Bangau Sakti 105
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 105
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Tanpa diduga, di dinding batu lain telah muncul sebuah lubang, Bee Kun Bu masih tertegun menyaksikan lubang itu, Lama kemudian barulah ia mendekati lubang dan terus melihat ke dalamnya. Bee Kun Bu baru mengetahui, bahwa huruf itu ternyata semacam alat membuka dinding batu yang di sebelah kanan Maka dapat dibayangkan betapa girangnya Bee Kun Bu setelah menemukan jalan ke luar itu. Akan tetapi, lubang itu sangat gelap dan entah berapa dalam Terdengar pula suara hembusan angin Setelah didengar dengan penuh perhatian, merindinglah Bee Kun Bu! Sebab suara hembusan angin itu bagaikan suara rintihan orang yang sangat memilukan Bee Kun Bu ragu, Dia masih belum mengambil keputusan untuk memasuki lubang tersebut Tadi ia girang bukan main, namun setelah mendengar suara hembusan angin yang menyeramkan itu, timbul pula rasa ragunya. Cukup lama Bee Kun Bu berdiri dekat lubang itu. Dan akhirnya dia mengambil keputusan untuk memasuki-nya. Perlahan-lahan ia merangkak ke dalam, mungkin akan sampai di suatu tempat yang lebih menyeramkan! Tapi apa boleh buat, tiada pilihan lain baginya, harus coba meloloskan diri melalui lubang tersebut Begitu sampai di dalam, sekujur badannya merinding karena terhembus angin yang sangat dingin Padahal ia cuma merangkak beberapa depa ke depan, tapi badannya sudah mulai menggigil kedinginan Bee Kun Bu menarik nafas dalamdalam, sambil terus mempereepat rangkakannya ke depan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tak seberapa lama, suara deruan yang amat menyeramkan semakin terdengar jelas, Menyerupai suara rintihan orang yang sekarat Bee Kun Bu sama sekali tidak mengerti, sebetulnya suara apa itu. Sebab suara itu mirip suara keluhan dan rintihan beberapa orang yang amat memilukan Walau menyadari kalau dirinya berkepandaian tinggi, saat ini Bee Kun Bu merasa takut Sebab, suara itu mirip suara setan iblis di dalam neraka! Bee Kun Bu terus merangkak ke depan, Ketika suara itu semakin jelas, Bee Kun Bu pun nyaris merangkak mundur kembali ke dalam penjara tulang-belulang putih. ia berhenti dari merangkak Kemudian terlihat menghimpun hawa murninya dalam posisi merangkak Setelah itu Bee Kun Bu merasa tidak begitu kacau ketika mendengar suara-suara yang menyeramkan Tak lama ia mulai merangkak maju lagi, Berselang beberapa saat kemudian, tiba-tiba ia menyentuh suatu benda yang sangat dingin. Karena terkejut Bee Kun Bu langsung merangkak mundur selangkah Lorong itu sangat gelap membuatnya tidak bisa melihat benda apa yang tersentuh tadi. Sesudah hilang rasa kagetnya, ia menjulurkan tangan ke depan, untuk meraba-raba, Baru tahu sekarang kalau yang disentuhnya tadi sebuah pintu besi kecil Bee Kun Bu menarik nafas lega, Lalu dia mengeluarkan batu dari dalam bajunya, Setelah digosok batu api itu menyala. Kini matanya melihat sebuah gembok di pintu besi itu. Sesudah melihat jelas, Bee Kun Bu menyimpan batu api ke dalam bajunya, ia menjulurkan tangan menggenggam gembok, lalu ditariknya sekuat tenaga. Braaak! Gembok itu tertarik copot KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sebelum Bee Kun Bu menarik copot gembok, ia masih mendengar suara yang sangat menyeramkan tadi, Dan begitu gembok ditarik sampai copot, mendadak suara yang menyeramkan lenyap, tak terdengar lagi. Bee Kun Bu tertegun ia sama sekali tidak tahu apa sebab musababnya suara yang menyeramkan itu terhenti mendadak Lama sekali barulah ia menjulurkan tangannya mendorong pintu besi. Seketika terdengarlah suara Krek! Kreeeek! Tampak pula sedikit cahaya di dalam, Hal itu sangat menggembirakan Bee Kun Bu, maka ia pun menjulurkan kepala ke dalam, seketika sekujur badannya seperti tersengat strom, bergemetar lalu diam Padahal entah sudah berapa puluh kali Bee Kun Bu menghadapi bahaya, juga sering menyaksikan hal-hal yang menyeramkan Namun kejadian barusan membuatnya merasa begitu ketakutan sebetulnya apa yang telah dilihatnya? Meskipun Bee Kun Bu kini agak tenang, belum tentu ia akan merangkak maju, kemungkinan besar malah akan merangkak mundur. Ternyata ketika Bee Kun Bu memandang ke dalam, di situ ternyata merupakan sebuah penjara. Tampak cahaya kehijauhijauan, bahkan terlihat juga belasan orang duduk diam dengan mata menatap Bee Kun Bu. Mereka terlihat tidak menyerupai manusia lagi, Semua sudah cacat, tangan dan kaki tidak utuh, Mata, hidung, mulut, dan telinga sudah tidak karuan bentuk dan rupanya. Akan tetapi yang mengherankan mereka masih hi-dup! Lalu bagaimana mereka mempertahankan hidup seperti itu? Mereka lebih tepat dikatakan menyerupai mayat hidup, Tatapan mereka kepada Bee Kun Bu menyiratkan rasa kebencian Tentu saja Bee Kun Bu heran bukan main, kenapa mereka menatapnya dengan cara begitu, Seakan memendam dendam kesumat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pemuda itu memandang ke atas, Ternyata di situ terukir beberapa huruf berbunyi demikian. "Penjara Mayat Hidup". Setelah membaca huruf-huruf itu, Bee Kun Bu pun menarik nafas panjang, Semula ia mengira telah menemukan jalan ke luar, ternyata cuma berpindah ke penjara yang lain. Namun biar bagaimanapun, penjara ini kelihatan lebih bagus daripada penjara Tulang Belulang Putih". Dengan berpikir demikian, Bee Kun Bu memberanikan diri merangkak ke dalam, lalu bangkit berdiri sementara belasan orang yang menyerupai mayat hidup itu tetap menatapnya, sama sekali tak bergeming. Bee Kun Bu merasa merinding ditatap terus-menerus dengan cara begitu, Akhirnya ia terpaksa senyum dalam kegetiran dan ketegangan "Sebetulnya siapa kalian?" Gumamnya dalam hati. Seakan mendengar ucapan Bee Kun Bu, salah seorang yang hanya punya sebelah kaki dan tangan serta kulit muka yang hilang sebelah itu, tertawa gelak. Tawanya itu sungguh menyeramkan Hal itu sangat mencengangkan Bee Kun Bu, apalagi ketika yang lain pun ikut mengeluarkan suara tawa yang menggiriskan Bee Kun Bu termundur-mundur hingga punggungnya membentur dinding batu di belakangnya. Belasan mayat hidup itu terus tertawa, Kian lama kian bertambah keras dan menyeramkan itu membuat Bee Kun Bu merasa tidak tahan "Diam!" Bentaknya dengan suara keras dan menggetarkan Sebab bentakan itu menggunakan Lweekang, suaranya terdengar sangat keras dan lantang, membuat suara tawa itu berhenti seketika. Pada waktu bersamaan, salah satu mayat itu berteriak aneh sambil menerjang ke arah Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Begitu melihat serangan, Bee Kun Bu kaget karena gerakannya sungguh cepat. Tentu orang itu berkepandaian tinggi, pikirnya. Tapi Bee Kun Bu tahu, belasan orang itu pasti tawanan Swat Lo Kongcu, Maka ia tidak ingin bertarung dengan mereka. Ketika serangan itu sudah mendekap Bee Kun Bu segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu untuk mengelak. Bersamaan dengan itu tampak beberapa orang mulai menyerangnya pula. Bee Kun Bu tetap tidak balas menyerang, hanya mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu untuk terus menghindar Terlihat belasan sosok bayangan berkelebat ke sana ke mari, Tapi tiada satu pun yang mampu menyentuh pakaian Bee Kun Bu. Pada waktu Bee Kun Bu berkelit ke sana ke mari dengan ilmu langkah ajaib, otaknya terus bekerja keras, Mereka semua berkepandaian cukup tinggi, namun kenapa bisa cacat seperti itu? sesungguhnya tidak begitu sulit bagi Bee Kun Bu untuk merobohkan mereka. Namun ia tidak sampai hati melukai mereka. "Di antara kalian, siapa yang mengerti apa yang kukatakan? Kuminta cepat berhentil Aku tahu kalian dicelakai Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To, lalu kenapa kalian malah menyerang aku?" Seru Bee Kun Bu sambil terus berkelit dengan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Seusai Bee Kun Bu berseru, salah seorang bersiul panjang. Yang lain segera mundur lalu berdiri diam, namun terus menatap Bee Kun Bu lekat-lekat Bee Kun Bu menarik KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ nafas lega, sebab di antara mereka ada yang mengerti bahasa Han. "Siapa engkau ?" Tanya salah seorang yang sangat menyeramkan tidak punya tangan, Kulit mukanya terkupas semua, mirip sebuah tengkorak. "Aku bernama Bee Kun Bu, murid partai Kun Lun!" Sahut Bee Kun Bu memberitahukan. "Mau apa engkau ke mari?" Tanya orang itu lagi. "Aku datang untuk menolong orang, tapi malah ditawan oleh Swat Lo Kongcu!" Sahut Bee Kun Bu jujur "Engkau datang dari penjara Tulang Belulang Putih, kenapa dirimu tidak mati atau terluka?" "Karena aku telah mengerahkan Lweekang untuk melawan racun itu?" Sahut Bee Kun Bu. "Bolehkah aku tahu siapa Anda?" Tanyanya kemudian. "Sebetulnya aku murid partai Hwa San. Tujuh tahun lalu aku tersesat di daerah Miauw ini, sehingga ditangkap oleh Swat Lo Kongcu, dan dipenjarakan di sini!" "Ooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut "Apakah di sini ada jalan keluarnya?" Pertanyaan Bee Kun Bu membuat belasan orang itu tertawa aneh, sedangkan Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Kenapa kalian tertawa? Apa yang kalian tertawa-kan?" Bentak Bee Kun Bu. Malan keluarnya? Kalau ada jalan keluarnya, bagaimana mungkin kami terkurung di sini sampai sekian tahun lamanya?" Sahut orang itu sambil tertawa seram. "Kini engkau telah sampai di sini, maka boleh tenang jadi mayat hidup di sini pula! He he he!" Bee Kun Bu tertegun KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Diam!" Dia kembali membentak dengan suara mengguntur seketika juga mereka berhenti tertawa, Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam. "Kalau tiada jalan ke luarnya, bagaimana kalian masuk ke mari? Orang harus berusaha, kenapa kalian begitu cepat putus asa?" Tukasnya dengan geram. Mereka tidak menyahut, melainkan menunjuk ke atas, Bee Kun Bu langsung mendongakkan kepala memandang ke atas, seketika juga ia terbelalak ternyata tempat itu berada di dasar sebuah sumur Mulut sumur yang di atas itu tampak cuma sebesar telapak tangan, Dapat dibayangkan betapa dalamnya sumur itu. "Kalian datang dari atas?" Tanya Bee Kun Bu dengan kening berkerut tajam. "Di antaranya memang, namun ada pula yang seperti engkau!" Jawab orang itu memberitahukan. "Kabur dari penjara Tulang Belulang Putih, justru malah terkurung di sini!" "Oh?" Bee Kun Bu terbelalak, kemudian memandang dinding sumur itu. Ternyata dinding sumur itu telah berlumut, tentu teramat sulit untuk memanjat ke atas. "Oh ya, dari mana kalian memperoleh makanan?" "Diturunkan dari atas dengan tali!" "Kalau begitu, kenapa kalian tidak memanjat ke atas dengan tali itu?" Tanya Bee Kun Bu heran. "He he he!" Orang itu tertawa terkekeh-kekeh. "Engkaupun ditakdirkan seperti kami, kenapa engkau masih menyebut "Kalian?" Lihatlah! Kebetulan ada makanan diturunkan dari atas, engkau boleh coba memanjat ke atas dengan tali itu!" Bee Kun Bu memandang ke atas, Tampak seutas tali sedang diturunkan Ujung tali itu mengikat sebuah keranjang bambu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah berjarak tiga depa, tali berhenti, Bee Kun Bu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, langsung saja ia melesat ke atas sambil menjulurkan tangannya meraih tali. Tangan Bee Kun Bu berhasil meraih tali, namun mendadak tali itu putus, Ternyata tali itu gampang putus, Hanya kuat menahan beban keranjang bambu, tidak kuat menahan beban yang seberat orang. Bee Kun Bu jatuh bersama keranjang bambu, Ke-ranjang itu ternyata berisi berbagai macam makanan yang telah busuk dan basi. Akan tetapi, belasan orang itu tanpa peduli, langsung menyantap dengan lahapnya, Bee Kun Bu cepat memalingkan wajah, tidak sampai hati menyaksikannya, Pada saat bersamaan, terdengarlah suara Swat Lo Kongcu di atas. "Bee siauhiap! Tentunya engkau telah kabur dari penjara Tulang Belulang Putih itu, Kini pasti merasa puas sekali akan penjara Mayat Hidup ini! Beberapa hari lalu, telah mati salah seorang mayat hidup, Kebetulan engkau menggantikannya di situ!" "Hei! perempuan jalang!" Bentak Bee Kun Bu. "Engkau akan memperoleh ganjaran atas perbuatanmu sendiri!" "He he he!" Swat Lo Kongcu tertawa. "Perlu engkau ketahui! Di penjara itu cuma terdapat sebuah jalan ke luar, juga hanya aku seorang yang mengetahui jalan itu! Kalau aku masih hidup, mungkin akan melepaskanmu di saat aku merasa senang! Apabila aku mati, engkaupun tidak bisa ke luar, dan selamanya jadi mayat hidup di situl" Sebetulnya Bee Kun Bu ingin mencaci maki Swat Lo Kongcu, namun apa yang diucapkan wanita itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran, Sebab, tanpa sengaja Swat Lo Kongcu telah membocorkan, bahwa di situ terdapat sebuah jalan ke luar. Seusai mengucapkan begitu, Swat Lo Kongcu pergi sambil tertawa terkekeh-kekeh. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ***** Bab ke 39 - Berupaya Mencari jalan Ke luar Bee Kun Bu menatap belasan orang itu, lama sekali "Kalian semua sudah dengar kan?" "Dengar apa?" Tanya salah seorang dari mereka. "Perempuan jalang itu bilang, di dalam penjara ini terdapat sebuah jalan ke luar!" Bee Kun Bu memberi-tahukan. Tidak salah!" Orang itu manggut-manggut Tapi cuma dia seorang yang tahu jalan ke luar ituI" Tapi bukankah kita boleh coba mencari jalan ke luar itu?" Tukas Bee Kun Bu. "He he!" Orang itu tertawa, sama sekali tidak mengacuhkan apa yang dikatakan Bee Kun Bu. Bee Kun Bu tahu mereka menganggap perkataannya cuma merupakan suatu lelucon belaka, Sebab mereka telah hidup sekian tahun di tempat ini, tentunya telah berupaya meloloskan diri, namun tidak berhasil. Oleh karena itu, Bee Kun Bu terdiam dengan rasa tereekam dan jengkel Sebelum tiba di daerah Miauw ini, ia tidak pereaya Swat Lo Kongcu begitu cerdik dan Uhay, Kini, barulah ia tahu Swat Lo Kongcu begitu cantik dan lihay, Pantas air muka Pek Hi Sin Kun, ketua partai Swan San tampak berubah ketika membicarakan wanita tersebut! Bee Kun Bu terus berpikir sambil mendongakkan kepala memandang ke atas, Mulut sumur itu cuma sebesar telapak tangan, tentunya tidak mungkin memanjat ke atas. Karena itu, ia mendekati dinding sumur, Segera diperiksanya dengan cermat sekali Akan tetapi, ia tidak menemukan suatu apapun, sebab dinding sumur itu sangat licin dan berlumut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Setelah memeriksa ke sana ke mari, Bee Kun Bu pun tampak putus asa. Namun ia masih terus mengawasi dengan cermat dinding sumur yang agak tinggi sementara belasan orang itu hanya diam sambil memandang Bee Kun Bu. Mendadak terdengar suara salah seorang dari mereka. "Di sebelah sudut kiri terdapat sebuah batu yang agak menonjol ke atas!" Orang itu menunjuk ke arah batu yang agak menonjol Bee Kun Bu segera menengok ke sana, Giranglah hatinya karena melihat sebuah batu yang agak menonjol di sudut kiri ia cepat-cepat mendekati batu itu, lalu menghimpun Lweekangnya guna mengangkat batu tersebut Batu itu tampak terangkat sedikit, tetapi sama sekali tidak mempengaruhi tempat tersebut Bee Kun Bu tereengang, kemudian menengok ke sana ke mari, Tiba-tiba matanya bentrok dengan sebuah mutiara yang menempel pada dinding sumur itu, Ternyata mutiara itu khususnya untuk menerangi tempat tersebut Tapi sungguh tinggi mutiara itu, Dari bawah sampai ke tempat mutiara itu berjarak hampir tujuh-delapan depa. Bee Kun Bu menghimpun hawa murninya, kemudian melesat ke atas, ke tempat mutiara itu, Namun sebelum mencapai tempat itu, badannya sudah merosot ke bawah. Cepat-cepatlah Bee Kun Bu menghimpun hawa murninya lagi, lalu memukul ke dinding, pukulannya itu membuat badannya melambung ke atas. sedangkan belasan orang itu terus-menerus menatapnya, Mereka tidak yakin Bee Kun Bu mampu mencapai tempat mutiara itu. Akan tetapi, di saat badannya melambung ke atas, Bee Kun Bu menggunakan jurus Ku Cu Hoan Sin (Burung Dara KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Membalikkan Badan), Seketika tubuhnya berjungkir balik ke atas. Di saat bersamaan, Bee Kun Bu pun memukul ke arah dinding, Maksudnya, agar mutiara yang di atas tergoncang ke luar oleh pukulannya. Plaaak! Mutiara itu betul-betul tergoncang ke luar dari dinding sumur Bee Kun Bu bergerak cepat menyambut mutiara itu, kemudian buru-buru menghimpun hawa murni sambil kakinya menendang dinding, Secepat itu badannya melambung ke atas lagi. Dengan cepat pula sebelah tangannya meraih tempat mutiara yang agak cekung ke dalam itu, sehingga badannya bergantung di situ. sementara badannya bergantung, ia terus berpikir sedangkan belasan orang itu bersorak tanpa sadar kelihatannya mereka sangat kagum pada Bee Kun Bu. Namun Bee Kun Bu malah tersenyum getir Kini ia memang telah bergantung di situ, tapi apa gunanya? Sebab, tidak mungkin dirinya bisa mencapai mulut sumur itu, Lagipula, tak lama badannya pasti merosot kebawah. ia menengok ke sana ke mari, berharap ada suatu tempat yang agak menonjol untuk menaruh kakinya, Setelah menengok ke sana ke mari dengan penuh perhatian mendadak ia berseru girang. Ternyata ia melihat seekor kadal merayap di dinding, kemudian menghilang menyusup ke dalam dinding sumur yang agak retak, Kalau Bee Kun Bu tidak melihat kadal itu, tentunya tidak bisa mengetahui dinding sumur yang agak retak itu. Bee Kun Bu melesat ke atas, Kemudian tangannya menancap ke dalam dinding sumur yang retak sedikit itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Akan tetapi, ia tahu tidak bisa bertahan lama di situ, karena kakinya tidak menginjak apapun, kecuali mengandalkan pada tenaga tangannya untuk bergantung di situ. Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam sambil memandang ke bawah, Tampak belasan orang di dasar sumur itu menatapnya dengan penuh kekaguman setelah itu, Bee Kun Bu pun mulai memperhatikan dinding sumur ia berharap bisa menemukan dinding yang retak. Sekian lama ia meneliti dengan seksama, Akhirnya ia melihat juga dinding di atas terdapat sedikit keretakan Tapi ia tidak langsung melesat ke atas. Dikerutkan keningnya dengan tajam, seakan sedang berpikir Kalau ia berhasil meraih dinding yang retak itu, memang tidak masalah, tapi kalau gagal, tentunya ia akan celaka, Badannya pasti jatuh ke dasar sumur Bee Kun Bu termangu-mangu bergantung di situ, Akhirnya ia mengambil keputusan untuk melesat ke atas, Dihimpunnya hawa murni, lalu melesat ke atasi Belasan orang yang di bawah menahan nafas semua, Namun Bee Kun Bu berhasil mencapai tempat itu, Tangannya telah menancap ke dalam dinding sumur yang retak itu, seketika belasan orang itu berteriak-teriak aneh, mirip sorak-sorai yang riuh gemuruh. "Kalian tenang saja!" Ujar Bee Kun Bu berjanji "Kalau aku berhasil ke luar, aku pasti menolong kalian juga!" Bee Kun Bu mulai mencari dinding sumur yang retak, setelah itu ia mulai melesat ke atas lagi dengan cara yang sama, Semakin tinggi Bee Kun Bu semakin berhati-hati, Sebab, kalau badannya jatuh, pasti hancur remuk! ia mendongakkan kepala memandang ke atas, Tujuh atau delapan depa lagi sudah bisa mencapai mulut sumur itu, Keadaan terang mulai dapat dilihatnya, Bee Kun Bu tetap dengan cara yang sama melesat ke atas. Berselang beberapa saat kemudian, Bee Kun Bu telah berhasil mendekati mulut sumur itu. Namun mendadak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ keningnya berkerut Ternyata ia melihat seseorang bertubuh tinggi besar berdiri di pinggir mulut sumur Orang itu menatapnya. Tangan orang itu menggenggam sebuah martil besar, diarahkan pada mulut sumur Kelihatannya sudah siap memukul apabila Bee Kun Bu naik ke mulut sumur Menyaksikan itu, air muka Bee Kun Bu pun berubah. Kini telah mendekati mulut sumur itu, bagaimana mungkin ia akan mundur ke bawah. Lagipula kalau ia mundur, itu berarti dirinya akan jatuh. Bee Kun Bu terus memutar otak, sebab jarak ke mulut sumur tinggal satu depa, sedangkan orang itu terus menatapnya tak berperasaan sama sekali. Tiba-tiba timbul sedikit harapan dalam benak Bee Kun Bu, ternyata ia yakin orang itu tidak bisa bertahan lama terus menggenggam martil yang sangat berat Apa-bila tangan orang itu merasa ngilu, maka ia dapat memanfaatkan kesempatan untuk melesat ke atas. Setelah mendapat pikiran demikian, hati Bee Kun Bu mulai lega, Dia mulai menghimpun tenaga dalamnya sambil menatap orang itu dengan mata tak berkedip, Sebab ia tahu, rasa ngilu di tangan orang itu cuma memakan waktu sekejap, Maka ia tidak boleh melepaskan kesempatan itu! Bee Kun Bu terus menunggu, walau tidak begitu lama, ia merasa seperti sudah melewati waktu berjam-jam. sementara orang itu tetap berdiri di tepi mulut sumur, tak bergerak sama sekali, Mirip sebuah patung penghias pinggir sumur. Bee Kun Bu harus menunggu dengan sabar Sejam telah berlalu, orang itu tampak mulai lelah, Giranglah Bee Kun Bu, dan cepat-cepat menghimpun hawa murninya Tangan orang yang menggenggam martil besar itu mulai menurun sedikit itulah yang ditunggu-tunggu Bee Kun Bu. Langsung saja tubuhnya melesat ke atas, Orang itu pun cepat-cepat mengangkat martil besar tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dan pada saat orang itu mengangkat martil besarnya, Bee Kun Bu telah berhasil melesat ke atas, Begitu sepasang kakinya menginjak tanah, tangannya langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah penjaga mulut sumur itu. Kebetulan orang itu pun melancarkan serangan dengan martil besarnya, Cepat-cepat Bee Kun Bu menarik kembali pukulannya, sekaligus mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu untuk berkelit Setelah itu, barulah Bee Kun Bu melancarkan pukulan lagi. Blukk! Orang itu terpental jatuh. Bee Kun Bu melesat ke arahnya secepat kilat, lalu menotok jalan darahnya, seketika orang itu tidak mampu bergerak lagi, Dari mulutnya tampak tersembur darah segar. Dan ternyata sesaat kemudian dia telah mati. Bee Kun Bu tertegun Setelah memperhatikan dengan seksama, barulah Bee Kun Bu tahu, orang itu tertindih oleh martilnya yang amat besar. Bee Kun Bu menarik nafas panjang, lalu menengok ke sana ke mari seketika juga ia terbelalak karena dirinya berada di sebuah ruang batu. Tak ada pintu, yang tampak hanya berbagai macam lukisan bergantung di dinding ruang batu itu, Terlihat pula sebuah huruf "Hek" (Hitam) terukir di dinding batu. "Hek" Apa? Bee Kun Bu tidak habis berpikir, kemudian ia menggeserkan sebuah lukisan yang di sisi huruf tersebut Muncul lagi huruf lain berbunyi demikian . "Penjara Hitam Menunggu Kematian". Setelah membaca huruf-huruf itu, Bee Kun Bu nyaris jatuh duduk seketika, Ternyata kini ia berada di dalam penjara lagi Swat Lo Kongcu pernah mengatakan ada tujuh macam penjara di Tok Sui Tong, Jadi ia harus melewati tujuh macam penjara itu, barulah bisa meloloskan diri! Saat ini ia baru sampai di penjara ke tiga, maka masih harus melewati beberapa penjara Iain. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu berdiri termangu-mangu. Tempat itu disebut penjara "Hitam", agak tidak sesuai, sebab ruang batu itu tampak bergemerlapan Kenapa ruang batu itu disebut "Penjara Hitam Menunggu Kematian?" Padahal tiada suatu yang aneh di situ, Bee Kun Bu sungguh tidak habis berpikir Orang yang tinggi besar itu berdiri di mulut sumur, berarti di tempat tersebut ada jalan ke Iuarnya! Oleh karena itu, Bee Kun Bu pun mulai memperhatikan ruang batu itu, bahkan mengetuk-ngetuk pula dengan jari tangan nya. Setelah itu, ia melancarkan sebuah pukulan ke arah dinding batu. Taak! Sebuah batu kecil jatuh ke bawah, Muncullah sebuah lubang kecil di dinding batu itu, Bee Kun Bu memandangnya dengan perasaan heran Karena merasa heran, ia pun mengintip ke dalam melalui lubang kecil itu. Gelap gulita di dalam, tidak tampak apa pun di sana. Bee Kun Bu mengerutkan kening, kemudian mulai memukul ke sana ke mari lagi. Akan tetapi, hasilnya cuma membuat lubang-lubang kecil Hal itu membuat Bee Kun Bu sungguh tidak mengerti. Bee Kun Bu menarik nafas panjang. Di saat bersamaan sayup-sayup ia mendengar semacam suara aneh. Serr! Serrt! Bee Kun Bu segera mempertajam pendengarannya dengan penuh perhatian Tak lama suara itu dirasakan muncul dari empat penjuru. Betapa herannya Bee Kun Bu, sebab suara itu mirip suara binatang kecil sedang merayap, ia ingin tahu sebetulnya suara apa itu, maka mendekati salah sebuah !ubang, Mendadak ia terhenti, kaget Ternyata ia melihat begitu banyak semut putih sebesar jempol tangan merayap ke luar dari lubang-lubang kecil itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Semut-semut putih itu terus merayap menuju mayat orang tinggi besar Dalam waktu sekejap, sekujur mayat itu telah dikerumuni semut-semut putih. sedangkan se-mut-semut putih lain masih terus merayap ke luar dari lubang-lubang kecil di dinding batu itu. Menyaksikan itu, Bee Kun Bu tergerak mundur dengan mata terbeliak lebar Semut-semut putih yang mengerumuni mayat itu mengeluarkan suara yang sangat anen Merinding Bee Kun Bu mendengarnya. Ruang batu itu telah dipenuhi semut-semut putih dalam jumlah yang tak terhitung. Bee Kun Bu tahu, tak lama lagi semut-semut putih itu akan merayap ke arahnya. Walau ia berkepandaian tinggi, tampaknya sulit menghadapi semut-semut putih yang jumlahnya laksaan itu. Bee Kun Bu berdiri mematung di tempat Sama sekali ia tidak tahu harus berbuat apa! sementara semut-semut putih yang mengerumuni mayat itu mulai merayap turun Terbelalaklah Bee Kun Bu, karena mayat itu telah berubah jadi sosok tengkorak, Hanya dalam waktu singkatl Semut-semut putih itu mulai merayap ke arah Bee Kun Bu. Cepat-cepat dia mengibaskan tangannya memukul ke arah ribuan serangga berwarna putih itu, MeBee Kun Bu berdiri mematung di tempat Sama sekali ia tidak tahu harus berbuat apal sementara semut-semutpun mengerumuni mayat itu mulai merayap turun. Terbelalak mata Bee Kun Bu, karena mayat itu telah berubah jadi sosok tengkorak Hanya dalam waktu singkat. Memang banyak yang mati, tapi di antara mereka telah berhasil merayap ke badan nya. Bukan main sakitnya ketika semut itu mulai menggigit Secepat kilat ia menepuki semut putih yang menggigit badannya, Akan tetapi, semut lain mulai merayap ke badannya lagi, membuat Bee Kun Bu berloncat-loncatan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sudah sekian lama Bee Kun Bu berkecimpung di rimba persilatan, entah berapa banyak musuh tangguh yang dihadapinya, namun kali ini merasa kewalahan menghadapi binatang-binatang aneh itu. sementara semut-semut putih mulai banyak menghinggapi badannya, betapa gugup dan paniknya Bee Kun Bu. Rasa nya ingin bunuh diri daripada mati digigit semut-semut putih itu. Di saat ia mulai putus asa, mendadak terdengar pula suara "Kreeek". Muncul sebuah pintu di dinding batu, Bee Kun Bu girang bukan main, maka tanpa banyak berpikir lagi langsung saja ia melesat ke arah pintu itu. Setelah melesat ke dalam pintu itu, Bee Kun Bu merasa ada sesuatu yang tak beres di situ. Tempat itu sangat gelap, Bahkan dirasakan badannya merosot ke bawah. "Haaah...!" Bee Kun Bu menjerit kaget, karena badannya terus merosot ke bawah, Berselang beberapa saat kemudian, dirasakan badannya jatuh di atas suatu benda lunak. Sebelum ia tahu jelas benda apa itu, badannya telah dirangkul erat-erat oleh benda itu. Bee Kun Bu berusaha meronta, namun sama sekali tidak dapat melepaskan diri dari benda itu, sementara itu terdengarlah suara tawa Swat Lo Kongcu yang terkekehkekeh, menyusul tempat itu berubah terang. Terlihat seorang Miauw membawa sebuah obor. Di sisi orang Miauw itu berdiri Swat Lo Kongcu yang tertawa terkekeh-kekeh tak henti-hentinya. Saat ini, barulah Bee Kun Bu tahu dirinya terperangkap di dalam sebuah jalan yang dibuat dari semacam kawat "He he!" Swat Lo Kongcu masih tertawa. "Bee siau-hiap! Kalau aku tidak membuka pintu itu, apa pula yang terjadi atas dirimu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu diam saja, ia tahu Swat Lo Kongcu melepaskan dirinya dari ruang batu itu cuma ingin meng-hina, bukan bermaksud menolongnya "Kenapa diam saja?" Swat Lo Kongcu tersenyum "Kini engkau sudah tahu akan kehebatanku?" "Hh!" Dengus Bee Kun Bu dingin "Apa hebatnya engkau? Berani cuma menggunakan jebakan!" "Kalau satu lawan satu, apakah engkau mampu melawan?" Tantang Swat Lo Kongcu sambil tertawa cekikikan "Engkau boleh coba!" Sahut Bee Kun Bu, tanpa rasa gentar "Hm!" Dengus Swat Lo Kongcu dingin "Engkau tidak perlu mamanasi aku, agar melepaskan dirimu!" Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Aku menghendaki engkau mengerjakan sesuatu. Kalau berhasil, aku akan membiarkanmu membawa pergi Kun Lun Sam Cu!" Ujar Swat Lo Kongcu. "Aku harus mengerjakan apa?" Tanya Bee Kun Bu cepat "Tahukah engkau, saat ini Lie Ceng Loan telah jatuh di tanganku?" Ujar Swat Lo Kongcu. "Engkau...," Air muka Bee Kun Bu langsung berubah. "Engkau apakan dirinya? Hati-hati engkau!" "Ha ha!" Swat Lo Kongcu tertawa terbahak-bahak. "Kini engkau telah terjaring di dalam jala, bagaimana mungkin dapat meloloskan diri? Jadi jangan sok!" Bee Kun Bu terdiam Swat Lo Kongcu tetap terus tertawa, Kemudian berkata dengan suara melengking nyaring. "Lie Ceng Loan telah jatuh di tanganku, Aku mau apakan dirinya, itu urusanku! Engkau tidak bisa mencampurinya!" "Engkau.,.!" Bee Kun Bu cemas sekali. KANG ZUSI Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo http://cerita-silat.co.ce/ Tenang!" Swat Lo Kongcu tersenyum "Saat ini aku belum bertindak pada dirinya! Hanya saja,.,." "Kenapa?" "Aku suruh dia mengabulkan satu hal, tapi dia tidak mau!" "Hal apa?" "Hal itu,.,," Sahut Swat Lo Kongcu perlahan "Apabila dia tidak menuruti kemauanku, maka engkau, dia, dan Kun Lun Sam Cu akan digerogoti semut-semut putih itu!" "Sebetulnya hal apa itu?" Tanya Bee Kun Bu penasaran sekali. "Aku menghendakinya menikah dengan seseorang namun dia tidak mau!" Jawab Swat Lo Kongcu memberitahukan "Engkau sungguh tak tahu malu, bagaimana mungkin adik Loan mau menuruti kemauanmu itu?" Bentak Bee Kun Bu, marah. Swat Lo Kongcu tertawa licik dan dingin, membuat Bee Kun Bu jadi tertegun Namun tampak berubah tenang pula. "Lie Ceng Loan memang tidak setuju, Oleh karena itu,.,," Swat Lo Kongcu tertawa licik lagi "Kenapa?" "Aku menghendakimu menasihatinya, agar dia mau menuruti kemauanku!" "Maaf!" Ucap Bee Kun Bu. "Aku tidak akan melaksanakannya!" "Apa?" Sepasang mata Swat Lo Kongcu menyorot bengis. "Aku akan mengulanginya sekali lagi!" Bee Kun Bu diam saja. sedangkan Swat Lo Kongcu mulai membuka mulut lagi dengan suara melengking-lengking. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau engkau tidak bisa menasihatinya, kalian berdua dan Kun Lun Sam Cu pasti digerogoti semut-semut putih itu!" Bee Kun Bu tetap diam. "Apabila engkau berhasil menasihatinya... ,H ujar orang Miauw itu. "Engkau dan Kun Lun Sam Cu boleh meninggalkan tempat ini!" "Memang benar begitu!" Sambung Swat Lo Kongcu, mengangguk "Kalian jangan bermimpi!" Bentak Bee Kun Bu. "Bee Kun Bu!" Swat Lo Kongcu tertawa dingin. "Eng-kau sudah lihat dengan jelas bagaimana keadaanmu seka-rang! Kalaupun Lie Ceng Loan tidak setuju, kamipun punya cara untuk menyiksa dan sekaligus menghinanya pula." Bee Kun Bu merinding mendengar ucapan itu, sebab ia tahu bahwa Swat Lo Kongcu bisa bertindak sesuai dengan apa yang diancamnya, Oleh karena itu, mata Bee Kun Bu menjadi berkunang-kunang. "Aku mendengar, para pendekar di Tionggoan sangat menghormati sang guru, Kini ke tiga gurumu mempunyai kesempatan untuk selamat, tapi engkau malah menghendaki ke tiga gurumu mati, Hm, apakah namamu akan dibiarkan busuk selamanya?" Ujar Swat Lo Kongcu lagi, Sungguh tajam ucapan Swat Lo Kongcu, sehingga membuat hati Bee Kun Bu tertusuk-tusuk, Lagi pula iapun tahu, bahwa Lie Ceng Loan sangat mencintainya, tidak mungkin gadis itu bersedia menikah dengan lelaki lain. Swat Lo Kongcu menginginkan Bee Kun Bu menasihati Lie Ceng Loan, agar gadis itu mau menikah dengan lelaki lain, Dapatkah Bee Kun Bu membuka mulut menasihati Lie Ceng Loan? Akan tetapi, urusan tersebut justru menyangkut keselamatan Kun Lun Sam Cu. Apabila Bee Kun Bu dan Lie KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ceng Loan nekat membunuh diri, tentunya Kun Lun Sam Cu akan ikut mati, Lalu harus bagaimana baiknya? Bee Kun Bu sungguh tidak dapat memecahkan persoalan tersebut "Bagaimana?" Tanya Swat Lo Kongcu sambil tertawa dingin. "Engkau sudah berpikir secara jernih?" Kaii ini Bee Kun Bu benar-benar menghadapi jalan buntu, Tetapi kemudian, mendadak timbul pula sedikit harapan. Ternyata ia teringat akan Pek Yun Hui, Sie Bun Yun, Tay Cih Su, dan ratusan orang Miauw yang sedang membuat perahu, Mungkin tidak lama lagi mereka akan menyerbu ke pulau ini. Teringat akan itu, ia pun harus mencari akal untuk mengulur waktu, sehingga ia terus berpikir "Kalau aku pergi menasihatinya, dia pasti tidak akan dengar." Ujar Bee Kun Bu setelah berpikir lama. "Kalau kau yang pergi menasihatinya, bagaimana mungkin dia tidak mau dengar?" Sahut Swat Lo Kongcu sambil tersenyum. "Cara engkau berpikir berbeda dengan Lie Ceng Loan!" Bee Kun Bu menggeleng-geleng. "Maukah engkau pergi menasihatinya?" Bentak Swat Lo Kongcu sengit "Aku bisa pergi menasihatinya, tapi engkau jangan terus mendesakku!" Sahut Bee Kun Bu. "Baik!" Swat Lo Kongcu manggut-manggut. "Aku beri kau waktu setengah jam untuk membujuknya." "Apa?" Bee Kun Bu terbelalak "Cuma setengah jam?" "Ya." Swat Lo Kongcu mengangguk Tidak boleh lebih dari setengah jam." "Kalau begitu.,.," Bee Kun Bu menarik nafas. "Lebih baik aku tidak pergi membujuknya." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Baik," Ujar Swat Lo Kongcu dingin. "Engkau tidak mau pergi membujuknya, aku pun tidak akan merepotkanmu lagi." Setelah itu, Swat Lo Kongcu berbicara dengan orang Miauw itu, Bee Kun Bu mendengar, tapi tidak mengerti sama sekali. Ketika Swat Lo Kongcu melangkah pergi seusai berbicara dengan orang Miauw itu, Bee Kun Bu rasanya ingin menahan malu memanggilnya, Akan tetapi, Swat Lo Kongcu mendadak berhenti kemudian cepat membalikkan badannya. "Engkau membutuhkan waktu berapa?" Tanyanya dingin. Di saat Swat Lo Kongcu bertanya begitu, giranglah Bee Kun Bu. "Tiga hari!" "Omong kosong!" Bentak Swat Lo Kongcu. "Engkau harus tahu...," Bee Kun Bu memberitahukan. "Lie Ceng Loan berhati keras, maka aku harus perlahan-lahan membujuknya." "Jangan banyak omong kosong!" Tukas Swat Lo Kongcu sengit. "Pokoknya aku beri engkau waktu satu hari, Kalau besok engkau belum berhasil membujuknya, itu berarti kalian,.,," Swat Lo Kongcu berhenti dan lama sekali barulah dilanjutkan"...akan digerogoti semut-semut putih!" "Ya!" Bee Kun Bu mengangguk "Biar mereka berdua bertemu!" Ujar Swat Lo Kongcu pada orang Miauw itu. Setelah itu, Swat Lo Kongcu berjalan pergi. Orang Miauw itu segera berkata pada Bee Kun Bu. "Bee siauhiap! Tentunya engkau telah mendengar itu." "Ng!" Bee Kun Bu manggut-manggut, pikirnya mengulur waktu satu hari memang sudah lumayan. "Cepatlah lepaskan aku!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Melepaskan engkau?" Orang Miauw itu tertawa licik. "Engkau sedang bermimpi di siang hari bo!ong, ya?" "Bukankah tadi Swat Lo Kongcu berpesan padamu mempertemukan aku dengan Lie Ceng Loan?" Tidak salah!" "Kalau begitu, kenapa engkau masih belum melepaskan aku?" "Swat Lo Kongcu cuma berpesan mempertemukan kalian berdua, namun tidak suruh aku melepaskanmu jangan coba cari kesempatan untuk meloloskan diri Iho! itu sama juga bermimpi Ha ha ha!" Usai tertawa gelak, orang Miauw itu melesat ke atas sambil menjulurkan tangannya menurunkan jala. Walau jala itu telah diturunkan, Bee Kun Bu tetap di dalam jala tersebut Ketika ia hendak meronta, tahu-tahu jala itu telah mengencang, membuat dirinya tak bisa bergerak sama sekali. "Hei!" Bentak Bee Kun Bu. "Apa yang engkau laku-kan?" "Siapa suruh engkau meronta barusan?" Tanya orang Miauw itu sambil tertawa Iicik. Apa boleh buat, Bee Kun Bu terpaksa diam, Orang Miauw itu tertawa licik lagi, Kemudian diseret jalanya ke dalam. Bee Kun Bu yang berada di dalam jala, berusaha setenang mungkin, sebab ia tidak ingin membuat Lie Ceng Loan cemas. ***** Bab ke 40 - Mengatasi Ancaman Meskipun Bee Kun Bu berada di dalam jala, ia tetap memperhatikan tempat yang dilalui itu. Agak gelap, sehingga ia tidak tahu dirinya berada di mana. Kira-kira setengah jam kemudian Bee Kun Bu melihat tempat yang agak terang, Orang Miauw itu pun berhenti, lalu membuka sebuah pintu, Setelah pintu itu terbuka, langsung KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dia menendang Bee Kun Bu, sehingga bergelinding ke dalam, dan membentur dinding. Bee Kun Bu menarik nafas, begitu tahu tempat itu merupakan sebuah ruang batu, Dilihatnya sebuah lampu minyak bergantung pada dinding. Bee Kun Bu mulai menengok ke sana ke mari. Sesaat kemudian pintu ruang tertutup kembali Tiba-tiba ia melihat seseorang meringkuk di sudut Setelah memperhatikannya dengan seksama, ia pun berseru kaget, sebab mengetahui siapa orang itu. "Adik Loan!" Gadis itu meloncat bangun, Rambutnya tampak awutawutan. sementara wajahnya juga pucat Merasa terharu dan gembira, Lie Ceng Loan meneteskan air mata. "Kakak Bu.,.!" Lie Ceng Loan segera mendekatinya, lalu memeluk Bee Kun Bu erat-erat yang di dalam jala, Air matanya masih berderai-derai. "Adik Loan...!W "Kakak Bu?" Gadis itu terbelalak "Kenapa dirimu berada di dalam ja!a? Aku akan membukanya." "Adik Loan!" Bee Kun Bu menggeleng kepala sambil tersenyum getir "Engkau tidak bisa membuka jala ini, Kalau bisa dibuka, mana mungkin mereka membawa aku ke sini agar engkau membuka jala ini?" "Aaakh..." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Keluh Lie Ceng Loan sambil mengelus wajah Bee Kun Bu. "Kakak Bu, bisa berapa lama kita berkumpul?" "Satu hari." "Setelah satu hari?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Entahlah!" Bee Kun Bu menarik nafas. "Kalau akhirnya sangat menakutkan, bagaimana?" Tanyanya dengan rasa gelisah dan cemas sekali. "Aku tidak takut!" Sahut Lie Ceng Loan sungguh-sungguh. Tidak takut?" Bee Kun Bu menatapnya dalam-dalam. Lie Ceng Loan mengangguk "Tadi aku memang takut sekali, Aku menyangka tidak bisa bertemu engkau lagi." "Oh?" Tapi sekarang aku sudah tidak takut lagi!" Ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum, Namun air matanya tetap meleleh. "Karena.,, aku sudah bertemu denganmu!" "Adik Loan, tahukah engkau kenapa aku dibawa ke mari?" Tanya Bee Kun Bu setengah berbisik "Aku...." Lie Ceng Loan menggeleng kepala. "~. tidak tahu." "Mereka menyuruhku...," Bee Kun Bu menarik nafas panjang. "Mereka suruh engkau berbuat apa?" Tanya Lie Ceng Loan tak mengerti. "Aku disuruh agar membujukmu menikah dengan seorang Miauw." "Kalau begitu.,.," Lie Ceng Loan mulai terisak-isak. "Mereka bermimpi." "Mereka memang sedang bermimpi Namun kita justru memperoleh sedikit kesempatan, sehingga bisa bertemu di sini," Ujar Bee Kun Bu. "Walau berada di dalam jala, aku bisa melihat engkau, dan engkau pun bisa melihat aku! Engkau gembira?" "Kakak Bu, aku gembira sekali!" Sahut Lie Ceng Loan sambil mengangguk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Adik Loan, sehari kemudian mereka tahu kenapa engkau tidak setuju, maka akan bertindak dengan cara keji terhadapmu?" Air mata gadis itu terus meleleh, namun tampak tenang. "Pada waktu itu, kita akan mati bersama, jadi tidak usah takutkan hal itu!" "Benar!" Bee Kun Bu manggut-manggut, tapi kemudian menarik nafas panjang. "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menatapnya. "Kenapa engkau menarik nafas?" "Alangkah bahagianya kita mati bersama, TapL." Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala. "Kenapa?" Tanya Lie Ceng Loan, heran. "Guru-guru kita...." "Aku mengerti maksudmu, Tapi kita sudah berusaha matimatian!" "Benar, Aku yakin guru-guru kita tidak akan mempersalahkan kita." "Kalau begitu, bukankah kita bisa tenang?" Bee Kun Bu tersenyum "Besok kita bersama akan meninggalkan dunia kotor ini. Kita akan menuju ke suatu tempat yang tenang dan damai." "Kakak Bu.,.," Lie Ceng Loan mengelus wajah Bee Kun Bu dengan penuh cinta kasih. Blam! Mendadak pintu ruang itu terbuka, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan langsung menoleh ke sana. Tampak Swat Lo Kongcu dan orang Miauw itu berdiri di depan pintu. "Engkau bilang satu hari, kok sudah ke mari?" Tukas Bee Kun Bu yang terlihat gusar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sudah satu hari." Sahut Swat Lo Kongcu dingin. "Aku tidak pereaya, bagaimana mungkin begitu ce-pat?" Bee Kun Bu mengerutkan kening. Tidak salah, jadi masih ada waktu setengah jam." Ujar Swat Lo Kongcu memberitahukan "Kalau masih ada waktu setengah jam, kenapa kalian sudah ke mari?" Tanya Bee Kun Bu merasa tidak senang. "Aku ke mari guna mengingatkan engkau, bahwa tinggal setengah jam." Ujar Swat Lo Kongcu dingin. "Oh? Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak. "Sampai waktunya baru dibicarakan Wajah Swat Lo Kongcu kelihatan gusar sekali, Cepat ia membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan tempat itu. Blam! Pintu itu tertutup kembali "Kakak Bu, tinggal setengah jam lagi." Ujar Lie Ceng Loan sambil menarik nafas panjang. "Adik Loan!" Bisik Bee Kun Bu. "Cobalah berpikir, barangkali ada jalan ke luar bagi kita!" "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menggeleng kepala. "Di ruang ini sama sekali tiada jalan ke luar." "Kalau begitu, kita harus menghimpun hawa murni!" Ujar Bee Kun Bu berpesan sungguh-sungguh. "Nanti begitu Swat Lo Kongcu muncuI, kita memutuskan urat nadi masing-masing untuk mati bersama." Lie Ceng Loan mengangguk setelah terdiam sesaat lamanya, Akan tetapi, mendadak gadis itu bangkit berdiri, lalu memeriksa dinding-dinding ruangan itu. Namun tetap tak diketemukan sesuatu. "Sudahlah!" Ujar Bee Kun Bu sambil menggelenggelengkan kepala. "Tidak perlu diperiksa lagi," KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan segera mendekati Bee Kun Bu. Mereka saling memandang dengan mulut membungkam. Tapi secara diam-diam ke duanya mulai menghimpun hawa murni, tanpa merasa takut sedikit pun. Mereka menunggu dan bersiap untuk memutuskan urat nadi masing-masing, Pintu ruang itu tetap belum terbuka, padahal sudah lewat setengah jam. "Kakak Bu!" Bisik Lie Ceng Loan. "Bukankah sudah lewat setengah jam?" Bee Kun Bu mengangguk "Tapi, kenapa Swat Lo Kongcu belum muncul?" "Mungkinkah dia pikir pereuma mendesak kita?" Tukas Lie Ceng Loan sambil mengerutkan kening. "Tidak mungkin." Bee Kun Bu menggeleng kepala. "Kalau begitu, mungkinkah belum ada setengah jam?" Tanya Lie Ceng Loan. Bee Kun Bu menggeleng kepala lagi. "Entahlah.,,," Jawabnya. Ke duanya terus menunggu, Namun Swat Lo Kongcu tetap tidak muncul Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan yakin, Swat Lo Kongcu pasti terhalang sesuatu, sehingga tidak muncul di ruang ini. "Adik Loan,,.," Mendadak Bee Kun Bu teringat sesuatu. "Ketika aku diturunkan, aku masih bisa berdiri di dalam jala! Tapi orang Miauw itu menarik jala ini, membuatku tidak bisa berdiri lagi! Cobalah engkau periksa jala ini, di bagian mana orang Miauw itu menarik jala ini? Lie Ceng Loan mengangguk Gadis itu mulai memeriksa dengan seksama, Tak lama kemudian, ia menemukan sesuatu pada jala itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Mungkinkah kawat ini?" "Cobalah engkau tarik!" Lie Ceng Loan segera menarik kawat itu, seketika itu Bee Kun Bu berteriak kesakitan, ternyata jala itu mengecil lagi. "Kakak Bu.,.," Kagetlah Lie Ceng Loan. "Adik Loan, cobalah engkau merenggangkan kawat itu!" Pinta Bee Kun- Bu. "Kalau engkau bisa merenggangkan kawat itu, mungkin aku bisa berdiri." Lie Ceng Loan terus berupaya merenggangkan kawat sementara Bee Kun Bu pun merasa agak lega, tidak sesak nafas seperti tadi. "Benar, benar!" Bisiknya girang. Lie Ceng Loan terus merenggangkan kawat itu hingga tak seberapa lama kemudian Bee Kun Bu sudah bisa bangkit berdiri. "Kakak Bu!" Gadis itu girang bukan main. "Aku akan coba membuka kawat itu, siapa tahu engkau bisa bebas." "Cobalah!" Sahut Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan terus memeriksa jala itu, Akhirnya ia menemukan kawat lain, Dengan penuh harapan gadis itu coba membuka kawat tersebut Tak lama kemudian jala itu telah terbuka. Bee Kun Bu bersiul panjang, sambil melesatkan tubuhnya ke luar dari dalam jala itu. "Kakak Bu!" Seru Lie Ceng Loan girang. Bee Kun Bu mendekatinya. "Jangan bergirang dulu, sebab kita masih berada di dalam ruang ini!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kakak Bu, kita harus tenang!" Ujar Ue Ceng Loan berseri "Swat Lo Kongcu tidak akan ke mari." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Adik Loan!" Bee Kun Bu tereengang. "Kenapa engkau bilang wanita jalang itu tidak akan ke mari?" "Aku pikir.,, sudah sekian lama dia tidak muncul, berarti dia tidak akan ke mari lagi!" Sahut Lie Ceng Loan memberi alasan. "Menurutku, dia pasti ke mari." Ujar Bee Kun Bu terlihat kecemasannya. "Hanya saja saat ini dia terhalang sesuatu, maka belum tiba di sini," "Kakak Bu, aku ada satu dugaan...." "Dugaan apa?" "Pasti Kakak Pek dan lainnya telah menyerbu ke mari itu membuat Swat Lo Kongcu jadi kocar-kacir dan tak sempat datang ke mari." Ujar Lie Ceng Loan sungguh-sungguh. sebetulnya Bee Kun Bu pun telah menduga itu. Namun ketika Swat Lo Kongcu memasuki ruang itu, kelihatannya tenang-tenang saja, Mungkinkah mereka berdua bernasib mujur? Namun Bee Kun Bu agaknya tidak pereaya akan kemujuran tersebut "Mungkin memang begitu." Gumamnya. "Kakak Bu!" Mendadak Lie Ceng Loan mengerutkan kening. "Sebaliknya aku malah gelisah." "Kenapa engkau gelisah?" Tanya Bee Kun Bu bingung. "Kalaupun Kakak Pek dan lainnya memperoleh kemenangan, mereka sama sekali tidak tahu kita berada di mana, jadi bagaimana baiknya?" Ujar Lie Ceng Loan balik bertanya, Gadis itu lalu menghela nafas panjang. "Jangan terlalu gelisah, mereka pasti cari kita!" Hibur Bee Kun Bu. "Benart" Lie Ceng Loan manggut-manggut "Mereka pasti mencari kita, Aku akan coba pasang kuping, siapa tahu mereka menuju ke mari." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan mendekati pintu ruang itu, lalu pasang kuping mendengar dengan penuh perhatian Be-berapa saat kemudian, wajah gadis itu tampak berseri "Kakak Bu, coba kau dengar! Tampaknya ada orang berjalan ke mari." "Sungguh?" "Sungguh!" Lie Ceng Loan mengangguk "Aku mendengar suara langka h." "Adik Loan, tapi aku merasa curiga." Bisik Bee Kun Bu. "Kalau Kakak Pek, tentunya mereka tidak tahu kita terkurung di sini, Dan mereka pasti akan berteriak-teriak memanggil kita." "lya!" Lie Ceng Loan mengangguk "Aku pikir yang ke mari itu bukan mereka, cepatlah kau berdiri di samping pintu, Kalau ada orang mendorong pintu ke dalam, ikuti dan jangan sampai tertihat oleh orang yang masuk itu." Pesan Bee Kun Bu. "Ya! Tapi bagaimana engkau?" "Aku punya akal," Sahut Bee Kun Bu, lalu mengambil jala itu dan berjalan mendekati pintu. "Siapa pun yang masuk, aku harus menjaringnya dengan jala ini." "Bagaimana kalau yang masuk itu Kakak Pek dan Kakak Sie Bun?" Tanya Lie Ceng Loan. "Ya, kalau mereka, tentunya tidak akan terjaring olehku," Sahut Bee Kun Bu memberitahukan. "Sebab mereka berkepandaian tinggi." "Benar!" Sahut Lie Ceng Loan sambil tertawa gem-bira, kemudian memberi isyarat "Ssst! Mereka sudah datang!" Bee Kun Bu segera menggeser badan ke sisi pintu, wajahnya tampak tegang sekali Beberapa kali dia menarik nafas dalam dan bersiap-siap dengan jala di tangan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Beberapa saat kemudian, pintu ruang itu terdorong perlahan-lahan. Ternyata yang berjalan masuk dua orang berbadan tinggi besar dan pendek. Yang berbadan agak pendek mengeluarkan tawa dingin. Baru berjalan tiga langkah, mendadak mereka berhenti karena tidak melihat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan di dalam, Sebab mereka berdua berdiri di sisi pintu, ke dua orang itu tidak melihat mereka. Ke dua orang itu terkejut bukan main, Ketika ke duanya membalikkan badan, dengan cepat Bee Kun Bu pun melemparkan jala ke arah mereka. Siapa ke dua orang itu, tidak lain Swat Lo Kongcu dan orang Miauw yang selalu mengikutinya. Begitu jala menebar ke arah mereka, Swat Lo Kongcu berteriak aneh sambil mengayunkan tangannya. Serrr! Serrr! Serrr! Tampak tiga titik cahaya meluncur ke arah Bee Kun Bu. Ternyata Swat Lo Kongcu menyerangnya dengan senjata rahasia, sementara jala itu telah menimpa Swat Lo Kongcu dan orang Miauw, Karena kegirangan, Bee Kun Bu sama sekali tidak menduga akan serangan senjata rahasia itu. Betapa terkejutnya Bee Kun Bu ketika melihat senjata itu meluncur ke arahnya, Cepat-cepat ia menarik jala itu, kemudian mengelak dari senjata-senjata rahasia tersebut. Salah sebuah senjata rahasia melewati kepalanya. Namun dua di antaranya telah mengenai bahu dan dada-nya. Bee Kun Bu tidak merasa sakit, cuma merasa ngilu! Tersentaklah Bee Kun Bu, sebab ia tahu senjata rahasia itu pasti mengandung racun Maka dengan cepat tangannya pun bergerak menotok jalan darahnya agar racun itu tidak menjalar ke jantung. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sementara Lie Ceng Loan hanya melihat Bee Kun Bu berhasil menjaring mereka, Maka gadis itu bertepuk tangan sambil tertawa gembira. "Bagus! Bagus! ini yang disebut senjata makan tuan." Gadis itu sama sekali tidak tahu kalau Bee Kun Bu terkena senjata rahasia beracun, karena Bee Kun Budiam saja. Dan ketika ia menoleh ke arah Bee Kun Bu dilihatnya pemuda itu tampak bersandar pada dinding, Badannya tampak sempoyongan Hal itu membuat Lie Ceng Loan terkejut bukan main, Apalagi ketika melihat bahu dan bagian dada Bee Kun Bu berlumuran darah, gadis itu menjerit kaget "Kakak Bu! Kenapa kau?" "Aku tidak apa-apal" Sahut Bee Kun Bu dengan senyum terpaksa. "Cuma terkena senjata rahasia!" "Darahmu tampak berwarna kehitaman! Senjata rahasia itu pasti mengandung racun!" Seru Lie Ceng Loan cemas. Bee Kun Bu merasakan dadanya ngilu bukan main, Namun beruntung dia tadi bergerak cepat menotok jalan darahnya, kalau tidak tentu sekarang pasti sudah roboh. "Senjata itu benar mengandung racun, tapi tidak apa-apa," Ujar Bee Kun Bu. Ketika Lie Ceng Loan segera mendekati Bee Kun Bu, terdengar suara tawa Swat Lo Kongcu bernada dingin "Bee Kun Bu, cepatlah lepaskan aku!" "Enak saja!" Sahut Lie Ceng Loan Tidak gampang menjaring dirimu, Untuk apa me!epaskanmu?" "Hm!" Dengus Swat Lo Kongcu. "Racun yang mengidap di tubuh Bee Kun Bu, kalau tidak memperoleh obat penawar dariku, dalam waktu satu jam dia akan lumpuh. Tiga hari kemudian dia pasti mampus! Nah, cepatlah kalian lepaskan diriku, aku berjanji akan memberikannya obat penawar racun itu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Bu.,.!" Lie Ceng Loan menatapnya. "Lepaskanlah dia!" "Adik Loan! jangan pereaya ocehannya!" Sahut Bee Kun Bu. "Biar bagaimana pun tidak boleh melepaskan-nya." Bee Kun Bu memaksakan diri untuk menghimpun hawa murninya, lalu menarik jala itu, ia melihat Swat Lo Kongcu dan orang Miauw itu meringkuk di dalam, tak bisa bergerak sama sekali "Adik Loan, balikkan badanmu!" Perintah Bee Kun Bu mendadak "Kenapa?" Tanya Lie Ceng Loan, heran "Aku ingin membunuh orang," Sahut Bee Kun Bu tegas. "Oh?" Lie Ceng Loan segera membalikkan badannya, kemudian menutup telinga, agar tidak mendengar suara apa pun. Ketika Bee Kun Bu mengatakan begitu, menggigillah sekujur badan Swat Lo Kongcu. Bee Kun Bu mengeluarkan suara dengusan dingin Kemudian perlahan-lahan ia mengangkat sebelah tangan nya, dan mendadak menghadap ke arah orang Miauw itu. Mulut orang Miauw itu ternganga lebar, kelihatannya ingin mohon ampun Namun tangan Bee Kun Bu telah menghantam jalan darah Thian Ling Kai di ubun-ubun orang Miauw itu. Plak! Orang Miauw itu mati seketika tanpa mengeluarkan suara. Darah dan otaknya langsung muncrat ke pipi Swat Lo Kongcu, membuat wajah wanita itu berubah menakutkan "Bee Kun Bu! Engkau... engkau,.,," Suara Swat Lo Kongcu bergemetar. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak. "Engkau bilang aku akan mampus tiga hari kemudian, tapi saat ini kalau kau banyak omong, nyawamu akan melayang saat ini," Swat Lo Kongcu langsung diam dengan mulut ternganga lebar, sementara Bee Kun Bu mulai mengangkat sebelah tangannya, lalu perlahan-lahan diturunkan diarahkan pada ubun-ubun Swat Lo Kongcu. Seketika sekujur badan Swat Lo Kongcu menggigil seperti kedinginan wajahnya pun seketika berubah ketakutan sementara tangan Bee Kun Bu sudah berada di ubun-ubun Swat Lo Kongcu, Namun tidak mengerahkan tenaga. "Aku bilang apa, engkau harus menuruti bentak Bee Kun Bu. "Ya! Ya!" Sahut Swat Lo Kongcu, Wanita itu tidak berani bersikap galak lagi, sebab telah menyaksikan kematian orang kepereayaannya itu. "Beritahukanlah! Di mana Kun Lun Sam Cu?" Bentak Bee Kun Bu bernada dingin "Berada di sebuah gua," Sahut Swat Lo Kongcu jujur "Bawa aku ke sana!" Bentak Bee Kun Bu lagi sambil menekan ubun-ubun Swat Lo Kongcu, membuat wanita itu ketakutan setengah mati TapL., tapi mereka bertiga tidak waras...." "Jangan banyak bicara! Cepat bawa kami ke sana!" "Lebih baik lepaskan aku dulu!" "Jangan mimpi ! "Aaakh." Swat Lo Kongcu menarik nafas. "Keluar dari ruang ini, terus berjalan ke depan Dari situ belok ke kiri...." Tidak perlu banyak omong sekarang!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sela Bee Kun Bu. "Sekarang bawa kami ke sana saja!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan tampak membalikkan badan, Ketika melihat orang Miauw yang.tnati mengenaskan tak tertahan ia berseru kaget Lalu cepat mendekati Bee Kun Bu. "Adik Loan, bantu aku menarik jala inil" Pinta Bee Kun Bu. "Ya!" Gadis itu mengangguk lalu membantunya menyeret jala, Beberapa langkah kemudian, Lie Ceng Loan berkata. "Kakak Bu, senjata rahasia itu...." "Tidak apa-apa," Sahut Bee Kun Bu. "Tenangkan saja hatimu!" "Kalau engkau tidak melepaskan diriku, aku tidak akan memberimu obat penawar racun itu!" Ancam Swat Lo Kongcu mendadak Bee Kun Bu tertawa dingin "Aku akan memasukkanmu ke dalam ruang batu yang penuh semut putih itu. Aku ingin tahu engkau berikan aku obat penawar racun itu atau tidak!" "Aku sungguh menyesal telah membiarkanmu lepas dari ruang batu itu," Ujar Swat Lo Kongcu sengit "Engkau melepaskan diriku bukan karena untuk menolong melainkan ingin menghinaku habis-habisan!" Sahut Bee Kun Bu tak kalah sengit "Lagipula tentu kau tak menduga, hari ini dirimu akan terjaring di dalam jala," Swat Lo Kongcu terdiam "Ei!" Lie Ceng Loan teringat sesuatu. "Pada waktu itu, engkau bilang akan menemui kami setengah jam kemudian, Kenapa begitu lama engkau baru muncul?" Goda Remaja Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong Rondo Kuning Membalas Dendam Karya Kho Ping Hoo