Ceritasilat Novel Online

Kedele Maut 9


Kedele Maut Karya Khu Lung Bagian 9



Kedele Maut Karya dari Khu Lung

   

   Kemudian setelah berhenti sejenak, kembali katanya dg wajah serius.

   "Tapi dalam lima belas hari berikut tak boleh ada orang yg mengusik atau pun mengganggu ketenangan kita, kalau tidak bukan saja pikiranmu akan bercabang sehingga tak sanggup konsentrasi penuh, bagi keadaan luka yg kuderita pun akan semakin bertambah parah, karenanya lebih baik kau atur dulu suatu penjagaan yg ketat dari orang-orangmu yg diluar, setelah itu aku akan mewariskan semua teori ilmu sakti tsb kepadamu utk dipelajari!"

   Kho Beng mengiakan dan buru-buru keluar dari ruangan tsb.

   Sementara itu Rumang beserta Hapukim serta dua bersaudara Mo yg berkelompok menjadi satu, kemudian Kim kong sam pian serta si Walet terbang berwajah ganda yg mengelompok disudut lain, sedang menunggu dg perasaan gelisah dan kesal.

   Begitu melihat Kho Beng munculkan diri dg semangat yg berkobar mereka segera maju menyongsong.

   Kho Beng menutup dulu pintu gua rapat-rapat, lalu memberi tanda kepada semua orang agar duduk, sesudah itu baru katanya.

   "Luka dalam yg diderita Bu wi cianpwee sangat parah, ia membutuhkan waktu utk bersemedi dg tenang tanpa gangguan, sementara aku sendiri pun akan memanfaatkan kesempatan selama beberapa hari utk mempelajari ilmu sakti yg tercantum dalam kitab thian goan bu boh, oleh sebab itu selama lima belas hari berikut kami tak boleh mengalami gangguan apapun!"

   "Soal itu tak usah Kho sauhiap kuatirkan"

   Buru-buru Chin sian kun berseru sambil tertawa.

   "biar kami yg akan mengawal keselamatan kalian selama setengah bulan mendatang!"

   "Memang begitu maksudku, kalau toh nona Chin telah ebrkata demikian, aku sendiri pun tak perlu sungkan-sungkan lagi dg bantuan saudara sekalian diwaktu susah, dihari-hari sukses nanti pasti akan kubalas budi kebaikan kalian ini!"

   "Sauhiap, apa-apan kamu berkata begitu"

   Seru Kim lotoa.

   "kami sangat kagum atas kegagahan serta kebijaksanaan kongcu, sudah sewajarnya bila teman saling membantu, kau jangan salah mengira, kami bukan manusia yg kemaruk akan harta ataupun kedudukan, kongcu, bila kau ingin mengataka sesuatu, katakan saja terus terang!"

   Kho Beng merasa sangat terharu, buru-buru dia mengucapkan terima kasih, tapi teringat bagaimana caranya membagi tugas diantara mereka semua kembali ia menjadi sangsi.

   Dia merasa tak punya hubungan ataupun persahabatan yg cukup akrab dg orang-orang tsb, padahal keadaan tidak memberi kesempatan utk berpikir lebih panjang, meski perkataan Kim kong sam pian enak sekali didengar, namun berdiri pada posisinya sekarang bagaimanapun jua dia mesti berjaga-jaga terhadap segala sesuatu yg mungkin saja bakal terjadi.

   Sebaliknya terhadap Rumang sekalian mereka tak lebih hanya orang-orang liar yg ditaklukan dan ditampung si unta sakti berpunggung baja dg maksud membantunya jelas sudah diketahui keikut sertaan mereka dalam rombongannya tak lain krn masalah kitab pusaka Thian goan bu boh, karenanya terhadap orang-orang semacam ini, dia tak bisa menaruh kepercayaan penuh.

   Berada dlm keadaan seperti ini, bagaimana caranya utk mengatur penjagaan? Sementara dia masih termenung dan tak tahu bagaimana memutuskan, tiba-tiba Chin sian kun berkata sambil tertawa.

   "Sauhiap, masih ada persoalan yg menyulitkan dirimu? Mengapa tdk dikemukakan saja?"

   "Ooooh..tidak ada"

   Buru-buru Kho Beng menggeleng.

   "aku sedang berpikir, bagaimana cara pembagian tugas?"

   Chin sian kun memang seorang gadis yg pintar dan teliti, dari perkataan pemuda itu, dia segera dpt memahami kerisauan dari Kho Beng, maka sambil memutar biji matanya dia berkata.

   "Apabila sauhiap dpt mempercayai perkataanku, aku ingin sekali mengajukan sebuah usul!"

   "Bagus sekali kalau begitu, silahkan nona Chin katakan!"

   "Gua ini persis menghadap kemulut lembah, andaikata benarbenar ada musuh tangguh yg menyerbu kemari, maka pertarungan yg berkobar pasti akan mengganggu ketenangan dlm gua, oleh krn itu aku pikir lebih baik kita membagi orang-orang kita menjadi dua rombongan, rombongan pertama menjaga mulut lembah dan rombongan kedua menjaga didalam dua, kedua kelompok kekuatan ini harus saling bantu membantu."

   Kho Beng segera manggut-manggut.

   "Ehmmmcara membagi seperti ini memang cocok sekali dg jalan pemikiranku!"

   Tapi persoalan baru kembali muncul, siapa yg mendapat tugas menjaga dimulut lembah dan siapa didalam gua? Kelompokdari Rumang sekalian tak bisa dipercaya seratus persen, sedangkan Kim kong sam pian meski pernah membantu, tapi susah utk diramalkan apakah kedatangan mereka bukan disebabkan kitab pusaka Thian goan bu boh.

   Sementara dia merasa kesulitan utk mengambil keputusan, Chin sian kun kembali berkata.

   "Bila sauhiap bersedia menerima usul dariku, biarlah Kim bersaudara serta aku menjaga didalam gua, sedangkan keempat orang saudara itu menjaga diluar gua"

   Tapi sebelum perkataan itu selesai diucapkan, Molim telah berseru dg suara dingin.

   "Kami keberatan!"

   "Kenapa keberatan?"

   Tegur Chin sian kun tertegun. Sambil tertawa dingin Molim berseru.

   "Siapa yg tahu rencana busuk apa yg sedang kau persiapkan dg cara mengatur seperti itu? Kami empat bersaudara mempunyai tugas melindungi keselamatan majikan, karena itu tugas menjaga tak akan kuserahkan kepada orang lain."

   Chin sian kun segera tertawa terkekeh-kekeh.

   "He.he.hesebenarnya perkataan kalian berempat memang masuk diakal, tapi usul yg sengaja kuucapkan barusan pun mempunyai dasar-dasar alasan yg kuat, karena kenyataan mengharuskan aku berbuat begitu!"

   "Kenyataan bagaimana maksudmu?"

   Sela Molim dingin.

   "Tolong tanya apakah kalian berempat bisa memasak nasi, membuat sayur.?"

   Mokim agak tertegun, lalu sahutnya tergagap.

   "Soal ini"

   Sambil tertawa Chin sian kun berkata lebih jauh.

   "Kuali serta peralatan memasak berada didalam goa, apakah kalian menyuruh aku membuat tungku lagi diluar gua? Bagaimana seandainya hujan turun secara tiba-tiba? Apalagi aku adalah seorang wanita, masa seorang perempuan disuruh tidur ditempat terbuka?"

   Dua bersaudara Mo jadi terbelalak dg wajah melongo mereka terbungkam seketika itu juga.

   Kembali Chin sian kun berkata.

   "Oleh sebab itu aku harus berdiam didalam gua, karena aku berada dalam gua maka ketiga toako dari keluarga Kim secara otomatis menjaga didalam gua pula.

   Aku lihat kalian berempat lebih baik mengalah saja dg menjaga diluar lembah, sementara kebutuhan sehari-hari akan kupersiapkan, Nah, bagaimana menurut pendapat sauhiap?"

   Kho Beng berpikir sebentar, dia merasa cara tsb memang rasanya paling baik, maka sahutnya kemudian sambil manggut-manggut.

   "Kalau toh nona Chin telah berkata demikian, baiklah kita putuskan begitu saja. Mulai sekarang kuminta kalian sama-sama menjaga pada posnya masing-masing, budi kebaikan kalian biar kubalas lima belas hari kemudian disaat latihanku telah selesai."

   Setelah mendengar perkataan itu, dua bersaudara Mo sekalian segera mengerti kalau keputusan tak mngkin bisa dibantah lagi, setelah melotot sekejap kearah Chin sian kun dg gemas, mereka saling bertukar pandang sekejap dan mengundurkan diri dari gua.

   Setibanya dimulut gua, Molim segera berseru dg suara dingin.

   "Nah saudara Rumang, saudara Hapukim, kalian sudah melihat dg jelas?"

   Rumang bertanya agak tercengang.

   "Apa yg sudah terlihat dg jelas?"

   "Perempuan sialan itu sengaja mengatur secara tak adil, dg menyingkirkan kita keluar lembah, jelas sudah kalau dia tidak mempunyai maksud baik."

   Rumang tdk mengerti soal akal-akalan, dg wajah tertegun kembali serunya.

   "Apa bedanya menjaga didalam ataupun diluar gua? Toh samasama menjaganya...."

   Sambil tertawa dingin Mokim segera menukas.

   "Saudara Rumang, mungkin kau sudah lupa apa maksud kedatangan kita kemari? Mengapa kita bersedia diperintah si bocah muda itu?"

   "Tentu saja demi ilmu silat maha sakti yg tercantum dalam kitab pusaka Thian goan bu boh!"

   "Kalau toh belum melupakannya, apakah kau tak pernah mempertimbangkan bahwa orang lain pun kemungkinan besar sama seperti kita, kedatangannya membawa suatu tujuan tertentu?"

   Berubah paras muka Rumang, dg bahasa daerahnya dia langsung mengumpat.

   "Perempuan bajingan, rupanya dia memang sengaja meninyingkirkan kita keluar lembah agar mereka mempunyai kesempatan utk turun tangan terlebih dahulu?"

   "Ehmm....tak nyana kau sudah mengerti sekarang..."

   Dg rasa mendongkol, Hapukim berseru pula .

   "Kalau begitu lebih baik kita tantang mereka dan segera menghabisi orang itu, kita serbu sekarang saja, siapa yg kalah toh, ia akan kabur sendiri dari sini!"

   Habis berkata dia segera bermaksud menyerbu kedalam. Tapi Mokim segera menarik tangannya seraya berseru.

   "Saudara Hapukim, buat apa kau mesti terburu-buru? Sekarang meski kita dapat mengusir mereka dari situ tapi apalah gunanya buat kita?"

   "Lalu kita mesti menunggu sampai kapan?"

   Tanya Hapukim setelah termangu-mangu sejenak. Molim tertawa dingin.

   "Sekarang kita tak usah menunjukkan tanda-tanda yg mencurigakan dulu, toh kesempatan kita masih sangat banyak sekali. He...he....apalagi keadaan sudah kritis, aku yakin dia pasti akan menyerahkan kitab pusaka tsb kepada kita!"

   Maka mereka berempat secara diam-diam mengadakan perundingan rahasia, utk membahas persoalan tsb.

   Pada saat yg sama, Kim kong sam pian serta Chin sian kun yg berada didalam gua pun sedang melangsungkan perundingan rahasia, hanya saja yg dirundingkan mereka adalah bagaimana caranya mencegah serta menghadapi serangan penghianatan dari keempat orang asing yg menjaga dimulut lembah.

   Perubahan wajah Molim sekalian ketika mengundurkan diri dari gua tadi telah meningkatkan kewaspadaan Chin sian kun sekalian.

   Kho Beng sendiri telah kembali kedalam gua setelah selesai melakukan pembagian tugas tadi, pintu gua segera ditutup rapatrapat dan putuslah hubungan antara luar dan dalam gua bagaikan dunia yg terpisah.

   Waktu pun berlangsung hari demi hari dg tenang, ketenangan tsb sesungguhnya hanya saat tenang menjelang tibanya badai besar, hanya saja tak ada yg bisa meramalkan kapan badai yg dahsyat itu akan mulai menyerang....

   Keadaan seperti itu berlangsung selama tiga hari lamanya.

   Pada keesokan hari keempat, ketika Chin sian kun melihat ransum yg dibawa masing-masing orang sudah habis termakan, dia pun membawa kantung kain dan keranjang bambu turun gunung utk membeli bahan makanan.

   Sebelum berangkat, dia berpesan dulu kepada Kim kong sam pian agar lebih berhati-hati, ketika tiba diluar lembah, ia menyaksikan Rumang sekalian sedang bergurau dalam sebuah gubuk mesra yg kelihatan masih baru, maka dia pun menyapa orang-orang tsb sambil tertawa, kemudian meneruskan perjalanannya menuruni bukit.

   Siapa tahu belum mencapai tengah jalan, mendadak ia melihat ada seseorang berjalan mendekat dg langkah sempoyongan, dg rasa terkejut nona itu menyelinap kebelakang sebuah batu besar dan bersembunyi disitu.

   Kehadiran seseorang ditengah pegunungan yg terpencil dan sepi seperti apa yg terjadi hari ini membuat kewaspadaan Chin sian kun segera ditingkatkan.

   Ia tahu dewasa ini Kho Beng sudah menjadi orang yg dicari-cari seluruh umat persilatan, ditambah lagi usaha dewi In nu yg berusaha utk mendapatkan kembali kitab pusakanya yg hilang, maka apabila ada musuh yg mengetahui tempat persembunyian mereka sehingga mereka mengadakan serbuan secara besar-besaran, akibatnya pasti susah dibayangkan lagi.

   Itulah sebabnya sebelum dia melihat dg jelas wajah orang itu, ia tak berani bertindak secara gegabah, dia ingin menyelidiki dulu asal usul lawannya sebelum bertindak lebih jauh.

   Sementara itu bayangan manusia tadi makin lama makin mendekat, malah sambil berjalan orang itu memperdengarkan suara nyanyian kecil.

   Ketika Chin sian kun mencoba utk memperhatikan dg lebih seksama, ternyata orang it adalah seorang hwesio.

   Hwesio itu menggunakan jubah pendeta yg sudah amat dekil, warnanya sudah luntur hingga semuanya kelihatan berwarna gelap, dia membawa sebuah buli-buli besar, tangan kirinya membawa sebuah tongkat bambu, sedang kan tangan kanannya membawa sebuah bungkusan.

   Ia memiliki wajah bulat dg mata yg merah krn mabuk, jalannya sempoyongan, wajah maupun bentuk tubuhnya yg begitu dekil dan menjijikkan membuat siapapun pasti akan tumpah bila melihatnya.

   Setelah melihat dg jelas keadaan hwesio tsb, Chin sian kun merasa amat kesal dan murung, ia tak tahu darimana datangnya pendeta liar tsb? Dimana orang itu justru muncul disitu dalam keadaan seperti ini? Terdengar hwesio itu membawakan lagu senandung lirih mengiringi tiap derap langkahnya.

   "Langit tak berawan, cuaca cerah, Ada arak ada daging, tak bakal kelaparan, Kantong kosong tanpa sepeserpun, tak takut merampok. Orang-orang gagah perkasa, tak bermaksud jahat. Kau tidak mengganggu aku, akupun tidak menggenggumu. .."

   Nyanyi punya nyanyi, orang itu sudah berjalan melewati batu karang. Mendadak ia berhenti berjalan, lagu senandung pun ikut berhenti dibawakan. Tampak hwesio itu mendengus beberapa kali disekitar sana, kemudian gumamnya.

   "Aneh, aku sihwesio telah bertemu dg memedi?aukah aku sudah ketimpa rejeki?"

   Tercekat perasaan Chin sian kun melihat tingkah laku pendeta itu, pikirnya.

   "Jangan-jangan dia sudah mengetahui kalau aku bersembunyi dibelakang batu?"

   Belum habis ingatan tsb melintas lewat, tampak si hwesio itu berjalan kembali dg sempoyongan sambil bersenandung.

   "Setan dedemit, janganlah mendekat.. Bila mabukku telah mendusin.. Biar kupaksa kau unjukkan wujud aslimu.. Makin berjalan semakin jauh suara senandungnya makin lirih, Chin sian kun yg bersembunyi dibelakang batu semakin terperanjat lagi setelah ia mengintip keluar. Ternyata meskipun langkah si hwesio itu gontai macam orang mabuk arak, namun gerak tubuhnya sama sekali tidak lambat, dlm waktu singkat ia sudah berada sepuluh kaki lebih dari posisi semula, lagi pula arah yg dituju adalah jalan setapak dimana Chin sian kun baru saja melewatinya. Chin sian kun berpikir sejenak, lalu diputuskannya utk mengikutinya dulu secara diam-diam, bila pihak lawan tdk menuju kearah lembah dimana dirinya berdiam, ia akan segera balik, kalau tidak maka dia harus munculkan diri utk menghalanginya. Secara diam-diam nona itu merangkak keluar dari belakang batu lalu menelusuri kembali jalan semula dan menguntil dibelakang pendeta itu. Setelah melalui sebuah bukit, ternyata ia saksikan pendeta tsb benar-benar menuju ke gua dimana mereka tinggal. Chin sian kun segera merasakan gelagat tdk menguntungkan , dia tak tahu apa maksud kedatangan pendeta tsb, melakuakan penyelidikan? Ataukah hendak mencari gara-gara? Tapi ada satu hal yg pasti yakni dia harus segera munculkan diri utk menghalangi jalan pergi pendeta tsb, dlm gelisahnya dia segera menarik napas dan melompat ketengah udara, bentaknya nyaring.

   "Hey hwesio! Tunggu sebentar, aku hendak menanyakan sesuatu kepadamu...!"

   Hwesio itu benar-benar menghentikan langkahnya sesudah mendengar teriakan tsb.

   Bagaikan seekor walet yg melintas diangkasa, dalam beberapa kali jumpalitan saja Chin sian kun telah melayang turun dihadapan pendeta tsb.

   Bau arak yg amat menusuk hidung membuat nona itu berkerut kening, tapi ia memaksakan diri utk tertawa saja sambil bertanya.

   "Taysu hendak kemana?"

   Hwesio itu memutar biji matanya beberapa kali, lalu sahutnya sambil tertawa terkekeh.

   "He....he.....he....jadi setengah harian lamanya tujuanmu hanya ingin mengajukan pertanyaan tsb?"

   Merah jengah selembar wajah Chin sian kun, serunya kemudian agak tersipu-sipu.

   "Ternyata taysu sudah mengetahui kehadiranku semenjak tadi, kalau begitu harap kelancanganku ini sudi dimaafkan."

   Hwesio itu tertawa terkekeh-kekeh.

   "Kalau didengar dari nada pembicaraanmu amat sungkan, tapi siapa yg bisa menduga pikiran macam apa yg terkandung dalam benakmu?"

   "Taysu, aku sama sekali tdk bermaksud jahat...!"

   Kata Chin sian kun serius. Hwesio itu memutar biji matanya yg memperhatikan sekejap tubuh si nona dari atas hingga bawah lalu sambil tetap tertawa katanya.

   "Ehmmm.kalau ku amat-amati wajahmu rasanya memang agak berbeda dg kelompok manusia yg berada dibawah bukit sana, coba kalau bukan krn begitu, aku si hwesio sudah tak akan bersikap sungkan-sungkan lagi kepadamu!"

   Sudah setengah harian lamanya mereka berbicara namun hasilnya belum berbicara banyak, lama kelamaan mendongkol juga Chian sin kun dibuatnya. Namun dia masih berusaha utk menahan sabar, kembali katanya.

   "Sebenarnya taysu hendak pergi kemana?"

   "Hahaha.pentingkah persoalan ini bagimu?"

   "Benar!"

   "Kalau begitu tak ada salahnya kalau kuberitahukan kepadamu, aku si hwesio hendak kemana!"

   Ternyata yg ditunjuk adalah arah kemulut lembah tersebut. Setelah menengok kearah yg ditunjuk, Chin sian kun segera berseru keras.

   "Taysu, apabila kau tdk mempunyai urusan yg begitu penting, tolong tak usah kesana!"

   Pendeta itu agak tertegun, setelah memutar biji matanya beberapa saat kembali tanyanya.

   "Mengapa?"

   Setelah termenung sebentar Chin sian kun menjawab.

   "Tidak karena apa-apa, aku cma memohon kesudian taysu agar taysu sudi memakluminya!"

   Pendeta itu segera tertawa bergelak.

   "Ha....ha....ha....kalau tidak kau kemukakan alasannya, bagaimana mungkin aku bisa memaklumi dirimu? Ha...ha....dasar perempuan, aku si hwesio paling tidak suka berhubungan dg kaum wanita macam dirimu itu, karenanya kuharap kau pun jangan mengusik diriku lagi, setiap orang mempunyai maksud dan tujuan yg berbeda. Lebih baik kau tempu jalan raya Yang kwan to mu dan aku menyebrangi jembatan To bok kiau ku, kau tak punya alasan utk melarang kepergianku, sebaliknya aku si hwesio pun tak ingin mengurusi dirimu!"

   
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Habis berkata kembali dia meneruskan langkahnya menuju kemuka.... Tergopoh gopoh Chin sian kun mengundurkan diri lima langkah kebelakang, setelah itu bentaknya keras-keras.

   "Berhenti! Hey hwesio, apakah kau tak bersedia menuruti nasehatku.....?"

   Sambil memicingkan matanya pendeta itu tertawa terkekehkekeh.

   "Tidak banyak lagi manusia didunia ini yg bisa membuat aku si hwesio menuruti perkataannya, apalagi aku si hwesio sudah menjadi seorang pendeta, aku tak takut dg teriakan singa betina macam kau."

   Merah jengah selembar wajah Chin sian kun, segera bentaknya keras-keras.

   "Hey hwesio anjing, masih mending kalau kau enggan mendengarkan nasehatku, eee..siapa tahu mulutmu usil dan berani berbicara seenaknya sendiri, aku lihat kau sudah boan hidup rupanya?"

   Sambil membuang keranjang dari tangannya ia segera membalik tangannya dan meloloskan pedang daribahunya. Kembali hwesio itu memutar biji matanya sambil menjulurkan lidah serunya.

   "Wah, sungguh lihai, rupanya kau sudah pingin menggunakan senjata utk membunuh orang?"

   "Betul!"

   Sahut Chin sian kun sambil menarik muka.

   "bila kau si hwesio bersikeras hendak meneruskan niatmu, terpaksa aku pun mesti berbuat keji terhadapmu!"

   "Baik, baiklah, kerjaku setiap hari Cuma minum arak melulu, tak nyana hari ini mempunyai kesempatan utk melmaskan otot. Nah, Li pousat, kalau pingin bertarung sih, aku setuju saja, Cuma mesti berlaku adil......"

   "Hmmmm, cara yg bagaimana kau anggap adil?"

   Dengus Chin sian kun dingin.

   "Seandainya kau tak berhasil mengungguli diriku, maka kau tak boleh merecoki diriku lagi!"

   "Andaikata kau si hwesio benar-benar memiliki kemampuan semacam itu, tentu saja nyonya mudamu tak akan bernyali lagi utk mencari penyakit sendiri!"

   "He....he....he....betul, betul sekali!"

   Hwesio itu tertawa terkekehkekeh.

   "setiap orang mengatakan bahwa buddha adalah maha pengasih, tapi aku si hwesio ada kalanya berhati keji dan suka melakukan pembantaian sampai keakar-akarnya!"

   "Sebelum bertarung, aku si hwesio ingin menum arak dan makan daging dulu utk membangkitkan semangat, bersediakah kau menunggu sebentar saja? Kujamin aku tak bakal menyergapmu secara licik?"

   

   Jilid 19 Usia pendeta itu mesti nampaknya telah mencapai lima enam puluh tahunan lebih, ternyata caranya berbicara amat polos dan kekanak-kanakan, melihat itu Chin sian kun jadi kegelian.

   "Hwesio bau, kalau ingin makan silahkan makan dulu sampai kenyang dan minum juga sepuasnya, dg begitu andaikata nyawamu sampai melayang meninggalkan raga, kau tak akan mati sebagai setan yg kelaparan lagi."

   Kembali pendeta itu tertawa terbahak-bahak.

   "Hahahaarak memang bisa memabukkan orang, tapi anehnya justru tak pernah bisa membuat aku si hwesio menjadi mabuk!"

   Dg cepat dia menancapkan toyanya keatas tanah, mula-mula diambilnya buli-buli besar itu, lalu setelah dibuka penutupnya, ia teguk isinya sampai beberapa tegukan.

   Kemudian ia mengeluarkan sebuah bungkusan kertas, ternyata isinya adalah paha anjing yg telah dikeringkan, digigitnya daging itu segumpil lalu dikunyahnya dg amat nikmat, tak lama kemudian ia menyembur keluar sepotong tulang.

   Selama ini Chin sian kun mengawasi terus gerak gerik pendeta tsb, tiba-tiba saja paras mukanya berubah hebat.

   Ternyata tulang yg disemburkan si hwesio tadi telah menembusi batang pohon besar yg tumbuh disisi jalan sehingga muncul sebuah lubang yg cukup besar.

   Demontrasi tenaga dalam yg dilakukan pendeta tsb menunjukkan betapa sempurnanya kemampuan yg dimilikinya, ini seperti ilmu silatnya telah mencapai taraf melukai orang dg memetik daun.

   Bagaimanapun juga Chin sian kun membayangkan, ia tak pernah mengira kalau lagak sinting dan kegila-gilaan si hwesio tsb, sebenarnya hanya tuk menggoda serta mempermainkannya.

   Kalau ditinjau dari kemampuannya menembusi batang pohon dg semburan tulangnya jangan lagi kemampuannya sekarang belum bisa menandingi, biar mesti berlatih tiga puluh tahun lagi pun belum tentu kemampuannya bisa mencapai taraf yg dimiliki si hwesio sekarang.

   Dalam terperanjatnya dia sadar, bila benar-benar sampai berkobar suatu pertarungan, maka orang lain cukup mengandalkan sebuah jari kelingkingnya sudah mampu utk mencabut nyawanya.

   Ini berarti jalan terbaik baginya sekarang adalah pulang lebih dulu utk memperingatkan teman-teman lainnya.

   Berpikir sampai kesitu tanpa memperdulikan keranjangnya lagi, ia segera membalikkan badan dan kabur menuju kedalam lembah.

   Sementara itu terdengar si hwesio yg berada dibelakangnya berteriak keras-keras.

   "Hey, jangan kabur dulu! Jangan kabur dulu! Aku si hwesio kan sudah selesai bersantap."

   Chin sian kun benar-benar pecah nyalinya, tentu saja ia tak berani berpaling lagi, sambil mengerahkan segenap tenaga dalam yg dimilikinya ia melarikan diri semakin cepat lagi.

   Dalam waktu singkat ia telah balik kembali kemulut lembah, sewaktu berpaling dan tidak melihat bayangan tubuh si hwesio dia baru menghentikan langkahnya sambil terengah-engah.

   Hapukim serta Rumang sekalian bertugas menjaga dimulut lembah menjadi tertegun setelah menyaksikan peristiwa ini, mereka tak habis mengerti persoalan apa yg telah terjadi sehingga nona itu kabur terbirit-birit dg napas tersengal.

   Hapukim segera bertanya keheranan.

   "Nona, mengapa secepat itu kau sudah kembali?"

   "Aku telah bertemu musuh tangguh ditengah jalan, kalian harus berjaga-jaga dg lebih berhati-hati lagi!"

   Seru Chin sian kun segera. Keempat orang itu menjadi terkejut sekali, paras muka mereka sampai berubah.

   "Nona, berapa banyak musuh yg kau temui?"

   Buru-buru Molim bertanya dg gelisah.

   "Hanya seorang!"

   "Hanya seorang?"

   Molim segera tertawa terkekeh-kekeh.

   "apalah artinya kalau Cuma seorang? Nona, kau tak usah terlalu mengadaada, yg satu itu serahkan saja kepada kami!"

   "Biarpun hanya seorang, siapa tahu dibelakangnya masih ada yg lain, kalian tak boleh bertindak kelewat gegabah"

   Kata Chin sian kun serius. Belum selesai perkataan itu diutarakan, dari kejauhan sana sudah terdengar suara senandung kecil yg bergema dibawa hembusan angin. Dg perasaan tercekat, buru-buru Chin sian kun berkata algi.

   "Nah itu dia, orangnya sudah datang! Si Hwesio itu berhawa sesat, kalian tak boleh memandang enteng kemampuannya, lebih baik lagi jika maju bersama-sama, usahakan utk halangi keinginannya memasuki lembah ini, aku akan segera masuk dulu utk memberi tahu Kim bersaudara agar membantu setiap saat!"

   Selesai berkata cepat-cepat dia lari masuk kedalam lembah.

   Belum lama Chin sian kun berlalu dari situ, bayangan tubuh si hwesio sudah mulai nampak dari kejauhan sana dan berjalan mendekat dg langkah sempoyongan.

   Melihat kedatangan si hwesio tsb, Molim segera menjengek sambil tertawa dingin.

   "Hehehekukira jagoan sehebat apakah yg telah datang mencari gara-gara, tak tahunya Cuma seorang lhama mabuk.!"

   Orang asing menyebut hwesio dg lhama, mendengar perkataan itu Rumang berkata pula sambil tertawa tergelak.

   "Haaa..haaa.haaaa.kalau untuk menghadapi seorang lhama mah, biar aku seorang yg menghadapinya, aku lihat orang-orang Tionggoan hanya setali tiga uang, sama-sama tak becus semuanya!"

   "Tunggu dulu!"

   Tiba-tiba Mokim berseru dg suara dalam, kemudian kepada Molim katanya lagi.

   "Lotoa. Dg munculnya si penyerbu tsb, bukankah sama artinya kesempatan buat kita telah tiba? Sebentar lebih baik kita berpurapura menghalanginya sebentar, lalu kita biarkan lhama itu menyerbu masuk, begitu keempat telur busuk itu terlibat dalam pertarungan seru melawan si lhama, kita segera menyerbu kedalam ruangan batu dan turun tangan!"

   Tapi Molim segera menggeleng, katanya.

   "Baru tiga hari lewat, aku rasa bocah she Kho itu belum mencapai saat yg kritis dalam latihannya, lebih baik kita bersabar lagi beberapa hari, daripada perbuatan kita menimbulkan rasa curiga dari beberapa orang telur busuk itu, usaha kita dikemudian hari tentu akan banyak mengalami kesulitan"

   Sementara pembicaraan masih berlangsung, si hwesio telah berjalan mendekati mulut lembah sambil mengunyah daging anjingnya. Hapukim segera menampilkan diri seraya membentak keras.

   "Hey lhama, ada urusan apa kau datang kemari?"

   Hwesio itu benar-benar amat dekil, bau arak amat menusuk hidung, paha anjing yg dikunyahnya kini tinggal sekerat tulang saja.

   Ketika ia melihat jalan perginya dihadang oleh Rumang sekalian dg senjata terhunus, pendeta itu kelihatan agak tertegun sebentar, setelah itu katanya sambil tertawa terkekeh-kekeh.

   "Heeehe.he.rupanya ada orang telah tertarik dg tempatku ini, tak heran kalau nona tadi berusaha menghalangi kedatanganku kemari, ha.ha.ha.kalau kuamati dialek kalian berempat, tampaknya kamu semua bukan penduduk daratan Tionggoan, tapi apa sebabnya mendirikan sarang dibukit ini?"

   Hapukim tertawa seram.

   "Heee.he.he.kami berasal dari wilayah Ceng hay, hey lhama, sudah ada orang yg mendiami lembah ini, karenanya bila kau sudah tak ada urusan lekaslah menggelinding pergi sejauh-jauhnya dari sini, kalau tidak, hmmm! Jangan salahkan bila diujung golokku tak kenal belas kasihan dan kujagal dirimu!"

   Hwesio itu segera tertawa terbahak-bahak.

   "Haaaheaaahaaabadan aku si hwesio kurus dan tak bisa menghasilkan berapa puluh kati daging, bila ingin membunuhku maka golok tsb bakal melengkung terkena tulang. Cuma saja aku si hwesio pun tidak berniat menjagal kalian sebab berapa kerat tulang kalian tak akan menghasilkan daging seharum daging anjingku ini."

   Hapukim menjadi teramat gusar sehabis mendengar perkataan itu, teriaknya keras-keras.

   "Pendeta bajingan! Kau berani membandingkan kami seperti anjing? Jangan kabur dulu, kau mesti merasakan dulu sebuah bacokan golokku ini!"

   Sambil bergerak kedepan, goloknya diputar kencang menciptakan selapis cahaya golok yg secara langsung menyapu ketubuh hwesio itu. Ditengah gulungan cahaya tajam yg menyilaukan mata terdengar hwesio itu berteriak keras.

   "Aduh makrupanya kau benar-benar mau membunuh orang, waaahtampaknya aku si hwesio terpaksa harus menggunakan tulangmu utk diadu dg tulang anjing ini, coba kita buktikan mana yg lebih keras?"

   Dg langkah terhuyung dia menghindarkan diri kesamping dan persis berhasil melepaskan diri dari bacokan golok Hapukim, menyusul kemudian tangan kanannya diayunkan kedepan, tiba-tiba saja tulang anjing itu terlepas dari tangannya dan bagaikan sekilas cahaya putih, langsung menerobos kebalik cahaya golok tsb.

   Tiba-tiba saja terdengar Hapukim menjerit kesakitan, golok terjatuh ketanah dan ia melompat mundur sambil memegangi bahu kanannya.

   Sepasang matanya kelihatan merah membara, mukanya pucat pias seperti mayat, tampaknya tulang anjing yg disambit kedepan persis menghajar diatas tulang badannya dan tidak terlalu parah namun ternyata persis melepaskan tulang sambungan bahunya.

   Sementara itu si hwesio telah memejamkan matanya kembali, setelah memindahkan toyanya ketangan kanan, ia berseru.

   "Hey, kenapa kau? Aku toh baru bersiap siap akan berkelahi, kenapa kau malah membuang senjata dan tidak jadi bertarung?"

   Dalam pada itu, Mokim, Molim serta Rumang yg telah melihat Hapukim telah menderita luka sebelum goloknya sempat menyentuh tubuh hwesio itu, menjadi terkejut sekali. Dg suara keras Rumang berteriak.

   "Wah lhama ini pandai ilmu sihir!"

   "Hahahabetul, aku memang pandai ilmu sihir"

   Seru si hwesio sambil tertawa bergelak.

   "bukan Cuma ilmu sihir, ilmu buddha pun kukuasai secara baik, aku bisa membuat orang berubah menjadi setan! Nah, apakah kalian bertiga ingin mencoba bagaimana rasanya kalau manusia dirubah menjadi setan?"

   Sementara itu satu ingatan telah melintas dalam benak Molim, tiba-tiba dia menyingkir kesamping sambil katanya"

   "Kami tak mampu mengungguli dirimu, nah lhama, bila ingin masuk kedalam, silahkan saja masuk!"

   Oleh karena kenyataan membuktikan bahwa apa yg diucapkan Chin sian kun tadi memang benar, hwesio itu kelewat lihay sehingga mereka tdk mampu lagi menandinginya, timbullah niat jahat didalam benaknya, ia berharap bisa meminjam kemampuan hwesio tsb utk merobohkan Kim kong sam pian, siapa tahu dg munculnya kesempatan baik ini maka mereka bisa menyerbu secara langsung kedalam ruangan utk merebut kitab pusaka Thian goan bu boh! Begitu melihat saudaranya memberi jalan, Mokim segera memahami apa yg menjadi tujuan kakaknya, cepat dia menyingkir kesamping jalan sambil diam-diam tertawa dingin.

   Hwesio itu kelihatan agak tertegun setelah menyaksikan apa yg terjadi, gumamnya.

   "Kalau sikapnya tadi begitu bengis, buas dan menyeramkan, mengapa sikapnya sekarang malah begini sungkan? Hmmmkelihatannya dlm lembah tsb benar-benar terdapat sesuatu yg luar biasa. Sembari bergumam, dia segera meneruskan perjalanannya memasuki lembah itu dg sempoyongan. Baru memasuki kemulut lembah, tampak Kim kong sam pian dg ruyung terhunus telah berdiri berjajar menghalangi jalan perginya, sementara Chin sian kun dg pedang melintang didepan dada berdiri disampingnya. Melihat hwesio itu munculkan diri, si nona segera menegur dg suara dalam.

   "Hey hwesio, rupanya kau memang sengaja kemari utk menyelidiki jejak kami?"

   Hwesio itu kembali tertawa terkekeh-kekeh.

   "Aneh benar perkataanmu itu, aku toh bukan merampok uang atau membegal barang orang lain, akupun bukan penjahat cabul yg suka menghisap madu perempuan, buat apa mesti kuselidiki jejak kalian?"

   "Lantas ada urusan apa kau si hwesio datang kemari?"

   Sambung Kim losam dg suara dalam. Hwesio itu tertawa tergelak.

   "Haaaahaaaahaaakalian boleh kemari, mengapa aku si hwesio tak boleh kemari? Lagi pula lembah hati buddha ini merupoakan tempat tinggal aku si hwesio, kalian bukan saja telah menduduki tempat tinggalku, sekarang malah bermaksud mengusir diriku dari sini, coba bayangkan sendiri, adilkah kejadian macam ini?"

   Kim kong sam pian menjadi termangu sesudah mendengar perkataan tsb, berapa saat kemudian Kim lotoa dg wajah agak berubah , tanyanya agak gelisah.

   "Taysu, kau mengatakan gua ini adalah tempat pertapaanmu?"

   "Benar, aku baru pulang dari mengembara selama beberapa tahun, benar-benar tak kusangka kalau rumah kediamanku telah berganti pemilik!"

   Tiba-tiba saja sikap Kim lotoa berubah menjadi menghormat sekali, kembali tanyanya.

   "Boleh aku tahu nama besar taysu?"

   "Haahaaa.haaaa.sejak kecil aku si hwesio sudah hidup sebatang kara, aku tak pernah punya nama, apalagi sesudah menjadi pendeta, aku lebih-lebih tak butuh nama lagi, tapi karena kegemaranku yg utama adalah daging anjing, maka orang lain memanggilku sebagai si hwesio daging anjing"

   Kim lotoa amat terperanjat, baru tiga hari berselang Bu wi lojin mengajarkan banyak tingkah laku dan logat bicara dari tokoh-tokoh sakti dunia persilatan, diantaranya terdapat pula nama hwesio daging anjing yg akhirnya berhasil memukul mundur komandan Sin anak buah dewi In nu.

   Sungguh tak di sangka orang yg dihadapinya sekarang ternyata adalah pendeta sakti yg termasyur dalam dunia persilatan tapi jarang ditemui orang itu.

   Buru-buru dia menarik kembali ruyungnya dan berseru sambil memberi hormat.

   "Rupanya pendeta agung dari dunia persilatan yg telah datang, Tiga ruyung dari telaga Tong ting, Kim Lotoa menjumpai taysu.."

   Kemudian kepada Kim loji dan losam , bentaknya pula.

   "Saudara-saudaraku, kenapa kalian tdk segera menjumpai pendeta agung"

   Cepat-cepat Kim loji dan losam menyimpan kembali ruyungnya dan memberi hormat. Demikian pula dg Chin sian kun, sambil memberi hormat katanya.

   "Ditengah jalan tadi aku tak tahu kalau pendeta suci yg datang, apabila dlm perkataan maupun tingkah laku telah menunjukkan sikap kurang sopan, harap taysu sudi memaafkan!"

   Hwesio daging anjing mengernyitkan alis matanya, lalu berseru.

   "Kalian jangan bersikap begitu sungkan dulu kepada aku si hwesio, heeeheeecoba terangkan dulu, apa yg sedang kalian perbuat didalam gua tempat kediamanku itu?"

   Buru-buru Chin sian kun menjelaskan.

   "Taysu, terus terang saja didalam gua ada orang sedang mengatur napas utk mengobati luka yg dideritanya, sedangkan boanpwee Chin sian kun bersama Kim bersaudara dan keempat orang diluar lembah itu mendapat tugas utk melindungi keselamatannya."

   "Oooohsiapa yg sedang bersemedi utk mengobati lukanya?"

   "Dia adalah Bu wi locianpwee!"

   Sahut Kim lotoa cepat.

   "Bu wi lojin yg mana yg kau maksudkan?"

   Seru si hwesio daging anjing agak tertegun. Tapi sebentar kemudian ia sudah tertawa tergelak kembali, katanya lebih jauh.

   "Haaaa.haaaa.haaaabagus sekali, rupanya si barang antik itu. Tapibukankah kudengar ia telah mengundurkan diri dari keramaian dunia persilatan? Bagaimana ceritanya sehingga ia dapat dilukai orang?"

   Kim lotoa segera menghela napas panjang.

   "Aaaaipersoalan ini panjang sekali utk diceritakan, silahkan taysu masuk dulu kedalam gua, bonpwee tentu akan memberi keterangan sejelas-jelasnya."

   Ketika melihat Molim sekalian sedang celingukan dari luar lembah, buru-buru sserunya pula.

   "Silahkan saudara berempat masuk pula kedalam utk menjumpai taysu. Molim agak tertegun setelah mendengar perkataan itu, sebenarnya mereka berempat bermaksud akan menyelundup masuk kedalam begitu si hwesio telah terlibat dalam pertarungan melawan Kim bersaudara, siapa tahu hwesio itu ternyata adalah sahabat karib Bu wi lojin. Karena sudah ditegur terpaksa mereka bersama Hapukim berdua harus munculkan diri dan memberi hormat kepada hwesio daging anjing.

   Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Tak usah banyak adat"

   Seru hwesio itu cepat.

   "betul-betul air bah menggenangi kuil raja naga, anggap aku si hwesio yg salah, hey saudara tua bagaimana dg luka dibahumu? Bagaimana kalau kusambungkan kembali tulangmu yg terlepas?"

   "Luka yg diderita saudara Hapukim telah kusambung kembali, tak usah merepotkan toa lhama!"

   Tampik Molim ketus. Hwesio daging anjing kembali tertawa.

   "Baikbaik..biar selewat beberapa hari aku si hwesio akan memberi ganti kerugian kepada loheng ini."

   Lalu sambil berpaling kembali kearah Chin sian kun, katanya lebih jauh.

   "Hey nona cilik, untung kau lebih cepat tahu gelagat, hehe.hekalau tidak kau sendiripun akan merasakan sedikit pelajaran dariku!"

   "Biarpun aku digebuk oleh taysu juga tak jadi masalah, siapa tahu gara-gara bencana boanpwee akan mendapat rejeki?"

   Hwesio daging anjing tertawa bergelak.

   "Haaaah..haaaahhaaaahtak kunyata kunyana selembar mulutmu yg mungil begitu pandai berbicara, baik..baiklah, berapa hari lagi kalian akan menjaga disini?"

   "Masih memerlukan waktu selama dua belas hari lagi sebelum semedi itu diselesaikan!"

   Sahut Kim lotoa segera.

   "Bagus sekali, asal disediakan arak dan daging, aku si hwesio akan mengendon pula disini, kujamin tak ada yg berani mengusik!"

   "Hmmmaku rasa belum tentu demikian"

   Tiba-tiba terdengar seseorang menjengek dari luar lembah sambil tertawa dingin.

   Dg perasaan terkejut ketujuh orang yg berada dalam lembah berpaling, tampaklah dimulut lembah telah muncul tiga sosok bayangan manusia.

   Dari ketiga orang itu dua diantaranya adalah kakek berusia lima puluhan yg semuanya memakai jubah panjang berwarna ungu, sepasang alis matanya tebal lagi hitam, matanya tajam bagaikan kilat, senjata yg dibawa berbeda sekali dg senjata pada umumnya.

   Bentuk senjata mereka seperti dua batang tongkat besi biasa tapi diujungnya masing-masing terdapat sebuah kupu-kupu besi yg sedang mementangkan sayapnya, bentuk ukiran itu sangat indah sehingga mirip sekali dg kupu-kupu sungguhan.

   Orang ketiga adalah seorang perempuan cantik jelita yg berusia tiga puluhan, ia memakai baju berwarna putih dan kelihatan genit sekali.

   Orang yg berbicara barusan tak lain adalah perempuan berbaju putih itu.

