Legenda Pendekar Ulat Sutera 20
Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying Bagian 20
Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya dari Huang Ying Wan Fei-yang memberi hormat. "Kalau bukan karena Taysu, Boanpwee tidak akan hidup sampai saat ini. Sekarang masalah Bu-tong-pai harus Taysu sendiri yang datang lagi, Boanpwee benar-benar merasa tidak enak!" "Tuan berhati jujur. Seorang hweesio harus mengasihi dan menyayangi, mana mungkin Pinceng berpangku tangan?" Bu-wie Taysu tertawa penuh kebaikan. Su Yan-hong memberi hormat kepada Toan Hong-cu. "Susiok..." Toan Hong-cu seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak dikatakan. "Masalah hari ini Pinceng sudah melihat dengan jelas. Aku takut kalian dijebak oleh orang lain!" "Bu-tong-pai dan Wan Fei-yang menyembunyikan Lu Tan, mereka tidak mengijinkan kita memeriksa. Taysy harus mengambil keputusan yang adil!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 52 "Coat-suthay dan Tiong Toa-sianseng sudah meninggal. Ini berkaitan dengan nama dua perkumpulan. Kita tidak bisa melepaskan pembunuh dan membiarkan mereka bebas di luar sana!" Kata Keng-suthay. Bu-wie Taysu melihat wajah Keng-suthay. "Pinceng sangat tahu siapa Wan Fei-yang. Hilangnya Lu Tan memang kenyataan. Tapi gosip tetap gosip, hanya dengan menemukan Lu Tan perkara baru bisa menjadi terang!" Kemudian dia bertanya kepada Wan Fei-yang. "kau butuh berapa lama baru bisa temukan Lu Tan?" Wan Fei-yang belum menjawab, Toan Hong-cu sudah mencegat. "Taysu hanya mendengar kata-kata sepihak dari Wan Fei- yang..." Bu-wie Taysu tertawa. "An-lek-ya dan Pinceng diserang di tengah perjalanan. Kami hampir-hampir tidak bisa datang ke Bu-tong-pai. Ini adalah bukti yang kuat!" Toan Hong-cu dan Keng-suthay melihat Bu-wie Taysu, mereka terpaku. Dari awal mereka sudah melihat Bu-wie Taysu tidak sehat, lebih-lebih tidak terpikir karena hal ini dia terluka. "Fei-yang, kau belum menjawab." "Dalam tiga bulan. Walaupun kita tidak bisa menemukan Lu Tan dan menyuruh dia keluar, tapi kita pasti akan mencari penjelasan agar semua orang tahu apa yang telah terjadi." "Baik! Pinceng akan menjamin dengan nama Siauw-lim-pai. Bagaimana pendapat kalian?" "Tiga bulan terlalu lama. Kun-lun tidak punya kesabaran sebesar ini!" Bu-wie Taysu menarik nafas. "Mengapa gurumu mengharuskan kau bertapa?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 53 Toan Hong-cu terpaku. Dia tidak lupa, itu karena sifatnya terlalu keras dan tidak sabaran maka terus-menerus membuat bencana. Keng-suthay melihatnya, dia tertawa kecut. "Bu-wie Taysu mau mengambil keputusan yang adil, lebih baik kita menunggu tiga bulan lagi!" Terpaksa Toan Hong-cu setuju. Sebenarnya dia juga tidak yakin bisa mengalahkan Wan Fei-yang. Setelah kepala mereka dingin, mereka akhirnya mengaku penyerangan terhadap Bu-wie Taysu dan Su Yan-hong adalah bukti. Mereka juga mencurigai tidak munculnya keluarga Lamkiong. Mungkin ada kesulitan lain. 179-179-179 Setelah tahu Bu-wie Taysu dan Su Yan-hong tiba tepat waktu di Bu-tong-san, Lo-taikun sangat marah. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Yang membuat dia paling menyesal adalah kematian 4 pembunuh. Melatih 4 pembunuh itu tidak mudah. Selain membutuhkan waktu, orang yang dipilih juga merupakan suatu masalah. Waktu itu, surat rahasia dari Ling-ong telah diantar. Dala surat itu menyuruh mereka agar cepat kembali ke Kang-lam. 180-180-180 Setelah mengantar Toan Hong-cu, Keng-suthay, murid-murid Kun-lun dan Heng-san-pai, Bu-wie Taysu segera turun gunung. Su Yan-hong melindungi dia sampai sebagian besar perjalanan, baru kembali ke ibukota. Siau Cu dan Fu Hiong-kun sama-sama pergi ke keluarga Lamkiong. Siau Cu beralasan ingin melamar dan ingin mencari tahu apakah masih ada orang jahat yang bersembunyi di ' keluarga Lamkiong. Juga mencari tahu kesulitan apa yang menyebabkan keluarga Lamkiong tidak pergi ke Bu-tong-san. Murid-murid Bu-tong-pai juga turun gunung untuk mencari tahu keberadaan Lu Tan, tapi Wan Fei-yang tetap tinggal di Bu- tong-san.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 54 Mencari orang tanpa tujuan, semua orang tahu itu dikarenakan keadaan terpaksa. Itu adalah cara paling baik dalam keadaan seperti itu. Jika Wan Fei-yang juga ikut masuk dalam barisan pencari Lu Tan, itu adalah kesia-siaan. Maka semua orang ingin Wan Fei-yang pada saat ini bisa mencari Hwe-yang-ko (sejenis buah-buahan) untuk memulihkan ilmu silatnya. Selain melatih Ie-kin-keng, dia harus makan Hwe-yang-ko baru bisa sembuh total.. Menurut perkiraan Fu Hiong-kun, Hwe-yang-ko tumbuh di tempat dingin. Dulu pernah tumbuh di Bu-tong-san, di sisi kolam Bu-tong-san. Awalnya Hwe-yang-ko ditemukan di sisi Han-tan (nama kolam), tapi karena Hwe-yang-ko mengandung kadar racun yang tinggi maka dianggap buah beracun dan dimusnahkan. Tidak ada yang menyangka bahwa buah yang berwarna hijau ini beberapa tahun kemudian diketahui mempunyai manfaat yang besar. Seperti sakitnya Wan Fei-yang, tidak pernah ada orang yang pernah mendapatkan sakit ini. Satu-satunya harapan Fu Hiong-kun adalah Hwe-yang-ko masih ada di hulu Han-tan. Tapi sampai sekarang murid Bu-tong-pai belum menemukannya, apakah Han-tan berada di sana? Seharusnya hulu Han-tan berada di Bu-tong-san, tapi tidak ada yang tahu di bagian mana Hwe-yang-ko tumbuh. Apakah bisa menemukan Hwe-yang-ko, itu tergantung pada kemujuran nasib Wan Fei-yang. Semua orang berharap nasib Wan Fei-yang terus membaik. Mereka memang butuh seorang yang berilmu tinggi untuk menghadapi musuh. Orang yang mempunyai ilmu ini sekarang hanyalah Wan Fei-yang. Bila luka dalam tidak sembuh, tenaga dalam Wan Fei-yang tidak bisa terus bertahan. Wan Fei-yang tidak pernah menutupi rahasia ini. Tapi murid-murid yang tinggal di Bu-tong-san tidak ragu,Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 55 mereka sangat setia dan tidak membocorkan rahasia ini. Mereka juga percaya, asal mereka berusaha keras Bu-tong-pai pasti akan bangkit dan kuat kembali. Semenjak Bu-tong-pai tidak punya murid yang lebih terkenal daripada Wan Fei-yang, maka tidak bisa menyalahkan mereka menaruh harapan pada Wan Fei-yang. 181-181-181 Fu Hiong-kun ingin sekali menemani Wan Fei-yang di Bu-tong- san. Dengan ilmu pengobatan Fu Hiong-kun, dia pasti bisa banyak membantu. Tapi Wan Fei-yang tidak membuka mulut. Siau Cu ingin melamar tapi tidak berpengalaman, maka terlihat kerepotan dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Maka harus ada orang yang agak teliti membantunya. Melihat orang di sekeliling hanya ada Fu Hiong-kun sendiri. Fu Hiong-kun sangat berharap Wan Fei-yang bisa pulih kembali, tapi sampai dia turun gunung bersama Siau Cu, Wan Fei-yang tetap tidak mengucapkan sepatah katapun untuk meminta dia tinggal. Maka Fu Hiong-kun sedikit kecewa. Entah mengapa dia merasa di antara dia dan Wan Fei-yang sudah ada jarak dan sedikit asing, Siau Cu tidak bisa membaca pikiran Fu Hiong-kun. Pertama, dia tidak tahu banyak. Kedua, dia selalu merindukan Beng-cu. Memang melamar Beng-cu hanyalah satu alasan, tapi dia tetap berharap bisa menjadi kenyataan. Mereka datang ke keluarga Lamkiong dengan alasan ini. Yang pasti orang-orang keluarga Lamkiong merasa terkejut. Orang yang pertama mereka temui adalah Cia Soh-ciu. Yang pasti Cia Soh-ciu menolak dengan halus tapi tidak terlalu terlihat, karena tetap harus bertanya dulu kepada Lo-taikun. Tapi Lo-taikun malah langsung setuju. Cia Soh-ciu mengingatkan Lo-taikun tentang masalah Pek-hoa-couw yang belum selesai dan masih banyak yang harus dilakukan, sehingga lebih baik ditunda dulu. Tapi Lo-taikun tidak menganggap. AlasanLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 56 dia karena keluarga Lamkiong sedang membutuhkan orang. Walaupun ilmu Siau Cu tidak seberapa tapi tetap bisa dipergunakan. Maka dia setuju Siau Cu menikah masuk ke keluarga Lamkiong dan berpesan kepada Cia Soh-ciu untuk menyuruh Siau Cu tinggal. Satu bulan kemudian baru menikah dengan Beng-cu. Siau Cu benar-benar senang, dia berterima kasih kepada Cia Soh-ciu, kemudian terus bersalto gembira. Fu Hiong-kun juga senang dan lupa tujuannya datang. Melihat Siau Cu tidak berhenti bersalto, dia berkata. "Orang yang sudah akan menikah masih juga seperti ini!" "Kalau sekarang tidak begitu, setelah menikah tidak ada kesempatan lagi!" Saat itu ada yang mengetuk pintu. Siau Cu membuka pintu, ternyata yang berdiri di luar adalah Beng-cu. "Ternyata kau..." Siau Cu terkejut, tapi juga senang. Beng-cu diam, dia bertanya dengan dingin. "Untuk apa kau datang kemari?" Fu Hiong-kun ingin menyela tapi Beng-cu sudah berkata. "Aku tahu, semua aku tahu. Aku datang mem beritahu kepadamu bahwa aku tidak ingin menikah denganmu!" Setelah itu Beng-cu segera membalikkan tubuh pergi. Siau Cu terpaku. Fu Hiong-kun ikut terpaku. Siau Cu pelan-pelan berkata. "Mengapa bisa seperti ini?" "Apakah kau telah membuat dia marah?" "Sebelumnya kita belum bertemu, bagaimana aku bisa membuat dia marah?" "Mungkin dia marah karena sebelumnya kau tidak berunding dengan dia dan juga tidak menemui dia?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 57 "Masuk akal. Perempuan memang bisa lebih mengerti perempuan!" "Apa yang harus aku lakukan agar dia tidak marah?" "Kalau disebabkan hal tadi lebih baik jangan berbicara dengan dia dulu. Setelah marahnya reda, tidak akan terjadi apa-apa." Yang pasti Siau Cu setuju. Dia juga setuju dengan perkiraan Fu Hiong-kun. Fu Hiong-kun adalah perempuan, dia lebih mengerti perempuan dan memang dia tidak pernah membuat Beng-cu marah. Fu Hiong-kun juga mengira begitu. Tapi sebenarnya Beng-cu sudah tahu guru Siau Cu, Lam-touw mati dibunuh oleh orang keluarga Lamkiong. 182-182-182 Beng-cu segera lari ke tempat Lo-taikun. Lo-taikun, Cia Soh-ciu, Kiang Hong-sim, Tong Goat-go dan Bwe Au-siang sedang berada di sana. Karena Kiang Hong-sim melihat Beng-cu men-cari Siau Cu maka dia memberitaku Lo-taikun. Baru saja Lo-taikun ingin menjelaskan pada Beng-cu agar bersiap-siap menjadi istri Siau Cu setelah satu bulan. Ada apa Beng-cu berkata begitu kepada Siau Cu? Yang pasti Lo- taikun curiga, tapi mereka mengira Beng-cu marah karena Siau Cu tidak memberitahu dia terlebih dulu. Melihat wajah Beng-cu cemberut, Lo-taikun baru memikirkan lagi maksud Beng-cu datang. Beng-cu melihat Lo-taikun, seperti ingin mengatakan sesuatu tapi kata-katanya tidak keluar. "Beng-cu, apa yang terjadi?" Tanya Lo-taikun. "Aku tidak mau menikah dengan Siau Cu!" Akhirnya Beng-cu mengeluarkan kata-kata ini. "Kau bukan anak kecil lagi, jangan berbuat seperti ini!" Lo-taikun tertawa.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 58 "Aku tidak mau melukai dia!" Kata Beng-cu. "Apa maksudmu?" "Aku tidak mau menikah dengan orang ini!" Beng-cu menggelengkan kepala. Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Bukankah dulu kau berkata suka kepadanya?" Nada Lo-taikun tetap begitu lembut. "Beng-cu..." Cia Soh-ciu yang menjadi ibunya menyela. "kau semakin berani membantah. Di depan orang tua mengapa berkata dengan sikap seperti ini, apakah sudah lupa aturan keluarga Lamkiong?" Beng-cu berteriak menangis. "Aku tidak lupa, hanya ingin bertanya satu hal..." Dia tidak segera bertanya tapi dia melihat Lo-taikun. "Kau tahu apa?" Kata Lo-taikun tetap tenang. "Antara saudara saling membunuh orang untuk tutup mulut, apakah adalah aturan keluarga Lamkiong?" Beng-cu berteriak. Semua orang terpaku dan melihat Lo-taikun. Lo-taikun dengan aneh melihat Beng-cu. "Apa yang kau katakan?" "Ada masalah apa katakan saja, jangan di simpan di dalam hati." Air mata Beng-cu menetes. "Sebelum paman keempat meninggal, dia memberitahu kepadaku bahwa Guru Siau Cu, Lam-touw dibunuh oleh kalian!" Semua orang merasa terkejut. Lo-taikun menggelengkan kepala dan menarik nafas. "Betul, kita yang membunuhnya! Apakah kau tahu sebabnya?" "Apa sebabnya?" "Karena dia ingin selalu mencari tahu rahasia keluarga Lamkiong. Kita membunuh dia demi keluar ga Lamkiong!" "Ada rahasia apa di keluarga Lamkiong?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 59 "Laki-laki di keluarga Lamkiong sudah terbunuh. Semua ada kaitan dengan perkumpulan. Kita terus mencari tahu sebabnya dengan segala cara. Lam-touw sedang mencari tahu rahasia kita!" "Kalau paman keempat terbunuh..." "Boleh dikatakan akulah yang mencelakakan dia!" Lo-taikun menundukkan kepala. Tidak hanya Beng-cu, Bwe Au-siang juga terus melihat Lo- taikun. "Kalau bukan aku yang memerintahkan dia mengejar Lu Tan, tidak akan terjadi musibah ini!" Lo-taikun menarik nafas. "seharusnya aku tidak mem-beritahu dia apa yang terjadi. Kalau tidak, dia selalu curiga Lam-touw dibunuh oleh kita, sehingga selalu mengikuti kami dan terkena musibah." Air mata Lo-taikun terus menetes. Hal ini membuat semua orang terkejut dan mendekat. Ketika ingin menghibur, Beng-cu bertanya lagi. "Apakah paman keempat sudah tahu apa yang terjadi?" Cia Soh-ciu marah. "Apakah kau sudah gila? Apa hubungannya antara Lo-taikun dan kematian paman keempat? Kau mencurigai Lo-taikun yang membunuh paman ke empat untuk tutup mulut?" "Putrimu bukan bermaksud seperti ini!" Kata Beng-cu. Lo-taikun melayangkan tangan mencegat Cia Soh-ciu. "Harimau galak pun tidak makan anaknya. Di dalam hati Beng- cu, apakah aku lebih kejam dan sadis daripada harimau?" Beng-cu berlutut. Ketika mau menyembah untuk mengaku salah, Lo-taikun sudah menghadang. "Beng-cu, apakah kau mau menikah dengan Siau Cu? Aku tidak memaksa. Kematian Lam-touw lambat laun akan memberi keadilan kepada Siau Cu!" Apa yang harus dikatakan Beng-cu?Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 60 Cia Soh-ciu segera mencari alasan untuk mene mui Siau Cu dan bertanya kepadanya mengapa membuat Beng-cu marah, sampai dia harus terus mena-sehatinya. Cia Soh-ciu baru bisa tenang dan diam-diam memberi isyarat bahwa Beng-cu masih bersifat kekanak-kanakan. Terhadap pernikahan ini, dia tidak pernah menolak. Fu Hiong-kun yang pertama berkata begitu, sekarang Cia Soh- ciu juga berkata seperti ini, maka Siau Cu mengira semua gadis selalu seperti ini. Begitu Cia Soh-ciu berkata begitu, Siau Cu tertawa sambil bersalto. Waktu itu Fu Hiong-kun masuk, melihat Cia Soh-ciu keluar dan Siau Cu begitu senang, sedikit banyak dia sudah bisa menebak. Dia tetap bertanya. "Apakah Beng-cu seperti kataku?" Siau Cu bersalto ke depan Fu Hiong-kun. "Betul, aku kira dia benar-benar tidak mau menikah denganku!" Kemudian dia tertawa lagi. Kali ini Fu Hiong-kun tidak tertawa. Dia bengong melihat Siau Cu dan sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba Siau Cu melihatnya, dia berhenti. "Nona Fu, mengapa kau jadi tidak suka?" "Aku khawatir kau melupakan satu hal!" "Tentang apa?" "Di Bu-tong-san, apa yang kau janjikan pada Wan-toako?" Siau Cu seperti terbangun dari mimpi, dia menepuk-nepuk kepalanya. "Aku benar-benar tidak berguna, hanya memi kirkan hubungan cinta, sampai hal yang begitu penting pun dilupakan. Sekarang apa yang harus kulakukan?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 61 "Kau bisa mencari Beng-cu untuk bertanya. Aku melihat waktu dia menolakmu, dia seperti punya hal yang sulit dia katakan. Kau bisa berusaha dari pinggir bertanya-tanya apa yang terjadi." Siau Cu segera teringat sikap Beng-cu waktu itu, dia sedikit curiga. "Aku takut Beng-cu tidak mau berbicara. Selain itu, ingin bertemu dengan dia bukan hal yang mudah!" Sebenarnya setelah hari itu, Beng-cu selalu tidak mau bertemu dengan mereka. Maka Fu Hiong-kun tidak percaya apa yang dikatakan Cia Soh-ciu. "Di dunia ini tidak ada hal yang sulit asalkan kita mau melakukannya!" Tiba-tiba Fu Hiong-kun ber kata seperti ini. 183-183-183 Su Yan-hong sedang pergi ke Kang-lam. Setelah tenaga dalam Bu-wie Taysu pulih 50-60%, dia segera pergi sendiri tanpa dikawal Su Yan-hong. Karena Bu-wie Taysu berpikir, sekarang waktu nya membutuhkan orang. Bila Su Yan- hong selalu berada di sisinya, tidak baik untuk keadaan sekarang. Setelah berpamitan dengan Bu-wie Taysu, tadi nya Su Yan-hong ingin langsung pergi ke ibukota. Tapi belum sampai di ibukota, dia sudah dicegat oleh pengawal yang memberitnhu bahwa kaisar sudah pergi ke Kang-lam dan ingin dia menyusul dan berkumpul di sana. Orang yang mengikuti kaisar, selain Thian-ho Sangjin, masih ada Thio Gong, Kao Sen, Han Tau dan sekelompok pengawal. Mengetahui tindakan kaisar, Su Yan-hong sudah bisa menebak bahwa tujuan kaisar adalah Ling-ong, maka dia segera menyusul ke Kang-lam. Kaisar memang punya maksud ini. Demi menutupi rasa curiga orang, sesampainya di Yang-ciu dia tinggal di sebuah rumah bordil yang bernama Li- cun-wan.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 62 Yang pasti seluruh Li-cun-wan dipesan dan kaisar menikmati sepuasnya. Pihak Ling-ong juga mendapat kabar bahwa kaisar sudah turun ke selatan dan tinggal di rumah bordil. Dia benar-benar tertipu dan mengira kaisar datang ke Kang-lam karena ingin bermain. Cu Kun- cau yang berada di sisi terus mempengaruhi Ling-ong agar mengambil kesempatan ini untuk memberontak. Kesempatan jangan dilewatkan, dia ingin membawa Liu Hui-su, Cia Ceng-hong dan Hoa Pie-li menemui kaisar di Li-cun-wan. Kata Cu Kun-cau, akal ini namanya suara di timur tapi menyerang di barat. Dia ingin membuat kaisar curiga, sehingga menarik orang-orang penting di Lam-khia untuk melindunginya. Dengan demikian pesilat-pesilat dari keluarga Lamkiong akan mencari kesempatan untuk membunuh Ong-souw-jin. Bila Ong- souw-jin mati, semua masalah akan beres. Walaupun mereka berada di tempat kaisar, kaisar tidak akan berani membantah mereka. Ingin pulang ke ibukota juga sudah tidak mungkin. Akhirnya kaisar akan tunduk kepada mereka. Melihat kedatangan Cu Kun-cau, kaisar terkejut dan benar dia menyuruh Cu Kun-cau dan 3 pembunuh untuk tinggal. Semua reaksi kaisar sesuai dengan perkiraan Cu Kun-cau. Tujuannya agar kaisar mengira mereka menahan dia di sana, kemudian akan bertindak pada Ong-souw-jin. Tapi kaisar sudah berjanji dengan Ong-souw-jin agar siap bersama-sama turun ke Lam-khia untuk menangkap Ling-ong hidup-hidup. Pada waktu yang bersamaan, Su Yan-hong sudah sampai di Kang-lam. Begitu tahu Cu Kun-cau bersama-sama dengan 3 pembunuh, dia juga mengira Ling-ong hanya ingin mencari tahu tujuan kaisar ke Kang-lam. Cu Kun-cau mengatur dirinya tinggal di peng inapan Tai-hong yang tidak jauh dari Li-cun-wan. Kaisar diam-diam berpesan kepada Han Tou untuk membawa pengawal mengawasi mereka. Semua pengawal adalah pesilat tangguh yang terpilih dan sudahLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 63 lama terlatih. Semua tindakan Cu Kun-cau berada dalam pengawasan mereka, termasuk surat-surat rahasia yang diantar keluar juga jatuh ke tangan mereka. Surat rahasia itu diberikan lewat tangan pelayan penginapan dan pedagang kecil yang sudah diatur. Sebenarnya boleh dikatakan sangat aman, tapi karena pengawal-pengawal siang malam mengawasi mereka, pengalaman mereka juga sudah sangat banyak, maka tetap mengetahui tindakan Cu Kun-cau. Walaupun kata-kata di surat sudah diperiksa dengan teliti, surat hanya berisi Cu Kun-cau' melapor kepada Ling-ong bahwa semua baik-baik saja. Dan dia juga memberitahu tempat tinggal kaisar dan orang-orang yang mengikuti kaisar datang. Tapi begitu sudah dilihat oleh kaisar dan Su Yan-hong, wajah mereka segera berubah. Tidak diragukan lagi Ling-ong sudah mengetahui kekuatan mereka. Apakah Cu Kun-cau masih mengirim surat-surat seperti ini? Tidak ada yang tahu. Setelah berunding dengan Kaisar, Su Yan- hong dan Thio Gong segera mengirim orang naik kuda untuk memberi tahu Ong-souw-jin agar menyuruh pasukan elit untuk datang melindungi. Dengan begitu mereka akan terkena pancingan Cu Kun-cau, karena surat rahasia juga dimaksudkan untuk sengaja memberitahu kepada kaisar. Bila semua pasukan elit keluar, orang-orang keluarga Lamkiong akan menangkap Ong-souw-jin dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan. Bila Ong-souw-jin mati, pasukan akan menjadi kacau balau. Semua akan menjadi sederhana. 