Ceritasilat Novel Online

Dendam Sejagad 18


Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung Bagian 18



Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya dari Khu Lung

   

   Baik Thi bok sin kiam Cu pok maupun Ku See hong, kedua- duanya merupakan jago lihay kelas satu dalam dunia persilatan, ilmu meringankan tubuhnya telah mencapai tingkatan yang luar biasa sekali, tak selang berapa saat kemudian mereka berdua sudah melalui beberapa buah puncak bukit.

   Tak jauh di depan sana terdapat sebuah selat yang ke dua belah sisinya terbentang dua bukit yang terjal, sejauh mata memandang hanya batuan cadas saja yang berserakan dimana-mana, makin ke dalam selat keadaan medannya semakin bertambah bahaya.

   Tak tahan lagi Ku See hong segera menegur.

   'Hei, masih berapa jauh lagi?"

   Oleh karena tengah hari tadi, Ku See hong merasa seakan-akan pernah sampai disitu dan waktu itu dia seperti tidak melihat adanya telaga di sana. Thi bok sin kiam Cu Pok tertawa licik dengan seramnya.

   "Heeeehhh....heeehhh... heeehhh asal sudah masuk ke dalam selat nanti, kau toh akan mengetahui dengan sendirinya!"

   Ditengah pembicaraan tersebut, mendadak tubuh Cu Pok melejit ke tengah udara dan menerjang ke dalam lembah tersebut bagaikan seekor burung elang yang akan menerkam mangsanya.

   Ku See hong tidak curiga kalau ada tanda bahaya, dia ikut pula menerjang masuk ke dalam dengan kecepatan yang tak kalah hebatnya.

   Mendadak pada saat itulah..

   Cu Pok yang berada di depan begitu mencapai permukaan tanah, dia segera memperdengarkan suara tertawa liciknya yang seram dan tajam amat menusuk pendengaran.

   Begitu gelak tertawa seramnya dikumandangkan, tubuhnya segera berputar cepat, sepasang telapak tangannya segera membentuk gerakan melingkar di udara.

   Ditengah kegelapan malam yang mencekam terasa gulungan hawa dingin yang menusuk badan bagaikan amukan angin topan saja langsung menerjang ke tubuh Ku See hong dengan kecepatan luar biasa.

   Padahal waktu itu Ku See hong sedang menerjang ke depan dengan kecepatan luar biasa, dia sama sekali tidak menyangka kalau Cu Pok bakal melancarkan serangan secara tiba-tiba.

   Begitu merasakan datangnya ancaman bahaya maut, tubuhnya telah berada hanya satu kaki saja di atas tubuh Cu Pok.

   Sementara pukulan dahsyat bagaikan amukan angin puyuh tersebut telah menggulung tiba pula dengan kecepatan luar biasa..Tindakan semacam ini benar-benar luar biasa, jangankan lagi manusia biasa, jago lihay yang berilmu amat tinggi pun belum tentu akan berhasil untuk menghindarkan diri.

   Orang bilang serangan secara terang-terangan gampang dihindari, serangan secara gelap sukar diduga.

   Segulung angin pukulan yang maha dahsyat itu secara telak segera bersarang di atas tubuh Ku See hong.

   Namun Ku See bong sama sekali tidak muntah darah dan mati, tubuhnya hanya melejit ke tengah udara, lalu seenteng selembar bulu segera melayang di tengah angkasa mengikuti berhembusnya angin serangan yang maha dahsyat itu.

   -ooo0dw0ooo-

   Jilid 31 TERNYATA disaat yang kritis Ku See hong telah mengeluarkan ilmu gerakan tubuh Mii khi biau tiong sin hoat yang maha dahsyat itu, dengan mengandalkan hawa murninya dia membuat seluruh tubuhnya menjadi enteng bagaikan selembar bulu, hal mana membuat angin pukulan maha dahsyat yang menyergap tubuhnya itu sama sekali tidak menghasilkan apa-apa kendati pun bersarang secara telak diatas badannya, Perlu diketahui, Kepandaian silat yang dimiliki Ku Se hong sekarang sangat lihay, terutama sekali dalam ilmu meringankan tubuh serta ilmu pukulan, kemajuan yang berhasil dicapai sangat pesat.

   Kesemuanya ini berkat dia telah minum darah mestika Tee liong hiat poo serta melatih ilmu Kan kun mi siu sin kang yang maha dahsyat tersebut.

   Thi bok sin kiam Cu Pok yang menyaksikan kejadian tersebut marasakan hatinya bergetar keras, dengan cepat dia berpikir.

   "Kepandaian silatnya telah berhasil mencapai tingkatan yang luar biasa sekali, bila malam ini tidak banyak jago lihay yang turut hadir disini, sulit rasanya untuk menaklukkan bajingan cilik ini"

   Sementara itu Ku See hong telah melayang turun kembali ke atas tanah dengan enteng nya, dengan suara menggeledek dia segera membentak.

   "Cu Pok, kau benar-benar sudah bosan hidup?"

   Thi bok sin kiam Cu Pok tertawa seram.

   "Heeehhh...heeehhh...heeehh... Ku sute. kau sendirilah yarg sudah bosan hidup, terus terang kuberitahukan kepadamu, kau sudah terperangkap oleh jebakanku"

   Mendadak...

   Suara tertawa seram yang menggidikkan hati berkumandang hampir bersamaan waktu nya dari empat arah delapan penjuru di sekeliling lembah tersebut, lalu mengikuti hembusan angin malam tersebar sampai dimana-mana.

   Suara tertawa seram tersebut ibarat suara tangisan setan atau lolongan serigala membuat siapapun yang mendengar suara tertawa tersebut segera berdiri semua bulu romanya.

   Terdengar suara aneh yang menyeramkan tadi bersahut-sahutan dan menggema di seluruh lembah tersebut, bahkan dari setiap sudut lembah itu seakan-akan berkuman-dang pula suara aneh yang memekikkan telinga itu.

   Begitu seram dan kacaunya suasana ketika itu, membuat perasaan orang bertambah ngeri rasanya.

   Dengan paras muka berubah hebat, Ku See hong tertawa dingin, kemudian tegurnya.

   "Cu Pok, rupanya watak bangsatmu masih belum juga berubah, sesunguhnya aku orang she Ku masih ingin memberi sebuah kesempatan kepadamu untuk memperbaiki hidupnya, tak nyana kalau kau masih tetap berhati licik dan buas. Terpaksa aku harus melakukan pembunuhan secara besar-besaran pada malam ini! Mengapa kawanan anak buahmu tidak kau suruh keluar semua agar aku orang she Ku bisa sekalian mengirim mereka pulang ke akhirat? Lebih baik tak usah meniru cara dedemit untuk menakut-nakuti orang lagi, aku tak bakal menjadi ketakutan oleh permainan jelekmu itu. Baru selesai dia berkata, mendadak dari balik kegelapan sana berkumandang suara gelak tertawa yang keras sekali. Suara tertawa tersebut bagaikan ada selaksa kuda yang sedang berlari bersama, begitu keras dan melengkingnya hingga menusuk pendengaran dan menggetarkan seluruh lembah tersebut. Di tengah gelak tertawa yang amat nyaring, dari balik kegelapan segera bermunculan sesosok bayangan manusia bertubuh pendek dan sesosok bayangan manusia bertubuh jangkung. Tampak orang itu menggunakan kecepatan yang mengaburkan pandangan mata, hanya didalam beberapa kali kelebatan saja sudah tiba disisi badan Cu Pok. Menyusul kemudian bermunculan lagi empat sosok bayangan manusia yang di ikuti pula oleh belasan sosok bayangan lainnya. Ilmu meringankan tubuh yang mereka miliki rata-rata amat tinggi dan sempurna, hanya di dalam waktu singkat semua gembong iblis tersebut telah mengepung tubuh Ku See hong rapat-rapat. Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu Ku See hong memandang sekejap wajah-wajah manusia yang berada disana kemudian hatinya amat terkesiap, dia tahu lebih banyak bahaya daripada keuntungan baginya pada malam ini. Kakek pendek dan jangkung yang bermunculan lebih dahulu tadi adalah dua orang pangcu yang termashur namanya dari Thi kiong pang dan Jian khi pang. Yang bertubuh pendek dan memelihara jenggot kambing berkulit hitam dan bermata tajam itu adalah ketua dari perkumpulan Thi kiong pang yang disebut orang sebagai Thi bie hui ki (tombak terbang berwajah baja) Song Ko piau. Sedangkan kakek kurus jangkung itu adalah pangcu dari perkumpulan Jian khi pang yang bernama Ma kiam (si pedang iblis) Toan Gi cong, dia berwajih pucat, bermata besar dengan tulang dahi yang menonjol tinggi serta sepasang alis mata yang amat tebal, raut wajahnya menyeramkan sekali. Sedang empat sosok bayangan manusia yang mengikuti dibelakang mereka berdua adalah ke empat toa thamcu dari perkumpulan Ban shia kau, orang pertama adalah Sin hwee thamcu (ketua ruangan api sakti) Ang bin mo kun (Iblis sakti berwajah merah) Si Bu bong, orang ini belum pernah dijumpai Ku See hong sebelumnya, tampak orang tersebut berwajah merah darah dengan bulu penrdek berwarna hittam tumbuh padaq kedua tulang pripinya, jenggot yang pendek seperti tombak membuat tampangnya bertambah mengerikan. Ilmu silat yang dimiliki orang ini lihay sekali, dalam perkumpulan Ban shia kau dia menempati kursi nomor lima. Selanjutnya adalah Thamcu ruang Im hong, Thian jian tee ciat (langit cacad bumi merekah) Si Hun sia, Thamcu dari ruang Thian leng Mo pit siu (kakek berlengan iblis) Khong Yusiang) serta Thamcu ruang Tee hun. Ta soat bu liang (menginjak salju tanpa bekas) Tam Cun khi.. Sedangkan puluhan orang lainnya adalah para Hiangcu dari perkumpulan Ban sia kau, Jian khi pang serta Thi kiong pang, kepandaian silat yang mereka miliki pun rata-rata merupakan jagoan kelas satu di dalam dunia persilatan. Bila Ku See hong dengan kekuatan seorang diri ingin bertarung melawan kawanan gembong iblis tersebut, pada hakekatnya sulit sekali seperti mendaki kelangit saja..Diam-diam dia mengeluh dalam hati kecilnya setelah menyaksikan betapa banyak nya kawanan musuh yang bermunculan disitu, meski dalam hati kecilnya merasa amat terkejut, namun paras mukanya tetap dingin kaku seperti es. Setelah mendengus dingin, katanya dengan suara menghina.

   "Cu Pok, gara-gara kau seorang, apakah kau sengaja mendatangkan begini banyak begundalmu?"

   Thi bok sinkiam Cu Pok tertawa seram.

   "Heeehhh... heeehhh... heeehhh... mana- mana! Terpaksa aku harus berbuat demikian oleh karena Ku sute memang bikin orang gemes sekali"

   Sementara itu, ketua perkumpulan Thi kiong pang, si tombak terbang berwajah besi Seng Ko piau telah berseru pula sambil tertawa terbahak-bahak.

   "Haaahhh...haaahhh...haaahhh... Ku See hong, terus terang saja kami katakan, semua orang menaruh perasaan benci dan jeri kepadamu, oleh karenanya hari ini kami datang bersama-sama untuk menghabisi dirimu"

   "Hmmm, kalian semua adalah musuh besar dari aku orang she Ku, bagus sekali, malam ini juga kita dapat menyelesaikan pula persoalan diantara kita semua"

   Secara diam-diam, Thi bok sin kiam Cu Pok harus mengagumi juga akan kebesaran nyali Ku See hong.

   kendati pun sudah dikurung oleh begitu banyak jago lihay, ternyata dia tidak memperlihatkan rasa seram atau gugup, bahkan paras mukanya pun sama sekali tidak berubah..

   Tee hun thamcu, si Penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi tertawa dingin.

   "Heeehhh... heeehh...heeehhh... orang she Ku, kau tak usah menghajar bengkak wajah sendiri mengaku sebagai si gemuk. malam ini kau sudah berada dibayah kepungan begini banyak jago lihay kami, janganlah berlagak seperti naga sakti yang bersayap lagi, sebab pada hakekatnya keadaanmu seakan-akan katak yang sudah masuk dalam keranjang"

   Dengan sinis dan nada menghina, kembali Ku See hong mendengus ketus.

   "Hm....hmm, kalian tak lebih hanya manusia-manusia rendah yang tak tahu malu, lebih baik tak usah banyak berbicara lagi, malam ini adalah malam sial bagi kalian semua, karena kamu semua berani mencari gara-gara denganku"

   Sin hwee than-cu si iblis Sakti berwajah merah Si Bu Long tertawa keras pula dengan suaranya yang macam gembrengan bobrok.

   "Haaahhh... haaaahh... haaahhh- kalau didengar dari nada pembicaraanmu, tampak nya kau si bajingan tengik memang sombong nya bukan kepalang, sebentar aku orang she Si harus mencoba lebih dulu akan kemampuanmu, aku ingin tahu sampai dimanakah kehebatan ilmu silat yang kau miliki sehingga begitu berani bersikap latah kepada kami semua"

   Sementara itu, Ku See hong telah menyadari betapa seriusnya persoalan yang mereka hadapi, oleh sebab itu dia berusaha keras untuk menenangkan hatinya, kemudian tertawa dingin.

   "Heeeeehhh...heeeeehhh....heeehhh.. siapakah kau? Bila kudengar dari nada pembicaraanmu itu, mungkin kau termasuk seorang manusia yang punya nama dan kedudukan, baiklah, aku orang she Ku pasti akan melayani keinginanmu itu"

   "Ku sute!' Thi bok sin kiam Cu Pok segera berkata.

   "kau tak usah berbicara sombong lagi, dia adalah Sin hwee thamcu dari perkumpulan kami, hari ini sengaja kubawa untuk melayani kebinalanmu itu. Tapi sebelum segala sesuatunya berlangsung, lebih dahulu aku hendak mengajakmu untuk berunding secara baik-baik, apa lagi mengingat kita berdua masih mempunyai hubungan perguruan.' "Sekarang, asal kau bersedia untuk mempersembahkan pedang Ang soat kiam yang tergantung dipunggungmu serta bait lagu Dendam sejagad, maka kami tak akan menyusahkan dirimu lagi, sebagai orang pintar tentunya kau sudah dapat melihat dengan jelas keadaan disekeliling tempat ini bukan? Dan aku pikir tak usah banyak pembicaraan lagi..?' Begitupun lebih baik lagi, maka orang she Ku juga secara ringkas ingin mengucapkan sepatah kata, bila kalian merasa punya kepandaian silat yang hebat, silahkan saja untuk mengambil sendiri kedua macam benda tersebut"

   Ketua Jian khi pang, si pedang lblis Toan Ghi kong tertawa seram.

   ' Heeehhh...heeehhh...heeehhh.

   apakah kau lupa kalau dirimu itu cuma seorang diri? apakah kau yakin bisa menghadapi kami semua? Ketahuilah, orang-orang tersebut tak akan bersikap sungkan terhadap dirimu"

   Ku See hong tahu kalau ini penuh dengan kemunafikan, kelicikan serta kebusukan.

   Sudah pasti kawanan manusia laknat tersebut tak akan mengajak dirinya untuk berbicara keadilan dan kebenaran dari dunia persilatan.

   Perasaan hatinya sekarang benar-benar bergolak keras, namun paras mukanya sama sekali tak berubah, malahan sambil tertawa nyaring dia berkata dengan santai.

   "Cara istimewa kalian ini sudah pernah dilakukan satu kali ketika berlangsungnya pertarungan dibukit Soat san tempo hari, tapi kenyataannya toh cuma begitu-begitu saja dan tiada sesuatu yang luar biasa, aku seorang she Ku sudah banyak mendengar dan banyak melihat akan perbuatan kalian tersebut"

   Tentu saja yang dimaksudkan oleh Ku See hong adalah pengerubutan oleh kawanan jago dari dunia persilatan atas diri Bun ji koan su Him Ci seng dibukit Soat san tempo hari.

   Diam-diam para jago lihay yang pernah mengikuti pertarungan di bukit Soat san tempo hari merasa amat terperanjat, mereka tak bisa menduga apa sebabnya Ku See hong bisa memiliki keberanian yang begitu luar bibasa? Mungkinkahd dia memiliki kaepandalan luar bbiasa yang bisa dipakai untuk menghadapi kerubutan mereka...? Thian jian tee ciat Hun sia tertawa seram, lalu berseru.

   "Orang she Ku, malam ini meskipun kau memiliki kepandaian silat yang maha dahsyat pun, jangan harap bisa meninggalkan tempat ini dalam keadaan selamat. Ku See- hong tertawa lebar.

   "Kalau memang begitu, mengapa tidak kita buktikan saja dengan kekuatan tantangnya. Thi bok sin kiam Cu Pok, turut tertawa pula.

   "Ku sute, orang bilang, seorang Enghiong harus tahu keadaan, tapi sekarang kau begitu tak tahu diri, berbicara dari kepandaian 1034 silat yang kau milikt, cukup ke empat orang Thamcu ku pun belum tentu bisa kau hadapi, lebih baik pentangkan dulu matamu lebar-lebar, daripada kita harus menggunakan kekerasan' Kembali Ku See hong tertawa dingin.

   "Cu Pok, tahukah kau bahwa seorang enghiong memiliki semangat pantang menyerah dan keberanian untuk menghadapi maut?"

   "Aku orang she Ku tob belum tentu akan terkurung oleh kalian semua atau mati terbunuh ditangan kalian, sekarang apa salahnya kalau kalian utus saja ke empat orang thamcu yang diandalkan itu unjuk kekuatan.."

   Maksud Ku See hong dengan ucapannya tersebut adalah ingin memancing kemarahan dari ke empat thamcu tersebut sehingga mereka terjun ke arena pertarungan dan menghadapinya bersama.

   Bila hal tersebut sampai terjadi, maka dengan mengandalkan kepandaian silatnya yang maha dahsyat, akan dibunuhnya beberapa orang itu lebih dulu, setelah beberapa orang itu mampus, niscaya keberanian mereka pun akan menjadi luntur pula.

   Thi bok sin kiam Cu Pok tertawa licik.

   "Heeeeehhh... heeeehhh... heeeehhh... Ku sute, apakah kau hendak keras kepala mempertahankan pendapatmu itu? Apakah kau hendak memaksa kami untuk menundukkan kau dengan menggunakan kekerasan?"

   "Tepat sekali! Ucapanmu itu memang tepat!"

   Sin hwe thamcu si iblis sakti berwajah merah Si Bu bong tak sanggup mempertahankan diri lagi, dengan suara dalam dia segera membentak keras.

   "Pimpinan Cu, ijinkanlah kepadaku untuk memberi pelajaran lebih dulu kepada bajingan cilik in "Su thamcu, kalian boleh bersama-sama membekuk bajingan keparat ini!"

   Perintah Thi bok sin kiam Cu Pok dengan cepat. Dengan nada menghina Ku See hong tertawa dingin.

   "Sin hwee thamcu, kalau dilihat dari tampang mu tadi, waduh sok nya bukan kepalang, lagaknya saja seakan-akan hendak mengajakku untuk berduel satu lawan satu, mengapa kau main kerubut sekarang ? Huuuh.. kalau berbicara tolong yang lebih jelasan sedikit, sesungguhnya kau ingin mengajak ke tiga orang rekanmu agar bisa mampus bersama?"

   Sin hwee thamcu si Iblis sakti berwajah merah Si Bu bong merupakan seorang jago lihay yang kepandaian silatnya cuma setingkat dibawah Cu Pok serta ketua Jian khi pang dan Thi kiong pang, kecuali dengan mereka bertiga, dialah berilmu paling tinggi.

   Pada dasarnya dia memang seorang manusia sombong yang terlampau mengung-gul kan kepandaian sendiri, dia sudah terbiasa berlagak jumawa dan ingin mencari menangnya sendiri.

   Bayangkan saja, bagaimana mungkin dia bisa menerima ejekan dari Ku See hong tersebut? Di ringi suara bentakan yang menggeledek, dia segera membentak keras.

   "Bocah keparat, aku orang she Si akan menghajarmu sampai merangkak ditanah!"

   Ditengah bentakan keras, tubuh si Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong yang tinggi besar itu menerjang maju seperti hembusan angin puyuh, sepasang telapak tangannya diayun kan ke depan dan segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat bagaikan sambaran geledek cepatnya langsung menerjang tubuh Ku See hong.

   Si anak muda itu tertawa dingin, mendadak dia berkelebat ke samping dengan suatu gerakan aneh, bukan saja berhasil meloloskan diri dari lingkaran hawa pukulan lawan, sebaliknya dia justru berhasil menyelinap ke sisi kanan lawannya.

   Waktu itu, hawa membunuh sudah menyelimuti seluruh benak Ku See hong, dia tahu kalau dirinya sedang berada dikeru-butan banyak jago lihay, dalam posisi seperti ini tak mungkin lagi baginya 1036 untuk bersi-tegang atau tarik urat dengan mereka.

   Tindakan satu-satunya yang paling tepat adalah turun tangan keji serta membinasa kan mereka semua satu persatu.

   Tampak dia menyelinap ke sisi sebelah kiri dari si Iblis sakti berwajah merah, kemudian sambil membentak keras telapak tangan kanannya diayunkan ke muka, dan secepat kilat menotok lima buah jalan darah penting ditubuh si iblis sakti berwajah merah tersebut, yakni jalan darah Yang wang hiat, Hi han hiat, Wi cong hiat, pit bun hiat serta Ki si hiat.

   Sementara telapak tangan kirinya dengan ke lima jari tangan dipentangkan, segera menyentil bersama ke muka ...

   'Sreeet! Sreet! Sreeet!"

   Ditengah desingan angin tajam yang menderu-deru, lima gulung angin serangan yang tajam bagaikan pisau langsung menyerang bagian tubuh yang mematikan diatas badan lawan.

   Bukan saja gerak serangannya dilakukan dengan jurus serangan yang dahsyat, kecepatannya pun luar biasa, serangan tangan kiri dan tangan kanannya dilancarkan seolah-olah pada saat yang bersamaan..

   Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong adalah seorang yang berhati keji, begitu serangannya yang pertama mengenai sasaran kosong, secara beruntun sepasang telapak tangannya diayunkan bersama ke depan, sementara kakinya juga secepat kilat bergeser ke samping, secara tepat sekali dia berhasil meloloskan diri dari sambaran Ku See hong tersebut.

   Tidak sempat Ku See hong berganti gerakan untuk melancarkan serangan berikutnya, dia sudah membentak keras, sepasang telapak tangannya diayunkan bersama-sama dan secara beruntun melepaskan tiga buah serangan berantai ke tubuh Ku See hong.

   Didalam ketiga buah serangan ini, hampir semuanya digunakan jurus serangan yang maha dahsyat, bahkan setiap gerakanbnya dilepaskan dmelalui suatu saudut posisi yanbg sangat aneh.

   Angin serangan yang dahsyat dan men-deru-deru, langsung menyapu ke depan.

   Paras muka Ku See hong berubah hebat setelah menyaksikan kedahsyatan itu, diam-diam dia berpikir.

   "Tenaga dalam yang dimiliki bajingan ini sungguh luar biasa, aku tak boleh memandang enteng kepadanya"

   Dia tak berani memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melancarkan serangan ba-lasan, lagipula waktu itu memang tiada kesempatan baginya untuk dimanfaatkan, dalam keadaan demikian terpaksa dia harus melayang mundur ke belakang.

   Dengan sombongnya Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong tertawa seram.

   "Haaahhh... haaahhh... haaahhh.. bocah keparat, rupanya kau cuma si tombak yang terbuat dari lilin. kemampuan hebatmu kau sembunyikan dimana? Dalam jurus serangan mendatang aku akan menyuruhmu mundur sejauh lima langkah..!"

   Ditengah seruan mana, telapak tangan kiri Si Bu hong sudah diayunkan ke depan secepat sambaran petir, beribu-ribu ba-yangan telapak tangan segera diciptakan di tengah udara dan segulung demi segulung meluncur bersama ke depan.

   Serangan tersebut dilancarkan dengan kekuatan yang luar biasa, jurus serangannya pun sangat hebat, ditengah udara segera tercipta beribu bayangan telapak tangan yang seakan-akan sedang melakukan ancaman bersama.

   Selapis hawa pukulan maha dahsyat seperti amukan angin puyuh saja langsung menghantam ke tubuh lawan.

   Mencorong sinar tajam yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, mendadak ia mendongakkan kepalanya dan berpekik panjang dengan suara yang menggidikkan hati.

   Setelah itu dengan mengeluarkan jurus ke tiga dari gerakan Ho han seng huan, yakni jurus Tee jian hun gi dia lepaskan sebuah ancaman maut ke muka.

   Tampak si anak muda itu bukannya mundur sebaliknya malah mendesak maju ke depan, disambutnya angin pukulan yangb meluncur datandg dari depan itau dengan keras blawan keras, kemudian ketika angin serangan mana sudah berada tiga inci saja dari tubuhnya, tiba-tiba sepasang lengan nya digerakkan menciptakan suatu gerakan yang sangat aneh...

   "Blaaaam! Blaaammmm"

   Angin serangan yang dilancarkan oleh Iblis sakti berwajah merah itu bersarang telak ditubuh Ku See hong, namun kedahsyatan nya justru kena dipunahkan oleh hawa sakti Kan kun mi siu khikang yang terpancar keluar dari tubuhnya itu ....

   Menyusul kemudian tampak serentetan cahaya putih bersih yang menyilaukan mata mendadak meluncur ke depan dan menerjang bagian mematikan bawah tubuh Iblis sakti berwajah merah tersebut...

   Thi bok sin kiam Cu Pok yang menyaksikan kejadian tersebut segera berteriak kaget.

   'Sin hwee thamcu, cepat mundur!.' Tapi waktu sudah terlambat, sebab Ku See hong tahu bahwa semua jago yang hadir di arena sekarang rata-rata mengetahui tentang keampuhan dari jurus serangan Ho han seng huannya itu, dia kuatir bila serangan mana dikeluarkan dan orang lain mengetahuinya sehingga menyerbu ber sama, niscaya usahanya untuk membinasakan si lblis sakti berwajah merah akan menemui kegagalan.

   Itulah sebabnya dengan menyerempet bahaya bisa terhajar oleh serangan lawan yang dahsyat, dia menunggu sampai serangan musuh tinggal tiga depa dari tubuh nya ancaman maut tersebut baru dilancar kan secara tiba-tiba.' "Sreet! Sreet!"

   Desingan angin tajam yang memekikkan telinga segera berkumandang memecahkan keheningan ......

   Menyusul kemudian, serentetan jeritan ngeri yang memilukan hati bergema memenuhi seluruh angkasa.

   Jalan darah Thian ki hiat dibawah jalan darah Khi hay hiat dibawah lambung iblis sakti berwajah merah Si Bu hong tahu-tahu sudah muncul sebuah lubang besar tertem-bus oleh sambaran cahaya putih tersebut, darah segar segera keluar menyembur keluar seperti semburan darah segar memaksa tubuh Si Bu hong mundur sejauh empat lima langkah.

   Kemudian "Bluuurkkkk!"

   Tubuhnyat yang tinggi beqsar itu roboh trerjengkang ke atas tanah dan tewas seketika itu juga.

   Selama ini, Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong terhitung jagoan kelas satu di dalam dunia persilatan, sungguh tak disangka dia tak tahan juga menghadapi serangan Hoo han seng huan yang maha dahsyat tersebut.

   Dari sini dapat diketahui sampai dimanakah dahsyatnya serta mengerikannya jurus serangan tersebut.

   Tindakan Ku See hong Yang membinasa kan Iblis sakti berwajah merah dengan jurus ketiga dari gerakan Ho han seng huan tersebut boleh dibilang dilakukan dalam waktu singkat, sedemikian mendadaknya sehingga para jago yang berada di sekitar arena sama sekali tak sempat untuk memberikan pertolongannya ....

   Begitu berhasil membunuh iblis sakti berwajah merah, sekali lagi Ku See hong mempedengarkan suara pekikan anehnya yang memekikkan telinga....

   Suara pekikan tersebut amat keras mengu-mandang dan mendirikan bulu roma orang..

   Ditengah pekikan inilah, tubuh Ku See hong melejit ke tengah udara dan seperti burung raksasa yang terbang diangkasa, dia berputar satu lingkaran lalu menerjang ke depan.

   Pada saat yang bersamaan pula, pedang mustika Hu thian sengkiam diloloskan dari sarungnya kemudian serentetan cahaya pedang seperti bianglala yang menyilaukan mata meluncur kedepan dan menyambar belasan orang hiangcu diluar arena tersebut.

   Semua orang hanya merasakan pandangan matanya menjadi kabur, empat orang hiangcu yang berdiri paling dekat dengan arena tahu-tahu sudah terkapar mati tanpa mengeluarkan sedikit suarapun, semburan darah segar menyembur kemana-mana dan membasahi seluruh badan orang-orang yang berdiri disekitar situ.

