Pertikaian Tokoh Persilatan 22
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung Bagian 22
Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya dari Chin Yung Ong Tong Yang mengangguk . "Mari kita berjalan sambil bercakap katanya." Si gadispun mengangguk. Begitulah mereka berjalan berendeng, Ong Tiong Yang bingung juga mencari kata2 pembukaan untuk menjelaskan segala sesuatunya kepada si gadis. Sedangkan Ong Kiet Mei waktu itu setelah berdiam, diri beberapa saat, berkata dengan suara parau. "Totiang, bukankah kita jika berkelana bersama, urusan ini melanggar aturan?" Ong Tiong Yang menghela napas. "Justru persoalan tersebut yang hendak dikatakan olehku .....!" Kata Ong Tiong Yang dengan suara perlahan dan bimbang. "Pinto ingin mengemukan kepada nona, bahwa sesungguhnya bukan Pinto keberatan uncuk berkelana denganmu, nona Ong.... namun.....!" "Kenapa Totiang?" Tanya si gadis. "Karena urusan ini menyangkut nama baik, maka harus nona mengerti dan mau memahami-nya ..... janganlah nona bersikeras mengambil sikap masa bodoh. Kita harus membicarakan persoalan ini perlahan-lahan, dan tentu akan bisa dicari penyelesaiannya ....!" Tetapi Ong Kiet Mei berkata dengan suara yang tidak sabar. "sesungguhnya, apakah yang hendak dikatakan oleh Totiang?" Katanya. "Justru yang hendak Pinto kemukakan adalah persoalan itu... Pinto ingin memberi tahukan, betapa kedudukan Pinto sebagai seorang pendeta, jelas tidak akan leluasa jika melakukan perjalanan bersama dengan seorang gadis secantik engkau, nona Ong...! Coba engkau pikirkan, apakah perkataan Pinto ini salah....?" Si gadis menghela napas. "Apakah karena Totiang seorang tojin, maka urusan jadi begitu berbelit, sehingga tidak benar jika melakukan perjalanan bersama denganku?" Tanya Ong Kiet Mei. ---oo^TAH~DewiKZ^oo--- BAGIAN 61 . Jilid 20.1 ONG TIONG YANG menghela napas. "Memang tidak ada peraturan seperti itu, yang melarang seorang Tojin melakukan perjalanan bersaman dengan seorang gadis cantik. namun ... namun karena aku seorang tojin dan engkau seorang gadis, terpaksa pinto harus memikirkan nama baikmu. Bagaimana jika sampai terjadi engkau melakukan perjalanan bersama denganku dan nama baikmu jadi rusak karenanya, bukankah hal itu harus dibuat sayang ..... ?" Ong Tiong Yang setelah berkata begitu mehghela napas dalam2 sambil menoleh memandangi si gadis she Ong tersebut. Ong Kiet Mei menundukkan kepalanya. "Apakah dengan melakukan perjalanan dengan seorang tojin, maka bisa merusak nama baikku?" Seperti menggumam si gadis berkata. Ong Tiong Yang mengangguk. "Ya, urusan itu memang tidak pantas jika dilihat sepandang mata, karena engkau seorang gadis dan aku seorang Tojin, yaitu seorang lelaki, malah usia masih sama2 muda, inilah yang membuat pinto harus berpikir dua kali jika harus melakukan perjalanan dengan nona.... untuk menjaga nama baikmu!" Si gadis menghela napas dalam-dalam. "Jadi Totiang memang tetap dengan keputusaamu tidak bersedia melakukan perjalanan bersamaku?" "Bukan begitu!" Kata Ong Tiong Yang. "Lalu?" "Sesungguhnya nona Ong, engkau harus memikirkannya dengan baik-baik, karena semua ini untuk kebaikanmu juga ... aku tidak mau jika nanti kau dibicarakan orang karena tindakan kita melakukan perjalanan berdua, tentu nama keluargamu bisa rusak karenanya......!" Si gadis tertawa. "Totiang, yang terpenting, kita tidak melakukan sesuatu yang melanggar bukan? Dan, apa kata orang, mengapa kita harus memperdulikannya?" "Tetapi walaupun bagaimana, seorang tosu muda dan nona secantik kau, melakukan perjalanan bersama tentu akan memberikan kesan yang lain, dan dengan sendirinya akan membuat pinto tidak leluasa juga ....... " Si gadis menghela napas. "Jika memang demikian, baiklah... aku mengerti Totiang memang tetap menolak keinginanku untuk melakukan perjalaaan bersamamu..!" Dan berkata sampai disitu, si gadis menangis lagi. Ong Tiong Yang jadi sibuk membujuknya. Tetapi gadis she Ong tersebut menangis terus dengan suara isak tangis yang semakin lama semakin keras. "Baiklah, pergilah kau Totiang...!" Kata gadis itu diantara isak tangisnya. "Tinggalkan aku..!" "Mengapa nona harus bersikap begitu walaupun kita tidak melakukan perjalanan bersama, tokh kita masih tetap bersahabat?" Namun si gadis meng-geleng2-kan kepalanya terus menerus, sambil katanya. "Pergilah tinggalkan aku...l" Tampaknya gadis she Ong tersebut memang merasa kecewa sekali. "Nona Ong, kau masih berusia muda engkau masih memiliki banyak kegembiraan mengapa engkau harus mengambil sikap seperti ini, bukankah jika kita memiliki jodoh untuk bertemu lagi, kelak kitapun bisa berjumpa pula?" Ong Kiet Mei meng-geleng2-kan kepalanya terus sambil menangis tak hentinya, malah ia berulang kali juga berkata. "Tinggalkan aku.... pergilah tinggalkan aku ....!" Ong Tiong Yang menghela napas dalam lagi, lalu katanya . "Baiklah nona Ong, semoga kelak engkau bisa berpikir lebih jauh dan juga mau mengerti duduk persoalan ini, baik-baiklah engkau membawa diri, tentu ayahmu telah merindukan benar padamu.... alangkah bijaksananya jika nona kembali pulang kesisi ayahmul" Si gadis menyeka air matanya. "Totiang tidak perlu menasehati aku... aku tahu apa yang harus dilakukan....!" Dan si gadis melompat berdiri, ia telah berlari pergi. Ong Tiong Yang berdiri menjublek ditempat-nya beberapa saat lama-nya, pikirannya jadi agak kalut dan akhirnya ia menghela napas, sambil melangkah per- lahan2 melanjutkan perjalanan-nya, ia bernyanyi dengan suara yang perlahan. Waktu itu hari sudah menjelang sore dan juga sinar Matahari senja yang memerah menyebabkan padang rumput itu indah sekali, di-mana helai2 rumput yang tumbuh tinggi itu telah ber-gerak2 dihembus oleh siliran angin. Keadaan seperti ini membuat Ong Tiong Yang tambah berduka. la menyadari, dengan menolak keinginan gadis she Ong untuk melakukan perjalanan bersama-nya, merupakan urusan yang menyakiti hati gadis tersebut, yang terluka perasaannya, namun Ong Tiong Yang tetap dengan pendirian-nya, karena ia tahu, jika si gadis melakukan perjalan bersamanya, bukan saja akan membuat dia jadi begitu kikuk dan bergerak tidak leluasa, pun tidak baik menurut pandangan umum. Ong Tiong Yang melangkah terus dengan pikiran yang tidak menentu, melakukan perjalanan dengan bayangan Ong Kiet Mei selalu melekat dipelupuk matanya, dimana ia berkasihan mengingat bahwa gads tersebut masih berusia muda dan juga menangis kecewa begiiu sedih, tetapi Ong Tiong Yang memang terpaksa sekali mengeraskan hatinya, menolak permitaan Ong Kiet Mei. ---oo^TAH~DewiKZ^oo--- BAGIAN 62 . Jilid 20.2 HARI demi hari telah lewat cepat sekali, tahun demi tahun telah berlalu juga, selama itu di dalam rimba persilatan bermunculan banyak sekali jago2 rimba Persilatan yang memiliki ke panadian tinggi. Dan juga didalam kalangan Kangouw selalu terjadi urusan yang tidak beres karena tidak pula hanya, jago2 rimba persilatan yang mengambil jalan Hek-to, yaitu jalan hitam. Dalam keadaan demikian, memang selalu muncul banyak kekacauan didalam rimba persilatan. Tetapi dari sekian banyak jago2 muda yang memiliki kepandaian luar biasa, tersebutlah lima Pendekar Muda dan nama mereka menonjol sekali, sebagai Pendekar Muda yang memiliki kepandaian hebat sekali, karena dalam hal ini kelima jago itu yang masing-masing memiliki watak dan sifat berlainan, merupakan jago yang banyak melakukan pekerjaan besar, membela kebenaran dan ke-adilan. Kelima jago tersebut adalah Oey Yok Su, Ong Tong Yang. Auwyang Hong, Ang Cit Kong dan Toan Hongya. Kelima jago inilah yang memiliki kepandain aneh dan juga luar biasa, dimana mereka selamanya belum pernah dirubuhkan lawan, bahkan tindakan mereka juga aneh dan sulit diterka. Dengan demikian, tampak jelas betapa kelima orang pendekar muda yang namanya sangat menonjol itu merupakan tokoh2 rimba persilatan yang banyak diperhatikan oleh orang orang riniba persilatan Mereka Juga merupakan tokoh-tokoh bukan sembarangan, sebab dalam hal ini memang mereka memiliki kepandaian tinggi dan banyak jago-jago tua dari go!ongan Cianpwee yang sulit menghadapi mereka. Hanya beberapa tokoh sakti saja yang bisa menandingi mereka. Dari tahun ketahun, kelima jago luar biasa tersebut melatih diri dan menciptakan ilmu2-nya yang baru, dimana mereka semakin lihay. Dengan keadaan seperti ini, tampaknya ke lima jago luar biasa tersebut memang semakin tinggi saja kepandaiannva. Jika Ong Tiong Yang mulai mengurus kuil Coan Cin Kauw, sedang kan Oey Yok Su telah hidup mengasingkan diri dipulau To Hoa To, dan hanya se-kali2 datang kedaratan Tionggoan untuk mengembara. Ang Cit Kong telah diserahi tugas sebagai Pangcu Kay- pang diseluruh daratan Tionggoan menjadi Pangcu pusat, dimana memang kepandaiannya luar biasa hebatnya. la jarang muncul dalam rimba persilatan, jika memang Kay pang bukan tengah menghadapi urusan besar. Sedangkan Auwyang Hong telah menetap digunung Pek-to-san, untuk meyakinkan ilmunya lebih dalam. Toan Hongya yang menjadi raja Taili tetap memerintah dengan arif bijaksana, disamping itu, ia pun merupakan seorang raja yang sangat rajin melatih ilmunya. Kepandaiannya dari hari kehari semakin meningkat. Mereka berlima juga telah saling mendengar nama masing2, memang dalam rimba persilatan hanya mereka berlima yang memiliki kepandaian sangat tinggi dan sulit sekali untuk ditandingi. Begitulah, diantara kelima jago inipun sering berkeinginan untuk saling bertemu, guna suatu waktu mereka mengukur kepandaian mereka, supaya mengetahui siapakah diantara mereka berlima yang memiliki kepandaian yang paling tinggi. Untuk itu, kelima jago ini melatih diri terus dengan giat, untuk memperdalam dan mempertinggi kepanaian mereka. Dan juga tampaknya mereka berusaha untuk dapat saling bertemu dengan yang lain. Namun usaha mereka untuk berkumpul masih juga belum berhasil, walaupun mereka telah semakin terkenal didalam rimba persilatan. Ong Tiong Yang sebagai Ciangbunjin dari Coan Cin Kauw berusaha mendidik beberapa orang murid yang akan mewarisi kepandaiannya. Dan ia juga telah menerima seorang murid yang bernama Ciu Pek Thong. Namun Ong Tiong Yang menganggapnya bukan sebagai murid, tetapi hanya sebagai adik seperguruannya, sebab Ciu Pek Thong masih memiliki hubungan dengan Sam Kie, pernah menerima pelajaran dari Sam Kie, salah seorang guru Ong Tiong Yang, walaupun tak resmi terikat sebagai murid dan guru. Justru Ong Tiong Yang anggap Ciu Pek Thong sebagai adik seperguruannya, sebagian besar kepandaian Ciu Pek Thong diperolehnya dari Ong Tiong Yang, yang mendidiknya langsung menaiki guru-gurunya. Ang Cit Kong yang memimpin Kay-pang, semakin lama semakin terkenal namanya. Karena dibawah pimpinannya, Kay-pang maju dengan pesat sekali, dengan jumlah anggota yang makin meningkat dan kian banyak. Dengan demikian, Ang Cit Kong merupakan Pangcu Kay-pang yang paling berhasil mengembangkan kekuasaan Kay-pang sampai keseluruh daratan Tionggoan. Oey Yok Su yang hidup mengasingkan diri dipulau To Hoa To, justru giat sekali mempelajari berbagai ilmu yang aneh, karena ia memang cerdas sekali, dengan sendirinya ia bisa menciptakan ilmu yang serba aneh dan liehay. Dengan demkian kian hari Oey Yok Su semakin gagah dan perkasa. Dan juga merupakan seorang jago muda yang sulit sekali ditandingi. Walaupun oleh kaum Cianpwe. Auwyang Hong sendiri yang mendiami Pek to-san sebagai pesanggrahannya juga telah melatih diri dengan rajin. Karena ia memang merupakan seorang tokoh persilatan yang tidak kalah cerdasnya dengan Oey Yok Su, banyak ilmu aneh yang diciptakannya. Namanya juga menonjol sekali dalam rimba persilatan. Hanya setahun atau dua tahun sekali Auwyang Hong datang kedaratan Tionggoan, namun walaupun demikian, dia sangat terkenal bukan main, karena kepandaiannya yang begitu tinggi. Iapun merupakan seorang jago yang beraliran agak sesat, karena semua ilmu yang diciptakan- nya berbau sesat. Sampai2 tenaga sinkangnya, walaupun dilihatnya dengan bersih, tak urung didalam setiap bagiannya terdapat bagian2 yang sesat. Dengan demikian membuat semua orang jadi kurang menyukai-nya. Walaupun Ang Cit Kong, Oey Yok Su, Ong Tiong Yang dan Toan Hongya belum pernah bertemu dengannya, tokh mereka kurang menyukai Auwyang Hong. Ter-lebih2 lagi, setelah Auwyang Hong mempergunakan julukannya sebagai See-tok, dia melatih ilmu racun yang kian sesat. Berlainan depgan Toan Hongya, yang berusaha melatih ilmu yang lurus dan bersih. Maka telah diusahakannya mencari guru-guru pandai untuk dapat mempelajari ilmu yang lebih tinggi. Sisik-sisik yang terdapat ditubuh Toan Hongya, akhirnya bercopotan sendirinya. Waktu Toan Hongya berusia dua puluh lima tahun, waktu itu ia telah berhasil melatih sinkang dari aliran lurus dan bersih yang sempurna dan tinggi sekali. Dengan demikian walaupun sisiknya itu telah bercopotan, terlepas dari sekujur tubuhnya, tokh Toan Hongya masih kebal jika menghadapi senjata biasa atau totokan tangan dari orang yang memiliki sinkang biasa saja. Sisik2 disekujur tubuh Toan Hongya terbuka semuanya, dan dengan demikian menggerakkan otot- otot ditubuhnya, yang akhirnya menggetarkan permukaan kulitnya. Dengan demikian sisik2 tersebut rontok terlepas. Dengan giat Toan Hongya melatih diri terus menerus, dari kepandaiannya setingkat memperoleh kemajuan yang pesat sekali. Nama Toan Hongya juga sejajar dengan nama Ang Cit Kong, Ong Tiong Yang, Auwyang Hong maupun Oey Yok Su, walaupun ia merupakan Kaisar Taili, namun karena ia memang menyukai ilmu silat, seringkali Toan Hongya meninggalkao kerajaannya, mengembara didaratan Tionggoan, melakukan banyak perbuatan besar menolongi orang2 yang tengah dalam kesulitan. Dengan caranya seperti itu, Toan Hongya berhasil mengangkat nama didaratan Tionggoan. Sesungguhnya yang paling menonjol adalah Ong Tiong Yang. Karena memang tampak Ong Tiong Yang memiliki kepandaian yang paling-lurus. Hal ini disebabkan Ong Tiong Yang merupakan seorang pendeta yang memiliki pikiran terang juga bersikap welas asih, malah ia tidak pernah, mencampuri lagi urusan duniawi setelah mendidik beberapa orang muridnya dipintu perguruan Coan Cian Kauw yang dipimpinnya. Dengan demikian seluruh waktunya bisa dipusatkan untuk melatih diri, dan kepandaiannya mengalami kamajuan yang pasti sekali. Ong Tiong Yang telah berhasil menyempurnakan latihan Sinkangnya, yang dari Tantian berhasil didorong sampai naik kepangkal kepalanya, urat nadi besar dipunggungnya dan juga berhasil membuka bian-meh, yaitu jalan darah terpenting, sehingga dengan terbukanya bian-meh Ong Tiong Yang berhasil mengalirkan kekuatan sinkangnya pada jalan darah terpenting itu. Dengan demikian, berhasillah Ong Tiong Yang untuk mencapai tingkat tertinggi latihan sinkang-nya. Yang kurang padanya adalah latihan-latihan untuk memperkokoh sinkangnya. Tetapi walaupun demikian, sulit sekali mencari orang yang bisa menandingi Ong Tiong Yang diwaktu itu. Ong Tiong Yang bukan berhasil melatih sinkangnya belaka, karena ia juga telah berhasil menciptakan ilmu pedang aliran Coan Cin Kauw yang sangat lihay sekali, sulit untuk di lawan oleh orang-orang sembarangan. Bahkan ilmu pedang yang diciptakan oleh Ong Tiong Yang merupakan kepandaian andalan dari murid Coan Cin Cin Kauw, yang mempergunakannya sebagai kepandaian tunggal mereka, dimana kepandaian ilimu pedang tersebut akan merupakan kepandaian yang sangat tinggi dan baik sekali. Begitulah semakin lama ....... dari hari kehari ...... ke lima jago muda tersebut telah menanamkan nama mereka dalam rimba persilatan dan semakin terkenal saja.......... Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ---oo^TAH~DewiKZ^oo--- BAGIAN 63 . Jilid 20.3 WAKTU itu burung gagak berterbangan diatas hutan yang cukup lebat yang terdapat diluar kota Tiung-cie- chuan. Sebuah kota yang besar dan luas, yang memiliki penduduk cukup padat, disamping itu memang banyak penduduk yang mendirikan rumah diluar kota. Juga banyak para petani yang membuka sawah dan ladang mereka luas sekali diluar kota ini. Dengan demikian, sepanjang jalan orang yang tengah melakukan perjalanan menuju kekota tersebut, akan melihat pemandangan luasnya sawah dan ladang. Diantara suara burung gagak yang terdengar riuh sekali dan juga diantara cuaca yang menjelang malam hari, tampak beberapa sosok tubuh tengah berlari-lari dengan gesit, disaaping itu tampak mereka memiliki ginkang yang tinggi, karena kepandaian mereka yang tinggi menyebabkan mereka bisa berlari dengan cepat begitu, seperti juga kaki mereka masing2 tidak menginjak tanah. Dalam keadaan seperti ini, memang terlihat jelas sekali, betapa sosok tubuh yang berjumlah delapan orang itu, telah berlari dengan mempergunakan ginkang yang tinggi dan menuju kesebuah tempat, yaitu tempat tanah pekuburan yang berada disebelah barat dari hutan itu. Setelah tiba ditanah pekuburan, tampak delapan sosok tubuh yang semuanya berpakaian baju hitam, telah menghentikan lari mereka. Semuanya berdiri diam beberapa saat, mengawasi keadaan disekitar tempat itu. Setelah saling berdiam diri selian lama, tampak delapan orang itu saling pandang dan menganggukkan kepala mereka masing2. Semuanya bergerak cepat sekali melompat kesebuah kuburan yang paling depan, berkata dengan suara perlahan. "Ini dia ...!" "Ya...... ini dia......!" "Tidak salah lagi..., memang inilah kuburan yang kita cari......!" "Hemm, kita bongkar sekarang?" Tanya salah seorang diantara mereka. "Tunggu dulu...!" Cegah salah seorang diantara mereka dan telah memandang sekelilingnya. Mereka melihat tanah pekuburan itu sepi sekali, tidak terlihat seorang manusiapun juga. Setelah yakin tidak ada orang yang melihat apa yang mereka lakukan, barulah lelaki yang memakai baju hitam yang tadi mencegah kawan2 nya, berkata lagi. "Mari kita mulai bekerja!" Kedelapan orang berpakaian serba hitam itu mengeluarkan sesuatu dari saku baju mereka masing- masing. Diantara mereka ada yang mengeluarkan sebatang pedang, ada yang mangeluarkan Poan Koan Pit, ada yang mengeluarkan Tiat Leng So dan ber-macam2 lagi senjata lainnya. Kedelapan orang itu juga telah berdiri dengan sikap yang bersiap sedia. Mereka mengawasi kuburan itu dengan sikap yang tegang. Dan dalam kuburan itu terdengar suara orang mengerang dengan suara yang perlahan dan kemudiah sunyi lagi. "Mengapa engkau tidak lekas keluar.....kami telah datang.......!" Mendengar suara erangan lagi, kemudian di susul dengan kata2. "Baiklah ...... kalian terlalu mendesak diriku, aku sudah tidak memiliki jalan lain, terpaksa aku melayani kalian." Dan membarengi dengan perkataan seperti itu, tampak tanah pekuburan didepan kedelapan arang berpakaian serba hitam tersebut bergerak perlahan- lahan. Rupanya pada kuburan yang satu itu memang telah dipasangi alat rahasia. Kemudian setelah tanah kuburan itu dibuka, tampak didalam kuburan tersebut sebuah peti mati berwarna coklat-tua. Kedelapan orang berpakalan hitam tersebut mengambil sikap bersiap sedia. Lain salah seorang diantara mereka berkata. "Mengapa masih tidak keluar? Apakah perlu kami mempergunakan kekerasan?" Terdengar suara erangan lagi. Tahu-tahu tutup peti mati tersebut menjeblak terbuka, dan dari dalam peti mati itu melompat keluar sesosok tubuh kecil dan pendek. Waktu kedelapan orang tersebut melihat sosok tubuh itu, mereka bergerak mengururgnya. Sedangkan orang yang baru keluar dari peti mati tersebut hanyalah seorang lelaki tua yang memiliki bentuk tubuh yang pendek kecil disamping itu jenggotnya panjang sekali, sampai kedada-nya. Tahu-tahu tutup peti mati tersebut menjeblak terbuka, dan dari dalam peti mati itu melompat keluar sesosok tubuh kecil dan pendek. Mungikin jika ia tidak memiliki jenggot dan kumis seperti itu, ia akan diduga seorang anak lelaki berusia delapan atau sembilan tahun. "Kalian telah datang untuk mendesakku. maka terpaksa aku melayaninya." Kata orang bertubuh pendek itu. Sedangkan kedelapan orang berpakaian serba hitam tersebut beberapa kali mengeluarkan suara dengusan, malah salah seorang diantara mareka rupanya sudah tidak sabar, ia telah mengeluarkan suara bentakan keras, tahu2 pedang ditangan kanannya bergerak cepat sekali menikam. Orang tua bertubuh pendek tersebut melihat manyambarnya serangan ia berkelit. Gerakannya sangat lincah sekali. "Hmmmi....." Dengus orang tua bertubuh pendek itu. "Jika demikian, kalian ternyata bendak main keroyok lagi seperti beberapa saat yang lalu!" Dan setelah berkata begitu, tubuh orang tua itu bergerak cepat sekali, setiap gerakannya memang bisa menggertak kedelapan orang itu untuk mundur, tetapi orang tua bertubuh pendek tersebut tetap dikurung dan dikepung, dengan ketat sekali, kedelapan orang itu selalu mempergunakan sentjata mereka masing-masing saling berganti melancarkan tikaman, tebasan dan totokan. Tetapi kenyataan yang ada, orang tua bertubuh pendek itu selalu berhasil mengelakkan diri, dan ia melompat kesana-kemari dengan gerakan gesit sekali. Karena mengandalkan kegesitannya itu, membuat kedelapan orang yang mengurungnya tidak bisa untuk terlalu mendesaknya. Walaupun bagaimana memang tertihat jelas orang tua bertubuh pendek itu memiliki ginkang yang tinggi dan telah berulang kali menerobos kesana kemari dengan gerakan yang cepat sekali. Tetapi lewat belasan jurus, tampaknya orang tua bertubuh pendek itu tidak mau berdiam diri terus, ia menggerakkan tangannya. Tahu2 dari kedua telapak tangannya meluncur keluar kekuatan tenaga yang hebat sekali menerjang kedua lawannya. Begitulah, kedua lawannya yang menerima pukulan seperti itu tidak berani berdiam diri, karena mereka memang mengetahuinya bahwa tenaga pukulan yang dilancarkan orang tua bertubuh pendek tersebut merupakan kekuatan yang bisa mematikan jika saja mengenai diri mereka. Dengan menggerakkan Poan Koan Pit pedang mereka segera keduanya menyerang. Dalam waktu yang singkat, segera terjadi pertempuran seru antara siorang tua bertubuh pendek dikeroyok oleh kedelapan orang itu. Waktu itu, salah seorang diantara kedelapan orang pengeroyok itu mengeluarkan suara siulan nyarng, tahu2 tubuhnya melompat ketengah udara dengan gerakan yang ringan bukan main, dan ditangannya yang tercekal Tiat Leng So, digerakkan untuk melibat leher dari orang tua bertubuh pendek itu. Gerakan itu di lakukan dengan tiba2 sekali dan juga mengandung tenaga sinkang yang kuat. Kalau memang leher orang tua bertubuh pendek tersebut terkena lingkaran Tiat Leng So tentu ia segera akan binasa. Tetapi orang tua itu bukan orang sembarangan, ia bisa mengelakan diri dengan cepat. "Aku walaupun tengah terluka parah, tetapi aku tidak akan sudi menyerah kalah kepada kalian ......" Kata orang tua bertubuh pendek itu dengan suara yang sengit. "Kalian boleh mempergunakan seluruh kepandaian, kalian untuk mengeroyok diriku, tetapi aku akan memberikan perlawanan terus!" Dan seperti kata2-nya itu orang tua bertubuh pendek kecil tersebut menggerakan lagi kedua tangannya, malah kedua kakinya juga bergerak lincah, sehingga tubuhnya bergerak kesana- kemari dengan gesit, malah kedua tangannya itu ber- gerak2 menimbulkan angin yang berkesiuran sangat kuat. Dalam keadaan demikian, tampaknya memang jelas sekali bahwa kepandaian yang dimiliki oleh orang tua itu sangat luar biasa sekali, namun karena ia dikeroyok oleh kedelapan orang pengeroyoknya, yang rata2 memiliki kepandaian tinggi, maka ia tidak bisa merubuhkan lawan- lawannya itu. Diwaktu itu, mendadak sekali, dua orang pengeroyoknya telah menerjang, maju dengan senjata masing2 yang menikam kebagian yang mematikan. Orang tua itu berkelit lagi. Namun dari arah belakangnya tahu2 menyambar sebatang poan-koan-pit, dan tampak tubuh orang tua itu terhuyung mundur beberapa langkah. Sebelum ia rubuh terguling, masih sempat ia menyampok kebelakang, pada penyerangnya. Seketika itu juga tubuh penyerangnya terpelanting dan rubuh tidak bergerak, pingsan. Sedangkan orang tua bertubuh pendek itu juga telah tertotok tidak bisa bergerak diam tidak bergeming lagi. Ketujuh sisa pengeroyoknya jadi girang. Dua orang dari mereka segera memeriksa kawan yang pingsan, sedangkan lima orang lainnya menghampiri orang tua- bertubuh pendek itu. Dengan senjata masih tercekal ditangan mereka masing2, kelima orang yang telah mengurung orang tua pendek yang dalam keadaan tertotok tersebut, mengawasi mendelik dan salah seorang diantara mereka, yang mencekal Poan-koan-pit, telah berkata dengan suara yang bengis . "Engkau menyerah kalah atau tidak? Jika engkau masih tetap tidak mengakui bahwa kepandaian kami berdelapan berada diatas kepandaianmu, hemm..., hemm, biarlah engkau kami binasakan saja....!" Walaupun dalam keadaan tertotok seperti itu, tetapi orang tua bertubuh pendek. teraebut bisa berbicara, mulutnya bisa digerakkan, dengan sengit dan mengandung kemarahan ia telah berkata. "Walaupun bagaimana tidak bisa aku mengakui bahwa kalian berdelapan memiliki kepandaian yang lebih tinggi dariku ! Hemm......, kalian berjumlah delapan orang, sedangkan aku seorang diri, maka jika memang kalian bisa memperoleh kemenangan pada diriku, itulah merupakan kemenangan orang2 pengecut, karena dengan jumlah banyak kalian berdelapan mencari kemenangan....! Hemmm...., sungguh tidak tahu malu....! Manusia2 bermuka kulit badak, setelah mengandalkan jumlah banyak untuk menindas orang yang sendirian ini, kalian masih memiliki muka hendak mengagul-agulkan diri bahwa kalian telah menang? Sungguh tidak punya malu! Cissss ......!" Bukan main marahnya kelima orang itu, mereka telah melirik kepada kedua kawan mereka yang tengah menolongi seorang kawan mereka yang masih dalam keadaan tertotok. Tampaknya kedua kawan mereka itu tidak berhasil untuk membuka totokan pada diri orang itu, dimana kawan mereka yang seorang itu tetap rebah tidak bisa bergerak walaupun tubuhnya telah diuruti disana-sini dengan mempergunakan Lwekang. Apa yang mereka lihat menambah kegusaran mereka. "Baiklah, jika kau berkepala batu tidak mau mengakui bahwa kepandaian kami berada diatas kepandaianmu. Hemm..., engkau akan kami binasakan......!" Dan orang yang bersenjata poan-koan-pit tersebut telah melangkah maju sambil menggerakkan senjata ditangannya, ia bermaksud akan menotok jalan darah. "Eng-tian-hiat" Dan memang jika jalan darah tersebut pada tubuh seorang manusia tertotok pecah atau hancur atau juga putus, tentu menyebabkan korban totokan tersebut akan binasa disaat itu juga. Tetapi orang tua bertubuh pendek tersebut tidak merasa takut, wajahnya malah memperlihatkan perasaan marah dan mengawasi meluncurnya poan-koan-pit lawannya sama sekali ia tidak merasa gentar. Sedangkan Poan-koan-pit itu telah meluncur dekat sekali, hanya terpisah, beberapa dim lagi dari jalan darah yang mematikan itu. Waktu jiwa lelaki itu bertubuh pendek tersebut terancam kematian, mendadak sekali dari balik sebuah kuburan yang terpisah belasan tombak, meluncur dua butir batu kecil, yang terbang cepat sekali. Batu yang satu menghantam poan-koan-pit yang tengah muluncur untuk membinasakan orang tua bertubuh pendek itu, sedangkan batu yang satunya lagi telah menyambar ketubuh orang tua pendek itu, dengan demikian ia terbebaskan dari totokan dan bisa melompat berdiri. Sedangkan orang yang bersenjata Poan-koan-pit itu, waktu Poan-koan-pitnya terhantam balik itu, terdengar suara "trang......" Yang nyaring sekali, dan Poan-koan-pit itu telah miring arah menyambar pemiliknya juga merasakan telapak tangannya jadi pedih bukan main, karena benturan batu itu kuat sekali memiliki tenaga luncuran yang hebat bukan main. Dengan mengeluarkan suara seruan yang mengandung perasaan terkejut orang itu melompat mundur dengan muka yang padam, ia memandang marah kearah dari mana datangnya batu-batu itu. Keempat orang lawannya juga telah memandang kearah mana tadi dua butir batu tersebut menyambar datang. Dan mereka melihat seorang pemuda berwajah tampan dengan sepasang alis yang tebal dan baju berwarna hijau, merupakan pakaian panjang, tengah berdiri dengan sikap yanq tenang dan ditangannya tercekal sebatang seruling, yang di-gerak2-kan perlahan. Matanya memandang dingin. Dengan marah, orang bersenjata poan-koan pit tersebut telah menjejakkan kakinya, tubuhnya melompat kedekat pemuda berpakaian warna hijau tersebut, ia membentak bengis . "Siapa kau pemuda kurang ajar? Sungguh berani mati mencampuii urusanku......!" ---oo^TAH~DewiKZ^oo--- BAGIAN 64 . Jilid 20.4 PEMUDA BERBAJU HIJAU itu telah tertawa tawar, ia melirik kepada kawan2nya orang yang bersenjata poan- koan-pit itu, katanya dengan suara yang dingin . "Kalian berjumlah delapan orang, mengeroyok seorang lelaki tua seperti itu, apakah engkau dan kawan2mu memang memiliki kulit muka terbuat dari kulit badak heh...?" Melihat pemuda itu bukannya takut, malah mendamprat dirinya, orang yang bersenjata poan-koan- pit itu, tambah murka, ia telah membentak bengis samibil membanting kaki. "Kau belum mengetahui siapa kami, sehingga engkau berani kurang ajar seperti itu....! Baik! ! baik! Engkaupun rupanya minta dihajar! Kami Pat Eng Ciu (Delapan Garuda Arak) akan membereskan kau juga." Mendengar disebutnya Pat Eng Ciu pemuda. berbaju hijau itu tertawa tawar. "Aha...., rupanya Pat Eng Ciu yang sangat terkenal itu?" Katanya. "Baik..., baik..., aku Oey Yok Su ingin sekali berkenalan dengan Pat Eng Ciu! Tentu saja, kalian perlu maju berdelapan .... karena jika kalian maju seorang2 hanya membuang-buang waktu saja..... !" Bukan main murkanya orang yang bersenjata Poan- koan-pit, ia telah menggerakkan tangan nya untuk melancarkan totokan dengan senjata nya. Tetapi seorang kawannya telah mencekal tangannya. "Tunggu dulu!" Kata kawannya, yang bersenjata pedang. Dan kemudian menoleh kepada Oey Yok Su sambil tanyanya. "Apakah engkau Oey Yok Su, yang sangat. terkenal di dalam rimba persilatan sebagai Tocu dari Tho Hoa To?" Oey Yok Su .....mendengus dingin. "Benar, dan kalian tadi telah mendesak orang tua itu untuk mengakui bahwa kepandaian kalian berdelapan lebih tinggi dari kepandainya, maka sekarang biarlah aku yang muda she Oey menggantikannya, untuk membuktikan hal itu, dimana. aku akan menghadapi kalian.....!" Pat Eng Ciu merupakan delapan orang pendekar gagah didalam rimba persilatan. Mereka juga gemar sekali minum arak, sampai mabok2-an hebat. Itulah sebabnya mereka memperoleh gelaran sebagai Pat Eng Ciu. Tetapi jiwa mereka sesungguhnya baik, mereka juga berasal dari kalangan lurus, dimana mereka mempelajari ilmu silat yang cukup tinggi. Walaupun tidak bisa disebut sebagai jago2 nomor satu, namun jarang ada orang yang bisa menghadapi mereka. Tetapi ada satu sifat yang sama dimliki kedelapan orang ini, mereka sela!u ingin menang diatas orang lain, selalu merasa bahwa kepandaian mereka berdelapanlah yang tertinggi tanpa tandingan. Karena sifat mereka inilah kedelapan jago tersebut sering terlibat dalam pertempuran. Dengan berdelapan sekaligus maju, menghadapi lawan, mereka maka Pat Eng Ciu selalu berhasil merngalahkan lawan2nya. Dan begitu juga halnya dengan orang tua bertubuh pendek tersebut, ia merupakan seorang tokoh persilatan yang memiliki kepandaian tinggi, ia bernama Han Bun Liong, pertemuannya dengan delapan Pat Eng Ciu telah menyebabkan mereka bertempur, karena Pat Eng Ciu menantangnya untuk bertempur, dan Han Bun Liong telah berhasil dilukai oleh Pat Eng Ciu. Waktu itu Pat Eng Ciu mendesak agar Han Bun Liong mengakui bahwa kepandaian kedelapan jago itu berada diatas dirinya, namun Han Bun Liong menolaknya. Ia berusaha melarikan diri. Tetapi jejaknya selalu berhasil ditemui oleh kedelapan lawan2-nya. Begitulah baberapa kali terjadi pertempuran diantara mereka, yang selalu Han Bun Liong berada dipihak yang kalah dan semakin terluka lebih hebat. Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Namun sejauh itu Han Bun Liong tetap tidak mau mengakui bahwa kedelapan orang itu lebih tinggi kepandaiannya dari dia. Bun Liong malah lebih rela mati ditangan lawan2nya itu. Terakhir, dia telah berhasil melarikan diri dan menyembunyikan diri didaerah pekuburan tersebut. Ia pun telah mencuri sebuah peti mati dan menculik seorang tukang batu, yang di paksa untuk membuat kuburan yang ada pintu rahasianya. Kuburan yang dipergunakannya adalah kuburan dari orang yang tidak dikenalnya dan telah dibongkarnya. Tukang batu ilu telah membuatkan ruangan untuk meletakkan peti mati itu. Setelah selesai semuanya, Han Bun Liong menotok jalan darah lupa ingatan dari tukang batu itu, sehingga pergi dengan otak yang tidak waras lagi. ============================== Tetapi itu hanya berlangsung dua..... ... 31 sd 34 . 2 halaman ini robek... ============================== Lebih hebat lagi, dimana suara serulingnya sebentar meninggi, melengking, sebentar merendah perlahan sekali, seperci juga suara tangis yang menyatkan hati. Perasaan dan jantung dari Pat Eng Ciu jadi semakin tergoncang bebat. Mereka berdelapan telah berusaha untuk menguasai perasaan mereka, tetapi selalu gagal. Dengan demikian, membuat mereka jadi mengeluarkan suara bentakan vang nyaring untuk memechakkan perbatian mereka dari pengaruh suara seruling itu. Tetapi tidak juga mereka terlepas dari pengaruh suara seruling Oey Yok Su. Malah waktu Oey Yok Su meniup dengan nada yang menghentak-hentak, diwaktu itulah kedelapan Pat Eng Ciu sudah tak bisa mempertahankan diri, mereka menggerakan kedua tangan mereka, seperti tengah bersilat atau juga seperti tengah menari. Orang tua bertubuh pendek Han Bun Liong telah mengetahui bahwa Oey Yok Su meniup serulingnya itu untuk menguasai kedelapan lawannya. Walaupun Han Bun Liong, berdiri diluar gelanggang, terpisah sepuluh tombak lebih tidak urung iapun terpengaruh suara seruling. Han Bun Liong merasakan jautungnya berdebar karas sekali, dan kedua tangan dan kedua kakinya seperti ingin berteriak. Cepat-cepat Han Bun Liong mengempos tenaga dalamnya, ia berusaha manguasai dirinya. Namun gagal, dan ia seperti akan menari. Dengan kaget Han Bun Liong menotol tanah dengan kedua kakinya, ia telah melompat mundur berulang kali, menjauhkan diri belasan tombak lagi. Tetapi pengaruh seruling itu masih juga membuntutinya dan ia masih ingin menari. Cepat-cepat Bun Liong melompat mundur lagi dan akhirnya ia bisa juga terhindar dari pengaruhnya suara seruling Oey Yok Su. Sedangkan Pat Eng Ciu yang waktu itu tengah me- nari2 dibawah pengaruhnya suara seruling Oey Yok Su, terus juga berteriak-teriak. "Hentikan..... hentikan...... !" Tetapi Oey Yok Su terus meniup surulingnya. Symbil meniup, kakinya juga tetah melangkah kesana-kemari, diselingi dengan tubuhnya yang berkelebat cepat seperti gumpalan warna hijau. Suara seruling itu tetap mengalun panjang dan pendek tidak menentu. Dengan mengandalkan suara serulingnya itu ternyata Oey Yok Su telah dapat menguasai delapan lawannya, yang terus juga me-nari2 semakin cepat. Tentu saja kedelapan jago Pat Eng Ciu tersebut ketakutan bukan main. Harus diketahui, jika mereka terlalu lama dikuasai oleh suara seruling yang di iringi dengan lwekang yang telah sempurna, tentu mereka akan menari terus dan kehabisan tenaga, dan akhirnya mereka akan mati lemas. Itulah yang ditakuti oleh Pat Eng Ciu maka mereka sambil me-nari2 berusaha mengerahkau lwekang mereka untuk membendung pengaruh suara seruling itu. Namun kedelapan jago itu selalu gagal dengan usaha mereka, lwekang mereka rupanya tidak semahir yang dimiliki Oey Yok Su. Ada berapa orang diantara mereka yang berusaha menggerakkan tangan mereka menutupi telinga mereka, tetapi itu tidak lama. Begitu suara seruling mangalun meninggi di waktu itu pula tangan mereka tak bisa menempel ditelinga telah ber-gerak2 menari lebih hebat. Benar2 Pat Eng Ciu jadi ketakutan bukan main, mereka sampai ber-teriak. "Hentikan....... kami menyerah kalah.... kami menyerah kalah..." Dan senjata mereka telah berjatuhan malang melintang ditanah. Disaat itu Oey Yok Su meneruskan tiupan serulingnya, sama sekali dia tidak memperdulikan teriakan2 Pat Eog Ciu. Dan juga suara serulingnya itu mengalun terus semakin meninggi. Bagaikan kalap, kedelapan Pat Bng Ciu tersebut me- nari2 lebih cepat dan kuat. Sampai akhirnya tenaga mereka habis dan Pat Eng Ciu rubuh terjungkal lemas diatas tanah, muka mereka pucat sekali. Waktu itulah Oey Yok Su baru berhenti meniup serulingnya. "Hemm....., kalau memang aku tidak menaruh belas kasian pada kalian, aku bisa meniup serulingku ini dan kalian akan mati lemas.... !" Kata Oey Yok Su dengan suara yang dingin. Kedelapan jago Pat Eng Ciu itu tidak menyahuti, mereka telah cepat2 duduk bersemedhi, untuk mengatur jalan pernapasan mereka. Lewat beberapa saat, mereka telah melompat berdiri, salah seorang diantara mereka telah berkata sambil merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada Oey Yok Su . "Sungguh menakjubkan sekali....! Rupanya apa yang tersiar didalam rimba persilatan, bahwa Auwyang Hong, Ang Cit Kong, Org Tiong Yang, Toan Hongya dan Oey Yok Su benar2 merupakan jago- jago yang memiliki kepandaian luar biasa. Dan lima jago luar biasa itu ternyata memang tidak memiliki nama kosong". Mendengar disebutnya nama Ang Cit Kong, Ong, Tiong Yang, Auwyang Hong dan Toan Hongya maka Oey Yok Su berobah. "Hmmm...., aku tidak bisa dipersamakan dengan mereka!" Kata Oey Yok Su kemudian. "Kami berlima memang bersahabat dan memiliki kepandaian sendiri- sendiri, memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing, maka tidak bisa dipersamakan seperti itu !" Orang yang berkata tadi telah menganguk cepat. "Benar, dengan hanya sebatang seruling, dan dengan mempergunakan suara seruling saja, kami telah rubuh ditangan Oey Taihiap, apa lagi jika memang Oey Taihiap mempergunakan kepandaianmu, tentu kami akan terbinasa hanya dalam satu gebrakan" Oey Yok Su menatap dingin kedelapan Pat Eng Ciu, kemudian . "Hemmmm...., kalian semula merasa bahwa kepandaian kalian berdelapan sangat tinggi dan mendesak orang tua itu untuk mengakui bahwa kepandian kalian berada diatas kepandaiannya. Sekarang bagaimana pendirian kalian?" "Kami berdelapan memang merupakan katak-katak dalam tempurung, sama sekali tak bisa melihat tingginya langit dan dalamnya bumi. Sungguh membuat kami menjadi malu sekali !" Menjahuti salah seorang Pat Eng Ciu. "Kalau memang kalian telah menjadari akan hal itu, sekarang kalian pergilah......!" Kata Oey Yok Su dengan suara yang dingin. Pat Eng Ciu tidak berani banyak bicara lagi, mereka kuatir kalau2 Oey Yok Su merobah keputusannya itu. Mereka telah memberi hormat dan kemudian berlalu meninggalkau tempat itu Oey Yok Su hanya mengawasi saja. Sedangkan Han Bun Liong telah menghampiri Oey Yok Su. "Terima kasih atas pertolongan yang diberikan oleh Oey Taihiap ...!" Katanya sambil memberi hormat. Oey Yok Su menyingkir. kemudian deagan sulara yang tawar ia berkata. "Kau juga pergi meninggalkan tempat ini .. !" Han Bun Liong jadi tertegun. "Apa...... Oey Taihiap?" Tanyanya tergagap tidak mempercayai apa yang didengarnya. "Apakah telingamu tuli? Pergi dari tempat ini!" Kata Oey Yok Su lagi. Dingin sekali suara nya. Han Bun Liong memandang sejenak pada Oey Yok Su lalu ia menjura memberi hormat dan memutar tubuhnya, berlalu meninggalkan tempat itu. Oey Yok Su masih berdiri ditempatnva, is mengawasi kuburan2 yang terdapat ditanah pekuburan tersebut, mulutnya bersenandung perlahan dan kemudian mengangkat seruling lalu ia meniupnya. Suara serulingpun mengalun disekitar tempat tersebut, mengisi kesepian dan kesunyian ditanah pekuburan tersebut. Sejak terjadinya peristiwa itu dimana Oey Yok Su merubuhkan Pat Eng Ciu hanya dengan menggunakan suara serulingnya, ia memperoleh keharuman nama yang bukan main dan terkenal sekali, karena Pat Eng Ciu setiap kali bertemu dengan orang2 rimba persilatan, baik yang menjadi lawan mereka, maupun yang merupakan sahabat mereka, selalu membicarakan perihal kegagahan dari Tocu Tho Hoa To tersebut, yaitu Oey Yok Su......... ---oo^TAH~DewiKZ^oo--- BAGIAN 65 . Jilid 20.5 TETAPI nama Oey Yok Su yang begitu terkenal telah mendatangkan perasaan yang tak menggembirakan dihati seorang tokoh persilatan lainnya, yaitu Auwyang Hong, yang merasa iri dan dengki. Auwyang Hong memang mengetahui, bahwa namanya tidak kalah terkenalnya dengan Oey Yok Su, tetapi Auwyang Hong menghendaki dirinya merupakan jago yang namor satu. Tentu saja Auwyang Hong menghendaki Oey Yok Su, maupun Ong Tiong Yang, Ang Cit Kong, dan Toan Hongya juga berada. dibawah dari keharuman namanya. Namun disebabkan berlima memang memiliki kepandaian yang sama tingginya, dengan sendirinya mereka berlima juga yang sangat terkenal dan sama2 memiliki nama yang meeggetarkan rimba persilatan. Terkandung maksud didallam hati Auwyang Hong, jika ia memiliki kesempatan, ia ingin sekali mengadu kepandaian dengan Ong Tiong Yang, Oey Yok Su, Toan Hongya dan Cit Kong. Tetapi sejauh itu, ia masih belum memiliki kesempatan, karena sejak pertemuannya yang terakhir dengan Oey Yok Su dan yang lain2nya, Auwyang Hong tidak pernah bertemu lagi dengan mereka, mereka telah merantau keberbagai temgat. Begitu pula halnya dengan Ang Cit Kong yang telah menjadi Pangcu Kay-pang, dimana ia telah memimpin perkumpulan Pengemis tersebut dengan baik, memperoleh kemajuan yang pesat, Kay-pang berkembang, baik sekali, sehingga memiliki cabang2 yang meluas diseluruh daratan Tionggoan. Setelah memberikan kekuasaan kepada wakil-wakilnya untuk semua ketua cabang Kaypang, Ang Cit Kong lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berkelana. Hanya sekali2, jika Kay-pang menghadapi, urusan yang besar dan penting, Ang Cit Kong baru kembali kemarkas pusat Kay-pang, untuk mengurus dan memimpinnya. Karena memiliki waktu lama yang cukup banyak, maka Ang Cit Kong bisa mempergunakan waktu untuk mendatangi tempat2 yang indah untuk pelesir. Disamping itu, sering Ang Cit Kong mendatangi dapur istana, di sana dia telah melalap santapan yang lezat2 yang sesungguhnya untuk Kaisar, dan ia memakannya sebelum Kaisar sendiri memakannya. Dan suatu kali, pernah Ang Cit Kong bersembunyi selama tiga bulan didapur istana, di mana dia telah menikmati ratusan macam masakan yang lezat2. Dan kegemaran makan Ang Cit Kong memang semakin menjadi saja, semakin tua semakin tidak bisa dibendung, sampai kelak, diwaktu dia melepaskan jabatan Pangcu Kaypang, kegemarannya untuk bersantap masakan yang lezat2 tidak juga berkurang. Sering juga Ang Cit Kong mendengar nama Oey Yok So. Ong Tiong Yang, Auwyang Hong dan Toan Hongya, yang disebut oleh jago rimba persilatan, sebagai jago2 tanpa tandingan. Dan mendengar itu, walaupun Ang Cit Kong sendiri sering mendengar juga, bahwa dirinya termasuk diantara jago tanpa tandingan itu, tokh Ang Cit Kong merasakan tangannya jadi gatal dan ingin sekali ia bertanding degan ke empat jago lainnya itu, untuk menentukan siapakah yang paling tinggi memiliki kepandaian. Itulah sebabnya, Ang Cit Kong telah sengaja berkelana keberbagai tempat, untuk mencari jejak Ong Tiong Yang, Auwyang Hong, Toan Hongya dan Oey Yok Su. Sejauh itu ia masih belum berhasil untuk menemui jejak mereka, Tetapi sambil mengembara Ang Cit Kong juga banyak melakukan pekerjaan besar, seperti juga membereskan pertikaian antara golongan dari pintu perguruan yang memiliki permusuhan. Dengan memiliki kepandaian yang tinggi Ang Cit Kong bisa menyelesaikan semua urusan itu dengan baik. Dengan sendirinya pula nama Ang Cit Kong juga semakin terkenal Terlebih lagi memang Kay-pang kian lama kian banyak memiliki jago2nya yang tangguh dan memiliki kepandaian tinggi karena Ang Cit Kong sendiri yang telah turun tangan memberikan petunjuk dan mewariskan satu dua jurus dari kepandaiannya. Ketika dalam suatu kesempatan ia bertemu dengan Auwyang Hong, kedua jago yang masing masing memiliki kepandaian sangat tinggi ini telah bercakap-cakap dengan gembira. Bahkan ketika Ang Cit Kong menyinggung menyinggung-nyinggung perihal mengadu kepandaian diantara mereka berlima. Auwyang Hong kontan menyetujuinya. "Memang akupun tengah memikirkan bal itu, saudara Ang," Kata Auwyang Hong. "Dan jika saja Oey Tocu, Ong Tojin dan Toan Hongya menyetujui usul kita, lebih baik kita mengadakan pertemuan dan merundingkan ilmu silat, guna menentukan siapa diantara kita sesungguhnya yang memiliki kepandaian paling tinggi!" Bukan main girangnya Ang Cit Kong. "Jika begitu, kalau memang kelak saudara Auwyang bertemu dengan salah seorang diantara mereka, kau beritahukan maksud kita ini ....dan kalau memang mereka menyetujui, nanti kita mencari sebuah tempat, untuk dijadikan tempat pertemuan dimana kita akan saling merundingkan ilmu silat...!" Auwyang Hong mengiyakan. Begitulah mereka telah berpisah. Dan Auwyang Hong memang kemudian bertemu dengan Oey Yok Su dan telah menyampaikan keinginan Ang Cit Kong dan juga termasuk keinginannya juga, untuk mengadakan pertemuan diantara mereka berlima, guna mengadakan perundingan ilmu silat. Semula Oey Yok Su tidak begitu menyambuti keinginan dari kedua jago tersebut, karena Tocu dari Tho Hoa To tersebut beranggapan bahwa hal itu hanya mem-buang2 waktu dan tak menarik. Tetapi atas desakan Auwyang Hong, akhirnya ia menyetujui juga. Begitulah, Auwyang Hong dan Oey Yok Su telah melakukan perjalanan bersama-sama untuk mencari jejak Ong Tiong Yang dan Toan Hongya. Untuk mencari Toan Hongya memang tidak begitu sulit, sebagai seorang Kaisar dari Taili, tentu ia bisa dijumpai diistananya. Tetapi untuk mencari Ong Tiong Yang, sulit sekali, karena Tojin tersebut memang selalu merantau tidak menentu tempatnya. Karena itu Oey Yok Su dan Auwyang Hong telah mencari dulu Ong Tiong Yang, dan kelak jika mereka telah berhasil mencari jejak Ong Tiong Yang, barulah mereka akan menemui Toan Hongya, guna mengundang Kaisar Taili tersebut, ikut dalam pertemuan mereka mengadakan perundingan ilmu silat. Setelah hampir satu tahun Oey Yok Su dan Auwyang Hong mencari jejak Ong Tiong Yang akhirnya mereka berhasil menemui jejak Tojin tersebut. Tetapi tidak di-sangka2, Ong Tiong Yang sendiri mempunyai maksud yang serupa. Bahkan ia mengatakan bahwa ia telah berhasil menemui se Jilid kitab ilmu silat luar biasa, yaitu Kiu Im Cin Keng. Siapa yang memahami ilmu silat yang terdapat dalam kitab itu, benar2 ia akan memiliki kepandaian vang luar biasa tingginya dan akan menjadi jago nomor satu. Sebagai seorang imam yang berhati polos dan jujur, Ong Tiong Yang tidak mau mempelajari kitab itu, karena dianggapnya bukan miliknya, ia menemukan kitab pusaka itu secara kebetulan saja. Tentu saja Ong Tiong Yang mengetahui, bahwa ilmu silat yang terdapat didalam kitab itu merupakan ilmu silat luar biasa, namun ia tidak mau mengingkari pintu perguruannya sendiri, yang merupakan pintu perguruan yang memiliki ilmu aliran lurus. Menurut Ong Tiong Yang dengan melatih diri pada ilmu pintu perguruannya, iapun bisa menjadi seorang jago yang kosen. Ong Tiong Yang mengatakan, jika memang kelak mereka telah mengadakan pertemuan untuk merundingkan ilmu ilmu silat, dan siapa yang menang berhak untuk memiliki kitab pusaka ini. Diwaktu itu jika memang ia yang berhasil memperoleh kitab tersebut ia baru akan mempertimbangkan lagi, apakah dia akan mempelajari kitab Kiu Im Cin Keng tersebut atau tidak. Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Oey Yok Su dan Auwyang Hong jadi girang mendengar hal itu. Memang Auwyang Hong memiliki hati yang agak licik. la cerdas sekali disamping itu sangat cerdik dan selalu ingin menang sendiri juga. Mendengar perihal kitab Kiu im Cin Keng itu, dia menjadi membayangkan betapa ia jika berhasil memenangkan dalam pertemuan perundingan ilmu silat nanti dan kitab Kiu Im Cin Keng itu jatuh katangannya, tentu ia bisa memperdalam ilmunya dan akan jadi seorang pendekar tanpa tandingan, seorang jago yang sudah tidak memiliki lawan lagi. Itulah sebabnya Auwyang Hong telah mendesak Ong Tiong Yang untuk secepat mungkin menyelenggarakan pertemuan mereka itu. Oey Yok Su juga tertarik pada keanehan2 yang bersangkut paut dengan ilmu silat, jadi begitu tertarik dan telah mendesak Ong Tiong Yang untuk mengadakan pertemuan mereka. Ong Tiong Yang setelah berpikir sejenak, kemudian menetapkan, bahwa dimusim panas, pada tahun mendatang, dalam bilangan bulan keempat, mereka akan bertemu digunung Hoa San. Dipilihnya Hoa San menurut Ong Tiong Yang, karena mereka harus memilih sebuah tempat yang cocok. untuk dapat dengan tenang meagadakan perundingan ilmu silat. Oey Yok Su dan Auwyang Hong menyetujuinya dengan segera. Dengan ditunjuknya Hoa San sebagai tempat berkumpul, tentu me reka bisa lebih mudah berkumpul. Dan Oey Yok Su bersama Auwyang Hong menyatakan pada Ong Tiong Yang mereka akan pergi ke Taili, untuk memberitahukan hal itu pada Toan Hongya, dan mengundang Kaisar Taili tersebut untuk mengambil bagian dalam partemuan dan berunding ilmu silat itu. Begitulah, mereka telah berpisah lagi. Toan Hongya yang dikabarkan mengenai akan diadakannya pertemuan perundingan ilmu silat oleh Ong Tiong Yang, Oey Yok Su, Auwyang Hong dan Ang Cit Kong, jadi gembira sekali. Sebagai seorang raja yang sejak kecil telah gemar mempelajari ilmu silat seperti itu, ter lebih lagi oleh tokoh-tokoh rimba persilatan yang memiliki kepandaian luar biasa, benar-benar sangat menarik hatinya. "Siapa-siapa saja yang akan berkumpul di Hoa-san..... ?" Tanya Toan Hongya. "Kita berlima, tetapi jago-jago dari luar kalanganpun, jika mereka memiliki kepandaian yang tinggi, boleh ikut serta....! Malah, akhir-akhir ini terdengar berita didalam rimba persilatan terdapat seorang jago yang memiliki kepandaian sangat tinggi yaitu Khiu Cian Jin dan kami bermaksud akan mengundang jika memang kami bisa bertemu dengannya......!", kata Oey Yok Su. Auwyang Hong membenarkan perkataan Oey Yok Su. "Ya, aku cukup banyak mendengar perihal dirinya orang she Khiu tersebut..... katanya dia memiliki lwekang yang benar2 telah sempurna dan juga memiliki kepandaian yang luar biasa." Begitulah, dengan gembira Oey Yok Su dan Auwyang Hong telah menghabiskan waktu mereka diistana Toan Hongya selama satu bulan. Selama itu mereka memperoleh perlakuan yang manis sekali dari Kaisar tersebut. Kemudian Auwyang Hong dan Oey Yok Su telah pamitan dan pergi mencari Ang Cit Kong. Dua bulan mereka mencari raja pengemis itu dan akhirnya mereka bisa menemui Ang Cit Kong. Segera disampaikan perihal dipilihnya Hoa San sebagai tempat mereka berkumpul dan Ang Cit Kong menerima keputusan tersebut dengan girang. "Ya, kelak dibulan keempat pada musim panas kita akan bertemu lagi disana...!" Kata Ang Cit Kong. Begitulah, akhirnya mereka telah bersepakat untuk bertemu digunung Hoa San pada bulan keempat dimusim panas mendatang...! Pertemuan di Hoa San, yang dikenal dengan nama Hoa San Lun Kiam, merupakan pertemuan kelima jago yang terdiri dari Ang Cit Kong, Ong Tiong Yang, Oey Yok Su, Auwyang Hong dan Toan Hongya. Rencana pertemuan tersebut, yang masih menantikan waktu beberapa bulan, merupakan pertemuan yang menarik sekali, dan cepat pula tersiar luas didalam rimba persilatan, sehingga banyak sekali menarik perhatian jago2 rimba persilatan. Diantara para pendekar2 rimba persilatan lainnya yang memiliki kepandaian tinggi, telah bermaksud hendak ikut dalam pertemuan di Hoa San itu. Memang mereka telah mendengar perihal kehebatan kepandaian kelima jago luar biasa seperti Ong Tiong Yang, Ang Cit Kong, Oey Yok Su, Auwyang Hong dan Toan Hongya, namun mereka betum pernah bertemu sendiri dan mengadu ilmu. Itulah sebabnya mereka masih memiliki keberanian dan keinginan untuk mengadu ilmu dengan kelima jago sakti tersebut. Mengenai rencana akan diadakannya pertemuan antara kelima jago luar biasa di Hoa San benar2 merupakan berita yang menggemparkan rimba persilatan. Dan jago-jago lainnya yang mendengar hal itu telah melatih diri dengan giat, mempersiapkan diri untuk ikut hadir dalam pertemuan tersebut. ---oo^TAH~DewiKZ^oo--- BAGIAN 66 . Jilid 20.6 HOA SAN merupakan gunung yang tinggi, puncaknya diselubungi salju, tetapi menjelang musim panas, salju telah mencair dan juga telah dipenuhi oleh pohon2 bunga yang indah. Berlainan dengan gunung2 Thian San dan Himalaya, yang setiap tahun puncaknya selalu di selubungi oleh salju, dimana sepanjang dunia ini masih berputar, selama itu pula salju yang menutupi puncak kedua gunung itu tidak pernah mencair, dan diwaktu musim panas saljupun tak pernah berkurang tebalnya. Badik Buntung Karya Gkh Walet Besi Karya Cu Yi Pendekar Bunga Karya Chin Yung