Pertikaian Tokoh Persilatan 12
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung Bagian 12
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya dari Chin Yung "Hemmm........., engkau seperti tua bangka yang hendak menasehati seorang anak kecil saja !" Kata Lu Liang Cwan sambii tertawa. Sedangkan Oey Yok Su pun ikut tertawa. "Bukan memberikan nasehat, hanya memberikan saran," Kata Oey Yoak Su. "Baiklah, jika nanti kita bertemu dengan penjual pakaian, aku akan membeli seperangkat pakaian, jangan sampai engkau ngocehkan terus ......." "Bagus........!" Seru Oey Yok Su. "Jika memang Locianpwe hendak mengganti pakaianmu yang agak aneh itu dengan pakaian yang wajar, itu memang baik sekali, sehingga kita tidak akan mendatangkan perhatian yang terlalu besar dari orang2 yang berjumpa dengan kita...!" Lu Liang Cwan tertawa lagi.. "Kau ini, si muda yang cerewet... jika kita menjadi perhatian orang, itu namanya bagus sekali, karena kita akan menjadi orang terkenal....... !" "Tetapi Locianpwe harus ingat," Kata Oey Yok Su lagi. "Jika kita terkenal dengan keadaan yang kurang enak, tentu akan menyebabkan kita sendiri kurang begitu tenang, karena kita hanya akan menjadi sasaran dari sindiran dan cemoohan orang lain! Jika kita marah, memang sesungguhnya kita ini berpakaian tidak baik... jelas kita tidak boleh marah pada orang yang menyindir kita, bukankah memang kita berpakaian dengan cara yang kurang begitu pantas ?" Lu Liang Cwan tidak tertawa lagi, iapun tidak menyahutinya. Untuk sejenak lamanya ia berdiam diri, sampai akhirnya ia bilang juga . "Engkau benar, sudahlah, kita tidak perlu memperdebatkan soal itu.. .!" Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan kemudian tiba dijantung kota, ditengah-tengah pasar yang sangat ramai. Oey Yok Su telah menunjuk kesebuah kota, katanya. "Disana dijual ber-macam2 pakaian, kita bisa membelinya pakaian untuk Locianpwe......!" "Hemmm........, engkau saja yang pergi kesana membelikan pakaian untukku. jika aku yang pergi kesana, tentu pemilik pakaian itu akan cerewet bicara mengenai pakaianku yang kupakai ini..........!" Oey Yok Su tahu bahwa Lu Liang Cwan merasa malu, maka ia tidak membantahnya dan telah pergi menghampiri toko pakaian itu untuk membeli seperangkat pakaian buat Lu Liang Cwan. Setelah berganti pakaian, Lu Liang Cwan tampak lebih gagah, dan yang terutama ia tidak akan menarik perhatian orang-orang yang bertemu dengannya. Pakaian kulit binatang buasnya telah di simpan dalam buntalannya. Merekapun menikmati keramaian yang ada dikota Tailie itu. Tiba2 Lu Liang Cwan melihat sesuatu, ia mencubit tangan Oey Yok Su. "Kau lihat, orang itu ingin mencopet korbannya !" Bisik Lu Liang Cwan. Oey Yok Su memandang seseorang yang ditunjuk oleh Lu Liang Cwan. Dilihatnya seorang lelaki berusia empat puluh tahun tengah beraksi mencopet saku seorang wanita, gerakannya begitu cepat. Tetapi disebabkan Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan memang memiliki mata yang tajam dalam melatih senjata rahasia, maka mereka bisa melihat dengan teliti apa yang terjadi di sekitar mereka. Oey Yok Su bekerja cepat. Sebelum copet itu sempat berlalu, ia menjejakkan kakinya, tubuhnya dengan cepat telah mencelat mendekati pencopet itu, yang tangan kanannya tetah dicekalnya, dan kemudian menarik jatuh pencopet itu. Lelaki yang jadi pencopet itu tanpa bisa menahan keseimbangan tubuhnya, telah terjerunuk mencium tanah, ia ber-teriak2 memaki Oey Yok Su. Oey Yok Su berdiri tenang ditempatnya. Banyak orang2 yang segera berkerumun untuk menyaksikan peristiwa itu. "Hemmm........, engkau rupanya memang telah biasa jadi pencopet, ya.....?!" Kata Oey Yok Su dengan suara yang tawar. Pencopet itu telah melompat berdiri, ia mementang kedua matanya lebar2, malah ia membentak . "Bocah ingusan, jangan sembarangan engkau menuduh orang....... tahukah engkau, jika engkau bicara sembarangan mulut bisa dirobek ?" Galak sekali sikap orang itu, tetapi Oey Yok Su tidak jeri, ia berdiri ditempatnya. Malah sambil tertawa jek Oey Yok Su telah berkata . "Cepat kau keluarkan hasil copetanmu itu dan serahkan kembali pada nyonya itu....!" Sambil berkata begitu, Oey Yok Su telah menunjuk kepada wanita yang tadi menjadi mangsa pencopet ini. Keruan saja wanita itu yang semula tertarik menyaksikan keramaian, jadi berobah pucat wajahnya. Ia merogoh sakunya, dan seketika ia telah berteriak . "Akhhh......, celaka ! Aku telah kena di copet........!" Tetapi pencopet itu rupanya tabah sekali, ia bukannya memperlihatkan perasaan takut, malah telah berkata dengan suara yang bengis . "Engkau jangan bicara sembarangan ! Engkau sendiri yang mungkin mencopet nyonya itu, lalu sekarang engkau hendak menimpahkan kesalahanmu itu kepadaku..........!" Namun tangan kanan Oey Yok Su telah bergerak cepat sekalil. "Plakkkkk........!" Muka pencopet itu telah kena ditempiling. Tempilingan yang dilakukan Oey Yok Su bukan tempilingan biasa, karena pada telapak tangannya itu mengandung kekuatan tenaga lwekang, maka tidak ampun lagi orang itu mengeluarkan jerit kesakitan dan tubuhnya berputar akan rubuh terguling ditanah. Untung saja pencopet itu telah cepat2 berusaha mengendalikan tubuhnya, sehingga tidak sampai mencium tanah lagi. Waktu itu Oey Yok Su telah berkata lagi . "Apakah engkau masih tidak mau mengakui perbuatanmu itu dan menyerahkan kembali hasil copetanmu itu pada pemiliknya ?" Orang tersebut rupanya telah jadi nekad. Dengan mengeluarkan suara erangan, ia telah melompat menubruk Oey Yok Su. la melihat Oey Yok Su berusia masih muda, paling tidak baru dua puluh tahun, maka ia menduga tentunya pemuda ini tidak berarti apa2 baginya. Ia melakukan pukulan serentak dengan mempergunakan kedua tangannya sekaligus. Tetapi Oey Yok Su melihat orang telah melancarkan serangan, dia memperdengarkan suara tertawa dingin, kedua tangannya disilangkan seperti gunting, dan sekali dia menjepit tangan orang itu, si pencopet itu menjerit kesakitan dan krakkk......! tulang tangan kanan pencopet itu telah kena dipatahkannya, sampai ia menjerit keras sekali dan me-raung2. Oey Yok Su juga tidak bertindak hanya sampai disitu saja. Dengan kecepatan yang sulit dilihat, tampak Oey Yok Su telah menggerakkan tangan kanannya, maka muka pencopet itu telah kena ditempilingnya dengan keras, tubuh orang itu berputar dan jatuh terjerembab ditanah, dengan hidung yang berdarah dan gigi yang copot dua.......! "Jika engkau tidak hendak menyerahkan kembali hasil copetanmu itu, maka aku akan menyiksa engkau lebih keras lagi sampai engkau mengakui perbuatanmu itu... !" Pencopet itu rupanya jadi ketakutan, ia telah berkata dengan suara tergagap. "Aku akan kembalikan. .. aku akan kembalikan. .. jangan menyakiti aku lagi........!" Kemudian tangan kanannya telah morogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah tas kecil, diberikan kepada wanita yang jadi korban kecopetan itu. Wanita itu telah cepat2 menyambutnya, karena ia mengenali tas itu adalah miliknya, iapun telah memeriksa isinya, belum berkurang suatu apapun juga. Pencopet itu setelah menyerahkan tas copetannya itu telah mementang kakinya untuk berlalu. Tetapi Oey Yok Su bekerja cepat, ia telah menyambar tangan pencopet itu dan membantingnya dengan keras, sehingga pencopet itu ter-aduh2, karena ia merasakan pinggulnya sakit luar biasa. "Jika kelak engkau berani melakukan pencopetan lagi dan kebetulan aku melihatnya, hemm......... waktu itu aku bukan hanya mematahkan tulang tanganmu, tetapi kakimu juga akan kupatahkan ........." Ancam Oey Yok Su. Tiraikasih WEBSITEhttp.//kangzusi.com Tiraikasih WEBSITEhttp.//kangzusi.com Tanpa berani menyahuti, pencopet itu dengan menahan perasaan sakit, telah merangkak bangun dan cepat2 meninggalkan tempat itu. Wanita yang nyaris kecopetan itu, telah menyatakan terima kasihnya kepada Oey Yok Su. Tetapi Oey Yok Su tidak mau menerima penghormatan wanita itu, ia telah pergi meninggalkan keramaian tersebut bersama Lu Liang Cwan. "Bengis sekali kau turun tangan memberikan ganjaran kepada pencopet itu.. ..!'' kata Lu Liang Cwan pada Oey Yok Su. "Hemm, itu untung aku hanya mematahkan lengannya saja...... seharusnya aku mesti mematahkan juga kedua kakinya..... Masih bagus ia mau menyerahkan kembali hasil copetan nya itu........!" Lu Liang Cwan tertawa. "Bagus!" Katanya "Dengan demikian pencopet itu tentu akan kapok dan tidak berani melakukan pencopetan lagi.....!" "Mudah2an saja begitu.....!" Sahut Oey Yok Su. Pemuda ini memang paling benci perbuatan rendah seperti itu, maka waktu turun tangan ia tidak bertindak tanggung-tanggung dan telah mematahkan tulang lengan pencopet itu, agar kelak nanti ia tidak bisa melakukan pekerjaan rendah itu, setidaknya, jika lengan pencopet itu sembuh, tentu tangannya tidak bisa bergerak segesit semula. Begitulah, Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su telah berkeliling kota Tailie. Mereka akhirnya mengambil sebuah rumah penginapan untuk bermalam. ---o^dw'kz~0~tah^o--- TETAPI menjelang tengah malam, didepan rumah penginapan terdengar suara ribut2. Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su memang telah mendengar suara ribut2 itu, tetapi mereka tidak tahu entah apa yang telah terjadi. Sampai akhirnya ada seorang pelayan yang mengetuk pintu kamar mereka, mereka dicari oleh beberapa orang yang dan ganas galak. Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su jadi saling pandang waktu mendengar keterangan pelayan itu. Mereka tidak tahu entah siapa yang mencari mereka. Bukankah mereka baru saja tiba ditempat ini dan mereka tidak memiliki sahabat? tentunya orang2 yang mencarinya itu adalah orang yang bukan sahabat. Malah Oey Yok Su telah mengemukakan pikirannya pada Lu Liang Cwan. "Atau kawan2nya pencopet itu yang tadi kuhajar ?" Lu Liang Cwan tertawa. "Kita lihat saja nanti tentu nanti juga kita akan mengetahuinya.......!" Menyahuti Lu Liang Cwan. Dengan tenang kedua orang ini telah turun dari undakan tangga dan menuju kepintu luar dari rumah penginapan itu, yang masih juga terdengar suara ribut2, bentakan2 galak dan bengis. Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan segera melihat sepuluh orang lelaki bertubuh tinggi besar dan tampaknya memiliki tenaga yang kuat tengah berdiri membentak-bentak dua orang pelayan, yang tampaknya ketakutan sekali. "Siapa yang mencari aku ?" Tanya Oey Yok Su dengan suara yang nyaring. Kesepuluh orang itu jadi menutup mulut, lenyap keributan itu, dan semua pria yang bermuka bengis dan bertubuh tegap itu memandang kearah Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan dengan wajah yang bengis. "Siapa yang telah melukai mematahkan lengan kawan kami tadi pagi ?" Tegur salah seorang di antara mereka dengan suara yang galak. Oey Yok Sn tertawa. "Pencopet yang tadi pagi ?" Tanya Oey Yok Su. Orang itu mengawasi mendelik, katanya . "Engkau jangan kurang ajar! Jawab pertanyaanku, siapa yang telah mematah kan lengan kawan kami tadi pagi ? Tentunya engkau, bukan ? Kawan kami itu mengatakan yang mencelakainya itu adalah seorang pemuda berusia dua puluhan tahun !" Oey Yok Su mengangguk. "Benar, memang aku ! Lalu apa yang kalian kehendaki ?" Tanyanya. "Kami juga ingin mematahkan kedua tanganmu dan kedua kakimu !" Sahut lelaki itu. "Cepat kau keluar, untuk melakukan perhitungan.......!" Tetapi Oey Yok Su telah tertawa mengejek. "Apakah kalian tidak kuatir akan mengalami nasib seperti kawanmu itu ?" Tanya Oey Yok Su. "Hemmrn, pemuda kurang ajar dan sombong.....!" Kata orang itu tambah marah. "Cepat keluar, jangan sampai kami yang memaksa kau untuk keluar.....!" Lu Liang Cwan tertawa. "Keluarlah, mengapa engkau seperti mengulur waktu menghadapi manusia seperti dia.......?'' kata Lu Liang Cwan. Oey Yok Su tertawa lagi. "Hemmm....., jika memang demikian halnya, tentu kalian juga perlu dihajar .......!" Dan setelah berkata begitu, Oey Yok Su melangkah dengan tenang. Orang2 yang masing2 memiliki tubuh yang tegap dan kuat itu, telah memandangi Oey Yok Su dengan sikap bernafsu sekali untuk menyerbu melancarkan serangan. Namun Oey Yok Su sama sekali seperti tidak memperdulikan mereka, ia melangkah dengan tenang dan juga saat itu Oey Yok Su telah melirik sambil berkata. "Jangan menyesal jika kalian mengalami nasib seperti kawanmu tadi........!" Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Rupanya orang yang menjadi pemimpin dari kesepuluh orang tersebut sudah tidak bisa menahan diri, ia telah mengeluarkan seruan nyaring, dan tubuhnya melompat akan mencekik leher Oey Yok Su yang tengah berjalan tidak jauh dari tempatnya berada, kedua tangannya telah diulurkannya untuk mencekik leher Oey Yok Su. Dengan tenang Oey Yok Su mengebutkan lengan bajunya. Seketika itu juga tubuh orang itu telah terpental dan melambung seperti bola, lalu terbanting diatas tanah dengan keras. Orang itu mengeluarkan jeritan kesakitan. Lu Liang Cwan hanya berdiri menyaksikan saja. Kesembilan orang yang dirubuhkan Oey Yok itu tidak membuang waktu lagi, mereka telah menjejakkan kakinya meloncat untuk melancarkan serangan kepada Oey Yok Su dengan cara mengeroyok. Tetapi Oey Yok Su tidak memperlihatkan perasaan jeri, ia telah berkata dengan suara yang tawar. "Kalian mencaci penyakit sendiri....... !" Dan sepasang tangan Oey Yok, Su telah ber-gerak2 dengan cepat. Gerakan yang dilakukan oleh Oey Yok Su bukan gerakan sembarangan, karena setiap kali menggerakkan tangannya itu Oey Yok Su juga menyalurkan tenaga lwekangnya. Maka setiap kali ada salah seorang diantara pengeroyoknya itu berada dekat padanya tubuh orang itu telah terpental keras kena sampokan tangan Oey Yok Su, orang itu tentu terpental sambil mengeluarkan jerit kesakitan. Namun orang2 itu sangat bandel, mereka telah bangun dan bermaksud melakukan pengeroyokan lagi. Oey Yok Su yang kuatir kalau pertempuran terjadi dipenginapan itu, akan merusak barang2 yang berada i itu, maka dengan gerakan yang ringan dia melompat keluar rumah penginapan. "Mari...., mari...., kalian akan kuberi hadiah satu orangnya lima kali tempilingan.....!" Kata Oey Yok Su sambil tertawa. Sedangkan kesepuluh orang itu, yang rupanya sekarang telah mengetahui bahwa Oey Yok Su bukan pemuda sembarangan, tidak berani ceroboh dalam melancarkan serangannya. Dua orang diantara mereka dengan hati-hati melancarkan pukulan. Menyusul dua orang lagi kawan mereka melancarkan serangan berikutnya. Begitulah, Oey Yok Su menerima empat serangan sekaligus. Tetapi dengan mudah Oey Yok Su membuat keempat orang itu jatuh terpelanting tunggang langgang. Disaat itu, enam orang lawan Oey Yok Su telah mengeluarkan suara seruan sambil meluruk melancarkan serangan. Mereka semuanya adalah manusia-manusia kasar, yang mengandalkan kekuatan tenaga kasar mereka. Melihat terjangan orang-orang itu, Oey Yok. Su tertawa lagi mengejek lawan lawannya. Kemudian dengan gerakan yang lincah sekali ia telah bergerak kesana kemari. Cepat bukan main kedua tangannya telah bergerak kesana kemari melancarkan serangan. Tubuh keenam orang itu telah berhasil dibuat terpental bergulingan ditanah. Begitu kesepuluh orang tersebut dapat bangun kembali, mereka tidak berani segera melancarkan serangan. "Pemuda jahat, ilmu siluman apa yang kau pergunakan ?" Tegur orang yang menjadi pemimpin dari kesepuluh orang tersebut. "Ilmu siluman.....? Hemmm....., aku tidak memiliki ilmu siluman ! Aku hanya memiliki ilmu untuk menghajar pencopet........ !" Mendengar ejekan yang diberikan Oey Yok Su, mereka jadi gusar lagi. Dengan serentak mereka mengeluarkan seruan dan menyerang Oey Yok Su lagi. Diserang sekaligus dengan terjangan kesepuluh orang itu, Oey Yok Su berlaku agak hati-hati. Kesepuluh orang itu adalah manusia2 kasar dan memiliki tenaga seperti seekor kerbau. Walaupun menang Oey Yok Su tidak memandang sebelah mata kepada mereka, tetapi jumlah mereka yang bersepuluh itu tentu saja telah membuat Oey Yok Su harus ber-hati2 juga. Ketika melihat ketiga orang yang melancarkan serangan paling dekat dengannya, la teiah mengibas dengan sampokan kedua tangan Seketika terdengar suara "Plok........!" Beberapa kali, disusul dengan teriakan kesakitan dari orang-orang itu. Seketika itu juga tubuh mereka telah terpental keras. Sisanya tidak berani terlalu mendesak, mereka hanya mengurung Oey Yok Su saja. Tetapi waktu itu Oey Yok Su telah habis sabar, ia berpikir jika memang tidak menurunkan ganjaran yang cukup keras, tentu ia akan diganggu terus menerus oleh kesepuluh orang ini. Dengan mengeluarkan suara siulan panjang tubuh Oey Yok Su telah melompat dengan gesit, tahu2 tangannya bekerja menempiling terus menerus kesepuluh lawannya itu, mukanya telah kena dihajar berulang kali. Kemudian Oey Yok Su mencengkeram punggung lawannya yang menjadi pemimpin itu. "Engkau masih berani membuat kerusuhan atau tidak ?" Tanyanya bengis. "Jika memang engkau masih ingin memimpin orang2mu melakukan kejahatan, hemmm....., aku akan turun tangan tidak kepalang-tanggung ........ !" Sambil berkata begitu, Oey Yok Su telah memijit jalan darah Tai-cie-hiat orang itu, seketika itu juga orang tersebut yang memiliki potongan tubuh sangat besar dan kuat, merasakan disekujur tubuhnya sakit-sakit seperti disayat pisau, maka ia menjerit-jerit. "Ampun..... ampun...... jangan menyiksa aku !" Kata orang tersebut. Tetapi Oey Yok Su tidak memperdulikannya, ia terus rnemijit jalan darah orang itu. Keruan saja kawan-kawan orang tersebut, yang mendengar kawan mereka merintih kesakitan dan minta2 ampun, jadi tidak berani maju lagi, dan hanya berdiri diam mengawasi saja. Oey Yok Su telah mengerahkan sedikit tenaganya, ia mengangkat tubuh orang i.tu yang dibantingnya keatas tanah. Seketika orang tersebut menjerit kesakitan dan ketika bangun berdiri, tanpa berani menoleh kepada Oey Yok Su, dia mengajak kawan-kawannya untuk berlalu. Oey Yok Su tidak menahan mereka, dia hanya mengeluarkan suara tertawa mengejek. Waktu terjadi keributan itu, dirumah penginapan tersebut telah berkumpul cukup banyak orang yang ingin menyaksikaa keramaian. Pelayan rumah penginapan itupun telah bisik-bisik memuji pemuda yang tangguh ini, namun Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tak memperdulikan mereka, keduanya telah kembali kekamar mereka, untuk tidur dengan nyenyak. ---o^dw'kz~0~tah^o--- BAGIAN 28 . MENJALIN SEBUAH PERSAHABATAN KEESOKAN paginya, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan bermaksud akan melanjutkan perjalanan mereka. Tetapi waktu itu, dirumah penginapan tersebut telah datang seorang pemuda berusia dua puluh tahun lebih, sikapnya gagah, memakai baju lebar, sehingga tampaknya ia merupakan putera bangsawan. Kepada seorang pelayan ia menanyakan perihal Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan. Kebetulah saat si pelayan tengah menceritakan pertempuran yang terjadi tadi malam, antara Oey Yok Su dengan para pencopet itu, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tengah menuruni undakan anak tangga, sehingga pelayan itu jadi berhenti bercerita. Sedangkan si pemuda yang tampak agung sikapnya itu, telah menghampiri Oey Yok Su dan merangkapkan kedua tangannya, ia memberi hormat kepada Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan bergantian. "Siauwte telah mendengar kehebatan Kiehiap (orang gagah) yang telah memberikan hajaran kepada para pencopet itu... !" Katanya dengan ramah. "Maka Siauwte telah sengaja datang kemari menemui Jiewie Kiehiap berdua untuk mengikat tali persahabatan" Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan memandang curiga pada pemuda ini, karena mereka menduga pemuda ini tentunya orangnya pencopet2 itu, atau juga pimpinannya. Maka Oey Yok Su berlaku waspada, ia melihat-pemuda itu seperti memiliki ilmu yang tinggi, gerak geriknya begitu tenang dan agung, matanya memancarkan sinar yang tajam sekali, menandakan tenaga lwekangnya telah