184-184-184 Orang-orang keluarga Lamkiong sangat cocok dengan mereka. Alasan mereka pergi karena ingin membeli barang-barang untuk persiapan pernikahan Beng-cu dan Siau Cu. Siau Cu tidak curiga, tapi Fu Hiong-kun merasa ada yang tidak beres. Karena beberapa kali dia keluar berjalan-jalan pada malamLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 64 hari, dia selalu dicegat oleh orang keluarga Lamkiong. Walaupun tidak melihat ada apa-apa, tapi dia mencium ada bau yang aneh. Sebenarnya itu adalah bau obat beracun, keluarga Lamkiong sedang membuat jarum beracun yang bernama Lan-hoa untuk digunakan membunuh Ong-souw-jin. Ketika semua orang sudah pergi, Fu Hiong-kun kembali mengamati, dia semakin curiga karena mereka semua membawa senjata. Mereka akan merayakan hari pernikahan, tapi mengapa seperti akan menghadapi musuh yang kuat. Setelah Siau Cu diingatkan oleh Fu Hiong-kun, Siau Cu mulai curiga. Dia mengambil keputusan malam ini juga akan datang ke tempat Fu Hiong-kun mencium bau aneh untuk masuk melihat-lihat. 185-185-185 Sebenarnya itu adalah Ciu-ci-tong. Siau Cu dan Fu Hiong-kun melihat tidak ada orang di sekeliling. Waktu hendak masuk, mereka mendengar suara peluit yang membuat mereka segera terkejut dan tiarap, Fu Hiong-kun sudah pernah mendengar cerita Siau Cu tentang bunyi peluit ini, maka dia juga bersembunyi. Mereka melihat Hen-lo-sat mengikuti Kiang Hong-sim keluar, kemudian dengan cepat menghilang dalam kegelapan. Melihat Hen-lo-sat, hati Siau Cu terasa dingin. Dia sudah tahu kelihaian pembunuh perempuan ini. Fu Hiong-kun juga tahu Su Yan-hong tidak sanggup melawan pembunuh perempuan ini. Dari sini diketahui pembunuh ini sangat lihai. Siau Cu ingin mengejar tapi ditahan oleh Fu Hiong-kun, karena dia takut akan mengejutkan mereka, dan juga tidak ada gunanya. Fu Hiong-kun hanya berpikir orang-orang keluarga Lamkiong sampai keluar semua pasti ada tujuan tertentu. Tiba-tiba dia teringat Su Yan-hong pernah memberitahu dia bahwa kaisar ingin datang ke Kang-lam dan menyuruh Su Yan-hong menemaninya.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 65 Apakah sasaran pembunuh ini apakah kaisar? Atau Su Yan- hong? Karena itu, dia ingin Siau Cu bersama dengan nya meninggalkan keluarga Lamkiong. Tapi Siau Cu menyuruh Fu Hiong-kun yang pergi, sementara dia tinggal di keluarga Lamkiong. Pertama, untuk mengurus Beng-cu. Kedua, mencari tahu apakah ada pengkhianat di dalam, mungkin orang-orang keluarga Lamkiong tidak tahu rahasia ini. Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Setelah dipikir-pikir oleh Fu Hiong-kun, ini cukup masuk akal, dia terus berpesan kepada Siau Cu agar berhati-hati. Malam itu juga dia meninggalkan keluarga Lamkiong. 186-186-186 Setelah mengantar Fu Hiong-kun pergi, semalaman Siau Cu tidak bisa tidur. Sampai hari kedua, dia mengambil kesempatan memberitahukan rahasia ini kepada Lo-taikun, karena dia takut Lo- taikun sudah tua dan tidak kuat menerima pukulan ini. Tapi dia sama sekali tidak menyangka Lo-taikun sangat tahu semua ini, karena dialah orang yang merancang semua ini. Lo-taikun benar-benar licik dan licin. Sambil mendengar dia pura-pura terkejut kemudian marah besar. Dia marah kepada Kiang Hong-sim dan merasa sedih karena di keluarga Lamkiong muncul sampah keluarga. Terakhir dia ingin Siau Cu membantunya untuk menjaga agar aib keluarga keluarga Lamkiong tidak tersebar. Siau Cu adalah orang keluarga Lamkiong, tidak apa-apa bila dia mengetahuinya tapi jangan memberitahukan kepada orang lain. Beng-cu juga masih muda dan tidak mengerti apa-apa, maka jangan diberitahukan kepada dia. Jangan biarkan dia khawatir. Siau Cu memang pintar dan lincah tapi dia masih muda, mana bisa dia menghadapi Lo-taikun. Untung Fu Hiong-kun sudah pergi, kalau tidak karena Siau Cu, dia akan mati. 187-187-187Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 66 Sekembalinya Siau Cu ke kamar, tidak diduga Beng-cu berada di dalam. Sebenarnya Beng-cu ingin memberitahukan Siau Cu bahwa kematian Lam-touw ada hubungannya dengan keluarga Lamkiong. Melihat reaksi Siau Cu dan begitu melihatnya, satu patah kata pun tidak bisa dikeluarkan. Siau Cu pun seperti itu. Sepasang kekasih ini saling berharap pasangannya bisa senang dan nyaman. Kemudian mereka berjalan-jalan ke pertokoan. Semua gerak-gerik mereka di dalam pengawasan Lo-taikun. Dia segera pergi ke Siau-hun-lo (penjara) di bawah Ciu-ci-tong, Ciu-ci Lojin membuka sebuah peti mati. Yang terbaring di dalam adalah Lu Tan. Di bawah pengaruh obat, Lu Tan menjadi sama seperti 4 pembunuh perempuan, tidak sadarkan diri dan kehilangan akal sehat. Tapi dia masih belum sampai pada tahap seperti 4 pembunuh perempuan. Awalnya Lo-taikun melihat Lu Tan sangat berbakat dan ingin melatih dia menjadi pembunuh seperti 4 pembunuh itu. Tapi dalam keadaan begitu terpaksa Lu Tan harus diperalat untuk membunuh Siau Cu di jalan. Bila Siau Cu dibunuh Lu Tan di jalan, mati atau hidup, begitu kabar tersebar, kejahatan Lu Tan akan semakin sulit dihapus. 188-188-188 Lu Tan diatur untuk keluar dari belakang rumah dan melewati jalan pintas, maka dia akan sampai sebelum Siau Cu dan Beng-cu. Di jalan raya Lu Tan tiba-tiba muncul seperti orang gila dan bengong. Dia berada di tengah-tengah jalan tidak bergerak sehingga membuat orang merasa aneh dan mengelilinginya. Siau Cu dan Beng-cu maju ke kerumunan orang. Mereka mengira ada orang yang sedang berjualan, tapi begitu mendekat mereka terkejut juga senang.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 67 "Lu-heng... mengapa kau berada di sini!" Siau Cu mendekat. "sebenarnya apa yang terjadi, apakah kau tahu kami mencarimu dengan susah?'' Tapi Lu Tan tidak bereaksi, dia hanya melotot. Sampai Siau Cu berada di depannya, menggoyangkan tangan di depannya, Lu Tan masih bengong. Beng-cu melihat dan merasa aneh. Waktu itu ada suara peluit berbunyi. Siau Cu terkejut dan mencari. Dia tidak tahu kali ini orang yang dikuasai peluit itu bukan orang lain melainkan Lu Tan. Lu Tan mencabut golok di belakang tubuh Siau Cu dan langsung menepis. Siau Cu tidak bisa menghindar. Untung Beng-cu menepuk telapak tangan Lu Tan, membuat golok meleset. Lu Tan membalikkan tubuh, menepis ke arah Beng-cu. Tepisan golok cepat dan berbahaya, Beng-cu tidak bis.a menghindar. Golok membacok tangannya, memang tidak berat tapi darah sudah muncrat, Siau Cu terkejut, dia membentak. "Kau sudah gila..." Siau Cu menendang. Lu Tan seperti tidak melihat juga tidak mendengar. Goloknya terus berputar-putar. Melihat keadaan begitu, orang yang di sekeliling segera bubar. Ciu-ci Lojin berada di dalam keru munan orang, dia masuk ke dalam gang. Gerakan dia sangat cepat. Karena cepat, malah menarik perhatian dan kecurigaan Beng-cu. Sekali melihat, dia sudah mengenal. Tubuh Ciu-ci Lojin berbeda dengan orang lain, maka tidak sulit mengenalinya. Waktu dia kabur, dia meniup peluit lagi. Lu Tan segera menyimpan golok dan lari, dia juga dengan cepat masuk ke kerumunan orang. Yang pasti kerumunan orang menjadi kacau. Siau Cu ingin mengejar, tapi dihadang oleh orang-orang. Melihat tangan Beng-cu terluka dan terus berdarah, dia kembali dan memapah Beng-cu.