Tugas Rahasia 9
Tugas Rahasia Karya Gan KH Bagian 9
Tugas Rahasia Karya dari Gan K H "Jangan omong kosong yang hadir dalam Hiat lui-kiong hari Ini semua adalah tamu-tamu agung dan terhormat, berani kau gembar gembor, biar kuhukum kau dibelakang Li-pi-lik menyurut kebelakang, wajahnya masih kelihatan takut, jelas sikapnya kurang senang mendengar bentakan Kui-bo Hun Hwi-nio, dia masih ingin membantah, untung gadis juwita disampingnya lekas menarik lengan bajunya, bibirnya yang sudah bergerak tak jadi di ucapkan. Hadirin tahu yang dituding Li-pi-lik sebagai musuhnya adalah Lui Ang-ing Waktu menyebrang tambang Lui Ang-ing pernah bikin Pak-to Suseng luka parah, gerak geriknya memang menimbulkan perhatian orang banyak, sekarang hadirin lebih prihatian lagi, karena tiada yang tahu asal usulnya, meski tinggi Kungfunya, tapi berani dia bermusuhan dengan Kui-bo Hun Hwi-nio, rneluruk kesarang musuh lagi. Cia Ing kiat benar-benar seiba risi dan canggung, pada hal sorot mata hadirin di tujukan kepada Lui Ang-ing. tapi dia merasa dirinya menjadi sasaran, dengan sendirinya dia jadi risi bahwa samarannya tidak cukup untuk menyembunyikan wajah aslinya Pada saat itulah, didengarnya si jelita mendekati Kui bo Hun Hwi-nio serta bertanya. "Ma, bagaimana?" / Panggilan "Ma" Berarti ibu kembali mengejutkan Cia Ing-kiat. Timbul satu umpama dalam benak Cia Ing kiat setelah tahu bahwa Kui-bo Hun Hwi nio yaag akan menarik dirinya menjadi mantu, yaitu bahwa putri Hun Hwi-nio pasti searang gadis jelek rupa dan cacad badan, karena tidak laku kawin, maka dirinya yang menjadi bulan-bulanan untuk di jadikan culikan. Padahal dari mulut Lui Ang-ing sebelumnya dia sucah mendengar pujiannya terhadap putri Hun Hwi-nio yang dikatakan cantik molek, rejekimu besar segala. Waktu itu dia kira Lui Ang ing sengaja menyindir karena dia sudah tahu kejelekan calon istrinya. Tapi sekarang sudah kenyataan bahwa gadis ayu jelita ini adalah putri tunggal Kui-bo Hun Hwi-nio. Gadis molek secantik bidadari, tidak mungkin tidak laku kawin lalu kenapa dia menaksir dirinya? Ruwet pikiran Cia Ing-kiat. dengan mendelong dia awasi sicantik, dari wajahnya nan molek ingin dia menemukan jawaban. Padahal tatapannya tanpa berkedip merupakan tingkah kurang ajar, apalagi yang dipandang gadis ayu anak Kui-bo. untung sebagian besar tamu yang hadir adalah laki laki, merekapun terbelalak tak berkedip, maka orang lain takkan memperhatikan kelakuannya. Terdengar Kui-bo Hun Hwi-nio tertawa lebar, katanya. "Tidak takut kau ditertawakan orang, kenapa terburu nafsu? Aku pasti membereskan persoalanmu." Ternyata gadis cantik itu tidak kelihatan malu, tawanya semakin lebar dan genit, maka Kui bo berkata kearah orang banyak."Inilah putri tunggal Hun Lian, sejak kecil tumbuh dewasa diatas gunung, tidak tahu adat kesopanan, harap hadirin maklum." / Setelah Kui bo memperkenalkan anaknya, suasana balairung kembali menjadi sepi lengang Tanpa canggung Hun Lian mengangguk kepada hadirin sambil tertawa ramah. Kui-bo Hun Hwi-nio berkata pula. "putriku sudah mengikat jodoh, kalian sudi memberi muka sudi berkunjung ke Hiat-lui-kiong, sudah tentu juga untuk hadir dan ikut minum arak bahagia pernikahan putriku ini. Tapi dengan siapa putriku akan menikah, yakin hadirin belum tahu." Dihadapan sekian banyak orang Kui bo membeber soal jodohnya, tapi Hun Lian tidak kelihatan malu atau rikuh, hanya pipinya ber semu merah hingga kemolekannya lebih mempesona. Suasana ribut dan bisik-bisik dalam balairung seketika sirap pula. "Calon menantuku adalah putra tunggal Thi-jiau kim-long (naga emas cakar besi) Cia Thian, pemilik Kim-liong-ceng yang terkenal didaerah Tionggoan. yaitu Siau Kim-liong Cia Ing-kiat." Padahal Cia Ing kiat berada dalam balairung juga, namun dia tahu hanya Lui Ang-ing dan orang aneh dua orang saja yang tahu dirinya, orang lain hanya tahu dia adalah seorang tua bermuka kuning yang bermata sipit, tindak tanduknya kelihatan malas dan. lamban. Maka suasana menjadi ramai dan para tamu yang memberi selamat dan pujian tidak sedikit yang mengaku sebagai sahabat baik Siau-kim liong, ada pula yang mengatakan dia telah angkat saudara segala. Waktu Cia Ing kiat melirik ke sana orang yang mengaku kenalan baik atau saudara angkat dengan dirinya paling juga hanya pernah bertemu sekali, namun dia memang punya teman baik, umpamanya Jit-gwat-kim-lun murid ketujuh dari Cin Thian si yang hadir juga disitu, tapi teman baiknya ini malah diam saja namun sikapnya kelihatan heran dan bingung. / Sudah rentu Cia Ing-kiat segan untuk, berdebat atau mentertawakan orang-orang yang membual ini. Soalnya hatinya sedang dirundung tanda tanya besar. Kiranya sekian banyak orang sekaligus kumpul di Hiat-lui-kiong, apa benar untuk menghadiri pesta pernikahan putri Hun kwi-nio? Bahwa Kui bo Hun Hwi nio mengundang sekian banyak jago-jago silat dari berbagai penjuru untuk menghadiri pesta pernikahan putrinya memang tidak perlu dibuat heran,, karena selama hampir tiga bulan, Cia Ing-kiat disekap diatas Thian-lau hong, kejadian selanjutnya, betapapun Kui bo tidak pernah menduga sebelumnya dari sini dapat diduga bahwa Kui bo sudah menyebar undangan jauh sebelum tiga bulan yang lalu. Tapi setelah Toa kui dan Siau-kui pulang ke Hiat lui kiong dengan luka muntah darah terpukul orang aneh, semestinya sudah diketahui oleh Kui-bo. Kalau peristiwa telah terjadi di Thian-lau-hong dirinya sudah terbelenggu dalam cengkramannya. berarti pesta pernikahan ini tidak akan dihadiri mempelai pria, bagaimana upacara bisa berlangsung? Sikap dan tindak tanduk Kui-bo seperti tidak atau belum tahu terjadinya perobahan, seolah-olah dengan mudah sembarang waktu dia bisa mempersilakan calon mantunya keluar, umpama Toa-kui san Siau-kui sejauh ini, masih mengelabui sang majikan, rasanya mereka tidak bernyali sebesar ini. karena hal itu tak mungkin bisa dirahasiakan lagi. Apakah Toa-kui dan Siau-kui sekongkol dengan Thi-jan Lojin an Gin-koh untuk menukar seorang lain yang dikatakan sebagai Cia-Ing-kiat? Berbagai dugaan dan persoalan berkecamuk dalam benak Cia Ing-kiat. Waktu dia melirik kearah Hun Lian, tampak wajahnya yang cantik halus semekar kembang dimusim semi laki laki mana yang tidak berdetak jantungnya setelah melihat keayuanya. Mendadak timbul pikiran aneh dalam beriaknya, kalau orang lain sampai mempersunting gadis ayu ini sebagai bininya, selama hidup ini tak kan menyesal, maka dirinya pasti / akan menyesal selama hidup karena mengabaikan kesempatan sebaik ini. Tanpa sadar dia sudah hampir beidiri. Sejak jaman dulu daya tarik perempuan memang amat be ar Cia Ing kiat adalah laki-laki muda, berdarah panas adalah jamak kalau dia begitu bernafsu, waktu timbul keinginannya berdiri hakikatnya, tidak terpikir olehnya apakah Kui-bo benar-benar mau mengawinkan putrinya kepada dirinya, yang terpikir dalam benaknya hanya ingin mempersunting gadis jelita ini hidup rukun sampai tua, kesempatan baik ini jangan diabaikan. Tak nyana baru pundak bergerak, bahwasanya belum sempat dia berdiri, kembali terasa pinggang linu kesemutan, seluruh tubuh lemas seperti terpaku diatas kursi tanpa bisa bergerak lagi. Terasa sorot mata Lui Ang-ing yang tajam tengah meratapnya dingin hingga dia bergidik tanpa kedinginan. Walau batinnya gundah nan tak karuan, namun Cia Ing-kiat tahu, pasti orang aneh yang menutuk pinggangnya dari jarak jauh.Tubuhnya merinding dan bergidik karena dia merasakan sorot mata dingin Lui Ang-ing mengandung isi hati yang ingin dan belum sempat dinyatakan secara gamblang kepadanya. Sesaat lng-kiat duduk mematung sambil melongo, pikirannya ruwet lagi, tak tahu bagaimana baiknya. Didengarnya Kui-bo berkata pula.,.Sebetulnya Cia siau cengcu sudah diundang kemari oleh Thi-jan Lojin dan G n koh, selama ini menetap divilla Hiat-lui kiong kita yang berada di Thian lau-hong, namun beberapa hari yang lalu, dia diculik orang......." Waktu memberitakan kejadian yarg kurang menyenangkan ini, wajah Kui-bo masih berseri ramah, nada suaranyapun lembut, seolah-olah cerita yang dia kisahkan tiada sangkut paut dengan dirinya. / Berbeda adalah reaksi para hadirin waktu mendengar 'dia diculik beberapa hari yang lalu', rona muka mereka berobah, seperti tidak percaya akan berita yang mereka dengar ini. Betapa hebat kemampuan Kui-bo. ternyata ada orang berani dan mampu menculik calon mantunya, sungguh kejadian yang sukar dibayangkan. Mendengar cerita ibunya Hun Lian yang berdiri disebelah tampak murung dan masgul Pandangan Cia Ing-kiat tetap tertuju kepadanya, tiba-tiba tergerak hatinya, mulut nya terbuka ingin berteriak, namun suaranya seperti tertelan kembali kedalam tenggorokan, sebenarnya dia ingin bilang; "Aku ada di sini, tidak diculik orang." Tapi baru saja mulut terbuka, sekilas dilihatnya pula pandangan dingin Lui Ang-ing sedingin ujung pisau, sehingga suaranya tertelan kembali, padahal bila dia berani nekad suaranya masih keluar dari tenggorokan. Tengah dia kebingungan dan gugup mengawasi Lui Ang-ing. suara lirih bisikan Lui Ang ing terkiang pula dalam telinganya . "Siou cengcu, apakah sudah kau pikirkan benar-benar?" Padahal bibir Lui Ang ing tidak kelihatan bergerak, jelas dia bicara lewat perutnya yang dikerahkan dengan Lwe-kang tinggi. Tersirap hati Cia Ing-kiat, katanya melenggong ."Kenapa aku harus berpikir ?" Jawaban inipun seperti lngauan yang lirih, kuping sendiri hampir tidak mendengarnya, tapi Lui Ang-ing mendengar cukup jelas maka terdengar jawabannya . "Memangnya kau sudah melupakan adegan dalam biara bobrok itu ?" Bergetar perasaan Cia Ing kiat, sudah tentu dia tidak pernah melupakan kejadian dalam biara bobrok itu, tanpa diperingatkan sebelum dia berkeputusan hendak berdiri tadi, benaknya juga sudah membayangkan kejadian itu, karena itulah, hatinya tadi bergetar lantaran persoalan ini. Cuma / sekarang Lui Ang-ing membeber kejadian itu secara langsung. Maksudnya sudah gamblang yaitu waktu Cia Ing kiat merogoh obat menjamah payudara dan badannya. Bahwa Lui Ang-ing menyinggung persoalan lama. entah apa maksudnya? Tujuannya sudah gamblang, yaitu Lui Ang ing pandang peristiwa itu teramat penting bagi masa depannya, maka dia merasa perlu memberi peringatan kepada Cia Ing-kiat supaya tidak menikah dengan gadis lain. Setelah paham liku-liku persoalannya, berdebar jantung Cia Ing-kiat, perlahan Lui Ang ing sudah melengos kearah lain wajahnya yang pucat seperti menampilkan perasaan hambar. Tapi dipandang dari arah samping sikapnya yang teguh dan keyakinan yang tebal, siapapun akan bergidik dibuatnya. Hadirin masih berduduk bingung, pandangan tertuju kearah Kui-bo, semua menunggu penjelasannya lebih lanjut. Maka Kui-bo menyambung, tetap tersenyum . "Sudah tentu kalian ditang dari jauh, janji yang akan saya berikan pasti tak akan kujilat kembali" Dalam Hiat lui-kiong terdapat Hiat lian (teratai darah) yang tumbuh seratusan tahun, siang nanti sudah akan mekar, semua yang hadir akan memperoleh bagiannya secara rata." Sampai di sini Kui-bo merandek sejenak maka dari pojok balairung sana mendadak kumandang sebuah suara . "Bagus sekali, Cia-siaucengcu tiada di sini. lalu bagaimana upacara pernikahan ini akan berlangsung ?" Suaranya rendah berat, seperti dilontarkan dari belakang sesuatu benda tebal. Hadirin menoleh kearah datangn a suara pembicara tidak kelihatan, tapi dipojok sana menggeletak sebuah tandu besar, suara keras berat itu kumandang diri dalam tandu. Hadirin juga tahu yang berada dalam tandu besar itu bukan lain adalah Liong bun-pang Pangcu. sindikat terbesar disungai Ui-ho, asal usui ketuanya amat dirahasiakan, sepak terjangnya pun amat misterius. / Kui-bo menoleh kearah tandu, katanya kalem . "Ucapan Pangcu memang betul. Tapi aku sudah tahu siapa yang menculik Cia-siaucengcu, malah aku juga tahu orang itu membawa Siau-cengcu putar balik ke Hiat-lui-kiong pula, sekarang juga hadir dalam balairung ini." Bukan saja kalem, waktu melontarkan kata katanya Kui bo masih bersikap ramah tanpa diburu emosi sedikitpun. Tapi sikap hadirin justeru sebaliknya, maka terjadilah keributan dan suara kaget, atau bergesernya meja kursi. Kecuali tokob silat yang betul-betul kosen boleh dikata sebagian besar yang hadir sudah berdiri. Bahwa Kui-bo sudah membeber persoalan ini secara terbuka, urusan boleh dikata cukup genting, maklum siapa mampu dan berani menentang Kui-bo, maka dapat dibayangkan kalau Kungfunya tentu amat tinggi, pada hal Kui-bo yang diusik tentu tidak akan memberi kelonggaran padanya, bila Kui bo bergebrak dengan dia, celaka kalau dirinya keserempet atau ketiban pulung. Karena memikirkan keselamatan sendiri maka para hadirin berdiri dan menyingkir. Kegaduhan ini hanya sebentar, cepat sekali keadaan tenang kembali. Cia lng-kiat tetap duduk dikursinya, pikirannya masih ruwet, diam diam mengeluh dalam hati, bahwasanya dia tidak tahu "melihat tontonan ramai" Yang dimaksud oleh orang aneh adalah hadir dalam pesta pernikahan yang diadakan di Hiat-lui-kiong ini. Kini setelah tahu persoalannya, dirinya menjadi sandera dan tak mampu berbuat apa apa. Setelah suasana tenang kembali. Kui-bo melanjutkan pidatonya dengan tersenyum . "Kalian tak usah gelisah, sebagai tamu tamu undangan Hiat-lui-kiong. tiada alasan aku mengejutkan kalian dalam urusan yang tiada sangkut pautnya ? Selamanya aku tegas membedakan budi dan dendam, mungkin Cia-siaucengcu belum tahu, kenapa putriku menaksir dia dan ingin menikah dengan dia. pada hal bagaimana / keadaan pntriku hadirin sudah melihatnya sendiri, jikalau Cia-siau cengcu berpendapat putriku tidak setimpal menjadi jodohnya, cukup asal dia bersuara sekali saja, walau pembatalan perjodohan ini menimbulkan rasa dendam, namun perhitungan boleh dilakukan dikemudian hari" Cia Ing-kiat sudah membuka mulut hendak berteriak pula, namun Lui Ang-ing sudah menoleh serta melotot kepadanya, tatapan matanya seperti mengandung tenaga besar yang tak kelihatan menekan kata-kata Cia Ing-kiat yang sudah siap dilontarkan. Terdengar Kui bo berkata lebih jauh . "Peduli dia rela atau menolak, diharap Cia-siaucengcu bersuara, kalau tetap diam saja sengaja menghina dan mengabaikan peringatanku, maka urusan tak berani aku menanggungnya lagi." Saking gugup keringat dingin sudah membasahi tubuh Cia Ing-kiat, sejak melihat Hun Lian. hatinya sudah menaksirnya, kini didesak oleh Kui-bo namun dia juga takut melihat tatapan tajam Lui Ang-ing hingga sepatah katapun tak kuasa dia lontarkan, apa lagi pinggang tertutuk oleh orang aneh hingga tak mampu bergerak. Tengah Cia Ing-kiat putus asa. terdengar sebuah suara tua serak dan kuat berkata . , Cia Ing kiat adalah putra kenalan baikku, kulihat dia tidak berada didalam balairung ini, apakah Kui bo tidak keliru?"' Kui-bo menoleh kearah suara, yang bicara ternyara adalah Jit-gwat kim-lun (roda emas mata hari rembulan) Cin loenghiong, dengan tersenyum dia berkata. "Siau-cengcu pernah berguru didalam Tayseng-bun yang mahir merobah bentuk muka orang tujuh puluh dua macam, maka kepandaiannya menyamar boleh diagulkan, tenturya Cin-loeng-hiong juga sudah tahu, dengan kemahirannya menyamar dia pernah menyelundup ke Kim-hou po lalu melarikan diri pula, dari sini dapat dibuktikan betapa lihay samarannya. ' / Makin kecut perasaan Cia lng-kiat mendengar Kui-bo mengorek rahasianya dimuka umum, pada hal dia mengira kejadian dirinya menyelundup kedalam Kim-bou-po serta berhasil melarikan diri tidak diketahui orang, tak nyana hal ini sudah menjadi rahasia umum. Bahwa jejaknya akhirnya konangan dan kecandak oleh Siau-pocu yang bernama Lu Ang-ing adalah logis, karena didalam Kim-hou po Lui Ang-ing pernah melihat dirinya dan bergebrak pula, tapi Kui-bo Hui Hwi-nio tak pernah menginjak Tionggoan. letak Hiat-Ini-kiong ribuan li jauhnya, dari mana dia tahu akan peristiwa ini? Walau Li-pi-lik berada di sini, tapi perempuan gede ini jujur polos lugu lagi, mana mungkin dia tahu rahasia dirinya ? Tengah Cia Ing-kiat memutar otak. didengarnya Li-pi-lik berteriak juga. "Ciong Tay-pek, hayo berdiri dan keluar ? Aku ingin bicara dengan kau,'' Seperti diketahui dalam bagian depan cerita ini, Ciong Tay-pek adalah nama samaran Cia Ing-kiat waktu dia menyelundup ke Kim hou-po. Kini Li pi-lik gembar gembor dengan suara mengguntur, semakin deras cuguran keringat dingin Cia Ing-kiat. Walau sikap Kui-bo kelihatan masih berseri tawa namun hadirin sudah melihat bayangan kabut hitam ditengah kedua alis matanya. Hadirin insaf bila urusan tiada perkembangan yang diharap, apa yang akan terjadi di sini. Ada sementara tamu yang sudah menoleh kearah tandu dipojok balairung sana agaknya tidak sedikit yang menduga bahwa Cia Ing kiat sembunyi didalam tandu sengaja tidak mau keluar. Kabut hitam ditengah alis Kui-bo makin tebal, seri tawanya sirna dan mukanya berganti kelam. Disaat suasa memuncak tegang itulah mendadak Lui Ahg-ing berdiri pelan-pelan, katanya kalem . ,,Siau cengcu dari Kim-liong-ceng menyelundup kedalam Kim-hou-po kita, berhasil melarikan diri pula, aku sedang mencari jejaknya, maka perlu kuanjurkan / kepada Kui bo. pernikahan putrimu hari ini lebih baik dibatalkan saja." Begitu Lui Ang-ing berdiri, Li-pi-lik lantas melompat mundur sembunyi kebelakang Kui-bo Hun-Hwi-nio, kedua tangannya memegang baju Kui bo, sikapnya kelihatan amat takut. Berdiri alis Kui-bo. sekenanya sebelah tangan mengebas kebelakang. Kelihatannya kebasan lengan bajunya enteng dan seenaknya saja. tapi Li-pi-lik seketika menjerit kaget menyurut setapak kebelakang. Kejadian berlangsung dalam waktu yang sama, baru saja Li-pi lik menyurut mundur, Lui Ang-ingpun habis bicara. Seperti tertawa tidak tertawa Kui-bo mengawasi Lui Ang-ing, sebelum dia buka suara mendadak Oa-sam Siansing yang duduk dipinggir sana tertawa dingin beberapa kali. jengeknya . "O. kiranya begitu." Sebelum naik keatas kapal Oh-sam Siansing pernah adu kekuatan dengan Lui Ang-ing dan dikalahkan, pada hal betapa luas pengetahuannya, ternyata dia tidak tahu dan bagaimana asal usul pemuda muka pucat yang lihay ini, baru sekarang dia tahu bahwa pemuda ini dari Kim-hou-po. Kim-hou-po sudah terkenal diseluruh jagat, pertanyaan Lui Ang-ing tadi secara langsung sudah membeber asal usul dirinva, sekaligus menyatakan bila Cia-siauccng-cu muncul, diapun akan membuat perhitungan padanya. Padahal berada didalam Hiat lui-kiong, tapi seberani ini dia menyatakan maksud kedatangannya. Kui-bo tertawa dingin, katanya. "Perjodohan putriku sudah bukan rahasia lagi,mana boleh perjodohan ditunda atau dibatalkan segala?"" "Nona Hun secantik ini, memangnya kuatir dia tidak bisa mercari kekasih lain? "jengek Lui Ang ing. / Kui bo menarik muka, suaranya juga tidak seramah tadi. "Apa yang tuan katakan hanya mencari onar belaka maka usulmu takkan kuterima, Menurut hematku, bukan Cia-siaucengcu menolak perjodorian ini. tapi bila dia diancam dan disiksa, maka sulit aku mengatakan." Huruf" Kan" Diucapkan lebih keras, mendadak tangannya terayun terus menuding kearah Cia-Ing-kiat. Kontan Cia Ing-kiat merasa datangnya sejalur angin kencang menyampuk muka, badan yang kaku linu seketika mengendur, dia tahu Hiat to yang ditutuk orang aneh telah dituding bebas oleh tudingan Kui-bo jarak jauh. Memangnya sejak tadi dia siap berdiri, begitu Hiat to bebas segera dia berjingkrak berdiri, serunya. "Aku........." Hanya sepatah kata yang sempat diucapkan. Mendadak Lui Ang ing membalik sebelah tangannya menekan kedadanya, telapak tangan nya tepat menekan Hoa-kay-hiat. Pada hal Hoa-kay hiat adalah salah satu Hiat-to mematikan, bila tertutuk, umpama kepandaian Cia-Ing-kiat lebih tinggi dari Lui Ang-ing juga takkan mampu berbuat apa-apa. Apalagi kepandaiannya amat terbatas, jauh dibawah Lui-Ang-ing, maka begitu Hiat to tertutuk, dia tak mampu bersuara lagi. Pada saat itulah didengarnya Hun Lian memekik sekali, dimana tangan terbalik, hanya pergelangan tangan saja yang bergerak. " Ser" Selarik benang merah laksana kilat meluncur kemuka Lui Ang-ing. Perobahan terjadi dalam waktu singkat, begitu melihat benang merah melesat dari tangan Hun Lian. seketika Cia Ing-kiat sadar dan terang duduk persoalannya, seketika terbayang kejadian didalam Kim-hou-po. Tugas Rahasia Karya Gan KH di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Di bawah petunjuk perempuan misterius dalam Kim-hou-po itulah, Cia Ing-kiat berhasil menemukan Po-tiok-pit-kip yang disembunyikan dalam dinding, namun buku itu akhirnya / terebut oleh seutas benang yang membelitnya dan dibawa kabur oleh perempuan misterius itu, karena gagal mendapatkan pusaka itu, sekias Cia Ing-kiat melarikan diri. Selama ini dia bertanya-tanya siapa perempuan yang merebut pusika bambu itu dari tangannya, baru sekarang dia tahu perempuan itu ternyata putri Kui-bo, yaitu Hun Lian yang cantik ini. Sekarang lebih jelas pula, kenapa dari ribuan li jauhnya Thi jan Lojin dan Gin-koh meluruk kerumahnya serta menculik dia karena diperintah Kui-bo.Ternyata sebab musabab dari peristiwa ini bersumber sejak pertemuan mereka didalam Kim-hou-po. Baru saja Cta ing-kiat rasakan sekujur tubuhnya terkekang cleh tenaga lunak yang merembes dari telapak tangan Lui Ang-ing. Sementara benang merah ditangan Hun Lian sudah melesat tiba, benang merah itu amat lembut, namun daya luncurnya ternyata amat kencang, hingga mengeluarkan desing suara yang tajam. Kedua alis Lui Ang-ing tampak berdiri, telapak tangannya menepuk kee lakang, samar-samar kelihatan ditengah telapak tangannya ada tanda gelap yang gemerdep, seperti telapak tangannya entah memegang benda apa, sayang gerakannya teramat cepat hingga hadirin tiada yang melihat jelas benda apakah yang berada ditelapak tangannya. "Plak, plak" Tepukan telapak tangan Lui Ang-ing tepat menyampuk pergi luncuran benang merah. Akibat benturan keras itu. gerakan tangan Lui Ang-ing sedikit merandek, bagi yang bermata tajam bisa melihat lebih jelas bahwa ditelapak tangannya seperti menempel sebuah benda segi enam yang menyerupai batu jade bewarna hijau gelap menyerupai sebuah medali, medali ini amat tipis dan melekat ditelapak tangannya. Begitu benang merah disampuk pergi, dari dalam tandu kumandang suara serak berat itu . "Bagus. Lok-hun sin-san ling salah satu dari tiga pusaka milik Go-tiok Taysu ternyata / muncul pula dikalangan Kangouw, sungguh membuka pandanganku." Yang bersuara dalam tardu sudah tentui adalah Liong-bun Pangcu, namun sebagian besar hadirin bingung dan tak tahu aoa maksud seruannva. demikian pula Cia Ing-kiat. siapa itu Go-tiok Taysu, apa pula Lok-hun-sin-san-ling segala belum pernah deagar, mungkin medali ditangan Lui Ang-ing itulah yang dimaksud, namun di mana letak keanehannya, sukar diraba. Dalam beberapa patah seruan Liong bun Pangcu ini, kejadian terjadi perobahan. Benang merah ditangan Hun Lian memang berwarna menjolok, begitu benang merah itu ditepuk pergi oleh telapak tangan Lui Ang-ing, ujungnya seketika berobah menjadi hitam hangus, malah warna hitam hangus ini terus menjalar naik lebin panjang. Panjang benang merah itu ada dua tombak, dalam sekejap warna hitam hangus itu sudah menjalar setombak. Sebelum orang banyak tahu apa yang terjadi, mendadak Kui-bo menghardik keras, selarik sinar berkeiebat sinar yang benderang menyolok pandangan itu hanya sekali samber bagai kilat lantas lenyap. Hadirin hanya melihat sinar terang berkelebat ditengah hardikan Kui-bo. siapapun tak tahu apa yang terjadi, mereka hanya menduga bahwa Kui-bo sudah turun tangan. "Plak" Setelah sinar terang itu sirna, ujung benang ditangan Hun Lian bagian yang telah hitam putus dan jatuh diatas tanah, sementara sisanya yang masih merah telah di tarik balik oleh pemilihnya. Bagian cambuk hitam yang jatuh kelantai itu seketika mengepulkan asap hijau. Lekas Kui bo menekan kebawah dengan telapak tangannya mereka yang duduk disebelah depan merasakan samberan angin keras, asap hijau yang mengepul keatas itu seketika tertindih turun meresap kedalam lantai lenyap tak berbekas. / Waktu angkat kepalanya pula Kui bo Hun hwi nio mendesis tajam . "Telengas benar kau turun tangan." Lui Ang-ing menyeringai dingin, kata-nya . ..Urat punggung Ang-soa coa ditangan putrimu itu menyentuh badan orang jiwa melayang seketika, kalau tidak menyerang dengan racun mengatasi racun, memangnya kalian harus mendapat untung?" Memang sudah lama Kui Bo Hun Hwi-nio menetap di Biau-kiang, Ang-soa-coa adalah salah satu jenis ular yang paling jahat di pedalaman yang belukar, dengan kemampuannya Kui-bo berhasil menangkap dan membetot urat punggungnya untuk senjata putrinya. Tapi dari jawaban Lui Ang-ing, hadirin menduga medali ditangannya itu agaknya jauh lebih lihay, hingga kadar racun diatas medalinya itu mampu merembes diurat ular warna merah itu untuk menyerang balik lawan. Untung Kui-bo bertindak secara cepat, benang merah itu diputuskan, kalau tidak Hun Lian tentu sudah celaka. Medali itu bernama Lok-hun-sin san-ling seperti yang telah dibeber oleb Liong-bun Pangcu, katanya milik Go-tiok Taysu dari satu diantara tiga pusakanya, tapi bagaimana asal usul sebetulnya, jarang orang tahu, maka hadirin hanya menduga-duga belaka. Hun Hwi-mo maju beberapa langkah, katanya . "Hadirin diharap menyingkir agak jauh, saudara ini datang dari Kim-hou-po, Lok hun-ling yang dipegangnya itu amat beracun, bila bergerak supaya tidak terserempet bahaya." Bergegas hadirin berdiri lalu menyingkir mundur, Oh-san Siansing yang kosenpun tak terkecuali, setelah meja kursi juga disingkirkan, maka terbukalah sebuah arena yang cukup luas ditengah baiatrung. / Kui bo tertawa dan berkata Cia Ing-kiat yang berada di belakang Lui Ang-Ing. "Aku tidak akan menyalahkan kau, tak usah takut. " Cia Ing-kiat hanya menyengir getir sekilas dia melirik kepada orang aneh, dilihatnya orang ini duduk diam tidak bergerak. Perasaan Cia Ing-kiat makin tidak tenang, jelas sebentar lagi Kui bo akan bergebrak melawan Lui Ang-ing. Bila kedua jago tangguh ini berhantam pasti mengejutkan langit menggetar bumi. Tapi pihak mana yang lebib tinggi Kungfunya, sudah tentu Cia Ing kiat tak berani memastikan, tapi dia percaya bila orang aneh juga membantu, meski Kui-bo amat tangguh juga pasti bukan tandingan. Yang jelas Cia Ing kat amat mengharap Kui-bo memperlihatkan kesaktiannya, menggebah pergi Lui Ang-ing dan orang aneh ini. Bahwa Cia Ing-kiat punya pikiran demikian adalah selaras dengan keinginannya berdiri tadi hendak mengumumkan siapa dirinya. Adalah logis kalau sekarang dia mengharap Lui-Ang ing dan orang aneh lekas pergi supaya dirinya bisa segera melangsungkan pernikahan dengan Hun Lian. Ketegangan mencekam hadirin, siapa yang tidak ingin menyaksikan kepandaian Kui bo tokoh yang dimasukan dalam legenda oleh kaum persilatan ini apa benar memiliki kung fu sejati? Bagaimana dia akan menjatuhkan Siau-pocu dari Kim-hou-po yang terkenal juga. Lui Ang-ing berdiri tak bergerak, rona mukanya tetap pucat, sikapnya seperti tak acuh, diam-diam Cia Ing-kiat melirik kearah orang aneh, orang inipun bersikap tak acuh duduk santai seperti tidak terjadi apa apa seperti tiada maksud ikut turun tangan. Dengan tajam Hun hwi-mo menatap Lui Ang-ing sambil menyeringai dingin, bagi yang berkepandaian agak rendah, mendengar tawa dingin Hun Hwi-nio, hatinya amat risi dan sebal, agaknya Lui Ang-ing juga tahu menghadapi Kui bo yang / memiliki kepandaian luar biasa tidak boleh diremehkan, meski kelihatan dia berdiri seenaknya, padahal dia sudah mempersiapkan diri. Seumpama busur yang ditarik makin tegang, demikian perasaan hadirin semua menunggu terjadinya perubahan yang menggemparkan. Perobahan secara mendadak memang telah terjadi, namun kejadian ini berada diluar dugaan hadirin pula. Disaat Kui-ho sudah berhadapan dengan Lui Ang ing. Angin lesus besar mendadak timbul dipojok balairung sana. sebuah benda hitam besar seketika melesat muncul keudara, hadirin yang beranjak dekat merasakan sambaran angin puyuh ini sedemikian kerasnya hingga piring mangkok diatas meja juga tersapu jatuh berantakan, benda hitam besar itu mumbul empat tombak tingginya lalu meluncur turun kearah kiri. Bukan saja besar benda hitam ini juga membawa deru angin keras, ditambah daya luncurnya yang kencang, hingga hadirin belum sempat melihat benda hitam apakah itu. Tapi tidak sedikit jaga-jago kosen yang hadir dalam balairung ini, meski kejadian secara mendadak mereka yang melibat jelas seketika berteriak kaget. Kini banyak hadirin sudah melibat jelas benda hitam besar yang mumbul ditengah sambaran angin puyuh ternyata adalah sebuah joli besar, Jilid ke . 8 Joli ini jelas milik Liong-bun Pan cu, ternyata kedelapan pemikulnya itu sekaligus melompat tinggi keatas.. Bila hadirin melihat jelas, sementara Joli sudah meluncur turun menindih kearah sebuah meja, maka seorang telah ditungkrup didalam tandu, terdengar suara mengeluh perlahan didalam tandu. Baru orang banyak melihat jelas orang yang di-tungkrup tandu besar ini bukan lain adalah laki-laki tua yang semeja dengan Lui Ang-ing dan Hu-lo Popo. / Harus dimaklumi bahwa hadirin tidak tahu siapa laki laki tua itu, namun pembaca tentu sudah menduga, bahwa laki-laki tua ini adalan samaran Cia Ing-kiat. Kejadian berangsung secepat itu, baru saja Cia Ing-kiat merasa angin besar menindih turun, tahu tahu pandangan gelap, tubuhnya sudah terjaring kedalam tandu, kejap lain urat nadinyapun sudah terpegang seorang. Gerak gerik delapan pemikul tandu ternyata amat lincah dan cekatan, begitu joli berhasil menjaring Cia Ing-kiat, delapan orang satu gerakan, ditengah samberan angin puyuh, mereka langsung menerjang kearah luar. Jeritan kaget terpacu dengan bentakan gusar tampak orang aneh itu mengayun kedua tangannya. "Plak, plak" Dua kali tamparan telak memukul dua kepala orang pemikul joli. Kontan batok kepala, kedua pemikul joli remuk dan melerak penyok, hingga bola matanya mencotot keluar dan bergandung di-pinggir hidung, sudah tentu keadaannya amat mengerikan, padahal jiwa mereka melayang seketika. Delapan pemikul tandu ini empat didepan empat dibelakang setelah dua terpukul mampus pemikulnya tinggal enam orang, empat didepan dua dibelakang, tampak daya laju tandu besar ini tidak terhambat karenanya, luncurannya masih secepat anak panah, hadirin hanya melihat bayangan berkelebat tahu-tahu tandu besar itu sudah melesat keluar dari balairung. Dua pemikul tandu yang sudah mati itu ternyata masih ikut melangkah delapan langkah kedepan, agaknya gerakan serempak delapan orang itu terlalu cepat sehingga jiwa yang melayang seketika itu masih belum menghentikan gerakan mereka, delapan langkah kemudian baru mereka terjungkal jatuh, Sekali menghardik orang aneh itu melompat terbang mengudak kedepan, disaat tubuh orang aneh terapung diatas tandu, baru kedua orang yang dipukulnya mati itu roboh. / Kejadian hanya sesingkat kilat menyambar, tahu tahu tandu sudah meluncur keluar dikejar orang aneh. Dari dalam balairung orang banyak masih sempat melihat dipikul enam orang, tandu itu sudah meluncur keundakan batu. Sementara orang aneh menuiuk kaki ditanah, laksana burung besar tubuhnya melambung keatas lalu menukik kebawah dengan tubrukan kilat. Betapa hebat dan lihay gerakannya sungguh jarang terlihat. Gerakan kedua pihak teramat cepat, walau jago-jago kosen banyak terdapat dalam balairung, sampai Kui-bo Hun Hwi-nio sendiripun tidak sempat bertindak, Dia orang aneh hampir mencapai pucuk tandu dari dalam tandu mendadak meledak bentakan nyaring, hadirin kenal betul bentakan nyaring Liong-bun Pangcu, mendadak ,.Crot" Dari atas tandu menyemprot keluar sejalur panah air, begitu meluncur di-udara lantas muncrat, sehingga daya jangkaunya lebih luas, ke manapun orang aneh berkelit pasi tak luput dan semprotan air itu. Orang banyak yang berada dalam balairung seketika mengendus bau amis busuk, jelas air yang menyemprot itu beracun jahat. Padahal orang aneh itu sedang menubruk kebawah, begitu disemprot air, terdengar dia menggerung sekali, entah bagaimana tubuhnya melenting hingga mumbul lebih tinggi lagi. Dalam sekejap ini tandu itu sudah melesat delapan tombak jauhnya. di udara orang aneh bersalto beberapa kali, setelah semprotan air beracun itu jatuh menyentuh lantai didepan pintu baru diapun meluncur turun pula. Semprotan air hitam itu mengeluarkan asap kelabu dan suara bakar waktu menyentuh lantai. Setelah asap kelabu itu lenyap ditiup angin, tampak lantai di mana kecipratan air itu berlobang kecil dalam. / Orang banyak tidak mengira kalau air hitam itu beracun sejahat itu. Bila orang aneh itu hinggap diatas tanah, tandu itupun sudah meluncur kebawah lewat undakan, terdengar bentakan dan jeritan semakin jauh, orang-orang Hiat lui-kiong yang coba menghadang tiada satupun yang selamat. Makin lama bentakan dan jeritan itu makin jauh. Mendadak Kui-bo mengeluarkan suitan panjang, serunya . ..Menerima tidak dibalas kurang hormat. Selanjutnya Liong-bun-pang kalian pun jangan harap bisa tent ram jangan menyesal akan perbuatan yang tercela hari ini." Suara Kai-bo keras kumandang hingga terdengar sampai jauh. Maka terdengar jawaban Liong bun Pangcu dari kejauhan di-bawah sana . ..Selalu kami siap menyambut kedatangan kalian Cia-siaucengcu berada di tempatku pasti mendapat pelayanan sewajarnya." Kedengarannya suara Liong bun Pangcu sudah belasan li jauhnya, karena orang bertindak cepat diluar dugaan lagi hingga Kui-bo tidak sempat bertindak, apalagi Cia Ing-kiat jatuh ketangan mereka, apalagi dia dapat menilai kedelapan pemikul tandu itu walau tampangnya biasa saja, tapi Ginkang mereka ternyata mirip dengan kepandaian Tay-bok-sin-eng (elang sakti dari padang pasir) Ling It cu yang menjagoi jagat dengan Thi-hun-ceng itu, hal ini membuat hatinya agak jeri, tahu dikejar juga takkan kependak, meski hati amat gusar, dia tidak berani sembarang bertindak, apalagi kalau tidak berhasil merebut balik Cia Ing-kiat diri sendiri yang akan malu. Di bawah puncak adalah sungai, Liong-bun-pang datang dari perairan, anggotanya mahir permainan dalam air. bila mereka sudah tiba dibawab gunung, jelas dirinya takkan bisa menyandaknya lagi. maka dia hanya menggertak dengan suaranya, diluar dugaan jawaban Liong bun Pangcu menyatakan bahwa Cia Ing kiat sudah berada di-tangannya. / Jawaban Liong bun Pangcu menimbulkan reaksi yang menghebohkan dalam balairung, sudah tentu reaksi paling keras datang dari Kui-bo Hun Hwe-nio. Sejak muncul pertama kali tadi Kul-bo meiihat Hu-lo Popo, pada hal dia tahu orang ini bukan Hu-lo Popo asli, tapi samaran seorang yang memiliki Kungfu jauh lebih tinggi dari Hu-lo Popo, disamping diapun sudah mengenali Mau-po cu Kim-nou-po, maka terhadap laki-laki tua yang satu itupun dia juga menaruh sedikit perhatian. Tapi mimpipun tak pernah terpikir dalam benaknya bahwa laki-laki tua yang tidak menyolok ini adalah Cia Ing-kiat. Kui-bo tidak tahu berdasar apa Liong-bun Pangcu tahu bahwa Laki-laki tua ini adalah samaran Cia Ing-kiat, maka waktu musuh bertindak, dia tidak berusaha mecegah jelas bahwa Liong bun Pangcu berpandangan lebih tajim dari dirinya. Setelah suara Liong bun Pangcu lenyap, tampak orang-orang Hiat-lui-kiong yang bertugas diluar berlarian datang berdiri di luar pintu, sikap mereka tampak gusar dan takut. Sementara orang aneh itupun pelan-pelan berputar kembali. Kui-bo menyeringai dingin, katanya . "Jadi kau adanya." Ucapannya ditujukan kepada orang aneh. Orang aneh angkat pundak sambil membuka kedua tangan, katanya . "Akhirnya kau kenali juga diriku." "Dari Thian Iau-hong kau menculiknya, dua muridku kau lukai juga. Sekarang dia di gondol orang dari sampingmu pula, bagaimana kau harus memberi pertanggungan jawab?" Nada ucapan Kui-bo meski kalem dengan tersenyum, namun orang banjak tahu, bahwa hatinya amat gusar dan penasaran. Kembali hadirin melenggong oleh perobahan yang terjadi diluar dugaan. Hu li Popo yang bicara dengan Kui-bo. kedengaran berobah suaranya menjadi orang lain. / Setelah tertawa kering duakali. orang aneh berkata "Jangan kau memancing aku, orang diculik dari sampingku, sudah tentu kuwajibanku untuk merebutnya kembali, tapi setelah kutemukan, dia tetap berada ditanganku." Kui-bo maju dua langkah, sorot matanya bersinar tajam, orang aneh mengangkat tubuh nya lebih tinggi, terdengar tulang-tulang tubuhnya berbunyi keretekan, mendadak perawakannya menjadi bertambah besar satu kaki. Kembali hadirin bersuara kaget, memang mereka tidak tahu siapa yang menyaru jadi Hu-lo Pnpo, tapi ilmu hebat tiada taranya dari aliran Hud yang dinamakan Lip te-seng hud, banyak yang pernah mendengarnya Tapi sejak Tat-mo Cosu menurunkan ilmunya setelah menghadap dinding belasan tahun, hanya ada tiga orang yang berhasil meyakinkan ilmu ini. Dua orang adalah pimpinan tertinggi Siau lim-si, mereka sudah lama meninggal. Tiga puluh tabun yang lalu. dalam Siau lim-si muncul seorang jenius, belum genap empat puiuh usianya, ternyata sudah menjadi wakil pimpinan Tat-mo-wan, Kungfunya melampaui orang-orang yang lebih tinggi tingkatannya, dia pun berhasil meyakinkan Lip-te-seng hud. Namun bagaimana akhirnya dari nasib padri sakti ini, orang-orang Bulim tiada yang tidak tahu, karena dihari tuanya dia terpelet oleh seorang perempuan iblis, dalam semalam beruntun dan melanggar tujuh pantangan perguruan, akhirnya dia diusir dan dipecat dari Siau-lim-si sejak itu jejaknya tfck kelihatan. Peristiwa ini dulu pernah menggemparkan dunia, karena peristiwa yang memalukan ini Siau lim-si pernah ditutup untuk umum dalam jangka yang tak terbatas. Siapakah sebenarnya iblis perempuan itu, seorang padri sakti yang sudah tinggi pendidikan agama-nyapun bisa terpelet oleh kecantikannya. Peristiwa ini banyak ceritanya, satu dengan lain berbeda, namun tiada orang yang benar benar tahu latar belakang / sesungguhnya. Yang terang sejak peristiwa itu, tiada orang pernah melihat padri sakti itu, Sekarang hadirin mendadak menyaksikan badan Hu-li Popo melar lebih tinggi, demontrasi Lwekang tinggi dari aliran Hud in sungguh mengejutkan semua orang. Tapi yang paling besar takutnya adalah Kui-bo Hun Hwi nio. Menghadapi orang aneh yang badannya mendadak melar. Kui-bo Hun Hwi-nio seperti melihat setan yang menakutkan, mulut terbuka mata terbeliak, jari tangannya menuding orang aneh dengan gemetar, sepatah katapun tak mampu diucapkan. Begitu tubuhnya melar bahan make-up dimuka orang aneh itupun ngelotok dan rontok, dalam sekejap pulihlah dia dalam wajah aslinya sendiri, tampak selembar mukanya berkerut keriput, karena tubuhnya melar betapa kereng dan gagah perbawanya sayang mukanya yang penuh keriput itu seperti lesu dan cemberut seolah-olah selama hidupnya selalu mengalami pahit, getir kehidupan yang luar biasa. Jari tangan Kui bo yang menuding mungkin bergetar keras, mendadak suara melengking gemetar tercetus dari mulutnya."Kau, ternyata kau." Orang aneh itu menghela napas panjang tubuhnya yang melar pelan-pelan mengkeret lagi seperti semula, katanya."Memangnya siapa kalau bukan aku?" Tugas Rahasia Karya Gan KH di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Lalu dia membalik menggapai kepada Lui Ang-ing.."Marilah kita pergi." Lui Ang-ing mengiakan, sebat sekali dia meluncur dari samping orang aneh, orang aneh ini.juga sudah beranjak pelan-pelan, sikap Lui Ang-ing kelihatan tegang mengintil dibelakang orang. "Jangan pergi." Mendadak Kui-bo Hun Hwi-nio menghardik dengan suara nyaring. / Berapa keras hardikan Kui-bo, hingga hadirin merasa telinganya pekak, ada yang genderang teliannya pecah, sehingga kupingnya mendenging sekian lamanya. Tapi orang aneh itu seperti tidak mendengar, langkahnya tetap beranjak kedepan. Kui-bo bersuit panjang, kedua tangannya mendadak terayun telapak tangan yang semula putih mendadak berobah merah darah, terutama kuku jarinya berobah ungu begitu tangan terayun badan-nyapun meluncur kedepan, jari-jarinya mencengkram kepunggung orang. Cengkraman Kui-bo Hun Hwi-nio padahal ditujukan kepunggung orang aneh, tapi orang-orang dalam balairung menjadi ribut, Kaiena serangan ini bukan lain adalah Hwi-in jiau hun salah satu dari tujuh ilmu tunggal Kui-bo yang lihay, hadirin banyak yang tahu kehebatan ilmu cengkraman ini. Betapa pun cepat gerakan lawan, umpama berhasil meluputkan diri, tapi bila kuku jari Kui-bo berhasil menggores luka kulit badanmu racun diatas kukunya itu akan bekerja dibadan musuh, berarti jiwanya tak tertolong lagi Tadi betapa santai gerakan Lui Ang-ing waktu menyampuk benang merah Hun Lian, tapi sekarang dia tak berani ayal segera mendahului melayang keluar. Bila kesepuluh jari Kui-bo bak cakar elang itu hampir mengenai sasarannya, orang aneh itu baru putar badan berdiri tegak tak bergerak, sorot matanya memancarkan cahaya tajam mengawasi Kui-bo Hun Hwi-nio. Dalam sedikit itu, kedua tangan Hun Hwi-nio yang mencengkram tiba dengan kecepatan luar biasa itu mendadak terhenti ditengah udara. Sepuluh kuku jarinya yang panjang, terpaut satu kaki didepan muka orang aneh, tapi ujung mata dan bibir nya tampak kedutan, matapun terbelalak entah apa yang terpikir dalam benaknya. Sekejap orang aneh menatap Kui-bo lalu memejam mata, katanya . "Kau sudah tahu siapa aku, masih berani kau hendak menyerangku ? Sumpahmu dulu belum kulupakan, tak segan aku bertindak boleh kau pikir-pikir lagi." / Apa maksud ucapan orang aneh, hakikatnya hadirin tidak ada yang tahu. Tapi Kui-bo Hun Hwi-nio amat maklum, tampak kulit mukanya semakin pucat dan mengejang ditengah pekikannya yang beringas, sepuluh jarinya mendadak mencakar turun. Jarak sedekat itu. cakaran dilancarkan dengan pekik yang bernafsu lagi, sudah tentu serangannya hebat dan dahsyat. Tampak orang aneh tetap berdiri tak bergerak, begitu jari-jari Kai-bo menyerang tiba tubuhnya mendadak meluncur mundur beberapa kaki. Mengikuti badan lawan yang mundur makin jauh, kedua lengan Kui bo ternyata juga bisa mulur makin panjang, cakar tangannya serabutan mengincar muka orang aneh. baiu sekarang orang aneh terpaksa menggelakan tangannya. Hakikatnya tiada orang melihat bagaimana orang aneh turun tangan, terdengar suara "Tas, tas, tas...'' sepuluh kati, secepat kilat tubuh Kui bo kini yang tertolak mundur sepuluh langkah, seiring dengan suara "Tas, tas,'' itu beberapa benda entah apa berjatuhan diatas lantai. Kui-bo mundur cepat dengan kekuatan yang luar biasa, hingga dua meja kursi yang ditumbuknya hancur berantakan, untung hadirin sudah menyingkir sejak tadi, tiada satupun cidra. Setelah Kui-bo mundur cukup jauh baru hadirin melihat jelas, jari jainya masih terkembang namun kuku-kuku jarinya sepanjang dua tiga dim diujung jarinya sudah patah semua berserakan diatas lantai. Tidak mungkin Kui-bo memutus kuku sendiri, dari hasil gebrak sejurus ini, membuktikan bahwa orang aneh berhasil menjentik putus sepuluh kuku Kui bo. Kalau demikian kenyataannya, maka berita yang tersiar luas dikalangen Kangouw tentang Hud cam-hoa biau-ci dari aliran hud didunia barat menjadi kenyataan, dan hanya ilmu jari menjentik kembang itulah yang memiliki kesaktian yang luar biasa, seperti juga dengan Lip-te-seng-hud tadi, keduanya / adalah Kungfu taraf tinggi dari aliran Hud-bun yang tiada bandingannya. Dari sini dapat puta disimpulkan bahwa orang aneh ini agaknya dari aliran Hud? Mau tidak mau orang menduga bahwa orang aneh ini kemungkinan besar adaiah padri sakti yang dahulu diusir dan dipecat dari Siau-iim-si dulu. Dari nada percakapan mereka, kedengarannya orang aneh ini memang sudah lama kenal dan punya pertikaian dengan Kui-bo Hun Hwi nio. Maka orang akan menduga lebih lanjut bahwa iblis perempuan yang memelet padri sakti itu hingga dia melanggar tujuh pantangan perguruannya itu bukan lain adaiah Kui-bo Hun Hwi-nie. Hadirin masih celingukan bingung, dalam waktu singkat sukar mereka menemukan jawaban dari perkembangan yang lebih lanjut, terdengar Hun Lian menjerit keras. " Bu. bu." Sambil berteriak Hun Lian memburu kearah sang ibu serta memeluknya, Hun Hwi-nio juga balas memeluknya. Lekas sekali orang aneh sudah membalik dan melangkah pergi. Lui Ang-ing mendekati lalu melangkah bersama keluar balairung. Jago-jago yang hadir tiada yang merasa kaget dan jeri, mereka kabur setelah didepan umum Hun Hwt-nio kecudang, bila sifat gilanya kumat, bukan mustahil dia bertindak jahat terhadap para tamunya, maka mereka menyesal kenapa hari ini berada di sini. Tampak Kui-bo Hun Hwi-nio masih melotot gusar, napasnya sengal sengal sambil kertak gigi, kulit mukanya masih kedutan, seringainya amat seram menakutkan. Siapa tidak giris dan merinding melihat tampang Kui-bo yang benar sesuai julukannya (induk setan). Tapi hanya sekejap, setelah telapak tangannya menepuk tiga kali dipunggung putrinya, dia dorong Hun Lian mundur, wajahnya sudah berobah seperti semula, penuh senyum dan ramah perobaban terjadi hanya waktu singkat, keadaannya / seperti dua orang yang berbeda. Sambil tertawa dia mengebas lengan baju, kutungan kuku jarinya yang berserakan dilantai digulungnya semua. Lalu katanya lantang. "perobahan tak terduga terjadi atas pernikahan putri tunggalku ini, terpaksa soal jodohnya kita kesampingkan dulu." Beberapa orang yang merasa lega seperti mndapat pengampunan saja, mumpung urusan tidak berlarut panjang, lekas mereka berdiri serta berkata . "Kalau demikian baiklah kami mohon diri saja.'' Seperti tidak terjadi apa-apa, Hun Hwi-nio berkata. "Kenapa buru-buru, bukankah pernikahan Gin-koh. dengan Thi giam ong masih bisa dilangsungkan dan dimeriahkan, demikian pula janji yang pernah kuucapkan, tetap takkan berobah. untuk ini mohon hadirin menunggu dengan sabar." Jago-jago yang hadir saling adu pandang semua tak bisa mengimbil keputusan, maka beberapa tokoh kosen seperti Oh-sam Siansing Pak-roSuseng dan lain lain menjadi sasaran pertanyaan mereka, jelas secara tidak langsung mereka sudah terangkat menjadi pimpinan orang banyak. Jago-jago kosen ini semua menerima kartu nndangan baru mereka mau datang ke Hiat-lui-kiong, dalam undangan dicantumkan janji oleh tuan rumah bagi yang datang akan diberi sebuah biji teratai darah yang berusia seratus tahun. Konon biji teratai darah itu hanya sebesar kacang ijo. kasiatnya dapat menambah tenaga, amat berguna bagi kaum persilatan. Pesta pernikahan ini merupakan pertemuan besar kaum persilatan yang belum pernah terjadi belasan tahun, yang hadir juga pasti jago-jago kosen. Dia mulai berangkat naik kapal sampai didalam balairung ini, kejadian demi kejadian, perobahan terus berlangsung semakin tegang, hingga hadirin semakin tidak tentram ingin tinggal pergi tanpa hiraukan biji teratai segala, namun / gelagatnya Hun Hwi-nio tidak akan mengidzinkan mereka pergi, maka kebanyakan orang menjadi bimbang. Mereka mengharap Oh-sam Siansing yang terpandang diantara mereka bisa memberikan keputusan mereka pasti akan mendukungnya, setelah beradu pandang dengan Pak-to Suseng, maka Oh sam Siansing berkata dengan tertawa ; "Urusan intern tuan rumah tak berani kami orang luar turut campur, apalagi harus mengganggu, sungguh tidak enak jadinya " "Tidak jadi soal. Kejadian hari ini pasti akan kuselesaikan dengan baik, kalian tidak usah kuatir " "Baiklah, kami terima saja kehendak tuan rumah." Ucap Oh-sam Siansing. Jago jago kosen yang lain sependapatan dengan Ob-sam Siansing, maka mereka sambut keputusan ini dengan tepuk tangan riuh, suasana yang tadi tegang kini berobah riang pula. Hanya Hun Lian yang mengerut alis, menunduk kepala sambil cemberut tanpa bersuara. Jago-jago kosen yang hadir dalam Hiat-lui-kiong ini berpendapat. Oh sam Siansing punya kepandaian, pengalaman yang luas, kedudukannyapun diagungkan, mengikuti langkahnya pasti takkan keliru. Tapi kehidupan Bu-im memang serba jahat, culas dan telengas, liku-likunya sukar diraba, setiap orang pasti punya rasa egois, bukan mustahil demikian pula sifat Oh sam Siansing? Kungfu Oh sam Siansing memamg amat tinggi, tapi bagi seorang yang pernah meyakinkan Khi kang aliran Lwekeh, makin tinggi Lwekangnya, keinginan mencapai tahap yang lebih tinggi juga makin besar dan makin sukar. Bagi yang bakat sendiri kurang memadai, bila mencapai taraf tertentu, boleh dikata akan terhenti, meski betapapun kau giat dan rajin latihan juga takkan berguna jadi suatui mu bukan tergantung dari lati uan meiulu, meski latihan lebih kerap dan menggembleng diri / sekalipun juga tidak akan mencapai kemajuan kalau bakatmu sendiri memang terlalu tidak becus. Oh sam Siansing dan Pak-to Suseng selama dua tanun ini sudah giat berlatih, namun mereka merasakan, tidak mencapai kemajuan sedikitpun. sebetulnya taraf kepandaian yang sudah mereka capai cukup memuaskan, namun sifat manusia memang tidak kenal puas. sehingga sering terjadi huru-hara lantaran ingin mengejar kepuasan belaka. Padahal betapa tinggi kepandaian dan kedudukan kedua orang ini. bahwa mereka jauh-jauh menepati undangan itu. tidak lain karena ingin mendapat biji teratai untuk bantu mencapai latihan mereka. Makin tinggi Lwekang sipemakai makin besar manfaatnya. Bila kedua orang memperoleh bentuan biji teratai, maka tidak sukar untuk menembus jalan untuk yang selama ini menghambat kemajuan mereka. Maka janji Kui-bo akan memberi biji teratai itu betul-betul merupakan daya tarik luar biasa sehingga mereka lupa daratan. Selama ini kedua orang ini menyangka kemampuan mereka sudah jarang ketemu tandingan, umpama gagal memperoleh biji teratai juga tidak jadi soal. Sayang sekali sebelum naik keatas kapal beruntun kedua orang ini sudah kecundang, tanpa menampilkan diri Liong-bun pangcu mampu menggondol orang dari depan mata orang banyak, betapa hebat permainan Siau-pocu dari Kim-hou-po, dua kali demonstrasi ilmu aliran hud oleh orang aneh, membikin orang banyak pusing berkunang-kunang, ini menandakan bahwa diluar langit masih ada langit, orang pandai ada yang lebih pandai. Seumpama Kim-bo Hun Hwi mo menjilat ludah dan ingkar janji, mereka juga tidak akan berpeluk tangan. Ternyata Kim-bo Hun-Hwi,nio masih bersikap ramah dan menyatakan akan menepati janji, sudah tentu kedua a-rang ini merasa akur. / Celaka adalah orang-orang gagah lain yang tidak tahu maksud pribadi kedua tokoh yang egois ini, karena mereka tidak pergi, yang lain-lain juga mengikuti jejaknya. Diluar sadar mereka, kehadiran mereka di Hiut-Lui-kiong ini akhirnya akan menimbulkan tragedi yang mengenaskan dalam kalangan bulim. Waktu Cia lng kiat masih berada di balairung dia kira Kui-bo Hun Hwi nio sudah mengenal dirinya setelah Li-pi-lik berkaok memanggil nama samarannya, ternyata dugaannya meleset. Hal ini baru dia sadari setelah Liong bun Pangcu bertindak, tahu-tahu dirinya sudah tertutuk Hiat-to dan di gondol pergi dalam tandu. Meski Hiat-to tertutuk namun Cia Ing-kiat masih sadar dan mata juga bisa melibat dalam tandu gelap gulita, terasa tandu sedang bergerak secepat terbang, kegaduhan terus berlangsung diluar, tapi apa yang terjadi dia tidak tabu. Ruang tandu tidak begitu besar, terasa oleh Cia Ing kiat, Liong bun Pangcu berada di depannya. Tapi keadaan gelap, bahwasanya dia tidak bisa melihat tampang Liong-bun Pangcu, Terasa tandu meluncur makin cepat kebawah. tapi Liong bun Pangcu tenang-tenang duduk santai, katanya . "Jangan takut, apapun ditempatku ini lebih baik di banding dibawah cengkraman tua bangkotan itu dan ditangan siluman perempuan Kim-hou-po itu." Saputangan Berdarah Karya Kho Ping Hoo Pedang Karat Pena Beraksara Karya Tjan ID Sekarsih Dara Segara Kidul Karya Kho Ping Hoo