Dendam Sejagad 7
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung Bagian 7
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya dari Khu Lung
"Setelah banyak tahun hidup terasing dilaut selatan, belakangan ini rupanya Han- thian it-kiam Cia Cu Kim, telah berambisi kembali untuk merajai dunia persilatan. Dia telah mengumpulkan sampah-sampah masyarakat dari dunia persilatan, untuk menunjangnya guna mencapai apa yang dia harapkan."
"Akan tetapi niat tersebut belum bisa diwujudkan berhubung pedang Huan-mo-kiam masih berada ditangan umat persilatan didaratan Tionggoan, karena menurut perjanjian dulu, barang siapa yang memegang pedang tersebut, dia berhak untuk membunuh setiap anggota istana Huan-mo kiong yang berani memasuki daratan Tionggoa."
"Oleh karena itu, sebelum orang-orang Huan-mo kiong melakukan penyerbuan atas daratan Tionggoan, maka pekerjaan pertama yang harus dilakukan lebih dulu adalah merebut kembali pedang Huan mo kiong tersebut.!"
"Nah, ditinjau dari sini, bukankah jelas terbebaskan bahwa orang yang telah membantai para anggota setia dari perkumpulan Kim-to-pang itu tak lain adalah orang-orang Huan mo kiong?"
Setelah mendengar penjelasan tersebut Ku See hong merasa kagum sekali atas kecerdasan serta kepandaian Biau-ki siang-su untuk memecahkan persoalan itu. Sambil tertawa Sin hong hwee ciau Lui-Ki berkata.
"Saudata In, kau memang hebat sekali, tapi... bukankah kau pernah bilang kalau Kim-to-pang sudah mempunyai keturunan ..... ? Siapakah orang itu....?"
"Sebelum (lama)berselang, dari Huan mo kiong di Lam-hay telah tersiar keluar suatu kabar berita yang menggemparkan. Konon ada seorang pemuda yang gagah perkasa telah menyerbu ke dalam Huan-mo-kiong seorang diri dan membunuh banyak sekali jago lihay istana Huan mo kiong. Kemudian ia kena dibekuk oleh pihak Huan mo kiong dengan siasat yang busuk..., tapi dia berhasil hidup meski sudah menderita 'Lima Macam Siksaan' hebat, sehingga akhirnya berhasil kabur dari Huan mo kiong."
"Andaikata orang ini tidak memiliki dendam kesumat sedalam lautan dengan orang-orang Huan mo kiong di Lam-hay,.. siapakah yang kesudian untuk bermusuhan dengan mereka? Konon pemuda itu she Ku, bernama See-hong dan mengaku sebagai ahli waris dari Bun-ji koan-su, si Pendekar aneh dari dunia persilatan itu!"
"Sebagaimana diketahui, ketua Kim-to-pang dulu bernama Ku- Kiam-cong, sedangkan pemuda ini pun she Ku, ....bukankah hal ini menandakan kalau Ku-Kiam-cong mempunyai keturunan?"
Kembali Ku See-hong merasakan hatinya terkesiap setelah mendengar uraian itu...
Dia tidak mengira kalau Biau-ki siang-su 354 bisa memperoleh semua berita tersebut dengan begitu cepat dan jelas.....
Sementara itu Biau-ki siangsu In Han-im telah menghela napas sedih, lanjutnya.
"Huan-mo-kiong dari Lam-hay telah memiliki kekuatan serta pengaruh yang besar sekali, seandai-kata dia sampai melakukan penyerangan ke daratan Tionggoan, entah reberapa banyak umat persilatan yang bakal mengalami musibah tersebut? ......Padahal didaratan Tionggoan sendiripun terdapat kawanan manusia laknat yang telah membentuk suatu organisasi yang amat kuat, (dan)mungkin beberapa waktu lagi mereka akan mulai melakukan pembataian secara terang-terangan dalam dunia persilatan! Bayangkan saja, betapa berbahayanya keadaan dunia persilatan pada saat ini!"
Sim-hong-hwee-ciau Lui-Ki menghela napas pula dengan hati yang sedih, katanya kemudian.
"Seandainya Bu-lim-koy-kiat, (Pendekar aneh dari dunia persilatan) Bun-ji koan-su masih hidup didunia ini, kawanan iblis dan badut- badut dunia persilatan itu pasti tak akan berani bertindak dengan begitu berani, aaa.i..... sayang benar kematian dari Bun- ji-koan-su!"
Dengan nada yang misterius kembali Biau-ki siang-su In Han im berkata.
"Semua peristiwa ini masih belum begitu aneh!, Belakangan ini didalam dunia persilatan telah muncul pula seorang pemuda yang aneh, ilmu silatnya tiada tandingan didunia ini...! dan pemuda itu kerjanya justru menantang jago-jago kenamaan untuk beradu kepandaian. Setiap kali berhasil mengalahkan musuhnya, dia selalu bertanya kepada pihak lawannya dengan sepatah kata. 'Apakah kau sudah takluk dengan ilmu silat aliran Cing hay-pay?'..."
"Bila lawannya mengatakan tidak puas, dia segera melancarkan seranganya lebih lanjut untuk membunuh orang itu.., sebaliknya jika mengatakan takluk, dia melepakan orang itu begitu saja."
Paras muka Sin-hong hwee-ciau Lui-Ki berubah menjadi hijau membesi, serunya kemudian dengan gusar.
"Benarkah didunia ini terdapat bocah keparat yang gila seperti itu? Aku orang she-Lui ingin sekali bertemu dengannya, ingin kuketahui apakah dia mempunyai tiga kepala enam lengan atau tidak!" 'Aduh celaka..!' pekik Biau-ki Siang-su In Han im diam-diam, 'Seandainya pemuda berbaju putih itu adalah dia.., ... pemuda aneh dari Cing- hay, sudah pasti besar sekali kesulitan yang bakal dihadapinya.' Ku See hong sendiripun merasa gusar sekali, diam-diam ia bertekad untuk menjumpainya, dia ingin tahu pemuda macam apakah pemuda aneh dari Cing-hay yang latah itu. Terdengar Biau-ki siang-su In Han im kembali melanjutkan kata- katanya.
"Ilmu silat yang dimiliki pemuda aneh dari Cing-hay ini konon mirip sekali dengan ilmu silat dari aliran Hu-thian seng-kiam yang termasyur pada tiga tatus tahun berselang itu, selain aneh juga saktinya luar biasa...!!"
Mendengar nama Hu-thian Seng-kiam disinggung, paras muka Ku See hong berubah hebat,...
sebab dia ingin cepat-cepat mengetahui segala sesuatu tentang Hu-thian-seng-kiam tersebut.
Hampir saja dia hendak mengutarakan asal-usulnya dan meminta Biau-ki siang-su untuk menerangkan hal ikhwal tentang Hu-thian Seng-kiam tersebut.
Untung saja Sim-hong hwee-ciau Lui-Ki telah mendahului Ku See hong untuk menanyakan hal yang sama.
"Saudara In, apa yang dimaksudkan dengan aliran Hu-thian Seng-kiam itu? Siapakah dia?"
Biau-ki siang-su In Han im tertawa, katanya.
"Soal Hu-thian seng-kiam memang jarang(tidak banyak) yang diketahui oleh umat persilatan pada saat ini kecuali kawanan locianpwe yang sudah lama termasyur, ....tapi bila kusebutkan nama lainnya, mungkin kau akan mengetahuinya dengan jelas."
Selama pembicaraan berlangsung, pemuda berbaju putih ini hanya duduk dengan wajah dingin kaku tanpa emosi seakan-akan semua kejadian yang berlangsung dalam dunia persilatan sama sekali tak ada hubungan dengan dirinya.
Biau-ki siangsu In Han im mencoba untuk melirik sekejap pemuda berbaju putih itu.
Ketika tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan, dia pura-pura menghembuskan napas panjang, kemudian katanya lagi.
"Pernahkah kau dengar tentang kisah seorang Kakek yang suka menyendiri pada tigaratus tahun berselang...?"
"Saudara In, apakah kau maksudkan Ang-soat-kiam-cu yang disebut orang sebagai Ci-hong-lo jin (Kakek Penyendiri) itu...?!"
Tanya Sin hong hwee ciau Lui-Ki dengan wajah terperanjat. Biau ki siang-su In Han im mengangguk tiada hentinya....
"Yaa-, dialah Ang-soat-kiam-cu yang suka menyendiri sehingga akhirnya, disebut orang 'Ci-hong lo jin' yang merupakan musuh umum seluruh umat persilatan di dunia."
Mendengar perkataan itu, Ku See hong merasa terkejut bercampur girang.., mimpipun dia tidak menyangka kalau pedang Hu-thian seng kiam yang digembolnya sekarang tak lain adalah pedang Ang Soat Kiam yang (oleh) seluruh umat persilatan dianggap sebagaPedang Mestika Nomor Satu diduni!! Tapi cerita tentang Ci-hong lo jin tersebut masih kurang jelas baginya, dia hanya tahu kalau kakek itu memang benar-benar merupakan seorang kakek kesepian yang suka menyendiri.
Sementara itu Sin hong hwee ciau Lui-Ki telah bertanya lagi dengan wajah tidak habis mengerti.
"Kalau dia memang Ang soat Kiam-cu (Pemilik Pedang Bianglala Merah) Ci-hong lo jin cianpwe, mengapa pula dinamakan orang sebagai Hu-thian seng-kiam?"
Biau-ki siangsu In Han im menghela napus panjang , ujarnya.
"Selain ilmu silatnya sangat lihay, Ci-hong lo jin juga memiliki kepandaian lain yang luar biasa, baik soal ilmu perbintangan, ilmu tanah, ilmu bangunan,.... semuanya dikuasahi olehnya, dia boleh dianggap sebagai manusia aneh ajaib nomor wahid dikolong langit.! Tapi orang ini berwatak dingin dan suka menyendiri, selain itu juga amat membenci segala kejahatan. Kebetulan situasi dunia persilatan pada waktu itu sangat rawan, kejahatan meraja-lela... Sebagai seorang pendekar sejati, tentu saja dia bertekad untuk menolong umat persilatan dari penindasan dan ketidak-adilan. Akibatnya, banyak sekali kaum laknat yang tewas ditangannya.! Dengan ilmu silatnya yang lihay serta Pedang Ang-soat poo-kiam yang luar biasa tajamnya, lama-kelamaan kehadirannya menimbulkan rasa dengki umat persilatan kepadanya, apalagi setelah merekkesemsemleh pedang mustikanya yang luar biasa. Akhirnya orang persilatan menganggapnya sebagai 'musuh umum', mereka bersama-sama memusuhinya dan berusaha merampas pedang Ang-soat poo-kiam tersebut, hingga akhirnya terjadilah suasana yang serba kacau dalam dunia persilaan.! Kawanan manusia yang memusuhi Ci-hong lo jin ketika itu, selain jago-jago dari pelbagai partai, manusia-manusia golongan putih maupun hitam, bahkan saudara seperguruannya, anak muridnya, istrinya dan putranya JUGA berusaha dengan menggunakan pelbagai macam muslihat untuk membunuh serta merobohkan dirinya dengan menggunakan cara paling rendah, paling keji dan paling terkutuk, mereka berusaha merobohkannya. Perasaan Ci-hong lo jin ketika itu benar-benar hancur luluh, mimpipun ia tak menyangka kalau orang yang saling dekat dengan dirinya pun bisa memusuhinya dan berusaha merampas pedang mestika Ang-soat poo-kiam itu, sehingga akhirnya hal ini menimbulkan napsunya untuk membunuh. Dengan menggunakan pedang Ang soat poo-kiam, dia segera melakukan pembunuhan secara besar-besaran..., Setiap orang yang berniat jahat kepadanya, dibunuhnya tanpa ampun, diantara mereka termasuk juga saudara seperguruannya, muridnya, istrinya dan putra- nya...! Bisa dibayangkan bagaimanakah penderitaan dan tersiksanya batin orang itu ketika terpaksa melakukan pembantaian secara besar-besaran. Konon pembantaian yang berlangsung ketika itu mengakibatkan darah meng-anak sungai, bangkai bertumpuk bagaikan bukit, bau busuknya darah hampir menyelimuti seluruh jagad !!! Setelah terjadi peristiwa yang mengerikan itu, Ci-hong lo jin mendongkkan kepalanya sambil tertawa seram...., suaranya keras dan melengking hingga menusuk pendengaran, selain memedihkan hati juga membawa suasana yang menyeramkan.........."
"Setelah tertawa selama sehari semalam, dia baru mendongakkan kepalanya menghadap kelangit sambil mengucapkan kata-kata yang mengandung ramalan, katanya. 'Aku Ci hong lo jin memang telah ditakdirkan hidup sebatang kara, tanpa sanak tanpa keluarga....! Pedang Ang-soat poo-kiam, mulai kini kusebut Hu Thian Seng Kiam !! Tiga ratus tahun kemudian, aliran Hu-thian seng-kiam akan muncul kembali didalam dunia persilatan untuk menyelamatkan umat persilatan dari pembantaian...!' "Setelah mengucapkan perkataan itu Ci-hong lo jin pun lenyap tak berbekas.., Selama tigaratus tahun kemudian pedang Ang-soat poo-kiam juga tak pernah mucul lagi dalam dunia persilatan... .!' "Tapi Ci hong lo jin adalah seorang tokoh aneh yang luar biasa, setiap perkataannya mengandung maksud yang mendalam. Kini tigaratus tahun sudah lewat, kemungkinan besar inilah saatnya bagi Hu-thian- seng-kiam untuk muncul kembali dalam dunia persilatan........!"
"Saudara In, kalau begitu pemuda aneh dari Cing-hay itu adalah ahli waris dari Hu-thian-seng-kiam?"
Tanya Sin-hong-hwee-ciau Lui-Ki dengan gelisah. Kembali Biau-ki siang-su In Han im menghela napas sedih.
"Benarkah pemuda aneh dari Cing-hay itu adalah ahli waris dari Hu-thian-seng- kiam...?, hal itu hanya merupakan dugaan dari umat persilatan saja, sebab pada waktu itu Ci-hong lo jin juga merupakan anggota perguruan dari Cing-hay-pay! Sekalipun pemuda aneh dari Cing-hay itu bukan orang yang dimaksudkan Ci-hong lo jin, dia pastilah anggota perguruan dari Cing-hay-pay..."
"Aaaai....! Dunia persilatan yang sekarang sudah penuh dengan kekacauan, andaikata pedang mestika Ang-soat poo-kiam benar-benar muncul kembali dalam dunia persilatan, akibatnya tentu tak terlukiskan dengan kata-kata. Apalagi belakangan ini nyanyian aneh telah muncul kembali didalam dunia persilatan! Kawanan jago dari pelbagai partai telah berbondong- bondong mengejar pemuda she Ku itu untuk mengetahui kata-kata dari syair lagu yang bisa menunjukkan dimanakah kitab pusaka Cang-ciong-pit-kip disimpan,- dengan munculnya pedang mestika dan kitab pusaka ini..., sudah pasti kedua macam benda itu akan berubah menjadi sumbu kiamatnya dunia persilatan.!"
Setelah mendengarkan penuturan dari Lam-ciau dan Pak-siang tadi, Ku See hong merasakan hatinya bergolak keras, apalagi setelah mengetahui kisah Ci-hong lo jin yang begitu mengenaskan, diam-diam ia turut bersedih hati atas nasib malang yang menimpa kakek itu.
Baik Ci-hong lo jin, maupun gurunya Bun-ji koan-su, kedua orang itu sama-sama mengalami nasib yang mengenaskan sekali,- kenapa Thian selalu melimpahkan nasib yang buruk kepada umatnya? Kini, dalam tubuhnya telah terdapat dua macam mestika peninggalan dari dua orang tokoh sakti itu, yang mana kedua- duanya menyangkut nasib umat persilatan didunia ini, ohh.....
Ku See hong, wahay Ku See hong! Tahukah kau betapa beratnya tugas dan kewajiban yang diletakkan diatas bahumu? Bukan saja aku harus membalaskan dendam pribadiku, juga harus memikirkan nasib dari berjuta-juta umat persilatan di dunia ini.
Tapi dalam dunia persilatan dewasa ini hampir tiada seorang manusiapun yang berhati mulia, seandainya duduk persoalan yang sebenarnya berhasil diketahui, kemungkinan juga nasibnya dikemudian hari akan mirip pula dengan nasib Ci-hong lo jin serta Bun-ji-koan- su, atau bahkan mungkin akan lebih tragis lagi.
'Aaaaai........! Apa yang harus kulakukan sekarang? Satu-satunya jalan yang bisa ditempuh sekarang hanya bunuh! Bunuh...! Dan Bunuh..!!! Biarlah darah dari kawanan manusia2 laknat itu mencuci semua noda yang telah mengotori dunia...!' Berpikir sampai disitu, sepasang alis mata Ku See-hong segera berkenyit, dari balik matanya mencorong keluar sinar yang menggidikkan hati, itulah perlambang dan keputusan yang telah diambilnya..., keputusan yang dingin tegas dan penuh dengan darah.! Kalau mengikuti keputusan yang diambil dalam hati Ku See-hong, nasib dunia persilatan pun turut ditentukan.
Betulkah watak Ku See hong begitu kejam dan keji? Tidak..., bukannya dia sudah mempunyai watak semacam ini semenjak dilahirkan didunia ini, dia bukan seorang yang haus darah, diapun tak suka akan segala macam pembunuhan..., tapi pengalaman tragis yang dialaminya semenjak kecil, serta segala macam peristiwa keji memalukan yang telah berlangsung didunia dewasa ini, membuat dia lebih banyak melihat dan banyak mendengar, kesemuanya ini menimbulkan suatu tekad yang luar biasa dalam hatinya.
Tapi, untuk mewujudkan cita-citanya itu, hanya 'PEMBUNUHAN' yang dapat mencapainya, membasmi kaum siluman dan manusia laknat dari muka bumi, untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadaan bagi umat persilatan.
Mendadak terdengar Sin hong hwee ciau Lui-Ki tertawa terbahak2, suaranya keras bagaikan suara genta yang diburyikan bertalu-talu, kemudian serunya.
"Saudara In, mengapa kawanan tikus bernyali kecil itu sudah kabur semua dari sini?"
Kiranya entah sejak kapan tamu yang semula memenuhi ruangan loteng itu, kini sudah lenyap tak berbekas, bahkan pemudam berbaju putih itupun entah sedari kapan sudah pergi dari situ.
Dalam ruangan loteng yang begitu luas, kini tinggal Lam-ciau pau siang dan Ku See hong tiga orang saja.
Sepasang mata Biau-ki siarng-su In Han im yang sebenarnya selama ini sedang mengamati perubahan mimik wajah Ku See hong tanpa berkedip, seperti baru bangun dari mimpinya dia baru tersentak kaget setelah mendengar perkataan itu.
Dengan cepat dia memmeriksa keadaan disekitar tempat itu.
Betul juga jangan seorang manusiapun, bahkan kedua sosok mayat yang terkapar diatas tanahpun sudah turut lenyap tak berbekas.
Paras muka Biau-ki siang-su In Han im yang menunjukkan kecerdasan otaknya itu,segera mengalami perubahan pula, tapi sejenak kemudian sudah lenyap tak berbekas, bahkan sekarang dia malah menunjukkan sikap seolah-olah tidak menaruh perhatian.
Ku Se hong pun turut merasakan suasana yang kurang beres pada waktu itu, dia merasa seakan-akan disekeliling tempat itu telah diliputi oleh hawa pembunuhan yang luar biasa.
Pada saat itulah, seorang pelayan datang mendekat kehadapan Biau-ki Siang-su dengan wajah ketakukan dan wajan murung, lalu dengan nada tersendat-sendat katanya.
"Tuu....tuan, rumah makan kami aa....akan ditutup lee.....lebih aa...awal pada hari ini, maaf sekali haa....harap .......
"
Sin heng hwee ciau Lui-i segera berpaling dan mamandang keadaan udara diluar jendela, ketika dilihatnya jarak dengan saat senja masih awal, tanpa terasa teriaknya keras-keras.
"Mak`nya, kalian lagi berdagang apa? Masa masih waktu begini sudah akan menutup pintu? Apakah kuatir kalau bapakmu tidak membayar hidangan yang kumakan? Jangan kau bikin aku naik pitam tahu? Kalau sampai kuhajar sampai jumpalitan, jangan salahkan diriku nanti!"
Biau-ki siang-su In Han im bukan orang bodoh, dilihat dari gelagatnya dia segera mengerti apa gerangan yang sebenarnya telah terjadi, maka sambil menjura ujarnya.
"Saudara tak usah kuatir, seandainya sampai terjadi hal-hal yang tak di nginkan, kami masih sanggup untuk menanggung semua kerugian yang diderita ditempat ini. Jangan kuatir, pasti akan kuberi pembayaran yang cukup tinggi pada kalian nanti."
Begitu selesai berkata dia lantas merogoh kedalam sakunya dan mengambil keluar sekeping uang emas yang segera diberikan kepada pelayan tersebut.
Uang emas berwarna kuning, uang perak berwarna putih, sekalipun pelayan itu merasakan ancaman pada jiwanya, tapi setelah mendengar perkataan dari Biau-ki siang-su beserta uang perak didepan mata, terpaksa dia hanya mengucapkan terima kasih sambil mengundurkan diri dari situ.
Mendadak Biau-ki siang-su In Han im bangkit berdiri dan berjalan ke hadapan Ku See hong.
Kemudian setelah memberi hormat, tegurnya.
"Tolong tanya apakah sauhiap berasal dari marga KU .....?"
Ku See hong merasa amat terperanjat, dia tak menyangka kalau orang persilatan mempunyai ketajaman mata yang luar biasa.
Pada dasanya dia memang menaruh kesan baik terhadap Lam- ciau Pak-siang, dan lagi dia pun mempunyai banyak persoalan yang ingin memohon petunjuknya, hanya saja dasar wataknya yang dingin dan angkuh dia segan untuk mengadakan hubungan sembarangan orang dengan begitu saja.
Tapi setelah disapa oleh Biau-ki-siang-su dengan cara yang sopan dan hormat, dia menjadi rikuh untuk merahasiakan keadaan yang sesungguhnya.
oooo0dw0oooo Bab 17 KU SEE HONG segera bangkit berdiri dan memperlihatkan sekulum senyuman ramah, sambil balas memberi hormat, sahutnya dengan suara lantang.
"Tidak berani, tidak berani, aku memang she Ku, . ...entah siapa nama saudara?"
Walaupun Biau-ki siang-su In-Han-im tahu kalau pemuda gagah yang berada dihadapannya sekarang adalah Ku See hong yang dicurigai olehnya, namun dia tak menyangka kalau Ku See hong telah merubah sikapnya yang dingin itu dengan sikap yang begini hangat.
Biau-ki siang-su menjadi gembira sekali, katanya sambi tertawa nyaring.
"Ku sauhiap, namamu telah menggetarkan dunia persilatan belakangan ini, aku orang she In merasa amat kagum, sungguh tak kusangka aku dapat bersua dengan sauhiap ditempat ini. Peristiwa ini benar-benar merupakan suatu keuntungan bagiku, bila tidak menampik, bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini?"
Ku See-hong segera tersenyum.
"Aku tak lebih cuma seorang tukang silat kasaran...., tidak berani kuterima pujian saudara itu."
Biau-ki siang-su segera berpaling kearah Sin-hong-hwee-ciau, kemudian katanya.
"Lui lote, cepat kemari, dialah murid Bun-ji-koan-su yang baru saja kubicarakan,...Ku See-hong, Ku-sauhiap!"
Walapun sekilas pandangan Sin-hong-hwee-ciau Lui-Ki adalah seorang manusia kasar, sesungguhnya dia adalah seorang yang berperasaan halus, secara diam-diam diapun melakukan perhatian yang seksama terhadap Ku See hong maupun pemuda berbaju putih itu.
Maka setelah mendengar kalau orang itu tak lain adalah Ku See hong, buru-buru dia berjalan mendekat dan tertawa terbabak- bahak.
"Huuaahhhh......haaahhh.... haaahhh..... sungguh tak kusangka, sungguh tak kusangka, rupanya kau-lah yang bernama Ku See hong! Ku Sauhiap, mari, mari, aku Lui-Ki ingin sekali bersahabat denganmu, haaaahhh.....haaahhh......"
Secara diam-diam Ku See hong sendiri pun merasa kagum sekali akan kegagahan dan keterbukaan Sin-hong-hwee-ciau, dengan cepat dia maju menyongsong sambil tertawa ringan, sahutnya.
"Selamat berjumpa, selamat berjumpa, aku orang she Ku tak lebih hanya seorang prajurit tak bernama dalam dunia persilatan, mana mungkin bisa dibandingkan dengan Lam-ciau-Pak-siang yang sudah bernama besar itu? Kesediaan kalian untuk berkenalan, sungguh membuat aku orang she Ku merasa terharu sekali."
Setelah berbasa-basi sebentar, ketiga orang jago itupun menambah sayur dan arak, kemudian mulai berbincang dari timur sampai ke barat; bahkan begitu cocoknya hubungan mereka, sehingga dalam ruangan tersebut penuh dihiasi dengan gelak tertawa nyaring mereka.
Suasana dingin, kaku mengerikan dan tegang tanpa terasa berubah menjadi suasana hangat serta penuh kedamaian.
Dalam waktu singkat, sang surya telah tenggelam ke langit barat, cahaya matahari senja memancarkan cahaya keemasannya menyoroti seluruh jagad dan menciptakan suatu rangkaian pemandangan alam yang sangat indah bila mendekati senja.
Kemudian kegelapan malampun mulai menyelimuti seluruh jagad, angin dingin yang menyayat badan berhembus lewat menggigilkan badan, mendatangkan suasana yang serius dan hening disitu.
Orang berlalu-lalang dijalan raya pun bertambah sepi, karena mereka sedang menyembunyikan diri dibalik kehangatan rumah mereka sendiri......
Ku See-hong dan Lak-ciau-Pak siang masih berbincang-bincang tiada hentinya, cahaya lentera menyoroti wajah mereka yang merah, puluhan kati arak keras teluh mereka bertiga teguk, namun tiada pengaruh mabuk yang menyelimuti mereka.
Sebagai orang yang berilmu tinggi dan bertenaga dalam sempurna, takaran minum arak mereka amat mengejutkan, sebab mereka dapat mempergunakan tenaga murni mereka yang sepurna untuk memproses pengaruh alkohol dalam arak, itulah sebabnya walaupun meneguk seribu cawan juga tak akan mabuk.
"Toookkk....toookkk......"
Dari arah jalan raya berkumandang dua kali suara kentongan.
Menyusul kemudian dari luar loteng Cui-sian-loo berkumandang datang suara tertawa dingin yang menyeramkan bagaikan suara pekikan kuntilanak, lalu seseorang berkata dengan dingin dan nada menghina.
"Lam ciau Pak siang, aku rasa kalian sudah cukup makan minum bukan? Dengan begitu kalian sudah bisa menjadi setan yang mati kenyang, mengapa tidak cepat- cepat keluar untuk menghantar kematian....heehh.... heehh.....!!"
Ucapan tadi diakhiri dengan suara gelak tertawa seram yang memekikkan telinga pula.
Sin hong hwe ciau Lui-Ki amat gusar, ia segera membentak keras, tubuhnya yang besar bagaikan pagoda itu melompat ke udara dan berputar dengan suatu gerakan aneh kemudian melayang turun ke atas tanah dengan enteng dan meluncur kembali ke depan secepat sambaran kilat.
Buru-buru Biau-ki-siang-su In Han im merogoh ke dalam sakunya mengambil sekeping uang perak dan diletakkan ke atas meja, setelah itu serunya dengan lantang.
"Ku lote, harap duduk menanti disini, aku akan pergi sebentar untuk kembali kemari lagi!"
Selesai berkata, bagaikan seekor burung rajawali yang terbang di angkasa, dia menerjang pula ke depan menyusul Sin hong hwee ciau. Ku See hong berkerut kening, lalu dengan sorot mata memancarkan cahaya yang menggidikkan hati, serunya dengan lantang.
"Bagaimana kalau aku orang she Ku juga ikut menonton keramaian?"
Dengan gerakan tubuh seperti sukma gentayangan, dia melejit kemuka dan melayang ke samping Biau-ki siang-su.
Demontrasi ilmu meringankan tubuh yang amat sempurna ini benar-benar luar biasa sekali, begitu suaranya berkumandang orangnya turut tiba, hal mana membiat Biau-ki siang-su diam-diam merasa terkejut bercampur kagum.
Padahal ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya sudah terhitung nomor wahid didalam dunia persilatan...., tapi kenyataannya pemuda itu bisa sekali berkelebat mencapai belasan kaki jauhnya bahkan berhasil pula menyusul dirinya.
Dibawah sorot cahaya rembulan, tampak empat sosok bayangan manusia berlarian diatas jalan raya sepi, mereka saling berkejaran dengan suatu kecepatan luar biasa.
Selisih jarak antara bayangan2 manusia itu tidak ada empat lima puluh kaki lebih.
Agaknya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki bayangan manusia paling depan itu cukup tangguh.
Kecepatannya melebihi sambaran petir, walaupun Sin hong hwee ciau berada dipaling muka, tapi jaraknya makin lama semakin bertambah jauh dengan pihak lawan.
Tiba-tiba Ku See hong berpaling kearah Biau-ki siang-su sambil serunya.
"Aku orang she Ku akan berangkat selangkah lebih dulu untuk menghadang kawanan tikus yang berada didepan itu!"
Begitu selesai berkata, dia lantas mendongakkan kepalanya dan berpekik nyaring.
Dalam pekikan nyaring tadi, tubuh Ku See hong bergerak semakin cepat lagi, bagaikan segulung asap ringan dengan kecepatan yang paling tinggi dia meluncur kedepan.
Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong pada waktu itu sudah memcapai pada puncak kesempurnaan, begitu dia menghimpun tenaga dalamnya, hawa murni segera beredar diseluruh tubuhnya dengan kecepatan tinggi.......
Dengan mengandalkan himpunan tenaga dalam inilah, tubuhnya bagaikan seekor burung elang segera melayang diangkasa dengan kecepatan yang luar biasa.
Begitu kepandaian tingkat tingginya dikembangkan, bagaikan, bagaikan sebuah garis hitam saja tubuhnya melesat menembusi angkasa dengan kecepatan yang sukar di kuti dengan pandangan mata.
Berada ditengah udara, menggunakan kesempatan dikala badannya berbelok atau berputar, ia dapat menghimpun hawa murninya dengan cepat, tubuhnya seakan-akan bergerak diangkasa saja, selain cepat juga lincah sekali.
Dalam waktu singkat, Biau-ki siang-su telah ketinggalan puluhan kaki jauhnya, demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang amat lihay ini kontan saja membuat Biau- ki siangsu yang dihari-hari biasa selalu tinggi hati menjadi terkesiap dan kagum.
Diam diam Biau-ki Siangsu In Han im segera berpikir.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
'Sekalipun Ku See hong adalah muridnya pendekar aneh dari dunia persilatan Bun-ji koan-su, tapi usianya masih begitu muda, sekalipun sejak keluar dari rahim ibunya dia sudah belajar silat, belum tentu ilmu meringankan tubuhnya dapat memperoleh kemajuan yang melampaui umat persilatan pada umumnya'.
Tentu saja Biau-ki Siangsu sama sekali tak tahu, bukan saja Ku See hong telah melatih ilmu Kan-kun mi-siu kang khi ...!, Anak muda itu pun telah mempelajari ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau- tiong ...., selain daripada itu diapun telah mendapat warisan tenaga murni Bun-ji koan-su hasil latihan selama enampuluh tujuh tahun.., Ditambah lagi bakatnya memang bagus dan barhasil menghirup Tee-Liong-Hiat-po yang tak ternilai harganya.
Bebeberpa macam mestika dunia persilatan terhumpun menjadi satu dalam tubuhnya, hal mana membuat ia menjadi seorang manusia berkat yang sangat luar biasa....! Dalam waktu singkat Ku See hong berhasil menyusuli Sin hong hwee ciau, gerakan tubuhnya sama sekali tidak, mengendor, dengan gerakan tubuh yang enteng seakan akan tak berbobot secepat sambaran petir dia mengejar bayangan manusia yang berada didepan itu.
Gerakan subuh Ku See hong betul-betul cepatnya bukan kepalang, dalam waktu singkat bayangan manusia yang berada didepan itu sudah tersusul sampai jarak sejauh delapan kaki saja.
Sekulum senyuman segera menghiasi bibirnya, dengan suara keras bentaknya.
"Sobat dimuka, harap beristirahatlah sebentar!"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, tubuh Ku See hong melejit kemuka sejauh delapan sembilan kaki.
Dikala tenaga lompatannya sudah melemah inilah, mendadak sepasang lengannya diayunkan ke atas, seluruh tubuhnya melengkung bagaikan udang bago..., kemudian diantara gerakan pangkal kakinya, gerak tubuh yang semakin melemah itu tahu tahu sudah meluncur enam tujuh kaki lebih kedepan dengan kecepatan tinggi.
Dengan gaya lompatannya yang luar biasa itu, jarak sejauh empat lima belas kaki segera berhasil dilampaui.
Ilmu meringankan tubuh yang begini tinggi membetot sukma ini, benar benar luar biasa hebatnya, hakekatnya sama sekali diluar pikiran orang banyak.....
Dikala ucapan Ku See hong berkumandang tadi, bayangan manusia yang berada didepan itu sudah mendengar suara ujung baju yang tersampok angin, dengan cekatan dia lantas melirik kebelakang.
Apa yang kemudian terlihat olehnya membuat orang itu amat tercekat.
Tampak sesosok bayangan manusia meluncur tiba dengan kecepatan tinggi, sedemikian cepatnya geraksn itu seakan-akan burung elang yang sedang terbang di angkasa saja.
Sementara itu, ujung kaki Ku See hong telah menempelkan diatas tanah lalu dengan suatu gerakan indah badannya berputar, telapak tangan kirinya diayunkan ke depan.
Bayangan manusia di muka itu tiba-tiba saja melihat bayangan setan berkelebat didepan matanya dan jalan perginya pun terhalang.
Dalam keadaan begini, ia tak sempat lagi untuk melihat jelas paras mukanya, sepasang telapak tangannya segera diayunkan ke muka melepaskan sebuah pukulan dasyat yang mengerikan sekali, badannya melejit ketengah udara lalu secepat kilat meluncur ke depan.
Dengan gerakan ini maka diapun terlepas dari ancaman Ku See hong yang amat lihay itu.
Menyaksikan cara pihak lawan menghindarkan diri dari serangan dasyatnya itu, Ku See hong segera menyadari kalau musuhnya berilmu tinggi dan sukar dihadapi.
Sulit rasanya untuk menemukan seseorang jagoan selihay ini didalam dunia persilatan.
Begitu lolos dari sergapan maut Ku See-hong, dengan enteng bayangan manusia itu melayang turun empat kaki dari posisi semula, kemudian ia mendongakkan kepalanya dan berpekik nyaring..., suara pekikan tersebut tajam menusuk telinga.
Menyusul kemudian, dari kejauhan sana pun berkumandang pula suara pekikan aneh yang bergema tiba mengikuti hembusan angin malam.
Suaranya melengking bagaikan tangisan setan atau serigala, membuat bulu kuduk orang pada diri semua.
Setelah itu maka terdengarlah suara pekikan aneh berkumandang saling bersahut-sahutan, agaknya tidak sedikit jumlah orang yang berdatangan ke situ.
Begitu mendengar pekikan aneh tadi, wajah Ku See-hong yang dingin kaku itu segera terhias kekejian yang mengerikan, dia tahu bayangan manusia itu sedang mengundang kedatangan rekan-rekannya, tapi Ku See hong menyambut (hal tersebut) dengan gembira, dia lebih suka kalau ada serombongan manusia laknat datang menghantar kematiannya.
Maka dia tidak secara langsung melancarkan sergapan ke arah orang itu hanya sorot matanya saja yang tajam mengawasi pendatang-pendatang itu tanpa berkedip.
Dibawa cahaya rembulan, tampak olehnya kalau orang itu adalah seseorang kakek kurus kering berkulit hitam, ia menggunakan jubah panjang berwarna hitam dengan sebuah busur panjang berwarna merah darah menghiasi dadanya.
Hati Ku See hong seakan-akan sedang meneteskan darah, itulah darah panas penuh rasa dendam, sinar matanya memancarkan cahaya berapi-api, lalu dengan suara menggeledek bentaknya.
"Tua bangka celaka, apakah kau adalah manusia laknat dari perkumpulan Thi-kiong- pang?"
"Seeet! Sreeetl"
Desingan angin tajam berhembus lewat, Sin-hong hwee-ciau Lui-Ki dan Biau-ki siang-su In Han-im secara beruntun telah menubruk datang pula.
Agaknya kakek ceking berbaju hitam itu adalah seorang gembong iblis yang berpengalaman, walaupun dia terkejut dan merasa seram, oleh kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Ku See-hong, tapi mana tahan menghadapi pertanyaan dari Ku See hong yang begitu menghina? Dengan suara yang dingin menyeramkan dia mendengus dingin tanpa berbicara, sedangkan sepasang matanya yang kecil mengamati Ku See hong dari atas sampai ke bawah.
Mendadak suatu perubahan aneh melintas diatas wajahnya, tapi dengan cepat telah pulih kembali, menjadi wajah kejam dan buas....
Dari sini membuktikan kalau pada mulanya dia digetarkan oleh kelihayan Ku See hong, tapi kemudian setelah tahu kalau pihak lawan tak lebih hanya seseorang pemuda ingusan, keberanianya telah muncul kembali dan diapun segera unjuk gigi.
Ketika Biau-ki siang-su In Han im sudah melihat jelas siapa gerangan lawannya, ia juga merasakan hatinya bergetar keras, tapi dengan cepat pula dia tertawa dingin.
"Aaah..., kukira siapa yang begitu bernyali berani mencari gara-gara dengan aku orang she In ... , rupanya Sin kiong Tongcu dari perkumpulan Busur Baja, Cau sang hui (terbang diatas angin) Ciong-Keh-teng, huuahhh....haaahh...... haaahh....... hutang kita pada tiga tahun berselang memang sudah seharusnya kalau dibikin beres !"
Si kakek ceking berbaju hitam atau Cau sang hui Ciong Keh-teng segera tertawa serak dengan suara menyeramkan, kemudian ujarnya dingin.
"Biau ki Siangsu, aku rasa sudah seharusnya kalau malam ini kaupun mulai menghitung-hitung usia sendiri, heeehhh...... heeehhh.....heehhh! Siapakah keparat ini...? Apakah diapun hendak menemani kalian berdua untuk berangkat kembali ke alam baka?"
Sin hong hwee ciau Lui-Ki segera membentak keras.
"Tua bangka Ciong, apakah kau sudah bosan hidup? Orang lain mungkin takut dengan pengaruh iblis dan perkumpulan Thi-kiong pang kalian, tapi Lam-ciau Pak-siang adalah manusia yang tidak takut langit tidak takut bumi....!"
Tiba-tiba Cau sang hui Ciong Keh-teng mendongakkan kepalanya dan tertawa seram, begitu menukas ucapan Sin hong hwee ciau yang belum selesai, ujarnya dengan suara yang rendah dan dalam.
"Lam-ciau Pak-siang, aku harap kalian sedikit tahu diri, Thi-kiong pang tak pernah melepaskan `duri dalam mat dengan begitu saja! Heeehhh...heeehhh.... heeehhh...., hari ini kalian begitu berani membicarakan soal keadaan dunia persilatan diloteng Cui-tianglo secara terang- terangan, bahkan memandang remeh umat persilatan yang ada didunia ini ....bukan begitu saja, Hmm...! Kau malah menyanjung nyanjung kehebatan Bun-ji koan- su, tapi sayang setan tua itu sudah mampus semenjak duapuluh tahun berselang. Baiklah, biar kami Thi-kiong pang berbuat `kebaikan` dengan mengirim kalian ke akhirat untuk berjumpa dengan setan tua itu!"
Mendadak Ku See hong mendongakkan kepalanya dan tertawa keras, suaranya amat nyaring dan sangat memekikkan telinga, Dibalik gelak tertawa tersebut dapat terdengar hawa amarah, dendam kesumat, serta rasa sedih yang bercampur aduk.....
Kemudian, ia menghentikan tertawanya, lalu dengan sorot mata memancarkan cahaya pembunuhan yang menggidikkan hati, ujarnya dingin.
"Ciong Keh-teng, malam ini kau pasti mampus...! Kalau toh.......kawanan tikus dari Thi-kiong-pang kalian sudah berdatangan semua, ...mengapa tidak suruh mereka keluar semua untuk menghantar kematiannya...!"
Paras muka Ku See hong penuh diliputi oleh hawa napsu membunuh yang amat tebal, suaranya pun dingin menggidikkan hati ...
, sepatah demi sepatah pelan-pelan diucapkan, membuat suaranya cukup menggetarkan sukma.
Ciong Keh-teng yang mendengar suara tertawa itu, kontan merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri, dia segera sadar kalau pada malam ini, ia telah berjumpa dengan seorang musuh yang amat tangguh.
Tempat dimana mereka berada sekarang, adalah sebuah kompleks tanah pekuburan yang amat luas.
Sejauh mata memandang hanya gundukan tanah dengan batu nisan yang berserakan dimana-mana.
Sekeliling pekutburan tersebut, tumbuh puluhan batang pohon Siong yang rata-rata tingginya mencapai tiga empat kaki, rantingnya memanjang kesana kemari dengan daun yang lebat, bila terhembus angin maka terdengarlah suara gemerisik yang amat nyaring.
Kadangkala terdengar suara burung malam yang berpekik serta bunyi jangkrik yang memecahkan keheningan, kesemuanya itu menambah keseraman dan kengerian disekitar tempat itu.
Sementara itu, dari atas gundukan tanah pekuburan telah bermunculan enam sosok bayangan manusia, bagaikan sambaran burung elang .....
"Sreeet! Sreeet!"
Di ringi desingan angin tajam, mereka terjun ke tengah arena dan mengepung Ku See hong sekalian.
Menyaksikan kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki ke enam sosok bayangan manusia itu, paras muka Lam-ciau Pak-siang segera berubah amat hebat....
Rupanya ke enam orang anggota Thi-kiong-pang tersebut tak lain adalah ke enam orang Hiangcu dibawah pinpinan Sin-kiong tongcu..., rata-rata berilmu tinggi dan merupakan jago kelas satu didalam dunia persilatan.
Ketika Cu-sing-hui Ciong Keh-teng menyaksikan orang-orangnya sudah berdatangan semua, keberaniannya semakin besar, sambil tertawa dingin segera jengeknya.
"Enghiong dari manakah saudara ini? Aduh lagaknya sombong benar .....!"
Walaupun begitu, nada ucapannya sudah tidak sebuas tadi lagi, jelas dia merasa agak keder juga oleh keseraman wajah serta ketajaman mata dari Ku See hong. Paras muka Ku See hong tetap kaku tanpa emosi, dengan nada sinis ujarnya.
"Manusia-manusia kelas tiga macam kalian masih belum pantas untuk mengetahui namaku..., sekarang, bersiap saja untuk menerima kematian!"
Anggota perkumpulan Thi-kiong-pang rata-rata adalah manusia bengis yang banyak melakukan kejahatan, naik pitamlah mereka setelah mendengar kejumawaan Ku See hong.
Kontan saja dengan kening berkerut, mata melotot, mereka awasi si anak muda itu tanpa berkedip.
Tadi, Cau-sang hui Ciong Keh-teng mau merendahkan diri untuk mencari tahu nama lawannya, hal ini tak lain karena dia agak keder oleh sikap musuhnya yang luar biasa, tapi setelah menyaksikan keangkuhannya yang begitu tebal, tanpa terasa kemarahannya meluap juga.
Kontan saja dia mendongakkan kepalanya dan memperdengarkan suara tertawanya yang menggidikkan hati.
'"Heeehhh.....heeehhh.....
heeehhh,.....
malam ini, aku orang she Ciong ingin sekali menyaksikan sampai dimanakah kelihayan dari kau si bocah keparat sehingga begitu besar lagaknya dan bertindak semena-mena terhadap kami!"
Sementara suasana makin menegang, Biau-ki-siang-su In Han Im telah meninjau situasi yang dihadapinya, ia tahu ilmu silat yang dimiliki Ku See hong lihay sekali, paling tidak ia masih sanggup untuk menang-kan Cau-sang- hui..., itu berarti dia berdua harus melawan enam orang sisanya, dan dia yakin kekuatannya berdua di paksakan,masih sanggup untuk melayani mereka...
Dasar orangnya memang cerdik dan cekatan, setelah meninjau keadaan yang dihadapi, Biau-ki siang-su menjadi agak lega hatinya, setelah tertawa nyaring, katanya.
"Ciong Keh-teng, masih selisih jauh sekali bila kau ingin mengandalkan ilmu silat `kucing kaki tigmu untuk bertarung melawannya! Aku rasa lebih baik kau selesaikan dulu hutangmu pada tiga tahun berselang dengan kami berdua!"
Tergerak hati Cau sang hui Ciong Keh-teng, setelah mendengar ucapan itu dia segera tertawa licik.
"Bagus sekali! Bagus sekali! Boleh saja bila kau ingin mampus lebih dahulu, pokoknya siapa duluan siapa belakangan, selisih waktunya sudah pasti tak akan terlalu lama.!"
"Orang she Ciong...!"
Bentak Sin hong hwee ciau dengan suara menggeledek.
"Apa gunanya ngebacot melulu dengan mulut baumu itu? Kalau memang jagoan, hayo maju, mari kita bereskan mati hidup kita diujung tinju! "
Agak geli juga hati Ku See hong setelah mendengar perkataan itu, dia tak menyangka kalau lelaki kasar dan berangasan macam Sin hong hwee ciau ternyata lihay juga dalam bersilat lidah.
Cau sao hui Ciong Keh-teng segera tertawa dingin dengan suara yang menyeramkan.
"Heeehhh.... heeehhh.... heeehhh.... Lui-Ki, jika kau pingin cepat-cepat mampus, baiklah, aku orang she Ciong menghantar keberargkatanmu lebih dulu!"
Baru saja katdul diucapkan keluar, sepasaag kaki Cau sang hui Ciong Keh-teng sudah menjejak tanah, secepat sambaran petir tubuhnya menerjang maju kemuka, telapak tangan kirinya berputar menciptakan segulung desingan angin tajam, sementara telapak tangan kanannya bagaikan sebilah pisau tajam menyodok kedepan dari suatu sudut serangan yang sangat aneh.
Sebagai seorang jago kawakan yang sudah banyak tahun berkecimpung dalam dunia persilatan, sudah barang tentu Sin hong 376 hwee ciau Lui-Ki cukup mengenali kelihayan dari jurus serangan tersebut.., dengan gusar dia membentak keras, kakinya berputar seperti pusaran angin berpusing, tubuhnya yang tinggi besar segera melayang sejauh tiga depa ke depan dan berbalik menerjang sayap kiri tubuh lawan.
Diantara getaran lengannya yang besar dan kasar, secara beruntun dia telah lepaskan tiga buah serangan berantai, menyusul kemudian kaki kirinya diayunkan kemuka menendang jalan darah Im-kok hiat dilutut sebelah kiri lawan.
Agaknya Ciu sang hui Ciong Keh-teng tidak menyangka kalau Sin hong hwee ciau yang tampaknya kaku bebal serta lamban itu ternyata memiliki kelincahan yang luar biasa.
Sambil terawa dingin telak tangan kirinya diayunkan kedepan, tubuhnya segera turut berputar pula dengan kencang......
"Weess. .. .!"
Telapak tangan kanannya dengan membawa deruan angin pukulan yang berat seperti gulungan ombak samudra, menghajar jalan darah Yang-wong hiat ditubuh Sin hong hwee ciau.
Buat seorang ahli silat hanya dalam satu gebrakan saja sudah dapat diketahui apakah musuhnya berisi atau tidak, maka begitu mereka berdua saling menyerang sebanyak dua gebrakan, kedua belah pihak segera sadar kalau musuhnya bukan seorang lawan yang enteng.
Sepintas lalu Sin hong hwee ciau Lui-Ki tampaknya seperti kasar dan berangasan, padahal dia adalah seorang yang cermat dan seksama.
Begitu pertarungan berkobar, ia segera menyadari kalau tenaga pukulan musuhnya bukan saja tidak selisih jauh dengan kekuatannya, malah dalam hal ilmu meringankan tubuh serta keanehan jurus serangannya, musuh lebih tinggi setingkat daripada diri sendiri.
Kenyataan tersebut dengan cepat membuat Sin hong hwee ciau yang selalu memandang tinggi diri sendiri itu, merasa malu sendiri.
Diam-diam Sin hong hwee ciau Lui-Ki segera menggigit bibirnya dan bertekad hendak beradu jiwa dengan orang itu, telapak targannya yang besar seperti kipas segera diputar memainkan bayangan pukulan yang berlapis lapis, dalam waktu singkat semua jalan darah penting ditubuh lawan sudah dikurung olehnya.
Pada dasarnya dia berperawakan tinggi besar, tenaga pukulannya pun sudah termasyur karena hebatnya, tampaklah serangan tersebut dengan membawa deruan angin pukulan yang amat kencang segera menggulung kemuka dengan hebatnya.
Dari gerak jurus serangan yang dipergunakan lawannya, Cau sang hui Ciong Keh-teng segera sadar kalau musuhnya hendak beradu kekuatan dengan mengandalkan tenaga dalamnya yang sempurna, sambil membentak keras, secepat kilat kakinya berputar kencang dan bergerak kian kemari mengandalkan kelincahan tubuhnya.
Dalam keadan begini, kititiran angin pukulan Sin hong hwee ciau yang bertubi- tubi itu semuanya mengenai sasaran yang kosong.
Suatu ketika, Cau sang hui Ciong Keh-teng berhasil menemukan peluang yang sangat baik, sambil tertawa seram sepasang telapak tangannya segera diputar sambil dirangkap menjadi satu, lalu secara tiba-tiba dibalikkan keluar.
Segulung angin pukulan yang amat dahsyat segera mengalir keluar mengikati gerak telapak tangannya itu bagaikan bendungan yang jebol saja, serangan itu dengan cepatnya menghantam tubuh Sin hong hwee ciau.
Tampanya Sin hong hwee ciau Lui-ki berniat untuk beradu kekerasan, ia tak ambil perduli resiko yang bakal dihadapi, sambil membentak keras tiba-tiba sepasang tangannya diayunkan pula kedepan melepaskan dua gulung tenaga pukulan yang maha dasyat untuk menyambut datangnya ancaman lawan.
Ketika itu Ku See hong telah berhasil menemukan kalau dibalik serangan dan Cau sang hui terselip serangan mematikan yang maha keji, tampaknya orang itu memang bertujuan untuk memancing Sin 378 hong hwee-ciau agar menyambut datangnya ancaman tersebut dengan kekerasan.
Dalam kaget dan tercekatnya, buru-buru ia membentak keras.
-oo0dw0oo- Jilid.
12
"SAUDARA Lui, jangan kau sambut serangan itu dengan keras lawan keras...!"
Seraya berseru, tubuh Ku See hong bagaikan sukma gentayangan saja segera menerjang kesamping Sin hong hwee ciau, telapak tangan kirinya diayunkan kedipan melepaskan sebuah pukulan yang maha dahsyat.
Deruan angin pukulan itu menerobos masuk lewat celah-celah antara kedua gulungan tenaga pukulan tersebut dan langsung menyergap jalan darah kematian dipinggang Cau sang hui Ciong Keh-teng.
Tenaga dalam yang dimilikinya sekarang telah memperoleh kemajuan yang amat pesat, meski serangan tersebut dilancarkan dengan begitu saja, namun dibalik serangan tersebut justru terselip ancaman mematikan yang mengerikan.
Sesungguhnya Cau sang hui Ciong Keh teng berhasrat untuk mencelakai Sin hong hwee ciau secara diam-diam ketika tenaga pukulan masing-masing pihak saling membentur nanti, dia akan segera mengeluarkan ilmu pukulan paling keji untuk membinasakan lawannya.
Tapi, setelah dilihatnya ada sesosok bayangan manusia menerjang tiba sekarang, lalu muncul segulung angin pukulan yang sangat kuat menembusi ancaman yang dilancarkan olehnya terkesiaplah gembong iblis ini, dia tak berani menyambut dengan kekerasan, sambil menghimpun tenaganya mendadak tubuhnya melejit ke atas.
Kepandaian yang paling diandalkan Cau-sang-hui Ciong Keh teng dihari-hari biasa adalah ilmu meringankan tubuh, tampak tubuhnya melejit ke tengah udara dengan kecepatan luar biasa, begitu mencapai ketinggian dua kaki, dia segera berjumpalitan dan melayang turun dua kaki dari posisi semula.
Demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang dilakukan olehnya ini memang menunjukkan kelihayan kepandaiannya, hal mana membuat Ku See hong segera berkerut kening.
Rupanya dia sedang berpikir didalam hatinya, Cau Sang-hui Ciong Keh-teng didalam perkumpulan Thi kiong pang tak lebih hanya seorang jago kelas satu belaka, tapi ilmu silatnya sudah mencapai sedemikian lihaynya, bisa diketahui kalau kepandaian silat yang dimiliki pangcu serta para Hu-hoat nya pasti tak terkirakan.
Selain itu, diapun teringat dengan pesan terakhir dari San tian han jiau (Cakar dingin secepat kilat) paman Sangkoan menjelang ajalnya, menurut paman Sangkoan, musuh besarnya adalah perkumpulan Thi-kiong pang serta Tian-khi pang, tapi dibalik layar masih ada dalangnya...., dari sini dapat diketahui bahwa otak atau dalang dibalik layar itu tentu memiliki ilmu silat yang amat dahsyat, kalau tidak bagaimana mungkin kedua buah perkumpulan besar ini dapat dikuasai olehnya? aaai...! Apa yang dikatakan suhu memang benar, kekuatan dari pihak lawan amat dahsyat, sehingga bahkan dia sendiripun tak berani menghadapinya dengan kekerasan.' Begitulah, setelah malayang turun keatas tanah, Cau sang hui CiongKeh-teng segera tertawa dingin, lalu sindirnya dengan nada sinis.
"Huuuh... ., namanya saja Sin hong hwee-ciau yang tersohor di dunia, tak tahunya cuma manusia kerdil yang mengharapkan perlindungan diri seorang bocah muda, heeehhh.....heeehh....... heeehh....... bila kabar ini sampai tersiar keluar, aku ingin tahu, apakah kau masih punya muka untuk berjumpa dengan rekan rekan persilatan!"
Cau sang hui Ciong Keh-teng merasa agak terkesiap menghadapi kepandaian silat Ku See hong yang tinggi tak terukur itu, dia sadar bahwa kepandaiannya seorang diri tak mungkin bisa menangkan anak muda itu.
Maka timbullah niatnya untuk memanasi hati Sin hong hwe ciau yang berangasan agar dia melancarkan serangannya lebih dahulu, kemudian dengan suatu serangan kilat dia hendak menyingkirkan orang ini lebih dulu.
Bila musuhnya berhasil disingkirkan, baru lah dia akanbekerja sama dengan ketiga orang hiangcu-nya untuk mengalahkan Ku See hong.
Sin hong hwe Ciau Lui-Ki merasa gusar sekali, sekalipun dia tahu kalau tujuan musuh hanya untuk memanasi hatinya, tapi orang mati meninggalkan nama, macan mati menirggalkan kulit, bagaimana mungkin dia bisa menahan penghinaan serta cemoohan tersebut.
"Tua bangka she Ciong, aku akan beradu jiwa denganmu!"
Berbareng dengan suara bentakan tersebut, angin pukulan dan bayangan tendangan segera menyambar ke tubuh Cau san hui Ciong Keh-teng dengan kedahsyatan seperti hembusan angin puyuh.
Angin pukulan yang maha dahsyat segera bermunculan diangkasa bagaikan mega yang berlapis-lapis, kekuatannya luar biasa sekali, sedemikian rapatnya ancaman itu sehingga setitik celah pun tak ada.
Serangan tersebut dilancarkan dalam keadaan marah, kelihayannya tak terlukiskan dengan kata-kata.
Paras muka Cau sang hui Keh-teng segera berubah hebat, sambil tertawa seram sepasang telapak tangannya di ayunkan ke udara menciptakan serangkaian angin pukulan yang menyelimuti seluruh angkasa bagaikan sarang laba-laba.
Untuk sesaat, kedua orang itu segera terlibat dalam suatu pertarungan yang amat sengit.
Tampak debu dan pasir beterbangan memenuhi seluruh angkasa, udara menjadi sesak dan badan berputar amat kencang, sulit untuk membedakan mana Cau-sang-hui dan mana Sin-hong-hwee-ciau.
Kekuatan tenaga pukulan dari kedua belah pihak pun ibaratnya bukit yang berguguran, kehebatannya luar biasa.
Sementara pertarungan sengit masih berlangsung disebelah sini, dipihak lain Biau-ki-siang-su In-Han-im juga sedang dikurung oleh enam orang hiangcu tersebut.
Enam batang busur baja seperti enam ekor ular sakti menciptakan cahaya hitam yang memenuhi angkasa, jurus demi jurus serangan dilancarkan beruntun tertuju pada bagian bagian mematikan di tubuh Biau-ki-siang-su.
