Bangau Sakti 110
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 110
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung "Dan siapa gadis itu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku datang untuk mengontrol alat-alat rahasia yang di penjara bawah tanah, Kalau ada kerusakan, harus segera kuperbuiki," Sahut orangtua itu sambil tersenyum "Jadi kalian berdua tidak perlu mencurigaimu "Semua alat rahasia di penjara bawah tanah tiada kerusakan, Kenapa engkau datang saat ada orang di tawan di dalam?" Tanya orang Miauw sambil menatap orangtua itu. "Karena ada tahunan di dalam, maka aku harus memeriksa alat-alat rahasia yang di dalam penjara bawah tanah itu," Sahut si orangtua mencoba meyakinkan "Aku khawatir para tahanan itu akan kabur." "Baik, mari ikut kami ke dalam!" Ajak salah seorang Miauw. Mendadak Lie Ceng Loan bergerak menyambar senjata mereka, Semula ke dua orang Miauw itu terkejut Ketika melihat Lie Ceng Loan yang memegang senjata mereka, seketika juga ke duanya tertawa gelak. "Kenapa kalian tertawa?" Bentak Lie Ceng Loan gusar "Engkau cantik jelita dan lemah gemulai, kok mampu memegang senjata kami?" Sahut salah seorang Miauw. "Engkau ingin merebut senjata kami, ya?" "Benar." Lie Ceng Loan mengangguk "Baik, silakan rebut!" Tantang ke dua orang Miauw itu. Lie Ceng Loan cepat mengerahkan Lweekangnya, Sekejap saja senjata itu telah berpindah ke tangan nya. Hal itu membuat ke dua orang Miauw membelalak kaget Mata mereka menatap Lie Ceng Loan dengan mulut ternganga lebar Belum ke duanya tersadar, Lie Ceng Loan telah bergerak cepat melancarkan dua buah pukulan. Plak! Bukk! Ke dua orang itu terpental, kemudian jatuh dengan mulut mengeluarkan darah segar Bahkan seketika ke duanya tergeletak pingsan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Orang tua itu segera menarik Lie Ceng Loan ke gua. Suasana gelap sekali di dalamnya, membuat matanya tidak dapat melihat apa pun. Orang tua itu segera menyalakan sebuah obor Suasana terang membuat Lie Ceng Loan mampu melihat ruangan itu, Namun tak ada yang terlihat kecuali hanya beberapa buah batu. Orang tua itu cepat-cepat memutar salah sebuah batu, Maka terdengarlah suara gemeretak dari gesekan batu tersebut Tampak sebuah lubang dari balik batu tadi, Seberkas cahaya membias lewat lubang itu. Lie Ceng Loan segera melongok ke dalam lubang itu. Ternyata di dalam lubang merupakan sebuah ruang bawah tanah. Terlihat olehnya Kun Lun Sam Cu berada di dalam. Kebetulan Kun Lun Sam Cu mendongakkan kepala memandang ke atas. Begitu yang dilihat Lie Ceng Loan, giranglah Kun Lun Sam Cu. "Ceng Loan! Apakah Pek Yun Hui telah berhasil menyerbu ke mari?" Tanya Kun Lun Sam Cu serentak Tidak!" Sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum getir, Tapi seorang Cianpwee telah menolongku sekarang dia datang ke mari untuk menolong Guru dan Paman guru!" Walau merasa agak kecewa karena Pek Yun Hui belum menyerbu ke mari, Kun Lun Sam Cu merasa gembira karena akan ke luar dari penjara bawah tanah. Mereka bertiga lalu naik ke atas, Orang tua itu cepat-cepat menghampiri Kun Lun Sam Cu. "Guru, Paman guru!" Lie Ceng Loan memberitahukan "Cianpwee ini yang menolong kita." Kun Lun Sam Cu segera menjura memberi hormat pada orangtua itu. Namun ketika kembali mendongak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Eh? Ternyata dirimu." Seru Hian Ceng Totiang terkejut melihat orangtua dari Tionggoan itu, Ternyata dia masih ingat pertemuan kemarin di bukit "Benar!" Orangtua itu manggut-manggut sambil tersenyum. Terima kasih atas pertolonganmu," Ucap Hian Ceng Totiang. "Sama-sama," Sahut orangtua itu tetap dengan ter-senyunt "Bee Kun Bu tertawan oleh Swat Lo Kongcu, untuk menolongnya memang terlalu sulit!" "Kenapa sulit? Apakah Cianpwee tidak tahu di mana dia ditawan?" Tanya Lie Ceng Loan cemas. "Semua ruang rahasia di Tok Sui Tong memang aku yang membuat tentu aku tahu jelas semua alat rahasia yang ada. Namun...," Orangtua itu mengerutkan kening. "Kenapa?" Tanya Lie Ceng Loan cepat "Bee Kun Bu pasti ditawan di salah sebuah ruang rahasia, Tapi tidak gampang mendekati ruang rahasia itu!" Jawab si orangtua menjelaskan "Kalau begitu, lebih baik aku seorang diri yang pergi menolongnya, Cianpwee cukup menjelaskan semua ruang rahasia itu saja!" Pinta Lie Ceng Loan. "Bajk." Orang tua itu manggut-manggut "Banyak orang ke sana justru merepotkan Jadi lebih baik Nona Lie pergi seorang diri saja." Sebetulnya Kun Lun Sam Cu tidak setuju, tapi apa yang dikatakan orangtua itu masuk akaI. Maica akhirnya mereka hanya diam. "Swat Lo Kongcu ingin membawa Bee Kun Bu ke Tionggoan, agar namanya terkenal Karena itu, Bee Kun Bu pasti disekap di ruang yang paling - rahasia," Ujar orangtua itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Di mana ruang yang paling rahasia itu?" Tanya Lie Ceng Loan. "Harap Cianpwee memberitahukan padaku!" "Dari sini terus berjalan ke depan, Nanti akan bertemu sebuah rimba bambu. Di dalam rimba bambu itu terdapat sebuah batu besar Engkau harus mendekati batu besar itu, lalu menuju ke kiri tujuh langkah Di situ akan kau lihat sebuah telaga, Duduk seorang di tepi telaga itu, Dia adalah penjaga di situ, Engkau harus menakJukannya!" "Bagaimana tingkat kepandaian orang itu?" Tanya Lie Ceng Loan. "Yang berkepandaian tinggi di Tok Sui Tong ini hanya ada tiga orang, yakni Swat Lo Kongcu, Liat Pah To dan Co Hiong, Kini Co Hiong telah mati, maka yang lain bukan lawanmu!" Orangtua itu memberitahukan. "Engkau boleh berlega hati tentang itu." "Setelah aku berhasil menaklukan orang itu, lalu harus bagaimana?" Tempat duduk orang itu adalah sebuah batu, itulah alat rahasia untuk membuka sebuah terowongan. Orang tua itu memberi petunjuk "Engkau harus memutar batu itu tiga kali, Maka akan muncul sebuah lubang yang merupakan terowongan menuju ruang rahasia itu." "Terima kasih atas petunjuk Cianpwee!" Ucap Lie Ceng Loan, kemudian memberi hormat pada Kun Lun Sam Cu. "Guru, Cianpwee ini akan bersama Guru di sini. setelah berhasil menolong Kakak Bu, aku akan ke mari Sebab Cianpwee ini masih harus pergi mencuri obat penawar racun untuk Kakak Bu." "Anak Loan!" Pesan Kun Lun Sam Cu serentak "Engkau harus berhati-hati!" Lie Ceng Loan mengangguk lalu melesat pergi. ***** KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bab ke 45 - Muncul Na Siao Tiap Menunggang Bangau Sakti Tak seberapa lama kemudian, Lie Ceng Loan sudah sampai di rimba bambu, Memang terdapat sebuah batu besar di sana, Cepat-cepat ia mendekati batu besar itu, lalu membelokkan langkah ke kiri tujuh tindak. Setelah menuju ke kiri tujuh langkah, terjadilah suatu keanehan. Gadis itu melihat sebuah telaga yang cukup besar seseorang duduk di atas batu dengan tangan memegang seekor ular merah. Melihat ular itu, tertegunlah Lie Ceng Loan. Ular itu amat indah pasti sangat beracun pula, Orang Miauw itu kelihatan berkepandaian biasa, tapi ular kecil merah yang di tangannya itu sulit dihadapi Setelah memperhatikan sejenak, Lie Ceng Loan lalu memungut sebutir batu, dilemparkannya ke telaga. Plum! Orang Miauw itu tampak terkejut Dengan cepat ia memandang ke telaga. "Siapa?" Bentaknya sambil menoleh ke sana ke mari. Lie Ceng Loan ternyata telah bersembunyi. Sebentar orang Miauw itu tampak menarik nafas, Sebentar kemudian Lie Ceng Loan kembali memungut batu lalu dilemparkannya ke telaga. Plum! Orang Miauw itu terkejut/bukan main. Kemudian cepat meloncat ke rimba bambu, Berdiri di situ sambit menengok ke sana ke mari, Namun tidak melihat siapa pun di situ, sebab Lie Ceng Loan telah bersembunyi lagi. Orang Miauw itu menggaruk-garuk kepala kebingungan Ada batu jatuh ke telaga, tapi tidak ada orang, Hal itu membuatnya merasa tak habis pikir Ketika ia berdiri KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ terbengang-bengong begitu mendadak muncul Lie Ceng Loan di belakangnya. Namun orang Miauw itu tidak mengetahui nya, sampai Lie Ceng Loan melancarkan sebuah pukulan ke arah punggungnya. Ketika merasa ada desiran angin di belakang, orang Miauw itu merasa ada sesuatu yang membahayakan dirinya. Blukk! Orang Miauw itu melenguh terkejut Tubuhnya langsung terpental karena pukulan Lie Ceng Loan mendarat ke punggungnya, Tanpa mempedulikan orang Miauw itu, Lie Ceng Loan melesat ke arah batu yang diduduki orang Miauw itu, Akan tetapi, mendadak ia mendengar suara mendesisdesis di belakangnya. Gadis itu segera menoleh, ternyata ular merah sedang mengejarnya dengan lidah dijulur-julurkan. Lie Ceng Loan segera memungut sebuah batu kecil, lalu disambitkan ke arah ular merah itu. Pletakl Kepala ular itu remuk seketika. sedangkan Lie Ceng Loan cepat-cepat mendekati batu itu. Diputarnya tiga kali sesuai petunjuk orangtua Tionggoan. Bummm! Mendadak di dekat ia berdiri muncul sebuah lubang. Lie Ceng Loan memandang ke dalam lubang-lubang itu, Dilihatnya ada sedikit cahaya. "Kakak Bu! jangan takut, aku datang hendak menolongmu!" Teriak Lie Ceng Loan. Setelah berseru, gadis itu meloncat ke dalam Ketika sepasang kakinya menyentuh dasar lubang, Lie Ceng Loan melihat sebuah terowongan, Tanpa banyak berpikir langsung saja ia memasuki terowongan itu. Baru beberapa langkah ia KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menyusup ke dalam mendadak didengarnya suara pereakapan orang. Karena merasa curiga, gadis itu segera bersembunyi sambil mendengar dengan penuh perhatian "Bee Kun Bu ditawan di sini, kalian harus hati-hati menjaganya!" Suara wanita itu terdengar di telinga Lie Ceng Loan. Terkejutlah hatinya setelah mengetahui kalau pemilik suara itu tak lain Swat Lo Kongcu. "Kongcu jangan merasa khawatir!" Sahut seseorang. "Kami tidak akan membiarkan orang lain memasuki ruang rahasia ini." "Kalian harus baik-baik memelihara burung-burung elang itu," Pesan Swat Lo Kongcu. "Kalau tiada burung-burung itu, Tay Cih Su pasti telah berhasil menyerbu ke mari," Hati Lie Ceng Loan semakin penasaran ketika mendengar Swat Lo Kongcu menyinggung tentang burung-burung tersebut ia pun terus memasang pendengaran dengan penuh perhatian "Orang yang memelihara burung-burung elang itu tidak cukup, aku harus mengirim beberapa orang ke sana, Kalau ada musuh menyerbu, kapan saja burung-burung itu harus dilepaskan untuk menghadapi musuh!" Ujar salah seorang. "Ha ha ha!" Swat Lo Kongcu tertawa. "Siapa pun memusuhi kita pasti mati, Namun tidak lama lagi aku akan membawa Bee Kun Bu ke Tionggoan, Tentu ini akan menggemparkan rimba persilatan di sana, Namaku akan terkenal! Dan inilah tujuanku belajar ilmu silat!" "Apabila nama Kongcu terkenal, tentunya kami pun akan terkenal pula," Tukas beberapa orang sambil tertawa gembira. "He he he!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Swat Lo Kongcu tertawa terkekeh-kekeh karena merasa bangga, sepertinya saat ini ia telah menguasai rimba persilatan Tionggoan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Celaka!" Seru Lie Ceng Loan dalam hati, sebab Swat Lo Kongcu dan beberapa orang berada di ruang rahasia itu. Baginya sulit turun tangan menolong Bee Kun Bu. Oleh karena itu, ia terpaksa harus menunggu Tak seberapa lama kemudian, terdengarlah suara langka h. Suara Swat Lo Kongcu pun terdengar semakin jelas. Lie Ceng Loan segera menutup pernafasan, tidak berani bergerak sedikit pun di tempat persembunyian Tak lama muncullah Swat Lo Kongcu bersama orangorang. Karena terowongan itu sangat gelap, Swat Lo Kongcu tidak melihat Lie Ceng Loan yang bersembunyi Setelah mereka ke luar, barulah Lie Ceng Loan menarik nafas lega, dan bergirang dalam hati. Apabila Swat Lo Kongcu dan para anak buahnya meninggalkan tempat itu, ia akan segera menolong Bee Kun Bu, Oleh karena itu, Lie Ceng Loan langsung menerobos ke dalam. Setelah membelok arah dilihatnya ada sebuah ruangan yang sangat indah dan terang benderang. Sampai di dalam ruangan terang ia melihat Bee Kun Bu terbaring di tempat tidur tak bergerak sama sekali Gadis itu pun langsung menubruknya dengan air mata berderai-derai. Bee Kun Bu terdiam Badannya tak bergerak dan mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara. Kemunculan Lie Ceng Loan yang mendadak itu, membuat Bee Kun Bu terbelalak kelihatannya seperti tidak pereaya akan pandangannya, bahwa Lie Ceng Loan yang muncul di hadapannya. "Kakak Bu...!N panggil gadis itu dengan suara rendah, Kemudian dipanggulnya di punggung, untuk dibawa meninggalkan ruang itu. Ketika Lie Ceng Loan sampai di pintu, mendadak mendengar suara pereakapan orang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Swat Lo Kongcu berpesan pada kita, harus hati-hati menjaga Bee Kun Bu. Kalau sampai dia lolos, celakalah kita!" "Ha hal Siapa yang akan datang menolongnya? itu tidak mungkin kan?" Tapi biar bagaimana pun kita harus berhati-hati, Sebab Bee Kun Bu merupakan tawanan penting.... Plak! Plak! Terdengar dua kali pukulan, ternyata Lie Ceng Loan telah menyerang mereka secara mendadak tanpa memberi ampun. "Aaakh.,.!" Ke dua orang itu menjerit Tubuh mereka langsung ambruk Nafas mereka seketika terhenti Lie Ceng Loan menarik nafas lega, lalu cepat-cepat meninggalkan tempat itu sambil memanggul Bee Kun Bu di punggungnya. Setelah ke luar dari terowongan, gadis itu segera mengerahkan ilmu ginkangnya menuju ke tempat Kun Lun Sam Cu dan orang Tionggoan menunggunya, Ketika melihat Lie Ceng Loan muncul, ke empat orang itu langsung terperanjat girang. "Bagaimana, berhasil?" "Berhasil!" Sahut Lie Ceng Loan sambil menurunkan Bee Kun Bu dari panggulan. T"api sekujur badan Kakak Bu tidak bisa bergerak dan tak bisa bicara." "Jangan khawatir!" Ujar Orangtua itu. "Aku akan segera pergi mencuri obat penawar racun itu, kalian tunggu di sini!" Orang tua itu melesat pergi, sementara Lie Ceng Loan duduk di sisi Bee Kun Bu dengan wajah murung. "Anak Loan, kenapa engkau tampak begitu murung ?" Tanya Giok Cin Cu. "Aku...." Air mata gadis itu bereucuran "Aku sangat mencemaskan Kakak Bu...." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tidak usah cemas, Bukankah orangtua itu telah pergi mencuri obat penawar racun untuk Kun Bu?" Ujar Giok Cin Cu. "Aku khawatir...." Lie Ceng Loan menarik nafas. ".,.orangtua itu tidak berhasil mencuri obat penawar racun itu!" "Engkau jangan terlalu khawatir!" Ujar Hian Ceng Totiang. "Selama ini orangtua tersebut sangat jujur terhadap Swat Lo Kongcu, Rasanya tak mungkin dia dicurigai Baginya untuk pergi mencuri obat penawar racun itu, lebih mudah dari pada engkau menolong Kun Bu tadi." Lie Ceng Loan manggut-manggut Kecemasannya perlahan-lahan lenyap menyadari kebenaran itu. Beberapa saat kemudian, orangtua itu telah kembali dengan wajah berseri Tangannya tampak membawa sebuah botol kecil "Bagaimana, Cianpwee?" Tanya Lie Ceng Loan tak sabaran. "Aku berhasil," Jawab orangtua itu sambil memberikan botol kecil kepada Lie Ceng Loan. "Di dalam botol ini berisi obat penawar racun." Lie Ceng Loan segera menerima botol kecil itu dengan perasaan girang sekali "Bee Kun Bu terkena dua macam racun, maka harus makan semua obat itu!" Pesan orangtua tersebut Lie Ceng Loan membuka tutup botol kemudian semua obat yang di dalamnya dituang ke dalam mulut Bee Kun Bu, Bee Kun Bu menelan obat-obat itu. Kini semua orang mengerumuni Bee Kun Bu, ingin tahu bagaimana reaksi obat itu. Beberapa saat kemudian, wajah Bee Kun Bu mulai memerah. Keningnya tampak mulai mengucurkan keringat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kenapa Kakak Bu seperti itu?" Tanya Lie Ceng Loan terkejut "Memang harus begitu," Sahut si orangtua. "ltu cara kerja obat yang dimakannya tadi." Lie Ceng Loan berlega hati perlahan dihapusnya keringat yang terus mengucur di kening Bee Kun Bu. "Kakak Bu, bagaimana rasanya?" "Aku merasa mulai membaik," Sahut Bee Kun Bu. Suara sahutannya justru membuat Lie Ceng Loan tertegun Gadis itu tidak menyangka Bee Kun Bu sudah bisa berbicara. Sesaat kemudian, badan Bee Kun Bu sudah bisa bergerak Perlahan-lahan ia bangkit berdiri orang-orang merasa gembira dan bersyukur melihatnya. Terimakasih, Cianpwee!" Ucap Bee Kun Bu pada orangtua itu. "Ha ha!" Orang tua itu tertawa. "Sama-sama." "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menggenggam tangannya seraya berkata. "Kalau tiada Cianpwee ini, kita semua masih terkurung!" Bee Kun Bu menjura lagi pada orang itu. "Oh ya!" Lie Ceng Loan teringat sesuatu. "Kakak Bu, bukankah engkau masih menyimpan sebatang rumput yang dari Mo Kui Ceh Yi?"" "Betul" Bee Kun Bu mengangguk "Memangnya kenapa?" "Cianpwee ini terkena semacam racun." Lie Ceng Loan memberitahukan "Hanya rumput itu yang dapat memunahkan racun tersebut !H "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, lalu mengeluarkan rumput itu dan diberikan pada si orangtua. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Cukup dengan sehelai saja!" Ujar orangtua itu lalu memetik sehelai daun rumput Kemudian langsung dimasukkan ke dalam mulutnya. Ketika orangtua itu sedang mengunyah daun rumput, dari kejauhan mendadak terdengar suara terompet saling bersahutan Ke limanya hanya bisa saling pandang memandangi karena tidak tahu apa yang telah terjadi. "Suara terompet itu menandakan bahwa telah terjadi sesuatu," Ujar Bee Kun Bu. "Entah apa yang terjadi?" "Kita harus pergi ke tempat yang tinggi untuk me-lihat!" Ujar Kun Lun Sam Cu serentak Mereka berenam segera pergi ke tempat yang tinggi Semua berdiri sambil menengok kesana ke mari. Tampak begitu banyak orang-orang Miauw menuju ke tepi telaga beracun Tak lama kemudian, terdengarlah suara pekikan aneh di seberang bukit. Ternyata suara pekikan burung ,elang, Burung-burung itu terbang menuju ke tengah telaga beracun dengan cakar mencengkeram batu. Terlihat beberapa buah perahu sedang berlayar menuju ke Tok Sui Tong, Melihat perahu-perahu itu, Bee Kun Bu langsung merasa girang. "Pasti Kakak Pek dan saudara Sie Bun menyerbu ke mari!" "Aaakh..." Keluh orangtua itu. "Mereka cuma mencari mati saja!" "Belum tentu," Sahut Lie Ceng Loan. "Sebab Kakak Pek sangat pintar, mereka pasti sudah bersiap menghadapi burung-burung elang itu!" Perahu-perahu besar itu terus melaju, barulah Bee Kun Bu dan lainnya dapat melihat dengan jelas, ternyata banyak orang Miauw di dalam perahu-perahu itu dengan busur dan panah di tangan, kelihatannya mereka sudah bersiap memanah burung-burung elang itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Pereuma!" Orang tua itu menggeleng-gelengkan kepala. "Kenapa pereuma?" Tanya Bee Kun Bu. "Burung-burung elang itu telah terlatih, tidak gampang memanahnya!" Ujar si orangtua. "Perahu-perahu itu akan tenggelam tertimpa batu." Sementara beberapa burung elang sudah semakin mendekati perahu-perahu besar itu, Sebentar lagi pasti terjadi hujan batu. Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan, Kun Lun Sam Cu, dan orangtua itu menyaksikannya dengan hati berdebar-de-bar tegang, Mendadak mereka mendengar suara pekikan nyaring, Suara pekikan itu berbeda sekali dengan suara burung-burung elang, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan langsung kegirangan karena tahu kalau suara itu milik Hian Giok, si Bangau Sakti. Akan tetapi, di angkasa sama sekali tidak tampak burung Bangau Sakti itu, padahal mereka mendengar jelas suara pekikannya. "Apakah Kakak Siao Tiap datang?" Tanya Lie Ceng Loan tertegun "Mungkin bukan," Gumam Bee Kun Bu terlihat ragu-ragu. "Pasti dia," Ujar Lie Ceng Loan yakin. "ltu suara Bangau Sakti, tidak mungkin suara burung lain!" Ujar Hian Ceng Totiang. "Sejak meninggalkan Kwat Cong San, sama sekali tiada kabar berita tentang Na Siao Tiap, Bagaimana mungkin dia akan muncul di sini?" Bee Kun Bu kelihatan tidak pereaya. "Aku yakin itu pasti Kakak Siao Tiap, Mungkin dia telah bertemu Paman Na, lalu diberitahu olehnya bahwa kita berada di daerah Miauw ini, jadi Kakak Siao Tiap menyusul kita!" Ujar Lie Ceng Loan menduga. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Ngmm!" Bee Kun Bu manggut manggut, memang masuk akal apa yang dikatakan Lie Ceng Loan, Nyatanya justru KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ begitu, Karena Na Siao Tiap rindu pada Na Ilai Peng, Pek Yun Hui dan lainnya, sehingga gadis itu kembali ke gua Thian Kie, Naliai Peng memberitahukan padanya, bahwa Pek Yun Hui dan lainnya telah berangkat ke daerah Miauw menyusul Lie Ceng Loan. Karena itu, Na Siao Tiap juga berangkat dengan menunggang Bangau Sakti itu. Namun bertepatan dengan kedatangannya, muncul burung-burung elang ganas itu. Ketika mereka sedang menduga-duga, terdengar lagi suara pekikan Hian Giokyang amat nyaring, Ke limanya langsung memandang ke angkasa, Tampak setitik cahaya meluncur bagaikan meteor menuju ke tempat itu. Tidak salah! itu pasti Hian Giok, Ketika mendengar suara pekikan itu, burung-burung elang seperti terkejut bukan main, bahkan tampak ketakutan Semula burung-burung elang itu terbang menuju ke perahu-perahu besar yang sedang berlayar, tapi setelah mendengar suara pekikan Bangau Sakti, mereka tak berani terbang ke sana lagi, Semua berterbangan kabur entah ke mana, Batu-batu yang dicengkeram dijatuhkan di sembarang tempat "Horeee!" Seru Lie Ceng Loan menyaksikan itu. Tapi orang-orang Miaw di daratan mulai melepaskan panah ke arah perahu-perahu besar Namun orang-orang Miauw yang di perahu segera mengeluarkan tameng menangkis hujan panah itu. "Kita harus ke sana membantu Kakak Pek!" Seru Bee Kun Bu. "Benar!" Mereka berenam segera mengerahkan ilmu ginkang menuju ke tempat itu, Tak lama ke limanya sudah sampai di tepi telaga beracun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Terlihat Swat Lo Kongcu dan Liat Pah To sedang mengatur orang-orangnya untuk memanah perahu-perahu besar yang semakin menepi ke daratan. "Kakak Pek! Saudara Sie Bun!" Bee Kun Bu berteriak girang, ia telah melihat ke dua orang itu di perahu. "Akhirnya kalian datang juga!" Pek Yun Hui bersiul panjang, kemudian mendadak melesat ke daratan dengan menggunakan ilmu ginkang, Namun seketika itu pula terlihat puluhan anak panah meluncur laksana kilat ke arahnya. Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan, Kun Lun Sam Cu, dan si orangtua terkejut bukan main menyaksikan itu. Sebab, tubuh Pek Yun Hui masih melayang di udara, sedangkan panahpanah itu meluncur secepat kilat ke arahnya, Bagaimana mungkin Pek Yun Hui dapat berkelit? Kalau jaluh, Pek Yun Hui pasti mati di telaga beracun itu. Akan tetapi, Pek Yun Hui tampak tenang sebab ia berkepandaian tinggi Mendadak ia menarik nafas dalamdalam menghimpun hawa murninya, seketika badannya melambung ke atas, lalu kakinya menginjak panah-panah yang sedang meluncur itu sambil melesat ke arah daratan. Sungguh menakjubkan gerakannya itu, membuat Kun Lun Sam Cu dan si orangtua melongo menyaksikannya, Begitu sepasang kaki Pek Yun Hui menginjak dara tan, langsung saja ia menggerakkan pedangnya. Ter-dengarlah suara jeritan menyayat hati, Beberapa orang Miauw terkapar dengan badan berlumuran darah. Air muka Swat Lo Kongcu berubah hebat, mau tidak mau ia harus maju melawan Pek Yun Hui. Dan pertarungan pun tak terelakkan Jurus-jurus tingkat tinggi saling mereka ke )uarkan. Akan tetapi dalam beberapa jurus Pek Yun Hui sudah berada di atas angin. Swat Lo Kongcu membalikkan badan berusaha kabur! Namun Bee Kun Bu sudah berdiri di situ. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Begitu melihat kemunculan pemuda itu ter-belalaklah Swat Lo Kongcu. "Engkau masih ingin kabur?" Bentak Bee Kun Bu dingin. Swat Lo Kongcu mundur selangkah Namun seketika dirasakan ada sesuatu benda tajam menyentuh punggungnya, sehingga membuatnya tak berani bergerak sama sekali "Swat Lo Kongcu telah berada di tangan kami!" Seru Pek Yun Hui, ternyata ujung pedangnya menuding punggung Swat Lo Kongcu. "Kalian semua cepat berhenti, jangan mati konyol!" Seketika orang-orang Miauw yang sedang bertempur melawan sukunya sendiri, langsung berhenti dan sekaligus membuang senjata masing-masing. "Nona Pek!" Dua orang Miauw berusia lanjut menghampiri Pek Yun Hui lalu memberi hormat "Kali ini kalau tiada Nona Pek dan Tuan Sie Bun, kami suku Miauw pasti celaka semua di tangan Swat Lo Kongcu!" Setelah ke dua orang Miauw berusia lanjut itu berkata demikian, terdengarlah suara sorak-sorai gemuruh. Semua orang Miauw tampak gembira sekali "Wanita ini penjahat suku Miauw, bagaimana harus menghukumnya Terserah pada kalian," Ujar Pek Yun Hui "Beset kulitnya!" Seru orang-orang Miauw, Mereka tampak begitu geram melihat wanita itu. itu tidak perlut" Pek Yun Hui tersenyum "Wanita ini telah banyak melakukan kejahatan, bahkan sering membantai orang-orang Miauw, maka jangan dibiarkan hidup!" "Pek lie Hiap, mohon ampuni nya...!" Cesss! Sebelum Swat Lo Kongcu menyelesaikan ucapannya, pedang Pek Yun Hui telah menembus punggungnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aaaakh...!" Swat Lo Kongcu memekik, Tubuhnya langsung terkulai dengan lumuran darah, Nyawanya pun melayang seketika. "Liat Pah To!" Seru Pek Yun Hui pada lelaki berambut merah yang sedang bertarung dengan Sie Bun Yun. "Swat Lo Kongcu telah mati, pereuma engkau melawan lagi!" Liat Pah To segera menyerang bertubi-tubi pada Sie Bun Yun, kemudian melesat ke arah mayat Swat Lo Kongcu, ia merangkul mayat itu sambil menangis gerung-gerungan, Ternyata Liat Pah To amat mencintai Swat Lo Kongcu. "Liat Pah To!" Ujar Pek Yun Hui sambil menggelenggelengkan kepala. "Sulit bagimu untuk hidup, lebih baik bawa mayat Swat Lo Kongcu bersama terjun ke telaga beracun itu, daripada harus disiksa ribuan orang-orang Miauw!" Liat Pah To menggendong mayat Swat Lo Kongcu. selangkah demi selangkah menuju ke telaga beracun, kemudian melompatlah dia ke sana. Liat Pah To dan mayat Swat Lo Kongcu tenggelam seketika, Semua orang Miauw diam, sehingga suasana berubah hening, Liat Pah To dan mayat Swat Lo Kongcu tidak timbul lagi, mungkin telah berubah tulang-belulang di dasar telaga beracun itu. Kini daerah Miauw telah aman. Tentu saja sangat menggembirakan suku tersebut Setelah hening beberapa saat, mendadak terdengarlah suara tepuk-sorak yang gegapgempita. "Kakak Pek," Ujar Lie Ceng Loan tiba-tiba kepada Pek Yun Hui "Co Hiong juga berada di Tok Sui Tong ini!" "Apa?" Pek Yun Hui terkejut "Dia berada di sini?" "Ya!" Lie Ceng Loan mengangguk "Tapi dia telah mati!" Pek Yun Hui terbelalak "Bagaimana dia bisa mati? Siapa yang membunuhnya?"" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Boleh dikatakan aku yang membunuhnya," Jawab Lie Ceng Loan, lalu menuturkan tentang kejadian itu dengan wajah murung. "Adik Loan!" Pek Yun Hui menepuk bahunya. "Engkau tidak perlu berduka, Co Hiong memang pantas mati, itu merupakan ganjarannya." Mendadak terdengar suara pekikan Hian Oiok di udara, Mereka segera menengadahkan kepala, Tampak Hian Giok sedang terbang di udara, dengan Na Siao Tiap duduk di punggung burung bangau itu. "Nona Nal Kenapa engkau tidak mau turun?" Seru Bee Kun Bu. Na Siao Tiap tidak menyahut, cuma meIambai-Iam-baikan tangannya ke arah mereka. "Kakak Siao Tiapl" Air mata Lie Ceng Loan mulai meleleh. "Kenapa engkau tidak mau turun menemui kami?" Na Siao Tiap tetap tidak menyahut, hanya terus menerus melambaikan tangannya ke arah mereka. sedangkan Hian Giok mulai terbang ke atas, Makin lama makin tinggi, lalu lenyap dari pandangan semua orang. Bee Kun Bu menghela nafas. "Aku tahu dia mau ke mana. Pasti menuju ke Pek Hoa Hok tempat tinggal almarhumah ibunya." "Kakak Siao Tiap mungkin masih marah padaku," Ujar Lie Ceng Loan terisak-isak. "Dia tidak marah padamu," Sahut Pek Yun Hui. "Dia cuma ingin hidup menyendiri di Pek Hoa Hok itu, Kalau dia tidak muncul tepat pada waktunya, kita semua pasti sulit meninggalkan Tok Sui Tong ini!" "Kakak Siao Tiap.,.," Air mata Lie Ceng Loan ber-deraiderai. "Entah kapan aku akan bertemu dia lagi." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Jangan khawatir!" Pek Yun Hui tersenyum getir "Kelak engkau pasti bisa bertemu dia lagi." "Adik Pek," Ujar Sie Bun Yun. "Bagaimana kalau kita meninggalkan Tok Sui Tong ini sekarang?" "Baiklah!" Pek Yun Hui mengangguk Akan tetapi, para tetua suku Miauw menahan sehingga membuat mereka merasa tidak enak untuk menolak Para tetua suku Miauw mengadakan pesta besar-besaran selama tiga hari tiga ma!am. Tiga hari kemudian, mereka meninggalkan Tok Sui Tong dengan salah sebuah perahu besar Setelah mendarat mereka langsung berangkat ke Tionggoan SebuIan kemudian, mereka telah tiba di Kang Lam. Satu hal membuat mereka semua merasa gembira sekali, yakni kini rimba persilatan di Tionggoan telah aman, tenang dan damai, Tidak terjadi pertikaian apa pun lagi. Setelah tiba di Kang Lam, si orangtua yang menolong Lie Ceng Loan berpamit untuk pulang ke kampung halamannya, sedangkan Pek Yun Hui, Sie Bun Yun, Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan, dan Kun Lun Sam Cu terus menuju ke gunung Kwat Cong San. Ketika tiba di gunung Kwat Cong San di hadapan gua Thian KJe, mereka tidak melihat Na Hai Peng, Pek Yun Hui berlari ke dalam gua itu, ia mendapatkan sepucuk surat dari Na Hai Peng, menyatakan bahwa ia telah berangkat ke Pek Hoa Hok. ia akan menunggu Na Siao Tiap di tempat itu. Tentang Pek Yun Hui mau kembali ke istana di ibu kota atau tidak, itu terserah Pek Yun Hui saja. Setelah membaca surat itu, mereka cuma saling memandang, lama sekali barulah Sie Bun Yun membuka mulut "Adik Pek, bagaimana menurutmu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Maksudmu?" Tanya Pek Yun Hui balik bertanya. "Engkau adalah Lan Tay Kongcu, tentunya harus kembali ke istana ibu kota, Ya, kan?" Sahut Sie Bun Yun sambil menatapnya. "Aku adalah Pek Yun Hui, jadi tidak perlu kembali ke istana ibu kota lagi!" Ujar Pek Yun Hui sambil menatap Sie Bun Yun dengan penuh cinta kasih. "Kalau begitu...," Sie Bun Yun tersenyum bahagia "Bagaimana engkau ikut aku pergi mengunjungi guruku di Thao Khong To?" "Ng!" Pek Yun Hui manggut-manggut dengan wajah agak kemerah-merahan. "Oh ya!" Tiba-tiba Pek Yun Hui mengerutkan ke-ning. "Masih ada satu hal yang harus kita selesaikan." Tentang hal apa?" Tanya Sie Bun Yun heran. "Kita berdua harus pergi mengunjungi Souw Hui Hong, sebab hingga saat ini kita masih belum tahu siapa pembunuh ayahnya...." "Kakak Pek!" Sela Lie Ceng Loan. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku tahu!" "Engkau tahu?" Pek Yun Hui terbelalak "Beritahu-kanlah, siapa yang membunuh Souw Peng Hai?" "Yang membunuh Souw Peng Hai adalah Co Hiong!" Jawab Lie Ceng Loan memberitahukan "Darimana kau tahu?" Tanya Pek Yun Hui, heran "Sebelum Co Hiong menarik nafas penghabisan, dia berterus terang padaku." Lie Ceng Loan menjelaskan "Kalau begitu, aku dan Kakak Yun harus berangkat ke Toan Hun Ya memberitahukan pada Nona Souw, agar dia tidak mencurigai Adik Siao Tiap," Ujar Pek Yun Hui. "Aku ikut!" Ujar Lie Ceng Loan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau tidak usah ikut!" Cegah Pek Yun Hui. "Bu-kankah engkau harus tetap bersama Bee Kun Bu?" "Benar!" Timpal Kun Lun Sam Cu sambil tertawa. "Kami semua harus kembali ke gunung Kun Lun, dan sekaligus merayakan pesta pemikahan Bee Kun Bu dengan Lie Ceng Loan!" "Guru..!" Wajah Lie Ceng Loan langsung memerah. "Ha ha ha!" Kun Lun Sam Cu tertawa gelak "Sudah waktunya kalian berdua melangsungkan pernikahan." "Benar, benar!" Pek Yun Hui manggut-manggut sambil tersenyum "Mereka berdua memang harus segera menikah." "Kakak Pek juga harus segera menikah dengan Ka-kak Sie Bun," Ujar Lie Ceng Loan mendadak Wajah Pek Yun Hui langsung memerah "Adik Loan, engkau berani menggoda aku?" "Siapa suruh Kakak Pek menggoda aku duluan?" Sahut Lie Ceng Loan sambil tertawa. "Makanya jangan suka menggoda orang...I" Ucapan Lie Ceng Loan terhenti, sebab mendadak mereka mendengar suara-suara bentakan yang diiringi suara senjata tajam pula. "Eh?" Sie Bun Yun mengerutkan kening. "Siapa bertempur di situ?" "Mari kita pergi lihat!" Ajak Pek Yun Hui. Mereka segera melesat ke tempat itu. Tampak seseorang sedang melawan beberapa orang yang dari golongan hitam "Berhenti!" Bentak Pek Yun Hui. seketika mereka menghentikan pertarungan Orang yang dikeroyok segera menghampiri Pek Yun Hui. "Nona Pek...!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Eh? Engkau?" Terbelalak Pek Yun Hui melihat orang itu, ternyata orang itu Wang Han Siang, salah seorang lagi tak lain Mo Lun. "Aku.,.," Wang Han Siang menundukkan kepala. "Dia yang mencuri Kui Goan Pit Cek milik Nona Na Siao Tiap." Mo Lun memberitahukan Tapi hingga saat ini dia tidak mau mengaku!" "Wang Han Siang!" Pek Yun Hui menatapnya tajam "Betulkah engkau yang mencuri Kui Goan Pit Cek itu?" "Benar!" Wang Han Siang mengangguk "Karena itu, aku ke mari ingin bertemu Nona Na Siao Tiap untuk mengembalikan Kui Goan Pit Cek itu, Tapi Mo Lun dan teman-temannya terus mengejarku." "Mana Kui Goan Pit Cek itu, cepat serahkan padaku!" Pinta Pek Yun Hui. Wang Han Siang segera menyerahkan kitab pusaka itu kepada Pek Yun Hui. Setelah menerima kita tersebut, Pek Yun Hui membentak "Cepatlah kalian pergi!" Wang Han Siang tidak berani membantah, langsung kabur dari situ, Begitu pula Mo Lun dan teman-temannya. Tidak disangka Wang Han Siang yang mencuri kitab pusaka ini," Gumam Pek Yun Hui sambil menggelenggelengkan kepala. "Kui Goan Pit Cek ini harus dikembalikan pada Adik Siao Tiap!" "Menurutku tidak usah dikembalikan pada Nona Na!" Ujar Sie Bun Yun. "Lebih baik dihancurkan saja. Kalau lidak, mungkin akan menimbulkan bencana lagi!" "Betul" Pek Yun Hui manggut-manggut, lalu mengerahkan Lweekangnya, seketika itu juga Kui Goan Pit Cek hancur tidak karuan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Baiklah!" Ujar Kun Lun Sam Cu. "Kami pun harus mohon pamit pulang ke gunung Kun Lun!" Kun Lun Sam Cu segera beranjak meninggalkan tempat itu. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti mereka di belakang, Akhirnya lenyaplah ke lima orang itu dari pandangan mata Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun yang masih berdiri terpaku di tempat itu. TAMAT Sejengkal Tanah Percik Darah Karya Kho Ping Hoo Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Perawan Lembah Wilis Karya Kho Ping Hoo