Rase Emas 3
Rase Emas Karya Chin Yung Bagian 3
Rase Emas Karya dari Chin Yung Pertanyaan muridnya yang terakhir itu sempat mendukakan hatinya. Mau tidak mau memang Lam Ceng Siansu juga merasakan betapa perpisahan sangat memberatkan hati mereka berdua sebagai guru dan murid yang telah hidup bersama selama tiga belas tahun, tetapi karena sebagai orang yang berpengalaman dan juga menyadari bahwa Kie Bouw memerlukan pengalaman didalam rimba persilatan, dari itu Lam Ceng Siansu telah mengeraskan hati dan dia memaksakan juga Kie Bouw pergi merantau. Dan pengalaman itu memang diperlukan Kie bouw, sebab memiliki kepandaian yang bagaimanapun tingg, tanpa pengalaman itu memberikan gambaran betapa tidak ada artinya semua kepandaian yang telah ia miliki itu. ---oo0dw0oo---BAGIAN 06 PAGI itu sesungguhnya udara masih sejuk dan langit cerah sekali. Terlihat Kie Bouw tengah melakukan perjaIanan seorang diri dijalan kecil yang berliku yang menghubungkan daerah pegunungan Thian-san dengan sebuah perkampungan kecil yang bernama Khoa- hoa-cung. Dan tujuan Kie Bouw memang ingin pergi ke Khoa-hoa-cung itu karena perkarmpungan itu sering juga didatangi oleh Kie Bouw bersama gurunya jika memang mereka kehabisan persedian makanan. Setelah melakukan perjalanan cukup lama hampir menjelang tengah hari, Kie Bouw telah sampai di perkampungan tersebut, segera dia mencari warung makan. Dan ditangsalnya perut dan minum air yang cukup banyak, karena Kie Bouw merasa haus sekali. Sedang bersantap begitu Kie Bouw tidak mau mengacuhkan keadaan sekelilingnya, dan dia mengambil sikap tidak acuh terhadap tamu2 yang menghadiri ruangan makan di rumah makan tersebut. Dengan sendirinya, sikap pemuda ini merupakan sikap yang baik, yang mungkin dia terhindar dari segala kericuhan. Sebab memang terkadang, disebabkan pandangan mata belaka bisa menimbulkan keributan. Tetapi disaat Kie Bouw tergah menikmati santapannya itu, tiba2 bahunya telah ditepuk seseorang "Hei! . aku ingin bertanya kepadamu !", kata seseorang dengan sember." Kie Bouw melirik dengan terkejut, dia melihat seorang lelaki yang memelihara berewok sangat hitam dan tebal berdiri dibelakangnya.Tentu saja Kie Bouw jadi heran sekali dia tidak kenal dengan orang ini. "Siapakah siecu (tuan) ?"' tanya Kie Bouw "Aku Siangkoan lang" Menyahut orang tersebut. "Dan aku perlu bicara dengan engkau!" "Silahkan !" "Hmm.., apakah engkau memiliki uang sebanyak seratus tail perak ?" Tanya orang itu lagi. "Memangnya kenapa?" "Aku bermaksud akan meminjamnya dari kau!" "Hah ?" Sungguh2 Kie Bouw terkejut, orang ini wajahnya menyeramkan, tetapi Kie Bouw melihat orang tersebut berkata-kata dengan sikap yang poIos "Aku ingin meminjam uang dari kau sebanyak seratus tail!" Kata orang itu dengan suara parau. Kie Bouw jadi memandang orang itu sejenak, achirnya dia baru menyahuti . "Hmm.., aku tidak memiliki uang sebanyak itu, menyesal sekali aku tidak bisa memenuhi permintaan siecu !" Kata Kie Bouw kemudian. "Jika memang siecu mau, bisa satu atau dua tail kupinjami kepadamu. "Hmm.., aku tidak perlu uang sesedikit itu !" Kata si brewok dengan wajah yang tidak sedap dilihat. "Aku justeru memerlukan uang seratus tail perak ?" "Menyesal sekali aku tidak memilikinya.." "Tetapi kukira, engkau memiliki uang yang cukup banyak !, engkau jangan berdusta! " Melihat orang mendesak secara demikian, segera timbul perasaan tidak menyukai dihati Kie Bouw.Segera juga hati kecilnya merasakan bahwa, orang berewok ini tentunya bukan sebangsa manusia baik2. Dia meneruskan santapanya dan tidak mau melayani lagi orang itu. Tentu saja sikap yang diperlihatkan oleh Kie Bouw telah membuat gusar Siangkoan Lang Itu. Dia mengeluarkan suara dengusan mengejek, tahu2 lengan kanannya telah digerakkan. Dia telah menggebrak bahu Kie Bouw. "Plakkk!" Keprakannya yang sangat kuat sekali, tetapi karena Kie Bouw memang memiiiki kepandaian yang tinggi, dengan sendirinya keprakan orang itu tidak membawa arti apa2, dia tetap duduk bersantap tenang ?. Tubuhnya juga tak bergeming sedikitpun juga, bagaikan keprakan orang itu tidak bertenaga sama sekali. Tentu saja orang she Siangkoan jadi terkejut bukan main melihat ini. Dia penasaran sakali. Dengan cepat dia telah mengerahkan tenaganya dan sekali lagi dia menggeprak. Namun Kie Bouw tidak bermaksud mengelak, dia membiarkan bahunya dikeprak orang itu, cuma saja keprakan orang ini kuat sekali. Sehingga terdengar suara keprakan yang keras sekali. Disamping itu memang teriilhat jelas betapa keprakan orang itu tidak memberikan hasil sama sekali. Hal ini disebabkan dengan gerakan yang cepat bukan main Kie Bouw telah memiringkan bahunya sedikit doyong kesamping, sehingga keprakan orang itu jatuh ditempat kosong. Tentu saja orang she Siangkoan tersebut jadi murka sekali Dengan mengeluarkan suara erangan yang keras sekali. SiangkoanLang telah mengayunkan tangannya, maksud tindakan memberikan kesempatan kepada Kie Bouw berdiri. Tetapi celaka buat orang she Siangkoan itu, karena begitu dia mengayunkan tangan kanannya itu, begitu dadanya terasa sakit, karena siku tangan Kie Bouw telah nyelusup masuk menghantam telak sekali jalan darah Pai-tu-hiat didada Siangkoan Lang. Tanpa ampun lagi, tubuh Siangkoan Lang telah terpental keras sekali. Begitu bergulingan, begitu menghajar meja kursi orang lain, sehingga terdengar suara hingar bingar yang berisik sekali. Dengan sendirinya hal ini telah membuat tamu2 yang lain jadi melompat kearah pintu, dengan sikap yang ketakutan. Mereka telah cepat2 meninggakan kursi makan mereka, karena ketakutan menjadi sasaran keributan itu. Sedangkan Siangkoan Lang telah merangkak bangun. Dengan muka merah padam. Tampaknya dia murka bukan main, dengan mengeluarkan erangan kemarahan bukan main, dia bermaksud akan melancarkan serangannya lagi. Tetapi Kie Bouw mendengus dan berdiri dari duduknya, dia telah menggerakkan sepasang tangannya dengan gerakan yang bukan main cepatnya. Rupanya gerakkan yang dipergunakan oleh Siangkoan Lang tadi telah membangkitkan kegusaran Kie Bouw. Setidaknya Kie Bouw telah melihatnya bahwa cara menyerang orang she Siangkoan itu sangat telengas sekali sehingga betapa memperlihatkan bahwa orang she Siangkoan itu sangat bengis dan merupakan manusia jahat. Disaat itulah, dengan mengeluarkan suara seruan keras, Siangkoan Lang telah kena dihantam telak sekali oleh pukulan yang dilancarkan lawannya. "Bukkk !"Telapak tangan Kie Bouw telah berhasil menghajar dada Siangkoan Lang. Dan hantaman itu juga sangat keras sekali, tenaga hantaman ini memiliki kekuatan yang sangat tangguh untuk menghantam dada Siangkoan Lang, sehingga hantaman ini mengeluarkan suara berkesiuran . tampak tubuh Siangkoan Lang telah terpental lagi dan rubuh terguling guling dan dan achirnya tidak sadarkan diri lagi alias pingsan. Dengan langkah kaki yang tenang, Kie Bouw telah kembali kemejanya, dia telah duduk kembali dengan sikap yang bukan main, seperti jua tidak terjadi suatu masalah apapun juga. Saat itu pelayan dipanggilnya dan, agar mempersiapkan santapan2 yang baru. Tentu saja yang telah melihat kehebatan tenaga dalam dan juga kepandaian yang dimiliki oleh Kie Bouw jadi merasa ngeri untuk bersikap ayal2an. Dengan cepat2 mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan oleh Kie Bouw. Didalam waktu yang sangat singkat sekali, dia telah menyediakan makanan yang diinginkan oleh Kie Bouw. Tamu2 dikedai maikanan ini jadi merasa kagum juga melihat ketenangan yang ada pada si pemuda ini. Ketika Kie Bouw tengah bersantap begitu, tampak Siangkoan Lang telah tersadar dari pingsannya dan merangkak untuk berdiri. Dia telah mengawasi Kie Bouw ragu2, tetapi tidak lantas menyerang lagi Sedangkan Kle Bouw sendiri tetap bersantap dengan sikap yang sangat tenang sekali. Dia meneruskan santapannya dengan tidak memperdulikan tatapan mata yang dilancarkan oleh Siangkoan Lang.Saat itu Siangkoan Lang telah mendengus dengan dingin. "Hemm . siapa namamu bocah! Tinggalkanlah namamu, nanti aku akan datang lagi membuat perhitungan dengan kau" Kata Siangkoan Lang dengan suara yang dingin. Tentu saja Kie Bouw jadi mendongkol bukan main. "Hemm..kau ingin membalas sakit hati rupanya" Tegur Kie Bouw dengan suara yang dingin. "Baik!...... Baik! . Aku akan menantikan kedatanganmu setiap saat ! Aku she Thang dan bernama Kie Bouw !!!" Siangkoan Lang mendengus mengejek ber-ulang2 dan apa yang dilakannya itu hanyalah untuk menutupi rasa malunya karena telah kalah ditangan Kie Bouw. Karena sesungguhnya dia merupakan seorang jago yang memiliki nama besar diperkampungan tersebut. Tetapi karena dia merupakan lintah dan buaya darat yang senang memeras penduduk, dengan sendirinya penduduk kampung tidak menyukainya. Saat itu, setelah mendengus beberapa kali, Siangkoan Lang telah memutar tubuhnya. Dia telah ngeloyor pergi. Sedangkan Kle Bouw meneruskan makannya ---oo0dw0oo--- Dengan langkah kaki yang tenang Kie Bouw telah melanjutkan perjalanannya. Dia sudah selesai bersantap dan telah meninggalkan rumah makan itu. Namun ketika Kie Bouw akan meninggalkan rumah makan itu, disaat itu telah tampak dua orang Hweeshio dengan tubuh yang tegap dan lagi tinggi besar telah melintas didepannya dan menatap kearahnya dengan sorot mata yang sangat tajam sekali.Tetapi Kie Bouw tidak melayani pandangan mata dari kedua hweeshio itu yang seperti juga ingin mencari urusan dengannya. Kie Bouw meneruskan langkahnya. Selama menuju keluar perkampungan itu, Kie Bouw tidak, menemui kejadian apapun juga. Begitu pula dengan Siangkoan Lang yang telah, mengancam, ternyata, tidak muncul batang hidungnya. Ketika itu, Kie Bouw telah tiba dibagian pintu kampung sebelah selatan. Dia memandang dengan sorot mata ter-heran2 ketika didepannya ada dua orang gadis yang tengah saling tempur, berkelahi dengan sepasang tangan kosong. Gerakan kedua orang itu, biarpun merupakan dua orang gadis yang cantik, memiliki-kesebatan yang bukan main. Setiap serangan yang dilakukannya itu merupakan gerakan yang luar biasa, dan setiap pukulan yang mereka lancarkan masing2 itu menimbulkan angin serangan yang bukan main kerasnya. Dengan sendirinya bisa berakibat fatal jika mengenai sasarannya, membuat Kie Bouw jadi melompat berseru dengan suara yang lantang . "Hentikan ..! hentikan..! menggapa kalian bertempur ?" Tanyanya dengan suara yang nyaring. Dan juga pemuda ini telah maju untuk memisahkan kedua gadis itu. Tentu saja gerakan yang dilakukan oleh pemuda ini dengan maksud baik, dia ingin memisahkan kedua gadis yang tengah bertempur itu. Tetapi siapa sangka, kedua gadis itu telah membalikkan tubuhnya, tahu2 telah melancarkan serangan yang bukan main kepada Kie Bouw dengan gerakan yang bukan main tingginya. Tentu saja gerakan yang dilakukan oleh Kie Bouw dengan maksud baik, tetapi tahu2 dia diserang begitu, jelas membuat dia jadi kaget.Namun Kie Bouw tidak sempat untuk menangkisnya, karena serangan kedua gadis itu dilakukan sedemikian cepatnya, sehingga membuat Kie Bouw mengeluarkan suara seruan tertahan. Untung saja dia memiliki kepandaian yang tinggi walaupun serangan kedua gadis itu datangnya dengan gerakan yang sangat cepat sekali, Kie Bouw telah menggerakkan sepasang kakinya, dia tidak menjadi gugup, hanya dengan mempergunakan jurus "Jembatan gantung" Tubuhnya terjengkang kebelakang . punggungnya hampir menyentuh tanah. Tentu saja serangan kedua gadis jadi mengenai tempat kosong, tetapi begitu Kie Bouw berhasil meloloskan diri dari serangan kedua gads itu disaat itu pula kedua gadis tersebut telah mengeluarkan, suara bentakan dan juga membarengi dengan melancarkan serangan lagi. Gerakan yang mereka lakukan ini juga merupakan serangan yang sangat cepat sekali. Apa lagi memang tampak Kie Bouw berhasil mengelakkan serangan pertama dari kedua gadis itu, dengan sendirinya telah membuat kedua orang gadis itu jadi penasaran sekali. ltulah sebabnya, dengan serangan yang kedua ini, selain menggandung kecepatan maut, yang bukan main berbahaya juga mengandung tenaga menggempur yang keras. Kie Bouw saat itu telah menempatkan dirinya, dua tombak terpisah dari gadis itu. Dia telah ber-siap2, tidak seperti tadi dimana dia tidak berwaspada sama sekali. Tetapi disamping itu, Kie Bouw juga jadi ter-heran2 mengapa justru dirinya telah diserang oleh kedua gadis tersebut. "Hei..! Hei. ! Mengapa begitu ? Mengapa kalian menyerangku ?" Tegur Kie Bouw dengan suara yang ter-heran2. "Kau harus mampus berani mencampuri urusan kami !" Bentak gadis yang seorangnya. Suara bentakannya begitu bengis dan juga merupakan bentakan yang sangat galak sekali."Hemm.., engkau memang harus binasa!" Teriak gadis yang seorangnya lagi. Dan tampak kedua gadis itu dengan gencar telah melancarkan serangan yang bukan main hebatnya. Kedua gadis itu rupanya telah mengempos semangat dan tenaganya. Berulang kali mereka telah melancarkan serangan2 yang tidak kepalang cepatnya. Rupanya, kepandaian yang dimiliki kedua gadis itu memang tinggi. Karena mereka dapat melancarkan serangan dengan setiap jurus yang membahayakan dan bisa membinasakan lawannya. Tentu saja hal ini telah membuat Kie Bouw jadi kewalahan. Untuk menghadapinva kedua gadis itu dengan mempergunakan kekerasan, hal itu tidak mungkin, karena bisa2 mencelakakan kedua gadis itu. Dan menurut Kie Bouw, bahwa apa yang terjadi ini hanyalah suatu kesalah pahaman belaka. Dan kenyataan seperti inilah telah mernbuat Kie Bouw tidak jadi menurunkan tangan keras padanya. Tetapi kedua gadis itu telah mempergunakan tenaga yang bukan main kuatnya dan melancarkan serangan dengan pukulan2 yang gencar sekali. Dengan sendirinya, serangan2 kedua gadis itu telah membuat Kie Bouw agak kewalahan juga. Seperti terilihat, pada saat itu, salah seorang gadis, yang memakai kun warna hijau, telab melancarkan serangan dengan cara yang melintang. Gerakan yang dilancarkan itu merupakan serangan yang bisa mematikan. Karena pukulan itu justeru ditujukan kearah jantung, jurus yang mematikan. Tentu saja Kie Bouw tidak bisa tinggal diam, apa lagi gadis yang seorangnya lagi, yang memakai kun merah telah melancarkanserangan dengan kedua tanagan menjapit, seperti ingin mengapit batang leher Kie Bouw. Maka dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, Kav Bouw telah ber-putar2. Gerakan tubuhnya juga memiliki kekuatan yang bukan main, hingga menimbulkan angin yang berkesiuran keras sekali, Disaat itulah, tampak Kie Bouw telah mempergunakan kedua tangannya untuk menangkap. Tangan yang kiri menangkis serangan sigadis ber-kun hijau, sedangkan tangan kanannya telah menyampok serangan gadis berbaju merah. Gerakan yang dilancarkan oleh Kie Bouw bukan main cepatnya, dan juga merupakan tangkisan yang mengandung kekuatan tenaga dalam yang dahsyat sekali. Dengan sendirinya, hal tersebut telah membuat tenaga mereka saling bentur di tengah udara. Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Benturan yarg terjadi itu demikian hebatnya, sehingga terlihat betapa tubuh dari kedua gadis itu telah ter-huyung2 seperti juga akan rubuh. Mau tidak mau telah membuat Kie Bouw jadi merasa kasihan juga. Tetapi waktu Kie Bouw ingin menarik pulang tangannya dan tenaga serangannya, disaat itulah terlihat betapa kedua gadis itu telah mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali. Tahu2 kedua tangan mereka masing2 telah bergerak mendorong kearah Kie Bouw. Tentu saja hal ini teiah membuat Kie Bouw terkejut bukan main, karena dia merasakan betapa sampokan dari kekuatan tenaga dalam yang menuju kedirinya itu mengandung kekuatan yang bukan main dahsyatnya. Dan tanpa ampun lagi tubuh Kie Bouw telah kena disampok sampai terguling diatas tanah, menderita kesakitan yang bukan main waktu bergerak berdiri. Muka Kie Bouw. jluga tampak berobah merah, karena biar bagaimana rasa mendongkol dan juga kemarahan telah bergolak dibati Kie Bouw."Hemm., kedua gadis ini rupanya bukan manusia baik2 !" Pikir Kie Bouw, mereka juga merupakan dua orang gadis yang tidak kenal aturan. Dan setelah berpikir begitu, maka Kie Bouw mengambil keputusan untuk membeikan hajaran kepada kedua gadis itu. Dengan mengeluarkan suara bentakan keras, tahu2 Kie Bouw telah menggerakkan kedua tangannya. "Kau rasakan ini !" Bentak salah seorang gadis itu, yang makai baju warna hijau. Dan tenaga serangan yang meluncur datang itu bukan main cepatnya. Dengan sendirinya Kie Bouw tidak mau buang2 waktu lagi, dengan cepat dia telah mengeluarkan suara bentakan keras dan menyampoknya. Dua kekuatan yang bukan main kerasnya telah saling bentur ditengah udara. Tapi kali ini disebabkan Kie Bouw telah mengambil keputusan untuk menghajar kedua gadis ini, dia jadi ber-sungguh2 untuk mempergunakan tenaga dalamnya, Dengan cepat terlihat betapa tubuh Kie Bouw tetap berdiri ditempatnya, tapi tubuh si gadis yang melancarkan serangan kepadanya malah tergoncang keras, lalu tubuhnya kejengkang dan dari mulutnya memuntahkan darah segar. Kejadian seperti ini tentu saja selain mengejutkan hati sigadis yang tergempur rubuh itu, juga gadis yang seorangnya lagi jadi kaget setengah mati. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras bukan main, cepat2 gadis yang seorang itu telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah mencelat dengan kecepatan bukan main, dia telah menerjang untuk melancarkan serangan.Tentu saja serangan yang di lancarkannya ini agar membendung Kie Bouw, untu membantui kawannya. Dia takut kalau2 Kie Bouw mempergunakan saatnya dikala kawanya itu tergempur, begitu melancarkan serangan susulan. Maka dari itu, cepat bukan main serangan itu telah dapat membendung Kie Bouw didalam perkiraannya. Tetapi rupanya gadis itu sama sekali tidak menyangka bahwa Kie Bow sesunggunya memiliki kekuatan yang bukan main, itulah sebabnya dengan cepat sekali, dikala tenaga serangan dari gadis itu meluncur datang, disaat itu Kie Bouw telah mengibaskan tangannya. Seketika itu juga tubuh sigadis kejengkang pula, karena dia merasakan betapa angin serangan yang dahsyat bukan main telah menyambar datang. Dan malah dengan telak telah menghajar sampai gadis itu ter- guling2 ditanah. Kejadian ini tentu saja mengejutkan gadis itu. "Angin keras !............." Teriak gadis yang tadi rubuh lebih dulu. Dan gadis yang seorangnya lagi telah cepat2 melompat untuk berdiri. Dia juga telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah mencelat dengan cepat sekali dan telah melarikan diri bersama kawannya. Rupanya mereka terkejut sekali melihat kenyataan bahwa Kie Bouw memiliki kepandaian yang begitu tinggi. Maka dari itu, satu2nya jaIan, adalah menyelamatkan diri untuk melarikan diri. Kie Bouw tidak mengejar, dia hanya berdiri ter-heran2 Sigadis tidak dikenalinya, tetapi kedua gadis itu pula yang telah melancarkan serangan, dengan sendirinya, tentu saja semua ini telah membuat Kie Bouw jadi terkejut bukan main. Dan sekarang dikala mereka telah dirubuhkan, merekapun telah kabur begitu saja. Tetapi kalau melihat sigadis yang memperingati kawannya yang seorang itu, dengan teriakan "Angin keras ..!" Menunjukkanbahwa orang itu memang ber-sama2, kedua gadis itu tentunya merupakan dua orang berteman atau bersahabat belaka. Kenyataan seperti inilah ... telah membuat Kie Bouw mau tidak mau merasa terkecoh. Dia merasa dipermainkan oleh kedua gadis tersebut, yang tentu saja telah membuat dia jadi mendongkol bukan main. Tetapi karena memang dilhatinya tidak terdapat selera untuk mengetahui lebih lanjut perihal kedua orang gadis itu, dengan sendirinya Kie Bouw tidak mengejarnya. ---oo0dw0oo--- Setelah berdiam diri sejenak, Kie Bouw telah melanjutkan perjalanannya. Tetapi, baru saja dia melangkahkan kakinya kurang lebih satu lie, disaat itulah dari arah samping jalan, dari balik batu gunung yang besar, telab menyambar angin serangan yang kuat sekali. Rupanya serangan dari samberan angin serangan gelap itu tidak lain merupakan senjata2 rahasia. Dan juga terlihat pula betapa gerakan yang ada telah menunjukkan bahwa orang yang melontarkan senjata rahasia itu tidak lain dari ada orang yang memiliki kekuatan tenaga dalam yang kuat sekali. Itulah sebabnya Kie Bouw tidak berani terlalu meremehkan atau memandang enteng. Disaat itulah, dengan cepat sekali, dia telah mengeluarkan suara seruan yang keras. Dengan cepat dia telah menggerakkan tangannya, menyampok kebelakang. Walaupun dia menyampok dengan cara demikan namun terlihat betapa sampokannya itu menimbulkan angin sampokan yang keras sekali dan telah membuat butiran2 Tie-lian-cu itu berhamburan. Rupanya tenaga sampokan dari Kie Bouw telah dapat meruntuhkan senjata rahasia yang menyambar datang itu."Hemm .., lumayan juga tenaga dalammu !'" Terdengar orang menggumam. Kie Bouw telah membalikkan tubuhnya dengan gerakan2 yang sangat cepat sekali. Disaat itulah dia melihat dibalik batu gunung itu keluar sesosok bayangan. Rupanya sosok bayangan itu adalah seorang Tojin, yaitu pendeta aliran To dan pendeta To ini merupakan yang memelihara rambut dengan digelung tinggi, dan dengan langkah yang mantap dan tenang datang menghampiri kearah Kie Bouw. Tentu saja Kie Bouw jadi ter-heran2 melihat Tojin itu, sebab dia merasa tidak pernah mengenalinya. "Siapakah Totiang ?" Tegur Kie Bouw dengan suara yang tawar. "Mengapa Totiang melancarkan serangan begitu kepadaku! " Si Tojin tertawa dingin. "Hemm . engkau harus mati, nak! Engkau harus dibinasakan! Sebetulnya memang dibuat sayang orang semuda engkau dengan kepandaian yang begini tinggi ternyata harus dimusnahkan! Tetapi aku telah menerima perintah untuk membinasakan engkau !" Tentu saja Perkataan si Tojin telab membuat Kie Bouw jadi ter- heran2. "Menerima perintah?" Tanyanya dengan suara, yang mengandung rasa tidak mengerti. "Selama ini aku tidak, memiliki seorang musuhpun juga, disamping itu memang juga aku tidak pernah berkenalan dengan siapapaun juga . memang apa ada orang yang menginginkan jiwaku ? hingga engkau diutus untuk mmembinasakan diriku ?" Mendengar pertanyaan si bocah, si tojin tampaknya tersenyum mengejek. "Hemm.I" Dia mendengus. "Perihal siapa yang memerintahkan pada diriku ini tidak penting buat kau. Yang terpenting engkau harus, mati ?" Dan setelah berkata begitu,dengan cepat tahu2 si Tojin telah menggerakkan tangan kanannya. Wuttttt .serangkum angin serangan yang bukan main telah menyambar datang kearah Kie Bouw. Dan si Tojin rupanya seorang akhli Lwekhe, karena dia dapat melancarkan serangannya itu dengan pukulan telapak tangan yang mengandung kekuatan tenaga dalam yang bukan main. Dengan sendirinya, mau tidak mau angin serangan yang menerjang kearah Kie Bouw juga mengandung kekuatan yang luar biasa. Mau tidak mau memang didalam hal ini telah membuat Kie Bouw jadi terkejut juga. Segera juga dia dapat mengetahuinya bahwa serangan Tojin ini merupakan serangan yang bukan sembarangan dan tidak bisa dianggap remeh. Menghadapi serangan si Tojin ini, Kie Bouw telah mengempos semangatnya dan ketika angin serangan yang dilancarkan oheh Tojin itu hampir tiba, dengan cepat sekali Kie Bouw telah mengeluarkan suara bentakkan yang keras. "Pergilah !" Bentak Kie Bouw dengan suara yang nyaring, dan segera juga terlihat betapa tangan Kie Bouw yang diangkat itu, justeru telah menangkis serangan yang dilancarkan oleh si Tojin dengan kekerasan pla. Dua kekuatan tenaga dalam yang hebat ini telah saling bentur, dan plaaak . suara benturan yang terjadi itu mengeluarkan suara yang sagat keras sekali. Dengan sendirinya akibat benturan kedua pukulan ini dirasakan tangannya Kie Bouw sebagai getaran yang keras sekali . Sungguh hebat kesudahannya buat si Tojin sendiri, sebab dia setika itu juga merasakan serangan tenaga dalam yang bukan main tingginya. Dan sebelum dia menyadari apa yang terjadi ....... tubuhnya seperti juga sehelai daun kering .. tubuhnya telahmelayang terlempar ke udara, dan hampir saja dia jatuh terbanting ambruk dibumi. Untung dia memiliki ginkang yang tinggi, sehingga dengan cepat sekali dia dapat mengendalikan diri. Dan dia telah berdiri dengan muka yang merah padam, karena disamping terkejut, dia juga merasakan betapa dirinya seperti dipermainkan oleh pemuda dihadapannya. "Hemm, ternyata engkau memang sungguh2 memiliki tenaga dalam yang cukup kuat," Katanya dengan suara mengejek. "Baik..! Baik..! Kali ini aku mau melihat sampai berapa jauh kau bisa menghadapi seranganku ini." Dan setelah berkata begitu, si Tojin telah melancarkan serangannya lagi. Tentu saja serangan yang kali ini dilancarkannya merupakan serangan yang jauh lebih hebat dari serangannya yang pertama tadi, karena dia telah melancarkan serangan yang bukan main hebatnya. Memang ahirnya si Tojin memang menyadari bahwa Itulah sebabnya dia telah terpental begitu rupa .. bahkan hampir saja terbanting diatas tanah. Sehingga serangan kali ini lebih menyiapkan dirinya, dan tidak memandang remeh lawan seperti serangan sebelumnya. Tetapi untung dia bisa mengendalikan tubuhnya, sehingga dia tidak pertu sampai ambruk ditanah. Itulah sebabnya dia telah melancarkan serangan yang jauh lebih hebat lagi dan kali inl disertai oleh kewaspadaan dan sikap ber- hati2. Disaat ltulah Kie Bouw juga telah mengempos semangatnya, dia telah mengerahkan tenaga dalamnya dan melancarkan tangkisan lagi dengan gerakan yang cepat sekali. Gerakan yang dilakukan oleh Kie Bouw merupakan gerakan yang bukan sembarangan. Apalagi memang Kie Bouw juga yakin bahwa sipendeta telah melancarkan serangan yang hebat sekali.Serangan-serangan kedua pihak yang bertempur ini . membuat dua kekuatan tenaga dalam yang bukan main hebatnya telah saling bentur diudara. Si Tojin tidak terpental seperti tadi. dia berdiri tetap ditempatnya, begitu juga Kie Bouw tidak bergeming dari tempatnya berdirinya itu. Dan mereka jadi berdiri ber-hadap2an dengan sepasang tangan saling menempel satu sama yang lain, rupanya mereka tengah mengadu kekuatan tenaga dalam yang bukan main tangguhnya. Dari gerakan yang mereka lakukan ini mengandung kekuatan tenaga dalam yang bukan main, rupanya memang mereka tengah saling mengempos seluruh kekuatan yang ada pada mereka. Tapi bagi Kie Bouw lain, dia mengempos lima bagian dari tenaga dalamnya. Waktu dia merasakan bahwa kekuatan tenaga dalam si Tojin dapat mengimbangi-nya, maka Kie Bouw tidak menambahkan kekuatan tenaga dalamnya lagi. Dia telah membiarkan kekuatannya itu saling melekat dengan kekuatan si Tojin. ---oo0dw0oo--- BAGIAN 07 HAL INI dilakukan oleh Kie Bouw, karena dia ingin melihat sampai berapa tinggi kepandaian yang dimiliki oleh sl Tojin dia menginginkan si Tojin yang mengempos dan mengeluarkan seluruh kekuatan tenaga dalam yang dimilikinya. Maka dari itu, cepat bukan main dua kekuatan itu saling gempur tidak ada habisnya.Sebetulnya kalau memang Kiee Bouw menginginkannya, dia bisa saja menambah kekuatan tenaga dalamnya dan menyalurkannya untuk menggempur kekuataa tenaga dari lawannya, dan Iantas merubuhkannya. Tetapi kenyataan sepeiti ini tidak dilaksanakan oleh Kie Bouw, dia masih ingin melihat sampai berapa tinggi kepandaian yang dimiliki oleh Tojin itu. Terlihat, si Tojin telah menggerakkan tangannya dan mati2an telah berusaha untuk melancarkan serangan yang jauh lebih hebat lagi, dia telah melancarkan serangan yang terlalu hebat untuk dapat menindih kekuatan tenaga dalam yang dimiliki lawannya. Tetapi, dengan adanya kejadian seperti ini, dia merasakan betapa tenaganya itu seperd juga selalu membalik. Tidak pernah ada kekuatan tenaga dalam yang berhasil disalurkannya. Dan juga tampak jelas, betapa Kie Bouw dapat membendung seluruh kekuatan si Tojin. Hal ini membuat si Tojin jadi tambah penasaran saja. sehingga dengan mengeluarkan suara gerengan, berulang kali dia telah melancarkan serangan dengan pengerahan tenaga dalam yang jauh lebih kuat. Mau tidak mau telah membuat lawannya jadi tersenyum, karena Kie Bouw merasakan, betapa tenanga si Tojin tidak berarti apa2 Juga memang Kie Bouw telah melihat Tojin itu seperti kewalahan juga. Disamping mukanya yang agak memucat, juga tampak napasnya yang tersenggal-sengal. Rupanya rasa penasaran dan mendongkol telah bergolak menjadi satu dihati Tojin itu. Mati2-an dia telah berusaha mengerahkan seluruh kekuatan tenaga saktinya.Tetap saja Kie Bouw dapat berdiri tegak ditempatnya tanpa bergeming. Mau tidak mau hal ini telah membuat Kie Bouw merasakan betapa tenaga dalam itu datanja terlalu bergelombang. Dan ketika itu, si Tojin baru menyadarinya bahwa pemuda yang kini menjadi lawannya itu sesungguhnya merupakan lawan yang terlalu tangguh sekali. Disamping memiliki kekuatan tenaga dalam yang bukan main. Dengan sendirinya, mau tidak mau telah membuat Tojin itu harus memutar otak. Dia mencari jalan agar dapat merubuhkan lawannya yang rnasih berusja muda ini. Disamping itu beberapa kali hati si Tojin digoda oleh perasaan penasaran. Karena dia melihatnya bahwa si pemuda seperti tidak juga pernah merasa tertekan oleh keknuatan tenaga dalamnya itu. Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dengan sendirinya Tojin telah mengeluarkan suara seruan keras, suatu kali dengan kalap dia telah mendorong dengan rnempergunakan kedua tangannya. Gerakan yang dila kukannya itu bukan main cepatnya dan juga mengandung kekuatan yang hebat sekali. Tampak gerakkan si Tojin rupanya sudab benar-benar dan tidak memikirkan keselamatan dirinya Iagi. Tentu saja dorongan si Tojin itu merupakan dorongan yang tidak ada artinya, karena Kie Bouw telah mengempos semangatnya. Dia mendorong keras sekali dan seketika iltu juga tubuh si Tojin telah terpeatal. Dan celakanya, malah dorongan Kie Bouw dilakukan disaat si Tojin tengah mengerahkan tenaga dalamnya. Dengan sendirinya, gerakan Kie Bouw bertambah hebat saja, sehingga si Tojin tergempur keras.Dengan mengeluarkan seruan nyaring, si Tojin telah terlempar dan terbanting diatas tanah. Dan juga, terlihat betapa Tojin itu telah mengeluarkan seruan yang nyaring dan memuntahkan darah segar. Terlihat darah merah menggenangi bumi. Mata Tojin itu jadi terpentang lebar2 mengawasi kearah genangan darah. Disamping itu juga dia merasakan semangatnya seperti berkurang disamping muka si Tojin memang telah berubah menjadi pucat pias. Saat itu Kie Bouw masih berdiri tegak ditempatnya tak bergerak sedikitpun juga. Dia telah mendengus. "Hemm..........!" Mengejek Kie Bouw."Manusia yang ingin membinasakan diriku hanya berkepaadaian sebegitu saja ?" Si Tojin mernandang Kie Bouw dengan sorot mata yang sangat tajam sekali. Tampaknya dia bergusar dan penasaran sekali, dia juga sangat bersakit hati. Karena Sedikitpun tadinya dia tidak menyangka bahwa dirinya dapat dirubuhkan oleh pemuda yang masih demikian muda. Maka dari itu, saking malu dan penasaran Si Tojin tahu2 telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring dan tampak tangannya telah meraih pinggangnya. Dia teiah mencabut pedangnya. Cahaya matahari berkilauan menimpah tubuh pedang itu, sehingga dengan wajahnya yang bengis begitu, tampak nya si Tojin jadi mengerikan sekali."Hemmm.........., bocah busuk ! Biar bagaimana engkau harus mampus ditangan Pinto !" Bentaknya dengan suara yang mengaudung kemurkaan yang bukan main. Dengan disertai oleh suara bentakan yang keras sekali dengan disertai oleh seruan yang nyaring mengandung kenekatan dan kemarahan, tampak si Tojin telah menjejakkan kakiinya. Tubuhnya telah mencelat tinggi sekali, sehingga terapung di- tengah2 udara. Dan pedangnya itu tampak berkelebat dengan gerakan yang cepat sekali, telah menikam dengan gerakan yang aneh kearah Kie Bouw. Gerakan yang dilakukan oleh Tojin itu merupakan gerakan yang sangat cepat sekali. Dan juga memang merupakan serangan yang sangat berbahaya, mengandung maut karena si Tojin telah mengincar akan menikam dengan pedangnya itu justeru didada Kie Bouw, dijurusan jantung. Serangan seprti itu memperlihatkan bahwa serangan ini adalah serangan kematian dan merupakan serangan yang bisa membinasikan Kie Bouw. Kie Bouw memang tidak berani memandang rendah terhadap serangan yang satu ini. Dengan cepat Kie Bouw mementang sepasang matanya lebar2, dia telah mengeluarkan suara keras. Tampak disaat itu, dengan kecepatan bukan main dia telah rnelihat pedang telah menyambar dekat, maka Kie Bouw telah mengulurkan tangannya. Dia bermaksud akan menjepit tubuh pedang itu. Tetapi si Tojin sendiri sesungguhnya bukanlah sebangsa manusia yang terlalu lemah.Dia memiliki kepandaian yang dapat diandalkan, karena itu dia juga memiliki ilmu pedang yang bukan main hebatnya. Cepat bukan main, ketika melihat Kie Bouw akan menjepit pedangnya, maka tampak si Tojin telah mengerahkan tenaga dalamnya. Dia telah mengerahkan tenaga dalamnya itu pada kedua jari telunjuk dan tengahnya, sehingga gagang pedang itu dapat digetarkan dengan sentuhannya. Dan pedang itu jadi bergetar seperti juga mata pedang telah berobah menjadi puluhan mata pedang. Kie Bouw yang menyaksikan menjadi terkejut juga karena dia melihat bahwa dengan cara menjepit tidak mungkin dia bisa menghadapi lawannya. Pedang lawannya terlalu hebat dan menyambar dengan kecepatan bukan main. Hal ini telah membuat Kie Bouw cepat2 menarik pulang tangannya. Dia telah berusahaa mengelakkan datangnya tikaman pedang dengan memiringkan tubuhnya. Dan gerakan yang dilakukan oleh Kie Bouw memang memberikan hasil. Karena mata pedang telah Iewat disisi tubuhnya dengan tusukan yang cepat. Dan Kie Bouw merasakan samberan angin dingin yang lewat disisi tubuhnya Dengan sendirinya Kie Bouw merasakan betapa serangan itu tentunya merupakan serangan yang sangat hebat sekali. Mau tidak mau telah membuat Kie Bouw jadi mengeluarkan seruan dingin dan kemudian menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat ketengah udara. Tetapi siapa nyana si Tojin yang tamapaknya sudah kalap dan nekad itu tidak mau berhenti melancarkan serangan sarnpai disitu saja, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali dia telah melancarkan serangan lagi dengan tikaman2 yang bukan main hebatnya.Dan setiap tikamannya itu, mendatangkan hawa maut yang bisa mematikan. Maka dari itu, Kie Bouw sendiri tidak bisa membiarkan tenang2 saja. Dengan mengeluarkan suara seruan yang keras bukan main......, dia telah menggerakkan kedua telapak tangannya. Dan dari kerdua telapak tangannya itu telah mengalir keluar dua kekuatan tenaga dalam yang bukan main bebatnya. Kali jni Kie Bouw telah melancarkan serangannya dengan mempergunakan tenaga dalam yang bukan main hebatnya, sehingga dia telah melancarkan serangannya itu dengan mempergunakan tenaga simpanannya yang memang memiliki kekuatan yang bukan main. Tenaga dalam yang dipergunakan oleh Kie Bouw merupakan serangan yang mengandung kekuatan tenaga dalam yang luar biasa sekali, karena Kie Bouw merasakan bahwa tenaga serangannya yang kali ini merupakan serangan yang menentukan. Dia telah merasakan bahwa saatnya telah tiba untuk segera merubuhkan Tojin ini. Kie Boow mengangap bahwa serangan2 si Tojin memang telah cukup. Itulah sebabnya dia telah melancarkan serangan yang beruntun dan tidak henti2-nya. Disaat itu, dengan disertai suara teriakannya yang keras sekali, dia telah mendorong. Dan seperti diterjang oleh kekuatan tenaga dalam yang bukan main, tampak tubuh si Tojin telah terjengkang kebelakang dan lalu ambruk ditanah. Dengan sendirinya telah membuat Tojin itu jadi kaget setengah mati, dan si Tojin menyadarinya bahwa dia telah tergempur dan terluka didalam.Tentu saja hatinya kaget bukan main, dengan mengeluarkan seruan yang sangat keras dia telah melompat untuk berdiri. Tetapi tubuhnya telah ter-huyung2 seperti juga akan rubuh terjungkel, hal ini telah membuat si Tojin kembali jadi terkejut bukan main. Dia telah mengempos semangatnya dan berusaha berdiri tetap ditempatnya. Namun dia gagal, karena tubuhnya tetap saja sempoyongan seperti akan rubuh. Hal ini telah membuat Tojin itu jadi mengeluh dan cepat2 telah menyalurkan seluruh kekuatan tenaga dalam yang ada padanya . Dan dengan cepat sekali, dia teIah rnengerahkan kekuatan seribu laksa pada kedua kakinya. Dengan cara demikian dia baru bisa menguasai diri sehingga tidak sampai sempoyongan dan juga tidak sampai rubuh. Dengan sepasang mata mendelik lebar2 dia telah mengawasi kearah sipemuda she Thang. Sedangkan Kie Bouw berdiri tenang2 saja ditempatnya, dia telah tersenyum mengejek. "Hemm ...........!" Kie Bouw malah mendengus . "Mana kepandaianmu, yang ingin kau pergunakan untuk membinasakan diriku ? Tentu saja muka si Tojin jadi berobah merah padam, karena dia merasa malu sekali diejek begitu. ---o.dwkz-0-TAH.o--- Dia telah menjerang dan tahu2 dengan kenekadan yang sangat, dia telah mendjejakkan kakinya, tubuhnya telah mencelat akan menikam kembali pada Kie Bouw.Serangan yang kali ini merupakan serangan yang jauh lebih hebat dari serangan yang tadi2. Karena Tojin itu teIah melancarkan tikamannya itu dengan mempergunakan tenaga yang kuat sekali dan memusatkan seluruh sisa tenaganya. Dengan sendirinya, mau tidak mau telah menyebabkan angin serangan itu berkesiur keras. Dan Kie Bouw juga menyadari bahwa serangan kali ini dilancarkan oleh si Tojin merupakan serangan yang terlalu bebat dan tidak boleh dipandang remeh. Dengan cepat dia telah mengeluarkan suara seruan keras. Dia telah miringkan kepalanya, tubuhnya dimiringkan juga dan agak berputar setengah lingkaran. Disaat inilah Kie Bouw telah merasakan bahwa saatnya tepat tiba buat dia rubuhkan si Tojin. Dengan mengeluarkan suara bentakan keras bukan main, dia telah melancarkan serangan dengan mempergunakan kedua telapak tangannya. Gerakan yang dilancarkannya itu memang merupakan serangan yang terlalu hebat. "Wurtttt.........t..... Buuuhhhkkk!" Terdengar suara yang nyaring sekali. Mata pedang dari si Tojin belum lagi mengenai sasaran dan belum sempat dia untuk merobah arah pedangnja itu justru disaat itulah djadinya telah kena dihantam telak sekali oleh pukulan yang dilanarkan oleh Kie Bouw. Gerakan yang dilakukannya itu sangat cepat dan bertenaga sekali, dan mengandung kekuatan yang bukan main. Maka tidak mengherankan, jika memang disaat itu juga terlihat betapa lawannya Kie Bouw te!ah mengerang dengan tubuh yang terpental keatas bukan main.Dan gerakan yang ada itu malah telah membuat si Tojin jadi terbanting keras bukan main, debu juga bertebaran. Dengan sendirinya, mau tidak mau dia kembali telah bertempur hebat. Apa yang dialami oleh Tojin ini kali memang terlalu hebat sehingga untuk sejenak dia tidak bisa bangkit. Dengan mengeluarkan suara erangan yang nyaring, dia telah berusaha merangkak untuk berdiri. Tetapi gerakan yang dilakukan itu tidak berhasil, tubuhnya telah ngusruk lagi dan telah jatuh keatas tanah pula. Rupanya dia menderita kesakitan bukan main dan juga telah tergempur tenaga dalamnya. Apa yang dialami oieh Tojin ini memang merupakan suatu kejadian yang tidak pernah diduganya. Karena memang Tojin ini juga tidak menyangka bahwa dengan menerima serangan seperti itu, ternyata dirinya telah tergempur keras sekali. Mau tidak mau memang si Tojin telah mengempos kekuatan yang ada padanya. Dia telah menyalurkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya dan, berusaha untuk melancarkan kembali jalan pernapasannya yang agak terganggu. Tetapi apa yang dilakukannya itu masih memakan waktu yang cukup banyak. Untuk sejenak dia tidak bisa untuk berdiri, dia hanya berdiam sebentar sambil mulutnya mengeluarkan erangan perlahan. Tampak mukanya juga pucat pasi, mungkin disebabkan gempuran yang diterimanya itu. Dengan sendirinya keadaan seperti ini telah membuat Kie Bouw memandang dengan sorot mata yang dingin. Tetapi Kie Bouw tidakmaju kedepan untuk melancarkan serangan lagi melainkan dia telah diam saja mengawasi Tojin itu berusaha bangkit, tetapi selalu gagal. Saat itu si Tojin jadi penasaran sekali, dengan mengeluarkan suara seruan yang nyaring dia telah berusaha untuk bangkit sendiri. Walaupun tubuhnya masih sempoyongan, tetapi dia berhasil untuk bangkit, Cuma sejenak dia belum bisa melancarkan serangan lagi. Tojin itu hanya berdiri mematung memandangi Kie Bouw dengan sorot matanya yang tajam, dan memancarkan sinar yang bengis sekali, disamping itu tampak jelas sekali si Tojin menderita sakit yang amat sangat. Memang hal ini telah membuat si Tojin harus dapat mengendalikan rasa penasarannya terlebih dulu. Biar bagaimana dia tidak bisa untuk berdlam begitu saja, karena dirinva memang terluka agak parah, sehingga diantara mereka hanya bisa saling pandangan mata belaka. Karena Kie Bouw juga hanya berdiam diri belaka, sebab pemuda itu tidak mau menyerang kepada orang yang sedang dalam keadaan tidak berdaya. Kie Bouw menganggap kerjaan sepertli ini sebagai perbuatan yang rendah dan hina. Dengan sendirinya, dia telah berdiam diri saja dan mengawasi belaka. Saat itu, si Tojin telah berkata dengan suara yang serak parau . "Siapa namamu" Tanyanya dengan suara yang agak gemetar menahan sakit "Dan.... siapa guru mu ?" Ditanya begitu, Kie Bouw telah tertawa dingin. "Kau diperintahkan seseorang untuk membinasakan diriku, tentunya engkau telah diberitahukan namaku siapa sesungguhnya !" Kata Kie Bouw dengan suara yang tawar."Aku tidak diberitahukan namamu, aku hanya ditujukkan bahwa engkaulah yang harus kubinasakan !" Tojin itu telah memberikan pengakuannya. Mendengar ini, Kie Bouw jadi tertawa dingin dengan Sikap yang agak angkuh. "Hemm......., kalau memang engkau ingin mengetahui nama besar tuan mudamu, itu juga tidak menjadi halangan ....... aku she Thang dan bernama Kie Bouw" Menjelaskan Kie Bouw akhirnya deagan sikap sengaja mengejek. Si Tojin menahan kemendongkolannya dan penasaran pada dasar hatinya. "Dan siapa gurumu ?" "Ada hak apa kau menanyakan guruku?!" "Aku ingin mengetahui, siapa guru yang telah mendidik bocah seperti kau ini !" "Tidak usah !" "Hemm........, kau takut rupanya kalau2 gurumu itu sahabatku dan aku memberitahukan kepadanya bahwa engkau ini terlampau mengumbar tangan terlengas". "Mengapa harus takut begitu ? jika manusia sebangsa kau ini bertemu dengan guruku, niscaya jiwamu akan dikirim keneraka.........." Menyahuti Kie Bouw yang tetap merahasiakan siapa gurunya. Tentu saja si Tojin jadi murka bukan main, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras bukan main, tampak tehu2 tubuhnya telah mencelat. Sedang ditangannya juga telah bergerak dengan gerakan yang cepat bukan main, sinar pedang berkelebat lagi kearah Kie Bouw. Gerakan yang datang itu sesungguhnya merupakan serangan membokong.Karena Tojin tersebut melancarkan serangannya tanpa mengeluarkan suara bentakan sama sekali. Tentu saja, hal ini membuat Kie Bouw jadi tambah mendongkol sekali. "Hemmm......, kalau dilihat cara2nya selama ini memperlihatkan babwa Tojin ini memang, bukan manusia baik2 !" Pikir Kie Bouw didalam hatinya. Disaat itu serangan pedang yang dilancarkan Tojin tersebut telah menyambar datang. Kecepatan mata pedang itu yang menuju ke ulu hati dari Kie Bouw juga melebihi kecepatan angin. Dalam waktu yang sekejap mata saja telah berada didepan mata Kie Bouw. Tetapi Kie Bouw tetap berdiri tenang ditempatnya maka, dia hanya memiringkan tubuhya sedikit ke arah kanan lalu menyentil, pedang yang tengah menyambar itu. Gerakan yang dilakukannya itu sangat cepat sekali, dan juga sentilan jari telunjuknya mengandung kekuatan tenaga dalam yang bukan main. "Tringgg......... " Pedang itu dapat disentil tepat sekati oleh telunjuk jari tangan Kie Bouw. Dan pedang si Tojin tampak tergetar keras, lalu mencong kearah lain. Segera terlihat betapa gerakan yang dilancarkan oleh, Kie Bouw mengejutkan si Tojin. Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Terlihat Tojin itu telah menarik pulang pedang nya dan melompat mundur dengan wajah yang memucat. Matanya juga terpentang lebar2.Terlihat dia begitu penasaran dan juga bercampur perasaan murka. Dengan cepat sekali dia telah mengeluarkan suara seruan dan melompat untuk melancarkan serangan lagi dengan 3 gerakan yang cepat bukan main. Gerakan yang dilakukan oleh Kie Bouw juga tidak kalah cepatnya. Karena kali ini Kie Bouw tidak mau tinggal berdiam diri belaka. Dia tidak mau manda menerima serangan Tojin lagi, maka dia bermaksud akan menghajar si Tojin itu. Dengan disertai oleh suara bentakan yang bukan main kerasnya, tampak Kie Bouw telah menggerakan tangan kanannya, dengan cara dilintangkan, tampak tangan kirinya juga membarengi telah bergerak untuk melancarkan serangan. Tentu saja gerakan yang dilakukan oleh Kie Bouw kali ini buka gerakan sembarangan. Dia telah melacarkan gerangan dengar gerakan yang cepat sekali. Angin serangan kedua tangannya itu juga berkesiuran deagan keras. Dan tampak suatu kejadian yang diluar dugaan si Tojin. Karena dari kedua telapak tangan Kie Bouw tampak mengalir keluar serangkum angin serangan serangan yang terlalu hebat. Disamping itu, dengan disertai oleh suara bentakan, tahu2 Kie Bow telah menggentak gelombang dari tenaga serangannya itu, sehingga tenaga serangan yang dilancarkan oleh Kie Bouw seperti juga timbul tenggelam, seperti lenyap dan ada, sukar untuk diterka kearah mana yang menjadi sasarannya. Disaat seperti ini, si Tojin jadi terbang semangatnya, dia kaget setengah mati.Dan dengan mengeluarkan suara seruan yang nyaring, tahu2 si Tojin merasakan dadanya sakit bukan main, dia ingin menjejakkan kakinya untuk melompat mundur akan menjauhi diri dari sibocah, tetapi si Tojin terlambat melompat mundur, karena tenaga serangan yang dilancarkan oleh Kie Bouw telah menyambar datang. Dan juga terlihat betapa tenaga serangan yang dilancarkan oleh Kie Bouw telah menghantam telak sekali dada si Tojin. Segera juga terlihat betapa tubuh Tojin itu telah terpental keras sekali. Dan tubuh Tojin itu ambruk diatas tanah, dengan mengeluarkan suara jeritan. Disebabkan kali ini Kie Bouw mempergunakan tenaga yang sangat kuat sekaIi, dengan sedirinya dia telah menghantam dengan kekuatan yang bukan main. Dan juga terlihat jelas beberapa gerakan yang ada itu telah membuat si Tojin jadi menderita sekali, bukan hanya tubuhnya yang terbanting diatas tanah, melainkan juga tampak napasnya telah berheuti dan juga nyawanya telah melayang rupanya telah menghadap keneraka. Kie Bouw berdiri tegak ditempatnya, dia mengawasi mayat si Tojin yang menggeletak tidak bernapas lagi itu. Sesungguhnya dia tidak ingin membinasakan si Tojin, tetapi Tojin ini terlalu nekad dan terlalu mendesak dirinya, mau tidak mau dia harus meneruskan tangan keras dan membinasakan. Mayat To jin itu masih menggeletak diatas tanah tanpa bergerak, dia telah menemui kematiannya itu dengan dada yang melesak, karena tulang2 iganya itu telah patah dan juga telah remuk oleh hantaman telapak tangan Kie Bouw. Keadaan seperti ini sesungguhnya Terpaksa dilakukan oleh Kie Bouw, sebetulnya kalau memang masih bisa dia tidak ingin membinasakan si Tojin.Namun disebabkan Tojin itu memang berkepala batu, maka dia terpaksa menurunkan tangan besi dan melancarkan serangan yang mematikan seperti itu, Dan terlihat jelas betapa tubuh dari mayat si Tojin itu diam tidak bergerak, hanya dari sudut mulutnya itu yang telah mengalir keluar darah kental. Setelah menghela napas, Thang Kie Bouw membalikkan tubuhnya untuk berlalu meninggalkan tempat tersebut dan melanjutkan perjalanannya. Perjalanan yang dilakukan oleh Thang Kie Bouw merupakan perjalanan yang cukup jauh, karena dia memang bermaksud untuk berkelana kemana saja. Sampai saat itu belum ada tujuan pada dirinya dan tekatnya hanyalah akan berkelana untuk mencari pengalaman. Disamping itu juga untuk membantu pihak yang lemah dari tekanan si kuat Setelah berjalan satu hari satu malam tanpa memperoleh gangguan lagi, Kie Bouw telah sampai dimuka kampung Pan-san- cun. Kampung ini cukup besar, tetapi disebabkan malam telah larut benar2, maka keadaan perkampungan itu sepi sekali. Hanya sekali dua kali Kie Bouw berpapasan dengan orang, dan itu pun tampaknya orang yang berpapasan dengannya itu bergegas akan menuju pulang. Kidung Senja Di Mataram Karya Kho Ping Hoo Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo Si Bungkuk Pendekar Aneh Karya Boe Beng Giok