   Ku See hong cukup menyadari betapa berbahayanya posisi dirinya saat ini, dia bertekad untuk turun tangan lebih dahulu guna melenyapkan sebagian dari musuh-musuhnya sehingga dapat mengurangi kekuatan yang bakal menekan dirinya nanti.

   Itulah sebabnya setelah berhasil membina-sa kan Iblis sakti berwajah merah tadi, dia segera mengeluarkan jurus pertama dari ilmu pedang Cang ciong ciat mia dari Si hong lo jin yang disebut Hui hong cha ki hiat seng wi.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Betul kawanan hiangcu dari Ban sia kau, Jian khi pang dan Thi kiong pang tersebut terhitung jago-jago kelas satu didalam dunia persilatan, namun bagaimana mungkin mereka bisa tahan menghadapi jurus pedang maha dahsyat yang diwariskan Si hong lo jin sejak tiga ratus tahun berselang itu?'.

   Tampak Ku See hong melayang ditengah udara dengan gaya naga sakti melingkar kemudian pedangnya digetarkan sambil di putar kencang, gerak serangan pedangnya segera melesat diudara dan memancarkan cahaya tajam yang menyilaukan mata.

   Dua jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang memecahkan kehe-ningan, ditengah percikan darah segar kembali ada dua orang yang mampus sebagai setan tanpa kepala.

   Sementara itu, Ku See hong yang kehabisan tenaga telah melayang kembali ke atas tanah, tapi ia sama sekali tidak berhenti, pedangnya kembali digetarkan menciptakan serentetan cahaya tajam yang menggulung seperti amukan ombak ditengah samudra.

   Angin serangan tersebut dengan dahsyat nya pula menyambar ke tubuh kawanan Hiangcu tersebut dengan kecepatan yang luar biasa.

   Sementara itu, kawanan Hiangcu yang berada disekitar sana telah bersama-sama meloloskan senjata masing-masing, ditengah jeritan kaget yang keras, busur baja pedang panjang maupun angin pukulan bersama-sama diayunkan ke depan menyongsong datangnya serbuan dari si anak muda tersebut.

   Sekali lagi Ku See hong tertawa seram..

   Kali ini pedang mestika Hu thian seng kiamnya diputar dan digetarkan menciptakan serentetan cahaya bianglala yang menyilau kan mata ....

   "Trrringg ! Trrringg! Traaang! Traaang!"

   Serentetan bunyi dentingan nyaring bergema memecahkan keheningan.

   Kembali Ku See hong melancarkan sebuah bacokan maut ke arah depan...

   Kali ini berkumandang dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati, lagi-lagi ada dua lembar jiwa manusia yang melayang meninggablkan raganya.

   Serentetan tindakan dari Ku See hong dalam usahanya membunuh delapan orang Hiangcu ini, boleh dibilang dilakukan dalam sekejap mata saja...

   Tindakan dahsyat yang menggetarkan sukma ini kontan saja menimbulkan kehebohan bagi para Hiangcu sisanya yang telah kehilangan senjata tajam mereka karena terpapas kutung senjata mestika lawan tadi, tak bisa dicegah lagi mereka semua pada membubarkan diri dan mengundurkan diri dari situ dengan ketakutan.

   Dalam pada itu, Ku See hong telah di pengaruhi oleh hawa pembunuhan yang menggidikkan hati, ditambah lagi kawanan manusia tersebut merupakan musuh-musuh besar yang harus dibunuh, dia lebih-lebih tidak mengenal ampun.

   Bagaikan raja akhirat yang baru muncul dari dalam neraka saja, pedangnya diayunkan kian kemari melancarkan serangkaian serangan dahsyat untuk membantai kedua hiangcu tersebut.

   Mendadak, pada saat inilah ....

   Thi bok sin kiam Cu Pok dan ketua Jian khi pang si Pedang Iblis Toan Gi cong secara diam-diam menyelinap datang dari arah belakang, kemudian melancarkan sergapan secara tiba-tiba.

   Segulung cahaya pedang berwarna hitam, dan segulung cahaya pedang berwarna putih, bagaikan sambaran bintang ditengah udara, satu dari kiri yang lain dari kanan langsung menusuk ke punggung Ku See hong dari arah belakang.

   Kecepatan serangannya itu benar-benar lihainya bukan kepalang.

   Begitu merasakan datangnya hawa pedang yang menyergapnya dari arah belakang, buru-buru Ku See hong melejit ke samping dengan ilmu gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat untuk meloloskan diri.

   ' Sreeet..!"

   Desingan angin tajam bergema membelah angkasa.

   Ku See hong mendengus tertahan, tahu-tahu bahu kirinya sudah tersambar oleh pedang kayu besi milik Thi bok sin kiam Cu Pok sehingga terluka, darah segar dengan cepat menyembur keluar dan membasahi seluruh tubuhnya.

   Akan tetapi disaat Ku See hong melejit ke samping inilah, pedang Hu thian seng kiam nya dengan disertai hawa pedang yang menggulung-gulung diiringi suara desingan angin tajam menggulung ke tubuh kawanan Hiangcu tersebbut.

   ooo0dw0ooo BAB 48 SISA enam orang hiangcu yang masih hidup sama sekali tidak menyangka kalau Ku See hong begitu bernapsu untuk membinasa kan mereka, sebelum orang-orang itu mengetahui apa yang terjadi, kembali terdengar dua jeritan ngeri yang memilukan hati berkumandang memecahkan keheningan Menyusul kemudian kembali ada dua orang hiangcu yang terkapar diatas tanah.

   Kejadian ini kontan saja mengejutkan empat orang Hiangcu lainnya, mereka menjadi amat ketakutan serasa sukma melayang meninggalkaa raganya saja.

   Berada dalam keadaan demikian mereka tak berani melakukan perlawanah lagi, di iringi bentakan nyaring, mereka bersama-sama menyebarkan diri untuk mencari selamat.

   Waktu itu seluruh tubuh Ku See hong sudah basah oleh darah, seperti seekor binatang buas yang sedang gila saja, dia membentak amat keras.

   Pedang mestika Hu thian seng kiam kembali meluncur ke angkasa menciptakan selapis cahaya bianglala, hawa pedang yang tajam menyapu rata kearah depan, lalu terdengarlah serentetan jeritan ngeri yang memilukan hari bergema memecahkam keheningan.

   Suara jeritan yang menusuk pendengaran dan mendirikan bulu roma itu segera mengalun diseluruh angkasa.

   Empat belas orang hiangcu dari Ban Sia kau, Jian ki pang serta Thi kiong pang telah tewas semua secara mengenaskan diujung pedang Ku See hong, mereka tewas kalau bukan dengan lengan kutung tentu kaki mereka terpapas, darah berbahu amis tersebar dimana-mana dan menyiarkan bau yang amat memualkan.

   Pemandangan waktu itu benar-benar mengerikan sekali.

   Di saat Ku See hong telah berhasil membinasakan Hiangcu yang terakhir, Thi bok sin kiam Cu Pok, si pedang iblis Toan Gi cong, si tombak terbang berwajah besi Song Ko piau, Thian jian te-jiat Si Hun sia, si kakek berlengan iblis Khong Yu siang dan si penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi, enam orang jago lihay dari dunia persilatan bersama-sama melancarkan serangan dahsyat ke tubuh Ku See hong.

   Jurus pedang, tenaga pukulan, bayangan kaki, seperti badai dahsyat yang menyapu seluruh jagad.

   Bersama-rsama ditujukan tkebagian yang mqematikan dituburh Ku See hong..Mendadak berkumandarg suara pekikan panjang yang menusuk pendengaran bergema diangkasa...

   Tiba-tiba saja Ku See hong melejit ke tengah udara dan berputar tiga lingkaran di tengah angkasa, lalu bagaikan naga sakti yang menembusi langit tingkat sembilan, pedang mestika Hu thian seng kiam ditangannya seperti bianglala panjang segera menusuk kedepan secepat sambaran petir, bagaikan bendungan yang ambrol saja, serentak ancaman itu menggulung batok kepala orang jagoan tersebut.

   Jurus serangan ini benar-benar merupa kan suatu ancaman yang amat mengerikan hati.

   Keenam orang jago lihay itu membentak bersama, serentak mereka membuyarkan serangan sambil melompat mundur ke belakang.

   Gerakan tubuh Ku See hong yang sedang berputar-putar di angkasa pun lambat laun bertambah lambat, tampaknya dia akan segera melayang turun keatas tanah.

   Mendadak tebuhnya melengkung kemudian melejit, cahaya pedangnya diputar kencang, hawa pedang menderu-deru dan membiaskan serentetan cahaya tajam yang menyilaukan mata, secepat sambaran kilat meluncur ke arah Jian khi pangcu si pedang iblis Toan Gi cong serta Thi kiong pangcu si tombak terbang berwajah besi Seng Ko piau.

   Gerak serangan pedang ini benar-benar ibaratnya bayangan setan yang menyambar-nyambar.

   Inilah jurus ketiga dari ilmu pedang Cang ciong ciat mia kiam yang disebut Keng biau keng tee pai kut hui (angin puyuh menyapu tanah, tulang hancur tubuh menjadi cacad).

   Si pedang iblis Toan Gi cong dan si tombak terbang berwajah baja Seng Ko piau merasa kan ada segulung hawa dingin yang menyayat badan menggulung tiba dengan kecepatan luar biasa.

   Kedua orang itu menjadi amat terkesiap, buru-buru Toan Gi cong menggerakkan pedangnya memainkan sebuah gerak serangan yang khusus dipakai untuk menggetarkan pedang lawan, maksudnya dia hendak mengandalkan hawa pedang untuk mementalkan serangan tersebut.

   Sebaliknya si tombak terbang berwajah baja Seng Ko piau menggunakan senjata busur bajanya memainkan suatu pertahanan yang kuat dan rapat untuk melindungi diri dari ancaman lawan.

   Tapi kenyataan berbicara lain, mendadak terdengar dua kali suara dentingan nyaring..

   "Cri ing! Crii nggg!"

   Dua kali dentingan nyaring bergema memecahkan keheningan.

   Tahu-tahu senjata tajam yang dipergunakan kedua orang itu sudah terpapas kutung oleh ayunan pedang Hu thian seng kiam yang sangat tajam itu.

   Ku See hong dengan gerak serangan yang sama sekali tak berubah segera memapaskan pedangnya keatas batok kepala kedua orang itu, ancaman mana segera mengejutkan hati mereka hingga sukma serasa melayang meninggalkan raganya.

   Tampaknya ketua dari Thi kiong pang dan Jian khi pang segera akan terluka diujung pedang Hu thian seng kiam tersebut.

   Tapi disaat yang kritis itulah, Thian jian tee ciat Si Hun sia yang berada di samping arena bersama-sama si Penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi dan si kakek berlengan iblis Khong Yu siang telah mengayunkan senjata tajamnya sambil menerjang datang.

   Dalam posisi demikian, andaikata Ku See hong melanjutkan serangannya untuk melukai kedua orang itu.

   dia sendiripun pasti akan terluka juga, bahkan ancaman itupun merupakan suatu ancaman yang bisa merenggut selembar jiwanya.

   Terpaksa dia harus membuyarkan jurus serangan dan sambil melompat mundur ke belakang, tubuhnya mengigos ke samping dengan suatu gerakan yang sangat aneh.

   Disaat ujung kakinya baru menyentuh permukaan tanah itulah.

   Kembali terdengar suara tertawa dingin yang memekikkan telinga bergema tiba di sisi kiri Ku See hong..

   Pedang kayu besi dari Thi bok sin kiam Cu Pok secepat kilat telah menusuk ke arah pinggangnya dari arah belakang, bersamaan juga..

   'Weees telapak tangan kiri Cu Pok dengan disertai desingan angin pukulan yang maha dahsyat menghantam ke iga sebelah kirinya.

   Sergapan yang dilakukan tersebut selain berkekuatan dahsyat, juga membawa suatu ancaman yang berbahaya.

   Ku See hong memang hebat, sambil membentak keras dia mengerahkan tenaga dalamnya sambil melepaskan sebuah pukulan dengan tangan kirinya, kemudian tubuhnya berkelit ke samping dengan kecepatan seperti bayangan setan.

   Thi bok sin kiam Cu Pok boleh di bilang merupakan seorang manusia yang licik dan berbahaya.

   Sesungguhnya sergapan yang dilakukan olehnya itu hanya merupakan suara serangan tipuan belaka, disaat Ku See hong mengayunkan telapak tangan kirinya sambil berkelit ke samping itulah ....

   Waktu itu dia telah membuyarkan serangannya sambil mundur kebelakang, dia memang bermaksud untuk menantikan serangan selanjutnya dari Ku See hong, Waktu itu, pedang kayu besinya sudah di pindahkan ke tangan kiri, sedangkan telapak tangan kanannya dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat menghajar ke punggung Ku See hong.

   Thi bok sin kiam Cu Pok mengetahui kalau Ku See hong memiliki hawa sakti Kan kun mi siu khikang yang tidak takut menghadapi serangan musuh yang bagaimana pun hebatnya, oleh sebab itu serangan yang dilancarkan olehnya sama sekali tidak menimbulkan sedikit suarapun.

   Serangan berat semacam ini merupakan suatu serangan yang berbahaya sekali, sebab tatkala ancaman dilakukan pada hakekatnya tidak menimbulkan sedikit suara pun, tapi setelah menyentuh pada tubuh sang korban, kekuatannya baru terpancar keluar.

   Ancaman semacam ini pada hakekatnya merupakan suatu ancaman yang dahsyat, dan amat berbahaya, Tatkala Ku See hong menghindar ke samping tadi, dia sama sekali tidak menyang-ka kalau Cu Pok sudah menanti di belakang tubuhnya, menanti dia merasakan adanya sesuatu yang aneh dibelakang tubuhnya, telapak tangan kanan Cu Pok telah berada satu inci saja dibelakang punggungnya.

   Dalam terkejutnya, mendadak dia berjongkok sambil menjatuhkan diri kemuka.

   Dengusan tertahan segera bergema memecah kan keheningan.

   Bahu kiri Ku See hong yang terluka bekas bacokan tadi telah tersapu oleh hantaman Cu Pok, kontan saja Ku See hong muntah darah, dia mundur sejauh tujuh delapan langkah dengan sempoyongan.

   Dalam pada itu, Thian jian tee jiat, Si penginjak salju tanpa bekas, si Kakek berlengan iblis serta si pedang iblis dan si tombak terbang berwajah besi telah mengambil sebilah pedang dan busur besi dari tangan mayat mayat Hiangcu itu, kemudian bersama-sama mengerubut kedepan.

   Ku See hong membentak nyaring.

   "Siapa yang berani maju lagi!"

   Rupanya dia telah menggunakan sebuah jurus pertahanan dari ilmu pedang Cang ciong-ciat mi kiam untuk mempertahan diri.

   Dengan menghunus pedang Hu thian seng kiamnya melintang didepan dada dan tubuh berdiri ke arah samping, telapak tangan kirinya diayunkan ke muka dengan suatu gerakan yang aneh sekali, dibalik serangan yang aneh inilah sesungguhnya mengandung hawa pembunuhan yang luar biasa sekali.

   Enam orang yang berada diarena sekarang merupakan gembong- gembong iblis yang luar biasa, mereka semua tentu saja mengetahui akan kelihayan jurus pedang yang dilakukan Ku See hong sekarang, karena itu untuk sementara waktu mereka tak berani maju menyerang secara gegabah, melainkan hanya mengurung Ku See hong ditengah arena saja.

   Sambil mencibirkan bibirnya dan memper-dengarkan suara tertawa dingin yang menyeramkam Thi bok sin kiam Cu Pok berseru.

   "Ku sute, sekarang kita sudah ibaratnya binatang buas yang masuk perangkap, lebih baik letakkan senjata saja, daripada harus mengorbankan selembar jiwamu dengan percuma"

   Ku See hong tertayya seram. 'Haaaahhh... haaahh.. haaahhh . Cu Pok bila kau tidak takut, silahkan saja untuk melancarkan serangan lebih dahulu!' 'Ku See hong"

   Si pedang iblis Toan Gi cong berseru pula dengan suara dingin.

   "caramu amat keji, kendatipun malam ini kau letak kan senjata, aku masih tetap akan membuat perhitungan berdarah dengan mu..."

   Ku See hong mendengus dingin, katanya kemudian dengan suara yang menyeramkan.

   "Jangan berbicara sesumbar dulu, sebentar lagi bahkan kalian berenampun akan mampus semua diujung tanganku"

   "Hmmm... aku kuatir apa yang kau ingin kan tak bisa terpenuhi dengan begitu saja!"

   Jengek Thi bok sin kiam Cu Pok sambil tertawa dingin.

   "sekarang, tentunya kau pun merasa amat tersiksa dalam tubuhmu bukan?"

   Bahu kiri Ku See hong telah tertusuk dan terhajar oleh serangan Cu Pok, sesungguh nya luka yang dideritanya amat parah, kendatipun tenaga dalam yang dimilikinya cukup sempurna sehingga tak sampai tewas seketika, namun mulut lukanya terasa panas dan amat sakit sekali...

   Telapak tangan kirinya yang terangkat di tengah udara sekarang pun agak gemetar menahan sakit, dari sinilah Cu Pok berhasil menemukan keadaan tersebut.

   Diam-diam Ku See hong menggigit bibir menahan rasa sakit yang luar biasa, dengan cepat dia berpikir.

   "Bila aku terkurung begini terus disini, pada akhirnya aku pasti akan tewas juga disini, lebih baik aku mencari akal lain untuk meloloskan diri saja dari tempat ini, sedangkan dendam sakit hati pada malam ini biar dikemudian hari saja baru kutuntut balas, asal gunung masih menghijau, mengapa aku harus kuatir tak memperoleh kayu bakar..."

   Belum habis dia berpikir, Thi bok sin kiam Cu Pok telah berkata sambil tertawa seram.

   "Ku Sute, bila kau tak mau menyerahkan bait lagu Dendam sejagad kepadaku, setelah berhasil kutangkap nanti, jangan salahkan bila kupaksa kau dengan siksaan keji. 'Kau harus tahu bahwa beberapa orang yang hadir di arena sekarang adalah manusia-manusia yang membedakan antara budi dan dendam secara jelas, kini kau sudah terikat hubungan dendam sakit hati sedalam lautan dengan kami, ibaratnya api bertemu dengan air, siksaan yang bagaimana pun kejinya masih bisa kami gunakan untuk menghadapimu, mengerti. ..?' "Huuuh, kepandaian seberapa besar sih yang kalian miliki sehingga begitu berani menangkap aku? Tak usah ngebacot yang bukan-bukan?' jengek Ku See hong sinis. Mendadak mencorong sinar mata yang amat buas dari balik mata si Pedang sakti kayu besi Cu Pok, bentaknya dengan penuh kebencian. 'Ayo semuanya maju bersama, dia tak akan mampu menahan serangan gabungan dari kita berenam!"

   Ditengah bentakan tersebut, Cu Pok melancarkan serangan paling dulu, dengan suatu gerakan yang sangat aneh, pedang kayu besinya diayunkan ke muka melepas kan sebuah serangan dahsyat yang langsung menyodok ke dada Ku See hong.

   Si anak muda itu mendengus dingin, tubuhnya melejit dan pedang mestika Hu thian seng kiamnya dengan cepat digetarkan keras, bertitik-titik cahaya bintang tiba-tiba saja memancar ke empat penjuru dan mengancam jalan darah Thian hun jiat, Pek kut hiat, jian ji hiat dan Pit hok hiat empat buah jalan darah penting dibahu kanan Cu Pok..

   Gerak serangan pedang yang sangat aneh, menyerang bagaikan sambaran petir, dalam sekali gebrakan saja empat buah jalan darah penting sudah diancam..

   kedahsyatannya benar-benar mengerikan hati.

   Sesungguhnya tutukan pedang dari Thi bok sin kiam Cu Pok tadi hanya bersifat memancing saja, karena dia tak tahu kalau dibalik gerak pertahanan dari Ku See hong itu sebenarnya terkandung suatu jurus serangan yang begitu lihaynya.

   Ia lebih-lebih tak menyangka, kalau di balik gerakan pedangnya itu terdapat pula gerakan yang begitu aneh dan sakti.

   Didalam terkesiapnya, diam-diam ia menghimpun tenaganya untuk melindungi badan, kemudian diantara berkilauannya cahaya hitam, secara bderuntun dia lepaskan tiga buah bacokan berantai.

   Tiga buah serangan yang dilancarkan secara beruntun itu mempunyai kekuatan maha dahsyat, seluruh angkasa segera dipenuhi oleh hawa pedang yang luar biasa, jurus serangan yang keji dan dahsyat betul-betul mengerikan hati.

   'Cri ng...

   Cri i ng!' suara dentingan bergema memecahkan keheningan.

   'Pedang sakti kayu besi dari Cu pok telah bersentuhan beberapa kali dengan pedang mestika Hu thian seng kiam tersebut dan mematahkan serangan pembunuhannya itu.

   Begitu berhasil mendesak Ku See hong dengan jurus serangannya, Cu Pok segera mengembangkan serangkaian serangan yang gencar.

   Pedang Thi bok sin kiam itu diputar sedemikian rupa menciptakan lingkaran cahaya hitam yang terbang ke atas dan ke bawah seperti naga sakti yang sedang me-nari-nari, hawa serangan yang menggulung segera mendesak Ku See hong mundur dua langkah secara beruntun.

   Dalam pada itu, pedang yang berada di tangan si pedang Iblis Toan Gi cong telah berputar kencang menciptakan selapis cahaya perak yang berkelebat lewat disertai selapis desingan angin yang menderu-deru, serangan tersebut langsung mengancam bagian mematikan ditubuh Ku See hong.

   Di ikuti kemudian Thi Kiong pangcu si Tombak terbang berwajah baja seng ko piau melancarkan serangan pula dengan busur bajanya yang disertai suara desingan aneh.

   Si penginjak salju tanpa jejak Tham Hun khi tak ambil diam, sepasang telapak tangan nya disilangkan di depan dada kemudian sambil menerjang kemuka secepat sambaran petir dia lepaskan serangkaian serangan gencar.

   Jurus serangan yang dilepaskan ibarat angin puyuh disertai hujan badai melanda permukaan bumi, bayangan telapak tangan dan bayangan kaki membukit, ditujukan ke tubuh Ku See hong.

   Thian jian tee ciat Si Hun sin dan kakek berlengan Iblis Khong Yu siang bergerak pula bersama melancarkan serangan gencar.

   Sepasang mata Ku See hong berapi-api, sambil membentak keras, pedang mestika Hu thian seng kiam ditangannya diputar dengan menciptakan serentetan sinar tajam yang ber-lapis2 seperti sebuah sarang laba-laba, semuanya itu bersusun-susun pula di tengah angkasa membentuk selapis dinding cahaya yang sangat kuat.

   Kendatipun demikian, dia toh kena didesak juga oleh serangan gabungan dari ke enam orang jago lihay itu.

   sehingga tubuhnya mundur lagi sejauh beberapa langkah.

   "Sreeet...!"

   Desingan angin tajam menderu-deru, Jian khi pangcu Toan Gi cong secara tiba-tiba melancarkan sebuah tusukan pedang yang dilancarkan dari suatu sudut yang sangat aneh, kemudian membabat pergelangan tangan kanan Ku See hong.

   Apabila tusukan ini sampai bersarang secara telak, tak pelak lagi Ku See hong akan tewas seketika atau paling tidak akan terluka amat parah.

   Ku See hong amat terkesiap, cepat-cepat tubuhnya mengigos kesamping kiri, semen-tara pedang mestika Hu thian seng kiam nya melancarkan sebuah babatan cepat.

   Sayang keadaan sudah terlambat, terdengar dua kali dengusan tertahan berku-mandang memecahkan keheningan.

   Punggung sebelah kanan Ku See hong tertusuk lebih dulu oleh pedang lawan, namun pedang Toan Gi cong terpapas kutung pula oleh babatan pedang Hu thian seng kiam sehingga berikut pergelangan tangan nya kena tertabas kutung.

   Kontan saja dia jatuh terduduk sambil mengerung kesakitan.

   Ku See hong yang tertusuk punggungnya, merasakan darah segar menyembur keluar dengan amat derasnya, kepalanya segera terasa pening, gerak serangannya juga ikut berhenti ....

   Thi bok sin kiam Cu pok tertawa dingin, mendadak telapak tangan kirinya diayunkan kedepan melepaskan sebuah pukulan udara dingin yang amat dahsyat.

   Pedang kayu besi dilengan kanannya secepat kilat melancarkan tusukan pula kearah lingkaran sebelah luar.

   Telapak tangan dan pedang yang melepas kan serangan tersebut dilakukan hampir pada saat yang bersamaan.

   Kedahsyatan mau pun kekejiannya sungguh menggidikkan hati.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Ku See hong menggigit bibirnya kencang-kencanqg, telapak tangran kirinya diayunkan pula kedepan melepaskan sebuah pukulan dahsyat untuk membendung serangan tersebut.

   Sementara pedang Hu thian seng kiamnya diputar sambil dihentakkan, hawa pedang segera menyelimuti seluruh angkasa, cahaya pelangi yang menyilaukan mata menyambar kearah empat orang lain yang sedang menyerbu tiba.

   Serangan pukulan serta pedang yang digunakan si anak muda inipun aneh sekali, kontan kelima orang itu terdesak hebat, mereka harus membuyarkan serangannya, tapi hanya sebentar kemudian mereka sudah berganti jurus sambil maju menyerang lagi.

   Ku See hong tahu kalau luka yang dideritanya sangat parah, bila gagal untuk menenangkan hatinya, malam ini sudah pasti akan tewas secara mengenaskan...

   dendam perguruan, dendam ayahnya...

   hampir semuanya belum terbalas, dia tak akan mati dengan mata meram ..bila kesemuanya itu belum dilangsungkan...

   Berpikir sampai disitu, semangatnya segera bangkit kembali, jurus serangannya juga dilancarkan secara berulang-ulang, hawa serangan yang kuat bagaikan dinding baja tersusun diudara berlapis-lapis, keadaannya begitu rapat membuat orang lain tak sanggup menembusi pertahanan tersebut.

   Sekalipun ada lima orang jago lihay sedang mengerubutinya seorang, namun setelah anak muda itu bertahan dengan sekuat tenaga, untuk sementara waktu sulit untuk melukainya.

   Jian khi pangcu si pedang iblis Toan Gi cong yang tertebas kutung pergelangan tangan kanannya oleh bacokan Ku See hong tadi, kini telah membenci sianak muda tersebut hingga merasuk ketulang sum-sum nya, sebab dengan tertabas kutungnya pergelangan tangan kanannya, berarti banyak sekali kepandaian simpanannya yang tak mungkin dapat dipergunakan lagi.

   Setelah menghentikan darah yang mengalir keluar dari tubuhnya, dengan tangan kirinya dia memungut sebilah pedang dari atas tanah, kemudian bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan yang tak di nginkan, disamping itu dia pun berusaha untuk menusuk anak muda tersebut sampat mati.

   Awan gelap menutupi cahaya rembulan, suasana didalam itu terasa semakin kelabu.

   Mendadak....

   Saat itulah dari luar lembah berkuman-dang suara tertawa aneh yang dingin dan menyeramkan.

   Menyusul kemudian tampak sesosok bayangan manusia meluncur tiba bagaikan bayangan setan dedemit, Begitu menangkap suara tertawa dingin itu, paras muka Thi bok sin kiam Cu Pok berubah hebat, tapi sejenak kemudian ia telah berteriak keras.

   "Cu sute, cepat datang membantuku"

   Yang datang adalah seorang manusia berkerudung yang aneh dan menyeramkan, dia tak lain adalah salah satu diantara dua murid murtad Bun ji koan su Him Ci seng, Yakni Jian hun kim ciang (Tangan emas sukma dacad) Tu Pak kim.

   Begitu mengetahui siapa yang muncul, diam-diam Ku See hong mengeluh didalam hati.

   "Mampus aku kali ini!"

   Sementara itu, si Tangan emas sukma cacad Tu Pak kim telah tertawa dingin dengan suara yang dalam, kemudian berseru.

   "Cu suheng, tampaknya pekerjaanmu benar-benar cukup rahasia'? "Aaah, apa maksud Tu sute berkata demikian?"

   Seru Thi bok sin kiam Cu Pok cepat' "oleh karena aku tak berhasil menemukan kau, maka persoalan ini tak sempat kuberitahukan kepadamu"

   Tangan emas sukma cacad Tu Pak kim tertawa dingin, kembali serunya.

   "Suheng, kalau memang tak bisa menemukan aku, mengapa pula kau bisa membawa begini banyak pembantu? Heeee....hehhh.. heeehhh .."

   "Sute, hanya kau seorang yang datang?' "Soal itu aku kurang begitu tahu, tapi besar kemungkinan sumoay juga ikut datang."

   Paras muka Thi bok sin kiam Cu Pok segera berubah hebat, tapi hanya sebentar saja telah berubah menjadi tenang kembali, serunya kemudian dengan cepat.

   'Sute, cepat datang membantuku, kita bekuk dulu bajingan ini, dia sangat berman-faat untuk kita suheng sute berdua' Mendadak...

   Ku See hong berpekik nyaring, suaranya tinggi melengking dan mengalun di angkasa dengan di sertai nada penuh dendam, benci sedih dan kesal...

   Baru saja pekikan bergema, tubuhnya menerjang ke muka dengan garangnya.

   Segulung hawa pedang memancar keluar dari pedang Hu thian seng kiam yang berada ditangannya, itu secepat kilat menyambar ke tubuh Thi bok sin kiam Cu Pok.

   Sementara telapak tangan kirinya menciptakan beribu-ribu bayangan telapak tangan yang berlapis-lapis, jurus serangan nya aneh lagi dahsyat, angin puyuh yang menderu-deru bagaikan amukan topan menyelimuti tubuh Jian tee ciat, Tam hiat bu liang, Ma pit siu dan Thi bin hui ka.

   Dengan dasar tenaga dalamnya yang begitu sempurna, angin pukulannya menghasilkan kekuatan bagaikan angin topan yang sangat membetot sukma.

   Termakan oleh deruan angin pukulannya itu, ke empat orang tersebut kena terdesak sehingga mundur sejauh tiga empat langkah.

   Waktu itu Thi bok sin kiam Cu Pok sedang berbincang-bincang dengan Jian hun kim ciang Tu Pak kim, oleh karena perhatiannya bercabang, maka dikala hawa pedang menyambar tiba, untuk menghindar sudah tak sempat lagi.

   Tak ampun lengan kanannya tersambar oleh hawa pedang sehingga muncul sebuah mulut luka yang melebar.

   Dalam keadaan begini, bila Ku See hong tidak angkat kaki, dia mau menunggu sampai kapan lagi? Tubuhnya yang melejit ke tengah udara segera bersalto beberapa kali dengan gerakan yang indah, tahu-tahu ia suduh meluncur sejauh tujuh delapan kaki dari posisi semula.

   Sambil tertawa licik Jian hun kim ciang Tu Pak kim segera berseru keras.

   `Ku sute, tunggu sebentar!"

   Segulung angin pukulan yang dalam bagaikan samudra tahu-tahu sudah meluncur ke depan dan menerjang Ku See hong dengan amat dahsyatnya ....

   Waktu itu Ku See hong telah menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya sambil mengawasi sekeliling sana dengan sorot mata yang tajam, dia segera membentak keras, suaranya nyaring bagaikan geledek ditengah hari bolong, secepat kilat telapak tangan kirinya membentuk gerakan setengah lingkaran busur, kemudian dilontarkan ke depan secara tiba-tiba.

   Segulung angin puyuh dengan cepat menyongsong datangnya terjangan dari Jian hbun kim ciang.

   Serangan ini dilancarkan dengan kekuatan penuh, tampak pukulan tersebut begitu dilepaskan, angin pukulan yang tajam segera meluncur ke muka dengan dahsyatnya, desingan yang menggetar seperti gempa bumi, angin pukulan yang menggulung bagaikan air bah, membuat keadaan disitu sungguh mengerikan.

   Kekuatan yang maha dahsyat tersebut ibaratnya membendung samudra menggeser bukit, mengerikan sekali.

   "Blaaammm..!"

   Suatu benturan nyaring yang memekakkan telinga berkumandang memenuhi seluruh angkasa.

   Jian hun kim ciang (pukulan emas sukma cacad) Tu Pak kim mendengus tertahan, tubuhnya tergetar keras hingga mundur sejauh satu kaki dari posisi semula.

   Begitu berhasil memukul mundur Jian hun kim ciang Tu pak kim.

   kembali Ku See hong melejit ke udara, kemudian meluncur ke muka seperti seekor burung rajawali.

   "Sreeet...!' segulung desingan angin tajam mendesis di tengah angkasa. Pedang yang digenggam ditangan Jian khi pangcu si Pedang iblis Toan Gi cong tahu-tahu sudah meluncur dari tanrgannya menyambar ke punggung Ku See hong. Sambitan pedangnya ini dilakukan dengan kekuatan yang besar, kedahsyatannya tidak terlukiskan dengan kata-kata. Tampak sekilas cahaya bianglala berwarna putih meluncur ke muka seperti bintang lewat, dalam waktu singkat ancaman tersebut sudah berada hanya satu kaki dari punggung Ku See hong. Sekalipun Ku See hong sedang berusaha untuk melarikan diri waktu itu, bukan berarti dia menutup telinga terhadap keadaan disekelilingnya, cepat-cepar dia menggetarkan sepasang lengannya, serta merta tubuhnya melejit ke udara, namun kecepatan pedang yang menyambar jauh diluar dugaan.

   "Sreeet...!"

   Tak ampun paha kiri Ku See hong tersambar mata pedang, tubuhnya yang berada ditengah udara pun turut bergoncang keras, meski begitu ia berhasil meluncur ke depan sejauh enam tujuh kaki dari posisi semula.

   Thi kiong pangcu si tombak terbang berwajah baja Seng Ko piau segera membentak nyaring;

   "Bocah keparat, serahkan selembar jiwa mu!' Ia menyerang dengan mengandalkan kepandaian andalannya, tiga batang senjata belalang terbang yang panjangnya lima inci dengan cepat meluncur ke udara mengikuti getaran tangannya. Di dalam forrnasi segi tiga, dengan membawa desingan suara aneh yang meme-kikkan telinga langsung meluncur datang. Jerit kesakitan segera berkumandang. Ku See hong berhasil meloloskan diri dari dua batang belalang terbang yang pertama namun gagal menghindari serangan yang berikutnya, belalang terbang yang ketiga segera menancap dipunggungnya sedalam tiga inci. Tubuhnya yang berada diudara segera melundur ke bawah dan roboh terjungkal. Tapi Ku See hong memang keras kepala, mendadak dia menghimpun tenaganya lalu berpekik nyaring. Tubuhnya melejit kembali ke udara seperti burung elang, dalam dua tiga lompatan saja bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata .... Hampir semua jago yang hadir dalam lembah sekarang adalah jago-jago berilmu tinggi, namun kenyataan-kenyataan mana membuat mereka terbelalak dan berdiri melongo, mimpipun mereka tidak menyangka kalau kepandaian silat Ku See hong begitu tangguh, meski tubuhnya sudah menderita dua luka parah yang mematikan, ia toh berhasil juga melepaskan diri dari kepungan. Mendadak .... suara bentakan nyaring bergema memecahkan keheningan. Para jago lihay yang berada dalam lembah tersentak kaget dan sadar kembali dari lamunan, serentak mereka mengejar ke arah mana Ku See hong melarikan diri tadi. Padahal Ku See hong tidak pergi terlalu jauh, dia tahu lukanya sangat parah, hawa murninya sudah habis, meski dia bisa kabur sambil menahan sakit, namun sesampainya ditengah jalan, bila lukanya sudah tak sanggup ditahan, bukankah dia bakal tertawan oleh mereka? Maka setelah melompat keluar dari dalarri lembah, dia berbelok kekiri dan balik kebelakang sebuah batu karang didepan mulut lembah, menanti semua orang sudah berlalu, dia baru membalikkan badan dan berbalik kabur menuju kedalam selat. Diujung selat itu kebetulan terdapat sebuah jalan tembus, sementara itu seluruh badan Ku See hong telah basah oleh darah, keadaannya mengenaskan sekali. Sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, dia lari menuju kearah jalan tembus tersebut. Tapi disaat Ku See houg sudah melarikan diri dengan sekuat tenaga inilah, sesosok bayangan merah nampak mengikutinya dari belakang dengan ketat. Agaknya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang ini sudah mencapai tingkat yang sempurna, meskipun berlarian hanya lima kaki dibelakang Ku See hong namun sama sekali tidak menimbulkan desingan suara, seakan-akan tanpa bersuara saja dia mengikuti terus kemanapun pemuda itu pergi. Tak selang beberapa saat kemudian, Ku See hong yang kabur sambil menahan luka telah berhasil melampaui beberapa buah bukit, dengan gerak langkahnya kian lama kian bertambah lambat. Akhirnya...... -ooo0dw0ooo-

   Jilid 32 SAMBIL mendengus tertahan pemuda itu muntah darah segar, tubuhnya turut roboh terjengkang ke tanah.

   Namun kesadarannya masih tetap jernih, ia merasa seakan-akan dibelakang tubuhnya terdapat desingan angin lirih.

   Dengan cekatan dia segera berpaling dengan cepat sorot matanya yang jeli menangkap sesuatu.

   "Siapa kau?"

   Bentaknya kemudian dengan perasaan terkejut bercampur terkesiap.

   Ternyata berapa kaki dibelakangnya telah berdiri seorang perempuan muda yang cantik jelita, dia berusia dua puluh tujuh delapan tahunan...

   Perempuan muda itu memakai baju berwarna putih, matanya jeli, bibirnya mungil dengan dua baris gigi yang putih bersih, hidungnya mancung, kulitnya putih ke-merah-merahan, begitu cantik dan semampai nya perempuan tersebut, ibarat bidadari yang baru turun dari kahyangan...

   Ditengah hembusan angin malam yang silir semilir, dimana ujung bajunya yang putih dan rambutnya yang hitam bergoyang-goyang, kesemuanya ini menambah daya tarik perempuan itu.

   Kecantikan perempuan itu ibaratnya dapat menghimpun semua kecantikan wanita yang berada di dunia ini, sedemikian cantiknya sehingga tak terlukiskan dengan kata-kata.

   Yang mengejutkan lagi adalah kecantikan nya yang sama sekali tak genit, begitu wajar, begitu sederhana namun sangat memukau hati orang.

   Perempuan muda ini bukan lain adalah iblis perempuan yang paling termashur akan kecabulannya...

   Ban sia kaucu Ceng Lan hiang.

   Sebagaimana diketahui, Ku See hong pernah diberi hadiah pukulan Hou kut jian hun im kang oleh Ceng Lan hiang sehingga terjatuh ke dalam jurang, kemudian ditengah malam yang penuh kabut.

   dia menyaksikan Ceng Lan hiang melakukan hubungan senggama dengan Gin coa kiam (pedang ular perak) Ciu Heng thian.

   Walaupun ia mendengar suara pembicaraannya, namun sesungguhnya belum per-nah melihat orangnya, maka saat ini Ku See hong sama sekali tidak tahu kalau orang ini tak lain adalah perempuan paling cabul di dunia Ceng Lan hiang.

   Dengan sepasang biji matanya yang jeli dan bening, Ban sia kaucu Ceng Lan hiang memperhatikan sekejap wajah Ku See hung, kemudian tersenyum manis.

   ' Ku See hong!"

   Dia menegur dengan suaranya yang merdu bagaikan burung nuri, ' masa kau tidak kenal siapakah aku?' Senyumannya benar-benar sangat indah, senyuman tersebut dapat membuat orang kehilangan sukma rasanya, penuh dengan daya tarik, penuh dengan rangsangan.

   Apalagi nada suaranya yang merdu merayu, sungdguh membuat tulaang belulang serasa menjadi lemas.

   Tak terlukiskan rasa terperanjat Ku See hong sewaktu itu, dengan suara agak gemetar ia berseru.

   "Kau...kau adalah...kau adalah Ban sia kaucu Ceng Lan hiang...

   "Kenapa?"

   Ceng Lan hiang tertawa cekikikan.

   "kau hanya bisa mengenaliku dari suaranya saja?"

   Kemudian setelah berhenti sejenak, kembali dia melanjutkan.

   "Kalau kudengar dari perkataanmu itu tampaknya kau sangat takut kepadaku! Tak usah kuatir, kali ini aku tak akan mencelakai jiwamu..."

   "Perempuan lonte, kubunuh kau!' teriak Ku See hong dengan sorot mata memancarkan sinar berapi-api yang penuh kebencian. Sembari berseru, dia meronta bangun kemudian siap menerjang ke depan. Tiba-tiba ia mengeluh tertahan, lalu muntahkan darah segar dan roboh terduduk diatas tanah. Kini ia benar-benar kehabisan tenaga, kekuatan untuk berdiri pun tak dimiliki lagi. Ceng Lan hiang segera tertawa cekikikan.

   "Ku See hong, luka yang kau derita? Aaaai...memang sangat tak adil, masa satu orang dikerubuti banyak musuh..."

   Rasa benci Ku See hong terhadap perempuan jalang ini boleh dibilang sudah merasuk sampai ke tulang sum-sum, namun sayang ia tak bertenaga sama sekali waktu itu, akhirnya dengan penuh kebencian dia ber seru.

   "Bila aku orang she Ku harus mati di tanganmu malam ini, anggap saja nasibku memang lagi sial, mau bunuh mau cincang terserah kepadamu, tapi kau pun harus tahu, seorang lelaki boleh dibunuh pantang di hina, bila kau berani menghina aku, akan ku umpat dirimu sampai habis- habisan.."

   Sekilas perubahan yang amat tak sedap menghiasi wajah Ceng Lan hiang, katanya dingin.

   "Kegagahan semacam inikah yang kau miliki.?"

   "Kalau ingin membunuh, cepatlah kau bunuh, aku tak sudi bertemu denganmu"

   Tiba-tiba Ceng Lan hiang menghela napas sedih.

   "Aaai... kau memarng tak pandai mtembe-dakan oranqg yang baik danr orang jahat, terus terang saja kuberitahukan kepadamu, senadainya aku ingin membunuhmu, aku sudah membunuhmu sejak semual, sejak kau merasakan siksaan yang pertama sehabis terkena pukulan Hou kut jian hun im kang, buat apa aku mesti menanti sampai sekarang?"

   Menyinggung kembali aib yang dideritanya malam itu, Ku See hong merasakan api amarah yang berkobar di dalam dadanya semakin menjadi-jadi segera bentaknya.

   "Waktu itu aku sudah tahu kalau kau menyembunyikan diri di tepi jarang ... Hmmm, perempuan jalang, memang benar-benar tak tahu malu!"

   Mengumpat sampai disitu, dia merasakan hawa darah didalam dadanya bergelora keras, napasnya jadi sesak dan ucapannya terputus sampai ditengah jalan.

   Sedangkan Ceng Lan hiang yang mendengar perkataan itu segera mendengar kan suara tertawa cekikikannya yang meleng- king dan memekikkan telinga...

   Suara tertawanya itu penuh dengan nada cabul, jalang, keji dan pelbagai macam sifat lainnya.

   Kemudian setelah berhenti tertawa ia berteriak lagi.

   "Bagus sekali! Ku See hong, aku akan membuktikan apakah kau tahu malu atau tidak, aku akan membuatmu tunduk diantara kedua belah pahaku, aku akan mengajakmu bermain cinta setiap hari, mencari sorga dunia dan kenikmatan hidup... Ditengah pembicaraaa itulah, tiba tiba ia mengebaskan ujung bajunya ke arah Ku See hong. Segulung bau harum melintas lewat, begitu Ku See hong mengendus bau itu, tubuhnya yang terduduk pelan-pelan terkulai ke atas tanah. Ceng Lan hiang bertindak cepat, dipeluk nya tubuh Ku See hong kemudian secepat kilat berlalu dari situ..Dalam waktu singkat bayangan tubuhnya telah lenyap dari pandangan mata. Suasana pun pulih kembali dalam keheningan, seakan-akan disana tak pernah terjadi suatu peristiwa apa pun. -oo0dw0oo- BAB 49 MANUSIA berkerudung warna warni... Keng Cin sin mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang sempurna meluncur ke arah kota, baru saja dia turun tangan keji dengan menghukum cincang si pedang emas Cia Tiong giok. Kurang lebih seperminum teh kemudian, Keng Cin sin telah sampai didepan bangunan besar di sebelah barat kota, walaupun letak bangunan tersebut tak jauh dari kota, namun oleh karena bangunan tersebut berdiri disamping sebuah kompleks kuburan yang terbengkalai dan amat luas, maka kendatipun disiang hari pun tiada manusia yang berkunjung kesitu. Tak heran kalau keadaan diseputar situ amat terpencil, sepi dan menyeramkan. Tapi siapakah yang tahu kalau didalam bangunan gedung yang besar dan menyeramkan itu baru saja berlangsung suatu pertempuran berdarah yang dahsyat dan mengerikan hati, membuat ke sebelas jago Hiat mo bun hampir saja musnah semua. Kini Keng Cin sin sudah berada disamping bangunan gedung itu dibawah kuburan yang berlapis-lapis. Mendadak pada saat itulah.... Dari balik kuburan yang berlapis-lapis berkumandang suara tertawa dingin yang menyeramkan.. Suara tertawa itu amat dingin, seperti anbgin yang berhembus keluar dari gedung di bawah tanah. Serentak Keng Cin sin menghentikan gerakan tubuhnya, suatu firasat tak enak segera muncul dalam hatinya, sebab baru pertama kali ini dia mendengar suara tertawa semacam ini dari balik kuburan.. Tempat itu merupakan daerah yabng terpen-cil, djauh dari jangkaauan umat persiblatan, bila sekarang muncul jagoan persilatan dekat dengan markas besarnya, ini berarti orang datang untuk mencari gara-gara dengan pihaknya. Baru selesai suara tertawa dingin tadi berkumandang, tiba-tiba... Serentak suara aneh yang menyeramkan berkumandang susul menyusul dari balik kuburan liar itu, kali ini bukan hanya seorang saja yang tertawa, melainkan diatas tujuh delapan orang, jumlahnya sukar dihitung. Gelak tertawa yang berkumandang dari balik kompleks tanah pekuburan yang menyeramkan itu kedengarannya sangat mengerikan, seperti suara setan iblis saja, meski berada di siang hari bolongpun orang akan bergidik di buatnya. Mencorong sinar tajam dari balik mata Keng Cin sin, tiba-tiba dia mengalihkan pan-dangannya dan mnulai melakukan pemeriksaan yang seksama atas tanah pekuburan tersebut. Ia dapat mendengar suara tertawa tersebut tinggi melengking dan amat menusuk pende-ngaran, seakan-akan dipancarkan dengan hawa murni yang sempurna, ditinjau dari hal ini dapat dibuktikan kalau pihak lawan memiliki tenaga dalam yang amat sempurna. Suara pekikan yang mengacaukan pikiran, mendatangkan keseraman dan kengerian yang luar biasa... Keng Cin sin memiliki kepandaian silat yang maha sakti, walaupun dia tidak takut menghadapi manusia-manusia laknat yang datang mencari gara-gara dengannya, toh timbul juga perasaan kuatir dalam hati kecilnya, dia menguatirkan keselamatan dari anggota perguruannya. Mungkinkan anggota perguruannya telah tiba kembali di dalam gedung ini? Kalau tidak, mengapa mereka membiarkan orang-orang tersebut bersembunyi di sini sambil bermain setan? Tapi bila ia teringat kembali kalau ke sebelas orang anggota perguruannya memiliki kepandaian silat yang luar biasa, perasaan kuatirnya itu segera lenyap kembali. Berbicara yang sebenarnya, sebelas anggota perguruan Hiat mo bun boleh di bilang memiliki kemampuan yang luar biasa, kepandaian silat mereka telah mencapai tingkatan yang luar biasa, meski anggota Ban sia kau sendiripun tak akan nanti berani memandang rendah jago-jago Hiat mo bun. Oleh sebab itu disaat dia hendak menjagoi seluruh dunia persilatan, tiada orang pula yang berani mencabut kumis harimau. Tapi tidak demikian dengan kenyatannya, dari mana dia tahu, kalau jumlah pihak lawan sangat banyak dan tenaga dalam mereka rata-rata amat sempurna. Sesudah mengamati sekejap suara tertawa aneh seperti suara tertawa setan iblis itu, Keng Cin sin memperdengarkan kembali suara tertawa dinginnya yang menusuk tulang, dia menghimpun hawa murninya, Dan dengan mengerahkan ilmu Ban li coan im (menyampaikan suara dari selaksa li) semacam kepandaian sakti dalam kitab pusaka Cang C iong pit kip, serunya lantang.

   "Setan iblis dari manakah yang telah muncul disini? Bila ingin mencari gara-gara dengan Buncu mu, unjukkan saja dirimu, buat apa mesti main sembunyi diantara mayat-mayat membusuk? Tidakkah kuatir perbuatan kalian hanya akan menurunkan derajat?"

   Bersama dengan selesainya ucapan itu, suara tertawa aneh ikut berhenti pula, namun pihak lawan sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun.

   ' Suasana disekeliling tempat itu kembali dicekam dalam keheningan, kesepian yang luar biasa, bahkan lamat-lamat terasa pula suasana mengerikan dan hawa pembunuhan yang luar biasa.

   Mendongkol juga Keng C in sin ketika pihak lawan tidak menyahut, sekali lagi dia menegur.' "'Hei, tampaknya kalian semua hanya sukma-sukma gentayangan dalam kuburan?"

   Namuh suassna tetap hening, tak ke dengaran sedikit suara pun ....

   Sejauh mata memandang hanya batu nisan dengan gundukkan tanah pekuburan yang berserakan dimana-mana, semua benda di situ seolah-olah menjadi kaku, tak sesosok bayangan manusia pun yang nampak, sepertinya suara tertawa tadi dipancarkan oleh sukma gentayangan.

   Suasana yang tegang dan menyeramkan menyelimuti seluruh angkasa, membuat suasana menjadi sesak dan tegang ....

   Tanpa terasa mucul pula hawa pembunuhan yang kian lama kian bertambah menebal.

   Kini Keng Cin sin mulai agak kaget dan ngeri, ia bukan takut terhadap manusia-manusia tersebut, melainkan terkerjut oleh kemamptuan serta kesabqaran lawan menyrem-bunyikan diri terus secara tenang...

   Selama berapa saat terakhir ini, Keng Cin sin telah mengerahkan kemampuannya untuk mendengar dan melihat untuk meme-riksa napas lawan dan gerak-gerik musuh, namun dia tak berhasil menemukan sesuatu apa pun, hal ini membuktikan kalau pihak lawan menggunakan ilmu napas kura-kura Ku si tay hoat untuk menutup pernapasan nya.

   Mendadak...

   Satu ingatan bagus melintas didalam benaknya.

   Ia mendapat satu akal bagus untuk memaksa lawannya agar menampakkan diri.

   Tanpa hanyak berbicara lagi Keng Cin sin membalikkan badan dan beranjak pergi dari situ, tapi pihak lawan seperti sama sekali tak termakan oleh tipu muslihatnya itu, suasana tetap hening, tiada 1068 terdengar sedikit suara pun, sementara Keng Cin sin telah berada belasan kaki jauhnya dari posisi semula.

   Mendadak...

   Dari balik tanah pekuburan itu berkuman-dang suara tertawa dingin yang amat menusuk pendengaran, lalu seseorang berkata.

   'Hei manusia berkerudung warna warni, bila kau bernyali, silahkan memasuki barisan Tee gi mi hun tin (barisan neraka pembingung sukma) kami!"

   Suara itu amat lembut seperti bisikan nyamuk, namun setiap patah katanya sangat jelas dan menggetarkan pendengaran.

   Bagaikan seekor burung walet, Keng Cin sin segera membalikkan badannya dan secepat sambaran kilat meluncur ke arah mana berasalnya suara peringatan tersebut.

   Kemudian dia berhenti sejenak disisi sebuah kuburan dan memeriksa keadaan disekeliling sana, tapi apa yang kemudian terlihat membuatnya sangat terkejut.

   Disitu tak nampak manusia hidup, hanya ada tengkorak- tengkorak manusia yang menyeramkan berjajar dimana-mana.

   Keng Cin sin sungguh merasa amat terkejut, diam-diam dia berpikir dihati.

   Sudah jelas kudengar kalau suara pembicaraan itu munculnya dari sini, mengapa tak nampak sesosok bayangan manusia pun disini? Masa kawanan tengkorak itu yang bersuara? Aaaah, masa di dunia ini benar-benar ada setan?"

   Sementara dia masih berdiri termenung, tiba-tiba terdengar lagi suara tadi berkumandang memecahkan keheningan.

   "Manusia berkerudung warna warni, meski sekarang kami berwujud orang mati, dulunya pun kami termasuk orang hidup! Hanya kini daging kami sudah membusuk sehingga tinggal tulang belulangnya belaka. mari-mari bersahabat dengan kami!, tempat kami disini disebut dunianya sukma pria, paling bagus bila ada seorang perempuan yang mau meramaikan suasana. Kembali suasana menjadi hening... Keng Cin sin segera menerjang ke sisi kuburan yang lain, namun apa yang terlihat disitupun tiada berbeda dengan pemandangan yang pertama tadi, disana tiada sesosok bayangan manusia pun, yang ada hanya sesosok tulang belulang manusia, seonggokan tengkorak. Kali ini Keng Cin sin benar-benar di buat terperanjat sekali hingga berdebar keras jantungnya. Disaat inilah, suara pembicaraan yang menyeramkan berkumandang lagi dari arah lain.

   "Kau tak usah takut! Hidup manusia di dunia ini akhirnya tak akan lolos juga dari kematian, tapi sesungguhnya kami pun belum mati, coba lihatlah kami masih bernyawa, masih dapat berbicara, bukankah demikian ....?"

   Gerakan tubuh Keng Cin sin kali ini jauh lebih cepat lagi, didalam sekali berkelebat dia sudah melayang turuh keatas permukaan tanah, namun pemandangan yang di jumpai nya masih tetap seperti apa yang dilihat sebelumnya.

   Sambil berkerut kening, Keng Cin sin mulai berpikir.

   Kalau berbicara menurut kecepatan gerak ku sekarang, siapakah manusia di dunia ini yang mampu menandingi kecepatanku tersebut? Masa mereka sungguh-sungguh adalah setan iblis?"

   Mendadak sinar kaget terpancar keluar dari balik mata Keng Cin sin...

   Perasaan kaget tersebut jauh lebih hebat daripada perasaan semula, sebab secara tiba-tiba saja dia teringat kalau pembicaraan lawan dipancarkan melalui semacam ilmu Hui sian mo ing (irama iblis berpusing) yang maha dahsyat.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Biasanya irama iblis berpusing atau Hui sian mo ing tersebut dipancarkan seseorang dari suatu tempat tertentu, namun gelombang iramanya sengaja digetarkan ke suaru sasaran tertentu, kemudian dari situ baru kembali menuju ke gendang telinga orang yang dituju.

   Oleh karena kepandaian semacam ini amat sakti dan luar biasa, jarang sekali ada jago persilatan dari daratan Tionggoan yang berhasil mempelajarinya.

   Konon orang-orang dari Tibet banyak sekali yang mengkhususkan diri untuk mempelajari ilmu Hui siang mo ing itu, jadi bisa disimpulkan kalau orang-orang yang sedang dihadapinya sekarang bisa jadi adalah orang-orang dari Tibet.

   Perlu diketahui, jarang sekali anggota perguruan dari Tibet datang mengunjungi daratan Tionggoan, bila bukan dikarenakan masalah yang terlampau besar, biasanya mereka enggan untuk bermusuhan dengan bangsa persilatan dari daratan Tionggoan.

   Lantas karena persoalan apakah mereka datang mencari gara- gara dengan pihaknya hari ini? Seandainya orang-orang tersebut benar-benar berasal dari Tibet, itu berarti dia harus meningkatkan kewaspadaannya.

   Sambil tertawa dingin Keng Cin sin segera berseru.

   "Saudara sekalian pandai sekali mempergunakan ilmu Hui sian mo ing, nampaknya kalian semua adalah anggota perguruan dari wilayah Tibet."

   Mendadak terdengar seseorang menyahut.

   "Manusia berkerudung warna warni pengetahuanmu memang sungguh amat luas, tepat sekali! Kepandaian yang kami pergunakan sekarang adalah irama Hui sian mo ing. Hmmm.... hmmmm...namun kami bukanlah si keledai-keledai gundul dari Tibet kami adalah jago persilatan yang asli berasal dari daratan tionggoan. Timbul berbagai kecurigaan dan ketidakmengertian dalam benak Keng Cin sin setelah mendengar perkataan itu, segera pikirnya.

   "Jika kudengar dari pembicaraan mereka, sudah jelas memakai bahasa Han yang luwes dan lancar, tapi ilmu rahasia dari Tibet itu tak pernah diwariskan kepada sembarangan orang, apalagi mereka mengaku asli dari daratan Tionggoan, mengapa mereka pun pandai menggunakan ilmu Hui sian mo ing tersebut?"

   Berpikir sampai disitu Keng C in-sin berkata lagi dengan suara sedingin es.

   "Pun Buncu tidak ambil peduli apakah kalian hwesio-hwesio gundul dari Tibet atau jagoan dari daratan Tionggoan, manakala kalian datang mencari gara-gara denganku, berarti kalian ada maksud terhadap diriku, mengapa tidak kalian utarakan saja sekarang, agar kita dapat memperbincangkan nya?"

   Sudah jelas Keng Cin sin telah menyadari kalau orang-orang itu berilmu sangat lihay, jejaknya amat mencurigakan maka nada pembicaraannya pun turut menjadi lebih lembut dan halus. Salah seorang diantara lawan segera menyahut.

   "Manusia berkerudung warna warni, dugaanmu memang tepat sekali, kami memang datang dengan membawa maksud-maksud tertentu, cuma kau jangan bersusah hati setelah kami utarakan nanti"

   Keng Cin sin tertawa dingin.

   "Heeehh .... Heehh... heeeh betapapun sulitnya persoalan di dunia ini, tak nanti akan menyulitkan Hiat mo buncu"

   "Apa gunanya kalau kau hanya tinggal seorang diri?"

   Tiba-tiba seorang menimpali dengan dingin.

   Sesungguhnya ucapannya itu mengandung maksud lain, namun mimpipun Keng Cin sin tidak menyangka kalau ke sebelas orang anggota Hiat mo bun nya sudah pada tewas atau terluka parah sehingga kini tinggal dia seorang yang tetap sehat walafiat.

   Sambil mendengar Keng Cin sin berkata.

   "Biarpun jumlah kalian sekarang berapa kali lipat lebih banyak dari padaku, biar aku hanya seorang diri, namun aku masih sanggup untuk mengirim kau berpulang ke alam baka"

   "Mungkin saja kau memiliki kemampuan tersebut, tapi sayangnya kau tak akan berhasil menemukan kami"

   Jengek seseorang. Mendadak terdengar suara lain yang menyeramkan menyambung.

   "Lo su, kau terlalu merendahkan diri sehingga memadamkan semangat sendiri saja"

   Orang yang semula cepat berseru.

   "Lo ngo, dia tak lebih hanya seorang manusia yang hampir mampus, apa sih keberatannya membiarkan dia berbangga dulu? Mulai detik ini, dalam dunia persilatan hanya ada Bu lim jit hun (tujuh sukma dari dunia persilatan) yang merajai kolong langit, siapa pula yang mampu mengungguli kami!"

   Seseorang yang lain segera menyahut sambil tergelak.

   "Haaahhh.. haaahhh... haaahhh... benar! benar! Ucapan dari Lo su memang amat tepat, walaupun sembilan partai besar dari daratan Tionggoan atau kawanan ciangbunjin yang bernama kosong, selanjutnya mereka toh akan mampus juga di ujung tangan kami bertujuh"

   "Lo lak "

   Seseorang yang lain lagi menimpali.

   "sejak kini, kita pun dapat menikmati kehangatan tubuh serta kehebatan tehnik bermain diranjang dari Ban sia kaucu Ceng Lan hiang"

   "Lo jit, kau ini memang kelewat suka bermain perempuan"

   Seseorang mendamprat sambil tertawa.

   "Tahukah kau bahwa Ceng Lan Hiang telah menguasahi ilmu Im kang yang sangat hebat? Bila kau tidak kuatir mampus, silahkan saja bersenang-senang dengannya, tanggung kau akan merasakan kenikmatan hingga sampai di sorga."

   Si Lo Jit segera tertawa cekikikan.

   "Lo Sam, bukankah kau mengatakan tiada manusia didunia ini yang bisa lolos dari kematian? Meski siaute harus mati, tapi jadi setanpun harus romantis, hii ihh....hi ihhh...

   hi ihh...

   lagipula aku memiliki benda ajaib yang keras bagaikan baja, tak nanti "benda"

   Ku akan tertindih sampai patah olehnya"

   Kemudian setelah berhenti sejenak, tambahnya lagi.

   "Bukankah ilmu Im kang tak akan tahan menghadapi ilmu Yang kang."

   Keng Cin sin merasa mendongkol sekali setelah mendengarkan pembicaraan kotor dan cabul yang sedang mereka langsungkan, ia paling benci dengan lelaki hidung bangor seperti ini, dia mendendam terhadap manusia semacam Lo jit dengan sekali membinasakannya.

   Mendadak seseorang berseru kembali.

   "Lo jit, bukankah didepan mata sudah tersedia barang jadi tinggal dipakai?"

   Tentu saja yang dimaksudkan adalah Keng Cin sin. Hampir meledak dada Keng Cin sin saking gusarnya, hawa darah mendidih di dalam dadanya, ia segera membentak nyaring.

   "Manusia laknat, cepat keluar untuk menerima kematian!"

   Walaupun Keng Cin sin marah-marah besar, hal inipun sama sekali tak berguna, sebab hingga sekarang dia belum berhasil menemukan tempat persembunyian dari orang-orang tersebut.

   Perlu diketahui, pembicaraan yang berlangsung selama ini dilakukan oleh orang-orang tersebut dengan menggunakan ilmu Hui sian mo ing yang maha dahsyat tersebut.

   Terdengar Lo jit berkata lagi.

   "Lo su, tak mungkin! Tak mungkin! Tidak kau saksikan raut wajahnya yang menyeramkan itu? Hii ihhh... hi ihhh... hi ihhh... meski siaute bertampang jelek. Tapi benda ajaibku masih terhitung 1074 benda yang paling indah, paling kuat dan gagah di dunia ini, mana boleh benda ini kupergunakan terhadap sembarangan perempuan..."

   "Lo jit, kau bilang dia jelek, tapi aku pikir dia pasti cantik sekali, mengapa tidak kau saksikan bentuk tubuhnya bahenol, itu?"

   Seseorang menyambung. Si Lo jit itu segera tertawa dingin.

   "Lo ngo, aku rasa kau masih belum berpengalaman didalam hal ini, meski seorang wanita memiliki perawakan tubuh yang indah, belum tentu wajahnya pasti sangat indah, bila dia cantik, tak nanti wajah nya ditutup dengan kain kerudung, perempuan mana sih yang tak ingin memamer kan kecantikan wajahnya?"

   "Lo jit, bagaimana kalau kita bertaruh saja, kau mengatakan dia cantik atau jelek?"

   "Baik, baik! Bila dia cantik, siaute bersedia melepaskan hakku untuk melalapnya paling dulu"

   Keng Cin sin bukan manusia sembarangan bagaimana mungkin dia bisa tahan menghadapi ucapan-ucapan yang amat kotor itu? Walaupun ia pernah diperkosa banyak orang, meski kesucian tubuhnya telah dinodai orang secara beramai-ramai, namun jiwanya masih tetap suci bersih.

   Mencorong sinar tajam penuh hawa pembunuhan dari balik matanya, tiba-tiba saja ia mendongakkan kepalanya dan tertawa seram, suaranya tinggi melengking dan amat menusuk pendengaran ....

   Keng Cin sin segera menerjang ke muka bagaikan segulung angin puyuh, sedemikian cepatnya dia bergerak, sehingga menyilaukan mata siapa saja.

   Dengan kecepatan luar biasa dia berputar satu lingkaran mengitari kompleks tanah pekuburan tersebut.

   Ternyata dia tak berhasil menemukan tempat persembunyian lawan, namun dia tahu pihak lawan pasti berada pada jarak dua puluh kaki di sekeliling tempat ini.

   Maka dia hendak melakukan penggeledahan yang seksama atas setiap kuburan yang berada dua puluh kaki di sekililing tempat ini, dia ingin membuktikan apakah mereka benar-benar bersembunyi di bawah tanah.

   Dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh yang paling sempurna dan jarang di temui dalam kolong langit dewasa ini, secepat kilat berputar mengitari daerah seluas dua puluh kaki di sekitar situ, beratus-ratus kuburan diperiksa dengan seksama, namun ia belum berhasil juga menemukan bayangan tubuh mereka.

   Rasa terperanjatnya sekarang tak terlukiskan lagi dengan kata- kata...

   Keng Cin sin merasakan dirinya seakan-akan telah bertemu dengan setan tulen, belum pernah ia mendengar dalam dunia persilatan terdapat manusia lihay yang menyebut dirinya sebagai Bu lim jit hun.

   Sementara dia masih berdiri tertegun dengan perasaan terkejut bercampur tercengang ..

   ..

   Kembali terdengar seseorang berkata.

   "Gerakan tubuhnya sangat lihay dan melebihi kemampuan umat persilatan pada umumnya, lo ji disebut orang Tiang kui tui (setan berkaki panjang) namun aku rasa masih ketinggalan jauh dibandingkan dengan dirinya"

   Sang lo ji segera tertawa seram. Heeehhh... heeehhh... heeehhh... lo ngo, meskipun gerakan tubuhnya amat cepat, tapi untuk mengungguli aku rasanya masih sulit sekali?"

   Keng Cin sin benar-benar mati kutunya terhadap orang-orang tersebut, dia benar-benar merasa tak mampu untuk menemukan titik kecurigaan disekitar sana.

   Namun dengan wataknya yang keras hati, dia pantang menyerah dengan begitu saja, otaknya segera berputar keras, dia mencoba untuk mengingat- ingat apakah didalam kitab pusaka Cang ciong pit kip tercantum kepandaian yang dapat digunakan untuk mematahkan kepandaian Hui sian mo ing tersebut.

   Sementara dia masih termenung, Lo ngo telah berkata lagi sambil tertawa seram.

   "Lo ji, lebih baik jangan menempeli emas di atas wajah sendiri, kalau toh kau lebih unggul darinya, berani tidak tampilkan diri untuk berduel dengannya?"

   Hmmmm....! Aku si lo ji masih pingin hidup beberapa waktu lagi, bila harus mampus, lebih baik kita tujuh bersaudara berangkat bersama-sama menuju ke langit barat."

   "Lo ji, hatimu amat busuk"

   Damprat yang lain.

   "kalau kau mau mampus, mampuslah sendirian, mengapa harus mengajak kami semua untuk benar-benar menjadi setan"

   "Heeehh... heeehhh... heeehhh... kita tujuh bersaudara tak pernah berpisah satu dengan lainnya, misalnya harus turun ke neraka pun sudah sepantasnya turun bersama"

   Lo ji menimbrung sembari tertawa dingin.

   "Betul! Betul! Perkataan lo ji memang masuk diakal"

   "Hei, mengapa sih kalian berkaok-kaok melulu!"

   Mendadak seseorang menegur dengan suara sedingin salju.

   "agaknya dia sudah tahu kalau kita berada didalam neraka."

   "Lo toa, apa yang mesti ditakuti? Memangnya dia akan membalik lapisan tanah disini"

   "Siapa tahu? Aku lihat dia sudah membenci kita setengah mati, agaknya rasa benci itu sudah merasuk sampai ke tulang sum-sum" .

   "Lo toa, kami Bu lim jit hun tiada tandingannya dikolong langit, mengapa harus jeri terhadap dia seorang?"

   Sang lo toa segera tertawa tergelak.

   "Haaahhh... haaahhh.. haaahhh.. kalau sekarang mah kita belum mencapai tingkatan tiada tandingan dikolong langit"

   "Maksudmu kita belum berhasil mendapat kan kitab pusaka Cang ciong pit kip serta, mutiara Thian hong im yang sin cu miliknya?.

   "Benar! Bukankah benda-benda tersebut berada di dalam sakunya...?"

   "Lo toa, lantas apa yang mesti kita lakukan sekarang?"

   Suara menyeramkan yang lain bertanya.

   "Ehmmm, tak ada salahnya kalau kita bertujuh berunding kembali..."

   Seusai perkataan itu diutarakan, suasana disekeliling tempat itu menjadi hening dan sepi kembali, mungkin mereka sedang merundingkan persoalan tersebut dengan seksama.

   Keng Cin sin benar-benar tidak habis mengerti, dia tak tahu permainan busuk apakah yang sedang dilakukan ke tujuh orang tersebut terhadap dirinya, yang lebih menggemaskan lagi adalah ia tak berhasil menemukan tempat persembunyian mereka.

   Setelah mendengar pembicaraan mereka barusan, ia telah mengetahui kalau kepandaian silat yang dimiliki orang-orang itu sangat lihay dan luar biasa, tapi mengapa dia tak berani munculkan diri untuk berhadapan muka dengannya? Padahal dia mana tahu kalau Bu lim jit hun adalah manusia berwatak aneh, tak pernah orang dapat meraba maksud hati mereka yang sesungguhnya.

   Hanya saja ke tujuh orang itu amat licik, dan berotak cerdas, ditambah lagi kekejaman nya luar biasa, kesemuanya ini membuat mereka lihay sekali.

   Keng Cin cin merasa tak ada gunanya tetap berdiam diri terus disitu, sedang mereka pun tidak menaruh dendam yang berat dengan nya, ia cuma mendongkol atas ucapan mereka yang kotor dan menghina tersebut.

   "Aaaai.. sudahlah"

   Demikian ia berpikir.

   "percuma ribut dengan kawanan manusia setengah setan macam begitu, anggap saja aku sedang sial sehingga bertemu dengan mereka ..."

   Berpikir demikian, dia lantas melejit ke udara dan meluncur turun dari bukit kecil tersebut. Mendadak... Serentetan suara teguran yang amat dingin berkumandang memecahkan keheningan.

   "Manusia berkerudung warna warni, Mengapa kau lari ketakutan? Apakah takut terhadap kami? Heeehhh.... heeehhh ... heeehhh...."

   Ucapan tersebut segera menimbulkan satu ingatan dalam benak Keng Cin sin, diam-diam ia mengutuk diri sendiri.

   "Goblok amat aku ini. Hmmm, kali ini akan kulihat mau kabur kemana kalian semua? "

   Tiba-tiba saja dia membalikkan badan dan berjalan ke sisi kuburan dimana terdapat tengkorak manusia yang pertama, kemudian bentaknya keras-keras.

   "Kalian tujuh setan gentayangan mengapa tidak segera menongolkan diri?"

   "Aduh celaka!"

   Seruan kaget berkumandang kembali "kuntilanak itu berhasil mendapat tahu kalau kita bersembunyi di dalam kuburan"

   "Lo su, mengapa kau memberitahukan tempat persembunyian kita kepadanya?"

   Damprat yang lain. Lo su segera tertawa dingin.

   "Kuburan yang terdapat ditempat ini beribu-ribu jumlahnya, masa dia benar-benar dapat menemukan tempat persembunyian kita?"

   Mencorong sinar tajam dari balik mata Keng Cin sin, sambil tertawa dingin ia segera berseru.

   "Mengapa kalian tidak segara menampakkan diri? Hmmm! Jangan salahkan kalau aku akan bertindak keji terhadap kalian"

   Ternyata secara tiba-tiba Keng Cin sin menduga kalau mereka telah menyembunyikan diri didalam kuburan, sedang tengkorak manusia yang berada disamping kuburan merupakan hasil pembongkaran mereka dari dalam liang kubur.

   Ketika Keng Cin sin melakukan pemeriksaan terhadap beberapa ratus kuburan yang berada empat puluh kaki disekitar tempat itu, dia hanya berhasil menemukan ke tujuh sosok tengkorak itu, maka dia lantas menduga kalau ke tujuh orang itu bersembunyi di dalam tujuh buah kuburan disisi tengkorak.

   Serentetan suara dingin menyeramkan lagi-lagi berkumandang.

   "lo toa, hasil dari perundingan kita adalah jangan temui dia untuk sementara waktu, kalau begitu kita pun tak usah menggubris dia lagi..."

   Padahal berbicara dari kekejaman serta kebuasan Bu lim jit hun, mereka tak nanti akan melepaskan Keng Cin sin dengan begitu saja, sebab mereka memang datang untuk mencari gara-gara dengan Keng cin sin.

   Akan tetapi Bu lim jit hun yang licik dan mempunyai banyak akal busuk ini telah menderita luka parah yang cukup parah, apalagi merekapun telah menyaksikan kelihayan dari gerakan tubuhnya, sadar kalau tiada pegangan untuk mengungguli dia maka untuk sementara waktu mereka putuskan untuk melepaskan korbannya dengan begitu saja.

   Keng Cin sin yang mengetahui keadaan mereka yang sesungguhnya, bagaimana mungkin bisa menduga sampai ke situ? Dengan suara menggeledek Keng Cin sin membentak.

   "Aku akan membinasakan kalian didalam kuburan, agar tak usah menguburkan jenazah kalian lagi."

   Sambil mengancam sepasang telapak tangannya segera dilontarkan bersama ke depan.

   Segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur ke depan dan menghantam kuburan tersebut.

   Angin pukulan yang menderu-deru bagai kan amukan puyuh, kedahsyatanya benar-benar luar biasa.

   Blaammmmmm ....

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Suatu ledakan dahsyat berkumandang memecahkan keheningan.

   Menyusul kemudian ...

   Jeritan ngeri yang memilukan hati berkumandang pula memecahkan keheningan...

   Setelah itu suasana disekitar sana pulih kembali dalam keheningan, sedemikian heningnya sehingga menakutkan.

   Waktu itu Keng cin sin telah dipengaruhi hawa pembunuhan yang berkobar-kobar, dia mendatangi kuburan yang lainnya, kemudian berseru sambil tertawa dingin.

   "Hmmm, sudah mampus seorang diujung telapak tanganku, sekarang tiba giliranmu mau keluar atau tidak? Namun suasana didalam kuburan itu tetap hening sepi dan tak kedengaran sedikit suara pun. Keng Cin sin mendengus dingin, sepasang tangannya segera diputar membentuk satu gerakan lingkaran busur disisi tubuhnya, kemudian segulung hawa pukulan yang dalam bagaikan samudra, seperti letusan gunung berapi memuntah keluar.

   "Blaaammm..!"

   Sekali lagi berkumandang suara ledakan keras yang memekikkan telinga... Di kuti pula jerit kesakitan yang memilukan hati... Kini Keng Cin sin mendatangi sisi tengkorak yang ketiga, seperti yang lain, diapun membentak nyaring.

   "Bila kalian tak segera menampakkan diri, akan kubunuh kalian satu per satu tanpa perasaan belas kasihan"

   Tapi pihak lawan masih juga tidak menimbulkan suara apa pun.

   Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Keng Cin sin, sepasang telapak tangannya dengan cepat diputar membentuk satu gerak melingkar, kemudian gulungan angin puyuh seperti amukan topan menyapu ke arah kuburan itu.

   Ledakan keras yang di ringi jerit kesakitan lagi-lagi bergema memecahkan keheningan ...

   Secara beruntun Keng Cin sin memusnahkan lagi tiga buah kuburan yang lain, dimana angin pukulannya menyambar lewat, segera berkumandang jeritan ngeri yang menyayat hati.

   Sekarang ia telah tiba disisi kuburan dengan tengkorak yang ke tujuh, mendadak hatinya menjadi lembek, ia teringat kalau Bu lim jit hun sesungguhnya tidak mempunyai dendam kesumat yang terlalu dalam dengan dirinya, padahal tanpa sebab dia telah membinasakan enam orang diantara mereka secara beruntun, terhadap orang yang ke tujuh ia benar-benar merasa tak tega untuk menindaknya.

   Dengan suara keras Keng Cin sin segera membentak.

   "Sekarang tinggal kau seorang, mau keluar atau tidak?"

   Kemudian setelah berhenti sejenak, dia membentak lagi.

   "Bila kau bersedia menampakkan diri secara baik-baik, bisa jadi aku pun bersedia memberi kesempatan hidup bagimu"

   Tapi suasana di dalam kuburan itu tetap hening, sepi dan tak kedengaran sedikit suarapun.

   Keng Cin sin menjadi tertegun, segera pikirnya.

   "Aneh betul ke tujuh orang ini, mereka sekarang lebih suka mengorbankan diri daripada menampakkan diri dari balik liang kuburan"

   Berpikir sampai disitu, sekali lagi Keng Cin sin membentak keras.

   "Bila kau enggan menampakkan diri lagi jangan salahkan kalau aku akan bertindak kejam"

   Belum juga ada suara yang berkumandang dari balik kuburan itu..

   Berkobar kembali hawa napsu membunuh dalam dada Keng Cin sin, sepasang telapak tangannya segera diayunkan ke depan, segulung angin puyuh yang maha dahsyat seperti selembar jaring yang besar dan kuat, langsung menggulung ke arah kuburan tersebut.

   "Blaaammm..!"

   Suatu ledakan dahsyat kembali berkumandang datang.

   Menyusul kemudian jeritan ngeri pun bergema memecahkan kesunyian...

   Kini suasana didalam kuburan itu pulih kembali dalam keheningan, keseraman dan kesepian.

   Keng Cin sin menghela napas panjang, gumamnya.

   "Banyak sekali keanehan terdapat di dalam dunia ini, seperti juga ke tujuh orang itu"

   Dia membalikkan badan dan pelan-pelan berlalu dari tempat tersebut ...

   Mendadak pada saat itulah...

   Dari sekeliling kompleks kuburan itu bergema suara tangisan yang aneh, rendah berat dan menyeramkan, suara itu sahut bersahutan membuat setiap sudut kuburan itu dipenuhi oleh suara dengungan yang sangat aneh....

   Bergidik Keng Cin sin menghadapi situasi seperti ini, berdiri semua bulu kuduknya karena ngeri, untuk beberapa saat dia sampai berdiri tertegun ditempat.

   Ditengah jeritan dan tangisan yang mengerikan, tiba-tiba berkumandang pula seruan seseorang dengan suara yang dingin menyeramkan.

   "Kami tujuh bersaudara benar-benar telah sampai di neraka tingkat ke delapan belas, .... uuuh...."

   "Saudara sekalian, roh kita akan menjadi roh penasaran, mari kita tangkap dia dan menyeretnya ke neraka..."

   Keng Cin sin yang dipermainkan oleh mereka benar-benar dibuat mendongkol sekali tanpa terasa bentaknya keras-keras.

   "Bagus sekali! Kalian memang tujuh sukma gentayangan, bila pun buncu tak mampu meratakan kuburan ini dengan tanah, aku bersumpah tak akan menyudahi persoalan ini hingga disini."

   Bagaikan orang kalap Keng Cin sin segera mengayunkan sepasang telapak tangannya berulang kali, segulung angin pukulan yang maha dahsyat pun mengikuti gerakan tubuhnya menghajar kuburan tersebut satu persatu...

   Ditengah ledakan keras yang memekikkan telinga terjadi rentetan letusan dan getaran yang keras, angin pukulan memancar ke empat penjuru dan berpusing kian kemari.

   Dalam waktu singkat Keng C in sin telah memusnahkan enam buah kuburan secara beruntun.

   Dengan tenaga dalamnya yang sempurna serta desingan angin pukulannya yang tajam bagaikan sembilu, pasir dan batu segera beterbangan di angkasa, membawa peti mati yang telah lapuk dan tulang belulang yang hancur segera berserakan dimana-mana.

   Bau busuk mayat yang menusuk hidung dengan cepat menyebar ke mana-mana membuat orang serasa mau tumpah.

   Tindakan kalap dari Keng Cin sin ini benar-benar mengerikan sekali .....

   Kasihan dengan tulang belulang serta mayat-mayat tersebut, mereka harus merasa kan bencana tersebut disaat-saat jiwa mereka telah peroleh ketenangan.

   Isak tangis macam jeritan setan itu kini sudah sirap dan tak kedengaran lagi.

   Sambil tertawa seram Keng Cin sin berseru.

   "Kalian belum juga mau menampakkan diri? Rupanya kau memaksa aku untuk meratakan beribu kuburan ini rata dengan permukaan tanah ....?"

   Ditengah gelak tertawa keras, telapak tangan kirinya melepaskan kembali sebuah pukulan angin puyuh yang maha dahsyat, lagi-lagi sebuah kuburan hancur berantakan menjadi korban amukannya.

   Tenaga pukulannya memang dahsyat bagaikan samudra yang bergelombang besar, cukup membuat wajah orang berubah.

   Mendadak....

   Disaat telapak tangan kanannya diangkat dan siap melepaskan sebuah pukulan lagi.

   Tiba-tiba, ditengah keheningan bergema suara pujian kepada Sang Buddha yang berat dan nyaring.

   "Omitohud..."

   Buru-buru Keng C in sin menarik kembali serangannya lalu membalikkan tubuh dengan cekatan, dengan sorot mata yang tajam dia mengawasi orang di hadapannya tanpa berkedip.

   Entah sejak kapan, tiga kaki di hadapannya telah bertambah dengan tiga orang pendeta tua berjubah kuning, Salah seorang diantaranya berwajah saleh dengan alis mata yang panjang, waktu itu dia lagi menegur dengan suara dalam.

   "Li sicu, tindakanmu yang brutal ini sungguh keterlaluan, tidakkah kau merasa bahwa perbuatan ini melanggar peri kemanusiaan?"

   Keng Cin sin terkejut, cepat dia berpikir.

   "Yaa, mengapa aku berbuat begini brutal? Tindakanku ini keji dan tak berperi- kemanusiaan, toh mereka yang telah mati tiada ikatan sakit hati denganku? Mengapa aku harus menghancurkan kuburan mereka .. ?"

   Timbul penyesalan dihati kecilnya setelah berpikir sampai di situ, rasa menyesal dan malu yang bercampur aduk, membuatnya terbungkam dalam seribu bahasa, pelan-pelan kepalanya ditundukkan.

   Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia membalikkan badan dan beranjak meninggal kan tempat itu .....

   Tak selang beberapa saat kemudian, ia telah keluar dari kompleks tanah pekuburan tersebut.

   Tiba-tiba bayangan manusia berkelebat lewat, tahu-tahu ke tiga orang pendeta tua berjubah kuning itu telah menghadang jalan pergi Keng Cin sin.

   "Apa maksud kalian menghadang jalan pergiku"

   Keng Cin sin segera menegur sambil menatap ke tiga orang itu lekat-lekat.

   "Li sicu!"

   Ujar pendeta kurus disamping kiri.

   "kau telah bertindak brutal, merusak kuburan umum, setelah berbuat apakah kau akan pergi dengan begitu saja? Mana pertanggungan jawabmu?"

   Sekali lagi Keng Cin sin terperanjat, ia lantas berpikir.

   "Rupanya mereka pun datang untuk mencari gara-gara denganku, biasanya tempat ini jarang dikunjungi umat persilatan, aneh, mengapa begitu banyak kejadian aneh yang berlangsung hari ini?"

   Berpikir demikian, si nona pun berkata.

   "Boleh aku tahu, Sin ceng bertiga datang dari mana?"

   "Omitohud!"

   Pendeta berjubah kuning yang berada ditengah merangkap tangannya didepan dada.

   "kami berasal dari Siau lim si, pinceng Hoat hian, sedangkan ke dua suteku adalah Hoat khong dan Hoat hong"

   Keng Cin sin semakin terperanjat, dia tak menyangka kalau ke tiga pendeta ini adalah tiga diantara lima tianglo Siau lim pay.

   Sebagaimana diketahui, Siau lim pay merupakan pemimpin dari sembilan partai besar di daratan Tionggoan.

   selama ini jarang sekali melibatkan diri dalam pertikaian Bu lim.

   Lantas apa maksud kedatangannya kali ini kemari ? "Maaf, maaf..

   rupanya kalian adalah tiga orang pendeta agung dari Siau lim pay"

   Kata Keng Cin sin kemudian sambil tertawa.

   "Li sicu tentu keheranan bukan? Mengapa Siau lim pay ikut mencampuri pertikaian dunia persilatan?"

   Kata Hoat khong taysu yang berada ditengah. Kembali Keng Cin sin tersenyum.

   "Memang begitulah, apakah aku boleh tahu? "

   "Ringkasnya kami datang karena perguruan Hiat mo bun kalian"

   Kata Huan hong taysu yang berada di sebelah kiri.

   "kami tak ingin partai kalian bertindak semena-mena dalam dunia persilatan dan mencelakai umatnya. kami pun tak ingin menyaksikan dunia persilatan yang sudah banyak tahun berada dalam keadaan tenang menjadi bergolak dan tak aman lantaran ulah kalian"

   "Omong kosong!"

   Bentak Keng C in sin.

   "Sebagai anggota Siau lim pay yang terhormat, kalian jangan menfitnah orang semaunya sendiri, Hiat mo bun adalah kelompok manusia lurus dalam dunia persilatan, tujuan kami adalah menegakkan keadilan dan kebenaran didalam dunia, membantu kaum lemah menindas kaum kuat dan menenteramkan dunia persilatan yang sedang kacau dan tak aman!"

   "Bukti nyata berada didepan mata, buat apa kau menyangkal lagi?"

   Seru Hoat khong taysu dengan dengan nada berat. Keng Cin sin naik pitam, teriaknya sewot.

   "Apa bukti kalian? Ayo tunjukkan dihadapanku!?."

   "Hiat mo bun menghimpun sebelas orang jago karena ingin merajai dunia persilatan, dalam lembah Cui yu kok kalian telah membunuh tujuh delapan puluh orang, hari ini kaupun berbuat brutal dengan merusak kuburan umum sehingga jenasah yang berada disini berantakan tak karuan, Bebeapa kejadian ini sudah cukup sebagai bukti bahwa kau adalah manusia kejam, manusia buas yang tak berperi kemanusiaan, dosa-dosa kalian pantas kalau ditebus dengan hukuman mati" -oo0dw0oo- BAB 50 DIDAMPRAT secara terang-terangan, Keng Cin sin menjadi sangat mendongkol, dia segera tertawa dingin.

   "Kami orang-orang Hiat mo bun tak akan berbuat keji bila tanpa alasan, kami terpaksa membunuh orang sewaktu berada dalam lembah Cui yu kok karena kawanan manusia laknat itu mengincar mestika perguruan kami, demi menyelamatkan partai dan diri sendiri, mau tak mau kami harus bertindak kejam"

   


Pendekar Setia Karya Gan KL Legenda Kelelawar -- Khu Lung Peristiwa Burung Kenari Karya Gu Long

Cari Blog Ini