Pedang Langit Dan Golok Naga 82
Pedang Langit Dan Golok Naga Karya Chin Yung Bagian 82
Pedang Langit Dan Golok Naga Karya dari Chin Yung Sambil berjalan, aneka macam pikiran dan perasaan bergolak dalam benak Boe Kie. Pikirnya. "Kalau keparat Coe Goan Ciang itu lupa budi dan mengkhianati, biarlah sudah. Tapi Cie Tat dan Siang Gie Coen betapa erat hubungannya dengan aku. Mereka kini demi kedudukan dan kejayaan sendiri jua rela mengkhianati aku. Mereka bertiga mempunyai tugas memimpin pasukan dalam menghadapi musuh penjajah. Kalau aku pergi membunuh mereka, mungkin pasukan pergerakan akan berantakan tak keruan. Memangnya aku Thio Boe Kie tidak pikirkan keuntungan pribadi. Wahai Cie Toako dan Siang Toako, kalian terlalu memandang rendah padaku." Sampai di luar kota ia menulis surat secara panjang lebar. Ia serahkan jabatan Beng-kauw kepada Yo Siauw, tapi tentang apa yang sudah dialaminya di Ho-cioe itu sehuruf pun tidak disinggung-singgung. Sudah tentu ia tidak menyangka bahwa bangsat kecil yang dimaksud oleh Cie Tat dan Siang Gie Coen itu sebenarnya adalah Han Lim Jie. Adapun kedatangan Boe Kie di Ho-cioe hakikatnya mereka berdua sama sekali tidak tahu-menahu. Semuanya itu hanya tipu-muslihatnya Coe Goan Ciang belaka, soalnya karena Coe Goan Ciang ingin menjadi raja. Sebab bila pergerakan Beng-kauw itu berhasil, dengan sendirinya Boe Kie sebagai Kauw-coe akan diangkat menjadi Kaisar. Maka sengaja ia minumkan obat tidur pada Boe Kie berdua, lalu mengatur sedemikian rupa agar percakapannya dengan Cie Tat dan Siang Gie Coen dapat didengar oleh Boe Kie hingga dapat menimbulkan salah paham, putus asa, dan menyesal, lalu Boe Kie mengasingkan dirinya. Coe Goan Ciang cukup kenal kelihaian Boe Kie dalam hal ilmu silat. Untuk membunuhnya ia tidak berani. Kalau bocor muslihatnya, mungkin malah celaka bagi dirinya sendiri. Tapi berbicara tentang kecerdasan, soal tipu daya ia kalah dengan ilmu silat tapi menang siasat atas Boe Kie. Ia kenal jiwa Boe Kie yang sangat patriotik, mengutamakan kepentingan negara atas segalanya. Hubungannya dengan Cie Tat dan Siang Gie Coen bagaikan saudara kandung. Asal percakapan mereka itu kedengaran Boe Kie, pasti akan tinggal pergi oleh Boe Kie dengan diam-diam. Ternyata apa yang direncanakan oleh Coe Goan Ciang itu berjalan dengan lancar. Boe Kie tertipu oleh muslihat Coe Goan Ciang itu. Sedang soal Han Lim Jie bersekongkol dengan musuh, bermaksud memberontak, terang saja hanya fitnahan belaka. Soalnya sejak gugurnya Han San Tong, anak buahnya telah mengangkat Han Lim Jie sebagai pengganti ayahnya dan Coe Goan Cian, Cie Tat, dan Siang Gie Coen malah jadi bawahannya. Lalu Coe Goan Ciang memalsukan surat bukti Han Lim Jie bersekongkol dengan musuh. Ia berhasil membeli pula orang kepercayaan Han Lim Jie, pura-pura melaporkan hal itu kepada Cie Tat dan Siang Gie Coen. Karena percaya Cie Tat dan Siang Gie Coen berkeras akan membasmi Han Lim Jie, sebaliknya Coe Goan Ciang malah berpura-pura mencegahnya. Sesudah didesak berulang-ulang, barulah kemudian ia mengirimkan. Ia sengaja mengurung Boe Kie dan Tio Beng di kamar sebelah dan sengaja tidak merampas senjata yang dibawa Boe Kie untuk memudahkan meloloskan diri baginya. Dan begitu Boe Kie sudah pergi, Coe Goan Cian lalu perintahkan perwiranya Liauw Eng Tong menenggelamkan Han Lim Jie di dasar sungai. Sekali tepuk dua laler. Muslihat Coe Goan Ciang yang sangat keji itu dan sedikit pun tidak diketahui orang lain. Kemudian walaupun muslihatnya itu diketahui juga oleh Yo Siauw sebagai Kauw-coe, namun Coe Goan Ciang sudah tumbuh sayap, kekuatannya sudah terpupuk. Lagipula Yo Siauw sudah tua, jelas tidak bisa merebut kedudukan Kaisar dengan dia. Akhirnya tercapailah cita- cita Coe Goan Ciang menjadi Kaisar, yaitu terkenal dengan gelar Beng-tay-cauw, cikal bakal Dinasti Beng dan bertakhta dalam tahun 1368 berkuasa selama 31 tahun. Sedari berkuasanya Beng Cauw sejak bertakhtanya Beng-tay-cauw sampai runtuhnya mengalami berkuasanya 16 raja dan memakan waktu 276 tahun. Ketika Beng-tay-cauw naik di atas takhta, Raja Soe Tee dari Kerajaan Goan masih berdiam di sebelah utara. Dengan maksud memperkuat kedudukan dan mengejar Raja Soen Tee, maka ditugaskannya Cie Tat dan Siang Gie Coen memimpin pasukan ke sebelah utara ke Kerajaan Beng Kauw. Setelah seketika Raja Soen Tee wafat, maka Kerajaan Goan jadi terpecah belah, sehingga keseluruh daerah termasuk dalam peta Beng-tiauw. Beng-tay-cauw membagi-bagikan tanah-tanah daerah dan mengangkat anak-anaknya yang berjumlah 20 orang lebih itu menjadikan raja muda. Setelah binasanya Dinasti Beng, maka timbullah Dinasti Ceng. Ini sekedar hikayat kerajaan Beng. Kita kembali pada Boe Kie yang sudah menulis surat yang panjang lebar untuk Yo Siauw itu. Tio Beng melihat mopit (pensil Tionghoa) di tangan Boe Kie yang masih basah dan belum diletakkan, sikapnya rada muram, maka katanya. "Koko Boe Kie, kau pernah berjanji akan meluluskan tiga permintaanku. Soal pertama meminjamkan To-liong-to padaku, itu sudah tercapai. Kedua, dilarang menikah dengan Nona Cioe pun sudah kaulaksanakan. Dan kini tinggal yang ketiga, jangan kaulanggar janji ya ?" "Hah," Sahut Boe Kie terkesiap. "Aaaah lagi-lagi kau akan mengeluarkan pikiranmu yang aneh-aneh lagi," Sahut Boe Kie penuh keheranan. "Hi hi lucu sekali ini tidak aneh lagi," Sahut Tio Beng ketawa geli melihat muka Boe Kie sedemikian. "Alisku ini terlalu tipis. Harap kau melukiskan tambahan dengan pensilmu itu yang masih kaupegang. Kau hal ini tidak melanggar peraturan Hiap-gie dan kaum Boe-lim bukan ?" Boe Kie dari muram jadi tertawa geli, sahutnya. "Ada- ada saja manisku, kau membuat aku kaget dan gembira. Baiklah, sejak kini setiap hari aku aku akan melukis alismu agar kelihatannya semakin cantik sayangku." Kedua muda-mudi itu tertawa penuh nada gembira dan bahagia. TAMAThttp.//dewi-kz.info/ http.//dewi-kz.info/ Tiraikasih Websitehttp.//kangzusi.com http.//dewi-kz.info/ Tiraikasih Websitehttp.//kangzusi.com Darah Daging Karya Kho Ping Hoo Raja Silat Karya Chin Hung Badik Buntung Karya Gkh