Pertikaian Tokoh Persilatan 11
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung Bagian 11
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya dari Chin Yung Namun untuk Toan Hongya justru memiliki arti yang tersendiri. Tanpa diketahui semua orang, bahwa Hek Wan sebetulnya tengah memberikan petunjuk kepada Toan Hongya untuk melatih tenaga sinkang kelas tinggi ! Bahkan dengan cara perumpamaan mangkok atau cawan yang pecah seperti itu, Hek Wan ingin mengartikan bahwa Toan Hongya yang tengah menderita sakit begitu aneh, sehingga penyakit Toan Hongya bisa disembuhkan jika memang melatih sinkang dari yang terkecil dulu, ditambah kemudian dengan tambalan dari pecahan kekuatan tenaga murninya yang cukup besar, dan kemudian baru mengerahkan hawa murni yang sesungguhnya. Dengan demikian barulah penyakitnya itu bisa dikuasai dan diusir, tetapi sebaliknya, selama hari2 yang lalu justru Toan Hongya begitu saja telah mengerahkan lwekangnya, yang mengandung kekuatan penuh untuk menguasai bola api didalam perutnya. Setelah rnerenungkan sejenak lamanya kata-kata Hek Wan, akhirnya Toan Hongya minta para pelayannya keluar meninggalkannya seorang diri. Setelah semua orang keluar dari peraduannya, Toan Hongya melatih pernapasannya. Raja ini melatih diri dengan cara yang paling bawah dulu untuk melatih sinkang, ia mempergunakan cara yang paling mudah. Setelah ia melatihnya sekian lama, ia merasakan napasnya jauh lebih besar. "Tepat sekali apa yang dikatakan Hek Wan Locianpwe tadi, memang harus menambalnya dari yang terkecil dulu....... dan aku harus menambal sinkangku ini dari yang paling terkecil dan terendah dulu, guna memupuk kekuatan inti yang paling besar untuk mengusir penyakitku ini............ !" Sementara Toan Hongya jadi terbangun, ia telah menarik dan mengeluarkan napasnya. dengan teratur dan juga melatih terus sinkangnya dari tingkat yang pertama, semakin lama Toan Hongya merasa tubuhnya semakin segar. Begitulah dengan giat Toan Hongya melatih diri, selama dua hari ia terus memperbesar tenaga latihannya, setingkat demi setingkat. Dalam dua hari itu wajah Toan Hoangya yang semula pucat pias, telah berobah jadi merah segar kembali. Bahkan selama dua hari itu Toan Hongya dapat bersantap cukup banyak. Kerabat istana jadi girang menyaksikan kemajuan yang dialami Toan Hongya, kesehatan raja tampak ber- angsur2 bertambah baik. Hanya tabib-tabib istana yang menjadi heran dan bingung, mereka tidak tahu entah cara bagaimana kesehatan Toan Hongya bisa memperoleh kemajuan. Waktu Toan Liang menanyakan pada rajanja, obat apa yang telah menyembuhkan sebagian dari penyakit Toan Hongya, raja itu menyatakan ia telah diobati oleh Hek Wan. Toan Liang jadi terkejut. "Apakah selama dua hari ini Hek Wan sering datang kekamar ini secara diam-diam, Hongya ?" Toan Ceng menggeleng perlahan, ia telah berkata . "Apa yang dikatakannya hari itu benar-benar merupakan obat yang paling mujarab dan Hek Wan Locianpwe telah berjanji bahwa hari ini ia akan memberikan petunjuknya lagi dalam hal menambal cawan pecah.......!" Toan Liang mengangguk. Segera Toan Liang sendiri yang pergi mengundang Hek Wan untuk datang kekamar peraduan Hongya. Hek Wan telah menolaknya, Ia mengatakan sore ini ia baru akan mengunjungi Toan Hongya untuk memberikan pertunjukannya lagi. Malah Hek Wan telah meminta makanan-makanan dan arak yang baik untuk menjadi santapannya. Toan Liang tidak berani berayal, segera ia perintahkan pengawal istana untuk mempersiapkan permintaan Hek Wan. la telah mengetahui dari Toan-Hongya, bahwa Hek Wan inilah yang memberikan semangat kehidupan, pada diri Toan Hongya, yang semula telah sekarat itu. Maka dengan sendirinya Toan Liang sangat menghormati nya. Disaat itu, Hek Wan telah memakan semua santapan yang ada dengan lahap. Dan sore harinya ia baru datang kembali mengunjungi Toan Hongya dikamar peraduannya. Cawan arak tinggal sembilan, setelah duduk bersimpuh disamping pembaringan, Hek Wan mengambil salah satu cawan itu, kemudian ia meneguk araknya, katanya lagi. "Sekarang aku akan mulai dengan pertunjukan yang kedua silahkan Toan Hongya menoleh kemari lihatlah cawan ini 'masih utuh !" Dan setelah berkata begitu Hek Wan membanting cawan itu lagi kelantai, sehingga cawan tersebut pecah berantakan. Toan Hongya memperhatikan dengan penuh minat dan perhatian. Lalu Hek Wan berkata lagi . "Cawan yang pecah ini harus dikumpulkan, dari yang paling kecil, sampai pada kepingan yang terbesar. Dijadikan satu. Dibiarkan berkumpul. Dan kita yang harus memilihnya dengan cermat, menyalurkan pecahan itu satu persatu, sehingga bisa menyambungnya dan menambalkan kepingan itu satu persatu menjadi rata pula. Kesabaran harus dipergunakan sebaik mungkin, untuk menyusun bagian-bagian yang terkecil dari kepingan2 cawan ini. Nah, mengertikan Hongya ?" Toan Hongya tersenyum, sahutnya. "Terima kasih Hek Wan Locianpwe....... terima kasih, aku.... aku mengerti." "Nah, sekarang telah selesai pertunjukan yang kedua, dan aku baru akan mamperlihatkan pertunjukan yang ketiga setelah lewat empat hari lagi, silahkan Hongya merenungkan perkataanku itu ......!" Setelah berkata begitu, Hek Wan pamitan dan kembali kekamarnya, Sedangkan Toan Hongnya kembali merenungkan kata2 Hek Wan. la yakin bahwa yang dikatakan oleh Hek Wan merupakan pelajaran ilmu sinkang tingkat tinggi. Seperti katanya, kesabaran harus dipergunakan sebaik mungkin, untuk menyusun bagian2 terkecil dari cawan ini memiliki arti yang luas sekali. Dan Toan Hongya tengah berusaha untuk memecahkan arti dari perkataan itu, karena memang ia bermaksud untuk dapat menarik kesimpulan yang sangat berharga yang tersembunyi dalam kata2 itu. Seperti orang menggumam, Toan Hongya telah mengulangi perkataan itu . "Kesabaran harus dipergunakan sebaik mungkin !" Akhirnya Toan Hongya berhasil memecahkan arti perkataan itu, yaitu bahwa dalam menyalurkan lwekang untuk melatih singkang yang tinggi, ia harus berlaku sabar sekali dan teliti, yaitu harus menyalurkan seluruh hawa murni ditubuhnya kejalan darah dan urat yang terkecil diseluruh tubuhnya, guna mencapai hasil yang memuaskan. Diam-diam Hongya telah mengeluarkan seruan gembira, sehingga mengejutkan seorang pelayan yang masih berada didalam kamar tersebut. Pelayan itu tidak mengerti mengapa Hongyanya telah berseru begitu, maka ia memandang penuh keheranan, Namun melihat wajah Toan Hongya yang ber-seri2, pelayan itu jadi ikut girang. Segera pelayan tersebut melaporkan kepada Toan Liang perobahan yang terjadi pada diri raja mereka, yang tampaknya telah bertambah maju kesehatannya. Sedangkan Toan Hongya setelah berhasil memecahkan rahasia yang terdapat dalam kata kata Hek-wan, segera menyalurkan sinkangnya, melatihnya dengan sabar sekali, sampai hawa murni itu berhasil masuk kejalan-jalan darah yang terkecil sekalipun didalam tubuhnya. Perasaan segar telah meliputi diri raja ini, sehingga ia merasa jauh lebih sehat. Walaupun bola api yang panas masih ber-putar2 berdiam didalam perutnya, tokh bola api itu sudah tidak liar lagi. Biarpun Toan Hongya tidak mengendalikan dengan sinkangnya, bola api itu telah menggelinding naik kedadanya. Hal ini telah memperlihatkan kemajuan yang tidak kecil buat Toan Hongya, sehingga raja tersebut jadi girang bukan main. Selama empat hari Toan Hongya melatih diri terus dengan mengerahkan sinkangnya. Sedangkan kerabat istana jadi girang, kesembuhan yang dicapai oleh raja mereka benar2 menggembirakan, karena setelah lewat empat hari, Toan Hongya berhasil untuk duduk, dan tetap mau bersantap cukup banyak, sehingga mukanya yang semula pucat pasi itu kini jadi segar kembali. Berita kesembuhan kaisar Toan itu, walaupun belum keseluruhannya, tokh telah tersiar luas diseluruh kerajaan, menggembirakan rakyatnya. Banyak juga rakyatnya yang telah menyediakan meja sembahyang, serta bersembahyang menyatakan syukur mereka kepada Thian bahwa raja mereka telah memperoleh kesembuhan.......... berhasil melewati masa kritisnya. Setelah empat hari sejak Hek Wan memecahkan cawan yang kedua, maka sore harinya Hek Wan kembali menghadap pada Toan Hongya, ia memecahkan kembali cawan yang ketiga dan mengucapkan kata-kata yang menjelaskan mengapa cawan itu jika dibanting jadi pecah. Banyak sekali kata-kata yang diucapkatn Hek Wan, dan semua kata-katanya itu memiliki rahasia tertutup dari pelajaran sinkang yang sangat tingg. Dengan demikian, Toan Hongya secara diam-diam telah memperoleh petunjuk-petunjuk melatih tenaga sinkang yang terpendam dalam dirinya. Petunjuk2 yang diberikan oleh Hek Wan secara sembunyi seperti itu, memiliki khasiat yang jauh lebih hebat dibandingkan dengan petunjuk yang pernah diterima Toan Hongya dari Lam Siang Cin jin, karena palajaran melatih Sinkang yang diberikan oleh Hek Wan merupakan pelajaran Sinkang yang memilki keuntungan yang tidak kecil. Disamping itu, setiap cawan arak yang dipecahkan oleh Hek Wan semakin banyak, semakin sulit pula arti yang harus ditembus oleh Toan Hongya dalam kata-kata yang teraembunyi itu. Tetapi Hek Wan juga telah semakin mengundurkan waktunya. Jika cawan pertama dipecahkan, ia meminta dua hari untuk pertunjukan keduanya, kemudian empat hari untuk cawan yang kedua, lalu dua minggu untuk cawan ketiga ....... dan begitu seterusnya, waktunya semakin diperpanjang. Dengan demikian Toan Hongya dapat melatihnya dengan cukup luas. Malah setelah Hek Wan memecahkan cawan vang ketujuh, Toan Hongya telah dapat turun dari pembaringan dan ber-jalan2 ditanah, walaupun tubuhnya masih lemah dan langkah kakinya masih per-lahan2. Melihat kemajuan yang telah dicapai oleh raja mereka, kerabat istana jadi begitu girang dan memperlakukan Hek Wan dengan istimewa hormatnya. Karena mereka menganggap bahwa Hek Wan merupakan tuan penolong jiwa raja mereka yang sebelumnya telah sekarat. Tetapi Hek Wan tetap membawa sikap biasa, malah ia selalu mengoceh bahwa dirinya adaiah penambal mangkok, dan ia selama mempertunjukkan keakhliannya itu dihadapan Toan Hongya, ia girang juga, karena raja itu telah memperhatikan permainannya yang agak unik dan aneh ini. Toan Liang sendiri telah dapat menerkanya bahwa Hek Wan tentunya seorang tokoh sakti, yang tengah menyamar sebagai seorang akhli menambal mangkok. Maka dari itu, ia memperlakukan Hek Wan dengan sikap yang hormat sekali. Sedangkan Toan Ceng sendiri memperoleh kemajuan yang pesat. Iapun telah menerima petunjuk dari Hek Wan pula disaat penambal mangkok itu memecahkan cawan yang kedelapan. Petunjuknya itu semakin sulit, tetapi sebagat seorang kaisar yang memiliki otak terang dan cerdas, Toan Ceng bisa menangkap petunjuk2 yang diberikan secara rahasia oleh Hek Wan itu. Selama dua buIan lebih Toan Hongya telah memperoleh kemajuan yang pesat sekali untuk sinkangnya. Dan diwaktu itu, yang masih mengganggu pikiran Toan Hongya adalah bola api yang masih teap berada didalam perutnya, walaupun bola api itu sudah tidak terlalu mengganggu dada dan napasnya. Namun waktu Toan Hongya tengah mendengari petunjuk yang diberikan Hek Wan, disaat mangkok kesembilan dipecahkan, disaat itulah Toan Hongya mengeluh. Ia merasakan sesuatu yang tidak enak pada perutnya, dan ia berusaha mempertahankan diri agar tidak memperlihatkan sikapnya pada Hek Wan. Tetapi Hek Wan telah melihat perobahan pada wajah Toan Hongya. la berhenti memberikan-petunjuknya dan bertanya pada Toan Hongya . "Apa yang Hongya rasakan ?" "Ti........tidak . , . !" Menyahuti Toan Hongya. "Jangan menutupi perasaan Hongya, silahkan Hongya beritahukan padaku mungkin aku bisa menambal mangkok atau cawan yang pecah ini lebih baik ........!'. Toan Hongya ragu2, tetapi kemudian ia menjelaskan apa yang dirasakannya, ialah bola api diperutnya yang terlalu menyiksanya. "Hemmm........., hanya itu yang belum dapat ditembus oleh Hongya ... memang dalam menambal mangkok terkadang terdapat kesukaran juga, yaitu terselip debu dan kerikil itu harus dilenyapkan, tetapi justru yang terpenting kita harus mengetahui dari mana datangnya kerikil itu.........!" ---o~dw.kz^0^Tah~o--- BAGIAN 25 . ULAR PUALAM EMAS (KIM GIOK COA) "AKU telah membunuh seekor ular yang aneh bentuknya dikolam istana .......!" Menjelaskan Toan Hongya. . "Seekor ular ?" Tanya Hek Wan. "Waktu itu aku tengah bermain dikolam, dan telah dililit oleh seekor ular, dan kemudian aku berhasil membinasakannya dengan menggigitnya." "Dan darah ular itu telah dihirup oleh Toan Hongya ?" Tanya Hek Wan. Toan Hongya mengangguk.......... "Ya, dan ular itu telah binasa..........!" "Dan setelah membinasakan ular itu, barulah Toan Hongya menderita sakit yang aneh ini ?" "Benar !" "Nah kerikil itu telah kita dapat ketahui sumbernya.......! Justru penyakit Hongya disebabkun darah ular itu !" "Penyakitku disebabkan darah ular itu ?" Tanya Toan Hongya. "Pasti karena ular itu !" Mengangguk Hek Wan. "Tentunya ular itu merupakan ular mustika......tetapi sayangnya setelah Hongya berhasil membinasakan ular itu, Hongya tidak memperoleh perunjuk yang baik, jika tidak malah darah ular yang telah Hongya minum itu merupakan mustika yang langka dan jarang sekali bisa diperoleh, malah bisa merupakan keberuntungan yang baik sekali.......!" Toan Hongya menghela napas...... "Tetapi semuanya telah terlanjur terjadi, waktu itu aku tidak beruntung bisa bertemu dengan Hek Wan Locianpwe, sehingga, aku menderita sakit yang berkepanjangan seperti ini." Hek Wan tertawa. "Segalanya belum terlambat. Memang aku sendiri heran, biasanya jika aku memberikan pelajaran menambal mangkok sampai yang kelima, tentu segala hawa kotor dalam seluruh tubuh orang yang bersangkutan akan terbuang dan tubuh maupun darahnya menjadi bersih. Namun Hongya sampai mangkuk yang ketujuh masih juga menderita sedikit gangguan, walaupun memang terlihat juga kemajuannya...! Baiklah, bisakah aku Pergi memeriksa mayat ular yang telah Hongya binasakan?''. Toan Hongya mengangguk cepat. "Tentu saja bisa Hek Wan Locianpwe...!" Dan setelah berkata begitu, Toan Hongya menoleh kepada Toan Liang, ia perintahkan agar Toan Liang membawa mayat ular itu. Bangkai ular tersebut telah dikeringkan, dan Hek Wan memeriksanya dengan teliti. Waktu pertama kali ia melihat ular itu, ia telah mengeluarkan seruan heran . "Binatang yang mujijat.......!'' dan ia asyik memeriksanya. Sampai akhirnya Hek Wan menoleh kepada Toan Hongya, sambil katanya . "Beruntung sekali Hongya bisa menghirup darah ular ini, itulah suatu keberuntungan yang tidak kecil.." "Tetapi Hek Wan Locianpwe, justru setelah menghirup darah, ular itu aku menderita sakit yang hebat dan nyaris binasa juga........! Lihatlah seluruh kulit ditubuhku juga masih berbintik-bintik merah........!" Hek Wan tertawa. "Itu disebabkan kesaktian darah ular ini tidak disalurkan ketempat-tempat yang semestinya...........!. Tetapi belum terlambat, aku bisa memanfaatkan darah ular itu untuk memberikan keberuntungan kepada Hongya............!" Toan Hongya jadi memandang heran. Tetapi Hek Wan telah meneruskan perkataannya. "Sekarang kita akan mulai. Dua pelajaran mengenai menambal mangkok kita tunda dulu...! tahukah Hongya apa nama ular ajaib ini ?" Toan Hongya menggelengkan kepalanya. "Tidak ........!" Sahutnya. "Inilah yang biasa disebut Kim Giok Coa (Ular Pualam Emas), seekor ular yang langka sekali. Usia ular ini mungkin telah mencapai seribu tahun, karena ukurannya yang besar dan juga telah hidup cukup panjang. Maka dengan menghirup darah ular iai, berarti Hongyaa telah menerima keberuntungan yang tidak kecil. Binatang ini sangat jarang sekali bisa dijumpai, karena didalam dunia mungkin hanya ada dua atau tiga ekor saja, itupun ditempat2 yang sulit dicapai oleh manusia. ...! Biasanya jika seekor ular Kim Giok Coa ini berhasil dibinasakan dan darahnya dihirup oleh seorang manusia, walaupun Kim Giok Coa yang berusia dua atau tiga tahun akan menyebabkan orang itu panjang umur dan selalu sehat ! Hebat tidak? Nah, sekarang Toan Hongya telah meminum darah ular yang mungkin berusia sampai seribu tahun ini... .!" "Dari mana Hek Wan Locianpwe mengetahui bahwa ular itu adalah Kim Giok Coa?" Tanya Toan Hongya. "Apakah Hongya tidak memperhatikan tanduknya itu? Inilah tanduk yang mujijat sekali. Dan hanya Kim Giok Coa saja yang memiliki tanduk seperti itu pada kepalanya." "Lalu.. apakah aku bisa disembuhkan dari penyakit yang aneh ini ?" Hek Wan mengangguk. "Pasti bisa! Seharusnya waktu Hongya meminum darahnya dan berhasil membinasakan ular ini, direndam dalam arak selama tiga hari, kemudian arak itu diminum, sehingga panas yang akan dipancarkan oleh darah ular itu bisa menurun, tetapi tidak mengurangi khasiat dari darah ular itu sendiri...........!" Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Hemm......., jika demikian tentu aku akan tertolong, Locianpwe.....?" Tanya Hongya. "Ya......!" Menyahuti Hek Wan. Kemudian Hek Wan bekerja dengan cepat, ia telah meminta sebilah pisau. Toan Liang yang mendengar hal itu juga jadi girang. la telah membawa sebilah pedang, dan diberikan kepada Hek Wan. Sambil memotong tanduk ular itu, Hek Wan terus juga memberikan keterangannya "Daging ular inipun jika diolah, akan menjadi mustika yang besar artinya, karena setiap orang yang bisa memakan sepotong daging ular yang telah diramu oleh obat2 tertentu, akan bisa tambah usia sampai beberapa tahun dari usia, yang sebenarnya, disamping tubuh akan menjadi kuat.........!". Toan Hongya mendengarkan terus dengan penuh perhatian, sedangkan Hek Wan yang telah selesai memotong tanduk ular itu meminta secawan arak. Kemudian dalam arak itu dimasukkan sepotong tanduk yang dipotong oleh Hek Wan. "Biarkan tanduk ini direndam selama tiga hari, dan nanti Hongya meminumnya. Penyakit mu akan lenyap, tapi akan mengalami kegatalan yang hebat. Namun itu tidak apa2, hal ini di sebabkan keterlambatan Hongya menerima petunjuk ..........." Toan Hongya tersenyum, katanya dengan sabar . "Syukur ada Locianpwe yang telah memberikan petunjuk sehingga aku tidak sampai harus tersiksa oleh penyakitku ini !" Selama tiga hari Toan Hongya diberikan arak yaag direndam tanduk ular itu. Setelah meminum arak itu, Hek Wan meminta Toan Hongya merebahkan tubuhnya dipembaringan untuk tidur. "Sebentar lagi racun ular itu akan bekerja .......... dan jangan Hongya kaget jika mengalami sesuatu .......... !" Kata Hek Wan. Hongya dari Tailie itu hanya mengangguk saja, ia telah mempercayai sepenuhnya keselamatan jiwanya pada Hek Wan. Sedangkan Toan Liang telah menerima perintah dari Hek Wan, untuk memotong-motong daging ular itu. Kemudian Hek Wan bekerja meramu obat2an yang lalu dicampur dengan daging ular itu. "Kalian masak daging ular ini, dan kemudian bagi2kan pada kerabat istana, sehingga mereka akan kuat dan sehat ..........!" Toan Liang mengiyakan dan perintahkan juru masak istana untuk mengolah daging ular itu. Karena ular itu sangat besar, maka daging nya juga sangat banyak. Lebihnya telah diberikan kepada penduduk ibu kota, seorangnya mencicipi sepotong. Perihal ular ajaib itu jadi tersebar luas dan menjadi pembicaraan orang2 diibu kota Takie tersebut. Setelah memberikan petunjuk2 kepada Toan Liang bagaimana mengolah daging ular itu Hek Wan kemudian menguruti sekujur tubuh Toan Hongya. Cara mengurut yang dilakukan Hek Wan bukan sembarangan urut. Karena Hek Wan telah mengurut bagian jalan terpenting ditubuh kaisar itu. Setiap jalan darah yang diurutnya jadi terbuka dan bisa dialiri darah yang mengandung kemujijatan tanduk ular itu. Tetapi waktu Hek Wan mengurut tubuhnya, Hongya itu merasakan sekujur tubuhnya gatal2. Perasaan gatal itu benar-benar menyiksanya, sampai Hongya sering mengeluh. Namun sejauh itu Kaisar yang tabah dan gagah ini bertahan terus. Hek Wan masih terus menguruti sekujur tubuh Hongya, dan akhirnya selesai setelah ia mengurut sampai dikepala. Tetapi waktu itu Toan Hongya sudah tidak bisa bertahan dari perasaan gatal yang berkeremitan disekujur badannya, ia telah bangun dan duduk menggaruk kesana kemari sekujur tubuhnya, Hek Wan tidak mencegah, ia hanya bantu menggaruki tubuh Toan Hongya. Dengan cara menggaruk seperti itu, jalan darah disekujur tubuh Toan Hongya tambah terbuka, sehingga darah lebih leluasa menyelusuri seluruh jalan darah terkecil ditubuh raja ini. Sedangkan Toan Hongya sendiri semakin lama merasakan peracaan gatal itu semakin hebat menyerang dirinya, sehingga raja ini jadi sibuk sekali menggaruk kesana kemari, dan akhirnya raja ini tidak hentinya me- lompat2 karena menderita kegatalan yang luar biasa. Kulit tubuhnya juga telah berobah merah, jika sebelumnya hanya titik-titik merah, yang memenuhi sekujur tubuhnya, kini titik2 merah itu telah merata, sehingga yang tampak hanyalah kulit sekujur tubuh Toan Hongya jadi merah, hanya pada bagian muka tidak terlihat warna merah itu, karena memang bagian muka tak terdapat titik2 tersebut. Toan Liang dan orang2 istana jadi bingung dan kuatir. Tetapi Hek Wak menenangkan mereka, dan Hek Wan juga telah menjelaskan, hal itu tidak apa2, hanya akan berlangsung sampai dua hari. Justru yang sangat tersiksa sekali adalah Toan Hongya Sebetulnya Hek Wan bisa saja membantu mengurangi penderitaan raja ini, yaitu dengan menotok tidur raja tersebut. Namun karena Hek Wan mengetahui benar bahwa dengan gatal2 seperti itu justru darah beracun dari ular yang telah dihirup oleh Toan Hongya harus disalurkan. Maka jika Toan Hongya ditotok tidur, memang perasaan gatal itu tak akan membuat Toan Hongya tersiksa seperti sekarang ini, namun peredaran darahnya bisa menjadi lambat dan kemungkinan bisa mencelakai raja ini. Maka Hek Wan menjelaskan kepada Toan Liang, walaupun Toan Hongya menderita gatal2 seperti itu, tidak akan mengganggu kesehatan dan keselamatan dirinya. Maka sehari penuh Toan Nongya garuk sana dan garuk sini disekujur tubuhnya. la melihat sekujur kulit ditubuhnya semakin berwarna merah, malah lama kelamaan berubah jadi kehitam- hitaman. Sedangkan Hek Wan selalu mendampinginya. Dan ketika Toan Hongya sudah tidak bisa bertahan dari perasaan gatalnya itu, raja ini ber-teriak2 sambil meng-garuk2 lebih kuat. Sedangkan Hek Wan juga bantu menggaruki. Toan Liang dan beberapa orang kerabat istana lainnya juga ikut menggaruki tubuh raja mereka, perasaan gatal yang menyiksa itu masih terus berlangsung, sampai akhirnya Toan Hongya tidak merasakan garukan dari orang-orang itu, ia hanya marasa gatal yang bukan main. Sambil mengeluarkan keluhan2 dan jeritan2 kecil, Toan Hongya telah bergulingan. Hek Wan menenangkan kepada orang-orang yang mulai panik. Sedangkan Toan Liang dengan muka masam telah berkata pada Hek Wan . "Bagaimana jika Hongya kami ini bercelaka akibat meminum arak yang telah direndam tanduk ular itu ? Bukankah ular itu sangat beracun ?" Tetapi Hek Wan sangat tenang. "Jangan kuatir, percayalah tidak akan terjadi suatu apapun yang tidak diinginkan didiri Hongya..........!" Kata Hek Wan. Melihat sikap Hek Wan yang bersungguh-sungguh seperti itu, orang-orang istana jadi agak tenang. Tetapi yang tersiksa benar adalah Toan Hongya, karena disekujur tubuhnya menderita kegatalan yang semakin lama jadi semakin hebat. Setelah sehari penuh bergulingan karena ke gatalan, akhirnya Toan Hongya pingsan. "Biarkan Iebih baik ia pingsan begitu, sehingga tldak terlalu tersiksa oleh perasaan gatalnya. Dan kegatalan itu masih akan berlangsung satu hari lagi...........selewatnya itu, keadaan Hongya akan biasa lagi, malah Hongya akan menjadi manusia yang beruntung sekali...........!" ---o~dw.kz^0^Tah~o--- SAMBIL menenangkan kepanikan orang istana, Hek Wan juga telah menguruti tubuh Toan Hongya. Karena dalam keadaan pingsan seperti itu jalan darah ditubuh Toan Hongya akan beredar lambat, dan itu tidak boleh. Maka Hek Wan mengurut membantu peredar darahnya ......., walaupun tidak bisa selancar beredarnya darah itu jika Toan Hongya dalam keadaan sadar, se- tidak2nya peredaran darah itu cukup baik jika diurut. Setelah lewat lagi beberapa saat, Toan Hongya kembali tersadar dari pingsannya, ia kembaIi meng- garuk2 kesana kemari. "Gatal sekali........! Gatal.......!" Teriak Toan Hong ya berulang kali. Sedangkan Hek Wan ikut bantu mengurut dan menggaruk, Toan Hongya telah bergulingan lagi ditanah akibat tidak tertahannya perasaan gatal itu. Setelah lewat sejenak lamanya, Toan Hongya kembali pingsan. Di-saat2 seperti-itu, semua orang istana jadi berdiam diri dicekam oleh kekuatiran. Lebih2 mereka melihat kulit disekujur tubuh Toan Hongya selain mukanya saja, telah berobah warnanya menjadi kehitam-hitaman. Keadaan seperti ini tentu saja membuat Toan Liang lebih berkuatir. "Jika kulit itu menjadi hitam, berarti Toan Hongya telah keracunan ...!'', pikir panglima ini. Maka ia berkata dengan tidak senang pada Hek Wan. "Jika dilihat demikian Hongya kami telah keracunan kembali. ..!" Hek Wan berusaha menjelaskan, tapi Toan Liang tetap dengan pendiriannya. Maka tanpa memperdulikan nasehat Hek Wan agar Toan Liang tidak mengijinkan para tabib istana memasuki kamar Hongya, Toan Liang telah perintahkan pengawal memanggil beberapa orang tabib istana. Kemudian tabib2 itu memeriksa tubuh Hongya, dan mereka memperhatikan wajah yang berkuatir sekali. Setelah memeriksa dengan teliti, para tabib itu mengatakan bahwa Hongya mereka memang keracunan hebat. Muka Toan Liang jadi merah padam. "Tangkap orang itu!" Bentaknya pada para pengawalnya. Segera beberapa orang pengawal menangkap Hek Wan, yang dibawa kesebuah kamar tahanan. "Jika memang besok keadaan Hongya tidak lebih baik dari keadaan sekarang, maka kepala mu harus berpisah dari batang leher... !" Ancam Toan Liang. Sedangkan Hek Wan tenang saja, ia tersenyum sambil katanya . "Toan Tai jin engkau tidak perlu gugup begitu, percayalah Toan Hongya tidak mengalami ancaman bahaya apapun juga .......!" Tetapi Toan Liang tidak mau mempercayai nya. Waktu berjalan terus, dan sehari lagi telah lewat. Benar saja apa yang dikatakan oleh Hek Wan, Toan Hongya sudah tidak menderita kegatalan lagi. Namun kulit disekujur tubuhnya itu seperti bersisik, seperti pecah2 menjadi pecahan sisik yang terbuat dari tembaga. Keadaan tubuh Toan Hongya seperti itu telah menggemparkan orang2 istana. Malah waktu Toan Liang yang menerima laporan tersebut dan cepat2 datang kekamar rajanya, telah menekan sisik-sisik itu, keras seperti baja. Diam-diam Toan Liang jadi heran dan benar-benar tidak percaya apa yang dilihatnya. Hanya muka Toan Hongya yaag tidak bersisik, tetapi selebih dari bagian muka, sekujur tubuhnya telah bersisik. Tentu saja keadaan ini membuat semua jadi heran dan tidak mengerti. Begitu juga para tabib istana tidak mengerti mengapa tubuh raja mereka bisa bersisik seperti terjadi didalam dongeng belaka. Cepat2 Toan Liang memanggil Hek Wan, yang dibebaskan dari kamar tahanannya. Ketika Hek Wan datang dikamar peraduan Toan Hongya dan melihat sisik2 disekujur tubuh Toan Hongya, ia jadi tersenyum. "Sudah kuduga sebelumnya........!" Katanya. "Apa yang telah kau duga?" "Tentunya ular itu berusia seribu tahun lebih....... !" Sahut Hek Wan. "Mengapa begitu ?" "Karena hanya Kim Giok Coa yang berusia ribuan tahun-saja yang bisa memberikan sisik pada orang yang meminum darahnya, karena darah ular itu benar2 telah mengandung mujijat yang hebat.... !" "Tetapi mana mungkin, seorang manusia harus bersisik seperti itu...?" Kata Toan Liang dengan hati yang bingung. Tetapi Hek Wan malah tersenyum. "Sisik-sisik itu bukan sisik sembarangan" Katanya. "Sisik bagaimana?" Tanya Toan Liang dalam kebingungannya itu. "Sisik itu sangat ampuh, sehingga untuk selanjutnya Toan Hongya seperti memakai pakaian besi saja, tidak akan dapat dilukai oleh senjata tajam karena lindungan sisik itu, disamping itu tenaganya akan menjadi puluhan kali lipat lebih besar dari tenaganya yang semula........!" Mendengar keterangan Hek Wan, Toan Liang tidak mau mempercayainya. Hek Wan telah menghampiri pembaringan ia melihat Toan Hongya masih dalam keadaan pingsan diperaduannya. Dengan tenang Hek Wan mengulurkan tangannya, ia mengurut beberapa bagian tubuh Toan Hongya. Tidak lama kemudian Toan Hongya tersadar dari pingsannya akibat urutan itu. Begilu membuka matanya, Toan Hongya segera melompat duduk, gerakannya gesit, berbeda dengan beberapa hari yang lalu ketika menderita sakitnya, yang selalu bergerak lemah sekali. "Mana Hek Wan Locianpwe ?" Tanya Toan Hongya begitu ia duduk. "Aku berada disini, Hongya........ !" Menyahuti Hek Wan cepat. "Hek Wan Locianpwe, terima kasih atas pertolongan yang telah diberikan oleh Locianpwe........!" Kata Toan Hongya Hek Wan tersenyum. "Aku memberikan pertolongan karena memang didiri Hongya terdapat mustika yang sangat berharga sekali.....!" Waktu itu Toan Hongya telah menunduk, ia melihat sisik-sisik yang terdapat ditubuhnya, Muka Toan Hongya jadi berobah dan ia mengeluarkan seruan tertahan, sambil mengusap dan berusaha mencabut salah satu sisik yang terdapat ditubuhnya. Totapi ia tidak berhasil, sisik itu seperti telah menjadi satu dengan kulit tubuhnya. "Ihhhhh......, mengapa tubuhku jadi bersisik seperti ini ?" Tanyanya. Hek Wan memberikan keterangan. Toan Hongya telah menyedot napas dalam-dalam, dan ia merasakan tubuhnya jadi segar sekali. Begitu juga Toan Hongya telah menyalurkan tenaga sinkangnya pada perutrya, ia bisa memutar bola api yang berada didalam perutnya. "Tetapi Hek Wan Locianpwe........bola api itu belum juga lenyap dari perutku", katanya. "Bola api itu tidak akan lenyap........!" Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Menjelaskan Hek Wan. "Kalau begitu...........kalau begitu...........!" Melihat Toan Hongya gugup, Hek Wan tersenyum. "Hongya tidak perlu bingung, bola api itu merupakan sebuah mustika yang tidak akan dimiliki orang sembarangan, itu merupakan sumber dari tenaga sinkang yang luar biasa hebatnya.........maka jika bola api itu memperoleh perawatan yang baik dengan cara yang benar, tentu Hongya akan memiliki sinkang yang luar biasa" Toan Hongya jadi girang, ia telah berkata lagi . "Kalau begitu...kalau begitu...aku akan bisa melatih bola api itu dengan sinkang, yang kumiliki...........!" "Ya, bola api itu harus dilatih terus, sampai bisa memberikan hawa murni pada Toan hongya.......dan jika memang Hongya berhasil melatih diri dengan sempurna, tentu bola api itu merupakan sumber kekuatan yang hebat namun bisa dikendalikan oleh Hongya........!". Toan Hongya tidak mengatakan apa2 lagi, ia hanya melompat turun dari pembaringannya dan tanpa memperdulikan orang-orang istana yang banyak berkumpul pada saat itu, Toan Hongya telah menggerakkan sepasang tangan dan kakinya, ia mulai bersilat. Cepat dan bertenaga sekali gerakan raja ini, dimana setiap tangannya bergerak, mendatangkan angin yang berkesiuran sangat kuat sekali. Hek Wan hanya menyaksikan sambil tersenyum. Disaat itu, setelah berbenti menggerakkan kedua tangan dan kakinya, Toan Hongya tiba2 menjatuhkan diri berlutut dihadapan Hek Wan. "Hek Wan Locianpwe..........engkau telah menolong selembar jiwaku dari kematian, maka sekarang Locianpwe telah menghadiahkan kemujijatan seperti ini yang demikian hebat khasiatnya terima kasih Hek Wan Locianpwe maka jika memang Hek Wan Locianpwe tidak keberatan, aku ingin mengundang Locianpwe, untuk menetap diistana saja, dan kalau Locianpwe tidak mentertawai aku, aku ingin sekali mengangkat guru padamu siorang tua yang sakti..........!" Hek Wan cepat-cepat mengangkat bangun raja itu, yang dimintanya untuk duduk ditepi pembaringan. Sedangkan Toan Liang yang menyaksikan semua ini, jadi ter-sipu2 menghampiri Hek Wan. "Maafkan Aku, Locianpwe........ !" Kata Toan Liang sambil menjura. Hek Wan tertawa. "Itu hanya kesalahan paham belaka......... dengan demikian malah kalian telah memperlihatkan cinta yang besar dan mulia kepada raja kalian...........!" Toan Hongya bingung melihat keadaan ini ia menanyakan apa yang terjadi. Toan Liang cepat2 menceritakannya, dan. Toan Hongya tidak menegur. Mereka hanya tertawa, kini mereka bisa bergembira, karena menyaksikan raja mereka telah sembuh dari sakitnya. Malah sekarang tampaknya Toan Hongya demikian gagah dan perkasa, dengan kemujijatan yang telah dimilikinya dari darah ular Kim Giok Coa itu.... Toan Hongya menoleh kepada Hek Wan, tanyanya-lagi . "Bagaimana Locianpwe apakah locianpwe bersedia untuk menerima aku menjadi muridmu........?" Hek Wan tidak segera menyahuti, ia seperti berpikir dulu beberapa saat lamanya, tetapi akhirnya ia menghela napas sambil katanya. "Rupa nya, memang kita telah berjodoh untuk menjadi murid dan guru......! Baiklah, permintaanmu itu kuterima Hongya......!" Bukan main gembiranya Toan Hongya, berulang kali ia menyatakan terima kasihnya. Disaat itu, pihak istana menyelenggarakan sebuah pesta, untuk merayakan kesembuhan raja mereka. Rakyat negeri Tailie Juga mengadakan pesta, semua orang merasa gembira raja mereka telah sembuh dari sakitnya, malah sekarang menjadi manusia yang luar biasa, dengan memiliki sisik mujijat......! ---o~dw.kz^0^Tah~o--- BAGIAN 26 . ILMU PUKULAN GELEDEK PEK LUI CIANG BEBERAPA KALI Toan Hongya mencoba keampuhan sisik2 yang terdapat disekujur tubuhnya, ia telah perintahkan kepada beberapa orang pengawal istana untuk menusukkan tombak pada dirinya. Memang per-tama2 para pengawal itu ragu-ragu dan tidak berani melaksanakan perintah itu dengan mempergunakan tenaga, mereka hanya menusuk perlahan. Tetapi waktu melihat mata tombak itu tidak melukai raja mereka, barulah mereka berani menombaknya lebih keras. Malah akhirnya menombak dengan sungguh2, tetapi tidak ada mata tombak yang bisa melukai Toan Hongya. Kenyataan seperti ini telah membuat Toan Hongya jadi sangat girang. Bukankah itu suatu keuntungan buat dirinya, yang tidak kecil nilainya ? Terlebih lagi ia sebagai seorang raja, tentu dengan kekebalan tubuhnva seperti itu membuat ia menjadi seorang raja yang perkasa sekali...........! Begitu juga Toan Hongya sering menguji tenaganya sendiri. Ia telah memukul sebatang pohon yang cukup besar batangnya, tetapi pohon itu begitu dihantam, seketika patah dan tumbang ......! Jelas itu akibat dari tenaga serangan yang kuat sekali, dimana Toan Hongya sekarang benar2 telah memiliki kekuatan Gwakang (tenaga luar) yang mempergunakan kekerasan dan tenaga Lwekang (tenaga halus) yang cukup ampuh, sebab baik ia menyerang dengan keras atau lunak, ia bisa menumbangkan batang pohon itu. Hek Wan juga selalu memberikan petunjuk-petunjuk kepada Toan Hongya. Ternyata Hek Wan adalah seorang tokoh sakti dari rimba persilatan, karena ia merupakan seorang pendekar yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali, hanya selama itu Hek Wan hanya menyembunyikan diri dengan menyamar sebagai seorang yang tidak mengerti apa-apa. Hek Wan berasal dari daratan Tionggoan, dan secara kebetulan ia telah mengembara dan tiba dinegeri Selatan ini, di Tailie ia mendengar perihal sakitnya raja tersebut tetapi dari mulut penduduk Tailie, ia mendengar raja itu senang mempelajari ilmu silat. Maka setelah mendengar banyak tabib-tabib istana dan tabib lainnya yang gagal mengobati kaisar tersebut, Hek Wan lalu memutuskan untuk coba mengobati raja itu dengan mempergunakan saluran tenaga sinkang. Begitulah, ia telah datang menghadap Toan Liang dengan menyamar sebagai akhli menambal mangkok. Ia telah memberikan kisikan halus pada Toan Hongya cara memperdalam latihan tenaga sinkang. Tentu saja sinkang yang diturunkan oleh Hek Wan merupakan latihan sinkang dari tingkat tinggi. Itulah sebabnya Toan Hongya cepat sekali memperoleh kepulihan dari kesehatannya yang terganggu. Hek Wan semula jadi heran, karena ia telah memecahkan tujuh buah cawan, namun selama itu Toan Hongya mengalami kesembuhan yang lambat. Ia menduga tentu terdapat sesuatu yang tidak beres pada diri Toan Hongya. Untung saja Toan Hongya sendiri yang telah memberikan pengakuannya pada bola api yang dimilikinya, yang selalu berada diperutnya. Dan juga Toan Hongya yang telah menceritakan perihal ular Kim Giok Coa itu, sehingga Hek Wan bisa segera mengambil tindakan2 yang diperlukan. Sebagai tokoh sakti yang berpengalaman, Hek Wan mengerti benar apa artinya ular Kim Giok Coa itu. Dengan perawatan yang teratur dan baik, Toan Hongya akhirnya bisa sembuh dari penyakitnya yang aneh, malah sekarang Toan Hongya telah menerima keberuntungan, sebab untuk hari2 mendatang Toan Hongya akan menjadi raja yang kebal terhadap serangan senjata tajam. Keadaan seperti ini memang menggembirakan Toan Hongya. Begitu juga kerabat istana, walaupun sisik2 yang terdapat ditubuh Toan Hongya merupakan urusan yang mengherankan, karena tubuh Toan Hongyg seluruhnya penuh oleh sisik, seperti sisik seekor ular. Hek Wan yang menerima permintaan Toan Hongya untuk menjadi guru raja ini, telah menepati Janjinya, ia menurunkan berbagai ilmu yang hebat-hebat kepada Toan Hongya, sehingga dalam dua tahun saja Toan Hongya telah memperoleh kemajuan yang sangat pesat sekali. Dalam waktu yang sangat singkat itu Toan Hongya menjadi seorang jago yang mempunyai kepandaiannya, sinkang maupun ginkangnya sangat lihay. Dengan memperoleh didikan Hek Wan, Toan Hongya bisa memiliki kepandaian yang begitu tinggi, raja ini bertambah semangat melatih diri untuk mempertinggi ilmu silatnya. Hampir setiap sore hari Toan Hongya selalu melatih diri dengan giat, terkadang sampai menjelang tengah malam. Sedangkan perhatiannya pada soal pemerintahan semakin berkurang. Sesungguhnya Toan Hongya bermaksud untuk mengundurkan diri sebagai seorang kaisar, ia bermaksud untuk manjadi rakyat biasa, meninggalkan kekuasannya yang akan diberikan kepada salah seorang akhli waris Tailie, tetapi justru semua kerabat Istana Tailie mendesak agar Toan Hongya tetap memangku jabatannya itu, jangan meninggalkan mereka. Hal inilah yang memaksa Toan Hongya harus tetap berkuasa penuh di Tailie, yang setiap hari selalu disibuki dengan mengurus persoalan masalah kerajaan dan pekerjaan rutinnya sebagai seorang kaisar. Sejauh itu Toan Hongya tetap tidak melalaikan latihan2nya untuk memperdalam ilmu silatnya. Ia terus juga melatih diri. Yang diutamakan adalah latihan tenaga sinkangnya. Suatu hari Hek Wan telah berkata kepada muridnya tersebut ; "Muridku, sekarang engkau telah memiliki kepandaian yang tinggi, baik ilmu pedang dan juga tenaga lwekangmu telah cukup sempurna. Sinkangmu juga telah cukup tinggi. Yang tinggal hanyalah latihan belaka dan pengalaman bertempur. Sekarang ini engkaupun telah memiliki sisik-sisik yang kuat dan ampuh, yang membuat tubuhmu menjadi kebal. Maka dari itu, kini aku ingin menurunkan semacam ilmu kepadamu.......!" Mendengar perkataan gurunya tersebut, Toan Hongya cepat2 menekuk lututnya, ia telah memberi hormat kepada gurunya itu. "Tecu menantikan penjelasan dari suhu," Katanya. Hak Wan tersenyum, dan perintahkan muridnya itu untuk berdiri. "Dengarlah muridku, aku hendak menurunkan semacam ilmu kepadamu....... ilmu itu merupakan ilmu pukulan biasa, tetapi hanya latihannya saja yang berlainan dan akan membuat engkau bertambah liehay dan kukira ilmu pukulan yang baru kuciptakan itu memang hanya sesuai untuk dirimu yang telah memiliki sisik sehingga tubuhmu menjadi kebal........... !'' "Ilmu apakah itu, suhu ?" Tanya Toan Hongya. "Pek Lui Ciang ?" Tanya Toan Hongya. Hek Wan mengangguk. "Ya.... !" Mengangguk Hek Wan membenarkan pertanyaan muridnya. "Benar, pukulan Geledek itu tentu akan membuat engkau lebih liehay lagi......!" Kemudian Hek Wan mengajak muridnya ketaman. ---o^dw..kz^0^tah^o--- TAMAN ISTANA itu sangat besar, tetapi taman sebelah barat memang khusus telah diberikan kepada Hek Wan, sejak orang tua itu menjadi guru Toan Hongya. Dengan demikian jarang sekali ada orang Yang mendatangi taman sebelah barat, karena selama itu Toan Hongya juga telah melarang pasukan istana mendekati gedung dari Hek Wan. Waktu tiba ditaman sebelah barat, Toan Hongya melihat sesuatu tergantung diatas cabang pohon yang cukup besar. Toan Hongya telah membuka matanya lebar2 dan ia jadi heran, karena dilihatnya justru benda itu merupakan enam buah bola yang tergantung dicabang pohon itu. Yang lebih luar biasa lagi justru disetiap bola2 itu terdapat puluhan duri2 yang tajam sekali. Tentu saja bola itu bukan bola biasa, dan sangat berbahaya jika mengenai tubuh seorang manusia. Toan Hongya memandang heran pada gurunya, seperti minta penjelasan. Hek Wan telah tertawa. "Inilah benda yang dipergunakan melatih ilmu pukulan istimewa yang akan kuajari ... ilmu Pukulan Geledek itu memiliki keistimewaan dan kehebatan, karena setiap pukulan akan memiliki tenaga yang mematikan... !" Mendengar keterangan gurunya, Toan Hongya jadi girang. Dengan adanya benda2 yang aneh seperti bola berduri itu, Toan Hongya jadi terbangun semangatnya untuk melatih diri. Bukankah ia akan memperoleh ilmu yang baru dari gurunya ? "Baiklah suhu, tolong suhu menjelaskan cara bagaimana aku melatih diri....!" Kata Toan Hongya. "Sabar," Kata Hek Wan. Kemudian guru itu telah mendorong salah satu bola berduri itu, sehingga bola tersebut terayun bergerak, karena bola itu memang tergantung oleh seutas tali yang besar dan kuat. "Nah kau lihat muridku, bola itu akan bergerak jika didorong oleh suatu kekuatan, bisa engkau memukulnya, sehingga bola itu akan terpental. Namun bola itu akan menyambar lagi dengan kuat dan cepat, dan yang berbahaya sekali adalah duri2 pada bola2 berduri itu......... setiap kali bola itu menyambar, engkau harus mengelakkan diri dan melancarkan serangan. Kepalan tanganmu kebal karena memiliki sisik, maka engkau tidak akan kuatir terluka oleh duri bola itu ........engkau bisa memukulnya. Tetapi yang diutamakan adalah cara menghadapi samberan-samberan bola2 tersebut, engkau harus mengelakkan sambil melancarkan serangan. Dengan latihan seperti ini, selain kepalan tanganmu akan terlatih lebih kuat, juga akan melatih kegesitannya........!" Mendengar penjelasan gurunya sampai disitu, Toan Hongya telah mengiyakan, ia bersiap-siap untuk melatih diri. Tetapi saat itu Hek Wan minta Toan Hong ya memperhatikan dulu penjelasannya. Hek Wan telah memberitahukan cara mengerahkan tenaga kepalannya, sehingga memiliki inti tenaga. yang kuat sekali, itulah sebabnya ilmu pukulan tersebut diberi nama pukulan Pek Lui Ciang, atau Pukulan Geledek. Jelas ilmu pukulan ini bukan merupakan ilmu pukulan biasa, mengandung kekuatan yang bisa mematikan jika memang seorang lawan terserang kepalan tangan Toan Hongya. Disaat itu Toan Hongya telah mengangguk-angguk menyatakan ia bisa menangkap dan mengerti keterangan yang diberikan oleh gurunya. Sejurus demi sejurus Toan Hongya telah mulai melatih diri. Setiap bola berduri yang terkena pukulannya, bola itu akan melayang dan menyambar lagi. Toan Hongya selalu mengelakkan diri dengan gesit. Tapi sambil berkelit, ia telah mengayunkan kepalannya melancarkan serangan pada bola kedua, sehingga bola itu terpental lagi. Begitu seterusnya, sehingga keenam bola itu telah terkena pukulan tangan Toan Hongya secara bergantian. Dengan keenam bola itu yang ber-ayun2 tidak hentinya, Toan Hongya harus berkelit kesana kemari dengan gesit. Memang Hek Wan telah sengaja menciptakan latihan seperti ini. Selama dua bulan Hek Wan mencurahkan seluruh perhatiannya menciptakan bola-bola besi berduri tersebut, untuk di pergunakan melatih ginkang muridnya, disamping itu juga untuk melatih Pukulan Tangan Geledek muridnya. Sehingga Toan Hongya telah menerima lagi semacam kepandaian ilmu tangan kosong yang hebat sekali. Dan Toan Hongya juga memang merasakan bahwa sejak berguru pada Hek Wan, ia teiah memiliki kepandaian yang tinggi dan memperoleh kemajuan yang pesat sekali. Disamping ilmu pukulannya yang semakin mantap, Toan Hongya juga memiliki sinkang yang semakin kuat saja. Dalam usia belum dua puluh lima tahun, Toan Hongya telah menjadi seorang pemuda yang memiliki kepandaian tinggi sekali, mungkin jarang sekali ada pemuda sebayanya yang bisa manandingi kaisar yang memiliki kepandaian silat demikian hebatnya itu. Dua bulan Hek Wan telah melatih Toan Hongya ilmu pukulan Pek Lui Ciang tersebut, dengan mempergunakan keenam bola berduri itu sehingga Toan Hongya akhirnya berhasil menguasai ilmu pukulan tersebut dengan baik. Suatu hari, Hek Wan menyatakan pada Toan Hongya, bahwa seluruh ilmu yang dimilikinya telah diturunkan pada raja ini. Maka ia hanya menganjurkan Toan Hongya sering2 berlatih diri, sebab pengalaman bertempurlah yang masih kurang pada diri Toan Ceng. Hek Wan juga menyatakan keinginannya untuk meninggalkan istana guna berkelana lagi, karena merasa tugasnya telah selesai. Toan Hongya jadi terkejut, ia membujuk gurunya agar berdiam lagi beberapa saat diistananya. Tetapi Hek Wan justru menyatakan ia sesungguhnya tidak betah berdiam terus menerus disebuah tempat, bahkan ia senang sekali merantau dari tempat yang satu ketempat yang lainnya. Jika ia tinggal cukup lama diistana Toan Hongya, itu memiliki alasan tersendiri. Hek Wan melihat Toan Hongya memiliki bakat yang baik disamping itu juga telah berhasil menghirup darah ular Kim Giok Coa yang sakti, maka merasakan bahwa Toan Hongya memiliki rejeki yang begitu besar dan membutuhkan petunjuknya, Hek Wan bersedia untuk berdiam diistana Toan Hongya begitu lama. Namun sekarang tugasnya telah selesai, maka ia bermaksud akan pamitan. Toan Hongya jadi berduka, ia menyatakan ingin ikut serta gurunya merantau. Hek Wan telah menolaknya, guru itu mengingatkan pada Toan Hongya bahwa raja ini memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang berat pada kerajaannya, dimana rakyatnya memburtuhkan sekali pimpinannya itu. "Engkau boleh melatih terus ilmu silat yang telah engkau miliki, tetapi engkau tidak boleh melupakan kewajibanmu untuk mengatur negaramu...... maka dari itu, engkau tidak bisa ikut denganku keluar dari kerajaanmu ............" Toan Hongya menghela napas dalam2, dan kemudian dia berkata dengan suara berduka . "Baiklah suhu... terima kasih atas pesan2 yang telah diberikan oleh suhu........ disamping itu, memang tecu juga kelak bermaksud akan mengundurkan diri sebagai raja, dan jika memang telah ada akhli waris yang tepat, tecu akan menyerahkan pimpinan padanya, sedangkan tecu bermaksud akan berkelana dalam rimba persilatan, terutama sekali yang menarik hati tecu adalah daratan tionggoan, dimana tecu sering mendengar bahwa didaratan tionggoan itu terdapat banyak sekali jago2 yang memiliki kepandaian silat sangat tinggi... !" Gurunya telah mengangguk membenarkan. Dan Hek Wan segera menceritakan perihal keadaan didalam rimba persilatan daratan Tionggoan, juga banyak sekali yang diceritakan guru itu mengenai siapa2 saja yang menjadi tokoh rimba persilatan didaratan Tionggoan. "Jika kelak engkau telah berhasil melatih diri dengan sempurna, barulah engkau pergi berkelana dalam daratan Tionggoan. Jika tidak, lebih baik jangan, karena didaratan Tionggoan terlalu banyak sekali akhli-akhli silat yang merupakan tokoh2 sakti yang memiliki kepandaian sangat tinggi........... !" Toan Ceng mengiyakan. Begitulah, Hek Wan dua hari lagi tinggal diistana Toan Hongya. Setelah itu, dipagi hari yang sejuk, guru itu telah pamitan, ia ingin kembali kedaratan Tionggoan. Sejak kepergian Hek Wan, Toan Hongya diliputi rasa kesepian. Untuk melenyapkan kesepiannya itu, Toan Hongya terus melatih diri dengan giat. Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Setiap malam hari dipergunakan untuk melatih ilmu2 yang telah diperolehnya, maka cepat sekali ia memperoleh kemajuan. Tanpa disadarinya bahwa kepandaian yang dimilikinya itu sudah merupakan kepandaian yang bukan sembarangan lagi, dan mungkin jarang ada tokoh persilatan yang bisa menandingi kepandaiannya tersebut! Toan Hongya juga bertekad, jika kelak ia telah berhasil mencari penggantinya untuk menjadi kaisar di Tailie, dan menyerahkan kekuasaannya pada penggantinya itu, ia ingin merantau kedaratan Tionggoan ....................... ---o^dw..kz^0^tah^o--- BAGIAN 27 . MENGHAJAR PENCOPET SEBAGAI kerajaan yang berada didaerah selatan, yaitu In-lam, yang memiliki pemandangan yang sangat indah sekali, disamping suasana yang selalu sejuk dan nyaman, Tailie merupakan karajaan yang sangat terkenal. Walaupun kerjaan itu memiliki daerah yang tidak begitu luas, namun Toan Ceng, bisa mengatur rakyatnya hidup makmur dan sejahtera. Terlebih lagi dibawah pempinan Toan Ceng yang sangat bijaksana dan adil, maka rakyat semakin hidup aman dan tenteram. Setiap peristiwa penasaran yang dihadapi oleh rakyat kecil, boleh dilaporkan langsung kepada Toan Hongya dan akan dilayani dengan sebaik mungkin. Dengan demikian, di Tailie tidak ada pembesar negeri yang mempergunakan kekuasaannya dengan tindakan sewenang-wenang. Sedangkan rakyat negeri Tailie juga hidup dengan tahu diri, tidak ada orang yang melakukan kejahatan, mereka telah hidup dengan rukun dan tidak melakukan perbuatan tercela, maka boleh dibilang kerajaan Tailie yang kecil itu hidup aman dan sentosa. Memang orang2 didaratan Tionggoan juga telah banyak mendengar perihal keindahan negeri Tailie, sehingga banyak yang bermaksud untuk pesiar kesana. Tidaklah mengherankan jika Tailie juga kebanjiran pengunjung2 yang hendak menikmati keindahan negeri tersebut, yang mendatangkan penghasilan tidak sedikit untuk kerajaan itu. Dari banyaknya pengunjung negara lain yang berdatangan ke Tailie, maka rakyat Tailie bisa hidup dengan makmur dan tenteram, karena banyak sekali yang memiliki pekerjaan untuk membuat kerajinan tangan yang dijual kepada para pengunjung negeri Tailie itu. Pagi itu, diwaktu udara pagi yang sejuk masih menyelimuti Tailie, disebuah jalan raya yang cukup besar, tampak berjalan dua orang pria, yang seorang adalah seorang pemuda yang bertubuh sehat dan berparas tampan, dengan kulit yang putih bersih, selalu memperlihatkan sikap riang dan ber-seri2. Sedangkan yang seorang lagi adalah seorang laki2 setengah baya yang cukup lanjut usianya. lapun mengenakan pakaian yang agak aneh, hanya terbuat dari kulit binatang buas, sebagian tubuhnya juga terbuka. Maka telah memasuki Tailie sambil menikmati keindahan alam yang terdapat dinegeri tersebut. Disaat itu, mereka tidak hentinya memuji akan keindahan panorama dari negeri Selatan tersebut. Kedua orang laki2 itu tidak lain dari Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su. Mereka yang tidak tahu harus pergi kemana dan tidak memiliki tujuan, akhirnya telah melakukan perjalanan kemana saja dibawa oleh kaki mereka, dan akhirnya mereka telah tiba dinegeri Tailie. Banyak penduduk Tailie yang heran melihat cara berpakaian Lu Liang Cwan, tetapi mereka tidak usil dan menyambut kedua tamu asing dinegeri mereka dengan anggukan ramah dan senyum bersahabat. Lu Liang Cwan yang biasanya mempunyai tabiat aneh dan berangasan, jadi kuncup nyalinya menerima sikap yang sopan dan. ramah di negeri Tailie ini. Suatu waktu Lu Liang Cwan bergumam pada Oey Yok Su. "hemmm........., mereka semuanya tampak sopan dan ramah tamah ........! Aku jadi malu dengan cara berpakaianku seperti ini........!" Oey Yok Su tertawa mendengar perkataan Lu Liang Cwan, dalam perjalanan Oey Yok Su melihat Lu Liang Cwan memiliki tabiat yang baik, walaupun memang sering, membawa sikap yang ugal2an. "Siapa yang minta engkau tidak mengganti pakaian? Bukankah aku, telah menganjurkan lebih baik engkau mengganti pakaian dengan baju biasa saja, tetapi engkau keras kepala dan menyukai pakaian yang memancarkan bau yang tidak sedap itu. Sekarang disaat kita tiba ditempat orang2 tersebut seperti penduduk tempat ini, engkau sendiri yang jadi canggung dan malu." Lu Liang Cwan menyeringai, tetapi ia menyahuti. "Tetapi mereka telah menyambut kedatangan kita dengan senyum dan anggukan kepala, tanpa memperlihatkan bahwa mereka merasa heran oleh pakaianku seperti ini, rupanya mereka bisa menghargai hak seseorang, yang terserah mau mengenakan pakaian bagaimana bentuknya, asalkan tiidak mengganggu ketentraman mereka. Betul tidak begitu ?" Oey Yok Su tersenyum, ia mengangguk dan berkata . "Benar, tetapi kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan berpakaian yang pantas, tidak asal jadi sembarangan saja!". Si Angin Puyuh Tangan Kilat Karya Gan Kh Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Perintah Maut Karya Buyung Hok