Ceritasilat Novel Online

Pertikaian Tokoh Persilatan 8


Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung Bagian 8


Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya dari Chin Yung   "Aku berjanji, aku berjanji seribu janji, tidak akan mencelakaimu, walaupun sampai kapan.!"   "Apakah kata-katamu itu bisa dipegang?"   Tanya Oey Yok Su.   "Apakah engkau ingin membuktikannya setelah aku menangis ?"   Tanya Lu Liang Cwan yang tidak mengetahui kata-kata apa lagi yang bisa diucapkannya.   "Tidak perlu menangis, engkau bukan anak kecil !"   Kata Oey Yok Su.   "Yang terpenting adalah hatimu jangan diliputi oleh nafsu membunuh........... Jika kita bisa mencapai daratan, bukankah itu menggembirakan buat kita berdua Dengan adanya kawan, kita bisa melakukan perjalanan. dengan gembira !'' "Ya, ya, aku menerima salah!"   Mengangguk Lu Liang Cwan.   "Bagus........! Tetapi terus terang, aku tidak bisa mempercayai sepenuhnya perkataanmu itu...!"   Kata Oey Yok Su lagi.   "Habis bagaimana yang kau kehendaki ?"   Tanya Lu Liang Cwan.   "Tidak banyak, kejujuranmu saja...!"   Sahut Oey Yok Su sambil tersenyum.   Lu Liang Cwan tertawa bergelak-gelak, tampaknya ia mendongkol sekali, tetapi karena mengetahui mereka bisa celaka bersama-sama ditengah laut jika ia mempergunakan kekerasan, Lu Liang Cwan telah menindih kemendongkolannya itu, ia bertanya lagi setelah puas tertawa untuk mengurangi kemendongkolannya itu.   "Lalu sekarang apa yang engkau kehendaki ?"   "Tidak banyak...!"   Sahut Oey Yok Su.   "Tunggu dulu, aku hendak memikirkan dulu dengan cara apa kita bisa menyelesaikan urusan ini". Dan setelah berkata begitu, Oey Yok Su seperti berpikir sejenak, kemudian ia berkata lagi dengan suara yang pasti .   "Aku menghendaki kita berpisah...!"   "Boleh......! Memang akupun sebal melihat wajahmu terus-terusan. Tetapi bagaimana caranya berpisah, sedangkan kits berada-ditengah Laut?".   "Inilah yang jadi persoalan. Jika kita bukan berada ditengah laut, tentu aku tidak perlu memberitahukan kepadamu bahwa kita harus berpisah, aku bisa saja meninggalkanmu secara diam-diam".   "Engkau saja yang terjun kelaut dan berenang. Bukankah kita jadi berpisah ?"   Tanya Lu Liang Cwan sambil tertawa tawar.   Oey Yok Su tambah mendongkol, ia tahu bahwa biar bagaimana mereka sulit sekali berpisah, karena berada ditengah laut didalam sebuah perahu.   Dan sulitnya lagi ia tidak mengetahui entah berapa lama mereka akan terkatung-katung ditengah laut, sehingga dengan demikian berarti ia memerlukan penjagaan yang ketat untuk dapat menyelamatkan jiwanya dari Lu Liang Cwan yang liehay itu, yang bisa saja membokongnya dengan melancarkan serangan mematikan.   Keduanya jadi berdiam diri, perahu berlayar perlahan sekali, dipermainkan oleh riak gelombang air laut.   Oey Yok Su tampak berpikir keras, sedangkan Lu Liang Cwan berdiri menantikan apa yang ingin dikemukakan oleh Oey Yok Su.   Tetapi yang jelas Lu Liang Cwan tidak berani mengambil tindakan keras dengan ceroboh, sebab ia tidak mau jika Oey Yok Su nekad dan benar-benar membalikkan perahu mereka, sehingga mereka akan celaka bersama-sama ditengah laut ini.   Tetapi disaat Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan berdiam diri, tiba-tiba Oey Yok Su melihat burung laut.   Seketika mukanya berobah jadi berseri-seri.   Begitu juga halnya dengan Lu Liang Cwan, ia telah menunjuk kearah burung-burung laut yang tengah beterbangan tinggi dan rendah tidak menentu.   "Kita akan sampai didaratan...!"   Katanya.   "Lihatlah, burung itu menunjukkan bahwa disekitar kita ini terdapat daratan...!"   Oey Yok Su mengangguk girang, tetapi sambil menunjuk Lu Liang Cwan ia telah berkata.   "Dengan pakaianmu seperti itu bagaimana engkau akan berkeliaran didaratan, tentu engkau hanya menjadi tontonan yang menarik......!". Lu Liang Cwan menundukkan kepala mengawasi pakaiannya, kemudian dia tertawa sambil katanya.   "Biarlah, aku justru ingin melihat apa yang akan dibicarakan oleh orang-orang yang melihat aku berpakaian demikian !"   Oey Yok Su sudah tidak melayani Lu Liang Cwan, ia telah menggerakkan kayu pengayuhnya nembali untuk mendayung, perahunya meluncur cepat sekali.   Memang tidak lama kemudian, dihadapan mereka tampak daratan yang luas, pantai yang lebar, dimana tampak banyak para nelayan yang tengah membereskan perahu mereka.   Rupanya dipesisir pantai tersebut terdapat perkampungan nelayan.   Oey Yok Su mengayuh lebih cepat, sehingga perahu mereka telah berhasil mencapai pantai.   Waktu perahu masih terpisah beberapa tombak dari pantai, Lu Liang Cwan telah melompat turun dengan gesit dari perahu.   Sedangkan Oey Yok Su juga telah turun dari perahu itu setelah tiba dipesisir pantai tersebut.   Beberapa orang nelayan telah mengawasi mereka dengan tatapan mata heran, apa lagi mereka melihat cara berpakaian yang dikenakan oleh Lu Liang Cwan.   Tetapi nelayan-nelayan itu tidak usil, mereka telah meneruskan lagi pekerjaan mereka, ada yang tengah membersihkan perahu mereka, ada yang tengah menambal jala dan mereka tidak begitu mengacuhkan kedatangan kedua orang asing tersebut.   Oey Yok Su melihat Lu Liang Cwan telah berlari cepat sekali, sekejap mata saja telah lenyap dari pandangan matanya.   ---oo~DewiKZ^0^Tah~oo--- BAGIAN 19 .   ILMU ARWAH DINGIN DAN PANAS (IM YANG HUN) OEY YOK SU menghela napas, karena dengan berpisahnya ia dari Lu Liang Cwan, berarti dirinya sudah tidak akan diganggu oleh kelakuan orang she Lu itu, yang tua-tua tetapi memiliki perangai seperti anak kecil.   Oey Yok Su menghampiri seorang nelayan berusia agak lanjut yang tengah merajut jalanya, ia memberi hormat sambil tanyanya.   "Lopeh (paman), dimanakah kampung terdekat dipesisir sini"   Orang tua itu, yang telah menunda pekerjaannya merajut jalanya, telah mengawasi Oey Yok Su sejenak, lalu ia berkata ."Anak muda, dipesisir ini hanya terdapat sebuah perkampungan, yaitu perkampungan kami, yang bernama Kuang-cie"   Oey Yok Su menyatakan terima kasihnya, sedangkan nelayan tua itu telah memberikan petunjuknya agar Oey Yok Su mengambil jalan kearah barat.   Setelah beberapa lama ia terkurung dipulaunya Lu Liang Cwan dan Sian Ho Lauw Cie Lan, Oey Yok Su sekarang jadi girang bisa kembali berada dialam bebas tanpa kekangan.   Bahkan Oey Yok Su mengharapkan Lu Liang Cwan pergi jauh dari tempat itu dan tidak perlu bertemu lagi.   Karena orang she Lu itu sangat berandalan sekali, walaupun usianya telah lanjut, tokh ia masih merupakan seorang tua yang tidak kenal aturan.   Saat itu hari belum begitu sore, dan Oey Yok Su telah mengikuti petunjuk nelayan tua itu, akhirnya ia tiba diperkampungan Kuang-cie, sebuah perkampungan yang tidak begitu besar.   Penduduk kampung itupun tidak begitu banyak, hanya terdiri dari dua puluhan lebih keluarga.   Umumnya mereka memiliki mata pencarian sebagai nelayan.   Oey Yok Su setelah mengelilingi perkampungan itu melihat hanya ada sebuah warung teh yang kecil dan kurang begitu terawat, dan juga sepi.   Waktu Oey Yok Su memasuki warung teh tersebut, ia tidak melihat seorang tamupun juga, sedangkan pemilik kedai teh itu tengah duduk termenung saja, sambil matanya meram melek.   "Lopeh......!"   Kata Oey Yok Su, mengejutkan orang tua itu, sampai dia melompat berdiri.   "Aku minta teh...!". Segera pemilik warung teh itu mempersiapkan pesanan Oey Yok Su, ia juga menyediakan dua kati teh sambil membawa sepiring bakpauw.   "Anak muda, tampaknya engkau bukan penduduk disekitar tempat ini", kata pemilik kedai teh itu disaat meletakkan cawan teh diatas meja.   "Apakah kau tengah melakukan perjalanan jauh?"   Oey Yok Su mengangguk saja, karena ia tidak mau terlalu banyak bicara.   Yang terpenting ia menikmati teh yang harum dan bakpauw itu, guna melenyapkan perasaan laparnya.   Tetapi pemilik kedai itu telah mengawasi terus menerus tamunya, sampai akhirnya ia berkata .   "Kemanakah tujuan Kongcu ?".   "Entahlah, aku sendiri belum lagi mengetahui", sahut Oe'y Yok Su.   "Dari perkampungan ini, jika kita berjalan terus, maka kita akan tiba dimana, Lopeh?".   "Pertama-tama terpisah lima ratus lie dari tempat ini terdapat sebuah kota yang cukup besar, yang bernama kota Chung-kie, kemudian terdapat kota-kota lainnya yang lebih kecil, seperti Lang-siung, Cie-Lie dan Mang- lu".   "Terima kasih Lopeh...........!"   "Adakah sesuatu yang bisa aku tolong, Kongcu ?"   Tanya pemilik kedai teh itu lagi. Oey Yok Su tertawa, kemudian katanya.   "Baiklah Lopeh, bisakah Lopeh memberikan penjelasan dimana sekiranya aku bisa memperoleh rumah penginapan ?"   "Dikampung ini tidak terdapat sebuah rumah penginapan, Kongcu....... jika memang Kongcu ingin singgah beberapa hari disini, biarlah akupun bersedia memberikan kamar untuk Kongcu, kebetulan aku hanya hidup seorang diri, sehingga rumahku masih bisa menampung seorang seperti kau !"   Girang hati Oey Yok Su mendengar keramah-tamahan orang tua itu, ia mengucapkan terima kasihnya.   Begitulah, dua hari Iamanya Oey Yok Su menginap dirumah pemilik kedai itu.   Perkampungan ini memang sepi, sedikit sekali penduduknya.   Maka kurang begitu menarik hati Oey Yok Su, ia bermaksud akan melanjutkan perjalanannya lagi.   Dihari ketiga, keinginannya itu disampaikan kepada orang tua pemilik kedai itu"   Sebetulnya pemilik kedai itu senang Oey Yok Su tinggal dirumahnya, namun disebabkan Oey Yok Su telah berkeras ingin berangkat juga, tidak bisa pemilik kedai itu menahannya.   Dengan menuruti petunjuk yang diberikan orang tua itu, Oey Yok Su mengambil jalan kearah barat.   la ingin mencapai kota Chung-kie.   Disaat itu, perjalanan kurang begitu menyenangkan, tanah sangat kering dan panas sekali, karena disekitar tempatt tersebut tanah tandus sekali.   Tetapi Oey Yok Su melakukan perjalanan terus, karena ia tidak mau terlalu lama berada ditempat seperti itu.   Sedang Oey Yok Su berjalan, hari telah semakin tinggi, malah disaat sang senja hampir tiba, Oey Yok Su masih belum juga bertemu dengan rumah penduduk.   Rupanya perjalanan dari perkampungan nelayan dipesisir pantai itu untuk mencapai kota Chung-kie memang tidak terdapat rumah penduduk.   Maka Oey Yok Su berkeputusan untuk tidur dialam terbuka jika memang sang malam telah tiba.   Tetapi, disaat itu Oey Yok Su melihat sesuatu didepannya, yaitu disebuah permukaan hutan kecil yang tidak begitu subur, karena tanah disekitar tempat tersebut memang gersang dan tandus.   Dibawah sebatang pohon tampak berdiri sesosok tubuh, dan yang lebih mengherankan Oey Yok Su waktu ia menegaskan sosok tubuh itu tidak lain dari seorang wanita yang cantik sekali, dilihat dari potongan tubuh dan wajahnya mungkin baru berusia dua puluh tahun lebih, pakaiannya juga reboh dan mewah sekali, dan saat itu si wanita tengah berdiri mengawasi Oey Yok Su dengan bibir tersungging senyuman.   Oey Yok Su tidak berani terlalu lama memandang wanita itu, ia telah membuang pandang kelain arah sambil meneruskan langkahnya, walaupunn hatinya jadi heran juga ditempat seperti itu bisa terdapat seorang wanita yang secantik itu hanya seorang diri.   Tetapi baru Oey Yok Su melangkah beberapa tindak, justru wanita yang cantik itu telah melompat gesit sekali, tahu-tahu tubuhnya berada dihadapan Oey Yok Su, menghadang jalannya pemuda ini.   "Tunggu dulu, pemuda yang manis", kata wanita tersebut dengan suara yang lembut'. Oey Yok Su jadi malu, ia cepat-cepat merangkapkan sepasang tangannya memberi hormat kepada wanita itu, tanyanya.   "Ada urusan apakah Kouwnio (nona) ? Adakah sesuatu yang bisa kubantu ?". Wanita itu telah tersenyum-senyum mengawasi Oey Yok Su dengan sorot mata yang tajam, dan Oey Yok Su jadi berdebar hatinya, karena ia merasa malu dan kikuk berhadapan dengan perempuan secantik itu dengan sikap seperti ini.   "Tentu, tentu, banyak pertolongan yang bisa kau berikan, jika memang engkau bersedia untuk menolongku...!"   Kata wanita itu seperti menggumam sendiri dengan suara yang perlahan, dan iapun terus juga mengawasi Oey Yok Su dengan sorot mata yang tajam, siapa telah diawasinya dari kepala sampai keujung kakinya.   Dan tidak lama kemudian wanita itu telah menggumam lagi.   "Seorang pemuda yang tampan dan manis...gagah pula !". Oey Yok Su jadi tambah kikuk dan jengah. la telah berkata dengan suara yang ragu-ragu.   "Ada kesulitan apakah Kouwnio, bisa Kouwnio jelaskan, bantuan apa yang bisa kuberikan untuk Kouwnio?". Waktu bertanya begitu, hati Oey Yok Su sudah kurang tenang, karena ia tidak-menyukai tabiat wanita yang tampaknya agak jalang dan matanya memancarkan kebinalan dan genit.   "Siapakah namamu, Kongcu ?"   Tanya wanita itu kemudian.   "Siauwte she Oey dan bernama Yok Su", sahut Oey Yok Su jujur.   "Siauwmoy (adik) she Bong dan bernama Kim Lian ", kata wanita cantik tersebut tanpa diminta oleh Oey Yok Su.   "Maukah Kongcu singgah sejenak dirumah Siauwmoy, untuk membicarakan sesuatu...?". Oey Yok Su ragu-ragu. Tetapi waktu itu Bong Kim Lian telah berkata lagi.   "Disana nanti Siauwmoy akan menjelaskan kesulitan yang tengah diderita oleh Siauwmoy...!". Oey Yok Su akhirnya terpaksa mengangguk juga. la memang tengah memikirkan dimana ia harus bermalam. Bukankah jika memang didekat tempat ini terdapat rumah si gadis, ia bisa bermalam satu malaman dan lebih hangat dibandingkan harus tidur dialam terbuka ? "Baiklah", kata Oey Yok Su kemudian.   "Jauhkah letak rumah Kuuwnio ?"   Tanyanya kemudian, dan ia masih tidak berani mengangkat kepalanya membalas menatap wanita itu, sebab ia melihat wanita tersebut masih juga mengawasinya dengan sorot mata yang tajam.   Bong Kim Lian si Wanita cantik itu telah menggelengkan kepalanya, ia tertawa dan bilangnya.   "Tidak..., tidak jauh, hanya terpisah beberapa lie dari tempat ini...!"   Dan kemudian Kim Lian membalikkan tubuhnya sambil mengajak .   "Mari kita berangkat...!"   Tampaknya Bong Kim Lian girang sekali, wajahnya yang cantik berseri-seri.   Oey Yok Su sendiri heran.   Belum pernah ia melihat wanita secantik Kim Lian.   Kulit mukanya begitu halus dan bersih, putih dan lembut, seperti juga salju.   Padahal disekitar tempa ini memiliki udara yang tidak baik, yaitu panas dan gersang.   Setelah melewati hutan itu, Oey Yok Su melihat mereka tiba disebuah lapangan rumput.   Tetapi rumput- rumput yang tumbuh disekitar tempat tersebut kering dan gersang, karena memang pengaruh tanahnya yang tidak subur.   Dibawah sebatang pohon yang agak besar dan rimbun, tampak sebuah bangunan yang tidak begitu besar.   Namun bersih.   "Itulah rumah Siauwmoy...!"   Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Kim Lian menjelaskan. la telah menunjuk rumah itu dan mengundang Oey Yok Su untuk singgah.   "Dirumah itu terdapat siapa saja, Kouwnio ?"   Tanya Oey Yok Su yang mulai ragu-ragu karena ia melihat keadaan disekitar tempat itu sunyi-sunyi saja.   Jika memang gadis itu hanya tinggal seorang diri, jelas Oey Yok Su tidak akan enak untuk bermalam.   Bukankah tidak pantas bermalam dirumah seorang gadis yang hanya berseorang diri ? Kim Lian telah tertawa.   "Dirumah ini aku hanya tinggal seorang diri", dia menjelaskan.   "Mari Kongcu...!". Hati Oey Yok Su jadi tidak enak, tetapi disebabkan telah terlanjur datang ditempat ini, maka ia melangkah juga mengikuti Kim Lian memasuki rumah tersebut. Tetapi dihatinya Oey Yok Su memutuskan, jika pembicaraan mereka telah selesai, ia akan meminta diri pamitan, untuk melanjutkan perjalanannya. Tidak mau Oey Yok Su bermalam dirumah seorang gadis, yang hanya seorang diri saja. Waktu itu, Kim Lian telah berkata dengan suara yang halus.   "Duduklah dulu Kongcu, aku akan mempersiaphan minuman untukmu...". Oey Yok Su hanya mengiyakan, selama Kim Lian meninggalkannya diruang tamu, ia melihat seluruh perabotan yang terdapat diruangan tersebut hanyalah perabotan yang kasar dan juga tidak banyak macamnya, hanya dua buah kursi, sebuah meja yang berukuran kecil, dan tidak terdapat lainnya. Oey Yok Su mengerutkan alisnya, dia jadi berpikir keras menduga-duga, entah siapa gadis itu, yang berani tinggal seorang diri ditempat seperti ini. Yang membuat Oey Yok Su semakin tidak mengerti, justru tadi waktu gadis itu melompat menghadalangi jalannya, gerakan gadis itu gesit sekali, seperti juga ia memiliki ginkang (ilmu meringankan tubuh) yang mahir. Waktu Oey Yok Su tengah duduk termenung begitu dengan pikiran bekerja, Kim Lian telah keluar pula dari dalam. Gadis itu duduk dikursi yang satunya lagi setelah menyediakan Oey Yok Su secawan air teh.   "Silahkan minum, Kongcu !"   Kata Kim Lian dengan ramah.   Tetapi sambil mempersilahkan tamunya, Kim Lian terus juga mengawasi tamunya dengan sorot mata yang tajam.   Dan yang membuat Oey Yok Su jadi tidak tenang justru sinar mata wanita ini tajam dan mengandung kegenitan serta kebinalan.   "Sesungguhnya Kouwnio memiliki kesulitan apa yang bisa kutolong ?"   Tanya Oey Yok Su kemudian.   "Minumlah dulu untuk melenyapkan dahaga", kata Kim Lian tersenyum.   "Urusanku itu bisa dibicarakan perlahan-lahan...... Silahkan...". Oey Yok Su akhirnya mengambil cawan tehnya, dia meneguknya. Tetapi hatinya jadi heran, teh itu harum sekali, sangat harum bahkan harumnya itu berbeda dengan harumnya teh biasa. Oey Yok Su jadi heran, entah teh apa yang dipergunakan gadis ini. Tetapi karena memang Oey Yok Su pun tengah haus, ia telah meneguk teb itu sampai setengah cawan. Melihat tamunya telah meminum teh yang disajikan, wanita itu tertawa.   "Bagus ! Sekarang Siauwmoy akan menceritakan kepada Kungcu kesulitan yang dialami oleh Siauwmoy...!"   Kata Kim Lian. Oey Yok Su telah mendengarkan baik-baik penjelasan, Wanita itu, dengan pikiran tidak menentu. Disaat itulah tampak Kim Lian sambil tersenyum-senyum telah meneruskan perkataannya.   "Sesungguhnya Siauwmoy tengah membutuhkan sekali pertolongan seorang pemuda yang tampan dan gagah, memiliki kepandaian sinkang yang tinggi.....!"   Kata-kata wanita itu mengejutkan Oey Yok Su, karena dengan berkata begitu wanita tersebut tentunya mengetahui bahwa dirinya mengerti ilmu silat dan memiliki sinkang yang tinggi.   Tetapi Oey Yok Su saat itu masih mau menduga mungkin wanita ini diganggu oleh orang jahat yang memiliki kepandaian tinggi, sehingga, ia perlu mencari tuan penolongnya itu seorang yang memiliki sinkang mahir sekali.   Maka ia bertanya.   "Orang jahat manakah yang telah mengganggu Kouwnio ?". Wanita itu menggelengkan kepalanya sambit tersenyum lebar.   "Tidak ada orang jahat yang mengganggu Siauwmoy !"   Kata wanita tersebut.   "Tetapi justru bantuan seorang pemuda seperti engkau sangat Siauwmoy butuhkan! Bukankah engkau belum menikah ?". Ditanya persoalan menikah, muka Oey Yok Su iadi merah, ia jadi tidak mengerti mengapa wanita ini justru menanyakan hal itu.   "Apa hubungannya kesulitan Kouwnio dengan persoalan menikah atau belumnya diriku?"   Tanya Oey Yok Su kemudian.   "Kau akan mengetahuinya nanti, sekarang jawablah dulu pertanyaanku itu, bukankah Kongcu belum menikah ?". Oey Yok Su telah mengangguk.   "Ya", sahutnya kemudian.   "Bagus !"   Kata wanita she Bong tersebut.   "Dengarlah serkarang, telah dua tahun Siauwmoy mencari seorang pemuda seperti Kongcu, tetapi selama itu Siauwmoy masih juga belum berhasil........dan diperkampungan dipesisir pantai itu memang terdapat banyak pemuda-pemuda yang memiliki tenaga yang kuat, namun sayangnya selain muka mereka buruk, juga mereka tidak mengerti sedikitpun sinkang dan ilmu tenaga dalam lainnya...........sehingga percuma saja mereka tidak bisa membantuku...!". Oey Yok Su hanya memandang wanita itu menjelaskan kesulitannya dengan berdiam diri, karena Oey Yok Su benar-benar jadi heran dan diliputi tanda tanya entah apa sesungguhnya yang dikehendaki oleh wanita tersebut.   "Tetapi rupanya Thian memang maha adil dan maha kuasa, siapa tahu hari ini Siauwmoy telah beruntung dapat bertemu dengan Kongcu. Disamping Kongcu sangat tampan, pula memiliki sinkang yang tinggi sekali. Siauwmoy mengetahui itu, karena melihat sinar mata Koagcu yang tajam sekali, dan juga langkah kaki Kongcu yang ringan telah menunjukkan bahwa Kongcu memiliki ginkang (ilmu meringankan tubuh) yang mahir. Hal itu tidak bisa terlepas dari mataku, bahwa Kongcu walaupun berusia masih sangat muda, tokh telah memiliki kepandaian yang sangat tinggi...!''.   "Jadi...apa maksud Kouwnio sesungguhnya ?"   Tanya Oey Yak Su sambil mengawasi wanita tersebut, ia merasakan sesuatu yang tidak enak pada dirinya, tubuhnya seperti menguap dan lemas tidak bertenaga.   Hal ini merupakan perobahan yang mengejutkan Oey Yok Su, ia jadi heran dan berusaha menyalurkan tenaga sinkangnya diam-diam, dan berusaha menindih perasaan lemasnya itu.   Namun ia tidak berhasil, tubuhnya dirasakan lesu seperti tidak bertenaga.   Hal ini tambah mengejutkan Oey Yok Su, ia tidak mengetahui mengapa dirinya jadi lesu demikian.   Saat itu Bong Kim Lian telah tertawa sambil berkata lagi.   "Sesungguhnya maksud Siauwmoy memang ingin meminta bantuan Kongcu ini, tergantung dari Kongcu juga hendak meluluskannya atau tidak...!".   "Jika memang Kouwnio belum menjelaskan urusan apa yang dapat kutolong, bagaimana dapat kukatakan sanggup atau tidak menolong Kouwnio ?".   "Baiklah", kata Bong Kim Lian kemudian sambil tersenyum.   "Sesungguhnya aku tengah dalam kesulitan karena melatih semacam ilmu...".   "Kesulitan karena melatih diri dalam semacam ilmu?"   Tanya Oey Yok Su tambah heran. ---oo^dwkz~0~Tah^oo--- "APAKAH KOUWNIO menghendaki petunjuk- petunjukku......?".   "Bukan...ilmu itu merupakan ilmu yang hebat sekali, mungkin Kongcu sendiri belum mengetahui ilmu itu...!"   Menyahuti Bong Kim Lian. Muka Oey Yok Su jadi berobah merah.   "Ya, memang sepantasnya jika Kouwnio meminta petunjuk kepada golongan locianpwe, bukankah kalangan tua itu bisa menolong? Sedangkan aku sendiri masih berusia muda, tentu tidak mungkin bisa memberikan banyak petunjuk"   Bong Kim Lian telah tertawa.   "Justru yang kukehendaki bukannya petunjuk darimu, adalah keinginanku untuk memperoleh sesuatu dari kau !"   Sahut Bong Kim Lian.   "Apa itu ?"   Tanya Oey Yok Su. Bong Kim Lian bangun dari duduknya, ia telah berkata .   "Mari kau ikut aku kesebuah ruangan untuk melihat sesuatu, mungkin kelak kau akan mengetahuinya ..!". Oey Yok Su kaget, dia jadi ragu-ragu. Ikut dengan wanita cantik itu masuk kesebuah ruangan ? Untuk apa ? Bukankah hat itu tidak sopan jika diketanui orang lain? Tetapi Bong Kim Lian telah melambaikan tangannya mengajak Oey Yok Su untuk memasuki sebuah ruangan. Akhirnya Oey Yok Su mengikuti juga dibelakang gadis itu memasuki sebuah ruangan disebelah kanan rumah itu. Dan begitu masuk kedalam ruangan itu Oey Yok Su jadi berdiri tertegun. Ruangan itu merupakan ruangan yang kosong tidak terdapat sepotong barangpun juga. Dan keadaan diruangan itupun dingin. Yang membuat Oey Yok Su jadi tertegun justru ia melihat undakan anak tangga yang menuju kebawah tanah.   "Inilah jalan rahasia......!"   Pikir Oey Yok Su didalam hatinya.   "Sekarang kita menuruni undakan anak tangga itu untuk mencapai sebuah tempat, dimana kelak engkau akan mengetahuinya sendiri apa yang kukehendaki......!"   Mengajak Bong Kim Lian.   Oey Yok Su yang tengah diliputi oleh tanda tanya didalam hatinya oleh tindak-tanduk wanita cantik tersebut yang penuh rahasia dan membingungkan, hanya mengangguk sambil mengikuti dibelakangnya.   Mereka telah menuruni undakah anak tangga itu.   Tetapi hati Oey Yok Su kembali jadi tergoncang, karena ia merasakan sepasang kakinya lemas seperti tidak memiliki tenaga, setiap kali ia melangkah menuruni undakan anak tangga, ia merasakan kakinya agak tergetar.   Oey Yok Su juga tidak tahu dia akan diajak kemana, entah ruangan dibawah tanah itu merupakan ruangan bagaimana.   Tetapi Bong Kim Lian telah menuruni terus undakan anak tangga, sampai akhirnya menikung kekiri dan kekanan sebanyak tiga kali.   Tibalah mereka disebuah ruangan bawah tanah yang cukup luas.   Tetapi ruangan itu seperti ruangan diatas, tidak terdapat sepotong bendapun juga.   Hanya terlihat disudut ruangan ada sebuah kayu yang lebar.   Lain dari itu tidak ada apa-apa lagi.   "Apa maksud Kouwnio mengajakku kemari ?"   Tanya Oey Yok Su selang sejenak setelah mengawasi ruangan itu. Bong Kim Lian tersenyum, sikapnya tambah genit sekali.   "Kongcu, kau pandanglah aku...lihatlah, apakah aku cantik ?"   Tanya Bong Kim Lian. Darah Oey Yok Su jadi mendesir.   "Celaka, wanita ini tampaknya bukan wanita baik- baik...!"   Pikir Oey Yok Su. la memang kurang pengalaman, karena baru sekarang ia berkelana dan belasan tahun berada dipulau Tho Hoa To, jauh dari pergaulan dengan masyarakat. Sekarang melihat sikap wanita cantik yang genit ini, hatinya jadi tidak tenang.   "Kongcu", kata Bong Kim Lian lagi.   "Kau telah lihat, bukan ? Cantikkah aku ?"   Oey Yok Su jadi berobah mukanya merah dan panas, ia jadi tidak tenang.   "Sesungguhnya apa yang dikehendaki oleh Kouwnio ?"   Tanya Oey Yok Su lagi.   "Aku menginginkan pertolonganmu", sahut Bong Kim Lian.   "Tetapi jika memang engkau benar-benar dalam kesulitan, mengapa Kouwnio mengajak aku kemari ?"   Tanya Oey Yok Su, hatinya ingin cepat-cepat meninggalkan tempat ini.   "Justru ditempat inilah Kongcu bisa memberikan bantuanmu...!".   "Mengapa harus disini ?"   Bong Kim Lian tertawa.   "Kau akan segera mengetahuinya, Kongcu !"   Sahutnya. Sambil tetap tersenyum, tiba-tiba tangan Bong Kim Lian telah membuka pakaian luarnya dilemparkan kesamping, sehingga ia berdiri dihadapan Oey Yok Su hanya dengan tubuh terbungkus pakaian dalam.   "Lihatlah Kongcu, pandanglah, tidakkah tubuhku sangat indah ?"   Tanyanya. Tubuh Oey Yok Su jadi gemetar karena marah, ia telah berkata sengit.   "Engkau ternyata bukan manusia baik-baik ! Aku tidak bisa menolongmu...aku akan segera pergi !". Dan setelah berkata begitu, Oey Yok Su membalikkan tubuhnya, ia bermaksud menaiki undakan anak tangga. Tetapi kakinya semakin lemas seperti tidak bertenaga, sehingga lambat sekali ia mendaki undakan anak tangga itu. Kim Lian telah tertawa.   "Mau kemana kau, Kongcu ?"   Tegurnya.   "Bukankah ditempat lni tenang dan nyaman ? Apakah engkau benar-benar tidak bersedia meno!ongku ?"   "Tetapi jika menolongmu untuk melakukan perbuatan mesum dan kurang ajar, aku tidak bersedia...!"   Menyahuti Oey Yok Su dengan suara ketus karena jengkel dan mendongkol.   "Duduklah disini dulu, aku akan menceritakan, nanti engkau akan mengetahuinya", kata Bong Kim Lian sambil menunjuk kearah lempengan kayu yang terdapat disudut ruangan tersebut. Oey Yok Su sebetulnya mau menjejakkan kakinya untuk melompat lebih cepat menaiki undakan anak tangga itu, namun justru kakinya semakin lemas tidak bertenaga, seperti ada sesuatu yang mempengaruhi dirinya. Hal ini telah mengejutkan Oey Yok Su, ia sampai mengeluarkan suara seruan tertahan. Bong Kim Lian telah tersenyum.   "Kongcu, tadi engkau telah meminum teh yang kusajikan...!"   Kata Bong Kim Lian. Belum lagi wanita cantik itu menyelesaikan perkataannya, Oey Yok Su jadi tambah terkejut. la teringat sesuatu.   "Perempuan jahat, apakah engkau menaruh racun dalam teh yang kau sajikan untukku ?"   Tanya Oey Yok Su kemudian sambil menoleh dan menatap wanita cantik she Bong dengan sorot mata yang tajam.   "Bukan racun...!"   Sahut Bong Kim Lian tertawa.   "Aku hanya menaruhkan obat pelemas saja, juga bukan obat tidur. Engkau telah memakan obat pelemas itu, maka semangat dan tenagamu lenyap, engkau sudah tidak memiliki tenaga lagi ! Maka engkau jangan memaksa aku memperlakukan engkau dengan sikap Yang kurang baik.......lebih baik dan bijaksana jika engkau secara baik-baik menuruti keinginanku untuk bercakap-cakap mendengarkan penjelasanku, akan kebutuhanku meminta pertolonganmu...!". Oey Yok Su kaget, tetapi ia cerdas. Jika ia menentang kata-kata wanita itu, tentu ia akan dicelakai oleh wanita yang ternyata memiliki hati tidak baik itu. Akhirnya Oey Yok Su mengangguk juga.   "Baiklah,"   Katanya.   "Katakan, pertolongan apa yang bisa kuberikan kepadamu ? Berikan obat penawar agar tenagaku pulih seperti sedia kala...dengan tenaga yang lemah seperti ini, bagaimana aku bisa membantumu". Bong Kim Lian tertawa lagi.   "Sabar, nanti juga aku akan memberikan obat penawarnya...! Sekarang engkau duduk dulu dipapan itu, aku akan menceritakan kesulitanku !"   Oey Yok Su dengan sepasang kaki yang lemas, telah melangkah menghampiri papan itu, dia duduk disitu dengan perasaan tidak menentu, marah, mendongkol dan sengit menjadi satu.   Ia menyesal telah begitu mudah mempercayai wanita ini dan ikut kerumahnya.   Bukankah jika ia tidak melayaninya waktu mereka bertemu ditengah jalan, tidak akan terjadi peristiwa seperti ini ? Setelah melihat Oey Yok Su duduk dipapan itu, wanita she Bong tersebut telah melangkah mendekati dengan goyang pinggulnya yang menggiurkan.   Oey Yok Su tidak berani menatapnya, pemuda ini hanya menundukkan kepalanya.   Bong Kim Lian kemudian duduk dihadapan Oey Yok Su, harum tubuhnya menyambar hidung Oey Yok Su, sehingga hati pemuda ini semakin tidak tenang.   "Kongcu, sesungguhnya aku memang tengah mengalami sedikit kesulitan", kata Bong Kim Lian.   "Telah cukup lama aku melatih diri untuk ilmu Im Yang Hun (Arwah Dingin dan Panas), yang memiliki sifat berlawanan, yaitu sifat wanita dan sifat pria...! Justru jika hawa murni wanita yang telah kumiliki ini digabungkan dengan hawa murni seorang pria yang perjaka, maka akan memperoleh gabungan tenaga yang bukan main kuatnya. Itulah yang ingin kumiliki. Namun sayangnya sejauh itu belum ada pemuda yang cocok dengan seleraku, yang cocok untuk membantu aku...!". Bong Kim Lian berdiam sejenak, ia mengawasi Oey Yok Su. Sedangkan hati Oey Yok Su jadi semakin tidak tenang, ia menunduk dengan muka yang merah panas dan hati marah sekali. Ia merasa telah tertipu dan sekarang ia yakin hahwa wanita cantik she Bong yang sekarang ada dihadapannya ini bukanlah seorang "Hemm"......, Bong Kim Lian mendengus dingin "Engkau memperlihatkan sikap seperti tidak menyukai aku ! Tetapi tahukah engkau, ribuan pria mendambakan kehangatan tubuhku ! Tetapi itu tidak penting, karena justru aku menghendaki pemuda yang bisa memberikan tenaga Yang kepada hawa Im yang kumiliki, agar semangat murni yang tengah kulatih itu, Im Yang Hun, dapat tercapai sempurna...! Untuk itu aku harus memperoleh delapan belas orang pemuda perjaka...... dan sejauh ini aku telah memperoleh sepuluh orang. Sayangnya mereka hanya memiliki kepandaian silat tanpa tenaga sinkang yang berarti. Justru sekarang aku melihat engkau, aku yakin bahwa engkau memiliki sinkang yang kuat sekali, maka aku gembira sekali, engkau akan bisa membantu aku menyempurnakan ilmu itu."   Oey Yok Su jadi mandi keringat dingin, ia mengerti kemana tujuan dari perkataan Bong Kim Lian.   la berdiam diri dengan otak bekerja keras mencari jalan untuk melarikan diri dari wanita cantik yang genit dan berbahaya ini.   Tetapi sayangnya justru tenaganya seperti telah lenyap dari tubuhnya, sehingga ia sama sekali tidak akan bisa memberikan perlawanan kepada Bong Kim Lian.   Apa lagi Oey Yok Su ingat bahwa Bong Kim Lian juga merupakan seorang yang tampaknya memiliki kepandaian tidak rendah, dilihat dari gerak-geriknya tentu sinkang dan ginkangnya cukup tinggi.   "Lalu apa yang kau kehendaki dari aku?"   Tanya Oey Yok Su dengan suara tidak begitu lancar.   "Aku menghendaki hawa murnimu, sebagai seorang perjaka, tentu hawa murnimu masih penuh...! Yang terpenting adalah hawa "Yang"   Yang kubutuhkan itu !"   Muka Oey Yok Su jadi berobah pucat, ia mengerti bahaya yang akan mengancam dirinya.   "Tetapi tidak, bisa engkau meminta pertolongan dengan cara memaksa seperti itu...!".   "Jika tidak dengan cara memaksa seperti ini, tentu engkau tidak bersedia menolong, itu sudah pasti !". Oey Yok Su mengeluh. Sedangkan Bong Kim Lian telah tertawa lagi dengan suara yang genit.   Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Engkau telah melihat bukan betapa cantiknya aku ?"   Tanya Bong Kim Lian. Oey Yok Su berdiam diri saja.   "Dan bentuk tubuhku indah sekali, bukan?"   Tanya Bong Kim Lian sambil menggerakkan tu-buhnya menggeliat. Oey Yok Su tidak berani melihat gerak-gerik siwanita cantik itu, yang merangsang sekali. Bong Kim Lian telah tertawa lagi.   "Hemm....., sebagai seorang pemuda tentu engkau senang sekali bisa mendekap tubuhku yang hangat, bukan ?'' tanya Bong Kim Lian lagi.   "Tetapi aku...aku tidak mau melakukan perbuatan mesum ini...aku tidak bersedia membantumu !"   Kata Oey Yok Su marah.   "Engkau hanya pura-pura anak muda !"   Kata Bong Kim Lian tertawa genit.   "Engkau tidak perlu jual mahal...!".   "Aku lebih baik mati dari pada harus melakukan perbuatan mesum seperti itu !"   Kata Oey Yok Su tegas.   Tetapi Bong Kim Lian tidak memperdulikan sikap Oey Yok Su.   la justru telah melepaskan pakaian dalam bagian atasnya.   Betapa merangsang sekali.   Oey Yok Su sedikitpun tidak berani mengangkat kepalanya, ia telah menunduk dalam-dalam.   Bong Kim Lian telah mendekati Oey Yok Su, wanita cantik ini telah mengulurkan kedua tangannya, ia bermaksud memeluk Oey Yok Su.   Tetapi Oey Yok Su coba mengelak sambil mendorong tubuh wanita itu.   Namun tenaganya seperti lenyap, ia seperti mendorong perlahan.   Celakanya, justru kedua tangan Oey Yok Su yang dipergunakan untuk mendorong wanita itu jatuh didada si wanita, sehingga Oey Yok Su bisa memegang bagian yang lembut dan lunak padat.   Sama sekali Bong Kim Lian tidak berusaha mengelakkan diri, ia membiarkan tangan Oey Yok Su jatuh didadanya, justru kedua tangannya telah diulurkan dan memeluk Oey Yok Su.   Keruan Oey Yok Su kelabakan, ia berusaha meronta.   Tetapi Oey Yok Su mana bisa.   melepaskan diri dari pelukan Kim Lian ? Tenaga Oey Yok Su memang seperti telah lenyap dari tubuhnya, ia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk rapat meronta.   Sedangkan Bong Kim Lian begitu rakus menciumi si pemuda.   la bermaksud untuk menarik daya rangsang si pemuda.   Oey Yok Su yang telah tidak berdaya jadi berdiam diri, ia telah menyalurkan tenaga sinkangnya mengatur pernapasannya, agar ia tidak bisa dikuasai oleh nafsunya.   Bong Kim Lian jadi mendongkol.   "Engkau terlalu bertingkah !"   Katanya.   "Tahukah engkau, betapa banyak pria yang menghendaki tubuhku yang elok ini !"   Tetapi Oey Yok Su berdiam diri saja. Bong Kim Lian telah tertawa dingin lagi.   "Hemm....., apakah engkau pikir bisa menolak keinginanku ?"   Kata Bong Kim Lian.   "Jangan harap. Aku bisa saja memberikan engkau obat perangsang.....diwaktu itu aku ingin melihat apakah engkau tidak akan berobah seperti anjing yang mendambakan daging mengejar-ngejar diriku...!"   Mendengar ancaman Bong Kim Lian, tubuh Oey Yok Su jadi menggigil.   Memang tidak mustahil dalam keadaan tidak berdaya seperti itu, Kim Lian bisa saja memberikan kepadanya obat perangsang, tentunya dengan cara yang memaksa.   Bukankah dia memang sedang dalam keadaan tidak berdaya ? Karena teringat begitu, tubuh Oey Yok Su jadi menggigil karena marah dan ngeri "Jangan engkau ganggu diriku...!"   Kata Oey Yok Su kemudian.   "Aku mohon kepadamu, agar tidak mengganggu diriku, Lepaskan aku......"   Tetapi Bong Kim Lian telah tertawa dingin; katanya .   "Setelah engkau jatuh ditanganku; jangan harap engkau bisa meloloskan diri...! Hemm, terlebih lagi sekarang engkau demikian keras kepala, maka aku bisa saja melakukan apa-apa untuk memaksamu. .!''. Sambil berkata begitu, Bong Kim Lian, telah melepaskan pelukannya pada Oey Yok Su. ia telah berdiri dan membuka seluruh sisa pakaiannya, sehingga ia berdiri dihadapan Oey Yok Su dalam keadaan polos. Malah tubuhnya digerakkan meliuk-liuk dengan gerakan merangsang, untuk menarik daya rangsang Oey Yok Su. Hal ini membuat Oey Yok Su sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya untuk memandang Kim Lian. Wanita itu telah meliuk-liuk dengan kedua tangan mempermainkan tubuhnya sambil memperdengarkan suara desis-desis untuk membangkitkan kelaki-lakian Oey Yok Su. Walaupun bagaimana Oey Yok Su adalah seorang pemuda yang baru besar. Maka menghadapi keadaan sperti ini, hatinya jadi tertekan sekali. Terlebih lagi memang disaat itu ia dalam keadaan tidak berdaya, dimana tenaganya seperti telah lenyap dari tubuhnya dikuasai oleh obat pelemas yang ditaburkan Kim Lian didalam teh yang telah diminumnya. Maka jalan satu-satunya untuk Oey Yok Su, ia hanya duduk bersemadhi untuk mengatur pernapasannya dan menjernihkan pikirannya. Tetapi karena Bong Kim Lian terus menerus melakukan gerakan-gerakan untuk membujuk dan merayunya, maka disaat itulah ia telah menyiksa Oey Yok Su dengan perasaan yang tidak menentu. Oey Yok Su merasakan pipinya sangat panas. Dan waktu itu Bong Kim Lian dalam keadaan polos telah mendekati Oey Yok Su, ia telah duduk diatas lempengan papan dan berhadapan dengan Oey Yok Su, sehingga walaupun Oey Yok Su tidak mau melihatnya, tokh ia tetap bisa melihat bentuk tubuh wanita cantik ini. Oey Yok Su cepat-cepat memejamkan sepasang matanya. Tetapi Bong Kim Lian telah mempergunakan jari-jari tangannya membuka kelopak mata Oey Yok Su. Sehingga walaupun Oey Yok Su ingin memejamkan matanya, tidak bisa dilakukannya, tetap ia bisa melihat bentuk tubuh Kim Lian, membuat pemuda ini jadi mengeluh. ---oo^dwkz~0~Tah^oo--- SEBETULNYA Oey Yok Su bermaksud meadorong tubuh Kim Lian, tetapi pemuda ini kuatir kalau-kalau nanti ia seperti tadi, mendorong pada bagian buah dada Kim Lian. Maka akhirnya Oey Yok Su jadi berdiam diri dengan sikap serba salah. Tetapi walaupun demikian, Oey Yok Su telah menerima latihan dan gemblengan yang kuat dari seorang guru yang hebat seperti Tang Cun Liang, dimana gurunya itu merupakan seorang tokoh persilatan yang sakti sekali. Maka Oey Yok Su telah terlatih hati dan kekuatan bathinnya, tidak mudah ia terjatuh dalam bujuk rayu Bong Kim Lian, walaupun wanita tersebut telah memeluknya dan membisikkan kata-kata bujukan yang tidak kenal malu. Melihat Oey Yok Su masih bisa bertahan terus, akhirnya Bong Kim Lian jadi mendongkol, dia telah melepaskan rangkulannya.   "Baiklah....", katanya.   "Jika memang engkau tetap membandel tidak mau bersikap lembut dan halus untuk bercinta, aku akan mempergunakan paksaan menelanjangimu...!". Mendengar ancaman Bong Kim Lian, tubuh Oey Yok Su jadi menggigil, ia percaya Kim Lian bisa saja melakukan apapun juga disaat tubuhnya tengah lemah seperti sekarang. Tetapi walaupun demikiam, Oey Yok Su menjadi nekad, ia telah berkata .   "Baiklah, engkau mau membinasakan aku, bunuhlah! Tetapi jangan harap engkau bisa memperoleh hawa murni Yang dari tubuhku...!". Bong Kim Lian tertawa.   "Engkau tetap tidak mau menuruti keinginanku ?"   Tanya Bong Kim Lian.   "Engkau mengapa melatih diri dengan ilmu sesat seperti itu ?"   Tanya Oey Yok Su penuh kemarahan.   "Bukankah masih banyak ilmu lain yang lurus dan bersih...?"   "Kau tahu, ilmu yang kulatih ini merupakan ilmu yang hebat sekali, ilmu yang tidak ada duanya didalam rimba persilatan......aku telah melatihnya selama lima puluh tahun, dan baru sekarang berhasil...!". Oey Yok Su merasakan semangatnya seperti terbang meninggalkan raganya, dengan mata terpentang lebar mengawasi tidak percaya dia berkata .   "Engkau.......engkau telah melatih diri lima puluh tahun lebih.......?"   Bong Kim Lian mengangguk.   "Lalu.......berapa usiamu ?"   "Aku telah hampir delapan puluh tahun hidup didunia ini........!".   "A.......apa ?"   Tanya Oey Yok Su yang merasakan tubuhnya gemetar.   Kalau begitu siwanita cantik yang tampaknya baru berusia dua puluh tahun lebih itu adalah seorang wanita yang telah lanjut usianya.   Telah hampir delapan puluh tahun, berarti telah menjadi seorang nenek-nenek.   Namun herannya, mengapa tubuhnya begitu halus dan padat berisi, juga wajahnya begitu muda ? Sedangkan usianya telah begitu lanjut? Melihat Oey Yok Su terdiam karena diliputi perasaan heran, seperti tidak mempercayai perkataannya, Bong Kim Lian telah tertawa.   "Aku tidak bicara dusta padamu.......memang usiaku hampir delapan puluh tahun", katanya.   "Tetapi berkat Im Yang Hun yang kulatih itu, maka aku bisa menjaga dan mengabadikan kecantikan yang kumiliki ini ! Malah jika aku bisa berhasil mencapai puncak kesempurnaan ilmuku itu, aku bisa hidup seratus tahun dengan keadaan tubuh yang tetap cantik dan muda... Itulah pentingnya ilmu yang kulatih ini, untuk memelihara keawetan muda usiaku...!"   Tubuh Oey Yok Su jadi menggigil lagi. Rupanya disaat ini ia tengah berhadapan dengan seorang nenek-nenek, bukan seorang wanita cantik muda usia.   "Kau...kau...!"   Kata Oey Yok Su sambil menunduk, ia tidak tahu apa yang harus diucapkannya. Bong Kim Lian telah berkata dengan suara yang dingin .   "Engkau masih tidak mau menuruti keinginanku ?"   Oey Yok Su menggelengkan kepalanya, entah mengapa ia jadi begitu ngeri membayangkan wanita muda dihadapannya ini tidak lain dari seorang nenek- nenek.   "Hemm.....!"   Mendengus Bong Kim Lian dengan suara yang dingin.   "Baiklah, aku akan mempergunakan obat perangsang untuk menjatuhkanmu...! "   Setelah berkata begitu, Bong Kim Lian memutar tubuhnya, ia bermaksud meninggalkan Oey Yok Su.   Tetapi Oey Yok Su tahu bahwa wanita itu bermaksud akan mengambil obat yang dinamainya dengan nama obat perangsang.   Hati Oey Yok Su jadi tergoncang keras, karena ia menyadari kalau sampai ia kena dicekoki obat perangsang itu berbahayalah dirinya, sebab ia akan terangsang dan lupa diri, dimana dia yang akan menjadi binal dan...   buas...! Sedangkan Bong Kim Lian dalam keadaan polos dan tidak mengenakan pakaian sama sekali telah melangkah menaiki undakan anak tangga.   la melangkah dengan tindakan kaki yang perlahan dan sekali-sekali menoleh kepada Oey Yok Su sambil melontarkan senyumnya, senyum yang genit sekali mengandung rangsangan.   Oey Yok Su benar-benar tertekan oleh perasaannya, ia tidak tahu entah dengan cara bagaimana ia bisa meloloskan din dari wanita yang genit dan binal ini, yang sangat berbabaya sekali...   Setelah melihat Bong Kim Lian lenyap diruangan atas, Oey Yok Su memutar keras otaknya.   la mengawasi sekelilingnya untuk mencaricari tempat yang bisa dipergunakan untuk melarikan diri.   Tetapi sayangnya ruangan itu berada dibawah tanah, sehingga tidak ada bagian yang bisa dipergunakan oleh Oey Yok Su untuk melarikan diri.   Jalan satu-satunya yang ada disaat itu adalah menerobos undakan anak tangga.   tetapi jelas ia akan berpapasan dengan Bong Kim Lian berarti ia tidak mungkin bisa melarikan diri.   Sedang Oey Yok Su diliputi perasaan bingung seperti itu, ia mendengar suara langkah kaki lagi, yang tengah menuruni undakan anak tangga.   Butir-butir keringat Oey Yok Su jadi mengucur keluar deras sekali.   la telah berkata didalam hatinya .   "Celakal Ternyata sulit sekali aku bisa meloloskan diri dari wanita jahat ini !"   Dan waktu itu memang segera muncul Bong Kim Lian, ditangan wanita itu menggenggam sesuatu, sebuah bungkusan kecil.   Oey Yok Su tahu apa artinya bungkusan itu, tentunya berisi obat perangsang yang dikatakan oleh Bong Kim Lian tadi, yang tentu akan diberikan kepadanya.   Oey Yok Su jadi mengeluh, tetapi dia benar-benar dalam keadaan tidak berdaya.   Disaat itu, waktu Bong Kim Lian telah berada dekat dengan dirinya, tiba-tiba Oey Yok Su melompat berdiri, dia bermaksud akan berlari menaiki undakan anak tangga itu.   Namun tangan Bong Kim Lian bergerak cepat sekaii, dia telah mengulurkan tangannya itu mencengkeram punggung Oey Yok Su, kemudian tubuh pemuda tersebut telah dilemparkannya kembali kepapan yarg terletak disudut ruangan.   Oey Yok Su jatuh terduduk dipapan itu.   Pemuda ini benar-benar putus asa, ia tidak tahu entah bencana bagaimana yang akan menimpah dirinya.   Tampaknya memang sulit sekali ia mengelakkan dan meloloskan diri dari wanita yang mengaku bernama Bong Kim Lian ini, yang sesungguhnya seorang nenek-nenek tua yang berusia hampir delapan puluh tahun ! Tiba-tiba terdengar suara seseorang berkata.   "Kemana penghuni rumah ini ?"   Bong Kim Lian jadi berobah mukanya, ia telah melompat berdiri.   Namun ia berdiam diri saja, karena ia tahu jika ia bersuara, tentu orang yang berada diruangan atas itu akan menuju keruangan bawah ini.   Sedangkan Oey Yok Su yang semula telah putus asa, jadi timbul harapannya lagi.   Dia sengaja telah mengeluarkan suara teriakan yang nyaring, maka disaat itu terdengar suara orang menuruni undakan anak tangga.   Muka Bong Kim Lian jadi berobah lagi, cepat-cepat wanita genit ini menyambar pakaiannya, yang dikenakannya.   Waktu itu telah terdengar suara orang berkata lagi.   "Hemm...., kiranya penghuni rumah ini lebih senang tinggal seperti seekor tikus, dibawah tanah...!". Dan berbareng dengan habisnya suara itu, tampak sesosok tubuh telah muncul ditingkat bawah undakan anak tangga. Waktu melihat orang yang muncul, hati Oey Yok Su jadi girang. Lu Liang Cwan ! Ya, tokoh sakti yang hanya mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit binatang buas itu, telah muncul disaat yang tepat.   "Lu Cianpwe......tolonglah aku......!"   Teriak Oey Yok Su.   Waktu itu Bong Kim Lian telah selesai mengenakan pakaiannya, mukanya merah padam, karena dia marah dan mendongkol merasa terganggu oleh kedatangan Lu Liang Cwan.   Karena sebentar lagi tentu Oey Yok Su akan dapat ditundukkannya.   Justru kedatangan orang asing ini bisa membuat gagalnya rencana wanita she Bong tersebut.   Sedangkan Lu Liang Cwan telah berdiri kesima sejenak waktu melihat keadaan Oey Yok Su yang sedang lemas.   Juga didalam ruangan bawah tanah ini terdapat seorang wanita cantik, yang rambutnya acak-acakan, maka dia segera menduga telah terjadi sesuatu yang kurang baik antara Oey Yok Su dengan wanita cantik itu.   Setelah mengawasi sekian lama dengan tertegun, Lu Liang Cwan mengeluarkan suara tertawa yang cukup keras.   "Aha, kiranya si bocah she Oey seorang bebogoran yang hanya senang bersenda gurau dengan wanita cantik !"   Berseru Lu Liang Cwan. Muka Oey Yok Su jadi merah padam, karena ia malu sekali. Justru waktu itu, Bong Kim Lian telah membentak dengan suara yang keras.   "Siapa kau. ? Mau apa kau lancang datang ketempat ini ?". Lu Liang Cwan mengeluarkan lidahnya panjang- panjang, lalu tertawa.   "Jangan galak-galak nona manis...!"   Katanya kemudian.   "Bukankah engkau sama bejadnya dengan pernuda she Oey itu ? Hemm......., manusia-manusia mesum yang berani melakukan jinah seperti kalian merupakan manusia-manusia yang tidak punya guna dan memalukan...!". Muka Bong Kim Lian jadi berobah, ia telah berkata lagi disertai kemarahannya.   "Katakan siapa namamu dan mau apa engkau datang kemari ? Jika engkau tidak memiliki urusan apa-apa, silahkan meninggalkan tempat ini !"   "Sabar....! Mengapa engkau demikian tidak sabar untuk melakukan perbuatan mesum lagi dengan si bocah she Oey yang bejad itu.......?"   Bong Kim Lian rupanya sudah tidak bisa mempertahankan diri, ia telah mengeluarkan suara seruan yang, cukup nyaring, dengan menjejakkan kedua kakinya, tubuhnya telah melompat dengan cepat.   Disaat itu tangannya yang berjari lentik bergerak akan menotok Lu Liang Cwan.   Tetapi mana bisa Bong Kim Lian merubuhkan Lu Liang Cwan dengan cara demikian.   Jago sakti she Lu itu adalah seorang yang memiliki kepandaian sangat tinggi, tentu saja dia tidak mau membiarkan dirinya tertotok oleh jari Bong Kim Lian.   Diwaktu itu Oey Yok Su telah berkata dengan tenaga yang masih ada padanya.   "Lu Cianpwe, wanita itu adalah wanita mesum, ia berusaha memperkosa diriku...... tolongilah aku, Lu Cianpwe......!"   Sebetulnya waktu itu Lu Liang Cwan baru saja mengelakkan totokan jari Bong Kim Lian, tetapi mendengar perkataan Oey Yok Su, dia jadi tertegun dan kaget, dia seperti mendengar sesuatu yang mengejutkan dan janggal sekali.   Bahkan kemudian Lu Liang Cwan tertawa bergelak- gelak.   "Wanita ini ingin memperkosa dirimu ? Seorang wanita ingin memperkosa seorang pemuda ?"   Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Dan meledaklah tertawa Lu Liang Cwan. Namun baru saja ia bermaksud akan bertanya lagi, waktu itu Bong Kim Lian telah melancarkan serangan lagi, sehingga Lu Liang Cwan terpaksa mengelakkan diri dulu.   "Benar Lu Cianpwe...!"   Kata Oey Yok Su cepat.   "Ia bermaksud memperkosa diriku...ia juga meracuni air minum yang diberikannya kepadaku, sehingga sekarang aku sangat tersiksa sekali.....l". Mendengar perkataan CYy Yok Su yang terakhir, barulah Lu Liang Cwan mengerti.   "Hemm........, jadi perempuan ini seorang wanita mesum yang senang mengganggu pemuda ?"   Tanyanya.   Dan ia telah mengelakkan lagi serangan Bong Kim Lian.   Namun bersamaan dengan itu, Lu Liang Cwan tidak tinggal diam saja, ia telah melancarkan serangan balasan untuk mendesak Bong Kim Lian.   Serangan yang dilancarkannya tidak kalah hebatnya, karena serangan itu merupakan pukulan yang bisa mematikan.   Sebagai seorang tokoh sakti rimba persilatan, Lu Liang Cwan memang memiliki ilmu silat yang aneh-aneh dan menakjubkan sekali.   Maka dari itu Bong-Kim Lian yang semula hanya menduga Lu Liang Cwan adalah jago biasa saja, jadi kaget dan tidak berani berlaku lambat, ia telah mengelakkan diri dengan gerakan yang cepat sekali.   Kegesitan yang dimiliki Bong Kim Lian tidak berada dibawah kepandaian Lu Liang Cwan.   Dalam waktu yang singkat sekalf, keduanya telah saling serang dengan cepat dan kuat, mereka telah bertempur belasan jurus.   Lu Liang Cwan telah melihatnya bahwa kepandaian Bong Kim Lian tinggi sekali, sehingga jago tua she Lu itu mengerutkan sepasang alisnya, ia telah berpikir.   "Usianya masih demikian muda, wanita siluman ini tampaknya memiliki kepandaian tidak dibawah kepandaian dari si Dewi Bangsat Lauw Cie Lan...!". Karena berpikir begitu, Lu Liang Cwan tidak berani bertempur main-main, ia telah berlaku sungguh-sungguh menghadapi wanita tersebut. Yang kasihan adalah Oey Yok Su, pemuda ini tengah mati-matian mengerahkan tenaga sinkang yang masih ada padanya untuk memulihkan tenaganya yang lenyap. Keringat telah membanjir keluar dari sekujur tubuh Oey Yok Su. Ia berusaha duduk bersemadhi dilantai dan mengatur pernapasannya sambil memejamkan mata dan tidak memperdulikan pertempuran yang tengah berlangsung antara Bong Kim Lian dengan Lu Liang Cwan. Lu Liang Cwan yang melihat keadaan Oey Yok Su, jadi bsrpikir.   "Aku tidak boleh terlalu lama melayani wanita ini, aku harus cepat-cepat menundukkannya, agar dapat, menolongi bocah she Oey itu......."   Dan karena berpikir begitu, Lu Liang Cwan telah melancarkan serangan yang gencar.   la telah mendesak Bong Kim Lian.   Wanita she Bong itu jadi terdesak juga, dia sibuk sekali mengelakkan diri dari setiap serangan Lu Liang Cwan, malah sekarang ia sudah tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk balas menyerang.   Waktu itu Lu Liang Cwan telah berkata dengan suara yang nyaring disertai oleh serangannya lagi.   "Engkau seorang wanita yang tidak tahu malu............ mengapa engkau mengganggu pemuda seperti dia yang ingin dihancurkan hidupnya?"   "Hemm......, engkau tidak perlu rewel, aku akan melaksanakan apa yang kuinginkan dan engkau tidak berhak mencampuri urusanku ! Akupun akan dapat merubuhkan engkau tua bangka hutan...!". Mendengar dirinya disebut sebagai tua bangka hutan, keruan saja membuat Lu Liang Cwan jadi mendongkol. Dia memang telah merasa jemu setelah mengetahui bahwa wanita yang tengah bertempur dengan dirinya ini adalah seorang wanita cabul, maka waktu kemarahan dirinya telah membakar hatinya, ia telah mengeluarkan suara seruan nyaring, dan membarengi dengan itu iapus melancarkan serangan yang gencar. Bong Kim Lian jadi sibuk sekali mengelakkan ciiri dari setiap serangan yang dilancarkan lawannya. Napas Bong Kim Lian juga jadi memburu keras. Tetapi sebagai seorang wanita yang memiliki kepandaian tinggi, tentu saja Bong Kim Lian tidak mau menyerah terhadap desakan Lu Liang Cwan. Beberapa kali ia mengerahkan tenaga sinkangnya untuk mendesak mundur lawannya. Malah suatu kali, dengan cepat tangannya yang disertai sinkang yang kuat telah meluncur akan menghantam dada Lu Liang Cwan. Serangan itu bukan serangan sembarangan, Lu Liang Cwan juga terkejut.   "Benar-benar hebat wanita cabul ini.......!"   Pikir Lu Liag Cwan.   Dan cepat Lu Liang Cwan mengempos semangat dan tenaga sinkangnya, ia telah menangkis serangan lawannya dengan kekerasan.   Tenaga yang keras saling bentur satu dengan yang lainnya, memperdengarkan suara menggelegar yang keras sekali, dan Bong Kim Lian maupun Lu Liang Cwan telah terhuyung mundur beberapa langkah.   Bong Kim Lian yang melihat lawannya memang bukan merupakan lawan yang sembarangan, telah mempergunakan kesempatan tersebut untuk menyingkirkan diri.   la menjejakkan kakinya, tubuhnya tetah melompat kedekat undakan anak tangga, lalu berlari gesit sekali menaiki undakan anak tangga itu.   Sebetulnya Lu Liang Cwan ingin mengejarnya, tetapi teringat kepada keadaan Oey Yok Su Lu Liang Cwan telah membatalkan maksudnya itu.    Pendekar Misterius Karya Gan Kl Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong Geger Solo Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini