Ceritasilat Novel Online

Pengelana Rimba Persilatan 9


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 9


Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi   "Kalian berdua baik-baiklah dijalan."   Fu Ke-wei dengan keras berteriak.   Dua orang ini mana bisa baik-baik dijalan? Pelayan itu sudah tahu kerepotan akan datang, para tamu makan juga telah pergi menyelamatkan diri.   Masakan dan arak telah di antar, seluruh ruang makan loteng hanya tinggal Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen yang menjadi tamu makan, pelayannya juga hanya ada dua orang.   Beberapa saat kemudian, tangga loteng berbunyi keras, datanglah tujuh laki-laki besar yang tinggi dan yang pendek.   Orang yang memimpinnya, adalah orang keluarga Huang di perbatasan utara sungai Shi-zi Huang-jit-ye, Huang Yung-sheng, berusia lima puluh tahun lebih, tubuhnya besar seperti beruang, dipinggangnya ada satu Kail Kepala Macan.   Fu Ke-wei berdiri sambil tersenyum, mengangguk, menyapa.   "He he! Inikah Huang-jit-ye?"   Lagak Fu Ke-wei santai tapi ada sedikit angkuh.   "aku tadi mengira Huang-jit-ye hanya membawa dua saudara saja, tidak di duga datang sampai tujuh orang. Pelayan, cepat satukan meja dan tambahkan sumpit dan mangkuknya."   Setelah meja disatukan, Ouw Yu-zhen bangkit berdiri di samping kiri Fu Ke-wei.   Lima orang itu duduk, dua orang lagi berdiri dibelakangnya Fu Ke-wei, berdiri di sebelah kiri dan kanan.   Wajah Huang-jit-ye penuh amarah, dia duduk di seberangnya, sepasang matanya yang aneh seperti api membara, menatap tajam pada Fu Ke-wei yang duduk dengan tenangnya sambil tersenyum.   "Aku Huang Yung-sheng."   Suara Huang Yung-sheng seperti guntur.   "kemarin malam betulkah anda yang datang ke rumahku meninggalkan surat memanggil aku?"   "Betul."   "Anda mengundang aku kesini ingin membicarakan apa? Aku tidak kenal kau..."   "Kau tidak kenal aku, tapi aku kenal kau. Kau adalah Dewa Kail Cakar Elang Huang Yung-sheng, Huang-jit-ye."   "Jangan banyak omong kosong! Kau ingin bicarakan apa? Jika mungkin, aku akan mengabulkannya."   "Aku mengundang kau datang, ibarat pesta tidak ada pesta yang baik, pertemuan tidak ada pertemuan yang baik."   "Puuh! Aku berjuang di dunia persilatan sudah dua puluh tahun lebih, gelombang sebesar apa yang belum pernah aku alami? Walau pestamu ini adalah pesta penguasa, aku juga akan datang, bukankah sekarang sudah datang?"   "Terima kasih atas kemurahan hatimu, aku merasa sangat terhormat."   "Aku menunggu kau mengatakannya."   "Baik, aku lebih baik menurut dari pada menghormat. Anda belajar silat di perguruan Biksu Kepala Besi di Liu An-zhou, marga Biksu Kepala Besi adalah Bai, dia punya seorang keponakan bernama Bai Ru-lian, juga adalah adik seperguruanmu. Beberapa tahun lalu Biksu Kepala Besi mendadak mati di kuil Bai-yun di kota Jia-yu, tahun lalu adik seperguruanmu bersama dengan Sepasang Hebat Jiang-nan malam-malam merampok sembilan keluarga kaya di Jiang-ning dan berhasil merampok puluhan ribu liang perak, kemudian menghilang, di dunia persilatan tidak menampakan lagi jejaknya Tiga Wanita Iblis. Adik seperguruanmu berjuluk Yun-sang-nie (Wanita Baju Awan), menurut kabar dia pintar menyamar, dia dengan kau......"   "Tutup mulut! Aku tidak mau dengar omong kosongmu."   Huang-jit-ye menepuk meja berteriak marah.   "Kenapa kau begini terburu-buru? Aku tidak akan membicarakan masalah kotor kalian, asal kau beritahu aku di mana dia berada, kita baik-baik saja......"   "Kau ini makhluk apa?"   Huang-jit-ye berteriak marah, dan bangkit berdiri. Tujuh orang sebelumnya seperti sudah direncanakan, berdiri mengepung.   "Anda tidak ingin membicarakannya dengan baik-baik, kalau begitu tidak ada yang bisa dibicarakan lagi."   Fu Ke-wei juga bangkit berdiri, wajahnya ditekan.   "di tempat umum tidak baik membuat keonaran, besok tepat tengah hari, aku tunggu kau di depan kuil Tai-hang, di lereng selatan gunung Bo-gu, jika lewat waktu tidak akan ditunggu."   Habis bicara, dia dengan langkah pelan jalan ke tangga, Ouw Yu-zhen mengikuti di belakang sebelah kiri.   Di depan ada seorang laki-laki besar setengah baya menghadang jalannya, sepasang tangannya pelan-pelan diangkat.   "Lebih baik tenagamu digunakan besok."   Wajah Fu Ke-wei sangat dingin sekali.   "jika perlu, aku tidak akan takut menggemparkan khalayak ramai, di keramaian membunuh orang, minggir!"   Bentakan suara minggir tidaklah keras, tapi ada kekuatannya menakutkan orang, pria besar itu mendadak gemetar dingin, dengan terkejut dia memberi jalan.   Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen dengan kepala terangkat melewatinya.   Seorang laki-laki setengah baya berwajah kuning yang berada di belakang Huang-jit-ye, diam-diam mengayunkan tangan kanannya ke-depan, seberkas sinar hijau terbang melayang menuju punggungnya Fu Ke-wei.   Fu Ke-wei sepertinya tidak merasakan, dia tetap melangkah dengan tenang.   Ouw Yu-zhen yang berjalan di sebelah kiri belakang dia, melangkah setengah langkah ke kanan, lengan bajunya dengan enteng dikibaskan, sinar hijau itu mendadak menghilang.   Kedua orang itu tidak memalingkan kepalanya, juga tidak berhenti, dengan santai turun kebawah.   Laki-laki setengah baya yang berwajah kuning tertegun, akhirnya menghirup hawa dingin berkata.   "Mungkinkah? Seranganku bisa gagal?"   "Adik ketiga, bukan saja kau gagal, Jara Pelebur Darah mu juga diambil wanita itu."   Kata Huang-jit-ye, wajahnya sangat tidak tenang.   "jika kita tidak bisa segera mengetahui asal usulnya juga tidak tahu ada berapa banyak pembantu dia, mungkin kita akan kalah. Ayo jalan! Mari kita pergi ke taman Tai-hang merundingkannya, bila perlu......"   Tanggal tiga di awal musim panas, di pekarangan timur penginapan tua Shang-dang yang terletak di sebelah timur rumah putra raja Shen.   Karena dekat dengan rumah putra raja, keamanannya sangat terjaga, penduduk disekitar-nya juga jadi aman, tidak ada orang yang berani membuat onar disekitar ini.   Sehingga, penginapan tua Shang-dang menjadi salah satu penginapan mewah di daerah ini.   Pekarangan timur di penginapan itu luas sekali, selain dihiasi oleh beberapa pot bunga, di tanam juga dua pohon tua Mei, ada beberapa kursi meja dari batu untuk istirahat tamu, di depan dan di belakang dua jalan dinyalakan dua buah lentera.   Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen adalah satu satunya tamu penginapan yang belum tidur.   Kedua orang itu sambil mendinginkan tubuh sambil mengobrol.   Di atas meja batu ada satu teko teh dengan dua buah cangkir teh, di sisinya ditaruh satu kipas tilap yang terbuka, diatas kipas ada gambar tiruan Tang He-hu.   