Pengelana Rimba Persilatan 24
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 24
Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi Terakhir begitu Pendeta dao tua menangkis dia terdorong mundur dua langkah, dengan tergesa-gesa sekuat tenaganya dia menangkis, setiap serangan pedang walau bisa menangkis tiinar listrik yang menyerang titik kematian, tapi tidak mampu menangkis sinar listrik keluar lingkaran, juga tidak bisa mendapatkan kesempatan balas menyerang, kecuali mundur, tidak ada lalan lain lagi. Tidak bisa merebut kesempatan membalas serangan, menjadikan hanya bisa bertahan saja, setelah menangkis serangan pedang keempat, dia sudah mundur satu zhang lebih, tetap tidak bisa lolos dari sinar listrik yang datang semakin kuat dan semakin cepat. Suara kelima benturan senjata terdengar, kakak seperguruan kedua yang kepayahan berteriak keras, mundur meloncat miring satu zhang lebih, ditanah melayang jatuh sehelai lengan bajunya pendeta dao tua. Sebuah serangan cepat menggila yang hanya sepihak yang menyerang! Orang yang menonton disisi hanya bisa melihat sinar listrik menerjang, sinar pedangnya seperti kilat, pertarungan yang hanya dalam waktu sekejap, lima serangan pedang Fu Ke-wei telah membungkam kesombongan kakak seperguruan kedua pendeta dao tua. "Pendeta dao tua, kau boleh juga." Diwajah Fu Ke-wei tampak sedikit keringat, tapi nafasnya lancar semangatnya tenang, sambil mengibaskan pedang dengan pelan mundur kembali ketempat asalnya. "kau bisa bertarung imbang dengan Satu Pedang Utara Chen Ruo-yi, salah satu dari sembilan jago pedang terbesar didunia yang berada diurutan pertama. Kau pergilah! Kau sudah mati sekali." "Kau......kau siapa se......sebenarnya?" Kata kakak seperguruan kedua pendeta dao tua, wajahnya pucat, tangan yang memegang pedang tidak bisa diam. "katakan julukanmu, supaya... supaya aku mesti kalah ada sedikit bangga." "Pendeta dao tua, kau adalah orang yang memperdalam ilmu dialiran dao, kenapa masih belum mengerti rahasia aliran Dao, buat apa meributkan kalah menang apakah membanggakan atau tidak? Pergilah dan cari tempat untuk memperdalam aliran dao! Harap kau selanjutnya tinggalkan pedang pembunuh orang, lain kali aku tidak akan memberi ampun, kali ini hanya memotong lengan baju sebagai tanda hukuman ringan, lain kali kau tidak akan seberuntung ini." Seorang pendeta dao tua lainnya menggeleng-gelengkan kepala, pedang yang sudah keluar dari sarungnya dimasukkan lagi kedalam sarungnya. "Mari kita pergi! Anak muda ini darah membunuhnya cukup berat, hari ini dia tidak membunuh orang, mungkin ada kecualian." Pendeta dao tua berkata pada dua orang temannya yang telah kalah. "ilmu mengendalikan pedangnya, bukanlah Liang-yi-da-zhen-li, jika lain kali bertemu dia, kita paling baik mengaku kalah dan menghindar dia. Tuan muda Guan, sangat menyesal! Kami tidak bisa melawan dia, kalian pergilah!" "Tapi dia......" Guan Ji-zhong seperti ayam jago yang telah kalah bertarung, maksudnya adalah jika Fu Ke-wei tidak membiarkan mereka pergi, bagaimana? "Jika dia tidak melepaskan kalian kakak beradik pergi, kami berlima akan bersatu menghadang dia, ayo kalian pergi!" Pemimpin pendeta dao tua berkata dengan nada dalam, tangannya kembali memegang pegangan pedang. "Aku tidak ada urusan dengan keluarga Guan kalian, pergilah." Fu Ke-wei melemparkan pedang kebawah kaki Guan Ji-zhong. "yayasan Anyang jika tidak segera ditutup, keluarga Guan kalian lambat atau cepat pasti akan mendapatkan mala petaka. Kekuatan benteng Zhang-feng lebih besar sepuluh kali lipat dari kalian, mengandalkan keuntungan waktu, posisi dan manusia juga akan hancur. Berusaha melindungi buronan semacam itu, uang yang didapat juga berbau amis darah akan mencelakakan keturunan, buat apa berbuat demikian?" Kakak beradik itu membalikan tubuh segera meninggalkan tempat, tingkahnya tampak mengenaskan, membuat orang merasa iba. "Aku sangat berterima kasih." Pemimpin pendeta dao tua mengangguk kepala memberi hormat, bersama dengan dua orang pendeta dao tua dan dua laki-laki besar pergi masuk kedalam hutan. Nie-sha-yin-hoa memandang bayangan belakang tiga pendeta dao tua menghilang kedalam hutan, dia menggeleng-gelengkan kepala menghembus nafas panjang, tampak jelas seperti telah menanggalkan beban berat. "Tuan, apakah kau tahu asal-usulnya tiga pendeta dao tua ini?" Dia bertanya pada Fu Ke-wei. "Seharusnya mereka lah." Fu Ke-wei berkata. "makanya aku memberi mereka satu pukulan keras, dengan kekuatan yang dahsyat menghancurkan mereka. Mereka sangat sombong dan percaya diri, hanya dengan mengeluarkan kemampuan sebenarnya, baru bisa menekan mereka." "Mereka adalah......" "Dua puluh tahun yang lalu, Gong-men-san-ba (Tiga pintu Gong Men) pernah mengacaukan dunia, terhadap mereka aku cukup mengenalnya, tidak sulit menghadapi mereka." "Jika mereka bertiga bergabung......" Tanya Hoa-fei-hoa. "Aku tidak akan memberi mereka kesempatan bergabung" Fu Ke-wei sangat yakin, wajahnya tenang. "jika diganti kau, apakah kau akan seperti seorang tolol, berdiri ditempat membiarkan mereka membentuk barisan bersama- sama menyerang?" 0-0-0 "Tentu saja tidak." Hoa-fei-hoa menggeleng kepala. "tapi aku tahu diri, satu lawan satu, aku juga bukan tandingan salah satu dari pendeta dao tua, mana ada kesempatan mempersilahkan mereka bersama-sama menyerang?" "Bertarung dengan lawan, jika didalam hati ada perasaan tidak bisa melawan, itu pasti kalah." Kata Fu Ke-wei sambil melangkah. "Ilmu silatnya ketua benteng Xi, sebenarnya sangat hebat, tapi dia malah tidak berani bertarung denganku, tidak berani bertatap muka denganku, membuat benteng Zhang-feng mempercepat kehancurannya, mengapa begitu? sebabnya adalah aku berturut turut menghabisi banyak anak buahnya, didalam hati dia ada rasa kengerian. Tiga orang ternama ini walau ilmu silatnya mengejutkan orang, tapi jika kau dalam keadaan tenang, satu lawan satu kau pasti bisa bertahan sampai tiga-lima ratus jurus, dan juga setiap saat bisa meloloskan diri, penilaian aku terhadap ilmu silat meringankan tubuhmu tinggi sekali, tahu tidak?" "Aku harap aku sebaik yang kau ucapkan." Hoa-fei-hoa meloncat gembira. "aku benar-benar harus giat berlatih, dulu aku juga sombong dan percaya diri, sekarang akhirnya aku tahu tingginya langit tebalnya bumi, sungguh beruntung sekali!" "Gejala yang bagus, kau akan terus beruntung." Jarak ke kota tinggal kurang lebih dua li, meieka berbelok masuk ke jalan kecil berjalan memutar. 0oo0 Bab 26 Keberanian dan kejalangan Guan Mei-yun, di kota sangat mencolok mata. Sebagian anak muda yang pendidikan keluarganya baik-baik, melihat dia pun tidak berani, sehingga tidak ada orang yang merasa aneh jika dia keluar masuk penginapan Jiang-han. Ketika dia datang ke penginapan, Fu Ke-wei merubah kebiasaannya, tidak mempersilahkan dia masuk ke dalam kamar, tapi mengobrol dengannya di ruangan kecil di pekarangan. Di ruangan kecil sering ada pelayan berlalu lalang, maka dia pun tidak berani terlalu bebas. "Setelah sadar dari mabuk arak kau pergi tanpa pamit, aku jadi khawatir sekali, aku pernah datang ke penginapan mencarimu tapi tidak berhasil." Wajah yang penuh perhatiannya, secara tulus muncul dari dalam hati. "untungnya langit melindungimu selamat, dua hari ini kau pergi kemana saja?" "Aku takut wanita gila yang mengacau di taman Qing-feng itu mencari aku lagi, maka aku bersembunyi dua hari di rumah penduduk." Sikap Fu Ke-wei tampak jelas sudah berubah, sudah tidak mengatakan kata-kata yang bersifat menggoda, sikapnya juga tidak tampak romantis lagi. "Dia tidak akan datang lagi, dia sudah pergi!" Dia sedikit merasa bangga dan tampak gembira sekali. "semuanya sudah pergi, Wu-chang akhirnya bisa aman kembali, orang gila itu bukan karena mencari kau jadi mengacau, juga bukan benar-benar gila." "Betul?" "Tentu saja betul!" "Aku tidak percaya dia benar-benar sudah pergi, makanya......" "Maksudmu......" "Aku harus pergi, menghindar dulu kembali ke ibu kota, makanya aku tidak berani mengikuti mu menemui kakakmu, aku sudah suruh Yung-ling membayar sewa kamarnya!" "Aduh! Xian-wei, kau jangan takut......" Wajah dia berubah begitu mendengar orang yang dicintai mau pergi, bagaimana hatinya tidak gelisah? Tanpa mempedulikan sorot mata orang lain, dia memegang tangan Fu Ke-wei, katanya. "Wanita itu bukan orang gila, dia adalah pesilat tinggi yang mencari musuhnya yang sembunyi di rumahnya keluarga Du, tidak ada hubungannya dengan kau dan aku, dia tidak akan mencari kau lagi. Xian-wei, dengar aku......" "Mei-yun, kau tenang sedikit, dengarkan kata-kataku." Fu Ke-wei memotong kata-kata dia, sambil menepuk-nepuk punggung tangannya dengan serius berkata. "aku pasti harus pulang, aku tahu kau suka padaku, beberapa hari ini kita bersama-sama aku tahu perasaanmu, tapi......" "Xian-wei, aku tahu kau sudah menerima perasaan aku......" Fu Ke-wei dengan lembut mendorong tangan nya, dia menjaga jarak. Tadinya dia memperalat Guan Mei-yun untuk mendekati keluarga Guan, rencananya sudah diputuskan sebelum tiba di Wu-chang, menurutnya sebelum menyelidiki ketua benteng Xi dan anaknya, dia ingin mengetahui dulu dengan jelas keadaan kota Wu-chang, makanya Fu Ke-wei melaksanakan dengan memperalat wanita jalang ini, dia tidak pernah menggunakan perasaannya, kalau tidak ada perasaan bagaimana bisa ada rasa cinta? Cinta dan harapannya Guan Mei-yun telah ditujukan pada orang yang salah. "Aku tentu harus pergi." Wajah Fu Ke-wei sedikit pun tidak tersenyum. "hanya dipercepat saja. Nona Guan, harap kau selanjutnya tidak menyia-nyiakan hidupmu lagi, seorang wanita, tidak henti-hentinya mencari kepuasan tidak akan ada ujungnya." "Iii...!Kau......" Guan Mei-yun merasa melihat sikap Fu Ke-wei tidak biasa, melihat sorot mata Fu Ke-wei yang dingin, tidak tahan dia berteriak heran. "Keluargamu sangat kaya dan berkuasa, mungkin kau masih belum merasakan, kekayaan dan kekuasaan yang diperoleh dengan cara ini, mudah mendapatkannya tapi habisnya pun sangat cepat. Kau sangat cantik, sangat memikat orang. Muda dan cantik adalah kekayaanmu, tapi waktu adalah musuhmu. Kekayaan bisa hilang, sedang musuh selamanya akan mengikutimu. Sekali kecantikanmu luntur, yang tinggal hanya sebuah lagu penyesalan yang dinyanyikan pelan. Aku adalah orang ibu kota, tidak akan menikmati kenikmatan asmara disini, hal yang mencelakakan orang merugikan diri sendiri semacam ini, jika kulakukan pasti aku akan menyesal." "Aku tidak ingin mendengar kata-kata ini. Nasihat tua yang merontokan gigi ini, murni adalah omong kosong." Teriak Guan Mei-yun keras, seperti akan meledak. "Bagaimana jika aku tidak mengizinkan kau pergi? Aku pasti bisa melakukannya." "Kau tidak akan bisa melakukannya, makanya kau biarkan baik-baik aku datang dan biarkan baik-baik aku pergi." "Kau......" Guan Mei-yun dari gelisah berubah menjadi marah, mengulurkan tangan dengan cepat mengunci pergelangan tangan dia. Fu Ke-wei tahu maksud hatinya, segera dia menarik tangan mendorong kursi bangkit berdiri. "Kau kurang pintar." Dia tersenyum berkata. "wanita gila yang berilmu tinggi itu, juga tidak bisa berbuat apa-apa padaku, jangan menggunakan kekerasan pada laki-laki, pulanglah! Hati-hati, orang-orang perkumpulan Cun-qiu bisa menculikmu, mereka bisa membawamu Zhen-jiang, mengirim kau ke dunia hiburan." "Iii..! Kau... bagaimana kau bisa tahu perkumpulan Cun-qiu." Guan Mei-yun terkejut, mulutnya jadi gagap seperti kesurupan. "Makanya aku katakan kau tidaklah begitu pintar!" "Aku......aku benci kau!" Guan Mei-yun tiba-tiba menjerit keras, membalikan kepala lari keluar. "Ternyata kau dari perkumpulan Cun-qiu......" Suaranya gemetar, semakin jauh. "Tuan, apakah siap berangkat?" Kata Xie-shen yang menyamar seorang pria tua, dengan nada aneh minta petunjuk. "tuan sudah membuat dia lari ketakutan?" "Ah...perempuan." Fu Ke-wei menggeleng kepala tertawa pahit lalu melangkah keluar ruangan. "apakah ada kabar?" "Kelompok benteng Qang-feng berangkat naik perahu, Yu-shu-xiu-shi juga pergi dengan naik perahu." Kata Xie-shen. "sebagian orang-orangnya Jin-she-dong mengejar Yu-shu-xiu-shi, tapi tidak ada hubungannya dengan kita." "Kita juga kejar mereka." Fu Ke-wei telah memutuskan. "jika orang-orang perkumpulan Cun-qiu juga pergi dengan naik perahu, walau tidak berjalan bersama sama, diantara keduanya pasti ada hubungan." "Jika mereka bertarung ditengah jalan, bisa menghemat beberapa hal pada kita." "Tapi mungkin juga di tengah jalan dari musuh berubah jadi kawan. Ketua benteng Xi adalah ulat berkaki seratus, matinya tidak kaku, di Zhong-yuan kekuatan dia tidak cukup, dia bisa mengesampingkan permusuhannya pada Yu-shu-xiu-shi, malah dia berbalik meminjam kekuatan perkumpulan Cun-qiu untuk mendukungnya. Hingga jika kita mengejarnya, sangat mungkin akan bertarung mati-matian dengan mereka berdua, kita harus berhati-hati sekali." Jiu-jiang dekat danau Po-yang adalah pasarnya hasil bumi, tempat berkumpulnya para pedagang, keadaan pasarnya sangat ramai, juga merupakan tempat penting di daerah itu, pusat lalu lintas darat dan air. Di sini mencari jejak beberapa orang persilatan sangat sulit, apalagi tempat dan orangnya tidak dikenal, lebih sulit lagi. Hoa-fei-hoa, Nie-sha-yin-hoa dan Xie-shen adalah orang yang berpengalaman di dunia persilatan, tapi tidak pernah datang ke daerah danau Po-yang. Buat Fu Ke-wei sebagai pemburu dunia persilatan yang cekatan, meski pengalamannya lebih banyak, juga merasa asing di daerah danau Po-yang, disini dia tidak punya kenalan untuk diminta bantuannya. Ouw Yu-zhen dulu pernah datang ke daerah Jiu-jiang, sebab daerah ini adalah markasnya perkumpulan Qing-lian, dia sering melaporkan hasil kerjanya tapi sebagai seorang pembunuh bayaran, dia jarang berhubungan antar manusia. Sehingga, dia juga tidak punya teman yang bisa membantu. Terakhir Fu Ke-wei terpikir pada Pedang Setan Zhuo-liang seorang persilatan yang hebat. Ketika dia bertarung dengan ketua perkumpulan Qing-lian, Pedang Setan pernah jadi wasitnya. Walau Pedang Setan Zhuo-liang sudah berkeluarga dan hidup senang, tapi terhadap masalah dunia persilatan dia tetap menaruh perhatian. Fu Ke-wei akhirnya mendapatkan kabar jejak ketua benteng Xi, Yu-shu-xiu-shi dan orang-orang Jin-she-dong. Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tiga kelompok orang itu semua naik perahu berlayar ke bawah. Hari ini saat waktu makan malam, lima orang itu makan di ruangan makan penginapan, situasinya tampak tidak biasa. Di ruang makan, tamu yang makan sangat sedikit, para pelayan dengan tenang bersantai ria, tidak ada pelayan yang melayani tamu makan, tamu yang menginap di penginapan ini semuanya orang yang punya kedudukan, masing-masing makan di kamarnya, di ruang makan jarang orang datang berkunjung. "Sekarang ketua benteng Xi dan anaknya tentu akan lebih hati-hati bersembunyi, bukan hal yang mudah mencari dia, tapi aku tetap harus mendapatkannya." Kata Fu Ke-wei memecah keheningan. "Aku tidak berburu-buru, begitu jaring langit menutup, dia tidak akan bisa bersembunyi lagi. Besok kita berpisah disini, Xiao Ji dan Xiao Zhen rumahnya ada di Hang-zhou, bisa bersama-sama pulang kerumah menunggu berita. Xiao Ling yang seorang diri, berkelana di Jiang-hu juga bukan hal yang baik, lebih bagus bersama-sama mereka pergi ke Hang-zhou, tinggal dulu beberapa hari, mengenai......" "Kelihatannya, kau juga tidak akan membawa aku." Xie-shen merasa putus asa. "Tidak, aku akan......" Hoa-fei-hoa buru-buru menyela menolak-keinginan Fu ke-wei. "Kau harus kembali ke Hang-zhou." Kata Fu Ke-wei dengan tegas. "Kepergianku sekarang, mungkin setahun atau setengah tahun tidak mendapatkan hasil, aku tidak mengharap kalian ikut mencarinya, sekali lagi jika anginnya bocor, mungkin selamanya tidak bisa mendapatkan belasteran yang harus mati ini. Kau adalah satu-satunya keturunan guruku, Xiao Zhen dan Xiao Ling, aku juga menganggapnya sebagai saudaraku, tetua Du seperti seniorku, aku tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diduga pada kalian, jika tidak hatiku tidak akan bisa tenang." "Bagaimana kau mau menanggung sendiri masalahnya?" Kata Hoa-fei-hoa gelisah dan marah. "Ketua benteng Xi dan anaknya juga hutang nyawanya dengan kami yang belum diperhitungkan, kau tidak ada alasan tidak mengizinkan kami ikut mencarinya." "Tujuan tuan sebenarnya, aku mengerti." Ouw Yu-zhen mengulur tangan di bawah meja menarik bajunya Hoa-fei-hoa, dan juga mengedipkan mata pada Nie-sha-yin-hoa dan Xie-shen. "Pertama dia menyayangi kita, kedua orang yang mencarinya terlalu banyak, maka gerakannya akan sedikit tidak bebas, dan juga mudah membocorkan keberadaannya, seharusnya kita mengerti hati baiknya tuan, supaya tidak mengganggu gerakannya dia. Paman Du, kau juga seorang yang tidak berkeluarga, kenapa tidak bersama kami saja pulang ke Hang-zhou? Disana pemandangannya indah, tepat untuk tempat beristirahat!" Hoa-fei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa adalah orang pintar, Xie-shen juga banyak pengalamannya, mana mungkin tidak mengerti isyarat Ouw Yu-zhen, di dalam hati tahu Ouw Yu-zhen mengatakan kata-kata ini pasti ada tujuan khusus. "Baiklah! Aku menurut kau saja, tapi setiap saat kau harus memberi tahukan keberadaan kau pada kami, supaya kami tidak khawatir." Hoa-fei-hoa dengan wajah terpaksa menyetujui. "Tidak jadi soal, aku pasti akan mengabarkan keberadaanku." Hati Fu Ke-wei jadi lega, dia tidak melihat Ouw Yu-zhen memberi isyarat pada tiga temannya. "Baguslah kalau begitu, aku bisa istirahat di Hang-zhou, siapa tahu sebutanku juga ikut hilang karenanya. Ha ha ha......" Xie-shen dengan gembira tertawa terbahak-bahak. Pepatah mengatakan, orang banyak kekuatannya besar, anjing banyak menggigit mati kambing. Maka buat orang-orang yang berambisi besar menganggap kekuasaan sangat penting. Kelompok kecil, mendirikan perkumpulan, mengumpulkan sekelompok orang yang satu pandangan, hingga bisa bertindak sekehendak hati. Kelompok besar, membeli kuda mendirikan pasukan, mundur selangkah bisa berkuasa di satu daerah, maju terus bisa merebut negara, menjadi penguasa dunia. Perkumpulan Cun-qiu belum lama mengangkat nama di dunia persilatan, tapi ketua perkumpulan Shen-li-jin-gang Liu Shi-jie, berpandangan luas dan ambisinya besar, dia punya pandangan jauh, mengembangkan kekuatan dengan bendera setengah terbuka satu terang dan satu gelap, memberikan perintah dengan lancar, sehingga banyak pesilat tinggi dengan senang ikut bergabung, dalam waktu singkat perkumpulannya berkembang pesat, dia menyebut dirinya sebagai penguasa Jiang-hu yang akan datang, keberhasilannya menyolok sekali. Setelah perkembangannya berjalan lancar, dia juga menjaga kehormatan setiap anggotanya, makanya terhadap peristiwa yang tidak menguntungkan perkumpulan Cun-qiu, tidak perduli masalahnya besar atau kecil, semua harus dibereskan dengan sekuat tenaga, sampai masalah sekecil bulu ayam pun dibereskan tuntas, supaya jangan ada efek membunuh 'ayam' memperingati 'kera'. Sehingga ketika wakil ketuanya dikejar-kejar orang sampai harus melarikan diri lewat tempat yang sulit, dia merasa tercoreng sekali gengsi perkumpulannya! Memang banyak pesilat tinggi ternama tidak berani mengusik orang-orang Jin-she-dong, tapi dia mempunyai banyak orang, mengapa harus takut pada orang-orang Jin-she-dong? Apa lagi dia ingin ternama, menjatuhkan pesilat tinggi ternama sebagai sasaran dengan tujuan mempertinggi posisinya, tidak perduli menang atau kalah, posisinya tetap akan naik, kenapa dia tidak mau melakukannya? Kabar telah sampai ke markas di Zhen-jiang, ketua perkumpulan Cun-qiu, Shen-li-jin-gang Liu Shi-jie mula-mula merasa heran, tapi karena tidak tahan oleh desakan dari anak buah yang merasa paling hebat. Akhirnya dia merasa ini adalah kesempatan bagus, dia mengeluarkan perintah berkumpul seadanya, bertekad menyerang orang-orang Jin-she-dong, dan bertekad menghancurkannya. Jika bisa menghancurkan Jin-she-dong, atau bisa memaksa Jin-she-dong mengajukan permintaan damai, maka kedudukan perkumpulan Cun-qiu pasti seperti geledek di siang hari menggetarkan dunia persilatan, sama dengan mengangkat kedudukannya sebagai penguasa dunia persilatan di kemudian hari. Kedudukan dan nama besarnya Pendeta dao Zi-xu, di bandingkan dengan ketua Empat Perumahan Besar Dunia saat ini, dan Sembilan Pago Pedang terbesar, masih lebih terhormat beberapa lipat, sampai ketua Shao Lin dan Wu Dang juga sangat menghormati pendeta dao ini. Perkumpulan Cun-qiu berani menghadapi pendeta dao Zi-xu. Walau pun kalah, namanya juga bisa melambung, tidak aneh ketua perkumpulan Liu tidak memikirkan lagi akibatnya, segera mengumpulkan tenaga inti dan melakukannya dengan sekuat tenaga. Ketua benteng Xi tidak tahu Fu Ke-wei sudah sampai di Wu-chang dengan nama samaran He Xian-wei mencari dia. Yu-shu-xiu-shi juga sedikit pun tidak tahu, kedua orang ini tanpa sadar telah lolos dari mala petaka. Niat Ketua benteng Xi sebenarnya hanya ingin bersembunyi dengan melarikan diri, juga kalau bisa kabur ke perbatasan menjadi perampok padang pasir. Dia meminjam tempat keluarga Guan di kota Wu-chang menyembunyikan diri, menjadikan yayasan keluarga Guan sebagai pusat komando, diam-diam mengutus orang ke berbagai tempat temannya untuk mengurus harta benda yang banyak yang dia simpan di Zhong-yuan, juga diam-diam mencari tahu keberadaannya Fu Ke-wei, dia dendam atas hancurnya benteng dia, dan bersumpah akan membalasnya, setiap saat dia siap bergerak. Tapi di Zhong-yuan, temannya sama sekali belum pernah mendengar orang yang namanya Fu-jiu, siapa pun tidak tahu siapa Fu-jiu. Setelah Yu-shu-xiu-shi membuat kacau, ketua benteng Xi ketakutan dan keluar dari rumah keluarga Guan. Setelah kejadian terbukti Yu-sbu-xiu-shi datang bukan untuk menghadapi dia, maka timbulah niatnya ingin menggunakan kekuatan perkumpulan Cun-qiu. Perkumpulan Cun-qiu anggotanya banyak, tidak sulit menyelidik asal usul Fu-jiu. Yu-shu-xiu-shi juga ingin memperalat ketua benteng Xi. Hal yang paling mendesak sekarang tentu saja menghadapi orang-orang Jin-she-dong. Mengenai Fu-jiu, itu adalah masalah di kemudian hari. Maka saat kedua kelompok ini tanpa diduga bertemu di atas sungai, mula-mula hampir saja terjadi bentrokan, bagusnya Yu-shu-xiu-shi cekatan, dia menceritakan masalah yang terjadi di Wu-chang, sehingga bukan saja tidak terjadi bentrokan, malah sebaliknya mereka jadi bersatu dalam menghadapi bahaya. Tidak mudah jika ingin menghadapi mereka, tentu saja mungkin harus banyak berkorban dulu. Di hari kedua setelah perahu meninggalkan Wu-chang, mereka sudah merasa ada orang yang mencurigakan mengikuti. Saat ini orang-orang kedua belah pihak tidak banyak, sulit bisa menghadapi orang-orang Jin-she-dong, sehingga mereka tidak berani merapat di daerah Jiu-jiang, tapi sebelumnya di tempat yang sepi mereka mengutus anak buah, menyewa perahu lain lagi untuk memberi kabar. Anak buah yang diutus oleh ketua benteng Xi, berjalan menuju Hu-guang, menelusuri sungai besar berlayar ke atas, di kota sepanjang perjalanan memberitahukan pada anggotanya segera pergi ke Nan-jing untuk berkumpul. Sedang utusan Yu-shu-xiu-shi berjalan menuju timur laut, dan juga mengutus anak buah lainnya pergi dulu ke kantor cabang di Nan-jing, dari Nan-jing mengirimkan kabar pada markas pusat di Zhen-jiang, dalam satu hari satu malam sudah bisa tiba. Hujan badai akan terjadi, gelombang gelap bergulung dahsyat. Fu Ke-wei yang pintar malah jadi korban kepintarannya, dia mengira ketua benteng hanya ingin bersembunyi. Orang yang bersembunyi pasti tidak akan aktif, tidak ada kekuatan untuk menyerang, sehingga dengan tenang dia meninggalkan temannya berjalan sendiri, berjalan seorang diri mencari jejak musuh akan lebih mudah, orang nya sedikit juga bisa menghindar kebocoran berita. Perkiraan salah ini, harus dibayar sesuai dengan harga kesalahan itu. Dia lupa akan nasihat kuno serangga seratus kaki, mati pun tidak akan kaku, mengira setelah bentengnya hancur, ketua benteng Xi dan anaknya tentu ingin bersembunyi saja, disampingnya tidak mungkin ada orang yang berguna. Dia juga tidak menduga, ketua benteng Xi telah bergabung dengan perkumpulan Cun-qiu. Karena hanya seorang diri, jadi berita yang diperoleh kurang banyak itu adalah hal yang pasti. Di Jiu-jiang dia mengantar pergi Xie-shen berempat, dan mengucap hati-hati, sampai jumpa. Tapi mereka berempat malah pergi berlayar pada hari itu juga. Dia masih tinggal satu hari di Jiu-jiang, hari kedua baru naik perahu berlayar ke bawah. Sekarang, tiba-tiba dia merasakan perasaan yang sepi. Di Wu-chang, dia menggunakan Guan dan Du dua orang nona, mendekati keluarga Guan, berharap bisa mendapatkan tempat persembunyian ketua benteng Xi, dia seperti berada di dalam kampung romantis, putra romantis, nona cantik jelita, hidup beromantika, menikmati kehidupan yang bahagia. Namun sekarang, kembali telah seorang diri lagi, dia kembali berkelana di Jiang-hu, sibuk dalam urusan dirinya mengejar musuh. Hoa-fei-hoa juga adalah seorang nona muda yang cantik, cantik alami, lebih cantik dari pada dua nona Guan dan Du, cantiknya entah melebihi kecantikan kedua nona itu beberapa kali lipat, malah dia masih ada hubungan seperguruan. Tapi, dia selalu mengambil jarak pada Hoa-fei-hoa, perasaannya selalu tidak bisa ada kemajuan, walau dia sudah merasakan perasaan Hoa-fei-hoa pada dirinya. Mungkin, di dalam lubuk hatinya, terpendam perasaan tidak cocok akan sifat Hoa-fei-hoa yang angkuh, yang merasa dirinya benar. Mengenai Ouw Yu-zhen dan Nie-sha-yin-hoa, setelah selama mengikut dia, sifatnya yang dulu dingin angkuh sudah hilang tidak berbekas, mereka seperti berubah jadi orang lain, segalanya menjadikan Fu Ke-wei sebagai idolanya. Mereka sangat cantik juga penurut sehingga, Fu Ke-wei memandang mereka sebagai adik, merasa sayang juga kasihan. Walau usia mereka berdua tidak jauh berbeda dengan dia. Dengan emosi yang tidak stabil, dia juga menyewa perahu berlayar ke bawah. Hari ini, di sore hari, Fu Ke-wei muncul di kabupaten Jiang-ning. Ini adalah salah satu kabupaten besar dari tiga kabupaten besar di luar jangkauan Nan-jing, berjarak ke Nan Jing sekitar enam puluh li, disana ada kantor pemerintah pemeriksaan, satu kabupaten yang cukup ternama. Dua puluh li lebih sebelah utara, adalah Da-sheng-guan yang mencekek leher perairan utara Nan-jing. Tadinya Da-sheng-guan tidak ada kantor pemerintah bagian pajak, kota Jiang-ning juga tidak ada. Tapi sepuluh tahun lalu setelah dari pusat mengirim petugas pajak untuk mengambil pajak, dua tempat ini jadi di dirikan kantor pajak. Satu batang bambu satu batang pohon pun harus di kenakan pajak yang berlipat. Akibatnya perahu penumpang dan barang tidak berani berlabuh lagi di pelabuhan Da-sheng dan kota Jiang-ning, pasar jadi sepi, sumber daya manusia mengalir keluar dengan jumlah banyak, para penduduk pada pergi ke Nan-jing mencari makan, sehingga sekarang yang tinggal di Jiang-ning kebanyakan hartawan. Akibatnya, di daerah sekitar Jiang-ning menjadi tempat beraksinya penyelundupan dan petualangan. Fu Ke-wei berdandan seorang pengelana Jiang-hu, dia menginap di penginapan Yue-lai. Di buku daftar tamu nama yang di pakai Fu-xian. Toko di seberang penginapan, adalah satu rumah makan kecil, tamu yang makan sedikit sekali. Seorang laki-laki besar yang berdandan awak perahu, masuk ke dalam rumah makan kecil, iatang ke satu meja yang sudah ada tiga orang tamu makannya, langsung duduk, di atas meja sudah ada mangkuk sumpit yang dipakainya. "Bagaimana?" Tanya seorang laki-laki besar yang duduk disebelah atas. "Seorang yang berbisnis satu kali jalan." Awak perahu berkata. "Tampak sangat tegap badannya, tapi tidak terlihat ada yang mencolok." "Apakah perlu diselidiki lebih lanjut?" Laki-laki besar sangat hati hati. "Aku rasa tidak perlu, bagaimana kita bisa nenguntip dan menyelidik satu persatu pada setiap orang asing yang masuk ke Jiang-ning, kalau sampai begitu harus mengutus berapa banyak orang melakukannya" Kata laki-laki besar yang jaru datang. "perusahaan pelayaran Jiang-ning majikan tuan Fan sudah menyanggupi membantu perkumpulan kita, jika menemukan ada yang mencurigakan, segera memberitahukan pada kita." "Itu sih belum tentu!" Laki-laki besar lainnya tidak setuju dengan pandangan laki-laki yang baru datang. "menyelidiki perahu walau itu biasa, tapi orang di atas perahu harus terlibat di dalamnya, jadi itu tidak biasa. Orang-orang Jin-she-dong juga bukan orang biasa. Jika majikan Fan tahu perahu yang akan diselidiknya, penumpangnya orang-orang Jin-she-dong, dia pasti tidak ada keberanian mengusiknya." "Aneh!" Seorang pria besar lainnya yang duduk disebelah kanan membelokan pembicaraan, Sudah beberapa hari, dengan pergaulan majikan Fan yang luas, menyelidik arah tujuan sebuah perahu cepat tipe menengah, seharusnya mudah seperti membalikan telapak tangan, apa lagi ciriciri yang kita berikan sangat banyak, mengapa sampai sekarang masih belum ada kabarnya?" "Perahu itu pasti sembunyi di suatu teluk sungai yang sangat ke dalam, bagaimana menyelidiknya." Seorang pria besar lainnya yang giginya besar besar berkata dingin. "ku duga mereka juga sedang menyelidiki keberadaan wakil ketua Gao, tentu saja mereka akan bersembunyi dengan sangat hati-hati." "Ooo! Dua hari yang lalu dari pusat perkumpulan mengabarkan, supaya kita semua menyelidiki lima orang yang muncul di yayasan Anyang di Wu-chang, siapa yang tahu asal usulnya lima orang ini?" "Sungguh tidak ada kerjaan." Kata Laki-laki yang baru datang dengan tampang tidak senang. "sekelompok orang-orang wakil ketua Gao ini, sama sekali tidak ada hubungannya dengan yayasan Anyang di Wu-chang, dengan dasar apa menginginkan kami menyelidiknya? Apa lagi ciri ciri lima orang ini sangat sedikit sekali, kalau benar-benar bertemu kita juga tidak akan kenal, bagaimana menyelidikinya? Sungguh sungguh tidak ada kerjaan." "Apakah kau tadi pernah memeriksa buku daftar tamunya penginapan di kasir?" Tiba-tiba seorang laki-laki besar bertanya. "Tidak." Jawab laki-laki besar yang baru datang. "Sekarang karena sedang tidak ada kerjaan, coba kau pergi memeriksanya." Laki-laki besar itu memerintah. Laki-laki besar yang baru datang dengan sangat tidak senang mendorong kursi bangkit berdiri, keluar dari rumah makan. Ketika bertemu dengan kasir penginapan, dengan cerdiknya membaca catatan Fu Ke-wei yang ada di buku tamu. Buntalan Fu Ke-wei tidak dititipkan, laki-laki besar ini jadi tidak bisa memeriksa buntalan-nya. Setelah dua jam lewat, di penginapan Yue-lai telah bertambah empat orang pelayan asing. Ketika seorang laki-laki besar berjalan menuju pintu penginapan Yue-lai, lapangan parkir diluar penginapan, ada dua orang tukang tandu sedang duduk mengobrol. "Apakah kau kenal orang itu?" Tanya seorang laki-laki besar yang beralis tebal pelan pada temannya sambil menunjuk belakang laki-laki besar yang di depannya dengan mulutnya. "dia Tangan Setan Qin hao." Seorang tukang tandu lainnya juga dengan pelan menjawab. "ku dengar dia telah bergabung dengan organisasi lain, dan sangat diperhatikan. Orang ini sangat pintar dan cekatan, paling baik kita jangan bertemu muka dengan dia, orang ini adalah orang yang sangat sulit dihadapi." Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Betul tidak dari perkumpulan Cun-qiu?" "Tidak tahu." "Jika benar, seharusnya dia masih orang kita......" "Saudara Li, kau harus mengerti." Kata laki-laki besar beralis besar memperingati. "berdasarkan aturan Jiang-hu, bekerja untuk ketua benteng Xi, tidak ada hubungannya dengan perkumpulan Cun-qiu, kita tidak ingin berhubungan dengan penguasa yang mengandalkan banyak orang ini. Ketua benteng Xi sudah jelas menyatakan, dia bergabung dengan perkumpulan Cun-qiu hanya berdasarkan untung rugi yang bersifat sementara, jika kita memandang perkumpulan itu sebagai orang sendiri, selanjutnya aku jamin kita tidak akan bisa hidup tenang, tahu tidak?" "Tuan kita mengurusi masalah ketua benteng Xi, itu kan hanya melihat pada lima ribu liang perak?" Seorang tukang tandu lainnya tertawa dingin. "yang disebut aturan Jiang-hu, di dalam hatimu dan aku semua tahu bagaimana masalahnya. Jika sama-sama tahu berdiri di tempat yang sama, bukankah akan lebih mudah mengerjakannya. Ketua benteng Xi mengerti cara menggunakan siasat, mengapa kita tidak? Tuan seharusnya tahu masalah mereka kedua belah pihak, juga seharusnya memberitahukan keadaannya." "Tuan besar punya pendiriannya sendiri, kita hanya melaksanakan tugas yang di berikan pada kita, jangan urus yang masalah lainnya baik tidak? Diam...! Incaran kita sudah keluar." Dua orang itu dengan santai melangkah keluar dari penginapan, berjalan menuju utara. Seorang sastrawan setengah baya berbaju hijau berjalan di depan. Di sebelah kirinya ada sastrawan muda yang tampan. Dua tukang tandu itu saling memberi isyarat tangan, mengikuti dari belakang. Sastrawan setengah baya berbaju hijau sedang berjalan santai dengan sastrawa muda. Di jalanan orangnya sedikit sekali, ada setengah toko yang sudah tutup. "Mereka mengikuti kita." Kata sastrawan setengah baya dengan suara yang hanya orang di sisinya bisa mendengar. "ku duga, mereka sudah mengetahui jati dirimu, jadi begitu masuk penginapan sudah menguntit kita." "Tidak mungkin." Sastrawan muda berkata. "Aku sudah merubah penampilannya." "Masalahnya karena kau menyamar jadi laki-laki, susah lolos dari matanya seorang pakar." Sastrawan setengah baya berkata. "Jangan memandang lawan terlalu rendah, itu tidak akan ada gunanya." "Bi, kau malah memandang lawan terlalu tinggi." "Masa...? Setelah mengalami kecelakaan di Wu-chang, keberanian bibi semakin kecil, lebih baik aku memandang musuh sangat berat, tidak memandang musuh terlalu rendah daripada mengalami kembali kejadian yang sulit." Sastrawan setengah baya berkata lagi. "Ying-ying tingkahnya belum mantap, mengerjakan sesuatu dengan terburu-buru, maka dengan alasan kembali ke Chuan-xi mencari bantuan, dia kembali pulang ditemani oleh paman Yi-ming kau dan lainnya biasanya bersikap mantap dan kepala dingin, jangan sampai melakukan perbuatan bodoh!" "Maksud bibi adalah......" "Kata-kata sandiwara dari anak muda itu." Kata bibi Leng mengeluh perlahan. "saat di dalam ruang bawah tanah, bagaimana kau bisa menganggap serius? Kau tahu berapa banyak tentang dia? Dia membawa sekelompok pelayan laki-laki dan perempuan, menyembunyikan jati dirinya, berkelana di dunia persilatan, apa tujuan dia sebenarnya? Saat ini, dia kembali menyamarkan namanya menjadi Fu-xian, menyamar menjadi seorang pengelana datang ke Jiang-ning, siapa yang tahu dia akan melakukan kegiatan apa yang tidak bisa dilihat orang, aku khawatir......" "Dia dengan para pelayannya, pernah dua kali menolong kita, bibi tidak menyangkal itu kan?" Sastrawan muda itu balik bertanya. "Ini......" "Jika dia punya tujuan terselubung pada orang Jin-she-dong, buat apa di saat bahaya dia muncul menolong, malah bisa saja dengan alasan telah menolong minta balasan." Kata sastrawan muda dengan serius. "Pengalaman hidup bibi lebih banyak dari padaku, tapi pengalaman hidup di dunia persilatan tidak sebanyak aku. Aku menyamarkan wajah berkelana di dunia persilatan selama empat tahun, telah menjelajah setengah negeri, bertemu dengan bermacam-macam orang, melihat bermacam macam kelakukan orang-orang persilatan. Aku berani memastikan orang ini tidak berbahaya bagi Jin-she-dong. Penampilan luar yang dia tunjukan, hanya untuk menyembunyikan rahasia hatinya. Dari cara dia melihat wanita tapi tidak tergoda, dan juga menepati janji pada Mi-hun-tai-sui tidak mau membunuhnya, itu bisa diketahui dia adalah seorang laki-laki sejati yang sulit ditemukan di dunia." "Sebenarnya aku juga sudah tahu dia bukan orang jahat, tapi pandangan pamanmu berbeda, pamanmu merasa dia adalah pengelana yang licin susah di baca, hari itu di dalam ruang bawah tanah di gedung Wang-yue, tindakan dia di lihat orang hingga terpaksa berbuat demikian." Kata bibi Leng tertawa pahit. "Dia jika tidak bersandiwara seperti itu, mana bisa berhasil mengambil obat penawar racun? Mi-hun-tai-sui lebih pintar dari pada setan......" "Makanya kau mendukung bersandiwara dengan dia? Tidak tahu malu!" Maki bibi Leng sambil tertawa. "Sebenarnya aku sudah tidak termasuk orang Jin-she-dong, dan juga......" "Dan juga seorang janda. Aku pernah berkata dengan Ying-ying, dia paling suka janda, maka kau mengikuti kesukaan dia?" Bibi Leng tertawa memotong. "pamanmu demi masalah ini, sampai geregetun setengah harian lho!" "Aku......" "Saat bantuan kita belum tiba, kita diam diam menyelidiknya, lihat bocah ini sebenarnya mau apa?" Dua orang tukang tandu yang mengikuti dari belakang, tentu saja tidak bisa mendengar perbicaraan mereka. Jalan kecil itu menelusur pantai menjulur ke selatan, ini adalah jalan penghubung kampung di pantai, sedikit sekali orang luar berjalan disini, tempat yang dilalui semuanya tempat yang disebut tempat tertutup yang sepi. Kampung Lu-wan berada di dalam teluk sungai, adalah kampung nelayan kecil yang hanya di huni dua-tiga puluh keluarga. Di pantai barat tidak ada pelabuhannya, perahu nelayan semua ditambatkan di pantai, saat air pasang maka mengapunglah di atas air, kalau saat air surut, perahu harus ditarik masuk ke sungai dengan tenaga manusia. Di pantai tumbuh dengan lebat rumput ilalang lebih tinggi dari manusia. Tumbuh kerap seperti sabuk hijau, ke atas sampai ke kota Jiang-ning, ke bawah sampai ke Tai-ping tidak terputus-putus, satu pemandangan yang menakjubkan, juga telah membentuk tidak sedikit rawa yang tidak ada jejak manusia. Di tengah sungai juga sering terlihat pulau kecil, ada beberapa sudah menjadi pulau abadi, ada beberapa saat air pasang pulaunya menghilang, saat air surut muncul kembali, tempat ini adalah tempat peristirahatannya burung air, juga tempat sembunyinya para penjahat. Pulau pasir yang telah jadi abadi, tidak saja tumbuh rumput ilalang yang lebat, juga tumbuh pepohonan, bukan saja tempat bertelurnya burung air, juga tempat bergeraknya para penyelundup. Kadang-kadang patroli pemerintah dari kedua sisi pantai, naik ke pulau jecil itu melakukan pemeriksaan. Tapi, tidak pernah terdengar, berhasil menangkap penjahat. Alasannya mudah, sebelum perahu patroli yang mendarat di sebelah timur pulau, para penjahat sebelumnya sudah lari dulu dari sebelah barat pulau, sebaliknya juga sama, siapa pun tidak akan bisa berbuat apa apa terhadap tindakan ini. Perahu yang datang, semuanya jenis perahu cepat tipe kecil, setelah menepi di tarik ke darat di sembunyikan di dalam rumput ilalang, walau pun berjalan kedekatnya juga tidak akan menemukannya. Kampung Lu-wan adalah pos penghubung para penyelundup. Bermacam-macam, berbagai aliran, semua bisa keluar masuk di pantai sepanjang sepuluh li lebih, perahu cepat berbagai jenis semua bergerak di malam hari, di siang hari ditarik kedarat disembunyikan di dalam rumput ilalang tanpa bekas, siapa pun tidak mau mengurusi prilaku orang lain, masing-masing punya pelanggan sendiri, tidak saling menyerang. Tentu saja tidak terhindar, terjadi peristiwa berdarah. Tiga li di timur kampung, adalah jalan raya yang menuju Tai-ping. Ke utara bisa sampai ke Nan-jing, sangat mudah untuk berlalu lalang. Barang selundupan pengirimannya menggunakan jalan raya, dibacking oleh orang yang berkuasa, naga dan ular bercampur aduk, organisasinya cukup sempurna. Hari ini, setelah lewat tengah hari, di bawah sebuah pohon besar di timur laut kampung, dua orang laki-laki besar berjalan bolak-balik di tempat nya dengan tidak tenang, tampak gelisah. Salah satu laki-laki itu adalah Er-lang-shen (dewa putra kedua) Yang-jun, orang penting dari benteng Zhang-feng. "Perkumpulan Cun-qiu mengutus orang minta bertemu, sepertinya sikapnya tidak bersahabat." Kata laki-laki besar lainnya mengerutkan alis dan sedikit tidak tenang. "mereka juga tidak mengatakan alasannya, nadanya tampak keras apakah terjadi sesuatu? Saudara Yang apakah kau bisa menebaknya, apa kemauan mereka sebenarnya?" "Siapa yang tahu? Setelah bertemu nanti baru kita bisa tahu." Kata Er-lang-shen dengan garang. "sekarang ini pengaturan mereka sangat tidak perdulikan orang lain, segala sesuatunya tidak dirundingkan dulu dengan kita, kita seperti jadi pesuruh mereka saja, kita hanya bisa menuruti perintah mereka. Sialan... aku akan membawa orang ke Da-sheng-guan berkumpul dengan ketua benteng, tidak ingin tinggal disini lagi melihat wajah mereka." "Ketua benteng telah menyanggupi, akan mengurusi masalah mereka dulu." Kata laki-laki besar dengan putus asa sambil mengeluh. "kau membawa pergi orang, ketua benteng akan menyalahkanmu. Mereka akan menekan ketua benteng, dan menolak membantu ketua benteng mencari si anjing kecil marga Fu sebagai balasan." "Kau kira mereka benar-benar berniat menuruti perjanjian? Hmmm...!" Tidak jauh tampak dua bayangan orang mendatangi, mereka adalah Mi-hun-tai-sui dan Du-xin-lang-jun Ji Yu-lang. Mi-hun-tai-sui Huang-ji lukanya sudah sembuh, wajah yang dipukul oleh Fu Ke-wei hingga berubah bentuk juga sudah kembali ke asal, hanya saja semangatnya sedikit tidak bagus, sikap angkuhnya sudah tidak tampak lagi. Mimik wajah kedua orang ini kurang bersahabat, dengan langkah besar mereka mendekat, sepertinya amarahnya sedang tinggi. Er-lang-shen berdua sudah tahu kedudukan Mi-hun-tai-sui dua orang itu, yang satu adalah tamu terhormat, yang satu adalah ketua cabang, mereka orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi di perkumpulan Cun-qiu, mereka merasa diluar dugaan. Dengan kedudukannya Er-lang-shen, tingkatnya terlalu jauh, sungguh tidak pantas berhubungan dengan orang tua ini. "Tetua Huang datang sendiri kesini, aku merasa tersanjung." Kemarahan Er-lang-shen sudah hilang, ada perasaan terhormat, dengan hormat dia buru-buru menyapa. "aku adalah pimpinan di daerah Jiang-ning, menurut janji datang menunggu perintah, tapi tidak tahu......" "Dimana ketua benteng Xi?" Mi-hun-tai-sui tidak membalas hormat, dengan wajah ditekan dia bertanya. "Ketua benteng anda seharusnya berada di sekitar ini, mengutus orang penting untuk bekerja sama." "Ketua benteng kami ada di sekitar Da-sheng-guan, beliau bergerak bersama dengan wakil ketua Gao dari perkumpulan anda, seharusnya tetua tahu akan hal itu." Er-lang-shen jadi naik tidak senang, dia tidak bisa menerima penghinaan ini. "kedudukanku, tentu saja tidak bisa di bandingkan dengan tetua, tapi di benteng Zhangfeng, kedudukanku tidak rendah." "Baik, anggap saja kau orang kepercayaan ketua benteng Xi, apa kau bisa memutuskan?" "Menghadapi masalah yang mendadak, aku boleh berkuasa penuh memutuskannya." "Baik, apakah kau tahu peristiwa yang terjadi di Wu-chang?" "Ini......aku sembunyi di Huang-shi-gang menunggu perintah, peristiwa yang terjadi di kota, di beritahukan oleh ketua benteng sendiri." "Kalau begitu kau tidak bisa memutuskannya." Mi-hun-tai-sui sedikit pun tidak sungkan. "lebih baik kau beritahukan pada ketua benteng, suruh dia cepat bertemu dengan ketua perkumpulanku." "Kenapa?" Er-lang-shen tertegun, sudah merasakan ada yang tidak beres, mungkin sudah terjadi peristiwa besar yang tidak diduga. "Kenapa? Hm...! Wu-chang memberikan kabar, lima orang yang mendatangi yayasan Anyang di Wu-chang yang menyebut dirinya marga Wei, menyamar menjadi orang perkumpulan kami telah membuat keonaran, itu memang cara kebiasaan orang orang bentengmu menimpahkan kesalahan pada orang lain. Hm...! Hanya orang-orang benteng anda, yang tahu rahasianya yayasan An-yang." "Tetua harap jangan sembarangan menuduh orang......" "Tutup mulut!" Teriak Mi-hun-tai-sui marah. "orang-orang keluarga Guan pertama kali mendatangi taman Qing-feng untuk mengusir orang-orang perkumpulan kami, setelah tahu kekuatan musuh, pura-pura pergi meninggalkan taman Qing-feng. Lalu mengutus kekasih nona kedua Guan, kembali menyusup masuk ke taman Qing-feng menghinaku, merampas orang-orangnya Jin-she-dong yang dijadikan sandera oleh perkumpulanku, jelas itu juga atas usulannya ketua benteng anda. Walau masalahnya telah lalu, tidak perlu diusut kembali, tapi masalah menyerang perkumpulan kami adalah hal yang sangat serius, perkumpulan kami mana bisa membiarkan begitu saja? Ketulusan kalian untuk bekerja sama jelas ada tujuan lain, tidak bisa dipercaya." "Sembarangan bicara." Er-lang-shen tidak mau mengalah lagi, dia berteriak marah. "Kau sudah melihat setan yaa, ketua benteng kami begitu mendengar wakil ketua Gao dari perkumpulan anda mendadak tiba di Wu-chang, buru-buru meninggalkan tempat, untuk menghindar, buat apa menimpahkan kesalahan pada orang lain? Tuan, lebih baik bawa barang bukti yang kongkrit baru mencari ketua benteng kami, silahkan buktinya kalian cari sendiri, pamit." "Berhenti!" Mi-hun-tai-sui berteriak menghentikan Er-lang-shen yang membalikan tubuh ingin pergi, sambil tertawa dingin membentak. "Ketua bentengmu sama sekali tidak ada di Da-sheng-guan, tadi seharusnya dia dengan wakil ketua Gao, di temani oleh ketua setempat, memimpin di Da-sheng-gang, menunggu laporan dari teman-teman diperairan. Tapi dia pagi ini membawa orang, diam-diam sudah pergi, sampai sekarang masih tidak tahu keberadaannya, aku kira dia sudah sampai di daerah ini! Kau adalah kepercayaan dia, seharusnya tahu dimana dia, paling baik kau bawa aku temui dia, jika tidak......" "Jika tidak, kau akan memakan aku?" Er-lang-shen berkata sambil menggigit gigi. "Bila perlu, aku akan melakukannya." Mi-hun-tai-sui tertawa keji, maju mendesak. Orang yang bersatu dengan tujuan untung rugi, akhirnya akan berpisah karena perselisihan untung rugi. Kedua belah pihak yang merasa diri kuat ini, di muka bersepakat bekerja sama, sebenarnya masing-masing mempunyai siasat, masing-masing mencari keuntungan sendiri, jadi masing-masing bertindak sendiri-sendiri, kau berbohong aku menipu, jika di dalam siasat jika terjadi perselisihan maka wajah asli masing-masing baru kelihatan. Mendadak amarah Er-lang-shen membara, tapi bagaimana pun di dalam hatinya masih ada perasaan takut, dia meloncat miring satu zhang lebih, merebut posisi angin dan mencabut pedangnya. Puder Xiao-yao Mi-hun-tai-sui, keampuhan-nya menakutkan orang, merebut posisi angin adalah cara bagus untuk melindungi diri, racun yang menyebar mengikuti angin, tidak mungkin melukai orang yang berada diatas angin. "Majulah! racunmu yang hina ini, hanya segitu saja." Er-lang-shen mengangkat tangan kiri, di ujung jarinya tampak satu sinar dingin. "kau menggunakan racun, aku gunakan senjata gelap, kedua belah pihak bertaruh nyawa, kalah menang masih belum tahu. Aku berani bertaruh nyawa denganmu, cuma takut kau tidak bisa menerima kekalahan." Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Senjata gelapmu hanya untuk menggaruk gatalku juga masih belum pantas." Mi-hun-tai-sui dengan sombongnya menggetarkan lengan baju, siap menerjang. Dari kejauhan terdengar satu teriakan, seorang laki-laki besar datang dengan terburu buru. "Lapor pada tuan tamu, ada laporan kilat." Laki-laki besar sambil terengah-engah berlari sambil berteriak. "segera." Mi-hun-tai-sui mundur ketempat semula. Er-lang-shen pada temannya memberi aba aba, cepat-cepat mengundurkan diri. "Laporan kilat apa?" Mi-hun-tai-sui buru buru tanya. "Dari kota mengantarkan laporan kilat, telah menemukan seseorang yang mencurigakan." Laki-laki besar sambil terengah-engah buru-buru melapor. "Brengsek! Seorang yang mencurigakan, itu bisa dianggap laporan kilat?" Kata Mi-hun-tai-sui dengan marah. "Setiap hari juga bisa menemukan ratusan orang yang mencurigakan, mungkin kalian akan mati karena gelisah." "Orang itu marga Fu, dipanggil Fu-qi." Kata laki-laki besar cepat-cepat. "Fu-qi, lalu apanya yang mencurigakan?" "Orang yang menghancurkan benteng Zhang-feng namanya Fu-jiu, Qi dan Jiu adalah angka ganjil." "Di dunia ini orang yang bermarga Fu banyak sekali! Apa perlu mengkhawatirkan keselamatan ketua benteng Xi?" "Yang ini paling mencurigakan, jika benar-benar adalah orang ini, dia bukan saja mempunyai harta benda jutaan dari ketua benteng Xi, juga ada ratusan ribu perak, teman-teman sealiran, siapa yang tidak ingin mencari dia minta bagian? Orang di kota telah mengutus orang melapor pada ketua perkumpulan, berharap orang-orang disini sementara meninggalkan dulu pencarian para wanita Jin-she-dong, segera ke kota membantu, supaya tidak di rebut dulu oleh orang yang serakah, lebih-lebih harus mewaspadai ketua benteng Xi......" "Aduh..! kalau begitu hayo jalan!" Mi-hun-tai-sui sekali loncat sejauh dua zhang, sekali bilang jalan langsung jalan. Fu-jiu telah mengosongkan gudang pusaka bawah tanah benteng Zhang-feng, jumlahnya lebih dari jutaan. Selain itu gosip di Jiang-hu dari Sepasang Cantik Jiang-nan, dia merampas ratusan ribu harta rampokannya. Satu liang perak saja mungkin babak belur memperebutkannya, apalagi uang jutaan liang perak, cukup menimbulkan satu peperangan. Ketua benteng Xi sedang menebarkan besar-besaran uangnya, dengan uang banyak menyewa orang-orang persilatan untuk mencari keberadaan Fu-jiu, tinggi hadiahnya mengejutkan orang dan sudah menjadi sasaran para orang serakah. Hampir seluruh orang persilatan yang bermarga Fu, akhir-akhir ini tidak berani terang terangan mengenalkan dirinya, supaya tidak mendapat kecelakaan yang tidak diinginkan. Manusia mati karena harta, burung mati karena makanan. Orang-orang yang bekerja untuk ketua benteng Xi, kebanyakan bekerja demi uangnya. Perkumpulan Cun-qiu bekerja sama dengan ketua benteng Xi, alasan dipermukaannya sangat bagus, di dalam tulangnya tetap demi ratusan ribu liang perak itu. Tentu saja, jika bisa mendapatkan pusaka jutaan perak yang tadinya milik ketua benteng Xi, itu lebih bagus lagi. Ingin mendapatkan harta jutaan perak itu, maka jangan sampai diketahui oleh ketua benteng Xi, lebih-lebih harus bertindak lebih dulu jangan sampai ketinggalan, mendapatkan orangnya terlebih dulu, maka keadaannya sudah pasti! Makanya orang-orang perkumpulan Cun-qiu tidak memandang ketua benteng Xi dan anaknya sebagai orang sendiri, ada banyak hal dilakukan dengan diam-diam, tidak diketahui oleh ketua benteng Xi. Di pelabuhan di Da-sheng-guan, di sebuah gudang kosong, Yu-shu-xiu-shi menemui orang yang membawa laporan yang diutus dari kota Jiang-ning. Gudang adalah pos pusat komando sementara perkumpulan Cun-qiu, setelah membaca laporan yang telah dijaga ketat, Yu-shu-xiu-shi tidak seratus persen percaya, reaksinya tidak sehebat Mi-hun-tai-sui, dia tidak segera melakukan tindakan. "Pemimpin, harap cepat memutuskan.'' Seorang setengah baya melihat kecurigaan dia, dipinggir mendesak. "Tidak bisa karena satu orang yang mencurigakan, lalu buru buru ke kota Jiang-ning membuktikannya." Alasan yang dia ajukan cukup beralasan. "Jika saat ini dari Nan-jing juga melaporkan hal yang sama, bukankah aku harus membagi orang untuk mengurusnya? Kecuali sudah pasti orangnya adalah si anjing kecil Fu, aku tidak ingin orang-orang disini keluar." "Pemimpin......" "Jika salah, bukankah kedua tempat ini akan mengacaukan tindakan selanjutnya?" Di ruang kamar seberang melangkah keluar Liu Fei-yan, dia menyamar seperti seorang wanita kampung yang mirip sekali. "Biarku bawa beberapa orang pergi menyelidiknya." Kata Liu Fei-yan, jelas dia telah mendengar laporannya. "aku kenal dia, sekali melihat aku bisa tahu benar atau salah." Dari rak kosong tidak jauh dari sana, berdiri menyander seorang setengah baya yang wajahnya dingin seperti setan. "Wakil ketua Gao pasti tidak mau pergi, dia ingin menunggu laporan dari orang-orang di perairan, dia tidak mau gagal, dia percaya tidak lama lagi pasti ada laporan orang-orang Jin-she-dong, hati dia seluruhnya sudah ditaruh diatas tubuh kakak beradik dari Jin-she-dong itu." Kata orang setengah baya dingin, perkataannya mengandung sindiran. "nona Liu, kau pergilah! Walau benar si anjing kecil Fu itu muncul, dia juga tidak akan mau pergi." "Ketua cabang Liu, mengapa kau berkata begitu?" Darah Daging Karya Kho Ping Hoo Seruling Samber Nyawa Karya Chin Yung Mustika Gaib Karya Buyung Hok