Pedang Wucisan 20
Pedang Wucisan Karya Chin Yung Bagian 20
Pedang Wucisan Karya dari Chin Yung Suto Yan sulit memberikan jawaban, dia menundukkan kepala dan harus berpikir lama sekali. Hatimya mulai goyah. Hoa Tie segera membentak. "suto Yan, berani kau melindungi musuh." Bun Ho hian juga berkata. "Suto Yan, jangan mengambil langkah yang salah." Memandang kepada orang-orang itu, Suto Yan berkata. "Kalau tahu Ie Hasn Eng adalah kekasihku, siapa yang bisa menolong dirinya, aku akan mengabdi padanya." Put lee Put lee girang. Ternyata SutoYan telah masuk kedalam perangkapnya, pernyataan Suto Yan tadi akan menimbulkan akibat lain, tentunya ketiga jago itu marah kepada Suto Yan. Betul-betul Hoa Tie menjsdi marah, ia berkata keras. "Suto Yan, kita sedang menuju kearah Tiong-hay. Disana segera kau bisa menyaksikan bagaimana aku menyembuhkan Ie Han eng." Put lee Put lee berkata dingin. "Mengapa harus jauh-jauh pergi ke Tong-hay, disini ada aku yang bisa menyembuhkan Ie Han Eng, mengapa tidak meminta pertolonganku ?" Tie It Yan tahu apa maksud tujuan Put lee Put lee yang sebenarnya, karena itu segera ia mengambil langkah praktis, tubuhnya bergerak, dengan tangannya mencengkram arah Put lee Put lee, tentu saja Put lee Put lee bukan seorang jago silat sehingga dengan mudah Tie It Ya berhasil menguasai ketua Biarawati jaya itu. "Suto Yan," Berkata Tie It Ya. "Jangan kau percaya kepada keterangannya. Dia sedang mengadu domba. Kita jangan masuk perangkapnya." Gerakan Tie It Ya itu membuat Bun Ho Hian tidak puas. Segera ia membentak. "Tie It Ya, didalam perahu ini, aku larang kau bergerak sesuka hatimu." Tangannya bergerak dan memukul kearah Tie It Ya. Tie It Ya sudah memperhitungkan akan adanya serangan itu, iapun menggunakan telapak tangannya bergerak dan memukul kearah Bun Ho Hian. Didalam sekejap mata, mereka ttelah bergerak enam jurus. Hoa Tie segera berteriak kepada kedua orang itu. "Hentikan pertempuran. Sudah tahu bahwa orang sedang mengadu domba, mengapa kalian bertempur juga ?" Sesudah melakukan gebrakan tadi, Tie It Ya dan Bun Ho Hian mengetahui masing-masing bahwa ilmu kepandaian mereka standing. Tidak mudah untuk mengalahkan lawan, sehingga mendapat teguran dan peringatan Hoa Tie, masing-masing mundur kembali. Put lee Put lee gagal mengadu domba, tapi ia tidak mengutarakan kekecewaannya, ia telah mempunyai rencana lain, dan kepada empat orang itu ia berkata. "Lihat" Suto Yan, Hoa Tie, Bun Ho Hian, dan Tie It Ya memandang kea rah tempat yang ditunjuk, apaun tidak terlihat oleh mereka. Didalam hati Suto Yan berpikir. "Permainan apa lagi yang hendak dipertontonkan oleh ketua Biarawati jaya ini?" Tie It Ya juga berkata dingin. "Apa yang kau tunjuk ?" "Perhatikan baik-baik," Berkata Put lee Put lee. "Apa yang berada di dalam air itu, benda-benda yang sedang bergerak kemari ?" Suto Yan memperhatikannya dengan lebih teliti, hatinya menjadi kaget, di dasar air terlihat ada yang bergerak cepat, itulah ikan-ikan cucut, tujuannya kapal mereka. Tapi ia tidak mengerti, ada hubungan ikan cucut itu dengan perkembangan situasi? Bukan Suto Yan saja yang belum mengerti, semua orang pun tidak mengerti. Rombongan ikan cucut itu meluncur cepat dan creet, creet, diantaranya sudah ada yang menerjang kapal membuat lubanglubang. Wajah Bun Ho Hian berubah, celakalah kapalnya, diterjangterjang oleh rombongan ikan cucut itu. Bagaimana mereka bisa melanjutkan pelayaran ? Rombongan ikan cucut itu sangat aneh, seolah-olah membawakan sikap yang bermusuhan terhadap kapal istana Belang, tidak henti-hentinya mereka menerjang, menerjang dan menerjang terus. Suto Yan juga menjadi kaget, apalagi permainan oleh Biarawati jaya, bagaimana Put lee Put lee bisa menguasai rombongan ikan cucut itu untuk menerjang kapal yang merreka tumpangi. Kekuatan ikan cucut memang cukup hebat, tidak sedikit lobang yang ditembus oleh tajamnya lancip mereka. Terdengar suara hiruk pikuk dari anak buah istana Belang, kapal itu telah mulai bocor dibeberapa tempat. Wajah Bun Ho Hian berubah, memandang kearah Put lee Put lee dan membentak. "Hee apa yang sedang kau mainkan ?" Put lee Put lee tertawa-tawa, ia berkata. "Perahumu ini tidak ada gunanya lagi, bukan perahu saja, semua orang yang berada ditempat ini akan mati tenggelam, tidak mungkin ada yang menolong." Suto Yan memperhatikan ikan cucut itu, yang berada diluar dugaan dan membuat ia betul tidak mengerti, bagaimana Put lee Put lee bisa menguasai rombongan binatang air tersebut? Rombongan ikan cucut masih menerjang terus. Tie It Ya memandang kearah Put lee Put lee dan berkata. "Nikow tua, jangan kau lupa, bahwa kau juga masih berada didalam kapal ini. Tenggelamnya kapal akan menenggelamkan dirimu juga. Sudahkah terpikir olehmu, bagaimana rasanya menghadapi kematian itu ?" "Ha, ha" Put lee Put lee tertawa besar. Semua orang tidak mengerti atas sikap yang dibawakan oleh ketua Biarawati jaya itu. Sebelum mereka sadar dari kebingungan itu, Tubuh Put lee Put lee bergerak melejit dan terjun ke permukaan air, terjun diantara rombongan ikan-ikan cucut itu. Di sekeliling Put lee Put lee, berdiri jago-jago kelas satu, tapi mereka tidak menyangka-nyangka mungkin ada seorang yang berani menerjunkan diri kedalam rombongan ikan yang sangat buas ? Apalagi moncong ikan-ikan cucut sangat tajam. Besar kemungkinan bahwa tubuh Put lee Put lee menjadi berceceran didasar air diterjang oleh rombongan ikan cucut itu. Suto Yan, Hoa Tie, Tie It Ya dan Bun Ho Hian melongok ke bawah hendak melihat bagaimana rombongan ikan cucut itu akan mengucar-ngacirkan Put lee Put lee. Pemandangan apa yang yang dilihat oleh mereka sangat mengesalkan sekali, tubuh Put lee Put lee itu telah terjun kedasar laut. Yang aneh ialah rombongan ikan cucut itu tidak mau menerjang dirinya, seolah-olah ketemu dengan hantu, mereka memisahkan diri dan meluncur pergi menjauhi Put lee Put lee. Kepandaian renang Put lee Put lee sungguh luar biasa, seperti seekor iakan didalam air, ia timbul dan tenggelam cepat sekali, menjauhi kapal istana Belang yang mulai bocor. Diatas geladak kapal, Tie It Ya menjadi marah, ia menggeram. "Hendak kulihat, dapatkah kau melepaskan diri dari kejaranku ?" Tubuh Tie It Ya lompat meluncur diatas permukaan air, ia mengejar kearah Put lee Put lee. Berbeda sekali dengan keadaan Put lee Put lee, kedatangan Tie It Ya disambar oleh beberapa ekor ikan cucut, mereka menerjang kearah jago tua itu. Sungguh mengherankan, bilamana Put lee Put lee dapat berenamg tanpa gangguan, dijauhi oleh rombongan ikan cucut, tapi kedatangan Tie It Ya berbeda sekali, dia menjadi incaran rombongan ikan cucut itu. Tie It Ya tidak menjadi gentar, tangannya dipukul pulang pergi, menghantam kepala ikan-ikan cucut tersebut. Tapi karena gangguan ini, tubuh Put lee Put lee sudah meluncur jauh lagi. Tie It Ya putus asa, memukul lagi beberapa ikan cucut, tubuhnya melejit dan naik kembali ke atas geladak kapal istana Belang. Diatas kapal, Suto Yan, Hoa Tie dan lain-lain bisa menyaksikan kejadian tadi. Hati mereka berdebar-debar keras Lagi-lagi mereka ditipu eh ketua Biarawati jaya itu, entah dengan racun apa, Put lee Put lee bisa menghindari kejaran ikan cucut. Entah dengan menggunakan obat apa, ikan-ikan cucut itu begitu senang kepada kapal istana Belang Khong-kiok-kiong. Suto Yan mengeluh, bila ia mau, dengan ilmu pedang mayanada, dengan tipu ilmu pedang terbang, ia bisa melepas pedangnya dan membunuh Put lee Put lee. Tapi membunuh Put lee Put lee sama artinya dengan membunuh Ie Han Eng. Maka ia tidak melakukan pekerjaan itu. Tie It Ya telah kembali ke atas geladak kapal, dengan uringuringan jago tua ini membentak-bentak. Bun Ho Hian segera memberi perintah kepada orang-orangnya. "Beri kecepatan maksimum, kejar nenek tua itu." Perintah ini segera dijalankan anak buah istana Belang, memutar haluan, mengejar kearah larinya Put lee Put lee. Kapal besar istana Belang Khong-kiok-kiong telah berlubang di beberapa tempat, tapi saking besarnya kapal tersebut, dalam beberapa saat tidak mungkin kapal tersebut tenggelam. Kini dengan kecepatan penuh, mengejar ke arah larinya nenek tua itu. Betapa lihay ilmu kepandaian air Put lee Put lee, tidak mungkin bisa menandingi kecepatan kapal, dalam sekejap mata, kapal istana Belang berhasil mengejarnya. Hal ini juga sudah berada didalam perhitungan Put lee Put lee, ia menengadahkan kepala, menongolkan diatas permukaan air dan berteriak. "Jangan kalian menjadi sombong, biar bagaimana, kalian akan mati. Kalian mati dibawah rencanaku" Hoa tie berteriak. "Tapi kau juga akan mati." "Belum tentu," Berkata Put lee Put lee. "Kapal istana Belang ini telah kupolesi dengan obat Thiat-cik-hian, maka semua ikan cucut senang kepada obat itu, tidak mungkin mereka bisa melepas kapal kalian." Seperti apa yang Put lee Put lee katakan, ikan-ikan cucut masih mengejar kearah larinya kapal istana Belang, mereka mematukmatukkan lancipnya kearah kapal itu. Put lee Put lee berkata lagi. "Semua ini adalah hasil karya rencanaku. Rencana pertama adalah menculik Ie Han Eng agar ilmu pedang Maya Nada tidak terjatuh ke tangan orang luar. Tidak berhasil, hal ini disebabkan oleh bocornya rahasia oleh Kie Eng tidak kusangka sebelum meninggalkan jiwa raganya, sebelum menghembuskan napasnya yang penghabisan sesudah kuberi makan obat beracun, Kie Eng masih berani membocorkan rahasia. Memberi tahu letak tempat sarang markas besar kami." Hati Suto Yan tercekat, ternyata si pendekar Rajawali Mas Kie Eng telah memberi tahu letak sarang markas besar Biarawati jaya, dengan mengorbankan jiwanya, jago tua purbakala itu telah diberi makan obat beracun, dan dengan akibat pasti meninggal dunia. Put lee Put lee berkata lagi. "Hal ini sudah berada dalam perhitunganku, sengaja aku memancing kalian keatas puncak markas Biarawati jaya, dengan maksud agar kalian berempat bisa bertanding, dan menjatuhkan beberapa diantaranya. Tidak berhasil. Sudah kuduga kalian berempat bisa kekerja sama, dan memasuki kedalam lobang jebakan itu. Disini sudah kupasang perangkap lain, dengan cairan emas murni, aku bisa menghancurkan kalian. Bilamana tidak ada kedatangannya si anak serigala Lee Pin, nasib memang masih baik." Put lee Put lee menyerocos terus, katanya. "Disinilah rencanaku yang terakhir, sengaja kupancing kalian, dan pasti tidak lama lagi, kalian tenggelam menjadi setan laut yang ganas." Sesudh mengucapkan kata-kata tadi, Put lee Put lee sudah tenggelam ke dasar air lagi. Tie It Ya mengeluarkan suara dengusan, tangannya diputar, pedangnya dilepaskan mengancam kearah Put lee Put lee. Tentu saja tidak berhasil, tubuh Put lee Put lee sudah tenggelam ke dasar laut. Hoa Tie, Ban Ho Hian, Suto Yan dan Tie It ya marah-marah, mereka terjungkal dibawah kehebatannya Biarawati jaya. Biarawati jaya tidak berkepandaian silat, Put lee Put lee tidak berkepandaian silat, tapi tipu-tipu muslihat mereka lebih hebat dari orang yang berkepandaian silat. Sedikit demi sedikit kapal istana Belang itu mulai tenggelam. Beberapa anak buah istana Belang menerjunkan diri kearah air, tapi nasib mereka lebih sengsara lagi, hanya beberapa cocokan, rombongan ikan cucut itu mengacip-ngacipkan tubuh mereka. Hoa Tie memandang kearah langit jauh, ia berkata kepada Suto Yan. "Suto Yan, kita akan segera bersama-sama mati ditempat ini. Tapi yang kukhawatirkan ialah dimana kitab peninggalan guruku ? Kitab itu telah diserahkan kepada Sam-kie ju-su in Hong, Sam Kie Ju-su adalah ayah angkatmu, sesudah ia meninggal dunia, tentu diserahkan kepadamu, bisahkah kau menyerahkan kepadaku ?" "ayah angkatku tidak menyerahkan kitab tersebut," Berkata Suto Yan. Hoa Tie tertegun, ia ragu-ragu atas keterangan Suto Yan. Suto Yan menatap kearah Ie Han Eng, gadis ini sungguh sengsara. Tidak lama lagimereka akan tenggelam ke dasar laut. Perlahan-lahan tapi pasti, kapal besar itu tenggelam Bun Ho Hian repot dengan orang-orangnya, tidak satupun dari mereka yang berdaya. Kapal besar istana Belang mulai tenggelam. Beberapa orang lagi menerjunkan diri, mereka berusaha menghindari tajamnya mulut ikan cucut, tetapi tidak berhasil. Jumlah rombongan ikan cucut itu terlalu besar. Tidak satupun dari mereka yang terjun kepermukaan air bisa mengelakkan bahaya itu. Put lee Put lee berada tidak jauh dari tempat mereka, ia telah menggunakan obat, maka tidak takut kepada rombongan ikan cucut. Bahkan kebalikannya dari itu, rombongan ikan cucutlah yang harus mengelakkan diri menghindari kedatangannya. Disaat rasa puasnya Put lee Put lee yang sangat bangga atas hasil kerja itu, tiba tiba wajah ketua Biarawati jaya ini berubah. Dari jauh, meluncur datang sebuah kapal besar. Put lee Put lee mengerutkan alisnya, sebelum kapal istana Belang tenggelam tidak mungkin ada kapal yang datang. Kapal Biarawati jaya telah dipesan, agar mereka tidak terlalu cepat menampilkan diri. Kini, kapal istana Belang hendak tenggelam. Tapi belum tenggelam. Dari jauh sudah mucul kapal lain, pasti bukan kapal Biarawati jaya. Kapal siapakah itu ? Cepat sekali kapal itu telah meluncur tiba. Didepan kapal berdiri dua orang, satu adalah khong Bun, dan lainnya adalah In Hay Hong, itulah kapal bantuan dari Tong-hay. Bersamaan dengan munculnya kapal itu, kapal istana Belang telah tenggelam. Meluncur lompat beberapa orang, Suto Yan dengan menggendong Ie Han Eng, Hoa Tie, Tie It Ya, Bun Hoa hian, dan lain-lainnya, masing-masing telah melompat kearah datangnya kapal Tong-hay. Kapal istana Belang tenggelam. Dan kini muncul lain kapal lagi, inilah kapal yang diharapkan oleh Put lee Put lee, kapal Biarawati jaya. Put lee Put lee meluncurkan diri dan menghampiri kea rah datangnya kapal Biarawati jaya, Suto Yan cs, sudah berada diatas kapal Tong-hay. Diatas kapal ini menclok seekor rajawali biru, sangat besar dan gagah, inilah rajawali sakti dari Tong-hay. Dengan menggendong tubuh Ie Han Eng, Suto Yan adalah orang pertama menginjakkan kakinya diatas kapal Tong-hay. Satu serangan meluncur datang, itulah serangan Khong Bun. Dengan tangan kiri menggendong Ie Han Eng, dengan hanya sebelah tangan kanannya, Suto Yan menerima pukulan Khong Bun. Terdengar suara benturan keras, tubuh Khong Bun termundur ke belakang. Dan ini waktu Tie It Ya, Hoa Tie, Bun Ho Hian beserta lain orang istana Belang telah tiba. Khong Bun terpaksa, apa boleh buat ia menghentikan permusuhannya dengan Suto Yan. In Hay Hong menghampiri Suto Yan, ia berkata perlahan. "Serahkan Ie Han Eng kepadaku." Suto Yan terkejut. Ternyata ia masuk perangkap. Lantas ia hendak menolak permintaan itu, memandang sinar mata In Hay Hong, tapi sepasang mata jago Tong-hay itu sangat tenang, tidak ada kemarahan, tidak ada kejelusan. Untuk menghilangkan keragu-raguan orang, In Hay Hong berkata lagi. "Aku telah membawa obat untuknya, lekas berikan kepadaku" Suto Yan menjadi bingung. Tapi ia sudah putus harapan. Apapun hendak kucoba. Apalagi mengetahui bahwa sepasang sinar mata In Hay Hong tidak mengandung kejahatan, ia menyerahkan Ie Han Eng kepada jago Tong-hay itu. In Hay Hong menerima Ie Han Eng, ia memondongnya, dari dalam sakunya ia mengeluarkan sedikit obat, dijejalkannya kedalam mulut Ie Han Eng, setelah itu ia menyerahkan si gadis kepada Suto Yan. "tolong kau menotok jalan darahnya," Demikian In Hay Hong berkata. Suto Yan menerima kembali tubuh In Han Eng, dan sebagai seorang jago silat, ia tahu bagaimana harus menyadarkan seorang dari luka-luka yang seperti itu. Menotok beberapa jalan darah untuk mengalirkan peredaran jalan darah Ie Han Eng. Tidak lama kemudian, Ie Han Eng membuka sepasang matanya. Suto Yan berlompat girang, ternyata obat pemberian In Hay Hong adalah obat yang sangat tepat. "Adik Eng," Pedang Wucisan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ia berkata kepada si gadis. "kau sudah sadar ?" Ie Han Eng tertawa, perlahan-lahan ia bangkit berdiri, ia menjadi kaget kembali manakala mengetahui bahwa dirinya dikelilingi oleh banyak orang, wajahnya menjadi bersemu merah sangat malu, ia tidak tahu, apa yang terjadi atas dirinya. Sesudah mempernahkan Ie Han Eng, Suto Yan menghampiri In Hay Hong, memberi hormat kepada jago Tong-hay itu dan berkata. "Terima kasih." In Hay Hong tertawa sedih. Ia hendak mengawini Ie Han Eng, Tetapi tidak berhasil, karena adanya perjodohan dari kakek moyang Ie Han Eng dan Suto Yan. Walau demikian, ia tidak menjadi cemburu. Kini ia telah melakukan sesuatu kebajikan dan menolong Ie Han Eng menyerahkan kepada Suto Yan. Disaat ini, Khong Bun sudah maju lagi, ia membentak. "Suto Yan, serahkan kitab ilmu silat golongan kami." Suto Yan berkata. "Sudah kukatakan, ayahku tidak menyerahkan kitab peninggalan." "Kau kira aku mudah percaya ?" Berkata Khong Bun dingin. "Terserah," Berkata Suto Yan. Khong Bun melirik kearah Hoa Tie, kemudian melirik lagi kearah In Hay Hong, kepada dua saudara seperguruan itu ia berkata. "Kitab yang berada didalam tangan bocah ini. Mari kita geledah." Hoa Tie gergerak maju, ia mulai menjepit. Tapi In Hay Hong tidak setuju dengan usul Khong Bun, ia menundukkan kepalanya rendah-rendah kebawah dan membiarkan kedua saudara seperguruan itu menghadapi Suto Yan. Mengetahui tidak mendapat bantuan In Hay Hong, karena belum mempunyai pegangan teguh untuk mengalahkan Suto Yan, maka Khong Bun ingin mohon bantuan kepada Tie It Ya dan Bun Hoa Hian, kepada mereka ia berkata. "Bersediakah kalian membantu usaha kami, meringkus bocah ini ?" Tie It Ya dan Bun Ho Hian menganggukkan kepala, ia juga kurang percaya atas keterangan yang Suto Yan berikan. Suto Yan haarus menghadapi jago kelas satu, tapi ia tidak menjadi gentar, sreet ia mengeluarkan pedangnya. Dengan tangan kiri memayang Ie Han Eng, tangan kanan memegang pedang, ia sudah siap untuk menghadapi jago-jago itu. Setelah mengalami kejadian dipuncak gunung markas Biarawati jaya, hati In Hay Hong telah berubah, ia tidak lagi memusuhi Suto Yan yang sangat tejepit, ia berteriak kepada pemuda itu. "Suto Yan, serahkan Ie Han Eng kepadaku." Suto Yan memandang kearah Ie Han Eng, ia mulai percaya atas keterangan In Hay Hong, memang adanya Ie Han Eng bisa mengganggu usaha untuk menempur empat jago kelas satu, ia mengharapkan agar Ie Han Eng mau berdiri didampingi oleh In Hay Hong, hanya untuk sementara waktu. "Adik Eng," Berkata Suto Yan. "Coba kau menyingkir sebentar, berdirilah disana. Aku akan menghadapi mereka." Ie Han Eng bergoyang kepala, ia berkata. "Aku tidak mau." Suto Yan memandang kearah In Hay Hong, seolah-olah berkata. "Lihat, ia tidak mau. Aku tidak berdaya." In Hay Hong tertawa, ia berkata perlahan. "Baiklah, jangan memaksa dia." Khong Bun tidak puas atas sikap In Hay Hong. Mengapa saudara seperguruannya tidak membantu usahanya ? Dengan hanya sebelah tangan Suto Yan harus menghadapi empat jago kelas satu, ia tahu satu lawan satu, tidak mungkin dari keempat orang itu bisa menandingi dirinya. Tapi kini, ia dikeroyok oleh empat orang, sulit untuk menentukan bagaimana ia harus memenangkan pertandingan. Bukan itu saja, beban Ie Han Eng juga bisa memberatkan dirinya. Si gadis tidak mau lepas diri, maka bagaimana Suto Yan bisa menempur bebas. Situasi yang menguntungkan Suto Yan adalah tidak ikut sertanya In Hay Hong didalam pengeroyokan itu. In Hay Hong sudah insyaf, cintanya kepada Ie Han Eng tidak dapat dipaksakan, mengingat si gadis tidak bisa membalas tepuk tangan yang datang dari sebelah pihak, tidak mungkin ia merebut gadis tersebut. Cinta Ie Han Eng kepada Suto Yan adalah cinta abadi, tidak bisa menerima akan adanya orang ketiga, tidak bisa ada orang ketiga yang turut campur dalam persengketaan mereka. Karena itu, mengetahui Biarawati jaya meracuni Ie Han Eng, teringat akan persediaan obat-obatan yang serba komplit, obatobatan Tong-hay yang serba istimewa, memperhitungkan kedatangan kapal Bun Ho Hian sekalian, daerah Tong-hay dengan bergerak cepat, Khong Bun, ia telah tiba lebih cepat mengambil obat khusus, mencari kapal balik. ia bisa saja berangkat ke dengan meminta bantuan daripada rombongan itu dan membikin pelayaran Kedatangan kapal In Hay Hong tepat pada waktunya disaat yang amat kritis, ia berhasil menolong korban-korban Biarawati jaya, In Hay Hong telah menyerahkan obat yang dibawa, begitu cocok, ia berhasil menyembuhkan Ie Han Eng. Adanya perdamaian sementara, dikarenakan bersitegang dengan Biarawati jaya. Suto Yan, Tie It Ya, Bun Ho Hian dan Hoa Tie tidak saling tempur, karena butuhnya kekompakan untuk menghadapi Biarawati jaya. Kini ancaman Biarawati jaya telah tiada, Put lee Put lee sudah dikuburkan, maka kekompakan mereka mulai meretak. Masing-masing hendak menguasai Suto Yan, menguasai catatan ilmu silat yang berada didalam tubuh pemuda itu,. Orang pertam yang gatal tangan adalah Khong Bun. Maksud tujuan Khong Bun tidak jauh berbeda dengan maksud tujuan Hoa Tie atau In Hay Hong Rupanya, bilamana In Hay Hong sudah melepaskan diri atas permusuhannya dengan Suto Yan, Hoa Tie dan Khong Bun belum menerima kenyataan itu. Mereka memusuhi Suto Yan lagi. Khong Bun telah mendapat kode Hoa Tie, tangannya digerakkan menyerang Suto Yan. Disaat yang sama, Hoa Tie juga membarengi gerakan Khong Bun, menghantam Suto Yan. Dua jago Tong-hay menyerang Suto Yan. Gerakan mana diikuti juga oleh Tie It Ya dan Bun HoHian, Suto Yan dikurung oleh empat jago kelas satu. Satu lawan satu, tidak mungkin ada yang bisa menandingi Suto Yan. Tapi digebrak oleh lima orang itu, dengan membagi pusat perhatiannya kepada keselamatan Ie Han Eng, Suto Yan agak terdesak. Tiba-tiba In Hay Hong berteriak . "Adik Eng." Berkata Suto Yan. "Lebih baik kau kesana dahulu." "Tidak." Ie Han eng menolak. In Hay Hong menghela napas, katanya perlahan. "Baiklah, jangan memaksa dirinya." Suto Yan menggunakan pedangnya, memukul Tie It Ya, Hoa Tie, Khong Bun dan Bun Ho Hian merangsek maju. Keadaan Suto Yan semakin terdesak. Dikapal Tong-hay persengketaan belum selesai. Mereka menjadi lengah, ditempat jauh, kapal Biarawati jaya telah tiba, menolong Put lee Put lee. Ketua Biarawati jaya ini tidak puas atas hasil rencananya, dendam sakit hatinya tidak bisa diputuskan, segera ia memberi komando perintah, menggunakan kapalnya meluncur kearah kapal Tong-hay, dengan maksud menerjang kapal musuh itu. Kecepatan kapal Biarawati jaya tidak terlukiskan, laju sekali, kapal Tong-hay tidak siap sedia, dan disaat inilah terdengar satu suara menggelegar keras, dua kapal saling tubruk. Kapal Tong-hay hampir terbelah menjadi dua, tapi hulu kapal Biarawati jaya juga mengalami kerusakan, hampir terjungkir. Disaat itu Suto Yan dan lawan-lawannya sedang bertempur hebat. Mereka masih bisa menyaksikan apa yang mengakibatkan pecahnya kapal besar ini. Dari jauh, sebuah kapal lain menyusul datang. Kapal itu adalah kapal bantuan, dimana berdiri Put in Taysu, Cia Ciu Nio dan Cin Bwee. Kedatangan kapal ini terlalu jauh, belum ada yang tahu. Suto Yan melirik kearah pinggir sisinya kapal Tong-hay yang telah diterjang oleh kapal Biarawati jaya. Dengan kedua tangan ia menarik Ie Han Eng, mengeluarkan pekikan panjang, pedang digencarkan, menghantam kearah empat jago bergiliran, dan bgerganti posisi pindah ke kapal Biarawati jaya, kapal inipun mengalami kerusakan, tetapi tidak sehebat kapal Tong-hay. Membarengi gerakan Suto Yan dan semua jagopun berpindahan, tetap masih mengurung Suto Yan dan berpindah ke kapal Biarawati jaya. Kapal Tong-hay mulai tenggelam. Kapal Biarawati jaya juga diam, tidak bergerak. Kapal ini sudah mengalami kerusakan. Disaat ini, pedang Suto Yan dilemparkan, inilah ilmu pedang dengan tipu-tipu silat yang terdapat didalam kitab ilmu pedang Maya Nada, ia menghujani serangan-serangan kearah empat orang itu. Bagaikan seekor naga yang lincah, pedang Suto Yan menari-nari disekitar mereka, meloncat cepat sekali, berbalik dan menyerang orang lagi. Hoa Tie, Tie It Ya, mereka telah menyaksikan ilmu pedang Maya Nada, dan disaat itu betul-betul terpesona. Mereka takluk dan kagum kepada ilmu pedang Maya Nada itu. Sesudah berhasil menekan keempat orang itu, Suto Yan menarik kembali pedangnya. Hoa Tie, Tie It Ya, Khong Bun dan Bun Ho Hian tidak mengerti didalam saat yang hampir menerima kemenangan mengapa Suto Yan menarik pedang ? Hanya In Hay Hong seorang yang bisa mengerti sikap Suto Yan, pemuda itu tidak mempunyai hawa pembunuhan, bila ia mau, tentu saja bisa membunuh lawan-lawannya. Tapi ia tidak mau, pedang hanya digunakan kepada musuh-musuhnya yang jago-jago, bukan kepada orang yang tidak mempunyai banyak dosa, Karena itu pedang telah ditarik kembali. Kini semua orang telah menaiki kapal Biarawati jaya. Agaknya ketiga kekuatan yang pertama disebut lebih dahulu bersedia menggabungkan diri, bilamana harus menghadapi Biarawati jaya. Sayang sekali, kapal Tong-hay sudah tenggelam. Tapi kapal Biarawati jaya juga tidak mengalami nasib baik, bagian hulu kapal mereka telah pecah, dari sana mengalir air dan tidak lama lagi kapal itupun pasti tenggelam, semua orang menjadi bingung. Suto Yan, Ie Han Eng, In Hay Hong, Hoa Tie, Khong Bun, Tie It Ya dan Bun Ho Hian telah menghadapi ketua Biarawati jaya. Put lee Put lee membawakan sikap yang sangat tenang sekali, kepada orang-orang itu dia menatapnya perlahan-lahan, satu persatu ditelitinya sekali lagi, terakhir ia berkata. "Kuanjurkan kepada kalian, tidak perlu menghadapiku lagi. Aku telah meminum racun, sebentar lagi akupun binasa. Tidak seorang dari kalian yang bisa memenangkan diriku, aku kalah karena rela, sudah waktunya aku mati, karena itu aku telah meminum racun bunuh diri." Semua orang memperhatikan ketua Biarawati jaya itu. Terdengar lagi suara Put lee Put lee berbicara. "Aku segera binasa, tapi kalianpun tidak luput dari kematian. Ditengah-tengah lautan samudera yang seperti ini, bisakah kalian menyelamatkan diri ? Satu persatu, kalian akan menyertaiku kealam baka, terbenam didasar laut. Tapi rasa puasnya Put lee Put lee tidak terlalu lama, terdengar suara In Hay Hong berteriak. "Lihat sebuah kapal besar mendatangi kearah kita." Semua mata ditujukan kearah datangnya kapal itu. Betul saja kapal itu telah membesar dan disana berdiri Put in Taysu, Cis Cie Nio dan Cin Bwee, itulah kapal pertolongan. Wajah Put lee Put lee berubah menjadi pucat, bilamana ia tadi garang dan galak, kini keadaannya berubah. Sangat lesu sekali, usahanya untuk mati bersama-sama dengan orang-orang itu, mengalami kegagalan. Put lee Put lee memandang kearah Suto Yan dan berkata kepada pemuda itu. "Sungguhsungguh aku tidak mengerti, mengapa nasibmu baik selalu ?" Untuk pertanyaan itu, Suto Yan tidak memberikan jawaban, diam saja. Put lee Put lee berpaling lagi kearah In Hay Hong dan membentak jago Tong-hay itu. "Dan kau, mengapa kau mau membantu dirinya ? Kau dan Suto Yan adalah musuh, bukan kawan, seharusnya tidak bisa membela kepentingan dirinya. Tapi kau telah menolong musuh sendiri, kau mengobati Ie Han Eng, mendatangkan perahu pertolongan Tong-hay. Mengapa ? Mengapa kau melakukan perbuatan-perbuatan yang tolol itu ?" Dan sesudah itu Put lee Put lee berkata lagi. "Seperti Kie Eng, sesudah jago purbakala itu dipaksa menelan racun, betul-betul aku tidak mengerti, dia rela mengorbankan dirinya dan memberi tahu letak tempat Biarawati jaya. Mengapa ? Inilah betul-betul tidak dimengerti, suatu kejadian yang tidak mungkin terjadi." In Hay Hong tertawa tawar, dengan sungguh-sungguh ia berkata. "Kekalahanmu disebabkan oleh prasangka hati sendiri, kau menganggap manusia sebagai binatang. Makhluk yang tidak mempunyai perikemanusiaan, jiwa yang tidak mempunyai kebesaran hati hanya tahu dan melihat bagaimana kedengkiankedengkian, kau hanya bisa membedakan permusuhanpermusuhan, tapi kau tidak bisa menyaksikan persahabatan, kau telah melupakan persahabatan, kau telah melupakan perikemanusian, seorang yang bersedia berkorban dan cara-cara mengakurkan, inilah yang tidak bisa dipahami olehmu." Put lee Put lee mempelototkan sepasang matanya, dengan penuh kebencian memandang In Hay Hong. In Hay Hong masih berkata. "Kau hanya memperhitungkan permusuhan-permusuhan seseorang dengan seseorang, kau hanya menyelami dasar kejahatan seseorang. Tapi kau melupakan kerelaan seseorang, pengampunan seseorang, dan lagi, kau tidak tahu bahwa seseorang itu masih ada budi pekerti, budi pekerti kepribadian bisa mengubah sifat-sifat seorang yang jahat." Put lee Put lee masih mempelototkan mata penuh ketidak puasan. Disaat kapal Put in Taysu telah tiba, ia menggapaikan kepada semua orang,karena disaat ini kapal Biarawati jaya mulai tenggelam. Satu persatu memindahkan kelasi mereka kearah kapal Put in Taysu. Yang terang adalah Suto Yan, Ie han Eng dan In Hay Hong. In Hay Hong memandang kearah Put lee Put lee dan hendak mengajak ketua Biarawati jaya itu pindah ke kapal penolong. Tapi Put lee Put lee masih berada ditempatnya tanpa bergerak, In Hay Hong berkata pelahan. "Ia sudah mati." Keterangan si jago Tong-hay memang tepat. Put lee Put lee telah memakan racun, ia bunuh diri, maksudnya agar semua orang bisa mati bersama di tengah-tengah laut itu dan kematiannya jadi yang paling senang, ia bunuh diri tanpa gangguan dan siksaan-siksaan lagi. Dengan demikian, ia membiarkan semua orang tersiksa di tengah laut untuk beberapa waktu, hingga akhirnya akan binasa. Tapi semua perhitungan-perhitungan Biarawati jaya ini mengalami kegagalan total. Kapal Put in Taysu telah menolong semua orang, kecuali ketua Biarawati jaya, ia telah memakan racun dan bunuh diri, jiwanya tidak tertolong lagi. Datangnya kapal Put in Taysu telah memberikan pertolongan yang cepat, jiwa semua orang tertolong. Kapal Put in Taysu berlayar balik dengan memberi pertolongan kepada semua orang. Cia Ciu Nio mendampingi Cin Bwee, ia takut murid itu mengalami godaan yang lebih hebat lagi. Dengan mengajak Ie Han Eng, Suto Yan menghampiri kepada Supek mereka itu dan memgberi hormat. Pedang Wucisan Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Put in taysu serta Cia Ciu Nio membangunkan Suto Yan. Dengan suara yang sangat datar sekali, Put in taysu berkata. "Semua urusanmu telah aku tahu. Manusia itu tidak bisa dipaksa, kau bebas memilih hari depanmu." Suto Yan juga bersedih, ia melirik kearah Cin Bwee, ia melihat bagaimana reaksi sumoay itu. Cin Bwee menyengir sedih, ia berkata. "Suheng, telah kupikir baik-baik. Akulah yang salah. Dahulu aku masih terlalu kecil, belum berpengalaman. Kau tidak perlu kuatir. Aku bisa menjaga diri sendiri." Air mata Cia Ciu Nio mengalir, ia tidak bisa meringankan beban penderitaan muridnya. Apa mau dikata ? Cin Bwee telah mengalami kegagalan cinta, dan yang berhak menerima cinta Suto Yan adalah Ie Han Eng. TAMAT -ooo0dw0oo- Tiraikasih Websitehttp.//kangzusi.com Tiraikasih Websitehttp.//kangzusi.com Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Saputangan Berdarah Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo