Ceritasilat Novel Online

Legenda Pendekar Ulat Sutera 8


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying Bagian 8


Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya dari Huang Ying   Pertama, karena Su Hu sudah tua.   Kedua, dia juga selalu ceroboh.   Perselisihan antara dia dan Liu Kun adalah masalah orang dewasa, sama sekali tidak ada hubung an dengan anak.   Ada Fu Hiong-kun yang begitu teliti dan berilmu tinggi menjaga Lan-lan, apa yang harus dia khawatirkan? Ternyata Liu Kun menjalankan segala upaya, sampai anak kecil juga tidak dilepaskannya.   Benar-benar di luar dugaan Su Yan-hong, dan juga Fu Hiong-kun.   Karena tidak terpikir oleh Fu Hiong-kun bahwa Liu Kun akan bertindak terhadap Ih-lan, maka rencana busuk Liu Kun berjalan dengan sangat lancar.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 39 89-89-89 Dengan tidak adanya Siau Cu dan Lam-touw, bukan berarti Sin- sa-hai menjadi sepi, orang yang ber main ke sana tetap begitu banyak.   Di sepanjang jalan Ih-lan selalu melangkah dengan senang.   Dia selalu tertawa.   Sepasang tangannya membawa makanan dan minuman.   Walaupun Su Yan-hong sangat sayang kepada Ih-lan, namun bagaimana pun juga dia adalah seorang laki-laki.   Apalagi Fu Hiong- kun masih memiliki pikiran anak-anak, tahu apa yang diinginkan Ih-lan, maka Ih-lan sangat senang berjalan-jalan dengannya.   Fu Hiong-kun di sepanjang jalan terus menun juk ini dan itu.   Penjelasan tentang barang yang sama dari Su Yan-hong berbeda dengan yang keluar dari mulutnya.   Ih-lan lebih mengerti mendengarkannya, juga sangat senang.   Su Hu mengikuti mereka dari belakang.   Melihat mereka, pikiran anak-anak dalam dirinya juga tertarik keluar, sehingga dia juga ikut berbicara.   Kalau bukan telinga dan mata Fu Hiong-kun yang sangat peka, dalam keadaan begitu dia tidak akan memperhatikan apa yang terjadi di dalam gang, dan rencana Liu Kun tidak akan bisa tercapai.   Walau pun tidak semua rencananya bisa terlaksana, dia akan mengatur lagi rencana baru untuk mencapai tujuannya.   Gang itu sepi, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang sangat kencang, karena teriakan ini menarik perhatian Fu Hiong-kun, dia segera melihat kepada seorang laki-laki yang berpenampilan seperti pemburu, sedang menuntun seekor anjing besar berbulu putih.   Laki-laki itu masuk dan keluar gang, kemudian pergi tergesa-gesa.   Anjing terlihat berwarna putih keperakan.   Walaupun tidak ada sinar matahari yang menyinari gang itu, tapi kemunculan laki-laki dengan anjingnya tetap sangat menarik perhatian orang.   Begitu Fu Hiong-kun melihat laki-laki itu, langsung terpikir dia adalah seorang pemburu yang membawa anjing.   Tiba-tiba dia merasa pemburu membawa serigala.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 40 ...Gin-long.   Dia segera teringat perkara Gin-long yang sampai sekarang belum tuntas.   Dia juga teringat anak-anak perempuan maupun laki-laki yang menghilang secara misterius.   Dia masih berpikir ketika pemburu itu menuntun anjing putih masuk ke gang di ujung sana.   Seorang perempuan setengah baya keluar dari gang dan berteriak dengan keras.   "Siau-an! Siau-an..."   Fu Hiong-kun berpikir sebentar, lalu berpesan kepada Su Hu.   "Kau jaga Lan-lan baik-baik! Aku ke sana untuk melihat apa yang terjadi?"   Fu Hiong-kun berlari masuk ke dalam gang dan mencegat perempuan setengah baya itu.   "Apa yang terjadi..."   Perempuan setengah baya ketakutan. Dengan suara gugup berkata.   "Tadi Siau-an sedang bermain dengan senang, hanya dalam sekejap waktu Siau-an sudah menghilang. Nona, apakah kau melihat ada seorang anak lewat?"   Fu Hiong-kun tidak menjawab. Dia berlari ke ujung gang. Dia khawatir akan kehilangan jejak pembunuh yang membawa anjing itu. Perempuan itu sambil mengejar juga berteriak.   "Nona...nona..."   Ih-lan dan Su Hu berada di luar gang. Dia merasa aneh dan bertanya kepada Su Hu.   "Apa yang terjadi dengan Kakak Fu?"   "Aku juga tidak mengerti, bagaimana kalau kita ke sana melihatnya?"   Yang pasti Ih-lan setuju.   Maka satu orang dan satu anak masuk ke dalam gang itu.   Dengan kecepatan Fu Hiong-kun, mereka memang sulit mengejarnya.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 41 Seharusnya Fu Hiong-kun mengikuti perempuan itu berjalan ke ujung gang, tapi mereka tidak melihat perempuan setengah baya itu ketika memasuki gang itu.   "Cici..."   Ih-lan berteriak dan memaksa Su Hu ikut mengejar.   Tapi Fu Hiong-kun seperti tidak mendengar.   Sampai Su Hu dan Ih-lan mendekat, dia baru berhenti dan pelan-pelan membalikkan tubuh.   Tapi ternyata bukan Fu Hiong-kun! Melainkan seorang perempuan yang berbaju sama dengan Fu Hiong-kun.   Su Hu tidak mengenal orang ini.   Sebenarnya dia adalah utusan lampion hijau dari Pek-lian-kau.   Begitu melihat sorot mata utusan lampion hijau, Su Hu merasa takut.   Ini perasaan terakhir yang dia rasakan.   90-90-90 Fu Hiong-kun merasa ilmu silatnya tidak rendah, tapi setelah masuk ke gang dan belok beberapa kali, dia tetap tidak bisa mengejar pembunuh yang membawa anjing putih.   Firasat tidak enak menyerang hatinya, dia berlari kembali ke tempat semula.   Perempuan setengah baya yang tadinya sambil menangis berada di belakangnya sudah tidak ditemui Fu Hiong-kun waktu dia berlari kembali ke tempat semula.   Fu Hiong-kun awalnya merasa dia tidak salah jalan dan tidak ada jalan lain untuk kembali.   Sekarang dia mulai ada perasaan jangan- jangan dia sudah salah jalan.   Sampai dia melihat Su Hu yang sedang menyandar di dinding, dia baru tenang.   Tapi sekejap kemudian dia segera terkejut.   Karena dia tidak melihat Ih-lan di sisi Su Hu.   Mengapa Ih-lan tidak ada di sisi Su Hu? "Ada apa dengan Ih-lan?"   Tanya Fu Hiong-kun.   Tapi Su Hu tidak menjawab.   Waktu dia mendekati Su Hu, Fu Hiong-kun baru melihat tenggorokan Su Hu sudah putus ditepis.   Tidak diragukan lagi ituLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 42 adalah pisau yang tipis dan tajam maka tidak mengeluarkan banyak darah.   Dua tangan Su Hu masing-masing memegang sesuatu.   Tangan kanan memegang sebuah lampion hijau, di kiri ada sepucuk surat.   Begitu melihat lampion hijau, wajah Fu Hiong-kun langsung berubah.   91-91-91 Surat ditulis 5 utusan lampion kepada Su Yan-hong.   Isinya sangat sungkan.   Ih-lan berada di tangan 5 utusan lampion.   Bila Su Yan-hong ingin bertemu dengan Ih-lan, dia harus datang tiga hari kemudian, kentongan malam ke utara kota, di hutan Ya-cu (Hutan babi liar).   5 utusan lampion akan bertemu dengan dia di Ya-cu-lim.   Mereka sangat ingin menyaksikan ilmu silat Su Yan-hong dan ingin meminta beberapa petunjuk.   Bila Su Yan-hong bisa mengalahkan mereka, maka mereka akan mengantarkan Ih-lan ke An-lek-hu.   Tadinya Su Yan-hong merasa tegang.   Setelah membaca surat, dia malah terlihat tenang.   Kemudian dia memberikan surat kepada Fu Hiong-kun, Tiong Toa-sianseng, Lam-touw, dan Siau Cu.   "Menurut perkiraanku, itu suatu jebakan!"   Kata Fu Hiong-kun, terlihat ada penyesalan padanya. Su Yan-hong mengerti hati Fu Hiong-kun.   "Kalau aku adalah kau, aku juga akan tertipu!'' "Betul..,"   Kata Tiong Toa-sianseng menyela.   "siapa sangka mereka begitu keji, bisa-bisanya mempunyai ide untuk memanfaatkan Ih-lan!"   Fu Hiong-kun menarik nafas.   "Aku mengira mengejar orang akan berbahaya, maka aku meninggalkan Ih-lan dengan Su Hu."   Su Yan-hong mencegat.   "Ih-lan tidak akan terancam bahaya. Bila mere ka ingin melukai Ih-lan, mereka tidak akan membawa Ih-lan pergi!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 43 "Apa tujuan mereka? Betulkah hanya meminta petunjuk beberapa jurus?"   Tanya Tiong Toa-sianseng.   "Guru tahu hal ini tidak sesederhana itu!"   Su Yan-hong tertawa kecut.   "Pasti! Mereka bukan orang yang menyukai ilmu silat, mana mungkin akan melakukan hal yang tidak ada gunanya?"   "Mungkin itu adalah ide Liu Kun!"   Kata Su Yan-hong.   "Betul!"   Kata Lam-touw.   "Liu Kun bersekongkol dengan Pek- lian-kau, itu tidak diragukan lagi. Beberapa kali rencana busuk dia dirusak Hou-ya, maka dia dendam dan mencari kesempatan untuk membalas dendam!"   Su Yan-hong mengangguk.   "Itu sudah terduga dan aku selalu hati-hati!"   "Hou-ya..."   Kata Fu Hiong-kun, tapi Su Yan-hong sudah mencegat, ''bila mereka mempunyai niat menculik Ih-lan, mereka pasti akan melakukannya dengan segala cara. Sekarang lebih baik kita pikirkan..."   "Apa yang harus kita pikirkan?"   Cegat Lam-touw.   "tiga hari kemudian Hou-ya harus ke Ya-cu-lim!"   "Tidak bisa tidak pergi!"   Su Yan-hong setuju.   "Pada waktu itu, 5 utusan lampion akan menjelaskan kepada Hou-ya kalau itu adalah ide Liu Kun. Liu Kun pasti akan menentukan syarat dengan Hou-ya!"   Lam-touw kebetulan sangat sadar. Dia seperti berbeda dengan hari-hari biasa. Su Yan-hong melihatnya.   "Maksud Cianpwee..."   "Kalaupun Hou-ya tidak mau bekerja sama dengan Liu Kun, tapi sebelumnya harus menyelamatkan Ih-lan dulu!"   Su Yan-hong mengangguk.   "Tapi di manakah mereka menyembunyikan Ih-lan?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 44 "Yang pasti di tempat yang mereka anggap tempat paling rahasia!"   Kedua alis Lam-touw melayang.   "Di tempat Liu Kun banyak tempat rahasia..."   "Itu sudah pasti..."   Kata Su Yan-hong tertawa kecut.   "tapi ingin mencarinya bukan hal yang mudah, apalagi tempat Liu Kun dijaga dengan ketat!"   "Apakah kau pernah ke rumah Liu Kun? Dan melihat ada tempat yang pantas dicurigai?"   "Tidak ada!"   Kedua alis Lam-touw segera turun.   "Aku juga tidak jelas dengan lingkungan di tempat Liu Kurt, bagaimana kita bisa mencari tahu rahasia ini?"   "Liu Kun pasti akan terpikir kita akan bertindak..."   Fu Hiong-kun menarik nafas.   "Ini yang ingin aku katakan, maka lebih baik kita melihat dulu apa yang terjadi nanti di Ya-cu-lim. Setelah itu baru kita bertindak."   "Mungkin Ya-cu-lim sudah diawasi murid-murid Pek-lian-kau!"   Kata Siau Cu.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Dengan ilmu dan pengalaman kita, guru dan murid, apakah tidak bisa menghindar dari telinga dan mata Pek-lian-kau?"   Kata Lam-touw tertawa. Siau Cu menegakkan dada. Kemudian Lam-touw berkata lagi.   "Kalau hanya 5 utusan lampion, seharusnya tidak sulit dihadapi!"   Su Yan-hong melihat surat lagi.   "Yang tanda tangan hanya 5 utusan lampion, seharusnya hanya mereka berlima!"   "Sampai sekarang, selain 5 utusan lampion dan pembunuh- pembunuh, memang tidak terlihat ada yang lain!"   Kata Fu Hiong- kun.   "Maksudmu Thian-te-siang-kun?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 45 "Lebih baik dua orang ini jangan muncul! Bila muncul, mereka akan campur tangan dalam masalah ini..."   Kata Lam-touw.   "Kepandaian Thian-te-siang-kun berada di atas 5 utusan lampion!"   Kata Fu Hiong-kun.   "Itu sudah pasti..."   Lam-touw seperti ingin mengatakan sesuatu tapi begitu bibirnya bergerak, segera ditutup kembali. Fu Hiong-kun tidak melihatnya, dia berkata.   "Sebelum Put-lo-sin-sian pergi ke Kong-tong-pai pernah mengadakan rapat besar dan mengatakan di dalam perkumpulan mereka ada yang mengancam dan memaksa orang-orang kampung yang tidak tahu apa-apa untuk menyerahkan anak laki-laki atau perempuan untuk membantu latihan Pek-kut-mo-kang..."   Su Yan-hong tidak lupa hal itu, dia berkata.   "Perkara Gin-long juga orang yang kehilangan anak laki-laki dan perempuan. Kalau benar ada kaitannya dengan Pek-lian-kau dan sampai sekarang Thian-te-siang-kun belum muncul, berarti mereka sedang berlatih Pek-kut-mo-kang!"   "Kalau begitu, harap mereka jangan muncul dulu!"   Kata Lam- touw.   "Sebenarnya Pek-kut-mo-kang itu seperti apa?"   Tanya Su Yan- hong.   "Ilmu silat yang bisa menarik perhatian Put-lo-sin-sian, berarti adalah ilmu yang menakutkan!"   Kata Lam-touw tertawa.   "Apakah Cianpwee juga tidak tahu?"   Tanya Fu Hiong-kun.   "Mana aku bisa tahu?"   Lam-touw tertawa.   Fu Hiong-kun dan Su Yan-hong tidak melihat tawa Lam- touw sedikit berbeda, waktu itu Tiong Toa-sianseng tiba-tiba berkata.   ''Dalam beberapa kali pertarungan, 5 utusan lampion berada di bawah angin.   Kali ini mereka berani terang-terangan menantang, selain Ih-lan berada di tangan mereka, kita harus berpikir mungkin Thian-te-siang-kun sudah muncul!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 46 Lam-touw dan Tiong Toa-sianseng saling pandang.   Mereka mengangguk.   Terlihat sudah ada perjanjian di antara mereka berdua tapi Su Yan-hong dan Fu Hiong-kun tidak melihatnya.   Siau Cu juga tidak melihatnya, dia memang tidak tahu banyak tentang gurunya.   92-92-92 Akhirnya dua mata Thian-te-siang-kun terbuka.   Ketika mulai berlatih ilmu, mata mereka dipejamkan, saat memejamkan matanya semakin lama.   Sampai saat ini, dari mata dipejam sampai dibuka sudah 3 hari 3 malam.   Bagian bola mata yang putih tetap lebih banyak daripada yang hitam.   Hanya orang yang sangat teliti baru bisa melihat perubahan- perubahan di dalam.   Biasa orang-orang tidak berani melihat mereka.   Walaupun 5 utusan lampion, bila mereka mem perhatikan mata Thian-te-siang- kun pasti akan tahu ada yang tidak sama.   Sekarang mata Thian-te-siang-kun benar-benar terlihat seperti siluman.   Semua orang yang melihat akan merasa takut.   Bagian mata yang hitam tetap hitam.   Dulu mata itu membuat orang merasa seperti tidak bernyawa, tidak berperasaan, tapi setiap saat akan bersinar.   Sekarang dua bola mata seperti dua kolam yang dalam.   Dalam sekejap mengait roh lawan masuk ke dalam kolam yang dalamnya tidak terukur.   Lingkaran darah di luar bola mata berubah menjadi lebih terang lebih merah, seakan akan menyembur keluar.   0-0-0 Pembaca yang terhormat, maaf cerita ini terpotong karena naskah aslinya juga terpotong.   Perkiraan cerita yang terpotong sbb.   Su Yan-hong, Tiong Toa-sianseng dan Fu Hong-kun mendatangi Ya-cu-lim dan bertemu dengan Thian-te-siang-kun, mereka dipaksa minum Ngo-tok-li-hun-ciu (Arak roh lima racun) dengan ancaman nyawa Ih-lan.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 47 Sementara Siau Cu dan Lam-touw menyelinap ke tempat Ih-lan dikurung dan menyelamatkan Ih-lan dari sarang Pek-lian-kau, pada saat Su Yan-hong dan Tiong Toa-sianseng akan minum Ngo-tok-li- hun-ciu, Siau Cu dan Lam-touw membawa berita penyelamatan Ih- lan, maka terjadi pertarungan sengit.   Su Yan-hong dan kawan-kawannya di keroyok orang-orang Pek- lian-kau, tapi akhirnya berhasil melarikan diri.   Su Yan-hong, Tiong Toa-sianseng, Fu Hiong-kun bertiga kembali ke An-lek-hu.   Lam-touw dan Siau Cu membawa Ih-lan pulang.   Setelah bertemu dengan Ih-lan, mereka bertiga baru tenang.   Lam-touw melihat baju Tiong Toa-sianseng dan bertanya.   "Apakah Tiong Toa-sianseng terluka?"   "Hampir terluka, kepandaian Pek-lian-kau benar-benar misterius dan sulit ditebak!"   Kata Tiong Toa-sianseng.   "Apakah Ih-lan baik-baik saja?"   Tanya Su Yan- hong. Siau Cu menaruh Ih-lan di atas ranjang.   "Sampai sekarang dia belum bangun, sepertinya sedikit berbahaya!"   Su Yan-hong tergesa-gesa menuju ke sisi ranjang.   Terlihat wajah Ih-lan pucat, sepasang matanya dipejamkan dan kelihatan seperti bengong terus.   Fu Hiong-kun mendekat, pelan-pelan membalikkan kelopak mata Ih-lan dan memeriksanya dengan teliti.   Dia juga memeriksa nadi di tangan Ih-lan.   Lam-touw berkata.   "Kulihat sepertinya mereka sudah ada persiap an, maka sebelumnya sudah memberi Ih-lan makan sesuatu!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 48 "Betul! Itu adalah racun!"   Kata Fu Hiong-kun.   "Racun apa?"   Tanya Su Yan-hong terkejut.   "Aku belum pernah mengetahui racun ini. Sepertinya bukan hanya satu jenis racun karena denyut nadinya sangat tidak teratur dan kacau. Aneh, beberapa macam racun dicampur menjadi satu tapi khasiat di antara racunnya tidak saling menghilangkan!"   Su Yan-hong dan Tiong Toa-sianseng segera teringat Thian-te- siang-kun memaksa mereka minum Ngo-tok-li-hun-ciu (arak Ngo- tok-li-hun).   "Itu pasti Ngo-tok-li-hun..."   Teriak Lam-touw. Semua orang melihat dia. Kecuali Tiong Toa-sianseng, yang lain merasa terkejut, apalagi Su Yan-hong.   "Racun ini sangat keras. Walau pun orang yang minum racun ini mempunyai tenaga dalam yang kuat, setelah minum racun ini dia akan seperti orang hidup tapi juga seperti orang mati. Tidak ada obat penawar maka akan sulit melewati masa tiga bulan!"   Kata Lam- touw.   "Pantas dua orang aneh itu memaksa kita minum arak itu!"   Kata Tiong Toa-sianseng.   "Apakah kalian meminumnya?"   Lam-touw terkejut. Tiong Toa-sianseng menggelengkan kepala.   "Mereka mengancam dengan nyawa Ih-lan tapi Ih-lan sudah diselamatkan oleh kalian berdua, mana mungkin kita mau minum arak itu!"   Lam-touw menghembuskan nafas lega. Dia melihat wajah Ih- lan.   "Tidak disangka mereka begitu kejam, sampai-sampai seorang anak juga tidak dilepaskan!"   Dia juga melihat Fu Hiong-kun.   "apakah Nona Fu punya cara untuk menyelamatkannya?"   "Kecuali aku tahu jenis kelima racun itu!"   Kata Fu Hiong-kun.   "Itu tidak jadi masalah!"   Kata Lam-touw.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 49 Selain Tiong Toa-sianseng, yang lain melihat Lam-touw dengan keheranan. Apalagi Siau Cu, dia bertanya.   "Dari mana guru bisa tahu banyak tentang hal ini..."   "Kau kira menjadi guru itu mudah?"   Lam-touw tertawa dingin. Walaupun Su Yan-hong curiga tapi dalam keadaan seperti ini dia tidak leluasa untuk bertanya, dia hanya berkata.   "Harus Cianpwee yang mengerahkan banyak perhatian, juga merepotkan Nona Fu!"   Fu Hiong-kun ingin mengatakan sesuatu, Lam-touw sudah tertawa dan berkata.   "Kalau kau berkata begitu, berarti kau tidak menganggap kita adalah teman!"   Su Yan-hong tertawa kecut. Pada waktu itu ada seorang pelayan kepercayaan datang melapor.   "Kaisar telah menurunkan perintah. Katanya Hou-ya berusaha memberontak, rumah Hou-ya harus diperiksa!"   "Apa?"   Wajah Su Yan-hong segera berubah.   "mana pelayan istana?"   "Di ruangan tamu. Yang datang bersama masih ada In Thian- houw, Tiang-seng dan prajurit-prajurit istana. Harap Hou-ya pergi melalui jalan rahasia!"   Su Yan-hong marah.   "Itu pasti adalah rencana busuk Liu Kun! Kaisar sudah jatuh di tangannya, terpaksa harus mendengar apa yang dikatakan!"   Hati dia bergolak dan segera membalikkan tubuh ingin keluar, tapi dicegat oleh Tiong Toa-sianseng.   "Sekarang bukan waktunya untuk memamerkan keberanianmu!"   "Guru..."   "Liu Kun pasti sudah mengatur hal ini. Kalau kau keluar, berarti mengantar kambing ke mulut harimau. Racun Ih-lan belumLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 50 dikeluarkan, lebih baik kita tinggalkan tempat ini dulu. Setelah melihat ke adaan nanti, baru kita menyusun rencana lagi!"   Kata Tiong Toa-sianseng dengan dingin.   "Baik..."   Su Yan-hong segera menjawab.   "di mana Lu Tan?"   Pelayan setia itu menjawab.   "Di dalam rumah ini ada mata-mata yang ingin membawa orang-orang Liu Kun ke arah ruangan rahasia, yang sudah dibunuh oleh Lu-kongcu. Sekarang Lu-kongcu sedang memancing orang- orang Liu Kun untuk pergi dari sini!"   "Baik.."   Siau Cu menepuk meja.   "aku tidak salah menilai bocah ini!"   Dia meloncat bangun. Tapi Lam-touw men-cengkramnya.   "Bila kau keluar sekarang, berarti kau ingin memberitahu orang- orang Liu Kun bahwa kita berada di sini!"   "Tapi Lu Tan..."   Siau Cu terpaku.   "Kalau dia akan mati, dari awal sudah mati. Orang ini punya keberuntungan besar, nasibnya juga baik, tidak perlu dikhawatirkan!"   Memang Lam-touw menyuruh Siau Cu jangan khawatir, tapi sebenarnya dia sangat khawatir.   Hanya saja sekarang sudah tidak ada waktu untuk khawatir.   Memang Liu Kun sudah mengatur juga menyiapkan rencana yang terburuk.   Begitu mendengar kabar bahwa Thian-te-siang-kun gagal dan Su Yan- hong sudah menyelamatkan Ih-lan melarikan diri, rencana kedua sudah disusun.   Dia menurunkan perin tah kepada In Thian-houw untuk membawa 100 prajurit kerajaan pergi ke San-se-ta-tong untuk membunuh Ong Souw-ie.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Orang-orang Ong Souw-ie sangat banyak..."   Terlihat kesulitan di wajah In Thian-houw.   "Dia belum mempunyai kekuasaan dan prajurit, kau khawatir apa?"   Liu Kun sangat tenang.   "Hamba belum mengerti!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 51 "Dulu Meng-te (nama orang) menculik kaisar untuk mengancam semua prajurit agar mendengarkan apa yang dia katakan. Sekarang kaisar sudah di tangan kita, apakah kita tidak bisa mengikuti cara ini?"   "Tapi Ong Souw-ie adalah orang penting dan dia tidak pernah berbuat salah. Sekarang ingin menga takan kesalahannya..."   "Kesalahan yang kita tuduhkan kepada dia bisa kita cari-cari. Aku ingin memberi dia kesalahan bersekongkol dengan An-lek-hou untuk memberontak, kemudian menjaring semuanya agar di kemudian hari tidak ada bencana lagi."   "Kiu-cian-swe benar-benar pintar. Sekarang bawahan segera mengurus pasukan!"   "Tunggu..."   Liu Kun tertawa dingin.   "Ong Souw-ie masih tidak mempunyai pasukan atau kekuasaan. Kau cukup mengirim beberapa orang keper cayaan untuk membereskan dia, tidak perlu pergi sendiri. Aku masih ada hal penting yang ingin kau bereskan!"   "Tentang apa?"   Tanya In Thian-houw.   "Sebentar lagi aku akan ke istana memaksa kaisar menurunkan permtali untuk memeriksa rumah An-lek-hou. Kau dan Tiang-seng segera mengumpulkan pasukan dan siap berangkat kapanpun!"   Liu Kun berpesan lagi.   "Hongpo Tiong, Ih..."   Hongpo bersaudara segera mendekat.   "Pada waktu yang bersamaan aku juga akan memaksa kaisar menghentikan komandan pasukan Kang Pin dan menyerahkan kekuasaan kepada kalian dua bersaudara!"   Hongpo bersaudara sangat gembira. Mereka berlutut.   "Hidup Kiu-cian-swe!"   Liu Kun tidak ragu-ragu lagi.   Dia segera siap berangkat ke ibukota.   93-93-93Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 52 Sebenarnya kaisar terlalu memaksa untuk menjatuhkan Liu Kun.   Keberhasilan demi keberhasilan membuat kaisar mengira telah berhasil mengikis kekuatan Liu Kun.   Bila Liu Kun tidak sanggup mela wan hanya bisa duduk menunggu dibunuh.   Tapi dia lupa Liu Kun masih mempunyai kekuatan yang besar di dalam istana.   Dengan kekuatan ini Liu Kun mengu asai istana dan langsung mengancam kaisar.   Di dalam keadaan seperti itu, terpaksa kaisar harus menuruti apa yang dikatakan Liu Kun.   94-94-94 Kamar rahasia di An-lek-hu memang sangat rahasia, tapi lama kelamaan tetap diketahui oleh mata-mata Liu Kun.   Begitu tahu, In Thian-houw dan Tiang-seng datang membawa prajurit untuk memeriksa.   Mereka segera muncul dan bergabung.   Mungkin Su Yan-hong dan lain-lain tidak boleh mati.   Lu Tan menunggu mereka lama tidak kembali.   Dia keluar dari kamar rahasia agar dia bisa bergabung bila diperlukan.   Tapi dia melihat ada mata-mata dan segera membunuhnya.   Walaupun ilmu silatnya belum pulih tapi membunuh mata-mata itu bukan hal yang sulit.   Tapi jika ingin menghindari kejaran In Thian-houw dan Tiang-seng, tidak semu dah membunuh mata-mata tadi.   Dia juga terpikir Su Yan-hong dan lain-lain sudah kembali melalui jalan rahasia dan berada di kamar rahasia, maka dia memancing In Thian-houw dan Tiang-seng untuk pergi dari sana.   Setelah membunuh mata-mata itu, dia segera meninggalkan tempat.   Dia agak mengenal daerah sana, dengan berputar ke kanan ke kiri dia bisa keluar di belakang taman bunga, lalu keluar melewati pagar dinding yang tinggi.   In Thian-houw dan Tiang-seng yang melihat Lu Tan, mereka bertekad untuk menangkapnya agar berjasa di hadapan Liu Kun, maka mereka terus mengejar Lu Tan.   Mereka meninggalkan prajurit istana yang mereka bawa.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 53 Setelah Lu Tan keluar dari rumah, dia segera lari di gang.   In Thian-houw dan Tiang-seng masih mengejarnya.   Yang satu mengejar dari bawah, satunya lagi mengejar di atas genteng.   Setelah melewati dua gang, akhirnya mereka bisa mencegat Lu Tan.   Tiang-seng turun dari atas genteng dan meng hadang di depan Lu Tan.   Lu Tan segera meloncat ke atas genteng.   Dengan gerakan kaki dan tangan yang pastinya tidak secepat In Thian-houw dan Tiang-seng baru berdiri sudah naik ke atas genteng lagi.   "Marga Lu, kalau kali ini membiarkanmu kabur, berarti sia-sia aku melatih sepasang telapakku!"   In Thian-houw tertawa terbahak- bahak kemudian menyerang dengan sepasang telapak tangannya.   Suara yang keluar terdengar seperti petir.   Tiang-seng juga tidak lambat, dengan kelincahan tubuhnya menutup jalan mundur Lu Tan.   Tidak sampai 10 jurus, Lu Tan sudah kerepotan.   Dia berpikir bila dia jatuh di tangan Liu Kun, dia pasti mati, lebih baik melawan sampai titik darah penghabisan.   Mati juga bisa menutup mata.   Tiang-seng dan In Thian-houw melihat tekad Lu Tan.   Mereka juga melihat ilmu silat Lu Tan tidak sekuat dulu dan mereka akan menang.   Maka mereka pun menyerang dengan gencar.   Karena tidak hati-hati, Lu Tan terkana pukulan Tiang-seng dan terpelanting di atas genteng.   Tiang-seng segera mendekat.   In Thian-houw juga tidak lambat.   Lu Tan berguling-guling di atas genteng untuk menghindari 16 serangan telapak.   Terlihat dia tidak akan bisa menghindar lagi.   Tiba-tiba dari tempat gelap keluar seorang perempuan bertutup wajah.   Dengan pedang perempuan itu menghadang serangan In Thian-houw dan Tiang-seng.   Setelah bertarung tiga jurus, In Thian-houw dan Tiang-seng sudah melihat aliran ilmu pedang ini.   Tiang-seng tertawa dingin.   "Ternyata pesilat pedang dari Hoa-san-pai..."   "Orang Ling-ong-hu, Kuncu sungguh hebat!"   Kata In Thian- houw.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 54 Perempuan ini terpaku, dia membuka penutup wajah. Ternyata memang adalah Su Ceng-cau. Dia berkata.   "Kalau memang aku, kalian mau apa?"   In Thian-houw tertawa.   "Tadinya kita tidak yakin kalau kau yang membawa Lu Tan pergi. Walaupun curiga dan ber tanya kepada Ling-ong, kau bisa saja tidak mengaku. Kami juga tidak bisa apa-apa!"   "Sekarang lebih baik Kiu-cian-swe ke Ling-ong-hu meminta orang. Pada waktu itu, entah apa yang harus dijelaskan oleh ayahmu?"   "Ini adalah masalahku!"   Memang Su Ceng-cau sedikit terkejut.   "bila Liu Kun menginginkan orang, carilah aku!"   In Thian-houw menggelengkan kepala.   "Lebih baik mencari ayahmu!"   Tiang-seng tertawa.   "Kiu-cian-swe menganggap ayahmu adalah orang yang dapat dipercaya. Sekarang terjadi hal ini. Kau harus ada pesan yang baik untuk Kiu-cian-swe!"   "Silahkan Kuncu..."   Kata In Thian-houw.   "Silahkan Lu Kongcu..."   Kata Tiang-seng. Su Ceng-cau terpaku. Lu Tan bertanya.   "Mengapa dipersilahkan pergi, kau tidak pergi?"   "Gara-gara kau belum pulih dan bertarung dengan mereka, jika aku tidak datang tepat waktu.."   "Ilmu silatku sampai sekarang belum pulih karena diberi racun Goan-kut-san oleh Kuncu. Aku belum berterima kasih kepadamu!"   Wajah Su Ceng-cau terlihat malu, tapi dia tetap berkata.   "Aku sendiri diam di rumah. Hari demi hari dilewati dengan tidak enak. Aku hanya berharap kau bisa tinggal untuk menemaniku sementara waktu. Siapa tahu kau ribut ingin pergi. Karena cemas, aku memikirkan cara-cara ini!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 55 Lu Tan belum tahu Su Ceng-cau memperalat dia untuk memaksa Su Yan-hong menikahi dia. Setelah mendengar kata-kata itu, Lu Tan luluh lagi. Su Ceng-cau bisa melihat raut wajah. Dia segera berkata.   "Aku juga tahu itu tidak baik tapi aku tidak punya cara lain lagi, yang pasti aku yang salah!"   Lu Tan merasa tidak enak.   "Sudahlah tidak apa-apa!"   "Betulkah kau tidak marah?"   "Kalau Kuncu mempunyai niat tidak baik, hari ini tidak akan datang menyelamatkan aku! Sekarang aku berharap Kuncu pulang agar tidak terjadi sesuatu!"   "Apakah aku orang yang tidak mau menolong orang yang dalam bahaya?"   Su Ceng-cau marah.   "Yang pasti tidak!"   Ada suara yang menjawab.   "Hanya saja In Thian-houw dan Tiang-seng adalah dua pejabat yang sangat baik, kita jangan tidak menghormati mereka!"   Semua orang menelusuri asal suara ini. Ternyata berasal dari Siau Sam Kongcu yang berdiri di atas atap. Di belakangnya bersinar bulan yang terang.   "Guru..."   Su Ceng-cau berteriak. Siau Sam Kongcu seperti terang turun di sisi Su Ceng-cau.   "Mengapa kalian masih belum pergi?"   Su Ceng-cau ingin berkata sesuatu. Siau Sam Kongcu segera membentak.   "Cepat pergi..."   Su Ceng-cau sudah lama mengikuti Siau Sam Kongcu, dia mengenal sifatnya dan tahu dia pasti sudah punya rencana, maka dia mendorong Lu Tan.   "Ayo, kita pergi!"   Tidak ada reaksi dari Lu Tan, Su Ceng-cau sudah menarik bajunya pergi.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 56 Tiang-seng dan In Thian-houw yang melihat itu seperti mau bertindak, tapi akhirnya mereka tetap tinggal di tempat.   In Thian- houw melihat Siau Sam Kongcu.   "Apakah Siau-heng tahu apa akibatnya?"   "Kalau kalian tidak memberitahu Liu Kun, mana mungkin Liu Kun tahu?"   "Apakah Siau-heng tahu kami adalah orang kepercayaan Kiu- cian-swe?"   Kata In Thian-houw sam-bil tertawa.   "Apakah Siau-heng punya cara agar kita tidak melapor kepada Liu Kun?"   Kata Tiang-seng.   "Caranya sangat sederhana!"   Jawab Siau Sam Kongcu dingin.   "apa kalian berdua tahu ada semacam orang tidak bisa berbicara?"   "Siapa dia?"   "Orang mati...."   Begitu Siau Sam Kongcu mengeluarkan kata- kata ini, Tiang-seng juga berteriak.   "Hati-hati..."   Pada waktu bersamaan, pedang Siau Sam Kongcu sudah keluar dari sarung, pedangnya tetap adalah pedang yang sudah terputus 3 inchi.   Pedang Toan-cang-kiam segera menyerang ke tenggorokan In Thian-houw.   Reaksi In Thian-houw sangat lincah.   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Dia menjepit pedang dengan kedua telapak tangannya.   Walau pun reaksi dia terlihat lebih lamban daripada Tiang-seng, tapi sebenarnya tidak.   Dia melihat jelas jurus Siau Sam Kongcu bisa ditahan dengan menjepit dua telapak.   Tiang-seng sangat mengenal sifat In Thian-houw, sebenarnya kata hati-hati itu ditujukan untuk Siau Sam Kongcu, karena mereka sudah terbiasa bekerja sama, dia segera menyerang dengan gencar.   Yang dia serang adalah nadi-nadi penting Siau Sam Kongcu.   Kalau sepasang telapak In Thian-houw bisa menguasai jurus pedang Siau Sam Kongcu, sepasang telapak Tiang-seng bisa sangat tepat.   Tapi sayang In Thian-houw melihat dengan sangat tepat, danLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 57 walau sepasang telapaknya juga begitu cepat, tapi Siau Sam Kongcu lebih tepat.   Jurus pedang Siau Sam Kongcu terlihat tidak akan bisa berubah lagi, tapi tiba-tiba muncul perubahan pada gerakan pedangnya, ujung pedangnya tiba-tiba memutar.   Jika sepasang telapak In Thian-houw terus menepuk akan tertepuk ke ujung pedang.   Walaupun dia selalu berkata telapaknya keras seperti besi dan batu, tapi telapak tetap bukan besi.   Bila diteruskan, tangannya akan patah.   Dia sudah bisa menghitung perubahan ini maka langsung membalikan sepasang telapak, dengan tetap menepuk pungggung pedang.   PAK! sepasang telapak tangannya menepuk seperti dua batu atau besi saling beradu.   Tapi bukan menepak di punggung pedang, melainkan sepasang telapak saling menepuk.   Pada waktu itu pedang Siau Sam Kongcu sudah berkelebat keluar dari sepasang telapak In Thian-houw dan mengarah ke arah sepasang telapaknya.   Semua perubahan ini di luar dugaan In Thian- houw.   Begitu merasa ada perubahan, Tiang-seng sudah terjatuh, sepasang telapak tangannya sudah patah.   Tubuh Siau Sam Kongcu terus bergerak.   Pedang menepis dari atas ke bawah ke tenggorokan Tiang-seng.   Tubuh Tiang-seng terbang keluar, terpelanting di atas genteng, dan mati seketika.   Pedang patah Siau Sam Kongcu berputar.   Dia menahan serangan telapak In Thian-houw.   Serangkaian gerakan ini dia lakukan dengan tepat juga berbahaya.   Di dalam bahaya terdapat kemenangan.   Bila ada sedikit kesalahan, bukannya akan menang melainkan akan kalah.   Serangan telapak In Thian-houw ditutup.   Di dalam keterkejutan, dia masih bisa memuji.   "Baik..."Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 58 Kata 'baik' baru terucap dari mulutnya, tubuh nya segera dikurung oleh jala pedang. Siau Sam Kongcu ingin menyelesaikan pertarungan ini dengan cepat, dia bertarung dengan tenaga penuh. In Thian-houw terkurung di dalam jala pedang, empat bagian tubuhnya sudah terluka. Walaupun bukan nadi penting, tapi keringat dingin sudah keluar. Dia berpikir kalau terus-menerus seper ti ini, dia pasti akan mati, maka dia membentak dan memberontak. Tapi begitu sepasang telapak baru menyerang, jala pedang sudah terpencar. Siau Sam Kongcu tiba-tiba mundur 3 kaki, tapi dia segera maju lagi. Cahaya pedang berkilauan, pedang sudah keluar dengan kekuatan yang sangat besar. Ini benar-benar di luar dugaan In Thian-houw. Dia ingin menghindar dari serangan pedang Siau Sam Kongcu tapi tidak sempat lagi. Maka dia ingin mengorbankan telapak kirinya untuk menyambut serangan ini. Dia merasa kekuatan telapaknya sangat kuat sehingga sanggup memecahkan batu. Tapi serangan Siau Sam Kongcu dilakukan dengan tenaga penuh. Telapak tangan terdiri dari darah dan daging, diguna kan untuk menyambut serangan pedang yang datang, pasti putus dan putus dengan cepat. In Thian-houw sama sekali tidak merasakan sakit sama sekali. Tadinya dia ingin membalas dengan tangan kanan dan memukul tubuh Siau Sam Kongcu. Tapi pedang Siau Sam Kongcu dengan sangat kuat sudah menepis wajahnya. Masuk ke daging tidak lebih dari satu inchi, tapi pedang ditepiskan dengan tenaga penuh. In Thian-houw terbang jauh. Wajahnya hampir terbelah dua, dia mati di atas genteng. Pedang dimasukkan ke sarung. Siau Sam Kongcu menarik nafas dan lari menghilang. 95-95-95 Setelah berjalan, Su Ceng-cau bertanya kepada Lu Tan.   "Mengapa hanya kau sendiri yang berada di An-lek-hu?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 59 "Hou-ya dan lain-lain sudah pergi ke Ya-cu-lim menemuiS utusan lampion dari Pek-lian-kau..."   "Ada apa?"   "Lan-lan diculik oleh Pek-lian-kau, Hou-ya terpaksa pergi!"   "Katanya Liu Kun bersekongkol dengan Pek-lian-kau, berarti itu adalah ide Liu Kun. Mengapa Liu Kun memaksa kaisar menurunkan perintah untuk memeriksa rumah An-lek-hu?"   "Kelihatannya Hou-ya dan lain-lain sudah menyelamatkan Lan- lan. Hal ini membuat Liu Kun marah. Anjing yang masuk ke gang buntu sekarang balik menggigit!"   Kata Lu Tan.   "Hou-ya sekarang pasti kembali melalui jalan rahasia. Jika diketahui oleh mata-mata yang diatur Liu Kun, dia akan membawa In Thian-houw dan Tiang-seng masuk ke jalan rahasia itu. Akibatnya tidak terbayangkan!"   "Di dalam An-lek-hu ada jalan rahasia?"   Lu Tan mengangguk.   "Sekarang sepertinya Hou-ya dan lain-lain sudah tahu ada mata- mata dan meninggalkan tempat melalui jalan rahasia!"   "Pintu keluar jalan rahasia berada di mana?"   "Bila kita ke sana mungkin masih sempat berkumpul dengan mereka!"   Kata-katanya belum selesai, Siau Sam Kongcu datang seperti terbang. Su Ceng-cau melayangkan tangan dan menyambut.   "Guru! Bagaimana dengan dua orang itu?"   "Mereka tidak akan mengejar lagi!"   "Guru memang hebat, apa mereka terluka?"   "Kalau hanya terluka, mereka akan pulang dan melapor pada Liu Kun, bukankah tetap repot?"   Su Ceng-cau terpaku tapi kemudian bersorak.   "Kalau tahu lebih awal, kita tidak perlu lari tergesa-gesa!"   Kemudian dia berkata lagi.   "tetap harus buru-buru!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 60 "Kalian mau ke mana?"   "Berkumpul dengan Hou-ya dan Tiong Toa-sianseng!"   Kata Lu Tan.   "Baik! Hati-hati di jalan!"   Dia berpesan kepada Su Ceng-cau.   "Guru tidak pergi ke sana?"   "Tidak!"   Siau Sam Kongcu membalikkan tubuh, segera berlari ke dalam kegelapan.   Su Ceng-cau tahu hubungan Siau Sam Kongcu dengan Tiong Toa-sianseng tidak begitu cocok.   Asalkan Siau Sam Kongcu tidak melarang dia bertemu dengan Su Yan-hong, dia sudah merasa cukup puas.   Maka dia tidak banyak bicara dan pergi tergesa-gesa.   96-96-96 Belum sampai di tempat keluar jalan rahasia An-lek-hu, Su Ceng- cau dan Lu Tan sudah dicegat oleh Siau Cu.   Tempat keluar rahasia ini bukan tempat yang aman.   Su Yan- hong dan lain-lain sudah pergi, hanya tinggal Siau Cu berada di sana.   Siau Cu mengkhawatirkan keselamatan Lu Tan.   Waktu dia kembali lagi ke An-lek-hu untuk mencari tahu keberadaan Lu Tan, dia melihat Lu Tan sedang berjalan mendatangi.   Yang pasti dia sangat senang.   Terhadap Su Ceng-cau, dia memang tidak terlalu suka.   Tapi setelah mengetahui Lu Tan telah diselamatkan olehnya, Siau Cu hanya diam.   97-97-97 Su Yan-hong dan lain-lain karena terpikir di dalam kota banyak mata-mata Liu Kun dan memang mereka tidak ada tempat aman untuk bersembunyi, maka mereka bersembunyi di Pek-in-koan di luar kota.   Sebenarnya itu adalah tempat Bu-tong-pai, tapi karena Lu Tan dan Fu Hiong-kun pemah tinggal di sana dan ketika diketahui oleh Liu Kun, tempat itu sudah ditutup.   Untung murid-murid Bu-tong-Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 61 pai bisa cepat meninggalkan Pek-in-koan maka mereka bisa menghindari pembunuhan besar-besaran.   Orang Liu Kun tidak tinggal di sana, hanya ada tempelan kertas di pintu bahwa tempatnya ditutup.   Bagi Su Yan-hong dan lain-lain, itu malah suatu jaminan.   Dinding tinggi Pek-in-koan bukan kesulitan bagi mereka.   Fu Hiong-kun segera memeriksa Ih-lan, dia harus tahu racun apa baru bisa memberi obat penawar.   Sebenarnya itu bukan hal yang mudah, tapi tidak disangka Lam-touw sangat mengenal racun itu, maka sangat membantu Fu Hiong-kun.   "Sifat kakakku selalu melindungi yang salah dan terlalu bebas. Jelas-jelas sudah tahu mereka bukan orang baik-baik, tapi tetap membiarkan mereka hidup. Kalau tidak, maka tidak akan terjadi masalah-masalah yang begitu rumit!"   Kata Lam-touw tanpa sengaja. Semua orang merasa aneh dengan kata-kata ini. Waktu ingin bertanya, Ih-lan sudah sadarkan diri. Dia membuka mata dan bengong melihat mereka.   "Lan-lan..."   Su Yan-hong mendekat. Ih-lan terus melihat Su Yan-hong dan tidak ada reaksi apa-apa. Su Yan-hong terkejut. Dia menggoyang-goyangkan pundak Ih-lan.   "Ih-lan, ini ayah, apakah kau tidak mengenal ayah?"   Lalu bertanya kepada Fu Hiong-kun.   "Nona Fu, mengapa bisa seperti ini?"   Fu Hiong-kun belum menjawab, Ih-lan sudah menangis dan masuk ke pelukan Su Yan-hong.   Lu Tan dan Su Ceng-cau datang, tapi tidak ada Siau Cu bersama dengan mereka.   Ternyata dia tetap tinggal di kota untuk mencari kabar.   98-98-98 Saat Siau Cu kembali ke Pek-in-koan, hari sudah siang.   Semua orang tahu pada saat yang bersamaan Liu Kun sudah memaksaLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 62 kaisar menurunkan perintah agar Kang Pin menyerahkan posisi komandan pasukan.   Kang Pin tahu itu adalah akal busuk Liu Kun, maka dia segera mengambil kepu-tusan menolak menyerahkan posisi komandan pasukan.   Orang yang dikirim ke sana oleh Liu Kun selain Hongpo bersaudara, masih ada orang-orang Pek-lian-kau.   Karena tidak ada kesepakatan, mereka mulai bertarung.   Untung semua orang-orang Keluarga Lamkiong keluar bertarung, maka baru bisa memu kul mundur mereka.   Mengapa Keluarga Lamkiong ikut campur tangan dalam hal ini? Tidak ada orang yang bisa menebak.   Siau Cu yakin keluarga Lamkiong adalah perkumpulan besar dan lurus.   Kecuali mereka tidak tahu, jika tahu mereka tidak akan berpangku tangan.   Apalagi Siau Cu sangat suka pada Lamkiong Bing-cu.   Satu- satunya orang di keluarga Lamkiong yang tidak disukai Siau Cu hanya Kiang Hong-sim.   "Liu Kun seperti anjing masuk ke jalan buntu, dia akan menggigit siapapun yang menyerang. Kelihatannya Kang Pin tidak mudah dilepaskan!"   Kata Su Yan-hong.   "Ada orang-orang keluarga Lamkiong di sisi Jenderal Kang, apakah tidak cukup aman?"   Dengan tenang Siau Cu berkata.   "Yang aku khawatirkan adalah Thian-te-siang-kun!"   Lu Tan dan Su Ceng-cau tidak tahu kelihaian Thian-te-siang-kun maka mereka tidak berkomentar tentang hal ini. Tapi Siau Cu terpaku di sana. Kata Tiong Toa-sianseng.   "Dengan tenaga kita semua memang, tidak bisa mengalahkan Thian-te-siang-kun, tapi setidaknya bisa mencegat mereka."   Lam-touw menggelengkan kepala.   "Walaupun kita mempunyai ilmu silat yang tinggi, tapi kita tidak bisa bergabung. Sedangkan mereka berdua kapanpun bisa menyatukan tenaga untuk bersama-sama memukul. PukulanLegenda Pendekar Ulat Sutra - 2 63 mereka yang secara bergabung ini, tidak ada dari kita yang bisa menahannya!"   "Aku tahu Pek-kut-mo-kang adalah ilmu andalan dan rahasia dari Pek-lian-kau. Kekuatannya sangat besar!"   Kata Tiong Toa- sianseng.   "Tapi bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasi ilmu mereka ini!"   Kata Lam-touw.   "Bagaimana caranya?"   Tiong Toa-sianseng bertanya.   "Sepengetahuanku, Pek-lian-kau mempunyai selempengan giok bernama Bi-giok-leng (perintah giok hijau). Itu adalah barang turun-menurun untuk Kau-cu. Katanya cara untuk memecahkan Pek-kut-mo-kang tertulis di sana!"   Kata Lam-touw.   "Bi-giok-leng?"   Tiong Toa-sianseng melihat Su Yan-hong.   "Yan- hong, di mana kau simpan?"   "Tadinya murid selalu menyimpannya di dalam rumah. Setelah dipikir-pikir itu adalah barang titipan orang lain, apalagi adalah barang tanda Kau-cu. Karena takut jatuh di tangan Liu Kun, maka beberapa hari ini aku selalu membawanya!"   Kata Su Yan-hong sambil mengeluarkan Bi-giok-leng dari dada. Lam-touw melihatnya dan berkata.   "Betul! Inilah Bi-giok-leng! Mengapa bisa berada di tanganmu?"   "Dalam pertarungan di Siong-san, Put-lo-sin-sian kalah di tangan Wan Fei-yang. Waktu dia terluka dan akan menghembuskan nafas terakhir, dia memberikan Bi-giok-leng kepada Boanpwee untuk disimpan. Dia takut Bi-giok-leng terjatuh di tangan Thian-te- siang-kun dan akan terjadi hal yang tidak dia inginkan!"   Kata Su Yan-hong.   "Mungkin ini kehendak Thian. Kejahatan Thian-te-siang-kun sudah berlebihan, mereka pasti tidak bisa lolos dari hukuman ini!"   "Tapi Boanpwee tidak melihat ada ke-istime-waan di dalam Bi- giok-leng!"   Kata Su Yan-hong.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 64 Lam-touw menerima Bi-giok-leng dari Su Yan-hong lalu mendekati jendela dan mengarahkan ke matahari. Matahari bersinar ke atas jendela. Lam-touw duduk di atas jendela.   "Apakah kau melihatnya?"   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Su Yan-hong melihat. Di bawah sinar matahari giok berubah menjadi jernih dan tembus pandang, muncullah huruf-huruf besar dan kecil sebesar kepala lalat.   "Dengan konsentrasi penuh, tenaga untuk mengisi seluruh tubuh. Dengan nafas mengisi seluruh tubuh. Dengan tenaga keras tapi bukan tenaga lembut. Orang tidak bisa meninggalkan nafas dan nafas tidak bisa meninggalkan konsentrasi penuh!"   Itulah tulisan di dalam lempengan giok. Su Yan-hong menggelengkan kepala.   "Apa maksudnya?"   Lam-touw tidak ada reaksi, tapi Tiong Toa-sianseng sudah berteriak.   "Betul! Memang begitu!"   "Pek-kut-mo-kang menyedot sari pati anak-anak laki-laki dan perempuan. Jiwa, nafas, tenaga bisa menembus. Tiga menjadi satu. Orang tidak bisa meninggalkan nafas, nafas tidak bisa meninggalkan jiwa. Walaupun adalah ilmu sesat, tapi tetap adalah ilmu biasa!"   Kata Lam-touw.   "Kalau dengan aliran menjadi gaya, menggunakan jiwa dan nafas itulah kualitas Budha dan dewa. Dengan kualitas Budha dan dewa, walaupun lawan memakai ilmu sesat tapi tidak akan sulit dibersihkan!"   Kata Tiong Toa-sianseng. Su Yan-hong sedikit mengerti.   "Maksud guru, semua orang harus mempelajari kualitas Budha atau dewa?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 65 "Kualitas ilmu Budha atau dewa tidak bisa dipelajari dan dikuasai oleh orang biasa, apalagi sekarang sudah tidak cukup waktu untuk belajar!"   "Apa yang harus kita lakukan?"   "Memecahkan pusat perhatian mereka!"   Kata Tiong Toa- sianseng.   "Berarti yang biasa kita sebut dengan istilah Si-bun (Pintu mati)!"   Kata Lam-touw. Kata Tiong Toa-sianseng.   "Masalahnya nadi manusia begitu banyak. Nadi yang mana Si- bun itu?"   "Masih ada satu lagi masalah, pada orang yang sudah berhasil menguasai Pek-kut-mo-kang, Si-bun bisa bergerak semaunya walaupun hanya ada satu!"   Kata Lam-touw.   "Apa?"   Tiong Toa-sianseng terkejut.   "Tapi tidak perlu khawatir!"   Kata Lam-touw lagi.   "walaupun bisa bergerak, tapi tidak akan keluar dari Leng-tai, Tai-yang, Tiong-hu, tiga nadi ini!"   "Berarti Si-bun ada di tiga tempat ini?"   "Kalau bernasib baik, sekali pukul langsung kena, itu akan lebih mudah!"   Lam-touw menarik nafas.   "sampai sekarang bukankah nasib kita juga lumayan bagus?"   Tidak ada yang membuka suara.   Sebenarnya bukankah nasib mereka lumayan bagus? Perkiraan Su Yan-hong tidak salah.   Tindakan Liu Kun berikutnya adalah membunuh Kang Pin.   Orang yang dia kirim adalah Thian-te- siang-kun.   Lo-taikun sudah terpikir ini akan terjadi.   Dia menjelaskan kepada Kang Pin dan merundingkan cara untuk menghadapinya.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 66 Apa yang mereka pikir, juga terpikirkan oleh Thian-te-siang- kun.   Tapi mereka tidak merubah renca na awal dan terus menjalaninya.   Dengan ilmu silat mereka sekarang, Thian-te-siang-kun tidak takut kepada apapun juga tidak perlu menghindar dari siapapun.   Rencana mereka sangat sederhana, yaitu waktu orang Kang Pin sedang tidak hati-hati, mereka akan masuk dan membunuh Kang Pin.   Tadinya mereka ingin menyerang dari pintu utama karena mereka tidak mau repot, maka mereka merubahnya menjadi penyerangan tiba-tiba.   Mereka sudah mencari tahu di mana kamar Kang Pin.   Dengan ilmu silat mereka, menghindari prajurit yang berpatroli sangat mudah.   Mereka berada di tempat yang tinggi.   Mereka sudah melihat jelas ada seseorang sedang membaca buku di meja.   Itulah Kang Pin.   Mereka tidak tertarik untuk menunggu kesem patan, mereka langsung keluar dari tempat persem-y bunyian, melewati genteng- genteng dan langsung mendekati jendela dan menyerang Kang Pin yang sedang membaca.   Kecepatan membuat mereka sendiri merasa | puas.   Tapi Kang Pin yang di dalam tidak menujukkan reaksi apapun.   Mereka mengetahui pasti ada yang tidak beres.   Tapi mereka sudah berada di kamar, serangan tetap dilancarkan.   Kang Pin terkena telapak dan terbang menabrak ke dinding.   Tubuhnya hancur beberapa bagian.   Tapi itu hanyalah orang- orangan yang terbuat dari rumput.   Kepala orang-orangan diikat tali maka bisa bergoyang-goyang.   "Kita tertipu..."   Kata Thian-kun tertawa.   "Sekarang apa yang harus kita lakukan?"   Jawab Te-kun.   "Yang pasti pergi dari sini!"   Walaupun begitu, gerakan Thian- kun berat dan malas.   Te-kun juga seperti itu.   Karena sudah berhasil menguasai Pek- kut-mo-kang maka semua jebakan tidak ditaruh di mata.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 67 Di luar kamar lampu-lampu sudah terang.   Selain Kang Pin, masih ada Han Tau dan prajurit-prajurit, lima menantu dari keluarga Lamkiong juga ada di sana.   Thian-te-siang-kun membuka pintu seperti tidak terjadi apa-apa.   Mereka tidak menduga hal ini.   Thian-kun tertawa, menggelengkan kepala.   "Kita tertarik oleh anak-anak!"   "Yang mana Kang Pin?"   Tanya Te-kun. Kang Pin keluar.   "Pembunuh yang berani, cepatlah serahkan diri!"   Thian-te-siang-kun seperti mendengar sebuah lelucon, Mereka tertawa lepas dan berjalan mendekati Kang Pin.   Tong Goat-go yang pertama-tama melepaskan senjata rahasia kepada Thian-te-siang-kun.   Thian-te-siang-kun sengaja memamerkan ilmunya.   Mereka menggunakan Pek-kut-mo-kang, sepasang tangan yang seperti hanya tinggal tulang putih dengan asal-asalan mencengkram.   Mereka sudah mencengkram semua senjata rahasia yang ditembakkan ke arah mereka dan dikepal menjadi setumpuk rongsokan besi.   Cia Soh-ciu, Kiang Hong-sim, Bwe Au-siang, Tiong Bok-lan berturut-turut keluar.   Senjata bergerak, mereka sudah mencegat Thian-te-siang-kun.   Mereka tahu bukan hal yang mudah untuk mengalahkan Thian-te-siang-kun, tapi mereka tetap berusaha melakukannya.   Hanya beberapa jurus, Thian-te-siang-kun sudah memaksa lima menantu keluarga Lamkiong mundur.   Mereka terus mengejar Kang Pin.   Prajurit-prajurit mencoba menghadang.   Lam- kiong Bing-cu dan Lamkiong Po datang menghadang di depan Thian-te-siang-kun.   Thian-kun tertawa.   "Ternyata Lo-taikun juga datang kemari!"   Lo-taikun menaruh tongkat kepala naga, ! dengan dingin berkata.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 68 "Thian-te-siang-kun berada di Pek-lian-kau, mengapa harus membuat kekacauan di sini?"   Thian-kun malah balik bertanya.   "Keluarga Lamkiong sangat terkenal, untuk apa kalian campur tangan dalam masalah ini?"   "Liu Kun mendatangkan malapetaka bagi negara dan rakyat..."   "Masing-masing orang mempunyai keinginan dan masing- masing menjalankan keinginannya, un- tuk apa kau terus omong kosong?"   Kata Thian- kun.   "tujuan kita adalah Kang Pin, kalau ada orang menghadang kita melakukan hal ini, mereka akan mendatangkan kesulitan untuk diri sendiri dan akan mencari mati sendiri!"   "Memang kita tidak perlu banyak bicara!"   Lo- taikun menghentakkan tongkat ke bawah dengan kuat, tanah bergetar. Lamkiong Po keluar.   "Biarlah masalah ini diselesaikan oleh putramu!"   Lo-taikun belum berkata, Thian-kun sudah berkata.   "Katanya generasi keluarga Lamkiong, dari lima saudara sudah mati empat, apakah yang tersisa adalah dirimu?"   "Apakah kau ini Lamkiong Po?"   Tanya Thian- kun. Lamkiong Po belum menjawab, Thian-kun bertanya lagi kepada Lo-taikun.   "Keluarga Lamkiong sudah punya empat janda, apakah belum cukup?"   Wajah Lo-taikun jadi muram.   "Omong kosong!"   Pedang Lamkiong Po sudah keluar dari sarung. Lamkiong Bing- cu juga tidak lambat. Dia berlari ke samping Lamkiong Po dan berkata.   "Paman keempat, aku bersama denganmu membunuh dua siluman ini!"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 69 "Baik..."   Tapi tongkat berkepala naga sudah mencegat mereka.   "kalian mundur!"   Lamkiong Po dan Bing-cu sangat paham sifat Lo-taikun, terpaksa mereka mundur. Lo-taikun langsung berkata kepada Thian-te- siang-kun.   "Kalau kalian berdua tidak mau berhenti, aku tidak bisa berkata apa-apa!"   "Seharusnya dari tadi sudah bertarung!"   Thian-te-siang-kun menyerang.   Tongkat Lo-taikun berputar.   Ujung tongkat menyerang telapak Thian-kun.   Sebelum mengenai telapak, arah serangan langsung berubah, kepala tongkat menyerang wajah Te-kun.   Dua telapak Te-kun menyerang kepala tongkat.   Thian-kun menyerang dari arah yang lain.   Dengan jurus 'Sin-liong-pek-bwe' (Naga sakti menggoyang ekor) Lo-taikun meloncat ke atas, kepala tongkat menyapu kepala Thian-te-siang-kun.   Thian-te-siang-kun ikut meloncat.   Empat telapak sama-sama menyerang, menyambut serangan tongkat kepala naga dari Lo- taikun.   Walaupun umur Lo-taikun sudah tua dan tongkat begitu berat, tapi waktu tongkat berada di tangannya, dia bisa menggunakan seperti ringan, seperti berubah menjadi naga hidup terbang di udara dan tubuhnya sedikitpun tidak terganggu.   Berturut-turut tujuh jurus sudah dikeluarkan.   Serangan Thian- te-siang-kun sudah ditahan dengan baik.   Thian-te-siang-kun saling melihat.   Tubuhnya bersalto ke belakang, lalu masing-masing mengeluarkan telapak kiri dan kanan, saling menopang, mereka segera akan membunuh.   Tiba-tiba Tiong Toa-sian-seng, Su Yan-hong, Lam-touw, dan Siau Cu meloncat turun dari genteng dan menahan di depan Kang Pin.   Kang Pin terlihat senang.   Tapi wajah Thian-te-siang-kun sudah cemberut.Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 70 "Kalian lagi?"   Tiong Toa-sianseng tersenyum.   "Waktu di Ya-cu-lim kami tergesa-gesa, belum melihat Pek-kut- mo-kang dari kalian berdua, maka hari ini kami terpaksa datang kemari!"   "Di Ya-cu-lim kalian beruntung bisa kabur. Aku kira kalian bisa tahu diri dan meninggalkan ibukota malam itu juga!"   Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Kata Thian- kun.   "Mereka siap mengantar kematian, kita harus membantu mereka untuk sampai pada tujuan!"   Kata Te-kun.   "Kalian ada berapa orang, bertarunglah bersamaan!"   Kata Thian- kun. Tiong Toa-sianseng maju selangkah dan ingin berbicara dengan Lo-taikun, tapi Lo-taikun sudah mengeluarkan suara.   "Antara aku dan mereka masih belum tahu siapa yang menang atau kalah!"   "Kami tidak berani merepotkan Lo-taikun. Malam itu di Ya-cu- lim harus ada yang menang atau kalah!"   Kata Su Yan-hong.   "Betul, kalian guru dan murid pasti kalah!"   Kata Thian-kun.   "Salah!"   Tiong Toa-sianseng menggelengkan kepala.   "pada malam itu kami ingin menyelamatkan orang. Apalagi lima utusan lampion dan pembunuh-pembunuh sedang mengepung kami. Kata orang, laki-laki baik tidak akan merugikan dirinya, maka kami terpaksa pergi!"   "Ternyata seperti itu!"   Kata Thian-kun.   "Berarti sekarang kalian guru dan murid \ lagi?"   Tanya Te-kun.   "Itu sudah cukup!"   Tiong Toa-sianseng mencabut pedang.   "Bagaimana kalau kalah? Apakah siap keluar dari dunia persilatan?"   Tanya Te-kun.   "Tidak apa-apa!"   Tiong Toa-sianseng tertawa.   "kalau kalian kalah, apakah juga sama?"Legenda Pendekar Ulat Sutra - 2 71 Thian-te-siang-kun mendengar Tiong Toa-sianseng berkata dengan serius, mereka merasa aneh dan saling melihat. Thian-kun tertawa dingin.   "Sekarang apa yang dikatakan semua orang adalah omong kosong, setelah ada yang menang dan kalah baru kita bicarakan!"   Tiong Toa-sianseng menggelengkan kepala.   "Tetap adalah siluman dan bukan orang lurus, tidak seperti orang dunia persilatan bisa mengeluarkan kata-kata tidak pernah menyesal. Mereka terang-terangan dan jelas!"   "Sembarangan bicara!"   Ilmu Pek-kut-mo-kang segera digunakan. Tekun tidak lambat. Dengan Thian-kun bersama-sama maju dan sama-sama membentak dan menyerang Tiong Toa-sianseng dan Su Yan-hong. Tiong Toa-sianseng segera membentak.   "Jurus pertama Thian-liong..."   Su Yan-hong segera mendekat kepada Tiong Toa-sianseng.   Tubuh mereka sama-sama bergerak.   Dua pedang bersama-sama menyambut telapak yang datang.   Pedang belum mengenai telapak, tubuh Tiong Toa-sianseng dan Su Yan-hong sudah berubah lagi.   Mereka melepaskan Te-kun, hanya menyerang Thian-kun.   Pedang Tiong Toa-sianseng menyerang jurus-jurus telapak Thian-kun.    Bajak Laut Kertapati Karya Kho Ping Hoo Ratna Wulan Karya Kho Ping Hoo Badik Buntung Karya Gkh

Cari Blog Ini