Bangau Sakti 107
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 107
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Tanya Bee Kun Bu. "Ke arah timur," Jawab Swat Lo Kongcu dingin. "Tempat apa di sebelah timur itu?" Tentunya tempat untuk mengobatimu," Sahut Swat Lo Kongcu dan menambahkan "Kenapa banyak bertanya?" Bee Kun Bu hanya bergumam tak jelas, sementara Swat Lo Kongcu telah berjalan ke arah timur, Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu terus mengikuti dari belakang Dalam hati, mereka yakin Swat Lo Kongcu pasti punya suatu rencana busuk. Akan tetapi, luka di bahu Bee Kun Bu yang terkena panah beracun harus Swat Lo Kongcu yang mengobati-nya. Mau tidak mau mereka menuruti wanita itu. Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu saling memandangi seakan saling memberitahu harus berhdti-hati. Gadis itu terus mengikuti Bee Kun Bu. Kalau tertinggal beberapa langkah, Swat Lo Kongcu sudah berteriak menyuruhnya cepat ini terasa mengherankan sehingga membuat Kun Lun Sam Cu saling memandang dengan kening berkerut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah menempuh kira-kira tujuh mil, terlihatlah sebuah rimba bambu yang sangat indah, Di dalam rimba bambu itu, terdapat tiga bangunan rumah dibuat dari bambu. "Apakah di tempat ini?" Tanya Bee Kun Bu. "Benar!" Swat Lo Kongcu mengangguk "Mereka berempat lebih baik menunggu di luar rimba bambu ini." Tidak!" Lie Ceng Loan menggeleng kepala. "Tadi engkau bilang, kami boleh menunggu di luar ruangan, bukan di luar rimba bambu ini!" "Kalau begitu, terserah engkau," Sahut Swat Lo Kongcu sambil tersenyum sinis. Lie Ceng Loan mengikuti Bee Kun Bu. Begitu pula Kun Lun Sam Cu, mengikuti gadis itu dari belakang, Tak seberapa lama, mereka sudah sampai di depan salah sebuah rumah bambu. Kreck! pintu rumah bambu itu terbuka, seseorang berjalan ke luar Bee Kun Bu tertegun Sebab, orang itu wanita berbadan sangat pendek dengan tangan memegang sebatang toya. Rambut wanita itu sudah putih semua, keningnya tampak banyak kerutan. Sulit menaksir usianya, Tampak sepasang matanya menyorot tajam, pertanda wanita itu memiliki Lweekang tinggi. " Ada satu hal yang mengherankan, yakni tangannya terdapat sepasang laba-laba berwarna merah dan berbulu keemasan Sungguh menyeramkan sepasang binatang berkaki delapan itu. Begitu melihat Swat Lo Kongcu, wanita itu langsung memberi hormat. "Ada urusan apa Kongcu datang?" Tanya wanita pendek itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Apakah engkau tidak bisa melihat?" Swat Lo Kongcu balik bertanya. "Oooh!" Wanita itu tertawa licik sambil manggut-manggut "Aku tahu." Apa yang dibicarakan Swat Lo Kongcu dengan wanita itu, Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu memang mengerti Akan tetapi, mereka berlima justru tidak paham akan arti dari pembicaraan itu. "Engkau bilang di saat mengobati bahuku, tidak boleh ada orang lain, Kenapa di tempat ini justru ada orang ke tiga?" Tanya Bee Kun Bu. "Tenang saja!" Ujar Swat Lo Kongcu.. Tenang?" Bee Kun Bu melotot "Bukankah tadi engkau bilang, racun itu akan bereaksi dalam waktu dua jam? sekarang engkau malah menyuruhku tenang." "Karena itu,,.," Swat Lo Kongcu tertawa dingin. "Engkau harus menuruti semua pengaturanku." Bee Kun Bu hanya bisa mendengus kesal "Engkau mundur sampai di luar rimba bambu!" Perintah Swat Lo Kongcu kepada wanita itu, Tapi aku pinjam sepasang laba-labamu!" "Baik!" Wanita itu mengangguk Yang mengherankan, setelah wanita itu menyahut, sepasang laba-laba di lengannya langsung meloncat ke lengan Swat Lo Kongcu, Terkejutlah Bee Kun Bu dengan mata terbelalak "Untuk apa laba-laba itu?" Tanya Bee Kun Bu keheranan dan tak mengerti "lni urusanku Engkau tidak perlu banyak bertanya!" Sahut Swat Lo Kongcu ketus. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu terdiam dengan mata terpaku pada ke dua laba-laba di tangan Swat Lo Kongcu. "Kita harus ke dalam rumah!" Bee Kun Bu segera memberi isyarat pada Lie Ceng Loan, agar gadis itu menunggu di luar, Setelah itu, ia mengikuti Swat Lo Kongcu ke dalam rumah tersebut Dari luar rumah bambu itu tampak biasa, Namun setelah masuk tampaklah ruangan yang sungguh luar biasa, Rumah bambu itu tidak berjendela, sehingga tampak agak gelap. "Apakah harus dalam keadaan gelap begini mengobati lukaku itu?" Tanya Bee Kun Bu yang mulai merasa curiga. "Benar." Swat Lo Kongcu mengangguk "Nah, sekarang engkau boleh melepaskan aku, agar aku bisa bersiap-siap." "Melepaskanmu?" Bee Kun Bu tertawa dingin. "Jangan bermimpi!" "Kalau engkau tidak melepaskanku, bagaimana mungkin aku bisa mengobati lukamu itu?" Ujar Swat Lo Kongcu sambil mengerutkan kening. "Kalau begitu, bukankah engkau tidak bisa mengobati lukaku yang terkena panah beracun itu?" Tanya Bee Kun Bu dingin "Hm!" Dengus Swat Lo Kongcu. "Jangan kira dapat mengendalikan diriku, lantaran engkau mencengkeram nadiku! padahal sesungguhnya, aku yang telah mengendalikan dirimu dengan racun itu." Bee Kun Bu tertawa dingin. "Kalau begitu halnya, lebih baik kita ke luar untuk dibicarakan." "Jangan cepat marah!" Swat Lo Kongcu tampak gugup. "Kita berunding baik-baik saja! Sudah sampai di sini, kenapa harus ke luar lagi?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu menggumam "Engkau sudah begitu terkenal, kalau mati di daerah Miauw ini, sungguh sayang sekali!" Ujar Swat Lo Kongcu sambil tertawa. "Tidak perlu omong kosong!" Bentak Bee Kun Bu. "Kalau bersedia mengobati lukaku, nyawamu masih bisa dipertahankan Tapi kalau tidak bersedia, aku pun punya cara meninggalkan Tok Sui Tong! Pertimbangkanlah baik-baik!" "Baik!" Swat Lo Kongcu manggut-manggut. "Kalau begitu, cepatlah engkau ambilkan kayu api!" "Ya!" Sebelum pergi, Bee Kun Bu tampak tersenyum getir sambil memandang Swat Lo Kongcu. "Kenapa tidak segera pergi?" Tanya Swat Lo Kongcu dingin. "Engkau tahu sebelah tanganku mencengkeram nadimu sedangkan tangan yang sebelah lagi tidak bisa bergerak!" "Hi hi!" Swat Lo Kongcu tertawa, tawanya itu kedengaran gembira sekali "Nyawamu masih berada di tanganku, kenapa tertawa?" Bee Kun Bu mengerutkan kening. Tanganmu yang kanan tidak bisa bergerak, itu pertanda racun sudah mulai bekerja, jika tidak segera diobati nyawamu sulit dipertahankan lagi!" Ujar Swat Lo Kongcu memberitahukan sambil tertawa gembira. Bee Kun Bu menarik nafas, tangannya yang kanan memang tidak bisa digerakkan Tentu Swat Lo Kongcu tidak main-main Akan tetapi, bagaimana mungkin ia melepaskan Swat Lo Kongcu? Bee Kun Bu terus berpikir, sehingga suasana seketika berubah hening. "Kalau engkau belum mulai mengobatiku, aku pasti ke luar!" Ujar Bee Kun Bu sambil mengerahkan tenaganya. Maksudnya membuat menderita Swat Lo Kongcu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Namun sebaliknya, Swat Lo Kongcu malah tertawa. "Jangan mengerahkan tenaga dalam, akan mempereepat jalan kematianmu!" "Omong kosong!" Bentak Bee Kun Bu, geram "Engkau harus tahu, sepasang laba-laba di lenganku ini mengandung racuni Apabila engkau tergigit, nyawamu melayang!" "Kalau aku mengerahkan tenaga, nyawamupun pasti melayang!" Sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh. "Aku cuma wanita tak terkenal, sedangkan namamu telah menggemparkan empat penjuru. Kalau sampai mati bersama ku, sungguh disayangkan!" Apa yang diucapkan Swat Lo Kongcu, memang tepat mengenai sasaran itu bukan disebabkan Bee Kun Bu memikirkan namanya, melainkan karena merasa tidak pantas harus mati bersama wanita jahat itu. Oleh karena itu, ia pun bertanya dengan suara dalam. "Dalam keadaan begini, kalau aku melepaskanmu apakah engkau bersedia mengobati lukaku itu?" "Pereaya atau tidak, terserah!" Sahut Swat Lo Kong-cu. "Jadi engkau tidak perlu bertanya padaku!" Bee Kun Bu terus berpikir ia tahu Swat Lo Kongcu wanita licik, maka tidak dapat dipereaya. Apabila ia melepaskannya, sama juga mencari mati sendiri Namun kalau tidak melepaskannya, wanita ini tentu tak mau mengobati lukanya. Sungguh membuat Bee Kun Bu serba salah dan tidak tahu harus mengambil keputusan apa. "Urusan sekecil itu engkau tidak bisa memutuskannya ?H tukas Swat Lo Kongcu sambil tersenyum sinis. "ltu berarti engkau seorang pendekar yang tak berpendirian!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tidak perlu memanasi hatiku!" Bentak Bee Kun Bu. "Engkau harus tahu, saat ini aku masih punya kesempatan untuk membunuhmu duluan! Tapi sebelumnya, aku masih menghendakimu membawa guru-guruku dan Lie Ceng Loan meninggalkan Tok Sui Tong!" Dengan begitu Bee Kun Bu merasa kematiannya akan lebih berharga. "Yaah!" Mendadak Swat Lo Kongcu menarik nafas. "Kalau begitu, aku akan menyalakan lampu dulu!" "Cepatlah engkau menyalakan lampu!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ujar Bee Kun Bu bergirang dalam hati, sebab ia mengira Swat Lo Kongcu bersedia mengobati lukanya itu. Di dalam rumah itu berubah agak terang, ternyata Swat Lo Kongcu telah menyalakan lampu minyak yang bergantung di pagar Karena itu, Bee Kun Bu pun bisa melihat jelas seisi rumah tersebut "Kok cuma terdapat dua buah kursi dan sebuah meja? Bagaimana engkau mengobati aku?" Tanya Bee Kun Bu yang merasa heran. "Cuma mengandalkan apa yang berada di lenganku!" Sahut Swat Lo Kongcu sambil menunjuk sepasang laba-laba di lengannya. "Apa?" Bee Kun Bu terkejut "Engkau bilang apa?" "lni yang disebut racun melawan racun!" Ujar Swat Lo Kongcu menjelaskan "Aku akan menggunakan sepasang labalaba itu untuk menghisap racun di bahumu! Tidak akan lama, racun yang di bahumu itu pasti terhisap bersih!" Apa yang dikatakan Swat Lo Kongcu memang masuk akal, namun Bee Kun Bu sama sekali tidak pereaya. Sebab sebelumnya Swat Lo Kongcu memberi tahukan, bahwa cuma dia seorang yang mampu mengeluarkan racun itu, Kenapa kini bilang harus menggunakan sepasang laba-laba beracun itu? "Engkau jangan omong kosong!" Bentak Bee Kun Bu gusar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tadi kau bilang, cuma engkau seorang yang dapat mengobatiku! Kenapa sekarang harus menggunakan sepasang laba-laba menghisap racun yang di bahuku? Bukankah engkau omong kosong?" Air muka Swat Lo Kongcu agak berubah. "Aku bicara sesungguhnya, sama sekali tidak omong kosong." "Kalau begitu, di mana wanita tadi?" Tanya Bee Kun Bu dengan kening berkerut Hatinya semakin merasa curiga. "Wanita tua itu cuma mewakiliku memelihara sepasang laba-laba ini," Ujar Swat Lo Kongcu memberitahukan Bee Kun Bu kurang pereaya. Ketika dirinya dalam keadaan bimbang, mendadak Swat Lo Kongcu menjulurkan tangan menyingkap lengan baju Bee Kun Bu. Bee Kun Bu menengok ke arah bahunya, Saat itu pula dia tersentak kaget. Ternyata luka di bahunya telah membengkak bahkan kelihatan kehitam-hitaman. "Bagaimana?" Swat Lo Kongcu menatapnya TerIu-kah aku turun tangan mengobati bahumu ?" "Asal tahu saja, Kalau ingin berbuat macam-macam, nyawamu melayang di tanganku!" Sahut Bee Kun Bu mengancam. Swat Lo Kongcu cuma tertawa, kemudian mendadak menggerakkan lengannya, seketika tampak sepasang Iabalaba itu mulai merayap turun, lalu meloncat ke bahu Bee Kun Bu yang terkena panah beracun, Binatang itu diam di situ. "Kenapa sepasang laba-laba ini diam saja?" Tanya Bee Kun Bu heran. "Sebelum ada persetujuan darimu, aku pun belum menyuruh sepasang laba-laba itu menghisap racun di bahumu," Sahut Swat Lo Kongcu memberitahukan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begitu? Cepat suruh mereka bekerja!" Ujar Bee Kun Bu tanpa banyak berpikir lagi. "Ngm!" Swat Lo Kongcu manggut-manggut, ia menyentuh sepasang laba-laba itu. Seketika Bee Kun Bu merasa seperti ada dua batang jarum menusuk bahunya yang terkena panah beracun, ia tidak merasa sakit, sebab kalah oleh rasa ngilu yang sangat hebat Kemudian baru ia merasa sakit Hal itu membuat Bee Kun Bu bergirang dalam hati, lantaran sudah bisa merasakan sakit. Kelihatannya Swat Lo Kongcu bersungguh-sunggun mengobati bahunya, namun Bee Kun Bu tetap mencengkeram nadinya. Beberapa saat kemudian, Bee Kun pu merasa sedikit nyaman, Kenyamanan itu ngantuk dan merasa ingin tidur. Bee Kun Bu tereengang, Kenapa punya perasaan demikian? pikirnya sambil memandang Swat Lo Kongcu. sedangkan wanita itu terus menatap bahunya sambil tersenyum aneh, membuat Bee Kun Bu tersentak karena merasa ada sesuatu yang tak beres, Tapi ia tidak bisa mengetahui hal itu, kecuali merasa mengantuk sekali Karena itu, Bee Kun Bu pun mengerahkan tenaganya mencengkeram nadi Swat Lo Kongcu, Namun ketika itu pula Swat Lo Kongcu tertawa sambil melesat pergi. Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, sebab ia merasa tak bertenaga sama sekali, ia ingin berteriak, tapi tak mampu mengeluarkan suara. Sayup-sayup ia masih mendengar suara tawa Swat Lo Kongcu yang bernada mengejeknya, ia ingin bergerak, namun badannya sama sekali tidak bisa bergerak sedikit pun. Kini barulah disadari kalau dirinya telah terjebak oleh rencana busuk Swat Lo Kongcu. Plaak! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mendadak Swat Lo Kongcu memukulnya dari belaka ng, sehingga membuat Bee Kun Bu roboh seketika. ***** Bab ke 43 - Ingin Menolong Sang Kekasih Malah Terkurung Setelah Bee Kun Bu roboh, Swat Lo Kongcu membuka sebuah pintu di dalam rumah itu. "Co Hiong! Engkau bilang Bee Kun Bu sangat lihay, tapi lihatlah! Dia telah roboh di tanganku?" Ketika Swat Lo Kongcu memanggil nama tersebut hati Bee Kun Bu berdebar tegang, Dia sama sekali tidak menyangka Co Hiong berada di dalam rumah juga. "Aku telah melihatnya!" Terdengar suara sahutan, itu memang suara Co Hiong. Sudah sekian lama Bee Kun Bu tidak bertemu Co Hiong yang jahat dan berhati licik itu. Keberadaannya di situ, tentu akan menyusahkan dan membahayakan dirinya pula. Co Hiong berjalan ke luar dari pintu itu. Matanya memandang Bee Kun Bu yang tergeletak di lantai senyumnya tampak dingin dan mengejek Bee Kun Bu. "Wuah! Saudara Bee!" Co Hiong memberi hormat padanya. "Sudah lama kita tak bertemu, apa kabar selama ini? Apakah engkau baik-baik saja?" Bee Kun Bu diam saja dengan mata menatap Co Hiong, penuh kebencian "Swat Lo Kongcu!" Ujar Co Hiong. "Kalau engkau bisa membawa Bee Kun Bu ke Tionggoan dengan keadaannya yang seperti ini tentu engkau dapat menguasai rimba persilatan di Tionggoan." "Hi hi!" Swat Lo Kongcu tertawa cekikikan "Me-mang benar apa yang engkau katakan, Daerah Miauw yang terpencil ini KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tiada gunanya, Aku harus ke Tionggoan untuk menguasai sembilan partai besar di sana!" Sungguh omongan besar, tapi Co Hiong cuma ter-tawatawa saja. Swat Lo Kongcu tertawa cekikikan lagi seusai berkata begitu, Co Hiong tertawa gelak pula, lalu mendekati Bee Kun Bu yang tak mampu bergerak itu. "Saudara Bee, setiap kali engkau dalam bahaya selalu dapat meloloskan diri itu bukan berarti engkau berkepandaian tinggi, melainkan karena bernasib mujur saja, Kini berada di Tok Sui Tong, aku ingin lihat bagaimana engkau meloloskan diri." Seusai berkata begitu, Co Hiong tertawa gelak, Suara tawanya itu sungguh mengejutkan Lie Ceng Loan dan Kun Lun Sam Cu yang berada di luar rumah. Lie Ceng Loan mengenali suara tawa itu, sehingga wajahnya langsung berubah pucat pias. "Co Hiong juga berada di dalam rumah itu!" Ujar gadis itu. "Apa?" Hian Ceng Totiang terkejut "Co Hiong berada di dalam rumah itu?" "Ya!" Lie Ceng Loan mengangguk "Kalau begitu, Kun Bu dalam bahaya!" Ujar Hian Ceng Totiang dengan air muka berubah hebat "Kakak But Kakak Bu.,.!" Lie Ceng Loan berteriak-teriak. "Cepatlah engkau ke luar, jangan terpedaya oleh mereka!" Bee Kun Bu yang di dalam rumah mendengar suara teriakan Lie Ceng Loan, namun sama sekali tidak bisa mengeluarkan suara, kecuali berkeluh dalam hati Setelah Lie Ceng Loan berteriak, suara tawa Co Hiong berhenti Betapa gugup dan paniknya Lie Ceng Loan, sebab ia tidak mendengar suara sahutan Bee Kun Bu. Tanpa banyak berpikir lagi, ia langsung menerjang ke arah pintu rumah itu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sambil melancarkan sebuah pukulan, Namun pukulan Lie Ceng Loan tak mampu menghancurkan pintu. "Guru, Paman guru!" Serunya. "Cepatlah bantu aku menghancurkan pintu itu!" Kun Lun Sam Cu mulai maju, Tapi, mendadak mereka merasa ada desiran angin, yang membuat ke tiganya berhenti Muncullah seorang wanita berbadan pendek di hadapan mereka, Cepat Kun Lun Sam Cu segera melancarkan pukulan, Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya pukulan mereka bertiga itu. Akan tetapi, tiba-tiba wanita pendek itu menggerakkan tangannya, Tampak cahaya kekuning-kuningan berkelebat Ternyata sebuah jala yang dibuat dari kawat tembaga, jala itu bergerak ke arah Kun Lun Sam Cu. seketika Kun Lun Sam Cu meloncat mundur, sebab ketika itu juga tereium bau aneh, Tahulah mereka bahwa jala itu mengandung racun. Di saat Kun Lun Sam Cu meloncat mundur, wanita pendek itu mengejar sambil menyebarkan jalanya. sementara itu Lie Ceng Loan telah berhasil menghancurkan pintu rumah dengan pukulan-pukulan dahsyat Langsung saja gadis itu menerjang ke dalam. Setelah menerjang ke dalam, Lie Ceng Loan merasa ada sebuah tangan mencengkeramnya Cepat-cepat ia berkelit "Kakak Bu! Di mana engkau?" Serunya karena di dalam rumah telah berubah gelap. Tiada sahutan dan tiada penyerangan lagi, membuat Lie Ceng Loan tertegun. "Kakak Bu! Kakak Bu! Kakak Bu...!" Ia berteriak lagi berulang kali, namun tetap tiada sahutan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan gugup dan penasaran. Kebetulan ia melihat ada pintu di situ. Segeralah ia menendang pintu itu sampai terbuka, kemudian melangkah masuk, Kosong tidak terdapat seorang pun di dalam. Gadis itu ke luar lagi, lalu menendang pintu lain. pintu terbuka, tapi tiada seorang pun di dalam, Lie Ceng Loan bertambah cemas, keringat dingin mulai mengucur Setelah itu, ia mendekati pintu yang lain. Tanpa banyak pikir lagi langsung saja ia menendang pintu tersebut, juga tiada seorang pun di dalarn. Akan tetapi, di dalam kamar itu terdapat sebuah pintu terbuka, tapi tiada seorang pun di dalam, Lie Ceng Loan bertambah cemas, keringat dingin mulai mengucur Setelah Itu, ia mendekati pintu yang lain. Tanpa banyak pikir lagi langsung saja ia menendang pintu tersebut, juga tiada seorang pun di dalam. lubang di lantai Lie Ceng Loan memandang lubang itu, lama sekali barulah ia melesat ke pinggir lubang tersebut. Gadis itu memandang ke dalam lubang, Gelap gulita, tak tampak apa pun di dalamnya, sebentar kemudian Lie Ceng Loan meloncat ke dalam, Cukup dalam lubang itu. "Kakak Bu! Kakak Bu.-!" Teriak gadis itu. Tetap tiada sahutan, membuatnya semakin panik dan gugup, Kemudian setelah meraba ke sana ke mari ia tahu ada sebuah terowongan, Lie Ceng Loan berjalan ke dalam dengan penuh kewaspadaan Tak lama kemudian, mendadak ada sedikit cahaya di depannya, Lie Ceng Loan mempereepat langkahnya menuju ke sana, Ternyata di tempat itu bergantung sebuah lampu minyak. Lie Ceng Loan berhenti di bawah lampu minyak itu, lalu menengok ke sana ke mari. Dilihatnya ada dua buah jalan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Gadis itu mengerutkan kening, sebab tidak tahu harus mengambil jalan yang mana, Mendadak dari salah sebuah jalan itu terdengar suara tawa orang, menyusul terdengar pula suara orang berseru. "Nona Lie! Sudah lama kita tidak bertemu, apa kabar?" Begitu mendengar suara itu Lie Ceng Loan tahu kalau orang itu Co Hiong, Matanya memandangi ke arah lubang itu dengan waspada. Tampak Co Hiong melangkah ke luar dari situ, wajahnya cerah berseri-seri. "Di mana Kakak Bu?" Tanyanya pada Co Hiong. "Kenapa begitu bertemu langsung menanyakan Bee Kun Bu?" Tanya Co Hiong sambil menggeleng-geleng kepala. "Di mana Kakak Bu, cepat katakan!" Desak Lie Ceng Loan. "Swat Lo Kongcu mengobati bahunya yang terkena panah beracun, Bee Kun Bu malah berlaku kurang ajar terhadapnya, maka dia ditangkap!" Jawab Co Hiong sambil memandang gadis itu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Omong kosong!" Dengus Lie Ceng Loan. "Kakak Bu bukan orang semacam itu!" "Oh, ya?" Co Hiong tertawa. "Dia bukan orang semacam itu? Kalau begitu aku telah keliru memper-salahkannya." "Sebetulnya Kakak Bu berada di mana, cepatlah katakan!" Desak Lie Ceng Loan. "Nona Lie!" Co Hiong tersenyum-senyum. "Walau kita tidak bersama, siang malam aku selalu merindukanmu, Apakah engkau tidak rindu padaku?" "Co Hiong!" Bentak Lie Ceng Loan gusar dengan wajah kehijau-hijauan. "Omong apa engkau?" "Omongan yang berdasarkan suara hati," Sahut Co Hiong sambil menyengir KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau tidak mau katakan di mana Kakak Bu, aku akan pergi mencarinya." Ujar Lie Ceng Loan. "Oh? Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak. "Engkau boleh terus menuju ke dalam, tapi engkau pasti mati." "Kalaupun harus mati, aku tetap mati bersama Kakak Bu," Ujar Lie Ceng Loan sungguh-sungguh. "Nona Lie!" Co Hiong menjulurkan tangannya, ingin memeluk gadis itu. "Engkau masih muda dan cantik jelita, kenapa harus cari mati?" Lie Ceng Loan mengelak, sehingga Co Hiong tidak berhasil memeluknya, Akan tetapi, Co Hiong bergerak cepat mengejamya. Pada saat itu, Lie Ceng Loan baru berjalan dua langkah, maka bahunya terpegang oleh Co Hiong. Seketika gadis itu langsung mengayunkan tangannya melancarkan sebuah pukulan ke belakang, Tapi Co Hiong segera menekan bahunya, bahkan sekaligus menotok Lie Ceng Loan dengan cepat menggerakkan badan-nya, mengelak dari totokan lawan, Co Hiong tertawa aneh, ia tidak menyangka gadis itu dapat berkelit kemudian kembali menyerangnya, sementara Lie Ceng Loan terus berkelit ke sana ke mari, Tak terasa Co Hiong telah menyerangnya belasan jurus, namun Lie Ceng Loan tetap berhasil berkelit Sebetulnya Lie Ceng Loan sama sekali tidak berniat bertarung dengan Co Hiong, sebab saat itu sangat mencemaskan Bee Kun Bu. Co Hiong pun terkejut bukan main, karena semua serangannya dapat dipatahkan gadis itu. Maka lelaki itu segera menghimpun hawa murninya, lalu melesat ke depan menghadang di hadapan Lie Ceng Loan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau menyerangku belasan jurus, aku tidak balas menyerangmu," Bentak Lie Ceng Loan gusar. "Engkau kira aku lakul padanui, ya?" "Nona Lie!" Co Hiong lertawa-tawa. "Engkau hanya mencintaiku bagaimana mungkin takut padaku? Ya, kan?" Bukan main gusarnya Lie Ceng Loan mendengar itu. Tangannya langsung bergerak menyerang Co Hiong dengan jurus Hun Hoa Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Berlaburan). Co Hiong berkelit, kemudian mendadak sebelah tangannya menjulurkan ke depan, tepatnya pada sepasang payudara gadis itu. Sebuah serangan ringan. Lie Ceng Loan meloncat mundur, maka serangan Co Hiong tidak mengenai sasaran, Akan tetapi, Co Hiong cepatcepat melesat ke depan memburunya. "Kenapa engkau terus mengejarku?" Bentak Lie Ceng Loan gusar "Mau cari perkara denganku?" "Nona Ue...," Co Hiong menarik nafas panjang. ia memang jahat licik dan banyak akal busuknya, Namun terhadap Lie Ceng Loan, kelihatannya bersungguh-sungguh. Lie Ceng Loan sama sekali tidak meladeninya. Hati-nya terlanjur sangat mencintai Bee Kun Bu. Karena itu, Co Hiong selalu berupaya memecah belah kan mereka, sekaligus mengambil hati gadis itu. Tapi cara yang digunakan Co Hiong sangat rendah dan cenderung kurang ajar, sehingga membuat Lie Ceng Loan tidak menyukai nya. Kali ini mereka berdua berada di tempat tersebut boleh dikatakan merupakan kesempatan emas bagi Co Hiong, Bagaimana mungkin ia akan melepaskan kesempatan itu? KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong tiba di daerah Miauw sudah sekian Iama. Selain Swat Lo Kongcu, tidak seorang pun yang tahu, bahkan Liat Pah To dikelabui oleh Swat Lo Kongcu. Selama berada di tempat rahasia yang disediakan Swat Lo Kongcu, Co Hiong terus menerus melatih ilmu silatnya, Di samping itu, segala perbuatan Swat Lo Kong-cu juga atas rencana Co Hiong. Semua itu Liat Pah To tidak mengetahuinya sama sekali "Nona Lie...," Co Hiong menarik nafas panjang. "Aku akan cari gara-gara dengan semua orang yang di kolong langit Namun tidak dengan engkau! Aku berkata se-sungguhnya." "Kalau begitu, kenapa dari tadi engkau terus memburu diriku?" Tanya Lie Ceng Loan sambil menatapnya tajam. "Nona Lie, sudah sekian lama kita tidak bertemu apakah dalam hatimu tiada sesuatu yang ingin disampaikan pada ku ?H "Hmm!" Dengus Lie Ceng Loan sinis. "Perkataan apa yang harus kusampaikan padamu ?M "Nona Lie...." Co Hiong tersenyum getir "Apakah hingga saat ini engkau masih tidak tahu isi hatiku?" "Aku tahu!" Ujar Lie Ceng Loan ketus. "Oh?" Wajah Co Hiong berseru "Syukurlah kalau begitu!" "Engkau selalu berpikir, harus dengan cara bagaimana mencelakai orang lain agar memperoleh keuntungan! Ya, kan?" Sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum menghina. "Aaaakh..." Keluh Co Hiong. "Nona Lie, kenapa engkau memandang diriku begitu rendah? Kalau tidak sudi memaafkanku, aku tidak bisa bilang apa-apa. Namun kini kita masih berada di daerah Miauw, sedangkan tidak lama lagi Swat Lo Kongcu ingin berangkat ke Tionggoan! Nah, alangkah baiknya kita melewati hari-hari yang indah di daerah Miauw ini saja! Bagaimana menurutmu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau sedang bermimpi, ya? Bagaimana mungkin aku akan bersamamu?" Sahut Lie Ceng Loan dengan kening berkerut "Kalau tidak mau bersamaku, tentunya engkau tidak bisa pergi dari Tok Su,i Tong." Ujar Co Hiong memberitahukan "Apalagi engkau bersedia bersamaku, maka kita akan melewati hari-hari yang penuh kebahagiaan di sini" "Aku sama sekali tidak mengerti apa yang engkau ucapkan." Tidak mengerti?" "Ya!" Tahukah engkau bagaimana keadaan Bee Kun Bu sekarang?" Ketika Co Hiong menyebut nama tersebut, guguplah Lie Ceng Loan dan langsung menyerang. Co Hiong terpaksa berkelit Lie Ceng Loan cepat-cepat melesat lagi meninggal kan. Akan tetapi, Co Hiong tetap mengikutinya dari belakang. Lie Ceng Loan terus berlari Walau telah belasan depa, belum mencapai ujung terowongan itu. "Kakak Bu! Kakak Bu...," Lie Ceng Loan terus menerus berteriak memanggil Bee Kun Bu, namun tiada sahutan sama sekali Lemaslah sekujur badan Lie Ceng Loan, itu bukan karena badannya terluka atau terkena racun, melainkan karena merasa cemas terhadap Bee Kun Bu. sementara Co Hiong terus mengikutinya, ia tidak melancarkan serangan gelap terhadap gadis itu, hanya berusaha membujuknya Tapi Lie Ceng Loan menganggap angin lalu, sama sekali tidak mendengarnya, Berselang beberapa saat kemudian, di depan tampak terang benderang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan berhenti, ternyata tempat yang terang benderang itu sebuah ruang batu, Beberapa buah obor yang menyala menancap di dinding ruang batu tersebut Dekat dinding, terlihat sebuah kursi terbuat dari batu pualam, seorang wanita duduk di atasnya. Siapa wanita itu? Tidak lain Swat Lo Kongcu, Begitu melihat wanita itu, Lie Ceng Loan langsung menerjang ke arahnya. Akan tetapi, Swat Lo Kongcu mengibaskan tangannya, sehingga membuat Lie Ceng Loan berhenti di tempat "Mana Kakak Bu?" Tanya gadis itu. "Engkau menanyakan Bee Kun Bu?" Tanya Swat Lo Kongcu sambil tertawa. "Ya!" Lie Ceng Loan mengangguk "Tentunya dia berada di Tok Sui Tong!" Swat Lo Kongcu memberitahukan dan tetap tertawa. "Dia mempereayaimu dapat mengobatinya, tapi sebaliknya engkau malah mempunyai tukas Lie Ceng Loan sambil menuding Swat Lo Kongcu. "Perbuatanmu itu rendah sekali?" "He he!" Swat Lo Kongcu tertawa terkekeh "Siapa suruh dia begitu gampang terpedaya?" "Kakak Bu lelaki sejati yang tak pernah menipu orang lain, maka bagaimana dia tahu dirinya akan dipedaya begitu?" Sahut Lie Ceng Loan sengit. "Oh?" Swat Lo Kongcu tidak gusar, sebaliknya malah terus tertawa, seakan gembira sekali. Lie Ceng Loan ingin menyerang Swat Lo Kongcu, Namun di saat bersamaan ia mendengar suara Co Hiong di belakangnya "Swat Lo Kongcu, saat ini walau Bee Kun Bu terkena dua macam racun, dia masih hidup, kan?" Tidak salah!" Swat Lo Kongcu manggut-manggut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong tidak berkata apa-apa lagi Hanya memandang gadis itu. Wajah gadis itu pucat pias, ia sudah tahu maksud tujuan Co Hiong, kemudian tanya nya. "Engkau pikir mau bagaimana?" Tetap perkataan itu," Sahut Co Hiong. "Perkataan apa?" Lie Ceng Loan mengerutkan kening "Swat Lo Kongcu berhasil menawan Bee Kun Bu, maka dia ingin membawanya ke Tionggoan, agar nama Swat Lo Kongcu terkenal di rimba persilatan Tionggoan." "Apal" Lie Ceng Loan terbelalak "Sedangkan Tok Sui Tong ini.,.," Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Co Hiong tersenyum "Akan diserahkan padaku untuk dihuni, jadi engkau harus berada di sini menemaniku Barulah Swat Lo Kongcu akan mengampuni nyawa Bee Kun Bu." Wajah Lie Ceng Loan semakin memucat Gadis itu berdiri mematung. Co Hiong menatapnya sambil tersenyum-senyum. "Engkau boleh berpikir perlahan-lahan di sini, Nanti kami ke mari menengokmu. Usai berkata begitu, ia dan Swat Lo Kongcu meninggalkan ruang batu itu. Blam! Pintu ruang batu itu tertutup. Lie Ceng Loan berdiri termangu-mangu di tempat Tadi Co Hiong mengatakan bahwa Bee Kun Bu terkena dua macam racun, apakah itu benar? Padahal waktu itu Bee Kun Bu mencengkeram nadi Swat Lo Kongcu, kenapa bisa berbalik, Swat Lo Kongcu yang menawan-nya? Lie Ceng Loan terus berpikir Lama sekali barulah ia membalikkan badannya. Ia tahu di ruang batu itu cuma terdapat ia seorang diri, Co Hiong menyuruhnya berpikir perlahan-lahan. ia tidak berpikir, sebab tidak mungkin akan hidup bersama Co Hiong di Tok Sui Tong ini, Daripada hidup bersama Co Hiong, lebih baik mati saja! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tiba-tiba ia teringat pada Bee Kun Bu, seketika wajahnya berubah murung dan mulai mengucurkan air mata, Mereka lelah saling mencinta begitu lama, tapi hingga saat ini masih belum bisa melangsungkan pernikahan, malah harus terus menerus mengalami kejadian-kejadian yang di luar dugaan. Oleh karena itu, ia mengambil keputusan apabila berhasil meloloskan diri bersama Bee Kun Bu, tidak mau berkecimpung dalam rimba persilatan lagi. ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di suatu tempat terpencil saja. Gadis itu terus menangis terisak-isak, entah berapa lama kemudian, barulah berhenti menangis, ia mendekati pintu ruang batu itu, ternyata pintu itu terbuat dari batu yang sangat tebal. Lie Ceng Loan coba mendorong, namun pintu batu itu sama sekali tidak bergerak ia menarik nafas panjang, kemudian duduk di kursi batu pualam. ia tidak bisa meloloskan diri dari ruang batu berarti juga tidak bisa pergi mencari Bee Kun Bu. Hatinya mulai berduka, isak tangis pun meledak kembali. Namun tak lama kemudian, mendadak ia mendengar suara ketukan. Suara itu berasal dari dinding samping, Namun Lie Ceng Loan tidak begitu memperhatikan suara itu. Tok! Tok! Tok! Terdengar lagi suara itu. Lie Ceng Loan mengerutkan kening, perlukah ia bangkit berdiri mendekati dinding itu. Terdengarlah suara lirih memanggil namanya. "Nona Lie! Nona Lie, dapatkah engkau mendengar suara ku?" Lie Ceng Loan tereengang, ia mengenali suara itu, tapi tidak ingat siapa orangnya. "Ya, Ya... aku dengar," Sahutnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau dapat mendengar suaraku?" Orang itu masih terus bertanya. "Engkau dapat dengar suaraku?" Agaknya orang itu tidak mendengar suara sahutan Lie Ceng Loan, Gadis itu berpikir sejenak, lalu memungut sebuah batu kecil, kemudian diketukkan pada dinding itu tiga kali. "Nona Lie, kalau engkau dapat mendengar, ketuklah dinding ini tiga kali!" Lie Ceng Loan menurut, ia yakin orang itu tidak berniat jahat Setelah mengetuk tiga kali, terdengarlah suara itu. "Nona Lie, mungkin engkau telah lupa padaku! Aku pernah bertemu kalian di atas bukit itu, Aku pun pernah berpesan pada kalian, apabila kalian berhasil meloloskan diri dan kembali ke Tionggoan, tolong beritahukan pada keluargaku bahwa aku berada di daerah Miauw!" Mendengar itu, Lie Ceng Loan segera teringat siapa orang nya. ia ingin mengatakan sesuatu tapi diurungkannya, sebab tahu orang itu tidak dapat mendengar suaranya. "Nona Lie, engkau diam di situ! Aku akan berupaya menolongmu." Tok! Tok! Tok! Lie Ceng Loan mengetuk dinding itu dengan batu, pertanda ia telah mendengar apa yang dikatakan orang itu. Saat ini, hati Lie Ceng Loan terasa lega sekali, karena orang itu akan berupaya menolongnya, Walau ia tidak tahu bagaimana cara orang itu akan menolongnya, dan berhasil atau tidak, namun hatinya sudah lebih tenang daripada tadi. Setelah itu, Lie Ceng Loan kembali duduk di kursi batu pualam, tetapi tak seberapa lama kemudian, mendadak dirasakannya kursi itu berputar ia terkejut dan cepat-cepat meloncat meninggalkan kursi tersebut. Setelah sepasang kakinya menyentuh lantai, ia segera memandang ke arah kursi pualam, Dilihatnya kursi pualam itu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berputar lebih cepat, bahkan makin naik, dan kemudian tampak sebuah lubang besar di bawahnya. Lie Ceng Loan sama sekali tidak menyangka, kalau di bawah kursi batu pualam terdapat sebuah jalan rahasia, ia memandang ke arah lubang itu, tapi tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Tak lama kemudian kursi batu pualam berhenti berputar, dan tampak seorang muncul dari lubang itu, Begitu melihat orang tersebut Lie Ceng Loan merasa girang, karena orang itu adalah orangtua yang di atas bukit "Cianpwee...." Orang tua itu segera memberi isyarat agar Lie Ceng Loan tidak melanjutkan ucapannya, lalu merangkak ke luar dari lubang tersebut Setelah sampai di atas, ia lalu cepat-cepat memutar kursi batu pualam, dan dalam waktu sekejap kursi itu sudah kembali seperti semula. "Nona Lie, aku adalah ahli membuat alat rahasia di Tionggoan." Orang tua itu memberitahukan "Begitu aku tiba di daerah Miauw, Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To memaksaku untuk membuat berbagai macam ruang ra-hasia." "Oooh!" Lie Ceng Loan manggut-manggut "Aku tahu mereka berdua tidak dapat dipereaya, maka di setiap ruang rahasia telah kupasang semacam alat rahasia, dan mereka berdua sama sekali tidak mengetahui nya." "Kalau begitu, cepatlah Cianpwee membawaku ke luar!" Desak Lie Ceng Loan. "Itu...." Orang tua itu menggeleng-gelengkan kepala. "Untuk sementara ini masih tidak bisa." "Kenapa?" Tanya Lie Ceng Loan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To memang tidak tahu terowongan rahasia itu, tapi orang Han yang bernama Co Hiong telah menaruh curiga padaku," Jawab orangtua itu. "Aku tahu, dia memang cerdas tapi jahat, licik dan banyak akal busuknya," Ujar Lie Ceng Loan. "Co Hiong mendengar pembicaraan kita tadi, sebab dia berada di sekitar sini Dia membentak-bentak menanyakan apa yang kulakukan." "Haah?" Air muka Lie Ceng Loan berubah. "Kalau begitu, dia pasti sudah tahu akan terowongan rahasia itu!" "ltu belum tentu, Tetapi... apabila dia muncul se-karang, aku pasti mati dan engkau pun pasti celaka," Sahut orangtua itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. Lie Ceng Loan tahu akan kesulitan orangtua itu, maka tidak mendesaknya agar membawanya ke luar, Mereka berdua cuma saling memandang, lama sekali barulah orangtua itu membuka mulut "Sudah lewat sekian lama, kupikir Co Hiong telah pergi Nona Lie, aku akan membawamu meninggalkan ruang batu ini." "Terimakasih!" Ucap Lie Ceng Loan. "Apakah Cianpwee tahu di mana kakak seperguruanku?" Tanyanya. "Aku cuma tahu bahwa Swat Lo Kongcu akan membawa Bee Kun Bu yang tak bisa bergerak ke Tionggoan, tapi tidak tahu dia berada di mana?" "Aaakh.,,." Lie Ceng Loan menghela nafas. "Oh ya, bolehkah Cianpwee memberitahukan padaku tentang ruangruang rahasia yang digunakan untuk menyekap orang?" "Boleh, Tapi aku sama sekali tidak tahu Bee Kun Bu disekap di mana." Orang tua itu memberitahukan "Kalau KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ engkau sudah ke luar dari sini, engkau boleh coba mencarinya," "Terimakasih, Cianpwee!" Ucap Lie Ceng Loan dan sekaligus menjatuhkan diri berlutut di hadapan orangtua itu. "Nona Lie " Orang tua itu cepat-cepat membangun kan Lie Ceng Loan. "Jangan begini!" "Sekali lagi kuucapkan banyak-banyak terimaskih pada Cianpwee!" Ucap Lie Ceng Loan dengan air mata berderaiderai. Orang tua tersebut tersenyum, kemudian memutar kursi batu pualam, dan tak Iama muncullah sebuah lubang. Mereka berdua masuk ke lubang, kemudian orangtua itu memutar kursi batu pualam lagi, agar kembali ke posisi semula. ***** Bab ke 44 - Co Hiong Menemui Ajalnya Setelah berada di dalam lubang itu, orangtua tersebut memasang pendengarannya dengan seksama. "Cianpwee mendengar sesuatu?" Tanya Lie Ceng Loan. Tiada suara apa pun," Jawab orangtua itu dan memberitahukan "Nona Lie, aku punya sebuah buku kecil, yang memuat semua gambar dan ruang rahasia di Tok Sui Tong ini. Kini buku ini kuserahkan padamu. Apabila engkau menghadapi suatu ruang rahasia, buku kecil inilah kamusnya." Terimakasih, Cianpwce!" Ucap Lie Ceng Loan sambil menerima buku itu, lalu disimpannya ke dalam baju-nya. Orang tua itu mengajak Lie Ceng Loan berjalan ke depan dan berselang sesaat tampak ada cahaya di depan "Aku akan ke luar dulu, kalau terjadi sesuatu di luar dugaan, janganlah engkau ke luar, agar tidak menyia-nyiakan pertolonganku!" Ujar orangtua itu berpesan "Engkau ingat?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "lngat" Lie Ceng Loan mengangguk Orang tua itu lalu berjalan ke depan, setelah itu barulah Lie Ceng Loan mengikutinya dari belakang. Tak seberapa lama kemudian, orangtua itu sudah di luar sedangkan Lie Ceng Loan bersembunyi di terowongan itu. Lie Ceng Loan menarik nafas lega, karena di luar tiada suara apa pun, Namun begitu ia hendak ke luar, tiba-tiba di luar terdengar suara tawa, yang disusul suara bentakan. Lie Ceng Loan mengenali suara tawa itu, yaitu suara tawa Co Hiong. "Mau berbuat apa engkau di sini?" Ti... tidak," Sahut orangtua itu bergemetar, Tidak?" Bentak Co Hiong Iagi. "Di sini tempat terpencil! Aku telah melihatmu ke luar masuk di sini! Kau masih mengatakan tidak berbuat apa-apa? Cepat bawa aku ke dalam agar aku melihat dengan jelas!" "Co Hiong?" Orang tua itu menggeleng-gelengkan kepala. "Kalau engkau tidak pereaya aku pun tidak bisa apa-apa, tetapi kalau engkau menyuruhku agar membawamu masuk, aku tidak dapat melaksanakan Sebab aku bekerja untuk Swat Lo Kongcu, jadi orang lain tidak boleh mengetahuinya!" "Engkau ingin menekanku dengan nama Swat Lo Kongcu?" Tanya Co Hiong sambil tersenyum dingin "Aku tidak pereaya kalau engkau tidak takut pada Swat Lo Kongcu!" Sahut orangtua itu. "Ha ha" Co Hiong tertawa gelak, Tidak salah! Di sini dia adalah majikan, sedangkan aku hanya merupakan tamu! Dia ingin ke Tionggoan, namun harus menuruti petunjukku. Maka kalau aku membunuhmu apakah dia akan mempersalahkan aku?" Lie Ceng Loan melongok ke luar. Dilihatnya Co Hiong berdiri di hadapan orangtua itu, dan wajah orangtua itu tampak pucat pias. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau engkau berkeras ingin masuk, aku akan membawamu masuki" Ujar orangtua itu sambil membalikkan badannya. "Engkau harus tahu kelihayanku, Apabila engkau berani macam-macam, berarti engkau cari mali!" Ancam Co Hiong. Orang tua itu diam saja, kemudian berjalan memasuki terowongan itu, sedangkan Lie Ceng Loan segera bersembunyi di balik sebuah batu besar. Setelah berjalan beberapa langkah, orangtua itu memberi isyarat kepada Lie Ceng Loan, agar Lie Ceng Loan turun tangan terhadap Co Hiong. Gadis itu tersentak, sebab ia tahu jelas betapa tingginya kepandaian Co Hiong, Kalau ia turun tangan menyerang Co Hiong tapi tidak berhasil, ia dan orangtua itu pasti akan celaka. Tapi dalam keadaan begini, mau tidak mau ia harus melakukannya, Adapun mengenai berhasil atau tidak, itu urusan ke dua. Sementara orangtua itu terus berjalan ke dalam, dan Co Hiong terus mengikutinya dari belakang Padahal orangtua itu tidak melihat Lie Ceng Loan berada di mana, sebab gadis itu bersembunyi di balik sebuah batu besar, lagipula di dalam terowongan itu sangat gelap, Namun orangtua itu yakin, Lie Ceng Loan telah melihat isyaratnya tadi. Hati Lie Ceng Loan berdebar-debar tegang ketika Co Hiong semakin mendekati tempat persembunyiannya. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Setelah Co Hiong sampai di dekatnya, Lie Ceng Loan menghimpun Lweekangnya, kemudian disalurkan pada telapak tangannya, ia mengerahkan seluruh Lweekangnya, karena harus berhasil menyerang Co Hiong dengan satu kali pukulan, Sebab kalau tidak, ia dan orangtua itu pasti akan celaka. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kini Co Hiong semakin mendekat, dan hati Lie Ceng Loan pun bertambah tegang, Perlahan-lahan ia mengangkat sebelah tangannya dan menyalurkan seluruh tenaga dalamnya. sedangkan Co Hiong sama sekali tidak tahu, bahwa di dalam terowongan yang gelap itu bersembunyi seseorang. Tidak ada apa-apa kan?" Orang tua itu mengoceh. "Apa yang mau engkau lihat di dalam begini?" Lie Ceng Loan tahu, bahwa orangtua itu mengoceh untuk memecahkan perhatian Co Hiong. "Diam!" Bentak Co Hiong, yang telah melewati tempat persembunyian Lie Ceng Loan dua langkah. Bum! Lie Ceng Loan menyerangnya dengan pukulan dahsyat karena begitu dekat, maka Co Hiong tidak bisa berkelit, sehingga pukulan yang dilancarkan Lie Ceng Loan tepat mengenai punggungnya. Bum! Lie Ceng Loan melancarkan sebuah pukulan lagi, yang menghantam dada Co Hiong. "Aaakh,,.!" Jerit Co Hiong dan seketika badannya terpental ke luar, ia ingin balas menyerang, namun sudah tidak bertenaga, sebab pukulan ke dua itu telah menghantam Hwa Kai Hiatnya, ia jatuh terkapar di tanah, dan mulutnya menyemburkan darah segar Setelah Co Hiong menjerit, barulah Lie Ceng Loan tahu bahwa ke dua pukulannya telah berhasil melukai Co Hiong. "Uaaakh.-.!" Co Hiong menyemburkan darah segar lagi. "Cianpwee! Aku telah berhasil melukainya!" Ujar Lie Ceng Loan memberitahukan Orang tua itu segera berlari menghampiri Co Hiong, yang wajahnya pucat pias dan tergeletak dengan nafas memburu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Perlahan-lahan orangtua itu mengangkat sebelah tangan nya t kelihatannya ingin menghabiskan nyawa Co Hiong. Lie Ceng Loan adalah gadis berhati bajile Walau ia tahu jelas Co Hiong sangat jahat dan licik, tapi merasa tidak sampai hati melihatnya dibunuh oleh orangtua itu. "Cianpwee, dia sudah terluka parah. Cianpwee tidak perlu membunuhnya lagi." Cegah Lie Ceng Loan. "Orang itu harus dibunuh." Sahut orangtua itu. "Kalau tidak pasti akan menimbulkan penyakit di kemudian hari." "Dia telah terluka parah dan tak mampu melawan, untuk apa membunuhnya lagi?" Ujar Lie Ceng Loan sambil menarik nafas. Orang tua itu memandang Lie Ceng Loan, Kelihatannya ia tidak pereaya akan pendengarannya, sebab tidak menyangka kalau gadis itu berhati bajik, Akan tetapi, kalau saat ini Co Hiong tidak dilenyapkan kelak pasti akan mencelakai Lie Ceng Loan. "Nona Lie, tentang ini aku tidak bisa menurutimu," Ujar orangtua itu. Lie Ceng Loan mengarahkan pandangannya pada Co Hiong, Wajah Co Hiong yang tampan itu pucat pias dan nafasnya semakin memburu, Co Hiong pun memandangnya dengan mata redup, Lie Ceng Loan merasa tidak enak, sebab telah melakukan serangan gelap terhadapnya. Oleh karena itu, Lie Ceng Loan menghampirinya, lalu bertanya dengan suara rendah. "Saudara Co! Apakah lukamu parah sekali?" Co Hiong memandangnya dengan mata redup, kemudian menyahut sambil tersenyum, Ternyata Nona Lie, Walau aku telah terluka parah, namun tidak akan mempersalahkanmu." Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan semakin merasa tidak enak dan tidak tega. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Cianpwee!" Ujar Lie Ceng Loan kepada orangtua itu. "Dia telah terluka parah sehingga tak mampu bergerak Karena itu lebih baik ditotok jalan darahnya, agar dia tetap berada di sini saja!" "Nona Lie, ini tidak bisa." Orang tua itu menggelengkan kepala. "Engkau harus tahu, bahwa kita masih dalam keadaan bahaya di tempat ini, Lagi pula Bee Kun Bu berada di tangan Swat Lo Kongcu, dan Kun Lun Sam Cu pun telah ditangkap, maka kita harus cepat-cepat menolong mereka, Kalau cuma ditotok, penjahat ini tentu masih akan merusak rencana kita menolong mereka!" Lie Ceng Loan terdiam, kemudian menarik nafas panjang. "Aku yang turun tangan, jadi engkau tidak perlu merasa tidak enak," Ujar orangtua itu melanjutkan "Engkau boleh tidak menyaksikannya." Lie Ceng Loan terus menggeleng-gelengkan kepala, dan air matanya telah berderai-derai. sedangkan orangtua itu mengangkat sebelah tangannya, Co Hiong memejamkan matanya sambil menghela nafas. "Aku tidak menyangka akan mati di tangan orang yang tak terkenal!" Gumamnya. "Cianpwee berhenti," Seru Lie Ceng Loan. Orang tua itu menoleh kepalanya ke arah Lie Ceng Loan sambil mengerutkan kening. "Kalau engkau melarangku membunuhnya, aku pun tidak mau mencampuri urusan kalian lagi!" Ujarnya. "Cianpwee jangan menyalahkan aku!" Wajah Lie Ceng Loan pucat pias. "Entah sudah berapa kali orang itu memperdayaku, dan tahu bahwa dia orang jahat, namun aku merasa tidak tega,.." "Nona Lie!" Orang tua itu menggeleng-gelengkan kepala. "Hatimu begitu bajik, tidak pantas engkau jadi kaum Bu Lim." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sementara Co Hiong mulai membuka matanya. "Nona Lie, engkau membelaku, aku sangat terharu dan berterimakasih padamu," Ujarnya. Usai berkata begitu, Co Hiong memejamkan matanya lagi, dan Lie Ceng Loan menatapnya. Gadis itu ingat sejak bertemu Co Hiong, Walau orang tersebut sangat jahat dan berhati licik, namun ia bersungguh-sungguh terhadapnya, Oleh karena itu, Lie Ceng Loan semakin merasa tidak tega menyaksikan kematiannya. "Saudara Co, aku telah berusaha membujuk Cian-pwee ini, tapi Cianpwee ini tidak mau dengar, harap engkau tidak mempersalahkan aku yang telah melakukan serangan gelap terhadapmu!" Ujar Lie Ceng Loan terisak-isak. "Nona Lie!" Co Hiong tersenyum. "Aku senang dan rela mati di tanganmu Aku juga tidak akan mempersalahkanmu yang telah menyerangku." "Saudara Co!" Lie Ceng Loan menarik nafas panjang. "Entah sudah berapa banyak orang yang tak berdosa mati di tanganmu, engkau harus tahu tentang itu." "Aaaakh.-.!" Co Hiong menghela nafas. "Aku tahu itu, namun maksudmu ditujukan pada Liong Giok Pin kan?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Aku memang bersalah terhadapnya tapi aku sama sekali tidak mencintainya." Co Hiong memberitahukan "Saudara Co!" Lie Ceng Loan menggeleng-ge!eng-kan kepala. "Kenapa engkau begitu jahat? Padahal wajahmu sangat tampan. Kalau engkau berhati baik, tentu engkau bisa hidup tenang, damai dan bahagia!" "Nona Lie, aku... aku memang jahat" Co Hiong tampak semakin lemah. "Bahkan aku pun pernah ingin menodaimu, itu lantaran saking cinta padamu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau salah, Cinta tidak bisa dipaksa dengan cara begitu." Lie Ceng Loan menarik nafas panjang. "Aaaakh." Keluh Co Hiong. "Nona Lie, tahukah engkau, siapa yang membunuh Souw Peng Hai guruku itu?" "Aku tidak tahu." "Aku yang membunuhnya." Co Hiong memberitahukan "Karena aku ingin menyerakahi kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni." Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan terdiam "Nona Lie, aku mendengar ada suara di luar, cepatlah engkau pergi, lihat siapa yang berada di luar!" Ujar orangtua mendadak Lie Ceng Loan terkejut dan segera melesat ke luar pada waktu bersamaan, terdengarlah suara jeritan Co Hiong yang menyayatkan hati, itu membuat Lie Ceng Loan langsung berhenti, bahkan nyaris terkulai ia tahu, bahwa orangtua itu telah turun tangan membunuh Co Hiong, ia berdiri tertegun di tempat, lama sekali barulah bertanya. "Dia... dia sudah mati?" "Nona Lie!" Sahut orangtua itu. "Engkau tidak perlu menaruh kasihan padanya. Sejak dia berada di daerah Miauw ini, sudah ribuan orang Miauw mati di tangannya, itu karena Swat Lo Kongcu sangat menurut padanya, maka dia memang pantas mati." "Cianpwee, aku tahu itu." "Kalau begitu, kenapa engkau berduka?" "Aku berduka karena telah melakukan serangan gelap terhadapnya, Aku merasa perbuatanku itu kurang pantas, sehingga terus merasa tidak enak dalam hati." Ujar Lie Ceng Loan memberitahukan "Nona Lie harus tahu, orang itu pun telah sering melakukan serangan gelap terhadap orang lain, maka KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ seranganmu itu merupakan ganjaran baginya," Sahut orangtua itu dan menambahkan "ltu sudah merupakan takdirnya." "Cianpwee...." "Mayat Co Hiong biar di sini saja. Aku akan membawamu pergi menemui Kun Lun Sam Cu." "Di mana guru dan paman guruku?" "Mereka bertiga telah ditangkap, maka kita harus segera pergi menolong mereka." "Cianpwee, terimakasih" Ucap Lie Ceng Loan "Kita bisa hidup karena atas bantuan Cianpwee." "Nona Lie!" Orangtua itu menggeleng-gelengkan kepala. "Aku ini terhitung apa? Sama sekali tidak bisa meninggalkan Tok Sui Tong ini, malah masih harus mengandal pada kalian agar aku bisa kembali ke Tionggoan." Semula Lie Ceng Loan agak mempersalahkan orang-tua itu yang telah membunuh Co Hiong, Namun Kini setelah mendengar apa yang dikatakannya timbullah rasa salut dalam hatinya, sebab orangtua itu tak berbangga diri karena telah menolong dirinya. "Cianpwee, apakah kita mampu menolong ke tiga guruku?" Tanya Lie Ceng Loan mendadak "Para penjaga di sana tidak berkepandaian tinggi, maka dengan tenaga kita berdua, aku yakin kita bisa menolong mereka." "Cianpweer Lie Ceng Loan menatapnya da!am-dalam. "Cianpwee selalu bilang tidak bisa meninggalkan Tok Sui Tong ini. Kini Cianpwee telah menolongku, bahkan aku pergi menolong ke tiga guruku pula, Apakah Cianpwee tidak khawatir akan diketahui Swat Lo Kongcu?" "Cepat atau lambat Swat Lo Kongcu pasti akan mengetahui sahut orangtua itu sambil tersenyuni getir. "Jadi biar dia tahu saja." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Dia tidak akan membunuhmu?" Terus terang," Orangtua itu menarik nafas panjang. "Kalaupun dia tidak membunuhku aku pun tidak akan bisa hidup lama." "Lho?" Lie Ceng Loan tereengang. "Kenapa?" " Aku telah diracuni Swat Lo Kongcu, maka setiap bulan dia pasti berikan aku obat, dan karena itu aku masih sisa hidup. Apabila satu bulan saja dia tidak memberiku obat" Itu, aku tentu akan mati." Orangtua itu memberitahukan. "Apakah racun itu tidak ada obat penawarnya?" "Ada, tapi aku tidak mendapat kan nya." "Jadi...." Lie Ceng Loan mengerutkan kening, Vobat penawar itu berada di mana?" "Obat penawar itu semacam rumput, adanya di Mo Kui Ceh Yi. Kalau aku makan rumput itu, maka racun yang mengidap di tubuhku akan punah." Orangtua itu memberitahukan. "Tapi... di mana Mo Kui Ceh Yi itu, aku sama sekali tidak mengetahui nya." Padahal Lie Ceng Loan cuma sekedar bertanya, namun ia justru tahu tentang rumput itu, maka gadis itu merasa girang sekali "Cianpwee, apakah rumput itu berdaun tujuh?" Tanyanya. "Betul! Kok engkau tahu?" Orangtua itu terbelalak "Cianpwee! Bee Kun Bu masih punya sebatang rumput itu." Lie Ceng Loan memberitahukan dengan wajah berseri "Oh?" Orangtua itu kelihatan kurang pereaya. "Mo Kui Ceh Yi berada di gurun pasir, aku cuma mendengar dari orang, Apakah kalian pernah ke tempat itu?" "Kami pernah ke sana, bahkan nyaris mati di sana," Sahut Lie Ceng Loan. "Ke tiga guruku menjadi tidak waras karena KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ terkena semacam racun, tapi kini telah sembuh setelah makan rumput itu." "Oh, syukurlah! Kalau begitu, aku masih punya harapan untuk kembali ke Tionggoan! Aaakh! Aku sudah rindu sekali pada kampung halamanku! Mungkin cucuku sudah besar sekali!" "Cianpwee pasti bisa pulang ke kampung halaman," Ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum. "Ayoh, kita ke sana!" Ajak orangtua itu sambil berjalan, lalu Lie Ceng Loan mengikutinya dari belakang. Setelah menempuh perjalanan beberapa mil, mereka melihat orang-orang Miauw sedang berlalu lalang, Lalu ke duanya tampak berusaha menghindari orang-orang Miauw itu. "Kehebatan Swat Lo Kongcu mengerahkan burung-burung elang, membuat orang-orang Miauw yang di luar Tok Sui Tong tidak berani menyerang ke mari. Kalau Swat Lo Kongcu tidak memiliki burung-burung elang itu, kita pun tidak perlu takut padanya," Uj'ar orangtua itu memberitahu kan. "Kalau begitu, kita harus menolong ke tiga guruku dan Bee Kun Bu, setelah itu barulah kita berunding," Usul Ue Ceng Loan. "Kini aku merasa punya harapan untuk meninggalkan Tok Sui Tong, Jadi aku harus berupaya menolong mereka," Ujar orangtua itu bersungguh-sungguh. Tapi.,.," Ue Ceng Loan tersenyum getir. ".,.Bee Kun Bu telah terkena dua macam racun, sehingga sekujur badannya tidak bisa bergerak Jadi bagaimana baiknya?" "Aku pernah membuat sebuah ruang rahasia, khusus untuk menyimpan berbagai macam obat penawar racun, Setelah kita berhasil menolong mereka, aku akan pergi mencuri obat penawar racun itu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Terimakasih, Cianpwee!" Ucap Lie Ceng Loan, Wa-jah gadis cantik itu tampak berseri-seri. Ke duanya terus bereakap-cakap sambil melanjutkan perjalanan Beberapa saat kemudian sudah sampai di sebuah lembah. Di dalam lembah itu terdapat sebuah sungai kecil berair sangat jernih, Keadaan di tempat itu bahkan terlihat sangat indah dan menarik, Namun mereka tidak melihat seorang pun berada di situ. "Cianpwee, untuk apa kita ke mari?" Tanya Lie Ceng Loan heran. "Jangan bersuara!" Sahut orangtua itu dengan suara rendah. "Aku akan memancing dua penjaga di sana, Kepandaian mereka di atasku, maka kuminta engkau yang turun tangan lho!" "Apakah penjara bawah tanah itu berada di sini?" Tanya Lie Ceng Loan lagi. Orang tua itu mengangguk, kemudian ia berteriak-teriak dengan bahasa Miauw, Lie Ceng Loan tidak mengerti apa yang diteriakan itu, Namun sesaat kemudian muncul dua orang Miauw dari sebuah gua. Ke dua orang Miauw itu berbadan tinggi besar. Lie Ceng Loan melihat ke dua orang Miauw itu membawa tombak gemerlapan Hatinya sempat merasa cemas juga. "Ke dua orang itu adalah penjaga di sana!" Lie Ceng Loan manggut-manggut, Kemudian orangtua itu maju menyapa keduanya, Agaknya kedua penjaga itu mengenal si orangtua. Namun seketika ke duanya mengernyitkan kening tajam begitu melihat Lie Ceng Loan berada di situ. "Mau apa engkau ke mari?" Tanya salah seorang Miauw itu. Perawan Lembah Wilis Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo Kemelut Blambangan Karya Kho Ping Hoo