Bangau Sakti 10
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 10
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung sekonyong-konyong dari belakang sebuah pohon bunga yang lebat terdengar suara anak menjangan, diikuti oleh suara yang nyaring dan tegas yang berkata. "Jika Bu Koko telah menemui aku, aku tak dapat diam di sini main-main dengan kau lagi...." Bee Kun Bu agaknya mengenali suara itu, ia ter-kenang lagi kepada Lie Ceng Loan. Segera air matanya mengucur keluar memikirkan nasib Sumoynya yang ia sangat cintai itu, Baru saja ia ingin memanggil orang yang mungkin berada di belakang pohon bunga itu, tapi segera ia ingat bahwa tak mungkin orang itu Sumoynya, yang telah diculik dan dibawa pergi ke kuil Toa Ciok Sie, ia hanya maju bertindak dengan hati-hati ke pohon-pohon bunga itu, ia jalan melewati pohon bunga itu dan melihat ke depan. Di pinggir suatu telaga kecil terlihat oleh ia seorang gadis yang berbaju putih sedang duduk di pinggir telaga dengan kedua kakinya yang telanjang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menendang-nendang air yang jernih, dan sebelah tangannya merangkul seckora anak menjangan, Karena Bee Kun Bu melangkah dengan hati-hati, rupanya gadis itu tak merasa bahwa ada orang yang mendatangi ia goyang-goyang kepalanya sambil menarik napas panjang, Lalu ia bangun memeluk dan mengangkat anak menjangan itu, Ketika ia ingin memetik sepucuk bunga, ia dapat lihat Bee Kun Bu. Lalu dengan air mata berlinang gadis itu lari menghampiri sambil berseru. "Bu Koko!" Ia lepaskan anak menjangan dan lari menubruk Bee Kun Bu, lalu merangkulnya erat-erat. Bee Kun Bu sangat tereengang Apakah aku sedang bermimpi? ia menanya dalam hatinya, Tapi gadis itu merangkul ia erat sekali, dan memanggil ia. ia berdiri seperti palung, tak dapat bicara, Setelah gadis itu berhenti menangis karena girangnya, ia berkata. "Sahabatmu telah memberitahukan aku bahwa Koko akan mencari aku, Oleh karena itu, tiap hari aku datang ke sini menanti kedatangan Koko, Dan... sekarang Koko betul-betul datangi Sahabat itu tak berdusta!" Di pinggir sebuah telaga kecil, Bee Kun Bu melihat ada seorang gadis yang berbaju putih sedang duduk di tepi telaga, sepasang kakinya menendang-nendang air dan sebelah tangannya merangkul seekor anak menjangan. Pada saat itu Bee Kun Bu baru sadar, dan peluk Sumoynya erat-erat, dan air matanya mengucur deras, Lie Ceng Loan menanya. "Bu Koko, mengapa kau menangis?" "Aku... aku terlampau girang!" Sahut Bee Kun Bu sambil coba menelan ludah yang merintangi tenggorokan-nya, Entah kapan dan dari mana Pek Yun Hui telah berada di belakang mereka, ia masih berbaju hijau, tapi wajahnya kelihatan sedih, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu melepaskan diri dari pelukan Sumoynya, lalu mengangkat kedua tangannya memberi hormat sambil berkata. "Saudara Pek, budimu yang sangat besar ini, Siotee tak tahu kapan dapat membalasnya, sekarang saudara Pek telah menolong Sumoyku Iagi...." Pek Yun Hui mengangkat kedua alisnya lalu memotong omongannya Bee Kun Bu. "Kau tak usah pusingi usahaku membantu kau, Kau telah datang ke pegunungan Cie Lian San ini, aku pun menjadi heran, karena kau telah datang dengan cepat sekali Tapi kedatanganmu ini justru baik sekali, karena Sumoymu tiap hari menanya aku tentang kau, ia selalu menanya, mengapa Bu Koko belum juga datang. Aku tak dapat berdusta, aku segera datang, Tapi jika dalam dua hari lagi, kau belum juga dalang, aku pasti suruh bangau putih membawa ia ke Yauw Ciu, karena aku menduga kau akan pergi ke Yauw Ciu mencarinya." "Rupanya Thian bermurah hati terhadap aku," Sahut Bee Kun Bu. "Jika aku tidak menjumpai Co Hiong, pemimpin kedua dari partai Tian Liong, mungkin aku tak datang ke pegunungan Cie Lian San ini." Sambil tersenyum Pek Yun Hui berkata lagi. "Kau telah datang ke sini cepat sekali Cara bagaimanakah kau datangnya?" Bee Kun Bu menjawab. "Co Hiong mempunyai seekor kuda Cian Li Pao Kiok yang dapat lari pesat sekali, dalam sehari dapat menempuh jarak seribu lie tanpa letih, dapat mendaki gunung dengan mudahnya." "Jika kuda itu demikian hebatnya, aku ingin melihat-nya." Kata Pek Yun Hui. Lalu ia membalikkan tubuh seakan-akan hendak berlalu, Bee Kun Bu mengawasi tubuhnya Pek Yun Hui yang ramping dan ingat akan sehelai kain yang ia ketemukan di atas kuburan, ia ingin menanya hal ihwa)nya sehelai kain itu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kepada Pek Yun Hui, tapi Lie Ceng Loan tiba-tiba berkata. "Sahabat Koko itu baik sekali terhadap aku. Tanpa ia, mungkin aku tak dapat ketemu Koko, lagi!" Perkataan itu disertai mengucurnya air mata, Dengan jawaban yang lemah lembut Bee Kun Bu coba menghibur "Kau pasti telah banyak menderita." Lie Ceng Loan anggukkan kepalanya, lalu berkata lagi dengan suara yang gemas. "Hweeshio-hweeshio itu betulbetuI jahat! Mereka menipu aku, dengan mengatakan akan mengajak aku ke tempat yang indah permai, Kemudian aku insyaf bahwa aku tertipu, Aku ingin membunuh diri, tapi jika aku mati, aku tak bertemu lagi dengan Koko, Aku batalkan niatku itu. Untung bagiku, sahabat Koko datang menolong aku dari bahaya maut!" Bee Kun Bu menyeka air matanya Lie Ceng Loan dengan sapu t a tiga n nya. Lie Ceng Loan merasa terhibur dengan kasih sayang yang diperlihatkan kepadanya, ia tersenyum lagi, dan Bee Kun Bu pun menjadi reda melihat senyuman itu. Pada saat itu Bee Kun Bu menjadi curiga melihat gaya, sikap dan tubuh dari Pek Yun Hui. "Apakah ia seorang perempuan yang menyamar sebagai laki-laki?" Pikirnya. "la telah membantu mencari dan menolong Lie Ceng Loan, mengajarkan aku ilmu langkah ajaib, semut ini telah melampaui seorang sahabat jika aku pikir ia telah mengobati Susiok yang telah terluka karena racun ular, dan cara ia memetik Kim (gitar) di telaga Poa Yo Ouw, aku menjadi semakin bingung." Melihat sikap itu. Lie Ceng Loan menanya. "Bu Koko, kau kenapa?" Seperti orang baru sadar dari tidur, Bee Kun Bu terkejut ketika ditegur Lalu ia menyahut: Tidak apa-apa. Dari manakah anak menjangan itu?" Lie Ceng Loan angkat anak menjangan itu sambil berkata. "Aku harus kasih makanan kepadanya, Ayo kita pergi ke KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dalam gua!" Bee Kun Bu mengikuti, sambil berpikir "Untung sekali aku tidak menanyakan Pek Yun Hui tentang sehelai kain yang aku telah dapati di kuburan, sekarang Lie Ceng Loan sudah di sampingku, dan terpenting ialah aku harus lekas-lekas pergi ke pegunungan Kun Lun bersama-sama ia, Liong Giok Pin dan Susiokku." Ketika sudah mendekati gua, Lie Ceng Loan berkata. "Aku telah tinggal di dalam gua itu bersama-sama sahabatmu," Gua itu luasnya hanya lebar satu tombak dan dua tombak panjangnya, keadaan di dalamnya sangat bersih, Lie Ceng Loan tarik Bee Kun Bu masuk, Di sebelah kiri ditutup dengan selimut yang digunakan sebagai tempat tidur Lie Ceng Loan, dan di sebelah kanan, di atas satu batu gunung yang besar terletak beberapa botol susu kambing, buah-buahan dan sayur mayur, Lie Ceng Loan ambil sebotol susu kambing itu dan diberikannya kepada anak menjangan Lalu ia menyuguhkan kue-kue kepada Bee Kun Bu sambil berkata. "Bu Koko, kau makanlah kue ini." Karena Bee Kun Bu merasa haus, ia segera ambil sebotol susu kambing yang diminumnya habis, baru mulai makan kue Anak menjangan itu kemudian lantas tidur setelah minum susu kambing, Lie Ceng Loan pun tertidur sambil menyandar di dadanya Bee Kun Bu. "Mungkin semenjak ia dicu!ik, ia belum pernah tidur nyenyak," Pikir Bee Kun Bu. Lalu ia pindahkan Sumoynya di atas selimut, dan ia sendiri duduk di sisinya, ia memandang Sumoynya, dan memandang lagi anak man-jangan. "Bagaimana perasaannya jika ia terpisah dari anak menjangan itu!" Ia pikir. "Biarlah aku mencari rotan untuk membikin satu rantang untuk Sumoyku." Baru saja ia bertindak keluar, anak menjangan itu mendusin dan segera loncat mengikuti Bee Kun Bu sambil berbunyi Bee Kun Bu lekas-Iekas memberikan susu kambing lagi kepadanya, Setelah kenyang, anak menjangan itu tidur kembali ia jalan keluar dari gua itu untuk mencari rotan, Di" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ jurang banyak tumbuh pohon rotan, tetapi ia harus mendaki jurang itu untuk dapat mengambilnya, Dengan ilmu meringankan tubuh ia mulai mendaki jurang seperti seekor cicak, dan dengan lekas telah tiba di atas, Tidak jauh dari tempat ia berdiri, di sebelah ka-nannya, ia lihat satu pohon cemara besar dengan pohon rotan, tumbuh di sampingnya, Baru saja ia ingin loncat ke pohon itu, tiba-tiba muncul Pek Yun Hui di depannya, berdiri membelakangi ia tidak bergerak, seakan-akan sedang melihat sesuatu di depannya, ia menghampiri, tapi Pek Yun Hui tetap tidak bergerak, maka ia menegur dengan suara rendah. "Saudara Pek!" Tiba-tiba Pek Yun Hui mengangkat kepalanya dan mengawasi Bee Kun Bu dengan kedua mata berlinang, Tapi ia menanyai "Kau tidak menemani Sumoymu di dalam gua, mengapa kau datang ke sini yang hawanya dingin?" "Jika di sini hawanya dingin, mengapa saudara Pek tidak turun ke lembah?" Bee Kun Bu balik menanya, Dengan suara lemah lembut Pek Yun Hui menanya lagi. "Kau telah mendaki puncak yang tinggi ini, apakah ingin... ingin mencari aku?" Pertanyaan itu membikin Bee Kun Bu menjadi bisu, Sambil tersenyum Pek Yun Hui berkata. ".., air mata kering karena sedih hati. Awan yang jauh diidam-idam-kan, tapi entah kapan kembalinya." Lalu ia jalan pergi ke jurusan utara, Bee Kun Bu mengejar sambil berseru. "Saudara Pek, tunggu!" Pek Yun Hui menunda langkahnya menoleh ke belakang sambil berkata lagi. "Asmara terpendam hanya menambah kesedihan hati... kau mengapa...." Perkataan itu tidak diteruskan karena air matanya mengucur deras. Bee Kun Bu lekas-Iekas menanyai "Saudara Pek, mengapa kau pergi dengan tergesa-gesa?" Dengan menggertak gigi, Pek Yun Hui buka kain yang menyelubungi kepalanya, Segera rambut yang hitam dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ panjang turun melambai-lambai di belakang pun-daknya, ia pun membuka juga baju hijaunya, Dengan mata terbelalak Bee Kun Bu menyaksikan dengan kepala matanya sendiri, bahwa Pek Yun Hui itu seorang gadis dengan pakaian wanita ketat, tampak jelas dua buah dadanya dan pinggangnya yang langsing berpakaian baju sutera merah dan celana sutera putih, Belum pernah Bee Kun Bu melihat gadis secantik itu, bahkan lebih cantik daripada sumoynya, ia berdiri terpesona dan dalam beberapa detik itu ia seakan-akan berubah menjadi satu patung! Dengan suara yang lemah lembut Pek Yun Hui memecahkan kesunyian itu. "Aku, temani Sumoymu di dalam gua itu selama tiga hari, sekarang setelah jelas kau menyaksikan sendiri, bahwa aku seorang wanita kau pasti tak menaruh curiga lagi terhadap Sumoymu atau aku, bukan?" Bee Kun Bu dengan terharu berkata: Tek Siocia, jangan curiga apa-apa!" "Lie Ceng Loan seorang gadis yang suci murni, Aku kini sengaja memperlihatkan diriku yang sejati. Kau harus menjaga ia dengan baik, Dan aku khawatir kita kelak akan berpisah, dan seterusn?a kau harus waspada." Kata Pek Yun Hui, lalu ia loncat lima tombak jauhnya. "Pek Siocia! Pek Siocia!" Bee Kun Bu memanggil Apakah karena kasihan atau masih ada pesan, maka Pek Yun Hui berhenti lagi, Bee Kun Bu loncat dan berdiri di hadapannya. Dengan menghadapi wanita yang demikian cantiknya, mulutnya Bee Kun Bu terkancing lagi: Hanya air matanya mengucur Pek Yun Hui lalu keluarkan sapu tangannya dan menyekal air matanya Bee Kun Bu. Tapi ketika itu Pek Yun Hui telah bersikap lain lagi, ia telah menjadi khidmat dan berkewibawaan lagi, Harum dari sapu tangannya membikin Bee Kun Bu terkenang kembali kepada peristiwa-peristiwa yang lampau, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Empat mata beradu... dan ini telah mengutarakan perasaan masing-masing lebih berarti daripada seribu perkataan! Di dalam perjalanan di pegunungan di waktu malam hari, Bee Kun Bu membasmi musuhnya Selama hidupnya Pek Yun Hui baru pertama kali dipegang tangannya oleh seorang pria, dan orang yang memegangnya itu adalah !aki-!aki yang ia idam-idamkan. Ia menyandarkan kepalanya ke dadanya Bee Kun Bu yang segera memeluknya. siapakah dapat menolak tubuh seorang wanita yang secantik itu! Meskipun Bee Kun Bu yang kuat batinnya dan watak kesatriaannya pun menjadi mata gelap, ia peluk Pek Yun Hui erat-erat Tiba-tiba senyuman Lie Ceng Loan terbayang di matanya, ia sadar akan perbuatannya yang tak pantas, ia lepaskan pe-lukannya, dan dengan perlahan ia dorong Pek Yun Hui. ia bertindak mundur satu langkah sambil berkata. "Aku telah banyak ditolong oleh Pek Siocia, begitupun Su-moyku telah ditolong dari bahaya maut Aku tak akan lupa budi yang maha besar itu!" Ucapan itu menusuk hatinya Pek Yun Hui, tetapi tiba-tiba mukanya menjadi merah, ia mengawasi Bee Kun Bu dengan mulut membungkam Bee Kun Bu merasa cemas kalau-kalau ia telah salah omong. Bukankah Pek Yun Hui ini yang telah mengajarkan ia ilmu langkah ajaib Ngo Heng Mie Cong Pu? Bukankah ia juga yang menolong Lie Ceng Loan kekasihnya? Semua ini memusingkan kepalanya Bee Kun Bu. Kemudian Pek Yun Hui menjadi tenang kembali, ia berkata. "Aku mengetahui bahwa kau sangat mencintai Sumoymu, dan seterusnya kau harus menjaga ia dengan baik. ia yang masih hijau tak dapat menerima pukulan asmara, Meskipun ia berada di jurang bahaya atau di mulut harimau, ia senantiasa memikiri kau!" Setelah itu ia balik badan dan berjalan lalu beberapa langkah untuk balik menghadapi Bee Kun Bu lagi seraya berkata: KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie mempunyai ilmu silat yang lain daripada yang lain, Kau dan Sumoymu tak dapat berdiam lama di sini. Paliftg baik kalian segera berlalu dari pegunungan ini!" Pek Yun Hui tidak menanti jawaban Bee Kun Bu, karena dari sebelah selatan ia lihat ada asap mengepul ke atas, ia loncat ke suatu dahan pohon untuk menyelidiki Bee Kun Bu sudah mengetahui bahwa asap itu datang dari hutan yang dibakar oleh Co Hiong, ia berpikir "Co Hiong telah mengorbankan segala sesuatu, bahkan kuda ajaibnya untuk membantu Kini ia membakar hutan senti iri, sedangkan aku tak berbuat apa-apa di sini." Ia mencari lagi Pek Yun Hui. ia memanggil berkali kali tapi si penolongnya itu entah kemana perginya, Maka ia lekas-lekas kembali ke lembah dan terus masuk ke dalam gua di mana Lie Ceng Loan masih tidur nyenyak. Tapi di atas batu di mana terletak beberapa botol susu ia menemui sehelai kain dengan tulisan yang berbunyi. "Jangan berdiam lama-lama di sini, Harus lekas-lekas berlalu!" Ia yakin bahwa Pek Yun Hui yang memperingatinya. peringatan dari seorang yang sangat sayang kepadanya tak dapat tidak diperhatikan ia buru-buru membangunkan Lie Ceng Loan yang menjadi terkejut sekali, Baru saja ia hendak menanya, tapi Bee Kun Bu berkata. "Kau tunggu dahulu di dalam gua batu ini. Aku harus mencari seorang kawan, segera aku akan kembali!" Lalu ia keluar dari gua itu. Lie Ceng Loan mengejar dan memanggil. "Bu Koko, aku ikut!" Bee Kun Bu pun pikir lebih baik mengajak Sumoynya, karena pada waktu itu tidak ada Pek Yun Hui yang menjagainya lagi, ia berkata. "Baiklah! Ayo lekas-lekas bawa barang-barangmu, kita harus segera pergi!" Sambil masuk ke dalam gua, Lie Ceng Loan berkata. "Kawan Koko betul-betul baik hati. ia telah tolong aku, dan telah merebut kembali pedangku ia berikan aku kesempatan menunggangi bangau putihnya terbang ke sini menunggu Koko.,., Tapi aku tak dapat segera pergi." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika itu Bee Kun Bu tak dapat menerka mengapa Lie Ceng Loan tidak ingin pergi, maka ia menanyai "Mengapa tak dapat pergi?" "Jika kita semuanya pergi, sebentar jika kawan Koko kembali dan tidak menjumpai kita," Sahut Lie Ceng Loan. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "la tentu menjadi marah, ia demikian baiknya terhadap kita tak selayaknya kita pergi tanpa memberitahukan kepadanya." Bee Kun Bu tidak menyahut lagi. ia memikiri kebaikan Pek Yun Hui dan perasaannya terhadap ia. Lie Ceng Loan menjadi heran tidak mendapat jawaban, ia menanyai "Bu Koko kenapa? Apakah kau marah terhadap aku?" Teguran itu membikin Bee Kun Bu sadar lagi, dan menyahut. "Ayo, kita berangkat ia tak akan kembali lagi!" Lie Ceng Loan tidak menanya lagi, Sete!ah ia luang susu kambing di satu piring untuk anak menjangan, ia pun lari mengikuti Bee Kun Bu mendaki puncak, Ketika mereka tiba di atas puncak, matahari telah mulai silam, dan sinarnya menyoroti puncak-puncak gunung yang diselubungi salju nampaknya indah sekali." Bee Kun Bu yang melihat Lie Ceng Loan sebentarsebentar menoleh ke belakang mengetahui bahwa Su-moynya masih khawatir akan anak menjangannya, ia menghibur. "Ayo, kita harus jalan cepatan, Anak menjangan itu ditangkap oleh kawan Koko untuk menemani aku. Pada hari itu, aku telah menunggui kau di tempat penginapan di Yociu, tapi sehingga lohor belum juga kembali La!u aku beritahukan Susiok bahwa aku ingin mencari Koko, meskipun Susiok menahannya," Kata Lie Ceng Loan, Tapi dengan cara bagaimana kau diculiknya?" Tanya Bee Kun Bu. Sambil menarik napas, Lie Ceng Loan meneruskan kisahnya. "Aku telah berusaha mencari Koko hampir setengah hari, Aku beristirahat di bawah sebuah pohon Uu. Tiba-tiba KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mendatangi dua orang laki-laki yang bertubuh besar, yang pura-pura sedang menikmati pemandangan telaga, Ketika aku sedang lengah, mereka menotok jalan darahku, Ketika aku sadar, aku telah diikat erat-erat dibawa di dalam sebuah kereta yang ditutupi dengan kain hitam, Aku tak dapat melihat sesuatu apa-pun. Aku tak berdaya!" "Apakah mereka menyiksa kau?" Tanya Bee Kun Bu dengan beringas. "MuIutku juga telah disumbat oleh mereka!" Meneruskan Lie Ceng Loan. "Dan sumbatan itu baru dibuka ketika mereka memberikan aku makanan, Aku tak ma-kan, karena aku jemu dan cemas, sehingga aku kelaparan selama sehari semalam, Kemudian aku pikir bahwa Koko pasti berusaha mencari aku, dan jika aku mati karena kelaparan, aku tak dapat menjumpai Koko lagi sehingga usaha Koko menjadi hampa, tidaklah begitu?" "Dan bagaimanakah kau terjatuh di tangannya Hweeshiohweeshio dari Toa Ciok Sie itu?" Tanya Bee Kun Bu. Setelah menyandarkan kepalanya di dada suhengnya, Lie Ceng Loan meneruskan. "Aku di dalam kereta itu tak kelihatan apapun, dan aku pun tak mengetahui dibawa kemana, Tidakkah Koko pun akan merasa cemas?" Tentu saja!" Jawab Bee Kun Bu. "Kereta yang mengangkut aku itu tiba-tiba berhenti Aku hanya mendengar suara orang yang sedang bertempur hebat sekali, Aku merasa girang, karena aku menduga bahwa Koko telah datang menolong Tapi setelah suara pertempuran berhenti, aku telah menjadi kecele karena orang yang datang itu seorang Hweeshio," Kata Lie Ceng Loan. "Bukankah ada dua Hweeshio? Yang satu bertubuh tinggi besar, dan yang satu lagi kurus kecil, dan kedua-duanya mengenakan baju abu-abu," Kata Bee Kun Bu. "Betul!" Sahut Lie Ceng Loan dengan heran. "Me-ngapa Koko bisa mengetahui?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kedua Hweeshio yang durhaka itu telah dikirim ke akherat oleh Co Hiong," Kata Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan tidak kenal siapakah Co Hiong itu, maka ia menanya. "Siapakah Co Hiong itu? Apakah ia pun juga kawan Koko juga?" Bee Kun Bu mengangguk dan berkata. "Sebentar lagi juga kau dapat menjumpai ia. Betulkah kedua Hweeshio itu menyerahkan kau kepada lain Hweeshio untuk dibawa ke pegunungan Cie Lian San?" Mukanya Lie Ceng Loan segera menjadi merah, ia tutupi mukanya di atas dada Bee Kun Bu. Lalu air matanya mengucur keluar membasahi bajunya Bee Kun Bu. Sambil mengusap-usap kepala Sumoynya: Bee Kun Bu menghibur "Mengapa kau sedih hati? Apakah Hweeshiohweeshio yang durhaka itu telah memperkosa kau?" Dengan mengangkat lagi kepalanya, Lie Ceng Loan berkata dengan gemas sekali. "Kedua Hweeshio yang durhaka itu telah binasa, Mereka membawa aku ke suatu tempat pekuburan yang terpencil. karena aku diikat erat-erat, aku tak dapat melawan atau berontak, Ketika Hweeshio yang kurus ketika membuka sumbatan mulut-ku, aku gigit tangannya!" Bee Kun Bu menjadi gelisah mendengar penuturan itu. ia memotong penuturan itu, dan menanya dengan bernapas. "Lalu jahanam-jahanam itu berbuat apakah terhadap kau?" "Kemudian datang lagi satu Hweeshio berjubah ku-ning, ia maki kedua Hweeshio yang durhaka itu, ia buka ikatanku, tapi ia totok lagi dua jalan darahku sehingga aku seperti satu anak bayi tak berdaya sama sekali! ia kenakan aku jubah kuning, membalut kepalaku dengan kain kuning dan angkat aku dari tempat kuburan dibawa aku ke jalan raya, Di jalan raya kami bertemu dengan lain Hweeshio berjubah merah!" Bee Kun Bu tak tahan mendengar penuturan yang menusuk hatinya, ia peluk Sumoynya erat-erat dan menghibur "Ai! Kau betuI-betul telah menderita banyak sekali!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hweeshio jubah kuning itu serahkan aku kepada Hweeshio berjubah merah yang membebaskan totokan jalan darahku agar aku dapat berjalan atau ber!ari, tapi lain daripada itu aku masih tetap tak berdaya, dan aku tak dapat melawan atau kabur!" Meneruskan Lie Ceng Loan. Bee Kun Bu berpikir "Aku berdua Co Hiong menunggangi kuda ajaib datang ke pegunungan ini, Mes-kipun aku datang dua hari terlambat, tapi kuda yang dapat menempuh seribu lie sehari, pasti dapat mengejar kuda-kuda yang lain. Mengapa Lie Ceng Loan dapat dibawa lebih cepat ke pegunungan Cie Lian San ini?" Ia tak dapat memecahkan teka-teki itu, ia menanya lagi. " Apakah Hweeshio jubah merah itu segera membawa kau ke pegunungan Cie Lian San ini?" Dengan gelengkan kepala, Lie Ceng Loan menyahut: Tidak, ia membawa aku selama dua hari dua malam Pada tengah hari di hari ketiga, kami tiba di suatu kuil di dalam gunung, Di kuil itu juga ada banyak Hweeshio-hweeshio, Kami menunggu sampai malam dan suasana menjadi gelap, Entah dari mana, mereka menangkap dua ekor burung yang ganjil, Si Hweeshio jubah merah berir tahukan aku bahwa aku akan dibawa ke suatu tempat yang indah permai, Aku mengetahui bahwa ia menipu aku. Aku memaki, tetapi ia tidak menjadi gusar Lalu aku diikat di belakangnya seekor burung yang ganjil itu, dan ia sendiri menunggangi seekor yang lain. Kami terbang selama semalam." Sekarang Bee Kun Bu baru mengetahui mengapa Sumoynya bisa datang lebih dulu dari ia ke pegunungan Cie Lian San. "Hanya burung-burung yang besar dapat membawa manusia dengan pesat, dan burung itu pasti sejenis burungburung garuda. Hweeshio yang durhaka itu telah memelihara burung-burung yang besar itu untuk maksud yang jahat dan keji, dan dapat menempuh jarak yang jauh dengan cepat sekali sehingga perbuatan-per-buatan durhakanya tak diketahui orang," Pikir Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan meneruskan kisahnya setelah menelan ludahnya yang merintangi tenggorokan nya. "Pada hari ketiga, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ burung-burung itu mendarat di satu hutan yang besar Si Hweeshio jubah merah membuka ikatanku, dan membiarkan burung-burung itu mencari makanan di hutan, Burung-burung itu makan burung-burung kecil dan kelinci-kelinci hutan, lalu aku diikat lagi, dan bersama si Hweeshio dengan burungburung itu4cita terbang lagi, Burung-burung itu berhenti beberapa kali untuk beristirahat meskipun burung-burung itu besar dan kuat, tapi menurut pendapatku, mereka tidak sehebat bangau putih kepunyaan kawan Koko." "Tentu saja!" Sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum. "Bangau putih itu adalah seekor bangau sakti yang telah berusia diatas seribu tahun, Burung-burung di dalam kuil Toa Ciok Sie tak dapat menandingi bangau sakti itu!" Lie Ceng Loan meneruskan kisahnya. "Seterusnya kedua burung itu sebentar-sebentar berhenti untuk beristirahat Pada keesokan harinya, kami baru masuk ke daerah pegunungan Si Hweeshio jubah merah beritahukan aku bahwa di hari senja akan pasti tiba di tempat yang indah permai, dan ia beritahukan aku juga bahwa namanya ialah Hoat Lui." Dengan tak dapat menahan sabarnya, Bee Kun Bu mengutuk. "Hweeshio jahanam!" "Tapi kemudian ia dipukul jatuh dari atas burung oleh kawan Koko, Aku yakin ia jatuh hancur luluh!" Kata Lie Ceng Loan. "Setelah Pek Yun Hui menolong kau, ia segera membawa kau ke dalam gua baru tadi?" Tanya Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan mengangguk dan berkata. "Ketika si Hweeshio bicara kepadaku, kawan Koko sambil menunggangi bangau putih datang mengejar Hebat betul ilmu dan kepandaian nya! Dengan hanya mengangkat satu tangannya, Hweeshio itu dipukul jatuh, Lalu ia loncat ke atas burung yang segera terjun ke bawah, Satu jotosan membikin binasa burung itu. Burung yang lain dipatok mampus oleh bangau putih, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dengan mudah sekali aku dijambret dan diangkat oleh kawan Koko, dan dengan menunggangi bangau putih itu, aku dibawa dengan selamat ke dalam tembah, ia menangkap seekor anak menjangan untuk menenami aku. Aku menanyakan tentang Koko, ia menjawabnya bahwa dalam beberapa hari lagi Koko pasti datang, Dan betul saja Koko telah datang!" Bee Kun Bu terharu sekali atas budi yang besar dari Pek Yun Hui, Hanya dalam jangka waktu sebulan, Pek Yun Hui telah menolong ia serta Susiok dan Sumoynya, Bagaimanakah ia dapat membalas budi yang sangat besar itu? Ketika itu Lie Ceng Loan masih saja bersandar di atas tubuhnya Bee Kun Bu. ia memandang pemandangan dari pegunungan itu. Setelah ia melihat asap yang mengepul di sebelah selatan, lalu melihat juga api yang berkobar-kobar, ia terkejut ia berseru. "Bu Koko, coba lihat hutan di sebelah selatan itu sedang terbakar !H Teguran itu membikin Bee Kun Bu ingat lagi bahwa ia harus lekas-lekas menemui Co Hiong, sebetulnya usaha membakar hutan itu adalah untuk membangkitkan perhatian Hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie. Untuk mencari Co Hiong, ia harus segera pergi ke tempat di mana Co Hiong mulai membakar hutan itu. Tapi pada saat itu, api telah berkobar hebat sekali, dan jalan yang harus ditempuh tidak mudah dilalui ia harus melalui beberapa lembah-lembah dan bukit-bukit, Jika ia menanti sampai malam, maka jalannya makin sukar, sebaliknya apabila ia tak mencari Co Hiong, ia merasa bersalah Maka ia teruskan perjalanannya mencari Co Hiong. "Ayo, kita jalan terus, Aku harus mencari dapat orang yang membakar hutan!" Lalu dengan ilmu meringankan tubuh mereka pergi ke tempat di mana Co Hiong mulai membakar hutan itu! Dalam suasana yang suram di daerah pegunungan itu, yang diliputi dengan hutan-hutan lebat, ditambah pula dengan api yang berkobar kobar dan panas hawanya, mereka menjadi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bingung harus jalan kemana mencari Co Hiong, Tapi mereka berjalan terus. Setelah berjalan kurang lebih tiga jam, Lie Ceng Loan mengeluh. "Bu Koko, aku merasa letih sekali!" Sebetulnya Bee Kun Bu pun merasa letih. Dengan perut yang lapar pula ia menjadi gelisah, Untuk menghibur Sumoynya ia berkata. "Mari kita jalan lagi, dan Co Hiong pasti dapat diketemukan!" Lie Ceng Loan tersenyum dan sambil memegangi tangannya Bee Kun Bu, ia berjalan terus. Mereka jalan dan berusaha mencari lagi selama dua jam, tapi tanpa hasil! Melihat Lie Ceng Loan telah menjadi letih sekali, Bee Kun Bu berkata. "Kau betul-betul sudah letih sekali, Marilah kita beristirahat di tempat yang agak tinggi" "Aku betul-betul tak berguna!" Sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum. "Aku hanya merintangi Koko saja." Mereka memilih tempat yang agak tinggi di bawah suatu pohon besar, dan di situlah mereka beristirahat Dengan sekejap saja Lie Ceng Loan sudah jatuh tertidur Bee Kun Bu duduk di sisinya mengawasi Sumoynya yang ia sangat cintai itu, Tiba-tiba angin gunung membawa suara derap nya kaki kuda, dan suara itu makin lama makin dekat terdengar nya. Bee Kun Bu tergerak hatinya. "Kuda itu pasti kudanya Co Hiong," Pikir ia. "Di kolong langit ini, tak dapat kuda lain yang dapat berlari dalam suasana gelap di pegunungan ini." Lalu ia menjerit memanggil Co Hiong, Suara jeritan di malam yang sunyi senyap itu terdengar seperti meraungnya seekor singa, menggema dan menggetarkan lembah! Betul saja dari sebelah selatan terdengar suara jawaban Co Hiong, dan Lie Ceng Loan bangun dari tidurnya, Bee Kun Bu segera berdiri, siap menyambut kedatangannya Co Hiong, sebelumnya Co Hiong turun dari kudanya, ia telah melihat Lie Ceng Loan, ia berkata sambil tertawa. "Apakah gadis berbaju merah ini Sumoynya Bee?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu mengangguk dan menyahut. "Betul!" Lalu ia memperkenalkan sumoynya kepada kawannya, Co Hiong yang tajam penglihatannya merasa kagum melihat kecantikan Lie Ceng Loan. ia berkata dengan bersenda gurau. "Tidak heran jikalau saudara sampai tidak enak makan dan tidur memikiri Li Siocia! Ha! Ha! Ha!" Bee Kun Bu menyahut. "Janganlah saudara Co menggoda! Tapi cara bagaimanakah kau dapat datang ke sini, sedangkan kami mencari kau sepanjang malam?" "Semenjak kau menunggangi bangau putih dan terbang pergi," Sahut Co Hiong. "Aku telah ketemu dua Hweeshio dari Toa Ciok Sie. Aku segera bertempur tapi Hweeshio-hweeshio yang lain juga datang, Aku pikir jika aku terus bertempur tentu tidak ada hasilnya. Segera aku loncat keluar dari kepungan mereka dengan maksud mencari kau agar kita dapat bersama-sama mendobrak kuil Toa Ciok Sie, dan membasmi Hweeshio-hweeshio yang durhaka ilu. Tapi siapa menduga, sumoymu telah selamat didampingimu?" Bee Kun Bu menuturkan kisah Lie Ceng Loan sedari diculik sampai mereka berjumpa lagi di dalam lembah. "Ai! Orang sakti yang memiliki bangau putih itu betul-betul sukar dicari keduanya," Berseru Co Hiong, sebetulnya Bee Kun Bu ingin menceritakan lagi tentang Pek Yun Hui kepBdanya, tapi ketika ia ingat ancaman Co Hiong yang ingin melawan Pek Yun Hui, ia tutup mulutnya, ia hanya berkata. "Kebetulan sekali saudara Co lekas-iekas datang, Aku sangat lapar, Cobalah keluarkan makanan kering yang kau telah bawa sebagai pembekalan!" Co Hiong lalu mengambil makanan dari suatu kantong yang diikat di pelana kudanya dikasihkan kepada Bee Kun Bu dimakan bersama sumoynya, Tapi ia sendiri tidak makan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan yang melihat sikap itu, menanyai "Saudara Co, mengapa kau tidak makan?" Co Hiong tidak menyahut, ia hanya tersenyum ia taruh kembali makanan itu ke dalam kantong. Setelah fnakan kenyang, Bee Kun Bu bersemi "Hm! Hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie betul-betul harus dikasih hajaran, Mereka berbuat sewenang-wenang. Tapi jumlah mereka lebih banyak daripada jumlah kita. Apa-kah dengan hanya kita bertiga, kita dapat membasmi mereka?" Co Hiong menyahut. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kita sudah tiba di pegunungan Cie Lian San. jika kita tidak pergi ke kuil Toa Ciok Sie dan mencuri buah Sie Can Ko, jerih payah kita betul-betul tersia-sia!" Bee Kun Bu belum menjawab, tiba-tiba dari tempat yang sangat gelap terdengar suara orang mengejek "Apa-kah buah Sie Can Ko enak? Kalian boleh rasai dulu ini." Ejekan itu dibarengi dengan meloncatnya datang, beberapa Hweeshio dengan senjata terhunus! Dengan cepat Co Hiong membungkukkan tubuhnya untuk Bee Kun Bu dan Ue Ceng Loan loncat mundur beberapa tindak Mereka segera mencabut pedangnya, siap menyerang lawan-lawannya. Dalam cuaca yang suram itu, mereka melihat empat Hweeshio: dua Hweeshio itu menyerang dengan beringas sekali, tapi serangannya tak berhasil! Co Hiong segera melontarkan jarum-jarum beracunnya serentak Mereka segera mencabut pedangnya, siap menyerang lawannya Empat Hweeshio itu bukannya lawan yang remeh. Dengan go!ok-golok dan gembolan-gembolan besi me-reka, semua jarum-jarum beracunnya Co Hiong telah digeprak jatuh berhamburan! Co Hiong menjadi penasaran ia lontarkan Hngkaranlingkaran emasnya sambil menyerang bertubi-tubi dengan pedangnya. Tiga serangan pedangnya itu menebas ke kiri dan menyapu ke kanan, dan dilakukan dengan tenaga yang hebat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sekali sehingga seorang Hweeshio terdesak mundur empatlima kaki jauhnya, sebetulnya Hweeshio-hweeshio itu tidak ingin mengerubuti Co Hiong, tapi setelah melihat ilmu silat Co Hiong yang lihay itu, mereka menyerang lagi dengan serentak sedangkan Hweeshio yang telah terdesak mundur dengan menggunakan kakinya menyapu kaki Co Hiong. Co Hiong berseru, dan dengan ilmu It Hok Tiong Tian atau belibis terbang tegak ke angkasa, ia loncat setinggi satu tombak lebih dan loncat keluar dari kepungan itu! Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak tinggal diam. Mereka telah melihat kekejian Hweeshio-hweeshio itu, Dengan ilmu Cui Hun Cap Ji Kiam atau dua belas jurus ilmu pedang mengusir setan, mereka menyerang dengan beringas, dan dalam tiga jurus saja seorang Hweeshio telah ditebas putus lengan kirinya oleh Bee Kun Bu, sedangkan Lie Ceng Loan berhasil membikin Hweeshio-hweeshio lainnya kacau balau! Segera dalam suasana yang sunyi senyap itu terdengar jeritan seorang Hweeshio lagi yang membikin bangun bulu roma, karena Hweeshio itu telah kena tersambar lingkaran emasnya Co Hiong sehingga otaknya berantakan! Hanya dalam beberapa jurus saja, empat Hweeshio itu telah menderita satu mati dan satu luka parah, Tapi satu Hweeshio dengan nekad menyerang Bee Kun Bu dengan goloknya, dan yang lain mengayun gembolannya ke arah Lie Ceng Loan. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terpaksa mundur beberapa tindak. Kedua Kawanan Hweeshio itu menyerang Co Hiong dengan se-rangan-serangan yang hebat dan mematikan Hweeshio itu lupa bahwa Co Hiong masih bebas, Co Hiong yang berangasan, melihat kesempatan yang baik itu, segera melontarkan lagi jarum-jarum beracunnya, Kedua Hweeshio itu tak dapat menghindarkan jarum-jarum itu! Dua-duanya segera jatuh, senjata-senjatanya terlepas dari cengkalannya, dan mati kaku mengeluarkan darah hitam dari mulut dan hidungnya! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hweeshio yang telah buntung lengan kirinya lekas-lekas melarikan iri. perbuatan itu dapat dilihat oleh Co Hiong yang menegur dengan keras. "Hei, jahanam! Kau mau lari kemana?" Ia cemplak kudanya dan mengejar Hweeshio yang kabur itu, Hweeshio yang ketakutan setengah mati itu terus lari dengan tak menghiraukan apapun! Dan sikap ini mengirim ia lebih cepat ke akherat! Hweeshio itu baru saja, dapat berlari sejauh lima puluh tombak, Co Hiong yang mengejar dengan kuda Cian Li Shin Kioknya (kuda sakti yang dapat berlari seribu lie tanpa letih) telah menebas buntung kepalanya! Lalu Co Hiong kembali lagi, ia turun dari kudanya untuk mengambil lingkaran-lingkaran yang telah membikin hancur kepalanya seorang Hweeshio. ia berkata sambil tersenyum kepada kawan-kawannya. "Rupanya Hweeshio-hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie kita tak takuti ilmu silatnya hanya begitu saja, Lie Siocia, tadi aku telah meyakinkan dengan kepala mata sendiri ilmu silat pedangmu yang lihay itu, Aku kira dengan ilmu demikian tingginya, kita bertiga dapat membasmi Hweeshio-hweeshio durhaka di dalam kuil Toa Ciok Sie. Bagaimana pendapatmu berdua?" Bee Kun Bu mengerutkan keningnya, ia tidak menjawab ia ingat akan pesan Pek Vun Hui yang dengan sangat menyuruh ia dan Lie Ceng Loan lekas-Iekas berlalu dari pegunungan Cie Lian San. ia pereaya betul bahwa Pek Yun Hui telah memperingatkan dengan se-tulus-tulusnya, Ketika itu ia tak dapat segera memberikan jawaban yang memuaskan kepada Co Hiong, Melihat pertanyaannya tidak dijawab, Co Hiong merasa sedikit marah, ia pandang Bee Kun Bu yang sedang mengawasi mayat-mayat Hweeshio yang telah mati konyoI! Lie Ceng Loan rupanya tidak perhatikan pertanyaan Co Hiong. ia menanya Bee Kun Bu. "Bu Koko! Hweeshiohweeshio ini harus dikubur dengan seksama. Mari kita menggali lubang untuk mengubur mayat-mayatnya!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu mengangguk, dan segera menggali lubang dengan pedangnya, Lie Ceng Loan juga turut menggali Co Hiong semakin menjadi marah, Mukanya dari merah menjadi pucat ia tak dapat keluarkan kegusarannya, Lie Ceng Loan menegur. "Saudara Co, mengapa kau tidak membantu?" Co Hiong terkejut! ia merasa malu ditegur oleh gadis secantik itu, Lalu dengan paksakan diri, ia pun membantu menggali lubang, Setelah empat mayat Hweeshio-hweeshio itu dikubur di satu lubang, Lie Ceng Loan memetik sepucuk kembang liar untuk ditancapkan di atas tanah kuburan itu, sambil tersenyum, pertama kepada Bee Kun Bu, dan kemudian kepada Co Hiong, Entah karena apa tiap-tiap kali Co Hiong melihat mukanya Lie Ceng Loan yang cantik jelita, hatinya berdebar-debar, Lie (^eng Loan yang telah jatuh cinta kepada Bee Kun Bu tidak merasa atau memperhatikan sikapnya Co Hiong. Baginya, di dunia ini hanya Bee Kun Bu-lah seorang pria yang tampan, gagah berani, budiman dan yang agung serta mulia! Co Hiong pun tak mengerti mengapa ia sangat tertarik oleh wajah dan sikapnya gadis itu, Bukankah ia telah jatuh cinta terhadap Souw Hui Hong, saudara sepupunya? Ketika itu hari sudah mendekati fajar Mereka harus beristirahat untuk memulihkan tenaga dan semangatnya. Tapi api dari hutan makin besar dan berkobar, sehingga cahayanya yang merah terlihat di sekitar hutan yang terbakar itu. Sebelum mereka berbaring untuk beristirahat dan tidur bergiliran, Co Hiong berkata. "Lihatlah hutan yang aku telah bakar itu! Apinya makin berkobar dan besar. Besok malam apinya mungkin lebih besar lagi! Aku kira api itu tidak padam dalam tiga hari tiga malam!" "Dengan demikian, entah berapa banyak binatangbinatang, burung-burung dan kutu-kutu yang mati terbakar atau kehilangan tempat bernaungnya!" Seru Lie Ceng Loan yang mempunyai perasaan balus, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Betul!" Kata Co Hiong. "Api demikian kini tak dapat dipadamkan oleh lima ratus orang, kecuali jika turun hujan besar." Baru saja Lie Ceng Loan hendak menanya, tiba-tiba terdengar suara siulan yang nyaring dan tegas dengan nada yang berubah-ubah, Lie Ceng Loan mendekati Bee Kun Bu, dan menanya dengan suara rendah. "Bu Koko, suara apakah itu? Apakah di pegunungan ini ada setan?" Bee Kun Bu yang sedang memeperhatikan suara yang ganjil dan terdengarnya seperti juga suara seekor makhluk lain dari pada satu manusia, menyahut dengan suara rendah. "jangan takut, itu pasti bukannya setan." Co Hiong berdiri tegak, dan mendengari dengan penuh perhatian Laiu berkata. "Suara siulan yang ganjil itu adalah cara memberi isyarat di hutan. Cobalah perhatikan nadanya yang sebentar tinggi dan sebentar rendah isyarat itu hanya dapat dimengerti oleh kawan-kawannya orang itu. Tapi suara itu rupanya keluar dari suara benda yang dibuat dari logam atau bambu, Cobalah kita dengar dengan perhatian Nanti siulan itu akan disambut oleh siulan lain!" Betul saja, setelah siulan itu berhenti, lantas disambut oleh suara siulan lain yang rupanya dikeluarkan dari tempat yang lebih jauh, Sambil tersenyum Co Hiong berkata lagi. "Aku yakin siulan-siulan itu adalah isyarat-isyarat dari Hweeshio hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie. Siulan itu akan disambut lagi oleh suara siulan yang lain, Dengan demikian nyata-lah kirim kabar dengan menggunakan suara siulan-siulan itu yang sambung menyambung dari tempat satu ke tempat yang lain dengan cepat seka!L.," Perkataannya belum selesai diucapkan, dari tempat dekat di mana mereka berdiri terdengar lagi satu siulan yang lebih nyaring dan tegas dari yang sudah-sudah, Co Hiong dan Bee Kun Bu segera cabut pedangnya, siap sedia menghadapi segala kemungkinan! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hwceshio-hweeshio durhaka dari kuil Toa Ciok Sie itu telah mengetahui tempat kita ini. Mereka telah kerahkan banyak orang untuk mengepung kita!" Seru Co Hiong, Ketika itu Lie Ceng Loan pun telah mencabut pedangnya, dan mereka berdiri tegak dengan mata mengawasi di sekitarnya, dan dengan kupingnya mendengari segala suara, Melawan Hu Hoat Lo Han di pegunungan Cie Lian San di waktu malam Dari sinar api yang berkobar-kobar, di atas satu puncak gunung Co Hiong dapat lihat bayangan beberapa orang sedang lari dengan cepat Rupanya mereka itu sedang lari mendatangi Dengan suara rendah Bee Kun Bu menanya. "Sau-dara Co, perlukah kita lari sekarang?" "Kita tak dapat melarikan diri lagi, Mereka telah mengetahui jejak kita, Siulan-siulan yang kita telah dengar tadi adalah isyarat-isyarat mereka mengurung kita," Sahut Co Hiong sambil tersenyum. Bee Kun Bu mengerutkan kening, memandang Sumoynya, lalu berkata. "Jika demikian, rupanya kita harus bertempur dengan hebat lagi!" "Betul!" Kata Co Hiong. "Kita harus menggunakan siasat yang kejam untuk lolos dari kepungan mereka, dan kita harus menerobos sekarang sebelum kawan-kawan mereka datang kumpul mengurung kita, Ya, kita harus meloloskan diri sebelumnya fajar Tanpa siasat, kita bertiga tak dapat melawan mereka yang jumlahnya banyak." Lalu ia keluarkan dari kantong di dadanya sejumlah jarum-jarum beracun, Bee Kun Bu tak dapat membantah, memang ia tak dapat bersikap ramah menghadapi musuh-musuh yang kejam. ia berkata kepada Lie Ceng Loan. "Sebentar jika kita harus bertarung, kita harus berlaku kejam, karena musuh-musuh kita bukannya orang-orang yang budiman, Aku kira kedudukan kita KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sekarang sangat berbahaya, Kita harus melawan banyak orang." Lie Ceng Loan pandang Bee Kun Bu dengan kasih sayang, lalu menyahut. "Bu Koko, terima kasih, Koko selalu berlaku baik terhadap aku. Aku pasti memperhatikan pesan Koko." Pada saat itu musuh telah datang semakin dekat hanya terpisah lebih kurang sepuluh tombak dari mereka, Di waktu malam demikian, pakaian putih dari Lie Ceng Loan terlihat sangat tegas, Tiba-tiba terdengar suara hembusan angin, disertai melayang datangnya tiga benda yang bersinar ke arah Lie Ceng Loan. Bee Kun Bu telah siap dengan pedangnya, Ketika musuh melontarkan benda-benda yang bersinar ke arah Lie Ceng Loan, dengan ilmu Yun Bu Kim Kong atau sinar emas menyorot kabut ia berhasil menyapu jatuh ketiga benda yang bersinar itu. Lalu ia mengawasi keadaan di depan dengan pedang terhunus, sekonyong-konyong dari atas loncat menyerang seorang musuh dengan golok besar sebetulnya Bee Kun Bu ingin meng-egos, tapi ia khawatir serangan itu melukai Lie Ceng Loan, Dengan mengertak gigi, ia tangkis serangan golok itu dengan pedangnya. "Teng!" Terdengar suara kedua senjata beradu, disertai meletiknya lelatu api yang timbul dari beradunya kedua senjata itu! ia segera merasa mulutnya panas, dan tangan kanannya lemas, hampir pedang yang dipegangnya terlepas Dengan mengumpulkan semangatnya ia melihat bahwa musuh yang menyerang itu telah berdiri lebih kurang tiga kaki di depan ia. Musuhnya itu adalah seorang Hweeshio tubuhnya besar, seram sekali, Hweeshio itu juga merasa heran mengapa serangannya tidak mengambil korban. Dengan kedua mata terbelalak ia membentak. "Hei! Kalian ini datang dari mana? Apakah hutan itu kalian yang bakar?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu belum lagi menyahut, Co Hiong telah mendahului dengan mengejek. "Betul! Tapi kau mau apa?" Justru pada saat itu sembilan Hweeshio telah datang mengurung mereka bertiga, Bee Kun Bu yang telah mengetahui bahwa Hwee-shiohweeshio yang sedang dihadapinya ini mempunyai ilmu silat jauh lebih tinggi daripada yang ia pernah gempur, ia bisiki Lie Ceng Loan agar ia waspada. Co Hiong dengan pedang terhunus dan Hngkaraniingkaran emasnya mengawasi semua Hweeshio yang mengurung itu dan memperhatikan bahwa delapan Hweeshio berjubah abu-abu, dan Hweeshio yang tiba-tiba menyerang dengan golok mengenakan jubah merah adalah pemimpin dari rombongan yang mengungkung itu. Co Hiong agak lama segera mengetahui bahwa jubahjubah yang berlainan warnanya menunjukkan cekatannya Hweeshio-hweeshio itu menurut kepandaian silatnya, dan Hweeshio yang berjubah merah adalah pemimpin dari rombongan yang mengangku itu, ia tidak gentar, dengan sikap yang tenang ia memperhatikan jejak para Hweeshio itu, Kemudian ia berjalan perlahan-lahan menghampiri Bee Kun Bu, sekonyong-konyong dengan membungkukkan diri ia loncat menyerang Hweeshio yang berjubah merah dengan ilmu Giok Li To Soat atau wanita penenun melontarkan torak, serangan itu ialah menusuk lawan dengan pedang: tangan kanan menusuk tangan kiri menggeprak ke belakang, dan kedua kaki mengggenjot ke depan, serangan yang secepat kilat itu tidak diduga oleh Hweeshio berjubah merah. Tapi dengan ilmu silatnya yang tinggi Karena ia tak dapat menangkis dengan goloknya, ia condongkan tubuhnya ke belakang, lalu dengan mudah ia loncat satu tombak lebih jauhnya! Co Hiong mengejar dan menyerang terus, ia tak memberi kesempatan lawannya balas menyerang. Demikianlah yang satu menyerang dan yang lain mengegos dengan gesitnya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hweeshio-hweeshio yang mengurung itu terpesona menyaksikan ilmu silat yang bukan main tingginya! Ketika si Hweeshio memperoleh kesempatan, dengan ilmu Kim Cin Hai atau jarum emas menentramkan lautan, ia ayun goloknya dan menebas ke atas dan ke bawah, sehingga Co Hiong harus menangkis tebasan di atas dan meloncat untuk menghindarkan tebasan di bawah. Melihat bahwa Co Hiong masih juga dapat mengegoskan tebasan goloknya si Hweeshio lalu menjatuhkan diri. Ketika Co Hiong datang menyerang lagi, ia berguling-guling ke kanan untuk menghindarkan tusukan pedangnya Co Hiong, Kesempatan ini digunakan oleh empat Hweeshio menyerang Co Hiong dari belakang Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak tinggal diam. Mereka merintangi dan menyerang dengan ilmu Cui Hun Cap Ji Kiam atau dua belas jurus pedang mengusir roh. Melihat siasat yang keji itu gagal, si Hweeshio berjubah merah lalu bangun dengan menjerit ia ayun goloknya dan membalas menyerang dengan sengit sekali, Demikianlah mereka bertarung dengan dahsyat sehingga seratus jurus, Di lain pihak, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan bertempur melawan empat Hweeshio, mereka dapat mendesak lawanlawannya, Empat Hweeshio lainnya datang membantu menyerang dengan toya-toya. Setelah pertempuran berlangsung hampif tiga puluh jurus, Lie Ceng Loan merasa ia tak dapat bertahan lagi, karena kekurangan tenaga, jurus-juf us pedangnya mulai menjadi lambat Bee Kun Bu segera dapat lihat kelemahan Su-moynya, ia tak dapat membiarkan sumoynya terluka, Dengan ilmu Heng Hua Cun Jie atau bunga putih berhamburan ia putar pedangnya demikian cepatnya sehingga delapan Hweeshio yang mengurung mereka terpaksa bertindak mundur untuk menghindarkan diri dari sabetan ujung pedangnya, Kemudian dengan ilmu pwee Pui Hong Jie atau hujan turun dari empat penjuru salah satu jurus Cui Hun Cap Ji Kiam yang dahsyat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu dapat mendesak delapan Hweeshio itu mundur lagi! Ketika itu Lie Ceng Loan tersenyum terhadap ia. "Ai!" Pikir Bee Kun Bu. "Gadis ini tak mengenal bahaya maut, ia masih bisa tertawa!" Di lain pihak, si Hweeshio jubah merah sedang bertarung mati-matian melawan Co Hiong, kedua belah pihak masingmasing berusaha membinasakan lawannya, sehingga hembusan angin dari ayunan golok dan sabetan pedang berdesir-desir, dan sinarnya kedua senjata berkilau-kilau di malam hari sorotan api yang membakar hutan dari tempat yang jauh, Dalam pertarungan yang dahsyat itu, Co Hiong masih belum memperoleh kesempatan untuk melontarkan jarumjarum beracunnya, Betul ia tidak terdesak, tapi agaknya ia akan kalah tenaga melawan Hweeshio yang bertubuh besar ituj Tiba-tiba ia menjerit sambil melontarkan lingkaranIingkaran emasnya itu merupakan ombak yang menggempur pantai, si Hweeshio harus bertindak mundur tujuh-delapan kaki, Kesempatan ini digunakan Co Hiong untuk melontarkan jarum-jarum beracunnya ! ,Tidak salah jika Souw Peng Hai, pemimpin partai silat Tian Liong, dijuluki jago silat lihay di kalangan Kang-ouw. Siasat yang digunakan Co Hiong itu adalah pelajarannya Souw Peng Hai: mendesak lawan, dan menggunakan kesempatan melontarkan jarum-jarum beracun! Tapi si Hweeshio itu meraung bagaikan seekor harimau Dengan lengan baju kirinya ia kebut jarum-jarum beracun itu lalu dengan kedua tangannya ia membacok Co Hiong dengan beringas, Terjangan dan bacokan-bacokan yang nekad itu membikin Co Hiong sibuk, Bee Kun Bu yang melihat segera loncat dan menyerang dengan ilmu Liong It Seng atau naga menyambar dari satu jurusan, serangan itu adalah salah satu jurus Cui Hun Cap Ji Kiam. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika ujung pedang menusuk maka ujung pedang itu bergetar merupakan berpuluh-puluh pedang yang membingungkan lawan, seakan-akan seekor naga sedang menyembur! Si Hweeshio jubah merah berusaha menangkis dengan go!oknya: tetapi ujung pedangnya Bee Kun Bu telah menebas putus dua jari tangan kanannya, Co Hiong menjerit serentak melontarkan satu lingkaran emasnya ke arah si Hweeshio yang lekas-lekas menundukkan kepalanya, Tetapi lingkaran itu berhasil juga menebas sebelah kupingnya, Kesempatan itu digunakan Co Hiong untuk menyerang lagi dengan pedangnya, Hweeshio itu tak dapat bertahan lagi, Setelah ia menangkis serangannya Co Hiong, lalu lari kabur! Ketika Bee Kun Bu membantu Co Hiong, Lie Ceng Loan seorang melawan delapan Hweeshio. Mereka tidak datang membantu pemimpinnya, tapi terus mengerubuti si gadis yang melawan dengan tangkas dan lincah, Bee Kun Bu lalu datang menyerang lagi dengan menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu yang ia dapat pelajari dari Pek Yun Hui. pedangnya kelihatan menyabet, menebas, menusuk bahkan menyerampang delapan Hweeshio yang keji itu! ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu dengan disertai ilmu Cui Hun Cap Ji Kiam membikin ke delapan Hweeshio itu kelabakan, Mereka bagaikan melawan hantu! Seben-tar-sebentar terdengar suara jeritan seorang Hweeshio yang kena ditebas, ditusuk atau dibacok oleh pedangnya Bee Kun Bu, sehingga dalam beberapa jurus saja semua Hweeshio itu menderita luka teraduh-aduh kesakitan Co Hiong lalu tarik tangan Lie Ceng Loan ke pinggir untuk menonton Bee Kun Bu beri hajaran kepada Hweeshio-hweeshio yang durhaka itu. Tetapi segera terdengar suara siulan itu makin lama makin dekat terdengarnya, Bee Kun Bu terkejut, karena ia ingat bahwa Hweeshio jubah merah itu pasti membawa lebih banyak kawan lagi ia tak dapat menyerukan Co Hiong untuk melarikan diri KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong pun yakin bahwa ia harus banyak melawan Hweeshio-hweshio yang keji sekali. Ketika si Hweeshio jubah merah muncul lagi, ia menyaksikan dengan kepala sendiri bahwa kedelapan kawannya telah menderita luka parah, dan sedang me-rintihrintih kesakitan, Delapan Hweeshio itu, meskipun tidak sepandai si Hweeshio jubah merah, akan tetapi ilmu silat mereka tidak kalah daripada jago-jago silat umum-nya. Hanya ia tidak mengetahui bahwa Bee Kun Bu telah menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu (langkah ajaib). sementara itu Co Hiong tidak memberi kesempatan lagi, Ketika si Hweeshio sedang berdiri dengan mengawasi kawankawannya yang terluka itu, ia lontarkan lingkaran-Iingkaran emasnya dari kedua tangannya, Si Hweeshio lekas-lekas menangkis dengan go1ok-nya. ia dapat menangkis dua lingkaran, tetapi lingkaran ketiga telah terbang ke arah mukanya lagi! ia menjerit kesakitan, karena lingkaran itu telah melukai mukanya sedalam satu dim, darahnya mengucur, dan satu matanya mencelat keluar ia jatuh pingsan! Co Hiong punguti lingkaran-Iingkaran emasnya, lalu memanggil kuda ajaibnya. "Ayo, kita lari! Musuh akan segera datang dengan jumlah yang banyak!" Kata Co Hiong. "Sumoy, kau tentu letih sekali Biarlah kau menunggang kuda bersama-sama Co Hiong, Aku dapat lari." Kata Bee Kun Bu kepada Lie Ceng Loan, Lie Ceng Loan menggeleng kepala dan menyahut. "Jika Koko lari, aku pun ikut Koko berlari-Iari juga!" Bee Kun Bu baru saja hendak membujuk sumoynya lagi, ia tampak Co Hiong, tidak ada di sampingnya, ia menjadi cemas, ia segera cemplak kuda itu, dan bantu sumoynya naik ke atas kuda dan duduk di belakang ia. ia tarikan kuda itu dengan niatan mencari Co Hiong, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Rupanya kuda ajaib itu telah mengetahui betul majikannya, Dalam lebih kurang lima menit ia telah dapat mengejar Co Hiong, Bee Kun Bu segera loncat turun dari kuda dan ingin menanya, tapi Co Hiong sambil tersenyum mendahului berkata. "Kau tak usah menghaturkan maaf, Kalian berdua boleh terus tunggangi kudaku." Tapi saudara Co terlampau murah hati terhadap kami," Kata Bee Kun Bu. "Saudara Co dapat menungganginya berdua bersama sumoyku, aku sendiri dapat berlari-lari." Ketika itu Lie Ceng Loan juga turun dari kuda dan berkata. "Saudara Co, kuda itu betul-betul pesat larinya!" "Sayang, kuda Cek Yun Cui Kok ini (kuda ajaib yang dapat mengejar angin) aku telah berjanji memberikan kepada sumoyku, Kalau tidak, aku boleh berikan kepada-mu." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sahut Co Hiong sambil tersenyum. " "Mungkin sumoymu cantik sekali," Kata Lie Ceng Loan dengan bersenda gurau, Co Hiong tak menyahut, hanya mukanya menjadi merah, ia lalu tanya Bee Kun Bu. "Kemana kita pergi sekarang?" "Makin lekas kita keluar dari pegunungan Cie Lian San ini makin baik," Sahut Bee Kun Bu. "Apakah kalian hendak pergi ke propinsi Kiangsi, atau ke pegunungan Kun Lun?" Tanya Co Hiong, Bee Kun Bu tidak segera menjawab, ia berpikir sejenak lalu sambil menarik napas berkata. "Ketika kami berlalu dari propinsi Kiangsi, aku telah tinggal susiok di suatu rumah penginapan Tapi aku yakin beliau tak akan menyusul aku ke sini, Beliau pasti pergi langsung ke pegunungan Kun Lun. Aku ingin lekas-Iekas kembali ke pegunungan Kun Lun menemui susiokku itu yang kini memegang pimpinan partai Kun Lun." Co Hiong tertawa dan menanya lagi. "Jika kita tak dapat keluar dari pegunungan Cie Lian San?" Bagus Sajiwo Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo