Ceritasilat Novel Online

Pengelana Rimba Persilatan 17


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 17


Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi   "Tentu saja, kami bertiga seperti saudara, jika bukan keadaan memaksa, mana mungkin berjalan masing-masing."   Wanita Cantik Sinar Bulan merubah cara bicaranya.   "tuan muda dengan benteng Zhang-feng apakah punya permusuhan besar, makanya tadi membunuh semua orang-orang itu?"   "Benar."   Dia menceritakan dengan singkat peristiwa yang terjadi di Lin-jia-gou.   "Kami kakak beradik juga bersumpah, ada aku tidak ada dia!"   "Disini tidak baik tinggal berlama-lama, lebih baik menghindar dulu."   Walau Ketua benteng Xi perhatiannya sebagian besar ditujukan pada masalah pengejaran Sepasang Cantik Jiang-nan, tapi pada masalah Fu Ke-wei yang menyusup tetap sangat memperhatikan.   Baru saja terang tanah, seluruh anak buah benteng telah diperintahkan bekerja, menambah jebakan dan penghalang jalan, mendirikan pos penjagaan, menutup rapat jalan yang mungkin digunakan penyusup.   Tamu agung yang minta perlindungan juga bergerak membantu, memperbaiki peralatan penjagaan bangunan tamu.   Ketua dua, Golok Pemutus Arwah Han Zhi-jian telah menyatakan pada mereka, kemarin malam ada dua orang tamu agung yang hilang, mungkin melarikan diri, juga ada kemungkinan telah menjadi korban, maka dia berharap para tamu agung bertanggung jawab pada keamanan lingkungan bangunan tamu, jangan sampai terjadi hal yang tidak diharapkan.   Karena tuan rumah ada kesulitan, tamu agung tidak bisa menolak, terpaksa mereka ikut bersatu melawan musuh.   Yu-shu-xiu-shi dengan lima puluh lebih orang-orang perkumpulan Cun-qiu, termasuk Liu Fei-yan bertiga, semua jadi tidak bisa pergi meninggalkan benteng! Usahanya belum selesai, barang yang diinginkan telah melarikan diri, bagaimana dia mempertanggung jawabkan pada ketua perkumpulan? Paling sedikit dia harus menunggu hasil dari pencarian ke hutan dan ke gunung, baru bisa menentukan arah, apa lagi tuan rumah beberapa hari ini telah melayani mereka dengan gratis, dia telah mendapat keuntungan dari tuan rumah, seharusnya ada balas budinya.   Liu Fei-yan telah pindah, tempat tinggalnya sekarang bersama dengan Yu-shu-xiu-shi, hasil yang dia dapat paling banyak, tidak saja telah mendapatkan laki-laki idaman yang tampan, pintar sastra dan silatnya mahir, di perkumpulan Cun-qiu juga memegang jabatan penting, Ketua benteng Xi juga telah menyanggupi membantu dia menyelidiki jejak tiga perampok, kelihatannya harta benda dia akan kembali dan balas dendam-nya juga akan terkabul.   Saat tengah hari, pasukan yang mencari kearah barat dan belakang benteng telah berturut turut kembali ke benteng.   Tentu saja, semua kembali dengan tangan kosong, juga tidak bisa menyalahkan mereka, pegunungan terlalu luas, hutannya lebat rumputnya tinggi, ingin mencari dua orang persilatan tua selicik rase, apa mudah mengerjakannya? Empat belas orang yang mencari ke arah timur, tidak ada kabar beritanya.   Sekitar jam dua siang, satu pasukan telah dikerahkan berjumlah sebanyak tiga puluh orang, sebuah pasukan yang amat besar.   Hasilnya, kembali membawa pulang empat belas mayat.   Seluruh benteng menjadi gempar, masing-masing jadi dingin dan merasa was-was.   Semangat ketua benteng Xi turun drastis, setelah melihat mayat anak buahnya, penguasa besar ini sekarang sudah tahu bagaimana rasa ketakutan.   Begitu hari malam, seluruh benteng terjerembab kedalam ketakutan yang menyeramkan, suara angin, kicauan bangau, rumput dan pohon semua seperti tentara, semua orang tidak berani tidur lelap, orang yang bertugas jaga, mendengar angin bertiup, rumput bergoyang juga menjadi ketakutan hingga bisa meloncat.   Bangunan tamu dan ruang tamu agung walau dibangun disatu tempat, tapi diantaranya masih ada jarak, ditengahnya dihalangi oleh beberapa bangunan rumah, kebun bunga, pekarangan.   Tamu agung yang ditempatkan ditempat ini, sifatnya berbeda.   Bangunan tamu semua adalah tamu yang tinggal lama, yang minta perlindungan, ruang tamu agung adalah tempat untuk tamu yang benar-benar berkunjung, waktu menginapnya tidak akan lama.   Walau ketua benteng Xi tidak meminta tamu yang menginap melakukan sendiri penjagaan, Yu-shu-xiu-shi juga sudah punya cukup orang-orangnya melakukan penjagaan sendiri, malah dia menyatakan ingin membantu tuan rumah, menghadapi orang yang menyusup.   Ketua benteng Xi memang berniat menggunakan tenaga Yu-shu-xiu-shi, mendengar dia mengajukan dirinya ingin membantu, di dalam hati dia gembira sekali.   Ketua benteng Xi telah menangkap Hoa-fei-hoa dan kawan-kawannya, hati Yu-shu-xiu-shi jadi lebih tenang, orang yang menyusup masuk kemampuannya juga hanya segini, bagaimana memerlukan bantuan dari perkumpulan Cun-qiu nya? Tapi, orang yang belakangan menyusup masuk adalah Fu Ke-wei.   Terpikir di penginapan Yung-an, rasa masakan dan kuah yang membasahi dirinya, dia benar-benar gentar, dia sungguh tidak ada keberanian menghadapi Fu Ke-wei yang ilmu silatnya sulit diukur.   Untungnya saat ini anak buahnya banyak, tidak perlu dirinya sendiri yang menghadapi lawan berat.   Setelah malam tiba, dia mengumpulkan semua orang di sekeliling ruang tamu, merencanakan penjagaan yang ketat, kecuali setengah orang yang beristirahat, malam hari penjagaan dibagi dua grup, begitu ada gerakan, orang yang istirahat harus dengan cepat tiba di tempat yang sudah di tentukan, supaya bisa menggerakan seluruh kemampuan kelompok.   Bangunan tamu yang berada tidak jauh, penjagaannya tampak lebih ketat lagi, kecuali empat puluh lebih tamu yang menginap, saat hampir malam, ketua benteng Xi mengutus tidak sedikit pesilat tinggi datang ke bangunan tamu memperkuat penjagaan.   Tamu yang menginap adalah sumber pemasukan benteng Zhang-feng, jadi ketua benteng Xi berkewajiban melindungi keamanan tamunya.   Mendapat uang orang, melepaskan mala petaka orang.   Benteng Zhang-feng dalam melindungi tamu tidak pernah terjadi kesalahan, sama sekali tidak boleh ada orang luar yang bisa melukai tamu.   Tentu saja, kalau orang sendiri melukai tamu itu adalah pengecualian, bagaimana pun jika hal itu terjadi, tidak ada orang yang tahu.   Fu Ke-wei sudah pindah ke lereng gunung sebelah barat benteng, ke benteng Zhang-feng berjarak tidak sampai lima li, dari atas dia melihat ke bawah, melalui celah pohon dan rumput, bisa melihat dengan jelas pemandangan orang-orang di dalam benteng sedang sibuk memperkuat penjagaan, di dalam hati dia tahu, ketua benteng Xi telah ketakutan.   Racun di tubuhnya Shi-tu Yu-yao telah hilang, senjata dan senjata rahasianya pun telah diambil kembali, dengan gembira dia pulang.   Tapi Hoa-fei-hoa malah ngotot tidak mau pergi, dengan alasan Niu Lang-xing terluka harus ada orang yang mengawalnya, jika ditnggalkan, di tengah jalan bertemu orang-orangnya benteng Zhang-feng yang menghadang, bukankah itu akan seperti melabrak ke pintu akhirat? Alasannya masuk akal juga, Fu Ke-wei jadi tidak enak mengusirnya.   Tian-ya-koay juga ngotot tidak mau pergi, terhadap ini Fu Ke-wei tidak bisa berbuat apa-apa.   Pertama dia pernah menolong Ouw Yu-zhen di bukit Hao-han, kedua walau dia sangat dekat dengan para pendekar, tapi perbuatannya selalu hanya melihat benar atau tidak, tidak perduli hubungannya, tetap tidak kehilangan prilaku sebagai manusia hebat yang aneh, Fu Ke-wei sangat cocok dengannya, jadi tidak enak mengusir dia? Sore hari, ketika sedang makan makanan kering mereka membagi kelompok.   Xie-shen dan Tian-ya-koay berbaring di atas cabang pohon, sedang menikmati arak enak di dalam Hu-lu yang berada dipinggang Tian-ya-koay.   Nie-sha-yin-hoa menemani Sepasang Cantik Jiang-nan, duduk di atas rumput kering, makan pelan-pelan, kadang-kadang mengeluarkan tawa! Zhi Nu-xing sedang menyuapi Niu Lang-xing di atas rumput kering.   Ouw Yu-zhen dengan Hoa-fei-hoa ditempat lainnya, mengobrol sambil makan minum, tidak tahu sedang berbicara apa? Fu Ke-wei sudah selesai makan, sedang mempersiapkan cara untuk masuk ke dalam benteng Zhang-feng, tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu, dia mengangkat kepala, begitu melihat, ternyata Shi-tu Yu-yao sudah kembali lagi, malah membawa seorang mata-mata berusia empat puluhan, berwajah persegi dengan telinga besar, saat itu wajahnya tampak serius.   "Kau......kau buat apa kembali lagi?"   Dia sangat tidak senang, wajahnya sangat tidak enak di pandang.   "nona Shi-tu, pelajaran yang kau terima tadi pagi apa masih belum cukup? Melakukan suatu hal di luar kemampuan diri sendiri, adalah hal yang paling bodoh."   Shi-tu Yu-yao tadinya adalah seorang nona besar yang berwajah cantik, pandangannya luhur dan manja, karena sejarah keluarganya bagus, ilmu silat dirinya juga lebih tinggi dari pada orang umumnya, ilmu silatnya dibandingkan dengan tujuh wanita terhebat masih lebih tinggi sedikit, keangkuhan dan percaya dirinya tidak terhindarkan, dia selalu menganggap rendah laki-laki, dan memandang rendah pada para laki-laki yang sombong, bermulut manis dan mengejarnya.   Tapi kali ini, dia sepertinya telah berubah sama sekali.   "Aku datang untuk membantumu, memberi semangat, membantumu membalas dendam, bolehkan!"   Kata Shi-tu Yu-yao tertawa, dia telah merubah wajah yang angkuh dan percaya dirinya.   "pendekar besar Fu, bagaimana pun kau tidak ingin aku mengatakan kata-kata balas budi, terima kasih, semacam itu bukan?"   "Paling bagus kau tutup mulut!"   Dia sedikit pun tidak bersikap seperti seorang laki-laki sopan.   "aku bukan pendekar besar, juga bukan sengaja menolongmu, kau tidak hutang apa-apa padaku."   "Aku tidak perduli apa pun yang kau katakan..."   "Aku tidak mau berkata apa-apa, juga tidak ingin mendengar kata-katamu."   Fu Ke-wei membalikan kepala, melotot pada Hoa-fei-hoa yang sedang mencuri tawa.   "dan kau Bunga galak, juga Sepasang Bintang Perak, kalian juga tidak hutang apa-apa padaku, aku tidak ingin kalian melibatkan diri dalam masalahku, apa kalian mengerti?"   "Jangan marah padaku."   Hoa-fei-hoa telah berubah menjadi lembut, dia tertawa manis.   "Aku hanya mencari ketua benteng Xi untuk membalaskan dendam famili dan teman ku, mana mau melibatkan diri di dalam masalahmu? Tuan Fu, aku takut padamu setengah mati."   Xie-shen yang melihatnya sampai menggeleng-gelengkan kepala, tidak berhentinya tertawa pahit! "Pengemis tua, kau lihat! Tuanku telah mendapat masalah besar."   Xie-shen berbaring di atas cabang pohon, minum seteguk arak, dengan nada gembira melihat orang mendapat kesulitan.   "berhubungan dengan wanita adalah hal yang paling merepotkan, apa lagi wanita yang cantik-cantik, bukankah akan mendapat kerepotan sebesar langit! Aku ini lebih pintar dari pada majikanku, seumur hidup tidak berhubungan dengan wanita."   Perkataannya walau pelan, tapi pendengaran orang-orang di tempat itu sangat tajam, mereka mendengar jelas setiap kata yang diucapkan dia.   "Kau sedang menyindir, aku bunuh kau!"   Fu Ke-wei marah sekali, maju dengan langkah besar. Xie-shen tertawa keras, bangkit melarikan diri.   "Saudara kecil, aku marga Gan, Gan Xian-feng, julukannya Pedang Kuasa."   Laki-laki yang mengikuti Shi-tu Yu-yao memberi hormat sikapnya bersahabat.   "saudara kecil jika berkelana di dunia persilatan, mungkin terhadap aku ini tidak terlalu asing. Nona Shi-tu adalah putri kesayangan almarhum temanku, aku bisa dibilang angkatan tuanya. Siang hari tadi aku mendapat titipan dari Sepasang Pedang Langit Selatan, menemani dia masuk ke gunung."   "Pedang Kuasa Gan Xian-feng, nama salah seorang dari sembilan jago pedang terbesar, pendekar dari aliran putih, aku tentu saja pernah mendengarnya."   Fu Ke-wei tertawa tawar.   "bangga bisa bertemu tetua Gan, kau orang yang mengerti."   Dia dimulutnya mengatakan bangga bisa bertemu, tapi sikapnya sedikit pun tidak seperti beruntung.   "Maksud saudara kecil......"   "Kau lihat!"   Dia menunjuk masing-masing pada orang di dekatnya.   "Xie-shen adalah pembunuh yang dewa kewalahan setan pun membencinya, Nie-sha-yin-hoa adalah petualang wanita yang biasa hitam makan hitam, Hoa-fei-hoaa dalah bunga galak yang tidak pernah mengampuni orang, Sepasang Bintang Perak lebih-lebih adalah berandalan yang hampir termasuk dalam aliran hitam, dan aku, adalah petualang dunia persilatan yang bertemu orang langsung membunuh melihat harta merampasnya."   "Lalu kenapa?"   "Kalian para pahlawan pendekar dari aliran putih, apakah bisa berteman dengan kami, duduk sama rendah berdiri sama tinggi?"   Wajah Fu Ke-wei muncul senyum yang sulit dimengerti.   "apa sudah mengerti maksudku? Kenapa tetua tidak bujuk nona Shi-tu meninggalkan kami. supaya nama baik nya tidak rusak?"   "Saudara kecil, mungkin orang yang tidak mengerti adalah kau sendiri."   "Aku tidak mengerti?"   "Yang dikatakan sifat kesatria pembela kebenaran, adalah harus mengerti masalah dan tahu mana yang benar mana yang salah, juga harus menanyakan pada diri sendiri dulu, apakah perbuatannya tidak ada kepalsuan tidak ada penyesalan, lebih-lebih harus melihat diri sendiri adalah jelmaan dari kebenaran."   "Seharusnya begitu."   "Di dalam dunia persilatan sekarang, siapa yang bisa melakukan perbuatan yang tidak ada kepalsuan dan tidak ada penyesalan? Kecuali orang suci, tapi selama aku hidup begini lama, masih belum pernah bertemu dengan orang suci. Hari ini di dunia persilatan mereka yang disebut pendekar, kebanyakan adalah kata benda yang setengah menyindir setengah menjilat. Aku sendiri juga termasuk orang semacam ini. Sehingga, aku tidak mengaku aku adalah pendekar, juga tidak menganggap yang kulakukan adalah membela kebenaran."   Sikap Pedang Kuasa tulus.   "saudara kecil, walau benar kau adalah seorang yang suka membunuh, melihat harta langsung merampas, apa hubungannya dengan aku? Kecuali kau melakukan dihadapanku, apakah kau bisa melakukannya?"   "Nona Shi-tu bisa menjadi saksi hidup, dia hari ini menyaksikan dengan mata kepala sendiri aku membunuh habis orang-orang benteng Zhang-feng."   "Ha ha ha! Dia malah setuju, kau melakukan dengan tepat sekali, kau ada hak membalaskan dendam temanmu."   "Sudah, sudah, dikatakan terus jadi tidak akan habis."   Fu Ke-wei tahu telah diikat oleh lawan bicaranya, dia tidak ingin memperpanjang pembicaraan.   "kau punya aturan sendiri, aku ada caraku sendiri, kita masing-masing jalan sendiri-sendiri."   "Bagaimana pun kami akan mendengar kata-katamu."   Shi-tu Yu-yao tersenyum.   "kau adalah peran utamanya, kami pasti tidak akan sembarangan bertindak sendiri, supaya tidak mengacaukan rencanamu."   "Kacau sekali!"   Dia membalikan kepala pergi, sampai di sisi pohon, merampas Hu-lu araknya Tian-ya-koay, lalu menenggak satu teguk.   "kenapa aku bisa bertemu dengan hal sial begini?"   "Tuan, hati-hati kena sakit maag."   Nie-sha-yin-hoa datang mendekat, menyodorkan sehelai kertas peta kemungkinan letak ruang rahasia yang di gambar singkat oleh Sepasang Cantik Jiang-nan.   "malam ini, kita harus pergi ke dalam benteng mengambil makanan untuk menambah perbekalan makanan."   "Malam ini kalian semua jangan pergi."   Dengan tenang dia berkata.   "aku harus mengetahui dengan jelas dahulu rencana mereka, juga ada seberapa banyak dan ada siapa saja pesilat tinggi yang bersembunyi, aku tidak berharap mereka bisa dengan mudah membunuh kita, aku lebih suka menarik atau membuat mereka marah lalu keluar, aku tidak akan membiarkan mereka menyiapkan jaring jebakan menunggu kita masuk ke dalam perangkap mereka."   "Kau pergi sendirian?"   Tanya Xie-shen.   "Tidak salah."   "Tuan, kami......"   "Kau ini bukan pelayan yang baik."   "Pelayan yang baik harus memperhatikan keselamatan majikannya."   "Kau tidak menuruti pengaturan majikan, maka akan menjerumuskan majikan kedalam bahaya."   "Ini......"   "Pastikan begitu saja."   Dengan tidak sabar dia berteriak.   "tetua Gan, makanannya tidak cukup, makan seadanya saja, kalian malam ini masih bisa makan kenyang, besok harus ada persiapan lagi, silahkan!"   Ouw Yu-zhen mengeluarkan bungkusan makanan, dengan bersahabat memberikannya pada Pedang Kuasa dan Shi-tu Yu-yao.   Fu Ke-wei tetap dengan santai memeriksa perlengkapan masuk ke dalam benteng.   Malam sudah gelap sekali! Jam sembilan malam, Fu Ke-wei telah menghilang.   Yu-shu-xiu-shi walau seorang pendatang baru, tapi ilmu silatnya tinggi sulit diduga, orangnya juga pintar, makanya Seruling Damai yang usianya selipat lebih tua dari dia, sangat menghormati atasan ini.   0-0-0 Didalam kamar sebuah lampu menyala, tapi pintu dan jendelanya tertutup rapat.   Begitu malam tiba di dalam benteng tidak diijinkan menyalakan lampu, supaya tidak mengganggu penglihatan penjaga dan penentuan arah orang yang menyusup.   "Tuan, situasinya jelek."   Bisik Seruling Damai gelisah sambil mengerutkan alis.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "hanya langit yang tahu, tiba-tiba bisa muncul orang seperti Fu-jiu yang menakutkan, dan beraninya menantang kekuasaan benteng Zhang-feng. Ketua benteng Xi telah jadi gentar, duduk tidak tenang karena mengalami kerugian besar, orang-orangnya banyak yang mati dan terluka, jika kita tidak cepat cepat pergi, bisa-bisa kita juga terlibat, kalau disini kita kalah, bukankah ini hal yang tidak bisa di terima?"   "Apakah kita bisa segera pergi?"   Kata Yu-shu-xiu-shi juga gelisah.   "ketua benteng Xi pasti tidak akan membiarkan kita pergi, saat ini dia membutuhkan semua orang untuk membantu dia, aku sungguh menyesal, malah sangat percaya dia sanggup menangkap kembali Sepasang Cantik Jiang-nan, seharusnya kemarin malam saat ada kesempatan kita pergi."   "Sekarang menyesal juga sudah tidak keburu lagi, tuan."   Seruling Damai tertawa pahit.   "untungnya kita hanya bertamu......"   "Kepala cabang Xiao, kau sepertinya masih belum mengerti seriusnya masalah ini."   "Maksud tuan adalah......"   "Apakah kau sudah lupa pertengkaran kita dengan bocah Fu di penginapan Jung-an itu? Apakah tujuan dia hanya ditujukan pada ketua benteng Xi saja? Dan lagi, aku curiga......"   "Tuan curiga pada apa?"   "Aku curiga Sepasang Cantik Jiang-nan telah ditolong oleh bocah Fu, jika mereka telah mengetahui hubungan rahasia antara perkumpulan kita dengan ketua benteng Xi, pasti mereka akan membujuk bocah Fu mencari kita."   "Aduh..! Memang harus dipikirkan."   Wajah Seruling Damai berubah.   "kita harus cepat mencari alasan untuk meninggalkan benteng ini, supaya bisa meninggalkan tempat yang berbahaya ini."   "Aku sedang mencari akal."   Kata Yu-shu-xiu-shi dengan cukup percaya diri.   "bila perlu, langsung pergi saja."   "Semoga saja sebelum kita pergi, bocah Fu jangan datang kemari."   "Sulit dikatakan, bagaimana pun kita harus memperkuat penjagaan, tidak boleh ada kesalahan. Apakah orang-orang kita telah ada di tempat masing-masing?"   "Semua sudah ada di tempat masing-masing, barisan senjata gelap dan tempat pengepungan semua sudah siap, bala bantuan juga sudah siap di tempatnya, setiap saat bisa datang membantu. Tuan lebih baik istirahat dulu! Aku harus berpatroli, semoga malam ini bisa aman tidak terjadi sesuatu."   Seruling Damai meninggalkan tempatnya, keluar dari kamar.   Hampir lewat tengah malam, penjaga dan anjing pelacak di dalam benteng semua meningkatkan kewaspadaan, membuka mata memasang telinga, memperhatikan keadaan sekeliling.   Ada satu bayangan abu-abu, menyelinap masuk ke dalam kamar bangunan tamu tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, penjaga yang berada dijalan, semua tidak bisa melihat gerakan bayangan abu-abu itu.   Bayangan abu-abu itu memanfaatkan bayangan hitam rumah dan daun pohon, mengikuti bentuk keadaannya, seperti telah menyatu menjadi pemandangan setempat, saat bergerak secara sembunyi-sembunyi, membuat mata manusia sulit melihatnya.   Dikatakan lebih tepat, bayangan abu-abu itu seperti serangga yang bisa merubah bentuk, mata manusia di malam hari mana bisa melihat serangga kecil? Apa lagi serangga yang bisa merubah bentuk.   Kadang dia berjongkok di kebun bunga yang hanya setinggi lutut, tubuhnya sepertinya mengecil hingga tiga perempat, manusia mana yang bisa mengecil sekecil itu? Tapi dia bisa melakukannya, bentuk kecilnya sulit dibayangkan, sampai seperti hilang bentuk manusianya, sepertinya kaki tangan dan kepalanya tidak ada, seperti sedang main sulap.   Baju yang dipakainya, juga barang pusaka, bisa berubah bentuk, mengembang mengerut sesuai dengan bentuk pemakainya, sampai orang yang berdiri didekatnya pun tidak merasakannya, ilmu merubah bentuk memang ilmu yang hebat sekali.   Kira-kira seperempat jam, dia keluar dari bangunan tamu, melewati ruang tamu agung, dengan samar-samar mendekati daerah pusat, bayangan itu berdiri sejenak dekat bayangan tembak, terakhir seperti arwah menghilang di dalam pusat ruangan.   Malam ini, benteng Zhang-feng aman tidak terjadi apa apa.   Satu satunya tempat yang agak kacau, di bangunan tamu dan bangunan pusat.   Dua orang pengurus di bangunan tamu, dan kepala pengurus ruang dalam, dipukul pingsan tanpa ada yang tahu, setelah disadarkan malah jadi idiot, seperti mayat hidup.   Ketua benteng Xi merasa tidak mengerti, pelakunya seperti tidak ingin mencuri pusaka, juga tidak seperti mau membalas dendam, siapa sebenarnya orang ini? Apa tujuan sebenarnya? Dia berpikir keras, tapi tidak mendapatkan jawaban yang masuk akal.   Dia malah mencurigai orang ini bukan menyusup masuk dari luar benteng, tapi ada seseorang di dalam benteng.   Penjaga dan anjing pelacak malam itu, semua menyangkal bahwa ada orang luar yang menyusup, dia sendiri juga melakukan pemeriksaan terhadap jalan yang mungkin dilalui musuh, tapi tidak ada jejak yang mencurigakan.   Jika bukan orang luar yang menyusup, itu pasti dilakukan oleh orang dalam.   Tentu saja tidak mungkin orang benteng Zhang-feng sendiri, tamu yang minta perlindungan juga tidak ada alasan melakukan hal ini, sisanya adalah orang-orang perkumpulan Cun-qiu yang tinggal di bangunan tamu, yang paling mungkin dicurigai.   Tapi tanpa bukti, mana bisa dia menuduh mereka yang melakukannya? Ketua benteng Xi hanya bisa menyimpan kecurigaannya didalam hati, dan diam-diam mengawasi dengan ketat gerak-geriknya Yu-shu-xiu-shi dan orang-orangnya.   Di dalam hutan di lereng gunung, semua orang menikmati makanan yang di bawa Fu Ke-wei dari dalam benteng, sepertinya tidak merasakan bahwa Ouw Yu-zhen telah menghilang.   Hoa-fei-hoa adalah orang yang paling tidak bisa diam, mungkin sudah sifat alami wanita yang ingin segala tahu! Setelah selesai makan, dia mengelap tangan, lalu duduk di sisi Fu Ke-wei.   "Kemarin malam kau benar-benar tidak membunuh beberapa dari mereka?"   Tanya dia sembarangan.   "Tidak!"   Fu Ke-weijawab seadanya.   "Kenapa?"   "Tujuan utamaku, adalah untuk mengetahui dengan pasti keadaan di dalam sana, dan juga menyelidiki pesilat hebat yang tidak diketahui orang, maka aku tidak ingin memukul rumput mengejutkan ular."   Tentu saja Fu Ke-wei tidak akan mengatakan tujuan sebenarnya masuk ke dalam benteng itu.   "Apakah sekarang kita akan melakukan serangan besar-besaran?"   "Tadinya ada rencana ini, tapi sekarang aku merubah rencananya."   "Kenapa?"   "Karena aku telah terpikirkan satu rencana yang lebih keji."   Shi-tu Yu-yao yang datang mendekat melihat sekali pada Fu Ke-wei dengan mata putihnya, dia tidak sependapat.   "Saudara Fu, kenapa kau mengatakan kata keji ini."   Shi-tu Yu-yao berseru.   "yang dilakukan orang-orangnya benteng Zhang-feng baru disebut keji, kau hanya......"   "Jangan mencari-cari kesalahan kecil dengan kata-kata, anak kecil."   Fu Ke-wei tertawa, dia memandang Shi-tu Yu-yao sebagai nona kecil, memang dia orangnya kecil.   "dengan racun menyerang racun, itu disebut keji."   "Kau tidak mengerti, pergi sana!"   Hoa-fei-hoa yang melihat Shi-tu Yu-yao jadi merasa tidak leluasa, dan juga semakin kesal.   "membicarakan cara dan siasat adalah urusan orang tua. Saudara Fu, bagaimana keji nya, coba katakan! Aku mau tahu"   "Aku kan tidak mengganggumu!"   Shi-tu Yu-yao menatap pada Hoa-fei-hoa, dia pun duduk di sisi Fu Ke-wei, sengaja ingin membuat marah bunga galak yang cantik dan matang ini.   "aku malah tidak mau pergi!"   "Sudahlah, jangan ribut."   Fu Ke-wei mencegah mereka bertengkar, dia menunjuk pada Sepasang Cantik Jiang-nan.   "dua nona ini, adalah tamu yang minta perlindungan pada benteng Zhang-feng, ketua benteng Xi tahu mereka menyembunyikan beberapa puluh ribu uang jarahan, sehingga melihat harta timbul niat tidak baik, dia mengunci jalan darah mereka, memaksa mereka mengatakan tempat persembunyian uang rampokan itu, dan juga sepakat memberikan mereka pada perkumpulan Cun-qiu, sebagai pertukaran tanda setuju, perjanjian tidak saling menyerang, dan diam-diam bekerja sama. Aku ingin mereka berdua muncul di depan gerbang benteng, mengumumkan perbuatan ketua benteng Xi terhadap mereka, empat puluh lebih tamu yang minta perlindung, mungkin bisa menjadi sumbu kehancurannya benteng Zhang-feng."   "Bagus sekali, dengan demikian di luar dan di dalam benteng Zhang-feng mendapat tekanan, dan di pastikan nasibnya akan hancur."   Kata Hoa-fei-hoa dengan gembira.   "Saudara Fu, dua nona ini dari mana asalnya?"   Tanya Shi-tu Yu-yao.   "Wanita Cantik Sinar Bulan dan Ning-xiang-yan-nie......"   "Sepasang Cantik Jiang-nan!"   Hoa-fei-hoa memotong.   "tahun lalu mereka malam-malam merampok sekitar tujuh delapan keluarga, menurut kabar hasilnya ada satu juta lebih uang perak, tidak aneh ketua benteng Xi jadi menginginkannya."   "Bagaimana Sepasang Cantik Jiang-nan bisa tahu ketua benteng Xi akan menyerahkan mereka pada perkumpulan Cun-qiu?"   Tanya Shi-tu Yu-yao tidak mengerti.   "Aku tahu dari hasil kemarin malam, dari mulutnya kepala pengurus ruang dalam di benteng itu."   Fu Ke-wei tertawa tawar. Dia membalikan kepala berkata pada Nie-sha-yin-hoa yang sedang mengelap pedang.   "nona Chao, coba kesini sebentar."   Nie-sha-yin-hoa menyimpan lapnya, memasukan pedang pada sarung pedang, melenggok menghampiri.   "Tuan, ada perintah apa?"   Nie-sha-yin-hoa tersenyum manis, matanya bersinar, genit sekali. Hoa-fei-hoa melihat sampai hatinya entah kenapa merasakan rasa tidak enak.   "Tolong kau buka kuncian jalan darahnya Sepasang Cantik Jiang-nan."   Fu Ke-wei bangkit berdiri, lalu jalan menuju Sepasang Cantik Jiang-nan.   Nie-sha-yin-hoa tertegun, di dalam hati berpikir, bagaimana dia ada kemampuan semacam ini? Dengan hati penuh ragu-ragu dia datang kepada Sepasang Cantik Jiang-nan.   "Kalian berdua, aku segera akan melakukan tindakan terhadap benteng Zhang-feng, sengaja minta tolong pada nona Chao membebaskan kuncian jalan darah kalian, paling sedikit tenaganya harus bisa pulih lima puluh persen, supaya bisa bergerak."   Lalu Fu Ke-wei berbisik pada Nie-sha-yin-hoa sejenak.   Lalu di tulang punggung masing-masing Nie-sha-yin-hoa berturut-turut menotok Sepasang Cantik Jiang-nan di delapan belas titik jalan darahnya, lalu mengurut perutnya beberapa saat, baru selesai.   Setelah Sepasang Cantik Jiang-nan mengucapkan terima kasih pada Nie-sha-yin-hoa, mereka segera mencoba menggerakan kaki dan tangannya dan merasakan tenaga dalamnya memang pulih sebagian besar, hatinya menjadi gembira sekali.   Fu Ke-wei kembali ke gubuk rumput, memeriksa lagi lukanya Niu Lang-xing.   "Kau tetap tidak bisa melakukan gerakan yang kuat, nanti kalian suami istri menonton saja di sini."   Dia sambil tertawa dan berpesan pada Zhi Nu-xing.   "kau harus perhatikan keadaan di-sekeliling, aku punya beberapa teman yang segera akan datang kesini, aku akan suruh mereka bertanggung jawab atas keamanan di sekeliling ini, rasanya keamanannya tidak akan ada masalah."   Terdengar ada suara langkah kaki, Ouw Yu-zhen membawa tujuh orang laki-laki besar dengan cepat menghampiri.   Seorang laki-laki besar setengah baya yang berjalan di depan melangkah melewati Ouw Yu-zhen, datang di depan Fu Ke-wei.   "Hao Bai-yun menghadap pada pendekar besar Fu."   Laki-laki besar setengah baya dengan sopan memberi hormat pada Fu Ke-wei.   "Dengan beruntung aku telah berhasil melaksanakan tugas."   Fu Ke-wei mengatakan dua kalimat yang orang lain tidak bisa mengerti.   "keamanan disini harap kalian bisa menjaganya."   "Baik, kami akan melaksanakan perintah."   Hao Bai-yun membungkuk menyanggupi, dan juga dengan dua tangan memberikan pisau tajam bersarung.   "Terima kasih."   Fu Ke-wei mengulurkan tangan menerimanya, mengangkat kepala melihat cuaca.   "Xie-shen, tetua Tu."   "Ya, tuan!"   Xie-shen dengan nada aneh kelakar, menjawab seperti serius.   "Sudah tidak pagi lagi."   "Benar, tuan, sudah lewat jam sembilan, matahari juga sudah setinggi empat bokong."   "Apakah kembangnya sudah siap? Kita sudah saatnya bergerak."   "Pisau sudah diasah sangat tajam, pasti akan lancar membunuh orang."   "Jika sudah siap mari berangkat."   Fu Ke-wei melangkah dengan langkah besar.   "Xiao Zhen, Kau temani Sinar Bulan dan Ning-xiang bergerak, bertanggungjawab atas keamanan mereka."   "Ya, harap tuan tenang saja."   Beberapa orang itu bertanya jawab, untuk memudarkan suasana yang serius, sepertinya memandang pembunuhan sebagai permainan anak-anak, artinya di dalam hati mereka tidak ada beban.   Jalanan di depan gerbang benteng turun ke bawah, hingga dapat menampung kuda berlari.   Di daerah ini kebanyakan lalu lintasnya menggunakan kuda, jarang menggunakan kereta, maka jalannya memutar menelusuri kali, pohon dan rumput di kedua sisinya hijau segar, berbeda sekali dengan di atas gunung yang gundul.   Sepasang Cantik Jiang-nan berjalan dari dalam hutan, keluar menuju jalanan, mereka berdiri di ujung jembatan mengumpat dengan suara tajam, menceritakan sambil mengumpat ketua benteng Xi yang melihat harta timbul hati merampasnya, menghianati tamu yang meminta perlindungan, dan berniat menyerahkan mereka pada perkumpulan Cun-qiu.   Orang yang berkumpul di loteng di atas pintu gerbang semakin banyak, di atas tembok benteng juga berturut-turut muncul tidak sedikit orang, diantaranya ada orang dari perkumpulan Cun-qiu, termasuk tamu yang minta perlindungan.   Pintu gerbang di buka, keluar sekelompok besar pengawal benteng yang marah, beramai-ramai memasang papan jembatan yang dibongkar kemarin.   Jembatan di bagian kedua baru saja dipasang tiang utama, para pengawal itu sudah berebut menerjang maju.   Sepasang Cantik Jiang-nan membalikan kepala buru-buru pergi, tapi tidak kembali masuk ke dalam hutan, malah menelusuri jalan dan lari ke bawah, memancing orang-orang benteng Zhang-feng mengejarnya.   Orang-orang itu berebut mengejar, kecepatannya tiga kali lipat dari pada dua wanita itu.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Setelah berlari lima-enam puluh langkah.   Enam tukang pukul yang paling cepat sudah mendekat, mereka bersemangat sekali, masing-masing mempercepat langkah, ingin menangkap dua wanita itu hidup-hidup.   Dari kedua sisi jalan keluar dua orang manusia, Xie-shen dengan golok besarnya pertama-tama memotong, begitu golok lewat darah memancar laksana memotong buah mengiris sayur sedikit pun tidak ada yang terhalang.   Enam orang yang ingin menangkap dengan tangan kosong, sedikit pun tidak ada kesempatan mencabut senjata menangkisnya, melihat sinar golok yang menyilaukan mata, goloknya sudah masuk ke dalam tubuhnya, kepala segera terpisah, kaki dan tangan putus beterbangan.   Pedang Nie-sha-yin-hoa menyerang orang-orang itu dari belakang, sinar kilat menerjang, datang satu bunuh satu, menerjang seperti gila pada orang-orang yang datang mengejar, pedang sampai orangnya roboh, tidak pernah gagal.   Fu Ke-wei muncul di ujung jembatan, menghadang orang yang mengejar berikutnya, pisau tajamnya seperti geledek menerjang, datang satu sabet satu, hanya dalam sekejap, pintu gerbang yang terbuka lebar sudah tidak ada orang yang menerjang keluar, di ujung jembatan tergeletak mayat-mayat yang putus kepala atau kaki tangannya.   Di belakang dia, Hoa-fei-hoa dan Pedang Kuasa beberapa orang, dari dua arah menyerang dua belas pengawal benteng, juga seperti macan masuk ke gerombolan kambing, mengerikan, betul-betul mengerikan.   Pengawal yang keluar benteng jumlahnya sekitar enam puluh orang lebih, semua dipotong jadi tiga bagian masing-masing dibabat dibunuh, diantaranya tidak sedikit pesilat tinggi, tapi Fu Ke-wei dan kawan-kawan seperti gurunya pesilat tinggi, jadi akibatnya bisa dibayangkan.   Pintu gerbang benteng telah ditutup kembali, ketua benteng Xi dan anaknya, di atas benteng menyaksikan dengan bengong orang-orangnya dibunuh, melihat mayat yang bertebaran, hatinya gemetaran.   Sepasang Cantik Jiang-nan kembali muncul diujung jembatan, sambil menghitung mengumpat, frekwensi suara wanita lebih tinggi dari pada suara laki-laki, suara makian mereka sampai satu li jauhnya masih bisa terdengar.   Hanya Fu Ke-wei seorang diri yang tinggal di tempatnya, berdiri di samping sedang mengibas-ibaskan pisaunya dengan perlahan, menendang potongan kaki tangan dan kepala ditumpuk di ujung jembatan, jelas penampilannya untuk melindungi Sepasang Cantik Jiang-nan.   "Marga Xi, kalian ayah dan anak jika tidak keluar menyelesaikannya dengan aku, marga Fu akan datang malam ini, menerjang masuk ke dalam benteng, begitu melihat orang aku akan membunuhnya."   Dia berdiri diatas jembatan, pada orang-orang diatas loteng yang ketakutan dia berteriak.   "paling baik kalian segera keluar, di atas jembatan bertarung hidup atau mati. Kami adalah penagih hutang yang sangat setia, kau harus berani keluar membayar hutangmu, benteng Zhang-feng mu yang kecil ini, tidak akan bisa menghalangi aku masuk dan keluar, bentengmu tidak akan bisa melindungi mu."   Apa ketua benteng Xi berani keluar? Di luar sudah ada enam puluh lebih mayat, sudah membuat orang-orang di dalam benteng ketakutan setengah mati.   Ketua benteng Xi tahu bagaimana kemampuan dirinya, apa dia bisa lolos dari pisaunya Fu Ke-wei? Tadi Fu Ke-wei sekaligus telah membunuh delapan belas orang, dengan sebilah pisau, tidak satu orang pun bisa menahannya.   Julukan ketua benteng Xi adalah Satu Pedang Dunia, salah satu dari sembilan jago pedang terbesar, tapi menggunakan pedang ingin membunuh delapan belas orang seperti yang dilakukan Fu Ke-wei, dia tidak sanggup, jadi jelas kekuatan kedua belah pihak terlalu jauh, jika benar-benar bertarung, hasilnya sudah bisa dibayangkan.   Ketua benteng Xi dan anaknya sudah tidak berada diatas loteng, pintu gerbang benteng tertutup rapat, tidak ada orang yang keluar menjawab.   Makian Sepasang Cantik Jiang-nan, telah mendapatkan hasil yang sudah diduga sebelumnya.   Sekelompok besar pesilat tinggi telah menjaga ketat bangunan tamu, melarang tamu yang minta perlindungan keluar.   Tamu di dalam bangunan tamu menjadi ribut, bersama berjalannya waktu, situasinya bertambah tidak tenang, dari tidak tenang menjadi tegang, begitu tegang maka muncul keadaan yang bertentangan.   Di ruang tamu agung kelompok Yu-shu-xiu-shi, pertama yang dimusuhi oleh kelompok para tamu di bangunan tamu.   Sepertinya semua orang di dalam benteng sedang menunggu hari gelap, keadaan hati setiap orang berbeda-beda, tapi sikap ketakutannya semua sama.   Di ruang tamu ketua benteng Xi menemui Yu-shu-xiu-shi dan Seruling Damai.   Di antara tamu dan tuan rumah, telah nampak ada perselisihan.   "Ketua benteng, bagaimana Sepasang Cantik Jiang-nan bisa tahu perjanjian kita?"   Tanya Yu-shu-xiu-shi.   "aku duga ini pasti dibocorkan oleh orang-orangmu."   "Aku pun telah berpikir keras tapi tetap tidak mengerti, yang tahu akan hal ini hanya tiga empat orang, aku berani jamin mereka tidak akan membocorkannya."   "Pengakuan Sepasang Cantik Jiang-nan, apa ketua benteng telah mendengar semuanya?"   Wajah Yu-shu-xiu-shi yang tidak senang tampak jelas.   "Belum."   Ketua benteng Xi merasa seluruh tubuhnya tidak enak.   "aku telah mengunci jalan darah mereka, tapi juga tidak mendapatkan jawabannya, mereka hanya menyatakan uangnya diserahkan pada Yun-sang-nie. Dia mengatakan sama seperti tidak mengatakannya, menurut kabar Yun-sang-nie telah menghilang dari dunia persilatan selama satu tahun, siapa yang tahu dia sembunyi dimana?"   "Perkumpulan kami sama sekali belum menerima orangnya, tapi orangnya melarikan diri dari bentengmu."   Kata Yu-shu-xiu-shi sambil tertawa dingin.   "penjagaan benteng mu sangat ketat, dua orang yang jalan darahnya dikunci, malah bisa melarikan diri keluar dari benteng, masalah begini jika dikatakan? Siapa pun tidak akan percaya, ketua benteng Xi, coba kau pikir, apakah aku bisa percaya begitu saja?"   "Kata-katamu terarah, kenapa tidak mengatakan langsung saja!"   Kata ketua benteng Xi menekan wajahnya.   "Artinya, semua orang sudah mengerti dan tahu, tidak perlu dijelaskan lagi, karena tidak akan ada artinya lagi."   Yu-shu-xiu-shi tertawa dingin.   "di depan benteng begitu Sepasang Cantik Jiang-nan mengumumkan masalahnya, perkumpulan kami jadi mendapatkan getahnya, beberapa orang persilatan yang serakah, pasti mengira perkumpulan kami mengetahui juga tempat persembunyiannya harta rampokan itu, mereka akan seperti belatung tulang mengawasi perkumpulan kami, karena ingin mendapatkan harta jarahan itu. Daging kambing belum dimakan, malah seluruh tubuh menjadi bau amis, perkumpulan kami sungguh sial sekali."   "Wakil ketua Gao, kau tidak pantas mengatakan ini."   Ketua benteng Xi menekan wajahnya.   "syarat perjanjian kedua belah pihak, adalah atas dasar keinginan masing-masing, jika terjadinya perubahan, itu bukan salahku, jelas dikatakan, yang paling dirugikan adalah aku, karena nama baik benteng Zhang-feng telah jadi rusak."   "Tentu, aku tidak salahkan ketua benteng."   Yu-shu-xiu-shi mengerti dirinya dalam hal aturan tidak bisa berdiri tegak, dan juga masalahnya sudah terjadi, saat ini menyalahkan orang sudah tidak ada artinya lagi, terpaksa dia merubah sikap.   "ketua benteng, bagaimana akan menghadapinya?"   "Sebenarnya datang dari mana Fu-jiu? Anggota perkumpulan anda ada diseluruh dunia persilatan, beritanya bisa didapatkan dimana-mana, orangnya banyak yang mampu, seharusnya kalian tahu sedikit akan dia?"   Tanya ketua benteng Xi tidak menjawab malah balik bertanya.   "Jujur saja kukatakan, perkumpulan kami sama sekali tidak tahu orang ini."   Kata Yu-shu-xiu-shi dengan tulus.   "peristiwa aku mendapat hinaan di Lin-jia-gou, ketua benteng telah mengetahuinya, justru aku tidak tahu asal-usul orang ini, makanya sambil menahan malu aku tidak perdulikan dia, tidak leluasa menyerang dia beramai-ramai. Apa lagi waktu itu orang-orangku tidak ada disampingku, jadi orang yang dapat digunakan terbatas. Nona Liu tahu dia dipanggil Fu-xian, di dunia persilatan siapa pun tidak tahu siapa itu Fu-xian atau Fu-jiu."   "Saudara kecil, apakah kau bisa keluar bertemu dan bicara dengan dia?"   Barulah ketua benteng Xi menyebutkan pokok pembicaraan dan tujuannya.   "Aku bicara dengan dia?"   Yu-shu-xiu-shi tertegun, dia merasa diluar dugaan.   "membicarakan apa dengan dia?"   "Membicarakan syarat untuk berdamai, aku ingin mengalah, mengganti kerugian dia, tidak perduli masalah apa aku percaya ada jalan untuk menyelesaikannya."   Di dalam hati Yu-shu-xiu-shi memaki.   nyawa manusia apakah ada jalan untuk diselesaikan dengan damai? Orang tua ini sedang bermimpi.   Tadinya dia ingin menolak dengan halus, terakhir hatinya bergerak, bukankah ini satu kesempatan baik untuk meninggalkan tempat yang bergejolak ini? Ini adalah masalah utang piutangnya antara ketua benteng Xi dengan Fu-jiu, dia bisa mendapatkan kesempatan untuk keluar dari masalah ini, supaya tidak terjerumus lebih dalam, dia tidak perlu mempertaruhkan hidupnya untuk benteng Zhang-feng.   "Baik, aku akan pergi mencari dia dan membicarakannya."   Dengan senang dia menyanggupi.   "tapi apakah ketua benteng sudah mempersiapkan membuka harga dulu dan persiapannya?"   "Saat ini, harus dia yang membuka harga, benar kan?"   Walau kenyataannya begitu, tapi juga menyatakan ketulusan ketua benteng Xi menyelesaikan masalahnya tidak begitu tulus.   "Memang begitu."   Dia tidak ingin banyak bicara, banyak bicara bisa membuka tujuan sebenarnya.   "baiklah, aku sekarang keluar berbicara dengan dia."   Sepasang Cantik Jiang-nan telah meninggalkan ujung jembatan.   Di ujung jembatan telah di ganti oleh Xie-shen, golok besar sering diayun-ayunkannya.   Pintu gerbang dibuka, lalu keluar Yu-shu-xiu-shi dan Liu Fei-yan.   "Ah! Laki-laki pintar, wanita cantik, kalian berdua sungguh sepasang manusia yang serasi."   Xie-shen memalangkan golok berteriak mengejek.   "kalian bukan pelaku kejahatan benteng Zhang-feng, bisa bebas meninggalkan tempat ini, tapi jika ada tindakan yang tidak bersahabat, itu lain lagi halnya. Ha ha ha! Kalian berdua bukan sekedar keluar jalan-jalan, atau sedang menjalin cinta bukan?"   "Kau jangan bicara sembarangan padaku!"   Liu Fei-yan mengangkat alis dan marah.   "Xie-shen tua, apakah kau ingin mencoba Hui-feng-liu-yue-dao milikku?"   "Nona Liu, mungkin Hui-feng-liu-yue-dao mu memang lihay sekali, tapi paling bagus jangan disia-siakan pada tubuhku, karena kau akan berhadapan dengan pesilat sangat hebat seratus kali lipat lebih hebat dari aku, yaitu majikan ku Fu-jiu."   Xie-shen menghentikan ejekannya, suara seperti geledek, dia merasa bangga mempunyai majikan yang baik dan hebat.   "sekarang ini bukan waktu yang tepat untuk jalan-jalan, paling baik kalian jangan keluar."   "Aku ingin bertemu dengan Fu-jiu."   Yu-shu-xiu-shi perlahan mendekat.   "dimana sekarang dia?"   Di depan hutan sebelah kanan, berjalan keluar Fu Ke-wei memakai sabuk, pinggangnya terselip golok panjang bersarung.   "Aku disini!"   Fu Ke-wei sambil tertawa menghampiri.   "wakil ketuanya perkumpulan Cun-qiu ingin bertemu denganku, aku merasa tersanjung. Sekarang, kau telah bertemu dengan aku."   "Kita harus bicarakan dengan baik-baik."   Yu Shi Xiu Shi berkata dengan nada ditekan.   "Apakah perlu?"   "Pasti perlu."   "Aku sungguh tidak terpikirkan, apa yang harus dibicarakan!"   "Kau tahu aku datang ke benteng Zhang-feng untuk bertamu."   "Betul! Makanya Xie-shen telah mengatakan dengan jelas sekali, kau bisa dengan bebasnya pergi meninggalkan tempat ini.   Ketua benteng Xi yang mempunyai hutang nyawa pada kami, itu adalah masalah antara dia dengan kami, tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain, ketua benteng Xi juga tidak memerlukan kau membayarkan hutangnya.   Tapi, jika kau didalam benteng Zhang-feng membantu dia membayar hutangnya, itu lain lagi halnya, aku percaya kau tahu aturannya membayarkan hutang dan akibatnya, betulkan?"   "Aku dengan kau......"   "Jangan mengutarakan perselisihan kecil antara aku dengan kau, sebagai alasan membagi hutang."   Fu Ke-wei tertawa menyesat-kan, mata macannya melirik sekali pada Liu Fei-yan, sorot matanya mengandung arti.   "di Lin-jia-gou, di depannya nona besar yang cantik kau bertingkah sok pahlawan, memaksakan diri sebagai pelindung bunga, ingin menghina aku, ini adalah hal biasa, setelah perselisihannya lewat ya selesai sudah. Jika diganti aku, aku juga akan bertingkah samajadi pahlawan di depan wanita yang aku suka, walau kepala pecah, juga akan menepuk dada menolong orang sebagai pelingdung bunga. Makanya, aku sedikit pun tidak menaruh hati pada perselisihan kecil waktu itu, sekarang aku dengan senang hati membiarkan kalian meninggalkan tempat ini. Tapi jika kau beraninya melukai orang-orang ku! tanpa ampun aku akan membunuh habis orang-orangmu sebagai balasan, tanpa ampun, apakah yang aku katakan cukup jelas?"   "Kau bicara besar......"   "Betulkah?' "Heh marga Fu, kau jangan sombong."   Liu Fei-yan sungguh sudah tidak tahan melihat tingkah Fu Ke-wei yang mengancam itu, lebih-lebih tidak tahan pada Fu Ke-wei yang menghina kekasihnya.   "aku tantang kau, berani tidak secara resmi bertarung hidup atau mati dengan ku?"   "sekali lagi aku peringatkan, nona kecil,"   Fu Ke-wei sedikit pun tidak memberi dia muka.   "aku berani datang ke benteng Zhang-feng menagih hutang, sudah menganggap semua orang yang ada di dalam benteng sebagai musuhku, tentu saja termasuk perkumpulan Cun-qiu dan kau. Aku telah setuju memberikan kalian satu jalan untuk hidup, aku mengerjakan sesuatu tidak akan terlalu mutlak. Jika kau tidak mau menerimanya, tanpa ragu aku akan membunuh mu. Sekarang, kalian pergilah! Jika ingin bertarung sampai mati, cabut pedangnya dan maju! Yu-shu-xiu-shi, kau boleh bersama dengan wanita tidak tahu diri ini maju bersama."   Di dalam hutan, berjalan keluar Shi-tu Yu-yao, tangan kanannya ada tombak, tangan kiri memperlihatkan beberapauang mas.   "Saudara Fu, aku ikut dalam bagian ini."   Mata cantik Shi-tu Yu-yao bersinar dingin.   "pisau terbang berhadapan dengan uang terbang, coba lihat senjata siapa yang lebih lihay." 0-0-0 "Nona Shi-tu, harap jangan melibatkan diri."   Fu Ke-wei tegas menolak.   "aku izinkan mereka maju bersama. Supaya mereka tahu diluar orang masih ada orang, di luar langit masih ada langit, supaya mereka mengerti, berebut kekuasaan di dunia persilatan, mengandalkan satu-dua jurus hebat itu belum cukup, cepat atau lambat nyawa pun akan habis dalam permainan ini. Di dunia persilatan aku telah bermain nyawa beberapa tahun, aku percaya ilmu silat dan pengalamanku sudah cukup banyak, tapi aku tidak berani sombong memandang rendah segala-nya, melakukan segala hal juga tidak berani sembarangan. Dengan kemampuan mereka, jujur kukatakan, mereka bisa menahan lima jurus seranganku juga masih tanda tanya besar."   "Aku Yu-shu-xiu-shi juga orang persilatan yang punya nama, kau malah tidak menghargai aku. Baik, aku tidak ingin mengambil keuntungan dua lawan satu."   Yu-shu-xiu-shi marah, hampir saja memuntahkan darah, perlahan dia mencabut pedang, menggoyangkan tangan supaya Liu Fei-yan mundur kebelakang.   "kau sudah siap, aku mau..."   "Yang kau mau hanya satu peti mati."   Fu Ke-wei sambil tawa dingin mencabut golok.   "Untungnya kau bersikap jantan, jika tidak, kau hanya bisa hidup sampai di usia ini. Satu lawan satu, aku tidak akan membunuh orang, kau telah mempertahan-kan nyawamu, tapi apakah bisa kehilangan tangan atau kaki, aku tidak berani menjaminnya. Majulah! Tuan, aku temani kau main-main." 0oo0 Bab 19 Semangat tinggi, hawa yang menekan dalam sekejap ini keluar dari tubuhnya. Xie-shen adalah bintang pembunuh yang, namanya menggemparkan dunia, adalah algojo yang hawa pembunuhannya sudah ada sejak lahir, belum lagi menggerakan golok hawa membunuh-nya sudah menakutkan orang, melihat pengaruh Fu Ke-wei yang sangat besar, dia sendiri yang sangat pemberani, juga merasa didalam hatinya terkejut. Golok yang diulurkan dia, dia bawah sinar matahari hawanya tetap terasa dingin sekali, sinar yang memantul berkilat-kilat seperti listrik, matanya bersorot sinar jernih, disudut mulut terkulum tawa dingin yang keji. Yu-shu-xiu-shi menggigil dingin, kesombongannya telah lenyap. Di Lin-jia-gou, dia dipermainkan oleh Fu Ke-wei, dia mengira itu karena tidak hati hati dia kena siasat lawannya, tidak ada hubungan dengan tinggi rendahnya ilmu silat, saat ini jika ditangannya ada pedang dia pasti bisa mengirim Fu Ke-wei kedalam neraka, tapi dia lupa, waktu itu ditangannya ada pedang, tapi dia dipukul oleh Fu Ke-wei dengan kaki kursi hingga kelabakan. Sorot mata Fu Ke-wei sudah berubah, hawa yang menakutkan orang yang mendadak timbul, menekan kepercayaan diri Yu-shu-xiu-shi hingga setengahnya, ini barulah tampak wajah seorang lawan yang kuat. Anak panah sudah dipasang diatas busur, mau tidak mau harus dilepas. Saat ini jika berniat mengundurkan diri juga sudah tidak keburu, dikemudian hari apakah dia masih bisa membuat namanya terkenal? Loteng benteng di seberang jembatan, sudah banyak berdiri orang yang mengawasi, saat ini jika dia mencari alasan untuk mundur, mau ditaruh dimana mukanya? Dengan satu teriakan dingin, Yu-shu-xiu-shi yang sudah tidak ada pilihan lain, menggerakan pedang dengan jurus keji menebar bintang-bintang merebut kesempatan lebih dulu, menyerang dengan ganas, dalam gemuruhnya geledek, bayangan bintang perak yang banyak variasinya berkembang, sulit menentukan mana yang benar-benar menyerang mana yang tidak, kecepatannya terlalu cepat, orang didepannya sulit memastikan bintang perak yang mana adalah benar-benar serangan mematikan.   "Hemm!"   Fu Ke-wei berteriak dingin, sepasang kakinya sedikit pun tidak bergerak, goloknya dikibaskan membuat lingkaran kecil, di tempatnya dia menerima serangan pedang.   "Traang traang traang!"   Tiga suara benturan keras berturut-turut terdengar, suara yang keluar satu suara lebih keras dari suara sebelumnya, bentrokan pedang dan golok memancarkan kembang api, suara ketiga malah kerasnya hampir membuat telinga jadi tuli.   Sinar golok dan pedang yang mendadak bersatu, mendadak pula berpencar, sekali sentuhan kemenangan sudah ditentukan.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Pedang Yu-shu-xiu-shi dan orangnya terpental, melayang mundur, baju hijaunya yang di depan telah robek.   Dia mundur satu zhang lebih, sepasang kakinya baru saja berdiri mantap, sinar kilat sudah seperti bayangan mengikuti mengejar tiba, golok telah sampai di depan dadanya.   "Roboh kekiri!"   Terdengar teriakan Fu Ke-wei diikuti sinar kilat.   Yu-shu-xiu-shi tidak bisa tidak roboh, dalam keadaan terdesak dia mengangkat pedang, dengan jurus Menunjuk Langit Bersumpah menangkis miring sinar kilat yang datang, ini adalah satu-satunya jalan untuk bisa selamat, selain jurus ini tidak ada jurus lain yang bisa menolong dirinya.   Traang satu getaran keras, Yu-shu-xiu-shi roboh miring satu zhang lebih, setelah roboh dia cepat berguling dua kali, seluruh tubuhnya jadi kotor, saat sesudah berdiri wajahnya pucat, tubuhnya berkeringat dingin, dia seperti telah mati satu kali.   Golok Fu Ke-wei, menunjuk pada Liu Fei-yan yang karena gelisah datang menerjang, dengan tertawa dingin, matanya bersinar lebih tajam lagi.   Liu Fei-yan buru-buru menahan kakinya, hatinya jadi merasa tenang, melihat Yu-shu-xiu-shi meloncat berdiri, dia tahu kekasih tidak terluka.   Didalam hati dia tahu, jika Fu Ke-wei menginginkan nyawanya Yu-shu-xiu-shi, walau kecepatannya ditambah tiga kali lipat, dia juga tidak akan bisa menolongnya.   "Aku menunggumu melemparkan pisau terbang."   Fu Ke-wei tertawa dingin.   "tapi kau tidak ada sedikitpun kesempatan, aku pernah melihat senjata gelap yang lebih lihay dari pada pisau Hui-feng-liu-yue milik mu."   "Hemm! Kau......"   "Apakah kau tahu Ratu Lebah?"   "Di dunia persilatan aku hanya mendengar namanya, tapi siapa pun tidak pernah melihat orangnya."   "Jarum Ekor Lebahnya bisa dikatakan rajanya senjata gelap, sangat keji sekali."   "Betul, kabarnya memang begitu."   "Dia bisa mengambil kesempatan saat aku tidak siap, di dalam jarak satu uluran tangan, melemparkan tiga buah Jarum Ekor Lebah pada ku."   "Bagaimana hasilnya?"   "Bukankah aku masih hidup dengan baik, inilah akibatnya."   "Jangan omong besar! Dalam jarak begitu dekatnya, kau bisa menghindar dari serangan mengelapnya?"   "Percaya atau tidak terserah kau. Pisau Hui-feng-liu-yue milikmu, jauh sekali bila di bandingkan dengan Jarum Ekor Lebah. Senjata mu yang lebih besar seribu kali lipat dibandingkan dengan Jarum Ekor Lebah, di mataku tidak lebih kecil dari pada seekor sapi, juga aku......"   "Juga apa?"   "Sudahlah, aku tidak ingin berkata terlalu banyak. Hey! Apakah kau tidak mau menyerang dengan pisau terbang yang bisa menakut-nakuti orang itu?"   "Fei-yan, mari kita pergi!"   Yu-shu-xiu-shi membalikan kepala langsung pergi.   "Marga Fu, kau membual, aku sedikit pun tidak percaya."   Kata Liu Fei-yan menggigit gigi.   "aku peringatkan, di kemudian hari janganlah dekat-dekat dengan kami, jika tidak aku pasti menggunakan pisau terbang mencabut nyawamu, aku pasti bisa membunuhmu."   Habis bicara, buru-buru mengikuti Yu-shu-xiu-shi pergi.   Xie-shen menotokan golok ke tanah, tidak hentinya menggelengkan kepala tertawa pahit.   "Tuan, kau tidak tega membunuh dia, di kemudian hari akan juga tidak akan bunuh dia, kerepotanmu akan besar sekali.   Dia sudah membencimu sampai ketulang sumsum, selanjutnya bagaimana kau bisa hidup tenang?"   Fu Ke-wei menggelengkan kepala tertawa pahit.   Hoa-fei-hoa duduk disisinya Fu Ke-wei, sikap duduknya menampilkan kewanitaan yang anggun, jika diatas tanah digelar karpet sutra, pasti dia akan menampilkan sikap kebangsawanan yang terpelajar.   Saat ini, dia benar-benar menampilkan sikap seorang wanita matang yang cantik memikat, dengan sikap wanita galak yang perkasa memainkan pedang seperti dua orang yang berbeda.   "Kau melepaskan mereka, dikemudian hari kau pasti akan menyesal."   Sikapnya sedikit tidak tenang.   "Liu Fei-yan termasuk tujuh wanita terhebat di dunia persilatan, adalah seorang wanita yang berprestasi, sombong dan bertindak sekehendak hati, semua orang juga tahu, lebih-lebih perkumpulannya Cun-qiu, adalah perkumpulan yang tidak tahu aturan, kekuatannya besar sekali, di kemudian hari kalau kau berkelana di dunia persilatan, aku......aku sungguh khawatir padamu."   "Aku berani mengusik mereka, tentu tidak takut besarnya kekuatan mereka, perkumpulan perampok yang setengah terang setengah gelap begini, sebenarnya tidak sukar menghadapinya."    Pedang Wucisan Karya Chin Yung Seruling Samber Nyawa Karya Chin Yung Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying

Cari Blog Ini