Mana dahsyat, keji lagi.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Betul Biau-ki-siang-su In Han-im terhitung seorang tokoh persilatan yang tersohor namanya, tapi bagaimana mungkin dia bisa tahan menghadapi serangan gabungan dari ke enam orang itu? Baru beberapa gebrakan, ia sudah terdesak sampai kacau balau tak karuan, dengan cepat posisinya terdesak dibawah angin dan terancam ancaman maut.
Sepasang alis mata Ku See hong segera berkenyit, sorot matanya memancarkan sinar pembunuhan yang menggidikkan hati, pekikan nyaring yang memekikkan telinga dengan cepat berkumandang memecahkan keheningan........
Ku See hong segera melompat ke udara seperti seekor burung raksasa, sesudah berputar satu lingkaran, lalu bagaikan naga sakti terbang di angkasa, dengan suatu kecepatan yang luar biasa ia terjang ke arah ke enam orang Hiangcu yang sedang mengerubuti Biau-ki-siang-su In Han im tersebut.
Ketika salah satu diantara ke enam orang Hiangcu itu menyaksikan Ku See hong menerjang datang dengan kecepatan luar biasa-, busur baja ditangannya segera diputar satu lingkaran menciptakan selapis cahaya hitam yang menyilaukan mata, kemudian di sertai suara guntur dan angin yang mende ru deru, ia hantam batok kepala Ku See hong.
Kawanan Hiangcu itu merupakan jago jago kelas satu dalam dunia persilatan yang berilmu tinggi, tenaga dalam yang mereka miliki pun amat sempurna, tak terlukiskan dahsyatnya serangan yang dilancarkan itu.
"Cri ing!"
"Crii ng..!"
Dentingan nyaring menggelegar bersama dengan datangnya sambaran dari busur baja itu.
Bukan cuma jurus serangannya saja yang amat cepat, ancamannya juga mengerikan sekali.
Berada ditengah udara, mendadak Ku See hong berjumpalitan ke samping meloloskan diri dari ancaman berbahaya itu, lalu sambil tertawa dingin mendadak tubuhnya berkelit kesamping, bagaikan sukma gentayangan dia sudah berpujar ke sebelah kananHiangcu tersebut.
Agaknya Hiangcu tersebut tidak menyangka kalau sergapan kilatnya berhasil dihindari lawan dengan amat mudah, tapi diapun cukup pintar dan cekatan, begitu serangannya gagal, badannya berputar dan melejit sejauh delapan depa dengan gesit, sementara busur bajanya diayunkan ke muka menciptakan selapjs cahaya tingkatan yang dalam bagaikan samudra.....
"'Sreeet!"
Di ringi suara desingan tajam, busur baja itu bagaikan seekor ular lincah mendadak menyerang jalan darah Pay-gi hiat di punggung Ku See hong.
Jurus serangan ini selain keji juga ganas tapi indah sekali gerakannya.
Ku See hong mendengus dingin, kakinya berputar secara aneh, ke lima jari tangan kirinya direntangkan bagaikan cakar elang dan mencengkeram busur baja itu secara tiba-tiba, kemudian sambil menyentil, benda itu digetarkan keras-keras.
Hiangcu itu segera merasakan pergelangan tangannya menjadi kaku dan kesemutan, tahu-tahu busur baja itu terlepas dari cekalan, 383 sementara tubuhnya turut terseret pula ke depan oleh segulung tenaja kuat itu sehingga terseret kedepan.
Ilmu Ki-nah-jiu-hoat yang dipergunakan Ku See hong kali ini betul-betul sangat lihay dan luar biasa, begitu busur baja tersebut berhasil dirampasnya, kebetulan Hiangcu itu pun sedang menerjang datang, hal mana segera menimbulkan napsu membunuh didalam hatinya.
Busur baja yang berada ditangan kirinya dengan membawa desingan angin tajam segera dibabat kedepan.
Tak sempat menjerit kesakitan lagi, batok kepala Hiangcu itu segera terpapas oleh busur baja yang tajam itu, ditengah percikan darah segar, batok kepala itu menggelinding sejauh tiga kaki lebih.
Cara membunuh orang semacam ini boleh dibilang tak pernah dijumpai sebelumnya, kekejamannya cukup menggidikkan hati orang.
Sambil menggengam busur bajanya erat-erat ditangan kiri, Ku See hong bergerak makin kedepan, kali ini dia menyambar ke samping seseorang hiangcu yang lain, tangan kirinya diputar dan busur baja itu dengan menciptakan selapis cahaya hitam langsung membacok tubuh Hiangcu tersebut.
Dikala menangkap bergemanya suara desingan angin tajam dari arah belakang, Hiangcu itu segera berpaling ke belakang, dengan cepat dia telah bertemu dengan sepasang sorot mata yang tajam seolah-olah hendak menembusi ulu hati orang saja.
Dalam terperanjatnya, busur bajanya segera disapu ke depan dengan gerakan datar menyusul kemudian tubuhnya ikut berkelebat pula keluar.
Busur baja ditangan kiri Ku See hong segera mencukil pelan, busur baja lawan dengan cepat tercukil sehingga terlepas dari cekalan.
Seperti bayangan setan, Ku See-hong segera melompat maju kedepan, busur bajanya sekali lagi menyapu ke muka dengan jurus serangan yang aneh, ganas dan buas.
Serentetan jeritan aneh yang memilukan hati kembali berkumandang memecahkan keheningan, diantara percikan darah yang memancar ke empat penjuru, Hiangcu itupun menjadi setan tanpa kepala ....Dalam sekali lompat saja, Ku See hong telah membunuh dua orang Hiangcu dari perkumpulan Thi-kiong-pang.
Serentetan gerakan ini dilakan tak lebih dalam sekejap mata, kenyataan yang amat menggidikkan hati ini kontan saja membuat keempat orang Hiangcu lainnya menjadi gempar, serentak mereka berlompatan keluar dari arena pertarungan.
Dengan mundurnya keempat orang hiangcu tersebut, Biau-ki- siang-su In Han Im baru memperoleh kesempatan untuk mengatur napas mimpipun dia tak menyangka kalau kepandaian silat yang dimiliki Ku See hong telah mencapai tingkatan yang begitu tinggi, tapi setelah menyaksikan caranya membunuh orang, bergidik juga hatinya.
Dia lantas sadar bahwa dunia persilatan telah muncul seorang pembunuh, malah kemungkinan besar keganasannya tidak berbeda dibawah kebuasan Bun-ji-koan-su dimasa lalu.
Dalam pada itu, hawa napsu membunuh dari Ku See hong telah berkobar, menyaksikan keempat orang Hiang-cu itu mundur ia segera memperdengarkan suara tertawa panjang yang menggidikkan sukma........
Seperti bayangan saja dia mengejar kemuka, busur bajanya berputar bagaikan serentetan cahaya hitam yang menyilaukan mata, bagaikan ombak samudra saja, dengan cepatnya menyebar ke empat penjuru dan menggulung semua rintangan yang dihadapinya.
Sebagai anggota Thi-kiong-pang, ke empat orang Hiangcu itu sudah memperoleh pendidikan yang cukup ketat, mereka sadar bahwa meacerai-beraikan kekuatan tak lebih hanya mempercepat kematian sendiri, maka timbul ah tekad mereka untuk menggabungkan kekuatan mereka yang ada untuk bersama-sana menghadapi serangan lawan.
Serentak keempat orang itu memperdengarkan suara pekikan anehnya sebagai tanda, empat buah busur baja bergabung menciptakan berlapis-lapis cahaya dingin yang tebal bagaikan sebuah bianglala panjang, dalam waktu singkat tenaga itu sudah menyambar keempat punjuru dan membendung datangnya hawa pembunuhan yang terpancar keluar dari si anak muda itu.
Tapi gejala semacam itupun hanya berlangsung untuk sesaat, dalam waktu singkat suasana tadi tercerai-berai kembali oleh terjangan hawa pembunuhan yang menggetarkan sukma.
Seluruh benak Ku See hong ketika itu sudah dipenuhi oleh hawa napsu mengerikan, sorot matanya memancarkan cahaya bengis yang menggetarkan sukma lalu tertawa dingin.
Suara tertawanya kedengaran bagaikan hembusan angin dingin muncul dari gudang-salju, membuat siapapun yang mendengarkan merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri.
Setelah tertawa dingin busur baja ditangan kiri Ku See hong segera meluncur kedepan seperti sebatang anak panah yang terlepas dari busurnya, serangan itu tertuju kearah salah seorang diantara keempat orang Hiangcu tersebut, sementara tangan kanannya pada saat yang hampir bersamaan melepaskan segulung desingan angin pukulan yang dingin dan kuat menyerang kearah orang yang sama.
Hiangcu itu segera merasakan timbulnya segulung desingan angin pukulan berhawa dingin yang menyesakkan napas menekan keatas wajahnya.
Mendadak serentetan cahaya hitam meluncur tiba pula dengan kecepatan tinggi, sedemikian cepatnya sehingga ia tak sempat melihat jelas benda apakah itu.
Jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang memecahkan keheningan tahu-tahu badannya sudah tertembus oleh sambaran busur baja itu hingga tembus dipunggungnya.
"Blaamm.......!"
Ditengah benturan dahsyat badannya termakan pula oleh tenaga pukulan yang sanggup menghancurkan batu cadas itu.
Tak ampun lagi, keempat anggota badannya tercerai-berai, daging dan darah berserakan memenuni permukaan tanah, kematiannya benar-benar mengerikan.
Berhasil menghabisi nyawa orang itu, Ku See hong segera merentangkan kelima jari tangan kirinya, setelah membuat satu lingkaran busur lalu disentilnya kedepan.
"Sreet.., sreet..!"
Ditengah desingan yang menderu-deru, lima gulung angin serangan yang tajam menyergap Hiangcu lainnya.
Sedemikian cepatnya serangan itu dilancarkan, seolah olah baru saja tangan kirinya menyambitkan busur baja itu,tangan kanannya turut bergerak pula.
Baru saja salah seorang Hian Su, diantara tiga orang yang masih hidup, mendengar rekannya menjerit kesakitan, segulung desingan angin tajam yang luar biasa hebatnya telah menembusi lapisan cahaya busur bajanya yang tebal.
Didalam kaget dan tercekatnya, serentak ketiga orang itu melompat mundur ke belakang.
Tapi sayang, gembong pembunuh muda itu sudah terlanjur mengincar seorang korbannya, secepat-cepatnya orang itu berkelit, toh waktunya tetap terlambat selangkah.
'Sreet...! Sreet...!' ditengah desingan angin tajam, serentetan jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang memecahkan keheningan.
Bagian mematikan dari tubuh bagian atas orang itu tahu-tahu sudah ditembusi oleh kelima gulung desingan angin tajam itu hingga tembus kedalam dadanya, darah segar segera memancar keluar seperti sumber mata air.
Tubuhnya yang tinggi kekar itu kontan mercelat sejauh enam tujuh langkah oleh hembusan angin pukulan 387 yang sangat kuat itu sehingga badannya roboh terkapar ditanah dan tewas seketika.
Dua orang sisanya segera sadar kalau gelagat tidak menguntungkan, bila sekarang tidak kabur, bisa jadi jiwanya akan terancam.
Maka mereka berdua segera menyebarkan dirikekiri dan kanan kemudian melesat kedepan untuk menyelamatkan diri.
Ku See hong bepekik panjang dengan suara yang membetot sukma, tubuhnya seperti seekor burung elang raksasa segera meluncur ke tengah udara dengan kecepatan tinggi.
Mendadak......., pada saat itulah serentetan pekikan nyaring kembali bergema memecahkan keheningan .....
Kini ditangan Ku See hong telah bertambah dengan sebilah pedang panjang yang memancarkan cahaya merah yang berkilauan.
Itulah pedang Ang-soat-kiam yang pernah menggetarkan dunia persilatan pada tigaratus tahun berselang atau sekarang lebih dikenal sebagai pedang mestika Hu-thian seng-kiam! Pada saat pedang itu dilancarkan, tubuh Ku See hong telah membaur menjadi satu dengan cahaya pedang yang memancar bagaikan air terjun itu, secepat kilat berkelebat lewat ditengah udara.
Sedemikian cepatnya cahaya pedang tersebut berkelebat lewat sehingga pada hakekatnya sukar untuk membedakan mana cahaya pedang dan mana yang cahaya bianglala.
Serentetan jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang memecahkan keheningan.
Tubuh si Hiangcu yang melayang di angkasa itu sudah terpapas kutung menjadi tiga bagian ditengah udara, darah segar berhamburan kemana-mana, kematiannya benar-benar mengerikan.
Berada ditengah udara, tiba-tiba Ku See hong memutar badannya, lalu membentak keras, seluruh tubuhnya telah berputar arah dan meluncur ke arah seseorang lainnya.
Gerakan pedangnya berkelebat lewat seperti hembusan angin puyuh, selapis cahaya tajam meluncur ke depan menciptakan selapis bukit pedang yang berwarna warni.
Selapis hawa pedang yang menggidikkan hati dengan cepat menyergap ke arah tubuh si Hiangcu yang baru saja akan melayang turun keatas tanah itu.
Serentetan jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang memecahkan keheningan, sebutir batok kepala telah terpapas hancur oleh kilatan cahaya pedang, darah segar segera memancar ke mana mana dan kematiannya amat mengenaskan.
Setelah itu....
seluruh hawa pedang yang menyilaukan maka menjadi pudar, Ku See hong dengan wajah dingin seperti es dan bertangan kosong telah berdiri kaku diatas tanah, sementara sepasang matanya yang tajam menggidikkan hati menatap ke enam sosok mayat yang tak utuh itu tanpa berkedip.
Sedihkah dia? Atau merasa gembira dengan hasil yang berhasil dicapainya kini? Biau-ki siang-su In Han im merasakan pandangan matanya seolah olah menjadi kabur..., dia hanya merasa selapis kabut merah yang menyilaukan mata berkelebat lewat didepan mata, lalu dalam beberanpa kali kelebatan saja, dua orang yang terakhirpun telah roboh binasa diatas tanah.
Ternyata ilmu pedang yang dpergunakan Ku See hong adalah salah satu jurus serangan dari tiga jurus ilmu pedang yang tercantum dalam kitab kecil peninggalan Si hong Lo jin yang disebut Hui-hong-che ki-hiat seng-wi (Bianglala tiba-tiba Muncul Bau A mis dan Memancar)...! Si-hong lo jin adalah seorang tokoh sakti yang luar biasa dari dunia persilatan, ilmu pedangnya boleh dibilang sudah merajai seluruh kolong langit.
Sebelum ajalnya tiba, dia telah menghimpun semua inti sari ilmu pedang yang ada didunia ini, dengan mengorbankan waktu selama tiga tahun untuk menciptakan jurus pedang baru.
Bisa dibayangkan betapa sakti dan luar biasanya jurus serangan hasil ciptaannya itu, selain ganas juga lihay sekali.
Setelah meloloskan pedang Hu-thian seng-kiamnya dari dalam sarung tadi, Ku See hong segera melebur tubuhnya menjadi satu dengan senjata tersebut untuk membunuh seseorang ditengah udara, kemudian sambil membalikkan badan dia membunuh pula Hiangcu yang terakhir, semua gerakan ini dilakukannya dengan kecepatan luar biasa.
Oleh karena itu, Biau-ki siang-su In Han im hanya merasakan berkelebatnya cahaya bianglala didepan mata, sedemikian cepatnya gerakan itu sehingga pada hakekatnya ia tak sempat menyaksikan gerakan Ku See hong sewaktu mencabut pedang maupun menyarungkan kembali pedangnya.
Mendadak....., Dari arah sebelah sana berkumandang suara dengusan tertahan, lalu tampaklah bahu kiri Sin hong hwee ciau Lui-Ki kena dihajar telak oleh serangan Cau seng hui Ciang Keh-teng sehingga muntah darah segar, dengan sempoyongan tubuhnya segera mundur sejauh beberapa langkah.
Sementara pertarungan sengit berkobar tadi, Cau sang hui Ciong Keh-teng telah mengetahui kalau enam orang hiangcu-nya telah mati secara mengerikan semua ditangan pemuda itu.
Dengan hati yang amat sakit seperti ditusuk pisau, dia segera mengeluarkan sejurus serangan mematikan yang amat ganas, dengan telak ancaman itu bersarang ditubuh Sin hong hwee-ciau.
Saat ini, kobaran hawa napsu membunuhnya sudah membara dalam dadanya, ia bertekad untuk membunuh setiap musuh yang dijumpainya, melihat Sin hong hwee ciau mundur dengan membawa luka, sudah barang tentu dia tak akan melepaskan korbannya dengan begitu saja.
Serentetan suara pekikan nyaring mirip jeritan setan atau lolongan serigala dengan cepat bergema memecahkan keheningan.
Secepat sambaran petir Cau sang hui Ciong keh-teng mengejar kedepan, kesepuluh jari tangannya direntangkan lebar-lebar dengan membawa serentetan desingan angin pukulan yang tajam, ia cengkeram belasan buah jalan darah penting ditubuh bagian atas Sin hong hwee- ciau.
Pada dasarnya dia memang sudah berniat untuk membunuh lawannya, tentu saja kekuatan yang disertakan dalam serangan itu luar biasa sekali hebatnya.
Sejak termakan pukulan dahsyat dari Cau sang hui Ciong Keh- teng tadi, Sin hong hwee ciau Lui-Ki sudah merasakan darah panas dalam dadanya bergolak keras, coba kalau tenaga dalamnya tidak sempurna, niscaya selembar jiwanya sudah melayang.
Walaupun begitu, pada saat itu ia sudah tak sanggup lagi untuk menghindarkan diri dari sergapan maut itu, tampaknya ia segera akan tewas diujung telapak tangan lawan.
Ketika Biau-ki siang-su In Han im menyaksikan adik angkatnya berada ditepi jurang kematian, dengan cepat dia membentak keras, tubuhnya segera melayang maju ke depan.
Tapi sesosok bayangan manusia lain bagaikan sambaran setan gentayangan saja tahu-tahu sudah tiba lebih dulu disisi tubuh Siu hong hwee- ciau, sebuah pukulan yang bertenaga lembek segera meluncur keluar dari balik telapak tangan kanannya.
Mendadak....
udara serasa diliputi kabut tebal dan angin menderu-deru, kemudian menyusul munculnya selapis cahaya merah yang berkilauan, daya tekanan yang timbul diempat penjuru pun makin lama semakin memberat bagaikan gencetan bukit karang.
000OdwO000 Bab 18
"BLAAAAMMM ....!"
Benturan keras yang memekikkan telinga segera bergema bersamaan dengan saling membenturnya dua gulung kekuatan yang maha dahsyat.
Desingan angin tajam segera memancar ke empat penjuru.......
Rambut panjang Cau sang hui Ciong Keh-teng terurai kacau ke bawah, noda darah membasahi ujung bibirnya paras mukanya pucat kehijau-hijauan, kulit mukanya mengejang keras menahan penderitaan.
Dengan sempoyongan tubuhnya mundur sejauh empat lima langkah dari posisi semula, lalu dengan sorot mata yang memerah membara, dia awasi wajah Ku See hong dengan penuh kegusaran.
Paras muka Ku See hong sendiripun dingin seperti es, matanya memancarkan cahaya menggidikkan, dengan suara yang kaku, katanya.
"Ciong Keh-teng, sekarang kau sudah berada di ambang pintu kematian, agar kau mampus dalam keadaan jelas, maka akupun akan memberi sedikit keterangan kepadamu, aku bersikap demikian kepada kalian karena perbuatan keji kalian telah menggusarkan Thian dan merisaukan umat persilatan.
"Sauya-mu tak lain adalah putranya Ku-Kiam-cong, pangcu dari perkumpulan Kim-to-pang yang bernama Ku See hong ....
"
"Manusia aneh dari dunia persilatan Bun-ji-koan-su adalah guruku!"
"Nah, beberapa macam dendam kesumat sedalam lautan ini tentunya pantas bukan bila kutuntut balas?! Sekarang, kau boleh mampus dengan perasaan lega!"
Ketika selesai mendengarkan perkataan dari anak muda itu, paras muka Cau-sang-hui C iong Keh-teng yang semula berwarna pucat pias itu, kini telah berubah makin mengenaskan, kulit wajahnya mengejang keras membentuk garis garis kerutan yang,penuh dengan rasa mengerikan....
Mati adalah suatu kejadian yang akan dialami setiap manusia.
Tapi bila seseorang sudah berada diambang pintu kematiannya entah bagaimanapun buas dan kejinya dia, sedikit banyak rasa sedih dan menyesal akan timbul juga diatas wajahnya.
Yaa, sesungguhnya dari dulu sampai sekarang, hanya berapa orangkah yang bisa memandang kematian sebagai sesuatu kejadian yang wajar? Semut saja masih ingin hidup, apalagi manusia...
Pelan-pelan Ku See hong mengangkat telapak tangan kanannya, kelima jari tangannya direntangkan lebar-lebar, kemudian diantara sentilan dan getaran tangannya, lima gulung desingan angin tajam segera meluncur keluar dari ujung jarinya.
Mendadak.....
Serentetan jeritan ngeri yang memekikkan telinga berkumandang membelah keheningan malam.
Tampak sepasang tangan Can sang hui Ciong Keh menekan diatas dada serta lambungnya, lalu dengan wajah pucat pias keabu-abuan selangkah demi selangkah ia mundur ke belakang, darah kental bercucuran dari ujung dada dan bibir, lambungnya.
Sepasang mata Cau sang hui Ciong Keh-teng terbelalak lebar- lebar, sorot mata tajam memancar keluar dari balik matanya, tapi sekarang bukan sarot mata yang diliputi rasa benci dan buas.
Tapi sorot matanya sekarang adalah sorot mata yang lembut, penuh rasa penyesalan,rasa malu dan iba .....
Bibir Cau sang hui Ciong Keh-teng bergetar seperti ingin mengucapkan sesuatu,tapi tenaganya sudah tidak memenuhi keinginan hatinya, tapi anehnya dia masih tetap berdiri tegak, matanya masih tetap menatap wajah Ku See hong tanpa barkedip.
Akhirnya dari tenggorokannya berkumandang suara gemuruh yang parau dan tidak jelas.
"Ku sauhiap, loo.... lohu tidak mee...me..nyesal mee....meski tewas di ...ditangan...mu.., tapi ........Ban-sia-kaucu tee...te..lah menggerakkan kekuatannya uuu...untuk menguasai jaa...ja... jagad............ kau......!"
Yaa, bila seseorang sudah tahu kalau ajalnya hampir tiba, apa yang diucapkan sebagai akhir katanya adalah kata-kata yang bernada jujur dan penuh kebajikan.
Beberapa patah kata dari Cau sang hui Ciong Keh-teng ini diucapkan dengan nada yang mengenaskan, membuat semua orang yang mendengarkan serta merta merasakan hatinya menjadi iba.
Dengan suatu gerakan cepat Biau-ki siang-su In Han im segera menubruk kemuka, setelah mendengar ucapan tersebut, tiba-tiba saja hatinya merasa gemetar keras.
"Saudara Ciong..!"
Serunya dengan gelisah "Tolong berbicara agak jelas, Ban-sia kaucu hendak melaksanakan rencana kejinya terhadap siapa? Cepat katakan! Cepat katakan..!"
Agaknya Cau sang hui Ciong Keh-teng masih sempat mendengar perkataannya itu, bibirnya bergetar seperti mau menjawab akan tetapi tiada suara yang terdengar, cengkeraman maut dari malaikat kematian telah merenggut selembar jiwanya dari tubuh kasarnya.
Ku See hong segera menghela napas sedih, gumamnya.
"Heran, mengapa manusia selalu keras kepala, sebelum ajalnya menjelang tiba ia enggan menjadi sadar, aaai....! Inilah suatu tragedi bagi umat manusia; juga merupakan watak paling jelek dari umat manusia..... selama hidup Ciong Ken-teng melakukan banyak kejahatan, seluruh tubuhnya penuh dengan dosa tapi menjelang saat ajalnya, dia telah menemukan kembali kemuliaan hatinya, bila dibandingkan dengan orang-orang berdosa yang sampai manjelang ajalnya tiba pun tak mau bertobat, ia memang jauh lebih tangguh! "
Biau-ki siang-su In Han im turut menghela napas sedih, pelan- pelan dia menghampiri Sin hong hwee ciau, merogoh kedalam sakunya mengeluarkan sebuah botol kecil, lalu mengeluarkan sebutir pil dan dicekokkan kedalam mulutnya.
Pelan-pelan Ku See hong turut berjalan mendekat, lalu tanyanya dengan suara lembut.
"Paman In, siapakah yang dimaksudkan sebagai Ban-sia kaucu oleh Ciong Keh teng menjelang ajalnya tadi?"
Biau-ki siang-su in Han Im menghela napas panjang.
"Aaai.... ancaman bahaya maut yang mengancam dunia persilatan belakangan ini adalah kelompok dari perkumpulan Ban-sia kau. Tentang keadaan yang sebenarnya dari Ban-sia-kau dan organisasi macam apakah perkumpulan itu, aku belum sempat menyelidikinya sampai jelas, konon kaucu-nya adalah seorang wanita, tapi ilmu silatnya begitu lihay sehingga tak tertuliskan dengan kata- kata !"
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ku See hong termenung dan berpikir sebentar, lalu tanyanya lagi.
"Apakah Ban-sia-kau yang telah menguasahi Thi-kiong pang serta Jian-khi pang?"
Biau-ki siang-su In Han im segera mengangguk.
"Yaa, benar. Ban-sia kau memang merupakan perkumpulan yang telah menguasahi Thi kiong pang dan Jian khi pang menurut dugaanku, Ban-sia-kau sudah pasti ada hubungannya dengan pertarungan berdarah di bukit Soat-san tempo dulu, lenyapnya sekawanan jago lihay didalam dunia persilatan pun besar kemungkinan merupakan rencana keji dari Ban-sia-kau........!!"
Begitu mendengar tentang pertarungan berdarah di bukit Soat- san, Ku See hong segera merasakan darah panas didalam tubuhnya mendidih, gurunya dan kedua orang tuanya telah terlibat dalam pertempuran berdarah itu, kemudian terbunuh pula secara mengenaskan, siapakah dalang dari semua peristiwa berdarah ini? Mendadak.....
Biau-ki-siang-su In-Han-im bertanya kepada Ku See hong.
"Ku lote..., sebelum mati apakah gurumu pernah mengungkap keadaan yang sebenarnya tentang peristiwa berdarah di bukit Soat-san?"
Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras, menjelang ajalnya Bun-ji koan-su memang telah mengisahkan ceritanya yang mengenaskan, ia menyuruhnya agar mengingat selalu kisah tersebut, tapi melarang untuk diberitahukan kepada orang lain.
Betul Biau-ki-siangsu terhitung seorang pendekar kaum lurus dalam dunia persilatan, namun dia tak ingin mengingkari sumpahnya terhadap gurunya.
Maka dengan wajah berat hati serta nada minta maaf, Ku See- hong berkata.
"Paman In, menjelang ajalnya guruku memang pernah membicarakan tentang peristiwa dibukit Soat-san, tapi dia orang tua pernah berpesan agar aku tidak membocorkannya kepada orang lain. Oleh sebab itu harap kau suka memaafkan kesulitanku ini."
"Aaaai ... !"
Biau-ki siangsu In-Han-im menghela napas sedih.
"Setiap orang yang turut hadir dalam pertempuran di bukit Soat- san, asal dia termasuk seorang berjiwa lurus, kalau bukan jejaknya tak diketahui lagi,... pasti tewas secara mengenaskan! Yang tersisa pun kini hanya tinggal manusia-manusia laknat berhati busuk dan keji."
"Dalam dunia persilatan yang begini luas, hanya kau seorang yang mungkin mengetahui duduk persoalan ini yang sebenarnya ...!"
"Orang persilatan memang mengutamakan soal kepercayaan, aku cukup memahami kesulitanmu itu, harap jangan merasa sedih. Sekarang aku akan berusaha untuk mengungkapkan semua jejak atau titik terang yang berhasil kuketahui kepadamu, bila bahan bahan keteranganmu tentang pertarungan dibukit Soat-san sehingga berhasil menyelidiki usal usul dari Ban-sia kaucu tersebut. Andaikata kau dapat menyelamatkan umat persilatan dari suatu badai pembunuhan, jasa ini benar-benar suatu jasa yang amat mulia."
Ku See hong merasa amat terharu, serunya dengan cepat.
"Paman In, aku benar-benar berterima kasih sekali atas kasih sayangmu, budi kebaikan ini terukir dalam dalam dilubuk hatiku sampai matipun tak dapat kulupakan. Terus terang kukatakan, dendam kesumat diriku sendiri juga ada sangkut pautnya dengan peristiwa ini, jika teka-teki ini dapat diungkapkan, sekalipun harus mendaki bukit golok atau terjun kecuali berisi minyak mendidih sampai hancurpun, aku pasti akan berusaha untuk melenyapkan kaum laknat tersebut!"
"Selama hidup aku In Han im, tak pernah menaruh perhatian terhadap orang lain......"
Kata Biau-ki siang-su In Han im kemudian dengan penuh perhatian.
"Tapi semenjak bertemu dengan lote, aku merasa amat menguatirkan sekali tentang keselamatanmu, aku merasa seakan- akan mempunyai ikatan batin denganmu, apalagi dikalangan kaum lurus dalam dunia persilatan dewasa ini, hanya kau seorang yang mengetahui rahasia pertempuran berdarah dibukit Soat-san. Bila hal ini sampai diketahui oleh gembong-gembong iblis tersebut, sudah dapat dipastikan keselamatan jiwamu pasti akan terancam setiap saat!"
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, katanya dengan penuh kebencian.
"Mati atau hidup sudah digariskan oleh takdir, beruntung atau sengsara sudah merupakan nasib, bila kawanan gembong iblis itu berani datang mencari gara-gara denganku.... Hmmm! Akan kuberikan suatu pertunjukan bagus kepada mereka satu persatu akan kujagal mereka sampai ludas!"
"Ku lote...!"
Kata Biau-ki siang-su In Han im.
"Meskipun kau memiliki ilmu silat yang amat tinggi, namun musuh berjumlah banyak dan lagi merupakan gembong-gembong iblis dan pentolan-pentolan Liok-lim yang termashur namanya didunia ini, sepasang tangan sukar melawan empat tangan, aku harap kau suka bertindak lebih berhati-hati janganlah terlalu menuruti emosi. Ketahuilah, nasib dari beribu-ribu umat persilatan serta kewajiban untuk menegakkan kembali keadilan serta kebenaran dalam dunia persilatan telah terjatuh ditanganmu seorang, kematianmu memang soal kecil tapi akibatnya besar!"
Mendengar perkataan itu, diam-diam Ku See hong merasakan hatinya terkesiap, pikirnya; 'Dulu suhu tidak menjelaskan sebab musababnya justeru lantaran takut kalau aku bertindak secara gegebah..., betul ilmu silat yang kumiliki belakangan ini telah mendapat kemajuan yang pesat, apalagi akupun memiliki pedang Ku-thian-seng-kiam yang sangat tajam,tapi untuk menghadapi musuh yang berjumlah begitu banyak, aku memang merasa kecil sekali, aaai...! Nasibku telah ditakdirkan begini, siapa pula yang bisa merubahnya? Apalagi jika pedang Hu-thian seng-kiam sampai diketahui orang sebagai pedang Ang-soat-kiam -nya Sihong lo jin dimasa lalu, bukan cuma orang-orang dari golongan sesat, saja yang akan merebutkannya, bahkan orang-orang dari golongan putih pun akan secara terang-terangan memusuhi aku.' Berpikir sampai diini, Ku See hong betul-betul merasa amat sedih, murung dan kesepian.
Tapi selang beberapa saat kemudian, dengan kening berkerut dan nada yang tegas dia berkata.
"Bagaimanapun juga, aku akan memikul tanggung jawab atas mati-hidupnya dunia persilatan, tapi aku Ku See-hong sudah ditakdirkan hidup seorang diri. Musuhku mungkin bukan cuma orang-orang dari kaum sesat saja, melainkan seluuh umat persilatan yang ada didunia ini."
Terkesiap sekali Biau-ki siang-su In Han im setelah mendengar perkataannya itu. Dengan perasaan tidak mengerti segera tanyanya. 398
"Apa maksud perkataan itu?"
"Paman In "
Ujar Ku See Hong dengan sedih, rahasia di balik kesemuanya itu akan kau pahami sendiri dikemudian hari, sekarang maafkanlah kalau aku tak dapat memberitahukan kepadamu."
Biau-ki siangsu In Han im adalah seorang yang cerdas, semenjak berjumpa denga Ku See hong, dia sudah merasakan bahwa pemuda ini memiliki banyak keistimewaan yang berbeda dengan manusia biasa.
Dalam hal apapun dia selalu mendatangkan suatu perasaan rahasia dan misterius membuat orang jadi tak habis mengerti.
Maka setelah mendengar perkataan itu, dia lantas tahu kalau asal usul maupun kehidupan selanjutnya dari pemuda itu bukanlah suatu kehidupan yang biasa...
Dengan cepat Biau-ki siang-su In Han im mengalihkan pembicaraan ke soal lain, katanya kemudian.
"Situasi didalami dunia persilatan dewasa ini sudah bukan masalah perselisihan antara perguruan atau dendam kusumat antara perorangan lagi, Keadaannya sekarang betul-betul sudah kalut dan kacau balau sehingga segenap umat persilatan boleh dibilang sudah terlibat dan bersama-sama menuju ke hari Kiamat...!"
"Kini sembilan Partai besar dari daratan Tionggoan sudah tak dapat berpeluk tangan belaka; mereka masing-masing telah mengirim jago-jago lihaynya untuk menyelidiki keadaan yang sebenarnya, namun kunci paling penting diantara sekian masalah masih tetap terletak pada tubuh Ban-sia kaucu tersebut!"
"Oleh sebab itu, tugas pertama yang harus dilaksanakan sekarang adalah menyelidiki siapakah kaucu dari Ban-sia-kau tersebut, serta sampai dimanakah cakar iblis mereka telah dibentangkan, ....kalau didengar dari ucapan Ciong Keh teng menjelang saat ajalnya tadi, tampaknya rencana busuk Ban-sia kaucu untuk menguasai dunia persilatan sudah mulai dilaksanakan!"
"Pendapat paman In memang tepat sekali!"
Puji Ku See hong .
"Kini api sudah membakar alis mata, yang jauh tak akan memadamkan api didepan mata, tugas paling penting yang harus kita kerjakan sekarang adalah mencari tahu lebih dulu keadaan yang sebenarnya dari perkumpulan Ban sia kau tersebut."
Menurut penyelidikanku baru-baru ini, dapat kusimpulkan bahwa perkumpulan Ban-sia kau tersebut bukan saja ada sangkut pautnya dengan pertempuran dibukit Soat-san, bahkan yang menjadi ketuanya sepertinya juga mempunyai sangkut-paut yang erat sekali dengan Bun-ji koan-su locianpwe ...!"
"Ku lote, coba pikirkanlah, diantara orang penting yang terlibat langsung dalam pertarungan dibukit Soat-san tempo hari, siapakah yang paling besar kemungkinannya menjadi ketua dari perkumpulan Ban-sia-kau ?"
Ku See hong segera termenung sambil memutar otak. Cerita yang pernah didengarnya dari Bun-ji koan-su tempo hari melintas kembali didalam benaknya satu persatu. Mendadak Ku See hong menjerit kaget.
"Aaah ... , jangan-jangan mereka? Benar-benar hanya kedua orang ini yang paling besar kemungkinannya. Ooh suhu! Betapa mengenaskannya nasibmu,.....semua yang tidak kau beritahukan kepadaku dimasa lalu kini sudah tertera jelas, aku pasti akan melaksanakan menurut kehendak hatimu, entah bagaimanapun juga, aku pasti akan memenuhi keinginanmu itu, tak akan kusia- siakan harapan kau Orang Tua! Legakanlah hatimu ...!!"
Ku See hong berpekik dengan pedih, air matanya berucuran deras, dalam hatinya ia meresa amat benci kepada orang itu, ia bersumpah akan membuatnya mati dalam keadaan mengerikan...! Pada saat itu Ku See hong sedang diliputi oleh rasa sedih dan gusar yang tak terlukiskan dengan kata, darah panas bergelora didalam dadanya, api dendam membakar seluruh tubuhnya.
Dipengaruhi oleh gejolak emosi, dia segera mendongakkan kepalanya sambil menyanyikan lagu "Dendam Sejagad".
DENDA M kesumat membentang bagai jagad, Bukit tinggi berhutan lebat disisi sebuah kuil.
Sungai besar didepan kuil berombak besar, Dendam kesumat sepanjang abad! DENDA M kesumat membentang bagai Jagad, Burung gagak bersarang dirumput dikala senja.
Cinta kasih berlangsung dari muda sampai tua.
Memetik kampak membuat lagu.
Nadanya dendam!"
Menitik air mata darah untuk siapa? Hati pilu menanggung derita menyesal sepanjang masa.
DENDA M kesumat membentang bagai Jagad.
Ji koan pernah berbuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda, apalah gunanya? Salju terbang air laut semuanya hambar.
DENDA M kesumat membentang bagai Jagad.
Curah hujan membuyarkan awan.
Air mengalir akhirnya surut.
Dendam kesumat tak akan pernah luntur..........
oooOdwOooo TENAGA DALAM yang dimiliki Ku See hong belakangan ini telah memperoleh kemajuan yang pesat.
Suara nyanyian yang dibawakannya segera menggetarkan seluruh jagad, selain suaranya mengandung daya iblis yang membetot sukma, suaranya pun menggema tiada hentinya diseluruh angkasa.
Dalam membawakan lagDendam Sejagad` kali ini, perasaan Ku See hong jauh lebih sedih dan menderita, dia merasa makin simpatik terhadap tragedi yang telah menimpa gurunya, diapun memuji kecerdasan Bun-ji Koan-su dalam mendalami kepandaiannya, semua perasaan yang bercampur-baur itu segera dilampiaskan keluar melalui suara nyanyian maut itu.
Hal ini membuat anak muda tersebut makin menyukai lagunya, dia merasa lagu tersebut merupakan lagu yaag paling mengenaskan dan paling memedihkan hati didunia ini.....
Rupanya pada saat ini Ku See hong telah berhasil memahami arti kata dari nyanyian "Dendam Sejagad".
Nada bait kedua dan bait ketiga jelas melambangkan seluruh penderitaan serta percobaan yang pernah dialami Bun-ji koan-su dalam sejarah kehidupannya.
Makin mendalami arti kata dari bait syair lagu "Dendam Kesumat", Ku See hong merasakan hatinya makin sedih, tanpa terasa diapun teringat kembali dengan Keng-Cin-sin, si gadis cantik yang berkorban baginya.
Seluruh perasaan cintanya yang membara dan selama ini terpendam dalam hati kecilnya segera dilampiaskan keluar, ibarat ombak samudra yang bergulung saling berkejaran, selamanya tak akan pernah berakhir, sementara titik air mata jatuh bercucuran membasahi seluruh tubuhnya .......
Waktu itu persis kentongan ketiga tengah malam.
Rembulan berada diangkasa memancarkan cahayanya yang indah dan menawan, bintang-bintang bertaburan diangkasa menghiasi langit yang gelap.
Tapi suasana disekitar tempat itu penuh diliputi oleh kesuraman, keheningan, keseraman yang mengerikan.
Mayat demi mayat bergeletak diatas tanah tanpa berkutik, ketika angin barat yang kencang berhembus lewat menimbulkan suara gemerisik daun pek-yang yang berguguran.
Jeritan keras burung malam bercampur dengan nyanyian yang membetot sukma ini, menjadikan suasana seram.
Dengan termangu-mangu seperti orang yang kehilangan ingatan, Biau-ki siangsu serta Sin-hong-hwee-biau berdiri tak berkutik disitu, demikian pula dengan Ku See hong yang lagi dirundung kesedihan.
Ditengah tanah pekuburan yang penuh berserakan batu nisan, mereka berdiri bagaikan tiga sosok mayat hidup.
Bila secara kebetulan ada orang yang datang kesitu, niscaya mereka akan ketakutan setengah mati.
Mendadak, pada saat itulah ....Dari balik pekuburan yang berserakan itu pelan-pelan berjalan keluar se-sosok mayat hidup yang mengenakan pakaian serba putih! Bukan ...
,`dia bukan mayat hidup', melainkan seorang pemuda berbaju putih yang berwajah sedingin es ! Sebilah pedang berbentuk ular yang berwarna kuning perak tersoreng dipunggungnya.
Gerakan tubuh orang itu sangat ringan seperti sukma gentayangan, kakinya tidak menginjak tanah, tanpa menimbulkan sedikit suara-pun dia mendekati Ku See-hong sekalian, lalu berhenti tak bergerak pada jarak dua kaki dihadapan mereka.
Dengan sorot mata yang dingin bagikan salju, diawasinya tiga orang yang berada dihadapannya bergantian.
Tiba-tiba sekulum senyum sinis penuh cemoohan tersungging diujung bibirnya.
Setelah hening beberapa saat, pemuda berbaju putih itu mendongakkan kepala dan tertawa seram.
Suaranya dingin menggidikkan hati, sedemikian menggidikkan sehingga sama sekali tidak membawa bau kehidupan manusia.
Dengungan keras menggema di angkasa ,menyusul berakhirnya tertawa dingin itu.
Dari sini bisa diketahui kalau tenaga dalamnya telah mencapai puncak kesempurnaan.
Mendengar suara tertawa yang menusuk telinga bagaikan beribu ekor kuda lari bersama itu-, mecorong sinar menggidikkan dari balik mata Ku See hong, dengan cepat ia mengalihkan pandangannya kearah orang itu.
Diam-diam ia agak terkesiap, tapi selanjutnya dengusan dingin penuh hinaan bergema memenuhi angkasa.
Bian-ki siang-su In Han im serta Sia hong hwee ciau Lui-Ki segera tersadar kembali oleh tertawa itu.
Begitu melihat siapa pendatangnya, Biau-ki siangsu merasa terkesiap-, ia sadar kalau suatu pertempuran sengit tak dapat dihindari jika orang itu benar seperti apa yang diduganya, maka berarti tiada keyakinan lagi Ku See hong, untuk menangkan pertarungan ini.
Andaikata pemuda she Ku itu sampai kalah, maka sudah dapat dipastikan, nasib tragis menanti didepan mata.
Dengan wajah dingin dan kaku serta sikap yang angkuh dan jumawa pemuda berbaju putih itu menegur dengan suara dalam.
"Siapa yang telah membawakan nyanyian barusan?"
Ku See hong berkerut kening, dari balik matanya terpancar pula sinar keangkuhan yang jauh lebih tebal, sambil mendongakkan kepalanya dia tertawa panjang, suaranya nyaring bagaikan pekikan naga.
Kemudian sambil berhenti tertawa ujarnya dengan suara yang jauh lebih dingin daripada pemuda berbaju putih itu.
"Saudara lebih baik kurangi sedikit sikap congkakmu dihadapan pembawa lagu itu !"
Paras muka pemuda berbaju putih itu masih tetap dingin tanpa emosi, ia termenung sebentar, lalu ujarnya dingin.
"Kalau begitu kau adalah murid manusia aneh dari dunia persilatan Bun-ji koan-su yang bernama Ku See hong!?"
Baik, sikap maupun nada suaranya amat angkuh dan jumawa sedikitpun tiada rasa kehangatan. Suara semacam itu hanya membuat bulu kuduk pada bangun berdiri, dan peluh dingin jatuh bercucuran. Ku See hong mendengus dingin.
"Saudara, kalau begitu kau pastilah Cing-hay khi sau yang tersohor karena keangkuhannya itu?"
Katanya pula sinis. Agak terkesiap pemuda berbaju putih itu, setelah mendengar perkataan lawan, tapi diluaran dia tetap berkata dengan wajah tanpa emosi.
"Hmm, tampaknya cukup tajam juga pandangan matamu, bagus, sekarang aku hendak bertanya kepadamu-, taklukkah kau dengan ilmu silat dari Cing hay pay?"
"Akupun hendak bertanya kepadamu taklukkah kau dengan ilmu silat dari Bun-ji koan-su ...?"
Ku See hong balik bertanya.
Tampaknya pemuda berbaju putih itu seperti tak pernah menyangka kalau Ku See hong bakal mengajukan pertanyaan serupa, setelah tertegun sesaat dengan cepat wajahnya pulih kembali dalam sikap yang dingin dan kaku.
Dengan senyum tak senyum dia berkata.
"Bagus! Bagus sekali! Agaknya malam ini aku sudah bertemu dengan musuh yang tangguh."
Setelah hening sejenak, mendadak dengan wajah dingin dan suara keras dia membentak. ' Ilmu silat dari daratan Tionggoan cuma permainan buruk dari anak kecil, aku orang she Ciu tidak takluk!"
Mencorong sinar tajam dari balik mata Ku See hong, dia segera balas membentak.
"Ilmu silat aliran Ciang hay pay hanya ilmu sesat dari golongan hitam, ilmu yang tak seberapa itu lebih mirip permainan anak kecil, tentu saja aku orang she Ku pun tidak takluk !!"
"Bagus, bagus, kalau begitu tak ada salahnya jika kita saling mencoba kepandaian masing-masing.!"
Ujar pemuda berbaju putih itu sambil tertawa hambar.
"Bagus sekali!"
Jengek Ku See hong pula sambil tertawa dingin.
"kalau cuma beradu mulut belaka sama sekali tak ada gunanya, lebih baik kita saling beradu kepandaian saja!"
"Biau-ki siangsu In Han im cukup sadar seandainya dua orang jagoan muda ini sampai saling bertarung, sudah pasti akibatnya akan mengerikan. rang bilang bila dja ekor harumau berkelahi, salah satu diantaranya pasti terluk. Betul si pemuda berbaju putih itu sombong dan jumawa, namun wajahnya memancarkan sinar kegagahan..., jelas dia bukan serang manusia buas dari golongan sesat. Dalam keadaan dunia persilatan yang sedang terancam bahaya maut, dimana pengaruh iblis sedang meraja-lela, andaikata dua orang jago itu sampai bertarung dan sama-sama terluka, bukankah hal ini akan sangat merugikan kepentingan umat persilatan dari golongan golongan lurus didunia ini.. ?' Biau-ki siangsu In Han im segera putar otak sambil berpikir keras, mendadak dia maju dua langkah kedepan, lalu ujarnya deagan suara lantang.
"Ciu sauhiap ...., Ku sauhiap, ujung langit adalah tetangga, empat penjuru adalah saudara, untuk saling mengukur kepandaian mah boleh saja, tapi tak perlu saling ngotot untuk beradu jiwa, lebih baik pertarungan dibatasi saling menutul saja, Asal menang kalah sudah ditentukan, pertarungan tak usah dilanjutkan dan alangkah baiknya bila kalian bisa damai sebagai teman."
"Ketahuilah, dunia persilatan dewesa ini sedang diliputi oleh ancaman badai yang amat dasyat, setiap orang sedang dicekam perasaan takut dan jiwa setiap orang diancam maut, suatu bencana besar sudah mulai berkembang dalam dunia persilatan, aku harap 406 sauhiap berdua suka bekerja sama saja untuk melawan datangnya ancaman maut yang sedang mengincar umat persilatan daripada membuang tenaga untuk saling mengukur kepandaian, toh sumber dari ilmu silat sesungguhnya adalah sama?"
Ketika mendengar perkataan dari In Han in yang amat gagah dan masuk diakal itu, baik Ku See hong mau pun pemuda berbaju putih itu sama-sama merasakan hatinya bergetar, tapi dasar anak muda yang berdarah panas, mungkinkah mereka dapat mengesampingkan pertarungan tersebut dengan begitu saja? Dalam pada itu, pemuda berbaju putih tersebut telah berseru dengan suara dingin.
"Orang she Ku, silahkan kau lancarkan seranganmu !"
"Orang she Ciu !"
Balas Ku See hong dengan wajah sedingin es.
"Kau datang dari Cing-hay, hitung-hitung sebagai tamu yang datang dari jauh, lebih baik kau saja yang melancarkan serangan lebih dahulu!"
Ku See hong adalah pemuda yang angkuh dan dingin, ia tidak 'memandang serius setiap pertarungan yang kemungkinan akan berlangsung.
Akan tetapi, berhadapan dengan pemuda berbaju putih itu entah mengapa tiba tiba saja hatinya terasa tegang dan wajahnya berubah menjadi amat serius.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia cukup mengetahui betapa, seriusnya persoalan yang sedang dihadapinya, maka dia semakin tak berani memandang secara gegabah, begitu berdiri tegak, segenap perhatiannya dipusatkan menjadi satu, hawa murninya dihimpun menjadi satu dan seluruh kesiagaannya ditingkatkan setinggi-tingginya.
Pemuda berbaju putih itu sendiripun tak berani bertindak secara gegabah, dia tahu pemuda yang berada dihadapannya itu meski diluarannya tampak biasa, sesungguhnya dia memiliki ilmu silat yang belum pernah dihadapi sebelumnya, diam-diam hawa murni yang dimilikipun dihimpun menjadi satu.
Empat jalur sinar mata yang tajam menggidikan hati segera saling bertatapan tanpa berkedip, suasana disekeliling tempat itupun menjadi sunyi senyap tak terdengar sedikit suarapun.
Ditengah suasana hening yang menggidikkan hati itu, penuh diliputi keseraman, kengerian serta ketegangan yang memuncak.
Hawa pembunuhan telah menyelimuti seluruh angkasa, setiap saat suatu pertarungan yang menggidikkan hati kemungkinan besar akan meletu serta berkobar.
Mendadak pemuda berbaju putih itu tertawa dingin dengan suara menyeramkan.
Suara tertawa dingin itu rendah dan berat menggetarkan sukma, membuat Lam-ciau pak-siang yang menonton jalannya pertarungan itu segera merasakan hatinya turut tercekat.
Menyusul kemudian terdengar suara seseorang mendengus dingin.
"Weess....!"
Ditengah desingan angin tajam, segulung angin pukulan yang sangat tajam dan kuat segera meluncur kemuka.
Diantara pusaran angin berpusing yang menyebar keempat penjuru, Ku See hong dan pemuda berbaju putih itu berdiri saling bertatapan muka empat mata bertemu, dengan masing masing memancarkan cahaya kegusaran.
Lam-ciau pak-siang yang menyaksikan kejadian itu sama-sama merasa terkesiap...
rupanya berbareng dengan bergemanya suara tertawa dingin tadi, pemuda berbaju putih dan Ku See hong telah saling bertukar satu pukulan dengan kecepatan luar biasa! ooooOdwOoooo Bab 19 SAKING CEPATNYA gerakan tubuh kedua belah pihak didalam melakukan penyerangan tadi, ternyata dengan ketajaman mata Lam-ciau pak-siang pun tak sempat melihat jelas dengan jurus apakah kedua belah pihak saling bertukar pukulan.
Tapi mereka sempat juga menyaksikan tubuh kedua orang itu saling menerkam dengan kecepatan tinggi, tangan kanan masing- masing pihak melepaskan sebuah pukulan aneh dari suatu sudut yang tak terduga, kemudian masing-masing pihak telah balik kembali keposisinya semula.
Setelah terjadinya bentrokan secepat kilat itulah, perasaan masing-masing pihak bertambah hebat, pikirnya hampir berbareng.
ntung aku mempunyai ketajaman mata yang luar biasa, coba tidak, bisa jadi aku sudah mampus diujung serangannya itu.` Suasana tegang, menyeramkan masih tetap menyelimuti seluruh angkasa, bagaikan mengikuti berlalunya sang waktu, makin lama suasana semacam itu semakin menebal.
Di bawah timpaan cahaya rembulan dan bintang, pemuda berbaju putih dan Ku See hong masing-masing menggerakkan langkah kaki mereka yang pelan dan berat, mendekati pihak lawannya....
Bagi jago lihay yang sedang bertarung, bila ada setitik kelemahan saja yang terbuka, niscaya peluang tersebut akan dimanfaatkan lawannya untuk merobohkan lawan, maka geseran kaki mereka berdua pun dilakukan secara beraturan, setitik kelemahanpun sama sekali tak boleh terlihat.
Makin lama makin mendekat ....Kini jarak kedua belah pihak sudah tinggal tiga depa, tapi berhubung tiada kesempatan yang bisa dimanfaatkan, serta merta mereka berdua sama-sama menghentikan gerakan tubuhnya.
Dengan suatu gerakan cepat Ku See hong mengangkat telapak tangan kirinya ke atas, sementara tangan kanannya dengan mengepal kencang disilangkan didepan dada.
Pada saat yang bersamaan, pemuda berbaju putih itupun mengangkat telapak tangan kanannya menghadap langit dengan telapak tangan kiri disilangkan didepan dada, kaki kiri diluruskan ke belakang sementara kaki kanan agak menekuk, bentuknya sangat aneh.
Dikombinasikan wajahnya yang dingin menyeramkan, posisinya sekarang cukup membikin hati siapapun bergidik........
Lam-ciau pak-siang adalah seorang tokoh persilatan yang sudah lama termashur dalam dunia persilatan, pemandang gaya serangan yang ditunjukkan ke dua orang itu, diam-diam mereka merasa kagum sekali atas kelihayan ilmu silat yang dimiliki kedua orang pemuda tersebut.
Sebab didalam gaya serangan mana, pada hakekatnya mustahil bagi orang untuk menyarangkan serangannya ditubuh lawan, sebab hampir semua bagian yang penting dan mematikan ditubuh lawan telah terlindung rapat, entah jurus serangan macam apapun yang digunakan lawan, sulit bagi lawan untuk meloloskan diri dari jurus serangan ampuh yang tersembunyi dan mematikan.
Begitulah, dua orang jago muda yang berilmu tinggi itu saling berhadapan tanpa bergerak..., Seperminum teh sudah lewat tanpa terasa, namun kedua belah pihak belum juga melakukan suatu tindakan.
Padahal, sekalipun tubuh mereka tak bergerak, otak mereka berputar bagai putaran roda kereta, dengan suatu kecepatan yang luar biasa mereka berusaha memeras otak dan mencari gerakan yang bisa dipakai untuk mematahkan pertahanan lawan.
Mendadak.....
Ujung kaki kanan pemuda berbaju putih itu dihentakkan keras- keras keatas tanah, kemudian seluruh badannya menyusup keluar bagaikan kilatan cahaya kilat, gerakan mundur tanpa melancarkan serangan ini jelas merupakan suatu pancingan untuk memancing pihak lawan melancarkan serangan.
Walaupun Ku See hong tahu kalau gerakan pancingan, namun pemuda yang angkuh dan keras hati ini berhasrat besar untuk mencoba kelihayan jurus serangan lawan.
Maka dia mendengus sinis, ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-tiong yang maha dahsyat segera dikerahkan, berada di udara tubuhnya laksana kilatan cahaya bintang meluncur ke luar.
Dalam waktu singkat dia telah mengikuti gerakan tubuh pemuda berbaju putih itu melayang turun ke tanah.
Pemuda berbaju putih itu segera mendengus dingin, tubuhnya bagaikan gulungan ombak ditengah samudra segera menggulung balik ditengah gulungan mana sepasang telapak tangannya diayunkan ke depan, kakinya melancarkan tendangan bersama dengan gerakan aneh.
Dalam sekejap mata, dia telah lepaskan duabelas tendangan dengan delapan belas buah pukulan terantai, kecepatannya benar-benar menyilaukan mata.
Angin pukulan menderu-deru dan menyesakkan napas, bagaikan gunung yang ambruk saja, seluruh angkasa penuh dengan pusaran angin yang amat menyilaukan mata.
Ku See hong membentak gusar, sepasang lengannya diputar pula dengan cepat melancarkan serentetan pukulan dahsat.
Angin pukulan yang lembut tapi menyesakkan napas, bagaikan jaring langit, dengan membawa kekuatan yang maha dahsyat segera menggulung kedepan.
Begitu rapatnya ancaman tersebut sehingga sukar untuk menemukan setitik celah kosong pun.
-oo0dw0oo- Jilid.
13 BAYANGAN telapak tangan, bayangan kaki berhamburan memenuhi angkasa, untuk sesaat sulit buat orang untuk mengetahui jurus serangan apakah yang mereka pergunakan.
Dalam waktu singkat, kedua orang itu sudah melancarkan seratus dua puluhan kali tendangan serta tigaratus enampuluhan 411 pukulan, tapi kedua belah pihak sama-sama tak sunggup melukai lawan.
Semakin cepat gerakan tubuh mereka berputar, jurus serangan yang di pergunakan pun makin lama semakin gencar dan dahsyat.
Menyaksikan pertarungan sengit yang belum pernah di jumpai sebelumnya ini, Lam-ciau dan Pak-ciang diam-diam menghela napas panjang.
Pada hakekatnya jurus serangan yang dipergunakan kedua orang ini amat dasyat, lihay dan jarang sekali dijumpai dalam dunia persilatan,...
Bila dibandingkan dengan ilmu silat yang mereka miliki, jelas sekali perbedaanya ibarat bintang dan kunang kunang.
Meski kagum dengan kelihayan kungfu orang, Biau-ki siangsu In Han im pun diam-diam merasa lega, dia bersyukur dikolong langit dewasa ini masih terdapat dua orang pendekar sejati yang memiliki ilmu silat amat lihay, ini berarti umat persilatan makin ada kesempatan(harapan) untuk meloloskan diri dari ancaman bencana.
Beruang Salju -- Sin Liong Medali Wasiat -- Yin Yong Duel Di Butong -- Khu Lung