Beruang Salju 34
Beruang Salju Karya Sin Liong Bagian 34
Beruang Salju Karya dari Sin Liong Yo Him dan Sasana berjanji bahwa mereka tidak akan menempuh langkah-langkah yang bisa membahayakan diri dan jiwa mereka. Mereka juga telah menghibur agar pangcu Kay-pang tersebut tidak perlu menguatirkan diri dan jiwa mereka, dan meminta Yeh-lu Chi agar bertenang diri. Begitulah, setelah dua hari lagi berdiam di markas Kay-pang, Yo Him bersama Sasana telah mengambil keputusan untuk berangkat ke kota raja, dan merekapun berpamitan. Perpisahan mereka diiringi dengan pesta yang meriah, pesta perpisahan yang cukup mengharukan, karena di dalam pesta perpisahan tersebut berulang kali Yeh-lu Chi telah berpesan kepada Yo Him dan Sasana, agar mereka dapat membawa diri sebaik-baiknya dan tidak melakukan tindakan nekad. Keesokan harinya Yo Him dan Sasana melakukan perjalanan ke kota raja. Y Kaisar Kublai Khan sangat marah sekali, telah dua tahun pengejaran yang dilakukan para pahlawannya masih tidak memberikan hasil yang memuaskan. Memang Kaisar tersebut telah mengerahkan para pahlawannya, yang umumnya memiliki kepandaian sangat tinggi, dengan harapan membasmi dan mengejar terus para orang-orang gagah daratan Tiong-goan yang telah membinasakan Koksunya. Karena dari itu, betapa kecewanya setelah mengerahkan sekian banyak orang-orangnya yang semuanya memiliki kepandaian tinggi dan juga biayanya yang tidak kecil, namun orang yang diburunya tidak juga berhasil ditemuinya. Karena dari itu, Kaisar Kublai Khan pada pagi itu telah marahmarah kepada para pembesarnya dan panglimanya. Di dalam sidang tersebut telah ditegaskan oleh Kaisar. Jika saja para panglimanya itu tidak bisa mengejarnya untuk membasmi para orang-orang gagah yang terdaftar nama mereka dalam daftar hitam Kaisar tersebut, mereka akan dipecat! Malah besar kemungkinan mereka akan dijatuhi hukuman mati! Perintah Kaisar, yang dikeluarkan dengan ancaman seperti itu, telah membuat semua para panglimanya jadi gelisah dan bingung. Akan tetapi perintah Kaisar tidak bisa dibantah. Jika memang mereka tidak melaksanakan sebaik mungkin, tentu akan membuat jiwa mereka sebagai tarohannya dan juga keluarga mereka akan menjadi korban. Karena dari itu, para panglima tersebut segera mengumpulkan para bawahannya, dan para panglima ini juga marah-marah terhadap bawahannya tersebut. Merekapun telah mengeluarkan perintah yang sama kerasnya seperti perintah yang dikeluarkan oleh Kaisar kepada para panglima tersebut, dengan ancaman jika para bawahan mereka ini tidak bisa bekerja lebih baik, maka mereka akan dijatuhi hukuman seberat-beratnya. Dengan begitu, maka segera juga para pahlawan Kaisar telah melakukan tindakan yang jauh lebih bengis dan keras terhadap penduduk. Para tentara negara juga telah berusaha untuk dapat menangkapi orang-orang yang mereka curigakan. Yang menjadi korban akhirnya rakyat jelata. Walaupun mereka tidak bersalah, tokh mereka telah ditangkap dan memperoleh hukuman yang tidak ringan, bahkan banyak di antara mereka yang telah dijatuhi hukuman mati. Hal itu disebabkan para tentara negeri dan para pahlawan Kaisar yang tengah kebingungan dengan perintah Kaisar dan panglima mereka yang mengandung ancaman itu, telah membuat mereka sebanyak mungkin untuk menangkapi orang yang mereka curigakan, tanpa memperdulikan apakah orang tersebut bersalah atau tidak. Yang terpenting mereka telah dapat menangkap sebanyak mungkin orang Han tersebut untuk dijatuhi hukuman, agar mereka dilihat oleh atasan mereka masing-masing memiliki kerja yang baik. Para orang-orang gagah di daratan Tiong-goan gusar bukan main menyaksikan keganasan tentara Mongolia yang semakin menjadijadi itu. Mereka telah berhimpun dan banyak diantara mereka yang telah berusaha untuk mengadakan pemberontakan dan gerakan di bawah tanah, memberikan perlawanan kepada para tentara dan kerajaan Mongolia tersebut. Akan tetapi Kaisar Kublai Khan memang merupakan seorang Kaisar yang sangat cerdik sekali. Ia memiliki kecerdikan yang luar biasa dalam mengambil taktik-taktik menundukan para pemberontak tersebut. Pertama-tama Kaisar Kublai Khan mengerahkan tentara perangnya dalam jumlah yang besar. Kekuatan tentara perang Mongolia tersebut sangat besar dan tidak mungkin ditandingi dan dilawan oleh para pemberontak tersebut, yang umumnya berjumlah sedikit sekali. Karena dari itu, umumnya pemberontakan tersebut dapat ditindas dalam waktu singkat. Hanya saja sebagai Kaisar yang cerdik, maka Kublai Khan bukan hanya mempergunakan kekerasan. Setiap pembrontakan itu hampir dapat dibasminya, maka ia telah mengutus beberapa orang pahlawannya, untuk menghubungi pemimpin pemberontakan tersebut, guna membujuk mereka, agar dapat kembali kepada masyarakat dan juga bekerja untuk kerajaan Mongolia, dengan janji diberikan kedudukan dan harta. Dalam keadaan tertindas seperti itu, di mana pasukan pembrontak tersebut hampir hancur dibasmi oleh kekuatan tentara perang Mongolia, dan justru kini menerima uluran tangan yang begitu manis dari Kaisar Kublai Khan, membuat para pemimpin pemberontak tersebut akhirnya menerima tawaran tersebut dan menakluk kepada Kaisar Kublai Khan, yang diakui sebagai majikan mereka. Mereka memimpin pemberontakan, umumnya disebabkan perasaan tidak senang mereka terhadap kerajaan Mongolia tersebut, di mana mereka melihat rakyat yang tertindas. Akan tetapi utusan Kaisar justru telah memberikan penjelasan kepada mereka, hal ini justru untuk mencegah pemberontakan, karena yang akan menjadi korban adalah rakyat juga. Bahkan orang-orang Mongolia tersebut telah memperlihatkan berbagai usaha mereka untuk berusaha membangun daratan Tiong-goan menjadi kerajaan yang terbesar, dan juga mereka telah memberikan berbagai hadiah dan hiburan kepada para pemimpin pemberontak itu. Dengan demikian para pemimpin pemberontak memperoleh kesan yang lain dari sebelumnya. tersebut Justru mereka melihatnya betapa Kaisar Kublai sesungguhnya merupakan seorang Kaisar yang besar..... Khan Bahkan merekapun dipersilahkan melihat, betapa kepada daerahdaerah yang tandus dan kering, di mana bahaya kelaparan mengancam penduduk daerah tersebut, Kaisar Kublai Khan telah mengirimkan bantuan rangsum dan uang. Dengan demikian pemimpin para pemberontak itu menyerah dengan perasaan kagum di hati mereka, dan tunduk terhadap Kaisar Kublai Khan. Begitulah pemberontakan-pemberontakan yang timbul di berbagai tempat di daratan Tiong-goan, telah dapat dipatahkan oleh Kublai Khan. Memang rakyat masih menderita di bawah tindasan Kaisar Kublai Khan, akan tetapi sebagian lagi, yang kebetulan menerima "budi kebaikan" Kaisar Mongolia tersebut karena memang politik dari Kaisar Kublai Khan, telah memajukannya. Juga untuk menenangkan rakyat, Kaisar Kublai Khan telah mengeluarkan firman, untuk menghapus peraturan-peraturan lama. Jika raja yang lama di daratan Tiong-goan mengenakan rakyat dengan berbagai macam pajak, maka Kaisar Kublai Khan telah menghapusnya, sehingga rakyat Tiong-goan akhirnya bersyukur dan berterima kasih kepada Kaisar yang baru ini, walaupun Kaisar ini merupakan penjajah. Mereka beranggapan bahwa Kaisar Mongolia ini jauh lebih bijaksana dibandingkan dengan Kaisar-kaisar yang lalu. Hanya di luar tahu rakyat yang telah merasa tunduk dan kagum serta patuh terhadap kaisar Mongolia tersebut, sesungguhnya kaisar Kublai Khan telah mengambil tindakan lain. Justru terhadap rakyat yang hidupnya berkecukupan dan senang, bahkan para hartawan yang kaya raya, sebagian terbesar dari harta kekayaan mereka telah disita dan diambil menjadi milik negara. Dengan demikian, para orang-orang kaya di daratan Tiong-goan jadi ketakutan dan mereka umumnya menyembunyikan sebagian besar dari harta mereka. Cuma saja, Kaisar Kublai Khan yang memang telah menduga hal itu akan terjadi, telah mengenakan sanksi-sanksi yang hebat sekali, di mana dikatakan, jika seorang hartawan atau siapa saja, yang dengan sengaja menyembunyikan harta kekayaannya, sehingga suatu kali dapat diketahui akan hal tersebut, maka orang tersebut akan dibunuh habis satu keluarga, di mana anak istri dan cucu mereka akan dibinasakan semuanya. Karena dari itu, Kaisar Kublai Khan juga memerintahkan agar mereka dengan suka rela menyerahkan sebagian dari harta mereka, dengan alasan untuk membangun negara mereka agar menjadi kerajaan yang jaya. Begitulah taktik yang dijalankan oleh Kublai Khan dalam mengatur negerinya, di mana dia menempuh dua jalan. Menurut perkiraannya, bahwa jumlah para hartawan tidak sebanyak jumlah rakyat jelata. Karena dari itu, jika memang ia mengambil kesempatan untuk menanam bibit-bibit kebaikan di hati rakyat jelata niscaya pengaruh ini besar sekali untuk kekuasaannya di daratan Tiong-goan, di mana yang akan mendukungnya sangat banyak dan sangat besar sekali. Apa yang ditempuh oleh Kaisar Kublai Khan memang berhasil dengan baik. Karena dari itu, seluruh rakyat Tiong-goan boleh dibilang sebagian terbesar dari mereka telah tunduk dan telah patuh kepada pemerintahan penjajah tersebut. Tidak terkandung pula sikap antipati dan perasaan memusuhi tentara kerajaan. Berangsur-angsur, keamanan di daratan Tiong-goan tersebut telah dapat teratasi tanpa adanya pemberontakan-pemberontakan lagi. Jika tokh ada pemberontakan, itu hanya merupakan pemberontakan kecil-kecilan yang tidak memiliki kekuatan yang berarti. Mereka hanya merupakan para hartawan yang ingin menyelamatkan harta mereka, dan mereka pergunakan buat membiayai pemberontakan tersebut. Namun umumnya pemberontakan seperti itu dapat ditindas dan dibasmi bersih oleh tentara Kublai Khan dalam waktu yang singkat sekali. Yang membuat Kaisar Kublai Khan penasaran, justru sampai sekaraug ini orang-orangnya belum lagi berhasil menggusur Yo Ko, Siauw Liong Lie, Kwe Ceng, Yeh-lu Chi dan orang-orang gagah daratan Tiong-goan lainnya untuk diadili olehnya. Karena menurut Kublai Khan, di mana ia sangat yakin sekali, jika para orang-orang gagah itu dapat ditawan dan juga kemudian dijatuhi hukuman mati, ia boleh bertenang hati, di mana di daratan Tiong-goan tidak akan timbul pergolakan lagi. Akan tetapi selama orang-orang gagah di daratan Tiong-goan tersebut masih bebas berkeliaran, jelas ini merupakan api dalam sekam. Sewaktu-waktu mereka akan muncul pula dengan gerakan pemberontakan yang bisa mengganggu kewibawaan Kaisar Kublai Khan. Itulah sebabnya, walaupun kematian Tiat To Hoat-ong telah lebih dua tahun yang lalu, namun tetap saja ia tidak bisa membiarkan Yo Ko dan para orang-orang gagah Tiong-goan lainnya untuk bebas terus. Pengajaran terhadap mereka malah ditingkatkan semakin ketat dan hebat. Malah Kaisar Kublai Khan telah menjanjikan, jika saja memang orang-orangnya itu berhasil melaksanakan tugas mereka buat menangkap salah seorang dari para tokoh-tokoh orang-orang gagah di dalam rimba persilatan itu, maka akan diberi hadiah yang sangat besar jumlahnya dan juga ditambah dengan kenaikan pangkat. Itu pula sebabnya mengapa orang-orangnya Kaisar Kublai Khan tetap giat melakukan pengejaran terhadap para orang gagah di daratan Tiong-goan tersebut. Sedangkan Kublai Khan tetap tidak pernah berputus asa, di mana Kaisar ini tetap memperketat pengejaran tersebut. Selama Yo Ko dan kawan-kawannya belum berhasil ditangkap, hati Kaisar ini belum dapat tenang dengan kedudukannya di singgasana serta kekuasaannya di daratan Tiong-goan. Bahkan terakhir ini, entah telah berapa ribu orang-orang gagah Mongolia, yang semuanya merupakan tokoh-tokoh sakti di negerinya itu, telah diundang ke daratan Tiong-goan, dan diberi kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan Kaisar Kublai Khan tersebut. Juga Kaisar Kublai Khan telah mengundang tiga orang tokoh paling sakti dari Mongolia, yang telah lama sebenarnya hidup mengasingkan diri. Kepada mereka diberikan kedudukan sebagai pengawal pribadi dan juga merangkap penasehat Kaisar. Hal ini hanya untuk dipergunakan sebagai alat, di mana Kaisar Kublai Khan memakai mereka bertiga sebagai orang-orang yang paling bisa diandalkan. Dan ke tiga orang itu merupakan tokohtokoh sakti yang bisa disebut sebagai dewa, karena memiliki kepandaian yang luar biasa hebatnya yang tenaganya dapat diandalkan buat menghadapi Yo Ko dan kawan-kawannya, jika saja memang orang-orang gagah daratan Tiong-goan tersebut muncul dengan tiba-tiba menyatroni Kaisar tersebut...... Y Yo Him yang mengajak Sasana telah tiba di kota raja. Kehidupan yang terlihat pada rakyat kota tersebut memang merupakan penghidupan yang biasa-biasa saja, di mana mereka setiap harinya diliputi kesibukan untuk bekerja dan berdagang. Mereka berlomba untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dalam usaha mereka masing-masing. Sama sekali tidak terlihat oleh Yo Him dan Sasana keaktifan orangorang kerajaan. Semua hanya merupakan penduduk biasa belaka. Jarang sekali tentara kerajaan yang berkeliaran di luaran. Cuma saja, setelah menyerap-nyerapi beberapa hari, akhirnya Yo Him dan Sasana memperoleh keterangan, banyak tentara kerajaan yang berkeliaran di kota raja ini. Hanya saja mereka semuanya tidak memakai pakaian seragam, hanya berpakaian sebagai rakyat biasa. Dan juga memang telah menjadi peraturan yang keras sekali dari panglima penguasa kota raja ini, setiap tentara kerajaan tak boleh memperlihatkan siapa dirinya sebenarnya. Mereka harus menyamar sebagai rakyat jelata dengan sempurna. Dan jika terjadi keributan, mereka tidak boleh memperlihatkan bahwa mereka adalah tentara negeri. Mereka harus menghadapi keributan itu sebagai rakyat jelata biasa. Hal ini untuk mencegah bocornya rahasia pertahanan dari tentara kerajaan di kota raja tersebut. Karena sebagai kota raja dari seluruh daratan Tiong-goan, niscaya seluruh kegiatan berada di kota raja ini. Karena dari itu, tampak jelas, betapapun juga, memang Kublai Khan telah mengadakan penjagaan dan pengawalan yang ketat. Setelah mengetahui hal itu, Yo Him dan Sasana menyadari, bahwa mereka harus lebih berwaspada. Karena dari itu, mereka melakukan penyelidikan dengan lebih hati-hati. Selama beberapa hari mereka telah berusaha menyelidiki, di mana tokoh-tokoh Kay-pang ditahan oleh pihak kerajaan Mongolia tersebut. Akan tetapi mereka selalu gagal dengan usaha tersebut, karena tidak ada seorang pun di antara para penduduk yang mengetahui, di mana para tokoh Kay-pang tersebut ditahan. Karena dari itu, Yo Him dan Sasana jadi tambah penasaran. Hanya saja mereka sekarang telah mengetahui bahwa banyak orangorang kerajaan yang menyamar sebagai rakyat biasa, maka mereka tidak berani sembarangan menanyai keterangan kepada setiap orang. Dan jika memang telah yakin bahwa orang yang akan ditanyai mereka itu bukan tentara kerajaan yang tengah menyamar, barulah secara memancing. Yo Him dan Sasana menanyai berbagai hal kepada mereka termasuk perihal tokoh-tokoh Kaypang yang tengah ditahan oleh pihak kerajaan. Pada pagi itu, Yo Him dan Sasana tengah bersantap di sebuah rumah makan, dan mereka tengah asyik menanyai seorang pelayan rumah makan tersebut. Pelayan rumah makan itu seorang bertubuh kurus kering dengan muka yang pucat seperti orang berpenyakitan. Juga usianya telah lanjut sekali, mungkin telah enampuluh tahun. Melihat keadaan pelayan rumah makan itu, Yo Him dan Sasana yakin bahwa pelayan ini tidak memiliki potongan sebagai tentara negeri yang tengah menyamar. Dan mereka telah bertanya-tanya tentang tokoh-tokoh Kay-pang yang ditahan oleh kerajaan. Pelayan itu tampaknya agak gugup waktu memberikan keterangan, ia menyatakan bahwa tokoh-tokoh Kay-pang itu ditahan di gedung panglima penguasa kota, dikawal oleh pasukan Gie-lim-kun. Bukan main girangnya Yo Him dan Sasana. Pelayan itu dihadiahi mereka dalam jumlah yang besar. Malam itu juga mereka menyatroni gedung panglima penguasa kota raja. Akan tetapi betapa kagetnya Yo Him dan Sasana, karena kedatangan mereka telah disambut oleh pasukan panah dan para pahlawan yang sangat tinggi kepandaiannya. Seperti juga pasukan tentara kerajaan ini sudah mengetahui akan kedatangan mereka ke gedung panglima penguasa kota raja tersebut. Yang lebih mengejutkan Yo Him dan Sasana. Waktu mereka berdua tengah memberikan perlawanan yang gigih dan melukai beberapa orang lawan mereka, muncul pemimpin dari pasukan tentara yang tengah mengepung mereka. Pemimpin pasukan tersebut berpakaian lengkap dengan sikap yang gagah, walaupun orangnya telah berusia lanjut dan bertubuh kurus kerempeng. Dan panglima ini tidak lain dari..... pelayan tua yang siang tadi ditanyai Yo Him dan Sasana! Ternyata Yo Him dan Sasana telah melakukan suatu kesalahan besar. Mereka tidak dapat mengenali babwa orang yang berusia lanjut dengan tubuh yang kurus kerempeng itu merupakan seorang yang sebenarnya memiliki kepandaian tinggi sekali. Akan tetapi dalam keadaan terkepung seperti itu, dengan mengandalkan kepandaiannya Yo Him bersama Sasana telah berhasil meloloskan diri. Mereka segera meninggalkan kota raja di malam itu juga, dengan dikejar terus oleh pasukan tentara kerajaan. Yo Him dan Sasana menyadari, mereka tidak bisa berdiam yang lebih lama lagi di ibukota kerajaan, karena mereka telah dikenali oleh panglima pasukan kerajaan kota tersebut. Dan juga, pasukan tentara kerajaan telah melakukan pencarian jejak mereka dengan ketat. Yo Him dan Sasana yang dikejar terus oleh para pahlawan istana, ternyata tidak bisa berdiam terlalu lama di daerah sekitar kota raja tersebut. Mereka harus melakukan perjalanan terus menerus guna menghindarkan diri dari pengejaran para pahlawan istana. Yang lebih mengejutkan dan hebat, justru para pengejarnya itu semakin lama semakin banyak jumlahnya, di mana para pahlawan raja itu bertambah banyak karena mereka telah mengetahui bahwa Yo Him dan Sasana tidak lain dari putera dan mantu Yo Ko dan Siauw Liong Lie! Di berbagai kota pun telah dipersiapkan untuk penangkapan kepada Yo Him dan Sasana jika saja mereka dalam menyingkirkan diri singgah di kota-kota yang mereka lalui. Akan tetapi Yo Him dan Sasana memang memiliki kepandaian yang tinggi, juga Yo Him tidak kurang cerdiknya. Mereka berdua selalu dapat menyingkirkan diri. Hanya saja, yang membuat mereka menyesal, karena kesalahan kecil belaka, di mana mereka tidak bisa mengenali panglima tua yang tengah menyamar menjadi pelayan itu, membuat mereka untuk sementara ini tidak bisa datang ke kota raja buat melakukan penyelidikan lagi. Akhirnya setelah berbulan-bulan menyingkirkan diri dari para pengejarnya, Yo Him dan Sasana mencari tempat yang sunyi buat hidup mengasingkan diri dan menyepi. Beruang Salju Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Karena Yo Him menyadari, walaupun bagaimana mereka tidak mungkin untuk menembus kekuasaan Kaisar Kublai Khan, yang sekarang tengah berkuasa dengan segala kejayaannya. Karena dari itu, Sasana juga tidak bisa membantah dan menolak keinginan suaminya di mana ia telah mengikuti keinginan suaminya tersebut buat hidup menyepi. Begitulah, Yo Him dan Sasana telah hidup menyepi seperti juga mereka telah tidak pernah muncul pula dalam rimba persilatan, juga mereka seperti hilang tanpa jejak sama sekali. Di dalam dunia persilatan telah bermunculan banyak sekali jagojago muda yang telah mengisi lembaran dari sejarah persilatan daratan Tiong-goan. Demikianlah akhir cerita dari Biruang Salju ini, di mana semua orang-orang gagah lainnya, seperti Kwee Ceng dan Oey Yong, sampai akhir hari tua mereka, tetap saja mereka disibuki berbagai urusan keduniawian. Karena bersedia mencampuri urusan Kaypang, yang dipimpin oleh mantu mereka, yaitu Yeh-lu Chi. Hanya saja disebabkan Kwee Ceng dan Oey Yong, maka Kaypang walaupun dimusuhi oleh Kublai Khan dan selalu memperoleh gangguan yang hebat dari pihak kerajaan, tetap dapat berkembang dengan pesat menjadi salah satu perkumpulan yang terhebat di dalam rimba persilatan. TAMAT Darah Daging Karya Kho Ping Hoo Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Karya Hong San Khek