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 68 Air mata Beng-cu terus menetes. Siau Cu tidak bisa melihat kesedihan Beng-cu. Dia mengira Beng-cu adalah orang yang cengeng karena tidak tahan sakit. Dia juga berpikir, karena dialah Beng-cu terluka, maka dalam hati dia merasa menyesal. Beng-cu tidak menceritakan apa yang dipikirkan. Setelah pulang, dia mengantar Siau Cu. Setelah dipikir-pikir kemudian, akhirnya dia tidak tahan, dia sendirian mencari Lo-taikun, meminta penjelasan. 189-189-189 "Apa tujuanmu melakukan ini?" Beng-cu lang sung bertanya. "Apa yang kau katakan?" Lo-taikun balik ber tanya, dia seperti tidak tahu apa-apa. "Tadi di jalan Lu Tan ingin membunuh Siau Cu, jelas-jelas orang bisu di Ciu-ci-tong yang meniup peluit untuk mengaturnya. Kalau bukan kau yang memerintahkan, mana mungkin orang bisu itu berani melakukannya!" Lo-taikun diam. Beng-cu berteriak lagi. "Apapun yang kau katakan, aku tidak akan percaya lagi. Bila terjadi sesuatu pada Siau Cu, aku pasti...pasti tidak akan memaafkanmu!" Lo-taikun pelan-pelan berdiri, dari kedipan mata, terlintas cahaya kejam dan keluar aura mem bunuh. Tapi dengan cepat menghilang, dia menepuk-nepuk pundak Beng-cu. "Dengarkan aku..." "Aku tidak akan mendengar kata-katamu! Kau kira aku tidak tahu Lam-touw, Coat-suthay, Tiong Toa-sianseng semua dibunuh oleh kalian. Dan Lu Tan tidak bisa menguasai diri!" Beng-cu semakin bicara semakin keras. Wajah Lo-taikun juga semakin tidak enak dipandang. Kemudian dengan tongkat kepala naga dia memukul kursi sampai hancur dan berkata. "Betul! Semua adalah perbuatanku, ibumu dan keluarga Lamkiong!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 69 Awalnya Beng-cu terkejut dan terpaku. Lo-taikun menangis dan berkata. "Kalau bukan untuk menjaga nama baik keluarga Lamkiong, kalau bukan karena pihak laki-laki keluarga Lamkiong terus terbunuh dan hanya tinggal janda, untuk apa kita melakukan ini?" Kemudian Lo-taikun membentak. "apakah kau orang keluarga Lamkiong?" Beng-cu tidak tahu apa yang harus dia jawab. "Tentang hal ini kita tunggu ibumu pulang, pasti akan ada jawaban! Kau tanyakan saja kepada dia!" Lo-taikun segera membalikkan tubuh pergi. "Aku hanya memohon kepada kalian agar tidak melukai Siau Cu!" Beng-cu segera lari. Lo-taikun tidak memanggilnya. Dia pelan-pelan membalikkan tubuh, sorot matanya tidak menentu. Entah apa yang dia pikirkan. 190-190-190 Berselang waktu minum setengah cangkir teh, Lo-taikun sudah muncul di Siau-hun-lo (penjara) bawah tanah Ciu-ci-tong. Sepanjang jalan dia sangat berhati-hati. Setelah masuk Ciu-ci-tong, dia tidak lupa berpesan agar Ciu-ci Lojin berhati-hati. Dia tidak marah kepada Ciu-ci Lojin, karena dia tahu masalah sudah terjadi percuma saja di marahi. Ciu-ci Lojin tidak banyak berbicara. Walau pun dia tidak tahu apa yang terjadi tapi dia bisa melihat Lo-taikun sedang ada masalah. Di dalam Siau-hun-lo, ada dua orang sedang menunggu. Ternyata mereka adalah orang Pek-lian-kau Thian-te-siang-kun yang sudah lama menghilang. Lo-taikun duduk di depan Thian-te-siang-kun, matanya berputar. "Kalian bersembunyi untuk berlatih Pek-kut-mo-kang, apa sudah ada hasilnya?" Thian-kun melihat Te-kun, lalu menggelengkan kepala.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 70 "Tetap seperti dulu! Dibandingkan dengan Bok Jin-kun, kami masih jauh!" Lo-taikun tertawa. "Aku malas berlatih silat, maka bukan lawan kalian!" Thian-kun melayangkan tangan melarang Lo-taikun terus berbicara. "Ilmu silat adalah nomor dua. Jika obat-obatanmu sudah berhasil, hanya satu Hen-lo-sat saja sudah cukup di dunia ini!" "Maka terakhir tetap kami dua bersaudara yang mengaku kalah!" Kata Thian-kun. Dulu waktu mereka berpisah dengan Jin-kun, mereka masih mempunyai cita-cita yang tinggi. Tapi setelah berkelana di dunia persilatan, tidak hanya tidak berhasil, ilmu silat pun tidak ada kemajuan. Sebenarnya ketika bekerja kepada Liu Kun, mereka sudah tahu pentingnya kekuasaan. Maka mereka tidak tertarik lagi berkelana di dunia persilatan. Selain menyandarkan diri kepada Lo-taikun, sementara ini mereka tidak punya jalan lain yang bisa memasukkan mereka ke pemerintahan. Lo-taikun sangat senang. Dia mengangguk. "Kita Sam-cun harus bersatu..." Thian-te-siang-kun segera berkata. "Di dunia ini tidak ada lawan..." "Betul, di dunia ini tidak ada lawan. Semua rencana akan sukses. Semua bisa kita dapatkan!" Lo-taikun menarik nafas. "Sepertinya ada hal yang tidak bisa kau bereskan?" Tanya Thian- kun. "Aku lihat rahasiaku sudah tidak bisa dipertahankan lagi! Tentang Hen-lo-sat, Beng-cu saja sudah tahu!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 71 "Dia dan kau tidak ada hubungan darah, bunuh saja sekalian!" Kata Thian-kun. "Sekarang waktunya belum tepat. Keluarga Lamkiong tetap masih berharga untuk diperalat. Apakah membunuh dia tidak akan membuat orang lain curiga?" Te-kun mengeluarkan pertanyaan. "Siapa yang akan mencurigai seorang nenek membunuh cucunya?" Lo-taikun balik bertanya. Thian-te-siang-kun tertawa, kata Lo-taikun. "Dalam beberapa tahun ini aku telah membunuh delapan orang anggota keluarga Lamkiong, kapan aku pemain dicurigai orang dan membuat ke salahan?" Thian-kun menarik nafas. "Aku benar-benar kagum dari dalam hati. Kau menyamar menjadi Lo-taikun beberapa tahun, tapi tidak pernah ada mencurigai!" "Memang tidak mudah! Demi menyamar men jadi dia, aku sudah banyak berkorban. Awalnya menjadi pembantu pribadinya selama dua tahun. Setelah mengetahui kebiasaan sehari-harinya dan juga gerak-geriknya, aku membunuh dia dan mengelupas kulit wajahnya untuk membuat topeng kulit manusia. Begitu dipakai sampai bertahun-tahun. Jika orang lain, akan mati karena bosan!" Lo-taikun segera membuka topeng kulit manusia. Di balik topeng tampak wajah yang sangat cantik dan genit, terlihat baru berusia 27-28 tahun. Thian-te-siang-kun melihat dengan terpaku. "Tidak disangka pada umurmu yang begitu, kau masih cantik! Cara merawat wajahmu hingga awet muda benar-benar aneh!" Kata Thian-kun menarik nafas. Jin-kun mengangguk. Perempuan ini asalnya adalah salah satu Sam-cun dari Pek-lian-kau. Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dia menghilang selama beberapa tahun, ternyata bersembunyi di keluarga Lamkiong. Setelah mengelupasLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 72 kulit wajah Lo-taikun, dia memakai topeng wajah manusia dan dipakai untuk menyamar menjadi Lo-taikun sampai sekarang. Te-kun melihat Jin-kun. Dia menarik nafas. "Memang sangat aneh, tapi kami tidak punya kesabaran sebesar itu untuk menyamar!" Thian-kun tertawa. "Untung kita ini laki-laki, tua sedikit tidak menjadi masalah." Jin-kun tertawa dan melihat Thian-te-siang- kun. "Wajah yang cantik terus bersembunyi di balik wajah Lo-taikun yang sudah tua dan jelek memang suatu kesia-siaan. Tapi kalau bukan dengan menyamar di posisi Lo-taikun, mana mungkin aku bisa mendapat begitu banyak pesilat tangguh dan harta kekayaan. Dan mana mungkin bisa melatih pembunuh seperti Hen-lo-sat!" "Jin-kun adalah Jin-kun, kita benar-benar harus mengaku kalah!" Kata Thian-kun. "Liu Kun bukan orang berbakat, kalian bersandar kepadanya tapi tidak menguasainya, itu pasti akan gagal!" Kata Jin-kun. "Bagaimana dengan Ling-ong?" Tanya Thian- kun. "Dia juga bukan orang berbakat maka aku selalu memperalat dia. Jika bisa menguasai dunia ini, baru merasa pekerjaanku tidak sia- sia!" Kata Jin-kun. "Jin-kun mempunyai pikiran yang jauh ke depan, semua akan sukses. Tapi kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan." Jin-kun berpikir sebentar. "Kalian kumpulkan semua murid Pek-lian-kau di daerah sini, memasang jala bumi dan jaring langit, menjala semua orang yang berseberangan dengan kita!" Kata Jin-kun. Thian-te-siang-kun merasa tertarik dengan rencana ini. 191-191-191 Bukan hal yang mudah bagi Fu Hiong-kun untuk mencari Su Yan-hong. Li-cun-wan adalah sebuah rumah bordil danLegenda Pendekar Ulat Sutra - 4 73 penjagaannya sangat ketat. Untung nasib sedang baik, Su Yan-hong sedang keluar rumah. Melihat Fu Hiong-kun, Su Yan-hong merasa heran. Dari Fu Hiong-kun dia tahu Hen-lo-sat adalah pembunuh keluarga Lamkiong. Berita ini membuat dia terkejut. Keluarga Lamkiong sedang pergi ke kota Lam-khia, ini segera membuat Su Yan-hong terpikir akan keselamatan Ong-souw-jin. Berarti kedatangan Cu Kun-cau adalah akal-akalan, suara di timur tapi dia menyerang di barat. Semua pasukan elit sudah ditarik ke Yang-ciu maka keluarga Lamkiong bisa mengambil kesempatan ini masuk. Jika terjadi sesuatu pada Ong-souw-jin, akibatnya sulit dibayangkan. Setelah memikirkan hal ini, akhirnya Su Yan-hong mengambil keputusan untuk pergi ke Lam-khia. Setelah kaisar mendapat berita ini, dia pasti setuju dan mencari cara untuk menghadapi Cu Kun- cau. Tapi Cu Kun-cau tidak tahu semua ini. Dia hanya mencari waktu untuk melepaskan diri. Dia sudah mengatur alasan untuk bisa pergi, yaitu berburu. Hal ini malah membuat kaisar tertarik. Sesampainya di pinggir kota, orang-orang kaisar sengaja melepaskan harimau putih dari kandang. Kaisar sangat senang karena harimau putih sangat jarang terlihat. Dia ingin memburu harimau ini agar bisa menunjukkan kewibawaannya. Cu Kun-cau juga sampai lupa diri, dia terus mengejar harimau putih. Han Tau dan Kao Sen takut terjadi sesuatu pada kaisar maka membawa barisan pengawal istana terus mengejar. Sampai kaisar menembak mati harimau, dia baru teringat Cu Kun-cau. Tapi jejak Cu Kun-cau sudah tidak ada. Kaisar marah, dia segera menurunkan perintah membawa pasukannya menyerang Ling-ong. 192-192-192Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 74 Siang malam Su Yan-hong berjalan. Akhirnya sempat memberitahu Ong-souw-jin agar siap siaga. Walaupun tidak tahu kapan orang keluarga Lam-kiong akan datang menyerang, tapi mereka sudah bersiap menghadapi segala kemungkinan. Malam itupun orang-orang keluarga Lam-kiong menyerang. Hen-lo-sat masuk ke tempat yang tidak ada orang. Dia langsung masuk ke ruangan besar, membunuh Ong-souw-jin yang berbaju pejabat yang sedang duduk. Sebenarnya orang yang terbunuh itu adalah pidana yang akan dihukum mati. Orang-orang keluarga Lamkiong belum pernah melihat wajah asli Ong-souw-jin, apalagi Hen-lo-sat hanya mendengar perintah untuk melaksanakan tugas, maka mereka mengira semua sudah sukses dan segera mundur. Su Yan-hong sudah memikirkan semua ini, maka barisan senjata api juga sudah dipersiapkan. Sekarang sedang berjaga-jaga di tempat keluar masuk ruangan. Walaupun tidak sanggup menghadang mereka masuk, tapi bisa menghadang mereka meninggalkan tempat. Tong Goat-go yang pertama maju. Dia mati tertembak senjata api. Walaupun dia lahir di Tong-bun dan menguasai senjata rahasia tapi kecepatan senjata rahasianya tetap kalah. Hen-lo-sat tertembak beberapa kali, tapi dia sama sekali tidak merasakan apapun. Dia tetap menyerang. Begitu Hen-lo-sat masuk ke barisan senjata api, penembak tidak bisa berbuat apa-apa, maka orang-orang keluarga Lamkiong bisa lolos. Su Yan-hong dan Fu Hiong-kun ikut bertarung dengan Hen-lo- sat tapi tetap kalah. Cia Soh-ciu dan Kiang Hong-sim mengira Ong- souw-jin sudah mati, maka di bawah perlindungan Hen-lo-sat di depan, mereka mengikuti di belakang, kabur tergesa-gesa. Siapa yang menghadang pasti akan dibunuh oleh Hen-lo-sat, maka akhirnya hanya bisa melihat Hen-lo-sat meninggalkan tempat itu.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 75 Setelah Hen-lo-sat keluar dari lapangan, tidak ada orang yang bisa mengejarnya. Dalam keadaan terluka berat Hen-lo-sat masih begitu lihai, apalagi dalam keadaan normal. Mayat-mayat berjatuhan memenuhi lapangan. Darah mengalir seperti sungai. Melihat keadaan itu, hati pasukan-pasukan merasa dingin. Su Yan-hong dan Fu Hiong-kun ingat Siau Cu. Fu Hiong-kun yang pertama kali wajahnya berubah. Keluarga Lamkiong kalah bertarung, Siau Cu masih ada di keluarga Lamkiong, apa yang akan terjadi? Fu Hiong-kun segera menuju ke keluarga Lamkiong. Yang pasti Su Yan-hong tidak akan membiarkan dia pergi sendiri. Ong-souw-jin tidak melarang. Perintah kaisar sampai padanya, dia segera mengumpulkan pasukan dan langsung pergi ke Lam- tiang. 193-193-193 Ketika kaisar sampai di Lam-tiang, pasukan Ong-souw-jin juga sampai di sana. Tadinya kaisar siap menyerang kota Lam-tiang, tapi dilarang oleh Ong-souw-jin. Jika melakukan serangan besar- besaran, yang mati dan terluka akan banyak. Maka dia mengusulkan untuk membakar persediaan makanan pasukan Ling- ong. Kao Sen dan Han Tau diperintahkan untuk membawa pasukan elit masuk ke dalam kota. Mereka berhasil membakar persediaan makanan pasukan Ling-ong. Setelah Ling-ong mendapat kabar bahwa persediaan makanan pasukannya sudah habis terbakar, terpaksa dia mengambil makanan rakyat. Ini membuat orang-orang di kota Lam-tiang gelisah dan takut. Sebelum berperang Ling-ong sudah kalah. Cu Kun-cau bara datang kemudian. Melihat Lam-tiang terkepung, dia masuk melalui jalan air. Setelah mengetahui Ong- souw-jin belum mati, dia baru tahu rencananya gagal total.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 76 Ling-ong tidak mempunyai ide lagi. Cu Kun-cau juga. Mereka hanya bisa menunggu apa kehendak kaisar. 194-194-194 Rencana gagal. Lo-taikun marah. Setelah tahu Fu Hiong-kun dan Su Yan-hong bersama. Melihat kepintaran Fu Hiong-kun, maka dia sadar Fu Hiong-kun sudah melihat sesuatu sebelumnya, maka diam-diam meninggalkan keluarga Lamkiong untuk mem-beritahu Su Yan-hong agar bersiap. Apa yang Fu Hiong-kun tahu, Siau Cu pasti tahu. Maka dari itu, Siau Cu tetap tinggal di keluarga Lamkiong. Itu karena dia ingin mencari tahu rahasia keluarga Lamkiong. Kemudian dia menyusun rencana untuk mem bunuh Siau Cu. Kiang Hong-sim sangat setuju. Untuk rencana ini, Jin-kun hanya berunding dengan dia. Dalam keluarga Lamkiong, memang hanya Kiang Hong-sim yang terkecuali. Dia tahu lebih banyak daripada orang lain di keluarga Lamkiong. Dia juga sangat dipercaya oleh Jin- kun. Mereka segera merasakan ada orang yang mencuri dengar pembicaraan mereka, tapi begitu pintu didorong mereka hanya melihat Cia Soh-ciu yang sedang berjalan datang, tapi masih jauh. Sebenarnya Cia Soh-ciu tahu ada yang mendengar. Dia cepat mundur kembali, baru kemudian berjalan mendatangi. Dia datang mencari Lo-taikun karena Beng-cu terus bertanya, dan dia tidak tahu harus menjawab apa, juga tidak tahu berapa banyak yang Beng-cu ketahui. Dia berharap Lo-taikun bisa memberi petunjuk. Tidak disangka dia tanpa sengaja mendengar Lo-taikun dan Kiang Hong-sim sedang berencana membunuh Siau Cu. Hatinya bergumul. Siau Cu sangat suka pada Beng-cu. Bila mati di keluarga Lamkiong, Beng-cu tidak akan memaafkan orang keluarga Lamkiong, termasuk dia yang menjadi ibunya.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 77 Jin-kun sudah melihat bahwa Cia Soh-eiu telah mendengarnya, hanya dia tidak berkata apa-apa. Dia hanya meminta Cia Soh-ciu untuk mencari obat keluar. Lo-taikun tidak langsung berkata. Dia berkata dengan sangat tepat agar Cia Soh-ciu rela pergi mencari obat, kemudian menyuruh Kiang Hong-sim membantu Cia Soh-ciu menyiapkan semua. Sebenarnya bermaksud menyuruh Kiang Hong-sim mengawasi Cia Soh-ciu agar tidak bertemu dengan Beng-cu dan membocorkan kabar bahwa Siau Cu mau dibunuh. Cia Soh-ciu tidak bodoh, dia sudah melihat. Diam-diam dia menulis sepucuk surat, dan akhirnya surat sampai di tangan Beng- cu. Beng-cu awalnya ingin bertanya ke mana Cia Soh-ciu pergi, dia juga mengira ibunya menulis surat hanya memberitahu dia tentang ini. Begitu merasa bukan, Cia Soh-ciu sudah pergi. Dia cepat-cepat mencari Siau Cu dan menyuruh Siau Cu meninggalkan keluarga Lamkiong. Siau Cu merasa aneh. Dia terus menanyakan penyebabnya pada Beng-cu, tapi Beng-cu tidak tahu apa yang harus dia jawab. Dia hanya ingin Siau Cu segera pergi. Tapi Siau Cu berkeras ingin Beng- cu pergi dengannya. Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sampai-sampai Siau Cu curiga Beng-cu berbohong, bahwa sebenarnya Beng-cu tidak suka kepadanya maka ingin dia segera meninggalkan keluarga Lamkiong. Akhirnya Beng-cu terpaksa pergi dengan dia. Maksudnya adalah mengantar Siau Cu ke tempat aman, baru kembali ke keluarga Lamkiong. Baru saja beranjak, mereka segera diketahui oleh murid-murid Pek-lian-kau yang sedang mengawasi. Hong Teng, Lan Teng dan Pek Teng, segera menyerang. Siau Cu dan Beng-cu kalah. Mereka siap menembus kepungan ini, maka sambil bertarung terus mundur. Siau Cu segera menyuruh Beng-cu kembali ke keluarga Lamkiong. Kali ini giliran Beng-cu yang tidak mau meninggalkan Siau Cu.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 78 Tiga utusan diperintahkan untuk membunuh semua, termasuk Beng-cu. Ketika Beng-cu terpisah dengan Siau Cu, Siau Cu segera diserang oleh utusan lampu putih dan biru juga oleh murid-murid Pek-lian-kau. Ingin melindungi Beng-cu menjadi masalah bagi Siau Cu. Walaupun Beng-cu berilmu tinggi, tapi dia tetap tidak sanggup melawan utusan lampu merah. Jika bukan karena Fu Hiong-kun dan Su Yan-hong yang datang tepat waktu, mungkin dia akan mati di tangan utusan lampu merah. Kedua nadi Jin dan Tok Su Yan-hong sudah terbuka. Tenaga dalamnya seperti tidak ada habisnya. Sekarang Thian-liong-kiu-sut sudah dikeluarkan. Tiga utusan melihat posisi Su Yan-hong. Mere ka berpikir, selain Su Yan-hong pasti ada orang yang akan datang lagi maka mereka segera mundur. Su Yan-hong tidak mengejar. Siau Cu juga, begitu melihat Beng- cu selamat, dia baru tenang. Beng-cu sangat sedih dan sama sekali tidak ter pikir keluarga Lamkiong bersekongkol dengan Pek-lian-kau. Su Yan-hong juga tidak menyangka. Tapi tempat ini masih merupakan daerah kekuasaan keluarga Lamkiong, maka mereka cepat-cepat pergi dari sana. Beng-cu sedikit ragu-ragu tapi dengan paksaan Fu Hiong-kun, mereka sama-sama pergi dari sana. Malam itu mereka tinggal di penginapan. Semua orang tidak mengerti, jika Pek-Iian-kau bekerja sama dengan keluarga Lamkiong dan Beng-cu adalah orang keluarga Lamkiong, mengapa dia mau dibunuh? Entah mengapa Siau Cu tiba-tiba mencurigai kematian Lam- touw mungkin berhubungan dengan keluarga Lamkiong dan Pek- Iian-kau. Dia ingin minta keadilan ke keluarga Lamkiong. Walaupun tidak yakin tapi Beng-cu tahu. Maka setelah mendengar Siau Cu berkata begitu, hatinya menjadi kacau. Duduk tidak tenang, berdiri pun tidak enak. Maka dengan alasan lelah, dia kembali ke kamarnya.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 79 Siau Cu ingin mengejar, tapi Fu Hiong-kun memanggil dia dan mengingatkan dia bahwa Beng-cu adalah orang keluarga Lamkiong. Siau Cu baru sadar. Jika dua pihak bertarung, Beng-cu tidak tahu herus berdiri di pihak mana? Akhirnya semua orang tertawa kecut dan berkata biarlah Thian yang mengaturnya. Hari kedua. Mereka siap-siap berangkat tapi Beng-cu tidak terlihat. Begitu mencari ke kamarnya, hanya ada sepucuk surat di sana. Pada surat itu Beng-cu hanya menulis dia ingin pergi dan berharap Siau Cu jangan mencarinya. Siau Cu juga tahu kata-katanya kemarin membuat Beng-cu merasa sedih. Tapi sampai sekarang dia tidak punya akal yang lain. Satu-satunya cara adalah berpisah, Fu Hiong-kun mencari Beng-cu dan Su Yan-hong harus pergi ke Lam-tiang. 195-195-195 Keadaan Lam-tiang semakin tegang karena kekurangan makanan, semua orang menjadi takut dan cemas. Tadinya Ling-ong ingin melawan kaisar mati-matian, tapi karena gagal membunuh Ong-souw-jin dan semua pasukan sedang kacau, ditambah lagi dengan rangsum untuk pasukan sudah terbakar, maka semangat pasukan turun drastis. Dia mengerti jika menyerang dalam keadaan begitu pasti akan kalah total, ingin bertahan juga agak sulit. Yang membuat dia pusing adalah Su Ceng-cau yang kembali ke Ling-ong-hu sudah jatuh ke tangan Ong-souw-jin. Kabar ini diantar oleh Kao Sen, buktinya adalah sepasang anting giok hijau. Utusan Kao Sen juga membawa perintah kaisar, agar Ling-ong segera mem buka pintu kota untuk menyerahkan diri. Ling-ong tidak setuju tapi dia bersikap sangat baik terhadap Kao Sen dan tidak membuat Kao Sen repot. Dia menjemput Cu Kun-cau untuk bertemu dan berunding dengan kaisar. Tapi Cu Kun-cau ini bukan Cu Kun-cau yang asli, melainkan La- cai yang sedang menyamar.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 80 Ilmu merias wajah sangat dikuasai La-cai. Wajahnya terlihat tidak berbeda dengan Cu Kun-cau. Tidak ada yang bisa melihat penyamarannya, bahkan pesilat tangguh juga tidak bisa melihatnya. Kaisar tahu Cu Kun-cau mempunyai ilmu silat yang tinggi, tapi dalam keadaan dan di tempat ini dia tidak mungkin berani bertindak. Dalam suasana hati yang senang, kaisar mendekat pada mereka. Untung Su Yan-hong kebetulan pulang. Memang benar orang yang di sisi bisa melihat dengan lebih jelas. Sekali melihat, Su Yan-hong sudah merasa ada yang tidak beres dari Cu Kun-cau. Hanya Su Yan-hong sendiri yang sering bertemu dengan kaisar dan Cu Kun-cau. Begitu mereka berdekatan, dia bisa melihat dengan jelas perbedaan tinggi tubuh mereka yang tidak seperti biasanya. Maka sambil melihat, dengan hati-hati Su Yan-hong mendekat. Begitu sorot mata La-cai beradu dengan Su Yan-hong, dia sudah tahu Su Yan-hong mulai mencurigainya. Hatinya kacau. Sorot mata menjadi lebih licik. Kaisar sudah mendekat. La-cai tahu bila Su Yan-hong semakin mendekat, dia akan semakin sulit mendapat kesempatan. Maka dia segera mengambil keputusan, dia bergerak, lari ke kaisar, mengulurkan tangan mencekik leher kaisar. Thian-ho Sangjin yang selalu melindungi kaisar sudah tidak sempat menghadang. Jika Su Yan-hong belum berlatih Thian-Iiong- kiu-sut, dia juga tidak akan sempat. Tubuh La-cai bergerak. Su Yan-hong ikut bergerak. Pose tubuh membantu tubuh bergerak cepat, Su Yan-hong mengulurkan telapak, dia dengan tepat bisa menghadang tangan La-cai yang berusaha men-cengkram leher kaisar. La-cai segera menendang, tapi sebelah tangan Su Yan-hong sudah mendorong kaisar sejauh 1 depa. Terdengar kaisar terlempar mengenai meja, membuat meja hancur berantakan. Kaisar melihatnya, wajahnya segera berubah.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 81 Thian-ho Sangjin segera menghadang di depan kaisar. La-cai melihat tidak ada harapan maka dia segera mundur. Kaisar berteriak. "Pengawal, tangkap Cu Kun-cau!" Su Yan-hong mencegat La-cni. "Dia bukan Cu Kun-cau!" "Betul, aku bukan..." Dia membuka topeng wajah Cu Kun-cau, tubuhnya menciut, dia keluar dari baju. Ternyata adalah La-cai yang memakai baju samurai. Telapak Thian-ho Sangjin segera datang menepis. Telapaknya saat ini berubah membesar. Itu adalah ilmu asli dari aliran rahasia 'Tai-jiu-im'. La-cai tidak berani menyambut serangannya. Baju di tangannya segera dilempar dan dia mundur. Terdengar suara petir, kabut asap sudah meledak di sana. Dua telapak Thian-ho Sangjin terus berputar. Sebelum menyebar, asap sudah digulung oleh tenaga dalamnya. Tadinya La-cai ingin menggunakan asap untuk kabur. Setelah melihat keadaan seperti ini, dia terpaksa harus keluar dengan paksa. Su Yan-hong maju mencegat tapi La-cai berputar. Dia berlari ke arah pengawal-pengawal istana. Pengawal mengepung dia tapi La- cai sudah merebut sebilah pedang. Dia berlari sambil terus membacok orang. La-cai sama sekali tidak menyangka di dalam kerumunan pengawal muncul Siau Sam Kongcu yang berilmu tinggi. Dia melihat sudah tidak sempat meng hindar. Dengan sekuat tenaga Siau Sam Kongcu mene pis. Hal ini sulit dihindari oleh La-cai sekalipun. "Tidak disangka pesilat Tionggoan juga meng gunakan cara keji!" La-cai tengkurap di bawah. Dia melotot kepada Siau Sam Kongcu.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 82 "Ini namanya membalas dengan caranya sendiri!" Kata Siau Sam Kongcu. La-cai tertawa sedih. Pengawal yang tadi mengurung, sekarang terpencar lagi. Kaisar dilindungi oleh Su Yan-hong dan Thian-ho Sangjin sedang berjalan mendekat. "Orang Jepang yang terlalu berani! Kau bersekongkol dengan Ling-ong datang untuk membunuhku!" Kaisar berbicara dengan lantang. "Hitung-hitung kau mempunyai nyawa yang panjang..." La-cai bernafas terengah-tengah. Dengan dua tangan La-cai menutupi dada dan perutnya, karena ususnya sudah terputus. "Kaisar bernasib mujur, pasti akan aman-aman saja!" Thian-ho Sangjin tidak lupa memuji dan menjilat. Kaisar senang, dia tertawa, waktu itu La-cai membuka mulut, sebuah jarum beracun menyembur keluar, melesat ke tenggorokan kaisar. Su Yan-hong dan Thian-ho Sangjin sama sekali tidak menyangka akan terjadi seperti itu. Mereka ingin menghadang tapi sudah tidak sempat. Untung Toan-cang-kiam dari Siau Sam Kongcu tepat bisa menghadang di depan kaisar dan menghadang jarum beracun itu. La-cai marah, dia meloncat ke atas. Ilmu Tai-jiu-im dari Thian- ho Sangjin sudah menekan di atas kepalanya berturut-turut tiga kali. Sekalipun La-cai mempunyai tiga nyawa, dia tetap akan mati. Kaisar baru sadar dan tenang. Dia segera menepuk pundak Siau Sam Kongcu dan tertawa. "Kau membunuh orang yang ingin membunuhku, jasamu besar. Tadi menahan senjata rahasia yang menyerangku, jasamu bertambah besar. Kau menginginkan jabatan apa, cepat katakan! Aku ridak akan membuatmu kecewa!" Siau Sam Kongcu berlutut. "Rakyat kecil Siau Sam hanya meminta satu hal kepada baginda!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 4 83 "Jangankan satu hal, seratus juga aku akan setuju!" Setelah mengeluarkan kata-kata ini, kaisar sendiri juga terpaku, dia terlalu cepat membuka mulut dan tidak memikirkan akibat perkataannya. Bila kaisar mengeluarkan kata-kata, perkataan nya bukan main- main. Kalau Siau Sam Kongcu benar-benar meminta yang aneh- aneh, itu akan membuat kaisar sakit kepala. Goda Remaja Karya Kho Ping Hoo Pedang Wucisan Karya Chin Yung Bintang Bintang Jadi Saksi Karya Kho Ping Hoo