Bangau Sakti 101
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 101
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Tapi Bee Kun Bu tidak tahu persis di mana gua itu, sebab ketika ia dibawa ke sana dalam keadaan pingsan, Untung ia masih ingat bentuk gunung itu, ia lalu memandang ke depan, tampak sebuah gunung yang berbentuk seperti dalam ingatannya. Segeralah ia menuju gunung tersebut setibanya di kaki gunung, tampak pula sebuah gua di situ. Bee Kun Bu mulai tegang, namun tetap menerobos ke dalam agak gelap di dalam gua itu. Di saat ia ingin melangkah, tiba-tiba terdengar suara tawa dari dalam, ia cepat-cepat berhenti dan terkejut bukan main, sebab ia mengenali suara tawa itu, yang tidak lain adalah suara tawa Co Hiong. "Kauw Cu boleh berlega hati." Suara Co Hiong. "Di pintu besi ke enam dan ke tujuh telah dipasang hawa beracun, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Maka meskipun mereka bisa memboboI pintu itu dengan Teng Thian Sin Cin, tapi tidak akan terluput dari hawa beracun tersebut" Suara itu berasal dari sebelah kiri Bee Kun Bu segera bersembunyi di tempat yang gelap. "Co Hiong!" Suara Kai Thian Kauw Cu. "Engkau belum tahu, bahwa di dalam gua terdapat sebuah sungai di bawah tanah yang bisa menembus ke Iuar. Kalau mereka menghancurkan batu itu, pasti dapat meloloskan diri." "Ha ha!" Co Hiong tertawa. "Kalau mereka menghancurkan batu itu, otomatis air sungai akan mengalir masuk, dan mereka semua akan mati terendam, Lagi pula masih ada belasan orang yang terluka di sana, tidak mungkin mereka tega meninggalkan orang-orang yang terluka itu. "Ngmmm!" Kai Thian Kauw Cu manggut-manggut "Hanya saja... apakah ke dua penjaga pintu itu dapat dipereaya?" Tanya Co Hiong mendadak "Sudah lama ke dua orang itu ikut aku, dan mereka berdua setia sekali padaku." Sahut Kai Thian Kauw Cu yakin. "Hati manusia sulit diduga, kita harus mengawasi mereka!" Ujar Co Hiong. "Cukup engkau saja yang mengawasi mereka!" Sahut Kai Thian Kauw Cu. "Engkau berjalan dari sini ke depan, ada sebuah batu bulat di sana, putar batu bulat itu, engkau akan sampai di ruang pengontrol." Bee Kun Bu yang mencuri pembicaraan itu, girang bukan main ketika mendengar pembicaraan Kai Thian Kauw Cu. Ketika ia ingin memutarkan badannya menuju tempat itu, tiba-tiba terdengar suara "Krek\ Tampak Co Hiong berjalan ke luar dari salah sebuah pintu batu, Cepat-cepat Bee Kun Bu bersembunyi lagi, sedangkan Co Hiong terus berjalan ke depan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sesungguhnya Bee Kun Bu sudah ingin menyerang Co Hiong, Namun karena ia tahu, Kai Thian Kauw Cu berada tak jauh dari situ, maka ia tidak berani bertindak sembarangan Co Hiong sudah, berjalan agak jauh, tapi Bee Kun Bu sama sekali tidak merasa menyesal, sebab ia memang harus berhati-hati. Setelah Co Hiong berada sejauh beberapa depa, barulah Bee Kun Bu mengikutinya dari belakang Co Hiong melangkah tidak tergesa-gesa. Maka gampang sekali Bee Kun Bu mengikutinya, namun ia sama sekali tidak berani mengeluarkan suara sedikit pun. Tak lama kemudian, Co Hiong berhenti di sebuah pintu batu, Segeralah Bee Kun Bu bersembunyi Co Hiong berdiri mematung di situ, Kelihatannya ia sedang memikirkan sesuatu, Sepasang alisnya terangkat, kemudian memandang ke depan, Kebetulan Bee Kun Bu sudah bersembunyi maka Co Hiong tidak melihatnya. Tiba-tiba Co Hiong mengetuk pintu batu itu, dan terdengarlah suara sahutan dari dalam. "lni adalah tempat terlarang, siapa berani ke mari mengetuk pintu?" "Sialan kalian!" Sahut Co Hiong. "Aku Co Hiong!" Ternyata adalah.,,." Suara di dalam berubah ketakutan "... wakil Kauw Cu, maaf! Kami tidak tahu kedatangan wakil Kauw Cu." Tak lama pintu batu itu terbuka, dan Bee Kun Bu memandang ke dalam, Tampak banyak terdapat batu bulat di situ, sedangkan ke dua orang yang di dalam itu berusia enam puluhan, tetapi masih tampak gagah. Co Hiong melangkah ke dalam, lalu pintu batu itu tertutup kembali Secepat kilat Bee Kun Bu melesat ke pintu batu itu, lalu pasang kuping. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Apakah ada yang mencurigakan ke mari?" Tanya Co Hiong. "Lapor pada wakil Kauw Cu, ini adalah tempat terlarang." Jawab salah seorangtua itu. "Kalau tiada perintah dari Kauw Cu, siapa pun tidak berani ke mari." "Kini aku sudah ke mari, kalian mau apa?" Tanya Co Hiong mendadak "Wakit Kauw Cu omong bereanda." Salah seorangtua itu tertawa. Setelah mendengar pereakapan itu, Bee Kun Bu yakin, bahwa Co Hiong akan turun tangan jahat terhadap ke dua orangtua itu, ia lalu mengeluarkan Teng Thian Sin Cin, dan tangan kirinya mengetuk pintu batu itu. "Siapa?" Terdengar suara sahutan bertiga dari dalam. "Ada perintah dari Kauw Cu!" Bee Kun Bu menyerakkan suaranya. "Wakil Kauw Cu dipanggil!" "Aku baru saja berpisah dengan Kauw Cu, kenapa mendadak dipanggil?" Tanya Co Hiong. "Maaf, aku cuma diperintah begitu, tidak tahu apa sebabnya," Sahut Bee Kun Bu dengan hati berdebar-debar. "Hm!" Dengus Co Hiong. "Bukakan pintu!" Bee Kun Bu semakin tegang, ia meluruskan Teng Thian Sin Cin ke depan, Begitu pintu itu terbuka, Bee Kun Bu langsung maju selangkah sambil menuding dada Co Hiong dengan senjata itu. Kejadian itu sungguh di luar dugaan Co Hiong, Sehingga ia tak dapat berkutik, tetapi masih sempat menyurut mundur dua langkah Akan tetapi, Bee Kun Bu segera melangkah ke depan, maka Co Hiong tetap tidak bisa bergerak sama sekali, Lebih celaka lagi punggungnya telah membentur dinding di situ. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Co Hiong!" Bee Kun Bu tertawa dingin. "Engkau tidak sangka aku akan muncul mendadak di sini kan?" Saat ini, dada Co Hiong masih di todong dengan Teng Thian Sin Cin. Bahkan senjata itu telah menembus bajunya, sehingga dadanya mengucurkan sedikit darah. Oleh karena itu, bagaimana mungkin ia berani sembarangan bergerak? ia hanya berlaku setenangnya, kemudian ujarnya sambil tersenyum. "Kukira siapa, tidak tahunya Saudara Bee!" "Co Hiong!" Bee Kun Bu menatapnya dingin. "Pereuma engkau banyak omong!" Usai berkata begitu, Bee Kun Bu mengibaskan tangannya agar pintu ruang batu itu tertutup kembali, lalu membentak ke dua orangtua penjaga tersebut "Cepat bukakan ke tujuh pintu besi itu!" Wajah ke dua orangtua itu tampak menghijau. Me-reka melangkah ke belakang sambil memandang Bee Kun Bu, namun tidak membuka ke tujuh pintu besi tersebut Bee Kun Bu tahu jelas, walau kini ia telah menguasai Co Hiong, namun akan diketahui oleh orang kalau ia terlalu lama di situ, dan tentunya akan dilaporkan pada Kai Thian Kauw Cu. sedangkan Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun masih terkurung di dalam, apabila ia tidak bertindak cepat, kemungkinan besar Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun akan mati tergenang air. "Hai! Kalian dengar tidak?" Bee Kun Bu mulai gugup. "Cepat buka ke tujuh pintu besi itut" Akan tetapi, ke dua