   Ketika selesai berbicara, perempuan itu segera mengulapkan tangannya kebelakang, dari luar lembah pun segera muncul kembali delapan orang jago pedang yg semuanya memakai pakaian ringkas bewarna kuning, orang-orang itu kelihatan amat keren, garang dan penuh napsu membunuh.

   Berubah paras muka Kim kong sam pian melihat kehadiran musuh-musuhnya, mereka segera berpikir dg rasa kaget.

   "Orang-orang ini asing sekali wajahnya, entah mereka berasal dari aliran mana?"

   Dalam pada itu si hwesio daging anjing telah berkata sambil tertawa terbahak-bahak.

   "Haaaahhaaaah.haaaahternyata lagi-lagi kalian yg datang mengacau, aku lihat kalian seperti belum puas juga dan mendatangkan bala bantuan, apakah hendak mencari aku si hwesio utk menuntut balas?"

   Chin sian kun yg melihat hal ini, segera bertanya dg wajah keheranan.

   "Apakah cianpwee kenal dg mereka?"

   Hwesio daging anjing tertawa.

   "Sewaktu masih berada dibawah bukit tadi, sobat-sobat yg memakai baju kuning itu bersama lima enam perempuan mengamati terus aku si hwesio secara membingungkan, tapi akhirnya ada dua orang yg kucopot tulangnya sebelum mereka bubaraneeeeitak tahunya mereka datang lagi utk mencari gara-gara."

   Perempuan berbaju putih itu segera tertawa dingin, katanya.

   "Kesalah pahaman bisa sering terjadi didalam dunia persilatan, krn itu kedatangan kami kemari bukanlah utk mencari gara-gara dg kau hwesio, asal kau si hwesio bersedia utk berpeluk tangan belaka, aku pun berjanji tak akan memusuhi dirimu!"

   Hwesio daging anjing nampak agak tertegun, lalu setelah memutar biji matanya dan tertawa terkekeh-kekeh, katanya.

   "Haaahhaaah.haaaahmengerti sekarang aku si hwesio, rupanya kalian hendak mencari gara-gara dg si tua Bu wi..?"

   Kembali perempuan berbaju putih itu mendengus.

   "Hmmm, hwesio bau! Kau tak usah berlagak sok edan atau tak waras otaknya, tiga hari berselang kau sudah bersatu dg si tua bangka celaka itu, buat apa kau masih berlagak pilon sekarang?"

   "Biar aku si hwesio pikun, rasanya kepikunanku belum sampai mencapai taraf sepenuh itu"

   Kata hwesio daging anjing sambil memutar biji matanya.

   "tiga hari berselang, aku masih berada ratusan li jauhnya dari sini, bagaimana mungkin aku telah berada bersama si tua Bu wi?"

   Kim lotoa yg ikut mendengarkan pembicaraan tsb dg cepat mengerti, yg dimaksud kejadian pada tiga hari berselang tak lain adalah hasil perbuatannya yg menggunakan orang-orangan dari rumput utk memukul mundur komandan Sin beserta pasukannya.

   Maka sambil tertawa segera selanya.

   "Rupanya kalian adalah anak buah dari dewi In nu?"

   "Betul!"

   Jawab perempuan berbaju putih itu.

   "Nah katakan sekarang, dimanakah Bu wi lojin serta bocah keparat she Kho itu?"

   "Maaf kalau aku tak bisa memberi jawaban!"

   Ucap Kim lotoa dg suara dalam. Kembali perempuan berbaju putih itu mendengus.

   "Hmmmmpadahal tidak susah utk memaksamu berbicara"

   Kepada kedua orang kakek berbaju ungu itu katanya tiba-tiba seraya menjura.

   "Tolong merepotkan huhoat berdua agar membekuk dulu orang she Kim tsb!"

   Kedua orang kakek berbaju ungu itu manggut tanpa menjawab, serentak mereka maju mendekati Kim lotoa. Tapi si hwesio daging anjing segera menghalangi jalan perginya dg melintangkan tangannya ditengah jalan, katanya sambil tertawa terkekeh.

   "eeeijangan terburu nafsu, jangan terburu nafsu, sesudah setengah harian lamanya kita berbicara tapi aku si hwesio belum tahu asal usul kalian, apakah kalian bersedia memberi penjelasan dulu sebelum pertarungan dilakukan?"

   Kakek berbaju ungu yg perawakan agak kurus segera berkata dg suara dingin.

   "Aku adalah salah satu diantara dua belasan pasukan pelindung hukum dibawah pimpinan Siancu yg bernama Tang Bok kong, sedang dia adalah adik angkatku Tang Soat Leng cu, sudah lama aku mendengar akan nama besar hwesio daging anjing!"

   Paras muka si hwesio daging anjing kelihatan agak berubah, tidak banyak manusia dalam dunia dewasa ini yg bisa duduk sebanding dengannya, semakin sedikit orang yg tak berubah wajahnya setelah mendengar nama Hwesio daging anjing.

   Tapi kedua orang kakek berbaju ungu yg belum diketahui asal usulnya ini ternyata tdk menunjukkan perubahan sikap setelah bertemu dgnya, kenyataan tsb betul-betul membingungkannya.

   Sambil memutar biji matanya, si hwesio daging anjing mengawasi ketiga orang lawannya berapa saat lalu kembali ujarnya sambil tertawa terkekeh.

   "Kalau toh kalian sudah lama mendengar namaku, biar tidak sudi memberi muka utk sang pendeta, toh paling tidak memandang diwajah sang buddha sudilah kalian menyudahi ulah kamu semua!"

   Tang Bok kong segera menarik wajahnya, lalu setelah mendengus dingin, jengeknya.

   "Kenapa? Rupanya kau ingin berkelahi lebih dulu dg aku?"

   "Haaah.haaah.haah"

   Hwesio daging anjing tertawa tergelak, tiba-tiba ia menggapai kearah Hapukim sambil serunya.

   "Coba kemarilah!"

   Dg wajah termangu Hapukim maju beberapa langkah kedepan, lalu tanyanya.

   "Toa lhama, ada urusan apa kau memanggilku?"

   "Coba kau maju dan berkelahilah lebih dulu dg tua bangka itu, coba lihat sampai dimana kemampuan yg dimilikinya."

   Berubah paras muka Hapukim, teriaknya tertahan.

   "Hey toa lhama, apakah kau berniat menyuruh aku mengantar kematian? Tulang bahuku yg terlepas pun belum sembuh betul."

   Tapi belum selesai ia berkata, hwesio daging anjing telah menyela sambil tertawa.

   "Bukan masalah, maju saja kedepan, asal mau menuruti perkataanku, asal kau terluka seujung rambut saja, aku si hwesio akan menggantimu dg selembar nyawa."

   Habis berkata dia segera menekan bahu kanan Hapukim dua kali.

   Dalam waktu singkat Hapukim merasakan bahunya panas tapi terasa nyaman sekali, suatu perasaan ingin tahu pun segera menyelimuti pikirannya tanpa banyak berbicara lagi dia mempersiapkan goloknya lalu berjalan menghampiri lawannya.

   Tang Bok kong segera menjengek sambil tertawa dingin.

   "Hmmmtak berani maju sendiri tapi suruh orang lain yg pergi mengantar kematian, inikah alasannya kenapa kau si hwesio menjadi termashur dlm dunia persilatan?"

   Hwesio daging anjing sama sekali tidak menjadi gusar, malah katanya sambil tertawa terkekeh-kekeh.

   "Umpatan yg bagus, tapi asal kau mampu mengusik seujung rambutnya saja, aku si hwesio tak perlu turun tangan melawanmu lagi, batok kepalaku akan kutebas dan kupersembahkan kepadamu.

   Cuma sebelum itu, aku si hwesio perlu bertanya dulu, kalian ingin bertarung satu lawan satu ataukah ingin main keroyokan?"

   Dg kening berkerut Tan Bok kong berkata.

   "Walaupun aku sangat jarang melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, namun paling memandang rendah mereka yg suka main keroyok, asal kau si hwesio tdk bakal mengingkari janji, biar kusuruh dia merasakan kelihaian ilmu panji kupu-kupu ku lebih dulu sebelum menebas kutung batok kepalamu!"

   Tiba-tiba saja paras muka hwesio daging anjing berubah hebat, tapi segera sahutnya.

   "Baiklah, nah kalian boleh segera turun tangan!"

   Begitu mendengar perkataan tsb, Hapukim segera berkata kepada Tang Bok kong.

   "Hey monyet tua, rasakan dulu sebuah bacokanku ini!"

   Goloknya segera diputar langsung dibacokkan kebawah, cahaya kilat berkelebat lewat seperti sambaran petir.

   Sekulum senyuman menghina segera menghiasi bibir Tang Bok kong setelah melihat gerak serangan dari Hapukim tsb, meski cepat dan ganas namun gerakannya begitu sederhana.

   Dg cekatan dia menghindar kesamping, sementara senjata panji kupu-kupunya langsung disodorkan kedada Hapukim.

   Senjata tsb memang aneh sekali bentuknya, begitu diputar maka sepasang sayap kupu-kupu tsb ikut bergetar hingga mengeluarkan suara yg keras, bentuknya sangat hidup tak ubahnya seperti kupukupu sungguhan.

   Terutama sekali misai sepanjang beberapa depa yg terbuat dari baja tsb, getarannya yg kacau membuat orang susah utk menduga, arah sasaran manakah yg sedang dituju.

   Tampak bacokan golok Hapukim mengenai sasaran yg kosong, tapi begitu jurus serangannya belum habis digunakan, lagi-lagi ia membentak keras.

   "Lihat serangan!"

   Goloknya diputar sambil menyapu kemuka, jangan dilihat gerak serangannya sangat sederhana namun kecepatannya merubah jurus tak terlukiskan dg kata-kata.

   Tampaknya Tang Bok kong tdk menyangka kalau permainan golok dari Hapukim begitu cepat dan luar biasa, sepintas lalu kelihatannya amat sederhana namun kehebatan dan kelihaiannya justru diluar dugaan.

   Tanpa terasa lagi dia berseru tertahan, senjata panji kupu-kupu yg digunakan utk melancarkan serangan pun cepat ditarik kembali utk membendung datangnya serangan golok tsb.

   "Criiinggggg."

   Ditengah suara bentrokan yg nyaring, Tang Bok kong tergetar mundur sejauh satu langkah sebaliknya Hapukim terhuyung sejauh tiga langkah lebih.

   Jelas sudah dalam soal tenaga dalam, kemampuan Tang Bok kong masih satu tingkat lebih unggul.

   Setelah dua kali menderita kerugian, sifat buas Hapukim segera berkobar, sambil membentak keras sekali, ia menubruk kedepan sambil mengayunkan goloknya, pertarungan sengitpun seera berkobar.

   Sementara itu, si hwesio daging anjing mengawasi jalannya pertarungan tanpa berkedip, sementara sinar tajam yg sangat aneh memancar keluar tiada hentinya.

   Tapi tak berapa lama kemudian, Hapukim sudah kelihatan mulai terdesak dan menderita kekalahan, serangan panji kupu-kupu dari Tang Bok kong yg memutar kekanan menyapu ke kiri membuat tubuh Hapukim terbungkus dibalik cahaya tajam.

   Bukan Cuma begitu, suara dengungan keras dari senjata musuh menggetarkan perasaan Hapukim, membuat hatinya berdebar, ditambah lagi serangan-serangan goloknya mengenai sasaran yg kosong, membuat pertahanan maupun posisinya bertambah kalut.

   Ketika situasi kritis dan jiwanya terancam bahaya maut, si Hwesio daging anjing berteriak keras.

   "Suatu ilmu golok yg sangat bagus, ayoh serbu lagi dg gerakan yg sama bacok saja langsung kebawah!"

   Waktu itu cungkilan golok dari Hapukim sedang mengenai sasaran yg kosong, sementara itu panji kupu-kupu dari Tan Bok kong sudah menempel diatas pusarnya, kelihatan jelas sudah tiada kesempatan lagi baginya utk menghindarkan diri.

   Mengira jiwanya bakal melayang, sifat buas Hapukim makin membara, begitu mendengar teriakan tsb dan ia menganggap anjuran itu benar, ia menjadi nekad dan siap sedia melakukan serangan adu jiwa.

   Tubuhnya miring kesamping sambil melangkah maju kedepan, pergelangan tangannya diputar sambil menekan kebawah membawa goloknya yg meleset dari sasaran itu miring kesamping, kemudian dari situ dia ancam bahu kiri Tang Bok kong serta membacoknya keras-keras.

   Ditengah berkelebatnya cahaya tajam, tiba-tiba terdengar Tang Bok kong menjerit kaget, tubuhnya mundur kebelakang secepat kilat.

   Sewaktu semua orang mengamati keadaannya dg lebih seksama, maka tampaklah dibawah jubah ungunya telah muncul bekas robekan sepanjang satu depa lebih.

   Keadaan tsb bukan saja membuat Hapukim sendiri menjadi termangu, sekalipun kedua belah pihak yg menonton jalannya pertarungan itupun turut dibikin tertegun dan tak habis mengerti.

   Padahal sudah jelas Hapukim bakal tewas diujung senjata lawan, mengapa hanya sepatah kata dari si hwesio daging anjing bisa membuatnya nyaris melukai Tang Bok kong.

   Padahal Cuma Tang Bok kong yg mengalami sendiri peristiwa tsb yg menyadari keadaan sebenarnya, ketika misai baja dari senjata panji kupu-kupunya hampir menempel diujung baju Hapukim, dimana asal maju setengah inci saja niscaya selembar jiwa lawan akan melayang, tak disangka secara tiba-tiba Hapukim telah merubah jurus serangannya begitu selesai mendengar perkataan tadi.

   Golok yg secara tiba-tiba diputar sambil mencungkil keatas tsb bukan saja langsung mengancam dada sendiri, lagipula persis mengancam pergelangan tangannya.

   Ini berarti apabila senjata panji kupu-kupu dilanjutkan gerakannya kedepan sekalipun selembar nyawa orang tsb akan melayang, akan tetapi ia sendiripun akan menderita cacat berat atau bahkan luka yg sangat parah.

   Tentu saja ia tak ingin mengorbankan jiwanya dg percuma, oleh sebab itulah terpaksa ia harus menarik diri secepatnya dan dari posisi menang pun dia jadi kalah.

   Bisa dibayangkan betapa gusarnya Tang Bok kong menghadapi keadaan seperti ini, saking mendongkolnya hampir saja ia jatuh semaput.

   Terdengar si Hwesio daging anjing berseru sambil tertawa terbahak-bahak.

   "Haaahhaaahhaaahsaudara Hapukim, mengapa kau hanya berdiri melulu?"

   Setelah ditegur, Hapukim baru sadar kembali dari lamunannya, saat ini dia telah menganggap hwesio daging anjing melebihi buddha hidup, buru-buru dia lari kedepan hwesio itu sambil berlutut dan berseru.

   "Lhama adalah pousat hidup, tecu mohon perlindungan darimu!"

   Buru-buru si hwesio daging anjing membangunkannya dari atas tanah, ujarnya sambil tertawa.

   "Semua pousat sudah mampus, mana mungkin bisa melindungi orang? Lain waktu kau mesti mengandalkan kemampuanmu sendiri, seperti jurus "Menggaris tanah memisah dunia"

   Yg kau gunakan tadi, sebenranya jurus itu memiliki perubahan ganda, masih ingat dg kedua perubahan tsb?"

   Buru-buru Hapukim mengangguk. Si hwesio daging anjing segera berkata lebih jauh.

   "Sebenarnya ilmu sip ci to hoat dari perguruan Siang bun diwilayah Ceng hay merupakan ilmu golok paling lurus dikolong langit, biarpun lima jurus pemula dan lima jurus paling akhir merupakan jurus-jurus serangan yg sederhana, langsung dan terbuka, namun bila kau memiliki reaksi yg cekatan dan variasi perubahan yg kaya maka jurus-jurus tsb bisa dipergunakan dg dua perubahan yg berbeda. Dg bekal kemampuan tsb, biar bertemu dg jago tangguh kelas satu pun, dalam ratusan gebrakan belum tentu bisa membuatmu kalah. Aku harap kau bisa mendalami lagi ilmumu itu dikemudian hari sedang petunjuk yg kuberikan sekarang hanya merupakan ganti rugi atas luka yg timbul akibat perbuatanku tadi"

   Walaupun Hapukim belum bisa memahami secara keseluruhan, tapi bagian yg penting telah dipahami olehnya, tentu saja ia kegirangan setengah mati sehingga berulangkali mengucapkan terima kasih, buru-buru ia menyingkir kesamping.

   Agaknya dua bersaudara Molim serta Rumang ikut memperhatikan petunjuk tsb, wajah mereka nampak berubah beberapa kali begitu merasakan manfaat yg diperoleh, kagum dan hormat pun segera memancar diwajah masing-masing.

   
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Ketika si hwesio daging anjing baru menyelesaikan kata-katanya dg penuh kegusaran Tang Bok kong telah berkata sambil tertawa dingin.

   "Mencoba kemampuan orang dg akal licik, memberi petunjuk dari samping arena, terhitung kemampuan macam apa yg kau miliki?"

   Si hwesio daging anjing tertawa terbahak-bahak.

   "Haaaahhaaaahhaaaaahkeliru besar kau beranggapan demikian, kalau sepatah kata saja dari aku si hwesio bisa membuat kau dari menang jadi kalah, bila benar-benar bertarung, memangnya kau masih punya nyawa?"

   Liok ci ang yg berada disisi arena segera membentak dg suara dingin.

   "Bajingan gundul! Kau jangan bicara tekabur, akan kucoba dulu sampai dimanakah kemampuanmu!"

   Sambil memutar senjata kupu-kupunya, ia berdiri ditengah arena siap melepaskan serangan. Tiba-tiba hwesio daging anjing menarik kembali sikap cengar cengirnya, sambil menarik muka katanya serius.

   "Pada mulanya aku masih belum dpt menebak asal usul kalian, tapi sekarang baru kuketahui bahwa kalian adalah ahli waris dari partai kupu-kupu. Seratus tahun berselang, Hu tiap siang hui (kupukupu terbang berpasangan) telah melakukan pembantaian berdarah dilembah duka, sejak peristiwa itu partai anda tidak pernah muncul kembali dari tempat persembunyian, sesungguhnya perbuatan tsb merupakan tindakan yg cerdik, tak disangka seratus tahun kemudian lagi-lagi aku si hwesio menyaksikan kembali jurus-jurus tangguh dari Kang siu pat si (delapan partai kupu-kupu) kalian, apakah kamu berdua sudah lupa dg tragedi lama sehingga berani terjun kembali kedalam dunia persilatan?"

   Dg wajah berubah Liok Ci ang berseru.

   "Hey hwesio bau, tak kusangka mata anjingmu betul-betul sangat tajam, sehingga asal usulku pun dapat kau tebak secara jelas."

   Dg wajah serius hwesio daging anjing berkata.

   "Mata buddha bisa menembusi langit, sekalipun aku si hwesio belum bisa dibilang mengetahui setiap urusan didunia ini, namun paling tidak masih mengetahui sedikit banyak masalah besar dlm dunia persilatan serta asal usul ilmu silat pelbagai perguruan besar dalam dunia kangouw seratus tahun belakangan ini. Apalagi semasa masih muda dulu, aku si hwesio pernah punya hubungan dg partai kalian. Kuharap kalian tak usah mengumbar nafsu lagi dan segera balik kerumah, apa gunanya mesti mencari penyakit seperti apa yg dialami seratus tahun berselang?"

   Liok Ci ang lalu tertawa keras.

   "Haaahhaaaahhaaahkau anggap kami akan segera akan angkat kaki hanya berdasarkan kata-katamu itu? Hmmm, kau benarbenar memandang rendah kemampuan partai kupu-kupu kami!"

   "Jadi kalian baru mau pergi setelah melangsungkan pertarungan?"

   Dengus hwesio daging anjing.

   "Soal bertarung atau tidak masih menjadi masalah nomor dua, mengapa kau tidak menanyakan dulu siapa yg benar dan siapa yg salah?"

   Hwesio daging anjing menjadi tertegun, tapi segera ujarnya sambil tertawa.

   "Yaa, soal ini memang merupakan kelalaianku, tapi aku cukup mengetahui watak dari Bu wi lojin, aku yakin dia tak akan melakukan suatu perbuatan yg melanggar hukum!"

   Tiba-tiba Tang soat Lengcu menyela sambil tertawa dingin.

   "Sebelum mengetahui duduk persoalan yg sebenarnya, ia sudah mempunyai pandangan yg berat sebelah, Liok Ci ang lebih baik turun tangan secara langsung, apa artinya banyak bicara?"

   "Baik, baiklah anggap saja aku sio hwesio yg tak tahu aturan"

   Sela hwesio daging najing sambil tertawa.

   "nah Liok loji, sebenarnya perselisihan apakah yg telah terjalin antara kalian dg situa Bu wi?"

   "Bukankah kau mengetahui jelas musibah pernah yg menimpa partai kupu-kupu pada seratus tahun yg lalu? Coba terangkan apa sebabnya peristiwa itu sampai terjadi?"

   "Aku dengar gara-gara se

   Jilid kitab pusaka Thian goan bu boh"

   Kata sang pendeta sambil tertawa.

   "Kalau begitu dapat kukatakan bahwa kedatangan kami kali ini adalah gara-gara kitab pusaka Thian goan bu boh!"

   Berubah paras muka si hwesio daging anjing, serunya tertahan..

   "Jadi kitab pusaka Thian goan bu boh berada ditangan kakek Bu wi.?"

   "Benar"

   Chin sian kun menjawab dg cepat.

   "pada dua puluh tahun berselang Bu wi cianpwee mendapat titipan dari Hui im cengcu, siapa tahu kitab tsb dicuri dewi In nu dg mencatut namanya Kho sauhiap yg mendapat pesan dari ayahmya almarhum untuk mendapatkan kitab tsb, inilah yg membuat Bu wi locianpwee harus terjun kembali kedalam dunia persilatan utk menyelidiki jejak kitab itu, baru kemarin dulu sebagian kitab tsb dapat direbut kembali, sayang ia menderita luka dalam hingga akhirnya bersama Kho sauhiap beliau datang kemari utk mengobati lukanya. Nah coba bayangkan sendiri, darimana munculnya hubungan antara peristiwa ini dg pihak partai kupu-kupu?"

   Si hwesio daging anjing menggelengkan kepala berulang kali, keluhnya kemudian.

   "Kenapa sih persoalannya begitu rumit dan berbelit-belit? Siapa yg disebut dewi In nu itu? Kenapa aku si hwesio belum pernah mendengar kalau didalam dunia persilatan terdapat seseorang yg bernama begitu?"

   Dg suara dingin Tang soat Lengcu menjawab.

   "Siancu kami adalah orang yg terhormat, bukan sembarangan orang dapat menjumpainya dg begitu saja!"

   Hwesio daging anjing segera tertawa terkekeh-kekeh.

   "Heeeheheeesetelah mendengar perkataanmu itu, aku si hwesio jadi kepingin melihat sampai dimanakah kehebatan dari dewi mu itu, tak usah banyak bicara lagi, hey si tua Tang, si tua Liok, aku harap kalian bersedia utk menunggu selama setengah bulan, setengah bulan kemudian aku si hwesio bersedia memikul tanggung jawab tentang kitab pusaka Thian goan bu boh itu utk membuat penyelesaian dg kalian berdua."

   "Hmmmm, sayang sekali aku tak punya waktu untuk menunggu!"

   Jengek Liok Ci ang sambil tertawa dingin. Hwesio daging anjing segera tertawa seram"

   "Heeeeheeeeh..heeehkesabaran aku si hwesio Cuma sampai disini saja, bila kalian benar-benar tak mau percaya, lebih baik kita selesaikan saja persoalan ini lewat pertarungan!"

   Sekilas senyuman licik yg mengerikan sempat berkelebat menghiasi wajah Liok Ci ang, katanya cepat.

   "Hwesio, beranikah kau bertarung seorang melawan seorang denganku.?"

   Hwesio daging anjing tertawa bergelak.

   "Sudah tiga puluh tahunan lamanya tak pernah bertarung melawan orang, sungguh tak dinyana hari ini aku bisa menikmatinya kembali, tapi sebelum bertarung harus ada syaratnya dulu!"

   "Apa syaratnya?"

   "Bila kau yg unggul, tentu saja aku si hwesio tak bisa banyak bicara dan segera angkat kaki dari sini, mulai detik ini juga tak akan mencampuri urusan kalian lagi, tapi bnila kau manusia she Liok yg kalah, harap segera kau pimpin orang-orangmu utk mengundurkan diri dari lembah ini, setengah bulan kemudian, aku pasti akan memberi penyelesaian tentang persoalan ini dihadapan si tua Bu wi, tapi jangan mencoba main sergap disaat orang lagi tak siap!"

   Tanpa terasa Liok Ci ang memandang sekejap kearah Tang soat Lengcu, lalu katanya agak tergagap.

   "Tentang soal ini."

   Mendadak terdengar Tang soat Lengcu berseru sambil tertawa terkekeh-kekeh.

   "Liok ang, apakah kau mempunyai keyakinan utk menang?"

   "Sekalipun aku tak bisa menjamin pasti menang, tapi aku percaya tak baka sampai menderita kalah!"

   Tang soat Lengcu segera tersenyum.

   "Aku lihat, hari ini kita tak usah bertarung lagi!"

   Tang Bok kong maupun Liok Ci ang menjadi tertegun sesudah mendengar perkataan itu. Dg perasaan tercengang Tang Bok kong berseru.

   "Lengcu, apa maksudmu?"

   Tang soat Lengcu menggoyangkan tangannya berulang kali, tampaknya dia sudah mempunyai perhitungan yg matang, kepada si hwesio daging anjing katanya kemudian.

   "Hey hwesio, biarlah kuberi muka untuk mu pada hari ini, kuharap sampai waktunya kau tidak melanggar janji!"

   Begitu mengetahui bahwa Tang soat Lengcu telah berubah pikiran bahkan bersedia angkat kaki dg begitu saja, si hwesio daging anjing turut dibuat tertegun, tapi hanya sebentar saja, kemudian sambil tertawa nyengar-nyengir katanya.

   "Sekali telah berbicara, ibarat kuda pacu yg berlari kencang dan tak mungkin bisa ditarik kembali, sampai waktunya aku si hwesio pasti akan menantikan kedatangan kalian!"

   Tang soat Lengcu tersenyum dan manggut-manggut, kepada Tang Bok kong serta Liok Ci ang ia mengulapkan tangannya, kemudian dg memimpin delapan orang jago pedang berbaju kuning, segera ia membalikkan badan dan keluar dari lembah.

   Dalam waktu singkat, bayangan tubuh mereka sudah lenyap dari pandangan mata.

   Hwesio daging anjing mengawasi terus bayangan tubuh musuhmusuhnya hingga lenyap diluar lembah sana, kemudian paras mukanya berubah secara tiba-tiba menjadi berat dan serius sekali.

   Pada saat itulah Chin sian kun berkata.

   "Taysu, aku lihat tindakan mengundurkan diri yg mereka lakukan mengandung maksud tertentu, bahkan bisa jadi merupakan sebuah tipu muslihat yg licik?"

   Hwesio daging anjing menggelengkan kepalanya berulang kali.

   "Bukannya aku tak tahu tentang soal tsb, namun itu bukan masalah penting, biarpun dia berakal licik dan jahat, jangan harap ia mampu bermain gila dihadapanku!"

   "Kulihat paras muka taysu menunjukkan sikap yg amat berat dan serius, sebenarnya persoalan apakah yg membuatmu risau dan kuatir?"

   Hwesio daging anjing menghela napas panjang "Aaai.partai kupu-kupu telah muncul kembali didalam dunia persilatan, aku lihat suatu badai pembunuhan rasanya tak bisa dihindari lagi..."

   Dg perasaan tercengang, Kim lotoa bertanya.

   "Sejak terjun kedalam dunia persilatan, belum pernah boanpwee dengar tentang partai kupu-kupu, mengapa sih taysu memperhatikan persoalan ini dg begitu serius? Bersediakah taysu memberi keterangan kepada kami semua...?"

   Hwesio daging anjing menggeleng.

   "Panjang sekali utk menceritakan persoalan ini, tapi dikemudian hari kalian akan mengetahui dg sendirinya!"

   Berbicara sampai disini, dia segera mengalihkan pokok pembicaraan kesoal lain, katanya.

   "Mulai hari ini, biarlah aku si hwesio menjabat sebagai pemimpin ditempat ini utk sementara waktu, saudara Hapukim sekalian berempat tetap bertugas menjaga dimulut lembah, bila menjumpai ada orang menyatron masuk kedalam lembah, tak usah dilayani, cepat masuk dan beri laporan dulu kepadaku, pasti akan kuselesaikan persoalan itu dg sebaik-baiknya."

   Buru-buru Hapukim mengiakan, lalu bersama-sama rekannya mengundurkan diri dari situ.

   Kembali si hwesio daging anjing mengulapkan tangannya kepada Kim kong sam pian sambil berkata.

   "Mari kita masuk ke gua utk berbincang-bincang, sedang nona Chin kalau pergi membeli makanan, jangan lupa daging anjing dan arak wangi utk aku si hwesio!"

   "Cianpwe tak usah kuatir"

   Chin Sian kun tersenyum.

   "betapapun besarnya nyaliku, tak nanti aku berani melupakan pesanan dari Taysu!"

   OooOOooo Sejak Tang soat Lengcu menarik semua kekuatannya dari lembah tsb, waktupun berlangsung lewat dg cepat dalam suasana amat tenang dan tentram.

   Namun hwesio daging anjing yg semula banyak tersenyum, kian hari kian berubah seakan-akan telah berubah menjadi seorang yg lain, sepanjang hari dia hanya minum arak terus dg kening berkerut.

   Selain minum arak, dia tentu melamun, seakan-akan ada suatu persoalan besar yg amat berat mengganjal dalam hatinya dan susah dihilangkan dari dalam benaknya.

   Perubahan sikap semacam itu tentu saja membuat Kim kong sam pian dan Chin Sian kun menjadi terkejut bercampur keheranan, sudah berapa kali mereka hendak membuka suara utk bertanya, namun melihat sikap hwesio daging anjing yg tak berbicara maupun bergerak, akhirnya mereka mengurungkan niat tsb.

   Tapi dlm hati kecil mereka mengerti, perubahan sikap dari tokoh sakti tsb bisa jadi ada sangkut pautnya dg kemunculan partai kupukupu didalam dunia persilatan.

   Partai kupu-kupu merupakan suatu perguruan yg bukan saja tak pernah didengar namanya dari pembicaraan orang, lagipula belum pernah melihat berkeliarannya anggota perguruan tsb didalam dunia persilatan.

   Biasanya suatu perguruan yg tak dikenal dan tak banyak anggotanya adalah suatu perguruan yg kecil, demikian juga dg keadaan dari partai kupu-kupu itu, tapi sampai dimanakah seriusnya kehadiran partai ini didalam dunia persilatan? Mengapa pendeta sakti itu justru menunjukkan sikap yg begitu serius? Benarkah jago-jago dari partai kupu-kupu memiliki kepandaian silat yg demikian lihaynya sampai tiada orang yg mampu menandinginya? Perubahan sikap dari hwesio daging anjing membuat suasana didalam dua berubah menjadi serius dan tegang, begitu sumpek suasana sampai membuat beberapa orang itu susah utk bernapas lega.

   Tapi pintu batu yg memisahkan ruang dalam tetap tertutup rapat dan sama sekali tiada gerakan apapun.

   Dalam waktu singkat tujuh hari kembali udah lewat, berarti hari ini adalah hari ketiga belas sejak Kho Beng menutup diri dibalik ruangan.

   Pagi itu, baru saja Chin Sian kun mempersiapkan sarapan utk semua orang, tiba-tiba kelihatan Hapukim berlari masuk kedalam gua dg wajah sangat tegang.

   Begitu sampai dihadapan hwesio daging anjing, segera ia berlutut sambil serunya.

   "Toa lhama, diluar lembah telah muncul serombongan jago silat, wajah mereka rata-rata kelihatan keren dan serius, jelas tidak bermaksud baik!"

   Sambil minum arak hwesio daging anjing bertanya kemalasmalasan.

   "Siapa yg telah datang?"

   "Ada lelaki, ada perempuan, ada tosu juga kaum lhama!"

   Hapukim termenung dan berpikir sejenak, setelah menghitung didalam hati dia menjawab.

   "Kemungkinan besar diatas enam puluh orang lebih!"

   Dg wajah berubah hebat Chin sian kun segera berseru"

   "Waaaahbisa jadi berita tentang kisah tsb sudah bocor sehingga kawanan iblis itu mengundang konco-konconya utk datang menyerbu?"

   Hwesio daging anjing bangkit berdiri seraya menguap, katanya kemudian.

   "Buat aku si hwesio, masalah banyak orang bukanlah persoalan nona Chin, kau bersama Kim bersaudara berjaga-jaga saja disini, biar aku sendiri yg keluar lembah."

   Disambarnya tongkat bambu andalannya, lalu dg langkah lebar ia berjalan meninggalkan gua.

   Hapukim memutar biji matanya beberapa kali, dg cepat dia pun mengikuti dibelakang hwesio daging anjing tsb keluar dari gua.

   Tak lama setelah hwesio daging anjing dan Hapukim keluar dari gua batu itu, mendadak muncul tiga sosok bayangan manusia dari balik sebelah kiri dan langsung menerjang masuk kedalam gua dg kecepatan bagaikan sambaran kilat.

   Kim Lotoa pertama-tama yg menemukan hal tsb, buru-buru teriaknya kepada Kim loji dan Kim losam.

   "Hati-hati, siluman perempuan itu muncul lagi bersama kedua orang komplotan tua bangkanya!"

   Ternyata ketiga sosok bayangan manusia tsb tak lain adalah Tang soat Lengcu, Tang Bok kong dan Liok Ci ang.

   Sambil melintangkan ruyung panjangnya didepan dada, Kim bersaudara berdiri berjajar menyumbat jalan masuk menuju kedalam gua.

   Dg suara dingin, Kim lotoa segera menegur.

   "Walaupun siasat yg anda lakukan ini terhitung cukup hebat, namun sayang sekali kelewat licik dan memalukan, hmmm...hanya manusia pengecut yg berusaha mencari keuntungan disaat orang tidak siap!"

   Tang soat Lengcu memperhatikan sekejap disekitar sana dg pandangan mata yg tajam, kemudian perintahnya.

   "Kita harus manfaatkan setiap kesempatan yg ada, hayo langsung saja menyerbu kedalam gua!"

   Tang Bok kong serta Liok Ci ang masing-masing mempersiapkan senjata panji kupu-kupunya, lalu tanpa berbicara lagi mereka langsung melancarkan serangan kedepan.

   Melihat kedatangan ancaman tsb, Kim bersaudara pun tidak banyak berbicara lagi, dg penuh kegusaran ruyung masing-masing diputar kencang lalu balas menyerang kearah lawan.

   Maka suatu pertarungan yg amat seru pun segera berkobar dg hebatnya disana.

   Sekalipun Tang Bok kong dan Liok Ci ang memiliki kepandaian silat yg sangat lihai, akan tetapi Kim kong sam pian bukan manusia lemah ditambah pula mereka bertiga sudah bertekad mempertahankan setiap jengkal tanah dg pertaruhan jiwa, maka utk berapa saat keadaan tetap imang.

   Betapa gelisah dan cemasnya Tang soat Lengcu melihat pertahanan dari Kim kong sam pian yg begitu kokoh sehingga serbuan dari Tang bok kong dan Liok Ci ang tak berhasil menembusnya.

   Sekalipun dia ingin sekali turun tangan utk membantu, sayang daerah dimulut gua sangat sempit sehingga tak mungkin baginya utk ikut serta dlm pertarungan.

   Jilid 20 Dalam keadaan begini, tiba-tiba muncul suatu ingatan jahat dalam hatinya, dg cepat dia melepaskan ikat pinggangnya lalu secara tiba-tiba dilontarkan ketengah kilatan cahaya ruyung yg sedang berputar-putar didepan mulut gua.

   Kim kong sam pian yg berada didalam gua saat itu sedang memutar ruyung masing-masing sepenuh tenaga guna membendung mulut gua dari serbuan musuh.

   Begitu melihat ada sesosok bayangan putih menerobos masuk kebalik pertahanan mereka seperti sambaran ular, Kim lotoa segera menggerakkan ruyung utk menggulung kearah bayangan tadi dan segera melilitnya dg kencang.

   Tang soat Lengcu tertawa seram, dg cepat ia mengerahkan segenap kekuatannya seraya membetot teriaknya.

   "Kena!"

   Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Begitu mendengar suara bentakan keras, Kim lotoa segera merasakan gelagat tidak menguntungkan, menunggu ia berniat menarik kembali ruyung panjangnya, sayang keadaan sudah terlambat, ujung ruyungnya telah bertautan dg angkin dari Tang soat Lengcu.

   Menyadari kalau gelagat tdk menguntungkan dg cepat dia menarik napas sambil memperkokoh kuda-kudanya.

   Ruyungnya dibetot kebelakang maksudnya dia hendak membetot putus angkin musuh dg mengerahkan sepenuh kekuatan yg dimilikinya.

   Padahal Tang soat Lengcu sendiripun mempunyai keinginan yg sama, saat tsb ia sedang mengerahkan seluruh tenaga dalam yg dimilikinya melakukan pembetotan sambil membentak.

   "Liok Ci ang, mengapa kau tdk segera menyerbu kedalam gua?"

   Liok Ci ang serta Tan Bok kong serentak memutar senjata panji kupu-kupunya makin kencang, lalu serentak menyerbu kedalam gua.

   Kim loji serta Kim losam menjadi terperanjat sekali, hingga kini mereka bertiga bisa bertahan dimulut gua tanpa memberi kesempatan kepada musuhnya utk bergerak maju, disatu pihak karena memanfaatkan mulut gua yg sempit dan kecil, dipihak lain karena mengandalkan kerja sama ilmu ruyung mereka bertiga yg tangguh utk menyumbat mati seluruh mulut gua tsb.

   Tapi sekarang, senjata ruyung Kim lotoa telah terlilit oleh senjata angkin Tang soat Lengcu, hal ini sama artinya dg terbukanya sebuah lubang kelemahan pada sistem pertahanan mereka, bila seorang harus melawan seorang, bagaimana mungkin Kim kong sam pian mampu menandingi keampuhan dari Tang Bok kong serta Liok Ci ang? Chin sian kun yg berada didalam gua menjadi terperanjat sekali setelah melihat kejadian tsb, buru-buru dia maju kedepan sambil menyerang dg pedangnya, ia berniat menguntungi senjata angkin tsb lebih dulu.

   Tapi baru saja serangan pedangnya dilancarkan, terdengar Kim losam telah berteriak keras.

   "Hati-hati adikku!"

   Tiba-tiba saja serasa segulung desingan angin tajam menggulung tiba dari atas, begitu dahsyatnya ancaman tsb membuat si nona harus mundur kembali dg perasaan terperanjat.

   Memanfaatkan kesempatan yg sangat baik inilah, Tang Bok kong segera menerobos masuk kedalam ruangan dg kecepatan bagaikan sambaran kilat....

   Perputaran senjata panji kupu-kupunya memaksa Kim bersaudara harus mundur hingga punggungnya menempel pada dinding gua, keadaan mereka betul-betul terdesak hebat.

   Sementara itu, Chin Sian kun dg pedang terhunus telah berdiri menghadang dimuka pintu ruangan yg tertutup rapat, dg suara keras ia membentak nyaring.

   "Tua bangka yg tak tahu malu, kalian biasanya Cuma memanfaatkan kelemahan orang lain saja, hmmm! Rupanya orangorang yg mencari gara-gara diluar lembah sana memang sengaja kalian bawa utk mengalihkan perhatian kami, sementara kalian sendiri berusaha menyelundup masuk kemari bagaikan pencoleng?"

   Pada saat itu, Tang soat Lengcu telah mengendorkan pula angkinnya dan turun melayang masuk kedalam gua, sahutnya.

   "Perkataanmu memang tepat sekali! Liok ang, ayoh cepat turun tangan dan jangan membuang waktu lagi!"

   Liok Ci ang manggut-manggut, kepada Chin Sian kun segera ujarnya sambil tertawa dingin.

   "Hmmm..kenapa kau tidak segera menyingkir? Kalau nekad terus, jangan salahkan aku bertindak keji dg mencabut nyawamu!"

   Chin Sian kun mendengus dingin, diam-diam ia memberi kedipan mata kepada Kim kong sam pian.

   Tiga bersaudara Kim dari telaga Tong ting segera menanggapi tanda tsb, serentak mereka bertiga mendekati Chin Sian kun.

   Setelah keempat orang itu berdiri berjajar kembali dimuka pintu gua, Kim lotoa baru berseru sambil tertawa seram.

   "Heeehheeehheeeeh..sebetulnya tidak sulit utk menyingkirkan kami dari sini, asal kalian mampu memenggal dulu batok kepala kami berempat!"

   "Baiklah, kalau toh kalian tak takut mati, apa susahnya utk mengantar kematian kalian!"

   Seu Tang Bok kong dingin. Senjata panji kupu-kupunya segera diputar dg dg jurus "lebah terbang memainkan putik"

   Menciptakan selapis cahaya hitam yg amat menyilaukan mata, lalu dg membawa suara desingan tajam secara langsung menyergap diri Chin Sian kun.

   Dg sekuat tenaga Chin Sian kun mencukil pedangnya keatas utk membendung datangnya ancaman tsb, begitu sepasang senjata beradu segera terjadilah suara benturan nyaring Tampak sekilas cahaya perak mencelat ketengah udara, dususul jeritan kaget dari Chin Sian kun, rupanya ia sudah kehilangan senjatanya.

   Dalam pada itu Tang Bok kong telah mengayunkan telapak tangan kirinya melepaskan bacokan segulung tenaga pukulan yg maha dahsyat langsung menumbuk kemuka.

   Tergopoh-gopoh Chin Sian kun menghindarkan diri kesamping.

   "Blaaammm!"

   Angin pukulan yg maha dahsyat persis menghantam diatas pintu gua membuat pintu ruangan tsb terpentang lebar.

   Dalam waktu singkat Tang soat Lengcu mengayunkan pula sepasang tangannya melepaskan tiga buah pukulan kekiri dan kekanan, lalu tubuhnya seperti segulung asap ringan menerobos masuk kebalik ruangan dimana Kho Beng sedang bersemedi.

   Menanti Kim kong sam pian berusaha utk menghalangi jalan perginya, keadaan sudah terlambat.

   Chin Sian kun menjadi amat terperanjat, ia saksikan Tang soat Lengcu menyerbu masuk kedalam ruangan batu dan entah apa yg kemudian terjadi disana.

   Hanya secara tiba-tiba terdengar suara jeritan kaget bergema memecahkan keheningan lalu tampak tubuh Tang soat Lengcu yg baru menyerbu masuk kedalam ruangan, tahu-tahu sudah mencelat balik kembali.

   Waktu itu Tan Bok kong serta Liok Ci ang baru saja bersiap-siap menyerbu kedalam, mereka tak menyangka kalau perempuan berbaju putih itu bakal mundur kembali secara tiba-tiba, hampir saja mereka saling bertumbukan satu dg lainnya.

   Menanti ketiga orang itu sudah dapat berdiri kembali dg sempoyongan, dimuka pintu ruangan tahu-tahu sudah bertambah dg sesosok bayangan manusia, dia tak lain adalah Kho Beng.

   Paras muka Kho Beng kelihatan sangat cerah dan penuh bertenaga, sepasang matanya memancarkan cahaya tajam, waktu itu ia berdiri disitu dh wajah yg gagah da sikap yg keren, berbeda sekali dg keadaannya pada tiga belas hari berselang.

   Chin Sian kun segera mengucak-ngucak matanya, ia seperti tak percaya dg pandangan mata sendiri, sesaat kemudian baru serunya tertahan.

   "Kho sauhiap, apakah latihanmu telah selesai?"

   Kho Beng mengangguk, setelah melempar pandangan yg penuh rasa terima kasih, katanya.

   "Musuh tangguh telah menyerbu sampai disini, mengapa tidak kulihat Rumang, Hapukim serta dua bersaudara Mo utk membendung serangan mereka?"

   Sambil menghela napas sahut Chin Sian kun..

   "Kawanan jago dari golongan putih maupun hitam telah berdatangan sama, kini mereka berkumpul diluar lembah, sekarang Hapukim sekalian berada bersama hwesio daging anjing, tapi bagaimana keadaannya tidak kuketahui secara pasti."

   Paras muka Kho Beng sedikit berubah, sambil merapatkan kembali pintu ruangan katanya.

   "Bu wi cianpwee masih berada dalam ruangan, tolong nona Chin dan saudara Kim bertiga menjaga keselamatannya."

   Chin Sian kun mengerling sekejap kearah pemuda itu, lalu mengiakan. Pelan-pelan Kho Beng maju beberapa langkah kedepan, ditatapnya Tang soat Lengcu, Tang Bok kong dan Liok Ci ang sekejap, kemudian tegurnya dingin.

   "Siapakah kalian?"

   Tang Bok kong mendengus.

   "Hmmmm! Cecunguk muda, kau tak berhak mengetahui, hayo cepat serahkan kitab pusaka Thian goan bu boh kepada kami, mengingat kerelaanmu itu bisa jadi aku akan mengampuni selembar jiwamu!"

   "Oooohbila kudengar dari nada pembicaraan kalian, tampaknya kamu semua adalah anak buah dewi In nu?"

   "Benar!"

   Sahut Tang soat Lengcu dingin. Kho Beng segera tertawa bergelak.

   "Haaaahhaaaah..haaahhkebetulan sekali kedatangan kalian, siauya memang berniat menangkap seorang diantara kalian utk mencari keterangan. Kitab pusaka Thian goan bu boh berada disaku siauya, aku Cuma kuatir kalian tak punya kemampuan utk merebutnya kembali!"

   Liok Ci ang tertawa dingin.

   "Bocah keparat, kau sangat tekebur!"

   Kho Beng balas tertawa dingin.

   "Hmmm..bagiku perkataan yg diucapkan tergantung kepada siapa aku berbicara, padahal siauya tidak tekebur, apa salahnya kau buktikan sendiri ucapanku tadi!"

   "Aku memang berniat mencoba kemampuanmu!"

   Bentak Liok Ci ang keras.

   Senjata panji kupu-kupunya digetarkan menciptakan sebuah lingkaran busur lalu secara kilat disapu kepinggang Kho Beng.

   Menghadapi datangnya sambaran cahaya hitam itu, ternyata Kho Beng tdk bergerak sama sekali, dia seakan-akan tak memandang sebelah matapun terhadap kemampuan lawannya.

   Tak terlukiskan rasa gusar Liok Ci ang menghadapi kejadian seperti ini, gerak serangannya segera berubah, kali ini dia mengancam dada lawan dg sebuah tusukan keatas.

   Dg perubahan itu, kupu-kupu yg berada diatas ujung sejatanya seakan-akan berubah menjadi empat, dalam waktu singkat disekeliling tubuh Kho Beng seolah-olah beterbangan aneka macam kupu-kupu yg mengancam bagian mematikan ditubuhnya.

   Kim kong sam pian menjadi terperanjat sekali melihat kelihaian lawan, paras muka mereka sampai berubah hebat.

   Tiba-tiba terdengar Kho Beng tertawa ringan, ujung baju kirin dan kanannya dikebaskan kemuka, lalu tubuhnya menyelinap keluar dibalik kepungan bayangan kupu-kupu lawan, sementara itu telapak tangan kirinya melancarkan sebuah bacokan kesisi kiri.

   Waktu itu, Tang Bok kong sedang berdiam disisi kiri sambil menonton jalannya pertarungan, melihat kejadian tsb, dia mengira Kho Beng hendak membokongnya.

   Sambil membentak keras, senjata kupu-kupunya disodok kedepan keras-keras, lalu berbalik mengancam ubun-ubun Kho Beng.

   Siapa tahu pada saat yg bersamaan inilah Kho Beng membalikkan telapak tangan kirinya langsung menghantam iga kanan Liok Ci ang.

   Waktu itu Liok Ci ang sudah merasakan gelagat tidak menguntungkan, begitu serangannya mengenai sasaran kosong, belum sempat dia berbuat sesuatu, desingan angin tajam tahu-tahu sudah mengancam bahu kirinya.

   Berada dalam keadaan seperti ini, buru-buru dia membalikkan badannya, sementara senjata kupu-kupunya dg jurus "kupu-kupu terbang bayangan menari"

   Menyodok keluar dg sekuat tenaga.

   Siapa tahu pada saat itulah Tang Bok kong melancarkan pula serangannya, dalam kondisi sama-sama menyerang dg kecepatan tinggi, menantimereka berdua sama-sama menyadari kalau senjata mereka bukannya mengancam tubuh lawan sebaliknya malah menghantam teman sendiri, keadaan sudah terlambat.

   "Criiiinnnggg..!"

   Sitengah benturan keras, Liok Ci ang serta Tang Bok kong samasama tergetar mundur satu langkah, kedua belah pihak sama-sama merasakan lengan kananya linu dan kesemutan, nyaris senjata mereka terlepas dari tangan.

   Sementara itu, Kho Beng masih berdiri tenang diposisinya semula, malah sambil tertawa dingin jengeknya.

   " Jurus panglima langit kembali kepangkuan yg barusan kugunakan merupakan satu diantara tiga puluh enam gerak perubahan yg tercantum dalam kitab pusaka Thian goan bu boh, bila kalian berdua menginginkan kitab itu, apa salahnya kalian mulai belajar sejak kini!"

   Liok Ci ang serta Tang Bok kong terperanjat sekali sampai paras mukanya berubah, sambil membentak nyaring san serentak bersiapsiap menyerang kembali.

   Tapi sebelum mereka sempat berbuat sesuatu, tiba-tiba Tang soat Lengcu berseru keras.

   "Tang tua, Liok tua, hentikan dulu serangan kalian!"

   "Lengcu, apa maksudmu?"

   Seru Tang Bok kong tercengang.

   "Aku rasa kesempatan baik buat kita masih banyak, buat apa mesti menyerempet bahaya dg percuma pada hari ini? Apalagi kerepotan yg datang dari luar lembah sudah cukup memusingkan kepalanya, ayo kota mundur saja!"

   Begitu selesai berkata, tubuhnya segera melesat keluar dari gua dg kecepatan tinggi. Liok Ci ang serta Tang Bok kong tidak banyak bicara lagi, serentak mereka turut mengundurkan diri dari dalam gua. Medadak Kho Beng membentak dg kening berkerut.

   "Mau kabur kemana kalian!"

   Ia menggerakkan badannya siap melakukan pengejaran. Tapi Chin Sian kun segera menghalangi siatnya itu sambil berseru.

   "Kho sauhiap"

   Mau tak mau terpaksa Kho Beng harus menghentikan langkahnya, lalu bertanya dg kening berkerut.

   "Nona Chin, mengapa kau menghalangi niatku?"

   "Hwesio daging anjing sedang bertarung melawan kawanan jago diluar lembah, apa salahnya sauhiap membebaskan mereka untuk kali ini saja, bagi kita yg penting adalah memukul mundur lebih dullu ! "

   Kho Beng manggut-manggut, ia mengalihkan pandangan matanya keluar gua, saat itu Tang soat Lengcu bersama Liok Ci ang dan Tang Bok kong telah kabur entah kemana.

   Maka Kho Beng meminta kepada Kim kong sam pian agar tetap menjaga dalam gua, sementara ia sendiri segera bergerak menuju keluar lembah dg kecepatan tinggi.

   Dugaan Hapukim memang benar, diluar lembah telah muncul enam puluhan jago yg terdiri dari aneka macam manusia, diantaranya meliputi jago-jago dari pelbagai perguruan besar serta kaum sesat.

   Sementara itu si hwesio daging anjing malah berdiri dilmulut lembah sambil berkata dg lantang .

   "Bila kalian bersedia memberi muka kepada aku si hwesio pada hari ini, harap segera mengundurkan diri sekarang juga, harap segera mengundurkan diri sekarang juga, kalau tidak, silahkan mencoba utk menyerbu kedalam, asal aku si hwesio bisa dikalahkan, lembah hati budha akan menjadi tempat kediaman kalian "

   Sui cuncu dari Siau lim pay segera tampil kedepan, lalu berkata dg suara dalam.

   "kita sebagai murid buddha seharusnya bila taysu berpikir demi kepentingan umat persilatan, mengapa kau malah berpihak kepada kaum durjana ? "

   Hwesio daging anjing tertawa..

   "Walaupun kita sama-sama sebagai murid buddha, bukan berarti kita mesti bersahabat, aku si hwesio tak akan diterima dikuil kecil, apalagi dikuil besar macam Siau lim si..oooh, rupanya aku si hwesio tak bakal diundang kesana.

   "

   "Toya suka bergurau"

   Sela Kim cuncu dari Siau lim pay sambil tertawa.

   "walau pun kuil Siau lim si sangat besar, rasanya kami tak akan mampu menampik kehadiran taysu, asal saja taysu senonoh dan berminat, pintu gerbang Siau lim si selalu terbuka untuk kehadiran taysu.

   "

   Hwesio daging anjing tertawa terbahak-bahak .

   "Haaaahhhhaaahhhhhaaahhhhwesio gede, kita tak usah banyak bicara lagi, itu dia, yg bersangkutan telah datang, bila ada persoalan lebih baik dibicarakan sendiri dengannya, biar aku si hwesio menjadi saksi saja!"

   Habis berkata dia menyingkir kesamping dan ujarnya kepada Kho Beng sambil tertawa.

   "Untung kau segera keluar, kalau tidakmungkin mereka bakal naik darah"

   Buru-buru Kho Beng memberi hormat seraya berkata.

   "Terima kasih banyak atas bantuan taysu telah melindungi kami, budi kebaikan itu tak akan boanpwee lupakan!"

   Hwesio daging anjing segera tertawa.

   "Sudah, jangan banyak berbicara dulu, yg penting kau harus mengusir pergi orang-orang itu lebih dulu!"

   Kho Beng mengiakan dan menjura lagi dalam-dalam, setelah itu dia baru mengalihkan pandangan matanya kearah para jago sambil berkata.

   "Berita yg kalian peroleh benar-benar amat cepat dan luar biasa, bolehkah aku tahu karena urusan apakah kalian datang kemari?"

   Thian it taysu, ketua Go bi pay segera berkata dg suara dalam.

   "Sejak mendapat surat Hui im tiap dari sicu, dimana dikatakan sicu hendak memberi penjelasan kepada seluruh umat persilatan, sayang kami tidak mengetahui jejak sicu, maka begitu kudengar bahwa sicu berada disini, berbondong-bondong kami datang kemari dg harapan bisa peroleh penjelasan dari sicu!"

   Kho Beng jadi tertegun, segera serunya.

   "Ucapan taysu benar-benar membingungkan hati orang, kapan sih aku telah menyebar hui im tiap?"

   "Bukankah sicu sendiri yg menyebarkan kartu undangan tsb, kenapa kau menyangkalnya kembali?"

   Kata Thian itu taysu sambil berkerut kening.

   "untung saja aku masih menyimpan baik-baik kartu tsb, kalau tidak orang tentu menganggap aku membuat alasan yg bukan-bukan"

   "Mana kartu undangannya? Bolehkah dipinjamkan sebentar kepadaku?"

   Kata Kho Beng sambil mengulurkan tangannya. Dari dalam sakunya Thian it taysu mengeluarkan selembar kartu berwarna merah, lalu serunya.

   "Sambutlah sicu!"

   Ketika tangannya diayunkan, kartu tsb segera meluncur kehadapan Kho Beng bagaikan sekuntum awan merah. Kho Beng mengebaskan ujung bajunya pelan-pelan dan menyambut kartu tsb, ketika dibuka maka terbaca olehnya tulisan yg berbunyi begini.

   
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Kini aku telah mengetahui asal usulku yg jelas, ayahku adalah Hui im cengcu dari Hang ciu, sebagai putaranya, akupun berkewajiban menuntut balaskan sakit hati orang tuaku. Dulu, peristiwa tsb timbul gara-gara kitab pusaka Thian goan bu boh, karenanya akan kuteruskan cita-cita ayahku almarhum utk menyebar luaskan ilmu sakti tsb keseluruh dunia persilatan, tapi hal ini baru bisa diwujudkan bila dalangnya sudah tertangkap, agar umat persilatan mengetahui dg jelas duduk persoalan yg sebenarnya serta memperbaiki nama baik ayahku dimata orang banyak. Mungkin saja anda turut terlibat didalam peristiwa berdarah yg terjadi di perkampungan Hui im ceng tempo dulu, tapi karena aku yakin peristiwa ini merupakan siasat busuk seseorang yg masih bersembunyi dibelakang layar, dan aku percaya kalian terkelabui semua oleh perbuatan terkutuknya, maka aku tak akan menyalahkan kalian, sebagai timbal baliknya aku pun berharap kalian pun jangan memusuhi diriku lagi. Disaat perkampungan Hui im ceng didirikan kembali nanti, pasti akan ku undang kehadiran semua untuk merayakan bersama peristiwa ini. Adapun waktunya kutetapkan setangah tahun kemudian, jika takdir menghendaki lain atau terjadi perubahan lain, akan kukirim surat pemberitahuan tentang perubahan waktu itu, pokoknya aku tak akan membohongi seluruh kolong langit. Bila anda ingin mengetahui siapakah dalang dari peristiwa berdarah tempo hari, dia tak lain adalah Dewi In un."

   Tertanda Kho Beng.

   Ketika selesai membaca tulisan itu, Kho Beng segera teringat kembali dg perkataan si Unta sakti berpunggung baja yg katanya hendak menyebar Bu lim tiap untuk mengangkat kejadian yg sebenarnya.

   Dg cepat dia pun menjadi paham apa gerangan yg terjadi, kepada Thian it taysu katanya kemudian.

   "Apakah hanya taysu seorang yg menerima kartu tsb."

   "Tidak, hampir setiap jago atau tokoh kenamaan dunia persilatan mendapatkan kartu tsb!"

   Kho Beng segera manggut-manggut "Betul, memang aku yg menyebar surat undangan tsb, tapi waktu yg kutetapkan kan masih setengah tahun kemudian, sebelum waktunya tiba, apa gunanya taysu memburu kemari?"

   Kiong Ceng san dari istana naga munculkan diri secara tiba-tiba dari kerumunan jago, sambil tertawa seram serunya.

   "Bocah keparat, kau anggap aku bakal percaya dg siasat mengadu dombamu itu?"

   "Sejak kuterima kartu undangan tsb, hingga kini sudah tiga orang rekan persilatan yg tewas oleh Kedele Maut, aku ingin bertanya kepadamu, sebenarnya siapakah pembunuh keji itu?"

   Kho Beng mendengus dingin.

   "Hmmmselama setengah bulan terakhir, aku belum pernah turun gunung barang setengah langkah pun, darimana aku bisa tahu siapakah pembunuh yg sebenarnya?"

   "Hmmmkau angap aku masih gampang dikelabui? Sudah dua kali kau memberi keterangan tentang wajah asli si Kedele Maut, bila tiada hubungan apapun dg Kedele Maut, siapa yg mau percaya?"

   "Benar, aku memang mempunyai hubungan dg kedele maut, tapi aku tak tahu siapa yg melakukan pembunuhan dimana-mana, aku minta waktu tiga bulan untuk menyelidiki persoalan ini, sampai waktunya pasti akan kuberi keterangan yg jelas!"

   "Mengapa harus menunggu sampai tiga bulan? Asal kubekuk dirimu sekarang juga, aku yakin kedele maut pasti akan menghantarkan diri sendiri masuk perangkap."

   Begitu ucapan tsb diutarakan, para jago segera menangapi dg penuh luapan emosi. Melihat keadaan tsb, Kho Beng segera berkata.

   "Bila kulihat dari keadaan saat ini, tampaknya saudara sekalian tak mau menyudahi persoalan tsb hingga disini saja?"

   "Tindak tanduk sicu sangat mencurigakan, tak aneh bila memancing rasa gusar umat persilatan kepadamu."

   Thian it taysu berkata.

   "menurut pendapatku, lebih baik sicu menyerahkan diri saja utk dibelenggu, bila semua kecurigaan sudah dibikin jelas, sicu pasti dibebaskan lagi."

   Kho Beng segera tertawa dingin, jengeknya.

   "Sekalipun aku setuju, belum tentu pedang dibahuku serta sepasang tanganku ini bersedia menuruti anjuranmu itu!"

   Dg suara menggeledek Kiong Ceng san membentak.

   "Kalau toh ingin berkelahi, buat apa banyak bicara terus? Aku bersedia utk bertarung dulu melawanmu!"

   Sambil berkata ia segera mempersiapkan senjatanya dan bergerak maju kemuka.

   "Kiong tayhiap, apakah kau yakin bisa menang?"

   Ejek Kho Beng sg suara dingin. Kiong Ceng san tertawa seram.

   "Heeehheeeehheeehbocah keparat, aku mau berkelahi melawanmu sudah merupakan suatu kehormatan bagimu!"

   "Bagus sekali!"

   Kho Beng tertawa pula dg nyaring.

   "terima kasih banyak atas kehormatan yg Kiong tayhiap berikan kepadaku, Cuma aku pun perlu memberitahukan satu hal kepadamu, yakni aku telah memperlajari ilmu sakti yg tercantum dalam kitab pusaka Thian goan bu boh, kuharap tayhiap jangan marah-marah bila menderita kekalahan nanti!"

   Begitu ucapan tsb diutarakan, paras muka Kiong ceng san segera berubah hebat.

   Padahal bukan Cuma Kiong ceng san saja, kawanan jago silat lainnya pun ikut terperanjat dibuatnya.

   Mereka tak tahu apa yg dikatakan Kho Beng itu benar atau Cuma gertak sambal belaka.

   Tapi Kiong ceng san sebagai jago kawakan yg sudah termashur puluhan tahun lamanya tak berani mengambil resiko besar setelah melihat sikap tenang lawannya.

   Sementara dia masih termenung dg perasaan sangsi, mendadak dari kerumunan orang banyak kedengaran seorang berteriak keras.

   "Aku tidak percaya, Kiong tayhiap ijnkan aku Poa Ho sam mencoba utk membekuk bocah keparat itu!"

   Ditengah seruan tsb, terlihat sesosok bayangan manusia melayang masuk kedalam arena.

   Orang itu berwajah merah membara, senjatanya adalah tombak pendek, dia berusia empat puluh tahunan serta memakai pakaian ringkas warna biru, orang tsb tak lain adalah si jago tombak baja Poa Ho sam, yg namanya terkenal dikawasan Kanglam.

   Kiong ceng san menjadi kegirangan, buru-buru serunya.

   "Bila Poa lote ingin berebut pahala dg ku baiklah, biar aku mengalah lebih dulu, Cuma kuharap kau bertindak lebih berhati-hati lagi."

   Poa Ho sam tertawa bergelak.

   "Haaaahhh.haaaahhhaaaahhhtak usah kuatir, aku orang she Poa tak akan percaya dg obrolan setannya!"

   Kemudian sambil menatap Kho Beng lekat-lekat, bentaknya keras.

   "Bocah keparat, biar aku yg mencoba lebih dulu kemampuan ilmu sakti Thian goan bu boh mu!"

   Sambil bergendong tangan Kho Beng maju kemuka, lalu katanya dingin.

   "Bagus sekali, biar kucoba kemampuanmu dg mengandalkan sepasang tangan kosong."

   Berbicara sampai disitu, orangnya telah berdiri persis dihadapan Poa Ho sam.

   Agaknya si tombak sakti Poa ho sam sudah tak sabar lagi, senjatanya segera diputar kencang, lain saat tampak sekilas cahaya hitam meluncur kemuka dan langsung menusuk lambung Kho Beng.

   Melihat datangnya ancaman itu, Kho Beng mendengus dingin, sebuah ayunan tangan menyambar kemuka menyongsong datangnya ancaman lawan, hampir bersamaan maju lagi tiga langkah kedepan........

   Ternyata ketiga langkah kakinya ini luar biasa sekali, bukan saja dapat menghindari tusukan tombak lawan, lagipula tenaga pukulannya menjadi mengarah persis pada sasaran."

   Mula-mula Poa Ho sam tertegun, ia tidak mengerti apa kegunaan dari serangan lawan.

   Sebab menurut pengalaman, pada umumnya pada jurus serangan dari perguruan manapun, selalu mengarah langsung kepada sasaran yg dihadapi, tidak seperti jurus serangan yg dgunakan lawannya sekarang, bukan tubuh lawan yg dituju, sebaliknya menghantam kesisi lain.

   Sementara ia masih tertegun, angin serangan yg amat tajam telah menyambar keatas badannya, dalam keadaan begini, terlambat sudah baginya utk menghindarkan diri..

   "Blaaaaaaaammmm.....!"

   Tubuhnya segera terhajar telak sampai mencelat sejauh tiga kaki lebih dan jatuh terguling diatas tanah, untuk berapa saat lamanya orang itu tak mampu merangkak bangun kembali.

   Dalam satu gebrakan seorang jago silat kenamaan sudah dibikin keok, bukan saja para jago dibuat terkesiap, sampai si hwesio daging anjing pun ikut terbelalak dg wajah melongo, sampai beberapa saat lamanya ia tak mempu berkata-kata.

   Sesungguhnya memang disinilah letak keluarbiasaan serta keampuhan ilmu silat Thian goan bu boh dibandingkan dg ilmu silat aliran lain.....

   Pukulan yg dilancarkan selalu mendahului langkah kaki, tapi justru menciptakan suatu kerjasama yg amat serasi, bukan saja membuat musuh susah menghindarkan diri, bahkan pada hakikatnya tak bisa diduga sebelumnya.

   Berhasil merobohkan Pou Ho sam dalam satu gebrakan, Kho Beng segera memandang sekejap kearah kawanan jago lainnya, lalu berkata.

   "Siapa yg ingin memberi petunjuk lagi"

   Para jago saling berpandangan sekejap tanpa berkata-kata, suasana sangat hening.

   Mendadak Kim cuncu dari Siau lim pay memutar toyanya seraya berkata.

   "Jurus serangan dari sau sicu memang sangat hebat, tapi aku bersedia utk mencoba kemampuanmu yg lihai itu!"

   "Apakah taysu ingin mencoba satu pukulan saja?"

   Tanya Kho Beng dingin.

   "Yaa, aku memang berniat mencoba tenaga dalammu, aku rasa satu pukulan pun sudah dapat melihat kemampuan yg kau miliki!"

   "Bagaimana menang kalah telah diketahui?"

   Kim cuncu segera tertawa seram.

   "Haaa...haaaa....haahh...asal sicu dapat menggungguli diriku, pinceng akan segera mengundurkan diri dari sini bersama segenap rekan persilatan yg ada!"

   "Sungguhkah perkataanmu itu!"

   "Tentu saja, perkataan yg telah kuucapkan pasti akan kutaati, hanya aku takut sicu tak mampu mengungguli diriku!"

   "Bila aku tak mampu mengungguli dirimu, tentu saja aku akan menyerahkan diri kepada kalian!"

   "Bagus sekali........Nah, sicu harus bersiap sedia........."

   "Tunggu sebentar!"

   Tukas Kho Beng mendadak.

   "Masih ada urusan lain?"

   "Bila aku beruntung bisa menang, masih ada sebuah permintaan lain yg kuharap dikabulkan."

   "Apa permohonanmu?"

   "Orang-orang yg lain boleh pergi, tapi Kiong tayhiap dari istana naga tak bisa angkat kaki begitu saja!"

   Mula-mula Kim Cuncu kelihatan tertegun, lalu sambil mendengus serunya keras-keras.

   "Permintaan mu ini kelewat kebangetan!"

   Sambil mendengus dingin, Kiong ceng san berseru pula.

   "Hey bocah keparat, dalam hal apa kau bisa tertarik dg ku?.

   "Tua bangka celaka! Kau masih ingat dg kematian Li sam?"

   Seru Kho Beng dg wajah sedingin es. Kiong Ceng san kelihatan agak tertegun, menyusul kemudian katanya sambil tertawa seram.

   "Li sam mati karena disiksa gara-gara ulahnya menyaru sebagai Kedele maut, jelas terbukti kalau dia adalah komplotan si iblis keji itu. Kini kau hendak membalaskan dendam bagi kematiannya, kalau memang begitu kenapa kau menyangkal tak ada hubungan dg mereka?"

   Dg suara lantang, Kho Beng segera berseru.

   "Tahukah kalian, siapa sebenarnya si Kedele Maut itu?"

   "Aku memang ingin tahu!"

   Seru Kim Cuncu dg wajah berubah. Sepatah demi sepatah kata Kho Beng segera berseru.

   "Dia tak lain adalah enci kandungku, Kho Yang ciu!"

   Begitu pengakuan tsb diucapkan, kawanan jago tsb jadi amat terkesiap.

   Sekarang duduknya persoalan sudah jelas, tapi mereka tak mengira kalau putra putri Hui im cengcu belum mati dalam peristiwa berdarah tempo hari.

   Dg suara keras Kiong Ceng san segera berteriak.

   "Saudara sekalian, apalagi yg kita nantikan? Kalau bocah keparat ini tidak kita bunuh sekarang juga, setengah tahun kemudian, mungkin tiada jago persilatan yg bisa lolos dari ancaman mautnya!"

   Begitu teriakan tsb berkumandang, suasana jadi sangat gaduh sekali. Hwesio daging anjing yg selama ini Cuma mengikuti perkembangan tsb dari sisi arena, tiba-tiba ikut berkata dg kening berkerut.

   "Aku tidak mengira kalau duduk persoalannya begitu rumit dan kacau, tapi bersediakah kalian semua mendengarkan sepatah dua patah kata dariku?"

   "Taysu punya pendapat apa?"

   Tanya Kiong ceng san.

   "Kuharap pertarungan ditunda pada hari ini, karena saling membunuh hanya merugikan umat persilatan, lagipula melanggar ajaran buddha, oleh sebab itu aku keberatan dg terjadinya peristiwa macam begini."

   "Omitohud!"

   Thian it taysu segera memuji keagungan buddha.

   "tak nyana toyu bisa mengucapkan kata-kata semacam itu, apakah kau tidak berpihak kepada golongan kami?"

   Hwesio daging anjing menggeleng.

   "Tidak, aku si hwesio tidak berpihak kepada golongan manapun, aku Cuma berharap bisa meleyapkan bencana besar ini, aku rasa, aku hwesio dapat mencegah sobat kecil ini utk melakukan pembunuhan lebih lanjut."

   "Aku rasa bocah keparat itu enggan menuruti nasehat orang, toh ilmu sakti telah dipelajari...?"

   Jengek Kiong ceng san sinis. Hwesio daging anjing segera berpaling kearah Kho Beng, lalu ujarnya pelan.

   "Bersediakah sicu untuk memberi muka kepadaku dg menuruti nasehatku?"

   "Boanpwee pasti akan menerimanya dg senang hati!"

   Sahut Kho Beng cepat. Mendengar itu, hwesio daging anjing segera tertawa terbahakbahak.

   "Haaaahh...haaaahh...haaahh...sobat kecil Kho telah bersedia memberi muka kepadaku, bagaimana dg saudara sekalian?"

   Thian it taysu termenung sambil berpikir berapa saat, akhirnya diapun berkata.

   "Baiklah, tapi Cuma kali ini saja, biar begitu aku tetap berharap kepada sauhiap untuk menentukan waktu pertemuan dan tempatnya!"

   "Tak usah ditentukan tempat serta waktunya"

   Sela Kho Beng dingin.

   "sekarang juga aku dapat katakan kepada kalian bahwa Bu wi cianpwee yg kalian jumpai ditengah jalan pada dua puluh tahun berselang bukan Bu wi cianpwee yg asli, Bu wi cianpwee yg asli masih merawat lukanya didalam gua, kitab pusaka thian goan bu boh juga berada ditangan Bu wi cianpwee bahkan sudah dibuatkan salinannya buat para ciangbunjin dari tujuh partai besar, sayang sekali para ciangbunjin dari partai-partai besar telah terkecoh oleh siasat busuk orang lain sehingga mengira ayahku telah mempermainkan mereka?"

   "Sunguh perkataanmu itu?"

   Tanya Thian it taysu dg perasaan bergetar keras.

   "Aku berbicara sejujurnya!"

   "Mengapa tidak kau undang Bu wi toyu sekarang juga agar semua persoalan menjadi terang?"

   "Bu wi cianpwee masih membutuhkan waktu satu bulan utk menyembuhkan luka yg dideritanya, sampai waktunya beliau pasti akan bertemu dg saudara sekalian!"

   "Sekarang siapakah dalang dari rencana busuk ini?"

   Tiba-tiba Kiong ceng san bertanya pula.

   "Dewi In nu!"

   Dg perasaan tercengang Thian it taysu berseru.

   Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Rasanya belum pernah kudengar tokoh persilatan yg bernama begitu?"

   Tiba-tiba hwesio daging anjing berkata pula sambil tertawa terkekeh-kekeh.

   "Thian it, apakah kau mengetahui tentang peristiwa berdarah yg menyangkut partai kupu-kupu pada seratus tahun berselang?"

   Dg perasaan keheranan Thian it taysu berdiri tertegun, kemudian sahutnya.

   


Naga Kemala Putih -- Gu Long Legenda Kelelawar -- Khu Lung Amarah Pedang Bunga Iblis -- Gu Long

Cari Blog Ini