Pendekar Bunga 10
Pendekar Bunga Karya Chin Yung Bagian 10
Pendekar Bunga Karya dari Chin Yung Cepat sekali serangan Eng Song menyambar datang, dan tenaga serangan itu menderu-deru keras bukan main. Di saat itulah, terlihat sesuatu hal yang sangat mengerikan sekali. 163Kolektor E-BookDengan cepat bukan main, Ciang Ku Su tidak mau diam. Dia juga telah menangkisnya. Biar bagaimana kagetnya Ciang Ku Su, tetap saja dia harus menangkisnya, karena dia menyadarinya bahwa tenaga-tenaga serangan yang dipergunakan oleh Eng Song merupakan serangan yang mematikan. Maka dari itu, Ciang Ku Su tidak mau jika harus bercelaka dibawah tangan Eng Song. Itulah sebabnya dia telah menangkisnya. Dia melakukan tangkisannya itu dengan mengerahkan hampir seluruh kekuatan tenaga lwekangnya. Dan terjadilah bentrokan yang hebat sekali. Celakalah buat Ciang Ku Su! Karena begitu tenaga mereka saling bentrok dengan keras, disaat itu pula telah terjadi benturan yang tidak kepalang tanggung. Dan tampak jelas sekali, tubuh dari Ciang Ku Su telah terpental keras. Sedangkan Eng Song telah berdiri tegak dengan tubuh yang kaku, mengandung kekuatan tenaga dalam yang melindungi seluruh tubuhnya itu. Mata Eng Song juga telah memandang dengan sorot mata sangat tajam sekali. Tampakaya dia begitu bernafsu sekali untuk turun tangan mencabut nyawa dari orang yang telah membinasakan Ang Sam Kay. Memang dihadapan kuburan Ang Sam Kay, Eng Song pernah bersumpah bahwa ia akan membalaskan sakit hatinya. Maka dari itu, sekaranglah saatnya. Melihat Ciang Ku Su telah rebah terguling-guling ditanah begitu rupa, dia telah mendengus dengan suara mengejek. "Hemmmm....!" Dengusnya. Dan juga Eng Song telah menggerakkan kedua tangannya dengan cara terbuka, dia menggerakkan perlahan-lahan, seperti sedang menebarkan sesuatu! Dan tampaklah, dikedua telapak tangan Eng Song berbintik-bintik merah, sehingga tampaknya bagaikan ada cairan darah yang memenuhi kedua telapak tangannya itu. Dan yang mengejutkan hati Ciang Ku Su, dia telah melihatnya, betapa dari kedua telapak tangan Eng Song seperti mengalir keluar angin serangan yang berkelompok kecil-kecil, sehingga menyerupai bunga-bunga tenaga gempuran. Ciang Ku Su mengeluh. Namun biar bagaimana memang Ciang Ku Su memiliki kepandaian yang tinggi, dia mana mau dicelakai begitu rupa oleh lawannya. Dengan cepat telah melompat berdiri, berusaha untuk menjauhkan diri. Namun serangan gelombang dari tenaga dalam dari yang telah mengalir keluar itu bagaikan bunga-bunga yang telah berguguran mengurung diri Ciang Ku Su. Merasakan betapa tekanan dari gelebung tenaga serangan itu bukan main hebatnya, menimbulkan perasaan sakit dan napasnya menyesak, Ciang Ku Su mengeluarkan suara jeritan kaget, lalu berusaha menyalurkan seluruh kekuatan yang ada padanya. Disertai oleh gerangannya yang menyeramkan, dia telah menggerakan kedua tangannya dengan sekaligus juga mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya. 164Kolektor E-BookMaka disaat itulah telah terjadi suatu hal yang sangat mengejutkan. Karena begitu tenaga dalam yang disalurkan oleh Ciang Ku Su itu menyambar datang, maka itulah telah terdengar suara bentrokkan yang keras sekali. Disusul juga oleh terpentalnya tubuh Ciang Ku Su keras sekali. Dia telah terguling-guling ditanah dan mengeluarkan suara erang kesakitan. Tampaknya akibat bentrokan tenaga dalam diantara mereka berdua, maka Ciang Ku Su merasakan tenaga dalamnya itu telah bergolak, sehingga hawa murni ditubuhnya telah tergempur dan dia telah menderita luka yang tidak ringan. Sedangkan Eng Song sendiri juga terkejut sekali, karena waktu tenaganya saling bentrok dengan tenaga serangan Ciang Ku Su, dia merasakan pergelangan tangannya nyeri dan napasnya menyesak. Dia cepat-cepat mengerahkan tenaga dalamnya dan menyalurkannya. Untuk memulihkan goncangan yang diterimanya. Dengan cepat sekali, dia telah mengeluarkan bentakan lagi dan melancarkan serangan pula. Gerakan yang dilancarkan oleh Eng Song merupakan serangan yang mengandung tenaga menggempur yang bukan main hebatnya, sehingga tubuh dari Ciang Ku Su telah bergoyang- goyang akan rubuh. Ciang Ku Su mati-matian telah berusaha mempertahankan diri dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada padanya, namun dia gagal. Tubuhnya telah terpental lagi. Ketika ambruk diatas tanah, dia telah memuntahkan darah segar. Tentu saja hal ini mau tidak mau memang membuat Ciang Ku Su jadi pecah nyalinya. Tadinya dia menyangka bahwa pemuda ini tentunya tidak sehebat apa yang dilihatnya sekarang. Setidak-tidaknya usia Eng Song yang masih begitu muda, tentu hanya memiliki kepandaian biasa saja. Maka dari itu, tadi dia telah memandang sebelah mata dan meremehkannya. Namun siapa sangka, sekarang Ciang Ku Su telah melihatnya bahwa tenaga serangan Eng Song luar biasa. Malah yang hebat, dia telah berulang kali dirubuhkan oleh Eng Song. Inilah suatu hal yang belum pernah terjadi seumur hidupnya, mau tidak mau mengejutkan hatinya. Apa lagi sekarang ini memang dia telah memuntahkan darah. Dengan murka dia memandang bengis kepada Eng Song, biar bagaimana dia jadi kalap dan nekad dan bermaksud akan mengadu jiwa dengan Eng Song untuk mati bersama-sama. Hal itu disebabkan karena Ciang Ku Su merasa malu telah dirubuhkan berulang kali oleh lawannya. Maka dari itu, dengan sendirinya dia telah bermaksud menebus rasa malunya itu. Dia bertekad biar bagaimana memang harus dapat membinasakan Eng Song. Namun kenyataannya, Eng Song terlalu tangguh. Dengan tenang, Eng Song juga telah membalas tatapan Ciang Ku Su. Sikap Eng Song tenang dan menanti saja. Dia telah tersenyum mengejek juga. 165Kolektor E-BookDengan tubuh gemetaran karena mengerahkan dan menyalurkan seluruh tenaga yang ada padanya, Ciang Ku Su tahu-tahu telah menjejakan kakinya. Tubuhnya telah mencelat ketengah-tengah udara dengan gerakan yang cepat sekali. Dia telah melancarkan serangan yang luar biasa bukan main, mengandung kekuatan yang mematikan. Di saat itulah, dengan cepat Eng Song mengempos semangatnya. Dia menangkis lagi. "Bukkkkkkk!!" Buyarlah gelembung-gelembung dari tenaga dalam Eng Song, karena bentrokan yang terjadi. Tetapi tenaga yang bergelembung dan telah buyar itu bukan untuk lenyap. Melainkan telah mengurung diri Ciang Ku Su, lalu menimpah dari berbagai arah. Dengan cepat sekali terdengar suara jeritan yang keras, disertai oleh tubuh Ciang Ku Su yang telah berguling-guling ditanah. Dengan sendirinya, hal ini memperlihatkan bahwa Ciang Ku Su menderita sekali. Maka dari itu, tidak membuang kesempatan yang ada, Eng Song kembali telah mengempos semangat dan tenaga dalamnya, dia telah melancarkan serangan lagi dengan gerakan yang luar biasa kuatnya. "Bukkkkk!" Tubuh Ciang Ku Su telah dihantam telak sekali oleh tenaga serangan Eng Song. Tubuh Ciang Ku Su telah melambung ketengah udara dengan cepat, dan tampaknya akan terbanting keras ditanah. Namun Ciang Ku Su benar-benar kedot. Sebelum tubuhnya terbanting ditanah, dia telah berjumpalitan dengan tubuh yang mengejang kaku, dan bagaikan selempeng papan, tubuh itu meluncur turun. Ketika kedua kakinya hinggap diatas tanah, maka secepat kilat dia telah melancarkan serangan dengan kekuatan tenaga dalam yang bukan main hebatnya. Rupanya Ciang Ku Su selain bersakit hati juga penasaran sekali. Maka dari itu, tanpa memperhitungkan kembali bahaya yang bisa menimpah dirinya, dia telah melancarkan serangan yang begitu hebat. Gerakan yang dilakukannya itu bukan main kerasnya dan mengandung tenaga serangan yang dahsyat sekali, sehingga terlihat betapa kedua tangannya itu seperti bertambah panjang beberapa dim, dan telah terjulurkan akan mencengkeram berbareng menghantam dada Eng Song. Eng Song mendengus tertawa dingin mengejek, tahu-tahu tubuhnya telah berputar. Dengan cara berputar begitu, maka tenaga serangan dari Ciang Ku Su telah di lenyapkan. Dan membarengi dengan lenyapnya tenaga serangan tersebut. Eng Song telah membarengi dengan menghantamkan kembali pukulan gelembung Bunganya itu. Gerakan yang dilakukan oleh Eng Song bukan main dahsyatnya. Jilid 10 HAL ITU disebabkan Eng Song telah berpikir, dia tidak boleh terlalu berayal lagi menghadapi lawannya ini. Dan dia memang tidak boleh terlalu lama memberikan kesempatan pada Ciang Ku Su hidup terus, berarti hanya akan merongrongnya belaka. 166Kolektor E-BookItulah sebabnya kali ini Eng Song telah melancarkan serangan yang menentukan. Selain tenaga serangannya itu telah semakin keras dan kuat, juga telah mengincar bagian yang sangat berbahaya sekali ditubuh Ciang Ku Su. Ciang Ku Su yang melihat serangannya itu dapat dielakkan oleh lawannya, jadi murka. Dia tidak memperdulikan ancaman tenaga serangan Eng Song, melainkan telah melancarkan pukulan berikutnya pula dengan nekad. "Braakkkkkk! Bukkkkk!" Terdengar dua kali suara benturan yang keras. Dan tampak tubuh Ciang Ku Su terpental keras. Dan tampak tubuh Ciang Ku Su telah terpental keras, begulingan ditanah setelah terbanting dengan keras. Begitu juga Eng Song, pemuda berbaju putih ini telah terlempar dan rubuh diatas tanah. Namun dengan cepat Eng Song bangkit kembali, cuma kepalanya dirasakan agak pening akibat gempuran tenaga dalam Ciang Ku Su. Sedangkan Ciang Ku Su sendiri merasakan dunia seperti berputar dan langit seperti runtuh menimpah kepalanya. Dia mengeluh. Namun sungguh luar biasa Ciang Ku Su ternyata seorang yang kedot sekali. Dia dapat berdiri kembali, walaupun tidak segesit Eng Song. Diam-diam Eng Song jadi merasa kagum juga melihat kekedotan lawannya itu. Ciang Ku Su telah diserangnya berulang kali dengan hantaman yang keras dan mematikan. Namun selama itu Ciang Ku Su masih juga dapat untuk berdiri pula dengan memberikan perlawanan yang gigih pada Eng Song. Itulah suatu daya tahan yang sangat mengagumkan sekali. Namun Eng Song teringat juga bahwa lawannya ini adalah manusia yang telah membunuh Ang Sam Kay, dan merupakan musuhnya. Mau tidak mau, biar bagaimana Ciang Ku Su harus dibinasakan. Maka dari itu, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras bukan main, tampak Eng Song telah melompat pula dengan gerakan tubuh yang ringan, badannya telah melambung ditengah-tengah udara, disamping itu kedua tangannya telah digerakkan dengan cepat sekali, dia telah menghantam. Gerakan yang dilakukan oleh Eng Song telah mengejutkan Ciang Ku Su. Dia merasakan semangatnya terbang meninggalkan raganya. Nyalinya telah pecah disaat itu juga. Biar bagaimana Ciang Ku Su seorang manusia juga, walaupun dia merupakan seorang jago yang memiliki kepandaian yang luar biasa. Maka dari itu, tidak mengherankan jika disaat menghadapi bahaya kematian seperti itu, dia jadi menggidik ngeri juga. Dan segera pula dia jadi terpikir untuk melarikan diri saja. Cepat bukan main, dia telah mengeluarkan suara teriakan yang keras sekali. Tahu-tahu tangannya itu telah digerakkan untuk menangkis. 167Kolektor E-BookNamun kali ini Ciang Ku Su menangkis dengan mempergunakan siasat. Waktu dia menangkis, seakan juga dia telah mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya. Dan setelah itu, disaat tenaga mereka akan bentrok. Ciang Ku Su telah menarik pulang tenaga dalamnya dan telah meminjam tekanan tenaga dalam dari Eng Song, sehingga tubuhnya telah mencelat sejauh belasan tombak! Karena Ciang Ku Su juga telah membarengi dengan jejakkan kakinya, membuat tubuhnya dapat melambung begitu jauh. Setelah kedua kakinya menginjak tanah, dia memutar tubuhnya untuk kabur. Eng Song terkejut melihat tubuh Ciang Ku Su yang terpental sampai belasan tombak dia memandang kesima. Tetapi akhirnya pemuda ini tersadar apa yang telah terjadi, maka dengan penuh kegusaran Eng Song telah membentak dengan suara yang nyaring sekali . Pendekar Bunga Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Hendak kabur kemana kau?" Teriaknya dengan suara yang bengis. Dan suara bentakannya itu bukan main bengisnya, tubuhnya juga dengan cepat telah mencelat dan mengejar lawannya itu. Ciang Ku Su mengempos seluruh sisa tenaganya, dia telah berusaha untuk melarikan diri. Namun biar bagaimana dia juga agak kuatir kalau-kalau dirinya dapat dikejar oleh lawannya. Dia memiliki pikiran dan kekuatiran seperti itu, karena Ciang Ku Su melihatnya Eng Song mengejarnya dengan gerakan yang ringan dan cepat sekali. Ciang Ku Su jadi mengeluh sendirinya. Tetapi dia juga terus pula mengerahkan seluruh sisa tenaganya, berusaha melarikan diri menjauh dari lawannya itu. Apa yang dilakukannya itu untuk melepaskan diri dari kejaran yang dilakukan oleh Eng Song. ooo O ooo 13 ENG SONG gusar sekali melihat kelicikan lawannya itu, karena tadi dia telah mengerahkan tenaga dan meminjam tenaga serangan Eng Song untuk melepaskan diri. Dengan cara begitu Ciang Ku Su telah memperlihatkan kelicikannya dan untuk menyelamatkan jiwanya. Tetapi Eng Song mana mau melepaskan lawannya begitu saja?! Dengan cepat dia telah mengempos seluruh kekuatan yang ada padanya, dia telah mengejarnya seperti juga tubuhnya itu terbang. Sepasang kakinya bagaikan tidak menginjak tanah, dan didalam waktu yang sangat singkat sekali dia telah dapat memperpendek jarak mereka, hanya terpisah beberapa tombak lagi saja. Di saat itulah Eng Song telah memperhitungkannya masak-masak. Dengan mengeluarkan suara seruan yang keras, dia telah mengayunkan sepasang tangannya yang didorongnya kemuka, dan bentaknya . "Rubuhlah kau!!" 168Kolektor E-BookSaat itu Ciang Ku Su tengah berlari-lari dengan perasaan takut mulai menguasai jiwanya. Tiba-tiba dia merasakan punggungnya seperti juga dihantam keras sekali oleh sesuatu, dia mengeluarkan seruan kaget dan telah terguling rubuh ditanah. Pandangan matanya juga seketika itu pula telah gelap, dan dia telah gemetaran diatas tanah. Hal itu disebabkan yang dihantam oleh kekuatan tenaga lwekang Eng Song adalah jalan darah Pian-sian-hiatnya Ciang Ku Su. Dengan sendirinya, dia jadi begitu menderita kesakitan. Dengan cepat Eng Song telah tiba didekatnya. "Hemmmm....... biar bagaimana hari ini engkau tidak mungkin lolos dari kematian!!" Kata Eng Song dengan suara yang dingin. Dan sambil berkata begitu, Eng Song telah mengayunkan tangan kanannya, tenaga dalamnya telah disalurkan pada telapak tangannya itu. Karena dia bermaksud akan menghajar hancur batok kepala lawannya. Tentu saja hal ini telah membuat Ciang Ku Su ketakutan bukan main. Dia merasakan menyambarnya angin serangan yang kuat. "Tahan!" Teriaknya gugup. Eng Song menahan telapak tangannya itu. "Hemmmmmm, kau takut mampus?" Bentak Eng Song dengan suara mengejek. "Aku ingin mengatakan sesuatu!" Kata Ciang Ku Su kemudian. "Cepat katakan!" "Yang membunuh......... yang membunuh........" Tetapi Ciang Ku Su tidak sempat meneruskan perkataannya itu. "Engkau ingin mengatakan bahwa kematian Ang Sam Kay bukan disebabkan tanganmu, bukan ?" Tegur Eng Song dengan suara yang dingin. Ciang Ku Su mengangguk cepat. Wajahnya tampak pucat pias sekali. "Benar!" "Hemmmmm, apakah kau anggap aku ini anak bayi yang bisa didustai oleh kau?" Tanya Eng Song dengan suara yang mengejek. Namun belum lagi Eng Song sempat untuk meneruskan perkataannya itu, tampak pemuda ini jadi mengeluarkan seruan tertahan, karena dengan tiba-tiba sekali Ciang Ku Su yang dalam keadaan terdesak dan terjepit seperti itu telah menjadi nekad dan menghantamkan telapak tangannya kearah perut Eng Song. Hal itulah yang telah membuat Eng Song mengeluarkan suara teriakan kaget. Namun pemuda ini memiliki mata yang jeli, dia dapat melihat gerakan lawannya, maka dia berhasil untuk mengelakkan serangan tersebut dengan mengempiskan perutnya dan melompat mundur kesamping. Gerakannya itu menyebabkan serangan Ciang Ku Su jatuh ditempat kosong. Dan tanpa membuang-buang waktu lagi Eng Song telah mengayunkan tangan kanannya. Dihajarnya telak sekali batok kepala Ciang Ku Su keras bukan main. 169Kolektor E-Book"Plakkkkkk!" Pecahlah batok kepala dari orang she Ciang tersebut. Segera pula darah bercampur poloh telah mengalir keluar. Di antara semua itu, tanpa dapat megeluarkan suara jeritan lagi, tampak tubuh Ciang Ku Su telah terguling diatas lantai. Dia menggeletak tanpa bernyawa lagi......! Melihat Ciang Ku Su berhasil dirubuhkannya, Eng Song berdiri sejenak sambil menghela napas. Dia merasa puas dan berduka. Karena dia merasa telah dapat menunaikan sumpahnya, dapat membalas sakit hati Ang Sam Kay. Tetapi berduka, karena Eng Song merasakan bahwa didalam rimba persilatan selalu terjadi kekerasan. Siapa yang kuat pasti akan menang. Hal inilah yang tidak menggembirakan hati Eng Song, mau tidak mau hal seperti ini telah membuat Eng Song jadi berduka sekali. Dengan cepat sekali, dia telah menyusutkan telapak tangannya yang berlumuran darah lawannya itu pada bahu mayat Ciang Ku Su. Setelah itu Eng Song menghela napas, dia menengadah kelangit. "Paman pengemis Ang Sam Kay dan delapan pendeta yang telah terbunuh ditangan Ciang Ku Su ini, semoga arwah kalian menjadi tenang dengan terbayarnya sakit hati kalian dengan kematian orang she Ciang ini......! Dan berulang kali Eng Song telah menghela napas panjang. Di putar tubuhnya melangkah kecil-kecil dengan sikap lesu akan meninggalkan tempat itu. Tetapi baru melangkah beberapa tindak, disaat itulah dia mendengar suara orang berkata dengan suara mengandung ejekan . "Hemmmmmm, kepandaian yang kau miliki itu bukanlah suatu kepandaian yang berarti dan tidak bisa dibuat bangga!!" Suara itu nyaring sekali. Baru saja Eng Song ingin membalikkan tubuhnya untuk melihat orang yang mengeluarkan kata-kata itu, tiba-tiba dia merasakan mendesirnya angin dingin dibelakang punggungnya. Eng Song mendengus penuh kegusaran, karena segera juga dia menyadari bahwa dirinya tengah diserang dengan cara membokong oleh seseorang. Tanpa menoleh, Eng Song telah mengulurkan tangan kanannya kebelakang. Dia menyentilnya..... Trikkkkksss!" Dan seketika itu juga Eng Song merasakan sekujur tubuhnya seperti dikurung oleh hawa dingin yang bukan main, seperti menyusut kedalam tubuhnya. Tentu saja hati Eng Song jadi tercekat kaget, cepat-cepat pemuda ini telah mengempos tenaga dalamnya, dia menyalurkan kesekujur tubuhnya. Dan hawa dingin itu dapat diusirnya. Namun belum lagi pemuda ini sempat melihat orang yang melancarkan serangan itu, telah dirasakannya menyambar kembali serangan gelap itu. Kembali Eng Song menangkisnya. Dan kembali pula Eng Song merasakan serangan hawa dingin yang bukan main. 170Kolektor E-BookSeketika itu juga si pemuda telah teringat kepada seseorang yang memiliki senjata yang demikian. Dan Eng Song segera teringat bahwa senjata yang disentilnya itu pasti Sin Tan, peluru ajaib yang dimiliki oleh Cu Sing Hong. Teringat kepada gadis yang berpakaian serba putih itu, Eng Song jadi mendengus mendongkol. Entah apa maunya gadis itu mempermainkan dirinya?. Maka dari itu, sambil mengerahkan tenaga murni ditubuhnya, Eng Song telah membalikkan tubuhnya. Dan dilihatnya seorang wanita yang cantik bukan main, dengan pakaian serba putih, tengah berdiri dijarak kejauhan dengan dirinya. Gadis itu tampak tenang sekali, dia tengah memandang kearah Eng Song dengan seulas senyum tersungging dibibirnya, senyuman mengejek. Dengan sendirinya, mau tidak mau hal ini telah membuat Eng Song jadi tambah mendongkol. "Hemmm, kiranya Cu Sing Hong Kouwnio! Apa maksudmu melancarkan serangan gelap padaku?" Tegur Eng Song dengan suara yang tawar. Muka gadis itu tampak berobah hebat waktu Eng Song menyebut namanya. Tampaknya dia kaget sekali pemuda ini mengenali dirinya dan tahu namanya. "Siapa engkau?" Tegurnya dengan suara dingin. "Mengapa kau mengetahui aku bernama Cu Sin Hong. Eng Song tertawa dingin. "Engkau belum menjawab pertanyaanku, maka mana ada bagusnya jika aku menjawab pertanyaanmu itu?" Ejek Eng Song. Muka si gadis telah berobah dengan hebat, dia memandang dengan sorot mata yang tajam bukan main. "Hemmmmm... kau terlalu kurang ajar pemuda ceriwis!" Katanya. "Memang aku telah melihat sejak tadi, bahwa engkau bukanlah sebangsa manusia baik-baik!" Tetapi Eng Song telah tertawa dingin. "Hemmmm, engkau belum menjawab pertanyaan yang tadi!" Katanya memperingati si gadis. Si gadis mendengus, lalu katanya . "Aku menginginkan jiwamu!" "Tentu harus ada sebabnya!" "Karena engkau telah membinasakan Ciang Ku Su..." "Hanya itu saja?!" "Ya!" "Dan..... apa hubunganmu dengan Ciang Ku Su?" Tanya Eng Song lagi. "Tidak perlu kau tahu! Sekarang kau beritahu kepadaku, dari mana engkau mengetahui namaku?!" Bentak si gadis dengan suara yang dingin. "Apakah kau lupa tempo hari pada seorang bocah yang bersama Ang Sam Kay?" Tanya Eng Song dengan suara yang tawar. "Itulah aku!" 171Kolektor E-Book"Ohhh...! si gadis telah mengeluarkan suara seruan tertahan. Memang dia mengenal Ang Sam Kay, maka diingatkan dengan pengemis tua yang telah almarhum tersebut, mau tidak mau dia telah teringat kembali pada bocah yang bersama pengemis itu. Namun disaat itu, si bocah masih terlalu kecil, sedangkan sekarang telah menjadi seorang pemuda yang demikian tampan. "Ohhh, kiranya engkau!!" Kata gadis itu kemudian dengan sikap yang dingin sekali. "Tidak tahunya hanyalah bekas pengemis cilik belaka!" Mendengar disebut dirinya bekas pengemis cilik, hati Eng Song mendongkol juga. "Sekarang, apa maksudmu melancarkan serangan membokong pudaku?" Tegur Eng Song kemudian. "Hemm, aku tidak membokong, kalau aku mau, akupun dapat melancarkan serangan dengan cara berterang." "Jelaskanlah, apa yang kau inginkan dariku?" "Aku ingin main-main dengan kau beberapa jurus!" "Boleh! Boleh! Akupun ingin mengetahui kehebatan ilmumu!" Dan setelah berkata begitu, Eng Song telah bersiap-siap untuk menghadapi gadis cantik tetapi memiliki kepandaian yang tinggi dan Sin Tan yang sangat sakti menimbulkan hawa dingin yang bukan main. Dengan sendirinya, disamping itu juga, diantara keheningan yang ada pada mereka, terlihat jelas sekali, betapa Cu Sing Hong telah bersiap-siap melancarkan serangan. Gadis cantik itu telah berdiri dengan sikap yang angker sekali, dia telah memandang tajam pada Eng Song dan tangannya terangkat perlahan-lahan. Dan Eng Song juga yang mengetahui bahwa gadis ini sangat tinggi kepandaiannya, dengan sendirinya tidak mau meremehkannya. Eng Song juga telah cepat-cepat bersiap-siap untuk menghadapi serangan yang bagaimana bentuknyapun dari gadis tersebut. Pendekar Bunga Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Nah, kau terimalah seranganku ini!!" Kata C u Sing Hong dengan suara yang nyaring. Membarengi dengan suara bentakannya itu, tampak dia telah mendorong dengan mempergunakan kedua telapak tangannya. Eng Song merasakan samberan serangkum angin serangan yang bukan main hebatnya. Dan tenaga serangan itu menderu-deru keras sekali, menimbulkan tekanan pada jalan pernapasannya. Cepat-cepat Eng Song telah mengerahkan tenaga dalamnya, dia menyalurkan enam bagian tenaga murninya dan kemudian telah mengeluarkan suara seruan, dia menangkis serangan dari Cu Sing Hong. "Bukkkkk......!" Keras bukan main telah terjadi benturan ditengah udara. Tubuh Eng Song tahu-tahu telah terpental! Inilah suatu kejadian yang tidak pernah diduganya, karena dia telah terpental begitu keras dan juga terlontarkan bagaikan tubuhnya seperti daun kering belaka. 172Kolektor E-BookTentu saja Eng Song jadi kaget bukan main, karena dia sama sekali tidak menyangka bahwa kekuatan tenaga serangan gadis yang bertubuh lemah gemulai itu ternyata luar biasa kuatnya. Mau tidak mau memang dia jadi terperanjat dan cepat-cepat berusaha mengembalikan keseimbangan tubuhnya dengan jalan berjumpalitan ditengah udara, sehingga waktu tubuhnya meluncur turun ditanah, dia telah turun dengan kedua kakinya terlebih dulu. Di antara menderu angin serangan si gadis, maka Eng Song, juga merasakan betapa tekanan pada beberapa jalan darahnya. Segera pula pemuda ini menyadarinya bahwa telah terjadi penekanan oleh tenaga tersembunyi dari si gadis pada beberapa jalan darahnya. Cepat-cepat Eng Song telah mengempos semangatnya, dia menyalurkan tenaga murninya. Di antara suara bentakan yang dikeluarkannya, maka kedua tangan Eng Song telah bergerak-gerak. Dari kedua telapak tangannya telah mengalir keluar bungkah-bungkah tenaga dalam yang bergelembung, bagaikan titik-titik bunga yang berguguran. Tentu saja si gadis Cu Sing Hong jadi terperanjat bukan main. Dia heran berbareng kaget, sampai mengeluarkan seruan nyaring dan cepat menarik pulang tenaga maupun kedua tangannya. Hal ini disebabkan dia merasakan gelembung-gelembung dari tenaga dalam Eng Song telah mengurung dirinya. Dengan mengeluarkan suara tertawa dingin, tampak Cu Sing Hong telah menggerakkan kedua tangannya, berulang kali. Dengan cepat pula dia telah melancarkan serangan membalas, dia telah melancarkan serangan-serangan dengan mempergunakan tenaga dalam yang tinggi sempurna. Tetapi Eng Song tadi kena dilontarkan begitu disebabkan kurang waspada. Sekarang dia telah bersikap jauh lebih tenang dan waspada. Dengan sendirinya serangan si gadis Cu Sing Hong yang kali inipun telah dapat dihadapinya. Dia telah berusaha untuk dapat membendung meluncurnya tenaga serangan yang tengah menyambar kearahnya tidak hentinya itu. Di antara semua itu, di antara mendesirnya angin serangan yang demikian hebat, telah membuat punah seluruh kekuatan yang ada pada tenaga serangan Cu Sing Hong. Namun si gadis cantik yang berpakaian serba putih itu jadi sangat penasaran sekali. Dia telah mengeluarkan suara seruan yang keras sekali. Dan di antara semua itu, dia telah melancarkan pukulan-pukulan yang mematikan. Setelah beberapa kali serangannya dapat digagalkan, maka kali ini Cu Sing Hong melancarkan serangannya sambil dibarengi dengan melepaskan beberapa Sin Tannya. Dia telah menyentilnya. Dengan cepat beberapa buah peluru saktinya itu telah menyambar kearah Eng Song. Eng Song terkejut, karena merasakan dirinya di serang hawa dingin yang bukan main. Dan hawa dingin itu seperti juga telah menyelinap kedalam tulang sumsumnya. 173Kolektor E-BookTentu saja Eng Song cepat mengempos semangat dan tenaga dalamnya. Biar bagaimana dia tidak mau jika harus mengalami nasib harus menderita kedinginan disebabkan peluru sakti itu. Dia juga telah mengeluarkan suara keras, lalu cepat-cepat memutar-mutar kedua tangannya, tidak hentinya, untuk melindungi tubuhnya. Dengan cara demikian memang Eng Song berhasil juga untuk melindungi dirinya dari serangan hawa dingin yang luar biasa. Di antara semua itu, Eng Song terpaksa telah mengeluarkan ilmu simpanannya. "Jagalah serangan!" Berseru Eng Song dengan suara yang bengis. Karena Eng Song sangat gusar sekali melihat kelicikan gadis itu, dia tidak berlaku shejie lagi, telah melancarkan serangan dengan mempergunakan tenaga yang sangat kuat sekali, dan tenaga dalamnya itu telah meluncur cepat sekali menyambar kuat kearah si gadis Cu Sing Hong. Gerakan yang dilakukan oleh Eng Song benar-benar merupakan gerakan yang sangat mematikan. Tentu saja Cu Sing Hong juga menyadari hal itu, maka dengan cepat dia telah melompat mundur. Mereka berhadap-hadapan tidak melancarkan serangan dulu. Setelah saling tatap seperti juga saling menakar kekuatan lawan masing-masing, tahu-tahu secara berbareng keduanya telah melompat menyerang maju sambil melancarkan serangan yang bukan main hebatnya. Apa lagi memang Eng Song juga memiliki kepandaian yang bukan main tinggi yang diterima dari kedua gurunya yang merupakan tokoh rimba persilatan. Dengan sendirinya si gadis cantik yang bernama Cu Sing Hong berulang kali harus menderita rasa keterkejutan yang tidak kepalang. Saat itu, di antara menderunya angin serangan yang luar biasa kuatnya, tampak tubuh kedua orang ini telah berkelebat-kelebat dengan gerakan yang cepat sekali. Dan Cu Sing Hong jadi penasaran bukan main. Tidak biasanya dia begini sulit untuk merubuhkan seorang lawan saja. Apa lagi memang Cu Sing Hong melihat lawannya ini hanyalah seorang pemuda yang berusia masih muda. Cepat-cepat Cu Sing Hong telah merobah cara bersilatnya, dia telah mengeluarkan suara siulan yang sangat tinggi sekali, melengking nyaring, lalu dibarengi dengan kedua tangannya yang telah digerakkan untuk melancarkan serangan yang luar biasa kuatnya. Serangan yang dipergunakan oleh si gadis ini menyambar bagaikan gelombang badai yang menerjang kearah Eng Song, memaksa Eng Song mau tidak mau melompat mundur untuk menjauhkan diri sementara dari si gadis. "Hemmm, jangan harap kau dapat meloloskan diri dari seranganku!" Mengejek Cu Sing Hong dengan suara yang nyaring sekali. Si gadis juga bukan hanya sekedar membentak belaka, karena dengan cepat dia telah melancarkan serangan yang beruntun dan dahsyat. Eng Song merasakan semakin lama semakin bertambah kuat saja. Sedangkan Cu Sing Hong penasaran karena dia melihat Sin Tannya tidak memberikan hasil sama sekali. 174Kolektor E-BookInitah yang telah membuatnya jadi begitu mendongkol bukan main. Dengan cepat dia telah melancarkan serangan belasan jurus. Tetapi tidak satu juruspun yang memberikan hasil padanya. Tentu saja Cu Sing Hong tambah penasaran saja menghadapi kenyataan seperti ini. Dengan cepat bukan main, dia telah mengulangi beberapa jurus serangannya. Dan setiap serangannya memang ditambahi tenaga serangan yang lebih dahsyat. Setelah bertempur sekian lama, akhirnya Eng Song merasakan bahwa telah cukup dia mengalah menerima serangan-serangan dari si gadis she Cu tersebut. Dengan cepat, dikala dia berhasil mengelakkan serangan si gadis yang terakhir, dia telah mementang kedua tangannya, lalu dia telah mementangnya dengan mengeluarkan suara bentakan keras. Dengan dibentangnya kedua telapak tangannya itu, maka meluncur serangan tenaga dalam yang berkelompok-kelompok kearah Cu Sing Hong. Serangan seperti ini merupakan serangan yang sangat berbahaya sekali, sebab dengan adanya serangan seperti ini telah membuat si gadis seperti juga telah terkurung oleh angin serangan Eng Song. Kembali tenaga dalam mereka telah saling bentur satu dengan yang lainnya. Dan tampak juga betapa angin serangan yang terjadi bergulung-gulung begitu keras dan kuat saling bentur ditengah udara telah buyar. Tetapi Eng Song tidak mau menyudahi sampai di situ, dengan beruntun dia telah menyusuli pula dengan serangan-serangan berikutnya. Pukulan-pukulan yang dilancarkannya itu bukan main kuatnya dan mengandung tenaga yang mematikan. Cu Sin Hong sendiri menyadarinya, jika dia bertempur terus menerus dengan pemuda ini mempergunakan cara demikian, tentu dirinya suatu saat akan menderita kerugian yang tidak kecil. Karena memang Cu Sing Hong telah melihatnya bahwa kepandaian yang dimiliki Eng Song merupakan kepandaian yang bukan sembarangan. Maka dari itu, mau tidak mau ia harus bersungguh-sungguh melancarkan serangan berusaha untuk merubuhkan lawannya ini. Di saat itulah, dengan sikap yang agak kalap, Cu Sing Hong telah melancarkan serangan disertai timpukan Sin Tannya lagi. Dengan mempergunakan dikala Eng Song mengerahkan tenaga dalamnya untuk melawan hawa dingin yang datang begitu deras, maka tampak si gadis telah melancarkan serangan dengan telapak tangannya. Gerakan yang dilakukannya itu demikian hebatnya, sehingga telak sekali dada Eng Song telah kena dihajar oleh telapak tangannya. "Bukkkkk!" Tubuh Eng Song terhuyung kebelakang. Tetapi dia tidak rubuh, sedangkan telapak tangan si gadis tetap melekat di dada Song. 175Kolektor E-BookHal ini disebabkan Eng Song saat itu tengah mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya untuk melindungi tubuhnya dari serangan hawa dingin Sin Tan si gadis. Siapa tahu, telapak tangan si gadis berhasil singgah didadanya, sehingga telapak tangan itu telah melekat, karena kedua kekuatan dari kedua orang yang tengah saling tempur ini telah saling tarik menarik. Tentu saja Cu Sing Hong jadi kaget setengah mati, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan. Wajah Cu Sing Hong juga telah berobah hebat, karena dia telah beberapa kali berusaha menarik pulang tangannya, namun selalu gagal. Apa lagi waktu Eng Song terhuyung itu akibat terpukul telapak tangannya, si gadis cantik Cu Sing Hong harus maju juga kedepan. Tubuhnya jadi doyong, namun melihat keadaan sudah menjadi demikian rupa, maka Cu Sing Hong tidak memiliki pilihan lainnya. Dia terpaksa mengerahkan tenaga dalamnya untuk membinasakan Eng Song dengan mempergunakan kekuatan tenaga dalamnya itu untuk menindih kekuatan murni ditubuh Eng Song. Kenyataan seperti ini tentu saja telah membuat Eng Song jadi terperanjat. Dia telah mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, dan membusungkan dadanya. Maksud Eng Song ingin membuat telapak tangan si gadis terlepas dari dadanya. Namun telapak tangan Cu Sing Hong tetap juga melekat keras-keras didadanya, dan malah telah dirasakan oleh Eng Song, dari telapak tangan gadis itu telah meluncur keluar kekuatan yang bukan main. Dengan cara demikian, Eng Song jadi tersadar, jika dia tidak cepat-cepat memberikan perlawanan dengan mempergunakan tenaga murninya, tentu dirinya akan dicelakai oleh Cu Sing Hong. Apa lagi memang Eng Song mengenal gadis ini sebagai seorang gadis yang memiliki adat begitu telengas. Cepat-cepat Eng Song telah mengempos semangatnya, dia menyalurkan pada dadanya. Maka biarpun tubuh Eng Song maupun Cu Sing Hong masing-masing berdiam saja, kenyataannya mereka tengah mengadu kekuatan tenaga dalam yang dahsyat sekali. Cu Sing Hong semakin lama tambah penasaran ssja, dia sampai mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, dan menambahkan kekuatan tenaga lwekangnya pada telapak tangannya itu. "Rubuhlah kau!!" Bentak Cu Sing Hong waktu dia melampiaskan kemendongkolannya dengan mengerahkan pula tenaga yang jauh lebih besar pada telapak tangannya. Tetapi Eng Song tetap berdiri tegak ditempatnya semula. Malah dia telah tertawa mengejek, dengan suara yang dingin . "Hemm, apa yang rubuh? Bayangannya?" Ejekan dengan mata mengawasi angker sekali kepada Cu Sing Hong. Muka Cu Sing Hong jadi berobab merah padam, dia gusar bukan main diejek demikian oleh Eng Song. 176Kolektor E-BookDi antara mendesirnya angin serangan yang kuat bukan main, maka tampaklah Eng Song juga tidak mau kalah dibandingkan si gadis. Cepat-cepat Eng Song telah menyalurkan tenaga dalamnya dan menyalurkannya untuk menindih telapak tangan si gadis. Kenyataannya telah terjadi suatu persoalan yang dahsyat. Dengan mengeluarkan suara raungan yang melengking nyaring, tampak si gadis Cu Sing Hong yang tengah penasaran bukan main, telah melancarkan pukulan-pukulan yang luar biasa kuatnya. Mau tidak mau Eng Song memang harus mengelakkan diri dari tekanan tenaga dalam gadis itu, karena dia merasakan napasnya mulai sesak. Cu Sing Hong telah mengeluarkan suara bentakan juga, lalu melompat turun ditanah, disaat telapak tangan Cu Sing Hong terbuka juga akhirnya. Dengan sepasang mata masing-masing terpentang lebar-lebar mereka saling mengawasi. Maka tampak jelas sekali, betapa dari mata mereka memancarkan sinarnya yang sangat kuat sekali mengancam dan mengandung hawa pembunuhan. Eng Song yang tengah mendongkol sekali, diam-diam terpaksa harus mengakui bahwa gadis yang menjadi lawannya ini memang sesungguhnya merupakan lawan yang tangguh dan berat sekali. Di saat itu, cepat bukan main Cu Sing Hong yang tidak mau membuang-buang waktu, telah meloncat tinggi sekali, dia telah melancarkan serangan dengan kedua telapak tangannya yang diputar-putar di tengah udara. Gerakan yang dilakukan oleh Cu Sing Hong ini sesungguhnya diambil dari jurus ilmu simpanannya. Jika memang dia tidak sedang berhadapan dengan lawannya yang tangguh, tentunya dia tidak akan mempergunakan gerakan seperti ini. Eng Song menangkisnya lagi. "Brakkkk...!" Bentrokan yang terjadi keras bukan main. Dan meminjam tekanan tenaga serangan Cu Sing Hong, Eng Song telah melompat kebelakang lagi. "Tahan dulu.....!" Teriak Eng Song dengan suara yang nyaring. "Ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepadamu!" Dan dengan cepat sekali, dia telah mengeluarkan suara siulan untuk membuang tekanan tenaga dalam yang ada pada dadanya. Sedangkan Cu Sing Hong sendiri telah mengeluarkan bentakan yang keras sekali . "Apa yang kau ingin katakan?" Pendekar Bunga Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tanyanya. "Hemmm... memang harus kuakui, kepandaianmu sangat tinggi! Antara dirimu dengan diriku tidak terdapat bentrokan suatu apapun juga, maka dari itu, untuk apa kita saling tempur dengun cara demikian? Bukankah tidak ada artinya?" Tetapi Cu Sing Hong telah tertawa dingin. "Hemmm... enak saja kau bicara!" Katanya dengan suara yang tawar. "Setelah kau membuat aku letih demikian rupa, apakah dengan mudah begitu saja kau mau menyudahi urusan sampai disini saja!" Dan setelah berkata begitu, Cu Sing Hong mengambil sikap seperti juga ingin melakukan penyerangan lagi. 177Kolektor E-BookTentu saja Eng Song jadi terkejut, dan bersiap-siap? untuk menyambuti jika memang Cu Sing Hong melancarkan serangan padanya. "Jadi apa yang kau inginkan sebenarnya?" "Jiwamu!" "Mengapa?" "Jelasnya kau harus mampus!" "Mengapa begitu?" "Kau harus mampus. Titik." Berseru Cu Sing Hong dengan suara mendongkol dan gusar bukan main. "Dan... terimalah serangan dariku!" Dan setelah berkata begitu, dengan cepat sekali, Eng Song telah diserang oleh Cu Sing Hong kuat sekali, angin serangan yang kali ini menyambar memiliki kekuatan yang tidak kepalang. Dan Eng Song mana berani meremehkan dan memandang enteng pada serangan yang dilancarkan oleh gadis tersebut? Cepat-cepat dia telah menggerakkan kedua tangannya, dia telah menangkisnya. "Bukkkkk!" Keras bukan main tenaga bentrokan itu. Tetapi di saat keadaan disekitar tempat tersebut tengah tergetar. Eng Song telah berkata lagi . "Apa gunanya lagi semua ini? Bukankah kita sudah melihat bahwa kepandaian kita berimbang! Tidak mungkin salah seorang diantara kita keluar sebagai pemenang, setidak- tidaknya kita akan binasa bersama!" "Cissss......!" Meludah Cu Sing Hong dengan suara yang dingin mengandung kemarahan. "Engkau ingin mati bersamaku? Hemmmmm...... yang jelas engkau yang harus mampus!" "Kau terlalu berkepala batu, nona!" Kata Eng Song yang kembali jadi naik darah dan telah mengeluarkan suara seruan nyaring. "Baiklah! Jika memang kau masih ingia meneruskan semuanya ini, biarlah kita melanjutkannya" Setelah berkata begitu, Eng Song telah barsiap-siap untuk menerima serangan. Dia telah mengambil keputusan, memang biar bagaimana dia harus juga menghadapi gadis ini. Maka dari itu, mau tidak mau memang Eng Song juga harus mempergunakan seluruh ilmu yang dimiliktnya. Biar bagaimana Cu Sing Hong adalah seorang gadis. Dia begitu murka ketika mendengar perkataan Eng Song seperti mengandung tantangan. Dengan tidak mengucapkan sepatah perkataanpun juga, dia telah mengempos semangatnya. Maka dengan cepat sekali dia telah melancarkan serangan pula. Sekaligus dia telah melancarkan serangannya itu dengan mempergunakan empat jurus. Mau tidak mau Eng Song memang harus menghadapinya baik-baik, karena biar bagaimana serangan serupa ini merupakan serangan yang sangat berbahaya. Sekali saja dia tekena serangan, berarti yang akan menerima bahayanya dan dirinya akan terbinasa ditangan tersebut. 178Kolektor E-BookMaka, dengan cepat dia juga telah mengeluarkan suara bentakan dan telah mempergunakan ilmu simpanannya. Dan dua buah kekuatan yang bukan main kuatnya, telah saling bentur lagi. Kali ini Eng Song tidak setengah hati, dia telah bersungguh-sungguh. Maka dari itu tidak mengherankan jika tenaga saling bentrok ditengah udara juga terlalu hebat. Mau tidak mau memang terlihat sekali bahwa kekuatan mereka hampir berimbang dan juga kepandaian mereka sama tingginya. Hanya bedanya kalau Eng Song memiliki kemantapan dan Cu Sing Hong memiliki kelincahan. Maka mereka telah saling tempur, tubuh mereku telah berkelebat-kelebat dengan cepat sekali. Dan tubuh mereka seperti dua sosok bayangan yang telah saling berkelebat kesana-kemari. Tetapi Cu Sing Hong sendiri yang merasakan tekanan tenaga dalam yang dilancarkan oleh serangan yang bukan main hebatnya dari Eng Song, telah mengeluh juga didalam hatinya. Dia merasakan betapa kepandaian dari pemuda yang menjadi lawannya ini sangat tangguh sekali. Maka dari itu dengan cepat sckali dia telah menyalurkan seluruh persediaan tenaganya untuk dapat menghadapi tekanan dari tenaga serangan yang dilancarkan oleh Eng Song. Gerakan dari si gadis she Cu ini bukan main gesitnya. Dengan mengandalkan kegesitan yang dimilikinya, dia telah berusaha beberapa kali untuk melontarkan peluru saktinya, yaitu Sin Tan. Namun usahanya untuk menerima bantuan dari hasil peluru esnya itu, tidak membawa hasil sama sekali. Karena Eng Song ternyata memiliki lwekang yang sangat tinggi bukan main. Dengan sendirinya hawa dingin yang terpencar dari butir-butir es kecil itu tidak ada artinya sama sekali. Seluruh hawa dingin itu telah buyar...... Semakin lama Cu Sing Hong merasa semakin penasaran dan dikala mereka telah bertempur hampir lebih dari seratus jurus dan dia masih juga belum berhasil untuk merubuhkan Eng Song, hampir saja si gadis menangis. Dengan cepat dia telah mengeluarkan seluruh kepandaiannya. Tetapi Eng Song selalu dapat menghadapinya dengan baik. Didalam waktu yang sangat singkat, sudah dilewatkan pula beberapa jurus dengan kekuatan yang bukan main tingginya. Dan juga kekuatan yang dimiliki oleh Eng Song sangatlah mengejutkan hati si gadis. Karena beberapa kali tubuh dari Cu Sing Hong bergoyang-goyang seperti juga akan rubuh terkulai ditanah. Untung saja, selalu pula Cu Sing Hong masih sempat untuk memunahkan tekanan tenaga dari Eng Song, sehingga dia tidak perlu untuk rubuh begitu saja. Dan Eng Song sendiri juga mengalami terpental sampai beberapa kali. 179Kolektor E-BookNamun disebabkan dia memang memiliki kepandaian yang tinggi, Eng Song tidak sampai terbanting diatas tanah. Dan jelasnya, memang tampak tegas sekali, bahwa kepandaian yang dimiliki kedua orang yang tengah saling tempur dengan hebat ini berimbang dan sama liehaynya. Maka dari itu, walaupun pertempuran diantara mereka berdua telah berjalan begitu lama, tetap saja belum terlihat tanda-tanda akan ada yang kalah dan rubuh salah seorang diantara mereka........! Lama kelamaan Eng Song jadi habis sabar. Dengan nekad pemuda ini telah tidak mengelakkan serangan Cu Sing Hong. Dia telah mengeluarkan suara bentakan yang bukan main kerasnya sambil menggerakkan kedua tangannya sekaligus. Juga dari kedua telapak tangannya itu telah mengalir keluar kekuatan yang bukan main dahsyatnya. Cu Sing Hong yang menyaksikan kenekadan Eng Song jadi terperanjat bukan main. Dan saking kagetnya dia sampai mengeluarkan suara seruan keras. "Ihhhhhh.....!" Dan gadis ini telah melompat mundur kebelakang. Wajahnya jadi berobah agak pucat, karena Eng Song ternyata tidak mau melepaskannya dan telah menerjang lagi melancarkan serangan. Dengan kemarahan yang sangat gadis itu telah menghajar kearah batok kepala Eng Song. Namun pemuda ini tetap saja tidak mau mengelakan diri, hanya kedua tangannya diteruskan untuk menghajar dada dari si gadis cantik Cu Sing Hong. Mau tidak mau Cu Sing Hong harus membatalkan serangannya, menarik pulang serangannya itu, dan dengau cepat dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melompat mundur kebelakang. Di dalam waktu yang singkat mereka telah terpisah didalam jarak yang cukup jauh. Namun Eng Song yang saat itu telah murka dan penasaran bukan main, mana mau menyudahi begitu saja?! Dengan cepat dia telah mengeluarkan suara seruan dan telah menerjang lagi. Cara dia menyerang seperti juga seperti kerbau yang menyeruduk, tidak memperdulikan keadaan dirinya atau keselamatan jiwanya. Tentu saja gadis Cu Sing Hong jadi kewalahan bukan main. Dia telah berulang kali melompat mundur uatuk menyelamatkan jiwanya. Satu kalipun si gadis jadi tidak memiliki kesempatan untuk membalas melancarkan serangan kepada lawannya itu. Di saat itu Eng Song berulang kali telah mengeluarkan suara bentakan yang keras bukan main, dia telah melancarkan serangan itu dengan disertai oleh kekuatan tenaga yang bukan main. Eng Song sengaja melakukan tindakan seperti ini, karena biar bagaimana memang dia ingin memperlihatkan kepada si gadis bahwa jika mereka bertempur terus menerus begitu, tentu tidak akan ada gunanya. Tetapi rupanya Cu Sing Hong malah salah terima dan telah merasa penasaran bukan main. 180Kolektor E-BookDia telah mengelakkan diri beberapa kali, dan setelah merasa posisi dirinya agak baik, dia menantikan terjangan dari Eng Song lagi. Di kala pemuda yang bernama Eng Song ini menerjang lagi, maka Cu Sing Hong telah mengeluarkan suara siulan yang tinggi sekali. Dan sepasang tangannya telah dilingkari menjadi satu, kemudian tubuhnya mendoyong kekiri dan kekanan seperti orang yang tengah menari-nari. Dengan sendirinya gerakan silat yang diperlihatkan oleh gadis itu lucu sekali. Tetapi Eng Song yang jadi terperanjat bukan main. Karena seluruh kekuatan tenaga dalam serangan dari Eng Song seperti lenyap tidak berhasil untuk mengenai sasaran yang tepat. Dan disaat si pemuda she Ma ini tengah bingung dan kaget, disaat itulah si gadis Cu Sing Hong telah melancarkan serangan dengan tendangan kaki kanannya. Tendangan yang dilakukan oleh Cu Sing Hong ini bukanlah serangan yang sembarangan. Karena tendangan ini selain disertai oleh kekuatan tenaga lwekang yang bukan main, juga memiliki kecepatan yang bukan main. Di samping itu, didalam saat-saat seperti ini, didalam keadaan demikian, Eng Song menyadari bahwa tendangan dari Cu Sing Hong sedikitnya akan dapat menghancurkan batu gunung yang bagaimana kerasnya sekalipun juga. Di saat itu, diantara berkesiuran angin serangan dan tendangan diantara kedua orang yang tengah saling bertempur ini, maka tampaklah keringat-keringat telah mengaliri tubuh mereka masing-masing. Tampaknya mereka sangat letih sekali. Sementara itu, Cu Sing Hong tampak telah memutar otak untuk mencari jalan bagaimana caranya agar dapat secepat mungkin merubuhkan Eng Song. Dan begitu pula halnya dengan Eng Song, pemuda ini juga telah berpikir keras untuk berusaha dapat merubuhkan Cu Sing Hong. Begitulah, kedua orang ini telah tenggelam didalam suatu pertempuran yang tidak berakhiran. Di saat kedua orang ini tengah saling tempur dengan saling serang menyerang, tiba-tiba telah terdengar orang berkata dengan suara yang nyaring. "Ohhh, mengapa mereka jadi bertempur!?" Lalu tampak dua sosok tubuh. Gerakan kedua tubuh itu sangat cepat sekali, sehingga langkah kaki mereka tidak menimbulkan suara sedikitpun juga. Dan di dalam waktu yang sangat singkat sekali, kedua sosok tubuh itu telah sampai didekat kedua orang yang tengah saling serang itu. Di saat itulah, di saat Eng Song dan Cu Sing Hong tengah saling terjang, kedua sosok bayangan itu telah menyelak di antara Cu Sing Hong dan Eng Song. "Jangan bertempur...!" Dan serangkum kekuatan yang bukan main kuatnya telah menyebabkan Eng Song dan Cu Sing Hong terhuyung mundur. Eng Song mendongkol sekali, begitu juga Cu Sing Hong, jadi gusar bukan main. Dengan cepat mereka telah menoleh kepada kedua orang yang telah memisahkan mereka. 181Kolektor E-BookTetapi di saat mereka melihat kedua orang yang memisahkan mereka, di saat itulah sepasang mata Eng Song dan Cu Sing Hong telah terpentang lebar-lebar. "Suhu?" Berseru Eng Song. "Suhu.....?" Begitu juga Cu Sing Hong telah mengeluarkan seruan. Ternyata kedua orang yang baru tiba itu adalah dua orang yang berpakaian satu putih dan yang seorang lagi berpakaian hitam. Muka mereka menakutkan sekali, menyerupai muka hantu penasaran. Mereka tidak lain dari Hck Pek Siang-sat! Dan Eng Song telah cepat-cepat berlutut memberi hormat kepada kedua gurunya. Begitu juga halnya dengan Cu Sing Hong, telah memeluk kedua kakinya, dia telah memberi hormat dengan berlutut pula. Tentu saja Eng Song dan Cu Sing Hong jadi sama-sama terkejut dan terheran-heran. Karena mereka telah sama-sama mengakui Hek Pek Siang-sat sebagai guru mereka. Pendekar Bunga Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Saat itu Hek Pek Siang-sat telah berkata sambil tertawa. "Kalian sesungguhnya merupakan suci dan sute!" Kata si Pek, si putih, sambil tertawa. "Mengapa justeru kalian berdua telah saling tempur seperti ingin mengadu jiwa? Apakah memperebutkan harta warisan?" Di tegur begitu kembali Eng Song dan Cu Sing Hong jadi kaget setengah mati. Mereka telah disebut sebagai suci (kakak seperguruan perempuan), dan Eng Song sebagai sute (adik seperguruan). Tentu saja kenyataan ini membingungkan mereka berdua. Dengan sorot mata tertanya-tanya mereka telah memandang kepada Hek Pek Siang-sat. Sedangkan si Hek, si hitam, telah berkata dengan sabar . "Songjie, sebelum aku menerima engkau menjadi murid kami, aku telah menerima Cu Sing Hong mendjadi muridku...! Hemmmm, aku juga telah menurunkan seluruh ilmu silatku dan beberapa pelajaran yang sangat berarti sekali, merupakan pelajaran yang sangat antik didalam rimba persilatan, yaitu cara mempergunakan inti es! Kalian berbeda usia sebanyak sepuluh tahun.... karena memang kami mengambil kalian juga setelah berselang sepuluh tahun! Mendengar keterangan gurunya, Eng Song jadi kaget. Cepat-cepat dia telah berlutut memberi hormat kepada Cu Sing Hong. "Suci.... maafkanlah kelancanganku yang selalu bersikap kurang ajar padamu..... harap kau mau mengampuni adik seperguruanmu yang kurang ajar ini....!" Cu Sing Hong yang telah mengetahui bahwa Eng Song sesungguhnya adalah sutenya, maka dia telah tertawa lebar. "Kita baru mengetahuinya sekarang ini bahwa di antara kita berdua sesungguhnya merupakan orang sendiri dari satu pintu perguruan! Untung saja di antara kita berdua belum ada yang cidera....!" Dan setelah berkata begitu, Cu Sing Hong telah membangunkan Eng Song dari berlututnya. Mereka dengan gembira telah bercakap-cakap bersama guru mereka, yaitu Hek Pek Siang- sat. 182Kolektor E-BookSedangkan Hek Pek Siang-sat telah menjelaskan bahwa mereka sesungguhnya telah lama hidup mengasingkan diri dan tidak pernah mencampuri urusan di dalam rimba persilatan! Tetapi setelah berselang puluhan tahun, akhirnya timbul juga perasaan ingin tahunya dan juga ingin berkelana. Wanita Iblis Pencabut Nyawa Karya Kho Ping Hoo Pendekar Bunga Merah Karya Kho Ping Hoo Badik Buntung Karya Gkh