orangtua itu masih tetap tak bergerak "Hm!" Dengus Bee Kun Bu. "Apakah kalian bosan hidup?" "Silakan bunuh kami berdua!" Sahut ke dua orangtua itu serentak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu tertegun ia sama sekali tidak menyangka kalau ke dua orangtua itu begitu setia terhadap Kai Thian Kauw Cu. "Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak "Kalau pun engkau membunuh kami bertiga, belum tentu akan dapat menolong Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun yang terkurung itu! Lagipula para anggota Kai Thian Kauw sangat setia pada Kauw Cu!" Bee Kun Bu betul-betul tidak tahu harus berbuat apa. Namun kemudian ia mendadak teringat sesuatu. "Kalian berdua! Apakah kalian punya seorang famili di dalam Kai Thian Kauw?" Tanya Bee Kun Bu pada ke dua orangtua itu. "Muka orang itu penuh bewok." "Kalau benar kenapa?" Sahut ke dua orangtua itu. "Kalian begitu setia terhadap Kauw Cu, tapi dalam pandangan Kai Thian Kauw Cu dan Co Hiong, kalian tak ubahnya seperti semut," Ujar Bee Kun Bu sambil menggelenggelengkan kepala. "Hm!" Dengus salah seorang dari ke dua orang itu. Tahukah kalian, ada belasan anggota Kai Thian Kauw yang ikut terkurung di dalam? Bahkan mereka masih dalam keadaan terluka, dan famili kalian itu justru terkurung di situ juga!" Wajah ke dua orang itu tampak mulai berubah setelah mendengar ucapan Bee Kun Bu, dan itu membuat Co Hiong terkejut sekali "Saudara Bee!" Ujarnya agar ke dua orangtua itu tidak terpengaruh oleh kata-kata Bee Kun Bu. "Engkau me-nasihati orang supaya tidak setia, bukankah engkau akan menjadi lelaki tidak sejati?" "Co Hiong! Engkau berhati jahat, licik dan kejam! Kalau engkau masih banyak omong, aku tidak akan mengampunimu, dan segera membunuhmu!" Sahut Bee Kun Bu dingin. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kali ini Bee Kun Bu kelihatan tidak main-main, maka Co Hiong tidak berani banyak omong lagi sedangkan ke dua orangtua itu masih tampak tertegun. "Apakah omonganmu itu ada buktinya?" Tanya salah seorangtua itu. "Aku adalah Bee Kun Bu. Selama ini aku tidak " Pernah berbicara bohong." Sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum "Buka saja pintu besi itu, agar kalian tahu aku berbicara sesungguhnya atau berbohong!" Ke dua orangtua itu saling memandang dan tampak serba salah dengan wajah muram, Namun mereka berdua tetap tidak bergerak sama sekali sementara Bee Kun Bu mendorong Teng Thian Sin Cin ke depan sedikit, dada Co Hiong terasa sakit sekali, dan ia pun segera berseru. "Sabar, saudara Bee!" "Kalau begitu, engkau harus memberitahukan ke dua orang itu, bahwa apa yang kukatakan tadi memang benar adanya!" Ti... tidak salah," Ujar Co Hiong sambil menahan sakit "Memang benar apa yang dikatakan Saudara Bee." Ke dua penjaga itu terbelalak dan tertegun, Kemu-dian mereka berdua berteriak-teriak dengan penuh kegusaran "Kauw Cu! Engkau begitu kejam, jangan memper-salahkan kami lagi!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Mereka berdua segera mendekati salah satu batu bulat yang terdapat di situ, lalu memutarnya dan Bee Kun Bu pun menarik nafas lega. "Co Hiong, kini engkau masih mau bilang apa?" Bee Kun Bu menatapnya tajam dan dingin. "Saudara Bee, biar bagaimana pun engkau harus mengingat budi...." Co Hiong menarik nafas panjang. "Budi apa?" Bentak Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Lie Ceng Loan kena racun ular kilat hijau, aku yang telah menyelamatkannya dengan empedu ular kilat hijau, Maka secara tidak langsung aku telah menaruh budi padamu, Kini racun itu telah punah dari dalam tubuhnya, dia... terto!ong." Betapa girangnya Bee Kun Bu mendengar ucapan itu, namun kemudian wajahnya mulai tampak gusar lagi "Co Hiong, engkau pernah memberitahukan padaku, bahwa Lie Ceng Loan sudah mati, kenapa sekarang malah bilang dia tertolong, dan engkau yang menolongnya?" Co Hiong mulai berkeringat dingin Sejak ia berkenalan dengan Bee Kun Bu, entah sudah berapa kali ia menipunya, maka kalau kini Bee Kun Bu tidak mempereayainya, itu memang wajar Akan tetapi, kali ini memang benar Co Hiong yang menolong Lie Ceng Loan, meskipun tidak setulus hati karena ia berniat jahat terhadap gadis tersebut "Saudara Bee...." Co Hiong menarik nafas panjang. "Memang benar aku yang menolongnya. saudara Bee akan mengetahui setelah kembali ke Kwat Cong San." "Engkau sudah kerap kali menipuku, maka kali ini aku tidak akan mempereayaimu lagil sahut Bee Kun Bu sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Saudara Bee....H Wajah Co Hiong sudah berubah kelabu. "Kalau engkau belum tahu jelas urusan itu, namun sudah membunuh aku, engkau akan menyesal kelak," Bee Kun Bu tertegun ia menatap Co Hiong dengan tajam sekali dan berpikir tama dengan kening berkerut-kerut Apabila benar Co Hiong yang menyelamatkan Lie Ceng Loan, seharusnya Bee Kun Bu berterimakasih padanya, seandainya saat ini membunuhnya, bukankah akan menyesal kelak? "Bagaimana kalau engkau masih menipuku?" Tanya Bee Kun Bu. "Bukankah kita akan bertemu kembali?" Sahut Co Hiong. "Saat itu engkau boleh membunuhku." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu menatapnya lama sekali, kemudian manggutmanggut Ketika melihat Bee Kun Bu manggut-manggut, legalah hati Co Hiong. "Saudara Bee!" Co Hiong tersenyum "Apabila benar aku yang menolong Nona Lie, harus bagaimana engkau berterimakasih padaku?" Pertanyaan Co Hiong itu membuat Bee Kun Bu tertegun, ia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. "Cobalah engkau katakan saja!" Jawabnya kemudian "Saudara Bee, terus terang!" Co Hiong tersenyum lagi. "Sebetulnya aku tidak menghendaki engkau berterimakasih padaku, cukup engkau mengembalikan Teng Thian Sin Cin padaku saja." "Baik," Bee Kun Bu mengangguk "Kalau benar engkau yang menolong Ceng Loan, aku pasti mengembalikan senjata ini padamu." "Saudara tidak akan suka ingkar janji?" Tanya Co Hiong. "Aku bukan orang yang ingkar janji," Sahut Bee Kun Bu. Setelah menyahut begitu, Bee Kun Bu menjulurkan tangan kirinya untuk menotok jalan darah Co Hiong. seketika Co Hiong berdiri tak bergerak, sedangkan ke dua orangtua itu telah membuka semua pintu besi. "Bee siauhiap! Semua pintu besi telah kami buka, Kalau Kauw Cu tahu, kita pasti mati di sini, Engkau harus segera pergi bersama kami," Ujar salah seorang penjaga sungguhsungguh. "Tentu." Bee Kun Bu mengangguk. "Mari kita pergi!" Mereka bertiga segera meninggalkan ruang batu itu. Terdengarlah suara air di dalam, rupanya air itu sudah mengalir ke luar begitu pintu-pintu besi itu di buka. Terdengar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pula suara Kai Thian Kauw Cu menggeram, yang disusul oleh suara bentakan nyaring Pek Yun Hui. Mendengar suara itu, Bee Kun Bu langsung melesat kesana, Setelah melewati beberapa tikungan, ia melihat Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun sedang bertarung melawan Kai Thian Kauw Cu. Bee Kun Bu bersiul panjang sambil melesat, dan seketika tampak sinar putih berkelebatan Begitu melihat kemunculan Bee Kun Bu, semangat Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun terbangkit Kai Thian Kauw Cu bertarung seimbang dengan Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun, kini ditambah Bee Kun Bu, tentunya Kai Thian Kauw Cu kewalahan menghadapi mereka bertiga, Mendadak ia mengibaskan lengan jubahnya lalu melesat pergi. Bee Kun Bu ingin mengejarnya, tapi Sie Bun Yun langsung mencegahnya seraya berkata. "Jangan mengejarnya! Lebih baik kita tinggalkan tempat ini dulu!" "Apakah mereka yang terkurung di dalam sudah ke luar semua?" Tanya Bee Kun Bu.- ia masih memikirkan para anggota Kai Thian Kauw yang terkurung itu. "Mereka sudah ke luar semua," Sahut Pek Yun Hui. Bee Kun Bu manggut-manggut, Mereka bertiga lalu pergi, dan tak lama kemudian sudah berada di depan gua. Mereka bertiga sama sekali tidak berhenti, malah menggunakan ginkang melesat pergi secepat kilat. Setelah menempuh perjalanan tujuh delapan mil, barulah mereka bertiga berhenti, Sie Bun Yun menarik nafas lega dan berkata. "Saudara Bee, begitu lama engkau pergi, kami kira engkau sudah celaka di dalam air itu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Begini.,.-" Bee Kun Bu menutur mengenai apa yang dialaminya setelah tenggelam di dalam air dan lain sebagai nya. "Kenapa engkau tidak membunuh saja Co Hiong?" Tanya Sie Bun Yun sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Kalau benar Co Hiong yang menyelamatkan nyawa adik Loan, bukankah secara tidak langsung aku telah berhutang budi padanya? Karena itu, aku pun merasa tidak tega membunuhnya," Ujar Bee Kun Bu. Tapi mengenai Teng Thian Sin Cin...." Sie Bun Yun mengerutkan kening. "Biar bagaimana pun, engkau tidak boleh mengembalikannya." "Kakak Yun!" Pek Yun Hui menatapnya. "Engkau masih belum tahu bagaimana sifat Bee Kun Bu, kalau dia sudah berjanji begitu, tidak mungkin akan mengingkarinya." "Dia sering menipumu, Saudara Bee," Ujar Sie Bun Yun. "Maka mengingkari janji terhadapnya juga tidak apa-apa." "Saudara Sie Bun!" Bee Kun Bu menggelengkan kepala. "Aku tidak bisa berbuat begitu, karena aku tidak mau merendahkan diri sendiri." "Sudahlah!" Tandas Pek Yun Hui. "Kupikir, Co Hiong tidak mungkin berani datang di Kwat Cong San untuk meminta senjatanya itu, Kita tidak perlu memperdebatkan itu, lebih baik kita sekarang kembali ke Kwat Con San saja," Pek Yun Hui melirik Sie Bun Yun sambil memberi isyarat padanya, Sie Bun Yun tahu Pek Yun Hui melarangnya berdebat dengan Bee Kun Bu. Tapi kalau pun benar Co Hiong yang menolong Lie Ceng Loan, ia tetap akan mencegah Bee Kun Bu mengembalikan senjata itu pada Co Hiong dengan suatu akal. Mereka bertiga langsung berangkat ke Kwat Cong San. sepanjang jalan Sie Bun Yun sama sekali tidak menyinggung soal pengembalian senjata tersebut, tapi ia mengasah-asah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ otak untuk mencegah Bee Kun Bu mengembalikan senjata itu pada Co Hiong. ***** Bab ke 30 - Berangkat ke Daerah Suku Miauw Dalam perjalanan menuju Kwat Cong San, mereka sama sekali tidak menemui halangan apa pun. Pada hari ke dua, di saat hari mulai malam, mereka bertiga sudah memasuki gunung Kwat Cong San, dan langsung menuju gua Thian Kie. Di dalam gua tersebut tampak agak terang, Hati Bee Kun Bu berdebar tegang, karena ia khawatir Co Hiong mendustainya. Padahal Lie Ceng Loan masih terbaring di tempat tidur seandainya begitu, entah harus bagaimana baiknya, Sebab waktu Lie Ceng Loan cuma tinggal beberapa hari, berarti sudah tiada waktu bagi Bee Kun Bu mencari ular kilat hijau lagi. Ketika hatinya berdebar-debar tegang, muncullah Na Hai Peng tetapi tidak tampak Lie Ceng Loan, Oleh karena itu seketika hatinya tenggelam entah ke mana. "Guru!" Tanya Pek Yun Hui. "Apakah adik Loan sudah sadar?" Na Hai Peng tidak menyahut, melainkan menarik nafas panjang. Tentunya membuat Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun seakan tersiram air dingin, dan Bee Kun Bu langsung mengucurkan air mata. "Dia... dia sudah mati?" Tanya Bee Kun Bu terisak dengan wajah pucat pias. "Apa?" Na Hai Peng tertegun "Siapa bilang dia mati? Dia di tolong oleh Co Hiong." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Betapa girangnya Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun, namun juga merasa terkejut karena Co Hiong yang menolong Lie,Ceng Loan. "Adik Loan! Adik Loan..." Seru Bee Kun Bu. Akan tetapi, tiada sahutan dari dalam gua Thian Kie, itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran. "Di mana adik Loan?" Tanyanya. Na Hai Peng menarik nafas lagi, itu sungguh mencengangkan Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun, kenapa Na Hai Peng menarik nafas panjang ketika Bee Kun Bu menanyakan tentang Lie Ceng Loan? "Ayah angkat? Apa gerangan yang telah terjadi?" Tanya Bee Kun Bu. "Tadi siang Pek Ih Sin Kun, ketua partai Swat San datang ke mari. Dia memberitahukan bahwa melihat Kun Lun Sam Cu berada di Yun Lam daerah suku Miauw." Hati Bee Kun Bu cemas mendengar itu, sebab Kun Lun Sam Cu masih dalam keadaan gila, dan kini berada di daerah Miauw yang masih primitif itu, Apa pula yang akan terjadi atas diri Kun Lun Sam Cu? Lalu Lie Ceng Loan.... "Guru! Apakah adik Loan sudah pergi?" Tanya Pek Yun Hui. "Setelah ketua partai Swat San memberitahukan, Ceng Loan langsung menangis dan bahkan... melesat pergi, Aku segera menghadangnya tapi dia bilang harus pergi mencari Kun Lun Sam Cu. Kalau lidak, hatinya tidak bisa tenang." Jawab Na Hai Peng sambil menggeleng-gelengkan kepala dan menambahkan "Aku tidak bisa mencegahnya." "Daerah Miauw begitu luas, tepatnya Kun Lun Sam Cu berada di mana?" Tanya Bee Kun Bu. "Apakah ketua partai Swat San memberitahukan?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ketua partai Swat San memang memberitahukan." Na Hai Peng manggut-manggut. "Kun Lun Sam Cu berada di Tok Coa Tham (Telaga Ular Berbisa)." "Kalau begitu, apakah guru-guruku telah mati?" Tanya Bee Kun Bu dengan wajah muram. "Mereka tidak mati, rramun keadaan mereka sungguh mengenaskan." Na Hai Peng menarik nafas panjang. "Karena itu, Lie Ceng Loan berduka sekali, sehingga langsung berangkat...." Ketika Na Hai Peng berkata sampai di sini, Bee Kun Bu bangkit berdiri dengan wajah cemas. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Saudara Bee!" Sie Bun Yun tahu akan kecemasan-nya. Tidak perlu cemas, tenang saja!" Tapi guru...." Sepasang mata Bee Kun Bu sudah basah. "Saudara Bee!" Sie Bun Yun menggenggam tangan-nya. "Legakanlah hatimu, kami pun tidak akan tinggal diam Lebih baik tunggu Na Locianpwee menyelesaikan penuturannya," "Saudara Sie Bun!" Bee Kun Bu memang tampak gelisah sekali "Lagipula menyangkut adik Loan, maka kita harus segera berangkat ke daerah Miauw!" "Guru! Apa yang diceritakan ketua partai Swat San?" Tanya Pek Yun Hui. "Dia bilang, Telaga Ular Berbisa terletak di Tok Sui Tong (Gua Air Beracun), yaitu salah satu gua yang sangat berbahaya dari tujuh gua yang amat terkenal di daerah Miauw," Jawab Na Hai Peng memberitahukan. "Tok Sui Tong Cu (Majikan Gua Air Beracun) dipanggil Swat Lo Kongcu (Putri Swat Lo)." Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun tertegun, kemudian mereka bertanya serentak dengan wajah penuh keheranan Ternyata masih ada orang lain!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Benar." Na Hai Peng mengangguk "Oh ya! Kalian belum pernah mendengar tentang tujuh gua itu?" Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu saling memandang. Mereka bertiga memang tidak pernah mendengar tentang ke tujuh gua itu, sebab mereka sama sekali tidak pernah ke sana, lagi pula daerah Miauw masih primitif, maka jarang ada orang ke sana. Sie Bun Yun memang pernah mendengar tentang tujuh gua tersebut, tetapi waktu itu ia masih kecil, masih berada di Cui Cuk San Cung, dan kini sudah lupa sama seka!i. "Guru, kami harus berangkat ke daerah Miauw, harap Guru menceritakan tentang keadaan daerah itu, agar kami bisa menjaga diri." Ujar Pek Yun Hui. "Terus terang, kaum Bu Lim Tionggoan boleh dikatakan hanya beberapa orang yang mengetahui tentang tujuh gua di daerah Miauw itu," Na Hai Peng memberitahukan "Aku mendengarnya ketika masih berada di istana." "Oh!" Sie Bun Yun mengerutkan kening. "Kalau begitu sudah lama sekali?" "Ya." Na Hai Peng mengangguk, kemudian menarik nafas panjang dan tampak termenung. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tahu Na Hai Peng sedang mengenang masa lalunya di istana bersama Cui Tiap, isterinya, sehingga wajah Na Hai Peng kelihatan muram Lama sekali barulah membuka mulut dengan mata bersimbah air. "Dua puluh tahun silam, putri Lan Tay baru lahir..." Tutur Na Hai Peng. "Kepala pengawal istana mengundang seorang pesilat tinggi dari daerah Miauw, Kami baru tahu tentang daerah Miauw dari pesilat tinggi itu. Ternyata ilmu silat aliran Miauw sangat aneh, lihay dan lain dari pada yang lain. Setiap gua dari tujuh gua itu terdapat pesilat tangguh." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Bagaimana ilmu pesilat yang datang dari daerah Miauw itu?" Tanya Pek Yun Hui. "Pada waktu itu, kepandaian pesilat Miauw tersebut berada di atas kepandaianku," Jawab Na Hai Peng memberitahukan "Kami berdua sudah jadi teman akrab, namun akhirnya kami berpisah di tengah malam." "Na Locianpwee!" Tanya Sie Bun Yun girang. "Apa-kah orang itu berkedudukan tinggi di daerah Miauw?" "Kedudukannya di daerah itu memang tinggi," Sahut Na Hai Peng sambil manggut-manggut. "Dia salah satu Tongcu (Pemimpin Gua) dari Tujuh Gua Keramat di daerah Miauw, dia dipanggil Ang Ngai Tongcu." "Bagus kalau begitu," Ujar Sie Bun Yun. "Bukankah akan beres kalau kami ke sana mencarinya?" "Aku pun berpikir demikian, bahkan telah kuberitahukan pula pada Ceng Loan, tapi sudah sekian tahun, entah dia masih hidup atau sudah mati." Na Hai Peng menarik nafas. "Seandainya dia mati, tentunya dia punya anak," Ujar Pek Yun Hui dan menambahkan "Ayahnya adalah teman baik guru, sudah pasti anak itu bersedia membantu kami." "Mudah-mudahan begitu!" Ujar Sie Bun Yun "Mengenai seluk beluk rimba persilatan daerah Miauw, harap Locianpwee sudi menjelaskannya!" Ujar Sie Bun Yun. "Ngmm!" Na Hai Peng manggut-manggut. "Pada waktu itu, Ang Ngai Tongcu punya tujuh saudara seperguruan, guru mereka bernama Liat Pah To. Orang tersebut berkepandaian sangat tinggi, dan dianggap sebagai raja di daerah itu, namun berhati kejam." Na Hai Peng berhenti menutur sambil memandang Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu, setelah itu barulah melanjutkan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Temanku itu bilang, Liat Pah To bermukim di tebing curam, dan jarang ke mana-mana, Kalau kalian sudah tiba di daerah Miauw itu, berupayalah agar tidak bertemu Liat Pah To." "Guru!" Pek Yun Hui mengerutkan kening. Tadi guru bilang Kun Lun Sam Cu di kurung oleh Tok Sui Tongcu yang dipanggil Swat Lo Kongcu, itu apa gerangannya?" "Aku pun tidak habis berpikir." Na Hai Peng menggelenggelengkan kepala. "Aku bilang begitu, sebab tiada seorang wanita pun di antara Cit Tong Tongcu (Pemimpin Tujuh Gua Keramat)." "Ayah angkat!" Tanya Bee Kun Bu mendadak "Kenapa ayah angkat tidak memberitahukan nama pesilat dari daerah Miauw itu pada kami?" "Aku pun tidak tahu namanya," Sahut Na Hai Peng. "Eh?" Pek Yun Hui tereengang "Bukankah Guru teman akrabnya? Kenapa dia tidak memberitahukan namanya?" "Justru karena kami sangat akrab, maka dia tidak mau memberitahukan namanya padaku," Sahut Na Hai Peng sambil menarik nafas. "Kok begitu?" Tanya Pek Yun Hui. "Dia bilang, kalau memberitahukan namanya pada-ku, itu akan membuat diriku dalam bahaya," Jawab Na Hai Peng. "Dia meninggalkan daerah Miauw, rupanya juga terpaksa dan ada sesuatu yang terganje! dalam hatinya!" "Locianpwee, bagaimana raut muka orang itu?" Tanya Sie Bun Yun. "Dia orang Miauw, berbadan tinggi besar dan di keningnya terdapat sebuah tanda bulan sabit," Na Hai Peng memberitahukan "Katanya, keluarganya turun temurun harus ada tanda tersebut di kening." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begitu, gampang bagi kami mencarinya," Ujar Sie Bun Yun. "Bagaimana kalau kita berangkat sekarang?" Tanya Bee Kun Bu yang tidak sabaran Pek Yun Hui ingin mengatakan sesuatu, tapi Na Hai Peng cepat-cepat memberi isyarat padanya, maka Pek Yun Hui mengatakan yang lain. "Kakak Yun dan Adik Kun Bu boleh bersiap-siap, Aku pun harus bersiap-siap pula, Lalu kita langsung berangkat ke daerah Miauw." Pek Yun Hui melangkah ke dalam gua Thian Kie, dan Na Hai Peng mengikutinya dari belakang. "Guru!" Bisik Pek Yun Hui. "Ada suatu urusan?" "Anak Tay!" Sahut Na Hai Peng dengan kening berkerut "Engkau harus lebih cermat Aku pun harus memberitahukan bahwa perjalanan menuju daerah Miauw sungguh berbahaya sekali." "Aku sudah tahu itu, tapi masih kurang jelas akan situasi sebenarnya di daerah itu," Ujar Pek Yun Hui. "Setelah aku akrab dengan Ang Ngai Tongcu, maka aku sering memperhatikan gerak-geriknya. Kelihatannya dia seperti tereekam sesuatu, seakan ada suatu kejadian atau perubahan di daerah Miauw." "Oh?" "Di daerah Miauw masih terdapat banyak tempat yang belum pernah dijamah manusia, Tempat-tempat itu penuh dihuni ular berbisa dan binatang berbisa lainnya, sedangkan orang Miauw memang mahir menggunakan binatang berbisa, Maka kalau kalian kurang hati-hati, tentu bisa pergi tak bisa pulang lagi." "Guru!" Pek Yun Hui tertegun, kemudian bertanya. "Apakah ketua Swat San tidak bilang apa-apa lagi?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ketika dia datang ke mari memberitahukan itu," Kelihatannya masih menyimpan suatu rahasia." Na Hai Peng menarik nafas. "Lagi pula keningnya agak kehijau-hijauan, pertanda dia telah terkena racun, Dan juga kedengarannya kini Cit Tong yang di daerah Miauw, sudah tidak menuruti perintah Liat Pah To lagi, melainkan dibawah perintah Tok Sui Tongcu-Swat Lo Kong-cu. justru itulah yang sangat membingungkanTampak Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu melangkah ke dalam, Karena itu Pek Yun Hui segera berkata pada Na Hai Peng. "Guru! Aku ingin menanyakan sesuatu, harap guru cepat menjawab!" "Engkau ingin bertanya tentang apa?" "Bagaimana dengan Kun Lun Sam Cu?" "Tadi Bee Kun Bu berada di tempat, maka aku tidak mau mengatakannya, sebab akan membuatnya bertambah cemas...." Ucapan Na Hai Peng terputus, karena Bee Kun Bu telah berseru. "Kakak Pek! Kami sudah siap berangkat!" "Kalian berdua jalan duluan, Aku masih ingin berpesan sesuatu pada anak Tay!" Sahut Na Hai Peng. Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu memang merasa heran, tapi mereka berdua tidak berani bertanya apa pun, dan langsung melangkah ke luar Ternyata Tok Sui Tongcu tahu kalau Kun Lun Sam Cu terkena racun, maka ingin mengeluarkan racun itu dan dicampur dengan racunnya, sehingga akan tereipta semacam racun yang sangat lihay luar biasa," Ujar Na Hai Peng setelah Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu melangkah pergi. "Karena itulah, Kun Lun Sam Cu di kurung di dalam Tok Coa Tham. Setiap hari ratusan ular berbisa menyedot darah mereka." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begitu...." Wajah Pek Yun Hui berubah. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Bu-kankah Kun Lun Sam Cu pasti sudah mati?" Tidak juga." Na Hai Peng menggelengkan kepala. "Sebab Swat Lo Kongcu terus mengontrol setiap hari, maka Kun Lun Sam Cu tidak akan mati digigit ular berbisa itu." " Apakah adik Loan tahu tentang itu?" Tanya Pek Yun Hui. "Ketika ketua Swat San baru mau memberitahukan aku memberi isyarat padanya," Jawab Na Hai Peng. "Oooh!" Pek Yun Hui menarik nafas lega. "Anak Tay!" Pesan Na Hai Peng. Tentang itu jangan sampai Kun Bu mengetahuinya." "Ya." Pek Yun Hui mengangguk Mereka berdua lalu berjalan ke luar, sedangkan Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu sudah menunggu di sana. "Guru! Kami berangkat!" Ucap Pek Yun Hui lalu melesat ke arah Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu. "Kakak Pek! Ayah angkatku bilang apa padamu?" Tanya Bee Kun Bu. Pada dasarnya Pek Yun Hui bukan gadis yang suka berbohong, namun kali ini terpaksa, itu sesuai dengan pesan Na Hai Peng, agar Bee Kun Bu tidak mengetahui keadaan Kun Lun Sam Cu. "Guruku berpesan..." Sahut Pek Yun Hui sambil memandang Sie Bun Yun. "Dalam perjalanan menuju daerah Miauw, kita harus mencari jejak Na Siao Tiap." "Na Locianpwee memang berduka sekali atas kepergian Nona Na," Sambung Sie Bun Yun yang tahu akan maksud Pek Yun Hui. "Karena itu, kita pun harus menaruh perhatian terhadap jejak Nona Na." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sebetulnya Bee Kun Bu agak bereuriga akan perkataan Pek Yun Hui, tapi setelah Sie Bun Yun berkata begitu, ia pun pereaya. "Benar." Bee Kun Bu manggut-manggut "Alangkah baiknya kalau kita bisa bertemu adik Siao Tiap, jadi kita bisa menunggang Hian Giok menuju daerah Miauw, itu dapat mempersingkat waktu." Tapi tidak mungkin kita berempat menunggang Hian Giok," Sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum. "Kalau bisa bertemu Nona Na, apa salahnya saudara Bee berangkat duluan dengan Nona Na?" Ujar Sie Bun Yun. Karena Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui mengalihkan pembicaraan pada Na Siao Tiap, maka Bee Kun Bu tidak bertanya tentang Kun Lun Sam Cu. Namun mendadak ia menarik nafas panjang. "Entah bagaimana keadaan guru dan adik Loan, itu sungguh mencemaskan." Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala. "ltu tidak perlu dicemaskan, Kalau kita sudah tiba di daerah Miauw, bukankah kita akan tahu jelas tentang keadaan mereka ?" "Ya." Bee Kun Bu manggut-manggut, Mereka bertiga lalu melanjutkan perjalanan menuju daerah Miauw dengan perasaan tereekam. Betapa gusarnya Co Hiong karena kehilangan Teng Thian Sin Cin, dan gagal bersama Kai Thian Kauw Cu membasmi sembilan partai besar di Tionggoan, Akan tetapi, ia yakin Bee Kun Bu pasti mengembalikan senjatanya itu, apabila sudah tahu Lie Ceng Loan ditolong olehnya. Padahal sesungguhnya Co Hiong mengira, setelah memperoleh Teng Thian Sin Cin dan mempelajari ilmu silat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dan Sam Im Sin Ni, dirinya pasti bisa malang melintang di rimba persilatan tanpa tanding. Akan tetapi, justru di luar dugaannya sama sekali Oleh karena itu, ia mengambil keputusan untuk kembali ke Toan Hun Ya dulu, talu pergi mengambil Teng Thian Sin Cin, barulah berangkat ke Arabia bersama kakak seperguruan gurunya untuk memperdalam ilmunya, setelah itu, ia akan kembali ke Tionggoan benama para peiilat tinggi dari Arabia. Co Hiong melakukan perjalanan dengan tergesa-pesa. Tak terasa hari pun sudah mulai malam. Mendadak ia mendengar suara derap kaki kuda di belakangnya, segeralah ia menyingkir ke samping dan sekaligus bersembunyi Kuda itu berlari cepat Tampak seorang berpakaian putih berada di punggungnya, yang tidak lain adalah Pek Ih Sin Kun, ketua partai Swat San. Begitu melihat orang itu adalah ketua partai Swat San, timbullah rasa dendam dalam hati Co Hiong, sebab partai Swat San juga mengambil bagian di Toan Hun Ya dalam melawan partai Thian Liong. seketika juga Co Hiong menyerang dengan gelang emasnya, Namun gelang emas itu tidak di arahkan ke Pek Ih Sin Kun, melainkan ke kaki kuda. Plak! Kuda itu terpukul gelang emas pada bagian kakinya, sehingga roboh seketika. Pek Ih Sin Kun terpental ke depan dan jatuh duduk tak bergerak, membuat Co Hiong terheran-heran. Berselang beberapa saat kemudian, barulah Co Hiong mendekatinya sambil menyerangnya dengan gelang emas. Buuuk! Punggung Pek Ih Sin Kun terpukul, tapi Pek Ih Sin Kun tetap diam. itu pertanda Pek Ih Sin Kun telah mati sebelum jatuh, Co Hiong tidak habis berpikir, siapa yang membunuh ketua partai Swat San itu? KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong mengerutkan kening, lalu mendorong tubuh Pek Ih Sin Kun hingga roboh tertelentang Begitu tubuh Pek Ih Sin Kun tertelentang sepasang mata Co Hiong terbelalak Ternyata ia melihat seekor ulat aneh bertaring merayap ke luar dari kening Peki Ih Sin Kun. Betapa terkejutnya Co Hiong, dan langsung mundur dua langkah sambil memperhatikan ulat aneh itu. Co Hiong mengerutkan kening, sebab ia tidak pernah mendengar ada kaum Bu Lim yang menggunakan ulat aneh untuk membunuh orang. Ketika ia sedang ter-mangu-mangu, mendadak terdengar lagi suara derap kaki kuda, dan ia pun segera menoleh. Tampak seekor kuda sedang berlari kencang, penunggangnya seorang gadis. Co Hiong terus memperhatikan kuda yang semakin mendekat itu. Co Hiong terbelalak dan hatinya pun berdebardebar tidak karuan. Ternyata gadis itu adalah Lie Ceng Loan. Kenapa gadis itu memacu kudanya begitu cepat? Co Hiong tidak habis berpikir, Namun ia tidak berani menampakkan diri, karena khawatir kalau-kalau Na Siao Tiap mengikuti gadis itu. Mendadak kuda itu berhenti, dan Lie Ceng Loan meloncat turun, sekaligus mendekati mayat Pek Ih Sin Kun. "Pek Ih Sin Kun!" Ujar Lie Ceng Loan. "Apakah engkau sudah mati? Kalau belum harap bersuaral" Mendengar ucapan itu, Co Hiong nyaris tertawa geli, Ternyata Co Hiong telah bersembunyi ketika Lie Ceng Loan menghentikan kuda nya. "Pek Ih Sin Kun! Engkau bilang guruku bertiga berada di Tok Sui Tong di daerah Miauw, namun Paman Na melarangmu melanjutkan Tentunya masih ada sesuatu yang engkau rahasiakan, Kini engkau sudah mati, aku harus bertanya pada siapa?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah mendengar apa yang dikatakan Lie Ceng Loan, Co Hiong mengerti pula, ia yakin, ketua partai Swat San itu ke Kwat Cong San memberitahukan tentang jejak Kun Lun Sam Cu berada di daerah Miauw, maka Lie Ceng Loan berangkat ke sana. Dapat dibayangkan betapa girangnya Co Hiong bertemu gadis itu. Ketika Lie Ceng Loan menghampiri kudanya, barulah Co Hiong memunculkan diri sambil berseru. "Nona Lie!" Lie Ceng Loan terkejut sambil menoleh, Dilihatnya Co Hiong memandangnya sambil tersenyum manis. "Nona Lie, aku nih! jangan takuti!" Ujar Co Hiong. Begitu melihat Co Hiong, kening Lie Ceng Loan berkerut "C6 Hiong!" Bentaknya. "Engkau masih punya muka denganku?" "Nona Lie...." Co Hiong tertawa getir. "Sebetulnya aku memang tidak ingin bertemu denganmu, tapi...." "Kenapa?" "Ketika Pek Ih Sin Kun hampir menarik nafas penghabisan dia memberitahukan padaku.... "Dia memberitahukan apa padamu?" Tanya Lie Ceng Loan cepat. "Yaah!" Co Hiong menarik nafas panjang. "Sudahlah! Tidak perlu kuberitahukan padamu, Nona Lie, sampai jumpa!" Co Hiong membalikkan badannya, kelihatannya ia ingin melangkah pergi, itu membuat Lie Ceng Loan gugup dan langsung berseru. "Saudara Co, tunggul" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ada petunjuk apa, Nona Lie?" Sahut Co Hiong acuh tak acuh. "Pek Ih Sin Kun bilang apa padamu?" Tanya Lie Ceng Loan. "Bukankah tadi engkau bilang, aku sudah tidak punya muka bertemu denganmu? Nah, lebih baik aku pergi, Jadi engkau tidak perlu bertanya apa pun padaku!" Sahut Co Hiong. "Sampai jumpa,.,." "Bagaimana sih engkau?" Lie Ceng Loan bertambah gugup ketika melihat Co Hiong hendak melangkah pergi. "Engkau menghendaki bagaimana, baru bersedia memberitahukan padaku?" "Nona Lie seorang gadis cerdas, tentunya tidak perlu kukatakan, bukan?" Sahut Co Hiong. "Kalau begitu...." Lie Ceng Loan berpikir sejenak, kemudian melanjutkan "Kejadian dulu tidak akan ku-ungkit lagi, Asal engkau tidak jahat, aku pun tidak akan memandang rendah dirimu!" Co Hiong merasa girang, dan wajahnya pun langsung cerah ceria begitu mendengar ucapan itu. "Terimakasih, Nona Lie!" Ucapnya. "Sudahlah, jangan terus omong kosong!" Tandas Lie Ceng Loan. "Beritahukan padaku, apa yang dikatakan Pek Ih Sin Kun?" "Dia bilang.,.," Co Hiong berhenti mendadak sambil menatap Lie Ceng Loan. "Nona Lie, apakah cuma engkau seorang diri berangkat ke daerah Miauw?" "Ya." Gadis itu mengangguk "Cuma aku seorang diri" Co Hiong berlega hati, lalu ujarnya dengan suara rendah. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Pek Ih Sin Kun bilang, Kun Lun Sam Cu terkurung di TokSui Tong." Co Hiong mengatakan begitu, karena mendengar gumaman Lie Ceng Loan tadi. "Benar." Lie Ceng Loan manggut-manggut Tok Sui Tongcu dipanggil Swat Lo Kongcu!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Co Hiong sama sekali tidak tahu tentang itu, Kini Lie Ceng Loan memberitahukan, maka Co Hiong pura-pura mengerutkan kening. "BetuL Swat Lo Kongcu itu sangat lihay, Kun Lun Sam Cu disiksa...." Air muka Lie Ceng Loan langsung berubah, Bahkan air matanya pun sudah bereucuran ia langsung meloncat ke punggung kuda. "Hei!" Teriak Co Hiong. "Engkau mau ke mana?" "Ke daerah Miauw," Sahut Lie Ceng Loan. "Nona Lie! perkataanku masih belum selesai!" Seru Co Hiong. "Oh?" Gadis itu menatapnya. "Nona Lie, daerah Miauw begitu jauh, tidak baik engkau berangkat ke sana seorang diri, Lagi pula daerah itu sangat berbahaya," Ujar Co Hiong. "Apa boleh buat!" Sahut Lie Ceng Loan. "Biar bagaimana pun aku harus berangkat ke sana." "Nona Lie, tadi engkau bilang tidak akan mengungkit kejadian yang telah berlalu, aku sangat berterimakasih padamu," Ujar Co Hiong sambil tersenyum "Kebetulan aku tidak punya urusan lain, bagaimana kalau aku me-nyertaimu ke daerah Miauw?" Tidak!" Lie Ceng Loan menggelengkan kepala. "Kata Kakak Pek dan Kakak Siao Tiap, engkau berhati jahat, licik dan sadis! Maka aku tidak mau melakukan perjalanan bersamamu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Nona Lie.,.," Co Hiong menarik nafas panjang. "Terus terang, Swat Lo Kongcu itu teman baikku, maka kalau aku menyertaimu dan bertemu dengannya, Kun Lun Sam Cu pasti dibebaskan." Lie Ceng Loan menatapnya dalam-dalam, Kelihatannya gadis itu tidak begitu mempereayai omongan Co Hiong. Co Hiong ditatap dengan demikian, malah jadi tertegun karena betapa indahnya sepasang mata gadis itu, sehingga mulut Co Hiong menganga lebar "Eh?" Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "Kenapa engkau?" "Oh!" Co Hiong tersentak "Sudah lama aku kenal dia, ketika itu partai Thian Liong masih berdiri." "Dia dipanggil Swat Lo Kongcu, pasti cantik sekali orangnya," Ujar Lie Ceng Loan. "Tapi kalau dibandingkan dengan engkau, dia masih kalah cantik," Sahut Co Hiong sambil tertawa. "Engkau jangan suka omong yang bukan-bukan!" Tandas Lie Ceng Loan dengan wajah memerah. "Nona Lie, terus terang.,.," Co Hiong menatapnya dalamdalam. "Aku memang sering bertemu gadis cantik, tapi tidak ada yang menyamai kecantikanmu." "Sesungguhnya aku tidak begitu cantik, sebab masih banyak gadis lain yang cantik jelita, Sudahlah! jangan terus membicarakan ini!" "Kalau begitu, bolehkah aku menyertaimu ke daerah Miauw?" Tanya Co Hiong. Lie Ceng Loan berpikir, ia memang tidak tahu di mana daerah Miauw, Kalau Co Hiong kenal orang di sana, bukankah kebetulan sekali? Kenapa harus melarangnya ikut ke daerah itu? Asal dirinya berhati-hati, tentunya Co Hiong tidak akan berani berbuat yang bukan-bukan terhadap dirinya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau engkau mau ikut, haruslah menuruti per-kataanku," Ujar Lie Ceng Loan sungguh-sungguh. Tentu," Co Hiong mengangguk "Pertama engkau tidak boleh satu kuda bersamaku." Gadis itu memberitahukan. sebetulnya Co Hiong justru ingin menunggang satu kuda dengan Lie Ceng Loan, tapi gadis itu mengatakan begitu, maka ia tertawa sambil manggut-manggut "Baik! Baik!" "Ke dua, aku harus melakukan perjalanan malam juga," "ltu memang harus." Co Hiong manggut-manggut lagi. "Sebab kita harus selekasnya tiba di daerah itu." "Ke tiga..." Wajah Lie Ceng Loan agak memerah. "Engkau tidak boleh berlaku kurang ajar terhadapku seperti ketika berada di Kwat Cong San, Kalau engkau berlaku kurang ajar, lebih baik aku melakukan perjalanan seorang diri." "Baik." Co Hiong tertawa. "Aku setuju." "Kalau begitu, engkau boleh ikut aku." Lie Ceng Loan melarikan kudanya. Co Hiong mengikuti dari belakang dengan menggunakan ginkang, Setelah tengah malam, Co Hiong berpura-pura kelelahan, dan nafasnya tampak memburu. "Nona Lie.J" Serunya. "Bolehkah perlahan sedikit?" "Aku harus lekas-lekas sampai di daerah itu, bagaimana mungkin perlahan?" "Aku,., aku tidak berani ikut menunggang kuda itu, biar... aku terus mengikutimu dari belakang sajal" Itu merupakan ucapan untuk menarik rasa simpatik Begitu mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan merasa tidak tega. Lagi pula ia masih harus mengandal pada Co Hiong setibanya di daerah tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Begini," Ujarnya kemudian. "Besok pagi engkau boleh membeli seekor kuda, malam ini engkau kuijinkan duduk di belakangku," Terimakasih!" Ucap Co Hiong girang dan langsung meloncat ke belakang Lie Ceng Loan. Gadis itu mengeluarkan sapu tangannya, ia membalikkan badannya, lalu menyeka keringat Co Hiong yang mengucur di keningnya, itu dilakukannya secara wajar, lagipula merupakan hal yang biasa. Namun lain pula dengan Co Hiong, Ketika Lie Ceng Loan menyeka keringat di keningnya, ia menjulurkan tangannya memegang tangan gadis itu. "Eh?" Lie Ceng Loan terkejut "Engkau mau berbuat apa?" Ti... tidak," Co Hiong menggelengkan kepala. "Engkau memang jahat sekali!" Lie Ceng Loan cemberut. "Nona Lie, aku.,.," "Tidak usah banyak omong lagi!" Sahut Lie Ceng Loan tidak senang. "Seka sendiri keringatmu itu!" Usai berkata begitu, Lie Ceng Loan melempar sapu tangannya ke wajah Co Hiong, Kemudian ia tertawa geli karena sapu tangannya melekat pada wajah Co Hiong, sehingga tampak lucu sekali. Setelah tertawa geli, Lie Ceng Loan melarikan kuda-nya. sedangkan Co Hiong seperti kehilangan sukma, sebab sapu tangan Lie Ceng Loan itu sangat wangi, membuat pikirannya terbang ke awang-awang. Apabila dalam perjalanan menuju daerah Miauw, Co Hiong berlaku baik terhadap Lie Ceng Loan, bukankah gadis itu akan melupakan Bee Kun Bu? ini merupakan kesempatan emas baginya, Pvkir Co Hiong dengan wajah berseri-seri. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kemudian timbul pula suatu rencana, maka Co Hiong menyimpan sapu tangan itu, dan sekaligus berseru. "Haah!" "Kenapa?" Tanya Lie Ceng Loan heran. "Sapu tanganmu itu.,." Sahut Co Hiong. ",., tertiup angin!" "Biarkan sajalah!" Lie Ceng Loan tidak mempermasalahkan sapu tangannya itu. sebaliknya Co Hiong girang bukan main, bahkan ia sengaja menjulurkan kepalanya agar bisa menyentuh rambut gadis itu. Hari berikutnya, Lie Ceng Loan berhenti di sebuah kota kecil, Co Hiong membeli seekor kuda dan ransum. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan lagi. Dalam perjalanan, Co Hiong memperhitungkan waktu, Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun pasti sudah kembali ke Kwat Cong San. Begitu tahu Lie Ceng Loan berangkat ke daerah Miauw, mereka bertiga pasti segera menyusul jadi perjalanan mereka berselisih hampir satu hari Apabila tersusul oleh mereka, Co Hiong pasti tidak bisa melakukan perjalanan lagi bersama Lie Ceng Loan, inilah yang dikhawatirkan Co Hiong. Ketika hari mulai petang, mereka berdua tiba di sebuah kota yang cukup besar. Kemudian timbul pula suatu ide dalam hati Co Hiong. "Nona Lie!" Ujar Co Hiong sungguh-sungguh. "Untuk mencapai daerah Miauw kita masih harus melewati beberapa kota, Aku punya akal lebih cepat tiba di daerah itu." "Akal apa?" "Agar tiada halangan, alangkah baiknya kalau kita menyamar." "Menyamar?" Lie Ceng Loan tereengang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ya " Co Hiong mengangguk "kita harus menyamar." "Engkau akan menyamar sebagai wanita?" Tanya Lie Ceng Loan sambil tertawa geli. "Tidak," Co Hiong menggelengkan kepala. "Engkau-lah yang harus menyamar sebagai lelaki." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Apa?" Lie Ceng, Loan terbelalak. "Aku.,, harus menyamar sebagai letaki?" "Ya." Co Hiong manggut-manggut. "Kakak Pek memang pernah menyamar sebagai Ie-laki, namun sungguh pantas dipandang Kalau aku yang menyamar sebagai lelaki, mungkin... jelek sekali Tidak mau ah!" Lie Ceng Loan menggelengkan kepala. "Kalau engkau tidak mau menyamar sebagai lelaki, kita tidak bisa cepat sampai di daerah itu." Co Hiong menarik nafas. "Kalau aku menyamar sebagai lelaki, lalu engkau harus menyamar sebagai apa?" Tanya Lie Ceng Loan. "Aku... akan menyamar sebagai orangtua. Engkau sebagai sastrawan yang menikmati keindahan alam, aku sebagai pelayan tua." Jawab Co Hiong memberitahukan Lie Ceng Loan berpikir lama sekali Memang masuk akal apa yang dikatakan Co Hiong, maka akhirnya ia setuju sesungguhnya Co Hiong menghendaki Lie Ceng Loan menyamar sebagai lelaki, itu untuk mengelabui pandangan Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Sie Bun Yun, dan agar mereka bertiga tidak bisa melacak jejak Co Hiong dan Lie Ceng Loan. Mereka berdua memasuki sebuah rumah penginapan dan tak lama kemudian Lie Ceng Loan ke luar Ketika saling memandang, mereka berdua tertawa ge!i. "Wuah!" Seru Co Hiong. "Engkau tampan sekali setelah menyamar sebagai lelakil Aku yakin semua gadis pasti tergilagila padamu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Saudara Col" Lie Ceng Loan menatapnya. "Engkaupun mirip seorangtua yang sudah loyo." Mereka berdua tertawa lagi, kemudian meninggalkan rumah penginapan itu. Co Hiong tidak mengajak Lie Ceng Loan melewati jalan besar, melainkan melewati jalan kecil Lie Ceng Loan tidak banyak bertanya, sebab ia mengira Co Hiong mengambil jalan pintas agar lebih cepat tiba di Miauw, padahal sesungguhnya, dengan menempuh jalan kecil itu mereka akan lebih lama tiba di daerah tersebut. Hanya saja gadis itu sama sekali tidak mengetahuinya. Dalam perjalanan ini, Co Hiong memang bersikap baik dan sopan terhadap Lie Ceng Loan, itu agar Lie Ceng Loan dapat melupakan Bee Kun Bu, sedangkan gadis itu tidak tahu akan rencana Co Hiong, Apakah gadis itu akan terperangkap ke dalam rencana Co Hiong itu? Bagian ke tiga puluh satu Menuju ke Tebing Merah sementara itu, Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Sie Bun Yun juga melakukan perjalanan siang malam menuju ke daerah Miauw, namun berselisih hampir satu hari dengan Lie Ceng Loan. Setelah larut malam, barulah mereka bertiga tiba di tempat mayat Pek Ih Sin Kun terbujuk sedangkan kudanya pun telah mati lantaran kehabisan darah. Mereka bertiga tertegun ketika melihat mayat ketua partai Swat San itu, Sie Bun Yun mendekati mayat itu, dan sekaligus diperhatikannya dengan seksama. "Dia mati karena terkena racun." Ujarnya. "Tapi punggungnya kok terluka?" Pek Yun Hui mengerutkan kening. "Apakah dia mati sebab punggungnya terpukul?" "Lihatlah luka di punggungnya itu!" Sie Bun Yun menunjuk luka itu. "Tidak mengeluarkan darah, lagi pula darahnya telah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ membeku sebelum terluka, itu berarti dia telah mati sebelum terluka." "Kakak Yun, engkau bisa melihat senjata apa yang melukainya?" Tanya Pek Yun Hui mendadak "Sepertinya,., terhantam oleh semacam gelang," Sahut Sie Bun Yun setelah memeriksa luka itu. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu terkejut, kemudian saling memandang dengan kening berkerut "Co Hiong!" Seru Bee Kun Bu tak tertahan "Mung-kinkah adik Loan bertemu dia?" "Saudara Bee!" Sie Bun Yun tersenyum "Engkau tidak perlu begitu gelisah, belum tentu senjata Co Hiong yang melukainya, dan juga belum tentu Nona Lie akan bertemu dia." "Emmh!" Bee Kun Bu manggut-manggut sedangkan Sie Bun Yun memperhatikan kening mayat Pek Ih Sin Kun "Kita harus cepat mundur!" Serunya mendadak Sie Bun Yun meloncat ke belakang lalu memungut sebuah batu keciK Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu juga meloncat ke belakang. "Kakak Yun!" Pek Yun Hui menatapnya heran. "Ada apa?" "Dia terkena semacam ulat beracun dan ulat itu masih berada di dalam kening mayat Pek Ih Sin Kun," Jawab Sie Bun Yun memberitahukan "Kalau dilihat oleh orang dari golongan hitam, ulat itu pasti diambilnya untuk membunuh orang lagi." "Kalau begitu, lebih baik kita kuburkan saja miiyl itu," Usul Pek Yun Hui. "Adik Pek!" Sie Bun Yun menggeleng-gelengkan kepala. "Apabila dikuburkan sekarang, tempat ini pasti akan tumbuh KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ rumput beracun Maka aku harus membunuh ulat beracun itu dulu." Sie Bun Yun mengayunkan tangannya, Batuyang di tangannya langsung meluncur ke arah kening mayat Pek Ih Sin Kun. Cess! seketika juga darah hitam mengalir ke luar dari situ. "Ulat beracun itu telah mati." Sie Bun Yun menarik nafas lega. "Kalau begitu, mari kita pergi!" Ajak Pek Yun Hui. "Kakak Pek jalan duluan!" Sahut Bee Kun Bu. "Lho? Kenapa?" Tanya Pek Yun Hui heran "Dia yang memberi kabar pada ayah angkat, kini dia telah mati, maka aku harus menguburnya," Ujar Bee Kun Bu. "Mari kita kuburkan mayat itu!" Sambung Sie Bun Yun. Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu menggali sebuah lubang di dekat pohon, lalu mengubur mayat Pek Ih Sin Kun di situ, Setelah itu, barulah mereka bertiga melanjutkan perjalanan peristiwa itu membuat mereka tidak dapat menyusul Lie Ceng Loan. Pada hari berikutnya, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bec Kun Bu sudah tiba di sebuah kota keciK Mereka bertanya ke sana ke mari tentang Lie Ceng Loan penduduk di kota itu memberitahukan bahwa kemarin memang ada sepasang muda-mudi melewati kota tersebut, mereka berdua mirip sepasang kekasih dan sangat tampan dan cantik. Mendengar ucapan itu, mereka bertiga cuma tersenyum getir, sebab mereka tahu yang dimaksudkan sepasang kekasih itu adalah Co Hiong dan Ue Ceng Loan. Oleh karena itu, mereka langsung melanjutkan perjalanan dengan tergesagesa sekali Tak seberapa lama kemudian, mereka bertiga sudah tiba di sebuah kota yang cukup besar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu bertanya ke sana ke mari lagi, namun kali ini mereka memperoleh informasi yang agak simpang siur, Ada yang bilang melihat sepasang muda-mudi itu, tapi ada pula yang bilang tidak melihat sama sekali itu sungguh membingungkan Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu. Namun mereka tetap mengejar sambil bertanya, Akan tetapi, tiada seorang pun melihat pasangan muda-mudi itu lagi. Sie Bun Yun cukup berpengalaman dalam rimba persilatan, namun justru tidak dapat memecahkan persoalan tersebut Memang! Karena Lie Ceng Loan dan Co Hiong telah menyamar, sedangkan Sie Bun Yun dan lainnya sama sekali tidak berpikir sampai ke situ. Karena tiada jejak Lie Ceng Loan dan Co Hiong, Bee Kun Bu bertambah gugup dan panik, sehingga terus-menerus bergumam. "Apakah adik Loan telah dicelakai oleh Co Hiong? Apakah adik Loan telah dicelakai oleh Co Hiong?" Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui terus-menerus menghibumya, padahal sesungguhnya, mereka berdua pun cemas sekali. Mereka berdua pun yakin, bahwa saat ini Co Hiong masih belum mencelakai Lie Ceng Loan, Namun apabila terus bersama Co Hiong, tentunya gadis itu akan celaka, Setelah menempuh perjalanan belasan mil, mereka bertiga berhenti untuk berunding. Seusai berunding mereka memutuskan untuk berpencar mencari Lie Ceng Loan, Tiga hari kemudian, mereka bertiga akan bertemu di kota Lam Keng di propinsi Hokkian, Oleh karena itu, mereka bertiga lalu berpencar Pek Yun Hui mengambil jalan besar, Sie Bun Yun membelok ke kanan, sedangkan Bee Kun Bu membelok ke kiri, Kali ini ia memacukan kudanya laksana kilat jalan kecil itu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ memang yang dilalui Lie Ceng Loan dan Co Hiong, Namun satu hal membuatnya bingung sekali, karena tiada seorang pun melihat pemuda tampan dan gadis cantile Walau begitu, Bee Kun Bu masih tetap mengejar tanpa beristirahat sejenak pun. Akan tetapi, ia sama sekali tidak menemukan jejak Lie Ceng Loan dan Co Hiong. Tiga hari kemudian, ia sudah tiba di kota Lam Keng, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun sudah menunggunya di gerbang kota tersebut Begitu menyaksikan air muka mereka berdua, Bee Kun Bu tahu bahwa mereka berdua pun tidak berhasil, seketika wajahnya berubah murung dan nyaris mengucurkan air mata. "Saudara Bee, mungkinkah Nona Lie belum menuju daerah Miauw?" Tanya Sie Bun Yun. "Adik Loan pasti menuju daerah Miauw!" Sahut Pek Yun Hui menyelak. "Sebab dia sudah tahu kalau Kun Lun Sam Cu berada di sana, tentunya tidak akan berangkat ke tempat lain," "Benar apa yang dikatakan Kakak Pek," Ujar Bee Kun 6u. "Kalau begitu...." Sie Bun Yun mengerutkan kening. "... itu sungguh mengherankan kita berpencar di tempat itu menuju tiga buah jalan mengejar mereka! Namun sama sekali tiada jejak mereka, apakah mereka bisa terbang?" "Mungkinkah mereka menunggang Hian Giok?" Seru Bee Kun Bu tak tertahan "Kalau benar, itu berarti telah bertemu Na Siao Tiap!" Ujar Pek Yun Hui. "Syukur kalau begitu!" Bee Kun Bu menarik nafas, Tapi kalau tidak....n "Saudara Bee!" Potong Sie Bun Yun. "Pereayalah! Nona Lie tidak akan dicelakai oleh orang jahat Kita terus menuju daerah Miauw, pasti bertemu dia," "Mudah-mudahan!" Ucap Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mereka bertiga lalu melanjutkan perjalanan lagi, Di saat mereka bertiga bertemu di kota Lam Keng, justru Ue Ceng Loan dan Co Hiong baru beberapa jam meninggalkan kota tersebut. Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Perintah Maut Karya Buyung Hok Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo