Rase Emas 6
Rase Emas Karya Chin Yung Bagian 6
Rase Emas Karya dari Chin Yung Dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, mereka melancarkan serangan lagi. Gerakan yang mereka lancarkan merupakan gerakan yang nekad. Dan pedang mereka juga menyambar serentak. Saat itu tubuh Kie Bouw tengah meluncur turun. Tentu saja Kie Bouw jadi terkejut. Karena diserang dengan cara demikian, berarti dia tidak leluasa mengelakkannya. Dan kenyataan seperti ini telah membuat Kie Bouw juga jadi mengeluarkan seruan tertahan. Namun biar bagaimana dia tidak menjadi gugup oleh serangan itu. Dengan cepat dia telah mengeluarkan suara seruan, dan tahu2 tubuhnya telah berputar ditengah udara. Dengan mempergunakan jari telunjuknya Kie Bouw telah menotol salah satu pedang lawannya. Dan meminjam tenaga totolan dari telunjuknya itu, tubuh Kie Bouw telah mencelat ketengah udara lagi. Gerakan yang dilakukan oleh Kie Bouw sangat cepat dan rubuh ditempat lainnya, jatuh dengan sepasang kaki terlebih dahulu.Ketujuh Tojin itu jadi tambah penasaran saja dengan mengeluarkan suara pekikan kemarahan yang sangat, dia telah melancarkan serangan berulang kali bersama keenam kawannya. Tampaknya ketujuh Tojin itu memang telah nekad benar, mereka melancarkan serangan tanpa memikirkan lagi keselamatan buat diri mereka. Maka dari itu tidak mengherankan jika pedang mereka telah ber- kelebat2 kuat sekali. Dan kenyataan seperti ini telah membuat Kie Bouw kewalahan juga. Akhirnya, karena melihat serangan yang dilancarkan oleh ketujuh Tojin itu sangat tangguh, Kie Bouw telah melompat mengambil sebuah cabang pohon yang telah kering. Dengan cabang pohon ditangannya itulah dia telah seperti burung bertambah sajap. Dengan gerakan2 yang dahsyat, cabang pohon ditanngannya telah ber-gerak2. Dan walaupun hanya cabang pohon belaka, namun kenyataannya cabang pohon itu dapat di pergunakan untuk menangkis pedang lawannya. Tentu saja hal ini telah membuat ketujuh Tojin itu jadi tambah terkejut, dan dengan sendirinya telah membuat ketujuh tojin itu kewalahan juga. Biar bagaimana dia memamng melancarkan se-rangan2 yang kuat sekali. Kenyataan seperti ini telah membuat Kie Bouw mengerahkan tenaga dalamnya. Disalurkan pada cabang pohon ditangannya itu dan melayang kesana kemari.Gerakan yang dilakukan oleh Kie Bouw merupakan gerakan yang sangat cepat. Dia memiliki kegesitan yang membuat ketujuh lawannya jadi bingung bukan main. Menghadapi serangan2 yang dilancarkan oleh Kie Bouw, kepala ketujuh tojin itu jadi pusing. Pandangan mata mereka jadi nanar. Karena Kie Bouw telah ber-kelebat2 dengan cepat sekali, dan membuat ketujuh tojin itu berusaha untuk dapat menghadapi serangan dari Kie Bouw. Tetapi disebabkan kepandaian Kie Bouw yang tinggi, hingga ketujuh tojin itu boleh dibilang hampir tidak berdaya sama sekali. Ketujuh tojin itu hanya dapat menangkis dan menggelakkan diri saja, sedikitpun tidak mempunyai kesempatan unruk membalas menyerang. Sehingga ketujuh tojin itu menyadari bahwa mereka bukan tandingan Kie Bouw. Itulah sebabnya kesadaran mereka ini telah membuat pecah nyali mereka, membuat ketua Tojin tersebut berusaha untuk mengerahkan seluruh kepandaiannya untuk melarikan diri. Namun ketujuh tojin itu juga bukan tojin2 yang tidak mempunyai nama didalam rimba persilatan, tetapi mereka merupakan jago2 yang sangat tangguh. Dan hari ini mengeroyok pemuda itu tanpa hasil tentu saja membuat ketujuh tojin itu merasa malu. Mereka juga menyadarinya, jika mereka melarikan diri, niscaya mereka akan menjadi tertawaan orang2 rimba persilatan dari kalangan kang-ouw. Inilah yang telah membuat Kie Bouw ditakuti mereka juga. Disamping takut, mereka juga penasaran bukan main.Tadinya tojin2 ini telah berpikir, mereka yakin dengan bersembilan tentu mereka akan berhasil merubuhkan Kie Bouw. Namun kenyataannya mereka yang terdesak. Juga malah kedua kawan mereka telah terbinasa. Inilah suatu kejadian yang sangat memalukan sekali bagi mereka. Itulah sebabnya dengan nekad akhirnya mereka memberikan perlawanan terus. Disaat itu, terlihat betapa Kie Bouw telah mengeluarkan teriakan nyaring. Dia telah menggerakkan ranting yang ada ditangannya dibarengi tangan kirinya yang menyerang dengan mempergunakan kekuatan telapak tangannya. Gerakan yang dilakukannya ini membuat ketujuh Tojin itu tambah kaget Mereka kewalahan sekali. Diantara suara pekik kaget mereka, terlihat jelas betapa mereka telah melompat mundur. Dan gerakan2 itu merupakan gerakan yang sangat terpaksa. Karena mereka melakukannya dengan ter-buru2. Tidak heran, salah seorang tojin itu karena terlalu gugup, telah terlambat sedikit. Bukkk......! badannya telah kena dihantam telak sekali oleh pukulan yang dilancarkan Ke Bouw. Tubuh Tojin itu terpental, lalu ambruk ditanah. Dan dari mulutnya keluar suara keluhan.... dibarengi darah mengucur keluar. Nyawanya seketika itu juga telah melayang ..... mati disaat itu juga.Keenam kawannya jadi tambah kaget. Tetapi belum lagi meraka menyadari apa yang telah mereka lakukan ..... saat itu kie Bouw telah melancarkan serangan lagi. Tentu saja keenam tojin itu terkejut. Mati2an mereka menangkis dan mengelakannya. Tetapi salah seorang diantara mereka telah kena dihantam terguling. Walaupun tidak sampai menemui kematiannya tetapi dia telah terluka parah, dan membuat Kie Bouw mempunyai kesempatan yang bagus. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, dia telah menggerakkan kedua tangannya lagi. Gerakan yang dilakukannya itu merupakan gerakan yang sangat kuat sekali. Tanpa ampun lagi dua orang tojin telah terhuyung akan rubuh. Untung saja dengan cepat dia berhasil mengerahkan tenaga dalamnya pada kedua kakinya......... dan dia tidak sampai rubuh terguling. Dan tampak jelas kelima tojin yang masih sehat ini jadi begitu gugup. Sedangkan yang seorang telah terluka parah itu telah berdiri dengan muka pucat. Kelima tojin itu telah melihat Kie Bouw melancarkan serangan lagi kepada mereka. Maka dari itu karena melihat keempat kawan mereka telah dapat dibinasakan dan juga dilukai ...... nyali kelima tojin itu telah pecah. Namun karena serangan Kie Bouw telah datang menyambar, dan membuat mereka harus memusatkan seluruh kekuatan yang ada.Mereka telah cepat2 menggerakkan pedang mereka untuk menangkisnya. Tetapi gerakan mereka kalah cepat. Saat itu rupanya kelima tojin itu sudah kehabisan tenaga dan lagi pula Kie Bouw memang melancarkan serangan dengan menggunakan serangan yang kuat..... membuat kelima pedang lawannya terpental lepas dari cekalan. Tubuh mereka jedi ter-huyung2 seperti akan rubuh, membuat muka kelima tojin itu jadi pucat. Akhirnya mereka telah berdiri berdiam diri saja, tampaknya mereka jadi pasrah. Sedangkan Kie Bouw tidak melancarkan serangan lagi, malah telah membuang ranting ditangan nya. "Pergilah kalian......... ! Lain waktu jangan sembarangan mengganggu orang !" Kata Kie Bouw diagin. Kelima Tojin itu tampak ragu. Mereka telah diusir seperti anjing kepentung dan sangat memalukan. "Siapakah kau sesungguhnya ?" Tanya si tojin yang per-tama2 menyerang Kie Bouw. "Aku she Thang dan bernama Kie Bouw !" Menjelaskan Kie Bouw tawar. "Oh .........!" Kelima tojin itu berobah air muka mereka memperlihatkan kekagetan. "Kenapa ?" "Kalau begitu ...........'' "Mengapa ?" "Kau.......... kau pendekar muda yang digelari sebagai Rase Emas, bukan ?""Benar !" "Oohhh ...., maafkanlah kami ! Ternyata kami telah salah mata !" Kie Bouw jadi heran. "Salah mata ?" "ya.....!" "Mengapa begitu ?" "Ternyata kau bukan orang yang sedang kami cari !" Kata si tojin,. "Coba kalian ceritakan.......!" "Beberapa saat yang lalu, kami pihak Hoa-san Pai telab menerima kedatangan seorang pemuda yang mirip dengan kau, mengaku bergelar Bwe Hoa Siucai, dan namanya Kim Long Kun. Dia meminta kitab Hoa-san Pit-kip. Tentu saja permintaannya kami tolak. Tetapi siapa tahu akhir2 ini dia sering membinasakan murid2 Hoa-san Pai yang dijumpainya, mungkin untuk melampiaskan sakit hati dan rasa kecewanya .... maka dari itu kami telah menerima perintah dari Ciangbunjin (ketua) kami..... dan meminta kami mengejar dan membinasakan pemuda itu! " "Hmmm......, untung saja aku bukan orang yang tidak memiliki kepandaian, coba kalau tidak, bukankah berarti telah dibinasakan oleh kalian yang menyerang tanpa tanya dulu?" Kelima Tojin itu tampak tersipu malu, setelah menyadari bahwa diantara mereka memang terjadi salah paham, mereka jadi saling meminta maaf. ---oo.dwka.0.Tah.oo--- BAGIAN 15 TETAPI disaat itulah terdengarlah suara orang telah tertawa dingin."Hemmm........, badut2 yang lucu sekali !" Suara menggema nyaring sekali. Dan terlihat sesosok bayangan telah melompat keluar dengan gerakan yang ringan sekali dari atas cabang pohon yang tidak jauh dari tempat itu. Kie Bouw dan kelima tojin itu telah menoleh. Dan Kie Bouw jadi terkejut. Karena dia melihatnya betapa yang keluar itu adalah seorang pemuda. Yang mengejutkannya adalah pakaian dan muka pemuda itu memang mirip dengan dia. Dan kalau memang Kie Bouw tidak sedang berada, ber-sama2 dengan tojin2 itu, tentu ia akan menyangka dirinya tengah bertemu dengan bayangan dirinya sendiri. Kenyataan seperti ini telah membuat Kie Bouw jadi memandang bengong. Dia telah mengawasi orang itu dengan tatapan bengong dan tidak mengerti. Sedangkan pemuda yang baru muncul telah tertawa. Dan suara tertawanya itu sangat dingin sekali serta mengandung ejekan. "Hemm........., tadi aku telah menyaksikan pertunjukkan yang lucu sekali." Dan setelah berkata begitu, pemuda tersebut mengeluarkan suara tertawa lagi. Sikapnya mengejek sekali. Sedangkan kelima tojin itu segera mengenalinya, bahwa pemuda inilah yang sesungguhnya mereka cari. "Bwe Hoa Siucay......... !" Kata mereka berbareng."Hemm..........., rupanya kalian masih mengenali diriku, heh?" Kata pemuda itu dengan suara yang tawar. "Dan juga........, aku pun ingin merasakan tanganmu l" Kata Kie Bouw yang sudah mendongkol sejak tadi, Dengan cepat Kie Bouw telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring. Membarengi mana dia telah mengerahkan kedua tangannya, dia telah melancarkan serangan. Gerakan yang dilakukan oleh Kie Bouw merupakan gerakan yang sangat kuat sekali. Dengan sendirinya telah membuat pemuda itu terkejut juga. Tadinya dia tidak memandang sebelah mata kepada Kie Bouw, walaupun dia menyadari bahwa. Kie Bouw sangat tangguh. Tetapi waktu tenaga serangan Kie Bouw telah menyambar datang, dia merasakan kuatnya tekanan, tenaga serangan tersebut barulah dia terkejut. Dan saking kagetnya dia telah mengeluarkan suara seruan kaget. Dan cepat2 dia telah mengelakan diri dari serangan angin pukulan Kie Bouw. Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dengan gerakan yang gesit, dia berhasil mengelakkan serangan Kle Bouw. Tetapi Kie Bouw tidak berhenti sampai disitu saja, karena dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, tahu2 tangan kanannya telah berkelebat. Dia telah melancarkan pukulan dengan mempergunakan telapak tangannya. Dan Kie Bouw mempergunakan serangan dari jarak jauh mengendalikan kekuatan teanaga lwekangnya. Pemuda yang bergelar Bwe Hoa Siucai jadi terkejut lagi, dia mengeluarkan suara siulan panjang. Tetapi kali ini dia tidak barusaha mengelakkan diri, melainkan dia telah mengangkat tangan kanannya.Dia menangkisnya. Bukkk .......... Benturan itu terjadi kuat sekali. Keadaan disekitar tempat itu tergetar. Dan tampak tubuh pemuda yang bergelar Bwe Hoa Siucai Kim Long Kun itu terhuyung!, Begitu juga Kie Bouw. Tubuh Kie Bouw tergetar, kemudian terhuyung seperti akan terjengkang. Untung Kie Bouw bergerak cepat. Dia telah mengeluarkan kekuatan tenaga dalamnya. Dan tenaga dalamnya itu disalurkan pada kedua telapak kakinya. Maka Kie Bouw berhasil berdiri tetap lagi, hal ini membuat dia tidak sampai terjungkal. Tetapi rupanya pemuda Kim Look Kun telah jadi murka dan mendongkol. Disaat itu dengan mengeluarkan suara tertawa yang sangat mengerikan sekali telah mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras. Tahu2 kedua tangannya telah bergerak. Dia telah melancarkan serangan dengan kuat sekali, karena dia ternyata memang memiliki kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi sekali. Kenyataan seperti ini telah membuat Kie Bouw merasakan samberan angin serangan. Dan angin serangan itu kuat bukan, dan Kie Bouw menyadarinya bahwa serangan lawannya hebat sekali. Dengan mengeluarkan suara seruan, Kie Bouw tidak mau menyingkir, tetapi telah menangkisnya.Gerakan yang dilakukan oleh Kien Bouw merupakan kekerasan dilawan keras. Bukkkkkkk ............! Kembali dua kekuatan yang dahsyat telah saling bentur, dan mereka saling terhuyung lagi. Disaat itulah Kie Bouw telah menjejakkan kakinya ditanah. Dengan mengeluarkan suara seruan panjang, tubuhnya mencelat tinggi ketengah udara. Disaat itulah Kie Bouw telah melancarkan serangan dengan kedua tangannya. Tentu saja serangan Kie Bouw ini merupakan serangan yarg berbahaya. Kim Long Kun jadi mengeluarkan seruan. Tampaknya dia kaget sekali. Tetapi dia juga tangguh, maka dari itu dia tidak menjadi gugup Dengan cepat dia menangkisnya. Namun begitu Kim Long Kun menangkis, hatinya jadi mencelos sendirinya. Karena tenaganya seperti amblas. Kekuatan tenaga serangan Kie Bouw seperti kapas. Maka begitu kekuatan Kim Long Kun membentur kekuatan Kie Bouw jadi amblas lenyap. Inilah yang telah melngejutkannya, cepat2 Kim Long Kun merobah cara bertempurnya, dia menarik pulang kedua tangannya, dan telah melompat mundur. Gerakan yang dilakukannya itu merupakan gerakan yang sangat cepat dan gesit.Dan terlihat jelas sekali, betapa Kim Long Kun juga mengempos semangatnja, dia berhasil menjauhkan diri dari Kie Bouw. Tetapi Kie Bouw penasaran, dengan mengeluarkan suara teriakan yang sangat nyaring dia telah melancarkan serangan lagi. Tentu saja gerakan yang dilakukannya itu merupakan gerakan selain cepat juga dahsyat, angin serangannya telah berseliwan cepat dan ketat sekali. Kim Long Kun jadi terkejut lagi, dan cepat2 mengempos semangatnya melakukan penangkisan, tetapi sedikitpun dia tidak menyangka bahwa kepandaian yang dimiliki oleh Kie Bouw merupakan kepandaian yang benar2 luar biasa sekali. Disaat itulah, tenaga mereka saling bentur di tengah udara ....... dhukkk......! Tanpa ampun lagi, maka terlihatlah tubuh Kim Long Kun Bwe Hoa Siucai teIah terpental keras. Dia ambruk ditanah..... juga terdengar suara jeritan kagetnya, dengan cepat dia melompat berdiri. Rupanya walaupun serangan Kie Bouw hebat sekali, dan mengejutkannya tapi dia tidak sampai terluka. Dengan penuh kemarahan yang meluap2, Kim Long Kun telah melompat, melancarkan serangan, tampaknya dia penasaran sekali, serangannya hebat bukan main. Tentu Kie Bouw tidak memandang rendah serangan lawannya, Kie Bouw yakin lawannya memiliki kepandaian yang tinggi, dengan cepat sekali Kie Bouw mengempos semangatnja. Dia telah menyalurkan tenaga pada kedua telapak tangannya, dan menangkisnya. Dan karena keduanya rnemang memiliki tenaga dan kepandaian yang sama tingginya, telah membuat mereka jadi saling mengadu kekuatan.Keduanya tetap berdiri ditempat masing2, tangan mereka saling melekat. Hanya teanga dalam mereka yang tersalur dan berusaha untuk saling tekan. Kalau memang salah seorang diantara mereka ada yang lebih lemah tenaga dalamnya, tentu akan binasa. Bertempur mempergunakan tenaga dalam seperti ini, jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan pertempuran mempergunakan sedjata tajam. Kie Bouw jadi mengempos semangatnya, dia merasakan bahwa kekuatan dari Kim Long Kun selalu merangseknya. Maka dari itu, sedikitpun Kie Bouw tidak boleh untuk berlaku ayal. Dia telah mengerahkan seluruh kekuatannya, dan tetap saja Kie Bouw tidak berhasil untuk dapat menindih kekuatan Kim Long Kun. Sedangkan Kim Long Kun sendiri jadi terkejut karena biarpun dia telah berusaha beberapa kali nyengerahkan kekuatan tenaga dalamnya, namun selalu gagal. Hal ini telah membuat Kim Long Kun tambah penasaran saja, dia melancarkan serangan yang kuat lagi. Berulang kali Kim Long Kun telah menambah kekuatan tenaga dalamnya itu, tetapi selalu pula gagal. Tidak pernah dia berhasil mendesak Kie Bouw. Sedangkan Kie Bouw sendiri juga bukannya tinggal diam saja, karena dia juga berulang kali telah berusaha menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya. Tetapi usahanya selalu gagal. Dengan adanya kejadian ceperti ini bisa ditarik kesimpulan bahwa kepandaian mereka memang hampir berimbang, mereka juga jadi cepat2 mengerahkan seluruh kekuatan yang ada pada mereka.Tubuh mereka juga telah berdiam diri ditem masing2 tanpa bergerak. Dan terlihat, betapa gerakan dari Kie Bouw agak kuat dari tekanan tenaga dalam Kim Long Kun. Terlihat jelas, betapa gerakan2 dari Kie Bouw telah dapat menindih sedikit2 gerakan Kim Long Kun Dianatara mendesisnya supara napas dari Kim Long Kun, tampak betapa Kie Bouw mulai dapat mendorong per-lahan2 Kim Long Kun. Sepasang kaki Kim Long Kun telah tergeser sedikit demi sedikit dari tempatnya semula. Tetapi Kie Bouw juga sampai sebegitu lama masih belum dapat untuk merubuhkan lawannya, dengan sendirinya telah membuat Kie Bouw penasaran dan mendongkol. Begitu juga haInya dengan Kim Long Kun, dia pun jadi sangat penasaran. Sedangkan kelima tojin lainnya dan si Tojin yang telah terluka parah itu, berdiri diam saja, menyaksikan jalannya pertempuran itu dengan hati yang berdebar keras. Dan juga terlihat jelas sekali, betapa tenaga dalam dari kedua orang pemuda itu seimbang dan berada disebelah atas mereka. Dan keenam tojin itu menyadarinya, jika mereka harus melawan salah seorang diantara kedua pemuda itu, jelas mereka bukan tandingannya. Teringat pertempuran mereka tadi dengan Kie Bouw, mereka jadi bergidik. Karena mereka telah melihatnya bahwa kepandaian Kie Bouw bukan merupakan kepandaian yang sembarangan. Apa lagi sekarang ini Kie Bouw telah mengerahkan sebagian besar tenaga dalamnya, dengan sendirinya telah membuat keenam Tojin itu jadi merasa keder. Dan mereka menyaksikan pertempuran itu dengan hati yang tergoncang.Se-tidak2nya mereka menguatirkan sekali keselamatan Kie Bouw. Sebab kalau Kie Bouw bisa dibinasakan atau dicelakai Kim Long Kun, keenam Tojin ini terancam bahaya juga. Inilah yang telah membuat Kie Bouw diharapkan oleh keenam Tojin itu sebagai pemenangnya. Tampak Kie Bouw saat itu telah menyedot hawa udara dalam2. kemudian dikumpulkan pada pusarnya. Dan dari Tantiannya itu, dia telah menyalurkan pada kedua tangannya. Keenam puluh delapan jalan darah dikedua lengah telah dibukanya. Dengan cara begitu, tenaga murninya yang sakti telah dapat berkumpul semua disitu. Lalu dengan disertai oleh suara bentakannya yang nyaring, Kie Bouw telah meodesak. Dia mendorong, tenaga dorongnya bukan main kuatnya. Tampak gelombang tenaga dorongan Kie Bouw mengejutkan pemuda yang bergelar Bwe Hoa Siucai. Dia sampai mengeluarkan suara seruan kaget saking terperanjatnya. Dan tampak tubuhnya telah terpental. Kemudian terbanting ditanah. Waktu dia bangkit berdiri dengan cepat, dia telah memuntahkan darah. Rupanya gempuran Kie, Bouw yang diterimanya telah membuat dia terluka didalam. Kenyataan seperti ini tentu saja membuat ke enam Tojin itn jadi girang bukan main.Dengan mengeluarkan suara seruan nyaring, mereka memuji kehebatan Kie Bouw. Tentu saja Kim Long Kun jadi murka bukan main. Mukanya tampak berobah merah padam dan sangat menakutkan sekali. Napasnya juga memburu keras, dengan keringat tampak mengucur dari keningnya, dia telah melangkah demi selangkah. Tampak sikapnya itu sangat mengancam sekali. Dan yang sangat menyeramkan adalah sorot matanya. Dari matanya itu memanncarkan sinarnya yang mengandung hawa membunuh. Terlihat jelas juga, betapa tenaga dalam yang tengah dikerahkan itu telah membuat tubuhnya menggigil. Pemandangan itu membuat hati Kie Bouw bergidik juga, namun dengan cepat Kie Bouw dapat memulihkan kembali ketenangan hatinya. Dia mendesis dan kemudian ber-siap2 untuk menghadapi serangan lawannya. Kie Bouw juga menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya pada kedua telapak tangannya, dia bermaksud akan menangkis dan menghadapi serangan lawannya itu dengan kekerasan. Hal ini disebabkan Kie Bouw memang telah memakluminya bahwa lawannya itu telah terluka parah. Dengan sendirinva, jika memang dia menghadapinya dengan kekerasan juga, berarti tenaga menyerang, dari lawannya telah berkurang banyak. Dan kesempatan untuk merubuhkan Kim Long Kun memang sangat besar.Saat itu, rupanya Kim Long Kun juga menyadari bahwa kondisi tubuhnya cukup lemah. Dan dia memang telah terluka didalam. Maka dari itu, dia tidak berani sembarangan melancarkan serangannya. Walaupun dia sangat bernafsu dan murka sekali, tetapi dia tidak berani sembarangan melancarkan serangannya itu. Dan tenaga dalam yang tengah disalurkan pada kedua lengannya itu telah diperhitungkan benar2. Dengan cepat sekali dia telah berhasil mengumpulkan seluruh kekuatannya. Dan merasakan saatnya tiba, dengan mengeluarkan suara raungan, tubuh Kim Long Kun telah mencelat. Dia melayang ditengah udara. Kedua tangannya itu juga telah digerakkannya. Gerakannya itu merupakan pukulan maut. Karena cepat dan kuat sekali. Angin serangan yang mendesir juga dahsyat sekali. Didalam jarak pisah empat tombak saja Kie Bouw sudah merasakan rangsekan angin serangan itu. Dengan sendirinya, mau tidak mau telah membuat Kie Bouw terkejut juga. Dia menyadari serangan ini tentunya serangan yang sangat mematikan. Dengan cepat Kie Bouw mementang matanya, dia mengawasi dengan seksama serangan itu. Disaat itulah, dengan cepat sekali dia telah menyambuti serangan Kim Long Kun waktu serangan itu tiba. "Bukkk.......... "Keras sekali tenaga benturan itu, karena dua kekuatan yang dahsyat telah saling bentur ditengah udara. Tentu saja hasil benturan itu telah menggetarkan keadaan sekitar tempat itu. Tampak tubuh Kie Bouw tergoncang keras sekali, tetapi dia tidak sampai terguling. Tetapi akibat dari benturan kedua tenaga yang dahsyat itu adalah akibat yang buruk buat Kim Long Kun. Karena tubuh Kim Long Kun tampak telah tergoncang keras, kemudian dia telah terhuyung lalu terjungkel rubuh diatas tanah dengan keras sekali. Serangan yang diterima oleh Kie Bouw merupakan serangan yang dahsyat. Namun disebabkan Kie Bouw menangkisnya dengan kekuatan yang dahsyat lagi, dengan sendirinya Kim Long Kun telah menerima tenaga membalik yang jauh lebih hebat dari tenaga serangannya, dan membuat tubuh Kim Long Kun melayang ditengah udara. Kemudian ambruk bergulingan diatas tanah, dengan memuntahkan darah segar. Kembali Kim Long Kun telah terluka didalam akibat gempuran yang diterimanya. Dan lukanya yang kali ini malah jauh lebih parah dari lukanya yang pertama tadi. Hal ini disebabkan tenaga gempurannya sendiri yang memang hebat. Maka dari itu, waktu tenaga itu telah membalik lagi, maka tenaga gempuran itu memakan dirinya sendiri. Kim Long Kun jadi mengeluh, tubuh dan mukanya mengeluarkan keringat2 juga tubuhnya gemetaran keras, terlihat betapa dia sangat menderita sekali.Melihat lawanya terluka begitu macam, dengan mengeluarkan suara seruan yang nyaring, Kie Bouw telah melompat menerjang maju. Sedikitpun juga dia tidak mau memberikan kesempatan kepada Iawannya untuk mengatur jalan pernapasannya. Kie Bouw melancarkan serangan dan angin serangannya mendesir menyambar kearah Kim Long Kun, angin yang kuat seperti itu memang bisa membinasakan lawan. Sedangkan keadaan Tojin dari Hoa-san Pay itu tetah mengawasi dengan sorot mata yang mata terpentang lebar dan tajam dengan mulut ternganga, mereka merasa tenang dan girang sendirinya melihat Kim Long Kun akan segera dirubuhkan oleh Kie Bouw. Kie Bouw mencelat sambil mengeluarkan juga suara bentakan yang sangat keras. Dia melayang ditengah udara dengan gerakan yang cepat sekali. Sepasang tangannya dipergunakan untuk serangan yang menyambar kearah Kim Long Kun dengan samberan yang sangat dabsyat sekali. "Braaakk.......!" Angin serangan itu telah ditahan oleh Kim Long Kun, karena dia memang sudah tidak memiliki kesempatan untuk mengelakkannya. Sehingga terjadi benturan yang sangat keras sekali. Benturan itu memang merupakan benturan yang sangat kuat dan dahsyat. Sama hebatnya dua batu besar saling bentur ditengah udara. Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dan celakanya buat Kim Long Kun, karena justru dia tengah terluka cukup berat. Dengan sendirinya tenaga tangkisan yang dilakukannya itu tidak sekuat semula.Kontan tubuhnya melayang, setelah6 terlambung dia ambruk diatas tanah, terbanting keras sekali. Hanya terdengar suara . "Ngeeekkkk....... !" Dari mulutnya. Kemudian tidak terdengar apa-apa lagi, tubuhnya diam tidak berkutik pula........ rupanya dia telah berhenti menjadi manusia, alias mati.......... Sedangkan Kie Bouw tetap berdiri tegak dengan napas memburu. Keenam tojin itu girang bukan main, tetapi mereka tidak berani mengganggu Kie Bouw dulu dengan berbagai pertanyaan, mereka menyadarinya Kie Bouw tengah mengatur jalan pernapasannya yang agak tergoncang. Setelah mengatur jalan pernapasaanya yang pulih kembali, Kie Bouw telah menyeka keringatnya. Dia melirik kearah mayat Kim Long Kun Bwe Hoa Siucai yang menggeletak tidak bernyawa, Keenam Tojin Hoa-san Pai itu telah menghampirinya, mereka telah menjura menyatakan terima kasihnya. Kie Bouw juga cepat2 membalas penghormatan dari tojin2 itu. Sedangkan salah sorang tojin itu telah berkata dengan suara yang mengandung rasa terima kasihnya. "Kalau tidak ada Kongcu, entah bagaimana nasib kami ditangan pemuda jahat itu !" Katanya. Cepat2 Kie Bouw mengeluarkan kata2 untuk merendahkan diri. Saat itu setelah ber cakap2 sesaat lagi, akhirnya Kie Bouw berpisah dengan tojin2 dari Hoa-san Pai itu. Sedangkan tojin2 telah mengangkat mayat ketiga kawan mereka. Dan mayat dari Kim Long Kun dibiarkan tetap menggeletak belaka, terkena siliran angin pegunungan Hoa-san ini. Sambil melakukan perjalanannya lagi, Kie Bouw nenikmati pula pemandangan Hoa-san. Saat itu, dia telah merasa letih bukan main,maka dihampirinya sebatang pohon, dia duduk menyender disitu untuk mengasoh. Setelah rasa letihnya lenyap, barulah Kie Bouw melanjutkan perjalanannya lagi, dia telah meninggalkan pegunungan Hoa-san untuk singgah dikota Pai-cu-kwan. ---oo.dwka.0.Tah.oo--- BAGIAN 16 MALAM itu hawa udara sangat panas disekitar perkampungan Wie Ian cung. Dan juga awan tampak bersih dari langit, entah mengapa didalam musim panas seperti ini, terasa sangat panjang dan kemarau begitu menyiksa dengan hawa udara yang menggesliskan. Dan penduduk kampung banyak sakali yang berkumpul diluar rumah, bercakap2 dengan sanak famili dan keluarganya, sambil ber-kipas2 mencari sekedar angin untuk menyejukkan tubuh. Disebuah taman bunga yang sangat luas dan teratur indah, dengan barisan pohon Yang liu tampak memenuhi bagian sebelah kanan dari tembok yang tinggi itu tampak Siangkoan Wanggwe (hartawan she Siangkoan) tengah duduk ber-cakap2 dengan istri dan putri tunggalnya yang bernama Siangkoan Nio Ditangan Siangkoan Wanggwe tampak tercekal sebuah kipas yang berlukisan sangat indah oleh huruf2 bunga, dan tampak Siangkoan Hujin, nyonya Siangkoan, duduk dengan berkipas dengan sebuah kipas pula, Hanya Siangkoan Nio yang tidak berkipas. Rupanya, hawa udara yang bagaikan membakar kulit itu telah membuat mereka panas dan kegerahan bukan main. Saat itu, Siangkoan Wanggwe telah berkata dengan suara yang perlahan. "Telah dua puluh tahun lebih kira menetap diperkampungan ini..... sehingga boleh dibilang, kita sudah menjadi warga yang cukup lama dan tua dikampung ini "Siangkoan Hujin mengangguk. "Ya, sebelum Nio-jie (anak Nio) dilahirkan, kita sudab menetap disini....,!" Kata nyonya sambil tersenyum. "Dan selama dua puluh tahun kita dapat hidup dalam suasana yang tenang, tanpa perlu dipusingkan oleh segala macam pertikaian didalam rimba persilatan, seperti se-belum2nya kita tinggal disini" Siangkoan Wanggwe telah mengangguk, dia menghela napas panjang. "Tanpa terasa kita telah tua....... aku telah menjadi seorang kakek dan engkau telah menjadi seorang nenek......!" Kata Siangkoan, Wanggwe lagi. Siangkoan hujin telah tersenyum lembut. "Tetapi kita telah melewati hidup dan hari2 kita dengan tenang.......tidak ada seorang pun sahabat atau lawan kita dari rimba persilatan yang mengetahui bahwa kita telah hidup mengasingkan diri ditempat ini" "Ya....... memang inilah cara yang terbaik agar kita terhindar dari gangguan lawan2 kita itu.......!" Kata Siangkoan Wanggwe. "Jika pada dua puluh tahun yang lalu kita masih tidak mengundurkan diri dari rimba persilatan dan tetap berkelana ingin mencampuri persoalan kalangan rimba persilatan, jelas hal itu hanya akan membuat kita pusing selalu tanpa kesudahannya........ !" "Sesungguhnya Thia (ayah), banyakkah lawan2 dari kalian?" Tanya Siangkoan Nio, dia sejak tadi berdiam diri saja. Siangkoan Wanggwe menghela napas. "Niojie, jika ingin dikatakan banyak, ya memang cukup banyak jumlah musuh2 kami itu......, ayah dan ibumu merupakan jago2 yang sangat dibenci oleh para penjahat, sebab kami tidak pernah menurunkan tangan ringan kepada setiap penjahat ....... selalu pula kami menurunkan tangan besi.Maka dari itu, sertap kali kami mengetahui ada penjahat yang telah mengumbar kejahatan mereka, kami akan menyatroni dan membinasakannya! Atau se-ringan2nya kami akan membuat mereka bercacad! Disamping perasaan benci, juga para penjahat itu memang merasa takut pada kami. Merekapun menaruh dendam. Ibumu beranggapan jika kami berkelana terus niscaya hanya akan membuat kami bersiengsara sebab ibumu saat itu tengah mengandung empat bulan, yaitu mengandung engkau! Maka ibumu telah menganjurkan agar kami mencari sebuah tempat yang aman dan tenteram untuk hidup mengasingkan diri, dan jika telah lahir, untuk hidup tenang2 ditempat pengasingan kami membesarkan engkau", menjelaskan sang ayah panjang lebar. Saat itu, Siangkoan Nio mendengarkannya dengan sungguh2, karena jarang sekali ayahnya membuka cerita masa lalunya itu. "Dan sekarang ayah, selama dua puluh tahun ini, apakah ayah dan ibu tidak pernah berjumpa dengan seorang sahabat atau seorang lawan juga dari kalian?" Tanya Siangkoan Nio sambil mengawasi ayabnya. Sang ayah menggelengkaa kepalanya sambil menghela napas. "Tidak ada seorangpun yang mengetahui tempat pengasingan kami ini, maka dari itu kami dapat bidup tenang tanpa mendapat gangguan dari siapapun juga, dengan sendirinya kami dapat mengecap hidup yang tenang dan tentram ... dan sampai saat ini engkau telah meningkat dewasa." Siangkoan Nio menghela napas dengan wajah memperlihatkan bahwa dia sangat tertarik sekali. "Jika saja ayah dan ibunda mau menurunkan kepandaian yang kalian miliki itu, tentu akan menggembirakan sekali !" Kata Siangkoan Nio kemudian.Sang ayah tersenyum. "tadinya aku menyangka bahwa anak yang sedang dikandung ibumu itu adalah seorang anak lelaki...... dan kami memang bermaksud akan mencurahkan seluruh perhatian kami untuk mendidik anak itu untuk menerima warisan dari kepandaian kami! Namun kenyataannya harapan kami itu tidak terpenuhi! Tadinya kami mengharapkan anak kami itu, jika memang seorang lelaki, dapat menjadi seorang pendekar yang perkasa dan memiliki kepandaian yang tinggi sekali melakukan perbuatan2 yang mengandung kebaikan dan keadilan, melakukan berbgai kebajikan untuk menolong silemah dari tindasan sijahat. Tetapi setelah melahirkan, ibumu memberitahukan kepadaku, bahwa anak kami itu seorang wanita dengan sendirinya, kami telah merobah pendirian. Sebagai seorang gadis begini jelas engkau tidak dapat berkelana dengan memiliki kepandaian! Setiap wanita yang memiliki kepandaian, tentu akan menjadi liar dan akan berkeras untuk melakukan pergi berkelana karena memang dia merasak yakin dirinyas memiliki kepandaian yang tinggi, maka dari itu.... kami telah memutuskan untuk tidak menurunkan kepandaian kami kepadamu, hanya membesarkan engkau secara baik2, agar engkau benar2 menjadi seorang siocia yang tidak liar, halus dan memiliki kelembutan." Muka Siangkoan Nio memperlihatkan perasaan tidak senang. "Tetapi ayah dan ibu memiliki, pandangan yang salah!" Kata Siangkoan Nio memprotes perkataan ayahnya itu. "Biar bagaimana satu contoh telah ada. Seperti ibu, maka ibu memang memiliki kepandaian yang tinggi, maka dari itu, apa salahnja jika ibu bisa mempelajari ilmu silat, dan akupun mempelajari ilmu silat ?" Sang ayah teleh tersenyum. "Kau jangan salah mengerti nak ?" Katanya kemudian. "Bukan ayahmu tidak ingin mewariskan seluruh kepandaian ayah, tetapi seperti ibumu pernah mengalaml, selama dia memiliki kepandaian ilmu silat, disaat gadisnya, dia telah menjadi liar dantelah berkelana dari kota yang satu kekota yang lain. Tetapi setelah menikah dengan ayahmu, barulah perangainya yang berangasan itu lenyap, ber-angsur2, dan seperti sekarang engkau lihat ibumu telah menjadi seorang wanita yang berhati lembut dan peramah, tak seorangpun yang melihatnya tidak akan menyangka bahwa sesungguhnya dulu ibumu merupakan singa betina yang sangat ditakuti oleh penjahat didalarn rimba persilatan !" Mendengar perkataan suaminya yang memuji dia secara tidak langsung, Siangkoan Hujin telah tersenyum. Dan saat itu Siangkoan Nio telah berkata lagi dengan sikap ke- manja2an. "Ayah, ibu, aku ingin sekali memiliki kepandaian ilmu siat seperti kalian ! Mempelajari ilmu surat sangat membosankan sekali!" Kata sigadis. Sang ayah menggelengkan kepalanya. "Sudah ayah katakan tadi, bahwa engkau jangan sekali-kali mempelajari ilmu silat, terlebih lagi untuk sekarang engkau baru mulai melatih diri apa gunanya? Didalam usia yang dewasa baru memulainya merupakan pekerjaan yang terlambat! Jika memang dulu dikala engkau berusia lima tahun, tentu engkau dapat melatih dengan cepat dan didalam usia seperti sekarang ini, engkau telah dapat memiliki kepandaian yang tinggi." Mendengar perkataan ayahnya itu, sigadis jadi merajuk, dengan mulut dimonyongkan "Ayah dan Ibu juga selalu salah mengapa dulu tidak menurunkan kepandaian kalian kepadaku ........?" Katanya dengan sikap merajuk dengan manja. "Tetapi Niojie engkau, harus ingat!" Kata sang ayah. "Keputusan yang kami, ambil itu semuanya demi kebaikan engkau juga. Maka dari itu, engkau tidak perlu salah mengerti bahwa kami tidak menurunkan kepandaian ilmu silat kami kepadamu, hanyalah disebabkan kami tidak mau melihat engkaunanti menjadi liar eperti yang pernah terjadi pada ibumu. Nah, engkau tentu mengerti maksud baik dari kedua orang tuamu ?" Tetapi Siangkoan Nio hanya berdiam diri merajuk dengan kepala tertunduk dalam2. Rupanya hasrat ingin mempelajari ilmu silat itu terlampau besar didalam hatinya. Disaat itulah, tampak Siangkoan Wanggwe telah tertawa sambil katanya. "Baiklah, jika memang engkau berkeras ingin mempelajari ilmu silat juga, maka akupun tidak, bisa melarangnya mulai besok ayah dan ibumu akan menurunkan ilmu silat yang engkau inginkan itu!" Mendengar perkataan ayahnya yang terakhir ini wajah Siangkoan Nio jadi berobah cerah. "Benarkah ayah?" Tanyanya. Sang ayah tersenyum sambil mengangguk. "Ayah tak pernah menjustaimu bukan?" Dan wajah Siangkoan Nio jadi ber-seri2, dia mengucapkan terima kasih pada ayahnya. Tetapi disaat itulah tiba2 sekali terdengar suara seseorang berkata. "Hemm......, selama dua puluh tahun batok kepalamu itu masih dapat menempel dilehermu karena aku belum dapat menemukan jejak kalian, tetapi hari ini rupanya Thian maha pemurah, telah memberikan jalan dan petunjuk sampai akhirnya dapat menemukan jejak kalian." Mendengar suara itu wajah Siangkoan Wanggwe dan isterinya jadi berobah pucat, mereka juga telah melirik kearah asal suara itu datang. "Hemmm...... itu ?" Tanya Siangkoan Wanggwe dengan suara yang tawar. "Keluarlah perlihatkan diri, tidak baik bersikap seperti seekor tikus kecil yang selalu menyembunyikan ekor........!" Terdengar suara gelak tawa yang mengerikan sekali karena suara tertawa itu sangat panjang dan mirip2 suara tangisan yang mengalun."Ha...ha...ha..., aku justeru memang tengah mencari tikus2 yang menyembunyikan ekornya itu! Sudah jelas aku akan memperlihatkan diri", terdengar suara itu. Dan membarengi dengan habisnya suara tersebut tampak sesosok tubuh telah mencelat dengan cepat sekali. "Kau.....?" Tiba2 Siangkoan Wanggwe telah berseru dengan suara yang nyaring waktu melihat jelas orang yang muncul itu. Muka Siangkoan Hujin juga telah berobah memucat. "Benar!" Kata orang yang baru muncul itu, yang ternyata seorang lelaki dengan bentuk tubuh yang tinggi besar dan juga memiliki wajah yang buruk dan menakutkan. Orang tersebut memiliki sepasang mata yang memancarkan sinar tajam, rambutnya panjang berombak tidak teratur, dan berkata. "Akulah Siang-mo-kiam (Sepasang pedang iblis) yang mencarimu Siangkoan Tat ....., apakah kalian masih mengenaliku? ...... aku datang untuk menuntut balas atas klematian saudara seperguruanku .... yang telah kalian binasakan itu!" Saat itu, Siang-mo-kiam telah tertawa dingin dengan suara yang tawar disusul dengan kata2nya. "Hmm......., bersiap2lah untuk mampus" Katanya dengan suara tawar. Siangkoan Tat segera sadar, cepat sekati ia menjawab. "Siang-mo-kiam....!, dulu aku mengampuni jiwamu tidak membunuhmu dengan harapan bahwa kau akan insyaf dan sadar kembaIi kejalan yang benar. Tetapi rupanya engkau malah etap deogan sifat2mu yang dulu, jahat dan berhati buruk." "Hahaha , ..jadi engkau menyesal ?" Tanya Siang-mo-kiam dengan suara mengejek tawar. Siangkoan hanya mendengus saja, jadi apa maksudmu datang kemari" "Mengambil kepala mu...... !", jawab Siang-mo-kiam."Heeemmmm!" "Lihat serangan !" Bentak Siang-mo kiam dengan suara yang nyaring sekali. "Wuttt.......!" Angin serangan itu demikian kuatnya, sehingga menimbulkan angin yang mendesir. Tetapi biar bagaimana Siangkoan Tat memang merupakan scorang jago tua yang memiliki kepandaian yang sangat tinggi, walaupun dia terdesak begitu disebabkan cara lawannya menyerang seperti juga melancarkan serangan yang membokong, namun dia tidak menjadi gugup. Dan secepat kilat pula sepasang tangannya telah diangkat untuk menangkis. Dengan mengeluarkan suara dengusan, disamping kagum dan juga terkejut, tampak Siang-mo-kiam telah menarik pulang kedua tangannya, dan mengeluarkan suara teriakan yang menggeledek, kemudian dengan cepat melancarkan serangan lagi dengan tangan kanannya yang berputar, sedangkan tangan kirinya meninju dengan cepat..... Wuttt.........!, angin serangannya terdengar sangat kuat. Kali ini Siangkoan Tat dapat menyaksikan kekuatan tenaga dalam lawan pada kedua telapak tangannya. Siangkoan Tat menangkis pukulan lawannya dengan mengibaskan tangan kanannya dan tangan kirinya justeru telah terjulurkan untuk mencengkeram dada lawannya ! Tentu saja apa yang dilakukan Siangkoan Tat ini membuat Siang- mo-kiam jadi terkejut. Siang-mo-kiam tertawa mengejek, tahu2 kedua tangannya itu telah dirangkapkan. Dan sepintas saja, telah terlibat babwa dia memang bermaksud untuk menjepit sepasang tangan dari Siangkoan Tat.Tangan kanan dari Siangkoan Tat dengan cepat telah berganti lagi memukul dan "Bukkk....!" Dia berhasil menghantam bahu lewannya sampai ter-huyung2 kebelakang. Tetapi Siangkoan Tat sendiri merasakan betapa tangannya yang terjepit hampir patah itu membuat dia kesakitan sekali. Untung saja disebabkan Siangkoan Tat telah mengempos semangat dan tenaga dalamnya dia dapat bertahan tidak sampai tulang pergelangan tangannya itu terjepit patah. ---oo~dwkz.0.Tah~oo--- BAGIAN 17 TANPA mem-buang2 waktu lagi, Siangkoan Tat telah melancarkan serangan lagi. Lalu Siang-mo-kiam dengan cepat mengulurkan tangan kanannya yang dibalik, akan mencengkeram punggung dari lawannya. Gerakan yang dilakukan oleh Sian-mo-kiam benar2 merupakan serangan yang berbahaya sekali, coba Siangkoan Tat memiliki kepandaian yang tanggung?, tentu dia sudah dapat dicelakainya. Siangkoan Tat cepat2 menggeserkan kakinya, dia bergerak untuk mengelakkan diri dan dia telah mengeluarkan suara seruan nyaring, kemudian dia melancarkan serangan yang kuat sekali....... "Wuttt... !" Dan dua kekuatan tenaga dalam yang dahsyat saling bentur lagi. "Brukkk...... !" Bukan main kerasnya benturan itu. Siangkoan Hujin dan Siangkoan Nio memandang pertempuran itu dengan perasaan kuatir. Pertempuran itu telah berlangsung puluhan jurus, Siang-mo-kiam selalu melancarkan serangan2nya dengan jurus2 mematikan.Sehingga membuat Siangkoan Tat menghadapinya dengan ilmu2 andalannya ..... yaitu dengan mengerahkan tenaga dalamnya dan disalurkan kearah kedua telapak tangannya kedua belah telapak yang kemudian diputar dengan sangat cepat, penggunaan jurus ini menyebabkan Siang-mo-kiam sukar menebusnya. Jangankan serangan yang dilancarkan oleh Siang-mo-kiam, umpama kata ada yang menyiram dengan seember airpun tidak nantinya ada setitik air yang dapat menerobos masuk dalam lingkaran tangan dari Siangkoan Tat. Siang-mo-kiam melihat itu, rupanya jadi maah bukan main... dengan mengeluarkan suara marahnya dia telah memperhebat setiap serangannya. Tidak mengherankan jika terlihat betapa setiap serangan yang dilancarkan itu mengandung kekuatan angin yang menupakan serangan bergelombang. Saat itu, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, tampak Siang-mo-kiam melancarkan serangan, sehingga setiap serangan yang dilakukan Siangkoan Tat dapat didorongnya. Dan Buukkkkk..........! bunyi benturan keras sekali, disaat itu terlihat masng2 mundur menjauhkan diri. Maka bisa dibayangkan atas terjadinya benturan itu. Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dengan cepat sekali terlihat, betapa angin serangan dari kedua orang tersebut telah saling bentur ditengah udara dan tubuh mereka terjengkang kebelakang, Dengan cara demikian, berarti mereka telah mengurangi daya desak dan daya tekan dari tenaga serangan lawan mereka, sehingga mereka tidak perlu mempergunakan kekerasan untuk dapat mnangkisaya. ---oo~Dewikz.0.Tah~oo--- Serangan Siang-mo-kiam memang memberikan hasil yang memuaskan padanya.Sebab tampak Siangkoan Tat berdiri menjublek dengan wajah yang memucat. Dia telah memandang kearah lawannya dengan sorot mata yang tajam, wajahnya yang memucat itu memperlihatkan bahwa dia sesungguhnya telah tergempur oleh tenaga serangan yang dilancarkan oleh lawannya. Maka dari itu Siang-mo-kiam rupanya tidak mau mem-buang2 kesempatan yang ada, dia telah meniejakkan kedua kakinya ketanah, tubuhnya dengan cepat mencelat menerjang untuk melancarkan serangan yang mematikan. Tetapi saat itu biarpun dalam keadaan tergempur begitu, Siangkoan Tat tidak jeri atau gentar menghadapi serangan lawannya ini. Hanya yang berkuatir atas keselamatan Siangkoan Tat adalah Siangkoan Hujin dan siangkoan Nio. Kedua wanita ini, saling pendang sejenak, kemudian Siangkoan Hujin melihat Siang-mo-kiam telah menerjang maju lagi, dia ingin melompat membantui suaminya Itu. Dia yakin suaminya telab terluka dan jika serangan Siang-mo- kiam itu di biarkan, akan membawa akibat yang buruk buat suaminya. Hingga dia berfikir tidak dapat dia menyaksikan saja, meskipun Siangkoan Tat suaminya sama sekali tidak memperlihatkan sikap yang gugup atau panik atas serangan yang dilancarkan oleh lawannya. Dan serangan yang meluncur datang deri Siang-mo-kiam itu malah telah dipandanginya dengan sorot mata yang tajam, dan diam2 Siangkoan Tat telah mengerakkan tenaga murninya pada kedua lengannya, kemudian menyalurkan pada kedua telapak taagannya. Waktu serangan yang dilancarkan oleh Siang-mo kiam tiba, dengan mengeluarkan suara bentakan....... tampak Siangkoan Tatmenggerakkan sepasang tangannya ........... seketika itu juga dua kekuatan tenaga dalam saling bentur menggetarkan sekirar tempat. Tubuh Sangkoan Tat terpental terpelanting keatas tanah, terkapar dalam keadaan terluka parah. Siangkoan Hujin sang melihat ini jadi mengeluarkan seruan kaget, begitu pula Siangkoan Nio, dia menjerit terkejut. Dengan mengeluarkan suara pekik mengandung kemarahan, tampak Siangkoan Hujin telah melompat ...... dia telah menerjang untuk melancarkan serangan. "Wuttt.......!" Angin serangannya berseliwiran. "Ha...ha...ha...ha....!" Siang-mo-kiam tertawa mengejek. "Hemmm....., engkau juga harus mampus betina sialan" Katanya sambil mengulurkan tangannya, berkelit dari serangan yang dilancarkan Siangkoan Hujin dan tangannya dikibaskannya itu telah menyampok menghantam batok kepala dan Siangkoan Hujin. Melihat serangannya dapat dielakkan oleb lawannya, Siangkoan Hujin jadi tambah murka, dengan mengeluarkan suara pekik melengking tampak Siangkoan Hujin telah mengempos semangatnya dan melancarkan serangan lagi dengan pukulan- pukulan yang berangkai, dan merupakan serangan maut. Sedangkan Siangkoan Nio berlari-lari menghampiri tubuh ayahnya yang menggeletak ditanah, dan langsung menubruknya sambil menangis "Ayah......!" Siangkoan Nio memeriksa keadaan tubuh ayahnya...... terkejut sekali gadis tersebut, karena dia melihat ayahnya Siangkoan Tat sudah tidak bernapas lagi. Siangkoan Nio segera tersadar, bahwa ayahnya sudah tidak bernyawa lagi. Siangkoan Nio telah mengeluarkan suara pekik yang nyaring seperti orang kalap menangis berduka sekali, kemudian gadis itu tidak sadarkan diri..........Siangkoam Hujin yang melihat keadaan anaknya itu, tambah terkejut. Setelah melewati belasan jurus dikala Siangkoan Hujin dengan penasaran sang bukan main telah melancarkan serangan lagi, disaat itulah tampak Siang-mo-kiam telah mengeluarkan menggerakkan sepasang tangannya. Siangkoan Hujin yang saat itu tengah kalap sudah tidak memperdulikan apapun juga, Siangkoan Hujin telah menangkisnya. Tangkisan yang dilakukan oleh Siangkoan Hujin tidak kalah hebatnya jika dibandingkan deugan gerakan sepasang tangan dari Siang-mo-kiam, benturan dari kedua tenaga yang hebat telah terjadi .....tampak tubuh Siang-mo-kiam telah terhuyung mundur. Saat itu Siangkoan Hujin sudah tidak memperdulikan keselamatan dirinya, kedua tangannya telah digerakkan lagi, dia melancarkan serangan lagi. Gerakan itu tentu saja telah membuat Siang-mo-kiam jadi terkejut bukan main. Dengan cepat sekali dia telah mengeluarkan seruan marah dan melompat mundur dan tahu2 tubuh dari Siang-mo-kiam telah melayang ketengah udara. Dan tiba2 dikedua tangannya masing2 telah tercekal sebatang pedang, sepasang pedang iblis dari Siang-mo-kiam merupakan pedang maut yang selalu mendatangkan kematian buat siapa saja. Siangkoan Hujin waktu melihat lawannya telah mencabut keluar senjatanya, tak ayal lagi, Siangkoan Hujin menyambar sebatang ranting pohon. Siangkoan Hujin ingin dengan ranting itu, sebagai pengganti pedangnya. Saat itulah Siang-mo-kiam mengeluarkan suara bentakan yang mengerikan sekali, telah menerjang sambil menggerakkan sepasang pedangnya.Gerakan yang dilakukan oleh Siang-mo-kiam tersebut merupakan serangan yang mematikan. Siangkoan Hujin yang tengah kalap saat itu juga tidak berani memandang remeh terhadap serangan ini, Siangkoan Hujin mengeluarkan teriakan nyaring dan telah memutar ranting pobon yang berada ditangannya. Disaat itulah serangan Siang-mo-kiam tiba. Di saat seperti ini, terlihat betapa Siangkoan Hujin telah mengempos semangat tenaga dalamnya, dia telah memutar ranting ditangannya itu untuk meggerahkan semangat tenaga dalamnya yang disalurkan kedalam ranting itu. Gerakan yang dilakukan oleh Siangkoan Hujin merupakan gerakan yang sukar untuk diterka arah serangannya, tidak mudah bagi siiblis Siang-mo-kiam untuk mewujudkan serangannya itu dan pedangnya itu sama sekali tidak berhasil mengenai sasarannya. Dan gerakan yang dilakukan Siangkoan Hujin ternyata memberikan hasil yang baik terlihat betapa pedang dari Siang-mo- kiam telah mengalami benturan2 yang keras sekali. Dan terlihatlah, Siang-mo-kiam melompat mundur kebelakang beberapa kali. Memang Siangkoan Hujin seorang yang memiliki kesempurnean untuk tenaga dalamnya itu, sehingga dia dapat mengendalikan ranting ditangannya itu, membuat Siang-mo-kiam terkejut, justru yang diincar oleh Siangkoan Hujin adalah bagian2 yang- mematikan dari setiap jalan darah ditubuhnya. Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Sepasang Garuda Putih Karya Kho Ping Hoo Si Bungkuk Pendekar Aneh Karya Boe Beng Giok