Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 102


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 102


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Co Hiong tidak berani berhenti di kota itu, karena khawatir akan tersusul oleh Pek Yun Hui dan lainnya.   Setelah meninggalkan kota Lam Keng, Co Hiong mengajak Lie Ceng Loan menempuh jalan air.   Oleh karena itu, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tidak dapat menyusul mereka berdua.   Setelah mendarat, Co Hiong mengajak Lie Ceng Loan menuju arah barat, barulah menuju daerah Miauw, jadi boleh dikatakan Co Hiong mengajak Lie Ceng Loan berputar Maka kini mereka berdua malah berada di belakang Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu Setengah bulan kemudian, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu mulai memasuki daerah-daerah yang sangat sepi, Beberapa hari kemudian, mereka bertiga sudah mendekati daerah Miauw.   Tampak gunung yang gundul, bahkan mereka bertiga pun melalui daerah gersang yang tiada tumbuhannya.   Ketika senja, mereka bertiga menyaksikan asap yang beraneka warna di kaki gunung, pemandangan itu belum pernah mereka saksikan selama ini.   Bee Kun Bu sama sekali tidak memperhatikan pemandangan itu, sebab ia sangat mencemaskan Lie Ceng Loan.   Pada hari berikutnya, mereka bertiga mulai memasuki sebuah lembah, Ke luar dari lembah itu, terbelalaklah mereka, ternyata pemandangan di tempat itu mirip pemandangan di Kang Lam.   Akan tetapi, orang-orang yang berlalu lalang di tempat itu berpakaian sangat aneh, Ketika mereka berjalan di tempat itu, semua orang memandang mereka bertiga dengan sinar mata aneh, tapi tiada seorang pun menghadang mereka.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah menempuh perjalanan setengah harian, pemandangan di depan mata mereka berubah, Yang tampak kali ini hanya tebing curam yang menju!ang, dan sebuah jalan kecil terapit di tengah-tengah.   Di tebing itu tampak terukir beberapa huruf yang sangat besar berbunyi Tujuh Gua Ke ramal Suku Miauw! Suku Lain Masuk Pasti Mati".   Setelah membaca huruf-huruf itu, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu saling memandang.   Di mulut jalan masuk, tampak berdiri dua orang Miauw berbadan tinggi besar dengan tombak di tangan, Ke dua orang itu memakai baju dari kulit macan.   Ketika Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu melangkah maju, ke dua orang itu langsung menghadang dengan tombak masing-masing.   "Apakah kalian mengerti bahasa kami?"   Tanya Sie Bun Yun.   Ke dua orang berpakaian kulit macan itu cuma melotot, sama sekali tidak bersuara maupun bergerak Salah seorang berpakaian kulit macan menunjuk tulisan yang terukir pada dinding tebing, Sie Bun Yun manggutmanggut "Kami ada urusan penting, ingin bertemu Ang Ngai Tongcu,"   Ujar Sie Bun Yun memberitahukan Ke dua orang berbaju kulit macan itu tidak mempedulikannya, Kelihatannya mereka berdua tidak mengerti apa yang dikatakan Sie Bun Yun.   "Kakak Yun! Bagaimana kalau kita menerjang ke dalam saja?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Ke dua orang itu memang tidak dapat menahan kita,"   Sahut Sie Bun Yun.   "Namun bagaimana keadaan di dalam,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kita sama sekali tidak mengetahuinya, maka lebih baik kita berlaku sopan saja."   Pada waktu bersamaan, muncul seorang Miauw berusia lanjut dari dalam, Sie Bun Yun cepat-cepat memberi hormat padanya.   "Locianpwee, kami mohon bantuan!"   Orangtua itu memandang Sie Bun Yun, kemudian tanyanya dengan bahasa Han yang sangat lancar "Ada urusan apa?"   "Kami ingin bertemu Ang Ngai Tongcu, apakah kami tidak boleh masuk ke dalam?"   Sahut Sie Bun Yun. Air muka orangtua itu tampak terkejut, ia menatap mereka bertiga dengan penuh perhatian "Kenapa Locianpwee diam saja?"   Tanya Bee Kun Bu heran.   "Bagaimana kalian bisa kenal Ang Ngai Tongcu?"   Tanya orangtua itu setengah berbisik.   "Kami tidak kenal dia, tapi dia pernah memasuki Tionggoan dan berkenalan dengan seseorang maka orang itu menyuruh kami ke mari,"   Jawab Sie Bun Yun merendahkan suaranya. Ternyata yang kalian cari itu adalah...."   Air muka orangtua itu tampak berubah dan tidak melanjutkan ucapannya.   "Bagaimana?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Kalian...."   Wajah orang itu telah berubah kelabu.   "Kalian cepatlah pergi!"   "Biar bagaimana pun, kami harus menemuinya,"   Sahut Bee Kun Bu.   "Aku sudah tua, tidak akan membohongi kalian,"   Ujar orangtua itu sengit sambil membanting kala "Kalau kalian masih tidak mau pergi, pasti celaka!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Usai berkata begitu, orangtua tersebut berjalan pergi, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu saling memandang dengan kening berkerut "Orangtua itu omong apa, sungguh membingung-kan,"   Ujar Sie Bun Yun sambil menggeleng-gelengkan kepala.   "Aku pun tidak tahu,"   Sahut Pek Yun Hui.   "Mari kita menerjang ke dalam saja! Tidak perlu banyak berpikir lagi!"   "Baik,"   Sie Bun Yun mengangguk sambil memungut dua buah batu kecil, lalu disambitkannya ke arah ke dua penjaga itu dan tepat mengenai jalan darah mereka berdua.   Sie Bun Yun, Pek Yun Hut dan Bee Kun Bu langsung berjalan ke dalam, Tampak banyak sekali batu curam di situ.   Setelah menempuh perjalanan puluhan mil, mereka bertiga melihat sebuah tebing yang berwarna merah membara.   "ltu pasti Ang Ngai Tong (Tebing Merah),"   Ujar Sie Bun Yun.   "Benar."   Pek Yun Hui manggut-manggut "Kini kita telah berada di daerah Miauw, harus menyelidiki orang-orang Tujuh Gua Keramat Namun kita harus menjaga jejak, jangan menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan."   "ltu tentu."   Sie Bun Yun mengangguk Mereka bertiga terus menelusuri jalan kecil itu.   Ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat, mereka bertiga telah tiba di sebuah puncak, lalu berdiri di situ sambil memandang ke depan.   Bukan main! Tebing Merah itu bertambah membara tertimpa matahari senja.   Untuk mencapai tebing merah itu, mereka bertiga masih harus melewati sebuah puncak, dan mungkin larut malam baru bisa tiba di tempat itu.   Ketika hari mulai gelap, dan kabut pun mulai me-nebal, mereka beristirahat sambil mengisi perut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kelihatannya kita harus menunggu sampai esok baru melakukan perjalanan lagi,"   Ujar Sie Bun Yun.   "Kenapa kita harus menginap satu malam di sini?"   Tanya Bee Kun Bu tidak sabaran "Lihatlah kabut yang agak kehijau-hijauan itu!"   Sahut Sie Bun Yun memberitahukan "Tentunya kabut itu mengandung semacam racun Lagipula sulit bagi kita melakukan perjalanan di malam hari yang penuh kabut"   "Aaakh.,.!"   Bee Kun Bu menarik nafas.   "Kita sudah tiba di sini, jadi tidak perlu terburu-buru,"   Ujar Pek Yun Hui seakan menghibur Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu menarik nafas lagi, Kemudian mereka bertiga mulai berunding harus bagaimana melanjutkan perjalanan esok hari, setiba di Ang Ngai Tong harus mengambil tindakan apa pula? Mereka bertiga terus berunding, tak terasa malam pun semakin larut "Kita masih harus melanjutkan perjalanan esok, maka lebih baik kita tidur sejenak,"   Ujar Sie Bun Yun mengusulkan Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mengangguk Ketika mereka bertiga baru mau tidur, mendadak terdengar suara Tang! Tang! Tang!"   Di kaki gunung, kemudian terdengar pula suara seruan orang. Karena sudah tengah malam, suara-suara itu terdengar jelas dan nyaring sekali, Kian lama suara itu kian mendekat tentunya membuat mereka bertiga terheran heran "Mari kita bersembunyi!"   Bisik Sie Bun Yun.   Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mengangguk Mereka bertiga langsung meloncat ke atas sebuah pohon, bersembunyi di situ sambil mengintip.   Tak seberapa lama kemudian, terdengarlah suara langkah, kemudian muncul dua puluhan orang menembus kabut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu melihat jelas semua orang itu.   Mereka berbadan tinggi besar mengenakan baju kulit macan, dan membawa kampak.   Mereka semua adalah orang suku Miauw, Yang mengherankan, lengan mereka dipolesi minyak yang berwarna agak kuning, dan mulut mereka menggigit sebatang rumput hijau.   Mereka kelihatan tidak mengerti ilmu ginkang, tapi sungguh mahir memanjat gunung, Berselang sesaat orangorang itu sudah berada di atas puncak, Mereka semua menengok ke sana ke mari, lalu salah seorang dari mereka mendadak berteriak Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu langsung mengarahkan pandangan ke orang itu.   Tangan orang itu dijulurkan ke rerumputan di tempat itu, dan di rerumputan itu tampak ada sesuatu yang bergerak-gerak.   Ketika itu juga belasan orang lainnya mengayunkan kampak ke arah rerumputan itu, Kemudian terdengarlah suara di situ, tetapi lalu diam Mereka segera membabati rerumputan itu, dan yang akhirnya mereka temukan ternyata seekor macan, namun macan itu telah mati berlumuran darah.   Orang-orang itu bersorak-sorak gembira sekali, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu terkejut menyaksikan itu.   Kalau mereka bertiga bersuara berisik, pasti kampak-kampak itu akan melayang ke arah mereka.   Pada saat itu, terdengar suara langkah yang amat ringan Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu langsung tahu, bahwa pendatang itu memiliki ilmu ginkang yang tinggi.   Tak lama muncullah seseorang yang juga berbadan tinggi besar, dan mulutnya juga menggigit sebatang rumput hijau, Begitu orang tersebut muncul, orang-orang yang datang duluan itu segera berdiri tegak di tempat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Salah seorang dari mereka maju menghadap, lalu mengucapkan beberapa patah kata.   Orang itu menengok ke sana ke mari, kemudian manggut-manggut Ketika orang itu menengok ke sana ke mari, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu melihat jelas wajahnya.   Mereka bertiga terbelalak ternyata wajah orang itu penuh kudis, sehingga tampak menyeramkan Akan tetapi, di keningnya justru terdapat sebuah tanda yang menyerupai bulan sabit Begitu melihat tanda itu, teringatlah Bee Kun Bu akan penuturan Na Hai Peng, maka seketika ia berseru tak tertahan "Haaah..."   Belum juga suara seruannya berhenti, tampak dua puluhan kampak meluncur ke arah pohon tempat Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun bersembunyi "Kalian cepat mundur!"   Ujar Pek Yun Hui cepat ia segera menghunus pedangnya, lalu dengan jurus Tiat Sih Heng Kang (Rantai Besi Melintang Sungai) ditangkisnya kampak-kampak itu.   Trang! Trang! Trangt Kampak-kampak itu tertangkis jatun Kemudian Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu segera meloncat turun.   orang-orang itu pun segera mengepung mereka bertiga dengan sikap mengancam, seakan siap menyerang "Jangan menyerang kami!"   Seru Sie Bun Yun.   "Kita semua adalah orang sendiri!"   Orang-orang itu berteriak-teriak tak henti-hentinya, Mendadak orang yang bertanda bulan sabit di keningnya membentak keras, dan diamlah orang-orang yang berteriakteriak itu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Beberapa orang suku Miauw itu memungut kampakkampak yang berserakan, kemudian menatap mereka bertiga dengan garang sekali.   "Siapa yang dengan kalian adalah orang sendiri?"   Tanya orang yang bertanda bulan sabit di keningnya itu dengan bahasa Han Betapa girangnya Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu, karena orang itu mengerti bahasa Han.   "Apakah Anda Ang Ngai Tongcu?"   Tanya Sie Bun Yun.   "Kalau benar kenapa?"   Orang itu balik bertanya.   "Kalau benar syukurlah!"   Sahut Sie Bun Yun dan menambahkan "Apakah Anda masih ingat pada Na Hai Peng?"   "Na Hai Peng?"   Orang itu mengerutkan kening.   "Siapa dia?"   Kelihatannya orang itu tidak kenal nama tersebut, maka Sie Bun Yun cepat-cepat memberitahukan "Bukankah Anda pernah datang di Tionggoan dan bekerja di istana sebagai pengawal di sana?"   Air muka orang itu tampak berubah, lalu menatap Sie Bun Yun tajam seraya bertanya. Ternyata begitu, jadi kalian ada urusan apa?"   Mendengar pertanyaan demikian, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu yakin, orang itu sudah ingat akan masanya di istana, karena itu Bee Kun Bu segera berkata.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Guru dan paman guruku terkurung di Tok Sui Tong, entah Anda bersedia membantu kami atau tidak dalam halimT "Sebelum kami tiba di sini, apakah ada orang lain mendahului kami?"   Tanya Pek Yun Hui.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tidak. Orang itu menggelengkan kepala.   "Kecuali kalian, tiada orang lain memasuki daerah Miauw ini, jadi kedatangan kalian untuk menolong orang yang terkurung di Tok Sui Tong?"   Ketika mendengar tiada orang lain datang ke mari, sekujur badan Bee Kun Bu menjadi dingin, Tetapi nada orang itu seakan bisa menolong Kun Lun Sam Cu, itu membuat Bee Kun Bu agak gembira.   "Kami datang ke mari memang ingin menolong merekah sahutnya.   "Kalau begitu, mari ikut aku!"   Ujar orang itu dengan sepasang biji mata berputar sejenak Di antara mereka bertiga, Pek Yun Huilah yang paling cermat Ketika ia menyinggung tentang Na Hai Peng, orang itu tampak tertegun Kemudian Pek Yun Hui memberitahukan, orang itu cuma manggut-manggut tapi tidak tampak gembira Setelah itu, Pek Yun Hui pun melihat sepasang biji mata orang itu berputar, sepertinya mempunyai suatu rencana.   "Mau ke mana?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Malam ini kalian ikut aku ke Ang Ngai Tong dulu,"   Sahut orang itu memberitahukan.   "Besok pagi aku akan menemani kalian ke Tok Sui Tong."   "Kalau begitu.M."   Bee Kun Bu gembira sekalL "Aku mengucapkan banyak-banyak terimakasih pada Anda."   Bee Kun Bu menjura pada orang itu, tetapi orang itu cuma menatap Bee Kun Bu dengan dingin, sama sekali tidak membalas hormat Bee Kun Bu tidak begitu mempedulikan itu, tapi Sie Bun Yun sudah melihat adanya gelagat tidak beres, ia segera memandang Pek Yun Hui, kemudian bertanya pada orang itu.   "Bolehkah aku tahu nama Anda?"   "Namaku Kee Phang,"   Sahut orang itu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Sungguh kuat ingatan Andal"   Ujar Pek Yun Hui sambil tersenyum.   "Walau telah belasan tahun silam, tapi Anda masih ingat."   "Ya! Ya!"   Orang itu manggut-manggut, setelah itu ia mengibaskan tangannya, agar orang-orangnya itu pergi duluan.   "Nah, kalian boleh ikut aku."   "Kabut itu mengandung racun, tidak akan apa-apa?"   Tanya Sie Bun Yun.   "Kalian datang dari Tionggoan, tentunya berkepandaian tinggi,"   Sahut orang itu dingin.   "Kabut beracun itu tidak akan menjadi hambatan, sebab kalian bisa menutup pernafasan, maka tidak perlu takut kan?"   Sie Bun Yun masih ingin mengucapkan sesuatu, tapi Pek Yun Hui segera memberi isyarat padanya, maka Sie Bun Yun langsung diam.   sedangkan Kee Phang telah mengayunkan kakinya berjalan ke depan, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu mengikutinya dari belakang, namun mereka bertiga sengaja berjalan lamban.   Diam-diam Pek Yun Hui mengeluarkan rumput mujarab yang dibawanya, lalu memetik tiga helai daunnya, Sehelai daun itu dimasukkan ke dalam mulutnya, sisanya diberikan pada Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu.   Mereka berdua pun memasukkannya ke dalam mulut "Rumput ini dapat memunahkan hawa racun yang di Mo Kui Ceh Yi, tentunya juga bisa memunahkan racun lain/"   Bisik Pek Yun Hui.   "Ya."   Sie Bun Yun manggut-manggut.   "Oh ya! Apa-kah kalian berdua melihat sikap Kee Phang itu agak aneh?"   "Mungkin orang suku Miauw bersikap begitu,"   Sahut Pek Yun Hui.   "Kita bertindak sesuai dengan situasi saja."   Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu mengangguk setelah itu barulah mereka mempereepat langkah masing-masing.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika melalui kabut itu, mereka bertiga menutup pernafasan, bahkan juga bersiap-siap, sebab mereka khawatir akan muncul binatang berbisa.   Di saat itu, Kee Phang menyalakan sebuah lentera, Sungguh indah lentera itu, Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di tempat datar, dan Kee Phang langsung mempereepat langkah nya.   Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu pun mempereepat langkah rnasing-masing.   Kalau mereka ingin menyusul Kee Phang, memang tidak sutit, namun mereka cuma ingin mengikutinya dari belakang.   Kira-kira satu jam kemudian, Kee Phang memperlambat langkahnya, sebab kabut di tempat itu sangat tebal Berselang sesaat, Kee Phang menghentikan langkahnya.   "Sebentar lagi kita akan sampai,"   Ujarnya sambil menunjuk ke depan.   Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu cuma manggut-manggut.   Mereka bertiga tidak berani bersuara, karena di dalam mulut masing-masing terdapat daun rumput pemunah racun.   Badan Kee Phang bergerak melesat ke depan, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu juga mengikutinya.   Mereka bertiga terbelalak karena tempat itu agak terang kemerah-merahan.   Ternyata mereka sudah berada di atas tebing merah.   Yang di sekitarnya terdapat banyak batu curam, Di sana tampak pula beberapa buah gua yang diterangi obor di dalamnya.   Kee Phang berjalan menuju salah satu gua yang paling besar Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu mengikutinya, tetapi berhenti di depan gua itu.   "Silakan masuk!"   Ucap Kee Phang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Sekarang hari sudah hampir terang, apakah saudara Kee akan segera mengajak kami ke Tok Sui Tong?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Tentu,"   Sahut Kee Phang dan menambahkan "Na-mun perjalanan menuju Tok Sui Tong harus memakan waktu seharian, dan kalau hari belum begitu terang, sulit bagi kita melanjutkan perjalanan Maka alangkah baiknya kalian bertiga beristirahat dulu di dalam."   Memang masuk akal apa yang dikatakan Kee Phang, maka kecurigaan mereka bertiga mulai berkurang, lalu memasuki gua itu, Tampak beberapa gadis suku Miauw setengah telanjang, langsung berlutut begitu melihat Kee Phang melangkah ke dalam.   "Hamba menyambut Tongcu!"   Ucap gadis-gadis itu serentak Kee Phang terus melangkah ke dalam tanpa memandang gadis-gadis itu.   Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Sie Bun Yun terus mengikutinya, Sungguh besar gua itu, dan di dalamnya terdapat tujuh buah pintu batu.   Berselang beberapa saat kemudian, Kee Phang berhenti di depan sebuah pintu batu.   "Kee Tongcu!"   Sie Bun Yun tersenyum.   "Sungguh berdisiplin sekali di dalam daerah Miauw ini!"   "Biasa,"   Sahut Kee Phang sambil tersenyum. Kee Phang mendorong pintu batu itu, dan pintu batu itu terbuka perlahan-lahan, Dapat dibayangkan betapa tebalnya pintu batu tersebut "Silakan masuk!"   Ucap Kee Phang. Pek Yun Hui melongok ke dalam, Ruangan itu agak gelap, dan tidak tampak apa pun di dalam nya. seketika di dalam hati Pek Yun Hui timbul kecurigaan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "ltu ruang apa?"   Tanyanya tanpa melangkah ke dalam.   "Masuklah, agar engkau mengetahuinya!"   Sahut Kee Phang dingin.   "Apa maksud Kee Tongcu?"   Pek Yun Hui mengerutkan kening.   "Jangan banyak omong! Kalau ingin menolong Kun Lun Sam Cu, kalian bertiga harus menuruti perkataan-ku!"   Kee Phang tampak tidak senang.   Setelah mendengar ucapan itu, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tidak banyak bicara lagi, Sie Bun Yun lalu melangkah memasuki ruangan itu, Hawa di dalam ruangan itu dingin sekali, sehingga sekujur badan Sie Bun Yun jadi merinding.   Sie Bun Yun tersentak Bagaimana mungkin ada penghuninya ruangan ini? Pikirnya.   Setelah berpikir demikian, Sie Bun Yun menolehkan kepalanya ke belakang Dilihatnya Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu sudah melangkah ke dalam, dan wajah mereka berdua pun kelihatan diliputi kecurigaan, kemudian menyusul pula Kee Phang.   Apa yang akan terjadi di dalam ruang batu itu? Benarkah Kee Phang atau Ang Ngai Tongcu itu berniat baik terhadap mereka bertiga? ***** Bab ke 32 - Orang Aneh Terkurung di Dalam Ruang Batu Semula Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mulai bereuriga, karena ruang batu itu agak gelap dan terasa ada hembusan angin pula, Akan tetapi, kecurigaan mereka bertiga menjadi berkurang lantaran Kee Phang juga ikut masuk, kemudian menyalakan sebuah obor, sehingga ruang batu itu berubah agak terang.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kee Phang menutup pintu batu itu, lalu berjalan ke dalam lagi seraya berkata pada mereka bertiga.   "Mari ikut aku!"   Timbul lagi kecurigaan, namun mereka bertiga tetap mengikuti Kee Phang ke dalam, Ternyata di dalam ruang batu itu terdapat sebuah terowongan yang berliku-liku, dan Kee Phang terus berjalan ke dalam.   Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu terus mengikutinya dari belakang, Kira-kira setengah jam kemudian, Sie Bun Yun sudah mulai tidak sabaran.   "Kee Tongcu! Kapan kita berhenti?"   Tanyanya sambil mengerutkan kening. Pada waktu bersamaan, mendadak di depan mereka berubah gelap gulita, Mereka bertiga tertegun, dan tahu adanya gelagat ketidak beresan.   "jangan bergeraksembarangan!"   Pesan Sie Bun Yun.   Sie Bun Yun mengeluarkan semacam batu, lalu digosokgosokkannya hingga memereikkan api.   seketika mereka bertiga tampak melongo, karena Kee Phang sudah tidak berada di tempat itu.   Di tempat itu pun terdapat banyak terowongan, Pek Yun Hui mencoba menghitung, ternyata ada tujuh buah terowongan, Mana yang menuju ke luar, mereka sama sekali tidak mengetahuinya.   Kini mereka baru tahu, Kee Phang mengajak mereka ke tempat itu, agar mereka terkurung di situ.   "Ah!"   Pek Yun Hui membanting kaki.   "Aku yang bersalah!"   "Memangnya kenapa?"   Tanya Sie Bun Yun heran.   "Pertama kali aku melihat dia, aku sudah bereuriga,"   Sahut Pek Yun Hui menjelaskan "Namun kenapa aku tidak berhatihati terhadapnya."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Siapa yang tidak mencurigainya?"   Sie Bun Yun menarik nafas panjang.   "Aku yang mendesaknya mengajak kita ke Tok Sui Tong, akhirnya malah terkurung di sini,"   Bee Kun Bu menggelenggelengkan kepala.   "Siidahlah, jangan saling menyalahkan diri sendiri!"   Tandas Sie Bun Yun.   "ltu pereuma."   "Saudara Sie Bun, padamkan saja api itu!"   Ujar Bee Kun Bu.   "Aku akan menggunakan Teng Thian Sin Cin untuk menerangi tempat ini."   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Sie Bun Yun segera memadamkan api itu, sedangkan Bee Kun Bu mengeluarkan senjata tersebut, seketika juga berubah terang tempat itu.   Mereka bertiga mulai memperhatikan terowonganterowongan itu, Sungguh mengherankan terowonganterowongan mirip semua, sehingga membuat mereka tidak dapat membedakan mana terowongan yang mereka lalui tadi, Di saat bersamaan, terdengarlah suara Kee Phang bergema, tak tahu berasal dari mana suaranya itu.   "Kalian bertiga, tenang-tenanglah menunggu kematian di situ!"   "Kami dengan engkau tiada permusuhan!"   Bentak Bee Kun Bu.   "Kenapa engkau mengurung kami di sini?"   "He he he!"   Kee Phang tertawa terkekeh "Orang Han memasuki daerah Miauw harus mati!"   "Ha ha!"   Sie Bun Yun tertawa gelak.   "Kalau begitu, engkau telah melupakan persahabatan dengan Na Hai Peng?"   "He he!"   Kee Phang tertawa terkekeh lagi.   "Engkau tidak perlu omong kosong di situ!"   "Aku tidak omong kosong!"   Sahut Sie Bun Yun.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "He hc he!"   Kee Phang terus tertawa, Suara tawanya terdengar makin lama makin mengecil, namun tetap bergema, Rupanya orang itu mulai melangkah pergi.   "Jangan pergi!"   Seru Pek Yun Hui. Akan tetapi, suara Kee Phang sudah tidak kedengaran lagi, Pek Yun Hui malah tertawa, kemudian ujarnya lantang.   "Badai seperti apa pun pernah kita hadapi, maka tempat ini bagaimana mungkin dapat mengurung kita? ini sungguh menggelikan!"   Pada waktu bersamaan, sayup-sayup mereka mendengar suara helaan nafas. itu membuat Pek Yun Hui terkejut dan langsung membentak.   "Siapa?"   Tiada sahutan, hanya terdengar suara helaan nafas, maka Pek Yun Hui mengerutkan kening dan membentak lagi.   "Siapa? Kenapa tidak mau bersuara?"   Tadi engkau bilang pernah menghadapi badai seperti apa pun, apakah engkau pernah menghadapi ruang batu yang menyesatkan?"   Terdengar suara sahutan nada tua. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu saling memandang, dan ketika itu lagi suara helaan nafas, namun lalu diam.   "Engkau siapa?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Aku seperti kalian yang terkurung di dalam ruang batu ini,"   Suara sahutan.   "Sudah berapa lama engkau dikurung di sini?"   Tanya Sie Bun Yun.   "Aku tidak tahu siang dan malam, maka tidak tahu sudah berapa lama aku dikurung di sini,"   Sahut orang itu.   "Engkau bisa melihat kami?"   Tanya Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Bisa, namun aku sulit melangkah ke sana,"   Sahut orang itu memberitahukan "Di kolong langit terdapat tiga tempat yang menyesatkan yakni di gunung Tangkula, di pulau Sera dan di tempat ini. Siapa yang terkurung di tiga tempat tersebut jangan berharap bisa ke luar lagi, Aaakh! Aku masih...."   Suara itu berhenti mendadak, maka membuat Pek Yun Hui menjadi penasaran sekali.   "Lanjutkanlah!"   "Kalau dilanjutkan, sungguh menggelikan,"   Sahut orang itu.   "Kenapa menggelikan?"   Tanya Pek Yun Hui heran.   "Sebab aku masih terhitung majikan tempat ini,"   Sahut orang itu. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tereengang ketika mendengar pengakuan orang itu.   "Apa maksudmu?"   Tanya Sie Bun Yun.   "Kalian masih tidak mengerti? sesungguhnya aku adalah Ang Ngai Tongcu."   Orang itu menjelaskan "Nah, kalian sudah mengerti?"   "Hah?"   Pek Yun Hui terperanjat "Jadi engkau pernah ke Tionggoan?"   "Benar,"   Sahut orang itu.   "Kalau begitu, engkau pasti kenal seseorang di istana yang bernama Na Hai Peng. Engkau masih ingat?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Na Hai Peng adalah teman akrabku, tentunya aku masih ingat,"   Jawab orang itu.   "Kami telah salah cari orang,"   Ujar Bee Kun Bu sambil menggeleng-gelengkan kepala.   "Ternyata Kee Phang bukan teman akrab Na Locianpwee."   "Kee Phang adalah keponakanku Beberapa tahun lalu, Tok Sui Tongcu-Swat Lo Kongcu ingin menguasai Tujuh Gua    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Keramat, maka membunuh para Tongcu yang lain, Kini Tujuh Gua Keramat di daerah Miauw telah dikuasai Swat Lo Kongcu."   Orang itu memberitahukan.   "Aku dengar banyak orang berkepandaian tinggi di sini. Selain Liat Pah To, masih ada berapa orang berkepandaian tinggi di sini?"   Tanya Sie Bun Yun.   Orang itu hanya menarik nafas, sama sekali tidak menyahut Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu men-duga, dalam hal tersebut pasti terdapat suatu sebab-musabab, sehingga orang itu tidak mau menyahut "Engkau adalah mantan Ang Ngai Tongcu, tetapi kenapa tidak tahu jalan ke luar yang ada di sini?"   Tanya Sie Bun Yun.   "Kee Phang mengurung aku di sini, dan telah mengubah semua terowongan di tempat ini, maka aku tidak tahu jalan ke luar,"   Jawab orang itu.   "Kini kita semua terkurung di sini, maka harus bersatu hati,"   Ujar Sfe Bun Yun.   "Yang penting kita harus menyatukan diri du!u."   "Kalian ke mari ia h, di sini ini ada makanan!"   Orang itu memberitahukan "Kalau pun kita tidak bisa ke luar, tetapi tidak akan mati kelaparan di sini,"   "Baik,"   Sahut Sie Bun Yun.   Dari tadi Sie Bun Yun terus memperhatikan suara itu, sehingga ia dapat memastikan bahwa suara itu berasal dari terowongan yang sebelah kiri.   ia lalu berjalan ke sana, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mengikutinya dari belakang Setelah mereka melangkah beberapa depa, terdengar suara itu di sebelah kanan, maka Pek Yun Hui mengerutkan kening seraya berkata.   "Kakak Yun, rasanya tidak benar nih!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Adik Pek!"   Ujar Sie Bun Yun menjelaskan "Suara di tempat ini pun akan menycsatkan, maka kita harus tahu arah suara itu, jadi tidak akan keliru!"   Sie Bun Yun terus berjalan ke dalam terowongan itu. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu terus mengikutinya dari belakang tanpa banyak bicata, Setelah Klasan depa mereka melangkah, Sie Bun Yun beiseru.   "Kee Tongcu, harap panggil kami!"   Orang itu langsung bersuara, dan seketika bergema-lah suara itu, Namun Sie Bun Yun mendengar dengan jelas, suara itu berasal dari sebelah kiri. Mereka bertiga segera menuju gua sebelah kiri, dan beberapa depa kemudian terdengarlah suara itu.   "Eh? Kok tiada cahaya? Kalian ya?"   "Benar,"   Sahut Sie Bun Yun girang.   "Oh ya! Tadi engkau melihat cahaya, bagaimana cahaya itu?"   "Sangat terang seperti kilat,"   Sahut orang itu.   "Apakah cahaya itu bergerak-gerak?"   Tanya Sie Bun Yun sambil melirik Bee Kun Bu. Segeralah Bee Kun Bu mengeluarkan Teng Thian Sin Cin, dan sekaligus digerakgerakkannya. Tidak salah, Cahaya itu bergerak bagaikan kilat."   Sahut orang itu.   "Cahaya yang engkau lihat itu adalah tempat kami."   Sie Bun Yun memberitahukan.   "Oh ya! Masih berapa jauh sampai ke tempatmu?"   "Aaakh...!"   Orang itu menghela nafas.   "Pereuma...."   "Tidak pereuma, sebab kita bisa berkumpul ujar Sie Bun Yun.   "Baiklah, Kalian boleh ke mari, tetapi ikutilah petunjukku!"   Sahut orang itu.   "Ya,"   Sahut mereka bertiga serentak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Tujuh langkah ke kanan, maju sebelas langkah ke depan, belok ke kiri tiga langkah, mundur lagi tujuh langkah, kemudian belok ke kanan lima langkah."   Orang itu memberi petunjuk "Setelah itu, kalian akan sampai di tempatku."   Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu mengikuti petunjuk tersebut, lalu melihat sedikit cahaya di situ, Ternyata cahaya itu berasal dari langit-langit ruang batu, Tampak seorang lelaki tua bertubuh kurus kering duduk bersila di situ, Orang itu boleh dikatakan telanjang, sebab pakaiannya sudah tersobek tidak karuan Tampak seorang lelaki tua bertubuh kurus kering duduk bersila di situ, Orang itu dikatakan telanjang, sebab pakaiannya sudah tersobek tidak karuan.   Mereka bertiga mendekatinya, Di sisi orangtua itu terdapat banyak makanan kering.   Terkejutlah mereka bertiga ketika orangtua itu mendongakkan kepala, Ternyata wajah orangtua itu kelabu, rambut awut-awutan, namun sepasang matanya bersinar tajam, Di keningnya terdapat sebuah tanda bulan sabit, sehingga kelihatan seperti siluman.   Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tertegun, Namun orangtua itu malah tertawa, sehingga wajahnya tampak lebih menyeramkan "Wajahku sangat menakutkan, bukan?"   "Ka!au terkurung lama di sini, semua orang pun akan berubah menjadi begitu,"   Sahut Sie Bun Yun sambil menarik nafas.   "Tadi kalian menyinggung nama Na Hai Peng. sebetulnya ada hubungan apa kalian dengannya?"   Tanya orangtua itu.   "Aku adalah muridnya,"   Sahut Pek Yun Hui.    Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Aku adalah anak angkatnya."   Bee Kun Bu memberitahukan.   "Ngmmml"   Orangtua itu manggut-mangguL "Pada tahun itu, aku berangkat ke Tionggoan karena terdesak oleh orang, Ketika berpisah dengan Na Hai Peng, aku tidak langsung pulang di daerah Miauw ini, melainkan berkelana ke sana dan sekaligus memperdalam ilmu silatku, Setelah berkepandaian tinggi, barulah aku pulang, Akan tetapi, aku tetap tidak bisa menyelamatkan nyawa-nyawa orang.   Itu...   mungkin sudah merupakan takdir."   "Sebetulnya apa yang telah terjadi?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Yaaah!"   Orangtua itu menggeleng-gelengkan kepala, Tiada hubungan dengan kalian, maka dituturkan juga pereuma."   "Engkau adalah teman baik guruku, maka ada kesulitan apa pun, kami pasti bersedia membantumu,"   Ujar Pek Yun Hui sungguh-sungguh.   "Jadi lebih baik tutur-kanlah!"   "Ha ha!"   Orangtua itu tertawa gelakKarena orangtua itu cuma tertawa, maka membuat Pek Yun Hui penasaran dan agak gusar "Kenapa tertawa?"   Tanya Pek Yun Hui kurang senang. Tentunya dia tertawa karena kita sudah terkurung di sini, namun engkau masih bilang mau membantunya, Bukankah itu sangat menggelikan?"   Ujar Sie Bun Yun.   "Oh, ya?"   Pek Yun Hui menatap orangtua itu.   "Ngmm!"   Orangtua itu manggut-manggut.   "Aku lihat, kalian bertiga memang berkepandaian tinggi Namun setelah kalian terkurung di sini, boleh dikatakan tiada harapan untuk ke luar lagi."   Bee Kun Bu memandang ke atas, kemudian mengerutkan kening seraya bertanya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apakah Locianpwee tidak pernah berpikir menjebol langitlangit ruang batu ini?"   "Ha ha!"   Orangtua itu tertawa, dan mendadak melesat ke atas sambil melancarkan dua buah pukulan.   Bukan main dahsyatnya pukutan-pukulan itu, sehingga membuat seluruh ruang batu itu tergoncang hebat.   Setelah melancarkan pukulan-pukulannya, orangtua itu melayang turun lalu duduk bersila lagi.   "Kalian pasti sudah lihat, betapa dahsyatnya ke dua pukulanku Boleh dikatakan dapat menghancurkan batu yang mana pun, tetapi langit-langit ruang batu ini..."   Orangtua itu menggeleng-gelengkan kepala. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu memandang ke atas, Ternyata langit-langit ruang batu itu tidak cacat sama sekali.   "Semua batu yang di dalam ruang ini, lain dari batu biasa."   Orangtua itu menghela nafas.   "Maka tidak dapat dihancurkan dengan pukulan dahsyat yang bagaimana pun."   Bee Kun Bu diam saja, namun tiba-tiba melesat ke atas sambil menggenggam Teng Thian Sin Cin dan diarahkan ke langit-langit ruang batu itu. Craaak! Teng Thian Sin Cin itu menembus ke dalam langitlangit ruang batu tersebut "Bagaimana?"   Tanya Bee Kun Bu, yang bergantung di langit-langit itu. Orangtua itu tampak tertegun sambil memandang senjata yang di tangan Bee Kun Bu, kemudian sekujur badannya berbunyi pletak-pletuk.   "Eh?"   Sie Bun Yun menatapnya heran.   "Cianpwee kenapa?"   "Aku bisa ke luar Aku bisa ke luar!"   Sahut orangtua itu, ia merasa girang, tetapi kemudian menarik nafas panjang.   "Apa    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   gunanya aku ke luar? Aaakh! Aku tidak dapat menandingi guruku dan Swat Lo Kongcu, lagi pula masih ajia enam Tongcu pembantu mereka."   "Cianpwee...."   Sie Bun Yun menatapnya lagi, namun tidak tahu harus bagaimana menghiburnya, lalu mengarah pada Bee Kun Bu.   "Saudara Bee! Kita bergantian menusuk langitlangit ruang batu ini dengan Teng Thian Sin Cin. Kalau langitlangit itu berlubang agak besar, kita tentu bisa ke luar."   "Ng!"   Bee Kun Bu mengangguk dan mulai menusuk lagi, sementara Pek Yun Hui bertanya pada orangtua itu.   "Bolehkah kami tahu nama besar Cianpwee?"   "Pada tahun itu, aku tidak mau memberitahukan namaku pada Na Hai Peng, karena aku khawatir ada orang mendatangi daerah Miauwdan menyebut namaku,"   Ujar orangtua itu.   "Kenapa Locianpwee mengkhawatirkan hal itu?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Sebab akan mencelakakan orang itu sendiri,"   Sahut orangtua itu.   "Oooh!"   Pek Yun Hui manggut-manggut.   "Apa sebabnya?"   Tanya Sie Bun Yun "Kini aku beritahukan juga sudah tidak masalah,"   Sahut orangtua dan melanjutkan "Namaku adalah Kee Khuang, murid tertua Liat Pah To, juga adalah Ang Ngai Tongcu."   "Apakah Tongcu lain juga murid Liat Pah To?"   Tanya Sie Bun Yun.   "Sesungguhnya kami suku Miauw tidak pernah ber-saing dengan suku lain,"   Ujar Kee Khuang memberitahu-kan. Tujuan Tujuh Tongcu adalah menjaga keamanan suku Miauw, namun setelah muncul Swat Lo Kongcu, daerah Miauw pun menjadi kacau balau tidak karuan."   "Kenapa begitu?"   Tanya Pek Yun Hui heran.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Begitu Swat Lo Kongcu muncul, guruku terpikat olehnya,"   Jawab Kee Khuang sambil menarik nafas.   "Ke-cuali aku dan salah seorang Tongcu, yang lain telah terpikat oleh Swat Lo Kongcu."   "Kalau begitu, dia pasti cantik sekali,"   Ujar Pek Yun Hui dan bertanya.   "Swat Lo Kongcu datang dari mana?"   "Dia datang dari mana, tiada seorang pun mengetahuinya,"   Sahut Kee Khuang dan menambahkan "Ketika muncul, dia mengenakan semacam pakaian yang sangat tipis, berdiri tegak di Tebing Merah, Tujuh Tongcu dan para suku Miauw mengiranya bidadari yang baru turun dari kahyangan maka mereka langsung menyembah...."   Wajah Kee Khuang tampak murung sekalL Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun tidak mengganggunya, menunggu Kee Khuang melanjutkan penuturannya.   "Akan tetapi.,."   Lanjut Kee Khuang.   "Siapa pun tidak tahu isi hatinya, yang ternyata begitu kejam dan jahat Dalam waktu sepuluh tahun, orang-orang Miauw sudah berkurang hampir separuh, banyak yang mati dan kabur, Beberapa tahun lagi, daerah Miauw ini mungkin akan berubah menjadi hutan belantara, sedangkan aku hanya seorang diri, bagaimana mungkin mampu melawannya?"   Usai melanjutkan sepasang mata Kee Khuang ber-simbah air, dan wajahnya tampak sedih sekali. sementara Bee Kun Bu yang sedang menusuk Iangit-langit ruang batu itu, juga mendengar keluhan Kee Khuang.   "Apakah kepandaian Swat Lo Kongcu begitu tinggi, sehingga tiada seorang pun yang mampu menandinginya ?"   Tanyanya.   "Tidak juga,"   Sahut Kee Khuang.   "Tapi siapa yang bertemu dengannya, pasti akan terpikat begitu pula guruku, Mula-mula Swat Lo Kongcu membunuh Tok Sui Tongcu, lalu mengangkat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dirinya sebagai Tok Sui Tongcu, Setelah itu, dia mendesakku agar meninggalkan daerah Miauw, Ketika aku pulang, semua Tongcu telah diganti orang lain, Bahkan guruku juga sudah tinggal bersama Swat Lo Kongcu sebagai suami isteri Oleh karena itu, siapa yang berani menentang Swat Lo Kongcu?"   "Cianpwee tidak perlu berduka!"   Ujar Sie Bun Yun.   "Kalau kami bisa ke luar dari ruang batu ini, kami pasti pergi mencari Swat Lo, Kongcu untuk membuat perhitungan dan sekaligus menyelamatkan orang-orang Miauw."   "Bukan aku memandang rendah diri kalian....,"   Kee Khuang tersenyum getir "Kepandaian kalian...."   "Harap Cianpwee berlega hati!"   Ujar Pek Yun Hui sungguhsungguh.   "Walau kami bukan jago yang tanpa tanding, tapi selama ini belum ketemu orang yang mampu mengalahkan kami,"   "Aku pereaya."   Kee Khuang tersenyum getir lagi, Tapi kalian tidak tahu, guruku adalah orang aneh di daerah Miauw ini Bukan cuma berkepandaian tinggi saja, namun juga mengendalikan binatang buas apa pun."   "Oh?"   Pek Yun Hui tertegun "Mampu mengendalikan binatang buas apa pun?"   "Ya."   Kee Khuang mengangguk "Ketika Swat Lo Kongcu bertindak semena-mena, kaum muda Miauw bangkit melawannya, Kaum muda itu berjumlah hampir seribu orang, namun kalian tahu bagaimana akhirnya?"   "Bagaimana?"   Tanya Bee Kun Bu. Walau sedang menusuk langiMangit ruang batu itu, namun ia pun memasang kuping mendengarkan penuturan Kee Khuang.   "Seratus orang lebih mati tergigit binatang beracun, tiga ratus orang lebih dimangsa binatang buas, dan sisanya mati terkena pukulan,"   Jawab Kee Khuang dengan air mata meleleh.   "Haaah?"   Sie Bun Yun terkejut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Oleh karena itu...."   Kee Khuang menarik nafas.   "... walau kita bisa ke luar, tetapi pereuma juga."   "Belum tentu,"   Sahut Pek Yun Hui.   Mendadak tampak cahaya menerobos ke dalam Ternyata Bee Kun Bu telah berhasil melubangi langit-langit ruang ba u itu, bahkan telah melesat ke luar melalui lubang itu.   Betapa girangnya Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun, sementara terdengar pula suara seruan Bee Kun Bu dari luar Pek Yun Hui segera melesat ke luar melalui lubang 9 itu, kemudian melihat Bee Kun Bu sedang mengejar dua orang Miauw.   "Jangan mengejar mereka!"   Seru Pek Yun Hui Bee Kun Bu menolehkan kepalanya, Ternyata Sie Bun Yun dan Kee Khuang pun sudah ke luar melalui lubang itu. Bee Kun Bu segera memandang ke depan lagi, namun ke dua orang Miauw itu telah hilang.   "Kita baru ke luar sudah diketahui orang, maka lebih baik kita bersembunyi dulu, jangan terburu-buru memunculkan diri,"   Ujar Kee Khuang.   "Kita harus bersembunyi di mana?"   Tanya Pek Yun Hui kepada orangtua itu.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Kalian ikut akui Aku tahu ada suatu tempat yang dapat digunakan untuk bersembunyi ujar Kee Khuang.   "Kita tidak langsung ke Tok Sui Tong?"   Tanya Bee Kun Bu yang ingat akan Kun Lun Sam Cu terkurung di sana.   "Kita memang harus ke sana, tapi tidak bisa bum-buru,"   Sahut Sie Bun Yun. Tapi...."   Hati Bee Kun Bu kacau balau, sebab ia masih belum bertemu Lie Ceng Loan. Tenang!"   Sie Bun Yun menepuk bahunya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kee Khuang telah mengayunkan kakinya, dan Bee Kun Bu sengaja berjalan di sisinya.   "Cianpwee, di mana Tok Sui Tong itu?"   Tanya Bee Kun Bu berbisik "Di sebelah barat Tebing Merah terdapat air terjun."   Kee Khuang memberitahukan Tok Sui Tong tidak jauh dari tebing itu."   Bee Kun Bu manggut-manggut Kee Khuang terus berjalan, sehingga mereka berempat melewati sebuah bukit Ketika itu Bee Kun Bu mulai memperlambat langkahnya, dan tak lama ia sudah tertinggal beberapa depa.   Bahkan kemudian ia berhenti sambil menengok ke sana ke mari.   Mendadak ia melesat pergi laksana kilat, dan dalam sekejap telah menempuh jarak beberapa mil Namun ketika ia baru mau mempereepat langkahnya, tiba-tiba terdengar Pek Yun Hui memanggilnya.   Suara Pek Yun Hui berhenti Bee Kun Bu memandang ke arah Tebing Merah di belakangnya, kemudian mengerahkan ginkangnya menuju tempat itu.   ***** Bab ke 33 - Menyelidiki Tok Sui Tong Setelah hari mulai gelap, barulah Bee Kun Bu berhenti.   Ketika itu terdengar suara hembusan angin yang men-deruderu, dan terdengar pula suara binatang buas.   sebenarnya Bee Kun Bu tidak takut pada binatang buas, Namun kini ia telah tersesat di jalan, sebab di sekitar tempat itu penuh ditumbuhi rumput dan alang-alang yang sangat tinggi dan tidak tampak ada jalan.   Bee Kun Bu mulai menyesal akan tindakannya meninggalkan Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun, Tadi maksudnya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ingin menuju Tok Sui Tong, tapi saat ini malah tersesat di tempat tersebut Akhirnya Bee Kun Bu mengambil arah barat, dan setelah menempuh sekitar delapan mil, sayup-sayup ia mendengar suara yang amat halus.   Segeralah Bee Kun Bu berhenti sambil mendengarkan suara itu dengan penuh perhatian Karena suara itu semakin jelas, maka ia cepat-cepat mengeluarkan Teng Thian Sin Cin, dan bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan Bee Kun Bu tereengang, sebab suara itu mirip semacam musik.   ia mengerutkan kening, lalu berjalan ke tempat suara musik itu.   Tak lama ia sudah sampai di sebuah lembah.   Ternyata suara musik tersebut mengalun dari dalam lembah itu, Bee Kun Bu langsung memasuki lembah tersebut lalu bersembunyi di balik sebuah batu besar sambil memandang ke depan.   Tampak sebidang tanah di sana, justru sungguh mengherankan tempat itu mirip sebuah taman bunga, dan tereium pula harum bunga yang sangat menyedapkan hidung, Karena tertarik akan keadaan tempat itu, maka Bee V^#N3u berjalan ke sana.   Mendadak ia terbelalak dan terpukau karena melihat beberapa gadis berpakaian tipis sedang bermain musik di situ, dan tampak pula beberapa gadis lain sedang menari-nari lemah gemulai Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam menghimpun hawa murninya agar tidak terpengaruh oleh tarian-tarian yang cukup merangsang itu, Setelah menghimpun hawa murninya, ia jadi tenang, dan barulah memperhatikan mereka.   Detapan gadis menari dan delapan gadis duduk di tanah memainkan alat musik masing-masing, semuanya mengenakan pakaian ciri khas suku Miauw, Bee Kun Bu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   makin terbelalak karena melihat gadis-gadis yang bermain musik itu semuanya buta, namun wajahnya tampak cantik jelita.   Bee Kun Bu tidak habis berpikir, kenapa mata gadis-gadis itu bisa buta? Ketika ia sedang berpikir, mendadak terdengar suara dengusan dingin.   "Hmmm!"   Kemudian disusul pula suara seruan dingin "Berhenti!"   Suara yang begitu dingin itu membuat sekujur badan Bee Kun Bu jadi merinding seketika, ia cepat-cepat menoleh.   Tampak dua orang duduk di atas batu hijau.   Ke dua orang itu lelaki dan wanita.   Si lelaki berambut merah, hidungnya melengkung dan sepasang matanya agak kebiru-biruan, ia sedang menikmati arak.   sedangkan yang wanita berusia tiga puluhan, mengenakan pakaian serba putih, dan wajahnya sungguh cantik memikat Di sisi lelaki itu mendekam seekor binatang aneh berbulu kuning, entah binatang apa itu? Yang berseru dingin tadi adalah wanita tersebut Begitu ia berseru, para gadis yang bermain musik langsung berhenti Wajah mereka berubah kelabu, dan sekujur badan mereka menggigil Begitu pula gadis-gadis yang menari.   Mereka pun berhenti menari.   Wajah mereka berubah pucat pias, dan kaki mereka gemetar "Apakah engkau tidak melihat?"   Tanya wanita cantik itu.   "Melihat apa?"   Sahut lelaki rambut merah.   "Ayunan langkah gadis ke tiga dari sebelah kiri itu salah,"   Wanita cantik itu memberitahukan. Begitu wanita cantik itu mengatakan demikian, gadis ke tiga dari sebelah kiri tersebut langsung menjatuhkan diri berlutut di hadapannya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Hamba memang salah selangkah ketika sedang me-nari, mohon Kongcu (Tuan Putri) mengampuni hamba!"   Ucap gadis itu. Hati Bee Kun Bu tergerak ketika gadis itu memanggil Kongcu kepada wanita cantik tersebut "Hm!"   Dengus wanita cantik itu dingin.   "Mengam-punimu?"   Gadis itu diam di tempat sama sekali tidak berani mendongakkan kepalanya.   "Dongakkan kepalamu!"   Bentak wanita cantik itu. Gadis itu segera mendongakkan kepalanya.   "Aku akan mengampuni nyawamu, tapi tetap akan menghukummu,"   Ujar wanita cantik itu sambil tersenyum.   "Mohon Kongcu meringankan hukuman hamba!H Suara gadis itu gemetar "Baik."   Wanita cantik itu manggut-manggut, lalu menepuk binatang aneh berbulu emas yang ada di sisi lelaki berambut merah.   Binatang aneh berbulu emas itu langsung bangkit berdiri Bee Kun Bu memandang ke arah binatang aneh berbulu emas, Binatang itu sebesar kucing, bentuknya mirip rase, tetapi moncongnya sangat lancip seperti paruh burung, Bee Kun Bu terheran-heran, sebab sama sekali tidak tahu binatang apa itu.   Ketika binatang aneh berbulu emas itu bangkit berdiri bulu di sekujur badannya ikut berdiri "Manis!"   Wanita cantik itu mengelus-elus binatang aneh berbulu emas seraya berkata lembut "Makanlah sepasang mata gadis yang berlutut itu!"   Binatang aneh berbulu emas mengangguk kemudian mendadak melesat ke arah gadis yang berlutut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika Bee Kun Bu mendengar apa yang dikatakan wanita cantik itu, betapa gusarnya dan ingin menolong gadis itu, Akan tetapi, binatang aneh berbulu emas itu sungguh cepat gerakkannya, Begitu tampak cahaya keemasan berkelebat, seketika juga terdengarlah suara jeritan gadis itu yang memilukan "Aaaakh.,.!"   Sepasang matanya telah tereungkil oleh binatang aneh berbulu emas itu, dan sekaligus dilalapnya.   Belum pernah Bee Kun Bu menyaksikan kejadian yang begitu sadis, sehingga membuat kegusarannya me-muncak.   ia langsung membentak sambil meloncat ke luar dari tempat persembunyiannya.   "Hai wanita berhati kejam, kenapa kau bertindak begitu kejam?"   Ketika melihat Bee Kun Bu, wanita cantik dan lelaki berambut merah itu tampak tertegun.   "Engkau siapa? Kenapa mencampuri urusanku?"   Tanya wanita cantik itu dingin.   "Engkau Swat Lo Kongcu, bukan?"   Bee Kun Bu balik bertanya.   Wanita cantik itu tidak menyahut, hanya menatap Bee Kun Bu dengan tajam, sepasang matanya berbinar-binar penuh daya pikat Bee Kun Bu tahu bahwa wanita cantik itu memiliki semacam ilmu pembetot sukma, Oleh karena itu ia segera mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak berani beradu pandang dengan wanita cantik itu.   "Ternyata di luar daerah Miauw, juga ada yang mengetahui namakul"   Ujar wanita cantik itu yang tidak lain adalah Swat Lo Kongcu.   "Orang marga Sen itu bilang apa padamu?"   Yang dimaksudkan orang marga Sen, tentunya adalah Pek Ih Sin Kun, ketua partai Swat San. Karena tidak tahu Pek Ih Sin Kun datang ke situ, maka Bee Kun Bu tidak mau membicarakan nya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Nona itu cuma salah selangkah dalam menari, tetapi kenapa engkau begitu tega menghukumnya dengan cara sesadis itu?"   Ujar Bee Kun Bu bernada gusar "Engkau bersimpati pada mereka?"   Tanya Swat Lo Kongcu dingin. Tentu!"   Jawab Bee Kun Bu.   "Ha ha!"   Swat Lo Kongcu tertawa.   "Kalau engkau tidak muncul Ke tujuh gadis lain masih dapat diampuni! Tapi kini engkau bersimpati pada mereka, sehingga mereka bertujuh pun harus buta karenanya!"   "Engkau sungguh tak berperasaan!"   Bentak Bee Kun Bu dan langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah Swat Lo Kongcu.   sedangkan Swat Lo Kongcu yang duduk di atas batu hijau itu tak bergeraksama sekali Lelaki berambut merah tertawa aneh, lalu mengangkat tangannya untuk menangkis pukulan Bee Kun Bu.   Plaaak! Terdengar suara benturan.   Lelaki berambut merah tetap duduk tak bergeming, sedangkan Bee Kun Bu terdorong ke belakang satu langkah, Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu membentak keras dan melancarkan sebuah pukulan lagi ke arah lelaki berambut merah.   Lelaki berambut merah itu mengerutkan kening dan wajahnya tampak agak berubah, Badannya tergetar oleh pukulan itu, sehingga melambung ke atas tiga depaan tinggi nya.   Kemudian ia berteriak aneh sambil melayang turun ke hadapan Bee Kun Bu sekaligus menggerakkan sepasang lengannya, Tampak bayangan-bayangan lengannya berkelebatan mengurung Bee Kun Bu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu tersentak menyaksikan serangan itu, ia sama sekali tidak menyangka kalau lelaki berambut merah itu berkepandaian begitu tinggi Bee Kun Bu tidak berani menangkis serangan itu, melainkan segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar Dalam waktu sekejap ia sudah berada di belakang lelaki berambut merah itu.   Ketika menyerang Bee Kun Bu, lelaki berambut merah menggunakan ilmu andalannya, yakni Giam Ong Jiauw (Cakar Raja Akhirat), yang sulit dihindari oleh siapa pun.   Akan tetapi, kini Bee Kun Bu yang diserangnya justru hilang mendadak dari hadapannya, ini merupakan kejadian yang tak pernah dialaminya, maka tidak heran kalau orang berambut merah itu tampak terperangah.   padahal sesungguhnya, Bee Kun Bu berhati bijak, tidak mau sembarangan melukai orang, Namun tadi ia telah menyaksikan kekejaman lelaki berambut merah dan Swat Lo Kongcu.   Oleh karena itu, ketika berada di belakang lelaki berambut merah, ia langsung menjulurkan tangannya menyerang Leng Tay Hiat di punggung lelaki berambut merah.   Lelaki berambut merah sudah menduga akan adanya serangan itu, maka secepat kilat meloncat ke depan satu langkah, lalu mendadak membalikkan badannya sambil balas menyerang.   Bum! Terdengar suara benturan keras.   Bee Kun Bu terdorong ke belakang tiga langkah, sedangkan lelaki berambut merah, hanya satu langkah, itu membuat Bee Kun Bu terkejut bukan main, karena kepandaian lelaki berambut merah masih di atas kepandaiannya, Ketika Bee Kun Bu terdorong ke belakang, Swat Lo Kongcu menatapnya dengan mata bersinar aneh, Begitu pula binatang aneh berbulu keemasan itu, ia pun menatapnya dengan sorot mata tajam.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sungguh menyeramkan tatapan Swat Lo Kongcu dan binatang aneh berbulu emas itu, Bee Kun Bu tahu, Swat Lo Kongcu dan binatang aneh berbulu emas itu sedang menjaganya agar tidak kabur Karena itu, Bee Kun Bu segera mengeluarkan Teng Thian Sin Cin.   sementara lelaki berambut merah itu tertawa gelak ketika melihat Bee Kun Bu terdorong ke belakang beberapa langkah.   ia membentak keras sambil menyerang lagi, Bee Kun Bu sudah siap sebelum nya, maka ketika lelaki berambut merah menyerangnya, ia langsung mengayunkan senjata-nya, dan seketika tampak cahaya putih berkelebatan menyilaukan mata.   Lelaki berambut merah melihat cahaya putih berkelebat ke arahnya, tetapi sama sekali tidak dapat melihat senjata apa yang digunakan Bee Kun Bu.   LagipuIa Bee Kun Bu mengeluarkan jurus It Cih Teng Thian (Satu jari Menenangkan Langit), yaitu salah satu jurus dari ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat.   Lelaki berambut merah cepat-cepat menarik kembali serangannya, tetapi, telah terlambat Ketika ia menarik kembali tangannya, Teng Thian Sin Cin telah menusuk telapak tangannya, Betapa gusarnya lelaki berambut merah, maka ia membentak keras sambil meloncat ke belakang.   Di saat itu, Swat Lo Kongcu bertepuk tangan tiga kali, seketika para gadis pemain musik dan penari segera mundur dari tempat itu.   Setelah berhasil melukai telapak tangan lelaki berambut merah, Bee Kun Bu tidak mau lama-Iama di situ, Tapi sebelum badannya bergerak, Swat Lo Kongcu telah berseru dengan suara nyaring.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Senjata yang luar biasa! Tinggalkan senjata itu, agar nyawamu diampuni! Kalau tidak, engkau pasti mati dengan tubuh tak utuh!"   "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu.   "Engkau sungguh bermulut besar!"   Sambil menyahut Bee Kun Bu memandang pada nya.   Tampak sepasang mata Swat Lo Kongcu menyorot anch, sehingga membuat Bee Kun Bu nyaris terkulai Kini Bee Kun Bu semakin yakin, bahwa Swat Lo Kongcu memiliki semacam ilmu sesat yang dapat membetot sukma orang.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Bee Kun Bu segera menghimpun hawa murninya, dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.   "Hi hi!"Swat Lo Kongcu tertawa cekikikan "Sungguh besar nyalimu, bukan cuma berani menerobos masuk daerah Miauw, bahkan berani pula melukai Liat Pah To, ketua suku Miauw!"   Liat Pah To? Nama tersebut membuat Bee Kun Bu tersentak kaget, dan sekaligus memandang lelaki berambut merah. Lelaki berambut merah juga menatapnya dengan penuh kegusaran, namun tetap berdiri diam di tempat.   "Jadi engkau adalah Liat Pah To?"   Tanya Bee Kun Bu. Liat Pah To menggeram, lalu mendadak menyerang Bee Kun Bu, tapi keburu dicegah oleh Swat Lo Kongcu. Tunggu!"   Liat Pah To langsung diam di tempat, kelihatannya ia sangat menurut pada Swat Lo Kongcu.   "Sudah tahu kesalahanmu?"   Tanya Swat Lo Kongcu pada Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kalian berdua begitu sadis,"   Sahut Bee Kun Bu.   "Aku hanya ingin menolong gadis itu, tetapi kalian malah menyerangku, Jadi siapa yang bersalah?"   "Hm!"   Dengus Swat Lo Kongcu dingin.   "Oh ya!"   Bee Kun Bu teringat sesuatu.   "Aku ingin bertanya sesuatu padamu!"   "Engkau ingin menanyakan apa?"   Swat Lo Kongcu tersenyum.   "Apakah ada dua lelaki dan satu wanita berada di Tok Sui Tong?"   Tanya Bee Kun Bu, yang dimaksudkannya adalah Kun Lun Sam Cu.   "Ada atau tidak, kau mau apa?"   Sahut Swat Lo Kongcu acuh tak acuh.   "Kenapa harus banyak bicara dengannya?"   Sela Liat Pah To tidak senang, lalu bersiap menyerang Bee Kun Bu.   "Maukah engkau diam?"   Swat Lo Kongcu melotot "Baik, itu terserah engkau saja,"   Sahut Liat Pah To, lalu diam. Bee Kun Bu tahu jelas kedudukan Liat Pah To, tapi setelah menyaksikan itu, ia sudah tahu bahwa Liat Pah To dikuasai Swat Lo Kongcu, Oleh karena itu, Bee Kun Bu lebih berhatihati menghadapi Swat Lo Kongcu.   "Kalau ada, lepaskan mereka,"   Ujar Bee Kun Bu.   "Oh?"   Swat Lo Kongcu tertawa.   "Apa hubunganmu dengan mereka?"   Tiada hubungan apa-apa!"   Sahut Bee Kun Bu terpaksa berdusta, agar Swat Lo Kongcu tidak mengetahui hubungannya dengan Kun Lun Sam Cu.   "Wuaht"   Swat Lo Kongcu tertawa lebar.   "Jelas engkau berbohong!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Wajah Bee Kun Bu langsung memerah, dan ia tidak tahu harus menyahut ap&, sedangkan Swat Lo Kongcu menatapnya tajam.   "Engkau datang ke mari tentu demi tiga orang itu, bukan?"   Tidak salah!"   Bee Kun Bu mengangguk "Harap engkau sudi melepaskan mereka bertiga!"   "ltu gampang!"   Swat Lo Kongcu sambil tertawa licik "Asal engkau bersedia meninggalkan senjata itu di sini!"    Sepasang Pendekar Kembar Karya Kho Ping Hoo Saputangan Berdarah Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong

Cari Blog Ini