Ceritasilat Novel Online

Rase Emas 4


Rase Emas Karya Chin Yung Bagian 4


Rase Emas Karya dari Chin Yung   Diantara dinginnya hawa udara malam, Kie Boaw telah menyusuri jalan yang menuju kedalam perkampungan tersebut.   Tetapi rumah penginapan yang ada telah menutup pintu muknya, rupanya didalam seperti itu rumah penginapan tersebut telah tidak menerima tamu.   Namun karena udara sangat dingin, mau tidak mau memang Kie Bouw harus dapat mencari tempat untuk berteduh.   Terpaksa dia telah menghampiri pintu rumah penginapan tersebut dan telah mengetuknja.   Tidak terdengar suara sahutan.   Kie Bouw mengetuk lagi.Terdengar orang menggeliat dan kemudian di sertai suara gerutuannya.   "Siapa itu?"   Akhirnya Kie Bouw mendengar orang bertanya dengan nada yang tidak senang. Kie Bouw yakin yang bertanya itu pasti kacung rumah penginapan tersebut.   "Aku ingin meminta sebuah kamar untuk bermalam!"   Sahut Kie Bouw dengan suara yang agak nyaring.   "Sudah tutup! Butakah matamu"   Terdengar orang didalam rumah penginapan itu telah berkata dengan suara yang aseran.   ---o.dwkz-0-TAH.o--- BAGIAN 08 "Aku kemalaman, dan aku ingin menginap disini......, hawa udara sangat dingin tolonglah saudara membuka pintu ini, nanti akan kuberikan hadiah buatmu beberapa cih!"' "Hemmm......."   Terdengar orang didalam ruangan itu menggumam.   Kemudian pelayan itu membukakan pintu rumah penginapan itu.   Setelah Kie Bouw menjelaskan maksudnya hendak menginap disitu, maka pelayan itu maka membereskan sebuah kamar untuk dirinya.   Kie Bouw mengunci pintu kamarnya setelah pelayan itu beres menyediakan segalanya.   Dia merebahkan tubuhnya dipembaringan itu dengan perasaan nyaman.   Kalau malam tadi waktu berada diluar kamar dia merasa dingin sekali, tetapi sekarang ini justeru dia merasa hangat sekali berada diatas pembaringan yang hangat ini.Pikiran Kie Bouw jadi me-layang2 memikirkan keadaan suhunya.   Biar bagaimana memang perpisahannya dengan sang guru itu sangat memberatkan hatinya.   Tetapli, dikala Kie Bouw tengah termenung begitu, tiba2 pendengaran yang sangat tajam telah mendengar sesuatu.   Seperti suara tangis seseorang.   Hati Kie Bouw jadi terjengkit.   "Siapa yang menangis dimalam selarut ini ?,"   Pikir Kie Bouw didalam hatinya.   Apalagi setelah Kie Bouw memperhatikannya dia yakin bahwa jang menangis itu tidak lain dari seorang wanita.   Tentu saja Kie Bouw jadi tambah aseran saja.   Dia merasakan bahwa suara tangisan itu berasal dari kamar sebelahnya.   Setelah berdiam sejenak mendengarkan suara tangisan itu Kie Bouw dirangsang oleh perasaan ingin tahunya.   Maka dia telah melompat turun dari pembaringannya, dan menghampiri jendela kamarnya.   Sesungguhnya Kie Bouw sudah mengantuk bukan main dan perjalanan yang diiakukannya itu sangat meleIahkan.   Namun disebabkan adanya kejadian seperti ini, suara tangisan wanita ditengah malam, membuat Kie Bouw jadi penasaran dan dirangsang oleh perasaan ingin tahu.   Dengan sendirinya, mau tidak mau memang Kie Bouw telah melupakan rasa letih dan kantuknya.   Dia telah membuka daun jendela, dan kemudian telah melompat keluar dari kamarnya.   Dia tiba dipekarangan rumah penginapan tersebut.   Keadaan sunyi dan gelap.Dengan ber-indap2 Kie Bouw menghampiri jendela kamar sebelahnya.   Dia mendengar suara tangisan itu semakin jelas saja.   Dan dengan menjejakkan kakinya, tubuhnya telah mencelat dan menggelantung dilangkan.   Dia mengintai kedalam kamar itu.   Sesungguhnya Kie Bouw mengerti perbuatan yang dilakukannja ini merupakan perbuatan yang tidak terpuji.   Mengintai kedalam karmar seorang wanita didalam keadaan selarut malam ini, tentu saja merupakan pekerjaan jang hina dan sangat memalukan.   Maka dari itu, mau tidak mau telah membuat Kie Bouw ragu2 sejenak.   Tetapi disebabkan tangis wanita itu, didengarnja semakin jelas dan menyayatkan hati, akhirnya dia melupakan segalanya dan mengintainya.   Ternyata kamar disebelahnya itu ditempati oleh seorang gadis yang mungkin baru berusia diantara enam belas tahun.   Parasnya cantik tetapi sepasang matanya benggul.   Rupanya dia telah menangis tidak hentinya dan juga telah duduk ditepi pembaringan dengan sepasang tangan menutupi matanya itu, seakan juga dia tengah diliputi oleh kedukaan yang sangat, tentu saja hal ini telah membuat Kie Bouw jadi ter-heran2.   Entah apa yang telah mendukakan hati gadis itu.   Kie Bouw yang melihat ini tentu saja ter-heran2, tetapi melihat kedukaan yang ada pada diri gadis itu emang memperlihatkan bahwa gadis itu tentunya tengah menghadapi kesulitan yang tidak kecil, dengan sendirinya Kie Bouw jadi bergelantungan di langkan itu agak lama.   Setelah berdiam sejenak, dia melihat sigadis menggumam dengan suara yang perlahan."Mengapa kami harus mengalami nasib yang demikian buruk....? Mengapa....?"   Dan sigadis itu menangis lagi, tampaknya dia benar2 sangat berduka sekali, seperti juga dia tengah dirundung kesulitan jang sangat.   Dengan sendirinya hal ini merupakan suatu haI yang menghibakan hati.   Kie Bouw Yang melihat kedukaan sigadis, telah merasa kasihan juga, dengan perasaan terharu mendengar tangisan wanita itu.   Kie Bouw tetap saja berdian dilangkan jendela kamar sigadis.   Saat itu sigadis telah bangkit dari pembaringannya, dia melangkah kearah meja yang terdapat didekat pembaringan.   Hati Kie Bouw tergetar.   Karena Kie Bouw melihatnya sebatang pokiam (pedang panjang) berada menggeletak diatas meja Itu.   Dan apa yang diikuatirkan oleh Kie Bouw memang tepat, karena gadis itu rupanya telah berputus asa.   Dia telah mengambil pokiam itu.   Kemudlian diawasinya pokiam itu dengan seksama Kie Bouw jadi mengawasi saja dengan hati yang tergoncang juga, dia takut sigadis menjadi nekad.   "Hemm......!"   Menggumam sigadis itu diantara suara sendat tangisnya.   "Jika memang demikian lebih baik aku mati saja dari pada harus menderita terus menerus."   Dan membarengi dengan gumamannya itu.   tampak gadis itu telah mencabut keluar pedanganya.   Sinar berkilauan dari pedang itu menyilaukan mata.   Dan setelah memandangi sejenak pedang itu, dengan tidak terduga sigadis telah menggerakkan pedangnya.Rupanya gadis itu memang benar2 nekad.   Dia sudah menggerakan pedangnya itu, untuk menebas batang lehernya sendiri dengan maksud akan membunuh diri.   Tentu saia Kie Bouw jadi terperanjat bukan main melihat ini, dia tidak dapat membiarkan si gadis menemui kematian dengan cara yang konyol.   Maka dengan kecepatan yang bukan main Kie Bouw telah menggerakkan tangannya.   Sebutir batu kerikil yang memang telah djambilbya sejak tadi telah melesat.   Dan batu itu telah menghantam telak sekali badan pedang si gadis.   "Tranggggg................   "   Pedang sigodis jadi mencong arahnya, dan membuat niat membunuh diri ini gagal. Dan dia telah terkejut disamping kecewa. Dengan sorot mata yang tajam sekali dia telah memandang kearah jendela. Saat itu Kie Bouw telah berkata dengan suara ragu2.   "Untuk apa jeri menghadapi hidup? Bukankah segala kesulitan dibumi ini akan dapat diatasi"   Mendengar perkataan Kie Bouw, si gadis telah mengerutkan sepasang aIisnya.   "Siapa kau ?"   Tanyanya.   "Aku she Thang, dan bernama Kie Bouw, bolehkah aku memasuki kamar nona ?"   Tanya Kie Bouw. Muka sigadis jadi berobah merah. Namun setelah berdiam sejenak, akhirnya dia telah menganggukkan kepalanya.   "Baik !"   Katanya.   Dan dia telah membukakan daun jendelanya, sehingga Kie Bouw dapat melompat masuk.Ketika melibat yang telah menyelamatkan jiwanya dari maksud bunuhan diri itu adalah seorang pemuda, tentu saja muka sigadis jadi berubah kian merah.   Tadinya dia menyangka orang yang melakukan pertolongan buatnya adalah seorang pendekar atau jago tua.   Hal itu disebabkan sigadis merasakan betapa tenaga timpukan batu kerikil itu sangat kuat, Dan disamping tenaga benturannya yang keras itu, menyebabkan pedangnya mencong jauh.   Itulah yang telah menyebabkan sigadis menduga orang yang telah mencegah dia melakukan bunuh diri itu adalah seorang yang memiliki kepandaian yang tinggi.   Namun siapa sangka, kenyataannya sipemuda tampan seperti Kie Bouw yang muncul.   Maka dari itu tentu saja sigadis jadi merasa jengah sendirinya.   Kie Bouw telah berdiri dihadapan sigadis.   Ketika melihat sikap sigadis yang seperti ke-malu2-an itu Kie Bouw telah bertanya.   "Siapakah nama nona yang harum ini? "   "Aku she Kwa dan bernama Sin Lan."   "Dan kulihat nona Kwa seperti sedang menghadapi suatu kesulitan......? Bolehkah aku mengetahui kesulitan apakah yang telah melanda diri nona? "   Ditanya begitu oleh Kie Bouw, wajah sigadis jadi berobah berduka sekali.   Dia juga tampaknya menjadi murung seketika karena, disaat itu pula perasan duka telah menerjang kearah dirinya dengan cepat, membuat dia jadi menundukkan kepalanya dalam2.   ---o-dwkz)0(TAH-o---Setelah berdiam diri sejenak, dia telah menghela napas panjang.   Diawasi pedangnya, kemudian mengangkat kepalanya mengawasi kearah Kie Bouw.   Dia tampak ragu2.   Sedangkan Kie Bouw juga hanya mengawasi saja, karena dia ingin juga mengetahui apakah yang sesungguhnya telah menyusahkan hati sigadis.   Setelah berdiam sejenak, akhirnya sigadis telah berkata dengan suara yang perlahan .   "Ayahku telah dilarikan Setan Wie Ling."   Menyahuti sigadis dengan suara yang tergetar.   "Setan Wie Ling ? Ayahmu dilarikan Setan, Wie Ling ?"   Tanya Kie Bouw tidak mengerti. Bermacam perasaan heran telah berkecamuk didalam hati Kie Bouw. Sedangkan wajah sigadis telah semakin murung saja. Dia telah berkata lagi .   "Ya ..,... apakah kau tidak mengetahui bahwa perkampungan ini tengah dilanda oleh anak buah Ratu Setan Wie Ling ?.   "   Kie Bouw menggelengkan kepalanya.   "Aku baru tiba tadi malam kata Kie Bouw. Aku bukan penduduk kampung ini."   Sigadis menghela napas.   "Pantas ....! "   "Mengapa?"   "Setan Wie Ling .......!"   "Kenapa dengan Setan Wie Ling?"   "Dia selalu menculik manusia untuk dijadikan anak buahnya !"   "Hah.....?""Dan selalu pula setiap Manusia yang diculik itu akan mendapat perlakuan yang menyedihkan untuk menjadi warga dari Ratu setan Wie Ling itu ..........   "Sungguh2 setankah si Setan Wie Ling itu?"   Tanya Kie Bouw kemudian. Sigadis mengangguk! "Jadi bukan manusia biasa yang menamakan dirinya sebagai setan Wie Ling ?"   Tanya Kie-Bouw lagi. Sigadis menggelengkan kepalanya.   "Sungguh2 hantu ....... hantu yang sangat menakutkan sekali ........!"   Kie Bouw jadi bengong.   "Benarkah didunia ini bisa terdapat hantu?"   Gumam Kie Bouw Sigadis mengawasi Kie Bouw.   "Kau tidak mempercayainya ?"   Tanyanya. Kie Bouw menggelengkan kepalanya ......   "tidak!"   Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Mengapa ? "Didunia masa ada hantu ?"   "Kau tentu akan terkejut jika menghadapi kenyataan hantu itu muncul dibadapanmu nantinya?"   Kie Bouw tersenyum sinis.   "Sayangnya aku tidak bisa mempercayai adanya hantu didunia ini!"   "Paling tidak ada manusia jahat yang ingin me-nakut2i penduduk kampung ini dengan segala sandiwaranya......!"   Kata Kie Bouw lagi.   "Sehingga memberikan kesan bahwa vang dihadapi penduduk kampung ini adalah hantu2 liar.........! "   Sigadis tersenyum sedih.   "tetapi aku telah menyaksikan sendiri betapa ayahku telah dilarikan oleh hantu itu......! Kami adalah orang kalangan rimba persilatan, karena kami ayah dan anak she Kwaadalah penjual silat keliling, dengan sendirinya se-dikit2 kami memiliki kepandaian ! Jika orang yang menculik ayahku itulah manusia biasa, se-tidak2nya, walaupun aku tidak bisa menghadapinya, tidak mungkin aku tidak bisa melihatnya."   "Bagaimana terjadinya ?"   "Ayahku telah dikerubungi tiga sosok tubuh hitam, kemudian setelah ayahku diringkus dengan cepat ayahku bersama2 makhluk itu lenyap begitu saja !"   Mendengar keterangan sigadis, tentu saja Kie Bouw jadi tambah heran.   Biar bagaimana Kie Bouw memang tidak mempercayai adanya hantu bumi ini.   Selama tabhun demi tahun dia telah tinggal dipegunungan Thian- san yang begitu tinggi dan juga jarang sekali ada orang yang berkeliaran disana.   Tetapi belum pernah dia bertemu dengan mahluk2 halus seperti cerita sigadis.   Tentu saidja sigadis tampaknya jadi penasaran melihat Kie Bouw tidak mau mempercayai ceritanya.   "Jadi kau tidak percaya ?"   Tanyanya. Kie Bouw mengangguk "Ya ...... sayangnya aku tidak mempercayai adanya hantu dibumi ini !"   "Heemm ...... ya, sudahlah"   Kata sigadis yang nampaknya selain penasaran juga mendongkol.   "Lalu mengapa kau masih berdiam disini ?"   "Tadinya kami ayah dan anak ingin melanjutkan perjalanan esok pagi, namun terlambat !""Jadi kalau di kampung ini berkeliaran hantu yang kau katakan itu, tentunya penduduk kampung selain diliputi oleh perasaan takut yang bukan main ?"   "Tetapi pelayan rumah penginapan itu tidak merasa takut sama sekali, akupun tidak melihat tanda2 rasa takut pada dirinya, dia yang telah membukakan pintu !"   "Justru itulah....... memang dikampung ini hanyalah rumah penginapan ini belaka yang tidak diganggu oleh hantu2 itu ! Tadinya kami menduga bahwa siapa yang menumpang dirumah penginapan ini juga tidak akan diganggu, Tetapi siapa tahu, justru penumpang yang menginap dirumah penginapan ini tetap diganggu, tetapi yang tidak diganggu adalah pemilik dan para pelayan rumah penginapan ini belaka ! Itulah yang membuat aku terkadang jadi merasa jeri juga, karena aku sering berpikir, apakah pelayan2 dan pemillk rumah penginapan ini merupakan sekutu dengan hantu2 itu ?"   Sambil berkata begi lu si gadis telah melirik kekiri dan kekanan. Seperti juga dia merasa takut dengan ucapannya yang telah diucapkan itu. Disaat itulah terdengar suara tertawa "He......, he.....,he......,"   Berulang kali. Menyeramkan sekali suara tertawa itu. Wajah sigadis jadi berobah pucat.   "Hantu itu.......?"   Suaranya tergetar.   Tetapi Kie Bouw lain lagi sikapnya dengan sigadis, sedikitpun dia tidak merasa takut.   Malah dia mendengar jelas bahwa itu suara tertawa yang menyeramkan itu berasal dari jendela.   Dengan cepat dia telah menjejakkan kakinya.   Tubuhnya mencelat kedekat jendela.Dia melakukan gerakan itu dengan gesit bukan main, sehingga tubuhnya bagaikan bayangan.   Namun waktu Kie Bouw telah menerobos keluar jendela, tidak dilihatnya seorang manusiapun juga.   Dan dia melihatnya betapa keadaan diluar kamar sepi sekali.   Tidak ada seorang manusiapun disitu.   Inilah yang mengherankan.   Betapa tinggi kepandaian dari orang yang mengeluarkan suara tertawa itu, tidak mungkin lolos dari mata Kie Bouw.   Karena tadi Kie Bouw telah melompat dengan gerakan yang sangat cepat sekali.   Dengan sendirinya, disebabkan adanya kejadian seperti ini telah membuat Kie Bouw penasaran.   Dia telah melompat keatas genting.   Dia mengawasi sekelilingnya.   Tetap saja, tidak terlihat seorang manusiapun disekitar tempai itu.   Kesunyian belaka.   Kie Bouw melompat turun, dia melompat masuk kedalam kamar sigadis pula.   Dilihatnya si gadis she Kwa itu tengah berdiri dengan wajah yang pucat pias.   Tubuhnya juga agak tergetar.   "ltulah ... itulah anak buah ....... pengikut Ratu Setan Wie Ling !"   Kata sigadis dengan suara yang tergetar.   Tetapi Kie Bouw merasakan bahwa yang telah mengeluarkan suara tertawa itu adalah seorang manusia juga.   Cuma saja yang mengherankan Kie Bouw orang itu tentunya memiliki Ginkang Yang tinggi.Sebab ginkang yang dimiliki Kie Bouw bukan ginkang yang sembarangan, namun kenyataannya orang yang mengeluakan suara tertawa mengejek itu bisa menghilang begitu saja.   Tentu saja hal ini membuat Kie Bouw jadi penasaran sekali.   Siapakah Orang itu ? "Sekarang tentunya kau mau mempercayai perihal adanya hantu Setan Wie Ling itu ?"   Tanya Kwa Sin Lan setelah berdiam sejenak menenangkan goncangan hatinya. Kie Bouw menggelengkan kepalanya.   "Dengan bukti seperti itu aku tetap tidak bisa mempercayai bahwa didalam dunia ini bisa ada hantu2 keliaran seperti itu !"   Sigadis terdiam.   "Begini saja !"   Kata Kie Bouw.   "Nona Kwa jangan meninggalkan tempat ini ! Aku berjanji akan menyelidiki dan membongkar komplotan itu besok pagi ! Dan jika memungkinkan, aku akan mencari ayah nona ! Bagaimana ? Kau setuju !"   Sigadis ragu2.   Tetap karena pemuda ini berjanji akan menyelidiki untuk mencari tahu perihal ayahnya, maka dia telah mengangguk juga.   Dan lenyaplah keinginannya untuk membunuh diri.   Setelah bet-cakap2 sessat dengan Kwa Sin Lan, Kje Bouw meminta diri.   Dia telah kembali kekamarnya ............   ---o-dwkz)0(TAH-o--- BAGIAN 09 Kie Bouw rebah diatas pembaringannya itu dengan pikiran yang menerawang.Apa yang telah dihadapinya itu membuat Kie Bouw benar2 tidak mengerti.   Apakah sesungguhnya didunia ini bisa ada hantu2 liar yang berkeliaran tidak keruan seperti itu.   Dan juga, mengapa orang yang mengeluarkan suara tertawa menyeramkan itu bisa lenyap begitu cepat ? Itulah yang telah mengherankan hati Kie Bouw, mau tidak mau memang telah membuat Kie Bouw harus berpikir keras, dan juga menurut cerita dari sigadis she Kwa itu, bahwa ayahnya telah diculik oleh hantu2 setan Wie Ling, inilah yang sangat mengherankan.   Siapakah setan2 Wie Ling itu ? Dan gadis ini me-nyebut2 Ratu Setan Wie Ling.   Inilah yang membuat Kie Bouw jadi tidak mengerti dan ter- heran2.   Dengan pikiran yang kusut Kie Bouw berusaha untuk tidur, karena tubuhnya sangat letih, maka dengan cepat pemuda ini telah terlelap dalam tidurnya.   Namun disaat dia sedang nyenyaknya tertidur Kie Bouw merasakan sesuatu yang tidak wajar.   Dia terbangun dari tidurnya dengan cepat.   Dan betapa terkejutnya Kie Bouw waktu melihat ada beberapa sosok tubuh dengan jubah hitam dan juga wajah yang tidak jelas terlihat, walaupun Kie Bouw ingin melihatnya dengan jelas, tengah sibuk akan mengikat tubuh Kie Bouw dengan tali2.   Tentu saja Kie Bouw jadi murka.   Dengan mengeluarkan suara seruan yang nyaring, dia telah menggerakkan tangan kanannya.   "Wutttt..........!"   Dia telah melancarkan serangan dengan mempergunakan kekuatan tenaga dalam pada telapak tangannya.   Dan tenaga menggempur itu bukan main kuatnya, mendatangkan anginsercangan jang terlalu dahsyat.   Dengan sendirinya, mau tidak mau hantaman itu bisa membinaskan orang itu, Namun ketika telapak tangan Kie Bouw menerobos dekat tubuh orang itu, Kie Bodw jadi mencelos hatinya, karena tubuh orang itu seperti bayangan belaka, tangan Kie Bouw menerobos terus tanpa berhasil mengenainya.   Seperti menghantam arnia saja ! Inilah yang membuat bulu kuduk Kie Bouw jadi berdiri meremang.   Karena kalau memang yang dihantamnya itu adalah seorang manusia, jelas tidak akan seperti angin itu.   Tetapi sosok tubuh ini seperti angin hampa saja, sehingga serangan Kie Bouw nihil sama sekali.   Malah dikala Kie Bouw tengah terkejut begitu, dia mendengar beberapa sosok makhluk mengerikan itu telah mengeluarkan suara tertawa menyeramkan.   "He....., he....., he....., he.....!"   Dan sosok2 tubuh itu jadi sibuk akan mengikat tubuh Kie Bouw Iagi.   Tentu saja Kie Bouw mana mau membiarkan tubuhnya diikat oleh sosok2 tubuh itu itu.   Maka dari itu, dengan mengeluarkan suara seruan yang nyaring, dia telah melompat berdiri.   Dan Kie Bouw juga tidak mau berdiam diri.   Dengan kecepatan yang bukan main dia telah menggerakkan kedua tangannya.   Getaran yang dilakukannya itu dengan maksud akan menghajar sosok2 tubuh menyeramkan itu dengan kekuatan tenaga dalam yang ada padanya.   Tetapi serangan2 Kie Bouw seperti menghantam angina belaka.   Karena sosok tubuh itu merupakan bayangan belaka.Tentu saja perasaan ngeri telah menyelinap ke dalam diri Kie Bouw.   Seketika itu juga dia tengah berhadapan dengan hantu ? Dan saat itu, hantu2 itu juga tengah kebingungan bukan main, karena disebabkan Kia Bouw ber-gerak2 begitu tidak hentinya, maka mereka tidak mungkin mengikat tubuh sipemuda.   Inilah yang telah membuat hantu2 itu akhir-nya setelah mengeluarkan suara tertawa menyeramkan, tahu2 begitu saja lenyap dari hadapan kie Bouw.   Tentu saja Kie Bouw jadi berdiri terpaku ditempatnya termenung heran.   Benar2 dia hampir tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya itu.   Apakah dia tengah bermimpi ? Tetapi tadi dia jelas memang tengah berhadapan dengah orang yang menyeramkan itu.   Tapi mengapa mahluk2 itu dapat lenyap begitu saja dari hadapannya ? Dan Kie Bouw juga yakin bahwa tadi dia bukan sedang bermimpi atau mengigau.   Lama juga Kie Bouw berdiri kebingungan ditempatnya itu, keringat dingin mengucur deras.   Juga mukanya agak pucat.   Karena Kie Bouw melihat jendelanya masih ter kunci rapat2, dan juga tampak daun pintu masih terkunci.   Lalu kemana ketiga sosok tubuh itu ? Dari mana pula mereka memasuki kamarnya ? Inilah jang sungguh2 membuat Kie Bouw jadi ter-heran2 dan tidak habis mengerti.   Apakah sungguh2 tadi dia berhadapan dengan hantu yang liar itu ? Karena berpikir begini, maka akhirnya Kie Bouw jadi menggigil.Biar bagaimana dia sangat ngeri juga, dan perasaan seram telah meliputi hatinya.   Dan setelah berdiri diam sejenak, akhirnya Kie Bouw kembali kepembaringannya.   Tetapi Kie Bouw tidak berani untuk memejamkan matanya, karena dia takut kalau2 nanti tahu2 makhluk2 mengerikan itu muncul dan mengikatnya.   Inilah yang tidak diinginkan oleh Kie Bouw.   Maka dari itu, mau tidak mau memang Kie Bouw telah mementang terus matanya.   Dia tidak berani untuk tidur sekejap matapun juga.   Dengan sendirinya, Kie Bouw jadi terlentang tanpa memejamkan matanya.   Dia hanya mengawasi langit2 kamarnya.   Diantara mendesirnya angin malam yang dingin melalui sela2 jendela kamarnya, Kie Bouw tengah berpikir keras.   Sungguh2 dia tidak mengerti, sesungguhnya apakah yang terjadi.   Sehingga sosok2 tubuh itu dapat lenyap begitu saja dari hadapannya.   Dan yang mengerikan sekali, serangan2 yang dilancarkan oleh Kie Bouw seperti mengenai tempat kosong.   lnilah yang telah membuat Kie Bouw jadi penasaran sekali, dengan adanya kejadian seperti ini tentu saja merupakan peristiwa yang sangat mengherankan dan mentakjubkan.   Jika memang sungguh2 dia berhadapan dengan hantu2, jelas hal ini bisa membuat berabe dirinya.   Setelah jelas setiap serangan yang dilancarkannya itu merupakan serangan yang terlalu kosong.   Setiap pukulan maupun serangannya niscaya akan mengenai tempat kosong.   Itulah yang telah membuat Kie Bouw mau tidak mau telah menjadi ngeri juga.Dia telah memandang dengan sorot mata yang tajam kearah langit2 kamarnya.   Dia telah mamandang dengan pikiran yang menerawang tidak keruan.   Karena Kie Bouw tidak tahu, sesungguhnya dia berhadapan dengan mahluk apa.   Maka dari itu, mau tidak mau telah membuat Kie Bouw jadi ber- pikir2.   Dengan adanya kejadian seperti ini telah membuat Kie Bouw mau tidak mau harus memutar mutar otak.   Jika memang sungguh? makhluk yang dihadapinyai merupakan hantu2 belaka, tentu bisa berabe.   Karena hantu tidak bisa dilawan dengan kekuatan lahiriah, itulah yang membingungkan Kie Bouw.   Untuk urusan hantu2 itu harus mempergunakan kekuatan bathin.   Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Mau tidak mau telah membuat Kie Bouw jadi tidak habis berpikir, Setelah matahari hampir menyingsing, Kie Bouw baru mementangkan daun jendelanya dan menghirup hawa segar.   Setelah berdiri sejenak disitu agak lama, akhirnya Kie Bouw telah kembali merebahkan dirinya diatas pembaringan dan melanjutkan tidurnya, sedikitpun Kie Bouw tidak bisa berpikir, dengan cara apa dia harus menghadapi makhluk2 itu.   Karena memang terlihat jelas, betapa makhluk2 itu merupakan mahluk2 yang menyeramkan dan memang mirip2 hantu, sebab tidak dapat dipukul, setiap pukulan yang dilancarkan oleh Kie Bouw merupakan pukulan yang mengenai tempat kosong.   Jadi tegasnya sosok2 tubuh itu hanya merupakan bayangan belaka, jadi bukan merupakan tubuh manusia, itulah yang telah membingungkan hati Kie Bouw menghadapinya.Karena memang sulit jika harus berurusan dengan setan2 penasaran seperti itu, mau tidak mau telah membiarkan Kie Bouw harus berpikir keras.   Walaupun matanya mengantuk, tetapi Kie Bouw tidak juga bisa tertidur lagi.   Dan dikala sinar matahari telah naik tinggi dan terang, barulah Kie Bouw tertidur.   Tetapi baru tidur sekejap, telah terbangun dengan kaget.   Rupanya apa yang tadi dialaminya itu telah membuat Kie Bouw jadi agak was2.   Dia telah memandang dengan sorot mata yang tajam sekelilingnya.   Tetapi tidak dilihatnya ada makhluk yang seperti tadi malam.   Dia telah memejamkan mata sejenak.   Kemudian turun dari pembaringannya, karena Kie Bouw bermaksud akan melakukan penyelidikan.   Biar bagaimana Kie Bouw bermaksud untuk membuka tabir rahasia yang tengah meliputi perkampungan tersebut.   Dia telah berpakaian dan mencuci muka.   Waktu pelayan rumah penginapan itu mengantarkan makanan buatnya kedalam kamar, Kie Bouw memperhatikan pelayan itu.   Memang sikap pelayan itu biasa saja, tetapi Kie Bouw dapat melihatnya betapa mata pelayan itu sering melirik kekiri dan kekanan, seperti juga pelayan itu tengah menyelidiki sesuatu.   Disaat pelayan itu telah meletakkan sarapan buat Kie Bouw, maka Kie Bouw tidak membuang waktu lagi, dia telah mengulurkan tangannya, di cengkeramnya leher baju pelayan itu.   "Katakan terus terang, apakah dikampung ini memang sungguh2 hantu yang berkeliaran?"   Suara Kie Bouw mendesis sangat bengis, Pelayan itu jadi kaget setengah mati. Mukanya juga pucat pias.   "Ini......, ini .......   "   Suaranya jadi gemetaran karena dia jadi takut."Katakan terus terang !"   "Benar Kongcu ... kampung ini tengah diganggu oleh anak buah ibu Ratu!"   Kata sipelayan.   "Hah ?"   "Ya ....... kami ........ kami. ........ tengah ditipu oleh tabir yang mengerikan !"   "Tetapi mengapa penginapan ini berani menerima tamu diwaktu malam?"   "Karena........ karena terpaksa tuan muda !"   Menyahuti pelayan itu. Kie Bow menganggap perkataan sipelayan masuk akal juga. Dia melepaskan cengkeramannya.   "Pergilah kau !"   Katanya. Dan Kie Bouw telah bersantap. Setelah itu, Kie Bow keluar dari kanarnya, dia menghampiri pintu kamar Kwa Sin Lan, yang letaknja sebelah menyebelah itu dan saat itu tengah terlutup. Kie Bouw mengetuknya.   "Siapa ?"   Suara Kwa Sin Lan menegur dari dalam kamar.   "Nona Kwa dapat aku mengganggu sebentar ?"   Terdengar suara langkah kaki. Pintu terbuka, dan nona Kwa tampak berdiri dengan wajah yang pucat.   "Sudah dapat Thang Kongcu menyelidiki perihal hantu itu ?"   Kie Bouw menceritakan apa yang dialaminya tadi malam didalam kamarnya Muka Sin Lan tambah pucatTubuhnya juga agak menggigil. Tampaknya gadis ini merasa ngeri sekali.   "Ini ....... ini bagaimana baiknya ?"   Tanya si gadis kemudian dengan suara yang sember "Kita akan meoghadapirya !"   Suara Kie Bouw mantap dan yakin sekali akan dapat mengbadapinya.   Biar bagaimana Kie Bouw merasakan adanya suatu permainan didalam persoalan ini.   Tetapi Sin Lan sudah ketakutan.   Berurusan.   dengan hantu2, memang bukan merupakan pekerjaan yang enak.   Maka dari itu, mau tidak mau memang telah membuat Sin Lan merasa jeri.   ltulah sebabnya dia telah berdiam diri saja.   Hatinya diliputi oleh perasaan takut yang bukan main.   Kie Bouw telah menghela napas.   "Baik2lah nona Kwa menjaga diri, karena aku ingin pergi menyelidiki !"   Kata Kie Bouw. Sigadis mengangguk ragu2.   "Sesungguhnya aku bermaksud meninggalkan kampung yang mengerikan, hari ini juga."   "Tetapi ayah nona ?"   Mendengar pertanyaan Kie Bouw, sigadis jadi ragu2. Diam berdiri saja. Dan Kie Bouw menghela napas lagi.   "Sudahlah rona Kwa, yang terpenting, jika kau menghadapi makhluk2 seperti itu kau jangan berdiam diri, sehingga dirimu tidak bisa diikat oleh mereka !""Jadi aku tidak bisa diculik ?"   "Tepat! Karena mereka tidak akan berhasil mengikat tubuhmu ..... Itu yang penting"   Sigadis hanya mengangguk.   Dan memang Kwa Sin Lan menganggap bahwa perkataan Kie Bouw ada benarnya.   Seperti apa yang disaksikannya perihal yang menimpah diri ayahnya beberapa saat yang lalu ayahnya telah diikat dengan tali yang kuat.   Dengan sendirinya, ayahnya telah diculik dengan cara yang begitu aneh.   Tahu2 telah lenyap dari pandangan matanya.   Tetapi sekarang, Kie Baow tidak berhasil untuk diculik hantu2 itu.   Karena Kie Bouw memberikan perlawanan.   Dan memang tubuh Kie Bouw tidak berhasil untuk diikat, maka dari itu Kie Bouw gagal di culik oleh hantu2 yang menyeramkan itu.   Dengan sendirinya, sigadis memang mempercayai perkataan Kie Bouw.   Sedangkan Kie Bouw telah meminta diri dia telah meninggalkan rumah penginapan itu.   Apa yang disaksikannya perkampungan tersebut cukup ramai, dan juga orang2 Yang berdagang cukup ramai dan banyak.   Tetapi yang tidak ada, adalah orang2 yang berdagang minuman arak.   Ini yang mengherankan Kie Bouw.   Din telah menanyakan perihal keanehan tersebut pada seseorang yang berpapasan dengannya.   "Dikampung ini sulit mencari arak, tidak ada barangnya !"   Menjelaskan orang itu sambil tersenyum.Tetapi Kie Bouw merasakan adanya sesuatu kejanggalan pada keterangan yang diberikan oleh orang itu.   Karena dia melihatnya, orang tersebut waktu ber-kata2 begitu, dia juga memperlihatkan sikap seperti orang yang ketakutan, maka Kie Bouw merasakan betapa adanya sesuatu yang aneh pada peristiwa tersebut.   Dan saking penasaran, Kie Bow telah menanyakan pada seseorang lainnya.   Dari jawaban yang diterimanya sama saja, tidak ada arak diwarung ini.   Bukannya warung arak tidak mau menjualnya, tetapi memang tidak ada barangnya, inilah yang telah membuat Kie Bouw jadi ter-heran2 sekali, tidak mungkin disebuah kampung tidak ada arak jika memang warung arak ingin menjualnya.   Tentu akan ada penjual yang mendatangkan arak itu dari kota lain Tetapi tidak dijualnya arak dikampung ini pasti disebabkan sesuatu hal, maka dari itu.   Kie Bouw juga telah merasakan pasti persoalan tidak dijualnya arak dikampung ini mempunyal hubungan dengan peristiwa hantu Wie Ling.   Maka dari itu, Kie Bouw juga memang bermgksud dan urusan yang tengah dihadapinya merupakan urusan yang benar2 sangat aneh.   Berbeda dengan menghadapi penjahat yang berkepandaian tinggi, tentu Kie Bouw bisa menghadapinya dengan kepandaian yang dimilikinya.   Tetapi jika memang dia harus berurusan dengan hantu2 yang tidak keruan ujutnya itu, tentu saja membuat dia jadi sangat kuatir juga.   Mau tidak mau memang telah membuat Kie Bouw jadi berpikir keras.   Dia berusaha untuk dapat mencari jaIan keluar agar dapat untuk memecahkan teka teki iniBiar bagaimana memang Kie Bouw telah bertekad, dia harus dapat membuka tabir peristiwa yang aneh ini.   Namun yang membuat Kie Bouw suka ragu2 apakah dia yakin sanggup untuk berurusan deagan hantu2 seperti itu ? Bukankah semalam juga dia tidak berdaya untuk melancarkan serangan kepada hantu2 itu Setiap serangan dan pukulannya seperti juga mengenai tempat yang kosong belaka? Padahal Kie Bouw yakin pukulannya mengenai tepat sasarannya.   Tetapi anehnya mengapa dia seperti memukul angin kosong belaka? Malam telah tiba lagi, keadaan kampung itu telah sepi sekali, walaupun malam begitu larut.   Kie Bouw telah melihatnya juga betapa penduduk kampung itu telah cepat2 menutup pintu rumah mereka masing2 dan telah mengurung diri tidak berani keluar pintu.   Rupanya perasaan takut yang bukan main begitu mencekam mereka.   Keadaan seperti ini membuktikan bahwa ancaman dari hantu Wie Ling memang telah menakutkan penduduk kampung itu.   Mau tidak mau telah membuat Kie Bouw bertambah beran.   Kwan Sin Lan juga tampak mulai dikuasai oleh perasaan takut, apa lagi sejak sore hari hujan mulai turun renyai2 dan disertai dingin, tentu saja telah membuat Kwa Sin Lan tambah merasa ngeri saja.   Sedangkan Kie Bouw telah berdiam didalam kamarnya dengan berbagai macam pertanyaan telah bergolak dihatinya, biar bagaimana dia tidak babis mengerti harus berurusan dengan golongan hantu2 itu.   Dan malam ini dia akan menerima gangguan juga dari hantu2 itu atau tidak ?Tetapi disaat itulah Kie Bouw baru teringat sesuatu.   "Mengapa aku tidak menyerah begitu saja agar diriku dibawa oleh hantu2 itu ?"   Pikirnya.   "Dan bukankah aku akan dibawa mereka kesebuah tempat yang menjadi tempat berkumpul mereka? Dengan demikian bukankah aku bisa mengetahui siapa biang keladinya ?"   Karena berpikir begitu, maka Kie Bouw sengaja merebahkan tubuhnya dan berdiam diri saja.   Matanya dipejamkan, tetapi dia tidak tertidur sekejappun juga.   Dia hanya pura2 tidur, sedangkan sikap kewaspadaannya tetap dipertajam.   Dia telah menunggui apakah hantu2 itu akan muncul pula malam ini.   Malam telah merangkak.   Dan juga telah semakin larut malam.   Kesunyian telah mencekam sekitar kamar itu.   Disaat itulah, Kie Bouw merasakan desiran jang sangat dingin, sehingga jantungnya jadi tergoncang.   Dia telah berdiam saja.   Dan ketika itu.   hati.   Kie Bouw jadi semakin tergetar saja oleh perasaan ngeri.   Karena entah dari mana, tahu2 ada empat sosok tubuh yang telah menyelinap kedalam kamarnya dan muncul begitu saja dengan tiba2.   Sedangkan keempat sosok tubuh itu telah sibuk mengikat Kie Bouw dengan semacam tali.   Kie Bouw berdiam diri saja, pura2 tertidur pulas, dia tidak memberikan perlawanan.   Padahal hatinya bukan main ngeri dan juga dia dapat mencium bau busuk yang menusuk hidung.   Hampir saja Kie Bouw tidak bisa menahan rasa muaknya itu dan ingin muntah.   Untung saja diamasih teringat bahwa dia tengah menjalankan sandiwaranya agar dirinya dapat dibawa kesarangnya hantu2 tersebut ini.   Maka dari itu, rasa mualnya dia telah tahan sat dapat mungkin.   Dia telah berdiam diri saja.   Dirasakan bahwa tali2 yang mengikat tubuhnya sama sekali tidak menimbulkan perasaan sakit.   Dan juga telah menyebabkan dia ter- heran2 seperti juga tubuhnya tidak terikat oleh sesuatu apapun juga.   Maka Kie Bouw tambah ter-heran2.   "Selesai !"   Kie Bouw mendengar salah satu suara hantu itu telah berkata perlahan begitu, Yang lainnya mengangguk.   Dan tahu2, Kie Bouw seperti bermimpi.   Dia merasakau tubuhnya seperti melayang- layang.   Saking penasaran, Kie Bouw telah membuka matanya.   Ternyata gelap gulita.   Dia tidak melihat sesuatu apapun juga, entah dia berada dimana.   Tetapi tubuhnya tidak sedang terkurung, dia bisa melihat kemana dia inginkan.   Tetapi tidak ada suatu bendapun yang berhasil dilihatnya.   Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Hanya tubuhnya yang seperti me-layang2 ditengah udara terbuka.   Dan gelap gulita, sehingga dia tidak berbasil melihat suatu apapun juga.   Sampai untuk melihat jari2 tangannya saja dia tidak mampu sama sekali.   Maka dari itu, mau tidak mau membuat Kie Bouw tambah ter- heran2.   Dan dia merasakan betapa dirinya benar2 berada dialam bawah sadar.   Inilah yang membuat hati Kie Bouw jadi tergoncang keras sekali.   Biar bagaimana dia merasakan bahwa dia telah berada dalam dunia yang lain.Karena dia tahu, tentunya dirinya telah dibawa menghilang dari pandangan mata manusia oleh hantu2 itu.   Dan seperti apa yang diceritakan oleh Kwa Sin Lan, bahwa ayahnya telah diperlakukan begitu.   tahu2 ayah dari sigadis telah lenyap begitu saja.   Dan tentunya lenyap dari ayahnya sigadis merupakan sesuatu hal yang sama dengan apa yang dialami oleh pemuda tersebut.   Juga hal ini memang telah disadari oleh Kie Bouw, maka dari itu, walaupun hatinya diliputi oleh perasaan tegang yang bukan main, dia telah berusaha untuk berdiam diri saja.   Lama juga tububnya telah ter-apung2 ditengah kegelapan begitu, sampai akhirnya dia merasakan dirlnya telah tiba disuatu tempat.   Cepat2 dia membuka matanya , Ternyata dirinya telah berada disuatu tempat yang benar2 berada dibawah sadar.   Karena tempat itu merupakan sebuah kota yang indah sekali .   Tetapi anehnya, kota tersebut sunyi sekali.   Pada muka rumah masing2 jang terdapat di tepi jalan itu, tampak penghuni rumah tengah duduk diberanda dengan ter-menung2.   Tentu saja Kie Bouw jadi ter-heran2, karena dia tidak mengetahui tempat apakah sebenarnya itu.   Maka dari itu, dengan sendirinysa Kie Bouw telah mengawasi dengan teliti.   Bangunan rumah2 tersebut juga sangat aneh bentuknya, karena rumah2 yang ada biarpun rumah2 batu, tetapi bentuknya tidak sama dengan rumah2 yang biasanya terdapat didaratan Tiong-goan.   Maka dari itu, mau tidak mau hal ini memang telah membuat Kie Bouw me-nerka2, apakah rumah2 yang ada ini memang merupakan rumah2 dari penghuni hantu2 belaka ?Inikah dunia hantu ? Karena berpikir begitu, Kie Bouw jadi bergidik sendirinya, karena dia diliputi oleh perasaan seram disebabkan pemandangan yang dilihatnya.   Ternyata empat sosok hantu yang telah menculiknya itu merupakan hantu yang bisa bergerak cepat sekali, ---o-dwkz)0(TAH-o--- BAGIAN 10 KIE BOUW telah dibawanya kesebuah rumah yang bentuknya kecil, tetapi tampaknya sangat bersih.   Tampak seorang lelaki tua yang memelihara jenggot panjang tengah duduk dimuka rumah itu.   Waktu melihat Kie Bouw dibawa oleh keempat sosok hantu itu, lelaki tua tersebut telah memandang dengan sorot mata yang dingin tidak berperasaan.   Sikapnya sama sekali tidak acuh.   Tentu saja Kie Bouw jadi ter-heran2 melihat penghuni tempat itu adalah manusia2 belaka.   Inilah yang telah membuat Kie Bouw berpikir keras, apakah orang tua itu juga telah diculik oleh hantu2 tersebut dan ditempatkan disitu.   Tetapi belum lagi Kie Bouw sempat untuk berpikir mengenai hal itu, tiba2 sipemuda telah merasakan betapa tubuhnya melayang ditengah udara.   Dan tubuhnya telah terbanting keras diatas tanah.   Seketika itu juga dia menderita kesakitan, karena tubuhnya memang telah dilempar oleh ke empat hantu itu.Kie Bouw juga berdiam saja.   Kaki dan tangannya belum dilepaskan dari ikatan tali2 itu.   Dan saat itu salah seorang hantu telah maju ke depan untuk membukakan ikatan tali yang tidak menimbulkan rasa itu.   Dia telah melepaskannya sehingga kebebasan sepasang tangan Kie Bouw dan juga sepasang kakinya bebas kembali.   Saat itu, terlihat betapa keempat hantu ini telah maju kedepan orang tua itu.   "Kami telah mengambilnya !"   Kata salah seorang hantu itu.   "Hemm ....... memang aku menginginkannya, tetapi dia merupakan seorang pemuda yang licik! Dia merupakan seorang pemuda yang sukar untuk ditundukkan."   Menggumam lelaki tua itu, kemudian dia telah melanjutkan perkataannya lagi .   "Tetapi biarpun begitu, aku tetap menginginkannya!"   Dan setelah berkata begitu, orang tua itu telah mengibaskan tangan kanannya..Keempat hantu itu seperti patuh padanya, mereka telah mengundurkan diri meninggalkan tempat itu.   Sedangkan orang tua itu telah memandang ke arah Kie Bouw dengan sorot mata yang tajam.   "Siapa namamu, nak ?"   Tegurnya. Kie Bouw sangsi sesaat, tetapi kemudian dia telah menyahutinya .   "Aku she Thang bernama Kie Bow!"   Menjelaskan pemuda ini. Orang tua itu tersenyum mendengar nama Kie Bouw.   "Siapakah paman sesungguhnya? Dan tempat apakah ini sebenarnya ?"   Tanya Kie Bouw lagi waktu dia melihat lelaki tua itu banya tersenyum saja.   "Ini adalah tempat Ratu Setan Wie Ling.......!"   Menjelaskan orang tua itu.   "Dan...... siapakah Ratu itu ?"   Tanya Kie Bouw kemudian dengan perasaan ingin tahu."Tentu saja pemimpin dari hantu2 ini !"   Menyahut orang tua itu.   "Jadi memang didunia ini sungguh2 terdapat hantu seperti dalam dongeng ?"   Tanya Kie Bouw. Dan pertanyaan yang diajukan oleh Kie Bouw memperlihatkan bahwa dia memang tidak mempercayai didunia ini terdapat hantu2 seperti itu. Orang tua itu tersenyum "Ya!"   Sahutnya "Lalu....... apakah hal itu merupakan dunia gaib dari dunia hantu ?"   Tanya Kie Bouw lagi. Orang tua itu mengangguk lagi.   "Benar .....! "   "Dan....... mengapa paman tua berada disini?"   Tanyanya lagi "Karena aku mewakili ratu untuk mengatur mereka !"   Menjelaskan orang tua itu.   "Kenapa harus begitu ?"   "Karena disamping kesibukan yang ada, Ratu juga tidak memiliki waktu untuk mengendalikan hantu2 ini ! Tetapi ...... aku telah dipercayakan oleh Ratu untuk mengurus mereka !"   "jadi paman tua adalah manusia seperti aku ?"   Tanya Kie Bouw lagi. Orang tua itu manggelengkan kepalanya, kemudian dia menghela napas.   "Bukan !"   Sahutnya.   "Aku datang ketempat ini tanpa jasadku lagi ! Tetapi engkau, engkau telah datang dengan badan kasarmu itu! Maka dari itu, keadaanmu dengan keadaanku sesungguhnya sangat berbeda sekali .....!"   Mendengar penjelasan orang tua tersebut Kie Bouw jadi tambah heran saja.Dia telah menghela napas sambil mengawasi orang tua itu seperti juga ingin meminta penjelasan.   "Hemmmm ....... rupanya memang kenyataan ini telah membuat kau heran dan tidak percaya! Dan tahukah engkau, wahai anak muda, bahwa kedatanganmu diculik ke-tempat ini, karena ketidak percayaanmu itu padaku........ !"   Mendengar perkataan orang tua itu, Kie Bouw tambah heran.   "Mengapa ? Aku sendiri belum pernah bertemu dengan paman tua, bagaimana pamao bisa mengatakan justeru aku tidak mempercayai paman tua?"   Tanya Kie Bouw dengan perasaaan tercengang.   "Hemmm, karena aku hantu..... dan kau tidak mempercayai adanya hantu, maka engkau akan dibuktikan untuk hal ini!"   Kata orang tua itu..   Bulu kuduk jadi merinding berdiri.   Biar bagaimana dia terkejut juga setelah mendengar bahwa orang tua itu adalah hantu juga.   Tetapi dia telah melihat jelas, bahwa orang tua itu adalah manusia biasa seperti dia.   Melihat dengan kedua matanya, memliki sepasang tangan, lengkap kedua kakinya dan tubuhnya utuh.   Apakah hantu juga memang sama seperti manusia? Tengah pikiran Kie Bouw diliputi oleh berbagai pertanyaan itu, maka terlihat jelas bahwa orang tua itu telah tersenyum tawar.   Rupanya dia telah dapat membaca jalan pemikiran Kie Bouw.   "Hemmm....., sekarang kau percaya atau tidak adanya hantu didunia ini ?"   Tanya orang tua itu. Kie Bouw terdiam saja. Karena dia mengerti bahwa dia menghadapi urusan yang tak bisa diremehkan.   "Hemmmm......, aku tahu bahwa engkau memang tidak memparcayai adanya hantu! Sekarang engkau seranglah diriku.....! Pukulah sekuat tenagamu l"   Kio Bouw masih terdiam."Jika manusia terserang, tentu akan terpental oleh tenaga pukulanmu !"   Mendengar perkataan orang tua itu yang terakhir, Kie Bouw jadi penasaran juga. Dia ingin mengetahui juga kebenaran perkataan orang tua tersebut. Dia telah mengayunkan tangan kanannya.   "Wutt .......!"   Angin serangan itu cepat bukan main.   Dan kekuatan angin serangan itu bukan main cepatnya, karena itu, dia menduga se-tidak2nya biar bagaimana kuatnya daya tahan orang yang diserang itu, niscaya dia akan rubuh juga oleh tenaga serangannya.   Tetapi kenyataannya beberapa kali kemarin Kie Bouw melancarkan serangan terhadap hantu2 ini tetapi dia seperti menyerang angin belaka, Dan seperti sekarang ini, dimana dia melancarkan serangan dengan mengandung kekuatan tenaga yang bukan main dahsyatnya dan tenaga serangannya ini merupakan serangan yang bisa mematikan pada lawannya.   Tetapi orang tua itu malah berdiam diri saja tenang2 ditempatnya.   Tidak terlihat sedikitpun maksudnya akan mengelakkan diri dari serangan itu.   Tentu saja hal ini membuat Kie Bouw jadi ragu2, tetapi karena yang meminta diserang adalah orang tua itu sendiri, dengan sendirinya, mau tidak mau telah membuat Kie Bouw meneruskan serangannya itu tanpa mengurangi tenaga serangannya.   "Wutttt............... !"   Waktu mengenai tubuh hantu tua itu, tetap saja serangan Kie Bouw seperti menghantam udara hampa.   Tidak ada serangan yang terkena.   Padahal Kie Bouw merasakan betapa serangannya itu mengenai tepat pada sasarannya.Tetapi anehnya mengapa serangan itu justru tidak memberikan hasil.   Kepalan tangannya itu seperti juga lewat begitu saja melalui tubuh orang tua tersebut.   Dengan sendirinya, mau tidak mau telah membuat Kie Bouw penasaran.   Dia telah mengulangi lagi serangannya dengan kekuatan yang bukan main kuatnya.   Tetap saja dia menghantam angin.   Orang tua yang ada dihadapannya itu telah tersenyum mengejek, sinis sekali senyumnya itu.   Tentu saja Kie Bouw telah memandang dengan sorot mata penasaran.   Disamping itu dia juga mengkirik agak ngeri, karena Kie Bouw menyadarinya bahwa dia memang sedang berhadapan bukan dengan manusia.   Dan kemungkinan benarkah orang tua itu juga rnerupakan hantu belaka ? Pikiran serupa itu tentu saja telah membuat Kie Bouw jadi merasa ngeri juga.   Maka dari itu, mau tidak mau telah membuat Kie Bouw hanya memandang bengong saja.   Dia telah melihat betapa orang tua itu telah menghela napas panjang sambil senyum.   "Sekarang tentunya kau telah mempercayai bahwa didunia ada hantu ?"   Tanya orang tua itu dengan suara yang perlahan, tetapi tegas.   Kie Bouw tidak segera menyahuti.   Dia memandangi saja orang tua itu.   Orang tua tersebut tersenyum.   Dia melihat bahwa Kie Bouw seperti tidak mau mempercayai apa yang dilihatnya.Tentu saja telah membuat orang tua itu, jadi penasaran sekali, maka dia telah berkata lagi dengan suara yang perlahan .   "Hemm........., jika memang engkau tidak mempercayainya, ya sudah! Tetapi yang jelas asal kau ketahui bahwa aku memang adalah setan2 yang dibawah perintah ratu Setan Wie Ling !"   "Siapakah setan Wie Ling itu ?"   "Beliau Ratu kami!"   "Sungguh2 setankah itu ?"   "Ya !"   "Apakah memang didunia ini sesungguhnya terdapat hantu2 ?"   Tanya Kie Bouw. Orang tua itu mengangguk.   "Ya......., seperti apa yang kau saksikan ini !"   Kie Bouw jadi bengong.   "Kau masih tidak percaya ?"   Kie Bouw diam saja.   "Kami memang hantu2, tetapi kami merupakan hantu2 penasaran yang seharusnya belum waktunya mati! Karena kami sesungguhnya telah melakukan kesalahan besar, waktu didunia dulu, semasa kami hidup sebagai manusia kami telah mencari kekayaan dengan hantuan setan! Maka dari itu, sekarang kami mati dengan berbagai cara, ada yang menjadi alas dapur setan2, ada juga yang menjadi binatang sembelihan setan2. Dengan sendirinya hidup kami lebih menderita dari apa yang ada hukuman dibumi ini !"   Mendeogar perkataan hantu tua itu, Kie Bouw jadi memandang bengong saja.   Biar bagaimana dia tidak mempercayai perihal hantu2 segala macam.   Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Tetapi kenyataan yang ada ini telah membuat Kie Bouw jadi bimbang.Karena biar bagaimana memang terlihat jelas bahwa hantu2 yang berkeliaran ini memang sesungguhnya bukan merupakan manusia-manusia belaka.   Jika manusia tentunya tidak bisa menghilang, membawa dan menculik Kie Bouw dengan cara yang begitu menakjubkan dan ajaib sekali sukar diterima oleh akal, maka mau tidak mau memang Kie Bouw harus mempercayai juga bahwa yang di hadapanya ini merupakan hantu2 belaka.   Diserang dengan kekuatan bagaimanapun juga, tidak mungkin bisa mengenai hantu2 itu.   Karena mereka hampir mirip2 dengan bayangan belaka, maka dari itu, mau tidak mau memang telah membuat Kie Bouw jadi berpikir keras, dia telah memandang jauh sekali kearah selatan, dia melihat banyak bangunan, rumah2 kecil dan sama bentuknya itu, dan Kie Bouw menghela napas.   "Untuk apakah diriku dibawa kedunia kalian!"   Tanya Kie Bouw akhirnya.   "Agar kau mempercayai bahwa didunia ini memang terdapat banyak sekali hantu2."   "Hemmm...... apa gunanya itu ?"   Orang tua itu telah senyum.   "Kami juga memerlukan bantuanmu !"   "Untuk apa ?"   "Suatu keperluan yang harus kau penuhi juga!"   Kata orang tua itu lagi.   "Katakan dulu !"   "Kau, kami perintahkan untuk membinasakan manusia2 dibumi, agar mereka menjadi setan2 penasaran, sehingga pengikut kami nantinya akan bertrambah banyak."   "Iblis !"Waktu mendesis begitu, hati Kie Bouw penuh kemarahan yang bukan main. Karena dia menganggap permintaan hantu itu kelewatan sekali.   "Ya, kami memang hantu !"   Menyahut orang tua itu dengan sikap yang tenang.   "Kalau aku menolak ?"   "Engkau yang akan menjadi hantu penasaran dan nantinya akan kami siksa !"   Kie Bouw merasakan bulu tengkuknya jadi meremang berdiri lagi.   "Suatu permintaan yang gila !"   Desis Kie Bouw lagi dengan gemas.   "Hemm...... kau tidak akan kami binasakan jika Engkau menyanggupi perintah kami, sehingga engkau boleh hidup terus didunia sebagai manusia biasa, tetapi engkau harus melaksanakan perintah kami itu......! Jika memang engkau melaksanakannya dengan baik, tentu kau akan mendapat penghargaan dari setan2 dan hantu2!"   Hati Kie Bouw jadi tergoncang keras sekali, karena biar bagaimana dia jadi bingung bukan main Bayangkan saja, sebagai seorang manusia, kali ini dia berhadapan dengan hantu2 belaka.   Bertemu dengan seorang hantu belaka saja sudah membuat tubuh gemetar ngeri.   Apalagi harus berkumpul dengan hantu2 yang demikian banyak jumlahnya.   Dan juga memang lebih hebat lagi dia berada diantara perkampungan hantu belaka.   Inilah yang telah membuat Kie Bouw jadi gemetar ngeri juga, biar bagaimana dia adalah seorang manusia, maka dia telah menyadari tidak mungkin dia bisa memberikan perlawanan kepada hantu2 penasaran tersebut.Biarpun dia memiliki kepandaian yang bagaima tingginya, tidak mungkin dia bisa memberikan perlawanan kepada hantu2 itu, maka mau tidak mau memang dia tidak berdaya.   ltulah sebabnya yang telah membuat Kie Bouw mau tidak mau harus dapat berpikir keras.   Dan satu2nya yang terpikir oleh Kie Bouw adalah meloloskan diri dulu dari perkampungan hantu itu.    Rondo Kuning Membalas Dendam Karya Kho Ping Hoo Seruling Samber Nyawa Karya Chin Yung Sepasang Rajah Naga Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini