Kedele Maut 20
Kedele Maut Karya Khu Lung Bagian 20
Kedele Maut Karya dari Khu Lung
Tapi sayangnya Kho Beng bertindak lebih cepat, segulugn desingan angin jari tangannya membuat jalan darah cian keng hiat dibahu kiri dan kananya tersumbat sama sekali.
Berada dalam keadaan seperti ini ciuBu ki segera memejamkan matanya rapat-rapat dan sambil menggigit bibir tidak berbicara lagi.
dengan penuh amarah Kho Beng membentak .
"Bajingan tua Ciu, pernahkah kau membayangkan bakal mendapat akhir seperti ini?"
Akhirnya Ciu Bu ki membuka kembali sepasang matanya, dengan nada setengah merengek pintanya .
"Kumohon ..... Kho sauhiap ..... berilah kematian yang lebih enak kepadaku?"
Kho Beng sebera mendengus dingin.
"Hmmm, apabila kau tidak membohongi diriku habis-habisan serta berniat mencelakai jiwaku tadi, mungkin saja aku akan mengabulkan permintaanmu ini, tapi sekarang ...."
Dengan suara yang berat dan dalam, sepatah demi sepatah kata dia berkata .
"Aku hendak mempergunakan cara yang paling kejam dan buas untuk menyiksamu sebelum mencabut nyawa anjingmu"
Chee Tay hap memandang sekejap kearah lubang yang menembusi telapak tangan kanan ciu Bu ki itu dengan pandangan tertegun, dia lebih tak mengerti lagi setelah menyaksikan amarah Kho Beng yang berkobar-kobar, sekalipun dalam hati dia ingin mengetahui keadaan yang sesungguhnya, namun rasanya rikuh untuk menanyakan maka niat tersebut akhirnya diurungkan.
Agaknya Kho Beng dapat memahami perasaan chee Tay hap ketika itu, secara ringkas dia menceritakan peristiwa yang baru saja terjadi.
Chee Tay hap ikut merasa mendongkol, katanya kemudian dengan penuh amarah .
"Manusia bedebah yang lebih rendah dari binatang ini memang tak boleh dibiarkan hidup, aku rasa biarpun disiksa dengan cara apapun masih terlalu keenakan baginya."
"Menurut chee toako, cara siksaan apakah yang terhitung paling keji?"
Chee Tay hap memperhatikan sekejap keadaan kakek itu, lalu katanya .
"Bila berbicara menurut keadaan yang berada didepan mata, aku rasa disiksa secara pelan-pelan boleh dianggap sebagai cara siksaan yang cukup keji"
"Baik"
Kata Kho Beng sambil mengangguk.
"Mari kita siksa bajingan ini secara pelan-pelan ..... bersediakah Chee toako membantu aku untuk melaksanakan siksaan ini?"
"Hamba siap melaksanakan perintah"
Buru-buru Chee Tay hap menyahut. dengan cepat ia mencengkeram tubuh Ciu Bu ki dan diseretnya menuju kehalaman luar. ciu Bu ki segera menjerit-jerit seperti babi yang mau disembelih, jeritnya .
"Kho sauhiap .....kumohon kepadamu sudilah memandang diatas usiaku yang sudah tua .....berilah ....... berilah kematian yang secepatnya untukku?"
Kho Beng tertawa dingin .
"Heee ....heeee ....heeehh ....sebetulnya aku orang she Kho enggan membunuh orang secara sembarangan, lebih-lebih tak berharap menyiksa orang dengan cara yang demikian keji, tapi terhadap bajingan tengik seperti kau, terpaksa aku mesti melanggar kebiasaanku itu"
Dengan cara yang kasar chee Tay hap telah menyeret Ciu Bu ki keluar ruangan lalu mengikatnya diatas sebuah tiang besar, kemudian dari pinggangnya ia mencabut keluar sebuah pisau belati dan langsung ditusukkan keatas kakinya.
setelah itu bentaknya keras-keras .
"Tua bangka Ciu, dalam seratus tusukan berikut, bila aku telah mencabut nyawa anjingmu, kumohon arwahmu dialam baka nanti tak usah marah kepadaku."
Jeritan ngeri yang memilukan hati pun segera bergema susul menyusul, suara nyaring keras tapi cukup mendirikan bulu roma orang ....Kepada Beng Gi ciu, Kho Beng segera berbisik .
"Mari kita menunggu diluar saja"
Beng Gi ciu manggut-manggut, dengan membawa siau wan bersama-sama keluar dari kuil. sementara itu jeritan ngeri yang memilukan hati masih bergema susul menyusul. sAmbil menghembuskan napas panjang Kho Beng segera berkata .
"Adik Ciu, apakah kau menganggap perbuatanku ini kelewat kejam dan tidak berperikemanusiaan? "
Beng Gi ciu menggelengkan kepalanya berulang kali .
"Tidak Aku cukup memahami perasaanmu sekarang sebab seandainya aku yang menghadapi masalah seperti dirimu kini mungkin cara yang kupergUnakan akan jauh lebih kejam lagi."
Paling tidak sudah setengah jam lebih suara jeritan itupun dapat didengar bahwa Chee Tay hap telah menusuk badannya paling tidak seratus tusukan keatas, suara jeritan ngeri pun makin lama semakin melemah dan bertambah lirih.
Akhirnya jerit kesakitan tersebut tak terdengar lagi, tampak chee Tay hap dengan badan berlepotan darah berjalan keluar dari halaman kuil dengan langkah lebar.
sesudah memberi hormat kepada Kho Beng katanya .
"Hamba telah menyiksanya secara pelan-pelan hingga akhirnya mampus."
"aku telah merepotkan chee toako saja,"
Ujar Kho Beng sambil manggut.
"Tahukah chee toako bahwa ciciku telah disekap pihak partai kupu-kupu diatas bukit Cian san?"
Sambil menggigit bibir chee Tay hap mengangguk, katanya cepat .
"
Hamba telah mendengarnya, hanya sayang kemampuan yang hamba miliki terbatas sekali sehingga tak mungkin bisa menolong nona untuk lolos dari bahaya, pagi tadi ketika hamba bertemu dengan unta sakti Thio locianpwee, kami pun sempat membahas persoalan ini, namun Thio locianpwee merasa dalam persoalan ini tak boleh mengambil tindakan gegabah karena belum mengetahui dimanakah majikan muda berada, itulah sebabnya Thio locianpwee merasa lebih baik kekuil siau lim si serta menghadiri pertemuan puncak para jago"
"Lantas kemanakah chee toako hendak pergi sekarang?"
Tanya Kho Beng kemudian.
"Kemana majikan muda hendak pergi, sudah sepantasnya bila hamba mengikutimu"
Sahut chee Tay hap segera. Tapi dengan cepat Kho Beng menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya .
"Tidak usah, lebih baik kau pun berangkat pergi ke siau lim si"
"Apakah majikan muda tak akan pergi kesana?"
"Terus terang saja kukatakan kepada Chee toako, saat ini aku justru hendak berangkat kebukit Cian san"
Chee Tay hap menjadi amat terperanjat, serunya gelisah .
"Bukankah bukit Cian san merupakan markas besar partai kupukupu saat ini? Bila majikan muda berangkat kesana dengan kekuatan yang begitu minim, bukankah keselamatan jiwamu jadi terancam?"
"Aku sudah beberapa kali mendapat penemuan aneh, ilmu silatku telah memperoleh kemajuan yang amat pesat, berbicara menurut kemampuanku sekarang, rasanya ketua partaikupu-kupu Ui Sik kong pun sudah bukan tandinganku lagi, apalagi keberangkatanku kesana kali ini bukan cuma seorang diri ...."
Kejut dan girang chee Tay hap segera berseru .
"Ooooh .... Thian benar-benar maha pengasih, tentunya ..... tentunya majikan muda hendak pergi kesana bersama-sama nona Beng, bukan?"
"Tapi ..... tapi bolehkah hamba turut serta?"
Buru-buru Kho Beng menjelaskan .
"Selain .... nona Beng, keturunan dari Bu khek sian dan Thian lui sian yakni Thian serta oh locianpwee pun akan bergabung dengan diriku disitu, oleh sebab itulah kuanjurkan kepada Chee Tay hap agar bergabung saja dengan orang-orang Siau lim si"
Hampir menjerit tertahan, Chee Tay hap saking kagetnya, ia berseru kemudian .
"Ooooh ....jadi ahli waris dari tiga dewa pun telah turun kembali kedalam dunia persilatan? Waaah ..... ini kan berarti saat tertumpasnya partai kupu-kupu sudah hampir tiba."
Sesudah memandang sekejap sekeliling tempat itu, kembali tanyanya .
"Lantas mana Thian dan oh locianpwee?"
Kho Beng tertawa .
"Kedua orang tua tersebut tidak berada disini, tapi dia berjanji akan bertemu dengan kami dibelakang bukit Cian san pada kentongan kedua malam nanti, karenanya aku harus buru-buru menyusulnya."
Tampaknya Chee Tay hap pun sudah menyadari bahwa tak mungkin bagi dirinya untuk turut hadir dalam suasana seperti ini, maka diapun tidak mendesak agar dirinya diikutsertakan. setelah memperhatikan sekejap keadaan disana, diapun berkata .
"sekarang sudah hampir mendekati kentonganpertama, padahal jarak dari sini sampai dibukit Cian san masih lima puluhan li, majikan muda harus segera berangkat"
Setelah menanyakan arah bukit Cian san yang benar, Kho Beng berkata lagi sambil menghela napas .
"chee toako, kita sampai berjumpa lagi dilain waktu"
"Tunggu sebentar majikan muda"
Seru Chee Tay hap tiba-tiba dengan suara cemas.
"chee toako masih ada urusan apa lagi?"
"
Hamba akan menuruti perintah majikan muda untuk berangkat ke siau lim si, tapi apa yang mesti kuucapkan kepada mereka setelah bertemu dengan Thio locianpwee sekalian"
Tanpa ragu-ragu Kho Beng berkata .
"Katakan saja aku bersama Thian dan oh Cianpwee serta ..... nona Beng sekalian telah berangkat kebukit Cian san, mungkin dalam waktu dekat kami pun akan menyusul ke siau lim si"
"Hamba akan mengingat baik-baik pesan ini"
Kata Chee Tay hap kemudian dengan sikap menghormat. Kho Beng segera menjura .
"Chee toako, baik-baiklah menjaga diri"
Tanpa banyak berbicara lagi, bersama Beng Gi ciu serta siau wan berangkatlah mereka meninggalkan tempat tersebut. Memandang bayangan punggung Kho Beng sekalian hingga pergijauh, Chee Tay hap baru bergumam dengan wajah agak emosi .
"Thian benar-benar maha adil ...... akhirnya ....."
Baru saja dia hendak meningalkan tempat tersebut, mendadak tampak bayangan manusia berkelebat lewat, tahu-tahu seorang kakek berbaju hijau telah muncul dihadapannya tanpa menimbulkan sedikit suara pun.
dengan perasaan terkejut, Chee Tay hap segera membentak .
"Siapa kau ?"
Kakek berbaju hijau itu tersenyum, jawabnya .
"Aku Liong hoa sinkun"
Baru sekarang chee Tay hap dapat melihat raut wajah kakek berbaju hijau itu dengan jelas.
Tampak mukanya penuh keriput, seharusnya dia berusia paling tidak tujuh puluh tahunan keatas, namun rambutnya yang panjang dan terurai sebahu justru berwarna hitam pekat, bagian bahunya licin dan bersih, tanpa selembar jenggotpun, ditambah lagi perawakan tubuhnya pendek lagi ceking sehingga membuat orang susah untuk menebak laki-laki atau perempuankah orang ini.
Tapi yang paling menonjol adalah sebilah kipas baja yang terselip diatas bahunya, jelas benda itu merupakan senjata andalannya.
Ketika Chee Tay hap sudah melihat dengan jelas raut wajah otang itu, diam-diam ia berpikir .
"orang ini bermata tikus, berhidung elang sudah pasti bukan tampang seorang manusia baik, lebih baik aku jangan mengusiknya."
Berpikir demikian, ia segera berkata sambil tertawa paksa.
"sayang sekali pengetahuanku amat picik sehingga belum pernah mendengar nama besar anda ..... maaf, aku tak dapat menemanimu terlalu lama."
Liong hoa sinkun tersenyum, selanya .
"Harap cuangcu tunggu sebentar"
"Anda masih ada petunjuk apa lagi?"
Tanya Chee Tay hap dengan perasaan bergetar keras. Liong hoa sinkun tertawa misterius.
"Bukankah kau yang bernama saudagar racun berkaki sakti Chee Tay hap?"
Chee Tay hap tertegun sebentar, kemudian jawabnya cepat .
"Yaa betul, aku memang chee Tay hap tapi, dari mana anda bisa mengetahui namaku?"
Mendadak Liong hoa sinkun melepaskan senjata kipasnya, lalu sambil digoyangkan pelan-pelan ia berkata lagi sambil tertawa .
"
Walaupun aku adalah orang gunung namun hatiku merisaukan keselamatan umat persilatan, karena itu tak sedikit persoalan dunia persilatan yang kuketahui"
Biarpun chee Tay hap merasa tak habis mengerti namun diapun enggan banyak berbicara, dengan cepat-cepat dia menyela .
"Anda betul-betul dewa dari bumi."
Sesudah berhenti sejenak. sengaja dia memperhatikan sejenak keadaan cuaca lalu berkata lagi .
"Waktu sudah siang, aku benar-benar tak dapat banyak berbicara lagi denganmu"
"Kalau memang saudara Chee benar-benar begitu repot, tentu saja aku hanya bisa mengatakan selamat tingal"
Kata Liong hoa sinkun sambil tertawa hambar.
chee Tay hap segera menjura kemudian beranjak pergi dari sana.
Namun belum jauh dia melangkah, tiba-tiba saja kepalanya terasa amat pusing, pandangan matanya berkunang-kunang dan kakinya terasa lemas, belum sampai lima langkah tubuhnya sudah roboh terjungkal keatas tanah.
Liong hoa sinkun tertawa terbahak-bahak dengan cepat dia menghampiri Chee Tay hap sambil tegurnya dengan suara dalam .
"SAudara Chee, kenapa kau? Bukankan kau nampak segar bugar, kenapa dalam waktu singkat telah roboh terjungkal?"
Chee Tay hap menggigit bibir kencang-kencang sepasang matanya melotot penuh amarah, sudah jelas dia telah mengerti bahwa semuanya ini merupakan hasil permainan busuk dari Liong hoa sinkun.
Namun berada dalam keadaan seperti ini ia tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, akhirnya matanya terpejam rapat dan ia jatuh tak sadarkan diri Liong hoa sinkun segera menyimpan kembali kipasnya dan diselipkan kebelakang bahu, sementara itu terdengar suara desingan angin tajam berkelebat lewat, tahu-tahu sesosok bayangan manusia telah muncul kembali ditempat tersebut, orang itu tak lain adalah ketua partai kupu-kupu, Ui sik kong.
Kepada Liong hoa sinkun segera serunya sambil tertawa gembira .
"Kepandaian sinkun betul-betul luar biasa."
"Ciangbunjin terlalu memuji"
Sahut Liong hoa sinkun sambil tertawa bangga. setelah memutar biji mata tikusnya, dia berkata lagi .
"
Hamba dan ciangbunjin harus secepatnya kembali kebukit Cian san, dalam persoalan ini kita mempersiapkan diri dengan sebaikbaiknya."
"Terserah kepada sinkun bagaimana akan mengatasi persoalan selanjutnya "
Kata Ui sik kong.
"Dalam soal kemampuan terus terang saja aku mempunyai keyakinan yang besar, persoalannya apakah Chee Tay hap bisa memberikan manfaat bagi kita."
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ui sik kong sebera tertawa.
"Biarpun chee Tay hap adalah orang yang kurang suka berbicara, namun menurut apa yang kuketahui, ia masih dapat merebut kepercayaan si Unta sakti Thio Ciong lan, sedangkan si bungkun Thio itu dapat pula merebut kepercayaan si Phu sian sikeledai gundul itu."
Liong hoa sinkun sebera tertawa tergelak.
"Haaaahh ..... haaahhh .... haahhh .... , asal dapat meraih kepercayaan dari Phu sian si gundul itu sama artinya menguasai seluruh umat persilatan didunia ini, nampaknya kawanan jago silat dari pelbagai partai lain akan segera tertumpas ditangan ciangbunjin."
Mendadak Ui sik kong menukas .
"Tapi aku rasa tindakan kita ini bagaikan melukis harimau tidak berhasil, andaikata kita bisa memperoleh sebuah benda kepercayaannya, sudah pasti Thio bungkuk serta Phu Sian si kledai gundul sekalian akan mempercayainya seratus persen."
Liong hoa sinkun tertawa misterius, mendadak ia mengeluarkan sebuah benda dari sakunya dan diangsurkan kedepan sambil berkata .
"Benda ini berhasil kuambil dari leher Kho Beng si bajingan cilik itu, coba kau periksa apakah bisa kita pakai?"
Ui Sik kong menerimanya serta diperiksa sejenak. kemudian serunya dengan girang .
"Tampaknya benda ini adalah lencana naga kemala hijau miliknya, bila kita pergunakan benda ini sebagai tanda pengenal aku pikir usaha kita pasti akan sukses."
Sambil mengembalikan benda itu, ia bertanya lagi dengan nada tak habis mengerti .
"
Kapankah sinkun bisa mendapatkan benda itu?"
"
Kecuali sewaktu mereka beristirahat di dusun pit keh ceng, mana aku punya kesempatan?"
Sahut Liong hoa sinkun sambil tertawa. Ui Sik kong semakin terkejut bercampur gembira, ujarnya lagi cepat .
"
Waaah kepandaianmu benar-benar amat hebat, padahal menurut pengamatanku sendiri, sinkun toh tak pernah mendekatinya, dengan cara apa kau mencurinya?"
Liong hoa sinkun semakin bangga lagi, dengan cepat dia berkata .
"Terus terang saja ciangbunjin bila hamba berniat mendapatkan sesuatu dari sakunya, maka asal aku dapat mendekati sampai jarak satu depa, betapapun rapatnya dia menyembunyikan benda tersebut, hamba masih tetap dapat memperolehnya bahkan perbuatanku ini tak pernah meleset. Ui sik kong menjadi gembira setengah mati, katanya kemudian.
"Bila mempunyai seorang pembantu seperti kau rasanya aku lebih gembira daripada mempunyai ratusan jago lihai, kemampuanmu benar-benar luar biasa"
Kemudian setelah berhenti sejenak kembali serunya.
"Cepat kau tunjukkan kebolehanmu"
"Hamba turut perintah."
Dengan cepat dia mencengkeram tubuh Chee Tay hap kemudian menampar mukanya sampai belasan kali, tamparan yang begitu keras itu seketika membuat Chee Tay hap tersadar kembali dari pingsannya.
Tampak dia menggerakkan matanya dan berseru tertahan Namun dari balik mata tikus Liong hoa sinkun tahu-tahu telah memancar keluar dua gulungan cahaya hijau yang mengawasi wajah Chee Tay hap lekat-lekat, bersamaan waktunya sepasang tangan dengan kesepuluh jarinya bergerak tiada hentinya dimuka Chee Tay hap.
Suatu kejadian yang amat aneh segera berlangsung.
Chee Tay hap yang semula tersadar kembali dari pingsannya mendadak jatuh tertegun dan duduk melongo setelah bertemu dengan sorot mata serta gerakan sepuluh jari tangannya itu, seakanakan terdapat segulung kekuatan iblis yang tak berujud membuatnya tak bergerak sama sekali, sorot matanya pun seperti terhisap oleh cahaya hijau dari balik mata lawan.
sebaliknya Liong hoa sinkun pun sama sekali tidak berkedip.
dia mengawasi terus wajah lawannya lekat-lekat.
Kurang lebih setengah peminuman teh kemudian, dari sakunya dia baru mengambil keluar sebutir pil berwarna merah dan diamdiam dijejalkan kemulut Chee Tay hap.
Bagaikan orang terkena hipnotis saja, tanpa sadar dan tanpa disuruh chee Tay hap membuka mulutnya menelan pil tersebut.
"
Chee Tay hap. aku adalah Kho Beng, tahukah kau?"
Kata Liong hoa sinkun kemudian dengan nada girang. Buru-buru Chee Tay hap menjawab .
"Majikan muda, apa yang hendak kauperintahkan?"
"Ingat baik-baik, berita ini sangat penting, kau harus segera menyampaikan ke siau lim si."
"Baik majikan muda"
"Bila bertemu dengan Phu sian sangjin serta Thio bungkuk sekalian, sampaikan pesan pentingku ini , katakan aku telah berhasil mendapat tahu sebuah rencana keji dari Ui sik kong, suruh Phu sian sangjin dengan membawa segenap jago dari pelbagai partai agar datang berkumpul diselat Pek hong sia dibukit Hu goa san pada tanggal tujuh belas bulan ini, aku dan keturunan tiga dewa akan menyusul disitu menjelang malam tanggal tujuh belas, akan kuajak mereka untuk berunding suatu masalah besar. Nah, kau masih ingat?"
"Hamba mengingatnya"
Sahut Chee Tay hap kaku.
"
Entah peristiwa apapun yang kau alami ditengah jalan, jangan sekalipun kau tunda perjalanan mu, mengerti?"
Bersambung ke
Jilid 41
Jilid 41
"Hamba mengerti"
Liong hoa sinkun segera menyodorkan lencana naga kemala hijau itu ketangannya sambil menambahkan .
"Bawalah serta tanda pengenalku ini, bilamana perlu tunjukkan kepada mereka agar percaya dengan perkataanmu ini."
Chee Tay hap menerimanya dan segera disimpan kedalam sakunya dengan hati-hati sekali, katanya kemudian .
"Apakah hamba boleh pergi?"
"Boleh, kau boleh pergi sekarang"
Kata Liong hoa sinkun sambil tertawa. chee Tay hap segera bangkit berdiri dan menjura dalam-dalam, katanya .
"Semoga majikan muda menjaga diri baik-baik, hamba hendak mohon diri lebih dulu"
Dengan langkah lebar dia segera beranjak meninggaikan tempat tersebut, tak lama kemudian bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata.
Mengawasi bayangan punggung chee Tay hap yang menjauh, Ui Sik kong tak dapat menahan diri lagi, ia segera tertawa terbahakbahak .
"IHaaahh .... haaahh .... haahhh bagus, bagus sekali"
Kemudian setelah berhenti sejenak, katanya lagi .
"Mengapa chee Tay hap bisa menganggap diri sinkun sebagai Kho Beng?"
"Disinilah letak keampuhan ilmu -menguasai sukma menggeser pikiran- yang kumiliki, walaupun aku yang berada dihadapannya, namun apa yang terlihat dan apa yang terdengar olehnya justru wajah serta suara Kho Beng. otomatis dia akan menyebutku sebagai majikan mudanya."
"Tapi orang yang terkena pengaruh ilmumu itu apakah mempunyai sikap serta keadaan yang berbeda dengan orang lain? Atau mungkin lambat laun pikiran serta kesadarannya akan pulih kembali?"
Liong hoa sinkun tertawa .
"seandainya orang yang terkena pengaruh ilmuku adalah Kho Beng dan bukan chee Tay hap. maka kemungkinan besar ilmu ku tak akan mendapatkan hasil yang memuaskan, sebab bagi seorang yang memiliki tenaga dalam sebesar enam puluh tahun hasil latihan keatas, dia memiliki mental yang sangat tangguh serta susah dipengaruhi, berbeda sekali dengan chee Tay hap. justru manusia sebangsa dialah merupakan sasaran yang paling ideal, mungkin sampai matipun dia tak akan mengetahui secara pasti akan duduk persoalan yang sebenarnya pada malam ini."
Ui sik kong kembali bersorak gembira .
"Inilah berkah nasibku yang baik, asal rencana kita berhasil, maka jago-jago lihai dunia persilatan paling tidak akan menderita kehancuran sebesar tujuh puluh persen."
"Tapi Ciangbunjin jangan lupa kita masih mempunyai sebuah rencana yang lain,"
Kata Liong hoa sinkun sambil tertawa.
"Bahwa rencana itu kurasa jauh lebih penting lagi, sebab yang menjadi sasaran pembantaian kita adalah keturunan dari tiga dewa serta Kho Beng kakak beradik"
Paras muka ui Sik kong segera berubah menjadi amat serius, tampak dia menggertak gigi kencang-kencang seraya berseru .
"Rencana kita itu hanya boleh berhasil, tak boleh gagal....., hayo berangkat"
Tampak dua sosok bayangan manusia berkelebat lewat dan tak lama kemudian lenyap dibalik kegelapan sana.
ooooooo Awan gelap menyelimuti bukit Cian san, angin barat yang kencang membawa air hujan membuat pemandangan indah disekitar tempat itu tertutup oleh suasana redup, Malam amat pekat, waktu sudah menunjukkan kentongan kedua.
Mendadak muncul tiga sosok bayangan manusia dibela kang lembah puncak bukit Cian san.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki ketiga orang itu amat sempurna, gerak-gerik mereka enteng dan sama sekali tidak menimbulkan sedikit suara pun.
Begitu memasuki lembah bukit, dengan cepat mereka menyelinap kebalik batuan-batuan besar.
Ketiga orang tersebut memang tak lain adalah Kho Beng, Beng Gi ciu serta siau wan.
saat itu mereka bertiga sama-sama mengenakan jas hujan, namun di bawah rintikan air hujan keadaan mereka nampak agak mengenaskan.
Kho Beng nampak mengawasi sekejap sekeliling tempat itu, meski tidak kelihatan rembulan dan bintang, namun ia dapat menduga kalau kentongan kedua telah lewat.
Maka dengan kening berkerut, segera katanya kepada Beng Gi ciu .
"sayang waktu itu kita tak sempat berjanji dengan Thian dan oh locianpwee akan bertemu dibagian yang mana dari lembah ini, padahal coba kau lihat, lembah ini sangat luas, apalagi ditengah malam yang hujan, bagaimana mungkin kita dapat saling berhubungan?"
"
Kau tak perlu risau."
Hibur Beng Gi ciu sambil tertawa.
"sekalipun tempat ini sangat luas, mereka pasti mempunyai cara untuk menemukan jejak kita, kau tahu kepandaian yang dimiliki kedua orang tua tersebut sangat luar biasa sekali"
Kho Beng tertawa getir.
"sekarang kentongan kedua sudah lewat, padahal janji mereka adalah sebelum kentongan kedua, bukankah ...... ..,"
"Dalam hal ini tak dapat salahkan mereka,"
Sela Beng Gi ciu cepat.
"Tapi kitapun tak bisa disalahkan, mereka tak mengira kalau kita akan meninggaikan mereka dengan begitu saja, sedang kita pun tak menyangka kalau gara-gara tersesat dijalan akhirnya bertemu dengan chee Tay hap"
"Maksud adik Ciu, mungkinkah kedatangan mereka berdua pun agak terlambat?"
Tanya Kho Beng.
"Yaa, sudah pasti hal ini akan terjadi."
Sesudah tertawa cekikikan, kembali dia melanjutkan .
"Empek oh adalah seorang yang getol minum arak, meskipun empek Thian selalu bilang kalau minum tak boleh melewati takaran, namun ia tak pernah mau menuruti nasehat. Aku rasa mereka pasti tak akan menyangka kita bakal meloloskan diri dari pengamatannya, sedang mereka pun merasa yakin kita tak akan lolos dari pandangannya. Maka empek oh tentu akan membujuk empek Thian agar minum berapa cawan arak lebih banyak. atas kejadian ini maka paling tidak mereka akan minum selama dua jam lebih. Menanti mereka menyadari kalau keadaan tak beres, sudah pasti empek berdua akan mencari kita dimana-mana, akibatnya paling tidak mereka harus membuang waktu selama satu jam lagi. Nah, coba kau hitung sendiri, apakah mereka tak bakal datang terlambat?"
"Aku rasa perbuatan kita agak kelewat batas, paling tidak tentu akan dimarahi oleh mereka berdua."
Kata Kho Beng dengan kening berkerut kencang. Beng Gi ciu segera tertawa.
"siapa suruh mereka permainkan kita terlebih dahulu, kenapa harus takut?"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, mendadak dari kejauhan situ nampak bayangan manusia berkelebat lewat. Buruburu Beng Gi ciu berbisik .
"Itu mereka sudah datang, mari kita mempermainkan mereka sekali lagi."
Tapi dengan cepat Kho Beng menarik tangan Beng Gi ciu sambil berbisik lirih.
"Jangan bertindak gegabah, aku lihat gelagat sedikit kurang beres."
Beng Gi ciu segera dibuat tertegun pula, ternyata yang datang hanya seorang, walaupun berada dalam hujan gerimis dan kabut yang tebal namun dapat terlihat bahwa orang tersebut bukan Thian Cun yang ataupun oh Kui sam.
Dengan suara lirih Kho Beng berbisik .
"orang itu bukan Thian atau oh locianpwee, biasanya hanya orang dari partai kupu-kupu yang akan berkeliaran dibelakang lembah bukit Cian san."
Beng Gi ciu mengangguk membenarkan.
"Yaa, hal ini tak mungkin diragukan lagi, perlukah kita bekuk dirinya?"
Kho Beng berpikir sebentar, lalu berkata .
"
Lebih baik adik Ciu menunggu disini saja, biar aku yang pergi membekuknya."
Beng Gi ciu segera mengangguk.
Dengan cepat Kho Beng melompat keluar dari tempat persembunyiannya, bagaikan sukma gentayangan secara diam-diam dan tanpa menimbulkan sedikit suara pun dia mendekati orang tersebut.
selisih jarak kedua belah pihak cuma beberapa kaki, maka dalar^ sekali lompatan saja Kho Beng telah mencapai belakang tubuhnya, dengan cepat telapak tangan kanannya menyambar kedepan dan langsung mencengkeram bahunya.
Walaupun orang itu bersikap seakan-akan tidak menyadari akan kehadiran Kho Beng dibelakang tubuhnya, namun dikala kelima jari tangan Kho Beng hampir menyentuh bahunya tiba-tiba saja dia menjatuhkan diri berguling kesamping.
Tindakan lawan ini sama sekali diluar dugaan Kho Beng, sebab ketenangan orang tersebut dalam menghadapi ancaman betul-betul luar biasa.
sementara dia masih tertegun, orang itu sudah mengayunkan tangannya kedepan, dua genggam senjata rahasia dengan ilmu - Hujan bunga memenuhi langit- segera dilontarkan kearahnya.
Dua genggam senjata rahasia berarti jumlahnya mencapai lima, enam puluh batang, bukan saja bentuknya lembut seperti jarum bahkan kawasan yang berada dibawah lingkungan ancaman senjata rahasia pun mencapai dua kaki persegi.
Dalam jarak serangan sedemikian dekatnya, ini betul-betul merupakan suatu ancaman yang sukar dihindari.
Didalam terperanjatnya buru-buru Kho Beng mengerahkan hawa kh lekangnya untuk melindungi badan, bersamaan waktunya dia mendorong sepasang telapak tangannya kedepan.
"Triiiing ..... traaaanggg ..... triiingg ...... traaanggg"
Senjata rahasia tersebut jatuh berguguran keatas tanah dengan menimbulkan suara dentingan nyaring. Bersamaan itu pula .....
"Blaaaammm "
Orang itupun termakan oleh tenaga dorongan Kho Beng hingga roboh terjungkal keatas tanah.
Waktu itu Kho Beng sudah bermandi keringat dingin saking terkejutnya, untung sekali tenaga dalamnya telah mencapai tingkatan yang amat sempurna, walaupun dia telah menghimpun hawa khiekangnya secara terburu-buru namun kekuatan yang terhimpun sudah cukup untuk membendung serangan dari luar.
Biarpun demikian tak urung ujung bajunya tertancap pula oleh dua batang senjata rahasia, sewaktu diambil dan dilihat ternyata bentuknya tak jauh berbeda sekali dengan jarum pohon siong, hanya saja ujungnya yang tajam berwarna biru, hal ini membuktikan bahwa senjata rahasia tersebut telah dipolesi dengan racun jahat.
Dengan gemas Kho Beng membanting senjata rahasia itu keatas tanah, kemudian serunya dengan penuh amarah .
"Benar-benar seorang bajingan tengik yang licik dan berhati amat keji"
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sementara itu Beng Gi ciu serta siau wan telah melompat keluar dari tempat persembunyiannya, dengan penuh rasa cemas dan gelisah Beng Gi ciu berseru .
"Engkoh Beng, kau tidak apa-apa, bukan?"
"Hmmm, permainan busuk semacam ini belum akan bisa berbuat banyak terhadapku."
Jawab Kho Beng sambil tersenyum.
sementara itu orang tadi sudah terkapar diatas tanah dengan menderita luka dalam yang cukup parah, tenaga getaran yang terpancar dari balik tangan Kho Beng benar-benar amat tangguh.
Kini orang tersebut berbaring diatas tanah dan tak sanggup merangkak bangun kembali.
Kho Beng segera maju mendekatinya sambil menendang tubuhnya hingga terbalik, namun setelah mengamati wajahnya dengan seksama, seketika pemuda kita dibuat tertegun.
Rupanya orang itu tak lain adalah komandan sin, orang yang pernah mengawal Kho Beng dari kota Tong sin menuju kekebun Kiok wan.
sambil tertawa dingin, pemuda kita segera mengejek.
"oooh rupanya si pedang geledek sakti sin Cu beng yang termashur dalam dunia persilatan dan sekarang menjadi pelayan kaum iblis, kenapa dalam kenyataannya kemampuanmu tak mampu menahan sebuah gempuranpun?"
Sin cu beng memaksakan diri untuk menghembuskan napas panjang, lalu dengan sedikit terengah katanya .
"Benar-benar lain dulu lain sekarang, jangan kau anggap kepandaianku yang tak becus, melainkan ilmu silat andalah yang telah mengalami kemajuan yang sangat pesat."
Kho Beng mendengus dingin.
"Hmmm, persoalan ini lebih baik tak usah disinggung kembali, aku hanya pingin bertanya kepadamu kenapa kau berniat mencelakai jiwaku dengan cara yang begitu keji?"
Sin Cu beng berpikir sebentar, kemudian menjawab .
"Bila dua pasukan saling bertarung, masing-masing pihak berhak menggunakan cara apapun untuk mengalahkan musuhnya, bila menggempurmu tadi berhasil dengan sukses dan aku dapat membunuh kau, bukankah dihadapan siancu serta ciangbunjin aku bisa menunaikan sebuah pahala besar?"
"Tapi kau tentunya sudah membayangkan bukan, apa akibatnya bila gagal total?"
"Anggap saja memang nasibku yang jelek."
"Hmmm, bajingan tengik,"
Umpat Kho Beng dengan marah.
"Tampaknya kau tak akan sadar sampai mati, mengapa sih kau bersikeras menjadi pembantu kaum iblis dan enggan menyesal?"
Sin Cu beng menghela napas panjang.
"Aaaai, aku tak ingin memberi banyak penjelasan, bagaimanapun juga aku toh sudah kau tawan, berarti selembar nyawaku telah menjadi milikmu, biar mau dibunuh ataupun dicincang, aku sin Cu beng tak bakal berkerut kening."
"Ehmmm, kau memang tak malu menjadi seorang lelaki sejati, sayang kau telah salah memilih majikan"
Kemudian setelah berhenti sebentar, dia melanjutkan .
"aku tidak berniat menghabisi nyawamu secara sungguhan, asal kau bersedia memberi keterangan tentang beberapa persoalan kepadaku, akan kubebaskan komandan sin untuk pergi sekehendak hatimu"
Sambil tertawa getir, sin Cu beng menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya .
"Jangan lagi aku sin Cu beng telah menderita luka, sekalipun belum terluka pun aku orang she sin tak ada rencana untuk melarikan diri"
Berbicara sampai disitu, dia segera mengayunkan tangannya dan dihantamkan keatas ubun-ubun sendiri Tapi Kho Beng bertindak lebih cepat, dua desingan angin tajam berkelebat lewat, tahu-tahu jalan darah ciang keng hiat dibahu kiri kanan sin cu beng telah tertotok secara telak.
akibatnya sepasang lengan itu menjadi lumpuh dan tak berguna lagi.
Mendadak Beng Gi ciu bertanya .
"Apakah aku mempunyai niat untuk mengorek keterangan dari mulutnya?"
Dengan suara dalam sahut Kho Beng .
"Biarpun kedudukan dia ini didalam partai kupu-kupu tidak terlalu tinggi, namun banyak masalah tak dapat mengelabui dirinya, padahal sebentar lagi kita akan memasuki daerah berbahaya, tentu saja paling baik kalau bisa mengorek keterangan dari mulutnya."
"Kalau memang begitu hanya ada satu cara, yaitu menyiksanya dengan kekerasan, aku percaya asal manusia masih terdiri dari darah dan daging tak nanti dia tak akan berbicara."
Baru saja Kho Beng hendak menjawab, mendadak terdengar lagi suara ujung baju yang terhembus angin berkumandang datang.
Beng Gi ciu pun mendengar juga suara desingan tersebut karena suara tadi berasal dari berapa kaki dibelakang mereka berdua, sekalipun berada ditengah hujan gerimis, namun suara tersebut masih tetap terdengar dengan jelas sekali.
Dengan suatu gerakan cepat Kho Beng menotok lima buah jalan darah penting ditubuh sin cu beng sehingga membuat lawannya tergeletak bagaikan sesosok mayat kaku, kemudian mereka berdua bersama siau wan menyembunyikan diri kebalik batu besar.
Tak lama kemudian Terdengar suara langkah yang amatpelan bergema datang, lalu terlihat ada dua sosok bayangan manusia melayang turun ditempat tersebut.
Ketika Kho Beng mencoba untuk mengintip dari balik kegelapan, tersiraplah darah panas dalam dadanya, hawa amarahnya segera berkobar-kobar dan serasa mau meledak.
Ternyata orang yang baru datang adalah Cun hong Lengcu Jin cun serta Hoa im Lengcu Li sian soat.
Mereka berdua tidak disertai dayang-dayangnya, gerak gerikpun amat lincah.
sementara itu terdengar Cun hong Lengcu berkata .
"Adikku, mungkin telingamu ada penyakit?"
"Toaci, apabila perhatianmu tidak terpencar sama sekali, sudah pasti akan kau dengar bahwa dari sini ada orang sedang bercakapcakap."
Sahut Li sian soat dengan suara dalam.
"Hmmm, siapa bilang pikiranku terpencar?"
Dengus Cun hong Lengcu Jin cun sambil mendengus.
"Kau anggap saat ini adalah saat apa? Mana mungkin aku masih berkesempatan untuk memikirkan persoalan yang lain."
"Tapi , barusan aku benar-benar tidak mendengar suara apa saja."
Biarpun berkata demikian, namun tangannya meraba gagang pedangnya serta mencabutnya keluar dari sarung. Li sian soat sebera tertawa dingin.
"Hmmmm, tapi jelas kudengar ada orang sedang berbincangbincang."
"Kalau begitu mati kita lakukan penggeledahan, bilamana perlu kita lepaskan tanda bahaya."
Mendadak Li sian soat berseru dengan suara dalam .
"Toaci, cepat lihat bukankah dia ...... dia adalah komandan sin?"
Ternyata telah menemukan tubuh sin cu beng yang tergeletak kaku diatas tanah.
"Waaah celaka dia sudah mati"
Jerit Cun hong Lengcu setengah kaget.
"Aku ......,"
"
Cepat kita periksa"
Tukas Li sian soat.
"Siapa tahu .....,"
Sembari berbicara, mereka berdua segera meluruk kedepan dan mendekati sin cu beng. setelah diperiksa berapa saat, Li sian soat berseru .
"Dia belum mati, hanya menderita sedikit luka, agaknya sudah tertotok jalan darahnya oleh seseorang."
Cun hong Lengcu segera menghembuskan napas panjang, katanya kemudian .
"Terima kasih langit, terima kasih bumi, cepat diperiksa jalan darah apa saja yang tertotok. kemudian cepat bebaskan."
Namun sebelum perkataan itu selesai diutarakan, mendadak terdengar seseorang menyambung nada dingin .
"Lengcu berdua tak usah repot-repot, aku Kho Beng telah menjaga keselamatannya"
"Haaahh?"
Kedua orang Lengcu itu bersama-sama menjerit kaget lalu secepat kilat membalikkan badannya.
Tentu saja bayangan tubuh Kho Beng, Beng Gi ciu serta siau wan segera muncul dihadapan mata kedua orang Lengcu tersebut, seketika itu juga paras muka kedua orang itu berubah hebat, tubunya ikut gemetar keras.
sambil tertawa dingin, Kho Beng berkata lebih jauh .
"Malam ini sungguh kebetulan sekali, tak disangka aku bakal bersua dengan Lengcu berdua."
Cun hong Lengcu mengedipkan matanya berulang kali, tiba-tiba katanya pula sambil tersenyum.
"Kho kongcu, kami sendiripun tak menyangka kalau malam ini begini kebetulan. Tempo hari aku Cun hong Lengcu toh cukup baik melayanimu, mengapa kau bersikeras hendak meninggalkan kami?"
Sebaliknya paras muka Li sian soat telah berubah menjadi pucat pias seperti mayat, mulutnya bungkam dalam seribu bahasa. Kho Beng hanya tertawa dingin tanpa menjawab, pikirnya .
"Siluman perempuan ini benar-benar tak tahu malu, entah apa lagi yang hendak diucapkan olehnya?"
Tiba-tiba Cun hong Lengcu maju tiga langkah kedepan dengan langkah lemah gemulai, kembali katanya sambil tersenyum .
"Kho kongcu, aku harus menyampaikan selamat kepadamu, kudengar ilmu silatmu telah mencapai tingkatan yang sempurna hingga ciangbunjin sucouw kami pun hampir bukan tandinganmu lagi"
"Hmmm, tajam benar pendengaranmu"
Dengus Kho Beng sinis. Cun hong Lengcu segera mengalihkan sorot matanya kewajah Beng Gi ciu berdua, lalu tanyanya lagi.
"Siapa sih kedua orang nona ini?"
Beng Gi ciu mendengus dingin, cepat dia melengos kearah lain. Kho Beng segera berpikir sebentar, lalu katanya .
"Memberitahukan kepadamu juga tak ada salahnya, dia adalah keturunan keempat dari Kim ka sian, pemimpin tiga dewa, nona Beng beserta dayangnya siau wan."
Buru-buru Cun hong memberi hormat.
"ooooh, sudah lama kudengar akan nama besarmu, beruntung sekali kami kakak beradik dua orang dapat bersua dengan keturunan tokoh termashur pada malam ini, nona Beng ilmu silatmu tentu amat tangguh dan terhitung jagoan lihai dari dunia persilatan?"
Kho Beng tertawa dingin.
"Yang lain tak usah disinggung, cukup dengan mengandalkan ilmu jari Tong Kim cinya, biarpun kalian sudah kabur sejauh lima puluh kaki, ia masih mampu menciptakan berapa buah lubang luka ditubuh kalian."
Pucat pias paras muka Cun hong lengcu setelah mendengar perkataan itu, tapi kembali katanya sambil tertawa merdu.
"Padahal diantara kita tak pernah mempunyai ganjalan apapun, meski gara-gara kitab pusaka Thian goan bu boh kami pernah berurusa dengan mu, hal itupun hanya dikarenakan perintah dari suhu dan sucowku, jadi sesungguhnya diantara kita sendiri tak pernah ada dendam apapun."
Kemudian setelah berhenti sejenak. kembali ia berkata .
"Lagipula kitab pusaka Thian goan bu boh sudah terjatuh ketangan Kho kongcu dan suhu kami gagal untuk mendapatkannya kembali."
"Tak usah banyak bicara lagi, aku ingin menanyakan dua persoalan pokok kepada kalian berdua,"
Tukas Kho Beng dengan suara dalam.
"Aaaah mana, mana, silahkan Kho kongcu mengajukan pertanyaan, asal kami berdua mengetahuinya, tentu akan kami terangkan dengan sejelas-jelasnya."
"Asal kalian bersedia mengadakan kerja sama denganku, aku Kho Beng pun tak bakal mencabut nyawa kalian berdua."
"Bila aku benar-benar sampai berhianat pada perguruan sudah pasti aku akan berbakti kepada Kho kongcu,"
Kata Cun hong lengcu sambil tertawa genit.
"Hmmm, dimanakah ciciku sekarang?"
"Ia berada diruang siksa dalam gua pengikat cinta, bahkan kedua orang dayangnya Bwee hiang dan sin hong pun berada disana, Kho kongcu mengenai persoalan cicimu itu, kami merasa amat menyesal tapi sesungguhnya persoalan ini bukan ide kami sendiri tapi atas perintah dari guru kami, jadi kami cuma melaksanakan perintah, Kho kongcu kau tak boleh marah kepada kami."
Sambil menggigit bibir Kho Beng bertanya lagi .
"Siapa saja yang menjaga ruang siksa itu?"
"Tak ada yang khusus menjaga ruangan itu,"
Sahut Cun hong lengcu tertawa.
"Asal Kho kongcu dapat menerobos masuk kedalam gua pengikat cinta dan mengalahkan suhu serta sucouw, sudah pasti cicimu dapat ditolong keluar."
"Apa yang sedang dilakukan Ui sik kong sekarang?"
"sucouw masih merawat lukanya didalam gua, malah kudengar luka itu merupakan hasil karya Kho kongcu"
Dengan nada setengah percaya setengah tidak. Kho Beng bertanya lebih jauh .
"
Lantas kalian hendak kemana sekarang?"
Cun hong lengcu tertawa terkekeh-kekeh.
"Kami hanya mendapat perintah untuk melakukan perondaan, padahal tiada persoalan apapun, hanya saja kami tak mengira kalau Kho kongcu bakal muncul disini."
Tiba-tiba Beng Gi ciu menimbrung.
"Engkoh Beng, menurut pendapatku lebih baik tak usah ditanya lagi."
"Kenapa?"
"Masa kau percaya dengan perkataannya?"
Tanya si nona sambil tertawa.
"Aku memang rada curiga"
"Sewaktu berbicara biji mata mereka berkeliaran liar, katakatanya semau hati sendiri, aku lihat ia sama sekali tak berbicara secara jujur."
Buru-buru Cun hong lengcu berseru kepada Li sian soat yang selama ini hanya membungkam .
"Ji moa y, cepat kau perlihatkan lencana untuk mengontrol bukit, asal kita dapat membuktikan bahwa lencana tersebut asli, aku rasa persoalan yang lain pun mereka akan percaya dengan sendirinya."
Kho Beng mendengus.
"Hmmm, aku sama sekali tak pingin memeriksa tanda lencana apa segala."
Sementara dia masih berbicara tiba-tiba tampak Li sian soat mengayunkan tangannya.
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Benar juga ditangannya memang menggenggam sebuah benda dia seperti hendak melemparkan benda itu kearah Kho Beng, padahal dalam kenyataannya hendak dilemparkan ketengah udara.
Beng Gi ciu mendengus dingin, mendadak dia melancarkan sebuah serangan dengan jari tangannya.
serangan tersebut tak lain adalah serangan Tong kim ci ilmu andalan Kim ka sian, bukan saja desingan angin serangannya amat dahsyat dan lihai, lagipula kecepatan serta ketepatannya sangat mengagumkan.
Tiba-tiba terdengar jerit mengaduh yang amat memilukan hati, Li sian soat yang semula bersikap gagah, kini sudah terbungkuk sambil memegangi pergelangan tangan sendiri.
Ternyata serangan yang dilancarkan Beng Gi ciu saat tadi dilepaskan tanpa belas kasihan, desingan serangan jari tangan itu seketika menembusi pergelangan tangan kanannya, sementara sebatang panah berlubang tujuh terjatuh dihadapannya.
sambil tertawa dingin, Beng Gi ciu segera menjengek .
"Inikah lencana untuk mengontrol bukit?"
Berubah hebat paras muka Cun hong lengcu, tiba-tiba dia melepaskan dua serangan berantai sambil serunya .
"Cepat mundur"
Tanpa memperdulikan lagi rasa sakit pada pergelangan tangan kanannya, Li sian soat melompat bangun lalu melarikan diri menyusul dibelakang Cun hong lengcu.
"Hmmm, mau kabur kemana?"jengek Kho Beng dingin. Dengan sekali lompatan ia segera menyusul kedepan. Tapi sebelum sampai kabur sejauh dua puluh kaki, mendadak terdengar cun hong lengcu dan Li sian soat telah berteriak kaget menyusul roboh terjengkang keatas tanah. suara gelak tertawa yang keras pun berkumandang memecahkan keheningan. Mula-mula Kho Beng agak tertegun, namun setelah diperlihatkan lagi, segera dikenalinya orang yang baru datang ternyata tak lain adalal Thian cun yang serta oh Kui sam, sedangkan cun hong Lengcu Jin cun dan Li sian soat sudah terkapar diatas tanah dalam keadaan tertotok jalan darahnya. Buru-buru Kho Beng memberi hormat sambil menyapa.
"cianpwee berdua ...."
Dengan penuh amarah dan mendongkol oh Kui sam berkaokkaok.
"Selama hidup belum pernah kami berdua jatuh dipecundangi orang, tak disangka akhirnya kami dipecundangi juga oleh kalian."
"sudah, sudahlah"
Tukas Thian cun yang sambil tertawa.
"Sekarang bukan waktunya untuk menghumbar nafsu kerbau, lebih baik masalah pokok dulu yang dibicarakan."
Kemudian kepada Kho Beng, katanya lagi .
"Ada tiga orang sobat yang hendak mencarimu."
"Siapakah mereka?"
Tanya Kho Beng agak tertegun.
"Aku dengar mereka adalah sahabat karibmu, mungkin kau tak akan pernah melupakan mereka."
Sambil berkata ia segera menggapai kebelakang, sambil berseru .
"
Kalian bertiga boleh keluar dari situ"
Diliputi perasaan tak habis mengerti, Kho Beng menengok kedepan, tapi setelah mengetahui siapa yang datang, ia menjadi kegirangan setengah mati, rupanya ketiga orang yang dimaksud adalah Kim bersaudara. Dengan cepat Kim lotoa menjura seraya menyapa .
"Kho sauhiap. kau membuat kami rindu setengah mati"
"sebetulnya siaute sendiripun mempunyai rencana untuk mengunjungi lembah hati buddha tak lama lagi,"
Kata Kho Beng.
"sungguh tak disangka banyak masalah yang mendadak muncul didepan mata ..... akibatnya."
Kim loji turut maju kedepan dan berseru sambil memberi hormat.
"Kami dengar Kho sauhiap telah mendapat jodoh, apakah ...."
Berbicara sampai disitu, sorot matanya segera dialihkan kewajah Beng Gl Ciu Kontan saja paras muka Beng Gl Ciu berubah merah jengah, pelan-pelan ia menundukkan kepalanya rendah-rendah.
"Adik ciu, cepat menjumpai Kim bersaudara,"
Bisik Kho Beng kemudian agak tergagap. Terpaksa Beng Gi Ciu memberi hormat sambil berbisik .
"Menjumpai tayhiap bertiga"
Buru-buru tiga bersaudara Kim membalas hormat, setelah mengucapkan basa-basi, akhirnya Kho Beng pun bertanya.
"Mengapa kalian bertiga tidak mengikuti para jago yang lain pergi ke Siau lim si?"
Kim lotoa menjawab .
"Orang yang paling kukagumi adalah Kho sauhiap sekalipun kami sadar bahwa kepandaian silat yang kami miliki sangat rendah dan tak cukup untuk membantu sauhiap. namun dalam situasi kritis dan gawat seperti ini, rasanya kami tak akan tentram kalau tak dapat membaktikan diri kepadamu."
Kho Beng merasa sangat terharu, serunya cepat .
"Kesetiaan dan kerelaan saudara sekalian untuk membantuku dalam perjuangan benar-benar mengharukan hatiku, sampai mati pun aku tak akan melupakan kebaikan kalian."
Buru-buru Kim lotoa berkata .
"Kho sauhiap. yang penting sekarang adalah menyelesaikan persoalan pokok lebih dahulu, kami akan mendampingi anda dimana saja."
"Kalau memang kita sebagai sesama saudara, harap kalian bertiga jangan bersikap begitu sungkan."
Namun Kim bersaudara tetap mundur tiga langkah dengan sikap yang menghormat sekali. sampai disini oh Kui sam segera berkata .
"sudah hampir mendekati kentongan ketiga, kita harus menyelesaikan urusan pokok lebih dulu."
Kemudian sambil berpaling kearah Kho Beng, tanyanya .
"siapakah kedua orang wanita ini? Apakah kau kenal?"
Buru-buru Kho Beng menjawab .
"Mereka adalah kedua orang murid Dewi In un, orang menyebutnya sebagai dua diantara empat lengcu."
"Bagus sekali, kita memang membutuhkan keterangan dari mereka,"
Seru oh Kui sam girang.
"Barusan boanpweepun berhasil membekuk seorang lagi dia adalah seorang komandan dari pasukan Dewi In Un."
"Makin banyak makin bermanfaat, semuanya kita bekuk saja"
Seru oh Kui sam sambil tertawa. Beng Gi ciu sebera menimbrung.
"Didekat tempat ini keponakan mempunyai sebuah gua yang tersembunyi sekali letaknya, mari kita berbincang-bincang disana saja."
"Bagus sekali, ayoh kita berangkat sekarang saja"
Maka Kim leji dan Kim losam membopong tubuh Jin cun serta Li sian soat, sedangkan Kim lotoa membopong sin Cu beng, mereka bersama-sama berangkat menuju kegua yang dimaksud.
Gua itu lebar lagipula kering, dibandingkan dengan tempat diluar yang dingin dan basah oleh air hujan, tempat ini terasa jauh lebih hangat dan nyaman.
Thian Cun yang dan oh Kui sam segera menjatuhkan diri duduk dilantai, kemudian dengan wajah serius , berkata .
"PErsoalan yang harus kita tanyakan sekarang hanya satu, yaitu apakah Ui sik kong masih berada didalam gua pengikat cinta?"
Dengan kening berkerut Kho Beng menyela .
"Cianpwee apalah gunanya hanya menanyakan satu persoalan saja?"
"Biarpun gunanya tidak terlalu besar, paling tidak kita bisa membuktikan dua hal. PErtama, ui sik kong belum mengincar siau lim si dan kekuatan intinya masih berada dibukit Ciansan. Kedua, ia telah membuat persiapan dengan tujuan hendak menumpas kita dahulu."
"seandainya ui sik kong tidak berada dibukit Cian san?"
Tanya Kho Beng setelah berpikir sebentar. Dengan suara dalam dan berat Thian Cun yang menjawab .
"Keadaan tersebut merupakan suatu berita yang tragis, bila ui sik kong tak ada disini, hal mana berarti dia telah memindahkan kekuatan intinya dari sini dan sasaran yang paling besar kemungkinannya tentu saja para jago yang berkumpul di siau lim si, bila kita datang terlambat selangkah saja, mungkin pembantaian berdarah tak mungkin bisa dihindari lagi."
Kho Beng berpikir sebentar, lalu katanya lagi .
"seandainya Uisik kong berada dibukit Ciansanpun, aku rasa tempat ini pasti telah dilengkapi dengan pelbagai jebakan dan terdapat ancaman dari pelbagai penjuru."
"satu yang lurus membasmi seratus yang jahat, apa yang mesti kita takuti?"
Sambung oh Kui sam. Thian cun yang segera berseru.
"
Cepat kalian tanyakan soal ini kepada mereka."
Dengan cepat tiga bersaudara Kim berkata .
"
Untuk urusan sekecil ini, kami bertiga bersedia untuk melaksanakannya."
Maka Kim lotoa segera mendekati Cun hong Lengcu Jin cun dan menegurnya keras-keras.
"Apakah Ui sik kong berada dibukit Cian san?"
"Yaa, dia berada dalam gua pengikat cinta"
Sahut Jin cun dengan suara lantang.
Jawaban ini kontan saja membuat Kim lotoa berdiri tertegun, tanpa terasa dia mengalihkan pandangannya kewajah Thian Cun yang dan oh Kui sam sambil menunggu perintah berikutnya.
sambil tertawa hambar, Thian cun yang berkata .
"Perkataan ini mungkin saja benar, tapi mungkin juga tidak benar."
"Apakah loya cu tak percaya?"
Kata Jin cun cepat.
"Kalau begitu mah susah jadinya."
"Masalahnya sekarang bukan percaya atau tidak. tapi harus mencari buktinya."
"Loya cu menginginkan bukti dalam bentuk apa?"
"Ditengah malam buta begini, kalian berdua hendak kemana?"
"
Kami sedang melakukan perondaan, jawaban kami jujur dan tidak berniat menipu."
Thian cun yang sebera mendengus .
"Bila Ui sik kong berada dibukit cian san, tak ada gunanya ia menyuruh kalian merondai gunung ini, sebab dia pasti mengerti dengan jelas, bila kami dua orang tua berniat, dironda atau tidak toh sama sekali tidak ada faedahnya."
Kemudian setelah berhenti sejenak. dengan suara dalam lanjutnya .
"Kim Lotoa, menurut kalian dengan cara apakah kita baru bisa memperoleh keterangan yang bisa dipercaya?"
"Paling baik kalau menggunakan jalan siksaan."
Sahut Kim Lotoa cepat-cepat. Thian cun yang segera bertepuk tangan seraya berseru .
"Baiklah, terserah cara apapun kau pergunakan, bagi kami yang penting adalah jawab yang benar."
"Boanpwee turut perintah"
Dengan cepat dia mencabut keluar sebilah pisau belati dari pinggangnya, lalu bentaknya kepada Cun hoa lengcu .
"
Hari ini aku sudah tidak tertarik kepadamu, biar kucari keterangan dari mulutmu saja, nah pilihan sendiri, kau hendak mengaku secara jujur atau menunggu sampai lupa dirimu membuka suara?"
"Aku toh sudah menjawab, jawabanku jujur semuanya."
Jerit Jin cun keras-keras.
"Hmmm, sekalipun kau dapat mengelabui Thian dan oh locianpwee, katakan dulu sekarang kalian berdua serta sin cu beng hendak kemana?"
Cun hong lengcu menghela napas panjang.
"Kami benar-benar sedang mengadakan perondaan kau menyuruh aku menjawab apa?"
Kim Lotoa segera tertawa dingin.
"Baiklah, mungkin kau sendiri tahu apa yang seharusnya dijawab"
Mendadak pisau belatinya ditusukkan keatas pinggul perempuan tersebut, tusukannya keras dan tak mengenal belas kasihan.
Jerit kesakitan yang memilukan hati bergema memecahkan keheningan, saking sakitnya hampir saja Jin cun roboh tak sadarkan diri Kalau tadi pergelangan tangan kanan Li Sian soat yang berlubang hingga darah bercucuran deras, maka sekarang pinggul Jin cunlah yang menderita pendarahan hebat.
sambil menahan sakit yang luar biasa, Cun hong lengcu berteriak keras .
"Kim ..... Kim tayhiap. mengapa kau harus turun tangan sekeji ini kepadaku?"
Sambil tertawa dingin, Kim Lotoa berkata .
"Asal kau bersedia mengaku sejujurnya, tentu saja siksaan badan tak bakal dihindari."
Kemudian sambil berpaling kearah Li sian soat, tegurnya .
"Bagaimana dengan kau?"
Sambil berkata, ia menangkap tangan kanan Li sian soat yang terluka sambil mempersiapkan pisau belatinya yang siap akan ditusukkan kembali keatas bekas luka tersebut. Dengan ketakutan Li sian soat menjerit .
"Taci, aku ....."
"Kita toh sudah menjawab dengan sejujurnya, bila mereka nekat tak mau percaya, kitapun tak bisa apa-apa."
Seru Jin cun keraskeras.
"Jimoay lebih baik kita mati saja, akupun sudah tak mampu menahan diri lagi."
Kim Lotoa sebera mendengus dingin .
"sayang sekali, biar ingin mampus pun kalian tak bakal mampus semudah ini"
Pisau belatinya segera ditusukkan keatas bekas luka pada pergelangan tangan kanan Li sian soat, kemudian pisaunya diputarputar dalam bekas luka tersebut.
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Li sian soat menjerit-jerit histeris begitu tersiksanya dia hingga akhirnya jatuh tak sadarkan diri sementara itu Kim loji telah siap dengan kantung airnya, begitu melihat Li sian soat jatuh pingsan, ia segera mengguyurkan air dingin itu keatas kepalanya sehingga Hee im lengcu ini tersadar kembali dari pingsannya.
Dh wajah pucat pias seperti meyat, dia berteriak kembali .
"Bila kalian adalah orang-orang gagah, lelaki sejati, mengapa tidak langsung pergi mencari sucouw atau suhuku? Buat apa kalian menyiksa perempuan lemah."
Kho Beng seperti tertawa .
"Biarpun kalian adalah perempuan"
Ujarnya.
"Tapi dibawah bimbingan serta pendidikan dari gurumu, tentu banyak kepandaian jahat yang pernah dipelajari, banyak pula kejahatan yang telah kalian perbuat, oleh sebab itu sedikit penderitaan yang diberikan kepada kalian sekarang, sesungguhnya belum terhitung seberapa."
Kemudian setelah berhenti sejenak, katanya lebih jauh.
"Disamping itu kamipun pasti akan pergi mencari sucouwmu , tapi bajingan tua itu terlalu licik dan banyak akal bulusnya, maka itu sebelum pergi mencarinya, kami harus mengetahui data-datanya dulu secara lengkap."
Melihat kedua orang gadis itu tetap membungkam dalam seribu bahasa, Kim Lotoa kembali membentak kepada Jin cun .
"Tampaknya luka tusukanmu tadi tidak terlalu menyakitkan dirimu?"
Buru-buru Jin cun berteriak mengaduh sambil serunya .
"sakit, sakit sekali, aku hampir mampus saking sakitnya."
Kim Lotoa segera tertawa, katanya .
"Padahal apa yang kulakukan barusan baru merupakan suatu peringatan, perbuatan Kim toaya yang lebih lihay segera akan menyusul datang."
Sembari berkata dia mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya dan menuang sedikit bubuk bewarna merah diujung pisau belatinya yang tajam. Melihat kejadian ini, cun hong lengcu segera berteriak dengan nada kaget bercampur ketakutan.
"Apa...apa yang hendak kau perbuat?"
Kim lotoa tertawa dingin.
"ooooh, bubuk itu hanya bubuk merica biasa saja, tapi yang unik adalah bila dipoleskan disekitar mulut luka, maka dia akan memberikan penderitaan serta siksaan yang paling besar bagi orang itu."
Kemudian dengan suara dalam bentaknya .
"Sekarang aku akan membuktikan dari tubuhmu"
"Jangan, jangan, jangan kau bersikap begitu kejam kepadaku,"
Jerit Cun hong lengcu sambil menggigit bibirnya.
"Bersedia tidak berbicara sejujurnya?"
Jengek Kim lotoa sambil tertawa dingin. Cun hong lengcu sebera menganguk berulang kali.
"Bersedia, bersedia, perkataan apapun pasti akan kujawab dengan sejujurnya."
"Nah, katakan sekarang, kalian hendak kemana?"
Setelah menghela napas panjang, cun hong lengcu berkata .
"Kami hendak pergi mengudang seseorang."
"siapa yang akan diundang?"
"Pek kut hujin dari Bi sing nia"
Kim lotoa segera mengalihkan pandangan matanya kewajah Thian cun yang dan oh Kuisam serta Kho Beng sekalian, nampaknya dia tidak mengenal siapakah Pek kut hujin atau nyonya tulang putih ini, sehingga menunggu petunjuk selanjutnya dari mereka.
Dengan kening berkerut, Thian cun yang segera bertanya kepada oh Kui sam.
"Pernahkah kau mendengar nama Pek kut hujin?"
Oh Kui sam sebera menggeleng.
"Aku tidak lebih mengerti tentang urusan dunia persilatan daripada dirimu, kalau kau saja tak tahu masa bisa aku tahu, lebih baik ditanyakan kepada perempuan bau itu"
Tidak menunggu kedua orang kakek itu berbicara, Kim lotoa telah bertanya.
"siapakah Pek kut hujin itu?"
"Dia adalah istri pertama Liong hoa sinkun"
Sekali lagi Thian cun yang dibikin tertegun.
"siapa pula Liong hoa sinkun itu? PErnahkah kalian mendengar tentang nama orang ini?"
Semua orang saling berpandangan tanpa menjawab, hal inim enandakan kalau mereka semua tidak kenal dengan orang tersebut.
sambil mendengus oh Kui sam sebera menimbrung.
"Aku pikir orang-orang itu pasti bukan manusia yang punya nama atau paling banter cuma kaum iblis dari golongan sesat."
Tidak menunggu ditanya lagi, Cun hong lengcu sebera menerangkan lebih jauh.
"Liong hoa sinkun adalah pembantu utama dari sucouw kami, bahkan sucouw kami pun menghormati sinkun, kedudukannya saat ini adalah ketua pelindung hukum."
Mendengar keterangan tersebut, Thian Cun yang segera berkata sambil tertawa.
"Kalau begitu kita tak boleh memandang enteng dirinya, bagaimana dengan Pek kut hujin?"
"Aku dengar Pek kut hujin masih jauh lebih tangguh ketimbang Liong hoa sinkun, apabila mereka bertiga turun tangan bersama, siapapun tak akan ditakuti lagi."
"siapa yang kau maksud tiga orang?"
"Tentu saja Liong hoa sinkun, Pek kut hujin serta sucouw kami"
Thian Cun yang termenung sebentar, lalu katanya .
"Aku lihat persoalan ini tak boleh dianggap enteng, rupanya ui sik kong telah sadar kalau kekuatan sendiri belum cukup untuk menguasai seluruh jagat, maka dia berusaha menggunakan cara lain."
"Mungkinkah mereka akan berhasil?"
Tanya Kho Beng setelah termenung sebentar.
"Kau adalah contoh yang paling nyata, coba jawablah dengan mengandalkan kepandaian silat yang kau peroleh dari kitab pusaka Thian goan bu boh, sanggupkah dirimu untuk mengalahkan ui sik kong, ketua dari partai kupu-kupu?"
"Memang tak mungkin"
Buru-buru Kho Beng menjawab.
"
Dengan mengandalkan ilmu silat peninggalan Kongci Cu?"
"Mendiang guruku mati karena dia telah menderita luka dalam yang cukup parah disaat sedang bertarung melawan bajingan tua ui sik kong, coba kalau bukan demikian rasanya tak mungki ........"
Ia merasakan suaranya sesenggukan dan hampir saja mengucurkan air mata.
"Nah itulah dia hanya mengandalkan ilmu silat dari kitab pusaka Thian goan bu boh, kau tak mampu menandingi ui sik kong dengan hanya mengandalkan ilmu silat warisan Kongci Cu pun tak berhasil, hanya bila dua jenis kepandaian itu digabungkan baru akan terwujud kekuatan yang luar biasa bukan?"
"Maksud cianpwee, bukan saja mereka bergabung sewaktu bertempur, bahkan didalam ilmu silat pun ........ ,"
Cepat-cepat Thian Cun yang menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya .
"Ilmu silat mereka belum tentu dapat digabungkan satu dengan yang lainnya, tapi daya pengaruh yang dihasilkan bila mereka bertiga bekerja sama, mungkin bisa bikin kepala orang pusing."
Cun hong lengcu yang berada disam^ingnya sebera menimbrung .
"Bila kalian tak merasa mampu menandingi kemampuannya lagi, lebih baik bebaskan kami, lalu cepat- cepatlah kabur untuk menyelamatkan diri"
Thian Cun yang sama sekali tidak menggubris perkataan cun hong lengcu, setelah tertawa nyaring katanya .
"Ditinjau dari hal ini jelas sudah bajingan tua ui Sik kong memang berada dibukit Cian san, kita harus berebut waktu sekarang, mari kita berangkat sekarang"
"cianpwee kau belum berpesan bagaimana dengan mereka"
Buru-buru Kim lotoa berseru. Thian cun yang menatap sekejap wajah Kho Beng, lalu katanya .
"Apakah kau mempunyai suatu pendapat?"
Buru-buru Kho Beng berkata .
"Biarpun boanpwee tidak mempunyai pendapat apa-apa, namun kedua orang siluman wanita ini adalah orang yang menjadi penyebab bagi penderitaan ciciku, lagipula mereka licik dan banyak tipu muslihatnya, biar dibunuh pun tak perlu disayangkan."
"Walaupun demikian, tapi tidak cocok kalau kita membunuhnya, dalam keadaan demikian, lebih baik disekap dulu."
Sambil berpaling kearah tiga bersaudara Kim, katanya kemudian .
"Menurut pendapatku, lebih baik kalian bertiga tetap tinggal disini menjaga ketiga tawanan tersebut, tunggulah sampai kami semua kembali kemari, kemudian baru pulang bersama-sama .
"
Sekalipun tiga bersaudara Kim merasa enggan, namun mereka pun tak berani membangkang perintah Thian Cun yang, oleh sebab itu sahutnya cepat-cepat .
"Boanpwee turut perintah."
Kho Beng segera berkata pula.
"
Ketiga orang ini memiliki kepandaian silat yang amat tinggi, meskipunjalan darahnya sudah tertotok, namun kalian jangan menganggap enteng dirinya."
"Kho sauhiap tak usah kuatir"
Kim lotoa tertawa.
"kalau cuma persoalan seperti itu rasanya kami masih mampu mengatasinya."
Sambil berkata ia sebera mengeluarkan seutas tali otot naga dan berkata kembali .
"Betapapun lihaynya kepandaian silat mereka, aku rasa disaat jalan darah mereka tidak tertotok pun, tentunya tak mampu untuk menggetar putus tali ini, bukan?"
Dalam waktu singkat Kim loji dan Kim losam turun tangan pula untuk mengikat tubuh Cun hong lengcu, Li sian soat serta sin cu beng.
Kemudian mereka pun menotok jalan darah bisunya, dengan demikian ketiga orang itupun berubah menjadi kaku, bukan cuma tak mampu bergerak.
berkaok pun tak dapat.
oh Kui sam segera memuji sambil tertawa .
"Caramu ini memang bagus sekali, mari kita berangkat dengan perasaan lega."
Tanpa menunggu jawaban lagi, dia segera berangkat lebih dulu menuju keluar gua.
Hujan yang turun diluar makin deras, udara semakin gelap sehingga menghalangi pandangan mata semua orang.
secara beruntun Thian cun yang, Kho Beng, Beng Gi ciu serta siau wan bermunculan dari gua mengikuti dibela kang oh Kui sam, kemudian dibawah petunjuk Beng Gi ciu mereka langsung berangkat menuju kepuncak bukit Cian san.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki kelima orang itu merupakan kepandaian yang sangat tangguh, tak selang berapa saat kemudian mereka telah sampai dipuncak utama seperti sukmasukma gentayangan.
Kho Beng sudah cukup mengenal daerah sekitar situ, tanpa terasa timbul perasaan aneh dalam hatinya memandang puncak gunung yang dicekam kegelapan, pikirnya .
"Aaaa, apakah ciciku masih disekap disini? Lantas bagaimana keadaannya sekarang, tentu ia sudah disiksa sampai tak karuan lagi bentuknya."
Kemudian ia pun membayangkan kembali keadaan dari kakek tongkat sakti, Chin sian kun. sementara dia masih melamun, mendadak Thian cun yang yang berjalan didepan menghentikan langkahnya seraya berseru .
"Tunggu dulu"
Ketika semua orang mengalihkan pandangan matanya keatas, terlihatlah puncak bukit itu amat gersang dan gungul, kecuali deruan angin barat yang amat hebat, kabut hitam yang menyelimuti atas permukaan tanah serta hujan yang cukup deras, tak nampak sesosok bayangan manusia pun disekeliling sana, seolah-olah tempat itu merupakan sebuah bukit yang sepi dan terpencil.
Mengawasi kesemuanya itu, tanpa terasa Thian Cun yang menghela napas panjang.
Pertarungan berdarah dibukit hati duka seabad berselang diduga bisa menyebabkab aman tentramnya dunia persilatan, siapa tahu seabad kemudian timbul kembali peristiwa yang tragis dalam dunia persilatan."
Sementara dia masih berpikir, terdengar oh Kui sam telah berbisik disisi telinganya.
"Mulut guanya berada disebelah sana, ayoh jalan, apalagi yang kaupikirkan?"
Bagaikan baru mendusin dari impian, Thian cun yang menyahut .
"Jangan tergesa-gesa, kita mesti meneliti lebih dulu keadaan sekeliling tempat ini."
Kemudian sambil berpaling kearah Kho Beng, katanya lebih jauh .
"Diantara kita semua, hanya kau yang pernah memasuki gua pengikat cinta, sesungguhnya berapa luas sih kawasan gua ini dan berapa dalam jarak antara mulut gua kedasar ruangan? Apakah kau masih mengingatnya secara jelas?"
Kho Beng berpikir sebentar, kemudian jawabnya .
"Jarak dari mulut gua sampai ruangan utama dibawah sana rasanya lebih kurang sepuluh kaki, ruang gua dibawah situ saling berhubungan satu dengan lainnya, aku rasa kawanan mereka tak terhitung kecil, tapi sayang boanpwee belum sempat mengelilingi semuanya"
Thian Cun yang mengitari sekejap sekeliling tempat dengan sorot matanya, kemudian berkata .
"Luas puncak bukit ini paling banter hanya lima puluhan kaki persegi kebawahpun cuma enam, tujuh puluh kaki, kalau dihitung kembali secara cermat lingkupan mereka tidak termasuk kelewat besar, lagipula disudut utara sana sudah pasti dinding guanya amat tipis benar."
Oh Kui sam sebera menimbrung.
"Cun yang, mengapa sih pembicaraanmu hari ini kelihatan mencla mencle seperti orang yang ragu untuk berbicara? Peduli amat sih besar atau tidaknya kawasan mereka, asal kita sudah memasukinya toh segala sesuatunya akan terlihat dengan sendirinya?"
Bersambung ke
Jilid 42
Jilid 42
"Bukan begitu keadaan yang sebenarnya,"
Ujar Thian cun yang bersungguh-sungguh "Ketahuilah, musuh yang sedang kita hadapi sekarang adalah seorang manusia jahat yang licik dan banyak tipu muslihatnya, sekali kita bersikap kurang berhati-hati, bisa jadi kita akan terpeleset dan menderita kekalahan total"
Kemudian setelah berhenti sejenak, terusnya dengan suara dalam .
"Satu hal perlu diingat-ingat, setelah masuk nanti , entah berada didalam keadaan seperti apa pun, kita tak boleh saling memisahkan diri."
"Empek Thian, kami akan mengingat baik-baik pesanmu"
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Itu Beng Gi Ciu berjanji sambil tertawa.
"Selain itu masih ada satu lagi yang perlu diawasi yakni berhatihati terhadap ilmu pukulan beracun atau ilmu sesat lainnya, apalagi serangan secara terang-terangan gampang dihindari, tapi serangan bokongan susah dihadapi , Kho Beng kau saja yang menjadi pembuka jalan"
Tapi baru berjalan berapa langkah, gelak tertawa yang amat keras telah bergema memecahkan keheningan, menyusul kemudian tampak serombongan bayangan manusia bermunculan secara tibatiba, sebagai pemimpinnya ternyata tak lain adalah Ui Sik kong sendiri.
Terdengar ia berseru setelah tertawa nyaring .
"Walaupun aku sudah menduga bakal kedatangan tamu agung, namun tidak kusangka kau akan datang dimalam yang hujan dan dingin seperti sekarang ini."
Kemudian setelah mengawasi sekejap keadaan lawannya, dia melanjutkan .
"Waaah, kelihatannya kalian sudah basah kuyup semua, mari silahkan masuk untuk beristirahat sejenak, aku pasti akan menyambut kedatangan kalian dengan arak hangat."
Sambil berkata ia menyingkir kesamping dan mempersilahkan tamunya untuk lewat.
Thian Cun yang yang berdiri didepan sekali untuk menghalangi rekan-rekannya maju, ketika mendengar perkataan tersebut ia sama sekali tak bereaksi, hanya ujarnya sambil tertawa dingin .
"Tak usah tergesa-gesa, lebih baik kita berbincang-bincang dulu disini"
Ui sik kong segera tertawa tergelak .
"Haaahh haaahh haaahh .. biarpun ruangan dalam goa kurang indah dan mewah paling tidak jauh lebih hangat dan nyaman ketimbang tempat ang basah dan dingin seperti ini, mengapa sih kalian tak berani masuk?"
Thian Cun yang tertawa dingin .
"Aku ingin mengetahui lebih dulu maksud tujuan anda."
Ui sik kong memperhatikan sekejap keadaan musuh-musuhnya, kemudian berkata .
"Panglima perang yang pernah kalah bertempur mana berani bicara besar? Tentu saja kami akan mendengarkan semua perkataan dari keturunan tiga dewa."
Kemudian sambil menunjuk kebelakangnya, ia melanjutkan .
"Yang ini adalah ketua pelindung hukum partai kami, Liong hoa sinkun, sedang keempat orang ini adalah empat tiang lo partai kupukupu, sedangkan sisanya yang lain bukan terhitung orang-orang yang bisa diandalkan lagi."
"orang-orang itu tiada persoalan yang terlalu serius buat pandangan kami,"
Tukas Thian cun yang tertawa "Justru yang ingin kuketahui adalah rencana anda yang selanjutnya."
Ui Sik kong mendengus dingin .
"Hmmm, aku tidak mempunyai perencanaan apa-apa"
Thian cun yang segera berpaling kearah Kho Beng dan serunya .
"Bocah muda, lebih baik kau saja yang bedanya kepadanya."
Kho Beng menyahut dan segera tampil kedepan, bentaknya kemudian "Ui sik kong kau tak mengira bukan aku bakal datang pada hari ini?"
Ui sik kong tertawa dingin .
"Walaupun perhitunganku belum bisa dibilang tepat seratus persen, namun sudah kuduga kau bakal datang, hanya sayang tendanganku tempo hari kelewat enteng, sehingga rasanya kurang mantap untuk menghantarmu pergi kerumah nenek."
"Hmmm, nampaknya kau tidak menunjukkan sedikit rasa menyesal pun,"
Tegur Kho Beng gusar.
"Apakah sudah kaupikirkan kembali syarat yang kuajukan?"
"sudah kupertimbangkan, dan aku dapat menerimanya"
"Dapat menerimanya?"
Kho Beng jadi tertegun dibuatnya.
Thian cun yang, oh Kui sam, Beng Gi ciu serta siau wan pun turut tertegun dibuatnya, keadaan tersebut sama sekali tak sesuai dengan apa yang mereka duga, dengan sikap maupun nada pembicaraan Ui sik kong, sudah jelas ia tak mempunyai rasa menyesal ataupun bertaubat, namun mengapa ia justru mengucapkan kata-kata seperti ini? sebenarnya apakah rencana serta maksud tujuannya? "Apakah kau berbicara dengan sesungguhnya?"
Kho Beng segera menegur dengan suara dalam.
"Apakah kau tak percaya?"
Ui sik kong balik bedanya dengan suara yang tenang.
"Terus terang saja aku menaruh curiga yang besar terhadapmu, tapi asal kau benar-benar mempunyai maksud untuk bertobat, aku akan tetap menuruti pesan mendiang guruku dengan melindungi kehidupan dari partai kupu-kupu."
Ui sik kong tertawa.
"Waaah, kalau begitu aku amat berterima kasih sekali"
Untuk sesaat lamanya Kho Beng tidak mengerti bagaimana mesti berbuat, terpaksa dia berpaling kearah Thian cun yang serta oh Kui sam, sambil berkata .
"Harap cianpwee sudi memberi petunjuk"
Thian cun yang tertawa bergelak.
"Haaahh . Haaahh . Haaahh .sesungguhnya gampang sekali, suruh saja dia membebaskan dulu orang-orang yang disekap dalam gua pengikat cinta"
Kho Beng manggut-manggut, segera serunya dengan keras.
"Bila anda mempunyai niat yang tulus, harap ciciku dan kedua dayangnya, kakek tongkat sakti serta nona Chin sekalian segera dibebaskan dari sekapan"
Ui sik kong segera menjawab sambil tertawa .
"Bila sikap anda sekalian tetap berhati-hati dan penuh perasaan curiga terhadapku, hal ini menunjukkan bukan aku yang tak mempunyai niat yang tulus, sebaliknya kalian sendiri ."
Kemudian dengan sinar hijau memancar keluar dari matanya, dia berkata lebih jauh .
"Dengan kuterima syarat yang kalian ajukan, sudah dapat kupastikan dunia persilatan akan pulih kembali dalam ketenangan dan kedamaian, kini aku telah mempersiapkan perjamuan untuk anda semua, apa salahnya kalau kita berbincang-bincang dulu sambil minum arak, kemudian aku akan memimpin para jago untuk kembali ke sin kiang, sedang kalian boleh meninggalkan bukit Cian san dengan membawa serta kakek tongkat sakti sekalian, bukankah segala urusanpun akan beres dengan sendirinya?"
Sebelum semua orang mengemukakan pendapatnya, tiba-tiba oh Kui sam menyela .
"Perkataannya memang ada betulnya juga, apa salahnya kalau kita mengganggunya sejenak?"
Ia bukan ingin minum arak tapi merasa bahwa perbuatan drmikian tak akan menghilangkan pamor. Thian cun yang segera berkerut kening, katanya dengan suara dalam .
"Ui sik kong, kau harus tahu, bila kau mempunyai niat jelek atau sudah merencanakan sesuatu secara licik, maka akibatnya bisa diluar dugaanmu sama sekali."
"Aku toh mengundang kalian dengan perasaan yang tulus, buat apa anda justru menaruh banyak curiga?"
Sahut Ui sik kong sambil tertawa hambar.
"Moga-moga saja apa yang kau katakan adalah ucapan yang sejujurnya, demi mati hidupnya partai kupu-kupu, keputusan yang kau ambil pada malam ini sangat penting, kuharap kau cukup memahami keadaan tersebut."
Ui sik kong segera tertawa bergelak.
"Haaahh haaahh haaahh bila anda masih saja mencurigai diriku dengan tuduhan yang bukan-bukan aku pun tak akan menahan kalian, silahkan saja segera pergi meninggalkan tempat ini."
Oh Kui sam tertawa bergelak.
"setelah datang mengapa harus pergi lagi? Bila kami berani datang tapi tak berani memenuhi undanganmu, apa kata orang tentang keturunan dari tiga dewa? silahkan membawa jalan"
"Aaai nampaknya oh lohiap memang jauh lebih tegas."
Dengan sinar mata yang licik dia memandang sekejap sekitar situ, lalu terusnya .
"Biar aku segera membawa jalan untuk kalian"
Ia membalikkan badan dan mengajak keempat tiang lo dari partai kupu-kupu dan ketua pelindung hukumnya Liong hoa sinkun yang berambut panjang sebahu memasuki pintu gua terlebih dahulu.
Tampaknya pintu gua terpentang lebar-pebar, cahaya lentera menerangi seluruh sudut ruangan.
sepanjang lorong rahasia, setiap jarak dua kaki, disisi kanan kiri lorong berdiri sepasang busu bersenjata yang melakukan penjagaan secara ketat, gaya maupun sikap mereka Nampak perkasa dan penuh kewibawaan.
sementara itu Ui sik kong berjalan dengan wajah penuh rasa bangga sepanjang jalan tiada hentinya dia mengelus jenggot kambingnya sambil menengok kanan kiri oh Kui sam serta Thian cun yang mengikuti dibelakangnya dengan senyum dingin menghiasi wajahnya, apalagi sikap Kho Beng serta Beng Gi ciu, kedua orang muda mudi ini kelihatan acuh tak acuh, mereka mengikuti dari belakang dengan angkuh.
Tak lama kemudian, tibalah mereka diruangan tengah, sebelum nya Kho Beng pernah berkunjung kesana, hanya bedanya waktu itu dia datang dengan perannya sebagai Koan ci Cu, sedang sekarang ia datang sebagai murid dari Kongci Cu.
Ditengah ruangan telah dipersiapkan sebuah meja perjamuan, dayang dan pelayan telah siap melayani , namun disekeliling ruangan tersebut dipenuhi dengan busU berpedang yang melakukan penjagaan secara ketat.
setibanya didepan meja, Ui sik kong segera mempersilahkan tamunya untuk mengambil tempat duduk lebih dulu.
"silahkan anda sekalian duduk"
Bersamaan itu pula dia memberi tanda kepada rekan-rekannya agar duduk pula menurut urutan, tapi semuanya menempati sudut sebelah kiri, sebab ia sudah melihatnya bahwa dibagian sanalah merupakan posisi yang paling aman.
Ui sik kong segera tertawa terbahak-bahak , dengan mengajak Liong hoa sinkun dan keempat tiang lo dari partai kupu-kupu mereka menempati pos isi sebelah kanan tapi disamping Liong hoa sinkun Nampak masih ada sebuah tempat berada dalam keadaan kosong.
sambil tersenyum Thian cun yang segera menegur.
"Nampaknya masih ada amu agung lain yang bakal datang?"
Sambil tertawa Ui sik kong manggut-manggut .
"Benar, masih ada seorang teman yang belum datang, tapi orang itupun tak bisa dianggap sebagai tamu."
"Bolehkah aku tahu siapakah orang itu?"
Tanya Thian cun yang sambil tertawa. Liong hoa sinkun yang duduk disamping Ui sik kong segera menyahut dengan suara dingin .
"orang itu adalah istriku Pek kut hujin"
"Hujan turun begini deras, malampun sudah semakin larut, mungkin dia tak bakal datang malam ini?"
Liong hoa sinkun mendengus dingin.
"Hmmm, dia pasti akan datang, cuma soal waktu saja mungkin agak terlambat."
"Beranikah anda bertaruh denganku?"
Berubah paras muka Liong hoa sinkun setelah mendengar perkataan itu tegurnya .
"Apa maksud perkataanmu ini?"
"Aaah, tidak bermaksud apa-apa, aku hanya mengadu nasib saja."
Buru-buru Ui sik kong menyela sambil tertawa .
"Aku rasa urusan sepele seperti itu tak perlu dipertaruhkan lagi, yang penting justru merundingkan masalah besar, biarpun Pek kut hujin tak bisa datang pada saatnya, toh bukan berarti akan mengganggu jalannya perundingan diantara kita"
Mendadak Liong hoa sinkun menggebrak meja seraya berseru .
"Tiba-tiba saja aku mencurigai satu hal, sekalipun istriku tak bisa datang pada saatnya, seharusnya Cun hong lengcu dan Hee im lengcu sudah balik kembali .aku rasa .."
Setelah berhenti sejenak, dengan suara dalam dia melanjutkan.
"Aku rasa hanya sebuah jawaban saja, sudah pasti istriku sudah mendapat celaka ditangan mereka?"
Buru-buru Ui sik kong menggoyangkan tangannya berulang kali sambil katanya .
"Tidak mungkin, tidak mungkin"
Menyusul kemudian sambil tertawa tergelak lanjutnya .
"Haaahh . Haaahh haaahh mereka adalah jago-jago lihay yang menganggap dirinya sebagai pendekar sejati yang berjiwa besar, tentu saja pendekar sebangsa mereka tak bakal melakukan perbuatan rendah seperti ini , mereka orang-orang perempuan sudah terbiasa menunda waktu karena urusan pribadi kaum wanita , lebih baik kita membicarakan dulu persoalan yang pokok."
Sambil berkata dia segera melemparkan sebuah kerlingan misterius kewajah Liong hoa sinkun. Thian cun yang dapat menyaksikan hal ini secara jelas, buru-buru dia berbisik kepada rekan-rekannya dengan ilmu menyampaikan suara .
"Keadaan sudah semakin nyata, sudah pasti bajingan tua she Ui ini mempunyai rencana busuk yang telah dipersiapkan."
Padahal sekalipun tidak disinggung oleh Thian cun yang pun Kho Beng sekalian sudah dapat melihat jelas, karena tindakan Ui sik kong yang tidak mengkuatirkan hilangnya Jin Cun dan Li sian soat sudah cukup untuk membuktikan hal ini.
Ditengah gelak tertawa nyaring, Ui sik kong mengangkat cawan araknya dan berkata .
"Untuk menunjukkan ketulusan hati kami, silahkan anda sekalian minum secawan arak terlebih dahulu"
Tunggu sebentar mendadak Kho Beng berseru dengan suara yang berat dan dalam. Ui sik kong meletakkan kembali cawan araknya, kemudian menegur dengan kening berkerut .
"apakah Khosauhiap mempunyai suatu petunjuk?"
"Kedudukan Dewi In Un didalam partai kupu-kupu tidak terhitung rendah, apalagi dia pun sudah banyak membuat jasa didaratan Tionggoan, mengapa tak Nampak ia turut hadir dalam pertemuan malam ini?"
Ui sik kong segera tertawa hambar.
"Kaum wanita tidak pantas ikut menyambut tamu, apalagi siauli merasa kurang enak badan sehingga sudah tertidur sejak sore tadi."
"Hmmm, itu mah Cuma alasan anda saja untuk menutupi keadaan sebenarnya,"
Jengek Kho Beng sambil tertawa dingin.
"muda-mudi dunia persilatan tidak mementingkan tata cara, apalagi berbicara dari tingkat kedudukan putrimu, sepantasnya kalau ia turut menghadiri perjamuan malam ini."
"Tapi bukankah telah kubilang, putriku sedang sakit?"
Jawab Ui sik kong sambil tertawa. Kembali Kho Beng tertawa dingin.
"Bagi orang yang belajar silat, penyakit demam tak mungkin bisa menyerang tubuhnya, apalagi putrimu masih muda, ia tak mungkin akan terserang sakit, apakah kau tidak merasa bahwa perkataanmu kelewat keterlaluan?"
Berubah hebat paras muka Ui Sik kong, segera katanya .
"Kuharap anda jangan terlalu menyudutkan posisiku, kenapa kau bersikeras menyuruh putriku turut hadir didalam pertemuan ini?"
"sebab ada sementara persoalan yang cuma bisa dijawab oleh dia seorang."
"Persoalan apa?"
Ui sik kong bertambah gusar.
"Misalnya saja siapa yang telah menyamar sebagai Bu wi lojin dalam peristiwa berdarah tempo dulu, dan dimanakah kakakku sekalian disekap? Lebih baik undanglah dia keluar agar semua persoalan dapat diselesaikan hingga tuntas."
"Kalau hanya persoalan itu mah, aku pun dapat menyelesaikan"
Kata Ui sik kong sambil tertawa. Kho Beng segera berpikir sebentar, lalu katanya .
"Kalau anda memang dapat menyelesaikannya, baiklah, kita pun tak usah mengganggu putrimu lagi."
Sekali lagi Ui sik kong mengangkat cawan araknya sambil berkata .
"Harap kalian menerima penghormatanku dengan secawan arak ini."
Tapi secara tiba-tiba Kho Beng menggebrak meja lagi sambil berseru .
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tunggu dulu"
Terpaksa Ui sik kong meletakkan kembali cawan araknya, lalu menegur .
"Kho sauhiap ada petunjuk apalagi, kenapa tidak diungkap saja seusai aku menghormati secawan arak kepada kalian?"
Kho Beng menggeleng.
"Masih ada sebuah persoalan yang lebih penting dan harus diberi penyelesaian lebih dulu."
Tampaknya Thian Cun yang sekalian sudah dapat memahami maksud serta tujuan Kho Beng, tanpa terasa mereka mengangguk dengan perasaan puas, sebab siapapun tak ada yang tahu apakah dalam arak tersebut telah dicampuri racun atau tidak.
Andaikata keadaan yang sebenarnya belum diketahui secara pasti dan gara-gara itu mereka sampai diracuni, bukankah usaha mereka bakal menderita kegagalan total? Bukan Cuma begitu, bahkan bisa jadi keselamatan jiwa mereka pun akan terancam? "silahkan Kho sauhiap utarakan"
Terdengar Ui sik kong berkata dengan kuning berkerut.
"Kalau memang anda telah menerima semua syarat yang kuajukan sebelumnya, kupikir kalian pun harus membebaskan dulu kakakku sekalian dan kita minum arak bersama-sama untuk menghilangkan segala kecurigaan dan pertikaian dimasa lalu"
Ui sik kong segera tertawa seram.
"Perkataan Kho sauhiap memang benar tapi harap jangan lupa bahwa dalam salah satu syaratmu, terdapat pernyataan yang mengatakan kau hendak mengembalikan benda mestika dari partai kupu-kupu kami, yaitu kitab pusaka Thian goan bu boh."
"Tentu saja aku akan memenuhi janji itu, aku bukan manusia yang tak dapat dipercaya kata-katanya."
Ui sik kong segera mengulurkan tangannya kedepan sambil berseru .
"Kalau begitu sauhiap dapat segera menyerahkannya kepadaku soal ini"
Kho Beng nampak agak tertegun dan tidak menduga sampai kesitu, selang sesaat kemudian ia baru berkata .
"Jadi kau berniat untuk bertukar syarat dengan kitab pusaka tersebut?"
Sebagaimana diketahui, kitab pusaka Thian goan bu boh memang tidak berada disakunya tapi disimpan oleh Bu wi lojin disuatu tempat yang sangat rahasia dalam lembah hati Buddha. Ui sik kong tertawa dingin.
"semula aku tidak berniat untuk berbuat begini, tapi lantaran Kho sahiap bersikeras untuk memaksa kami membebaskan kakakmu sekalian terlebih dahulu, mau tak mau terpaksa akupun harus mengambil tindakan yang sama."
"Ini namanya mengancam, jelas kau tidak berniat secara tulus,"
Seru Kho Beng dengan keras Pryaaaanggg Ia membanting cawan araknya keatas tanah.
Ternyata perbuatan Kho Beng dengan membanting cawan arak kelantaipun mengandung maksud tertentu, dia hendak menggunakan kesempatan disaat arak tersebut tertumpah dilantai untuk memeriksa apakah arak tersebut mengandung racun atau tidak.
Ui sik kong sama sekali tidak menjadi gusar karena ulah lawannya, malah sambil tertawa hambar ia berkata .
"Bagaimana pun juga anak muda memang berdarah panas, kalau toh kedua belah pihak bermaksud menyelesaikan persoalan secara damai, mengapa pula tindakanmu mesti menuruti emosi?"
Sambil berkata dia segera mengambil cawan arak yang berada dihadapan oh Kui sam dan berkata lebih jauh.
"Mungkin anda sekalian mencurigai dalam arak ada racunnya, biar aku mencicipi secawan lebih dulu"
Sembari berkata ia segera meneguk isi cawan arak itu hingga kering. Mula-mula Thian cun yang kelihatan agak tertegun, tapi kemudian serunya sambil tertawa bergelak .
"Haaahh haahh haahh lagi-lagi kau menaruh kesalahpahaman, jangan lagi arak tersebut tidak beracun, biarpun benar-benar ada racunnya, apa pula yang mesti kami takuti? Namun bila arak ini benar-benar beracun, asal anda minum obat penawar sebelumnya, maka biarpun menghabiskan sepuluh cawan secara beruntun pun aku rasa tak akan sampai terpengaruh oleh daya kerja racun itu"
Habis berkata, kembali ia tertawa terbahak-bahak. sambil tertawa dingin Ui sik kong segera berkata .
"Kalau toh anda berkata demikian, akupun tak dapat berbuat lain kecuali membatalkan perjamuan ini"
Kembali Thian cun yang tertawa bergelak .
"Tujuan kedatangan kami kemari memang bukan untuk minum arak tapi ingin mengajak anda untuk membicarakan persoalan ini secara baik-baik, kau harus mengerti, kami sama sekali tidak mempunyai niat jahat bahkan kami setuju dengan usul Kho Beng untuk tetap mempertahankan keutuhan dari partai kupu-kupu partai kupu-kupu."
"aku amat berterima kasih dengan usul kalian itu"
Kata Ui sik kong sambil tertawa seram.
"tapi kitab pusaka Thian goan bu boh harus kalian serahkan lebih dulu."
"Asal semua persoalan telah terselesaikan, kujamin hanya didalam setengah hari saja kitab pusaka Thian goan bu boh sudah dapat kami serahkan kembali"
Kata Kho Beng dengan tegas.
"kalau tidak. aku berani menjamin dengan batok kepalaku ini."
"Ditambah pula dengan batok kepala kami berdua,"
Sambung Thian cun yang dan oh Kui sam serentak. Ui sik kong segera tertawa.
"Kalau memang kalian telah berkata demikian, tentu saja aku akan menurut perintah."
Kemudian setelah berhenti sejenak. katanya lagi.
"Begitu kitab cusaka Thian goan bu boh dikembalikan, aku segera akan menaik diri dari daratan Tionggoan."
"Tapi aku menuntut kepada anda untuk membebaskan dulu semua tawanan yang ada"
Desak Kho Beng dengan sorot mata yang tajam. Ui sik kong tertawa tenang, bukan menjawab dia malah bedanya .
"Apakah perjamuan ini masih akan dilanjutkan?"
"Tidak usah"
Tukas oh Kui sam.
"Lebih baik dibubarkan saja"
Sambil tertawa hambar Ui sik kong mengulapkan tangannya seraya berseru .
"Pengawal, bubarkan perjamuan, ganti dengan air teh"
Dalam waktu singkat meja perjamuan telah dibongkar sementara didepan masing-masing orang dihidangkan secawan air teh. sambil tertawa misterius, Ui sik kong berkata .
"Bila anda sekalian kuatir dala air teh ada racunnya, tak usahlah diminum, tapi kuminta janganlah ditolak mentah-mentah, paling tidak lakukanlah sedikit lagak seakan-akan menerima hidangan tersebut."
Sindiran ini amat tajam dan langsung membuat paras muka Thian Cun yang berubah menjadi merah padam, namun ia tidak berkata apa-apa. Kembali Ui sik kong berkata lagi.
"sekarang juga aku akan menyuruh orang untuk mengundang ang It ciang, Chin sian kun serta kakak perempuan Kho sauhiap agar bertemu dengan anda sekalian."
"Kalau benar begitu, hal ini menunjukkan ketulusan hati anda, aku pun pasti akan melaksanakan pesan guruku almarhum untuk melindungi partai kupu-kupu dari segala ancaman bahaya."
Ui sik kong tertawa dingin, sambil berpaling kearah satu diantara empat tiang lo partai kupu-kupu, serunya .
"Harap Pek tiang lo melaksanakan perintah ini."
Kakek itu mengiakan dan segera mengundurkan diri dari situ.
Mendadak .
Terasa ada segulung bau aneh yang menyusup masuk kelubang hidung masing-masing, semua orang segera merasa bahwa bau itu berasal dari asap dupa yang baru dibakar , sementara asap berbau harum itu sedang menyebar secara pelan-pelan keseluruh ruangan.
Bagi penciuman orang awam, bau tersebut merupakan bau asap dupa sesungguhnya, sama sekali tidak ada gejala mencurigakan.
Tapi begitu Thian cun yang mengendusnya, berubah air mukanya dengan cepat buru-buru peringatnya dengan ilmu menyampaikan suara .
"Cepat tutup kelima jalan darah penting didepan dada"
Begitu mendengar suara peringatan tersebut, Kho Beng, Beng Gi ciu dan siau wan sekalian cepat-cepat menutup semua jalan darah pentingnya.
Terdengar Thian Cun yang pra-pura berbatuk dan menutup mulutnya dengan ujung baju, padahal ia berbisik lagi dengan ilmu menyampaikan suaranya .
"Aku telah berhasil menemukan hal-hal aneh, kalian cepat berlagak seperti orang yang mabuk dan bersikap masa bodoh, namun ingat jangan sampai kosongkan pikiran, coba kita lihat permainan apalagi yang bakal mereka pergunakan."
Maka suasana didalam ruangan pun lambat laun tercekam kembali dalam keheningan.
Tampak Thian cun yang, oh Kui sam, Kho Beng, Beng Gi ciu serta siau wan duduk kaku bagaikan hwesio tua yang sedang semedi sementara biji mata masing-masing cun makin lama semakin tak bergerak lagi.
Ui sik kong yang mengawasi terus perubahan wajah lawanlawannya itu mulai memunculkan senyuman bangga setelah melihat kejadian ini.
setengah peminuman teh kembali sudah lewat, tiba-tiba Liong hoa sinkun bangkit berdiri lalu secara tiba-tiba mengayunkan kesepuluh jari tangannya dan digetarkan lebih dulu dihadapan Thian cun yang.
Thian cun yang berlagak seakan-akan sama sekali tidak merasakan gerakan tersebut, tubuhnya sama sekali tak bergerak.
Dengan suara yang dalam Liong hoa sinkun segera menegur .
"Thian cun yang tatap kesepuluh jari tanganku ini lekat-lekat"
Thian cun yang sama sekali tak bersuara, namun biji matanya yang sudah tak berputar itu benar-benar berputar mengikuti gerakan ke sepuluh jari tangan Liong hoa sinkun.
sekilas perasaan girang segera menghiasi wajah Liong hoa sinkun, lagi-lagi dia menegur dengan suara dalam .
"Kenalkah dengan aku?"
"Kenal"
Jawaban Thian cun yang bagaikan orang mengigau.
"siapakah aku?"
Desak Liong hoa sinkun lebih jauh.
"Kau adalah si setan gantung hitam dari istana neraka"
"Haaahh?"
Tanpa terasa Liong hoa sinkun berseru kaget dan menghentikan perbuatan dengan wajah tertegun. Ui sik kong turut melompat bangun dengan wajah tertegun, segera tanyanya .
"Apa yang sebenarnya terjadi"
Liong hoa sinkun tergagap tak mampu menjawab, sinar matanya pelan-pelan dialihkan dari wajah Thian cun yang keatas wajah siau wan, lalu seorang demi seorang ditelitinya dengan seksama.
Ia menjumpai wajah orang-orang itu sudah berubah menjadi orang yang kehilangan pikiran, biji matanya kaku dan lagaknya seperti orang bodoh, sama sekali tidak ditemukan sesuatu gejala yang aneh.
Karenanya sambil tersenyum, dia berkata .
"Mungkin tenaga dalam mereka kelewat sempurna, biarpun hamba telah menambah sepuluh kali lipat bahan sian hun liang yang dibakar, namun kesadaran pikiran mereka tampaknya belum terpengaruh secara keseluruhan."
"Tapi apa sebabnya ia mengatakan sinkun adalah si setan gantung hitam dari neraka?"
Tanya Uisik kong dengan perasaan tak habis mengerti. Liong hoa sinkun tertawa jengah, buru-buru sahutnya .
"Hal ini, mungkin tampang hamba memang kurang sedap dipandang sehingga, sehingga dia menyebut begitu kepadaku."
"Lantas apa yang mesti kita perbuat dalam langkah berikutnya?"
Tanya Ui sik kong kemudian serius. Liong hoa sinkun tertawa bergelak .
"Itu mah gampang, biarpun kesadaran mereka masih tertinggal sebagian namun tenaga dalamnya telah punah, asal jalan darah mereka kita totok, orang-orang itu akan menurut semua perintah dan perkataan ciangbunjin"
"Betul juga perkataanmu itu,"
Seru Ui sik kong gembira.
"aaaai, nampaknya makin tua aku semakin pikun."
Dengan suatu gerakan cepat, jari kanannya segera disodorkan kemuka menotok jalan darah penting, ditubuh Thian cun yang.
Tapi disaat ujung jari tangannya hampir menyentuh diatas dada lawan ini, mendadak Thian cun yang menggerakkan pergelangan tangan kanannya, lalu dengan kelima jari tangan yang terpentang bagaikan kaitan, dia balik mencengkeram pergelangan tangan kanan Ui sik kong.
Bersamaan waktunya terdengar dia berseru sambil tertawa terbahak-bahak .
"Bajingan tua, nampaknya kau tak pernah menyangka bukan?"
Tak terlukiskan perasaan kaget Ui sik kong menghadapi kejadian ini, dengan suara dalam ia segera membentak .
"Cepat kabur"
Suasana didalam ruangan tengah berubah menjadi kacau, setiap orang yang hadir dalam arena serentak menghentakkan kakinya keatas tanah, dari bawah kaki masing-masing pun bermunculan lubang gua.
Terdengar suara gemerincingan yang nyaring dalam waktu singkat orang-orang itu sudah lenyap dari pandangan mata.
sementara itu Thian cun yang berhasil mencengkeram pergelangan tangan kanan Uisik kong kencang-kencang.
Hal ini membuatnya sama sekali kehilangan tenaga untuk melawan, Rengeknya kemudian sambil tertawa dingin .
"Asal kau, Ui tua sudah ditangkap. sama artinya seluruh partai kupu-kupu telah kukuasai"
Lalu sambil berpaling kearah Kho Beng sekalian, serunya pula .
"Kalian jangan bergerak secara sembarangan, meskipun alat rahasia yang melengkapi ruangan ini amat banyak, namun dibagian tempat ini pasti aman dan tiada ancaman."
Sementara itu Ui sik kong telah berseru sabil menggigit bibir kencang-kencang menahan rasa bencinya.
"seabad berselang, leleuhurku telah tewas ditangan tiga dewa, apakah malam inipun ."
Sebelum perkataan itu selesai diutarakan, Thian cun yang telah mendengus seraya menukas .
"Bila aku membiarkan kau mati secara tenang, sejak pertemuan yang pertama kali aku sudah membuatmu kehilangan nyawa, buat apa aku mesti menyuruh kau hidup terus hingga kini."
Lalu dengan suara dalam terusnya .
"Asal kau bersedia menerima syarat dari Kho Beng, akupun tidak akan menyulitkan dirimu"
Sambil menggigit bibir Ui sik kong berkata .
"Dendam sakit hati telah menyusup ketulang sumsumku, selama ini akupun bertekad hidup untuk membalas dendam atas aib yang menimpa leluhurku. Hmmm, jangan mimpi kalau aku bakal menerima syarat-syarat seperti itu."
"Hmm, itu berarti kau mencari kematian buat diri sendiri"
Kata Thian cun yang sambil menghela napas.
"Heee . Heehh . Heeehh .."
Mendadak Ui sik kong tertawa dingin.
"sekalipun aku sedang mencari kematian buat diri sendiri, bukan berarti kalian mampu membunuh diriku."
"Bajingan tua"
Bentak Kho Beng dengan suara dalam.
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"biarpun aku berniat melaksanakan pesan terakhir dari guruku, namun bila mana keadaan terpaksa, aku tetap akan merenggut juga selembar jiwa anjingmu."
Sambil menggigit bibir, Ui sik kong mendengus .
"Tua Bangka Thian, bajingan cilik Kho, aku akan mengucapkan selamat tinggal kepada kalian"
Dengan suatu gerakan yang amat cepat bagaikan sambaran kilat, tiba-tiba dia mengayunkan tangan kanannya, lalu dengan pukulan yang mematikan ia menebas lengan kanan sendiri secara mentahmentah.
Menyusul putusnya lengan tersebut terdengar lagi suara gemerincingan nyaring, ternyata Uisik kong telah membuka lubang rahasia dan melarikan diri pula dari situ.
siapapun tak ada yang menyangka kalau musuhnya akan berbuat senekat itu, sebab siapapun tak menyangka kalau Ui sik kong akan bertindak begitu tabah dengan memapas kutung lengannya sendiri Tampak percikan darah menyembur dan menodai seluruh permukaan tanah yang berada dalam genggaman Thian cun yang saat ini hanyalah tinggal sebuah kutungan lengan belaka.
Dengan gemas Thian cun yang membanting lengan itu keatas tanah, lalu serunya dengan gemas .
"Baru pertama kali ini kujumpai peristiwa yang sama sekali diluar dugaanku"
Kini ruangan tersebut tinggal mereka berapa orang, sedang dari pihak musuh tak kelihatan lagi seorang manusia pun, suasana tersebut amat sepi, hening dan tak kedengaran sedikit suara pun. Tiba-tiba Ui sik kong berkata.
"sekarang kita sudah terjerumus kedalam keadaan yang amat berbahaya, Thian tua, apa yang harus kita perbuat sekarang?"
Thian cun yang memperhatikan sekejap keadaan disekeliling tempat itu, lalu katanya .
"Walau kita berada ditempat yang sangat berbahaya, namun ruangan ini justru aman sekali, sebab yang ada disini hanya alat rahasia untuk menyelamatkan diri, tak ada alat rahasia untuk mencelakai orang."
"Tapi kakek tongkat sakti sekalian justru berada dalam cengkeraman iblis mereka"
Sambung Kho Beng. Dengan cepat Thian cun yang menggeleng, katanya .
"Tidak. sejak aku tiba dalam ruangan ini aku telah memahami akan hal tersebut, kakakmu sekalian sesungguhnya telah dipindahkan ketempat yang lain."
Lalu setelah berhenti sejenak, katanya .
"Tapi hal ini memang wajib mereka lakukan sebab betapapun juga dia toh mesti mempersiapkan langkah terakhir seandainya benar-benar menderita kekalahan ditangan kita, paling tidak tiga sandera tersebut masih merupakan senjata yang cukup ampuh."
Cepat-cepat Kho Beng menukas sambil gelengkan kepalanya.
"Persoalan itu lebih baik tak usah dibicarakan dulu, yang penting apa yang mesti kita perbuat sekarang?"
Sambil menatap wajah rekannya, kembali dia melanjutkan .
"Diantara kami semua, kaulah yang paling ahli dan berpengalaman didalam soal-soal alat rahasia, ayoh cepat ajak kami meninggaikan tempat ini"
"ooooh tentu saja, sudah sewajarnya bila aku yang menjadi penunjuk jalan untuk kalian"
Mendadak dengan air mata bercucuran, Kho Beng berkata .
"cianpwee berdua maafkanlah kelancangan boanpwee."
"Utarakan saja terus terang,"
Tukas Thian cun yang segera.
"sebetulnya apa rencanamu?"
"Terlepas apakah enciku sekalian sudah dipindahkan dari sini atau tidak. boanpwee berniat untuk melakukan pemeriksaan didalam gua pengikat cinta ini, kemudian baru meninggaikannya dengan perasaan lega."
Beng Gi ciu segera mendukung .
"Engkoh Beng, aku akan menemanimu"
Thian cun yang segera menghela napas, katanya kemudian .
"Kalau kaupun bersedia menemaninya, untuk apa kami berdua angkat kaki dari sini? sekalipun empek merasa yakin kalau mereka telah memindahkan para sandera dari sini, tapi kita memang wajib untuk menyelidikinya lagi sampai jelas."
"Tunggu dulu"
Cegah Kho Beng dengan suara dalam .
"boanpwee tak berniat untuk berbuat demikian."
"Lantas apa yang ingin kau lakukan?"
Tanya Thian cun yang agak tertegun.
"Gua pengikat cinta bukan tempat yang aman, seandainya cianpwee berdua menjumpai peristiwa yang diluar dugaan dalam gua ini, berarti keselamatan seluruh umat persilatan pun akan kehilangan dukungan, oleh sebab itu lebih baik biar boanpwee seorang yang pergi melakukan pemeriksaan."
Kemudian sambil berpaling kearah Beng Gi ciu, katanya pula .
"Adik Ciu, kaupun harus menuruti perkataanku."
"Kau tak usah berbicara lagi"
Tukas Beng Gi ciu agak emosi.
"perduli apa pun bakal kau ucapkan, tak nanti akan kukabulkan, apalagi kau pun tidak mengerti tentang ilmu barisan serta alat-alat rahasia."
"Aaaah, sekalipun kau mengerti sedikit kukira tak nanti dapat menandingi pengalaman empek yang jauh lebih banyak"
Sambung Thian cun yang sambil tertawa. Kemudian agak emosi, dia melanjutkan .
"Beng toako bernasib kurang mujur dan mati kelewat muda, sedang kau adalah satu-satunya keturunan toako, andai kata empek berdua yang mati masih tak apa, bila kau yang mengalami musibah .."
"Kebaikan hati empek biar kuterima didalam hati saja"
Kata Beng Gi ciu sambil menggeleng.
"tapi akupun tak ingin kita menyerempet bahaya bersama-sama."
"Tak usah banyak bicara lagi"
Teriak oh Kui sam tiba-tiba.
"Kalau ini dilanjutkan aku situa bisa menangis, Cun yang cepat membuka jalan"
Thian cun yang tak banyak berbicara lagi, setelah mengawasi sekejap sekeliling tempat itu, tiba-tiba ia melepaskan sebuah pukulan.
Blaaaammm Ketika angin pukulannya menumbuk diatas dinding dengan menerbitkan suara keras, sebagian dinding batu itu runtuh ketanah.
Ternyata dinding batu itu tebalnya Cuma setengah depa, biarpun Thian cun yang hanya menggunakan enam bagian tenaga dalamnya, namun dinding batu tersebut sudah tak mampu untuk menahan , seketika muncullah sebuah lubang selebar tujuh depa.
oh Kui sam segera mengayunkan langkah berniat memasuki gua dibalik dinding yang roboh, namun Thian cun yang segera menariknya.
Dengan sepasang mata melotot besar oh Kui sam segera berseru .
"Apakah lantaran dinding gua ini kau yang menjebolnya maka aku tak boleh menerobosinya lebih dulu?"
Thian cun yang segera tertawa.
"Kui sam, usiamu sudah begini besar mengapa sifat berangasanmu belum juga mereda, tahukah kau bahwa daerah diluar lubang dinding tersebut adalah kawasan yang sangat berbahaya? sekalipun tubuhmu terdiri dari baja aslipun, bisa jadi tubuhmu akan terlumat hingga hancur tak ada wujudnya lagi."
Oh Kui sam segera memukul jidat sendiri, seraya berseru .
"Didalam masalah ini aku memang tak mampu menandingimu, lebih baik kau saja yang membawa jalan"
Tapi Thian cun yang segera menggelengkan kepalanya .
"Aku sendiripun tak sanggup, sebab tempat itu merupakan sebuah kawasan yang amat berbahaya serta mematikan."
Hmm oh Kui sam segera mendengus.
"kalau memang tempat tersebut merupakan kawasan berbahaya yang mematikan, apa gunanya kau memukulnya hingga berlubang?"
Sembari mengawasi daerah disekeliling tempat itu, Thian cun yang menjawab .
"Aku tak lebih hanya ingin membuktikan kebenaran dari dugaanku, coba akan kulihat apa betul bangunan ini dibuat menurut system Pat kwa yang dikombinasikan dengan barisan yang lain lagi."
Menyusul kemudian ia pun melepaskan sebuah pukulan lagi. Gempuran keras kembali menerbitkan suatu dentuman yang amat nyaring, lagi-lagi ada sebagian dinding gua yang runtuh. Akhirnya sambil manggut-manggut, Thian Cun yang berkata .
"Dugaanku memang benar, tempat ini memang dibangun menurut system Pat kwa dan Ji gi"
"Apakah aku boleh melalui lubang yang kedua ini?"
Tanya oh Kui sam kemudian dengan kening berkerut. sambil berkata lagi-lagi dia bermaksud menerobos masuk. Cepatcepat Thian cun yang mencegahnya seraya berseru .
"Tidak boleh, tempat itu merupakan ceng kiong, sama seperti yang pertama, merupakan kawasan berbahaya yang mematikan"
"Huuuh, lagi-lagi kawasan yang mematikan"
Seru oh Kui sam mendongkol.
"Kalau memang sudah tahu tempat tersebut mematikan, apa gunanya dilubangi? Bajingan tua Ui sik kong dan si banci Liong hoa sinkun sudah kabur dari sini, kenapa kita mesti membuang waktu lagi dengan percuma?"
Dengan suara dalam Thian cun yang berkata .
"Akupun dapat membayangkan hal tersebut, tapi kau jangan lupa sekali kita bertindak teledor akibatnya sepanjang masa akan merasa menyesal, bagaimanapun juga aku mesti bertindak lebih berhatihati, lagipula sekalipun kita lebih cepat pun, kita tak akan bisa menyusul si tua Bangka tersebut."
Pukulan Si Kuda Binal -- Gu Long Pedang Abadi -- Khu Lung Rahasia Mo-kau Kaucu -- Khu Lung