Ceritasilat Novel Online

Dendam Sejagad 9


Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung Bagian 9



Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya dari Khu Lung

   

   "Ku lote, sejak kini keadilan.. dan kebenaran di dalam dunia persilatan harus kau tegakkan seorang diri, baik-baiklah berjuang, arwah kami berdua dialam baka pasti akan merestuimu, semoga kau bisa menegakkan kebenaran dalam dunia persilatan dan melenyapkan semua durjana dari muka bumi, lohu..,. lohu mohon pamit lebih dahulu' Akhirnya In Han im, seorang pendekar besar yang berjiwa kesatria ini mengakhiri perjalanan hidupnya di alam semesta ini dan kembali keakhirat. Ia meninggal dengan begitu tentram, meninggal dunia setelah selesai mengucapkan pesannya. Walaupun In Han im telah meninggal, namun kegagahan, kebajikan serta kemuliaan budinya akan tetap tinggal di dunia ini. Ku See hong merasakan kesedihan yang tak terlukiskan dengan kata-kata setelah menyaksikan kematian In Han im, dia membenci kawanan manusia laknat itu, merasa tidak terima atas ketidak adilan Thian. Terdengar ia bergumam. 'Tampaknya nasib buruk selalu membuntuti diriku, sejak kecil aku harus kehilangan kedua orang tuaku, lalu menyusul guruku Bun ji koan su, empek Sangkoan It, kekasihku Keng Cin sin, dan sekarang sahabat Sin hong hwee ciau serta Biau ki siangsu.."

   Bergumam sampai disini, tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya lalu berseru lagi dengan lantang.

   "Oooh Thian! Selanjutnya masih ada peristiwa tragis apalagi yang hendak kau limpahkan kepadaku ....?' Aku bersumpah akan membunuh dan menumpas segenap manusia laknat itu dari muka bumi, aku tidak perduli caci maki orang lain, aku hendak melakukan pembantaian secara besar-besaran, dengan pedang Hu thian seng kiam, aku akan melumuri seluruh dunia ini dengan darah kental dari kawanan manusia jahanam itu"

   Berbicara sampai disitu, ' Cri ng!"

   Dia telah meloloskan pedang Hu thian seng kiam tersebut.

   Cahaya tajam berwarna merah yang amat menyilaukan mata dengan cepat memancar ke empat penjuru.

   membuat seluruh jagad tiba-tiba saja berubah menjadi merah padam.

   Kabut tebal berwarna merah yang terpancar keluar dari pedang Hu thian seng kiam makin lama semakin menebal, lamat-lamat diseluruh angkasa terasa terendus bau amis yang amat memuakkan.

   Nasib dunia persilatan pun ditentukan, mulai sekarang badai pembunuhan paling brutal sepanjang sejarah sudah akan dimulai.

   oooo0dw0oooo BULAN sembilan tanggal enam waktunya tengah malam buta, tempatnya lembah Yu beng kok, dipuncak Soat hong propinsi Ou- lam.

   Suatu pertempuran berdarah yang sangat mengerikan telah berlangsung disana.

   dua ratusan lembar jiwa manusia tewas secara mengerikan didalam pertempuran berdarah tersebut.

   Lembah Yu beng kok penuh dengan noda darah, mayat bergeleparan dimana-mana, darah yang mengalir menganak sungai, pemandangan waktu itu mengerikan sekali.

   Ketika itu tengah malam sudah lewat, waktu sudah mendekati kentongan keempat.

   Ditengah lembah Yu beng kok tampak sesosok beyangan manusia meluncur datang dengan kecepatan bagaikan petir, dia adalah seorang pemuda yang tampan Ku See hong adanyal Rembulan yang berbentuk bulan sabit memancarkan sinarnya yang bening diamgkasa, Ku See hong hanya berdiri diluar lembah Yu beng kok, tak berani melangkah masuk ke lembah barang selangkahpun, karena dia tahu bahwa kedatangannya terlambat, pembantaian brutal telah berlangsung ditempat tersebut.

   Angin dingin yang menggidikkan hati berhembus lewat, tiba-tiba Ku See hong mengendus bau amisnya darah yang amat tebal.

   Kesemuanya itu sudah memberi kete-rangan yang amat jelas kepada Ku See hong, dalam sebuah Yu beng kok sudah penuh bergelepar mayat-mayat manusia dalam keadaan mengerikan.

   Ku See hong dengan membawa perasaan hati yang berat pelan- pelan berjalan masuk kedalam lembah tersebut.

   Apa yang kemudian terpapar dihadapan matanya adalah suatu pemandangan yang begitu kejam, begitu buas dan mendirikan bulu roma.

   Darah mulai meleleh keluar dari balik mata Ku See hong, darah yang menggantikan air mata.

   Dendam kesumat yang membara hatinya hampir saja membuatnya mata gelap.

   Ia merasa amat sedih, amat menyesal .......

   Disisi telinganya, dia seakan-akan mende-ngar pesan dari Biau ki siangsu In Han Im.

   "Ku lote, segera berangkatlah ke lembah Yu beng kok di bukit Soat hong, kalau sampai terlambat, beratus lembar jiwa akan berakhir pula ditangan kaum laknat ....' Air mata berderai-derai membasahi pipinya, ia tak sanggup mengendalikan perasaan sedih didalam hatinya lagi, dia berpekik penuh kepedihan. ' Oooh paman In! Gara-gara Ku See hong kembali ada dua ratusan lembar jiwa manusia punah. Makilah aku! Dampratlah aku! Aku benar-benar berdosa, aku benar-benar telah melakukun suatu kesalahan besar!". Ku See hong menyalahkan diri sendiri, malu kepada diri sendiri, dia merasa hatinya seolah-olah mengucurkan darah .... rasa menyesal menyelimuti seluruh perasaannya. Dia benci! Mendendam sampai merasuk ketulang .... Ban shia kau adalah pembunuh biadab, pembunuh kejam yang tidak berperi kemanusiaan. Kesedihan dan kepedihan yang meluap-luap akhirnya menggetarkan perasaannya tanpa sadar ia lantas mendongakkan kepala nya dan membawakan lagu Dendam sejagad. Bukit tinggi berhutan lebat disisi kuil... Suara nyanyian yang membetot sukma diimbangi dengan suara sedih dan duka yang membara, membawa suara tersebut mengalun sampai di tempat yang jauh sekali... jauh ke tengah awang-awang..Mendadak ..... Dari balik keheningan malam berkuman-dang datang suara petikan harpa yang nyaring dan membawakan lagu pedih. Irama harpa tersebut segera menyadarkan kembali Ku See hong dari kepedihan yang membara..Tapi, pada saat itu pula suara permainan harpa yang merdu pun secara tiba-tiba terhenti pula di tengah jalan. Mendadak..... ' Cri ng... cri ng...tingg... tti ing..."

   Kembali bergema suara petikan harpa tersebut.

   Serta merta Ku See hong menghimpun seluruh perhatiannya untuk mendengarkan dengan seksama.

   Mula-mula irama harpa itu membawakan lagu yang rendah, berat dan sedih kemudian makin lama suaranya bertambah berat dan memedihkan hati, membuat siapapun yang mendengar irama tersebut segera merasakan sesuatu perasaan yang tak enak.

   Ku See hong memandang sekejap sekeliling tempat itu, lalu memasang telinganya baik-baik mendengarkan permainan harpa tersebut, akhirnya selangkah demi selangkah dia dekati sumber dari suara itu.

   Setelah diamatinya sekian lama, Ku See hong dapat menyimpulkan bahwa permainan harpa itu dipancarkan lewat suatu 474 kepandaian sim hoat tenaga dalam yang sangat lihay, sehingga irama yang dipancarkan oleh permainan harpa itu mendatangkan suara yang keras, nyaring, dan sangat berpengaruh bagi yang mendengarkan.

   Ku See hong merasa walau irama harpa itu memedihkan, namun lagu yang dibawakan justru bagaikan rintihan seseorang, keluhan sedih dari seseorang ....

   ' Siapakah yang membawakan permainan harpa ini?, Ku See hong segera bergumam, Siapakah orang itu? Mengapa dia dapat membawakan irama harpanya menjadi begitu sedih dan memedihkan hati.......? Siapakah dia? Siapakah dia?"

   Perasaan ingin tahu membuat anak muda itu segera mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya berkelebat kedepan sana.

   Ku See hong seringkali membawakan lagu Dendam sejagad dengan irama yang menyebar ke empat penjuru agar lawan- lawannya tak berhasil menemukan sumber suara tersebut, maka sekarang walaupun permainan irama harpa itupun memancar ke angkasa, tapi setelah didengarnya sejenak dengan seksama, ia segera mengetahui dari manakah sumber dari suara tersebut.

   Waktu itu, tengah malam sudah semakin larut...

   Rembulan masih memancarkan cahaya yang lembut menyinari seluruh puncak bukit Soat hong yang sepanjang tahun dilapisi salju.

   Ku See hong berdiri tegak di tengah bukit sambil memeriksa keadaan di sekeliling tempat itu, dengan sorot matanya yang tajam.

   Mendadak, pada saat itulah suara petikan harpa tersebut kembali berkumandang ...

   'Cri ng...crring...

   crring...' Iramanya masih tetap membawakan irama yang sedih, irama yang memedihkan hati.

   Sekilas pendengaran nadanya seperti sedih....

   seperti murung......

   seperti merintih.....

   seperti kagum.......

   Seperti pula air sungai yang mengalir tenang dan musim semi telah menjelang tiba.

   Irama lagu yang bercampur aduk, membuat orang sukar untuk menduga bagaimanakah perasaan yang diungkapkan keluar.

   Irama lagu itu benar-benar sebuah irama lagu yang luar biasa, irama lagu-lagu yang serasa tiada keduanya di dunia ini.

   oooo0dw0oooo BAB 22 BEGITU irama harpa tersebut berkumandang kembali, bagai seekor burung elang Ku See hong segera melayang ke depan dan meluncur ke atas sebuah puncak bukit yang indah.

   Dalam sekejap mata, Ku See hong telah tiba diatas oucak bukit itu, ketika sorot matanya beralih dan memandang sekeliling tempat tersebut, tak tahan dia lantas menghela napas memuji.

   "Aaai..! Benar-benar alam dewata yang sangat indah dan permai..."

   Demikian ia bergumam. -ooo0dw0ooo-

   Jilid 15 TERNYATA kurang lebih dua puluh kaki dihadapan Ku See hong, terbentang sebuah air terjun yang amat besar ....Kalau dibilang besar sekali memang tidak, tapi ukuran air terjun terhitung ukuran besar.

   Airnya mengalir kebawah dari atas tebing yang terjal dan menghantam diatas batuan besar dibawahnya, butiran air memancar ke empat penjuru menciptakan selapis kabut air raksasa yang berbentuk bagaikan selapis cermin itu.

   Air yang tertampung di bawah tebing membentuk dua buah jalur sungai dan mengalir turun kebawah permukaan puncak dalam dua arah yang berlawanan, suara air yang memercik, ditambah pepohonan siong yang tumbuh disebelah sana, membuat pemandangan alam disekeliling tempat itu terasa lebih indah dan permai.

   Yang lebih indah lagi adalah terlihat seorang gadis berbaju putih yang berperawakan ramping, sedang duduk diatas batu ditepi air terjun sambil memetik senar-senar harpa.

   ' Cri ng...

   cri ng.."

   Irama harpa yang merdu memancar keluar dari balik harpa kuno itu.

   Mendadak Ku See-hong merasakan hatinya bergetar keras, dia merasa bayangan punggung gadis itu sangat dikenal olehnya, mirip sekali dengan bayangan punggung Keng Cin sin yang telah tiada.

   Walaupun gadis cantik berbaju putih itu duduk menghadap kearah air terjun itu namun bayangan punggungnya nampak begini ramping, begitu mungil, rambutnya terurai sebahu, tak usah dilihat paras mukanyapun dia sudah tahu kalau gadis tersebut adalah seorang gadis yang cantik jelita..

   Pakaian putihnya berkibar terhembus angin, apalagi berada ditempat yang terpencil seperti ini, orang bisa salah menduganya sebagai bidadari yang baru turun dari kahyangan.

   Akan tetapi irama lagu yang dibawakan masih merupakan irama lagu yang sedih perih dan memikukan hati.

   Memandang bayangan punggung gadis itu, tanpa terasa dalam benak Ku See hong muncul kembali bayangan tubuh dari Keng Cin sin serta peristiwa tragis yang pernah dialaminya.

   Rasa sedih dan hati yang terluka parah dalam hati Ku See hong, dengan cepat terpengaruh oleh irama sedih dari irama harpa itu.

   Lambat laun hatinya terasa seperti mengucurkan darah, air mata bercucuran membasahi pipinya, untuk sesaat dia berdiri termangu disitu, bagaikan sebuah patung arca.

   Mendadak permainan harpa itu berhenti, tapi Ku See hong yang romantis masih berdiri melamun peristiwa paling tragis yang dialaminya dalam istana Huang mo kiong di Lam hay masih saja mencekam seluruh benaknya, seluruh pikiran maupun perasaannya seakan-akan telah balik keperistiwa lama.

   Sementara itu gadis cantik bagaikan bidadari itupun masih duduk memeluk harpanya sambil mengawasi air terjun di hadapannya dengan pandangan termangu2 ia seperti merasakan sesuatu kepedihan yang amat sangat.

   Tiba tiba ia menghela napas panjang.

   Helaan napas tersebut kedengaran begitu merdu, begitu lembut, tapi amat nyaring.

   Oleh suara helaan napas tersebut, Ku See hong merasakan darah panas dalam dadanya bergoncang keras.

   bagaikan baru mendusin dari impian, buru-buru dia memusatkan kembali perhatiannya dan memandang lagi kearah gadis cautik itu.

   Ternyata dia masih tetap duduk ditempat semula.

   Setelah menghela napas panjang terdengar gadis itu mulai bersenandung lirih....

   Nada yang sedih, bait-bait syair yang penuh sedu sedan membuat orang yang mendengarkan turut beriba hati.

   Ketika gadis itu sedang bersenandung, bagaikan sesosok bayangan setan Ku See hong segera meluncur ke depan dan berhenti lebih kurang dua kaki dibelakang gadis tersebut.

   Mendadak....

   gadis itu bangkit berdiri lalu berpaling.

   Aaaah, betapa cantik dan menariknya gadis itu...

   Sewaktu Ku See hong dapat melihat jelas paras mukanya yang cantik itu, mendadak sekujur tubuhnya bergetar keras, bagaikan kena aliran listrik bertegangan tinggi, paras mukanya berubah hebat, dia seperti merasa sangsi, keheranan, terkejut juga kegirangan.

   Ia sangsi dan keheranan karena dia sebetulnya sukma gentayangan ataukah setan penasaran? Dia terkejut dan gembira karena ia masih hidup, bahkan sekarang berdiri didepan mata.

   Ternyata paras muka gadis itu begitu mirip dengan Keng Cin sin ....

   Keng Cin sin yang telan mati dipulau Huan mo to di Laut selatan, segala sesuatunya begitu mirip, entah paras mukanya, matanya, bulu matanya, hidungnya maupun potongan badannya, tiada sebagian pun yang tidak mirip.

   Benarkah dia adalah Keng Cin sin? Benarkah dia belum mati? Sebaliknya paras muka gadis itu sama sekali tidak diliputi oleh perasaan kaget atau keheranan, sepasang matanya yang penuh kemurungan sedang mengawasi wajah Ku See hong tanpa berkedip.

   Gadis itu nampak begitu anggun, begitu menarik bagaikan sekuntum bunga teratai putih.

   Sambil mengamati terus paras muka gadis itu, tiada hentinya Ku See hong menjerit dalam hatinya.

   "Dia adalah Keng Cin sin, yaa dia sudah pasti adalah Keng Cin sin, dia belum mati, dia masih hidup segar bugar dihadapanku, coba lihatlah sepasang matanya, mimik wajahnya, inilah mimik wajah Keng Cin-sin ketika pertama kali kujumpai dirinya, tak mungkin bisa salah lagi, dia... dia adalah adik Sin yang kupikirkan, kurindukan siang dan malam... ."

   Pelbagai pikiran terasa dia maju beberapa langkah ke depan, lalu berseru keras.

   "Adik Sin, apakah kita sedang bermimpi? Adik Sin, tahukah kau betapa rindu ku kepadamu...."

   Gadis cantik itu nampak keheran-heranan, seperti merasa bingung oleh seruan tersebut, sepasang matanya yang jeli memancarkan sinar keheranan, dia hanya mengawasi seluruh tubuh 479 Ku See hong tanpa berkedip, sementara mulutnya masih tetap membungkam dalam seribu bahasa.

   Kembali Ku See-hong maju beberapa lanngkah ke depan, kini jaraknja tinggal tiga depa dari gadis cantik berbaju putih itu, bahkan lamat- lamat dia dapat mendengus bau harum tubuhnya, bau harum seorang gadis perawan, bau harum sangat dikenal olehnya dan tak akan pernah dilupakan olehnya sepanjang masa.

   Dengan suara lembut kembali, Ku See hong berkata.

   "Adik Sin, senja itu aku sempat mendentgar jeritan ngerimu yang memilukan hati, hampir saja kukira kau sudah meninggalkan dunia ini dan selama hidup tak pernah bisa bersua lagi, waktu itu hatiku benar-benar hancur tak karuan. Aku tidak menyangka kalau kau masih hidup di dunia ini, mengapa kau tidak datang mencariku.... mengapa kau tidak rindu kepadaku ...... Kesadaran Ku See-hong boleh dibilang sudah dipergaruhi oleh bayangan tubuh Keng Cin-sin, sampai mati dia menganggap gadis yang berada dihadapannya sekarang adalah Keng Cin-sin dari pulau Huah-mo-to di Lam hay, oleh karena itu tiada hentinya dia mengutarakan perasaan hatinya yang selama ini terpendam terus dalam benaknya.... Mendengar kata-kata cinta yang diutarakan si anak muda itu, Gadis berbaju putih tersebut segera berkerut kening, sedengkan paras mukanya juga tampak berubah makin kebingungan. Ku See-hong makin gelisah ketika di lihatnya gadis itu tidak berbicara maupun bergerak, sekali lagi serunya.

   "Adik Sin, mengapa kau tidak berbicara? Tahukah kau betapa rinduku kepadamu, aku mendambakan sepatah katamu...... berbicara lah, janganlah membisu terus.....' Tiba-tiba gadis berbaju putih itu tersenyum, dengan suara yang merdu merayu katanya.

   "Hei sebenarnya apa sih yang sedang kau bicarakan?"

   Nada suaranya begitu mirip dengan suara Keng Cin sin, merdu dan indah didengar bagaikan kicauan burung nuri.

   Kesemuanya ini membuat Ku See-hong semakin yakin kalau gadis yang berada dihadapannya adalah Keng Cin sin.

   Dengan sangat gelisah bercampur cemas, pemuda itu segera berseru.

   "Adik Sin, kau sudah tidak kenal diriku lagi? Aku adalah Ku See-hong, Ku See- hong yang telah ditangkap Sau-kiongcu dari pulau Huan-mo to di Lam-hay, akulah Ku See hong yang telah disiksa secara keji oleh Cia sau-kiongcu, kan....."

   "Pulau Huan mo to di Lam hay?' gadis berbaju putih itu semakin kebingungan dan tidak habis mengerti, ''belum pernah kudengar nama pulau ini..' Ku See hong betul-betul merara amat sedih setelah mendengar perkataan itu, serunya dengan suara yang memilukan hati.

   "Adik Sin, apakah kau sedang mengajak ku bergurau? Aku adalah Ku See hong! Aku adalah Ku See hong yang sangat mencintai mu!"

   Mendengar perkataan itu, tiba-tiba gadis berbaju putih tersebut tertawa cekikikan.

   "Hei, mungkin otakmu sudah sinting atau tidak waras? Kalau tidak, mengapa kau mengoceh sembarangan?"

   Sekalipun sedang memaki Ku See hong, tapi suaranya kedengaran begitu lembut dan halus, sama sekali tidak menunjukkan sikap marah, malahan kecantikan wajahnya bertambah menarik dalam keadaan seperti ini!.

   Ku See hong memang seorang pemuda yang berwajah dingin berhati kaku dan keji tanpa perasaan, tapi sesungguhnya dalam hati kecilnya tertanam perasaan yang amat kaya, begitu ia jatuh hati kepada seorang gadis maka sampai berapa ribu tahun lagipun rasa cintanya itu takkan pernah bisa berubah.

   Dan hal ini merupakan suatu kelebihan yang dimiliki pemuda tersebut.

   Sewaktu berada di pulau Huan mo to, rasa cintanya yang tertanam dalam-dalam dihati nya telah digali dan dikembangkan oleh kasih sayang Keng Cin sin, cinta yang mulai berkembang itu mulai membekas di dalam hatinya dam tak pernah berubah kembali.

   Itulah sebabnya meski ia mendengar gadis itu mendampratnya, memakinya dan men-cemooh dirinya, namun ia tidak merasa gusar, juga tidak merasa tersinggurg, malahan dengan nada yang pedih ia berkata lagi.

   ' Adik Sin, dulu kau begitu cinta, begitu sayang kepadaku, sekalipun tubuhku harus hancur lebur perasaan kasih sayangmu itu tak akan pernah kulupakan, sekarang walau pun kau memakiku, memukulku, membunuh ku, aku tak akan pernah berkerut kening` Sebaliknya waktu itu gadis berbaju putih terlebih mengira Ku See hong adalah seorang yang sinting atau seorang hidung bangor yang bermaksud untuk menggaetnya dengan sengaja mengucapkan kata-kata bohong.

   Tiba-tiba saja paras mukanya berubah hebat, selapis hawa napsu membunuh yang amat tebal segera menyelimuti seluruh wajahnya, dengan suara dingin ia berkata.

   'Jika kau tidak segera pergi meninggalkan tempat ini, sebentar tubuhmu pasti akan hancur lebur menjadi bubuk"

   Saat itu kesadaran Ku See hong boleh di bilang sudah hilang, dalam benaknya cuma ada bayangan tubuh dari Keng Cin sin saja.

   Dia hanya tahu kalau gadis yang berada dihadapannya adalah kekasih hatinya, terhadap ancaman dari gadis itu, justru dia tidak menganggapnya sebagai suatu masalah gawat.

   Sambil tertawa pedih kembali dia berkata.

   "Adik Sin, kehidupanku hari ini adalah pemberian darimu, maka sekarang walaupun aku harus mati diujung telapak tanganmu, aku akan menerimanya dengan senang hati, sekalipun aku sudah mati, namun cinta kasihku kepadamu tak pernah akan berubah, tak akan berubah untuk selama-lamanya!' Aaaai...

   "

   Cinta memang mempunyai kekuatan iblis yang mengerikan, walaupun setiap manusia tahu bahwa cinta berarti kuburan, neraka bagi manusia, tapi toh mereka akan mencobanya juga dengan mata terpejam, bahkan sekalipun nama harus rusak dan harus binasa, mereka tetap melakukannya tanpa ragu."

   Tapi apa sebabnya? Apa yang menjadi penyebabnya? Karena napsu birahi? Ataukah cinta yang murni?, Hingga kini belum ada orang yang bisa memberi jawaban yang pasti.

   Dari dulu hingga sekarang, siapakah dalam masyarakat yang bisa melupakan cinta kasih?' jago darimanakah yang bisa menghindarkan diri dari godaan cinta.

   Sepasang mata si nona cantik berbaju putih itu dari awal sampai akhir mengawasi terus mimik wajah Ku See hong sewaktu berbicara tanpa berkedip, tapi dia tidak berhasil menemukan setitik kelicikan atau kebusukan diatas wajahnya...` Tampaknya ia dibuat terharu juga oleh begitu dalamnya rasa cinta Ku See hong terhadap Keng Cin sin, tiba-tiba paras mukanya berubah kembali menjadi sedia kala, sambil menghela napas sedih ujarnya.

   'Bukan aku yang hendak membunuhmu, melainkan orang lain yang hendak membunuhmu, sekarang lebih baik menyingkirlah dari sini, pergilah jauh-jauh meninggalkan tempat ini, kalau tidak, bila sampai terlambat maka kau tak akan sempat lagi untuk melarikan diri"

   Tiba-tiba mencorong sinar api dendam yang membara dari balik mata Ku See hong, serunya dengan penuh kegusaran.

   ' Aku Ku See hong tak akan takut menghadapi kawanan manusia durjana dan manusia laknat dari Huan mo kiong, aku akan menggunakan segenap kemampuan dan jiwa ragaku untuk melindungi keselamatan jiwamu, aku tak akan membiarkan mereka melukai dirimu, walau hanya seujung rambutpun.

   Adik Sin, minta kepadamu sudilah percaya kepadaku"

   Mendengar perkataan itu, wajah nona berbaju putih yang selama ini selalu tenang pun menjadi beriak dan bergelombang oleh lemparan batu kecil dari Ku See hong itu.

   Wajahnya memperlihatkan sinar mata penuh rasa kuatir, seperti juga perasaan kuatir yang dipancarkan dari mata Keng Cin sin ketika mencegah Ku See hong untuk memasuki istana Huan mo kiong.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Yaa, pancaran sinar mata itu begitu mirtip, segala sesuatunya bagaikan jelmaan dari Keng Cin sin, mungkinkah dia betul-betul adalah Keng C in sin asli? "Siapakah yang dapat memberikan jawaban yang pasti atas teka- teki ini...

   ?"

   Kecuali pada saat ini muncul lagi seorang Keng Cin sin yang lain, tapi mungkinkah itu? Serentetan pertanyaan ini sulit untuk dijawab, yang bisa dilakukan hanya menanti ....

   menanti.

   ..

   dan menanti terus ....

   Dengan wajah penuh perasaan kuatir, nona berbaju putih itu berkata lagi dengan lirih.

   "'Aaaai ... yang bermaksud untuk membunuhmu bukan orang-orang dari istana Huan mo kiong, melainkan adalah .....' Sesungguhnya gadis itu akan mengatakan yang sebenarnya, tapi suatu teguran yang muncul dari lubuk hatinya membuat ia segera membungkam diri dalam seribu bahasa. Sambil mengertak gigi menahan emosi Ku See hong berkata dengan penuh kebencian. ' Adik Sin, manusia laknat manapun yang berada dalam dunia ini tak nanti bisa mengusikmu, aku tidak takut mereka datang mencari gara-gara denganku, aku hendak punahkan mereka dari muka bumi, agar menerima pembalasan yang setimpal". Mendadak paras muka gadis berbaju putih itu berubah hebat, bentaknya dengan suara keras.

   "Kau harus segera pergi dari sini! Sekarang juga harus pergi, kalau tidak jangan salahkan kalau akan bertindak keji kepadamu.' Selesai mengucapkan perkataan itu, tidak nampak gerakan apa yang digunakan tahu-tahu gadis berbaju putih itu sambil membopong harpanya sudah melayang maju sejauh beberapa kaki dari tempat semula. Gerakan tubuh yang begitu indah dan lembut tersebut benar- benar amat memper-sonakan hati, tapi juga menunjukkan kalau ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya benar-benar telah mencapai puncak kesempurnaan. Terkesiap hati Ku See-hong setelah menyaksikan paras dingin dan penuh diliputi napsu membunuh yang menyelimuti wajah gadis ini, cepat-cepat pikirnya.

   "Mungkinkah dia bukan Keng Cin-sin dari pulau Huan-mo-kiong di lautan selatan? Tidak, tidak, dia pasti adalah Keng C in sin ... mungkin saja ia sengaja berbuat demikian karena takut aku terpengaruh oleh cinta muda-mudi sehingga melupakan cita-cita ku yang sebenarnya atau mungkin ia benar-benar sudah berubah?"

   Ia kemudian berpikir lebih jauh.

   'Kalau didengar dari suara petikan harpanya begitu sedih, menyendiri dan menyedihkan hati, mungkin dia tak mau aku karena dalam hatinya terkandung suatu rahasia hati yang sukar diutarakan .......' Pelbagai ingatan dengan cepat menyelimuti seluruh benaknya, sementara gadis berbaju putih itu sudah tiba disisi sungai kecii ditepi bukit.

   Pemuda itu menjadi sangat gelisah, segera teriaknya keras-keras.

   "Adik Sin, tunggu sebentar, ada persoalan penting yang hendak kusampaikan kepadamu, kau ....."

   Nada ucapan penuh dengan kesedihan dan keperihan hati, sungguh membuat hati orang beriba.

   Sambil berkata lagi, tiba-tiba Ku See hong melompat ke depan dan melayang ke belakang punggung si nona berbaju putih itu.

   Dengan suatu gerakan cepat gadis berbajiu putih itu membalikkan badannya, lalu dengan kening berkerut dan hawa pembunuhan yang menyelimuti wajahnya, ia berkata dingin.

   "Bila kau berani menyusulku lebih jauh, seketika juga akan kusuruh kau mampus diujung telapak tanganku"

   "Adik Sin, malam ini kau bisa berubah menjadi begini rupa karena akulah yang telah mencelakaimu dosaku benar-benar sangat besar, sampai mati pun dosa ini sukar ditebus, kau ... ."

   Seraya berkata dia lantas merentangkan tangannya lebar-lebar siap memeluk tubuh gadis itu..

   Setelah menyaksikan perbuatan Ku See hong yang begitu kurang ajar, nona berbaju putih itu semakin menyangka kalau Ku See hong adalah seorang lelaki hidung bangor, napsu membunuhnya segera muncul kembali, sambil membentak keras dia mengigos kesamping menghindarkan diri dari terjangan Ku See hong.

   Kesadaran Ku See hong waktu itu betul-betul sudah dipengaruhi oleh cinta buta, begitu tubrukannya kosong dengan cepat berkisar setengah lingkaran dan sekali lagi menubruk ke muka.

   Ketika menghindarkan diri tadi, secara diam-diam gadis berbaju putih itu sudah menghimpun tenaga dalamnya kedalam lengan kiri, maka setelah dilihatnya Ku See hong menubruk datang sekali lagi, dia segera tertawa dingin dengan suara menggidikkan..Kali ini dia tidak berkelit ataupun menghindar, kelima jari tangan kanannya disentilkan ke depan ....

   ' Sreet, sreet, sreet.."

   Lima gulung desingan angin jari tangan yang tajam dengan cepat dan dahsyat langsung menghajar jalan darah Yu bun, Ko kok, Sang ci, Mong gi, serta ki bun lima buah jalan darah penting.

   Padahal waktu itu Ku See hong sedang menerjang datang dengan kecepatan luar biasa, lagipula dia tak menyangka kalau gadis itu bakal melancarkan serangan secara tiba-tiba, oleh karena 486 itu, diapun tidak mengerahkan tenaga dalamnya untuk melindungi badan.

   Tak ampun lagi ke lima buah serangan dahsyat itu segera menghajar telak diatas lima buah jalan darah penting ditubuhnya.

   ' Blaaamm ...

   blaaammm !'' benturan keras segera bergema memecahkan keheningan.

   Dengusan tertahan segera berkumandang di udara, darah segar menyembur keluar dari mulut Ku See hong, paras mukanya juga berubah menjadi pucat pias seperti mayat, tak ampun dia mundur dua langkah ke belakang dan pelan-pelan roboh lemas diatas tanah..

   Tapi, sianak muda itu masih sempat tersenyum, sambil menahan penderitaan dan rasa sakit yang mencekam dalam tubuhnya, ia berkata dengan suara pedih.

   "Adik Sin, aku tidak menyalahkan kau yang telah melancarkan serangan keji kepadaku, karena cinta kasih yang kau berikan kepadaku lebih dalam daripada samudra, sekalipun badan harus hancur, akupun tak dapat membayar budi kebaikanmu itu. Sekarang sebelum ajalku tiba aku hendak mengutarakan isi hatiku, entah kau telah berubah menjadi bagaimana, aku tetap mencintaimu, sekarang aku telah mencintaimu, di alam bakapun aku tetap mencintaimu, aku..."

   Berbicara sampai disini, pemuda itu muntah darah lagi, seluruh badannya mengejang keras dan kemudian tergelepar diatas tanah tak berkutik lagi..

   Paras muka gadis berbaju putih itu tampak berubah hebat sesudah mendengar perka-taan itu, rasa sedih dan menyesal segera muncul dan menyelimuti hatinya.

   Begitu Ku See hong roboh ke tanah, dia segera berpekik sedih, air matanya berderai, serunya dengan pedih.

   "Ku sauhiap, aku yang salah, aku telah melakukan melakukan kesalahan, aku benar- benar berdosa kepadamu, juga berdosa kepada segenap umat persilatan di dunia ini, aaai... mengapa aku begini pikun? Mengapa aku melakukan perbuatan sebodoh ini?"

   Suaranya amat sedih, menyesal dan penuh rasa penyesalan.

   Inilah wataknya yang benar, sifatnya yang masih polos dan belum terpengaruh oleh kejahatan tapi toh dia sudah melakukan suatu kesalahan justru karena itu pula dia telah menciptakan suatu sejarah yang amat memilukan hati.

   Di ringi pekikan sedih dan penyesalan, gadis berbaju putih itu tidak memperdulikan lagi noda darah ditubuh pemuda itu, dia segera menubruk kedalam pelukan Ku See-hong dan menangis tersedu-sedu.

   Isak tangisnya benar-benar memilukan hati, kali ini bolen dibilang untuk pertama kalinya dia menangis dengan sedih.

   Suara air terjun yang gemuruh seakan-akan tak dapat menghilangkan suara tangisan nya yang memedihkan hati, sekeliling tempat itu seolah-olah diliputi oleh suasana murung dan sedih...

   Setelah menangis sekian waktu, akhirnya gadis berbaju putih itu memeluk tubuh Ku See hong dan pelan-pelan bangun berdiri dengan airmata membasahi pipinya, dia berkata sedih.

   "Tanpa sebab tanpa musabab aku telah membunuhnya, aku telah melakukan kesalahan terhadapnya, aku hendak membopongnya, mencari suatu tempat yang berpemandangan indah, menangisi selama tiga hari, kemudian menguburnya, dan mendampingi terus disisi kuburannya. Aku tahu dia terlampau kesepian, seperti juga aku, seorang lemah yang ditinggalkan semua orang ...."

   Setelah berbicara sampai disitu, hati keci nya seakan-akan tersentuh, air matanya segera jatuh berderai dengan derasnya, membasahi pipi Ku See hong yang pucat.

   Sambil membopong jenajah Ku See hong, pelan-pelan dia berjalan menuruni bukit dengan menelusuri sungai Tiba-tiba....pada saat itulah dari seberang sungai kecil itu berkumandang suara pekikan aneh yang tinggi melengking dan menggidikkan hati.

   Begitu mendengar suara pekikan tersebut sekilas rasa ngeri dan takut segera menyelimuti wajah si nona berbaju putih itu, sebenarnya dia hendak melemparkan jenasah Ku See -hong kesamping, akan tetapi ketika sepasang matanya menatap kembali paras mukanya yang pucat dan mengenaskan itu, suatu teguran yang muncul dari dasar hati kecilnya membuat ia mengurungkan niat tersebut.

   Dengan cepat selapis hawa amarah menghiasi wajahnya, lengannya yang memeluk tubuh Ku See hong pun semakin kencang.

   Mengikuti suara pekikan tersebut, tampak dua sosok bayangan manusia muncul dari seberang sungai dan secepat kilat melunncur datang.

   Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah berada di hadapan gadis berbaju putih itu dan berhenti dua kaki dihadapan dua orang, empat matanya mengawasi Ku See hong dalam bopongen gadis itu dengan sorot mata yang tajam, tapi diliputi perasaan tercengang.

   Selama hidup belum pernah gadis berbaju putih itu bersentuhan dengan lawan jenisnya, ketika dia merasa sorot mata kedua orang itu mengawasi Ku See hong yang berada dalam pelukannya tanpa berkedip, tanpa terasa paras mukanya berubah menjadi merah padam.

   Dibawah sorot cahaya bintang, tampak pendatang itu adalah seorang kakek kurus kering yang berlengan panjang tapi kurus seperti bambu, mukanya bengis dan mengerikan, sedang sinar mata yang terpancar keluar dari balik matanya lebih tajam dari pada sembilu, membuat siapa saja yang memandangnya segera akan tahu kalau orang ini memiliki tenaga dalam yang sangat sempurna.

   Orang kedua adalah seorang lelaki setengah umur yang berbaju ringkas berwarna hijau, berkepala besar, berpera-wakan tinggi besar, bermata besar, gigi bertaring serta menggembol dua buah 489 senjata roda bergerigi yang amat besar, sinar mata orang inipun tajam menggidikkan hati, jelas merupakan seorang jagoan yang lihay pula.

   Setelah termangu-mangu beberapa saat lamanya, kakek kurus kering itu maju dua langkah kemuka kemudian menjura dengan hormatnya kepada gadis berbaju putih itu, katanya dengan suara dalam.

   "Ceng kuncu (Tuan Putri Ceng) kami mendapat perintah dari Hu kaucu untuk menanyakan bagaimana cara Kuncu membekuk manusia yang bernama Ku See-hong ini?"

   Serentetan cahaya tajam yang menggidikan hati segera memancar pula dari balik mata sinona berbaju putih yang jeli, alis matanya berkenyit, lamat-lamat selapis hawa pembunuhan menyelimutinya, dengan suara dingin ia menjawab.

   "Thian leng Thamcu, kalian segera pulang dan laporkan kepada Ciu Hu kaucu Ku See hong telah kubunuh"

   Ternyata kakek kurus kering ini adalah Thamcu ketiga dibawah pimpinan Ciu Heng thian, Hu kaucu dari Ban shia kau yang di sebut orang Thian leng Thamcu ....

   Mo pit siu (Kakek berlengan iblis) Kwong Yu siang Sedangkan lelaki berpakaian ringkas itu adalah Hiangcu nomor satu dibawah ruangan Thian leng tham yang disebut Hong kun lun (roda angin guntur) Sin Bu.

   Diam-diam Thian leng Thamcu si kakek berlengan iblis Kwong Yu siang berkerut kering setelah menyaksikan paras muka si nona berbaju putih yang dingin bagaikan es itu diliputi oleh hawa pembunuhan yang tebal.

   Setelah termenung sesaat, diapun berkata.

   "Ku See hong berhasil dibunuh oleh tuan putri, hal ini benar-behar merupakan suatu peristiwa yang patut dirayakan dengan gembira, Tolong tanya jenasahnya kini berada di mana? Harap Tuan putri sudi memberikan petunjuknya?"

   Paras muka gadis berbaju putih itu berubah makin serius, katanya sambil tertawa dingin. ' Jenasahnya kini berada dalam bopongan ku, mau apa kalian?"

   Thiam leng Thamcu si kakek berlengan iblis Kwong Yu siang adalah seorang yang licik dan berbahaya, sedari tadi ia sudah tahu kalau orang yang berada dalam bopongan gadis itu adalah Ku See hong, tapi ia merasa tidak habis mengerti, mengapa tuan putrinya yang berwajah cantik tapi selalu bersikap dingin kaku dan memancar kan suatu sikap yang sukar didekati ini bisa membopong jenasah Ku See hong sambil berjalan kemari.

   Membunuh adalah membunuh, apa gunanya musti dibopong terus? Mungkinkah di balik kesemuanya ini terdapat hal-hal yang tidak beres? Atau mungkinkah tuan putri nya sedang menipunya? .

   Tanpa terasa dengan sorot mata yang sangat tajam dia awasi tubuh Ku See hong lekat-lekat, nyatanya tubuh yang berada dalam bopongan gadis itu adalah sesosok mayat.

   Pelbagai ingatan segera berkecamuk dalam benak Kakek berlengan iblis Kwong Yu-siang, akhirnya dengan sikap yang amat menghor-mat dia berkata.

   ' Tuan putri dengan membopong jenasah orang itu, hal mana hanya akan menodai kesucian tuan putri saja, biarlah lohu menyuruh Sim hiangcu membantu dirimu'' Mendengar perkataan tersebut lelaki berpakaian ringkas itu si Roda angin guntur Sim Bu segera maju ke depan membungkukkan badan memberi hormat dan berkata dengan suara parau.

   "Tuan Putri berbadan emas, biarlah aku orang she Sim..."

   Gadis berbaju putih itu segera mendengus berat-berat, tukasnya dengan suara dingin.

   "Jenasah ini tak perlu merepotkan kalian untuk membopongnya, aku bisa membereskannya sendiri, sekarang lebih baik kalian pulang saja, sudah kalian dengar perkataanku ini? ' Ucapan yang terakhir itu bernada memerintah, suaranya keras dan membuat semua orang yang mendengarnya merasa amat tak sedap. Paras muka Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang berubah menjadi dingin seperti es, dengan nada menyelidiki dia bertanya.

   "Tuan putri, kau hendak membawa jenasah ini pulang kemarkas besar ataukah hendak menguburnya ditempat lain"

   "Tentang soal ini, lebih baik kalian tak usah mencampurinya!' "Orangnya toh sudah mati, jenasahnya mau dibawa kemana saja toh sama juga, cuma barang yang berada didalam sakunya harus lohu ambil untuk dibawa pulang kemarkas besar, tentunya boleh bukan?` Nona berbaju putih itu menjadi gusar sekali, teriaknya keras- keras. 'Siapa pun dilarang menyentuh benda yang berada didalam sakunya."

   "Tuan putri, kau harus tahu"

   Kata si kakek keji berlengan ibis Kwong Yu-siang sambil tertawa seram, membawa pulang benda yang berada disakunya bukan merupakan perintah dari wakil ketua, melainkan atas perintah dari Kaucu sendiri, apakah kau berani membangkangnya?"

   Sekali lagi nona berbaja putih itu mendengus dingin.

   "Entah perintah siapa pun juga sama saja, sekali aku bilang tak boleh menyentuhnya, tetap tak boleh menyentuhnya, kau pun tak usah banyak berbicara lagi, kalau sampai menggusarkan aku, perduli terhadap siapa pun aku tetap akan turun tangan keji kepadanya"

   Setelah mendengar perkataan itu, mencorong sinar buas dari balik mata kakek berlengan iblis Kwong Yu-siang, dia segera tertawa seram.

   ' Heeeehhh ...

   heeehhh ...

   heehhh...

   Tuan Putri, perkataamu itu sudah melanggar peraturan perkumpulan, lohu sebagai anggota perkumpulan meski harus melanggar dosa berani dengan atasan, terpaksa harus bertindak tegas juga untuk melindungi keutuhan peraturan perkumpulan, Aku minta tuan putri bersedia untuk berpikir tiga kali sebelum bertindak ......."

   Paras muka gadis berbaju putih itu segera berubah menjadi dingin bagaikan salju serunya.

   "Bilamana kau merasa memiliki kepandaian silahkan saja turun tangan untuk mencobanya' Sekalipun si Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang adalah seorang manusia bengis yang banyak melakukan kejahatan, tapi setelah menyaksikan tindakan yang keji tanpa perasaan yang terang-terangan melanggar peraturan ini, hatinya merasa bergidik juga. Kepandaian silat yang dimiliki gadis itu boleh dibilang sudah diketahui oleh setiap orang, kakek itupun sadar bahwa kemampuan yang dimilikinya sukar untuk mengalahkan gadis tersebut tapi bilamana ia mau bekerja sama dengan Hong-lui-lun Sim Bu, besar kemungkinan orang tersebut dapat dibinasakannya. Adapun yang menjadi tujuan dari tindakannya pada malam ini adalah pedang Ang soat kiam yang merupakan pedang mestika nomor satu di dunia, diapun tahu kalau ia tidak bertindak cepat maka besar kemungkinan senjata mana akan terjatuh ke tangan Ciu Hu kaucu. Si Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian ia berkata.

   "Kalau tuan putri berkata demikian, lohu pun akan menuruti saja. Meski cahaya kunang-kunang tak akan bisa menangkan cahaya rembulan, tapi demi ditegakkannya peraturan perkumpulan, mau tak mau aku harus bertindak tegas' Gadis berbaju putih itupun bersikap amat serius, dia tahu pelanggaran atas peraturan yang dilakukannya sekarang merupakan suatu penghianatan besar, andaikaia sampai diketahui oleh ibunya, sekalipun dia adalah putri kandungnya juga tak akan mendapat pengampunan. Apa lagi Thian leng Thamcu yang berada dihadapannya sekarang merupakan seorang jago lihay kelas satu dalam perkumpulannya, ilmu silat yang dimilikinya sangat lihay, dia sendiripun belum tentu berkemampuan untuk membinasakan mereka. Berpikir demikian, dengan suara dingin gadis berbaju putih itu berkata.

   "Thian leng thamcu, kau harus tahu, sejak dulu hingga sekarang aku bukan anggota dari perkumpulan Ban shia kau, peraturan di dalam perkumpulanmu tidak berlaku bagiku, malam ini kau mencari aku merupakan suatu dendam pribadi, dengan soal perkumpulan sama sekali tak ada sangkut pautnya ...."

   Mendengar perkataan itu, si Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang lantas berpikir.

   ' Benar juga perkataan ini, sekarang ia sama sekali bukan anggota perkumpulan Ban shia kau, sebagar orang yang terlepas dari perkumpulan tentu saja peraturan perkumpulan tidak berlaku pula baginya."

   Berpikir sampai disini, si Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang lantas tertawa seram.

   "Heeeehhh.... heeeehhh... heeehhh... Ceng Kuncu, tak kusangka kau sebagai putri kaucu ternyata bisa mengucapkan perkataan semacam ini, lohu benar-benar merasa malu untuk diri kaucu, andaikata kau masih mengakui kaucu sebagai ibu kandungmu, tak nanti kau akan melakukan perbuatan bodoh seperti itu". ooo0dw0ooo BAB 23 MENDENGAR perkatan tersebut, gadis berbaju putih itu seakan- akan merasa hatinya terluka, sekujur tubuhnya bergetar keras, titik air mata jatuh bercucuran membasahi pipinya, dengan suara keras bentaknya.

   "Aku bukan putri kandung kaucu, kalau tidak, kenapa aku tak punya ayah, Aku adalah seorang anak haram...."

   Tak terlukiskan rasa sedih yang mencekam perasaannya, sejak kecil ia sudah merasa merupakan seorang gadis lemah yang dilupakan orang, andaikata dia tidak memiliki suatu keteguhan hati yang melebihi orang biasa, mungkin sedari dulu ia sudah tak bisa hidup lebih jauh.

   Dia amat membenci ibunya sendiri, karena perbuatan jalangnya yang menggaet sana merayu kemari, benarkah dia tak punya ayah kandung? Dia adalah putri yang di hasilkan hubungan gelap ibunya dengan lelaki- lelaki hidung bangor ? 0ooh Thian! Betapa kasihannya aku, betapa menyendirinya aku...

   Andaikata dia mengetahui asal-usul yang sebenarnya, mungkin hatinya akan semakin sedih, sesungguhnya perempuan memang merupakan kaum lemah, andaikata sejak kecil ia sudah tidak memperoleh kasih sayang orang tuanya, melainkan ditinggalkan, maka pukulan batin tersebut akan dirasakan sebagai suatu pukulan yang amat parah.

   Coba kalau seorang beriman lemah yang mengalami pukulan batin semacam ini, niscaya dia tak akan mampu untuk hidup lebih jauh didunia ini...

   Ketika si Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang menyaksikan gadis itu menjadi sedih, mencorong sinar kebuasan dari balik matanya, mendadak bagaikan sambaran petir dia menerjang ke sisi tubuh si gadis berbaju putih itu, secepat kilat tangan kanannya menyambar pedang Hu thian seng kiam yang menggembol di punggung Ku See hong.

   Serangan itu dilancarkan dengan suatu gerakan yang amat aneh tapi sakti.

   Ilmu silat yang dimiliki gadis berbaju putih itu sesungguhnya telah mencapai puncak kesempurnaan, walaupun dia sedang bersedih hati karena memikirkan asal-usul sendiri yang memilukan hati, tapi begitu Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang turun tangan, ia segera membentak dengan suara nyaring.

   "Manusia rendah yang tak tahu malu, berani betul kau menyergap secara licik..."

   Sambil berteriak, mendadak ia berkelebat ke samping menghindarkan diri dari cengkeraman tersebut.

   Tidak menanti pihak lawan berubah gerakan, kaki kirinya disertai desingan angin tajam langsung menendang jalan darah Thian ki hiat di pinggang sebeleh kiri Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang.

   Bila jago lihay sedang bertarung, setiap tindakan yang dilakukan semuanya merupakan ancaman yang bisa mematikan lawan nya.

   Tendangan tersebut dilancarkan dengan cepat, aneh gencar dan dahsyat...

   Betapapun buasnya Kakek berlengan iblia Kwong Yu siang, toh ia tak berani juga menyambut datangnya serangan tersebut, kaki kirinya segera berputar kencang, menyusul kemudian tubuhnya dengas cepat mundur tiga empat langkah dari posisi semula.

   Tampak gadis berbaju putih itu sudah mempunyai rencana yang matang, sekali lagi dia membentak keras, belum sempat kaki kirinya ditarik kembali, badannya telah melayang ke samping, kaki kanannya segera diayunkan ke depan menendang jalan darah Yan hou Hat ditenggorokan musuh.

   Tendangan semacam ini merupakan suatu ilmu tendangan yang luar biasa dan jarang ditemui dalam dunia persilatan.

   Paras muka Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang berubah hebat, buru-buru dia membalikkan badan, tendangan dari gadis itu 496 sudah tiba didepan mata, sepasang bahunya segera bergerak dan tubuhnya langsung melompat sejauh dua kaki dari posisi semula.

   Berhubung gadis berbaju putih itu harus membopong tubuh Ku See hong, maka gerak geriknya kurang leluasa, itulah sebabnya dia lancarkan dua buah tendangan berantai dengan tujuan untuk memaksa mundur lawannya, dengan demikian ia baru bisa memusatkan perhatian nya untuk menghadapi kedua orang itu.

   Begitulah, setelah menyaksikan Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang terdesak mundur, dengan cepat dia menarik kembali kakinya, lalu sambil menghimpun tenaga dalamnya, bagaikan seekor burung walet tubuhnya melayang pergi sejauh tiga kaki.

   Buru-buru dia membaringkan tubuh Ku See hong kebawah sebatang pohon siong kemudian tangan kanannya secepat kilat melepaskan pedang Hu thian sang kiam yang menggembol dipunggung Ku See hong, dan mengikatnya diatas punggung sendiri..

   Dilihat dari tindakannya yang dilakukan gadis berbaju putih ini, dapat diketahui kalau gadis itu adalah seorang gadis yang amat pintar.

   Rupanya gadis itu kuatir bila ia sedang dikurung oleh Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang nanti, si Roda angin guntur Sim bu akan manfaatkan kesempatan itu untuk mencuri benda milik Ku-See hong.

   Belakangan ini dia pernah mendengar dari Ciu Heng thian yang mengatakan bahwa Ku See hong memiliki sebilah pedang mestika yang luar biasa dan merupakan pusaka dari dunia persilatan, yakni Ang soat kiam.

   Dari sini dapat diketahui kalau barang yang mereka butuhkan adalah pedang antik tersebut.

   Menanti Kakek berlengan iblis Kwong Yu Siang dapat berdiri tegak dan mengetahui kalau pedang mestika itu sudah berhasil di rampas oleh gadis itu, diam-diam ia lantas menyumpah.

   "Budak setan, malam ini lohu bersumpah akan membunuhmu kemudian memunahkan mayatmu, agar orang lain tidak mengetahui mati hidupmu dan selamanya sengsara dalam akhirat"

   Begitu menyusun rencana keji didalam hatinya, sekulum senyuman licik segera tersungging diujung bibir kakek berlengan iblis Kwong Yu siang katanya dengan suara dalam.

   "Ceng Kuncu, bila kau belum juga mau sadar, terpaksa lohu tak akan berlaku sungkan-sungkan lagi."

   Gadis berbaju putih itu mendengus sinis, katanya dengan suara dingin. ' Buat apa kau menjerit-jerit terus macam setan? Tak ada gunanya kau berkaok-kaok melulu. Hmmm malam ini aku berencana untuk menyuruhmu berdiam selamanya disini."

   Kakek berlengan iblis Kwong Yu-siang tertawa licik.

   "Heeehhh... heeeehhh... heeeehhh... mana, mana, kalau begitu lohu akan merasakan dulu sampai dimanakah kelihayan dari tuan putri"

   Paras Muka gadis berbaju putih itu berubah menjadi dingin bagaikan es, hawa napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, ia segera membentak keras.

   "Tak usah banyak bicara lagi, lihat serangan!"

   Sambil berkata, gadis berbaju putih itu segera menggerakkan tubuhnya menerjang ke muka, telapak tangan kirinya membacok ke bawah sementara tangan kanannya diayunkan ke muka, dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat segera menggulung ke arah depan' Begitu kedua buah serangan itu dilancarkan satu dari atas yang lain dari bawah mendadak kedua gulung serangan tersebut bersatu menjadi satu ditengah angkasa dan menimbulkan pusingan angin dahsyat yang menggetarkan sukma ...

   Setelah itu gumpalan tenaga serangan tadi berubah menjadi puluhan jalur angin jari yang tajam, dengan disertai dengan angin tajam, bagaikan puluhan bilah pedang tajam langsung menyerang belasan buah jalan darah penting ditubuh kakek berlengan iblis Kwong Yu siang..

   Rupanya gadis berbaju putih itu bermaksud untuk melukai kakek berlengan iblis Kwong Yu-Siang dalam satu gebrakan maka sewaktu melepaskan dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat itu, diam-diam tenaga dalamnya dihimpun lagi, kemudian sepuluh jari tangannya di sentilkan ke muka melepaskan puluhan buah serangan gencar.

   Ketika kakek berlengan iblis Kwong Yu siang menyaksikan dia melancarkan dua buah pukulan dahsyat tadi, sebagai seseorang yang licik, ia sudah menaruh curiga, segera pikirnya.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Budak ini amat licik dan banyak tipu muslihatnya, dia pasti bermaksud bermain licik dihadapanku' Belum habis ingatan tersebut melintas lewat dua gulung angin pukulan telah saling bertemu di tengah udara, ditengah gulungan angin berpusing, puluhan gulung desingan angin jari diiringi suara desingan yang memekikkan telinga meluncur tiba dan menyebar luas seperti sebuah jaring-jaring mengancam seluruh jalan darah penting ditubuhnya. Mimpipun kakek berlengan iblis Kwong Yu-siang tidak menyangka kalau angin serangan itu datangnya secepat itu, untuk berkelit jelas tak mungkin lagi, terpaksa dia harus menghimpun segenap tenaga dalam nya ke luar, kemudian mengikuti putaran lengannya yang membentuk gerakan busur, disertai segulung angin pukulan yang berhawa lembut menerjang keluar. Dalam wahtu singkat daerah seluas tiga depa disekeliling arena telah dl iputi oleh selapis dinding hawa murni yang sangat kuat. Ketika kesepuluh gulung desingan angin serangan itu menumbuk diatas dinding udara tersebut, terjadilah serentetan suara letusan yang memekikkan telinganya. Menyusul kemudian... dengusan tertahan menggema di udara, kulit muka si kakek berlengan iblis Kwong Yu siang yang kurus kering mengejang keras membentuk satu garis memanjang setelah mundur dua langkah dari balik sorot matanya memancar keluar serentetan sinar bengis dan benci yang amat sangat. Terhadap kawanan manusia semacam itu, gadis berbaju putih itu memang tidak menaruh kesan baik, bahkan terhadap ibunya sendiripun menaruh rasa muak maka setelah dilihatnya Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang terluka, tentu saja diapun tidak mengenal ampun lagi. Sambil menbentak keras, tubuhnya berkelebat kedepan menerjang tiga depa kesisi kiri kakek berlengan iblis Kwong Yu siang, ujung baju kanannya bagaikan seekor ular sakti segera meluncur kedepan dan menggulung leher kakek tersebut. Dalam pengaruh tenaga dalam yang luar biasa, ujung bajunya itu bagaikan sebilah pedang mustika yang tajam sekali, andaikata tengkuk Kwong Yu siang sampai kena dililit, niscaya batok kepalanya akan berpisah dengan badan. Siapa tahu, baru saja gadis berbaju putih itu mengebaskan ujung bajunya kedepan, kakek berlengan iblis Kwong Yu siang telah tertawa licik. Tubuhnya seperti sesosok sukma gentayangan berkelebat kesamping dan menyelinap ke belakang tubuh gadis berbaju putih itu, keseluruh jari tangannya yang kurus bagaikan cakar iblis langsung mencengkeram pedang Hu thian seng kiam yang menggembol dibahunya. Betapa terkejutnya gadis berbaju putih itu setelah mendengar suara tertawanya, buru-buru dia berpikir.

   "Aduh celaka, tampaknya kebenaran tinggi sejengkal, kejahatan tinggi sekali!' Begitu ingatan tersebut melintas dalam benaknya, ia segera mengeluarkan ilmu Hud lo jiu yang maha dahsyat untuk melancarkan serangan, kaki kirinya bergeser setengah langkah, kemudian tubuhnya berputar sembilan puluh derajat, menyusul kemudian ujung baju tangan kirinya dikebaskan ke depan. Kelihayan dari jurus serangan tersebut justru terletak pada beberapa gerakan tersebut, semua gerakan itu bisa dilancarkan pada saat hampir bersamaan. Oleh karena itu kecepatan gerakannya juga tak dapat ditandingi oleh jurus serangan manapun juga, selain daripada itu dari balik ujung baju pun bersembunyi ilmu Hud lo jiu yang maha dahsyat. Baru saja kakek berlengan iblis Kwong Yu siang sedang gembira karena siasatnya berhasil, belum sempat jari tangannya menyentuh gagang pedang mustika lawan, tampak bayangan putin berkelebat lewat, sekilas cahaya bianglala berwarna putih disertai desingan angin pukulan yang maha dahayat telah menggulung keatas urat nadi pada pergelangan tangannya. Dalam terkesiapnya terpaksa dia harus membuang kesempatan untuk merampas pedang mestika itu dan buru-buru melompat mundur beberapa langkah ke belakang. Begitu berhasil mendesak mundur musuhnya dengan serangan tersebut, tiba-tiba saja gadis berbaju putih itu membalikkan badannya, ujung baju kiri dan kanannya segera di kebaskan berulang kali dengan ilmu Hud lo jiu. Tampak bayangan putih menyelimuti seluruh angkasa, desingan angin pukulan menderu-deru, dan dari empat arah delapan penjuru tahu-tahu meluncur tiba ancaman dahsyat yang mengurung seluruh badan kakek berlengan iblis Kwong Yu siang. Dua buah ujung bajunya yang dikebaskan keluar dengan ilmu Hu lo jiu itu pada hakekatnya merupakan dua macam senjata tajam yang luar biasa, kontan saja kakek berlengan iblis itu menjadi terdesak hebat dan kalang kabut. Sekalipun dia telah berusaha mengebaskan tangannya berulang kali, menciptakan bayangan pukulan yang berlapis-lapis, namun semuanya tak mampu untuk membendung datangnya serangan lawan.. Gadis berbaju putih itu segera membentak keras, serangan mematikan dilancarkan berulang kali, diantara ayunan ujung bajunya yang berlapis-lapis, mendadak telapak tangannya yang putih bersih itu meluncur ke depan dan sekaligus melancarkan dua buah pukulan dahsyat. Enam lapis bayangan telapak tangan hampir pada saat yang bersamaan melepaskan serangan ke arah sepasang bahu dan dada kakek berlengan iblis tersebut. Jurus-jurus serangan yang lihay dan ancaman yang mematikan betul-betul merupakan sesuatu kehebatan yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang yang menyaksikan daging gemuk didepan mulut tiba-tiba terlepas kembali dari cekalannya, apalagi diapun kena diserang secara gencar oleh serangan-serangannya yang mematikan, dari malu bercampur mendongkol, ia menjadi gusar sekali. Kalaupun dia tahu dengan pasti bahwa dibalik ke enam buah serangannya itu diam-diam tersembunyi pula serangan yang mematikan, tapi diapun ingin menggunakan tubuhnya untuk mencoba ancaman tersebut, dengan cepat telapak tangan kanannya berputar membentuk setengah lingkaran, kemudian.."Weeess!"

   Telapak tangan kirinya secepat kilat melepaskan sebuah pukulan ke depan.

   Selapis angin pukulan yang sangat dahsyat bagaikan selembar jaring yang amat tebal langsung menggulung kemuka menyongsong datangnya ancaman mana.

   Gadis berbaju putih itu melotot besar, sambil membentak sepasang lengannya segera berputar dan menggertak ke samping untuk memancing serangan lawan miring ke arah lain, setelah itu dengan suatu gerakan aneh, tiba-tiba saja dia memunahkan ancaman yang tiba sehingga lenyap tak berbekas.

   Jurus serangan ini selain aneh juga luar biasa.

   Dikala ia memancing tenaga pukulan lawan meluncur ke arah lain itulah, telapak tangan kirinya didorong ke depan lewat suatu sudut yang sangat aneh, segulung angin pukulan lembut tanpa menimbulkan sedikit suara pun segera menyebar kedepan.

   Mengikuti dorongan telapak tangan kirinya, ke lima jari tangan kanannya di pentangkan lebar-lebar, kemudian "Sreeet!"

   Menyerang jalan darah Sin-hong-hiat, Poh long-hiat, Yu bun-hiat serta Tong kok-hiat, empat buah jalan darah penting didepan dada kakek berlengan iblis Kwong Yu-siang.

   Dibawah cahaya rembulan tampak ke lima jari tangan kanannya itu berkilat tajam.

   Betapa terkesiapnya kakek berlengan iblis Kwong Yu-siang setelah menyaksikan kejadian itu, mimpipun dia tak mengira kalau tenaga dalam gadis itu sudah mencapai tingkatan yang begitu sempurna.

   Dalam keadaan seperti ini, cukup bila tubuhnya tersentuh angin jari serangan yang terpancar keluar dari ke lima buah jari tangan Iawan, akibatnya ia pasti akan terluka parah.

   Padahal apa yang diduga Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang adalah suatu penilaian yang salah, apa yang terpancar keluar dari kelima jari tangan kanan gadis berbaju putih itu tak lebih hanya suatu pancaran tenaga biasa, sedangkan serangan mematikan yang sebetulnya justru terletak pada telapak tangan kirinya.

   Tenaga ancaman itu tanpa terasa, tapi bila pihak lawan sudah merasa tenaganya tersentuh badan, maka jangan harap dia menghindarkan diri lagi, saat itu baginya hanya bisa mandah diserang...

   Sedangkan serangan itu sendiripun bisa dikendalikan arahnya menurut kehendak hati, maka andaikata pihak lawan hendak menghindarkan diri dari ancaman jari tangan kanan yang menyergap tiba, tenaga pukulan yang berada pada telapak tangan kirir akan berubah arah dan menyerang tubuh lawan.

   Ilmu pukulan semacam ini boleh dibilang merupakan sebuah ilmu pukulan yang jarang dijumpai didalam dunia persilatan.

   Siapa yang bakal tahu kalau ilmu pukulan yang sangat aneh ini, sesungguhnya merupakan salah satu diantara ilmu sakti yang tercantum didalam kitab Cang ciong pit kip? Tampaknya kakek berlengan iblis Kwong Yu siang segera akan tewas diujung telapak tangannya.

   Kebetulan sekali pada saat itu Hong lui lun Sim Bu yang berkepala besar menyaksikan Thamcunya terancam bahaya, secara diam-diam ia segera melepaskan sepasang roda bergeriginya.

   Sepasang roda bergerigi yang besar dan berat dengan menciptakan serentetan cahaya perak yang tebal dan rapat, disertai segulung desingan angin tajam yang dahsyat, langsung menggulung tiba dan menghantam punggung gadis berbaju putih itu.

   Ketika secara tiba-tiba gadis berbaju putih itu mendengar datangnya desingan angin tajam yang menyambar tiba di belakang punggungnya, serta merta dia berpaling, tahu-tahu dia saksikan ada dua gulung cahaya yang menyilaukan mata telah menggulung keatas tubuhnya.

   Pada saat yang bersamaan Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang juga telah menghimpun tenaga dalamnya sambil melepaskan sebuah pukulan dahsyat, angin puyuh yang menggidikkan hati dengan membawa desingan angin tajam meluncur ke depan.

   Dalam keadaan begini andaikata dia sampai melanjutkan niatnya untuk melukai Kakek berlengan iblis, niscaya dia sendiri akan terluka pula di ujung roda angin guntur lelaki bengis tersebut.

   Melihat datangnya pukulan yang maha dahsyat dari Kakek berlengan iblis, satu ingatan segera melintas didalam benaknya.

   Dengan cepat dia berlagak seakan-akan dirinya terdesak dan menjadi gugup dan gelagagapan.

   Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang melihat kejadian itu segera tertawa seram, tiba-tiba saja tenaga dalamnya dilipat gandakan menjadi sepuluh bagian lebih.

   Disaat angin pukulan dari Kwong Yu siang serta roda angin guntur dari Sim Bu hendak menghancur lumatkan tubuh si nona berbaju putih itu...

   Mendadak sepasang telapak tangan si nona yang sudah dilontarkan kedepan itu ditarik kembali, lalu sambil memancing tenaga serangan kakek berlengan iblis agar menerjang kearahnya lebih cepat tubuhnya yang bergeser mengikuti datangnya hembusan angin pukulan tersebut mendadak melejit ketengah udara, bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya dia meluncur ketengah angkasa.

   Tiba-tiba saja kakek berlengan iblis Kwong Yu siang merasakan tenaga dalamnya yang dihisap oleh tenaga lawan itu menjadi tak terkendalikan lagi, disaat itulah sinona berbaju putih itu tahu-tahu melejit ke tengah udara.

   Melihat kejadian inilah, Kwong Yu siang menjadi amat terkesiap, diam-diam pekikan dihati.

   'Aduh celaka....' Ternyata tenaga pukulan dahsyat yang tak bisa dikendalikan lagi itu bagaikan amukan ombak samudra telah menerjang ke arah Hong lui lun Sim Bu yang berada di hadapannya.

   Sebaliknya jurus serangan angin puyuh yang dilancarkan Sim Bu dengan sepasang roda angin gunturnya justru bersarang ke arah si kakek berlengan iblis.

   Nona berbaju putih itu memang amat cerdik, sewaktu tubuhnya melejit ke tengah udara tadi, ia telah memperhitungkan datangnya serangan dari kedua belah pihak, maka ketika badannya meluncur 505 ke udara, kakek berlengan iblis dan Sim Bu sudah sama-sama tak mampu untuk menarik kembali serangannya.

   Dalam jarak yang begini dekat, ditambah pula kecepatan yang begitu tinggi, sulit bagi mereka untuk meloloskan diri dari jebakan maut tersebut ....

   Dasar memang berhati keji, tatkala si kakek berlengan iblis Kwong Yu siang menyaksikan keselamatan jiwanya mulai terancam iapun tidak memperdulikan apakah pihak lawan adalah anak buah sendiri atau bukan, tenaga dalamnya segera ditingkatkan hingga mencapai dua belas bagian.

   "Blamm....! ' suatu benturan nyaring segera mengelegar memecahkan keheningan. Menyusul kemudian terdengar lagi jeritan ngeri yang memilukan hati, tubuh Hong lui lun Sim Bu sudah terhajar oleh tenaga pukulan dari Kakek berlengan iblis itu sehingga isi perutnya bergeser, nadinya putus dan jiwanya melayang meninggalkan raga... Sekalipun demikian, sepasang roda angin gunturnya masih sempat meluncur ke depan secepat sambaran kilat menerjang ke tubuh Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang... Cepat-cepat Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang melarikan diri ke luar dari arena...

   "Krraaakkkk!"

   Sebuah roda baja itu menyambar lewat dari bawah ketiaknya hingga bajunya hancur dan darah segar memancar ke empat penjuru ....

   Menyaksikan kejadian tersebut, gadis berbaju putih itu tidak menyia-nyiakan kesempatan baik tersebut dengan begitu saja.

   Secepat sambaran petir ia menerjang ke muka, jurus serangan dahsyat dilontarkan berulang kali mengurung sekujur tubuh lawan..

   Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang membentak gusar, sambil menahan rasa sakit yang menghebat, dia mengembangkan pula jurus-jurus serangan dahsyatnya ...

   Serangan berantai yang dilancarkan sinona saat ini semuanya dilakukan dengan gerakan tubuh yang aneh serta perubahan gerakan yang makin lama semakin cepat, angin pukulan bagaikan pisau tajam menyapu kian ke mari..

   Semua serangan yang dilancarkan hampir semuanya tertuju ke bagian-bagian yang mematikan lawan, selain dahyat juga teramat keji.

   Sesungguhnya Thian leng Thamcu si Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang juga memiliki tenaga dalam yang sempurna serta ilmu silat yang melebihi orang lain, sepasang lengannya yang kurus kering berayun kian kemari memenuhi angkasa, hawa pukulan yang dingin pun memancar kian kemari mengikuti gerakan pukulannya.

   Jurus dilawan dengan jurus, serangan dipatahkan dengan serangan, sekalipun tubuhnya sudah terluka, namun tiada tanda- tanda bakal menderita kekalahan.

   Ia menyerang semakin gencar lagi, jurus-jurus serangan dahsyatnya dilontarkan bagaikan hujan badai, setiap ancaman selalu menerobos masuk ke balik bayangan lengan lawan yang ceking dan hitam, seakan-akan memasuki lautan yang luas tak bertepian.

   Begitulah, kedua orang itu segera terlibat dalam suatu pertempuran yang amat seru, angin pukulan menderu-deru dan memancar ke empat penjuru bergelombang besar.

   Pepohonan di empat penjuru bergoyang kencang, batu dan pasir berterbangan di angkasa, keadaannya sungguh mengerikan hati ......

   Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah bertarung ratusan jurus banyaknya, namun menang kalah masih saja belum diketahui.

   Si Kakek berlengan iblis Kwong Yu-siang makin bertarung merasakan hatinya semakin bergidik, dia tak menyangka kalau perempuan ini begitu lihay, padahal dihari-hari biasa kaucu tidak secara tekun memberi pelajaran silat kepadanya, diajar sambil lalu 507 saja sudah sehebat ini, bisa dibayangkan betapa hebatnya ilmu silat kaucu mereka.

   Untuk menjaga keselamatan jiwa sendiri, terpaksa dia harus menarik kembali niatnya untuk merampas pedang Hu-thian-seng kiam tersebut, karena ia sudah merasa bahwa hawa murni dalam tubuhnya sudah mulai tersendat-sendat, jika pertarungan ini dilangsungkan lebih jauh, niscaya selembar jiwanya akan turut melayang.

   Sementara itu si nona berbaju putih itu masih saja berkelebat kesana ke mari dengan kecepatan bagaikan kilat, sedang pelbagai ingatan pun berkecamuk didalam benaknya, dia segera berpikir.

   ' Di dalam perkumpulan yang didirikan ibu, orang ini tak lebih cuma seorang jagoan kelas dua, tapi ilmu silatnya sudah begitu lihaynya, kalau begitu kekuatan perkumpulan sesat yang didirikan benar-benar luar biasa sekali dan cukup untuk merajai seluruh kolong langit, aaai Ibu...

   ."

   Bila terbayang akan segala perbuatan memalukan yang telah dilakukan ibunya, dia menjadi malu sendiri, tanpa terasa tekanan yang terpancar keluar dari jurus-jurus serangannya juga makin lama semakin berkurang....

   Betapa tajamnya sepasang mata si Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang, peluang yang begitu baik tentu saja tidak disia-siakan dengan begitu saja, dia segera berpekik dengan suara aneh yang memekikkan telinga, segenap tenaga dalam yang dimilikinya di himpun kedalam telapak tangan kanan, lalu melalui sebuah sudut yang tak terduga, dikombinasikan pula dengan gerakan tubuhnya, dia langsung menerjang kedepan sambil melancarkan serangan ......

   Begitu angin pukulan itu dilepaskan, maka tampaklah deruan angin tajam yang menderu-deru bagaikan bendungan yang jebol menggulung bersama kedepan dan menghajar tubuh nona berbaju putih itu.

   Kekuatan serangan itu sedemikian dahsyatnya, cukup menggidikkan hati siapa saja.

   Nona berbaju putih itu merasa amat terperanjat, segenap tenaga dalam yang dimiliki pun dihimpun ke dalam telapak tangan kanannya kemudian dilontarkan ke depan menyongsong datangnya ancaman tersebut.

   Dengan cepat kedua gulung angin pukulan yang maha dahsyat itu saling bertemu beradu ditengan udara...

   "Blaaammmm....!"

   Ditengah benturan yang memekikkan telinga terdengar dua kali dengusan bergema memecahkan keheningan, menyusul kemudian terdengarlah ledakan yang beruntun yang menggetarkan seluruh angkasa. -oo0dw0oo-

   Jilid 16 ANGIN tajam segera memancar ke empat penjuru, diantara desingan angin tajam, bayangan tubuh mereka segera saling berpisah.

   Seluruh tubuh nona berbaju putih itu terbawa ketengah udara dan berjumpalitan beberapa kali lebih dulu sebelum melayang turun ketanah, mukanya pucat pias, tampaknya luka dalam yang dideritanya cukup parah.

   Sebaliknya perawakan tubuh si Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang yang ceking dan kecil bagaikan layang layang yang putus benang mencelat sejauh tiga empat kaki sambil muntah darah segar.

   Begitu mencapai tanah dengan tubuh sempoyongan buru-buru dia melarikan diri meninggalkan tempat itu.

   Dalam waktu singkat, bayangan tubuhnya sudah lenyap dibalik kegelapan sana.

   Nona berbaju putih sendiri juga merasakan hawa darah di dalam dadanya bergolak keras akibat dari serangan yang dilancarkan si Kakek berlengan iblis Kwong Yu Siang, terpaksa dia membiarkan musuhnya melarikan diri dengan begitu saja.

   Setelah berdiri termangu-mangu beberapa saat lamanya, dengan mengandalkan sisa hawa murni yang dimilikinya, dia segera mengatur napas untuk mengendalikan hawa darah yang sedang bergelora didalam dadanya sekarang.

   Kurang lebih seperminum teh kemudian, dia menarik napas panjang-panjang kemudian menghela napas sedih, gumamnya.

   "Malam ini aku telah menghianati ibuku membunuhi sesama anggota perkumpulan, pelanggaran semacam ini merupakan suatu pelanggaran yang diancam dengan hukuman berat, sekalipun ibuku adalah ketuanya, tapi dengan kekejian sifatnya, tak mungkin dia...."

   Mati! Bukankah sesuatu yang menakutkan tapi sebelum mati dia ingin sekali mengetahui asal-usulnya yang sebenarnya, kalau tidak sampai matipun dia tak akan mati dengan mata meram.

   Tapi...

   dunia begini luas, dia tak lebih hanya seorang perempuan yang lemah, kemana dia harus mencari tahu akan hal tersebut...

   Teringat hal-hal yang memedihkan hatinya, tanpa terasa titik air matanya jatuh berlinang.

   Setelah termenung sebentar, pelan-pelan dia berjalan ke sisi tubuh Ku See hong, kemudian membopongnya kembali serayu bergumam.

   ' Sungguh kasihan pendekar muda ini, gara-gara cintanya yang buta, aku sampai salah membunuhnya, dosa sebesar ini entah bagaimana harus menebusnya? Aaaai ....

   sekalipun aku harus mati, belum tentu hatiku bisa menjadi tenteram'' "Aaaai ....

   betapa pikunnya aku ....! Entah siapa yang dia sebut sebagai Keng Cin Sin itu? tampaknya gadis itu sudah mati, jika dia masih hidup, aku harus menceritakan kisah terbunuhnya pemuda itu 510 kepadanya, kemudian aku akan menyerahkan diri kepadanya agar dijatuhi hukuman mati"

   Gumaman gadis berbaju putih itu bernada amat sedih, akhirnya dengan hati yang murung dan penuh duka lara, selangkah demi selangkah dia berlalu dari situ.

   Fajar telah mulai menyingsing di ufuk sebelah timur....

   Sambil membopong tubuh Ku See hong, dia berlarian melewati beberapa buah puncak bukit dan tibalah disebuah puncak yang menjulang tinggi ke angkasa.

   Diatas puncak bukit itu terdapat sebuah tanah lapang yang ditumbuhi rerumputan serta aneka bunga yang indah, suatu tempat yang sepi dan indah menawan hati.

   Di ujung tanah lapang sana merupakan jurang dengan awan yang menyelimutinya, benar-benar merupakan suatu tempat yang luar biasa.

   Sambil membopong tubuh Ku See hong, selangkah demi selangkah gadis berbaju putih itu berjalan menuju ke puncak bukit itu, duduk diatas tanah berumput dan memandang awan diangkasa dengan termangu, titik-titik air mata jatuh bercucuran membasahi pipi Ku See hong yang berada dalam bopongannya.

   Suatu helaan napas sedih mendadak menyadarkan kembali nona berbaju putih itu dari lamunannya.

   Dengan cepat dia menundukkan kepala nya sambit memperhatikan Ku See hong yang berada dalam bopongannya, tapi kemudian hampir saja dia menjerit kaget.

   Ternyata waktu itu ada sepasang mata yang jeli sedang memandang wajahnya dengan termangu-mangu, orang itu tak lain adalah Ku See-hong ....

   Tak terlukiskan rasa terperanjat nona berbaju putih itu, mungkinkah ia mati dengan mata tak meram, maka sekarang dia berubah jadi setan untuk menggodanya? Ternyata sepasang mata Ku See hong itu melotot besar bagaikan mata orang mati, biji matanya tidak bergoyang dan kelopak matanya tidak berkedip, hal ini membuat gadis itu tak pernah menyangka kalau si anak muda itu telah hidup kembali.

   Setelah berhasil menenangkan hatinya dia bergumam dengan sedih.

   "Apakah kau mati dengan mata tak meram? Aai... bila kau ingin hidup kembali untuk menangkap aku, hatikupun merasa rela, bagaimana kalau sebentar lagi kubopong dirimu dan bersama-sama melompat kedalam jurang"

   Mendadak.... Ku See hong menggerakkan biji matanya, lalu dengan wajah berseri-seri jeritnya kaget. ' Adik Sin, aku belum mati? Apakah kita sedang berada dalam neraka?"

   Nona berbaju putih itu menjadi ketakutan setengah mati, sambil menjerit keras dia mendorong tubuh Ku See hong dan siap-siap untuk melompat bangun.

   Tapi dengan suatu kecepatan luar biasa Ku See hong telah merangkuli pinggangnya kencang-kencang, kemudian dengan nada yang amat mesrah dia berkata.

   "Adik Sin, kali ini aku tak akan membiarkan kau pergi lagi. mau bukan kau temani aku untuk selama-lamanya?"

   Setelah pinggangnya kena dirangkul, nona berbaju putih itu tak sanggup untuk bangkit kembali, apalagi sesudah mendengar perkataannya itu, ia semakin menyadari apa gerangan yang telah terjadi, kejut dan gembira dia segera berteriak.

   "Kau... kau belum mati..."

   Ku See hong segera tertawa.

   "Adik Sin, aku tak akan mati seorang diri, bila kau hidup didunia, aku tak akan pergi mati, aku selalu berada disisimu.

   "

   Nona berbaju putih menjadi terharu sekali, mendadak dia menyandarkan kepalanya diatas dada Ku See hong yang lebar dan menangis tersedu-sedu, katanya.

   ' Kau...

   mau bukan memaafkan diriku? Selama ini aku telah memukulmu, aku tidak bermaksud sungguhan, sekarang ....

   kau boleh memukul aku sampai mati untuk melampiaskan kemangkelanmu itu, aku bersedia mati diujung telapak tanganmu..."

   Hingga sekarang Ku See hong masih menganggap nona berbaju putih ini sebagal Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay, maka setelah mendengar perkataan itu, dibelainya rambut gadis itu dengan penuh kasih sayang, ucapnya lembut.

   ' Adik Sin aku mencintai dirimu melebihi cintaku pada nyawaku sendiri, sekalipun kau menghajar diriku, aku tak akan marah kepadamu, aku tahu kau tak bermaksud begitu, adik Sin kesulitan apakah yang sedang kau hadapi? Maukah kau untuk mengatakannya kepadaku."

   Nona berbaju putih itu adalah seorang gadis yang masih polos, suci bersih tanpa pikiran jahat, bukan saja wajahnya cantik, hatinya sangat baik..

   Saat itu dia tahu bahwa dia telah mencintai orang ini, sekalipun pemuda itu menganggapnya sebagai Keng Cin sin, tapi dengan senang hati diapun bersedia untuk berlagak seakan-akan dialah Keng Cin sin, rahasia tersebut tak dibongkarnya untuk sementara waktu.

   Hal ini justru merupakan penyakit dari kaum wanita, dia tahu kalau Ku See hong sangat mencintai Keng Cin sin, bila dia mengakui kalau dirinya bukan Keng Cin -sin, maka ia akan segera kehilangan si anak muda itu.

   Setiap kali seorang gadis sudah mencintai seorang lelaki, pikirannya akan menjadi kacau, matanya seakan-akan buta, justru karena hal-hal inilah maka seringkali kejadian itu membuat mereka melakukan banyak kesalahan yang berakibat menyesal dikemudian hari.

   Sambil menggelengkan kepalanya berulang kali, nona berbaju putih itu berkata dengan sedih.

   "Engkoh Hong, aku tidak mempunyai rahasia apa-apa, aku hanya merasa malu dan menyesal kepadamu"

   Dengan sepenuh tenaga Ku See hong memeluk tubuhnya dan menempelkan badannya lekat-lekat dengan tubuh sendiri, lalu ujarnya lembut.

   "Adik Sin, kau tak pernah melakukan kesalahan apa-apa kepadaku, hanya akulah yang telah berhutang budi dan cinta kepadamu"

   Nona berbaju putih itu menjadi terkesiap setelah mendengar ucapan yang terakhir itu, segera pikirnya.

   "Aku tak boleh membohonginya dengan cara begini, sebab perbuatanku ini hanya akan menambah perderitaan dalam hatiku saja, aku harus berterus terang kepadanya"

   Berpikir sampai disitu, dengan sesengguk kan dia hanya berbisik.

   "Engkoh Hong, aku bukan Keng Cin sin yang dulu, aku adalah....' Mendadak Ku See hong membalikkan badannya dan menindih tubuh gadis itu dari atas, lalu tukasnya.

   "Adik Sin, entah kau telah berubah menjadi apapun kini, aku tetap mencintaimu, janganlah berkata begitu, mau bukan?"

   Nona berbaju putih itu tahu kalau pemuda tersebut masih belum memahami maksud perkataannya, dia ingin sekali menerangkan halhal yang sesungguhnya, tapi dua lembar bibir Ku See hong yang panas membara tahu-tahu sudah menyumbat bibirnya yang kecil mungil...

   Gadis itu benar-benar tak ingin disebabkan sepatah kata sehingga berakibat kehilangan pemuda yang dicintainya, apalagi 514 dalam keadaan seperti sekarang, dia lebih-lebih tak ingin berbicara lagi.

   Hatinya yang dingin bagaikan salju, mendadak dibikin melumer oleh cinta kasih Ku See-hong yang membara, dalam waktu singkat, kobaran api asmara dalam hatinyapun turut membara, ibaratnya bendungan yang jebol...

   Dengan penuh bernapsu pemuda itu menciuminya...

   Dengan kencang dia memeluk tubuhnya, makin lama semakin kencang...

   kini gadis itu mulai gemetar keras, sambil tersenyum ia memejamkan matanya dan merasakan kehangatan cinta yang membara itu.

   Tanpa terasa sepasang tangannya mulai melingkari tubuh Ku See-hong bagaikan seekor ular, kemudian balas memeluknya kencang-kencang.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Pada detik itu juga api asmara kegadisannya turut tersalur keluar, bagaikan gelombang di tengah samudra, mengalir keluar tiada hentinya.

   Ku See-hong segera mengendus bau harum khas dari seorang gadis, bau itu seperti bau bunga, tapi bukan...

   kontan darahnya semakin mendidih, napsunya makin berkobar.

   Kedua orang itu segera saling berpelukan dan bergulingan di atas tanah lapang yang lembut.

   Dengan setengah mata merengek dia berbisik.

   "Adik Sin, aku cinta padamu, kau... berikanlah kepadaku sayang... berikanlah kepadaku..."

   Kemudian Ku See-hong pun berubah menjadi seorang yang kasar, sepasang tangannya mulai meraba dan menggerayangi sekujur badan gadis itu tanpa aturan.

   Oleh ciuman sang pemuda yang bernapsu itu, nona berbaju putih itu turut terangsang juga api birahinya, apa lagi orang yang melakukan adalah pemuda yang dicintainya...

   berapa lamakah dia sanggup mengendalikan diri? Tak bisa dihindari lagi akhirnya api napsu birahinya ikut membara bersamaan dengan tersentuhnya bagian-bagian di tubuhnya oleh tangan kasar pemuda tersebut.

   Fajar telah menyingsing di ufuk sebelah timur, matahari yang bersinar lembut memancarkan sinarnya di seluruh jagad, dan menyinari pula di atas tubuhnya yang cantik dan putih bersih dalam keadaan telanjang bulat.

   Sepasang payudaranya yang montok dan padat berisi bergerak naik turun mengikuti irama napas, sepasang matanya terpejam rapat dengan wajah tersipu-sipu.

   Dia telah pasrah, menyerahkan diri tanpa melawan, dia membiarkan pemuda itu melampiaskan napsu birahinya di atas tubuhnya yang putih mungil dan indah itu.

   Kini Ku See-hong telah berubah menjadi binatang buas, dia mulai bekerja keras.

   Tangannya yang kasar sudah puas menggerayangi seluruh tubuh nona itu, napsu birahinya telah mencapai pada puncaknya, dia tak tahan...

   dia tak sanggup mengendalikan diri lagi.

   Maka...

   tak bisa dihindari lagi suatu pertarunganpun segera berkobar...

   Dengusan napas memburu berdetak memecahkan keheningan...

   Sepasang muda mudi itu telah terjerumus dalam suatu hubungan suami istri yang sebenarnya terlarang buat mereka...

   Tapi, kedua orang itu merasa seakan-akan sudah tercebur ke dalam samudra yang tak bertepian, mereka merasa seakan-akan tubuhnya tidak berada di dalam dunia ini lagi.

   Napas Ku See-hong mulai tersengal-sengal, seluruh badannya bergoncang keras tak beraturan...

   Titik-titik darah memercik membasahi rerumputan nan hijau, gadis itu harus menahan sakit, memberikan kehormatan serta cinta kasihnya kepada pemuda itu...

   Badai sudah makin mereda...

   akhirnya awan menghilang, mataharipun bersinar kembali.

   Kini yang tersisa tinggal penderitaan, rasa menyesal...

   dan rasa malu.

   Ku See-hong menghembuskan napas panjang, dengan nada penuh kasih sayang ia berbisik.

   "Adik Sin, selamanya aku akan mencintaimu, biar langit akan ambruk, biar air samudra akan mengering dan batu akan melapuk, cintaku kepadamu tak akan berubah untuk selamanya..."

   Setelah merasakan suatu peristiwa yang belum pernah dialami sebelumnya, pelan-pelan nona berbaju putih itupun dapat mengendalikan diri lagi, sekarang dia baru memikirkan akibat dari perbuatan mereka itu, titik air mata segera jatuh berlinang membasahi pipinya, dengan sedih dia berkata.

   "Engkoh Hong, apakah kita sedang bermimpi..."

   "Adik Sin, ini semua merupakan kenyataan bukan suatu impian, tak usah kuatir, aku bukan seorang lelaki yang tidak memegang janji" 'Engkoh Hong, aku telah membohongimu"

   Bisik nona itu sambil menangis terisak.

   "bila kau sudah mengetahui keadaan yang sebenarnya apakah kau masih akan mencintaiku?' ' Adik Sin, persoalan apakah yang kau maksudkan? Kau telah membohongi aku tentang apa? Kalau persoalan itu adalah suara persoalan yang menyedihkan, lebih baik tak usah kau katakan"

   Agar gadis itu jangan bersedih hati Ku See hong lebih suka tak mengetahui persoalan itu, cinta kasih semacam ini pada hakekatnya merupakan suatu cinta kasih yang suci dan tulus.

   Nona berbaju putih itupun dapat merasakan pula kasih sayangnya yang suci dan tulus, tapi dia membenci kepada diri sendiri, dia membenci dirinya bukanlah Keng Cin sin tersebut, berpikir demikian dia lantas berkata dengan pedih.

   "Engkoh Hong, dalam hati kecilku sebenarnya aku tak ingin mengatakannya keluar, tapi oleh karena aku tak dapat menahan diriku serta hal ini menyangkut hal-hal yang luar biasa, maka mau tak mau terpaksa aku harus mengatakannya juga, Katakanlah dahulu, bila aku telah mengutarakan hal-hal yang sebenarnya, apakah kau masih tetap mencintaiku?"

   Ku See-hong tidak tahu apakah yang hendak diucapkan gadis itu, tapi setelah mendengar perkataan tersebut dia lantas tahu bahwa persoalan ini pasti menyangkut masalah mereka berdua.

   Tapi, bagaimana pun juga, dia masih tetap mencintai gadis tersebut.

   Yaa, dari mana dia bisa tahu kalau gadis yang telah direnggut kehormatannya ini bukanlah Keng Cin sin yang dicintai, andaikata gadis itu tidak mengatakannya, selama hidup dia tak akan mengetahui hal sebenarnya.

   Tapi hal inipun tak bisa salahkan kecerdasannya yang kurang tajam, orang bilang.

   "Siapa yang terlibat, dia tak akan mengetahui jelas keadaan yang jelas..."

   Selain hal itu, bila gadis itu bukan seorang yang dikenalnya, bagaimana mungkin dia akan menyerahkan kehormatannya dengan begitu saja kepadanya? Atas dasar beberapa hal inilah, Ku See hong sama sekali tak bisa menduga kalau gadis itu bukanlah Keng Cin sin.

   Dengan suara lembut Ku See-hong segera berkata.

   "Adik Sin, jangan kuatir, entah apapun yang terjadi, aku masih ..tetap mencintaimu' Nona berbaju putih itu merasakan hatinya bagaikan ditusuk dengan pisau tajam setelah berulang kali dipanggil dengan sebutan adik Sin, tiba-tiba dia menubruk ke dalam pelukan Ku See-hong dan menangis tersedu-sedu... Melihat gadis itu menangis, Ku See hong menjadi sangat gugup, buru-buru serunya.

   "Adik Sin, mengapa kau? Katakanlah, aku toh sudah berjanji tak akan meninggalkan dirimu"

   Nona berbaju putih itu segera menghenti kan isak tangisnya, kemudian dengan wajah bersungguh-sungguh tanyanya.

   "Adik Sin yang kau sebut itu apakah sangat mirip dengan diriku?"

   Bagaikan disambar guntur ditengah hari bolong, Ku See hong menjadi terperanjat setelah mendengar perkataan itu, jeritnya dengan perasaan kaget.

   "Apa? Kau bilang apa?"

   Dengan wajah bersungguh-sungguh dan keberanian yang paling besar, nona berbaju putih itu berkata.

   "Aku maksudkan apakah Keng Cin sin dari Istana Huan mo kiong di Lam hay berwajah mirip sekali dengan aku?"

   Setiap patah kata itu diucapkan amat jelas, kontan saja Ku See hong merasakan hatinya bagaikan ditusuk-tusuk dengan anak panah tajam. Setelah termangu-mangu beberapa saat, dia baru berseru.

   "Jadi kau bukan Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay?"

   Nona berbaju putih itu tahu bahwa suatu peristiwa yang tragis akan segera menimpa dirinya, tapi dia masih tetap menahan rasa sedih dalam hatinya sambil berkata lagi dengan lembut. ' Bukan, aku bukan Keng Cin sin yang kau maksudkan"

   Ku See hong segera merasakan hatinya hancur lebur, sekarang dia baru mengerti mengapa dia dihajar olehnya semalam.

   Ooooh...

   betapa bodohnya aku, dan sekarang...

   Buru-buru Ku See hong melompat bangun, kemudian bentaknya keras-keras.

   ' Sii..siapakah kau?"

   Nada suaranya kasar, penuh amarah, tidak berperasaan dan amat menyakitkan hati.

   Bagaimanapun kerasnya hati nona berbaju putih itu, tapi sekarang dia telah persembah kan kehormatannya kepada pemuda ini, tapi sebaliknya pemuda tersebut bukannya menghibur dia, sebaliknya malah membentak dengan suara yang keras dan penuh kegusaran.

   Bagaimana mungkin hal itu tidak membuat hatinya menjadi pedih dan sedih sekali? .

   Apalagi dia pun seorang gadis lemah yang tiada nama keluarga lagi, pukulan batin itu benar-benar dirasakan amat berat olehnya.

   Titik titik air mata segera jatuh berlinang membasahi pipinya, dia segera menangis tersedu-sedu.

   Pada dasarnya nona berbaju putih itu memang seorang gadis yang cantik jelita, apalagi setelah menangis, dia nampak begitu menarik, cantik dan membuat orang mudah berubah hati.

   Bagaimana kerasnya hati Ku See hong, akhirnya timbul juga perasaaa iba dan kasihan didalam hatinya.

   Apalagi setelah perasaannya kembali, dengan otak yang dingin dia lantas berpikir.

   ' Kini aku telah melakukan suatu kesalahan besar, suatu kesalahan yang tak bisa diperbaiki lagi dengan tenaga manusia, dia telah mempersembahlan kesucian tubuhnya kepadaku, aku tak boleh bersikap tak berperikemanusiaan seperti ini, apalagi wajahnya 520 begitu mirip dengan Keng Cin sin, aaaai kesemuanya ini adalah gara-garaku sendiri..."

   Berpikir demikian, dia lantas berjongkok dan menyeka air matanya dengan ujung baju, kemudian ujarnya lembut.

   ' Adikku, kita sudah melakukan suatu kesalahan besar...

   akulah yang telah mencelakai dirimu...

   siapakah namamu? Bersedia kau memberitahukan kepadaku akan asal-usulmu."

   Kesedihan yang menggelora dalam hati gadis berbaju putih itu makin menjadi setelah mendengar perkataan dari Ku See hong itu, dia segera menubruk ke dalam pelukan Ku See hong dan menangis terisak.

   Ku See hong sendiri pun turut merasakan kesedihan yang mendalam, ia membiarkan gadis itu menangis sepuasnya, lalu sambil memeluk pinggangnya yang ramping ia berbisik.

   "Adikku, kau tak usah kuatir, Ku See-hong bukanlah seorang lelaki yang tak bertanggung jawab, sejak kudengar petikan harpamu semalam, aku sudah tahu kalau kau mempunyai persoalan yang memedihkan hatimu, bersediakah kau untuk menceritakan kesulitanmu itu kepadaku?"

   Nona berbaju putih itu segera menghenti kan isak tangisnya, lalu menjawab. ' Engkoh Hong, aku bernama J i im..."

   "Adik Im, kau she apa? Siapakah empek dan bibi?' Ku See hong tahu kalau ilmu silatnya sangat lihay, itu berarti kedua orang tuanya adalah jago persilatan yang ternama dalam dunia persilatan, itulah sebabnya dia baru mengajukan pertanyaan tersebut. Tapi, mimpipun dia tak menyangka kalau gadis ini tak lain adalah putri gurunya Bun ji Koan su, yaitu putri dari musuh besarnya juga, Sebaliknya gadis itu pun tak menyangka kalau orang ywag berada 521 dihadapannya sekaranglah salah satunya orang yang bisa mengungkapkan asal usulnya. oooo0oooo BAB 24 MENDENGAR perkataan itu, dengan wajah yang amat sedih Ji im menjawab.

   "Engkoh Hong, aku tidak bernama marga, karena aku tidak mempunyai ayah' Ternyata Ji im yang menyaksikan perbuatan cabul ibunya, dia lantas mengira kalau dirinya adalah hasil hubungan gelap antara ibunya dengan beberapa orang lelaki yang tak dikenal olehnya, sebab itulah dia yang sebenarnya mengikuti nama marga ibu nya she Ceng, sekarang malah malu untuk memakainya lagi. Ku See hong yang mendengar perkataan itu segera merasakan hatinya bergetar keras, dengan cepat pikirnya.

   "Gadis ini benar-benar patut dikasihani, kalau tidak punya ayah, lantas siapa yang melahirkan dia? Siapa pula ibunya?"

   Berpikir sampai disitu, dia lantas bertanya lagi.

   "Adik Im, lantas siapakah ibumu, apakah dia tak pernah memberitahukan kepadamu siapakah ayahmu?"

   "Ibuku adalah manusia paling jahat dan paling kejam didunia ini, sejak kecil dia telah melantarkan diriku, dia hanya tahu..."

   Sebenarnya dia hendak membeberkan perbuatan ibunya yang cabul, jalang, kejam dan tak tahu malu, tapi..bagaimana mungkin perkataan semacam itu bisa diutarakan keluar? Ku See hong menjadi tertegun untuk beberapa saat lamanya, kemudian dia berpikir kembali.

   "Heran, mengapa asal-usulnya bisa begitu aneh? Tak punya ayah, juga membenci ibu sendiri? Aaaai....

   nasibnya benar-benar amat tragis ...."

   Pada dasarnya Ku See hong adalah seorang yang amat berperasaan, secara lamat-lamat dia sudah tahu kalau gadis ini adalah seorang gadis yang hidup sebatang kara, segera timbullah perasaan simpatik dalam hati kecilnya, dia berjanjiakan baik-baik menghadapinya dikemudian hari,agar luka dalam hati kecilnya dapat disembuhkan kembali..

   Berpikir sampai disitu, kembali dia berkata dengan suara lembut.

   "Adik Im, kau sudah pasti mempunyai ayah, dikemudian hari kau pasti akan mengetahuinya, beritahulah kepadaku, siapakah ibumu?"

   "Engkoh Hong, aku tak punya ayah, aku pasti tak mempunyainya"

   Jawab Ji Im dengan tegas.

   "aku minta janganlah kau tanyakan apa sebabnya, mau bukan?"

   Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan.

   "Sedang ibuku adalah orang yang hendak membunuhmu, dia adalah ketua perkumpulan Ban shia kau, Ceng Lan hiang?"

   Ku See hong menjadi terperanjat sekali sesudah mendengar nama itu segera jeritnya.

   "Apa ? Kau..kau adalah putrinya Ban shia kaucu Ceng Lan hiang..."

   Ji im mengerti Ku See hong menjadi marah dan benci setelah mendengar kalau dia adalah putrinya Ban shia kaucu Ceng Lan hiang, buru-buru serunya.

   "Engkoh Hong, aku amat membencinya"

   Sepasang mats Ku See hong berkaca-kaca, lalu tak tahan lagi titik air mata jatuh bercucuran, dia segera merangkul gadis itu kencang-kencang lalu katanya dengan emosi.

   ' Adik Im, kau ....kau mempunyai ayah! Kau mempunyai ayah! Aku memang ditugaskan mencari kau, aku ditugaskan untuk menceritakan tentang kisah ayahmu kepadamu'' Kejut dan keheranan menyelimuti seluruh wajah Ji im, buru-buru serunya.

   "Engkoh Hong, sungguhkah perkataanmu itu? Siapakah ayahku? Cepat katakan, cepat katakan ....! Aku sudah menunggu hampir dua puluh tahun lamanya ...."

   Dengan nada sedih bercampur terharu, Ku See hong menjawab.

   "Adik Im, ayahmu adalah tokoh nomor satu diseluruh kolong langit, Bun ji koan su Him Ci seng, yaitu guruku sendiri..."

   Air mata segera jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah Him Ji im, dengan terharu serunya.."Ooh Thian! Ternyata aku mempunyai ayah, aku mempunyai nama marga, aku mempunyai nama keluarga"

   Rasa gembira yang mencekam dalam dada Him Ji im sekarang benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata, teka teki yang ingin diketahui olehnya selama dua puluh tahun akhirnya dapat diungkapkan, sekarang dia tak usah malu lagi hidup sebagai manusia.

   Pada mulanya dia mengira, dia adalah anak jadah hasil hubungan gelap antara ibunya dengan seseorang atau beberapa orang lelaki, maka dia merasa rendah diri, malu dan tak punya muka bertemu orang.

   Tapi sekarang setelah dia mengetahui atas asal usulnya, ingatan tersebut segera lenyap dari dalam benaknya.

   bahkan dia merasa bangga, sebab dia tak lain adalah putri kesayangannya dari Tokoh nomor wahid di kolong langit Bun ji koan su Him Ci seng.

   Tapi, pertanyaan lain segera melintas didalam benaknya, yaitu apa sebabnya ibunya tak mau mengatakan kepadanya kalau ayahnya adalah Bun ji koan su...? Dengan perasaan gelisah Him Ji im segera bertanya.

   "Engkoh Hong, kau adalah murid kesayangan ayahku, tentunya kau mengetahui akan kisah hubungan mereka berdua? Katakanlah semuanya kepadaku, mau bukan!"

   Dengan wajah sedih terharu dan penuh emosi Ku See hong mendongakkan kepalanya memandang langit, kemudian berseru.

   "Suhu! Arwahmu dialam baka tentu akan tahu, muridmu yang durhaka telah berhasil menemukan putri kesayanganmu, yakni istri kesayanganku, entah apapun yang telah terjadi, aku akan mencintainya, melindungi nya, bila aku berubah hati biar langit menghukumku, sekarang aku akan membeberkan semua sejarah kesedihanmu kepadanya, suhu beristirahatlah kau dialam baka dengan tenang, persoalan selanjutnya aku pasti akan membantumu untuk menyelesaikannya."

   Him Ji im yang mendengar perkataan itu segera bercucuran air mata, tapi diapun merasa amat lega.

   Ku See hong segera membeberkan semua kisah sedih yang menimpa Bun ji koan su kepada Him Ji im, semua rahasia diungkapkan sejelas-jelasnya dan tiada persoalan apapun yang dirahasiakan.

   Ketika Him J i im selesai mendengarkan kisah sedih yang menimpa ayahnya, kontan saja dia menangis tersedu-sedu, dia merasa amat membenci dengan perbuatan kejam dan tak tahu malu dari ibunya, diapun membenci sikap umat persilatan yang memberi pandangan lain terhadap ayahnya.

   Tanpa terasa gadis itu segera membopong harpanya dan memainkan irama yang memedihkan hati.

   Kali ini dia membawakan irama lagu yang amat sedih dan penuh duka lara, membuat siapapun yang mendengarnya ikut merasa sedih dan mengucurkan air mata.

   Semenjak kecil Ku See hong sudah dihadapkan dengan pelbagai kejadian yang memedihkan hati, apalagi telah terbayang kembali 525 dengan kisah sedih yang menimpa gurunya, tanpa terasa diapun mendongakkan kepalanya dan membawakan lagu "DENDA M SEJAGAD"

   Dengan suara lantang.

   Dendam kesumat membentang bagai jagad Bukit tinggi berhutan lebat di sisi kuil Sungai besar di depan kuil bertembok besar Dendam kesumat sepanjang jagad Dendam kesumat membentang bagai jagad Burung gagak bersarang di rumput dikala senja.

   Cinta kasih berlangsung dari muda sampai tua.

   Memetik kampak membuat lagu Nadanya dendam! Menitik air mata darah untuk siapa? Hati pilu menanggung derita menyesal sepanjang masa.

   Dendam kesumat membentang bagai jagad.

   Ji koan pernah berbuat salah.

   Menyandang golok menunggang kuda Salju terbang air laut semuanya hambar.

   Dendam kesumat membentang bagai jagad Curah hujan membuyarkan awan.

   Air mengalir akhirnya surut.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Dendam kesumat tak akan pernah luntur.

   Pada dasarnya nada lagu itu memang amat sedih, apalagi sekarang di ringi dengan suara petikan harpa, nada suaranya semakin memilukan hati.

   Ketika suara nyanyian terhenti, petikan harpa pun ikut berhenti, dua orang yang sedang berhati lara saling berpandangan dengan air mata bercurcuran, siapapun tak ada yang bersuara, mereka hanya membungkam dalam seribu bahasa.

   Waktu itu tengah hari sudah tiba, matahari bersinar cerah, tapi angin yang berhembus lewat terasa dingin menggidikkan hati.

   Mendadak...

   dari kejauhan sana, dari balik bukit yang berlapis-lapis berkumandang suara pekikan yang sangat aneh....

   Paras muka Him Ji im segera berubah hebat, agak gugup dia segera berseru.

   ' Engkoh Hong, orang-orang dari perkumpulan Ban Shia kau telah datang mencari kau dan aku..."

   Seraya berkata buru-buru dia mengenakan kembali pakaiannya, melepaskan pedang Hu-thian-seng-kiam dan segera disodorkan kepada sianak muda itu.

   Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, segera ujarnya dengan suara dingin.

   "Kalau mereka berani datang mencari gara-gara, datang seorang kubunuh seorang, datang dua orang kubunuh sepasang, daripada aku yang pergi mencari mereka"

   Didalam waktu singkat, Him-Ji-im sudah tahu kalau Ku See-hong adalah seorang pemuda yang angkuh dan tinggi hati, mendengar perkataan itu, sebenarnya ia hendak menganjurkan kepada kekasihnya untuk sementara waktu menghindari kejadian tersebut, akan tetapi setelah menyaksikan sorot matanya yang tajam dan buas penuh amarah itu, kata-kata yang sudah siap diucapkan segera ditelan kembali.

   Tampaknya pendatang itu memiliki ilmu silat yang luar biasa sekali, suara pekikan aneh yang memanjang dan mula-mula berada ditempat kejauhan tapi dalam waktu singkat telah berada semakin mendekat.

   Kemudian....

   "Sreeet!"

   Terdengar ujung baju terhembus angin.

   Mendadak muncul seorang pemuda berbaju putih yang berwajah tampan dan menggembol pedang ular perak disitu, tatkala dia melihat Him Ji-im dan Ku See-hong berdiri berdampingan, dari balik matanya segera memancar keluar sinar cemburu dan benci yang amat menggidikkan hati.

   Sebaliknya Ku See hong yang menjumpai pemuda itupun segera menunjukkan perasaan dendam yang membara, dia merasa darah yang mengalir didalam tubuhnya mendidih hebat, kalau bisa dia ingin sekali membunuh manusia laknat itu dalam sekali bacokan pedang.

   "Sreeeet! Sreeeet . ! Secara beruntun berkumandang kembali dua kali desingan angin tajam. .. Tahu-tahu ditengah arena telah bertambah lagi dengan dua orang manusia, yang seorang adalah lelaki setengah umur berbaju abu-abu, berkulit putih dan bermuka kuda hingga nampak menyeramkan. Orang ini adalah Tee-hun-thamcu Ban shia-kau yang disebut Ta- soat-bu-liang (menginjak salju tanpa bekas) Tham Hun-khi. Sedangkan lainnya adalah seorang manusia aneh berbadan jangkung dan kurus kering tinggal kulit pembungkus tulang, mukanya lebar, hidungnya pesek, mulutnya lebar dan berikat pinggang berwarna merah. Lengan kirinya dan kaki kananya telah kutung, sedang dibawab ketiak kanannya terjepit sebatang bambu kecil berwarna hitam. Orang ini tak lain adalah seorang jago lihay dari golongan hitam yang telah termashur sejak tiga puluh tahun berselang Thian-jian-tee-jiat (langit cacat bumi berkurang) Nia Hun-shia. Sekarang dia menjabat sebagai Im Hong Thamcu di dalam perkumpulan ban-shia-kau. Begitu menyaksikan kemunculan ke tiga orang ini, paras muka Him-Ji-im segera berubah hebat, dia tahu hari ini lebih banyak bahayanya bagi mereka daripada keuntungan, karena dia tahu bahwa ilmu silat yang dimiliki ketiga orang ini lihay sekali, dan lagi cara kerjanya juga amat kejam. Ku See-hong sendiripun merasa amat terperanjat setelah menyaksikan kemunculan ke tiga orang itu, namun diluar wajahnya dia tetap bersikap dingin dan tenang, sorot matanya yang tajam mengawasi ke tiga orang itu tanpa berkedip. Tee hun thamcu si menginjak salju tanpa bekas Tham Hun Khi memandang sekejap sekeliling tempat itu, kemudian dengan suaranya yang menyeramkan ia memecahkan keheningan disana. ' Ceng Kuncu. ibumu telah menurunkan perintah agar kau segera kembali ke markas besar!"

   Mendengar perkataan itu, selintas perasaan ngeri segera menghiasi wajah Him Ji im, tapi dalam waktu singkat paras mukanya telah berubah menjadi dingin kembali bahkan hawa napsu membunuh segera menyelimuti wajahnya.

   "Sekarang aku sudah bukan Ceng Kuncu lagi"

   Dia berkata dingin.

   "tolong sampaikan kepada kaucu, Ji im sudah merasakan segala macam penderitaan dan siksaan di tangan nya semenjak kecil, mulai sekarang aku telah memutuskan hubungan ibu dan anak dengannya, sejak kini kita masing-masing menempuh jalannya sendiri dan tidak saling berhubungan lagi"

   Mendengar perkataan itu, paras muka ke tiga orang itu segera berubah hebat, mereka sama sekali tidak menyangka kalau gadis itu akan mengucapkan kata-kata yang tak berperasaan. Si Menginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi segera tertawa seram.

   "Heeeeehhh... heeeeehhh... heeeeehh... Ceng Kuncu, kau sebagai putri kaucu mengapa mengucapkan kata-kata yang tak berperasaan semacam itu? Hmmm, mungkin kau telah ditipu oleh bocah keparat itu sehingga terkecoh? Aku lihat, lebih baik cepat-cepatlah menyadari akan kesalahanmu dan kembali ke jalan yang benar, kalau tidak, akibatnya tak akan terlukiskan dengan kata-kata"

   Him- Ji im segera tertawa dingin.

   "Tidak berperasaan? Hmmm, kalian tak usah menggunakan kemunafikan kalian untuk memikat diriku, seandainya Thian punya perasaan. Ban shia kau tak mungkin bisa berdiri, masih seperti ucapanku semula, aku dan kaucu kalian telah putus hubungan ibu dan anak, apabila kalian tidak terima, silahkan saja berbuat apa yang kalian inginkan."

   Diam-diam Ku See hong mengagumi akan kegagahan serta keberanian Him ji im, sebab sesungguhnya ibu yang cabul dan berhati kejam seperti itu memang tak berguna untuk diberati.

   Si Pedang ular perak Ciu Heng thian berusaha keras mengendalikan api cemburu di dalam dadanya, dengan suara lantang dia segera berseru.

   "Adik-Im, mengapa kau berubah menjadi begini! Bila kau segera kembali ke jalan yang benar, sekarang masih belum terlambat, sedang kaucu sana, entar biar kakak yang bilangkan ....."

   Him Ji im segera mendengus dingin, tukasnya dengan sinis.

   "Hmm, siapa yang menjadi adikmu..."

   Si Pedang ular Perak Ciu Heng thian yang merasa dirinya sebagai wakil ketua merasa bahwa baik dalam wajah maupun kepandaian silat, dia mempunyai kelebihan daripada orang lain, siapa tahu bukan saja tidak memperoleh balasan cinta dari gadis itu, malahan sebaliknya kena didamprat.

   Kontan saja paras mukanya berubah menjadi merah membara saking gusarnya.

   Semua kemarahan itu segera di lampiaskan pada Ku See hong, sambil menggertak gigi dia bertekad hendak menghancur lumatkan musuh cintanya ini hingga hancur berkeping-keping.

   Kembali si penginjak salju tak berbekas Tham Hun khi tertawa dingin dengan suara yang menyeramkan.

   "Kalau memang Ceng kuncu berkata demikian, maaf jika aku sekalian terpaksa harus berbuat kurang ajar! ."

   Waktu itu Him ji im sudah bertekad hendak beradu jiwa, mendengar perkataan itu diapun tertawa dingin.

   "Silahkan, silahkan! Memang paling baik segera dibuatkan suatu penyelesaian yang baik..daripada mengulur waktu dengan percuma.. .". Tiba-tiba si pedang ular perak Ciu Heng thian menurunkan perintahnya.

   "Im hong Thamcu dan Tee hun bersama-sama menghadapi keparat itu, biar siaute yang menaklukan Ceng kuncu!"

   Mendengar ucapan tersebut, Ku See hong segera mendengus sinis, ejeknya.

   "Ciu Heng thian, kita berdua sudah seharusnya berjumpa kembali, hmmm... manusia pengecut yang takut mampus, lihat serangan."

   Sambil berkata dia segera menerjang ke muka dengan kecepatan luar biasa, telapak tangan kirinya secepat kilat menciptakan berlapis-lapis bayangan telapak tangan yang bersama-sama meluncur ke muka.

   Jurus serangan ini merupakan jurus pembukaan dari Ku See hong, akan tetapi tenaga serangan yang disertakan luar biaya hebat nya, apalagi dikombinasikan dengan ilmu gerakan tubuh Mi khi biau tiong yang maha lihay, tahu-tahu dia sudah menerobos masuk melalui suatu sudut yang sangat aneh' Selapis hawa pukulan yang maha dahsyat ibaratnya amukan ombak dari tengah samudra segera meluncur tiba dan mengan-cam bagian mematikan disekujur badan si pedang ular perak Ciu Heng thian.

   Sementara itu si pedang ular perak Ciu Heng thian sudah mempunyai perhitungan sendiri dalam hati kecilnya, dia cukup mengetahui betapa dahsyatnya tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong, maka melihat datangnya ancaman tersebut, buru-buru dia mengerahkan ilmu Tay ih kun goon khikang untuk melindungi seluruh bagian penting dari tubuhnya, kemudian dengan suatu gerakan yang aneh dia berkelit kesamping, kemudian berbalik menerjang ke arah Him Ji im.

   Ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya sungguh luar biasa sekali, bagaikan sukma gentayangan saja, tahu-tahu dia sudah menyelinap maju ke depan.

   Begitu serangannya mengenai sasaran kosong, Ku See hong segera membentangkan kelima jari tangannya lebar-lebar, diantara sentilan jari tangannya, lima gulung desingan angin tajam segera meluncur ke tubuh Ciu Heng thian yang sedang melambung itu dengan kecepatan luar biasa.

   Si pedang ular perak Cin Heng thian tertawa dingin, sepasang kakinya menjejak cepat, seluruh tubuhnya segera berubah arah, lima gulung serangan tajam itupun segera mengenai sasaran yang kosong.

   Tatkala Ku See hong belum selesai melancarkan serangannya itu, si Penginjak salju tak berbekas Tham Hun khi telah membentak keras, tubuhnya segera menerjang ke depan, sepasang telapak tangannya diayunkan berulang kali mengancam dua belas buah jalan darah penting di tubuh bagian atas Ku See hong, sementara kakinya menyerang jalan darah Ki hay Hiat ditubuh anak muda itu.

   


Rahasia Bukit Iblis -- Kauw Tan Seng Pedang Tetesan Air Mata -- Khu Lung Amanat Marga -- Khu Lung

Cari Blog Ini