Tentu saja bukan gambar asli Tang Be-hu, Tang Be-hu sudah mati dua ratus tahun lebih.   Kipas seperti ini dibuat di daerah Su-hang, di Jiang-nan, adalah kipas bambu yang sangat biasa, dengan uang sepuluh sen lebih bisa membeli satu kipas, di Shan-xi tentu saja tidak seharga itu.   Angin kecil bertiup, dua bayangan hitam terbang dari atas tembok benteng, mendadak muncul disisi meja mereka.   Dua orang ini tetap duduk tenang seperti semula, terhadap dua bayangan orang yang terbang datang dengan ganasnya, sedikit pun tidak memperdulikan, sedikit pun tidak ada gerakan untuk mempertahankan diri.   Dua bayangan hitam itu memakai baju malam, di punggungnya ada pedang panjang, dua pasang matanya bersinar aneh, tidak seperti mata manusia malah seperti mata hewan yang dapat melihat di kegelapan, sangat menakutkan orang.   "Duduklah!"   Fu Ke-wei menunjuk pada dua kursi lainnya.   "kalian datang kesini kan bukan untuk berdiri saja.   "Siapa nama dan marga anda?"   Kata Fu Ke-wei dengan nada dalam.   "Aku Hou-yen, dia adalah temanku, marga Tang, namanya Nan."   "Ooo! Ternyata adalah kepala ruang Zhong-yi dari perkampungan Tian-wang, Kera Tangan Besi, saudara Hou dan Tie-fo (Budha besi) komandan Tang, maaf-maaf.   Aku marga Fu, namaku di urutan ketiga, karena namaku diambil dari urutan angka, anda berdua panggil saja aku Fu-shan, he he he! Silahkan duduk."   "Kalau nona ini siapa...? Katanya jurus Tangan Gadis Memetik Bintang dia sangat hebat, pastinya dia adalah Gadis Giok nona Ling yang ternama di dunia persilatan itu!"   "Kau salah lihat, tuan!"   Ouw Yu-zhen tertawa.   "Aku hanyalah seorang pelayan wanita, budak yang mengikuti marga tuannya, kau panggil saja aku Fu-zhen!"   "Aku datang kemari tidak untuk berkelakar."   Wajah Hou-yen tampak tidak senang.   "anggap saja kalian ini marga Fu. Fu-shan, kau sengaja .datang ke Lu-an ini, apa ingin pamer?"   "Iii...! Kata-katamu ini aneh."   Wajah Ouw Yu-zhen yang elok tampak menonjol.   "kalau kami datang ke Lu-an untuk pamer, apa hubungannya dengan perkampungan Tian-wang anda? Apakah Lu-an adalah daerah rampokan kalian? Apakah aku lewat Lu-an akan merampok? Disini apa yang pantas untuk dipamerkan?"   "Kau......"   Hou-yen tidak bisa menjawab.   "Aku berani bertaruh jika perkampungan anda pasti ada hubungannya dengan Huang Yung-sheng, jika tidak, maka aku akan membawa kalian kerumah putra raja, menjelaskan pada pengawal, aku jamin bisa mendapatkan hadiah uang dua atau tiga ratus liang perak, kau percaya tidak?"   Hou-yen tidak bisa bicara, kemarahannya tambah memuncak.   "Rumah putra raja dekat sekali, jika anda merasa tidak repot......"   Hou-yen tidak bisa menahan amarahnya lagi, dengan menggigit gigi dia mengulurkan tangan mencengkram.   Tapi dia malah celaka sendiri! Tangan yang sekeras besi itu sebaliknya ditangkap Fu Ke-wei dan ditekan ke atas meja batu, di lanjutkan dengan suara tamparan keras pada kepalanya, kecepatan pukulannya seperti kilat, Hou-yen bukan saja tidak bisa meronta, mengeluarkan suara jeritan juga tidak keburu.   Tie-fo (Budha Besi) Tang-nan sangat terkejut, segera dia mencoba mencabut pedangnya.   Pedang dia biasa selipkan dipunggungnya, memang tidak begitu mudah mencabutnya, keuntungannya adalah tidak mengganggu gerakan, tapi kerugiannya buat lengan yang kurang panjang, tidak gampang mencabutnya, tidak semudah dan tidak selincah jika diselipkan di pinggang.   Sehingga baru saja tangannya mengenai gagang pedang "Paak!"   Tiba-tiba sebuah teko teh pecah di atas bahu kanan Tang-nan, air teh panas segera membasahi wajahnya, sungguh sangat sakit sekali, lengan kanannya terasa mati rasa, kehilangan tenaga untuk mencabut pedang.   Fu Ke-wei melepaskan Hou-yen, dia meloncat melewati meja batu, tangan dan kakinya menyerang, pukulannya seperti angin ribut, sepasang kakinya menendang dada dan perut lawan, telapak dan tinju mendarat di dasar leher, sepasang bahu dan telinga jadi naik turun, suara daging terkena pukulan tidak terhitung banyaknya.   Begitu sepasang kaki Fu Ke-wei menyentuh tanah, Tang-nan sudah roboh.   "Aku tidak percaya kau benar Budha yang terbuat dari besi."   Fu Ke-wei menepuk-nepuk tangannya.   "Hawa murnimu masih belum mencapai tingkat keenam, mana bisa disebut Tie-fo? Berdirilah, aku ingin memberi beberapa pukulan lagi untuk melemaskan otot dan tulangmu, coba lihat apa tenaga dalammu sudah berhasil dilatih belum."   Tang-nan merintih dan meronta, ingin berdiri tapi tenaganya tidak bisa dikerahkan, beberapa kali dia mencoba mengangkat tubuhnya ke atas, tapi kembali jatuh, langit seperti berputar tanah terasa gelap, dia meronta sulit berdiri.   Hou-yen yang ilmu silatnya lebih tinggi, sudah lebih dulu terkapar pingsan diatas meja batu.   Akhirnya Tang-nan dengan susah payah bisa berdiri, meski masih bergoyang-goyang.   "Kau...kau bagus...bagus pukulannya......"   Tang-nan berkata dengan kacau, lidahnya seperti membesar satu kali lipat, suaranya tidak jelas.   "Aku sedang berpikir, apakah akan mengantarkan kalian ke rumah raja Shen."   Fu Ke-wei menepuk kipas lipat di tangan berkata pada diri sendiri.   "terhadap kalian kepala perampok, para pengawal pasti akan senang sekali, dijamin pasti akan mendapatkan hadiah dua tiga ratus liang perak, uang ini paling sedikit bisa dipakai hidup senang selama duatahun tanpa bekerja..."   Tang-nan mengeluarkan teriakan seperti binatang marah, dengan jurus Naga Awan Menampakan Cakar dia menyerang.   "Paak paak paak......"   Kipas tilap malah menerjang seperti kilat, Tang-nan terkena lagi enam kali pukulan.   Buum...   terdengar satu suara keras, untuk kedua kalinya dia roboh lagi, Fu Ke-wei dengan santai menyelipkan kipas lipat ke pinggangnya.   "Aku ingin mencabut satu persatu dua ratus lebih tulang di seluruh tubuhmu, karena kau tidak tahu diri."   Fu Ke-wei dengan nada dalam berkata.   "berdiri, kali aku akan menghancurkan tulangmu."   "Tuan awas......"   Ouw Yu-zhen yang di samping mengawasi, berteriak cepat.   Sebuah bayangan hitam seperti kilat datang mendekat, dalam sekejap sudah mendekat kurang dari satu zhang, seperti bayangan setan saja, kehebatan ilmu meringankan tubuhnya sangat menakutkan, angin yang membawa bau harum menerpa hidung.   Kedua belah pihak tanpa pikir saling menyerang, mendekatnya sangat cepat.   "Buug paak paak......"   Suara beradu pukulan terdengar, kedua belah pihak masing-masing menyerang, setelah lewat lima-enam jurus, hanya terlihat berseliweran kepalan dan telapak, suara suitan angin kencang terdengar bertubi-tubi, tubuh dengan cepat berputar, berpindah tempat, membuat pertarungan berjalan seimbang.   Terdengar satu teriakan dingin, Fu Ke-wei sudah tidak sabar, dia menambah tenaganya, sebelah telapaknya mengenai bawah iga lawannya, bayangan kedua orang itu pun segera berpisah.   Bayangan hitam melayang satu zhang lebih, sepasang kaki menyentuh tanah lalu mundur lagi tiga langkah baru bisa berdiri tetap.   "Iii! Hebat sekali jurus telapakmu."   Kata lawannya, nadanya terasa tidak mantap, tapi sangat merdu.   "kau ini......"   Ternyata yang berkata adalah seorang gadis muda berbaju ringkas, tangan kanannya tadi menekan iga kanannya, dengan pelan mengurutnya, pukulan tadi mungkin tidak ringan.   "Ih...! Kau bukan Yun-sang-nie (Wanita Baju Awan), kau terlalu muda."   Fu Ke-wei juga merasa terkejut.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "kaulah orang pertama yang bisa memukulku satu kali, dalam delapan belas jurus Telapak Hujan Memukul Teratai, yang bisa selamat mengundurkan diri."   "Kau juga bukan penjahat yang melarikan diri itu."   Kata gadis itu dengan menatap tidak mengerti.   "Penjahat apa? Aku adalah tamu yang menginap disini."   "Tapi, penjahat itu benar melarikan diri kesini lalu menghilang, aku telah melihat dengan jelas wajahnya.   Tapi, kenapa kau menyerang begitu cepat?"   "Ooo! Nona, bukankah kau yang lebih dulu menyerang? Aku sudah berkelana di dunia persilatan bertahun-tahun, baru pertama kali bertemu dengan nona yang punya ilmu meringankan tubuh yang begitu hebat.   Kelihatannya, kita telah salah paham, maaf!"   Si nona yang dipuji, wajahnya menjadi merah, dia menunjuk pada Tang-nan yang sedang susah berdiri.   "Dua orang ini kenapa? Apa kalian sedang bertarung?"   "Mereka dua orang perampok dari gunung Tai Thang-shan, aku sedang menghukum mereka."   Tang-nan berdiri sambil bergoyang-goyang, ingin maju menyerang lagi.   "Saudara ini namanya Tang-nan, julukannya Tie-fo.   ilmu baju besinya dinamakan Tie-fo (Budha Besi), dia mengira telah berhasil melatih Budha Besi pelindung badan, makanya aku akan menghancurkan ilmunya, jika beberapa kali lagi dipukul tentu ilmunya akan pecah."   Fu ke-wei sambil bicara, sambil mendesak kearah Tany, nun "Antar saja mereka ke kantor polisi."   Kata si nona.   "berani sekali mereka membuat onar di perumahan pemerintah, jangan dibiarkan."   Tang-nan gemetar tidak kedinginan, tidak sadar dia melangkah mundur.   "Aku tidak......tidak mau urus lagi masalah kau dengan Huang-jit-ye."   Tang-nan akhirnya mengaku kalah.   "aku belajar silat kurang rajin, aku tidak menyalahkanmu."   "Bagus sekali. Tolong bawa pergi juga Hou yen, beritahu dia, di kemudian hari jangan mendekati aku, supaya tidak merepotkanku mematahkan lengan besinya."   Tang-nan tidak berani banyak bicara lagi, dia menggendong Hou-yen, lari terbirit-birit.   "Saudara sangat berbesar hati."   Si gadis tersenyum pada Fu Ke-wei, di pipi kirinya tampak satu legok tawa yang dalam.   "aku dengar para perampok gunung Tai-hang galak-galak, Tang-nan berani mengaku kalah, jarang bisa terjadi ini!"   "Dia cukup pintar."   Katanya.   "bila benar-benar dia diantarkan kekantor polisi dia akan dihukum penggal, bagaimana pun itu bukanlah hal yang menggembirakan. Nona masalah kau mengejar orang bagaimana kejadiannya?"   "Biarlah, hanya seorang perampok. Aku lewat di Ze-zhou ketika bertemu dengan seorang perampok sedang merampok kereta, dan membunuh dua orang, dia sudah dua hari dikejar olehku. Malam ini aku pastikan dia akan lari masuk kekota dan bersembunyi, aku menunggu di atas benteng gerbang selatan, benar saja dapat melihat dia, sayang jaraknya ada sejauh seratus langkah lebih, sehingga dia bisa lari sampai kemari dan lolos."   "Siapa orang itu?"   "Tidak tahu, mana dia berani memberi tahu namanya!"   "Ilmu meringankan tubuh nona sangat hebat, dia masih bisa meloloskan diri, orang ini pasti bukan orang yang tidak punya nama. Nona menginap dimana?"   "Penginapan Zhang-zhi di gerbang selatan."   "Siapa nama nona? Aku marga Fu."   "Margaku Peng. Saudara Fu dengan temanmu apa bukan orang sini?"   Si gadis sambil bicara sambil melirik pada Ouw Yu-zhen.   "Bukan, aku dengan temanku pengelana, orang yang menganggap dunia adalah rumah.   Ooo! Nona tadi terbang meloncat tembok pekarangan dan kaki tidak menyentuh tembok, setelah sebelah kaki menyentuh tanah segera meloncat ke atas, tubuhnya mengecil mengurangi tekanan angin, satu loncatan bisa sejauh tiga zhang lebih, gerakan ini aku sangat hafal......"   Kata Ouw Yu-zhen.   "Tuan, itulah gerakan Meteor Meluncur di Langit, nona ini mungkin ada hubungan dengan keluarga Jie di Zhong-zhou, Tian-wai-liu-xing (Meteor Luar Angkasa) pendekar besar Jie."   "Tian-wai-liu-xing adalah suami bibiku, kakak ini sungguh tajam matanya, tolong tanya..."   "Aku juga marga Fu, pelayannya."   Kata Ouw Yu-zhen tertawa.   "Betul, ilmu meringankan tubuh nona begitu hebat, ternyata ada hubungannya dengan pendekar besar Jie......"   Kata Fu Ke-wei tertawa.   "Saudara Fu kenal dengan suami bibiku?"   "Aku sudah lama mengaguminya, sayang belum pernah bertemu."   Kata Fu Ke-wei.   "jujur saja, antara aku dengan suami bibimu ada perbedaan pendapat, tapi aku menghormati dia."   "Beda pendapat, kenapa?"   "Pendekar besar Jie orangnya polos, kecuali terpaksa, tidak mau terlibat dalam masalah, setelah usianya setengah baya, dia jarang keluar rumah, dan menempuh hidup tenang. Di daerahnya menjadi seorang yang baik, hanya mendamaikan masalah yang kecil-kecil saja."   Wajah Fu Ke-wei tampak sedikit tenang.   "dan aku yang muda, bersifat bebas tidak terkendali, tidak memperdulikan masalah kecil, arak, wanita, harta, tidak merusak kehormatan, berkelana di dunia persilatan demi masyarakat, mencegah orang melanggar aturan dunia persilatan, selama banyak tahun lebih banyak merusak dari pada mengharumkan nama, sampai aku sendiri juga tidak tahu apa. yang telah kulakukan, entah benar menurut hukum alam, hukum negara, hubungan manusia. Makanya... menurut pendapat, pendekar besar Jie tidak akan suka pada orang sepertiku."   "Aduh! Kalau begitu aku sudah tahu siapa kau ini."   Nona Peng teriak gembira.   "kau adalah orang yang di dunia persilatan paling misterius..."   "Aku apa pun bukan, aku adalah Fu Shan, hanyalah seorang pengangguran pengelana Dunia persilatan."   Fu Ke-wei memotong pembicaraan dia.   "Nona Peng, kau datang dari Zhong-zhou? Apa datang seorang diri?"   "Ini......"   "Mmm! Diam-diam keluar rumah, berkelana di dunia persilatan, betulkan? Ha ha! Hati-hati suami bibimu memukul patah kakimu."   "Sembarangan ngomong!"   Kata nona Peng genit, dia melihat sekali dengan mata putihnya, tingkahnya sangat menarik hati.   "aku sedang mengejar kakak Pei, dia dengan pendeta wanita Fou Yun berkunjung ke gunung Wu Tai."   "Ooo! Walet Gelombang Awan Pei Pei-yin? Kau membanggakan dia betul tidak? Dia turun gunung sudah lima tahun, namanya termasuk dalam tujuh wanita hebat di dunia persilatan, hatimu tentu tergerak. Terus terang saja, jika kau juga turun gunung, pasti tidak akan kalah olehnya, masalahnya kau harus bisa menghadapi bahaya yang tidak kecil, perbandingan sukses tidaknya adalah satu banding seratus, apakah kau ingin tanya pendapatku?"   "Menurutmu?"   "Cepat pulang."   Katanya dengan pasti.   "Kau......"   "Dunia persilatan adalah tempat setan, sulit untuk sukses, apalagi kalau kalah, sangat menyedihkan, buat apa? Ini adalah nasihatku.   Malam sudah larut, nona sudah harus kembali ke penginapan beristirahat.   Pendeta wanita Fou-yun dan Walet Gelombang Awan sudah lewat empat hari lalu, mungkin sudah bersembahyang di gunung Wu-tai! Sudah tidak dapat terkejar, selamat malam, nona." 'Hmm..! Orang ini memang aneh.' Kata nona Peng seperti berbicara sendiri, dia melihat Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berjalan menuju ke kamar.   Kuil gunung Tai-hang hanyalah sebuah kuil kecil yang tidak ada orang mengurus tempatnya, kampung terdekatnya ada sejauh lima li, satu bangunan kecil, ruangannya tidak dapat menampung Sepuluh orang, tapi di depan kuil tumbuh lima pohon besar cemara putih, seperti lima raksasa berdiri di puncak bukit, dalam jarak lima enam li sudah bisa terlihat.   Mengenai cerita setan, di sini banyak dan seram sekali, walau di siang hari, tetap bisa membuat orang ngeri dan tubuh terasa tidak enak, malam hari lebih-lebih bisa memukul mati orang, tidak ada orang yang berani mendekat, malah binatang liarnya banyak sekali.   Masuk tengah hari, Fu Ke-wei seorang diri muncul di depan kuil, dia berbaju ringkas biru, dengan pedang diselipkan di pinggang.   Dia seperti telah berganti orang, penampilan dulu yang tampan, santai, seperti pohon anggrek sudah menghilang tidak berbekas, berganti dengan penampilan yang pemberani, anggun, lapang dada, mata bersinar, sorot mata dingin, seluruh tubuhnya mengeluarkan hawa berbahaya, seperti seekor harimau yang mencium bau mangsanya.   Sorot matanya yang tajam, dengan waspada meneliti setiap tempat yang dapat menyembunyikan orang, rimba, kumpulan rumput, lereng bukit, tanah liar......setiap sudut tempat diawasi dengan teliti, meneliti gejala-gejala yang mencurigakan.   Dia mengawasi dengan pelan, rumput yang bergoyang di tiup angin juga tidak akan lolos dari pengawasannya, dengan waspada dan pengalaman nya, dia tidak perlu mendatangi setiap sudut, dia sudah tahu tempat mana yang harus diawasi, tempat mana mungkin bisa mendapat serangan menggelap atau pengeroyokkan, tempat mana saja bisa maju atau mundur dengan mudah, tempat mana adalah sudut mati.   Paling akhir, di dalam radius tiga ratus langkah, dengan santai dia berjalan satu keliling, di atas tanah keadaan aneh sekecil apa pun tidak akan lolos dari pengamatannya.   Dia kembali ke depan kuil, dia meloncat ke atas atap kuil dan duduk, mencabut pedangnya lalu beberapa saat memeriksanya, mengangkat kepala melihat keadaan cuaca.   Matahari terik tepat di atas kepala, langit tidak berawan sejauh puluhan ribu li, bukit mengelilingi, rumputnya tinggi rimbanya lebat, kecuali burung yang terbang dan kadang kelinci, anjing liar yang menyusup keluar, tidak ada seorang pun di sana.   "Taar!"   Sebuah suara diikuti suara siulan panjang yang keras, membuat burung yang sedang istirahat terkejut terbang, kelinci terkejut berlarian.   Tik tak tik tak...   suara derap kuda semakin mendekat, sekelompok kuda telah tiba.   Kelompok pertama empat kuda tiba di bawah bukit, semuanya kuda Ce-jin yang besar dan tinggi, penunggang kuda dari jarak seratus langkah lebih menghentikan kudanya dan turun dari kudanya, mengangkat kepala melihat ke atas, tapi tidak berjalan mendekat.   Tidak lama, kelompok kedua dengan enam ekor kuda menyusul, meninggalkan satu orang untuk menjaga kuda, sebelas orang pria wanita di pimpin oleh Huang-jit-ye, Huang Yung-sheng berjalan menuju kuil.   Fu Ke-wei mengembalikan pedangnya ke dalam sarung, lalu meloncat turun kebawah.   Kedua belah pihak berhadapan di lapangan rumput depan kuil.   Satu banding sebelas.   0-0-0 Bab 10 "Huang-jit-ye sungguh tepat waktu."   Fu Ke-wei mengepalkan tangan menghormat.   "aku merasa bangga, bisa dikatakan telah memberi muka padaku."   "Bagus, bagus."   Huang-jit-ye membalas hormat.   "aku telah menyelidik dengan teliti, anda sepertinya benar hanya seorang diri datang kesini, di mana teman wanita anda?"   "Masalahnya tidak ada sangkutan dengan dia, makanya dia tidak datang. Huang-jit-ye tenang saja, jika aku mati di tempat ini, tidak akan ada orang yang akan mengucurkan air mata, juga tidak akan ada orang yang membalaskan dendamku pada anda."   "Bagus kalau kau tahu itu. Tuan, kau mencari adik seperguruanku ada keperluan apa?"   "Ingin dia buktikan satu hal."   "Hal apa?"   "Itu masalah dia."   "Aku ingin tahu masalahnya dengan jelas."   "Harus menunggu setelah bertemu dengan adik seperguruanmu, baru bisa membicarakannya."   "Jika anda tidak mengatakannya......"   "Orang-orang yang dibawamu akan menguburkan aku disini."   "Bagus kalau kau mengerti."   "Menurut pendapatku, jika anda tidak memberitahukan keberadaan adik seperguruanmu, aku juga sama tidak akan berhenti memaksa. Kelihatannya kau dan aku sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, harus ada yang kalah baru bisa menyelesaikan masalah."   "Jika kau berpendapat demikian, aku terpaksa menyanggupinya."   Kata Huang-jit-ye dengan dingin, tangannya diangkat dan dilayangkan.   Sebelas orang itu secara bersamaan bergerak, sebentar saja sudah mengepungnya, membentuk satu lingkaran sepuluh zhang.   Di mata Fu Ke-wei masih ada perasaan curiga, melihat keadaan, lawan sepertinya tidak ada niat untuk bertarung beramai-ramai! Lingkaran besar ini sama sekali tidak bisa menyerang bersama-sama.   Dalam sekejap, tiba-tiba dia menyadari situasi dirinya sangat berbahaya, pengalaman memberitahu, dia tengah menghadapi keadaan buntu.   Lawan sama sekali tidak berniat menghadapi dirinya dengan pertarungan adil, tapi akan menggunakan strategi senjata rahasia yang menakutkan menghadapi dia.   Tidak perduli dia mendobrak kearah mana, pasti akan mendapatkan serangan mendadak dari tiga arah, lawan sama sekali tidak akan peduli melukai teman sendiri.   Sebelas orang itu semuanya tidak mengeluarkan senjata, sepasang tangannya menempel di tubuh dengan santai dijulurkan ke bawah, sebelas pasang mata aneh semua dengan dingin menatap dia, hawa pembunuhan yang begitu dahsyat, dan tekanan yang menekan hati orang seperti ombak menghantam dia, kematian yang menyeramkan tanpa kasihan menyerang dia.   Jika hatinya timbul ketakutan, pasti dia akan hancur oleh tekanan ini, dengan mudah mereka akan memperlakukan dia hingga mati.   Tapi dia bukan orang yang mudah hancur.   Sebaliknya, dia konsentrasi mengumpulkan tenaga dalamnya, menghirup nafas, tenaga dalam disalurkan ke seluruh tubuh, seluruh orangnya seperti seekor macan tutul siap menerkam mangsanya, seperti macan ganas yang akan mengeluarkan kekuatannya, dia harus menempuh bahaya menaklukan musuhnya.   Pedangnya pelan-pelan dicabut, sekarang orang dengan pedang sudah menjadi satu.   Sepertinya, di sekeliling tubuhnya telah ada unsur yang tidak terlihat, tapi dapat dirasakan, semacam penampilan aneh yang membuat lawan takut, sepertinya matahari terik telah kehilangan panasnya, aliran angin dingin yang tidak hentinya telah menutupi daerah ini.   Dia berhadapan dengan Huang-jit-ye, walau Huang-jit-ye berdiri lima zhang jauhnya, tapi tetap terpengaruh oleh situasi yang aneh ini, wajahnya pelan-pelan berubah, seluruh tubuhnya keluar bintik-bintik dingin, bulu kuduknya berdiri.   Kedua belah pihak tidak berniat menyerang lebih dulu, muncul situasi aneh yang tidak normal, sepertinya sedang bertarung siapa yang bisa bertahan lebih lama, siapa dalam situasi begini lebih dulu hancur.   Lama, matahari diatas kepala semakin condong ke barat, waktu tidak terasa telah lewat, situasinya semakin dingin, membuat orang lebih sulit bernafas.   Di sebelah kanan di atas satu pohon cemara putih, tiba-tiba terdengar satu teriakan dalam.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "inilah ilmu mempengaruhi semangat, cepat bergerak, supaya tidak terpengaruh!"   Huang-jit-ye terkejut, semangatnya bergetar, sekarang dia baru merasakan dia telah berkeringat dingin, tubuhnya merasa dingin, perasaan sulit bernafas semakin bertambah.   Lima pohon cemara putih besar, sepuluh orang itu semuanya dengan cepat meloncat keatas.   "Buum!"   Seorang teman yang berada di sebelah kanan Huang-jit-ye, tiba-tiba dengan tegak jatuh ke depan, semangatnya telah hancur.   Sebuah suara yang keluar dari mulunya Fu Ke-wei membuat hati orang ketakutan, membuat kepala orang seperti terkena pukulan, dia menjelma menjadi kilat, tubuh dan pedangnya menjadi satu menerjang maju dari sisi kiri Huang-jit-ye, sekelebat lewat.   Laki-laki besar yang menghadang jalannya, persis sebelumnya, dalam sekejap jatuh ke bawah.   Suara siulan itu mendadak menghilang, bayangan tubuhnya Fu Ke-wei juga telah menghilang ke dalam rimbunan pohon pendek yang berada dalam jarak sepuluh zhang lebih, seperti setan menghilang.   Dan dua orang pria besar yang bersembunyi di depan pohon, begitu kepalanya terpukul langsung jatuh pingsan.   "Gila! Bo......bocah ini se......sebenarnya manusia atau setan?"   Teriak Huang-jit-ye dengan gemetar dan ketakutan sekali. Seorang pria setengah baya yang berdandan dao meloncat turun dari atas pohon, pedang disembunyikan di belakang tangannya dengan bersuara yang masih ketakutan berkata.   "dermawan Huang, mala petaka segera akan menimpa, masuklah ke gunung Tai-hang untuk menghindar! Berharap masih sempat."   Huang-jit-ye bergidik, menggunakan lengan bajunya dia mengelap keringat dingin di wajahnya, sambil ketakutan bertanya.   "Apakah begitu serius? Pendeta dao Qing Chen, maksudmu adalah......"   "Sangat serius."   Pendeta dao Qing-chen dengan wajah serius.   "Menurut kabar, ilmu mempengaruhi semangat, dengan ilmu Penangkap Semangat, dan ilmu Pembingung Semangat disebut tiga ilmu rahasia aliran sesat. Orang yang ilmunya tinggi, malah bisa mengendalikan ribuan tentara. Dermawan Huang, melawan orang semacam ini, akibatnya sangat mengerikan."   "Katamu... dia... dia... adalah... anggota.. perk umpulan te......teratai putih......"   "Dia bukan termasuk dari Perkumpulan Teratai Putih, tapi dari jurus hebat Mempengaruhi Semangat aliran istana, orang yang pertahanan tubuhnya kurang kuat, mungkin akan jadi idiot selamanya. Untung kalian berada jauh lima zhang lebih, makanya dapat bertahan beberapa saat, dan ilmu dia masih belum mencapai tingkat tertinggi. Dermawan Huang, apa kau tidak merasakan hawa pedangnya yang sangat dingin menusuk tulang, tubuh pedang pelan-pelan membesar, mendekat, mendesak?"   "I......ya betul......"   "Kecuali hawa pedang dan bayangan pedang yang datang mendesak menakutkan, yaitu kaki dan tangan tidak bisa digerakan?"   "I......ya betul......"   "Kalau begitu benar. Dermawan Huang, dia tidak berniat membunuh kalian, dia juga tidak akan melepaskan yang dia ingin kerjakan, malam-malam dia akan masuk kerumah anda, jika tidak tercapai tujuannya, dia tidak akan berhenti. Malam ini......dermawan Huang, hindarilah dia!"   "Pendeta dao tidak dapat menaklukan dia?"   "Tidak dapat."   Kata pendeta dao Qing-chen pasti.   "Hanya ada dua macam kepandaian yang dapat melawan dia, satu adalah ilmu Yoga dari Wu-tai, satu lagi adalah Ilmu Kepompong dari aliran sesat. Kepandaianku yang begini, tidak dapat berbuat apa-apa. Maaf, aku tidak dapat membantu, pamit."   Pendeta dao tua dengan menyesal menganggukan kepala, membalikan tubuh lalu pergi.   Tidak lama, Fu Ke-wei muncul di depan kuil yang telah kosong, dia melihat jauh ke arah kota ditempat dimana ada debu yang berterbangan, itu adalah debu di injak oleh kawanan kuda kelompok Huang-jit-ye.   Wajahnya tampak tersenyum dingin, dan mengeluarkan suara "Hm...!"   Malam telah tiba, rumah keluarga Huang sepi seperti kota mati.   Di awal tengah malam, dua bayangan hitam masuk meloncati tembok benteng pekarangan sebelah kanan, gerakannya seperti roh melayang, tempat yang di lewati tidak ada debu yang terbang.   Di satu sudut rumah sembunyi dua orang penjaga, mereka melihat bayangan hitam yang melayang datang, mereka secara bersamaan menerjang, satu golok satu pedang menyerang bersama-sama dengan sangat cepat sekali.   Kecepatan dua bayangan hitam mendadak bertambah sepuluh kali, sekelebat melewati golok dan pedang saat sekejap akan menyerang.   "Aww......"   Dua penjaga itu berteriak, lalu jatuh meronta ditanah.   Sekejap terdengar beberapa kali teriakan, setiap kali menandakan ada satu kelompok penjaga di pukul roboh.   Akhirnya, dua bayangan hitam langsung menuju kepusat, muncul di depan tangga ruangan besar.   Pintu tengah dibuka, sinar lampu bersinar keluar, seorang bermantel hijau muncul diatas tangga, tidak membawa senjata, wajahnya tenang sekali.   "Anda datang terlambat!"   Orang bermantel hijau berkata.   "Huang-jit-ye telah pergi ke Tai-hang-shan, sia-sia kedatangan anda."   "Biksunya bisa lari, kuilnya tidak bisa lari."   Kata Fu Ke-wei dingin.   "dia bisa pergi tidak perdulikan rumah, buat apa aku jadi orang baik? Akan kubakar rumahnya, apakah anda akan melawan?"   "Tentu saja melawan......"   "Apakah anda ada kemampuan melawan?"   "Saudara kecil."   Nada orang bermantel hijau melemah.   "anda melakukan ini, tidak cocok dengan aturan dunia persilatan, betul?"   "Huang-jit-ye siang hari bolong menyiapkan pasukan panah, malam hari belum bertanggung-jawab sudah pergi, apakah ini sesuai aturan dunia persilatan? kau tidak bisa bertindak menurut aturan dunia persilatan, kenapa aku harus menurut? Kecuali kau mampu menghalangi, jika tidak jangan sebut-sebut aturan dunia persilatan untuk menakut-nakuti aku."   "Saudara kecil......"   "Turun."   Teriak Fu Ke-wei menunjuk.   "aku datang bukan untuk membicarakan aturan, kalian tidak pernah membicarakan aturan pada orang lain, diam-diam berhubungan dengan para perampok gunung Tai-hang, di dalam aturan sudah tidak bisa dibenarkan, satu-satunya yang dapat anda lakukan, keluarkan seluruh kemampuan kalian, coba usir aku dari sini."   Orang mantel hijau sedikit ragu, lalu turun dari tangga. Fu Ke-wei memberi isyarat tangan, Ouw Yu-zhen meloncat berdiri di sudut tembok. Dia pelan-pelan mundur, menunggu di tempat lapangan yang kosong.   "Saudara kecil kau terlalu mendesak orang."   Orang bermantel hijau dengan nada dalam berkata.   "tanpa sebab datang memaksa orang, ini keterlaluan, anda marga Fu, siapa namanya."   "Kau, kau panggil saja aku Fu-shan."   Kata Fu Ke-wei dengan tenang.   "bukan aku mendesak orang, tapi karena ingin membuktikan satu hal jadi terpaksa datang kesini, jangan gunakan hukum alam, hukum negara, hubungan manusia menghadapi aku. Kau tidak tahu aku, aku pun tidak tahu kau, masing-masing keluarkan kemampuannya untuk membedakan siapa yang kuat siapa yang lemah, setelah selesai baru bicarakan yang lainnya. Tuan, senjata, tinju, kaki, senjata gelap, silahkan gunakan sekehendakmu, aku akan hadapi semuanya, silahkan!"   "Saudara kecil, apa tidak bisa dibicarakan lagi?"   "Tidak bisa dibicarakan lagi."   Dia mengatakannya dengan tegas.   "aku sendiri juga tahu kedatanganku kurang menurut aturan, makanya sampai detik ini, masih belum melakukan pembunuhan. Sekarang hari terlalu gelap, bertarung mungkin saja tidak terkontrol, tidak terhindarkan terluka atau terbunuh, harap anda jangan salahkan. Jika anda menang, masalah aku anggap selesai."   "Tentu saja, aku akan bertarung dengan tangan dan kaki, silahkan."   Orang mantel hijau mengangkat kain mantelnya di selipkan di pinggang, sepasang tangan dibuka, bersiap-siap bertarung.   Dengan sebuah teriakan dingin, Fu Ke-wei menyerang dengan dahsyat, begitu suara terdengar orangnya pun sampai, tangan kiri dengan jurus Naga Awan Menampakan Cakar, merogoh ke dalam.   Buug...   satu suara terbekam terdengar, angin kuat bergetar ke sekeliling, orang bermantel hijau berkelit menghindar, telapaknya memukul pergelangan Fu Ke-wei, cepat seperti kilat.   Kedua belah pihak adalah pesilat bertenaga dalam tinggi, setelah beradu tenaga, sama-sama terdorong mundur ke samping, memasang kuda-kuda kembali menyerang, dalam layangan pukulan dan telapak, masing-masing menyerang dan menangkis, setiap pukulannya menggunakan tenaga dalam, suara pukulan atau telapak beradu menimbulkan suara keras.   Dalam sesaat, sepertinya seimbang, maju mundur berputar sama-sama cepat dan lincah, siapa pun tidak bisa merebut posisi diatas angin, hari terlalu gelap, jurus lincah tidak ada gunanya, sekali serangan dilancarkan langsung bentrok, ruang geraknya sempit, seperti bertarung jarak dekat saja, siapa yang tidak dapat menahan pukulan, dia yang kalah.   Dalam kegelapan, tiba-tiba terdengar satu siulan aneh, satu bayangan orang dengan rambut kacau melayang turun dari atap rumah, turun tepat diatas kepala Fu Ke-wei.   Fu Ke-wei mengeluarkan suara "Hm....!"   Tubuhnya berkelebat, kecepatannya bertambah satu kali lipat, datang ke sebelah kanan orang bermantel hijau, telapak tangannya dilayangkan miring, serangkum angin kuat tiba-tiba muncul.   Orang mantel hijau dengan sendirinya memutar tubuh menangkis, paak...   satu suara terdengar karena beradunya pukulan, tapi kali ini tenaga yang menyerangnya seperti bertambah beberapa kali lipat, sambil berteriak terkejut, dia terlontar sejauh satu zhang lebih, hampir saja terjatuh.   Hampir bersamaan waktunya, Fu Ke-wei sudah barada di sisi bayangan hitam yang melayang turun, dia menangkap tongkat lawannya, sekali berteriak keras, dengan keras dia menarik ke belakang.   "Paak!"   Tongkat itu tiba-tiba patah, seperti meletus hancur berterbangan, tongkat bambu isi itu telah hancur berleping-keping. Dengan sebuah teriakan dingin, Fu Ke-wei maju menyerang, sebelah tangannya dipukulkan seperti kilat.   "Buug.. paak.. paak!"   Orang yang rambutnya acak-acakan dapat menangkis tiga pukulan tangannya, tapi mundur sepuluh langkah lebih, walau dapat menangkis tiga pukulan, tapi tidak bisa menahan seluruhnya.   Orang bermantel hijau telah tiba, tangan kanannya menyerang pinggang dan punggung kanan Fu Ke-wei.   Fu Ke-wei memutar tubuhnya, tidak saja dengan tepat menghindar pukulan yang keras itu, dan juga balas memukul bahu kiri orang mantel hijau, kecepatannya sulit di bayangkan, buuk...   satu suara telapak telah mengenai dasar leher orang mantel hijau, seperti kapak yang amat besar.   "Mmm..!"   Teriak orang bermantel hijau itu kaget dan roboh terguling. Fu Ke-wei seperti seekor harimau ganas, dia lalu membelok menerjang orang yang tongkat nya telah hancur itu.   "Berhenti!"   Teriak orang yang rambutnya acak-acakan itu.   Saat ini, tempat dua orang berdiri tepat di bawah sinar lampu pintu, sisi kedua orang itu disinari dengan jelas sekali.   Pukulan telapak besi Fu Ke-wei, berjarak kurang tiga cun dari jantungnya lawan, tapi dia malah bisa menghentikannya, dan ditarik setengah chi.   "Kau, Tian-ya-koay (Pengemis Aneh Dunia), Jie Ling-feng."   Fu Ke-wei tertawa dingin.   "Malah jadi tamu aliran hitam Huang Yung-sheng, sungguh tidak di sangka perbuatan seorang manusia, namamu sebagai pendekar sekarang sudah boleh pensiun! Jika bukan hari ini melihat dengan mata kepala sendiri, aku sungguh tidak berani percaya anda adalah pendekar palsu."   "Sembarangan bicara."   Teriak Tian-ya-koay.   "Aku datang untuk mencari Lang-ye (Serigala Malam) Hong-hao, dia melarikan diri dari He-nan ke Shan Xi, di tempat ini jejaknya menghilang, aku sengaja datang memeriksanya, dan akhirnya bertemu dengan kalian yang sedang bertarung, sesaat timbul gatal tanganku jadi menampakan diri......"   "Oh! Begitu, jadi aku telah salah menduga."   Kata Fu Ke-wei.   "Hm! Bocah, tenaga dalammu sangat menakutkan sekali, telah menghancurkan tongkat pemukul anjingku......"   "Tetua turun dari atas, telah melanggar larangan dulu."   "Hm...! Mmm...   orang yang bisa dengan satu pukulan telapak menjatuhkan Sastrawan Neraka, di dunia persilatan sekarang, hanya ada beberapa, coba kupikir, siapa kau sebenarnya."   "Jangan urus aku siapa.   Tetua paling bagus jangan ikut campur."   Orang bermantel hijau yang bernama Sastrawan Neraka, saat ini dengan susah payah meronta berdiri, tapi tetap tidak bisa berdiri mantap, tubuhnya bergoyang-goyang tidak bisa berdiri dengan tegak.   "Uuu! Kau masih muda, di dalam sepuluh tahun terakhir ini angkatan muda di dunia persilatan sekarang, ada beberapa orang yang hebat.   Apa marga kau?"   "Tetua Jie, apa kau tidak mau melepaskan keterlibatan ini?"   Fu Ke-wei mencoba menghindar pertanyaan.   "Uuu! Aku Tian-ya-koay termasuk dalam Delapan Hebat Dunia Persilatan, Sastrawan Neraka menduduki urutan pertama dari tiga penjahat dunia persilatan, tapi semua tidak di pandang olehmu, tidak sulit menerka siapa kau sebenarnya..."   "Dia marga Fu, menyebut dirinya Fu-shan.   Seorang teman wanitanya dipanggil Fu-zhen."   Sastrawan Neraka dengan lesu memotong.   "dia datang mencari Huang-jit-ye untuk meminta kabar keberadaan Yun-sang-nie."   "Ooo! Aku tahu siapa kau."   Tian-ya-koay sadar.   "kau adalah orang yang paling misterius di dunia persilatan......bukan, salah, menurut kabar orang itu datang dan perginya sendirian, kenapa sekarang bersama seorang teman wanita."   "Kau tidak perlu sembarangan menebak, aku bukanlah orang yang kau pikirkan."   Fu Ke-wei membelokan pembicaraan.   "tetua Jie, untung bukan tamu Huang Yung-sheng, jika tidak......"   Mendadak wajah Sastrawan Neraka berubah, seperti tikus cepat-cepat melarikan diri.   "Aku hanya mencari Lang-ye, bangsat itu melakukan kejahatan berdarah di He-nan dan melarikan diri ke Shan-xi, di sepanjang jalan dia masih melakukan kejahatan, sangat mungkin bersembunyi di rumah Huang Yung-sheng.   Dia adalah mantan kekasihnya Yun-sang-nie, dengan Huang Yung-sheng di dunia persilatan sering melakukan......"   "Tunggu! katamu Lang-ye adalah mantan kekasihnya Yun-sang-nie?"   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Fu Ke-wei menyela kata-kata Tian-ya-koay.   "berita kau ini apa bisa dipercaya?"   "Tentu saja bisa dipercaya, aku tidak pernah sembarang bicara."   Tian-ya-koay menyunggingkan mulut.   "masih banyak berita rahasia yang aku tahu! Iii... aneh! Rumah setan ini sepertinya selain beberapa penjaga, seluruhnya tidak lebih dari sembilan orang, kemana perginya teman-teman Huang-jit-ye?"   "Mungkin telah naik kegunung."   Kata Fu Ke-wei.   "aku akan menunggu dia, menunggu sampai jam lima pagi baru membakarnya."   "Membakar? Kau......"   "Jangan terkejut, aku melakukan sesuatu pekerjaan tergantung perasaan hatiku, jika tidak mencapai tujuan tidak akan berhenti. Aku tidak percaya tuan Huang sudah naik ke gunung, dia masih belum tahu jelas asal-usulku, mana sudi melarikan diri jauh-jauh?"   Fu Ke-wei masuk ke dalam ruangan yang amat besar, menyalakan empat lampu, lalu duduk di atas kursi besar.   Tiba-tiba tercium bau wangi, Ouw Yu-zhen mendadak muncul diruangan.   Dia berbisik disisi telinga Fu Ke-wei, Fu Ke-wei menganggukan kepala, mulutnya tersenyum dingin! Tian-ya-koay dengan mata penuh pertanyaan menatap pada Ouw Yu-zhen.   "Nona ini temanmu?"   Tanya Tian-ya-koay.   "Orang tua, kau salah."   Ouw Yu-zhen tertawa.   "aku hanyalah pelayannya."   Tian-ya-koay menatap pada belati mewah yang bergantung di pinggangnya Ouw Yu-zhen, berkata.   "belati Salju Hijau kau ini aku pernah dengar, siapa marga nona?"   "Belati ini adalah pemberian dari tuan untukku menjaga diri, apakah belati Salju Hijau, aku tidak tahu."   Ouw Yu-zhen asal bicara.   "aku marga Fu, dipanggil Fu-zhen, orang tua sebenarnya apa yang ingin kau ketahui?"   Tian-ya-koay menggeleng-gelengkan kepala, mengelilingi ruangan sekali, menghilang di ujung sudut timur.   "Apa kau telah mendapatkan jejak?"   Tanya Fu Ke-wei.   "Benar, tepat menurut perkiraan tuan, semua bersembunyi di ruang rahasia bawah tanah."   Kata Ouw Yu-zhen pelan. Pada saat itu Tian-ya-koay tepat kembali dari luar ruangan, lalu kedua orang berhenti bicara.   "Aneh! Sepertinya keluarganya juga menghilang."   Kata Tian-ya-koay duduk di hadapan Fu Ke-wei dengan tidak mengerti.   "saudara kecil, mungkin Huang-jit-ye dan teman penjahatnya benar-benar telah naik ke gunung menjadi perampok."   "Lorong rahasia di bawah tanah untuk menghindar musuh banyak sekali, tersedia makanan dan air, sembunyi tiga-lima puluh hari juga tidak akan kekurangan makanan. Dia tidak ada alasan lari ke atas gunung."   Kata Fu Ke-wei dingin.   "jika mengatakan dia dengan perampok gunung Tai-hang ada hubungan, tentu tidak salah, mau menuduh dia bersembunyi disana, itu terlalu di paksakan. Jika dia benar-benar naik kegunung, dan ditemukan oleh mata-mata yang diutus permerintah, apa dia masih bisa tinggal di kota? Dia adalah seorang yang pintar, harusnya tahu untung ruginya naik ke gunung, makanya, dia tidak naik kegunung."   "Mmm! Masuk akal......ada orang yang datang."   Pintu belakang ruangan terbuka, keluarlah seorang nyonya setengah baya berbaju rok dengan delapan tilapan warna hijau, dituntun oleh seorang pelayan dengan wajah penuh ketakutan.   "Kau......kau adalah tuan Fu?"   Tanya Nyonya setengah baya Jia-yong.   "Tidak salah, Sastrawan Neraka telah memberitahukan, nyonya adalah......"   "Tuan Fu, kau adalah orang ternama di dunia persilatan, tidak bisa tidak menurut aturan, menyerang ke rumah......"   "Nyonya, aku bukan orang ternama di dunia persilatan, juga bukan orang yang tidak mengindahkan aturan, masalahnya adalah apakah lawan menurut aturan tidak."   Dia memotong perkataannya.   "di siang hari bolong di tempat pertemuan di depan kuil, Huang-jit-ye mengerahkan tiga puluh orang lebih, di antaranya setengah lebih adalah perampok, sisanya lagi juga adalah orang-orang pelarian aliran hitam, dia sama sekali tidak menurut aturan menjumpai aku, nyonya mengatakan tidak menurut aturan, menyalahkan aku, apakah itu adil?"   "Kau......"   "Jam lima seperempat, aku pasti membakar, nyonya harus bersiap-siap."   Katanya dengan nada dalam.   "Kecuali aku tahu keberadaan Yun-sang-nie, jika tidak, aku tidak akan meninggalkan perumahan Lu An."   "Aku pengemis tua juga ingin tahu keberadaannya Lang-ye, ini yang disebut dalam kesempatan kebakaran merampok, ha ha ha......"   Tian-ya-koay juga mendukung disamping.   "Lang-ye sudah mengetahui ada orang yang mengancam dia, kemarin malam sudah pergi dari sini."   Nyonya setengah baya menyerah.   "Yun-sang-nie setahun lalu masih berada di perumahan Qing-yun, jaraknya beberapa ribu li, mengirim surat padanya juga tidak mudah, sekarang tidak tahu apakah masih di perumahan Qing-yun atau tidak."   Wajah Fu Ke-wei berubah. Tian-ya-koay juga tertegun, mengerutkan alis berpikir.   "Nyonya, kata-katamu, satu pun aku tidak ada yang percaya."   Kata Fu Ke-wei dengan keras.   "perumahan Qing-yun adalah satu diantara tiga perumahan di dunia persilatan, ketua perumahan yang sekarang adalah Satu Pedang Utara Chen Rou-yi, dijuluki yang terhebat dari Sembilan Jago Pedang terbesar, dia adalah orang aliran putih yang ternama. Yun-sang-nie adalah seorang wanita cabul di dunia persilatan, wanita bejad di dunia persilatan, mana bisa tinggal di perumahan Qing-yun?"   "Yang aku katakan adalah kenyataan, jika tidak percaya kenapa tidak pergi ke perumahan Qing-yun membuktikannya?"   Nyonya setengah baya cepat-cepat membela diri.   "Kau ingin supaya aku cepat-cepat pergi, tidak semudah itu."   "Aku bisa saja sembarangan mengatakan satu tempat, supaya kau tidak bisa menemukannya, juga bisa mengatakan dia ada di perkampungan Cheng-huang di Shi-chuan-feng-du, sedang berlatih silat bersama Manusia Iblis salah satu dari empat iblis besar, karena kau juga tidak berani pergi ke perkampungan Cheng-huang mengantar nyawa."   "Jika benar kau mengatakan dia ada di perkampungan Cheng-huang, aku tetap akan pergi memeriksanya, Pendeta dao, Manusia Iblis walau orang mendengar namanya sudah ketakutan, tapi aku bukan orang yang mudah dibuat takut."   Fu Ke-wei mendorong kursi bangkit berdiri.   "jika terbukti kata-katamu ini bohong semua, lain kali, Hm! Tempat ini mungkin akan jadi rongsokan. Ingat peringatan aku, harap saja aku tidak kembali lagi ke sini mengacau."   Dia dengan langkah besar berjalan keluar ruangan, Tian-ya-koay berjalan berdampingan dengannya, Ouw Yu-zhen berjalan di belakang sebelah kiri dia, sungguh persis seperti pelayan yang setia.   "Saudara kecil Fu, masalah ini mungkin sangat sulit."   Tian-ya-koay tampak sedikit gelisah.   "orang-orangnya keluarga Chen tidak mudah diajak bicara, jika kau tanpa persiapan mendatangi rumahnya meminta orang, apakah kau tahu akibatnya?"   "Tahu, tentu akan menimbulkan amarah para pendekar aliran putih."   "Kalau begitu kau......"   "Aku tetap harus pergi tidak bisa tidak."   "Saudara kecil, sebenarnya Yun-sang-nie telah melakukan kejahatan apa, sehingga kau jauh-jauh mengejar dia?"   "Itu rahasiaku."   "Kalian berdua pergi melabrak perumahan Qing-yun, mungkin......"   "Pergi menyelidik, bukan melabrak."   Kata Fu Ke-wei dengan tenang.   "jika hasilnya benar, membuktikan wanita setan itu benar berada di perumahan Qing-yun......"   "Maka akan melabraknya?"   "Betul! dilabrak."   Nada Fu Ke-wei tegas, tidak mengizinkan lawan salah mengerti.   "jika perumahan Qing-yun adalah tempat persembunyian penjahat, aku ada hak membongkarnya, kecuali aku mati, tidak ada orang yang bisa menahan aku menantang perumahan Qing-yun. Tetua Jie, apakah kau melepas begitu saja masalah Lang-ye?"   "Itu hal yang tidak dapat berbuat apa-apa, aku terpaksa mencari jalan lain."   "Sekarang kau kembali kesana, sangat mungkin bisa bertemu dengan pejahat itu."   "Apa? Kau kata......"   "Di ruangan dalam, pasti tidak salah."   Fu Ke-wei seperti tidak terjadi apa-apa melangkah masuk kedalam pintu pekarangan besar yang terbuka.   "di ruang dalam ada satu pintu masuk terowongan, menuju ke ruang rahasia bawah tanah di pinggir sungai Shi-zi, terowongan di bawah tanah seperti sarang laba-laba, masuk ke dalam mencari orang terlalu bahaya, Huang-jit-ye dengan tamunya bersembunyi di ruang rahasia bawah tanah itu, sekali kita pergi, mereka seharusnya sudah naik keatas... Jangan membalikan kepala, ada orang menguntit, jalanlah lebih-jauh sedikit baru kembali, aku ingin dari mulutnya Huang-jit-ye mendapatkan berita yang pasti." 0-0-0 Di ruang dalam rumah Huang ada satu lampu menyala kecil sekali, sepuluh lebih pesilat tinggi dunia persilatan berturut-turut muncul, Huang-jit-ye duduk di kursi besar dengan wajah penuh amarah.   "Si anjing Fu yang harus mati!"   Huang-jit-ye menggigit gigi memaki.   "aku Huang Yung-sheng tidak ada permusuhan tidak ada dendam dengan dia, dia malah mendatangi rumah, menghina orang, sungguh keterlaluan, jika tidak membunuh dia sulit meredakan amarahku."   "Jika bocah ini benar adalah Xie-jian-xiu-luo yang di dunia persilatan keluar masuknya sulit ditebak, jejaknya juga membingungkan kadang di utara kadang di selatan, ingin membunuh dia tidaklah mudah?"   Sastrawan Neraka yang wajahnya masih belum pulih seperti semula.   "Saudara Huang, jika tidak berhasil, tempat ini mungkin sudah tidak bisa ditinggali."   "Aku akan menyewa pembunuh bayaran diam-diam membunuh dia."   "Empat bulan yang lalu, perkumpulan Qing-lian menerima pesanan diam-diam membunuh Xie-jian-xiu-luo, bukan saja tidak berhasil, malah dia sendiri datang ke markas pusatnya dan menghancurkan perkumpulan itu. Siapa lagi yang masih berani menerima pesananmu? Jangan terlalu berharap, saudara."   Sastrawan Neraka menasihati dengan tujuan baik.   "berurusan dengan gelandangan seperti ini, tidak akan mendapat keuntungan sedikit pun. Ooo! Di pihak adik seperguruanmu......"   "Lang-ye sudah menawarkan diri pergi, sekarang sudah berangkat."   "Ooo! Lang-ye orangnya tidak berperasaan, sedikit pun tidak bisa dipercaya, kenapa bisa begitu semangat?"   Kata Sastrawan Neraka mengerutkan alis.   "Aku juga merasa aneh."   Huang-jit-ye tidak mengerti.   "Sejak dia mendengar marga Fu mencari adik seperguruanku, dia sudah tidak tenang, terhadap Tian-ya-koay dan nona aneh yang sedang mengejarnya, malah sedikit pun tidak ada perhatikan, tidak tahu apa sebabnya."   "Mungkin dia dengan adik seperguruan anda masih belum putus cinta lamanya!"   "Tidak tahu, katanya siang malam dia akan mengejar waktu pergi ke perumahan Qing-yun memberitahu kabar......Iii!"   Jendela sebelah kanan tanpa suara membuka sendiri, diluar jendela tampak wajah Fu Ke-wei dan Tian-ya-koay.   "Pergi ke perumahan Qing-yun di Shan-dong ada dua jalan, satu timur satu selatan."   Tian-ya-koay berkata.   "jalan selatan lebih jauh, Lang-ye pasti ambil jalan timur gunung Lin-lu keluar dari Peng-de. Dia adalah Lang-ye yang tidak biasa melihat matahari, jalan malam tentu harus begitu, dia pasti belum jauh."    Seruling Samber Nyawa Karya Chin Yung Leak Dari Gua Gajah Karya Kho Ping Hoo Leak Dari Gua Gajah Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini