manusia berkelebat lewat, tiga gulung angin secara berbarengan sudah meluncur ke depan dan menerpa tubuh Ku See hong Ku Sehong tertawa dingin, jengek nya.
"Serangan yang bagus sekali, aku toh sudah bilang, lebih baik kalian turun tangan bersama-sama, siapa suruh kalian tidak menurut?"
Walaupun dimulut dia berkata demikian, kakinya sama sekali tidak berhenti, dengan suatu kelebatan yang aneh, sepasang telapak tangannya sudah melepas kan beberapa angin pukulan yang memunahkan datangnya serangan gabungan dari ke tiga orang itu.
Begitu ketiga orang gembong iblis dari Tang hay to itu melepaskan pukulan, dengan suatu gerakan cepat tubuh meraka pun ikut menerjang ke sisi tubuh Ku See hong, telapak tangan dan kaki mereka di ayunkan bersama melepaskan serangan-serangan secara ganas dan keji.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bagaikan titiran angin puyuh dan hujan badai saja, mereka serentak mendesak Ku See hong dengan pukulan-pukulan yang mematikan.
Mimpipun Ku See hong tidak menyangka kalau gerakan tubuh mereka sedemikian cepatnya, dia segera terdesak dan harus mundur lagi ke belakang untuk menghindar kan diri.
Sejak gagal dengan seranganya Hay lou kangnya, Su Siok cu merasa gusar sekali, pada saat itulah secara diam-diam ia sudah menyelinap ke belakang tubuh Ku See hong, lalu segenap hawa murni yang dimilikinya disalurkan ke dalam telapak tangannya dan secara tiba- tiba saja menyerang jalan darah Hian ki hiat dan Siau yau hiat di tubuh Ku See hong.
Ku See hong memang memiliki ilmu silat yang sangat lihay, ketajaman pendengaran nya juga mengagumkan, dia segera tertawa sinis, kemudian secara tiba-tiba saja berjongkok ke bawah, kaki kirinya lalu diayun kan ke depan menendang dada So Siok cu.
-ooo0dw0ooo-
Jilid 27 SERANGAN ini di lancarkan dengan indah sekali, sembari berkelit melancarkan serangan, benar-benar sebuah jurus yang luar biasa...
Melihat seragannya mengenai sasaran yang kosong, Hay lou tocu Su Siokcu sudah menyadari bakal celaka, dengan cepat dia menjatuhkan diri berguling kesamping.
Tapi..."Sreeeet....!"
Tendangan dari Ku See hong menyerempet lewat dari sisi bahu kirinya, benar-benar merupakan suatu keadaan yang amat kritis.
Tapi pada saat itulah Ku See hong yang berjongkok ditanah kembali menerima serangan dari tiga gembong iblis pulau Tang hay to secara dahsyat.
Bayangan kaki, angin pukulan seperti sambaran petir ditengah mega menyapu dan menyambar datang dengan sangat hebatnya.
Ku See hong benar-benar memiliki kepandaian silat yang lihay sekali, di saat yarg kritis itulah mendadak tubuhnya melejit ketengah udara, dengan begitu sergapan dari ke tiga orang gembong iblis itupun mengenai sasaran yang kosong.
Dalam keadaan begini, ia tidak sudi memberi kesempatan lagi bagi musuhnya untuk berganti jurus, tubuhnya yang melambung ditengah udara mendadak berjumpalitan, lalu dengan kaki di atas kepala di bawah, dia menukik ke bawah sambil melancarkan sergapan, sepasang telapak tangannya secara beruntung melancarkan serangkaian pukulan dahsyat yang mengurung seluruh tubuh ke tiga orang gembong iblis itu.
Kepandaian silat yang dimiliki ketiga orang gembong iblis itupun luar biasa sekali, begitu serangan dahsyat tersebut dilontarkan ke hadapan mereka, ke tiga orang itu segera mengundurkan diri sambil berkelit ke samping.
Dalam keadaan apa boleh buat, terpaksa Ku See hong harus melayang turun kembali ke atas tanah, tapi saat itulih serangan dari Su Siok cu, kembali menyambar datang dari sisi sebelah kiri Ku See hong.
Cara pertarungan bergilir dan bergerilya semacam ini benar- benar merupakan sebuah taktik pertarungan yang sangat luar biasa dan membuat orang susah untuk menahan diri.
Sekalipun Ku See hong memiliki kepandaian silat yang sangat tangguh, tak urung dia dibikin kerepotan juga menghadapi kerubutan dari ke empat orang gembong iblis dari pulau Tang hay to itu sehingga keteter hebat dan dibikin apa boleh buat.
Pada saat itulah...
Dari balik kawanan jago dpersilatan yang mengurung sekeliling kolam tersebut berkumandang suara tertawa geram di susul pujian terdengar seseorang berseru dengan suara lantang.
"Sute jangan kuatir, aku datang membantu mu!' Orang itu tak lain adalah Jian hun kim ciang Tu Pak kim, tubuhnya bagaikan sukma gentayangan berkelebat ke depan, Begitu sampai ditengah arena, ujung baju nya segera dikebaskan ke depan segulung angin yang maha dahsyat secara langsung menghantam ke tubuh Hay to tocu So Siok Cu. Agak kaget Hay lou Toucu Su Siok cu merasakan datangnya ancaman, dia segera berpaling, tapi perasaannya semakin bergetar lagi setelah menyaksikan seorang manusia aneh berwajah jelek sudah berada di depan mata, buru-buru dia manyelinap ke samping untuk meloloskan diri. Di saat lain, Thian kun tee ciang Khong Tang lun sudah membentak dengan suara mengeledek.
"Jian hun kim ciang Tu Pak kim, lohu akan menemani dirimu untuk bermain-main!"
Sambil menerjang datang, telapak tangan kirinya melancarkan bacokan kemuka sementara telapak tangan kanannya melepas kan sebuah pukulan melintang.
Dua gulung tenaga pukulan dengan tenaga yang berbeda satu lembut dan satu keras bersama-sama menyergap ke atas tubuh Jian hun kim ciang Tu Pak kim.
Maka terkesiap juga, Jian hun kim ciang Tu Pak kim sewaktu namanya kena disebut orang, dengan suatu gerakan yang aneh cepat-cepat dia meloloskan diri dari serangan Thian kun tee ciang Kong Tang lun tersebut, kemudian serunya sambil tertawa seram.
"Siapa kau? Tajam amat penglihatanmu ...heeehhh.. heeehhh...heehhh..."
"Tu Pak kim!"
Kembali Thian kun tee ciang Khong Tang lun membentak dingin.
"Sekalipun kau tidak kenal dengan lohu, aku justru kenal siapakah dirimu itu, haaahhh... haaahhh... haaahhh... sambutlah sekali lagi seranganku ini!"
Tubuhnya secepat kilat menerjang majun ke depan, sepasang lengannya berputar membentuk satu lingkaran bayangan busur, lalu sambil membentak keras sepasang tangan kiri kanannya secara bersilang melancarkan bacokan ke muka.
Dua gulung tenaga pukulan yangb sangat dahsyatd dan dalam bagaaikan samudra, lbangsung menerjang ke atas jalan darah Ciang tay hiat dan Ciang bun hiat di atas tubuh Jian hun kim ciang Tu Pak kim, Serangan yang dilepaskan ini, dilakukan dengan kecepatan amat luar biasa.
Kehebatannya pun bagaikan amukan ombak ditengah samudra, cukup membuat semua orang amat terkesiap.
Mencorong sinar tercengang dari balik mata Jian hun kim ciang Tu Pak kin, sepasang telapak tangannya ikut dilontarkan pula kemuka melancarkan serangan.
Begitu pukulan dilepaskan, segulung angin pukulan yang kuat seperti amukan ombak yang besar dan kuat menggulung ke depan, kedahsyatan cukup menggetarkan sukma setiap orang...
"Pleeetakkk..!"
Suara benturan nyaring seperti ledakan guntur pun menggellegar memecahkan keheningan...
Akibat dari benturan keras itu, Thian kun te ciang Khong Tang lun mundur sejauh tiga empat langkah dengan sempoyongan.
Sebaliknya sepasang bahu Jian hun Kim ciang Tu Pak kim juga turut bergoncang keras.
Tiba-tiba ia menjerit kaget.
'Aaaah ! Kau...
kau adalah Thian kun tee ciang Khong Tang lun.."
Thian kun tee ciang khong Tang lun segera tertawa.
"Semua rahasia dari Ban sia kau kalian sudah berhasil kuselidiki dengan jelas sekali.. hingga kini kau baru tahu akan indentitas lohu? Haaahh... haaahhh... kasihan, benar-benar patut dikasihani.."
Jian hun kim ciang Tu Pak kim tertawa dingin.
"Heeehhh.. heeehhh.. heehhh kagum! Sungguh amat kagum! Tapi nyawamu juga hanya akan hidup sampai pada malam ini juga..!"
Begitu selesai berkata, tubuh Jian hun kim ciang segera mendesak ke muka seperti sambaran setan gentayangan, sepasang telapak tangan dan kakinya digunakan bersama menotok tubuh Thian kun tee ciang Khong Tang lun..
Sementara itu, dia pun pada saat yang bersamaan berteriak keras-keras.
"Kawan-kawan perrsilatan, mari kita ber-sama-sama menumpas anrggota Hiat mo bun!"
Ditengah bentakan nyaring itu, tujuh orang tongcu Jian khi pang dan Thi kiong pang sudah menerjang ke depan dengan melom-pati telaga selebar tiga kaki itu.
Tiba-tiba saja dari balik mata manusia berkerudung itu memancar keluar serentetan sorot mata yang menggidikkan hati, kemudian ia membentak nyaring...
Tubuhnya bagaikan sambaran petir menyerbu ke muka dan menyangsong datangnya orang pertama dari Jian khi pang.
Tampak telapak tangan kirinya yang putih halus itu digetarkan keras-keras ke depan...
Mendadak berkumandang suara jeritan ngeri yang memilukan hati...
Rupanya didalam satu gebrakan saja Tongcu dari Jian khi pang itu sudah dibikin mampus.
Gerakan tubuhnya sama sekali tidak terhenti akibat kematian dari korban pertamanya, dengan gesit dia menyambut pula kedatangan orang ke dua dan orang yang ketiga.
Sepasang telapak tangannya segera digerakan ke depan dengan gerakan Pok hok tian ci (burung bangau mengembangkan sayap).
Tongcu ke dua dari perkumpulan Jian khi pang kembali menemui ajalnya sebelum berhasil menangkis ancaman mana...
Empat orang tongcu dari Thi kiong pang yang menyusul kemudian menerjang tiba itu segera membentak bersama-sama, ke empat pasang telapak tangan mereka diayunkan bersama, segulung angin pukulan yang maha dahsyat bagaikan amukan ombak ditengah samudra pun segera menggulung ke arah depan.
Dua orang diantaranya dengan cepat meloloskan busur besi yang tergantung di belakang bahu mereka, setelah itu turut menerjang pula kedepan.
Busur baja mereka dengan membentuk dua gulung kabut cahaya berwarna hitam langsung dibacokkan ke atas tubuh manusia berkerudung itu.
Kepandaian silat yang dimiliki manusia berkerudung itu benar- benar telah mencapai tingkatan yang luar biasa, tubuhnya tanpa berhenti barang sekejap pun tahu-tahu telah berhasil menembusi lingkaran hawa pukulan yang tajam dan kuat itu.
Mendadak tubuhnya melejit ke udara dan melambung setinggi satu kaki lebih dari permukaan tanah, sepasang kakinya secepat kilat melepaskan serangkaian tendangan berantai..
Dua orang Tongcu dari Thi kiong pang yang sedang menerjang tiba itu tak mengira datangnya ancaman mana, tak ampun lagi batok kepala mereka segera kena tertendang sampai hancur berantakan, dua lembar nyawa mereka pun ikut melayang..
Ketika melihat gelagat tidak menguntung kan, dua orang tongcu dari Thi kiong pang lainnya segera membalikkan badan sambil mencoba untuk melarikan diri.
Agaknya manusia berkerudung itu sudah dipengaruhi oleh hawa napsu membunuh yang mengerikan, bagaimana mungkin dia membiarkan ke dua orang itu kabur dengan selamat? Berada di tengah udara, tiba-tiba sepasang telapak tangannya melancarkan sentilan ke depan, sepuluh gulung desingan angin tajam secara terpisah menyambar lima buah jalan darah penting di tubuh masing- masing orang.
Desingan angin serangan yang tajam segera menyapu ke muka membelah angkasa.
Disusul kemudian...
Kembali terdengar dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan keheningan...
Dari atas punggung ke dua orang Tongcu dari Thi kiong pang itu segera menyembur keluar lima buah pancuran darah yang muncrat ke angkasa, sementara tubuhnya yang termakan oleh dorongan sisa kekuatan mana segera mencelat sejauh beberapa kaki dan terlempar ke tengah kolam.
Begitulah, hanya dalam waktu yang amat singkat manusia berkerundung itu telah berhasil menghabisi tujuh orang tongcu dari Thi kiong pang dan Jian khi pang.
Demonstrasi kepandaian silat yang sangat lihay ini kontan saja membuat semua orang terbelalak dengan mulut melongo.
Perlu dikerahui, ke tujuh orang Tongcu itu sesungguhnya bukan manusia sembarangan, mereka merupakan jagoan kelas satu dari masing-masing perkumpulan, juga merupakan jagoan kelas satu dalam dunia persilatan, tapi kenyataannya dalam waktu sing-kat mereka sudah habis dibantai oleh manusia berkerudung itu tanpa ada kesempatan untuk melancarkan serangan balasan.
Sedangkan ilmu kepandaian yang digunakan manusia berkerudung itu untuk membunuh lawannya pun cukup membuat para jago terkesiap, tanpa terasa muncul perasaan ngeri dan berdiri semua bulu kuduk mereka.
Tentu saja tak seorang manusia pun yang berani mempertaruhkan jiwanya dengan sembarangan.
Dalam pada itu, para anggota Hiat mo bun yang semula mengelilingi hiolo kemala itu, sekarang sudah berlarian cepat ke hadapan manusia berkerudung itu dan berdiri berjajar dihadapannya.
Dengan suara yang amat dingin dan menggidikkan hati manusia berkerundung itu berkata.
"Hiat mo bun adalah sekelompok manusia penegak keadilan dan kebenaran di dalam dunia persilatan, kami khusus membunuhi manusia-manusia jahat yang sering melaku kan kejahatann, apabila 897 kalian sama sekali tidak ada hubungannya dengan kami, paling baik jangan mempertaruhkan jiwa sendiri untuk menyerempet bahaya, tapi jika kalian masih saja tak tahu diri terpaksa anggota Hiat mo bun kami akan membunuh kalian tanpa ampun lagi...."
Dalam pada itu Ku See hong dibawah kerubutan ke empat orang gembong iblis dari Tang hay to sudah kena didesak sehingga cuma bisa menangkis dan mempertahankan diri belaka..
Suatu ketika, mendadak tiga orang gembong iblis dari Tang hay to itu menyentilkan jari tangan kirinya melancarkan segulung pukulan berhawa dingin yang disusul dengan gerakan tubuh mereka yang memburu ke depan, enam buah telapak tangan mereka dengan berubah menjadi beribu-ribu bayangan telapak tangan bagaikan titiran angin puyuh dan hujan badai langsung mengurung seluruh tubuh Ku See hong, malah kaki-kaki merekapun sama sekali tidak berhenti, serangkaian tendangan berantai yang amat dahsyat dan keji serentak dilontarkan kemuka.
Hay lou tocu Su Siok cu tidak tinggal diam, saat yang bersamaan tubuhnya segera ber-jongkok, kemudian seperti angin berpusing sepasang telapak tangannya menyerang tubuh bagian bawah dari Ku See hong dengan kedahsyatan yang luar biasa.
Dengan begitu maka tubuh bagian atas tengah, bawah dan empat arah delapan penjuru Ku See hong telah berada dibawah ancaman musuh yang ganas dan keji.
Dengusan tertahan segera berkumandang memecahkan keheningan...
Karena kurang cepat sewaktu berkelit, pinggang belakang Ku See hong sudah terkena tendangan dari salah seorang dari gembong iblis itu sehingga tubuhnya bergoncang keras dan mundur sejauh tiga empat langkah..Melihat musuhnya kena tendangan, ke empat orang gembong iblis dari Tang hay to tersebut makin bersemangat, di ringi bentakan nyaring, jurus-jurus serangan mereka kembali dilontarkan bagaikan 898 titiran air hujan, hawa serangan yang kuat seperti dinding baja pun bagaikan ambruknya bukit karang langsung menekan ke bawah.
Tiba-tiba, mencorong hawa pembunuhan yang amat mengerikan dari balik mata Ku See hong, serentetan suara gelak tertawa panjang dan memekikkan telingapun menggema diseluruh angkasa..
Sepasang lengan Ku See hong diputar dengan amat kencangnya ditengah udara, di tengah desingan angin tajam yang memekikkan telinga segera terbias segulung demi segulung bayangan cahaya yang membuat orang merasa pusing kepalanya.
Menyusul kemudian...
Disaat sepasang lengannya menciptakan cahaya yang berlapis- lapis, mendadak tubuh nya miring ke samping, lalu secara aneh sekali seluruh badannya bergeser lima depa dari posisi semula.
Si Pisau Terbang Pulang -- Yang Yl Legenda Bunga Persik -- Gu Long Rahasia Hiolo Kumala Karya Gu Long