Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 106


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 106


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Tanyanya karena merasa penasaran Apabila Swat Lo Kongcu muncul tepat pada wak-tunya, mungkin saat ini Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah mati! Namun nada Lie Ceng Loan justru seakan mempersalahkannya tidak menepati waktu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Mendengar itu, Swat Lo Kongcu diam saja, sementara Lie Ceng Loan berkata lagi sambil tersenyum "Kalau kau tak bersedia menjelaskan tak jadi soal, Tapi kami justru berterimakasih atas keterlambatanmu itu, sehingga Kakak Bu bisa bebas!"   Swat Lo Kongcu tetap diam.   Tak lama kemudian, mereka sudah berada di luar ruangan itu, seketika Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terbelalak begitu mengetahui kalau mereka berada di tempat yang menyerupai puncak.   Di situ terlihat banyak orang Miauw berlalu-lalang dengan membawa busur dan panah.   Melihat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menyeret Swat Lo Kongcu di dalam jala, orang-orang Miauw itu begitu terkejut Mereka segera mengepung ke dua muda-mudi itu.   "Cepat suruh mereka minggir!"   Bentak Bee Kun Bu, begitu gusar Swat Lo Kongcu segera berbicara dengan bahasa Miauw, Meskipun tidak dapat memahami pereakapan itu, Bee Kun Bu bisa mendengar Swat Lo Kongcu menyebut nama Liat Pah To.   Bee Kun Bu tahu, Swat Lo Kongcu pasti menyuruh mereka pergi melapor pada orang tersebut Namun dia sama sekali tidak merasa gentar Kalaupun Liat Pah To datang ke mari, orang itu tidak bisa berbuat apa-apa.   "Ada apa di sini?"   Tanya Bee Kun Bu. Tay Cih Su sedang membuat beberapa perahu besar untuk menyerbu ke mari, Aku menghendaki mereka mati semua di telaga beracun itu. Lihatlah! Ratusan elang merah terus-menerus terbang di angkasa."   Bee Kun Bu mendongakkan kepala, Dilihatnya ratusan ekor elang merah terbang naik turun di angkasa.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu mendengus.   "Walau burung-burung elang merah bisa mengangkat batu, namun perahu-perahu itu tidak akan tenggelam tertimpa batu."   Swat Lo Kongcu hanya tersenyum dingin, Bee Kun Bu menatapnya tajam.   "Kun Lun Sam Cu berada di mana?"   "Belok ke kiri, terus berjalan ke depan melalui jalan kecil itu!"   Sahut Swat Lo Kongcu memberitahukan.   "Nanti akan kau lihat pohon rindang, lalu menikung, Kun Lun Sam Cu berada di sana,"   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan saling memandang, Mereka berjalan berdasarkan petunjuk Swat Lo Kongcu sambil menyeret jala itu.   "Engkau terlambat ke ruang batu itu, Apakah karena menerima berita bahwa Tay Cih Su akan mengadakan penyerbuan secara besar-besaran, sehingga engkau harus mempersiapkan segala sesuatu?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Kalau bukan karena itu, kalian berdua pasti sudah berubah jadi tulang belulang!"   Sahut Swat Lo Kongcu sengit "ltu pertanda hari kematianmu telah dekat,"   Ujar Bee Kun Bu sambil tertawa dingin.   "Oh, ya?"   Swat Lo Kongcu tertawa terkekeh Bersamaan dengan itu terdengar suara yang mengguntur, Bee Kun Bu berhenti, dan dengan cepat menengok ke belakang Tampak Liat Pah To berlari ke arah mereka dengan membawa sebuah kapak besar, Bee Kun Bu tampak bersikap tenang, sebab Swat Lo Kongcu berada di tangan nya.   Tentunya Liat Pah To tidak berani bertindak kalau mengetahui hal itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kau suruh agar Liat Pah To berdiri sejauh dua depa,"   Perintah Bee Kun Bu melihat Liat Pah To yang semakin berang.   Bee Kun Bu menekan ubun-ubun Swat Lo Kongcu sambil mengerahkan tiga bagian Lweekangnya, membuat tubuh wanita itu tampak berkunang-kunang.   Mendapat tekanan begitu Swat Lo Kongcu tidak berani membantah ia langsung berseru pada Liat Pah To.   Lelaki berambut merah itu seketika berhenti sejauh dua depa, sepasang matanya menyorot bengis pada Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.   "Kebetulan Liat Pah To datangi dengus Bee Kun Bu dingin.   "Cepatlah suruh dia pergi ambil obat penawar racun!"   Perintahnya pada Swat Lo Kongcu.   "Kalau obat penawar racun sampai di tanganmu, apakah aku masih punya harapan hidup?"   Sahut wanita itu sambil berusaha menahan tekanan tangan Bee Kun Bu. HSelama ini aku tidak pernah berbohong pada siapa pun,"   Ujar Bee Kun Bu.   "Asal engkau suruh dia ambil obat penawar racun itu, dan setelah kami bertemu Kun Lun Sam Cu, aku akan membiarkanmu hidup! Kalau tidak, nyawamu melayang!"   Sepasang mata Swat Lo Kongcu menyorot bengis, Namun wajah Bee Kun Bu tampak begitu dingin, membuat kebengisan sorotan mata Swat Lo Kongcu perlahan sirna, Sesaat kemudian wanita itu baru mengucapkan beberapa patah kata kepada Liat Pah To.   Liat Pah To mengerutkan kening, kemudian langsung berlari pergi.   "Dia sudah pergi ambil obat penawar racun Berhati-hatilah kalian, jangan sampai jatuh ke tanganku lagi!"   Ujar Swat Lo Kongcu memperingatkan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "ltu tidak mungkin akan terjadi! Bukankah saat kematianmu pun telah dekat!"   Dengus Bee Kun Bu.   "Kalau engkau mau bertobat, mungkin masih ada jalan hidup bagimu!"   Swat Lo Kongcu mendengus dingin, Terlihat wajahnya memperlihatkan kegeraman yang hebat "Lebih baik engkau berdamai dengan Tay Cih Su, itu agar dia bersedia mengampunimu,"   Ujar Bee Kun Bu sungguhsungguh.   "Jangan banyak bacot!"   Bentak Swat Lo Kongcu.   "Peduli apa kalian dengan urusan ini!"   "Kakak Bu, demi keselamatan kita, bukan?"   Sela Lie Ceng Loan yang terlihat ada kecemasan pada wajahnya. Tay Cih Su bersama berapa ratus orang pun akan berubah menjadi tulang belulang putih,"   Sahut Swat Lo Kongcu berkesan menakuti dan menggertak Ucapan Swat Lo Kongcu yang begitu yakin, membuat hati Bee Kun Bu tersentak Apakah perempuan jalang ini telah mengatur sesuatu untuk menghadapi Tay Cih Su? Ketika Bee Kun Bu sedang memikirkan tentang itu, muncullah Liat Pah To.   Lelaki berambut merah itu berhenti beberapa depa di depannya, kemudian melempar sebuah botol kecil ke arah Bee Kun Bu.   Dengan cepat ia langsung menangkap botol itu.   sebentar kemudian terdengar suara Swat Lo Kongcu menjelaskan mengenai obat itu.   "Sebutir untuk dimakan, sebutir lagi dipoleskan di tempat luka."   Bee Kun Bu melihat ke dalam botol kecil itu, Tampak dua butir obat Swat Lo Kongcu tentu berharap akan dilepaskan dari tawanan musuh. Sebab itu dirinya tak akan berani memberi obat palsu! Yakin kalau obat itu asli, Bee Kun Bu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   segera menelannya satu butir Yang lainnya dipoleskan pada bahu dan dadanya yang terluka oleh senjata rahasia tadi.   Tak lama kemudian, bagian-bagian yang terluka itu dirasakan sakit sekali, bahkan mengucurkan darah kehitaman Namun kemudian darah itu berubah merah dan mampat, Cepat-cepat Bee Kun Bu menepuk dada dan bahunya yang terluka.   