Legenda Pendekar Ulat Sutera 7
Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying Bagian 7
Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya dari Huang Ying Hanya saja sampai sekarang, selain Siau Cu dan dia, belum ada orang lain yang terang-terangan melawan Liu Kun. 78-78-78 Tiba waktunya perjamuan, tandu sudah disiapkan tapi Su Ceng- cau tidak terlihat keluar. Ling-ong menyuruh orang memanggil Su Ceng-cau. Dia juga berpesan kepada Su-ki-sat-jiu keluar melihat-lihat. Terakhir, dia melihat wajah Siau Sam Kongcu. "Liu-kongkong mengadakan perjamuan makan di Su-ci-lou, undangan juga menyebutkan nama tuan. Dengan posisi dia di ibukota boleh dikatakan dia sudah hormat kepada kita. Pandanglah wajahku, harap Siau-sianseng jangan marah!" Mendengar kata-kata Ling-ong, sudah bisa diketahui bahwa Ling-ong sangat menaruh hormat terhadap Siau Sam Kongcu dibandingkan dengan Su-ki-sat-jiu. "Pesan Ong-ya pasti akan aku turuti!" Kata Siau Sam Kongcu sambil tertawa. Beberapa hari ini pikirannya sudah sedikit pulih. "Apa yang dilakukan Ceng-cau? Sudah beberapa kali dipanggil, kenapa sampai sekarang dia belum muncul!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 7 "Melihat sifatnya, aku kira dia tidak akan pergi!" Kata Siau Sam Kongcu. "kalau dia tidak mau pergi juga tidak apa-apa!" Ling-ong sedang berpikir dan tidak menjawab. Dari sana terdengar suara teriakan Su Ceng-cau. "Kalau aku tidak mau pergi ya tidak mau pergi! Siapa yang menggangguku lagi, kubuat dia jadi makanan beruang hitam!" Setelah itu dia meloncat masuk ke dalam ruangan. Ling-ong melihat dia dan tertawa. "Apakah ayah juga tidak terkecuali?" "Aku tidak mau pergi!" "Liu-kongkong adalah orang penting di kera-jaan. Dia mengundang kita, mengapa tidak mau pergi?" "Aku tidak suka orang aneh itu. Tidak suka dia tidak seperti laki- laki juga tidak seperti perempuan. Dia adalah orang Im-yang!" "Kurang ajar!" Kata Ling-ong marah. "untung masih ada di rumah. Kalau tidak, kata-katamu tadi sudah jadi alasan yang cukup untuk membunuhmu!" "Kau adalah Ong-ya, aku adalah putrimu. Dia masih meminta dukunganmu, mana mungkin dia berani macam-macam terhadapku! Aku harus berkata, kalau aku tetap harus pergi dan bila di jamuan makan aku salah bicara, aku tidak akan bertanggung jawab!" Ling-ong terpaku. Siau Sam Kongcu tertawa. "Bila Ceng-cau tidak pergi, Liu-kongkong tidak akan marah!" Ling-ong menggelengkan kepala. Dia mengayunkan tangan. Su Ceng-cau tidak berkata apa-apa. Dia segera berlari sambil berteriak. "Aku tidak akan pergi ke Su-ci-lou. Aku ingin tahu apa yang bisa dilakukan oleh Su Yan-hong." Dia khawatir bila harus melaksanakan ancaman dia untuk menyerahkan Lu Tan kepada Liu Kun, karena sebenarnya dia berniat seperti itu. Kalau niat ini diketahui oleh Su Yan-hong, semuaLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 8 rencananya akan sia-sia. Daripada begitu, lebih baik Su Yan-hong tidak tahu apa rencananya dan biarlah dia cemas menunggu di Su- ci-lou. Sebenarnya dia baik kepada Lu Tan, dia tidak akan tega menyerahkan Lu Tan kepada Liu Kun. Walaupun sifatnya semaunya sendiri, tapi dia tetap adalah gadis yang tahu kebenaran, tahu yang jahat dan yang baik, juga tahu arti setia dan berkhianat. 79-79-79 Melihat Ling-ong datang bersama Su-ki-sat-jiu dan Siau Sam Kongcu, Liu Kun sangat senang. Tapi sebaliknya Su Yan-hong merasa berat hati karena dia adalah orang pintar dan dia sudah tahu Liu Kun pasti mempunyai tujuan lain dalam mengadakan pesta per jamuan ini. Saat ini semua pengawal Ling-ong sudah keluar. Yang pasti hal ini mendatangkan kebaikan untuk Siau Cu yang ingin menyelamatkan Lu Tan, tapi sama halnya juga bagi Liu Kun. "Mengapa Tiang-lek Kuncu tidak terlihat?" Liu Kun tidak lupa bertanya. "Putriku tidak enak badan maka tidak datang. Harap Liu- kongkong jangan menyalahkan!" Ling-ong sangat sungkan. "Ong-ya berkata terlalu berat!" Tawa Liu Kun bertambah senang. "kalau tidak enak badan harus beristirahat. Bila Ong-ya pulang nanti jangan lupa kirimkan salamku untuknya!" "Benar-benar membuat Liu-kongkong khawatir, aku bersulang dulu kepada Liu-kongkong, harap semua rencana Liu-kongkong berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan!" Kata Ling-ong. Setelah minum beberapa cangkir, topik pembicaraan yang mengalir juga menjadi banyak. Ling-ong sangat bebas dan tidak ada pikiran. Karena Liu Kun ingin Ling-ong tinggal lebih lama, maka dia terus membujuk. Su Yan-hong yang melihat melihat hal ini, dalam hati bertambah yakin ada sesuatu yang tidak beres. Kalau terlalu banyak berbicara pasti akan membosankan maka Liu Kun segera menampilkan penyanyi dan penari untuk para tamu.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 9 Ling-ong ditemani Liu Kun jalan-jalan, melihat orang menyanyi dan menari, tidak merasakan waktu sulit dilewati, tapi berbeda dengan Su Yan-hong yang seperti semut dalam kuali panas. Akhirnya dia bertemu Siau Sam Kongcu dan mengobrol. Sekilas dilihat dari luar mereka sedang melihat pertunjukkan. Tapi Siau Sam Kongcu segera mengerti. Begitu tidak ada orang lain, dia segera bertanya. "Ada apa Hou-ya?" "Siau-heng, kita adalah orang dunia persilatan. Kita tidak akan melihat orang yang diancam kema-tian, tapi tidak berusaha menyelamatkan nyawanya!" "Hou-ya langsung saja ke inti pembicaraan!" "Harap Siau-heng segera kembali ke Ling-ong-hu!" "Oh?" Siau Sam Kongcu merasa aneh. "Malam ini beberapa orang temanku akan masuk Ling-ong-hu untuk menyelamatkan orang!" "Lu Tan?" "Siau-heng juga tahu hal ini?" "Muridku memang keterlaluan, tapi niatnya baik. Jika bukan karena dia, Lu Tan sudah jatuh di tangan Liu Kun. Sebenarnya Hou- ya bisa tenang!" "Siau-heng belum tahu!" Su Yan-hong menarik nafas. "Sedikit banyak aku tahu. Kadang-kadang ada hal yang tidak bisa dipaksa, maka bila Hou-ya ingin menyelamatkan orang, aku tidak masalah!" "Siau-heng.. "Mengapa Hou-ya tiba-tiba berubah pikiran, ingin aku menghadang hal ini?" Su Yan-hong menggelengkan kepala. Kata Siau Sam Kongcu lagi. "Walaupun Ceng-cau berada di Ling-ong-hu, tapi ilmu silatnya terbatas. Bukan hal mudah baginya untuk menghadang teman Hou-Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 10 ya yang datang menyelamatkan orang. Apa yang masih Hou-ya khawatirkan?" "Yang aku khawatirkan adalah Liu Kun juga tahu keberadaan Lu Tan. Perjamuan di Si-cu-lou hanyalah akal-akalan dia!" Wajah Siau Sam Kongcu berubah. Dia mengangguk. "Itu sangat mungkin!" "Aku tidak bisa pergi dari sini..." Kata Su Yan-hong. Siau Sam Kongcu mengayunkan tangan. "Serahkan hal ini kepadaku. Orang-orang Liu Kun tidak begitu memperhatikan gerak-gerikku!" "Tentang Lu Tan..." "Tidak ada kebaikan bila dia tinggal di Ling-ong-hu!" Setelah itu Siau Sam Kongcu tertawa dan segera pergi. Hati Su Yan-hong baru terasa lega. 80-80-80 Dinding tinggi di Ling-ong-hu tidak bisa menghadang Lam-touw, Siau Cu, dan Fu Hiong-kun. Bagi mereka, menghindari peronda di Ling-ong-hu adalah hal yang mudah. Sebelum ini Siau Cu pernah masuk diam-diam, dan ditambah peta yang digambarkan oleh Su Yan-hong, maka mencari kamar Su Ceng-cau bukan yang sulit. Fu Hiong-kun berjaga-jaga di pekarangan. Lam-touw dan Siau Cu langsung ke kamar Su Ceng-cau. Melihat ada cahaya lampu di kamar, Siau Cu merasa aneh. "Bukankah katanya Tiang-lek Kuncu juga akan pergi ke Si-cu- lou? Mengapa masih ada cahaya lampu di kamarnya?" Lam-touw tertawa. "Walaupun Tiang-lek Kuncu tidak ada di kamar, bisa saja lampu tetap dipasang. Apakah kediaman Ling-ong-hu perlu menghemat minyak?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 11 Siau Cu merasa penjelasan ini masuk akal, tapi begitu mendekat dia mendengar ada suara tawa Su Ceng-cau. Lam-touw menjadi bengong. "Kalau tidak salah dengar, suara ini adalah suara Kuncu yang sering mempersulit orang." Siau Cu segera terbang ke atas genteng kemudian bergantung untuk melihat. Pada waktu itu juga Latn-touw muncul di sisinya. Mereka melihat ke dalam jendela. Lu Tan dan Su Ceng-cau berada di dalam. Mereka sedang bermain catur dan tawa Su Ceng-cau sangat lepas. "Bocah ini benar-benar sedang bersenang-senang, kita malah mengkhawatirkan dia!" Siau Cu marah. "Kelihatannya bila ingin dia meninggalkan tempat ini bukan hal yang sulit, tapi tidak hanya tidak mau pergi dari sini, dia juga tidak memberi kabar kepada kita. Betulkah dia karena senang di sini jadi tidak mau pulang?" Lam-touw benar-benar ddak mengerti. "Kurang ajar..." Tiba-tiba dia memberi isyarat kepada Siau Cu untuk jangan berbicara dan dia segera tengkurap di atas genteng. Reaksi Siau Cu sangat lincah, dia juga segera tengkurap. Terlihat ada bayangan seseorang sedang meloncat masuk dan berlari ke sini. "Siapa mereka?" Tanya Siau Cu. "Yang pasti bukan orang kita!" Kata Lam- touw. "Apakah tujuan mereka juga untuk mencari Lu Tan? Apakah mereka adalah orang-orang Liu Kun?" "Perjamuan Si-cu-lou adalah akal-akalan Liu Kun. Hou-ya bisa terpikir dengan kesempatan ini menyelamatkan orang, tidak ada alasan bagi Liu Kun untuk tidak memikirkan hal yang sama." Kata Lam-touw. "Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?" "Yang pasti kita harus menangkap ikan di air keruh!" Lam-touw segera mencengkram sekeping gen teng dan melemparkannya ke dalam kamar.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 12 Su Ceng-cau dan Lu Tan yang sedang bermain catur menjadi sangat terkejut karena kepingan genteng ini terbang datang dan pecah. Reaksi Su Ceng-cau sangat cepat. Dia meloncat bangun dan segera mengambil pedang yang tergantung di dinding. Lu Tan ikut bangun dan ingin bertindak. Su Ceng-cau segera berteriak. "Tidak perlu kau yang bertindak!" "Sebenarnya ada apa?" Tanya Lu Tan aneh. "Aku melihat ada orang yang ingin menangkapmu! Kau bersembunyi di balik sekat. Kecuali aku memanggilmu, kalau tidak, kau jangan keluar. Jangan mengeluarkan suara!" "Aku..." Lu Tan baru membuka suara. Su Ceng-cau sudah membentak. "Apa yang aku suruh, kau ikuti! Jangan membantah kata- kataku!" Su Ceng-cau membawa pedang berlari ke arah pintu dan marah. "Ingin membawa pergi orang tidak semudah itu. Kalian harus bertanya apakah pedangku setuju!" Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Lu Tan tertawa kecut dan tidak berkata apa-apa, dia kembali ke belakang sekat. Di depan Su Ceng-cau, dia berubah menjadi seperti bukan Lu Tan. Pada waktu itu Su Ceng-cau menjadi kacau dan terharu. Entah mengapa orang yang pertama dia tuding adalah Su Yan-hong. Dia teringat Su Yan-hong pagi hari ini sudah masuk ke kamar ini untuk melihat 10 lukisan si cantik. Lukisan si cantik sebenarnya tidak terlalu bagus. Sebenarnya tujuan dia adalah mencari tahu tempat persembunyian Lu Tan. Ingatan kejadian tadi pagi dengan Su Yan-hong terbayang di kepala Su Ceng-cau. Tadinya dia tidak merasa curiga. SekarangLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 13 semakin dipikir, semakin banyak yang dicurigai. Akhirnya dia mendapatkan kesimpulan. Di dalam pikirannya, Su Yan-hong bukan orang yang licik. Semakin dipikir dia semakin marah. Pintu dibuka. Ada dua laki-laki setengah baya kebetulan keluar dari semak. Dia berhadapan dengan mereka. Yang satu berpenampilan seperti seorang sastrawan yang membawa kipas lipat. Satunya lagi berpenampilan seperti orang yang orang tuanya baru meninggal, tangannya membawa sebuah pentungan kematian. Mereka adalah utusan lampion putih Cui Beng. Karena Su Ceng-cau tiba-tiba membuka pintu, mereka ingin menghindar sudah tidak sempat lagi. Sekalian mereka berdiri di atas tangga. Selain mereka, masih ada pembunuh lampion biru dan pembunuh lampion putih. Melihat ketua mereka menampakkan diri, mereka juga ikut keluar. Su Ceng-cau melihat mereka, dengan dingin berkata. "Kalian anggap tempat ini tempat apa?" Lan Ting-ji mengipas-ngipas dirinya, tertawa berkata. "Bukankah ini Ling-ong-hu?" Su Ceng-cau tidak terkejut. "Su Yan-hong yang menyuruh kalian ke mari?" Lan Ting-ji malah bengong. Su Ceng-cau berkata lagi. "Walaupun dia seorang Hou-ya, bukan berarti dia bisa seenaknya melakukan sesuatu!" Lan Ting-ji dan Cui Beng saling memandang. Mereka ingin mengatakan sesuatu tapi Su Ceng-cau sudah berteriak. "Kembalilah beritahu dia, kecuali dia menyetujui syarat yang aku beri. Kalau tidak, malam ini orang tetap ditahan di sini. Besok pagi akan kuantar ke tempat Liu Kun!" Lan Ting-ji dan Cui Beng bertambah bingung. Tanya Cui Beng.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 14 "Apakah kau tahu apa maksud dia?" "Aku rasa ini adalah kesalahpahaman!" "Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?" "Yang pasti lakukan sesuai rencana!" Lan Ting-ji kembali melihat Su Ceng-cau. "betulkah apa yang dia katakan?" "Apa rencana kalian semula?" Tanya Su Ceng- cau. "Dengan cara apapun harus membawa orang keluar dari sini!" Kata Lan Ting-ji dengan seram. "Apakah ini adalah ide Su Yan- hong?" "Aku lihat ada kesalahpahaman di antara kita!" Kipas lipat Lan Ting-ji dibuka. "tujuan kita adalah Lu Tan, tapi kita bukan orang Su Yan-hong!" Cui Beng juga berkata. "Kita tidak mengerti ada apa antara kau dan Su Yan-hong? Tapi Lu Tan adalah orang yang kita inginkan!" Dia segera menyerang. Kerja sama mereka sangat kompak. Kipas sudah menotok di tengah-tengah alis Su Ceng-cau. Cepat dan tepat! Su Ceng-cau segera mengeluarkan jurus-jurus pedangnya. Dia seperti kupu-kupu di kebun bunga. Gayanya indah juga berguna. Dia sanggup menerima jurus-jurus dari Lan Ting-ji dan Cui Beng. Lan Ting-ji tertawa. "Ilmu pedang Hoa-san-pai memang bagus!" "Murid Siau Sam lumayan bagus!" Cui Beng menyambung. Apakah mereka memuji atau menyindir, Su Ceng-cau tidak peduli. Ilmu pedang terus menyerang Lan Ting-ji dan Cui Beng. Berturut-turut serangan 7 kali membuat Lan Ting-ji dan Cui Beng mundur dua langkah. Bukan karena mereka kalah, melainkan sudah diperintahkan untuk tidak boleh melukai orang-orang Ling- ong-hu, maka mereka tidak mengeluarkan ilmu silat mereka sepenuhnya. Mereka ingin mencari celah-celah, kemudian menotok Su Ceng- cau. Tapi Su Ceng-cau sudah menu tup dengan ilmu pedangnyaLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 15 dulu, baru menyerang mereka. Itu adalah jurus-jurus yang dibuat Siau Sam Kongcu khusus untuk Su Ceng-cau yang ceroboh. Su Ceng-cau tidak tahu, juga tidak berpengalaman menghadapi musuh. Ilmu pedang diperagakan persis seperti apa yang diajarkan gurunya. Lan Ting-ji dan Cui Beng melihat Su Ceng-cau tidak berpengalaman, tapi terhadap ilmu silat yang seperti itu entah harus dengan cara apa melawannya. Yang penting tidak boleh melukai Su Ceng-cau. Yang pasti mereka tidak lupa memberi isyarat pada pembunuh- pembunuh yang lain untuk masuk ke kamar menangkap orang. 81-81-81 Lu Tan terus mengkhawatirkan bahaya yang dihadapi Su Ceng- cau, mana mungkin dia bisa tinggal diam di balik sekat. Melihat Su Ceng-cau bertarung, dia siap keluar. Tapi Lam-touw dan Siau Cu sudah masuk dari jendela dan turun di depannya. "Kalian?" Bisa bertemu mereka seperti ini di luar dugaan Lu Tan. Lam-touw dan Siau Cu mencengkram pundak Lu Tan dan membentak. "Cepat pergi dari sini!" "Orang di luar bukan orang kalian?" Lu Tan tidak lupa bertanya. "Kalau kita bisa mempunyai orang begitu banyak, untuk apa mengendap-endap masuk merebut orang!" Kata Siau Cu. "Siapa mereka?" Tanya Lu Tan. "Orang-orang Pek-lian-kau!" Kata Lam-touw. "Aku harus menyelamatkan dia!" Kata Lu Tan. "Kau! Aku lihat kau berdiri saja susah, bagaimana bisa menyelamatkan orang?" "Kalau begitu, kalian berdua..." Kata-kata berikutnya belum dikatakan, Lam-touw sudah mencegat.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 16 "Walaupun gadis ini selalu membuat kita repot, tapi dia bukan orang jahat. Siau Cu, Kuncu aku serahkan kepadamu. Aku menggendong Lu Tan keluar untuk berkumpul dengan Hiong-kun!" "Lebih baik aku yang menggendong Lu Tan meninggalkan tempat ini!" "Guru sudah tua, mana mungkin bisa bertarung dengan begitu banyak orang?" Tanpa menung gu Siau Cu menjawab, dia sudah menggendong Lu Tan. "Gadis ini benar-benar merepotkan! Walaupun aku menyelamatkan dia, belum tentu dia berterima kasih. Mungkin malah akan balik menyerangku dengan pedang!" "Kau sudah mengerti, itu bagus!" Kata Lam-touw. Dia segera menggendong Lu Tan lari. 3-4 pembunuh Pek-lian-kau sudah masuk. Karena mereka tidak mengenal Lu Tan, maka mereka mengira Siau Cu adalah Lu Tan dan segera menyerangnya. Siau Cu seperti seekor macan tutul, menendang, menepis, bersalto beberapa kali, dia sudah turun di bawah jendela. Pembunuh Pek-lian-kau ingin masuk dari jendela. Siau Cu lebih dulu menendang dan melempar mereka keluar dari jendela. Berturut-turut pembunuh Pek-lian-kau sudah masuk. Siau Cu meloncat keluar jendela dan melewati pagar, kemudian masuk ke dalam semak-semak. Seorang pembunuh segera berteriak. "Lu Tan berada di sini..." Semua orang mengepung. Siau Cu di semak-semak berlari mendekat ke arah Su Ceng-cau. Tadinya dia ingin membantu Su Ceng-cau tapi baru mau berlari dia berhenti lagi, malah berlari ke arah yang berlawanan. Pada waktu itu ada bayangan seseorang yang seperti kuda langit berlari melewati pagar dinding yang tinggi dan berlari ke arah sini.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 17 Dua orang Pek-lian-kau menyambutnya. Tapi sebelum menyerang, mereka sudah terkena pukulan orang yang datang, dan terlempar jauh. Orang itu tidak mempedulikan pembunuh-pembunuh yang lain. Dia terbang melewati bunga-bunga dan pohon-pohon, dan turun di sisi Su Ceng-cau. Pedang segera dikeluarkan untuk menahan kipas lipat Lan Ting-ji. Pedang yang dikeluarkan adalah pedang yang sudah patah. Setelah Lan Ting-ji melihatnya, dia segera berkata. "Siau Sam Kongcu..." Dan segera meloncat mundur. Cui Beng yang tadinya sedang mengejar Siau Cu, segera berlari kembali dan mengambil posisi di sisi Lan Ting-ji. Dengan pentungan dia menahan serangan pedang patah Siau Sam Kongcu. Siau Sam Kongcu membentak. "Siapa yang berani buat keributan di Ling-ong-hu?" Lalu menarik pedang. Cui Beng tertawa sinis. "Ternyata adalah Siau Sam Kongcu. Sangat beruntung bisa bertemu tapi sayang malam ini kami ada perlu. Kelak bila berjodoh, kami baru datang meminta petunjuk!" Tidak menunggu jawaban Siau Sam Kongcu, dia sudah mundur, Su Ceng-cau ingin mengejar, Siau Sam Kongcu segera mencegat. Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Jangan dikejar!" Lan Ting-ji melipat kipas, dia juga mundur. Pengawal dan penjaga Ling-ong-hu baru datang dari semua penjuru. Tapi dengan ilmu silat mereka, yang pasti tidak bisa menghadang Pek-lian-kau. Orang yang ingin mengejar segera dicegat oleh Siau Sam Kongcu. Su Ceng-cau terus berteriak. "Lu Tan..."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 18 Tentu saja Lu Tan tidak akan menjawab. Orang-orang Pek-lian- kau mengira Lu Tan (Siau Cu yang menyamar) sudah kabur dari kekacauan tadi. Semua sudah berjalan sesuai rencana. Lam-touw segera berkumpul dengan Fu Hiong-kun. Tidak lama kemudian Siau Cu juga datang. Lu Tan sangat khawatir. Begitu melihat Siau Cu, dia segera bertanya. "Bagaimana keadaan Kuncu?" "Siau Sam Kongcu sudah kembali. Pengawal Ling-ong-hu juga datang dari semua penjuru. Katakan apa yang bisa terjadi dengan dia?" Lu Tan menghembuskan nafas lega. Siau Cu melihat dia dengan dingin. "Kami kira ketika kau jatuh di tangannya pasti disiksa habis- habisan, tapi tidak disangka kau begitu senang. Kalau tahu, aku lebih memilih untuk tidur di Pek-in-koan daripada menyelamatkanmu. Itu akan lebih nyaman!" "Kuncu adalah orang baik..." Siau Cu tertawa dingin. "Kau kira dia menahanmu di sini karena baik hati dan tidak ada tujuan lain?" "Dia masih ada tujuan apa?" "Kau tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan sekarang. Sejujurnya, apakah kau mau kita mengantarmu kembali ke Ling- ong-hu?" Lu Tan tertawa kecut. "Murid-murid Pek-lian-kau sudah tahu aku bersembunyi di dalam Ling-ong-hu. Aku lihat lebih baik aku meninggalkan tempat itu. Kalau tidak, akan lebih mereportkan mereka. Karena keributan ini pasti diketahui oleh Ong-ya, aku tidak enak tinggal di sana lagi!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 19 "Kedengarannya kau masih ingin terus tinggal di Ling-ong-hu! Apakah karena Tiang-lek Kuncu?" Lu Tan mau membela. Lam-touw sudah mencegat. "Apa yang masih terus kalian debatkan?" Siau Cu seperti melihat ada sebuah lampion besar berwarna kuning keluar dari hutan. Di belakang lampion tampak seorang hweesio setengah baya berbaju kuning. Dia berjalan dengan tidak seimbang, seakan bisa terjatuh kapan saja. Tapi sampai dia di depan keempat orang ini, dia tetap tidak terjatuh. "Utusan lampu biru?" Tanya Lam-touw dingin. "O-mi-to-hud..." Hweesio berbaju kuning tertawa. "aku tidak sengaja..." Tawanya tidak seperti seorang hweesio, ketika tawanya terlihat dia tidak baik hati, malah terlihat seperti licik dan jahat! "Semua orang sudah tahu hatimu sudah diambil untuk memberi makan anjing." Lam-touw melayangkan tangan kepada Siau Cu. Siau Cu segera mengerti. "Pertama kali guru melakukan hal yang paling terbuka!" "Kau adalah sampah dari kalangan Budha, kau kira aku masih bisa membuka pintu maaf untukmu? Sudahlah, jangan banyak bicara, kita bereskan saja dia!" "O-mi-to-hud..." Bu-sim (Tidak berhati) mem bacakan bacaan Budha, sepasang telapak tangannya disatukan. Lampion yang dipegangnya lalu terbang ke atas dan meledak. Sorot mata keempat orang melihat ke atas. Ketika melihat ledakan lampion, sorot mata mereka menjadi silau, terlihat oleh mereka sederetan lampion kuning keluar dari hutan. Mereka masih mengira lampion-lampion itu adalah hasil ledakan dari lampion besar.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 20 Sederetan lampion kuning tergantung di atas pohon. Di bawah lampion kuning berdiri hweesio muda berbaju kuning. Mereka membawa golok bergerak mengurung Lam-touw berempat. Begitu melihatnya, Lu Tan segera berteriak. "Kalian bertiga harap tinggalkan aku!" "Sejak kapan kau belajar berbicara seperti itu?" Siau Cu marah. "Betul! Sejak kapan?" Lam-touw berkata. Dia membentak. "Hajar!" Dia segera menggendong Lu Tan berlari ke arah Bu-sim. "Budha yang baik hati, ijinkan muridmu mem buka pantangan membunuh!" Bisa-bisanya Bu-sim berkata seperti itu. Tangannya mengulur ke belakang. Dua hweesio muda sudah menggotong sebuah tongkat hweesio yang berat dan menyerahkan ke tangannya. "Sapu bersih!" Dia membentak, tongkatnya segera menyapu, timbul aangin sangat keras, mengejutkan orang. Lam-touw cepat mundur. Tongkat Bu-sim terus menyapu dan mengejar dari belakang. Tongkat yang begitu berat sampai di tangannya terlihat ringan. Dia terus menyerang Lam-touw. Pada waktu itu juga angin keras bertiup, semua pasir dan debu tergulung ke atas, sinar lampu berubah menjadi buram. Siau Cu dan Fu Hiong-kun ingin menolong, tapi begitu bergerak, mereka sudah terkurung oleh banyak golok. Pedang Fu Hiong-kun harus menahan tujuh orang musuh. Walaupun santai tapi ingin keluar dari kepungan bukan hal yang mudah. Tiba-tiba Siau Cu berhasil membunuh satu pembunuh lampion kuning dan merebut goloknya. Tapi ingin keluar dari kepung an juga bukan hal yang mudah baginya karena semakin banyak pembunuh lampion kuning yang mendatangi. Ilmu meringankan tubuh Lam-touw benar-benar tinggi. Walaupun sedang menggendong orang, dia tetap bisa bolak-balik menghindar di bawah tongkat hweesio Bu-sim dan tidak terluka. Setelah menghindar, dia segera bersembunyi di hutan.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 21 Bu-sim terus-menerus menumbangkan tiga pohon besar yang menghadang jalannya. Pohon roboh itu malah menghadang tubuh untuk bergerak maju, terpaksa dia berputar ke belakang pohon untuk sampai di belakang Lam-touw. Lam-touw lebih santai menghadapinya, maka lebih banyak berbicara. Sepanjang jalan dia terus menghina dan bercanda dengan Bu-sim. Dia berharap Bu-sim bisa marah sehingga dia bisa mendapatkan kesempatan untuk membalas dan merobohkan Bu- sim. Tapi emosi Bu-sim tidak terpancing, dia malah tertawa dan tawanya semakin keras. Sepertinya sulit mendapat kesempatan untuk bermain kejar-kejaran. Tapi Lam-touw tidak berpikiran begitu. Dari awal dia tahu hweesio ini sangat licik dan berbahaya. Ketika dia semakin marah, dia malah pura-pura memperlihatkan diri seperti tidak marah. Maka Lam-touw sama sekali tidak khawatir. Tiba-tiba suara Bu- sim berhenti, tawanya juga menghilang. Lam-touw tahu saat hweesio ini tidak tertawa malah adalah waktu yang paling senang. Dia menoleh ke belakang, benar saja puluhan lampion berwarna putih dan biru sudah datang mengepung. Sebelum lampion-lampion itu sampai, dia sudah keluar dari hutan. Baru bergerak mundur, Lan Ting-ji dan Cui Beng sudah datang ke tempat dia tadi. Kalau tadi dia tidak mundur, sekarang dia akan dikepung oleh tiga utusan lampion. Dengan keadaan sekarang, bila satu lawan tiga, akibatnya tidak ter-bayangkan. Lan Ting-ji, Cui Beng dan Bu-sim terus menge jar. Sebelum mereka sampai, Lam-touw sudah menerobos masuk ke pembunuh- pembunuh lampion kuning. Dia menabrak ke sana kemari. Menghadapi Fu Hiong-kun dan Siau Cu sebenarnya sudah berat bagi pembunuh-pembunuh lampion kuning. Sekarang Lam-touw datang menyerang kesana kemari, membuat mereka segeraLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 22 menjadi kacau. Tujuan Lam-touw memang sedang membuat kekacauan. Bu-sim bertiga sudah mengetahui maksud Lam-touw. Bu-sim berpesan kepada pembunuh biru dan putih untuk memasang barisan dan memberi isyarat kepada pembunuh kuning untuk mundur. Maksud Lam-touw adalah terus membuat keributan, tapi Siau Cu dan Fu Hiong-kun malah datang ke sisinya. Mereka bermaksud melindungi dia dan Lu Tan, tapi malah membuat Lam-touw sulit bergerak. Akhirnya dia berhenti. "Baik! Sekarang kita menunggu mati!" Tiga utusan kuning, putih dan biru sudah menyusun barisan untuk mengepung Lam-touw berempat. "Kalian bertiga..." Kata Lu Tan cepat. Baru menyebutkan dua kata, Siau Cu sudah mencegat. "Apa yang mau kau katakan lagi?" "Mereka hanya ingin menangkapku, untuk apa kalian bertiga demi aku..." "Sampai sekarang kau masih berkata seperti ini, apakah kau mau menghancurkan semangat kita agar kita bisa dibunuh?" "Apakah Liu Kun menyuruhmu melakukan ini?" Tanya Siau Cu. Terpaksa Lu Tan menutup mulut. Siau Cu baru bertanya. "Guru, kali ini berapa besar kesempatan kita untuk bisa kabur?" "Tidak banyak, sekitar 90%!" Lam-touw seper ti tidak menaruh musuh di matanya. "Seorang hweesio jarang berbohong. Menurutku kesempatan kalian berempat bisa kabur tidak sampai 1%!" Baru menyelesaikan kata-katanya, pembunuh-pembunuh yang mengelilingi Lam-touw dan lain-lain terlihat kacau-balau, dan ada lowongan!Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 23 Lowongan di sana adalah menghadap ke arah hutan. Empat pembunuh yang tadi berdiri di sana sekarang roboh bersimbah darah. Mereka roboh, empat orang berbaju hitam dan bertutup wajah muncul seperti hantu gentayangan. Mereka masing-masing memegang pedang, menampakkan mata yang sangat jernih, terang dan indah. Tapi entah mengapa membuat orang merasa itu bukan mata manusia. Kalau dilihat lagi, membuat orang merinding. Bu-sim melihat mereka, dia segera bertanya. "Barisan pedang apa itu?" Empat orang berbaju hitam dan bertutup wajah berdiri dengan barisan punggung mereka saling berhadapan. Tangan kanan memegang pedang. Gerakan mereka sama. "Aku tidak bisa melihat barisan apa, tapi sedikit mirip dengan Su-hiong-kiam-hoat (Barisan 4 gajah)!" Jawab Lan Ting-ji. "Hanya sedikit mirip!" Kata Bu-sim. "Kalian berdua mengerti mainan seperti ini, tapi aku tidak. Aku bukan di bidang ini!" Kata Cui Beng. Lan Ting-ji mengerutkan alis. "Kita coba lagi!" Dengan kipas lipat dia menunjuk empat pembunuh lampion biru, kemudian menunjuk empat orang berbaju hitam yang bertutup wajah. Empat pembunuh segera menyerang dengan pedang. Empat orang berbaju hitam seakan tidak melihat serangan mereka, sampai empat pembunuh lampion biru sudah mendekat, mereka baru bergerak. Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Yang satu mundur, yang satu maju. Yang mundur menghindar dari serangan pedang yang datang, yang maju menutupi pedang panjang empat pembunuh lampion biru. Tiba-tiba mereka berputar, keempat pedang mereka langsung menyerang jalan darah penting empat pembunuh lampion biru. Empat pembimuh lampion biru ingin menahan serangan sudah tidak sempat, mereka segera mundur. Empat orang berbaju hitamLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 24 yang bertutup wajah baru mengejar, tapi bentuk penyerangan mereka tetap bersilang. Waktu itu mata masih tidak bisa melihat dengan jelas. Begitu melihat jelas, pedang sudah sampai pada empat pembunuh lampion biru. Salah satu dari empat pembunuh lampion biru dengan lincah menghindar, tapi tenggorokannya sudah tergores pedang. Walaupun nyawanya selamat, tapi keringat terus menetes. Sisa tiga pembunuh lampion biru yang lain langsung roboh dan mati. Lan Ting-ji, Bu-sim dan Cui Beng benar-benar terkejut. Tadi mereka tidak melihat. Sekarang baru melihat jelas dan tahu kelihaian empat orang berbaju hitam. Dengan kipas lipat menunjuk kepada empat orang berbaju hitam, bertanya. "Siapa kalian? Mengapa bertentangan dengan Pek-lian-kau?" Empat orang berbaju hitam seperti tidak mendengar juga tidak melihat. Lan Ting-ji menunggu sebentar, dia tertawa dingin. "Kalian berempat meremehkan aku, tapi aku marga Lan tetap masih ingin mencoba!" Dia mulai menyerang, Cui Beng sudah terbiasa bekerja sama dengan dia, maka dia juga ikut bergerak, menyerang dari arah yang berbeda. Empat orang berbaju hitam bergerak pada waktu bersamaan. Mereka saling bersilang, sangat lincah, sinar pedang dan gerakan tubuh sama-sama berkelebat. Lan Ting-ji dan Cui Beng belum sampai pada mereka, matanya sudah dikacaukan oleh pedang. Empat orang berbaju hitam terlihat menjadi 16 orang. Mereka berteriak. "Celaka..." Kipas lipat dan pentungan diarahkan untuk melindungi diri sendiri. Walaupun reaksinya cepat, tangan kanan tetap tergores oleh ujung pedang. Mereka berdua jadi ketakutan dan berlari kembali ke sisi Bu-sim. Melihat luka di tangannya, mereka benar-benar terkejut. Bu-sim melihat mereka, dia mengeluh. "Tempat ini jalan lama ditinggal..." Kemudian membentak. "Mundur!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 25 Pembunuh-pembunuh segera mundur. Bu-sim membaca bacaan Budha. "Kita bertemu lagi di lain waktu..." Lan Ting-ji dan Cui Beng sama-sama mundur. Tidak ada reaksi yang ditunjukkan oleh empat orang berbaju hitam. Setelah semua orang Pek-lian-kau pergi, pedang baru dimasukkan ke dalam sarung. Siau Cu segera maju ke depan. "Terima kasih kepada kalian berempat! Apakah kalian bisa menemui kami dengan wajah asli atau memberitahukan marga dan nama kalian agar kelak kami bisa ke sana untuk berterima kasih?" Empat orang berbaju hitam sama-sama menggelengkan kepala. Mereka kembali ke hutan. Siau Cu ingin mengejar, tapi dibentak oleh Lam-touw. "Jangan melakukan hal yang tidak berguna!" "Apakah guru sudah mengetahui identitas mereka?" Siau Cu balik bertanya. Lam-touw menggelengkan kepala. Dia seperti sedang berpikir. Kata Siau Cu. "Aneh, mengapa bisa muncul tepat waktu dan membuat orang- orang Pek-lian-kau mundur." "Seharusnya teman..." Fu Hiong-kun tetap melihat ke arah sana. "Mereka muncul pasti ada tujuan lain!" Lam-touw tertawa. "Terhadap apa yang terjadi tadi, kita pantas berterima kasih kepada mereka. Kalau mereka tidak muncul, tiga utusan lampion dan pembunuh-pam-bunuh sulit kita hadapi." Siau Cu melihat Lu Tan. "Sepertinya nasibmu memang tidak jelek, di mana-mana ada Kui-jin (dewa penolong) yang selalu membantumu!" Lu Tan hanya bisa tertawa kecut. Dia benar-benar tidak bisa menjawab. 82-82-82Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 26 Lam-touw dan Fu Hiong-kun berpikir lebih baik kembali ke Pek- in-koan untuk menutup mata telinga Liu Kun. Liu Kun pasti sudah memasang mata-mata di daerah Ling-ong-hu. Dalam keadaan seperti itu, kemana pun mereka pergi akan sama saja. Mereka juga terpikir mungkin Pek-in-koan sekarang sudah bukan lagi tempat yang tepat untuk dituju. Kembali ke Pek-in-koan. Yang mereka lakukan pertama kali adalah mengeluarkan semua murid Bu-tong. Malam itu juga mereka meninggalkan ibu kota untuk pergi ke tempat lain. Pada waktu yang bersamaan Lam-touw berempat juga kembali ke dalam kota. Melalui jalan rahasia mereka kembali ke rumah An- lek-hou. Liu Kun benar-benar memasang banyak mata-mata di daerah Ling-ong-hu. Sebagian pasukan dikerahkan untuk mengejar murid- murid Bu-tong-pai, sebagian lagi mengejar Lam-touw dan lain-lain. Bagi Lam-touw, ingin menghindar dari mereka adalah hal yang mudah. Setelah masuk An-lek-hu dan bertemu dengan Tiong Toa- sianseng, Tiong Toa-sian-seng membawa mereka ke belakang di sebuah kamar rahasia bawah tanah. Tidak lama kemudian Su Yan-hong pulang. Dia segera masuk ke ruang rahasia itu. Dia tidak merasa heran bila keempat orang ini datang kemari. Yang membuat dia merasa aneh adalah empat orang berbaju hitam dan bertutup wajah yang diceritakan mereka. Fu Hiong-kun sekarang sudah menemukan penyebab penyakit Lu Tan. "Goan-kut-san?" (Bubuk pelemas tulang). Lu Tan benar-benar tidak percaya, bahkan yang lain juga merasa hal ini di luar dugaan. "Orang ini...." Su Yan-hong menggeleng-gelengkan kepala. "Dari awal aku sudah berkata gadis ini bisa melakukan apa saja! Bila ada waktu, aku akan menghajar dia agar dia tahu rasa dan tidak sembarangan melakukan sesuatu!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 27 "Sudahlah..." Lu Tan masih membela Su Ceng-cau,"mungkin dia sendiri juga tidak tahu kalau itu adalah Goan-kut-san!" "Aku lihat selain Goan-kut-san, masih ada obat-obat lain yang mengikatmu sampai-sampai hatimu tertutup, sampai-sampai dalam situasi seperti ini kau masih membela dia!" Lu Tan tertawa kecut. Siau Cu masih berteriak. "Tapi aku tidak melihat gadis ini mempunyai ide yang jahat lagi!" "Tidak...tidak akan..." "Katakan dia menolongmu atau mencelaka-kanmu?" Lu Tan tidak sanggup menjawab. Kata Siau Cu lagi. "Kau tahu apa akibatnya jika terus minum obat Goan-kut-san?" Lu Tan terdiam. Siau Cu berkata kepada Su Yan-hong. "Pandangan Hou-ya tetap lebih jernih. Jelas-jelas tahu orang seperti dia sulit dilayani, apapun yang terjadi juga tidak setuju..." Lam-touw mendorong Siau Cu dan memberi-tahu dia untuk tidak meneruskan kata-katanya. Siau Cu tetap masih mengomel. "Hati perempuan seperti jarum di dasar laut. Pepatah ini benar- benar tidak salah. Untung aku tidak tertarik pada perempuan..." "Betulkah?" Lam-touw bertanya. Siau Cu segera teringat Lamkiong Bing-cu. Diam-diam berkata. "Yang pasti bukan semua perempuan seperti itu, seperti Nona Fu cantik dan baik hati. Fu Hiong-kun tertawa. "Mengapa menyambung kepadaku?" Lam-touw tertawa dingin. "Untung perempuan itu tidak ada di sini!" Siau Cu cepat mengganti topik pembicaraan. "Empat orang berbaju hitam dan bertutup wajah itu benar-benar lihai, siapakah mereka?" "Apakah Cianpwee mempunyai pandangan lain?" Tanya Su Yan- hong. Dengan serius Lam-touw berkata.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 28 "Mungkin mereka orang-orang keluarga Lam-kiong?" "Apakah ilmu silat yang mereka pakai adalah ilmu silat keluarga Lamkiong?" Tanya Su Yan-hong. "Barisan seperti tadi tidak pernah kulihat. Dari ilmu silat, tidak bisa terlihat mereka datang dari mana. Hanya terlihat dari bentuk tubuh mereka bukan laki-laki. Ilmu silat perempuan yang bagus dari daerah sini hanya sekeluarga keluarga Lamkiong. Maka aku berpikir seperti itu!" "Mengapa keluarga Lamkiong menyelamatkan kita?" Tanya Siau Cu aneh. "Mungkin mereka adalah orang-orang yang menjaga keadilan dan kebenaran, mungkin juga karena kau!" "Suhu bercanda lagi!" Siau Cu dengan malu menghindar. 83-83-83 Su Ceng-cau tidak bisa tertawa lagi, kehilangan Lu Tan adalah salah satu alasannya. Selain itu wajah Ling-ong yang seram, itu juga alasannya. Dia tetap berkata dengan cerewet. "Mengenai masalah ini ayah harus mengambil keputusan yang tepat. Tempat ini adalah rumah Ong-ya, mana bisa kita mengijinkan orang-orang membuat masalah di rumah kita?" Ling-ong terdiam. Siau Sam Kongcu melihat wajah Ling-ong dan tahu kalau diteruskan, akan tidak beres. Dia mengedipkan mata kepada Su Ceng-cau agar tidak banyak bicara. Tapi Su Ceng-cau tidak peduli, dia berkata. "Orang itu benar-benar menganggap Ling-ong-hu adalah jalan umum. Tadinya aku ingin menghajar mereka, tidak disangka ilmu silat mereka begitu tinggi. Untung guru cepat pulang, Guru benar- benar pintar berhitung, bukankah begitu?" Dia bertanya Siau Sam Kongcu, karena dia ingin menarik Siau Sam Kongcu ke dalam air keruh ini. Tapi Siau Sam Kongcu malah diam. Terpaksa dia berkata kepada Ling-ong.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 29 ''Ayah adalah Ong-ya, apakah masalah ini kita harus diamkan? Kita harus mencari tahu siapa mereka dan menghukum mereka dengan berat.. Akhirnya Ling-ong buka suara tapi wajahnya sangat seram. "Apakah kau belum selesai bicara dan apakah belum cukup?" Akhirnya Su Ceng-cau bisa melihat ada yang tidak beres. Tapi dia tetap tidak takut dan dengan manja berkata. "Ayah, apakah aku salah bicara?" "Kurang ajar sekali..." Ling-ong memukul meja. "Ceng-cau, ayah terlalu sayang kepadamu, sehingga membuatmu semakin berani dan membuat masalah Kau benar-benar semakin tidak terkendali!" "Kapan aku membuat masalah di luar? Aku diam di rumah. Entah mengapa sekelompok orang itu masuk ke daiam rumah kita!" Su Ceng-cau masih mau membela diri. "kalau ayah tidak percaya, ayah bisa bertanya..." "Diam!!" Ling-ong membentak. "kau benar-benar tidak tahu diri! Apa yang telah kau lakukan, kau kira ayah tidak tahu!" "Aku sudah melakukan apa?" "Kau adalah seorang putri tapi kau menyembunyikan buronan kerajaan dan menentang Liu-kongkong?" Wajah Su Ceng-cau segera berubah. "Tidak ada hal seperti itu." "Kau masih mau membantah? Gerak gerikmu dan apa yang kau lakukan, aku tahu semua seperti jari tanganku! Mengapa aku tidak membukanya, karena aku hanya berharap kau hanya mencari kesenangan sejenak dan akan cepat mengantar orang itu pergi. Tapi siapa tahu kau..." Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ling-ong berhenti dan menarik nafas. "apakah kau tahu kau hampir membuat sebuah tragedi yang besar?" Su Ceng-cau menundukkan kepala. Ling-ong berkata lagi. "Di sini bukan Lam-kiang. Kalau orang-orang Liu Kun dengan terang-terangan mendapatkan buron an kerajaan di sini..."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 30 "Karena dia tidak yakin maka dia menggunakan cara seperti itu..." Su Ceng-cau berkata dengan suara kecil. "Untung dia belum yakin..." Ling-ong menarik nafas. Siau Sam Kongcu menyela. "Pandanganku adalah orang yang datang bukan anak buah Liu Kun, tapi adalah murid-murid Pek-lian-kau!" "Apakah mungkin Pek-lian-kau bersekongkol dengan Liu Kun?" Ling-ong mengerutkan alis. "Sangat mungkin!" Kata Siau Sam Kongcu. "Jamuan di Si-cu-lou benar-benar adalah akal-akalan Liu Kun untuk memancing harimau keluar dari gunung. Tapi untung Liu Kun masih memberiku sedikit muka!" "Orang dia yang melabrak masuk..." Su Ceng-cau berteriak lagi. "Tidak ada yang meninggal atau mati dalam Ling-ong-hu, apakah kau belum mengerti?" Ling-ong menggelengkan kepala. Mata Su Ceng-cau berputar-putar. "Berarti Liu Kun juga takut kepada ayah..." "Kau mengerti apa? Cepat masuk untuk merenungkan kesalahanmu! Mulai sekarang tanpa ijin dariku kau tidak boleh keluar satu langkahpun dari rumah!" Awalnya Su Ceng-cau bengong, kemudian menghentakkan kaki dan berlari masuk. Ling-ong melihat putrinya masuk, baru berkata kepada Siau Sam Kongcu. "Siau-sianseng, sudah merepotkanmu!" ''Setelah masalah ini lewat, aku kira Ceng-cau akan bisa mengurangi adatnya, itu bukan hal yang jelek!" "Aku berharap akari seperti itu!" Ling-ong tertawa kecut. "Salahku sendiri, dari kecil terlalu memanjakan dia maka membuat masalah seperti ini." Kemudian dia bertanya. "apakah Lu Tan sudah diselamatkan oleh orang-orang Su Yan-hong?" "Seharusnya begitu!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 31 "Mungkin Liu Kun akan marah besar!" Ling-ong tersenyum. "sebenarnya hanya seorang Lu Tan, tidak perlu begitu tegang!" Siau Sam Kongcu diam, karena dia telah melihat Ling-ong sudah mempunyai rencana lain, tapi dia tidak mengerti. Dia hanyalah seorang dunia persilatan, bukan politikus. 84-84-84 Memang Liu Kun sangat marah tapi dia sedang menahan diri. Sampai nada bicara juga bisa dijaga agar terdengar tenang. "Tan Koan, katakan..." Orang kepercayaannya Tan Koan adalah seorang kasim. Dengan ketakutan dia berkata. "Orang-orang itu benar-benar masuk ke Pek-in-koan, tapi begitu kita mengepung dan siap menyerang, Pek-in-koan sudah kosong, sama sekali tidak ada orang di sana!" Dengan santai Liu Kun berkata. "Turunkan perintahku. Semua orang yang bertanggung jawab dalam hal ini diturunkan pangkat tiga tingkat, dan kirim orang untuk membakar Pek-in-koan!" Tan Koan pergi dengan tergesa-gesa. Sekarang Liu Kun baru bertanya kepada Bu-sim, Cui Beng dan Lan Ting-ji. "Apakah kalian bertiga apakah terpikir siapa empat orang berbaju hitam bertutup wajah itu?" Bu-sim menarik nafas. "Harap Kiu-cian-swe bisa memaafkan kegagalan kami!" "Sudahlah, seharusnya aku jangan begitu keras kepala, Lu Tan bukan orang penting!" "Kiu-cian-swe.... "Kapan dua Kaucu selesai berlatih?" Wajah ketiga orang itu segera berubah, sebab mereka menangkap dari nada bicara Liu Kun bahwa mereka tidak berguna.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 32 Hanya menunggu Thian-te-siang-kun selesai berlatih, baru bisa menyelesaikan semua masalah. "Mungkin tidak lama lagi!" Terpaksa Bu-sim berkata begitu. "Baiklah!" Liu Kun berbaring lagi. Tiba-tiba Tan Koan masuk dan berkata. "Kiu-cian-swe..." "Apa lagi yang terjadi?" Hati Liu Kun tegang tapi dia tetap berusaha tenang. "Kepala pasukan Lam-khia, Ong-souw-jin ti dak tahu diri. Dia memberikan surat yang menyatakan kesalahan baginda!" Tan Koan dengan bersemangat melapor. "Oh? Mana bukunya?" Tanya Liu Kun. Tan Koan cepat-cepat memberikan buku pada Liu Kun. Liu Kun membaca, kemudian berkata. "Orang ini memang mempunyai sifat seorang sastrawan. Kali ini dia pasti kena batunya!" Liu Kun segera menyuruh Tan Koan memper-silahkan kaisar ke Bu-eng-tian. Tapi kaisar sedang berleha-leha di kamar, mana mungkin Tan Koan memanggil kaisar, dia juga tidak berani melawan perintah kaisar. Maka dia segera kembali dan memper- silahkan Liu Kun ke kamar kaisar. Semua sesuai dugaan Liu Kun. Dia segera membawa buku yang ditulis Ong-souw-jin menemui kaisar. Dia memikirkan apa yang harus dia katakan saat Tan Koan berjalan ke kamar kaisar dan kembali. Dia pikir tidak perlu banyak bicara. Begitu melihat buku yang ditulis Ong-souw-jin, kaisar pasti sudah marah besar. Ong-souw-jinLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 33 berkata bahwa setiap hari kaisar selalu tenggelam di pelukan perempuan, maka tidak benar-benar mengurus negara. Liu Kun sudah lama melayani kaisar, dia tahu kaisar paling benci orang yang menyinggung kehidupan pribadinya. Reaksi kaisar sesuai perkiraan Liu Kun. Kaisar malah menyiram minyak ke dalam api. Dia terbakar emosi. Dia menyetujui apa yang Liu Kun katakan dan menyerahkan semua penanganan masalah ini kepada Liu Kun. Dia segera memanggil Ong-souw-jin dan langsung memecatnya dari jabatan komandan Kota Lam-khia. _ Tadinya Liu Kun ingin mengambil kesempatan ini untuk membunuh Ong-souw-jin, tapi kaisar merasa Ong-souw-jin biasanya sangat bertanggung jawab juga sering kali berjasa, maka Ong-souw-jin dibebaskan dari hukuman mati. Ini adalah hal paling tidak disukai Liu Kun. Tapi begitu melihat Ong-souw-jin dihajar sampai terluka, dia sangat senang. Kemudian kaisar menurunkan perintah untuk mengusir Ong- souw-jin dari ibukota dan menempatkan dia ke San-se-ta-tong untuk menjadi seorang pejabat yang rendah. Liu Kun tidak berpikir panjang. Asalkan Ong-souw-jin tidak berada di ibukota dan tidak melawan nya, maka dia setuju dengan perintah kaisar. Dia bersukaria kembali ke tempat tinggalnya. 85-85-85 In Thian-houw, Tiang-seng, dan Hongpo bersaudara sangat senang mendapatkan kabar ini, lalu berkata. "Setelah mencabut paku ini, kelak mereka akan bisa tidur nyenyak tanpa mengkhawatirkan apapun!" Liu Kun sangat senang. Dia tertawa terbahak-bahak. Dia sudah mencoba menggulingkan Ong-souw-jin bukan satu atau dua kali, tapi hari ini akhir- nya keinginannya tercapai juga, dan kejadian kali ini benar-benar lancar. "Aku ingin lihat apakah pejabat rendah di San-se-ta-tong masih bisa melawanku?" Tapi begitu mengucapakan kata-kata ini, tawa Liu Kun membeku. "San-se..," Dia berkata sendiri. "bulan depanLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 34 kaisar akan mengadakan inspeksi ke Tai-goan, San-se...Tai- goan...Ini adalah siasat yang akan mendatangkan petaka!" Dia berteriak tiba-tiba karena baru mengerti. Hongpo Ih merasa aneh. "Siasat petaka seperti apa?" "Betul..." Tanya In Thian-houw juga. "Kaisar menurunkan pangkat Ong-souw-jin ke San-se-ta-tong, seharusnya mendatangkan untung bagi kita, bukan petaka!" Kata In Thian-houw lagi. "Benar-benar jahat..." Liu Kun berkata sendiri. "mengapa aku tidak bisa memperhatikan untung ruginya?" "Ada untung rugi apa?" Hongpo Ih bertanya lagi. "Kalian tidak tahu bahwa kaisar bulan depan akan melakukan inspeksi ke Tai-goan. Bila dia bisa meninggalkan ibukota, kita tidak akan bisa mengancam keselamatannya." "Apa hubungannya dengan Ong-souw-jin?" "San-se-ta-tong dan Tai-goan tidak jauh. Bila kaisar ke Tai-goan, tidak sulit baginya untuk bertemu dengan Ong-souw-jin. Saat Ong- souw-jin berada di San-se-ta-tong, dia akan mengambil kekuatan pasukan di sana, dan bila ditambah dengan anak buahnya yang dulu, jumlah pasukan sekitar 200 ribu orang. Dia akan menyerang ibukota. Aku Kiu-cian-swe bagaimana menghadapinya?" "Kiu-cian-swe bisa meminta bantuan dari Ling-ong..." "Mungkin pada saat itu Ling-ong akan berlaku seperd rumput di atas dinding yang selalu meng ikuti arah angin, mungkin dia sebaliknya akan memihak kepada kaisar. Jangan lupa, dia tetap bermarga Cu!" Liu Kun menarik nafas. "Sebelum ini, dia dan kaisar pernah bertemu. Saat itu kaisar sengaja menyuruh Siau-te-lu pergi ke tempat lain. Mungkin mereka sudah sepakat, tapi sampai sekarang kita belum tahu!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 35 "Kalau begitu apa yang harus kita lakukan sekarang?" "Siasat sekarang adalah segera mencegat Ong-souw-jin pergi. In Thian-houw, Tiang-seng!" "Ada pesan apa, Kiu-cian-swe?" Reaksi In Thian-houw dan Tiang- seng selalu cepat. "Kejar dia dan bunuh!" Liu Kun menunjukkan gerakan memenggal. 86-86-86 In Thian-houw dan Tiang-seng pergi. Mereka membawa 20 orang lebih pesilat tangguh dalam istana, menunggangi kuda yang paling kuat. Di sepan jang jalan mereka terus mengejar. Setelah keluar kota sejauh 18 Li, akhirnya mereka bisa mengejar barisan Ong-souw-jin. Dari kabar yang mereka dapat, Ong-souw-jin pergi dengan tergesa-gesa dari ibukota. Barang dan kereta yang dibawa sangat sederhana, dan hanya membawa orang sekitar 30 orang. In Thian- houw dan Tiang-seng merasa ilmu silat mereka sangat tinggi. Dan bila ditambah dengan pesilat 20 orang yang berilmu tinggi, seharusnya bisa mengatasi barisan Ong-souw-jin. Tapi begitu mendekati barisan Ong-souw-jin, 22 kuda naik ke dataran tinggi. Tadinya mereka mem punyai rencana untuk melewati jalan pintas agar bisa menyerang di depan. Namun begitu memandang dari atas, In Thian-houw dan Tiang-seng terpaku. Barisan Ong-souw-jin bukan berjumlah 30 orang, tapi mungkin ada sepuluh kali lipatnya. Di sisi kiri dan kanan masih ada pasukan kuda yang melindungi. Orang yang memimpin pasukan adalah Han Tau dan Kao Sen. Han Tau dan Kao Sen saja sudah sudah sulit dihadapi. Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Apalagi ditambah dengan dua barisan pasukan kuda dan ratusan pengawal yang terlihat sudah terlatih. Kalau 22 orang ini menyerang, akan seperti telur membentur batu. Tiang-seng melihat In Thian-houw. Dia menarik nafas.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 36 "Kali ini perkiraan Kiu-cian-swe salah lagi!" "Mungkin sekarang dia sudah terpikir kaisar pasti sudah campur tangan dalam hal ini!" Kata In Thian-houw. "Sekarang apa yang harus kita lakukan?" In Thian-houw menjawab dengan tindakan. Dia membalikkan kepala kuda, dan melarikan kuda kembali dari jalan yang sama ketika mereka datang tadi. 87-87-87 Benar ! Sekarang Liu Kun sudah terpikir bahwa kaisar pasti terlibat dalam hal ini, tapi dia tidak mengirim orang untuk membantu Tiang-seng dan In Thian-houw. Dia juga tidak tahu sebenarnya kaisar sudah mengirim berapa banyak orang untuk mengantar Ong-souw-jin. Dia juga tidak tertarik untuk berperang tanpa persiapan. Hanya menunggu In Thian-houw dan Tiang-seng pulang untuk membuktikan dugaannya. Begitu mendengar yang mengantar pasukan Ong-souw-jin adalah Kao Sen dan Han Tau, dia terkejut. "Bila Kao Sen dan Han Tau tidak berada di sisi kaisar, bukankah akan lebih mudah bagi kita untuk menghadapi kaisar?" In Thian- houw segera bertanya. Karena tidak berhasil mengejar dan membunuh Ong-souw-jin, dia berharap bisa menunjukkan kemampuannya pada tugas yang lain. Liu Kun tertawa. "Walaupun Kao Sen dan Han Tau berada di sisi kaisar, untuk menghadapi kaisar juga sama leluasanya!" In Thian-houw tertawa kecut. Liu Kun tertawa. "Mereka mengantar Ong-souw-jin pasti tidak akan sampai San- se-ta-tong. Tapi walaupun mereka mengantarkannya sampai setengah perjalanan, dengan kelicikan Ong-souw-jin, dia pasti sudah siap dan sudah mengatur hal ini dengan baik. Pasti ada bantuan dari pihak lain. Sudahlah, kita terpaksa harus lepas tangan untuk masalah ini!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 37 "Maksud Kiu-cian-swe..." Tiang-seng lemas. Liu Kun melayangkan tangan. "Maksudku kita lepas tangan hanya terhadap masalah Ong- souw-jin. Sedangkan terhadap pihak kaisar. Hei, hei!..." Setelah tertawa dingin, dia baru melanjutkan. "aku mempunyai pertimbangan, kedudukan kaisar tidak akan lama lagi!" Walaupun Tiang-seng tidak tahu tindakan apa yang dipikirkan Liu Kun, tapi mendengar dia begitu yakin, dia tahu Liu Kun sudah mempunyai rencana dan diapun merasa tenang. 88-88-88 Liu Kun tidak mengambil tindakan apa-apa. Dia juga tidak memberitahukan apa-apa kepada orang kepercayaan atau anak buahnya. Kaisar juga tidak ada kabar. Su Yan-hong dan lain-lain juga tidak terkecuali, hanya merasa orang-orang yang dikirim Liu Kun untuk mengawasi An-lek-hu sudah semakin tidak ketat. Itu sama sekali mengherankan, karena mereka selalu keluar masuk melalui tempat rahasia. Anak buah Liu Kun yang sudah lama menunggu dan tidak mendapatkan hasil, akhirnya terlihat lemas. Adanya tambahan Fu Hiong-kun, Siau Cu dan Lam-touw di An- lek-hu, yang paling senang adalah Ih-lan. Setiap hari selalu meminta Lam-touw dan Siau Cu bermain sulap. Lam-touw dasarnya adalah bocah tua nakal dan Siau Cu sebenarnya juga adalah anak yang baru besar. Ih-lan begitu lucu, maka mereka selalu senang bermain dengan Ih-lan. Dulu Ih-lan selalu ribut ingin ke Sin-sa-hai, yang penting baginya adalah melihat pertunjukan Siau Cu dan Lam-touw. Dia tidak bosan-bosan melihat pertunjukkan mereka dulunya. Tapi sekarang setelah melihat beberapa kali, dia sudah tidak tertarik. Walaupun dia tidak berbicara tentang ini, Siau Cu dan Lam-touw bisa melihatnya. Bukan karena pertun jukan tidak bagus, melainkan suasananya yang berbeda. Di Sin-sa-hai sangat ramai, sedangkan di sini sangat sepi, maka Ih-lan tidak dapat merasakan suasana kemeriahannya.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 38 Terhadap ini mereka tidak bisa berbuat banyak, maka waktu Ih- lan meminta keluar untuk melihat keramaian, mereka tidak menolak. Bukan hanya karena Ih-lan ingin keluar jalan-jalan untuk menghilangkan stress, mereka sendiri juga ingin keluar. Tapi karena di luar sangat kacau, banyak hal yang selalu Lam-touw khawatirkan. Walau pun punya keinginan keluar, dalam waktu dekat mereka tampak tidak bersemangat untuk melakukannya. Ih-lan seperti mengetahui jalan pikiran mereka. Dia tidak bertanya kepada mereka, hanya meminta kepada Fu Hiong-kun. Yang pasti sebelumnya dia meminta ijin kepada ayahnya, Su Yan- hong. Biasanya bila ada waktu Su Yan-hong akan membawa Ih-lan keluar untuk melihat-lihat. Bagi dia, ini bukan hal yang mengherankan. Hanya saja, beberapa hari ini dia terlihat seperti Lam-touw, di mana hal yang harus dia pikirkan terlalu banyak. Walau fisiknya ada waktu, tapi hati terasa sibuk. Untuk menyerahkan Ih-lan kepada Su Hu, Su Yan-hong tidak tenang. Sekarang Fu Hiong-kun yang ingin membawa Ih-lan keluar, mana mungkin dia menolak? Sebenarnya Su Yan-hong tahu Ih-lan tidak akan mengalami bahaya. Hanya karena hubungan ayah dan anak ini dekat maka dia tidak tenang jika Su Hu yang membawanya. Mustika Gaib Karya Buyung Hok Goda Remaja Karya Kho Ping Hoo Seruling Samber Nyawa Karya Chin Yung