Ceritasilat Novel Online

Legenda Pendekar Ulat Sutera 5


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying Bagian 5


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya dari Huang Ying   "Karena aku tahu aku bukan orang yang bisa menjadi pejabat, kalau dipaksa tidak akan menghasilkan hal yang baik. Bukankah wajah kaisar nantinya akan terlihat lebih buram?"   Kata Su Yan- hong.   "Sifatmu memang tidak cocok menjadi koman dan pasukan penjaga ibukota!"   Dia berkata kepada Liu Kun.   "bukankah dia sebenarnya belum cukup berbobot?"   Tanya kaisar. Liu Kun melihat Su Yan-hong.   "Tidak juga. Dalam hal bakat dan latar belakang, tidak ada orang yang lebih baik daripada An-lek-hou?"   Su Yan-hong tertawa.   "Congkoan berkata terlalu melebihkan. Aku sudah punya sifat malas, sebenarnya sulit menanggung jabatan ini!"   "Itu benar-benar adalah keinginan negara!"   Liu Kun pura-pura menarik nafas.   "Liu-congkoan pintar menggunakan orang. Sekarang dia juga terus memuji, berarti Hou-ya adalah calon yang paling tepat!"   Kata Ong-souw-jin.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 135 "Semua orang berharap, tapi Hou-ya sendiri yang tidak tertarik, dengan begitu akan membuat semua orang kecewa!"   Liu Kun hanya berpikir Su Yan-hong tidak ingin menjadi komandan pasukan penjaga ibukota maka kata-katanya sangat manis. Su Yan-hong tertawa kecut.   "Tidak disangka Liu-congkoan juga berpihak pada kaisar untuk memaksaku!"   "Hahaha! Mana boleh dikatakan memaksa? Hou-ya memang adalah orang berbakat, hanya saja tidak ada waktu. Jika ada, aku akan mengumpulkan semua pejabat di kerajaan untuk menjamin kau naik ke jabatan ini!"   Kata Liu Kun.   "Congkoan benar-benar memandang penting aku!"   Su Yan-hong tetap rendah hati dan tidak siap menerima jabatan ini. Kala Ong-souw-jin lagi;   "Liu-congkoan jarang memuji orang, mengapa Hou-ya tidak memikirkannya dulu?"   "Aku sudah berpikir dengan teliti!"   "Sayang! Sayang sekali!"   Kata Liu Kun. Tapi tiba-tiba Su Yan-hong berkata. ''Demi membalas kebaikan Liu-congkoan, aku setuju menjadi komandan pasukan penjaga ibukota!"   Wajah Liu Kun segera berubah.   Sekarang dia baru sadar kalau dia tertipu, tapi mana mungkin Liu Kun bisa menentang lagi? Su Yan-hong segera bangun.   Dia berlutut kepada kaisar.   ''Sulit mendapat kesempatan yang bisa direkomendasikan oleh Liu-congkoan, maka aku rela mengisi posisi komandan pasukan penjaga ibukota untuk mengabdi kepada baginda!"   Kaisar tertawa dan berkata.   "Kau sendiri yang setuju, tidak boleh menyesal dan mengembalikan jabatan lagi!"   "Hamba tidak akan menyesal!"   Su Yan-hong berkata kepada Liu Kun.   "terhadap kebaikan Cong-koan, aku tidak akan habis-habisLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 136 berterima kasih. Aku akan setia dan melaksanakan tugas dengan baik!"   Wajah Liu Kun terlihat muram sekejap, tapi dengan cepat berubah.   "Baik! Baik! Aku bersulang pada Hou-ya!"   Su Yan-hong mengangkat cangkir dan sekaligus menghabiskan araknya.   Liu Kun juga lebih cepat menghabiskan araknya.   Tapi kemarahan di dalam hatinya tidak tersiram oleh secangkir arak ini, malah hatinya semakin marah.   Tapi dia bisa menahannya.   Su Yan-hong menaruh cangkir, lalu berkata kepada baginda.   "Hamba sudah lama meninggalkan jabatan pemerintahan, apalagi terhadap pengurusan pasukan, harap baginda maklum dan mengijinkan aku memilih seorang asisten yang cocok!"   "Siapa yang ingin kau pilih?"   Su Yan-hong melihat Ong-souw-jin.   "Anak buah pejabat Ong, wakil ketua pasukan Kang Pin gagah berani juga cerdas. Aku merasa dia paling cocok!"   "Bagaimana pendapatmu?"   Tanya kaisar pada Ong-souw-jin. Ong-souw-jin berpikir sebentar.   "Kang Pin ikut aku sudah beberapa tahun, aku selalu menganggap dia tangan kanan dan kiri aku. Dia lama di Kanglam dan baru datang ke ibukota, belum begitu kenal keadaan di sini maka sulit mengembangkan keahliannya!"   Melihat Ong-souw-jin berkata serius, Su Yan-hong menjadi cemas.   Tip Kun segera mengambil keputusan.   I "Kata-kata pejabat Ong masuk akal.   Sulit men dapat seorang asisten yang baik, mana mungkin sembarangan memberikannya kepada orang lain, Tidak sepertiku, anak buahku banyak juga berbakat.   Hou-ya bisa memilih salah satu dari mereka!"   Ong-souw-jin pura-pura menarik nafas.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 137 "Kata-kata Liu-congkoan terlalu berat, tapi Hou-ya sudah memohon, terpaksa aku harus memberi agar tidak ditertawakan sebagai orang pelit!"   Dia segera memanggil.   "Kang Pin!"   Kang Pin keluar. Ong-souw-jin segera berkata.   "Cepat berterima kasih kepada Hou-ya karena sudah mengangkatmu!"   Liu Kun melihat hal itu, tahu dia tertipu lagi. Dia tahu Ong-souw- jin sengaja mempermainkan dia, tapi dia terpaksa harus bertahan untuk tidak marah.   "Masalah pengangkatan komandan pasukan penjaga ibukota sudah diselesaikan dengan sempurna, benar-benar baik. Semua ini karena rekomendasi Liu-congkoan, sehingga An-lek-hou baru setuju. Kita bersulang untuk Liu-congkoan!"   Pertama kaisar mengangkat cangkir bersulang kepada Liu Kun, karena dia terlalu gembira sampai lupa diri.   Sambil minum, hati Liu Kun terasa seperti mau meledak.   Thio Gong segera memesan makanan.   Pengurus An-lek-hu, Su Hu datang kepada Su Yan-hong.   Dia membisikkan beberapa kalimat.   Walaupun Su Yan-hong berusaha tenang, tapi kedua alisnya terlihat berkerut.   Hal yang pertama Su Hu beritahu adalah Fu Hiong-kun dan Lam- touw berada di luar Cin-hai-lou ingin bertemu dengan dia, tapi dicegat oleh pengawal, sehingga' mereka terpaksa mencari pengurus Su Hu.   Su Yan-hong masih ingat Fu Hiong-kun pernah datang ke An- lek-hu mencari dia, ingin dia membantu Lu Tan menghadapi Liu Kun.   Dia mengira Fu Hiong-kun tahu Liu Kun berada di Cin-hai-lou maka datang lagi untuk meminta hal ini.   Sampai Su Hu mengatakan padanya pesan dari Fu Hiong-kun, Su Yan-hong baru tahu yang kaliLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 138 ini bukan tentang itu.   Dia terkejut, pesan Fu Hiong-kun kali ini benar-benar di luar dugaan dia! Fu Hiong-kun ingin Su Hu menyampaikan kepada dia bahwa Siau Cu dan Lu Tan sudah masuk ke Cin-hai-lou dan siap membunuh Liu Kun.   Kemungkinan keberhasilan mereka sangat kecil, harap dia bisa membantu agar mereka berdua bisa kabur.   Su Yan-hong sudah melihat kesempatannya sangat kecil.   Dia sudah pasti tahu Siau Cu dan Lu Tan tidak paham situasi di Cin-hai- lou, juga tidak tahu Liu Kun sudah menempatkan banyak pengawal di sini, sampai pengawal pribadi juga sangat banyak.   Kecuali mereka berhasil membunuh Liu Kun, kalau tidak akan sulit keluar dari Cin-hai-lou, ini benar-benar seperti ingin naik ke langit, Tapi dia tetap percaya Fu Hiong-kun ingin Su Hu menyampaikan hal kedua.   Fu Hiong-kun dan Lam-touw sudah mengaturnya, Asal dia mau membantu, bukan hal yang sulit untuk Siau Cu dan Lu Tan jika ingin meninggalkan Cin-hai-lou.   Dia yakin Fu Hiong-kun adalah gadis yang sangat pintar, pasti sudah mengaturnya dengan baik.   Dia juga paham Fu Hiong-kun dan Lam-touw sebelumnya tidak tahu mengenai tindakan Siau Cu dan Lu Tan ini, Setelah mengetahuinya, mereka baru tergesa-gesa datang ke Cin-hai-lou, maka baru meminta bantuan dia sekarang.   Bagaimana cara dia membantunya? Su Yan-hong terus berpikir, kemudian dia melihat Kang Pin.   Dengan gerakan tangan dia memberi isyarat kepada Kang Pin.   Kang Pin memang pintar, dia bersikap seakan tidak sengaja mendekat kepada Su Yan-hong.   Dengan wajah tertawa, Su Yan- hong akhirnya selesai menyampaikan apa yang harus dia sampaikan.   Sikap Kang Pin sangat tenang, dengan tertawa dia mencari alasan untuk meninggalkan tempat.   48-48-48 Fu Hiong-kun sebenarnya tahu tentang rencana Siau Cu dan Lu Tan ingin membunuh Liu Kun.   Sebenarnya Siau Cu tidak ingin seorang pun tahu akan rencana ini karena dia tidak mau orang lainLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 139 mengkhawatirkan dia, tapi dia tidak bisa tidak memberitahu Fu Hiong-kun.   Mereka membawa dua busur kecil yang bisa disembunyikan dalam konde rambut dan menunggu kesempatan yang tepat untuk membunuh Liu Kun.   Ingin membunuh Liu Kun dengan dua panah kecil, itu sangat tidak mungkin kecuali anak panah diberi racun yang bernama 'Kian-hiat-hong-hou' (Racun paling lihai, begitu orang yang terkena racun mengeluarkan darah dia akan akan langsung mati).   Tapi mereka tidak tahu cara membuat racun, terpaksa mereka mencari Fu Hiong-kun.   Fu Hiong-kun mengerti obat.   Bagi dia meracik racun ini bukan .hal yang sulit.   Setelah mereka terus memohon-mohon dan menilai rencana mereka termasuk sempurna, Fu Hiong-kun baru setuju.   Semua mereka lakukan tanpa sepengetahuan Lam-touw.   Setelah panah diberi racun, Siau Cu dan Lu Tan berangkat.   Fu Hiong-kun baru terpikir, bila berhasil bagaimana cara mereka pergi.   Hal ini belum pernah dipikirkan olehnya.   Yang pasti Siau Cu dan Lu Tan juga tidak terpikir akan hal ini.   Akhirnya dia mengerti tindakan mereka berdua adalah tindakan nekat.   Kalau tidak berhasil, mereka siap mati.   Maka waktu Lam-touw bertanya, dia segera menceritakannya.   Tadinya Lam-touw memang mencurigai gerak-gerik mereKa bertiga, tidak disangka hal ini sudah begitu gawat.   Dia terkejut, maka dia segera bersama Fu Hiong-kun pergi ke tanjakan di dekat Cin-hai-lou, berusaha menghubungi Su Yan-hong.   49-49-49 Su Yan-hong baru selesai berpesan kepada Kang Pin, makanan dan arak segera disajikan.   Su Yan-hong tahu Siau Cu dan Lu Tan berada di antara orang-orang yang menyajikan makanan.   Jantungnya benar-benar berdebar.   Makanan diantar di luar dan diterima oleh kasim.   Orang-orang di luar Cin-hai-lou tidak bisa masuk ke dalam.   Orang berpengalaman akan tahu mengenai hal ini, tapi karena Siau Cu danLegenda Pendekar Ulat Sutra - 1 140 Lu Tan baru pertama kali, mereka mengira makanan langsung diantar masuk ke dalam.   Apabila bisa masuk ke dalam berarti bisa membunuh Liu Kun, tapi begitu tahu seperti ini, mereka sudah tidak terpikir cara lain lagi.   Makanan dan arak sudah diterima oleh kasim.   Hati Lu Tan sangat kacau.   Siau Cu sedikit lebih pintar, dia langsung berteriak.   "Ada pembunuh!"   Karena teriakan Siau Cu, keadaan Cin-hai-lou segera menjadi kacau balau.   Tapi yang kacau hanya orang-orang di bagian luar, yang mau masuk ke dalam malah dijaga lebih ketat.   Pengawal sudah terlatih bila menemui hal seperti ini mereka tidak terkejut.   Yang dipentingkan adalah nyawa kaisar.   Siau Cu melihat pergerakan pengawal, tidak bisa berbuat apa- apa.   Tapi dia segera terpikir cara yang lain.   Waktu salah satu pengawal membentak dan bertanya kepada Siau Cu.   "Di mana pembunuhnya?"   Tanpa berpikir Siau Cu langsung menunjuk LuTan.   "Dia pembunuhnya!"   Lu Tan sama sekali tidak menyangka. Dia bengong. Kedua tangannya sudah dipegang pengawal dan ketua pengawal segera memberi perintah.   "Periksa!"   Sebelum pengawal memeriksa, Siau Cu ribut.   "Senjatanya tersimpan di ikat pinggangnya!"   Dua pengawal segera mencengkram tali pinggang Lu Tan.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Lu Tan tahu Siau Cu tidak akan meng-khianati teman.   Dia melakukan ini pasti ada tujuannya tapi dia tidak mengerti, hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi.   Senjata yang tersimpan di tali pinggangnya adalah sebuah pedang lembut.   Melihat pedang ini pengawal sudah mengerti.   Dari dalam ada suara Liu Kun keluar.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 141 "Apa yang terjadi?"   "Jawab kepada Kiu-cian-swe, ada pembunuh yang menyusup tapi sudah tertangkap!"   Ketua penga wal dengan senang melapor.   "Bawa dia masuk!"   Liu Kun sedang marah dan tidak ada tempat pelampiasan.   Begitu pembunuh tertangkap, dia segera terpikir cara untuk melampiaskan kemarahannya.   Sebenarnya dia juga tahu orang yang menyusup datang ingin membunuh siapa.   Kecuali dia Liu Kun, masih ada siapa lagi? Tadinya Su Yan-hong ingin membereskan masalah ini, tapi karena Liu Kun sudah mengeluarkan suara maka dia diam menunggu.   Kaisar juga seperti ini.   Dia juga bisa menebak pembunuh ini ingin membunuh Liu Kun.   50-50-50 Melihat orang yang dibawa masuk adalah Siau Cu dan Lu Tan, hati Su Yan-hong tertawa kecut.   Dia mengerti tujuan Siau Cu, dia hanya berharap rencananya bisa lancar agar rhereka bisa kabur.   Yang pasti dia juga berharap rencana Siau Cu bisa sukses, sekalian Liu Kun dibunuh.   Siau Cu dan Lu Tan melihat Su Yan-hong.   Tiong Toa-sianseng juga berada di sana.   Mereka berdua merasa tidak enak, tapi panah sudah dipasang di busur, mereka sudah tidak bisa memilih.   Hanya takut Liu Kun melihat kelemahannya, maka mereka berdua tidak melihat Tiong Toa-sianseng dan Su Yan-hong.   Tiong Toa-sianseng lebih tenang daripada Su Yan-hong.   Dia seperti tidak sengaja melihat Su Yan-hong.   Kaisar terus melihat ekspresi wajah semua orang dan tahu Liu Kun tidak akan melepaskan dua pembunuh ini.   Dia seperti dengan nada mengomel berkata.   "Biasanya Cin-hai-lou dijaga ketat, mengapa dua pembunuh bisa menyelinap masuk?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 142 "Ini adalah kesalahanku, dan sudah membuat baginda terkejut. Aku akan memeriksa hal ini sampai tuntas!"   Sorot mata Liu Kun terlihat seram.   "Kalau begitu aku serahkan kepadamu!"   Kata kaisar. Liu Kun segera memarahi ketua pengawal.   "Kurang ajar kau! Kaisar sedang mengadakan pesta di Cin-hai- lou, kau yang bertanggung jawab atas keamanan Cin-hai-lou, tapi kau membiarkan pembunuh masuk. Ini salahmu!"   "Hamba pantas mati!"   Ketua pengawal berlutut.   "Mana pembunuhnya?"   Ketua pengawal menunjuk kepada Lu Tan, kemudian Liu Kun melihat Siau Cu.   "Siapa dia?"   "Dia adalah orang yang memberitahu ada pembunuh!"   Kepala pengawal kemudian menceritakan garis besar kejadian ini.   "Baik. Jika masalah sudah selesai pasti ada pemberian hadiah!"   Kata Liu Kun. Kemudian Liu Kun melihat Lu Tan.   "Kau membawa senjata masuk ke Cin-hai-lou, apa tujuanmu?"   "Membunuhmu!"   Mata Lu Tan penuh kebencian. Semua sorot mata tertuju ke Liu Kun. Liu Kun benar-benar malu. Dia membentak.   "Ada dendam apa antara aku dan kau?"   "Penjahat! Semua orang ingin membunuhmu!"   Liu Kun bertambah marah.   Walaupun kaisar merasa senang, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa-apa.   Kedua alis Su Yan- hong semakin berkerut.   Hanya Tiong Toa-sianseng yang berlaku seperti tidak menaruh hal ini dalam hati, tapi dia bersikap seperti sudah tahu apa yang akan terjadi dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 143 Walaupun Liu Kun bukan pertama kali mendengar kata-kata seperti ini, tapi di depan banyak orang dia tetap tidak tahan.   Dia memukul meja dengan marah.   "Siapa yang menyuruhmu kemari, cepat beri tahu! Melihatmu masih muda, mungkin aku akan melepaskanmu!"   "Jangan banyak bicara! Hari ini aku sudah jatuh di tanganmu. Bila ingin bunuh, bunuhlah!"   Liu Kun tertawa dingin. Hongpo bersaudara tiba-tiba mendekat.   "Dia adalah putra Lu Kian, bernama Lu Tan!"   Kata Hongpo Ih. Kata-kata berikutnya belum selesai, Liu Kun sudah tertawa terbahak-bahak.   "Ternyata adalah kau! Ayahmu tidak terbuat dari besi, apakah kau terbuat dari besi?"   Lu Tan ingin mengatakan sesuatu, tapi Hongpo Tiong duluan berkata.   "Yang satu lagi adalah murid Lam-touw, dia yang memberitahu..."   Setelah itu Siau Cu dan Lu Tan sama-sama menyembah kepada Liu Kun. Siau Cu masih bisa berteriak.   "Ampun Kiu-cian-swe!"   Panah yang tersimpan di rambut mereka sama-sama melesat.   Yang satu ke arah wajah Liu Kun, satunya lagi ke arah dada Liu Kun.   Siau Cu memilih untuk melepaskan panah ke dada Liu Kun karena lebih lebar, sehingga sulit untuk menghindar.   Walaupun apak ini kadang-kadang cero boh, tapi dalam melakukan sesuatu dia bisa berpikir dengan teliti.   Selain mengoleskan panah dengan racun Kian-hiat-hong-hou, juga terpikir oleh mereka asal mengenai sasaran, itu sudah cukup.   Mereka juga sudah memikirkan, arah tujuan panah Lu Tan dan Siau Cu tidak boleh pada bagian tubuh yang sama.   Bila diarahkan ke tempat yang sama dan tidak mengenai sasaran, itu akan sia-sia.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 144 Hongpo bersaudara sangat cepat.   Begitu mendengar tembakan senjata rahasia, tangan mereka sudah dikeluarkan menjemput panah beracun yang memanah ke arah wajah Liu Kun.   Tapi panah Siau Cu sudah mengenai dada Liu Kun.   Siau Cu dan Lu Tan meloncat bangun.   Asal ada satu panah beracun yang mengenai Liu Kun, mereka akan berhasil.   Tapi hanya sebentar, tawa mereka membeku.   Walaupun dada Liu Kun tertembak panah beracun, wajahnya hanya terkejut tapi tidak ada reaksi rasa sakit.   Hongpo bersaudara terkejut.   "Kiu-cian-swe..."   Liu Kun marah dan dadanya terus naik turun. Panah beracun segera terlepas dan terjatuh di meja. Dari belahan baju yang tertembak panah terlihat warna berkilauan. Siau Cu yang banyak mendengar terlepas berkata.   "Kim-si-ka!" (Pelindung sutra emas) In Thian-houw segera maju.   "Kiu-cian-swe selamat!"   Secara bersamaan sepasang telapaknya menyerang Lu Tan.   Tiang-seng juga maju menyerang Siau Cu, Bayangan telapak memenuhi ruangan pada waktu itu.   Siau Cu ingin menyerang Liu Kun, tapi Tiang-seng sudah tiba di hadapannya, terpaksa dia harus melayaninya.   Keadaan Lu Tan juga sama seperti itu.   Semua pengawal Cin-hai-lou ingin mengepung tapi dibentak oleh Su Yan-hong.   "Lindungi kaisar!"   Maka pengawal baru sadar dan berlari menghadang di depan tempat duduk kaisar.   Mereka sudah dilatih dengan keras dan mengerti apa yang harus mereka lakukan.   Tapi mereka seperti baru pertama kali menemui hal seperti ini, maka mereka tetap kalang kabut.   Tapi mereka tetap bisa meramal keadaan dalam waktu yang singkat.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 145 Sebagian pengawal yang setia kepada Liu Kun tetap berlari ke sana untuk melindungi Liu Kun.   Golok dikeluarkan membentuk sebuah tembok golok yang berkilau.   Su Yan-hong berjaga-jaga di sisi kaisar.   Hanya Tiong Toa- sianseng yang bersikap sangat tenang, dia tetap duduk di tempatnya.   Yang paling senang adalah Tiang-lek Kuncu Su Ceng-cau.   Dia tidak hanya tetap di tempat, masih terlihat ingin ikut-ikutan bertindak.   Kemudian dia mengenali Siau Cu dan berteriak.   "Kau ini Siau Cu?"   Siau Cu melihat dia sebentar kemudian menerima serangan Tiang-seng berpuluh-puluh kali dan berlari menahan di depan Lu Tan. Dia menendang kaki In Thian-houw dan membentak.   "Cepat pergi!"   "Jangan pergi!"   Lu Tan mengambil kesempatan melewati In Thian-houw dan menyerang Liu Kun. Tapi tiga pengawal menahan di depan dan menendang dia. In Thian-houw menyerang dari belakang. Liu Kun membentak.   "Ayo! maju!"   Dua tangannya mendorong Hongpo bersaudara.   Hongpo bersaudara melompat melewati kepala ketua pengawal kemudian berguling ke bawah.   Dengan cara begitu mereka menggunakan poan-koan-pit dari kiri dan kanan menyerang ke arah dua ketiak Lu Tan.   Lu Tan menyambut serangan In Thian-houw tiga kali.   Golok pengawal sudah datang menyerang.   Dia berkedip menghindar.   Dua buah Poan-koan-pit dari Hongpo bersaudara sudah datang juga.   Siau Cu melihat Lu Tan dalam bahaya, tapi dia sendiri terus dilibat oleh Tiang-seng.   Dia hanya bisa membentak.   "Hati-hati!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 146 Reaksi Lu Tan sangat lincah. Sepasang tangan nya melawan sepasang telapak In Thian-houw. Dia segera meloncat ke atas tapi dua Poan-koan-pit dari Hongpo bersaudara lebih cepat. Poan-koan- pit Hong-po Ih sudah menggores pinggang Lu Tan, Poan-koan-pit Hongpo Tiong menggores dari ketiak kanan Lu Tan terus ke pinggang. Lu Tan menyemburkan darah. Dia meloncat melewati kepala In Thian-houw, kemudian sambil menahan sakit, menendang bagian belakang kepala In Thian-houw juga. Tangan kanan In Thian-houw menahan tendangan Lu Tan. Tubuhnya tergetar dan mundur 'selangkah, tapi Lu Tan terpental sejauh 3 depa. Siau Cu terus menyerang Tiang-seng, memaksa Tiang-seng mundur. Dia juga melabrak seorang pengawal dan merebut goloknya. Dia menepis dengan golok rampasan tujuh kali untuk menghadang sepasang Poan-koan-pit dari Hongpo bersaudara dan bertanya.   "Bagaimana?"   Lu Tan menggelengkan kepala.   "Tidak apa-apa. Aku melindungimu, pergilah!"   Bajunya sudah penuh darah tapi dia tetap seperti tidak merasakan sakit. Sebenarnya dia hanya tidak mau Siau Cu khawatir, tapi mana mungkin bisa menipu Siau Cu. Siau Cu malah menjawab.   "Aku melindungimu, kau pergi..."   Liu Kun membentak.   "Dua-duanya tidak boleh pergi!"   In Thian-houw, Hongpo bersaudara, dan Tiang-seng sudah datang. Pengawal-pengawal juga sudah datang. Siau Cu melihat ke sekeliling kemudian melihat Lu Tan.   "Kalau kau tidak pergi, tidak ada kesempatan lagi!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 147 "Aku sudah terluka, mana mungkin berjalan jauh. Kalau kau tidak pergi, mati di sini tidak ada artinya."   Siau Cu menggelengkan kepala.   "Kalau kau tidak mau pergi sudahlah, jangan banyak bicara!"   Kadang-kadang orang ini juga sangat keras kepala.   51-51-51 Setelah Fu Hiong-kun dan Lam-touw meninggalkan Cin-hai-Jou, segera berlari ke sebuah tanjakan di sebelah selatan.   Lam-touw mendekat ke sebuah pohon, memasang sebuah busur besar buatan sendiri.   Pada busur itu dipasang ditaruh 3 panah besar yang juga buatan sendiri.   Di panah itu tidak terdapat ujung panah, hanya ada seuntai barang yang berbentuk seperti peluru.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Melihat dari sikapnya, sudah jelas dia sangat tegang.   Matanya terus melihat ke arah Cin-hai-lou.   Fu Hiong-kun juga seperti itu, kadang-kadang dia merapikan rambut yang tertiup angin.   Ketegangan terlihat jelas.   Tiba-tiba sebuah jendela di Cin-hai-lou terbuka, kemudian tampak asap merah terbang melalui jendela itu ke atas udara.   Melihat asap merah itu, Fu Hiong-kun segera berteriak.   "Mereka gagal!"   "Hal ini memang sudah terduga!"   Lam-touw menjawab dengan malas-malasan tapi gerakannya sangat lincah. Dia segera memasang panah, melepaskan panah tiga kali ke arah Cin-hai-lou. Waktu panah ketiga dilepaskan, busur itu sudah patah dilempar Lam-touw. Dia menarik nafas.   "Hidup atau mati itu hanya nasib. Sekarang kita tinggal menunggu apakah nasib mereka akan baik!"   Fu Hiong-kun menghibur.   "Hou-ya akan membantu mereka, apalagi ada Tiong Toa- sianseng di sana!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 148 "Mereka masih mempunyai hal yang lebih penting yang harus mereka lakukan. Hal kecil tidak akan mengganggu hal yang besar. Jangan demi meno long dua bocah, menghancurkan hal yang besar."   Lam-touw melihat ke atas langit, dia seperti menerima apa saja yang terjadi.   52-52-52 Tiga panah diarahkan dengan sangat tepat.   Setelah memecahkan jendela, panah masuk ke dalam ruangan, dan peluru asap segera meledak.   Setelah meledak, asap segera memenuhi ruangan sana.   Siau Cu keluar dari ruangan.   Melihat Kang Pin membawa sekelompok pasukan datang, dia mengangkat golok siap menepis.   Kang Pin segera melayangkan tangan dan membentak.   "Cepat pergi!"   Tidak perlu dia berpesan, pengawal segera memberi jalan. Siau Cu terpaku. Kang Pin sudah berada di sisinya.   "Kami adalah orang Hou-ya!"   Siau Cu tidak ragu lagi. Dia sudah berlari ke jalan yang mereka kosongkan. Pengawal segera menutup lagi jalan yang kosong. In Thian-houw keluar dari asap. Melihat Kang Pin, dia segera bertanya.   "Apakah Kang-ciangkun melihat ada pembunuh?"   "Tidak melihat! Tadi hanya melihat ada bayangan berkelebat, tapi terlalu cepat maka tidak jelas melihat!"   In Thian-houw tidak bertanya lagi. Dia membalikkan tubuh segera menuju ke arah timur. Setelah dia pergi tidak lama, Siau Cu keluar dari kerumunan pengawal. Kang Pin melihatnya, segera menghentakkan kaki.   "Nona Fu dan lain-lain sudah menunggu di tanjakan sebelah selatan. Cepatlah pergi! Kau masih tunggu apalagi!"   "Bagaimana dengan temanku?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 149 "Di semua tempat ada orang kami yang melin dungi dia, tidak akan terjadi apa-apa!"   Melihat dia begitu serius, Siau Cu tidak banyak bertanya. Dia bersalto ke belakang, dalam sekejap sudah hilang jejaknya. Di dalam hati Su Yan-hong segera mengerti, dia berteriak.   "Lindungi kaisar!"   Dalam kerumunan pengawal ada yang berteriak.   "Lindungi Kiu-cian-swe!"   Tapi datangnya aSap tidak hanya membuat pengawal terganggu, Hongpo bersaudara, ln Thian-houw, dan Tiang-seng juga terganggu.   Selain terpikir Siau Cu dan Lu Tan akan kabur dengan memanfaatkan asap tebal ini, mereka juga terpikir di luar pasti ada yang membantu, dan kemungkinan besar akan masuk untuk membunuh Liu Kun.   In Thian-houw segera mengambil kesempatan.   Dia mengayunkan tangan menyuruh Hongpo bersaudara melindungi Liu Kun dan memberi isyarat kepada Tiang-seng untuk mengejar Siau Cu dan Lu Tan.   Pengawal setia Liu Kun sudah mengelilingi Liu Kun berlapis- lapis.   Walaupun Liu Kun berusaha bersikap tenang tapi dalam hati tetap merasa terkejut' dan takut.   Di dalam asap dan kabut dia duduk dan menundukkan kepala karena takut pembunuh menge taiiui keberadaannya dan menyerang dia.   Yang pasti mereka tidak memperhatikan bahwa ucapan, 'Lindungi Kiu-cian-swel' adalah teriak-an anak buah Kang Pin.   Tujuannya adalah menyuruh mereka mundur agar Siau Cu dan Lu Tan men-dapatkan kesempatan kabur.   Siau Cu dan Lu Tan tidak melewatkan kesempatan ini.   Mereka berdua sudah keluar dari kepungan.   Tadinya mereka masih bersama, tapi di dalam asap yang tebal mereka masih bertarung beberapa jurus dengan In Thian-houw dan Tiang-seng, dan ini membuat mereka terpencar.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 150 Ketika bertarung beberapa jurus dalam asap tebal, In Thian- houw dan Tiang-seng juga terpencar.   Mereka hanya mendengar ada suara baju tertiup angin, kemudian mereka mengejar Siau Cu dan Lu Tan.   53-53-53 Kang Pin menarik nafas.   Dia berpesan.   "Kita periksa ke tempat lain!"   Pengawal segera berpencar dengan teratur.   Kang Pin tidak perlu khawatir mereka tidak bisa menghadapi apa yang akan terjadi, yang dia khawatir kan hanya bila orang-orang Liu Kun lebih cepat menemukan Lu Tan daripada mereka.   54-54-54 Nasib Lu Tan tidak begitu jelek, Begitu keluar dari asap, dia keluar dari jendela dan segera naik ke atas genteng.   Melewati dari genteng ke genteng yang lain, Lu Tan terus berlari ke hutan di belakang Cin-hai-lou.   Tiang-seng melewati dinding yang tinggi dan sudah masuk ke dalam hutan.   Karena dia tidak mene mukan orang di daerah sana, dia kemudian naik ke atap.   Dari ketinggian melihat ke bawah, dia juga tidak terlihat sesuatu.   Akhirnya dia menuju ke hutan belakang Cin-hai-lou danjaerlari ke sana.   Baru melewati dinding tinggi, ada seseorang berlari dari hutan.   Tiang-seng membentak, tapi dia tidak menyerang karena dia sudah melihat itu adalah Tiang-Iek Kuncu Su Ceng-cau.   Maka dia segera memberi hormat.   Su Ceng-cau mengayunkan tangan.   "Mana pembunuh?"   "Bukankah dia berlari ke arah sini?"   "Aku juga mengira dia berlari kemari tapi menunggu sampai sekarang baru melihat ada orang berlari kemari, ternyata adalah kau!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 151 "Kuncu adalah..."   "Maksudmu aku tidak sanggup menangkap pembunuh?"   "Aku tidak berani!"   "Kau harus bertanya dulu aku ini murid siapa, masa hanya satu pembunuh tidak sanggup ku tangkap!"   Tentu saja Tiang-seng tahu dia adalah murid Hoa-san-pai, Siau Sam Kongcu, juga tahu gadis ini mempunyai adat semaunya sendiri. Tidak baik kalau dilayani, akibatnya tidak terbayangkan.   "Siapa yang tidak tahu Kuncu adalah murid terbaik Siau Sam Kongcu. Bila pembunuh bertemu dengan Kuncu, dia hanya bisa menye rah!"   "Aku kira kau tidak tahu."   Su Ceng-cau dengan sombong mengayunkan tangan.   "cepatlah kau periksa ke tempat lain!"   Tiang-seng cepat kembali.   Sebenarnya dia tahu ada Liu Kun yang menjadi pendukungnya, mana mungkin takut kepada seorang Kuncu, dia hanya tidak mau repot.   Saat sekarang ini yang paling penting adalah menangkap pembunuh, urusan lain adalah nomor kedua.   Melihat bayangan Tiang-seng sudah menghilang, Su Ceng-cau kembali masuk ke dalam hutan.   Dia membuka sebuah semak- semak, Lu Tan sudah terbaring pingsan di sana.   Melihat Lu Tan, Su Ceng-cau tertawa.   Dia tertawa dengan aneh.   Orang yang mengenal sifatnya tidak sulit melihat, pasti dia mempunyai ide aneh lagi.   Lu Tan tidak mengenal dia, berarti dia akan menggunakan ide aneh ini kepada siapa? 55-55-55 Tidak ada arak lagi karena sudah dihabiskan oleh Lam-touw.   Karena sudah tidak ada arak, Siau Cu juga tidak ada acara ingin mengolok Lam-touw.   Tidak ada tawa di wajah Lam-touw.   Dia juga tidak melihat Siau Cu.   Begitu Siau Cu mendekat, dia segera pergi.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 152 Melihat itu, Fu Hiong-kun tidak tahu apa yang harus dia katakan.   Mengingat Lu Tan, alisnya mengerut lagi.   "Guru!"   Siau Cu tidak tahan lagi.   "Apakah di matamu masih ada guru?"   Lam-touw melotot.   "melakukan hal yang begitu penting, kau tidak berunding dulu dengan guru. Apakah di matamu masih ada guru?"   Siau Cu terpaksa berkata.   "Tecu sudah tahu salah!"   "Dia sudah tahu salah, harap Cianpwee bisa memaafkan dia sekali ini!"   Kata Fu Hiong-kun. Siau Cu bersumpah.   "Aku tidak akan melakukan ini lagi!"   "Satu kali masih belum cukup? Memang kau mempunyai berapa nyawa?"   Kata Lam-touw sambil-tertawa dingin.   "anak buah Liu Kun semua adalah pesilat tangguh. Kaisar berada di Cin-hai-lou, apakah kalian tidak terpikir penjagaan di Cin-hai-lou akan sangat ketat? Hanya kalian dua bocah kecil, apakah kalian pikir bisa membunuh Liu Kun dan bisa keluar dari sana?"   "Sebenarnya aku..."   "Kalau bukan An-lek-hou yang membantu, apakah kau bisa kabur?"   "Kata orang-orang Hou-ya yang berada di sana, tidak akan terjadi sesuatu dengan Lu Tan..."   "Kalau begitu seharusnya dia sudah ada di sini, mengapa sampai sekarang belum datang?"   "Menurutku..."   Lam-touw tidak membiarkan Siau Cu selesai bicara, dia sudah mencegat.   "Mungkin sudah ditangkap hiu Kun dan sekarang sedang disiksa..."   "Guru, Lu Tan berwajah selamat..."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 153 "Sejak kapan kau belajar melihat wajah? Kalau pun kau tahu, aku tidak akan mengijinkan kalian pergi!"   "Kita khawatir guru akan melarang maka..."   "Kalau ada rencana yang sempurna dan kita bisa berhasil, kau kira aku akan melarang kalian? Untung Hiong-kun memberitahu ini tepat waktu dan bisa bertemu An-lek-hou untuk membantu!"   Siau Cu menundukkan kepala. Fu Hiong-kun menyela;   "Sekarang masalah sudah terjadi, percuma terus marah kepada mereka. Lebih baik cari cara bagaimana kita bisa membawa Lu Tan..."   "Apakah kau tahu Lu Tan berada di mana?"   Tanya Lam-touw. Fu Hiong-kun tertawa kecut. Lam-touw mena rik nafas.   "Sekarang hanya bisa berharap seperti yang di katakan Siau Cu, Lu Tan bisa selamat."   Tiba-tiba Siau Cu meloncat bangun. Belum sempat dia berjalan, Lam-touw sudah membentak.   "Kau mau ke mana?"   "Mencari tahu keberadaan Lu Tan!"   Lam-touw tertawa "Kau baik tapi sifatmu yang terdorong emosi sangat jelek. Lu Tan sama sepertimu, maka bila kalian berdua bergabung akan membuat celaka!"   "Apakah kau tidak bisa berpikir sekarang Liu Kun sudah memasang banyak mata-mata di dalam atau di luar kota. Kalau kau muncul, bukankah akan masuk ke dalam jaring?"   Siau Cu baru mengerti.   "Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan..."   Tiba-tiba wajah Lam-touw berubah. Dia men-cengkram Holou besar dan berlari ke pinggir pintu. Fu Hiong-kun dan Siau Cu juga bergerak cepat. Siau Cu meloncat ke atas genteng kayu. Fu Hiong- kun berada di pinggir pintu.   "Cianpwee, ini aku!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 154 Fu Hiong-kun tahu itu adalah suara Su Yan-hong. Setelah mendapat isyarat dari Lam-touw, dia baru membuka pintu. Benar saja, yang datang adalah Su Yan-hong sendiri. Su Yan-hong masuk dan langsung menutup pintu. Siau Cu meloncat turun dari atas dan memanggil Hou-ya.   "Mana Lu Tan?"   "Bukankah Hou-ya yang menolong dia?"   Siau Cu terkejut. Su Yan-hong menggelengkan kepalanya. Fu Hiong-kun berkata dengan cemas.   "Apakah pihak Hou-ya juga tidak mendapatkan kabar dia?"   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Su Yan-hong tertawa kecut.   "Orang-orangku sudah mencari di mana-mana juga tidak menemukannya, aku kira dia sudah pulang dengan selamat!"   Lam-touw menarik nafas, dia menepuk pundak Siau Cu.   "Berterima kasihlah kepada Hou-ya karena sudah menolongmu!"   "Jangan sungkan! Kalian benar-benar terlalu berani!"   Kata Su Yan-hong. Siau Cu tertawa kecut.   "Kami tidak bisa berhasil, siapa sangka di dalam baju Liu Kun ternyata memakai Kim-si-ka!"   "Hal ini sudah bukan rahasia lagi! Seharusnya sebelum bertindak, kau beritahu dulu kepadaku!"   Kata Su Yan-hong.   "Kalau bukan karena Tiong-cianpwee, kita masih mengira kau juga takut kepada Liu Kun dan tidak berani melawannya!"   "Mata-mata Liu Kun berada di mana-mana, maka bila berbicara harus berhati-hati. Kali ini membuat pesta di Cin-hai-lou untung adalah ide kaisar, kalau tidak, yang berjaga di luar dalam adalah anak buah Liu Kun. Bila seperti itu, aku juga tidak ada akal lagi. Setelah ini, Liu Kun akan lebih berhati-hati. Kelok akan lebih sulit lagi menghadapi dia!"   Kata Su Yan-hong.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 155 Lam-touw melihat Siau Cu.   "Sekarang apakah kau sudah mengerti akibatnya?"   Siau Cu ingin berkata sesuatu tapi Su Yan-hong sudah berkata.   "Tapi ini bukan hal yang buruk. Setidaknya dengan ini Liu Kun akan tidak berani terlalu semena-mena lagi, karena tahu di mana- mana orang ingin membunuhnya!"   "Yang harus kita kerjakan sekarang adalah bagaimana mencari keberadaan Lu Tan,"   Kata Su Yan-hong.   "Apakah dia sudah terjatuh ke tangan Liu Kun?"   Tanya Fu Hiong- kun.   "Aku kira tidak. Karena di pihak Liu Kun, tidak terdengar kabar penangkapan Lu Tan. Biasanya bila sudah menangkap pembunuh, dia tidak akan diam-diam mengurungnya. Dia akan bertanya di depan kami cara menghukum pembunuh untuk menunjukkan kekuatannya!"   Fu Hiong-kun pikir perkataan Su Yan-hong benar juga.   "Kalau begitu kita.,."   "Kalian jangan menampakkan diri, serahkanlah hal ini kepadaku. Begitu ada kabar, aku akan memberitahu kalian!"   "Merepotkan Hou-ya!"   "Kata-kata Nona Fu terlalu berat. Dulu karena mata-mata Liu Kun terlalu banyak, maka tidak bisa langsung berkata apa-apa kepadamu. Bila ada ke tidak nyamanan pada kalian, harap maklum!"   Fu Hiong-kun menarik nafas.   "Hou-ya mempunyai cita-cita yang tinggi tapi Hiong-kun tidak tahu, maka terjadi kesalah paham-an!"   "Liu Kun mempunyai kekuatan yang sangat besar, sulit menghadapinya, maka kita harus sangat berhati-hati!"   Kata Su Yan- hong.   "Kelak kita akan lebih berhati-hati!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 156 "Masalah Lu Tan, serahkan kepadaku!"   Kata Su Yan-hong, lalu dia menepuk pundak Siau Cu.   "menurutku wajah Lu Tan tidak seperti orang . yang pendek umur, maka kau tenanglah!"   Siau Cu melihat Su Yan-hong.   "Sejak kapan kau belajar melihat wajah?"   Lam-touw tertawa di dalam hati.   Walaupun pikirannya masih kacau, tapi tetap ada kelegaan di hatinya.   56-56-56 Lu Tan baru siuman.   Dia merasakan dirinya sedang terbaring di sebuah ranjang yang mewah.   Lukanya sudah terbalut.   Melihat sekeliling ruangan sangat mewah, seperti bukan di tempat tahanan, maka setelah merasa agak tenang, dia tetap merasa aneh.   "Kau sudah bangun?"   Ada suara bertanya. Lu Tan menoleh, dia melihat Su Ceng-cau sedang duduk di belakang ranjang mewah itu. Sikapnya 70% manja, 30% nakal.   "Kau!"   Lu Tan segera teringat waktu dia masuk hutan di belakang Cin-hai-lou, dia bertemu gadis ini dan ditotok oleh gadis ini sampai pingsan.   "Ini aku! Apakah kau tahu siapa aku?"   "Bukankah kau orang Liu Kun?"   "Yang pasti bukan!"   Kata Su Ceng-cau sambil tertawa.   "Kalau tidak, mengapa aku menyelamatkanmu dan membawa kemari?"   "Tempat apa ini?"   "Vila Ling-ong di ibukota!"   "Kau adalah Tiang-lek Kuncu?"   "Siapa yang memberitahu kepadamu?"   "Siau Cu..."   Lu Tan menarik nafas lega.   Yang dia tahu Kuncu memang nakal, tapi dia bukan orang Liu Kun.   Su Ceng-cau menggelengkan kepala.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 157 "Si pelit itu selalu ingat aku memecahkan piring yang dia pakai biasanya untuk bermain sulap!"   Lu Tan tertawa.   "Dia hanya memberitahu padaku, uang pemberian Kuncu cukup untuk membeli 10 kali lipat piring!"   "Awalnya aku ingin menambah kesibukan untuk dia, tapi selalu tidak ada waktu!"   Kata Su Ceng-cau tertawa. Lu Tan ingin memberi hormat, tapi begitu bergerak dua ketiaknya terasa sakit. Tapi dia tetap berkata.   "Lu Tan sangat beruntung bertemu Kuncu, budi menyelamatkan nyawa..."   Su Ceng-cau mencegat.   "Waktu aku menotok nadimu, apa yang kau pikirkan? Kau kira aku adalah orang Liu Kun?"   Lu Tan mengangguk.   "Sekarang aku mengerti, jika jalan darah tidak ditotok, mungkin aku akan kehabisan darah dan mati!"   "Kau adalah orang yang mengerti!"   Su Ceng-cau tertawa lepas.   "Tapi aku tidak mengerti, aku belum pernah bertemu Kuncu tapi Kuncu mau menolongku dan melawan Liu Kun!"   "Aku mau menolong siapa, tidak ada yang bisa menahanku. Aku sudah menyiapkan sedikit bubur putih, aku lihat kau pasti lapar!"   Dia membawa bubur kepada Lu Tan.   "Tenanglah, orang-orang Liu Kun tidak akan mencariku sampai ke sini. Setelah lukamu sembuh, kau baru pergi!"   Lu Tan melihat dia sedikit bengong, Su Ceng-cau melihat Lu Tan yang masih bengong berkata.   "Kenapa kau? Cepatlah makan bubur ini, tanganku sudah pegal!"   Lu Tan cepat mendekat. Kata Su Ceng-cau.   "Aku belum pernah melayani orang seperti ini, kau adalah orang yang pertama!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 158 Lu Tan ingin mengambil semangkuk bubur itu tapi kedua ketiaknya terasa sangat sakit, sakitnya sampai membuat keringat dingin keluar.   "Untuk apa memaksakan diri!"   Wajah Su Ceng-cau terlihat merah, terlihat bertambah cantik. Sampai larut malam, tetap tidak ada kabar keberadaan Siau Cu dan Lu Tan. In Thian-houw, Tiang-seng, dan lain-lain sangat tidak bersemangat. Liu Kun bertambah marah.   "Hanya satu pembunuh pun bisa menghilang. Besok saat menghadap kaisar, apa yang harus kukata kan?"   Liu Kun marah. Tiang-seng yang pertama berkomentar.   "Kiu-cian-swe. Walaupun Cin-hai-lou sangat luas, tapi penjagaan sangat ketat. Pembunuh bisa datang dan pergi dengan mudah, berarti di dalam pasti ada pengkhianat yang membantu!"   "Siapa yang tidak tahu hal ini? Tapi pembunuh tidak bisa tertangkap, siapa yang bisa mencari orang dalam yang membantu pembunuh itu? Kalian benar-benar membuatku kecewa, sampai Lu Tan yang terluka pun bisa terlepas!"   "Aku sedikit curiga kepada Kang Pin. Mungkin mereka melihat pembunuh itu, tapi mereka tidak menangkap malah melepaskannya!"   "Sekarang baru curiga tidak ada gunanya lagi! Semua orang tahu pembunuh datang untuk membunuh aku!"   "Untung Kiu-cian-swe ada keberuntungan pada waktu itu. Walaupun sempat terkejut, tapi tidak membahayakan nyawa Kiu- cian-swe. Dua panah beracun itu adalah racun Kian-hiat-hong- hou!"   Kata In Thian-houw. Liu Kun bergetar dingin. Kata In Thian-houw kemudian.   "Walaupun Lu Tan datang membalas dendam ayahnya, aku kira tidak sederhana seperti itu!"   "Pasti ada orang yang mengatur ini di belakangnya!"   Kata Tiang- seng.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 159 "Yang paling dicurigai adalah An-lek-hou. Kang Pin adalah orang di pihak dia, yang sudah dengan cepat membantu pembunuh meninggalkan tempat!"   Kata In Thian-houw.   "Bila kalian tidak ada bukti, jangan semba-rangan berkomentar!"   Teriak Liu Kun. Semua orang terdiam. Kata Liu Kun lagi.   "Pada peristiwa Cjn-hai-iou terlihat An-lek-hou tidak seperti dulu lagi, sampai-sampai aku tidak merasa sudah masuk ke perangkap dan mengangkat dia menjadi komandan ibukota. Kalau kalian semba-rangan bicara dan dia mendapatkan bukti, pada waktu itu aku mungkin tidak ada akal lagi untuk keluar dari masalah!"   Semua orang terdiam. Liu Kun berpesan dengan dingin.   "Mulai sekarang kalian harus lebih sering mengawasi gerak- gerik Su Yan-hong. Tapi sebelum aku mengijinkan, kalian jangan sembarangan bertindak!"   Terhadap Su Yan-hong, dia mempunyai perkiraan yang baru.   Sampai hari kedua siang, Su Yan-hong tetap tidak mendapatkan kabar Lu Tan.   Semua tempat persembunyian di Cin-hai-lou sudah dicari dan Lu Tan tidak ditemukan.   Pada waktu itu Su Ceng-cau menyebutkan beberapa kata, Lan- lan terkejut dan pergi, kemudian dia mengundang Tiong Toa- sianseng keluar.   Su Yan-hong ingin meninggalkan tempat, tapi kata-kata Su Ceng-cau membuat dia tinggal kembali.   "Apakah kau An-lek-hou tidak menginginkan An-lek lagi?"   Ketika Su Ceng-cau berbicara, matanya terus berkedip, terlihat sangat licik.   "Apa maksudmu?"   Tanya Su Yan-hong.   "Tidak bertemu pembunuh, hati Liu Kun tidak nyaman. Apakah kau An-lek-hou juga tidak nyaman?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 160 "Oh?"   Su Yan-hong pura-pura tidak mengerti.   "Kelihatannya kau sama sekali tidak tertarik dengan keberadaan pembunuh! Kalau kau tidak mau tahu, terpaksa aku harus memberitahu Liu-kong-kong!"   "Jangan bicara kepada Liu Kun!"   Su Yan-hong tidak bisa berpura-pura lagi.   "sekarang di mana Lu Tan berada?"   "Tempat yang aman, yang hanya aku sendiri yang tahu!"   "Sebenarnya di mana?"   "Di tempat tinggalku yang aman!"   "Mengapa bisa tinggal di rumahmu?"   "Aku yang menolong dia dan membawa dia pulang!"   Su Yan-hong baru lega. Su Ceng-cau berkata.   "Aku tidak tahu mengapa Liu-kongkong sang at menganggap penting orang ini. Bila Lu Tan diantar ke sana, aku kira Liu- kongkong pasti akan sangat senang!"   "Jangan diantar ke sana. Kalau dia jatuh ke tangan Liu Kun, dia akan menyiksanya..."   "Apakah akan terjadi begitu?"   Mata Su Ceng- cau mengeluarkan sorotan licik. Akhirnya Su Yan-hong melihat juga. Dia menarik nafas.   "Sekarang bukan waktunya untuk bercanda!"   "Siapa yang bercanda? Kalau kau tidak menyetujui syaratku, aku akan mengantar orang ini kepada Liu-kongkong!"   "Syarat apa?"   Kepala Su Yan-hong seperti sudah menjadi dua. Dia tahu Su Ceng-cau nakal, maka syarat yang dia berikan pasti hal yang sulit. Su Yan-hong terus melihat dia. Tiba-tiba dia bertanya.   "Apakah kau sangat membenciku?"   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Tidak ada hal seperti ini. Bukankah aku selalu baik kepadamu?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 161 "Kalau begitu kau pasti bisa menebak syarat apa yang aku berikan kepadamu."   "Aku benar-benar tidak terpikir syarat apa, katakanlah!"   Su Ceng-cau memutar tubuh sedikit, wajahnya terlihat sedikit malu.   "Betulkah aku yang harus mengatakannya?"   Su Yan-hong mengangguk. Su Ceng-cau meng hentakkan kaki.   "Ingin aku melepaskan Lu Tan syaratnya hanya satu, kau harus memperistri aku!"   "Apa? Kau jangan bercanda!"   Su Yan-hong berteriak.   "Siapa yang bercanda? Aku begitu suka padamu, apakah kau tidak tahu?"   Su Yan-hong terpaku.   "Kau lepaskan Lu Tan dulu!"   "Tidak bisa. Kalau kau tidak setuju, jangan harap aku bisa melepaskan orang ini!"   "Bagaimana keadaan Lu Tan?"   "Dia baik, dia tidak akan mati!"   "Bagaimana luka dia?"   "Hanya luka luar. Bila aku menyuruhmu jangan khawatir, kau tidak perlu khawatir. Sampai sekarang kau belum menjawab pertanyaanku!"   "Biar aku pikir-pikir dulu!"   "Baiklah, aku memberimu waktu lima hari. Setelah lima hari, jika kau tidak memberi jawaban, aku akan menyerahkan orang ini kepada Liu Kun!"   "Kebaikan apa yang bisa kau dapatkan dengan ini?"   "Tidak peduli. Aku hanya akan menunggu lima hari."   Dia tertawa, kemudian seperti kupu-kupu di kebun bunga terbang meninggalkan tempat.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 162 Su Yan-hong hanya bisa menarik nafas.   Yang pasti hatinya kacau.   Ketika Su Ceng-cau meninggalkan tempat, Tiong Toa-sianseng sudah masuk.   Tanya Su Yan-hong.   "Guru, ke mana Lan-lan pergi?"   Tiong Toa-sianseng tertawa.   "Aku mengajari dia beberapa jurus. Dia sedang berlatih di belakang!"   "Guru harus memperhatikan dia lagi."   "Apa katamu, Tiang-lek Kuncu datang untuk memberi masalah lagi?"   Su Yan-hong tertawa kecut.   "Lu Tan sudah diselamatkan oleh dia!"   "Ini adalah hal yang baik. Jika tertangkap oleh Liu Kun, akan sangat repot!"   Su Yan-hong masih tertawa kecut.   "Tecu hanya ingin guru ke Kuil Pek-in mem-beritahu mereka bahwa Lu Tan berada di Vila Ling-ong. Dia sangat aman!"   "Ini sangat mudah. Kalau kau ada waktu, lebih baik kau sendiri yang ke sana!"   "Anak buah Liu Kun terus mengawasi tempat ini. Dia curiga murid yang mengatur peristiwa Cin-hai-lou. Maka jika murid dibuntuti sampai kuil Pek-in akan sangat repot!"   "Memang saat sekarang ini kita harus lebih hati-hati!"   Angguk Tiong Toa-sianseng.   "Aku telah merepotkan guru!"   "Kita adalah murid dan guru, jangan sungkan!"   "Beritahu mereka, Lu Tan sangat aman dan suruh mereka jangan sembarangan bertindak!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 163 "Dari perkataanmu, walaupun Lu Tan berada di Vila Ling-ong, tapi sepertinya ada yang tidak beres?"   Tanya Tiong Toa-sianseng.   "Apakah Tiang-lek Kuncu datang mencari masalah lagi?"   "Tidak begitu repot juga!' "Kadang-kadang bila ada masalah, guru tidak bisa membantumu!"   Orang tua ini sangat mengerti Su Yan-hong. 57-57-57 Setelah mengetahui Lu Tan selamat dan aman berada di Vila Ling-ong, Siau Cu dan Lam-touw juga Fu Hiong-kun sangat gembira. Hanya di dalam kegembiraan mereka merasa aneh.   "Gadis ini bisa menolong orang?"   Siau Cu teringat Su Ceng-cau pernah memecahkan piring dan mengacaukan pertunjukkan sulapnya. Lam-touw melihatnya.   "Kau jangan membantah, sebenarnya dia bukan orang jahat. Kalau-tidak, dia tidak akan mengganti rugi pada kita!"   I Siau Cu tertawa dingin.   "Ini hanya berarti ada uang semua masalah bisa diselesaikan. Aku tidak pernah mempercayai gadis ini. Menurutku, dia menyelamatkan Lu Tan pasti ada rencana busuk!"   "Ada rencana busuk apa?"   Siau Cu tertawa dingin.   "Walaupun aku tidak bisa menebak, tapi merasa ada yang tidak beres!"   "Tapi kau harus mengaku bahwa gadis ini tidak jahat!"   Kata Lam-touw. Siau Cu mencengkram rambutnya yang acak- acakan.   "Memang tidak jahat tapi juga tidak baik. Yang penting aku tidak tenang Lu Tan berada di tempat dia!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 164 "Semua orang tenanglah, tidak akan ada yang terjadi. Kalau tidak, Su Yan-hong tidak akan tenang Lu Tan tinggal di sana!"   Kata Tiong Toa-sianseng. Melihat Tiong Toa-sianseng, dia tidak bisa ber-kata apa-apa. Fu Hiong-kun baru berkata.   "Yang membuat aku tidak tenang adalah luka Lu Tan!"   "Itu hanya luka luar, Nona Fu tenanglah!"   Terlihat Tiong Toa- sianseng tertawa dan sikapnya tidak berubah.   "Sebenarnya Su Yan-hong ingin datang sendiri kemari, tapi karena orang-orang Liu Kun siang malam mengawasi, maka terpaksa dia menghindar dulu!"   Kata Tiong Toa-sianseng.   Walaupun Tiong Toa-sianseng tidak menyampaikan hal ini, Fu Hiong-kun dan lain-lain sudah tahu.   Su Yan-hong dan Tiong Toa- sianseng yang pada waktu itu berpangku tangan di Cin-hai-lou, pasti akan mem-buat Liu Kun curiga.   58-58-58 Mengingat sikap Su Yan-hong yang malu dan tidak berdaya, Su Ceng-cau segera tertawa.   Dari dulu yang dibuat marah selalu dia, sulit baginya mendapatkan kesempatan untuk membuat Su Yan- hong bisa marah.   Dia ingin menyampaikan kepada semua orang tentang hal ini, tapi kemudian dia merasa itu bukan hal yang sangat menarik.   Orang yang tahu belum tentu akan menertawakan malunya Su Yan-hong.   Bahkan mungkin akan ada orang yang meng komentari perilaku dia yang memaksa orang.   Kalaupun tidak disampaikan olehnya, Su Yan-hong yang menyampaikan pun hasilnya pasti sama.   Apakah Su Yan-hong akan menyampaikan masalah ini kepada orang lain? Dia ragu.   Akhirnya dia merasa dia tidak begitu mengerti Su Yan-hong, dan dia harus menikah dengannya.   Bagaimana kalau Su Yan-hong sudah berbicara dengan orang lain?Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 165 Yang pasti dia akan membenci Su Yan-hong.   Semakin dipikir dia semakin merasa kacau.   Sampai melihat Lu Tan, hatinya baru tenang.   59-59-59 Lu Tan dengan bengong melihat dia masuk.   Kedua alis yang tadinya berkerut segera terbuka.   Melihat Su Ceng-cau, sakit karena luka bisa terlupakan.   "Bagaimana?"   Kata Su Ceng-cau tertawa.   "Tidak ada apa-apa!"   "Wajahmu penuh keringat, apakah sangat sakit?"   "Tidak begitu!"   Lu Tan memaksa mengeluarkan tawa.   "Apakah lukanya sangat sakit?"   "Sebelah kanan..."   "Kata-katanya belum selesai, tangan Su Ceng-cau sudah menekan ketiak kanannya. Dua alis Lu Tan segera mengerut, dia mengeluarkan keringat dingin, mulutnya terbuka tapi tidak mengeluarkan suara. Su Ceng-cau segera melepaskan tangannya.   "Mengapa bisa terjadi seperti ini?"   Sifat Su Ceng-cau tergesa-gesa. Lu Tan belum menjawab, dia sudah memotong kain pembalutnya. Luka di ketiak kanan Lu Tan memang sudah menghitam dan mulai membusuk.   "Mengapa kau tidak memberitahu kepadaku kau terluka oleh senjata beracun!"   Su Ceng-cau berteriak sambil berputar-putar.   "Seharusnya tidak beracun!"   Tapi akhirnya dia teringat waktu Hongpo bersaudara menangkap panahnya yang beracun, dan memukul panah itu keluar jendela menggunakan Poan-koan-pit.   Apakah pukulan ini membuat Poan-koan-pit terkena racun? Dia tertawa kecut.   Pusing kepalanya mulai menyerang lagi.   Dalam penglihatan dia yang mulai buram, suara Su Ceng-cau terdengar sangat jauh.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 166 "Guru pasti punya cara!"   Waktu Su Ceng-cau terpikir akan ini, Lu Tan sudah pingsan.   Sanggup .   menahan sampai sekarang, dia sudah terbilang hebat.   Su Ceng-cau segera berlari.   60-60-60 Tidak ada angin bertiup tapi penutup kepala Siau Sam Kongcu bergerak.   Dia memegang pedang.   Sorot matanya tajam seperti pedang, sorot mata tertuju di sebuah semak-semak sejauh 3 depa.   Pedang dikeluarkan.   Siau Sam Kongcu tidak menggeser langkahnya.   Telapak kanan melayangkan pedang keluar.   Begitu menggurat langsung ditarik kembali dan pedang segera masuk ke dalam sarung, gayanya sangat indah, jarang terlihat gaya seperti ini.   Daun-daun beterbangan di semak-semak yang berjarak 3 depa.   Begitu daun terjatuh ke bawah, tidak ada yang utuh.   Ranting juga patah setelah daun berjatuhan.   Dia menggeleng-gelengkan kepala, tiba-tiba bertanya.   "Ceng-cauw, ada perlu apa mencariku?"   Su Ceng-cau keluar dari gunung buatan.   "Guru, kau tahu aku bersembunyi di sini?"   Siau Sam Kongcu tertawa.   "Kalau yang seperti itu aku tidak tahu, mana mungkin pantas menjadi gurumu?"   Dia membalikkan tubuh.   "apa yang terjadi?"   "Aku mohon guru menyelamatkan seseorang!"   "Siapa?"   Sorotan matanya seperti ingin menyi nari ke hati Su Ceng-cau yang paling dalam.   "Sebenarnya aku juga tidak begitu mengenal dia!"   "Kau membuat masalah lagi di luar?"   "Bukan aku yang melukainya!"   "Sekarang di mana dia berada?"   "Di kamar tamu sebelah barat..."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 167 "Kalau bukan kau yang melukai dia, mengapa bisa berada di kamar tamu?"   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Aku yang membawa dia kemari!"   "Siapakah dia?"   "Dia adalah salah satu orang yang ingin membunuh Liu Kun. Namanya Lu Tan, putra Lu Kian!"   Akhirnya Su Ceng-cau berterus terang.   "Itu sudah jelas, kau benar-benar berani, menyembunyikan penjahat yang diburu kerajaan!"   "Dia adalah orang baik-baik..."   "Kau adalah Kuncu, tapi kau menyembunyikan penjahat yang mau ditangkap. Hukuman mati sudah pasti. Hukuman hidup juga sulit diampuni!"   "Kaisar seperti tidak mau memeriksa masalah ini!"   "Kalau Liu Kun yang memeriksa, bukankah sama saja?"   "Kalau tertangkap, aku sebagai murid pasti bersalah. Apakah guruku bisa lepas tangan?"   Siau Sam Kongcu terkejut. Su Ceng-cau tertawa.   "Dia sedang pingsan karena terkena racun. Sepertinya hanya guru yang bisa menolong dia..."   Siau Sam Kongcu melihatnya dan menarik nafas.   Menghadapi murid yang satu ini, tidak ada cara lain, dia hanya bisa mengikuti kemauannya.   61-61-61 Sesampainya di kamar tamu, Lu Tan masih pingsan.   Setelah Siau Sam Kongcu memeriksa lukanya, kedua alisnya segera berkerut.   Su Ceng-cau melihat dan bertanya.   "Bagaimana? Apakah bisa mengancam nyawa nya?"   "Betul! Untung diketahui lebih awal, kalau terlambat Hoa-to yang hidup kembali juga tidak bisa menyelamatkan dia!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 1 168 "Sekarang apakah guru sudah mempunyai rencana?"   Siau Sam Kongcu tertawa.   "Apakah kau tidak bisa melihatnya? Aku benar-benar curiga apakah kau adalah muridku?"   "Terima kasih guru!"   Su Ceng-cau meloncat bangun. Pada waktu itu Lu Tan baru sadar kembali. Melihat Siau Sam Kongcu, sorot matanya membesar dan dia berusaha duduk.   "Ini adalah guruku, aku mempersilakan dia datang untuk mengobati luka beracunmu!"   "Tidak...tidak perlu..."   Lu Tan ingin duduk kembali. Kata Siau Sam Kongcu dengan santai.   "Mati ada yang berat seperti Tai-san. Alasan ini aku kira kau harus mengerti!' Kepala Lu Tan seperti dipukul, baru mengerti.   "Merepotkan Cianpweel"   "Aku tidak tahu apakah kau kuat menahan sakit?"   Dari pinggir meja Siau Sam Kongcu mengeluarkan sebuah kotak dan mengeluarkan pisau tajam.   "Apakah sangat sakit?"   Tanya Su Ceng-cau.   "Racun sudah masuk ke tulang iga, harus mengerik tulang untuk mengobatinya!"   "Apakah tidak ada cara yang lain?"   Su Ceng-cau terkejut.   "Pisau bukan untuk mengerik tulangmu, untuk apa kau takut?"   Su Ceng-cau tertawa kecut. Dia melihat Lu Tan. Lu Tan dengan ringan berkata.   "Silahkan Cianpwee menggunakan pisau!"   Siau Sam Kongcu mengangguk.   "Waktu aku menggunakan pisau, kalau kau 'bisa mengatur nafas, itu berarti sudah berhasil separuh. Tapi kalau kau tidak tahan sakit, aku akan meno-tok dulu jalan darahmu."    Pendekar Satu Jurus Karya Gan KL Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong Jaka Galing Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini