Pertikaian Tokoh Persilatan 14
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung Bagian 14
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya dari Chin Yung Berarti jika terjadi begitu, Bong Kim Lian akan menemui kesulitan lagi. Dengan sengit Bong. Kim Lian berulang ka li melancarkan serangan kepada Lauw Cie Lian, tetapi sejauh itu Bong Kim Lian tidak berhasil mencapai sasarannya, Lauw Cie Lian selalu mengelakkan diri dengan gesit. Tentu saja hal ini membuat Bong Kim Lian kian penasaran. Beberapa kali ia telah mendesak dengan serangan2 berikutnya. Namun Cie Lian benar2 memiliki kepandaian yang tinggi sekali, dimana ia seperti tidak pandang sebelah mata terhadap serangan2 Bong Kim Lian. Ketika suatu kali Bong Kim Lian tengah melancarkan serangan dengan gerakan tubuh seperti seekor capung dan kedua tangannya telah dipergunakan untuk menyerang dengan kuat sekali, Lauw Cie Lian telah mengeluarkan suara tertawa dingin, tahu2 tangan Lauw Cie Lian berhasil mencengkeram tangan kanan Kim Lian, dibarengi dengan suara bentakan yang keras, ia telah menghentaknya. Seketika itu juga tubuh Bong Kim Li an terapung, tetapi ia memiliki ginkang yang tinggi tubuhnya tidak sampai terbanting, ditengah udara ia telah berpoksay, berjumpalitan seperti itu, Kim Lian juga tidak tinggal diam, tangan kanannya telah bergerak, ia telah melepaskan sepuluh batang jarum yang mengandung racun. Lauw Cie Lan melihat menyambarnya titik titik hitam kearah dirinya, sehingga menimbulkan angin serangan yang menderu, walaupun jarum2 itu kecil ukurannya. Lauw Cie Lan tidak terkejut mengbadapi serangan ini, ia tertawa dingin. Tubuhnya cepat berkelit. Sambil memiringkan tubuhnya sedikit, pergelangan tangan bajunya telah dikebutnya maka kesepuluh batang jarum yang dilepaskan Bong Kim Lian jadi mental dan berbalik menyambar kepada majikannya sendiri .........!" "Celaka ... !" Seru Kim Lian, karena saat itu tubuhnya tengah berada diudara dan berjumpalitan, maka dengan berbaliknya jarum jarum itu menyambar dirinya, memaksa ia harus melompat turun dengan memberatkan tubuhnya dengan cara demikian ia bisa menghindar dari samberan jarumnya sendiri. Lauw Cie Lan tertawa mengejek, sambil katanya . "Hemmm...., ilmu kodok seperti itu hendak dipertontonkan padaku.........! Nah, sekarang giliranmu yang menerima seranganku.........!" Sambil berkata begitu, Lauw Cie Lan telah merogoh sakunya, ia mengeluarkan semacam bubuk, dan kemudian sebagian dibantingkan di atas tanah. Seketika mengepul asap dan api yang cukup tinggi. Setiap kali Lauw Cie Lan membanting lagi bubuk putih itu, api semakin besar. Semula Kim Lian jadi heran dan menduga duga entah apa yang hendak dilakukan oleh Lauw Cie Lan. Namun Kim Lian jadi tertegun kaget waktu melihat api itu telah berkobar cukup tinggi, justru Lauw Cie Lan melompat terjun masuk kedalam kobaran api itu! Itulah pemandangan yang tidak pernah di saksikan oleh Kim Lian, walaupun didalam mimpinya, ia sampai mengeluarkan suara seruan tertahan karena kagetnya. Yang membuat ia jadi takjub justru pakaian Lauw Cie Lan sedikitpun tidak terbakar oleh kobaran itu. Lauw Cie Lan telah tertawa dingin, katanya. "Mari..., kemari.......! mari aku akan perlihatkan kepadamu, bagaimana ber-main2 dengan api .......!" Muka Lauw Cie Lan waktu itu tampak memerah oleh cahaya api, dan sikapnya gagah sekali. Hanya mengherankan Kim Lian sekujur tubuh Lauw Cie Lan tidak termakan oleh kobaran api. Waktu itu Lauw Cie Lan telah mengejek lagi . "Mengapa engkau bengong disitu ? Mari kemari !" Kim Lian juga jadi penasaran sekali, ia mengeluarkan suara seruan dibarengi dengan tubuhnya melompat kedekat kobaran api. Namun Kim Lian jadi kaget. Udara disekitar tempat itu panas sekali, terlebih lagi didekat kobaran api itu. Jadi api yang berkorbar itu bukan api main2an dan sungguh api yang bisa membakar musnah sesuatu. Namun mengapa justru Lauw Cie Lan tidak terbakar oleh api itu ? Pikiran seperti itu telah membuat Kim Lian jadi ragu2 dan cepat2 melompat mundur lagi, sebab ia tidak tahan melawan hawa panas tersebut. Anehnya lagi justru setiap kali Lauw Cie Lan melangkah, kobaran api itu berpindah tempat mengikuti kearah mana Cie Lan berpindah tempat. Waktu itu Lauw Cie Lan memonyongkan mulutnya ia telah menghirup lidah2 api itu. Seketika itu pula api tersebut menyambar kearah Kim Lian. Serangan hawa panas tersebut membuat Kim Lian harus cepat2 mengelakkan diri. Tetapi Lauw Cie Lan tidak berhenti hanya sampai disitu dengan ringan sekali ia melompat kian kemari dan gumpalan api itu terus ikut seperti menempel pada kedua kakinya. Kim Lian jadi sibuk sekali mengelakkan diri dari sambaran api yang me-nyambar2 itu karena ia tidak berdaya mengadakan serangan balasan kepada Lauw Cie Lan yang berada dalam kobaran api itu sedangkan berada didekat kobaran api itu seperti tubuhnya terpanggang oleh kobaran api tersebut. Maka Kim Lian benar2 seperti terdesak hebat sekali oleh menyambarnya lidah2 api tersebut membuat ia jadi sibuk melompat kesana kemari. Tiba2 Lauw Cie Lan telah menggerakkan telapak tangannya berbareng juga mempergunakan mulutnya yang kerap kali meniup lidah api itu menyambar kepada Kim Lian. Akhirnya Kim Lian jadi berpikir. "Nenek tua ini tampaknya memiliki kepandaian yang luar biasa, tidak bisa aku menghadapi terus, karena jika aku memaksakan diri untuk melawan sambaran angin serangannya yang mengandung api, bisa2 aku yang celaka....... lebih baik aku menghindarkan diri dari dia......... !" Tetapi berpikir sampi disitu, justru Kim Lian teringat Toan Hongya. Kebetulan sekali memang waktu itu Toan Hongya telah menjerit lagi dengan keras, suara jeritan itu bisa didengarnya. Maka Kim Lian jadi ragu2 lagi. Apakah calon korbannya yang semula hampir bisa dikuasainya itu harus ditinggalkan begitu saja ? Karena keraguan seperti itu telah membuat Kim Lian jadi mengeluarkan suara yang nyaring, dan dia telah melancarkan serangan yang cepat dan kuat sekali kepada Lauw Cie Lian. Gerakan yang dilakukan oleh Kim Lian merupakan serangan yang beruntun dan juga agak nekad, sehingga untuk sejenak lamanya Sian Ho Lauw Cie Lan tidak bisa mendesaknya. Begitulah, mereka telah bertempur dengan mempergunakan cara yang agak aneh itu. Disaat itu tampak Lauw Cie Lan telah berusaha untuk mendesak Kim Lian lagi. Namun usaha Lauw Cie Lan tidak segera tercapai, Kim Lian memberikan perlawanan yang gigih. Kim Lian memang bertekad untuk mempertahankan diri agar ia tetap bisa menguasai calon korbannya jika lawannya ini telah berhasil diusirnya. Namun serangan2 selanjutnya dari Lauw Cie Lan membuat Kim Lian jadi kelabakan juga karena lidah api telah me-nyambar2 dengan cepat sekali kearah dirinya begitu panas memanggang. Kim Lian jadi mengeluh. "Tidak bisa aku melayani terus ...........!" Pikir nya kemudian. Dan akhirnya Kim Lian tidak bisa mempertahankan diri terus menerus dari samberan kobaran api yang begitu panas. Jika memang dia berkeras kepala dan memberikan perlawanan terus niscaya akan membuat dirinya bercelaka saya. Disaat itu Lauw Cie Lan telah melancarkan serangan yang gencar dan ber-tubi2 kepada lawannya dan akhirnya benar2 membuat Kim Lian tidak berdaya. "Engkau wanita tua yang tidak tahu diuntung, kelak aku akan mencarimu untuk mengadakan perhitungan..........!" Teriak Kim Lian dengan suara yang bengis, karena dia gusar bukan main dan sambil membentak begitu, ia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya cepat sekali melompat menjauhi Lauw Cie Lian. Lauw Cie Lian tidak mengejarnya ketika Bong Kim Lian menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melompat menjauhi diri dari musuhnya. Dalam sekejap mata saja Bong Kim Lian telah molompati dinding dan lenyap diluar. Lauw Cie Lian telah membuang bubuk hitam, maka api segera padam kembali. ---o^dw'kz~0~Tah^o--- "HMMM......, PEREMPUAN CANTIK itu tampaknya bukan wanita baik2..... kepandaianya juga tidak rendah, memang ia bisa menandingi kepandaiannya, kalau saja kami bertempur dengan cara biasa untung saja aku mempergunakan api mustikaku ini, sehingga ia kewalahan..........!'' Cepat-cepat Lauw Cie Lan masuk keruangan dalam kuil itu. la melihat dilantal tiga orang pendeta yang tengah rebah tertidur nyenyak. Setelah di periksanya ternyata ketiga orang pendeta itu merupakan korban totokan. Setelah diteliti sejenak Iamanya, Lauw Cie Lan membuka totokan pendeta itu, ia menguruti tubuh pendeta tersebut. Selang beberapa lama, ketiga orang hwesio itu telah berhasil disadarkannya. Saat itu ketiga orang hweshio tersebut memandang heran pada Lauw Cie Lan. "Apa yang telah, terjadi ?" Tanyanya dengan bingung. "Kalian telah ditotok !" Menjelaskan Lauw Cie Lan. "Kalian bertiga tidak sadarkan diri dan tertidur lelap sekali.......!" Salah seorang diantara ketiga hweshio itu talah berkata . "Kalau tidak salah kami telah menerima kedatangan seorang tamu......dia seorang wanita cantik yang membawa seorang pemuda yang tengah pingsan.........!" "Perempuan cantik itu seorang wanita yang tidak baik, dialah yang telah menotok diri kaIian.......sekarang coba kalian tunjuki kepadaku, dimana pemuda yang dibawanya dalam keadaan pingsan itu ?" Hweshio yang seorang itu cepat-cepat membawa Lauw Cie Lan kesebuah kamar. Ketika mereka membuka pintu dan melihat apa yang terdapat didalam kamar itu, mereka jadi tertegun. Begitu juga Lauw Cie Lan telah cepat-cepat memalingkan mukanya kearah lain sambil mundur menjauhi diri dari kamar itu. Apa yang mereka lihat ? Ternyata didalam kamar itu Toan Hongya tengah ber- jingkrak2 sambil mengeluarkan sua ra teriakan-teriakan. Yang membuat Lauw Cie Lan cepat2 mundur tidak mau melihatnya, karena seluruh pakaian Toan Hongya telah dilepas dan dia dalam keadaan polos......... ! Lauw Cie Lan telah menghela napas. "Ternyata wanita itu memang bukan wanita baik2, ia tentu telah memberikan semacam obat beracun kepada pemuda ini," Kata Lauw Cie Lan pada salah seorang hweshio yang menghampirinya. Sedangkan muka hweshio itu berubah hebat. la telah mengenali siapa pemuda itu. Itulah raja mereka, karena dengan tubuh bersisik seperti Toan Hongya siapakah rakyatnya yang tidak mengenalinya bahwa ia adalah raja dari kerajaan Tailie ini. Dengan muka muram, hweshio itu telah mengangguk sambil memberitahukan pada Lauw Cie Lan siapa adanya pemuda itu. "Hemmm......., sungguh jahat wanita itu, tentu ia hendak melakukan suatu perbuatan mesum di kuil ini dengan menguasai raja kalian itu, untung saja aku mengerti sedikit ilmu ketabiban, dan ini adalah obat penawar racun itu........ nah, kalian berikan pada rajamu itu, agar racun yang mempengaruhi dirinya itu lenyap.......!" Pendeta itu menuruti perintah Lauw Cie Lian, ia membawa obat itu masuk kedalam kamar. Tetapi ketika ia mendekati Toan Hangya, di......... saat itu Toan Hongya tengah melompat sambil mengibaskan tangannya, tidak ampun lagi bahu pendeta itu kena terhajar, sehingga ia berguling-guling diatas tanah. Rupanya obat pelemas yang semula menguasai Toan Hongya telah lanyap, dan yang masih menguasainya kini adalah obat perangsang. Itulah sebabnya kibasan tangan Toan Hongya sangat kuat. Pendeta itu tidak berarni mendekati lagi, ia hanya melemparkan obat bungkusan itu kedekat kaki Toan Hongya sambil katanya dalam keadaan berlutut. "Hongya itu adalah 'obat' penawar dari racun yang kini tengah mempengaruhi Hongya, silahkah Hongya memakannya.......!" Walaupun Toan Hongya tengah dikuasai oleh racun sesat, namun pikiran jernihnya masih ada. Jika ia me-lompat2 dan ber-jingkrak2 seperti itu adalah disebabkan usahanya untuk dapat mengurangi tekanan nafsu birahinya yang dipengaruhi oleh racun tersebut. Sebetulnya ia tidak ingin mengebutkan lengan bajunya kearah sipendeta, namun tangan itu telah bergerak sendirinya diluar kekuasaannya. Dia menyesal sekali melihat pendeta itu ter guling- guling. Tetapi mendengar bahwa bungkusan obat yang dilemparkan pendeta itu adalah obat penawar dari racun yang tengah mempengaruhi dirinya. Toan Hongya mengulurkan tangannya, mengambil dan membawa kemulutnya yang segera memakannya. Dengan bantuan ludahnya ia telah menelan obat tersebut. Memang khasiat obat itu berhasil juga terlihat dengan segera karena seketika nafsu berahi Toan Hongya menurun dengan cepat. Setelah lewat lagi beberapa saat, lenyaplah pengaruh obat perangsang itu. Napas Toan Hongya memburu keras, tetapi walaupun sangat letih dia cepat-cepat menyambar pakaiannya dan mengenakannya kembali. Ketiga orang pendeta itu telah berlutut memberi hormat kepada raja mereka. Mereka juga minta diampuni karena tak bisa melindungi raja mereka. Hweshio2 itu telah menceritakan apa yang telah terjadi, dimana mereka bertiga telah ditotok tidak berdaya oleh Kim Lian. Toan Hongya tidak memarahi ketiga pendeta itu, ia malah berterima kasih sekali, sebab dirinya telah tertolong...... "Yang menolong Hongya mengusir wanita siluman cabul itu adalah Lauw Liehiap yang berada diluar...........!" Kata hweshio itu. Toan Hongya cepat2 keluar dan melihat seorang perempuan tua tengah mengawasi dirinya dengan tajam, Toan Hongya segera merangkapkan sepasang tangannya menjura mengucapkan terima kasihnya. Lauw Cie Lan telah tertawa. "Jangan berterima kasih kepadaku, karena hanya secara kebetulan saja aku bisa mengusir wanita cabul itu ..........?" Toan Hongya segera menceritakan apa yang telah dialaminya. Lauw Cie Lan jadi terkejut. "Ia melatih ilmu Im Yang Hun?" Tauyanya. "Pantas dia memiliki kepandaian yang begitu tinggi dan wajahnya juga awet muda. Aku semula heran juga, dalam usia semuda itu ia telah memiliki kepandaian yang tinggi, tidak tahunya ia telah berusia hampir delapan puluh tahun....!" Toan Hongya bergidik ketika teringat hampir saja ia menjadi korban wanita itu. Sedangkan Lauw Cie Lan setelah bercakap cakap sejenak lamanya, meminta diri. Toan Hongya mengundangnya untuk pergi ke Istananya, untuk dijamu disana, tetapi Lauw Cie Lan menolaknya, ia mengatakan iagin melanjutkan perjalanannya. Toan Hongya tidak bisa menahannya, maka setelah Lauw Cie Lan melanjutkan perjalanannya, Toan Hongya mengucapkan terima kasihnya pada ketiga pendeta itu. Ke tiga orang pendeta ini ingin mengantarkan Toan Hongya sampai keistananya, tetapi Toan Hongya mengatakan ia bisa kembali sendiri. Begitulah Toan Hongya telah meninggalkan kuil tersebut. Tetapi berjalan belum begitu jauh, hatinya jadi berdebar keras. Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo la melihat sesuatu. Rupanya seseorang membuntuti dirinya! Yang lebih mengejutkan lagi hati Toan Hongya, dia segera mengetahuinya yang mengikuti dirinya itu tidak lain dari Bong Kim Lian wanita cabul yang hampir dapat menguasainya, Toan Hongya jadi mendongkol sekali tetapi juga jeri. Karena dia tahu bahwa Bong Kim Lian memiliki banyak tipu muslihat. Toan Hongya mempercepat langkah kakinya namun baru empat langkah, telah didengarnya suara teriakan dari Bong Kim Lian. "Toan Hongya, tunggu dulu!" Hati Toan Hongya jadi terkesiap, tetapi ia menghentikan jalannya walaupun hatinya ingin sekali berlari secepatnya meninggalkan perempuan cabul itu. Malah mengingat bahwa dirinya hampir saja menjadi korban kecabulan wanita itu, ia jadi merinding. "Apa lagi yang kau hendaki?" Tegar Toan Hongya mendongkol waktu wanita cabul itu teah berdiri dihadapannya. Kim Lian telah tertawa manis sekali ia membawa sikap biasa saja. "Apakah Hongya benar2 akan meninggalkan aku begitu saja ? Bukankah Hongya telah berkata bahwa aku sangat cantik dan Hongya ingin mengambil aku menjadi permaisurimu ?" Tanya Kim Lian dengan sikap yang manja sekali. Muka Toan Hongya merah padam karena gusar. "Wanita cabul, engkau benar-benar tidak tahu mati, apakah engkau tidak takut kalau aku perintahkan pengawalku untuk menangkapmu dan menghukum mati ?" Gertak Toan Hongya. Tetapi justru Kim Lian telah tersenyum manja. "Sudah berapa kali aku katakan, aku senang menerima kematian ditangan Hongya......!'' katanya. Muka Toan Ceng jadi tambah merah. "Cepat engkau pergi sebelum aku marah.....!" Katanya. "Hemmm......... justru aku ingin melihat bagaimana jika Hongya tengah marah.......!" Melihat kebandelan wanita itu, Toan Hongya jadi tambah gusar. "Perempuan cabul, engkau sudah tidak ku hukum sesungguhnya telah lebih dari bagus tetapi engkau, mencari penyakit sendiri........! Baiklah, sekarang apa yang kau inginkan dariku ?" "Aku menginginkan Hongya menemaniku pergi pesiar......!" Sahut Kim Lian berani. Muka Toan Hongya jadi berobah marah, ia telah berkata keras. "Cepat engkau menyingkir dari hadapanku.........!" Bentakan itu d'isusul dengan sikap seperti jaga ingin melancarkan serangan. Tetapi Kim Lian berani sekali, ia tetap berdiri ditempatnya. "Aku tidak akan pergi ...... kemana Hongya pulang keistana........!" Habislah sudah kesabaran Toan Hongya, dengan bentakan marah tangan kanannya meluncur melancarkan serangan. Kim Lian memang liehay, kepandaiannyapun tinggi sekali..... dengan mudah Kim Lian selalu berkelit dari serangan Toan Hongya. Namun serangan yang dilancarkan Kim Lian semakin lama jadi semakin cepat. Ketiga orang pendeta dikuil yang pernah Toan Hongya dikurung, kebetulan telah menyaksikan pertempuran itu. Malah mereka melihat yang menganggu Toanu Hongya mereka itu adalah wanita cabul yang pernah membawa Toan Hongya kekuil mereka. Tanpa pikir panjang lagi, ketiga pendeta itu telah berlari, untuk menuju keistana guna memberikan laporan mengenai keadaan diri Toan Ceng. Cepat sekali ketiga pendeta itu telah sampai diistana, memberikan laporannya. Toan Liang dan Toan Bun maupun kerabat istana jadi terkejut. Mereka segera menyiapkan pasukan dan ikut ketiga hweshio itu ketempat peristiwa dimana Toan Hongya tengah diganggu wanita cabul Bong Kim Lian itu. Namun ketika mereka tiba ditempat tersebut, mereka tidak menjumpai siapapun juga, tidak terlihat Bong Kim Lian dan juga tidak terlihat Toan Hongya. Mereka semua jadi bingung. Ketiga orang pendeta itu berkeras bahwa memang tadi belum lama yang lalu Toan Hongya bertempur dengan Bong Kim Lian ditempat itu. Segera Toan Liang dan Toan Bun mengambil tindakan mengatur pasukannya mencari raja mereka disekitar tempat tersebut. Tetapi hampir satu harian mereka telah me rgubek- ubek mencari raja mereka disekitar tempat itu, tetapi saja mereka tidak berhasil menemui jejak Toan Hongya. Begita juga jejak dari Kim Lian tidak berhasil mereka temui. Sedangkan Toan Liang telah perintahkan pintu kota ditutup dan akan diadakan pemeriksaan diseluruh kota tersebut. Waktu orang2 istana mendengar perihal peristiwa yang telah menimpah diri raja mereka itu dan dimana Toan Hongya telah dikuasai oleh seorang wanita cabul, mereka jadi terkejut sekali. Yang membuat mereka berkuatir adalah keselamatan dari raja mereka itu. Namnn kereta tidak berhasil untub mencari jejak Kaisar mereka. Toan Liang dan Toan Bun terus juga mengadakan pencarian dengan ketat Toan Hongya dan Bong Kim Lian seperti lenyap tertelan bumi. Berita lenyap Toan Hongya memang telah didengar oleh Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan. Hal itu membuat Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi ikut bingung juga. Disamping itu mereka tidak melihat lagi Bong Kim Lian, maka mereka mau menduga bahwa yang menculik Toan Hongya pasti Bong Kim Lian. Segera Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su ikut mehyelidiki dan mencari raja Tailie yang telah lenyap itu. Namun sehari penuh mereka berkeliling kota tanpa memperoleh hasil. Ketika malam harinya mereka ingin kembali kerumah penginapan, justru mereka telah berpapasan bertemu dengan Lauw Cie Lan. Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su jadi girang. Yang membuat mereka lebih girang lagi justru Lauw Cie Lan telah menceritakan diri nya yang menolongi Toan Hongya, dan berhasil mengusir Bong Kim Lian, sehingga raja itu batal menjadi korban wanita cabul tersebut. Lu Liang Cwan memuji Lauw Cie Lan sebagai seorang pendekar yang baik hati, tetapi justru Lauw Cie Lan merasakan bahwa itu sindiran buat dia. Mereka bertengkar sejenak, namun akhirnya Oey Yok Su bisa menengahinya. Waktu Lu Liang Cwan mengundang Lauw Cie Lan untuk singgah dirumah penginapan mereka untuk dijamu, Lauw Cie Lan telah menolaknya. Wanita gagah itu telah melanjutkan perjalanannya lagi, berpisah dari Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su. Sedangkan Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telah kembali kerumah penginapan mereka. Malam itu mereka dapat tidur nyenyak, karena mereka telah tenang mendengar Toan Hongya berhasil dibebaskan Lauw Cie Lan dari tangan nya Bong Kim Lian dan tentunya Kaisar itu telah berada diistananya lagi dan besok mungkin akan mengunjungi mereka pula. Namun yang mengejutkan Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su ketika keesokan paginya mereka terbangun dari tidur, mereka mendengar cerita pelayan rumah penginapan mengenai Toan Hongya yang telah lenyap kembali. Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi berkuatir, karena menurut cerita ketiga pendeta yang diceritakan oleh pelayan itu Toan Hongya telah bertempur dengan Bong Kim Lian dan waktu pasukan istana sampai, mereka telah lenyap. Keadaan seperti ini membuat Lu Liang Cwan menduga bahwa Toan Hongya telah berhasil ditawan oleh Bong Kim Lian lagi. Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan cepat2 santapan pagi setelah itu mereka berdua keluar dari rumah penginapan untuk pergi melakukan penyelidikan dan mencari jejak Bong Kim Lian dan Toan Hongya. Namun sejauh itu, sampai menjelang sore hari mereka tidak berhasil menemui jejak Toan Hongya. Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su bertekad jika mereka berhasil mencari jejak Kim Lian, akan sekalian dibinasakannya, agar tidak menimbulkan bibit kerusuhan dikelak kemudian. ---o^dw'kz~0~Tah^o--- BAGIAN 33 . TOAN HONGYA TERCULIK LAGI TERNYATA Toan Hongya berhasil ditawan oleh Bong Kim Lian kembali. Waktu itu Toan Hongya tengah menyerang Bong Kim Lian. Serangan Toan Hongya selalu dengah gesit den lincah berhasil di-elakkan Bong Kim Lian. Lewat beberapa jurus, waktu Bong Kim Lian melihat ketiga pendeta dari kuil itu telah ber-lari2 pergi dari tempat tersebut, segera wanita cabul ini menduganya bahwa ketiga, orang pendeta itu tentu akan memberikan laporan kepada alat negara. Maka ia berpikir untuk segera menghabiskan saja pertempuran itu secepat mungkin. Sambil tertawa, Bong Kim Lian telah berkata . "Toan Hongya, rupanya engkau memang ingin tidur sekali lagi !" Dan tahu2 tangannya telah mengibaskan selembar sapu tangan, seketika itu juga Toan Hongya mencium bau harum sekali, yang menyambar keras hidungnya. Hati Toan Hougya terkesiap, ja tahu apa artinya kebutan sapu tangan yang menyiarkan bau harum itu. Cepat-cepat Toan Hongya menahan napasnya, agar tidak tersedot hawa wangi itu. Namun terlambat, Toan Hongya telah mencium bau harum itu. Tidak ampun lagi tubuhnya terhuyung-huyung rubuh. Bong Kim Lian juga tidak membuang buang waktu pula, ketika tubuh Toan Hongya tengah terhuyung- huyung, ia telah melompat maju dan menotok beberapa jalan darah Kaisar itu. Tidak ampun lagi Toan Hongya terkulai, dan ia tidak bisa berkutik. Walaupun Toan Hongya tidak pingsan atau tertidur, namun tenaganyah telah lenyap dan tidak bisa menggerakkan sepasang tangan dan kakinya, dimana tenaganya lenyap akibat totokan yang dilakukan Bong Kim Lian. Hati Toan Hongya jadi mencelos. Kaisar Tailie iai menyadari bahaya yang mengancam dirinya dengan kembali jatuh ditangan perempuan cabul seperti Kim Lian. Sedangkan Bong Kim Lian telah bekerja cepat sekali begitu Toan Hongya rubuh segera ia memanggul meninggalkan tempat tersebut. Kim Lian telah menggendong Toan Hongya keluar kota dan ia berlari terus dengan mempergunakan ginkangnya yang mahir. Setelah berlari lagi sekian lama, merasa telah cukup jauh meninggalkan kota, dilihatnya tidak jauh dari tempatnya berada terdapat sebuah rumah. Kim Lian segera mcnghampirinya. Diketuknya daun pintunya. Tidak ada sahutan, tampaknya rumah itu kosong. Kim Lian tidak melihat seorangS manusia pun juga didalam rumah itu. Kim Lian jadi girang, inilah kesempatan yang baik untuknya. Diletakkannya Toan Hongya dipembaringan kayu disebuah kamar di rumah itu. Kemudian Kim Lian telah menotok lagi beberapa jalan darah Toan Hongya, baru ia melepaskan totokan pada jalan darah gagu Toan Hongya. Toan Hongya menatap Kim Lian dengan sorot mata gusar, bentaknya. "Engkau wanita tidak tahu malu .......!" "Ya, terserah apa saja yang hendak engkau katakan, aku sangat menyukaimu dan hanya mengingini satu kali saja tidur denganmu. Itu telah lebih dari cukup dan selanjutnya aku tidak akan menggangggumu lagi......!" Toan Hongya berkata. "Sekarang engkau bebaskan aku, kelak apa saja yang kau minta pasti akan kuberi...... permata2, harta benda lainnya........!" Bong Kim Iian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Aku tidak menghendaki apapun, selain ingin tidur satu kali saja dengan engkau.....!" Kata Kim Lian dengan suara yang manja dan sikap yang genit. Tampaknya memang sudah tidak ada alasan lagi buat Toan Hongya untuk meloloskan diri dari Kim Lian. Saat itu Bong Kim Lian mendekati pembaringan dengan sikap yang sungguh2, akan segera memberikan lagi obat perangsang.......! Toan Hongya berkata-kata-untuk mengulur waktu, juga telah berpikir keras, ia teringat bahwa dirinya sekarang tengah dipengaruhi obat pelemas dan juga memang ia hanya dalam keadaan tertolok saja. Maka teringatlah ia akan suatu akal yang bisa dipergunakannya, mungkin akan memberikan hasil yang baik untuk dirinya. "Baiklah," Kata Toan Hongya kemudian sambil mengangguk. "Sekarang saja kita mulai ?" Kim Lian jadi memandang heran, ia sepeti tidak menpercayai bahwa Toan hongya akhirnya mau juga menuruti keinginannya. "Benar2 engkau mau menuruti keinginanku dengan cara baik2." Toan Hongya rnengangguk. "Telah kupikirkan juga, jika aku selalu menolak dan berkeras, tentu hanya akan membuat diriku yang celaka, akhirnya tetap terjatuh dalam tanganmu, dan yang lebih tidak menggembirakan jika aku jatuh ketanganmu hanya disebabkan oleh paksaan. Maka bukankah lebih baik jika kita melakukannya dalam keadaan sehat dan tidak ada paksaan? Bukankah kita bisa tidur jauh lebih mesra.?" Bong Kim Lian tersenyum "Soal mesra atau tidak itu bukan menjadi persoalan", pikir wanita ini. "Yang terpenting aku bisa tidur bersamamu dan memperoleh sari keperjakaan......." Toan Hongya telah mengangguk. "Bebaskan dulu aku dari totokanmu!" Kata Toan Hongya kemudian. Bang Kim Lian jadi ragu-ragu. "Apakah engkau bisa dipercaya? Kalau nanti aku bebaskan engkau dari totokanku, engkau akan berusaha melarikan diri........ !" Toan Ceng cepat2 menggelengkau kepalanya. "Tidak..., tidak......, percayalah padaku, aku tidak akan melarikan diri. ..!" Katanya meyakin kan. Bong Kim Lian masih ragu2 sejenak, tapi kemudian ia mengangguk. "Baiklah," Katanya. "Aku bebaskan engkau dari totokanku, tetapi ingat, jangan se kali2 engkau berusaha melarikan diri............!" Toan Ceng mengiakan Kim Lian membuka totokan Toan Ceng, kemudian katanya. "Sekarang kau telah bebas dari totokanku, engkau bisa bergerak dengan leluasa kembali" Toan Ceng melompat turun dari pembaringan itu kemudian menggeliat beberapa kali untuk melancarkan peredaran darahnya yang tadi telah membeku beberapa saat akibat totokan itu. Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Sudah siap?" Tanya Bong Kim Lian sambil menggeliat dengan sikap menggairahkan. Toan Ceng mengiyakan. "Sekarang melakukannya?" Tanya Kim Lian. "Boleh . .!" Sahut Toan Ceng, . Kim Lian peluk pemuda itu dari belakang. Toan Ceng merinding, tetapi dia menahan perasaan muaknya itu, karena ia ingin berusaha memberikan keyakinan kepada wanita ini sampai saat wanita tersebut lengah ia akan melarikan diri. Kim Lian melepaskan petukannya. Wanita ini menuju kedepan Toan Ceng, dia berdiri sambil meliuk-liukkan tubuhnya, tangannya membuka satu persatu pakaiannya sendiri, .......terlihat apa yang dimilikinya. Toan Ceng memandangi tubuh Kim Lian, tetapi bukan tertarik atau terangsang malah ia merasa sangat muak dan jijik sekali. "Mengapa belum mulai ?" Tanya Kim Lian. "Mengapa pula engkau belum melepaskan pakaianmu... ?" "Sabar," Kata Toan Ceng sambil berusaha untuk tersenyum. "Mengapa kita harus tergesa gesa, bukankah sekarang ini aku telah menuruti keinginanmu secara baik-baik?" Kim Lian mengangguk, dia menggelilat menjatuhkan tubuhnya dipembaringan. "Baiklah, tetapi aku tidak sabar, kemarilah pemuda tampan....!" Kata Kim Lian lirih. "Tubuhmu harum sekali kata Toan Ceng," ............ Senang hati Kim Lian. Sedangkan Toan Ceng mengambil pakaian wanita itu, dibawa kedekat hidungnya. "Hemmm......, engkau mempergunakan air wangi yang harum sekali.......!'' katanya. Kim Lian tambah senang, ia melihat pemuda itu telah jinak. "Cepatlah kemari pemuda tampan, aku sudah tidak sabar lagi...........!" Toan Ceng yakin tibalah saatnya yang baik untuk melarikan diri. Maka ia me-lipat2 pakaian Kim Lian, kemudian memasukkan ke dalam pakaiannya sendiri. Kim Lian melihat apa yang dilakukan oleh Toan Ceng. "Eh, mengapa pakaianku engkau simpan........ !" Tegurnya heran. Tetapi waktu itu -Toan Ceng telah tertawa . "Hemmm......., sudah kukatakan, aku tidak ingin menuruti keinginanmu sekarang ini, sampai jumpa dilain waktu ........ !" Dan Toan Ceng telah menjejakkan kakinya menerobos akan keluar dari dalam kamar itu. Hati Kim Lian jadi mencelos, sambil mengeluarkan suara bentakan tubuhnya telah melambung ketengah udara, kedua tangannya digerakkan untuk melancarkan serangan pada Toan hongya. Tetapi Toan Ceng tidak takut, dia malah menangkis dengan kekerasan. "Hemm.., engkau sekarang dalam keadaan tidak berpakaian, tidak mungkin engkau mengejarku," Pikir Toan Ceng. "Semua obat biusmu berada dalam pakaianmu, telah berhasil aku rampas ini, maka selanjutnya aku tidak perlu jeri menghadapimu........!" Maka dari itu Toan Ceng telah menangkis serangan. "Ha...ha...ha...ha... selamat tinggal....!" Kata Toan Ceng sambil memutar tubuhnya dan berlari secepatnya............ Kim Lian gusar bukan main, ia berusaha mengejarnya, tetapi ia teringat bahwa dirinya dalam keadaan bertelanjang bulat tidak berpakaian. Segera Kim Lian masuk kedalam rumah itu, untuk mencari pakaian yang bisa dipergunakan menutupi tubuhnya, ditemukan juga beberapa perangkat pakaian yang telah tua dan banyak tambalannya. Namun disebabkan tidak memiliki pakaian lagi, terpaksa Kim Lian mengenakan pakaian itu. Dan dia telah berlari keluar lagi untuk mengejar Toan Ceng .......... Kim Lian penasaran, ia mengejar terus sampai belasan lie. Namun tetap saja jejak Toan Ceng tidak berhasil ditemukannya. Kim Lian hanya menduga bahwa Toan Hongya itu jelas telah kembali keistananya, dan mempersiapkan penjagaan yang kuat. Maka kim Lian menyadarinya untuk mementara waktu tidak mungkin ia bisa mendatangi istana raja yang telah lolos dari tangannya itu !" Dengan jengkel Kim Lian telah membanting-banting kakinya sambil memaki-maki. Kegagalannya kali ini disebabkan kecerobohannya, dimana Toan Hongya justru berhasil mempergunakan kecerobohan Kim Lian untuk meloloskan diri. Sekarang untuk mengharapkan lagi bahwa ia akan dapat menculik Toan Hongya, sulit sekali. Karena selain Toan Hongya akan bersiap sedia setiap waktu, juga akan diadakan penjagaan yang ketat disekeliling istana nya. Waktu itu Toan Ceng telah melarikan diri cukup jauh. Raja ini berlari seperti terbang saja. Dalam waktu yang singkat telah belasan lie dilewatinya tetapi. Toan Hongya masih berlari dengan langkah2 lebar, mempergunakan ginkangnya dan mengerahkan seluruh tenaga yang ada padanya. Setelah berlari sekian lama dan yakin diri nya telah berhasil meninggalkan Kim Lian cukup jauh, barulah Toan Hongya berlari pelan untuk mengatur pernapasannya yang memburu keras. Setelah berlari sekian lamanya akhirnya Toan Hongya melihat didepannya terdapat rumah penduduk, terdiri beberapa buah rumah. Maka cepat2 Toan Hongya menghampiri sebuah rumah penduduk itu, dan ia mengetuk pintu rumah. Seorang lelaki tua telah membukai pintu, Toan Hongya segera memperkenalkan diri sebagai Kaisar Tailie dan lelaki tua itu memang mengenali rajanya, maka ia cepat2 mempersilahkan Toan Hongya masuk dengan sikap yang hormat sekali, Toan Hongya menjelaskan bahwa dirinya tengah dalam kesulitan dikejar oleh seorang wanita. Maka Toan Hongya berpesan jika nanti ada seorang wanita yang menanyakan perihal dirinya lelaki tua itu harus memberikan penjelasan bahwa Toan Hongya telah melarikan diri kembali keistananya. Tetapi sampai dua hari Toan Hongya menginap dirumah penduduk tersebut, tidak ada orang yang mencarinya dan Kim Lian juga tidak muncul. Dihari ketiganya barulah Toan Hongya pamitan dan dia kembali keistanya tanpa menemui kesulitan apa-apa. Seluruh penghuni istana jadi girang, melihat raja mereka telah kembali tanpa kurang suatu apapun juga. Toan Hongya menceritakan apa yang dialaminya itu pada Toan Liang dan Toan Bun. Maka segera dibentuk pasukan pengawal istana untuk mengawal istana dengan ketat, karena kuatir Kim Lian akan datang menyatroni istana pula. Toan Hongya telah memerintahkan agar seluruh pasukan istana mengadakan penjagaan yang ketat, sebab Toan Hongya kuatir kalau ia tengah tertidur nyenyak dan Kim Lian datang pula sambil mempergunakan obat biusnya untuk menculiknya. Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan yang gagal mencari Toan Hongya, jadi jengkel sekali. Tetapi justru dihari keempatnya, dipagi hari waktu mata hari pagi mulai memperlihatkan dirinya, mereka telah dikunjungi lagi oleh Toan Hongya. Tentu saja hal ini membuat Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi girang bukan main. Toan Hongya menceritakan apa yang telah dialaminya itu, dan dengan cara bagaimana akhir nya ia bisa-menipu Kim Lian dan meloloskan diri. Mendengar cerita itu, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi tertawa ber-gelak2. "Sudah kukatakan bahwa wanita itu wanita cabul... hemm.., sekarang terbukti perkataanku itu bukan?" "Tetapi jika dilihat dari keadaan wajahnya yang begitu cantik dan bentuk tubuhnya yang begitu mulus dan indah, apakah memang ia sebenarnya seorang nenek keriput yang sebetulnya berusia hampir delapan puluh tahun?" Tanya Toan Hongya kemudian dengan suara ragu2. Lu Liang Cwan tertawa lagi. "Aku tahu.......tentunya engkau tertarik melihat kecantikan dan keindahan bentuk potongan tubuh wanita cabul itu, kalau memang engkau tertarik, mengapa engkau harus melarikan diri ?" Digoda seperti itu, muka Toan Hongya berobah merah, ia malu sekali. Sekarang karena Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telah mengetahui siapa dirinya sebeharnya, yaitu seorang raja yang berkuasa penuh dinegeri Tailie ini, maka Toan Hongya telah mengundang kedua orang sahabatnya ini keistananya, untuk dijamu. Menurut Toan Hongya dengan melakukan percakapan didalam istananya adalah lebih aman, mereka tidak perlu kuatir lagi diganggu oleh Kim Lian wanita cabul itu...... ! Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan menyetujuinya dan menerima undangan yang diberikan Kaisar tersebut. Senang sekali mereka bisa menjalin persahabatan dengan Toan Hoagya seorang raja yang ramah dan baik hati itu. Malah yang menarik perhatian Oey Yok Su raja ini memang mengerti ilmu silat yang tidak lemah, maka mereka jadi tenggelam dalam percakapan yang membicarakan berbagai masalah ilmu silat. Didalam istana Toan Hongya, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telah diberikan sebuah kamar yang besar dan mewah, di mana Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan menerima perlakuan yang hormat sekali dari seluruh pegawai istana. Lu Liang Cwan sendiri yang senang sekali diperlakukan seperti itu, dapat makan dan minum arak yang enak dan bagus merupakan arak pilihan, membuat dia selalu tertawa senang. Oey Yok Su juga tertawa, tetapi bagi Oey Yok Su, yang terpenting adalah Toan Hongya mengerti ilmu silat kelas tinggi, mereka jadi bisa bertukar pandang dan pikiran membicarakan serta merundingkan ilmu silat, untuk menambah pengalaman... ! ---oo0oo--- BAGIAN 34 . RENCANA MEMBASMI PENGUASA IM YANG HUN SELAMA seminggu lebih Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telah berdiam diistana Toan Hongya, sampai akhirnya keduanya telah pamitan minta diri, karena Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su bermaksud untuk mengembara. Jika saja memang Toan Hongya tidak memikul tanggung jawab dan kewajiban mengatur negara, Toan Hongya bermaksud untuk pergi ikut mengembara bersama kedua orang sababatnya ini. Namun sayang sekali, justru urusan negara meminta perhatian Toan Hongya, ia hantar kepergian kedua sahabatnya itu dengan hati dan perasaan yang berat. Hanya Toan Hongya berjanji, jika memang kelak ia memiliki kesempatan, pasti akan mengunjungi daratan Tionggoan, untuk mencari mereka. Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telah dibekali oleh raja ini cukup banyak uang dan harta perhiasan, disamping itu perbekalan meraka cukup banyak, untuk dipergunakan disepanjang perjalanan mereka. Walaupun Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan menolaknya, tokh Toan Hongya telah memaksanya, sehingga akhirnya mereka menerima juga ....Sepanjang perjalanan, Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su jadi membicarakan soal diri Kim Lian. Dimana sekarang wanita cabul ini berada ? "Hemm......., hampir saja kau dan Toan Hongya jadi korban kecabulan wanita itu, untung saja kalian masih bisa lolos dari tangannya ! Jika memang kita bertemu dengannya lagi, kita tidak boleh mengampuninya, ka rena kita harus berusaha membasminya, agar kelak tidak menimbulkan gangguan pula pada pemuda lainnya ...! Tentu pemuda2 yang lemah tidak berdaya, akan menjadi korban wanita cabul ini. Bukankah hal itu jika dibiarkan akan menyedihkan sekali ?" Oey Yok Su mengiyakan berulang kali. Tetapi ketika siang itu mereka tiba dikam pung yang terpisah beberapa ratus lie dari ibu kota Tailie, justru mereka mendengar perihal petualangan seorang wanita cantik yang banyak meminta korban pemuda2 yang jadi lumpuh kakinya setelah kena terpicuk oleh ke cantikannya dan bersedia tidur dengannya. Keadaan seperti itu membuat Lu Liang Cwan jadi gusar sekali, Oey Yok Su sendiri jadi merinding ngeri memikirkan betapa hampir saja ia menjadi korban wanita cabul itu. Oey Yok Su diam2 jadi bersukur bahwa ia tidak jadi korban dari wanita cabul itu. Lu Liang Cwan sendiri menduga keras, tentu wanita yang telah menimbulkan kehebohan dikalangan rakyat Tailie, yang menyebutnya sebagai wanita siluman itu, adalah Bong Kim Lian, karena hanya wanita itu saja yang melatih ilmu Im Yang Hun, ilmu yang membutuhkan banyak sekali sari keperjakaan pemuda ! Hanya Lu Liang Cwan telah menyarankan pada Oey Yok Su, karena mereka tidak memiliki urusan yang penting, lebih baik waktu2 mereka dipergunakan untuk mencari jejak wanita cabul itu, dan jika mereka berhasil mencari jejaknya, mereka harus berusaha untuk membinasakannya, melenyapkan bibit bahaya untuk orang2 banyak. Oey Yok Su menyetujui saran dari Lu Liang Cwan, begitulah mereka melakukan penyelidikan untuk mencari jejak Bong Kim Lian. Tetapi Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tetap belum berhasil mendapatkan jejak Bong Kim Lian. Telah banyak kampung dan kota yang mereka telusuri diwilayah kerajaan Tailie itu, tetapi sejauh itu mereka hanya mendengar keluhan-keluhan dari keluarga pemuda yang lumpuh menjadi korban Bong Kim Lian. Namun Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su tidak putus asa, mereka bertekad, waIau bagaimana harus mencari jejak Bong Kim Lian. Sore itu waktu Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tiba dikampung Pat-tiang-cung, justru disaat mereka tengah berada disebuah rumah makan, mereka berjumpa lagi dengan Sian Ho Lauw Cie Lan si Dewi Api yang liehay itu, mereka bertiga jadi asyik ber-cakap2. Saat Lu Liang Cwan bertemu dengan Sian Ho Lauw Cie Lan, tidak sempat ber-bincang2 karena nampak Lauw Cie Lan ter-gesa2. Sekarang Lauw Cie Lan tampaknya tidak ter-gesa2 untuk meninggalkan perkampungan itu, jadi mereka bisa ber-cakap2 lebih lama dan asyik. Bahkan Lu Liang Cwan menanyakan pada Sian Ho Lauw Cie Lan, mengapa tidak mengajak saja Pek-jie biruang putih yang semula menjadi sehabatnya Lu Liang Cwan, semasa mereka masih berada dipulau. "Bagaimana mengajaknya?" Tanya Lauw Cie Lan tertawa lebar. "Justru binatang itu hanya jinak padamu saja, jika aku yang mengajaknya tentu tidak bisa ... ia mana mau menuruti perintahku ...?" Lu Liang Cwan menghela napas, tampaknya ia begitu rindu dan terkenang akan kebaikan Pekjie, yang selama berada dipulau terasingitu mendengar setiap perintahnya dengan baik disamping juga dapat melakukan tugas dengan baik. "Jika memang na ti aku memiliki kesempatan, tentu aku kembali kepulau untuk menjemput Pekjie, kasihan jika ia ditinggal terlalu lama seorang diri dipulau itu, tentu hanya membuat ia berduka tanpa hiburan... jika dulu masih ada kita berdua, Pek-jie tentu tidak kesepian, sekarang? la hanya berada seorang diri...!" Lauw Cie Lan tersenyum. "Engkau menyayangi dan memanjakan Pek-jie seperti juga binatang itu adalah istrimu yang tercinta ...!" Godanya. Lu Liang Cwan tidak marah, ia hanya tertawa saja. Oey Yok Su sendiri telah berkata kepada Sian Ho Lauw Cie Lan . "Lauw Cianpwe, bagaimana caranya melatih ilmu api yang engkau miliki, sehingga engkau bisa berada didalam kobaran api tanpa tubuhmu termakan oleh api itu sendiri........?" Lauw Cie Lan tersenyum. "Itulah semacam ilmu mujijat, yang baru berhasil kulatih setelah mengasingkan diri selama sepuluh tahun dipulau itu...... jika engkau ingin mempelajarinya, nanti jika kita ada kesempatan, tentu aku akan mengajarinya, aku tidak akan menjadi seorang nenek yang kikir, dan aku bersedia untuk memberitahukan cara melatih diri guna menguasai api itu...!" Oey Yok Su cepat2 mengucap terima kasih. la memang paling suka mempelajari ilmu aneh. Lu Liang Cwan sendiri telah memberitahukan pada Lauw Cie Lan mengenai sepak terjang Bong Kim Lian akhir2 ini, di mana diberbagai kota dan kampung telah banyak pemuda menjadi korban kecabulan perempuan itu. Lauw Cie Lan mendengar keterangan Lu Liang Cwan jadi menghela napas dalam2 wajahnya jadi muram. "Sebagai seorang wanita juga aku jadi malu mendengar sepak terjang wanita cabul yang tidak tahu malu itu ! Tetapi kita harus ingat juga ia melatih ilmu sesat Im Yang Hun yang dengan lewatnya sang waktu ia bisa menelan korban yang semakin banyak, ilmu Im Yang Hun yang dilatihnya itu jadi semakin hebat dan tinggi ... terlebih lagi jika ia telah berhasil sempurna, jelas kita tidak bisa menandinginya lagi ... !" Mendengar perkataan Lauw Cie Lan, Lu Liang Cwan mengiyakan. la juga menyadarinya, sekarang saja kepandaian Bong Kim Lian telah mencapai tingkat yang tinggi sekali, hampir berimbang dengan mereka. Padahal lm Yang Hun yang dilatihnya itu belum mencapai kesempurnaannya. Tetapi jika kelak Bong Kim Lian berhasil melatih ilmu Im Yang Hun itu sampai sempurna, bukankah hal itu merupakan bahaya yang tidak kecil ? Karena berpikir begitu, Lu Liang Cwan menoleh kepada Lauw Cie Lan, tanyanya. "Lalu menurut pendapatmu, tindakan apa yang sebaiknya kita lakukan ?" "Kita harus mencari jejak wanita cabul itu .!'' kata Lauw Cie Lan dengan tegas. "Mencari jejak wanita cabul itu?" Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tanya Lu Liang Cwan mengawasi Lauw Cie Lan. Lauw Cie Lan mengangguk. "Ya, kita harus mencari jejaknya, walaupun sampai dimana kita harus bisa menemuinya, untuk menghajarnya dan membinasakannya. Dengan mambiarkan ia hidup terus, tentu bahaya yang mengancam kita cukup besar, terutama para pemuda yang bisa menjadi korbannya!" Lu Liang Cwan telah mengangguk sambil tertawa. "Aku bersama dengan Oey Yok Su juga berpikir begitu, beberapa hari kami mencari-cari jejaknya, namun sejauh itu kami belum berhasil menemui jejaknya. ..!" "Tetapi kita harus mencari terus.......I" "Bagaimana jika aku menggabungkan diri dengan kalian untuk mencari jejak Bong Kim Lian itu ?" Tanya Lauw Cie Lan lagi. Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su jadi girang rnendengar Lauw Cie Lan bersedia menggabungkan diri dengan mereka. Keduanya mengangguk dengan cepat. Sedangkan Lauw Cie Lan telah menghela napas, sambil katanya . "Tugas mencari wanita cabul itu bukan tugas yang ringan... kita akan banyak menemui rintangan..... Tetapi dalam hal ini kita harus dapat membagi diri jika telah menemuinya, yaitu kita tempur dia dengan bergiliran, sampai tenaganya habis dan disaat itu kita pergunakan kesempatan tersebut untuk menghabisi nyawanya ..........!" Saran Lauw Cie Lan ini disetujui oleh Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su. Mulai dari saat itu, mereka bertiga berusaha mencari jejak Bong Kim Lian. Beberapa kota dan kampung telah dikelilinginya, namun jejak Bong Kim Lian belum juga berhasil ditemuinya. Hal ini telah membuat Lauw Cie Lan, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tambah penasaran. Karena hampir setiap kali mereka tiba disebuah kota, tentu mereka akan disuguhi oleh cerita lumpuhnya seorang pemuda akibat terpicuk oleh kecantikan paras seorang wanita siluman, dan memang Lu Liang Cwan bertiga telah menduganya bahwa yang dimaksudkan oleh penduduk dengan sebutan wanita siluman itu adalah Bong Kim Lian. Dengan sendirinya mereka yakin bahwa Bong Kim Lian masih berkeliaran disekitar daerah kerajaan Tailie. ---oo~!dw'kz^0^Tah~oo--- BAGIAN 35 . OEY YOK SU DI JADIKAN UMPAN HARI-HARI lewat terus dengan cepat. Pagi itu, Lu Liang Cwan bertiga dengan Oey Yok Su dan Lauw Cie Lan telah berada disebuah rumah penginapan. Sejak malam tadi mereka menginap disitu dan pagi ini tengah menikmati santapan pagi mereka. Tetapi secara kebetulan Oey Yok Su menoleh melalui jendela, dan ia melihat seseorang di jalan raya. "Lu Cianpwe......, Lauw Cianpwe......, lihat........," Seru Oey Yok Su dengan suara seperti terkejut. Hal ini telah membuat Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan menghentikan makan mereka ke duanya telah melongok dari jendela kejalan raya. Dan hati mereka jadi girang bercampur kaget melihat yang berjalan dijalan raya itu. Siapakah orang itu? Tidak lain dari Bong Kim Lian, orang yang tengah mereka cari2. Waktu itu Bong Kim Lian tampak berjalan seorang diri, ia mengenakan pakaian yang cukup indah. Wajah Lauw Cie Lan telah ber-seri2, bilangnya pada Oey Yok Su. "Pergi engkau memancingnya, kami akan mengikuti, jangan kuatir kami tidak mungkin membuat kau terjerumus," Tetapi Oey,Yok Su ragu-ragu. "Aku harus menemuinya?" Tanyanya. "Tetapi kau harus bersikap seperti tidak melihat dia, jangan sampai menimbulkan kecurigaan padanya." "Dan jika memang engkau telah dihadang olehnya, engkau harus memperlihatkan sikap berkuatir dan takut, jangan tenang2 saja. Karena jika engkau bersikap tenang2, ia akan mengetahui dibelakangmu masih ada orang lain yang ingin melindungimu...... wanita cabul itu sangat licik, maka harus dihadapi dengan hati2" "Ya", kata Lu Liang Cwan. "Kali ini kita tidak boleh gagal menangkapnya, karena jika gagal sulit untuk menanakapnya dilain waktu." Oey Yok Su mengerti, Oey Yok Su cepat2 keluar dari rumah makan itu. Oey Yok Su mempercepat jalannya, tetapi kepalanya tetap tertunduk, dia membawa sikap menurut anjuran Lauw Cie Lan. Karena jika memang Oey Yok Su berjalan sambil memandang sskelilingnya, tentu akan membuat Bong Kim Lian rnenduga dirinya yang tengah dikuntit dan diikuti oleh pemuda itu. Tetapi dengan cara jaIan itu Ocy Yok Su tidak memperhatikan siapa pun juga dan membiarkan Bong Kim Lian justru memiliki kesempatan untuk mengikutinya. Maka dari itu, berjalan tidak berapa jauh lagi, Oey Yok Su telah melihat Kim Lian. Pemuda ini telah mempercepat langkah kakinya, dan setelah jarak mereka agak dekat, Oey Yok Su memperlahan langkahnya. Sedangkan Kim Lian kebetulan, suatu kali menoleh kebelakang, dan ia melihat Oey Yok Su. Hati Bong Kim Lian jadi tercekat kaget dan bercampur girang, hampir saja ia mengeluarkan suara tertahan, untung ia bisa mempertahankan diri, dan cepat-cepat menepi. Dilihatnya Oey Yok Su tengah melangkah dengan kepala tertunduk, seperti juga pemuda itu tidak memperhatikan keadaan disekitarnya. Dan juga tampaknya Oey Yok Su tidak me lihat Kim Lian, sehingga membuat Kim Lian jadi girang. "Inilah kesempatan yang baik sekali........!" Pikir Kim Lian setelah menoleh kejalan yang bekas dilalui Oey Yok Su dan tidak melihat orang lainnya. "Pemuda ini rupanya telah berpisah dengan tua bangka seperti monyet Lu Liang Cwan! Hemmm......., bagus ! Bagus! Inilah rejekiku, memang rupanya sari keperjakaan pemuda ini akan berhasil kuperolah!" Setelah berpikir begitu Kim Lian mengikuti Oey Yok Su dengan hati2, agar Oey Yok Su tidak mengetahui dirinya tengah diikuti oleh Kim Lian. Tetapi sesungguhnya Oey Yok Su mengetahui bahwa Kim Lian telah melihatnya dan mulai mengikutinya, Oey Yok Su sengaja mengambil jalan yang agak sepi dan melangkah terus dengan kepala yang tertunduk, Setelah mengikuti sejenak lamanya Kim Lian melihat keadaan dilorong jalan yang tengah mereka lalui itu sepi sekali ia jadi girang. "inilah kesempatanku untuk menguasai ppmuda ini!" Berpikir Kim Lian. Dan dengan gerakan yang ringan dia melompat kedekat Oey Yok Su sambil tangannya merogoh sakunya dan mengeluarkan sapu tangan yang telah dicampur dengan obat bius. la menghadang Oey Yok Su. "Engko ..... Oey tunggu dulu........!" Kata Kim Lian dengan suara yang cukup nyaring. Oey Yok Su pura2 terkejut, ia memandang Kim Lian bengong sejenak dan ia berkata dengan suara yang sengaja dibuat gugup . "Kau ....., Kau ....., Kau .....?" Kim Lian tertawa. "Engkau masih mengenali aku?" Tanyanya. "Mana mungkin aku melupakan seorang wanita cabul seperti engkau ?" Tetapi Kim Lian telah bergerak cepat, ia tidak mau membuang-buang waktu lagi. "Terimalah usapanku ini......!" Kata Kim Lian sambil mengibaskan tangan kanannya. Oey Yok Su kaget, ia menyangka Kim Lian melancarkan serangan. Dengan mengangkat tangan kanannya Oey Yok Su bermaksud menangkis. Kim Lian tidak menarik tangannya itu, memang tangan mereka masing2 telah saling bentur dan mengeluarkan suara benturan yang cukup keras. Namun justru yang membuat Oey Yok Su jadi kaget, begitu tangan Kim Lian saling bentur dengan tangannya, ia mecium semacam bau harum. Hati Oey Yok Su mencelos. la tahu apa artinya bau harum itu. Tetapi telah terlambat buat Oey Yok Su, walaupun ia berusaha untuk menutup jalan pernapasannya. Seketika itu tenaganya seperti telah lenyap, ia jadi terhuyung mengantuk akan rubuh diatas tanah. Waktu itu Kim Lian telah mengeluarkan suara tertawa nyaring, ia menyambar tubuh si pemuda, dibawa lari dengan cepat. Oey Yok Su tidak pingsan, ia masih mengingat segalanya dengan pikiran yang jernih. Hanya disebabkan terlanjur mencium bau harum itu, membuat Oey Yok Su merasakan tubuhnya lemas dan seperti mengantuk. Waktu itu, Kim Lian terus juga berlari dehgan cepat, sambil berlari Kim Lian memutar otak dengan keras. Korbannya kali ini merupakan calon korban dari bibit yang bagus, yang sejak beberapa saat lalu di idamkan, dan sekarang terjatuh kedalam tangannya, maka biar bagaimanaa Kim Lian tidak mau kalau calon korbannya seorang ini sampai terlepas lagi. Dengan gesit ia telah berlari menuju sebuah rumah di luar kota. Tubuh Oey Yok Su telah diletakkan dipembaringan, dan Kim Lian tidak berayal lagi telah membuka seluruh pakaiannya. "Hemmm......, kita mulai sekarang tanpa banyak basa- basi," Kata Kim Lian sudah tak sabar. Dalam keadaan polos seperti itu Kim Lian telah naik keatas pembaringan dan ia telah memeluk Oey Yok Su. Tetapi justru Oey Yak Su walaupun dalam keadaan tertotok seperti itu, juga tidak bertenaga, tokh pikirannya masih jernih. Tentu saja melihat Kim Lian begitu cepat dalam melepaskan pakaian, membuat Oey Yok Su jadi berkuatir, ia berkuatir kalau2 kedua perolongnya, Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan tidak keburu datang. Dengan tangan yang sebat sekali Kim Lian telah melucuti pakaian Oey Yok Su. Oey Yok Su jadi mandi keringat dingin, karena disaat pakaian dalamnya tengah dilucuti oleh Kim Lian, waktu itu Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan belum juga muncul. ---o^dwkz^)(^Tah^o--- Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan yang mengikuti Kim Lian dari jarak jauhan itu, mengikuti terus dengan hati2 dan waspada. Mereka berdua memang rnembiarkan jarak mereka terpisah cukup jauh, agar Kim Lian tidak curiga. Tetapi waktu Kim Lian berlari pesat sekali menuju keluar kota, dan Lu Liang Cwan bersama Lauw Cie Lan tengah berlari cepat juga, diwaktu itu dari balik semak2 belukar melompat empat sosok tubuh, dengan masing2 ditangan mereka tercekal sebatang golok. Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong Drama Gunung Kelud Karya Kho Ping Hoo Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Karya Hong San Khek