tinggi. "Siauwte Toan Ceng ingin berkenalan dan mengikat tali persahabatan dengan jiewie mau menerimanya atau tidak?" Tanya pemuda itu, yang tidak lain dari Toan Ceng. Toan Hongya ini seperti biasa memang telah memberikan tugas pada kelima belas orang siewie istana untuk mengawasi orang2 asing yang datang berkunjung ke Tailie, kalau2 diantara mereka terdapat yang berilmu tinggi. Mengenai perihal peristiwa Oey Yok Su menghajar pencopet dan menghadapi sepuluh kawan pencopet itu, cepat sekali telah sampai ditelinga Toan Ceng. Maka pagi ini, dengan menyamar berpakaian biasa, Toan Ceng telah menemui kedua orang itu, untuk dia jak mengikat tali persahabatan. "Dan bolehkah aku mengetahui nama Kiehiap berdua yang mulia.......?" Oey Yok Su ragu-ragu, tetapi Lu Liang Cwan telah tertawa, katanya. "Aku she Lu dan bernama Liang Cwan, dan ini kawan kecilku bernama Oey Yok Su, dia she Oey......!" "Apakah jiewie berdua tidak keberatan jika aku mengundang kalian untuk makan2 .....?" Tanya Toan Ceng lagi. Oey Yok Su masih ragu-ragu, tetapi Lu Liang Cwan telah menyahutinya. "Diundang makan siapa yang mau menolak ?" Katanya. Toan Ceng girang, ia telah memanggil pelayan dan memesan satu meja untuk perjamuan, lengkap dengan makanan-makanan yang lezat. Waktu mereka tengah bersantap, Oey Yok Su sering mengawasi sahabat baru ini. la akhirnya tidak bisa menahan perasaan ingin tahunya, ia telah bertanya. "Siapakah sebetulnya engkau, sahabat......? Apakah engkau sahabatnya orang- orang yang semalam mengeroyokku ?" Toan Hongya telah tersenyum, sikapnya sabar sekali. "Sama sekali aku tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka...... aku hanya mendengar kehebatan Kiehiap berdua, maka bermaksud mengikat tali persahabatan..... dan untung saja Kiehiap berdua tidak keberatan. Tentu orang2 Tailie akan berterima kasih sekali kepada Kiehiap yang telah menumpas kejahatan...... sebetulnya di Taille ini aman, namun entah bagaimana akhir-akhir ini bisa juga muncul orang2 tidak benar, seperti pencopet2 itu, mereka tentunya orang asing yang hanya melancong kemari saja." Oey Yok Su tersenyum, tetapi baru saja ia ingin berkata, Lu Liang Cwan telah bilang. "Dimana saja sama......," Katanya. "Tidak di Tailie ini ataupun didaerah Tionggoan, orang jahat selalu terdapat dimana saja......!" "Apa yang dikatakan oleh kau itu memang benar, sahabat," Kata Toan Ceng. "Senang sekali aku bisa bersahabat dengan kalian orang2 yang memiliki kepandaian luas....... .!" "Kami hanya orang kelana yang tidak memiliki rumah dan tempat tinggal, kamipun manusia2 kasar yang hanya mengerti sedikit ilmu silat.... dimana kami hidup hanya mengembara dari kota yang satu kekota yang satunya lagi........!" Toan Ceng tertawa. "Justru sejak kecil Siauwte selalu senang mempelajari silat, maka dari itu Siauwte memang ingin meminta petunjuk2 kalian, untuk bertukar pikiran dalam membicarakan ilmu silat........!" Oey Yok Su mengawasi Toan Ceng sejenak lamanya, kemudian baru berkata . "Jika memang hanya ingin merundingkan ilmu silat, kami tidak berani, karena kami memiliki kepandaian rendah......malah mungkin kami mungkin yang harus menerima petunjuk2 dari kau sahabat !" Tetapi Toan Ceng telah tertawa sabar. "Terima kasih atas pujian yang diberikan olehmu sahabat....... ! Saudara Oey, engkau kulihat memang memiliki kepadaian silat yang tinggi, dan kalian berdua datang dari daratan Tionggoan. Maka bolehkah aku mendengar sedikit cerita kalian mengenai keadaan didaratan Tionggoan, agar pengalaman Siauwte menjadi bertambah. Senang sekali jika aku bisa mendengar cerita keadaan didaratan Tionggoan, khususnya mengenai orang2 persilatan .......!" Oey Yok Su yang baru saja meninggalkan Tho Hoa To mana memiliki pengalaman yang luas mengenai rimba persilatan didaratan Tionggoan. Memang gurunya sering menceritakan perihal keadaan dunia persilatan didaratan Tionggoan, tetapi cerita itu hanya sarinya belaka. Tetapi Lu Liang Cwan yang memang telah berpengalaman, segera mewakili Oey Yok Su, ia menceritakan keadaan dunia persilatan didaratan Tionggoan. Tampaknya Toan Ceng mendengarkan dengan penuh perhatian dan serius sekali. Diwaktu itu, Oey Yok Su melihat bahwa Toan Ceng memang ber-sungguh2 ingin mendengarkan cerita perihal keadaan rimba persilatan. Oey Yok Su juga telah melihatnya bahwa Toan Ceng bukan seorang pemuda yang sembarangan, ia tentu memiliki kepandaian yang tinggi sekali, kepandaian yang tidak boleh dipandang remeh. Sinar matanya yang memancar sangat tajam, menunjukkan bahwa Toan Ceng memiliki sinkang yang tidak berada dibawahnya. Karena penasaran dan ingin mengetahui sampai dimana tingginya kepandaian Toan Ceng, Oey Yok Su telah sengaja menuangkan secawan arak, yang diangsurkan kepada Toan Ceng mempergunakan kedua tangannya. "Silahkan Toan Sieheng meminum arak ini untuk menghormati persahabatan kita," Kata Oey Yok Su. Toan Ceng cepat2 berdiri dan mengulurkan kedua tangannya menerima cawan arak itu. Tetapi ketika kedua tangan Toan Ceng memegang cawan itu....., ia jadi terkejut, karena ia merasakan dari kesepuluh jari tangan Oey Yok Su yang memegang cawan itu seperti mengeluarkan serangkum angin yang menyerang diri-nya kuat cekali, Namun sebagai raja yang memiliki kepandaian tinggi, Toan Ceng tidak menjadi gugup. Segera ia sadar bahwa Oey Yok Su ingin mengujinya. Maka Toan Ceng telah menyalurkan kekuatan pada kesepuluh jari tangannya, sinkangnya telah tersalurkan cepat, dan dengan mudah ia memunahkan tenaga terjangan Oey Yok Su. Kemudian sambil membawa sikap seperti tidak terjadi sesuat apapun juga, Toan Ceng telah menerima cawan arak itu sambil katanya. "Terima kasih.......!" Oey Yok Su terkejut, ia melengak kaget karena tenaga serangannya yang mempergunakan lwekang sangat kuat itu tidak memberikan hasil. Bahkan dilihatnya Toan Ceng telah meneguk arak itu dengan sikap yang tenang. Tenaga serangan Oey Yok Su seperti lenyap tidak meninggalkan bekas, Lu Lian Cwan yang diam2 mengawasi, mengetahui Oey Yok Su telah gagal menguji orang she Toan itu. Maka hati Lu Liang Cwan juga jadi tertarik. "Ternyata ia pemuda yang luar biasa, memiliki kepandaian yang tinggi....!" Pikir Lu Liang Cwan. "Biar aku mencobanya juga........ !'' Dan setelah berpikir begitu, Lu Liang Cwan berdiri dari duduknya, diapun telah menuang satu cawan arak lagi, kemudian dibawa kedekat Toan Ceng. ---o~dwkz^0^tah~o--- "AKUPUN ingin memberi penghormatan terhadap persahabatan kita," Katanya. Seperti tadi Toan Ceng telah menyambuti cawan arak itu. Tetapi tadi merupakan pelajaran buatnya, maka ia telah bersiap sedia. Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Benar saja, ia merasakan betapa dari kedua tangan Lu Liang Cwan mangalir keluar suatu kekuatan tenaga lwekang vang tidak tampak. Toan Ceng kaget, karena tenaga itu jauh lebih kuat dari tenaga yang dilancarkan tadi oleh Oey Yok Su, malah tenaga yang menerjangnya itu bergelombang, sehingga membuat Toan Ceng jadi kagum. Tenaga itu bergelombang, jika Toan Ceng melawan dengan kekerasan, tentu dirinya akan terjerembab, sebab tenaga itu seperti lenyap dan seperti itu ada, bergelombang tidak hentinya. Namun Toan Ceng tidak kehabisan akal, dengan cepat ia telah mempergunakan ilmu sinkang yang paling tinggi, yaitu yang kosong menjadi ada dan yang ada menjadi kosong, yaitu ilmu sinkang dari kalangan lunak. Begitu tenaga Lu Liang Cwan menerima pahlawan seperti ini, dia jadi membentur tempat yang kosong, tetapi berisi kekerasan, maka tenaga serangan Lu Liang Cwan jatuh ditempat kosong dan lenyap. Muka Lu Liang Cwan jadi berobah ketika merasakan tenaganya yang itu seperti lenyap. Sebagai seorang tokoh sakti yang memiliki kepandaian tinggi, ia penasaran. Karena mustahil seorang pemuda seperti Toan Ceng bisa menghadapi ilmunya itu. Maka belum lagi Toan Ceng menyambuti arak itu dan cawan belum berpindah tangan, Lu Liang Cwan telah manyalurkan lagi kekuatannya. Kali ini ia menyalurkan tenaga serangan berbentuk Im, yang hawanya dingin sekali. Toan Ceng kembali terkejut. Tenaga serangan itu telah menerjang dengan cepat, sehingga memaksa Toan Ceng harus berusaha memberikan perlawanan untuk membendung tenaga lawannya. Tepat bersamaan dengan itu, justru tenaga Lu Liang Cwan seperti lenyap, dan berganti dengan datangnya tenaga serangan yang bersifat Yang, panas, dimana udara disekitar Toan Ceng jadi panas. Toan Hongya kaget bukan main. Jarang sekali orang bisa mempergunakan tenaga Im dan Yang dengan berbareng, karena dengan cara demikian orang harus benar-benar mahir menguasai dua macam kekuatan yang berlainan sifat itu, sebab tanpa kemahiran tentu malah akan mencelakai diri sendiri, senjata makan tuan. Tenaga lm adalah tenaga yang bersifat lunak dingin, sedangkan tenaga Yang adalah tenaga yang memiliki sifat keras panas. Maka dari itu Lu Liang Cwan bisa melancarkan serangan seperti itu dengan waktu yang singkat, dan kedua macam tenaga serangan yang berlainan sifatnya itu telah bisa dipergunakannya berbareng, membuat Toan Ceng kagum bukan main. Namun Toan Ceng tidak berani berlaku ayal, dengan menggerakkan tangan kanannya menyilang, ia telah menyambuti cawan itu, kemudian ia memiringkan sedikit tubuhnya, sehingga kedua macam gelombang tenaga serangan Lu Liang Cwan telah berhasil dipunahkannya. Kembali Lu Liang Cwan jadi terkejut, tetapi waktu itu cawan arak telah berpindah tangan. "Hebat kau, orang she Toan !" Memuji Lu Liang Cwan. "Kepandaianmu tidak rendah !' Toan Ceng cepat2 mengeluarkan kata2 merendahkan diri. la juga bersikap wajar sekali, tidak memperlihatkan sikap bangga dan sombong. Malah dengan rendah hati ia memuji kehebatan tenaga serangan Lu Liang Cwan. Melihat sikap Toan Ceng yang sabar dan ramah tamah, dengan sendirinya lenyap sikap curiga pada diri Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan. Lu Liang Cwan yang memang memiliki tabiat agak berandalan, tanpa memperdulikan basa basi, ia telah bertanya . "Siapa gurunya, nak ? " Toan Ceng bimbang mendengar ditanyakan gurunya, akhirnya ia telah menyahuti jujur. "Guruku itu bisa dipanggil oleh sahabat-sahabat dengan sebutan Hek Wan. "Apa ....?" Tanya Lu Liang Cwan terkejut. Oey Yok Su yang memang belum begitu berpengalaman dalam rimba persilatan tidak mengetahui siapa itu adanya Hek Wan, namun buat Lu Liang Cwan lain halnya. "Hek Wan....... gurumu itu Hek Wan?" Tanya Lu Liang Cwan seperti tidak mempercayai pendengarannya. Toan Ceng membenarkan. "Hanya itu saja yang kuketahui, karena menurut guruku ia memang telah lama tidak memiliki nama, dan hanya mempergunakan julukan yang diberikan oleh sahabat-sahabatnya, yaitu Hek Wan..........!" "Sekarang ia berada dimana ?" Tanya Lu Liang Cwan lagi. Muka Toan Ceng jadi berobah merah tetapi kemudian dengan suara perlahan ia berkata . "Sudah cukup lama juga kami guru dan murid berpisah.....menurut keterangan yang diberikan Insu, bahwa guruku itu ingin pergi kedaratan Tionggoan lagi....... !" Lu Liang Cwan menghela napas dalam2, dan duduk terpekur sambil mengerutkan sepasang alisnya. Mulutnya juga menggumam perlahan . "Aku tidak menyangka bahwa Hek Wan masih hidup.......!" Oey Yok Su yang sejak tadi hanya mendengari saja, jadi tertarik. "Lu Locianpwe, siapakah sebenarnya Hek Wan itu.?" Tanya Oey Yok Su. "Dialah seorang tokoh sakti yang memiliki kepandaian hebat sekali... aku sendiri belum tentu bisa menandingi kepandaiannya itu...!" Menjelaskan Lu Liang Cwan kemudian. Oey Yok Su terkejut. "Hek Wan merupakan pendekar aneh," Kata Lu Liang Cwan lagi. "Dan kami didaratan Tionggoan pernah mendengar bahwa ia merupakan seorang jago yang tidak pernah mau memperhatikan kepandaiannya, kelakuannya juga sangat aneh, tetapi sesungguhnya ilmu silat yang dimilikinya itu bermacam ragam dan aneh sekali, sulit untuk dijajaki sampai berapa tinggi kepandaian yang dimilikinya." Oey Yok Su mendengarkan saja. Toan Ceng juga mendengarkan dengan penuh perhatian, karena memang Toan Hongya ini sama sekali tidak mengetahui asal usul gurunya itu. Ia hanya mengetahui bahwa Hek Wan memiliki kepandaian yang tinggi dan gurunya itu memang agak aneh sifatnya. Sekarang Lu Liang Cwan mengetahui perihal gurunya itu, maka ia ingin mendengar lebih banyak lagi. "Dan, siapakah sebenarnya nama guruku itu, Locianpwe?" Tanya Toan Ceng kemudian. "Ohhh....., engkau sendiri tampaknya tidak begitu jelas dengan keadaan gurumu...!" Kata Lu Liang Cwan. "Kami sendiri tidak mengetahui nama sebenarnya, kami hanya mengetahui bahwa ia biasa dipanggil sebagai Hek Wan, tentu saja panggilan itu disesuaikan dengan keadannya, yaitu kulitnya yang hitam dan bentuk mukanya yang mirip........ kera......!" Toan Ceng tidak marah. Memang Hek Wan sendiri pernah menyatakan sendiri perihal namanya itu. "Dimanakah biasanya guruku itu berdiam?" Tanya Toan Ceng lagi. "Itupun tidak jelas, karena gerak geriknya seperti bayangan setan saja, ia tidak memiliki tempat yang tetap dan selalu mengembara, namun bisa muncul dengan tiba2 disuatu tempat, maka tidak ada seorangpun dirimba persilatan yang mengetahui dimana Hek Wan berada, dan sulit sekali jika hendak mencari dia... disamping tempatnya yang tidak menentu, juga memang Hek Wan selalu menyamar, sehingga banyak orang2 rimba persilatan yang tidak mengenal wajahnya yang sesungguhnya dan hanya sering dengar kebesaran namanya saja sebagai tokoh sakti......!" Toan Ceng menghela napas. Semula ia ingin mengetahui dari Lu Liang Cwan dimana gurunya biasa menetap. Karena ia bermaksud untuk pergi menemuinya, namun mendengar perkataan Lu Liang Cwan, putuslah harapan Toan Ceng, sebab gurunya itu sulit diketahui jejaknya. Lu Liang Cwan melihat perobahan wajah Toan Ceng, ia tertawa sambil tanyanya . "Sekarang tentu Hek Wan tengah berkeliaran didaerah Tionggoan lagi.. .!" Toan Ceng mengangguk. "Mungkin guru memang miliki kegemaran merantau dan berkelana, ia tidak betah untuk tinggal terlalu lama disebuah tempat...!" Oey Yok Su telah melihat kepandaian Toan Ceng tidak rendah, mungkin tidak berada disebelah bawah kepandaiannya. Maka ia jadi menyukai juga pemuda yang ramah ini. ---o~dwkz^0^tah~o--- BAGIAN 29 . SI NENEK CANTIK WAKTU mereka tengah ber-cakap2 seperti itu dari luar rumah makan terdengar langkah kaki. Mereka bertiga menoleh, karena orang yang baru datang itu telah mengetuk meja agak keras. Ketika melihat orang yang baru masuk kedalam ruang rumah penginapan ini, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi terkejut, karena itulah seorang wanita yang cantik sekali, tidak lain dari Bong Kim Lian, wanita cabul yang pernah mengganggu Oey Yok Su. Sedangkan Kim Lian memandang mereka sejenak, kemudian berkata kepada pelayan yang telah menghampirinya,. "Sediakan aku makanan dan tiga kati air teh, lalu kau siapkan sebuah kamar untukku....... !" Pelayan itu mengiyakan cepat, dan Kim Lian telah duduk dikursi yang terpisah empat meja dengan Oey Yok Su. Toan Ceng sendiri heran melihat wanita secantik itu, yang memakai baju yang reboh dengan perhiasan, berkeliaran seorang diri. Memang Tailie merupakan kerajaan yang aman, namun tetap saja tidak terlepas dari pria2 hidung belang yang biasa mengganggu wanita. "Rupanya wanita itu memiliki kepandaian yang cukup tinggi, sehingga ia berani berkelana seorang diri," Kata Toan Ceng perlahan pada Lu Liang Cwan. Lu Liang Cwan tertawa, ia menyahuti . "Wanita itu wanita cabul, hampir saja saudara kecil she Oey ini diganggu olehnya." Muka Oey Yok Su jadi berobah merah, ia malu sekali teringat apa yang pernah dialaminya. Toan Ceng jadi terkejut dan heran, ia bertanya lagi . "Dia wanita cabul ...?!" "Kau lihat, apakah ia cukup cantik?" Tanya Lu Liang Cwan. Toan Ceng tidak mengerti maksud pertanyaan Lu Liang Cwan, ia hanya mngangguk dan mengawasi Lu Liang Cwan. "Ya, memang ia sangat cantik," Kata Lu Liang Cwan. "Akupun melihat wanita itu memang cantik. Tetapi tahukah engkau berapa usia-nya ?" Toan Ceng melirik kepada Kim Lian, yang waktu itu juga duduk sambil mengawasi kearah mereka. "Mungkin dua puluh lima tahun.....!" Sahut Toan Ceng kemudian dengan suara yang perlahan. "Salah ......!" "Mungkin belum sampai dua puluh lima tahun ?" "Salah.....Salah......lebih dari dua puluh lima tahun !" "Atau ia berusia tiga puluh tahun ?, tetapi wajahnya masih begitu muda dan cantik tentu usianya belum sampai tiga puluh tahun !" Kata Toan Ceng ragu2. "Juga lebih dari tiga puluh tahun ...!'' kata Lu Liang Cwan. Kembali Toan Ceng jadi heran. "Tetapi tidak mungkin wanita secantik dan semuda dia berusia lebih dari tiga puluh tahun.. ....!" Katanya. "Atau memang ia seorang wanita yang awet muda ?" "Benar," Mengangguk Lu Liang Cwan. "Ia memang seorang wanita yang awet muda ! Tetapi usianya lebih dari tiga puluh tahun....!" "Atau wanita itu telah berusia empat puluh tahun ?" Tanya Toan Ceng lagi. "Juga lebih.....lebih dari ernpat puluh tahun!" Sahut Lu Liang Cwan. Toan Ceng jadi tidak mempercayai, ia memandang ragu pada Lu Liang Cwan, kemudian melirik pada wanita itu lagi, pada Kim Lian. "Tidak mungkin orang itu berusia lebih dari tiga puluh tahun.....!" Katanya seperti menggumam. "Engkau tidak percaya ? Tahukah engkau berapa usia sesungguhnya ?" Toan Ceng menggeleng. "Hampir delapan puluh tahun.......!" Sela Oey Yok Su yang ikut bicara. Mendengar itu Toan Ceng jadi heran. "Hampir delapan puluh tahun?" Tanya nya tidak percaya. "Ya! hampir delapan puluh tahun.......ia memang seorang nenek-nenek tua.....!'' Toan Ceng tersenyum sambil menggeleng2-kan kepalanya beberapa kali. "Tidak mungkin......, tidak mungkin.......!" Katanya beberapa kali. "Mengapa tidak mungkin.......?" Tanya Lu Liang Cwan kemudian sambil tertawa. "Wanita itu cantik selain kulit mukanya belum ada keriput.... atau memang ia memakai kedok ?'' Melihat Toan Ceng ragu-ragu seperti itu dan tidak mempercayai keterangannya, Lu Liang Cwan tersenyum lagi. la melirik kepada Bong Kim Lian, dilihatnya wanita itu tengah mengawasinya dengan mata mendelik. Lu Liang Cwan tertawa lagi. "Biar tua-tua dia juga galak sekali" Kata Lu Liang Cwan. "Kau tidak percaya usianya telah mencapai delapan puluh tahun?" Toan Ceng mengangguk. "Tidak mungkin, ia, masih begitu muda dan cantik, potongan tubuhnya saja masih padat dan berisi," Kata Toan Hongya. "Kau mungkin beranggapan aku berguyon, tetapi engkau sendiri telah dengar bahwa itu dikatakan oleh saudara Oey ini, ia yang hampir menjadi korban wanita cabul itu... saudara Oey ini yang mengetahui dengan pasti... usia wanita itu rnemang hampir delapan puluh tahun!" "Bagairnana itu bisa terjadi, berusia hampir delapan puluh tahun, tetapi memiliki wajah yang begitu cantik dan tubuh yang begitu padat berisi?" Tanya Toan Ceng sambil mengawasi Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su bergantian dengan tatapan mata tidak percaya. Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Justru ia melatih semacam ilmu...!" "Melatih semacam ilmu untuk awet muda?" Tanya Toan Ceng. Lu Liang Cwan mengangguk. "Ya, ia melatih semacam ilmu....... ilmu untuk awet muda, yaitu ilmu Im Yang Hun......!" Menjelaskan tokoh sakti she Lu itu. "Kepandaian silatnya juga tinggi sekali, hampir berimbang dengan kepandaianku, tetapi yang celaka lagi, nenek tua itu yang berparas cantik, memiliki akal yang licik dan selalu melakukan kelicikan2 dan kecurangan dengan tipu muslihatnya..... aku sendiri nyaris menjadi korban kecabulannya...... !" Menjelaskan Oey Yok Su. Toan Ceng benar2 tidak bisa mempercayai keterangan yang diberikan oleh Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan. Bagaimana ia bisa mempercayainya, sedangkan wanita itu cantik sekali dan masih muda, paling tidak usianya belum sampai dua puluh lima tahun.........! Namun walaupun begitu, Toan Ceng tidak bisa tidak mempercayai keterangan Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su, karena kedua orang itu tampaknya ber-sungguh2. "Lalu... semacam ilmu apakah Im Yang Hun itu?" Tanya Toan Ceng kemudian. "Ilmu itu jahat dan sesat, ia membutuhkan banyak sekali sari keperjakaan pemuda, untuk membikin dirinya awet muda...!" "Hemm......., jika demikian wanita itu seorang wanita yang jahat.. .!" "Tetapi wanita yang cabul itu selalu mencari korbannya tidak sembarangan!" Kata Lu Liang Cwan lagi. "Apa maksud Locianpwe ?" Tanya Toan Ceng, yang tertarik ingin mengetahui. "Korban2 yang dikehendakinya bukan manusia biasa, tetapi justru seorang pemuda perjaka yang telah memiliki sinkang. Semakin tinggi sinkang yang dimilikinya, maka sari keperjakaan yang diperolehnya itu akan membuat ia bertambah muda saja...... dengan awet muda begitu, ia selalu mempergunakan sari keperjakaan pemuda2 yang telah menjadi korbannya. Justru ia sangat setuju sekali adik she Oey ini, untuk dijadikan korban. Bukankah saudara Oey ini memiliki sinkang yang cukup tinggi. Maka nilai saudara Oey ini sepuluh kali lipat dari pemuda biasa.........! Itulah sebabnya, mati2an wanita cabul itu telah menguntit kami, ia terus juga mengikuti kami .... !" Toan Ceng menghela napas. "Aku tidak menyangka ada wanita cabul seperti dia ...... sungguh ..... !" Kata Toan Ceng kemudian sambil memperlihatkan wajah muram. "Ya, justru itu, aku sendiri tidak menyukainya .. .!" Kata Oey Yok Su? "Hanya untuk membunuhnya, sulit juga, sebab ia memiliki kepandaian yang tinggi. Selama hidupnya yang delapan puluh tahun itu ia telah melatih diri cukup lama ...... maka dari itu tidak mengherankan kepandaiannya juga sangat tinggi....l" Lu Liang Cwan mengangguk. "Benar apa yang dikatakan oleh saudara Oey itu. Yang penting kita harus dapat menjaga diri dari gangguannya ... dan juga jika memang wanita itu terlalu ganas, terpaksa kita harus berusaha merubuhkannya, se-tidak2nya memunahkan kepandaian yang telah dimilikinya ........ " ---o^dw.kz~0~tah^o--- WAKTU itu Kim Lian telah batuk2 beberapa kali, malah kemudian terdengar dia menggumam perlahan. "Hemmm......, anak muda yang baik. Hanya sayangnya bercampur gaul dengan tua bangka itu seperti monyet itu ........!" Dan setelah menggumam begitu, wanita tersebut mulai bersantap lagi. Sedangkan Lu Liang Cwan jadi mendongkol bukan main mendengar perkataan Kim Lian. Orang tua ini tahu yang dimaksudkan Kim Lian dengan sebutan tua bangka seperti monyet itu adalah dirinya sendiri. Muka Lu Liang Cwan jadi berobah merah karena gusar. Tetapi Oey Yok Su telah berbisik padanya. "Kita lihat saja apa yang hendak dilakukannya .... !" Lu Liang Cwan mengangguk, Toan Ceng tersenyum juga, lucu juga urusan yang dihadapinya ini. Wanita itu menurut ketcrangan kedua sahabat barunya ini adalah seorang wanita cabul yang memillki sifat sesat. "Baiklah, sekarang kita lebih baik tak membicarakan urusan wanita cabul itu. ..kita bicarakan soal-soal lainnya saja.......!" Lu Liang Cwan setuju. Mereka segera ber-cakap2 dengan asyik, Malah Toan Ceng sebagai raja dari kerajaan Tailie ihi mengetahui jelas keadaan didaerah tersebut, itulah sebabnya ia bisa bercerita banyak mengenai keadaan kerajaan Tailie ini, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi senang mendengarkannya, karena mereka memang rnerasa asing dikerajaan ini, kerajaan di Selatan. Bahkan Oey Yok Su telah menanyakan, apakah di Tailie ini terdapat jago2 yang memiliki kepandaian yang tinggi. Toan Hongya menjelaskan bahwa jago2 yang memiliki kepandaian tinggi dimana saja tentu terdapat, hanya sampai berapa tinggi mereka itu, masing2 tidak bisa ditentukan. Dan menurut Toan Hongya, di Tailie memang terdapat cukup banyak jago2 silat, namun mereka umumnya memiliki ilmu silat yang aneh sekali, berbeda dengan ke pandaian silat dari jago2 didaratan Tionggoan. Waktu itu rupanya Bong Kim Lian telah selesai makan, ia segera meninggalkan mejanya untuk menuju kekamarnya Waktu lewat didekat meja Oey Yok Su, wanita cantik ini melirik Oey Yok Su sambil melontarkan senyumnya. Dan juga kemudian melirik kepada Toan Ceng, malah Bong Kim Lian telah menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis. Toan Ceng mengawasi dengan sorot mata tidak menyukai wanita itu, karena ia telah mendengar keburukan wanita tersebut dari Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan. Setelah wanita itu lenyap dalam kamarnya, Toan Ceng berkata . "Baiklah, aku pamitan dulu, besok aku akan mengunjungi kalian lagi untuk ber-cakap2 ...!" Dan Toan Ceng telah berdiri dari duduknya memberi hormat kepada kedua sahabatnya tersebut. Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan berdua masih meneruskan makan minum mereka, sampai akhirnya merekapun kembali kedalam kamar mereka. Tetapi didalam kamar Lu Liang Cwan betkata dengan suara yang perlahan . "Tampaknya wanita cabul itu masih berat hendak melepaskanmu.... ia masih terus membuntuti kita maka kau harus hati-hati........!" Oey Yok Su mengangguk. Dia merinding bulu tengkuknya ketika teringat beberapa saat yang lalu nyaris ia menjadi korban dari kecabulan wanita itu. Disaat itu, Lu Liang Cwan telah tertawa. "Aku sendiri sebagai situa bangka seperti monyet, yang disebut oleh wanita cabul itu, ia sama sekali tidak tertarik padaku maka dari itu, aku boleh tenang2 untuk tidur, karena jelas ia sama sekali tidak berselera padaku !" Mendengar gurau Lu Liang Cwan, Oey Yak Su tertawa masam. la tahu dirinya yang disindir. Sedangkan Lu Liang Cwan telah melanjutkan perkataannya lagi. "Dan hanya engkau yang harus berhati-hati dan tidak boleh tidur terlalu lelap........karena sekali saja engkau lengah dan terjatuh ditangan wanita cabul itu, sulit engkau meloloskan diri lagi. Peristiwa yang lalu telah menjadi pengalaman wanita cabul itu. jelas ia akan mempergunakan tipu muslihat yang lebih masak dan terperinci serta teratur baik, maka dari itu, engkau jangan sekali2 terjatuh ditangannya, aku tentu tidak bisa menolongi engkau lagi ....... !" Setelah berkata begitu, Lu Liang Cwan tertawa sambil merebahkan tubuhnya dipembaringan. Oey Yok Su sendiri jadi merasa tidak enak. la tahu, dengan munculnya Bong Kim Lian di Tailie ini juga, hanyalah untuk membuntuti dirinya, hal itu membuat bulu tengkuk Oey Yok Su jadi merinding. Hati pemuda itu jadi tenang, karena Oey Yok Su menyadarinya bahwa ia harus berlaku hati2. Keesokan harinya, kembali Toan Ceng telah mengunjungi mereka. Begitulah hubungan mereka bertiga telah terjalin dengan baik. Sedangkan selama itu Bong Kim Lian tidak melakukan sesuatu. la seperti membayangi Oey Yok Su saja. Diperlakukan seperti itu, justru Oey Yok Su jadi tambah tidak tenang. Bong Kim Lian tidak melakukan suatu tindakan apapun juga, maka merekapun tidak memiliki alasan untuk ribut dengan wanita cabul itu. Tetapi dengan dibuntuti terus oleh wanita cabul seperti itu telah membuat Oey Yok Su selalu dikejar, perasaan ngeri dan takut, tidak jarang ia jadi merinding sendirinya. Memang Oey Yok Su memiliki kepandaian yang tinggi, tetapi wanita itu juga memiliki kepandaian yang pasti tidak rendah, terutama sekali justru wanita cabul itu tidak segan2 untuk mempergunakan tipu daya yang sesat dan jahat. Maka kewaspadaan memang diperlukan sekali, karena Oey Yok Su tidak mau kalau sampai dirinya jatuh ditangan wanita cabul itu. Sedangkan, Toan Cang yang tidak mengetahui urusan itu keseluruhannya, hanya menertawakan sikap Oey Yok Su yang terlalu teliti dan berwaspada terthadap wanita itu. "Jika memang saudara Oey tidak menyukainya dan tidak melayani sikapnya itu, tentu wanita cabul itu tidak bisa memaksamu.......!" Kata Toan Ceng. "Memang seharusnya begitu, tetapi saudara Toan tidak mengetahui bahwa wanita Cabul itu memiliki kepandaian yang tinggi, tampaknya ia juga tidak akan puas jika keinginannya belum lagi tercapai........., maka selama ia masih membuntuti aku, jelas hal itu akan membuat aku tidak tenang.......! " Toan Ceng mengajak kedua sahabatnya ini ber-cakap2 perihal lainnya. Dan yang menjadi perhatian Toan Ceng justru adalah cerita Lu Liang Cwan mengenai perkembangan dunia persilatan didaerah Tionggoan, menceritakan perihal2 tokoh2 rimba persilatan didaerah Tionggoan yang memang banyak jumlahnya. Sedangkan Toan Ceng sendiri telah menceritakan keadaan dan kehidupan para jago2 silat di Tailie, hanya sekedar untuk dijadikan pertimbangan dan perbandingan. Namun setelah banyak juga mendengar cerita Lu Liang Cwan, maka Toan Ceng segera memperoleh kenyataan banyak sekali urusan di dalam rimba persilatan yang tidak diketahuinya. Malah dengan mendengar perihal kehidupan tokoh2 sakti didaratan Tionggoan, membuat Toan Ceng menyadari bahwa didaratan Tionggoan memang terdapat banyak sekali orang ber ilmu. Terutama Toan Ceng melihat Lu Liang Cwan sendiri memiliki kepandaian yang tinggi. Dan Oey Yok Su walaupun berusia masih muda, tokh ia telah memiliki kepandaian yang tinggi juga. Begitulah, mereka selalu, ber-cakap2 mengenai keadaan dipersilatan, karena memang sejak kecil Toan Hongya ini senang sekali pada urusan silat dan tertarik setiap kali mendengar cerita perihal jago2 rimba persilatan. Lu Liang Cwan selama beberapa hari telah memperhatikan keadaan Toan Ceng. la melihat usia Toan Ceng masih muda, tokh kepandaiannya telah tinggi sekali. Maka jika memang Toan Ceng memperoleh bimbingan yang lebih jauh, tentu ia akan memiliki kepandaian yang lebih hebat lagi. Disamping itu. yang menarik perhatian Lu Liang Cwan adalah sikap Toan Ceng yang tampaknya ramah, namun disinar matanya terlihat sikapnya yang agung, setidaknya Toan Ceng bukan pemuda biasa. Empat hari Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan berdiam di Tailie, dan Toan Ceng telah menjanjikan mereka, di-hari2 berikutnya ia akan mengajak Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan untuk mengelilingi Tailie, guna mengenal daerah Tailie lebih dalam. ---o^dw.kz~0~tah^o--- BAGIAN 30 . TOAN HONGYA LENYAP DARI ISTANA MALAM itu rembulan tergantung tingg'i diatas langit, dan sinarnya yang guram menerangi genting2 bangunan dalam isiana Toan Hongya. Waktu itu Toan Hongya belum naik keperaduannya. la tengah memikirkan keterangan Lu Liang Cwan mengenai tokoh2 sakti dalam rimba persilatan. Sering Toan Hongya membayangkan betapa senangnya jika ia bisa datang kedaratan Tionggoan, untuk berkenalan deagan tokoh2 sakti itu, guna meminta petunjuk dari mereka. Dan untuk mengisi kesepiannya, Toan Hongya telah menuju ketaman istana, untuk melatih diri, melatih ilmu silat pukulan tangan kosong yang pernah diterimanya dari Hek Wan gurunya. Toan Hongya begitu asyik melatih ilmu pukulannya itu, tanpa disadarinya ada sepasang mata yang berkilat tajam tengah mengawasinya. Dan sinar mata itu agak luar biasa karena memancarkan kegairahan........ Toan Ceng masih terus berlatih dan setelah selesai menjalan jurus terakhir dari ilmu pukulannya, raja ini kembali kekamarnya. Ia membasuh tubuhnya dan naik keperaduannya. Dua orang pelayan wanita yang melayaninya diperintahkan keluar, karena Toan Hongya ingin beristirahat. Diluar tahu Toan Hongya justru sepasang mata tengah mengintai diluar kamarnya. Lewat jendela kamar Toan Hongya, sepasang mata mengawasi dengan sinar bergairah sekali. Sesosok tubuh telah berada disisi jendela. Dilihat dari pakaiannya ia seorang wanita. Dan waktu rembulan bersinar karena awan yang menutupinya itu bergeser, maka terlihat wanita tersebut memiliki paras yang cantik. la, tidak lain dari Bong Kim Lian. Setelah mengawasi sejenak larnanya, Bong Kim Lian melihat Toan Hongya mulai lelap dalam tidurnya. Per-lahan2 dan hati2 Bong Kim Lian merogoh sakunya mengeluarkan sesuatu. Lalu ia juga menyalakan bibit api, dibakarnya benda itu. Asap segera bergulung cukup tebal, dengan menggunakan tenaga lwekangnya Bong Kim Lian meniup asap itu, sehingga asap itu bergulung masuk kedalam kamar lewat jendela. Lama juga Bong Kim Lian melakukan perbuatannya itu, sampai akhirnya ia merasa telah cukup, dan melihat Toan Hongya juga tidak ber-gerak2. Ia telah berhenti meniup asap yang keluar dari sebatang kayu ditangannya. Lalu ia memadamkan api dikayu tersebut dan memasukkan kembali potongan kayu kecil itu kedalam sakunya. Dengan hati2 dan per-lahan2 Bang Kim Lian mencongkel daun jendela. la membuka daun jendela. Sebutir batu telah dilemparkan nya, sehingga batu itu mengenai tepi pembaringan Toan Hongya. Tetapi kaisar itu tidak terbangun, masih terus tertidur nyenyak. Bong Kim Lian tersenyum, rupanya asap pulasnya bekerja dan membuat Toan Hongya tertidur lelap sekali. Dengan gesit Bong Kim Lian telah melompat masuk kedalam kamar. Gerakannya itu ringan sekali, tidak menimbulkan suara. Cepat bukan main Bong Kim Lian menghampiri pembaringan, ia bekerja sangat cepat, dan tubuh Toan Hongya telah diangkatnya, ditotoknya beberapa jalan darah raja itu, lalu menggotongnya keluar dengan melompati jendela. Dalam waktu sekejap mata saja Bong Kim Lian telah lenyap dikegelapan malam, tanpa kesulitan apapun ia telah meninggalkan istana Toan Hongya, dengan mengandalkan ginkangnya yang tinggi, ia tidak sampai berpapasan dengan pengawal istana. ---o^dw.kz~0~tah^o--- PAGI2 sekali istana telah digemparkan dengan lenyapnya Toan Hongya. Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying Ilmu Golok Keramat Karya Chin Yung Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong