Ceritasilat Novel Online

Pertikaian Tokoh Persilatan 23


Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung Bagian 23


Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya dari Chin Yung   Sedangkan Hoa San, begitu memasuki musim semi, saiju telah tipis dan berkurang banyak, dan menjelang musim panas, diwaktu itulah Hoa San bersih dari salju.   Dengan demikian, tepatlah Ong Tiong Yang memilih gunung tersebut untuk dijadikan tempat pertemuan mereka.   Sebulan lagi akan tiba pertemuan di Hoa San yang akan mempertemukan kelima jago luar biasa tersebut, tetapi gunung Hoa San di bulan tiga tersebut telah dibanjiri olah kedatangan jago2 dari berbagai kalangan dan pintu perguruan.   Mereka terdiri berbagai macam manusia dan bermacam pula cara berpakaian mau pun adat tabiat mereka.   Semuanya telah berkumpul di Hoa San walaupun masih cukup lama untuk tibanya pertemuan antara Ong Tiong Yang, Oey Yok Su, Auwyang Hong, Ang Cit Kong dan Toan Hongya tetapi telah ratusan jago yang berkumpul dipuncak Hoa San.   Masing2 telah memilih tempat untuk mrereka mendirikan perkemahan.   Tetapi, karena telah berkumpul jago2 dari berbagai aliran dalam jumlah yang begitu banyak dan dalam waktu berkumpul yang cukup lama, maka selama itu sering terjadi bentrokan2 diantara mereka.   Ong Tiong Yang dan keempat jago lainnya juga tidak menyangka bahwa rencana pertemuan mereka akan tersiar beritu luas didalam rimba persilatan, dan juga bisa mengundang begitu banyak orang2 yang berniat untuk ikut dalam perundingan tersebut.   Rencana mereka semula hanya berunding berlima dengan beberapa jago2 tersebut lainnya, tetapi siapa tahu peminatnya begitu banyak.   Keributan2 yang sering terjadi diwaktu berkumpulnya para jago tersebut dipuncak Hoa San sering menimbulkan kekalutan dan juga tidak jarang sampai jatuh korban.   Waktu yang ditentukan dimana kelima jago luar biasa itu akan berkumpul dan mengadakan pertemuan, telah hampir tiba.   Itulah pertemuan yang tidak dipersiapkan dengan segala macam keperluan-keperluan seperti meja atau kursi, karena memang jago2 luar biasa itu hanya akan mengadakan pertemuan yang sederhana.   Namun dengan membanjirnya jago2 dari berbagai kalangan, telah membuat disitu terdapat banyak sekali peralatan yang bisa dipergunakan, karena banyak yang membawa kursi sendiri, atau yang tidak membawa telah menebang pohon dan telah membuatnya sendiri.   Waktu yaog mereka miliki memang cukup panjang.   Udara dimusim panas cukup menyenangkan hangat dan terlebih lagi tempatnya indah, penuh dengan pohon2 beraneka warna.   Dan waktu yang telah ditentukan dimana Ong Tiong Yang, Auwyang Hong, Oey Yok Su, Toan Hongya dan Ang Cit Kong akan bertemu telah tiba.   Kelima jago2 muda yang memiiiki kepandaian luar biasa itu benar-benar terkejut waktu melihat di Hoa San tetah berkumpul demikian banyak jago-jago dari berbagai aliran.   Mereka tak menyangka, bahwa pertemuan ini yang mereka selenggarakan bisa menarik perhatian begitu, banyak dari orang2 rimba persilatan.   Tecapi disebabkan para jago-jago dari berbagai kalangan itu telah berkumpul disitu, dengan sendirinya mereka juga tidak bisa menampik kehadiran mereka, untuk ikut ambil bagian dalam pertemuan dan perundingan ilmu silat.   Tetapi di sebabkan Ong Tiong Yang berlima memang memiliki kepandaian tinggi, maka mereka yang menjadi pemimpin dalam pertemuan itu.   Disamping itu, mereka berlima pula yang akan bertindak sebagai pengawas dari pertandingan yang akan berlangsung, untuk menilai siapa diantara para jago-jago berbagai kalangan itu yang berhak untuk ikut dalam perundingan ilmu silat yang mereka selenggarakan ini.   Begitulah, seorang demi seorang telah maju kegelanggang pertempuran, mereka telah bertanding.   Kalah dan menang beruntun silih berganti.   Setiap ada seorang jago yang telah rubuh, digantikan oleh jago laionya.   Semakin lama, yang maju kegelanggang semakin, tinggi kepandaian-nya.   Dan pertempuran yang terjadi juga semakin hebat pula, dimana mereka selalu mempergunakan dua cara.   Yaitu cara pertama dengan mempergunakan ilmu kepalan tangan kosong.   Jika memang pertempuran mempergunakan tangan kosong itu telah selasai, baru dilanjutkan dengan mempergunakan senjata tajam.   Banyak juga., korban yang telah berjatuhan, tetapi selama itu belum ada seorang jagoan pun yang memikir kepandaian benar2 tinggi atau berhak untuk ikut dalam golongan kelima jago luar biasa tersebut.   Tidak lama setelah berakhirnya pertempuran para kaum muda, ditengah gelanggang telah maju jago2 golongan tua, kepandaian mereka memang jauh lebih tinggi dari golongan muda.   Dan pertempuran yang berlangsung juga semakin hebat saja.   Tidak jarang, ada jago yang telah terluka parah dan hampir menemui kematian, korban dari pertandingan itu.   Menjelang sore hari, pertempuran antara jago-jago itu telah semakin sedikit jumlahnya, dan yang belum bertanding tinggal belasan orang saja.   Ong Tiang Yang menganjurkan agar mereka beristirahat dulu malam ini, besok pagi baru melanjutkan pula pertandingan tersebut.   Begitulah, malam itu, mereka mengadakan pesta minum2 dipuncak Hoa San sambil memperbincangkan ilmu silat.   Jago2 yang telah kalah dalam bertanding, juga tidak meninggalkan puncak Hoa San.   Se-tidak2-nya mereka hendak ikut menyaksikan jalannya pertempuran jago2 lainnya yang memiliki kepandaian lebih tinggi dari mereka.   Dan yang lebih penting lagi adalah untuk ikut menyaksikan pertandingan antara lima jago luar biasa itu.   Keesokan paginya, pertandingan itu telah dilanjutkan.   Belasan jago tua yang kemarin belum kebagian kesempatan untuk bertanding sekarang memperoleh waktu yang cukup untuk mengadu kepandaian.   Pertandingan itu diawali dengan majunya seorang lelaki tua, yang mengaku barnama Ta Lang Su bergelar Si Rase Emas.   Ia bersenjata sebatang pedang panjang.   Dan lawan bertandingnya seorang yang bernama Kiu Cie Pa yang bersenjata sebatang tombak.   Pertempuran kedua orang ini cukup seru dan menurut penilaian dari Ong Tiong Yang berlima memang pantas untuk ditonton.   Tiga puluh jurus mereka lewati berimbang tetapi setelah itu tampak Kiu Cie Pa yang telah terdesak hebat, dan disaat suatu kali ia lengah, lengannya telah berhasil dilukai oleh mata pedang lawannya.   Kiu Cie Pa dinyatakan sebagai pecundang dan kemudian Ta Lang Su kembali bertanding dengan seorang jago tua lainnya yang bersenjata sebatang golok dan bernama Su Wang Tauw.   la seorang akhli ilmu golok yang mahir sekali dimana goloknya telah diputar ber- kelebat2 rapat sekali, melancarkan bacokan2 yang ketat bukan main kepada Ta Lang Su.   Tetapi Ta Lang Su juga tidak, kalah gesit-nya dan pedangnya me nyambar2 dengan hebat sekali ia menerjang maju dengan, tikaman dan tabasan pedangnya, bagaikan seekor Rase yang menubruk mangsanya.   Pertandingan itu memang cukup hebat dan meagagumkan.   Banyak jago-jago yang kemarin telah jadi pecundang, duduk menyaksikan dengan mulut terbuka kagum.   Mereka melihat, baik ilmu pedang atau ilmu golok dari kedua orang yang tengah mengadu ilmu tersebut, maupun tenaga dalam mereka merupakan ilmu yang sangat tinggi dan memiliki jurus-jurus yang luar biasa.   Angin dari kedua senjata yang ber-kelebat2 saling sambar menyambar tersebut, tampaknya begitu menyilaukan mata dan berkesiuran sangat keras sekali.   Kedua orang yang tengah bertempur itu pun telah ber- kelebat2 kesana-kemari dengan gesit dalam bentuk bayangan belaka.   Ong Tiong Yang melihat, bahwa kepandaian Ta Lang Su sesungguhnya berada diatas Su Wang Tauw, tetapi ia kalah ginkang, sehingga mereka jadi berimbang.   Sebagai seorang jago yang telah memiliki kepandaian tinggi sekali, dengan menyaksikan jalannya pertempuran tersebut Ong Tiong Yang segera dapat menerkanya bahwa Su Wang Tauw akan muncul sebagai pemenang.   Begitu juga halnya dengan Oey Yok Su.   Ang Cit Kong, Toan Hongya maupun Auwyang Hong memiliki perasaan yang sama, yaitu telah dapat menerka bahwa Su Wang Tauw akan muncul sebagai pemenang.   Dan dugaan kelima jago luar biasa itu memang tepat sekali.   Waktu Ta Lang Su tengah memutar pedangnya dengan cepat sekali seperti titiran, maka diwaktu itulah Su Wang Tauw telah mengeluarkan suara bentakan, tahu2 goloknya telah bergerak membacok dari atas menuju kebawah, seperti hendak menerobos lingkaran pedang lawannya.   Ta Lang Su tidak jeri, ia terus juga memutar pedangnya sambil memusatkan tenaga dalam pada telapak tangannya yang disalurkan pada pedangnya.   Benturan yang terjadi antara golok dan pedang itu sangat kuat sekali.   Dengan demikian pedang Ta Lang Su jadi terhalang tak bisa diputar terus.   Mempergunakan kesempatan itu, waktu golok dan pedang saling bentur tampak Su Wang Tauw telah menggerakkan tangan kirinya mempergunakan telapak tangannya, ia menghantam.   Apa yang di lakukan oleh Su Wang Tauw memang tidak pernah diduga oleh Ta Lang Su.   Terlebih lagi Su Wang Tauw telah menghantam, dengan telapak tangan kirinya itu kuat sekali.   "Bukk.....!"   Telapak tangan itu menghantam dada Ta Lang Su dengan jitu sekali.   Tubuh Ta Lang Su seketika terpental keras sekali ketengah udara, waktu ia ambruk diatas tanah, seketika ia memuntahkan darah segar tiga kali beruntun, mukanya pucat pias dan tubuhnya lemah, karena tenaga dalamnya telah tergempur hebat, ia juga merintih perlahan menahan sakit yang bukan main, sambil memegangi dadanya yang tadi terpukul.   Su Wang Tauv telah dinyatakan sebagai pemenang untuk pertandingan kali itu.   Beruntun dia telah merubuhkan jago tua lainnya, tetapi ketika bertanding untuk ketiga kalinya, ia telah kena dirubuhkan lawannya yang bernama Sin Liang Ko.   Dan Sin Liong Ko telah memenangkan dua pertempuran, kemudian rubuh juga.   Begitulah, akhirnya pemenang tunggal yang tinggal seorang diri dari pertempuran para orang gagah tersebut bernama Bian Liang Sun, seorang tua yang memelihara jenggot dan kumis yang panjang.   la bersenjata sebuah kipas.   Dan dia!ah yang berhak untuk berhadapan dengan kelima jago luar biasa, karena ia memiliki kedudukan yang telah sama dengan kelima jago luar biasa itu.   Ong Tiong Yang telah menoleh kepada ke-empat sahabatnya sambil tanyanya.   "Siapakah diantara saudara? yang hendak main2 dengan saudara Bian Liang Sun ?"   Oey Yok Su melompat berdiri.   "Biarlah aku main2 beberapa jurus dengan saudara Bian itu ..........!"   Katanya. Tetapi waktu itu telah terdengar suara tertawa dari Ang Cit Kong.   "Saudara Oey, biar aku si pengemis yang main2 dengan saudara Bian!"   Kata raja pengemis itu. Oey Yok Su menoleh kepada Ang Cit Kong kemudian mengangguk.   "Baikiah ... tetapi engkau jangan terlalu menghamburkan tenagamu, karena sebentar lagi kita akan mengadu kepandaian akan memerlukan tenaga yang banyak. Jika engkau menghabiskan tenagamu, sekarang, kukira saudara Ang, engkau akan menyesal tentunya,"   Dan setelah berkata begitu, Oey Yok Su kembali ketempat duduknya. Ang Cit Kong tidak melayani sindiran Oey Yok Su, ia melompat kehadapan Bian Liang Sun sambil tertawa dan menggerakkan tongkat bambunya.   "Saudara Bian, aku si pengemis miskin ingin minta beberapa gebukan dari kau.... !"   Kata Ang Cit Kong, kemudian mengibaskan tongkat kebesaran Kaypang. Bian Liang Sun tertawa sambil merangkapkan kedua tangannya memberi hormat.   "Ang Pangcu, inilah suatu kehormatan buat aku siorang she Bian yang memiliki kesempatan untuk main2 dan minta beberapa jurus petunjuk dari Ang Pangcu .., jika memang tokh kelak aku menutup mata, aku bisa meram dengan hati yang tenang!"   "Saudara Bian terlalu merendah, justeru aku sipengcmis miskin yang hendak minta beberapa gebukan dari kau!"   Kata Ang Cit Kong tertawa keras.   "Nah., silahkan mulai menggebuk aku menanti!"   Bian Liang Sun tidak terlaku sungkan.   Orang she Bian ini menyadari bahwa lawan nya yang sekarang ini bukan lawan yang sembarangan.   Ang Cit Kong merupakan salah seorang dari kelima jago luar biasa itu, dan memiliki nama sangat terkenal sekali dalam rimba persilatan.   Disamping itu Ang Cit Kong juga sebagai Pangcu dari Kay pang, yang memiliki nama di segani oleh orang2 rimba persilatan.   Dengan demikian, Bian Liang Sun telah mempersiapkan seluruh kekuatan lwekangnya, untuk menghadapi Ang Pangcu ini.   "Maafkan Ang Pangcu, aku akan terus membuka serangan!"   Kata Bian Liang Sun.   "Silahkan...!"   Ang Cit Kong mengebutkan tongkat bambunya.   Bian Liang Sun sudah tidak berlaku sungkan lagi, dengan cepat dia telah mulai menyerang.   Hebat cara menyerangnya itu, dia mempergunakan kipasnya yang sebentar dibuka dan sebentar ditutup.   Jika kipasnya itu dibuka, dia menyerang dengan cara mengebut, maka kipas itu seperti lempengan besi.   Tetapi jika kipas itu ditutupnya.   maka kipas itu bisa dipergunakan untuk menotok jalan darah Lawan.   Ang Cit Kong tertawa sambil melompat kesana-kemari.   Gerakannya gesit sekali.   Dan ia pun telah berseru kaget beberapa kali, pura2 hampir terkena serangan, dan Ia mengelakkannya.   Dengan caranya itu Ang Cit Kong seperti juga hendak mempermainkan lawannya.   Tapi dalam beberapa jurus, Bian Liang Sun segera menyadari bahwa kepandaiannya itu tidak berarti banyak buat Ang Cit Kong.   Karena sebagai seorang jago yang memiliki kepandaian tinggi, dia segera mengetahui bahwa kepandaian Ang Cit Kong memang benar2 sangat tinggi sekali.   Jika memang Ang Cit Kong bermaksud sungguh2 untuk merubuhkannya, hanya dalam satu dua jurus saja Bian Liang Sun telah bisa dirubuhkannya.   Setelah menyerang empat kali lagi dan Ang Cit Kong dapat mengelakkannya degan mudah, diwaktu itulah Ban Liang Sun telah menggerakkan kipasnya, yang ditimpukkan kearah dada si raja pengemis tersebut.   Ang Cit Kong tidak manjadi kaget.   Waktu kipas lawannya itu menyambar dia telah mempergunakan jari telunjuknya untuk menyentil.   "Cukkk...!"   Kipas itu telah tersentil mental dan jatuh diatas tanah.   Tetapi Ang Cit Kong tidak bertindak sampai disitu saja, dengan mempergunakan salah satu jurus dari ilmu andalannya, yaitu Hang Liong Sip Pat Ciang, tampak ia telah menggerak kan tangan kanannya, ia melemparkan tongkatnya ketengah udara, dan menghantam dengan telapak tangannya.   Untung saja raja pengemis ini hanya mempergunakan tiga bagian dari tenaga dalamnya.   Bian Liang Sun hanya terpental namun tidak terluka didalam.   Waktu tongkat bambu Ang Cit Kong meluncur turun dari tengah udara, Ang Cit Kong telah menyambuti mencekal lagi sambil tertawa.   "Bian Taihiap memang memiliki kepandaian yang membuat orang menjadi kagum buka main...!"   Kata Ang Cit Kong kemudian. Bias Liang Sun dengan muka yang berobah merah, telah menjura memberi hormat.   "Aku si orang she Bian, walaupun melatih diri tiga puluh tahun lagi, tidak mungkin bisa menandingi Ang Pangcu. Sungguh membuat aku puas bisa merasakan hebatnya kepandaian Ang Pangcu........!"   Ang Cit Kong mengeluarkan kata2 merendah untuk menghibur orang she Bian itu. Sedangkan Auwyang Hong tidak sabar telah berteriak.   "Sekarang tiba giliran kita untuk mengadu kepandaian....... guna menentukan siapakah yang berhak untuk memperoleh kitab Kiu Im Cin Keng.......!"   Ong Tiong Yang mengangguk.   Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Baiklah, kita menunda dulu perundingan ilmu silat diantara kita berlima ini, besok pagi barulah kita memulainya, sekarang semuanya beristirahatlah dulu. Bagi yang ingin menyaksikan pertandingan diantara kami, silahkan menjadi penonton tetapi se-kali2 jangan menimbulkan keributan. Dan bagi yang tidak mau menonton keramaian, silahkan meninggalkaa puncak Hoa San ini.........!"   Orang2 rimba persilatan yang berkumpul di tempat itu mana mau pergi meninggalkan puncak Hoa San.   Mereka sebagai orang rimba persilatan yang sejak, kecil telah gemar akan ilmu silat, yang mereka anggap sebagai darah daging mereka sendiri, dengan demikian,.   sekarang akan adanya pertunjukan yang sangat menarik dari pertandingan jago2 luar biasa itu, mana mau mereka berlalu.   Malam itu mereka telah berkumpul untuk mengasoh, selama itu mereka juga telah menerka-nerka, entah siapa diantara kelima jago itu yang akan memperoleh kemenangan dalam pertandingan diesok hari......   dan kelima jago luar biasa itu sendiri telah beratirahat, untuk mengumpulkan tenaga, guna besok bertanding dengan tenaga penuh.   ---oo^TAH~DewiKZ^oo--- BAGIAN 67 .   Jilid 20.7 PENUTUP MALAM ITU Ang Cit Kong tidak bisa tidur, ia memang jenaka, maka ia telah berjalan-jalan untuk menghirup udara segar dimalam hari, sambil sekali2 menggoda Auwyang Hong, yang tampaknya memang sudah tidak sabar lagi menantikan tibanya waktu pertandingan diesok pagi.   "Saudara Auwyang, mungkin engkau yang akan muncul sebagai jago nomor satu !"   Goda Ang Cit Kong pada tengah malam, waktu Ia melihat Auwyang Hong duduk bersamadhi untuk mengumpulkan tenaga dalamnya. Auwyang Hong telah membuka matanya, ia melirik kepada raja pengemis tersebut.   "Saudara Ang, engkau mungkin ingin maksudkan dirimu yang akan memperoleh kemenangan dan memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng itul"   Mendengar perkataan Auwyang Hong, Ang Cit Kong tertawa bergelak-gelak.   "Engkau berkata dengan sebaik itu, tetapi aku tahu, hatimu sendiri tidak sebaik itu saudara Auwyang ...... engkau mengharapkan aku si pengemis miskin ini besok menjadi lumpuh dan kalah dengan lenyap seluruh kepandaianku, menjadi cacad. Bukankah begitu?"   Auwyang Hong tidak melayani parkataan Ang Cit Kong, ia memejamkan matanya lagi untuk meneruskan semadhinya. Toan Hongya yang waktu itu tengah duduk dibawah sebatang pohon, telah berkata.   "Ang Pangcu ....... tampaknya kau selalu girang saja, apakah engkau sudah yakin besok akan jadi pemenangnya?"   Tanya Toan Hongya.   Ang Cit Kong mengetahui bahwa Toan Hongya seorang yang berhati bersih dan jujur, disamping itu Ang Cit Kong memiliki sifat jeaaka, tokh ia tidak berani kurang ajar pada raja Talli yang memiiiki wibawa tersebut, maka ia menyahuti sambil tersenyum lebar.   "Toan Hoagya..... kepandaianku si pengemis miskin masih terlalu dangkal sekali, mana bisa memenangkan kepandaian Toan Hongya!"   Toan Hongya tertawa lebar.   "Bagiku, sesungguhnya menang atau kalah dari pertemuan ini. Aku telah cukup berkumpul dengan kalian guna merundingkan ilmu silat. Itu saja telah lebih dari cukup. Soal menang atau kalah, itu bagaimana besok saja. Jika memang aku besok bisa memperoleh kemenangan, itu namanya memang rejekiku yang bagus. Tetapi memang kalau aku kalah, tentu aku akan menerima kenyataan itu dengan hati yang puas dan akan mempelajari ilwu silatku lebih, tekun lagi dikelak kemudian hari bukankah begitu, Ang Pangcu?"   Ang Cit Kong mengangguk.   "Benar ! Jika memang akupun ternyata kalah, aku akan mencurahkan perhatianku benar-benar memimpin Kaypang, dan akan puas dengan itu ....!"   "Itulah maksud yang baik. Maka jika kelak kita sebagai pecundang, tidak ada ganjalan dihati kita masing?!"   Kata Toan Hongya. Disaat itu, tampak Ong Tiong Yang telah merangkapkan kedua tangannya.   "Sungguh percakapan yang menggembirakan Pinto ingin ikut ber-cakap2 bolehkah ikut nimbrung ?"   "Oh, siiahkan.... silahkan....Cinjin merupakan jago yang memiliki kepandaian dari aliran lurus, kau juga memiliki jiwa yang suci kami telah mengatahui, mungkin diantara kita ber-lima. Cinjinlah yang memiliki kepandaain yang paling tinggi !"   Kata Toan Hongya. Tetapi Ang Cit Kong telah berkata .   "Untuk berhadapan dengan Ong Cinjin, aku belum tentu mau menyerah, tongkat pemukul anjing ku ini tentu tidak begitu mudah saja dipatahkan! Tetapi, terus terang, untuk berhadapan dengan Toan Hongya, aku memiliki perasaan kurang enak dihati....!"   Dan setelah begitu, Ang Cit Kong tertawa ber-gelak2 Ong Tiong Yang tidak marah.   "Ang Pangcu ...... sesungguhnya pertemuan yang kita adakan ini merupakan pertemuan merundingkan ilmu silat. Jika tokh kelak kita sebagai pecundang, tetapi kita tidak boleh ambil di hati karenanya, sebab kita bertujuan untuk tetap bersababat, walaupun nanti ternyata ditentukan siapa sebagai pemenangnya. Ini hanya untuk mengetahui, berapa tinggi ilmu silat yang telah kita pelajari!"   "Bagus.....!"   Memuji Toan Hongya.   "Dan memang akupun berpikir begitu, Ong Cinjin.......!"   "Namun kukira, orang she Auwyarg don Oey Yok Su, si manusia berhati-dingin dengan pulaunya yang jelek itu, tengah melamun, untuk memperoleh kemenangan, guna bisa memiliki kitab Kiu Im Cin Keng !"   Kata Ang Cit Kong.   Oey Yok Su yang waktu itu tengah rebah dirumput dan memainkan meng-usap2 seruling nya, waktu mendengar namanya di sebut2, telah bangun duduk, kemudian dia bangkit dan menghampiri Toan Hongya, Ang Cit Kong dan Ong Tiong Yang.   Sebetulnya, ia ingin beristirahat pada malam itu, untuk mengumpulkan semangat, guna menghadapi pertandingan diesok hari.   Namun sama halnya seperti yang lain nya maka Oey Yok Su juga tak bisa tidur nyenyak.   "Pengemis Ang, engkau jangan membuka mulut seenakmu saja !"   Kata Oey Yok Su kemudian, sambil memperdengarkan suara tertawa dingin.   "Hemm, engkau menunjuk bahwa aku dan saudara Auwyang serakah ingin memiliki kitab Kiu lm Cin Keng, engkau berbuat se-olah2 engkau secrang suci yang tak gemar barang baik. !"   "Hemmm...., kukira malah dihatimulah yang penuh dengan keinginan, yang mati2-an hendak mempecoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng itu!"   Ang Cit Kong tertawa keras.   "Aha, aku tidak menyangka Oey Tocu akan semarah itu! dengan cepat tersinggung........tidak baik.....! Nanti tenaga dalammu akan terganggu dan merugikan dirimu sendiri.... bukankah besok kita akan mengadakan perundingan ilmu silat, dan jika tenaga dalammu terganggu, bukankah engkau sendiri yang akan menderita rugi .... ?"   Dan setelah berkata begitu, Ang Cit Kong tertawa lagi. Ong Tiong Yang me-ngulap2 kan tangannya.   "Sudahlah, jangan kita meributkan soal kitab itu. Bukankah kita bermaksud untuk melihat berapa tinggi kepandaian yang telah kita pelajari, bukan untuk ribut?"   Kata imam itu."   Tetapi Oey Yok Su telah melangkah mendekati Ang Cit Kong, katanya.   "Saudara Ang, lebih baik kita main2 beberapa jurus untuk menghangatkan tubuh kita dari serangan hawa udara malam yang dingin ini"   Ang Cit Kong tertawa keras.   "Boleh ...... ! boleh ....... !"   Dan ia mengibaskan tongkat bambunya.   "Mari ... memang aku tengah kedinginan"   Oey Yok Su melangkah lebih dekat, ia ber siap-siap hendak mepyerang. Ang Cit Kong juga berdiri dengan siap siaga, tampaknya memang pengemis jenaka ini tertarik sekali hendak bertempur beberapa jurus dengan Oey Yok Su.   "Oh, hentikan... mengapa kalian tidak bisa bersabar untuk menanti tibanya besok? Bukankah besok engkau bisa main2 sepuas hati, bertempur sampai sepuas hati ? Ayo hentikan !"   Kata Toan Hongya.   "Ya, pinto harap kalian jangan menimbulkan keributan,"   Kata pendeta itu.   Sedangkan Auwyang Hong yang semula masih duduk bersamedhi, ketika melihat Oey Yok Su ribut mulut dengan Ang Cit Kong dan mereka hendak saling tempur, jadi tertawa keras Ia bangkit dengan gerakan yang gesit dan berkata nyaring ."Bagus ! Ini baru menarik ! Memang dimalam sedingin ini alangkah baiknya main2 beberapa jurus ! Ayo Oey Tocu, kau tentu bisa menampar puluhan kali mulut si pengemis kurang ajar itu ! Dan kau orang she Ang, engkaupun tentunya bukan pengemis pengecut, yang bisanya meng-gerak2 kan mulutmu dan tongkatmu itu saja.,....!"   Dengan dibakar seperti itu oleh Auwyang Hong, Oey Yok Su dan Ang Cit Kong jadi semakin panas, dan mereka terlah ber-siap2 hendak bertempur. Tetapi diwaktu itulah, Ong Tiong-Yang telah menyelak diantara mereka.   "Tunggu dulu.....! kata Ong Tiong Yang. Pinto hendak bicara, kalian dengarlah......!"   Ang Cit Kong telah mengebutkan tongkat bambunya ketengah udara, dan berkata.   "Silah kan Ong Cinjin berkata.....!"   Oey Yok Su berdiam diri saja. la mengawasi imam yang memiliki kepandaian tinggi tersebut.   "Dengarlah....., kita besok akan mengadakan pertndingan ilmu silat, maka pinto mengharap kalian tidak menimbulkan keributan malam ini.   "Ong Cinjin...... kau memang berhati baik, tetapi kebaikan hatimu itu mungkin tidak bisa diterima oleh seorang she Oey yang berhati dengki itu....!"   Kata Ang Cit Kong sambil tertawa.   "Lebih baik kau mundur saja Ong Cinjin biarlah kami mengadu tangan beberapa jurus!"   Tetapi Ong Tiong Yang telah menggelengkan kepalanya.   "Tidak..... maksud pertemuan ini untuk menggalang persahabatan diantara kita, bukan untuk menjadi musuh... walaupun nanti kita selesai dengan pertemuan ini, kalian tetap harus bersahabat. Dimana persahabatan tidak boleh dirusak hanya disebabkan adanya pertandingan ini!"   Oey Yok Su tertawa dingin.   "Ong Cinjin, rupanya pengemis she Ang itu sudah tidak sabar hendak memperlihatkan bahwa ia memiliki kepandain yang tinggi, maka biarlah aku yang coba2 menghadapinya, untuk mengetahui apakah memang benar2 ia memiliki kepandaian yang tinggi! Kukira, apa yang selama ini tersiar bahwa Pangcu Kaypang memiliki kepandaian yang luar, biasa, itu hanya perkataan yang terlalu dilebih-lebihkan......!"   "Tepat.... !"   Auwyang Hong dengan suara nyaring membakar.   Auwyang Hong memang mengharapkan Oey Yok Su bertempur dengan Ang Cit Kong.   Dengan demikian ia bisa menarik keuntungan buat dirinya.   Karena jika saja Oey Yok Su bertempur dengan Ang Cit Kong, tenaga dalam mereka akan berkurang banyak, berarti besok mereka sudah tidak memiliki tenaga sepenuhnya.   Itulah sebabnya mati2-an Auwyang Hong berusaha membakar kedua orang tersebut.   "Memang apa yang dikatakan oleh Oey Tocu tepat! Nah saudara Ang, apa engkau berani menerima tantangan dari Oey Tocu? Menurut Oey Tocu bahwa kau hanya memiliki nama kosong belaka, dan menurut penglihatanku, memang begitu keadaan yang sebenarnya". Muka Ang Cit Kong tidak berobah mendengar hasutan Auwyang Hong, bahkan ia telah tertawa keras sekali. Katanya.   "Orang she Auwyang, mulutmu terlalu berbisa sekali! Jika memang engkau juga beranggapan bahwa aku bernama kosong belaka, nah, engkau saja yang maju kemari, biar nanti aku gebuk pantatmu sepuluh kali dengan tongkatku ini...!"   Dan Ang Cict Kong kemudian tertawa keras sekali, untuk melampiaskan kemendongkolan hatinya. Auwyang Hong telah tartawa dingin.   "Mengapa kau tidak segera menerima tantangan Oey Tocu? Hemm.... mengaku saja bahwa engkau memang, jeri untuk bertanding dengan Oey Tocu.....!"   Ang Cit Kong rupanya sudah tidak bivsa menahan sabar, ia menjejakkan kakinya.   Tubuhnya mencelat kearah Auwyang Hong, tongkat bambunya telah digerakkan untuk menghantam orang she Auwyang tersebut.   Tetapi baru saja tongkat bambu itu digerakkan, disaat itulah Ong Tiong Yang telah bergerak, Tojin liehay ini telah menggerakkan tangan kanannya, mencekal tongkat Ang Cit Kong.   "Saudara Ang, jika memang engkau mau memberi sedikit muka kepadaku, maka engkau harus menuruti perkataanku, janganlah menimbulkan keributan......!"   Kata Ong Tiong Yang sambil mengawasi tajam sekali kepada Ang Cit Kong. Raja pengemis itu membalas tatapan tojin tersebut, kemudian ia menghela napas .   "Sayang ada Ong Totiang yang kuhormati jika memang tidak, hemm..., hemm.... !"   Menggerendeng pengemis tersebut.   "Hemm..., hemm..... apa ?"   Tanya Auwyang Hong dengan suara dingin mengejek.   "Akan kuhajar pantatmu seratus kali dengan tongkatku ini....!"   Menyahuti Ang Cit Kong sengit. Auwyang Hong tertawa ber-gelak2 dengan suara yang nyaring sekali.   "Kukira itu hanya mimpi diotakmu saja.... mana mungkin.... mana mungkin...... menerima tantangan Oey Tocu saja engkau tidak berani."   Ang Cit Kong tidak melayani ejekan Auw yang Hong, ia telah mementang kakinya meninggalkan tempat tersebut.   Begitulah ........   keributan dimalam itu bisa di atasi oleh Ong Tiong Yang.   Dan waktu yang telah ditentukan, dimana kelima jago luar biasa itu akan mengadu kepandaian, akhirnya pun tibalah.   Jago2 yang banyak.......berkumpul dipuncak Hoa San tersebut sejak matahari fajar belum muncul memperlihatkan diri, mereka tengah mengelilingi arena tempat dimana kelima orang tokoh sakti itu akan mengadu kepandaian.   Memang cara kelima jago luar biasa tersebut mengadu kepandaian sangat luar biasa, mereka masing2 memiliki ilmu yang aneh.   Begitulah, selama tujuh hari tujuh malam mereka telah mengadakan pertandingan, yang berlangsung terus tanpa beristirahat.   Begitu juga malam hari, mereka meneruskan pertandingan itu.   Selama tujuh hari tujuh malam, mereka tidak beristirahat atau tidur.   Pertempuran kelima jago luar biasa itu merupakan suatu pertempuran untuk menentukan, siapakah diantara mereka berlima yang akan muncul sebagai jago yang terkosen.   Jadi bukan merupakan pertempuran untuk saling membinasakan.   Tetapi dihari ketujuh, akhirnya telah tampak bahwa lwekang Ong Tiong Yang masih menang setingkat dibandingkan dengan keempat jago lainnya.   Malah akhirnya, Ong Tiong Yang telah diakui oleh Oey Yok Su, Ang Cit Kong, Auwyang Hong dan Toan Hongya sebagai jago terkosen, merupakan jago nomor satu, melebihi dari mereka.   Sampai disinilah kisah Hoa San Lun Kiam dan jika memang para pembaca ingin mengikuti jalan pertempuran dari kelima jago luar biasa itu, yaitu Ong Tiong Yang, Oey Yok Su, Ang Cit Kong, Auwyang Hong dan Toan Hong ya selengkapnya, maka sebagai lanjutan kisah ini anda bisa membacanya dalam kisah "Lima Jago Luar Biasa"   Yang tidak lama lagi akan mengunjungi anda. TAMAT      Tiraikasih WEBSITEhttp.//kangzusi.com         Tiraikasih WEBSITEhttp.//kangzusi.com          Rahasia Si Badju Perak Karya GKH Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying Kembalinya Pendekar Rajawali Karya Chin Yung

Cari Blog Ini