Plak! Plak! seketika senjata rahasia yang bersarang di bahu dan dadanya terlontar ke luar berjatuhan ke bawah, Bee Kun Bu merasa lega, wajahnya terlihat mulai memerah, segan "Perintahkan Liat Pah To pergi, kita harus pergi ke tempat Kun Lun Sam Cu!"   Seru Bee Kun Bu kepada Swat Lo Kongcu yang masih terdiam menatapnya dengan kegeraman Mendengar perintah Swat Lo Kongcu, Liat Pah To tampak enggan Karena itu, Swat Lo Kongcu terpaksa berseru lagi, membuat lelaki berambut merah itu pun pergi.   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menyeret jala menuju ke tempat Kun Lun Sam Cu.   Tak lama kemudian, mereka melihat sebuah pohon rindang, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan segera membelok sambil terus menyeret jala, Setelah membelok, terlihatlah sebuah bukit kecil.   "Mereka bertiga berada di sana, cepatlah kalian melepaskan aku!"   Ujar Swat Lo Kongcu.   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan memandang ke arah bukit kecil itu.   Tampak tiga orang duduk di atas rerumputan Dua lelaki dan satu wanita.   Tidak salah, mereka bertiga adalah Kun Lun Sam Cu! Akan tetapi, keadaan mereka terlihat sangat mengenaskan Menyaksikan hal itu Lie Ceng Loan menangis terisak-isak, dengan air mata berderai-derai.   Lalu, mendadak ia berlari mendekati ke tiga orang itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Mata Bee Kun Bu juga tampak menggenang, sementara itu Lie Ceng Loan sudah berada di hadapan ke tiga orang itu, bahkan langsung menjatuhkan diri berlutut Namun, anehnya tiga orang itu justru memandangi Lie Ceng Loan sambil tertawa bodoh.   Bee Kun Bu yang merasa cemas, terlihat menghela nafas, Namun kemudian cepat melesat menghampiri ke tiga orang yang terlihat seperti tidak waras itu.   sementara Swat Lo Kongcu berteriak-teriak gusar sekali.   "Hei! Kalian telah bertemu Kun Lun Sam Cu, cepat lepaskan diriku!"   "Aku pasti melepaskanmu tapi tunggu sebentar lagi!"   Sahut Bee Kun Bu yang sudah berdiri di hadapan Kun Lun Sam Cu. Kemudian berkata pada Lie Ceng Loan.   "Adik Loan, jangan terus menangis, kita harus bisa secepatnya menyadarkan mereka."   Bee Kun Bu mengeluarkan rerumputan berdaun tujuh, Dipetiknya tiga helai daun rumput itu lalu diserahkan pada Lie Ceng Loan.   Gadis itu menerimanya, lalu dimasukkan ke mulut Kun Lun Sam Cu.   persis seperti anak kecil diberi kembang gula, ke tiga orang itu mengunyah rumput Mata mereka tampak merem melek, lucu.   persis orang-orang kurang waras.   sementara Swat Lo Kongcu terus berteriak, agar Bee Kun Bu melepaskan dirinya.   Namun pemuda itu sama sekali tidak menghiraukannya.   Beberapa saat kemudian, Kun Lun Sam Cu tampak tertegun Setelah itu, mereka bertiga saling memandang lalu menoleh pada Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Dengan perasaan canggung mereka pun menundukkan kepala, memandang diri masing-masing.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Menyaksikan itu, Bee Kun Bu tahu Kun Lun Sam Cu mulai sadar, Cepat-cepatlah ia bertanya.   "Guru, Paman Guru! Bagaimana perasaan kalian?"   Tempat apa ini? Kenapa kami berubah seperti ini?"   Tanya Kun Lun Sam Cu keheranan Bee Kun Bu menarik nafas lega, Ada siratan cahaya kegembiraan di wajahnya.   "Guru, paman guru! Tidak bisa bersama.... Kita harus segera meninggalkan tempat ini. Nanti aku akan menjelaskan semuanya."   Kun Lun Sam Cu saling memandang, mereka bertiga mengangguk hampir bersamaan "Baik!"   Bee Kun Bu mendekati Swat Lo Kongcu yang berada di dalam jala, Dia menjulurkan tangannya menotok jalan darah wanita itu, lalu menendangnya ke semak-semak tak jauh dari situ, Setelah itu diajaknya Kun Lun Sam Cu meninggalkan tempat tersebut ***** Bab ke 41 - Tay Cih Su jadi Korban di Telaga Beracun Setelah berjalan sekitar delapan mil, Bee Kun Bu menemukan sebuah gua.   Dia segera mengajak Kun Lun Sam Cu dan Lie Ceng Loan memasukinya.   Sesudah duduk semua, Bee Kun Bu mulai menuturkan tentang semua kejadian yang dialami Kun Lun Sam Cu mendengar dengan mata terbelalak Namun mereka yakin Bee Kun Bu tidak berdusta, Dengan sabar mereka mendengarnya.   Bee Kun Bu menghentikan ceritanya dengan tarikan nafas panjang.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Bu, lalu bagaimana caranya kita meninggalkan tempat ini?"   Tanya Lie Ceng Loan setelah mereka berdiam beberapa saat "Ini...."   Bee Kun Bu mengerutkan kening.   ".,.memang merupakan satu kesulitan besar!"   "Apakah tempat ini sangat berbahaya, sulit bagi kita untuk lolos?"   Tanya Kun Lun Sam Cu.   "Guru! Tempat ini disebut Tok Sui Tong, sebab dikelilingi telaga beracun,"   Jawab Bee Kun Bu memberitahukan "Kalau terkena pereikan airnya saja, hh..., dalam waktu sekejap tubuh kita berubah menjadi tulang-belu!ang."   "Oh?"   Kun Lun Sam Cu mengerutkan kening, Ter-kejut agaknya mereka mendengar hal itu. Tidak begitu gampang menolong Guru dan Paman guru, Namun yang lebih sulit ternyata untuk lepas dari sini."   Ujar Lie Ceng Loan bernada ke!uhBee Kun Bu bangkit berdiri, tapi mulutnya terus bungkam.   sedangkan Kun Lun Sam Cu yang baru sembuh itu sama sekali tidak punya gagasan apa pun.   Sesaat ke lima orang itu terdiam.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Suasana hening menyelimuti ruangan gua itu.   "Menurutku cuma ada satu jalan untuk meninggalkan tempat ini,"   Ujar Bee Kun Bu memecah keheningan "Jalan apa? Jelaskanlah!"   Pinta Kun Lun Sam Cu.   "Kita harus menunggu penyerbuan Pek Yun Hui, barulah kita boleh ke luar,"   Sahut Bee Kun Bu.   "Sudah sekian lama kita berada di pulau ini, tapi selama itu tiada kabar berita tentang Kakak Pek, entah apa sebabnya?"   Tukas Lie Ceng Loan.   "Kakak Pek dan lainnya sedang membuat perahu, sehingga tidak mungkin mereka cepat ke mari!"   Bee Kun Bu memberitahukan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kun Lun Sam Cu cuma saling memandang, sebab mereka bertiga tidak tahu apa yang dibicarakan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan. Bee Kun Bu memandang Kun Lun Sam Cu, kemudian tersenyum getir seraya berkata.   "Guru dan Paman guru tidak tahu, Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To telah menguasai daerah Miauw, Mereka berdua berkepandaian tinggi, lagipula orang lain tidak bisa datang di pulau ini!"   "Kenapa?"   Tanya Kun Lun Sam Cu, heran.   Kening mereka tampak berkerut "Mereka memelihara ratusan ekor elang merah yang di bawah perintah mereka berdua! Kalau ada perahu berlayar ke mari, burung-burung itu akan mengangkat batu menimpa perahu sampai tenggelam Semua orang yang di dalam perahu akan mati berubah menjadi tu!ang-belulang!"   "Sungguh tak dinyana kami bisa sampai di daerah Miauw ini, Entah bagaimana keadaan Bu Lim Tionggoan sekarang ini?"   Ujar salah seorang dari Kun Lun Sam Cu yang lelaki tua.   "Sudah lama kami meninggalkan Tionggoan, sehingga kami tidak tahu!"   Ujar Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan memandang ke luar lalu terlihat mendadak menghela nafas seperti hendak membuang gelisahnya "Adik Loan!"   Bee Kun Bu menatapnya seraya ber-tanya.   "Engkau memikirkan apa?"   "Aku tidak memikirkan apa-apa,"   Jawab Lie Ceng Loan.   "Cuma teringat akan awan putih yang di puncak gunung Kun Lun."   Mendengar itu, Kun Lun Sam Cu menarik nafas lalu menggeleng-gelengkan kepala.   "Adik Loan, Biar bagaimana pun kita harus kembali ke sana, maka tidak usah memikirkan itu,"   Ujar Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Bu, setelah kita pulang ke gunung Kun Lun...,"   Lie Ceng Loan tidak melanjutkan kata-kata itu, Wajah gadis itu tampak berubah merah.   Bee Kun Bu memandangnya, Dia tidak tahu apa yang dipikirkan Lie Ceng Loan, sementara gadis itu malah menundukkan wajah dalam-dalam.   Kun Lun Sam Cu saling memandang, kemudian mereka bertiga tampak tersenyum-senyum.   "Kita tidak bisa terus-menerus menunggu di dalam gua ini,"   Ujar Bee Kun Bu mendadak "Lebih baik kita ke luar melihatlihat sejenak, siapa tahu Kakak Pek telah menyerbu pulau ini, jadi kita bisa membantu mereka."   "Benar!"   Lie Ceng Loan mengangguk Mereka berlima lalu berjalan ke luar Bee Kun Bu berjalan di depan, Lie Ceng Loan terus mengikutinya. Ke duanya baru saja tiba di luar gua, ketika melihat sosok bayangan berkelebat di semak-semak di depan gua.   "Kakak Bu, ada orang di sana,"   Bisik Lie Ceng Loan.   Bee Kun Bu langsung melesat ke arah semak-semak itu, ia pun melihat sosok bayangan melesat pergi.   Bee Kun Bu bergerak cepat mengejarnya, Tak lama dia sudah berada di belakang orang itu, Dengan cepat dijulurkan tangannya mencengkeram bahu orang itu.   Orang itu cepat berkelit Akan tetapi, Bee Kun Bu langsung menyerangnya dengan jurus Siauw Cih Thian Lam (Menunjuk Thian Lam Sambil Tertawa).   Plak! punggung orang itu terpukul, sehingga tersungkur dan tidak bangkit lagi.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu mendekati orang itu, kemudian cepat merenggut leher bajunya, seketika Bee Kun Bu tertegun, melihat orang itu ternyata bukan suku Miauw.   "Siapa engkau?"   Tanya Bee Kun Bu heran. Orang tua itu tetap diam dengan mata dipejamkan "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan telah menyusul ke situ.   "Siapa orang ini?"   "Entahlah!"   Bee Kun Bu menggelengkan kepala.   "Aku justru sedang bertanya padanya, tapi dia tidak mau menjawab."   Sesaat kemudian muncullah Kun Lun Sam Cu. Orang tua yang terpukul oleh Bee Kun Bu itu membuka mata-nya, memandang mereka berlima sambil menarik nafas, namun tidak berkata apapun.   "Bukankah ini daerah Miauw, kenapa ada orang Han di sini?"   Tanya Kun Lun Sam Cu heran.   "Kun Bu, tanya baik-baik padanya, jangan bertindak sembarangan!"   "Guru!"   Bee Kun Bu tersenyum "Orang ini sungguh mencurigakan Aku harus bertanya jelas padanya,"   "Nyawa kalian sudah berada di ujung tanduk, masih bisa tertawa?"   Ujar orangtua itu mendadak "Apa?"   Gumam Bee Kun Bu.   "Apa maksudmu?"   Orang tua itu diam, kemudian memejamkan matanya sambil tersenyum getir Hal itu jelas membuat Bee Kun Bu kian merasa penasaran sekali "Cianpwee!"   Ujar Bee Kun Bu memberitabukan.   "Kami bukan Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To! Di sini adalah daerah Miauw, engkau orang Han tapi muncul di daerah ini, tentu punya sebab! Bolehkah Cianpwee berterus terang tentang diri Cianpwee?"   Orang tua itu tampak tertegun ketika mendengar ucapan Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Cianpwee adalah orang Han, tentunya sangat rindu akan Tionggoan, Bagaimana kita bersama meninggalkan tempat ini?"   Tanya LieCen^ Loan menyeIak.   Orang tua itu membuka matanya, lalu menarik nafas panjang sambil memandang langit Lama kemudian membuka mulut "Siapa tidak rindu pada kampung halaman? Namun tempat setan ini, siapapun tidak akan mampu pergi.   Menurutku, mengharapkan hal itu sama seperti mimpi di siang hari bolong."   "ltu belum tentu, Cianpwee,"   Sanggah Bee Kun Bu. Orang tua itu tertawa getir, kemudian menggelenggelengkan kepala.   "Sudah delapan tahun lebih aku berada di tempat ini. Siang malam terus berpikir ingin lepas dari sini. Tapi... tetap tak bisa pergi, Kalian belum lama datang, lagipula tengah bermusuhan dengan Swat Lo Kongcu. jadi bagaimana kalian bisa meninggalkan tempat ini?"   "Cianpwee!"   Bee Kun Bu tereenung sesaat "Sudah delapan tahun lebih Cianpwee berada di tempat ini, tetapi kenapa tidak dicelakai oleh Swat Lo Kongcu itu? sungguh mengherankan apa sebabnya?"   Air muka orangtua itu berubah seketika. Cepat-cepat ia menoleh ke sana ke mari, sepertinya takut diketahui orang lain.   "Kalian tidak perlu banyak bertanya padaku!"   Tukas orangtua itu dengan suara rendah.   "Ada satu hal yang ingin kuminta pada kalian...."   Tentang apa?"   Tanya Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kita tidak saling mengenal, entah kalian sudi mengabulkan permohonanku tidak?"   Jawab orangtua itu dengan kening berkerut-kerut "Cianpwee ingin bermohon apa pada kami?"   "Sebetulnya kalian tidak punya harapan untuk meninggalkan pulau ini!"   Ujar orangtua itu sambil tersenyum getir "Tapi aku berharap kalian bisa meninggalkan pulau ini! Apabila kalian pulang keTioriggoan, tolong beritahukan pada keluargaku, bahwa aku berada di daerah Miauw, Sebab kepala suku Miauw masih membutuhkan diriku, Jadi, diriku tetap aman."   "Kepala suku Miauw? Maksud Cianpwee siapa itu?"   Tanya Bee Kun Bu. tentunya Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To,"   Jawab orangtua itu memberi tahu kan.   "Kenapa mereka berdua membutuhkan diri Cianpwee?"   Tanya Bee Kun Bu sambil menatapnya dalam-dalam. Air muka orangtua itu berubah, kemudian mendadak berlari kabur dari situ, Bee Kun Bu ingin mengejamya, namun cepat dicegah oleh Kun Lun Sam Cu.   "Guru!"   Seru Bee Kun Bu.   "Kenapa tidak membiarkan aku kejar orangtua itu?"   "Semula dia ingin menitip pesan pada kita, Tapi karena engkau bertanya tentang itu, maka dia kabur karena ketakutan Menurut kami, itu pasti ada sebabnya,"   Sahut Kun Lun Sam Cu.   "Dia bilang Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To membutuhkan dirinya, entah orangtua itu punya kelebihan apa."   "Kepandaian orangtua itu tidak begitu tinggi,"   Sela Lie Ceng Loan.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Benar!"   Bee Kun Bu manggut-manggut "Oleh karena itu, dia pasti punya suatu kelebihan tertentu, maka Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To membutuhkan dirinya itu."   "Tapi kelihatannya...."   Lie Ceng Loan mengerutkan kening. H... dia tidak seperti orang yang punya keistimewaan."   "Oh ya!"   Bee Kun Bu teringat sesuatu.   "Tadi dia bilang nyawa kita sudah berada di ujung tanduk, apa maksudnya? Sebelum memberitahukan dia sudah kabur terbirit-birit. itu sungguh sayang sekali."   "Kita berada di Tok Sui Tong, sewaktu-waktu pasti ada bahaya, Mungkin itu maksudnya,"   Sahut Kun Lun Sam Cu. Bee Kun Bu berpikir sejenak, memang masuk akal apa yang dikatakan Kun Lun Sam Cu. Sesaat mereka berlima mulai menengok ke sana ke mari.   "Kita ingin tahu Kakak Pek sudah menyerbu ke mari atau belum, jadi kita harus melihat dari tempat yang tinggi,"   Ujar Bee Kun Bu.   "Di depan ada sebuah bukit, mari kita ke sana!"   "Baik,"   Lie Ceng Loan manggut-manggut.   "Aku sudah sangat rindu pada Kakak pek."   "Adik Loan!"   Bee Kun Bu tampak bimbang.   "Setelah kita bertemu mereka, mungkin sudah berada di dunia iain,"   "Kakak Bu.,.,"   Mata Lie Ceng Loan mulai bersimbah air.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Adik Loan...."   Bee Kun Bu terperanjat menyaksikan itu, Cepat-cepat dia menghiburnya.   "Aku cuma bergurau, kenapa kau jadi berduka ?"   "Kakak Bu.,.,"   Lie Ceng Loan menarik nafas.   "Se-andainya kita bisa meninggalkan tempat ini, selamanya aku tidak mau berkecimpung di rimba persilatan lagi,"   Bee Kun Bu diam, Kemudian menoleh pada Kun Lun Sam Cu. sedangkan Kun Lun Sam Cu tidak bersuara, Kelihatannya mereka sependapat dengan apa yang dikatakan Lie Ceng Loan.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah saling membisu seperti itu, mereka berlima menuju ke bukit, Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah mendekati bukit tersebut Tiba di puncak hari pun sudah senja, Mereka berlima berdiri di sana sambil memandang ke arah telaga beracun, tetap tampak tenang tapi kemerah-merahan.   "Heran,"   Gumam Bee Kun Bu.   "Kenapa sedemikian sepi?"   "Bukankah lebih baik sepi?"   Sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum.   "Memang sih."   Bee Kun Bu manggut-manggut dan menambahkan, Tapi saat ini, Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To sudah tahu kita berada di sini, Bahkan mereka pun tahu Tay Cih Su sedang membuat perahu untuk menyerbu ke mari, Kenapa mereka kelihatan begitu tenang?"   "Kalaupun mereka bersiap-siap, tentunya tidak mungkin di bukit ini,"   Ujar Lie Ceng Loan. Bee Kun Bu manggut-manggut, karena merasa masuk akal apa yang dikatakan Lie Ceng Loan.   "Bagaimana kita cari tempat untuk bersembunyi ?"   "Swat Lo Kongcu telah terjungkal sekali di tanganmu, maka belum tentu dia akan segera menghadapi kita, jadi kita pun tidak perlu bersembunyi lagi,"   Sahut Kun Lun Sam Cu.   Karena Kun Lun Sam Cu yang mengatakan begitu, Bee Kun Bu sama sekali tidak berani membantah Mulailah ia memandang ke arah telaga beracun itu dengan penuh perhatian samar-samar dilihatnya sosok bayangan berkelebat di pinggir telaga.   Karena berjarak yang begitu jauh, Bee Kun Bu khawatir matanya salah melihat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Beberapa saat kemudian, hari sudah mulai gelap, Mereka berlima khawatir akan terlihat orang, sehingga tidak berani menyalakan api.   sementara hari semakin gelap, sedangkan tempat tersebut sangat sepi sekali Sejak berada di daerah Miauw, Kun Lun Sam Cu sama sekali tidak tahu kenapa dalam keadaan tak waras, Kini walaupun ke tiganya telah sembuh, pikiran mereka masih agak menerawang.   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan berjalan ke tempat lain, lalu berdiri sambil memandang ke bawah.   Lie Ceng Loan menaruh kepalanya pada bahu Bee Kun Bu.   Saat ini meskipun masih ada bahaya mengancam, gadis itu tetap merasa gembira dan bahagia bersama Bee Kun Bu, sehingga tanpa sadar ia terus memandangnya.   "Kakak Bu!"   Tanya Lie Ceng Loan karena melihat Bee Kun Bu termenung "Engkau sedang memikirkan apa?"   "Kalau tidak salah, su,dah waktunya Kakak Pek menyerbu ke mari,"   Ujar Bee Kun Bu memberitahukan "Akan tetapi, kenapa sampai malam ini masih tampak begitu sepi?"   "Apakah telah terjadi sesuatu di luar dugaan?"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Menurut aku tidak,"   Sahut Bee Kun Bu.   "Kenapa engkau mengatakan begitu?"   "Kelihatan Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To hanya menguasai Tok Sui Tong ini. sementara Tay Cih Su masih menguasai begitu banyak orang Miauw yang rata-rata ingin membasmi Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To. Karena itu, aku yakin tidak akan terjadi sesuatu di luar dugaan,"   Jawab Bee Kun Bu menjelaskan "Kalau begitu, kenapa mereka belum menyerbu ke mari?"   Lie Ceng Loan kelihatan bingung "Mungkin..."   Ucapan Bee Kun Bu terhenti sepasang matanya terus memandang ke arah telaga beracun itu,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ternyata ia melihat banyak cahaya lampu berker!ap-kerlip di permukaan telaga beracun itu.   "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan menunjuk ke sana.   "Apa itu?"   "Lampu-lampu yang di perahu,"   Sahut Bee Kun Bu.   "Kalau begitu, sudah pasti Kakak Pek mulai menyeberang ke mari,"   Ujar Lie Ceng Loan. Bee Kun Bu manggut-manggut.   "Guru, cepat ke mari!"   Kun Lun Sam Cu menyahut dan segera ke tempat itu.   Mereka bertiga pun memandang ke arah telaga beracun sementara lampu-lampu tampak semakin jelas, tidak salah, itu adalah lampu-lampu yang di perahu, Kini sudah terlihat jelas beberapa buah perahu besar berlayar mendekati pulau tersebut Menyaksikan itu, Bee Kun Bu langsung bersiul panjang.   Maksudnya ingin melesat pergi mencari Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To untuk membunuh mereka berdua, setelah itu baru bergabung dengan Pek Yun Hui.   Akan tetapi, di saat ia bersiul panjang, terdengar pula suara teriakan-teriakan aneh di puncak seberang, Sungguh menyeramkan suara teriakan-teriakan tersebut Tertegun mereka berlima ketika mendengar suara itu, Wajah Lie Ceng Loan tampak pucat pias.   "Suara apa itu?"   Ketika Bee Kun Bu baru mau membuka mulut menyahut ttba-tiba terdengar suara "Plak! Plak!"   Menyusul dari puncak seberang tampak tujuh delapan ekor burung elang yang amat besar terbang menuju ke arah perahu-perahu itu.   Bee Kun Bu juga melihat, cakar-cakar burung elang besar itu mencengkeram batu-batu yang berukuran besar, Bee Kun Bu tampak tertawa.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Bu, Swat Lo Kongcu telah mengeluarkan elangelang besar itu! Kok engkau malah tertawa?"   Lie Ceng Loan menatapnya heran.   "Lihatlah perahu-perahu itu!"   Bee Kun Bu menunjuk ke arah perahu-perahu itu.   "Bukankah semua perahu itu ditutupi dengan kulit sapi?"   Lie Ceng Loan memperhatikan semua perahu itu, Memang benar semua perahu itu ditutupi dengan kulit sapi, Jadi sulit bagi burung-burung itu menenggelamkan perahu-perahu di telaga.   "Kalau begitu...,"   Ujar Lie Ceng Loan sambil tertawa.   "Kenapa kita masih berdiri di sini? cepatlah kita turun membasmi penjahat-penjahat itu!"   "Kita berlima harus tetap berkumpul!"   Seru Kun Lun Sam Cu berpesan Tidak boleh berpencar."   "Ya!"   Lie Ceng Loan mengangguk Mereka berlima lalu melesat ke bawah menggunakan ilmu ginkang, Namun mendadak mereka berhenti, karena mendengar suara yang amat dahsyat Bum! Mereka berlima langsung memandang ke bawah, Ternyata salah seekor burung elang itu telah menjatuhkan batu yang dicengkeramannya ke perahu.   Setelah jatuh dikulit sapi yang menutupi perahu, batu itu pun terpental ke atas setinggi tiga depa, kemudian jatuh lagi dan meledak.   Sungguh di luar dugaan, batu itu ternyata dengan diisi bahan peledak, perahu hancur menyebabkan banyak orang jatuh ke dalam telaga beracun.   Suara teriakan dan jeritan kematian memecah suasana riuh itu.   "Celaka!"   Seru Bee Kun Bu setelah menyaksikan itu.   "Ternyata Swat Lo Kongcu telah menyiapkan semua itu,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kakak Pek entah berada di perahu yang telah meledak itu tidak!"   Perahu-perahu lain melaju lebih cepat menuju ke tepi telaga, sementara burung-burung elang yang membawa obat peledak terus mengejar Tak lama perahu-perahu itu mencapai tepi telaga.   Tampak beberapa orang meloncat ke tepi telaga, Burung-burung elang itu juga telah menyusul, dan langsung menjatuhkan batu-batu peledak.   Bum! Bum! Bum! Bum.-.! Semua perahu meledak dan terbakar seketika, Kun Lun Sam Cu, Bee Kun Bu, dan Lie Ceng Loan yang berdiri di atas bukit membungkam dengan mata terbelalak "Kakak Bu...!"   Lama sekali barulah Lie Ceng Loan membuka mulut "Apakah Kakak Pek dan Kakak Sie Bun berada di salah sebuah perahu yang meledak itu?"   "Entahlah!"   Bee Kun Bu menggeleng kepala. Lie Ceng Loan segera menoleh pada Kun Lun Sam Cu. Ke tiga orang itu cuma menundukkan kepala. Lie Ceng Loan mulai menangis.   "Mereka berdua mati begitu saja?"   "Adik Loan, jangan berduka!"   Ujar Bee Kun Bu menghiburnya.   "Ba... bagaimana mungkin aku tidak berduka?"   Ue Ceng Loan terisak-isak dengan air mata berderai.   "Adik Loan...."   Mata Bee Kun Bu pun sudah basah. Menyaksikan itu, mulailah Lie Ceng Loan menangis gerung-gerungan, sedangkan Kun Lun Sam Cu masih tampak agak tenang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kalian jangan menangis!"   Ujar Kun Lun Sam Cu Serentak "Kita belum tahu jelas Pek Yun Hui mereka celaka atau tidak, jadi kalian tidak perlu terus menerus menangisi Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menghela nafas panjang, Gadis itu mulai berhenti menangis.   "Kelihatannya... memang sulit sekali bagi kita meninggalkan tempat ini. Sungguh tak disangka, Swat Lo Kongcu bisa menggunakan cara itu menghadapi me-reka.,,."   "Kakak Bu, Guru dan Paman guru!"   Ujar Lie Ceng Loan setelah berpikir sejenak "Aku.,, aku punya suatu ide!"   "lde apa?"   Tanya Bee Kun Bu sambil menatapnya.   "Katakan!"   "Swat Lo Kongcu menggunakan burung-burung elang, kalau kita bisa membunuh burung-burung itu, bukankah kita tidak perlu takut pada mereka lagi?"   Mendengar itu, Bee Kun Bu dan Kun Lun Sam Cu cuma tersenyum getir Harus diketahui, burung-burung elang itu terbang di angkasa, bagaimana mungkin dapat membunuh mereka? Lagipula sudah terlatih semua.   "Bagaimana?"   Tanya Lie Ceng Loan melihat mereka diam saja.   "ldeku itu tidak bisa dipakai?"   "Bukan tidak bisa dipakai persoalannya kita tidak punya kemampuan untuk membunuh burung-burung itu!"   Sahut Bee Kun Bu sambil menarik nafas.   "Aku tahu ada satu orang punya kemampuan itu,"   Ujar Lie Ceng Loan.   "Siapa?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Kakak Siao Tiap,"   Jawab Lie Ceng Loan.   "Adik Loan.,.,"   Bee Kun Bu menarik nafas lagi.   "Pereuma engkau menyebutnya...."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Kenapa?"   Tanya Lie Ceng Loan, heran.   "Sebab sejak dia meninggalkan gunung Kwat Cong San, sudah sekian lama kita tidak bertemu dia,"   Jawab Bee Kun Bu sambil menggeleng-gelengkan kepala.   "Kalaupun dia berada di sini, tetap sulit menghadapi burung-burung elang itu!"   Ujar Kun Lun Sam Cu.   "Kakak Siao Tiap memang tidak bisa terbang, tapi dia punya burung bangau sakti Dia pasti mampu menghadapi elang-elang itu!"   Ujar Lie Ceng Loan. Apa yang dikatakan gadis itu memang masuk akal, Namun saat ini Na Siao Tiap berada di mana? Akhirnya Bee Kun Bu tersenyum getir.   "Adik Loan, apa yang engkau katakan memang masuk akal! Tapi kita harus ke mana mencari Na Siao Tiap?"   Lie Ceng Loan terdiam, lama sekali barulah membuka mulut bergumam.   "Kalau begitu, bukankah kita berada di sini menunggu mati?"   Tidak juga!"   Sahut Bee Kun Bu cepat "Engkau punya akal lain?"   "Burung-burung elang itu di bawah perintah orang, jadi kita tidak bisa menghadapi burung-burung itu,"   Ujar Bee Kun Bu memberitahukan.   "Oleh karena itu, yang harus kita hadapi justru pemilik burung-burung itu!"   "Benar."   Kun Lun Sam Cu manggut-manggut Tapi kita tidak tahu siapa pemilik burung-burung itu,"   Tambah Bee Kun Bu, menggeleng-gelengkan kepala.   "Kalau bukan Swat Lo Kongcu, pasti Liat Pah To,"   Sahut Kun Lun Sam Cu serentak pada waktu bersamaan, terdengarlah suara tawa dingin, kemudian menyusul pula suara wanita.   "Kami berada di sini, tidak memberi perintah pada burungburung elang itu."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Betapa terkejutnya Kun Lun Sam Cu, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mendengar suara itu, mereka berlima segera menoleh, Tampak puluhan orang membawa obor mendekati mereka, Yang memimpin orang-orang itu ternyata adalah Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To.   "Kita harus saling bersandar!"   Bisik Bee Kun Bu. Mereka berlima langsung berdiri dengan saling menempelkan punggung, Swat Lo Kongcu tertawa dingin menyaksikan mereka.   "He he! Apakah kalian masih bisa meloloskan diri?"   Bee Kun Bu bersiul panjang hendak melakukan penyerangan terhadap Swat Lo Kongcu, Kun Lun Sam Cu cepat-cepat menahannya.   "Guru.,.!"   Bee Kun Bu tereengang, Hian Ceng Totiang cuma menggeleng kepala, membuat Bee Kun Bu pun terdiam di tempat "Kalian berlima berdiri di sini, tentu sudah menyaksikan kejadian tadi."   Ujar Swat Lo Kongcu sambil tersenyum licik.   "Aku ingin menyampaikan suatu kabar untuk kalian, sebab aku yakin kalian ingin mendengarnya "Kabar apa?"   Tanya Bee Kun Bu dengan suara membentak "Hi hi hi!"   Swat Lo Kongcu tertawa cekikikan "Tay Cih Su yang ingin melawan kami itu, dia telah mati di telaga beracun Bahkan telah berubah jadi tulang belulang pula."   "Oh?"   Bee Kun Bu mengerutkan kening.   "Di mana Kakak Pek?"   Tanya Lie Ceng Loan mendadak "Kakak Pek? Siapa dia?"   Swat Lo Kongcu balik bertanya sambil tertawa terkekeh "Dia adalah Pek Yun Hui."   Lie Ceng Loan memberitahukan "Nasibnya lebih mujur, sebab perahunya tidak tertimpa batu,"   Sahut Swat Lo Kongcu memberitahukan Tapi kalau dia ingin melawan kami, itu berarti dia cari mati."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan menarik nafas lega, sedangkan Bee Kun Bu tertawa dingin.   "Swat Lo Kongcu! Apa maumu mengurung kami di sini?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Kalian masih belum tahu?"   Swat Lo Kongcu tertawa melengking.   "Cepatlah kalian ikut kami ke bawah!"   "lkut kalian ke bawah memang tidak su!it,"   Sahut Bee Kun Bu sambil tertawa ringan "Asal kalian mampu menangkap kami."   "Kenapa aku harus menangkap kalian?"   Swat Lo Kongcu tersenyum licik.   Bee Kun Bu terkejut ketika mendengar Liat Pah To mendadak berteriak lantang dengan suara aneh, Semula menoleh dengan mata membelalak, Di sana tampak puluhan orang Miauw mendekati mereka dengan obor di tangan Kun Lun Sam Cu, Bee Kun Bu, dan Lie Ceng Loan tetap berdiri dengan punggung saling menempel sementara puluhan orang Miauw itu sudah mendekat Tiba-tiba mereka melempar obor-obor yang di tangan ke arah tempat Kun Lun Sam Cu, Bee Kun Bu, dan Lie Ceng Loan.   Dalam waktu sekejap, tempat itu sudah terbakar Hal itu membuat mereka berlima terkurung di dalam kobaran api.   "Cepat halau api itu dengan pukulan!"   Seru Kun Lun Sam Cu.   Bee Kun Bu segera melancarkan pukulan ke arah api yang berkobar Akan tetapi, pada saat bersamaan terdengar pula suara tawa aneh Swat Lo Kongcu.   orang-orang Miauw mulai melempar obor mereka ke tempat tersebut, sehingga membuat api bertambah berkobar Bee Kun Bu.dan kawan-kawannya merasa kepanasan.   Wajah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan sudah merah padam dengan keringat terus mengucur deras.   "Kakak Bu, mari kita terjang ke luar!"   Seru gadis itu. Bee Kun Bu tidak menyahut, melainkan memandang Kun Lun Sam Cu seakan minta pendapat "Kami baru sembuh, maka daya pikir kami masih tidak begitu baik-"   Ujar Hian Ceng Totiang.   "Lebih baik engkau saja yang ambil keputusan."   "Kalau begitu.,.,"   Ujar Bee Kun Bu.   "Murid mohon maaf!"   "Urusan sudah sedemikian gawat, jangan mempermasalahkan itu!"   Tandas Hian Ceng Totiang.   "Sementara ini kita tidak boleh menerjang keluar Sebab, kita tidak melihat jelas Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To berada di mana, jadi itu sangat membahayakan kita,"   Ujar Bee Kun Bu sungguh-sungguh.   "Api semakin berkobar dan membesar, bahkan mulai mendekati kita pula, Kalau tidak menerjang ke luar, kita akan mati terbakar di sini!"   Tukas Lie Ceng Loan. Tiba-tiba Bee Kun Bu menghentakan kakinya melesat ke atas, Terkejutlah Lie Ceng Loan melihatnya.   "Kakak Bu! Apa yang kau perbuat?!"   "Melihat situasi di luar,"   Sahut Bee Kun Bu yang telah melesat ke atas sambil menengok ke sana ke mati Di luar kepungan kobaran api terlihat seratus lebih orang Miauw berdiri dengan busur dan panah di tangan.   Meny aksi kan itu, betapa terkejutnya Bee Kun Bu.   Cepat badannya pun meluncur kembali ke bawah.   "Bagaimana keadaan di luar?"   Tanya Lie Ceng Loan yang tak sabaran, karena melihat air mukanya berubah hebat Kun Lun Sam Cu menatap heran wajah Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Entah kapan telah muncul ratusan orang Miauw dengan busur dan panah di tangan,"   Sahut Bee Kun Bu memberitahukan "Haaah?"   Wajah Lie Ceng Loan berubah pucat pias.   "Kelihaiannya mereka sudah bersiap memanah kita,"   Lanjut Bee Kun Bu sambil menarik nafas.   "Kalau begitu...,"   Lie Ceng Loan mengerutkan ke-ning.   "Bukankah kita tidak bisa menerjang ke luar?"   "Bagaimana mungkin tidak bisa menerjang ke luar?"   Sahut Bee Kun Bu. ia bersiul panjang lalu melangkah pemuda itu melancarkan dua buah pukulan dengan menggunakan sembilan bagian Lweekangnya. Brrr...! Api yang berkobar-kobar itu terbelah dua akibat pukulan jarak jauh yang dilancarkan Bee Kun Bu.   "Cepat ikut di belakangku!"   Bee Kun Bu melesat ke depan, Tampak Kun Lun Sam Cu segera menepuk bahu Lie Ceng Loan.   "Cepatlah engkau ikut dia!"   Dalam keadaan begini, Lie Ceng Loan tidak berani membantah, langsung melesat mengikuti Bee Kun Bu.   Kemudian segera Kun Lun Sam Cu melesat menyertai gadis itu.   Ketika Bee Kun Bu melesat ke depan, tampak tiga batang panah meluncur ke arahnya.   Serr! Serrr! Serrr! Bee Kun Bu telah menduga akan hal itu, maka langsung saja menggerakkan tangannya memukul panah-panah itu sampai jatuh, Akan tetapi, lidah api di bawah justru menjilat kakinya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Hal itu membuat Bee Kun Bu tidak berani maju, melainkan meloncat mundur Begitu melihat Bee Kun Bu meloncat mundur, Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu ikut meloncat mundur "Hi hi hi!"   Swat Lo Kdngcu tertawa melengking.   "Kalian berlima ingin menerjang ke luar? itu lebih sulit daripada naik ke langit Lebih baik kalian tunduk padaku untuk melawan Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun!"   "Ha ha!"   Bee Kun Bu tertawa gelak.   "Engkau bermimpi di siang hari bolong!"   "Kalau begitu,.,."   Swat Lo Kongcu tertawa melengking Iagi.   "Engkau harus menyaksikan kehebatanku!"   Usai berkata begitu, mendadak Swat Lo Kongcu mengeluarkan pekikan aneh, seketika tampak tiga buah bola menggelinding ke arah mereka, tapi kemudian berhenti di hadapan mereka.   "Benda apa itu?"   Tanya Lie Ceng Loan.   Bee Kun Bu memandang dengan penuh perhatian benda yang ternyata menyerupai bola besi berukuran besar Dia tereengang kaget seketika itu pula timbul kecurigaannya.   Tanpa sadar ia mengayunkan kakinya menendang salah satu bola besi itu.   orang-orang Miauw yang berada di luar api berteriak-teriak aneh, Bee Kun Bu tidak mengerti Tapi ia tahu, orang-orang Miauw sangat ketakutan pada bola besi tersebut "Adik Loan, Guru dan Paman guru!"   Seru Bee Kun Bu.   "Lebih baik kita bersatu menerjang ke luar saja!"   "Di luar api masih ada ratusan orang Miauw yang bersenjata busur Kalau menerjang ke luar, kita akan menjadi sasaran panah."   Sahut Hian Ceng Totiang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Biar murid yang membuka jalan,"   Usul Bee Kun Bu dan menambahkan "Tapi Guru dan Paman guru harus melancarkan pukulan ke arah api yang di sisiku."   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Baik,"   Kun Lun Sam Cu mengangguk ***** Bab ke 42 - Swat Lo Kongcu Ditawan Bee Kun Bu Lagi Setelah Kun Lun Sam Cu menyetujuinya, Bee Kun Bu mengeluarkan siulan panjang sambil melesat Lalu dengan cepat dia melancarkan beberapa buah pukulan ke depan, membuat kobaran api terbelah dua, Bee Kun Bu tidak menyianyiakan kesempatan itu, ia terus melesat ke depan.   Akhirnya pemuda itu berhasil ke luar dari kurungan api, Namun baru saja mendarat, mendadak meluncur ke arahnya beberapa batang anak panah laksana kilat Bee Kun Bu cepat-cepat menggerakkan sepasang kakinya menendang panah-panah itu, sementara Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu pun telah menyusul Mereka melancarkan pukulan ke arah panah-panah tersebut Mereka berlima selamat sampai di luar api Namun mereka baru menarik nafas lega, mendadak terdengar suara ledakan keras mengejutkan serentak mereka menoleh ke belakang Ternyata bola-bola besi itu pecah, Tampak asap hitam mengepul ke atas dari dalam bola-bola besi itu.   Kun Lun Sam Cu tertegun menyaksikan itu, sementara Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan melesat ke depan secepat kilat Tapi seketika ke tiganya tersentak kaget Pada saat tubuh mereka di udara, tereium bau aneh di hidung mereka.   Dalam sekejap saja Kun Lun Sam Cu merasakan matanya berkunang-kunang, Mereka bertiga cepat-cepat menutup pernafasan Namun terlambat Badan mereka terlihat mulai gontai sempoyongan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan yang telah melesat pergi mengetahui kalau telah ada sesuatu yang terjadi atas diri Kun Lun Cam Cu.   Tiba-tiba beberapa anak panah meluncur ke arah mereka.   Bee Kun Bu segera menggerakkan sepasang tangannya, memukul panah-panah tersebut sedangkan Lie Ceng Loan menoleh ke belakang, Dilihatnya Kun Lun Sam Cu telah terkapar di tanah.   "Guru! Guru.,.!"   Teriaknya, cemas dan panik. Kun Lun Sam Cu tidak menyahut Ternyata mereka telah pingsan sementara itu api mulai mendekati ke tiganya.   "Kakak Bu!"   Teriak Lie Ceng Loan "Celaka! Lihat Paman guru dan Guru di sana...!"   Bee Kun Bu tengah sibuk menghalau panah-panah yang meluncur, ketika mendengar teriakan Lie Ceng Loan ia pun terpaksa berpaling ke belakang, Setelah Bee Kun Bu terpeklk kaget Ketlka dia menoleh ke belakang, aatu anak panah menghujam di bahunya, Raaa sakit dan ngl u yang hebat menyerang pada bahunya, seketika itu pula dia menyadari kalau ujung anak panah Ku diolesi racun terlebih dahulu disempatkan untuk melancarkan beberapa buah pukulan penghalau anak-anak panah itu.   "Aaakh...!"   Bee Kun Bu terpekik kaget Ketika dia menoleh ke belakang, satu anak panah menghujam di bahunya, Rasa sakit dan ngilu yang hebat menyerang pada bahunya, seketika itu pula dia menyadari kalau ujung anak panah itu diolesi racun.   Bee Kun Bu berkertak gigi mencabut panah itu, lalu melesat ke arah Kun Lun Sam Cu.   Saat itu Lie Ceng Loan telah berada di hadapan mereka bertiga.   Bersamaan dengan sampainya Bee Kun Bu di sisi Lie Ceng Loan, tampak sesosok bayangan berkelebat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Bee Kun Bu, namamu lelah menggetarkan empat penjuru! Biar aku menghadapimu!"   Terdengar suara bentakan keras.   seseorang melayang di hadapan Bee Kun Bu, Orang itu berambut merah dan mengenakan pakaian serba merah pula, Siapa orang itu? Tidak lain adalah Liat Pah To! padahal sesungguhnya Bee Kun Bu sama sekali tidak gentar menghadapi Liat Pah To.   Namun saat ini ia telah terluka, sedangkan Kun Lun Sam Cu masih terkapar di tanah dalam keadaan pingsan.   sehingga membuatnya cemas sekali.   Kini Liat Pah To malah muncul di hadapannya, ketika Bee Kun Bu tidak mungkin melawannya, karena dalam keadaan terluka! Tapi biar bagaimana pun, ia harus melawannya.   Liat Pah To sudah mulai menyerang.   Bee Kun Bu terpaksa menangkis dengan jurus Hun Hoa Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Bertaburan), Karena telah terluka, Bee Kun Bu menggunakan tenaga lunak.   "Ha ha!"   Liat Pah To tertawa gelak, Secepat kilat digerakkan telapak tangannya ke arah kepala Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu tersentak kaget Pukulan dilancarkan-nya ke arah pinggang Liat Pah To.   seharusnya lelaki berpakaian merah ini menjaga bagian pinggangnya Tapi tidak, Liat Pah To ternyata malah menyerang pula kepala Bee Kun Bu dengan telapak tangan yang penuh mengandung Lweekang, Apakah Liat Pah To memiliki ilmu kebal, sehingga membiarkan pinggangnya dipukul? Pikir Bee Kun Bu.   Karena tidak bisa menarik kembali pukulannya Bee Kun Bu terpaksa mengerahkan Lweekangnya pada pukulan tersebut Plaaak! Pukulan Bee Kun Bu mengena pinggang Liat Pah To.   Dengan cepat Bee Kun Bu meloncat mundur Un-tung dia cepat meloncat mundur! Kalau tidak, kepalanya pasti telah hancur terpukul oleh telapak tangan Liat Pah To.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Glaar...! pukulan Liat Pah To jatuh di tempat kosong, hingga membuat tanah yang terkena berlubang.   Akan tetapi, ada yang mengherankan Walau telah terkena pukulan, Liat Pah To sama sekali tidak roboh.   Bukan main terkejutnya Bee Kun Bu.   ia segera berbisik pada Lie Ceng Loan.   "Adik Loan, kita harus cepat mundur ke dalam lingkaran api!"   Lie Ceng Loan yang sedang berduka sama sekali tidak mendengar apa yang dikatakan Bee Kun Bu, Gadis itu terus menangis di hadapan Kun Lun Sam Cu yang pingsan itu.   sementara Liat Pah To mulai memburu Bee Kun Bu.   Dapat dibayangkan betapa cemasnya pemuda itu.   Namun dalam keadaan gawat begitu, mendadak timbul suatu ide dalam hatinya, yakni harus menangkap Swat Lo Kongcu.   kebetulan saat itu Swat Lo Kongcu sedang memberi perintah pada orang-orang Miauw mengurung mereka berlima.   Tapi saat yang bersamaan pula Liat Pah To telah menyerangnya.   Bee Kun Bu segera berkelit sambil melesat ke depan, Tampaknya tak mungkin Liat Pah To membiarkannya kabur? ia terus mengejarnya.   Akan tetapi, Bee Kun Bu cepat-cepat mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu.   Tahu-tahu pemuda itu telah lenyap dari pandangan Liat Pah To.   Dan ternyata dirinya telah berada di belakang orang itu.   Hal itu merupakan suatu kesempatan guna menyerang Liat Pah To, namun Bee Kun Bu tidak me-lakukannya, Sebab dipikirnya pereuma, Dia tahu Swat Lo Kongcu yang punya kuasa memerintah pada orang-orang Miuaw itu.   Karena itu, Bee Kun Bu cepat melesat ke arah Swat Lo Kongcu.   sementara wanita itu sedang sibuk mengatur orang-    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   orang Miauw, sehingga tidak tahu Bee Kun Bu melesat ke arahnya.   "Swat Lo Kongcu! Aku berada di belakangmu, pereuma engkau mengatur orang-orangmu mengurungku!"   Bentak Bee Kun Bu yang berdiri di belakang wanita itu.   Betapa terkejutnya Swat Lo Kongcu, ia kelihatan seperti tidak pereaya akan pendengarannya, Segeralah dibalikkan badannya, Ternyata benar, Bee Kun Bu berdiri di situ.   Bee Kun Bu pun dengan cepat bergerakmenotokkan "Hwa Kai Hiat"   Pada bagian dada Swat Lo Kongcu.   Akan tetapi, Swat Lo Kongcu masih mampu berkelip sebab wanita itu berkepandaian cukup tinggi.   Bee Kun Bu mengerahkan ilmu "Ngo Heng Mie Cong Pu", Dalarn waktu sekejap ia sudah berada di belakang Swat Lo Kongcu, secepat itu pula dia menjulurkan tangan menekan kepala lawan.   Swat Lo Kongcu ingin menjerit, tapi mendadak matanya dirasakan berkunang-kunang.   Mulutnya kaku dan kelu, tak mampu menjerit.   "Ha ha!"   Bee Kun Bu sambil tertawa mencengkeram urat nadi Swat Lo Kongcu.   "Kini engkau terjatuh di tanganku lagi."   "Biar bagaimana pun, engkau tidak bisa meninggalkan tempat ini,"   Dengus Swat Lo Kongcu sengit dengan wajah kehijau-hijauan karena begitu gusarnya.   "Racun apa yang kau gunakan, Katakan!"   Bentak Bee Kun Bu.   Swat Lo Kongcu tak menjawab.   Bee Kun Bu mengerahkan sedikit tenaga mencengkeram urat nadi Swat Lo Kongcu, seketika wanita itu merasa sekujur badannya didera rasa sakit yang hebat "Itu..., itu hanya racun biasa! Aku akan berikan kalian obat penawarnya.,."   Ujar Swat Lo Kongcu terbata-bata.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Engkau benar akan memberikan?"   Tapi,.,,"   Swat Lo Kongcu menatapnya.   "Bahumu telah terkena racun, itu sungguh merepotkan!"   "Kenapa merepotkan?"   "Sebab harus aku yang turun tangan mengobatimu,"   Ujar Swat Lo Kongcu memberitahukan "Lepaskan dulu diriku!"   "Engkau ingin macam-macam lagi?"   "Aku sudah berada di tanganmu, bagaimana mungkin aku macam-macam?"   Sahut Swat Lo Kongcu.   "Jangan kau pikirkan obat penawar!"   Ujar Bee Kun Bu.   "Sekarang engkau harus perintahkan para anak buahmu mundur!"   "Apa,.,?"   Wajah Swat Lo Kongcu berubah gusar Namun akhirnya ia berseru beberapa kali. Orang-orang Miauw tampak bergerak mundur Dan saat yang bersamaan muncul Liat Pah To.   "Cepat mundur!"   Bentak Bee Kun Bu. Liat Pah To tidak menghiraukannya, Bee Kun Bu terpaksa memperkeras cengkeramannya di urat nadi Swat Lo Kongcu, hingga wanita itu berteriak-teriak.   "Engkau mundur dulu! Dia... dia tidak berani membunuh aku, sebab masih membutuhkan tenagaku untuk mengobati bahunya yang terluka itu."   Liat Pah To langsung terdiam di tempat Bee Kun Bu memandang ke arah kobaran api, yang tampak sudah mulai padam. Namun terlihat Lie Ceng Loan justru tertangkap oleh dua orang Miauw.   "Cepat suruh mereka melepaskan Lie Ceng Loan!"   Bentak Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Swat Lo Kongcu tidak berani membantah, ia segera berseru pada ke dua orang Miauw, Begitu mendengar seruan Swat Lo Kongcu, kedua orang Miauwcepat-cepat melepaskan Lie Ceng Loan. Gadis itu segera berlari ke arah Bee Kun Bu dengan air mata berderai.   "Kakak Bu, Guru dan Paman guru entah terkena racun apa, sekujur badan mereka mulai berubah hitam,"   Ujarnya dengan wajah cemas.   "Jangan cemas!"   Sahut Bee Kun Bu.   "Suruh saja Swat Lo Kongcu ambil obat penawarnya!"   Sebelum disuruh, Swat Lo Kongcu sudah berseru pada salah seorang Miauw, Segera orang itu mengeluarkan sebuah botol kecil sambil mendekati Kun Lun Sam Cu.   "Kalau engkau berani macam-macam, nyawamu akan melayang!"   Ancam Bee Kun Bu sungguh-sungguh.   "Engkau boleh berlega hati,"   Ujar Swat Lo Kongcu sambil tertawa dingin.   "Nyawaku lebih berharga dari pada nyawa ke tiga orang itu."   Menyadari kalau ucapan Swat Lo Kongcu dirasa sebagai penghinaan, Bee Kun Bu ingin melampiaskan kegusarannya, Namun dibatalkannya, Matanya yang diliputi kobaran kemarahan hanya menatap tajam wajah wanita itu.   sementara Swat Lo Kongcu balas menatapnya sambil tersenyum manis, seketika hati Bee Kun Bu terasa berdebar.   Tapi ia adalah lelaki sejati, tidak gampang terpikat oleh senyuman wanita berwajah cantik itu.   Setelah tersenyum manis, Swat Lo Kongcu menundukkan kepalanya, Bee Kun Bu mengerutkan kening, ia tidak tahu wanita itu punya rencana busuk apa lagi, Yang penting dia tidak akan melepaskannya! Kemudian Bee Kun Bu menoleh pada Kun Lun Sam Cu, Di lihat nya orang Miauw itu mengeluarkan beberapa butir obat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dari dalam botol kecil, lalu dimasukkan ke mulut Kun Lu Sam Cu.   Tak lama kemudian Kun Lun Sam Cu sudah bisa bergerak, pertanda mereka telah sadar Segeralah Lie Ceng Loan berlari ke arah mereka.   Kun Lun Sam Cu saling memandang, mereka bertiga sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi.   "Guru, Paman guru""   Air mata gadis itu berderai lagi.   "Bagaimana keadaan kalian?"   Kun Lun Sam Cu cuma menghela nafas, Diam-diam mereka bertiga telah mengambil keputusan, apabila bisa meninggalkan tempat tersebut, mereka bertiga akan mengundurkan diri dari rimba persilatan! "Adik Loan, jangan berpencar dengan Guru dan Paman guru!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Pesan Bee Kun Bu.   "Benar."   Swat Lo Kongcu menyela sambil tertawa.   "Kun Bu harus ikut aku!"   "Kenapa?"   Tanya Lie Ceng Loan tak mengerti "Aku harus mengobati lukanya itu,"   Sahut Swat Lo Kongcu sambil tertawa cekikikan "Apa?"   Lie Ceng Loan terbelalak "Kakak Bu, engkau akan ikut dia?"   "Ya. Harus!"   Sambar Swat Lo Kongcu.   "Kalau tidak, dia tidak bisa hidup sampai esok,"   "Kun Bu!"   Hian Ceng Totiang pun jadi terkejut "Engkau terkena racun apa?"   "Aku terluka oleh panah beracun,"   Jawab Bee Kun Bu sambil tersenyum getir "Panah racun yang bagaimana?"   Tanya Hian Ceng Totiang cemas.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Entahlah."   Bee Kun Bu menggeleng kepala, Tapi dia bilang harus dia yang turun tangan mengobatiku."   "Kakak Bu jangan pereaya omongannya!"   Ujar Ceng Loan memperingatkan "Dia,., dia pasti ingin memperdayamu."   "ltu bagi nyawanya, terserah pereaya atau tidak,"   Sahut Swat Lo Kongcu sambil tertawa dingin "Kakak Bu...!"   Lie Ceng Loan mengerutkan kening.   "Kun Bu!"   Panggil Hian Ceng Totiang.   "Pikirkan baik-baik tentang itu, jangan sampai tertipu!H Bee Kun Bu mengangguk, lalu menatap Swat Lo Kongcu.   "Membutuhkan waktu berapa lama mengobati lukaku itu?"   Tanyanya.   "Cukup dua tiga jam saja,"   Jawab Swat Lo Kongcu sambil tertawa.   "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan kian khawatir "Engkau tidak boleh pergi seorang diri bersama dia, lebih baik aku ikut!"   "Kalau ada orang lain ikut, lebih baik aku tidak mengobatimu!"   Ujar Swat Lo Kongcu pada Bee Kun Bu, dan kelihatan bersungguh-sungguh.   Bee Kun Bu tereengang mendengar itu, Kenapa Swat Lo Kongcu melarang Lie Ceng Loan ikut? Apakah dia punya suatu rencana busuk terhadap dirinya? Bee Kun Bu tak habis berpikir "Adik Loan!"   Bee Kun Bu memberi isyarat padanya.   "Engkau tidak usah ikut!"   Tidak bisa!"   Lie Ceng Loan menggeleng kepala.   "Kalau tidak ikut, aku tidak bisa berlega hati,"   Ujarnya dengan mata menatap wajah Bee Kun Bu.   "Adik Loan, ini cuma membutuhkan waktu dua tiga jam saja. jangan terlalu khawatir!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Bu...."   Air mata gadis itu mulai mele!eh.   "Walau cuma sekejap, aku tetap tidak bisa berlega hati."   "Kalau begitu..."   Ujar Swat Lo Kongcu setelah berpikir sejenak.   "Engkau boleh ikut, tapi hanya menunggu di luar ruangan Bagaimana?"   "Engkau melarang aku mendampinginya, Rupanya punya suatu rencana busuk terhadapnya?"   Tukas Lie Ceng Loan mendadak Hati gadis jelita ini tak sabaran "Kalau pun aku punya rencana busuk, kalian tidak bisa apa-apa!"   Sahut Swat Lo Kongcu dingin "Kenapa?"   Lie Ceng Loan mengerutkan kening.   "Sebab di kolong langit ini, hanya aku seorang yang mampu memunahkan racun itu. Apabila kalian tidak menuruti perkataanku nyawanya sulit dipertahankan lagi,"   Lie Ceng Loan mulai terisak-isak "Kalau begitu... baiklah!"   "Ceng Loan!"   Seru Kun Lun Sam Cu serentak "Kami juga ikut."   "Baik."   Lie Ceng Loan mengangguk.   "Sekarang harus ke mana?"   Tanya Bee Kun Bu pada Swat Lo Kongcu. Terus menuruni bukit ini saja,"   Jawab Swat Lo Kongcu.   "Aku akan menunjuk jalan!"   "Kalau begitu, cepatlah engkau suruh orang-orang-mu mundur!"   Bentak Bee Kun Bu sengit Swat Lo Kongcu berseru-seru beberapa kalL Namun apa yang diserukan tak dipahami oleh ke lima orang musuhnya itu, Yang jelas orang-orang Miauw yang mengurung mulai bubar, Bahkan tak lama kemudian mereka semua sudah tidak terlihat di tempat itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Swat Lo Kongcu!"   Bee Kun Bu mengingatkannya.   "Jangan coba macam-macam. Kalau aku mengerahkan tenaga, nyawamu akan melayang!"   Swat Lo Kongcu diam saja, Kelihatannya acuh tak acuh.   "Ayoh, jalan!"   Bentak Bee Kun Bu.   Swat Lo Kongcu mengayunkan kakinya, sementara tangan Bee Kun Bu yang kiri tetap mencengkeram nadi-nya.   Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu mengikuti dari belakang.   Beberapa saat kemudian, mereka berenam sudah tiba di kaki bukit "Harus menuju ke mana?"    Keris Pusaka Dan Kuda Iblis Karya Kho Ping Hoo Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini