Pengelana Rimba Persilatan 18
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 18
Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi Nada bicara Fu Ke-wei berubah jadi hangat dan tulus. "jangan khawatir, dengan hati-hati aku akan menghadapinya, aku membebaskan mereka, ada alasannya." "Alasannya adalah......" "Membuat keretakan antara perkumpulan Cun-qiu dengan benteng Zhang-feng, menanamkan sumbu pertengkaran diantara mereka. Aku berani bertaruh, ketua benteng Xi tidak akan membiarkan mereka pergi begitu saja, tapi mereka ingin segera meninggalkan tempat perselisihan ini, akibatnya hampir bisa diramalkan." "Jika malah sebaliknya mereka jadi bersatu......" "Apa mungkin? Dua perampok yang bersatu berdasarkan tujuan untung rugi, pasti akan pecah karena perselisihan untung rugi, itu adalah akibat yang pasti." "Perkumpulan Cun-qiu adalah perkumpulan setengah terang setengah gelap, orang yang di dalam kelompok gelap, menggunakan segala cara, diam-diam membunuh orang, dari belakang menggunakan pisau menusuk orang, membuat rencana licik, menghalalkan segala cara." "Pasti." Kata Fu Ke-wei tertawa. "tapi mereka tidak akan bisa mencari aku, setelah masalah disini selesai, Fu-jiu mungkin sudah menghilang di dunia ini, dunia begitu luas, ingin mencari aku sama seperti mengambil jarum di dasar lautan, aku hanyalah seorang berandalan dunia persilatan, setiap saat bisa mengganti nama merubah marga, tidak perduli orang lain mau mengatakan apa." "Saudara Fu, apakah kau mau mempelajari ilmu merubah wajah ku, teknik dan alat-alatnya?" Hoa-fei-hoa dengan lemah lembut. "bagi seorang yang berani mengaku dirinya berandalan dunia persilatan, dikemudian hari mungkin ada gunanya." 0-0-0 Ketua dua benteng Golok Pemutus Arwah Han Zhi-jian, muncul di ujung jembatan, di tangannya menggenggam golok panjang dengan sarungnya. "Aku ingin bertemu dengan Fu-jiu." Kata Golok Pemutus Arwah dengan nada dalam. Orang yang menghadang jembatan telah diganti oleh Hoa-fei-hoa, di tangan kirinya menggenggam pedang panjang dengan sarungnya, matanya yang cantik menatap tajam Golok Pemutus Arwah. "Kenapa?" "Membicarakan perdamaian." "Baik, katakanlah! Aku bisa memutuskannya. Tuan Fu perlu istirahat, dia tidak akan menemui kau." "Aku harus bertemu dengan dia." Kata Golok Pemutus Arwah dengan tegas. "Kau tidak cukup berbobot. Kau hanya pantas bicara dengan aku." "Aku ingin......" "Kau harus lewati dulu aku, setelah itu mungkin tuan Fu akan menemuimu." Nada bicaranya Hoa-fei-hoa lebih pasti lagi. "kalau kau tidak mau bicara, kenapa tidak balikan tubuhmu ke belakang?" "Aku memang seorang berandalan dunia persilatan yang tidak punya nama......" "Kalau begitu kau ini mau?" Teriak Hoa-fei-hoa dengan gembira menyela. "Saudara Fu, aku sangat gembira sekali!" "Iii! Apa yang telah aku mau?" "Kau sudah mengatakan mau, tidak boleh menyangkalnya lagi lho!" "Baik, berkata dengan kau juga boleh. Benteng ku tidak ingin bertarung, di dunia tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, kami berharap merubah permusuhan jadi perdamaian, silahkan saudara tua Fu buka harga." "Tuan Fu telah mengatakannya dengan jelas." Hoa-fei-hoa satu kata satu kata mengatakannya. "dia hanya ingin ketua benteng anda dan anaknya, melakukan pertarungan adil di atas jembatan, mudah dan jelas, yang lainnya tidak perlu dibicarakan." "Ini bukan satu harga......" "Ini sudah jumlah harga yang paling rendah, tuan." Hoa-fei-hoa memotong. "ketua benteng anda dan anaknya bertarung, ada lima puluh persen harapan hidup. Kalau dua puluh tiga orang laki-laki perempuan yang mati di Lin-jia-gou, selamanya sudah tidak ada harapan bisa hidup lagi. Jumlah harga yang tidak adil ini, jika diganti kau, juga tidak akan mengusulkannya, kau pergilah! Tidak perlu dibicarakan lagi." "Jika aku tidak mau pergi?" "Aku akan usir kau pergi!" "Apa kau sanggup? Hoa-fei-hoa, kau memang seorang generasi muda yang hebat, jika ingin mengusir aku, bobotmu masih belum cukup." "Kau ingin mencobanya?" "Aku memang bermaksud itu." "Ssst!" Sebuah suara terdengar, Golok Pemutus Arwah mencabut goloknya melangkah maju. Hoa-fei-hoa juga mencabut pedangnya, maju ke depan, pedang diangkat diulurkan ke depan, hawa pembunuhan yang tidak berbentuk seperti gelombang laut menerjang kearah Golok Pemutu s Arwah. Wajah Golok Pemutus Arwah berubah jadi serius, golok di tangannya juga dengan cepat diulurkan, badan golok bersinar seperti air jernih, dingin sekali, itulah sebilah golok bagus. Hawa pedang dan golok menerjang ke wajah masing-masing terasa dingin, golok dan pedang berhadapan dari kejauhan, masing-masing mengerahkan tenaga dalam, tidak merubah posisi merebut kekosongan, sekali dimulai sudah menentukan posisi serangan yang keras, sepertinya sama-sama bertujuan satu serangan langsung menjatuhkan lawannya, yang kuat hidup yang lemah mati. "Traang traang traang!" Suara benturan logam mendadak terdengar. Sulit melihat dengan jelas siapa yang lebih dulu bergerak, pokoknya kedua orang itu bersamaan mendekat, mendadak timbul sinar kilat dan keluar suara benturan logam yang keras, kecepatan menyerangnya sulit dibayangkan. Kedua orang itu bersamaan mundur kebelakang delapan che, benturan yang terjadi di atas senjatanya tampak seimbang. Bersamaan waktu, kedua orang kembali maju menerjang lagi, menerjang lagi...... "Traang traang traang......" Kedua kalinya berpisah......ketiga kalinya berpisah. Bertemu lawan seimbang, siapa pun tidak berani lengah. "Kalau begini terus, sampai hari gelap pun jangan harap bisa menghasilkan pemenangnya." Golok Pemutus Arwah mundur selangkah berkata. "bagaimana kalau kita menyerang sekuat tenaga?" "Aku merasakan hal yang sama." Hoa-fei-hoa dengan tenang berkata. "kepandaianmu, diluar dugaanku, aku akan menggunakan jurus hebat membalas menyerang." Golok Pemutus Arwah tertawa dingin, sikapnya berubah jadi ganas, matanya menyorotkan hawa membunuh, golok di tangan pelan-pelan diulurkan miring, suara siulan golok seperti siulan naga, auman macan, dengan tenaga dalam mengendalikan golok, ilmu silatnya sudah mencapai taraf kesempurnaan. Wajah Hoa-fei-hoa pelan-pelan berubah jadi putih perak, matanya yang cantik menyorot sinar yang dingin jernih, di sudut mulut terkulum senyum dingin yang keji. Pedang dia juga diulurkan ke depan, di saat sekejap ini, sinar di badan pedangnya sepertinya mendadak bertambah tiga kali lipat, pedangnya mengeluarkan suara, seperti suara air mendidih di dalam laut yang dalam sekali. Bersama teriakannya, tubuh Golok Pemutus Arwah menjelma jadi aliran sinar yang menerjang, tubuh dan golok menjadi satu, dengan dahsyat melakukan serangan, kecepatannya sangat mengejutkan orang, samar-samar keluar suara geledek, dahsyat yang sulit ditahan. Hoa-fei-hoa juga teriak, orang dan pedang sepertinya mendadak menjadi satu, hanya terlihat sinar menyilaukan mata yang seperti jaring dan bayangan orang yang samar-samar, yang tipis, dengan kecepatan mengejutkan orang, sekelebat sudah tiba, tanpa gentar maju menyambut. Sinar golok yang seperti guntur bersentuhan dengan bayangan pedang yang seperti jaring langit, malah tidak mengeluarkan suara benturan logam, dalam sekejap dua bayangan orang lewat berpapasan. Suara guntur mendadak berhenti, bayangan orang kembali tampak. Hoa-fei-hoa muncul di belakang Golok Pemutus Arwah satu zhang lebih, wajahnya dingin serius, sinar di matanya tetap bersinar. Ujung pedangnya ada jejak darah, tapi darahnya tidak banyak. Orang yang menonton diatas loteng benteng hening tidak bersuara, tenang seperti mati. Seluruh sorot mata, terfokus pada Hoa-fei-hoa, di mata setiap orang ada rasa ketakutan, tidak mengerti, bengong, dan sulit percaya, bermacam-macam sikap. Senjatanya Golok Pemutus Arwah tetap menunjuk miring kedepan, tapi wajah seperti setan, dengan susah payah melangkah kedepan. Selangkah, dua langkah, tiga langkah...... Sepertinya kaki dia beratnya ada ribuan jin, begitu sulit menggerakannya. Di dada kiri bawahnya, darah segar memerahkan baju yang dirobek oleh pedang, jejak darah membesar, dengan cepat menyebar ke bawah bajunya. Langkah keempat, tubuh dia bergoyang, tubuhnya dengan sulit dibalikan. "Traang!" Goloknya lepas dari tangannya, jatuh ketanah. "Kau...kau..." Dia teriak dengan terengah-engah. Hoa-fei-hoa tidak memperdulikannya, pelan-pelan melangkah kembali ketempat semula, menggunakan bawah sepatunya mengelap jejak darah di ujung pedang, memasukan pedang kedalam sarungnya. "Akh...!" Golok Pemutus Arwah menjerit ngeri, mendadak roboh telungkup. Orang-orang di loteng benteng ribut, wajah nya juga pada berubah. Ketua dua benteng mereka ternyata tidak bisa menahan sebuah serangan Hoa-fei-hoa, membuat ketakutan orang-orang yang menganggap ilmu silatnya sudah hebat. Tertutup sudah pintu perundingan damai, ketua benteng Xi dan anaknya mana berani keluar bertarung secara jantan? Orang yang berkuasa dan punya cukup banyak anak buah yang bisa di suruh, mana mau dirinya menempuh bahaya? Tepat jam lima sore, semua orang makan makanan kering di dalam hutan yang berada di depan benteng. Tian-ya-koay menarik Xie-shen datang ke depan hutan, sambil makan gepuk daging yang dingin, sambil mengawasi gerak-gerik benteng Zhang-feng. Fu Ke-wei menelan sepotong gepuk terakhir, mengelap bersih tangannya, setelah berpesan dengan perlahan pada Ouw Yu-zhen, dia segara berjalan pelan menuju pada Hoa-fei-hoa dan duduk di sisinya. "Apakah malam ini tetap mengikuti rencana, menyelidik ke dalam benteng?" Tanya Hoa-fei-hoa tertawa. "Tidak, malam ini langsung menyerang masuk." "Kenapa merubah rencana?" Kata Hoa-fei-hoa tidak mengerti. "Karena kau." "Aku?" "Tidak salah, siang hari tadi kau telah membunuh ketua dua, Golok Pemutus Arwah Han Zhi-jian, sudah membuat mereka jadi ketakutan. Aku menduga, ketua benteng Xi telah berencana melepaskan benteng, melarikan diri, makanya malam ini kita harus menyerang masuk kedalam benteng. Jika sampai ketua benteng Xi dan anaknya menggunakan siasat, serangga mas melepas kulit melarikan diri, tidak saja tujuan kita menagih hutang menjadi gagal, dan jejakku menyelidiki satu persoalan juga akan jadi terputus." "Masalah kau menyelidiki jejak itu, apakah penting sekali?" "Iya, malah lebih penting dari pada menagih hutang pada benteng Zhang-feng." Fu Ke-wei menganggukan kepala, tapi kemudian dia membelokan arah pembicaraan. "aku ingin menanyakan satu hal pada nona, jika nona merasa tidak mau menjawabnya, anggap saja aku tidak menanyakannya." "Ooo...! Masalah apa? Mendengar kata-katamu tampak serius sekali." Kata Hoa-fei-hoa merasa aneh. "Masalah kepandaian yang kau pelajari." "Asal-usul dan perguruanku bukan rahasia, tidak ada yang sulit dikatakan?" Hoa-fei-hoa tertawa. "kau tanyalah! Terhadap kau, aku pasti mengatakannya, dan mengatakan semuanya." "Terima kasih atas kepercayaan nona." Kata Fu Ke-wei dengan serius. "nona selain belajar silat dari ketua vihara Mei-hoa, apakah punya guru lain?" "Sama sekali tidak ada." Kata Hoa-fei-hoa dengan tegas. "Serangan terakhir nona pada Golok Pemutus Arwah tadi siang, jurus pedang yang digunakan, jika aku tidak salah melihatnya, pasti bukan gurumu yang mengajarkannya, apaka kata-kataku benar atau tidak?" "Saudara Fu matamu tajam sekali, bagaimana kau bisa tahu bukan guruku yang mengajarnya?" Hoa-fei-hoa terkejut sekali. "Sementara kau jangan tanya dulu, nanti aku akan jelaskan." Fu Ke-wei dengan serius sekali. "siapakah yang mengajarkan jurus pedang ini?" "Bukan orang lain yang mengajarkannya, tapi aku berhasil melatih sendiri mengikuti gambar sketsa yang ditinggalkan ayahku......" "Apakah jurus pedang ini ada namanya?" Fu Ke-wei menyela pembicaraan dia. Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "saat kau melakukannya apakah ada perasaan tidak bisa mengendalikannya?" "Tidak salah, memang ada perasaan itu. Jurus pedang ini sangat dahsyat sekali, tapi karena ada kekurangan ini, maka aku jarang menggunakannya. Mengenai apa namanya, karena di dalam sketsa tidak ada catatannya, maka aku tidak tahu." "Ayahmu dia......" "Ayahku meninggalkan rumah saat aku berumur empat tahun, dia dengan temannya bermain ke gunung Kun Lun sebelah barat, dua tahun kemudian, di kampung terjadi wabah penyakit, ibuku membawa aku meninggalkan kampung tinggal di rumah famili. Hitung-hitung ayahku meninggalkan rumah sudah sembilan belas tahun, sampai sekarang tidak ada kabar beritanya, aku berkelana di dunia persilatan, tujuan utamanya adalah mencari keberadaan beliau......" "Apakah ibumu sekarang ini masih tetap tinggal di rumah famili?" "Ibu telah meninggal saat aku berusia sembilan tahun." Wajah Hoa-fei-hoa tampak sedih. Fu Ke-wei berpikir sejenak, matanya menatap Hoa-fei-hoa. "Apakah nama ayahmu diatasnya Ruo bawahnya Tian, sebutannya Tian-ruo-fei-mo?" Fu Ke-wei menanyakan dengan satu kata persatu kata. "Ih...! Kenapa kau bisa tahu?" Hoa-fei-hoa terkejut sekali, hampir mengira dirinya salah dengar. "Kalau begitu nona seharusnya marga Ling, bukan marga Hoa." Fu Ke-wei wajahnya tenang, tapi didalam matanya ada sinar rindu. "Kau......kau kenapa bisa tahu?" "Karena ayahmu adalah guruku!" "Ahh......! Benarkah? Dimana ayahku sekarang?" Hoa-fei-hoa terkejut dan senang sekali. "Guru telah berhasil menjelma, terbang ke langit barat." Kata Fu Ke-wei dengan sedih. "makam beliau ada di kampungku, jika ada waktu nanti aku temani kau pergi membersihkan dan sembahyang di makam beliau." "Tidak di duga aku susah payah mencari di dunia persilatan, akhirnya harapan tetap tidak terkabul......"Hoa-fei-hoa mengucurkan air mata. "Adik seperguruan, kau jangan sedih. Guru telah berhasil mendapatkan dao, duduk terbang ke langit, ini adalah harapan yang sangat dimimpi-kan oleh orang-orang aliran misterius berlatih dao." Fu Ke-wei dengan lembut menghibur. "jika arwah guru di langit mengetahui aku telah bertemu dengan adik seperguruan, pasti dia akan sangat gembira, beliau tadinya mengira seluruh keluarganya telah meninggal dalam wabah penyakit itu." "Mulai sekarang familiku di dunia ini hanya ada kakak seperguruan seorang." Hoa-fei-hoa menghapus air mata dengan sapu tangan sutra. "mendapatkan satu kehilangan satu, apakah ini sudah ditakdirkan langit......" "Aku juga begitu, tapi aku telah mendapatkan seorang adik seperguruan." Fu Ke-wei dengan sayang melihat pada Hoa-fei-hoa. "Aku tidak mau kau jadi kakak seperguruanku, aku hanya mau memanggil kau kakak tua, boleh tidak?" Kata Hoa-fei-hoa dengan nada memohon. Fu Ke-wei tertegun, tapi segera kembali ke sikap biasa. "Baik, kalau begitu aku panggil kau adik kecil." Dia tersenyum. "Aku kecil? Aku sudah cukup tua, tidak boleh panggil aku adik kecil, kau harus panggil aku Yu-ji, atau adik Ji, panggil aku Ji kecil juga boleh." Kata Hoa-fei-hoa dengan manja. Tidak terpikir oleh Fu Ke-wei, wanita yang berprestasi di dunia persilatan, bunga galak ini, malah masih bisa bersikap manja. "Baik, baik, aku turut saja." Dia segera menyanggupi, bersamaan itu dia membalikan kepala. "Xiao Zhen, kau kemari sebentar." "Tuan, ada apa?" Ouw Yu-zhen datang ke-depan dua orang. "Kuperkenalkan padamu seorang familiku, kecuali tetua Tu dan nona Chao, harap jangan beri tahukan pada orang lain." Lalu dia menceritakan hubungannya dengan Hoa-fei-hoa. "Selamat pada tuan dan nona." Kata Ouw Yu-zhen perlahan dengan gembira. "Terima kasih kak Fu." Kata Hoa-fei-hoa dengan ramah. "Xiao Ji, dia bukan bermarga Fu, juga bukan pelayannya kakak." Fu Ke-wei pelan berkata. "kau seharusnya pernah mendengar di dunia persilatan ada seorang pembunuh bayaran wanita yang misterius Ratu Lebah, dia adalah nona di depan matamu ini, nona Ouw Yu-zhen. Mungkin kau lebih tua sedikit dari dia, harus panggil dia adik baru benar." "Akh! Ternyata adik Ouw ini adalah orang misterius yang di dunia persilatan namanya sangat menakutan! Betul-betul beruntung bisa mengenalmu, aku sungguh gembira, bisa mendapatkan seorang adik." Kata Hoa-fei-hoa gembira sekali. "Nona Ling......" "Tunggu! Dik Ouw, kau panggil aku apa?" Hoa-fei-hoa menyela kata katanya Ouw Yu-zhen. "Kakak Ling, terima kasih kau tidak memandang hina aku yang pernah jadi seorang pembunuh bayaran, aku......" "Sudah sudah! Xiao Zhen jangan merendahkan diri. Kalian berdua paling bagus sekarang ini sementara jangan saling memanggil menggunakan marga, kalian mengobrol dulu, aku mau keluar melihat-lihat keadaan." Fu Ke-wei berkata sambil berjalan kesisi hutan. 0-0-0 Langit akhirnya menjadi gelap, di dalam benteng tidak ada yang menyuruh orang mengangkat papan jembatan. Seluruh orang di benteng dikerahkan menjaga papan jembatan, lentera dan obor terang seperti disiang hari. Sekitar jam sembilan malam, Fu Ke-wei dengan menggendong golok, mendadak menerjang keatas jembatan, menggunakan papan jembatan dia terbang melewatinya, gerakannya sangat cepat, beberapa penjaga yang ada di atas loteng benteng baru saja melihat ada bayangan bergerak, orangnya telah loncat naik ke atas tembok benteng setinggi dua setengah zhang. Benteng Xi memang sudah lemah, orang yang menjaga diatas tembok benteng di kerahkan setengahnya, dan dari setengahnya, mereka harus dibagi rata menelusuri tembok benteng, karena tidak bisa mengira-ngira orang yang menyusup masuk akan naik dari arah mana, makanya penjagaan di gerbang benteng hanya lebih banyak sedikit saja, dalam perkiraannya, tidak mungkin penyusup masuk dari arah gerbang benteng. Tapi Fu Ke-wei di luar dugaan malah masuk melalui gerbang benteng, penjaga yang di loteng benteng begitu menemukan ada bahaya, segera naik keatas loteng, tapi sinar golok mendadak sudah menerjang. Ilmu meringankan tubuhnya Hoa-fei-hoa dan kawan-kawannya semua hebat-hebat, mereka mengikuti dari belakangnya meloncat terbang keatas. hanya Niu Lang-xing yang masih terluka tidak ikut, dia dengan Zhi Nu-xing masih bersembunyi di dalam hutan. Pedang Kuasa Gan Jin-feng mengikuti Shi-tu Yu-yao dari belakang, dia bertugas melindungi Shi-tu Yu-yao, bukan saja ilmu meringankan tubuhnya sangat tingi, ilmu silatnya juga hebat, tugas dia sebenarnya sangat ringan, cukup menghilangkan ancaman dari belakang Shi-tu Yu-yao. Sepuluh penjaga enam telah dilumpuhkan oleh Fu Ke-wei, dengan sebilah golok dia bergerak sangat lancar sekali, sisa empat lagi dibunuh oleh Hoa-fei-hoa dan kawan-kawannya, semua orang telah naik keatas. Suara kentongan tanda bahaya terdengar menggetarkan telinga, seluruh benteng berada dalam kekacauan. Empat puluh lebih laki-laki dan perempuan tamu yang tinggal di bangunan tamu yang minta perlindungan, juga melakukan serangan terhadap anak buah benteng yang menjaga mereka, tuan rumah yang tidak setia kawan dan ingkar janji membuat mereka jadi marah, tawanan terselubung ini lebih-lebih membuat mereka jadi marah? Yu-shu-xiu-shi dan lima puluh orang lebih anggota perkumpulan Cun-qiu di dalam ruangan tamu, sudah sejak tadi siap menghadapi perubahan. "Sudah waktunya." Yu-shu-xiu-shi memberi perintah pada orang yang berkumpul. "Ketua cabang Xiao, kau bawa mereka keluar kurungan dari arah tenggara benteng, aku dengan nona Liu mengawal dari belakang. Harus selalu ingat, jika tidak perlu, jangan melukai orang-orangnya benteng Zhang-feng, harus menghindari bocah Fu dan orang-orangnya, meloloskan diri adalah yang utama, jalan." "Wakil ketua Gao, kuda dan bungkusan kita......" Tanya seorang setengah baya buru-buru. "Lebih penting menyelamatkan nyawa dulu." Kata Seruling Damai dengan tidak senang. "kau berharap ketua benteng Xi datang menyiapkan kuda mengantar kita pergi? Dia pernah menyatakan, meminta kita jika ada bahaya, segera membantu menghadang bocah Fu, apakah kau ingin mati di benteng Zhang-feng?" "Jangan banyak bicara lagi, nanti tidak keburu." Teriak Tangan Pengail Arwah Qiu-wu, dia yang pertama buru-buru menerjang keluar dari pintu pekarangan belakang. Yang utama meloloskan diri, menyelamatkan nyawa. Yu-shu-xiu-shi sangat pintar, tidak ada pentingnya membela mati-matian benteng Zhang-feng. Seluruh benteng jadi kacau sekali, bau amis darah menusuk hidung. Goloknya Fu Ke-wei lebih menakutkan dari pada guntur, dengan kekuatan yang sangat dahsyat, dia khusus menerjang kearah berkumpulnya orang, tempat yang dilewati sinar golok, kepala putus, kaki dan tangan terlepas, tidak ada satu orang pun yang sanggup menahan goloknya, sungguh seperti macan masuk ke dalam gerombolan kambing, sangat mengerikan? Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa, di sebelah kiri kanan Fu Ke-wei, membunuh anak buah yang muncul sehingga mengalirkan darah, lebih ganas dari pada Fu Ke-wei. Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen bertugas mengamankan belakangnya Fu Ke-wei, seperti menangkap ikan yang lolos dari jaring. Tongkat pemukul anjing Tian-ya-koay, malam ini hampir tidak bisa mengeluarkan kedahsyatannya, karena dia termasuk gelombang kedua dengan Pedang Kuasa dan Shi-tu Yu-yao yang masuk kebenteng, orang-orang benteng hampir telah dibabat habis oleh gelombang pertama yang masuk. Satu penjagalan besar-besaran yang amat mengerikan berlangsung, sepertinya semua orang telah jadi gila. Orang yang paling tidak takut mati, juga jadi ketakutan oleh gerakan penjagalan besar-besaran ini, setelah ketakutan timbul niat melarikan diri, orang yang lincah mulai melarikan diri keluar dari benteng, beruntunglah orang yang melarikan diri. Ketua benteng Xi dan anaknya juga orang yang beruntung, karena sejak dari mulai hingga akhir, tidak pernah terlihat kedua orang ayah dan anak ini. Orang pertama yang mengundurkan diri dari lapangan penjagalan ini, adalah Shi-tu Yu-yao. Dia benar-benar ngeri oleh pertarungan yang mengerikan ini, seluruh tubuhnya bercucuran keringat dingin, tangan yang menggenggam pedang gemetaran terus. Dia merasa bau amis darah ini membuat dia ingin muntah, terpaksa dia mundur ketempatjauh dengan bengong. "Terlalu mengerikan, terlalu mengerikan..." Sorot matanya masih mengikuti bayangan belakang Fu Ke-wei yang sedang mengejar membunuh lawan, dengan suara gemetar berkata sendiri. "dia......dia kenapa bisa begitu sadis?" "Yu Yao, kau pernah menyaksikan dua puluh tiga mayat yang tidak berdosa." Pedang Kuasa di sampingnya menghunus pedang mengawasi. Suaranya dalam. "Benar, tapi......" "Temannya tanpa bersalah telah dibunuh. Dia punya hak membalas dendam demi teman." Nada Pedang Kuasa lebih dingin. "jika sudah berhadapan dengan musuh, maka tidak dapat ada hati tidak tega, ini adalah satu-satunya cara orang persilatan melindungi nyawanya, jika ilmu silatnya tidak tinggi, yang tergeletak di tanah pasti dia, orang yang bermain nyawa di dunia persilatan, pandangan terhadap hidup mati berbeda dengan orang biasa, nasib mereka ditaruh di atas daun yang mengambang, orang seperti mereka ini hidup lima belas hari dihitung setengah bulan, semua memandang hidup mati nya tawar sekali." "Paman Gan, jangan......katakan......lagi!" Dia menutup wajahnya berteriak gemetar. "Mari kita pergi!" Kata Pedang Kuasa dingin. "sekali kau tidak bisa sama pandangan dengan perbuatannya, di antara kau dan dia, akan timbul perasaan jauh di dalam hati, cepat atau lambat akan berpisah. Yu Yao, lebih baik tinggalkan dia!" "Aku......" "Pandangan tidak sama tidak akan saling mendukung." Pedang Kuasa mengeluh, dia mencoba memberi nasihat dengan penuh arti. "malah suatu hari nanti bisa berbalik menjadi musuh, hari ini datangnya akan sangat cepat. Hoa-fei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa baru orang yang sejenis dengan dia, mereka baru bisa hidup dalam dunia kacau yang melihat orang seperti rumput liar ini. Yu Yao, apakah sudah siap pergi?" Dia mengeluh, menggerakan langkahnya dengan sangat berat. Hari sudah terang, dimana-mana masih tertinggal sisa lentera yang menyala. Rumah-rumah dilapis pertama di lingkar luar benteng, bara api dan lilin masih menyala. Fu Ke-wei lima orang, ditambah Tian-ya-koay dan Sepasang Bintang Perak yang belakangan ikut bergabung, melewati lapangan api masuk ke pusat. Setelah diperiksa seluruh bagian pusat, tapi tidak ditemukan ketua benteng Xi, anaknya dan orang-orang kepercayaannya, tentu saja, lebih-lebih tidak menemukan jejaknya Pedang Naga Langit Lu-zhao. "Sumber mala petaka ini kembali bisa melarikan diri!" Kata Fu Ke-wei kesal. "Tuan, mungkin telah di bunuh oleh ketua benteng Xi. Sepasang Cantik Jiang-nan adalah contoh yang hidup." Ouw Yu-zhen menyatakan pendapatnya. "Tentu saja ada kemungkinan ini, tapi sebelum dibuktikan, aku tetap tidak putus asa." "Saudara kecil, orang yang kau cari sepertinya bukan Xi Zhang-feng dan anaknya, tapi orang lainnya?" Tanya Tian-ya-koay yang ada di pinggir dengan penuh pertanyaan. "Betul." "Siapa? mungkin aku bisa berikan sedikit berita." Desak Tian-ya-koay. Karena Tian-ya-koay sudah tahu asal-usul dia yang sebenarnya, apa lagi pergaulannya pengemis tua luas sekali, hubungannya bagus sekali, dan juga bukan orang yang cerewet; sehingga, maka dia berpendapat tidak perlu merahasiakannya. Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Orang yang aku cari adalah ketua benteng Tian-long Pedang Naga Langit Lu-zhao." "Benteng Tian-long di bukit Bai-zhang gunung Huang sudah lama lenyap di dunia, ketua benteng Lu-zhao juga menghilang, kenapa bisa bersembunyi di benteng Zhang-feng?" Kata Tian-ya-koay tidak mengerti. "Sumber berita ku pasti bisa dipercaya." "Beritanya didapat dari siapa?" "Istri gelapnya Lu-zhao, Yun-sang-nie Bai Ru-lian." Kata Fu Ke-wei tenang. "Lu-zhao minta perlindungannya benteng Zhang-feng dia yang memperkenalkannya, Sepasang Cantik Jiang-nan datang ke benteng Zhang-feng juga hasil karya-nya, malah tidak terpikirkan olehnya hampir saja menjerumuskan kedua adik angkatnya itu." "Memalukan, aku pengemis tua malah tidak tahu masalah ini." Tian-ya-koay menggaruk-garuk rambutnya yang kacau itu. "Sepasang Cantik Jiang-nan itu apakah juga sama seperti Yun-sang-nie......" "Tidak salah." Fu Ke-wei memotong. "mereka bertiga adalah buruan teman-temanku, maka aku telah serahkan pada mereka untuk membawanya." "Saudara kecil sebenarnya ada dendam apa dengan Lu-zhao?" Fu Ke-wei menceritakan bagaimana awal permusuhannya. Terakhir dia dengan tegas berkata. "Aku harus melenyapkan sumber mala petaka ini, tidak boleh tidak, dia telah menyembunyikan banyak sekali harta nya di seluruh pelosok dunia, setiap saat bisa menyewa pembunuh bayaran diam-diam membunuhku, mana bisa aku hidup tenang?" "Aku malah tahu ketua benteng Xi punya beberapa teman yang berhubungan rahasia, tunggu setelah kita selesaikan masalah disini, baru kuberitahukan pada tuan, aku percaya dari mulut mereka, mengetahui tempat yang mungkin tempat tujuannya ketua benteng Xi." Kata Nie-sha-yin-hoa. "Baik, kita selesaikan dulu masalah disini." Fu Ke-wei menganggukan kepala. Delapan orang berpisah mencari pintu rahasia masuk ke gudang pusaka di bawah tanah, kira-kira setengah jam, baru ditemukan, tempatnya di dalam kamar buku. Mereka mencari beberapa tongkat besi panjang, mulai menghancurkan tempat yang diduga ada jebakannya lalu dengan selamat masuk ke gudang harta. Sepasukan pedagang sedang menuju ke selatan, saking sederhana barang yang di bawa, membuat perampok kecil malah meliriknya. Barang dagangan yang menuju selatan, biasanya hasil bumi kasar dari daerah perbatasan, dan kurang berharga, barang dagangan yang menuju utara, baru barang mewah yang berharga dari selatan. Satu kereta keledai, sepuluh ekor lebih keledai pembawa barang, bungkusan besar ikatannya besar sedikit pun tidak mencolok, jika semua dirampok juga tidak berharga seberapa uang. Delapan orang pengawal barang yang berpakaian kumal, sulit dibedakan laki laki atau wanita, kecuali dua orang kusir yang sedikit bersemangat, enam orang yang diatas punggung keledai, tampak lesu, lelah, sedikit pun tidak ada semangat. Kerugian yang diderita Hoa-fei-hoa kali ini cukup besar, dia kehilangan seorang pelayan wanita yang sangat berguna, masih ada saudaranya yang masih tinggal di pegunungan Zhong-tiao, bermain petak umpet dengan anak buahnya benteng Zhang-feng yang mencari di gunung. Orang-orang ini tidak tahu ketua muda benteng Xi diam-diam telah kabur dengan cepat menuju utara, makanya tidak keburu membantu majikannya. Tapi mereka tanpa sengaja kebetulan bisa bertemu dengan Fu Ke-wei, akhirnya bisa terbayar kesedihan kehilangan seorang pelayan wanita. Mereka menyamar sebagai seorang kuli laki-laki, menunggang keledai, mendampingi Fu Ke-wei yang juga menyamar sebagai seorang kuli, pelan-pelan berjalan keselatan. Barang-barang diatas kereta besar dan di atas empat belas punggung keledai, semua adalah barang-barang pusaka dan perhiasan emas perak yang didapat dari benteng Zhang-feng. "Saudara kecil, barang pusaka di atas dua ekor keledai ini, kau suruh aku bagaimana mengurusnya?" Kata Tian-ya-koay diatas punggung keledai, dia juga menyamar seperti seorang kuli, dia membalikan kepala pada Fu Ke-wei yang diatas keledai sedang mengantuk. "Itu adalah kesulitanmu sendiri, tidak ada urusannya dengan aku." Fu Ke-wei dengan malas menguap, bicaranya juga bermalas-malasan. "Aku pengemis tua seumur hidup belum pernah melihat harta sebanyak ini, jika disuruh aku memakannya, sepuluh generasi juga tidak akan habis, bukankah ini menyulitkan aku?" Tian-ya-koay tertawa pahit. "Inilah kesulitan menganggap dirinya sebagai seorang pendekar." Fu Ke-wei tertawa tawar. "aku dengan Xiao Ji dan mereka beberapa orang tidak ada beban semacam ini; harta kekayaan haram ini, terhadap kami, walau tidak ada artinya, tapi terhadap beberapa orang lain, artinya sangat besar sekali." "Ooo! Maksud kau......" "Tidak ada maksud." "Pengemis tua sudah tahu caranya mengurus harta kekayaan yang haram ini." Tian-ya-koay jadi tersadarkan berkata. "saudara kecil, sejak mengenalmu, pengemis tua menyadari, walau kau bertingkah seperti aliran hitam, tapi berhati pendekar, benar-benar seorang pahlawan besar, pengemis tua menghormati kau." "Ha ha ha, laki-laki besar sudah lama mati, di dunia walau masih ada dua tiga orang, tapi juga tidak akan hidup lama lagi, tetua! Kau salah melihat orang." Wajah Fu Ke-wei sekelebat semangat tidak menentu yang sulit dilihat. "aku hanya pemburu makan di dunia persilatan, seorang pengelana dunia persilatan yang tidak ada kerjaan, di mata beberapa kelompok orang, aku malah seorang sesat yang membunuh orang tanpa mengedipkan mata, menghindar saja takut tidak keburu, kau malah menyebut aku pahlawan besar, bukankah satu kelakar sebesar langit?" Tian-ya-koay adalah seorangnya tua yang sudah banyak pengalaman, bagaimana dia tidak mengerti kata-katanya ada maksudnya? "Itu karena bocah kecil dari perumahan Wu-ling kurang pengalaman, dia baru turun gunung, dia belum pernah bertemu peristiwa besar, tidak aneh karena jarang melihat jadi merasa aneh, buat apa kau taruh di hati? Tunggu setelah dia berkelana di dunia persilatan satu atau setengah tahun, pandangannya terhadap masalah di dunia ini pasti akan berubah." Tian-ya-koay bicara dengan adil, tidak ada maksud membela Shi-tu Yu-yao. "Aku melakukan sesuatu selamanya tidak perduli orang lain berpikir apa, juga tidak perduli orang lain mau mengatakan apa. Hanya ingin hatiku tenang dan aturannya benar begitu saja, jika tidak bukankah hidupku akan repot sekali?" Dia tertawa tawar. "di depan adalah kota Yu, kita sudah harus berpisah, tetua apakah akan mengambil jalan Sou-yang melalui Niang Zi-guan kembali ke Shan-dong?" "Tidak salah, jalan ini pengemis tua paling hafal." Tian-ya-koay menuntun dua ekor keledai, belok kekiri masuk kejalan yang menuju ke Sou-yang, dan melambaikan tangan pada semua orang. "kita bertemu lagi dikemudian hari." "Sampai ketemu lagi!" Semua orang juga melambaikan tangan membalasnya. "Tuan, keberadaanmu selanjutnya, harus menyuruh anak buahnya Jin Chao-chen setiap saat beritahukan kami lho!" Kata Xie-shen diatas punggung keledai membalikan kepala. "Kau sembarangan berteriak apa!" Fu Ke-wei tertawa pahit. "masalah benteng Zhang-feng telah selesai, kita sudah tidak ada hubungan apa apa, biarkan aku hidup lebih lama beberapa tahun lagi, boleh tidak?" "Ha ha ha, kau ingin membuang aku Xie-shen? Itu tidaklah mungkin, ketua benteng Xi dan anaknya melepaskan benteng Zhang-feng melarikan diri, apa itu bisa dihitung selesai?" Kata Xie-shen dengan bangga. "Makanya kau tetap majikan kami." Nie-sha-yin-hoa memotong. "sekarang ini di dunia persilatan sudah banyak orang yang tahu hubungan pelayan dan majikan diantara kita, kau ingin menyangkalnya juga sudah tidak bisa, tunggu sampai perhitungan dengan ketua benteng Xi dan anaknya benar-benar selesai, kau mengusir kami juga tidak terlambat." "Kakak Chao, setelah menyelesaikan pekerjaan, kami bertiga akan segera datang berkumpul dengan kalian. Hati tuan terlalu lembek, mudah diambil kesempatan oleh orang, kau harus banyak berpikir. Apa lagi si Liu Fei-yan, kau harus hati-hati benar, dia bisa diam-diam melakukan sesuatu." Ouw Yu-zhen dengan suara pelan berpesan pada Nie-sha-yin-hoa. "Kalian tenang saja, aku akan hati-hati sekali menjaganya." Mata cantiknya menyorot sinar dingin lalu sekelebat menghilang. "Wanita setan ini adalah sumber bahaya, asalkan dia berani muncul dihadapan aku, aku akan bergerak lebih dulu membunuh dia." Suara mereka berdua pelan sekali, tapi buat Fu Ke-wei? Dia bisa mendengar dengan jelas pembicaraan mereka. "Aku pikir seharusnya dia tidak mencari aku lagi." Fu Ke-wei tertawa pahit. "aku sudah beberapa kali mengalah, dan juga telah melepaskan Yu-shu-xiu-shi, dia sudah tidak ada alasan untuk mencariku lagi." "Alasan yang kau katakan, mungkin kau sendiri juga tidak akan percaya." Kata Hoa-fei-hoa dengan gelisah. "dia adalah seorang wanita yang angkuh, merasa dirinya yang paling benar, dia tidak akan bisa bertahan terus menerus? Jika kau tidak tega membunuhnya, kenapa tidak serahkan saja pada kami mengurusnya?" "Sebenarnya dia bukan wanita yang terlalu jahat, perkembangan masalahnya mungkin tidak sejelas seperti perkiraan kalian, kita hanya bisa melakukan dengan melihat keadaannya, tidak boleh berpegang pada pendirian sebelumnya." Kata Fu Ke-wei dengan tenang. "waktu sudah tidak pagi lagi, kita berpisah disini, sepanjang perjalanan harus perhatikan keamanan, tetua Tu adalah seorang persilatan tua, kalian harus banyak mendengar pendapat dia." "Tuan harap tenang, dua nona besar ini baru benar-benar orang persilatan tua lho! Kami jamin pasti selamat tiba di tujuan, sampai jumpa!" Fu Ke-wei dan Nie-sha-yin-hoa mengantar mereka dengan pandangan hingga jauh, sesudah itu baru mereka berjalan masuk ke jalan kecil di sebelah kiri, menghilang di dalam satu hutan. Di dunia persilatan sedang tersiar kabar sebab akibat musnahnya benteng Zhang-feng. Empat puluh orang lebih yang minta perlindungan, beruntung bisa meloloskan diri dari bangunan tamu benteng Zhang-feng, mereka adalah saksi mata dari kabar itu, mereka mulai lagi mencari tempat perlindungan, melarikan diri dari kejaran musuh dan tindakan hukum dari pemerintah, menghindari dari balasan orang-orang pembela kebenaran. Markas gunung perkumpulan Cun-qiu di Zhen-jiang, tidak mengeluarkan pernyataan resmi, tindakan dosa tanpa prikemanusiaannya ketua benteng Zhang-feng dan anaknya, tidak ada hubungannya dengan perkumpulan Cun-qiu. Kenyataannya juga memang begitu, perkumpulan Cun-qiu bertamu ke benteng Zhang-feng, adalah hal yang paling biasa di dunia persilatan, tidak ada kewajiban bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan tuan rumah. Satu Pedang Dunia ketua benteng Xi dan anaknya, menjadi sasaran semua orang, semua pihak menyalahkannya, ada beberapa orang malah bersumpah akan mencari dia dan anaknya, meminta keadilan dan demi menegakan kebenaran. Fu Ke-wei menjadi perhatian semua orang, tapi siapa pun tidak ada yang tahu asal-usul orang yang dipanggil Fu-jiu ini, ada banyak orang yang menyelidik dengan terang-terangan atau diam-diam, berharap bertemu pesilat hebat yang muda ini. Tapi, Fu-jiu sepertinya lenyap begitu saja di udara. Dia seperti meteor yang melintas di langit, datangnya tiba-tiba, perginya pun tiba-tiba, tidak ada orang yang tahu dia datang dari mana, juga tidak ada orang yang tahu dia berada dimana, dunia ini luas sekali! Bagaimana bisa mencari orang yang tidak ada akarnya tidak ada dasarnya? Hoa-fei-hoa, Xie-shen, Nie-sha-yin-hoa, dan juga Sepasang Bintang Perak dan kawan-kawan, tadinya juga orang yang sangat ternama di dunia persilatan, sekarang namanya tambah melonjak, ketenarannya naik makin tinggi. Yang aneh adalah, orang-orang ini juga seperti Fu-jiu menghilang, tidak tahu rimbanya. Orang yang sensitif menduga-duga, di dunia persilatan mungkin akan berdiri satu kekuatan baru, muncul seorang penguasa baru. Karena menurut kabar yang bisa dipercaya membuktikan, sampai Xie-shen salah satu dari empat penjahat besar dan wanita jahat dari aliran hitam Nie-sha-yin-hoa, semua menyebut pesilat tinggi muda Fu-jiu yang misterius itu sebagai majikan, dan rela menjadi pelayannya. Semua membuat penguasa kaya di berbagai tempat melakukan sedia payung sebelum hujan terhadap kekuasaannya. Peristiwa perampokan keluarga kaya di Jiang-ning yang mencapai jutaan uang perak, kembali menjadi perhatian orang-orang dunia persilatan, semua mencari Sepasang Cantik Jiang-nan dan Yun-sang-nie, berharap dari mereka bisa memperoleh uang perak yang sangat besar ini. Karena Sepasang Cantik Jiang-nan, pernah dijadikan tanda mata perjanjiannya perdamaian antara ketua benteng Xi dengan perkumpulan Cun-qiu, orang yang sedikit punya otak semua mengira perkumpulan Cun-qiu telah mendapatkan pengakuannya, uang perak sebanyak jutaan mungkin malah diam-diam telah diperoleh oleh perkumpulan Cun-qiu. Sekarang perkumpulan Cun-qiu jadi kerepotan, uang perak jutaan adalah jumlah harta yang bisa menakutkan orang setengah mati, siapa yang matanya tidak jadi merah mendengar ini? Pandangan orang-orang persilatan adalah, makan sendiri tidak akan tambah gemuk, emas dibagikan sama-sama untung. Perkumpulan Cun-qiu makan sendiri uang ini, tentu saja ada orang yang tidak rela, paling sedikit juga harus dibagikan sebagian pada orang yang pantas dibagi. Tapi ada beberapa orang persilatan, malah mengarahkan perhatiannya pada ketua benteng Xi. Jika Sepasang Cantik Jiang-nan punya harta sebanyak hampir satu juta liang perak, mana mungkin memberikan mereka pada perkumpulan Cun-qiu sebagai tanda mata kerja sama? Ketua benteng Xi bukan seorang bodoh. Lain halnya kalau dia sendiri sudah berhasil memeras keluar uang perak itu dari tubuh mereka. Dugaan demikian, bukan tidak beralasan. Sifat ketua benteng Xi yang serakah, sudah diketahui oleh seluruh dunia persilatan. Sepasang Cantik Jiang-nan seperti daging gemuk ini jatuh ketangan dia, apa dia tidak akan menggigitnya? Jika dia belum mendapatkan keuntungan, mana mungkin mau memberikan pada orang lain? Ada juga beberapa orang persilatan, mengarahkan perhatiannya pada pesilat tinggi muda Fu Jiu yang misterius itu. Saat Sepasang Cantik Jiang-nan didepan benteng Zhang-feng membuka kejahatan yang dilakukan oleh ketua benteng Xi, pernah mengumumkan adalah Fu-jiu yang menolong mereka lari dari tangkapan orang-orang benteng Zhang-feng. Tidak perduli apakah kata-kata dia bisa dipercaya atau tidak, tapi mereka berdua tampil disisi Fu-jiu adalah kenyataan. Kenapa tanpa sebab musabab dia menolong Sepasang Cantik Jiang-nan? Pasti ada maksud tertentu. Di dunia ini, tidak ada makan siang yang gratis, Sepasang Cantik Jiang-nan pasti telah membayar dengan harga yang setimpal. Satu-satunya harga yang bisa mereka bayar, yaitu harta jarahan yang mereka rampok dari Jiang-ning. Ini sama dengan uang untuk membeli nyawa, yang mereka bayar pasti jumlahnya tidak sedikit. Di dunia persilatan orang yang pernah melihat Fu-jiu jumlahnya tidak banyak, ingin mencari seseorang yang asal-usulnya misterius, dan belum pernah terlihat, itu sama juga dengan mencari jarum didasar laut. Tapi jika mencari beberapa pelayannya yang namanya sangat tenar itu, itu akan lebih mudah, bisa mendapatkan pelayan dia, sama dengan telah berhasil setengah. Sehingga, Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa menjadi sasaran pencarian beberapa orang persilatan. Kabupaten Shou-yang terletak sekitar seratus li ditenggara kota Tai-yuan, tempatnya ditengah-tengah antara jalan timur dan barat, walau kotanya kecil, tapi mempunyai lapangan peternakan yang cukup besar bertebaran di beberapa tempat disebelah selatan luar kota. Lapangan peternakan ini yang diternak sapi dan kambing, orang luar dilarang masuk, orang asing pun tidak boleh sembarangan berjalan di daerah ini, supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebab para pengembala yang selalu waspada terhadap pencuri-pencuri sapi. Pada jam sebelas malam, di lapangan peternakan Wei-yuan yang paling besar, tempat tinggal pemilik peternakan dengan pekarangan luas, muncul dua bayangan aneh yang tidak jelas seperti setan. Benteng Zhang-feng telah dimusnahkan enam hari yang lalu, orang-orang Shou-yang yang jauhnya tiga ratus li lebih, seharusnya sudah mendapat beritanya, orang yang ada hubungan rahasia dengan benteng Zhang-feng, yang merasa bersalah, pasti diam-diam telah mempersiapkan dirinya menghadapi perubahan. Orang yang berhubungan erat dengan ketua benteng Xi, sejak dua hari lalu sudah meninggalkan rumah keluar melancong! Di Shou-yang tampaknya tidak ada orang yang tahu tentang benteng Zhang-feng, tentu saja di kabupaten yang kecil ini, tidak ada hubungannya dengan penguasa di pegunungan yang jaraknya jauh sekali. Tapi peternakan Wei-yuan sepertinya ditutupi oleh hawa yang membuat orang gelisah, sepertinya ada firasat akan terjadi peristiwa, walau di luar tidak tampak gejala apa-apa, para pegawai peternakan pun tenang seperti biasa. Di luar tenang tapi di dalam tegang, di dalam peternakan sudah ditambah penjagaannya. Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Hari sudah tengah malam, pemilik peternakan Elang Besar Sayap Mas, Ji Jing-wei masih sibuk diruang rahasianya, dengan dua orang pembantunya, pengurus luar dan pengurus dalam, sambil minum-minum mereka membicara-kan pekerjaan peternakan. Kamar rahasia itu berada di dalam rumah di pekarangan belakang, adalah tempat terlarang bagi orang yang bukan anggota keluargaJi. Para pekerja di bagian luar pekarangan, juga tidak tahu tentang kamar rahasia ini, pekarangan dalam, siapa yang berani sembarangan masuk? Dua pengurus luar dan dalam, pasti bukan dipanggil siang hari, masuk kedalam kamar rahasia ini. Setelah selesai membicarakan pekerjaan peternakan, pemilik peternakan Ji diam-diam keluar dari kamar rahasia, berpatroli kerumah-rumah disekitarnya, dimana-mana tidak ada yang tampak ganjil, setelah itu baru dengan puas kembali kekamar rahasia. "Pengurus Wang, bagaimana kabarnya?" Sepasang mata pemilik peternakan Ji, menatap pengurus luarnya. "Dari Jie-zhou datang laporan, Hoa-fei-hoa dan teman-temannya memang sudah berkumpul di Feng Ling-du, menunggu majikan mereka melintasi sungai." Pengurus Wang berkata dengan optimis. "rasanya Hoa-fei-hoa sudah hampir mendekati Jie-zhou, ini menunjukan Fu-jiu dan beberapa orang yang berjalan bersama menuju selatan, sayang mata-mata kita tidak bisa menemukan jejak mereka, menurut logika, mereka tidak mungkin berlama-lama tinggal di Shan-xi melakukan penyelidikan." "Kita harus menemukan dan mengikuti jejak mereka baru bisa tenang." Kata Pemilik peternakan Ji merasa tidak puas terhadap berita yang di peroleh. "orang-orang kita, sama sekali tidak boleh ketahuan, mata-mata yang diutus harus melakukannya menurut yang telah ditentukan, hanya boleh mengawasi dari samping, tidak boleh bertindak sembarangan. Kita berharap si marga Fu tinggal di Shan-xi jadi tidak usah mencari kemana-mana, jika jejak kita ketahuan olehnya, dan tidak beruntung jatuh ke tangan anjing kecil ini, kita......" Di dalam kamar sinar lampu terang, seluruh pintu dan jendela ditutup rapat-rapat, tidak mungkin ada sinar lampu yang bocor keluar, juga tidak akan ada suara yang bisa keluar. Sekali pintu kamar ditutup, terpisah lah bagian dalam dan luar, walau ada tamu yang tidak diundang masuk, di jamin akan sia-sia saja mencari dan mendapatkan kamar rahasia ini, walau disiang hari, tetap sulit menemukan kamar rahasia ini. hingga mereka sangat tenang, dan yalin tidak akan ada orang yang bisa menyusup kedalam kamar rahasia. Tapi...di pintu kamar rahasia tiba-tiba terdengar ada batuk pelan, pintu kamar rahasia pelan-pelan ada yang mendorong terbuka. "Kalian akan tertimpa mala petaka." Fu Ke-wei yang tiba-tiba muncul didalam kamar tertawa penuh arti, sikapnya bersahabat sekali. "aku telah menanyai tiga mata-mata kalian, makanya aku bisa datang. Mereka sangat kompak, ilmu silatnya juga cukup hebat, menjadikan mereka mata-mata sungguh merendahkan mereka, menjadi pegawai peternakan lebih mensia-siakan kepandaiannya." "Siapa kau?" Kata pemilik peternakan Ji terkejut, sambil siap-siap bertanya dengan keras. "Orang yang harus kau perhatikan......" Pengurus Wang diam-diam mengangkat tangannya, sebuah suara panah pencabut nyawa terbang keluar dari lengan bajunya, seperti sinar kilat, orangnya juga mengikuti panah maju menerjang, reaksinya sangat cepat sekali. Jaraknya tidak sampai satu zhang, begitu terdengar suara, panah telah sampai, biasanya begitu panah keluar orang langsung jatuh, gerakan panah sulit di lihat dengan mata, apalagi untuk menghindar, lebih-lebih tidak mungkin. 0-0-0 Siapa pun tidak melihat jelas perubahannya, begitu panah keluar seharusnya keadaan seperti yang di inginkan. Tapi pemilik peternakan Ji malah hanya melihat satu kejadian aneh yang tidak bisa dipercaya, terlihat bayangan Fu Ke-wei bergoyang sekali, bayangannya mendadak menghilang, kemudian mendadak muncul lagi, bayangannya seperti tidak bergerak. Dengan ketajaman mata Ji Jing-wei, dia masih bisa melihat kejadian itu. Burung elang adalah rajanya burung, matanya sangat tajam sekali, dalam jarak sepuluh li diatas langit, dia masih dapat melihat dengan jelas binatang kecil yang bergerak ditanah. Begitu panahnya melesat langsung lenyap, pengurus Wang merasa, panahnya telah menembus tubuh lawannya, dan perutnya Fu Ke-wei pasti berlubang tembus dari depan ke belakang, dia sudah menjadi orang mati setengah, saat tepat menangkapnya, orang mati setengah tidak akan berbahaya. "Buug..." Perut pengurus Wang terkena sebuah pukulan. "Paak...plak!" Wajahnya terkena tamparan bolak-balik. "Ssst......' Pengurus Wang berteriak, mengerutkan kepalanya, jatuh dibawah kaki Fu Ke-wei sambil merintih-rintih. 0oD-Kzo0 Bab 20 "Aku marga Fu, Fu-jiu." Fu Ke-wei melanjutkan menjawabnya, matanya sedikit pun tidak berkedip, sepertinya barusan tidak terjadi apa-apa. "tadi kau tidak kenal aku, sekarang kau sudah kenal, seharusnya tahu tujuan kedatangan aku." "Mati kau......" Sambil membentak tangan kiri pengurus lapangan melancarkan jurus Dua Naga Merebut Mutiara menyerang bagian atas mengarah sepasang mata, sedang tangan kanannya melancarkan jurus Dibawah Daun Mencuri Buah Tao, memcengkram dada dan perut. Cakarnya sekeras besi, jangan kata terpukul telak, asal tersentuh, tidak mati juga kulitnya akan terkelupas. Tangan Fu Ke-wei juga bergerak satu diatas satu dibawah, masing-masing mengunci sepasang tangan lawan, menariknya lalu dibuka ke kiri dan kanan, bersamaan itu lutut kanannya diangkat, dengan ganas membenturkan ke bagian bawah tubuh lawan, kemudian sepasang tangannya melepaskan cengkramannya, mendorong kedepan. "Nnn......ngeek......" Sepasang tangan pengurus dalam memeluk bagian bawah tubuhnya, saking sakitnya sampai membuka mulut menarik nafas, tubuh atasnya membungkuk, seperti sapi kebiri jatuh kebawah. Pemilik peternakan Ji dengan cepat mencabut belati dipinggangnya, wajahnya berubah, dua pembantu yang sangat diandalkan begitu bergebrak langsung dirobohkan, dia jadi ketakutan, didalam kamar rahasia tidak ada persediaan senjata, terpaksa dia bertarung memakai belati yang selalu dibawanya. "Belatimu bagus sekali." Kata Fu Ke-wei sambil tertawa penuh arti, dia berdiri mantap sambil memeluk tangan. "entahlah, apa bisa lebih cepat dari panah lengan baju tiga-empat kali atau tidak? silahkan lemparkan! Tunggu apalagi?" Mana berani pemilik peternakan Ji menggunakan belati sebagai pisau terbang? Kecepatan dia tidak mungkin bisa lebih cepat tiga atau empat kali lipat dari pada panah lengan baju. Dengan satu teriakan, belatinya telah menyerang, menjelma jadi satu sinar menusuk ke arah antara perut dan dadanya Fu Ke-wei. Fu Ke-wei tertawa tawar, dia tidak perdulikan sinar yang datang menyerang, dia hanya mengangkat tangan kanan mendorong dari kejauhan. Serangan belatinya pemilik peternakan Ji adalah serangan tipuan, serangan sebenarnya adalah serangan tangan kiri dari kejauhan mencakar keluar. Aliran tenaga yang menakutkan bertemu dengan tenaga telapak yang hebat, ditengah jalan bentrok mengeluarkan suara letusan, angin kencang menyebar kemana-mana, didalam udara dingin bisa terasa ada aliran panas, keadaan aneh ini ditimbulkan akibat beradunya tenaga cakar dan telapak. Tangan kirinya Fu Ke-wei telah mengunci punggung telapak tangannya pemilik peternakan Ji, mengunci tangannya dengan kuat berikut belatinya, tenaga dalamnya terus mengalir mengen dalikan lima jari yang mencengkram, ingin menekan menghancurkan tangan pemilik peternakan Ji. "Cakar Unggas Langit." Fu Ke-wei tertawa dingin, tangan kanannya telah berada di atas pundak kiri pemilik peternakan Ji, mengunci pundak dan menarik orangnya ke depan. "ilmu silatmu, sudah termasuk pesilat kelas satu, malah lebih, Cakar Unggas Langit bisa melukai orang dalam jarak delapan che, tapi sebagai pesilat kelas satu malah sembunyi disini jadi seorang peternak, pasti diam-diam kau telah banyak melakukan kejahatan yang kalau tidak sadis, mungkin lebih kejam dari pada ketua benteng Xi, aku tidak bisa mengampunimu." Tangan kirinya pemilik peternakan Ji telah dikunci mati, tangan kiri sudah tidak ada berdaya, jurus Cakar Unggas Langit sudah tidak berguna karena tenaganya hilang, dimana bisa menahan tekanan yang begitu besarnya? Dia seperti seekor anak kambing yang tidak bisa bergerak, terserah mau diapakan. Tangan kanan yang menggenggam belati lebih parah lagi, Fu Ke-wei mengunci mati punggung telapak tangannya, pelan-pelan memelintir tangannya, ujung belati yang bersinar pelan pelan naik menusuk tenggorokannya, satu senti satu senti mendekati tenggorokan, hawa dinginnya sudah lebih dulu dirasakan kulit. "Aku......sumpah......aku tidak pernah......tidak pernah melakukan kejahatan......yang tidak berkeprimanusiaan......" Teriak pemilik peternakan Ji ketakutan. "ku akui aku adalah......adalah seorang perampok besar yang......yang sembunyi, tapi saat merampok mengikuti a......aturan Jiang Hu, ingin......ingin hartanya tidak......tidak mengambil... nyawa......am......ampuni......a... aku" Ujung belati telah menyentuh kulit tenggorokkan, pemilik peternakan sudah hampir mendekati ajal. "Ketua benteng Xi......" "Dia ingin harta juga nyawa, tidak...tidak ingin meninggalkan saksi. ..saksi hidup......" "Dia setiap tahun keluar berkelana di dunia persilatan, telah menjalin hubungan dengan berbagai macam orang. Kau adalah temannya, sejak dulu merampok, hubungannya sangat erat, kau ikut dibelakang dia diam-diam melakukan kejahatan, keadaan dia kau sangat jelas sekali, betul tidak?" "Aku......" "Dia punya teman mana saja yang bisa di minta perlindungan, ada berapa banyak harta jarahan dan disembunyikan, dimana saja, semua tidak luput dari pengawasanmu, betul tidak?" "Dia......dia sebenarnya sudah sejak dulu mempunyai rencana kelinci pintar menggali tiga lubang, tidak......tidak seperti aku hanya mempertahankan satu tempat saja......" "Kau tahu lubang dia, betul tidak?" "Aku......aku tidak bisa......bisa pastikan." "Kau paling baik pastikan, karena jika aku tidak bisa mendapatkan dia, maka aku akan kembali lagi mencarimu, mencabut myawamu sampai keakar akarnya." "Ohh langit......" "Jangan sebut langit, langit tidak bisa melindungi kau. Jangan kira kau bisa membohongi aku, lari keseluruh dunia sampai kaki patah, kau bisa dengan tenang meninggalkan diri, seperti dia melarikan diri mencari tempat menghindar kejaran, tapi jangan harap kau bisa berhasil, tuan!" "Aku... Rase Emas Karya Chin Yung Pedang Kayu Cendana Karya Gan KH Pedang Kiri Pedang Kanan Karya Gan KL