Pendekar Bunga 9
Pendekar Bunga Karya Chin Yung Bagian 9
Pendekar Bunga Karya dari Chin Yung Siapa nyana, nasib Eng Song rupanya mulai baik, karena tanpa diduga-duga, pasangan suami isteri yang kosen ini telah menaruh simpati padanya dan juga telah mengangkatnya menjadi murid dari kedua orang tersebut. Sejak hari itulah, Eng Song telah menerima didikan dari pasangan suami isteri Hek-pek Siang-sat, sehingga didalam waktu, yang sangat singkat sekali, Eng Song telah memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali. Apa lagi memang Eng Song memiliki kecerdasan yang bukan main, dengan sendirinya pula setiap pelajaran yang diturunkan oleh kedua gurunya itu dapat diterimanya dengan mudah. Dia telah mempelajari, seluruh ilmu yang diturunkan oleh sepasang suami isteri tersebut. Sesungguhnya kepandaian Hek Pek Siang-sat masing-masing telah tinggi bukan main. Apa lagi sekarang, dikala kepandaian mereka telah digabung menjadi satu dan diolah agar Eng Song dapat menggabungkannya. Dengan sendirinya, ilmu yang dimiliki oleh Eng Song jadi jauh lebih hebat. Dua macam kepandaian yang luar biasa dari pasangan suami isteri itu telah dilebur menjadi satu dan merupakan kepandaian yang sulit diukur sampai dimana kehebatannya..... Hari demi hari telah lewat dan juga bulan demi bulan telah berlalu. Tanpa terasa, Eng Song telah dididik selama tujuh tahun oleh kedua gurunya. Dengan pesat Eng Song telah menjadi seorang pemuda yang tampan dan memiliki kepandaian yang luar biasa. Mungkin sulit mencari duanya kepandaian setinggi yang di miliki Eng Song........ ooo O ooo 11 SEEKOR kuda tampak berlari perlahan-lahan dilereng pegunungan Po-ling-san. Yang menunggangi kuda itu adalah seorang pemuda yang berusia diantara sembilan belas tahun, tuhuhnya tegap, wajahnya tampan dan juga dia begitu tenang, disamping sepasang matanya yang bersinar. Ternyata pemuda tampan tersebut tidak lain dari Ma Eng Song, yang telah menjelang dewasa. Ma Eng Song yang sekarang berbeda dengan Eng Song tujuh tahun yang lampau. Karena Ma Eng Song sekarang telah memiliki kepandaian yang bukan main. Dan dia juga memiliki kepandaian yang sangat tangguh sekali. 146Kolektor E-BookDisamping itu, memang Ma Eng Song juga merupakan seorang pemuda yang telah berhasil menerima seluruh kepandaian yang diwariskan gurunya, yaitu Hek Pek Siang-sat, pasangan suami isteri yang kosen itu. Cepat sekali Ma Eng Song telah menjadi seorang pemuda yang tangguh. Dan dia telah diperintahkan oleh gurunya untuk turun gunung guna melakukan pekerjaan mulia menolongi si lemah memberantas si jahat. Hal ini disebabkan Hek Pek Siang-sat telah melihatnya bahwa kepandaian yang dimiliki oleh Eng Song telah sempurna. Eng Song girang bukan main, bercampur perasaan berduka harus berpisah dengan kedua orang gurunya yang baik hati itu. Girang, karena dengan memiliki kepandaian yang demikian tinggi, tentunya ia bisa mencari pembunuh Ang Sam Kay. Urusan Ong Peng Hin telah dianggapnya selesai, karena gurunya telah menyelidikinya, betapa waktu penyerbuan ke Gobie Pay oleh Ong Peng Hin dan orang-orangnya, Ong Peng Hin sendiri ternyata telah terbinasa. Maka sekarang tugas Eng Song hanyalah mencari jejak dari pembunuh Ang Sam Kay. Dan ciri dari pembunuh Ang Sam Kay itu telah diketahuinya, yaitu memiliki hanya empat jari belaka di tangan kirinya, karena jari kelingkingnya telah kutung. Dengan sendirinya, mau tidak mau didalam hal ini memang kenyataannya tugas Eng Song cukup berat, dia harus mencari jejak pembunuh itu. Didalam waktu yang sekejap mata saja, memang Eng Song telah berkelana dibeberapa kota, dan hari ini dia baru tiba di gunung Po-ling-san. Saat itu udara sangat cerah dan pemandangan di Po-ling-san memang sangat indah sekali. Dengan sendirinya, mau tidak mau didalam hal ini telah membuat pemuda tersebut menikmati pemandangan yang ada disekelilingnya. SEBAGIAN TEKS TELAH HILANG Dengan sendirinya, mau tidak mau didalam hal ini memang terlihat jelas sekali, betapa diantara berkesiuran angin serangan itu, mata golok telah terjepit oleh kedua telapak tangan Eng Song. Dan golok itu tidak bisa meluncur turun lebih jauh. Orang yang melancarkan serangan membokong itu jadi terkejut bukan main. Saking kagetnya orang itu sampai mengeluarkan suara seruan kaget. Dia berusaha untuk menarik pulang goloknya, namun dia gagal. Dan tenaganya seperti tidak mencukupi menarik pulang senjatanya itu. Saat itu pula sosok bayangan yang tadinya bermaksud membokong merasakaan dari goloknya itu meluncur hawa yang panas bukan main. Rupanya Eng Song telah mengerahkan semangat dan tenaga dalamnya, sehingga tersalurkan semacam hawa murni bersifat Yang (panas), sehingga mau tidak mau orang yang tadinya mau membokong Eng Song harus melepaskan cekalan pada goloknya itu. Sedangkan dia sendiri telah melompat kebelakang dan mengawasi Eng Song dengan sorot mata yang bengis. Eng Song telah dapat melihat tegas orang yang ingin membokongnya itu. 147Kolektor E-BookTernyata seorang lelaki dengan tubuh yang tinggi besar dan juga memiliki wajah yang bengis sekali. Dia tengah memandang kearah Eng Song dengan sorot mata yang bengis dan kejam. Usia orang ini mungkin baru empat puluh tahun dan bajunya juga ketat sekali. "Siapa kau? Mengapa engkau ingin membokongku?" Tegur Eng Song dengan suara yang dingin. "Aku............?" Tanya orang itu dengan suara mengejek. "Akulah Houw Sian Po Ling (Dewa Harimau dari Po-ling-san) Bwee Sian Kwan!" "Hemmmm.......... mengapa kau bermaksud membokong diriku?" Tegur Eng Song lagi. Orang yang menamakan dirinya sebagai Houw Sian Po Ling Bwee Siang Kwan telah tertawa dingin dengan sikap yang mengejek. "Hemmmmm......... kalau memang nasibmu baik, tentu kau tidak akan mampus ditanganku! Tadinya aku ingin membinasakan saja kau karena korban-korbanku yang lainnya juga telah mengalami hal seperti itu! Aku bermaksud untuk membinasakan engkau! Nah cepat engkau serahkan barang-barangmu itu, jika engkau menginginkan jiwamu tetap berada dan menjadi milikmu!" Mendengar perkataan orang itu, wajah Eng Song telah berobah dingin. "Kau dusta!" Bentaknya. "Engkau bukan perampok yang sewajarnya!" Mendengar bentakan Eng Song seperti itu, orang yang mengakui dirinya bernama Bwee Siang Kwan, telah berobah mukanya. "Hemmm....!" Akhirnya dia telah mendengus dengan suara mengejek. "Jika memang aku ini perampok kau mau apa, jika bukan, juga engkau mau apa! Yang terpenting kalau memang engkau ingin selamat dan hidup terus, maka baik-baiklah kau serahkan barangmu itu! Tetapi jika tidak, hemmm, hemmm, memang aku harus membinasakan dirimu! Tidak ada seorang korban dari Houw Sian Po Ling yang dapat hidup terus jika membandel atas perintah-perintahku!!" Dan setelah berkata begitn, Bwee Siang Kwan telah tertawa gelak-gelak. Tampaknya dia sangat bengis sekali dan meremehkan Eng Song. Saat itu Eng Song telah tertawa dingin. Tahu-tahu kedua telapak tangannya yang telah menjepit golok milik dari orang she Bwee itu telah digerakkan. Batang golok itu telah terlepas dan meluncur dengan gerakan yang terlalu cepat sekali, dan mata golok telah menancap dalam sekali dibatang pohon. Gerakan yang dilakukan Eng Song luar biasa cepatnya. Bukan hanya mata golok itu saja yang menancap pada batang pohon, melainkan telah menancap dalam-dalam sampai kebatang golok. Tentu saja hal seperti ini telah membuat orang she Bwee itu terkejut bukan main. Dia sampai mengeluarkan suara seruan yang nyaring dan sepasang matanya terpentang lebar-lebar karena terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Eng Song yang masih berusia muda begitu, telah dapat memiliki kepandaian dan tenaga yang demikian hebat. Tetapi belum lagi she Bwee itu menyadari apa yang tengah terjadi, disaat itulah Eng Song menjejakkan kedua kakinya. Gerakan Eng Song luar biasa cepatnya, tubuhnya telah mencelat begitu cepat. Didalam waktu yang sekejap mata saja, telah menyebabkan orang she Bwee terpekik kaget, karena pada baju bagian dadanya telah terkena dicengkeram oleh Eng Song. 148Kolektor E-BookBaru saja Bwee Siang Kwan ingin memberikan perlawanan, disaat itulah, tampak Eng Song telah menggerakkan tangan kanannya. Dia telah melancarkan totokan yang telak sekali menghantam jalan darah Sui-liong-hiat dari orang she Bwee tersebut. Kontan tubuh dari Bwee Siang Kwan telah terkulai lemas tidak bertenaga. Waktu Eng Song melepaskan cekalannya, maka tubuh orang she Bwee itu telah terkulai rubuh diatas tanah, dan tidak dapat berkutik disebabkan totokan itu. Dengan sendirinya, mau tidak mau memang di dalam hal ini telah membuat Eng Song dengan mudah menaruhkan telapak sepatunya didada orang itu. "Cepat engkau katakan yang sejujurnya, apa maksudmu ingin membokongku?" Jilid 9 DI TEGUR BEGITU, orang she Bwee itu telah memperlihatkan wajah yang tetap bengis. "Cepat kau buka totokanmu sebelum aku bergusar!" Bentaknya. "Bergusar?" Tanya Eng Song dengan suara yang mengandung ejekan. "Ya!" "Kenapa begitu?" Sebelum aku bergusar lebih baik kau cepat-cepat mambuka totokanmu, mungkin juga aku masih bisa mengampumi jiwamu! Tetapi kalau memang kau membandel, hemmmm, hemmmm, jangan menyesal nantinya!!" Setelah berkata begitu, Bwee Siang Kwan telah memandang dengan sorot mata yang sangat tajam sekali dan juga telah mangeluarkan suara dengusan yang dingin. Di antara semua itu, memang Eng Song sesungguhnya ingin mempermainkan dulu orang she Bwee itu, itulah sebabnya dia tidak bersikap serius. Dengan cepat sekali dia telah berkata dengan suara yang tawar . "Hemmm, kalau memang kau dalam keadaan tertotok seperti ini, apa yang dapat engkau lakukan? Kalau memang engkau telah bergusar dan dalam keadaan tetap tertotok ini, tentu saja engkau tidak bisa melakukan sesuatu apapun juga! Maka dari itu, engkau tidak perlu bicara tarkebur, karena dengan hanya sekali menggerakkan sepasang kaki atau tanganku, jiwamu akan kukirim keneraka!" Mendengar perkataan Eng Song, orang she Bwee ini tetap saja memperlihatkan sikap mengandung kemarahan yang sangat. Dia tampak mendesis dengan penuh kegusaran, seakan juga ingin menerjang kearah Eng Song. Tentu saja sikap orang she Bwee itu membuat Eng Song jadi naik darah. Tahu-tahu kaki kanannya itu telah bergerak, dia telah menyepak tubuh orang she Bwee itu, yang seketika juga jadi terpental keras sekali. Lalu kecemplung kedalam air kolam yang sejuk. Tentu saja orang yang bernama Bwee Siang Kwan itu kaget setengah mati. Dia mengeluarkan suara seruan yang keras dan telah cepat-cepat meronta untuk melepaskan diri dari pengaruhnya ilmu totokan Eng Song. 149Kolektor E-BookNamun Bwee Siang Kwan mana sanggup untuk membuka totokan pada dirinya. Karena dia memiliki kepandaian yang tidak begitu tinggi dengan sendirinya dia jadi gelapan waktu air kolam itu telah menutupi hidungnya dan mulutnya. Dia tergagap dan mengeluarkan suara jerit ketakutan. Eng Song yang melihat hal ini telah mengeluarkan suara tertawa mengejek. Kemudian terlihat betapa Eng Song telah mengulurkan tangannya, dia menyambar pergelangan tangan dari orang she Bwee tersebut. Sekali gentak, tubuh Bwee Siang Kwan telah dapat ditarik dan melembungkannya ketengah udara. Tubuh dari Bwee Siang Kwan telah ambruk diatas tanah dengan keras sekali, sehingga dia menderita kesakitan yang sangat. Untung saja dia terbanting tidak dengan batok kepala terlebih dahulu. Setidak-tidaknya jiwanya terancam bahaya yang tidak kecil kalau saja batok kepalamu itu tidak patah dan hancur....!" Namun kalau dibandingkan dengan kecebur didalam kolam dalam keadaan tertotok itu, sehingga Bwee Siang Kwan tidak dapat menggerakkan sepasang tangan dan kakinya. Saat itu, Eng Song telah menghampiri korban totokannya. Dia telah mengeluarkan suara ejekan padanya. "Hemmm.... sekarang jika kau membandel, aku masih memiliki banyak sekali siksaan buat orang-orang bandel seperti kau! Berterus-teranglah!!" Tetapi Bwee Siang Kwan tetap rebah di tanag dengan sepasang mata yang mengawas mendelik lebar-lebar kepada Eng Song. Sorot matanya menakutkan sekali, seperti juga makhluk peminum darah. "Hemmm, engkau memang terlalu bandel!!" Kata Eng Song mendongkol. Dan dengan penuh kemendongkolan, dia telah menggerakkan kaki kanannya itu. "Bukkk!" Perut orang dari she Bwee itu telah diinjaknya keras-keras. Orang she Bwee itu mengeluarkan suara jerit kesakitan, dia merintih, karena merasakan dadanya seperti juga akan hancur kena jejak dari kaki Eng Song....! Tentu saja Bwee Siang Kwan menderita kesakitan yang bukan main, dia teraduh-aduh. Tetapi Eng Song berulang kali telah menginjak perut orang she Bwee. Malahan telah menggunakan telapak dari sepatunya untuk menindih paha dari orang she Bwee itu. Karuan saja disebabkan pahanya diinjak begitu keras oleh Eng Song, seperti juga akan mematahkan tulang pahanya, membuat Bwee Siang Kwan menjerit-jerit seperti juga babi yang akan dipotong. Pendekar Bunga Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dia telah mengeluarkan suara seruan yang keras bukan main dan telah jatuh pingsan. Eng Song telah berhenti menginjak paha orang she Bwee tersebut. Diawasinya orang she Bwee itu. Dia melihat betapa Bwee Siang Kwan memang benar-benar jatuh pingsan. Maka Eng Song telah menendang salah satu jalan darah ditubuh orang she Bwee tersebut. 150Kolektor E-BookApa yang dilakukannya itu cepat sekali, dan kekuatan tenaga dalam yang telah tersalur kedalam kakinya. Seketika itu juga Bwee Siang Kwan telah tersadar dari pingsannya. Dia telah merintih dengan suara yang menyayatkan hati, karena perasaan sakit pada perut dan juga pahanya begitu menyengat dan membuat dia menderita kasakitan yang tidak ringan....! "Hemmm, sekarang engkau mau mengatakan atau tidak perihal maksud yang sebenarnya! Menyamar sebagai seorang perampok, tidak akan membawa hasil yang baik buatmu! Cepat engkau mengakui apa maksudmu sesungguhnya. Ingin membokongku! Jika engkau tidak mau mengatakannya, biarlah aku akan menghajar hancur batok kepalamu, biar engkau tidak menjadi manusia lagi!" Mendengar ancaman dari Eng Song, maka Bwee Siang Kwan jadi begitu terkejut. Dia juga merasa ngeri dan bengis sekali, karena orang she Bwee ini segera menyadarinya bahwa Eng Song ternyata seorang yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali. Saat itu, tampak jelas sekali wajah dari Bwee Siang Kwan pucat pias. Dia benar-benar sangat menderita perasaan sakit yang bukan main. Dan juga rupanya dilihatinya telah diliputi oleh perasaan ngeri dan takut. Maka dari itu, akhirnya dia tampak bimbang bukan main, sorot matanya sudah tidak sebengis dan segalak seperti semula tadi. "Cepat kau katakan!" Bentak Eng Song yang telah melihat keraguan orang yang menguasai diri dari Bwee Siang Kwan. Bwee Siang Kwan telah berdiam diri. "Hemmm... memang kalau kau tetap berkepala batu, biarlah aku akan mempergunakan kekerasan!!" Kata Eng Song mendongkol. "Biarlah kepalamu itu akan kuinjak sampai hancur!" Mendengar ancaman Eng Song, tentu saja dia jadi terkejut sekali, karena dilihatnya Eng Song telah menghampirinya. Dan juga dilihatnya kaki kanan dari Eng Song telah diangkatnya, akan diinjakkan pada kepalanya. Bwee Siang Kwan memang menyadarinya bahwa dia dengan Eng Song tidak tersangkut hubungan apapun juga, dengan sendirinya bisa saja Eng Song membuktikan ancamannya itu tanpa ragu-ragu. Karena biarpun Bwee Siang Kwan menemui ajalnya, tokh Eng Song memang tidak merasa rugi sesuatu apapun juga. Dengan sendirinya, mau tidak mau didalam hal ini telah membuat Bwee Siang Kwan tampak ragu-ragu bukan main. "Kau mau mengatakannya atau tidak?" Bentak Eng Song waktu telapak sepatunya itu telah melekat dikening dari orang she Bwee tersebut. Bwee Siang Kwan telah berdiam diri saja. "Hemmm........ baiklah!" Kata Eng Song. "Kau terlalu bandel dan juga terlalu berkepala batu!" Dan setelah berkata begitu, dengan cepat Eng Song mengerahkan tenaganya pada telapak kakinya itu, dia menginjak agak keras. 151Kolektor E-BookTentu saja Bwee Siang Kwan menderita kesakitan yang bukan main. Dengan cepat sekali, dia telah menjerit . "Tunggu dulu....! Tunggu dulu!!" "Kau mau mengakui apa sesungguhnya maksudmu?" Bentak Eng Song. "Mau! Aku akan menceritakan segalanya!!" Kata Bwee Siang Kwan dengan suara yang setengah berteriak, karena dia takut justeru Eng Song keterlepasan menginjak batok kepalanya, tentu batok kepalanya itu akan hancur berantakan. Maka dari itu, mau tidak mau dia harus cepat-cepat untuk membuka mulut. Eng Song telah mengangkat telapak sepatunya itu dari kening orang she Bwea tersebut. "Cepat engkau katakan, apa maksudmu yang sesungguhnya?!" Bentak Eng Song. Bwee Siang Kwan telah menghela napas, untuk sejenak dia tidak berkata-kat2 dulu. Keringat telah nampak menitik keluar dari seluruh keningnya. "Hemmm.... rupanya memang kau ini seorang yang terlalu senang mengulur-ulur waktu!!" Memaki Eng Song yang menjadi mendongkol sekali. "Sebenarnya.... sebenarnya....!" Kata Bwee Siang Kwan dengan suara yang terbata-bata. "Aku.... aku bermaksud tidak akan membinasakan engkau.... karena apa yang kulakukan itu hanya sekedar untuk menerima upah belaka..... aku hanya menjalankan perintah!" "Perintah yang bagaimana bentuknya?" "Aku harus membinasakan seluruh orang-orang yang berlalu lalang digunung Po-ling-san ini!" Kata orang she Bwee itu kemudian dengan suara yang agak tergetar. "Hemmm.... mengapa begitu?" "Ini hanya perintah belaka..." "Siapa yang telah mengeluarkan perintah seperti itu! Katakan namanya!" "Dia she Ciang dan bernama Ku Su!" Menjelaskan Bwee Siang Kwan dengan suara yang tersendat. "Hemmm, mengapa dia memerintahkan kau untuk membinasakan seluruh orang-orang yang memakai jalan ini!?" "Karena Ciang Ku Su tidak meninginkan ada orang lewat dijalan ini!" "Sebabnya?" "Aku tidak tahu!" "Pasti ada sebabnya! Cepat katakan sebelum aku naik darah...!" Muka Bwee Siang Kwan jadi berobah pucat seketika itu juga, namun akhirnya dia telah menyahuti . "Karena...... karena Ciang Ku Su memiliki daerah tambang emas disekitar pegunungan Po-ling-san.... dan tambang emas itu merupakan tambang emas yang sangat besar, maka dari itu, Ciang Ku Su tidak mau ada orang yang melalui di daerah ini... semua orang yang lewat ditempat ini harus menemui kematiannya!" "Hemmmm... kedengarannya lucu! Apakah orang she Ciang itu takut kalau-kalau nanti ada orang yang ingin memperebutkan daerah ini?" Bwee Siang Kwan telah menggelengkan kepalanya. 152Kolektor E-Book"Entahlah, aku hanya orang upahannya belaka dan hanya menjalankan perintah! Masih banyak pula pos-pos yang akan kau lalui jika mengambil jalan dipegunungan Po-ling-san ini..... dan kalau memang kau mengambil kearah selatan, dibagian perkampungan yang ada dikaki pegunungan kau akan selamat. Hanya bagian itu satu-satunya yang telah dibuka untuk membiarkan orang lewat.... tanpa ada penjaga yang khusus memandangi jalan itu, guna mengintai dan membinasakan orang-orang yang lewat dijalan itu!" Setelah menceritakan segalanya itu, orang she Bwee tersebut menghela napas. Tampaknya dia menceritakan segalanya itu dengan sikap yang takut-takut. Jika sampai Ciang Ku Su mengetahui dia telah mengkhianatinya dengan menceritakan segala urusan penting dari Ciang Ku Su, niscaya dia akan menerima hukuman mati...! "Hemmm... tegasnya kau ingin mengatakan bahwa dirimu hanya diperalat belaka, bukan!" Tanya Eng Song kemudian dengan suara yang dingin. Orang she Bwee telah mengangguk dengan wajah yang agak pucat dia mengiyakan. Kemudian malah telah manyahuti . "Benar.... memang apa yang kau katakan itu tepat! Cuma saja, tegasnya aku hanyalah orang yang menerima gaji belaka, dengan sendirinya, aku harus mematuhi perintah dari majikanku....!" Mendengar perkataan orang she Bwee tersebut, tentu saja Eng Song jadi mendongkol bukan main. Dia telah tertawa dingin. "Hemmm.... kalan begitu jika kau dimintanya mati sekarang juga, kau bersedia, bukan!" Tanya Eng Song kemudian dengan suara yang tawar. "Heh?" Orang she Bwree itu jadi kaget sendirinya mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Eng Song, mukanya juga jadi berobah pucat seketika itu juga. "Bukankah tadi engkau mengatakan bahwa dirimu hanyalah orang bayaran belaka, hanya menerima gaji belaka dan majikanmu orang ahe Ciang itu, bukan? Nah.... disebabkan itulah, kalau sekarang kau harus mati demi majikanmu, bukankah kau rela? Bukankah dari arti perkataanmu tadi kau seperti mau mengartikan pekerjaan apa saja akan kau lakukan asal majikanmu mau membayarnya, bukan?" Muka Bwee Siang Kwan berobah tambah pucat saja, dia tidak menyangka bahwa Eng Song akan mengajukan pertanyaan seperti itu. Dengan sendirinya, karena disanggahi begitu oleh Eng Song, orang she Bwee ini jadi kaget dan memandang bengong saja pada Eng Song. Eng Song telah tertawa dingin lagi, kemudian dengan cepat telah meneruskan perkataannya. "Hemmm... memang engkau ini hanyalah seorang manusia rendah! Baiklah! Sekarang kau ceritakan letak tempat persembunyian dari orang she Ciang itu!!" Bwee Siang Kwan telah menceritakan kepada Eng Song segalanya mengenai tempat tinggal dari orang she Ciang itu, majikannya. Dan Eng Song telah mengingatnya baik-baik. Namun Eng Song juga mengerti, jika dia membebaskan orang she Bwee ini begitu saja dalam keadaan utuh, niscaya orang semacam Bwee Siang Kwan akan melakukan kejahatan pula?! Eng Song juga teringat akan kata-kata Konghucu yang berbunyi . "Warna hitam walaupun dilabur dengan warna putih, tetap dasarnya akan hitam juga, dan hanya tersembunyi dibalik warna putih!" Dan kata-kata itu seperti juga ingin mengatakan bahwa orang yang semulanya bertabiat jahat, tetap saja jahat, walaupun dia berusaha menutupi kebusukan hatinya dengan 153Kolektor E-Booksikap yang lemah lembut dan senyum simpul... atau perbuatan baik, karena memang dasar hatinya yang telah hitam...!" Berpikir begitu, tanpa banyak pikir lagi, Eng Song telah menggerakkan kaki kanannya, dia telah menyepak keras sekali jalan darah Liang siu-hiatnya orang she Bwee tersebut. Seketika itu juga Bwee Siang Kwan telah mengeluarkan suara jerit kesakitan, mukanya pucat bukan main. Dia telah jatuh pingsan. Dan tidak lama lagi nanti, dia akan siuman sendirinya, namun dengan tubuh bercacat, yaitu dengan tubuh yang mati sebelah dan musnah seluruh kepandaian silat yang pernah dipelajarinya itu, hanya akan merupakan kenangan belaka! Setelah menotok jalan darah orang she Bwee dengan ujung sepatunya, segera Eng Song meninggalkan begitu saja. Dia menaiki punggung kudanya dengan gerakan yang sangat lincah, dan melaratkannya, untuk mencari rumah orang yang bernama Ciang Ku Su itu, yang tadi telah diberitahukan oleh Bwee Siang Kwan..... ooo O ooo 12 SEBUAH BANGUNAN gedung yang sangat megah dan besar sekali terdapat dilereng gunung Po-ling-san merupakan suatu hal yang cukup ganjil dan aneh sekali, karena biasanya bangunan di lereng-lereng gunung yang sunyi hanyalah terbuat dari bahan-bahan yang sederhana. Namun gedung yang ada dilereng gunung Po-ling-san mungkin memiliki gaya bangunan yang jauh lebih indah dari rumah-rumah di kota-kota besar" Maka dari itu, betapa janggalnya keadaan seperti itu. Apa lagi memang letak dari gedung mewah itu terpencil sendiri, tidak berdekatan dengan rumah penduduk, menambah keanehan keadaan gedung tersebut. Eng Song telah melaratkan kuda tunggangannya itu dan telah sampai dimuka gedung yang aneh ini. Dia telah mencari gedungnya Ciang Ku Su menuruti petunjuk yang tadi diberikan oleh Bwee Siang Kwan. Ternyata akhirnya dia berhasil juga menemui gedung ini. Diperhatikannya baik-baik keadaan gedung itu. Sebuah gedung yang sangat angker sekali dan megah, lagi pula memang sangat mentereng dengan dua buah singa-singa batu berwarna hijau batu pualam, berjongkok disisi kiri kanan dari pintu yaug berwarna hitam itu. Dengan sendirinya mau tidak mau memang hal seperti ini menambah keangkeran gedung itu. Juga memang disaat Itu, Eng Song telak melihatnya bahwa gedung ini memiliki tingkat dua... disamping juga ada dinding temboknya yang mengelilingi dan mengurung bangunan itu, adalah tembok yang sangat tingsi sekali, kurang lebih setinggi delapan tombak. Itulah sebuah dinding tembok yang jarang sekali terdapat pada gedung-gedung lainnya. Maka tidak mengherankan jika pada saat itu Eng Song jadi berdiri agak lama diatas punggung kudanya itu, memandangi bangunan gedung itu. Tetapi disaat itulah, tiba-tiba sekali dari arah belakang Eng Song mendesir angin serangan yang lembut sekali. 154Kolektor E-BookEng Song tahu bahwa angin yang menyambar kearah tengkuknya bukanlah angin yang sewajarnya. Dia telah mengibaskan lengan bajunya yang berwarna putih itu. Seketika itu pula terdengar suara gemerincing dari jatuhnya beberapa batang jarum. Rupanya yang tadi menyambar kearah tengkuk Eng Song adalah jarum-jarum Bwee hoa- ciam ini. Tentu saja Eng Song jadi mendongkol sekali dibokong demikian. Dia telah menoleh membalikkan kudanya dan menghadap kearah samping gedung itu, dari arah mana tadi jarum- jarum itu datang menyambar. Dilihatnya tidak ada seorang manusiapun disekitar tempat tersebut. Eng Song tambah penasaran saja, dia memajukan kudanya untuk menghampiri tempat itu, dilihatnya serimbunan pohon-pohon bunga dan beberapa pohon bambu tumbuh ditempat tersebut. Di saat itulah, baru kuda Eng Song beberapa langkah kedepan untuk menghampiri tempat tersebut, di saat itu pula telah mendesir angin serangan yang lembut pula, dan suara desiran angin serangan itu sama lembutnya dengan angin yang bersilir biasa. Namun Eng Song telah terlatih oleh Hek Pek Siang-sat, tentu saja dia memiliki pendengaran yang sangat tajam dan dapat membedakan mana angin yang sesungguhnya dan mana angin yang tidak sewajarnya. Dengan mendegus dingin Eng Song telah mengibaskan lengan jubahnya. Dia telah mengibas jatuh belasan batang jarum Bwee hoa-ciam. Dan ketika jarum-jarum itu berjatuhan diatas tanah, maka Eng Song telah melihatnya, betapa jarum-jarum itu memang berwarna kehijau-hijauan, maka jelas jarum itu memang mengandung racun yang hebat. Darah Eng Song jadi meluap, dia semakin diliputi kemarahan yang sangat. Biar bagaimana, dia mana mau melihat musuhnya berulang kali membokong dirinya? Dengan cepat dia telah melompat turun dari kudanya. Namun baru saja kedua kakinya itu menginjak tanah, di saat itu pula dari balik rerumputan yang tumbuh lebat ditempat tersebut, telah mencelat sesosok bayangan. Gesit sekali sosok bayangan itu bergerak, dan ditangannya telah tercekal sebatang pedang, yang berkelebat menikam dada Eng Song. Pendekar Bunga Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tentu saja hal ini tidak dipandang sebelah mata oleh Eng Song. Dia telah menyentilnya. Namun lawannya juga bukan merupakan orang yang berkepandaian lemah. Karena dengan cepat dia telah menarik pulang pedangnya, sehingga tidak sampai disentil oleh jari tangan Eng Song. Maka dari itu, di saat Eng Song tengah dalam posisi mengulurkan tangannya untuk menyentil tempat kosong itu, pedang ditangan sosok tubuh itu telah bergerak lebih cepat lagi, menikam kearah perut Eng Song. Gerakan yang dilakukannya itu bukan main cepatnya, dan juga memang memiliki daya serang yang tinggi dan liehay sekali. 155Kolektor E-BookDengan sendirinya, mau tidak mau memang Eng Song harus melompat menepi menghindarkan diri dari tikaman tersebut. Maka, di saat itulah, diantara mendesisnya angin serangan pedang itu, maka terlihat jelas sinar yang berkilauan dan diantara semua itu, dengan diantar suara tringgg yang nyaring, ternyata Eng Soag telah berhasil menyentil pedang lawannya. Celakanya lagi, justeru pedang itu telah menjadi patah dua oleh sentilan Eng Song, sehingga orang yang muncul melancarkan serangan mombokong ini jadi mengeluarkan seruan kaget dan cepat melompat mundur, lalu membalikkan tubuhnya ingin kabur...! Eng Song mana mau membiarkannya begitu saja dia angkat kaki. Cepat Eng Song mengeluarkan suara bentakan, dengan dua kali jejakkan kakinya, tubuhnya telah terapung mengejar orang itu. Dan didalam waktu yang sekejap mata saja, Eng Song telah berhasil manyandak orang tersebut. Dengaa mengeluarkan seruan yang nyaring, Eng Song telah mengulurkan tangannya. Dia telah menotok punggung orang itu, keras sekali totokan yang dilakukannya itu. Sehingga dengan sendirinya, totokan tersebut mengandung kekuatan yang bukan main kuatnya. Dan orang itu tampak telah terjungkal rubuh terguling diatas tanah. Namun tampaknya orang ini kedot sekali, sebab dia masih juga bisa meloloskan diri dari totokan yang dilancarkan oleh Eng Song dengan jalan menyalurkan tenaga dalamnya dan membuka jalan darahnya yang tertutup itu. Dengan kesempatan yang bukan main dia telah bangkit untuk menghantamkan telapak tangannya kearah Eng Song, yang kala itu telah menghampiri dekat sekali. Tentu saja Eng Song kaget bukan main, karena biar bagaimana dia tadinya menduga orang itu telah berhasil ditotoknya. Maka dia tidak bersiap-sedia sama sekali. Namun siapa sangka, justeru orang ini telah melancarkan serangan seperti itu, maka dengan cepat sekali, telah menyebabkan dia mau tidak mau harus menangkisnya jika tidat mau kena dihantam oleh serangan telapak tangan dari orang tersebut. Kenyataan seperti ini telah membuat Eng Song mengerahkan tenaga dalamnya cukup banyak. Dia telah melancarkan serangan dengan kedua tangan dirangkapkan dan saling susul. Sekarang berbalik lawannya Eng Song yang terkejut, karena tadinya dia bermaksud membokong dengan serangan telapak tangannya itu dikala Eng Song tengah lengah. Dia yakin pasti akan berhasil dapat merubuhkan Eng Song. Namun siapa sangka, disamping serangannya dapat ditangkis oleh Eng Song, malah Eng Song telah membalas dengan serangan yang sangat kuat sekali. Mau tidak mau, didalam hal ini orang itu telah terperanjat sekali. Dia sampai mengeluarkan suara seruan yang mengandung rasa terkejutnya. Cepat-cepat dia melompat mundur. Namun terlambat, dia telah kena dihantam telak sekali dadanya oleh pukulan telapak tangan Eng Song, sampai menimbulkan suara yang nyaring sekali. Tubuh orang itu juga telah terpental keras sekali dan telah bergulingan diatas tanah, dia telah memuntahkan darah segar. Muka orang itu pucat pias dan tubuhnya gemetaran keras. Tampaknya orang ini memang tengah menderita luka yang cukup parah akihat serangan yang dilancarkan oleh Eng Song. 156Kolektor E-BookMa Eng Song tidak mau membuang-buang waktu lagi, dengan cepat dia telah menjulurkan tangannya mencengkeram orang itu. Ternyata orang tersebut adalah seorang laki-laki yang berwajah cukup menyeramkan, matanya mengawasi mendelik kearah Eng Sorg dengan sorot yang bukan main tajamnya. Tampaknya dia gusar dan penasaran sekali. Wajahnya jadi lebih mengerikan karena dibibirnya berlepotan darah merah. Eng Song telah mencengkeram jalan darah Pay-siang-hiatnya, lalu tegurnya dengan suara yang dingin . "Mana Ciang Ku Su...?" Tiba-tiba Eng Song bertanya begitu, tentu saja mengejutkan orang ini. Wajahnya juga berobah, tidak terlepas dari tatapan mata Eng Song. "Hemmm, kau tidak perlu pura-pura denganku! Ciang Ku Su si manusia jahat itu selalu meminta korban yang tidak sedikit, hanyalah untuk melindungi daerah tambang emasnya? Cepat kau katakan, sekarang, ini orang she Ciang itu bersembunyi dimana?" "Aku.... aku.... tidak tahu!" Menyahuti orang itu dengan suara yang tergagap. Eng Song tertawa dingin. "Jangan sampai memaksa aku turunkan tangan bengis untuk memaksa kau membuka mulut!" Ancamnya. "Sungguh.... aku tidak kenal dengan orang yang bernama Ciang...... Ciang Ku Su itu!" Menyahuti orang tersebut dengan suara tergagap. Eng Song sangat gusar tahu-tahu tangan kanannya telah menempiling keras wajah orang itu. "Plakkkk! Ploookkk !" Keras bukan main, orang itu menderita kesakitan yang bukan main. Dia juga telah mengeluarkan suara kesakitan bukan main, apa lagi memang cekalan tangan Eng Song pada jalan darahnya itu diperkeras, sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa pada tubuhnya. "Ini...... ini...." Suaranya bukan main tergagapnya. "Hemmm.... katakan, dimana Ciang Ku Su!!" Kata Eng Song dengan suara yang dingin. "Aku.... oooh, jangan menyiksaku... aku akan mengatakan!!" Sesambatan orang itu, yang rupanya tidak bisa mempertahankan diri pula dari cekalan tangan Eng Song yang keras bukan main. "Cepat katakan dimana orang she Ciang itu berada!" Bentak Eng Song. Muka orang itu pucat sekali, tampaknya dia kesakitan bukan main. Butir-butir keringat juga memenuhi wajahnya. Terlihat jelas bahwa dia bimbang bukan main, namun akhirnya dia telah berkata . "Ciang.... Ciang Ku Su berada.... berada.... aaakkkkhhh!" Belum lagi dia dapat menyelesaikan perkataannya itu, orang tersebut telah mengeluarkan suara jerit mengerikan sekali. Terlihat jelas sekali, sebatang pisau pendek telah menancap tepat diulu hatinya. Seketika itu juga orang ini menemui kematiannya. Eng Song melepaskan mayat orang tersebut, dan memutar tubuhnya. 157Kolektor E-BookBelum lagi Eng Song sempat menegur, seorang lelaki gemuk pendek, telah menegur dengan suara yang menyeramkan . "Ada urusan apa kau mencari majikan kami?" Suara tegurannya itu tawar dan tidak mengandung perasaan, sehingga terdengar begitu menakutkan sekali. Sedangkan dibelakang orang itu telah mengikuti enam orang lainya, yang kesemuanya berpakaian busu, yang menunjukkan bahwa mereka memiliki Boge, apa lagi sinar mata mereka memang memancarkan sinar yang sangat tajam sekali. "Hemmmm..... memang didalam hal ini kalian merupakan serigala-serigala bermuka manusia!" Kata Eng Song dengan mendongkol. "Sampai kawan seadiri juga tega kalian bunuh begitu saja!" Si pendek gemuk itu telah tertawa dingin, katanya tawar . "Bocah..... engkau terlalu banyak berkata dan mementang mulut! Juga engkau telah terlalu usil ingin mencampuri urusan kami...!" Dan membarengi dengan habisnya perkataan orang tersebut, maka terlihat jelas sekali dia telah menggerakkan tangan kanannya. Gerakan yang dilakukan itu bukan main kuatnya, dan juga mengandung kekuatan yang dahsyat sekali. Dengan sendirinya, Eng Song terperanjat, karena orang bertubuh pendek gemuk itu memiliki kekuatan tenaga dalam yang kuat sekali. Di kala Eng Song melompat kesamping mengelakan serangan itu, maka tenaga serangan si gemuk tidak berhasil mengenai sasaran itu, telah menghantam sebungkah batu besar. Dan hebatnya, batu itu telah muncrat sehingga menjadi puing-puing kecil. Hal itu telah memperhatikan betapa tangguhnya kekuatan tenaga lwekang orang bertubuh gemuk itu. Dan jika tubuh seorang manusia terhajar telak oleh serangan tersebut, bisa dibayangkan, akan hancur lumat! Sedangkan batu yang keras saja telah hancur berantakan. Disaat itulah, orang bertubuh pendek gemuk itu jadi sangat murka. Dengan penasaran dia telah mengeluarkan suara bentakan lagi. Dan dia telah melancarkan serangan yang lebih kuat lagi. Kali ini orang yang bertubuh pendek gemuk itu sekaligus melancarkan serangan dengan dua jurus, kekiri dan kekanan seperti juga akan mengurung agar Eng Song tidak memiliki kesempatan buat dapat menghindarkan diri. Saat itu Eng Song yang melihat tangan si gemuk pendek yang telengas seperti itu, tentu saja jadi murka. Kali ini Eng Song tidak melompat mundur atau berusaha mengelakkan diri. Dia telah mengempos semangatnya dan telah melancarkan tangkisan dengan mengerahkan sebagian besar dari tenaganya pada kedua telapak tangannya. "Plakkkkkk!!" Terdengarlah suara bentrokan antara dua kekuatan tenaga dalam yang bukan main, disusul oleh suara seruan tertahan dari orang bertubuh pendek gemuk itu, karena dia telah terhuyung- huyung akan rubuh. Eng Song tidak mau membuang-buang waktu. Dengan mengeluarkan suara seruan nyaring, dia telah melompat menerjang maju kearah si gemuk pendek itu sambil melancarkan serangan lagi. 158Kolektor E-BookTentu saja kegesitan yang diperlihatkan oleh Eng Song telah membuat si gemuk pendek jadi terperanjat bukan main, dia tengah terhuyung begitu akan rubuh, mana dia memiliki posisi yang baik dalam keadaan demikian? Jika dia memaksakan diri untuk merangkis, tentunya akan membuat dia rubuh terjungkel dan menderita luka didalam yang tidak ringan. Sedang si gemuk terkejut begitu, tiba-tiba berkelebat beberapa sosok bayangan. Rupanya keenam kawan dari si gemuk pendek itu telah melancarkan serangan untuk menangkis serangan yang dilancarkan Eng Song. Dan tangkisan mereka itu benar-benar sangat kuat, disamping dua orang diantara mereka telah melancarkan serangan kearah jalan darah mematikan dipunggung Eng Song. Tentu saja mau tidak mau memang Eng Song harus menarik pulang serangannya jika dia tidak mau terserang olch terjangan keenam kawannya si gemuk pendek. Dan dia telah melompat mundur kebelakang, untuk membebaskan diri dari kepungan keenam orang itu. Dengan cara begitu, si gemuk pendek juga telah tertolong oleh kawan-kawannya. Dia telah berhasil diselamatkan dari serangan yang dilancarkan oleh Eng Song. Kenyataan seperti ini tentu saja telah membuat Eng Song jadi mendongkol sekali. Dengan mengeluarkan seruan keras, dia telah menekuk sedikit kedua lututnya. Tahu-tahu kedua tangannya telah digerak-gerakkannya dengan kuat sekali. Dari kedua telapak tangannya itu telah rneluncur keluar angin serangan yang kuat bukan main. Dan bagaikan angin puyuh, tampak tubuh keenam kawan si gemuk telah terlontarkan, terpelanting diatas tanah, kejengkang dalam keadaan pingsan! Semangat si gemuk pendek tentu saja jadi terbang bagaikan meninggalkan raganya. Karena biar bagaimana memang dia telah melihatnya bahwa kepandaian Eng Song luar biasa sekali. Seperti tadi sekali menggerakkan sepasang tangannya, dia telah berhasil untuk merubuhkan keenam orang kawan-kawannya. Tentu saja hal itu merupakan suatu kejadian yang sangat langka, apa lagi mengingat keenam orang kawannya itu masing-masing memang memiliki kepandaian yang cukup tinggi. Si gemuk bertubuh pendek, tanpa berpikir dua kali telah membalikkan tubuhnya. Maksudnya akan mengangkat kaki seribu untuk kabur meninggalkan tempat itu menyelamatkan jiwanya. Namun apa celaka, Eng Song yang memang tengah berada dalam keadaan gusar sekali, telah mengeluarkan suara bentakan nyaring. Dan sepajang tangannya itu kembali telah bergerak melancarkan serangan kepada si gemuk pendek. Telak sekali serangkum angin serangan yang meluncur keluar dari kedua telapak tangannya itu menghantam punggung si gemuk pendek, maka tanpa ampun tubuhnya yang gemuk pendek itu telah terjungkel ngusruk, dan telah mencium tanah, lalu pingsan tidak sadarkan diri! Eng Song telah berdiri tegak seperti semula, dia telah menghela napas. "Hemmm... ternyata kepandaian mereka hanya kepandaian bangpak belaka!!" Kata Eng Song mengumam seorang diri saking mendongkolnya. "Ya... memang anak buahku itu tidak punya gunanya!" Kata suara yang telah mengejutkan Eng Song, karena terdengar begitu tiba-tiba sekali. "Mereka memang tidak memiliki kepandaian 159Kolektor E-Bookapa-apa.... tetapi apakah aku boleh mengetahuinya mengapa kau telah begitu bernafsu untuk mencari diriku?" Eng Song membalikkan tububnya, dia melihatnya seorang lelaki bertubuh tinggi kurus, dengan wajah yang pucat dan sepasang mata yang cekung dan rambut yang jarang. Hanya dari matanya yang cekung itu memancarkan sorot yang sangat tajam sekali. Dengan sendirinya memperlihat kewibawaan dari orang itu, mau tidak mau memang terlihat agung dan angker sekali, penuh kewibawaan, karena dari sorot matanya yang tajam itu memperlihatkan bahwa dia memang memiliki kepandaian yang sangat tinggi dan tenaga dalam yang sangat sempurna sakali. "Siapa kau?" Tanya Eng Song dengan suara yang dingin. "Aku orang yang sedang kau cari!" Pendekar Bunga Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Menyahuti orang yang kurus itu. "Ihhh, engkaukah Ciang Ku Su?" Tegur Eng Song tambah terkejut. Karena tadi saja dia memang telah terkejut, sebab dia telah melihatnya betapa memang kenyataannya Eng Song tidak dapat mengetahui kapan orang itu berada ditempat tersebut, hal itu memperlihatkan bahwa ginkang (ilmu peringan tubuh) dari orang itu sangat tinggi sekali. "Benar! Tepat sekali!" Kata orang yang ternyata Ciang Ku Su. "Akulah orang yang kau cari! Ada urusan apakah sehingga engkau begitu bernafsu untuk bertemu denganku?" "Aku ingin menanyakan juga kepadamu, mengapa setiap orang yang lewat dipegunungan Po-ling-san harus dibinasakan? Bukankah kalau aku memiliki kepandaian yang rendah, akupun telah terbinasa ditangan orang suruhanmu, Bwee Siang Kwan?" Mendengar perkataan Eng Song, wajah Ciang Ku Su tampak berobah, sepasang matanya tampak agak menyipit, namun akhirnya tampak biasa lagi, wajahnya pulih seperti semula dan telah tersenyum tawar. "Itu merupakan peraturanku!" Katanya kemudian dengan suara yang hambar. "Peraturan yang gila!" "Hemmm, setiap peraturan harus ditaati dan dilaksanakan. "Tetapi kukira Po-ling-san bukan milikmu!" Kata Eng Song. "Hemmm, walaupun begitu, namun kenyataannya memang sangatlah menarik sekali jika ada orang yang membandel melewati jalan itu dan menemui kematian! Coba kau bayangkan, bukankah itu merupakan suatu hal yang menarik sekali! Aku telah mengeluarkan sejumlah yang tidak sedikit, maka dari itu, peraturan yang diadakan memang harus dilaksanakan!" Dan setelah berkata begitu, Ciang Ku Su telah tertawa dingin berulang kali. Seperti juga dia tengah meremehkan Eng Song. Tentu saja Eng Song tambah gusar saja melihat sikap orang she Ciang yang ugal-ugalan ini. "Hemmmmm....... jika begitu, manusia sebangsa kau ini memang harus dibasmi!!" Kata Eng Song dengan suara yang tidak kalah dinginnya. "Dan juga memang harus dapat pula kau pertanggung jawabkan segala kejahatan yang telah kau lakukan!" Dan setelah berkata begitu, tahu-tahu tangan kanan Eng Song bergerak secepat kilat, disusul suara bentakannya . "Jaga serangan.....!" Gerakan yang dilakukan oleh Eng Song sesungguhnya merupakan serangan yang bukan main kuatnya, dan mengandung tenaga serangan yang dahsyat. Tetapi Ciang Ku Su hanya tampak berdiri tenang-tenang saja ditempatnya. 160Kolektor E-BookWaktu serangan yang dilancarkan oleh Eng Song hampir tiba, dengan cepat sekali dia telah menggerakkan tangan kanannya, menyentil keras. "Trakkkkkk!!" Jari tangannya berhasil menyentil telapak tangan Eng Song. Aneh! Dan memang cukup luar biasa. Begitu telapak tangan Eng Song kena disentil oleh Ciang Ku Su, tubuh pemuda ini tergetar, dia merasakan seperti ada serangkum angin serangan yang terlalu kuat merangsek pada dirinya. Tentu saja Eng Song jadi merasa kaget bukan main, dia segera menyadari bahwa Ciang Ku Su memang memiliki kepandaian yang sangat tangguh dan tidak bisa dibuat main. Tetapi Ciang Ku Su juga tidak kurang perasaan kagetnya, karena dia merasakan tangannya itu sakit bukan main. Tenaga serangan dari Eng Song juga telah menggetarkan kuda-kuda kakinya. Kalau memang sejak tadi Ciang Ku Su tidak bersiap sedia dengan kepandaian dan tenaga yang dikerahkan, tentunya kuda-kuda kedua kakinya itu akan tergempur dan dia akan terhuyung. Karena peristiwa tersebut, dengan sendirinya Ciang Ku Su jadi kaget dan menduga-duga entah siapa pemuda yang tangguh ini. Dan juga Ciang Ku Su telah memperhatikan tadi cara menyerang dari Eng Song, namun ia tidak berhasil menemui siapa sesungguhnya guru dari pemuda dihadapannya ini, dan juga dari aliran mana. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, disaat itu Eng Song cepat bukan main telah melancarkan serangan lagi. Gerakan yang dilakukannya itu mengandung tenaga serangan yang dahsyat. Sepasang tangannya telah bergetak berbareng, dan tangan kanannya itu menyilang didepan dadanya, kaki kirinya dimajukan dua dim dan ditekuk sedikit, lalu tubuhnya doyong kesebelah kanan, setelah itu Eng Song mengeluarkan suara bentakan keras, dengan mengibaskan kedua tangannya itu sekaligus. Gerakan yang dilakukan oleh Eng Song ini bukan main kuatnya. Dan segera juga terlihat angin serangan yang menyambar kearah Ciang Ku Su telah membuat tubuh orang she Ciang itu bergoyang-goyang. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga serangan yang dilancarkan oleh Eng Song bukan main kuatnya. Di samping itu, tampak juga betapa serangan yang terlalu hebat itu, juga di samping tenaga yang ampuh, dan juga di samping kekuatan yang dilancarkan oleh Eng Song, telah membuat terkejut orang she Ciang itu. Setidak-tidaknya, dengan adanya kejadian seperti itu telah membuat Ciang Ku Su mengeluarkan seruan keras dan cepat-cepat mengerahkan tenaga dalamnya, disalurkan pada kedua tangannya lalu menangkis. Dengan cara demikian, berarti dia telah mempengunakan keras dilawan dengan keras. Dan biasanya jika keras dilawan dengan kekerasan, maka disaat itulah merupakan suatu penentuan untuk dua orang jago yang masing-masing memiliki tenaga lwekang yang sangat kuat. 161Kolektor E-BookDan bertempur dengan mempergunakan mengadu kekuatan tenaga dalam seperti malah lebih berbahaya jika dibandingkan dengan cara bertempur mempergunakan senjata tajam. Karena jika ada salah seorang diantara kedua orang yang tengah mengadu kekuatan yang lebih lemah tenaga dalamnya, tentu akan membuat lawan tersebut rubuh terguling dan juga akan binasa dengan luka yang berat. Atau seringan-ringannya akan menderita luka didalam yang parah dan menyebabkan tubuhnya menjadi bercacad. Di antara semua itu tampak jelas sekali, bahwa segalanya yang ada telah menyebabkan kedua orang itu telah melakukam tindakan untuk saling gempur. Begitu juga halnya dengan Eng Song dan Ciang Ku Su. Kedua orang ini telah melancarkan tenaga dalam mereka masing-masing. Terdengar suara benturan yang keras kembali. Namun disaat itulah Ciang Ku Su mengeluarkan suara seruan keras, karena tubuhnya seketika itu pula telah kejengkang disampok oleh kekuatan tenaga dalam yang berada diluar dugaannya. Ternyata Eng Song yang tengab bergusar, telah mempergunakan ilmu simpanannya. Dia telah melancarkan serangan dengan pukulan yang luar biasa kuatnya. Di antara mendesirnya angin serangan yang kuat itu, maka tubuh Ciang Ku Su telah terpelanting. Dengan penuh kemurkaan, dengan cepat Ciang Ku Su telah mencelat bangun. Dan telah melompat akan melancarkan serangan lagi kepada Eng Song dengan murka. Namun Eng Song mana mau memberikan kesempatan kepada Ciang Ku Su? Begitu melihat Ciang Ku Su melompat bangkit, dia telah melancarkan serangan lagi. Malah serangan yang dilancarkannya bukan main kuatnya. Tenaga dalam yang bukan main kuatnya, sehingga membuat tubuh Ciang Ku Su bergetar keras sekali. Namun Ciang Ku Su juga bukan orang sembarangan. Tidak percuma dia telah memiliki anak buah yang masing-masing memiliki kepandaian yang tinggi. Maka dari itu, disaat tubuhnya tengah bergoyang-goyang seperti akan rubuh itu, dia telah mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, lalu tangan kanannya dihantamkan keras sekali, dan tangan kirinya dengan jari tangan terpentang akan menghantam batok kepala Eng Song. Gerakan yang dilakukan oleh Ciang Ku Su ini sangat nekad sekali. Karena dia sudah tidak memperdulikan serangan Eng Song pada dirinya. Yang diinginkan olehnya asal dapat menghantam telak batok kepala Eng Song. Tentu saja hal ini telah mengejutkan Eng Song, sebab pemuda ini menyadari betapa hebatnya tenaga serangan yang pergunakan oleh Ciang Ku Su. Dan yang paling berbahaya adalah tengan kiri dari Ciang Ku Su, yang telah meluncur akan menghantam batok kepalanya. Dengan mengeluarkan seruan keras, Eng Song menarik pulang tangan kanannya, dia akan mengibaskan tangan kanannya itu untuk menangkis. 162Kolektor E-BookDan disaat itulah, Eng Song yang mengangkat kepalanya untuk menangkis serangan tangan kiri Ciang Ku Su, jadi mementang matanya karena dia sangat terkejut bukan main. Dilihatnya tangan kiri dari Ciang Ku Su hanya memiliki empat jari belaka, sebab jari kelingkingnya telah terputuskan! Tentu saja apa yang dilihatnya ini tidak pernah diduga sebelumnya. Dengan mengeluarkan suara raungan Eng Song menangkis keras. Tubuh Ciang Ku Su terpental keras dan ambruk bergulingan ditanah. Namun sebagai seorang yang memiliki kepandaian yang bukan main tingginya, dia telah melompat bangun kembali tanpa kurang suatu apapun juga. Saat itu Eng Song telah berdiri tegak dengan sikap yang bengis sekali. "Hemmm.... kiranya engkau! Kebetulan sekali, memang aku tengah mencari-cari engkau! Siapa tahu Ciang Ku Su ternyata adalah musuh besarku juga!!" Mendesis Eng Song dengan suara yang dingin. Ciang Ku Su sebetulnya tengah murka sekaIi karena dirinya bisa dirubuhkan begitu rupa oleh lawannya, dia bermaksud akan melancarkan serangan lagi dengan gerakan yang cepat. Namun mendengar perkataan Eng Song, dia jadi melengak kaget dan heran. "Hemmm, siapa kau sesungguhnya?" Bentak Ciang Ku Su bengis. "Aku she Ma dan bernama Eng Song! Namun keluargaku tidak memiliki sangkut paut apa dengan peristiwa ini! Namun engkau ingat tidak dengan Ang Sam Kay? Pengemis tua yang malang dan telah kau hadiahi dengan telapak tangan kirimu didadanya itu setelah kau membinasakan kedelapan hweshio pengurus kuil Ban song sie?" Mendengar perkataan Eng Song, muka Ciang Ku Su berobah hebat. Dia sampai mengeluarkan seruan terperanjat dan undur kebelakang beberapa langkah. Tampaknya dia terkejut bukan main dan telah memandang dengan sorot mata bertanya- tanya. "Hemmmm.... engkau ada sangkut paut dan hubungan apa dengan Ang Sam Kay?!" Tegurnya kemudian dengan suara yang bengis. "Aku adalah orang yang pernah ditolong oleh paman Ang Sam Kay, maka dari itu, akupun sekarang harus membalaskan sakit hatinya! Ohhh, Thian sungguh memiliki mata, sehingga aku telah diberikan kesempatan untuk bertemu dengan pernbunuh Ang Sam Kay!" Muka Ciang Ku Su berobah lagi, tampak tubuhnya juga agak tergetar. Saat itu Eng Song yang telah yakin bahwa orang ini adalah yang telah membinasakan Ang Sam Kay, telah mengeluarkan suara bentakan yang keras bukan main. Tampak tubuhnya telah mencelat tinggi sekali, dia telah melancarkan serangan dengan mempergunakan kedua telapak tangannya. Karena mengetahui bahwa orang yang ada dihadapannya sebagai lawan ini adalah orang yang tengah dicari-carinya yang telah membinasakan Ang Sam Kay, maka Eng Song melancarkan serangan yang jauh lebih hebat dari serangannya yang semula. Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Keris Pusaka Sang Megatantra Karya Kho Ping Hoo Mustika Gaib Karya Buyung Hok