Pendekar Sakti Suling Pualam 25
Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung Bagian 25
Pendekar Sakti Suling Pualam Karya dari Chin Yung Tampak beberapa orang sedang bersulang. Mereka adalah Seng Hwee Sin Kun, Leng Bin Hoatsu, Pek Bin Kui, Pat Pie Lo Koay dan Tok Chiu Ong. Selain mereka, tampak pula seorang berpakaian serba hitam, yang ternyata Takara Nichiba, ketua Ninja Jepang. "Ha ha ha!" Seng Hwee Sin Kun tertawa gelak. Takara Nichiba, terimakasih atas kunjunganmu." "Ha ha ha!" Takara Nichiba juga tertawa gelak. "Terimakasih atas penyambutan kalian." "Jangan sungkan-sungkan, kita memang harus bantumembantu!" Ujar Seng Hwee Sin Kun. "Ayoh mari kita bersulang lagi untuk penjalinan per sahabatan kita!" "Terimakasih," Ucap Takara Nichiba, mereka mulai bersulang lagi sambil tertawa-tawa. "Takara Nichiba," Tanya Pat Pie Lo Koay "Kedatanganmu di Tionggoan khusus untuk memburu Yatsumi?" "Betul." Takara Nichiba mengangguk. "Namun aku juga ingin bergaul dengan kaum pesilat di Tionggoan." "Oooh!" Pat Pie Lo Koay manggut-manggul "Engkau sudah tahu Yatsumi itu berada di mana? "Aku sama sekali tidak tahu," Jawab Takai Nichiba jujur. "Maka aku minta bantuan kalian" "Jangan khawatir!" Ujar Leng Bin Hoatsu san bil tertawa. "Kami sudah mengutus beberapa orang untuk menyelidiki gadis itu." "Terimakasih, terimakasih..." Ucap Takara Nichiba. Di saat bersamaan, muncullah seseorang menghadap mereka. Setelah memberi hormat, orang itu melapor. "Kauwcu, kami telah memperoleh informasi bahwa Yatsumi berada di markas pusat Kay Pang "Oh?" Wajah Seng Hwee Sin Kun berseri "Bisa dipercaya informasi itu?" "Bisa." Orang itu mengangguk dan menambahkan. "Bahkan Tio Bun Yang, Ngo Tok Kauw-cu, Sie Keng Hauw dan Lie Ai Ling juga berada di sana.' "Ha ha ha! Bagus, bagus." Seng Hwee Sin Kun tertawa gelak. "Nah, sekarang engkau boleh beristirahat." "Terimakasih, Kauwcu." Ucap orang itu, yang kemudian meninggalkan ruang tersebut. "Takara Nichiba," Ujar Seng Hwee Sin Kun memberitahukan. "Ternyata Yatsumi berada di markas pusat Kay Pang." "Kalau begitu, aku akan ke sana membunuhnya," Sahut Takara Nichiba. "Sabar!" Seng Hwee Sin Kun tertawa. "Aku justru ingin memancing mereka ke mari. Setelah mereka ke mari, engkau boleh membunuh Yatsumi." "Baik." Takara Nichiba mengangguk. "Bagaimana menurut kalian?" Tanya Seng Hwee Sin Kun. "Apakah sudah waktunya aku mengutus orang ke sana?" "Memang sudah waktunya," Sahut Leng Bin Hoatsu. "Kita pancing mereka ke mari, lalu kita bantai." "Kita jebak mereka! Ha ha ha...!" Tok Chiu Ong tertawa. "Menurut aku..." Ujar Pat Pie Lo Koay sungguh sungguh. "Kita tidak perlu menjebak mereka, cukup menantang mereka bertarung. Kalau dengan akal licik menjebak mereka, itu akan mempermalukan diri kita." "Ngmm!" Seng Hwee Sin Kun manggut-manggut. "Baik, kita undang mereka ke mari! Kita bertarung dengan mereka di Lembah Kabut Hitam ini! Ha ha ha...!" "Kauwcu," Ujar Takara Nichiba. "Aku akan bertarung dengan Yatsumi, itu adalah urusanku." "Baik." Seng Hwee Sin Kun manggut-manggut "Tapi engkau harus berhati-hati menghadapinya." "Terimakasih atas perhatian Kauwcu," Uca Takara Nichiba. "Kauwcu," Tanya Leng Bin Hoatsu. "Kapan Kauwcu akan mengutus orang ke markas pusat Kay Pang?" "Besok pagi," Sahut Seng Hwee Sin Kun memberitahukan. "Aku mengutus engkau dan Pek Bin Kui ke sana." "Ya." Leng Bin Hoatsu dan Pek Bin Kui mengangguk. "Undang mereka ke mari tanggal lima belas kita akan bertarung di Lembah Kabut Hitam" Pesan Seng Hwee Sin Kun. "Ya." Leng Bin Hoatsu mengangguk. "Ha ha ha!" Seng Hwee Sin Kun tertawa gelak "Setelah kita membasmi mereka, kita pun akan menguasai rimba persilatan! Ha ha ha...!" -oo0dw0oo- Lim Peng Hang, Gouw Han Tiong dan lainnya sedang bercakap-cakap di ruang depan markas pusat Kay Pang dengan serius sekali. Yang tampak tidak sabar adalah Yatsumi, bahkan keningnya pun berkerut-kerut. "Kok hingga sekarang belum muncul utusan dari Seng Hwee Sin Kun?" "Yatsumi!" Ngo Tok Kauwcu menatapnya. "Engkau harus sabar. Percayalah, dalam beberapa hari ini. Seng Hwee Sin Kun pasti mengutus orang kemari." "Kalau beberapa hari ini tetap tidak muncul utusan Seng Hwee Sin Kun ke mari, aku akan kesana membunuh Takara Nichiba." "Yatsumi, sabarlah!" Ujar Tio Bun Yang. "Aku yang paling cemas, tapi tetap harus bersabar." "Kita semua memang harus bersabar. Kalau tidak, justru kita sendiri yang akan celaka," Ujar Lim Peng Hang. "Sebab kita tidak boleh menyerbu kesana, maka kita harus tetap bersabar." Di saat bersamaan, muncul seorang pengemis tua menghadap Lim Peng Hang, lalu melapor. "Pangcu! Utusan Seng Hwee Sin Kun ke mari!" "Oh?" Lim Peng Hang manggut-manggut. "Undang mereka ke mari!" "Ya, Pangcu." Pengemis tua itu segera pergi. Tak seberapa lama kemudian, masuklah dua orang yang tidak lain Leng Bin Hoatsu dan Pek Bin Kui. Mereka berdua memberi hormat dengan sikap angkuh, kemudian berkata. "Seng Hwee Sin Kun mengutus kami ke mari." "Silakan duduk!" Sahut Lim Peng Hang sambil menatap mereka tajam. Leng Bin Hoatsu dan Pek Bin Kui duduk seraya berkata dengan suara dalam. "Kami ke mari untuk menyampaikan sesuatu pada Lim Pangcu, harap Lim Pangcu dengar baik-baik!" "Ha ha ha!" Ucapan mereka berdua tidak membuat Lim Pang Hang gusar, sebaliknya ketua Kay Pang itu malah tertawa gelak. "Katakanlah!!" "Kami menantang pihakmu bertarung di Lembah Kabut Hitam," Ujar Leng Bin Hoatsu memberitahukan. "Oh?" Lim Peng Hang tertawa lagi. "Kapan?!" "Tanggal lima belas," Sahut Pek Bin Kui dan menambahkan. "Kami harap kedatangan kalian, jangan tidak berani ke sana!" "Ha ha ha!" Gouw Han Tiong tertawa terbahak-bahak. "Beritahukan kepada Seng Hwe Sin Kun, kami pasti datang tepat pada waktunya "Baik." Pek Bin Kui mengangguk. "Leng Bin Hoatsu," Tanya Tio Bun Yan mendadak. "Bagaimana keadaan Goat Nio yan kalian kurung? Apakah dia baik-baik saja?" "Kalian sudah tahu?" Leng Bin Hoatsu balik bertanya dengan heran. "Kami memang sudah tahu," Sahut Tio Bun Yang dingin. "Beritahukanlah! Bagaimana keadaannya?" Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Dia baik-baik saja," Ujar Leng Bin Hoatsu. "Apabila kalian menang dalam pertarungan nanti, Goat Nio pasti dibebaskan." "Jangan ingkar janji!" Tio Bun Yang menatapnya tajam. "Ha ha ha!" Leng Bin Hoatsu tertawa gelak. "Perlukah kami ingkar janji? Itu tidak perlu kan?" "Bagus!" Tio Bun Yang manggut-manggut. "Oh ya!" Pek Bin Kui menatap Yatsumi. "Bukankah engkau gadis Jepang?" "Betul." Yatsumi mengangguk dan bertanya. " Takara Nichiba berada di tempat kalian kan?" "Kok tahu?" Pek Bin Kui heran. "Tentu tahu," Sahut Yatsumi. "Aku menantangnya bertarung." "Itu sudah pasti," Ujar Pek Bin Kui sambil tertawa. "Ketua ninja itu memang ingin bertarung denganmu." "Bagus, bagus!" Yatsumi manggut-manggut." Itu yang kukehendaki. Suruh dia bersiap-siap tindik mati!" "He he he!" Leng Bin Hoatsu tertawa terkekeh, 'sungguh sayang sekali Nona masih sedemikian muda, namun akan mati pada tanggal lima belas! lebih baik Nona bergabung dengan kami, maka ketua ninja itu tidak akan membunuhmu." "Hei!" Bentak Lie Ai Ling mendadak. "Jangan banyak omong kosong di sini! Cepatlah kalian enyah dari sini!" "Engkau pasti Lie Ai Ling!" Leng Bin Hoatsu menatapnya tajam. "Engkau jangan kurang ajar jangan cari mati sekarang!" "Mau bertarung?" Tantang Lie Ai Ling. "Engkau...." Wajah Leng Bin Hoatsu merah padam. "Aku akan membunuhmu!" "Tenang!" Pek Bin Kui cepat-cepat memegang tangan Leng Bin Hoatsu sambil bangkit berdiri "Baiklah! Kami mohon diri!" "Silakan!" Sahut Lim Peng Hang. "Lim Pangcu!" Pek Bin Kui mengingatkan "Jangan lupa tanggal lima belas!" "Pasti." Lim Peng Hang tertawa gelak. "Tanggal lima belas kami pasti ke sana, memenuh undangan kalian." "Bagus, bagus!" Leng Bin Hoatsu manggut manggut. "Sampai jumpa!" Setelah mereka berdua pergi, Lim Peng Hang| Gouw Han Tiong dan lainnya segera berunding "Beberapa hari lagi sudah tanggal lima belas kita harus bagaimana?" Tanya Lim Peng Hang "Mumpung masih ada waktu, alangkah baik nya kita berlatih," Sahut Gouw Han Tiong. "Benar." Lim Peng Hang manggut-manggulj "Kita memang harus berlatih mempersiapkan di untuk bertarung nanti." "Tapi...." Tio Bun Yang mengerutkan kening kemudian memandang Ngo Tok Kauwcu seraya bertanya. "Kakak Ling Cu, engkau tahu kekuatan Seng Hwee Kauw?" "Tahu." Ngo Tok Kauwcu mengangguk. "Di dalam Seng Hwee Kauw terdapat belasan anggota yang berkepandaian tinggi, termasuk Leng Bin Hoatsu, Pek Bin Kui, Pat Pie Lo Koay dan Tok Chiu Ong. Kini ditambah ketua ninja itu." "Ketua ninja itu lawanku," Ujar Yatsumi. "Ng!" Ngo Tok Kauwcu mengangguk. "Kita pun harus mengatur suatu cara untuk menghadapi mereka." "Benar." Lim Peng Hang manggut-manggut. "Oh ya, berapa banyak anggota Seng Hwee Kauw?" "Seratusan orang." Ngo Tok Kauwcu mem-beiitahukan. "Aku sudah mengatur puluhan anggotaku di sekitar Lembah Kabut Hitam, namun kurang kuat menghadapi para anggota Seng Hwee Kauw yang berjumlah lebih besar itu." "Kalau begitu..." Ujar Lim Peng Hang. "Aku pun harus mengatur seratus anggota Kay Pang untuk ikut serta, agar dapat mengimbangi mereka." "Benar." Gouw Han Tiong manggut-manggut. "Begini..." Ujar Lim Peng Hang sambil memandang Tio Bun Yang. "Engkau melawan Seng Hwee Sin Kun, aku dan Gouw Han Tiong me-biwan Leng Bin Hoatsu dan Pek Bin Kui, Ling i u melawan Tok Chiu Ong, sedangkan Ai Ling dan Keng Hauw melawan anggota Seng Hwee Kauw yang berkepandaian tinggi." "Kok Pat Pie Lo Koay tidak masuk hitungan?" Tanya Sie Keng Hauw heran. "Dia orangku." Ngo Tok Kauwcu memberitahukan. "Tugasnya membebaskan Goat Nio di saat terjadi pertarungan." "Oooh!" Sie Keng Hauw manggut-manggut. "Tapi kalian harus berhati-hati." Pesan Lim Peng Hang. "Sebab banyak jebakan di sana." "Jangan khawatir!" Ngo Tok Kauwcu ter senyum. "Pat Pie Lo Koay pasti sudah merusak semua jebakan itu." "Oh?" Lim Peng Hang menatapnya. "Benar kah itu?" "Benar." Ngo Tok Kauwcu mengangguk. "Aku sudah mengatur itu, jadi kita tidak usah takul akan jebakan-jebakan di sana lagi." "Kakak Ling Cu," Tanya Tio Bun Yang. "Apa kah Seng Hwee Sin Kun tidak akan mencuriga Pat Pie Lo Koay?" "Tentu tidak." Ngo Tok Kauwcu tersenyum "Sebab Pat Pie Lo Koay sangat cerdik, bisa me ngelabui mata Seng Hwee Sin Kun." "Syukurlah!" Ucap Tio Bun Yang. "Nah, mulai hari ini, kita semua harus berlatih Tanggal lima belas kita akan sampai di Lembai Kabut Hitam." Ujar Lim Peng Hang. Sementara itu, Leng Bin Hoatsu dan Pek Bin Kui sudah sampai di markas Seng Hwee Kauw. Mereka lalu melapor kepada Seng Hwee Sin Kun. "Kauwcu, pihak Kay Pang pasti datang pada tanggal lima belas." "Bagus! Ha ha ha...!" Seng Hwee Sin Kun tertawa gelak. "Kita habiskan mereka nanti!" "Yatsumi juga berada di sana. Dia akan bertarung dengan Takara Nichiba." Ujar Pek Bin Kui. "He he he!" Ketua ninja tertawa terkekeh-kekeh. "Dia pasti mati di tanganku. Aku harus membunuhnya." "Kauwcu...." Pat Pie Lok Koay memandangnya seraya berkata. "Apakah Kauwcu sudah berpikir masak-masak?" "Maksudmu?" Tanya Seng Hwee Sin Kun sambil mengerutkan kening. "Seandainya kita dapat membunuh mereka, namun...." Pat Pie Lo Koay mengingatkan. Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kita masih harus menghadapi pihak Pulau Hong Hoang To!" "Ha ha ha!" Seng Hwee Sin Kun tertawa gelak. Kalian percayalah, aku sanggup menghadapi Tio Cie Hiong dan lainnya. Tentunya mereka tidak akan mengeroyokku." "Tapi...." Pat Pie Lo Koay menghela nafas panjang. "Pek Ih Sin Hiap-Tio Cie Hiong ber-kepandaian tinggi sekali." "Aku tahu itu." Wajah Seng Hwee Sin Kun tampak serius. "Tapi aku masih sanggup menghadapinya, bahkan aku pun yakin kini kepandaianku berada di atas kepandaiannya." "Syukurlah kalau begitu!" Ucap Pat Pie Lob Koay. "Jadi kuatur begini..." Ujar Seng Hwee SinB Kun. "Terlebih dahulu Takara Nichiba bertarung dengan Yatsumi. Seusai mereka bertarung, aku akan turun tangan bertarung dengan Tio Bui Yang. Di saat itulah kalian harus menyerang yang lain, jangan sampai ada yang lolos." "Ya, Kauwcu," Sahut Leng Bin Hoatsu dan lainnya. "Setelah kita membunuh mereka, pihak Pulau Hong Hoang To pasti muncul," Ujar Seng Hwe Sin Kun melanjutkan. "Kalau mereka mengeroyok diriku, tentunya aku kalah. Namun apabila satt lawan satu, aku pasti menang. Ha ha ha...!" "Kalau tidak salah...." Pat Pie Lo Koay mem beritahukan. "Sam Gan Sin Kay, Kim Siauw Su seng, Kou Hun Bijin, Tio Tay Seng dan Tio Ci Hiong berkepandaian tinggi sekali. Seandainya mereka muncul nanti, Kauwcu akan menantang mereka satu lawan satu?" "Ya." Seng Hwee Sin Kun mengangguk. "Mereka pasti tidak akan mengeroyokku." "Aku yakin Kauwcu pasti menang," Ujar Pek Bin Kui sambil tertawa gelak. "Ha ha ha! Tidak lama lagi kita akan menguasai rimba persilatan "Ha ha ha! Itu sudah pasti!" Seng Hwee Sin Kun juga tertawa. "Oh ya, mulai sekarang, kalian harus berlatih." "Ya," Sahut Leng Bin Hoatsu dan lainnya. 'Pokoknya kami akan menghabiskan mereka semua." "Pat Pie Lo Koay!" Pesan Seng Hwee Sin Kun. "Engkau harus periksa semua jebakan, apabila perlu, kita akan menjebak mereka! Ha ha ha...!" "Ya, Kauwcu." Pat Pie Lo Koay mengangguk. "Oh ya!" Seng Hwee Kauwcu menatapnya. "Di saat kami bertarung, engkau harus ke ruang batu untuk membunuh Goat Nio." "Ya, Kauwcu." Pat Pie Lo Koay mengangguk lagi. "Agar mereka patah semangat, aku akan membawa kepala Goat Nio diperlihatkan mereka. Aku yakin Tio Bun Yang langsung pingsan, begitu pula yang lain. Nah, bukankah gampang sekali membunuh mereka?" "Betul. Ha ha ha...!" Seng Hwee Sin Kun tertawa terbahakbahak. "Idemu sungguh cemerlang! Bagus! Bagus!" -oo0dw0ooo- Bagian ke lima puluh Markas Seng Hwee Kauw musnah Pada hari yang ditentukan itu, Seng Hwee Si Kun dan lainnya sudah menunggu pihak Kay Pang di Lembah Kabut Hitam. Para anggota berbaris rapi dengan senjata di tangan. Berselang beberapa saat kemudian, muncul lah pihak Kay Pang. Para anggota Ngo Tok Kau bergabung dengan para anggota Kay Pang. Mereka berbaris rapi dengan berbagai macam senjata di tangan. "He he he!" Seng Hwee Sin Kun tertawl terkekeh. "Selamat datang! Selamat datang!" "Selamat bertemu, Seng Hwee Sin Kun!" Sahut Tio Bun Yang. "Anak muda!" Seng Hwee Sin Kun menatapnya tajam. "Kau memang panjang umur. Setahun lalu kalau monyet sialan itu tidak menangkis pukulanku, kau pasti sudah mati." Ketika Seng Hwee Sin Kun menyinggung monyet bulu putih, timbullah rasa duka dalam hati Tio Bun Yang. "Seng Hwee Sin Kun!" Sahutnya sunggul sungguh. "Kalau kau mau membebaskan Goat Nio, aku pasti melepaskanmu." "Ha ha ha!" Seng Hwee Sin Kun tertawa terbahak-bahak. "Aku akan membebaskan Goat Nio, namun cuma tinggal kepalanya." "Apa?" Wajah Tio Bun Yang langsung berubah pucat pias. "Engkau... engkau telah membunuhnya?" "Sementara ini belum," Ujar Seng Hwee Sin Kun. "Tapi sebentar lagi kepalanya akan berpisah dengan tubuhnya." "Engkau____" Suara Tio Bun Yang bergemetar karena menahan emosi. "Seng Hwee Sin Kun!" Lim Peng Hang menudingnya. "Bersikaplah gagah, jangan jadi pengecut "Tentu, tentu," Sahut Seng Hwee Sin Kun sambil tertawa. "Kita tidak perlu berbasa basi lagi, langsung saja bertarung." "Bagaimana cara kita bertarung?" Tanya Lim Peng Hang. "Terlebih dahulu ketua ninja akan bertarung dengan Yatsumi. Itu urusan mereka berdua, kita tidak perlu turut campur," Sahut Seng Hwee Sin Kun. "Baik." Lim Peng Hang mengangguk. Bersamaan itu, Takara Nichiba pun berjalan ke tengah. Yatsumi segera melangkah ke hadapannya, lalu menudingnya sambil membentak dengan bahasa Jepang. Takara Nichiba juga menyahut dengan bahasa Jepang yang tidak dimengerti orang. Setelah itu, ia mengeluarkan pedangnya, Yatsumi mengeluarku sulingnya. Mendadak Takara Nichiba memekik keras, kemudian menyerang Yatsumi. "Hiyaaat!" Gadis Jepang itu pun mcmekikl sambil berkelit, kemudian mulai balas menyerang! dengan ilmu Giok Siauw Bit Ciat Kang Khi. Serangan balasan itu membuat ketua ninja terkejut bukan main. Tiba-tiba ia bersiul panjangi dan seketika juga sekujur badannya mengeluarkan asap. Terjadilah suatu keanehan, karena ketua ninja itu mendadak menghilang. Itulah ilmu istimewa kaum ninja Jepang. Terbelalaklah yanb menyaksikan itu. Sementara Yatsumi tetap berdiri di tempat! Ternyata Tio Cie Hiong telah memberi petunjuk kepadanya cara menghadapi ilmu istimewa itu! Oleh karena itu, Yatsumi sama sekali tidak gugup. Ia berdiri tenang di tempat, namun terus pasang telinga. Sekonyong-konyong Takara Nichiba muncul di belakangnya sambil mengayunkan pedangnya Yatsumi sudah menangkap suara itu, dan tanpa melihat ia langsung mengayunkan sulingnya ke belakang untuk menangkis pedang lawan. Trang! Terdengar suara benturan. Takara Nichiba terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah, begitu pula Yatsumi. DI saat terjadi benturan, ketua ninja itu tampak tersentak. "Hiyaaaat!" Pekik Yatsumi sambil menyerang. Kali ini ia menggunakan Cit Loan Kiam Hoa (Ilmu Pedang Pusing Tujuh Keliling). Tampak Miling di tangan Yatsumi berkelebatan secara kacau balau mengarah ketua ninja itu. Di saat itulah Takara Nichiba menggunakan ilmu istimewa lagi, yakni ilmu menyusup ke dalam tanah. Yatsumi tidak terkejut, namun Seng Hwee Sin Kun dan lainnya justru terkejut bukan main, Karena mereka tidak pernah menyaksikan ilmu tersebut. Tio Bun Yang, Sie Keng Hauw. Lie Ai Ling ilan Ngo Tok Kauwcu juga tidak pernah menyaksikan ilmu itu, tapi pernah mendengarnya. Namun mereka pun tampak terkejut. Sementara Yatsumi berdiri di tempat, tampak tenang sekali. Mendadak permukaan tanah dibelakang Yatsumi tampak bergerak-gerak menuju kearah gadis Jepang itu, sepertinya ada sesuatu di dalam tanah. Sekonyong-konyong Takara Nichiba muncul dan dalam tanah, sekaligus menyerang Yatsumi dari belakang. Kalau pendengaran gadis Jepang itu belum terlatih, ia pasti mati terserang pedang Takara Nichiba. Akan tetapi, Tio Cie Hiong telah melatih pendengarannya guna menghadapi ketua ninja itu. Seng Hwee Sin Kun dan lainnya yakin bahwa gadis Jepang itu pasti mati di bawah pedang Takara Nichiba. Namun di saat ujung pedang Takara Nichiba hampir mengenai leher Yatsumi pada waktu bersamaan badan gadis Jepang itu bergerak secepat kilat, berkelebat ke belakang ketua ninja. "Plaaak! Punggung Takara Nichiba terpukul suling Yatsumi. "Aaakh...!" Jerit ketua ninja itu. Badannya terpental beberapa depa dan mulutnya menyemburkan darah segar. "Uaaaakh...!" Ternyata Yatsumi menggunakan Kiu Kiong San Tian Pou (Ilmu Langkah Kilat) untuk berkelit ke belakang Takara Nichiba, sekaligus menyerangnya dengan jurus Kiam Im Ap San (Bayanga Pedang Menekan Gunung). Maka, tanpa ampun lagi punggung ketua ninja itu terhajar suling Yatsumi. Di saat Takara Nichiba terpental, gadis Jepang itu tidak menyia-nyiakan kesempatan. Tampak badannya bergerak laksana kilat ke arah ketua ninja, sekaligus menyerangnya. Takara Nichiba sudah terluka parah, bagaimana mungkin ia dapat berkelit maupun menangkis? Akan tetapi, ketua ninja itu tetap berusaha berkelit. Walau ia berusaha berkelit, suling itu tetap menghajar kepalanya. Plaaak! "Aaakh...!" Jerit Takara Nichiba. Ia terkulai kemudian menatap Yatsumi dengan mata melotot "Engkau... engkau...." Gadis Jepang itu memandangnya dingin. Berselang sesaat kepala Takara Nichiba terkulai, dan putuslah nafasnya. Yatsumi melangkah ke belakang dengan mata basah. Ia telah berhasil membalas dendam kedua orang tuanya. "He he he!" Seng Hwee Sin Kun tertawa terkekeh. "Yatsumi berhasil membunuh Takara Nichiba, kini giliranku maju! Nah, siapa yang akan maju melawanku?" Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku!" Sahut Tio Bun Yang sambil menghampirinya. "Bagus, bagus!" Seng Hwee Sin Kun. "Ha ha ha! Hari ini kau pasti mampus!" "Seng Hwee Sin Kun!" Ujar Tio Bun Yang. "Asal kau bersedia membebaskan Goat Nio, aku bersedia melepaskanmu!" "Ajalmu sudah dekat, kenapa masih banyak cincong!" Sahut Seng Hwee Sin Kun, kemudian mendadak menyerangnya. Tio Bun Yang mengelak. Setelah diserang terus-menerus barulah Tio Bun Yang balas menyerang. Mereka mulai bertarung dengan sengit. Belasan jurus telah lewat dan tibatiba Seng Hwee Sin Kun berhenti menyerang. Ia berdiri tegak di tempat. Tio Bun Yang juga berdiri tegak di hadapannya. Ternyata Seng Hwee Sin Kun mulai mengerahkan Seng Hwee Sin Kang. Menyaksikan itu, Tio Bun Yang segera mengerahkan Kan Kun Taylo Im Kang. Bukan main Sepasang telapak tangan Seng Hwee Sin Kun berubah kehijau-hijauan, begitu pula mukanya bahkan badannya juga mengeluarkan hawa panas Sedangkan sepasang telapak tangan dan muka Tio Bun Yang berubah putih bagaikan salju dan sekujur badannya mengeluarkan hawa dingin. D saat itu, mendadak Leng Bin Hoatsu berseru. "Serang mereka!" Para anggota Seng Hwee Kauw langsung menyerang para anggota Kay Pang dan Ngo Tol Kauw. Leng Bin Hoatsu menyerang Lim Pen Hang, Pek Bin Kui menyerang Gouw Han Tionj Tok Chiu Ong menyerang Ngo Tok Kauwcu beberapa anggota Seng Hwee Kauw yang berkepandaian tinggi menyerang Lie Ai Ling dan Si Keng Hauw. Terjadilah pertarungan yang amat seru dan sengit. Pat Pie Lo Koay tidak turun bertarung, melainkan berlari memasuki lembah itu. "He he he!" Seng Hwee Sin Kun tertawa terkekeh-kekeh. "Tio Bun Yang, kau pasti mampus hari ini!" "Seng Hwee Sin Kun, lebih baik engkau membebaskan Goat Nio!" "He he he!" Seng Hwee Sin Kun tertawa terkekeh-kekeh lagi. "Sebentar lagi kau akan melihat kepalanya! He he he...!" "Seng Hwee Sin Kun!" Betapa terkejutnya Tio Bun Yang. "Engkau...." "Aku sudah menyuruh seseorang pergi membunuhnya!" Seng Hwee Sin Kun memberitahukan. "Orang itu akan memenggal kepala Goat Nio, lalu membawanya ke mari untuk diperlihatkan kepadamu! He he he...!" "Seng Hwee Sin Kun!" Betapa cemasnya hati Tio Bun Yang. Di saat itulah Seng Hwee Sin Kun mulai menyerangnya. Tio Bun Yang segera berkelit dengan ilmu Kiu Kiong San Tian Pou. "He he he!" Seng Hwee Sin Kun tertawa. "Aku punya cara menghadapi ilmu Langkah itu, sebab aku telah menciptakan Ngo Heng Pou (Ilmu Langkah Lima Elemen) guna menghadapi ilmu Langkahmu itu! He he he...!" Sementara pertarungan antara Lim Peng Hang dengan Leng Bin Hoatsu semakin seru. Lewat puluhan jurus kemudian, Leng Bin Hoatsu mulai berada di bawah angin karena Lim Peng Hang menyerangnya dengan Tah Kauw Kun Hoat (Ilmu Tongkat Pemukul Anjing), yaitu ilmu andalan Lim Peng Hang. Betapa lihay dan dahsyatnya ilmu tongkat tersebut, maka tidak heran kalau ketua Kay Pang itu memperoleh julukan Si Tongkat Maut. "Aaaakh...!" Mendadak Leng Bin Hoatsu menjerit Ternyata punggungnya terhajar tongkat Lim Peng Hang. Itu membuat Leng Bin Hoatsu makin bernafsu membunuh Lim Peng Hang. Maka ia jadi nekat menyerangnya tanpa menghiraukan keselamatan dirinya sendiri. Lim Peng Hang terpaksa menyurut mundur dan mendadak ia bersiul panjang sekaligus balas menyerang. Kali ini ketua Kay Pang menggunakan Sam Ciat Kun Hoat (Tiga Jurus Tongkat Maut) Tongkatnya berkelebatan mengarah ke Leng Bin Hoatsu, sehingga membuat Leng Bin Hoatsu terdesak. Ternyata Lim Peng Hang mengeluarkan jurus Hoan Thian Cai Goat (Membalikkan Langj Memetik Bulan). Trang! terdengar suara benturan. Walau sudah terluka, namun Leng Bin Hoatsi masih dapat menangkis serangan itu. Di saa bersamaan, Lim Peng Hang menyerangnya lagi dengan jurus Liak San Cien Hai (Memecahkai Gunung Memindahkan Laut), yakni jurus yang paling lihay dan dahsyat dari Sam Ciat Kun Hoal Tongkat Lim Peng Hang berkelebatan sehingga mengeluarkan suara menderu-deru. Kali ini Leng Bin Hoatsu tidak mampu berkelit maupun menangkis lagi, sehingga dadanya terhajar ujung tongkat Lim Peng Hang. "Uaaaakh...!" Mulut Leng Bin Hoatsu memuntahkan darah segar dan tubuhnya terpental beberapa depa. Ia mendekap dadanya sendiri kemudian roboh dan nafasnya putus seketika. Sementara Gouw Han Tiong juga telah berhasil membunuh Pek Bin Kui. Tok Chiu Ong juga sudah mati terkena racun Ngo Tok Kauwcu. Sedangkan Lie Ai Ling dan Sie Keng Hauw juga telah berhasil membunuh para anggota Seng Hwee kauw yang berkepandaian tinggi. Kini mereka dengan tegang sekali menyaksikan pertarungan Seng Hwee Sin Kun yang terusmenerus menyela ng Tio Bun Yang. Pemuda itu tampak terdesak. Hal itu dikarenakan pikirannya sedang menerawang. Betapa girangnya Seng Hwee Sin Kun, yang terus menyerangnya dengan hebat. "He he he!" Seng Hwee Sin Kun tertawa dan berkata memecahkan perhatian Tio Bun Yang. 'Orangku itu pasti sudah memenggal kepala Goat Nio! He he he...!" "Seng Hwee Sin Kun!" Perhatian Tio Bun Yang betul-betul tidak bisa dipusatkan, sehingga punggungnya nyaris terkena pukulan lawan. "Adik Bun Yang! Engkau harus tenang! Orang yang dimaksudkan itu adalah Pat Pie Lo Koay, dia pergi menolong Goat Nio!" Seru Ngo Tok kauwcu Suara seruan itu membuat Tio Bun Yang lu i semangat, namun justru membuat Seng Hwee Sin kun terkejut bukan kepalang karena melihat Leng Bin Hoatsu dan lainnya sudah jadi mayat. "Hari ini kalian semua harus mampus!" Bentak Seng Hwee Sin Kun sambil menyerang Tio Bu Yang, sekaligus mengerahkan Seng Hwee Sin Kang sampai pada puncaknya. Tio Bun Yang tahu, maka ia juga mengerahkan Kan Kun Taylo Im Kang sampai pada puncaknya pula. Seng Hwee Sin Kun menyerangnya dengan jurus Seng Hwee Sauh Thian (Api Suci Membaka Langit). Berkelebatkelebatlah cahaya kehijau-hijauan mengarah pada Tio Bun Yang, bahkan juga mengandung hawa yang panas sekali. Tio Bun Yang sama sekali tidak gugup. Ia segera menangkis dengan mengeluarkan jurus Kan Kun Taylo Bu Pien (Alam Semesta Tiada Batas) Tampak cahaya seputih salju membendung cahay kehijau-hijauan itu. Blaaam! Terdengar suara benturan dahsyat. Seng Hwee Sin Kun terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah, begitu juga Tio Bun Yang. Namun kemudian Seng Hwee Sin Kun mulai menyerang lagi dengan jurus Seng Hwe Jip Te (Api Suci Masuk Ke Bumi). Tio Bun Yang menangkisnya dengan jurus Kan Kun Taylo Hap It (Segala-galanya Menyatu Di Alam Semesta). Blaaamm! Terdengar suara benturan yang lebih dahsyat. Seng Hwee Sin Kun terpental beberapa depa begitu pula Tio Bun Yang. Mereka saling memandang, lalu sama-sama maju lagi. Betapa tegangnya Lim Peng Hang dan lainnya. Mereka menyaksikan pertarungan itu dengan mata tak berkedip sambil menahan nafas. Seng Hwee Sin Kun membentak keras menyerang Tio Bun Yang dengan jurus Thian Te leng Hwee (Api Suci Langit Bumi), sedangkan Tio Bun Yang menangkis dengan jurus Kan Kun Taylo Kwi Gong (Segala-galanya Kembali Ke Alam Semesta). Daaar! Blaaammm...! Suara benturan dahsyat kedua lweekang itu, disusul pula suara jeritan Seng Hwee Sin Kun. "Aaaakh...!" Badan Seng Hwee Sin Kun terkulai belasan depa. Begitu pula Tio Bun Yang, bahkan pakaiannya sudah hangus. "Bun Yang...." Lim Peng Hang melesat kearahnya. "Bagaimana engkau? Terluka parahkah?" Tio Bun Yang menggelengkan kepala sambil menarik nafas dalam-dalam. Kemudian barulah menjawab. "Aku tidak apa-apa, Kakek." "Syukurlah!" Lim Peng Hang menarik nafas lega Sementara Seng Hwee Sin Kun yang terpental itu sudah terkulai. Sekujur badannya menggigil dan mulutnya mengeluarkan darah segar. Ternyata ia telah terluka dalam yang sangat parah. Tio Bun Yang menggeleng-gelengkan kepala, kemudian menghampirinya dengan maksud ingin memeriksa lukanya. Akan tetapi, di saat Tio Bun Yang melangkah mendekatinya, tiba-tiba melayang turun lima sosok bayangan putih. Ternyata lima orang berpakaian serba putih, dan memakai kedok setan warna hijau. "Haaah...!" Bukan main terkejutnya Lim Peng Hang, serunya tak tertahan. "Kui Bin Pang...!" Kelima orang itu tidak mengucapkan sepatah katapun, langsung membopong Seng Hwee Sin Kun lalu melesat pergi. Lim Peng Hang dan lainnya terheran-heran menyaksikannya, karena kemunculan kelima orang itu begitu mendadak, begitu pula perginya. Tio Bun Yang berdiri diam di tempat, sama sekali tidak mencegah mereka. Hal itu membuat Lie Ai Ling penasaran sekali. "Kakak Bun Yang! Kenapa kau biarkan mereka pergi?" "Adik Ai Ling..." Sahut Tio Bun Yang sambil menggelenggelengkan kepala. "Mereka berlima tidak menggangguku, maka aku pun tidak boleh menimbulkan masalah lain." "Tapi mereka membawa kabur Seng Hwel Sin Kun," Ujar Lie Ai Ling dengan wajah tidal senang. "Biarlah mereka membawanya pergi, scsungguhnya aku pun tidak berniat membunuhnya," Ujar Tio Bun Yang. "Apakah Kakak Bun Yang lupa bahwa Seng Hwee Sin Kun yang membunuh kauw heng?" "Adik Ai Ling!" Tio Bun Yang memberitahukan. "Seng Hwee Sin Kun sudah terluka parah, kemungkinan besar dia tidak akan bisa hidup lama lagi." "Oooh!" Lie Ai Ling manggut-manggut. "Pantas engkau membiarkannya dibawa pergi oleh kelima orang Kui Bin Pang itu!" Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Ng!" Tio Bun Yang mengangguk. Sementara pertarungan para anggota Seng Hwee Kauw dengan para anggota Kay Pang dan para anggota Ngo Tok Kauw pun sudah berhenti. Banyak sekali para anggota Seng Hwee Kauw yang mati dan terluka, sisanya pada kabur semua. Tiba-tiba muncul Pat Pie Lo Koay menuntun seorang gadis ke tempat itu. Siapa gadis itu? Tidak lain Siang Koan Goat Nio. Wajahnya tampak pucat pias tapi berseri ketika melihat Tio Bun Yang "Kakak Bun Yang...!" Serunya lemah. "Goat Nio! Goat Nio...." Tio Bun Yang berlari kearahnya. "Goat Nio...." "Kakak Bun Yang...." Siang Koan Goat Nio mendekap di dada Tio Bun Yang sambil menangis terisak-isak. "Kakak Bun Yang, aku... kukira kita tidak bisa berjumpa lagi." "Goat Nio...." Tio Bun Yang memeluknya erat-erat, kemudian membelainya seraya berkata lembut. "Jangan menangis, aku sudah berada di hadapanmu!" "Kakak Bun Yang, kita harus berterimakasihl kepada Pat Pie Lo Koay." Siang Koan Goat Nio memberitahukan. "Kalau tidak ada paman tua itu, mungkin aku sudah dibunuh." "Ooooh!" Tio Bun Yang manggut-manggut, kemudian memberi hormat kepada Pat Pie Lo Koay. "Terimakasih, Paman." "Ha ha ha!" Pat Pie Lo Koay tertawa gelak "Jangan sungkan! Engkau yang menyembuhkanl wajah Ling Cu, maka aku pun harus membantumu." "Tapi Paman yang menyelamatkan Goat Nio!" Tio Bun Yang memberi hormat lagi kepada Pai Pie Lo Koay. "Ha ha ha!" Pat Pie Lo Koay tertawa gelak sambil menggeleng-gelengkan kepala dan berkala "Engkau memang pemuda baik, aku kagum dari salut kepadamu." "Pat Pie Lo Koay!" Lim Peng Hang mendekatinya sambil tertawa. "Terimakasih atas bantuanmu!" "Lim Pangcu!" Pat Pie Lo Koay menghela nafas panjang. "Aku berhutang budi kepada Tu Hun Lojin, lagi pula Tio Bun Yang yang menyembuhkan wajah Ling Cu. Nah, apakah aku harus tinggal diam?" "Pat Pie Lo Koay!" Gouw Han Tiong tertawa. "Aku sama sekali tidak menyangka kalau almarhum pernah menolongmu." "Kalau ayahmu tidak menolongku, tentunya aku sudah mampus dari dulu. Aku sungguh berhutang budi kepadanya." "Yaah!" Gouw Han Tiong menghela nafas panjang. "Sayang sekali, ayahku sudah tiada!" "Oh ya!" Pat Pie Lo Koay teringat sesuatu. "kita harus segera meninggalkan tempat ini, karena sebentar lagi akan terjadi ledakan dahsyat." "Paman telah memasang obat peledak di markas Seng Hwee Kauw?" Tanya Ngo Tok Kauwcu. "Ya." Pat Pie Lo Koay mengangguk. "Sesuai dengan rencana kita." "Kalau begitu, mari kita cepat meninggalkan tempat ini!" Seru Ngo Tok Kauwcu. Segeralah mereka meninggalkan Lembah Kabut Hitam. Tak seberapa lama kemudian, terdengarlah suara ledakan dahsyat. Tampak asap membumbung tinggi, dan api pun mulai berkobar-kobar melalap markas Seng Hwee Kauw. "Ha ha ha!" Pat Pie Lo Koay tertawa gembira. Mulai sekarang Seng Hwee Kauw sudah musnah!" "Seng Hwee Kauw memang sudah musnah, tapi...." Lim Peng Hang menggeleng-gelengkan kepala. "Ada apa, Lim Pangcu?" Tanya Pat Pie Lo Koay heran. "Seng Hwee Sin Kun dibawa kabur oleh lima orang berpakaian serba putih yang memakai kedok setan warna kuning...." Lim Peng Hang memberitahukan. "Haaah...!" Air muka Pat Pie Lo Koay berubah hebat. "Kui Bin Pang...." "Paman tahu tentang Kui Bin Pang?" Tanya Ngo Tok Kauwcu sambil memandangnya. "Aaaah...!" Pat Pie Lo Koay menghela nafas panjang. "Aku pernah dengar dari guruku tentang Kui Bin Pang. Namun perkumpulan muka setan itu cuma bergerak di sekitar gurun Sih Ih. Lagi pula sudah hampir seratus tahun tiada kabar beritanya. Bagaimana Kui Bin Pang itu bisa muncul di Tionggoan?" "Pat Pie Lo Koay!" Sela Lim Peng Hang. "Mari kita bicara di markas saja!" "Baik." Pat Pie Lo Koay mengangguk, kemudian mereka semua berangkat ke markas pusa Kay Pang. Seharusnya mereka bergembira atas kemenangan itu, namun mereka malah tampak tercekam, dikarenakan kemunculan lima orang Kui Bin Pang yang membawa kabur Seng Hwo Sin Kun. -ooo0dw0ooo- Lim Peng Hang, Gouw Han Tiong dan lainnya duduk dengan wajah serius di ruang depan markas pusat Kay Pang. Berselang beberapa saat, barulah Lim Peng Hang membuka mulut. "Kelihatannya lima orang Kui Bin Pang itu bermaksud menolong Seng Hwee Sin Kun. Mungkinkah Seng Hwee Sin Kun punya hubungan dengan Kui Bin Pang?" "Menurut aku tidak," Sahut Gouw Han Tiong. "Kalau Seng Hwee Sin Kun punya hubungan dengan Kui Bin Pang, tentunya kita akan berhadapan dengan Kui Bin Pang pula, bukan?" Lim Peng Hang manggut-manggut. "Kalau begitu, apa maksud pihak Kui Bin Pang menolong Seng Hwee Sin Kun?" "Mungkin...," Ujar Gouw Han Tiong setelah berpikir sejenak. "... ketua Kui Bin Pang berniat menarik Seng Hwee Sin Kun menjadi anggotanya." "Itu memang mungkin." Lim Peng Hang mengangguk. "Maka ketua Kui Bin Pang mengutus kelima orang itu menolong Seng Hwee Sin Kun." "Mungkin dan tak mungkin," Ujar Pat Pie Lo Koay mendadak. "Guruku pernah bilang, ketua Kui Bin Pang memiliki semacam ilmu sesat yang dapat mengendalikan pikiran orang. Oleh karena itu aku yakin ketua Kui Bin Pang itu punya maksud tertentu terhadap Seng Hwee Sin Kun." "Maksud Paman ketua Kui Bin Pang akan mengendalikan pikiran Seng Hwee Sin Kun?" Tanya Ngo Tok Kauwcu dengan kening berkerut "Ya." Pat Pie Lo Koay manggut-manggut kemudian menghela nafas panjang. "Kini Seng Hwee Kauw telah musnah, tapi malah muncul Kui Bin Pang yang amat menakutkan itu." "Menakutkan?" Ngo Tok Kauwcu tersentak "Kenapa menakutkan?" "Sangat sadis, tidak pernah memberi ampun kepada siapa pun." Pat Pie Lo Koay memberitahukan. "Kelihatannya rimba persilatan akan dilanda banjir darah." "Paman!" Ngo Tok Kauwcu mengerutkan kening. "Mungkinkah ketua itu adalah ketua yang lama?" "Tidak mungkin." Pat Pie Lo Koay menggelengkan kepala. "Aku yakin ketua sekarang itu adalah ketua baru." "Heran?" Gumam Ngo Tok Kauwcu. "Sebetulnya siapa ketua baru itu?" "Sudahlah Ling Cu!" Ujar Pat Pie Lo Koay sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Tidak usah memikirkan itu, kita harus cepat-cepat pulang ke markas." "Ya, Paman." Ngo Tok Kauwcu menganggut lalu berpamit. "Maaf, kami mau mohon diri pulang ke markas." "Kok begitu cepat pulang, Kakak Ling Cu?" Tio Bun Yang ingin menahannya. "Adik Bun Yang!" Ngo Tok Kauwcu tersenyum. "Kelak kita pasti berjumpa lagi, sampai berjumpa semua!" Ngo Tok Kauwcu memberi hormat kepada Lim Peng Hang dan Gouw Han Tiong lalu melangkah pergi. Pat Pie Lo Koay pun memberi hormat kepada mereka, kemudian segera menyusul Ngo Tok Kauwcu. Lim Peng Hang, Gouw Han Tiong, Tio Bun Yang dan Siang Koan Goat Nio mengantar mereka sampai di luar markas. Setelah mereka berdua melesat pergi, barulah Lim Peng Hang dan lainnya kembali ke markas. -oo0dw0oo Tiraikasih Websitehttp.//kangzusi.com / Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Jilid 11 "Yatsumi!" Lim Peng Hang memandangnya sambil duduk. "Engkau telah berhasil membunuh ketua ninja itu, lalu apa rencanamu selanjutnya?" "Kakek Lim," Jawab Yatsumi. "Aku akan segera pulang ke Jepang." "Ngmmm!" Lim Peng Hang manggut-manggut. "Engkau berasal dari Jepang, tentunya harus pulang ke Jepang." "Aku...." Sepasang mata Yatsumi bersimbah air. "Aku sangat berterimakasih kepada Kakek Lim, Kakek Gouw dan lainnya." "Yatsumi," Sela Lie Ai Ling sambil tertawa. "Jangan berkata begitu. Hubungan kita sudah bagaikan kakak beradik." "Betul," Sambung Siang Koan Goat Nio dengan wajah berseri. "Kita boleh dikatakan bagaikan kakak beradik." "Aku...." Yatsumi terharu sekali, sehingga membuatnya menangis-terisak. "Aku...." "Yatsumi!" Lie Ai Ling menatapnya dalam-dalam. "Engkau harus yakin dan percaya diri. Begitu engkau tiba di Jepang, harus memberanikan diri menemui orang tua pemuda itu." "Ai Ling...." Wajah Yatsumi kemerah-merahan. "Eeeeh?" Lim Peng Hang tertawa gelak. "Kini kalian membicarakan urusan pribadi, maka alangkah baiknya kalian ke halaman belakang saja." "Betul," Sahut Lie Ai Ling sambil tertawa! "Ayoh, mari kita ke halaman belakang!" Gadis itu langsung menarik Sie Keng Hauw ke belakang. Tio Bun Yang, Siang Koan Goat Nio dan Yatsumi mengikuti mereka dari belakang.' "Hi hi hi!" Lie Ai Ling tertawa setelah berada di halaman belakang. "Aku gembira sekali." "Ai Ling!" Sie Keng Hauw menatapnya heran. "Kenapa engkau gembira?" "Apakah engkau tidak merasa gembira?" Lie Ai Ling balik bertanya. "Kini Kakak Bun Yang sudah berkumpul kembali dengan Goat Nio." "Betul." Sie Keng Hauw manggut-manggut. "Kita harus mengucapkan selamat kepada mereka berdua." "Terimakasih, terimakasih..." Sahut Tio Bun Yang sambil tertawa gembira. "Terimakasih...." "Aaaah...." Mendadak Yatsumi menghela nafas panjang. "Yatsumi," Ujar Tio Bun Yang. "Percayalah' orang tua pemuda itu pasti merestui kalian, aku yakin itu." "Mudah-mudahan!" Sahut Yatsumi. "Kalau aku menikah dengan pemuda itu, aku dan dia pasti ke mari mengunjungi kalian." "Nah!" Seru Lie Ai Ling. "Jangan ingkar janji Hio!" "Aku tidak akan ingkar janji. Percayalah padaku!" Yatsumi tersenyum. "Aku pasti ke mari mengunjungi kalian." Beberapa hari kemudian, Yatsumi bertolak ke Jepang. Sedangkan Tio Bun Yang, Siang Koan lioat Nio, Sie Keng Hauw dan Lie Ai Ling berangkat ke Pulau Hong Hoang To. -ooo0dw0ooo- Bagian ke lima puluh satu Markas Kui Bin Pang Tentang musnahnya markas Seng Hwee Kauw, telah tersiar luas dalam rimba persilatan. Setelah mendengar berita tersebut, para ketua tujuh partai besar segera berangkat ke markas pusat Kay Pang. "Lim Pangcu," Ujar Hui Khong Taysu ketua Siauw Lim Pay. "Kami ke mari memberi selamai kepadamu." "Ha ha ha!" Lim Peng Hang tertawa gelak "Taysu dan para ketua lain, silakan duduk!" Mereka duduk, beberapa anggota Kay Pang segera menyuguhkan teh. Seusai meneguk teh, Hui Khong Taysu berkata. "Lim Pangcu, partaimu sangat berjasa bagi rimba persilatan, karena telah menumpas Seni Hwee Kauw." "Sesungguhnya...." Lim Peng Hang menggeleng-gelengkan kepala. "Bukan Kay Pang yang berjasa dalam hal ini, melainkan Tio Bun Yang, Ngo Tok Kauwcu, Sie Keng Hauw, Lie Ai Linj dan Pat Pie Lo Koay." "Tapi kalau tidak ada Kay Pang, belum tentu mereka dapat menumpas Seng Hwee Kauw," Ujar It Hian Tojin ketua Butong Pay "Yang jelas mereka yang berjasa," Tandas Lini Peng Hang. "Tapi...." "Kenapa?" Tanya Wie Hian Cinjin, ketua Kun Lun Pay. "Apakah masih ada masalah lain?" "Apakah kalian pernah mendengar tentang Kui Bin Pang?" Lim Peng Hang balik bertanya mendadak sambil memandang para ketua itu. Mereka saling memandang, namun air muka Hui Khong Taysu berubah hebat begitu Lim Peng Hang mengajukan pertanyaan tersebut. "Kui Bin Pang...?" Gumamnya. "Ya." Lim Peng Hang mengangguk. "Taysu pernah mendengar tentang perkumpulan itu?" "Guruku pernah memberitahukan tentang Kui Rin Pang yang misteri itu, kenapa Lim Pangcu bertanya tentang itu?" "Sebab...." Lim Pangcu menggeleng-gelengkan kepala. "Seng Hwee Sin Kun terluka parah oleh pukulan Tio Bun Yang, namun mendadak muncul lima orang berpakaian serba putih memakai kedok setan membawanya kabur." "Haah?" Bukan main terkejutnya Hui Khong Taysu. "Omitohud!" "Taysu!" It Hian Tojin menatapnya. "Beritahu-kanlah tentang Kui Bin Pang!" "Omitohud!" Hui Khong Taysu menghela nafas panjang. "Sudah hampir seratus tahun Kui Bin Pang tiada kabar beritanya, namun kini malah muncul di Tionggoan. Guruku pernah melihat Kui Hin Pang di daerah gurun Sih Ih. Pada waktu itu Kui Bin Pang sedang membantai suatu suku di daerah gurun Sih Ih. Guruku segera turun tangan menolong suku itu, namun ketua Kui Bin Pang berhasil mengalahkan guruku." "Oh?" Lim Peng Hang terbelalak. "Begitu imggi kepandaian ketua Kui Bin Pang itu?" "Omitohud!" Sahut Hui Khong Taysu. "Memang tinggi sekali kepandaian ketua Kui Bin Pang ituu. Gurukupun memberitahukan, bahwa Kui Bin Pang cuma bergerak di daerah Sih Ih, tidak memasuki daerah Tionggoan. Tapi kini...." "Aaaah...!" Lim Peng Hang menghela nafas panjang. "Kini Kui Bin Pang telah memasuki daerah Tionggoan, bahkan menolong Seng Hwee Sin Kun." "Omitohud!" Hui Khong Taysu menggeleng-gelengkan kepala. "Kalau begitu, tidak lama lagi rimba persilatan akan dilanda banjir darah." "Siapa ketua Kui Bin Pang itu?" Tanya Pek Bie Lojin, ketua Swat San Pay. "Tidak tahu," Sahut Lim Peng Hang dan menambahkan. "Mereka semua memakai kedok setan dan berpakaian serba putih." "Yaaah!" Hui Liong Sin Kiam, ketua Hwa San Pay menghela nafas panjang. "Seng Hwee Kauw telah ditumpas, tapi muncul lagi Kui Bin Pang!" "Omitohud!" Ucap Hui Khong Taysu. "Kui Bin Pang lebih ganas dan sadis dibandingkan dengan Seng Hwee Kauw, kini kaum rimba persilatan dalam bencana." "Oh ya!" Beng Leng Tojin, ketua Khong Tong Pay memandang Lim Peng Hang seraya bertanytil "Di mana Tio Bun Yang?" "Cucuku dan lainnya sudah pulang ke Pulau Hong Hoang To," Jawab Lim Peng Hang melanjutkan. Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Tentang Kui Bin Pang, dia pasti memberitahukan kepada Tio Cie Hiong." "Kalau Kui Bin Pang mengganas di rimba persilatan, apakah pihak Pulau Hong Hoang To akan turun tangan menumpas mereka?" Tanya It Nian Tojin, ketua Butong Pay. "Itu bagaimana nanti saja." Jawab Lim Peng liang. "Apabila Kui Bin Pang berani mengusik pihak Pulau Hong Hoang To, sudah barang tentu pihak Pulau Hong Hoang To akan turun langan menumpasnya," Ujar Gouw Han Tiong MJiigguh-sungguh. "Omitohud...!" Ucap Hui Khong Taysu. "Kapan rimba persilatan akan tenang aman dan damai? Omitohud...!" -oo0dw0ooo- Mo Kui San (Gunung Setan Iblis) terletak di sebelah utara Tionggoan. Gunung tersebut tidak pernah dijamah manusia sebab sangat seram sekali. Konon gunung itu merupakan tempat bermukimnya para setan iblis, oleh karena itu, tiada seorang pun berani memasukinya. Akan tetapi, sungguh mengherankan. Di puncak gunung itu justru tampak sebuah bangunan yang sangat besar, sepertinya belum lama dibangun. Tidak salah. Bangunan megah itu memang belum lama dibangun, itu adalah markas Kui Bi Pang. Di ruang tengah markas itu tampak belasan orang berkumpul di situ. Yang memakai kedok setan warna merah adalah ketua Kui Bin Pan duduk di kursi batu yang mengkilap, yang memakai kedok setan warna kuning adalah Dua Pelindung. Lima Setan Algojo memakai kedok setan warna hijau, sedangkan para anggota berkepandaian tinggi memakai kedok setan warna putih. "Ha ha ha!" Ketua Kui Bin Pang tertawa terbahak-bahak. "Ngo Sat Kui (Lima Setan Algojo), kalian berlima berhasil menolong kabur Seng Hwee Sin Kun, pertanda kalian berlima telal berjasa!" "Terimakasih, Ketua," Ucap Toa Sat Kui (Setan Algojo Tertua). "Maaf, Ketua," Ucap salah seorang pelindung dan bertanya. "Kenapa Ketua perintahkan Ngo Sat Kui menolong Seng Hwee Sin Kun?" "Ha ha ha?" Ketua Kui Bin Pang tertawa gelak. "Tentunya aku punya suatu rencana. H; ha ha...!" "Bolehkah kami tahu mengenai rencana Ke tua?" Tanya Toa Sat Kui. "Boleh," Sahut ketua Kui Bin Pang. "Aku akan menyembuhkan lukanya, sekaligus menggunakan ilmu hitamku untuk mengendalikan pikirannya." "Oooh!" Toa Sat Kui manggut-manggut. "Ketua ingin mengendalikan pikirannya untuk membunuh orang?" "Ya." Ketua Kui Bin Pang mengangguk. "Aku akan menyuruhnya membunuh orang-orang tertentu, bahkan juga akan menyuruhnya membuat gila para ketua tujuh partai besar. Setelah itu, barulah kita menguasai rimba persilatan. Otomatis pihak Pulau Hong Hoang To akan muncul . "Rencana yang bagus," Ujar Toa Sat Kui sambil tertawa. "Ketua memang berotak cemerlang." "Ketua," Tanya salah seorang pelindung. "Kenapa kita tidak menyerbu ke Pulau Hong Hoang Ro?" "Itu sangat membahayakan kita," Sahut ketua Kui Bin Pang. "Sebab kita sama sekali tidak tahu keadaan pulau itu. Maka lebih baik biar mereka tang menyerbu ke mari." "Seandainya pihak Pulau Hong Hoang To tidak menyerbu ke mari?" Tanya Toa Sat Kui. "Ha ha ha!" Ketua Kui Bin Pang tertawa gelak. Kalau kita membunuh Lim Peng Hang dan Gouw Han Tiong, apakah pihak Pulau Hong Hoang To akan tinggal diam saja?" "Betul, betul." Toa Sat Kui tertawa gelak. "Kalian semua harus tahu, pihak Pulau Hong Hoang To adalah musuh kita," Ujar ketua Kui Bi Pang. "Karena Tio Po Thian yang memukul ketua lama hingga jatuh ke dalam jurang, maka ki harus membalas dendam itu." "Tapi...." Salah seorang pelindung menggeleng-gelengkan kepala. "Kita masih belum menemuka tetua, jadi kita tidak boleh bergerak." "Dalam tiga bulan ini, kalau kita tidak menemukan tetua, aku akan perintahkan para anggota bergerak dalam rimba persilatan, bahkan Seng Hwee Sin Kun yang dibawah pengaruhku akan mulai beraksi. Ha ha ha...!" Ketua Kui Bi Pang tertawa terbahak-bahak. "Ketua," Ujar salah seorang pelindung. "Bukankah lebih baik kita menunggu tetua?" "Aku sudah bilang, apabila dalam tiga bulan ini tetua itu masih belum muncul, maka Kui Bin Pang akan mulai bergerak di rimba persilatan!" Sahut ketua Kui Bin Pang. "Para anggota harus mulai membunuh kaum pesilat golongan putih, sedangkan Seng Hwee Sin Kun harus membuat gila para ketua tujuh partai besar, bahkan juga harus membunuh Lim Peng Hang dan Gouw Ha" Tiong. Ha ha ha...!" "Ide yang bagus," Ujar Toa Sat Kui. "Aku yakin pihak Pulau Hong Hoang To pasti muncul. Ht he he!" "Tio Tay Seng, Tio Cie Hiong dan Tio Bui Yang harus mati di tanganku," Ujar ketua Kui Bin Pang sambil mengepaliean tinju. "Terutama Tio Bun Yang, aku akan membunuhnya dengan cara vang paling sadis." -oo0dw0oo- Sementara itu, Tio Bun Yang dan lainnya sudah tiba di Pulau Hong Hoang To. Betapa gembiranya Tio Tay Seng, Tio Cie Hiong, Lim Hong Im dan lainnya, terutama Kou Hun Bijin. "Oooh! Goat Nio, syukurlah engkau sudah pulang bersama Bun Yang!" Kou Hun Bijin memeluk Siang Koan Goat Nio eraterat. "Ibu...." Gadis itu menangis terisak-isak. "Nak!" Kou Hun Bijin membelainya seraya bertanya. "Kenapa engkau menangis? Dan kenapa kulanmu kurus? Apakah Bun Yang menghinamu" "Kakak Bun Yang sangat menyayangiku. Bagaimana mungkin dia menghinaku? Dia...." "Kenapa dia?" Kou Hun Bijin menatapnya. 'Apakah dia sudah berbuat begitu atas dirimu?" "Ibu kok omong sembarangan sih?" Wajah Siang Koan Goat Nio langsung memerah. "Tapi...." Kou Hun Bijin mengerutkan kening, kenapa badanmu kurus? Pasti ada suatu masalah kan?" "Ibu!" Siang Koan Goat Nio tertawa kecil "Masalah itu telah lewat." "Eh?" Kou Hun Bijin terbelalak. "BagaimanJ engkau, tadi menangis sekarang malah tertawa?" "Bijin," Ujar Sam Gan Sin Kay sambil tertawa. "Jangan terus berdiri, duduklah!" "Tumben!" Kou Hun Bijin tertawa cekikikan. "Hari ini engkau begitu baik terhadapku, jangan-jangan...." "Ha ha ha!" Sam Gan Sin Kay tertawa lagi "Kita sama-sama tinggal di satu pulau, tentunya harus baik satu sama lain, bukan?" "Betul. Hi hi hi!" Kou Hun Bijin tertawa nyaring sambil menarik Siang Koan Goat Nio untuk diajak duduk. "Nak...," Panggil Kim Siauw Suseng denga suara rendah. "Ayah!" Sahut Siang Koan Goat Nio sambi tersenyum. "Nak!" Bisik Kim Siauw Suseng. "Syukur engkau sudah pulang bersama Bun Yang, ayah merasa gembira sekali." "Hei!" Seru Sam Gan Sin Kay. Jangan bisik-bisik, bicaralahh terang-terangan!" "Apa urusanmu?" Sahut Kim Siauw Suseng "Aku berbisikbisik dengan putriku kok." "Ha ha ha!" Sam Gan Sin Kay tertawa geli kemudian memandang Tio Bun Yang seraya berkata. "Bun Yang, ceritakanlah pengalaman kalian!" "Sungguh bukan main!" Sela Lie Ai Ling mendadak. "Memang bukan main!" "Apa yang bukan main?" Tanya Sam Gan Sin Kay terbelalak. "Apakah engkau sudah bermain-main dengan Keng Hauw, maka terus mengatakan Bukan main'?" "Kakek tua pengemis...." Wajah Lie Ai Ling kemerahmerahan. "Maksudku pengalaman kami bukan main." "Oh?" Sam Gan Sin Kay tertawa. "Kalau begitu, ceritakanlah yang bukan main itu!" "Goat Nio ditangkap pihak Seng Hwee Kauw...," Tutur Lie Ai Ling tentang semua kejadian itu. ".... akhirnya markas Seng Hwee Kauw diledakkan sampai musnah." "Bagus, bagus! Ha ha ha!" Sam Gan Sin Kay tertawa gembira. Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kini rimba persilatan Tiong-goan pasti sudah aman." "Tapi...." Tio Bun Yang menggeleng-gelengkan kepala. "Ada apa, Bun Yang?" Tanya Tio Cie Hiong sambil menatapnya dengan penuh perhatian. "Ketika Seng Hwee Sin Kun terluka parah, mendadak muncul lima orang berpakaian serba putih dan memakai kedok setan." "Haaah?" Air muka Tio Tay Seng langsung berubah hebat. "Kui Bin Pang!" "Kakek tahu tentang Kui Bin Pang?" Tanya Tio Bun Yang. "Aaaah...!" Tio Tay Seng menghela nafas panjang. "Seng Hwee Kauw telah musnah, tapi kini malah muncul Kui Bin Pang, pertanda rimba persilatan Tionggoan akan dilanda banjir darah lagi!" "Ayah!" Tio Bun Yang memberitahukan. "Aku sudah tahu jelas mengenai Kui Bin Pang itu." "Oh?" Tio Cie Hiong tertegun. "Beritahukan-lah!" "Kini Kui Bin Pang memang sudah berada di Tionggoan. Sasaran mereka adalah kita," Ujar Tio Bun Yang. "Karena ketua lama Kui Bin Pane punya dendam dengan majikan lama pulau ini. Karena itu, ketua baru Kui Bin Pang ingin menuntut balas." "Bun Yang!" Tio Tay Seng tersentak. "Engkau tahu dari siapa tentang itu?" "Aku bertemu seorang tua, dia yang memberitahukan kepadaku," Jawab Tio Bun Yang tanpa menceritakan ciri-ciri orang tua tersebut, sebab Sie Keng Hauw berada di situ. "Siapa orang tua itu?" Tanya Tio Cie Hiong. "Aku tidak tahu, Ayah," Sahut Tio Bun Yang sambil memberi isyarat. "Oooh!" Tio Cie Hiong manggut-manggut karena sudah tahu akan arti isyarat Tio Bun Yangl "Aaaah...!" Tio Tay Seng menghela nafas panjang. "Cie Hiong, bukankah aku sudah menuturkan tentang itu?" "Ya." Tio Cie Hiong mengangguk. "Tidak apa-apa," Ujar Sam Gan Sin Kay. "Kalau mereka berani menyerbu ke mari, kita habisiean saja mereka satu persatu." "Pengemis bau!" Sahut Kim Siauw Suseng. "bagaimana mungkin Kui Bin Pang akan menyerbu ke mari? Mereka tidak tolol lho!" "Tidak salah," Ujar Tio Cie Hiong. "Kui Bin Pang tidak akan menyerbu ke mari, tapi kemungkinan besar akan menyerbu ke markas pusat Kay Pang." "Haah?" Lim Ceng Im terkejut bukan main. "Kalau begitu, bukankah ayahku dalam bahaya?" "Itu...." Tio Cie Hiong mengerutkan kening. "Ibu," Ujar Tio Bun Yang. "Sementara ini, Kui Bin Pang tidak akan menyerbu ke markas pusat kay Pang." "Memangnya kenapa?" Tanya Lim Ceng Im heran. "Karena pihak Kui Bin Pang belum menemukan tetua mereka, maka sementara ini Kui Bin Pang belum bisa bergerak," Jawab Tio Bun Yang memberitahukan. "Namun entah bagaimana kelak?" "Aku yakin...." Tio Cie Hiong mengerutkan kening seraya berkata. "Tidak lama lagi Kui Bin Pang pasti bergerak dalam rimba persilatan. Sasaran Kui Bin Pang pasti Kay Pang dan tujuh partai besar." "Benar." Sam Gan Sin Kay manggut-manggu dan melanjutkan. "Kui Bin Pang tidak beran menyerbu ke mari, tapi akan memancing kita ke Tionggoan." "Tidak salah," Sahut Kim Siauw Suseng. "Itu lah tujuan Kui Bin Pang. Namun kalau Kui Bir Pang bertindak begitu, tentunya kita tidak akar tinggal diam." "Kita semua sudah bersumpah tidak akar mencampuri urusan rimba persilatan. Bagaimana! mungkin kita ke Tionggoan?" Tio Tay Seng menggeleng-gelengkan kepala. "Tio Tocu!" Sam Gan Sin Kay tertawa. "Itu bukan urusan rimba persilatan, melainkan urusan kita. Karena Kui Bin Pang menuntut balas terhadap kita." "Memang." Tio Tay Seng manggut-manggut "Ini urusan Pulau Hong Hoang To, tiada sangku pautnya dengan Kay Pang maupun tujuh parta besar...." "Justru termasuk urusan Kay Pang." Potong Sam Gan Sin Kay serius. "Sebab Tio Cie Hiong menantu Lim Peng Hang, ketua Kay Pang. Sedangkan aku mantan tetua Kay Pang pula. Bahkan sudah sekian lama tinggal di Pulau Hong Hoang To ini. Nah, bukankah diriku termasuk bagian dari Pulau Hong Hoang To?" "Sama," Sahut Kim Siauw Suseng. "Aku pun termasuk bagian dari pulau Hong Hoang To." "Sama," Sela Kou Hun Bijin sambil tertawa cekikian. "Goat Nio adalah calon isteri Bun Yang. berarti kami akan berbesan dengan pihak Pulau Hiong Hoang To ini, bukan? Hi hi hi...!" "Tidak salah, isteriku," Ujar Kim Siauw Suseng sambil tersenyum. "Begitu mesranya!" Goda Sam Gan Sin Kay sambil tertawa gelak. "Ha ha ha!" "Bagaimana menurut kalian?" Tanya Tio Tay Seng mendadak dengan wajah serius sekali. "Kita lihat saja bagaimana perkembangan selanjutnya. Beres kan?" Sahut Sam Gan Sin Kay. "Beres?" Kim Siauw Suseng menggeleng-gelengkan kepala. "Kita semua berada di pulau ini, bagaimana bisa tahu perkembangan di Tiong-l-oan?" "Kalau ada sesuatu, Peng Hang pasti mengutus orang ke mari memberitahukan kepada kita," ahut Sam Gan Sin Kay. "Masalah itu lebih baik kita bicarakan nanti jaja," Ujar Tio Tay Seng. "Sekarang Bun Yang tlan lainnya perlu beristirahat dulu." "Betul." Sam Gan Sin Kay manggut-manggut. "Nah, kalian kaum muda pergilah beristirahat!" "Ya." Tio Bun Yang dan lainnya mengangguk lalu melangkah ke dalam. "Goat Nio!" Panggil Kou Hun Bijin. "Engkau ke kamar, ibu ingin bicara denganmu." "Ya." Siang Koan Goat Nio mengangguk lal melangkah ke kamarnya. Sementara Tio Bun Yang sudah berada dalam kamarnya. Tak seberapa lama kemudia muncullah Tio Cie Hiong. "Bun Yang...." Tio Cie Hiong memandangnya "Isyaratmu tadi...." "Ayah, aku tidak bisa berterus terang di sana" Ujar Tio Bun Yang sambil duduk. "Kenapa?" Tio Cie Hiong duduk di hadapannya. "Sebab Sie Keng Hauw berada di situ," Jawal Tio Bun Yang melanjutkan. "Orang tua yang kuceritakan tadi itu gurunya!" "Apa?" Tio Cie Hiong tertegun. "Orang tua yang kau ceritakan itu guru Sie Keng Hauw?" "Ya." Tio Bun Yang mengangguk. "Orang tua pincang itu berpesan kepadaku tidak boleh membuka rahasia dirinya pada Sie Keng Hauw, karena akan membahayakan dirinya." "Oooh!" Tio Cie Hiong manggut-manggut "Kalau begitu, orang tua pincang itu pasti punya hubungan dengan Kui Bin Pang." "Tidak salah. Ayah orang tua pincang itu tetua Kui Bin Pang, namun orang tua pincang itu tidak mau bergabung dengan Kui Bin Pang." Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Tapi...." Tio Cie Hiong mengerutkan kenin "..almu silat mereka" "Orang tua pincang itu memang cerdik." Tio Bun Yang memberitahukan. "Sebelum menerima Sie Keng Hauw sebagai murid, beliau telah mengubah semua gerakan ilmu silat yang dimilikinya." "Oooh!" Drama Gunung Kelud Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gila Dari Shantung Karya Kho Ping Hoo Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong